Upload
muharrier
View
95
Download
3
Embed Size (px)
Citation preview
KATA PENGANTAR
Pertama-tama penulis panjatkan puji dan syukur kehadirat Allah Yang
Maha Esa, yang telah memberikan kesehatan rohani dan jasmani sehingga dapat
menyelesaikan tugas mata kuliah pratikum uji tanah Laboratorium uji tanah.
Penyusunan laporan ini merupakan suatu bentuk evaluasi dari hasil
Pratikum yang telah penulis lakukan selama sembilan hari.Isi dari laporan
pratikum uji tanah ini adalah berupa point-point penting berupa Tujuan, Dasar
tiori,Peralatan dan Bahan, Prosudul pratikum, Analisa Data dan Perhitungan,
Tabel dan Grafik perhitungan, dan Kesimpulan-Saran. Point-point tersebut
merupakan hasil dari pelaksanaan pratikum.
Di dalam menyelesaikan laporan ini.Penulis di bantu oleh beberapa pihak
yang sangat berperan dalam pelaksanaan pratikum. Oleh karena itu penulis
ucapankan terima kasih yang sebesar besar nya kepada bapak Supardin, S.T.,M.T.
yang telah membantu dalam menyelesaikan laporan ini.
Akhir kata penulis berharap semoga laporan pratikum uji tanah ini
bermanfaat bagi penulis khusus nya dan pembaca umumnya, sehingga ilmu
pengetahuan dan teknologi di bidang gioteknik di Indonesia Aceh khususnya
dapat maju dan terus maju.
Lhokseumawe, 28 Desember 2009
Penulis
17
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Pendahuluan
Secara umum bahan–bahan pembentuk kerak bumi di bedakan atas tanah
dan batuan. Tanah merupakan lapisan yang lunak juga mempunyai butiran–
butiran yang lepas, sedangkan batuan merupakan lapisan yang keras dan melekat
kuat. Karena itu tanah dianggap terdiri dari sebuah jaringan butiran yang padat
dan mempunyai rongga atau pori. Rongga atau pori dapat terisi oleh air dan udara
bahkan terisi oleh keduanya sekaligus. Sehinga keadaan tanah dapat dinyatakan :
Kering (jika rongga–rongganya terisi penuh oleh udara).
Jenuh (jika rongga–rongganya terisi penuh oleh air).
Jenuh sebagian (jika rongga–rongganya tanah terisi oleh air dan udara).
Suatu bentuk (phase) adalah suatu bagian dari sisi tanah secara fisik dan
kimiawi berbeda dengan bagian–bagian yang lain. Tanah merupakan bagian yang
mempunyai phase seperti:
Padat (biasanya berbutir–butir mineral)
Cair (biasanya air)
Gas (biasanya udara)
Ilmu tentang tanah sampai saat ini sudah sedemikian jauh berkembang dan
ilmu tanah merupakan sebuah ilmu pasti yang dapat menentukan keadaan tanah
secara keseluruhan dengan sekali pengujian, tetapi karena tanah tidak sama,maka
pengujiannya harus dilakukan beberapa kali jika lokasi tanah tersebut akan
digunakan untuk sebuah konstruksi.
Percobaan–percobaan yang dilaksanakan dilaboratoriam terhadap contoh
tanah tersebut antara lain:
I.Uji sifat fisik.
1. Kadar air (W)
2. Berat isi tanah (Unit weight)
3. Berat jenis tanah (specific grafity)
18
4. Atterberg limit
Batas cair (LL)
Batas plastis (PL)
5. Analisa Gradasi
Analisa saringan
Analisa hidrometer
II.Uji sifat mekanik
1. Kuat geser langsung
6. Pemadatan dengan sand cone.
7. Pemadatan
8. CBR (California Bearing Ratio)
9. Kuat tekan bebas (Unconfined Compressive test)
10. Konsolidasi
1.2 Tujuan
Adapun tujuan melakukan pengujian terhadap tanah adalah untuk
mendapatkan keterangan mengenai tanah, jenisnya, sifat-sifat dan keadaan tanah
itu sendiri.
Dengan adanya percobaan–parcobaan, kita dapat menentukan parameter–
parameter yang akan berpengaruh terhadap tanah, Baik terhadap sifat fisik
maupun sifat mekanisnya.
19
BAB II
PEKERJAAN LAPANGAN
2.1 Keadaan Lokasi Pengambilan Sample
Tanah yang dipergunakan untuk pengujian kadar air .
2.2 Cara Pengambilan Sampel
Tanah yang diambil terletak pada kedalaman ± 50 cm dari permukaan tanah.
Pengambilan sampel dilakukan dengan cara menggali. Alat yang yang dibutuhkan
dalam melakukan penggalian antara lain:
Lam
Tabung besar dan kecil
Cangkul
Sekop
Palu 50 kg
Bahan yang diambil berupa sampel tanah yang terganggu satu karung
(± 60 kg ) dari 50 cm dari permukaan tanah dan sampel tanah tak terganggu 1 / 2
tabung besar ( 50 cm ) serta satu tabung kecil.
Ciri – ciri sampel tersebut antara lain:
Berwarna kuning
Terendam air
Tidak berhumus dan liat
20
BAB III
PENGUJIAN KADAR AIR
3.1 Dasar Teori
Pengujian kadar air terhadap suatu jenis tanah sangatlah penting, ini
dikarenakan kadar air suatu tanah sangatlah mempengaruhi keadaan tanah yang
dipergunakan sebagai landasan sebuah konstruksi.
Semua macam tanah, secara umum terdiri tiga fase, yaitu butiran tanah, air
serta udara yang terdapat dalam ruangan antara butir-butir tersebut. Ruangan
disebut pori.
Tanah yang benar-benar kering tidak terdapat air sama sekali di dalam
porinya, sehingga pori hanya berisi udara. Dengan demikian tanah tersebut hanya
terdiri dua unsur yakni butiran tanah dana udara pengisi pori. Sebaliknya kita
dapat menemukan keadaan dimana pori tanah tidak udara sama sekali, jadi pori
tersebut penuh terisi air. Dalam hal ini tanah dikatakan jenuh sempurna (fully
saturated)
Jumlah kadar air sangat mempengaruhi sifat dari tanah. Sifat – sifat yang
dipengaruhi oleh kadar air antara lain : konsistensi tanah dan plastisitas tanah.
Jumlah kadar air yang terlalu tinggi akan menyebabkan campuran tanah dan air
tersebut menjadi sangat lembek. Hal ini akan memperlemah daya dukung tanah
tersebut.
Vu V
Berat totalWw Vw
V
W
Ws Vs
21
Udara
Air
Butiran padat
3.2 Tujuan
Tujuan dari pengujian kadar air tanah ini adalah untuk menentukan angka
perbandingan dalam persen dari berat air dan berat tanah kering. Untuk
mengetahui besarnya suatu kadar air pada suatu tanah, perlu dilakukan pengujian
dilaboratorium. untuk memperoleh kadar air dari tanah dapat digunakan rumus
sebagai berikut:
Kadar air W =
Dimana : W = kadar air (%)
W1= Berat cawan kosong (gr)
W2= Berat cawan + tanah basah (gr)
W3= Berat cawan + tanah kering (gr)
3.3 Peralatan dan bahan uji
Peralatan
Cawan
Timbangan dengan ketelitian 0.01 gram
Oven dengan suhu ±110 ºC
Desikator
Penyepit / jepitan
Spatula
Tang Penjepit
Bahan
Tanah tidak terganggu dari tabung sampel ± 10 gram
3.4 Langkah kerja
22
Ambil tabung sampel yang akan diperiksa kadar airnya.
