34
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Logam umumnya sudah menjadi konsumsi masyarakat. Oleh karenanya, industri-industri logam membuat produk logam sesuai sifat-sifat logam yang diinginkan oleh konsumen. Dalam penggunaannya pada bidang teknik diharuskan memilih bahan logam yang sesuai dengan keperluan aplikasi dalam hal kekuatan, kekerasan, kekuatan lelah, ketahan korosi dan sebagainya sehingga dalam pemakaiannya akan memberikan hasil yang paling optimal.Salah satu sifat yang penting dari logam adalah sifat mekanik. Sifat mekanik terdiri dari keuletan, kekerasan, kekuatan, dan ketangguhan. Sifat mekanik sangat menentukan proses pengerjaan selanjutnya, misalnya logam ulet maka mampu dibentuk. Untuk mengetahui sifat mekanik pada suatu logam harus dilakukan pengujian terhadap logam tersebut. Hasil pengujian akan mengetahui kualitas produk sesuai spesifikasi standar. Apapun tujuannya, pengujian mekanik diperlukan baik untuk pengembangan ilmu material maupun sifat rekayasa.Percobaan bahan untuk mengetahui sifa-sifat yang dimiliki itu dapat dilakukan

uji tarik

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Tensile Test

Citation preview

23

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangLogam umumnya sudah menjadi konsumsi masyarakat. Oleh karenanya, industri-industri logam membuat produk logam sesuai sifat-sifat logam yang diinginkan oleh konsumen. Dalam penggunaannya pada bidang teknik diharuskan memilih bahan logam yang sesuai dengan keperluan aplikasi dalam hal kekuatan, kekerasan, kekuatan lelah, ketahan korosi dan sebagainya sehingga dalam pemakaiannya akan memberikan hasil yang paling optimal.Salah satu sifat yang penting dari logam adalah sifat mekanik. Sifat mekanik terdiri dari keuletan, kekerasan, kekuatan, dan ketangguhan. Sifat mekanik sangat menentukan proses pengerjaan selanjutnya, misalnya logam ulet maka mampu dibentuk. Untuk mengetahui sifat mekanik pada suatu logam harus dilakukan pengujian terhadap logam tersebut. Hasil pengujian akan mengetahui kualitas produk sesuai spesifikasi standar. Apapun tujuannya, pengujian mekanik diperlukan baik untuk pengembangan ilmu material maupun sifat rekayasa.Percobaan bahan untuk mengetahui sifa-sifat yang dimiliki itu dapat dilakukan dengan beban statis, dinamis atau kedua-duanya. Percobaan dengan beban statis ialah apabila beban ditingkatkan secara teratur sedikit demi sedikit. Misalnya pada percobaan tarik, percobaan punter, percobaan bengkok dan lainnya. Percobaan dengan beban dinamis ialah apabila beban ditingkatkan secara cepat dan mendadak.

1.2 Tujuan PercobaanBatasan masalah pada percobaan ini adalah melakukan pengujian tarik pada sampel logam yang berbentok pelat dan kawat sampai sampel tersebut patah. Sehingga dari uji tarik yang telah dilakukan diperoleh besaran yield strength, tensile strength dan persentasi elongasi.

1.3 Batasan MasalahTerdapat dua batasan masalah pada percobaan ini yaitu variable bebas dan terikat, variable terikatnya adalah specimen yang digunakan dan variable bebasnyanya adalah besaran yield strength, tensile strength dan persentase elongasi.

1.4 Sistematika PenulisanPenulisan dalam laporan ini dibagi menjadi lima bab. Bab I menjelaskan mengenai latar belakang, tujuan percobaan, batasan masalah dan sistematika penulisan laporan. Bab II menjelaskan mengenai tinjauan pustaka yang berisi mengenai teori singkat yang berkaitan dengan percobaan yang dilakukan yaitu uji tarik. Bab III menjelaskan mengenai metode penelitian yang terdiri dari digram alir serta alat dan bahan yang digunakan. Bab IV menjelaskan mengenai data percobaan serta pembahasan. Bab V menjelaskan kesimpulan serta saran yang menunjang dari percobaan. Selain itu juga terdapat daftar pustaka dan lampiran yang diantaranya berisi hasil perhitungan, jawaban pertanyaan dan tugas khusus, gambar alat-alat dan bahan serta tecantum blangko percobaan.

