243
UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK THINK-PAIR-SHARE PADA SISWA KELAS XI IPA SMA MUHAMMADIYAH 8 KALIJAMBE TAHUN AJARAN 2009/2010 SKRIPSI Oleh: UMI SHOLIKAH NIM K1206042 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010

UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN …/Upaya... · mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Univertas Sebelas Maret

  • Upload
    vantruc

  • View
    223

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN …/Upaya... · mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Univertas Sebelas Maret

UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA

MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

TEKNIK THINK-PAIR-SHARE PADA SISWA KELAS XI IPA

SMA MUHAMMADIYAH 8 KALIJAMBE

TAHUN AJARAN 2009/2010

SKRIPSI

Oleh:

UMI SHOLIKAH

NIM K1206042

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2010

Page 2: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN …/Upaya... · mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Univertas Sebelas Maret

2

UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA

MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

TEKNIK THINK-PAIR-SHARE PADA SISWA KELAS XI IPA

SMA MUHAMMADIYAH 8 KALIJAMBE

TAHUN AJARAN 2009/2010

Oleh

Umi Sholikah

K1206042

SKRIPSI

Ditulis dan Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan

Mendapatkan Gelar Sarjana Pendidikan

Program Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2010

Page 3: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN …/Upaya... · mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Univertas Sebelas Maret

3

PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji

Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Surakarta dan diterima untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana

Pendidikan.

Persetujuan Pembimbing

Pembimbing I, Pembimbing II,

Drs. Swandono, M. Hum Kundharu Saddhono S.S, M.Hum

NIP 19470919 196806 1 001 NIP 19760206 200212 1 004

Page 4: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN …/Upaya... · mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Univertas Sebelas Maret

4

PENGESAHAN

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji

Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Surakarta dan diterima untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana

Pendidikan.

PPaaddaa HHaarrii ::

TTaannggggaall ::

TTiimm PPeenngguujjii SSkkrriippssii

NNaammaa TTeerraanngg TTaannddaa TTaannggaann

KKeettuuaa :: DDrrss.. SSllaammeett MMuullyyoonnoo,, MM.. PPdd..

SSeekkrreettaarriiss :: DDrr.. BBuuddhhii SSeettiiaawwaann,, MM..PPdd..

Anggota I : Drs. Swandono, M. Hum.

AAnnggggoottaa IIII :: KKuunnddhhaarruu SSaaddddhhoonnoo SS..SS,, MM..HHuumm.. ..

DDiissaahhkkaann OOlleehh

FFaakkuullttaass KKeegguurruuaann ddaann IIllmmuu PPeennddiiddiikkaann

UUnniivveerrssiittaass SSeebbeellaass MMaarreett SSuurraakkaarrttaa

DDeekkaann,,

Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M. Pd.

NNIIPP 1199660000772277 11998877002211 000011

Page 5: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN …/Upaya... · mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Univertas Sebelas Maret

5

ABSTRAK

Umi Sholikah. K1206042. UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN

BERBICARA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN

KOOPERATIF TEKNIK THINK-PAIR-SHARE (TPS) PADA SISWA

KELAS XI IPA SMA MUHAMMADIYAH 8 KALIJAMBE TAHUN

AJARAN 2009/2010. Skripsi. Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan. Universitas Sebelas Maret Surakarta, 21 April 2010.

Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk: (1)

meningkatkan proses pembelajaran keterampilan berbicara siswa kelas XI IA

SMA Muhammadiyah 8 Kalijambe tahun ajaran 2009/2010 melalui penerapan

model pembelajaran kooperatif teknik TPS dan (2) meningkatkan hasil

pembelajaran keterampilan berbicara pada siswa kelas XI IA SMA

Muhammadiyah 8 Kalijambe tahun ajaran 2009/2010 melalui penerapan model

pembelajaran kooperatif teknik TPS. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan

kelas yang dilakukan di SMA Muhammadiyah 8 Kalijambe dengan subjek siswa

kelas XI IPA. Jumlah siswanya sebanyak 20 siswa yang keseluruhannya adalah

perempuan. Adapun yang menjadi objek penelitian adalah pembelajaran

berdiskusi. Proses penelitian ini dilakukan dalam tiga siklus yang meliputi empat

tahapan, yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, analisis dan refleksi. Teknik

analisis yang digunakan adalah teknik deskriptif komparatif dan teknik analisis

kritis. Teknik deskriptif komparatif digunakan untuk membandingkan hasil

antarsiklus. Peneliti membandingkan hasil sebelum penelitian dan setelah siklus.

Misalnya: membandingkan rerata nilai kemampuan berbicara siswa pada kondisi

sebelum tindakan, setelah siklus I, siklus II, dan seterusnya. Teknik analisis kritis

mencakup kegiatan untuk mengungkap kelemahan dan kelebihan kinerja guru dan

siswa dalam pembelajaran berdasarkan kriteria normatif yang diturunkan dari

kajian teoretis maupun ketentuan yang ada. Hasil analisis tersebut dijadikan dasar

dalam menyusun perencanaan tindakan untuk tahap berikutnya sesuai dengan

siklus yang ada. Hasil penelitian terdapat peningkatan kualitas pembelajaran baik

proses maupun hasil berdiskusi siswa kelas XI IPA SMA Muhammadiyah 8

Kalijambe. Peningkatan kualitas proses pembelajaran tersebut ditandai dengan

meningkatnya: (1) keaktifan siswa selama mengikuti pembelajaran, (2)

keberanian siswa dalam mengungkapkan pendapat / mempertahankan pendapat,

(3) jumlah siswa yang sudah mampu bekerja sama dan kompak dengan

pasangannya, dan (4) pencapaian ketuntasan hasil belajar (keterangan siswa

berbicara dengan bahasa yang runtut, baik, dan benar). Adapun peningkatan

kualitas hasil pembelajaran ditandai dengan meningkatnya jumlah siswa yang

mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), yaitu lebih dari atau sama dengan

nilai 65. Pada siklus I sebanyak 9 (45%) siswa dari 20 siswa. Pada siklus II

meningkat menjadi 14 (70%) siswa dari 20 siswa. Pada siklus III meningkat

menjadi 18 (90%) siswa dari 20 siswa.

Page 6: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN …/Upaya... · mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Univertas Sebelas Maret

6

MOTTO

”Sesungguhnya orang-orang mukmin itu adalah bersaudara, karena itu

damaikanlah antara kedua saudaramu dan bertakwalah kepada Allah supaya kamu

mendapatkan nikmat.” (Q.S Al Hujaraat/49: 10)

Page 7: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN …/Upaya... · mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Univertas Sebelas Maret

7

PPEERRSSEEMMBBAAHHAANN

KKuuppeerrsseemmbbaahhkkaann kkaarryyaa iinnii sseebbaaggaaii wwuujjuudd

ssyyuukkuurr,, cciinnttaa,, ddaann tteerriimmaa kkaassiihhkkuu kkeeppaaddaa::

11.. aayyaahh ((SSuuppaarr)) ddaann iibbuu ((SSuummiiyyaattii)) tteerrcciinnttaa,,

yyaanngg bbeeggiittuu ssaabbaarr mmeenngghhaaddaappiikkuu,, tteerriimmaa

kkaassiihh aattaass cciinnttaa ddaann ppeerrhhaattiiaannnnyyaa sseellaammaa

iinnii;;

22.. kkaakkaakk--kkaakkaakkkkuu:: MMaass RRoonnii,, MMaass AAzziiss,, MMaass

DDuull,, MMaass MMuuhh,, MMaass MMuukkrriimm,, ddaann MMaass

HHaaddii sseerrttaa kkaakkaakk--kkaakkaakk iippaarrkkuu,, yyaanngg tteellaahh

mmeemmbbeerriikkuu aarrttii ppeerrssaauuddaarraaaann ddaann tteerriimmaa

kkaassiihh tteellaahh mmeemmbbeerriikkuu sseemmaannggaatt;;

33.. ssaahhaabbaatt sseeppeerrjjuuaannggaannkkuu ddii BBaassttiinndd,, FFaajjaarr,,

YYaannttii,, ddaann IInnddaahh;;

44.. mmaass MMaakkhhaalliill HHuuddaa,, yyaanngg sseellaalluu mmeemmbbeerrii

mmoottiivvaassii ddaann sseemmaannggaatt;;

55.. sseemmuuaa aannaakk kkoosstt CCeennssiiee,, yyaanngg tteellaahh

mmeemmbbeerriikkuu aarrttii ppeerrssaauuddaarraaaann ddaann

ppeerrssaahhaabbaattaann;;

66.. tteemmaann--tteemmaann BBaassttiinndd aannggkkaattaann 22000066,,

tteerriimmaa kkaassiihh tteellaahh mmeemmbbeerriikkuu sseemmaannggaatt

ddaann bbaannttuuaann;; ddaann

77.. aallmmaammaatteerr..

Page 8: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN …/Upaya... · mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Univertas Sebelas Maret

8

KATA PENGANTAR

Puji syukur atas ke hadirat Allah Swt. karena berkat rahmat-Nya, skripsi

ini akhirnya dapat diselesaikan untuk memenuhi sebagian persyaratan

mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Univertas Sebelas Maret.

Penulis mengalami berbagai hambatan dan kesulitan dalam penyelesaian

penulisan skripsi ini, namun berkat bantuan dari berbagai pihak akhirnya

kesulitan-kesulitan yang timbul dapat diatasi. Oleh karena itu, atas semua

bantuannya, penulis mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat:

11.. PPrrooff.. DDrr.. MM.. FFuurrqqoonn HHiiddaayyaattuullllaahh,, MM.. PPdd..,, sseellaakkuu DDeekkaann FFaakkuullttaass KKeegguurruuaann

ddaann IIllmmuu PPeennddiiddiikkaann UUnniivveerrssiittaass SSeebbeellaass MMaarreett SSuurraakkaarrttaa,, yyaanngg tteellaahh

mmeemmbbeerriikkaann iizziinn ppeennuulliissaann sskkrriippssii;;

22.. DDrrss.. SSuuppaarrnnoo,, MM..PPdd..,, sseellaakkuu KKeettuuaa JJuurruussaann PPeennddiiddiikkaann BBaahhaassaa ddaann SSeennii

FFaakkuullttaass KKeegguurruuaann ddaann IIllmmuu PPeennddiiddiikkaann UUnniivveerrssiittaass SSeebbeellaass MMaarreett SSuurraakkaarrttaa

yyaanngg tteellaahh mmeemmbbeerriikkaann iizziinn ppeennuulliissaann sskkrriippssii kkeeppaaddaa ppeennuulliiss;;

33.. DDrrss.. SSllaammeett MMuullyyoonnoo,, MM..PPdd..,, sseellaakkuu KKeettuuaa PPrrooggrraamm PPeennddiiddiikkaann BBaahhaassaa ddaann

SSaassttrraa IInnddoonneessiiaa yyaanngg tteellaahh mmeemmbbeerriikkaann iizziinn ppeennuulliissaann sskkrriippssii;;

44.. DDrrss.. SSwwaannddoonnoo,, MM.. HHuumm..,, sseellaakkuu PPeemmbbiimmbbiinngg II ddaann KKuunnddhhaarruu SSaaddddhhoonnoo SS..SS,,

MM..HHuumm..,, sseellaakkuu PPeemmbbiimmbbiinngg IIII yyaanngg tteellaahh mmeemmbbiimmbbiinngg ddeennggaann ppeennuuhh

kkeetteelliittiiaann sseehhiinnggggaa sskkrriippssii iinnii ddaappaatt tteerrsseelleessaaiikkaann;;

55.. BBaappaakk ddaann IIbbuu DDoosseenn FFaakkuullttaass KKeegguurruuaann ddaann IIllmmuu PPeennddiiddiikkaann UUnniivveerrssiittaass

SSeebbeellaass MMaarreett SSuurraakkaarrttaa,, kkhhuussuussnnyyaa PPrrooggrraamm PPeennddiiddiikkaann BBaahhaassaa ddaann SSaassttrraa

IInnddoonneessiiaa yyaanngg tteellaahh mmeennggaajjaarrkkaann iillmmuunnyyaa kkeeppaaddaa ppeennuulliiss;;

66.. BBaappaakk HH.. SSuukkiirrmmaann,, SSTT..,, MM..SSii..,, sseellaakkuu KKeeppaallaa SSeekkoollaahh SSMMAA MMuuhhaammmmaaddiiyyaahh

88 KKaalliijjaammbbee yyaanngg tteellaahh mmeemmbbeerriikkaann iizziinn kkeeppaaddaa ppeennuulliiss uunnttuukk mmeellaakkuukkaann

ppeenneelliittiiaann;;

77.. IIbbuu SSiittii KKhhuuzzaaiimmaattuunn SS..PPdd..,, sseellaakkuu gguurruu BBaahhaassaa IInnddoonneessiiaa kkeellaass XXII IIPPAA SSMMAA

MMuuhhaammmmaaddiiyyaahh 88 KKaalliijjaammbbee yyaanngg tteellaahh bbeerrsseeddiiaa mmeemmbbeerriikkaann wwaakkttuunnyyaa

uunnttuukk mmeemmbbaannttuu ppeennuulliiss ddaallaamm mmeellaakkssaannaakkaann ppeenneelliittiiaann;;

Page 9: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN …/Upaya... · mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Univertas Sebelas Maret

9

88.. ssiisswwaa--ssiisswwii kkeellaass XXII IIPPAA SSMMAA MMuuhhaammmmaaddiiyyaahh 88 KKaalliijjaammbbee yyaanngg tteellaahh

mmeemmbbaannttuu hhiinnggggaa tteerrsseelleessaaiikkaannnnyyaa ppeenneelliittiiaann iinnii;; ddaann

99.. bbeerrbbaaggaaii ppiihhaakk yyaanngg ttiiddaakk mmuunnggkkiinn ppeennuulliiss sseebbuuttkkaann ssaattuu ppeerrssaattuu..

SSeemmooggaa aammaall kkeebbaaiikkaann sseemmuuaa ppiihhaakk tteerrsseebbuutt mmeennddaappaattkkaann iimmbbaallaann ddaarrii

AAllllaahh SSwwtt.... SSeemmooggaa ppeenneelliittiiaann iinnii bbeerrgguunnaa bbaaggii ppeemmbbaaccaa..

SSuurraakkaarrttaa,, AApprriill 22001100

PPeennuulliiss

Page 10: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN …/Upaya... · mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Univertas Sebelas Maret

10

DAFTAR ISI

HHaallaammaann

JJUUDDUULL .............................................................................................................................................................................................................................. ii

PPEENNGGAAJJUUAANN .......................................................................................................................................................................................................... iiii

PPEERRSSEETTUUJJUUAANN .................................................................................................................................................................................................. iiiiii

PPEENNGGEESSAAHHAANN ……………………………………………………………………………………………………………………………….. iivv

AABBSSTTRRAAKK .................................................................................................................................................................................................................. vv

MMOOTTOO ................................................................................................................................................................................................................................ vvii

PPEERRSSEEMMBBAAHHAANN ............................................................................................................................................................................................ vviiii

KKAATTAA PPEENNGGAANNTTAARR ................................................................................................................................................................................

vviiiiii

DDAAFFTTAARR IISSII .......................................................................................................................................................................................................... xx

DDAAFFTTAARR TTAABBEELL ............................................................................................................................................................................................

xxiiiiii

DDAAFFTTAARR BBAAGGAANN ........................................................................................................................................................................................ xxiivv

DDAAFFTTAARR LLAAMMPPIIRRAANN ............................................................................................................................................................................ xxvv

BBAABB II PPEENNDDAAHHUULLUUAANN

AA.. LLaattaarr BBeellaakkaanngg MMaassaallaahh ...................................................................................................................................... 11

BB.. PPeerruummuussaann MMaassaallaahh .................................................................................................................................................. 88

CC.. TTuujjuuaann PPeenneelliittiiaann .......................................................................................................................................................... 88

DD.. MMaannffaaaatt PPeenneelliittiiaann ...................................................................................................................................................... 88

BBAABB IIII LLAANNDDAASSAANN TTEEOORRII

AA.. KKaajjiiaann PPuussttaakkaa

11.. HHaakkiikkaatt KKeetteerraammppiillaann BBeerrbbiiccaarraa

a) Pengertian Berbicara ............................................................... 11

b) Tujuan Berbicara..................................................................... 12

cc)) Faktor-faktor Penunjang Keefektifan Berbicara ..................... 14

d) Keterampilan Berbicara ……………………...….………….. 15

22.. HHaakkiikkaatt PPeemmbbeellaajjaarraann KKeetteerraammppiillaann BBeerrbbiiccaarraa ddii SSMMAA

a) Pengertian Pembelajaran ......................................................... 17

Page 11: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN …/Upaya... · mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Univertas Sebelas Maret

11

b) Pembelajaran Keterampilan Berbicara di SMA...................... 18

c) Bentuk-bentuk Pembelajaran Keterampilan Berbicara

di SMA ……………………………………………………. 22

d) Diskusi Sebagai Salah Satu Pembelajaran Keterampilan

Berbicara ................................................................................. 23

e) Evaluasi Pembelajaran Keterampilan Berbicara ……………. 25

33.. HHaakkiikkaatt MMooddeell PPeemmbbeellaajjaarraann KKooooppeerraattiiff

aa)) PPeennggeerrttiiaann MMooddeell PPeemmbbeellaajjaarraann .......................................................................................... 3322

bb)) PPeennggeerrttiiaann MMooddeell PPeemmbbeellaajjaarraann KKooooppeerraattiiff ...................................................... 3333

cc)) TTuujjuuaann MMooddeell PPeemmbbeellaajjaarraann KKooooppeerraattiiff .................................................................. 3355

dd)) UUnnssuurr--uunnssuurr PPookkookk MMooddeell PPeemmbbeellaajjaarraann KKooooppeerraattiiff ……………….. 3388

ee)) KKeelleebbiihhaann ddaann KKeelleemmaahhaann MMooddeell PPeemmbbeellaajjaarraann KKooooppeerraattiiff ...... 3399

