Upload
others
View
10
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
UPAYA MENINGKATAN HASIL BELAJAR
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM MATERI ASMAUL HUSNA
DENGAN METODE PAIR CHECK
PADA SISWA KELAS X RPL 1 SMKN 1 PABELAN
TAHUN PELAJARAN 2019/2020
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan
Oleh:
NUR AFIFATUL HASANAH
NIM: 23010-15-0269
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
2019
ii
iii
UPAYA MENINGKATAN HASIL BELAJAR
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM MATERI ASMAUL HUSNA
DENGAN METODE PAIR CHECK
PADA SISWA KELAS X RPL 1 SMKN 1 PABELAN
TAHUN PELAJARAN 2019/2020
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan
Oleh:
NUR AFIFATUL HASANAH
NIM: 23010-15-0269
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
2019
iv
v
vi
vii
MOTTO
ة خيرا يره فمن يعم ل مثقال ذر
“Maka barangsiapa yang mengerjakan kebaikan sekecil apapun, niscaya dia akan
melihat (balasan)nya”
(Q.S. Az-Zalzalah: 7)
viii
PERSEMBAHAN
Puji syukur atas limpahan rahmat dan karunia Allah SWT, shalawat serta
salam tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, sebuah karya kecilku ini saya
persembahkan kepada pihak-pihak yang sangat penting dalam hidupku:
1. Orang tuaku tercinta bapak Djoko Sulistiono dan ibu Siti Alfiyah yang selalu
merawatku, menyayangiku, melimpahkan doanya, dan berkorban untukku
sehingga aku dapat menyelesaikan skripsiku.
2. Adikku tersayang Muhammad Luqman Fathoni dan Farid Akmal yang selalu
memberikan doa, dorongan dan semangat dalam menyelesaikan skripsiku.
3. Keluarga besarku, terimakasih atas doa dan dukungannya.
4. Seseorang yang sedang berjuang yang akan menjadi pendamping hidup
penulis, terimakasih atas doa, motivasi dan dukungan yang telah diberikan
sehingga skripsi ini selesai.
5. Sahabatku Fima Nayang dan Kartika Ariyanti yang selalu memberikan
nasihat dan semangat demi terselesaikannya skripsi ini.
6. Teman-teman posko 63 KKN IAIN Salatiga tahun 2019 di Desa Bantengan
Boyolali, terimakasih atas motivasi serta canda tawa yang telah diberikan
selama 45 hari.
7. Teman-teman PPL SMK Telekomunikasi Tunas Harapan Kabupaten
Semarang, terimakasih atas motivasi yang telah diberikan kepadaku.
8. Teman-teman PAI IAIN Salatiga angkatan 2015 yang bersama-sama berjuang
menimba ilmu.
ix
9. Bapak ibu guru dan karyawan SMKN 1 Pabelan, terimakasih atas ijin dan
bantuannya dalam menyelesaikan skripsi ini.
10. Guru-guruku dari SD sampai Perguruan Tinggi.
11. Kepada pihak-pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu-persatu,
terimakasih penulis ucapkan telah membantu terselesaikannya skripsi ini.
x
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum wr.wb.
Puji syukur kehadirat Allah SWT. yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya, sehingga penulis diberikan kelancaran dan kemudahan dalam
menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam kita haturkan kepada junjungan
kita Nabi Muhammad SAW. yang senantiasa kita nanti-nantikan syafa’atnya di
yaumul qiyamah nanti.
Penulisan skripsi ini disusun guna memenuhi syarat memperoleh gelar
Sarjana Pendidikan. Adapun judul skripsi ini adalah “Upaya Meningkatan Hasil
Belajar PAI Materi Asmaul Husna Dengan Metode Pair Check Pada Siswa Kelas
X RPL 1 SMKN 1 Pabelan Tahun Pelajaran 2019/2020”.
Penulisan skripsi ini tidak akan terselesaikan tanpa bantuan dari berbagai
pihak yang telah berkenaan membantu dan memberikan motivasi, dorongan baik
moril maupun materiil dalam penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, dengan
kerendahan hati penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. H. Zakiyuddin, M.Ag., Rektor IAIN Salatiga.
2. Bapak Prof. Dr. Mansur, M.Ag., Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu
Keguruan.
3. Ibu Dra. Siti Asdiqoh, M.Si., Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam.
4. Ibu Dr. lilik Sriyanti, M.Si., Dosen Pembimbing Akademik.
5. Bapak Drs. Abdul Syukur, M.Si., Dosen Pembimbing Skripsi.
xi
6. Bapak Mukimin, S.Pd., Kepala SMKN 1 Pabelan.
7. Bapak Fitri Rangga Panatas, S.Pd., Waka Kurikulum SMKN 1 Pabelan.
8. Bapak Indra Latief Hidayatullah, S.Pd. I., Guru Pendidikan Agama Islam di
SMKN 1 Pabelan.
9. Seluruh Dosen dan Karyawan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Program
Studi Pendidikan Agama Islam IAIN Salatiga yang telah berkenan
memberikan ilmu pengetahuan dan pelayanan administrasi kepada penulis
sehingga penulis dapat menyelesaikan studi dengan baik.
12. Kepada pihak-pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu-persatu,
terimakasih penulis ucapkan telah membantu terselesaikannya skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa tulisan ini banyak kekurangan dan jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis senantiasa mengharapkan masukan dan
kritik yang membangun dari pembaca. Semoga skripsi ini mampu memberikan
manfaat bagi penulis dan para pembaca.
Wassalamu’alaikum wr.wb.
Salatiga, 28 Januari 2020
Penulis
Nur Afifatul Hasanah
NIM. 23010150269
xii
ABSTRAK
Afifatul Hasanah, Nur. 2019. Upaya Meningkatan Hasil Belajar PAI Materi
Asmaul Husna Dengan Metode Pair Check Pada Siswa Kelas X RPL 1
SMKN 1 Pabelan Tahun Pelajaran 2019/2020. Skripsi, Jurusan
Pendidikan Agama Islam, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, Institut
Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Drs. Abdul Syukur, M.Si.
Kata Kunci: Hasil Belajar, Pendidikan Agama Islam, Asmaul Husna, Metode
Pair Check.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah metode Pair Check dapat
meningkatkan hasil belajar PAI materi Asmaul Husna pada siswa kelas X RPL 1
SMKN 1 Pabelan Tahun Pelajaran 2019/2020?
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (Clasroom Action
Research) yang dilaksanakan dalam 2 siklus. Setiap siklusnya terdapat 4 tahapan
yakni perencanaan, tindakan, pengamatan/observasi dan refleksi. Teknik
pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik pengamatan dan tes
formatif.
Hasil penelitian ini adalah penerapan metode Pair Check meningkatkan hasil
belajar pada siswa kelas X RPL 1 SMKN 1 Pabelan Tahun Pelajaran 2019/2020.
Dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) 75. Yakni persentase ketuntasan
klasikal belajar siswa meningkat dari pra siklus ke siklus I yaitu 24,14% menjadi
79,31%. Pada siklus II juga meningkat menjadi 93,10%. Rata-rata kelas juga
mengalami peningkatan, dari pra siklus ke siklus I yaitu 58,96 menjadi 81,20.
Pada siklus II juga meningkat menjadi 82,41. Oleh karena itu, dapat disimpulkan
bahwa penelitian ini berhasil. Dengan penerapan metode Pair Check dapat
meningkatkan hasil belajar siswa materi Asmaul Husna kelas X RPL 1 SMKN 1
Pabelan Tahun Pelajaran 2019/2020.
xiii
DAFTAR ISI
SAMPUL
LOGO IAIN SALATIGA ............................................................................... ii
SAMPUL DALAM ......................................................................................... iii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................... iv
PENGESAHAN KELULUSAN ..................................................................... v
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ...................................................... vi
MOTTO .......................................................................................................... vii
PERSEMBAHAN ........................................................................................... viii
KATA PENGANTAR .................................................................................... x
ABSTRAK ...................................................................................................... xii
DAFTAR ISI ................................................................................................... xiii
DAFTAR TABEL ........................................................................................... xvii
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xviii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xix
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ...................................................................... 1
xiv
B. Rumusan Masalah ............................................................................... 6
C. Tujuan Penelitian ................................................................................ 6
D. Manfaat Penelitian .............................................................................. 7
E. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan ................................. 8
F. Definisi Operasional ............................................................................ 9
1. Hasil Belajar .................................................................................. 9
2. Pendidikan Agama Islam .............................................................. 10
3. Asmaul Husna ............................................................................... 10
4. Metode Pair Check ....................................................................... 11
G. Metode Penelitian ................................................................................ 11
1. Rancangan Penelitian .................................................................... 11
2. Subjek Penelitian ........................................................................... 12
3. Langkah-Langkah Penelitian ........................................................ 12
4. Teknik Pengumpulan Data ............................................................ 15
5. Instrumen Penelitian ...................................................................... 16
6. Teknik Analisis Data ..................................................................... 17
H. Sistematika Penulisan ......................................................................... 18
BAB II KAJIAN TEORI
A. Kajian Teori ........................................................................................ 20
1. Hasil Belajar .................................................................................. 20
a. Pengertian Belajar ................................................................... 20
b. Pengertian Hasil Belajar .......................................................... 21
c. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar ................. 23
xv
2. Pendidikan Agama Islam .............................................................. 27
a. Pengertian Pendidikan Agama Islam ...................................... 27
b. Tujuan Pendidikan Agama Islam ............................................ 28
3. Asmaul Husna ............................................................................... 30
a. Pengertian Asmaul Husna ....................................................... 30
b. Nama-Nama Allah dalam Asmaul Husna ............................... 31
4. Metode Pair Check ....................................................................... 38
a. Pengertian Metode Pair Check ............................................... 38
b. Langkah-Langkah Metode Pair Check ................................... 40
c. Kelebihan dan Kekurangan Metode Pair Check ..................... 41
5. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)............................................. 43
a. Pengertian Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) .................... 43
b. Macam-Macam Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) ............ 44
c. Prosedur Penetapan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) ...... 45
B. Kajian Pustaka ..................................................................................... 46
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Gambaran Umum SMKN 1 Pabelan ................................................... 49
B. Pelaksanaan Penelitian ........................................................................ 56
1. Deskripsi Pra Siklus ...................................................................... 56
2. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I ..................................................... 57
3. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II .................................................... 61
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Hasil Penelitian ................................................................... 65
xvi
1. Deskripsi Data Pra Siklus ............................................................. 65
2. Deskripsi Data Siklus I ................................................................. 67
3. Deskripsi Data Siklus II ................................................................ 72
B. Pembahasan ......................................................................................... 77
1. Hasil Pra Siklus ............................................................................. 77
2. Hasil Siklus 1 ................................................................................ 78
3. Hasil Siklus II ................................................................................ 79
4. Hasil Antar Siklus ......................................................................... 80
5. Rekapitulasi Ketuntasan Siswa Antar Siklus ................................ 82
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ......................................................................................... 86
B. Saran .................................................................................................... 86
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 89
LAMPIRAN ..................................................................................................... 92
xvii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Data Kompetensi Keahlian ............................................................. 52
Tabel 3.2 Data Fasilitas Ruang Belajar ........................................................... 52
Tabel 3.3. Data Jumlah Kepala Sekolah dan Guru ......................................... 53
Tabel 3.4 Data Jumlah Karyawan ................................................................... 53
Tabel 3.5 Daftar Nama Guru dan Karyawan .................................................. 53
Tabel 3.6 Hasil Ujian Nasional ....................................................................... 55
Tabel 3.7 Nilai Ulangan Harian Pra Siklus ..................................................... 56
Tabel 4.1 Daftar Nilai Hasil Belajar Pra Siklus .............................................. 65
Tabel 4.2 Daftar Nilai Hasil Belajar Siklus I .................................................. 67
Tabel 4.3 Lembar Observasi Guru Siklus I ..................................................... 69
Tabel 4.4 Lembar Observasi Siswa Siklus I ................................................... 71
Tabel 4.5 Daftar Nilai Hasil Belajar Siklus II ................................................. 72
Tabel 4.6 Lembar Observasi Guru Siklus II ................................................... 74
Tabel 4.7 Lembar Observasi Siswa Siklus II .................................................. 75
Tabel 4.8 Nilai Hasil Belajar Antar Siklus ..................................................... 80
Tabel 4.9 Rekapitulasi Ketuntasan Antar Siklus ............................................. 82
xviii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Siklus Alur PTK .......................................................................... 13
Gambar 4.1 Diagram Lingkaran Persentase Nilai Pra Siklus ......................... 66
Gambar 4.2 Diagram Lingkaran Persentase Nilai Siklus I ............................. 68
Gambar 4.3 Diagram Lingkaran Persentase Nilai Siklus II ............................ 73
Gambar 4.4 Diagram Lingkaran Persentase Ketuntasan Pra Siklus ............... 77
Gambar 4.5 Diagram Lingkaran Persentase Ketuntasan Siklus I ................... 78
Gambar 4.6 Diagram Lingkaran Persentase Ketuntasan Siklus II .................. 79
Gambar 4.7 Diagram Batang Rekapitulasi Jumlah Ketuntasan Siswa ........... 83
Gambar 4.8 Diagram Batang Rekapitulasi Persentase Ketuntasan Siswa ...... 84
Gambar 4.9 Diagram Batang Rekapitulasi Nilai Rata-Rata Kelas Antar Siklus 85
xix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I
Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II
Lampiran 3. Lembar Observasi Siswa Siklus I
Lampiran 4. Lembar Observasi Siswa Siklus II
Lampiran 5. Lembar Observasi Guru Siklus I
Lampiran 6. Lembar Observasi Guru Siklus II
Lampiran 7. Hasil Tes Siswa Terendah dan Tertinggi Siklus I
Lampiran 8. Hasil Tes Siswa Terendah dan Tertinggi Siklus II
Lampiran 9. Daftar Nilai SKK
Lampiran 10. Surat Penunjukan Dosen Pembimbing Skripsi
Lampiran 11. Surat Permohonan Ijin Penelitian
Lampiran 12. Surat Keterangan Penelitian
Lampiran 13. Lembar Konsultasi Skripsi
Lampiran 14. Dokumentasi Foto Penelitian
Lampiran 15. Daftar Riwayat Hidup
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan diartikan sebagai proses pengubahan sikap dan tata laku
seseorang kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui
upaya pengajaran dan latihan, proses perbuatan dan cara mendidik.
Pendidikan adalah pembentukan manusia suatu proses pembentukan manusia
agar dapat menjalankan dan memenuhi tujuan hidupnya secara lebih efektif
dan efisien (Maswan dan Khoirul, 2017: 4). Pendidikan pada hakekatnya
merupakan usaha untuk mencari agar mengetahui informasi yang dibutuhkan
dan berguna bagi kehidupan. Belajar untuk mengetahui (lerning to know)
dalam prosesnya tidak sekedar mengetahui apa yang bermakna tetapi juga
sekaligus mengetahui apa yang tidak bermanfaat bagi kehidupan (Suardi, Tri
& Syofrianisda, 2017: 42). Jadi dapat disimpulkan bahwa pendidikan adalah
usaha sadar manusia untuk membina dan merubah seseorang atau kelompok
agar menjadi manusia yang lebih baik atau lebih tinggi dalam dalam segi
mental dan penghidupan.
Tujuan Pendidikan (Depdiknas, 2003) Undang-Undang Nomor 20 Tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 3, “Tujuan pendidikan
nasional adalah mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia
yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,
sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
2
demokratis serta bertanggung jawab” (Kompri, 2017: 17). Secara garis besar,
tujuan pendidikan adalah untuk mengembangkan individu secara optimal baik
jasmani maupun rohani, agar mampu meningkatkan kualitas kehidupan diri,
keluarga maupun masyarakat.
Islam sangat menganjurkan kepada manusia untuk selalu belajar.
Bahkan, Islam mewajibkan kepada setiap orang untuk beriman untuk belajar.
Perlu diketahui bahwa setiap apa yang diperintahkan Allah untuk dikerjakan,
pasti dibaliknya terkandung hikmah atau sesuatu yang penting bagi manusia.
Demikian juga dengan perintah untuk belajar (Sulistyorini dan Fathurrohman,
2018: 19).
وا يفسح الل لك م وا في المجالس فافسح يا أيها الذين آمن وا إذا قيل لك م تفسح
وافان ش ز وا يرفع الل الذين آمن وا منك م والذين أ وت وا لعلم د رجات وإذا قيل نش ز
والل بما تعمل ون خبير
Artinya: Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu:
“Berlapang-lapanglah dalam majlis”, Maka lapangkanlah niscaya
Allah akan memberi kelapangan untukmu, dan apabila dikatakan:
“Berdilirah kamu”, Maka berdirilah, niscaya Allah akan
meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-
orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat dan Allah
Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (Q.S. Al-Mujadilah
[58]: 11).
Berdasarkan ayat diatas jelas bahwa pendidikan agama Islam sangat
berperan penting, dan Allah SWT telah menjanjikan bahwa mereka yang
berilmu dan yang tidak berilmu itu berbeda dalam pandangan Islam. Allah
SWT akan meninggikan derajat orang yang beriman dan berilmu
pengetahuan.
3
Pembelajaran PAI diharapkan mampu mengarahkan peserta didik
menyiapkan segala sesuatu yang pada nantinya menjadi pengetahuan bagi
dirinya sendiri tidak hanya dalam lingkup sekolah tetapi juga dalam
lingkungan masyarakat. Mengingat pembelajaran ini sangat penting bagi
peserta didik, diharapkan pembelajaran materi asmaul husna pendidik
mampu memberikan pemahaman kepada peserta didik. Materi asmaul husna
adalah salah satu materi Pendidikan Agama Islam yang cukup luas dan
banyak hafalan, oleh karena itu mengharuskan penggunaan metode yang
menarik, karena materi pembelajaran ini sering dianggap pembelajaran yang
membingungkan oleh peserta didik.
Kesan yang selama ini terjadi bahwa siswa sering menjadi objek yang
dipersalahkan ketika tidak mampu menyerap pelajaran. Sehingga berbagai
predikat pun selalu diberikan anak didik misalnya pemalas, tidak
memperhatikan penjelasan guru, nakal, bodoh, dan lain-lain. Padahal boleh
jadi penyebab ketidakmampuan anak dalam menyerap pelajaran yang
diberikan bermula dari proses pembelajaran yang tidak menarik dan
membosankan. Sebagai akibatnya anak menjadi malas dan tidak tertarik
terhadap materi yang disampaikan (Idris, 2015:62). Jadi seorang guru dituntut
untuk memahami metode yang tepat agar tercipta pembelajaran yang
menyenangkan dan efektif.
Dengan menggunakan metode yang sesuai, guru akan berperan menjadi
fasilitator bagi siswanya. Menjadi fasilitator tak hanya bersikap inklusif
terhadap perbedaan yang terdapat pada siswa, tetapi guru juga mampu
4
memfasilitasi proses belajar mengajar menjadi lebih menyenangkan. Untuk
memilih metode pembelajaran yang akan digunakan dalam proses belajar
mengajar, ada faktor-faktor tertentu yang perlu dipertimbangkan, diantaranya
yaitu kesesuaian dengan tujuan yang hendak dicapai serta keterlaksanaannya
dilihat dari waktu dan sarana prasarana yang ada.
Salah satu metode yang dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam
proses pembelajaran adalah metode pair check. Pair check (pasangan
mengecek) adalah bagian dari model pembelajaran kooperatif. Model
pembelajaran ini merupakan model pembelajaran berkelompok atau
berpasangan yang dipopulerkan oleh Spencer Kagan (Fathurrohman, 2018:
109).
Untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan
Agama Islam tidaklah mudah, karena sering dijumpai berbagai masalah yang
sering muncul. Adapun alasan peneliti memilih topik dan sekolah ini sebagai
objek peneliti diantaranya yaitu: pertama, materi pembelajaran asmaul husna
ini sering dianggap pembelajaran yang membingungkan oleh peserta didik,
dimana siswa mengalami kesulitan menghafal arti nama-nama asmaul husna
dan ayat-ayat Al-Qur’an yang terkandung didalamnya. Kedua, metode
pembelajaran yang kurang menyenangkan dan membuat kejenuhan dalam
kelas, hal ini dapat dilihat dari perilaku siswa kelas X Rekayasa Perangkat
Lunak (RPL) 1 yang kurang bersemangat ketika kegiatan pembelajaran
sedang berlangsung, rendahnya perhatian, respon umpan balik dari siswa
terhadap pertanyaan dari guru. Ketiga, sebagian besar siswa dalam
5
memandang agamanya hanya sebatas masalah formalitas dalam agama,
seolah apa yang disebut agama adalah serangkaian gerakan, bacaan, dan doa
dalam beribadah. Keempat, latar belakang mereka sebagai peserta didik
sekolah kejuruan yang mana peserta didik akan lebih memperhatikan dan
lebih berkonsentrasi pada mata pelajaran produktif atau mata pelajaran
kejuruan sesuai jurusan yang diambilnya. Hal ini dapat dilihat dari belum
tuntasnya hasil belajar siswa dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang
telah ditetapkan. Kelima, rendahnya hasil belajar. Terlihat dari hasil penilaian
pra siklus yaitu dari 29 siswa hanya 7 siswa (24,14%) yang mampu
melampaui KKM yang ditentukan, hal ini masih jauh dari target KKM
Klasikal yaitu 85%.
