35
Unit Belajar 1 : Tumbuh kembang Judul : “Gigiku kok tidak sama dengan yang lain.” Skenario Seorang ibu datang bersama putranya bernama satria ( 13 thn ) ke tempat praktek dokter gigi untuk memeriksakan kondisi gigi belakang kiri anaknya yang goyang sejak 1 minggu yang lalu. Hal ini menyebabkan Satria tidak nyaman dan terasa sakit bila makan. Selain itu ibunya juga ingin mengkonsultasikan kondisi gigi depan anaknya yang tampak kuning kecoklatan sejak gigi tersebut tumbuh, gigi tersebut mudah ngilu dan rapuh.. dari alloanamnesis diketahui Satria pernah menderita diphteri ketika berumur 3 tahun dan tidak terlalu suka makan buah- buahan dan sayuran sejak kecil. Pemeriksaan intra oral : Gigi 74 goyang derajat 3 Gigi yang sudah erupsi 12, 11, 21, 22, 32, 31, 42, 41 berwarna kekuning-kuningan atau kecoklatan dengan permukaan enamel yang kasar ( terdapat groove, pit, dan fissure yang kecil pada permukaan enamel ). STEP 1 1. Alloanamnesis : menanyakan info mengenai pasien pada keluarga atau pendamping pasien Salah satu jenis ananmnesis yang mendapaat informasi dari orang lain. 1. Erupsi :

Unit Belajar 1.docx

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Unit Belajar 1.docx

Unit Belajar 1 : Tumbuh kembang

Judul : “Gigiku kok tidak sama dengan yang lain.”

Skenario

Seorang ibu datang bersama putranya bernama satria ( 13 thn ) ke

tempat praktek dokter gigi untuk memeriksakan kondisi gigi belakang kiri

anaknya yang goyang sejak 1 minggu yang lalu. Hal ini menyebabkan

Satria tidak nyaman dan terasa sakit bila makan. Selain itu ibunya juga

ingin mengkonsultasikan kondisi gigi depan anaknya yang tampak kuning

kecoklatan sejak gigi tersebut tumbuh, gigi tersebut mudah ngilu dan

rapuh.. dari alloanamnesis diketahui Satria pernah menderita diphteri

ketika berumur 3 tahun dan tidak terlalu suka makan buah-buahan dan

sayuran sejak kecil.

Pemeriksaan intra oral :

Gigi 74 goyang derajat 3

Gigi yang sudah erupsi 12, 11, 21, 22, 32, 31, 42, 41 berwarna kekuning-

kuningan atau kecoklatan dengan permukaan enamel yang kasar

( terdapat groove, pit, dan fissure yang kecil pada permukaan enamel ).

STEP 1

1. Alloanamnesis : menanyakan info mengenai pasien pada keluarga atau pendamping pasien

Salah satu jenis ananmnesis yang mendapaat informasi dari orang lain.

1. Erupsi :

Gigi yang sedang tumbuh

Proses yg berkesinambungan dimulai dr awal pembentukan benih melalui beberapa tahap sampai benih gigi muncul.

Proses munculnya mahkota sampai akar mulai dr gingiva

1. Goyang derajat 3:

Gigi dengan tingkat kegoyangan sampai 3 mm hamper derajat 4 atau hamper lepas

Page 2: Unit Belajar 1.docx

Gigi yang tingkat kegoyangannya lebih dari 1mm

 

STEP2

Erupsi gigi

1. Kenapa gigi 21 belum erupsi?2. Apa hubungan gigi goyang 52 62 dgn gigi yg belum erupsi3. Mengapa 5262 mengalami goyang derajat 34. bagaimana hubungan tdk suka makan buah dan sayur dgn keterlambatan erupsi5. 61 patah dan tertekan ke gusi.mengapa bisa seperti itu?6. Kenapa akar gigi 21 bengkok kea rah palatal7. Apakah ada hubungan trauma dengan keterlambatan erupsi?8.  Gejala dan tanda erupsi gigi ?9. Kapan seharusnya muncul erupsi gigi yang permanen dan decidui  awal muncul dan

urutannya?10. Apa penyebab gigi belum erupsi gigi selai di scenario?11. Apa saja kelainan dari erupsi gigi decidui dan permanen?12. Apa tindakan drg bila erupsinya tdk normal?

 

 

 

 

STEP 3

1. Kenapa gigi 21 belum erupsi?

Tempat untuk erupsi 21 ditempati gigi 61 yang bengkok ke palatal

factor nutrisi ( tdk suka makan buah dan sayur)

Pada usia 4thn Benih gigi 21 tertekan oleh trauma gigi 61

 

1. Apa hubungan gigi goyang 52 62 dgn gigi 21 yg belum erupsi

Tidak berhubungan ,gigi 52 62 goyang karena factor intrinsic dan factor ekstrinsiknya dr nutrisi

 

1. Mengapa gigi 5262 mengalami goyang derajat 3

Page 3: Unit Belajar 1.docx

Karena terdesak oleh akar gigi permanen yg erupsi sehingga terjadi pengurangan panjang akar gigi (resorbsi fisiologis)à osteoklas yg mengeluarkan ca serum dlm darah sehingga menghambat sekresi paratiroid.

