68
UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN KESEHATAN MASYARAKAT PERKOTAAN PADA PENDERITA LEUKEMIA LIMFOSITIK AKUT YANG MENGALAMI MUAL-MUNTAH DI RSUP FATMAWATI JAKARTA KARYA ILMIAH AKHIR NERS NI NENGAH KUSUMAWATI 1006823444 FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN PROGRAM STUDI PROFESI ILMU KEPERAWATAN DEPOK JULI 2013 Analisis praktik..., Ni Nengah Kusuma, FIK UI, 2013

UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PRAKTIK KLINIK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351521-PR-Ni Nengah.pdfPengobatan kemoterapi pada anak yang menderita leukemia umumnya memberikan

  • Upload
    others

  • View
    2

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PRAKTIK KLINIK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351521-PR-Ni Nengah.pdfPengobatan kemoterapi pada anak yang menderita leukemia umumnya memberikan

UNIVERSITAS INDONESIA

ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN KESEHATAN MASYARAKAT PERKOTAAN

PADA PENDERITA LEUKEMIA LIMFOSITIK AKUT YANG MENGALAMI MUAL-MUNTAH

DI RSUP FATMAWATI JAKARTA

KARYA ILMIAH AKHIR NERS

NI NENGAH KUSUMAWATI 1006823444

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN PROGRAM STUDI PROFESI ILMU KEPERAWATAN

DEPOK JULI 2013

Analisis praktik..., Ni Nengah Kusuma, FIK UI, 2013

Page 2: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PRAKTIK KLINIK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351521-PR-Ni Nengah.pdfPengobatan kemoterapi pada anak yang menderita leukemia umumnya memberikan

UNIVERSITAS INDONESIA

ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN KESEHATAN MASYARAKAT PERKOTAAN

PADA PENDERITA LEUKEMIA LIMFOSITIK AKUT YANG MENGALAMI MUAL-MUNTAH

DI RSUP FATMAWATI JAKARTA

KARYA ILMIAH AKHIR NERS

Diajukan sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Profesi Ners

NI NENGAH KUSUMAWATI 1006823444

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN PROGRAM STUDI PROFESI ILMU KEPERAWATAN

DEPOK JULI 2013

Analisis praktik..., Ni Nengah Kusuma, FIK UI, 2013

Page 3: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PRAKTIK KLINIK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351521-PR-Ni Nengah.pdfPengobatan kemoterapi pada anak yang menderita leukemia umumnya memberikan

r

HALAMAN PERNYAT ORISINALITAS

Karya Ilmiah Akhir Ners ini adalah karya saya sendiri, dan sernua

sumber baik yang dikutip maupun uk telah saya nyatakan dengan

Nama

NPM

Tanda Tangan

Tanggal

Ni Nengah Kusumawati

1006823444

*ffi,10 Juli 2013

Universitas lndonesia

Analisis praktik..., Ni Nengah Kusuma, FIK UI, 2013

Page 4: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PRAKTIK KLINIK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351521-PR-Ni Nengah.pdfPengobatan kemoterapi pada anak yang menderita leukemia umumnya memberikan

IIALAMAN PEN

Karya Ilmiah Akhir Ners ini diajukan oleh

Nama

NPM

Program Studi

Judul Skripsi

Telah berhasil dipertahankan dihadasebagai bagian persyaratan yangNers pada Program Studi ProfesiKeperawatan, Universitas Indonesia

Penguji 1

Penguji 2

Ditetapkan di

Tanggal

: Depok

: 10 Juli 2013

Ni Nengah

7046823444

Ilmu Kepera

Analisis Praktik inik Keperawatan KesehatanMasyarakat pada Penderita Leukemia

ng Mengalami Mual Muntah diRSUP Fatama jakarta

Dewan Penguji dan diterimauntuk memperoleh gelar ProfesiKeperawatan, Fakultas Ilmu

Sp. Kep.An

Ns. Alfani Prima Kusum S. Kep+tV)(/ ---' )

Universitas lndonesia

Analisis praktik..., Ni Nengah Kusuma, FIK UI, 2013

Page 5: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PRAKTIK KLINIK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351521-PR-Ni Nengah.pdfPengobatan kemoterapi pada anak yang menderita leukemia umumnya memberikan

c

IIALAMAFI PERS

Karya Ilmiah Akhir Ners ini telah berhasil di

pada Program Pendidikan Ners Keperaw

Universitas

HappyHayati, S.Kp., M. , Sp. Kep.An

dihadapan Tim Penguji

Fakultas Ilmu Keperawatan

Universitas lndonesiaAnalisis praktik..., Ni Nengah Kusuma, FIK UI, 2013

Page 6: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PRAKTIK KLINIK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351521-PR-Ni Nengah.pdfPengobatan kemoterapi pada anak yang menderita leukemia umumnya memberikan

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah

melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan

karya ilmiah akhir ners yang berjudul “Analisis Praktik Klinik Keperawatan

Kesehatan Masyarakat Perkotaan pada Penderita Leukemia Limfositik Akut

yang Mengalami Mual-Muntah di RSUP Fatmawati Jakarta”

Penyusunan karya ilmiah akhir ners ini dibuat untuk memenuhi salah satu syarat

dalam menyelesaikan pendidikan Program Studi Profesi Ilmu Keperawatan di

Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia.

Selama penyusunan karya ilmiah akhir ners ini tidak terlepas dari peran dan

dukungan berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini peneliti ingin

mengucapkan terima kasih kepada:

1. Ibu Dewi Irawaty, MA., PhD selaku Dekan Fakultas Ilmu Keperawatan

Universitas Indonesia yang telah memberikan ilmu pengetahuan dan

bimbingan kepada penulis.

2. Ibu Happy Hayati, S.Kp., M. Kep., Sp. Kep. An selaku dosen pembimbing

yang telah mengarahkan dan memberikan masukan dalam menyelesaikan

penyusunan karya ilmiah akhir ners ini.

3. Ibu Kuntarti, SKp., M.Biomed. selaku koordinator Mata Kuliah Tugas

Akhir dan Ketua Program Studi Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas

Indonesia.

4. Ibu Ns. Alfani Prima Kusumasari, S.Kep selaku penguji dalam sidang

karya ilmiah akhir ners ini.

5. Ibu Ice Yulia Wardhani, S.Kp., M.Kep., Sp. Kep.J selaku dosen

pembimbing akademik yang telah memberikan bimbingan kepada penulis

selama menjalani pendidikan di Fakultas Ilmu Keperawatan.

6. Keluarga tercinta, bapak dan ibu di Bogor, bapak dan ibu mertua di Bali,

suami, ananda Putri, dan ananda Made serta mbak Wiwie dan adik

Nyoman yang selalu memberikan semangat dan dukungan dalam

menyelesaikan penulisan karya ilmiah akhir ners ini.

Analisis praktik..., Ni Nengah Kusuma, FIK UI, 2013

Page 7: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PRAKTIK KLINIK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351521-PR-Ni Nengah.pdfPengobatan kemoterapi pada anak yang menderita leukemia umumnya memberikan

7. Teman-teman seangkatan yang selalu memberikan semangat dan

dukungan yang besar dalam menyelesaikan penyusunan karya ilmiah akhir

ners ini.

8. Teman-teman sejawat yang telah banyak membantu dalam penyusunan

karya ilmiah akhir ners ini.

9. Pihak Rumah Sakit Umum Pusat Fatmawati yang telah memberikan

tempat untuk melakukan penyusunan karya ilmiah akhir ners ini.

Semoga karya ilmiah akhir ini bermanfaat bagi pengembangan ilmu

keperawatan.

Depok, 10 Juli 2013

Penulis

Analisis praktik..., Ni Nengah Kusuma, FIK UI, 2013

Page 8: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PRAKTIK KLINIK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351521-PR-Ni Nengah.pdfPengobatan kemoterapi pada anak yang menderita leukemia umumnya memberikan

-l

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PLTBLIKASI TUGAS

AKIIIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai civitas

dibawah ini:

Nama

NPM

Program studi

Fakultas

Jenis Karya

akademik Universitas Indonesia, saya yang bertanda tangan

Ni Nengah Kusumawati

1046823444

Profesi Ilmu Keperawatan

Ilmu Keperawatan

Karya Ilmiah Akhir Ners

demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada

Universitas Indonesia Hak Bebas Royalti Noneksklusif (Non-exclusive Royalty-

Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul :

"Analisis Praktik Klinik Keperawatan Kesehatan Masyarakat Perkotaanpada Penderita Leukemia limfositik Akut yang Mengalami Mual-Muntah diRSUP Fatmawati Jakarta"

Beserta perangkat yang ada (ika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti

Noneksklusif ini Universitas Indonesia berhak menyimpan, mengalihmedia/

formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat, dan

mempublikasikan karya ilmiah akhir saya tanpa meminta izin dari saya selama

tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak

Cipta.

Demikian pemyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di : Depok

Padatanggal : 10 Juli 2013

Yang menyatakan

-ffi'(-" dYtrll

(Ni Nengah Kusumawati)

vil Universitas lndonesia

Analisis praktik..., Ni Nengah Kusuma, FIK UI, 2013

Page 9: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PRAKTIK KLINIK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351521-PR-Ni Nengah.pdfPengobatan kemoterapi pada anak yang menderita leukemia umumnya memberikan

ABSTRAK Nama : Ni Nengah Kusumawati Program Studi : Profesi Ilmu Keperawatan Judul : Analisis Praktik Klinik Keperawatan Kesehatan Masyarakat

Perkotaan pada Penderita Leukemia Limfositik Akut yang Mengalami Mual-Muntah di RSUP Fatmawati Jakarta

Pengobatan kemoterapi pada anak yang menderita leukemia umumnya memberikan efek mual-muntah. Penulisan karya ilmiah akhir ini bertujuan untuk memberikan gambaran asuhan keperawatan pada anak yang menderita leukemia limfositik akut yang mengalami mual-muntah akibat kemoterapi, dengan menerapkan teknik distraksi. Berdasarkan hasil pengkajian pada kasus anak dengan leukemia yang mendapat kemoterapi, didapatkan gejala mual, lemah, pucat, dan anemia. Masalah keperawatan utama yang ditegakkan meliputi mual, risiko cedera akibat kemoterapi, keletihan, dan risiko infeksi. Intervensi keperawatan yang diberikan meliputi manajemen untuk menurunkan mual melalui teknik distraksi, melakukan pencegahan infeksi (universal precaution), melakukan pengawasan/pemantauan terhadap efek kemoterapi, dan mengatur aktivitas anak. Teknik distraksi yang dilakukan pada anak menunjukkan hasil bahwa perhatian anak teralihkan, sehingga mual dan muntah menjadi berkurang. Hasil evaluasi yang didapatkan adalah mual menjadi berkurang, risiko cedera tidak terjadi, letih menjadi berkurang, dan risiko infeksi tidak terjadi. Hasil karya ilmiah ini menyarankan institusi pelayanan kesehatan untuk mengoptimalkan teknik distraksi sebagai tindakan penunjang untuk mengurangi mual muntah. Kata Kunci: anak, distraksi, efek kemoterapi, leukemia, mual, muntah

Analisis praktik..., Ni Nengah Kusuma, FIK UI, 2013

Page 10: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PRAKTIK KLINIK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351521-PR-Ni Nengah.pdfPengobatan kemoterapi pada anak yang menderita leukemia umumnya memberikan

ABSTRACT Name : Ni Nengah Kusumawati Program Study : Profession Title :

of Nursing

Analysis of Clinical Practice of Nursing in Urban Public Health in Patients Acute Lymphocytic Leukemia who have Nausea-Vomiting at RSUP Fatmawati Jakarta

Chemotherapy in children with leukemia usually make nausea-vomiting effect. The aim of this study was to provide an overview of nursing care in children with acute lymphocytic leukemia who experience nausea, vomiting due to chemotherapy, by applying distraction techniques. Based on the results of the assessment in the case of children with leukemia who received chemotherapy, the found symptoms are nausea, weak, pale, and anemic . The main nursing problems include nausea, risk of injury due to chemotherapy, fatigue, and risk of infection. Nursing interventions provided include management techniques to reduce nausea through distraction, infection prevention (universal precautions), supervise/monitor the effects of chemotherapy, and regulates the activity of the child. Distraction techniques that performed on children, showed that children's attention diverted, so that nausea and vomiting is reduced. Evaluation results obtained are nausea is reduced, the risk of injury does not occur, fatigue is reduced, and the risk of infection does not occur. Results of this paper suggest to health care institution to optimize distraction techniques as a supporting measures to reduce nausea and vomiting

.

Key words: children, chemotherapy effects, distraction, leukimia,

nausea, vomiting

Analisis praktik..., Ni Nengah Kusuma, FIK UI, 2013

Page 11: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PRAKTIK KLINIK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351521-PR-Ni Nengah.pdfPengobatan kemoterapi pada anak yang menderita leukemia umumnya memberikan

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS............................................. ii HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... iii HALAMAN PERSETUJUAN ......................................................................... iv KATA PENGANTAR .................................................................................... v HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH .................. vii ABSTRAK ......................................................... .............................................. viii ABSTRACT ......................... ............................................................................ ix DAFTAR ISI .................................................................................... ............... x DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xi BAB 1 PENDAHULUAN ................................................................................ 1

1.1 Latar Belakang ................................................................................. 1 1.2 Rumusan Masalah ......................................................................... 4 1.3 Tujuan Penulisan .............................................................................. 5 1.4 Manfaat Penulisan ......................................................................... 6

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................... 7

2.1 Pengertian Leukemia ........................................................................ 7 2.2 Etiologi Leukemia ............................................................................ 7 2.3 Klasifikasi Leukemia ...................................................................... 8 2.4 Patofisiologi .................................................................................... 9 2.5 Gambaran Klinis ............................................................................. 9 2.6 Komplikasi ...................................................................................... 10 2.7 Pemeriksaan Diagnostik .................................................................. 10 2.8 Penatalaksanaan Medis ................................................................... 11 2.9 Penatalaksanaan Keperawatan ........................................................ 12

2.9.1 Pengkajian ........................................................................... 12 2.9.2 Diagnosis Keperawatan ....................................................... 15 2.9.3 Intervensi Keperawatan ....................................................... 16 2.9.4 Evaluasi ............................................................................... 19

BAB 3 ANALISIS KASUS ............................................................................. 20

3.1 Pengkajian ....................................................................................... 20 3.2 Masalah Keperawatan ..................................................................... 21 3.3 Rencana Keperawatan ..................................................................... 22

BAB 4 ANALISIS SITUASI ........................................................................... 25

4.1 Profil Lahan Praktek ....................................................................... 25 4.2 Analisis Masalah Keperawatan ...................................................... 25 4.3 Analisis Intervensi Keperawatan ...................................................... 27 4.4 Alternatif Pemecahan Masalah ........................................................ 29 4.5 Evaluasi ......................................................................................... 31

Analisis praktik..., Ni Nengah Kusuma, FIK UI, 2013

Page 12: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PRAKTIK KLINIK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351521-PR-Ni Nengah.pdfPengobatan kemoterapi pada anak yang menderita leukemia umumnya memberikan

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN ................................................................. 32 5.1 Simpulan ......................................................................................... 32 5.2 Saran ........................................................................................ 33

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

Analisis praktik..., Ni Nengah Kusuma, FIK UI, 2013

Page 13: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PRAKTIK KLINIK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351521-PR-Ni Nengah.pdfPengobatan kemoterapi pada anak yang menderita leukemia umumnya memberikan

DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Pengkajian Lampiran 2 Analisa Data Lampiran 3 Rencana Asuhan Keperawatan Lampiran 4 Catatan Perkembangan Lampiran 5 WOC Leukemia

Analisis praktik..., Ni Nengah Kusuma, FIK UI, 2013

Page 14: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PRAKTIK KLINIK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351521-PR-Ni Nengah.pdfPengobatan kemoterapi pada anak yang menderita leukemia umumnya memberikan

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kesehatan merupakan salah satu faktor penting dalam mewujudkan tujuan

nasional. Berbagai upaya pembangunan di bidang kesehatan telah dilakukan

oleh pemerintah secara berkesinambungan, menyeluruh, terarah, dan terpadu

guna terwujudnya derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Derajat

kesehatan yang optimal merupakan tujuan dari pembangunan kesehatan.

Tujuan utama dari Rencana Pembangunan Jangka Panjang di bidang

Kesehatan (RPJPK) adalah penurunan morbiditas dan mortalitas.

Perkembangan pesat di bidang industri, perubahan gaya hidup, dan

lingkungan hidup menyebabkan morbiditas dan mortalitas mengalami

pergeseran dari berkurangnya penyakit menular dan bertambahnya penyakit

tidak menular seperti jantung, kanker, diabetes melitus, hipertensi, gagal

ginjal dan sebagainya. Demikian juga dengan pola penyakit penyebab

kematian menunjukkan adanya transisi epidemiologi, yaitu bergesernya

penyebab kematian utama dari penyakit infeksi ke penyakit non-infeksi

(degeneratif) (Depkes RI, 2002).

Salah satu penyakit non-infeksi (degeneratif) adalah kanker. Kanker

merupakan salah satu penyebab utama kematian di seluruh dunia. World

Health Organization (WHO) mengestimasikan bahwa 84 juta orang

meninggal akibat kanker dalam rentang waktu 2005 dan 2015. Pada tahun

2000 terdapat 10 juta orang (5,3 juta laki-laki dan 4,7 juta wanita) menderita

kanker di seluruh dunia dan 6,2 juta diantaranya meninggal dunia (WHO,

2003).