Dalam menyikapi permasalahan tersebut maka diperlukan suatu langkah
yang tepat agar tujuan pembelajaran PAI yang diharapkan dapat tercapai.
Sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan hasil belajar PAI, sebagaimana
telah penulis paparkan diatas khususnya untuk kelas X RPL 1 SMKN 1
Pabelan tahun pelajaran 2019/2020, peneliti akan bekerjasama dengan guru
mata pelajaran PAI akan menerapkan metode pair check. Penerapan metode
ini pada pembelajaran PAI masih jarang digunakan oleh guru dalam proses
belajar mengajar. Dengan metode ini guru sebagai fasilitator akan mampu
mengarahkan, membimbing dan dapat menciptakan pembelajaran yang aktif
dan menyenangkan. Oleh sebab itu, peneliti menerapkan metode pair check
diharapkan akan meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran PAI.
6
Berdasarkan latar belakang tersebut peneliti berusaha menjadi solusi dari
permasalahan diatas. Sehingga muncul judul penelitian ini adalah “Upaya
Mengingkatkan Hasil Belajar PAI Materi Asmaul Husna Dengan Metode
Pair Check Pada Siswa Kelas X RPL 1 SMKN 1 Pabelan Tahun Pelajaran
2019/2020.”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan makalah yang muncul
adalah sebagai berikut:
1. Apakah penggunaan metode pair check dapat meningkatkan hasil belajar
PAI materi asmaul husna pada siswa kelas X RPL 1 SMKN 1 Pabelan
tahun pelajaran 2019/2020?
2. Apakah penggunaan metode pair check pada materi asmaul husna pada
siswa kelas X RPL 1 SMKN 1 Pabelan tahun pelajaran 2019/2020 dapat
mencapai target KKM Klasikal?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan pokok permasalahan di atas, maka tujuan yang ingin dicapai
penulis dalam penelitian ini adalah
1. Untuk mengetahui penggunaan metode pair check dapat meningkatkan
hasil belajar PAI materi asmaul husna pada siswa kelas X RPL 1 SMKN
1 Pabelan tahun pelajaran 2019/2020.
7
2. Untuk mengetahui penggunaan metode pair check pada materi asmaul
husna pada siswa kelas X RPL 1 SMKN 1 Pabelan tahun pelajaran
2019/2020 dapat mencapai target KKM Klasikal.
D. Manfaat Penelitian
Hasil dari pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini dapat berguna
sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
Secara teoritis hasil penelitian tindakan kelas ini diharapkan dapat
menambah referensi di bidang pendidikan dan memberikan informasi
tentang keefektifan dalam menggunakan metode pembelajaran yang
kreatif, efektif dan inovatif. Penelitian ini juga dapat dijadikan sumber
bacaan dan bahan kajian lebih lanjut bagi peneliti selanjutnya khususnya
di bidang pendidikan.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Penulis
Memberikan kontribusi pengetahuan dan menambah wacana
keilmuan khususnya penggunaan metode pembelajaran pair check.
b. Bagi Siswa
1) Meningkatkan minat belajar dan meningkatkan keaktifan siswa
dalam proses pembelajaran.
2) Siswa dapat memahami materi pelajaran dengan lebih mudah.
3) Meningkatkan hasil belajar siswa.
8
c. Bagi Guru
1) Memberi masukan bagi guru untuk mengembangkan keterampilan
dan variasi dalam proses pembelajaran.
2) Dapat menciptakan pembelajaran yang kreatif dan inovatif.
3) Menambah pengetahuan bagi guru mengenai metode pair check
dan dapat mengaplikasikannya sebagai upaya meningkatkan hasil
belajar siswa.
d. Bagi Sekolah
1) Sebagai salah satu acuan dalam upaya meningkatkan mutu
sekolah.
2) Memberikan masukan bagi sekolah dalam pelaksanaan dan
pengembangan kurikulum untuk meningkatkan mutu pendidikan
sekolah.
E. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan
1. Hipotesis Tindakan
Hipotesis dalam penelitian tindakan kelas ini adalah: pembelajaran
dengan menggunakan metode pair check dapat meningkatkan hasil
belajar PAI materi asmaul husna pada siswa kelas X RPL 1 SMKN 1
Pabelan tahun pelajaran 2019/2010.
9
2. Indikator Keberhasilan
Penerapan metode pair check ini dikatakan efektif apabila indikator
yang diharapkan tercapai. Adapun indikator yang dituliskan penulis dapat
dirumuskan sebagai berikut: Prestasi belajar PAI materi asmaul husna
setelah menggunakan metode pair check. Kriteria Ketuntasan Minimal
(KKM) yaitu 75, dan banyaknya siswa yang memperoleh nilai 75 ke atas
adalah 85%. Indikator keberhasilan mengacu kepada KKM yang
tercantum pada kurikulum SMK yang bersangkutan.
F. Definisi Operasional
Untuk menghindari kurangnya pemahaman yang berbeda dengan peneliti
mengenai istilah-istilah yang terdapat dalam judul penelitian, maka peneliti
memberikan penjelasan istilah-istilah sebagai berikut:
1. Hasil Belajar
Hasil belajar yaitu perubahan perubahan yang terjadi pada diri siswa,
baik yang menyangkut aspek kognitif, afektif, dan psikomotor sebagai
hasil dari kegiatan belajar. Dipertegas lagi oleh Nawawi dalam K. Brahim
(2007: 39) yang menyatakan bahwa hasil belajar dapat diartikan sebagai
tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah
yang dinyatakan dalam skor yang diperoleh dari hasil tes mengenal
senyumlah materi pelajaran tertentu (Susanto, 2013: 5).
Jadi hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki oleh siswa setelah
menerima proses pembelajaran. Hasil belajar merupakan peranan penting
10
dalam proses pembelajaran. Proses penilaian hasil belajar dapat
memberikan informasi tentang kemajuan belajar siswa.
2. Pendidikan Agama Islam
Pendidikan Agama Islam tidak lain yaitu usaha mengkaji ilmu secara
terencana untuk membentuk peserta didik menjadi manusia beriman, serta
dengan sadar dan tulus menerapkan nilai-nilai Islam dalam segala sektor
kehidupan yang sedang atau akan ditempuhnya. Hal itu artinya, dalam
memilih lingkungan kehidupan peserta didik kelak mampu memilih
dengan tegas terhadap adanya “dilema etika”. Yakni, antara kenyataan
bisa berpeluang melakukan tindakan negatif untuk memuluskan keinginan
(ego pribadi) kemudian ditandingkan dengan landasan moral yang sesuai
dengan cita-cita Islam (Amin, 2015: 4-5).
Pendidikan Agama Islam dimaksudkan untuk meningkatkan potensi
spiritual dan membentuk peserta didik menjadi manusia yang berakhlak
mulia dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
3. Asmaul Husna
Kata Al-Asma’ adalah bentuk jamak dari kata Al-Ism yang berarti
nama. Allah memiliki apa yang dinamai-Nya sendiri dengan Al-Asma. Al-
Asma itu sendiri bersifat Husna. Kata Al-Husna adalah bentuk muannats
(feminim) dari kata ahsan, yang berarti terbaik. Penyifatan nama-nama
Allah dengan kata yang berbentuk sighat mubalaghah (kata yang
menyatakan paling) ini menunjukkan bahwa nama-nama tersebut bukan
hanya baik dan indah, tetapi juga yang terbaik dan terindah. Demikianlah
11
kata Husna menunjukkan bahwa nama-nama-Nya adalah nama-nama
yang sangat sempurna. Tidak sedikit pun terkotori oleh kekurangan
(Syafi’ie, 2010).
4. Metode Pair Check
Pair check (pasangan mengecek) adalah bagian dari model
pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran ini merupakan model
pembelajaran berkelompok atau berpasangan yang dipopulerkan oleh
Spencer Kagan. Model ini menerapkan pembelajaran berkelompok yang
menuntut kemandirian dan kemampuan siswa dalam menyelesaikan
persoalan yang diberikan. Model pembelajaran ini juga untuk melatih rasa
sosial siswa, kerjasama dan kemampuan memberi penilaian. Model ini
sangat cocok digunakan untuk menilai sikap sosial siswa dan interaksi
siswa dengan temannya (Fathurrohman, 2018: 109).
G. Metode Penelitian
1. Rancangan Penelitian
Rencana penelitian ini menggunakan model Penelitian Tindakan
Kelas (PTK). Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action
Research merupakan suatu model penelitian yang dikembangkan di kelas.
Ide tentang penelitian tindakan kelas pertama kali dikembangkan oleh
Kurt dan Lewin pada tahun 1946 (Warso, 2017: 6). PTK umumnya
dilakukan oleh guru bekerjasama dengan peneliti atau ia sendiri sebagai
guru berperan ganda melakukan penelitian individu di kelas, di sekolah
12
dan atau di tempat ia mengajar (Muliawan, 2018: 1). Kerja sama antara
guru dengan peneliti merupakan hal yang sangat penting dalam menggali
dan mengkaji permasalahan nyata yang dihadapi oleh guru atau siswa di
sekolah (Yanto, 2013: 28).
Penelitian ini dilakukan dalam rangka meningkatkan hasil belajar
PAI materi asmaul husna dengan metode pair check pada siswa kelas X
RPL 1 SMKN 1 Pabelan tahun pelajaran 2019/2020. Penelitian ini
dilakukan secara bertahap yakni sesuai dengan prinsip PTK yang setiap
siklusnya melalui 4 tahap: perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan
refleksi.
2. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X RPL 1 SMKN 1
Pabelan Tahun Pelajaran 2019/2020 dengan siswa 29 siswa. Penelitian ini
dilakukan pada semester genap tahun ajaran 2018/2018 yang
berkolaborasi dengan bapak Indra Latief Hidayatullah, S.Pd.I. selaku guru
PAI yang mengajar pada kelas X RPL 1 SMKN 1 Pabelan.
3. Langkah-langkah Penelitian
Prosedur penelitian tindakan kelas merupakan proses pengkajian
melalui system berdaur dari berbagai kegiatan pembelajaran, menurut
Raka Joni (1988) terdapat empat tahapan yaitu: Pengembangan fokus
masalah penelitian, perencanaan tindakan perbaikan, pelaksanaan
tindakan perbaikan, observasi dan interpretasi, analisis dan refleksi (lihat
gambar 1) (Warso, 2017: 17).
13
Adapun siklusnya dapat digambarkan dengan gambar sebagai berikut
(Dedi dan Wijaya, 2010: 44):
Siklus I
Siklus II
Gambar 1.1 Siklus Alur PTK
Penjelasan alur:
a. Perencanaan
Perencanaan adalah langkah pertama dalam melakukan Penelitian
Tindakan Kelas. Pada tahap ini peneliti menyiapkan beberapa hal
yakni:
1) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
2) Menyiapkan materi asmaul husna.
Tindakan
(Acting)
Refleksi
(Reflecting)
Pengamatan
(Observing)
Perencanaan
(Planning)
Tindakan
(Acting) Refleksi
(Reflecting)
) Pengamatan
(Observing)
Perubahan
Perencanaan
(Planning)
14
3) Merencanakan tindakan ilustrasi PTK antara guru dan peneliti
dengan menerapkan metode pembelajaran pair check pada mata
pelajaran PAI.
4) Menyusun jadwal kegiatan Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
5) Membuat lembar soal pre test untuk mengetahui daya serap siswa.
6) Membuat lembar soal post test untuk mengetahui hasil belajar
setelah melakukan penilaian.
7) Membuat lembar observasi guru dan peserta didik.
b. Pelaksanaan Tindakan
Tahap pelaksanaan adalah menerapkan apa yang telah
direncanakan pada tahap satu, yaitu guru melaksanakan proses
pembelajaran dengan menerapkan kolaborasi antara metode dengan
penerapan kehidupan sehari-hari. Guru menciptakan suasana belajar
yang menyenangkan dan tidak membosankan sehingga proses
pembelajaran dapat berjalan dengan baik. Tindakan ini harus sesuai
rencana karena tahap ini akan berpengaruh dalam proses refleksi agar
hasilnya dapat di sinkronkan dengan tujuan semula.
c. Pengamatan (Observasi)
Tahap ini dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung.
Pada tahap ini peneliti melakukan pengamatan seperti tanggapan
siswa saat pembelajaran yang dilakukan guru dan keaktifan siswa.
Pengamatan ini bertujuan untuk mengetahui seberapa jauh
pelaksanaan tindakan yang sedang berlangsung untuk menghasilkan
15
perubahan yang diharapkan serta melihat kesesuaian pelaksanaan
dengan rencana tindakan yang telah diterapkan.
d. Refleksi
Refleksi dilaksanakan setelah proses pembelajaran dilakukan.
Pada tahap ini dilakukan analisis mengenai hasil tes dan observasi.
Hasil analisis tersebut digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa
dalam pembelajaran. Berdasarkan analisis data yang diperoleh,
dilakukan refleksi pembelajaran. Jika penelitian berhasil maka proses
pembelajaran harus dipertahankan, tetapi apabila belum berhasil maka
haruslah dicari pemecahnya. Permasalahan tersebut dianalisa kembali
dan dilakukan perbaikan pada siklus berikutnya sampai penelitian
tersebut berhasil.
4. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik pengumpulan data
dengan metode sebagai berikut:
a. Observasi
Observasi merupakan metode pengumpulan data melalui
pengamatan dan pencatatan. Lembar observasi berupa lembar data
yang digunakan untuk mencatat kegiatan pembelajaran yang telah
dilakukan. Instrumen ini digunakan untuk mengetahui kelemahan dan
kelebihan dalam pembelajaran yang berkaitan dengan proses kegiatan
belajar mengajar oleh guru dan siswa untuk meningkatkan hasil
belajar siswa pada mata pelajaran PAI.
16
b. Soal Tes
Tes ini digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa, selain itu
juga digunakan untuk mengukur sejauh mana siswa mendalami materi
yang diajarkan untuk mengetahui kemajuan belajar siswa. Tes
dilakukan setelah materi pelajaran disampaikan.
c. Dokumentasi
Metode dokumentasi penulis gunakan untuk memperoleh
gambaran mengenai kegiatan siswa kelas X RPL 1 SMKN 1 Pabelan
selama proses pembelajaran berlangsung. Dokumentasi berupa RPP,
nilai siswa sebelum dan sesudah penelitian, foto, dan lain sebagainya
yang dianggap penting.
5. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini bertujuan untuk
memperoleh data tentang hasil belajar pada mata pelajaran PAI materi
asmaul husna adalah sebagai berikut:
a. Silabus
Silabus yaitu seperangkat rencana dan pengaturan kegiatan
belajar mengajar serta penekitian hasil belajar.
b. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah seperangkat
pembelajaran yang digunakan sebagai pedoman guru dalam mengajar.
RPP berisi standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator
17
pencapaian kompetensi, tujuan pembelajaran, kegiatan pembelajaran
dan evaluasi pembelajaran yang berupa beberapa soal latihan.
c. Soal Tes
Tes ini digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah
mengikuti pembelajaran dengan menggunakan metode pair check
pada mata pelajaran PAI.
d. Lembar Observasi
Lembar observasi ini berisikan catatan lapangan yang
mendiskripsikan proses kegiatan pembelajaran dan kemampuan siswa
setelah siswa melakukan kegiatan pembelajaran.
6. Teknik Analisis Data
Sesuai dengan rancangan penelitian yang digunakan, oleh karena itu
analisis data yang dilakukan adalah dengan mengumpulkan hasil data
pengamatan dan tes yang dilakukan dan menentukan kriteria nilai (75-100
tuntas dan 0-74 tidak tuntas).
Untuk menentukan akhir perbaikan melalui siklus-siklus digunakan
tolak ukur Kriteria Ketuntasan Klasikal (KKL). Adapun Kriteria
Ketuntasan Klasikal (KKL) yang dipilih sebesar 85% (Trianto, 2009:
241). Hasil belajar dianalisis dengan membandingkan tes antara siklus,
nilai tes per siklus digunakan untuk mengetahui seberapa efektif
penggunaan metode pair check dalam pembelajaran PAI. Untuk
mengetahui rata-rata kelas dari hasil observasi maka dirumuskan sebagai
berikut:
18
M = ∑𝑥
𝑁
Keterangan:
M = Nilai rata-rata
∑x = Jumlah semua nilai siswa
N = Jumlah siswa (Daryanto, 2010: 109).
Sedangkan untuk menghitung persentase ketuntasan belajar siswa
menggunakan rumus sebagai berikut:
P = 𝐹
𝑁 x 100%
Keterangan:
P = Angka Persentase
F = Frekuensi yang sedang dicari persentasenya
N = Number of case (Jumlah frekuensi/banyaknya individu) (Sudijono,
2010: 34).
H. Sistematika Penulisan
Penulisan skripsi ini dibagi menjadi tiga bagian, yaitu bagian awal,
bagian isi, dan bagian akhir. Pada bagian awal terdiri dari sampul, logo,
halaman judul, persetujuan pembimbing, pengesahan kelulusan, pernyataan
keaslian tulisan, motto dan persembahan, kata pengantar, abstrak, daftar isi,
daftar tabel, daftar gambar, dan lampiran.
BAB I Pendahuluan, bab ini berisi tentang latar belakang masalah,
rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, hipotesis
19
tindakan dan indikator keberhasilan, definisi operasional, metode
penelitian, dan sistematika penulisan.
BAB II Kajian Teori, berisi tentang definisi hasil belajar, pembelajaran
PAI, asmaul husna, metode pair check.
Kajian Pustaka, berisi tentang penelitian yang relevan.
BAB III Pelaksanaan Penelitian, dalam bab ini berisi tentang deskripsi pra
siklus, siklus I, dan siklus II meliputi perencanaan, pelaksanaan,
pengamatan, dan refleksi.
BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan, bab ini berisi tentang deskripsi
pra siklus, siklus I, dan siklus II yang membahas mengenai data
dari hasil pengamatan, refleksi keberhasilan ataupun kegagalan dan
berisi pembahasan.
BAB V Penutup, bab ini berisi kesimpulan dan saran
Daftar Pustaka
Lampiran-Lampiran
20
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kajian Teori
1. Hasil belajar
a. Pengertian Belajar
Belajar adalah key term (istilah kunci) yang paling vital dalam
setiap usaha pendidikan, sehingga tanpa belajar sesungguhnya tak
pernah ada pendidikan. Belajar adalah kegiatan yang berproses dan
merupakan unsur yang sangat fundamental dalam penyelenggaraan
setiap jenis dan jenjang pendidikan. Ini berarti, bahwa berhasil atau
gagalnya pencapaian tujuan pendidikan itu amat tergantung pada
proses belajar yang dialami siswa baik ketika ia berada di sekolah
maupun lingkungan rumah atau keluarganya sendiri (Sulistyorini dan
Fathurrohman, 2015: 19).
Belajar pada hakikatnya adalah aktivitas manusia untuk
melakukan perubahan tingkah laku pada diri individu yang belajar
mencapai berbagai kompetensi, keterampilan dan sikap. Belajar
dimulai sejak manusia lahir sampai akhir hayat dan sebagai
karakteristik yang membedakan manusia dengan makhluk lain.
Dengan demikian secara sederhana pengertian belajar adalah suatu
upaya untuk memperoleh kepandaian atau ilmu, berlatih, berubah
tingkah laku atau tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman.
Dengan ciri-ciri, melalui belajar akan ada perubahan terhadap sikap
21
dan pola hidup dengan cara pandang dan kemampuan baru.
Terjadinya perubahan tingkah laku bersifat pengetahuan (kognitif),
keterampilan (psikomotorik), maupun nilai dan sikap (afektif) (Idris,
2015: 3).
