Upload
doandung
View
233
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERSOSIALISASI
MELALUI KEGIATAN BERMAIN ANGKLIK (SUNDA MANDA)
DI TK AISYIYAH KEBAK, KEBAKKRAMAT
KARANGANYAR TAHUN 2013
NASKAH PUBLIKASI
Disusun Untuk Memenuhi Sebagaian Prasyarat
Guna Mencapai Derajat Strata 1
Program Studi Pendidikan Anak Usia Dini
Disusun Oleh
H A R N A N I
NIM. A. 53A100052
PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
TAHUN 2013
1
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERSOSIALISASI MELALUI
KEGIATAN BERMAIN ANGKLIK (SUNDA MANDA) DI TK AISYIYAH
KEBAK, KEBAKKRAMAT KARANGANYAR TAHUN 2013
HARNANI
NIM. A. 53A100052
ABSTRAK, Tujuan penelitian ini adalah tujuan umum adalah untuk mendiskripsikan
upaya meningkatkan kemampuan bersosialisasi anak melalui kegiatan bermain
angklik atau sunda manda pada TK Aisyiyah Kebak, Kebakkramat Karanganyar
tahun 2013. dan tujuan khusus adalah mengetahui seberapa besar meningkatkan
kemampuan bersosialisasi anak melalui kegiatan bermain angklik atau sunda
manda pada TK Aisyiyah Kebak, Kebakkramat Karanganyar tahun 2013.
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan (action ressearch) dengan
bentuk penelitian PTK. Subjek penelitian adalah sebagian anak yang berada di
Taman Kanak-Kanak Aisyiyah Kebak Kebakkramat Karanganyar tahun pelajaran
2012/2013 yang berjumlah 20 siswa.
Metode pengumpulan data yang dipergunakan adalah wawancara mendalam
observasi partisipan, dokumentasi dan test. Sedangkan teknik analisis data
menggunakan model induktif interaktif, komponen pokok analisis induksi interaktif
yaitu reduksi data, sajian data dan penarikan kesimpulan aktivitasnya dilakukan
dalam bentuk interaktif dengan proses pengumpulan data sebagai suatu siklus.
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat diketahui bahwa kemampuan
bersosialisasi anak Taman Kanak-kanak Aisyiyah Kebak Kebakkramat
Karanganyar sebelum pelaksanaan penelitian yang menunjukkan ketuntasan ada ada
7 anak dari 20 anak (35%), sedangkan yang belum tuntas ada 13 anak dari 20 anak
(65%). Sedangkan pada siklus I dinyatakan tuntas ada 12 anak dari 20 anak (60 %),
sedangkan yang belum tuntas ada 8 anak dari 20 anak (40 %). Kemampuan
bersosialisasi anak anak Taman Kanak-kanak Aisyiyah Kebak Kebakkramat
Karanganyar pada siklus II dinyatakan tuntas ada 17 anak dari 20 anak (85 %),
sedangkan yang belum tuntas ada 3 anak dari 20 anak (15 %). Berdasarkan
keterangan di atas maka dapat dibuat suatu kesimpulan sebagai berikut: Melalui
pembelajaran dengan permainan tradisional sunda mandadapat meningkatkan
kemampuan bersosialisasi anak Taman Kanak-kanak Aisyiyah Kebak
Kebakkramat Karanganyar tahun pelajaran 2012/ 2013.
Kata Kunci : Menningkatkan, Kemampuan Bersosialisasi, Permainan Sunda Manda
PENDAHULUAN
Anak-anak secara naluriah adalah anak yang aktif bergerak, dengan
bergerak itulah anak meperoleh pengalaman melalui tempat-tempat bermain, di
sekolah dan di lingkungan masyarakatnya yang lebih luas. Sebagai bagian dari
mekanisme belajarnya anak-anak perlu mengembangkan berbagai potensinya melalui
2
interaksi sosial, mengamati, menemukan, mengajukan pertanyaan-pertanyaan. Anak
akan menjadi individu yang berkembang secara optimal. Pertumbuhan dan
perkembangan yang diperoleh anak salah satunya adalah dari pendi-dikan. Untuk
itulah seorang anak manusia perlu memperoleh pendidikan.
