Upload
oky-feryanto
View
156
Download
2
Embed Size (px)
Citation preview
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Sensitifitas menyatakan bahwa uji sentifitas bakteri merupakan suatu
metode untuk menentukan tingkat kerentanan bakteri terhadap zat antibakteri dan
untuk mengetahui senyawa murni yang memiliki aktivitas antibakteri. Metode Uji
sensitivitas bakteri adalah metode cara bagaimana mengetahui dan mendapatkan
produk alam yang berpotensi sebagai bahan anti bakteri serta mempunyai
kemampuan untuk menghambat pertumbuhan atau mematikan bakteri pada
konsentrasi yang rendah. uji sentivitas bakteri merupakan suatu metode untuk
menentukan tingkat kerentanan bakteri terhadap zat antibakteri dan untuk
mengetahui senyawa murni yang memiliki aktivitas antibakteri. Seorang ilmuan
dari perancis menyatakan bahwa metode difusi agar dari prosedur Kirby-Bauer,
sering digunakan untuk mengetahui sensitivitas bakteri. Prinsip dari metode ini
adalah penghambatan terhadap pertumbuhan mikroorganisme, yaitu zona
hambatan akan terlihat sebagai daerah jernih di sekitar cakram kertas yang
mengandung zat antibakteri. Diameter zona hambatan pertumbuhan bakteri
menunjukkan sensitivitas bakteri terhadap zat antibakteri. Selanjutnya dikatakan
bahwa semakin lebar diameter zona hambatan yang terbentuk bakteri tersebut
semakin sensitif. (Koeswartono, 1982).
Pada umumnya metode yang dipergunakan dalam uji sensitivitas bakteri
adalah metode Difusi Agar yaitu dengan cara mengamati daya hambat
pertumbuhan mikroorganisme oleh ekstrak yang diketahui dari daerah di sekitar
kertas cakram (paper disk) yang tidak ditumbuhi oleh mikroorganisme. Zona
hambatan pertumbuhan inilah yang menunjukkan sensitivitas bakteri terhadap
bahan anti bakteri . (Dwidjoseputro, 1998)
Tujuan dari proses uji sensisitivitas ini ialah :
1. Untuk mengetahui obat-obat yang paling cocok (paling poten) untuk kuman
penyebab penyakit terutama pada kasus-kasus penyakit yang kronis.
2. Mengetahui adanya resistensi terhadap berbagai macam antibiotik.
Penyebab kuman resisten terhadap antibiotik :
1. Memang kuman tersebut resisten terhadap antibiotik yang diberikan.
2. Akibat pemberian dosis dibawah dosis pengobatan.
3. Akibat penghentian obat sebelum kuman tersebut betul-betul terbunuh oleh
antibiotik.
Pada pemeriksaan Sensitivitas dapat dikerjakan antara lain :
a) Dilusi cair / Dilusi Padat Prinsipnya : antibiotik diencerkan hingga diperoleh
beberapa konsentrasi. Pada dilusi cair masing-masing konsentrasi obat
ditambah suspensi kuman dalam media. Pada Dilusi padat pada tiap
konsentrasi obat dicampur dengan media agar lalu ditanami kuman.
b) Difusi Media : Agar Mueller Hinton. Pada metode ini ada beberapa cara :
Cara Kirby Bauer
1. Diambil beberapa koloni kuman dari pertumbuhan 24 jam pada agar.
Disuspensikan dalam 0,5 ml BHI cair kemudian diinkubasi selama 5-8 jam
pada 37 C.
2. Suspensi diatas ditambah aquades steril hingga kekeruhan tertentu sesuai
dengan standar konsentrasi kuman 108 CFU per ml.
3. Kapas lidi steril dicelupkan kedalam suspensi kuman, lalu ditekan-tekan
pada dinding tabung hingga kapas tidak terlalu basah. Kemudian dioleskan
pada permukaan media hingga merata.
4. Diletakkan Disk (cakram kertas saring) yang mengandung antibiotik
diatasnya inkubasi 37 C selama 19-24 jam.
Pembacaan Hasil :
Zone Radikal : suatu daerah disekitar disk dimana sama sekali tidak
diketemukan adanya pertumbuhan bakteri. Potensi antibiotik diukur
dengan mengukur diameter ari zone radikal.
Zone Irradikal : suatu daerah disekitar disk menunjukkan pertumbuhan
bakteri dihambat oleh antibiotik tersebut, tetapi tidak dimatikan. Disini
terlihat adanya pertumbuhan yang kurang subur dibandingkan dengan
daerah luar pengaruh antibiotik tersebut.
Cara Sumuran , b, c sama dengan cara Kirby Bauer.
d. Pada agar tersebut dibuat sumuran dengan garis tengah tertentu sesuai dengan
kebutuhan. Kedalam sumuran diteteskan larutan antibiotik yang digunakan,
inkubasi 37O C selama 18-24 jam. Pembacaan sama seperti diatas.