Berdasarkan definisi diatas, maka dapat dijelaskan bahwa dengan
belajar kita akan memiliki ilmu pengetahuan yang berguna untuk
memecahkan masalah-masalah dalam kehidupan. Sehingga dengan
ilmu pengetahuan yang telah didapatkann manusia akan dapat
mempertahankan kehidupan. Dengan demikian, orang yang tidak
pernah belajar mungkin tidak akan memiliki ilmu pengetahuan atau
mungkin ilmu pengetahuan yang dimiliki sangatlah terbatas, dengan
begitu ia akan kesulitan ketika harus memecahkan masalah dan
persoalan-persoalan yang harus dihadapinya. Dengan ilmu yang
dimiliki manusia melalui proses belajar, maka Allah Swt. akan
memberikan derajat yang lebih tinggi.
b. Pengertian Hasil Belajar
Hasil belajar yaitu perubahan perubahan yang terjadi pada diri
siswa, baik yang menyangkut aspek kognitif, afektif, dan psikomotor
sebagai hasil dari kegiatan belajar. Pengertian tentang hasil belajar
sebagaimana diuraikan diatas dipertegas lagi oleh Nawawi dalam K.
Brahim (2007: 39) yang menyatakan bahwa hasil belajar dapat
diartikan sebagai tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari
22
materi pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam skor yang
diperoleh dari hasil tes mengenal senyumlah materi pelajaran tertentu.
Secara sederhana, yang dimaksud dengan hasil belajar siswa adalah
kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar.
Karena belajar itu sendiri merupakan suatu proses dari seseorang yang
berusaha untuk memperoleh suatu bentuk perubahan perilaku yang
relatif menetap. Dalam kegiatan pembelajaran atau kegiatan
instruksional, biasanya guru menetapkan tujuan belajar. Anak yang
berhasil dalam belajar adalah yang berhasil mencapai tujuan-tujuan
pembelajaran atau tujuan instruksional.
Untuk mengetahui apakah hasil belajar yang dicapai telah sesuai
dengan tujuan yang dikehendaki dapat diketaui melalui evaluasi.
Sebagaimana dikemukakan oleh Sunal (1993: 94), bahwa evaluasi
merupakan proses penggunaan untuk membuat pertimbangan
seberapa efektif suatu progam telah memenuhi kebutuhan siswa.
Selain itu, dengan dilakukannya evaluasi atau penilaian ini dapat
dijadikan feedback atau tindak lanjut, atau bahkan cara untuk
mengukur tingkat penguasaan siswa (Susanto, 2013: 5).
Grade hasil belajar akhir yang didasarkan atas tingkah laku dan
penampilan yang terarah dalam tes yang terorganisasi dengan baik,
memiliki derajat yang lebih tinggi dibandingkan grade yang hanya
didasarkan atas tes kertas dan pena saja. Pada lingkup yang lebih luas,
23
termasuk lingkup sekolah atau lembaga pendidikan, grade sebagai
simbol yang menunjukkan keberhasilan siswa (Kusuma, 2016: 224).
Berdasarkan definisi diatas, dapat dikatakan bahwa hasil belajar
dapat memberikan pedoman atau pegangan bagi siswa untuk
mengenal kemampuan dan kapasitas dirinya setelah mengikuti proses
pembelajaran. Hasil belajar merupakan suatu pertanggungjawaban
sekaligus melihat sampai sejauh mana usaha mengajar guru mampu
dipahami dan dikuasai dengan baik oleh siswa. Selain itu, bagi guru
hasil belajar juga dapat digunakan sebagai pedoman dan pegangan
yang pasti untuk menentukan langkah-langkah apa saja yang perlu
dilakukan pada pembelajaran selanjutnya.
c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Pencapain prestasi belajar pada siswa sangat dipengaruhi oleh
beberapa faktor termasuk faktor siswa itu sendiri, lingkungan, sarana
dan prasarana belajar dan pembelajaran, serta interaksi seluruh faktor
tersebut dalam proses pembelajaran. Oleh sebab itu, faktor-faktor
yang mempengaruhi belajar tersebut, apabila dapat dipenuhi dan
diperhatikan dengan baik dapat menunjang prestasi belajar siswa.
Namun sebaliknya, apabila tidak diperhatikan akan menjadi faktor
yang justru menimbulkan masalah dan hambatan bagi proses
pembelajaran (Novan dan Irham, 2017: 264).
24
Secara global, faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa
dapat dibedakan menjadi tiga macam, yakni:
1) Faktor Internal Siswa
Faktor yang berasal dari dalam diri siswa sendiri meliputi dua
aspek yakni:
a) Aspek Fisiologis
Kondisi umum jasmani dan tonus (tegangan otot) yang
menandai tingkat kebugaran organ-organ tubuh dan sendi-
sendinya, dapat mempengaruhi semangat dan intensitas siswa
dalam mengikuti pelajaran. Korndisi organ tubuh yang lemah,
apalagi jika disertai sakit kepala misalnya dapat menurunkan
kualitas ranah cipta (kognitif) sehingga materi yang
dipelajarinya pun kurang atau tidak berbekas.
b) Aspek Psikologis
Banyak faktor yang termasuk aspek psikologis yang dapat
mempengaruhi kuantitas dan kualitas perolehan belajar siswa.
Namun, diantara faktor-faktor rohaniah siswa yang pada
umunya dipandang lebih esensial itu adalah sebagai berikut: a)
inteligensi siswa, b) bakat siswa, c) minat siswa, d) motivasi
siswa (Mustofa, 2015: 178).
25
2) Faktor Eksternal Siswa
a) Lingkungan Sosial
Lingkungan sekolah seperti para guru, para tenaga
kependidikan (kepala sekolah dan wakil-wakinya) dan teman-
teman sekelas dapat mempengaruhi semangat belajar
seseorang siswa. Selanjutnya, yang termasuk lingkungan sosial
siswa adalah masyarakat dan tetangga juga teman-teman
sepermainan di sekitar perkampungan siswa tersebut.
Lingkungan sosial yang lebih banyak mempengaruhi kegiatan
belajar ialah orang tua dan keluarga siswa itu sendiri.
b) Lingkungan Nonsosial
Faktor-faktor yang termasuk lingkungan nonsosial ialah
gedung sekolah dan letaknya, rumah tempat tinggal keluarga
siswa dan letaknya, alat-alat belajar, keadaan cuaca dan waktu
belajar yang digunakan siswa. Faktor-faktor ini dipandang
turut menetukan tingkat keberhasilan belajar siswa (Mustofa,
2015: 179).
3) Faktor Pendekatan Belajar
Pendekatan belajar dapat dipahami keefektifan segala cara
atau strategi yang digunakan siswa dalam menunjang efektivitas
dan efisiensi proses belajar materi tertentu. Strategi dalam hal ini
berarti seperangkat langkah operasional yang direkayasa
26
sedemikian rupa untuk memecahkan masalah atau mencapai
tujuan belajar tertentu.
Disamping faktor-faktor internal dan eksternal siswa
sebagaimana yang dipaparkan dimuka, faktor pendekatan juga
berpengaruh terhadap taraf keberhasilan proses belajar siswa
tersebut. seorang siswa yang terbiasa mengaplikasikan pendekatan
belajar deep misalnya, mungkin sekali berpeluang untuk meraih
prestasi belajar yang bermutu daripada siswa yang menggunakan
pendekatan belajar surface atau reproductive (Mustofa, 2015:
190).
Agar dapat meningkatkan hasil belajarnya, seorang siswa harus
mampu me-manage faktor-faktor yang mempengaruhi belajarnya. Jika
siswa mampu untuk mengendalikan konsep dirinya dan
mengarahkannya kepada hal-hal yang baik dan positif, maka siswa
akan mudah dalam belajar sehingga mendapatkan hasil belajar dan
prestasi yang baik. Disamping itu, pendidik juga harus mempunyai
upaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa dengan cara melakukan
pembelajaran seefektif mungkin. Karena dengan pembelajaran yang
efektif maka siswa akan lebih mudah dalam menerima pelajaran.
27
2. Pendidikan Agama Islam
a. Pengertian Pendidikan Agama Islam
Pendidikan Agama Islam tidak lain yaitu usaha mengkaji ilmu
secara terencana untuk membentuk peserta didik menjadi manusia
beriman, serta dengan sadar dan tulus menerapkan nilai-nilai Islam
dalam segala sektor kehidupan yang sedang atau akan ditempuhnya.
Hal itu artinya, dalam memilih lingkungan kehidupan peserta didik
kelak mampu memilih dengan tegas terhadap adanya “dilema etika”.
Yakni, antara kenyataan bisa berpeluang melakukan tindakan negatif
untuk memuluskan keinginan (ego pribadi) kemudian ditandingkan
dengan landasan moral yang sesuai dengan cita-cita Islam (Amin,
2015: 4-5).
Berikut ini akan disebutkan beberapa alasan penting mengapa
pendidikan agama mempunyai arti khusus dalam membentuk moral
individu dan mewujudkan bina damai di masyarakat. Pertama,
pendidikan agama adalah jembatan yang menghubungkan seseorang
tidak hanya dengan sesama manusia dan alam sekitarnya tapi juga
menghubungkannya dengan sang Khalik. Kedua, pendidikan agama
menjadi nahkoda bagi anak didik dalam menentukan mana yang baik
dan mana yang buruk. Ketiga, pendidikan agama merupakan daya
pendorong terciptanya bina damai (Baedowi, dkk., 2015: 191).
Mata pelajaran Pendidikan Agama Islam itu secara
keseluruhannya terliputi dalam lingkup Al-Qur’an dan Al-Hadis,
28
keimanan, akhlaq, fiqih/ibadah, dan sejarah, sekaligus
menggambarkan bahwa ruang lingkup Pendidikan Agama Islam
mencakup perwujudan dan keserasian, keselarasan, dan keseimbangan
hubungan manusia dengan Allah SWT., diri sendiri, sesama manusia,
makhluk lainnya maupun lingkungannya (hablun minallah wa hablun
minannas) (Majid, 2014: 13).
Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa Pendidikan
Agama Islam adalah usaha yang berupa pengajaran, bimbingan dan
asuhan terhadap anak agar kelak ketika selesai pendidikannya dapat
memahami, menghayati, dan mengamalkan ajaran agama Islam, serta
menjadikannya sebagai pedoman kehidupan baik secara pribadi
maupun masyarakat.
b. Tujuan Pendidikan Agama Islam
Agama memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan
umat manusia. Agama menjadi pemandu dalam upaya mewujudkan
suatu kehidupan yang bermakna, damai dan bermartabat. Menyadari
betapa pentingnya peran agama bagi kehidupan umat manusia maka
internalisasi nilai-nilai agama dalam kehidupan setiap pribadi menjadi
sebuah keniscayaan, yang ditempuh melalui pendidikan di lingkungan
keluarga, sekolah maupun masyarakat (Dewi dan Isriani, 2017: 211).
Muhaimin berpendapat bahwa Pendidikan Agama Islam
bermakna upaya mendidikkan agama Islam atau ajaran Islam dan
nilai-nilainya agar menjadi pandangan dan sikap hidup seseorang.
29
Dari aktivitas mendidikkan agama Islam itu bertujuan untuk
membantu seseorang atau sekelompok anak didik dalam menanamkan
dan atau menumbuhkembangkan ajaran Islam dan nilai-nilainya untuk
dijadikan sebagai pandangan hidupnya. Sementara itu Harun Nasution
yang dikutip oleh Syahidin mengartikan tujuan PAI (secara khusus di
sekolah umum) adalah untuk membentuk manusia takwa, yaitu
manusia yang patuh kepada Allah dalam menjalankan ibadah dengan
menekankan pembinaan kepribadian muslim, yakni pembinaan
akhlakul karimah, meski mata pelajaran agama tidak diganti mata
pelajaran akhlak dan etika (Rahman, 2012: 2055).
Pendidikan Agama Islam bertujuan membangun karakter anak
didik yang kuat menghadapi berbagai cobaan dalam kehidupan dan
telaten, sabar, serta cerdas dalam memecahkan masalah yang dihadapi
(Hendra dan Beni, 2012: 147).
Pendidikan Agama Islam membentuk anak mempunyai
kepribadian yang kuat dan berakhlakul karimah. Guru maupun orang
tua berusaha mendidik anak dan diarahkan kepada perkembangan
jasmani dan rohani sesuai ajaran agama Islam. Secara arti maupun
tujuan bahwa Pendidikan Agama Islam harus mengacu pada nilai-nilai
agama Islam untuk menuai keberhasilan hidup yang baik bagi anak
didik, sehingga mampu membuahkan kebaikan diakhirat kelak.
30
3. Asmaul Husna
a. Pengertian Asmaul Husna
Kata Al-Asma’ adalah bentuk jamak dari kata Al-Ism yang berarti
nama. Allah memiliki apa yang dinamai-Nya sendiri dengan Al-Asma.
Al-Asma itu sendiri bersifat Husna. Kata Al-Husna adalah bentuk
muannats (feminim) dari kata ahsan, yang berarti terbaik. Penyifatan
nama-nama Allah dengan kata yang berbentuk sighat mubalaghah
(kata yang menyatakan paling) ini menunjukkan bahwa nama-nama
tersebut bukan hanya baik dan indah, tetapi juga yang terbaik dan
terindah. Demikianlah kata Husna menunjukkan bahwa nama-nama-
Nya adalah nama-nama yang sangat sempurna. Tidak sedikit pun
terkotori oleh kekurangan (Syafi’ie, 2010).
Dalam agama Islam, asmaul husna adalah nama-nama Allah yang
indah dan baik. Asma berarti nama dan Husna berarti yang baik atau
yang indah, jadi asmaul husna adalah nama-nama milik Allah yang
baik lagi indah (Asropudin, 2013: 6).
Dengan begitu asmaul husna dapat diartikan sebagai nama-nama
yang baik lagi indah yang hanya dimiliki oleh Allah Swt. Dengan
menghafalkan asmaul husna dengan diiringi menjaga hafalannya dan
mengamalkannya sehari-hari akan mengantarkan orang yang
melakukannya masuk kedalam surga Allah Swt.
31
b. Nama-Nama Allah dalam Asmaul Husna
1) Al-Karim
Allah Swt. adalah Dzat Yang Maha Mulia dan Maha
Pemurah. Dia menganugerahkan berbagai kemuliaan kepada
hamba-Nya dengan kemurahan-Nya yang nirbatas. Dia selalu
memberi sebelum diminta, dan tetap memberi, meskipun tidak
diminta. Dengan kemurahan-Nya, dia mengampuni hamba-Nya
yang memohon ampunan-Nya, dan tidak mengabaikan siapa saja
yang memohon perlindungan kepada-Nya. Dalam Dzat, asma, dan
sifat-Nya terhimpun seluruh kemuliaan-Nya (Al-Banjari, 2010:
104).
Meneladani nama dan sifat Allah Al-Karim berarti kita harus
menghilangkan kekikiran dalam diri dan menjadi manusia
pemurah. Selain itu, kita juga dituntut menghiasi diri kita dengan
iman dan takwa sehingga menjadi pribadi yang mulia. Sebab,
orang yang paling mulia disisi Allah adalah orang yang paling
bertakwa (el-Bantanie, 2010: 84-85).
Sebagaimana firman Allah dalam Al-Quran:
كر لنف سه ومن كفر فإن رب ي غني كريم و من شكر فإن ما يش
Artinya: ”Dan barangsiapa bersyukur, sesungguhnya dia
bersyukur untuk kebaikan dirinya sendiri, dan
barangsiapa ingkar, sesungguhnya, Tuhanku
Mahakaya lagi Mahamulia.” (QS An-Naml [27]: 40).
32
Kalau kita ingin menjadi orang kaya, Allah yang memberikan
kekayaan itu. Kalau kita ingin mempunyi anak, Allah yang
memberikan anak itu. Kalau kita ingin berkuasa, Allah yang
memberikan kekuasaan itu. Kalau kita ingin memiliki uang,
barang,sandang, pangan, papan, Allah yang memberikan
tambahan penghasilan, sandang, pangan, dan papan itu. Itulah
Allah Yang Maha Memberi Kemuliaan (Al-Karim) (Syafi’ie,
2011: 194-195).
2) Al-Mu’min
Allah Swt memberitahukan kepada semua makhluk-Nya
bahwa diri-Nya adalah Dzat al-Mu’min atau Yang Maha
Terpercaya dan Yang Maha Memberikan Keamanan, sebagaimana
termaktub dalam firman-Nya berikut (Al-Banjari, 2010: 35):
م ه إل ه و ٱلملك ٱلق دوس ٱلسل هيمن ه و ٱلل ٱلذى ل إل ؤمن ٱلم ٱلم
ا ي شرك ون عم ن ٱلل تكب ر س بح ٱلم ٱلجبار ٱلعزيز
Artinya: “Dia-lah Allah yang tiada Tuhan selain Dia, Raja, Yang
Maha Suci, Yang Maha Sejahtera, Yang Mengaruniakan
Keamanan, Yang Maha Memelihara, Yang Maha
Perkasa, Yang Maha Kuasa, Yang Memiliki Segala
Keagungan, Maha Suci Allah dari apa yang mereka
persekutukan.” (QS. Al-Hasyr [59]: 23).
Allah memberikan karunia keamanan kepada makhluk-Nya
karena Dia adalah Sumber Keamanan (Al-Mu’min). Sejarah
mencatat bagaimana Allah mengamankan para rasul dan nabi-
Nya. Kita masih ingat bagaimana Nabi Adam a.s. aman dalam
33
perjalanannya menuju bumi, Nabi Ibrahim a.s. tidak merasakan
panas dalam kobaran api, Nabi Musa a.s. dalam usahanya
menyeberangi Laut Merah, Nabi Isa a.s. dari penyaliban, dan Nabi
Muhammad Saw. selamat dalam Perang Badar dan Perang Uhud
(Syafi’ie, 2011: 50).
Meneladani nama dan sifat Allah Al-Mu’min berarti kita harus
mampu memberikan rasa aman bagi orang lain. Kita tidak boleh
mengganggu orang lain, baik secara langsung maupun tidak.
Jadikanlah setiap orang merasa aman berteman atau bertetangga
dengan kita (el-Bantanie, 2010: 13).
3) Al-Wakil
Allah Swt Yang Maha Mewakili sebagai wakil tertinggi dan
terpercaya mengurus makhluk-Nya dengan kesempurnaan ilmu,
qudrat, iradat, serta hikmah-Nya. Dia-lah yang diandalkan oleh
segenap makhluk-Nya dalam menyelesaikan segala urusan, karena
keterbatasan mereka. Allah Swt. berfirman:
بدوه وهو علىشي ء ء فاع وخالق كل شي ه إل ه ربكم ل إل ذ لكم الل
وكيل
Artinya: “Itulah Allah, Tuhan kamu, tidak ada tuhan selain Dia,
Pencipta segala sesuatu, maka sembahlah Dia, Dialah
pemelihara segala sesuatu.” (QS Al-An’am [6]: 102).
‘Abd Al-Wakil (hamba Allah Yang Maha Mewakili) adalah
gelar yang diberikan oleh Allah Swt. kepada jiwa yang telah
kokoh dalam melimpahkan seluruh persoalannya kepada-Nya.
34
Jiwa ini melahirkan daya penyerahan eksistensi dirinya kedalam
kehendak-Nya supaya tidak terbebani oleh berbagai persoalan
hidup. Hal itu terjadi karena jiwanya telah menerima limpahan
Nur Wakil-Nya (Al-Banjari, 2010: 124).
4) Al-Matin
Allah Swt adalah Tuhan Yang Maha Kokoh Dzat-Nya, tidak
terbendung perbuatan-Nya, tidak tergoyahkan sifat-Nya dan tak
ada tandingan keindahan asma-Nya. Dia-Lah yang memiliki
kekuatan yang sangat kokoh, sehingga tidak ada satupun yang
mampu menandingi-Nya. Dia yang memberikan rezeki kepada
makhluk-Nya. Allah Swt. berfirman (Al-Banjari, 2010: 128):
اق ذ و ا ز ه و الر ة المتين إن الل لق و
Artinya: “Sesungguhnya, Allah, Dia-lah Maha Pemberi Rezeki
yang mempunyai kekuatan lagi sangat kokoh.” (QS. Az-
Zariyat [51]: 58).
Meneladani nama dan sifat Allah Al-Matin berarti kita
dituntut menjadi orang yang kuat dalam berbagai bidang.
Kemudian, menggunakan kekuatan itu untuk kebaikan. Misalnya,
kita berhasil menjadi seorang pengusaha, kemudian kita membuka
lapangan pekerjaan bagi orang lain. Dengan demikian, kekuatan
ekonomi yang kita miliki memberikan manfaat bagi orang lain (el-
Bantanie, 2010: 108-109).
