7
Kemampuan Mahasiswa Menggunakan ... (Mundi/arto) 137 KEMAMPUAN MAHASISWA MENGGUNAKAN PENDEKATAN ANALITIS KUANTITATIF DALAM PEMECAHAN SOAL FISIKA THE STUDENT'S ABILITY TO USE QUANTITATIVE ANALYTICAL APPROACH IN SOLVING PHYSICS PROBLEMS Oleh : Mundilarto Jurusan Pendidikan Fisika FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta Abstrak Penelitian ini bertujuan memperoleh gambaran yang jelas dan lengkap tentang kemampuan mahasiswa menggunakan pendekatan analitis kuantitatif (PAK) serta kesalahan-kesalahan yang dilakukan dalam memecahkan soal-soal fisika. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa yang menempuh ujian Fisika Dasar di Jurdik Fisika FMIPA UNY pada semester Januari-Juni 2001 dan Juli-Desember 2001. Sebanyak 100 mahasiswa diambil secara acak sebagai sampel penelitian. Instrumen penelitian yang dipakai untuk mengumpulkan data berupa soal- soal fisika berbentuk uraian objektif yang digunakan pada ujian akhir semester mata kuliah Fisika Dasar. Data penelitian diidentifikasi melalui lembar jawaban ujian. Hasil penelitian menyebutkan bahwa kemampuan mahasiswa FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta dalam menggunakan PAK untuk memecahkan soal-soal fisika pada umurnnya (hampir 60% responden) masih kurang. Kemarnpuan anal isis soal bagi sebagian besar mahasiswa masih rendah sebagai akibat dari minimnya tingkat penguasaan materi fisika. Rendahnya tingkat pemahaman konsep-konsep fisika ini juga berakibat pada banyaknya kesalahan-kesalahan yang dilakukan oleh mahasiswa ketika memecahkan soal. Kata kunci : analitis kuantitatif, soal fisika. Abstract The aims of this research are getting a description about the student's ability in using quantitative analytical approach and any kinds of mistakes in solving physics problems. The population of this research is the students who are taking an examination for Basic Physics courses at FMIP A UNYon semester January-June and July-December 2001. There are 100 studenty selected at random as samples. The data collecting method is an essay test that was used for Basic Physics courses examination. The student's ability in using quantitative analytical approach and the mistakes made in solving on the test are identified through answer sheets. Based on the findings of this research, it wasfound that most of the students (almost 60%) of FMIPA UNY has a poorabiliry in using quantitative analytical approach. Their ability on problem analysis generally is not good and some mistakes made are as consequence the lack of their physics knowledge. Keywords: quantitative analytical, physics problem PENDAHULUAN Latar belakang masalah penelitian ini adalah kenyataan bahwa sampai saat ini fisika masih merupakan mata pelajaran yang cukup sulit bagi sebagian besar siswa termasuk mahasiswa dan mereka pada umumnya menghadapi kesulitan dalam memecahkan soal fisika. Di dalam proses belajar mengajar fisika pemecahan soal dapat dikatakan merupakan aspek penting karena di samping menyangkut penerapan pengetahuan juga sebagai sarana pengetahuan baru. Indikator rendahnya mutu proses ser..a hasil-hasil pendidikan kita, antara lain adalah NEM yang dicapai oleh sebagian besar siswa baik lulusan SD, SLTP, maupun SMU dan sekolah-sekolah yang sederajat terutama untuk IPA termasuk fisika dan matematika pacta umumnya kurang memuaskan. Berdasarkan data perkembangan NEM lulusan sekolah- yang telah diperoleh untuk memperoleh

Universitas Negeri

  • Upload
    hathuy

  • View
    237

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Universitas Negeri

Kemampuan Mahasiswa Menggunakan ... (Mundi/arto) 137

KEMAMPUAN MAHASISWA MENGGUNAKAN PENDEKATAN ANALITISKUANTITATIF DALAM PEMECAHAN SOAL FISIKA

THE STUDENT'S ABILITY TO USE QUANTITATIVE ANALYTICAL APPROACH INSOLVING PHYSICS PROBLEMS

Oleh : MundilartoJurusan Pendidikan Fisika FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta

Abstrak

Penelitian ini bertujuan memperoleh gambaran yang jelas dan lengkap tentang kemampuan mahasiswamenggunakan pendekatan analitis kuantitatif (PAK) serta kesalahan-kesalahan yang dilakukan dalam memecahkansoal-soal fisika. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa yang menempuh ujian Fisika Dasar di JurdikFisika FMIPA UNY pada semester Januari-Juni 2001 dan Juli-Desember 2001. Sebanyak 100 mahasiswa diambilsecara acak sebagai sampel penelitian. Instrumen penelitian yang dipakai untuk mengumpulkan data berupa soal-soal fisika berbentuk uraian objektif yang digunakan pada ujian akhir semester mata kuliah Fisika Dasar. Datapenelitian diidentifikasi melalui lembar jawaban ujian. Hasil penelitian menyebutkan bahwa kemampuanmahasiswa FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta dalam menggunakan PAK untuk memecahkan soal-soal fisikapada umurnnya (hampir 60% responden) masih kurang. Kemarnpuan anal isis soal bagi sebagian besar mahasiswamasih rendah sebagai akibat dari minimnya tingkat penguasaan materi fisika. Rendahnya tingkat pemahamankonsep-konsep fisika ini juga berakibat pada banyaknya kesalahan-kesalahan yang dilakukan oleh mahasiswaketika memecahkan soal.

Kata kunci : analitis kuantitatif, soal fisika.

Abstract

The aims of this research are getting a description about the student's ability in using quantitativeanalytical approach and any kinds of mistakes in solving physics problems. The population of this research is thestudents who are taking an examination for Basic Physics courses at FMIPA UNYon semester January-June andJuly-December 2001. There are 100 studenty selected at random as samples. The data collecting method is anessay test that was used for Basic Physics courses examination. The student's ability in using quantitativeanalytical approach and the mistakes made in solving on the test are identified through answer sheets. Based onthe findings of this research, it wasfound that most of the students (almost 60%) of FMIPA UNY has a poorabiliryin using quantitative analytical approach. Their ability on problem analysis generally is not good and somemistakes made are as consequence the lack of their physics knowledge.

Keywords: quantitative analytical, physics problem

PENDAHULUAN

Latar belakang masalah penelitian iniadalah kenyataan bahwa sampai saat ini fisikamasih merupakan mata pelajaran yang cukupsulit bagi sebagian besar siswa termasukmahasiswa dan mereka pada umumnyamenghadapi kesulitan dalam memecahkan soalfisika. Di dalam proses belajar mengajar fisikapemecahan soal dapat dikatakan merupakanaspek penting karena di samping menyangkut

penerapan pengetahuanjuga sebagai saranapengetahuan baru.

Indikator rendahnya mutu proses ser..ahasil-hasil pendidikan kita, antara lain adalahNEM yang dicapai oleh sebagian besar siswabaik lulusan SD, SLTP, maupun SMU dansekolah-sekolah yang sederajat terutama untukIPA termasuk fisika dan matematika pactaumumnya kurang memuaskan. Berdasarkandata perkembangan NEM lulusan sekolah-

yang telah diperolehuntuk memperoleh

Page 2: Universitas Negeri

/38

sekolah di Daerah Istirnewa Yogyakarta daritahun ajaran 1993/ 1994 sarnpai dengan tahunajaran 1999/2000terlihat bahwa sernakintinggi

Jurnal Pendidikan Maternatileadan Sains, Edisi 3 Tahun Vlll, 2003

jenjang pendidikanrata-rata NEM yang dicapailulusannyajustru sernakinrendah(Tabell).

Sumber : Ka1ltor Dik1las DIY, 2000

Rata-rata NEM rendah secara nasional

juga terlihat pada kurun lima tahun sebelurnnyayakni sejak tahun ajaran 1989/1990 sarnpaidengan tahun ajaran 1993/1994. Pada kurunwaktu tersebut juga terjadi pola yang sarna,yaitu sernakin tinggi jenjang pendidikan rata-rata NEM yang dicapai lulusannya cenderungsernakin rendah (Boediono, 1995 : 21).

