Upload
yasinta-dwi-kharisma
View
118
Download
1
Embed Size (px)
DESCRIPTION
protein
Citation preview
UNSUR-UNSUR DALAM PROTEIN
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Protein merupakan unsur penting dalam tubuh karena sebagai komponen utama
pembentukan enzim yang berfungsi sebagai biokatalis. Protein juga merupakan komponen
penyusun tubuh. Pada dasarnya protein tersusun atas unsur karbon (C), hidrogen (H), oksigen
(O), nitrogen (N), dan kadang-kadang mengandung belerang (S) atau fosfor (P). Unsur-unsur
ini tersusun dalam struktur dasar penyusun protein. Protein dapat diperoleh dari berbagai
sumber bahan makanan. Berdasarkan asalnya, protein dapat dibedakan menjadi dua sebagai
berikut. Protein hewani (berasal dari hewan) umumnya mengandung protein yang lengkap,
terdapat pada ikan, daging, susu, telur, larva serangga, lebah, belalang, laron, kepompong, dll.
Protein nabati, berasal dari tumbuh-tumbuhan. Protein nabati terdapat pada kacang-kacangan,
sayuran, dan biji-bijian. Pada umumnya protein nabati mengandung protein yang tidak
lengkap, kecuali pada kacang-kacangan yaitu kedelai.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalahnya adalah sebagai berikut
“Unsur apa saja yang ada dalam berbagai jenis makanan yang mengandung protein (putih
telur, kentang, tauge,susu, daging ayam, dan krupuk udang).
1.2 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan praktikum ini adalah untuk
mengetahui unsur-unsur yang ada dalam berbagai macam makanan yang mengandung protein
(putih telur, kentang, tauge,susu, daging ayam, dan krupuk udang).
1.3 Manfaat
Berdasarkan tujuan di atas, maka manfaat dari praktikum ini adalah dapat mengetahui
unsur-unsur yang ada dalam berbagai macam makanan yang mengandung protein (putih
telur, kentang, tauge,susu, daging ayam, dan krupuk udang).
1
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Protein adalah suatu zat dalam susunan kimianya mengandung unsur-unsur oksigen,
carbon, hydrogen, nitrogen dan kadang-kadang mengandung unsur-unsur lain seperti sulfur
dan fosfor. Protein terdiri atas rantai-rantai panjang asam amino yang terikat satu sama lain
dalam ikatan peptida. Asam amino terdiri atas unsur-unsur karbon, hydrogen, oksigen dan
nitrogen. Disamping itu mengandung unsure-unsur fosfor, besi, iodium, dan kobalt. Ada dua
puluh jenis asam amino yang diketahui sampai sekarang yang terdiri atas sembilan asam
amonni esensial (asam amino yang tidak dapat dibuat tubuh dan harus didatangkan dari
makanan) dan sebelas asam amino esensial.
Berdasarkan bentuknya, protein dapat dibedakan menjadi :
1. Protein berbentuk serabut (fibrous)
Protein ini terdiri atas beberapa rantai peptida berbentu spiral yang terjalin. Satu sama
lain sehingga menyerupai batang yang kaku. Karakteristik protein bentuk serabut adalah
rendahnya daya larut, mempunyai kekuatan mekanis yang tinggi untuk tahan terhadap enzim
pencernaan. Kolagen merupakan protein utama jaringan ikat. Elasti terdapat dalam urat, otot,
arteri (pembuluh darah) dan jaringan elastis lain. Keratini adalah protein rambut dan kuku.
Miosin adalah protein merupakan serat utama otot.
2. Protein Globuler
Berbentuk bola terdapat dalam cairan jaringan tubuh. Protein ini larut dalam larutan
garam dan encer, mudah berubah dibawah pengaruh suhu, konsentrasi garam dan mudah
denaturasi. Albumin terdapat dalam telur, susu, plasma, dan hemoglobin. Globulin terdapat
dalam otot, serum, kuning telur, dan gizi tumbuh-tumbuhan. Histon terdapat dalam jaringan-
jaringan seperti timus dan pancreas. Protamin dihubungkan dengan asam nukleat.
3. Protein Konjugasi
Merupakan protein sederhana yang terikat dengan baha-bahan non-asam amino.
Nukleoprotein terdaoat dalam inti sel dan merupakan bagian penting DNA dan RNA.
Nukleoprotein adalah kombinasi protein dengan karbohidrat dalam jumlah besar. Lipoprotein
terdapat dalam plasma-plasma yang terikat melalui ikatan ester dengan asam fosfat sepertu
kasein dalam susu. Metaloprotein adalah protein yang terikat dengan mineral seperti feritin
dan hemosiderin adalah protein dimana mineralnya adalah zat besi, tembaga dan seng
2
Menurut kelarutannya, protein globuler dibagi menjadi albumin (laut dalam air terkoagulasi
oleh panas), globulin (tak larut air, terkoagulasi oleh panas, larut dalam larutan garam,
mengendap dalam larutan garam, konsentrasi meningkat), ixiosinogen dalam otot.
serta glutelin tak larut dalam pelarut netral tapi tapi larut dalam asam atau basa encer.
Berdasarkan senyawa pembentuk protein sederhana (protein saja ). Protein kojugasi
dan senyawa non protein. Protein yang mengandung senyawa lain yang non protein disebut
protein konjugasi, sedang protein yang mengandung senyawa non protein disebut protein
sederhana. Merupakan protein sederhana yang terikat dengan baha-bahan non-asam amino.
Nukleoprotein terdaoat dalam inti sel dan merupakan bagian penting DNA dan RNA.
Nukleoprotein adalah kombinasi protein dengan karbohidrat dalam jumlah besar. Lipoprotein
terdapat dalam plasma-plasma yang terikat melalui ikatan ester dengan asam fosfat sepertu
kasein dalam susu. Metaloprotein adalah protein yang terikat dengan mineral seperti feritin
dan hemosiderin adalah protein dimana mineralnya adalah zat besi, tembaga, dan seng.
3
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Alat dan Bahan
Alat :
Tabung reaksi
Pipet tetes
Rak tabung reaksi
Penjepit tabung reaksi
Gelas ukur
Lampu spiritus
Bahan :
Larutan Albumin
Putih telur
Kentang
Tauge
Susu
Danging ayam
Kerupuk udang
3.2 Langkah Percobaan
Memasukkan ekstrak kentang,daging ayam, susu, putih telur, tauge, dan kerupuk
udang masing-masing ke dalam tabung reaksi. Kemudian menambahkan NaOH pekat,
memanaskannya dan dilihat gejala yang Nampak. Setelah itu diuji dengan kertas
lakmus.
4
BAB IV
DATA DAN ANALISIS DATA
4.1 Data Unsur –Unsur yang Ada dalam Protein
Tabel 1.
No
.
Bahan Prosedur Hasil Pengamatan
Sebelum Sesudah
1 Albumin
telur 1ml
NaOH 2ml
Albumin telur + NaOH
dipanaskan
Diuji dengan kertas
lakmus
Warna albumin:putih
NaOH : bening
Bau : fisi
Lakmus merah:merah
Lakmus biru:biru
Warna: kuning
Bau:gosong (+++)
Uap air (++)
Lakmus Merah:biru
Lakmus Biru:biru
2 Kentang
1ml
NaOH 2ml
Kentang + NaOH
dipanaskan
Diuji dengan kertas
lakmus
Warna kentang:
kuning
NaOH : bening
Bau : kentang
Lakmus merah:merah
Lakmus biru:biru
Warna: cokelat (--)
Bau:gosong (++)
Uap air (++)
Lakmus Merah:biru
Lakmus Biru:biru
3 Tauge 1ml
NaOH 2ml
Tauge + NaOH
dipanaskan
Diuji dengan kertas
lakmus
Warna tauge: kuning
NaOH : bening
Bau : tauge
Lakmus merah:merah
Lakmus biru:biru
Warna: cokelat
Bau:gosong (+++)
Uap air (+++)
Lakmus Merah:biru
Lakmus Biru:biru
4 Susu 1ml
NaOH 2ml
Susu + NaOH dipanaskan Warna susu: cokelat
NaOH : bening
Bau : susu
Lakmus merah:merah
Warna: cokelat (-)
Bau:gosong (+)
Muncul
gelembung/uap air
5
Diuji dengan kertas
lakmus
Lakmus biru:biru Lakmus Merah:biru
Lakmus Biru:biru
5 Daging
ayam 1ml
NaOH 2ml
Daging ayam + NaOH
dipanaskan
Diuji dengan kertas
lakmus
Warna susu: putih
keruh
NaOH : bening
Bau : fisi
Lakmus merah:merah
Lakmus biru:biru
Warna: putih keruh
Bau:gosong (++)
Uap air (++)
Lakmus Merah:biru
Lakmus Biru:biru
6 Kerupuk
udang
Kerupuk udang + NaOH
dipanaskan
Diuji dengan kertas
lakmus
Warna susu: putih
tulang
NaOH : bening
Bau : amis
Lakmus merah:merah
Lakmus biru:biru
Warna: putih
Bau:gosong (+)
Uap air (++)
Lakmus Merah:biru
Lakmus Biru:biru
Tabel 2.
No. Kegiatan Hasil Pengamatan
Sebelum Sesudah
1 Albumin dipanaskan
2 ml albumin + 4 ml NaOH pekat
dipanaskan
Diuji dengan lakmus
Warna:kuning muda
NaOH : bening
Bau amis
warna:putih keruh++
Timbul uap air dan
gelembung uadara
putih.