44.. HHaakkiikkaatt TTeekknniikk TThhiinnkk--PPaaiirr--SShhaarree

aa)) PPeennggeerrttiiaann TTeekknniikk TThhiinnkk--PPaaiirr--SShhaarree ……………………………………..………… 4411

bb)) LLaannggkkaahh--llaannggkkaahh TTeekknniikk TThhiinnkk--PPaaiirr--SShhaarree ……………………………….... 4422

cc)) KKeelleebbiihhaann ddaann KKeelleemmaahhaann TTeekknniikk TThhiinnkk--PPaaiirr--SShhaarree ……………… 4444

dd)) RReelleevvaannssii MMooddeell PPeemmbbeellaajjaarraann KKooooppeerraattiiff TTeekknniikk TThhiinnkk--PPaaiirr--

SShhaarree ddaallaamm PPeemmbbeellaajjaarraann KKeetteerraammppiillaann bbeerrbbiiccaarraa ………….......... 4466

BB.. PPeenneelliittiiaann yyaanngg RReelleevvaann ........................................................................................................................................ 4477

CC.. KKeerraannggkkaa BBeerrppiikkiirr .......................................................................................................................................................... 5500

DD.. HHiippootteessiiss TTiinnddaakkaann ...................................................................................................................................................... 5533

BBAABB IIIIII MMEETTOODDEE PPEENNEELLIITTIIAANN

AA.. TTeemmppaatt ddaann WWaakkttuu PPeenneelliittiiaann .................................................................................................................... 5544

BB.. BBeennttuukk ddaann SSttrraatteeggii PPeenneelliittiiaann .................................................................................................................. 5544

CC.. SSuubbjjeekk PPeenneelliittiiaann ............................................................................................................................................................ 5555

DD.. SSuummbbeerr DDaattaa .......................................................................................................................................................................... 5555

EE.. TTeekknniikk PPeenngguummppuullaann DDaattaa .............................................................................................................................. 5566

FF.. UUjjii VVaalliiddiittaass DDaattaa .......................................................................................................................................................... 5577

GG.. TTeekknniikk AAnnaalliissiiss DDaattaa ................................................................................................................................................ 5588

HH.. IInnddiikkaattoorr KKeetteerrccaappaaiiaann TTuujjuuaann ................................................................................................................ 5599

II.. PPrroosseedduurr PPeenneelliittiiaann ...................................................................................................................................................... 6600

Page 12: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN …/Upaya... · mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Univertas Sebelas Maret

12

BBAABB IIVV HHAASSIILL PPEENNEELLIITTIIAANN DDAANN PPEEMMBBAAHHAASSAANN

AA.. DDeesskkrriippssii KKoonnddiissii AAwwaall ((PPrraattiinnddaakkaann)) KKeetteerraammppiillaann BBeerrbbiiccaarraa ............ 6644

BB.. DDeesskkrriippssii HHaassiill PPeenneelliittiiaann ................................................................................................................................ 7722

CC.. PPeemmbbaahhaassaann HHaassiill PPeenneelliittiiaann ........................................................................................................................ 9988

DD.. KKeetteerrbbaattaassaann PPeenneelliittiiaann …………………………………………………………………………....………….. 110088

BBAABB VV SSIIMMPPUULLAANN,, IIMMPPLLIIKKAASSII DDAANN SSAARRAANN

AA.. SSiimmppuullaann …….......................................................................................................................................................................... 110099

BB.. IImmpplliikkaassii .................................................................................................................................................................................. 111100

CC.. SSaarraann .............................................................................................................................................................................................. 111122

DDAAFFTTAARR PPUUSSTTAAKKAA ................................................................................................................................................................................ 111133

LLAAMMPPIIRRAANN .......................................................................................................................................................................................................... 111144

Page 13: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN …/Upaya... · mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Univertas Sebelas Maret

13

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

11.. SSkkaallaa NNiillaaii KKeetteerraammppiillaann BBeerrbbiiccaarraa SSuurrvveeii AAwwaall ...................................................................................... 55

22.. RRuubbrriikk PPeennggaammaattaann PPeenniillaaiiaann PPrroosseess KKeetteerraammppiillaann BBeerrbbiiccaarraa .......................................... 2266

33.. RRuubbrriikk PPeennggaammaattaann PPeenniillaaiiaann KKeetteerraammppiillaann BBeerrbbiiccaarraa ................................ 29

4. Rincian kegiatan, Waktu, dan Jenis kegiatan penelitian ............................... 54

5. Tabel Indikator Ketercapaian Tujuan ............................................................ 59

6. Penilaian Proses KBM Keterampilan Berbicara Survei Awal ....................... 70

7. Nilai Keterampilan Berbicara Survei Awal .................................................... 71

8. Hasil Pengamatan Proses Pembelajaran Berbicara Siklus I ........................... 78

9. Perolehan Nilai Berbicara Siklus I ................................................................. 79

10.Hasil Pengamatan Proses Pembelajaran Berbicara Siklus II ......................... 88

11. Perolehan Nilai Berbicara Siklus II .............................................................. 89

12. Hasil Pengamatan Proses Pembelajaran Berbicara Siklus III ....................... 96

13. Perolehan Nilai Berbicara Siklus III ............................................................. 97

14. Peningkatan Aspek Yang Dinilai Dalam Keterampilan Berbicara ............. 105

15. Peningkatan Hasil/Nilai Pembelajaran Keterampilan Berbicara ............... 107

16. Prestasi Akhir Siswa .................................................................................. 108

17. Hasil Pengamatan Proses Pembelajaran Survei Awal ................................ 135

18. Nilai Keterampilan Berbicara Survei Awal ............................................... 136

19. Hasil Pengamatan Proses Pembelajaran Berbicara Siklus I ....................... 162

20. Perolehan Nilai Berbicara Siklus I …………………......…….……...….. 163

21.Hasil Pengamatan Proses Pembelajaran Berbicara Siklus II ...................... 187

22. Perolehan Nilai Berbicara Siklus II ........................................................... 188

23. Hasil Pengamatan Proses Pembelajaran Berbicara Siklus III .................... 214

24. Perolehan Nilai Berbicara Siklus III .......................................................... 215

Page 14: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN …/Upaya... · mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Univertas Sebelas Maret

14

DAFTAR BAGAN

Bagan Halaman

1. Bagan Kerangka Berpikir ................................................................................ 52

22:: BBaaggaann PPrroosseedduurr PPeenneelliittiiaann ............................................................................................................................................................ 6633

Page 15: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN …/Upaya... · mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Univertas Sebelas Maret

15

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Silabus KTSP Bahasa Indonesia Kelas XI Semester Genap .......................... 117

2. Catatan Lapangan Wawancara dengan Guru …………………………….. 118

3. Catatan Lapangan Wawancara Siswa 1…………………………………… 122

4. Catatan Lapangan Wawancara Siswa 2…………………………………… 124

5. Catatan Lapangan Wawancara Siswa 3…………………………………… 126

6. Catatan Lapangan RPP Survei Awal……………………………………… 128

7. Catatan Lapangan Survei Awal…………………………………………… 131

8. Proses KBM Keterampilan Berbicara Survei Awal ..................................... 135

9. Nilai Berbicara Siswa Survei Awal ………....……………………………. 136

10. Lembar Penilaian Guru Survei Awal ......................................................... 137

11. Dokumentasi Foto KBM pada Survei Awal …………….……………... 139

12. Catatan Lapangan RPP Siklus I……………………………….………... 141

13. Catatan Lapangan Siklus I ………………………..................................... 148

14. Proses Pelaksanaan KBM Berbicara Siklus I....………………………..... 162

15. Nilai Keterampilan Berbicara Siklus I………………………………….... 163

16. Lembar Penilaian Guru Siklus I ................................................................. 164

17. Dokumentasi Foto KBM Pada Siklus I………………………………...... 166

18. Catatan Lapangan RPP Siklus II …...…………………………………… 168

19. Catatan Lapangan Siklus II…...…………………………………………. 177

20. Hasil Proses Pelaksanaan KBM Berbicara Siklus II.…………………… 187

21. Nilai Keterampilan Berbicara Siklus II……..………………………..… 188

22. Lembar Penilaian Guru Siklus II .............................................................. 189

23. Dokumentasi Foto KBM Pada Siklus II ......……………………………. 191

24. Catatan Lapangan RPP Siklus III ..…………………………………...… 193

25. Catatan Lapangan Siklus III………………………………..…….…….... 200

26 Proses Pelaksanaan KBM Berbicara Siklus III……………....................... 214

27. Nilai Keterampilan Berbicara Siklus III……………...………………… 215

28. Lembar Penilaian Guru Siklus III ................................................................ 216

Page 16: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN …/Upaya... · mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Univertas Sebelas Maret

16

29. Dokumentasi Foto KBM Pada Siklus III………………………………... 218

30. Catatan Lapangan Wawancara Siswa 1…………………………….…… 220

31. Catatan Lapangan Wawancara Siswa 2……………………………….… 222

32. Catatan Lapangan Wawancara Siswa 3……………………………….… 224

33. Catatan Lapangan Wawancara Siswa 4 ……………………………….… 226

34. Surat Permohonan Izin Menyusun Skripsi ……………………………… 228

35. Surat Permohonan IzinResearch/Penelitian untuk Rektor……….………. 229

36. Surat Permohonan Izin Research/Penelitian untuk Sekolah……….….… 230

37. Surat Keterangan Penelitian ……………………………………………. 232

Page 17: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN …/Upaya... · mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Univertas Sebelas Maret

17

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Hakikat belajar bahasa adalah belajar berkomunikasi. Oleh karena itu,

pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan siswa

agar dapat berkomunikasi dalam bahasa Indonesia, baik secara lisan maupun

tertulis. Selain untuk meningkatkan kemampuan siswa agar dapat berkomunikasi,

pembelajaran bahasa Indonesia juga bertujuan agar siswa memiliki sikap yang

positif terhadap bahasa Indonesia. Sikap positif yang dapat ditunjukkan siswa

antara lain siswa mau menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar

dalam berkomunikasi.

Komunikasi merupakan kegiatan mengungkapkan isi hati kepada

orang lain. Isi hati tersebut dapat berupa gagasan, pikiran, perasaan, pertanyaan

dan sebagainya. Komunikasi sebagai kegiatan berbahasa secara lisan disebut

berbicara. Kegiatan berbicara tersebut dilakukan setiap orang untuk

berkomunikasi sehari-hari. Menurut Henry Guntur Tarigan (2008: 16) berbicara

adalah kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk

mengekspresikan, menyatakan atau menyampaikan pikiran, gagasan, dan

perasaan.

Keterampilan berbicara merupakan keterampilan berbahasa yang sangat

pokok dan penting untuk dipelajari oleh semua siswa. Melalui berbicara siswa

mampu mengkomunikasikan informasi, pendapat, ide, dan gagasan dengan siswa

yang lain secara baik dan benar. Sayangnya pembelajaran keterampilan berbicara

kurang mendapatkan fokus oleh guru seperti halnya keterampilan menulis.

Akibatnya banyak siswa yang tidak mencoba untuk mengembangkan kemampuan

berbicara yang dimiliki.

Berdasarkan uraian di atas, diketahui betapa pentingnya keterampilan

berbicara bagi seseorang. Oleh karena itu, pembelajaran keterampilan berbicara

perlu mendapat perhatian agar para siswa memiliki keterampilan berbicara,

sehingga mampu berkomunikasi untuk menyampaikan isi hati dan pikirannya

Page 18: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN …/Upaya... · mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Univertas Sebelas Maret

18

kepada orang lain dengan kata-kata yang baik dan benar. Selain betapa pentingnya

keterampilan berbicara bagi seseorang, pembelajaran keterampilan berbicara perlu

mendapatkan perhatian karena keterampilan berbicara tidak bisa diperoleh secara

otomatis, melainkan harus belajar dan berlatih.

Kegiatan belajar mengajar di sekolah selalu digunakan bahasa Indonesia

sebagai bahasa pengantar, terutama mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia.

Setidaknya hal ini dapat dijadikan contoh bagi para siswa dalam kegiatan

berbicara. Namun, para siswa masih saja mengalami kesulitan untuk

menyampaikan ide, pikiran, gagasan, perasaan, dan lain sebagainya dengan baik

dan benar.

Pembelajaran yang didominasi oleh guru merupakan satu faktor penyebab

siswa kurang aktif terlibat dalam pembelajaran. Pembelajaran keterampilan

berbicara yang menyebabkan siswa kurang aktif dapat terjadi karena guru

menggunakan model pembelajaran yang kurang sesuai dengan materi berbicara,

selain itu siswa juga tidak dilibatkan secara langsung dalam aktivitas berbicara di

kelas. Pembelajaran di kelas masih banyak didominasi oleh guru sehingga kurang

mampu membangun persepsi, minat, dan sikap siswa yang lebih baik.

Kebanyakan anak didik mengalami kebosanan dalam kegiatan belajar mengajar di

kelas, sebagian besar disebabkan oleh faktor didaktik, termasuk model pengajaran

yang berpusat pada guru, akhirnya hal tersebut berdampak terhadap prestasi

belajar yang secara umum kurang memuaskan.

Pelaksanaan dalam sebuah pembelajaran, khususnya pembelajaran

keterampilan berbicara guru memiliki peran yang sentral terhadap keberhasilan

siswa. Tugas pengajar dalam hal ini bukanlah sekadar memompakan ilmu

pengetahuan, tetapi juga menyiapkan situasi yang menggiring anak didik untuk

bertanya, mengamati, melakukan eksperimen serta mengemukakan fakta atau

konsep sendiri, dalam hal ini anak didiklah yang berperan, bukan sebaliknya.

Apabila peranan guru lebih dominan, anak didik menjadi pasif sehingga tidak

akan menimbulkan motivasi berbicara. Siswa hendaknya dirangsang untuk selalu

bertanya, berpikir kritis, dan mengemukakan argumentasi-argumentasi yang

meyakinkan dalam mempertahankan pendapatnya. Dengan kata lain mendorong

Page 19: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN …/Upaya... · mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Univertas Sebelas Maret

19

siswa berpikir dan bertindak kreatif. Terlebih dalam pembelajaran berbicara yang

memang seharusnya siswalah yang aktif berbicara.

Keterampilan berbicara merupakan salah satu keterampilan berbahasa

lisan yang sangat penting untuk dikuasai oleh siswa. Keterampilan berbicara

dibelajarkan kepada siswa mulai dari SD hingga SMA. Akan tetapi, pada

kenyataannya secara umum siswa SMA masih mengalami kesulitan untuk

menyampaikan gagasan, pikiran, pertanyaan, dan sebagainya dengan

menggunakan ragam bahasa lisan dengan baik dan benar. Hal ini juga dialami

oleh sebagian besar siswa SMA Muhammadiyah 8 Kalijambe khususnya siswa

kelas XI IPA yang menjadi subjek penelitian ini.

Berdasarkan hasil pengamatan peneliti, pembelajaran keterampilan

berbicara di SMA Muhammadiyah 8 Kalijambe belum menunjukkan hasil yang

memuaskan. Berdasarkan pengamatan peneliti di kelas tersebut terlihat perilaku

berbicara siswa saat kegiatan diskusi, siswa kurang aktif dan tidak semua siswa

mampu mengungkapkan pendapatnya. Kegiatan belajar mengajar yang guru

lakukan, peneliti menjumpai bahwa dari jumlah 20 siswa di kelas hanya ada

empat (4) di antara mereka yang berani bertanya kepada guru, mengajukan

pendapat dan lain sebagainya pada saat kegiatan belajar mengajar berlangsung.

Ada siswa siswa yang tidak berani berbicara di depan kelas. Ada siswa yang

berani berbicara tetapi struktur kalimatnya kurang baik. Ada siswa yang lancar

berbicara tetapi menggunakan ragam bahasa nonformal, dan ada juga siswa yang

mampu mengungkapkan gagasannya secara runtut tapi struktur bahasa yang

digunakan kurang baik. Dari hal itu terlihat bahwa siswa masih mengalami

kesulitan untuk berbicara dengan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan

benar. Mereka merasa kurang percaya diri dalam mengungkapkan pendapat atau

gagasan, selain itu guru juga kurang memberi kesempatan kepada seluruh siswa

untuk mencoba mengungkapkan pendapat masing-masing siswa secara

bergantian.

Pembelajaran keterampilan berbicara yang dilaksanakan di kelas masih

tampak bahwa guru kurang memberikan kesempatan seluas-luasnya bagi siswa

untuk berlatih berbicara. Seperti halnya keterampilan berbicara siswa kelas XI

Page 20: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN …/Upaya... · mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Univertas Sebelas Maret

20

IPA SMA Muhammadiyah 8 Kalijambe yang masih rendah tersebut juga

disebabkan pembelajaran berbicara yang selama ini dilakukan oleh guru masih

kurang optimal. Hal ini diindikasikan oleh beberapa fakta berikut.

Pertama, pembelajaran keterampilan berbicara yang kurang optimal

disebabkan pembelajaran berbicara secara praktik jarang dilakukan di kelas. Guru

lebih sering menjelaskan tentang teori berbicara daripada praktik berbicara. Hal

tersebut dipengaruhi waktu pembelajaran hanya 90 menit setiap pertemuan.