 

1. bagaimana hubungan tdk suka makan buah dan sayur dgn keterlambatan erupsi

factor yg mempengaruhi erupsi

tomat,wortel  banyak mengandung vit A ( bila kekurangan vit A menghmbt sel2 pertumbuhan gigi)

 

1. Mahkota 61 patah dan tertekan ke gusi.mengapa bisa seperti itu?

Karena tekanan yang kuat mengenai gigi 61 sehingga mahkota patah dan akar terdorong masuk kedalam gusi

 

1. Kenapa akar gigi 21 bengkok kearah palatal

Karena tekanan trauma gigi 61 tersebut sehingga akar gigi  21 bengkok ke palatal

 

1. bagaimana hubungan trauma dengan keterlambatan erupsi?

ada

 

1.  Gejala dan tanda erupsi gigi ?

Decidui

Hipersalivasi Demam kurang dr 3hari. Mengapa ? faisal Nyeri Gusi memerah Susah makan Susah tidur Rewel Suka memasukkan jari ke mulut Gingi va gatal Rasa haus meningkat Gusi sedikit menggembung

PERMANEN

Page 4: Unit Belajar 1.docx

Gigi decidui goyang Terjadi lebih dr 6thn Mengalami bengkak pd pertumbuhan gigi m3 Gejala sama dengan decidui tapi tidak parah

 

1. Kapan seharusnya muncul erupsi gigi yang permanen dan decidui  awal muncul dan urutannya?

DECIDUI

RA

I1 usia 7bln

I2 9bln

M1 14 bln

C 18 bln

M2 24 bln

 

RB

I1 6bln

I2 7bln

M1 12 bln

C 16 bln

M2 20 bln

 

Urutan erupsi gigi decidui dimulai dari 6 bln sampai 2 tahun I1B,i2B,i1A,i2A,m1B,m1A,cB,cA,m2B,m2A

 

PERMANEN

RA

I1            6-7thn

Page 5: Unit Belajar 1.docx

I2            7-8 thn

C             10 12 thn

M            1 6-7 thn

P1           10-11 thn

P2           10-12

M2         12-13

M3         17-21 thn

 

RB

urutannya?

 

1. Apa penyebab gigi belum erupsi gigi selai di scenario?

Gizi -> membutuhkan 100 mg (decidui) 400 mg (permanen) o Apa saja nutrisinya?

Kekuranagn asupa ca, fospor, vitamin A,vitamin C Factor penyakit Factor konginental ( RAS,kelamin,Genetik,hormone) Factor lingkungan (social,ekonomi)

 

1. Apa saja kelainan dari erupsi gigi decidui dan permanen?

Neonatalteeth à erupsi dini 30hari setelah kelahiran

Natalteeth à gigi sudah ada waktu lahir, sebagian besar pada Incisivus RB, factor yg menyebabkan?

Makrodensia à bentuk gigi yg terlalu besar dr ukuran

Mikrodensia à bentuk gigi yang terlalu kecil dr ukuran

 

Permanen

Anodonsia à tdk dijumpai gigi pd seluruh rahang

Page 6: Unit Belajar 1.docx

Hipodonsia  à tidak ada satu atau beberapa gigi saja biasanya pd i2 RA

Geamination à bersatunya 2 gigi dgn 2 sal akar

Fusion à bersatunya 2 gigi dgn 1 saluran akar

 

1. Apa tindakan drg bila erupsinya tdk normal?

Sisa gigi 61 di ekstraksi sehingga terdapat ruang tumbuh utuk gigi 21

 

1. Persistensi adalah?2. Akar yang tertekan masuk dlm gusi disebut?

Bab I

Pendahuluan

Sebelumnya kita telah mempelajari di blok 6 yaitu mengenai “ dental , head and neck “ . dan pada laporan ini diblok 12 lbm 1 kita akan kembali membahas tentang jumlah gigi manusia pada anak dan dewasa dan kapan erupsi gigi tersebut , pembentukan nya hingga gigi muncul dalam rongga mulut .dan disini lebih akan membahas bagaimana proses tumbuhnya gigi pada anak hingga gigi tersebut tanggal

Pertama mengenai erupsi , definisi erupsi adalah Proses perubahan posisi gigi yang di awali dengan pertumbuhan di dalam tulang rahang melalui beberapa tahap tertentu secara berturut turut sehingga mencapai posisi fungsional dalam rongga mulut , Proses munculnya gigi menembus gingiva dan atau dapat di katakana Pergerakan gigi ke dalam rongga mulut yang benihnya tedapat di dalam tulang rahang , proses ini akan terjadi terus menerus sampai  gigi mencapai oklusi fungsional .

Dan karena di blok 12 ini kita mempelajari “ child disease and disorder “ jadi kita setidaknya akan menemukan pasien anak bersama orang tuanya , disini kita mengetahui alloanamesis , yaitu Informasi yang di dapatkan dari orang terdekat yang mendampingi pasien ( pada pasien anak – anak yang belum dapat menceritakan , orang tua berperan sebagai alloanamnesis , yang bertujuan untuk mendapatkan riwayat penyakit terdahulu si pasien .

 

Kita mengetahui pada anak kecil giginya akan mengalami pergantian gigi , pergantian gigi ini sebelumnya di dahului adanya goyang pada gigi , goyang gigi ini terbagi menjadi 4 macam yaitu goyang derajat 1 , 2 , 3 , & 4 . yang pengertiannya akan di bahas pada laporan ini di pembahasan .

Adapun skenarionya adalah sebagai berikut :

Judul : “gigiku kok belum tumbuh.”

Page 7: Unit Belajar 1.docx

Seorang ibu datang bersama putranya bernama Iwan (8,5 tahun) ke tempat praktek dokter gigi untuk memeriksakan kondisi gigi anaknya yang goyang pada gigi depan samping atas dan ingin mengkonsultasikan tentang keadaan gigi anaknya karena dirasa gigi depan tengah kiri atas belum tumbuh. Dari alloanamnesis diketahui Iwan tidak terlalu suka makan buah-buahan dan sayuran dan mempunyai riwayat pernah jatuh waktu bermain ketika umur 4 tahun dengan kondisi gigi 61 patah dan giginya tertekan masuk lebih ke dalam gusinya.

Pemeriksaan intra oral : gigi 52 dan 62 goyang derajat 3. Gigi 11 sudah erupsi dan gigi 21 belum erupsi.