Departemen Kesehatan (2003) menyebutkan bahwa kanker merupakan

penyebab utama kematian keenam di Indonesia dan diperkirakan terdapat

insiden kanker 100 per 100.000 penduduk setiap tahunnya. Dibandingkan

dengan penyakit kanker lain, leukemia (kanker darah) termasuk jenis kanker

Analisis praktik..., Ni Nengah Kusuma, FIK UI, 2013

Page 15: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PRAKTIK KLINIK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351521-PR-Ni Nengah.pdfPengobatan kemoterapi pada anak yang menderita leukemia umumnya memberikan

yang jarang terjadi. Leukemia merupakan bentuk kanker yang paling sering

ditemukan pada anak di bawah umur 15 tahun (Wong, 2009). Leukemia lebih

banyak terjadi pada anak laki-laki dibandingkan anak perempuan yang

berusia di atas satu tahun dan awitan puncaknya terjadi antara usia 2 dan 6

tahun.

Angka kejadian leukemia limfositik akut di RSUP Fatmawati dalam tiga

bulan terakhir yaitu selama periode bulan maret 2013 sampai bulan mei 2013

terdapat 26 kasus leukemia limfositik akut yang di rawat di ruang Teratai

lantai III Selatan RSUP Fatmawati.

Leukemia adalah kanker pada jaringan pembentuk sel darah dimana tidak

terkendalinya proliferasi sel darah putih yang immatur dalam pembentukan

sel darah putih oleh tubuh (Hockenberry & Wilson, 2009). Leukemia

limfositik akut (LLA) terjadi ketika sel limfoid berubah menjadi ganas dan

terjadi proliferasi sel yang tidak terkontrol. Sel-sel ini terakumulasi dan

mendesak sel-sel normal dalam sumsum tulang, mengalir ke dalam perifer,

dan menginvansi organ dan jaringan tubuh. Penggantian elemen

hematopoietik normal oleh sel-sel leukemia mengakibatkan supresi sumsum

tulang. Hal ini mengakibatkan terjadinya anemia karena penurunan produksi

sel darah merah dan kecenderungan terjadi perdarahan akibat

trombositopenia.

Sampai saat ini apa yang menjadi penyebab LLA pada anak belum diketahui

dengan pasti. Sementara beberapa faktor risiko diketahui dapat menjadi

pencetus terjadinya leukemia diantaranya adalah radiasi, bahan kimia, virus,

kelainan genetik, faktor genetik, dan obat tertentu (Kusumawardani 2010).

Tanda dan gejala leukemia muncul akibat adanya infiltrasi sel tumor kedalam

sumsum tulang. Ada 3 konsekuensi utama akibat infiltrasi sel tumor kedalam

sumsum tulang, yaitu anemia karena penurunan jumlah sel darah merah,

infeksi karena neutropenia, perdarahan karena penurunan produksi platelet.

Analisis praktik..., Ni Nengah Kusuma, FIK UI, 2013

Page 16: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PRAKTIK KLINIK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351521-PR-Ni Nengah.pdfPengobatan kemoterapi pada anak yang menderita leukemia umumnya memberikan

Organ dengan vaskularisasi tinggi seperti limpa dan hati sering dipengaruhi.

Limpa dan hati dapat mengalami pembesaran atau fibrosis (Hockenberry &

Wilson, 2009).

LLA adalah penyakit keganasan yang sebagian besar terjadi pada anak.

Insiden LLA pada anak adalah 3 – 4 dari 100.000 anak dengan umur kurang

dari 15 tahun (Hockenberry & Wilson, 2009). LLA merupakan 75% kasus

leukemia pada anak. Rata-rata 2.400 kasus baru ditemukan di Amerika setiap

tahun (Bleyer, 2000 dikutip dalam Potts & Mandleco, 2007). Sedangkan di

negara berkembang LLA hampir mencapai 83% dari kasus leukemia pada

anak. Di Indonesia pada tahun 2002 ditemukan 70 kasus baru LLA pada anak

(Permono dkk., 2006 ). Berdasarkan dokumentasi di Rumah Sakit Fatmawati

dalam tiga bulan terakhir ditemukan 28 kasus LLA dan 3 kasus LMA.

Peningkatan kemajuan dibidang pengobatan meningkatkan harapan hidup

penderita LLA. Pengobatan yang dapat dilakukan pada penderita leukemia

salah satunya adalah dengan kemoterapi, karena kemoterapi merupakan terapi

yang efektif untuk kanker yamg terjadi pada anak dan jenis kanker tertentu

yang tidak dapat diatasi dengan pembedahan dan terapi radiasi secara efektif

(Bowden et al, 1998 dalam Muhsinin, 2010). Kemoterapi adalah pemberian

obat untuk membunuh sel-sel kanker, tetapi juga membahayakan sel-sel

normal. Kemoterapi membutuhkan waktu minimal dua tahun. Disamping itu,

kemoterapi memiliki berbagai efek samping yang sering menimbulkan

ketidaknyamanan pada anak, seperti nyeri akibat mukositis, diare, mual,

muntah dan lain-lain (Permono dkk., 2006).

Menurut Koda-Kimble et al (2002) dan Tierney et al (2006) dalam

Perwitasari (2006) dalam Muhsinin (2010) pengobatan kanker dengan

kemoterapi dapat memberikan efek mual (nausea) dan muntah (vomiting)

bagi penderita kanker. Timbulnya mual-muntah dapat terjadi sebelum

kemoterapi (antisipator), saat kemoterapi (akut/24 jam pertama), dan setelah

kemoterapi (lambat/24-120 jam), adapula muntah yang berlanjut (Garrett et

Analisis praktik..., Ni Nengah Kusuma, FIK UI, 2013

Page 17: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PRAKTIK KLINIK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351521-PR-Ni Nengah.pdfPengobatan kemoterapi pada anak yang menderita leukemia umumnya memberikan

al, 2003). Untuk mengoptimalkan pencegahan dan kontrol mual-muntah

akibat kemoterapi dapat diberikan obat antiemetik. Antiemetik yang dapat

digunakan untuk mengatasi mual-muntah akibat kemoterapi dan radioterapi

adalah 5-Hydroxytryptamine-3 reseptor antagonis (HRA). Jenis HRA yang

paling sering digunakan adalah ondansentron, granisetron dan dolasetron.

Selain itu ondansentron juga dikombinasikan dengan dexamethasone (Hayati,

2009).

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Perwitasari (2006) dalam Hayati (2009)

didapatkan bahwa sebelum kemoterapi penderita diberikan ondansentron,

namun tidak dikombinasikan dengan dexamethasone. Sehingga mual muntah

dapat terjadi meskipun telah diberikan antiemetik. Maka dari itu perlu

dilakukan tindakan penunjang yang dapat membantu upaya pencegahan mual

muntah akibat kemoterapi yang berupa teknik relaksasi, guide imagery,

distraksi, hipnosis, akupresur, dan akupunktur. Dalam hal ini orang tua dapat

dilibatkan dengan diberikan edukasi tentang teknik distraksi dan relaksasi

yang dapat dilakukan orang tua untuk manajemen mual muntah pada anak.

Terkait distraksi, Schneider (2000) menjelaskan bahwa distraksi dengan

menggunakan virtual reality (teknik simulasi computer) menimbulkan

keluaran klinik yang positif pada anak yang mendapat kemoterapi. Penderita

yang mengalami muntah dan tidak mendapat pengobatan yang adekuat, pada

umumnya keadaan penderita menjadi lemah, nafsu makan dan minum

menurun, status gizi kurang baik, dehidrasi, gangguan elektrolit dan

pneumonia aspirasi (Alsagoff-Hood, 1995, dalam Perwitasari, 2006, &

Hayati, 2009).

1.2 Rumusan Masalah

Leukemia adalah penyakit neoplastik yang ditandai dengan diferensiasi dan

proliferasi sel induk hematopoietik yang secara maligna melakukan

transformasi, yang menyebabkan penekanan dan penggantian unsur sumsum

yang normal (Greer dkk,1999, dalam Price, 2006).

Analisis praktik..., Ni Nengah Kusuma, FIK UI, 2013

Page 18: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PRAKTIK KLINIK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351521-PR-Ni Nengah.pdfPengobatan kemoterapi pada anak yang menderita leukemia umumnya memberikan

Salah satu pengobatan untuk leukemia adalah kemoterapi. Kemoterapi adalah

terapi dengan metode sistemik untuk pengobatan kanker (Bowden et al, 1998

dalam Muhsinin, 2010). Kemoterapi mencakup obat-obat antimikroba dan

sitotoksik (Brooker, 2001). Koda-Kimble et al (2002) dan Tierney et al

(2006) dalam Perwitasari (2009) mengatakan bahwa pengobatan kanker

dengan kemoterapi dapat menimbulkan efek mual dan muntah. Namun mual

dan muntah masih terus menjadi hal yang dapat m,enimbulkan stress

meskipun agen antiemetik untuk saat ini lebih efektif (Rhodes & Mc. Daniel

(2001).

Jika masalah mual dan muntah ini tidak ditangani dengan baik dapat

mempengaruhi kondisi penderitabaik fisik maupun psikologis seperti, lemah,

nafsu makan menurun, status gizi kurang baik, dehidrasi, gangguan elektrolit

dan pneumonia aspirasi (Alsagoff-Hood, 1995 dalam Perwitasari, 2003).

Rasa mual dan muntah akibat efek samping dari kemoterapi dapat

menimbulkan rasa tidak nyaman bagi penderita. Untuk itu diperlukan teknik

nonfarmakologis untuk mengurangi rasa ketidaknyamanan terutama mual dan

muntah seperti relaksasi dan distraksi. Dalam hal ini diperlukan peran

perawat dalam memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif untuk

mengatasi masalah tersebut. Berdasarkan fenomena tersebut, maka rumusan

masalah karya ilmiah ini adalah asuhan keperawatan pada anak S dengan

leukemia limfositik akut pro kemoterapi.

1.3 Tujuan Penulisan

1.3.1 Tujuan Umum

Tujuan umum karya ilmiah ini adalah untuk memberikan gambaran asuhan

keperawatan pada anak dengan leukemia limfositik akut yang mengalami

mual-muntah akibat kemoterapi.

1.3.2 Tujuan Khusus

a. Menggambarkan hasil pengkajian pada An. S dengan leukemia

limfositik akut terkait efek samping kemoterapi di ruang Teratai

Lantai 3 Selatan RSUP Fatmawati.

Analisis praktik..., Ni Nengah Kusuma, FIK UI, 2013

Page 19: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PRAKTIK KLINIK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351521-PR-Ni Nengah.pdfPengobatan kemoterapi pada anak yang menderita leukemia umumnya memberikan

b. Menggambarkan identifikasi masalah keperawatan pada kasus An. S

dengan leukemia limfositik akut terkait efek samping kemoterapi di

ruang Teratai Lantai 3 Selatan RSUP Fatmawati.

c. Menggambarkan intervensi keperawatan pada An. S dengan leukemia

limfositik akut terkait efek samping kemoterapi di ruang Teratai

Lantai 3 Selatan RSUP Fatmawati.

d. Menggambarkan teknik nonfarmakologi yang digunakan untuk

mengontrol rasa mual dan muntah akibat efek samping dari

kemoterapi pada An. S dengan leukemia limfositik akut di ruang

Teratai Lantai 3 Selatan RSUP Fatmawati.

e. Menggambarkan analisis distraksi yang digunakan untuk mengontrol

efek samping dari kemoterapi khususnya mual muntah pada An. S

dengan leukemia limfositik akut di ruang Teratai Lantai 3 Selatan

RSUP Fatmawati.

1.4 Manfaat Penulisan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat terhadap :

1. Rumah sakit/Institusi

Karya ilmiah ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada Rumah

sakit tentang efektivitas teknik nonfarmakologis untuk mengontrol efek

samping dari kemoterapi khususnya rasa mual dan muntah pada penderita

leukemia.

2. Institusi pendidikan

Karya Ilmiah ini dapat bermanfaat untuk institusi pendidikan sebagai

masukan untuk mempersiapkan anak didiknya sebagai calon perawat yang

profesional dalam memberikan asuhan keperawatan, khususnya pada kasus

anak dengan masalah onkologi.

Analisis praktik..., Ni Nengah Kusuma, FIK UI, 2013

Page 20: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PRAKTIK KLINIK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351521-PR-Ni Nengah.pdfPengobatan kemoterapi pada anak yang menderita leukemia umumnya memberikan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini menjelaskan tentang teori dan konsep yang terkait dengan penulisan karya

ilmiah akhir yang berjudul “Analisis Praktik Klinik Keperawatan Kesehatan

Masyarakat Perkotaan pada Penderita Leukemia Limfositik Akut yang Mengalami

Mual-Muntah di RSUP Fatmawati Jakarta”.

2.1 Pengertian Leukemia

Leukemia adalah kanker dari salah satu jenis sel darah putih di sumsum

tulang, yang menyebabkan proliferasi salah satu jenis sel darah putih dengan

menyingkirkan jenis sel yang lain (Corwin, 2009).

Leukemia adalah proliferasi tak teratur atau akumulasi sel darah putih dalam

sumsum tulang menggantikan elemen sumsum tulang normal (Smeltzer and

Bare, 2002).

Leukemia adalah penyakit neoplastik yang ditandai dengan diferensiasi dan

proliferasi sel induk hematopoietik yang secara maligna melakukan

transformasi yang menyebabkan penekanan dan penggantian unsur sumsum

yang normal (Greer dkk, 1999 dalam Price, 2006).

Jadi leukemia adalah penyakit neoplastik yang ditandai dengan diferensiasi

dan proliferasi sel darah putih dalam sumsum tulang.

2.2 Etiologi

Penyebab dasar leukemia tidak diketahui dengan pasti. Namun beberapa

faktor predisposisi genetik maupun faktor lingkungan berperan terhadap

kejadian leukemia, seperti insiden leukemia lebih tinggi dari saudara kandung

anak-anak yang terserang. Pada kembar monozigot (identik) insiden

meningkat sampai 20%. Individu dengan kelainan kromosom, seperti sindrom

Down mempunyai insiden leukemia akut dua puluh kali lipat. Faktor

lingkungan berupa pajanan dengan radiasi pergion dosis tinggi disertai

manifestasi leukemia yang timbul bertahun-tahun kemudian serta zat-zat

kimia (misalnya benzen, arsen, pestisida, kloramfenikol, fenilbutazon, dan

Analisis praktik..., Ni Nengah Kusuma, FIK UI, 2013

Page 21: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PRAKTIK KLINIK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351521-PR-Ni Nengah.pdfPengobatan kemoterapi pada anak yang menderita leukemia umumnya memberikan

agen antineoplastik) berperan terhadap kejadian leukemia (Price & Wilson,

2006).

2.3 Klasifikasi Leukemia

Klasifikasi leukemia yang paling banyak digunakan adalah klasifikasi dari

FAB ( French-American-British). Klasifikasi ini klasifikasi morfologi dan

didasarkan pada diferensiasi dan maturasi sel leukemia yang dominan dalam

sumsum tulang. Bentuk penyakit leukemia yang umumnya ditemukan pada

anak-anak adalah leukemia limfoid akut (acute lymphooid leukemia, ALL)

dan leukemia nonlimfoid (mielogenus) akut (acute nonlymphoid

[myelogenous] leukemia, ANLL/AML). Sinonim untuk ALL meliputi

leukemia limfatik, limfositik, limfoblastik, dan limfoblastoid. Istilah leukemia

sel tunas (stem cell) atau sel blast juga mengacu pada leukemia tipe limfoid.

Sinonim untuk tipe AML meliputi leukemia granulositik, mielositik,

monositik, mielogenus, monoblastik, dan monomieloblastik. Leukemia

granulositik adalah leukemia eosinofil, neutrofil, atau basofil (Wong, 2009).

Klasifikasi Kelompok Kooperatif FAB mengenal Leukemia Akut Leukemia Limfoblastik Akut

L – 1 Leukemia Limfositik Akut anak-anak, populasi sel homogen

L – 2 Leukemia Limfositik Akut pada dewasa, populasi sel heterogen

L – 3 Leukemia jenis limfoma Burkit sel besar, populasi sel homogen

Leukemia Mieloblastik Akut

M – 0 Berdiferensiasi minimal

M – 1 Diferensiasi granulositik tanpa maturasi

M – 2 Diferensiasi granulositik dengan maturasi sampai stadium promielositik

M – 3 Diferensiasi granulositik dengan promielosit hipergranular, dihubungkan

dengan koagulasi intravaskular diseminata

M – 4 Leukemia mielomonosit akut; garis sel monosit dan granulosit

M – 5a Leukemia monosi akut; berdiferensiasi buruk

M – 5b Leukemia monosit akut; berdiferensiasi baik

M - 6 Eritroblastosi yang menonjol dengan diseriptropoiesis berat

M – 7 Leukemia megakariosit Dari Gralnick HR et al: Clasification of acute leukemie, Ann intern Med 87 (6): 740-753, 1977; Bennett JM et al: Criteria for the diagnosis of acute leukemia. Ann Intern med 103 (3): 460-462, 1985: Sacher RA, McPherson R: Widman’s clinical interpretation of laborratory tests, ed 112, Philadelphia. 2000, FA Davis (Price & Wilson, 2006)

Analisis praktik..., Ni Nengah Kusuma, FIK UI, 2013

Page 22: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PRAKTIK KLINIK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351521-PR-Ni Nengah.pdfPengobatan kemoterapi pada anak yang menderita leukemia umumnya memberikan

2.4 Patofisiologi

Sel kanker menghasilkan leukosit yang imatur/abnormal dalam jumlah yang

berlebihan. Leukosit imatur ini menyusup ke berbagai organ, termasuk

sumsum tulang dan menggantikan unsur-unsur sel yang normal. Limfosit

imatur berproliferasi dalam sumsum tulang dan jaringan perifer sehingga

mengganggu perkembangan sel normal. Hal ini menyebabkan hematopoiesis

normal terhambat, akibatnya terjadi penurunan jumlah leukosit, sel darah

merah dan trombosit. Infiltrasi sel kanker ke berbagai organ menyebabkan

pembesaran hati, limpa, limfodenopati, sakit kepala, muntah, dan nyeri tulang

serta persendian. Penurunan jumlah eritrosit menimbulkan anemia, penurunan

jumlah trombosit mempermudah terjadinya perdarahan (ekhimosis,

perdarahan gusi, epistaksis dll.). Adanya sel kanker juga mempengaruhi

sistem retikuloendotelial yang dapat menyebabkan gangguan sistem

pertahanan tubuh, sehingga mudah mengalami infeksi. Adanya sel kanker

juga mengganggu metabolisme sehingga sel kekurangan makanan (Smeltzer

& Bare, 2002).

