DocumentUP

Embed Size (px)

Citation preview

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Dewasanya di lingkungan kerja khususnya sekolah dasar, berawal dengan mentaati peraturan dan efektivitas serta keteladanan dari guru sebagai pelaksana pendidikan. Sekolah Dasar merupakan salah satu jenjang pendidikan formal yang terendah yang dapat mempersiapkan manusia Indonesia yang berefektivitas nasional. Oleh karena itu dalam pelaksanaan pendidikan dasar, disamping melengkapi alat-alat pelajaran dan fasilitas-fasilitas belajar, sangat diperlukan guru yang terampil, penuh dedikasi dan efektif sebagai faktor yang penting yang menunjang keberhasilan usaha peningkatan mutu pendidikan. Jelaslah betapa penting dan beratnya tugas serta tanggung jawab yang bergantung kepada guru sebagai pelaksana serta tanggung jawab guru untuk

meningkatkan mutu pendidikan, agar dapat menghasilkan lulusan yang berkulitas tinggi. Mengingat guru sekolah dasar selaku pelaksana pendidikan di sekolah dasar, maka kepadanya dituntut pula untuk menegakkan efektivitas kerja sesuai dengan bidang tugasnya dan sesuai dengan peraturan-peraturan yang telah ditetapkan. Berbagai usaha telah banyak dilakukan untuk meningkatkan mutu pendidikan dasar, antara lain usaha peningkatan keterampilan guru Sekolah Dasar dalam rangka merealisasi efektivitas kerja guru, baik yang dilakukannya sendiri, Kepala Sekolah

1

selaku supervisor, maupun oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan serta Dinas Pendidikan dan Kebudayaan. Kebanyakan guru memiliki profesionalisme yang memadai untuk

menjalankan tugasnya. Bukan itu saja, sebagian guru di Indonesia bahkan dinyatakan tidak layak mengajar. Kelayakan mengajar itu jelas berhubungan dengan tingkat pendidikan guru itu sendiri. Walaupun guru dan pengajar bukan satu-satunya faktor penentu keberhasilan pendidikan tetapi, pengajaran merupakan titik sentral pendidikan dan kualifikasi, sebagai cermin kualitas, tenaga pengajar memberikan andil sangat besar pada kualitas pendidikan yang menjadi tanggungjawab. Guru seharusnya mempunyai keprofesionalitasan dalam bidangnya, namun pada kenyataan tidak. Banyak guru yang mengajar lebih dari mata pelajaran yang dikuasainya, itu menyebabkan ia tidak maksimal dalam menyampaikan materi pelajaran. Maka hasilnya pun akan tidak memuaskan, siswa kurang memahami penjelasan guru. Karena guru tidak sesuai ditempatkan pada bidangnya. Rasanya makin banyak saja pemicu keterpurukan bangsa ini terangkat ke permukaan. Salah satunya adalah prestasi para guru, yang sebenarnya menjadi tumpuan kemajuan pendidikan ditanah air kita dan ternyata kualitas mereka masih dibawah standar. Di Provinsi Kepulauan Riau, khususnya diwilayah Kecamatan Durai Kabupaten Karimun, untuk merealisasi usaha-usaha tersebut telah dilaksanakan, antara lain: Program kelompok kerja guru (KKG) dalam membuat satuan pelajaran

2

secara bersama pada setiap Sekolah Dasar dalam waktu seminggu sekali, Penataran Kurikulum Sekolah Dasar, Penataranpenataran Bidang Studi yang diajarkan di Sekolah Dasar oleh Proyek Pelita ( P3D dan P2SD ) dan Proyek Inpres (kecuali Bidang Studi Agama). Kegiatankegiatan tersebut merupakan kegiatan Pendidikan Luar Sekolah, seperti dikemukakan oleh D. Sudjana MED (1981:74) yaitu Suatu kegiatan dalam rangka peningkatan keterampilan untuk melaksanakan tugas proporsional . Pada umumnya, Sekolah Dasar memiliki guru-guru yang umumnya tamatan sarjana, oleh karena itu Guru Sekolah Dasar tersebut diangkat dengan pangkat Pengatur Muda Golongan II a, usahausaha yang telah dilakukan tersebut, hasilnya masih belum menggembirakan , hal ini terbukti dari hasil UN Tahun Ajaran 2008/2009. Provinsi Kepulauan Riau masih menempati urutan yang ke 23 dari 33 provinsi yang ada di Indonesia (berdasarkan informasi dari Dinas Pendidikan Provinsi Kepualuan Riau). Rendahnya hasil UN SD Tahun Ajaran 2008/2009 ini tidak terlepas kaitannya dengan guru sebagai pelaksana pendidikan di Sekolah Dasar. Maka dari itu, agar terlaksana dengan baik dan efektifnya tugas dan fungsi kerja guru Sekolah Dasar Negeri 001 (SDN) Kecamatan Durai Kabupaten Karimun dalam menunjang pelaksanaan proses belajar mengajar siswa, maka diperlukan adanya pengelolaan guru serta sumber daya yang dimiliki, perlunya peningkatan kerja guru dalam proses belajar mengajar, peningkatan keterampilan kerja guru, peningkatan pendidikan dan pengetahuan guru serta penyediaan peralatan kerja.