Pendidikan tidak hanya diperoleh di sekolah saja, tapi juga dapat diperoleh di
luar lingkungan keluarga dan lingkungan masyarakat. Karena pen-didikan adalah
proses belajar yang mencakup keseluruhan kurun waktu dalam kehidupan indi-vidu
secara terus menerus, sejak dalam kandungan sampai akhir hayat manusia. Melalui
pendidikan anak dapat mengolah bermacam-macam informasi yang diterima dari
kehidupannya selama anak hidup bermasyarakat, dengan bergaul dan bermain
sesama teman sebayanya anak dapat berlatih cara berfikir analistis.
Pada saat anak bermain, anak akan memperoleh pengalaman yang sangat
berharga untuk menuju proses kedewasaannya kelak. Di samping itu dengan bermain
mendukung perkembangan ketrampilan gerakan motorik kasar maupun motorik
halus serta perkembangan kognitif anak, dengan demikian perkembangan kognitif
yang optimal akan dicapai oleh anak, karena pada dasarnya perkembangan kognitif
terjadi sebagai hasil dari adanya interaksi antara pengaruh lingkungan se-bagai faktor
eksternal dengan pengaruh kema-tangan organisme sebagai faktor internal.
Dunia anak sangat sarat dengan permainan. Tak ada hari tanpa bermain.
Permainan yang dibe-rikan kepada anak tidak harus yang mahal, yang penting aman
dan berkualitas dengan memper-timbangkan usia anak, hobi, kreativitas dan
keamanan. yang beranggapan bahwa permainan yang berkualitas itu adalah jenis-
jenis permainan dari bahan-bahan yang mahal, lebih-lebih orang tua akan bangga
bila bisa membelikan permainan bagi anaknya dari luar negeri (permainan import).
Bermain merupakan cara yang paling baik bagi anak usia dini untuk
mengembangkan semua kemampuannya. Melalui bermain anak mempero-leh dan
memproses informasi belajar hal-hal baru dan melatih melalui ketrampilan yang ada.
Bermain di sesuaikan dengan tingkat perkem-bangan anak, dimulai dari bermain
sambil belajar (unsur bermain lebih besar) ke belajar sambil ber-main (unsur belajar
lebih besar). Permainan untuk anak usia dini ini adalah permainan yang dapat
merangsang kreativitas dan menyenangkan bagi anak.
3
Anak usia dini adalah anak yang berusia 0 - 6 tahun, yaitu yang terdiri dari
TPA (Taman Penitipan Anak usia 0 - 2 tahun), KB (Kelompok Bermain) atau PG
(Play Group) yaitu usia 2 - 4 tahun dan TK (Taman Kanak-kanak) yaitu usia 4 - 6
tahun. Dalam penelitian ini yang menjadi subjek dan objek penelitian adalah anak
TK kelompok A.
Untuk memilih permainan yang aman dan berkualitas sebenarnya banyak
permainan tradisional yang memenuhi persyaratan di atas, salah satu diantaranya
adalah permainan tradisional “angklik atau sunda manda ” yang telah banyak
dilupakan oleh anak-anak. Hal ini didukung oleh pernyataan Overbeck yang
mengatakan bahwa ada 700 jenis permainan tradi-sional, dan juga data dari Aswarni
Sudjud dkk (2003) bahwa di Yogyakarta ada sekitar 154 jenis permainan tradisional
anak yang mulai dilupakan.
