63
i UNIVERSITAS INDONESIA POTENSI KAWASAN BERSEJARAH DALAM MENDUKUNG PROSES SEBUAH KOTA MENUJU KOTA KREATIF (Studi Kasus: Kompleks Taman Fatahillah Kota Tua Jakarta dan Jalan Braga Bandung) SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Arsitektur dari Departemen Arsitektur Fakultas Teknik, Universitas Indonesia MIA SETYANI SUDARMADJI 0706269294 FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA DEPARTEMEN ARSITEKTUR DEPOK JUNI 2011 Potensi kawasan..., Mia Setyani, FT UI, 2011

UNIVERSITAS INDONESIA POTENSI KAWASAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20294733-S1694-Potensi kawasan.pdf · Sarjana Arsitektur dari Departemen Arsitektur Fakultas Teknik,

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: UNIVERSITAS INDONESIA POTENSI KAWASAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20294733-S1694-Potensi kawasan.pdf · Sarjana Arsitektur dari Departemen Arsitektur Fakultas Teknik,

i

UNIVERSITAS INDONESIA

POTENSI KAWASAN BERSEJARAH DALAM MENDUKUNG

PROSES SEBUAH KOTA MENUJU KOTA KREATIF

(Studi Kasus: Kompleks Taman Fatahillah Kota Tua Jakarta dan

Jalan Braga Bandung)

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Arsitektur dari Departemen Arsitektur Fakultas Teknik,

Universitas Indonesia

MIA SETYANI SUDARMADJI

0706269294

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA

DEPARTEMEN ARSITEKTUR

DEPOK

JUNI 2011

Potensi kawasan..., Mia Setyani, FT UI, 2011

Page 2: UNIVERSITAS INDONESIA POTENSI KAWASAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20294733-S1694-Potensi kawasan.pdf · Sarjana Arsitektur dari Departemen Arsitektur Fakultas Teknik,

Potensi kawasan..., Mia Setyani, FT UI, 2011

Page 3: UNIVERSITAS INDONESIA POTENSI KAWASAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20294733-S1694-Potensi kawasan.pdf · Sarjana Arsitektur dari Departemen Arsitektur Fakultas Teknik,

Potensi kawasan..., Mia Setyani, FT UI, 2011

Page 4: UNIVERSITAS INDONESIA POTENSI KAWASAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20294733-S1694-Potensi kawasan.pdf · Sarjana Arsitektur dari Departemen Arsitektur Fakultas Teknik,

iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah swt yang karena ijinnyalah penulis dapat selesai

menyusun skripsi ini. Pada kesempatan kali ini, penulis ingin menghaturkan rasa

terima kasihnya kepada pihak-pihak yang telah membantu penyusunan skripsi ini

Ibu Laksmi Gondokusumo selaku dosen pembimbing, yang telah dengan

sabar memberikan masukan, dan menerima kekurangan-kekurangan

selama bimbingan.

Bapak Hendrajaya dan Bapak Sukisno selaku dosen penguji, terimakasih

atas masukan dan kritikannya

Bapak Hendrajaya selaku kordinator skripsi

Kedua orang tua atas dukungan, perhatian dan doanya

Yuli, Milq, Ka metri, Staniah, Pijoh, Dea, Nela untuk semua motivasi,

doa, diskusi kecilnya yang berharga

Teman-teman Imani3, untuk pengertian, doa, dan canda hangat yang

menemani proses penyusunan skripsi

Teman- Teman KD, Salam6, Srikandi04 dengan doanya yang mengalir

Salim dan Hasri selaku teman perjuangan di bimbingan dosen yang sama

Galih, Puspa, Lintar, Wulan, Tuti, Reni, Rizka, Jannah, Meta, Maya, Siwi,

Citra dan teman-teman ars07 lainnya

Adik-adik bento untuk semangat dan doa yang tulus

Semua pihak yang telah membantu yang tidak dapat disebutkan satu per

satu

Semoga skripsi ini dapat menjadi amal kebajikan yang memberi manfaat. Penulis

memohon maaf untuk kekurangan dan keterbatasannya dalam proses penyusunan

skripsi ini

Depok, 24 Juni 2011

Mia Setyani Sudarmadji

Potensi kawasan..., Mia Setyani, FT UI, 2011

Page 5: UNIVERSITAS INDONESIA POTENSI KAWASAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20294733-S1694-Potensi kawasan.pdf · Sarjana Arsitektur dari Departemen Arsitektur Fakultas Teknik,

Potensi kawasan..., Mia Setyani, FT UI, 2011

Page 6: UNIVERSITAS INDONESIA POTENSI KAWASAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20294733-S1694-Potensi kawasan.pdf · Sarjana Arsitektur dari Departemen Arsitektur Fakultas Teknik,

vi

ABSTRAK

Nama : Mia Setyani Sudarmadji

Program Studi : Arsitektur

Judul : Potensi Kawasan Bersejarah dalam Mendukung Proses Sebuah

Kota Menuju Kota Kreatif

(Studi Kasus : Kompleks Taman Fatahillah Kota Tua Jakarta dan

Jalan Braga Bandung)

Konsep Kota Kreatif yang dibawa oleh Charles Landry dan Fransco Bianchini

telah menjadi tren di dunia sekitar sepuluh tahun terakhir. Dalam kota, terdapat

sumber daya yang krusial, yaitu sumber daya manusia. Kota kreatif, mencoba

mendorong dan mengakomodir kreativitas warganya. Kreativitas merupakan

sesuatu yang berharga, yang memberi dukungan bagi keberhasilan kota

Beberapa kota di dunia, cenderung mengembangkan kawasan bersejarahnya

dalam usaha menuju kota kreatif. Nilai sejarah pada kawasan bersejarah dapat

menjadi magnet untuk mendatangkan orang dari kota maupun negara lain. Di lain

sisi, sejarah dapat menjadi inspirasi dan ilham untuk kreativitas. Kawasan

bersejarah memiliki potensi lain yang dapat mendukung sebuah kota menjadi kota

yang kreatif. Hal ini dapat dilihat dari keempat aspek, yaitu ekonomi, sosial,

budaya.

Kata Kunci : kreativitas, sejarah, budaya, ekonomi, masyarakat

Potensi kawasan..., Mia Setyani, FT UI, 2011

Page 7: UNIVERSITAS INDONESIA POTENSI KAWASAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20294733-S1694-Potensi kawasan.pdf · Sarjana Arsitektur dari Departemen Arsitektur Fakultas Teknik,

vii

ABSTRACT

Name : Mia Setyani Sudarmadji

Study Program : Architecture

Title : Potency of Historical Places To Support The Process of a City

to be Creative City (Case Study: Fatahillah Park Old Town

Jakarta and Braga Road Bandung)

Creative city concept which bring by Charles Landry and Fransco Bianchini, now

being tren at least in ten last year. City has critical resource, that is the human.

Creativi city is try to push and accomodate their citizen’s creativity. Creativity is

precious thing, to support the succesful of the city.

Some city in the world prefer develop their historical place in work to be creative

city. Historic values in historical places can be magnit to invite people from other

city and country. In other side, history can be inspiration for creative thinking.

Historical places has other potency that can be support for a city to be creative

city. It’s look by four aspect, economy, social, culture, and environment.

Key words: creativity, history, culture, economy, citizen

Potensi kawasan..., Mia Setyani, FT UI, 2011

Page 8: UNIVERSITAS INDONESIA POTENSI KAWASAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20294733-S1694-Potensi kawasan.pdf · Sarjana Arsitektur dari Departemen Arsitektur Fakultas Teknik,

viii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................... i

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS ..................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ................................................................... iii

DEWAN PENGUJI ............................................................................... iii

KATA PENGANTAR .............................................................................. iv

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR UNTUK

KEPENTINGAN AKADEMIS ................................................................ v

ABSTRAK ........................................................................................... vi

ABSTRACT ........................................................................................... vii

DAFTAR ISI ........................................................................................... vii

DAFTAR GAMBAR ............................................................................... x

DAFTAR TABEL .................................................................................... xii

BAB 1 PENDAHULUAN ...................................................................... 1

1.1 Latar belakang ..................................................................... 1

1.2 Tujuan penulisan ................................................................. 2

1.3 Permasalahan ...................................................................... 2

1.4 Rumusan Masalah ............................................................... 3

1.5 Urutan Penulisan ................................................................. 3

1.6 Sistematika Penulisan .......................................................... 3

BAB 2 STUDI LITERATUR ................................................................... 5

2.1 Memahami Kreativitas ........................................................ 5

2.2 Memahami Kota Kreatif ..................................................... 6

2.2.1 Latar Belakang Kota Kreatif ................................... 6

2.2.2. Pengertian Kota Kreatif ........................................... 7

2.2.3 Prasyarat Kota Kreatif ............................................. 8

Potensi kawasan..., Mia Setyani, FT UI, 2011

Page 9: UNIVERSITAS INDONESIA POTENSI KAWASAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20294733-S1694-Potensi kawasan.pdf · Sarjana Arsitektur dari Departemen Arsitektur Fakultas Teknik,

ix

2.2.4 Aspek Pengukuran Kota Kreatif............................... 12

2.2 Urban Heritage .................................................................... 14

2.2.1 Pengertian Heritage ................................................. 14

2.2.2 Konservasi Heritage ................................................ 15

2.3 Ihtisar Kajian Pustaka .......................................................... 16

BAB 3 STUDI KASUS .............................................................................. 18

3.1 Kota Tua ............................................................................. 18

3.1.1 Profil Kompleks Taman Fatahillah ........................ 18

3.1.2 Sejarah Kompleks Taman Fatahillah ...................... 22

3.1.2 Kondisi Kompleks Taman Fatahillah ...................... 24

3.2 Jalan Braga .......................................................................... 33

3.2.1 Profil Jalan Braga .................................................... 33

3.2.2 Sejarah Braga .......................................................... 36

3.2.3 Kondisi Jalan Braga ................................................. 39

BAB 4 PEMBAHASAN............................................................................. 45

4.1 Pembahasan Kompleks Taman Fatahillah dan Jalan Braga. 45

4.1.1 Ekonomi ............................................. ................... 45

4.1.2 Sosial ....................................................................... 46

4.1.3 Lingkungan .............................................................. 47

4.1.4 Budaya ..................................................................... 48

BAB 5 PENUTUP ...................................................................................... 49

DAFTAR REFRENSI ............................................................................... 51

Potensi kawasan..., Mia Setyani, FT UI, 2011

Page 10: UNIVERSITAS INDONESIA POTENSI KAWASAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20294733-S1694-Potensi kawasan.pdf · Sarjana Arsitektur dari Departemen Arsitektur Fakultas Teknik,

x

Daftar Gambar

Gambar 1 Skema pembahasan skripsi

Gambar 2 Pergeseran orientasi ekonomi

Gambar 3 Letak Kota Tua dalam Jakarta

Gambar 4 Peta Kota Tua

Gambar 5 Siteplan Taman Fatahillah dan sekitarnya

Gambar 6 Perkembangan Sejarah Jakarta

Gambar 7 Kondisi Kota Tua masa lampau

Gambar 8 Spot-spot Pasar dadakan di akhir pekan

Gambar 9 Pasar dadakan pada Kota Tua

Gambar 10 Penyewaan Sepeda Onthel

Gambar 11 Cafe Batavia

Gambar 12 Penjual Lukisan

Gambar 13 Pemanfaatan Taman Fatahillah dalam aktivitas foto pra wedding

Gambar 14 Jasa Fotografi dan propertinya

Gambar 15 Syuting Video Klip di Taman Fatahillah

Gambar 16 Bersepeda Ke Kota Tua

Gambar 17 Aktivitas Jalan-Jalan Museum

Gambar 18 Salah satu komunitas pecinta sejarah beraktivitas di Kota Tua

Gambar 19 Panorama Taman Fatahillah

Gambar 20 Pertunjukkan Kuda Lumping

Gambar 21 Festival Betawi di Kompleks Taman Fatahillah

Gambar 22 Peta Jalan Braga

Gambar 23 Jalan Braga pada 1911

Gambar 24 Keadaan Jalan Braga pada tahun 1920-an

Gambar 25 Penjual Lukisan di Jalan Braga

Potensi kawasan..., Mia Setyani, FT UI, 2011

Page 11: UNIVERSITAS INDONESIA POTENSI KAWASAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20294733-S1694-Potensi kawasan.pdf · Sarjana Arsitektur dari Departemen Arsitektur Fakultas Teknik,

xi

Gambar 26 Aktivitas Fotografi Profesional di Jalan Braga

Gambar 27 Aktivitas Komunitas Motor di Jalan Braga

Gambar 28 Street Fashion Show di Braga

Gambar 29 Kondisi Trotoar Braga

Gambar 30 Kondisi Bangunan yang kurang terawat di Braga

Gambar 31 Festival Minang pada Jalan Braga 22 April 2011

Potensi kawasan..., Mia Setyani, FT UI, 2011

Page 12: UNIVERSITAS INDONESIA POTENSI KAWASAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20294733-S1694-Potensi kawasan.pdf · Sarjana Arsitektur dari Departemen Arsitektur Fakultas Teknik,

xii

Daftar Tabel

Tabel 1 Tingkat Identifikasi Heritage

Tabel 2 Bangunan Bersejarah di sekitar Taman Fatahillah

Tabel 3 Daftar Bangunan Bersejarah Jalan Braga

Potensi kawasan..., Mia Setyani, FT UI, 2011

Page 13: UNIVERSITAS INDONESIA POTENSI KAWASAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20294733-S1694-Potensi kawasan.pdf · Sarjana Arsitektur dari Departemen Arsitektur Fakultas Teknik,

1

Universitas Indonesia

Bab I

Pendahuluan

I.1 Latar Belakang

Pemikiran kreatif merupakan hal yang berharga, baik bagi pengembangan

diri maupun masyarakat. Berpikir kreatif membuat kita memandang sesuatu dari

berbagai sisi. Dengan hal tersebut, menjadikan kita dapat melihat sebuah

permasalah dengan lebih banyak kemungkinan solusi. Kreativitas juga dapat

menghadirkan penemuan-penemuan baru di berbagai bidang.