2.5 Gambaran Klinis

Leukemia akut memperlihatkan gejala klinis yang mencolok. Adapun gejala

yang tampak pada penderita leukemia akut diantaranya :

1) Kepucatan dan rasa lelah akibat anemia.

2) Infeksi berulang akibat penurunan sel darah putih.

3) Perdarahan dan memar akibat trombositopenia dan gangguan koagulasi.

4) Nyeri tulang akibat penumpukan sel di sumsum tulang, yang

menyebabkan peningkatan tekanan dan kematian sel. Nyeri tulang yang

berhubungan dengan leukemia biasanya bersifat progresif.

5) Penurunan berat badan karena berkurangnya nafsu makan dan

peningkatan konsumsi kalori oleh sel-sel neoplastik.

6) Limfadenopati, splenomegali, dan hepatomegali akibat infiltrasi sel

leukemik ke organ-organ limfoid dapat terjadi.

7) Gejala sistem saraf pusat dapat terjadi seperti sakit kepala hebat, muntah,

iritabilitas, letargi (Corwin,2009).

Analisis praktik..., Ni Nengah Kusuma, FIK UI, 2013

Page 23: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PRAKTIK KLINIK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351521-PR-Ni Nengah.pdfPengobatan kemoterapi pada anak yang menderita leukemia umumnya memberikan

2.6 Komplikasi

1) Anak-anak yang selamat dari leukemia mengalami peningkatan risiko

untuk terjadi keganasan baru dimasa selanjutnya dibandingkan dengan

anak-anak yang tidak sakit leukemia.

2) Regimen terapi, termasuk transplantasi sumsum tulang, dihubungkan

dengan depresi sumsum tulang temporer, dan peningkatan risiko

perkembangan infeksi berat yang dapat menyebabkan kematian.

3) Bahkan pada terapi dan remisi yang berhasil, sel-sel leukemik masih

tetap ada, meninggalkan gejala sisa penyakit (Corwin, 2009).

2.7 Pemeriksaan Diagnostik

1) Hitung Darah Lengkap (HDL), urinalisis, dan kimia darah diprogramkan

untuk mengkaji status kesehatan secara umum. Urinalisis 24 jam

digunakan untuk mendeteksi asam homovanilik, asam vanilimandelik, dan

katekolamin pada neuroblastoma.

2) Apusan darah perifer diambil untuk menentukan jenis sel dan

maturitasnya.

3) Sinar–X dada diambil pada semua anak sebagai dasar atau untuk

diagnosis.

4) Ultrasonografi sering digunakan sebagai alat untuk skrining.

5) Scan tulang merupakan metode yang sangat peka untuk mendeteksi lesi

tulang, tetapi tidak dapat membedakan antara keganasan dan inflamasi.

6) Aspirasi atau biopsi sumsum tulang dilakukan untuk penegakan diagnosis

definitif leukemia.

7) Pungsi lumbal dilakukan untuk analisis cairan serebrospinal (CSS)

kemungkinan adanya sel-sel leukemia, sel tumor otak, dan kanker lainnya

yang dapat bermetastasis ke medula spinalis dan otak.

8) Teknik pencitraan (CT scan, ultrasonografi, MRI) digunakan untuk

mendeteksi massa tumor padat.

9) Biopsi sangat kritis dalam menentukan klasifikasi dan tahap kanker

(Muscari, 2005)

Analisis praktik..., Ni Nengah Kusuma, FIK UI, 2013

Page 24: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PRAKTIK KLINIK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351521-PR-Ni Nengah.pdfPengobatan kemoterapi pada anak yang menderita leukemia umumnya memberikan

2.8 Penatalaksanaan Medis

Salah satu terapi pada ALL adalah kemoterapi. Kemoterapi adalah

penggunaan preparat antineoplastik sebagai upaya untuk membunuh sel-sel

tumor dengan mengganggu fungsi dan reproduksi selular (Smeltzer & Bare,

2002). Sukarja (2000, dalam Perwitasari 2006) menjelaskan bahwa

kemoterapi merupakan terapi sistemik yang dapat digunakan untuk

menghambat pertumbuhan atau untuk membunuh sel-sel kanker dengan obat-

obat antikanker yang disebut sitostatika.

Tujuan dari kemoterapi adalah untuk mematikan sisa sel-sel kanker yang

mungkin sudah beredar di dalam tubuh yang tidak terdeteksi oleh

pemeriksaan, untuk mencegah kekambuhan, serta pada stadium yang lanjut,

kemoterapi diberikan sebagai terapi yang utama (Noorwati (2009) dalam

Muhsinin (2010).

Terapi leukemia meliputi pemakaian agens kemoterapeutik dengan atau

tanpa iradiasi kranial, diberikan dalam empat fase, yaitu :

1) Terapi induksi, yang menghasilkan remisi total atau remisi dengan kurang

dari 5 % sel-sel leukemia dalam sumsum tulang. Terapi induksi dimulai

segera setelah diagnosis ditegakkan dan berlangsung selama 4 – 6

minggu. Obat-obatan yang digunakan untuk induksi pada ALL adalah

kortikosteroid (terutama prednison), vinkristin, dan L-asparaginase,

dengan atau tanpa doksorubisin (daunorubisin).

2) Terapi profilaksis SSP, yang mencegah agar sel-sel leukemia tidak

menginvasi SSP. Penanganan SSP terdiri atas terapi profilaksis melalui

kemoterapi intratekal dengan metotreksat, sitarabin, dan hidrokortison

3) Terapi intensifikasi atau konsolidasi, yang menghilangkan sel-sel

leukemia yang masih tersisa, diikuti dengan terapi intensifikasi lambat

(delayed intensification), yang mencegah timbulnya klon leukemik yang

resisten. Penyuntikan intratekal yang menyertai kemoterapi sistemik

meliputi pemberian L-asparaginase, metotreksat dosis tinggi atau sedang,

sitarabin, vinkristin dan merkaptopurin, selama periode beberapa bulan.

Analisis praktik..., Ni Nengah Kusuma, FIK UI, 2013

Page 25: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PRAKTIK KLINIK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351521-PR-Ni Nengah.pdfPengobatan kemoterapi pada anak yang menderita leukemia umumnya memberikan

4) Terapi rumatan, yang berfungsi untuk mempertahankan fase remisi.

Terapi rumatan dimulai sesudah terapi indusi dan konsolidasi selesai dan

berhasil dengan baik untuk memelihara remisi dan selanjutnya

mengurangi jumlah sel leukemia. Regimen terapi obat kombinasi yang

meliputi pemberian merkaptopurin setiap hari, metotreksat seminggu

sekali, dan terapi intratekal secara periodik diberikan selama 2 tahun

kemudian.

5) Reinduksi sesudah relaps. Adanya sel-sel leukemia dalam sumsum

tulang, SSP atau testis menunjukkan terjadinya relaps/kekambuhan

penyakit. Terapi pada anak-anak yang mengalami relaps meliputi terapi

reinduksi dengan prednison dan vinkristin, disertai pemberian kombinasi

obat lain yang belum digunakan. Terapi preventif SSP dan terapi

rumatannya dilaksanakan setelah remisi (Wong, 2009).

Kemoterapi dapat menimbulkan efek samping berupa infeksi, perdarahan,

anemia, mual dan muntah, anoreksia, gangguan nutrisi, ulserasi mukosa, dan

rambut rontok.

2.9 Penatalaksanaan Keperawatan

Asuhan keperawatan pada anak yang menderita leukemia secara langsung

akan terkait dengan regimen terapi yang diberikan. Oleh karena itu perawat

mempunyai peranan penting dalam mengkaji masalah-masalah yang dialami

pasien yang menjalani kemoterapi. Di dalam memberikan asuhan

keperawatan terdiri dari beberapa tahap atau langkah-langkah proses

keperawatan yaitu; pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan,

implementasi, dan evaluasi.

2.9.1 Pengkajian pada leukemia meliputi :

1) Riwayat kesehatan

a. Gambaran tanda dan gejala yang dikeluhkan pasien, seperti adanya

massa atau pembengkakan yang abnormal, pucat, kecenderungan

mengalami memar, nyeri lokal yang persisten, demam yang

Analisis praktik..., Ni Nengah Kusuma, FIK UI, 2013

Page 26: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PRAKTIK KLINIK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351521-PR-Ni Nengah.pdfPengobatan kemoterapi pada anak yang menderita leukemia umumnya memberikan

berlangsung lama, sakit kepala sering, kadang-kadang disertai muntah,

perubahan penglihatan yang mendadak, dan penurunan berat badan

yang cepat dan berlebihan.

b. Riwayat pranatal seperti adanya pajanan terhadap radiasi ionisasi,

infeksi maternal, obat-obatan, dan penggunaan zat. Selain itu riwayat

abnormalitas kromosom, gangguan kekebalan, keganasan sebelumnya,

dan riwayat keluarga terhadap kanker.

c. Pemeriksaan fisik, tanda-tanda vital, pantau adanya peningkatan suhu

akibat demam, pantau peningkatan dan penurunan berat badan, dan

pantau tekanan darah, dapat rendah (sepsis) atau tinggi (tumor

ginjal/neuroblastoma)

2) Aktivitas :

Gejala: Kelelahan, malaise, kelemahan, serta ketidakmampuan untuk

melakukan aktivitas seperti biasanya.

Tanda: Kelelahan otot, peningkatan kebutuhan tidur, somnolen.

3) Sirkulasi

Gejala: Palpitasi

Tanda: Takikardia, murmur jantung, kulit, membran mukosa pucat, defisit

saraf kranial dan atau tanda perdarahan serebral.

4) Eliminasi

Gejala: Diare; nyeri tekan perianal dan nyeri, darah merah terang pada

tisu, feses hitam, darah pada urine, penurunan keluaran urin.

5) Integritas Ego

Gejala: Perasaaan tak berdaya atau tak ada harapan

Tanda: Depresi, menarik diri, ansietas, takut, marah, mudah terangsang,

perubahan alam perasaan, kacau.

6) Makanan/Cairan

Gejala: Kehilangan nafsu makan, anoreksia, muntah, perubahan

rasa/penyimpangan rasa, penurunan berat badan, faringitis, disfagia.

Tanda: Distensi abdominal, penurunan bunyi usus, splenomegali,

hepatomegali, ikterik, stomatitis, ulkus mulut, hipertrofi gusi (infiltrasi

gusi mengindikasikan leukemia monositik akut).

Analisis praktik..., Ni Nengah Kusuma, FIK UI, 2013

Page 27: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PRAKTIK KLINIK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351521-PR-Ni Nengah.pdfPengobatan kemoterapi pada anak yang menderita leukemia umumnya memberikan

7) Neurosensori

Gejala: Kurang atau penurunan koordinasi, perubahan alam perasaan,

kacau, disorientasi, kurang konsentrasi, pusing, kebas, kesemutan,

parastesia.

Tanda: Otot mudah terangsang, aktivitas kejang.

8) Nyeri/Kenyamanan

Gejala: Nyeri abdomen, sakit kepala, nyeri tulang/sendi; nyeri tekan

sternal, kram otot.

Tanda: Perilaku berhati-hati, distraksi, gelisah, fokus pada diri sendiri.

9) Pernapasan

Gejala: Napas pendek dengan kerja minimal.

Tanda: Dispnea, takipnea, batuk, gemericik, ronkhi, penurunan bunyi

napas.

10) Keamanan

Gejala: Riwayat infeksi saat ini atau dahulu, riwayat jatuh, gangguan

penglihatan atau kerusakan, perdarahan spontan tak terkontrol dengan

trauma minimal.

Tanda: Demam, infeksi, kemerahan, purpura, perdarahan retinal,

perdarahan gusi, atau epistaksis, pembesaran nodus limfe, limpa atau hati

(sehubungan dengan invasi jaringan), papiledema dan eksoftalmus,

infiltrat leukemik pada dermis.

11) Seksualitas

Gejala: Perubahan libido, perubahan aliran menstruasi, menoragia,

impoten.

12) Penyuluhan/Pembelajaran

Gejala: Riwayat terpajan pada kimiawi, misalnya benzene, fenilbutazon,

dan kloramfenikol; kadar ionisasi radiasi berlebihan; pengobatan

kemoterapi sebelumnya, khususnya agen pengkelat, gangguan

kromosom, contoh sindrom Down atau anemia Franconi aplastik.

Analisis praktik..., Ni Nengah Kusuma, FIK UI, 2013

Page 28: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PRAKTIK KLINIK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351521-PR-Ni Nengah.pdfPengobatan kemoterapi pada anak yang menderita leukemia umumnya memberikan

Pertimbangan : DRG menunjukkan rerata lama dirawat: 3,9 hari

Rencana Pemulangan: Dapat memerlukan bantuan dalam terapi dan

pengobatan/alat, belanja, persiapan makanan, aktivitas perawatan diri,

pemeliharaan rumah, transportasi

Prioritas keperawatan: Mencegah terjadinya infeksi selama fase akut

penyakit/pengobatan. Mempertahankan volume dari sirkulasi darah,

Menghilangkan rasa nyeri. Meningkatkan fungsi fisik secara optimal.

Memberikan dukungan psikologis. Memberikan informasi tentang proses

penyakit/prognosis dan kebutuhan pengobatan.

Tujuan Pemulangan: Komplikasi penyakit dapat dicegah atau minimal,

nyeri hilang atau terkontrol, aktivitas sehari-hari terpenuhi oleh diri

sendiri atau dengan bantuan, klien dapat menerima kenyataan penyakit

yang dideritanya, klien memahami proses penyakit/prognosis dan

program terapeutik (Doenges, 2000).

2.9.2 Diagnosis Keperawatan

Berdasarkan Wong (2009) diagnosis keperawatan yang dapat

ditemukan pada klien dengan leukemia adalah: risiko cedera (proses

malignan/keganasan, terapi), risiko infeksi, risiko cedera (perdarahan,

sistitis hemoragika), risiko defisit volume cairan, perubahan membran

mukosa, perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh, kerusakan

integritas kulit, hambatan mobilitas fisik, gangguan citra tubuh, nyeri,

ketakutan, defisit aktivitas pengalihan, perubahan proses keluarga, dan

duka cita adaptif. Sedangkan menurut Doenges (2000) diagnosis

keperawatan pada klien dengan leukemia adalah risiko tinggi terhadap

infeksi, risiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan, nyeri akut,

intoleransi aktivitas, kurang pengetahuan [kebutuhan belajar] tentang

penyakit, prognosis, dan kebutuhan pengobatan. Menurut Muscari

(2005) diagnosis keperawatan yang dapat diangkat pada klien dengan

leukemia diantaranya risiko cedera, risiko infeksi, risiko trauma, risiko

Analisis praktik..., Ni Nengah Kusuma, FIK UI, 2013

Page 29: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PRAKTIK KLINIK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351521-PR-Ni Nengah.pdfPengobatan kemoterapi pada anak yang menderita leukemia umumnya memberikan

kekurangan volume cairan, gangguan nutrisi: kurang dari kebutuhan

tubuh, gangguan membran mukosa oral, nyeri, risiko gangguan

pertumbuhan, risiko gangguan perkembangan, gangguan proses

keluarga, dan duka cita adaptif.

2.9.3 Intervensi Keperawatan

Intervensi/tindakan keperawatan pada anak yang menderita leukemia

menurut Muscari (2005) adalah sebagai berikut :

1) Bantu dalam menjamin remisi sebagian atau lengkap dari penyakit

dengan pemberian kemoterapi dan dengan pencegahan, atau

meminimalkan, komplikasi kemoterapi, radiasi, dan transplantasi

sumsum tulang (BMT, bone marrow transplant).

a. Beri agens kemoterapi sesuai dengan daftar obat

Ikuti pedoman dan kebijakan institusi untuk pemberian obat.

Amati adanya tanda-tanda infiltrasidan iritasi pada area infus

(nyeri, rasa tersengat, membengkak, atau kemerahan) segera

hentikan infus jika terjadi infiltrasi. Amati anak selama 20 menit

untuk memperhatikan adanaya tanda-tanda anafilaksis. Hentikan

infus jika diduga terjadi reaksi.

b. Pantau adanya efek samping kemoterapi yang spesifik, demikian

juga dengan efek samping umum seperti infeksi, perdarahan,

anemia, mual dan muntah, gangguan nutrisi, ulserasi mukosa,

alopesia, dan efek samping lain seperti diare atau konstipasi,

nyeri, kerusakan integritas kulit, ketidakseimbangan cairan dan

elektrolit, hepatotoksik/toksik ginjal, neurotoksik, kelemahan,

toksik pulmonal, kardiotoksik, dan ototoksik.

c. Pantau adanya efek samping radiasi dan deskuamasi kulit yang

lembab atau kering, mulut kering, sakit tenggorok, kehilangan

indra pengecap, dan parotitis.

d. Pantau adanya komplikasi transplantasi sumsum tulang (BMT).

Analisis praktik..., Ni Nengah Kusuma, FIK UI, 2013

Page 30: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PRAKTIK KLINIK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351521-PR-Ni Nengah.pdfPengobatan kemoterapi pada anak yang menderita leukemia umumnya memberikan

2) Pantau dan minimalkan kedaruratan onkologi pediatrik.

a. Sindrom lisis tumor akut (dikarakteristikan dengan perubahan

tingkat kesadaran; letargi, mual, muntah, pruritus, nyeri

pinggang, oliguria, dan tetanus).

b. Hiperleukositosis (hitung sel darah putih [SDP] >100.000/mm3

c. Sindrom vena kava superior.