3

Namun kondisi-kondisi tersebut, kurang terlaksana dengan baik pada Sekolah Dasar Negeri 001 (SDN) Kecamatan Durai Kabupaten Karimun dalam upaya menunjang pelaksanaan proses belajar mengajar siswa, hal ini terlihat dari masih adanya guru yang tidak sesuai dengan bidang ilmu pengetahuan yang diajarkan sehingga kurang efektif dalam penyampaian ilmu untuk mata pelajaran tertentu, baik itu dalam proses pembelajaran, maupun dalam mengembangkan kemampuan berfikir anak didik. Berdasarkan pengamatan sementara penulis, sehubungan dengan efektivitas kerja guru Sekolah Dasar Negeri 001 (SDN), ada beberapa gejala masalah yang terjadi yaitu belum melaksanakan tugatugasnya dengan baik, diantaranya belum menerapkan metode mengajar standar nasional Indonesia dalam metode mengajar di kelas oleh guru pengajar di Sekolah Dasar Negeri 001 Kecamatan Durai Kabupaten Karimun, guru yang mengajar mata pelajaran tidak sesuai dengan bidang kerja yang dimiliki oleh guru misalnya guru tersebut lulusan kuliah sarjana sosial harus mengajar bidang studi ilmu pengetahuan alam sehingga tidak efektifnya mengajar guru terhadap ilmu yang didapat oleh siswa, beberapa guru tidak displin terhadap waktu yang digunakannya seperti datang terlambat dan pulang lebih awal. Tetapi menuntut anak didiknya masuk dan pulang sekolah tepat waktu sedangkan guru yang bersangkutan tidak memberikan contoh yang baik terhadap siswanya. Ada kalanya guru harus bersikap sebagai seorang teman dan ada kalanya juga bersikap sebagai

4

seorang guru, sehingga anak didik tidak merasa takut dalam mengapresiasikan bakat atau kemampuan yang ada pada dirinya serta prestasi belajarnya yang lebih baik. Proses belajar-mengajar diberikan guru untuk mengarahkan anak kepada kemampuan untuk menghapal informasi, dipaksa untuk mengingat dan menimbun berbagai informasi tanpa dituntut untuk memahami informasi yang diingatnya itu untuk menghubungkannya dengan kehidupan sehari-hari. Akibatnya, ketika anak didik kita lulus dari sekolah, mereka pintar secara teoritis, tetapi mereka miskin aplikasi, menerapkan metode dikelas dengan metode yang pernah ia baca sehingga pendidikan disekolah terlalu menjejali otak anak dengan berbagai bahan ajaran yang harus dihafal. Dengan kata lain, proses pendidikan yang ada sekarang hanya memberi kewajiban guru untuk menyampaikan pelajarannya saja, tetapi tidak serta merta mengetahui bahwa siswa dapat mengerti disetiap pelajaran yang disampaikan guru. Sehingga siswa tidak mampu membentuk karakter kemandirian sebagai manusia yang kreatif dan inovatif. Akibatnya pekerjaan yang dilakukan jadi kurang maksimal baik dalam kuantitas (hasil) maupun dalam kualitas (mutu), serta kurangnya pemanfaatan jam kerja yang tidak displin dan efektif guru seperti datang terlambat dan pulang lebih awal. Khususnya pada guru bidang studi, yang membuang waktunya hanya untuk kepentingan pribadi, seperti guru selalu tidak acuh akan waktu, mengajar sesuka

5

hatinya tanpa mempedulikan keberhasilan siswa dan selalu tidak membuat disiplin pada kerjanya. Sehingga waktu disekolah tidak dimanfaatkan sepenuhnya. Hal ini tentu saja menimbulkan tidak efektifnya kerja seorang guru dalam aturan-aturan disekolah. Selain itu kurangnya media pembelajaran sehingga guru kurang menguasai materi yang akan disampaikan dan ditambah lagi guru tersebut tidak sesuai dengan jabatan yang diberikan atau diluar keahlian yang dimiliki guru tersebut. Dan siswa pun sulit untuk memahami apa yang diajarkan atau disampaikan oleh guru tersebut. Kurangnya pendidikan seorang guru sehingga belum bisa secara mental mengajar di sekolah. Tidak transparannya dana sekolah menjadi faktor utama dalam ketidak jelasan keterbukaan kepala sekolah yang menimbulkan kecurigaan para guru dan staf. Sehingga kepala sekolah dicap sebagai dictator atau melakukan korupsi terhadap dana sekolah. Kepala sekolah sebagi pucuk pimpinan harus mampu menjadi tauladan yang baik agar kemajuan sekolah mampu dirasakan bersama dan harus transparan terhadap dana yang diterima atau dikeluarkan sekolah. Dalam pekerjaan, guru yang merangkap jabatan sebagai tata usaha sering menunda pekerjaan di akibatkan karena rangkap jabatan dan mengakibatkan pekerjaan menjadi menumpuk dan tidak selesai tepat pada waktunya. Kurangnya pemahaman dalam menyelesaikan masalah serta kurangnya pemahaman dalam penataran yang diberikan. Dari gejala-gejala tersebut dapat kita lihat bahwa belum efektifnya kerja guru yang bersangkutan, dari pernyataan tersebut masalah-masalah

