Upload
vodang
View
226
Download
10
Embed Size (px)
Citation preview
i
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN
LOMPAT JAUH DENGAN MENGGUNAKAN ALAT BANTU BALON
PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 1 PANERUSAN KULON
SUSUKAN BANJARNEGARA TAHUN PELAJARAN 2010/2011
Oleh :
PARYANTO NIM. X 4709106
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
ii
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN
LOMPAT JAUH DENGAN MENGGUNAKAN ALAT BANTU BALON
PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 1 PANERUSAN KULON
SUSUKAN BANJARNEGARA TAHUN PELAJARAN 2010/2011
Oleh :
PARYANTO NIM. X 4709106
Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi
Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
iii
LEMBAR PERSETUJUAN
Penelitian Tindakan Kelas dengan judul ” Upaya Meningkatkan Hasil Belajar
Siswa Dalam Pembelajaran Lompat Jauh Dengan Menggunakan Alat Bantu Balon
Pada Siswa Kelas V SD Negeri 1 Panerusan Kulon Kecamatan Susukan
Kabupaten Banjarnegara ” ini telah diajukan untuk memenuhi Tugas Penelitian
Tindakan Kelas Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi Universitas Sebelas
Maret Surakarta Tahun 2010.
Solo, Januari 2011
Peneliti
Paryanto
NIM. X 4709106
Dosen Pembimbing I PKM Dosen Pembimbing II PKM
Dra. Ismaryati, M.Kes Drs. Wahyu Sulistyo, M.Kes
NIP. 19630505 198903 2 001 NIP. 19490505 198503 1 001
iv
PENGESAHAN
Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan
diterima untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.
Hari : Jum’at
Tanggal : 17 Juni 2011
Tim Penguji Skripsi
Nama Terang tanda tangan
Ketua : Drs. Agus Mukholid, M.Pd. ___________
Sekretaris : Slamet Riyadi, S.Pd.M.Or ___________
Anggota I : Dra. Ismaryati, M.Kes. ___________
Anggota II : Drs. Wahyu Sulistyo, M.Kes. ___________
Disahkan oleh
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret
Dekan
Prof. Dr. H.M. Furqon Hidayatullah, M.Pd
NIP. 19600727 198702 1 001
v
ABSTRAK
Paryanto. UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN LOMPAT JAUH DENGAN MENGGUNAKAN ALAT BANTU BALON PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 1 PANERUSAN KULON SUSUKAN BANJARNEGARA TAHUN PELAJARAN 2010/2011 Skripsi, Surakarta : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret, Juni 2011.
Tujuan Penelitian ini untuk mengetahui sejauh mana penerapan alat bantu
balon dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SD Negeri 1 Panerusan
Kulon, Susukan, Banjarnegara, khususnya pada mata pelajaran Pendidikan
Jasmani, Kesehatan dan Olahraga.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas (Classroom
Action Research) yang dilakukan 2 siklus dalam 4 kali pertemuan. Subjek
penelitian ini adalah siswa Kelas V SD Negeri 1 Panerusan Kulon Susukan
Banjarnegara tahun pelajaran 2010/2011 berjumlah 21 siswa, putra 14 dan putri 7.
Instrumen yang digunakan untuk mengambil data pada penelitian ini adalah
lembar pengamatan, angket dan tes unjuk kerja siswa.
1) Hasil belajar lompat jauh
Sumber data siswa, teknik yang digunakan berdasarkan pengalaman, alatnya
berupa tes lompat jauh.
2) Pembelajaran lompat jauh
Sumber data kejadian pada saat kegiatan belajar mengajar, teknik yang
digunakan berdasarkan pengamatan, alatnya berupa lembar observasi.
3) Penggunaan alat bantu
Sumber data penggunaan balon dan tali, teknik yang digunakan berdasarkan
pengamatan, alatnya berupa lembar observasi.
4) Penggunaan alat pembelajaran
Sumber data halaman atau lapangan, bak lompat jauh, teknik yang digunakan
berdasarkan pengamatan, alatnya berupa lembar observasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil belajar lompat jauh dengan
menggunakan alat bantu balon dapat meningkatkan semangat siswa, antusias
siswa, dan meningkatkan pembelajaran siswa.
vi
Paryanto, THE EFFORT TO IMPROVE THE RESULT STUDY IN LONG JUMP LEARNING BY USING BALLON MEDIUM OF THE FIFTH YEAR STUDENTS ELEMENTARY SCHOOL 1 PANERUSAN KULON SUSUKAN BANJARNEGARA IN ACADEMIC YEAR 2010/2011. Skripsi, Surakarta : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret, June 2011.
The aim of this research in how for to apply the improving result study by
using ballon medium of the fifty year Elementary School 1 Panerusan Kulon
Susukan Banjarnegara, especially Physical Education, Healthy and sport lessons.
The methode of this research use The Classroom Action Research which
done 2 cycles in 4 meetings. The subjectives of the research is the fifth year
studens of SD Negeri 1 Panerusan Kulon Susukan Banjarnegara in academic year
2010/2011 which the total of the students : 21 persons consits of the fourteen boys
and seven girls. The instruments of the research are used to take the data’s
research are sheets of observation papers, questionnaire and practical work test.
1) The Result Long Jump Study
The resources data’s students tehnique which is used based on observation,
the equipment of the form long jump test.
2) The Learning
The resources of the data abouth event activitles learning and teaching,
tehnique which is used based on observation, the form equipment sheet of
observation papers.
3) The Function of Medium Equipment/Instrument
The resources of data the function of balloon and rope, tehnique which is
used based on observation papers.
4) The function od instrument learning.
The resources data the yard or the field, long jump square, tehnique wich is
used based on observation, the form of equipment/instrument sheet of
observation papers.
The result of this research show us that result of the study about long jump
by using medium instrument or equipment “ballons” can improve, support,
enthusiastic and increase learning of the students.
ABSTRACK
vii
MOTTO
Pengalaman adalah guru yang paling baik.
Kegagalan adalah sukses yang tertunda.
viii
PERSEMBAHAN
Skripsi ini dipersembahkan kepada :
SD Negeri 1 Panerusan Kulon
Bapak dan Ibu tercinta
Istri dan anak tersayang
Dosen-dosen Pembimbing
Dra. Ismaryati, M.Kes, Drs. Wahyu Sulistyo, M.Kes
Teman sejawat JPOK FKIP UNS Penjaskesrek Angkatan 2009
Almamater
ix
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan PTK ini.
Disadari bahwa penulisan PTK ini banyak mengalami hambatan, tetapi
terkait bantuan dari berbagai pihak maka hambatan tersebut dapat teratasi.
Untuk itu dalam kesempatan ini penulis ucapkan terima kasih kepada :
1. Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatulloh, M.Pd, Dekan Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret yang telah memberi izin
penulisan skripsi.
2. Dra. Ismaryati, M.Kes dan Drs. Wahyu Sulistyo, M.Kes selaku dosen
pembimbing penyusunan Penelitian Tindakan Kelas.
3. Kepala SD Negeri 1 Panerusan Kulon, UPT Dindikpora Kecamatan Susukan
Kabupaten Banjarnegara yang telah memberikan ijin penelitian.
4. Teman-teman mahasiswa PPKHB kelompok V Banjarnegara yang telah
membantu penelitian.
5. Siswa-siswi SD Negeri 1 Panerusan Kulon, UPT Dindikpora Kecamatan
Susukan Kabupaten Banjarnegara yang telah berpartisipasi dalam penelitian
ini.
6. semua pihak yang telah membantu dalam penelitian ini, yang tidak dapat
disebut satu persatu.
Penulis menyadari bahwa penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan,
oleh karena itu segala saran dan kritik yang bersifat membangun sangat penulis
harapkan. Akhirnya penulis berharap semoga penelitian ini dapat bermanfaat.
Banjarnegara, Juni 2011.
Penulis
x
DAFTAR ISI
JUDUL .....................................................................................................................
PENGAJUAN ..........................................................................................................
PERSETUJUAN ......................................................................................................
PENGESAHAN ......................................................................................................
ABSTRAK ...............................................................................................................
MOTTO ...................................................................................................................
PERSEMBAHAN ....................................................................................................
KATA PENGANTAR .............................................................................................
DAFTAR ISI ............................................................................................................
DAFTAR TABEL ....................................................................................................
DAFTAR GAMBAR ...............................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN ...........................................................................................
BAB I. PENDAHULUAN ......................................................................................
A. Latar Belakang Masalah ......................................................................
B. Perumusan Masalah .............................................................................
C. Tujuan Penelitian .................................................................................
D. Manfaat Penelitian ...............................................................................
BAB II. LANDASAN TEORI ................................................................................
A. Tinjauan Pustaka ..................................................................................
B. Hasil Penelitian yang Relevan .............................................................
C. Kerangka Berpikir ................................................................................
D. Hipotesis Tindakan...............................................................................
BAB III. METODE PENELITIAN ........................................................................
A. Tempat dan Waktu ...............................................................................
B. Subjek Penelitian .................................................................................
C. Sumber Data .........................................................................................
D. Alat Pengumpulan Data .....................................................................
i
ii
iii
iv
v
vii
viii
ix
x
xii
xiii
xiv
1
1
4
4
4
6
6
17
17
18
19
19
19
19
20
xi
E. Analisis Data ........................................................................................
F. Prosedur Penelitian ..............................................................................
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ......................................
A. Hasil Penelitian ....................................................................................
B. Pembahasan ..........................................................................................
BAB V. SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ..............................................
A. Simpulan ..............................................................................................
B. Implikasi ..............................................................................................
C. Saran-saran............................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................................
LAMPIRAN .............................................................................................................
21
22
32
32
44
48
48
48
48
50
51
xii
DAFTAR TABEL
Tabel :
1. Alat Pengumpulan Data .......................................................................................
2. Hasil Penilaian Lompat Jauh Siswa Kelas V SDN 1 Panarusan Kulon
Kecamatan Purwareja Klampok Kabupaten Banjarnegara ................................
3. Perbandingan Hasil Tes Lompat Jauh Siswa Kelas V SDN 1 Panarusan Kulon
Kecamatan Purwareja Klampok Kabupaten Banjarnegara ................................
20
42
45
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar :
1. Bagan Kerangka Berpikir ....................................................................................
2. Prosedur Penelitian Tindakan Kelas....................................................................
3. Permainan Lompat Melewati Balon....................................................................
4. Mengambil Awalan dan Tolakan........................................................................
5. Cara Melayang dan Pendaratan dengan Alat Bantu Balon.................................
6. Sikap dari Awalan Sampai Mendarat..................................................................
7. Permainan Lompat Melewati Balon.....................................................................
8. Cara Mengambil Awalan dan Tolakan................................................................
9. Cara Melayang dan Pendaratan dengan Alat Bantu Balon.................................
10. Sikap dari Awalan Sampai Mendarat...................................................................
18
22
21
25
26
26
28
29
29
30
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran :
1. Surat Ijin Penelitian .............................................................................................
2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I .....................................................
3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II ....................................................
4. Pendapat Siswa Terhadap Kegiatan Pembelajaran ............................................
5. Rekapitulasi Hasil Angket Siswa .......................................................................
6. Lembar Pengamatan ...........................................................................................
7. Lembar Pengamatan Siklus I Pertemuan 1 .........................................................
8. Lembar Pengamatan Siklus 2.............................................................................
9. Absen Siswa Kelas V SD Negeri 1 Panerusan Kulon .......................................
10. Daftar Hasil Lompatan........................................................................................
11. Rentang Hasil Lompatan ...................................................................................
12. Penilaian Psikomotorik ......................................................................................
12. Daftar Nilai Siswa Bulan Maret (Kondisi awal)..............................................
13. Daftar Nilai Siswa Bulan April (Siklus I) ..........................................................
14. Daftar Nilai Siswa Bulan Mei (Siklus II)...........................................................
15. Dokumen Penelitian ............................................................................................
52
53
66
79
82
85
88
91
94
95
96
97
98
99
100
101
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan bagian integral dalam pembangunan. Proses
pendidikan tak dapat dipisahkan dari proses pembangunan itu sendiri.