Kreativitas bukan sekedar milik orang-orang jenius, namun milik semua

orang. Berpikir kreatif bisa dilakukan oleh semua orang di dalam kota.

Kebermanfaatan dari berpikir kreatif, ditangkap Charles Landry dan Franco

Bianchini , yang mengeluarkan gagasan mengenai kota kreatif. Ideologi kota

kreatif adalah mendorong tercipta iklim kota yang inspiratif, suatu iklim yang

mendorong dan menginspirasi warganya untuk menjadi kreatif dalam usaha untuk

membenahi kondisi urban. Konsep kota kreatif sudah diserap dan diaplikasikan di

berbagai kota di belahan dunia. Sampai dengan tahun 2006, sudah ada dua puluh

kota di Inggris yang menerapkan konsep Kota Kreatif. Tren ini juga merambah ke

Amerika Serikat, Australia, Brazil, hingga ke negara-negara di benua Asia.

Banyak kota-kota dunia dalam prosesnya menuju kota kreatif cenderung

mengembangkan kawasan bersejarahnya. Liverpool sebagai salah satu contoh

suksesnya. Pada 1950-1960an kota Liverpool mengalami perkembangan pesat,

namun mengalami resesi ekonomi di 1970-1980an, yang berakibatnya maraknya

pengangguran

Di tahun 1980-an, Albert Dock, sebuah kompleks dermaga dan gudang

dari tahun 1840-an, dipugar. Kompleks tersebut kemudian berubah fungsi menjadi

kawasan hiburan. Sejak saat itu, Liverpool terus berupaya mempromosikan wisata

kota tersebut melalui pusaka budaya sebagai daya tariknya. Pada tahun 2008 kota

ini terpilih sebagai European Capital of Culture.

Potensi kawasan..., Mia Setyani, FT UI, 2011

Page 14: UNIVERSITAS INDONESIA POTENSI KAWASAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20294733-S1694-Potensi kawasan.pdf · Sarjana Arsitektur dari Departemen Arsitektur Fakultas Teknik,

2

Universitas Indonesia

I.2 Permasalahan

Tren Kota kreatif, telah melanda Benua Asia. Hal inipun telah coba

diaplikasikan di beberapa kota di Indonesia. Sebut saja Bandung, yang terpilih

sebagai proyek rintisan kota kreatif se-Asia Timur. Jakarta pun tengah mencoba

berproses menjadi kota kreatif dengan taglinenya ”Kota Kreatif, Jakarta Punya”.

Di lain pihak, kita bisa mendapati banyak kawasan bersejarah di

Indonesia. Jika kondisi kawasan-kawasan bersejarah terjaga vitalitasnya dengan

baik, maka dapat memberikan manfaat pada kota dimana kawasan tersebut

berada. Hanya saja, seringkali kondisi kawasan bersejarah tidak terawat dengan

optimal.

Acapkali perhatian kepada kawasan bersejarah masih didapat dari

sebagian kecil masyarakat. Belum tumbuhnya kesadaran masyarakat secara luas,

akan perlunya ikut melestarikan kawasan bersejarah, dan belum luasnya dampak

yang dirasakan dengan adanya kawasan bersejarah. Apa yang terjadi di Liverpool,

memperlihatkan kawasan bersejarah dapat menjadi faktor yang mendukung proses

sebuah kota menjadi kota kreatif. Skripsi ini mencoba melihat apa potensi sebuah

kawasan bersejarah terhadap proses menuju kota kreatif?.

I.3 Ruang Lingkup Masalah

Pembahasan akan dimulai dengan memahami apa itu kreativitas,

dilanjutkan dengan penelusuran terhadap konsep kota kreatif. Penelusuran

terhadap kota kreatif, meliputi latar belakang, definisi, maupun prasyarat kota

kreatif. Disertakan pula bahasan untuk memahami kawasan bersejarah. Melihat

potensi kawasan bersejarah sebagai tempat untuk masyarakat urban beraktivitas

kreatif.

Potensi kawasan..., Mia Setyani, FT UI, 2011

Page 15: UNIVERSITAS INDONESIA POTENSI KAWASAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20294733-S1694-Potensi kawasan.pdf · Sarjana Arsitektur dari Departemen Arsitektur Fakultas Teknik,

3

Universitas Indonesia

I.4 Tujuan dan Manfaat Penulisan

Tujuan penulisan ini adalah untuk dapat melihat potensi yang dimiliki

kawasan bersejarah dalam menunjang proses sebuah kota menuju kota kreatif.

Harapannya, tulisan ini dapat memperluas perspektif akan kontribusi yang dapat

diberi oleh bangunan warisan budaya pada masa kini. Banyak elemen kemudian

menyadari pentingnya untuk bersama menjaga bangunan warisan budaya.

1.5 Metode Penulisan

Dalam membahas permasalahan menggunakan dua pendekatan, yaitu studi

literatur dan studi kasus, dengan skema pembahasan

I.6 Urutan Penulisan

Urutan penulisan skripsi adalah sebagai berikut :

Bab I Pendahuluan

Berisi tentang latar belakang, permasalahan, rumusan masalah,

tujuan dan manfaat penulisan, urutan penulisan

Bab 3 Studi Literatur

Kawasan

bersejarah

Kota

Kreatif

Sosial

Ekonomi

Budaya

Lingkungan

Potensi

Gambar 1 skema pembahasan skripsi

Potensi kawasan..., Mia Setyani, FT UI, 2011

Page 16: UNIVERSITAS INDONESIA POTENSI KAWASAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20294733-S1694-Potensi kawasan.pdf · Sarjana Arsitektur dari Departemen Arsitektur Fakultas Teknik,

4

Universitas Indonesia

Berisi tentang studi mengenai kreativitas, konsep kota kreatif dan

bahasan mengenai kawasan bersejarah.

Bab 3 Studi kasus

Berisi tentang penelusuran dua kawasan bersejarah, dari latar

belakang sejarah dan kondisinya di keempat aspek yaitu ekonomi,

sosial, budaya, dan lingkungan

Bab IV Pembahasan

Berisi tentang analisa dari studi kasus yang ada

Bab V Penutup

Berisi tentang kesimpulan dan saran berdasarkan pembahasan dari

studi literatur dan studi kasus.

Potensi kawasan..., Mia Setyani, FT UI, 2011

Page 17: UNIVERSITAS INDONESIA POTENSI KAWASAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20294733-S1694-Potensi kawasan.pdf · Sarjana Arsitektur dari Departemen Arsitektur Fakultas Teknik,

5

Universitas Indonesia

Bab 2

Tinjauan Pustaka

2.1. Tinjauan mengenai kreativitas

Menurut KBBI, kreatif berarti memiliki daya cipta; kemampuan untuk

mencipta; bersifat mencipta. Satu pihak menganggap bahwa kreativitas adalah

upaya melakukan ativitas yang baru dan mengagumkan, sedangkan pihak lain

menganggap kreativitas adalah menciptakan inovasi baru yang mencengangkan.

Pemikiran kreatif dapat melahirkan karya-karya inovatif.

Kreativitas tidak identik dengan kecerdasan. Kreativitas tidaklah harus

muncul dari para cendekiawan atau segolongan orang yang dianggap beruntung

saja. (Uqshari,2005:14) Acapkali kreativitas muncul dari orang yang kecerdasannya

biasa-biasa saja. Bisa dikatakan bahwa kreativitas adalah milik semua orang.

Dengan berkreasi orang dapat mewujudkan (mengkatualisasikan) dirinya, dan

perwujudan atau aktualitas diri merupakan kebutuhan pokok pada tingkat tertinggi

dalam hidup manusia.(Maslow,1967)

Salah satu teori tradisional yang sampai sekarang banyak dikutip ialah

teori Wallas yang dikemukakan tahun 1926 dalam bukunya The art of Thought

(Piirto,1992), yang menyatakan bahwa proses kreatif meliputi empat tahap yaitu:

1. Persiapan

Seseorang mempersiapkan diri untuk memecahkan masalah dengan belajar ,

berpikir, mencari jawaban, bertanya kepada orang, dan lain sebagainya.

2. Inkubasi

Tahap inkubasi ialah tahap di mana individu seakan-akan melepaskan diri

sementara dari masalah tersebut, dalam arti bahwa ia tidak memikirkan

masalahnya secara sadar, tetapi “mengeramnya” dalam alam pra sadar

3. Iluminasi

Potensi kawasan..., Mia Setyani, FT UI, 2011

Page 18: UNIVERSITAS INDONESIA POTENSI KAWASAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20294733-S1694-Potensi kawasan.pdf · Sarjana Arsitektur dari Departemen Arsitektur Fakultas Teknik,

6

Universitas Indonesia

Tahap timbulnya “insght” atau”aha Erlebnis”, saat timbulnya inspirasi atau

gagasan baru, beserta proses-proses psikologis yang mengawali dan mengikuti

munculnya inspirasi atau gagasan baru

4. Verifikasi

Tahap dimana ide atau kreasi baru tersebut harus diuji terhadap realitas.

Proses divergen (pemikiran kreatif) harus diikuti oleh proses konvergensi

(pemikiran kritis).

2.2 Memahami Kota Kreatif

2.2.1 Latar Belakang Kota Kreatif

Pada abad ke 21 akan lebih dari setengah penduduk dunia tinggal di dalam

kota. Di Eropa angkanya sudah mencapai 75 persen dan di negara berkembang

akan mencapai 50 persen. Dimana dua dekade lalu jumlahnya meliputi 29 persen

di seluruh dunia. (Landry,2000:xiii)

Sebuah survey dilakukan di Inggris pada tahun 1997. Survey

menunjukkan 84 persen orang-orang di Inggris ingin tinggal di desa kecil,

sedangkan hanya empat persen orang yang melakukannya.

Kita tidak dapat menciptakan banyak desa untuk dapat memenuhi

keinginan tersebut. Selebihnya, kita perlu membuat kota menjadi tempat yang

nyaman untuk ditinggali. Perkembangan pada kota, seiring perkembangan jaman

membuat masalah dan tantangan di dalam kota semakin kompleks. Ini membuat

sudut pandang yang lama, seringkali menjadi tidak relevan untuk mengatasi

masalah yang terjadi di kota saat ini. Untuk sebagian besar aspek, cara maupun

pendekatan lama tidak dapat bekerja. Maka, sepanjang kota bertumbuh, seiring

juga dengan masalah yang semakin kompleks, selayaknya kota menjadi

laboratorium, dimana solusi untuk pelbagai permasalahan dapat terumuskan. Pada

akhirnya, akan dapat meningkatkan kenyamanan untuk tinggal di kota.

Potensi kawasan..., Mia Setyani, FT UI, 2011

Page 19: UNIVERSITAS INDONESIA POTENSI KAWASAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20294733-S1694-Potensi kawasan.pdf · Sarjana Arsitektur dari Departemen Arsitektur Fakultas Teknik,

7

Universitas Indonesia

Di lain sisi, perkembangan jaman membawa dunia mengalami berbagai

perubahan di berbagai bidang. Kini dunia memasuki transformasi dalam bidang

ekonomi. Saat ini dunia bergerak ke arah ekonomi kreatif. Ekonomi kreatif

merupakan ekonomi yang berbasis ide maupun kreativitas. Ekonomi kreatif

merupakan gelombang keempat, setelah ekonomi pertanian, industri dan ekonomi

informasi.

Hal ini juga didukung dengan media dan telekomunikasi berkembang

begitu pesat, dan menyebabkan kebutuhan akan konten kreatif tiada habisnya.

Keberadaaan media telah menghapuskan batasan baik geografi dan sosial. Saat

ini, informasi dan pengetahuan merupakan pendukung kehidupan, yang dapat

diakses dengan cepat oleh siapapun. Industri dalam bidang ini disebut dengan

industri kreatif.

Implikasinya terhadap kota, adalah kota tidak lagi cukup mengandalkan

insentif ekonomi untuk menarik investasi. Kota perlu membuat iklim dimana

mendukung orang-orang untuk berkreativitas, maupun menarik kehadiran orang-

orang kreatif. Kreativitas tersebut, dapat menjadi sokongan demi kesejahteraan

kehidupan kota.