6

yang berkaitan dengan hasil belajar-mengajar sangat menentukan bagaimana hasil akhir belajar dari siswa tersebut. Guru dituntut untuk selalu efektif dalam urusan kerja dan memiliki tanggung jawab terhadap anak didiknya. Persoalan- persoalan ini tentu saja merupakan permasalahan yang secepatnya untuk diselesaikan oleh pihak sekolah yang berwajib pada Sekolah Dasar Negeri 001 (SDN) Kecamatan Durai Kabupaten Karimun. Karena mata pelajaran yang diberikan atau disampaikan oleh guru tidak sesuai dengan bidang studinya maka akan berdampak pada kurang efektifnya kerja guru dalam pelaksanaan serta tanggung jawab yang dilakukan dalam upaya menunjang kelancaran proses belajar siswa pada Sekolah Dasar Negeri 001 (SDN) Kecamatan Durai Kabupaten Karimun. Berdasarkan gejala masalah yang disebutkan diatas, maka penulis tertarik mengambil judul penelitian sebagai berikut EFEKTIVITAS SEKOLAH DASAR NEGERI 001 (SDN) KERJA GURU DURAI

KECAMATAN

KABUPATEN KARIMUN. B. Perumusan Masalah Pendidikan diarahkan untuk membentuk manusia yang cerdas. Adanya pelaksanaan kerja serta program yang disejalankan tentunya akan berpengaruh bagi efektif tidaknya kerja pegawai suatu sekolah apalagi sekolah dasar yang menjadi dasar utama suatu pendidikan. Adanya tenaga pendidik dan tenaga kependidikan juga sangat menentukan efektifnya suatu sekolah.

7

Dalam hal ini, Sekolah Dasar Negeri 001 (SDN) Kecamatan Durai Kabupaten Karimun belum dikatakan efektif karena masih terdapat beberapa guru yang kurang disiplin, kurangnya media pembelajaran di sekolah, kurangnya keterbukaan kepala sekolah terhadap dana sekolah sehingga menimbulkan kecurigaan guru dan staf tata usaha. Selain itu, kelalaian staf tata usaha dalam pelaksanaan pekerjaan sehingga menumpuknya pekerjaan yang dibebankan, kurangnya pemahaman dalam

menyelesaikan masalah. Bedasarkan uraian tersebut, maka permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: Bagaimana efektivitas kerja guru sekolah dasar negeri 001 (SDN) Kecamatan Durai Kabupaten Karimun? . C. Tujuan Penelitian dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan penelitian Adapun tujuan penelitian ini, yaitu : a. Untuk mengetahui efektivitas kerja guru sekolah dasar negeri 001 (SDN) Kecamatan Durai Kabupaten Karimun. b. Untuk mengetahui hambatan-hambatan yang dihadapi sekolah dasar negeri 001 (SDN) Kecamatan Durai Kabupaten Karimun dalam peningkatan efektivitas kerja guru. 2. Kegunaan penelitian a. Kegunaan praktis, hasil penelitian ini dapat disumbangkan kepada pihak yang berkepentingan untuk diambil manfaatnya, sehubungan dengan masalah yang dibahas dan juga sebagai bahan pertimbangan

8

bagi para penyelenggara dan dalam membimbing sikap, pengetahuan, keterampilan, dan efektivitas kerja guru. b. Kegunaan akademik, hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk memperdalam Ilmu Administrasi Negara terutama pada bidang Manajemen Sumber Daya Manusia. D. Kerangka Teori 1. Efektivitas Efektivitas dalam bahasa inggris disebut effective yang berarti berhasil, dapat atau manjur. Menurut E. Mulyasa (2000:30) mendifinisikan bahwa Efektivitas adalah adanya kesesuaian antara orang yang melaksanakan tugas dengan sasaran yang dituju. Efektivitas adalah bagaimana suatu organisasi berhasil mendapatkan dan memanfaatkan sumber daya dalam usaha mewujudkan tujuan organisasi. Hal ini dapat dimengerti karena efektivitas itu berhubungan dengan pencapaian semua tujuan yang diterapkan semula. Sejalan dengan Atmosoeprapto (2002:139) menyatakan Efektivitas adalah melakukakan hal yang benar, sedangkan efisiensi adalah melakukan hal secara benar, atau efektivitas adalah sejauh mana kita mencapai sasaran dan efiesien adalah bagaimana kita mencampuri segala sumber daya secara cermat. Selanjutnya Lipham dan Hoeh (1994:74) melihat efektivitas dari segi pencapaian, seperti yang dikemukakannya Effectiveness relates to the accomplihment of the cooperative purepose, wich is sosial and non personal in chengrater (efektivitas berhubungan