Pembangunan diarahkan dan bertujuan untuk mengembangkan sumber daya
manusia yang berkualitas dan sektor lain yang saling berkaitan satu dengan
lainnya dan berlangsung secara berkelanjutan (Oemar Hamalik, 2009:1).
Pendidikan memiliki peran yang sentral bagi upaya pengembangan
sumber daya manusia. Adanya peran yang demikian, isi dan proses pendidikan
perlu dimutakhirkan sesuai dengan kemajuan ilmu dan kebutuhan masyarakat.
Implikasinya, jika pada saat ini masyarakat Indonesia dan dunia menghendaki
tersedianya sumber daya manusia yang memiliki seperangkat kompetensi
berstandar nasional dan internasional, maka isi dan poses pendidikannya perlu
diarahkan pada pencapaian kompetensi tersebut (Fatah Syukur, 2005:45).
Peningkatan keberhasilan kegiatan pembelajaran menjadi indikator
utama dalam meningkatkan mutu pendidikan dan tidak dipungkiri bahwa
komponen utama kegiatan itu adalah staf pengajar (guru). Guru mampu memilih
dan menggunakan strategi yang tepat agar siswa dapat aktif dalam belajar dan
menciptakan kondisi pembelajaran yang menarik dan menyenangkan.
Guru memiliki peran yang sangat penting bagi keberhasilan
pembelajaran. Agar pembelajaran memiliki kekuatan yang maksimal, guru harus
senantiasa berusaha mempertahankan dan meningkatkan semangat yang telah
dimilikinya ketika mempelajari materi standar. Sebagai pengajar, guru harus
memiliki tujuan yang jelas, membuat keputusan secara rasional agar siswa
memahami ketrampilan yang dituntut oleh pembelajaran (E. Mulyasa, 2009:40).
Dalam proses belajar mengajar, antara guru dengan siswa diperlukan
adanya interaksi. Kegiatan belajar mengajar merupakan suatu kegiatan berproses
yang berorientasi pada suatu tujuan yang ingin dicapai dan tujuan itu harus
1
2
mengarah pada perubahan tingkah laku yang merupakan bagian dari tujuan
pendidikan sehingga semua kegiatan belajar mengajar diarahkan pada suatu
tujuan. (Fatah Syukur, 2005:33).
Berbagai usaha untuk meningkatkan mutu pendidikan khususnya
meningkatkan minat dan hasil belajar Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan
Olahraga baik yang telah dilaksanakan oleh pemerintah maupun penyelenggara
pendidikan seperti dengan melatih guru-guru untuk menggunakan metode, model,
maupun teknik mengajar yang cocok dan menyenangkan misalnya dalam seminar,
workshop, diklat maupun Kegiatan Kelompok Kerja Guru namun setelah
pelatihan ataupun workshop banyak guru yang kembali mengajar ke cara lama
yaitu berpusat pada guru (teacher centered) sehingga hasil yang dicapai masih
belum memuaskan dan belum ada peningkatan hasil belajar yang signifikan, yang
relatif disebabkan oleh motivasi yang masih kurang dalam belajar Pendidikan
Jasmani, Kesehatan dan Olahraga.
Keberhasilan guru dalam mengelola pembelajaran di kelas pada mata
pelajaran Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Olahraga, lebih disebabkan oleh
metodologi yang digunakan guru dalam mengajar. Hal tersebut berakibat pada
respon siswa. Metode pembelajaran yang menyenangkan akan menyebabkan
siswa sangat antusias saat mengikuti proses pembelajaran sehingga kelas terlihat
kondusif, aktif dan menyenangkan. Namun keberhasilan guru dalam mengelola
proses pembelajaran sebagaimana di atas tidak selalu berjalan sinergis dengan
keadaan saat proses evaluasi.
Para siswa telah memiliki kemampuan awal yang telah diterima di
kelas sebelumnya. Kemampuan awal siswa ini harus digali agar siswa lebih
belajar mandiri dan kreatif, khususnya ketika mereka akan mengkaitkan dengan
pelajaran baru.
Belajar bermakna menuntut adanya konteks pembelajaran yang
muncul di lingkungan tempat tinggal siswa, hal ini dapat dilakukan dengan jalan
mengajak siswa belajar di luar kelas atau mengajak mereka mendekati sumber
belajar. Maksudnya agar diperoleh ide-ide, dan masalah-masalah yang dapat
dilihat dan diamati di lingkungan sekitarnya. Pola pembelajaran seperti ini akan
3
membantu siswa dalam proses berpikir dan pada gilirannya siswa aktif dalam
belajar. Pada dasarnya siswa sendiri yang akan menyelesaikan masalah-masalah
yang dia dapatkan sesuai dengan konsep materi yang dipelajari.
Penggunaan metode yang tidak sesuai dengan tujuan pengajaran akan
menjadi kendala dalam mencapai tujuan yang telah dirumuskan. Cukup banyak
bahan pelajaran yang terbuang dengan percuma hanya karena penggunaan metode
menurut kehendak guru dan mengabaikan kebutuhan siswa, fasilitas serta situasi
kelas (Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, 2006:77).
Hasil observasi awal yang dilakukan penulis di SD Negeri 1 Panerusan
Kulon, Kecamatan Susukan, Kabupaten Banjarnegara khususnya dalam kegiatan
belajar mengajar Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Olahraga, terlihat bahwa
kemampuan siswa dalam melakukan gerakan olehraga masih rendah. Dalam
kegiatan pembelajaran, siswa kurang aktif dalam mengikuti kegiatan belajar baik
pada saat teori maupun praktik. Siswa yang kemampuannya kurang, terlihat
belum mempersiapkan materi pelajaran yang akan disampaikan. Hal ini ditandai
dengan keengganan siswa dalam menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru.
Siswa juga terlihat kurang serius dalam mempraktikan gerakan yang telah
dicontohkan oleh guru. Pada saat pembelajaran di dalam kelas, keaktifan siswa
terlihat masih kurang seperti pada saat diskusi maupun tanya jawab. Selain itu,
tugas yang diberikan oleh guru masih dirasa sulit sehingga siswa tidak
mengerjakan pekerjaan rumah yang diberikan oleh guru. Selain itu, pembelajaran
Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Olahraga masih menekankan pada konsep-
konsep yang terdapat di dalam buku dan juga belum memanfaatkan media
pembelajaran secara maksimal.
Berdasarkan uraian di atas maka peneliti bermaksud mengambil judul
penelitian : “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran
Lompat Jauh Dengan Menggunkan Alat Bantu Balon Pada Siswa Kelas V
SD Negeri 1 Panerusan Kulon Kecamatan Susukan Kabupaten
Banjarnegara Tahun Pelajaran 2010/2011”
4
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah :
“Bagaimanakah alat bantu balon dapat meningkatkan hasil belajar
lompat jauh siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri 1 Panerusan Kulon an Susukan
Banjarnegara Tahun Pelajaran 2010/2011?”. Alat bantu balon dalam penelitian ini
digunakan dengan balon yag diletakan di tanah dengan jarak 75 cm siswa
melompati satu persatu. Yang dimaksud dengan lompat jauh dalam penelitian ini
adalah lompat jauh gaya jongkok.
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Tujuan Umum :
Meningkatkan hasil belajar lompat jauh siswa kelas V SD Negeri 1
Panerusan Kulon Kecamatan Susukan Kabupaten Banjarnegara tahun
pelajaran 2010/2011.
2. Tujuan Khusus :
Meningkatkan hasil belajar lompat jauh pada siswa kelas V SD Negeri
1 Panerusan Kulon Susukan Banjarnegara tahun pelajaran 2010/2011
menggunakan alat bantu balon.
D. Manfaat Peneliitan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan oleh pihak sekolah,
guru, dan para siswa :
1. Bagi Sekolah
Dapat dijadikan masukan penerapan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
yang baik, khususnya bidang Studi Pendidikan Jasmani Olahraga dan
Kesehatan pada siswa kelas V SD Negeri 1 Panerusan Kulon UPT.
5
Dindikpora Kecamatan Susukan Kabupaten Banjarnegara tahun pelajaran
2010/2011.
2. Bagi Guru
Guru dapat menerapkan pembelajaran dengan alat bantu balon sebagai salah
satu media yang dapat membantu guru dalam membelajarkan ketrampilan dan
kemampuan siswa sehingga dalam diri siswa akan tumbuh hasil belajar
khususnya pada mata pelajaran Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Olahraga.
3. Bagi Siswa
Kemampuan awal siswa dapat digali secara optimal agar siswa belajar lebih
mandiri dan kreatif, khususnya ketika mereka akan mengkaitkan dengan
pelajaran baru, disamping itu siswa dapat termotivasi dalam pembelajaran
sehingga mengurangi kebosanan dalam belajar.
6
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Pembelajaran Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Olahraga
a. Pengertian Pembelajaran
Sebelum membahas konsep pembelajaran, maka terlebih dahulu
kita mengetahui konsep belajar itu sendiri. Belajar ialah suatu proses atau
usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan
tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalamannya
sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya (Slameto, 2003:2).
Menurut Oemar Hamalik (2009:45), belajar mengadung
pengertian terjadinya perubahan dari persepsi dan perilaku. Belajar
meliputi tidak hanya mata pelajaran, tetapi juga penguasaan kebiasaan,
persepsi, kesenangan, minat, penyesuaian sosial, bermacam-macam
ketrampilan dan cita-cita.
Sementara itu, Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain (2006:
10) mendefinisikan belajar sebagai suatu proses perubahan perilaku berkat
pengalaman dan latihan, artinya, tujuan kegiatan adalah perubahan tingkah
laku, baik yang menyangkut pengetahuan, ketrampilan maupun sikap,
bahkan meliputi segenap aspek organisme atau belajar.
Dalam kegiatan belajar harus didapat didalamnya suatu tanda atau
ciri, sehingga seseorang dikatakan belajar. Karena ada seseorang dikata
belajar tetepi justru yang terjadi adalah bermain. Walaupun ada pemahan
tentang belajar sambil bermaian atau bermain sambil belajar. Untuk itu
satu kegiatan dapat dikategorikan belajar harus mempunyai ciri-ciri
tertentu. Kegiatan belajar memiliki ciri-ciri, seperti:
1) Siswa berpartisipasi aktif meningkatkan minat dan tercapainya tujuan
instruksional. Berperan aktif dalam proses belajar mengajar bukan
berarti cukup mendengarkan saja dan bersikap diam untuk
6
7
mengganggu melainkan didalamnya ada proses memperhatikan, mau
bertanya, mencoba dan memberikan tanggapan terhadap permasalahan
pelajaran yang timbul berasal dari siswa maupun dari guru itu sendiri.
Dengan sikap aktif akan berpengaruh positif terhadap hasil belajar.
2) Adanya interaksi antara siswa dengan lingkungan. Keputusan siswa
terhadap lingkungan terhadap mengakibatkan terhentinya proses
pemahaman terhadap materi ajar yang menjadi objek dalam
pembelajaran, sehingga proses itu harus berjalan melalui bermacam
penggalaman dan mata pelajaran yang terpusat pada suatu tujuan
tertentu. Pengalaman belajar bersumber dari suatu kebutuhan dan
tujuan peserta didik sendiri yang mendorong motivasi secara
berkesinambungan.
3) Belajar merupakan proses berkelanjutan hingga mendapat pengertian
yang mendalam, sehingga hasil belajar itu diterima oleh peserta didik
apabila memberi kepuasan pada kebutuhanya dan berguna serta
bermakna baginya. Kebermaknaan dalam belajar menyangkut berbagai
aspek kepribadian, baik fisik maupun psikis, seperti perubahan dalam
pengertian pemecahan suatu masalah berpikir, ketrampilan, kecakapan,
kebiasaan, ataupun sikap.