Berdasarkan hasil penelitian siswa SMU(Mundilarto, 2001), pada urnurnnya rnengakukesulitan belajar fisika karena tidak dapatrnenghafalkan rurnus-rurnus fisika. Fakta inirnengindikasikan bahwa hafalan rurnus seringdigunakan oleh sebagian besar siswa baiksebagai cara belajar fisika rnaupun pernecahansoal-soal. Siswa-siswa ini narnpaknyaberanggapan bahwa fisika hanyalah rnerupakankurnpulan rurnus-rurnus dan apabila sudahmampu menghafalkan semua rumus berartisudah mengetahui fisika. Diketahui juga bahwakesalahan banyak dilakukan siswa baik dalampenulisan, penggunaan, maupun pernahamansuatu rurnus fisika ketika rnernecahkan soalfisika. Hal tersebut rnengindikasikan bahwatingkat pernahaman konsep-konsep fisika sertakernarnpuan analisis soal bagi sebagian besarsiswa rnasih lemah.

Tentu saja cara-cara hafalan rurnusseperti tersebut tidak akan rnernberikanpernaharnan fisika secara benar dan sarna sekalitidak rnernberikan peluang daya pikir siswauntuk turnbuh dan berkernbang. Penekananpada aspek pernaharnan dan pengernbangan

keterampilan berpikir dalam pernbelajaran fisikaakan sangat membantu daya ingat siswaterhadap rumus-rumus fisika yang dipelajari.Pernahaman terhadap suatu rumus fisika yangpada hakikatnya menggarnbarkan salingketerkaitan antara beberapa konsep fisika akanrnernbuat lebih mudah bagi siswa untuk dapatrnengingatnya kembali dan apabila diperlukandengan mudah dapat menjabarkannya lagi.

Temuan lain menyebutkan bahwa siswayang rnemiliki rata-rata nilai rapor fisika 7,0atau lebih cenderung menggunakan polapendekatan analisis soal, sedangkan siswa-siswayang merniliki rata-rata nilai rapor fisika kurangdari 7,0 cenderung tidak menggunakan polapendekatan analisis soal ketika rnernecahkansoal-soal fisika. Temuan tersebut menunjukkanbahwa siswa-siswa yang memiliki pernaharnankonsep-konsep fisika cukup baik cenderungrnelakukan analisis soal dalam rnernecahkansoal-soal fisika.

Berdasarkan fakta tersebut, maka dapatdikatakan bahwa sebagian besar siswa padasernua jenjang pendidikan rnasih menghadapikesulitan belajar fisika terutama dalamrnernecahkan soal-soal fisika. Bahkan padajenjang pendidikan yang sernakin tinggi, tingkatkesulitan tersebut nampaknya sernakin tinggipula. Apabila pola yang terjadi tersebutdiekstrapolasi ke atas yaitu jenjang perguruantinggi, rnaka dapat diperkirakan bahwa sebagianbesar rnahasiswa juga rnasih rnenghadapibanyak harnbatan baik dalarn belajar fisika

Tabel I. Perkernbangan NEM Di Propinsi DIY

Tingkat Mata Tahun Tahun Tabun Tahun Tabun Tabun Tabunsekolah pe1ajaran 93/94 94/95 95/96 96/97 97/98 98/99 99/00

SD IPA 5,95 6,34 6,74 6,48 6,92 6,49 7,29Matematika 5,82 5,51 6,08 6,79 6,59 6,00 6,94

SLTP IPA 5,38 5,40 5,38 5,33 5,59 4,86 5,58Matematika 4,76 5,10 5,11 5,66 5,68 4,24 5,44

SMU IPA Fisika 5,20 5,11 4,79 4,76 4,85 4,38 4,43Bio1ogi 5,94 5,98 5,70 5,23 4,90 4,41 5,14Kimia 4,59 4,82 5,39 5,57 5,90 4,46 5,10Matematika 5,27 4,49 3,69 4,91 5,19 3,97 3,80

Page 3: Universitas Negeri

Kemampuan Mahasiswa Menggunakan ... (Mundi/ano)

maupun ketika memecahkan soal-soal fisika.Dalam pemecahan soal-soal fisika

seringkali dibutuhkan perhitungan kuantitatifsebagai konsekuensi penggunaan rumus-rumusfisika. Apabila pendekatan analitis digabungkandengan pendekatan kuantitatif, maka diperolehpendekatan analitis kuantitatif.