9

erat dengan pencapaian tujuan bersama atau tujuan sosial bukan pencapaian tujuan pribadi). Selanjutnya Engkoswara (1998:87) mengungkapkan bahwa: Keberhasilan manajemen pendidikan adalah produktivitas pendidikan yang dapat diteliti pada prestasi atau efektivitas dan pada efesiensi. Artinya, produktivitas pendidikan dapat dilihat dari prestasi, efektivitas dan efisiensi kerja yang dilaksnakan oleh tenaga pendidikan. Menurut Sondang P. Siagian (1981:97) mengatakan bahwa Efektivitas adalah pencapaian tujuan dan berbagai sasaran yang telah ditetapkan dengan pengorbanan secara rasio lebih kecil dibandingkan dengan hasil yang dicapai. Pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa efektivitas itu mengandung makna bahwa dalam mencapai suatu tujuan organisasi itu perlu memanfaatkan segala sumber daya yang ada secara tepat dan menggunakan segala fasilitas yang tersedia dengan baik, sehingga memperoleh keuntungan/manfaat dari penggunaan sumber daya yang ada tersebut. Keberhasilan dalam mencapai suatu tujuan yang tidak diiringi dengan manfaat berarti keberhasilan tersebut tidak efektif. Demikian juga keberhasilan yang tidak diiringi dengan penggunaan fasilitas yang tersedia secara efisien berarti merupakan suatu pemborosan. Komaruddin (1994:294) juga mengungkapkan efektivitas adalah suatu keadaan yang

menunjukkan tingkat keberhasilan kegiatan manajemen dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan terlebih dahulu. The Liang Gie (1998:24) juga mengemukakan

10

bahwa efektivitas adalah keadaan atau kemampuan suatu kerja yang dilaksanakan oleh manusia untuk memberikan guna yang diharapkan. Efektivitas merupakan suatu konsep yang sangat penting karena mampu memberikan gambaran mengenai keberhasilan suatu organisasi dalam mencapai sasarannya atau dapat dikatakan bahwa efektivitas merupakan tingkat ketercapaian tujuan dari aktivasi-aktivasi yang telah dilaksanakan dibandingkan dengan target yang telah ditetapkan sebelumnya. Efektivitas memiliki tiga tingkatan sebagaimana yang didasarkan oleh: David J. Lawless dalam Gibson, Ivancevich dan Donnely (1997:25-26) antara lain: 1. Efektivitas Individu Efektivitas individu didasarkan pada pandangan dari sedge individu yang menekankan pada hasil karya karyawan atau anggota dari organisasi. 2. Efektivitas Kelompok Adanya pandangan bahwa pada kenyataannya individu saling bekerja sama dalam kelompok. Jadi efektivitas kelompok merupakakan jumlah kontribusi dari semua anggota kelompoknya. 3. Efektivitas Organisasi Efektivitas organisasi terdiri dari efektivitas individu dan kelompok. Melalui pengaruh sinergitas, organisasi mampu mendapatkan hasil karya yang lebih tinggi tingkatanya daripada jumlah hasil karya tiap-tiap bagiannya. Pengertian efektivitas itu sendiri menurut pendapat Gie (1998) Adalah suatu keadaan yang mengandung pengertian mengenai terjadinya suatu akibat yang di kehendaki, kalau seseorang melakukan kegiatan dengan maksud tertentu yang di kehendaki maka tindakan itu dikatakan efektif bila menimbulkan akibat atau mencapai maksud sebagaimana yang dikehendak. Selanjutnya menurut Soejadi (1994 : 37) yang menyatakan bahwa Berhasil guna ( efektivitas ), yakni untuk

11

menyatakan bahwa kegiatan telah dilaksanakan dengan tepat dalam arti target tercapai sesuai dengan waktu yang ditetapkan. Berdasarkan pendapat yang dikemukakan oleh para ahli tersebut maka dapat disimpulkan efektivitas kerja akan lebih efektif lagi apabila adanya pimpinann yang juga efektif dalam mengarahkan dan membina para pegawai tersebut dalam pencapain tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Efektivitas merupakan ukuran atau standar yang memberikan gambaran seberapa jauh target yang telah dileyapkan dalam tujuan itu dapat tercapai, baik dalam jangka waktu yang digunakan, kualitas atau mutunya dan besaran kuantitas atau jumlahnya, dengan menggunakan masukan yang digunakan, baik berupa tenaga kerja mesin dan sebagainya.

2. Efektivitas kerja pegawai

Efektivitas kerja terdiri dari dua kata yaitu efektifitas dan kerja. Menurut Siagian (1981:56), Efektivitas kerja adalah penyelesaian pekerjaan tepat waktu yang telah ditetapkan. Artinya apakah pelaksanaan tugas dinilai baik atau tidak, sangat tergantung bila tugas itu diselesaikan atau tidak. Dapat disimpulkan bahwa efektivitas kerja adalah kemampuan kerja bagi pegawai untuk dapat bekerja secara maksimal dengan membawa keuntungan untuk mencapai tujuan yang ditetapkan. Selanjutnya menurut Sumaryadi (2005:105) yang menyatakan bahwa efektivitas kerja pegawai yaitu tingkat sasaran yang menunjukkan sejauh mana sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya telah dapat tercapai oleh pegawai yang bersangkutan. Hal ini bermakna

12

bahwa efeltivitas kerja pegawai dalam organisasi dapat dikatakan efektif bila telah ditetapkan, efektivitas umumnya dipandang sebagai tingkat pencapaian tujuan operatif dan operasional. Dengan demikian pada dasarnya efektivitas adalah pencapaian tujuan atau sasaran organisasi sesuai dengan yang ditetapkan. Pendapat Sutarto (1990:62) menyatakan bahwa efektifitas kerja adalah suatu keadaan dimana aktivitas jasmaniah dan rohaniah yang dilakukan oleh manusia dapat mencapai akibat sesuai yang dikehendaki. Dalam bahasa yang lebih sederhana dapat dinyatakan bahwa efektivitas kerja pegawai itu merupakan perbandingan atau rasio antara masukan (baik itu sumber daya manusia dan sumber daya lainnya yang digunakan) dibandingkan dengan keluaran atau hasil yang telah dicapai. Jika hasil output besar dari jumlah masukan yang digunakan maka berarti efektif kerja pegawai tersebut, begitu juga sebaliknya.