4) Mengembangkan kemampuan siswa kearah lebih maju dan baik, hasil
belajar yang telah dicapai bersifat kompleks dan dapat berubah-ubah,
jadi tidak sederhana dan statis.
Oemar Hamalik dalam bukunya yang berjudul “Kurikulum dan
Pembelajaran” (2009:57), mendefinisikan pembelajaran sebagai suatu
kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material,
fasilitas, perlengkapan dan prosedur yang saling mempengaruhi mencapai
tujuan pembelajaran. Manusia yang terlibat dalam sistem pengajaran
terdiri dari siswa, guru dan tenaga lainnya misalnya tenaga laboratorium.
Material, meliputi buku-buku, papan tulis dan kapur, fotografi, slide, film,
audio dan video tape. Fasilitas dan perlengkapan, terdiri dari ruangan
8
kelas, perlengkapan audio visual juga komputer. Prosedur, meliputi jadwal
dan metode penyampaian informasi, praktik, belajar, ujian dan sebagainya.
Ada ciri khas yang terkandung dalam sistem pembelajaran, yaitu
(Oemar Hamalik, 2009:66):
1) Rencana, ialah penataan ketenagaan, material dan prosedur yang
merupakan unsur-unsur sistem pembelajaran, dalam suatu rencana
khusus.
2) Kesalingtergantungan (interdependence) antara unsur-unsur sistem
pembelajaran yang serasi dalam suatu keseluruhan. Tiap unsur bersifat
esensial dan masing-masing memberikan sumbangannya kepada
sistem pembelajaran.
3) Tujuan, sistem pembelajaran mempunyai tujuan tertentu yang hendak
dicapai. Ciri ini menjadi dasar perbedaan antara sistem yang dibuat
oleh manusia dan sistem alami (natural).
Dimyati dan Mudjiono (2009:18) menjelaskan pola hubungan
tujuan pembelajaran, proses belajar dan hal ikhwal yang terjadi pada siswa
dalam rangka kemandirian, yaitu:
1) Guru membuat desain instruksional dan memandang siswa sebagai
partner yang memilikia asas emansipasi diri menuju kemandirian.
Guru menyusun rencana pembelajaran.
2) Siswa memiliki latar pengalaman dan kemampuan awal dalam proses
pembelajaran.
3) Tujuan pembelajaran dalam desain instruksional dirumuskan oleh guru
berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tertentu. Tujuan
pembelajaran tersebut juga merupakan sasaran belajar bagi siswa
menurut pandangan dan rumusan guru.
4) Kegiatan belajar mengajar merupakan tindak pembelajaran guru di
kelas. Tindak pembelajaran tersebut menggunakan bahan belajar.
Wujud bahan belajar tersebut adalah berbagai bidang studi di sekolah.
5) Proses belajar merupakan hal yang dialai oleh siswa, suatu respon
terhadap segala acara pembelajaran yang diprogramkan oleh guru.
9
Dalam proses belajar tersebut, guru meningkatkan kemampuan-
kemampuan kognitif, afektif dan psikomotoriknya.
6) Perilaku siswa merupakan hasil proses belajar. Hasil belajar tersebut
terjadi terutama berkat evaluasi guru. Hasil belajar dapat berupa
dampak pengajaran dan dampak pengiring. Kedua dampak tersebut
bermanfaat bagi guru dan siswa.
7) Setelah siswa lulus, berkat hasil belajar, siswa menyusun program
belajar sendiri. Dalam penyusunan program belajar mandiri tersebut,
sedikit banyak siswa berlaku secara mandiri.
b. Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Olahraga
Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Olahraga merupakan salah
satu mata pelajaran yang diajarkan di sekolah dasar. Pendidikan Jasmani,
Kesehatan dan Olahraga mengajarkan tentang teknik dasar olahraga dan
kesehatan sehingga dapat memberikan pengetahuan kepada siswa
bagaimana cara berolahraga yang baik dan hidup sehat. Rumusan
pendidikan jasmani menurut Biro Pendidikan Jasmani Kementerian
Pendidikan Pengajaran dan Kebudayaan (1961) yang dikutip oleh Sunaryo
Basuki, 1979:4) adalah :
“Pendidikan Jasmani adalah pendidikan yang mengaktualisasikan potensi-
potensi aktivitas manusia berupa sikap, tindakan dan karya yang diberi
bentuk, isi dan arah untuk menuju kebulatan kepribadian sesuai dengan
cita-cita kemanusiaan”.
Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Olahraga menurut Sunaryo
Basuki (1979 : 5) antara lain :
1) Meningkatkan perkembangan dan pertumbuhan badan
2) Dengan cara yang tepat, maka fungsi jantung, paru-paru, sistem
peredaran darah dan organ-organ penting lainnya akan menjadi baik.
Otot-otot akan berkembang dalam kekuatan besar dan tonusnya.
Pengaruh kehidupan sehari-hari yang dapat menimbulkan kelainan
sikap dan hambatan dalam pertumbuhan dapat dihindarkan. Dengan
10
demikian, kegiatan olahraga yang dilakukan oleh siswa akan
merangsang pertumbuhan organ-organ secara menyeluruh dan
mencapai perkembangan yang optimal.
3) Meningkatkan kesegaran jasmani
4) Dengan pertumbuhan organ-organ tubuh secara menyeluruh dan baik,
maka siswa akan mampu melakukan kegiatan yang diperlukan dalam
kehidupan sehari-hari yang merupakan gerakan-gerakan dasar
manusia, seperti berjalan, berlari, melompat, mengangkat, mendorong,
memanjat dan lain-lain yang memerlukan modal kemampuan baik
fisik berupa kecepatan, daya tahan, kekuatan dan kelincahan
5) Menanamkan kehidupan yang sehat
6) Kesehatan adalah kemampuan organisme manusia menanggung
usaha-usaha penyesuaian, kemampuan melakukan tugas, menahan
lelah dan cepat pemulihannya. Kesehatan diartikan dengan
perkembangan organik. Individu yang sehat adalah individu yang
memiliki tenaga fisik, bebas dari gangguan fisi yang dapat
disembuhkan, bebas dari ketegangan otot yang melemahkan
mekanisme gerakan badan manusia, mampu menghasilkan puncak
prestasi kegiatan yang memerlukan kecepatan, kekuatan, daya tahan
dan kelincahan. Kesehatan yang maksimal memungkinkan
menghasilkan efisiensi tubuh yang tinggi.
7) Meningkatkan ketangkasan/ketrampilan
8) Ketangkasan / ketrampilan merupakan penguasaan gerak secara tepat.
Ini hanya dapat diperoleh dengan melakukan gerakan secara berulang-
ulang. Gerakan sudah mencapai taraf gerakan yang dilakukan secara
otomatis dengan efisiensi dan kecermatan yang tinggi.
9) Meningkatkan pengetahuan dan kecerdasan.
10) Selain harus menguasai ketrampilan teknis dalam cabang olahraga
juga harus memasuki peraturan-peraturannya, mengetahui alat-alat
dan perlengkapannya, fungsi latihan dan kegiatan olahraga pendidikan
untuk mengembangkan kemampuan membuat tafsiran (judgement),
11
mengartikan secara tepat suatu situasi, kemampuan berfikir dan
kemampuan memecahkan masalah serta kemampuan mengambil
keputusan yang tepat. Penggunaan taktik dalam permainan atau
pertandingan berarti akan meningkatkan kemampuan-kemampuan
tersebut.
11) Menanamkan ras sosial, kehidupan yang kreatif dan rekreatif.
12) Olahraga yang baik berfungsi untuk mengembangkan emosional,
perkembangan dorongan-dorongan yang terdapat dalam diri manusia
yang menghasilkan perbuatan. Jika dorongan emosi berkembang
dengan semestinya dan dalam penguasaan, maka akan dapat
menimbulkan perbuatan-perbuatan kreatif yang bermanfaat bagi
masyarakat, bukan perbuatan yang anti sosial. Dengan melakukan
berbagai latihan dan kegiatan olahraga, diharapkan siswa akan dapat
mengambil nilai-nilai baik yang terdapat dalam cabang olahraga yang
dihayati. Pada taraf lebih lanjut, akan menumbuhkan kegemaran
berolahraga pada diri siswa sehingga olahraga menjadi hobi dan sudah
merupakan bagian dari kehidupan sehari-hari di sela-sela
pekerjaannya. Hal ini mempunyai nilai rekreatif untuk mengisi waktu
luang.
13) Menanamkan budi pekerti luhur.
14) Dengan berolahraga, maka dapat memupuk sifat-sifat yang baik
sehingga akan menanamkan landasan yang kuat bagi terbentuknya
akhlak atau budipekerti yang luhur.
c. Pembelajaran Atletik di Sekolah Dasar
1) Program kegiatan olahraga di sekolah dasar
Salah satu pengajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan
Kesehatan di tingkat sekolah dasar adalah atletik. Program pendidikan
jasmani dan olahraga meliputi berbagai kegiatan sebagai berikut
(Sunaryo Basuki, 1979:202):
a. Pendidikan sikap dan gerak
12
b. Permainan anak-anak
c. Atletik ringan
d. Bermain
e. Senam
f. Renang, gerak jalan, baris berbaris, kemah, karyawisata, bela diri
dan lain-lain.
g. Penilaian dan test kesegaran jasmani.
Peranan guru sangat penting dalam penyusunan program
kegiatan ini. Dengan fasilitas dan alat-alat olahraga yang serba
terbatas, guru harus dapat menysusun program dan merangkai bahan
pelajaran yang sebaik-baiknya. Program kegiatan disusun untuk setiap
kelas selama satu tahun pelajaran. Supaya ada
kesinambungan/kontinuitas, program kegiatan sebaiknya disusun oleh
semua guru dengan pimpinan kepala sekolah.
2) Pelaksanaan program pengajaran
Pada umumnya, penyajian pelajaran olehraga termasuk
penyajian pelajaran atletik mengikuti sistematika sebagai berikut
(Sunaryo Basuki, 1979:211-213):
a. Pemanasan; maksud diadakan pemanasan adalah untuk
menyiapkan secara jasmaniah maupun rokhaniah agar dapat
menerima pelajaran dengan baik.
b. Inti pelajaran yaitu macam-macam kegiatan yang diberikan untuk
mencapai tujuan khusus dari pelajaran yang diberikan pada saat itu.
Dengan demikian, jenis dan sifat latihan yang dipilih sesuai dengan
tujuan pelajaran itu sendiri.
c. Penenangan; dimaksudkan untuk mengembalikan kondisi anak-
anak kepada kondisi seperti sebelum melakukan kegiatan dan
menyiapkan rokhani dan jasmani anak-anak dalam mengikuti
program selanjutnya.
13
Pengajaran dapat dikatakan berhasil jika pelajaran berjalan
dengan lancar, waktu yang tersedia dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya
dan setelah pelajaran selesai, anak-anak mempunyai pengertian dan
memahami apa yang diajarkan. Oleh karena itu diperlukan persiapan-
persiapan yang cermat dan teliti oleh guru.
2. Minat Belajar
Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan
mengenang beberapa kegiatan (Slameto, 2003:57). Sedangkan menurut
Muhibbin Syah (2003:151), minat berarti kecenderungan dan kegairahan yang
tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. Kegiatan yang diminati
seseorang, diperhatikan terus menerus yang disertai dengan rasa senang. Jadi,
berbeda dengan perhatian, karena perhatian sifatnya sementara (tidak dalam
waktu yang lama) dan belum tentu diikuti dengan perasaan senang, sedangkan
minat selalu diikuti dengan perasaan senang dan dari situ diperoleh kepuasan
(Slameto, 2003:57).