Waktu yang disediakan hanya dua kali pertemuan yang tentunya masih kurang

karena praktik berbicara perlu dilatih secara bertahap dan kontinyu sehingga

seharusnya waktu yang dibutuhkan juga lebih banyak dibandingkan dengan

keterampilan berbahasa lainnya. Namun, keterbatasan waktu tersebut disebabkan

karena masih ada materi lain yang harus segera diselesaikan. Hal demikian

mengakibatkan siswa kurang terlatih untuk berbicara atau mengungkapkan

pendapat di depan kelas.

Kedua, dari sejumlah siswa masih merasa takut saat berhadapan dengan

teman sekelasnya. Mereka merasa kurang percaya diri untuk mengemukakan

pendapat, ide, dan gagasan saat di depan kelas. Selain itu, saat berbicara siswa

juga tidak jarang belum dapat menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan

benar. Kebanyakan siswa masih memakai bahasa Indonesia yang kurang benar,

baik dari diksi, kosa kata, kelancaran, tata bahasa, dan sebagainya. Akhirnya

mereka merasa malu dan takut jika saat mereka menyampaikan pendapat terdapat

kesalahan ucap atau kurang lancar, mereka akan ditertawakan oleh teman yang

lain. Bahkan tidak jarang terlihat beberapa siswa terlihat gemetaran saat berbicara

dan lupa yang akan dikatakan apabila berhadapan dengan sejumlah siswa lain di

depan kelas.

Ketiga, dari hasil tes survei awal keterampilan berbicara siswa di atas

dapat dikatakan bahwa keterampilan berbicara siswa kurang memuaskan.

Keseluruhan jumlah siswa (20 siswa) yang sudah mencapai batas ketuntasan

minimal belajar (nilai ≥≥ 65) hanya ada 4 siswa atau 20 % dari jumlah keseluruhan

siswa, sedangkan 80% (16) siswa yang lain belum mencapai ketuntasan belajar.

Page 21: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN …/Upaya... · mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Univertas Sebelas Maret

21

Rentangan nilai 50-75, dan nilai rata-rata kelas adalah 59,9. Data tersebut dapat

diperinci pada tabel berikut.

Tabel 1. Skala Nilai Keterampilan Berbicara Survei Awal

No. Skala Frekuensi

1. 50 – 55 1

2. 56 – 60 14

3. 61 – 65 1

4. 66 – 70 3

5. 71-75 1

Jumlah 20

Selain nilai pada survei awal di atas, proses pembelajaran menunjukkan

kualitas yang kurang baik. Hasil observasi yang peneliti lakukan pada saat survei

awal terungkap bahwa siswa menunjukkan sikap kurang peduli pada saat

berlangsungnya pembelajaran berbicara. Saat proses pembelajaran berlangsung,

siswa terlihat pasif. Beberapa siswa memang tampak memperhatikan keterangan

guru namun tidak sedikit pula siswa yang sibuk beraktivitas sendiri, seperti

mengobrol dengan teman, melamun, dan membaca koran. Berdasarkan hasil

pantauan peneliti saat pembelajaran berbicara hanya ada beberapa siswa saja yang

mau bertanya saat pembelajaran diskusi berlangsung.

Berdasarkan fakta hasil survei awal membuktikan bahwa proses maupun

hasil pembelajaran berbicara pada siswa kelas XI SMA Muhammadiyah 8

Kalijambe masih jauh dari harapan. Dilihat dari segi proses pembelajaran

menunjukkan bahwa pembelajaran berbicara yang selama ini berjalan kurang

kondusif. Hal ini dapat dilihat dari kurangnya keaktifan siswa dalam mengikuti

pembelajaran berbicara. Tentu saja permasalahan tersebut memunculkan

permasalahan berikutnya, yaitu hasil atau nilai keterampilan berbicara siswa yang

masih kurang baik. Oleh karena itu, perlu adanya solusi untuk memecahkan

permasalah tersebut.

Seluruh fakta-fakta di atas menunjukkan proses dan hasil pembelajaran

keterampilan berbicara masih kurang optimal. Oleh karena itu, diperlukan

Page 22: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN …/Upaya... · mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Univertas Sebelas Maret

22

perbaikan yang dapat mendorong seluruh siswa untuk aktif dalam menyampaikan

pendapat atau pikiran secara lisan. Pembelajaran akan lebih optimal jika model

pembelajaran yang digunakan tepat dan inovatif. Upaya mengoptimalkan hasil

belajar, terutama keterampilan berbicara diperlukan model pembelajaran yang

lebih menekankan kerja sama siswa, keaktifan, dan kreativitas siswa serta ada

kesempatan mengolah informasi dan meningkatkan informasi.

Bertolak dari kurangnya keterampilan berbicara siswa di kelas XI IPA

SMA Muhammadiyah 8 tersebut, peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian

berkaitan dengan pembelajaran keterampilan berbicara dalam rangka

meningkatkan keterampilan berbicara siswa. Berdasarkan hasil diskusi antara

peneliti dengan guru mata pelajaran Bahasa Indonesia di sekolah tersebut, peneliti

mengajukan solusi berupa penggunaan model pembelajaran. Model pembelajaran

yang dimaksud adalah model pembelajaran kooperatif teknik Think-Pair-Share.

Teknik TPS merupakan salah satu teknik yang terdapat dalam model

pembelajaran kooperatif yang menganut sistem kerja sama atau belajar kelompok

dengan tugas terstruktur merujuk pada pencapaian tujuan dalam memecahkan

masalah dengan tim atau anggota kelompoknya. Pemilihan model pembelajaran

kooperatif didasarkan oleh pendapat Anita Lie (2008:6) yang mengemukakan

bahwa strategi yang paling sering digunakan untuk mengaktifkan siswa adalah

melibatkan siswa dalam diskusi dengan seluruh kelas. Model pembelajaran ini

mengarahkan siswa untuk saling berinteraksi dengan kelompoknya maupun

dengan kelompok lainnya. Siswa dapat bertukar pendapat dan mampu

merumuskan jawaban berdasarkan pemikiran dan kerja sama dengan

kelompoknya.

Selain itu, Slavin (2009: 257) mengatakan bahwa teknik TPS merupakan

bagian dari model pembelajaran kooperatif yang memiliki teknik sederhana tetapi

sangat bermanfaat. Ketika guru menyampaikan pelajaran di dalam kelas, para

siswa duduk berpasangan dengan timnya masing-masing. Guru memberikan

pertanyaan kepada kelas. Siswa diminta untuk memikirkan (think) sebuah

jawaban dari mereka sendiri, lalu berpasangan (pair) dengan pasangannya untuk

mencapai sebuah kesepakatan terhadap jawaban. Akhirnya, guru meminta para

Page 23: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN …/Upaya... · mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Univertas Sebelas Maret

23

siswa untuk berbagi (share) jawaban yang telah mereka sepakati dengan seluruh

kelas.

Keunggulan teknik TPS adalah mudah diterapkan pada berbagai tingkat

kemampuan berpikir dalam setiap kesempatan. Siswa diberi waktu lebih banyak

berpikir, menjawab, dan saling membantu satu sama lain. Prosedur yang

digunakan juga sangat sederhana. Bertanya kepada teman sebaya dan berdiskusi

kelompok untuk mendapatkan kejelasan terhadap apa yang telah dijelaskan oleh

guru, bagi siswa tertentu akan lebih mudah dipahami. Diskusi dalam bentuk

kelompok-kelompok kecil ini sangat efektif untuk memudahkan siswa dalam

memahami materi dan memecahkan suatu permasalahan.

Adanya tahap thinking tersebut dapat meningkatkan partisipasi siswa dan

meningkatkan banyaknya informasi yang dapat diingat oleh siswa. Sebab siswa

saling belajar satu sama lain dan berupaya bertukar ide dengan pasangannya

sebelum mengemukakan idenya ke kelompok yang lebih besar. Rasa percaya diri

siswa meningkat dan semua siswa mempunyai kesempatan berpartisipasi di kelas.

Dengan teknik TPS siswa dilatih untuk berpikir sendiri dalam menjawab dan

memecahkan masalah yang authentik sehingga siswa dilatih menggunakan

keterampilan berpikir dan memecahkan masalah. Dengan demikian siswa dapat

belajar secara mandiri dan terbiasa memandang sesuatu dari sudut pandang ilmu

yang berbeda. Kegiatan akhir dalam teknik TPS yakni kegiatan yang didasarkan

pada hasil diskusi siswa untuk dapat saling mengungkapkan pendapat dengan

kelompok masing-masing dan selanjutnya menyatakan pendapat tersebut dengan

siswa yang lain atau kelompok yang lain. Sehingga teknik TPS sangat cocok

digunakan untuk melatih keterampilan berbicara khususnya kegiatan berdiskusi di

dalam kelas.

Berdasarkan uraian permasalahan mengenai pembelajaran keterampilan

berbicara di atas, peneliti mengatasi masalah pembelajaran keterampilan berbicara

tersebut dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif teknik Think-Pair-

Share (TPS). Selanjutnya peneliti menerapkan penggunaan model pembelajaran

kooperatif teknik TPS tersebut dalam upaya meningkatkan keterampilan berbicara

siswa Kelas XI IPA SMA Muhammadiyah 8 Kalijambe tahun ajaran 2009 / 2010.

Page 24: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN …/Upaya... · mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Univertas Sebelas Maret

24

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah penulis dapat merumuskan masalah

penelitian sebagai berikut.

1. Apakah penerapan model pembelajaran kooperatif teknik Think-Pair-Share

(TPS) dapat meningkatkan proses pembelajaran keterampilan berbicara siswa

kelas XI IA SMA Muhammadiyah 8 Kalijambe tahun ajaran 2009/2010?

2. Apakah penerapan model pembelajaran kooperatif teknik Think-Pair-Share

(TPS) dapat meningkatkan hasil pembelajaran keterampilan berbicara siswa

kelas XI IA SMA Muhammadiyah 8 Kalijambe tahun ajaran 2009/2010?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka penelitian ini memiliki tujuan

untuk meningkatkan.

1. Proses pembelajaran keterampilan berbicara siswa kelas XI IA SMA

Muhammadiyah 8 Kalijambe tahun ajaran 2009/2010 melalui penerapan model

pembelajaran kooperatif teknik Think-Pair-Share (TPS).

2. Hasil pembelajaran keterampilan berbicara pada siswa kelas XI IA SMA

Muhammadiyah 8 Kalijambe tahun ajaran 2009/2010 melalui penerapan model

pembelajaran kooperatif teknik Think-Pair-Share (TPS).

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang dapat peneliti sampaikan terbagi dalam manfaat

teoretis dan praktis.

1. Manfaat Teoretis

a. Menambah khazanah ilmu kebahasaan dan pengajaran keterampilan

berbahasa, khususnya dalam pembelajaran keterampilan berbicara.

b. Memperluas konsep teori bahwa keterampilan berbicara dapat

ditingkatkan melalui penerapan model pembelajaran kooperatif teknik

Think-Pair-Share (TPS).

Page 25: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN …/Upaya... · mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Univertas Sebelas Maret

25

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Guru

1) Memberikan pengetahuan dan pengalaman dalam pembelajaran

keterampilan berbicara.

2) Memberikan solusi terhadap permasalahan yang dihadapi siswa dan

guru dalam pembelajaran keterampilan berbicara.

b. Bagi Siswa

1) Membantu mengatasi kesulitan siswa dalam pembelajaran keterampilan

berbicara.

2) Menambah motivasi belajar serta partisipasi aktif siswa dalam

pembelajaran keterampilan berbicara.

c. Bagi Sekolah

1) Dapat digunakan sebagai alternatif model pembelajaran keterampilan

berbicara.

2) Dapat memberikan kontribusi dalam usaha untuk memperbaiki dan

meningkatkan kualitas praktik pembelajaran keterampilan berbicara

siswa di sekolah.

d. Bagi Peneliti

1) Melakukan kajian-kajian lebih lanjut untuk menyusun suatu

rancangan pembelajaran keterampilan berbicara dengan model

pembelajaran kooperatif teknik TPS yang dapat dilaksanakan sesuai

dengan kondisi sekolah.

2) Memberikan sumbangan perbaikan pembelajaran keterampilan

berbicara pada jenjang SMA dan sederajad.

e. Bagi Peneliti Lain

1) Sebagai bahan perbandingan dan referensi terhadap penelitian yang

relevan.

2) Sebagai sumber informasi pengetahuan dalam bidang pembelajaran

keterampilan berbicara, khususnya pembelajaran diskusi dan

penerapannya.

Page 26: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN …/Upaya... · mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Univertas Sebelas Maret

26

f. Bagi Pembelajaran Bahasa Indonesia

1) Memberikan alternatif model pembelajaran keterampilan berbahasa

yang inovatif, khususnya dalam keterampilan berbicara melalui

penerapan teknik TPS.

2) Penerapan teknik TPS dapat digunakan untuk menyelenggarakan

pembelajaran Bahasa Indonesia yang lebih menarik dan kreatif dalam

meningkatkan keaktivan dan partisipasi siswa saat kegiatan belajar

pembelajaran berlangsung.

Page 27: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN …/Upaya... · mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Univertas Sebelas Maret

27

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kajian Pustaka

1. Hakikat Keterampilan Berbicara

a. Pengertian Berbicara

Ditijau dari media atau sarana yang digunakan untuk menghasilkan,

bahasa dapat dibedakan dalam dua macam ragam bahasa, yaitu ragam bahasa

lisan dan ragam bahasa tulis. Kemampuan berbicara adalah kemampuan

mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau mengucapkan kata-kata untuk

mengeskpresikan, menyatakan, menyampaikan pikiran, gagasan, dan perasaan.

Pendengar menerima informasi melalui rangkaian nada, tekanan, dan penempatan

persendian (juncture). Jika komunikasi berlangsung secara tatap muka, ditambah

lagi dengan gerak tangan dan air muka (mimik) pembicara. Tujuan utama dari

berbicara adalah untuk berkomunikasi. Agar dapat menyampaikan informasi

dengan efektif, sebaiknya pembicara betul-betul memahami isi pembicaraannya,

disamping juga harus dapat mengevaluasi efek komunikasinya terhadap

pendengar (MMaaiiddaarr GG.. AArrssjjaadd,, MMuukkttii UU..SS,, 11998888:: 1177))..

Henry Guntur Tarigan ( 2008: 16) mengatakan bahwa berbicara lebih

daripada hanya sekadar pengucapan bunyi-bunyi atau kata-kata. Berbicara adalah

suatu alat untuk mengkomunikasikan gagasan-gagasan yang disusun serta

dikembangkan sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan sang pendengar atau

penyimak.

Burhan Nurgiyantoro (2001: 276) mengemukakan bahwa berbicara adalah

aktivitas berbahasa kedua yang dilakukan manusia dalam kehidupan berbahasa,

yaitu setelah aktivitas mendengarkan. Berdasarkan bunyi-bunyi (bahasa) yang

didengarnya itulah kemudian manusia belajar mengucapkan bunyi dan akhirnya

mampu untuk berbicara. Untuk dapat berbicara dalam suatu bahasa secara baik,

pembicara harus menguasai lafal, struktur, dan kosakata yang bersangkutan. Di

samping itu, diperlukan juga penguasaan masalah dan atau gagasan yang akan

disampaikan, serta kemampuan memahami bahasa lawan bicara.

11

Page 28: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN …/Upaya... · mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Univertas Sebelas Maret

28

Sarwiji Suwandi dan Budhi Setiawan (2003: 7) mengemukakan bahwa

berbicara adalah kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata

untuk mengekspresikan, menyatakan serta menyampaikan pikiran, gagasan, dan

perasaan. Sebagai perluasan dari pengertian ini dapat kita katakan bahwa

berbicara merupakan suatu sistem tanda-tanda yang dapat didengar (audible) dan

yang kelihatan (visible) yang memanfaatkan sejumlah otot dan jaringan tubuh

manusia demi maksud dan tujuan gagasan-gagasan atau ide-ide yang

dikomunikasikan.

Menurut Mulgrave (dalam Suharyanti, 1996: 5) mengatakan bahwa

berbicara itu lebih daripada hanya sekadar pengucapan bunyi-bunyi atau kata-

kata. Berbicara adalah suatu alat untuk mengkomunikasikan gagasan-gagasan

yang disusun serta dikembangkan sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan pendengar

atau penyimak. Berbicara merupakan instrumen yang mengungkapkan kepada

penyimak hampir secara langsung; apakah pembicara memahami atau tidak

baiknya pembicaraannya maupun penyimaknya; apakah dia bersikap tenang serta

dapat menyesuaikan diri atau tidak pada saat dia mengkomunikasikan gagasan-

gagasan; apakah dia waspada serta antusias atau tidak.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas maka berbicara dapat didefinisikan

suatu aktivitas kehidupan manusia sebagai sarana berkomunikasi antarsesama

manusia untuk menyampaikan pendapat, menyampaikan maksud dan pesan,

mengekspresikan, menyatakan, menyampaikan pikiran, gagasan, perasaan dan

keinginan dengan bantuan lambang-lambang yang disebut kata-kata dalam segala

kondisi emosional dan lain sebagainya melalui bahasa lisan yang merupakan

ekspresi dari gagasan-gagasan pribadi seseorang.

b. Tujuan Berbicara

Henry Guntur Tarigan (2008:16) mengemukakan bahwa tujuan utama dari

berbicara adalah untuk berkomunikasi. Sedangkan Sarwiji Suwandi dan Budhi

Setiawan (2003: 12) mengemukakan bahwa maksud dan tujuan berbicara

bergantung pada apa yang dikehendaki. Suatu maksud atau tujuan selalu akan

Page 29: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN …/Upaya... · mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Univertas Sebelas Maret

29

menghendaki atau menimbulkan reaksi-reaksi tertentu pula. Pada umumnya

tujuan berbicara sebagai berikut.