Warna:kuning
jernih,berbusa
Bau; gosong
Menunjukkan warna
biru basa
2 Ekstrak kentang + NaOH Cokelat ++ Warna:cokelat(+)
Terdapat uap air dan
6
dipanaskan
Diuji dengan lakmus
Cokelat +
gelembung uadara
putih.
Bau : gosong
Menunjukkan warna
biru basa
3 Ekstrak tauge + NaOH dipanaskan
Diuji dengan lakmus
Kuning+
Kuning
Warna: kuning
Bau : gosong
Timbul uap air dan
gelembung uadara
putih.
Menunjukkan warna
biru basa
4 Ekstrak susu + NaOH dipanaskan
Diuji dengan lakmus
Cokelat +++
cokelat +
Warna:cokelat+
Timbul gelembung
udara dan uap air putih
Bau : gosong
Warna:putih
Menunjukkan warna
biru basa
5 Ekstrak kerupuk udang + NaOH
dipanaskan
Putih keruh +
putih keruh
Warna: putih keruh
Bau:gosong udang
Timbul gelembung
udara dan uap air
Menunjukkan warna
biru basa
Tabel 3.
7
No. Perlakuan Hasil Pengamatan
Sebelum Sesudah
1 Ekstrak kentang + NaOH
dipanaskan
Diuji lakmus
Ekstrak kentang:cokelat
NaOH : tak berwarna
larutan :Cokelat kehitaman
Lakmus:merah muda
Larutan :Cokelat
tua,jernih
warna: Cokelat
kehitaman,jernih
Bau:rebusan kentang
Uap air :++
Lakmus: biru (basa)
2 Ekstrak kerupuk udang +
NaOH
dipanaskan
Diuji lakmus
Ekstrak kerupuk
udang:putih keruh
NaOH : tak berwarna
larutan : putih keruh
Lakmus:merah muda
Larutan : putih keruh
Warna: putih keruh
Bau:udang
Uap air :+
Lakmus: biru (basa)
3 Ekstrak tauge + NaOH
dipanaskan
Diuji lakmus
Ekstrak tauge:putih keruh
NaOH : tak berwarna
larutan : putih keruh
Lakmus:merah muda
Larutan : putih keruh
Warna: cokelat,jernih
Bau:rebusan tauge
Uap air :+++
Lakmus: biru (basa)
4 Putih telur + NaOH
dipanaskan
Ekstrak telur : tak berwarna
NaOH : tak berwarna
larutan : tak berwarna
Larutan : tak berwarna
Warna: kuning,jernih
Bau:amis
Uap air :++++
8
Diuji lakmus
Lakmus:merah muda
Lakmus: biru (basa)
5 Susu + NaOH
dipanaskan
Diuji lakmus
Susu : putih
NaOH : tak berwarna
larutan : putih +
Lakmus:merah muda
Larutan : putih +
Warna: jingga
Bau:susu
Uap air :++++
Lakmus: biru (basa)
6 Ekstrak daging + NaOH
dipanaskan
Diuji lakmus
Ekstrak daging: putih keruh
++
NaOH : tak berwarna
larutan: : putih keruh
Lakmus:merah muda
Larutan : putih keruh
Warna: kuniing keruh
Bau:amis
Uap air :+++++
Lakmus: biru (basa)
Albumin dipanaskan
Albumin + NaOH dipanaskan
Tak berwarna
Tak berwarna
Endapan putih,amis
Kuning
4.2 Analisis Data
Tabel 1
Putih telur setelah ditambah dengan NaOH dan dipanaskan,larutan berwarna
kuning,berbau gosong +++ dan ada uap air.Hal tersebut menunjukkan putih telur
mengandung nitrogen. Ekstrak kentang setelah ditambah dengan NaOH dan
dipanaskan,larutan berwarna cokelat --,,berbau gosong ++ dan ada uap air.Hal tersebut
menunjukkan kentang mengandung nitrogen. E kstrak tauge setelah ditambah dengan NaOH
dan dipanaskan,larutan berwarna cokelat, gosong +++, muncul uap air. Hal tersebut
menunjukkan tauge mengandung nitrogen. Susu setelah ditambah dengan NaOH dan
dipanaskan,larutan berwarna cokelat-, gosong ++, ada gelembung/ uap air. Hal tersebut
9
menunjukkan susu mengandung nitrogen. E kstrak daging ayam setelah ditambah dengan
NaOH dan dipanaskan,larutan berwarna putih keruh, gosong ++, muncul uap air ++. Hal
tersebut menunjukkan daging ayam mengandung nitrogen. E kstrak kerupuk udang setelah
ditambah dengan NaOH dan dipanaskan,larutan berwarna putih tulang, gosong +, muncul
uap air (++). Hal tersebut menunjukkan putih telur mengandung nitrogen.
Tabel 2
Pada tabel kedua dapat dilihat bahwa putih telur setelah ditambah dengan NaOH dan
dipanaskan,larutan berwarnakuning jernih,berbusa, berbau gosong dan ada uap air.Hal
tersebut menunjukkan putih telur mengandung nitrogen. Ekstrak kentang setelah ditambah
dengan NaOH dan dipanaskan,larutan berwarna cokelat+,berbau gosong dan ada uap air.Hal
tersebut menunjukkan kentang mengandung nitrogen. E kstrak tauge setelah ditambah
dengan NaOH dan dipanaskan,larutan berwarna kuning, berbau tauge bakar, muncul
gelembung uadara/ uap air putih. Hal tersebut menunjukkan tauge mengandung nitrogen.
Susu setelah ditambah dengan NaOH dan dipanaskan,larutan berwarna cokelat+, gosong ,
ada gelembung/ uap air. Hal tersebut menunjukkan susu mengandung nitrogen. Ekstrak
kerupuk udang setelah ditambah dengan NaOH dan dipanaskan,larutan berwarna putih keruh,
gosong , muncul uap air. Hal tersebut menunjukkan putih telur mengandung nitrogen.
Tabel 3
Pada tabel ketiga dapat dilihat bahwa ekstrak kentang setelah ditambah dengan
NaOH dan dipanaskan,larutan berwarna cokelat kehitaman,jenih, berbau rebusan kentang
dan ada uap air ++. Hal tersebut menunjukkan kentang mengandung nitrogen. Ekstrak
kerupuk udang setelah ditambah dengan NaOH dan dipanaskan,larutan berwarna putih keruh,
bau udang, muncul uap air +. Hal tersebut menunjukkan kerupik udang mengandung
nitrogen. Ekstrak tauge setelah ditambah dengan NaOH dan dipanaskan,larutan berwarna
cokelat,jernih, berbau rebusan tauge, muncul uap air +++. Hal tersebut menunjukkan tauge
mengandung nitrogen. Putih telur setelah ditambah dengan NaOH dan dipanaskan,larutan
berwarna kuning,berbau amis dan ada uap air ++++. Hal tersebut menunjukkan putih telur
mengandung nitrogen.Susu setelah ditambah dengan NaOH dan dipanaskan,larutan berwarna
jingga +, bau susu, ada uap air ++++. Hal tersebut menunjukkan susu mengandung
nitrogen. Ekstrak daging setelah ditambah dengan NaOH dan dipanaskan,larutan berwarna
kuning keruh, bau amis, muncul uap air+++ ++. Hal tersebut menunjukkan daging ayam
mengandung nitrogen.
10
BAB V
PEMBAHASAN
11
Pada praktikum yang telah dilakukan, hasil yang diperoleh dalam percobaan ini
hampir sama karena semua bahan uji menunjukkan adanya unsur protein. Seperti yang
terlihat pada putih telur, tauge, kentang, susu, dan kerupuk udang, semuanya terbukti terdapat
nitrogen karena hasil menunjukkan adanya bau-bau gosong/terbakar dan adanya uap air. Hal
ini dikarenakan bila dipanaskan secara terus menerus di atas api, maka akan tercium seperti
bau rambut terbakar, yang menunjukkan bau khas dari senya nitrogen. Selain itu juga akan
terbentuk arang yang merupakan indikasi adanya unsur karbon. Pada bagian dinding tabung
reaksi terhadap titik-titik uap air. Adanya uap air menandakan adanya unsur hidrogen dan
oksigen. Terdapat berbagai pendapat dalam mengamati perubahan warna pada ekstrak
makanan yang telah dicampur NaOH dan dipanaskan. Hal tersebut mungkin terjadi karena
kurang telitinya paktikan dalam memberikan jumlah NaOH.
DISKUSI
1. Ada perubahan warna pada kertas lakmus, yaitu kertas lakmus merah berubah
menjadi biru.
2. Hal tersebut menunjukkan bahwa ekstrak yang diuji pH nya di atas 7,yaitu basa.
BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan di atas maka kesimpulan dari praktikum ini adalah
semua bahan makanan yang diuji yaitu putih telur, kentang, tauge,susu, daging ayam,
dan krupuk udang terindikasi mengandung unsur-unsur protein karena pada akhir
reaksi menunjukkan adanya bau gosong pada saat larutan dibakar, yang menunjukkan
bau khas dari senyawa nitrogen. Selain itu juga akan terbentuk arang yang merupakan
12
indikasi adanya unsur karbon. Pada bagian dinding tabung reaksi terhadap titik-titik
uap air. Adanya uap air menandakan adanya unsur hidrogen dan oksigen.
6.2 Saran
Hendaknya praktikan lebih teliti mengamati hasil praktikum,baik melihat warna dan
membandingkan hasil praktikum dan cairan standart. Praktikan harus selalu menjaga
kebersihan laboratorium. Praktikan lebih memperhatikan pemberian jumlah NaOH
DAFTAR PUSTAKA
Ratnasari.Evie dkk.2011.Petunjuk Praktikum Biokimia.Surabaya : Jurusan Biologi FMIPA
UNESA.