Timbang cawan kosong beserta tutupnya (w )
Keluarkan sampel dan ambil contoh tanah, masukkan kedalam cawan yang
telah kering dan bersih.
Timbang cawan beserta dan isinya, catatlah beratnya ( W2 )
Oven tanah tersebut dengan suhu ± 110 ºC selama ± 24 jam.
Setelah kering, keluarkan dari oven dan di dinginkan dalam desikator.
Timbang cawan + sampel tanah kering (w )
3.5 Keselamatan kerja
Dalam desikator terdapat silikagel. Bila silikagel sudah berwarna putih
kemerahan,maka silikagel hingga dioven harus sampai berwarna biru.
Pengujian ini dilakukan 3 sampel, dan dirata – ratakan hasilnya.
3.6 Data percobaan dan cara perhitungan
W =
Tabel : Data Uji Kadar Air (w)
Cawan Satuan 1 2 3
No.cawan - 126 112 139
Berat cawan gr 9,3 8,9 9,0
Berat cawan+sampel tanah basah gr 44,9 48,7 50,2
Berat cawan+sampel tanah kering gr 36,0 38,7 39,5
w % 33,33 33,55 35,08
w rata-rata % 33,98
23
Cara perhitungan :
Sampel I
w1 = x 100%
= x 100%
= x 100%
= 33,33 %
Kadar air rata - rata (w) =
=
= 33,98 %
24
BAB IV
PENGUJIAN BERAT ISI
4.1 Tujuan Percobaan
Setelah melakukan percobaan ini, diharapkan anda dapat menentukan nilai
berat isi suatu tanah asli dan untuk membandingkan antara berat tanah seluruhnya
dengan isi tanah seluruhnya.
4.2 Dasar Teori
Berat isi adalah perbandingan antara berat tanah basah dan isi tanah
dinyatakan dalam satuan gr/cm³. Pengujian berat isi tanah ini dilakukan untuk
mengetahui besarnya berat isi yang dimiliki tanah dalam keadaan padat. Berat isi
dari suatu jenis tanah juga mempunyai fungsi sebagai dasar atau landasan bawah
dari suatu konstruksi.
Berat isi butiran tanah pada umumnya 1 – 2 gr/cm³. Untuk memperoleh hasil
yang lebih teliti dari berat isi tanah perlu dilakukan pengujian dilaboratorium.
4.3 Peralatan dan Bahan Uji
Peralatan
Cincin pemotong tanah
Pisau pemotong tanah
Timbangan dengan ketelitian 0,01 gram
Alat pengeluaran sampel / extruder
Bahan
Tanah asli / tidak terganggu dari tabung sampel,atau kotak sampel dari hasi
sumur uji
25
4.4 Langkah Kerja
Ambil cincin pemotong dan timbang beratnya (W1) lalu ukur tinggi dari
cincin (t),dan diameter cincin (d).
Hitung volumenya.
Keluarkan benda uji dengan alat pengeluar, sampel tanah yang keluar dari
tabung dipotong dan ratakan apabila sudah penuh.
Timbang cincin dan tanah (W2) gram .
4.5 Data Percobaan dan Perhitungan
Berat isi = gram / cm3
Berat tanah = W2 – W1
Isi tanah V = d2 t
Dimana :
d = Diameter cincin
t = Tinggi cincin
V = Volume
W1 = Berat cincin
W2 = Berat cincin + tanah
26
Tabel : Data Uji Berat Isi (γ)
CincinBerat cincin
(gr)
Diameter
(cm)
Tinggi
(cm)
Berat
cincin+sampel
(gr)
γ(gr/cm3)
Warna hitam 76,5 6,31 2,26 205,2 1,82
Warna putih 103,2 6,32 2,3 225,3 1,69
Warna hijau 100,7 6,33 2,24 220,81,70
γrata-rata 1,73
Berat isi rata-rata (γ) =
=
= 1,73 gr/cm3
Cara Perhitungan :
Cincin warna hitam
γb = V = πr2t
= = 3.14 x (3,155 cm)2 x 2,26 cm
= = 70,637 cm3
= 1,821
27
BAB V
PENGUJIAN BATAS PLASTIS
6.1 Tujuan Percobaan
Setelah melakukan pengujian ini diharapkan mahasiswa dapat:
Melakukan pengujian batas plastis dengan benar.
Menghitung batas plastis suatu tanah.
6.2 Dasar Teori
Pengujian ini dimaksudkan untuk menentukan kadar air suatu tanah pada
keadaan batas cair. Batas plastis adalah kadar plastis minimum yaitu sifat tanah
berubah dari kadar air menjadi keadaan plastis.
6.3 Peralatan dan Benda Uji
Peralatan:
Alat batas cair
Besi pembanding
Timbangan dengan ketelitian 0,01 kg
Oven
Cawan
Spatula
Pipet
Penjepit
Air suling
Plat kaca
Saringan No. 40
Palu karet
Talam tempat sampel
Botol tempat air (wash botol)
28
Benda uji :
Untuk jenis tanah yang lebih halus dari saringan no.40. sampel tidak perlu
dikeringkan dan tidak perlu disaring dengan saringan no.40.
Untuk tanah yang lebih besar dan tanah tersebut harus dikeringkan dan
disaring dengan saringan no.40.
6.4 Langkah Kerja
Letakkan contoh tanah diatas plat kaca, kemudian diaduk dengan air suling
hingga kadar airnya merata. .
Setelah kadar air merata, buatlah bola-bola tanah dari benda uji tersebut
dengan diameter 1 cm, kemudian bola-bola tanah tersebut digelek diatas
plat kaca. Penggelengan dilakukan dengan telapak tangan dengan
kecepatan 80-90 per menit.
Penggelengan dilakukan terus sampai benda uji membentuk batang dengan
diameter 3,2 mm. Bila pada waktu penggelengan ternyata sebelum benda
uji mencapai 3,2 mm sudah retak, maka benda uji disatukan kembali,
ditambah air sedit demi sedikit aduk sampai merata. Apabila ternyata
penggelengan bola-bola itu dapat mencapai diameter lebih kecil dari 3,2
mm tanpa menunjukkan retak-retak maka sampel tanah perlu dibiarkan
beberapa saat diudara terbuka agar kadar airnya berkurang.
Ambil sebagian dan masukkan kedalam mangkok alat batas cair serta
ratakan sehingga sejajar dengan dasar alat.
Membuat alur dengan menggunakan alat pembuat alur sehingga sampel
terbelah menjadi dua bagian.
Putar alat sampai membengkok naik dan jatuh dengan kecepatan 2
putaran/detik. Putaran diberhentikan ketika dasar alur bersinggungan
sepanjang 1,25 cm dan catatlah jumlah pukulannya.
Lakukan percobaan ini min 2 kali hingga mendapat jumlah pukulan
mendekati sama dan catat rata – rata pukulannya dan uji kadar airnya.
Lakukan pengujian ini sedikitnya 4 kali hingga jumlah pukulan nya
mendapat 2 kali diatas 25 dan 2 kali dibawah 25.