1) Pembicara dikatakan mendorong apabila ia berusaha memberi

semangat, membangkitkan gairah atau menekankan perasaan yang

kurang baik, serta menunjukkan rasa hormat dan pengabdian. Setelah

pembicaraan itu berakhir, pendengar diharapkan menunjukkan reaksi

yang berupa tergugahnya perasaan mereka terhadap hal yang

disampaikan oleh pembicara.

2) Meyakinkan, pembicara berusaha mempengaruhi keyakinan pendengar.

Setelah pembicaraan ini selesai, diharapkan terjadi persesuaian

pendapat, keyakinan, dan kepercayaan antara pendengar dan pembicara.

3) Berbuat atau bertindak, seorang pembicara yang mempunyai tujuan

seperti ini biasanya menghendaki adanya tindakan atau reaksi fisik dari

para pendengar. Dasar tindakan tersebut adalah adanya keyakinan yang

sudah dalam atau terbakar suatu emosi.

4) Memberitahu, pembicara yang bertujuan memberitahukan, biasanya

pembicara bila ingin memberitahukan atau menyampaikan sesuatu

kepada pendengarnya agar mereka mengerti tentang sesuatu hal.

5) Menyenangkan, mempunyai maksud untuk menggembirakan pendengar

dalam suatu pertemuan.

Suharyanti (1996: 4) menjelaskan tujuan utama berbicara adalah untuk

berkomunikasi. Agar dapat menyampaikan secara efektif, maka seyogyanyalah

pembicara memahami makna segala sesuatu yang ingin dikomunikasikan; dia

harus mampu mengevaluasi efek komunikasinya terhadap pendengarnya; dan dia

harus mengetahui prinsip-prinsip yang mendasari segala situasi pembicaraan, baik

secara umum maupun perorangan.

Imam Syafi`ie (1993: 35) menjelaskan tujuan pengajaran keterampilan

berbicara adalah agar para siswa mampu memilih dan menata gagasan dengan

penalaran yang logis dan sistematis, mampu menuangkannya ke dalam bentuk-

bentuk tuturan dalam bahasa Indonesia sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia,

mampu mengucapkannya dengan jelas dan lancar, serta mampu memilih ragam

bahasa Indonesia sesuai dengan konteks komunikasi.

Menurut Ochs dan Winker (dalam Henry Guntur Tarigan, 2008: 17)

berpendapat bahwa pada dasarnya berbicara mempunyai tiga maksud umum,

yaitu: (1) memberitahukan dan melaporkan; (2) menjamu dan menghibur; dan (3)

membujuk, mengajak, mendesak dan meyakinkan.

Page 30: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN …/Upaya... · mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Univertas Sebelas Maret

30

Sri Utari Subyakto Nababan (1993: 172) menjelaskan tujuan pertama

kemampuan “komunikatif” ialah untuk “menyampaikan pesan kepada orang”,

yakni “untuk mampu berkomunikasi mengenai sesuatu dalam bahasa”. Tujuan

kedua ialah “menyampaikan pesan kepada orang lain dalam cara yang secara

sosial dapat diterima”. Tujuan pertama dapat dicapai dengan aktivitas-aktivitas

yang boleh disebut “kinerja komunikatif”, sedangkan tujuan kedua dengan

latihan-latihan untuk mengembangkan kemampuan komunikatif.

Berdasarkan beberapa teori di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan

berbicara adalah menyampaikan pesan dan berkomunikasi untuk orang lain

dengan prinsip-prinsip tertentu agar pembicara dan pendengar saling mengerti.

Berbicara mempunyai maksud-maksud tertentu, misalnya mengajak, menghibur,

meyakinkan. Berbicara berarti menuangkan ide serta gagasannya ke dalam sebuah

tuturan dengan tujuan agar dimengerti orang lain.

c. Faktor-faktor Penunjang Keefektifan Berbicara

Faktor-faktor yang menentukan keefektifan berbicara, yaitu pembicara,

pendengar, dan pokok pembicaraan yang dipilih. Ketiga faktor ini sangat

menentukan berhasil tidaknya keberhasilan berbicara. Selain itu, faktor bahasa

tentu juga sangat menentukan.

Maidar G. Arsjad, Mukti U.S (1991: 31-32) memberikan rambu-rambu

agar seseorang mampu berbicara dengan baik seorang pembicara harus, di

antaranya: (1) menguasai masalah yang dibicarakan; (2) mulai berbicara jika

situasi sudah mengijinkan; (3) pengarahan yang tepat dan memancing perhatian

pendengar; (4) berbicara harus jelas dan tidak terlalu cepat; (5) pandangan mata

dan gerak-gerik yang membantu; (6) pembicara sopan, hormat, dan melibatkan

rasa persaudaraan; (7) dalam komuniksi dua arah, mulai berbicara jika sudah

dipersilakan; (8) kenyaringan suara; dan (9) pendengar akan lebih terkesan jika ia

menyaksikan pembicara sepenuhnya.

Setidaknya ada empat faktor yang harus dimiliki oleh seorang pembicara

jika ingin berhasil dalam berbicara, yaitu: (1) percaya diri; (2) kejelasan suara; (3)

ekspresi/gerak mimik; dan (4) kelancaran komuniksi. Lebih lanjut Maidar G.

Page 31: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN …/Upaya... · mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Univertas Sebelas Maret

31

Arsjad, Mukti U.S (1991: 87) menjelaskan bahwa keefektifan berbicara ditunjang

oleh dua faktor yaitu faktor kebahasaan dan nonkebahasaan. Faktor kebahasaan

meliputi: (1) ketepatan ucapan; (2) penempatan tekanan, nada, sendi, dan durasi

yang sesuai; (3) pilihan kata (diksi); dan (4) ketepatan sasaran pembicaraan.

Adapun faktor nonkebahasaan meliputi: (1) sikap yang wajar, tenang, dan tidak

kaku; (2) mimik dan gerak badan atau pandangan; (3) penampilan; (4)menghargai

pendapat orang lain; (5) kenyaringan suara; (6) penalaran; dan (7) penguasaan

topik.

d. Keterampilan Berbicara

Maidar G. Arsjad, Mukti U.S (1998: 1) mengatakan bahwa kemampuan

berbicara secara formal tidak dimiliki oleh semua orang. Untuk memperoleh

kemampuan tersebut harus melalui segala bentuk ujian dalam bentuk latihan dan

pengarahan atau bimbingan yang intensif.

Berbicara sebagai salah satu bagian keterampilan berbahasa. Kaitannya

dengan kegiatan belajar mengajar di sekolah, berbicara mempunyai peranan

penting yang turut menentukan pencapaian tujuan pembelajaran. Dijelaskan oleh

Tarigan (2008: 12) bahwa tujuan utama berbicara adalah terjadinya komunikasi.

Secara praktis, kegiatan komunikasi tersebut terjadi dalam setiap proses

pembelajaran karena di dalamnya akan selalu terdapat interaksi melalui kegiatan

menyimak dan berbicara.

Beberapa konsep mengenai keterampilan berbicara menurut Imam Syafi’ie

(1993: 33) sebagai berikut.

1) Keterampilan berbicara adalah keterampilan yang sangat penting untuk

berkomunikasi, dengan keterampilan berbicara dapat mengontrol komunikasi.

2) Keterampilan berbicara adalah suatu proses yang kreatif. Penyampaian

keterampilan berbicara dalam menyampaikan informasi, kemauan dan

keinginan, serta perasaan yang berlangsung dengan berbagai peristiwa

komunikasi. Setiap peristiwa komunikasi dengan keterampilan berbicara tentu

melibatkan pembicara dan pendengar yang berada dalam interaksi yang

bersifat aktif dan kreatif.

Page 32: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN …/Upaya... · mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Univertas Sebelas Maret

32

3) Keterampilan berbicara adalah hasil proses belajar. Keterampilan berbicara

yang baik dapat dikuasai melalui proses belajar dan berlatih secara teratur.

Dalam perencanaan pengajaran keterampilan berbicara yang baik

dikemukakan dengan jelas tujuan pengajaran yang hendak dicapai, materi,

metode, teknik, kegiatan pembelajaran, dan menilai keberhasilan siswa.

4) Keterampilan berbicara sebagai media untuk memperluas wawasan. Dengan

keterampilan berbicara yang baik siswa dapat memperoleh informasi tentang

apa, siapa, di mana, bilamana, mengapa, dan bagaimana mengenai berbagai

hal yang ditemui, baik di lingkungan sekolah maupun masyarakat.

5) Keterampilan berbicara dapat dikembangkan dengan berbagai topik. Untuk

mengembangkan keterampilan berbicara ini siswa perlu dirangsang dengan

berbagai topik yang memungkinkan siswa dapat berbicara. Dalam hal ini guru

dapat melakukan pembelajaran dan pelatihan keterampilan berbicara dengan

mengambil topik dari bidang studi atau mata pelajaran lain.

Berbicara, seperti yang telah dipaparkan di atas dalam kaitannya dengan

proses pembelajaran di sekolah, dapat dikatakan sebagai kegiatan yang bersifat

intelektual. Berbicara bukan hanya sekadar kegiatan mengucap buny-bunyi

bahasa, namun perlu didukung oleh penguasaan beberapa hal penunjang yang

harus dipelajari terlebih dahulu agar bisa dikatakan terampil. Keterampilan

berbicara tersebut akan terlihat manakala seorang terampil mengekspresikan ide,

pikiran, perasaan, aspirasi, dan berbagai pengalaman hidup kepada orang lain

secara lisan.

Berdasarkan seluruh asumsi di atas, keterampilan berbicara disimpulkan

sebagai salah satu aktivitas berbahasa yang dilakukan dengan cara

mengomunikasikan pesan secara lisan kepada orang lain dengan memperhatikan

beberapa penunjang keterampilan berbicara tersebut.

Page 33: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN …/Upaya... · mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Univertas Sebelas Maret

33

2. Hakikat Pembelajaran Keterampilan Berbicara di SMA

a. Pengertian Pembelajaran

Dewi Salma Prawiradilaga (2008: 19) menyatakan bahwa pembelajaran

diartikan sebagai kegiatan belajar mengajar konvensional di mana guru dan

peserta didik langsung berinteraksi. Selanjutnya menurut Dewi Salma

Prawiradilaga (2008: 18) menyebutkan bahwa tujuan pembelajaran selalu

dikembangkan berdasarkan kompetensi atau kinerja yang harus dimiliki oleh

peserta didik jika ia selesai belajar.

Sudarsono (dalam Dewi Salma Prawiradilaga dan Eveline Siregar, 2007:4)

pembelajaran adalah upaya menciptakan kondisi dengan sengaja agar tujuan

pembelajaran dapat dipermudah (facilitated) pencapaiannya. Kegitaan

pembelajaran perlu dipilih strategi yang tepat agar tujuan pembelajaran dapat

dicapai.

Dewi Salma Prawiradilaga (2008: 136) menyatakan bahwa pembelajaran

merupakan suatu sistem yang terdiri dari suatu sistem pembelajaran, kajian isi,

materi ajar, strategi pembelajaran (metode, media, waktu, sistem penyampaian),

serta assesmen belajar.

Erman Suherman (2008) mengemukakan bahwa pembelajaran pada

hakikatnya adalah kegiatan guru dalam membelajarkan siswa, ini berarti bahwa

proses pembelajaran adalah membuat atau menjadikan siswa dalam kondisi

belajar. Siswa dalam kondisi belajar dapat diamati dan dicermati melalui indikator

aktivitas yang dilakukan, yaitu perhatian fokus, antusias, bertanya, menjawab,

berkomentar, presentasi, diskusi, mencoba, menduga, atau menemukan.

Didang Setiawan (2006) mengatakan bahwa pembelajaran merupakan

kegiatan guru menciptakan situasi agar siswa belajar. Bagaimanapun baiknya guru

mengajar, apabila tidak terjadi proses belajar pada siswa, maka pengajarannya

dianggap tidak berhasil. Meskipun model pembelajaran yang digunakan

sederhana, tetapi bila mendorong para siswa banyak belajar, maka pengajaran

tersebut dianggap berhasil (efektif).

Didang Setiawan (2006) mengemukakan bahwa pembelajaran agar lebih

bermakna adalah dengan menghubungkan materi dengan kehidupan siswa, materi

Page 34: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN …/Upaya... · mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Univertas Sebelas Maret

34

pelajaran yang diberikan sebagai fokus dari materi pelajaran yang diambil dari

mata pelajaran yang lain, mengintegrasikan dua atau lebih mata pelajaran,

memadukan kegiatan sekolah dengan pekerjaan, dan belajar memberikan layanan.

YYaayyuu ((22000088)) mmeennjjeellaasskkaann hakikat pembelajaran adalah (1) membekali

siswa dengan strategi belajar secara efisien; (2) membantu siswa untuk

mengidentifikasi sendiri cara belajar yang mereka suka; (3) membangun

keterampilan yang diperlukan untuk negosiasi kurikulum; (4) mendorong siswa

untuk menetapkan sasaran belajar mereka sendiri; (5) mendorong siswa untuk

menetapkan tujuan dan waktu belajar yang realistis; (6) membangun pada siswa

keterampilan mengevaluasi diri sendiri.

Berdasarkan uraian di atas dapat diambil simpulan bahwa hakikat

pembelajaran adalah kegiatan yang berisi sistem pembelajaran yang membantu

siswa belajar, mencapai perkembangan kecerdasan, dan sosialnya. Pembelajaran

merupakan sistem operasi alamiah otak dalam memproses sejumlah emosi.

Beberapa memproses interaksi sosial, beberapa memproses informasi indriawi,

sementara yang lain menangani pikiran atau hal-hal terkait dengan gerakan,

warna, dan sebagainya. Karena semua sistem kompleks ini memproses informasi

secara khusus, mereka disebut sistem pembelajaran.

b. Pembelajaran Keterampilan Berbicara di SMA

Berbicara adalah salah satu keterampilan yang susah untuk dikuasai.

Banyak orang yang terampil menuangkan gagasannya dalam bentuk tulisan,

namun acapkali menemui kesulitan dalam menyajikan gagasannya secara lisan

(Maidar G. Arsad, Mukti U.S, 1998: 1). Kadang-kadang topik yang disampaikan

cukup menarik, tetapi kurang mampu menyajikannya maka hasil yang diperoleh

tidak memuaskan. Sebaliknya, meskipun pokok pembicaraan kurang menarik,

tetapi karena disajikan dengan gaya yang berbeda maka dapat menimbulkan atensi

atraktif dan dapat menarik para pendengar. Keterampilan berbicara tidaklah secara

otomatis dapat diperoleh atau dimiliki oleh seseorang, walaupun seseorang sudah

memiliki faktor penunjang utama baik internal maupun eksternal yang baik.

Page 35: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN …/Upaya... · mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Univertas Sebelas Maret

35

Keterampilan berbicara yang baik dapat dimiliki dengan jalan mengasah,

mengolah serta melatih seluruh potensi yang ada.

Keterampilan berbicara dalam situasi formal dengan taat pada penggunaan

bahasa Indonesia yang baik dan benar memerlukan latihan dan bimbingan dari

orang yang berkompeten. Demikian juga bagi para pelajar sebagai golongan

intelek yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan berbicara formal. Kegiatan

berbicara formal yang umumnya dapat dilakukan pada kegiatan pembelajaran

meliputi bertanya dalam kelas, berdiskusi, seminar, dan berpidato (Maidar G.

Arsad, Mukti U.S, 1998: 2).

Proses pembelajaran keterampilan berbahasa di sekolah, anak-anak

mengembangkan kemampuan secara vertikal tidak secara horizontal (Ahmad

Rofi’udin dan Darmiyati Zuhdi, 2001:7). Maksudnya mereka sudah dapat

mengungkapkan pesan secara lengkap meskipun belum sempurna. Semakin lama

kemampuan tersebut menjadi semakin sempurna, dalam arti strukturnya menjadi

semakin benar, pemilihan kosakatanya tepat, kalimat-kalimatnya bervariasi dan

penyampaian yang runtut. Perkembangan tidak horizontal dimulai dari fonem,

kata, frase, kalimat, dan wacana seperti halnya pada jenis tataran linguistik.

Ellis (dalam Ahmad Rofi’uddin dan Darmiyati Zuhdi, 2001:7)

mengemukakan adanya tiga cara untuk mengembangkan kemampuan berbicara

secara vertikal. Ketiga cara tersebut yaitu: (1) menirukan pembicaraan orang lain

(khususnya guru); (2) mengembangkan bentuk-bentuk ujaran yang telah dikuasai,

dan (3) mendekatkan atau menyejajarkan dua bentuk ujaran, yaitu bentuk ujaran

sendiri yang belum benar dan ujaran orang dewasa (terutama guru) yang sudah

benar.

Iskandarwassid dan Dadang Sunendar (2008: 286-287) menjelaskan

bahwa pembelajaran keterampilan berbicara memiliki beberapa tujuan,

bergantung pada tingkatannya masing-masing. Dalam hal ini ada tiga tingkatan

yang digunakan yaitu tingkat pemula, menengah, dan tingkat tinggi. Pembelajaran

keterampilan berbicara pada tingkat pemula bertujuan agar peserta didik dapat: (1)

melafalkan bunyi-bunyi bahasa; (2) menyampaikan informasi; (3) menyatakan

setuju atau tidak setuju; (4) menjelaskan identitas diri; (5) menjelaskan kembali

Page 36: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN …/Upaya... · mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Univertas Sebelas Maret

36

hasil simakan atau bacaan; (6) menyatakan ungkapan rasa hormat; dan (7)

bermain peran. Untuk tingkat menengah tujuan pembelajaran keterampilan

berbicara dapat dirumuskan bahwa peserta didik dapat: (1) menyampaikan

informasi; (2) berpartsipasi dalam percakapan; (3) menjelaskan identitas diri; (4)

menjelaskan kembali hasil simakan atau bacaan; (5) melakukan wawancara; (6)

bermain peran; dan (7) menyampaikan gagasan dalam diskusi atau pidato.