Cara Pour Plate , b sama dengan cara Kirby Bauer.
c. Dengan menggunakan ose khusus, ambillah satu mata ose dan masukkan dalam
4 ml agar Base 1,5 % yang mempunyai temperatur 50 C.
d. Setelah suspensi kuman dibuat homogen, tuang pada media Mueller Hinton
agar.
e. Tunggulah sementara sampai agar membeku, letakkan disk antibiotik.
f. Inkubasi 15-20 jam pada temperatur 37 C.
g. Dibaca sesuai standart masing-masing antibiotik.
Catatan :
- Perbenihan Agar Mueller Hinton tanpa suplemen atau Agar DST Oxoid.
- Untuk Streptococcus / kuman lain yang memerlukan darah dapat ditambahkan 5
% darah kambing, kuda, sapi, atau kelinci tanpa fibrin.
- Ketebalan agar ± 4 mm dipergunakan dalam 4 hari.
- Biakan kuman yang akan diperiksa dibuat dengan menanamkan 5 koloni kuman
dalam 4 ml perbenihan cair (mis : TSB).
Faktor-faktor yang mempengaruhi ukuran diameter zone hambatan :
a) Kekeruhan suspensi bakteri.
- Kurang keruh : diameter zone lebih lebar.
- Lebih keruh : Diameter zone makin sempit sehingga R dilaporkan S atau
sebaliknya.
b) Waktu pengeringan / peresapan suspensi bakteri ke dalam MH agar. idak
boleh melebihi batas waktu karena dapat mempersempit diameter zone
hambatan sehingga jadi R.
c) Temperatur inkubasi
- Pertumbuhan optimal : 35 C bila <> 35O C ada bakteri yang kurang subur
pertumbuhannya dan ada obat yang difusinya kurang baik.
d) Waktu inkubasi.
- Waktu : 16 – 18 jam
- Bila Lebih 18 jam maka pertumbuhan lebih sempurna sehingga zone hambat
makin sempit.
e) Ketebalan agar
Ketebalan : 4 mm, bila kurang maka difusi obat lebih cepat dan bila lebih maka
difusi obat lambat.
f) Jarak antar disk obat
- Jarak cakram : 3 cm dan 2 cm dari pinggir petridish dengan meter 9-10m paling
banyak 7 disk obat.
- Petridish dengan diameter 15 cm untuk 9 disk.
g) Potensi disk obat
Tiap jenis obat mempunyai diameter disk yang sama tetapi potensinya berbeda.
Yang harus diperhatikan :
- Cara penyimpanan : obat yang labil seperti penisillin dll disimpan pada suhu
4OC.
- ED nya dan setiap disk obat baru diterima harus dicek dengan kontrol strain.
h) Komposisi media
Sangat besar pengaruhnya terhadap pertumbuhan bakteri, difusi obat, kativitas
obat tersebut.
Quality Control :
- Upaya-upaya yang dilakukan untuk menetralisir faktor-faktor yang berpengaruh
terhadap diameter zone hambatan.
- Mengecek mutu media, disk obat dengan menggunakan bakteri standard :
Staphylococcus aureus ATCC 25923, E. Coli ATCC 25922, Pseudomonas
aeruginosa ATCC 27853.
Sensitivitas suatu bakteri terhadap antibiotik ditentukan oleh diameter
zona hambat yang terbentuk. Semakin besar diameternya maka semakin
terhambat pertumbuhannya, sehingga diperlukan standar acuan untuk menentukan
apakah bakteri itu resisten atau peka terhadap suatu antibiotik.
1.2 Tujuan
- Praktikan mengerti teknik-teknik uji sensitifitas
- Praktikan dapat membedakan mana bakteri yang sensitif dan tidak
BAB II
MATERI DAN METODE
1.1 Waktu dan Tempat
Hari, Tanggal : Rabu, 7 November 2012Waktu : 07.30-10.00 WibTempat :Laboratorium Mikrobiologi laut lt 2 Gedung E
Fakultas Perikanan dan Ilmu kelautan Universitas Diponegoro
1.2 Alat dan Bahan
Nama alat Gambar Fungsi keteranganCawan petri Untuk menaruh
bakteri yang diambil
pinset untuk mengambil paper disk
mikropipet Untuk mengambil bakteri vibrio p
Blue tip Untuk mengambil bakteri vibrio p
penggaris Untuk membuat kuadran pada cawan petri
spidol Untuk memberi tanda pada cawan petri
Kertas label Untuk memberi nama
stopwacth Untuk menghitung waktu
1.3 Bahan
Nama bahan Fungsi keteranganDesinfektan Sebagai bahan untuk
mensterilkan meja kerja dan tangan praktikan
Isolat air laut Sebagai bakteri isolat simbion yang digunakan untuk di uji
Media zobell broth Sebagai control negatifAmoksilin Sebagai control positif
1.4 Cara Kerja
Tuang secara aseptis media zobell 2216e cair ke cawan petri dan biarkan hingga memadat
Inokulasi isolat bakteri Vibrio harveii ke dalam media agar dengan metode sebaran (spread).
Cairkan media zobell 2216e dalam penangas air dan panaskan hingga mendidih
Teteskan 70 µl isolat bakteri simbion organisme laut di atas paper disk.