29
6.5 Data dan Perhitungan
Tabel : DATA UJI BATAS PLASTIS (PL)
Sampel 1 2 3
No. Cawan 28 11 34
Berat cawan (gr) 9,0 9,3 9,3
Berat cawan+sampel (gr) 13,4 13,9 13,7
Berat cawan+sampel setelah di open (gr) 12,4 12,7 12,6
Kadar air (w) (%) 29,4 35,2 33,3
w rata-rata 32,6 %
Sampel 1
w1 = x 100%
= x 100%
= x 100%
= 29,4 %
Jadi, batas plastis (PL) untuk data di atas adalah :
PL =
PL =
PL = 32,6 %
30
BAB VI
UJI KONSOLIDASI
12.1 Tujuan
1.Menentukan sifat –sifat peamampatan suatu jenis tanah
Data yang diperoleh adalah:
a). Koepesien konsolidasi
b). Koepesien perubahan volume
c). Koepesien permeabilitas
2.Menentukan nilai derajat konsolidasi
3.Menentukan nilai koepesien konsolidasi
12.2 Dasar Teori
Konsolidasi adalah suatu proses pengecilan volume secara perlahan-
perlahan pada suatu tanah jenuh sempurna dengan permabilitas rendah akibat
pengaliran sebagian air pori, proses tersebut berlangsung terus sampai kelebihan
tekanan air pori yang disebabkan oleh kenaikan tegangan total telah benar –benar
hilang. Sedangkan penurunan konsolidasi (Consolidation Settlement) adalah
perpindahan partikel permukan tanah sehubungan dengan perubahan volume pada
suatu tingkat proses konsolidasi sebagai contoh suatu stuktur dibagun diatas suatu
lapisan lempung jenuh atau bila permukan air tanah turun secara permanen pada
lapisan diatas lapisan lempung tersebut, dilapangan dapat dipantau dengan
menggunakan pizometer untuk mencatat tekanan air pori, besarnya penurunan
dapat dicatat dengan acuan tertentu.
Bilamana suatu lapisan tanah jenuh air diberi penambahan beban, angka
tekanan pari akan naik secara mendadak. Pada tanah berpasir yang sangat tembus
air, air dapat mengarir dengan cepat sehingga pengaliran air pori keluar sebagai
akibat dari kenaikan tekanan air pori selesai dengan cepat. Keluarnya air dari
dalam pori selalu disertai dengan berkurangnya penurunan lapisan tanah itu
karena air pori didalam tanah berpasir dapat
mengalir dapat mengalir keluar dengan cepat, maka penurunan segera dan
penurunan konsolidasi terjadi bersama. Bilamana suatu lapisan lempung jenuh air
31
yang mampu mampatnya diberipenambahan tegangan, maka penurunannya akan
terjadi dengan segera.
Prosedur untuk melakukan uji konsolidasi pertama diperkenalkan oleh
Terzaghi. Uji tersebut dilakukan didalam sebuah konsolidomer. Contoh tanah
diletakan didalam cincin logam dengan dua buah batu bepori yang diletakkan di
atas dan di bawah contoh tanah tersebut, ukuran contoh tanah yang digunakan
biasanya adalah diameter 3 inch(7,45cm)dan tebal 1,89 cm.
Pembebanan pada contoh tanah dilakukan dengan cara meletakan beban
pada ujung sebuah balok datar dan pemampatan contoh tanah diukur
menggunakan skala ukur dengan skala micrometer. Contoh tanah selalu direndam
air selama percobaan. Tiap- tiap beban biasa diberikan selama 24 jam. Setelah itu
beban di naikkan sampai dengan dua kali lipat beban sebelumnya dan pengukuran
pemampatan diteruskan. Pada saat pecobaan selesai berat kering dari contoh tanah
ditentukan dan kadar airnya dihitung.
12.3 Peralatan
1. Suatu set alat uji konsolidasi yang terdiri dari cell konsolidasi dan rangka
beban, lengkap keeping beban yang sesuai.
2. Dial dengan ketelitian 0,01 mm.
3. Alat pencetak yang terdiri dari:
-. Ring pencetak
-. Extruder
-. Alat pemotong
4. Stopwacth .
5. Timbangan.
6. Oven.
7. Cawan
8. Spatula.
9. Penjepit
10. Kunci-kunci
11. Contoh tanah , dsb
32
12.4 Langkah Kerja
1. Bersihkan cincin sampel atau cetakan benda uji, lalu keringkan, timbang
kemudian ukur volumenya.
2. Siapkan benda uji.
3. Keluarkan sampel tanah dari tabung sampel sepanjang 2 cm dengan
menggunakan extruder lalu potong dan ratakan.
4. pasang cincin sampel didepan tabung, lalu keluarkan sampel tanah extruder
sehingga cincin sampel terisi penuh dengan tanah.
5. Ratakan tanah yang menonjol dikedua ujung cetakan benda uji tersebut,
dengan pisau pemotong.
6. Timbang cetakan serta sampel.
7. Tentukan kadar air sebelum pengujian, dari tanah sisi sampel dari dalam
tabung.
8. Siapkan sel konsolidasi, pasang kertas saringan dibagian bawah dan atas
benda uji, kemudian pasang batu peri sehingga benda uji yang sudah dilapis
kertas saring terapit oleh kedua batu pori.
9. Masukkan kedalam sel konsolidasi.
10. Pasang pelat penekan diatas batu peri, sebagai pengrah beban.
11. Letakkan sel konsolidasi yang sudah berisi sampel uji pada alat konsolidasi.
12. Atur kedudukan palang penekan agar kedudukan horisontal dengan cara
memutar skrup pengganjal beban.
13. Pasang stang penekan, sehingga tepat kedudukannya.
14. Atur posisi dial penurunan dalam tertekan, kemudian nol-kan.
15. Pasang beban pertama yang menghasilkan tekanan pada benda uji sebesar
0.25 kg/cm2.
16. Baca penurunan tanah padat interval waktu 15, 30, 45 detik, dilanjutkan 1, 2,
5, 15, 25, 49, 60 menit dan 24 jam. Setelah satu menit pembacaan, sel
konsolidasi diisi air. Biarkan beban pertama ini bekerja sampai pembacaan
arloji tetap, biasanya 24 jam sudah dianggap cukup.
17. Setelah pembacaan 24 jam, lanjutkan dengan beban kedua sebesar beban
pertama, sehingga tekanan menjadi dua kali. Kemudian baca dan catat
pembacaan dial penurunan seperti beaban pertama.
33
18. Lakukan hal yang sama untuk beban yang lebih besar ( 4x, 8x, 16, 32x ).
Beban maksimum disesuaikan dengan beban yang akan bekerja pada lapisan
tanah tersebut.
19. Setalah dilakukan pembebanan maksimum, kurangi beban dalam dua tahap
sampai mencapai beban pertama. Yakni 8.0 kg/cm2 lalu 0.25 kg/cm2. Pada
waktu beban dikurangi, setiap pembebanan harus dibiarkan bekerja sekurang
kurangnya selama 5 jam. Dial penurunan hanya perlu dibaca sesudah 5 jam.
20. Segera setelah pembacaan terakhir dicatat, keluarkan sampel dari sel
konsolidasi. Keringkan permukaan benda uji. Lalu tentukan berat keringnya
( BK).