Bertolak dari latar belakang masalahtersebut, penelitian ini memiliki arti yang cukuppenting. Arti penting tersebut dapat ditinjau daripermasalahan yang ada selama ini, yaknirendahnya kelulusan mata kuliah FisikaMatematika. Melalui penelitian ini akandiperoleh gambaran yang jelas dan lengkapmengenai kemampuan mahasiswa dalammenggunakan PAK serta kesalahan-kesalahanyang dilakukan dalam memecahkan soal-soalfisika.

Rumusan masalah dalam penelitian ini :I. Bagaimana kemampuan mahasiswa FMIPA

Universitas Negeri Yogyakarta dalammenggunakan PAK untuk memecahkansoal-soal fisika?

2. Kesalahan-kesalahan apakah yang dilakukanmahasiswa dalam memecahkan soal-soalfisika?

Tujuan yang ingin dicapai melaluipenelitian ini adalah :I. Memperoleh suatu gambaran yang jelas dan

lengkap tentang kemampuan mahasiswaFMIPA Universitas Negeri Yogyakartadalam menggunakan PAK untukmemecahkan soal-soal fisika.

2. Mengetahui bentuk kesalahan-kesalahanyang dilakukan oleh mahasiswa dalammemecahkan soal-soal fisika.

Penelitian ini diharapkan dapatmemberikan gambaran yang jelas dan lengkaptentang kemampuan mahasiswa FMIPA UNYdalam menggunakan PAK serta bentukkesalahan-kesalahan yang dilakukan di dalammemecahkan soal-soal fisika. Hasil-hasil

penelitian tersebut diharapkan dapatmemberikan manfaat baik bagi mahasiswa,dosen maupun fakultas berkaitan dengan usaha-usaha peningkatan dan pengembangan mutuproses serta hasil belajar fisika bagi mahasiswayang sedang dan akan mengikuti perkuliahanFisika Dasar di Jurusan Pendidikan FisikaFMIPA Universitas Negeri Yogyakarta.

/39

Manfaat tersebut mencakup aspek-aspekteoretis keilmuan maupun praktis. Secarateoretis keilmuan, hasil penelitian dapatmemperkaya khasanah teori belajar mengajarfisika terutama yang menyangkut cara-carapemecahan soal fisika. Adapun secara praktis,hasil penelitian dapat digunakan sebagaipetunjuk baik bagi mahasiswa, dosen maupunfakultas berkaitan dengan usaha-usahameningkatkan keberhasilan dalam pemecahansoal fisika.

METODE PENELITIAN

Di dalam kurikulum FMIPA Universitas

Negeri Yogyakarta tahun 2000 dinyatakanbahwa Fisika Dasar merupakan mata kuliahTahun Pertama Bersama (common ground).Oleh karena itu, mata kuliah ini wajib ditempuholeh setiap mahasiswa FMIPA JurusanPendidikan Matematika, Pendidikan Fisika,Pendidikan Kimia, dan Pendidikan Biologi. Halini berarti untuk dapat menyelesaikanperkuliahan Fisika Dasar dengan baikdibutuhkan kemampuan yang sarna.Berdasarkan alasan tersebut, maka di dalampenelitian ini variabel jurusan tidakdiperhatikan.

Subjek penelitian adalah mahasiswayang mengikuti perkuliahan Fisika Dasar diJurusan Pendidikan Fisika FMIPA UniversitasNegeri Yogyakarta pada semester Januari - Juni2001 dan semester Juli - Desember 2001.Sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak100 mahasiswa yang diambil secara acak darikeempat jurusan tersebut.

Pengumpulan data dilakukan dengancara memberikan tes tertulis, yakni ujian akhirsemester kepada mahasiswa berupa soal-soalfisika berbentuk uraian objektif (essay test).Data penelitian baik yang berupa kemampuanmahasiswa dalam menggunakan PAK maupunkesalahan-kesalahan yang dilakukan di dalammemecahkan soal-soal fisika diidentifikasimelalui lembar jawaban ujian. Identifikasiberdasarkan pada acuan berupa langkah-Iangkahpemecahan soal fisika yang dikembangkan olehReif (1994: 27), yaitu me1iputi: (1) analisis soal,(2) penyusunan konstruksi pemecahan, dan (3)pemeriksaan ulang pemecahan.

