Upload
lytuyen
View
222
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA DENGAN
MENGGUNAKAN METODE DISCOVERY LEARNING PADA SISWA
KELAS XI ILMU PENGETAHUAN SOSIAL MATA PELAJARAN
EKONOMI SMAN 1 ANDONG TAHUN AJARAN 2017/2018
Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata 1
pada JurusanPendidikanAkuntansiFakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan
Oleh:
FITRI SULISTYONO
A210140198
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2018
1
UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA DENGAN
MENGGUNAKAN METODE DISCOVERY LEARNING PADA SISWA
KELAS XI ILMU PENGETAHUAN SOSIAL MATA PELAJARAN
EKONOMI SMAN 1 ANDONG TAHUAN AJARAN 2017/2018
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa kelas XI Ilmu
Pengetahuan Sosial 3 di SMAN 1 Andong tahun ajaran 2017/2018 pada mata
pelajaran Ekonomi melalui metode pembelajaran Discovery Learning.Jenis
penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas selama dua siklus. Subjek penelitian
adalah guru (pelaku tindakan) dan siswa kelas X Ilmu Pengetahuan Sosial 3 di
SMAN 1Andong (penerima tindakan). Teknik pengumpulan data yang digunakan
meliputi wawancara, observasi, tes, catatan lapangan, dan dokumentasi. Untuk
menjamin keabsahan data, digunakan triangulasi (metode dan sumber data).
Teknik analisis data menggunakan reduksi data, sajian data dan penarikan
kesimpulan.Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan keaktifan belajar
siswa yaitu siswa yang menunjukkan sikap sangat aktif sejumlah 0 siswa sebelum
tindakan, 6 siswa pada siklus 1, dan 14 siswa pada siklus 2, siswa dengan sikap
aktif sebesar 11 siswa sebelum tindakan, 17 siswa pada siklus 1, dan 19 siswa
pada siklus 2, sikap siswa yang menunjukkan sikap cukup aktif sejumlah 20 siswa
sebelum tindakan, 13 siswa pada siklus 1, dan 5 siswa pada siklus 2, dan siswa
yang menunjukkan sikap kurang aktif sebesar 7 siswa sebelum tindakan,2 siswa
pada siklus 1, dan 0 siswa pada siklus 2. Berdasarkan hasil penelitian bahwa
metode pembelajaran Discovery Learningmampu meningkatkan keaktifan belajar
siswa pada mata pelajaran Ekonomi kelas XI Ilmu Pengetahuan Sosial 3 di
SMAN 1 Andong tahun ajaran 2017/2018.
Kata Kunci: Keaktifan Belajar, Discovery Learning.
Abstract
This study aims to improve the learning activity of class XI 3 Social Sciences
students at SMAN 1 Andong in the academic year 2017/2018 on economic
subjects through the Discovery Learning method.This type of research is
classroom action research for two cycles. The subject of the study was the teacher
(the actor) and the students of class X Social Sciences 3 in SMAN 1 Andong (the
recipient of the action). Data collection techniques used include interviews,
observation, tests, field notes, and documentation. To ensure the validity of the
data, triangulation (methods and data sources) is used. Data analysis techniques
use data reduction, data presentation and conclusion drawing.The results showed
an increase in student learning activeness, namely students who showed a very
active attitude of 0 students before action, 6 students in cycle 1, and 14 students in
cycle 2, students with active attitudes of 11 students before action, 17 students in
cycle 1, and 19 students in cycle 2, the attitude of students who showed quite
active attitude of 20 students before action, 13 students in cycle 1, and 5 students
in cycle 2, and students who showed less active attitude of 7 students before the
action, 2 students in the cycle 1, and 0 students in cycle 2. Based on the results of
2
the study that Discovery Learninglearning method is able to improve the learning
activity of students in economics class XI 3 Social Sciences in SMAN 1 Andong
academic year 2017/2018.