Minat berpengaruh besar terhadap belajar, karena apabila bahan
pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa, siswa tidak akan
belajar dengan sebaik-baiknya karena tidak ada daya tarik baginya. Ia segan-
segan untuk belajar dan tidak memperoleh kepuasan dari pelajaran itu. Bahan
pelajaran yang menarik minat siswa lebih mudah dipelajari dan disimpan
karena minat menambah kegiatan belajar.
Nuckols dan Banducci dikutip oleh Abdul Wahib (dalam Chabib Thaha
1998:107) menulis tentang minat bagi kehidupan anak sebagai berikut:
a. Minat mempengaruhi bentuk intensitas cita-cita. Sebagai contoh, anak
yang berminat pada olahraga, maka cita-citanya adalah menjadi
olahragawan yang berprestasi, sedang anak yang berminat pada kesehatan
fisiknya, maka cita-citanya menjadi dokter.
b. Minat sebagai tenaga pendorong yang kuat. Minat anak untuk menguasai
pelajarn bisa mendorongnya untuk belajar kelompok di tempat temannya
meskipun suasana sedang hujan.
14
c. Prestasi selalu dipengaruhi oleh jenis intensitas minat seseorang.
Meskipun diajar oleh guru yang sama dan diberi pelajaran yang sama tapi
antara satu anak dan anak yang lainnya menjdapat jumlah pengetahuan
yang berbeda. Hal ini terjadi karena berbedanya daya serap siswa dan daya
serap ini dipengaruhi oleh intensitas minat masing-masing.
d. Minat yang terbentuk sejak masa kanak-kanak sering terbawa seumur
hidup karena membawa kepuasan. Minat untuk menjadi guru telah
terbentuk sejak kecil sebagai misal, akan terus terbawa sampai hal ini
menjadi kenyataan. Apalagi ini terwujud, maka semua suka duka menjadi
guru tak akan dirasa karena semua tugas dikerjakan dengan penuh
sukarela.
John A Barr (dalam Chabib thaha, 1998:108) menyoroti penyebab
perilaku anak yang kehilangan minat dalam belajarnya, yaitu :
a. Kelainan jasmaniah pada mata, telinga atau bagian tubuh lainnya yang
sangat mempersulit siswa dalam mengikuti pelajaran atau menjalankan
tugas.
b. Pelajaran kurang merangsang. Karena pelajaran dirasa kurang memenuhi
kebutuhan anak, maka anak cenderung merasa bosan.
c. Ada masalah atau kesulitan kejiwaan. Dalam hal ini, anak akan
menunjukan gejala yang sama di mana-mana, yakni menunjukan minat
atau memberi perhatian yang lebih besar kepada segala sesuatu di luar
kelas.
d. Ada konflik pribadi dengan guru atau dengan orang tua. Dengan sikap
seperti ini, sebenarnya ia hendak menunjukan sikap melawan mereka, jadi
sikap ini merupakan satu jenis senjata untuk melawan.
3. Alat Bantu Balon
Alat bantu belajar atau media belajar merupakan alat alat yang dapat
membantu siswa belajar untuk mencapai hasil belajar. Alat bantu
pembelajaran adalah semua alat yang digunakan dalam kegiatan belajar
mengajar dengan maksud menyampaikan pesan dari guru kepada siswa. Guru
15
harus berusaha agar materi yang disampaikan atau disajikan mampu diserap
dengan mudah oleh siswa.
Apabila pengajaran disampaikan dengan bantuan alat-alat yang
menarik seperti alat bantu balon, maka siswa akan merasa senang dan
pembelajaran dapat berlangsung dengan baik.
Alat bantu balon balon dalam pembelajaran dapat mengurangi atau
menghindari kemungkinan-kemungkinan terjadi salah komunikasi. Pendapat
Darhim (1985:5) menyatakan bahwa alat bantu yang penggunaannya
diintegrasikan dengan isi pengajaran yang telah tertuang dalam Garis-garis
Besar Program Pengajaran (GBPP) bertujuan untuk meningkatkan
pembelajaran. Dengan kata lain sesuai dengan perkembangan nalar siswanya,
guru harus mengusahakan agar fakta, konsep, operasi, ataupun prinsip dalam
Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Olahraga itu terlihat konkret. Di jenjang
Sekolah Dasar, sifat konkret obyek Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan
Olahraga diusahakan lebih banyak atau lebih besar daripada jenjang yang
lebih tinggi.
Kehadiran alat bantu balon dalam pembelajaran mempunyai arti yang
cukup penting. Karena dalam kegiatan tersebut, ketidakjelasan bahan yang
disampaikan dapat dibantu dengan menghadirkan alat bantu balon sebagai
perantara. Kerumitan bahan yang akan disampaikan kepada siswa dapat
disederhanakan dengan bantuan alat. Alat bantu balon dapat mewakili hal-hal
yang kurang mampu guru ucapkan melalui kata-kata atau kalimat tertentu.
Bahkan keabstrakan bahan dapat dikonkretkan dengan kehadiran alat bantu
balon sehingga siswa lebih mudah mencerna bahan. Menurut Ibrahim (1986:
13) media diartikan sebagai segala sesuatu yang dapat digunakan untuk
menyalurkan pesan atau isi pelajaran, merangsang pikiran, perasaan,
perhatian, dan pemahaman siswa sehingga dapat mendorong hasil belajar
dalam pembelajaran. Secara luas, Djamarah dan Zain (2002:136) mengartikan
media sebagai manusia, benda ataupun peristiwa yang memungkinkan siswa
memperoleh pengetahuan dan keterampilan.
16
Alat bantu dapat berfungsi sebagai alat peraga, Alat bantu Pendidikan
Jasmani, Kesehatan dan Olahraga lebih cenderung disebut alat peraga
(Darhim, 1985:6) yang penggunaannya diintegrasikan dengan tujuan dan isi
pengajaran yang telah dituangkan dalam Garis-garis Besar Program
Pengajaran (GBPP) bidang studi Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Olahraga
dan bertujuan untuk mempertinggi mutu kegiatan belajar mengajar. Alat bantu
dapat menjadi jembatan bagi siswa untuk berpikir abstrak. Demikian pula
dengan alat bantu Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Olahraga diperlukan
sekali, meskipun tingkat intelegensi maupun bakat siswa tinggi sebab akan
membuat siswa lebih cepat sampai pada ide yang sedang dijelaskan,
dibandingkan dengan tanpa menggunakan alat peraga. Namun demikian
membuat alat bantu hendaklah disesuaikan dengan materi yang diajarkan agar
siswa lebih mudah memahami materi tersebut, serta disesuaikan dengan
kebutuhan siswa, karena setiap siswa hakekatnya mempunyai kebutuhan yang
berbeda. Perlu ditentukan secara khas siapa sesungguhnya siswa yang dilayani
dengan alat bantu.
Pemilihan alat bantu balon dalam pembelajaran lompat jauh dengan
pertimbangan pemikiran sebagai berikut :
a. Dengan menggunakan alat bantu balon dapat meminimalkan verbalisme
pada siswa.
b. Dengan menggunakan alat bantu balon dapat menguatkan konsep supaya
melekat, mengendap, dan tahan lama sebagai dasar pola pikir selanjutnya.
c. Dengan menggunakan alat bantu balon dapat meningkatkan hasil belajar
siswa dalam pembelajaran.
d. Penyajian pembelajaran Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Olahraga
dengan alat bantu balon dapat mengubah siswa yang semula sebagai obyek
kegiatan mengajar menjadi subyek dan berperan aktif dalam proses
pembelajaran.
17
B. Hasil Penelitian yang Relevan
Penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian yang
dilakukan oleh Hindri Patwati (2002) yang berjudul Perbedaan Pembelajaran
Model Bermain Dengan Non Bermain Pada Peningkatan Kemampuan Gerak
Dasar Lompat Pada Siswa Kelas V SD Negeri 2 Tarakanita, Bumiijo.
Pembelajaran atletik dengan model bermain dan non bermain terdapat
pada perbedaan yang signifikan terhadap peningkatan kemampuan lompat siswa
kelas V.
C. Kerangka Berpikir
Penelitian ini memfokuskan pada upaya meningkatkan hasil belajar
siswa dalam pembelajaran lompat jauh dengan menggunakan alat bantu balon
pada siswa SD Negeri 1 Panerusan Kulon UPT Dindikpora Kecamatan Susukan
Kabupaten Banjarnegara tahun pelajaran 2010/2011. Hasil pembelajaran
pendidikan jasmani di sekolah bisa berlangsung dengan efektif dan optimal
tergantung oleh beberapa faktor. Faktor tersebut antara lain dari guru, fasilitas dan
metode mengajar.
Bermain atau permainan dapat menjadi pendekatan metode
pembelajaran. Ini dikarenakan permainan dapat membuat siswa senang, tertarik
terhadap materi, termotivasi dalam mengikuti pembelajaran dan melalui
pendekatan permainan siswa secara tidak langsung belajar melakukan teknik yang
akan dilaksanakan dalam materi pembelajaran. Pendekatan bermain dalam
pembelajaran teknik dasar bermain sepakbola diharapkan dapat mengoptimalkan
pembelajaran, siswa menjadi lebih aktif dan termotivasi dalam mengikuti
pembelajaran, dengan terbentuknya suasana semacam ini tujuan dari pembelajaran
akan tercapai dengan mudah.
Untuk memperjelas kerangka berpikir diatas maka dapat digambarkan
dalam bagan sebagai berikut:
18
Gambar 1. Bagan Kerangka Berpikir
D. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan tinjauan pustaka dan kerangka berpikir yang telah di
kemukakan di atas dapat di rumuskan hipotesis tindakan sebagai berikut: Alat
bantu balon diduga dapat meningkatkan hasil pembelajaran lompat jauh pada
siswa kelas V SD Negeri 1 Panerusan Kulon Susukan Banjarnegara tahun
pelajaran 2010/2011.
Kondisi Awal
Tindakan
Tindakan Akhir
Guru belum menggunakan alat bantu balon
Dalam pembelajaran, guru menerapkan alat bantu balon
Diharapkan melalui pembelajaran dengan alat
bantu balon dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam
pembelajaran lompat jauh
Hasil belajar dalam pembelajaran lompat
jauh
Siklus II Melompati balon
dengan jarak 75cm – 100cm
Siklus I Melompati balon
dengan jarak 50cm – 75cm
19
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 1 Panerusan Kulon UPT.
Dindikpora Kecamatan Susukan Kabupaten Banjarnegara.
2. Waktu Penelitian
Pelaksanaan ini dilaksanakan mulai 14 Maret 2011 sampai dengan 14
Mei 2011.
B. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V yang berjumlah 21 orang
yang terdiri dari siswa putra berjumlah 14 sedangkan siswa putri berjumlah 7.
C. Sumber Data
Data penelitian ini berupa data primer dan data sekunder.
a. Data Primer
Data ini diperoleh dari hasil belajar lompat jauh dengan menggunakan
alat bantu balon pada siswa kelas V SD Negeri 1 Panerusan Kulon UPT.
Dindikpora Kecamatan Susukan Kabupaten Banjarnegara.
b. Data Sekunder
Data ini berupa: RPP, Silabus, hasil observasi selama pembelajaran dan
angket.
19
20
D. Alat Pengumpulan Data
Tabel 1: Tabel Alat Pengumpulan Data
No Macam Data Sumber Data Teknik Alat
1
2
3
4
Hasil belajar lompat
jauh
Pembelajaran lompat
jauh
Penggunaan alat bantu
Penggunaan alat
pembelajaran
Siswa
Kejadian pada saat
kegiatan belajar
mengajar.
Penggunaan Balon dan
tali.
Halaman atau
lapangan, bak lompat
jauh.