Permainan “angklik atau suda manda” merupakan salah satu jenis
permainan tradisional yang menggunakan benda serta adanya kesepakatan peraturan-
peraturan tentang bagaimana melaksanakannya. Dari sini jelas bahwa permainan
“angklik atau sunda manda ” tidak dapat dilepaskan dari kemampuan anak untuk
mengenal bentuk, angka dan pentingnya kedisiplinan dalam bermain. Permainan
“angklik atau sunda manda ” dapat digunakan oleh guru TK sebagai sumber belajar
dalam bidang pengembangan sosialiasi anak dengan teman sebayanya. Dari hasil
amatan sementara pada siswa TK Aisyiyah Kebak dapat diketahui bahwa dari 20
siswa yang ada di TK Aisyiyah diketahui baru ada 5 anak (25 %) yang mampu
menjalankan tugasnya bersosialisasi dengan teman sebayanya, sedangkan sisanya 15
siswa (75 %) belum mampu menjalankan tugas bersosialisasi dengan teman
sebayanya. Adapun data nama siswa yang telah mampu bersosialisasi maupun yang
belum dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 1.1.
Daftar Siswa TK Aisyiyah Kegbak, Kebakkramat yang Memiliki Kemampuan bersosialisasi dari
Hasil Observasi Awal Sebelum Pembelajaran Dengan Permainan Angklik (Sunda Manda)
No Nama Anak Jenis
Kelamin Keterangan
1 Afnan Athifah P Belum Memiliki Kemampuan bersosialisasi
2 Asyifa nuril J P Telah Memiliki Kemampuan bersosialisasi
4
3 Angelia Fernanda P Belum Memiliki Kemampuan bersosialisasi
4 Dinda Waviga Z P Telah Memiliki Kemampuan bersosialisasi
5 Deswita Pramudya P Telah Memiliki Kemampuan bersosialisasi
6 Ferliana Putri L P Belum Memiliki Kemampuan bersosialisasi
7 Fatah Firjatullah L Belum Memiliki Kemampuan bersosialisasi
8 Meccatania Senja P Belum Memiliki Kemampuan bersosialisasi
9 Mareta Enjelita P Belum Memiliki Kemampuan bersosialisasi
10 Hamman Abyan H L Belum Memiliki Kemampuan bersosialisasi
11 Nur Azizah P Telah Memiliki Kemampuan bersosialisasi
12 Rizki Jaffa S L Telah Memiliki Kemampuan bersosialisasi
13 Rozaan Yanna N L Belum Memiliki Kemampuan bersosialisasi
14 Salsabila Rohmatullah P Belum Memiliki Kemampuan bersosialisasi
15 Dimas Angga P L Belum Memiliki Kemampuan bersosialisasi
16 Dzakwan Iqbal B L Belum Memiliki Kemampuan bersosialisasi
17 Javier Alvano F L Belum Memiliki Kemampuan bersosialisasi
18 Rivai Syafiq L Belum Memiliki Kemampuan bersosialisasi
19 Anandyta Yudha L Belum Memiliki Kemampuan bersosialisasi
20 Khalisha Nuraini P Belum Memiliki Kemampuan bersosialisasi
Padahal pengalaman berinteraksi sosial pada usia dini ini akan memainkan
peranan yang penting dalam menentukan interaksi sosial di masa yang akan depan
dan bagaimana ia akan memiliki pola perilaku terhadap orang-orang lain di masa
yang akan datang. Agar tercapainya perkembangan interaksi sosial pada masa anak-
anak secara optimal, maka sarana bermain mempunyai peranan yang sangat penting
dalam perkembangan interaksi sosial anak-anak.
Kegiatan bermain biasa terlihat pada anak usia prasekolah, melalui bermain,
anak akan dapat meningkatkan kemampuan sosialisasi yang ada pada dirinya,
demikian juga permainan angklik atau sunda manda yang merupakan permainan
tradisional yang dapat digunakan untuk membangun komunikasi anak dalam suatu
proses permainan. Jadi dengan bermain, seorang anak tidak saja mengeksplorasi
dunianya sendiri, akan tetapi juga akan belajar bagaimana reaksi teman terhadap
5
dirinya. Dengan kegiatan bermain bersama teman sebayanya merupakan sarana
untuk anak bersosial atau bergaul serta berbaur dengan orang lain.
Oleh karena itu tulisan ini diberi judul: Upaya Meningkatkan
Kemampuan Bersosialisasi Melalui Kegiatan Bermain Angklik atau sunda
manda Di TK Aisyiyah Kebak, Kebakkramat Karanganyar Tahun 2013.