David, S, Page.1997.Prinsip-prinsip Biokimia.Edisi II. Erlangga:Jakarta
Gilvery,et all.1996.Biokimia Suatu Pendekatan Fungsional.Edisi 3.Airlangga University
Press:Surabaya
Jalip, I.S. 2008. Penuntun Praktikum Kimia Organik. Laboratorium Kimia Fakultas Biologi
Universitas Nasional. Jakarta.
Robinson, Trevor. 1995. Kandungan Organik Tumbuhan Tinggi. Penerbit ITB. Bandung
13
KELARUTAN ALBUMIN
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Manusia memerlukan energi untuk melakukan kegiatan dan aktivitas sehari-hari,
energi tersebut dapat diperoleh dari berbagai bahan makanan. Secara umum, bahan makanan
tersebut mengandung karbohidrat, protein, dan lemak. Protein merupakan biopolymer
polipeptida yang tersusun dari sejumlah asam amino yang dihubungkan oleh ikatan peptida.
Protein merupakan biopolymer yang multifungsi, yaitu sebagai struktural pada sel maupun
jaringan dan organ, sebagai enzim suatu biokatalis, sebagai pengemban atau pembawa
senyawa atau zat ketika melalui biomembran sel, dan sebagai zat pengatur. (Hawab, HM :
2004).
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat di buat rumusan masalah sebagai
berikut : “ Bagaimana cara membuktikan kelarutan albumin terhadap macam-macam
pelarut”.
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari praktikum ini antara lain
adalah utuk membuktikan kelarutan albumin terhadap macam-macam pelarut.
1.4 Manfaat
Berdasarkan tujuan di atas, maka manfaat dari praktikum ini antara lain adalah : dapat
membuktikan kelarutan albumin terhadap macam-macam pelarut.
14
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Albumin mencakup semua protein yang larut dalam air bebas dan amonium sulfat
2,03 mol/L. Albumin merupakan protein sederhana. Struktur globular yang tersusun dari
ikatan polipeptida tunggal dengan susunan asam amino sebagaimana ditunjukkan pada labu
6. Berdasarkan klasifikasi protein menurut komposisinya di dalam albumin tidak tergantung
komponen bukan protein( Kusnawijaya, 1981; Montgomert et al, 1983; Pesce and Lwarence,
1987).
Kandungan albumin antara suatu spesies dengan spesies lainnya berbeda. Salah
satu faktor yang menentukan kadar albumin dalam jaringan adalah nutrisi (Tandra
dkk, 1988) menjelaskan bahwa faktor utama sintesa albumin adalah nutrisi,
lingkungan, hormon, dan ada tidaknya suatu penyakit, lebih lanjut Lestiani dkk,
(2000) menjelaskan bahwa kira – kira 12 g albumin disintesa oleh hati setiap hari
pada penderita sironis hepatitislanjut fungsi sintesis albumin menurun. Asam amino
mempunyai peranan sangat penting bagi sintesa albumin dalam jaringan.
Asam amino larut dalam air dan tidak larut dalam pelarut organik non polar
seperti ester. Sifat kelarutan pada protein sangat tergantung dari jenis protein. Selain
itu jenis dan macam pelarut yang cocok juga berperan contohnya, albumin dapat larut
dalam air, asam, basa dan larutan garam encer, dapat digumpalkan oleh panas dan
dapat diendapkan oleh garam jenuh (amonium sulfat), misalkan serum albumin,
laktalbumin (pada susu) dan ovalbumin (pada telur).
Albumin merupakan fraksi protein, sehingga proses pemisahannya dapat dilakukan
menggunakan prinsip-psinsip pemisahan protein. Pemisahan protein acap kali dilakukan
dengan menggunakan berbagai pelarut, elektrolit atau keduanya, untuk mengeluarkan fraksi
protein yang berbeda menurut karakteristiknya (Murray et al., 1990). Pemisahan protein dari
15
berbagai campuran yang terdiri dari berbagai macam sifat asam-basa, ukuran dan bentuk
protein dapat dilakukan dengan cara elektrofesa, kromatografi, pengendapan, dan perbedaan
kelarutan (Wirahadikusumah, 1981). Prinsip dari masing-masing metode pemisahan fraksi
protein tersebut adalah sebagai berikut:
1. Elektroforesa
Elektroforesa merupakan teknik pemisahan senyawa yang tergantung dari pergerakan
molekul bermuatan. Jika suatu larutan campuran protein diletakkan di antara kedua elektroda,
molekul yang bermuatan akan berpindah ke salah satu electrode dengan kecepatan tergantung
pada muatan bersihnya, dan tergantung pada medium penyangga yang digunakan
(Montgomery et al., 1983). Kecepatan gerak albumin dalam elektroforesa adalah 6,0 dalam
buffer berkekuatan ion 0,1 pH 8,6 (Pesce and Lawrence, 1987)
2. Kromatografi
Kromatografi meliputi cara pemisahan bahan terlarut dengan memanfaatkan perbedaan
kecepatan geraknya melalui medium berpori (Sudarmadji, 1996). Metode ini didasarkan pada
perbedaan kelarutan dan sifat asam basa pada masing-masing fraksi protein. Ada tiga teknik
kromatografi yang biasanya dipergunakan untuk pemisahan protein yaitu kromatografi partisi
dan kromatografi penukar ion, dan kromatografi lapis tipis (WIrahadikusumah, 1981).
3. Pengendapan protein sebagai garam
Sebagian besar protein dapat diendapkan dari larutan air dengan penambahan asam tertentu,
seperti asam triklorasetat dan asam perklorat. Penambahan ini menyebabkan terbentuknya
garam protein yang tidak larut. Zat pengendap lainnya adalah asam tungstat, fosfotungstat,
dan metafosfat. Protein jugha dapat diendapkan dengan kation tertentu seperti Zn dan Pb
(Wirahadikusumah, 1981).
4. Pengendapan protein dengan penambahan garam
Pengendapan protein dengan cara penambahan garam didasarkan pada pengaruh yang
berbeda daripada penambahan garam tersebut pada kelarutan protein globuler
(Wirahadikusumah, 1981). Lebih lanjut Thena wijaya (1987) menjelaskan bahwa pada
umunya dengan meningkatnya kekuatan ion, kelarutan protein semakin besar, tetapi setelah
mencapai titik tertentu kekuatannya justru akan semakin menurun. Pada kekuatan ion rendah
gugus protein yang terionisasi dikelilingi oleh ion lawan sehingga terjadinya interaksi antar
protein, dan akibatnya kelarutan protein akan menurun. Jenis garam netal yang biasa
digunakan untuk pengendapan protein adalah magnesium klorida, magnesium sulfat, natrium
sulfat, dan ammonium sulfat.
16
5. Pengendapan pada titik isoelektik
Titik isoelektrik adalah pH pada saat protein memiliki kelarutan terendah dan mudah
membentuk agregat dan mudah diendapkan (Sudarmadji, 1996). Berbagai protein globular
mempunyai daya kelarutan yang berbeda di dalam air. Variable yang mempengaruhi
kelarutan ini dalah pH, kekuatan ion, sifat dielektrik pelarut dan temperature. Setiap protein
mempunyai pH isoelektrik, dimana pada pH isoelekrik tersebut molekul protein mempunyai
daya kelarutan yang minimum. Thenawijaya (1987) menjelaskan bahwa perubahan pH akan
mengubah ionisasi gugus fungsional protein, yang berarti pula mengubah muatan protein.
Protein akan mengendap pada titik isoelektiknya, yaitu titik yang menunjukkan muatan total
protein sama dengan nol (0), sehingga interaksi antar protein menjadi maksimum.
6. Pengedapan protein dengan pemanasan
Temperature dalam batas-batas tertentu dapat menaikkan kelarutan protein. Pada umunya
kelarutan protein naik pada suhu lebih tinggi (0-40°C). pada suhu di atas 40°C kebanyakan
protein mulai tidak mantap dan mulai terjadi denaturasi (Wirahadikusumah, 1981). Suwandi
dkk. (1989) menjelaskan bahwa denaturasi dapat didefinisikan sebagai perubahan struktur
sekunder, tersier, dan kuartener dari molekul protein tanpa terjadinya pemecahan ikatan
peptide. Peristiwa denaturasi biasanya diikuti dengan koagulasi (penggumpalan). De Man
(1989) menjelaskan bahwa rentang suhu denaturasi dan koagulasi sebagian besar protein
sekitas 55 sampai 75°C. suhu koagulasi albumin telur 56°C, albumin serum sapi 67°C, dan
albumin susu dapi 72°C.