2.2.2. Makna Kota Kreatif

Kota perlu memiliki kemampuan untuk bertahan dan beradaptasi. Ketika

kota berkembang menjadi besar dan kompleks, hadirlah masalah dalam

manajemen urban. Kota perlu menjadi laboratorium yang mengembangkan solusi

dari permasalahan yang berkembang di dalamnya

Kota memiliki satu sumber daya yang krusial yaitu orang. Kepintaran

manusia, keinginan, motivasi, imajinasi dan kreativitas menjadi sumber daya

Gambar 2 Pergeseran orientasi ekonomi

Sumber: Pengembangan Ekonomi Kreatif Indonesia

2025

Potensi kawasan..., Mia Setyani, FT UI, 2011

Page 20: UNIVERSITAS INDONESIA POTENSI KAWASAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20294733-S1694-Potensi kawasan.pdf · Sarjana Arsitektur dari Departemen Arsitektur Fakultas Teknik,

8

Universitas Indonesia

urban. Kreativitas dari orang-orang yang ada di dalam kota dapat menjadi penentu

untuk kesuksesan kota. (Landry,2000:xiii)

Kreativitas bisa terjadi pada lingkup yang lebih khusus, yaitu pada orang

dengan bakat istimewa, seperti seniman, penulis, desainer dan lain sebagainya.

Kreativitas juga bisa terjadi pada lingkup lebih luas, tidak sekedar pada aspek

budaya. Kota terus berkembang, dan muncul permasalahan-permasalahan yang

memerlukan kreativitas untuk pemecahannya, seperti permasalahan perumahan,

sampah, utilitas, pendidikan dan lain sebagainya.

Kota menjadi pusat pembelajaran, di dalamnya bertemu ilmu pengetahuan,

budaya, dan pemerintahan. Dalam kota terdapat keanekaragaman, kepadatan,

kedekatan, yang dapat menjadi unsur penting untuk kreativitas.

Kota kreatif menggambarkan sebuah metode baru dari strategi

perencanaan urban dan menguji bagaimana orang-orang berpikir, berlaku dan

berencana kreatif dalam kota. Hal ini dapat dilihat dengan produk maupun

aktivitas kreatif yang ada di dalam kota tersebut.

Bisa disimpulkan bahwa kota kreatif, dimana kota menjadi wadah

kreatifitas untuk orang yang tinggal dan beraktivitas di dalamnya. Memanfaatkan

berpikir kreatif untuk membuat kota semakin nyaman ditinggali. Kota dengan

sektor kreatif dan budaya yang berkembang dapat menyebabkan pertumbuhan

ekonomi dan sosial.

2.2.3 Prasyarat Kota Kreatif

Ada beberapa hal yang menjadi prasyarat untuk kota menjadi betul-betul

kreatif. Kota dapat menjadi kreatif dengan beberapa diantaranya, namun

beroperasi secara sangat baik jika semua hal tersebut ada. Disebutkan ada tujuh

faktor, yaitu (Landry,2000:105-131) :

1. Kualitas Personal

Potensi kawasan..., Mia Setyani, FT UI, 2011

Page 21: UNIVERSITAS INDONESIA POTENSI KAWASAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20294733-S1694-Potensi kawasan.pdf · Sarjana Arsitektur dari Departemen Arsitektur Fakultas Teknik,

9

Universitas Indonesia

Tidak akan ada organisasi maupun kota kreatif, tanpa individu kreatif.

Individu yang memiliki banyak akal, berpikir terbuka, fleksibel, memiliki

kemauan untuk mengambil resiko. Aksi kreatif dapat terwujud dalam

berbagai bentuk dan muncul dari berbagai sumber, namun dampaknya

bergantung kepada imajinasi publik, dan kepemimpinan komunitas.

Individu yang kreatif dapat memberi perubahan pada kota, jika

diletakkan pada posisi yang tepat. Mereka memerlukan orang-orang yang

dapat melakasanakan dan mengeksploitasi kreativitas mereka. Tanpa hal

tersebut, maka individu kreatif tidak dapat memperoleh hasil. Hal ini

sesuai dengan pernyataan Tudor Rickards yang melihat inovasi adalah

proses yang bermula dengan ide kreatif dan berakhir dengan implementasi,

yang pada poin ini eksekusi berlangsung secara rutin.

2. Kemauan dan Kepemimpinan

Kota Kreatif membutuhkan tidak sekedar orang-orang kreatif, tapi

orang dengan kemauan untuk sukses. Kemauan dapat dilatih dengan

proses mengidentifikasi kota , kemudian memvisualisasikan tujuan yang

ingin diraih. Kemauan ini juga harus diseimbangkan dengan rasa empati,

dan saling memahami.

Selain kemauan, dalam kota kreatif juga dibutuhkan kepemimpinan.

Ada beberapa macam pemimpin, yaitu pemimpin biasa, inovatif dan

visioner. Pemimpin yang inovatif, akan melihat keadaan lokal untuk

menggambarkan kebutuhan terpendam, kemudian membawa ide yang

segar. Pemimpin yang visioner menyepurnakan ide-ide baru.

Keahlian memimpin termasuk pula dengan kemampuan untuk

memahami apa yang diinginkan orang, meskipun orang tersebut tidak

benar-benar yakin, mengetahui kapan waktu untuk mendorong, kapan

untuk mundur, memberikan pertimbangan, dsb.

Potensi kawasan..., Mia Setyani, FT UI, 2011

Page 22: UNIVERSITAS INDONESIA POTENSI KAWASAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20294733-S1694-Potensi kawasan.pdf · Sarjana Arsitektur dari Departemen Arsitektur Fakultas Teknik,

10

Universitas Indonesia

3. Keanekaragaman dan akses untuk berbagai potensi

Kondisi sosial dan demografi dapat mempengaruhi kapasitas kreatif

sebuah kota. Kota dengan populasi yang homogen biasanya cenderung

sulit untuk menjadi kreatif secara luas. Keanekaragaman dapat menjadi

unsur yang baik bagi kreativitas, ketika dapat saling memahami dan

mempelajari satu sama lain dalam keberagaman tersebut.

Baik penduduk asli (lokal) maupun pendatang memiliki perannya

masing-masing untuk berkontribusi dalam kota kreatif. Ketika pendatang

diperbolehkan berkontribusi, maka keahlian, bakat dan nilai budaya

mereka yang berbeda dapat terarah menjadi munculnya ide-ide baru. Bakat

pendatang seringkali dengan sengaja perlu dimasukkan. Sebagian besar

kota mendiskusikan masalah mereka dengan kebiasaan, tradisi dan

kulturnya, sedangkan pendatang dapat memberikan ide segar yang

mungkin berdampak baik terhadap kota.

Penduduk aslipun memilik peran yang penting, karena mereka yang

sangat mengenal kondisi dan seluk beluk kehidupan pada kota dimana

mereka tinggal. Penduduk asli jugalah yang memberikan ciri khas pada

sebuah kota.

4. Budaya berorganisasi

Diperlukan organisasi yang dapat membangun kapasitas personal,

sanggup mencipatakan visi organisasi, serta mentransformasi pemikiran

bersama. Kapasitas organisasi berperan seperti pengganda dari potensi dan

sumber daya yang ada, dan dapat memaksimalkan pemikiran kreatif.

Kreatifitas tanpa organisasi yang solid, tidak memiliki cukup energi untuk

mengolah sumber daya yang ada di dalam kota.

5. Identitas Lokal

Identitas yang kuat memiliki dampak positif untuk membangun rasa

kebanggan, semangat, dan meningkatkan kesadaran masyarakat untuk

memperhatikan lingkungan kota. Identitaspun dapat menghadirkan ikatan

antara orang-orang dari berbagai kepentingan untuk bekerjasama

Potensi kawasan..., Mia Setyani, FT UI, 2011

Page 23: UNIVERSITAS INDONESIA POTENSI KAWASAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20294733-S1694-Potensi kawasan.pdf · Sarjana Arsitektur dari Departemen Arsitektur Fakultas Teknik,

11

Universitas Indonesia

menciptakan kondisi yang baik pada kota. Identitas, memberikan landasan

kepada kota untuk memilih apa yang pokok ataupun tidak dalam

banyaknya informasi dan ide yang tersedia

Membangun identitas budaya adalah hal yang penting untuk

menciptakan perbedaan , dan memberi penanda dari satu wilayah dengan

wilayah lainnya. Membuat simbol-simbol spesifik dari kota dapat berupa

makanan, lagu, hasil kerajinan, dan aset tradisi lainnya.

Dalam hal ini, kota bersejarah memiliki keuntungan, dimana nilai

sejarah yang dimiliki menjadi nilai keunikan tersendiri. Sejarah bisa saja

menjadi pemicu kreatifitas. Di satu waktu, sejarah dapat menjadi preseden

yang memicu inspirasi dan inovasi. Di lain waktu bisa menjadi beban yang

memberatkan.

6. Ruang urban dan fasilitas

Individu dan proyek kreatif membutuhkan sebuah tempat sebagai

wadahmya. Adanya ruang publik dan fasilitas seperti fasilitas budaya,

sumber informasi, area penelitian dapat mendorong orang untuk berlaku

kreatif. Ruang kota dapat berfungsi sebagai area untuk berinteraksi,

bertukar ide. Dari proses pertukaran ide itu, dapat memicu lebih banyak

lagi orang yang bertindak kreatif.

7. Jaringan yang dinamis

Jaringan memiliki dua aspek, yaitu jaringan di dalam kota dan jaringan

internasional. Kota sendiri merupakan pusat dari jaringan dan komunikasi.

Dengan tujuan utama dari jaringan, membawa orang hadir secara fisik

maupun virtual untuk berfokus pada berkomunikasi di kota. Jaringan dan

kreativitas sesungguhnya saling berhubungan. Untuk memaksimalkan

keuntungan , jaringan perlu menjadi lebih intens dan dengan berbagai

bentuk.

Potensi kawasan..., Mia Setyani, FT UI, 2011

Page 24: UNIVERSITAS INDONESIA POTENSI KAWASAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20294733-S1694-Potensi kawasan.pdf · Sarjana Arsitektur dari Departemen Arsitektur Fakultas Teknik,

12

Universitas Indonesia

2.2.4 Aspek-Aspek Pengukuran Kota Kreatif

Melihat sebuah tempat yang kreatif, bisa dilihat dari empat aspek yaitu

ekonomi , sosial, kultural, dan lingkungan.

The central features of creative places are their openness and their vitality,

which leads to their viability. Vitality is measured by assessing a range of

factors across the economic, social, cultural and environmental spheres.”

(Landry,2006:414)

a. Aspek ekonomi

Kondisi ekonomi sebuah kota dapat dilihat dari jumlah pekerja,

pemasukan yang dibelanjakan, standar hidup, jumlah turis maupun

pengunjung tiap tahunnya, performa retail, properti dan nilai lahan.

Kreativitas dapat menjadi salah satu cara meningkatkan kondisi ekonomi

suatu kota, yaitu dengan ekonomi kreatif.

Ekonomi kreatif merupakan ekonomi berbasis ide maupun

kreativitas sebagai kekayaan intelektual. Dari basis ide dapat berkembang

menjadi produk yang komersil. Empat belas sektor yang bisa termasuk ke

dalam ekonomi kreatif antara lain desain, arsitektur, fashion, periklanan,

percetakan dan penerbitan, televisi dan radio, kuliner, seni rupa dan kriya,

film, video, animasi, musik, fotografi, peranti lunak, hiburan interaktif,

mainan, seni pertunjukkan, riset dan pengembangan.

(Howkins,2002:hal86)

b. Aspek sosial,

Kondisi sosial dapat dilihat dari tingkat aktivitas dan interaksi

sosial, komunikasi yang baik antara berbagai strata sosial, spirit

komunitas, kebanggan masyarakat, serta toleransi sosial. Ketika kondisi

sosial masyarakat baik, maka kemungkinan interaksi antara berbagai

Potensi kawasan..., Mia Setyani, FT UI, 2011

Page 25: UNIVERSITAS INDONESIA POTENSI KAWASAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20294733-S1694-Potensi kawasan.pdf · Sarjana Arsitektur dari Departemen Arsitektur Fakultas Teknik,

13

Universitas Indonesia

elemen masyarakat akan menjadi lebih luas. Dari interaksi memungkinkan

pertukaran, dan kombinasi ide yang lebih banyak.

Most creativity does not come in a flash of genius or insight in the head of

an individual. Most creativity – in science, business and culture – comes

from the recombination of two existing ideas to create a new one. That is

why new ideas often emerge from intense and extended conversations

between people (Leadbeater,n.d.:5)

c. Aspek lingkungan

Lingkungan menjadi wadah beraktivitas. Kondisi dan atmosfer

lingkungan yang baik dapat mendukung untuk terjadinya kreatifitas.

Aspek lingkungan menyangkut dua hal, yang pertama adalah

keberlanjutan ekologikal yang berhubungan dengan polusi suara, udara,

pembuangan sampah dan ruang hijau. Hal yang kedua menyangkut desain,

dan sense of place. Bagaimana penerangan jalan, dan keamanan,

kenyamanan dan pendekatan secara psikologi dari lingkungan urban..