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

2.1Pengujian Tarik StatikDeformasi bahan disebabkan oleh beban tarik statik adalah dasar dari pengujian dan studi mengenai kekuatan bahan, hal ini disebabkan beberapa alasan diantaranya mudah dilakukan, menghasilkan tegangan yang seragam (uniform) pada penampang dan kebanyakan bahan mempunyai kelemahan untuk menerima beban tegangan tarik yang uniform pada penampang, evaluasi dibagian yang aman masih mungkin. Maka dalam dunia industri kekuatan adalah paling sering ditentukan oleh penarikan statik.Uji tarik adalah suatu metode yang digunakan untuk menguji kekuatan suatu bahan atau material dengan cara memberikan beban gaya yang sesumbu dengan arah yang berbeda dengan cara ditarik lurus dan pengujiannya sangat sederhana. Kekuatan tarik (tensile strength) merupakan kekuatan logam untuk menerima beban tarik pada arah yang berbeda secara lurus [Tri Djaka, 2010]. Hasil yang didapatkan dari pengujian tarik sangat penting untuk rekayasa teknik dan desain produk karena mengahasilkan data kekuatan material. Pengujian uji tarik digunakan untuk mengukur ketahanan suatu material terhadap gaya statis yang diberikan secara lambat.

2.1 Sifat Logam yang Dikenai Tegangan Sebagian besar material dalam penggunaannya mendapat pembebanan, sehingga perlu diketahui karakteristik material apabila mendapat pembebanan.Perilaku mekanik material menunjukkan hubungan antara respons material atau deformasi terhadap pembebanan yang menunjukkan apabila beban yang diberikan kepada batang uji.Pada uji tarik, kedua ujung benda uji dijepit, salah satu ujung dihubungkan dengan perangkat pengukur beban dari mesin uji dan ujung lainnya dihubungkan ke perangkat peregang.Extensometer adalah alat untuk mengukur tegangan.Spesimen diberikan beban tarik dengan alat mesin uji tarik.Dan pada gambar 1 menunjukkan sebuah spesimen diuji tarik dengan menggunakan mesin uji tarik. Akibat benda uji dilakukan pembebanan, benda uji akan mengalami deformasi. Mulai deformasi plastis hingga material mengalami tegangan maksimum (ultimate tensile strength), terjadi work hardening.Work hardening yaitu suatu metode penguatan dengan cara meningkatkan tegangan yang dibutuhkan agar deformasi plastis tetap berjalan terus. Jika tegangannya (stress) tidak ditambah, maka deformasi plastis tidak akan berjalan terus atau berlanjut. Adapun sifat-sifat material yang dapat diketahui melalui kurva uji tarik adalah [Ali Alhamidi, 2010]: 1. Elastisitas, adalah sifat logam yang mengalami deformasi sementara bila tegangan diberikan dan dihilangkan maka akan kembai ke bentuk dan ukuran semula, seperti dalam pernyataan yang telah dibahas sebelumnya, 2. Kekakuan, adalah sifat logam yang tidak mengalami deformasi meskipun material atau benda uji tersebut telah diberi tegangan, 3. Plastisitas, adalah sifat logam yang mengalami deformasi permanen atau jika benda uji tersebut diberi gaya atau beban, benda uji akan mngalami deformasi, dan jika gaya itu dihilangkan, maka benda uji tidak akan kembali ke bentuk dan ukuran semula. 4. Kekuatan tarik, adalah didefinisikan sebagai kemampuan bahan untuk menahan beban tarik sampai batas maksimum. 5. Yield strength, adalah merupakan sifat bahan yang penting bagi design engineering, karena sifat ini mengilustrasikan awal terjadinya deformasi plastis atau dikatakan perubahan dari elastis ke elastis plastis.Ketangguhan, adalah kemampuan suatu logam tidak mengalami pecah dan kemampuan untuk tidak mengalami kegagalan setelah terjadi kerusakan. Logam yang tangguh dapat bertahan pada tegangan baik yang terjadi secara perlahan-lahan maupun tiba-tiba dan akan terdeformasi sebelum gagal (failure). Didalam kurva uji tarik, ketangguhan merupakan luas area dibawah kurva uji tarik tegangan regangan.Deformasi tak berubah pada pembebanan.Daerah tegangan yang tidak meninggalkan deformasi apabila beban dihilangkan disebut daerah elastik.Hubungan antara tegangan dan regangan pada beban tarik ditentukan sebagai berikut................................................ ( 1 )Dimana: : Tegangan (N/m2 atau MPa)F: Gaya atau beban yang diberikan pada benda uji (kg)Ao: Luas penampang (m2)Dan untuk regangan adalah sebagai berikut:

............................................... ( 2 )Dimana :: Regangan l: panjang benda uji akhir (m)lo: panjang benda uji awal (m)

Deformasi di daerah elastik menunjukkan sifat proporsional atau sebanding lurus dengan tegangan.Hubungan ini disebut modulus elastik, dan dalam hal deformasi tarik disebut modulus elastik memanjang atau modulusyoung yang dinyatakan dalam E [Tata Surdia, 1984]. Satuannya sama dengan tegangan.

...................................................... ( 3 )

Elastik merupakan salah satu sifat mekaniknya bias dikatakan ulet. Keuletan (ductility) adalah kemampuan logam untuk dapat diregangkan atau didrawing secara permanen tanpa terjadi kesobekan atau pecah.Keuletan (ductility) dapat dinyatakan sebagai elongasi (elongation) dan reduksi area (reduction in area).Adapun persamaan % elongation dan % reduction in area dapat dilihat pada persamaan 4.

.................................. (4 )

Kekuatan tarik atau kekuatan tarik maksimum (Ultimate TensileStrength) (UTS) adalah beban maksimum dibagi luas penampang lintang awal benda uji.Untuk logam-logam yang liat kekuatan tariknya harus dikaitkan dengan beban maksimum dimana logam dapat menahan sesumbu untuk keadaan yang sangat terbatas. Salah satu kekuatan yang biasanya diketahui dari suatu hasil pengujian tarik adalah kuat luluh (Yield Strength). Kekuatan luluhadalah tegangan yang dibutuhkan untuk menghasilkan sejumlah kecil deformasi plastis yang ditetapkan. Kekuatan luluh ( yield strength) merupakan titik yang menunjukan perubahan dari deformasi elastis ke deformasi plastis. Tegangan di mana deformasi plastis atau batas luluh mulai teramati tergantung pada kepekaan pengukuran regangan. Sebagian besar bahan mengalami perubahan sifat dari elastik menjadi plastis yang berlangsung sedikit demi sedikit, dan titik di mana deformasi plastis mulai terjadi dan sukar ditentukan secara teliti.

BAB IIIMETODOLOGI PERCOBAAN

3.1 Diagram Alir PercobaanPadaperecobaan uji tarik yang dilakukan terdapat prosedur percobaan yang dilakukan dimana dideskripsikan dalam bentuk flowchart process dibawah ini :

Benda uji 1 buah Pelatdan Kawat

Mengukur panjang awal Po dan luas penampang awal irisan benda uji

Memasang benda uji pada gripatas bawah mesin uji tarik

Memberikan pembebanan secara kontinyu sampai sampel break

Mencatat nilai Fy, Fm, dan Fr yang tertera pada display alat

Melepaskan benda uji, mengamati patahan, dan mengukur regangan

Data

LiteraturPembahasan

Kesimpulan

Gambar 3.1 Diagram Alir Percobaan Uji Tarik

3.2 Alat dan Bahan3.2.1 Alat1. Mesin uji tarik2. Jangka sorong3. Mikrometer sekrup4. Penggaris5. Video recorder6. Spidol3.2.2 Bahan1. Spesimen plat2. Spesimen kawat

3.3 Prosedur Percobaan1. Benda uji dipersiapkan sesuai dengan standar. 2. Benda uji diukur panjang awal (P0) atau gauge length dan luas penampang irisan benda uji.3. Benda uji ditempatkan pada pegangan (grip) atas dan bawah mesin uji tarik lalu melakukan pembebanan pada spesimen hingga putus (break)4. Mesin uji tarik dinyalakan, diatur dan dilakukan pembebanan tarik sampai benda uji putus dan mencatat nilai Fy, Fm, dan Fr yang tertera pada display alat.5. Mengukur regangan yang terjadi.