Pemeriksaan Ro : didapatkan akar gigi 21 bengkok ke arah palatal.

Rumusan Masalah

Erupsi gigi & Kelainan erupsi gigi

1. Apakah definisi erupsi gigi?2. Apa saja tanda-tanda erupsi gigi?3. Apa saja faktor yang  mempengaruhi erupsi gigi?4. Apaakah macam kelainan erupsi?5. Apa saja faktor yang mempengaruhi kecepatan erupsi?6. Bagaimana urutan erupsi gigi permanen?7. Apa saja faktor penghambat erupsi?8. Ada berapa macam derajat kegoyahan gigi?

 

   Tujuan

Tujuan laporan ini dari hasil suatu diskusi dari kelompok adalah diharapkan dengan adanya laporan ini diharapkan agar dapat memberikan pengetahuan dan informasi tentang pertumbuhan dan perkembangan gigi anak , bagaimana proses pergantian gigi sulung ke gigi permanen , dan faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi perkembangan gigi anak tersebut . Sehingga laporan ini dapat berguna untuk kepentingan bersama dalam mencapai kesehatan gigi dan mulut yang lebih baik.

 

 

 

 

Bab II

Pembahasan

Page 8: Unit Belajar 1.docx

Pertama, kita bahas mengenai definisi erupsi gigi. Erupsi gigi adalah proses perkembangan gigi dari benih sampai menembus tulang alveolar sampai oklusi dengan gigi antagonisnya. Erupsi gigi ditandai dengan ciri-ciri sebagai berikut :

-          Gejala lokal : Gingiva terlihat merah, sedikit menggembung, bila diraba terasa puncak gigi

-          Disertai rasa nyeri

-          Gejala sistemik : Produksi saliva berlebih, demam, Disertai rasa nyeri dan infeksi. Bagaimana pengaruhnya dg erupsi? Karena adanya erithema pada pipi ruam.

-          Gejala psikologis : rewel dan nafsu makan menurun sehingga dehidrasi.

 

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi erupsi gigi, diantaranya factor eksternal, internal, factor lokal dan factor penyakit. Faktor eksternal meliputi makanan & minuman, nutrisi (berpengaruh sebanyak 1%), social ekonomi (berpengaruh sebanyak 20%). Faktor internal meliputi  :

-          Jenis kelamin (perempuan lebih cepat daripada laki laki karena faktor penurunan eksogen, berkisar 1-6 bln). Disebabkan oleh faktor hormon yaitu estrogen yang memainkan peranan dalam pertumbuhan dan perkembangan sewaktu anak perempuan mencapai pubertas.

-          Hormon (45%) : tiroid dan growth hormone. Paratiroid (pembentukan kalsium)

-          RAS. Waktu erupsi gigi orang Eropa dan campuran Amerika dengan Eropa lebih lambat daripada waktu erupsi orang Amerika berkulit hitam dan Amerika Indian. Orang Amerika, Swiss, Perancis, Inggris, dan Swedia termasuk dalam ras yang sama yaitu kaukasoid dan tidak menunjukkan perbedaan waktu erupsi yang terlalu besar.

-          Penyakit sistemik : Hipotiroidism (hormone pituitary), down syndrom (biasanya erupsi terlambat dan microdontia)

-          Genetik mempengaruhi erupsi gigi (78%)

Faktor lokal merupakan jarak gigi ke tempat erupsi, trauma benih gigi, gigi sulung yang tanggal sebelum waktunya, mukosa gingival yang menebal, dan kekurangan tempat erupsi.

Faktor penyakit diantaranya adalah down syndrom, karena konsumsi obat penitoin dan cyclosporin sehingga menyebabkan gingival hyperplasia sehingga erupsi terhambat.

Faktor yang mempercepat erupsi gigi diantaranya adalah Nutrisi, vaskularisasi (penyerapan metabolisme nutrisi) ada hubungannya dengan tahap prafungsional. Pergerakan gigi ke arah oklusal pada tahap prafungsional berhubungan dengan pertumbuhan jaringan ikat di sekitar kantung gigi. Proliferasi aktif dari jaringan ligament periodontal ini menghasilkan suatu tekanan di sekitar kantung gigi yang akan mendorong gigi ke arah oklusal. Tekanan erupsi pada tahap prafungsional semakin bertambah seiring meningkatnya permeabilitas vaskular di sekitar ligament periodontal. Meningkatnya permeabilitas di sekitar ligament periodontal

Page 9: Unit Belajar 1.docx

yang membengkak akan mendorong gigi keluar socketnya, tetapi proses patologis ini tidaklah sama sepenuhnya dengan proses  erupsi fisiologis. Selain nutrisi, konsumsi kalsium saat ibu hamil juga dapat mempengaruhi kecepatan erupsi gigi.

Faktor penghambat erupsi meliputi faktor lokal, sistemik dan kongenital. Faktor lokal diantaranya Ectopic eruption, trauma, kista erupsi dan hilangnya gigi susu premature, karena gingival sudah terlalu cepat menutup kembali sehingga tekanan erupsi normal tidak mencukupi untuk menembus gingival yang sudah tertutup itu. Sistemik meliputi hipotiroidisme. Kongenital meliputi Down syndrome dan achodroplastik dwarfisme (kerdil).