12.5 Data Dan Contoh Perhitungan
A. Data
Berat cincin gr 116,6Berat cincin +tanah basah gr 284,8 tinggi contoh (cm) 1,89Berat cawan gr 16,0 diameter (cm) 7,45Berat cawan +tanah basah gr 178,2 Luas (cm2) 43,57Berat cawan +tanah kering gr 148,7 Ht (cm) 1,82Berat tanah kering gr 132,5 Angka pori (eo) 0,038Berat air gr 29,5 Gs 1,67Kadar air (%) 22,3 Berat isi gr /cm3 2,04
PEMAMPATAN (cm)Beban(kg) 10 20 40 80 160 350 80 10
tekanan(kg/cm2) 0,23 0,46 0,92 1,84 3,67 8,03 1,84 0,23
Waktu Akar
(menit) Waktu
0 0,00 0 0 0,146 0,209 0,384 0,614 1,060 0,955
0,1 0,32 0 0,170 0,162 0,306 0,513 0,831
0,22 0,47 0 0,200 0,164 0,311 0,527 0,836
0,39 0,62 0 0,220 0,165 0,315 0,529 0,847
1 1,00 0 0,242 0,165 0,319 0,534 0,855
2,25 1,50 0 0,260 0,166 0,326 0,543 0,868
34
4 2,00 0 0,262 0,167 0,334 0,550 0,878
9 3,00 0 0,262 0,169 0,340 0,558 0,888
16 4,00 0 0,264 0,173 0,343 0,564 0,896
25 5,00 0 0,264 0,176 0,349 0,569 0,902
36 6,00 0 0,264 0,178 0,352 0,574 0,907
49 7,00 0 0,264 0,182 0,354 0,578 1,010
1440 37,95 0 0,264 0,209 0,384 0,614 1,060 0,955 0,853
A. Cara Perhitungan:
1. Menghitung perubahan dial
Perubahan dial ialah pembacaan dial akhir dari beban mula-mula dikurangi
pembacaan dial akhir dari beban selanjutnya(Pn +1)
2. Menghitung 2H dari dial
2Hdari dial pada tekanan 0 kg/cm2 adalah sama dengan tinggi sampel dan
untuk selanjutnya 2H dari beban sebelumnya dikurangi perubahan dial
dari beban selanjutnya.
3. Menghitung H
H=
4. Menghitung Angka pori(e)
e=
2Ho=
Ws=
Dimana:Ws = Berat butir tanah
Gs = Berat jenis tanah
A = Luas penampang contoh
W = Berat contoh tanah
35
wa = kadar air contoh tanah
5. Mencari harga t90
a. Dari data percobaan dibuat grafik hubungan penurunan dan akar waktu
(t).
Dimana penurunan sebagai ordinat dan(t)sebagai absis. Nilai penurunan
dibuat dengan nilai terkecil diatas dan terbesar dibawah. Ini dibuat pada
kertas grfik biasa.
b. Hubungan titik yang dapat menjadi kurva lengkung yang sesuai.
c. Tarik garis dari ujung kurva bagian atas yang menyinggung kurva
tersebut, misal garis tersebut kita sebut garis a.
d. Tarik garis lain dari ujung kurva bagian atas tadi dengan 1,15 a hingga
garis tersebut memotong kurva.
e. Dari titik potong tersebut tarik garis vertical ke bawah sampai memotong
sumbu x dan didapat harga t90.
f. Harga t90=( t)2.
6. Mencari harga Cv (koefesien konsolidasi)
Cv = harga Cv untuk t50
Cv = hargaCv untuk t90
H = Tinggi contoh tanah yang di uji
7. Mencari koefesien perubahan volume(mv )
mv = P = Beban pada saat pembacaan
8. Menentukan kordinat(eo, Po)
eo = -1
Po=m Z
36
d =
Dimana:
d = Berat isi kerning contoh tanah (gr/ cm3)
Gs = Berat jenis tanah
= kadar air
= Berat isi( gr/ cm3)
m = Berat isi rata-rata ( gr/ cm3)
Z = Kedalaman contoh tanah
e’ = 0,4 eo
Cc = tan =
37
12.6 Grafik Konsolidasi
grafik beban 10 kg
0.000
0.050
0.100
0.150
0.200
0.250
0.300
0.00
0.41
0.71
1.41
2.83
5.00
6.71
37.9
5
akar waktu
pen
uru
nan
(m
m)
grafik beban 20 kg
0.000
0.050
0.100
0.150
0.200
0.250
0.300
0.350
0.400
0.00
0.41
0.71
1.41
2.83
5.00
6.71
37.9
5
akar waktu (min)
pen
uru
nan
(cm
)
beban 160 kg
0.000
0.500
1.000
1.500
2.000
2.500
0.00
0.41
0.71
1.41
2.83
5.00
6.71
akar waktu (min)
pen
uru
nan
(cm
)
grafik beban 40 kg
0.000
0.100
0.200
0.300
0.400
0.500
0.600
0.700
0.00
0.41
0.71
1.41
2.83
5.00
6.71
37.9
5
akar waktu (min)
pen
uru
nan
(cm
)
beban 350 kg
0.000
0.500
1.000
1.500
2.000
2.500
3.000
3.500
akar waktu (min)
pen
uru
nan
(cm
)
grafik beban 80 kg
0.000
0.200
0.400
0.600
0.800
1.000
1.200
1.400
1.600
0.00
0.41
0.71
1.41
2.83
5.00
6.71
37.9
5
akar waktu (min)
pen
uru
nan
(cm
)
38
BAB VII
BERAT SPESIFIK (GS)
5.1 Tujuan Percobaan
Tujuan dari pengujian berat spesifik adalah untuk mengetahui perbandingan
antara berat butir tanah dengan volume butir tanah tersebut pada suhu tertentu.
5.2 Dasar Teori
Harga berat spesifik butiran tanah sering dibutuhkan dalam bermacam–macam
perhitungan mekanika tanah, dimana harga tersebut dari pecobaan dilaboratorium.
Sebagian besar dari butiran–butiran tanah mempunyai berat spesifik antara
2,6 – 2,9. Jenis tanah antara yang satu dengan yang lainnya membuat berbeda–
beda berat specifiknya, oleh karena itu perlu dilakukan terlebih dahulu pengujian
dilaboratorium untuk memperoleh berat spesifik sebenar dari suatu tanah dan
untuk mengevaluasi data–data yang diperoleh dari pengujian dapat digunakan
dengan rumus :
Berat jenis (GS) = (W1 – W2)
(W4 – W1) – (W3 – W2)
Dimana : GS = Berat jenis tanah
W1 = Berat picnometer + tutup
W2 = Berat picnometer + tanah kering
W3 = Berat picnometer + tanah basah + air
W4 = Berat picnometer + air
5.3 Peralatan dan Benda Uji
Peralatan:
Picnometer
Oven
Termometer
Pipet
Timbangan
39
Vakum brano
Palu Karet
Air Suling
Tissue
Botol air
Talam Aluminium
Saringan
Benda uji:
Tanah yang lolos ayakan 2 mm dan air suling secukupnya
5.4 Langkah kerja
Timbang berat picnometer dan tutupnya, kemudian siapkan sampel tanah
sebnyak 50 gram
Timbang piknometer.(w )
Kemudian masukkan sampel kedalam picnometer lalu timbang beratnya
(w ).
Rendam tanah yang ada di dalam piknometer setidak ½ dari tinggi
piknometer, dan dikocok-kocok ±1 menit, diamkan tanah selama 24 jam
( proses ini dimaksudkan untuk memberi kesempatan udara-udara yang
terperangkap di dalam pri-pori tanah keluar dan tanah 100% jenuh).
