Untitled

Embed Size (px)

Citation preview

ACARA V TEKNIK PENGAMATAN HAMA DI LAPANGAN PENDAHULUAN Serangan hama pada tanaman adalah masalah yang selalu dihadapi. Serangannya bahk an bisa mencapai 90% dari keseluruhan tanaman yang berada pada suatu lahan. Kare na itu, pengetahuan tentang hama dan penyakit ini sangat penting artinya bagi or ang-orang yang berkecimpung dibidang ini. Serangan hama terhadap tanaman terutam a disebabkan oleh hewan dari filum Arthopoda, diantaranya golongan serangga. Jen is ini merupakan musuh utama terbesar pada tanaman buah-buahan. Hampir 75% dari jumlah binatang yang hidup berasal dari golongan ini. Dari jumlah tersebut sebag ian merupakan hama pada banyak tanaman buah-buahan di Indonesia. Selain serangga , hama lainnya yang juga sangat mengganggu adalah filum Chordata, seperti kera, babi hutan, tikus, burung, dan kalong; Annelids, seperti nematoda, dan filum Mol luscas, yakni keluarga siput. Hama menjadi masalah karena merusak tanaman dengan cara makan, bertelur, berkepo mpong, berlindung, atau bersarang tergantung spesiesnya. Hama melukai tanaman, m enyebabkan kerusakan, mengurangi hasil panen, mengurangi pendapatan petani, dan akhirnya mengurangi kesejahteraan masyarakat. Salah satu faktor yang menentukan pentingnya suatu hama adalah potensi atau kemampuan merusak hama tersebut. Salah satu cara merusak ialah dengan mengambil pakan baik dalam bentuk padat maupun c air menggunakan alat mulutnya. Tanda dan gejala serangan ini sangat penting dala m pekerjaan monitoring hama, karena tanda serangan tiap jenis hama khas atau spe sifik sehingga keadaan suatu hama pada suatu saat dapat diketahui dengan pasti d an benar (Wagiman, 2003). Kerusakan yang ditimbulkan akibat serangan hama tergantung pada seberapa besar t ingkat kerusakan yang terjadi pada tanaman. Perhitungan populasi hama dan tingka tkerusakan tanaman adalah sangat penting hubungannya dengan tindakan pengendalia n yang akan dilakukan. Pengamatan populasi hama secara garis besar dibedakan men jadi tiga bentuk yaitu pengamatan populasi mutlak, pengamatan populasi relatif, dan pengamatan indeks populasi.Masing-masing cara tersebut mempunyai kelebihan d an kelemahan sendiri-sendiri sehingga perlu ditentukan cara mana yang dipilih un tuk memberikan keefektifan yang paling besar (Sudjono dan Harjaka, 2005). Pengendalian suatu serangga berstatus hama atau bukan bersifat relatif tergantun g kepada manusia itu sendiri yang menilainya. Bahkan dapat terjadi beda status m engenai serangan apabila dihadapkan pada kondisi lapangan. Pada umumnya bila sua tu serangan belum menimbulkan kerugian secara ekonomi maka belum dapat digolongk an sebagai hama. Sebagai akibat dari perbedaan bentuk stadium dari stadium di at as maka akan muncul perbedaan habitat dan makanan akan berkurang. Aktivitas sera ngga hama berhubungan dengan tipe alat mulutnya yang dapat dibagi menjadi bermac am-macam (Kartasapoetra, 1987).