What makes a milieu creative is that it gives the user the sense that they

can shape, create and make the place they are in, that they are an active

participant rather than a passive consumer, and that they are an agent of

change rather than a victim. (Landry,2006:394)

d. Aspek budaya

Kondisi budaya bersangkutan dengan kepeduliaan kota untuk

menjaga identitas, memori, maupun tradisinya. Kebudayaan menjadi ciri

khas, kebanggan, serta nilai keistimewaan bagi sebuah kota. Seni budaya

juga dapat menjadi sumber inspirasi bagi kreatifitas kota.

Local culture and heritage helps give a place recognizable feature as it

adds to the collective memory of the human experience. It a great source

for `original’ ideas because it has progressively evolved for generations of

a specific place and time. (Landry,2006:394)

Potensi kawasan..., Mia Setyani, FT UI, 2011

Page 26: UNIVERSITAS INDONESIA POTENSI KAWASAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20294733-S1694-Potensi kawasan.pdf · Sarjana Arsitektur dari Departemen Arsitektur Fakultas Teknik,

14

Universitas Indonesia

Seni dan budaya yang berhubungan dengan indutri disebut industri

kreatif. Dampaknya dapat memberi keuntungan seperti menciptakan

lapangan pekerjaan, menarik investasi, meningkatkan pajak, menstimulasi

ekonomi lokal. Ketika vitalitas budaya baik, maka dapat menarik

profesional muda ataupun orang-orang kreatif untuk masuk ke dalam area

tersebut.

A city with a thriving creative and cultural sector would then attract other

high end knowledge jobs and set off a spiral of economic and social

growth.

2.2 Urban Heritage

2.2.1 Pengertian Heritage

Kata heritage berasal dari kata inheritence yang didefinisikan

sebagai sesuatu yang diwariskan. Heritage merupakan sesuatu yang

diturunkan dari generasi ke generasi. Heritage tidak sekedar sesuatu yang

ingin diturunkan ke generasi selanjutnya, tetapi juga sesuatu yang ingin

diapresiasi dan dialami untuk tingkat yang luas.

Sesuatu akan menjadi heritage sampai adanya proses identifikasi,

dan diakui. Heritage bisa dipandang sebagai sesuatu yang penting, sampai

seseorang mau mengkonservasi, mengawetkan, dan mewariskan untuk

generasi selanjutnya. Heritage merupakan sumber kekayaan yang dimiliki

suatu wilayah. Disana bisa menjadi refrensi akan apa yang telah terjadi di

masa lalu, dan sumber inspirasi untuk masa kini dan akan datang.

Tingkat Identifikasi heritage terbagi atas delapan (tabel 1). Urban

heritage bisa diartikan sebagai warisan yang berharga dalam sejarah

perkembangan urban, dan telah teridentifikasi dan diakui oleh warga kota.

Tidak ada dua wilayah maupun kota yang identik. Setiap kota

memiliki sejarah, dan proses pembentukan yang berbeda. Bangunan

maupun kawasan bersejarah sebagai bagian dari heritage, memiliki nilai

Potensi kawasan..., Mia Setyani, FT UI, 2011

Page 27: UNIVERSITAS INDONESIA POTENSI KAWASAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20294733-S1694-Potensi kawasan.pdf · Sarjana Arsitektur dari Departemen Arsitektur Fakultas Teknik,

15

Universitas Indonesia

penting bagi sebuah kota. Kombinasi akan bentuk maupun gaya

arsitektural dengan makna sosial, serta sejarah yang terkandung di

dalamnya memberikan identitas bagi kota. Identitas ini tentu akan berbeda

bagi masing-masing kota, dan memberikan nilai yang spesial yang dapat

menjadi daya tarik bagi kota.

2.2.2 Konservasi Heritage

Proses konservasi dalam bangunan atau kawasan heritage memiliki

peran penting dalam menjaga keberlangsungan bangunan atau kawasan

heritage tersebut. Pada tahun 1980an terdapat perubahan yang penting

dalam proses konservasi. Ide akan konservasi perlahan berangsur berubah.

Konservasi menjadi alat penting uuntuk memberi pengaruh pada

lingkungan urban.

Tabel 1 Tingkat Identifikasi Heritage

Sumber : Heritage Management

Potensi kawasan..., Mia Setyani, FT UI, 2011

Page 28: UNIVERSITAS INDONESIA POTENSI KAWASAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20294733-S1694-Potensi kawasan.pdf · Sarjana Arsitektur dari Departemen Arsitektur Fakultas Teknik,

16

Universitas Indonesia

Konservasi tidak lagi sekedar menjaga nilai sakral akan

peninggalan masa lalu, tetapi mencoba membuatnya lebih relevan dengan

keadaan zaman. Konservasi tidak sekedar memandang aspek sejarah,

tetapi juga perlu melihat aspek fungsionalitas. Bagaimana membuat

lingkungan yang mampu didiami, sesuai dengan kebutuhan komunitas,

dan terkait dengan aspek lain seperti ekonomi maupun nilai politik.

Konservasi heritage memiliki tiga dimensi yaitu, fisik, sosial, dan

spasial. Ketiga dimensi ini dilingkupi oleh satu dimensi yaitu dimensi

waktu. Dimensi fisik ini melibatkan bangunan lama, kompleks bangunan,

maupun furnitur jalan. Konservasi bertitik tekan pada penampilan . Yang

terlibat dalam konservasi pada dimensi fisik, meliputi sejarawan,

arkeologis, arsitek, yang prosesnya dikontrol oleh perencana kota maupun

departemen konservasi.

Dimensi spasial merupakan pandangan menyeluruh akan

perencanaan kota, termasuk hubungan antara ruang dan penggunaannya,

sirkulasi, lalu lintas, ruang dalam dan ruang luar. Kawasan atau bangunan

heritage memiliki porsi dan pengaruhnya pada perencanaan kota secara

keseluruhan. Daya tarik dari bangunan atau kawasan heritage, akan

mengundang adanya sirkulasi. Dari sirkulasi tersebut juga akan

membutuhkan fasilitas, yang perlu dipikirkan dalam perencanaan kota.

Dimensi sosial , dimana ia menaruh perhatian terhadap pengguna,

komunitas lokal, dan populasi urban. Dibanding dengan dimensi fisik dan

dimensi spasial, dimensi sosial merupakan poin penting yang paling sulit

didefinisikan dalam proses konservasi. Dimensi sosial dapat berperan pada

keberlanjutan konservasi, sepanjang adanya keberlanjutan kehidupan

urban.

Potensi kawasan..., Mia Setyani, FT UI, 2011

Page 29: UNIVERSITAS INDONESIA POTENSI KAWASAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20294733-S1694-Potensi kawasan.pdf · Sarjana Arsitektur dari Departemen Arsitektur Fakultas Teknik,

17

Universitas Indonesia

2.3 Ihtisar Kajian Pustaka

Kreativitas dapat dimiliki oleh semua orang. Hasil pemikiran kreatif yang

teraplikasi bisa membantu kehidupan sehari-hari, begitu juga kehidupan urban.

Kota Kreatif merupakan kota dimana dapat mendukung dan mengakomodir

penduduknya untuk menjadi kreatif. Kreativitas tersebut dapat memberi dampak

bagi kesejahteraan urban. Kota Kreatif dapat dilihat dari empat aspek, yaitu

ekonomi, sosial, budaya dan lingkungan.

Di sisi lain, sebuah kota yang memiliki kawasan bersejarah di dalamnya,

dapat menjadi dukungan dalam proses sebuah kota menuju kota kreatif. Kawasan

bersejarah menjadi identitas, ciri khas, dan keistimewaan sebuah kota.

Keistimewaan tersebut dapat menjadi daya tarik sebuah kota.

Potensi kawasan..., Mia Setyani, FT UI, 2011

Page 30: UNIVERSITAS INDONESIA POTENSI KAWASAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20294733-S1694-Potensi kawasan.pdf · Sarjana Arsitektur dari Departemen Arsitektur Fakultas Teknik,

Universitas Indonesia

18

Bab 3

Studi Kasus

Dalam membahas potensi kawasan bersejarah dalam Kota Kreatif,

akan disajikan dua studi kasus di kota yang berbeda. Studi kasus tersebut

adalah, Kompleks Taman Fatahillah yang berlokasi di Jakarta, dan Jalan

Braga di Bandung. Kedua kawasan tersebut merupakan kawasan yang

memiliki nilai sejarah yang berharga dalam perkembangan kota masing-

masing.

3.1 Komplek Taman Fatahillah, Kota Tua

3.1.1 Profil Kompleks Taman Fatahillah

Kompleks Taman Fatahillah terletak di dalam Kota Tua. Kotatua

merupakan salah satu kawasan cagar budaya dari empat kawasan yang

terdapat di Jakarta. Kotatua memiliki luas 846 Ha , dan terletak di

Kotamadya Jakarta Utara dan Kotamadya Jakarta Barat.

Kawasan Cagar Budaya Kotatua dibagi menjadi 5 (lima) zona,

yaitu: kawasan Sunda Kelapa, kawasan Fatahillah, kawasan Pecinan,

Gambar 3 Letak Kota Tua dalam Jakarta

Sumber: Guideline Kota Tua,2007

Potensi kawasan..., Mia Setyani, FT UI, 2011

Page 31: UNIVERSITAS INDONESIA POTENSI KAWASAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20294733-S1694-Potensi kawasan.pdf · Sarjana Arsitektur dari Departemen Arsitektur Fakultas Teknik,

Universitas Indonesia

19

kawasan Pekojan, dan kawasan Peremajaan. Di tengah Kawasan Cagar

Budaya terdapat zona inti, yang merupakan area dengan nilai sejarah yang

lebih bernilai.

kawasan sebagai kawasan cagar budaya Kawasan Fatahillah, yang

merupakan zona 2 merupakan bagian zona inti dari Kawasan Cagar

Budaya Kota Tua. Luasnya sebesar 87 Ha. Zona 2 Kawasan Cagar Budaya

Kotatua direncanakan sebagai sebuah living heritage dan sebagai kawasan

revitalisasi. Hal ini dimaksudkan bahwa Zona 2 diproyeksikan menjadi

salah satu tempat skala kota berekreasi, berbudaya, bertinggal, dan bekerja

dengan tetap menjaga kelestarian kawasan sebagai kawasan cagar budaya.

Gambar 4 Peta Kota Tua

Sumber:Guidelines Kota Tua,2007

Potensi kawasan..., Mia Setyani, FT UI, 2011

Page 32: UNIVERSITAS INDONESIA POTENSI KAWASAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20294733-S1694-Potensi kawasan.pdf · Sarjana Arsitektur dari Departemen Arsitektur Fakultas Teknik,

Universitas Indonesia

20

Kompleks Taman Fatahillah terletak di dalam zona inti tersebut.

Dalam studi kasus ini, penulis memberikan batasan wilayah yang akan

dianalisa. Cakupan area studi kasus meliputi Taman Fatahillah, dan

kawasan pedestrian di sekitarnya,dengan batasan area :

Utara : Jalan Kali Besar Timur 3

Selatan :Kantor Pajak, Kantor Metereologi

Timur :Jalan Lada

Barat : Jalan Kali besar timur

Dengan bangunan-bangunan bersejarah yang ada pada sekitar Taman

Fatahillah dapat dilihat pada tabel 2.

Gambar 5 Siteplan Taman Fatahillah dan sekitarnya

Sumber:Guidelines Kota Tua,2007

Potensi kawasan..., Mia Setyani, FT UI, 2011

Page 33: UNIVERSITAS INDONESIA POTENSI KAWASAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20294733-S1694-Potensi kawasan.pdf · Sarjana Arsitektur dari Departemen Arsitektur Fakultas Teknik,

Universitas Indonesia

21

No Nama

Bangunan Sekarang

Nama

Bangunan Dulu

Lokasi Gol. Peruntukkan Makro

1 Museum

Sejarah Jakarta

Batavia Land

Huis/Balai Kota

Jl. Taman

Fatahillah No.1

A Pendidikan, museum,

konvensi

2 Cafe Batavia Rumah Tinggal Jl. Pintu Besar Utara

No. 14

Diusulkan B

Komersial jasa/retail, perkantoran,

pendidikan, konvensi,

hotel, hunian

3 Kantor Pos

Jakarta Kota

Post en

Telegraaf

Kantoor

Jl. Taman

Fatahillah no.

3

A Komersial jasa/retail,

perkantoran,

pendidikan, konvensi, hotel, hunian

4 Museum wayang

New Dutvh Church

Jl. Pintu Besar Utara

No. 27-20

A Pendidikan, museum, konvensi

5 Kantor wilayah PT Asuransi

Jasa Indonesia

(kosong)

Kantoor Gebouw West

Java (WEVA)

Handet Maatschappi

Jl. Taman Fatahillah

No. 2

B Komersial/jasa/retail, perkantoran,

pendidikan, konvensi,

hotel, hunian

6 Ex Bank

Ekspor Impor (Bank Mandiri)

Bank of China Jl.Pintu Besar

Utara No. 23-26

B Komersial/jasa/retail,

perkantoran, pendidikan, konvensi,

hotel, hunian

7 Dasaad Musin

Concem

(kosong)

Dasaad Musin

Concem

Jl. Kunir B Komersial/jasa/retail,

perkantoran,

pendidikan, konvensi,

hotel, hunian

8 Gedung P.T.

Jakarta Llyod (kosong)

P.T. Jakarta

Llyod

Jl. Kunir Diusul

kan A

Komersial/jasa/retail,

perkantoran, pendidikan, konvensi,

hotel, hunian

Tabel 2 Bangunan Bersejarah di sekitar Taman Fatahillah

Sumber: Guideline Kota Tua, 2007

Potensi kawasan..., Mia Setyani, FT UI, 2011

Page 34: UNIVERSITAS INDONESIA POTENSI KAWASAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20294733-S1694-Potensi kawasan.pdf · Sarjana Arsitektur dari Departemen Arsitektur Fakultas Teknik,

Universitas Indonesia

22

3.1.2 Sejarah Kota Tua

Dalam melihat sejarah Kompleks Taman Fatahillah akan

berhubungan dengan sejarah Jakarta, dan pembentukkan Kota Tua.