).

3) Cegah infeksi.

a. Kaji adanya tanda-tanda infeksi.

b. Minimalkan anak terpajan dengan orang yang terinfeksi.

c. Gunakan teknik aseptik yang ketat untuk semua prosedur

invasif, gunakan teknik yang tepat antara lain mencuci tangan.

d. Pastikan bahwa anak baru mendapatkan imunisasi tidak aktif.

Jangan memberikan virus hidup untuk anak-anak yang

terimunosupresi. Beri imunoglobulin varisela zoster pada anak

yang terpajan varisela (cacar air).

e. Berikan obat-obatan yang dapat mencakup antibiotik dan faktor

penstimulasi koloni granulosit (GCSF).

4) Cegah trauma akibat perdarahan dan imobilitas.

a. Pantau adanya tanda-tanda perdarahan dan kerusakan integritas

kulit. Observasi adanya perdarahan gastrointestinal dan

genitourinaria. Pantau nilai hemoglobin, hematokrit, dan

trombosit dengan rutin.

b. Minimalkan prosedur pungsi kulit, seperti injeksi intramuskular

dan pungsi vena.

c. Hindari senyawa yang mengandung aspirin yang dapat

mengganggu fungsi trombosit.

d. Minimalkan risiko sistitis hemoragik dengan menganjurkan

untuk banyak minum dan berkemih yang sering.

e. Gerakan anak dengan hati-hati, beri alas tempat tidur, dan

gunakan matras pereda tekanan.

f. Beri perawatan kulit, terutama di sekitar mulut dan anus yang

merupakan tempat ulserasi akan muncul.

Analisis praktik..., Ni Nengah Kusuma, FIK UI, 2013

Page 31: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PRAKTIK KLINIK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351521-PR-Ni Nengah.pdfPengobatan kemoterapi pada anak yang menderita leukemia umumnya memberikan

g. Cegah ulserasi rektum dengan menjaga kebersihan area tersebut.

5) Pertahankan hidrasi yang adekuat.

a. Pantau asupan dan haluaran cairan.

b. Anjurkan asupan cairan sedikit tapi sering.

c. Beri cairan melalui intravena.

6) Anjurkan nutrisi yang adekuat.

a. Beri makanan yang diinginkan dan dapat ditoleransi oleh anak.

b. Beri antiemetik selama 24 jam untuk meminimalkan mual.

c. Anjurkan pemberian makan ketika anak terlihat lapar.

d. Buat makanan tampak menarik dan ciptakan lingkungan yang

menyenangkan.

7) Cegah mukositis.

a. Pantau adanya tanda-tanda kerusakan.

b. Beri perawatan mulut. Gunakan sikat gigi yang lembut,

bersihkan mulut dengan frekuensi yang sering, dan beri anestesi

lokal untuk menghilangkan nyeri, terutama sebelum makan.

c. Berikan pelembab bibir.

d. Hindari kapas usap gliserin-lemon dan iritan lainnya. Hindari

pemberian hidrogen peroksida yang dapat menyebabkan erosi

jaringan, dan susu magnesium (antasid atau laksatif) yang

menyebabkan mukosa kering.

8) Cegah nyeri.

a. Minimalkan prosedur yang menyakitkan jika memungkinkan.

b. Beri analgesik untuk pencegahan dan kaji efektifitasnya.

c. Gunakan tindakan penghilang nyeri nonfarmakologik.

9) Tingkatkan pertumbuhan dan perkembangan yang sehat.

a. Perbolehkan anak berpartisipasi dalam perawatan diri jika

memungkinkan.

b. Anjurkan aktivitas sesuai usia yang dapat diatur oleh anak.

c. Pertahankan anak kontak dengan sekolah.

Analisis praktik..., Ni Nengah Kusuma, FIK UI, 2013

Page 32: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PRAKTIK KLINIK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351521-PR-Ni Nengah.pdfPengobatan kemoterapi pada anak yang menderita leukemia umumnya memberikan

d. Bantu anak dalam melakukan koping terhadap gangguan citra

tubuh seperti alopesia dan peningkatan atau penurunan berat

badan.

10) Bantu keluarga dalam melakukan koping terhadap gangguan

anak.

a. Anjurkan anak dan keluarga untuk mengungkapkan perasaan

mereka.

b. Bantu dengan keterampilan koping.

c. Berikan penyuluhan bagi anak dan keluarga untuk

penatalaksanaan penyakit dan pengobatan, termasuk

konsekuensi jangka panjang.

11) Bantu anak dan keluarga dalam proses berduka.

a. Beri kontak yang konsisten dengan keluarga untuk membina

hubungan saling percaya.

b. Bantu keluarga dalam perencanaan untuk tahap terminal

penyakit.

c. Berikan dukungan spiritual dan dukungan lainnya.

2.9.4 Evaluasi hasil akhir

Hasil yang diharapkan pada klien dengan leukemia adalah anak

mengalami remisi penyakit sebagian atau lengkap, anak tidak

mengalami kedaruratan onkologik, tidak mengalami infeksi,

menunjukkan tidak ada perdarahan, mempertahankan hidrasi yang

adekuat, mendapatkan nutrisi yang baik, mempertahankan keutuhan

membran mukosa, terbebas dari rasa nyeri, berfungsi pada tingkat

perkembangan yang normal, dan keluarga melakukan koping terhadap

penyakit, dan keluarga melakukan koping terhadap proses berduka

(Muscari, 2005).

Analisis praktik..., Ni Nengah Kusuma, FIK UI, 2013

Page 33: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PRAKTIK KLINIK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351521-PR-Ni Nengah.pdfPengobatan kemoterapi pada anak yang menderita leukemia umumnya memberikan

BAB 3 ANALISIS KASUS

3.1 Pengkajian

Klien yang dikelola adalah An. S, berusia 11 tahun, pendidikan sekolah dasar

(SD), masuk ke rumah sakit tanggal 24 April 2013 dengan diagnosa Akut

Limphositik Leukemia B. Lineage HR (Relapse). Keluhan utama klien masuk

rumah sakit adalah teraba benjolan di leher klien. Keluhan ini dirasakan oleh

klien 3 bulan sebelum masuk rumah sakit. Sejak 1 bulan sebelum masuk

rumah sakit, klien merasakan nyeri tulang di sekitar punggung dan 1 hari

sebelum masuk rumah sakit timbul sariawan dan ada perdarahan gusi.

Riwayat penyakit sebelumnya, klien pernah dirawat di rumah sakit pada

tahun 2005, yaitu saat klien berumur 3,5 tahun. Klien dirawat karena

kondisinya yang lemah, nafsu makan menurun, sering demam, dan tampak

memar tanpa sebab di tubuhnya. Kemudian klien mendapatkan perawatan

kemoterapi di rumah sakit selama 2 bulan. Pada tahun 2009 klien kembali

dirawat di rumah sakit dengan keluhan yang sama dan klien mendapatkan

perawatan selama 2 bulan. Dalam riwayat penyakit keluarga, menurut orang

tua klien, di dalam keluarga tidak ada yang memiliki riwayat penyakit

leukemia ataupun jenis kanker yang lain.

Pemeriksaan fisik yang dilakukan pada klien tanggal 27 Mei 2013 didapatkan

data kesadaran compos mentis, berat badan saat dikaji 29 Kg (sebelumnya

BB 27 Kg), tinggi badan 139 cm, LLA 20 cm, status gizi klien baik, suhu

badan 37,2o C, frekuensi pernapasan 22 x/menit, nadi 84 x/menit dan tekanan

darah 100/70 mmHg. Berdasarkan hasil pemeriksaan fisik head to toe

diperoleh hasil bahwa kulit kepala bersih, distribusi rambut merata, rambut

rontok, konjungtiva pucat, warna pink muda, sklera tak ikterik, membran

mukosa pucat, bentuk dada simetris, retraksi tidak ada, bunyi napas vesikuler,

bunyi jantung S1 dan S2 normal, CRT < 2 detik, abdomen datar, supel, bising

usus ada, ± 5 – 10 x/menit, klien mengeluh mual dan muntah setelah

pemberian kemoterapi, nafsu makan menurun, klien juga mengeluh nyeri

setelah pemberian kemoterapi melalui intratekal. Klien tampak lemah dan

Analisis praktik..., Ni Nengah Kusuma, FIK UI, 2013

Page 34: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PRAKTIK KLINIK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351521-PR-Ni Nengah.pdfPengobatan kemoterapi pada anak yang menderita leukemia umumnya memberikan

lebih banyak di tempat tidur, kaki kanan dan kiri klien tampak mengecil tidak

sesuai dengan proporsi tubuh klien, kekuatan otot ekstremitas atas 5555|5555

dan ekstremitas bawah 4444|4444

. Pada pemeriksaan darah lengkap tanggal

27 Mei 2013 didapatkan hasil hemoglobin 9,0 gr/dl, hematokrit 26 %,

leukosit 2,2 ribu/ul, trombosit 139 ribu/ul, eritrosit 3,24 juta/uL. Hitung jenis :

basofil 0%, eosinofil 1%, neutrofil 77%, limfosit 16%, monosit 3%, luc 4%,

retikulosit 3,8%. Fungsi hati : SGOT 57 U/l, SGPT 199 U/l. Pemeriksaan

gambaran darah tepi didapatkan gambaran eritrosit : anisositosis, normositik

normokrom, dan makrositik, polikromasi (+), leukosit kesan jumlah menurun,

morfologi normal, tidak didapatkan blas, trombosit kesan jumlah menurun,

morfologi normal, kesan : anemia dimorfik, leukopenia, trombositopenia,

pansitopenia. Hasil urinalisa menunjukkan urobilinogen 0,2 E.U./dl, protein

urine negative, BJ urine 1,010, bilirubin negative, keton negative, nitrit

negative, pH 6,0, lekosit negative, darah/HB negative, glukosa urine negative,

reduksi negative, warna yellow, kejernihan clear, sedimen urine : epitel

positif (+), lekosit 2 – 1 /LPB, eritrosit 0 – 1 /LPB, silinder negative/LPK,

kristal negative, bakteri negative. Pemeriksaan BMP tanggal 24 April 2013

didapatkan gambaran sumsum tulang sesuai dengan ALL Relapse. Hasil

rontgen paru tanggal 1 Mei 2013 didapatkan gambaran cardiomegali, aortae

baik, paru : corakan bronkhovaskuler kasar.

3.2 Masalah Keperawatan

Data-data yang didapatkan dari hasil pengkajian an. S dikelompokkan dalam

analisis data. Hasil analisis data menunjukkan adanya beberapa masalah pada

kasus An. S yaitu mual dan muntah. Selain itu masalah risiko infeksi diangkat

berhubungan dengan penurunan daya tahan tubuh akibat penyakit yang

dideritanya. Masalah risiko cedera diangkat berhubungan dengan proses

penyakit dan pengobatan kemoterapi yang sedang diberikan. Hasil pengkajian

dan analisis data pada An. S menunjukkan beberapa masalah keperawatan

yaitu risiko cedera, risiko infeksi, risiko kekurangan volume cairan, mual,

risiko perdarahan, dan intoleran aktivitas. Adapun masalah keperawatan

Analisis praktik..., Ni Nengah Kusuma, FIK UI, 2013

Page 35: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PRAKTIK KLINIK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351521-PR-Ni Nengah.pdfPengobatan kemoterapi pada anak yang menderita leukemia umumnya memberikan

berdasarkan prioritas masalah adalah risiko cedera, risiko infeksi, mual dan

keletihan.

3.3 Rencana Keperawatan

Rencana keperawatan merupakan serangkaian tindakan atau intervensi untuk

mencapai tujuan pelaksanaan asuhan keperawatan. Berdasarkan prioritas

masalah keperawatan maka rencana keperawatan yang disusun adalah sebagai

berikut :

Diagnosis 1 : Risiko cedera

Tujuan : Klien tidak mengalami komplikasi akibat kemoterapi, klien

mengalami remisi parsial atau total dari penyakit.

Intervensi Keperawatan :

Jelaskan pada klien dan keluarga tujuan dari pemberian kemoterapi.

Jelaskan prosedur pelaksanaan kemoterapi.

Lakukan anamnesis yang cermat untuk mendeteksi adanya riwayat reaksi

alergi.

Ikuti pedoman pemberian agens kemoterapi.

Berikan agens kemoterapi sesuai program.

Bantu prosedur pemberian agens kemoterapi (misal : pungsi lumbal untuk

pemberian intratekal).

Amati tanda-tanda infiltrasi pada lokasi infus/penyuntikan iv (rasa nyeri,

tersengat, pembengkakan, kemerahan).

Segera hentikan infus jika terjadi tanda-tanda infiltrasi.

Amati keadaan klien selama 20 menit sesudah pemberian infus.

Hentikan pemberian infus obat dan bilas selang infus dengan larutan salin

normal jikadicurigai adanya reaksi.

Cegah terjadinya infeksi dengan menjaga kebersihan diri dan mulut.

Kolaborasi untuk menghindari pemakaian obat yang mengandung aspirin.

(Sumber : Wong, 2009)

Analisis praktik..., Ni Nengah Kusuma, FIK UI, 2013

Page 36: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PRAKTIK KLINIK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351521-PR-Ni Nengah.pdfPengobatan kemoterapi pada anak yang menderita leukemia umumnya memberikan

Diagnosis 2 : Risiko infeksi

Tujuan : Infeksi tidak terjadi.

Intervensi Keperawatan :

Pantau tanda dan gejala infeksi (misal : suhu tubuh, denyut jantung,

pernapasan, nadi, dan lain-lain).

Kaji faktor yang dapat meningkatkan kerentanan terhadap infeksi.

Pantau hasil laboratorium (hitung darah lengkap, hitung granulosit, absolut

hitung jenis, protein serum, dan albumin).

Anjurkan semua pengunjung dan tenaga kesehatan untuk melakukan

teknik mencuci tangan dengan prinsip 6 benar.

Gunakan teknik aseptik setiap melakukan tindakan invasif.

Anjurkan klien dan keluarga untuk menjaga personal higiene untuk

melindungi tubuh terhadap infeksi.

Ajarkan klien dan keluarga teknik mencuci tangan yang benar.

Batasi jumlah pengunjung, jika diperlukan.

Terapkan kewaspadaan universal.

Pertahankan teknik isolasi jika diperlukan.

Kolaborasi pemberian antibiotik jika diperlukan.

(Sumber : Doenges, 2000, Diagnosis NANDA, Intervensi NIC, Kriteria Hasil

NOC, 2012)

Diagnosis 3 : Mual

Tujuan : Rasa mual berkurang, selera makan meningkat, status nutrisi

adekuat.

Intervensi Keperawatan :

Pantau gejala subjektif mual pada klien.

Kaji penyebab mual (misal efek samping kemoterapi).

Pantau adanya peningkatan atau penurunan berat badan.

Pantau turgor kulit.

Pantau tingkat energi, keletihan , dan kelemahan.

Pantau asupan kalori dan makanan.

Pantau tanda-tanda vital.

Analisis praktik..., Ni Nengah Kusuma, FIK UI, 2013

Page 37: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PRAKTIK KLINIK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351521-PR-Ni Nengah.pdfPengobatan kemoterapi pada anak yang menderita leukemia umumnya memberikan

Pantau status hidrasi klien.

Jelaskan pada klien dan keluarga penyebab mual.

Anjurkan klien untuk makan dengan porsi sedikit tapi sering.

Ajarkan klien untuk mengalihkan perhatian (distraksi) klien dari rasa

mualnya dengan membacakan buku cerita ataupun menonton film.

Ajarkan klien untuk teknik relaksasi napas dalam jika dirasakan mual.

Kolaborasi dalam pemberian antiemetik sebelum pemberian kemoterapi.

(Sumber : Diagnosis NANDA, Intervensi NIC, Kriteria Hasil NOC, 2012)

Diagnosis 4 : Keletihan

Tujuan : Rasa letih berkurang.

Intervensi Keperawatan :

Berikan dorongan untuk istirahat beberapa periode selama siang hari,

terutama sebelum dan setelah beraktivitas.

Tingkatkan jam tidur total pada malam hari.

Atur jadwal aktivitas setiap hari untuk menghemat energi.

Berikan masukan protein dan kalori yang adekuat.

Berikan dorongan untuk teknik relaksasi.

(Sumber : Smeltzer & Bare, 2002)

Analisis praktik..., Ni Nengah Kusuma, FIK UI, 2013

Page 38: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PRAKTIK KLINIK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351521-PR-Ni Nengah.pdfPengobatan kemoterapi pada anak yang menderita leukemia umumnya memberikan

BAB 4 ANALISIS SITUASI

Bab ini berisi tentang analisis situasi yang terkait dengan pelaksanaan asuhan

keperawatan pada an. S dengan leukemia yang sedang menjalani pengobatan

kemoterapi di ruang Teratai Lantai 3 Selatan RSUP Fatmawati. Analisis situasi

yang dilakukan meliputi tentang profil lahan praktek, analisis hasil pengkajian,

masalah keperawatan, intervensi, alternatif pemecahan masalah, dan evaluasi.

4.1 Profil Lahan Praktek

Rumah Sakit Fatmawati merupakan salah satu rumah sakit umum pemerintah

di Jakarta. Rumah sakit Fatmawati terletak di jalan RS Fatmawati Cilandak

Jakarta Selatan. Salah satu pelayanan rumah sakit fatmawati adalah pelayanan

rawat inap yang terdiri dari suite room & VIP, kelas I, kelas II, kelas III, dan

Khusus. Ruang Teratai lantai 3 Selatan merupakan ruang perawatan anak

kelas III penyakit dalam yang terbagi atas ruang perawatan non infeksi, ruang

perawatan infeksi dan High Care Unit. Ruang teratai lantai 3 selatan ini

memiliki kapasitas 37 tempat tidur. Ruangan ini merawat pasien anak mulai

usia 1 bulan sampai usia 18 tahun.