BAB IVHASIL DAN PEMBAHASAN

4.1Hasil PercobaanBerdasarkan hasil percobaan dan perhitungan yang telah dilakukan, maka didapatkan data hasil percobaan sebagai berikut.

Tabel 4.1 Data Hasil PercobaanBenda Ujit/dLP0PA0FyFmFrYSTSFS%El

Pelat0.225100130.99522722493.5846.2454.4498.7169.2430.1

2271454.2

12.0826.7030.992.425.346.2

12.052.41

Kawat2.1200247.303.46177118231100511.85526.88350.3223.68

1770511.56

23.3942.9247.366.7612.4013.69

23.226.71

Keterangan :t/d: Tebal/diameter sampelYS : Yield strengthL : Lebar sampel uji TS :Tensile strengthPo : Panjang awal sampel uji% El : % elongationP : Panjang akhir uji Fy: Beban Luluh Fm : gaya maksimumFS : Fracture StrengthFr : gaya pada saat fracture4.2PembahasanPengujian tarik bertujuan untuk mengetahui sifat-sifat mekanik dan perubahan-perubahannya dari suatu logam terhadap pembebanan tarik. Pengujian ini umumnya diperuntukan bagi pengujian beban-beban statik. Beban tarik tersebut dimulai dari nol dan berhenti pada beban atau tegangan patah tarik (Ultimate Strength) dari logam yang bersangkutan. Beban uji yang telah dinormalisasikan ukurannya dipasang pada mesin tarik, kemudian diberi beban (gaya tarik) secara perlahan-lahan dari nol hingga maksimum. Setiap kali dibuat catatan mengenai perubahan (pertambahan) panjang dan gaya yang diberikan.Hasil catatan tersebut digambarkan dalam sebuah diagram tegangan-regangan, yang dirumuskan dengan tegangan sama dengan besarnya Beban dibagi dengan luas penampang. Dan regangan sama dengan Pertambahan panjang dibagi dengan panjang mula-mula.Percobaan ini menggunakan dua sampel berupa plat dan kawat logam. Sampel ditempatkan pada alat uji tarik lalu di tarik hingga putus, lalu dapat diketahui nilai tegangannya. Nilai tegangan tergantung salah satunya pada luas penampang sampel tersebut. Alat eksperimen untuk uji tarik ini harus memiliki cengkeraman(grip) yang kuat dan kekakuan yang tinggi(highly stiff).Sifat material yang didapatkan dari uji tarik antara lainkekuatan, ketangguhan, keuletan, kekuatan luluh dan modulus elastisitas. Pada pengujian tarik ini digunakan dua specimen yaitu kawat dan pelat dengan diameter kawat dan tebal pelat yaitu 2.1 mm dan 0.2 mm, Panjang awal kawat dan pelat adalah 200 mm dan 100 mm. Setelah dilakukan uji tarik didapatkan panjang akhir untuk kawat dan pelat adalah 247.30 mm dan 130.99 mm. Selain panjang akhir dari specimen didapat pula data yield strength, tensile strength dan fracture strength yang diperlihtakan dalam gambar 4.1 :