Keywords: Learning Activity, Discovery Learning.
1. PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan kegiatan yang dilakukan seseorang atau
sekelompok orang dengan tujuan untuk memantau tercapainya tujuan
pendidikan (Djumali, 2014: 3). Menurut Peraturan Pemerintah No. 32 Tahun
2013 Pasal 19 (ayat 1) tentang Standard Pendidikan Nasional bahwa “proses
pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif,
inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk
berparsipati aktif serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa,
kretifitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan pengembangan
fisik serta psikologis peserta didik”.
Berdasarkan UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional disebutkan pendidikan adalah “suatu usaha dasar dan terencana
untuk mewujudkan suasana belajar agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagaman, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara”.
Keaktifan siswa merupakan salah satu unsur penting dalam
tercapainya standar nasional pendidikan di atas. Sehubungan dengan hal
tersebut hendaknya pembelajaran di sekolah dapat menjadikan siswa
berpartisipasi aktif dalam setiap kegiatan.
Pendidikan juga merupakan suatu proses yang dilakukan secara sadar
atau sengaja guna menambah pengetahuan, wawasan serta pengalaman untuk
menentukan tujuan hidup sehingga memiliki pandangan yang luas ke arah
depan yang lebih baik dan dengan pendidikan itu sendiri dapat menciptakan
generasi yang berkualitas. Pembangunan di bidang pendidikan harus
mendapat perhatian khusus guna meningkatkan pendidikan di Indonesia.
Salah satu upaya untuk meningkatkan pendidikan di Indonesia adalah dengan
3
cara melakukan perbaikan dalam proses pembelajaran seiring dengan
perkembangan zaman yang menuntut siswa untuk berwawasan lebih luas.
Proses pembelajaran merupakan komponen pendidikan yang
melibatkan peserta didik dan guru. Seorang guru mempunyai tugas mendidik
dan mengajar yang bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar. Usaha yang
dilakukan guru dengan cara memberikan motivasi belajar yang layak,
menggunakan bermacam-macam metode atau startegi pembelajaran, dan
menggunakan alat peraga untuk mempemudah melakukan pembelajaran.
Salah satu mata pelajaran yang perlu mendapat perhatian lebih dalam
proses pembelajaran adalah mata pelajaran ekonomi. Mata pelajaran ekonomi
penting karena dalam kehidupan sosial masyarakat membutuhkan dasar-dasar
ilmu ekonomi. Tetapi pada kenyataannya banyak siswa yang kurang antusias
pada pembelajaran ekonomi. Penyebab kurang antusiasnya siswa tidak hanya
disebabkan oleh siswa itu sendiri, tetapi juga disebabkan karena kurang
mampunya seorang guru untuk menciptakan suasana belajar yang menarik
agar siswa mampu mencoba memecahkan masalahnya. Berdasarkan hasil
pengamatan siswa merasa bosan dengan metode yang digunakan guru
tersebut, siswa merasa bosan dalam pembelajaran bisa didasari dari faktor
internal dan faktor eksternal. Faktor internal salah satunya siswa sudah paham
dengan materi yang akan diajarkan dan faktor ekternal berupa keadaan kelas
yang gaduh, metode yang digunakan guru kurang menarik dan sirkulasi udara
di kelas kurang baik. Di sini peneliti berpendapat bahwa metode yang
digunakan guru kurang menarik sehingga menyebabkan siswa merasa bosan,
perlu diadakan inovasi metode pembelajaran dalam proses kegiatan belajar.
Pada proses pembelajaran seharusnya terdapat interaksi yang baik antara guru
dan siswa. Guru mempunyai peran penting saat berlangsungnya proses
pembelajaran. Tugas guru tidak hanya mentransfer ilmu pengetahuan, tidak
menjadikan siswa sebagai objek pembelajaran melainkan subjek
pembelajaran, sehingga siswa tidak pasif dan dapat mengembangkan
pengetahuan sesuai bidang studi yang dipelajari. Oleh karena itu, guru harus
4
memahami materi yang akan disampaikan kepada siswa serta dapat memilih
strategi pembelajaran yang tepat untuk menyampaikan suatu materi.