Lakukan pemakuman sampai batas tekanan 76cm Hg selama 15 menit atau
sampai gelumbung-gelumbung udara keluar.
Tambahkan air ke dalam piknometer hingga batas dari piknometer, lalu
timbang(w ).
Ukur suhu larutan di dalam piknometer
Buang tanah yang ada di dalam piknometer dan bersihkan.
Isi piknometer dengan air sampai tanda batas(w ).
5.5 Data Percobaan dan Perhitungan
Cara perhitungan,hasil dan data percobaan
Cara perhitungan :
Sampel 1
40
(Gs1) =
=
=
=
= 2,36 gr
Catatan : Untuk ketelitian dilakukan 3 buah sampel percobaan.
Tabel : DATA UJI BERAT SPESIFIK (Gs)
No.Picnometer Satuan 1B 1A 5
Berat picnometer (w1) Gr 26,4 26,3 27,1
Berat picnometer+sample ±¼ (w2) Gr 38,9 38,3 37,9
Berat picnometer+sampel+air Gr 63 65,3 65
Suhu setelah didiamkan ±24 jam (k) °C 28 28 28
Berat picnometer+sampel+air yang diisi penuh setelah di vakum (w3)
Gr 79,2 78,6 78,3
Berat picnometer+sampel+air setelahdi ganti (w4)
Gr 72 71 73
Gs 2,3 2,78 2,00
Gs rata-rata2,38
41
BAB VIII
PENGUJIAN BATAS CAIR
7.1 Tujuan Percobaan
Menentukan nilai batas cair
7.2 Peralatan
o Alat Casasgrande beserta grooving tool
o Timbangan dengan ketelitian 0,01 gr
o Spatula
o Cawan untuk mengukur kadar air
o Desikantor
o Palu karet
o Saringan No. 40
o Kaca datar
o Botol tempat air (wash botol)
o Oven dengan pengatur suhu ±110°C
o Talam tempat sampel
7.3 Persiapan Contoh Tanah
1. Tanah kering udara dihancurkan terlebih dahulu dari gumpalannya dan
disaring dengan saringan No. 40 (0,420 mm), seberat 200 gr.
2. Bagian yang lolos dicampurkan dengan air suling dan diaduk dengan
spatula sampai rata.
3. Masukkan adukan tersebut ke dalam cawan dan biarkan selama 24 jam
supaya tercampur rata, cawan ditutup.
42
7.4 Langkah Kerja
o Tanah yang telah dipersiapkan, yaitu seberat 200 gr letakkan di atas plat
kaca dan diaduk-aduk lagi dengan spatula hingga rata.
o Ambil alat Casagrade, atur tinggi jatuh cawan 10 mm dengan memutar
sekrup yang terdapat di belakang alat tersebut.
o Siapkan cawan yang telah ditimbang dan ditandai sebanyak 6 buah.
o Masukkan tanah yang telah diaduk ke dalam cawan Casagrade.
o Ratakan permukaan tanah tersebut dengan dasar alat Casagrade.
o Buatlah alur dengan jalan menekan grooving tool pada tanah yang diuji.
Pada waktu membuat alur, posisi grooving tool harus tegak lurus
permukaan mangkok.
o Putar handle dengan kecepatan 2 kali putaran per detik sehingga kedua sisi
alur merapat sepanjang 12,5 mm. Hal ini dapat dikontrol dengan pangkal
dari grooving tool.
o Catat jumlah putaran handle pada saat alur merapat sepanjang 12,5 mm,
sebagai number of blow ( jumlah ketukan).
- Bila jumlah ketukan > 50, maka benda uji ditambah air dan
- Bila jumlah ketukan < 10, maka tanah yang diuji dikeringkan dengan
mengaduk-aduk kembali tanah yang diuji sehingga air menguap atau
dengan menambah tanah kering lagi.
- Apabila jumlah ketukan < 50 dan > 10, maka percobaan tersebut dapat
digunakan.
o Aduklah kembali sisa tanah di atas palt kaca dan ulangi prosedur di atas,
sehingga sekurang-kurangnya didapat 4 kali kadar air yang berbeda
dengan jumlah ketukan antara 10 – 50 kali.
43
7.5 Perhitungan dan Data
Tabel : Data Uji Batas Cair (LL)Buar Grafik Berdasarkan Pukulan Dan Kadar Air
Sampel 1 2 3 4 5 6
No. Cawan 111 18 117 127 9 134
Berat cawan kosong (gr) 8,8 8,9 9,5 8,8 8,7 9
Berat cawan+sampel (gr) 18,6 21,9 26,7 29,4 30,2 28,3
Jumlah pukulan (N) 23 27 31 34 36 39
Berat cawan+sampel kering (gr) 15,2 17,5 21,1 22,8 23,4 22,5
Kadar air (w) dalam % 53,1 51,1 48,2 47,1 46,2 44,9
Sampel 1, No. Cawan 111
=
=
=53.1%
44
BAB IX
ANALISA UKURAN BUTIRAN
8.1 Analisa Saringan
8.1.1 Pendahuluan
Butiran tanah merupakan partikel padat, terdiri atas berbagai ukuran dari
kecil hingga besar yang menurut berbagai standar diperlihatkan pada tabel berikut.
Berdasarkan besarnya butiran tanah dikelompokkan menjadi:
Tabel: Batasan- Batasan Ukuran Golongan Tanah
Nama Golongan Ukuran Butiran
Kerikil Pasir Lanau LempungMIT (Massachusetts Institute >2 2 - 0.06 0.06 - 0.002 < 0.002of Tecnology) USDA (U.S Dept of Agriculture) >2 2 - 0.05 0.05 - 0.002 < 0.002AASHTO (American Assosiation of State Highway 76.2 - 2 2 - 0.075 0.075 - 0.002 < 0.002and Transportation) USCS (Unified Soil Classificaton System) 76.2 -4.75 4.75 - 0.075 Halus (Lanau &Lempung)
<0.0075
Pada umumnya, tanah di lapangan terdiri atas beberapa kelompok di atas.
Misalnya kerikil mengandung pasir dan lempung maupun lanau, pasir
mengandung lanau atau lempung dan sebagainya.
Untuk mengetahui jenis kelompok yang terkandung pada suatu tanah, maka
harus dilakukan analisa ukuran butiran. Ada dua cara yang sering dipakai untuk
menganalisa butiran tanah yaitu;
Metode Penyaringan (Sieve Analisys)
Digunakan untuk butiran yang mempunyai diameter lebih besar dari
0.075 mm atau tertahan pada saringan No. 200.
Metode Hidrometer
Digunakan untuk butiran yang mempunyai diameter yang lebih kecil
dari 0.075 mm atau yang lolos saringan No.200.
45
8.1.2 Tujuan
- Menentuka distribusi butiran tanah.
- Menentukan kelompok tanah.
8.1.3 Peralatan dan Bahan
- Saringan No. 4, No. 10, No.20, No. 40, No. 80, No. 200
- Sikat pembersih saringan
- Timbangan dengan ketelitian 0.01 gr
- Oven dengan pengatur suhu ±1100c
- Palu karet
- Mesin pengunjang
- Sendok spasi sampel
- Talam
- Desikator
8.1.4 Langkah Kerja
1. Ambil tanah kerig udara,masukkan dalam alam, tumbuk dengan palu
karet dan keringkan dalam oven ±24 jam pada suhu ±1100c.