Berpijak pada latar belakang masalah maka masalah penelitian ini dirumuskan
sebagai berikut: Apakah melalui kegiatan bermain angklik atau sunda manda dapat
meningkatkan kemampuan bersosialisasi pada TK Aisyiyah Kebak, Kebakkramat
Karanganyar tahun 2013?. Tujuan penelitian yang akan dicapai adalah 1. Tujuan
umum untuk mendiskripsikan upaya meningkatkan kemampuan bersosialisasi anak
melalui kegiatan bermain angklik atau sunda manda pada TK Aisyiyah Kebak,
Kebakkramat Karanganyar tahun 2013. 2.Tujuan khusus untuk mengetahui
seberapa besar meningkatkan kemampuan bersosialisasi anak melalui kegiatan
bermain angklik atau sunda manda pada TK Aisyiyah Kebak, Kebakkramat
Karanganyar tahun 2013.
Pelaksanaan suatu pekerjaan yang dimulai dengan suatu prosedur sistematik,
tentunya akan memiliki manfaat baik secara teoritis maupun secara praktis.
Demikian juga dalam penelitian ini ada beberapa manfaat yaitu :
Manfaat Teoritis menambah khasanah ilmu pendidikan anak usia dini
khususnya tentang pentingnya permainan angklik atau sunda manda dalam
mengembangkan kemampuan bersosialisasi anak TK.
Manfaat Praktis bagi Anak Didik 1) mengembangkan potensi anak melalui
kegiatan bermain angklik atau sunda manda untuk membangun suatu konsep
bersosialisasi anak agar menjadi lebih baik. 2) mengembangkan potensi anak dalam
bersosialisasi melalui kegiatan bermain angklik atau sunda manda . Bagi Guru
Meningkatkan keberanian melakukan model pembelajaran interaktif guna
meningkatkan kemampuan bersosialisasi anak TK melalui kegiatan bermain angklik
atau sunda manda .
METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan di TK Aisyiyah Kebak Kebakkramat
Karanganyar. Penelitian dilaksanakan selama selama 3 bulan mulai bulan Maret
2013 sampai dengan bulan Meii 2013. Subyek penelitian adalah Guru kelas serta
6
siswa di Taman Kanak-Kanak Aisyiyah Kebak Kebakkramat Karanganyar tahun
pelajaran 2012/2013. Obyek penelitian adalah Kemampuan bersosialisasi anak serta
pembelajaran dengan menggunakan permainan tradisional angklik (sunda manda) .
Jenis penelitian adalah PTK dengan langkah-langkah
1. Perencanaan
Perencanaan yang dilakukan untuk proses penelitian tindakan kelas ini
adalah menyusun RKH dan RBP dilanjutkan mendata seberapa banyak anak
yang kemampuan bersosialisasi anak masih kurang serta menyiapkan perangkat
pengajaran dengan gerakan tari.
2. Pelaksanaan
a. Tahap Perencanaan Tindakan
Anak – anak yang akan ditingkatkan kemampuan bersosialisasi anak
adalah anak – anak yang kemampuan bersosialisasi anak belum muncul saat
di sekolah.
Adapun langkah yang dilakukan pada tahapan ini antara lain :
1) Pengumpulan data diri anak yang kemampuan Kemampuan bersosialisasi
anak belum muncul
2) Mengidentifikasi masalah yang dihadapi anak dan memecahkannya.
3) Menentukan program pengajaran yang tepat yakni Pembelajaran dengan
permainan tradisional angklik (sunda manda)
b. Tahapan Pelaksanaan Tindakan
1) Guru menerapkan pembelajaran dengan permainan tradisional angklik
(sunda manda)
2) Anak belajar dalam situasi permainan tradisional angklik (sunda manda)
3) Memantau perkembangan Kemampuan bersosialisasi anak yang terjadi
pada anak.
c. Tahapan Observasi
Tindakan guru memonitor dan membantu anak jika menemui kesulitan
selama pengajaran dengan permainan tradisional angklik (sunda manda)
d. Tahapan Refleksi
Mengadakan refleksi dan evaluasi dari kegiatan a, b, c.