Page 4: Universitas Negeri

140

Tingkat kemampuan mahasiswa dalammenggunakan PAK dikelompokkan menjaditiga kategori, yaitu : Baik, Sedang, dan Kurang.Kategori "Baik" jika analisis soal, proses danhasil pemecahan soal benar 75% - 100%.Kategori "Sedang" jika analisis soal, proses danhasil pemecahan soal benar 50% - 74%.Kategori "Kurang" jika analisis soal, proses danhasil pemecahan soal benar kurang dari 50%.

Instrumen penelitian berupa tes tertulisyang terdiri atas beberapa soal fisika berbentukuraian objektif. Instrumen tersebut berupa soal-soal fisika yang dikembangkah oleh dosen dandigunakan dalam ujian akhir semester untukmata kuliah Fisika Dasar. Hal ini dapatdiasumsikan bahwa instrumen penelitiantersebut telah memenuhi syarat validitas isi.Adapun soal-soal yang digunakan sebagaiinstrumen penelitian dipilih dari soal-soal fisikayang dalam proses pemecahannya memerlukankemampuan berpikir analitis dan perhitunganmatematis.

Sesuai dengan tujuan penelitian ini,yakni memberikan gambaran yang jelas danlengkap tentang kemampuan mahasiswamenggunakan PAK dan kesalahan-kesalahanyang dilakukan dalam memecahkan soal-soalfisika, maka data penelitian dianalisis secaradeskriptif kualitatif.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Kemampuan mahasiswa dalammenggunakan PAK untuk memecahkan soal-soal fisika yang diidentifikasi sebanyak 100lembar jawaban ujian akhir semester matakuliah Fisika Dasar dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel2. Kemampuan MahasiswaMenggunakan PAK

Berdasarkan pada tabel 2, maka dapatdikatakan bahwa secara umum kemampuanmahasiswa dalam menggunakan PAK masihcukup rendah sebab hampir 60% mahasiswamemiliki kemampuan kurang.

Sebagian besar mahasiswa tidak mampu

JUri/a! Pendidikan Matematika dan Sains, Edisi 3 Tahun Vlll, 2003

melakukan analisis soal yang merupakan modalutama untuk dapat memecahkan soal fisika.Penguasaan konsep-konsep dan prinsip. fisika,kemampuan menginterpretasi konsep fisikasecara tepat, mendeskripsikan sertamengorganisasi pengetahuan fisika secaraefektif akan sangat menentukan keberhasilanmahasiswa dalam memecahkan soal fisika.

Kesalahan-kesalahan yang dilakukanmahasiswa dalam memecahkan soal-soal fisika,dapat dikelompokkan sebagai berikut :I. Kesalahan dalam pemah~...an konsep dan

prinsip fisika, antara lain:·tidak memahami dengan baik perbedaanpengertian antara tumbukan lentingsempuma dengan tumbukan lentingsebagian

· tidak memperhatikan arah (tanda) darisuatu be saran vektor·tidak mampu menggambarkan secarabenar diagram vektor gaya-gaya yangbekerja pada sebuah benda·tidak memahami dengan baik sifat-sifatfluida ideal·tidak memahami dengan baik perbedaanantara konsep-konsep yang berlaku didalam fluida diam dengan konsep-konsepyang berlaku di dalam fluida bergerak·tidak memahami dengan baik konsep gayaapung di dalam fluida·tidak dapat menerapkan secara benarkaidah Kirchhoff II pada loop rangkaianlistrik·tidak memahami dengan baik simbol-simbol suatu besaran fisis besertasatuannya·tidak mencantumkan satuan pada nilaibesaran fisis yang bersatuan

2. Kesalahan dalam pemilihan, penulisan danpenggunaan rumus, antara lain:·gaya tekan agar balok kayu tenggelam Ji

dalam air dianggap sarna dengan gayaapung, yakni F = pgV·rumus momentum linier foton

p=!!...=hi ditulis secara tidak benarA. e

.rf

hed

. I.·rumus energl foton E =h =- ItU ISA.

secara tidak benar·tidak memahami dengan baik besaran-

Katee:ori Jumlah ProsentaseBaik 22 22%

Sedang 20 20%Kurang 58 58%

Jumlah Total 100 100%

Page 5: Universitas Negeri

Kemampuan Mahasiswa Menggunakan ... (Mundi/arto)

besaran yang tercantum di dalam suaturumus fisika, misalnya pada :* rumus Bernoulli