2. Dinginkan dalam desikator
3. Ambil 500 gr dari tanah kering tersebut dan rendam dalam air ±24 jam.
4. Tanah yang telah direndam dicuci di atas saringan No. 200, hingga air
cucian bening dan jernih.
5. Tanah yang tertinggal dalam saringan dikeringkan dalam oven, hingga
didapat berat kering yang konstan.
6. Timbang berat tanah kering yang tertinggal di dalam saringan No.200
tersebut.
7. Timbang masing-masing saringan yang akan dipakai. Harus
diperhatikan saringan dalam keadaan bersih sebelum ditimbang.
8. Susun saringan dari lubang saringan terbesar sampai saringan terkecil
diakhiri dengan pan.
9. Pasang saringan kealat penggetar, lakukan penggoyangan selama ± 10
menit.
46
10. Timbang masing-masing saringan bersamaan dengan contoh tanah yang
tertahan.
8.1.5 Perhitungan
- Persentase tanah yng tertinggal pada masing-masing saringan:
% tertahan =
Berat total tanah = 500gr
- Persentase kumulatif tanah yang tertinggal pada saringan sama dengan
jumlah persentase tanah yang tertinggal di atas semua saringan yang lebih
besar dari pada saringan yang bersangkutan.
-Persentase lolos = 100% - persentase tanah yag tertinggal
Berat tanah kering sebelum dicuci : 500 grBerat tanah kering setelah dicuci : 42,7 gr
No. Ayakan
Diameter ayakan(mm)
Berat Ayakan kosong
(gr)
Berat ayakan setelah
digetarkan(gr)
Berat tertahan
(gr)
% berat tertahan
% lolos
4 4,750 405,5 405,5 0 0 100
10 2,000 434 434,6 0,6 1,40 98,6
20 0,850 370,4 372,1 1,7 3,98 94,2
40 0,425 412,7 414,6 1,9 4,44 90,18
80 0,180 304,4 311,6 7,2 16,86 73,32
100 0,150 283,4 284,2 0,8 1,87 71,45
200 0,075 362,3 341,7 29,4 68,85 2,6
PAN 285,1 286,2 1,1 2,75 0
42,7 100
47
0
20406080100120
0.01.02.03.04.05.0
Tabel Analisa saringan
Tanah kering sebelum dicuci : 100 gr
Tanah kering setelah dicuci : 8,8 gr
No. saringan
Diameter (mm)
Berat ayakan
(gr)
Berat ayakan setelah
digetarkan (gr)
Berat tertahan
(gr)
% berat tertahan
% lolos
10 2,000 343 434 0 0 100
20 0,850 370,4 370,6 0,2 2,27 97,93
40 0,425 412,7 413,1 0,4 4,54 95,46
80 0,180 304,4 305,2 0,8 9,09 90,91
100 0,150 283,4 284,5 1,1 12,5 87,5
200 0,075 362,2 368,2 5,9 67,04 32,96
PAN 285,5 285,5 0,4 4,04 95,96
8,8 gr 100%
48
8.2 Analiasa Hidrometer
8.2.1 Tujuan Percobaan
Pengujian hidrmeter bertujuan untuk menentukan pembagian butir (gragasi)
tanah yang lewat saringan nomor 200.
8.2.2 Dasar Teori
Analisa hidrometer didasarkan pada prinsip sedimentasi atau pengendapan
butir – butir tanah dan air yang dicampur dengan sodium hexa methaphosphate,
sampel ter5sebut dibuat menjadi susupensi didalam air suling dari larutan pemisah
butir ditambah agar partikel yang satu dengan yang lain terpisah, suspensi yang
telah jadi ditempatkan didalam tabung pengendap.
8.2.3 Peralatan dan Benda Uji
Peralatan.
Alat hydrometer
Gelas ukur
Stop watch
Pipet
Timbangan dengan ketelitian 0,01 gr
Oven pengering
Mixer
Thermometer
Container
Batang pengaduk dari kaca
Sendok
Palu karet
Talam
Saringan No. 200
Sodium hexamethaphospat
Benda uji.
49
Tanah sebanyak 50 gr
Air suling
Larutan sodium hexa methaphosphat
8.2.4 Langkah Kerja
Rendamlah tanah dengan air suling yang terlebih dahulu dicampur dengan
larutan sodium hexa methaphosphat selama 24 jam, aduk sampai merata.
Sesudah perendaman campuran dipindahkan dalam mangkuk pengaduk
dan tambahkan air suling secukupnya,aduk dengan pengaduk mekanis
(mixer) selama 10 – 20 menit.
Pindahkan campuran kedalam tabung gelas ukur dan tambahkan air suling
sampai 100 ml, mulut tabung ditutup rapat dengan telapak tangan dan
kocok dengan arah bolak balik.
Perhatikan pada tabung dalam keadaan terbalik harus dijaga jangan sampai
ada tanah yang melekat pada dasar tabung.
Setelah dikocok selama 10 kali, letakkan tabung diatas meja serta
masukkan alat hidrometer kedalam suspensi tersebut dan siapkan stop
watch untuk menentukan lama.
Waktu pembacaan alat hidrometer adalah ¼, ½, 1, dan 2 menit tanpa
memindahkan alat hidrometer.
Catat pembacaan – pembacaan itu sampai 0,5 gr/ltr yang terdekat atau
melewati 0,001 berat jenis, sesudah pembacaan pada menit kedua,
hidrometer diangkat dengan hati – hati kemudian dicuci dengan air suling
dan masukkan kedalam tabung berisi air suling dengan suhu yang sama
seperti suhu tabung percobaan.
Hidrometer dimasakkan kembali kedalam tabung yang berisi campuran
tadi dan lakukan pembacaan hidrometer pada saat – saat 5, 15, 30 menit, 1,
4, dan 24 jam.
Setiap setelah pembacaan hidrometer dicuci dan kembalikan kedalam
tabung air suling. Proses memasukkan dan mengeluarkan hidrometer
dilakukan masing – masing dalam 10 detik. Suhu campuran diukur pada
15 menit pertama dan kemudian pada setiap pembacaan berikutnya.
50
Sesudah pembacaan terakhir, campuran dipindah kedalam saringan no.200
dan dicuci sampai air pencucian jernih dan biarkan air yang mengalir
terbuang.