7
Berdasarkan hasil refleksi dan evaluasi siklus I, dibuat siklus II yang
meliputi :
a. Tahap Perencanaan Tindakan
b. Tahap Pelaksanaan Tindakan
c. Tahap Observasi
d. Tahap Refleksi.
Demikian juga untuk siklus II, selanjutnya anak mampu memiliki
Kemampuan bersosialisasi anak .
Sumber data dapat ditemukan melalui pengamatan keseharian yang dilakukan
anak, dimana anak sebelumnya masih belum bisa mandiri dengan permainan
tradisional angklik (sunda manda) , setelah berlatih dengan pembelajaran mampu
mandiri dengan baik.
Dalam pengumpulan data yang dipergunakan peneliti ada 3 teknik. Teknik
tersebut adalah Teknik Wawancara; Teknik Observasi; Metode Dokumentasi.
Keberhasilan kegiatan penelitian ini akan tercermin dengan adanya penigkatan yang
signifikan terhadap Kemampuan bersosialisasi anak . Adapun prosentase
keberhasilan penelitian tiap siklus dapat dilihat pada sebuh tabel.
Tabel Rata – rata Prosentase Keberhasilan Tiap Siklus
Keberhasilan penelitian Prasiklus Siklus I Siklus II
Rata – rata prosentase
Kemampuan
bersosialisasi anak anak
dalam 1 kelas
35 % 65 % 90 %
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Penelitian yang untuk meningkatkan Kemampuan bersosialisasi anak
dengan permainan tradisional angklik (sunda manda) dilakukan dalam 2 siklus mulai
dari siklus I, siklus 2. Pada siklus 2 hasil penelitian menunjukkan bahwa penelitian
yang dilakukan berhasil meningkatkan Kemampuan bersosialisasi siswa Taman
Kanak-Kanak Aisyiyah Kebak Kebakkramat Karanganyar tahun pelajaran
2012/2013. Secara keseluruhan dapat dilihat pada tabel berikut:
8
Tabel Rangkuman Perbandingan Hasil Kemampuan bersosialisasi anak Taman Kanak-
kanak Aisyiyah Kebak Kebakkramat Karanganyar selama Pembelajaran
No Uraian Pra Sikl Siklus 1 Siklus 2 Peningkatan keberhasilan dari
Pra ke 1 Pra ke 2 1 ke 2
1 Rata-rata Skor 28 30 33 2 5 3
2 Rata-rata Nilai
dalam skl 100 69.8 74.3 82.5 4.5 12.8 8.3
3 Jumlah anak
yang tuntas 7 12 17 5 10 5
4 Ketuntasan
dalam % 35 60 85 25.0 50.0 25.0
Berdasarkan tabel di atas senamtiasa terlihat adanya peningkatan dari pra
siklus ke siklus 1, dari pra siklus ke siklus 2 maupun siklus 1 ke siklus 2 ditinjau dari
rata-rata skor kemampuan bersosialisasi rata nilai dalam skala 100, jumlah anak yang
tuntas maupun prosentase ketuntasan anak dalam belajar.