Perkembangan Jakarta dimulai pada tahun 1526, ketika gabungan

kekuatan Kerajaan Banten dan Demak yang dipimpin Fatahillah dapat

menguasai Sunda Kelapa. Daerah tersebut dinamai Jayakarta pada 22 Juni

1527, yang berarti kemenangan yang nyata. Kota ini hanya seluas 15

hektar dan memiliki tata kota pelabuhan tradisional Jawa.

Tahun 1619, VOC menghancurkan Jayakarta di bawah komando

Jan Pieterszoon Coen. Satu tahun kemudian, VOC membangun kota baru

bernama Batavia untuk menghormati Batavieren, leluhur bangsa Belanda.

Rencana kota Batavia ini dirancang oleh Simon Stevin atas permintaan

dewan pemerintah VOC di Belanda (1618). Kota dibangun dikelilingi

tembok dan parit.

Gambar 6 Perkembangan Sejarah Jakarta

Sumber: Rencana Induk Kota DKI Jakarta, 2005 dalam jurnal The Old Town Jakarta: Perspectives On

Revitalization, Conservation and Urban Development,2006

Potensi kawasan..., Mia Setyani, FT UI, 2011

Page 35: UNIVERSITAS INDONESIA POTENSI KAWASAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20294733-S1694-Potensi kawasan.pdf · Sarjana Arsitektur dari Departemen Arsitektur Fakultas Teknik,

Universitas Indonesia

23

Warga yang berhak tinggal di dalam kota, adalah orang Eropa,

Cina, dan Arab, sedangkan warga pribumi harus tinggal di luar tembok

kota. Struktur Kota Batavia menyerupai Amsterdam. Rumah berderet kecil

memanjang ke belakang, dengan jendela yang kecil untuk mengadaptasi

iklim dingin atau salju. Pusat kotanya adalah Balai kota( sekarang

Museum Sejarah), bangunan bertingkat dua yang selesai dibangun pada

1712. Balai kota ini menggantikan balai kota lama yang lebih kecil yang

dibangun pada 1620.

Kota ini dijuluki "Permata Asia" dan "Ratu dari Timur" pada abad

ke-16 oleh pelayar Eropa, Batavia dianggap sebagai pusat perdagangan

untuk benua Asia karena lokasinya yang strategis dan sumber daya

melimpah.

Pada abad ke -18 citra ”Ratu Timur” menurun drastis. Proses

pembangunan Batavia yang mengacu pada model kota di Belanda, tidak

memperhatikan kondisi iklim, dan posisi Batavia yang hampir dalam

permukaan laut. Keadaan ini menyebabkan wabah malaria, dan hadirnya

penyakit seperti disentri, kolera, lepra yang menjadi pemandangan umum.

Kondisi ini diperparah dengan gempa disertai letusan gunung

berapi pada 4-5 November 1699. Hal tersebut berakibat mengacaukan

sistem pengairan, dan membuat terusan menjadi penuh lumpur.

Penduduk kota berulang kali mengalami disentri dan kolera. Pada 9

Mei 1821 Bataviasche Courant melaporkan, bahwa 158 orang meninggal

akibat kolera di kota dan tiga hari kemudian 733 korban lagi di seluruh

wilayah Batavia.

Akhirnya Kota Batavia menjelang akhir abad ke-19 dinyatakan

sebagai kota yang tidak sehat. Kota ini dibongkar dan ditinggalkan lebih

seratus tahun. Pada akhirnya berakhirlah kisah Oud Batavia, yang diganti

dengan New Batavia, di tanah weltevedren (gambir). Kemudian, hadir SK

baru di tahun 1973 , yakni SK Gubernur nomor D.III-b 11/4/54/73 yang

Potensi kawasan..., Mia Setyani, FT UI, 2011

Page 36: UNIVERSITAS INDONESIA POTENSI KAWASAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20294733-S1694-Potensi kawasan.pdf · Sarjana Arsitektur dari Departemen Arsitektur Fakultas Teknik,

Universitas Indonesia

24

menyatakan Daerah Jakarta Kota, Pasar Ikan, Jakarta Barat dan Jakarta

Utara sebagai daerah dibawah pemugaran Pemda Jakarta.

3.1.3 Kondisi Kompleks Taman Fatahillah

3.1.3.1 Ekonomi

Kompleks Taman Fatahillah telah menjadi daerah tujuan wisata,

banyak masyarakat dari dalam maupun luar kota yang mengunjunginya.

Pengunjung datang dengan berbagai maksud dan tujuan. Disebutkan pada

Harian Sinar Harapan yang terbit pada Jumat, 15 Mei 2009 bahwa

Pada Mei 2009 ini, angka pengunjung yang datang sekitar 1.500 orang,

bahkan pernah mencapai angka 2.000-an, sedangkan April 2009 hanya

sekitar 1.000 pengunjung

Jumlah pengunjung, mempengaruhi kondisi ekonomi di Kompleks

Taman Fatahillah. Pengunjung yang datang, membuka peluang aktivitas

ekonomi baik formal maupun informal. Kegiatan ekonomi formal yang

ada di Kompleks Taman Fatahillah, seperti kafe, dan toko souvenir yang

terdapat di dalam museum.

Bentuk kegiatan ekonomi informal muncul dengan penjaja

makanan, minuman, mainan, maupun foto keliling. Kegiatan ekonomi

informal makin marak pada akhir pekan. Di beberapa titik Kompleks

Taman Fatahillah (gambar 6) muncul pasar dadakan. Banyak pedagang

menggelar dagangannya di area pedestrian, serta sekitar Taman fatahillah,

Gambar 7 Kondisi Kota Tua masa lampau

Sumber: Guideline Kota Tua,2007

Potensi kawasan..., Mia Setyani, FT UI, 2011

Page 37: UNIVERSITAS INDONESIA POTENSI KAWASAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20294733-S1694-Potensi kawasan.pdf · Sarjana Arsitektur dari Departemen Arsitektur Fakultas Teknik,

Universitas Indonesia

25

baik menjual berbagai produk, kerajinan tangan, makanan, maupun

menawarkan jasa.

Gambar 9 Pasar dadakan pada Kota Tua

Sumber:Dokumen Pribadi

Gambar 8 Spot-spot Pasar dadakan di akhir pekan

Sumber : Dokumen Pribadi

Potensi kawasan..., Mia Setyani, FT UI, 2011

Page 38: UNIVERSITAS INDONESIA POTENSI KAWASAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20294733-S1694-Potensi kawasan.pdf · Sarjana Arsitektur dari Departemen Arsitektur Fakultas Teknik,

Universitas Indonesia

26

Salah satu kegiatan ekonomi yang khas di Taman Fatahillah adalah

penyewaan sepeda onthel. Sepeda onthel merupakan sepeda tradisional.

Kehadirannya sesuai dengan nuansa tempo dulu yang ada di Kota Tua.

Sepeda ini dapat dijadikan alat transportasi untuk berkeliling Kota Tua.

Pada Kompleks Taman Fatahillah muncul pula aktivitas ekonomi

kreatif. Aktivitas ekonomi kreatif muncul di berbagai bidang, yaitu kuliner,

seni rupa, fotografi, sinematografi. Di bidang kuliner, ditandai dengan Cafe

Batavia. Di bidang seni rupa terlihat dari aktivitas penjual lukisan dan

sketsa.

Bentuk ekonomi kreatif lainnya adalah adalah kegiatan fotografi

dan sinematografi. Kegiatan fotografi banyak kaitannya dengan bentukan

Gambar 12 Penjual Lukisan

Sumber: Dokumen Pribadi

Gambar 11 Cafe Batavia

Sumber:dokumen pribadi

Gambar 10 Penyewaan Sepeda Onthel

Sumber:Dokumentasi Pribadi

Potensi kawasan..., Mia Setyani, FT UI, 2011

Page 39: UNIVERSITAS INDONESIA POTENSI KAWASAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20294733-S1694-Potensi kawasan.pdf · Sarjana Arsitektur dari Departemen Arsitektur Fakultas Teknik,

Universitas Indonesia

27

arsitektur dan kualitas ruang Kompleks Taman Fatahillah. Citra tersebut

menjadi magnet bagi orang-orang untuk mengabadikannya dalam video

maupun foto. Seperti yang terlihat dalam aktivitas foto pra wedding di

Kompleks Taman Fatahillah.

Minat pengunjung untuk berfoto di Kompleks Taman Fatahillah,

dimanfaatkan pengusaha dengan mendirikan stand jasa fotografi. Dengan

mobil kuno, sepeda onthel, vespa dan berbagai properti lainnya yang dapat

menjadi fitur pelengkap dalam kegiatan fotografi.

Gambar 14 Jasa Fotografi dan propertinya

Sumber:Dokumen Pribadi

Gambar 13 Pemanfaatan Taman Fatahillah dalam

aktivitas foto pra wedding

Sumber : Dokumen Pribadi

Potensi kawasan..., Mia Setyani, FT UI, 2011

Page 40: UNIVERSITAS INDONESIA POTENSI KAWASAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20294733-S1694-Potensi kawasan.pdf · Sarjana Arsitektur dari Departemen Arsitektur Fakultas Teknik,

Universitas Indonesia

28

Di bidang sinematofrafi, Kompleks Taman Fatahillah dijadikan

tempat syuting baik film, sinema elektronik, video klip, maupun iklan.

Faktor yang mendukung Taman Fatahillah menjadi aktivitas

sinematografi, adalah luasan dan kelenggangan kawasan. Hal ini

mengakibatkan para pekerja seni dapat bebas bereksplorasi dan berkreasi

di tempat tersebut.

3.1.3.2 Sosial

Pada Kompleks Taman Fatahillah, kita bisa menemukan

keberagaman manusia. Pengunjung berasal dari dalam dan luar kota,

bahkan luar negri. Pengunjung juga berasal dari berbagai kalangan, dengan

status ekonomi, suku, dan minat yang beragam. Keberagaman ini dapat

menjadi sesuatu yang bermanfaat selama terjadinya interaksi sosial.

Dimana dalam keberagamaan, bisa dimanfaatkan untuk bertukar wawasan,

informasi, maupun ide kreatif .

Lapangan luas dan pedestrian yang lebar pada Kompleks Taman

fatahillah, memungkinkan menjadi ruang publik, tempat berinteraksi dan

beraktivitas sosial. Kawasan ini sering dijadikan arena kegiatan komunitas

tertentu. Hal ini terlihat diantaranya pada kegiatan bersepeda ke Kota Tua.

Di Kompleks Taman Fatahillah mereka berkumpul, sejenak beristirahat,

berinteraksi satu sama lain.

Gambar 15 Syuting Video Klip di Taman Fatahillah

Sumber:Kapanlagi.com

Potensi kawasan..., Mia Setyani, FT UI, 2011

Page 41: UNIVERSITAS INDONESIA POTENSI KAWASAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20294733-S1694-Potensi kawasan.pdf · Sarjana Arsitektur dari Departemen Arsitektur Fakultas Teknik,

Universitas Indonesia

29

Di lain sisi, keberadaan nilai sejarah mampu menghadirkan

interaksi sosial. Salah satunya berupa aktivitas edukasi, yaitu ”jalan-jalan

ke museum”. Pada sekitar Taman Fatahillah terdapat museum-museum,

seperti museum Jakarta, museum wayang, museum keramik, dan museum

BI.

Bentuk interaksi sosial lainnya adalah aktivitas yang dilakukan

oleh komunitas-komunitas pecinta sejarah. Komunitas pecinta sejarah

terdiri dari orang-orang yang memiliki minat yang sama akan sejarah.

Anggotanya bisa berasal dari berbagai elemen masyarakat. Komunitas ini

memiliki agenda seperti diskusi, jalan-jalan, bedah buku, fotografi maupun

seminar. Kawasan bersejarah menjadi salah satu katalisator yang

mendorong komunitas tersebut melakukan interaksi sosial.

Gambar 16 Bersepeda Ke Kota Tua

Sumber:Dokumen Pribadi

Gambar 17 Aktivitas Jalan-Jalan Museum

Sumber: Dokumen Pribadi

Potensi kawasan..., Mia Setyani, FT UI, 2011

Page 42: UNIVERSITAS INDONESIA POTENSI KAWASAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20294733-S1694-Potensi kawasan.pdf · Sarjana Arsitektur dari Departemen Arsitektur Fakultas Teknik,

Universitas Indonesia

30

3.1.3.3 Lingkungan

Taman Fatahillah dan area sekitarnya saat ini merupakan area

pedestrian. Hal ini sangat mendukung wisatawan untuk menikmati area ini

dengan leluasa, tanpa polusi dan gangguan kendaraan. Jumlah penghijauan

di Taman Fatahillah, dan area pedestrian sekitarnya juga cukup memadai.