Inkubasi secara terbalik dengan menggunakan plastik wrap pada suhu kamar 300C selama 4 hari
Amati dan ukur zona hambat yang terbentuk dengan menggunakan jangka sorong
SELESAI
3.2 Pembahasan
Dapat dilihat pertumbuhan bakteri belum begitu nampak pada
pengamatan hari pertama. Dibanding dengan hari kedua, pertumbuhannya
mikroba lebih nampak dan jumlah koloninya lebih banyak dibanding hari
sebelumnya. Pada hari pertama, ukuran rata-rata zona hambat yang diperoleh dari
diameter seluruhnya dikurangai dengan diameter paper disk, diperoleh hasil yang
berbeda-beda dengan paper disk yang telah ditetesi dengan konsentrasi amoxillin
yang masing-masing 25, 50 dan 100 mikron. Semakin besar konsentrasi amoxillin
yang diberikan maka ukuran zona hambatnya semakin besar juga dan sebaliknya.
Zona hambat adalah zona dimana menunjukan aktif dan resisten tidaknya suatu
bakteri terhadap suatu senyawa atau zat. Dimana zona hambat merupakan
senyawa metabolisme skunder yang dikeluarkan oleh bakteri untuk bertahan
hidup.
Berdasarkan hasil pengamatan semakin tinggi konsentrasi larutan
amoxilin, semakin besar zona hambat yang terbentuk, sedangkan semakin kecil
konsentrasi amoxillin, maka semakin kecil atau bahkan tidak ada zona hambat
yang terbentuk. Diasumsikan bahwa pada konsentrasi yang terbentuk zona
hambat bakterinya telah mati, dan pada konsentrasi yang tidak terbentuk zona
hambat bakterinya tidak mati. Hal ini menunjukan bahwa bakteri sedang melawan
larutan amoxillin untuk bertahan hidup, hal ini dilakukan dengan cara
mengeluarkan senyawa metabolisme skunder bakteri tersebut. Semakin besar
konsentrasi larutan amoxillin, zona yang terkena pengaruh dari larutan ini
semakin kuat dan metabolisme skunder yang dikeluarkan pun semakin banyak
yang menyebabkan pada konsentrasi 100 mikron atau konsentrasi tertinggilah
zona hambat terbentuk lebih besar.
Untuk uji sensitivitas hari kedua, rata-rata besar ukuran zona hambat
semakin lebar, hal ini berarti bakteri lebih banyak menghasilkan metabolit
sekunder lebih banyak dibanding pada hari pertama. Ada atau terbentuk dan
tidaknya zona hambat menunjukan kultur bakteri resisten atau tidak terhadap
larutan amoxillin. Apabila zona hambat terbentuk maka bakteri tidak resisten
terhadap larutan amoxillin dan bakteri tersebut tidak aktif. Dan apabila bakteri
tidak membentuk zona hambat berarti bakteri resisten terhadap larutan amoxillin.
Pada konsentrasi yang zona hambatnya belum terbentuk secara penuh (bening)
menunjukan bahwa bakteri sedang melawan konsentrasi larutan amoxillin yang
masuk. Dalam masa inkubasi yang lebih lama, dapat terjadi perubahan dalam
kondisi tersebut, yaitu bisa menunjukan terbentuknya zona hambat secara penuh,
atau tidak terbentuknya zona hambat dan namun pada umumnya bekas zona
hambat terlihat. Hal tersebut tergantung dengan daya tahan bakteri terhadap
larutan amoxillin.
BAB IV
KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
Dari praktikum ini dapat disimpulkan bahwa uji sentifitas bakteri
merupakan suatu metode untuk menentukan tingkat kerentanan bakteri terhadap zat
antibakteri dan untuk mengetahui senyawa murni yang memiliki aktivitas antibakteri.
Ada atau terbentuk dan tidaknya zona hambat menunjukan kultur bakteri
resisten atau tidak terhadap larutan amoxillin. Apabila zona hambat terbentuk maka
bakteri tidak resisten terhadap larutan amoxillin dan bakteri tersebut tidak aktif. Dan
apabila bakteri tidak membentuk zona hambat berarti bakteri resisten terhadap larutan
amoxillin.
DAFTAR PUSTAKA
Barazandeh, N. 2008. Microbiology Titles. Jerman. Springer-Verlag Berlin
Heidelberg Media , pp 9-11
Hadioetomo, R.S. 1993. Mikrobiologi Dasar dalam Praktek : Teknik dan Prosedur
Dasar Laboratorium. PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Pelczar, M.J.Jr, and E. Chan.1988. Dasar-dasar Mikrobiologi. Penerbit UI Press.
Jakarta. p:23-24.
Prescott, L. M, J. P. Harley, dan D. A. Klein. 2008. Microbiology. 7th Ed. McGraw-
Hill Book Company Inc. USA, p: 113-116
Seiler, J. P. 2000. Good Laboratory Practice. Swiss. Springer-Verlag Berlin
Heidelberg Media , p 61.
Waluyo, L. 2007. Mikrobiologi Umum. UMM Press. Malang, p: 61-67.