4.2 Analisis Masalah Keperawatan

Hasil pengkajian dari kasus yang telah digambarkan pada bab sebelumnya

menunjukkan bahwa masalah keperawatan yang ada pada an. S dengan

leukemia akut adalah masalah risiko cedera, risiko infeksi, mual, dan

keletihan. Masalah risiko cedera diangkat karena berhubungan dengan proses

pengobatan kemoterapi dan penyakit leukemia yang dialami klien, yang

sudah diderita sejak tahun 2005. Sedangkan masalah risiko infeksi diangkat

karena kondisi klien yang lemah karena anemia yang dapat mengakibatkan

penurunan daya tahan tubuh. Masalah mual diangkat berhubungan dengan

adanya perubahan respon dari klien setelah pemberian kemoterapi.

Sedangkan masalah keletihan diangkat berhubungan dengan anemia yang

diakibatkan karena proses penyakit yang diderita klien.

Analisis praktik..., Ni Nengah Kusuma, FIK UI, 2013

Page 39: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PRAKTIK KLINIK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351521-PR-Ni Nengah.pdfPengobatan kemoterapi pada anak yang menderita leukemia umumnya memberikan

Masalah risiko cedera yang diangkat pada kasus an. S disebabkan oleh proses

pengobatan kemoterapi. Selain itu penyakit leukemia ini sudah diderita oleh

klien sangat lama yaitu sejak tahun 2005. Hal ini sesuai dengan teori yang

dinyatakan oleh Wong (2009) bahwa agens kemoterapi bersifat vesikan

(agens yang menimbulkan sklerosis) yang dapat menimbulkan kerusakan sel

yang berat bahkan jika obat yang masuk jaringan sekitar hanya sedikit. Oleh

karena itu, pemberian obat-obat kemoterapi harus dilakukan sesuai dengan

pedoman pemberian kemoterapi yang telah tersedia untuk mencegah

kerusakan jaringan pada tubuh klien. Perawat harus memahami protokol

tindakan yang dibuat menurut kebijakan rumah sakit dan

mengimplementasikannya dengan segera.

Masalah risiko infeksi pada kasus an. S diangkat karena kondisi klien yang

lemah akibat anemia sehingga dapat menurunkan daya tahan tubuh klien. Hal

ini sesuai dengan yang dikatakan oleh Wong (2009) bahwa proses leukemia

dan sebagian besar agens kemoterapi menyebabkan supresi sumsum tulang

(mielosupresi). Hal ini mengakibatkan jumlah sel darah menurun sehingga

dapat menimbulkan masalah sekunder berupa infeksi, perdarahan, dan

anemia. Sedangkan Smeltzer dan Bare (2002) mengatakan bahwa limfosit

imatur berproliferasi dalam sumsum tulang dan jaringan perifer sehingga

mengganggu perkembangan sel normal. Akibatnya hematopoiesis normal

menjadi terhambat dan mengakibatkan jumlah leukosit, sel darah merah, dan

trombosit menurun. Pada pemeriksaan klinis biasanya ditemukan kelemahan

dan kelelahan, kecenderungan perdarahan, ptekie dan ekimosis, nyeri, sakit

kepala, muntah, demam, dan infeksi. Muscari (2005) mengatakan bahwa sel

leukemia ganas berasal dari sel prekusor pada elemen pembentuk darah. Sel-

sel ini dapat terakumulasi dan mendesak elemen normal dalam sumsum

tulang yang dapat mengakibatkan supresi sumsum tulang sehingga terjadi

penurunan produksi sel darah merah. Hal ini merupakan predisposisi

terjadinya infeksi akibat neutropenia dan terjadinya perdarahan akibat

trombositopenia.

Analisis praktik..., Ni Nengah Kusuma, FIK UI, 2013

Page 40: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PRAKTIK KLINIK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351521-PR-Ni Nengah.pdfPengobatan kemoterapi pada anak yang menderita leukemia umumnya memberikan

Adapun masalah mual dirasakan oleh klien setelah pemberian obat-obat

kemoterapi. Wong (2009) juga menjelaskan bahwa kemoterapi dapat

menimbulkan efek samping diantaranya mual dan muntah yang dapat terjadi

sesaat setelah pemberian beberapa obat kemoterapi seperti daunorubisin,

vinkristin, L-asparaginase, metotreksat, mekloretamin, merkaptopurin, sitosin

arabinosida,siklofosfamid dan dakarbazin. Selain itu efek samping

kemoterapi juga dapat menimbulkan anoreksia, ulserasi mukosa, neuropati,

sistitis hemoragika, alopesia, moon face, dan perubahan mood.

Masalah keletihan yang dialami oleh klien disebabkan karena anemia yang

diderita klien akibat proses penyakit yang diderita klien. Sesuai dengan yang

dikatakan oleh Smeltzer dan Bare (2002) bahwa keletihan sering dialami oleh

penderita kanker. Keletihan ini mungkin ditandai dengan kurang minat

terhadap aktivitas yang biasa dilakukan, kurang motivasi, dan

ketidakmampuan untuk berkonsentrasi. Selain itu pasien sering tidak banyak

bicara dan berespon lambat ketika diajak bicara dan tampak pucat dengan

muskulatur facial yang rileks.

4.3 Analisis Intervensi Keperawatan

Intervensi keperawatan yang dilakukan untuk mengatasi masalah risiko

cedera pada an. S difokuskan pada saat pemberian obat-obat kemoterapi.

Dengan pemberian obat kemoterapi yang tepat dan sesuai dengan protokol

yang telah ditentukan oleh rumah sakit diharapkan klien tidak mengalami

komplikasi akibat kemoterapi. Smeltzer dan Bare (2002) mengatakan bahwa

toksisitas yang berkaitan dengan kemoterapi dapat akut atau kronik. Sel-sel

dengan kecepatan pertumbuhan yang tinggi (misalnya epitelium, sumsum

tulang, folikel rambut, sperma) sangat rentan terhadap kerusakan akibat abat-

obat kemoterapi. Dalam perawatan pada klien, penulis melakukan intervensi-

intervensi untuk mencegah terjadinya cedera dengan cara menjelaskan pada

klien dan keluarga tujuan dari pemberian kemoterapi, menjelaskan prosedur

pelaksanaan kemoterapi, memberikan agens kemoterapi sesuai dengan

protokol yang ada di rumah sakit, mengamati tanda-tanda infiltrasi pada

Analisis praktik..., Ni Nengah Kusuma, FIK UI, 2013

Page 41: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PRAKTIK KLINIK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351521-PR-Ni Nengah.pdfPengobatan kemoterapi pada anak yang menderita leukemia umumnya memberikan

lokasi infus/penyuntikan, mengamati keadaan klien selama 20 menit sesudah

pemberian obat kemoterapi. Selain itu sebelum diberikan obat kemoterapi,

klien diberi cairan NaCl untuk hidrasi dan jika perlu kolaborasi dalam

pemberian transfusi PRC atau trombosit.

Intervensi yang dilakukan untuk mengatasi risiko infeksi pada an. S lebih

difokuskan pada pembatasan pengunjung dan tenaga kesehatan yang masuk

ke ruangan klien serta teknik aseptik yang dilakukan setiap akan melakukan

tindakan terhadap klien. Wong (2009) mengatakan bahwa pertahanan pertama

untuk melawan infeksi adalah pencegahan. Perawat harus dapat

mengendalikan penularan infeksi meliputi pemakaian ruang rawat pribadi

terhadap klien, membatasi semua pengunjung dan petugas kesehatan yang

sedang menderita infeksi aktif serta teknik mencuci tangan yang ketat dengan

menggunakan larutan antiseptik.

Intervensi yang dilakukan untuk mengatasi masalah mual pada klien

difokuskan pada pengurangan rasa mual yang dirasakan klien dengan

pemberian antiemetik sebelum diberikan pengobatan kemoterapi, klien pun

dianjurkan untuk makan dengan porsi makanan sedikit tapi sering, dan

memotivasi klien untuk makan selagi hangat. Selain itu juga klien dilakukan

distraksi untuk pengalihan perhatian dari rasa mual yang dirasakan, misalnya

dengan distraksi seperti membaca buku cerita atau menonton film kesukaan

klien ataupun bermain games. Selain itu, klien juga diajarkan teknik relaksasi

napas dalam. Diharapkan dengan distraksi (mengalihkan perhatian), klien

dapat melupakan mual yang dirasakannya. Schneider (2000) dalam Hayati

(2009) menyebutkan bahwa intervensi distraksi efektif dilakukan karena

individu akan berkonsentrasi pada stimulus yang menarik atau menyenangkan

daripada berfokus pada gejala yang tidak menyenangkan. Satu contoh

distraksi yang efektif adalah musik, dimana musik dapat menurunkan nyeri

fisiologis, stres, dan cemas dengan mengalihkan perhatian seseorang dari

nyeri. Musik mempunyai efek yang dapat menurunkan denyut jantung,

Analisis praktik..., Ni Nengah Kusuma, FIK UI, 2013

Page 42: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PRAKTIK KLINIK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351521-PR-Ni Nengah.pdfPengobatan kemoterapi pada anak yang menderita leukemia umumnya memberikan

kecemasan dan depresi, menghilangkan nyeri, menurunkan tekanan darah dan

mengubah persepsi waktu (Guzetta, 1989 dalam Potter & Perry, 2006).

Intervensi yang dilakukan untuk mengatasi keletihan yang dirasakan oleh

klien difokuskan pada pembatasan aktivitas sehari-hari, mengajarkan teknik

relaksasi, memotivasi untuk mengatur jadwal aktivitas, meningkatkan jadwal

tidur di malam hari. Smeltzer & Bare menjelaskan bahwa strategi

keperawatan dirancang untuk meminimalkan keletihan dan membantu klien

mengatasi keletihan.

Terkait mual dan muntah, Ezzone et al (1998 dalam Garrett et al, 2003 dalam

Hayati, 2009) menyimpulkan bahwa musik mempunyai efek yang bermanfaat

terhadap mual dan muntah. Musik dapat menurunkan intensitas mual dan

muntah di antara pasien kanker bila diterapkan bersama dengan pemberian

antiemetik farmakologis. Selain musik, Schneider (2000 dalam Hayati, 2009)

mendapatkan bahwa distraksi dengan virtual reality (teknik simulasi

komputer) menimbulkan keluaran klinik yang positif pada anak usia 10-17

tahun yang mendapatkan kemoterapi.

4.4 Alternatif Pemecahan Masalah

Asuhan keperawatan pada anak yang menderita leukemia secara langsung

berhubungan dengan regimen terapinya. Perawat yang bekerja bersama

keluarga yang memiliki anak yang menderita leukemia memiliki peranan

suportif yang signifikan dalam membantu mereka memahami berbagai

macam terapi, mencegah, atau mengatasi efek samping atau toksisitas yang

telah diperkirakan, mengamati timbulnya efek terapi di masa depan, dan

membantu anak serta keluarga agar dapat hidup normal dan mampu

mengatasi aspek-aspek emosional akibat penyakit yang di derita klien.

Diagnosis leukemia cenderung menimbulkan rasa cemas pada keluarga dan

pasien. Dalam hal ini perawat merupakan sarana untuk memberikan

dukungan dan menentramkan perasaan cemas, selain memberikan penjelasan

yang akurat mengenai pemeriksaan diagnostik, prosedur dan rencana terapi.

Analisis praktik..., Ni Nengah Kusuma, FIK UI, 2013

Page 43: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PRAKTIK KLINIK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351521-PR-Ni Nengah.pdfPengobatan kemoterapi pada anak yang menderita leukemia umumnya memberikan

Sejak saat sebelum diagnosis ditegakkan hingga saat terapi dihentikan, anak

yang menderita leukemia harus menjalani sejumlah tes seperti aspirasi atau

biopsi sumsum tulang dan pungsi lumbal. Selain itu penusukan jari tangan

dan pungsi vena untuk pemeriksaan analisis darah dan infus obat dilakukan

berkali-kali pada anak dan sangat sering dijumpai di rumah sakit. Hal ini

dapat menyebabkan risiko cedera pada anak. Oleh karena itu anak dan

keluarga perlu diberikan penjelasan mengenai setiap prosedur dan hasil yang

diharapkan dari prosedur tersebut.

Komplikasi yang sering ditemukan dalam terapi kanker di masa kanak-kanak

adalah infeksi berat, hal ini merupakan akibat sekunder dari kondisi

neutropenia. Anak paling rentan mengalami infeksi berat adalah pada saat

diagnosis ditegakkan dan saat relaps (kambuh), selama terapi imunosupresi,

dan sesudah pelaksanaan terapi antibiotik yang lama sehingga

mempredisposisi pertumbuhan mikroorganisme yang resisten. Pertahanan

pertama dalam melawan infeksi adalah pencegahan. Pencegahan yang dapat

dilakukan diantaranya adalah membatasi jumlah pengunjung dan teknik

mencuci tangan dengan prinsip 6 benar serta menggunakan antiseptik,

penggunaan teknik aseptik untuk segala tindakan invasif. Selain itu gizi juga

merupakan komponen penting dalam pencegahan infeksi. Asupan protein-

kalori yang adekuat akan memberikan hospes pertahanan yang lebih baik

terhadap infeksi dan meningkatkan toleransi terhadap kemoterapi dan iradiasi.

Wong (2009) menyebutkan bahwa mual dan muntah yang terjadi sesaat

setelah pemberian obat kemoterapi dapat menjadi persoalan yang berat.

Tonato, Roila, dan Del Favero (1994, dalam Wong, 2009) menyebutkan

bahwa agens antagonis-serotonin (mis. ondansentron merupakan obat yang

efektif untuk mengendalikan mual dan muntah sesudah terapi kemoterapi

yang bersifat emetogenik. Selain pemberian antiemetik, penelitian yang

dilakukan oleh Hayati (2009) menjelaskan bahwa teknik relaksasi dan

distraksi merupakan salah satu teknik nonfarmakologis yang dapat dilakukan

untuk penanganan efek samping kemoterapi khususnya mual muntah pada

anak.

Analisis praktik..., Ni Nengah Kusuma, FIK UI, 2013

Page 44: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PRAKTIK KLINIK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351521-PR-Ni Nengah.pdfPengobatan kemoterapi pada anak yang menderita leukemia umumnya memberikan

Setelah melakukan asuhan keperawatan, penulis membuat dokumentasi dan

pelaporan. Potter dan Perry (2005) menyebutkan bahwa dokumentasi

didefinisikan sebagai segala sesuatu yang tertulis atau tercetak yang dapat

diandalkan sebagai catatan tentang bukti bagi individu yang berwenang.

Dokumentasi yang baik mencerminkan tidak hanya kualitas perawatan tetapi

juga membuktikan pertanggunggugatan setiap anggota tim perawatan dalam

memberikan perawatan. Beberapa tipe pencatatan digunakan untuk

mengkomunikasikan informasi tentang klien. Catatan merupakan sumber data

yang bermanfaat yang digunakan oleh semua anggota tim perawatan

kesehatan. Sedangkan menurut Kozier (2011) catatan adalah komunikasi

tertulis atau berbasis komputer. Proses membuat entri pada catatan klien

disebut perekaman, pencatatan, atau pendokumentasian. Pencatatan

membuktikan tentang apa yang telah dilakukan oleh perawat, dan secara

efektif mengkomunikasikan status dan kemajuan klien. Proses keperawatan

membentuk suatu pendekatan perawat dan pendokumentasian yang baik.

Dengan melakukan sistem pendokumentasian yang baik diharapkan

penanganan terhadap masalah klien menjadi lebih optimal.

4.5 Evaluasi

Setelah intervensi keperawatan selama tiga hari dilakukan pengobatan

kemoterapi didapatkan hasil bahwa masalah risiko cedera tidak terjadi,

ditandai dengan tidak adanya perdarahan. Risiko infeksi tidak terjadi, ditandai

dengan klien tidak mengalami peningkatan suhu tubuh. Mual yang dirasakan

klien menjadi berkurang, dan keletihan yang dirasakan oleh klien menjadi

berkurang. Klien tampak lebih tenang dan dapat melakukan aktivitas sehari-

hari.

Analisis praktik..., Ni Nengah Kusuma, FIK UI, 2013

Page 45: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PRAKTIK KLINIK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351521-PR-Ni Nengah.pdfPengobatan kemoterapi pada anak yang menderita leukemia umumnya memberikan

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Leukemia tidak hanya menyerang anak-anak yang berumur dibawah satu

tahun saja, tetapi dapat juga menyerang anak usia sekolah yang berusia 11

tahun. Berdasarkan hasil pengkajian, gejala yang ditemukan pada anak

dengan leukemia adalah mual, penurunan nafsu makan, lemah, letih, pucat,

dan anemia.

Masalah keperawatan yang ditegakkan berdasarkan data yang ditemukan

adalah mual, risiko cedera, keletihan, risiko infeksi, risiko ketidakseimbangan

nutrisi kurang dari kebutuhan, dan risiko ketidakefektifan perfusi jaringan.

Masalah yang menjadi prioritas masalah keperawatan adalah mual, risiko

cedera, keletihan, dan risiko infeksi.

Intervensi keperawatan yang dilakukan khususnya pada kasus kelolaan yang

menderita leukemia meliputi: melakukan pengawasan selama pemberian

kemoterapi, menganjurkan anak untuk menyikat gigi dengan menggunakan

sikat yang lembut, melakukan teknik aseptik setiap melakukan tindakan

invasif dan melakukan teknik mencuci tangan dengan prinsip enam benar,

membatasi jumlah pengunjung, memotivasi anak untuk makan dengan porsi

sedikit tapi sering dan makan saat makanan masih hangat, melakukan

distraksi seperti membacakan cerita, bermain games, ataupun menonton film.

juga teknik relaksasi napas dalam, dan mengatur jadwal aktivitas anak

sehari-hari.