Hal yang masih kurang optimal adalah penangan sampah. Akan

mudah kita melihat sampah yang bertumpuk, terutama saat jumlah

pengunjung meningkat. Hal ini tentu turut mempengaruhi citra Kota Tua.

Ini senada dengan artikel Di Kota Tua Banyak Sampah pada 22 Mei 2010-

5.51 WIB yang terdapat di www.poskota.co.id

” Membludaknya pengunjung di Kawasan Kota Tua Jakarta, ternyata

berbuntut pada persoalan sampah. Tak heran, tempat wisata sejarah di

Gambar 19 Panorama Taman Fatahillah

Sumber: Dokumen Pribadi

Gambar 18 Salah satu komunitas pecinta sejarah beraktivitas di Kota Tua

Potensi kawasan..., Mia Setyani, FT UI, 2011

Page 43: UNIVERSITAS INDONESIA POTENSI KAWASAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20294733-S1694-Potensi kawasan.pdf · Sarjana Arsitektur dari Departemen Arsitektur Fakultas Teknik,

Universitas Indonesia

31

Jakarta Barat (Jakbar) ini sekarang terkesan kumuh, kotor dan

semrawut.”

Kondisi lain yang disayangkan adalah kondisi beberapa bangunan

di sekitar Taman Fatahillah. Terdapat bangunan yang perawatannya

minim. Hal ini mengurangi nilai keindahan arsitektur, bahkan dapat

memmbahayakan karena ada bagian bangunan yang rentan ambruk, seperti

disebutkan di artikel Bangunan di Kota Tua Ambruk Atapnya pada Jumat,

18 Maret 2011 - 19:04 WIB yang terdapat di www.poskota.co.id

”Bangunan berlantai empat milik BUMN PT Jasindo (Jasa Asuransi

Indonesia) di depan Museum Sejarah Jakarta, Kecamatan Tamansari,

Jakarta Barat, ambruk bagian atapnya.”

3.1.3.4 Budaya

Kompleks Taman Fatahillah acapkali dijadikan sarana pertunjukkan

maupun gelaran festival budaya, baik oleh Pemerintah Daerah maupun

bukan. Pertunjukkan yang berlangsung merupakan seni-seni tradisional

Indonesia, seperti topeng monyet, kuda lumping, dan lain sebagainya. Hal

ini cukup dapat menarik minat masyarakat, terutama masyarkat perkotaan

maupun turis asing yang jarang menyaksikan pertunjukkan tersebut.

Gambar 20 Pertunjukkan Kuda Lumping

Sumber: Dokumen Pribadi

Potensi kawasan..., Mia Setyani, FT UI, 2011

Page 44: UNIVERSITAS INDONESIA POTENSI KAWASAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20294733-S1694-Potensi kawasan.pdf · Sarjana Arsitektur dari Departemen Arsitektur Fakultas Teknik,

Universitas Indonesia

32

Terdapat juga gelaran budaya, seperti festival kebudayaan Betawi

pada 23 Februari 2008. Pada acara tersebut dapat disaksikan kebudayaan

Jakarta, dan nuansa Jakarta tempo dulu. Para karyawan di museum sekitar

Taman Fatahillah turut berpartisipasi dalam acara ini.

Nilai budaya juga dapat di peroleh di museum sekitar Taman

Fatahillah. Pada museum terdapat benda-benda budaya maupun benda

peninggalan bersejarah, seperti koleksi wayang pada Museum Wayang,

koleksi peninggalan bangunan Belanda pada Museum Fatahillah. Hal ini

juga didukung dengan kegiatan yang hadir pada museum-museum tersebut,

seperti pertunjukkan wayang pada museum wayang.

3.1.4 Ihtisar Studi Kasus Kompleks Taman Fatahillah, Kota Tua

Kompleks Taman Fatahillah kini telah menjadi Daerah Tujuan

Wisata yang cukup berhasil menarik pengunjung dari wilayah sekitar,

bahkan luar negri. Di dalamnya terdapat berbagai aktivitas, baik aktivitas,

ekonomi, sosial, dan budaya. Terdapat aktivitas ekonomi kreatif di bidang

kuliner, seni rupa, fotografi maupun sinematografi. Pada aspek sosial

banyak warga kota maupun komunitas-komunitas yang berkegiatan di

kawasan ini. Di aspek budaya, terdapat gelaran festival budaya pada waktu

tertentu.

Gambar 21 Festival Betawi di Kompleks Taman Fatahillah

Potensi kawasan..., Mia Setyani, FT UI, 2011

Page 45: UNIVERSITAS INDONESIA POTENSI KAWASAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20294733-S1694-Potensi kawasan.pdf · Sarjana Arsitektur dari Departemen Arsitektur Fakultas Teknik,

Universitas Indonesia

33

3.2 Jalan Braga

3.2.1 Profil Jalan Braga

Jalan Braga terletak di kota Bandung, ibukota provinsi Jawa Barat.

Jalan Braga merupakan salah satu obyek wisata Kota Bandung. Membujur

dari selatan ke utara, dan berjarak kurang dari satu kilometer. Secara

administrasi, kawasan Braga merupakan kelurahan Braga, kecamatan

Sumur Bandung, Wilayah Pembangunan Cibeunying dengan luas lahan

sekitar 55 Ha. Bangunan- bangunan bersejarah yang terdapat di Jalan

Braga, ialah :

Gambar 22 Peta Jalan Braga

Sumber: GoogleEarth

Potensi kawasan..., Mia Setyani, FT UI, 2011

Page 46: UNIVERSITAS INDONESIA POTENSI KAWASAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20294733-S1694-Potensi kawasan.pdf · Sarjana Arsitektur dari Departemen Arsitektur Fakultas Teknik,

Universitas Indonesia

34

Nama Bangunan Lokasi Gaya Arsitektur Tahun Arsitek

Museum Asia Afrika Jl. Braga I-

Asia Afrika

Streamline Art

Deco

1940 A. F Albers

Asia Africa Cultural

Centre

Jl. Braga I Art Deco 1925 C. P. Wolff

Schoemaker

Apotik Kimia Farma Jl. Braga 2-6 Neo Classic 1902 -

Gudang Kimia Farma Jl. Braga 3 Geometric Art

Deco

1913 C. P. Wolff

Schoemaker

Hotel Braga Jl. Braga 8 - 1928-1930

Sarinah Jl. Braga 10 - 1937-1940

BPD Jawa Barat Jl. Braga 12 Streamline Art

Deco

1935 A. F Albers

Centre Point Jl. Braga

117

Streamline Art

Deco

1925 C. P. Wolff

Schoemaker

LKBN Antara Jl. Braga 25 1936 A. F Albers

Kantor Gas Negara Jl. Braga 40 Geometric Art

Deco

1930 C. P. Wolff

Schoemaker

Toko Populer Jl. Braga 45 Classic 1915 RLA

Ex Sister Salon Jl. Braga 48-

50

Geometric Art

Deco

1930 -

Bank & Scientific Jl. Braga 52 Art Deco

Geometric

1920 G.S Bell

Toko Concurent,

Bank Modern

Jl. Braga 53-

55

- 1919

Restoran Braga

Permai, Cellini

Jl. Braga 54-

58

Geometric Art

Deco

1920 G.S Bell

Potensi kawasan..., Mia Setyani, FT UI, 2011

Page 47: UNIVERSITAS INDONESIA POTENSI KAWASAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20294733-S1694-Potensi kawasan.pdf · Sarjana Arsitektur dari Departemen Arsitektur Fakultas Teknik,

Universitas Indonesia

35

Deretan Sinsin,

Tiffani

Jl. Braga 59-

63

- 1935 -

Deretan A. Kasoem Jl. Braga 60-

66

- 1923-an -

North Sea Bar (Braga

Weg), Toko Merdeka

Jl. Braga 82-

84

Geometric Art

Deco

1928-1931 -

Deretan uero, Djawa Jl. Braga 77-

81,85-99

Geometric Art

Deco

1928-1931 -

Deretan Elegance Jl. Braga 90-

94

- 1950

Ex Permorin

(BRAGA CITY

WALK) Showroom

Fuch and Rens

Jl. Braga 99 - 1920 P.J.C Van

Kleef

Deretan Sentral

Billiard

Jl. Braga

101-109

- Sebelum

1930

Bank Indonesia

(Javasche Bank;

Kantor Bank Sentral)

Jl. Braga

108

Neo Classic 1917 Edward

Cypers

Ega Kineta Jl. Braga

111

Tropical Art

Deco

1955 -

Leather Palace Jl. Braga

113-115

- 1955 -

Landmark Building Jl. Braga

129-131

Neo Classic 1922 C. P. Wolff

Schoemaker

Tabel 3 Daftar Bangunan Bersejarah Jalan Braga

Sumber: Revitalisasi Kawasan Bersejarah oleh Aline Jihan Hadiahwati Tahun 2007

Potensi kawasan..., Mia Setyani, FT UI, 2011

Page 48: UNIVERSITAS INDONESIA POTENSI KAWASAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20294733-S1694-Potensi kawasan.pdf · Sarjana Arsitektur dari Departemen Arsitektur Fakultas Teknik,

Universitas Indonesia

36

3.2.2 Sejarah Jalan Braga

Konon Pembangunan Jalan Braga berhubungan dengan

pembangunan Jalan Anyer-Panarukan(1808-1811), dan politik tanam

paksa (1830-1870). Pada saat itu, Jalan Braga menjadi rute proses

pengangkutan biji kopi dengan pedati, dan disebut dengan Jalan Pedati.

Jalan Braga menghubungkan Jalan Raya Pos dengan Gudang kopi Andries

de Wilde( sekarang Balai Kota Bandung). Fungsi utama jalan tersebut

menyebabkan kawasan itu menjadi tempat yang paling dikenal oleh

masyarakat.

Setelah kota Bandung menjadi ibukota Keresidenan Priangan

(mulai pertengahan 1864), kawasan Braga berangsur-angsur dibenahi.

Beberapa hunian eropa mulai dibangun disepanjang jalan tersebut. Hingga

tahun 1874, terdapat tujuh rumah batu, dimana yang lainnya masih beratap

ijuk, rumbia, ilalang. Pada masa ini berlaku Penghapusan politik tanam

paksa, mengakibatkan banyak perkebunan bebas dimanfaatkan orang

Eropa. Muncul banyak perkebunan di kawasan Pangalengan. Pada akhir

pekan para pengusaha perkebunan tersebut berwisata ke Bandung,

khususnya alun-alun dan kawasan Braga.

Pertengahan 1882, Di tengah-tengah kawasan Braga berdiri

gedung pertunjukkan Opera dengan nama Tonil Braga. Sebutan Jalan

Pedati pun kemudian berubah menjadi Jalan Braga. Jalan diperkeras

dengan batu kali dan digunakan lampu minyak sebagai penerang Jalan.

Pada tahun 1884, aksesibilitas kereta api Batavia-Bandung dibuka.

Ujung jalan Braga yang dekat dengan pusat kota mengalami

perkembangan, sedangkan bagian utaranya masih berupa hutan karet.

Penataan kawasan Braga dilakukan secara kerjasama antara pemerintah

dan swasta asing, yaitu pemerintah Keresidenan Priangan dan

pemerintah Kabupaten Bandung bekerjasama dengan para pengusaha

asing kelas atas (orang Belanda/Eropa), khususnya pengusaha perkebunan.

Potensi kawasan..., Mia Setyani, FT UI, 2011

Page 49: UNIVERSITAS INDONESIA POTENSI KAWASAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20294733-S1694-Potensi kawasan.pdf · Sarjana Arsitektur dari Departemen Arsitektur Fakultas Teknik,

Universitas Indonesia

37

Tahun 1894 berdiri toko Hellerman, toko terbesar pertama di

Bandung. Tahun 1895, sebuah gedung di ujung selatan Braga direnovasi

menjadi gedung Societeit Concordia, tempat pertemuan dan hiburan

golongan elite Belanda/Eropa.

Pada akhir abad ke-19 sampai dengan perempat pertama abad ke-

20, penataan kawasan Braga makin ditingkatkan. Bupati Bandung R.A.A.

Martanagara (1893-1918) berperan aktif meningkatkan kondisi rumah

penduduk di sekitar Braga, khususnya mengganti atap alang-alang

atau ijuk menjadi genteng.

Pada tahun 1900, Jalan Braga mulai diaspal. Di seberang ujung

selatan Jalan Braga berdiri toko De Vries (1900), toserba pertama di

Bandung. Toko ini banyak dikunjungi petani Priangan keturunan Belanda

yang kaya raya (Priangan planters). Keramaian De Vries membuat

kawasan di sekitarnya ikut berkembang.

Pada tahun 1906, seiring dengan Bandung mendapat status

Gementee (perubahan menjadi kota) dibuat peraturan tentang standar

bangunan toko di Jalan Braga. Tipe bangunan gaya barat yang semula

terbuka diubah menjadi bangunan perdagangan tertutup.