35
5) Al-Jami’
Allah Swt adalah Dzat Yang Maha Penghimpun, yang
menghimpun segala kebaikan, keindahan, keperkasaan,
keagungan, dan kesempurnaan seluruh perbuatan, nama, dan sifat-
Nya. Dia mengumpulkan apapun yang dikehendaki-Nya. Dia juga
menghimpun berbagai makhluk-Nya yang tak terhingga jenis,
bentuk, citra, sifat, warna, dan baunya di-alam semesta. Allah Swt.
berfirman (Al-Banjari, 2010: 185):
ل ي خلف الميعاد ربنا انك جامع الناس ليوم ل ريب فيه ان الل
Artinya: “Ya Tuhan kami, sesungguhnya Engkau mengumpulkan
manusia untuk (menerima pembalasan pada) hari yang
tak ada keraguan padanya. Sesungguhnya, Allah tidak
menyalahi janji.” (QS. Ali-Imran [3]: 9).
Pengertian Al-Jami’ selain mengumpulkan berbagai hal yang
hakikatnya berbeda, seperti disebut diatas, Al-Jami’ sebagai nama
terbaik Tuhan lebih tertuju kepada kekuasaan Tuhan
mengumpulkan semua makhluk di padang mahsyar untuk
menerima ganjaran setiap perbuatan pada masa hidupnya (Jahja,
2010: 674).
Meneladani nama dan sifat Allah Al-Jami’ berarti kita harus
mampu menghimpun sifat-sifat terpuji dalam diri sehingga kita
mampu menjadi seorang muslim dengan karakter yang unggul.
Selain itu, kita juga harus mampu bekerjasama dalam kebaikan.
Menggabungkan potensi-potensi individu dari tiap muslim untuk
36
menghasilkan kolaborasi yang dahsyat dalam rangka menegakkan
izzah (kehormatan) Islam (el-Bantanie, 2010: 175).
6) Al-‘Adl
Para ahli dari berbagai disiplin ilmu mengatakan, adil
diartikan sebagai sikap seseorang yang menempatkan sesuatu pada
tempat yang semestinya, dalam arti sesuai dengan porsinya,
pengorbanannya, kebutuhannya, keperluannya, kelelahannya,
keringatnya, perjuangannya, da apa yang telah diperbuatnya. Hal
ini berlaku bagi atasan, pimpinan, orang tua, guru, hakim, dan
berbagai jenjang penguasa agar memberikan penghargaan
(reward) serta hukuman (punishment) sesuai apa yang diperbuat
orang lain, termasuk terhadap dirinya sendiri (Syafi’ie, 2011:
136).
Al-‘Adl merupakan salah satu nama terbaik Allah, yang
menjelaskan sifat af’al-Nya, Yang Maha Adil dalam segala
tindakan dan hukum yang ditetapkan-Nya. Dalam Al-Qur’an
Tuhan kerap kali memerintahkan umat manusia agar mereka
berlaku adil, terutama dalam menetapkan hukum diantara
manusia. Firman Allah (Jahja, 2010: 231):
ك م أن ت ؤدوا الأمانات إلى أهلها وإذا حكمت م بين الناس ر يأم إن الل
كان س ا يعظ ك م به إن الل نعم وابالعدل إن الل ميعا بصيراأن تحك م
Artinya: “Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan
amanah kepada yang berhak menerimanya, dan
menyuruh kamu apabila menetapkan hukum diantara
37
manusia supaya kamu menetapkan dengan adil.
Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-
baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha
Mendengar lagi Maha Melihat (QS. An-Nisa [4]: 58).
Meneladani nama dan sifat Allah Al-‘Adl berarti kita harus
berlaku adil kepada setiap orang. Kita dituntut harus berlaku adil
kepada setiap orang. Kita dituntut menegakkan keadilan meski
kepada keluarga atau teman sendiri. Selain itu, perlu dipahami
juga bahwa adil tidak berarti sama rata, tetapi seimbang (el-
Bantanie, 2010: 58-59).
7) Al-Akhir
Allah sebagai Maha Akhir berarti tidak ada yang lebih
belakangan (kemudian) dari-Nya, sesudah-Nya tidak ada
kekosongan karena Allah selama-lamanya hidup tanpa berhenti.
Dalam waktu apapun, makhluk hidup dan benda mati terkungkung
didalamnya, sehingga kemudian memerlukan waktu dan bersusah
payah untuk bertahan agar tidak musnah, namun tetap saja
kehancuran itu terjadi (Syafi’ie, 2011: 307).
ء عليم خر والظ اهر وال باطن وهو بكل شي ل وال و هو ال
Artinya: “Dialah Yang Awal, Yang Akhir, Yang Zhahir, dan Yang
Batin, dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu.” (QS.
Al-Hadid [57]: 3).
Meneladani nama dan sifat Allah Al-Akhir berarti kita
menyadari bahwa tujuan akhir kita adalah kembali kepada Allah.
Karenanya, kita harus menyiapkan bekal menempuh hari akhir
38
dengan banyak berbuat amal saleh. Harta, jabatan, anak dan istri
semuanya akan kita tinggalkan. Satu-satunya yang akan dibawa
dan setia menemani kita di dalam kubur adalah iman dan amal
saleh sewaktu hidup di dunia. Karenanya, pergunakanlah waktu
untuk berbuat amal saleh sebanyak-banyaknya sebagai bekal
menempuh perjalanan ke hari akhir (el-Bantanie, 2010: 148-149).
4. Metode Pair Check
a. Pengertian Metode Pair Check
Metode merupakan cara yang digunakan untuk
mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan
nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal. Metode
dalam rangkaian sistem pembelajaran memegang peran yang sangat
penting yaitu digunakan untuk merealisasikan strategi yang telah
ditetapkan (Warso, 2017: 79). Banyak macam metode yang dapat
dipakai oleh guru dalam menyampaikan materi pelajaran. Namun
perlu diingat bahwa tidak semua dan tidak pula semua metode
dikatakan jelek. Keefektifan penggunaan metode dapat terjadi bila ada
kesesuaian antara metode dengan semua komponen pembelajarran
yang telah diprogramkan dalam satuan pelajaran sebagai persiapan
tertulis. Makin tepat metode yang digunakan oleh guru dalam
membelajarkan, diharapkan makin efektif pula pencapaian tujuan
pembelajaran (Sutikno, 2014: 34-35).
39
Pair check (pasangan mengecek) adalah bagian dari model
pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran ini merupakan model
pembelajaran berkelompok atau berpasangan yang dipopulerkan oleh
Spencer Kagan. Model ini menerapkan pembelajaran berkelompok
yang menuntut kemandirian dan kemampuan siswa dalam
menyelesaikan persoalan yang diberikan. Model pembelajaran ini juga
untuk melatih rasa sosial siswa, kerjasama dan kemampuan memberi
penilaian. Model ini sangat cocok digunakan untuk menilai sikap
sosial siswa dan interaksi siswa dengan temannya (Fathurrohman,
2018: 109).
Bertukar pasangan, teknik ini memberi siswa kesempatan untuk
bekerja sama dengan orang lain. Pasangan bisa ditunjuk oleh guru
atau berdasarkan Teknik Mencari Pasangan (Isjoni, 2011: 112).
Pembelajaran bertukar pasangan termasuk pembelajaran dengan
tingkat mobilitas cukup tinggi, dimana siswa akan bertukar pasangan
dengan pasangan lainnya dan nantinya harus kembali ke pasangan
semula/pertamanya. Model pembelajaran bertukar pasangan ini
merupakan salah satu pembelajaraan kooperatif, yaitu pembelajaran
yang dikembangkan dari teori kontruktivisme karena mengembangkan
struktur kognitif untuk membangun pengetahuan sendiri melalui
berpikir rasional (Fathurrohman, 2017: 88).
40
Berdasarkan pengertian diatas pair check merupakan metode
pembelajaran kelompok yang menuntut kemandirian dan kemampuan
siswa dalam menyelesaikan masalah. Metode pembelajaran ini juga
mengedepankan rasa sosial siswa, kerjasama dan kemampuan
memberikan penilaian.
b. Langkah-Langkah Metode Pair Check
Sintaknya adalah sebagai berikut:
1) Guru menjelaskan konsep.
2) Siswa dibagi beberapa tim. Setiap tim terdiri dari 4 orang. Dalam
satu tim ada 2 pasangan. Setiap pasangan dalam satu tim ada yang
menjadi pelatih dan ada yang patner.
3) Guru membagikan soal kepada si patner.
4) Patner menjawab soal, dan si pelatih bertugas mengecek
jawabannya. Setiap soal ada yang benar pelatih memberi kupon.
5) Bertukar peran. Si pelatih menjadi patner dan si patner menjadi
pelatih.
6) Guru membagikan soal kepada si patner.
7) Patner menjawab soal, dan si pelatih bertugas mengecek
jawabannya. Setiap soal yang benar pelatih memberi kupon.
8) Setiap pasangan kembali ke tim awal dan mencocokan jawaban
satu sama lain.
9) Guru membimbing dan memberikan arahan atas jawaban dari
berbagai soal dan tim mengecek jawabannya.
41
10) Tim yang paling banyak mendapat kupon diberi hadiah.
Langkah-langkah pembelajarannya adalah sebagai berikut:
1) Bekerja berpasangan, guru membentuk tim berpasangan berjumlah
2 (dua) siswa. Setiap pasangan mengerjakan soal yang pas sebab
semua itu akan membantu melatih siswa dalam menilai.
2) Pelatih mengecek, apabila patner benar pelatih memberi kupon.
3) Bertukar peran, seluruh patner bertukan peran dan mengulangi
langkah 1-3.
4) Pasangan mengecek, seluruh pasangan tim kembali bersama dan
membandingkan jawaban.
5) Penegasan guru, guru mengarahkan jawaban/ide sesuai konsep
(Fathurrohman, 2018: 110-111).
c. Kelebihan dan Kekurangan Metode Pair Check
1) Kelebihan Metode Pair Check
a) Setiap siswa termotivasi untuk menguasai materi.
b) Mendorong siswa tampil prima karena membawa nama baik
kelompok lamanya.
c) Terciptanya suasana gembira dalam belajar. Dengan demikian,
meskipun saat pelajaran menempati jam terakhir pun, siswa
tetap antusias belajar (Fathurrohman, 2017: 89).
d) Dipandu belajar melalui bantuan rekan atau teman sejawat.
e) Menciptakan saling kerjasama di antara siswa yang berbeda
potensinya.
42
f) Increases comprehension of concepts andlor processes
(Meningkatkan pemahaman konsep dan/atau proses).
g) Melatih berkomunikasi. Output yang diharapkan adalah
munculnya siswa yang mampu menyampaikan apa yang telah
dipelajarinya dengan bahasa yang lain (Fathurrohman, 2018:
111).
2) Kekurangan Metode Pair Check
a) Ada siswa tang takut diintimidasi bila memberi nilai jelek
kepada anggotanya (bila kenyataannya siswa lain kurang
mampu menguasai materi). Solusinya, lembar tidak diberi
nama si penilai.
b) Ada siswa yang mengambil jalan pintas dengan meminta
tolong pada temannya untuk mencarikan jawabannya.
Solusinya, mengurangi poin pada siswa yang membantu dan
dibantu (Fathurrohman, 2017: 89).
c) Memerlukan banyak waktu. Hal ini menyebabkan pemakaian
model ini akan membuang waktu, karena waktu persiapan dan
waktu inti permainan akan memakan waktu yang cukup
banyak. Sehingga jika diterapkan pada mata pelajaran yang
jam pelajarannya sedikit tidak tepat.
d) Memerlukan pemahaman yang tinggi terhadap konsep untuk
menjadi pelatih. Hal ini belum tentu dapat dipahami dengan
mudah oleh siswa (Fathurrohman, 2018: 111-112).
43
5. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
a. Pengertian Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) merupakan standar terendah
yang harus dicapai oleh setiap siswa melalui Kegiatan Belajar
Mengajar (KBM). Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) adalah batas
minimal ketercapaian siswa dalam kompetensi setiap indikator,
kompetensi dasar, dan standar kompetensi aspek penilaian mata
pelajaran yang harus dikuasai.
Penetapan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) harus dilakukan
sebelum awal tahun ajaran dimulai karena Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM) merupakan kriteria minimal sebagai tolok ukur
pencapaian kompetensi dan sebagai standar pengukuran paling awal
untuk mengukur dan menilai hasil belajar yang telah dicapai oleh
setiap siswa melalui Keguatan Belajar Mengajar (KBM). Pada saat
kegiatan belajar Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) akan
memberikan petunjuk penting bagi tenaga pendidik di tingkat satuan
pendidikan untuk merumuskan langkah-langkah realistic dan terukur
(Direktorat Pendidikan Agama Islam, 2012: 112-114).
Dari pengertian di atas pada dasarnya Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM) merupakan standar terendah yang harus dicapai oleh
setiap siswa melalui Kegiatan Belajar Mengajar (KBM). Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM) adalah batas minimal ketercapaian siswa
dalam setiap aspek penilaian mata pelajaran.
44
b. Macam-Macam Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
1) Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) Individual
Peserta didik dianggap telah memenuhi ketuntasan belajar
apabila telah menguasai sekurang-kurangnya sama dengan KKM
yang ditetapkan oleh satuan pendidikan. Setiap siswa dikatan
tuntas belajarnya (ketuntasan individu) jika proporsi jawaban
benar siswa ≥ 65% (Trianto, 2010: 241). Jadi dapat dikatakan hasil
belajar dalam kemampuan pemecahan masalah peserta didik
dikatakan memenuhi KKM individual apabila peserta didik
tersebut memperoleh nilai lebih dari atau sama dengan.
2) Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) Nasional
Kriteria ketuntasan menunjukkan persentase tingkat
pencapaian kompetensi sehingga dinyatakan dengan angka
maksimal 100. Angka maksimal 100 merupakan kriteria
ketuntasan ideal. Target ketuntasan secara nasional diharapkan
mencapai minimal 75. Satuan pendidikan dapat memulai dari
kriteria ketuntasan minimal di bawah target nasional kemudian
ditingkatkan secara bertahap.
3) Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) Klasikal
Suatu kelas dikatakan tuntas belajarnya (ketuntasan klasikal)
jika dalam kelas tersebut terdapat ≥ 85% siswa yang telah tuntas
belajarnya (Trianto,2010: 241). Jadi dapat dikatakan hasil belajar
dalam kemampuan pemecahan masalah peserta didik memenuhi
45
ketuntasan klasikal apabila sekurang-kurangnya 85% dari peserta
didik yang berada pada kelas tersebut memperoleh nilai lebih dari
atau sama dengan.
c. Prosedur Penetapan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
Adapun penetapan nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
dilakukan melalui analisis ketuntasan belajar minimal pada setiap
indikator dengan memperhatikan kompleksitas, daya dukung, dan
intake peserta didik untuk mencapai ketuntasan kompetensi dasar dan
standar kompetensi. Diantara langkah-langkah dalam menentukan
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) adalah sebagai berikut:
1) Menetapkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) untuk setiap
Indikator.
2) Menetapkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) untuk setiap
Kompetensi Dasar melalui rerata dari Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM) Indikator.
3) Menetapkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) untuk setiap
Standar Kompetensi melalui rerata dari Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM) Kompetensi Dasar.
4) Menetapkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) untuk setiap
aspek mata pelajaran melalui rerata dari Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM) Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar dan
Indikator yang telah dipetakan berdasarkan aspek.
46
5) Hasil penetapan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) oleh guru
atau MGMP disahkan oleh kepala sekolah untuk dijadikan
patokan guru dalam melakukan penilaian.
6) Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan
disosialisasikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan, yaitu
peserta didik, orang tua dan dinas pendidikan.
7) Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dicantumkan dalam LHB
pada saat hasil penelitian dilaporkan kepada orang tua (Depdiknas,
2010: 25-26).
B. Kajian Pustaka
Penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian penulis antara lain:
1. Skripsi Mar’atus Sholikhah mahasiswi Institut Agama Islam Negeri
Salatiga yang berjudul “Peningkatan Hasil Belajar Al-Qur’an Hadis
Materi Makanan Minuman Halal dan Bergizi Melalui Metode
Pembelajaran Pair Check pada Siswa Kelas VIII E SMP Muhammadiyah
Salatiga Tahun Pelajaran 2018/2019”. Hasil belajar al-Qur’an Hadis
materi makanan dan minuman halal dan bergizi pada siswa kelas VIII E
SMP Muhammadiyah Salatiga tahun pelajaran 2018/2019 mengalami
peningkatan dari pra siklus, siklus I, siklus II. Sebelum tindakan siswa
yang tuntas sebanyak 3 siswa (11,11%), sedangkan pada siklus I
meningkat menjadi 18 siswa siswa yang tuntas atau mencapai 66,67%.
47
pada siklus II siswa yang tuntas mencapai 25 siswa atau mencapai
92,59%.
2. Skripsi Nailul Falah mahasiswi Institut Agama Islam Negeri Salatiga
yang berjudul “Peningkatan Hasil Belajar PAI Materi Akhlak Mulia
Dengan Metode Pair Check Pada Siswa Kelas XII TKR B SMK
Saraswati Salatiga Tahun Pelajaran 2018/2019”. Hasil penelitian pada pra
siklus dari 36 siswa yang tuntas 10 siswa dengan persentase 27,78%,
sedangkan yang belum tuntas 26 siswa dengan persentase 72,22% dengan
rata-rata 64,72. Setelah pelaksanaan siklus I mengalami peningkatan
sebanyak 17 siswa yang mendapat nilai tuntas dengan persentase 47,22%,
sedangkan yang belum tuntas 19 siswa dengan persentase 52,78% dengan
rata-rata 69,44. Diadakan lagi pada siklus II, terjadi peningkatan sebanyak
33 siswa mendapat nilai tuntas dengan persentase 91,67% dan yang
belum tuntas 3 siswa dengan persentas e8,33% dengan rata-rata 83.
3. Skripsi Nur Afifa Afif mahasiswi Universitas Islam Negeri Sunan Ampel
Surabaya yang berjudul “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
Pair Check Untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis Materi
Menyusun Paragraf Pada Siswa di Kelas III MI Sunan Ampel Kesambi-
Porong Sidoarjo”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan model
pembelajaran kooperatif tipe pair check dapat disimpulkan siswa menjadi
aktif dan menjadikan nilai keterampilan menulis siswa menjadi meningkat
diatas KKM. Perolehan observasi aktivitas guru mendapat skor
peningkatan dari 76,7 menjadi 83. Kemudian skor aktivitas siswa dari
48
perolehan pada 69,2 menjadi 86,5. Selain itu peningkatan keterampilan
menulis siswa juga dapat dikategorikan berhasil, tahap pra siklus, siklus I
maupun siklus II, yakni dari 60,85% (tidak baik) menjadi 79,64 dengan
prosentase 67,8% kemudian menjadi 82,82% (baik), sehingga
prosentasenya 89,6%.
Setelah melakukan kajian pustaka dari berbagai macam judul diatas,
berdasarkan dari data penelitian terdahulu dengan penelitian penulis terdapat
persamaan dan perbedaan. Persamaannya yaitu menggunakan metode
pembelajaran yang sama yaitu sama-sama menggunakan metode pair check.
Sedangkan perbedaannya diantaranya yaitu dari sudut materi, mata pelajaran,
subjek penelitian, tempat penelitian, dan hasil belajar peserta didik.
Ketiga penelitian tersebut mempunyai keterkaitan dengan penelitian
penulis kali ini, sehingga dapat dijadikan acuan oleh peneliti dalam
melakukan penelitian. Berdasarkan penelitian diatas, penulis
mengembangkan penelitian dalam mata pelajaran PAI materi asmaul husna
dengan menggunakan metode pembelajaran pair check agar dapat
meningkatkan hasil belajar siswa. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas X
RPL 1 SMKN 1 Pabelan yang secara materi pembelajaran berbeda dengan
penelitian sebelumnya. Sehingga bisa dikatakan bahwa penelitian ini adalah
penelitian yang berbeda dengan penelitian sebelumnya. Hasil dari penelitian
ini diharapkan dapat menjadi bahan kajian terhadap penelitian-penelitian
yang akan datang.
49
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Gambaran Umum SMKN 1 Pabelan
1. Tujuan Pendidikan Menengah Kejuruan
Tujuan Pendidikan Menengah Kejuruan adalah meningkatkan
kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan
untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai dengan
kejuruannya.
2. Profil Sekolah
a. Data Sekolah
1) Nama SMK : SMK NEGERI 1 PABELAN
2) Status : Negeri
3) PBM : Pagi
4) Sertifikasi ISO : -
5) Alamat Sekolah : Jl. Salatiga-Dadapayam Km. 8
Pabelan
Kab. Semarang
6) RT/RW : 05/03
7) Desa : Sumberejo
8) Kecamatan : Pabelan
9) Kabupaten : Semarang
10) Telp./Fax : 0811289199
11) Email : smknegeri1pabelan @gmail.com
50
12) Nomor Statistik Sekolah : 32103220502
b. Data Kepala Sekolah
1) Nama Kepala Sekolah : Mukimin, S.Pd
2) Pendidikan : S1
3) Status : PNS
4) Alamat Rumah : Jl. Boyolali – Musuk Km 4
Sukorame
5) RT/RW : 07/01
6) Desa : Sukorame
7) Kecamatan : Musuk
8) Kabupaten/Kota : Boyolali
9) No. Telp. Rumah/HP : 08562883709
3. Visi SMK Negeri 1 Pabelan
Unggul dalam prestasi, Berbudi dalam Prilaku dan berwawasan
lingkungan, yang didasari Iman dan Taqwa.