Permasalahan tersebut juga masih banyak ditemui dalam proses
pembelajaran di SMAN 1 Andong. Permasalahan yang terjadi di lingkungan
sekolah yang sering dijumpai antara lain adalah: (1) hampir tidak ada siswa
yang mempunyai inisiatif untuk bertanya pada guru; (2) siswa sibuk mencatat
apa yang ditulis dan diucapkan oleh guru; (3) apabila ditanya guru tidak ada
yang mau menjawab tetapi mereka menjawab secara bersamaan sehingga
menyebabkan suara tidak jelas; (4) kemandirian siswa di dalam mengerjakan
soal masih kurang, banyak siswa yang malas untuk mengerjakan soal dan
biasanya siswa baru mengerjakan setelah guru menulis jawaban; dan (5)
siswa terkadang sibuk dengan dirinya sendiri atau dengan teman-temannya
pada saat pembelajaran berlangsung.
Dari hasil observasi juga di peroleh data sebagai berikut. Perhatian
siswa terhadap penjelasan guru berjumlah 18 siswa, kerjasama dalam
kelompok berjumlah 9 siswa, kemampuan siswa mengemukakan pendapat
dalam kelompok ahli berjumlah 8 siswa, kemampuan siswa mengemukakan
pendapat dalam kelompok asal berjumlah 10 siswa, memberikan kesempatan
kepada teman untuk berpendapat berjumlah 6 siswa, mendengarkan ketika
teman berpendapat berjumlah 14 siswa, memberikan gagasan yang cemerlang
berjumlah 11 siswa, membuat perencanaan dan pembagian kerja yang matang
berjumlah 12 siswa, keputusan berdasarkan angota yang lan berjumlah 15
siswa, memanfaatkan potensi anggota kelompok berjumlah 15 siswa, dan
saling membantu dan menyelesaikan masalah berjumlah 15 siswa. Ini
memberikan bukti pembelajaran di kelas XI Ilmu Pengetahuan Sosial 3 masih
kurang aktif.
Hal ini disebabkan karena guru dalam menjelaskan materi kurang
memberi respon terhadap tanggapan siswa di kelas. Selain itu guru masih
menggunakan cara konvensional dalam menjelaskan pada siswa. Guru masih
sering mencatat, selalu memberikan banyak tugas sebagai soal-soal latihan.
Situasi ini yang menyebabkan siswa menjadi pasif dan hanya mengandalkan
5
materi yang diberikan oleh guru saja. Seharusnya guru lebih komunikatif
pada saat pembelajaran sehingga siswa tidak hanya pasif mendengarkan dan
menerima apa yang disampaikan oleh guru di depan kelas. Selain itu guru
juga dapat menggunakan berbagai macam pendekatan dan model
pembelajaran agar pembelajaran lebih menarik dan siswa dapat berpartisipasi
aktif dalam pembelajaran.
Untuk mengantisipasi masalah tersebut perlu dilakukan strategi
pembelajaran yang tepat, sehingga dapat meningkatkan keaktifan belajar
siswa pada mata pelajaran ekonomi. Suatu materi pembelajaran akan lebih
mudah diingat dan dipahami apabila siswa dapat menemukan sendiri konsep
dari materi tersebut. Sebelum menemukan suatu konsep pembelajaran siswa
akan melakukan aktivitas mengumpulkan segala informasi yang terkait
dengan materi yang bersangkutan. Kegiatan ini dapat meningkatkan aktivitas
siswa di dalam kelas. Hal ini dapat diterapkan salah satunya dengan
menerapkan strategi Discovery Learning. Metode Discovery Learning
mendorong siswa untuk terlibat aktif dalam proses pembelajaran dan siswa
dituntut dapat menemukan pemecahan masalah sendiri dala persolahan.