Gambar 23 Jalan Braga pada 1911

Sumber: www.uniknya.com

Potensi kawasan..., Mia Setyani, FT UI, 2011

Page 50: UNIVERSITAS INDONESIA POTENSI KAWASAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20294733-S1694-Potensi kawasan.pdf · Sarjana Arsitektur dari Departemen Arsitektur Fakultas Teknik,

Universitas Indonesia

38

Modernisasi Jalan Braga dilakukan tahun 1920-1930 dan

menjadikannya sebagai pertokoan eksklusif. Kawasan Braga disebut "De

Meest Europeesche Winkelstraat van Indie" (Kompleks pertokoan Eropa

terbaik di Hindia Belanda). Kawasan ini terkenal dengan aktivitas seeing

and being seen (melihat dan dilihat). Baju model terbaru yang beredar di

Paris dan Amsterdam bisa dibeli di jalan Braga. Terdapat pula toko yang

menjual barang elektronik, arloji, buku ,bakeri dan restoran.

Pada tahun 1942 Jepang datang dan berdiam di Indonesia selama

tiga tahun. Invasi Jepang memberi pegaruh buruk. Para pemilik toko

ditangkap, kemudian dimasukkan ke dalam penjara.

Pada tahun 1945, tahun kemerdekaan Indonesia terjadi agresi

Belanda ke dua. Di bandung sendiri terjadi peristwa APRA (Angktan

Perang Ratu Adil). Pembangunan Bandung menurun, begitu juga dengan

pamor jalan Braga. Kawasan Braga mengalami kondisi stagnan pada tahun

1950-an.

Menjelang Konferensi Asia Afrika tahun 1955, bangunan-

bangunan di Jalan Braga dipercantik. Kemeriahan Jalan Braga pun hidup

kembali. Pada tahun 1957, kawasan Braga mulai diperhatikan

pemerintahan Soekarno. Terjadi pemindahan kepemilikan tanah dan

Gambar 24 Keadaan Jalan Braga pada tahun 1920-an

Sumber: PENATAAN BRAGA ; "SEJARAH BERULANG" Oleh: A. Sobana Hardjasaputra

Potensi kawasan..., Mia Setyani, FT UI, 2011

Page 51: UNIVERSITAS INDONESIA POTENSI KAWASAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20294733-S1694-Potensi kawasan.pdf · Sarjana Arsitektur dari Departemen Arsitektur Fakultas Teknik,

Universitas Indonesia

39

bangunan ke pemerintah dan swasta. Wajah Jalan Braga mulai berubah

secara perlahan. Reklame mulai bermunculan menutupi bangunan-

bangunan yang ada.

Citra Jalan Braga surut kembali sekitar tahun 1960, bersamaan

dengan pembangunan kembali sebuah toko dengan bentuk yang berbeda.

Kerusakan bertambah parah ketika kesepakatan untuk tidak membangun

gedung-gedung lebih dari dua lantai dilanggar. Dengan alasan

pembangunan, gedung-gedung lama dibongkar dan dibangun tanpa ada

aturan. Kondisi Braga pun makin semrawut.

3.2.3 Kondisi Jalan Braga

3.2.3.1 Ekonomi

Aktivitas perdagangan di Jalan Braga sudah berlangsung sejak

jaman penjajahan Belanda, dan fungsi tersebut masih dipertahankan

sampai saat ini. Di sepanjang kiri kanan Jalan Braga, berjejer toko dengan

berbagai barang dagangan. Sebagian besar memuncak aktivitasnya di

malam hari.

Di Braga, dapat dilihat adanya aktivitas ekonomi kreatif, yaitu di

bidang kuliner, seni rupa, dan fotografi. Di Jalan Braga banyak kita temui

tempat makan berupa restoran, cafe maupun bakeri. Salah satu yang cukup

khas ialah hidangan pada Rumah Makan Sumber Hidangan yang dahulu

bernama Het Snoephuis (Rumah Makan Manis). Cara mengolah produk

kuliner dengan cara lama masih dipertahankan, dan menjadi ciri khas

tersendiri.

Aktivitas ekonomi kreatif lainnya, yaitu di bidang seni rupa. Hal

ini bisa terlihat dari galeri, maupun galeri seni pinggir jalan. Galeri seni

pinggir jalan muncul di beberapa titik Jalan Braga. Banyak pedagang

dengan aliran realisme yang menjajakan dagangannya di sisi-sisi jalan.

Salah satu pelukis yang terkenal dari daerah Braga adalah Affandi.

Potensi kawasan..., Mia Setyani, FT UI, 2011

Page 52: UNIVERSITAS INDONESIA POTENSI KAWASAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20294733-S1694-Potensi kawasan.pdf · Sarjana Arsitektur dari Departemen Arsitektur Fakultas Teknik,

Universitas Indonesia

40

Kawasan Braga juga sering dijadikan latar belakang dalam

aktivitas fotografi. Aktifvitas fotografi ini terbagi atas aktivitas fotografi

amatir, yang banyak dilakukan pengunjung Jalan Braga, dan aktivitas

fotografi profesional. Aktivitas fotogragi profesional inilah yang

merupakan salah satu sektor ekonomi kreatif.

3.2.3.2 Sosial

Pada Jalan Braga, terdapat ruang-ruang dimana bisa terjadinya

interaksi sosial, seperti kafe, restoran, maupun galeri. Tempat-tempat

tersebut bisa menjadi titik pertemuan dan memungkinan adanya

pertukaran ide, ilmu, dan sebagainya.

Gambar 26 Aktivitas Fotografi Profesional di Jalan Braga

Sumber: Dokumen Pribadi

Gambar 25 Penjual Lukisan di Jalan Braga

Sumber:Dokumen Pribadi

Potensi kawasan..., Mia Setyani, FT UI, 2011

Page 53: UNIVERSITAS INDONESIA POTENSI KAWASAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20294733-S1694-Potensi kawasan.pdf · Sarjana Arsitektur dari Departemen Arsitektur Fakultas Teknik,

Universitas Indonesia

41

Selain itu, nilai sejarah di Braga telah mendorong terjadinya

interaksi sosial, seperti terlihat dalam acara Plezier Braga. Plezier Braga

merupakan acara dimana peserta diajak bernostalgia , mengenang kejayaan

Jalan Braga di masa lalu. Acara ini menjadi sebuah ajang pertemuan warga

kota yang beragam.

Di lain sisi, Jalan Braga juga telah menarik komunitas yang ada di

kota untuk berkegiatan di dalamnya. Braga telah menjadi markas sebuah

komunitas, yaitu Brotherhood, komunitas sepeda motor besar. Komunitas

ini menyelenggarakan acara Brotherhood Braga Bike Fest. Pemilihan

Jalan Braga menjadi tempat kegiatan komunitas ini menunjukkan adanya

satu keterikatan dan kecintaan pada kawasan bersejarah oleh warga kota.

Beberapa komunitas lainpun mengadakan aktivitas sosial di Braga,

seperti gelaran Street Fashion Show (19/4/2009). Acara ini diikuti oleh

lebih dari tujuh komunitas. Tiap komunitas menyusuri Jalan Braga dengan

gaya pakaian yang unik, sesuai ciri khas masing-masing.

Gambar 28 Street Fashion Show di Braga

Sumber:www.detik.com

Gambar 27 Aktivitas Komunitas Motor di Jalan Braga

Potensi kawasan..., Mia Setyani, FT UI, 2011

Page 54: UNIVERSITAS INDONESIA POTENSI KAWASAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20294733-S1694-Potensi kawasan.pdf · Sarjana Arsitektur dari Departemen Arsitektur Fakultas Teknik,

Universitas Indonesia

42

3.2.3.3 Lingkungan

Revitalisasi Kawasan Braga, telah diusahakan oleh Pemerintah

Kota Bandung. Aspal di Jalan Braga, diganti menjadi batu andesit dengan

bertitik tekan pada penataan badan jalan dan jalur pedestrian. Hal ini

dalam rangka mengoptimalkan kembali daya dukung kawasan untuk

dimanfaatkan dalam berbagai kegiatan seni budaya, perdagangan dan jasa.

Trotoar di Jalan Braga di perlebar, dan diberikan penghijauan di sisi-sisi

trotoar.

Aktivitas bersama warga dalam usaha revitalisasi pun pernah

diselenggarakan pada tahun 2008, yaitu program pengecatan masal

gedung-gedung Jalan Braga dengan cat warna putih. Disayangkan, usaha

revitalisai terhambat oleh beberapa hal, salah satunya dana.

Minimnya dana telah menyebabkan minimnya perawatan beberapa

bangunan bersejarah. Kondisi beberapa bangunan di Jalan Braga tidak

terawat dengan baik. Bisa dijumpai bangunan terlantar, beberapa bahkan

tak berpenghuni. Bangunan-bangunan ini akan lapuk dimakan usia jika

tidak ada usaha pemerintah dan masyarakat untuk melestarikannya.

Kondisi bangunan tak terawat tentunya akan mempengaruhi citra Jalan

Braga.

Gambar 29 Kondisi Trotoar Braga

Sumber:Dokumen Pribadi

Potensi kawasan..., Mia Setyani, FT UI, 2011

Page 55: UNIVERSITAS INDONESIA POTENSI KAWASAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20294733-S1694-Potensi kawasan.pdf · Sarjana Arsitektur dari Departemen Arsitektur Fakultas Teknik,

Universitas Indonesia

43

Permasalahan lain yang Jalan braga yang sebaiknya menjadi

pedestrian, sampai saat ini masih bisa dilalui oleh kendaraan-kendaraan

bermotor. Hal ini tentu mengurangi kenyamanan pengunjung dalam

berjalan-jalan di Jalan Braga.

3.2.3.4 Budaya

Kegiatan-kegiatan Budaya yang ada pada Jalan Braga, biasanya

berupa festival. Baik festival yang diadakan oleh Pemda Bandung, sebagai

bagian dari menghidupkan Braga , maupun festival yang diadakan oleh

masyarakat. Salah satu festival yang diadakan oleh Pemda adalah Braga

Festival, seperti yang tertuang dalam kutipan berikut.

”Dalam Braga Festival 29-31 Desember, Kasubdin Promosi

Disbudpar Jabar, Deddy Haryadi mengatakan, dalam festival kali ini akan

mengangkat tema "Bihari, Kiwari, Baring Supagi" sebagai

pengejawantahan paradigma Braga selam ini, tidak hanya melihat ke

belakang dan kekinian, tetapi juga menatap Braga masa depan. "Festival

ini akan mempresentasikan kembali spirit terhadap tradisi serta

menghormati kearifan lokal, merayakan kekinian yang pernah tumbuh di

Jalan Braga.”

Untuk festival yang diadakan masyarakat, salah satunya adalah

festival Minang. Jadi, tidak sekedar budaya tradisional Bandung yang bisa

hadir di Jalan Braga ini, budaya daerah lainpun bisa masuk. Hal ini akan

dapat saling memperkaya pengetahuan akan budaya daerah masing-

Gambar 30 Kondisi Bangunan yang kurang terawat di Braga

Sumber:dokumen pribadi

Potensi kawasan..., Mia Setyani, FT UI, 2011

Page 56: UNIVERSITAS INDONESIA POTENSI KAWASAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20294733-S1694-Potensi kawasan.pdf · Sarjana Arsitektur dari Departemen Arsitektur Fakultas Teknik,

Universitas Indonesia

44

masing. Dalam Festival Minang tersebut, dipertunjukkan seni tari

tradisional, makanan khas, bahkan juga desain pelaminan pada adat

minang. Hal ini sungguh menarik, dan dapat memberi inspirasi bagi pihak

lain.

3.2.4 Ihtisar Studi Kasus Jalan Braga

Jalan Braga, telah menjadi area perdagangan yang tersohor di jaman

kolonial Belanda. Kreativitas telah muncul di Jalan Braga sejak dulu, terutama

lewat fashion yang mejadi ciri utama Jalan Braga dengan aktivitas seeing and

being seen (melihat dan dilihat). Keberadaannya kini memang tidak segemilang

ketika Braga menjadi "De Meest Europeesche Winkelstraat van Indie"

(Kompleks pertokoan Eropa terbaik di Hindia Belanda) di abad ke-19. Kini Jalan

Braga menjadi kawasan bernilai sejarah, dengan fungsi perdagangan yang masih

dipertahankan. Terdapat aktivitas ekonomi kreatif di Braga, dalam bidang kuliner,

seni rupa maupun fotografi

Braga juga menjadi ajang interaksi sosial oleh warga kota dan komunitas.

Selain aktivitas sosial, warga kotapun terkadang mengadakan gelaran budaya pada

Braga.

Gambar 31 Festival Minang pada Jalan Braga 22 April 2011

Sumber: Dokumen Pribadi

Potensi kawasan..., Mia Setyani, FT UI, 2011

Page 57: UNIVERSITAS INDONESIA POTENSI KAWASAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20294733-S1694-Potensi kawasan.pdf · Sarjana Arsitektur dari Departemen Arsitektur Fakultas Teknik,

45

Universitas Indonesia

Bab 4

Pembahasan

4.1 Pembahasan Kompleks Taman Fatahillah dan Jalan Braga

4.1.1 Ekonomi

Kompleks Taman Fatahillah dan Jalan Braga saat ini menjadi

daerah tujuan wisata. Keduanya memiliki pesona, untuk mendatangkan

pengunjung baik dari daerah sekitar, maupun luar daerah dan luar negeri.