Adapun ukuran efektivitas kerja pegawai yang dapat digunakan dalam melihat efektif atau tidaknya suatu kerja pegawai dalam suatu organisasi, yaitu dapat digunakan dengan melihat bagaimana penggunaan tenaga atau pegawai yang dipakai, prosedur kerja yang berlaku dan ketersediaan peralatan dalam membantu para pegawai dalam pelaksanaan pekerjaannya. Menurut Nawawi (2003:57) menyatakan pendapatnya bahwa: Kemampuan kerja diarahkan untuk,yaitu: a. Memungkinkan tenaga kerja yang tersedia dipergunakan secara berdaya guna dan berhasil guna (penggunaan pegawai secara efektif dan efisien dalam pencapaian hasil kerja yang optimal).

13

b. Menciptakan hubungan kerja yang menyenangkan dan produktif dalam rangka pencapaian tujuan organisasi yang telah ditetapkan. c. Meningkatkan perkembangan tenaga kerja sampai batas sesuai dengan perkembangan cara dan peralatan kerja yang terbaru dan terbaik (pencapaian efektivitas). Berdasarkan pendapat tersebut dapat dikemukakan bahwa perlunya

peningkatan kemampuan kerja pegawai, hal ini ditujukan agar efektivitas dan efisiensi kerja dapat dicapai dalam pencapaian efektivitas kerja melalui

perkembangan cara dan peralatan kerja yang terbaru dan terbaik. Efektivitas pada aspek pencapaian tujuan menurut Stoner dan wankel dalam Nawawi (2003:40), menyatakan bahwa Efektivitas atau keefektifan hakekatnya merujuk kepada kemampuan untuk mencapai tujuan secara memadai dengan melaksanakan pekerjaan besar. Uraian ini bermakna bahwa pegawai dalam melaksanakan kegiatan atau pekerjaan yang dilaksanakan, harus berdasarkan kepada prosedur kerja dan waktu yang telah ditetapkan sesuai target yang dicapai, dalam bentuk perbandingan aktivitas yaitu hasil nyata dibagi dengan hasil yang diharapkan. Kemampuan

mengimplementasikan tugas dan fungsi para pegawai sangat besar pengaruhnya sehingga efektivitas kerja tergantung pada penciptaan pengembangan motivasi kerja dan produktivitas kerja yang tinggi.Selanjutnya menurut Sehubungan dengan itu, Undang-undang No. 25 Tahun

2000 tentang Program Pembangunan Nasional yang berisi perintisan pembentukan Badan Akreditasi dan Sertifikasi Mengajar di daerah merupakan bentuk dari upaya peningkatan kualitas tenaga kependidikan secara nasional.

14

Berdasarkan uraian di atas, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, Departemen Pendidikan Nasional menerapkan standar kompetensi guru yang berhubungan dengan (1) Komponen Kompetensi Pengelolaan Pembelajaran dan Wawasan Kependidikan; (2) Komponen Kompetensi Akademik/Vokasional sesuai materi pembelajaran; (3) Pengembangan Profesi. Selanjutnya Siagian (1989:141) menyatakan bahwa Dalam usaha pencapaian efektivitas terdapat jurang pemisah antara tujuan dan hasil yang ingin dicapai dimana tidak ada satupun organisasi yang selalu mencapai tujuannya denga seratus persen. Dari pendapat tersebut terlihat bahwa, dalam usaha pencapaian efektivitas kerja pegawai maka ada berapa usaha atau upaya yang dapat dilakukan organisasi

diantaranya hubungan antar unit-unit kerja yang baik, perlunya pencapaian komunkasi kerja yang efektif, pengendalian atau pengawasan kerja pegawai yang baik, perlunya diciptakan kerja sama yang baik pembinaan serta sosialisasi tugas yang baik kepada pegawai. Rais dan Sembodo Beni (1997) menyatakan bahwa: Efektivitas kerja pegawai dalam suatu organisasi juga bias dipengaruhi oleh adanya analisa jabatan yang tidak tepat dilakuakan oleh pimpinan organisasi, akibatnya pimpinan tidak bias menepatkan pegawai itu sesuai dengan persyratan atau kulaifikasi yang diinginkan oleh jabatan tersebut, sehingga pegawai itu tidak dapat bekerja secara efektif dalam pencapaian tujuan oragnisasi. Dari pendapat tersebut, maka dapat dijelaskan bahwa efektivitas kerja pegawai dalam pencapaian tugas yang dilaksanakan tersebut dapat juga dipengaruhi oleh adanya analisa jabatan yang tidak dapat dilakuakan oleh pimpinan organisasi,15