Evaluasi yang didapatkan dari intervensi keperawatan yang telah dilakukan

yaitu mual yang dirasakan klien menjadi berkurang, risiko cedera tidak

terjadi, rasa letih menjadi berkurang, risiko infeksi tidak terjadi, risiko

ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tidak terjadi, dan risiko

ketidakefektifan perfusi jaringan tidak terjadi.

Analisis praktik..., Ni Nengah Kusuma, FIK UI, 2013

Page 46: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PRAKTIK KLINIK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351521-PR-Ni Nengah.pdfPengobatan kemoterapi pada anak yang menderita leukemia umumnya memberikan

5.2 Saran

5.2.1 Bagi Pelayanan Kesehatan

Perawat hendaknya dapat melakukan pendekatan dengan menggunakan

asuhan keperawatan untuk mengantisipasi terjadinya mual-muntah, risiko

cedera, keletihan, risiko infeksi, risiko ketidakseimbangan nutrisi kurang

dari kebutuhan, dan risiko ketidakefektifan perfusi jaringan dengan

melakukan pengkajian mengenai penyakit yang diderita klien dan jenis

obat yang akan diberikan. Perawat perlu memberikan rasa tenang pada

anak sebelum melakukan kemoterapi sebagai tindakan penunjang yaitu

dengan teknik distraksi dan relaksasi. Perawat secara aktif melatih

keterampilan dan meningkatkan pengetahuannya sehingga mampu

melakukan asuhan keperawatan yang komprehensif. Selain itu perlu

dilakukan pelatihan-pelatihan secara intensif sehingga perawat dapat

melakukan prosedur pemberian kemoterapi dengan prinsip atraumatic

care.

5.2.2 Bagi Ilmu Keperawatan

Bagi ilmu keperawatan diharapkan dapat meningkatkan pengembangan

ilmu pengetahuan khususnya tentang asuhan keperawatan pada anak

dengan leukemia limfositik akut dan menambahkan literatur tentang

tatalaksana asuhan keperawatan pada penderita leukemia limfositik akut.

5.2.3 Bagi Penelitian

Diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan dalam mengembangkan

penelitian terkait asuhan keperawatan yang dilakukan pada anak penderita

leukemia limfositik akut.

Analisis praktik..., Ni Nengah Kusuma, FIK UI, 2013

Page 47: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PRAKTIK KLINIK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351521-PR-Ni Nengah.pdfPengobatan kemoterapi pada anak yang menderita leukemia umumnya memberikan

DAFTAR PUSTAKA

Betz, C.L., & Sowden, L.A. (2009). Buku saku keperawatan pediatrik. Edisi 5. Alih bahasa : Ns. Eny Meiliya, S.Kep. Jakarta : EGC

Corwin, E.J., (2009). Buku saku patofisiologi, Edisi 3, Alih bahasa ; Nike Budi

Subekti. Jakarta : EGC Doenges, M.E., Moorhouse, M.F., & Geissler, A.C. (2000). Rencana Asuhan

Keperawatan; Pedoman untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien Edisi 3. Alih bahasa; I Made Kariasa & Ni Made Sumarwati. Jakarta ; EGC

Doloksaribu, T.M. (2011). Respon dan Koping anak Penderita Leukemia

Limfoblastik Akut dalam menjalani terapi di Jakarta dan Sekitarnya : Studi Grounded Theory. (diunduh tanggal 7 Juni 2013)

Handayani, W. & Haribowo, A.S. (2008). Buku ajar asuhan keperawatan pada

klien dengan gangguan sistem hematologi. Jakarta : Salemba Medika Hayati, H. (2009). Pengaruh Distraksi oleh Keluarga Terhadap Mual-Muntah

akibat Kemoterapi pada Anak usia Prasekolah di RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta. (diunduh tanggal 30 Mei 2013)

Herdman, T.H. (2012). Nanda International; Diagnosis keperawatan; definisi dan

klasifikasi 2012 – 2014). Alih bahasa; Made Sumarwati & Nike Budhi Subekti. Jakarta : EGC

James, S.R., & Ashwill, J.W. (2007). Nursing care of children : Principles &

Practice. Third Edition. St. Louis, Missouri : Saunders Elseiver Kumar, V., Contran, R.S., & Robbins, S.L. (2007). Buku ajar patologi robbins.

(Ed. 7). 2. Alih bahasa : Brahm U. Pendit. Jakarta : EGC Muhsinin, (2010). Faktor-Faktor Yang Berkontribusi Terhadap Mual Dan Muntah

Pada Anak Yang Menderita Kanker Saat Menjalani Kemoterapi Di Ruang Rawat Inap Anak Rumah Sakit Di Banjarmasin (diunduh tanggal 30 Mei 2013)

Muscari, M.E. (2005). Panduan belajar keperawatan pediatrik. (Ed. 3). Alih

bahasa: Alfrina Hany, S.Kp. Jakarta : EGC Otto, S.E. (2005). Buku saku keperawatan onkologi. Alih bahasa Jane Freyana

Budi, S. Kp, MappSc. Jakarta :EGC

Analisis praktik..., Ni Nengah Kusuma, FIK UI, 2013

Page 48: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PRAKTIK KLINIK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351521-PR-Ni Nengah.pdfPengobatan kemoterapi pada anak yang menderita leukemia umumnya memberikan

Potter, P.A., & Perry, A.G. (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses, dan Praktik.. (Ed. 4). Alih bahasa: Yasmin Asih... [et al]. Jakarta : EGC

Price, S.A., & Wison, L.M. (2006). Patofisiologi; Konsep Klinis Proses – Proses

Penyakit. (Ed. 6). Alih bahasa; dr. Brahm U. Pendit, dr. Huriawati Hartanto, dr. Pita Wulansari, dan dr. Dewi Asih Mahanani. Jakarta : EGC

Smeltzer, S.C., & Bare, B.G. (2002). Buku Ajar Keperawatan Medikal – Bedah

Brunner & Suddarth. (Ed. 8). Alih bahasa : dr. H. Y. Kuncara, Monica Ester, S.Kp, dr. Andry Hartono, DAN & Yasmin Asih, S.Kp. Jakarta : EGC

Suryati. (2010). Hubungan koping orang tua dan karakteristik anak dengan

pertumbuhan dan perkembangan anak usia batita dan prasekolah penderita leukemia limfositik akut di RSAB Harapan Kita Jakarta. (diunduh tanggal 7 Juni 2013)

Wilkinson, J.M., & Ahern, N.R. (2012). Buku saku diagnosis keperawatan ;

diagnosis NANDA, intervensi NIC, kriteria hasil NOC. (Ed. 9). Alih bahasa; Ns. Esty Wahyuningsih, S.Kep. Jakarta : EGC

WHO. (2009). Incidence of Childhood Leukemia. Europe : ENHIS (diunduh

tanggal 29 Mei 2013) Wong, D.L., Eaton – Hockenberry, M., Wilson, D., Winkelstein, M.L., &

Schwartz. (2009). Wong Buku Ajar Keperawatan Pediatrik. (Ed. 6).Alih bahasa; Andri Hartono, Sari Kurnianingsih, & Setiawan. Jakarta : EGC

Analisis praktik..., Ni Nengah Kusuma, FIK UI, 2013

Page 49: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PRAKTIK KLINIK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351521-PR-Ni Nengah.pdfPengobatan kemoterapi pada anak yang menderita leukemia umumnya memberikan

Lampiran 1

Pengkajian

11.. Identitas Klien

Nama : An. S

No. Rekam Medic : 00667629

Tempat/tgl lahir : Jakarta, 04 Desember 2001

Usia : 11 tahun

Agama : Islam

Pendidikan : Sekolah Dasar

Status marital : Belum menikah

Pekerjaan : Belum bekerja

Suku bangsa : Betawi

Nama Ayah/Ibu : Tn. B / Ny. D

Pekerjaan Ayah : Karyawan swasta

Pekerjaan Ibu : Perawat

Alamat : Jln. RS Fatmawati No. 10 Rt 004/010 Pd. Labu Cilandak

Jakarta Selatan

Pendidikan Ayah : Sarjana

Pendidikan Ibu : SPK

Tanggal masuk RS : 24 April 2013

Tanggal pengkajian : 27 Mei 2013

Diagnosa Medis : Acute Lymphocytic Leukemia L1 B Lineage HR

(Relapse)

22.. Riwayat Kesehatan

2.1 Riwayat Penyakit Saat Ini

Klien masuk RS dengan keluhan teraba benjolan di leher, ini dirasakan sejak 3

bulan sebelum masuk rumah sakit. Selain itu klien merasakan nyeri di sekitar

tulang sejak 1 bulan sebelum masuk rumah sakit, dan timbul sariawan serta

perdarahan gusi sejak 1 hari sebelum masuk rumah sakit.

Analisis praktik..., Ni Nengah Kusuma, FIK UI, 2013

Page 50: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PRAKTIK KLINIK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351521-PR-Ni Nengah.pdfPengobatan kemoterapi pada anak yang menderita leukemia umumnya memberikan

2.2 Riwayat Penyakit Masa Lalu

Pada tahun 2005 klien pernah dirawat di RS dengan keluhan sering mengalami

demam yang naik turun serta timbul memar pada kulit dan gusi berdarah, nafsu

makan menurun. Saat itu klien pertama kali dinyatakan menderita leukemia

limfositik akut. Dan klien mengalami relaps pada tahun 2009.

2.3 Riwayat Penyakit Keluarga

Menurut keluarga, tidak ada riwayat penyakit keganasan di keluarga.

33.. Riwayat kehamilan dan kelahiran:

Prenatal : menurut keluarga, selama hamil ibu rutin memeriksakan

kehamilannya dan tidak pernah menderita sakit yang serius yang

membutuhkan perawatan di rumah sakit .

Intranatal : Klien lahir spontan, di tolong oleh bidan, berat lahir klien 3500

gram dan panjang badan 50 cm.

Postnatal : klien dirawat oleh orang tuanya, klien mendapatkan ASI

sampai berumur 1,5 tahun.

Tindakan (operasi) : Selama ini klien belum pernah dilakukan tindakan

pembedahan apapun.

Alergi : Klien tidak memiliki riwayat alergi makanan, obat-obatan,

ataupun udara.

Kecelakaan : Klien tidak pernah mengalami kecelakaan lalu lintas.

Imunisasi : Menurut keluarga, klien sudah mendapatkan imunisasi lengkap

44.. Riwayat Keluarga (Genogram)

An. S (11 Thn)

Analisis praktik..., Ni Nengah Kusuma, FIK UI, 2013

Page 51: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PRAKTIK KLINIK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351521-PR-Ni Nengah.pdfPengobatan kemoterapi pada anak yang menderita leukemia umumnya memberikan

Keterangan Gambar :

= Sudah meninggal

= Laki-laki

= Perempuan

= Klien

55.. Riwayat Sosial

Yang mengasuh : Sejak kecil klien tinggal bersama orang tuanya. Klien

diasuh dan dididik oleh orang tuanya.

Hubungan dengan anggota keluarga : Klien tinggal bersama orang tuanya.

Klien memiliki seorang kakak laki-laki berumur 18 tahun. Hubungan klien

dengan keluarga sangat baik, hal ini ditandai dengan ibu, bapak dan kakak

klien yang selalu bergantian menunggu klien di rumah sakit.

Hubungan dengan teman sebaya : Klien memiliki banyak teman.

Hubungan klien dengan teman-teman sebayanya cukup baik, hal ini

terlihat saat klien bercanda dengan teman-temannya di rumah sakit.

Pembawaan secara umum : Klien merupakan anak yang kreatif dan senang

membaca buku.

Lingkungan rumah : Menurut keluarga, lingkungan di sekitar rumah klien

cukup menyenangkan. Sekeliling rumah klien masih banyak pepohonan

sehingga lingkungan sekitar tampak asri. Tempat tinggal klien pun dekat

dengan rumah sakit. Sehingga memudahkan klien dan keluarga untuk

menjalani perawatan lanjutan terhadap penyakit yang di derita oleh klien.

66.. Kebutuhan Dasar

Makanan yang disukai : Menurut keluarga, klien sangat menyukai

masakan dari ayam dan juga sayur-sayuran. Tetapi di rumah sakit setelah

kemoterapi klien selalu mengeluh mual dan makanan yang disediakan

tidak pernah habis.

Makanan yang tidak disukai : Keluarga mengatakan bahwa selama di

rumah tidak ada makanan yang tidak disukai oleh klien.

Analisis praktik..., Ni Nengah Kusuma, FIK UI, 2013

Page 52: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PRAKTIK KLINIK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351521-PR-Ni Nengah.pdfPengobatan kemoterapi pada anak yang menderita leukemia umumnya memberikan

Pola makan : Pagi : jam 07.00 wib

Siang : jam 13.00 wib

Malam : jam 19.00 wib

Pola tidur : Siang : 2 jam/hari

Malam : 8 jam/hari

Kebiasaan sebelum tidur : Tidak ada kebiasaan khusus yang dilakukan

oleh klien sebelum tidur.

Mandi : Klien mandi sendiri, 2 x sehari

Aktivitas bermain : di rumah klien lebih banyak bermain bersama

keluarganya. Di rumah sakit, klien lebih banyak di tempat tidur membaca

buku cerita atau bermain games dan menonton film. Kadang-kadang klien

membuat kreatifitas seperti membuat origami.

Eliminasi : BAK : 5 – 6 x/hari BAB : 1 x/hari

77.. Keadaan Kesehatan Saat Ini

Diagnosa Medis : Acute Limphositik Leukemia B. Lineage HR (Relapse)

Tindakan operasi : Tidak dilakukan tidakan operasi

Status nutrisi : Diet MB 2240 kkal/hari

Status cairan : Terpasang cairan NaCl 0,9 % untuk pemberian therapi

kemoterapi

Obat-obatan :

Dexamethason 3 x 4 tablet (po)

Nistatin 3 x 500 000 ui (po)

Colistin 3 x 500 000 ui (po)

Vometa 3 x 5 ml (po)

Lesicol 3 x 300 mg (po)

Paracetamol 3 X 1 cc (K/P)

Zinkid 1 x 10 ml (po)

Leucogen 300 mg selama 7 hari (iv)

Daunorubicine 30 mg (iv)

Vinkristin 1,5 mg (iv)

Metotreksat 12 mg (intra tekal)

Analisis praktik..., Ni Nengah Kusuma, FIK UI, 2013

Page 53: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PRAKTIK KLINIK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351521-PR-Ni Nengah.pdfPengobatan kemoterapi pada anak yang menderita leukemia umumnya memberikan

Dexamethason 1,2 mg (intra tekal)

L. Asparginase 6000 ui (iv)

Aktivitas : Aktivitas klien terbatas

Hasil Laboratorium :

Tanggal 27 Mei 2013

Hematologi

Hemoglobin 9,0 g/dl

Hematokrit 26 %

Lekosit 2,2 ribu/ul

Trombosit 139 ribu/ul

Eritrosit 3,24 juta/uL

Ver/Her/Kher/Rdw

VER 87,0 fl

HER 29,5 pg

KHER 33,9 g/dl

RDW 15,5 %

Hitung Jenis

Basofil 0 %

Eosinofil 1 %

Neutrofil 77 %

Limfosit 16 %

Monosit 3 %

Luc 4 %

Retikulosit 3,8 %

Kimia Klinik

Fungsi Hati

SGOT 57 U/l

SGPT 199 U/l

Fungsi Ginjal

Ureum darah 19 mg/dl

Kreatinin darah 0,2 mg/dl

Urinalisa

Analisis praktik..., Ni Nengah Kusuma, FIK UI, 2013

Page 54: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PRAKTIK KLINIK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351521-PR-Ni Nengah.pdfPengobatan kemoterapi pada anak yang menderita leukemia umumnya memberikan

Urobilinogen 0,2 E.U/dl

Protein urine negative

Berat jenis 1,010

Bilirubin negative

Keton negative

Nitrit negative

pH 6,0

Lekosit negative

Darah/HB negative

Glukosa urine/reduksi negative

Warna yellow

Kejernihan clear

Sedimen Urine

Epitel positive

Lekosit 2 – 1 /LPB

Eritrosit 0 – 1 /LPB

Silinder negative /LPK

Kristal negative

Bakteri negative

Lain-lain negative

Gambaran Darah Tepi

Eritrosit : anisositosis, normositik normokrom, dan makrositik,

polikromasi (+)

Lekosit : kesan jumlah menurun, morfologi normal, tidak didapatkan blas

Trombosit : Kesan jumlah menurun, morfologi normal

Kesan : anemia dimorfik, leukopenia, trombositopenia, pansitopenia.

Hasil Pemeriksaan penunjang :

Tanggal 17 Mei 2013

Echocardiografi

Kesan : Normal Echoparamete

Tanggal 1 Mei 2013

Foto Thorax

Analisis praktik..., Ni Nengah Kusuma, FIK UI, 2013

Page 55: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PRAKTIK KLINIK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351521-PR-Ni Nengah.pdfPengobatan kemoterapi pada anak yang menderita leukemia umumnya memberikan

Kedua sinus dan diafragma baik

Mediastinum superior tak melebar

Jantung : ukuran dan bentuk normal

Cti = 0,55 (N : 0,49 – 0,41 cm), aorta baik

Paru : corakan bronchovasculer kasar

Kedua hilus tak prominent

Tulang-tulang Costae dan soft tissue baik

Kesan : Cardiomegali, aortae baik

Paru : Corakan bronkhovaskuler kasar

Data Tambahan :

Tanggal 24 April 2013

Hasil BMP

Tempat Aspirasi : SIAS DEXTRA

Keterangan klinis : ALL RELAPSE

Eritroid : (-)

Mieloid : Giant metamielosit : (-)

Giant stab : (-)

Hipersegmentasi : (-)

Giant myelocyte : (-)

Jumlah megakariosit : Tidak ditemukan

Bentuk Megakariosit : Tidak ditemukan

Pembentukan trombosit : Kurang

Kesimpulan : Gambaran sumsum tulang sesuai dengan ALL Relapse

7 Pemeriksaan Fisik

Keadaan umum : Kesadaran compos mentis

TB/BB(Persentil) : 139 cm / 29 kg

Mata : bentuk simetris, konjungtiva pucat, anemis, warna pink muda,

fungsi penglihatan baik

Hidung : bentuk simetris, tidak ada lesi, tidak ada perdarahan, fungsi

pernapasan baik.