8.2.5 Data dan Perhitungan
Tabel : Data Analisa Hydrometer
Waktu Temperatur Pengujian I Pengujian IIPengujian
III
0,25 menit 29°C 60 60 60
0,5 menit 29°C 60 60 60
1 menit 29°C 60 60 60
3 menit 29°C 60 60 60
5 menit 29°C 60 60 60
30 menit 29°C - - 57
60 menit 29°C - - 55
120 menit 29°C - - 50
1440 menit 27°C - - 43
51
Clay Silt Sand
0
20
40
60
80
100
0.0001 0.0010 0.0100 0.1000 1.0000
Ukuran partikel(mm)
Per
sent
ase
butir
an(%
)
Tabel : Analisa Hidrometer
Tanah kering : 8,8 gr
Gs : 2,3 ( Gs 4,5 , angka yang paling mendekati dengan 2,3)
Waktu
(menit)Temeratur Rh L D k Rc a N N`
0,25 29°C 60 7,627 0,072 2 62 1,0520 7,411 24,42
0,5 29°C 60 7,627 0,051 2 62 1,0520 7,411 24,42
1 29°C 60 7,627 0,036 2 62 1,0520 7,411 24,42
5 29°C 60 7,627 0,016 2 62 1,0520 7,411 24,42
30 29°C 57 7,7521 0,0066 2 59 1,0520 7,853 23,246
60 29°C 55 8,0755 0,048 2 57 1,0520 6,814 22,458
120 29°C 50 8,884 0,0356 2 52 1,0520 6,216 20,320
240 29°C 48 9,2074 0,0025 2 50 1,0520 5,977 1,97
1440 27°C 43 10,019 0,0011 2 45 1,0520 5,379 17,729
Grafik Hidrometer
52
BAB X
PENGUJIAN PEMADATAN
9.1 Tujuan Percobaan
Setelah melakukan percobaan diharapkan kepada mahasiswa agar dapat:
1. Melakukan pengujian kepadatan tanah dengan benar
2. Menentukan nilai kepadatan tanah
9.2 Dasar Teori
Pemadatan adalah suatu proses dimana udara pada pori-pori tanah
dikeluarkan dengan salah satu cara mekanis. Proses pemadatan sangat berbeda
dengan proses konsolidasi dan kedua istilah ini tidak boleh dicampur baur.
Pengujian ini dimaksudkan untuk menentukan kepadatan tanah dilapangan dari
lapisan yang dipadatkan dengan menggunakan sand cone atau kerucut pasir.
Ada dua macam percobaan pemadatan dilaboratorium yang biasa dipakai
untuk menentukan kadar air optimum dan berat isi kering maksimum, yaitu :
1. Percobaan pemadatan standar
Dalam percobaan ini tanah dipadatkan didalam cetakan yang isinya 1/30 ft
, dengan memakai alat pemukul seberat 2,5 kg, tinggi jatuh palu 30 cm.
Cetakan diisi dengan 3 lapisan dan setiap lapisan dipadatkan sebanyak 25
pukulan.
2. Percobaan pemadatan modified
Percobaan ini tidak banyak berbeda dengan percobaan standar.
Perbedaannya, alat pemukul lebih berat yaitu 4,5 kg dan tinggi jatuh
45,7 cm. Tanah dipadatkan dalam 5 lapisan dan setiap lapisan sebanyak 65
pukulan.
9.3 Peralatan dan Bahan
Peralatan
1. Mould diameter 101,6 mm dan tinggi 116,43 mm, lengkap dengan alas
dan cincin kepala.
53
2. Alat penumbuk berat 2,50 kg, tinggi jatuh 304,8 mm dan diameter. Kepala
palu 50,8 mm.
3. Saringan No. 4
4. Timbangan
5. Spatula
6. Pisau pemotong
7. Besi perata
8. Extruder
9. Cawan untuk ukur kadar air
10. Jangka sorong
11. Oven dengan pengtur suhu ±110°C
12. Kuas
13. Desikator
Benda uji
Pasir Ottawa/kuarsa harus bersih kering dan lolos saringan no.10 (2 mm) dan
tertahan no.200 (0,073 mm).
9.4 Langkah Kerja
1. Sediakan 5 sampai 6 bungkus contoh tanah, masing-masing dengan berat
2,5 kg.
2. Mold proctor standar dalam keadaan bersih ditimbang. Volume dari mold
sudah distandarisasi yaitu 1/30 ft = 944 cm .
3. Contoh tanah kering udara yang telah diayak dan lolos saringan no. 4,
campur dengan air sampai rata sehingga kira-kira tidak pecah bila dikepal.
4. Tanah dimasukkan kedalam mold sampai kira-kira bila setelah ditumbuk
sebanyak 25 kali tumbukan, tingginya menjadi 1/3 tinggi mold.
Penumbukan dilakukan dengan dengan palu yang telah distandar (2,5 kg).
5. Pemadatan dilakukan sampai isi mold penuh, diisi 3 lapis tanah ditumbuk
sebanyak 25 kali. Pada lapisan paling atas dipasang collar atau lehr mold,
agar tanah tidak tumpah.
54
6. Setelah pemadatan dibuka collar dan ratakan tanah pada mold, dan
timbangan beratnya.
7. Tanah dikeluarkan dari mold dengan menggunkan extruder.
8. Tanah dibelah dan diambil sedikit pada tiga bagian, atas, tengah dan
bawah untuk diukur kadar airnya. Setelah mendapatkan nilai kadar airnya,
cari harga rata-ratanya.
9.5 Data Percobaan
Tabel Pemadatan
No. Sampel 1 2 3 4 5
Sampel + air (% dari
berat sampel)
5 % 7 % 10 % 13 % 16 %
Berat tanah (gr) 2100 2140 2200 2260 2320
Volume 944 944 944 944 944
Berat jenis
Kadar air 14,351 18,075 21,901 26,094 28,966
Kepadatan (γ) 2,224 2,266 2,330 2,394 2,457
Kepadatan kering (γ ) 0,144 0.118 0,101 0,088 0,081
PAN
γ = γ = γ =
= = =
= = =
= 1,942 = 1,923 = 1,911
γ = γ =
55
= =
= =
= 1,896 = 1,900
9.6 Tabel Grafik Pemadatan
Kepadatan kering (γ ) 1,942 1,923 1,911 1,896 1,900
Kadar air 14,351 18,075 21,901 26,094 28,966
56
BAB XI
PENGUJIAN CBR LABORATORIUM
11.1 Tujuan
Menentukan harga CBR dari suatu tanah tidak asli.
11.2 Dasar Teori
California Baring Ration (CBR) adalah perbandingan antara beban
penetrasi suatu bahan terhadap bahan standar pada kedalaman dan kecepatan
penetrasi yang sama. Seiring berkembangnya teknologi yang sangat pesat, maka
orang-orang geoteknik mengembangkan teknologinya dengan menciptakan alat
pengilas yang digunakan untuk memadatkan tanah yang lebih modern di lapangan
sehingga pada proses pemadatan akan memperoleh hasil yang maksimal. Pada uji
pemadatan ini perlu suatu modifikasi dengan tujuan untuk lebih mewakili kondisi
dilapangan.
Pengujian CBR hamper sama dengan pengujian pemadatan, hanya saja
pada uji CBR tanah yang dipadatkan dibagi dalam 5 lapisan. Cara ini
dikembangkan oleh Clifornia State Highway Departement sebagai cara untuk
menilai tanah dasar jalan (sub grade). Dengan cara ini suatu percobaan penetrasi
dipergunakan untuk menilai kekuatan tanah dasar atau bahan lainnya yang hendak
dipakai untuk pembuatan perkerasan. Nilai CBR yang diperoleh kemudian dipakai
untuk menentukan tebalnya lapisan perkerasan yang diperlukan diatas lapisan
yang CBR-nya ditentukan.
Nilai CBR diambil pada pemadatan tanah dengan kondisi kadar air
optimum.
Dalam hal ini akan didapat 2 nilai, yaitu :
1. CBR Unsoaked Acering (tanpa pemadatan)
2. CBR Soaked / basah (dengan pemadatan 4 x 24 jam)
Daya dukung lapisan tanah dasar dibutuhkan untuk menentukan lapisan
pekerasan yang dibutuhkan sesuai rencana. Data yang diperoleh adalah data CBR
57
asli lapangan yang diuji di laboratorium untuk menunjukan kekuatan daya dukung
tanah tersebut yang dibandingkan dengan material atau bahan standar.