Adapun untuk tingkat yan paling tinggi, yaitu tingkat lanjut, tujuan keterampilan

berbicara dapat dirumuskan bahwa peserta didik dapat: (1) menyampaikan

informasi; (2) berpartisipasi dalam percakapan; (3) menjelaskan identitas diri; (4)

menjelaskan kembali hasil simakan atau bacaan; (5) berpartisipasi dalam

wawancara; (6) bermain peran; dan (7) menyampaikan gagasan dalam diskusi,

pidato, atau debat.

Melalui pembelajaran berbicara di sekolah, peserta didik diharapkan dapat

menyampaikan ide, gagasan, perasaan, dan pikirannya secara lisan dengan baik

sesuai dengan jenjangnya masing-masing. Dapat dikatakan bahwa keterampilan

berbicara diberikan di sekolah dengan tujuan agar peserta didik mampu

berkomunikasi lisan di masyarakat dengan baik. Dengan demikian maka akan

mendukung tujuan yang paling penting, yaitu memajukan dan mencerdaskan

kecerdasan kehidupan bangsa khususnya dalam kemampuan berbicara yang baik

dan benar.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan agar siswa mampu mengembangkan

keterampilan berbicara, yaitu: (1) memberikan kesempatan secara maksimal

kepada siswa untuk berlatih berbicara. Hal ini perlu dikembangkan dengan jalan

latihan yang teratur dan terencana. Jadi siswa bukan saja mengetahui teori

berbicara tetapi juga menerapkan teori berbicara tersebut dalam praktik berbicara

di kelas; (2) latihan berbicara dijadikan sebagai bagian yang integral dengan

pembelajaran lainnya. Oleh karena itu, perlu adanya koordinasi antara guru

bahasa Indonesia dengan guru mata pelajaran yang lain, dalam hal memberikan

kesempatan berlatih berbicara sehingga siswa secara aktif berlatih berbicara

dengan suatu komunikasi sewajarnya; (3) menumbuhkan kepercayaan diri, karena

hal inilah yang sering kali menghambat siswa untuk dapat terampil berbicara.

Page 37: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN …/Upaya... · mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Univertas Sebelas Maret

37

Latihan berbicara yang teratur, sangat berguna bagi sarana pembangun

kepercayaan diri siswa. Upaya ini dapat dilakukan dengan jalan berusaha

menguasai apa yang akan disampaikan kepada pendengar, menyusun masalah

yang akan disampaikan secara sistematis sehingga menjadi sesuatu yang menarik

bagi lawan bicara, meyakinkan diri bahwa apa yang akan disampaikan adalah

yang benar, penting, serta bermanfaat bagi pendengar. Selain itu, berpikir secara

terbuka, santai, dan memandang pendengar sebagai pihak yang belum tahu

tentang hal yang akan disampaikan, justru perlu diberi tahu mengenai apa yang

akan disampaikan itu.

Pelaksanaan latihan berbicara ini dapat dikembangkan melalui proses

pembelajaran keterampilan berbicara yang tercakup dalam beberapa materi

pelajaran. Berdasarkan silabus SMA Muhammadiyah 8 Kalijambe untuk kelas XI

semester 2, diperoleh keterangan bahwa keterampilan berbicara meliputi pokok

bahasan menyampaikan laporan hasil penelitian dalam diskusi atau seminar yang

meliputi: (1) mempresentasikan hasil penelitian secara runtut dengan

menggunakan bahasa yang baik dan benar; dan (2) mengomentari tanggapan

orang lain terhadap presentasi hasil penelitian. Pokok bahasan lainnya adalah

mengungkapkan wacana sastra dalam bentuk pementasan drama, yang meliputi:

(1) mengekspresikan dialog para tokoh dalam pementasan drama; dan (2)

menggunakan gerak-gerik, mimik, dan intonasi, sesuai dengan watak tokoh dalam

pementasan drama. Untuk dapat melatih kemampuan berkomunikasi lisan pada

siswa, guru dapat memilih dan berbagai aktivitas komunikasi melalui

pengembangan beberapa materi pelajaran yang ada dalam proses pembelajaran

(Sri Utari Subyakto Nababan, 1993: 154).

Berdasarkan uraian di atas, pembelajaran berbicara harus dilaksanakan

dengan menciptakan situasi belajar yang memungkinkan siswa dapat

mengembangkan keterampilan berbicara semaksimal mungkin. Kegiatan belajar

mengajar yang dilaksanakan harus senantiasa memberikan kesempatan kepada

siswa untuk berlatih berbicara. Keterampilan berbicara dapat dikuasai oleh siswa

apabila siswa diberikan kesempatan untuk berlatih berbicara secara maksimal.

Page 38: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN …/Upaya... · mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Univertas Sebelas Maret

38

c. Bentuk-bentuk Pembelajaran Keterampilan Berbicara di SMA

Bentuk pembelajaran keterampilan berbicara antara lain: diskusi, pidato

maupun wawancara. Diskusi adalah suatu bentuk berbicara dalam sebuah

kelompok yang membahas suatu masalah untuk memperoleh alternatif pemecahan

masalah tersebut. Beberapa macam diskusi antara lain diskusi informal dan

diskusi formal. Diskusi formal antara lain diskusi kelompok, diskusi panel, dialog,

seminar (Imam Syafi`ie, 1993: 37-41).

Sarwiji Suwandi dan Budhi Setiawan (2003: 40) mengungkapkan bahwa

terdapat berbagai bentuk kegiatan berbicara yang dapat diajarkan kepada siswa.

Untuk pengajaran kemampuan berbicara yang penting untuk diajarkan adalah

bertanya, bercerita, berdialog (wawancara), ceramah, pidato, diskusi kelompok,

dan sebagainya.

Burhan Nurgiyantoro (2001: 278-291) menyatakan bahwa bentuk-bentuk

tugas kemampuan berbicara antara lain: (1) pembicaraan berdasarkan gambar; (2)

wawancara; (3) bercerita; (4) pidato; (5) diskusi.

Berdasarkan teori tersebut bentuk-bentuk berbicara yang dapat dilakukan

oleh siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) sesuai dengan silabus adalah kegiatan

berbicara yang berupa bertanya, bercerita, diskusi, memberi tanggapan,

wawancara, dan pidato.

Burhan Nurgiyantoro (2001: 278-291) mengemukakan bentuk-bentuk

tugas kemampuan berbicara antara lain: 1) pembicaraan berdasarkan gambar; 2)

wawancara; 3) bercerita; 4) pidato; dan 5) diskusi.

Sarwiji Suwandi dan Budhi Setiawan (2003: 40) mengungkapkan bahwa

terdapat berbagai bentuk kegiatan berbicara yang dapat diajarkan kepada siswa.

Untuk pengajaran kemampuan berbicara yang penting untuk diajarkan adalah

bertanya, bercerita, berdialog (wawancara), ceramah, pidato, diskusi, kelompok,

dan sebagainya.

Bentuk pembelajaran keterampilan berbicara di SMA dijabarkan dalam

bentuk standar kompetensi dasar yang tercantum dalam Kurikulum Tingkat

Satuan Pendidikan. Standar kompetensi mata pelajaran Bahasa Indonesia

merupakan kualifikasi kemampuan minimal peserta didik yang menggambarkan

Page 39: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN …/Upaya... · mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Univertas Sebelas Maret

39

penguasaan pengetahuan, keterampilan berbahasa, dan sikap positif terhadap

bahasa dan sastra Indonesia.

Standar kompetensi tersebut merupakan dasar bagi peserta didik untuk

memahami dan merespon situasi lokal, regional, nasional, dan global. Standar

kompetensi tersebut mencantumkan bentuk-bentuk keterampilan berbicara yang

perlu dipelajari di SMA adalah: (1) mengungkapkan secara lisan informasi hasil

membaca dan wawancara; (2) memerankan tokoh dalam pementasan drama; (3)

menyampaikan laporan hasil penelitian dalam diskusi atau seminar; dan (4)

mengungkapkan wacana sastra dalam bentuk pementasan drama.

d. Diskusi Sebagai Salah Satu Pembelajaran Keterampilan Berbicara

Keterampilan berbahasa meliputi empat keterampilan dasar, yaitu

menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Keterampilan berbicara sebagai

salah satu keterampilan berbahasa lisan yang penting untuk dikuasai oleh siswa

SMA. Pembelajaran keterampilan berbicara penting untuk diajarkan bagi siswa

karena dengan keterampilan berbicara, seorang siswa akan mampu

mengembangkan kemampuan berpikir, membaca, menulis, dan menyimak.

Salah satu keterampilan berbicara yang harus dikuasai oleh siswa kelas XI

SMA dan sederajad adalah keterampilan berdiskusi dengan standar kompetensi:

menyampaikan laporan hasil penelitian dalam diskusi atau seminar. Kompetensi

dasar yaitu (1) mempresentasikan hasil penelitian secara runtut dengan

menggunakan bahasa yang baik dan benar; dan (2) mengomentari tanggapan

orang lain terhadap presentasi hasil penelitian. Indikator yang harus dikuasai oleh

siswa antara lain: (1) menuliskan pokok-pokok penelitian yang akan disampaikan

secara berurutan; (2) mengemukakan ringkasan hasil penelitian; dan (3)

mempresentasikan proses dan hasil penelitian dengan kalimat yang mudah

dipahami.

Pada penelitian ini peneliti memilih salah satu bentuk kegiatan berbicara,

yaitu berdiskusi, sesuai silabus yang di dalamnya memuat standar kompetensi dan

kompetensi dasar di atas. Kegiatan pembelajaran diskusi dilaksanakan dalam

bentuk sederhana, yaitu dilakukan dengan cara disajikan suatu topik dan

Page 40: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN …/Upaya... · mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Univertas Sebelas Maret

40

kelompok diskusi diminta untuk mendiskusikannya. Kemudian mempresentasikan

hasil diskusi kelompok dan dilanjutkan tanya jawab dari kelompok lain serta

memberikan masukan terhadap presentasi kelompok lain.

Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui kemampuan berbicara dalam

penyampaian pendapat, serta menanggapi ide dan pikiran yang disampaikan oleh

peserta diskusi yang lain secara kritis. Aspek-aspek yang akan dinilai dalam

diskusi tersebut meliputi ketepatan penggunaan struktur bahasa, ketepatan

penggunaan kosakata, kefasihan dan kelancaran menyampaikan gagasan dan

mempertahankannya, kekritisan menanggapi pikiran yang disampaikan oleh

peserta diskusi yang lain.

Trianto (2007: 117) mengemukakan bahwa diskusi adalah suatu

percakapan ilmiah oleh beberapa orang yang tergabung dalam suatu kelompok,

untuk saling bertukar pendapat tentang suatu masalah atau bersama-sama mencari

pemecahan mendapatkan jawaban dan kebenaran atas suatu masalah.

Sarwiji Suwandi dan Budhi Setiawan (2003, 22) mengemukakan bahwa

diskusi suatu bentuk kegiatan yang melibatkan orang banyak untuk bertukar

pikiran atau pendapat, dan pandangan dalam rangka memecahkan suatu masalah

yang dihadapai.

Imam Syafi`ie (1993: 37) mengemuakakan diskusi adalah suatu bentuk

berbicara dalam sebuah kelompok yang membahas suatu masalah untuk

memperoleh alternasi-alternasi pemecahan masalah tersebut.

Berdasarkan pengertian tersebut, pemanfaatan diskusi oleh guru

mempunyai arti untuk memahami apa yang ada dalam pemikiran siswa dan

bagaimana memproses gagasan dan informasi yang diajarkan melalui komunikasi

yang terjadi selama pembelajaran berlangsung baik antar siswa maupun

komunikasi guru dengan siswa. Sehingga diskusi menyediakan tatanan sosial di

mana guru dapat membantu siswa menganalisis proses berpikir mereka.

Diskusi berguna untuk meningkatkan dan melancarkan keterampilan

berbicara seseorang. Sebab melalui diskusi, seseorang dituntut aktif berpendapat,

berpikir logis, sistematis, kritis seta mengena pada masalah yang dipecahkan.

Selain itu, peserta diskusi dituntut untuk memperhatikan dengan seksama dan

Page 41: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN …/Upaya... · mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Univertas Sebelas Maret

41

memberi tanggapan positif terhadap pendapat orang lain dengan cara yang baik,

sopan, sesuai dengan aturan permainan diskusi. Siswa diberi kesempatan tidak

hanya untuk menggunakan pikiran, tetapi apabila diskusi dikerjakan dengan tepat,

membentu siswa membentuk suatu sikap positif terhadap cara berpikir.

e. Evaluasi Pembelajaran Keterampilan Berbicara

Keberhasilan sebuah pengajaran dapat diketahui hasilnya melalui evaluasi

pembelajaran yang berfungsi untuk mengukur kemampuan siswa setelah

dilaksanakannya proses pembelajaran itu. Evaluasi dalam arti luas ialah suatu

proses merencanakan, memperoleh, dan menyediakan informasi yang sangat

diperlukan untuk membuat pilihan-pilihan keputusan. Dengan demikian, proses

evaluasi ini direncanakan dengan sengaja untuk memperoleh informasi atau data-

data tertentu.

Mengevaluasi keterampilan berbicara siswa bukanlah hal yang mudah

untuk dilakukan. Sabarti Akhadiah (1998: 27) mengungkapkan bahwa tes itu

harus dapat mengevaluasi kemampuan menggunakan kata, kalimat, dan wacana

yang sekaligus mencakup kemampuan kognitif dan psikomotorik. Kemampuan

berbicara merupakan salah satu kemampuan berbahasa yang sangat kompleks,

karena tidak hanya mencakup persoalan lafal dan intonasi saja, tetapi juga

berbagai unsur berbahasa lainnya. Oleh karena itu, biasanya guru mengalami

kesulitan ketika megevaluasi keterampilan berbicara siswa, bahkan tidak jarang

evaluasi juga dilakukan dalam bentuk ekspresi tulis. Untuk itu perlu pemahaman

yang memadai dalam mengevaluasi keterampilan tersebut.

1. Penilaian Proses Pembelajaran Keterampilan Berbicara

Penilaian proses dalam pembelajaran keterampilan berbicara pada

penelitian ini meliputi empat aspek yang dinilai yaitu, perhatian, keberanian

mengemukakan gagasan, kerja sama, dan kemampuan berbicara dengan

bahasa Indonesia yang runtut, baik dan benar. Berikut ini penilaian proses

yang diadobsi dari Sarwiji Suwandi (2008: 92) dengan pengubahan

seperlunya.

Page 42: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN …/Upaya... · mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Univertas Sebelas Maret

42

Tabel 2. Rubrik Pengamatan Penilaian Proses Pembelajaran

Keterampilan Berbicara

No. Aspek Rentangan

Skor

Total

Skor

3 2 1

1. Perhatian

2. Keberanian mengemukakan gagasan

3. Kerja sama

4. Berbicara dengan bahasa Indonesia

yang runtut, baik, dan benar

Nilai

Keterangan

Keterangan:

1. Perhatian

3 siswa sepenuhnya selama pembelajaran berlangsung dari awal hingga

akhir selalu memperhatikan guru (tidak mengobrol dengan teman atau

beraktivitas sendiri).

2 siswa kurang memperhatikan guru, selama pembelajaran terkadang

siswa masih beraktivitas sendiri.

1 siswa lebih banyak beraktivitas sendiri dibandingkan memperhatikan

guru.

2. Keberanian mengemukakan gagasan

3 siswa dapat mengemukakan gagasan di luar pemikiran teman-

temannya dan sesuai dengan tema.

2 siswa mengemukakan gagasan yang biasa dan sesuai dengan tema.

1 siswa tidak berani mengemukakan gagasan, siswa hanya berbisik-bisik

di belakang.

3. Kerja sama

3 siswa dapat bekerja sama dengan kelompoknya secara kompak dan

padu, siswa dapat saling mambantu dalam kelompoknya.

Page 43: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN …/Upaya... · mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Univertas Sebelas Maret

43

2 siswa kurang dapat bekerja sama dalam kelompoknya, kerja sama

kurang kompak.

1 siswa cenderung masih individualis saat mengerjakan tugas dalam

kelompoknya.

4. Berbicara dengan bahasa Indonesia yang runtut, baik, dan benar

3 siswa dapat berbicara dengan bahasa Indonesia yang runtut dan tidak

terpengaruh bahasa Asing atau bahasa Daerah.

2 siswa berbicara dengan bahasa Indonesia yang mendekati standar,

masih ada sedikit pengaruh bahasa Asing atau bahasa Daerah.

1 siswa berbicara dengan bahasa Indonesia yang masih kurang runtut

dan masih banyak pemakaian bahasa Asing atau bahasa Daerah.

Keterangan Teknik Penilaian:

1. Keterangan Perolehan Skor:

10 - 12 berarti amat baik (predikat nilai A)

7 - 9 berarti baik (predikat nilai B)

4 - 6 berarti sedang (predikat nilai C)

1– 3 berarti kurang (predikat nilai D)

2. Persentase ketuntasan proses pembelajaran berbicara dapat dihitung dengan

menggunakan rumus:

Jumlah siswa mendapat nilai A dan B x 100 = Persentase Keberhasilan

JJuummllaahh SSiisswwaa ((2200))

2. Penialaian Hasil Pembelajaran Keterampilan Berbicara

Henry Guntur Tarigan (2008: 27) menyebutkan bahwa ada lima faktor

yang mendasari kegiatan evaluasi berbicara, di antaranya: 1) ketepatan bunyi-

bunyi, bunyi vokal dan konsonan; 2) pola-pola intonasi, naik turunnya suara

serta tekanan suku kata yang memuaskan; 3) ketepatan dan ketepatan ucapan

pembicaraan yang mencerminkan bahwa tanpa referensi internal, pebicara

tetap dapat memahami bahasa yang dipergunakannya; 4) susunan yang urut

mengenai kata-kata yang diucapkan pembicara; dan 5) sejauh manakah

”kewajaran” atau ”kelancaran” yang tercermin ketika seseorang berbicara.