4. Misi SMK Negeri 1 Pabelan
a. Membentuk peserta didik beriman, bertaqwa, berakhlak mulia.
b. Membangun integritas dan jiwa gotong royong pada setiap warga
sekolah.
c. Mengembangkan pendidikan berbasis kompetensi yang berorientasi
pada dunia kerja dan berwirausaha.
d. Mengembangkan unit produksi dengan mengoptimalkan potensi
yang ada.
51
e. Menciptakan lingkungan pendidikan yang aman dan nyaman.
5. Tujuan Pendidikan SMK Negeri 1 Pabelan
Tujuan sekolah sebagai bagian dari tujuan pendidikan nasional
adalah meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak
mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan
lebih lanjut. Secara lebih rinci tujuan SMK Negeri 1 Pabelan adalah
sebagai berikut :
a. Menyiapkan peserta didik yang cakap, mampu memahami dan
menerapkan budi pekerti luhur.
b. Menyiapkan peserta didik untuk memasuki dunia kerja dan
berwirausaha.
c. Menyiapkan peserta didik agar mampu mengembangkan sikap
profesional, beradaptasi dengan lingkungan, mandiri, gigih dalam
berkompetisi, dan berdisiplin.
d. Meningkatkan kepuasan masyarakat untuk memperoleh layanan
pendidikan dan pelatihan kejuruan sesuai program keahlian.
e. Menyiapkan dan melaksanakan komponen-komponen sekolah
berintegritas.
52
6. Data Kompetensi Keahlian
Tabel 3.1 Data Kompetensi Keahlian
No Kompetensi
Keahlian
Kelas X Kelas XI Kelas XII
Rombel Siswa Rombel Siswa Rombel Siswa
1 Teknik
Sepeda
Motor
2 72 2 57 2 37
2 Teknik
Kendaraan
Ringan
2 72 2 60 2 42
3 Rekayasa
Perangkat
Lunak
2 70 2 62 2 62
4 Busana
Butik
2 49 2 58 2 58
Total 8 263 8 241 8 171
7. Data Sarana Prasarana
Tabel 3.2 Data Fasilitas Ruang Belajar
No Nama Ruang Jumlah
Kebutuhan Tersedia Kurang
1 Ruang Kepala Sekolah 1 1 -
2 Ruang Guru 1 - 1
3 Ruang Pelayanan Admin 1 1 -
4 Ruang Kelas 24 20 4
5 Ruang Lab. Kimia/Fisika 12 7 5
6 Ruang Praktik 2 2 -
7 Ruang Lab. Bahasa 1 - 1
8 Ruang Lab. Komputer 3 2 1
9 Ruang Perpustakaan 1 1 -
10 Ruang Ibadah 1 - 1
11 Ruang Aula 1 - 1
12 Ruang Gudang 1 - 1
13 Ruang Lab. Tata Busana 3 2 1
14 Ruang Lab. Otomotif 6 3 3
15 Ruang Lab. RPL 3 2 1
53
8. Data Guru / Karyawan
a. Kepala Sekolah dan Guru
Tabel 3.3 Data Jumlah Kepala Sekolah dan Guru
No Jabatan PNS GTT Jumlah
L P L P
1 Kepala Sekolah 1 - - - 1
2 Guru 8 2 10 18 38
Jumlah 9 2 10 18 39
b. Karyawan
Tabel 3.4 Data Jumlah Karyawan
No Jabatan Tetap
Tidak
Tetap Jumlah
L P L P
1 KTU - 1 - - 1
2
Staf
Administrasi - - 1 5 6
3 Penjaga Sekolah - - 2 - 2
4 Asisten Lab. - - 1 - 1
Jumlah - 1 4 5 10
c. Daftar Nama Guru dan Karyawan
Tabel 3.5 Daftar Nama Guru dan Karyawan
No Nama L/P Jabatan
1 Mukimin, S.Pd. L Kepala
Sekolah
2 Sunarjo, S.Pd. L Guru
3 Fitri Rangga Panatas, S.Pd. L Guru
4 Zainal Abidin, S.Pd. L Guru
5 Hestri Wulansari, S.Sn. P Guru
6 Slamet Rozikin, S,Pd. L Guru
54
No Nama L/P Jabatan
7 Siswanti, S.Pd. P Guru
8 Imelda Wikan Kristian, S. Kom. L Guru
9 A Yuli Setiawan, S.Pd. L Guru
10 Nur Makhmud, S.Pd. L Guru
11 Prasetyo Adi Wibowo, S.Pd. L Guru
12 Muhammad Gilang H, S.Kom. L Guru
13 Bernadetta Hellen Siskalia, S.Pd P Guru
14 Indra Latief Hidayatullah, S.Pd. L Guru
15 Rosyidah Hinawati, S.Pd. P Guru
16 Hananto Hidayat, S,Pd. L Guru
17 Desi Eka Sulistyani, M.Pd. P Guru
18 Dwi Aryati, S.Si. P Guru
19 Anida Rahmawati, S.Psi. P Guru
20 Abu Naim, S.Pd. L Guru
21 Setyowati, S.Pd. P Guru
22 Tri Sumarni, S.Pd. P Guru
23 Fuad Muhlichin, S.Pd. L Guru
24 Nurdiah, M.Pd. P Guru
25 Umi Khoiriyah,S.T. P Guru
26 Tutik Ari Sandi, S.Pd. P Guru
27 Dhana Eriyana, S.Kom. P Guru
28 Aprilia Cahyaningrum, S.Pd. P Guru
29 Misbahul Bariyah, S.Pd. P Guru
30 Mudha Prasetya Budi, S.Pd. L Guru
31 Yusuf Chandra, S.Pd. L Guru
32 Tutik Inawati, S.Pd. P Guru
33 Muhammad Taufiqur R, S.Pd. L Guru
34 Sumyanto, S.Pd. L Guru
35 Abdul Aziz Muchsoni, S.Pd. L Guru
36 Riasty Purwandari, S.Pd. P Guru
55
No Nama L/P Jabatan
37 Muhammad Rofiq, S.Pd. L Guru
38 Istiqomah, S.Pd. P Guru
39 Crisna Urma Indrayani, S.Pd. P Guru
40 Eko Sutikno, S.Pd. L Guru
41 Nur Siti Sulaikah, S.Pd. P Guru
42 Siti Widyastuti P Tata Usaha
43 Endang Wijiati P PTT
44 Dariyati P PTT
45 Mahmudi L PTT
46 Hariyanti P PTT
47 Sri Widianingsih P PTT
48 Ngatinem P PTT
49 Herman L PTT
50 Parli L PTT
d. Data Hasil Ujian Nasional
Tabel 3.6 Hasil Ujian Nasional
Nilai UN Bahasa
Indonesia Bahasa
Inggris Mat
Kompetensi
Keahlian
Klasifikasi A B C A
Rata – Rata 7,53 7,16 6,48 8,87
Terendah 4,60 6,20 5,30 8,07
Tertinggi 9,20 8,20 9,75 9,28
Standar
Deviasi 1,05 0,54 0,93 0,20
Sumber: Data Sekolah SMK Negeri 1 Pabelan tahun 2019
56
B. Pelaksanaan Penelitian
Penelitian ini meneliti pembelajaran pada mata pelajaran PAI materi
Asmaul Husna dengan menggunakan metode Pair Check di kelas X RPL 1
SMKN 1 Pabelan, dilakukan dengan 2 kali tatap muka dengan alokasi waktu
3x45 menit. Adapun diskripsi pelaksanaan penelitian sebagai berikut:
1. Diskripsi Awal (Pra Siklus)
Pada tahap ini peneliti menggunakan nilai ulangan harian mata
pelajaran PAI untuk mengetahui kemampuan siswa kelas X RPL 1
semester I SMKN 1 Pabelan. Berikut ini hasil nilai ulangan harian
sebelum diberikan pembelajaran menggunakan metode pair check.
Tabel 3.7 Nilai Ulangan Harian Pra Siklus
No Nama Siswa Nilai Keterangan
Tuntas Tidak
Tuntas
1 AMSK 85 √
2 AS 70 √
3 AS 75 √
4 AM 60 √
5 AFP 65 √
6 A 85 √
7 ASP 30 √
8 EO 45 √
9 EPL 50 √
10 FRS 60 √
11 FL 70 √
12 FH 70 √
13 HK 25 √
14 HRD 60 √
15 IL 75 √
16 KN 45 √
17 MAR 85 √
18 M 60 √
19 ND 70 √
20 NM 75 √
57
No Nama Siswa Nilai Keterangan
Tuntas Tidak
Tuntas
21 N 70 √
22 NR 40 √
23 RSN 35 √
24 SNAZ 40 √
25 SPH 30 √
26 SW 35 √
27 SA 55 √
28 UM 75 √
29 ZS 40 √
Total Nilai 1710 7 22
Rata-Rata Kelas 58,96 23,14% 76,86%
Berangkat dari data inilah penulis melakukan penelitian dan
mengangkat judul skripsi dengan menggunakan metode pembelajaran
pair check untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam proses
pembelajaran Pendidikan Agama Islam.
2. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I
Pelaksanaan siklus I dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 6
Agustus 2019 pada jam pelajaran ke-8, 9 dan 10 atau pada pukul 13.00-
15.15. pelaksanaan siklus I melalui 4 tahapan yang sebelumnya telah
direncanakan, yaitu meliputi perencanaan, pelaksanaan, observasi dan
refleksi. Adapun langkah-langkah yang dilakukan pada pelaksanaan
siklus I adalah sebagai berikut:
a. Perencanaan
1) Guru menentukan tanggal pelaksanaan penelitian
2) Guru merencanakan materi pembelajaran asmaul husna dengan
metode pair check.
58
3) Menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran sebagai
pedoman dalam kegiatan belajar mengajar.
4) Menyusun lembar pengamatan guru dan peserta didik dalam
kegiatan pembelajaran.
5) Menyiapkan tes dengan materi asmaul husna.
b. Pelaksanaan Tindakan
1) Pendahuluan
a) Guru beserta peserta didik melakukan doa bersama untuk
mengawali pembelajaran.
b) Guru melakukan absensi untuk memeriksa kehadiran siswa.
c) Guru memeriksa kerapian pakaian dan tempat duduk siswa
didalam kelas.
d) Guru memberikan apersepsi dan motivasi kepada siswa.
e) Guru memberi informasi tentang materi pembelajaran dan
kompetensi yang diharapkan akan tercapai.
2) Kegiatan Inti
a) Guru menjelaskan materi asmaul husna.
b) Guru menjelaskan prosedur mengenai cara belajar dengan
metode pair check.
c) Guru membentuk kelompok-kelompok kecil, masing-masing
kelompok berjumlah 4 siswa, dalam satu tim kelompok
terdapat 2 pasangan dengan peran yang berbeda, yakni
59
partner dan pelatih. Siswa yang berhasil menjawab
pertanyaan dengan benar akan mendapatkan kupon dari guru.
d) Guru membagikan lembar soal pada masing-masing
kelompok.
e) Guru memberi instruksi kepada siswa bahwa partner
mengerjakan soal terlebih dahulu dan pelatih mengecek
jawaban, kemudian setelah selesai bertukar peran.
f) Guru membimbing dan memberi arahan atas jawaban dari
berbagai soal.
3) Penutup
a) Guru dan siswa menyimpulkan materi yang sudah dipelajari.
b) Guru memberikan informasi tentang apa yang akan dipelajari
pada pertemuan selanjutnya.
c) Guru memotivasi siswa untuk belajar.
d) Menutup kegiatan pembelajaran dengan membaca doa.
e) Guru mengucapkan salam kepada siswa sebelum keluar kelas
dan siswa menjawab salam.
c. Pengamatan
Dalam proses ini peneliti melakukan pengamatan segala sesuatu
yang terjadi selama KBM berlangsung. Pengamatan yang dilakukan
oleh peneliti meliputi:
1) Memperhatikan keaktifan siswaselama KBM berlangsung.
60
2) Memperhatikan sikap dan perilaku siswa selama KBM
berlangsung.
3) Mengamati kesulitan siswa yang dialami siswa dalam memahami
materi pembelajaran yang diajarkan oleh guru.
4) Mengamati kesulitan yang dialami siswa dalam menerapkan
metode pair check.
Pengamatan dilakukan bersamaan dengan waktu pembelajaran,
pengamatan yang dilakukan adalah mengamati setiap tindakan
meliputi: keaktifan siswa, karakter siswa, interaksi siswa dengan
guru, interaksi siswa dengan siswa, interaksi siswa dengan bahan
ajar atau semua fakta yang ada selama proses pembelajaran.
d. Refleksi
Setelah melaksanakan tindakan pengamatan dalam pembelajaran
di dalam kelas, selanjutnya diadakan refleksi dari tindakan yang
dilakukan. Kegiatan refleksi ini dilakukan untuk mengetahui apakah
ada perubahan dalam menggunakan metode pair check saat
pembelajaran berlangsung. Refleksi merupakan perbaikan hasil
perencanaan pembelajaran yang telah diajarkan. Dapat disimpulkan
bahwa dalam pelaksanaan siklus I ini siswa sudah mulai aktif
berperan ketika proses pembelajaran berlansung, akan tetapi terdapat
beberapa siswa yang masih mengalami kesulitan dalam menerapkan
metode pair check, selain itu terdapat siswa yang malu untuk
bertanya saat guru memberikan waktu untuk tanya jawab. Untuk
61
mengatasi masalah tersebut, maka peneliti akan melakukan
perbaikan pada siklus berikutnya. Data-data yang diperoleh dari
observasi dikumpulkan, dianalisis dan digunakan sebagai dasar
untuk membuat perencanaan pembelajaran pada siklus II.
3. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II
Pelaksanaan siklus II dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 13
Agustus 2019 pada jam pelajaran ke-8, 9 dan 10 atau pada pukul 13.00-
15.15. pelaksanaan siklus II melalui 4 tahapan yang sebelumnya telah
direncanakan, yaitu meliputi perencanaan, pelaksanaan, observasi dan
refleksi. Adapun langkah-langkah yang dilakukan pada pelaksanaan
siklus I adalah sebagai berikut:
a. Perencanaan
1) Guru menentukan tanggal pelaksanaan penelitian
2) Guru merencanakan materi pembelajaran asmaul husna dengan
metode pair check.
3) Menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran sebagai
pedoman dalam kegiatan belajar mengajar.
4) Menyusun lembar pengamatan guru dan peserta didik dalam
kegiatan pembelajaran.
5) Menyiapkan tes dengan materi asmaul husna.
62
b. Pelaksanaan Tindakan
1) Pendahuluan
a) Guru beserta peserta didik melakukan doa bersama untuk
mengawali pembelajaran.
b) Guru melakukan absensi untuk memeriksa kehadiran siswa.
c) Guru memeriksa kerapian pakaian dan tempat duduk siswa
didalam kelas.
d) Guru memberikan apersepsi dan motivasi kepada siswa.
e) Guru memberi informasi tentang materi pembelajaran dan
kompetensi yang diharapkan akan tercapai
2) Kegiatan Inti
a) Guru menjelaskan materi asmaul husna.
b) Guru membentuk kelompok-kelompok kecil, masing-
masing kelompok berjumlah 4 siswa, dalam satu tim
kelompok terdapat 2 pasangan dengan peran yang berbeda,
yakni partner dan pelatih. Siswa yang berhasil menjawab
pertanyaan dengan benar akan mendapatkan kupon dari
guru.
c) Guru membagikan lembar soal pada masing-masing
kelompok.
d) Guru memberi instruksi kepada siswa bahwa partner
mengerjakan soal terlebih dahulu dan pelatih mengecek
jawaban, kemudian setelah selesai bertukar peran.
63
e) Guru membimbing dan memberi arahan atas jawaban dari
berbagai soal.
f) Guru memberikan kesempatan siswa untuk bertanya tentang
materi asmaul husna.
3) Penutup
a) Guru dan siswa menyimpulkan materi yang sudah
dipelajari.
b) Guru memotivasi siswa untuk belajar.
c) Menutup kegiatan pembelajaran dengan membaca doa.
d) Guru mengucapkan salam kepada siswa sebelum keluar
kelas dan siswa menjawab salam.
c. Pengamatan
Pengamatan pada siklus II dapat mengatasi masalah yang terjadi
pada siklus I, ketika pembelajaran siswa sudah aktif dan dapat
berdiskusi bersama temannya dengan baik, metode pembelajaran
pair check sudah diterapkan dengan baik oleh siswa, serta kondisi
kelas sudah kondusif dan meningkatnya hasil belajar siswa.
d. Refleksi
Setelah melakukan tindakan pengamatan dalam pembelajaran di
dalam kelas, tahap selanjutnya diadakan refleksi dari tindakan yang
telah dilakukan. Dalam kegiatan pada siklus II ini didapatkan proses
belajar mengajar dengan metode pair check ini berjalan lancar, siswa
lebih fokus memperhatikan penjelasan gurunya, dalam menerapkan
64
metode pembelajaran pair check siswa telah memahami dan berjalan
sendiri tanpa harus diperintah oleh guru, suasana kelas dalam
pembelajaran sudah aktif, sebagian besar siswa sudah
memperhatikan dengan baik, suasana kelas terlihat kondusif
sebagaimana proses belajar mengajar pada umumnya, sehingga
pelaksanaan siklus II berlangsung dengan baik, kondusif, serta
aktivitas belajar siswa meningkat.
65
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Hasil Penelitian
1. Deskripsi Data Pra Siklus
Untuk mengetahui hasil belajar dan kemampuan siswa dalam
menguasai materi asmaul husna sebelum penerapan metode pair check
pada siswa kelas X RPL 1 SMKN 1 Pabelan tahun pelajaran 2019/2020,
oleh karena itu diperoleh data-data sebagai berikut:
Tabel 4.1 Daftar Nilai Hasil Belajar Pra Siklus
No Nama Siswa Nilai Keterangan
Tuntas Tidak
Tuntas
1 AMSK 85 √
2 AS 70 √
3 AS 75 √
4 AM 60 √
5 AFP 65 √
6 A 85 √
7 ASP 30 √
8 EO 45 √
9 EPL 50 √
10 FRS 60 √
11 FL 70 √
12 FH 70 √
13 HK 25 √
14 HRD 60 √
15 IL 75 √
16 KN 45 √
17 MAR 85 √
18 M 60 √
19 ND 70 √
20 NM 75 √
21 N 70 √
22 NR 40 √
66
No Nama Siswa Nilai Keterangan
Tuntas Tidak
Tuntas
23 RSN 35 √
24 SNAZ 40 √
25 SPH 30 √
26 SW 35 √
27 SA 55 √
28 UM 75 √
29 ZS 40 √
Total Nilai 1710 7 22
Rata-Rata Kelas 58,96 24,14% 75,86%
Berdasarkan data hasil belajar ketuntasan dan ketidak tuntasan pra
siklus pada tabel 4.1 dapat dilihat dalam diagram lingkaran berikut ini:
Gambar 4.1 Diagram Lingkaran Persentase Nilai Pra Siklus
24,14%
75,86%
Persentase Nilai Pra Siklus
Tuntas Tidak Tuntas
67
Nilai hasil belajar materi asmaul husna diperoleh sebelum
penggunaan metode dari peneliti dan masih menggunakan metode
ceramah yang digunakan sehari-hari. Dari 29 siswa yang telah memenuhi
KKM pada pra siklus hanya 7 siswa atau sebesar 24,14 % dan siswa yang
belum memenuhi KKM adalah 22 siswa atau sebesar 75,86 % dengan
rata-rata 58,96.