Pada uji pemadatan ini biasanya diperoleh energi pemadatan yang lebih
besar.sehingga hal ini mengakibatkan harga berat volume maksimal akan lebih
besar pula.Hal tersebut diatas akan mempengaruhi kadar air yang optimum.
11.3 Peralatan Dan Bahan
A. Peralatan
1. Satu set mesin uji CBR yang terdiri dari :
a. Kerangka beban (load Frame)
b. Piston standar
c. Dial
2. Silinder cetakan yang sesuai
3. Palu standar
4. Timbangan dengan ketelitian 0,01grm
5. Saringan No. 4
6. Palu karet
7. Baki yang sesuai
8. Sendok tanah
9. Stopwatch
10. Keping beban
11. Oven
12. Cawan
13. Spatula
14. Desikator
15. Kuas
16. Jolang
17. Gelas ukur
18. Jangka sorong
19. Timbangan kapasitas 28 kg
58
B. Bahan
1. Tanah
2. Air suling
11.4 Langkah Kerja
A.Persiapan contoh tanah
1. Contoh tanah yang telah diketahui nilai kadar airnya dikeringkan dijemur
diterik matahari (dioven)
2. Bongkahan-bongkohan tanah dihancurkan dengan palu karet, kemudian
disaring Dengan saringan No.4
3. Contoh tanah yang lolos saringan No. dibagi menjadi 4 bagian masing-
masing beratnya 5 kg kemudian ditambahkan kadar airnya diaduk hingga
merata.
4. Tanah yang telah diaduk merata itu disimpan selama 24 jam.
5. Contoh tanah tanah dipadatkan dalam silinder cetakan dengan
menggunakn palu standar dengan jumlah tumbukan 10 kali ,25 kali dan 56
kali setiap lapisan. Kemudian bagian atas permukaan diratakan.
B. Pengujian CBR
1. Pasang proving ringdan piston dalam rangka beban.
2. Tempatkan contoh tanah diatas mesin penetrasi.
3. Atur posisi piston hingga meyentuh permukaan tanah, kemudian stel
bacaan ring pada posisi nol satndal.
4. Beri keeping pemberat pada permukaan contoh tanah dan stel diel
pengukur penetrasi.
5. Peccobaan dilakukan sebagai berikut :
a. Siapkan stopwatch dan alat pencatat.
b. Tekan tombol run pada mesin penetrasi hingga piston berpenetrasi
dengan kecepatan penetrasi 1,27 mm/menit sambil dicatat bacaan
ring pada interval waktu 0, ¼ , ½ , 1 , 2 , 3 , 4 , 6 , 8 ,10 menit.
6. Hitung kadar airnya.
59
11.5 Data CBR
Data yang 10%
Diameter Mold Berat Mold (kg) Tinggi Mold (cm) Berat Mold+ Sampel (kg)
14.9 4.18 12.74 9.10
Waktu ( Min) Akar Waktu Atas Bawah
¼ 0.0125 10 5
½ 0.0250 15 8
1 0.0500 20 13
1 /2 0.0750 26 19
2 0.1000 32 27
3 0.1500 40 43
4 0.2000 45 64
6 0.3000 53 103
8 0.4000 59 125
10 0.5000 64 138
No Cawan Berat Cawan
(gr)
Berat Cawan
+ Sampel (gr)
Berat Cawan +
Sampel Setelah
di Oven
Nama
Bagian
118 8.8 17.2 15.6 Bawah
32 8.8 22.2 18.0 Atas
90 8.8 25.1 22.3 Tengah
60
0
10
20
30
40
50
60
70
0 0.2 0.4 0.6
ATAS
AK
AR
WA
KT
U
0
20
40
60
80
100
120
140
160
0 0.2 0.4 0.6
Bawah
Aka
r W
aktu
Grafik yang 10 %
61
Data yang 11%
Diameter Mold Berat Mold (kg) Tinggi Mold (cm) Berat Mold+ Sampel (kg)
14.9 4.18 12.74 8.70
Waktu ( Min) Akar Waktu Atas Bawah
¼ 0.0125 4 17
½ 0.0250 7 25
1 0.0500 19 40
1 /2 0.0750 34 51
2 0.1000 46 60
3 0.1500 65 74
4 0.2000 78 84
6 0.3000 98 97
8 0.4000 111 105
10 0.5000 116 111
No Cawan Berat Cawan
(gr)
Berat Cawan
+ Sampel (gr)
Berat Cawan +
Sampel Setelah
di Oven
Nama
Bagian
119 8.9 27.4 23.7 Bawah
34 9.3 25.9 23.4 Atas
125 9.6 23.8 21.4 Tengah
62
0
20
40
60
80
100
120
140
0 0.2 0.4 0.6
Atas
Aka
r W
aktu
0
20
40
60
80
100
120
0 0.2 0.4 0.6
Bawah
Aka
r W
aktu
Grafik yang 11%
63
Data yang 12%
Diameter Mold Berat Mold (kg) Tinggi Mold (cm) Berat Mold+ Sampel (kg)
14.9 4.18 12.74 8.57
Waktu ( Min) Akar Waktu Atas Bawah
¼ 0.0125 4 6
½ 0.0250 7 9
1 0.0500 11 18
1 /2 0.0750 18 23
2 0.1000 21 29
3 0.1500 32 35
4 0.2000 43 40
6 0.3000 57 48
8 0.4000 64 53
10 0.5000 70 57
No Cawan Berat Cawan
(gr)
Berat Cawan
+ Sampel (gr)
Berat Cawan +
Sampel Setelah
di Oven
Nama
Bagian
118 8.8 21.4 18.6 Bawah
32 8.8 19.6 17.3 Atas
90 8.8 21.8 18.9 Tengah
64
Grafik Data CBR yang 12%
65
BAB XIV
PENUTUP
13.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari hasil praktikum yang berlangsung sembilan hari
yaitu :
1. Untuk mengetahui struktur tanah dan kedalaman muka airtamnah di
lapangan.
2. Untuk mendapatkan keterangan mengenai tanah, jinisnya, sifat-sifat dan
keadaan tanah itu sendiri.
3. Untuk membedakan sampel tanah terganggu (DS) dan tanah tidak
terganggu (UDS)
4. Ada berbagai cara untuk menentukan daya dukung tanah salah satu
diantaranya adalah melakukan pengetesan dengan alat sendir, terhadap
dimana bangunan akan didirikan.
5. Berdasarkan kapasitas tusuknya sondir terbagi atas :
1. Sondir Ringan = kapasitas 2,5 ton (gaya tusuk max 20m, bacaan
konus qc max sampai 200kg/ cm2).
2. Sondir Sedang = kapasitas 5 ton (gaya tusuk max 40m, bacaan
konus qc max =500 kg / cm2).
3. Sondir Berat = kapasitas 10 ton (gaya tusuk max 60m, bacaan konus
qc max = 1000 kg / cm2).
13.2 Saran
1. Pada saat hendak melakukan praktikum sebaiknya terlebih dahulu
membaca job sheet.
2. Di dalam melakukan praktikum harus dengan serius, dan harus benar-
benar dalam penulisan data.
3. Apabila dalam pengujian belum pahami, maka sebaiknya pengujian
dilakukan berulang- ulang.
66
DAFTAR PUSTAKA
Supardin, S.T.,M.T. “Penuntun dan Lembar Kerja Praktikum Mekanika Tanah I”.
67