 

Setelah kita bahas mengenai faktor yang mempengaruhi, mempercepat dan menghambat erupsi gigi, mari kita bahas mengenai macam kelainan erupsi secara umum. Diantaranya Dens invaginatus yaitu adanya gigi dalam gigi. Kelainan erupsi dini, yaitu masa erupsi terlalu cepat. Contohnya Natal teeth, yaitu gigi tumbuh pada saat lahir, erupsi premature (bila gigi menembus mukosa mulut sebelum 3 bulan, kadang bisa tanggal atau tumbuh menjadi decidui). Kelainan erupsi lambat, ialah masa erupsi terlalu lambat, jika terlambat 1-3tahun waktu normal. Kegagalan erupsi atau disebut juga dengan impaksi. Malformasi, ialah pertumbuhan gigi berbeda bentuk dengan keadaan fisiologinya. Dilaceration, yaitu abnormalitas akar gigi, karena aksi trauma mekanis pada gigi ketika masih benih. Flexion dengan ciri akar gigi bengkok < 90˚. Taurodontism dengan ciri gigi yang mempunyai mahkota yang panjang.

 

Selain itu terdapat kelainan masa proliferasi, yang meliputi :

-          Supernumerary : kelebihan benih gigi, sehingga gigi bearjejal. Berdasarkan lokasi ada 3 :

Mesiodens (dekat garis median incisivus sentral RA)

Laterodens (daerah bukal dari gigi” Incisivus sentralis)

Distomolar (di sebelah distal gigi molar)

-          Germination : 2 gigi yang menyatu dalam 1 akar

-          Fusi : 2 mahkota 2 saluran akar tapi dempet

-          Anodontia : tidak dijumpai adanya gigi pada rahang

-          Oligodontia : tidak tumbuh gigi sebanyak 6

-          Hipodontia : kegagalan pembentukan gigi karena benih tidak ada.

 

Ada pula kelainan berdasarkan morfologi, yaitu sebagai berikut :

Page 10: Unit Belajar 1.docx

-          Makrodontia : bentuk gigi lebih besar dari normal

-          Mikrodontia : bentuk gigi lebih kecil dari normal

 

Urutan erupsi permanen rahang atas :M1 , I1 , I2 , P1 , P2 , C , M3  dan

rahang bawah : M1 , I1 , I2 , C , P1 , P2 , M2 , M3

Erupsi              I1         I2         C         P1        P2        M1       M2       M3

                        7-8       8-9       11-12   10-11   10-12   6-7       12-13   17-25

                                                                                                                        (tahun)

                                               6-7        7-8       9-10     10-12   11-12   6-7       11-13   17-25

 

 

Macam macam derajat kegoyangan gigi antara lain :

Derajat 1         : < 1 mm , goyangnya kanan kiri

Darajat 2         : goyang 1 mm , kanan kiri depan belakang

Derajat 3         : >1mm  , goyang semua arah dan bisa diangkat sedikit

Derajat 4         : sudah  mau tanggal , 3 / 4 sudah lepas dari pocketnya, goyang ke segala arah.

Berikut ini kita bahas mengenai indikasi dan kontraindikasi pencabutan gigi decidui. Indikasi pencabutan gigi decidui :

Gigi sebagai infeksi Gigi dengan pulpa nonvital (caries) Gigi impaksi Sisa akar karena caries

Kontraindikasi pencabutan gigi decidui :

Pada anak yang menderita penyakit kuning ditunggu sampai fungsi hatinya sempurna. Untuk decidui usia mempengaruhi Belum ada benih gigi permanen Benih gigi permanen masih jauh Jika anak yang mengalami infeksi akut ditunggu sampai penyakit sembuh.

 

Page 11: Unit Belajar 1.docx

Dalam skenario diketahui akar gigi 21 bengkok ke arah palatal, mengapa demikian?

Sebab keadaan gigi 61 patah, karena trauma tekanan à gigi masuk à terdorong ke dalam, menusuk benih gigi penggantinya à  akar tumbuh ke vertikal à tekanan yang menghalangi à bengkok ke palatal à dilaserasi. Meskipun dalam demikian, gigi 21 masih bisa erupsi, karena ada kaitannya dengan toleransi umur dan daya erupsinya masih ada.

 

Terkait keadaan akar gigi 21 yang bengkok kea rah palatal, apakah ada hubungannya dengan trauma? Ada hubungannya dengan trauma, karena gigi 61 mendesak gigi 21.

Bagaimana penatalaksanaan gigi 61 yang patah?

Dapat diatasi dengan cara mencabut gigi 61.

Gigi 52 dan 62 goyang, lalu apakah merupakan efek  traumanya atau memang tahapan erupsi?

Normal, karena merupakan tahapan erupsi.

 

Perlakuan apa yang dilakukan dokter untuk mengatasi kegoyahan gigi?

Dicabut, dilihat derajat kegoyahan dan infeksi karena karies, resorpsi (pengurangan kalsium oleh odontoclast).

Untuk intrusi, ada 3 perawatan yaitu :

1. Jika mahkota terlihat dan kerusakan tulang alveolar kecil, biarkan gigi re-erupsi2. Reposisi : mengembalikan gigi ke posisi semula3. Pencabutan dilakukan jika re-erupsi gagal, gigi intrusi mendorong benih gigi tetap

diatas atau di bawahnya, sehingga merusak benih gigi, Bila apeks gigi sulung menembus tulang ke labial.

Disamping itu peran nutrisi juga berpengaruh terhadap tumbuh kembang (erupsi) gigi. Menyangkut pentingnya nutrisi, sebaiknya ibu lebih memperhatikan anaknya perihal makanan dan minuman yang dikonsumsi. Peran nutrisi ialah sebagai faktor pendukung karena erupsi gigi decidui butuh 100mg nutrisi, permanen 400mg nutrisi. Sebagai contoh, bila kekurangan vit.A akan menyebabkan terhentinya sel-sel pertumbuhan gigi dan berakibat gigi gingsul (berjejal).