BAB III
METODE PENELITIAN
17
3.1 Alat dan Bahan
Alat :
1. Tabung reaksi
2. Pipet tetes
3. Rak tabung reaksi
4. Penjepit tabung reaksi
5. Gelas ukur
6. Vorteks
Bahan :
1. Larutan albumin 2 %
2. NaOH 0,2 %
3. NaCO3 0,2 %
4. Larutan HCl 0,2 %
5. Aquades
3.2 Prosedur Kerja
1. Siapkan 4 tabung reaksi, masukkan 1 ml larutan albumin 2 %pada masing-masing
tabung reaksi
2. Kemudia tambahkan ke dalam tabung reaksi
ke 1: 1 ml aquades
ke 2: 1 ml larutan NaOH 0,2 %
ke 3: 1 ml larutan HCl 0,2 %
ke 4: 1 ml larutan NaCO3 0,2 %
3. Maing-masing tabung reaksi di vorteks selama 1-2 menit, biarkan sesaat dan amati
apa yang terjadi
BAB 1V
18
DATA DAN ANALISIS DATA
4.1 Data Kelarutan Albumin
Tabel 1
No Prosedur Hasil Pengamatam
Sebelum Sesudah
1. Albumin 1 ml +
aquades 1 ml
- Warna albumin : Kuning
muda
- Warna aquades : tidak
berwarna
- Albumin + aquades : tidak
berwarna
- Setelah di vorteks 1-2
menit:
Larutan tidak berwarna,
berbuih (++++), volume
bertambah, albumin larut
dalam aquades (tidak ada
endapan dan gumpalan
putih)
2. 1 ml Albumin + 1
ml NaOH 0,2 %
- Warna albumin : Kuning
muda
- Warna NaOH : tidak
berwarna
- Albumin + NaOH : putih
kekuningan
- Setelah di vorteks 1-2
menit : Larutan tidak
berwarna, berbuih (+++),
volume bertambah,
albumin larut dalam NaOH
(tidak ada endapan dan
gumpalan putih)
3. 1 ml albumin + 1 ml
HCl 0,2 %
- Warna albumin : Kuning
muda
- Warna HCl : tidak
berwarna
- Albumin + HCl : tidak
berwarna
- Setelah di vorteks 1-2
menit : Larutan tidak
berwarna, berbuih (++++),
volume tidak bertambah,
albumin larut dalam HCl
( tetapi terdapat sedikit
19
gumpalan berwarna putih)
4. 1 ml Albumin + 1
ml NaCO3 0,2 %
- Warna albumin : Kuning
muda
- Warna NaCO3 : tidak
berwarna
- Albumin + NaCO3 : tidak
berwarna
- Setelah di vorteks 1-2
menit : Larutan tidak
berwarna, berbuih (++),
terdapat gumpalan
berwarna putih
- Terdapat sedikit endapan.
Albumin (kuning muda) 1 ml ditambahkan 1 ml aquades (tidak berwarna)
menghasilkan larutan tidak berwarna. Setelah itu, larutan di vorteks selama 1-2 menit, larutan
tetap tidak berwarna namun, terdapat buih (++++), volume bertambah serta albumin larut
dalam aquades dan tidak terdapat endapan dan gumpalan putih.
Albumin (kuning muda) 1 ml ditambahkan 1 ml NaOH 0,2 % (tidak berwarna)
menghasilkan larutan berwarna putih kekuningan. Setelah itu, larutan di vorteks selama 1-2
menit dan terbentuk larutan yang tidak berwarna, berbuih (+++), volume bertambah, albumin
larut dalam NaOH dan tidak ada endapan dan gumpalan berwarna putih.
Albumin (kuning muda) 1 ml ditambahkan 1 ml HCl 0,2 % (tidak berwarna)
menghasilkan larutan tidak berwarna. Setelah itu, larutan di vorteks selama 1-2 menit, larutan
yang terbentuk tetap tidak berwarna namun, terdapat buih (++++), volume tidak bertambah,
albumin larut dalam HCl tetapi terdapat sedikit gumpalan berwarna putih.
Albumin (kuning muda) 1 ml ditambahkan 1 ml NaCO3 0,2 % (tidak berwarna)
menghasilkan larutan tidak berwarna. Setelah itu, larutan di voerteks selama 1-2 menit,
larutan yang terbentuk tetap tidak berwarna namun, terdapat buih (++), volume tidak
bertambah, terdapat gumpalan berwarna putih dan terdapat sedikit endapan.
Tabel 2
20
No Kegiatan Hasil Pengamatan
Sebelum Sesudah
1 1 mL albumin + 1 mL aquades
divorteks ±1-2 menit
- Warna aquades =
tidak berwarna
- Warna albumin =
putih kekuningan
- Warna larutan =
putih keruh
- Warna larutan =
putih keruh (+)
- Terdapat gumpalan
putih (+) di atas
2 1 mL albumin + 1 mL NaOH
0,2% divorteks ±1-2 menit
- Warna NaOH = tidak
berwarna
- Warna albumin =
putih kekuningan
- Warna larutan =
tidak berwarna,
terdapat endapan
berwarna putih (+) di
bawah
- Warna larutan =
tidak berwarna
- Terdapat gumpalan
putih (+) di atas
3 1 mL albumin + 1 mL HCl
0,2% divorteks ±1-2 menit
- Warna HCl = tidak
berwarna
- Warna albumin =
putih kekuningan
- Warna larutan =
tidak berwarna,
terdapat endapan
berwarna putih (++
+) di tengah
- Warna larutan =
putih keruh (++)
- Terdapat gumpalan
putih (+++) di atas
21
4 1 mL albumin + 1 mL NaCO3
0,2% divorteks ±1-2 menit
- Warna NaCO3 =
tidak berwarna
- Warna albumin =
putih kekuningan
- Warna larutan =
tidak berwarna,
terdapat endapan
berwarna putih (++)
di bawah
- Warna larutan =
putih kekuningan
- Terdapat gumpalan
putih (++) di atas
Aquades tidak berwarna ditambah dengan albumin berwarna putih kekuningan
menghasilkan larutan yang berwarna putih keruh kemudian divorteks ±1-2 menit, warna
larutan berubah menjadi putih keruh (+) dan terdapat gumpalan berwarna putih (+) di bagian
atas.
NaOH tidak berwarna ditambah dengan albumin berwarna putih kekuningan
menghasilkan larutan yang tidak berwarna dan terdapat endapan berwarna putih (+) di bagian
bawah kemudian divorteks ±1-2 menit, warna larutan berubah menjadi tidak berwarna dan
terdapat gumpalan berwarna putih (+) di bagian atas.
HCl tidak berwarna ditambah dengan albumin berwarna putih kekuningan
menghasilkan larutan yang tidak berwarna dan terdapat endapan berwarna putih (+++) di
bagian tengah kemudian divorteks ±1-2 menit, warna larutan berubah menjadi putih keruh (+
+) dan terdapat gumpalan berwarna putih (+++) di bagian atas.
NaCO3 tidak berwarna ditambah dengan albumin berwarna putih kekuningan
menghasilkan larutan yang tidak berwarna dan terdapat endapan berwarna putih (++) di
bagian bawah kemudian divorteks ±1-2 menit, warna larutan berubah menjadi putih
kekuningan dan terdapat gumpalan berwarna putih (++) di bagian atas.
Tabel 3
No. Kegiatan Hasil Pengamatan
Sebelum Sesudah
22
1. 1 mL albumin + 1 mL
aquades divorteks ±1-2
menit
- Albumin : tidak
berwarna
- Aquades : tidak
berwarna
-Warna larutan : tidak
berwarna
-Tidak ada endapan
2. 1 mL albumin + 1 mL
NaOH 0,2 % divorteks ±1-
2 menit
- Albumin : tidak
berwarna
- NaOH : tidak
berwarna
-Warna larutan : tidak
berwarna
- Ada endapan
3. 1 mL albumin + 1 mL HCl
0,2 % divorteks ±1-2 menit
- Albumin : tidak
berwarna
- HCl : tidak berwarna
-Warna larutan : tidak
berwarna
-Ada endapan
4. 1 mL albumin + 1 mL
NaCO3 0,2% divorteks ±1-
2 menit
- Albumin : tidak
berwarna
- NaCO3 : tidak
berwarna
-Warna larutan : tidak
berwarna
- Tidak ada endapan
Albumin (kuning muda) 1 ml ditambahkan 1 ml aquades (tidak berwarna)
menghasilkan larutan tidak berwarna. Setelah itu, larutan di vorteks selama 1-2 menit,
larutan tetap tidak berwarna namun dan tidak terdapat endapan
Albumin (kuning muda) 1 ml ditambahkan 1 ml NaOH 0,2 % (tidak berwarna)
menghasilkan larutan tidak berwarna. Setelah itu, larutan di vorteks selama 1-2 menit dan
terbentuk larutan yang tidak berwarna, dan ada endapan.
Albumin (kuning muda) 1 ml ditambahkan 1 ml HCl 0,2 % (tidak berwarna)
menghasilkan larutan tidak berwarna. Setelah itu, larutan di vorteks selama 1-2 menit, larutan
yang terbentuk tetap tidak berwarna namun, dan ada endapan.
Albumin (kuning muda) 1 ml ditambahkan 1 ml NaCO3 0,2 % (tidak berwarna)
menghasilkan larutan tidak berwarna. Setelah itu, larutan di voerteks selama 1-2 menit,
larutan yang terbentuk tetap tidak berwarna dan tidak endapan.
23
BAB V
PEMBAHASAN
Pada uji kelarutan albumin ini bertujuan untuk membuktikan kelarutan
albumin pada berbagai macam pelarut.bersadasarkan hasil percobaan perubahan yang
sama yaitu bahwa albumin akan larut dalam pelarut air, asam, basa, dan larutan garam
encer. Dalam hal ini tidak albumin dengan konsentrasi 2% dan 4% . meskipun
semakin tinggi konsentrasi albumin maka akan semakin keruh warna larutan. Larutan
yang terbentuk pun adalah larutan homogen.