Page 44: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN …/Upaya... · mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Univertas Sebelas Maret

44

Pendapat tersebut menampilkan keberadaan unsur kebahasaan dan unsur

nonkebahasaan yang mendukung keterampilan berbicara.

Sarwiji Suwandi dan Budhi Setiawan (2003:48) mengemukakan aspek

yang dinilai dalam diskusi meliputi: 1) ketepatan struktur, 2) ketepatan

kosakata, 3) kelancaran, 4) kualitas gagasan yang dikemukakan, 5) banyaknya

gagasan yang dikemukakan, 6) kekritisan menanggapi gagasan, dan 7)

kemampuan mempertahankan pendapat.

Tes yang akan digunakan untuk mengukur keterampilan berbicara,

lebih lanjut Ahmad Rofi’uddin dan Darmiyati Zuhdi (2001: 170) secara

khusus mengemukakan beberapa tes yang dapat digunakan untuk mengukur

keterampilan berbicara. Tes-tes tersebut di antaranya: 1) tes bercerita,

dilakukan dengan cara meminta pembicara untuk mengungkapkan sesuatu

(pengalaman atau topik tertentu). Bahan cerita akan disesuaikan dengan

perkembangan atau keadaan pembicara. Sasaran utamanya berupa unsur

linguistik (pengguaan bahasa dan cara bercerita), serta hal yang diceritakan,

ketepatan, kelancaran, dan kejelasannya; dan 2) tes diskusi, dilakukan dengan

cara disajikan suatu topik dan pembicara diminta untuk mendiskusikannya.

Tes ini dimaksudkan untuk mengetahui kemampuan berbicara dalam

penyampaian pendapat, serta menanggapi ide dan pikiran yang disampaikan

oleh peserta diskusi yang lain secara kritis. Aspek-aspek yang dinilai dalam

tes diskusi dapat berupa (a) ketepatan penggunaan struktur bahasa, (b)

ketepatan penggunaan kosakata, (c) kefasihan dan kelancaran menyampaikan

gagasan dan mempertahankannya, dan (d) kekritisan menanggapi pikiran yang

disampaikan oleh peserta diskusi yang lain.

Sementara itu, Burhan Nurgiyantoro (2001: 291) mengemukakan

penilaian diskusi meliputi aspek-aspek: (1) ketepatan struktur, (2) ketepatan

kosa kata, (3) kelancaran, (4) kualitas gagasan yang dikemukakan, (5)

banyaknya gagasan yang dikemukakan, (6) kemampuan/kekritisan

menanggapi gagasan, dan (7) kemampuan mempertahankan pendapat.

Berdasarkan pendapat ahli di atas dan kaitan penelitian yang

dilakukan dalam keterampilan berbicara (diskusi), peneliti menggunakan salah

Page 45: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN …/Upaya... · mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Univertas Sebelas Maret

45

satu materi keterampilan berbicara kelas XI sesuai standar kompetesi yaitu

penyampaian laporan dengan diskusi. Penilaian diskusi tersebut berbentuk

rubrik pengamatan yang meliputi beberapa aspek yang diadobsi dari pendapat

Burhan Nurgiyantoro, Sarwiji Suwandi dan Budhi Setiawan, dan Ahmad

Rofi’uddin dan Darmiyati Zuhdi dengan pengubahan seperlunya yaitu (1)

lafal; (2) ketepatan kosa kata; (3) kelancaran; (4) kualitas gagasan yang

dikemukakan; (5) keberanian berpendapat dan mempertahankan pendapat.

TTaabbeell 33.. RRuubbrriikk PPeennggaammaattaann PPeenniillaaiiaann KKeetteerraammppiillaann BBeerrbbiiccaarraa

NNoo.. AAssppeekk yyaanngg DDiinniillaaii RReennttaannggaann SSkkaallaa PPeerroolleehhaann

SSkkoorr 55 44 33 22 11

11.. LLaaffaall

22.. KKeetteeppaattaann kkoossaakkaattaa

33.. KKeellaannccaarraann

44.. KKuuaalliittaass ggaaggaassaann yyaanngg

ddiikkeemmuukkaakkaann

55.. KKeebbeerraanniiaann bbeerrppeennddaappaatt

ddaann mmeemmppeerrttaahhaannkkaann

ppeennddaappaatt

TToottaall SSkkoorr

NNiillaaii

Keterangan:

1. Lafal

5 Siswa mampu memberi penekanan yang sudah mendekati standar, tidak

adanya pengaruh bahasa Asing dan bahasa Daerah.

4 Siswa mampu mengucapkan pelafalan yang mudah dipahami.

3 Siswa kesulitan melafalkan kata-kata dengan tepat sehingga memaksa

pendengar harus mendengarkan dengan teliti ucapannya dan sesekali

timbul salah pengertian.

2 Siswa melafalkan kata-kata yang susah sekali dipahami karena masalah

pengucapan, sering siswa harus mengulangi apa yang diucapkannya.

Page 46: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN …/Upaya... · mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Univertas Sebelas Maret

46

1 Siswa kesukaran melafalkan kata-kata dan kesalahan dalam pelafalannya

terlalu banyak sehingga bicaranya tidak dapat dipahami.

2. Ketepatan Kosa Kata

5 Siswa mampu mengungkapkan kata-kata dan ungkapan yang baik dan

tepat.

4 Siswa terkadang mengungkapkan kata yang tidak tepat.

3 Siswa sering menggunakan kata yang salah sehingga pembicaraannya

menjadi terbatas karena kata-kata yang dipakai tidak tepat.

2 Siswa salah menggunakan kata-kata dan masih terbatas sehingga

pembicarannya sukar sekali dipahami.

1 Siswa menggunakan kata-kata yang sangat terbatas sehingga

pembicaraannya hampir tidak mungkin dilaksanakan.

3. Kelancaran

5 Siswa mampu berbicara dengan lancar sekali.

4 Siswa mampu berbicara dengan kecepatan yang sedikit berkurang karena

dipengaruhi oleh kesulitan berbahasa.

3 Siswa tampak berkurang kecepatan dan kelancaran berbicaranya karena

pengaruh kesulitan berbahasa.

2 Siswa sedikit ragu-ragu dalam berbicara, sering siswa terpaksa berdiam

diri karena penguasaan bahasanya terbatas (tersendat-sendat).

1 Siswa sering melakukan pemberhentian dan pendek-pendek, sehingga

menyebabkan pembicarannya benar-benar tidak berlangsung.

4. Kualitas Gagasan yang Dikemukakan

5 Siswa mampu mengemukakan gagasan yang di luar pemikiran teman-

temannya dan sesuai dengan tema yang dibahas.

4 Gagasan yang dikemukakan siswa biasa saja tetapi sesuai tema.

3 Gagasan yang dikemukakan siswa biasa saja dan sudah sering

dikemukakan siswa lain.

2 Gagasan siswa biasa saja tetapi terkadang tidak berhubungan.

1 Gagasan biasa saja dan terkesan ragu-ragu mengungkapkan dan terkadang

tidak berhubungan.

Page 47: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN …/Upaya... · mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Univertas Sebelas Maret

47

5. Keberanian Berpendapat dan Mempertahankan pendapat

5 Siswa berani mengungkapkan pendapat serta mempertahankan

pendapatnya dengan percaya diri.

4 Siswa berani mengemukakan pendapat serta mempertahankan

pendapatnya.

3 Siswa berani mengemukakan pendapat namun ragu untuk

mempertahankan pendapatnya, walau masih berusaha memepertahankan

pendapatnya.

2 Siswa berani berpendapat tetapi tidak bisa mengungkapkan pendapatnya.

1 Siswa kurang berani berpendapat tetapi tidak bisa mengungkapkan

pendapatnya.

TTeekknniikk ppeenniillaaiiaannnnyyaa sseebbaaggaaii bbeerriikkuutt::

1. Nilai dalam setiap aspek berkisar antara 1 sampai dengan 5 dengan kriteria di

atas

2. Skor total diperoleh dari hasil menjumlahkan skor setiap aspek penilaian yang

diperoleh siswa.

3. Nilai rata-rata diperoleh dengan rumus:

NNiillaaii rraattaa--rraattaa == Total Nilai .

Jumlah Siswa (20)

4. Keterangan nilai rata-rata dari skor masing-masing aspek:

0,01-1,49 berarti sangat kurang 3,50-4,49 berarti baik

1,50-2,49 berarti kurang 4,50-5,00 berarti sangat baik

2,50-3,49 berarti sedang

(Sarwiji Suwandi, 2008: 137-138)

5. Nilai akhir yang diperoleh siswa diolah dengan menggunakan rumus:

Nilai = Perolehan Skor x 100

Skor Maksimum (25)

6. Persentase ketuntasan pembelajaran berbicara:

Jumlah siswa yang mendapat nilai ≥ 65 x 100 = Persentase Keberhasilan

JJuummllaahh SSiisswwaa ((2200))

Page 48: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN …/Upaya... · mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Univertas Sebelas Maret

48

3. Hakikat Model Pembelajaran Kooperatif

a. Pengertian Model Pembelajaran

Muhibbin Syah (1995: 190) mengemukakan bahwa model pembelajaran

adalah sebuah pola mengajar yang direkayasa sedemikian rupa untuk mencapai

tujuan-tujuan tertentu pengajaran. Sebuah pola menagajar akan dijadikan sebagai

pedoman perencanaan dan pelaksanaan pengajaran serta evaluasi belajar.

Agus Suprijono (2009: 46) mengemukakan bahwa model pembelajaran

adalah pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran

di kelas maupun tutorial. Lebih lanjut, Arends (dalam Agus Suprijono, 2009: 46)

megemukakan model pembelajaran mengacu pada pendekatan yang akan

digunakan, termasuk di dalamnya tujuan-tujuan pembelajaran, tahap-tahap dalam

kegiatan pembelajaran, lingkungan pembelajaran, dan pengelolaan kelas.

Joice dan Weil (dalam Isjoni, 2009: 50) mengemukakan bahwa model

pembelajaran adalah suatu pola atau rencana yang sudah direncanakan sedemikian

rupa dan digunakan untuk menyusun kurikulum, mengatur materi pelajaran, dan

memberi petunjuk kepada pengajar di kelasnya.

Penerapan model pembelajaran harus sesuai dengan kebutuhan siswa

karena msing-masing model pembelajaran mempunyai tujuan, prinsip, dan

tekanan utama yang berbeda-beda. Untuk model yang tepat, maka perlu

diperhatikan relevansinya dengan pencapaian tujuan pengajaran. Isjoni (2009: 50)

mengemukakan bahwa dalam praktiknya semua model pembelajaran dikatakan

baik apabila memenuhi syarat-syarat sebagai berikut: 1) semakin kecil upaya yang

dilakukan guru dan semakin besar aktivitas belajar siswa; 2) semakin sedikit

waktu yang diperlukan guru untuk mengaktifkan siswa; 3) sesuai dengan cara

belajar yang dilakukan; 4) dapat dilaksanakan dengan baik oleh guru; dan 5) tidak

ada satupun metode yang paling sesuai untuk segala tujuan, jenis materi, dan

proses belajar yang ada.

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa model

pembelajaran adalah pola yang digunakan untuk penyusunan kurikulum,

mengatur materi, dan memberi petunjuk bagi guru di kelas. Selain itu, model

pembelajaran berfungsi untuk merancang pembelajaran dalam merencanakan

Page 49: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN …/Upaya... · mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Univertas Sebelas Maret

49

aktivitas pembelajaran. Melalui model pembelajaran, guru dapat membantu

peserta didik mendapatkan ide, informasi, keterampilan, cara berpikir, dan

mengekspresikan ide.

b. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif

Model pembelajaran kooperatif adalah salah satu model pembelajaran

yang berdasarkan faham konstruktif. Pembelajaran kooperatif merupakan strategi

belajar dengan sejumlah siswa sebagai anggota kelompok kecil yang tingkat

kemampuannya berbeda. Dalam menyelesaikan tugas kelompoknya, setiap

anggota kelompok siswa harus saling bekerja sama dan saling membantu untuk

memahami materi pelajaran. Dalam pembelajaran kooperatif, belajar dikatakan

belum selesai jika salah satu teman dalam kelompok belum menguasai materi

pelajaran.

Pembelajaran kooperatif berfokus pada penggunaan sekelompok kecil

siswa untuk bekerja sama dalam memaksimalkan kondisi belajar dalam rangka

mencapai tujuan pembelajaran (Nina Septriana dan Budi Handoyo, Jurnal

Pendidikan Inovatif, Volume 2, Nomor 1, 2006: 48).

Model pembelajaran kooperatif atau sering disebut juga pembelajaran

gotong royong. Menurut Anita Lie (2008: 12) pembelajaran kooperatif merupakan

sistem pengajaran yang memberikan kesempatan kepada anak didik untuk bekerja

sama dengan sesama siswa dalam tugas-tugas terstruktur.

Alur proses belajar total harus berasal dari guru menuju siswa tetapi siswa

bisa juga saling mengajar sesama siswa yang lain. Anita Lie (2008: 12)

menjelaskan bahwa banyak penelitian menunjukkan pengajaran oleh rekan sebaya

(peer teaching) ternyata lebih efektif daripada pengajaran oleh guru. Hal tersebut

membuktikan bahwa siswa bisa saling bertukar pikiran dalam proses belajar

sehingga mereka bisa memahami apa yang mereka pelajari. Model pembelajaran

kooperatif ini sebenarnya bukan merupakan model baru, hanya saja belum lama

dikenal di Indonesia.

Penerapan model pembelajaran kooperatif guru berperan sebagai

fasilitator dan mendorong terlaksananya interaksi dan mengendalikan faktor-

Page 50: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN …/Upaya... · mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Univertas Sebelas Maret

50

faktor yang mempengaruhi interaksi dalam suasana yang suportif dan dalam

konteks saling menerima. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa struktur

kooperatif dibanding dengan struktur kompetitif dan usaha individual lebih

menunjang komunikasi yang lebih efektif dan pertukaran informasi di antara

siswa, saling membantu tercapainya hasil belajar yang baik, lebih banyak

bimbingan perorangan, berbagi sumber di antara siswa, perasaan terlibat yang

besar, berkurangnya rasa takut akan gagal dan berkembangnya sikap saling

mempercayai di antara siswa.

Model pembelajaran kooperatif turut menambah unsur-unsur interaksi

sosial pada pembelajaran bahasa Indonesia. Di dalam pembelajaran kooperatif

siswa belajar bersama dalam kelompok-kelompok kecil saling membantu satu

sama lain. Kelas disusun dalam kelompok kecil, dengan kemampuan yang

heterogen. Kemampuan yang heterogen adalah terdiri dari campuran kemampuan

siswa. Hal ini bermanfaat untuk melatih siswa menerima perbedaan pendapat dan

bekerja dengan teman yang berbeda latar belakangnya. Model pembelajaran

kooperatif diajarkan pada siswa agar dapat bekerja sama di dalam kelompoknya,

seperti menjadi pendengar yang baik, memberikan penjelasan kepada teman

sekelompok dengan baik, siswa diberi lembar kegiatan yang berisi pertanyaan

atau tugas yang direncanakan untuk diajarkan. Selama kerja kelompok, tugas

anggota kelompok adalah mencapai ketuntasan.

Teknik dalam model pembelajaran kooperatif memiliki ciri tersendiri yang

membedakannya dengan teknik pembelajaran lainnya. Teknik dalam model

pembelajaran kooperatif adalah prosedur membelajarkan siswa melalui kelompok

kecil dengan melibatkan interdependensi tugas, interdependensi ganjaran,

interaksi siswa dengan sumber belajar, dan kompetisi. (Suprayekti, Jurnal

Pendidikan Penabur. Volume V, Nomor 07 Desember 2006: 92) menjelaskan

bahwa model pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran yang

memungkinkan para siswa bekerja di dalam kelompok kecil saling membantu satu

sama lain dalam mempelajari materi tertentu. Dalam pembelajaran para siswa

diharapkan saling membantu, berdiskusi, berdebat, atau saling menilai

pengetahuan dan pemahaman satu sama lain. Maka dapat disimpulkan bahwa

Page 51: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN …/Upaya... · mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Univertas Sebelas Maret

51

karakteristik pembelajaran koperatif adalah: (1) siswa belajar dalam kelompok;

(2) siswa memiliki rasa saling ketergantungan; (3) siswa belajar berinteraksi

secara bersama; (4) siswa dilatih untuk bertanggung jawab terhadap tugas; dan (5)

siswa memiliki keterampilan berkomunikasi interpersonal.

Model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai hasil

belajar berupa prestasi akademik, toleransi, menerima keragaman, dan

pengemabangan keterampilan sosial. Untuk mencapai hasil belajar itu model

pembelajaran kooperatif menuntut kerja sama dan interdependensi peserta didik

dalam struktur tugas, struktur tujuan, dan struktur rewardnya. Struktur tugas

berhubungan bagaimana tugas diorganisir. Struktur tujuan dan reward mengacu

pada derajat kerja sama atau kompetisi yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan

maupun reward.

c. Tujuan Model Pembelajaran Kooperatif

Eggen dan Kauchak (dalam Trianto, 2007: 42) mengemukakan bahwa

model pembelajaran kooperatif merupakan sebuah kelompok strategi pengajaran

yang melibatkan siswa bekerja secara kolaborasi untuk mencapai tujuan bersama.