Aktivitas siswa dalam pembelajaran ekonomi diharapkan dapat
meningkat dengan dilaksanakannya strategi Discovery Learning. Selain siswa
yang menjadi subjek utama pembelajaran yang harus aktif dan mencari
berbagai sumber informasi, guru diharapkan dapat menjadi fasilitator yang
baik dan dapat melakukan konfirmasi atas informasi-informasi yang
didapatkan siswa dari berbagai sumber.
Berdasarkan beberapa persoalan yang ada, maka hal itulah yang
mendorong peneliti untuk melakukan penelitian yang membahas tentang
penerapan strategi Discovery Learningpada siswa kelas XI IPS di SMAN 1
Andong. Penelitian ini memerlukan kerja sama antar guru ekonomi dan
peneliti melalui Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Dengan demikian
diharapkan dapat menambah aktivitas, kreatifitas dan antusiasme siswa
sehingga keaktifan belajar ekonomi dapat meningkat.
6
Hal ini berarti suatu pembelajaran akan dapat berjalan secara optimal
apabila siswa dalam proses pembelajaran terlibat secara aktif dan dapat
menyampaikan serta mempraktekan ilmu pembelajaran tersebut. Rusmono
(2012 : 6) menjelaskan bahwa ”dalam kegiatan pembelajaran guru membantu
dan pemahaman berupa pengalaman belajar, atau suatu cara bagaimana
mempersiapkan pengalaman belajar bagi peserta didik”. Sesuai Undang-
undang RI No 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, dalam pasal 1 ayat 1
menyatakan bahwa, “Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama
mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan
mengevaluasi peserta didik pada pendidikan usia dini jalur pendidikan
formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah”.
Berdasarkan latar belakang di atas peneliti tertarik mengadakan
penelitian dengantujuanuntukmeningkatkan keaktifan belajar siswa pada mata
pelajaran ekonomi akuntasi kelas XI IPS SMAN 1 Andong tahun ajaran
2017/2018 melalui model pembelajaran Discovery Learning.Adapunmanfaat
yang diharapkandaripenelitianiniyaitu: (1) Manfaat teoritis, yakni
(a) Menambah wacana teoriti keilmuan dalam bidang pendidikanyang
berkaitan dengan model Discovery Learninguntuk meningkat keaktifan
belajar siswa, (b) Sebagai referensi peneliti lain untuk mengkaji permasalahan
yang yang sama di masa mendatang; (2) Manfaat praktis, yakni (a) Bagi
sekolah, hasil penelitian ini dapat dijadikan sekolah sebagai salah satu
pertimbangan dan tolak ukur untuk meningkatkan mutu pendidikan siswa, (b)
Bagu guru, hasil penelitian ini dapat digunakan guru untuk meningkatkan
profesionalisme guru dalam pembelajaran, (c) Bagi siswa, hasil penelitian ini
dapat dijadikan siswa sebagai acuan untuk mengubah sikapnya dalam menuju
pendidikan yang akan datangmelalui model pembelajaran Discovery
Learning.
2. METODE
Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang dilakukan
selama dua siklus. Penelitian dilakukan di SMA N 1 Andong yang beralamat
7
Jl. Solo-Kr. Gede Km 30 Andong, Andong, Boyolali. Waktu penelitian
dilakukan pada semester genap tahun ajaran 2017/2018 yaitu pada bulan
Januari 2018 sampai dengan Mei 2018. Subjek penelitian adalah guru (pelaku
tindakan) dan siswa kelas XI Ilmu Pengetahuan Sosial 3 SMAN 1 Andong
(penerima tindakan).