 

 

 

 

Page 12: Unit Belajar 1.docx

 

 

Bab III

    Penutup

Kesimpulan

            Dalam laporan ini telah membahas tahap tumbuh kembang gigi anak , yaitu melalui beberapa tahap yaitu definisi dari erupsi, tanda-tanda dari erupsi, factor yamng mempengaruhi, mempercepat dan menghambat erusi gigi anak, macam kelainan pada gigi anak, urutan erupsi gigi permanen, derajat kegoyahan gigi, indikasi dan kontraindikasi pencabutan decidui serta peranyaan-pertanyaan yang terkait dengan kasus dalam skenario.

Berikut mapping concept yang telah kita buat untuk Lbm 1 ini :

KESEHATAN GIGI

KELAINAN JUMLAH DAN STRUKTUR GIGI

BAB 1

PENDAHULUAN

Bentuk gigi desidui sudah mulai berkembang pada usia 4 bulan dalam kandungan.

Pertumbuhan dan perkembangan gigi melalui beberapa tahap, yaitu tahap inisiasi, proliferasi,

histodiferensiasi, morfodiferensiasi, aposisi, kalsifikasi dan erupsi. Pada masing-masing tahap

dapat terjadi kelainan yang menyebabkan anomali dalam jumlah gigi, ukuran gigi, bentuk

gigi, struktur gigi, warna gigi dan gangguan erupsi gigi.

Struktur gigi secara mikroskopis terdiri dari jaringan keras (hard tissue) dan jaringan

lunak (soft tissue). Jaringan keras adalah jaringan yang mengandung kapur yang terdiri dari

enamel, dentin dan sementum, sedangkan jaringan lunak yaitu jaringan yang terdapat dalam

rongga pulpa sampai foramen apikal.

Kasus yang sering ditemukan adalah gangguan atau perubahan dari jumlah gigi dan

perubahan-perubahan dalam struktur gigi

Page 13: Unit Belajar 1.docx

           

BAB II

PEMBAHASAN

1.   Perubahan-Perubahan Dalam Jumlah Gigi

Jumlah gigi manusia yang normal adalah 20 gigi sulung dan 32 gigi tetap, tetapi dapat

dijumpai jumlah yang lebih atau kurang dari jumlah tersebut. Kelainan jumlah gigi adalah

dijumpainya gigi yang berlebih karena benih berlebih atau penyebab lain dan kekurangan

jumlah gigi disebabkan karena benih gigi yang tidak ada atau kurang.

a.      Etiologi

Banyak hipotesa yang berbeda telah dikemukakan tentang etiologi kelainan jumlah

gigi, sehingga saat ini tidak ada yang dapat dikatakan dengan pasti sebagai etiologi, tetapi

sifat herediter mempunyai peranan dengan melihat ras dan tendensi keluarga.

Faktor lingkungan dapat menyebabkan pecahnya benih gigi ketika bayi masih dalam

kandungan, misalnya :

  radiasi / penyinaran

  trauma

  infeksi

  gangguan nutrisi dan hormonal

b.        Jenis-jenis perubahan dalam jumlah gigi

1.    Anodonsia / hipodonsia ( tidak adanya benih gigi )

Anodonsia yaitu tidak dijumpainya seluruh gigi geligi dalam rongga mulut sedangkan

hipodonsia atau disebut juga oligodonsia yaitu tidak adanya satu atau beberapa elemen gigi.

Kedua keadaan ini dapat terjadi pada gigi sulung maupun gigi tetap. Gigi yang sering

mengalami hipodonsia yaitu gigi insisivus lateralis atas, premolar dua bawah, premolar dua

Page 14: Unit Belajar 1.docx

atas, molar tiga dan insisivus sentralis bawah. Anodonsia mempunyai dampak terhadap

perkembangan psikologis karena adanya penyimpangan estetis yang ditimbulkannya dan

menyebabkan gangguan pada fungsi pengunyahan dan bicara.

Hipodonsia dapat menimbulkan masalah estetis dan diastema

Ada beberapa jenis anodontia yaitu sebagai berikut :

  anodontia total                  : tidak adanya semua gigi

  anodontia parsial               : satu atau beberapa gigi tidak ada

  pseudoanodontia               : satu atau beberapa gigi tidak ada karena impaksi atau

keterlambatan erupsi

  anodontia palsu                 : gigi telah lepas atau di ekstraksi

Perawatan yang dapat dilakukan pada penderita anodontia dan hipodontia adalah

sebagai berikut :

  Pada keadaan anodonsia, bisa dibuatkan full protesa bila anak sudah dapat diajak untuk bekerja

sama. full protesa dapat dibuat semasa gigi sulung dan diganti/ disesuaikan setelah masa gigi

tetap.

  Pada hipodonsia gigi insisivus dua atas tetap dipasang removable protesa dan dapat diganti

dengan bridge protesa bila apeks gigi insisivus satu atas sebelahnya sudah tertutup sempurna

(tertutup sempurna biasanya 3-6 tahun setelah erupsi). Sedangkan gigi premolar yang

hipodonsia dilakukan penutupan ruangan secara ortodonti atau dibuat removable protesa

yang diganti dengan fixed protesa dikemudian hari.

Page 15: Unit Belajar 1.docx

Gambar 1. Gambaran gigi penderita hipodontia

2.      Hiperdontia

Definisi Hiperdonsia atau dens supernumerary atau supernumerary teeth yaitu adanya

satu atau lebih elemen gigi melebihi jumlah gigi yang normal, dapat terjadi pada gigi sulung

maupun gigi tetap. Gigi ini bisa erupsi dan bisa juga tidak erupsi. Beberapa penelitian

melaporkan prevalensinya pada anak-anak 0,3 – 2,94 %. Menurut Bodin dan Kaler, kasus ini

lebih banyak dijumpai pada laki-laki.