Ketika albumin dicampur dengan air albumin larut dalam air, keduanya tidak
dapat dipisahkan. Karena gugus karbohidrat akan melepas H+ sedangkan gugus amino
akan akan menerima H+, begitu juga albumin dicampur dengan basa (NaOH) hasilnya
sama juga dengan asam.dan aquades. Pada percampuran antara albumin dengan HCl
yaitu larut. Hal ini disebabkan karena konsentrasi ion H+ yang tinggi mampu
berikatan dengan ion –COO- sehingga terbentuk gugus –COOH. Pada albumin yang
dicampur dengan larutan garam encer NaCO3 menunjukkan bahwa albumin juga larut
dalam larutan garam encer.
Sehingga dapat dikatakan bahwa sifat kelarutan protein itu bergantung dari
jenis protein dan macam pelarut yang dicampurkan pada protein tersebut. Kelarutan
protein diatas disebabkan karena protein mempunyai sifat amfoter, sifat ion switzer,
dan optis aktif. Sifat-sifat inilah yang menyebabkan kelarutan protein bergantung
pada jenis protein serta jenis dan macam-macam pelarut.
DISKUSI
1. Karena protein mempunyai sifat amfoter, sifat ion switzer, dan optis aktif.
24
BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa albumin dapat
dilarutkan dalam air, basa kuat, asam kuat, serta garam encer. Protein dalam ekstrak udang
tidak dapat larut dalam keadaan apapun. Protein dalam ekstrak jamur tidak dapat larut dalam
keadaan apapun. Protein dalam ektrak daging dapat larut dalam keadaan apapun. Dan protein
dalam taoge dapat larut dalam keadaan apapun. Oleh karena itu, kelarutan protein bergantung
pada jenis protein serta jenis dan macam-macam pelarut.
6.2 Saran
Diharapkan praktikan lebih teliti dan menjaga kebersihan saat melakukan
praktikum kelaruta albumin agar data yang diperoleh lebih akurat dan tepat.
25
DAFTAR PUSTAKA
Ratnasari.Evie dkk.2011.Petunjuk Praktikum Biokimia.Surabaya : Jurusan Biologi FMIPA
UNESA.
David, S, Page.1997.Prinsip-prinsip Biokimia.Edisi II. Erlangga:Jakarta
Gilvery,et all.1996.Biokimia Suatu Pendekatan Fungsional.Edisi 3.Airlangga University
Press:Surabaya
Jalip, I.S. 2008. Penuntun Praktikum Kimia Organik. Laboratorium Kimia Fakultas Biologi
Universitas Nasional. Jakarta.
Robinson, Trevor. 1995. Kandungan Organik Tumbuhan Tinggi. Penerbit ITB. Bandung
UJI BIURET
BAB I
26
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Manusia memerlukan energi untuk melakukan kegiatan dan aktivitas sehari-
hari, energi tersebut dapat diperoleh dari berbagai bahan makanan. Secara umum,
bahan makanan tersebut mengandung karbohidrat, protein, dan lemak. Protein
merupakan biopolimer polipeptida yang tersusun dari sejumlah asam amino yang
dihubungkan oleh ikatan peptide. Protein merupakan biopolimer yang multifungsi,
yaitu sebagai struktural pada sel maupun jaringan dan organ, sebagai
biokatalis,sebagai pengemban atau pembawa senyawa atau zat ketika melalui
biomembran sel, dan sebagai zat pengatur.Untuk menentukan adanya protein atau
ikatan peptide termasuk hasil hidrolisis protein dilakukanlah uji biuret.
1.2 Rumusan Masalah
Dapatkah uji biuret menunjukan atau membuktikan ikatan peptida yang
membentuk protein?
1.3 Tujuan
Dapat menunjukan atau membuktikan ikatan peptida yang membentuk protein
1.4 Manfaat
Dapat menunjukkan atau membuktikan ikatan peptide yang membentuk protein
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
27
Protein (asal kata protos dari bahasa Yunani yang berarti "yang paling utama")
adalah senyawa organik kompleks berbobot molekul tinggi yang merupakan polimer dari
monomer-monomer asam amino yang dihubungkan satu sama lain dengan ikatan peptida.
Molekul protein mengandung karbon, hidrogen, oksigen, nitrogen dan kadang kala sulfur
serta fosfor. Protein berperan penting dalam struktur dan fungsi semua sel makhluk hidup dan
virus.
Protein juga merupakan makromolekul yang paling berlimpah di dalamsel dan
menyusun lebih dari setengah berat kering pada hampir semua organisme. Protein
merupakan instrumen yang mengekspresikan informasi genetik. Proteinmempunyai
fungsi unik bagi tubuh, antara lain menyediakan bahan-bahan yang penting
peranannya untuk pertumbuhan dan memelihara jaringan tubuh,
mengatur kelangsungan proses di dalam tubuh, dan memberi tenaga jika keperluannya
tidak dapat dipenuhi oleh karbohidrat dan lemak. Protein ada yang reaktif karena
asamamino penyusunnya mengandung gugus fungsi yang reaktif, seperti SH, -OH,
NH2,dan –COOH. Contoh protein aktif adalah enzim, hormon, antibodi, dan
proteintransport.
Protein merupakan komponen yang penting dalam sel tubuh. Karena protein
berfungsi sebagai zat utama pembentukan dan pertumbuhan tubuh. Protein disusun oleh
unsur yang penting seperti nitrogen, karbon, hydrogen, dan oksigen. Kadang-kadang protein
juga mengandung besi (Fe) dan tembaga (Cu). Secara struktur , molekul protein merupakan
suatu rantai yang panjang yang terdiri dari rantai asam amino yang terangkai melalui adanya
ikatan peptida dan pada ujungnya memiliki satu atau lebih gugus karboksil (-COOH) dan satu
atau lebih gugus amina ( NH2).
Protein memiliki ciri-ciri penting seperti,
1. Berat molukulnya besar, samapai jutaan sehingga merupakan makro molekul.
2. Umumnya terdiri dari 20 macam asam amino.
3. Terdapatnya ikatan kimia yang menyebabkan terbentuknya lengkungan-
lengkungan antar polipeptida menjadikan struktur 3 dimensi protein.
4. Strukturnya tidak stabil terhadap beberapa factor seperti pH, radiasi,
termperatur, medium pelarut organic, dan deterjen.
28
5. Umumnya reaktif dan sangat spesifik, disebabkan terdapatnya gugus samping
yang reaktif dari susunan khas struktur makromolukulnya.
Putih telur merupakan cairan tak berwarna yang mengandung albumin, yaitu
protein globular yang larut. Albumin apabila dipanaskan secara terus-menerus di atas
api, maka akan tercium seperti rambut terbakar, hal ini menunjukkan bau khas dari
senyawa nitrogen. Selain itu juga akan terbentuk arang yang merupakan indikasi
terbentuknya unsur karbon. Pada dinding tabung terdapat titik-titik uap air
menandakan adanya unsur oksigen dan hidrogen
Uji biuret dilakukan untuk menentukan adanya protein atau ikatan peptida.
termasuk hasil hidrolisis protein seperti metaprotein, proteosa, pepton, polipeptida
kecuali asam amino. Biuret dipruduksi dengan memanaskan urea kira-kira pada suhu
180o. Dalam suasana basa,CuSO4 beraksi dengan senyawa yang mengandung dua
atau lebih ikatan peptida membentuk kompleks berwarna ungu. Reaksi positif tersebut
terjadi karena adanya perubahan warna menjadi ungu atau merah muda akibat
terjadinya persenyawaan antara cadangan N dari peptida dan O dari air. Warna yang
terjadi tergantung adanya dari panjang ikatan peptida. Bila panjang berwarna ungu,
sebaliknya bila pendek berwarna merah muda.
29
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Alat dan bahan
Alat
Tabung reaksi
Pipet tetes
Rak tabung reaksi
Penjepit tabung reaksi
Gelas ukur
Vortex
Bahan
Naoh 100%
CuSO4 0,01M
Ekstrak kentang
Ekstrak daging ayam
Ekstrak taoge
Ekstrak kerupuk udang
Ekstrak susu
Ekstrak putih telur
3.2 Prosedur Kerja
1. Siapkan larutan ekstrak kentang, daging ayam, taoge, kerupuk udang, susu, putih
telur.
2. Masukkan setiap larutan ekstrak kentang, daging ayam, taoge, kerupuk udang, susu,
putih telur kedalam tabung reaksi masing-masing sebanyak 3ml.
3. Tambahkan 1 ml larutan NaOH 10% kedalam setiap tabung reaksi berisi setiap jenis
larutan protein, homogenkan dengan vortex.