P + ~ pv2 + pgh == kons tan , kecepatan v

dianggap volume V. dan massa jenisfluida p dianggap tekanan P

* rumus gaya Lorentz F == qvB == evB ,kecepatan v dianggap beda potensial V,dan muatan elektron e dianggap besaranpanjang I·menuliskan satulln secara tidak benar,

misalnya : satuan kecepatan v (m/s2),satuan v (liter), satuan gaya F (joule)

· luas penampang pipa dianggap A = 47rr2·tekanan pada fluida bergerak dianggap

p==FA·diameter pipa d dianggap luas penampangpipaA·karena pada fluida bergerak berlakuhukum kontinuitas vIAl==v2~ , makakemudian dianggap juga berlaku rumusp\v\ =P2V2 dan PIAl == P2~

3. Kesalahan dalam perhitungan maternatis,antara lain :

. rumns v, ~.J2gh dianggaph=~V"2g

. rumus PI + ~ PVl2==P2 +X 0'22 besaran p

dianggap dapat dieliminir·memberi tanda pada arah besaran vektor·memberi tanda pada arah arus listrik atauggl di dalam loop·ketika melakukan konversi nilai besarandari suatu bentuk satuan ke bentuk satuanlain·ketika memasukkan angka k~ .dalamrumus·ketika melakukan perhitungan-perhitunganmatematis

Kesalahan-kesalahan tersebut dapatteIjadi karena hal-hal sebagai berikut :I. Mahasiswa tidak dapat memahami dengan

baik konteks soal. Sebagai contoh, pada soalfluida bergerak seharusnya berlaku hukumBernoulli akan tetapi mahasiswa justrumenggunakan rumus tekanan sebagaimana

di dalam fluida diam, yakni p==F .A

141

2. Mahasiswa tidak hafal rumus yang akandigunakan dalam pemecahan soal sebagaiakibat kurangnya pemahaman terhadapmateri fisika dalam soal. Sebagai contoh,rumus momentum linier foton

h lif .P==-==-dan rumus energl fotonE ==hf=

A C

h ~ banyak ditulis secara tidak benar.A

Kesalahan ini teIjadi karena mahasiswaterlalu mengandalkan cara-cara hafalanrumus dan tidak dapat memahami denganbaik konsep gelombang, terutama hubunganantara besaran panjang gelombang A.,frekuensi f, dan kecepatan c.

3. Mahasiswa seringkali terkecoh denganbesaran-besaran fisis yang secara kebetulandinyatakan dengan simbol yang sarna,misalnya ; kecepatan v dengan volume Vatau beda potensial V. Kesalahan ini dapatteIjadi karena mahasiswa kurang cermatdalam memahami suatu rumus fisika atautidak terbiasa untuk memperhatikanpengertian besaran-besaran fisika besertasimbol-simbolnya.

Proses pendidikan yang berlangsungsecara ~idak maksimal diduga kuat sebagaipenyebab kurang efektifnya pencapaian tujuan-tujuan pendidikan baik yang menyangkut aspekpemahaman materi pengajaran maupun aspekpengembangan daya pikir mahasiswa. Tingkatpemahaman materi fisika yang rendah antaralain ditunjukkan oleh banyaknya kesalahan baikdalam penulisan serta pemahaman rumusmaupun konsep-konsep fisika. Daya pikir yanglemah terlihat dari rendahnya tingkatkeberhasilan mahasiswa dalam pemecahan soal-soal fisika sebagai akibat ketidakmampuannyamelakukan analisis soal dalam rangkamemahami soal.

Pada proses pemecahan soal-soal disamping penguasaan konsep-konsep fisikaseringkali juga dibutuhkan matematika sebagaikonsekuensi diterapkannya pendekatankuantitatif melalui penggunaan rumus-rumus.Dalam hal ini, peranan matematika terletak padakemampuannya dalam mengembangkan bahasanumerik yang memungkinkan dilakukanperhitungan-perhitungan kuantitatif. Dengandemikian, penguasaan matematika menjadi

Page 6: Universitas Negeri

/42

suatu hal yang sangat diperlukan mahasiswaterutama sekali ketika memeeahkan soal fisika.