2. Deskripsi Data Siklus I
Penelitian Siklus I dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 6 Agustus
2019 pada pukul 13.00-15.15 WIB atau jam pelajaran ke-8, 9 dan 10 di
kelas X RPL 1 SMKN 1 Pabelan. Adapun rincian data nilai mata
pelajaran PAI dengan metode pair check adalah sebagai berikut:
Tabel 4.2 Daftar Nilai Hasil Belajar Siklus I
No Nama Siswa Nilai Keterangan
Tuntas Tidak
Tuntas
1 AMSK 85 √
2 AS 90 √
3 AS 80 √
4 AM 60 √
5 AFP 95 √
6 A 95 √
7 ASP 65 √
8 EO 80 √
9 EPL 100 √
10 FRS 30 √
11 FL 85 √
12 FH 90 √
13 HK 65 √
14 HRD 90 √
15 IL 80 √
16 KN 80 √
17 MAR 95 √
18 M 95 √
68
No Nama Siswa Nilai Keterangan
Tuntas Tidak
Tuntas
19 ND 85 √
20 NM 85 √
21 N 80 √
22 NR 65 √
23 RSN 80 √
24 SNAZ 65 √
25 SPH 90 √
26 SW 90 √
27 SA 75 √
28 UM 90 √
29 ZS 90 √
Total Nilai 2355 23 6
Rata-Rata Kelas 81,20 79,31% 20,69%
Berdasarkan data siklus I pada tabel 4.2 dapat dilihat dalam
gambar berikut ini:
Gambar 4.2 Diagram Lingkaran Persentase Nilai Siklus I
79,31%
20,69%
Persentase Nilai Siklus I
Tuntas Tidak Tuntas
69
Berdasarkan hasil evaluasi siklus I dapat diketahui bahwa nilai total
29 siswa, terdapat siswa yang tuntas KKM berjumlah 23 siswa atau
sebesar 79,31% dan siswa yang belum tuntas KKM sebanyak 6 siswa atau
sebesar 20,69%, sedangkan perolehan nilai rata-rata kelas sebesar 81,20
dari jumlah total 29 siswa.
Pada siklus I ini peneliti juga menggunakan lembar observasi untuk
mengamati guru dan siswa saat kegiatan belajar mengajar materi asmaul
husna dengan menggunakan metode pair check. Berikut ini adalah tabel
observasi guru sebagai berikut:
Tabel 4.3 Lembar Observasi Guru Siklus I
No Aspek yang Diamati Skala Penilaian
A B C D
1 Guru mengucapkan salam kepada siswa √
2 Guru mengabsensi kehadiran siswa √
3 Guru memeriksa kesiapan siswa √
4 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
yang akan dicapai
√
5 Guru melakukan tanya jawab mengenai
materi yang akan dipelajari
√
6 Guru memberikan motivasi kepada siswa √
7 Guru menyampaikan dan menjelaskan
materi pembelajaran
√
8 Guru menyampaikan dan menjelaskan
metode pembelajaran
√
9 Guru menggunakan media pembelajaran √
10 Guru membagi siswa menjadi beberapa
kelompok
√
70
No Aspek yang Diamati Skala Penilaian
A B C D
11 Guru menginstruksikan siswa
memposisikan dirinya sebagai partner
dan pelatih kemudian bertukar peran
√
12 Guru memberikan kesempatan kepada
siswa untuk bertanya
√
13 Guru menyimpulkan materi pembelajaran √
Jumlah 20 24
Total 44
Kategori Baik
Keterangan:
A = 4 (Baik Sekali) 46-60 (Baik sekali)
B = 3 (Baik) 31-45 (Baik)
C = 2 (Cukup) 16-30 (Cukup)
D = 1 (Kurang) 1-15 (Kurang)
Selain melakukan pengamatan terhadap guru, peneliti juga
melakukan pengamatan terhadap siswa untuk mengetahui keaktifan siswa
dalam kegiatan belajar mengajar. Berikut ini adalah tabel observasi siswa
sebagai berikut:
71
Tabel 4.4 Lembar Observasi Siswa Siklus I
No Aspek yang Diamati Skala Penilaian
A B C D
1 Siswa menjawab salam dari guru √
2 Siswa mendengarkan absensi guru √
3 Siswa mempersiapkan diri dalam
menerima pelajaran
√
4 Siswa memperhatikan guru saat
menyampaikan materi pelajaran
√
5 Siswa tidak melakukan aktivitas
lain saat proses pembelajaran
berlangsung, misalnya: gaduh,
tidur, berbicara dengan teman
sebangku
√
6 Siswa aktif bertanya saat proses
pembelajaran
√
7 Siswa memperhatikan guru saat
guru menjelaskan metode
pembelajaran
√
8 Siswa menanyakan tentang
penyampaian metode
√
9 Siswa memposisikan dirinya
sebagai partner dan pelatih
√
10 Siswa mengerjakan soal yang
diberikan oleh guru sampai selesai
√
11 Siswa mengecek jawaban teman √
Jumlah 8 9 12
Total 29
Kategori Cukup
72
Keterangan:
A = 4 (Baik Sekali) 46-60 (Baik sekali)
B = 3 (Baik) 31-45 (Baik)
C = 2 (Cukup) 16-30 (Cukup)
D = 1 (Kurang) 1-15 (Kurang)
3. Deskripsi Data Siklus II
Penelitian Siklus II dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 13 Agustus
2019 pada pukul 13.00-15.15 WIB atau jam pelajaran ke-8, 9 dan 10 di
kelas X RPL 1 SMKN 1 Pabelan. Adapun rincian data nilai mata
pelajaran PAI dengan metode pair check adalah sebagai berikut:
Tabel 4.5 Daftar Nilai Hasil Belajar Siklus II
No Nama Siswa Nilai Keterangan
Tuntas Tidak
Tuntas
1 AMSK 85 √
2 AS 85 √
3 AS 80 √
4 AM 90 √
5 AFP 90 √
6 A 85 √
7 ASP 80 √
8 EO 75 √
9 EPL 80 √
10 FRS 65 √
11 FL 95 √
12 FH 95 √
13 HK 75 √
14 HRD 85 √
15 IL 80 √
16 KN 80 √
17 MAR 85 √
18 M 90 √
19 ND 85 √
20 NM 90 √
73
No Nama Siswa Nilai Keterangan
Tuntas Tidak
Tuntas
21 N 90 √
22 NR 90 √
23 RSN 75 √
24 SNAZ 40 √
25 SPH 85 √
26 SW 85 √
27 SA 90 √
28 UM 75 √
29 ZS 85 √
Nilai Rata-Rata Kelas 82,41 27 2
93,10% 6,90%
Berdasarkan data siklus II pada tabel 4.5 dapat dilihat dalam gambar
berikut ini:
Gambar 4.3 Diagram Lingkaran Persentase Nilai Siklus II
93,10%
6,90%
Persentase Nilai Siklus II
Tuntas Tidak Tuntas
74
Berdasarkan hasil evaluasi siklus II dapat diketahui bahwa nilai total
29 siswa, terdapat siswa yang tuntas KKM berjumlah 27 siswa atau
sebesar 93,10% dan siswa yang belum tuntas KKM sebanyak 2 siswa atau
sebesar 6,90%, sedangkan perolehan nilai rata-rata kelas sebesar 82,41
dari jumlah total 29 siswa.
Berdasarkan perolehan data tersebut menunjukkan bahwa pada siklus
II ini mengalami peningkatan dimana sudah banyak siswa yang sudah
mulai aktif dalam kegiatan belajar mengajar. Pada siklus II ini peneliti
juga menggunakan lembar observasi. Berikut ini adalah tabel observasi
guru sebagai berikut:
Tabel 4.6 Lembar Observasi Guru Siklus II
No Aspek yang Diamati Skala Penilaian
A B C D
1 Guru mengucapkan salam kepada
siswa
√
2 Guru mengabsensi kehadiran siswa √
3 Guru memeriksa kesiapan siswa √
4 Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran yang akan dicapai
√
5 Guru melakukan tanya jawab
mengenai materi yang akan dipelajari
√
6 Guru memberikan motivasi kepada
siswa
√
7 Guru menyampaikan dan
menjelaskan materi pembelajaran
√
8 Guru menyampaikan dan
menjelaskan metode pembelajaran
yang akan diterapkan
√
9 Guru menggunakan media
pembelajaran
√
10 Guru membagi siswa menjadi
beberapa kelompok
√
75
No Aspek yang Diamati Skala Penilaian
A B C D
11 Guru menginstruksikan siswa
memposisikan dirinya sebagai partner
dan pelatih kemudian bertukar peran
√
12 Guru memberikan kesempatan
kepada siswa untuk bertanya
√
13 Guru menyimpulkan materi
pembelajaran
√
Jumlah 44 6
Total 50
Kategori Baik Sekali
Keterangan:
A = 4 (Baik Sekali) 46-60 (Baik sekali)
B = 3 (Baik) 31-45 (Baik)
C = 2 (Cukup) 16-30 (Cukup)
D = 1 (Kurang) 1-15 (Kurang)
Selain melakukan pengamatan terhadap guru, peneliti juga
melakukan pengamatan terhadap siswa untuk mengetahui keaktifan siswa
dalam kegiatan belajar mengajar. Berikut ini adalah tabel observasi siswa
sebagai berikut:
Tabel 4.7 Lembar Observasi Siswa Siklus II
No Aspek yang Diamati Skala Penilaian
A B C D
1 Siswa menjawab salam dari guru √
2 Siswa mendengarkan absensi guru √
3 Siswa mempersiapkan diri dalam
menerima pelajaran
√
4 Siswa memperhatikan guru saat
menyampaikan materi pelajaran
√
76
No Aspek yang Diamati Skala Penilaian
A B C D
5 Siswa tidak melakukan aktivitas
lain saat proses pembelajaran
berlangsung, misalnya: gaduh,
tidur, berbicara dengan teman
sebangku
√
6 Siswa aktif bertanya saat proses
pembelajaran
√
7 Siswa memperhatikan guru saat
guru menjelaskan metode
pembelajaran
√
8 Siswa menanyakan tentang
penyampaian metode
√
9 Siswa memposisikan dirinya
sebagai partner dan pelatih
√
10 Siswa mengerjakan soal yang
diberikan oleh guru sampai selesai
√
11 Siswa mengecek jawaban teman √
Jumlah 36 6
Total 42
Kategori Baik
Keterangan:
A = 4 (Baik Sekali) 46-60 (Baik sekali)
B = 3 (Baik) 31-45 (Baik)
C = 2 (Cukup) 16-30 (Cukup)
D = 1 (Kurang) 1-15 (Kurang)
77
B. Pembahasan
1. Hasil Pra Siklus
Data awal sebelum diterapkannya metode pair check di kelas X RPL
1 hasil belajar siswa masih kurang yaitu hanya mencapai 24,14% atau
sebanyak 7 siswa yang tuntas dari KKM dan 75,87% atau sebanyak 22
siswa masih dibawah KKM dengan rara-rata kelas 58,96. Perolehan data
hasil belajar pra siklus dapat dilihat dalam gambar berikut ini:
Gambar 4.4 Diagram Lingkaran Persentase Nilai Pra Siklus
Maka dari itu, peneliti berupaya menerapkan metode pembelajaran
baru agar dapat meningkatkan minat, pemahaman dan hasil belajar siswa
dengan cara menerapkan metode pembelajaran pair check.
24,14%
75,86%
Persentase Nilai Pra Siklus
Tuntas Tidak Tuntas
78
2. Hasil Siklus I
Pada penelitian ini, pembelajaran siklus I menggunakan metode pair
check, dalam penelitian ini terdapat 4 tahapan yaitu: tahap perencanaan,
pelaksanaan, observasi/pengamatan dan refleksi. Pada pembelajaran
siklus I diperoleh data nilai siswa dari total 29 siswa, terdapat siswa yang
tuntas KKM berjumlah 23 atau 79,31%. Sedangkan siswa yang belum
tuntas KKM sebanyak 6 siswa atau 20,69%. Kemudian perolehan nilai
rata-rata kelas sebesar 81,20. Perolehan nilai hasil evaluasi siklus I dapat
dilihat pada gambar berikut ini:
Gambar 4.5 Diagram Lingkaran Persentase Ketuntasan Siklus I
Berdasarkan data pada gambar 4.5 menunjukkan bahwa siklus I
belum dapat memenuhi kriteria ketuntasan klasikal yaitu ≥ 85%. Pada
siklus I ini siswa mulai aktif ikut berperan ketika pembelajaran
berlangsung, tetapi ada beberapa siswa yang masih mengalami kesulitan
79,31%
20,69%
Persentase Ketuntasan Siklus I
Tuntas Tidak Tuntas
79
dalam menerapkan metode pembelajara pair check saat berpasangan
dengan temannya, saat diberikan waktu untuk bertanya siswa masih malu
dan enggan untuk bertanya.
3. Hasil Siklus II
Pada siklus II peneliti masih menggunakan metode pembelajaran pair
check. Pada siklus II diperoleh data hasil evaluasi siswa, bahwa terdapat
siswa yang tuntas KKM berjumlah 27 siswa atau 93,10%, sedangkan
siswa yang belum tuntas KKM sebanyak 2 siswa atau 6,90%. Kemudian
perolehan nilai rata-rata kelas sebesar 81,89. Perolehan nilai hasil evaluasi
siklus II dapat dilihat pada gambar berikut ini:
Gambar 4.6 Diagram Lingkaran Persentase Ketuntasan Siklus II
Berdasarkan data pada gambar 4.6 menunjukkan bahwa pada siklus II
mata pelajaran PAI materi asmaul husna dengan menggunakan metode
pair check mengalami peningkatan dimana telah banyak siswa yang
93,10%
6,90%
Persentase Ketuntasan Siklus II
Tuntas Tidak Tuntas
80
sudah mulai aktif dan banyak siswa yang mendapatkan nilai tuntas. Akan
tetapi masih terdapat 2 siswa yang belum tuntas KKM, yaitu siswa FRS
dan SNAZ, itu disebabkan karena pengerjaan soal oleh 2 siswa tersebut
kurang maksimal.
Perolehan data tersebut telah memenuhi kriteria ketuntasan klasikal
yang ditetapkan yaitu ≥ 85% dengan perolehan 89,65%. Penulis
menghentikan penelitian pada siklus II ini karena telah memenuhi
indikator keberhasilan.
4. Hasil Antar Siklus
Penggunaan metode pair check dalam pembelajaran PAI materi
asmaul husna mempunyai pengaruh terhadap hasil belajar siswa. Hal ini
dapat dilihat dari perolehan nilai pra siklus, siklus I dan siklus II yang
mengalami pemingkatan. Adapun hasil antar siklusnya adalah sebagai
berikut:
Tabel 4.8 Nilai Hasil Belajar Antar Siklus
No Nama Siswa Nilai
Pra Siklus Siklus I Siklus II
1 AMSK 85 85 85
2 AS 70 90 85
3 AS 75 80 80
4 AM 60 60 95
5 AFP 65 95 90
6 A 85 95 85
7 ASP 30 65 80
8 EO 45 80 75
9 EPL 50 100 80
10 FRS 60 30 65
11 FL 70 85 95
12 FH 70 90 95
13 HK 25 65 75
14 HRD 60 90 85
81
No Nama Siswa Nilai
Pra Siklus Siklus I Siklus II
15 IL 75 80 80
16 KN 45 80 80
17 MAR 85 95 85
18 M 60 95 90
19 ND 70 85 85
20 NM 75 85 90
21 N 70 80 90
22 NR 40 65 90
23 RSN 35 80 75
24 SNAZ 40 65 40
25 SPH 30 90 85
26 SW 35 90 85
27 SA 55 75 90
28 UM 75 90 75
29 ZS 40 90 85
Nilai Rata-Rata Kelas 58,96 81,20 82,41
Persentase Ketuntasan (%) 24,13% 79,31% 93,10%
Berdasarkan data pada tabel 4.8 dapat diketahui perolehan nilai rata-
rata kelas pra siklus ke siklus I mengalami peningkatan yakni dari 58,96
menjadi 81,20. Sedangkan siklus I ke siklus II juga mengalami
peningkatan yakni dari 81,20 menjadi 82,41.
Persentase ketuntasan siswa juga mengalami peningkatan, pada pra
siklus persentase ketuntasan siswa sebesar 24,13% dan meningkat
menjadi 79,31% pada siklus I. begitu juga dari siklus I ke siklus II
mengalami peningkatan yakni dari 79,31% menjadi 93,10%. Kriteria
ketuntasan klasikal yang digunakan peneliti adalah jika persentase
ketuntasan mencapai ≥ 85% maka penelitian dapat dikatakan berhasil.
Persentase ketuntasan siswa pada siklus II mencapai 93,10%, maka
penelitian dihentikan sampai siklus II saja karena telah mencapai
persentase ketuntasan klasikal.
82
5. Rekapitulasi Ketuntasan Antar Siklus
Data rekapitulasi ketuntasan siswa dari pra siklus, siklus I dan siklus
II adalah sebagai berikut:
Tabel 4.9 Rekapitulasi Ketuntasan Antar Siklus
Siklus Kategori Jumlah Persentase Rata-Rata
Kelas
Pra Siklus Tuntas 7 24,14% 58,96
Tidak Tuntas 22 75,86%
Siklus I Tuntas 23 79,31% 81,20
Tidak Tuntas 6 20,69%
Siklus II Tuntas 27 93,10% 82,41
Tidak Tuntas 2 6,90%
Berdasarkan tabel 4.9 dapat diketahui bahwa setiap siklus mengalami
peningkatan hasil belajar. Pada pra siklus siswa yang tuntas ada 7 siswa
atau 24,14% dengan rata-rata kelas sebesar 58,96. Pada siklus I
mengalami peningkatan yaitu siswa yang tuntas sebanyak 23 siswa atau
79,31% dengan rata-rata kelas sebesar 81,20. Kemudian pada siklus II
juga mengalami peningkatan yaitu siswa yang tuntas adalah 27 siswa atau
93,10% dengan rata-rata kelas sebesar 82,41. Hal tersebut dapat
digambarkan dalam diagram batang sebagai berikut:
83
Gambar 4.7 Diagram Batang Rekapitulasi Jumlah Ketuntasan Siswa
Berdasarkan gambar 4.7 dapat diketahui bahwa setiap siklus
mengalami peningkatan hasil belajar. Pada pra siklus siswa yang tuntas
ada 7 siswa. Pada siklus I mengalami peningkatan yaitu siswa yang tuntas
sebanyak 23 siswa. Kemudian pada siklus II juga mengalami peningkatan
yaitu siswa yang tuntas adalah 27 siswa.
0
5
10
15
20
25
30
Pra Siklus Siklus I Siklus II
Rekapitulasi Jumlah Ketuntasan
Siswa
Tuntas Tidak Tuntas
84
Gambar 4.8 Diagram Batang Rekapitulasi Persentase Ketuntasan
Siswa
Berdasarkan gambar 4.8 dapat diketahui bahwa setiap siklus
mengalami peningkatan hasil belajar. Pada pra siklus siswa yang tuntas
sebanyak 24,14%. Pada siklus I mengalami peningkatan yaitu siswa yang
tuntas sebanyak 79,31%. Kemudian pada siklus II juga mengalami
peningkatan yaitu siswa yang tuntas sebanyak 93,10%.
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
Pra Siklus Siklus I Siklus II
Rekapitulasi Persentase Ketuntasan
Siswa
Tuntas Tidak Tuntas
85
Gambar 4.9 Diagram Batang Rekapitulasi Data Nilai Rata-Rata
Kelas Antar Siklus
Berdasarkan gambar 4.9 dapat diketahui bahwa setiap siklus
mengalami peningkatan hasil belajar. Pada pra siklus nilai rata-rata kelas
sebesar 58,96. Pada siklus I mengalami peningkatan yaitu sebesar 81,20.
Kemudian pada siklus II juga mengalami peningkatan yaitu sebesar
82,41.
Berdasarkan data di atas dapat diketahui bahwa pelaksanaan
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) menggunakan metode pair check
berhasil meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran PAI materi
asmaul husna pada siswa kelas X RPL 1 SMKN 1 Pabelan.
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
Pra Siklus Siklus I Siklus II
Rekapitulasi Data Nilai Rata-Rata
Kelas Antar Siklus
86
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilakukan dua siklus, yaitu siklus
I dan siklus II serta semua pembahasan dari hasil penelitian yang sudah
dipaparkan dan dianalisis pada bab IV, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa:
1. Penelitian Tindakan Kelas dari pra siklus ke siklus I terjadi peningkatan
sebesar 55,18%, sedangkan dari siklus I ke siklus II terjadi peningkatan
sebesar 10,34%.
2. Banyaknya siswa yang memperoleh nilai ˃75 pada siklus II sebanyak
93,10%. Angka ini sudah malampaui target KKM Klasikal 85%. Oleh
karena itu, penelitian ini dinyatakan berhasil.
B. Saran
1. Bagi Sekolah
a. Sebaiknya pihak sekolah memberikan dorongan dan motivasi kepada
tenaga pendidik bahwa saat proses pembelajaran harus menggunakan
metode dan media pembelajaran efektif yang sesuai dengan materi
yang diajarkan.
b. Pihak sekolah seharusnya menambah sarana prasarana yang memadai
sehingga dapat mewujudkan hasil belajar yang maksimal
87
c. Pihak sekolah seharusnya memberikan masukan kepada pendidik agar
mempunyai ide-ide kreatif dan inovatif untuk menciptakan
pembelajaran yang aktif dan menyenangkan.