Kemampuan bersosialisasi anak Taman Kanak-kanak Aisyiyah Kebak
Kebakkramat Karanganyar pada pra siklus menunjukkan bahwa skor tertinggi adalah
33 (82,5 dalam skala 100), skor terendah 21 (52,5 dalam skala 100) dengan rata-rata
28 (70 dalam skala 100) sehingga siswa yang telah dinyatakan tuntas (memiliki
aktifitas menunjukkan kemampuan bersosialisasi memadai atau memiliki nilai lebih
75 dalam skala 100) ada 7 anak dari 20 anak (35%), sedangkan yang belum tuntas
ada 13 anak dari 20 anak (65%)
Kemampuan bersosialisasi anak Taman Kanak-kanak Aisyiyah Kebak
Kebakkramat Karanganyarpada siklus I menunjukkan bahwa skor tertinggi adalah 36
(90 dalam skala 100), skor terendah 24 (60 dalam skala 100) dengan rata-rata 30 (75
dalam skala 100) sehingga siswa yang telah dinyatakan tuntas (memiliki aktifitas
menunjukkan kemampuan bersosialisasi memadai atau memiliki nilai lebih 75
dalam skala 100) ada 12 anak dari 20 anak (60 %), sedangkan yang belum tuntas ada
8 anak dari 20 anak (40 %)
Kemampuan bersosialisasi anak Taman Kanak-kanak Aisyiyah Kebak
Kebakkramat Karanganyar pada siklus II menunjukkan bahwa skor tertinggi adalah
adalah 37 (92,5 dalam skala 100), skor terendah 27 (67,5 dalam skala 100) dengan
rata-rata 33 (82,5 dalam skala 100) sehingga siswa yang telah dinyatakan tuntas
9
(memiliki aktifitas menunjukkan kemampuan bersosialisasi memadai atau memiliki
nilai lebih 75 dalam skala 100) ada 17 anak dari 20 anak (85 %), sedangkan yang
belum tuntas ada 3 anak dari 20 anak (15 %)
Dari deskripsi data diatas dapat dibuat suatu perbandingan antara sebelum
Siklus, Siklus I, dan Siklus II pada tabel sebagai:
Tabel Perbandingan Hasil Penilaian kemampuan bersosialisasi anak Taman Kanak-kanak
Aisyiyah Kebak Kebakkramat Karanganyar
No Nilai Kemampuan
bersosialisasi
Perkembangan Kemampuan bersosialisasi anak
Sebelum Siklus Siklus I Siklus II
1 21 1 siswa - siswa - Siswa
2 22 1 siswa - siswa - siswa
3 23 1 siswa - siswa - siswa
4 24 1 siswa 1 siswa - siswa
5 25 1 siswa 2 siswa - Siswa
6 26 1 siswa 1 siswa - siswa
7 27 2 siswa 1 siswa 1 siswa
8 28 3 siswa 2 siswa 1 siswa
9 29 2 siswa 1 siswa 1 Siswa
10 30 2 siswa 5 siswa 1 siswa
11 31 1 siswa 2 siswa 1 siswa
12 32 2 siswa 1 siswa 2 siswa
13 33 2 siswa 1 siswa 4Siswa
14 34 - siswa 1 siswa 3 siswa
15 35 - siswa 1 siswa 1 siswa
16 36 - siswa 1 siswa 3 siswa
17 37 - siswa - siswa 2 siswa
Siswa yang tuntas 7 siswa 12 siswa 17 siswa
Prsn Siswa Tuntas 35 % 60 % 85 %
Siswa Tak Tuntas 13 siswa 8 siswa 3 siswa
Prsn Siswa Tak
Tuntas
65 % 40 % 15 %
10
Dari tabel di atas dapat dibuat diagram sebagai berikut :
Gambar Histogram Perbandingan Hasil Post Test Kemampuan bersosialisasi TK
pada Sebelum Siklus, Siklus I; Siklus II,
SIMPULAN
Berdasarkan hasil pembahasan terlihat adanya peningkatan dari pra siklus ke
siklus 1, dari pra siklus ke siklus 2 maupun siklus 1 ke siklus 2 ditinjau dari rata-rata
skor kemampuan bersoialisasi, rata nilai dalam skala 100, jumlah anak yang tuntas
maupun prosentase ketuntasan anak dalam belajar. Berdasarkan keterangan di atas
maka dapat dibuat suatu kesimpulan sebagai berikut: Melalui kegiatan bermain
angklik atau sunda manda dapat mengembangkan bersosialisasi anak TK Aisyiyah
Kebak Kebakkramat Karanganyar tahun 2013.
11
DAFTAR PUSTAKA
Abu Achmadi dan Widodo Supriyono, 2004. Teknik Belajar yang Efektif. Jakarta :
Rineka Cipta
Ali Nugraha, 2005. Metode Pengembangan Sosial Emosional. Jakarta: Pusat Percetakan UT.
Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik.Jakarta: PT. Rineka Cipta.
____________, 2008. PTK. Jakarta: Bumi Aksara.
Ariani, Christriyati, dkk, 1997-1998, Pembinaan Nilai Budaya Melalui Permainan
Rakyat Daerah istimewa Yogyakarta, Yogyakarta. Depdiknas
Bawazir, Djauharah. 2006. Pembinaan Kecerdasan Pada Anak. Jakarta: www. google.com
Depdiknas, 2000, Permainan Berhitung di Taman Kanak-Kanak, Depdiknas Dirjen
Pendidikan Dasar Menengah Direktorat Taman Kanak-kanak dan Sekolah Dasar.
Jakarta. Depdikanas
Dharmamulya, Sukirman, 1992 – 1993, Transformasi Nilai-nilai Melalui Permainan
Rakyat Daerah Istimewa Yogyakarta. Yogyakarta, Depdiknas
HB Sutopo, 2003. Metodologi Penelitian Kualitatif. Surakarta. UNS Press.
Goleman, Daniel, 2000. Emitional Intelligence (terjemahan). Jakata : PT Gramedia Pustaka Utama.
____________, 2000. Working With Emotional Intelligence (terjemahan). Jakarta : PT. Gramedia
Pustaka Utama.
_________, 2001. Kiat-kiat Membesarkan Anak yang Memiliki Kecerdasan Emosional (terjemahan).
Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.
http://novaoktryani.blogspot.com/2012/12/pengaruh-emosi-terhadap-penyesuaian.html
http://nelfiautama.blogspot.com/2012/12/pengembangan-sosial-emosionsl-pada-anak.html
http://acch.kpk.go.id/engklek-sebagai-media-pendidikan-antikorupsi
http://kodok-kreok.blogspot.com/2012/11/main-engklek.html
http://pracitra.blogspot.com/2012/11/media-pembelajaran-permainan-angklik atau sunda manda
.html
Kak Seto. 2004. Bermain & Kreativitas Upaya Mengembangkan Kreativitas Anak Melalui Kegiatan
Bermain. Jakarta: Papas Sinar Sinanti.
Lexy J. Moloeng, 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung. Remaja Karya.
Maimunah Hasan, 2010. PAUD ( Pendidikan Usia Dini) Panduan Lengkap Manajemen Mutu
Pendidikan Anak untuk Para Guru dan Orang Tua. Jogyakarta: Diva Press.
12
Martuti, 2010. Mendirikan & Mengelola PAUD Manajemen Administrasi dan Strategi Pembelajaran.
Bantul: Kreasi Wacana.
Miles, Matthew B. dan A Michael Humberto. 2007. Analisis Data Kualitatif: Buku Sumber tentang
Metode-metode Baru. Terjemahan Jtetjep Roehadi Rohidi.Pendamping, Mulyarto. Cet.1.
Jakarta : UI Press
Moeslichatoen, 2004. Metode Pengajaran di Taman Kanak-kank. Jakarta: Rineka
Cipta.
Rachma Hasibuan, 2010. Pemanfaatan Permainan Tradisional Angklik atau sunda
manda Sebagai Sumber Belajar Bidang Pengembangan Matematika Pada
Anak Usia Dini. Surabaya: Universitas Negeri Surabaya
Reni Akbar Hawdi, 2002. Psikologi Perkembangan Anak. Jakarta. Grasindo
Safrina, Rien. 2002. Pendidikan Seni Musik. Bandung: Maulana
Soemiarti Patmonodewo, 2005. Pendidikan Anak Prasekolah. Jakarta: Rineka Cipta
Sumadi Suryabrata, 2006. Metodologi Penelitian. Jakarta : Raja Grafindo Persada.
Sutama, 2010. Metode Penelitian Pendidikan, Kuantitatif, Kualitatif, PTK, R & D Surakarta: Fairuz.
Syamsu Yusuf, 2007. Psikologi Perkembangan Anak & Remaja. Bandung. Remaja
Rosdakarya.
Tim Kamus, 1995. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta. Balai Pustaka.