Akibat yang ditimbulkan tergantung pada posisi yang berlebih, dapat berupa ;

malposisi, crowded, tidak erupsinya gigi tetangga, persistensi gigi sulung, terlambatnya

erupsi gigi insisivus sentralis tetap, rotasi, diastema, impaksi, resobsi akar dan hilangnya

vitalitas. Pembentukan kista dan masalah estetis juga dapat dijumpai.

Diagnosa awal dari anomali ini sangat perlu untuk menghindari kerusakan yang lebih

parah, gigi berlebih ini dapat didiagnosa dengan pemeriksaan radiografi, juga dengan tanda-

tanda klinis yang dapat menimbulkan keadaan patologis.

Tanda-tanda klinis gigi berlebih ini antara lain terhambatnya erupsi gigi sulung,

terhambatnya erupsi gigi pengganti, perubahan hubungan aksial dengan gigi tetangga dan

rotasi gigi insisivus tetap.

Berdasarkan lokasinya gigi berlebih dibedakan atas :

a. Mesiodens

Page 16: Unit Belajar 1.docx

Lokasinya di dekat garis median diantara kedua gigi insisivus sentralis terutama pada

gigi tetap rahang atas. Jika gigi ini erupsi biasanya ditemukan di palatal atau diantara gigi-

gigi insisivus sentralis dan paling sering menyebabkan susunan yang tidak teratur dari gigi-

gigi insisivus sentralis. Gigi ini dapat juga tidak erupsi sehingga menyebabkan erupsi gigi

insisivus satu tetap terlambat, malposisi atau resobsi akar gigi-gigi insisivus didekatnya

b. Laterodens

Laterodens berada di daerah interproksimal atau bukal dari gigi-gigi selain insisivus

sentralis.

c. Distomolar

Lokasinya di sebelah distal gigi molar tiga.

Perawatan pilihan untuk masing-masing kasus harus dianalisa secara individual,

tergantung kepada jenis dan posisi gigi yang berlebih. Secara garis besar perawatannya

dilakukan dengan pencabutan, pengambilan secara bedah (bila gigi tersebut tidak dapat

erupsi) atau pada kasus tertentu gigi dibiarkan berada dalam mulut dengan observasi (misal

distomolar di belakang molar tiga dan tidak mengganggu).

Pada kasus diastema yang disebabkan mesiodens, perawatan dilakukan dengan

pencabutan, kemudian dilanjutkan dengan perawatan ortodonti. Waktu yang ideal untuk

pengambilan gigi berlebih pada regio depan adalah usia 6-7 tahun, karena akar insisivus

sentralis sedang berkembang, namun belum sepenuhnya terbentuk. Penting untuk memonitor

ruangan yang ada serta oklusinya selama periode ini.

Page 17: Unit Belajar 1.docx

Gambar 2. Bentuk dan posisi dari gigi pasien penderita hiperdontia

2.Perubahan-Perubahan Dalam Struktur Gigi

A. Perubahan-Perubahan Dalam Struktur Enamel

Kelainan pada struktur jaringan keras gigi dapat terjadi pada tahap histodiferensiasi,

aposisi dan kalsifikasi selama tahap pertumbuhan dan perkembangan gigi, yang dapat

mengenai gigi sulung maupun gigi tetap. Kelainan-kelainan tersebut

adalah :

1.      Hipoplasia enamel

Hipoplasia enamel atau sering juga disebut enamel hipoplasia adalah suatu gangguan

pada enamel yang ditandai dengan tidak lengkap atau tidak sempurnanya pembentukan

enamel. Dapat terjadi pada gigi sulung maupun tetap.

Gambaran klinis :

  Terdapatnya groove, pit dan fisur yang kecil pada permukaan enamel

  Pada keadaan yang lebih parah dijumpai adanya guratan guratan pit yang dalam,tersusun

secara horizontal pada permukaan gigi.

Etiologi dari hipoplasia enamel adalah sebagai berikut :

  Faktor Lokal

  trauma (misal Turner Teeth)

  infeksi

Page 18: Unit Belajar 1.docx

  radiasi

  idiopatik

  Faktor Umum

   Lingkungan,

   Herediter

      Prenatal : Sifilis kongenital (Hutchinson’s Teeth/Mulberry Molar)

      Neonatal : Hipokalsemia

      Postnatal : Defisiensi vitamin atau fluor yang berlebihan (Mottlet enamel).

Gambar 3. Keadaan gigi penderita hipoplasia enamel

2.      Amelogenesis Imperfekta

Amelogenesis Imperfecta (AI) adalah kelainan formasi dari enamel atau permukaan

luar gigi permanen yang diturunkan. Karakteristik dari AI terjadi hipokalsifikasi, hipoplasia,

atau hipomaturasi yang menyeluruh.

Gejala klinis Amelogenesis Imperfekta adalah sebagai berikut :

  mempunyai gigi yang berwarna abnormal antara putih opaque, kuning, coklat sampai abu-abu.

  dentin dan pulpa normal, banyak kehilangan enamel.

  mempunyai resiko tinggi terhadap karies.

  sangat sensitif  terhadap perubahan suhu.

Amelogenesis terbagi atas empat tipe utama yaitu sebagai berikut :

Page 19: Unit Belajar 1.docx

  Tipe hipoplastik

Yaitu kurangnya email yang normal, menyebabkan  mahkota   gigi-gigi nampak

pucat, coklat kekuningan, berlubang-lubang atau beralur. Secara radiografis seluruh gigi

lengkap, tetapi mahkota gigi-gigi terlihat sangat tipis atau tidak ada email. Gigi-gigi mirip

preparasi mahkota dengan tanda khas ruang interdental yang lebar.

  Tipe hipomatur

Tipe ini mempunyai email yang normal banyaknya, tetapi emailnya lunak dan kurang

mineral, karenanya sonde gigi bila ditekan akan melubangi permukaan email. Pada tipe ini,

mahkota-mahkota gigi berkontak di interproksimal, tetapi tampak berkapur, kasar, beralur,

dan ada perubahan warna. Email mudah patah.