Pengalaman
Pengamatan
Pengamatan
Pengamatan
Tes
lompat
jauh
Lembar
observasi
Lembar
observasi
Lembar
Observasi
1. Observasi
Observasi sebagai alat pengumpulan data mempunyai ciri yang
spesifik. Menurut Sutrisno Hadi yang dikutip Sugiyono (2009 : 145),
observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun
dari berbagai proses biologis dan psikologis. Alat pengumpulan data dengan
observasi ini digunakan untuk memperoleh data yang berkenaan dengan
perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan bila responden yang
diamati tidak terlalu besar (Sugiyono, 2009:145). Observasi yang digunakan
dalam penelitian ini adalah observasi berperan serta dimana peneliti terlibat
langsung dengan kegiatan orang-orang yang sedang diamati atau sumber data
penelitian.
2. Tes
Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang
digunakan untuk mengukur ketrampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan
atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok (Suharsimi Arikunto,
21
2006:150). Penggunaan metode tes dilakukan pada setiap pertemuan kedua
dari masing-masing siklus. Tes instrumen pengumpulan data untuk mengukur
kemampuan siswa dalam aspek kognitif atau tingkat penguasaan materi
pembelajaran (Wina Sanjaya, 2009:99).
3. Dokumentasi
Dokumentasi dari asal kata “dokumen” yang artinya barang-barang
tertulis. Di dalam melaksanakan metode dokumentasi, peneliti menyelidiki
benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen, peraturan-
peraturan, notulen rapat, catatan harian dan sebagainya (Suharsimi Arikunto,
2006:158). Metode dokumentasi digunakan untuk mencari data yang berkaitan
dengan keadaan siswa dan prestasi belajar dari masing-masing individu
sebelum maupun sesudah dilaksanakannya tindakan penelitian.
E. Analisis Data
Data yang diperoleh dari penelitian ini berupa lembar observasi,
angket siswa dan tes hasil belajar.
1. Analisis Data Lembar Observasi
Data Observasi diperoleh pada setiap tindakan untuk menilai ada perubahan
peningkatan sikap siswa pada setiap siklus. Data ini disajikan secara deskriptif
pada hasil penelitian.
2. Analisis Data Angket
Setiap butir pertanyaan angket dikelompokkan sesuai aspek yang diamati,
kemudian dihitung jumlah skor pada setiap butir. Jumlah hasil skor yang
diperoleh diprosentase dan dikategorikan sesuai dengan jawaban hasil angket
pendapat siswa.
3. Analisis Tes hasil Belajar
Hasil tes belajar yang dilakukan dengan tes praktik pada akhir siklus, dihitung
nilai rata-rata, kemudian dikategorikan dalam batas-batas penilaian yang
didasarkan pada ketuntasan siswa terhadap materi pelajaran yang diberikan.
22
F. Prosedur Penelitian
Penelitian yang akan dilakukan adalah penelitian tindakan kelas.
Menurut Pardjono, dkk (28:27), penelitian tindakan kelas mempunyai empat tahap
yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi.Keempat tahapan dalam
penelitian ini membentuk sebuah siklus. Setiap siklus dimulai dari perencanaan
sampai dengan refleksi. Rencana tindakan dalam penelitian ini dijelaskan dalam
gambar sebagai berikut:
Gambar 2. Prosedur Penelitian Tindakan Kelas
Perencanaan terdiri dari perencanaan umum dan perencanaan tindakan
atau Action Plan. Perencanaan umum meliputi penentuan tempat penelitian,
kolaborator, metode dan strategi mengajar, instrument monitoring dan lain-lain.
Rencana tindakan (Action Plan) adalah prosedur, strategi yang dilakukan oleh
Masalah
Observasi II
Refleksi II
Rencana II Pelaksanaan
Siklus II
Observasi I
Refleksi I
Pelaksanaan Siklus I
Rencana I
Hasil
Kesimpulan
23
guru (peneliti) dalam rangka melakukan tindakan atau perlakuan terhadap siswa.
Pelaksanaan adalah implementasi tindakan ke dalam konteks proses
belajar mengajar yang sebenarnya. Pelaksanaan tindakan bisa dilakukan oleh
peneliti ataupun kolaborator. Setiap kali tindakan minimal ada dua peneliti, yaitu
yang melakukan pembelajaran dan kolaborator yang memantau terjadinya
perubahan akibat suatu tindakan, kalau mungkin juga ada critical friends yang
tidak berkepentingan dengan proyek penelitian yang dilaksanakan.
Observasi atau pengamatan berfungsi sebagai proses
pendokumentasian dampak dari tindakan dan menyediakan informasi untuk tahap
refleksi. Pengamatan dilakukan secara cermat dan harus dirancang sebelumnya
dengan baik. Pengamatan dilakukan oleh peneliti sendiri ataupun kolaborator.
Dampak tindakan terhadap siswa adalah siswa menjadi fokus terhadap penelitian.
Refleksi adalah upaya evaluasi diri secara kritis dilakukan oleh tim peneliti,
kolaborator dan orang-orang yang terlibat dalam penelitian. Refleksi dilakukan
pada akhir siklus dan berdasarkan refleksi ini dilakukan revisi pada rencana
tindakan dan dibuat kembali rencana tindakan yang baru untuk
diimplememtasikan pada siklus berikutnya.
Keempat tahapan dalam penelitian membentuk sebuah siklus. Setiap
siklus dimulai dari perencanaan sampai dengan refleksi. Banyaknya siklus
tergantung pada masih atau tidaknya tindakan diperlukan. Tindakan dianggap
selesai bila mana permasalahan dalam pembelajaran lompat jauh dengan
menggunakan alat bantu balon sudah dipecahkan. Berikut penjelasan kegiatan-
kegiatan dalam siklus pada penelitian tindakan ini:
1. Siklus Pertama
a. Perencanaan
1) Perencanan waktu tindakan kelas
2) Penentuan kelas yang akan diberi tindakan
3) Perencanaan tindakan yang akan diberikan (games dan materi)
4) Pembuatan RPP
5) Persiapan alat-alat yang digunakan dalam pembelajaran
24
b. Tindakan
1) Pendahuluan
Ø Siswa dibariskan, dihitung dan dipimpin berdoa
Ø Apersepsi
Ø Memimpin pemanasan
2) Kegiatan Inti
(a) Games (permainan)
Ø Permainan pertama lompat melewati balon yang diikat dengan
menggunakan tali yang diletakkan di atas tanah tersusun lurus.
Permainan lompat melewati balon dapat digambarkan sebagai
berikut:
Gambar 3. Permainan lompat melewati balon.
Keterangan:
- Persiapan siswa dibagi dalam empat kelompok, dua kelompok
putra dan dua kelompok putri. Agar lebih menarik masing-
masing kelompok diberi nama bunga untuk kelompok putri dan
nama binatang untuk kelompok laki-laki.
- Siswa dibariskan sesuai kelompoknya, masing-masing
kelompok menghadap balon.
- Pelaksanaannya: sesuai aba-aba guru, siswa pada kelompoknya
masing-masing melakukan lompatan.
25
- Cara lompat melewati balon adalah sikap awal berdiri kaki
kangkang (secukupnya), kemudian siswa melompati balon dari
balon satu ke balon yang lain dengan jarak antar balon 50 cm.
Tolakan dan pendaratan dengan kedua kaki.
(b) Teknik lompat jauh
Ø Tahap teknik awalan dan tolakan dapat digambarkan sebagai
berikut:
Gambar 4. Cara mengambil awalan dan tolakan
Keterangan:
- Persiapan siswa dibagi dalam empat kelompok, dua
kelompok putri dan dua kelompok laki-laki.
- Siswa dibariskan sesuai dengan kelompoknya masing-
masing menghadap arah lompatan.
- Pelaksanaannya: siswa mengambil posisi awalan dengan
jarak 5 langkah, dengan aba-aba guru siswa lari lima
langkah kemudian pada balok tumpuan salah satu kaki
terkuat melakukan tolakan melewati balon dan mendarat
pada bak pasir yang telah ditentukan.
Ø Tahap Tehnik melayang dan mendarat dapat digambarkan
sebagai berikut :
26
Gambar 5. Cara melayang dan pendaratan dengan alat bantu
balon
Keterangan:
- Persiapan siswa dibagi dalam empat kelompok, dua
kelompok putri dan dua kelompok laki-laki.
- Siswa dibariskan sesuai dengan kelompoknya masing-
masing menghadap arah lompatan.
- Pelaksanaannya: siswa mengambil posisi awalan dengan
jarak 5 langkah, dengan aba-aba guru siswa lari kemudian
pada balok tumpuan menolak melewati balon yang
diikatkan pada tali dengan ketinggian 30 cm kemudian
mendarat
Ø Tahap serangkaian lompat jauh dapat digambarkan sebagai
berikut:
Gambar 6. Sikap dari awalan, tolakan, melayang dan mendarat.
27
Keterangan:
- Siswa dibariskan dalam bentuk dua berbanjar urut sesuai
absen untuk mengambil posisi awalan.
- Pelaksanaannya: melalui aba-aba guru siswa melakukan
awalan dengan lari dengan kecepatan maksimal, setelah
menginjak balok tumpuan kaki terkuat menolak, kaki ayun
diangkat ke depan untuk membantu mengangkat titik berat
badan ke atas, diikuti kaki tumpu menyusul kaki ayun,
kedua kaki sedikit ditekuk, kemudian sewaktu akan
mendarat kaki diacungkan ke depan.
3) Penutup
Siswa dibariskan, dihitung, evaluasi, berdoa dan dibubarkan.
c. Observasi
1) Mengamati proses pembelajaran
2) Pengisian lembar observasi
3) Mendemontrasikan pembelajaran
d. Refleksi
Menganalisis data yang diperoleh dari lembar observasi, masukkan data
dari teman, guru penjas yang bersangkutan dan kemudian dilakukan
refleksi. Refleksi ini dilakukan untuk menilai tindakan penelitian yang
telah diberikan. Selanjutnya mengadakan evalusi tentang penelitian
tindakan kelas dengan cara mendiskusikan tentang masalah yang muncul
dalam pembelajaran.
2. Siklus Kedua
a. Perencanaan
1) Konsultasi dengan guru pendidikan jasmani
2) Perencanaan tindakan kelas (permainan dan materi)
28
b. Tindakan
1) Pendahuluan
Ø Siswa dibariskan, dihitung dan dipimpin berdoa
Ø Apersepsi
Ø Memimpin pemanasan.
2) Kegiatan Inti
Ø Games/pembelajaran teknik Lompat jauh gaya dengan
menggunakan alat bantu balon.
Adapun macam-macam tehnik lompat jauh yang akan digunakan
dalam penelitian ini sama seperti siklus I:
Gambar 7. Permainan lompat melewati balon.
Keterangan:
- Persiapan siswa dibagi dalam empat kelompok, dua kelompok
putra dan dua kelompok putri. Agar lebih menarik masing-
masing kelompok diberi nama bunga untuk kelompok putri dan
nama binatang untuk kelompok laki-laki.
- Siswa dibariskan sesuai kelompoknya, masing-masing
kelompok menghadap balon.
- Pelaksanaannya: sesuai aba-aba guru, siswa pada kelompoknya
masing-masing melakukan lompat katak.
- Cara melompat melewati balon adalah sikap awal berdiri kaki
kangkang (secukupnya), kemudian siswa melompat dari balon
ke satu ke balon yang lain dengan jarak antar balon 75 cm.
Tolakan dan pendaratan dengan kedua kaki.
29
c. Tehnik lompat jauh
Ø Tahap teknik awalan dan tolakan dapat digambarkan sebagai berikut
Gambar 8. Cara mengambil awalan dan tolakan
Keterangan:
- Persiapan siswa dibagi dalam empat kelompok, dua kelompok
putri dan dua kelompok laki-laki.