akibatanya pimpinan tidak bias menempatkan pegawai itu sesuai dengan persyaratan atau kulifikasi yang diinginkan oleh jabatan tersebut, baik itu dari segi pendidikannya, keterampilan kerjanya maupun dari segi pengalaman kerja yang harus dibituhkan oleh jabatan tersebut sehingga pada akhirnya pegawai itu tidak dapat bekerja secara efektif dalam pencapaian tujuan organisasinya. Pendapat Fayol terdapat dalam Carolina (1993:94) menyatakan bahwa: Efektivitas kerja pegawai dalam suatu organisasi dapat terwujud,manakala asas-asas organisasi dapat dilaksanakan secara baik, yaitu: a. Adanya kejelasan tujuan dari masing unit-unit kerja para pegawai tersebut, b. Adanya filosofi dan tata nilai yang dianut atau dijadikan standar, sehingga hal ini akan membantu pegawai dalam pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. c. Komposisis dan struktur organisasi yang jelas, efektif dan transparan, sehingga jelas pembagian kerja yang dilakuakan. d. Teknologi organisasi yang sesuai dan tersedia, sehingga teknologi yang ada tersebut dapat membantu para pegawai dalam pelaksanaan kerja yang dilakukan. e. Lingkungan organisasi yang dinamis sehingga membantu pegawai dalam pelaksaan kerja yang dilakukan. Uraian tersebut bermakna bahawa efektivitas kerja pegawai dalam pelaksanaan tugas yang diberiakan, dapat terwujud apabial adanya kejelasan tujuan yang jelas dalam pelaksanaan kerja yang dilakukan pegawai, adanya tata nilai yang mengatur baik tingkah laku maupun moral pegawai, komposisi dan struktur pegawai yang jelas sehingga ini menunjukkan pembagian tugas yang jelas, digunakannya teknologi dalam organisasi serta lingkungan organisasi yang dinamis. Tampubolon (2004:75) menyatakan bahwa efektivitas kerja pegawai dalam organisasi adalah pencapaian sasaran itu menunjukkan tingkat efektivitas. Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa efektivitas kerja pegawai16

dalam dalam suatu organisasi akan dipengaruhi oleh beberapa factor, diantaranya faktor organisasi itu sendiri seperti struktur organisasi dan teknologi, lingkungan organisasi baik itu lingkungan luar maupun lingkungan dalam, pegawai itu sendiri, analisa jabatan yang tidak tepat sasaran dan kebijakan yang diambil oleh manajemen. E. Konsep Operasional Konsep operasional merupakan unsur penelitian yang memberitahukan bagaimana caranya mengukur suatu variabel, dengan kata lain konsep operasional adalah semacam petunjuk pelaksanaan bagaimana caranya mengukur suatu variabel. Sedangkan fungsi dari konsep operasional adalah sebagai alat untuk mengidentifikasi fenomena yang diamati dengan jelas, logika atau penalaran yang digunakan oleh peneliti untuk menerangkan fenomena yang telah diteliti atau dikaji. Untuk mencapai realitas dalam rangka penelitian secara empiris, maka sejumlah konsep yang masih abstrak perlu dioperasionalisasikan agar benar-benar menyentuh fenomena penelitian tersebut, adapun konsep-konsep yang akan dioperasinalisasikan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Efektivitas kerja Guru Yaitu ukuran atau standar yang memberikan gambaran seberapa jauh target yang telah ditetapkan dalam tujuan itu dapat tercapai, baik dalam jangka waktu yang digunakan, kualitas atau mutunya dan besaran kuantitas atau jumlahnya, dengan mengunakan masukan yang digunakan, baik berupa tenaga kerja,mesin, dan sebagainya. Penyebab rendahnya mutu pendidikan di Indonesia adalah masalah

17

efektivitas, efisiensi dan standarisasi pengajaran. Untuk melihat efektivitas kerja guru pada sekolah dasar negeri 001 (SDN) kecamatan durai kabupaten karimun,maka peneliti mengacu kepada Departemen Pendidikan Nasional menerapkan standar kompetensi guru. 1 Komponen pendidikan Yaitu kemampuan kerja guru dalam menyusun rencana pembelajaran, serta melaksanakan tindak lanjut hasil penilaian prestasi didik. a) Menyusun rencana pembelajaran. Adapun indikatornya adalah a. Mendeskripsikan tujuan pembelajaran b. Menentukan materi sesuai dengan kompetensi yang telah ditentukan c. Menentukan metode pembelajaran yang sesuai d. Merancang prosedur pembelajaran e. Menentukan media pembelajaran/peralatan praktikum (dan bahan) yang akan digunakan b) Melaksanakan Pembelajaran indikatornya adalah: a. Membuka pelajaran dengan metode yang sesuai b. Menyajikan materi pelajaran secara sistematis c. Menggunakan waktu secara efektif dan efisien. 2 Komponen kompetensi akademik/vokasional Yaitu bagaimana seorang guru menguasai keilmuan dan keterampilan sesuai materi pembelajaran yang dia miliki sehingga mentrampilkan didepan siswa sesuai materi pembelajaran. kompentensi pengelolaan pembelajaran dan wawasan