  Tipe kalsifikasi

Pada tipe ini, gigi mempunyai email yang lunak, tetapi hialng jauh leboh cepat dan

mengakibatkan terbukanya dentin segera sesudah erupsi. Warna gigi biasanya mempunyai

gigi-gigi berwarna madu dengan corak permukaan kasar, gigi-gigi tidak erupsi multipel dan

gigitan terbuka interior.

  Tipe hipoplasia-hopomaturasi dengan tipe taurodontisme

Pada tipe ini memperlihatkan gigi-gigi yang kekuning-kuningan dengan bercak-

bercak opak, berlubang-lubang di servikal, atrisi dan taurodontisme.

Kelainan yang menyertai amelogenesis adalah sebagai berikut :

  Karies

  Kegoyangan gigi

  Deep bite

  Kehilangan dimensi vertikal

Penatalaksanaan kelainan amelogenesis imperfekta adalah sebagai berikut :

Gigi goyang → stabilisasi dengan splint

Page 20: Unit Belajar 1.docx

Deep bite& penurunan dimensi vertical → Pembuatan restorasi sementara/ peninggian gigit

sampai oklusi normal.

Karies & loss enamel yang banyak krn A.I → pembuatan restorasi tetap porcelain fused to

metal.

Penatalaksanaan pada penderita amelogenesis imperfekta adalah sebagai berikut :

Dental Health Education (DHE)

Kontrol Plak

Perbaikan Oral Hygiene

Aplikasi Fluoride

Perbaikan Kebiasaan Makan dan Kesehatan Rongga Mulut

Gambar 4. Keadaan gigi penderita amelogenesis imperfekta

Perawatan untuk amelogenesis imperfekta biasanya adalah mahkota penuh untuk

alasan estetik.

 B.Perubahan-Perubahan Struktur Dentin

 1. Displasia Dentin

Displasia dentin adalah kelainan pada dentin yang melibatkan sirkum pulpa dentin

dan morfologi akar, sehingga akar terlihat pendek yang disebabkan herediter yang diturunkan

Page 21: Unit Belajar 1.docx

secara autosomal dominan. Ditandai oleh perubahan-perubahan dalam bentuk dentin yaitu

kelainan pada dentin yang melibatkan sirkum pulpa dentin dan morfologi akar, sehingga akar

terlihat pendek. Ketidaknormalan tersebut diklasifikasikan dalam dua tipe yaitu :

  Tipe 1 ( displasia dentin radikuler )

Pada tipe ini gigi-gigi sulung dan tetap secara klinis tampak normal tetapi radiograf

menunjukan kelainan perkembangan akar dengan hamper tidak ada pembentukan akar sama

sekali dan ada batu pulpa besar serta penyumbatan pulpa total dari gigi-gigi sulung sebelum

erupsi gigi, ditandai dengan gigi-gigi yang goyang dan radiolusensi periapikal multipel yang

tak diketahui sebabnya.

  Tipe II ( displasia dentin coronal )

Pada tipe ini saluran pulpa gigi-gigi sulung sering kali tersumbat karena mengalami

dentinogenesia imperfekta. Sebaliknya pada gigi tetap secara klinis tampak normal, kecuali

saluran-saluran pulpa yang lebih sempit dan berbentuk bunga widuri yang sering kali

ditempati oleh dentikel-dentikel. Akar gigi kemungkinan pendek, tumpul, menguncup, dan

dapat mempunyai garis radiolusens horizontal.

 2.Dentinogenesis Imperfekta

Dentinogenesis imperfecta adalah suatu kelainan genetik yang mempengaruhi struktur

gigi, akibat terjadi gangguan pada tahap histodiferensiasi pertumbuhan dan perkembangan

gigi. Secara umum mahkota gigi pada penderita dentinogenesis imperfecta biasanya

mempunyai ukuran yang normal, namun adanya pengerutan pada bagian servikal gigi. Akar

gigi terlihat ramping dan pendek.

Dentinogenesis imperfecta adalah suatu kelainan genetik yang mempengaruhi struktur

gigi, akibat terjadi gangguan pada tahap histodiferensiasi pertumbuhan dan perkembangan

gigi. Pada waktu histodiferensiasi, terjadi proses diferensiasi sel, proliferasi, pergeseran dan

Page 22: Unit Belajar 1.docx

pematangan sebagai dental organ melalui tahap lonceng dan aposisi. Bagian perifer dari

dental organ akan menjadi odontoblas, lapisan ini akan membentuk dentin. Gangguan

diferensiasi selsel formatif benih gigi akan menghasilkan struktur email dan dentin yang

abnormal. Kegagalan odontoblas berdiferensiasi pada tahap ini akan menghasilkan struktur

dentin abnormal, yang dikenal dengan dentinogenesis imperfecta

Klasifikasi dari dentinogenesis imperfecta adalah sebagai berikut:

1. Shields tipe I dentinogenesis imperfecta yang terjadi bersamaan dengan osteogenesis

imperfecta

2. Shields tipe II dentinogenesis imperfecta yang terjadi tidak bersamaan dengan osteogenesis

imperfecta

3. Shields tipe III dentinogenesis imperfecta yang terjadi pada populasi Brandywine di

Maryland Selatan, Amerika.

Dentinogenesis merupakan proses pembentukan dentin. dentinogenesis imperfecta

adalah suatu kelainan genetik yang mempengaruhi struktur kolagen dentin selama

embryogenesis terutama pada tahap diferensiasi jaringan dan formasi matriks orgamik.