Pengunjung kawasan tersebut mampu menjadi stimulus untuk aktivitas

ekonomi.

Pada kedua kawasan tersebut, bisa terlihat adanya aktivitas

ekonomi. Jalan Braga masih mempertahankan identitasnya sebagai

kawasan pertokoan. Bangunan di sisi-sisi Jalan Braga ada yang berfungsi

sebagai perkantoran, restoran, bakeri, galeri seni, bar, cafe, karaoke, toko

souvenir, dan lain sebagainya. Di Kompleks Taman Fatahillah, semenjak

ditetapkan menjadi kawasan cagar budaya, dan peralihan beberapa

bangunan menjadi museum, maka mulailah muncul aktivitas ekonomi.

Di kedua kawasan, juga bisa ditemui bentuk ekonomi kreatif.

Kawasan bersejarah dapat menjadi wadah yang baik bagi ekonomi kreatif.

Hal ini didukung dengan kualitas ruang yang unik yang menjadi daya tarik

sebuah kawasan. Pengunjung kawasan tersebut dapat menjadi sasaran

pasar untuk produk-produk ekonomi kreatif.

Pada Jalan Braga, kita bisa mendapati ekonomi kreatif di bidang

kuliner, seni lukis, maupun fotografi. Ragam kuliner dan galeri seni telah

menjadi ciri khas di Jalan Braga. Pada Kompleks Taman Fatahillah bisa

ditemui ragam ekonomi kreatif di bidang fotografi, sinematografi, seni

rupa, maupun kuliner. Ragam ekonomi kreatif yang dominan pada Taman

Fatahillah di bidang fotografi.

Potensi kawasan..., Mia Setyani, FT UI, 2011

Page 58: UNIVERSITAS INDONESIA POTENSI KAWASAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20294733-S1694-Potensi kawasan.pdf · Sarjana Arsitektur dari Departemen Arsitektur Fakultas Teknik,

46

Universitas Indonesia

4.1.2 Sosial

Proses berpikir kreatif, dimulai dengan tahapan persiapan. Pada

tahap persiapan, individu berusaha mencari jawaban baik dengan mencari

info lewat literatur, maupun bertanya kepada individu lain. Proses mencari

informasi ini bisa berlangsung dalam interaksi sosial. Interaksi sosial

memungkinkan terjadinya pertukaran informasi, dan rekombinasi ide-ide

kreatif.

Kompleks Taman Fatahillah maupun Jalan Braga dapat menjadi

wadah aktivitas dan interaksi sosial. Taman Fatahillah dan area pedestrian

sekitarnya menjadi ruang yang lapang untuk berkegiatan urban. Pada

Jalan Braga, cafe, restoran, galeri, trotoar maupun jalannnya dapat menjadi

area interaksi sosial. Individu-individu yang melakukan aktivitas sosial

disana, berasal dari berbagai elemen masyarakat. Penduduk lokal,

penduduk dari luar kota maupun luar negeri dengan bermacam

karakteristik bisa ditemui di kawasan tersebut. Keanekaragaman menjadi

unsur penting bagi kreativitas.

Selain sebagai wadah interaksi sosial, nilai sejarah pada kawasan

bersejarah dapat menjadi katalisator untuk munculnya aktivitas sosial.

Kawasan bersejarah mampu menarik komunitas-komunitas yang ada di

dalam kota untuk berkegiatan di dalamnya. Baik itu merupakan komunitas

pecinta sejarah maupun komunitas lainnya.

Komunitas menjadi semacam organisasi yang didalamnya

berkumpul orang-orang dengan potensi dan minat yang khusus. Di dalam

komunitas, potensi masing-masing individu dapat terberdayakan. Dapat

muncul ide-ide kreatif dari komunitas tersebut. Aktivitas komunitas di

kawasan bersejarah dapat memberi kontribusi yang baik bagi kota.

Potensi kawasan..., Mia Setyani, FT UI, 2011

Page 59: UNIVERSITAS INDONESIA POTENSI KAWASAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20294733-S1694-Potensi kawasan.pdf · Sarjana Arsitektur dari Departemen Arsitektur Fakultas Teknik,

47

Universitas Indonesia

4.1.3 Lingkungan

Kualitas ruang pada suatu tempat dapat memberikan dampak

positif maupun negatif. Bentuk arsitektur di sebuah ruang dapat

membentuk atmosfer, yang bisa memberi pengaruh ke pengguna ruang

tersebut. Selanjutnya ,kondisi sebuah ruang bisa memberikan dampak

terhadap kondisi sosial, maupun ekonomi tempat tersebut.

Kompleks Taman Fatahillah maupun Jalan Braga memiliki kualitas

ruang dan bentuk arsitektur yang unik. Inil menjadi salah satu faktor yang

menarik minat orang-orang untuk mengunjungi kawasan tersebut. Hanya

disayangkan, perawatan bangunan tua yang ada pada kedua kawasan

tersebut, belum terawat secara optimal.

Pada kedua kawasan, dapat ditemukan bangunan yang kondisinya

tidak layak. Jika saja, bangunan-bangunan yang merupakan aset sejarah ini

terawat lebih baik akan memberi dampak yang optimal. Pada kedua

kawasan, sebenarnya sudah dilakukan usah revitalisasi, hanya belum

memberi dampak yang signifikan.

Fasilitas-fasilitas penunjang daya dukung kawasan, berupa sanitasi,

lahan parkir ini belum cukup optimal. Untuk masalah sampah, masih

banyak sampah pada Kompleks Taman Fatahillah, sedangkan pada Jalan

Braga cenderung relatif lebih bersih. Urusan parkirpun belum tertata rapi

baik di Kompleks Taman Fatahillah maupun di Jalan Braga, padahal ini

aspek yang penting sebagai daerah tujuan wisata.

Aspek pendukung yang sudah cukup baik di Kompleks Taman

Fatahillah, dan Jalan Braga adalah aspek penghijauan. Pada Jalan Braga,

kita bisa mendapati pepohonan yang ditanam di sisi-sisi trotoar, begitu

juga pada Kompleks Taman Fatahillah juga didapati pepohonan pada

Taman Fatahillah dan sekitarnya.

Potensi kawasan..., Mia Setyani, FT UI, 2011

Page 60: UNIVERSITAS INDONESIA POTENSI KAWASAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20294733-S1694-Potensi kawasan.pdf · Sarjana Arsitektur dari Departemen Arsitektur Fakultas Teknik,

48

Universitas Indonesia

4.1.4 Budaya

Penting bagi sebuah kota yang menuju proses kreatif untuk

memiliki serta menjaga identitas lokalnya. Aktivitas kebudayaan pada

kawasan bersejarah turut menjadi ajang pelestarian kebudayaan lokal.

Beberapa bangunan di sekitar Taman Fatahillah telah beralih

fungsi menjadi museum, seperti Museum Wayang, dan Museum Sejarah.

Masyarakat bisa melihat dan mengapresiasi produk budaya lewat museum

tersebut. Disayangkan pada Jalan Braga, belum ada bentuk yang serupa.

Di Jalan Braga, belum ada museum yang dapat merekam jejak sejarah

kawasan tersebut, maupun nilai budaya Kota Bandung.

Pelestarian dan penjagaan nilai budaya dapat dilakukan juga lewat

acara-acara kebudayaan. Budaya yang dipertontonkan bisa merupakan

budaya lokal (daerah setempat) maupun budaya yang berasal dari wilayah

lain.

Budaya betawi acapkali mewarnai kompleks Taman Fatahillah,

terutama pada ulang tahun Kota Jakarta. Budaya sunda pun mewarnai

Jalan Braga yang terletak di Bandung lewat gelaran festival yang diadakan

Pemkot Bandung. Dalam gelaran tersebut, penduduk lokal bisa

menunjukkan ciri khas yang mereka miliki baik berupa kesenian,

makanan, pakaian, ornamen dan sebagainya..

Di Kompleks Taman Fatahillah maupun Jalan Braga juga dijadikan

ajang festival kebudayaan yang berasal bukan dari wilayah setempat.

Seperti pada Jalan Braga diadakan festival Minang, di Kompleks Taman

Fatahillah diadakan Festival dalam rangka perayaan Imlek.

Gelaran-gelaran budaya yang berlangsung pada kawasan

bersejarah, dapat menjadi inspirasi untuk pemikiran kreatif. Gelaran

budaya juga dapat menarik datangnya pengunjung ke kawasan bersejarah,

yang pada akhirnya dapat meningkatkan geliat ekonomi di kawasan

tersebut.

Potensi kawasan..., Mia Setyani, FT UI, 2011

Page 61: UNIVERSITAS INDONESIA POTENSI KAWASAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20294733-S1694-Potensi kawasan.pdf · Sarjana Arsitektur dari Departemen Arsitektur Fakultas Teknik,

49

Universitas Indonesia

Bab 5

Kesimpulan

Untuk menjadi sebuah kota kreatif, maka warga di kota tersebut perlu

untuk menjadi kreatif. Sebenarnya berpikir kreatif mampu dilakukan oleh semua

orang, kota hanya perlu memberi dukungan dan dorongan agar warganya menjadi

kreatif. Membangun dan melestarikan kawasan bersejarah mampu menjadi bentuk

dukungan dan dorongan sebuah kota terhadap kreatifitas warganya. Hal ini bisa

dilihat dari potensi kawasan bersejarah terhadap proses sebuah kota menuju kota

kreatif.

Kawasan bersejarah merupakan sesuatu yang istimewa, yang dapat

berperan bagi identitas, ciri khas, maupun daya tarik sebuah kota. Potensi

kawasan bersejarah dalam proses kota kreatif dapat dilihat dari empat aspek, yaitu

ekonomi, sosial, budaya, dan lingkungan. Keempat aspek ini saling terkait, dan

saling mendukung satu sama lain.

Dalam aspek ekonomi, kawasan bersejarah mampu menjadi ruang untuk

wadah ekonomi kreatif, baik dari bidang fotografi, kuliner, seni rupa, dan lain

sebagainya. Jumlah dan keberagaman pengunjung pada kawasan bersejarah dapat

menjadi dukungan yang sangat berarti untuk timbulnya ekonomi kreatif.

Aspek berikutnya, yaitu aspek sosial. Kawasan bersejarah merupakan

bagian yang penting dari perkembangan sebuah kota, dan masyarakat. Hal ini

telah menimbulkan kecintaan warga kota terhadap kawasan tersebut. Rasa

kecintaan tersebut, menjadi faktor yang mendorong terjadinya aktivitas-aktivitas

sosial di kawasan tersebut. Dalam aktivitas sosial tersebut, terjadi interaksi yang

memungkingkan terjadinya pertukaran dan saling melengkapi ide-ide kreatif.

Tidak sekedar aktivitas sosial, namun kawasan bersejarah menjadi ruang

aktivitas dan gelaran budaya. Gelaran budaya ini memberi dampak positif, dengan

menjadi inspirasi kreatif bagi warga kota, dan berdampak baik bagi kesejahteraan

ekonomi.

Potensi kawasan..., Mia Setyani, FT UI, 2011

Page 62: UNIVERSITAS INDONESIA POTENSI KAWASAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20294733-S1694-Potensi kawasan.pdf · Sarjana Arsitektur dari Departemen Arsitektur Fakultas Teknik,

50

Universitas Indonesia

Ketiga aspek tersebut didukung oleh daya dukung lingkungan. Kebersihan,

keamanan, dan kenyaman lingkungan membuat ketiga aspek dapat berjalan

dengan baik. Pada akhirnya potensi-potensi yang telah disebutkan di atas, akan

sangat bermanfaat bagi kota, ketika seluruh elemen masyarakat bekerja sama

dengan baik untuk mewujudkan sebuah kota kreatif.

Potensi kawasan..., Mia Setyani, FT UI, 2011

Page 63: UNIVERSITAS INDONESIA POTENSI KAWASAN …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20294733-S1694-Potensi kawasan.pdf · Sarjana Arsitektur dari Departemen Arsitektur Fakultas Teknik,

Universitas Indonesia

51

Daftar Refrensi

Landry, Charles.2000. The Creative City, a toolkit for urban

innovators.London:Earthscan Publications Ltd.

Landry, Charles.2006.The Art of City Making.London:Earthscan Publications

Ltd.

Horward, Peter. Heritage, management, interpretation, identity.

Center, NGA.Arts and the Economy.

Suherman, Sherly A. 2009.Made in bandung. Bandung:Mizan

Dimyati, Edi.Wisata Kota Tua Jakarta. Jakarta:PT Gramedia

Reis, Anna Carla Fonsesca, dkk.2009.Creative City Perspectives. São

Paulo:Garimpo de Soluções & Creative City Productions

Uqshari, Yusuf Al.2005.Melejit dengan kreatif.Jakarta:Gema Insani Press

Florida, Richard.2008. Who’s your city. Basic books

Orbasli, Aylin.Tourist in Historic Town: Urban Conservation and Heritage

Management.London: E & FN Spon

Jakarta, Pemprov DKI.2007. Guideline Kota Tua.Jakarta:Pemprov DKI

Potensi kawasan..., Mia Setyani, FT UI, 2011