Pemeeahan soal merupakan salah satuaspek penting dalam pembelajaran fisika sebabbukan saja menyangkut penerapan konsep-konsep dan pengetahuan fisika yang telahdiperoleh melalui proses belajar akan tetapi jugamerupakan proses memperoleh pengetahuanbaru. Kemampuan-kemampuan kognitif yangdiperlukan agar mahasiswa dapat menerapkanpengetahuan fisika, antara lain: kemampuanmenginterpretasi seeara tepat konsep-konsepdan prinsip-prinsip fisika, serta kemampuanmendeskripsikan dan mengorganisasipengetahuan fisika tersebut seeara efektif (Reif,1994 : 17). Karakteristik soal yang dapatmempengaruhi tingkat kesulitannya, adalah :konteks, petunjuk, jumlah informasi yangdiberikan, kejelasan pertanyaan, jumlah earapemeeahan yang' dapat digunakan, dan bebaningatan (Maloney, 1992: 342).

Reif (1994: 27) mengajukan langkah-langkah pokok pendekatan yang dapatdigunakan sebagai pedoman bagi guru maupunsiswa dalam pemeeahan soal fisika, yaitu :1. Analisis soal. Tujuan analisis soal adalah

untuk memahami soal seeara keseluruhanmelalui identifikasi dan interpretasiinformasi-informasi penting yang diberikanserta. mendeskripsikan situasi soal denganmenggunakan kata-kata, diagram, skemaataupun istilah-istilah yang lebih teknisyakni konsep-konsep fisika.

2. Penyusunan konstruksi pemecahan.Dengan menggunakan hasil analisis soal,dapat ditentukan rumus-rumus yang akandigunakan.. Apabila soal eukup kompleks,maka strategi yang eukup efektif untukmenyusun konstruksi pemeeahan suatu soaladalah membagi atau mengurai (decompose)menjadi bagian-bagian soal yang lebih keeildan lebih sederhana yang disebut sub-subsoa1.

3. Pemeriksaan ulang pemecahan. Langkahini sangat penting untuk memastikan apakahproses pemeeahan dan jawaban soal yangdiperoleh sudah benar. Apabila temyataditernukan kekurangan ataupun kesalahandapat segera diperbaiki. Berikut ini hal-halpokok yang peril! dilakukan dalam

Jurna/ Pendidikan Matematika dan Sains. Edisi 3 Tahun Vlll, 2003

pemeriksaan ulang proses dan hasilpemeeahan soal: Apakah semua pe.rtanyaansoa1 sudah terjawab? Apakah rumus-rumusyang dipakai sudah benar? Apakah prosesperhitungan sudah benar? Apakahspesifikasi (harga numerik, satuan, arahvektor) jawaban sudah benar? Apakahjawaban yang diperoleh eukup pantas ataukonsisten dengan yang diperoleh melaluieara lain?

Kemampuan menganalisis soal sangatmempengaruhi kelanearan penyelesaian suatusoa1. Dengan demikian, analisis soal untukmemahami suatu soal dengan mensarikaninformasi-informasi yang relevan sertamenggambarkan situasi soal merupakan langkahyang sangat penting namun sebagian besarsiswa mengalami kesulitan. Ketika memulailangkah penyelesaian, kita seringkalikekurangan informasi yang diperlukan. Apabilahal ini terjadi, dapat digunakan sub soal tertentuuntuk menemukan hubungan yang dapatmemberikan informasi tersebut. Atau jika kitamempunyai hubungan yang berguna, tetapimengandung besaran yang tak diperlukan, makadapat digunakan sub soal tertentu untukmengeli"!.inasi besaran yang tak diperlukantersebut.

Terdapat beberapa bentuk soal fisikayang masing-masing memiliki kelebihan dankekurangan. Namun demikian, menurut Aiken(1988 : 40) soal berbentuk uraian mempunyaimanfaat sangat penting yakni dapat digunakanuntuk mengukur kemampuan siswa dalam halmemilih, mengorganisasi, membuat hubunganantar konsep dan prinsip-prinsip fisika sertamengkomunikasikannya seeara jelas dan tepat.Hal ini tidak mungkin diperoleh melaluipenggunaan soal berbentuk pilihan ganda. Disamping itu, dengan soal-soal berbentuk uraiansiswa tidak mungkin mendapatkan jawabanbenar hanya dengan eara menerka-nerka.