Analisis praktik..., Ni Nengah Kusuma, FIK UI, 2013

Page 56: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PRAKTIK KLINIK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351521-PR-Ni Nengah.pdfPengobatan kemoterapi pada anak yang menderita leukemia umumnya memberikan

Mulut : bentuk bibir simetris, warna merah muda, mulut bersih, tidak ada

karies, fungsi pengecapan baik.

Telinga : kedua telinga simetris, tidak ada serumen, tidak tampak tanda-

tanda peradangan, fungsi pendengaran baik.

Leher : tidak teraba benjolan, tidak tampak pembesaran kelenjar getah

bening.

Dada : bentuk simetris, pergerakan dinding dada simetris, tidak ada

retraksi, tidak sesak.

Jantung : bunyi S1 dan S2 normal, tidak terdengar murmur ataupun gallop.

Paru-paru : bunyi napas vesikuler, tidak ada ronchi, tidak ada wheezing.

Abdomen : datar, supel, tidak ada nyeri tekan, tidak kembung, bising usus

5 - 10 x/menit, klien mengeluh mual setelah pemberian kemoterapi dan

klien tampak menghindari bau masakan setiap selesai kemoterapi.

Genitalia : tidak diperiksa

Ekstrimitas : klien tampak lemah, kaki kanan dan kiri klien tampak

mengecil, tidak sesuai dengan proporsi tubuh klien, klien tampak berjalan

dengan perlahan-lahan, tangan kanan dan kiri tidak tampak kelainan.

Kulit : kulit tampak bersih, tidak ada pruritus, tidak kering.

Tanda-tanda vital : suhu : 37,2o

C, frekuensi pernapasan 22 x/menit, nadi

84 x/menit, tekanan darah 100/70 mmHg.

9. Pemeriksaan Tingkat Perkembangan

Kemandirian dan bergaul : klien termasuk anak yang mandiri dan pandai

bergaul

Motorik Halus : klien mampu menulis tanpa merangkai huruf, mampu

menguasai beberapa keterampilan seperti membuat origami, bermain video

games, mampu bermain komputer.

Kognitif dan bahasa : klien mampu mengumpulkan benda-benda

miliknya dalam satu tempat, klien tampak senang membaca buku cerita.

Motorik kasar : klien mampu berjalan tanpa dibantu.

Analisis praktik..., Ni Nengah Kusuma, FIK UI, 2013

Page 57: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PRAKTIK KLINIK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351521-PR-Ni Nengah.pdfPengobatan kemoterapi pada anak yang menderita leukemia umumnya memberikan

Lampiran 2

Analisis Data No Data Klien Masalah Keperawatan

1 DS : Klien merasa lemah dan mudah lelah DO : Klien tampak pucat Klien tampak lemah Hb : 9,0 g/dl Ht : 26 % Leukosit : 2,2 ribu/ul Trombosit : 139 ribu/ul Eritrosit : 3,24 juta/uL Eosinofil : 1 % Neutrofil : 77 % Limfosit : 16 %

Risiko cedera

2 DS : Klien mengeluh lemas dan lemah DO : Klien menderita ALL Klien sedang pengobatan kemoterapi Hb : 9,0 g/dl Leukosit : 2,2 ribu/ul Trombosit : 139 ribu/ul Eritrosit : 3,24 juta/uL Eosinofil : 1 % Neutrofil : 77 % Limfosit : 16 %

Risiko infeksi

3 DS : Klien mengatakan mual DO : Klien tampak malas makan Klien makan habis setengah porsi Klien baru selesai mendapatkan

pemberian obat kemoterapi

Mual (terkaji tanggal 29 Mei 2013)

4 DS : Klien mengeluh lemas DO : Klien tampak lemah Klien tampak pucat Kedua kaki klien tampak mengecil Klien tampak lebih banyak di tempat tidur Hasil Hb : 9,0 g/dl

Keletihan

Analisis praktik..., Ni Nengah Kusuma, FIK UI, 2013

Page 58: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PRAKTIK KLINIK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351521-PR-Ni Nengah.pdfPengobatan kemoterapi pada anak yang menderita leukemia umumnya memberikan

Lampiran 3

Rencana Asuhan Keperawatan

Diagnosa 1 : Risiko cedera (berhubungan dengan proses malignan/keganasan,

terapi).

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatanselama 3x24 jam, diharapkan

cedera tidak terjadi.

Kriteria Evaluasi :

Tanda-tanda vital dalam batas normal (TD : 110/65 mmHg, Nadi : 75-100

x/menit, Pernapasan : 20-30 x/menit, Suhu : 36,5oC - 37,2o

Tidak ada perdarahan, reaksi alergi, ataupun infiltrasi di area infus/suntikan.

C)

Nilai laboratorium dalam batas normal ( Hb : 11 – 16 g/dl, Ht : 31 – 43 %,

leukosit : 6.000 – 17.000 µl, trombosit : 150.000 – 400.000 µl).

Rencana intervensi keperawatan Intervensi Rasional

1. Jelaskan tujuan dari pemberian kemoterapi.

2. Berikan agens kemoterapi sesuai program. 3. Amati tanda-tanda infiltrasi pada lokasi

infus/penyuntikan seperti rasa nyeri, tersengat, pembengkakan, dan kemerahan.

4. Segera hentikan infus jika terjadi tanda-

tanda infiltrasi. 5. Lakukan anamnesis untuk mendeteksi

adanya riwayat reaksi alergi. 6. Amati keadaan klien selama 20 menit

sesudah pemberian infus. 7. Cegah terjadinya infeksi seperti menjaga

kebersihan diri dan mulut.

8. Batasi aktivitas yang dapat meningkatkan cedera.

9. Kolaborasi menghindari pemakaian obat

yang mengandung aspirin.

1. Informasi yang jelas sangat dibutuhkan oleh keluarga.

2. Untuk keadekuatan pemberian kemotrapi. 3. Untuk mencegah kerusakan jaringan yang

berat.

4. Mencegah terjadi kerusakan jaringan yang meluas.

5. Untuk mencegah reaksi anafilaksis. 6. Mendeteksi adanya tanda-tanda anafilaksis

seperti sianosis, hipotensi, mengi, dan urtikaria).

7. Infeksi dapat meningkatkan kecenderungan terjadi perdarahan.

8. Mencegah terjadinya perdarahan akibat

cedera. 9. Aspirin dapat mengganggu fungsi

trombosit

Diagnosa 2 : Risiko infeksi (berhubungan dengan tidak adekuat pertahanan

sekunder; gangguan dalam kematangan sel darah putih, peningkatan jumlah

limfosit imatur, imunosupresi, efek kemoterapi).

Analisis praktik..., Ni Nengah Kusuma, FIK UI, 2013

Page 59: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PRAKTIK KLINIK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351521-PR-Ni Nengah.pdfPengobatan kemoterapi pada anak yang menderita leukemia umumnya memberikan

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan

infeksi tidak terjadi.

Kriteria Evaluasi :

Tidak ada tanda-tanda infeksi.

Personal higiene adekuat.

Tanda-tanda vital dalam batas normal (Suhu: 36,5oC – 37,2o

Rencana Intervensi Keperawatan :

C, Nadi: 75 – 100

x/menit, Pernapasan: 20 – 30 x/menit, Tekanan darah 110/65 mmHg)

Intervensi Rasional 1. Pantau tanda dan gejala infeksi.

2. Kaji faktor yang dapat meningkatkan

kerentanan terhadap infeksi. 3. Gunakan teknik aseptik setiap melakukan

tindakan invasif. 4. Anjurkan klien dan keluarga untuk

menjaga personal higiene untuk melindungi tubuh terhadap infeksi.

5. Ajarkan klien dan keluarga teknik

mencuci tangan yang benar dengan prinsip 6 benar.

6. Batasi jumlah pengunjung, jika

diperlukan. 7. Pertahankan teknik isolasi jika diperlukan. 8. Kolaborasi pemberian antibiotik jika

diperlukan. 9. Pantau hasil laboratorium (hitung darah

lengkap, hitung granulosit, absolut hitung jenis, protein serum, dan albumin).

1. Untuk mendeteksi terjadinya infeksi.

2. Daya tahan tubuh yang menurun rentan terhadap terjadinya infeksi.

3. Teknik aseptik mencegah terjadinya

infeksi. 4. Kebersihan diri yang baik dapat melindungi

tubuh dari agen yang dapat menyebabkan infeksi.

5. Membiasaskan diri menjaga kebersihan

untuk menurunkan risiko infeksi. 6. Meminimalkan kontak dari sumber infeksi

yang berasal dari luar.

7. Melindungi dari sumber potensial infeksi. 8. Dapat diberikan secara profilaktik atau

mengobati infeksi khusus. 9. Penurunan jumlah sel darah putih

normal/matur dapat diakibatkan oleh proses penyakit atau kemoterapi dan dapat meningkatkan risiko infeksi.

Diagnosa 3 : Mual (berhubungan dengan efek samping kemoterapi).

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan

rasa mual berkurang.

Kriteria Evaluasi :

Tanda-tanda vital dalam batas normal (Suhu: 36,5oC – 37,2o

Selera makan meningkat.

C, Nadi: 75 – 100

x/menit, Pernapasan: 20 – 30 x/menit, Tekanan darah 110/65 mmHg).

Analisis praktik..., Ni Nengah Kusuma, FIK UI, 2013

Page 60: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PRAKTIK KLINIK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351521-PR-Ni Nengah.pdfPengobatan kemoterapi pada anak yang menderita leukemia umumnya memberikan

Porsi makan yang disediakan habis sesuai dengan kebutuhan.

Rencana Intervensi : Intervensi Rasional

1. Kaji penyebab mual (misal efek samping kemoterapi).

2. Pantau asupan kalori dan makanan.

3. Anjurkan klien untuk makan dengan porsi sedikit tapi sering.

4. Motivasi klien untuk mengkonsumsi

makanan dalam keadaan hangat.

5. Anjurkan klien untuk membaca buku cerita atau bermain games.

6. Ajarkan klien untuk teknik relaksasi napas

dalam jika dirasakan mual. 7. Kolaborasi dalam pemberian antiemetik

sebelum pemberian kemoterapi.

1. Mengetahui sumber terjadinya mual.

2. Mengetahui jumlah kalori dan makanan yang dapat dikonsumsi oleh klien.

3. Porsi sedikit tapi sering dapat meminimalkan rasa mual yang dirasakaan klien akibat kemoterapi.

4. Makanan yang dikonsumsi dalam keadaan

hangat dapat menurunkan rangsangan mual.

5. Membaca buku atau bermain games

merupakan cara mengalihkan perhatian klien dari rasa mual

6. Teknik relaksasi napas dalam dapat

mengurangi rasa mual.

7. Antiemetik dapat menurunkan sensasi mual.

Diagnosa 4 : Keletihan (berhubungan dengan anemia akibat proses penyakit)

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan

rasa letih berkurang.

Kriteria Evaluasi :

Kegiatan aktivitas dan istirahat klien seimbang.

Klien dapat menghemat energi.

Memiliki ketahanan yang adekuat untuk aktivitas.

Rencana Intervensi : Intervensi Rasional

1. Berikan dorongan untuk istirahat beberapa periode selama siang hari, terutama sebelum dan setelah beraktivitas.

2. Tingkatkan jam tidur total pada malam hari.

3. Atur jadwal aktivitas setiap hari untuk menghemat energi.

1. Selama istirahat, energi dihemat dan tingkat energi diperbarui. Beberapa periode istirahat singkat mungkin lebih bermanfaat dibanding satu kali periode istirahat yang panjang.

2. Tidur membantu untuk memulihkan tingkat energi.

3. Pengaturan kembali aktivitas dapat

mengurangi kehilangan energi dan mengurangi stresor.

Analisis praktik..., Ni Nengah Kusuma, FIK UI, 2013

Page 61: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PRAKTIK KLINIK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351521-PR-Ni Nengah.pdfPengobatan kemoterapi pada anak yang menderita leukemia umumnya memberikan

4. Berikan masukan protein dan kalori yang adekuat.

5. Berikan dorongan untuk teknik relaksasi, imajinasi mental.

4. Penipisan kalori dan protein menurunkan toleransi aktivitas.

5. Peningkatan relaksasi dan istirahat, akan

menurunkan keletihan fisik.

Analisis praktik..., Ni Nengah Kusuma, FIK UI, 2013

Page 62: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PRAKTIK KLINIK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351521-PR-Ni Nengah.pdfPengobatan kemoterapi pada anak yang menderita leukemia umumnya memberikan

Lampiran 4

CATATAN KEPERAWATAN

Hari 1 : 28 Mei 2013 Waktu Implementasi Evaluasi

Dinas sore 14.00–21.00

DS :Ttubuh merasa lemah DO : Hasil lab Hb : 9,0 g/dl Suhu tubuh 37o

Diagnosa : Risiko infeksi C

Pantau tanda-tanda vital dan tanda infeksi.

Anjurkan klien dan keluarga untuk menjaga personal higiene.

Ajarkan klien dan keluarga teknik mencuci tangan yang benar.

Batasi jumlah pengunjung. Pantau hasil laoratorium

S. : Tubuh masih terasa lemah O : Suhu tubuh : 37o

Hb : 9,0 g/dl C

Leukosit 2,2 ribu/ul Limfosit 16% A : Masalah masih beresiko untuk terjadi P : Anjurkan klien untuk tetap

menjaga kebersihan diri. Anjurkan klien selalu

melaksanakan teknik mencuci tangan yang benar.

Pantau tanda-tanda vital klien Batasi jumlah pengunjung yang

datang Pantau hasil laboratorium Berikan therapi sesuai program.

15.00–21.00 DS : Klien merasacepat lelah

DO : Hb : 9,0 g/dl Hasil trombosit : 139 ribu/ul Konjungtiva tampak anemis. Kaki klien tampak mengecil. Diagnosa : risiko cedera Pantau tanda-tanda vital Pantau tanda-tanda perdarahan Anjurkan untuk menjaga

kebersihan mulut dengan menggunakan sikat gigi yang lembut.

Anjurkan klien untuk menggunakan lotion agar tidak terjadi kerusakan integritas kulit.

Pantau hasil laboratorium. Kolaborasi dalam pemberian

therapi.

S : Klien mengatakan malas aktivitas O : Konjungtiva tampak anemis Mukosa mulut lembab Hb 9,0 g/dl Trombosit 139 ribu/ul A : Masalah cedera masih berisiko P : Anjurkan klien menjaga

kebersihan mulut dengan menggosok gigi menggunakan sikat gigi yang lembut

Anjurkan klien untuk tetap berhati-hati dalam beraktivitas.

Pantau tanda-tanda perdarahan. Pantau hasil laboratorium Berikan therapi sesuai program

!5.00-21.00 DS : Klien merasa lelah. DO : Klien tampak lemah. Kedua kaki klien tampak

mengecil. Klien jarang beraktivitas keluar

kamar klien. Diagnosa : Keletihan Berikan motivasi untuk istirahat

S : Klien mengatakan masih merasa lelah.

O : Klien masih tampak lemah Klien jarang kelihatan beraktivitas. A : Masalah belum teratasi P : Terus memotivasi klien untuk

beristirahat beberapa periode.

Analisis praktik..., Ni Nengah Kusuma, FIK UI, 2013

Page 63: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PRAKTIK KLINIK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351521-PR-Ni Nengah.pdfPengobatan kemoterapi pada anak yang menderita leukemia umumnya memberikan

beberapa periode. Anjurkan untuk meningkatkan

jam tidur total pada malam hari. Mengatur jadwal untuk

melakukan aktivitas. Memotivasi dalam pemberian

asupan protein dan kalori yang adekuat.

Memberikan motivasi untuk teknik relaksasi, imajinasi mental.

Menganjurkan untuk meningkatkan jam tidur di malam hari.

Memotivasi untuk asupan protein dan kalori yang adekuat.

Memotivasi untuk melakukan teknik relaksasi.

Hari 2 : 29 Mei 2013 Waktu Implementasi Evaluasi

Dinas sore 14.00–21.00

DS : Klien mengatakan kakinya masih terasa lelah. DO : Klien sedang pengobatan

kemoterapi. Terpasang infus berisi obat

kemoterapi. Kaki klien tampak mengecil. Diagnosa : Risiko cedera Pantau tanda-tanda vital klien Jelaskan tujuan dari kemoterapi

yang sedang diberikan. Berikan agens kemoterapi sesuai

program. Amati tanda-tanda infiltrasi pada

lokasi infus seperti rasa nyeri, tersengat, bengakak, dan kemerahan.

Segera hentikan infus jika terjadi tanda-tanda infiltrasi.

Lakukan anamnesa mengenai riwayat alergi.

Pantau klien selama 20 menit sesudah pemberian kemoterapi.

Inspeksi kulit dan membran mukosa setiap hari.

Laporkan jika ada tanda dan gejala hemoragi.

Anjurkan klien untuk menyikat giginya dengan sikat gigi yang lembut.

Berikan therapi sesuai program. Pantau hasil laboratorium.

S : Klien mengatakan masih lelah dan kakinya masih dirasakan lemah.