Gambar 4.1 Grafik Uji Tarik Kawat dan pelat

Dari gambar 4.1 terlihat bahwa kawat memiliki tensile strength, yield strength dan fracture strength yang lebih tinggi dibandingkan dengan pelat. Dimana yield strength dari kawat upper dan lower berturut-turut 511.85 dan 511.56 N/mm2 sedangkan pelat yield strength upper dan lowernya hanya mencapai 454.4 dan 454.2 N/mm2. Untuk tensile strength dari kawat mencapai 526.88 N/mm2 sedangkan pelat hanya mencapai 498.7 N/mm2 artinya kawat memiliki tensile strength yang lebih tinggi dibandingkan dengan pelat. Fracture strength dari kawat lebih tinggi dibandingkan dengan fracture strength dari pelat yaitu 350.32 N/mm2 sedangkan pelat hanya mencapai 169.24 N/mm2. Tetapi Pelat memiliki elongasi yang lebih tinggi dibandingakan dengan kawat dengan nilai elongasi pelat sebesar 30.1% sedangkan kawat hanya mencapai 23.68%.Dari data hasil pengujian yang diperoleh, antara bahan yang berbentuk kawat dan yang berbentuk pelat memiliki kekuatan yang berbeda. Pada kawat baik itu yield strength, tensile strength ataupun fracture strength mempunyai kekuatan yang lebih besar dari pada pelat. Tetapi keuletan dari pelat lebih tinggi dibandingkan dengan kawat. Hal ini dikarenakan dimensi standar yang digunakan berbeda. Selain itu, perlakuan awal yang didapatkan pada kedua bahan tersebut berbeda. Pada kawat merupakan hasil dari proses ektrusi (penarikan), yang menyebabkan sifatnya menjadi lebih keras. Pada bahan pelat merupakan hasil dari proses pengerolan, yang mempunyai sifat lebih ulet dari kawat. Pada kurva uji tarik dapat juga didapatkan ketangguhan dari suatu logam atau specimen dimana Ketangguhan merupakan kemampuan suatu logam dalam menyerap energi yang diberikan. Ketangguhan ini merupakan integral dari tegangan dan regangan sehingga untuk mendapatkan ketangguhan dapat dihitung dari luas area di bawah grafiknya. Dapat terlihat pada gambar 4.1 bahwa specimen berbentuk kawat memiliki ketangguhan lebih tinggi dibandingkan dengan pelat, Karen adaerah di bawah grafik pelat ini lebih luas dibandingkan dengan daerah dibawah grafik pada kawat.

BAB VKESIMPULAN DAN SARAN

5.1KesimpulanBerdasarkan hasil percobaan yang telah dilakukan,maka didapatkan kesimpulan :1. Benda uji yang berbentuk pelat lebih ulet dan memiliki mampu bentuk yang lebih baik daripada yang batang silinder (kawat) dengan persentase elongasi 30.1 % berbanding 23.68%.2. Nilai titik luluh (yield strength) terbesar terletak pada spesimen berbentuk kawat yaitu 511.85 N/mm2 sedangkan nilai tensile strength terbesar terletak pada spesimen kawat 526.88 N/mm2.

5.2SaranAdapun saran dari praktikum kali ini adalah bahwa untuk mendapatkan hasil yang lebih baik maka praktikan harus lebih memperhatikan display pada alat uji tarik tersebut agar tidak terjadi kesalahan dalam menganalisa data dan panjang serta panjang akhir pada proses pengukuran.

DAFTAR PUSTAKA

Alhamidi, Ali. 2007. Diktat Teknik Pembuatan Logam.Cilegon : FT.UNTIRTADieter, E. George, 1993, Metalurgi Mekanik, Jakarta: PT. Gelora Aksara Pratama.Djaka, Tri. 2009. Catatan Kuliah Pengujian Logam dan Metalografi. Cilegon: FT. UNTIRTASmallman, R.E. 2000. Metalurgi Fisik Modern dan Rekayasa MaterialEdisi Keenam Terjemahan. Jakarta : ErlanggaSurdia, Tata. 1984. Pengetahuan Bahan Teknik. Bandung : PT. Pradnya ParamitaTim Laboratorium Metalurgi. 2015. Modul praktikum laboratorium metalurgi II Fakultas Teknik, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa : CilegonBanten.