Dentinogenesis imperfecta terjadi gangguan pada tahap histodiferensiasi

perkembangan gigi. Selama tahap histodiferensiasi terjadi diferensiasi sel pada dental papilla

menjadi odontoblas dan sel epitel email dalam menjadi ameloblas. Histodiferensiasi, terjadi

proses diferensiasi sel, proliferasi, pergeseran dan pematangan sebagai dental organ melalui

tahap lonceng dan aposisi. Bagian perifer dari dental organ akan menjadi odontoblas, lapisan

ini akan membentuk dentin. Gangguan diferensiasi sel-sel formatif benih gigi akan

menghasilkan struktur email dan dentin yang abnormal, salah satunya adalah dentinogenesis

imperfecta.

Akibat dari Dentinogenesis imperfecta dapat menimbulkan pewarnaan gigi, dan gigi

sensitive akibat atrisi, berkurangnya tinggi gigitan, gangguan fungsi otot-otot pengunyahan,

Page 23: Unit Belajar 1.docx

dan gangguan fungsi bicara yang kan mengganggu penampilan seseorang. Adanya atrisi yang

ditimbulkan akibat rapuhnya struktur gigi, sehingga dentin akan mudah terbuka, dengan

demikian gigi akan menjadi lebih sesitif yang mengganggu fungsi pengunyahan dan bicara.

Berkurangnya tinggi gigitan dapat menyebabkan oklusi abmormal, selanjutnya akan

mengganggu sendi temporomandibula.

Dentinogenesis imperfecta dapat terjadi pada gigi sulung maupun gigi

permanen.Secara klinis dapat terlihat, mukosa mulut terlihat normal, gigi berwarna abu-abu

agak transparan sampai agak kecoklatan Kemudian segera setelah gigi sulung erupsi lengkap,

enamel relative mudah patah dari bagian insisal edge pada permukaan gigi anterior dan

permukaan oklusal dari gigi posterior. Selanjutnya bagian dentin yang relative lunak akan

mudah terkikis, sehingga tubuli dentin terbuka, hal ini dapat menimbulkan rasa ngilu.

Selanjutnya pulpa mudah tereksponasi bahkan terjadi pulpa nekrosis. Kadang-kadang diikuti

dengan kerusakan jaringan

gingival.

Dentinogenesis imperfecta biasanya mempunyai ukuran normal, namun pada

permukaan servikal terlihat pengerutan, sehingga mahkota gigi terlihat membulat. Pada

pemeriksaan radiologis terlihat akar yang ramping dan pendek, kavum pulpa terlihat kecil

atau hampir tidak terlihat, saluran akar kecil atau bahkan terlihat seperti garis tipis. Kondisi

ini merupakan indikasi kerusakan/ gangguan jaringan mesodermal. Kadang-kadang

ditemukan periapikal rasiolusen pada gigi sulung. Adakalanya akar patah bahkan multiple

fracture dapat terjadi, yang biasanya pada pasien yang lebih tua. Apabila dibandingkan

dengan gigi sulung maka pada gigi permanen biasanya relative lebih baik kondisinya.

Struktur jaringan enamel dan dentin terlihat normal, dentinoenamel junction pun tidak

tampak sebagai jaringan yang terganggu. Namun demikia ditemukan hubungan daerah

fraktur pada permukaan enamel karena ada lekukan/scalloping yang kurang pada

Page 24: Unit Belajar 1.docx

dentinoenamel junction. Tubuli dentin terlihat berkurang jumlahnya, dan terlihat tidak

beraturan dan bercabang-cabang.

Perawatan dentinogenesis imperfekta adalah untuk memperbaiki penampilan,

mengembalikan dimensi vertical pasien, mengembalikan fungsi pengunyahan, mencegah

terjadi abrasi, mempertahankan kesehatan mulut, dan mengembalikan kepercayaan pada diri

pasien. Kelainan gigi yang terjadi pada dentinogenesis imperfecta dapat mengenai semua

permukaan gigi, dari gigi anterior sampai posterior. Rencana perawatan yang tepat sangat

menentukan keberhasilan perawatan. Terdapat bermacam-macam restorasi yang dapat

digunakan dalam perawatan ini, seperti resin komposit untuk gigi anterior, mahkota stainless

steel untuk gigi posterior, mahkota celluloid strip untuk gigi sulung dan gigi tetap muda

anterior, veneer, dan overdenture untuk gigi dengan atrisi yang luas.

BAB III

PENUTUP

1.      Kesimpulan

  Masa pembentukan gigi desudui merupakan masa dimana sering terjadi kelainan dalam jumlah

gigi, bentuk gigi, struktur gigi, warna gigi dan gangguan erupsi

  Anomali jumlah gigi terbagi menjadi dua jenis yaitu tidak adanya benih gigi ( anodonsia dan

hipodonsia ) dan kelebihan jumlah gigi ( hiperdonsia )

  Anomali jumlah gigi disebabkan oleh faktor herediter dan lingkungan

  Anomali struktur terbagi atas empat jenis yaitu hipoplasia enamel, amelogenesis imperfekta,

dentinogenesis imperfekta, dan displasia dentin

  Anomali struktur gigi disebabkan oleh factor herediter dan lingkungan

Page 25: Unit Belajar 1.docx

DAFTAR PUSTAKA

http : www.find-pdf.com/amelogenesis imperfekta pada anak

http : www.find-pdf.com/amelogenesis imperfekta herediter

http : www.openpdf.com/ebook/penatalaksanaan-dentinogenesis-imperfekta-pada-anak-

pdf.html

http : www.docs.google.com//kelainan-gigi-akibat-gangguan-pertumbuhan-dan –

perkembangan

http : www.tikathedentist.blogspot.com//amelogenesis-imperfekta

Langlais, Robert P. 1998. Atlas Berwarna Kelainan Rongga Mulut Yang Lazim. Jakarta : Hipokrates