- Siswa dibariskan sesuai dengan kelompoknya masing-masing
menghadap arah lompatan.
- Pelaksanaannya: siswa mengambil posisi awalan dengan jarak
5 langkah, dengan aba-aba guru siswa lari lima langkah
kemudian pada balok tumpuan salah satu kaki terkuat
melakukan tolakan melewati balon dan mendarat pada bak
pasir yang telah ditentukan.
Ø Tahap Tehnik melayang dan mendarat dapat digambarkan sebagai
berikut:
Gambar 9. Cara melayang dan pendaratan dengan alat bantu balon.
30
Keterangan:
- Persiapan siswa dibagi dalam empat kelompok, dua kelompok
putri dan dua kelompok laki-laki.
- Siswa dibariskan sesuai dengan kelompoknya masing-masing
menghadap arah lompatan.
- Pelaksanaannya: siswa mengambil posisi awalan dengan jarak
5 langkah, dengan aba-aba guru siswa lari kemudian pada
balok tumpuan menolak melewati balon dengan ketinggian 40
cm kemudian mendarat
-
Ø Tahap serangkaian lompat jauh dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar 10. Sikap dari awalan, tolakan, melayang dan mendarat.
Keterangan:
- Siswa dibariskan dalam bentuk dua berbanjar urut sesuai absen
untuk mengambil posisi awalan.
- Pelaksanaannya: melalui aba-aba guru siswa melakukan awalan
dengan lari dengan kecepatan maksimal, setelah menginjak balok
tumpuan kaki terkuat menolak, kaki ayun diangkat ke depan
untuk membantu mengangkat titik berat badan ke atas melewati
balon, diikuti kaki tumpu menyusul kaki ayun, kedua kaki sedikit
ditekuk, kemudian sewaktu akan mendarat kaki diacungkan ke
depan.
31
4) Penutup
Siswa dibariskan, dihitung, evaluasi, berdoa dan dibubarkan.
d. Observasi
1) Mengamati proses pembelajaran
2) Pengisian lembar observasi
3) Mendokumentasikan pembelajaran
e. Refleksi
Menganalisis data yang diperoleh dari lembar observasi, masukkan data
dari teman, guru penjas yang bersangkutan dan kemudian dilakukan
refleksi. Refleksi ini dilakukan untuk menilai tindakan penelitian yang
telah diberikan. Selanjutnya mengadakan evalusi tentang penelitian
tindakan kelas dengan cara mendiskusikan tentang masalah yang muncul
dalam pembelajaran.
32
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini tidak berdasarkan jumlah pertemuan atau
tatap muka dalam pembelajaran, tetapi lebih mengutamakan perkembangan dan
kemajuan siswa setelah mendapatkan tindakan, dalam hal ini pembelajaran lompat
jauh dengan menggunakan alat bantu balon. Pembelajaran lompat jauh dengan
dengan menggunakan alat bantu balon sistematikanya secara umum terdiri dari
pendahuluan meliputi membariskan siswa, apersepsi, menyampaikan materi dan
memimpin pemanasan. Berikutnya adalah kegiatan inti, kegiatan inti dalam
penelitian ini terdiri dari permainan yang mengarah ke teknik awalan, tolakan,
melayang dan mendarat. Terakhir adalah penutup, yang terdiri dari membariskan
siswa, evaluasi pelajaran, doa dan pembubaran.
Penyampaian materi pembelajaran lompat jauh dengan menggunakan
alat bantu balon dengan cara guru menyampaikan atau menjelaskan materi sesuai
dengan rencana pelaksanaan pembelajaran, siswa mendengarkan, memahami dan
kemudian mempraktekkan. Koreksi atas kesalahan siswa dilaksanakan pada saat
proses pembelajaran berlangsung. Pemberian materi dilakukan oleh peneliti,
peneliti dan observer melakukan pengamatan seluruh proses pembelajaran dengan
menggunakan format observasi yang telah disepakati. Data observasi digunakan
sebagai evaluasi kegiatan belajar mengajar antara peneliti, observer dan pamong.
Kekurangan pada siklus pertama akan lebih dicermati sehingga tidak akan muncul
lagi.
1. Siklus Pertama
a. Perencanaan
Perencanaan ini diawali dengan menentukan waktu tindakan, kelas
yang digunakan untuk penelitian, pencatatan tindakan dan pembuatan
RPP. Penentuan tindakan waktu ini berkaitan dengan pelaksanaan
tindakan yang dilaksanakan pada hari Selasa dan Selasa, tanggal 22 Maret
32
33
dan 29 Maret 2011, langkah selanjutnya menentukan kelas yang diberi
tindakan, kelas yang diberi tindakan adalah kelas V, dipilihnya kelas V
karena kurangnya minat dan gairah dalam mengikuti pembelajaran atletik
khususnya cabang lompat jauh.
Langkah selanjutnya adalah menyiapkan sarana dan prasarana
penelitian, meliputi : pembuatan RPP (Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran) yang memuat perencanaan pembelajaran yang akan
dilaksanakan, menyiapkan alat bantu yaitu balon yang dibutuhkan dalam
pembelajaran, dan menyusun instrumen penelitian tindakan kelas berupa
lembar observasi.
b. Tindakan
Siswa dibariskan dengan formasi tiga bersaf, siswa putra disebelah
kanan siswa putri, guru mengabsen satu persatu sesuai urut absen. Dari
sejumlah 21 siswa dan dilanjutkan berdoa. Setelah berdoa guru
menjelaskan materi. Penjelasan materi lompat jauh dengan menggunakan
alat bantu balon mulai dari sikap awalan hingga posisi pendaratan. Siswa
sebagian besar memperhatikan guru, tetapi ada siswa yang berbincang-
bincang dengan siswa lain.
Kegiatan berikut adalah pemanasan, pemanasan dipimpin oleh
peneliti. Peneliti memberi contoh, memberi aba-aba (hitungan) dan sambil
membenarkan gerakan siswa yang salah, menegur siswa yang tidak serius
dalam melakukan pemanasan. Pemanasan berupa gerakan-gerakan statis
dan diakhiri dengan gerakan dinamis. Waktu yang digunakan dari
membariskan siswa sampai pemanasan kurang lebih 15 menit.
Setelah selesai melakukan pemanasan, kemudian memasuki kegiatan
inti selama 50 menit. Kegiatan inti terdiri dari penjelasan materi dan
melakukan gerakan yang meliputi awalan, tolakan, gerakan melayang dan
mendarat, guru memberi contoh.
34
Permainannya berupa lompat melewati balon yang diikat dengan
menggunakan tali yang diletakkan diatas tanah yang disusun empat
berbanjar dangan jarak antar banjar satu meter dan antar simpai 50 cm.
Siswa dibagi menjadi empat kelompok yaitu dua kelompok putra dan dua
kelompok putri, masing masing kelompok menghadap kearah balon, agar
lebih menarik masing-masing kelompok diberi nama bunga untuk
kelompok putri dan nama herwan untuk kelompok putra. Cara bermain
melalui aba-aba guru, siswa pada kelompoknya masing-masing
melakukan lompat melewati balon. Cara melakukan lompat melewati
balon adalah sikap awal berdiri kaki kangkang (selebar bahu), kemudian
siswa melompat dari balon satu ke balon yang lain, tolakan dan
pendaratan dengan kedua kaki. Setelah pelompat pertama sampai pada
balon terakhir, selanjutnya melalui aba-aba guru, siswa urutan ke dua pada
masing-masing kelompok melakukan lompat melewati balon seperti pada
siswa urutan pertama, begitu seterusnya sampai pada urutan siswa terakhir
dari masing-masing kelompok.
Selanjutnya games ke dua yang mengarah pada pengenalan awalan
dengan bermain selama 10 menit, diawali dengan guru menjelaskan cara
melompati balon dan memberi contoh. Permainannya berupa lompat arah
sasaran, menggunakan balon yang diikat dengan menggunakan tali yang
diletakkan diatas lapangan lompat jauh yang diawali dengan langkah
awalan, siswa dibagi menjadi empat kelompok sesuai dengan nama
kelompoknya masing-masing. Cara melakukannnya melalui aba-aba guru,
siswa pada kelompoknya masing-masing melakukan lompatan yang
diawali awalan dengan jarak 5 langkah, kemudian pada balok tumpuan
salah satu kaki terkuat melakukan tolakan dan mendarat dengan kedua
kaki bersamaan. Setelah pelompat pertama meninggalkan bak lompat,
maka melalui aba-aba guru pelompat urutan ke dua pada masing-masing
kelompok melakukan lompatan yang diawali awalan 5 langkah, begitu
seterusnya siswa melakukan sampai pada urutan terakhir.
35
Selanjutnya tahap lompat jauh dengan menggunakan alat bantu
balon yang dilakukan selama 20 menit. Setelah siswa dibariskan dalam
bentuk dua berbanjar sesuai urut absen di daerah awalan, melalui aba-aba
guru satu persatu siswa melakukan serangkaian gerakan lompat jauh yang
dilakukan melalui tahapan sebagai berikut :
1) Tahapan Awalan
Cara melakukan :
a). Pelompat memasuki awalan
b). Pelompat harus berlari secepat-cepatnya sebelum menumpu pada
balok tumpuan.
c). Lari dengan kecepatan tinggi dimaksudkan agar tubuh dapat
melayang di udara lebih lama dan menghasilkan lompatan yang
lebih jauh.
2) Tahapan Tolakan
Menolakkan kaki pada lompat jauh merupakan gerakan yang penting
untuk dilatih, baik buruknya tolakan akan berdampak pada hasil
lompatan.
Tolakan dilakukan oleh salah satu kaki yang paling kuat. Hal ini
dilakukan agar tercapai tinggi lompatan yang cukup tanpa kehilangan
kecepatan awalan.
3) Tahapan Melayang
Perpaduan awalan yang cepat dan kekuatan tolakan kaki akan
membawa badan melayang diudara lebih lama. Kita harus menjaga
keseimbangan badan sebagai persiapan pendaratan.
4) Tahapan Pendaratan
Pendaratan juga merupakan tahapan yang penting untuk diperhatikan.
Pada saat melakukan pendaratan semua gerakan harus
dikoordinasikan agar mencapai hasil yang maksimal. Gerakan yang
harus dikoordinasikan adalah gerakan kaki, kepala, lengan, tangan
pada saat badan melayang turun dan tumit menyentuh pasir.
36
Cara melakukannya adalah pada saat tumit menyentuh pasir, badan
digerakkan ke depan untuk menghindari pendaratan pinggul.
Pendaratan pada pinggul dapat dihindari jika kedua tungkai kaki rileks
dan kedua tungkai dalam posisi menggantung rata dan sejajar.
Beberapa kesalahan yang harus diperhatikan dalam setiap tahapan
yaitu sebagai berikut :
(a). Tahapan lari
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam latihan lari sebelum
melompat yaitu :
- Hindarkan ketegangan yang berlebihan dengan menekankan
akumulasi kecepatan secara bertahap.
- Hindarkan penurunan kecepatan pada saat menginjak papan
lompat.
- Hindarkan tercapainya kecepatan maksimum yang terlalu dini,
dengan mengurangi jarak lari.
(b). Tahapan Tolakan (take off)
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam latihan tolakan yaitu:
- Supaya lompatan cukup jauh, usahakan untuk menekankan
gerakan pada lutut yang memimpin dan sesuaikan panjangnya
langkah kedua terakhir sebelum melompat.
- Hindarkan dorongan dengan cara memperpendek langkah
tolakan.
- Keterbatasan gerak kaki yang melakukan tolakan dapat
dihindarkan dengan cara memperpanjang langkah sewaktu
tolakan.
(c). Tahapan Melayang di udara
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam latihan melayang di
udara yaitu :
- Usahakan untuk menghindarkan tertariknya batang tubuh
kearah tungkai dengan menjaga ketegakkan tubuh sewaktu
melayang.