Model pembelajaran kooperatif disususn dalam sebuah usaha untuk meningkatkan

partisipasi siswa, memfasilitasi siswa dengan pengalaman sikap kepemimpinan,

dan membuat keputusan dalam kelompok, serta memberikan kesempatan kepada

siswa untuk berinteraksi dan belajar bersama-sama siswa yang berbeda latar

belakangnya. Melalui bekerja secara kolaboratif untuk mencapai sebuah tujuan

bersama, maka siswa akan mengembangkan keterampilan berhubungan dengan

sesama manusia yang akan sangat bermanfaat bagi kehidupan di luar sekolah.

Isjoni (2009: 21) mengemukakan bahwa tujuan utama dalam model

pembelajaran kooperatif adalah agar peserta didik dapat belajar secara

berkelompok bersama teman-temannya dengan cara saling menghargai pendapat

dan memberikan kesempatan kepada orang lain untuk mengemukakan gagasannya

dengan menyampaikan pendapat mereka secara berkelompok.

Slavin (2009: 26) mengemukakan tiga konsep pokok dalam pembelajaran

kooperatif, yaitu: 1) penghargaan terhadap kelompok; 2) pertanggungjawaban

Page 52: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN …/Upaya... · mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Univertas Sebelas Maret

52

individual; dan 3) kesempatan yang sama untuk berhasil. Suatu kelompok belajar

akan menerima penghargaan jika berhasil mencapai kriteria keberhasilan yang

telah ditetapkan oleh guru.

Berikut penjelasan dari tiga konsep pokok dalam model pembelajaran

kooperatif: 1) penghargaan terhadap kelompok, sistem pemberian penghargaan ini

memicu munculnya motivasi anggota kelompok untuk memperolehnya; 2)

pertanggungjawaban individual, dapat berarti sebagai keberhasilan kelompok

tergantung pada hasil semua anggota kelompok. Pertanggungjawaban kelompok

berfokus pada kegiatan saling membantu antaranggota dan mempersiapkan semua

anggota kelompok untuk mengikuti kuis atau sistem penilaian lainnya, dan 3)

kesempatan yang sama untuk berhasil, berarti bahwa semua siswa memberikan

sumbangan bagi keberhasilan kelompoknya melalui upaya peningkatan hasil

belajarnya sendiri. Hal ini memberikan tantangan pada siswa yang berbeda tingkat

kemampuannya untuk mengeluarkan kemampuan terbaiknya dalam usaha

memberikan sumbangan skor kepada kelompoknya.

”The purpose of this paper is to present some examples of cooperative

pedagogical strategies which are presently being used in post-secondary

environments, especially in the context of teaching psychology. One of the

first issues which needs to be addressed is the differentiation between

three types of teaching formats which the Johnsons (1979: 12) describe as

goal structures. The three goal structure are 1) cooperative, 2)

individually, and 3) individualistic” (Suherman, 2008: 1).

Pembelajaran kooperatif mempunyai tujuan untuk memaksimalkan kerja

sama antarsiswa, kompetisi secara aktif antarindividu, dan mengoptimalkan

kemampuan masing-masing individu untuk aktif berperan serta dalam proses

pembelajaran.

Sedangkan menurut Ibrahim, et. al. (dalam Isjoni, 2009: 27)

mengemukakan bahwa pada dasarnya model pembelajaran kooperatif

dikembangkan untuk mencapai setidak-tidaknya tiga tujuan, yaitu: 1)

meningkatkan hasil belajar akademik; 2) penerimaan terhadap perbedaan

individu; dan 3) pengembangan keterampilan sosial.

Page 53: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN …/Upaya... · mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Univertas Sebelas Maret

53

Tujuan pertama, yakni meningkatkan hasil belajar akademik, penerapan

pembelajaran kooperatif mampu membantu siswa dalam memahami konsep-

konsep sulit, adanya model struktur penghargaan kooperatif dapat meningkatkan

nilai siswa pada belajar akademik dan perubahan norma yang berhubungan

dengan hasil belajar. Di samping itu, pembelajaran kooperatif dapat memberi

keuntungan, baik pada siswa kelompok bawah atau yang mempunyai kemampuan

rendah maupun kelompok atas atau yang mempunyai kemampuan tinggi yang

bekerja bersama menyelesaikan tugas-tugas akademik. Siswa yang tergolong

berkemampuan lebih tinggi atau kelompok atas dapat berperan sebagai teman

belajar bagi anggota kelompoknya yang mempunyai kemampuan yang lebih

rendah.

Tujuan kedua, yakni penerimaan terhadap perbedaan individu.

Pembelajaran kooperatif memberi peluang bagi siswa dari latar belakang dan

kondisi, seperti ras, budaya, kelas sosial, kemampuan, dan ketidakmampuannya,

untuk bekerja dengan saling bergantung pada tugas-tugas akademik dan melalui

struktur penghargaan kooperatif akan belajar menghargai satu sama lain.

Tujuan ketiga, yakni pengembangan keterampilan sosial, pembelajaran

kooperatif mengajarkan kepada siswa keterampilan bekerja sama dan kolaborasi,

metode pembelajaran kooperatif lebih memberikan penekanan pada proses

terjadinya keterampilan bekerja sama tersebut.

Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran

kooperatif mempunyai tujuan untuk memaksimalkan kerja sama antarsiswa,

berkompetisi secara aktif antarindividu, dan mengoptimalkan kemampuan

masing-masing individu untuk aktif berperan serta dalam proses pembelajaran.

Pembelajaran kooperatif muncul dari konsep bahwa siswa akan lebih

mudah memahami konsep yang sulit jika saling bekerja sama dan berdiskusi

dengan temannya, mereka bekerja dalam kelompok untuk saling membantu

memecahkan masalah-masalah yang kompleks.

Page 54: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN …/Upaya... · mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Univertas Sebelas Maret

54

d. Unsur-unsur Pokok Model Pembelajaran Kooperatif

Pada hakikatnya pembelajaran kooperatif sama dengan kerja kelompok,

oleh sebab itu banyak pendidik yang mengatakan tidak ada sesuatu yang aneh

dalam pembelajaran kooperatif, karena mereka menganggap telah terbiasa

menggunakannya. Walaupun pembelajaran kooperatif terjadi dalam kelompok,

tetapi tidak setiap kerja kelompok dikatakan pembelajaran kooperatif. Hal ini

sesuai dengan pendapat Roger dan David Johnson (dalam Agus Suprijono) yang

menyatakan bahwa tidak semua belajar kelompok dianggap pembelajaran

kooperatif. Oleh karena itu, dalam pembelajaran kooperatif terdapat unsur-unsur

dasar yang membedakan antara kerja kelompok dengan pembelajaran kooperatif.

Anita Lie (2008: 31) menyatakan ada lima unsur dasar yang dapat

membedakan pembelajaran kooperatif dengan kerja kelompok, yaitu 1) saling

ketergantungan positif; 2) tanggung jawab perorangan; 3) tatap muka; 4)

komunikasi antaranggota; dan 5) evaluasi proses kelompok.

Berikut penjelasan kelima unsur pokok pembelajaran kooperatif tersebut.

1) Saling Ketergantungan Positif

Untuk menciptakan kelompok kerja yang efektif, pengajar perlu menyusun

tugas sedemikian rupa sehingga setiap anggota kelompok harus menyelesaikan

tugasnya sendiri agar yang lain bisa mencapai tujuan mereka. Dalam kerja sama

tersebut, guru harus mampu menciptakan suasana yang mendorong siswa saling

membutuhkan. Inilah yang dimaksud ketergantungan positif. Ketergantungan

positif ini dapat dilakukan dengan cara: (a) saling ketergantungan pencapaian

tugas; (b) saling ketergantungan dalam menyelesaikan tugas; (c) saling

ketergantungan bahan atau sumber; (d) saling ketergantungan peran; dan (5)

saling ketergantungan hadiah.

2) Tanggung Jawab Perorangan

Unsur ini merupakan efek dari saling ketergantungan positif dalam

kelompok. Tugas dan pola latihan disusun berdasarkan prosedur pembelajaran

kooperatif. Proses penilaiannya merupakan penilaian kelompok yang diambil dari

nilai rata-rata hasil belajar semua anggotanya. Dengan demikian, setiap siswa

akan merasa bertanggung jawab untuk melakukan yang terbaik. Penilaian

Page 55: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN …/Upaya... · mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Univertas Sebelas Maret

55

kelompok yang didasarkan atas rata-rata penguasaan semua anggota kelompok

secara individual. Inilah yang dimaksudkan tanggung jawab individual. Kunci

keberhasilan metode ini adalah persiapan guru dalam penyusunan tugasnya.

3) Interaksi Tatap Muka

Interaksi tatap muka menuntut siswa dalam kelompok untuk dapat saling

bertatap muka, mereka dapat berdiskusi. Kegiatan interaksi ini akan membentuk

sikap siswa bekerja secara sinergi yang menguntungkan semua anggota. Interaksi

semacam ini akan menciptakan sumber belajar yang bervariasi dan belajar dengan

teman sebaya akan lebih terkondisikan.

4) Komunikasi Antaranggota

Proses terjadinya komunikasi antaranggota yang baik menuntut

keterampilan menjalin hubungan antarpribadi maupun keterampilan sosial, seperti

tenggang rasa, sikap sopan terhadap teman, mengkritik ide dan bukan mengkritik

teman, berani mempertahankan pikiran logis, tidak mendominasi orang lain,

mandiri, dan berbagai sifat lain yang bermanfaat dalam menjalin hubungan

antarpribadi. Untuk memperoleh hasil yang maksimal, guru perlu mengajarkan

cara-cara berkomunikasi. Keberhasilan suatu kelompok juga tergantung pada

kesediaan para anggotanya untuk mendengarkan dan kemampuan mereka untuk

mengemukakan pendapat.

5) Evaluasi Proses Kelompok

Dalam proses evaluasi, guru perlu menjadwalkan waktu khusus bagi

kelompok untuk mengevaluasi proses kerja kelompok dan hasil kerja sama siswa

agar selanjutnya bisa bekerja sama dengan lebih efektif. Waktu evaluasi ini tidak

perlu diadakan selang beberapa waktu setelah beberapa kali siswa terlibat dalam

kegiatan pembelajaran kooperatif.

e. Kelebihan dan Kelemahan Model Pembelajaran Kooperatif

Model Pembelajaran kooperatif menekankan kerja sama dalam kelompok,

maka untuk mencapai tujuan bersama tersebut siswa akan mengembangkan

keterampilan berhubungan dengan sesama manusia yang akan sangat bermanfaat

bagi kehidupan siswa di luar sekolah. Apabila dibandingkan dengan pembelajaran

Page 56: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN …/Upaya... · mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Univertas Sebelas Maret

56

yang masih bersifat konvensional, pembelajaran kooperatif memiliki beberapa

keunggulan. Cillebert-Macmilan (dalam Isjoni, 2009: 23) mengemukakan bahwa

keunggulan model pembelajaran kooperatif dapat dilihat dari aspek siswa yaitu

memberi peluang kepada siswa agar mengemukakan dan membahas suatu

pandangan, pengalaman, yang diperoleh siswa belajar secara bekerja sama dalam

merumuskan ke arah suatu pandangan kelompok.

Stahl (dalam Isjoni, 2009: 23) mengemukakan pendapat yang senada

dengan pendapat di atas bahwa dengan melaksanakan model pembelajaran

kooperatif, siswa memungkinkan dapat meraih keberhasilan dalam belajar. Di

samping itu juga bisa melatih siswa untuk memiliki keterampilan, baik

keterampilan berpikir maupun keterampilan sosial, seperti keterampilan untuk

mengemukakan pendapat, menerima saran dan masukan dari orang lain, bekerja

sama, rasa setia kawan, dan mengurangi timbulnya perilaku yang menyimpang

dalam kehidupan kelas.

Selanjutnya menurut Sharan (dalam Isjoni: 23-24), siswa yang belajar

menggunakan model pembelajaran kooperatif akan memiliki motivasi yang tinggi

karena didorong dan didukung dari teman sebaya. Model pembelajan kooperatif

juga menghasilkan peningkatan kemampuan akademik, meningkatkan

kemampuan berpikir kritis, membentuk hubungan persahabatan, menimba

berbagai informasi, belajar menggunakan sopan santun, meningkatkan motivasi

siswa, memperbaiki sikap terhadap sekolah, dan belajar mengurangi tingkah laku

yang kurang baik, serta membantu siswa dalam menghargai pokok pikiran orang

lain.

Johnson dan Johnson (dalam Mulyono Abdurrahman, 2003: 124)

menyebutkan bahwa hasil-hasil penelitian menunjukkan dalam interaksi

kooperatif memiliki berbagai pengaruh positif terhadap perkembangan anak, di

antaranya, (a) meningkatkan prestasi belajar; (b) meningkatkan retensi; (c) lebih

dapat digunakan untuk mencapai taraf penalaran tingkat tinggi; (d) lebih dapat

mendorong motivasi instrinsik; (e) lebih sesuai untuk meningkatkan hubungan

antarmanusia yang heterogen; (f) meningkatkan sikap anak yang positif terhadap

sekolah; (g) meningkatkan sikap anak yang positif terhadap guru; (h)

Page 57: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN …/Upaya... · mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Univertas Sebelas Maret

57

meningkatkan harga diri anak; (i) meningkatkan perilaku penyesuaian sosial yang

positif; dan (j) meningkatkan keterampilan hidup bergotong royong.

Selain mempunyai kelebihan, model pembelajaran kooperatif juga

mempunyai kelamahan. Isjoni (2009: 25) mengemukakan bahwa kelemahan

model pembelajaran kooperatif bersumber pada dua faktor, yaitu faktor dari

dalam dan faktor dari luar. Faktor dari dalam, yaitu: (1) guru harus menyiapkan

pembelajaran secara matang, di samping itu juga perlu membutuhakan lebih

banyak tenaga, pemikiran, dan waktu; (2) agar proses pembelajaran berjalan

lancar maka dibutuhkan dukungan fasilitas, alat, dan biaya yang cukup memadai;

(3) selama kegiatan diskusi kelompok berlangsung, ada kecenderungan topik

permasalahan yang sedang dibahas meluas sehingga banyak yang tidak sesuai

dengan waktu yang ditentukan, dan (4) saat diskusi kelas, terkadang didominasi

seseorang, hal ini mengakibatkan siswa yang lain menjadi pasif. Oleh karena itu,

guru perlu menyiapkan perencanaan pengajaran yang terencana agar pembelajaran

dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif dapat berjalan dengan baik.

4. Hakikat Teknik Think- Pair-Share (TPS)

a. Pengertian Teknik Think- Pair-Share (TPS)

Teknik Think-Pair-Share merupakan salah satu teknik pembelajaran yang

terdapat dalam model pembelajaran kooperatif yang menganut sistem kerja sama

atau belajar kelompok dengan tugas terstruktur merujuk pada pencapaian tujuan

dalam memecahkan masalah. Teknik Think-Pair-Share merupakan sebuah model

pembelajaran kooperatif sederhana namun sangat berguna. Dikembangkan oleh

Frank Lyman dan koleganya dari universitas Maryland. Pada saat guru

mempresentasikan sebuah pelajaran di kelas, siswa duduk berpasangan dalam tim

mereka. Guru menagajukan pertanyaan kepada kelas tersebut. Siswa diminta

untuk Think (memikirkan) sendiri jawaban pertanyaan itu, kemudian Pair

(berpasangan) dengan pasangannya berdiskusi untuk mencapai konsensus atas

jawaban tersebut. Akhirnya guru meminta siswa untuk Share (berbagi) jawaban

yang mereka sepakati itu kepada siswa di kelas.

Page 58: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN …/Upaya... · mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Univertas Sebelas Maret

58

Teknik TPS ini merupakan suatu teknik yang sederhana untuk dapat

meningkatkan kemampuan siswa dalam semua aspek keterampilan berbahasa baik

menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Namun pada penelitian ini dibatasi

pada penelitian berbicara. Cara ini memberikan waktu kepada siswa untuk

berpikir terlebih dahulu tentang sebuah jawaban dan pengetahuan yang telah

dipelajari sebelumnya.

”Think-Pair-Share is a cooperative learning strategy that deepens the

level of thinking for all students and promotes participation in a low

affective filter environment. The strategy also gives the students an

apportunity to speak to another student. The teacher poses a question. The

students think of a response. Than with a partner, each student shares

his/her ideas. The students may also share the ideas wich another pair or

whole class. Ideally the pairs are a mix of language learners and models”

(Spillet, 2008: 1).

Teknik TPS merupakan bagian dari model pembelajaran kooperatif yang

memiliki tujuan untuk meningkatkan keterampilan siswa dalam berkomunikasi

secara lisan dengan cara mendiskusikan gagasannya kepada temannya yang lain.

Guru memberikan sebuah pertanyaan kemudian siswa memikirkan jawabannya

dan dilanjutkan saling berbagi dan bertukar gagasan dengan teman yang lainnya.