4. Masukkan 3 tetes larutan CuSO4 0,01 M , kemudian aduk. Jika tidak timbul warna,
tambahkan lagi 1-2 tets CuSO4
5. Amati perubahan warna yang terjadi
30
BAB IV
DATA DAN ANALISIS
4.1 Data
No Kegiatan Hasil Pengamatan
Sebelum Sesudah
1 3 ml ekstrak kentang +
NaOH 10%
Ekstrak kentang = Coklat
(++)
NaOH = jernih
coklat
Dihomogenkan dengan
vortek + 3 tetes CuSO
0,01 M
CuSo4 = biru muda Coklat kehitaman ada
endapan (+)
2 3 ml ekstrak daging
ayam + NaOH 10%
Ekstrak daging ayam =
kuning muda (++)
NaOH = jernih
Kuning muda (+)
Dihomogenkan dengan
vortek + 3 tetes CuSO
CuSo4 = biru muda Biru (++++)
31
0,01 M
3 3 ml ekstrak taoge +
NaOH 10%
Ekstrak taoge= kuning
(++)
NaOH = jernih
Kuning (+)
Dihomogenkan dengan
vortek + 3 tetes CuSO
0,01 M
CuSo4 = biru muda Biru (+++)
4 3 ml ekstrak kerupuk
udang + NaOH 10%
Ekstrak kerupuk udang =
putih keruh (++)
NaOH = jernih
Putih keruh (+)
Dihomogenkan dengan
vortek + 3 tetes CuSO
0,01 M
CuSo4 = biru muda Biru (++)
5 3 ml ekstrak susu +
NaOH 10%
Ekstrak susu = putih (+
+)
NaOH = jernih
Putih (+)
Dihomogenkan dengan
vortek + 3 tetes CuSO
0,01 M
CuSo4 = biru muda biru
6 3 ml albumin telur +
NaOH 10%
Albumin telur = putih
jernih
NaOH = jernih
jernih
Dihomogenkan dengan
vortek + 3 tetes CuSO
0,01 M
CuSo4 = biru muda Biru(+)
No Kegiatan Hasil Pengamatan
Sebelum Sesudah
1 3 ml ekstrak kentang +
NaOH 10%
Ekstrak kentang = Coklat
(++)
NaOH = jernih
coklat
Dihomogenkan dengan CuSo4 = biru muda hitam ada endapan (+)
32
vortek + 3 tetes CuSO
0,01 M
2 3 ml ekstrak daging sapi
+ NaOH 10%
Ekstrak daging sapi =
jernih kemerahan
NaOH = jernih
Putih kekuningan
Dihomogenkan dengan
vortek + 3 tetes CuSO
0,01 M
CuSo4 = biru muda Biru (++) , ada endapan
(++)
3 3 ml ekstrak taoge +
NaOH 10%
Ekstrak taoge= kuning
(++)
NaOH = jernih
Bening Kekuningan
Dihomogenkan dengan
vortek + 3 tetes CuSO
0,01 M
CuSo4 = biru muda Biru (++++), endapan
birun kehijauan (+++)
4 3 ml ekstrak kerupuk
udang + NaOH 10%
Ekstrak kerupuk udang =
putih keruh (++)
NaOH = jernih
Putih
Dihomogenkan dengan
vortek + 3 tetes CuSO
0,01 M
CuSo4 = biru muda Biru (++++) , endapan
(+++)
5 3 ml ekstrak susu +
NaOH 10%
Ekstrak susu = putih (++
+)
NaOH = jernih
Putih
Dihomogenkan dengan
vortek + 3 tetes CuSO
0,01 M
CuSo4 = biru muda Biru (+) , endapan (++++
+)
6 3 ml albumin telur +
NaOH 10%
Albumin telur = putih
berwarna
NaOH = jernih
Putih keruh
Dihomogenkan dengan
vortek + 3 tetes CuSO
0,01 M
CuSo4 = biru muda Biru(+++), berupa
endapan (++++++)
33
4.2 Analisis Data
3 ml ekstrak kentang (coklat ++) ditambah NaOH 10% (jernih) menjadi
berwarna coklat (+) kemudian Dihomogenkan dengan vortek + 3 tetes CuSO 0,01 M
(biru muda) menjadi berwarna Coklat kehitaman ada endapan (+) itu berarti bahwa
ekstrak kentang memiliki ikatan peptida yang pendek.
3 ml ekstrak kentang (coklat ++) ditambah NaOH 10% (jernih) menjadi
berwarna coklat (+) kemudian Dihomogenkan dengan vortek + 3 tetes CuSO 0,01 M
(biru muda) menjadi berwarna hitam ada endapan (+) itu berarti bahwa ekstrak kentang
memiliki ikatan peptida yang pendek.
3 ml ekstrak daging ayam (kuning muda ++ )ditambah NaOH 10% (jernih)
menjadi berwarna kuning muda (+) kemudian Dihomogenkan dengan vortek + 3 tetes
CuSO 0,01 M (biru muda) menjadi berwarna biru (++++) itu berarti bahwa ekstrak
daging ayam memiliki ikatan peptida yang panjang dan mengandung protein.
3 ml ekstrak daging sapi ( jernih kemerahan ) ditambah NaOH 10% (jernih)
menjadi berwarna putih kekuningan kemudian Dihomogenkan dengan vortek + 3 tetes
CuSO 0,01 M (biru muda) menjadi berwarna biru (++) ada endapan itu berarti bahwa
ekstrak daging sapi memiliki ikatan peptida yang panjang dan mengandung protein.
3 ml ekstrak taoge (kuning ++ )ditambah NaOH 10% (jernih) menjadi berwarna
kuning (+) kemudian Dihomogenkan dengan vortek + 3 tetes CuSO 0,01 M (biru muda)
menjadi berwarna biru (+++) itu berarti bahwa ekstrak taoge memiliki ikatan peptida
yang panjang dan mengandung protein.
3 ml ekstrak taoge (kuning ++ )ditambah NaOH 10% (jernih) menjadi berwarna
bening kekubingan kemudian Dihomogenkan dengan vortek + 3 tetes CuSO 0,01 M
(biru muda) menjadi berwarna biru (+++++) ada endapan biru kehijauan (++++) itu
berarti bahwa ekstrak taoge memiliki ikatan peptida yang panjang dan mengandung
protein.
3 ml ekstrak kerupuk udang (putih keruh ++ )ditambah NaOH 10% (jernih)
menjadi putih keruh (+) kemudian Dihomogenkan dengan vortek + 3 tetes CuSO 0,01 M
(biru muda) menjadi berwarna biru (+++) itu berarti bahwa ekstrak kerupuk udang
memiliki ikatan peptida yang panjang dan mengandung protein.
34
3 ml ekstrak kerupuk udang (putih keruh ++ )ditambah NaOH 10% (jernih)
menjadi putih (+) kemudian Dihomogenkan dengan vortek + 3 tetes CuSO 0,01 M (biru
muda) menjadi berwarna biru (++++) ada endapan (+++) itu berarti bahwa ekstrak
kerupuk udang memiliki ikatan peptida yang panjang dan mengandung protein
3 ml ekstrak susu (putih ++ )ditambah NaOH 10% (jernih) menjadi putih (+)
kemudian Dihomogenkan dengan vortek + 3 tetes CuSO 0,01 M (biru muda) menjadi
berwarna biru itu berarti bahwa ekstrak susu memiliki ikatan peptida dan mengandung
protein.
3 ml ekstrak susu (putih ++ ) ditambah NaOH 10% (jernih) menjadi putih
kemudian Dihomogenkan dengan vortek + 3 tetes CuSO 0,01 M (biru muda) menjadi
berwarna biru (+) endapan (+++++) itu berarti bahwa ekstrak susu memiliki ikatan
peptida dan mengandung protein.
3 ml albumin telur (putih jernih ++ ) ditambah NaOH 10% (jernih)
menjadijernih kemudian Dihomogenkan dengan vortek + 3 tetes CuSO 0,01 M (biru
muda) menjadi berwarna biru (+)itu berarti bahwa albumin telur memiliki ikatan peptida
dan mengandung protein.
3 ml albumin (putih ++ ) ditambah NaOH 10% (jernih) menjadi putih keruh
kemudian Dihomogenkan dengan vortek + 3 tetes CuSO 0,01 M (biru muda) menjadi
berwarna biru (+++) endapan (+++++) itu berarti bahwa albumin telur memiliki ikatan
peptide yang panjang dan mengandung protein.
35
BAB V
PEMBAHASAN
Uji biuret dilakukan untuk menentukan adanya protein atau ikatan peptida. Dalam
suasana basa, CuSO4 beraksi dengan senyawa yang mengandung dua atau lebih ikatan
peptida membentuk kompleks berwarna ungu. Pada pereaksi ini kemungkinan terbentuk
senyawa kompleks antara Cu2+ dengan pasangan elektron bebas dari gugus –NH ataupun
gugus –CO dan rantai peptida.
Kentang yang ditambah NaOH 10% dan divorteks, kemudian ditambah 3 tetes CuSO4
0,01 M menjadi coklat kehitaman dan terdapat gumpalan berwarna hitam. Hal ini terjadi
karena CuSO4 dalam suasana basa bereaksi dengan senyawa yang mengandung dua atau lebih
ikatan peptida, yaitu antara Cu2+ dengan pasangan elektron dari gugus –NH atau gugus –CU
dari peptida, sehingga menghasilkan senyawa kompleks warna ungu kehitaman. Jadi bahan
tersebut mempunyai ikatan peptida. Sedangkan pada daging berwarna biru muda keruh dan
terdapat gumpalan berwarna kuning, pada kerupuk berwarna putih kebiruan dan terdapat
endapan berwarna putih, dan pada taoge berwarna biru pekat serta terdapat endapan putih.
Hal ini menandakan bahwa ikatan peptida yang dimiliki adalah ikatan peptida yang lebih
pendek dibandingkan kentang. Namun pada albumin, hasil yang didapat adalah berwarna
biru. Hal ini menandakan bahwa pada albumin terdapat ikatan peptida yang membentuk
protein.
36
BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Uji biuret dilakukan untuk menentukan adanya protein atau ikatan peptida. termasuk
hasil hidrolisis protein seperti metaprotein, proteosa, pepton, polipeptida kecuali asam amino.
Biuret dipruduksi dengan memanaskan urea kira-kira pada suhu 180o. Dalam suasana
basa,CuSO4 beraksi dengan senyawa yang mengandung dua atau lebih ikatan peptida
membentuk kompleks berwarna ungu. Reaksi positif tersebut terjadi karena adanya
perubahan warna menjadi ungu atau merah muda akibat terjadinya persenyawaan antara
cadangan N dari peptida dan O dari air. Warna yang terjadi tergantung adanya dari panjang
ikatan peptida. Bila panjang berwarna ungu, sebaliknya bila pendek berwarna merah muda.