37
- Usahakan untuk tidak melakukan posisi menggantung ini terlalu
awal, dengan cara membuka kedua belah paha cukup lebar
setelah melakukan tolakan.
(d). Tahapan Mendarat
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam latihan mendarat
yaitu :
- Cegah peluncuran kaki yang terlampau awal dengan cara
memperlambat lengkapnya gerakan melayang.
- Hindarkan terjatuhnya tubuh ke belakang, dengan cara
menekukkan kedua lutut begitu tumit menyentuh pasir, gerakan
ini hendaknya disertai dengan ayunan tangan ke depan yang
cepat.
Siswa yang sudah bisa melakukan dengan benar, salah satunya
dipanggil untuk memberi contoh kepada siswa lainnya, setelah itu
dilanjutkan dengan kegiatan penutup, dalam kegiatan penutup
siswa dibariskan dalam bentuk tiga bersaf. Setelah siswa
diistirahatkan, peneliti memberikan koreksi atas kesalahan-
kesalahan siswa, serta memuji siswa yang telah melakukan
serangkaian gerakan lompat jauh dengan benar dan di akhiri
dengan doa penutup.
c. Observasi
Hasil dari pengamatan selama proses pembelajaran berlangsung,
siswa dalam mengikuti pembelajaran lompat jauh cukup antusias,
memahami setiap tahapan dalam lompat jauh seperti yang dicontohkan
oleh peneliti. Secara umum suasana siswa cukup aktif, ini terlihat dari
antusiasme siswa dalam mengikuti pembelajaran, dari pemanasan sampai
serangkaian gerakan lompat jauh. Siswa melakukan apa yang
diperintahkan oleh peneliti.
Pengisian lembar observasi dilakukan oleh observer, pengisian
lembar observasi berdasarkan pengamatan pembelajaran yang sedang
38
berlangsung. Pengisian lembar observasi kaitannya dengan sikap siswa
selama mengikuti pembelajaran, keadaan alat dan fasilitas yang digunakan
selama pembelajaran.
d. Refleksi
Langkah selanjutnya setelah dilakukan observasi adalah melakukan
refleksi dari tindakan yang dilakukan. Hambatan-hambatan atau kendala
yang ditemukan dalam proses pembelajaran lompat jauh yang banyak
dialami oleh siswa adalah kesalahan pengambilan awalan yaitu
mengurangi kecepatan pada saat salah satu kaki terkuat akan menolak
pada papan tolakan. Hambatan tersebut dapat diatasi oleh peneliti selama
proses pembelajaran berlangsung, yaitu dengan cara melakukan koreksi
terhadap siswa yang kesulitan dalam melakukan latihan atau gerakan.
Sedangkan untuk siswa yang kurang tertib peneliti selalu memberikan
teguran dan bimbingan.
Untuk mengurangi hambatan yang muncul pada saat tindakan
pertama, peneliti merencanakan tindakan kedua yang diutamakan pada
tahapan lari saat kaki terkuat menginjak papan tolakan. Pendalaman teknik
lompat pada saat games (permainan), sikap saat kaki terkuat menginjak
papan tolakan lebih ditegaskan sehingga gerakan akan benar.
Waktu pembelajaran dalam rencana dimulai pukul 07.00 WIB,
faktanya baru bisa dimulai pukul 07.05. WIB, ini disebabkan karena
pembenahan lokasi yang becek karena semalam diguyur hujan.
2. Siklus Kedua
a. Perencanaan
Perencanaan di siklus ke dua diawali dengan penentuan waktu
tindakan kelas yaitu Hari Sabtu dan Senin, tanggal 16 April dan 25 April
2011. Setelah menentukan waktu tindakan selanjutnya penentuan materi
pembelajaran baik permainan (games) dan materi yang akan dilaksanakan,
setelah itu penilaian atau pencatatan hasil lompatan, selanjutnya adalah
39
pembuatan angket, pembuatan angket tanggapan siswa tentang
pembelajaran lompat jauh menggunakan alat bantu balon.
b. Tindakan
Pelaksanaan tindakan ke tiga dilaksanakan pada Hari Sabtu dan
Senin, tanggal 16 April dan 25 April 2011. Proses pembelajaran
dilaksanakan pada pukul 07.00 WIB sampai pukul 08.10, di halaman SD
Negeri 1 Panerusan Kulon Kecamatan Susukan, Kabupaten Banjarnegara.
Pelaksanaan tindakan ke tiga dan empat menggunakan balon 20 buah yang
diikat menggunakan tali yang dibentangkan dengan ketinggian 40 cm
digunakan untuk batasan melayang. Pembelajaran dimulai pukul 07.00
WIB diawali dengan guru mengumpulkan atau membariskan siswa,
setelah berbaris guru menghitung jumlah siswa, presensi dengan
memanggil satu persatu urut absen, dari sejumlah 21 siswa ternyata nihil
dan dilanjutkan memimpin berdoa.
Setelah itu dilanjutkan dengan penjelasan materi, terutama kaitannya
dengan gerakan lari memasuki papan tolakan dan penilaian atau
pencatatan hasil lompatan. Setelah itu dilanjutkan pemanasan, pemanasan
dipimpin oleh peneliti dan sekaligus peneliti memberi contoh. Pemanasan
berbentuk gerakan-gerakan statis dan dinamis pemanasan memerlukan
waktu kurang lebih lima belas menit, setelah selesai dilanjutkan kegiatan
inti.
Kegaiatan inti meliputi permainan melompati balon yang mengarah
ke gerakan teknik lompat jauh dan penilaian atau pencatatan hasil, bentuk
permainannya adalah sebagai berikut:
1). Permainan melompati balon
Permainan pertama melompati balon yang diikat dengan
menggunakan tali yang diletakan di atas tanah tersusun lurus.
a). Persiapan siswa dibagi dalam empat kelompok, dua kelompok putra
dan dua kelompok putri. Agar lebih menarik masing-masing
40
kelompok diberi nama bunga untuk kelompok putri dan nama
binatang untuk kelompok laki-laki.
Siswa dibariskan sesuai kelompoknya, masing-masing kelompok
menghadap simpai.
b). Pelaksanaannya: sesuai aba-aba guru, siswa pada kelompoknya
masing-masing melompati balon.
c). Cara melompati balon adalah sikap awal berdiri kaki kangkang
selebar bahu, kemudian siswa melompat dari balon satu ke balon
yang lain dengan jarak antar balon 60 cm. Tolakan dan pendaratan
dengan kedua kaki.
2). Teknik lompat jauh
a). Tahap teknik awalan dan tolakan melalui permainan lompat
arah sasaran dapat digambarkan sebagai berikut:
(1).Persiapan siswa dibagi dalam empat kelompok, dua kelompok
putri dan dua kelompok laki-laki.
Siswa dibariskan sesuai dengan kelompoknya masing-masing
menghadap arah lompatan.
(2). Pelaksanaannya: siswa mengambil posisi awalan dengan jarak 5
langkah, dengan aba-aba guru siswa lari lima langkah kemudian
pada balok tumpuan salah satu kaki terkuat melakukan tolakan
dan mendarat pada simpai yang telah ditentukan.
b). Tahap Teknik melayang dan mendarat melompati balon
dapat digambarkan sebagai berikut:
(1). Persiapan siswa dibagi dalam empat kelompok, dua kelompok
putri dan dua kelompok laki-laki.
Siswa dibariskan sesuai dengan kelompoknya masing-masing
menghadap arah lompatan.
(2). Pelaksanaannya: siswa mengambil posisi awalan dengan jarak 5
langkah, dengan aba-aba guru siswa lari kemudian pada balok
41
tumpuan menolak melewati tali dengan ketinggian 40 cm
kemudian mendarat
c). Tahap serangkaian lompat jauh dapat digambarkan sebagai
berikut:
Setelah games selanjutnya tahap lompat jauh dengan menggunakan
alat bantu balon dan penilaian atau pencatatan hasil lompatan yang
dilakukan selama 20 menit. Setelah siswa dibariskan dalam bentuk
dua berbanjar sesuai dengan urut absen didaerah awalan, maka
melalui aba-aba guru satu persatu siswa melakukan serangkaian
gerakan lompat jauh yang dilakukan melalui tahapan sebagai
berikut:
(a). Tahapan Awalan
Cara melakukan:
- Pelompat memasuki awalan
- Pelompat harus berlari secepat-cepatnya sebelum menumpu
pada tempat awalan.
- Lari dengan kecepatan tinggi dimaksudkan agar tubuh dapat
melayang di udara lebih lama dan menghasilkan lompatan
yang lebih jauh.
(b). Tahapan Tolakan
Menolakkan kaki pada lompat jauh merupakan gerakan yang
penting untuk dilatih, baik buruknya tolakan akan berdampak
pada hasil lompatan.
Tolakan dilakukan oleh salah satu kaki yang paling kuat. Hal
ini dilakukan agar tercapai tinggi lompatan yang cukup tanpa
kehilangan kecepatan awalan.
(c). Tahapan Melayang
Perpaduan awalan yang cepat dan kekuatan tolakan kaki akan
membawa badan melayang diudara lebih lama. Kita harus
menjaga keseimbangan badan sebagai persiapan pendaratan.
42
(d). Tahapan Pendaratan
Pendaratan merupakan tahapan yang penting untuk
diperhatikan. Pada saat melakukan pendaratan semua gerakan
harus dikoordinasikan agar mencapai hasil yang maksimal.
Gerakan yang harus dikoordinasikan adalah gerakan kaki,
kepala, lengan, tangan pada saat badan melayang turun dan
tumit menyentuh pasir.
Cara melakukannya adalah pada saat tumit menyentuh pasir,
badan digerakkan ke depan untuk menghindari pendaratan
pinggul. Pendaratan pada pinggul dapat dihindari jika kedua
tungkai kaki rileks dan kedua tungkai dalam posisi
menggantung rata dan sejajar, bersamaan anak melakukan
serangkaian gerakan lompat jauh, guru mengadakan penilaian
atau mencatat hasil lompatan siswa.
Penilaian dilakukan dengan cara siswa melakukan satu persatu
sesuai urut absen, nomor urut absen mulai dari nomor yang
paling kecil. Nilai yang diberikan sebagai nilai akhir yaitu hasil
lompatan terjauh dari dua kali kesempatan dari masing-masing
kelompok putra dan putri. Hasil pada penilaian tersebut tertera
pada tabel berikut: Tabel 1. Hasil penilaian lompat jauh siswa
Kelas V SD 1 Panerusan Kulon, Susukan, Banjarnegara.
Tabel 2 : Hasil penilaian lompat jauh siswa Kelas V
Nilai Hasil Penilaian Lompat Jauh
Putra Putri
Tertinggi 85 85
Terendah 72 72
Rata-rata 76 75
43
Setelah penilaian selesai, kemudian guru membariskan siswa,
menghitung, memberikan angket (pada pertemuan ke dua),
menjelaskan cara pengisian, selanjutnya berdoa dan
pembubaran. Angket dikumpulkan keesokan harinya.
Pembelajaran berakhir pada pukul 08.10 WIB.
c. Observasi
Suasana kelas sangat kondusif, tertib dan siswa terlihat sangat aktif
dan antusias, sehingga banyak siswa yang mampu melakukan gerakan
lompat jauh dengan baik dan benar walau ada beberapa siswa yang belum
mampu melaksanakan dengan baik dan benar, terutama pada siswa putri.
Proses pengambilan nilai atau pencatatan hasil, guru memanggil satu
persatu urut absen dari nomor absen yang terkecil, tiap siswa
berkesempatan dua kali kesempatan, siswa yang sudah melakukan atau
sedang menunggu giliran kebanyakan mengamati teman yang melakukan
tes dan memberikan dorongan semangat dengan cara bertepuk tangan.