LAMPIRAN ACONTOH PERHITUNGAN

1. Sampel pelatLuas awal: Ao = t/d x L = 0.2 mm x 25 mm = 5 mm2Yield Strength: YS = Fy/Ao = 2272N/5 mm2 = 454.4 N/mm2Tensile Strength: TS = Fm/Ao = 2493.5 N/ 5 mm2 = 498.7 N/mm2Elongation: % EL = {(L1 L0) : L0} x 100 % = {(L) : L0} x 100 %= 30.1 %

2. Sampel kawat, t/d = 2.1 mmLuas awal: = 3.46 mm2Yield Strength: YS= Fy/Ao = 1771N/3.46 mm2 = 511.85 N/mm2Tensile Strength: TS = Fm/Ao = 1823N/3.46 mm2= 526.88 N/mm2Elongation: % EL = {(L1 L0) : L0} x 100 % = {(L) : L0} x 100 %= 23.68 %

LAMPIRAN BJAWABAN PERTANYAAN DAN TUGAS KHUSUS

B.1 Jawaban Pertanyaan1. Gambarkan secara lengkap ukuran spesimen uji tarik sesuai dengan standar ASTM dan standar JIS dan jelaskan perbedaannya!Jawab :

75 mm

: 40 mm

50 mm50 mm

225 mm

Gambar B.1 Spesimen Uji Tarik Standar ASTM

2. Gambarkan secara lengkap serta jelaskan kurva uji tarik untuk material ulet, getas dan tangguh! Jawab :

Gambar B.2 KurvaTeganganReganganBeberapa Material

Material getas adalah suatu sifat bahan yang mempunyai sifat berlawanan dengan keuletan. Kerapuhan ini merupakan suatu sifat pecah dari suatu material dengan sedikit pergeseran permanent. Material yang rapuh ini juga menjadi sasaran pada bebanregang, tanpa memberiken regangan yang terlalu besar. Dimana material jenis ini memiliki tegangan tinggi namun regangan yang sangat rendah.Material ulet adalah suatu sifat material yang digambarkan seprti kabel dengan aplikasi kekuatan tarik. Material ductile ini harus kuat dan lentur. Keuletan biasanya diuku dengan suatu periode tertentu, persentase keregangan. Dimana memiliki tegangan yang rendah serta regangan yang besar/tinggi.Material tangguh merupakan kemampuan material untuk menyerap sejumlah energy tanpamengakibatkan terjadinya kerusakan. Dimana berdasarkan grafik tegangan regangan dia memiliki perbandingan antara tegangan dan regangan yang sesuai atau memiliki luas penampang daerah dibawah kurva yang paling luas.

3. Sebutkan dan jelaskan kriteria batas luluh pada pengujian tarik dan jelaskan apa yang dimaksud dengan kekuatan luluh! Jawab :Kriteria luluh merupakan peristiwa penyusunan kembali atom-atom atau molekul secara permanent.Penyusunan kembali atom-atom ditandai dengan adanya tegangan luluh (yield) yaitu tegangan dimana logam mulai terdeformasi plastisatas luluh adalah titik yang menunjukkan perubahan dari deformasi elastis ke deformasi plastis. Tegangan dimana deformasi atau batas luluh mulai teramati tergantung pada kepekaan pengukuran regangan. Telah digunakan berbagai kriteria permulaan batas luluh tergantung pada ketelitian pengukuran tegangan dan data-data yang digunakan.a. Batas elastik sejati berdasarkan pada pengukuran regangan mikro pada skala regangan 2 X 10-6 inci/inci. Batas elastik nilainya sangat rendah dan dikaitkan dengan gerakan beberapa ratus dislokasi.b. Batas proporsional adalah tegangan tertinggi untuk daerah hubungan proporsional antara tegangan-regangan. Harga ini diperoleh dengan cara mengamati penyimpangan dari bagian garis lurus kurva tegangan-regangan.c. Batas elastik adalah tegangan terbesar yang masih dapat ditahan oleh bahan tanpa terjadi regangan sisa permanen yang terukur pada saat beban telah ditiadakan. Dengan bertambahnya ketelitian pengukuran regangan, nilai batas elastiknya menurun hingga suatu batas yang sama dengan batas elastik sejati yang diperoleh dengan cara pengukuran regangan mikro. Dengan ketelitian regangan yang sering digunakan pada kuliah rekayasa (10-4 inci/inci), batas elastik lebih besar daripada batas proporsional. Penentuan batas elastik memerlukan prosedur pengujian yang diberi beban-tak diberi beban (loading-unloading) yang membosankan.d. Kekuatan luluh adalah tegangan yang dibutuhkan untuk menghasilkan sejumlah kecil deformasi plastis yang ditetapkan. Definisi yang sering digunakan untuk sifat ini adalah kekuatan luluh ofset ditentukan oleh tegangan yang berkaitan dengan perpotongan antara kurva tegangan-regangan dengan garis yang sejajar dengan elastis ofset kurva oleh regangan tertentu. Di Amerika Serikat ofset biasanya ditentukan sebagai regangan 0,2 atau 0,1 persen (e = 0,002 atau 0,001).4. Sebutkan dan jelaskan tujuan dilakukan uji tarik!Jawab :Data yang didapat adalah:a. Keuletan (ductility)Merupakan sifat mekanik bahan yang menunjukkan derajat deformasi plastis yang terjadi sebelum suatubahan putus atau gagal pada ujitarik. Biasanya sifat material yang digambarkan seperti kabel dengan aplikasi kekuatan tarik. Material ductile ini harus kuat dan lentur. Keuletan biasanya diukur dengan suatu periode tertentu, persentase keregangan. Sifat ini biasanya digunakan dalam bidang perteknikan, dan bahan yang memiliki sifat ini antara lain besi lunak, tembaga, aluminium, nikel, dll.b. Derajat kelentingan (resilience)Derajat kelentingan didefinisikan sebagai kapasitas suatu bahan menyerap energy dalam fase perubahan elastis. Sering disebut dengan Modulus Kelentingan (Modulus of Resilience), dengan satuan strain energy per unit volume (Joule/m3atauPa). c. Derajat ketangguhan (toughness)Kapasitas suatubahan menyerap energy dalam faseplastis sampai bahan tersebutputus. Sering disebut dengan Modulus Ketangguhan (modulus of toughness). d. Pengerasan regang(strain hardening)Sifat kebanyakan logam yang ditandai dengan naiknya nilai tegangan berbanding regangan setelah memasuki fase plastis.e. Tegangan sejati, regangansejati (true stress, true strain)Dalam beberapa kasus definisi tegangan danregangan seperti yang telahdibahas di atas tidak dapatdipakai. Untuk itu dipakai definisi tegangan dan regangan sejati, yaitu tegangan dan regangan berdasarkan luas penampang bahan secar real time.