Soal fisika berbentuk uraian dapat dibuatlebih efektif dengan jalan merumuskanpertanyaannya sejelas mungkin sehingga tak adainterpretasi yang berbeda-beda di antara parasiswa. Penilaian jawaban soal berbentuk uraiandidasarkan pada kualitas jawaban. Penilaian inidiusahakan agar seobjektif mungkin dan tidaktergantung pada faktor-faktor maupun kesan-

Page 7: Universitas Negeri

Kemampuan Mahasiswa Menggunakan ... (Mundi/arto)

kesan di luar materi soal, melainkan lebihtergantung pada pemahaman dan kemampuansiswa yang ditunjukkan.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Berdasarkan pada hasil pembahasan,dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:1. Kemampuan mahasiswa FMIPA Universitas

Negeri Yogyakarta dalam menggunakanPAK untuk memecahkan soal-soal fisikapada umumnya (hampir 60% responden)masih kurang.

2. Kemampuan analisis soal bagi sebagianbesar mahasiswa masih rendah sebagaiakibat dari minimnya tingkat penguasaanmateri fisika. Tingkat pemahaman konsep-konsep fisika yang rendah ini juga berakibatpada banyaknya kesalahan yang dilakukanmahasiswa ketika memecahkan soal-soalfisika. Kesalahan-kesalahan dalam

pemilihan, penulisan serta penggunaanrumus adalah yang terbanyak dilakukan olehmahasiswa dan disusul kemudian kesalahanmemahami konsep matematik sertaperhitungan.

Saran

Beberapa saran yang diajukan adalah:I. Diperlukan adanya usaha-usaha nyata dalam

rangka peningkatan kemampuan analisissoal bagi siswa ataupun mahasiswa agarefektivitas pembelajaran fisika semakinmeningkat.

2. Dalam kaitannya dengan hal-hal yangdiuraikan pada sub 1) di atas, kepada siswabaik perseorangan maupun kelompokseharusnya diberikan lebih banyak latihanuntuk memecahkan soal-soal fisika secaraanalitis kuantitatif. Soal fisika berbentukuraian mempunyai kelebihan-kelebihanantara lain dapat memaksa siswa untukberpikir lebih banyak dan mengurangijawaban yang hanya bersifat spekulatif.

3. Soal-soal fisika dirancang sedemikian rupasehingga beban hafalan dapat dibuat sekecilmungkin atau dengan kata lain, soal-soal

/43

fisika pada evaluasi hasil belajar sebaiknyajangan terlalu banyak mengandung bebaningatan rumus. Apabila soal-soal fisikaharus menggunakan rumus yang dirasacukup sulit untuk dihafalkan, sebaiknyarumus tersebut dituliskan pada soal ataupaling tidak diberi suatu petunjuk untukmenggunakan rumus tertentu atau apabilamemungkinkan menggunakan sistem ujianterbuka (open book).

4. Proses pembelajaran fisika sebaiknya tidakhanya mencakup aspek pemahaman,melainkan juga aspek keterampilan berpikirdan aspek sikap. Sebab banyak kasuskesalahan yang dilakukan mahasiswa dalampemecahan soal-soal fisika diakibatkansikap mahasiswa yang cenderung kurangcermat, kurang teliti, kurang hati-hati,bahkan terkesan gegabah atau cerobohketika membaca dan memahami soal.

DAFT AR PUSTAKA

Aiken, Lewis R. (1988). Psychological testingand assessment. Boston : Allyn &Bacon.

Anastasi, A (1988). Psychological testing. NewYork: Macmilan Publishing Company.

Boediono (1995). Peranan pendidikan dalamkemajuan teknologi dan pembangunan.Makalah. Jakarta: tak diterbitkan.

Maloney, D.P. (tt). Research on problemsolving: Physics. Indiana University.

Mundilarto (2001). Pola pendekatan mahasiswadalam memecahkan soal fisika.Disertasi. Bandung :. Pasca SaIjanaUniversitas Pendidikan Indonesia.

Newell, A. and Simon, H.A. (1972). Humanproblem solving. Englewood Cliffs, NJ:Prentice Hall.

Polya, G. (1956). How to solve it. Zurich: (tp).

Reif, F. (1994). Understanding and teachingimportant scientific thought processes.American Journal of Physics. 63( I), 17-32.