Teknik pengumpulan data yang digunakan meliputi wawancara,
observasi, tes, catatan lapangan, dan dokumentasi. Untuk menjamin
keabsahan data, digunakan triangulasi (metode dan sumber data). Teknik
analisis data menggunakan reduksi data, sajian data dan penarikan
kesimpulan.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Menurut hasil analisis data yang telah dilaksanakan, dapat
digambarkan bahwa terdapat peningkatan keaktifan belajar siswa kelas XI
Ilmu Pengetahuan Sosial 3 SMA N 1 Andong tahun ajaran 2017/2018,
sebagai berikut:
Tabel 1
Peningkatan Keaktifan Belajar Pada Setiap Siklus
No Keterangan Sebelum
Tindakan
Setelah Tindakan
Siklus I Siklus II
1 Siswa yang menunjukkan
sikap sangat aktif dalam
pembelajaran
0 siswa
(0%)
6 siswa
(16%)
14 siswa
(37%)
2 Siswa yang menunjukkan
sikap aktif dalam
pembelajaran
11 siswa
(29%)
16 siswa
(42%)
19 siswa
(50%)
3 Siswa yang menunjukkan
sikap cukup aktif dalam
pembelajaran
20 siswa
(53%)
14 siswa
(37%)
5 siswa
(13%)
4 Siswa yang menunjukkan
sikap kurang aktif dalam
pelajaran
7 siswa
(18%)
2 siswa
(5%)
0 siswa
(0%)
8
Adapun grafik peningkatan keaktifan belajar siswa dalam proses
belajar pada siswa kelas XI Ilmu Pengetahuan Sosial 3 SMAN 1 Andong dari
sebelum tindakan sampai siklus II yaitu sebagai berikut:
Gambar 1. Grafik Peningkatan Keaktifan Siswa dalam Proses
Pembelajaran dengan Menggunakan Metode Discovery Learning
Dari tabel dangrafikdiatas dapat dilihat bahwa dalam proses
pembelajaran setiap siklusnya mengalami peningkatan dari sebelum tindakan
sampai siklus ke-II. Pada siklus I siswa yang sangat aktif dalam proses
pembelajaran mengalami peningkatan sebesar 16% (sebelum tindakan sebesar
0%, siklus I sebesar 16%), siswa yang aktif dalam proses pembelajaran
mengalami peningkatan sebesar 13% (sebelum tindakan sebesar 29%, siklus I
sebesar 42%), siswa yang cukup aktif mengalami penurunan sebesar 16%
(sebelum tindakan sebesar 53%, siklus I sebesar 37%), dan siswa yang kurang
aktif mengalami penurunan sebesar 13% (sebelum tindakan sebesar 18%,
siklus I sebesar 5%).
Pada siklus II, siswa yang sangat aktif dalam proses pembelajaran
sebesar mengalami peningkatan 21% jika dibandingkan dengan siklus I
(siklus II sebesar 37%, siklus I sebesar 16%), siswa yang aktif dalam proses
pembelajaran mengalami peningkatan sebesar 8% jika dibandingkan dengan
siklus I (siklus II sebesar 50%, siklus I sebesar 42%), siswa yang cukup aktif
dalam proses pembelajaran mengalami penurunan sebesar 23% jika
0
5
10
15
20
25
SebelumTindakan Siklus I Siklus II
Sangat Aktif
Aktif
Cukup Aktif
Kurang aktif
9
dibandingkan dengan siklus I (siklus I sebesar 37%, siklus II sebesar 13%)
dan siswa yang kurang aktif dalam proses pembelajaran mengalami
penurunan sebesar 5% jika dibandingkan siklus I (siklus II sebesar 0%, siklus
I sebesar 5%). Apabila dibandingkan dengan sebelum tindakan siswa yang
sangat aktif dalam proses pembelajaran mengalami peningkatan sebesar 37%
(sebelum tindakan sebesar 0%, siklus II sebesar 37%), siswa yang aktif dalam
proses pembelajaran jika dibandingkan dengan sebelum tindakan mengalam
peningkatan sebesar 21% (sebelum tindakan sebesar 29%, siklus II sebesar
50%), siswa yang cukup aktif dalam proses pembelajaran jika dibandingkan
dengan sebelum tindakan mengalami penurunan sebesar 40% (sebelum
tindakan 53%, siklus II 13%), dan siswa yang kurang aktif dalam proses
pembelajaran jika dibandingkan dengan selum tindakan mengalami
penurunan sebesar 18% (sebelum tindakan 18%, siklus II sebesar 0%).