18

a. Menguasai keilmuan dan keterampilan sesuai materi pembelajaran. Adapun indikatornya adalah a) Menguasai materi pembelajaran sesuai bidangnya. 3 Pengembangan profesi Yaitu mempunyai keahlian atau kelebihan tersendiri yang bisa diandalkan serta bisa di kembangkan oleh guru tersebut terhadap siswanya a. Menemukan teknologi tepat guna. Adapun indikatornya adalah 1) Menulis karya ilmiah hasil penelitian/ pengkajian/ survei/evaluasi di bidang pendidik 2) Menulis prasaran/makalah berupa tinjauan, gagasan atau ulasan ilmiah yang disampaikan pada pertemuan ilmiah F. Metode Penelitian 1. Jenis penelitian Jenis penellitian yang dilakukan ini adalah deskriptif, yang mana peneliti dalam penelitian deskriptif, peneliti akan memberikan gambaran secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta yang sesuai dengan ruang lingkup judul penelitian. Sugiono (2005:11) menyatakan bahwa Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel satu dengan yang lain. Sedangkan Singarimbun (1995:4) menyatakan bahwa Penelitian deskriptif ditujukan untuk pengukuran yang cermat terhadap fenomena sosial peneliti

19

mengembangkan konsep dan menghimpun fakta, tetapi tidak melakukan pengujian hipotesa. Dalam penelitian deskriptif ini, peneliti hanya memberiakn gambaran mengenai bagaimana efektivitas kerja guru sekolah dasar (SD) dalam pelaksanaan tugas dan fungsi untuk menunjang proses belajar mengajar siswa pada Sekolah dasar (SD) Kecamatan Durai Kabupaten Karimun. 2. Lokasi Penelitian Penelitian dilakukan pada Sekolah Dasar Negeri 001 (SDN) Kecamatan Durai Kabupaten Karimun, alasannya adalah: a. Sepengetahuan penulis, di Sekolah Dasar Negeri 001 Kecamatan Durai Kabupaten Karimun ini belum ada yang mengadakan penelitian yang menyangkut Efektivitas Kerja Guru. b. Penulis memandang bahwa masalah tersebut sangat menarik mengigat karena di sekolah tersebut belum begitu efektif pelaksanaan kerja yang dilakukan pegawai di Kecamatan Durai Kabupaten Karimun.

1. Populasi dan Sampel Menurut Soehartono (2002:57) menyatakan bahwa populasi adalah jumlah keseluruhan unit analisis yaitu objek yang akan diteliti, sedangkan sampel penelitian adalah suatu bahagian dari populasi yang akan diteliti dan dianggap dapat mengambarkan populasi secara keseluruhan. Sugiono (2005:09) menyatakan bahwa

20

Pengertian sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Populasi dalam penelitian ini adalah guru disekolah SD Negeri 001 (SDN) Kecamatan Durai Kabupaten Karimun, yang jumlah keseluruhannya 16 guru. Mengingat jumlah populasi yang tergolong sedikit, maka populasi penelitian sekaligus akan menjadi sampel penelitian, dengan menggunakan teknik sampling jenuh atau secara sensus. Dan juga 16 guru tersebut serta Kepala sekolah SD Negeri 001 (SDN) Kecamatan Durai Kabupaten Karimun dijadikan key informan, dalam membantu penulis mendapatkan data penelitian. Sugiono (2005:62), menjelaskan bahwa Tenik penentuan sampel, dimana jika jumlah populasi sedikit maka alangkah baiknya bila semua anggota populasi tersebut digunakan sebagai sampel. Hal ini sering dilakukan bila jumlah populasi relatif kecil, kurang dari 30 orang. Atau penelitian yang ingin membuat generalisasi dengan kesalahan yang sangat kecil, istilah lain dari sampling jenuh ini adalah sensus, dimana semua anggota populasi dijadikan sampel. 2. Jenis dan sumber Data Untuk memperoleh data atau informasi, keterangan-keterangan atau faktafakta yang diperlukan,penulis mempergunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut: a. Data Primer

21

Adalah data yang peneliti dapat secara langsung dari responden yaitu disekolah dasar (SD) Kecamatan Durai, data yang diperoleh meliputi data pencapian kerja yang dapat dicapai atau diperoleh para guru, data pelaksanaan kerja yang dilakukan guru dan data hambatan-hambatan dalam pelaksanaan kerja yang dilakuakn oleh para guru. b. Data sekunder Adalah data yang peneliti dapat secara langsung dari responden yaitu: Kegiatan penelitian dengan menelaah buku-buku,peratuaran perundang undangan yang berlaku maupun informasi-informasi yang sesuai dengan masalah yang diteliti. Adapun data-data tersebut adalah data personalia Sekolah Dasar (SDN) Negeri 001 Kecamatan Durai Kabupaten Karimun yaitu jumlah guru kelas 8 orang, guru mata pelajaran berjumlah 8 orang, kepala sekolah berjumlah 1 orang, dan jumlah pegawai 3 orang dengan total keseluruhan guru dan pegawai 20 orang. Hal ini dilakukan melalui studi pustaka atau melalui tinjauan terhadap dokumen-dokumen yang ada di anggap dapat membantu penulis dalam menyelesaikan penelitian ini. 3. Tehnik dan Alat Pengumpulan Data Untuk mengumpulkan data peneliti maka digunakan tehnik, yaitu a. Observasi Teknik pengumpulan data secara observasi mempunyai ciri-ciri yang spesifik bila dibandingkan dengan teknik lain. Hal ini ini sejalan dengan pendapat Sugiono (2005:166) yang mengemukakan bahwa teknik observasi22