Dalam percobaan uji biuret bahan yang memiliki ikatan peptide yang panjang adalah daging
ayam terlihat bahwa 3 ml ekstrak daging ayam (kuning muda ++ )ditambah NaOH 10%
(jernih) menjadi berwarna kuning muda (+) kemudian Dihomogenkan dengan vortek + 3
tetes CuSO 0,01 M (biru muda) menjadi berwarna biru (++++) itu berarti bahwa ekstrak
daging ayam memiliki ikatan peptida yang panjang dan mengandung protein.
6.2 Saran
Sebaiknya dalam melakukan praktikum lebih teliti dan hati-hati dalam melakukan
praktikum .
37
DISKUSI
Apakah uji biuret digunakan untuk mengetahui hidrolisis seperti protein telah selesai?
Jawab :
Ya uji biuret dapat dilakukan untuk menentukan adanya protein atau ikatan peptida. termasuk
hasil hidrolisis protein seperti metaprotein, proteosa, pepton, polipeptida kecuali asam amino.
Biuret dipruduksi dengan memanaskan urea kira-kira pada suhu 180o. Dalam suasana
basa,CuSO4 beraksi dengan senyawa yang mengandung dua atau lebih ikatan peptida
membentuk kompleks berwarna ungu
DAFTAR PUSTAKA
Ratnasari.Evie dkk.2011.Petunjuk Praktikum Biokimia.Surabaya : Jurusan Biologi FMIPA
UNESA.
David, S, Page.1997.Prinsip-prinsip Biokimia.Edisi II. Erlangga:Jakarta
Gilvery,et all.1996.Biokimia Suatu Pendekatan Fungsional.Edisi 3.Airlangga University
Press:Surabaya
Jalip, I.S. 2008. Penuntun Praktikum Kimia Organik. Laboratorium Kimia Fakultas Biologi
Universitas Nasional. Jakarta.
Robinson, Trevor. 1995. Kandungan Organik Tumbuhan Tinggi. Penerbit ITB. Bandung
38
PRAKTIKUM 1V
JUDUL : UJI NINHIDRIN
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sumber energi tidak hanya berasal dari karbohidrat sebagai sumber energi utama
namun juga terdapat dalam protein. Protein juga sebagai titik awal terjadinya kehidupan
karena tiap sel tersusun atas protein di dalamnya.
Protein banyak terkandung di dalam makanan yang sering dikonsumsi oleh
manusia. Seperti pada tempe, tahu, ikan dan lain sebagainya. Secara umum, sumber dari
protein adalah dari sumber nabati dan hewani. Protein sangat penting bagi kehidupan
organisme pada umumnya, karena ia berfungsi untuk memperbaiki sel-sel tubuh yang rusak
dan suplai nutrisi yang dibutuhkan tubuh. Maka, penting bagi kita untuk mengetahui tentang
protein dan hal-hal yang berkaitan dengannya. Oleh karena itu, kegiatan praktikum ini
bertujuan untuk mengetahui adanya membuktikan adanya asam amino bebas dalam suatu
protein.
1.2 Rumusan Masalah
Apakah dalam makanan berprotein terdapat asam amino?
39
1.3 Tujuan
Mahasiswa dapat membuktikan adanya suatu asam amino
BAB II
KAJIAN TEORI
Protein (asal kata protos dari bahasa Yunani yang berarti "yang paling utama")
adalah senyawa organik kompleks berbobot molekul tinggi yang merupakan polimer dari
monomer-monomer asam amino yang dihubungkan satu sama lain dengan ikatan peptida.
Molekul protein mengandung karbon, hidrogen, oksigen, nitrogen dan kadang kala sulfur
serta fosfor. Protein berperan penting dalam struktur dan fungsi semua sel makhluk hidup dan
virus.
Kebanyakan protein merupakan enzim atau subunit enzim. Jenis protein lain
berperan dalam fungsi struktural atau mekanis, seperti misalnya protein yang membentuk
batang dan sendi sitoskeleton. Protein terlibat dalam sistem kekebalan (imun) sebagai
antibodi, sistem kendali dalam bentuk hormon, sebagai komponen penyimpanan (dalam biji)
dan juga dalam transportasi hara. Sebagai salah satu sumber gizi, protein berperan sebagai
sumber asam amino bagi organisme yang tidak mampu membentuk asam amino tersebut
(heterotrof).
Protein merupakan salah satu dari biomolekul raksasa, selain polisakarida, lipid,
dan polinukleotida, yang merupakan penyusun utama makhluk hidup. Selain itu, protein
merupakan salah satu molekul yang paling banyak diteliti dalam biokimia. Protein ditemukan
oleh Jöns Jakob Berzelius pada tahun 1838.
Biosintesis protein alami sama dengan ekspresi genetik. Kode genetik yang dibawa
DNA ditranskripsi menjadi RNA, yang berperan sebagai cetakan bagi translasi yang
dilakukan ribosom. Sampai tahap ini, protein masih "mentah", hanya tersusun dari asam
40
amino proteinogenik. Melalui mekanisme pascatranslasi, terbentuklah protein yang memiliki
fungsi penuh secara biologi.
Protein merupakan komponen yang penting dalam sel tubuh. Karena protein
berfungsi sebagai zat utama pembentukan dan pertumbuhan tubuh. Protein disusun oleh
unsur yang penting seperti nitrogen, karbon, hydrogen, dan oksigen. Kadang-kadang protein
juga mengandung besi (Fe) dan tembaga (Cu). Secara struktur , molekul protein merupakan
suatu rantai yang panjang yang terdiri dari rantai asam amino yang terangkai melalui adanya
ikatan peptida dan pada ujungnya memiliki satu atau lebih gugus karboksil (-COOH) dan satu
atau lebih gugus amina ( NH2).
Protein memiliki ciri-ciri penting seperti,
6. Berat molukulnya besar, samapai jutaan sehingga merupakan makro molekul.
7. Umumnya terdiri dari 20 macam asam amino.
8. Terdapatnya ikatan kimia yang menyebabkan terbentuknya lengkungan-lengkungan
antar polipeptida menjadikan struktur 3 dimensi protein.
9. Strukturnya tidak stabil terhadap beberapa factor seperti pH, radiasi, termperatur,
medium pelarut organic, dan deterjen.
10. Umumnya reaktif dan sangat spesifik, disebabkan terdapatnya gugus samping yang
reaktif dari susunan khas struktur makromolukulnya.
Ninhidrin adalah suatu reagen berguna untuk mendeteksi asam amino dan
menetapkan konsentrasinya dalam larutan. Senyawa ini merupakan hidrat dari triketon siklik,
dan bila bereaksi dengan asam amino menghasilkan zat berwarna ungu (Hart dkk, 2003).
Ninhidrin merupakan suatu oksidator sangat kuat yang dapat menyebabkan terjadinya
dekarboksilasi oksidatif asam α-amino untuk menghasilkan CO2, NH3, dan suatu aldehid
dengan satu atom karbon kurang daripada asam amino induknya (Tim Dosen Kimia, 2007).
Struktur ninhidrin: (2,2-Dihydroxyindane-1,3-dione)
41
Bila campuran asam amino dan ninhidrin dipanaskan akan terbentuk komplek
berwarna biru dimana intensitasnya dapat ditentukan dengan spektrofotometer. Ninhidrin
yang tereduksi akan bereaksi dengan NH3 bebas membentuk senyawa komplek berwarna
biru.
Gugus amina dapat bereaksi dengan pereaksi ninhidrin membentuk amonia, CO2 dan
aldehida. Reaksi ninhidrin digunakan sebgai dasar untuk menentukan kuantitas asam amino.
Semua asam amino dan peptida yang mengandung gugus alpha amino bebas memberikan
reaksi ninhidrin yang positif. Prolina dan hidroksiprolina yang gugus aminonya tersabstitusi,
memberikan hasil reaksi lain yang bewarna kuning. Warna biru menunjukkan secara khas
asam amino, tetapi prolin dan hidroksiprolin yang mempunyai gugus amina sekunder
menghasilkan warna kuning. Sedangkan asparagin yang mengandung gugus amina bebas
bereaksi membuat warna cokelat.
42
BAB III
METODE PERCOBAAN
3.1 Alat dan Bahan
Alat :
Tabung reaksi,
pipet tetes,
rak tabung reaksi,
penjepit tabung reaksi,
gelas ukur
Bahan :
Larutan ninhidrin 0,1%
Pereaksi protein 7 macam (ekstrak kentang, tauge, udang, tahu, daging, kuning telur, dan
albumin/putih
Telur.
3.2 Prosedur Kerja
a. Menyiapkan ekstrak makanan protein yang akan diuji.
43
b. Masukkan 1ml larutan protein pada tiap-tiap tabung reaksi.
c. Tambahkan 5 tetes larutan ninhidrin 0,1% dalam tiap tabung reaksi.
d. Panaskan hingga mendidih.
e. Lalu tunggu sampai dingin.