Selain itu, berdasarkan hasil pengamatan sikap siswa dalam proses
pembelajaran diperoleh data sebagai berikut:
Tabel 2
Peningkatan Hasil Belajar Pada Setiap Siklus
No Keterangan Sebelum
Tindakan
Setelah Tindakan
Siklus I Siklus II
1 Rata-rata siswa 74 78,2 80,5
2 Siswa yang mencapai
Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM)
20 Siswa
(52%)
28 Siswa
(74%)
36 Siswa
(94,7%)
3 Siswa yang tidak
mencapai Kriteria
Ketuntasan Minimal
(KKM)
18 Siswa
(48%)
10 siswa
(26%)
2 Siswa
(5,3%)
Berdasarkan tabel di atas, maka dapat ditunjukkan melalui grafik
sebagaimana gambar berikut.
10
Gambar 2. Grafik Peningkatan Hasil Belajar
Berdasarkan data yang diperoleh peneliti terlihat bahwa nilai rata-rata
siswa sebelum penerapan metode pembelajaran Discovery Learning adalah
74 dengan persentasi siswa yang tuntas 52%. Hal ini menunjukkan bahwa
hasil belajar siswa masih kurang baik karena banyak siswa yang belum
mencapai nilai 75 sebagai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) siswa.
Rendahnya nilai siswa karena mereka kurang antusias dalam mengikuti
pembelajaran. Banyak siswa yang tidak mau bertanya kepada guru meskipun
mereka belum paham tentang materi yang bersangkutan. Selain itu,
kurangnya perhatian siswa saat guru menjelaskan materi pelajaran karena
pembelajaran kurang inovatif, banyaksiswa yang sibuk sendiri dengan
aktifitas diluar pembelajaran seperti berbicara dengan teman dan lainnya.
Penyajian materi dengan menggunakan metode pembelajaran
Discovery Learning dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini terbukti
pada nilai tes diakhir siklus I nilai rata-rata siswa 78,2 dengan persentasi
ketuntasan siswa sebesar 74% terjadi peningkatan persentasi ketuntasan
siswa yaitu sebesar 22% (persentasi sebelum siklus I yaitu sebesar 52%,
persentasi siklus I sebesar 74%) peningkatan nilai rata-ratanya sebesar 4,2
0
5
10
15
20
25
30
35
40
Sebelumtindakan
Siklus I Siklus II
Siswa mencapai KKM
Siswa tidak mencapai KKM
11
(sebelum Siklus I yaitu 74 nilai siklus I yaitu 78,2). Dengan demikian sudah
adanya peningkatan hasil belajar mata pelajaran ekonomi, namun indikator
yang diharapkan belum tercapai. Maka dilanjutkan dengan siklus ke-II.
Pada siklus ke-II juga terjadi peningkatan hasil belajar siswa yang
terbukti dengan nilai rata-rata siswa adalah sebesar 80,5 dengan persentasi
ketuntasan sebesar 94,7%. Apabila dibandingkan dengan siklus I, persentasi
ketuntasan siswa mengalami peningkatan sebesar 20,7% (siklus I sebesar
74%, siklus II sebesar 94,7%), dengan peningkatan nilai rata-rata sebesar 2.3
(nilai rata-rata siklus I sebesar 78,2 dan nilai rata-rata siklus II sebesar 80,5).