merupakan suatu proses yang komplek dan sulit, yang tersusun dari berbagai proses biologis dan proses psikologis diantaranya yang terpenting adalah pengamatan dan ingatan. Dalam penelitian yang dilaksanakan ini, observasi yang digunakan yaitu observasi terstruktur yang telah dirancang secara sistematis, tentang apa yang diamati, kapan dan dimana tempatnya, dengan alat pengumpulan data yang digunakan yaitu Check list. b. Wawancara Soehartono (2002:67-68), menyatakan bahwa wawancara merupakan pengumpulan data dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan oleh

pewancara kepada responden dan jawaban-jawaban responden dicatat atau direkam.Wawancara dilakukan dengan para responden serta dengan informan dan 2 orang yang memahami permasalahan efektivitas kerja guru disekolah tersebut. Wawancara ini berpedoman kepada daftar pertanyaan yang telah diteliti susun sedemikian rupa, mengenai efektivitas kerja guru sekolah dasar SD 001 (SDN) Kecamatan Durai Kabupaten Karimun. Dengan alat pengumpulan data yang digunakan yaitu pedoman wawancara. 4. Teknik Analisis Data. Analisis data yang peneliti gunakan untuk menganalisa data-data yang didapat dari penelitian ini adalah mengunakan analisis deskriptif kualitatif.

23

Data kualitataif yaitu data yang berupa kumpulan berwujud kata-kata, kalimat, uraian-uraian serta dapat berupa cerita pendek, bahkan pada berapa data tertentu dapat menunjukkan perbedaan bentuk jenjang atau tingkatan, walaupun tidak jelas batasnya. Jadi dalam analisis deskriptif kualitatif ini peneliti tidak menggunakan peralatan mathematis tehnik stastik sebagai alat bantu analisis, tetapi hanya menggunakan penjelasan secara deskriptif tentang apa yang ditanyakan kepada responden. 5. Sistematika Penulisan BAB I PENDAHULUAN Berisikan tentang latar belakang, perumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, kerangka teori, konsep operasional, pengukuran, metode penelitian yang digunakan serta sistematika penelitian.

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Berisikan gambaran secara umum tentang Kerja guru sekolah dasar SD 001 (SDN) Kecmatan Durai, yang meliputi: gambaran umum, uraian tugas dan fungsi, tata kerja, kedudukan, uraian tugas unit kerja yang ada, visi dan misi, struktur organisasi serta sarana dan prasarana kerja yang dimiliki. BAB III EFEKTIFITAS KERJA GURU SEKOLAH DASAR NEGERI 001 (SDN) KECAMATAN DURAI KABUPATEN KARIMUN.

24

Berisikan tentang permaslahan penelitian dengan memaparkan hasil penelitian secara terperinci mengenai indikator-indikator dari variabel yang diteliti. Indikator yang digunakan untuk melihat efektivitas kerja guru yaitu penggunaan sumber daya, prosedur kerja dan sarana dan prasarana kerja BAB IV PENUTUP Berisikan kesimpulan dari hasil penelitian, yang kemudian ditindak lanjuti dengan saran-saran yang akan peneliti kemukakan sehubungan dengan penelitian ini.

DAFTAR PUSTAKA Arikunto ,Suharsini .2002. Prosedur Penelitian :Suatu Pendekatan Praktek,Jakarta :Rineka Cipta Abuddin Nata. 2003. Pemikiran Para Tokoh Persada, Jakarta25

Pendidikan Islam. PT Grafindo

Dr. Wina Sanjaya, M.Pd. 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidkan. Jakarta: Kencana. Gie, The Liang. 1998. Administrasi Perkantoran Modern. Jakarta : CV. Nur Cahaya. Rais, Soenyoto, dan Benny Soembodo. 1997. Analisa Jabatan Untuk Meningkatkan Efektivitas Kerja. Surabaya : Airlangga University Press. Singarimbun, Masri dan Sofyan Effendi. 1995. Metode Penelitian Survey. Jakarta : Penerbit LP3 ES. Soedjadi 1994, Penunjang Berhasilnya Proses Management. Gunung Agung Jakarta Soehartono. Irwan. 2002, Metode Penelitian Sosial, Cetakakan ke lima, Jakarta : Penerbit Remaja Rosdakarya. Sugiono. 2005. Metode penelitian Administrasi, Jakarta : Alfebeta Tampubolon, Manahan P. 2004. Prilaku Organisasi. Jakarta : Ghalia Indonesia. Sumaryadi, Nyoman. 2005. Efektivitas implementasi Kebijakan Otonomi Daerah, Jakarta : Citra Utama. Syamsi, ibnu. 2004. Efisiensi Sistem dan Prosedur Kerja. Jakarta : PT. Bumi Aksara, Edisi Revisi. Warman, Joyce. 2002. Telaah Kontek Keorganisasian, Jakarta : Penerbit Rajawali Press

Internet http://ocw.usu.ac.id/course/download/5140000048-perilaku keorganisasian/2_efektifitas.pdhttp://jurnal-sdm.blogspot.com/2010/01/efektifitas-kerja-definisi-faktor-yang.html http://sambasalim.com/pendidikan/efektivitas-kerja-guru.htm

26

http://free-tutorial-for.me/tutorial-for-teori-efektivitas-kerja/ http://rajapresentasi.com/2009/04/3-kiat-kunci-untuk-meningkatkan-efektivitas-kerja-anda/

27