2. Bagi Guru
a. Agar proses pembelajaran berhasil dengan baik, guru harus
mengetahui metode-metode pembelajaran yang variatif, saat
pembelajaran guru tidak hanya menggunakan metode yang monoton
sehingga proses pembelajaran yang berlangsung menjadi
menyenangkan, menimbulkan minat belajar dan keaktifan siswa
terhadap mata pelajaran.
b. Guru dapat menggunakan metode pair check pada materi lain untuk
meningkatkan hasil belajar siswa.
c. Hendaknya guru selalu aktif dalam melibatkan siswa selama kegiatan
belajar mengajar berlangsung.
d. Sebelum mengajar persiapan RPP sangat penting sehingga akan
memudahkan guru untuk melaksanakan pembelajaran.
e. Sebagai seorang pendidik harus memberikan motivasi kepada siswa
agar dapat menambah semngat belajar siswa.
3. Bagi Siswa
a. Siswa hendaknya memperhatikan guru saat kegiatan belajar sedang
berlangsung dan tidak ramai sendiri dengan teman sebangkunya.
b. Siswa hendaknya lebih aktif dalam proses pembelajaran, lebih percaya
diri serta tidak takut dan ragu saat bertanya dan berpendapat
88
c. Senantiasa meningkatkan semangat belajar dan mengembangkan
kemampuannya untuk menambah wawasan sehingga dapat
memperoleh hasil belajar yang memuaskan.
d. Siswa diharapkan dapat memberikan semangat dan motivasi belajar
bagi siswa lain terutama kepada siswa yang belum tuntas KKM.
e. Siswa diharapkan dapat memahami dan menerapkan metode pair
check yang diberikan peneliti.
89
DAFTAR PUSTAKA
Al-Banjari, Rachmat Ramadhana. 2010. Aktivasi Asmaul Husna. Cet. 1.
Jogjakarta: DIVA Press.
Amin, A. Rifqi. 2015. Pengembangan Pendidikan Agama Islam. Cet. 1.
Yogyakarta: LKiS Pelangi Aksara.
Asropudin, Pipin. 2013. Kamus Agama Islam. Cet. 1. Bandung: CV.
Titian Ilmu.
Baedowi, Ahmad, dkk. 2015. Potret Pendidikan Kita. Cet. 1. Jakarta: PT.
Pustaka Alvabet.
Daryanto. 2010. Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Dedi Dwitagama dan Wijaya Kusumah. 2010. Mengenal Penelitian
Tindakan Kelas. Cet. 2. Jakarta: PT Indeks.
Depdiknas. 2010. Petunjuk Teknis (Juknis) Penetapan Nilai KKM.
Jakarta: Direktorat Pembina Sekolah Menengah Umum-
Departemen Pendidikan Nasional.
Dewi Puspitasari dan Isriani Hardini. 2017. STRATEGI
PEMBELAJARAN TERPADU (Teori, Konsep, & Implementasi).
Cet. 1. Yogyakarta: Familia (Group Relasi Inti Media).
Direktorat Pendidikan Agama Islam, Direktorat Jenderal Pendidikan
Islam dan Kementrian Agama Republik Indonesia. 2012. Modul
Pengembangan Profesionalisme Guru: Materi Peningkatan
Kompetensi Guru Pendidikan Agama Islam (GPAI). Surabaya:
LPTK Fakultas Tarbiyah IAIN Sunan Ampel Surabaya.
El Bantanie, Syafi’ie . 2010.Rahasia Keajaiban Asmaul Husna. Jakarta:
KAWAHmedia.
Fathurrohman, Muhammad. 2018. Mengenal Lebih Dekat Pendekatan
Dan Model Pembelajaran Cet.1. Yogyakarta: Kalimedia.
Fathurrohman, Muhammad. 2017. Model-Model Pembelajaran Inovatif.
Cet. 1. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.
Hendra Akhdhiyat dan Beni Ahmad Saebani. 2012. Ilmu Pendidikan
Islam. Cet. 2. Bandung: CV. Pustaka Setia.
90
Idris, Meity H. 2015. Strategi Pembelajaran yang Menyenangkan.Cet 2.
Jakarta: PT. Luxima Metro Media.
Isjoni. 2011. Pembelajaran Kooperatif Meningkatkan Kecerdasan
Komunikasi Antar Peserta Didik. Cet. 3. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Jahja, Zurkani. 2010. 99 Jalan Mengenal Tuhan. Cet. 1. Yogyakarta:
Pustaka Pesantren.
Kompri. 2017. MANAJEMEN PENDIDIKAN Komponen-Komponen
Elementer Kemajuan Sekolah. Cet. 2. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Kusuma, Mochtar. 2016. Evaluasi Pendidikan. Cet. 1. Yogyakarta:
Penerbit Parama Ilmu.
Majid, A. 2014. Strategi Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Maswan dan Khoirul Muslimin. 2017. Teknologi Pendidikan Cet. 1.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Muliawan, Jasa Ungguh. 2018. Penelitian Tindakan Kelas 9Classroom
Action Research) Cet. 1. Yogyakarta: Penerbit Gava Media.
Mustofa, Bisri. 2015. Psikologi Pendidikan. Cet. 1. Yogyakarta: Dua
Satria Offset.
Novan Ardy Wiyani dan Muhamad Irham. 2017. PSIKOLOGI
PENDIDIKAN: Teori dan Aplikasi dalam Proses Pembelajaran.
Cet. 2. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media
Rahman, Abdul. 2012. Pendidikan Agama Islam dan Pendidikan Islam-
Tinjauan Epistimologi dan Isi-Materi, (Online), Vol.8. No.1,
(http:/www.karyailmiah.polnes.ac.id, diakses tanggal 13 Juli
2019).
Suardi, Moh, Tri Ariprabowo & Syofrianisda. 2017. Dasar-Dasar
Pendidikan. Yogyakarta: Dua Satria Offset.
Sudijono. 2010. Pengantar Statistik Prndidikan. Jakarta: Rajawali Press.
Sulistyorini dan Muhammad Fathurrohman. 2018. Belajar dan
Pembelajaran. Cet 1. Yogyakarta: Kalimedia.
Susanto, Ahmad. 2013. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah
Dasar. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
91
Sutikno, Sobry. 2014. Metode & Model-Model Pembelajaran. Cet. 1.
Lombok: Holistica.
Syafiie, Inu Kencana. 2011. ALLAH MAHA CINTA Mengungkap Hakikat
dan Makna 99 Nama Indah Allah. Cet. 1. Bandung. PT. Mizan
Pustaka.
Trianto. 2010. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresig:
Konsep, Landasan dan Implementasinya pada Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Kencana Prenada Media
Group.
Warso, Agus Wasisto Dwi Doso. 2017. Pembelajaran dan Penilaian
Pada Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah Berdasarkan
Kurikulum 2013. Cet. 2. Yogyakarta: Graha Cendekia.
Warso, Agus Wasisto Dwi Doso. 2017. Publikasi Ilmiah Penelitian
Tindakan Kelas Cet. 2. Yogyakarta: Graha Cendekia.
Yanto, Medi. 2013. Jadi Guru yang Jago Penelitian Tindakan Kelas.
Yogyakarta: CV. Andi Offset.
86
LAMPIRAN
86
RENCANA PERENCANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
SIKLUS I
Nama Sekolah : SMK Negeri 1 Pabelan
Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti
Program Studi : Semua Program Studi
Keahlian : Semua Keahlian
Paket Keahlian : Semua Paket Keahlian
Kelas/Semester : X/ Gasal
Materi Pokok : Asmaul Husna
Alokasi Waktu : 3 x 45 menit (1 Kali Pertemuaan)
A. Kompetensi Inti
KI-1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI-2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur disiplin, tanggungjawab, peduli
(gotong royong kerja sam, toleran damai) santrun responsif dan proaktif dan
menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan
dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta
dalam menempatkan diri sebagai cerminan banga dalam pergaulan dunia.
KI-3 : Memahami, menerapkan dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosdural, berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi,
seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta
menerapkan pengetahian prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai
dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah
KI-4 : Mengolah menalar dan menyaji dalam ranah kongkrit dan abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipeajarinya di sekolah secara mandiri, dan
mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.
B. Kompetensi Dasar (KD)
3.3 Menganalisis makna Al Asmau Al Husna : Al Karim, Al Mukmin, Al Wakil,
Al Matin, Al Jami’ Al ‘Adl dan Al Akhir
4.3 Menyajikan hubungan makna-makna Al Asmau Al Husna : Al Karim, Al
Mukmin, Al Wakil, Al Matin, Al Jami’ Al ‘Adl dan Al Akhir dengan perilaku
keluhuran budi, kokoh pendirian, rasa aman, tawakal dan perilaku adil.
C. Indikator Pencapaian Kompetensi
3.3.1 Menjelaskan makna asmaul husna: Al-Karim, Al-Mu’min, Al-Wakiil, Al-Matin,
Al-Jami’, Al-‘Adl, dan Al-Akhir .
3.3.2 Menjelaskan dalil naqli tentang asmaul husna: Al-Karim, Al-Mu’min, Al-
Wakiil, Al-Matin, Al-Jami’, Al-‘Adl, dan Al-Akhir .
3.3.3 Menejelaskan kandungan dalil naqli tentang asmaul husna: Al-Karim, Al-
Mu’min, Al-Wakiil, Al-Matin, Al-Jami’, Al-‘Adl, dan Al-Akhir .
4.3.1 Menyajikan contoh perilaku yang berkaitan dengan makna asmaul husna: Al-
Karim, Al-Mu’min, Al-Wakiil, Al-Matin, Al-Jami’, Al-‘Adl, dan Al-Akhir .
D. Tujuan Pembelajaran
1. Meyakini bahwa Allah maha mulia, maha mengamankan, maha memelihara,
sempurna kekuatannya, maha penghimpun, maha adil Dan maha akhir
2. Memiliki sikap keluhuran budi; kokoh pendidirian, pemberi rasa aman tawakal
Dan adil sebagai implementasi pemahaman Al Asmau Al Husna: Al Karim, Al
Mukmin, Al Wakil, Al Matin, Al Jami’ Al ‘Adl Dan Al Akhir
3. Menganalisis makna Al Asmau Al Husna: Al Karim, Al Mukmin, Al Wakil, Al
Matin, Al Jami’ Al ‘Adl Dan Al Akhir
4. Menyajikan hubungan makna-makna Al Asmau Al Husna: Al Karim, Al Mukmin,
Al Wakil, Al Matin, Al Jami’ Al ‘Adl Dan Al Akhir dengan perilaku keluhuran
budi, kokoh pendirian, rasa aman, tawakal Dan perilaku adil.
E. Materi Pembelajaran
1. Makna asmaul husna: Al-Karim, Al-Mu’min, Al-Wakiil, Al-Matin, Al-Jami’, Al-
‘Adl, dan Al-Akhir .
2. Dalil naqli tentang asmaul husna: Al-Karim, Al-Mu’min, Al-Wakiil, Al-Matin, Al-
Jami’, Al-‘Adl, dan Al-Akhir .
3. Contoh perilaku yang mencerminkan teladan dari asmaul husna: Al-Karim, Al-
Mu’min, Al-Wakiil, Al-Matin, Al-Jami’, Al-‘Adl, dan Al-Akhir .
F. Metode Pembelajaran
1. Pendekatan : Scientific (Saintifik)
2. Model : Cooperative Learning
3. Metode : Ceramah, Tanya Jawab, Diskusi Kelompok, Pair Check
G. Media Pembelajaran
1) Media : Whiteboard
2) Alat dan Bahan :Pensil/ Spidol, Kertas
H. Sumber Belajar
Buku Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Siswa kelas X, kemendikbud,
tahun 2016.
I. Langkah-Langkah Pembelajaran
No Kegiatan Waktu
1. Pendahuluan
a. Orientasi
1) Melakukan pembukaan dengan salam pembuka,
memanjatkan syukur kepada Tuhan YME dan
20 Menit
berdo’a untuk memulai pembelajaran.
2) Memeriksa kehadiran peserta didik sebagai
sikap disiplin, dan memeriksa kerapian siswa.
3) Memberitahukan materi pelajaran yang akan
dibahas pada pertemuan saat itu.
4) Menjelaskan mekanisme pelaksanaan
pengalaman belajar sesuai dengan langkah-
langkah pembelajaran.
b. Apersepsi
Mengajukan pertanyaan yang ada keterkaitannya
dengan pelajaran yang akan dilakukan
c. Motivasi
1) Memberikan gambaran tentang manfaat
mempelajari pelajaran yang akan dipelajari
dalam kehidupan sehari-hari.
2) Apabila materi tema/projek ini kerjakan dengan
baik dan sungguh-sungguh, maka peserta didik
diharapkan dapat menjelaskan tentang materi
Asmaul Husna.
3) Menyampaikan tujuan pembelajaran pada
pertemuan yang berlangsung.
d. Pemberian Acuan
1) Memberitahukan materi pelajaran yang akan
dibahas pada pertemuan saat itu.
2) Menjelaskan mekanisme pelaksanaan
pengalaman belajar sesuai dengan langkah-
langkah pembelajaran.
2. Kegiatan Inti
a. Eksplorasi
1) Guru mengajukan beberapa pertanyaan tentang
Asmaul Husna.
2) Guru meminta beberapa siswa untuk
menjelaskan pendapatnya tentang Asmaul Husna.
100 Menit
b. Elaborasi
1) Guru menjelaskan materi tentang Asmaul Husna.
2) Guru membentuk kelompok, masing-masing
kelompok terdiri dari 4 siswa, dalam 1 tim terdiri
dari 2 pasangan yang memiliki peran berbeda,
yakni partner dan pelatih. Siswa yang berhasil
menjawab dengan benar maka mendapatkan
kupon dari guru.
3) Guru menjelaskan langkah-langkah metode pair
check.
4) Guru membagikan lembar soal pada masing-
masing kelompok.
5) Guru memberikan instruksi bahwa partner
mengerjakan soal terlebuh dahulu dan pelatih
mengecek jawaban, setelah selesai kemudian
bertukar peran.
6) Guru membimbing dan memberikan arahan atas
jawaban dari berbagai soal.
c. Komunikasi
Peserta didik menyimpulkan materi tentang Asmaul
Husna.
3. Penutup
a. Guru bersama-sama para peserta didik melakukan
refleksi terhadap pembelajaran yang telah
dilaksanakan.
b. Guru menjelaskan materi yang akan dipelajari pada
pertemuan berikutnya.
c. Guru bersama-sama para peserta didik menutup
pelajaran dengan berdoa.
d. Guru mengucapkan salam kepada para peserta didik
sebelum keluar kelas dan peserta didik menjawab
salam.
15 Menit
J. Penilaian
1. Jenis Tes : Tertulis
2. Bentuk Tes : Pilihan Ganda
Instrument Soal
Isilah titik-titik dibawah ini dengan jawaban yang tepat!
1. Meyakini dalam hati, mengikrarkan dengan lisan dan mengamalkan dengan
seluruh anggota tubuh merupakan pengertian dari….
a. Islam
b. Ihsan
c. Iman
d. Aqidah
e. Ibadah
2. Allah SWT memiliki Asmaul Husna yang mempunyai arti …
a. Nabi-nabi yang baik
b. Nabi-nabi yang mulia
c. Nama-nama yang indah
d. Malaikat-malaikat yang taat
e. Makhluk-makhluk yang patuh
3. Adanya Asmaul Husna diterangkan dalam Alquran surah …
a. Q.S. Taha/20:1
b. Q.S. Taha/20:7
c. Q.S. Taha/20:8
d. Q.S. Taha/20:6
e. Q.S. Taha/20:10
4. Asmaul Husna adalah sifat-sifat Allah yang dibuat oleh …
a. Malaikat Jibril
b. Para wali
c. Para ulama
d. Rasulullah
e. Allah sendiri
5. Salah satu cara untuk mengenal Allah adalah melalui …
a. Mengetahui asal-usul-Nya
b. Berfikir dan merenung
c. Mengetahui zat-Nya
d. Mengenal sifat-sifat-Nya
e. Mengenal kekuasaan-Nya
نى فاد عوه بها .6 ماء ال حس س ال ولل
Arti paling tepat untuk ayat di atas adalah …
a. Dan Allah SWT memiliki nama-nama yang benar, maka bermohonlah
dengan menyebut nama-nama-Nya
b. Dan Allah SWT memiliki nama-nama yang indah, maka pergunakanlah
nama-Nya
c. Dan Allah SWT memilki nama-nama yang baik, maka jadikanlah untuk
nama anak-anakmu
d. Dan Allah SWT memiliki nama-nama yang indah, maka bermohonlah
dengan menyebut nama-nama-Nya
e. Dan Allah SWT memiliki nama-nama yang hebat, maka bermohonlah
dengan kehebatan nama-nama-Nya
7. Kelanjutan dari ayat nomor 6 di atas adalah ….
a. ن ما كانوا يع ملون زو سيج
b. مائه وذروا ال ذين يل حدون في أس
c. وال ذين كذ بوا بآياتنا
d. تد رجهم ن سنس يع لمون ل حي ث م
e. بين نذير إل هو إن م
8. Allah memiliki sifat Al Karim, artinya Allah Maha …
a. Pemberi Keamanan
b. Mulia
c. Akhir
d. Kokoh
e. Adil
9. Allah memiliki sifat Al Karim, yang tercantum dalam surah …
a. Q.S. Al-Infithar:6
b. Q.S. Al-An’am: 82
c. Q.S. Az-Zumar: 62
d. Q.S. Az-Zariat:58
e. Q.S. Al-An’am: 115
10. Tanda-tanda seseorang yang sudah menghayati Asmaul Husna akan terlihat dari
sikapnya. Pernyataan di bawah ini yang bukan termasuk tandanya adalah …
a. Bersikap tawadhu’ dalam keseharian
b. Mengasihi dan menyayangi manusia
c. Ikhlas dalam bekerja dan berbuat apapun
d. Segera bertaubat apabila berbuat kesalahan
e. Menjalankan perintah-Nya walau sebagian
11. Kumpulan nama-nama Allah yang indah disebut dengan Asmaul Husna, yang
hendak diterapkan oleh orang beriman kepada-Nya dalam kehidupan
keseharian. Contoh pernyataan di bawah ini yang bukan penerapan dari sifat
Asmaul Husna Al Karim adalah …
a. Menanamkan sifat mulia dalam keseharian
b. Menumbuhkan cinta yang dalam kepada Allah SWT
c. Mengembangkan sikap senang memuliakan tetangga
d. Menghitung amal perbuatan yang sudah dilakukan
e. Menumbuhkan sifat suka memaafkan kesalahan
12. Nama Allah Al-Wakil mengandung arti …
a. Allah Maha Pemelihara
b. Allah Maha Pemberi rizki
c. Allah Maha Pelindung
d. Allah Maha Pemberi wahyu
e. Allah Maha Pengatur
13. Salah satu asma Allah adalah Al Matin yang berarti …
a. Maha Kokoh
b. Maha Lembut
c. Maha Pengasih
d. Maha Bijaksana
e. Maha Mulia
14. Allah memiliki sifat Al Matin, yang tercantum dalam surah..
a. Al Hadid ayat 3
b. Al A’raf ayat 180
c. An Naml ayat 40
d. Taha ayat 8
e. Az-Zariyat ayat 58
15. Di bawah ini adalah Asmaul Husna, kecuali ….
a. Al-Karim
b. Al-Muntaqil
c. Al-Mu’min
d. Ar-Razzaq
e. Al-Wakil
16. Yang tidak termasuk fungsi dari Asmaul Husna adalah …
a. Sebagai media pengampunan
b. Sebagai media dzikir
c. Sebagai media pengenalan terhadap Allah SWT
d. Sebagai media penenang hati
e. Sebagai pendorong rasa cinta kepada Allah
17. Salah satu asma Allah adalah Al Akhir yang berarti …
a. Maha Terpercaya
b. Maha Akhir
c. Maha Pemurah
d. Maha Mewakili
e. Maha Kokoh
18. Meneladani dan mengamalkan nama Allah Al-Mu’min artinya …
a. Berlaku jujur dan adil dalam kehidupan sehari-hari
b. Memberi rasa aman dan tenteram kepada orang lain dan lingkungan
c. Memberi sedekah kepada fakir miskin
d. Memberi kebaikan dan keihlasan
e. Memberikan keadilan dan kepastian hukum
19. Allah selalu menempatkan sesuatu pada tempat yang semestinya, sesuai dengan
keadilan-Nya yang Maha Sempurna. Dia bersih dari sifat aniaya, baik dalam
hukum-Nya maupun dalam perbuatan-Nya. Hal ini mengandung Asmaul Husna
…
a. Al Adl
b. Al Karim
c. Al Jami’
d. Al Akhir
e. Al Mu’min
20. Allah Maha Mengumpulkan mempunyai kemampuan untuk mengumpulkan
segala sesuatu yang ada di langit dan di bumi.kemampuan Allah tersebut tentu
tidak terbatas sehingga Allah mampu mengumpulkan segala sesuatu baik yang
serupa maupun yang berbeda, yang nyata maupun yang ghaib, yang terjangkau
oleh manusia maupun yang tidak bias dijangkau oleh manusia. Hal ini
mengandung Asmaul Husna …
a. Al Wakil
b. Al Matin
c. Al Mu’min
d. Al Akhir
e. Al Jami’
Kunci Jawaban:
1. C 11. D
2. C 12. A
3. C 13. A
4. E 14. E
5. D 15. B
6. D 16. A
7. B 17. B
8. B 18. B
9. A 19. A
10. E 20. E
RENCANA PERENCANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
SIKLUS II
Nama Sekolah : SMK Negeri 1 Pabelan
Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti
Program Studi : Semua Program Studi
Keahlian : Semua Keahlian
Paket Keahlian : Semua Paket Keahlian
Kelas/Semester : X/ Gasal
Materi Pokok : Asmaul Husna
Alokasi Waktu : 3 x 45 menit (1 Kali Pertemuaan)
A. Kompetensi Inti
KI-1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI-2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur disiplin, tanggungjawab, peduli
(gotong royong kerja sam, toleran damai) santrun responsif dan proaktif dan
menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan
dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta
dalam menempatkan diri sebagai cerminan banga dalam pergaulan dunia.