Apabila dibandingkan dengan sebelum tindakan, nilai rata-rata siklus II
mengalami peningkatan sebesar 6,5 (sebelum tindakan sebesar 74, siklus II
sebesar 80,5) dengan peningkatan persentasi ketuntaasn siswa sebesar 44,7%
(sebelum tindakan sebesar 52%, siklus II sebesar 94,7%).
Hasil penelitian tersebut relevan dengan penelitian: a. Evi Yuliana
Rosita (2016) dalam penelitianya yang berjudul “Penerapan Model
Pembelajaran Saintifik TipeDiscovery Learning untuk Meningkatkan
Keaktifan dan Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Akuntansi Materi
Penyediaan Informasi Persediaan Barang Dagang Metode Periodik Kelas XI
SMK 17 Seyegan”, b. Tri Viyantini (2015) dalam penelitianya yang berjudul
“Penerapan Strategi Discovery Learning untuk Meningkatkan Keaktifan
Belajar Siswa Kelas VIII E pada Mata Pelajaran IPS Terpadu Di SMP N 4
Sukoharjo Tahun Ajaran 2014/2015”.
4. PENUTUP
4.1 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, maka dapat diperoleh
kesimpulan bahwa:
1) Nilai rata-rata hasil belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi sebelum
tindakan sebesar 74 dengan jumlah siswa yang tuntas sebanyak 20 siswa
dengan persentasi sebesar 52,5%. Pada siklus I nilai rata-rata hasil belajar
siswa pada mata pelajaran ekonomi sebesar 78,2 dengan peningkatan
12
sebesar 4,2 jika dibandingkan dengan sebelum tindakan dan jumlah siswa
yang tuntas sebanyak 28 siswa dengan persentasi sebesar 73,6%
mengalami peningkatan sebanyak 8 siswa dengan persentasi 21,2% jika
dibandingkan dengan sebelum tindakan. Pada siklus II nilai rata-rata hasil
belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi sebesar 80,5 dengan
peningkatan nilai rata-rata sebesar 2,3 jika dibandingkan dengan siklus I
dan jumlah siswa yang tuntas sebanyak 36 siswa dengan persentasi sebesar
94,7% mengalami peningkatan sebanyak 8 siswa dengan persentasi
sebesar 21,1% jika dibandingkan dengan siklus I.
2) Dalam proses pembelajaran menggunakan metode Discovery Learning di
peroleh data hasil pengamatan sebagai berikut:
a) Siswa yang sangat aktif dalam proses pembelajaran sebelum tindakan
sebanyak 0 siswa dengan persentasi 0%. Pada siklus I siswa yang
sangat aktif dalam proses pembelajaran sebanyak 6 siswa dengan
persentasi 16% mengalami peningkatan sebanyak 6 siswa dengan
persentasi sebesar 16%. Jika dibandingkan dengan sebelum tindakan.
Pada siklus II siswa yang sangat aktif dalam proses pembelajaran
sebanyak 14 siswa dengan persentasi sebesar 37%, mengalami
peningkatan sebanyak 8 siswa dengan persentasi 21% jika
dibandingkan dengan siklus I.
b) Siswa yang aktif dalam proses pembelajaran sebelum tindakan
sebanyak 11 siswa dengan persentasi 29%. Pada siklus I siswa yang
aktif dalam proses pembelajaran sebanyak 16 siswa dengan persentasi
42%, mengalami peningkatan sebanyak 5 siswa dengan persentasi
sebesar 13% jika dibandingkan dengan sebelum tindakan. Pada siklus
II siswa yang aktif dalam proses pembelajaran sebanyak 19 siswa
dengan persentasi 50% mengalami peningkatan sebanyak 3 siswa
dengan persentasi 8% jika dibandingkan dengan siklus I.