BAB IV
DATA DAN ANALISIS
Data ke 1
No. ProsedurHasil Pengamatan
Sebelum Sesudah
1. Ekstrak kentang 1 ml + 5 tetes
larutan ninhidrin 10 %
dipanaskan hingga mendidih,
mengamati warna setelah dingin
Kentang : coklat tua
Ninhidrin : tidak
berwarna jernih
Warna ungu (++)
2. Ekstrak tauge 1 ml + 5 tetes
larutan ninhidrin 10 %
dipanaskan hingga mendidih,
mengamati warna setelah dingin
Tauge : putih tulang
Ninhidrin :tidak
berwarna
Biru kekuningan
3. Ekstrak kerupuk udang 1 ml + 5
tetes larutan ninhidrin 10 %
dipanaskan hingga mendidih,
mengamati warna setelah dingin
Kerupuk Udang : orange
keruh
ninhidrin : tidak
berwarna
Warna ungu
4. Ekstrak susu 1 ml + 5 tetes
larutan ninhidrin 10 %
dipanaskan hingga mendidih,
mengamati warna setelah dingin
Susu : putih
ninhidrin : tidak
berwarna
Biru kekuningan
44
5. Ekstrak daging ayam 1 ml + 5
tetes larutan ninhidrin 10 %
dipanaskan hingga mendidih,
mengamati warna setelah dingin
Daging ayam: putih
tulang
ninhidrin : tidak
berwarna
Merah muda
6. Arginin 1 ml + 5 tetes larutan
ninhidrin 10 % dipanaskan
hingga mendidih, mengamati
warna setelah dingin
arginin : tidak berwarna
Ninhidrin : tidak
berwarna
Merah muda
7. albumin 1 ml + 5 tetes larutan
ninhidrin 10 % dipanaskan
hingga mendidih, mengamati
warna setelah dingin
Albumin : bening
kekuningan.
Ninhidrin : jernih
Larutan merah muda dan
terdapat endapan warna
putih
DATA II
No. ProsedurHasil Pengamatan
Sebelum Sesudah
1. Arginin 1 ml + 5 tetes larutan
ninhidrin 10 % dipanaskan
hingga mendidih, mengamati
warna setelah dingin
Arginin : jernih
Ninhidrin : jernih
Larutan berwarna merah
muda.
2. Ekstrak tauge 1 ml + 5 tetes
larutan ninhidrin 10 %
dipanaskan hingga mendidih,
mengamati warna setelah dingin
Ekstrak tauge : putih
Ninhuidrin : jernih
Larutan berwarna merah
muda
3. Ekstrak kentang 1 ml + 5 tetes
larutan ninhidrin 10 %
dipanaskan hingga mendidih,
mengamati warna setelah dingin
Ekstrak kentang : coklat
kekuningan
Ninhidrin : jernih
Biru (+++)
45
4. Ekstrak daging ayam 1 ml + 5
tetes larutan ninhidrin 10 %
dipanaskan hingga mendidih,
mengamati warna setelah dingin
Ekstrak daging ayam :
coklat kekuningan
Ninhidrin : jernih
Merah muda dan
terbentuk endapan.
5. Ekstrak kerupuk udang 1 ml + 5
tetes larutan ninhidrin 10 %
dipanaskan hingga mendidih,
mengamati warna setelah dingin
Ekstrak kerupuk udang :
putih keruh (+)
Ninhidrin : jernih
Biru (++)
6. Ekstrak susu 1 ml + 5 tetes
larutan ninhidrin 10 %
dipanaskan hingga mendidih,
mengamati warna setelah dingin
Ekstrak susu : putih
Ninhidrin : jernih
Biru (+)
7. Kuning telur 1 ml + 5 tetes
larutan ninhidrin 10 %
dipanaskan hingga mendidih,
mengamati warna setelah dingin
Kuning telur : kuning
Ninhidrin : kuning
bening
Warna putih dan
menggumpal
4.2 Analisis Data
Analisis Data ke-1
1. Pada 1 ml larutan ekstrak kentang ditambahkan 5 tetes larutan ninhidrin kemudian
dipanaskan, hasilnya larutan berwarna ungu.
2. Pada 1 ml larutan ekstrak tauge ditambahkan 5 tetes larutan ninhidrin kemudian
dipanaskan, hasilnya larutan berwarna biru keunguan
3. Pada 1 ml larutan ekstrak kerupuk udang ditambahkan 5 tetes larutan ninhidrin
kemudian dipanaskan, hasilnya larutan berwarna ungu.
4. Pada 1 ml larutan susu ditambahkan 5 tetes larutan ninhidrin kemudian dipanaskan,
hasilnya larutan berwarna biru keunguan keruh.
46
5. Pada 1 ml larutan ekstrak daging ayam ditambahkan 5 tetes larutan ninhidrin
kemudian dipanaskan, hasilnya larutan berwarna merah muda.
6. Pada 1 ml larutan arginin ditambahkan 5 tetes larutan ninhidrin kemudian dipanaskan,
hasilnya larutan berwarna merah muda.
7. Pada 1 ml larutan albumin ditambahkan 5 tetes larutan ninhidrin kemudian
dipanaskan, hasilnya larutan berwarna merah muda dan terdapat endapan putih.
Analisis Data ke-2
1. Pada 1 ml larutan arginin ditambahkan 5 tetes larutan ninhidrin kemudian dipanaskan,
hasilnya larutan berwarna merah muda.
2. Pada 1 ml larutan ekstrak tauge ditambahkan 5 tetes larutan ninhidrin kemudian
dipanaskan, hasilnya larutan berwarna biru keunguan
3. Pada 1 ml larutan ekstrak kentang ditambahkan 5 tetes larutan ninhidrin kemudian
dipanaskan, hasilnya larutan berwarna ungu.
4. Pada 1 ml larutan ekstrak daging ayam ditambahkan 5 tetes larutan ninhidrin
kemudian dipanaskan, hasilnya larutan berwarna merah muda.
5. Pada 1 ml larutan ekstrak kerupuk udang ditambahkan 5 tetes larutan ninhidrin
kemudian dipanaskan, hasilnya larutan berwarna ungu.
6. Pada 1 ml larutan susu ditambahkan 5 tetes larutan ninhidrin kemudian dipanaskan,
hasilnya larutan berwarna biru keunguan keruh.
BAB V
PEMBAHASAN
47
Pada uji ninhidrin bertujuan membuktikan adanya suatu asam amino. Apabila
ninhidrin dipanaskan dengan asam amino akan terbentuk komplek berwarna biru karena
ninhidrin merupakan oksidator penyebab dekarboksilasi-oksidatif dari asam amino dengan
mengeluarkan CO2, NH3, dan aldehid sehingga ninhidrin yang tereduksi akan bereaksi
dengan NH3 bebas membentuk senyawa kompleks berwarna biru. Pada percobaan ini hasil
percobaan memiliki kesamaan kedua data diatas menunujukkan kesamaan berupa, larutan
yang menunjukkan adanya asam amino sama. Pada data ke-1 larutan ekstrak tauge memiliki
ciri-ciri mengandung asam amino karena memiliki warna ungu yang mendekati biru, larutan
ekstrak kentang memiliki warna percobaan ungu yang menunjukkan bahwa larutan ekstrak
kentang mengandung asam amino, pada arutan susu menunjukkan warna akhir reaksi
berwarna ungu yang menunjukkan bahwa susu mengandung asam amino dan larutan kerupuk
udang memiliki warna akhir percobaan berwarna ungu menunjukkan bahwa susu
mengandung asam amino. Pada percobaan ke-2 larutan ekstrak tauge memiliki warna akhir
percobaan biru ini menunjukkan bahwa ekstrak tauge mengandung asam amino, larutan
ekstrak kentang memiliki warna akhir percobaan biru sehingga kentang mengandung asam
amino, pada larutan ekstrak kerupuk udang memiliki warna akhir percobaan berwarna biru
hal ini menunjukkan bahwa kerupuk udang meengandung asam amino dan pada larutan susu
memiliki warna akhir percobaan memiliki warna biru hal ini menunjukkan bahwa larutan
susu mengandung asam amino. Perlakuan pada albumin menghasilkan kompleks berwarna
ungu, hal ini menunjukkan adanya asam amino asparagin. Pada percobaan ke-1 larutan yang
tidak mengandung asam amino adalah larutan arginin, ekstrak daging ayam dan albumin.
Pada percobaan ke-2 larutan yang tidak mengandung adam amino adalah arginin dan ekstrak
daging ayam. Hal ini dikarenakan larutan tersebut tidak terdapat larutan berwarna ungu atau
biru pada akhir reaksi percobaan.
DISKUSI :
Karena ninhidrin merupakan oksidator penyebab dekarboksilasi-oksidatif dari α-asam
amino dengan mengeluarkan CO2, NH3, dan aldehid. Ninhidrin yang tereduksi akan bereaksi
dengan NH3 bebas membentuk senyawa komplek berwarna biru.
BAB VI
KESIMPULAN
48
6.1 Kesimpulan
Larutan asam amino dapat dibuktikan dengan terbentuknya warna biru pada akhir
reaksi percobaan, hal ini dikarenakan adanya ninhidrin yang tereduksi akan bereaksi dengan
NH3 bebas yang membentuk senyawa kompleks berwarna biru. Pada percobaan kami larutan
yang mengandung asam amino pada data ke 1 dan data ke 2 yaitu : tauge, kentang, susu dan
kerupuk udang dan larutan yang tidak mengandung asam amino adalah arginin, daging ayam
dan albumin telur.
6.2 Saran
Saat melakukan praktikum sebaiknya praktikan menjga kebersihan untuk membuat
hasil semakin valid, dengan mencuci alat-alat praktikum dengan bersih dan memakai jas lab.
DAFTAR PUSTAKA
49
Isnawati . 2009. Biokimia. Surabaya:Unesa University Press.
Lehninger, Albert L. 1982. Dasar-Dasar Biokimia. Jakarta: Erlangga.
Yazid, Estien, Lisda nursanti. 2006. Penuntun Praktikum Biokimia untuk Mahasiswa
Analisis. Yogyakarta: Andi.
LAMPIRAN
50