KI-3 : Memahami, menerapkan dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosdural, berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi,
seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta
menerapkan pengetahian prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai
dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah
KI-4 : Mengolah menalar dan menyaji dalam ranah kongkrit dan abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipeajarinya di sekolah secara mandiri, dan
mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.
B. Kompetensi Dasar (KD)
3.4 Menganalisis makna Al Asmau Al Husna : Al Karim, Al Mukmin, Al Wakil,
Al Matin, Al Jami’ Al ‘Adl dan Al Akhir
4.4 Menyajikan hubungan makna-makna Al Asmau Al Husna : Al Karim, Al
Mukmin, Al Wakil, Al Matin, Al Jami’ Al ‘Adl dan Al Akhir dengan perilaku
keluhuran budi, kokoh pendirian, rasa aman, tawakal dan perilaku adil.
C. Indikator Pencapaian Kompetensi
3.4.1 Menjelaskan makna asmaul husna: Al-Karim, Al-Mu’min, Al-Wakiil, Al-Matin,
Al-Jami’, Al-‘Adl, dan Al-Akhir .
3.4.2 Menjelaskan dalil naqli tentang asmaul husna: Al-Karim, Al-Mu’min, Al-
Wakiil, Al-Matin, Al-Jami’, Al-‘Adl, dan Al-Akhir .
3.4.3 Menejelaskan kandungan dalil naqli tentang asmaul husna: Al-Karim, Al-
Mu’min, Al-Wakiil, Al-Matin, Al-Jami’, Al-‘Adl, dan Al-Akhir .
4.4.1 Menyajikan contoh perilaku yang berkaitan dengan makna asmaul husna: Al-
Karim, Al-Mu’min, Al-Wakiil, Al-Matin, Al-Jami’, Al-‘Adl, dan Al-Akhir .
D. Tujuan Pembelajaran
5. Meyakini bahwa Allah maha mulia, maha mengamankan, maha memelihara,
sempurna kekuatannya, maha penghimpun, maha adil Dan maha akhir
6. Memiliki sikap keluhuran budi; kokoh pendidirian, pemberi rasa aman tawakal
Dan adil sebagai implementasi pemahaman Al Asmau Al Husna: Al Karim, Al
Mukmin, Al Wakil, Al Matin, Al Jami’ Al ‘Adl Dan Al Akhir
7. Menganalisis makna Al Asmau Al Husna: Al Karim, Al Mukmin, Al Wakil, Al
Matin, Al Jami’ Al ‘Adl Dan Al Akhir
8. Menyajikan hubungan makna-makna Al Asmau Al Husna: Al Karim, Al Mukmin,
Al Wakil, Al Matin, Al Jami’ Al ‘Adl Dan Al Akhir dengan perilaku keluhuran
budi, kokoh pendirian, rasa aman, tawakal Dan perilaku adil.
E. Materi Pembelajaran
4. Makna asmaul husna: Al-Karim, Al-Mu’min, Al-Wakiil, Al-Matin, Al-Jami’, Al-
‘Adl, dan Al-Akhir .
5. Dalil naqli tentang asmaul husna: Al-Karim, Al-Mu’min, Al-Wakiil, Al-Matin, Al-
Jami’, Al-‘Adl, dan Al-Akhir .
6. Contoh perilaku yang mencerminkan teladan dari asmaul husna: Al-Karim, Al-
Mu’min, Al-Wakiil, Al-Matin, Al-Jami’, Al-‘Adl, dan Al-Akhir .
F. Metode Pembelajaran
4. Pendekatan : Scientific (Saintifik)
5. Model : Cooperative Learning
6. Metode : Ceramah, Tanya Jawab, Diskusi Kelompok, Pair Check
G. Media Pembelajaran
1) Media : Whiteboard
2) Alat dan Bahan :Pensil/ Spidol, Kertas
H. Sumber Belajar
Buku Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Siswa kelas X, kemendikbud,
tahun 2016.
I. Langkah-Langkah Pembelajaran
No Kegiatan Waktu
1. Pendahuluan
b. Orientasi
1) Melakukan pembukaan dengan salam pembuka,
memanjatkan syukur kepada Tuhan YME dan
20 Menit
berdo’a untuk memulai pembelajaran.
2) Memeriksa kehadiran peserta didik sebagai
sikap disiplin, dan memeriksa kerapian siswa.
3) Memberitahukan materi pelajaran yang akan
dibahas pada pertemuan saat itu.
4) Menjelaskan mekanisme pelaksanaan
pengalaman belajar sesuai dengan langkah-
langkah pembelajaran.
b. Apersepsi
Mengajukan pertanyaan yang ada keterkaitannya
dengan pelajaran yang akan dilakukan
c. Motivasi
4) Memberikan gambaran tentang manfaat
mempelajari pelajaran yang akan dipelajari
dalam kehidupan sehari-hari.
5) Apabila materi tema/projek ini kerjakan dengan
baik dan sungguh-sungguh, maka peserta didik
diharapkan dapat menjelaskan tentang materi
Asmaul Husna.
6) Menyampaikan tujuan pembelajaran pada
pertemuan yang berlangsung.
d. Pemberian Acuan
1) Memberitahukan materi pelajaran yang akan
dibahas pada pertemuan saat itu.
2) Menjelaskan mekanisme pelaksanaan
pengalaman belajar sesuai dengan langkah-
langkah pembelajaran.
2. Kegiatan Inti
d. Eksplorasi
3) Guru mengajukan beberapa pertanyaan tentang
Asmaul Husna.
4) Guru meminta beberapa siswa untuk
menjelaskan pendapatnya tentang Asmaul Husna.
100 Menit
e. Elaborasi
7) Guru menjelaskan materi tentang Asmaul Husna.
8) Guru membentuk kelompok, masing-masing
kelompok terdiri dari 4 siswa, dalam 1 tim terdiri
dari 2 pasangan yang memiliki peran berbeda,
yakni partner dan pelatih. Siswa yang berhasil
menjawab dengan benar maka mendapatkan
kupon dari guru.
9) Guru menjelaskan langkah-langkah metode pair
check.
10) Guru membagikan lembar soal pada masing-
masing kelompok.
11) Guru memberikan instruksi bahwa partner
mengerjakan soal terlebuh dahulu dan pelatih
mengecek jawaban, setelah selesai kemudian
bertukar peran.
12) Guru membimbing dan memberikan arahan atas
jawaban dari berbagai soal.
f. Komunikasi
Peserta didik menyimpulkan materi tentang Asmaul
Husna.
3. Penutup
e. Guru bersama-sama para peserta didik melakukan
refleksi terhadap pembelajaran yang telah
dilaksanakan.
f. Guru menjelaskan materi yang akan dipelajari pada
pertemuan berikutnya.
g. Guru bersama-sama para peserta didik menutup
pelajaran dengan berdoa.
h. Guru mengucapkan salam kepada para peserta didik
sebelum keluar kelas dan peserta didik menjawab
salam.
15 Menit
J. Penilaian
1. Jenis Tes : Tertulis
2. Bentuk Tes : Pilihan Ganda
Instrument Soal
Isilah titik-titik dibawah ini dengan jawaban yang tepat!
21. Nama-nama berikut yang baik lagi indah yang dimiliki Allah SWT disebut …
a. Asma Allah SWT
b. Asmaul Husna
c. Al Husna
d. Al Karim
e. Al Matin
22. Allah memiliki nama-nama terbaik dan terindah yang kita kenal dengan istilah
Asmaul Husna. Jumlah dari Asmaul Husna adalah …
a. 66
b. 77
c. 88
d. 99
e. 100
23. Sifat adil Allah berlaku untuk …
a. Semua orang
b. Orang kaya saja
c. Para pejabat
d. Orang miskin
e. Orang saleh
24. Allah SWT Maha Mengumpulkan merupakan arti dari …
a. Al-Adl
b. Al Jami’
c. Al-Akhir
d. Al-Mu’min
e. Al-Matin
25. Salah satu asma Allah adalah Al Matin yang berarti …
a. Maha Lembut’
b. Maha Pengasih
c. Maha Bijaksana
d. Maha Kukuh
e. Maha Mulia
26. Allah memiliki sifat Al Akhir, yang tercantum dalam surah..
a. Al Hadid ayat 3
b. Al A’raf ayat 180
c. An Naml ayat 40
d. Taha ayat 8
e. Az-Zariyat ayat 5
27. Nama Allah, Al-Mu’min, mengandung arti …
a. Allah Maha Penyayang
b. Allah Maha Pemurah
c. Allah Maha Pengatur
d. Allah Maha Pemberi Rasa Aman
e. Allah Maha Pengasih
28. Allah Maha Sempurna dalam kekuatan dan kekukuhan-Nya merupakan
pengertian dari …
a. Al Matin
b. Al Jami’
c. Al Karim
d. Al Adl
e. Al Mu’min
29. Salah satu pengertian dari adil adalah …
a. Berbuat sesuatu sesuai kehendak sendiri
b. Menyampaikan amanah kepada yang berhak
c. Menempatkan sesuatu pada tempat yang semestinya
d. Berbicara apa adanya
e. Melaksanakan tugas dengan sebaik mungkin
30. Pernyataan berikut yang tidak mencerminkan perwujudan sifat Allah Al Akhir
bagi seorang muslim adalah …
a. Menjadikan Allah sebagai satu-satunya tujuan hidup
b. Tidak ada permintaan kecuali tertuju hanya kepada Allah SWT
c. Dan segala kesudahan hanya ditujukan kepada Sang Maha Pencipta
d. Jangan sombong bila memiliki kekuasaan sebab sifatnya hanya sementara
e. Percaya pada benda keramat merupakan bagian dari mengabdi kepada Allah
SWT
31. Berdasarkan Q.S. Al-A’raf/7:180 menyebut Asmaul Husna digunakan untuk …
a. Menyembah Allah SWT
b. Memuji Allah SWT
c. Memohon kepada Allah SWT
d. Ingat kepada Allah SWT
e. Memanggil Allah SWT
32. Seorang teknisi komputer mengumpulkan dan merangkai berbagai komponen
sehingga menjadi sebuah unit komputer yang dapat berfungsi membantu
pekerjaan manusia. Jika amalnya itu dilandasi dengan niat yang ikhlas, maka
dia telah meneladani Asmaul Husna …
a. Al Wakil
b. Al Matin
c. Al Adl
d. Al Akhir
e. Al Jami’
33. Perhatikan pernyataan-pernyataan berikut ini !
(1) Memelihara kesehatan
(2) Menuntut ilmu pengetahuan
(3) Mencari rezeki yang halal
(4) Memenuhi segala keinginan
(5) Berobat jika menderita sakit
Dari pernyataan tersebut yang merupakan sikap perilaku adil pada diri sendiri
ialah …
a. (1), (2), (3), dan (4)
b. (2), (3), (4), dan (5)
c. (1), (3), (4), dan (5)
d. (1), (2), (3), dan (5)
e. Jawaban b dan d benar
34. Asmaul Husna adalah sifat-sifat Allah yang dibuat oleh …
f. Malaikat Jibril
g. Allah sendiri
h. Para wali
i. Para ulama
j. Rasulullah
35. Allah memiliki sifat Al Mu’min, yang tercantum dalam surah..
a. Al An’am ayat 82
b. Al A’raf ayat 180
c. An Naml ayat 40
d. Taha ayat 8
e. Az-Zariyat ayat 58
36. Perhatikan pernyataan berikut ini !
(1) Kekuasaan yang dimiliki manusia hakikatnya adalah pemberian Allah SWT
(2) Allah SWT memberi rezeki kepada segala makhluk-Nya yang bernyawa
yang hidup di dunia
(3) Hukuman Allah SWT terhadap orang-orang dzalim merupakan tambahan
bukti bahwa Allah SWT itu Maha Pengasih dan Maha Penyayang
(4) Allah SWT tidak akan menurunkan satu musibah pun terhadap orang-orang
bertakwa
(5) Orang-orang beriman, walaupun ketika matinya melakukan dosa-dosa
besar, tentu akan masuk surga tanpa hisab
Dari pernyataan-pernyataan tersebut, yang termasuk sikap perilaku orang-
orang beriman kepada Allah SWT dan sifat-sifat-Nya adalah …
a. (1), (2), dan (3)
b. (2), (3), dan (4)
c. (1), (3), dan (4)
d. (2), (4), dan (5)
e. (1), (4), dan (5)
37. Sebagai seorang pemimpin Rahman memiliki pendirian yang teguh dalam
mempertahankan dan memperjuangkan kebenaran. Sikap Rahman tersebut
mencerminkan perilaku berdasarkan Asmaul Husna…
a. Al Karim
b. Al Mu’min
c. Al Matin
d. Al Akhir
e. Al Jami’
ة المتين .38 اق ذ و الق و ز ان الل ه و الر
Q.S Az-Zariyat 51:58 di atas merupakan dalil Asmaul Husna yaitu …
a. Al Jami’
b. Al Wakil
c. Al Karim
d. Al Matin
e. Al Mu’min
39. Allah memiliki sifat Al Wakil, yang tercantum dalam surat …
a. Al Hadid ayat 3
b. Al A’raf ayat 180
c. An Naml ayat 40
d. Az Zariyat ayat58
e. Az Zumar ayat 62
40. Biasakanlah memberikan sesuatu pada seorang sesuai dengan haknya. Ini
merupakan manfaat mempelajari Asmaul Husna yaitu sifat …
a. Al Mu’min
b. Al Matin
c. Al Wakil
d. Al Karim
e. Al Adl
Kunci Jawaban:
1. B 11. C
2. D 12. E
3. A 13. B
4. B 14. B
5. D 15. A
6. A 16. A
7. D 17. C
8. A 18. D
9. C 19. E
10. E 20. E
LEMBAR OBSERVASI SISWA SIKLUS I
No Aspek yang Diamati Skala Penilaian
A B C D
1 Siswa menjawab salam dari guru √
2 Siswa mendengarkan absensi guru √
3 Siswa mempersiapkan diri dalam menerima materi
pelajaran
√
4 Siswa memperhatikan guru ketika menerangkan
materi pelajaran
√
5 Siswa tidak melakukan aktivitas lain,misalnya:
mengantuk, berbicara dengan teman sebangku,
gaduh
√
6 Siswa aktif bertanya saat pembelajaran
berlangsung
√
7 Siswa memperhatikan guru saat guru
menerangkan langkah-langkah metode pair check
√
8 Siswa menanyakan tentang penyampaian metode √
9 Siswa memposisikan sebagai partner dan pelatih √
10 Siswa mengerjakan soal yang diberikan guru
sampai selesai
√
11 Siswa mengecek jawaban teman √
Jumlah 8 9 12
Total 29
Kategori Cukup
Keterangan:
A = 4 (Baik Sekali) 46-60 (Baik Sekali)
B = 3 (Baik) 31-45 (Baik)
C = 2 (Sedang) 16-30 (Rendah)
D = 1 (Rendah) 1-15 (Rendah)
LEMBAR OBSERVASI SISWA SIKLUS II
No Aspek yang Diamati Skala Penilaian
A B C D
1 Siswa menjawab salam dari guru √
2 Siswa mendengarkan absensi guru √
3 Siswa mempersiapkan diri dalam menerima materi
pelajaran
√
4 Siswa memperhatikan guru ketika menerangkan
materi pelajaran
√
5 Siswa tidak melakukan aktivitas lain, misalnya:
mengantuk, berbicara dengan teman sebangku,
gaduh
√
6 Siswa aktif bertanya saat pembelajaran
berlangsung
√
7 Siswa memperhatikan guru saat guru
menerangkan langkah-langkah metode pair check
√
8 Siswa menanyakan tentang penyampaian metode √
9 Siswa memposisikan sebagai partner dan pelatih √
10 Siswa mengerjakan soal yang diberikan guru
sampai selesai
√
11 Siswa mengecek jawaban teman √
Jumlah 36 6
Total 42
Kategori Baik
Keterangan:
A = 4 (Baik Sekali) 46-60 (Baik Sekali)
B = 3 (Baik) 31-45 (Baik)
C = 2 (Sedang) 16-30 (Rendah)
D = 1 (Rendah) 1-15 (Rendah)
LEMBAR OBSERVASI GURU SIKLUS I
No Aspek yang Diamati Skala Penilaian
A B C D
1 Guru mengucapkan salam √
2 Guru mengabsensi kehadiran siswa √
3 Guru memeriksa kesiapan siswa √
4 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan
dicapai
√
5 Guru melakukan tanya jawab terkait dengan materi
yang akan dipelajari
√
6 Guru memberikan motivasi kepada siswa √
7 Guru menyampaikan materi pembelajaran √
8 Guru menyampaikan dan menjelaskan metode
pembelajaran yang akan diterapkan
√
9 Guru menggunakan media pembelajaran √
10 Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok √
11 Guru menyuruh siswa memposisikan dirinya sebagai
partner dan pelatih dsn saling bertukar peran
√
12 Guru memberi kesempatan siswa untuk bertanya √
13 Guru menyimpulkan materi pembelajaran √
Jumlah 20 24
Total 44
Kategori Baik
Keterangan:
A = 4 (Baik Sekali) 46-60 (Baik Sekali)
B = 3 (Baik) 31-45 (Baik)
C = 2 (Sedang) 16-30 (Rendah)
D = 1 (Rendah) 1-15 (Rendah)
LEMBAR OBSERVASI GURU SIKLUS II
No Aspek yang Diamati Skala Penilaian
A B C D
1 Guru mengucapkan salam √
2 Guru mengabsensi kehadiran siswa √
3 Guru memeriksa kesiapan siswa √
4 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan
dicapai
√
5 Guru melakukan tanya jawab terkait dengan materi
yang akan dipelajari
√
6 Guru memberikan motivasi kepada siswa √
7 Guru menyampaikan materi pembelajaran √
8 Guru menyampaikan dan menjelaskan metode
pembelajaran yang akan diterapkan
√
9 Guru menggunakan media pembelajaran √
10 Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok √
11 Guru menyuruh siswa memposisikan dirinya sebagai
partner dan pelatih dsn saling bertukar peran
√
12 Guru memberi kesempatan siswa untuk bertanya √
13 Guru menyimpulkan materi pembelajaran √
Jumlah 44 6
Total 50
Kategori Baik Sekali
Keterangan:
A = 4 (Baik Sekali) 46-60 (Baik Sekali)
B = 3 (Baik) 31-45 (Baik)
C = 2 (Sedang) 16-30 (Rendah)
D = 1 (Rendah) 1-15 (Rendah)
DOKUMENTASI FOTO PENELITIAN
Gambar 1. Guru Menjelaskan Materi dan Metode Pembelajaran
Gambar 2. Siswa Menerapkan Metode Pair Check
Gambar 3. Siswa Bertukar Peran
Gambar 4. Siswa Mengerjakan Soal Tes
Gambar 5. Foto Bersama Kelas X RPL 1 SMKN 1 Pabelan