c) Siswa yang cukup aktif dalam proses pembelajaran sebelum tindakan
sebanyak 20 siswa dengan persentasi 53%. Pada siklus I siswa yang
13
cukup aktif dalam proses pembelajaran sebanyak 14 siswa dengan
persentasi sebanyak 37% mengalami penurunan sebanyak 6 siswa
dengan persentasi sebesar 16% jika dibandingkan dengan sebelum
tindakan. Pada siklus II siswa yang cukup aktif dalam proses
pembelajaran sebanyak 5 siswa dengan persentasi 13% mengalami
penurun sebesar 9 siswa dengan persentasi sebesar 24% jika
dibandingkan dengan siklus I
d) Siswa yang kurang aktif dalam proses pembelajaran sebelum tindakan
sebanyak 7 siswa dengan persentasi 18%. Pada siklus I siswa yang
kurang aktif dalam proses pembelajaran sebanyak 2siswa dengan
persentasi sebesar 5% mengalami penurunan sebesar 5 siswa dengan
persentasi sebesar 13% jika dibandingkan sebelum tindakan. Pada
siklus II siswa yang kurang aktif dalam proses pembelajaran sebanyak
0 siswa dengan persentasi sebesar 0% mengalami penurunan sebanyak
2 siswa dengan persentasi sebesar 5% jika dibandingkan dengan
siklus I.
4.2 Saran
Berdasarkan hasil dari data peneliti tindakan kelas yang dilakukan oleh
guru dengan peneliti dalam upaya meningkatkan keaktifan belajar siswa pada
mata pelajaran Ekonomi kelas XI Ilmu Pengetahuan Sosial 3 di SMA N 1
Andongtahun ajaran 2017/2018 melalui metode pembelajaran Discovery
Learning, maka saran yang diajukan peneliti yaitu:
1) Bagi Sekolah, dapat mendorong dan memberikan motivasi kepada guru
untuk selalu berusaha mengembangkan model atau metode pembelajaran
yang menjadikan siswa aktif dan lebih mudah dalam memahami materi
pembelajaran.
2) Bagi Guru
a) Diharapkan senantiasa meningkatkan kemampuan dalam
mengembangkan dan menyampaikan materi serta dalam mengelola
kelas dengan menerapkan pembelajaran inovatif, sehingga proses dan
hasil pembelajaran dapat terus meningkat.
14
b) Hendaknya selalu mengembangkan model atau metode pembelajaran
yang dapat merangsang siswa untuk aktif dan lebih mudah dalam
materi pembelajaran.
3) Bagi Peneliti Selanjutnya. Mengingat penelitian tindakan yang telah
dilakukan ini masih terdapat kekurangan, oleh sebab itu sebaiknya
dilakukan penelitian yang lebih lanjut sehingga dapat melengkapi
kekurangan yang ada pada penelitian sekarang.
DAFTAR PUSTAKA
Ambarjaya, B.S.2012. Psikologi Pendidikan & pengajaran. Jakarta: PT Buku
Seru.
Djumali,dkk.2014. Landasan Pendidikan. Yogyakarta: Gaya Media.
Hamdani. 2011. Dasar-dasar Kependidikan. Bandung: CV Pustaka Setia.
Rusmono. 2012. Strategi Pembelajaran Problem Based Learning Itu Perlu:
Untuk Meningkatkan Profesionalitas Guru. Bogor: Ghalia Indonesia.
Undang-UndangNomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Viyantini, Tri. 2015. Penerapan startegi Discovery Learning untuk meningkatkan
keaktifan belajar siswa kelas VIII E pada mata pelajaran IPS terpadu
di SMP N 4 Sukuharjo tahun ajaran 2014/2015. Skripsi: UMS.
Yuliana, Evi. 2016. Penerapan Model pembelajaran Saintifik Tipe Discovery
Learning untuk Meningkatkan Keaktifan dan Prestasi Belajar Siswa
pada Mata Pelajaran Akuntansi Materi Penyediaan Informasi
Persediaan Barang Dagang Metode Periodic Kelas XI SMK 17
Seyegan. Skripsi: Universitas Sanata Dharma.