5. Apakah yang di maksud dengan tegangan offset?Jawab :Tegangan offset merupakan suatu tegangan yang biasanya digunakan untuk menentukan daerah kekuatan batas luluh suatu material dari hasil pengujian tarik. Cara menentukan tegangan offsetyaitudengan cara menarik garis sejajar dengan daerah elastis pada kurva hasil uji tarik, dimana garik tersebut merupakan 2 % daerah elastisnya.teganganoffset digunakan bila dalam grafik hasil uji tarik tidak dicantumkan daerah luluhnya.B.2 Tugas Khusus1. Jelaskan perbedaan kurva uji tarik engineering dan kurva uji tarik true! Serta gambarkan!Jawab : Kurva tegangan regangan teknik tidak memberikan indikasi karekteristik deformasi yang sesungguhnya, karena kurva tersebut semuanya berdasarkan pada dimensi awal benda uji, sedangkan selama pengujian terjadi perubahan dimensi. Pada tarik untuk logam liat, akan terjadi penyempitan setempat pada saat beban mencapai harga maksimum. Karena pada tahap ini luas penampang lintang benda uji turun secara cepat, maka beban yang dibutuhkan untuk melanjutkan deformasi akan segera mengecil. Kurva tegangan regangan teknik juga menurun setelah melewati beban maksimum. Keadaan sebenarnya menunjukkan, logam masih mengalami pengerasan regangan sampai patah sehingga tegangan yang dibutuhkan untuk melanjutkan deformasi juga bertambah besar. Tegangan yang sesungguhnya (s) adalah beban pada saat manapun dibagi dengan luas penampang lintang benda uji, Ao dimana beban itu bekerja.

Gambar B.3 Perbandingan antara kurva tegangan regangan teknikDengan kurva tegangan regangan sesungguhnya

LAMPIRAN CGAMBAR ALAT DAN BAHAN

Gambar C.1 Mesin uji tarikGambar C.2. Alat-alat ukur

Gambar C.3 Bahan uji tarik

LAMPIRAN DBLANKO PERCOBAA