O : Tampak terpasang infus berisi obat

kemoterapi Klien tampak berbaring di tempat

tidur. Hb : 9,0 g/dl Ht : 26 % Leukosit : 2,2 ribu/ul Trombosit : 139 ribu/ul Eritrosit : 3,24 juta/uL Eosinofil : 1 % Neutrofil : 77 % Limfosit : 16 % A : Masalah cedera masih berisiko P : Pantau tanda-tanda vital klien. Pantau adanya tanda-tanda

infiltrasi pada lokasi infus. Pantau klien selama 20 menit

sesudah pemberian kemoterapi. Pantau tanda-tanda perdarahan. Anjurkan klien untuk menjaga

kebersihan diri. Anjurkan klien untuk menyikat

giginya dengan sikat gigi yang lembut.

Berikan therapi sesuai program. Pantau hasil laboratorium.

14.00–21.00 DS : Klien mengatakan masih merasa lemah DO : Klien sedang program

pengobatan kemoterapi. Terpasang infus berisi obat

kemoterapi Hasil laboratorium : Hb : 9,0 g/dl,

leukosit : 2,2 ribu/ul, neutrofil :

S : Klien ingin tiduran terus. O : Klien sedang terpasang infus

berisi obat kemoterapi Suhu btubuh : 37,2o

Hasil lab : Hb : 9,0 g/dl, leukosit : 2,2 ribu/ul, neutrofil : 77 %,

C, Nadi : 98 x/menit, RR : 20 x/menit, TD : 100/70 mmHg

Analisis praktik..., Ni Nengah Kusuma, FIK UI, 2013

Page 64: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PRAKTIK KLINIK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351521-PR-Ni Nengah.pdfPengobatan kemoterapi pada anak yang menderita leukemia umumnya memberikan

77 %, limfosit : 16 %. Diagnosa : Risiko infeksi Pantau tanda-tanda vital klien. Pantau tanda-tanda infeksi. Gunakan teknik asetik setiap

melakukan tidakan invasif. Anjurkan klien untuk menjaga

kebersihan diri dan mulut. Anjurkan untuk selalu mencuci

tangan dengan benar. Batasi jumlah pengunjung yang

datang. Kolaborasi pemberian antibiotik

jika diperlukan. Pantau hasil laboratorium.

limfosit : 16 % A : Risiko infeksi masih belum teratasi P : Pantau tanda-tanda vital klien. Pantau tanda-tanda infeksi. Gunakan teknik aseptik setiap

melakukan tindakan invasif. Batasi jumlah pengunjung. Anjurkan untuk selalu mencuci

tangan dengan prinsip 6 benar.

14.00–21.00 DS : Klien mengeluh mual DO : Klien tampak tidak selera untuk

makan. Klien sedang dalam pengobatan

kemoterapi Diagnosa : Mual Kaji penyebab mual. Pantau asupan kalori dan

makanan. Anjurkan klien untuk makan

dengan porsi sedikit tapi sering. Motivasi klien untuk

mengkonsumsi makanan dalam keadaan hangat.

Anjurkan keluarga untuk mengalihkan perhatian klien dari rasa mualnya, misal denagn bercerita atau bermain games.

Ajarkan klien untuk teknik relaksasi napas dalam.

Kolaborasi dalam pemberian antiemetik sebelum pemberian makan.

S : Klien mengatakan perutnya terasa mual O : Klien tampak malas makan. Klien makan habis setengah porsi. A : Masalah teratasi sebagian. P : Pantau asupan klaori dan makanan. Anjurkan untuk makan denagn

porsi sedikit tapi sering. Motivasi klien untuk

mengkonsumsi makanan dalam keadaan hangat

Anjurkan keluarga untuk menemani klien makan sambil bercerita.

Berikan antiemetik sebelum makan.

!5.00-21.00 DS : Klien merasa lelah agak berkurang. DO : Klien mulai melakukan aktivitas

sedikit. Kedua kaki klien tampak

mengecil. Klien masih jarang beraktivitas

keluar kamar klien. Diagnosa : Keletihan Berikan terus motivasi untuk

istirahat beberapa periode. Anjurkan untuk meningkatkan

jam tidur total pada malam hari. Mengatur jadwal untuk

melakukan aktivitas. Memotivasi dalam pemberian

asupan protein dan kalori yang adekuat.

S : Klien mengatakan sudah tidak terlalu lelah.

O : Klien sudah mulai melakukan

aktivitas kecil. Klien masih jarang kelihatan

beraktivitas. A : Masalah teratasi sebagian. P : Terus memotivasi klien untuk

beristirahat beberapa periode. Menganjurkan untuk

meningkatkan jam tidur di malam hari.

Memotivasi untuk asupan protein dan kalori yang adekuat.

Memotivasi untuk melakukan teknik relaksasi.

Analisis praktik..., Ni Nengah Kusuma, FIK UI, 2013

Page 65: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PRAKTIK KLINIK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351521-PR-Ni Nengah.pdfPengobatan kemoterapi pada anak yang menderita leukemia umumnya memberikan

Memberikan motivasi untuk teknik relaksasi, imajinasi mental.

Hari 3 : 30 Mei 2013 Waktu Implementasi Evaluasi

Dinas sore 14.00–21.00

DS : Klien mengatakan sudah tidak terlalu lelah. DO : Klien sedang selesi pengobatan

kemoterapi. Kaki klien masih tampak

mengecil. Diagnosa : Risiko cedera Lakukan inspeksi kulit dan

membran mukosa setiap hari untuk mendeteksi adanya perdarahan.

Laporkan tanda dan gejala hemoragi.

Anjurkan klien untuk menyikat gigi dengan menggunakan sikat gigi yang berbulu halus.

Anjurkan untuk melakukan aktivitas dengan hati-hati.

Pantau hasil laboratorium.

S : Klien mengatakan mau jalan keluar bersama ayahnya. O : Klien tampak lebih segar. Hb : 11,3 g/dl Ht : 26 % Leukosit : 2,7 ribu/ul Trombosit : 190 ribu/ul Eritrosit : 3,24 juta/uL Eosinofil : 1 % Neutrofil : 77 % Limfosit : 16 % A : Masalah cedera masih berisiko P : Pantau tanda-tanda vital klien. Lakukan inspeksi kulit dan

membran mukosa setiap hari. Anjurkan klien untuk menjaga

kebersihan diri dan mulut. Anjurkan untuk selalu berhati-

hati setiap melakukan aktivitas. Pantau hasil laboratorium.

14.00–21.00 DS : Klien mengatakan sudah merasa mendingan. DO : Klien tampak bertenaga. Wajah klien tidak tampak pucat. Konjungtiva tidak anemis. Diagnosa : Risiko infeksi Pantau tanda-tanda vital klien. Pantau tanda-tanda infeksi. Gunakan teknik asetik setiap

melakukan tidakan invasif. Pertahankan untuk menjaga

kebersihan diri dan mulut. Anjurkan untuk selalu mencuci

tangan dengan benar. Batasi jumlah pengunjung yang

datang. Kolaborasi pemberian antibiotik

jika diperlukan. Pantau hasil laboratorium.

S : Klien mengatakan sudah tidak begitu lemah . O : Suhu btubuh : 36,8o

Hasil lab : Hb : 11,3 g/dl, leukosit : 2,7 ribu/ul, hasil pemeriksaan urine lengkap gram negative batang ditemukan leukosit 0 – 1 /LPK

C, Nadi : 88 x/menit, RR : 20 x/menit, TD : 110/70 mmHg

A : Masalah infeksi masih berisiko untuk terjadi P : Pantau tanda-tanda vital klien. Pantau tanda-tanda infeksi. Gunakan teknik aseptik setiap

melakukan tindakan invasif. Batasi jumlah pengunjung. Anjurkan untuk selalu mencuci

tangan dengan prinsip 6 benar. Pertahankan untuk menjaga

kebersihan mulut dan diri. 14.00–21.00 DS : Klien mengatakan mual

berkurang. DO : Klien tampak mulai mau untuk

makan.

S : Klien mengatakan sudah tidak brgitu mual. O : Klien tampak mau makan. Klien makan habis 3/4 porsi.

Analisis praktik..., Ni Nengah Kusuma, FIK UI, 2013

Page 66: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PRAKTIK KLINIK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351521-PR-Ni Nengah.pdfPengobatan kemoterapi pada anak yang menderita leukemia umumnya memberikan

Klien sudah mendapat pengobatan kemoterapi

Diagnosa : Mual Pantau asupan kalori dan

makanan. Hindari makanan yang dapat

mengiritasi membran mukosa. Anjurkan klien untuk makan

dengan porsi sedikit tapi sering. Motivasi klien untuk

mengkonsumsi makanan dalam keadaan hangat.

Sediakan makanan yang disukai anak.

Anjurkan keluarga untuk mengalihkan perhatian klien dari rasa mualnya, misal denagn bercerita atau bermain games.

Ajarkan klien untuk teknik relaksasi napas dalam bila dirasakan mual.

Kolaborasi dalam pemberian antiemetik sebelum pemberian makan.

A : Masalah teratasi sebagian. P : Pantau asupan klaori dan makanan. Anjurkan keluarga untuk

menyediakan makanan yang disukai klien.

Anjurkan klien untuk makan denagn porsi sedikit tapi sering.

Motivasi klien untuk mengkonsumsi makanan dalam keadaan hangat

Anjurkan keluarga untuk menemani klien makan sambil bercerita.

Berikan antiemetik sebelum makan.

!5.00-21.00 DS : Klien sudah tidak merasakan lelah

DO : Klien melakukan aktivitas biasa. Kedua kaki klien tampak

mengecil. Klien tampak berjalan keluar

kamar klien. Diagnosa : Keletihan Berikan terus motivasi untuk

istirahat beberapa periode. Anjurkan untuk meningkatkan

jam tidur total pada malam hari. Mengatur jadwal untuk

melakukan aktivitas. Memotivasi dalam pemberian

asupan protein dan kalori yang adekuat.

Memberikan motivasi untuk teknik relaksasi, imajinasi mental.

S : Klien mengatakan sudah tidak merasakan lelah.

O : Klien sudah melakukan aktivitas

seperti biasa. Klien tampak beraktivitas. A : Masalah sudah teratasi. P : Terus memotivasi klien untuk

beristirahat beberapa periode. Menganjurkan untuk meningkatkan

jam tidur di malam hari. Memotivasi untuk asupan protein

dan kalori yang adekuat. Memotivasi untuk melakukan

teknik relaksasi.

Analisis praktik..., Ni Nengah Kusuma, FIK UI, 2013

Page 67: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PRAKTIK KLINIK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351521-PR-Ni Nengah.pdfPengobatan kemoterapi pada anak yang menderita leukemia umumnya memberikan

WOC Leukemia Etiologi:

-Faktor genetik

-sindrom Down

-Sinar radio aktif

-Zat-zat kimiawi

- Obat

imunosupresif

LEUKEMIA

neoplasma ganas sel induk hematopoesis yang ditandai oleh penggantian secara

merata sumsum tulang oleh sel neoplasi (Robbins & Kummar ,1995)

Leukemia Limfositik Akut

KLASIFIKASI

1. Leukemia Mielogenus Akut (LMA)

2. Leukemia Mielogenus Kronis (LMK)

3. Leukemia Limfositik Kronis (LLK)

4. Leukemia Limfositik Akut (LLA)

Pada anak-anak LLA dan LMA

(80 % LLA)

Proliferasi abnormal sel darah putih yang immature dalam pembentukan jaringan darah pada tubuh. Infiltrasi dan penggantian jaringan tubuh dengan sel leukemik yang non fungsional

Akumulasi sel-sel

dalam sumsum tulang

depresi pembentukan elemen darah oleh

sumsum tulang

Invasi sel leukemik

dalam bone marrow

Kelemahan tulang

Meningkat-kan tekanan pada periosteum

Resiko Cedera

Nyeri Sendi

RBCs

WBC

normal

platelet

Anemia

Pallor Fatigue

keletihan & kelemahan

Neutropenia

Risiko Infeksi

Resiko

perdarahan

Gangguan

metabolisme Organ

Invasi sel leukemik

extramedullar CNS

Hipermetabolisme (katabolisme )

Kelaparan sel

kaheksia

Gangguan nutrisi

Spleen, liver,

kelenjar limpa

membesar dan

mengalami

fibrosis

Hepatospleenomegali Limphadenopathy

Gangguan Ginjal,testis,

prostat,ovarium, GI tract,

paru-paru

Infiltrasi sel

leukemic ke

meningen

otak

Iritasi

meningen

Infiltrasi saraf kranial

Peningkatan

TIK

Pusing berat, mual,

muntah, papil edema,

irritability, lhetargi, coma

Nyeri dan kekakuan pada leher

dan punggung

saraf cranial VII Saraf spinal

Lumbalsarkal pleksus

hipotalamus cerebellum

Kelemahan eksremitas bawah, nyeri pada kaki, dan

kesulitan berkemih

Tanda dan Gejala

umum -Anemia

-Suhu tubuh tinggi dan

mudah infeksi

-Perdarahan

-Penurunan kesadaran

-Penurunan nafsu makan

-Kelemahan dan kelelahan

Program terapi 1. Memperbaiki keadaan umum

dengan tindakan:

Tranfusi sel darah merah dan

Pemberian antibiotik

2. Pengobatan spesifik

Induksi untuk mencapai remisi:

kemoterapi.

Pengobatan imunologik Bertujuan untuk menghilangkan sel

leukemia yang ada di dalam tubuh

agar pasien dapat sembuh sempurna

Fase Pelaksanaan Kemoterapi:

1. Fase Induksi

Dimulai 4-6 minggu setelah diagnosa ditegakkan. Pada fase ini diberikan terapi

kortikosteroid (prednison), vineristin, dan L-asparaginase. Fase induksi dinyatakan

berhasil jika jumlah sel muda kurang dari 5%.

2.Fase profilaksis sistem saraf pusat

Pada fase ini diberikan terapi methotrexate, cytarabine, dan hydrocortison melalui

intratekal untuk mencegah invasi sel leukemia ke otak.

3. Konsolidasi

Pada fase ini, kombinasi pengobatan dilakukan untuk mempertahankan remisis dan

mengurangi jumlah sel-sel yang rusak

Pemeriksaan

Diagnostik

Pemeriksaan

darah tepi

Pemeriksaan

biopsi limfa

Pemeriksaan

sumsum

tulang

Penatalaksanaan

Insiden:

Menyerang anak

di bawah 15 th

ALL di diagnose

ketila anak

berusia 2- 6tahun

Efek samping kemoterapi:

Alopesia

Stomatitis

Leucopenia

Infeksi

sekunder(kandidiasis)

Lampiran 5

Analisis praktik..., Ni Nengah Kusuma, FIK UI, 2013

Page 68: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PRAKTIK KLINIK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351521-PR-Ni Nengah.pdfPengobatan kemoterapi pada anak yang menderita leukemia umumnya memberikan

Rencana Asuhan Keperawatan

Resiko infeksi

Resiko injuri

Mual

Nyeri akut

Keletihan/kelemahan

Intervensi:

1. Monitor penurunan sel darah putih

2. Isolasikan anak dari orang yang berpenyakit infeksi

3. Pertahankan teknik hygiene

4. Monitor tanda-tanda vital untuk mengetahui tanda-tanda

infeksi

5. Hindari pengukuran suhu tubuh melalui rectal, suppositories

(obat rangsang), atau enema,

6. Periksa kulit dan membrane mukosa setiap hari

7. Berikan antibiotic sesuai order

8. Berikan granulocyte (monosit dan basofil) sesuai order

9. Atur keseimbangan antara istirahat dan aktivitas untuk

menghindari keletihan

Intervensi:

1. Kaji adanya nyeri.

2. Observasi TTV.

3. Posisikan nyaman dan sokong sendi ekstremitas dengan

bantal.

4. Evaluasi dan dukung mekanisme koping pasien.

5. Bantu / berikan aktivitas terapeutik, teknik relaksasi.

6. Berikan obat sesuai indikasi: analgesic, contoh: asematinofen

(tylenol).

7. Narkotik, misal: kodein, meperdin (demetol), morfin,

hidromorfan (dilaudis).

Intervensi:

1. Inspeksi kulit dan membrane mukosa setiap hari untuk mendeteksi

tanda-tanda perdarahan

2. Laporkan tanda dan gejala hemoragi

3. Gunakan sikat gigi yang lunak untuk menghindari perdarahan gusi,

berikan oral hygiene secara teratur

4. Jangan berikan aspirin atau produk yang mengandung aspirin

5. Waspadai gejala CNS (sakit kepala, pandangan kabur) hasil dari

hemoragi intracranial

6. Handle gently, ganti posisi dengan hati-hati,

Intervensi:

1. Pantau berat badan

2. Sediakan makanan yang disukai anak

3. Sertakan anak dan orangtua dalam pemilihan makanan

4. Buat sarapan tinggi masukan kalori yang mungkin

5. Usulkan makanan kecil selama interval waktu makan,

6. Hindari akanan yang dapat mengiritasi membrane mukosa oral

7. Konsultasi dengan dokter dan ahli gizi untuk mengetahui menu

special yang dibutuhkan

8. Sediakan suplemen protein antara makan (seperti eggnogs,

milkshakes)

Intervensi:

1. Kaji tingkat kelemahan klien

2. Beri lingkungan tenang

3. Jadwalkan makanan sekitar kemoterapi

Referensi:

BROWN, P. (2006). Answers to key questions about childhood

leukemia—for the generalist. CONTEMPORARY PEDIATRICS

Vol. 23, No. 3

Greenberg, Cindy Smith. (1988). Nursing Care Planning Guides for

Children. Baltimore:Williams and Wilkins

Hockenberry, Marilyn J et al. (2003). Wong’s nursing care of infants and children 7

th ed. St Louise: Mosby. Inc.

Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak FK UI. 1988. Ilmu Kesehatan

Anak. Jakarta: Bagian Ilmu Kesehatan Anak FK UI

Analisis praktik..., Ni Nengah Kusuma, FIK UI, 2013