Pembelajaran lompat jauh dengan menggunakan alat bantu balon
yang sudah dilaksanakan, dilihat dari sudut pandang siswa, siswa sangat
aktif dan antusias dalam mengikuti pembelajaran. Dalam pembelajaran,
siswa secara tidak langsung belajar teknik lompat jauh yang benar,
dengan demikian memudahkan guru dalam melaksanakan pembelajaran.
Selanjutnya dilihat dari sudut pandang kelas, suasana kelas kondusif
dengan demikian pengelolaan kelas akan lebih mudah karena semangat
dan antusias siswa dalam mengikuti pembelajaran.
Pengisian lembar observasi dilakukan oleh observer, setelah
pembelajaran selesai, dari hasil lembar observasi diketahui bahwa siswa
dalam mengikuti pembelajaran lompat jauh dengan menggunakan alat
bantu balon sangat antusias, semangat dan aktif bergerak.
44
d. Refleksi
Setelah dilakukan pengamatan dan evaluasi, maka langkah
selanjutnya adalah refleksi dari tindakan yang telah dilakukan. Dalam
proses pembelajaran lompat jauh menggunakan alat bantu balon yang
berlangsung, ditemukan kekurangan-kekurangan yang dilakukan siswa
antara lain siswa putri kurang mampu menguasai ketrampilan walaupun
sudah dilakukan dengan sungguh-sungguh, namun siswa putra yang dapat
menguasai dengan baik atau mampu melaksanakan gerakan lompat jauh
dengan benar terlihat berlomba-lomba untuk mencapai lompatan yang
terjauh. Dari hasil penilaian atau pengukuran tersebut dapat dinyatakan
bahwa tindakan yang dilakukan sudah tepat dan tidak perlu lagi dilakukan
tindakan.
B. Pembahasan
Penelitian tindakan kelas yang telah dilakukan dalam proses
pembelajaran lompat jauh dengan menggunakan alat bantu balon dapat
meningkatkan semangat siswa, keaktifan siswa, kegembiraan siswa, dan
penguasaan ketrampilan siswa sehingga tujuan pembelajaran pun akan mudah
tercapai dengan optimal dalam hal penguasaan siswa terhadap materi
pembelajaran.
Pemberian alat bantu dalam pembelajaran dalam lompat jauh dengan
menggunakan alat bantu balon ini sebagai variasi dari pembelajaran lompat jauh,
namun tidak mengurangi nilai-nilai yang terkandung di dalam pembelajaran
seperti rasa percaya diri, tanggungjawab, keseriusan dan yang lainnya. Permainan
dalam hal ini sebagai pendekatan kearah teknik atau mendukung teknik yang akan
dilaksanakan. Sehingga lompat jauh dapat menjadi alat gerak atau memacu siswa
untuk bergerak optimal. Berdasarkan tabel 2 menunjukkan nahwa nilai
kemampuan siswa dalam melaksanakan pembelajaran lompat jauh sebelum
menggunakan alat bantu, dari tabel tersebut dapat diketahui nilai rata-rata akhir
siklus dua untuk siswa putra 76, dengan nilai tersebut dapat digolongkan bahwa
nilai rata-rata untuk siswa putra baik sebab batas nilai ketuntasan dalam
45
pembelajaran adalah 70, sedang nilai rata-rata untuk siswa putri adalah 75,
sehingga nilai rata-rata siswa putri juga tergolong baik. Berdasarkan tabel 3
menunjukkan perbandingan hasil tes lompat jauh pada bulan Maret, April dan Mei
2011.
Tabel 3: Perbandingan hasil tes lompat jauh
Nilai
Kondisi Awal
Maret 2011
Siklus I
April 2011
Siklus II
Mei 2011
Putra Putri Putra Putri Putra Putri
Tertinggi 80 80 85 80 85 85
Terendah 60 60 65 65 73 72
Rata-rata 68 65 74 70 77 75
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat perbandingannya antara
pembelajaran lompat jauh sebelum menggunakan alat bantu balon dengan
menggunakan alat bantu balon, tabel 2 menunjukkan nilai pada bulan Maret 2011
adalah pembelajaran lompat jauh sebelum menggunakan dan pada bulan Mei
2011 adalah pembelajaran lompat jauh dengan menggunakan alat bantu balon.
Pada bulan Maret 2011 nilai siswa putra tertinggi 80, terendah 60 dan rata-rata
68 sedang nilai siswa putri tertinggi 80, terendah 60 dan rata-rata 65, sedang pada
bulan April 2011 nilai siswa putra tertinggi 85, terendah 65 dan rata-rata 74
sedang nilai siswa putri tertinggi 80, terendah 65 dan rata-rata 70. sedang pada
bulan Mei 2011 nilai siswa putra tertinggi 85, terendah 73 dan rata-rata 77 sedang
nilai siswa putri tertinggi 80, terendah 72 dan rata-rata 75. Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa kemampuan siswa dalam penguasaan materi lompat
jauh mengalami peningkatan setelah menggunakan alat bantu balon.
Pembelajaran lompat jauh dengan menggunakan alat bantu balon
mendapat tanggapan yang baik dari siswa, ini tergambar dari hasil angket
tanggapan siswa terhadap pembelajaran lompat jauh dengan menggunakan alat
bantu balon. Hasil angket menunjukkan siswa yang menjawab senang sebanyak
18 siswa atau 89 %, yang menyatakan biasa-biasa saja sebanyak 3 Siswa atau 11
46
% dan yang menyatakan tidak senang tidak ada (terlampir). Dari hasil angket
menunjukkan bahwa mayoritas siswa sangat antusias dan lebih termotivasi dalam
mengikuti pembelajaran lompat jauh dengan menggunakan alat bantu balon.
Alasan terbanyak adalah permainan yang diberikan cukup menarik, alasan
terbanyak kedua adalah cara guru mengajar bervariasi, sehingga tidak
membosankan dan alasan terbanyak yang ke dua adalah tidak terlalu kesulitan
dalam belajar teknik, alasan ke tiga adalah saya tidak merasa kesulitan dalam
mengikuti permainan, alasan yang ke empat adalah penyampaian materi oleh guru
cukup jelas dan penguasaan materi guru cukup baik, alasan yang ke lima adalah
suasana kelas menyenangkan dan alasan yang terakhir tes yang diujikan sesuai
materi yang telah diajarkan.
Pembelajaran pendidikan jasmani tidak hanya mengacu pada nilai saja,
tetapi yang paling penting pada proses pembelajarannya. Dalam proses
pembelajaran ini guru harus membuat antusias siswa, keaktifan gerak siswa, dan
senang/kegembiraan siswa. Tabel 3: Menunjukkan perbandingan sikap siswa
dalam mengikuti pembelajaran lompat jauh sebelum menggunakan alat bantu
balon pada siswa kelas V SD Negeri 1 Panerusan Kulon, Kecamatan Susukan,
Kabupaten Banjarnegara.
Berdasarkan data di atas sikap siswa sebelum penerapan pembelajaran
melalui alat bantu balon adalah: siswa yang antusias sebanyak 8 siswa atau 40 %,
siswa yang aktif bergerak sebanyak 11 siswa atau 52 %, dan siswa yang senang
sebanyak 10 siswa atau 48 %.
Sedangkan berdasarkan pengamatan observer sikap siswa tiap-tiap
akhir siklus dalam mengikuti pembelajaran dengan pendekatan alat bantu balon
adalah: Akhir siklus pertama siswa yang antusias sebanyak 15 siswa atau 70 %,
siswa yang aktif bergerak sebanyak 15 siswa atau 74 %, dan siswa yang senang
sebanyak 16 siswa atau 70 % dan pada akhir siklus ke dua siswa yang antusias
sebanyak 19 siswa atau 89 %, siswa yang aktif bergerak sebanyak 20 siswa atau
95 %, dan siswa yang senang sebanyak 19 siswa atau 89 %.
Dan pembelajaran lompat jauh dengan pendekatan permainan juga
mendapat tanggapan yang baik dari siswa, ini tergambar dari hasil angket
47
tanggapan siswa terhadap pembelajaran lompat jauh dengan pendekatan alat batu
balon. Hasil angket menunjukkan siswa yang menjawab senang sebanyak 19
siswa atau 89 %, yang menyatakan biasa-biasa saja sebanyak 2 Siswa atau 11 %
dan yang menyatakan tidak senang tidak ada. Dari hasil angket menunjukkan
bahwa mayoritas siswa sangat antusias dan lebih termotivasi dalam mengikuti
pembelajaran lompat jauh dengan menggunkan alat bantu balon. Alasan terbanyak
adalah permainan yang diberikan cukup menarik, alasan terbanyak ke dua
adalah cara guru mengajar bervariasi, sehingga tidak membosankan dan alasan
terbanyak ke dua yang ke dua adalah tidak terlalu kesulitan dalam belajar teknik,
alasan ke tiga adalah saya tidak merasa kesulitan dalam mengikuti permainan,
alasan yang ke empat adalah penyampaian materi oleh guru cukup jelas dan
penguasaan materi guru cukup baik, alasan yang ke lima adalah suasana kelas
menyenangkan dan alasan yang terakhir tes yang diujikan sesuai materi yang
telah diajarkan.
Pembelajaran pendidikan jasmani dengan materi lompat jauh dengan
alat bantu balon dibanding dengan nomor atletik lainnya, siswa menyatakan
senang dengan alasan terbanyak permainan yang diberikan cukup menarik.
Pendapat dan harapan siswa bahwa pembelajaran pendidikan jasmani
dengan materi lompat jauh dengan alat bantu balon siswa lebih tertarik karena
didalamnya ada unsur bermainnya, tidak membosankan dan tidak terlalau sulit
dalam belajar teknik.
48
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Hasil dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa penggunaan
alat bantu balon diduga dapat meningkatkan hasil belajar lompat jauh pada siswa
kelas V SD Negeri 1 Panerusan Kulon Susukan Banjarnegara tahun pelajaran
2010/2011. Hal ini dimungkinkan karena dalam prosespembelajarannya
menyenangkan dan peningkatan penguasaan ketrampilan siswa terhadap teknik
lompat jauh gaya jongkok.
B. Implikasi
Hasil penelitian yang diperoleh ini mempunyai implikasi bagi
perkembangan pengajaran pendidikan jasmani di sekolah-sekolah pada umumnya
dan khususnya di SD Negeri 1 Panerusan Kulon Kecamatan Susukan Kabupaten
Banjarnegara. Guru pendidikan jasmani dilingkungan Kecamatan Susukan dapat
menerapkan pembelajaran atletik dengan materi lompat jauh dengan
menggunakan alat bantu balon dapat digunakan untuk pemberlajaran atletik
cabang dan nomor yang lainnya, sebagai variasi dari pembelajaran dan daya tarik
terhadap materi sehingga siswa tidak jenuh atau malas dengan pembelajaran
atletik.
C. Saran-saran
Berikut saran-saran yang dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan
untuk meningkatkan pembelajaran pendidikan jasmani dalam hal ini untuk
cabang atletik, antara lain:
1. Bagi Sekolah SD Negeri 1 Panerusan Kulon
Alat dan fasilitas yang digunakan untuk pembelajaran dilengkapi atau
ditambah, sehingga guru dalam hal ini dapat mengajar dengan baik dan siswa
dapat menerima materi dengan optimal.
48
49
2. Bagi Guru Penjas SD Negeri 1 Panerusan Kulon
Sebaiknya pembelajaran atletik dalam penyampaian materinya dengan
menggunakan alat bantu yang mengarah pada teknik atau materi yang akan
diajarkan.
3. Bagi Siswa Kelas v SD Negeri 1 Panerusan Kulon
Bersikap aktif dalam mengikuti pembelajaran, sehingga pembelajaran yang
diikutinya akan lebih bermanfaat.