Pembelajaran dalam teknik TPS siswa dilatih untuk berpikir sendiri dalam

menjawab dan memecahkan masalah yang autentik sehingga siswa dilatih

mengembangkan keterampilan berpikir dan memecahkan masalah. Dengan

demikian siswa dapat belajar secara mandiri dan terbiasa memandang sesuatu dari

sudut pandang disiplin ilmu yang berbeda. Teknik ini cocok untuk membantu

siswa berani berbicara dan berpartisipasi aktif dalam suatu pembelajaran serta

dapat memasukkan gagasan dengan jalan mengkoordinasikan terlebih dahulu

secara umum tentang suatu materi dengan jalan diskusi.

b. Langkah-langkah Teknik Think-Pair-Share (TPS)

Teknik Think-Pair-Share atau berpikir berpasangan berbagai adalah

merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi

pola interaksi siswa. Teknik TPS merupakan suatu cara yang efektif untuk

Page 59: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN …/Upaya... · mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Univertas Sebelas Maret

59

membuat variasi susunan pola diskusi kelas. Dengan asumsi bahwa semua diskusi

membutuhkan pengaturan untuk mengendalikan kelas secara keseluruhan, dan

prosedur yang digunakan dalam teknik TPS dapat memberi siswa lebih banyak

waktu berpikir, untuk merespon, dan saling membantu. Guru memperkirakan

hanya melengkapi penyajian singkat atau siswa membaca tugas, atau situasi yang

menjadi tanda tanya. Sekarang guru mempertimbangkan lebih banyak apa yang

telah diijelaskan dan dialami. Guru memilih menggunakan TPS untuk

membandingkan tanya jawab kelompok keseluruhan.

Menurut Trianto (2007: 61) menyebutkan beberapa langkah dalam

menggunakan model pembelajaran kooperatif teknik TPS sebagai berikut.

1) Langkah 1: Berpikir (Thinking)

Guru memberikan pertanyaan atau masalah yang berhubungan yang

berhubungan dengan pelajaran dan meminta siswa untuk memikirkan

pertanyaan tersebut secara mandiri.

2) Langkah 2: Berpasangan (Pair)

Guru meminta siswa untuk berpasangan dengan siswa yang lain dan

mendiskusikan apa yang telah dipikirkan pada langkah pertama.

Interaksi pada tahap berpasangan diharapakan siswa dapat berbagai

jawaban jika telah diajukan suatu pertanyaan atau berbagi ide jika

suatu persoalan khusus telah diidentifikas. Biasanya guru memberi

waktu empat sampai lima menit untuk berpasangan.

3) Langkah 3: Berbagi (Sharing)

Guru meminta pasangan-pasangan siswa tersebut untuk berbagi atau

bekerja sama dengan kelas secara keseluruhan mengenai apa yang

telah mereka diskusikan dengan cara bergantian pasangan demi

pasangan dan dilanjutkan sampai beberapa siswa telah mendapat

kesempatan untuk melapor, paling tidak sekitar seperempat pasangan,

tetapi disesuaikan dengan waktu yang tersedia. Langkah pada tahap

berbagi menjadi efektif apabila guru berkeliling kelas dari pasangan

satu ke pasanagan yang lain.

Berdasarkan pendapat beberapa ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa

dalam langkah-langkah pembelajaran keterampilan berbicara dengan teknik TPS

adalah (a) memikirkan (think), setiap siswa diberi tema kemudian memikirkan

pokok-pokok tentang tema; (b) berpasangan (pair), setelah siswa menyelesaikan

tugas untuk menuliskan pokok-pokok berdasarkan tema kemudian berpasangan

untuk kembali diskusi mengenai pokok-pokok yang sudah ditulis; dan (c) berbagi

(share), siswa berdiskusi berbagi jawaban dengan teman satu kelas.

Page 60: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN …/Upaya... · mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Univertas Sebelas Maret

60

c. Kelebihan dan Kelemahan Teknik Think-Pair-Share (TPS)

Teknik Think-Pair-Share memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihan

teknik TPS adalah mudah diterapkan pada berbagai tingkat kemampuan berpikir

dalam setiap kesempatan. Siswa diberi waktu lebih banyak berpikir, menjawab,

dan saling membantu satu sama lain. Prosedur yang digunakan juga sangat

sederhana. Bertanya kepada teman sebaya dan berdiskusi kelompok untuk

mendapatkan kejelasan terhadap apa yang telah dijelaskan oleh guru bagi siswa

tertentu akan lebih mudah dipahami. Diskusi dalam bentuk kelompok-kelompok

kecil ini sangat efektif untuk memudahkan siswa dalam memahami materi dan

memecahkan suatu permasalahan. Adanya tahap Thinking tersebut dapat

meningkatkan partisipasi siswa dan meningkatkan banyaknya informasi yang

dapat diingat oleh siswa. Sebab siswa saling belajar satu sama lain dan berupaya

bertukar ide dengan pasangannya sebelum mengemukakan idenya ke kelompok

yang lebih besar. Rasa percaya diri siswa meningkat dan semua siswa mempunyai

kesempatan berpartisipasi di kelas. Dengan teknik TPS siswa dilatih untuk

berpikir sendiri dalam menjawab dan memecahkan masalah yang authentik

sehingga siswa dilatih menggunakan keterampilan berpikir dan memecahkan

masalah. Dengan demikian siswa dapat belajar secara nandiri dan terbiasa

memandang sesuatu dari sudut pandang ilmu yang berbeda.

Anita Lie (2008: 57) mengemukakan bahwa teknik TPS memiliki

beberapa kelebihan, yaitu siswa diberi kesempatan untuk bekerja sendiri dan

bekerja sama dengan orang lain dan adanya optimalisasi partisipasi siswa. Dengan

metode klasikal yang memungkinkan hanya satu siswa maju dan membagikan

hasilnya untuk seluruh kelas, teknik TPS memberi kesempatan sedikitnya delapan

kali lebih banyak kepada setiap siswa untuk dikenali dan menunjukkan partisipasi

mereka kepada orang lain.

Menurut Spencer Kagan (dalam Evi Maslahatun Ni’mah, 2007: 38)

mengemukakan manfaat pembelajaran dengan teknik TPS adalah:

1) Para siswa menggunakan waktu yang lebih banyak untuk mengerjakan

tugasnya dan untuk mendengarkan satu sama lain ketika mereka

terlibat dalam kegiatan Think-Pair-Share, penambahan waktu berpikir

dan kegiatan diskusi dapat meningkatkan kualitas gagasan.

Page 61: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN …/Upaya... · mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Univertas Sebelas Maret

61

2) Para guru juga mempunyai waktu yang lebih banyak untuk berpikir

dan berkonsentrasi mendengarkan jawaban siswa, mengamati reaksi

siswa, dan mengajukan pertanyaan tingkat tinggi.

Secara spesifik kelebihan teknik TPS adalah (1) mempermudah siswa

dalam mengungkapkan pendapat serta gagasannya, sebab terdapat kerja sama

antara teman yangsatu dengan yang lain; (2) siswa tampil berbicara secara

kelompok sehingga diharapkan siswa tidak merasa takut ataupun malu serta lupa

dengan apa yang akan disampaikan karena dapat saling mengingatkan; (3)

menumbuhkan semangat kebersamaan atau kerja sama, tanpa adanya rasa

ketergantungan, sebab siswa berdiskusi secara bergantian, tidak bersama-sama,

tujuannya adalah untuk memaksimalkan partisipasi siswa; (4) mempertinggi

kemampuan siswa untuk berkomunikasi menyampaikan pendapat atau

gagasannya secara lian pada teman yang lain; dan (5) dapat digunakan untuk

membantu siswa dalam berpartisipasi aktif sekaligus menambah pengetahuan

siswa dalam diskusi.

Teknik TPS dapat meningkatkan partisipasi siswa dan meningkatkan

banyaknya informasi yang dapat diingat oleh siswa. Sebab siswa saling belajar

satu sama lain dan berupaya bertukar ide dengan pasangannya sebelum

mengemukakan idenya ke kelompok yang lebih besar. Rasa percaya diri siswa

meningkat dan semua siswa mempunyai kesempatan berpartisipasi di kelas (Nina

Septriana dan Budi Handoyo, Jurnal Pendidikan Inovatif, Volume 2, Nomor 1,

2006: 50).

Selain mempunyai kelebihan di atas, teknik TPS juga mempunyai

kelamahan. Kelemahannya adalah: 1) teknik TPS belum banyak diterapkan

disekolah, 2) sangat memerlukan kemampuan dan keterampilan guru, waktu

pembelajaran berlangsung guru melakukan interverensi secara maksimal, 3)

menyusun bahan ajar setiap pertemuan dengan tingkat kesulitan yang sesuai

dengan taraf berpikir anak, dan 4) mengubah kebiasaan siswa belajar berpikir

memecahkan masalah secara kelompok, hal ini merupakan kesulitan sendiri bagi

siswa (Anita Lie, 2008: 58).

Page 62: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN …/Upaya... · mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Univertas Sebelas Maret

62

d. Relevansi Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Think-Pair-Share (TPS)

dalam Pembelajaran Keterampilan Berbicara

Model Pembelajaran kooperatif merupakan strategi belajar dengan

sejumlah siswa sebagai anggota kelompok kecil berjumlah 4-6 siswa dengan

tingkat kemampuan atau jenis kelamin atau latar belakang yang berbeda. Dalam

model pembelajaran kooperatif, belajar dikatakan belum selesai jika salah satu

teman dalam kelompok belum menguasai materi pelajaran. Model pembelajaran

kooperatif menekankan kerja sama dalam kelompok untuk mencapai tujuan yang

sama. Oleh sebab itu, penanaman model pembelajaran kooperatif sangat pelu

dilakukan, antara lain menghargai pendapat orang lain, mendorong berpartisipasi,

berani bertanya, mendorong teman untuk bertanya, mengambil giliran, dan

berbagi tugas. Model Pembelajaran kooperatif sebenarnya adalah pembelajaran

yang menyenangkan apabila diikuti sebab pembelajaran ini melibatkan seluruh

keaktifan siswa.

Sesuai silabus bahasa Indonesia kelas XI semester dua mengenai standar

kompetensi berbicara, peneliti akan memakai materi tentang pokok bahasan

menyampaikan laporan hasil penelitian dalam diskusi atau seminar yang meliputi:

(1) mempresentasikan hasil penelitian secara runtut dengan menggunakan bahasa

yang baik dan benar; dan (2) mengomentari tanggapan orang lain terhadap

presentasi hasil penelitian. Peneliti akan melakukan penelitian pada kompetensi

dasar tersebut. Penelitian difokuskan pada keterampilan berbicara khususnya

materi mengenai diskusi.

Pekerjaan pokok dalam mempersiapkan kelompok diskusi adalah

memastikan bahwa setiap anggota kelompok berpartisipasi. Apabila ingin agar

kelompok membuat laporan tertulis, maka sangat penting juga setiap anggota

kelompoknya untuk mempunyai bagian tugas yang dibagi dengan baik, supaya

semua pekerjaan (dan pembelajaran) tidak ditanggung oleh satu orang anggota.

Salah satu cara yang bagus untuk membuat setiap anggota tim

berpartisipasi adalah dengan membuat supaya setiap orang menuliskan sebuah

opini atau gagasan sebelum memulai diskusi. Setelah guru mengajukan

pertanyaan mengenai topik tertentu, kemudian tiap anggota kelompok mendaftar

Page 63: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN …/Upaya... · mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Univertas Sebelas Maret

63

pendapat mereka sendiri dan dilanjutkan diskusi dengan kelompoknya

berdasarkan pendapat anggotanya secara bergantian. Kunci dari prosedur ini

adalah bahwa apabila semua siswa menyatakan sebuah pendapat, mereka akan

mempunyai komitmen terhadap diskusi kelompok dan jauh lebih besar

kemauannya untuk berpartisipasi di dalamnya.

Teknik TPS merupakan sebuah teknik sederhana tetapi sangat bermanfaat.

Ketika guru menyampaikan pelajaran di dalam kelas, para siswa duduk

berpasangan dengan timnya masing-masing. Guru memberikan pertanyaan kepada

kelas. Siswa diminta untuk memikirkan sebuah jawaban dari mereka sendiri, lalu

berpasangan dengan pasangannya untuk mencapai sebuah kesepakatan terhadap

jawaban. Akhirnya, guru meminta para siswa untuk berbagi jawaban yang telah

mereka sepakati dengan seluruh kelas (Slavin, 2009: 257).

Teknik TPS merupakan salah satu pembelajaran yang terdapat dalam

model pembelajaran kooperatif yang menganut sistem kerja sama atau belajar

kelompok dengan tugas terstruktur merujuk pada pencapaian tujuan dalam

memecahkan masalah dengan tim atau anggota kelompoknya. Teknik ini

mengarahkan siswa untuk saling berinteraksi dengan kelompoknya maupun

dengan kelompok lainnya. Siswa dapat bertukar pendapat dan mampu

merumuskan jawaban berdasarkan pemikiran dan kerja sama dengan

kelompoknya. Kegiatan akhir dalam teknik TPS yakni kegiatan yang didasarkan

pada hasil diskusi siswa untuk dapat saling mengungkapkan pendapat dengan

kelompok masing-masing dan selanjutnya menyatakan pendapat tersebut dengan

siswa yang lain atau kelompok yang lain. Sehingga teknik TPS sangat cocok

digunakan untuk melatih keterampilan berbicara khususnya kegiatan berdiskusi di

dalam kelas.

B. Penelitian yang Relevan

Ada beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian ini. Penelitian

yang dilakukan oleh Aninditya Sri Nugraheni yang berjudul ”Penerapan Strategi

Cooperative Learning Jenis Think-Pair-Share (TPS) pada Pembelajaran

Kompetensi Berbicara pada Siswa Kelas VII-H SMP Al-Islam Surakarta”. Hasil

Page 64: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN …/Upaya... · mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Univertas Sebelas Maret

64

penelitian terdapat peningkatan kualitas pembelajaran baik proses maupun hasil

bercerita siswa kelas VII-H SMP Al-Islam Surakarta. Peningkatan kualitas proses

pembelajaran tersebut ditandai dengan meningkatnya: (1) jumlah siswa yang

bersedia tampil bercerita; (2) jumlah siswa yang aktif selama apersepsi dalam

pembelajaran bercerita; (3) jumlah siswa yang tertarik dan termotivasi dalam

kegiatan pembelajaran bercerita; (4) jumlah siswa yang sudah mampu bekerja

sama dan kompak dengan pasangannya. Adapun peningkatan kualitas hasil

pembelajaran ditandai dengan meningkatnya jumlah siswa yang mencapai batas

tuntas, yaitu lebih dari atau sama dengan nilai 6,0. Pada siklus I sebanyak 19

siswa dari 42 siswa (45%). Pada siklus II meningkat menjadi 28 siswa dari 42

siswa (66%). Pada siklus III meningkat menjadi 36 siswa hingga mencapai 85%.

Penelitian di atas memiliki beberapa kesamaan dengan penelitian ini,

model yang digunakan dalam penelitian di atas sama dengan penelitian ini yaitu

model kooperatif TPS. Kesamaan lain dalam penelitian di atas adalah objek

penelitian yaitu pembelajaran keterampilan berbicara, namun penelitian di atas

pemfokusan objek penelitian berbicara berupa bercerita sedangkan penelitian ini

pemfokusan objek penelitian berbicara berupa diskusi. Selain memiliki kesamaan,

penelitian di atas juga mempunyai perbedaan dengan penelitian ini. Adapun

perbedaan penelitian di atas dengan penelitian ini adalah subjek penelitian. Subjek

penelitian di atas adalah siswa kelas VII-H SMP Al-Islam surakarta sedangkan

subjek penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA Muhammadiyah 8 Kalijambe.

Penelitian lain yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian yang

dilakukan oleh Nyiastuti Dwi Agustina yang berjudul ”Upaya Meningkatkan

Kualitas pembelajaran Keterampilan Berbicara Melalui Metode Diskusi

Kelompok pada Siswa Kelas XII SMA Bung Karno Karanganyar Tahun Ajaran

2008/2009. Tujuan dalam penelitian tersebut adalah untuk: (1) meningkatkan

kualitas proses pembelajaran keterampilan berbicara dengan menerapkan metode

diskusi kelompok; (2) meningkatkan kualitas hasil pembelajaran keterampilan

berbicara dengan menerapkan metode diskusi kelompok. Hasil penelitian tersebut

berupa: (1) penerapan diskusi kelompok dapat meningkatkan kualitas kualitas

proses pembelajaran berbicara. Hal ini ditandai dengan meningkatnya minat dan

Page 65: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN …/Upaya... · mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Univertas Sebelas Maret

65

motivasi belajar siswa yang meningkat menjadi 85 % (41 siswa dari 48 siswa) dan

jumlah siswa yang aktif dalam kegiatan pembelajaran meningkat sebesar 75 %

(36 siswa dari 48 siswa); (2) penerapan diskusi kelompok dapat meningkatkan

kualitas hasil pembelajaran berbicara. Hal ini ditandai dengan meningkatnya

jumlah siswa yang mencapai batas ketuntasan, yaitu pada siklus I adalah 26 siswa

dari 48 siswa (54%) dengan nilai rata-rata 66,4. Pada siklus II menjadi 37 siswa

(77%) dengan nilai rata-rata 71 dan meningkat lagi pada siklus III yaitu 48 siswa

(98%) dengan nilai rata-rata 77,3.

Kesamaan penelitian Nyiastuti Dwi Agustina dengan penelitian ini adalah

objek kajian penelitiannya, yaitu pembelajaran keterampilan berbicara, namun

fokus penelitiannya berbeda. Penelitian di atas fokus objek penelitian berbicara

berupa pidato sedangkan fokus objek penelitian berbicara ini berupa diskusi.

Penelitian Nyiastuti Dwi Agustina menggunakan metode diskusi kelompok

sebagai upaya meningkatkan keterampilan berpidato, sedangkan penelitian ini

peneliti menggunakan metode TPS dalam upaya meningkatkan keterampilan

diskusi.

Penelitian lain yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian yang

berjudul ”Peningkatan Keterampilan Berbicara Siswa Kelas X-4 SMA negeri 1

Jepara Melalui Diskusi dengan Pendekatan Kontekstual Fokus Pemodelan” oleh

Zaenal Arief. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas. Hasil

penelitiannya yaitu: (1) keterampilan berbicara siswa kelas X-4 SMA Negeri 1

Jepara tahun Ajaran 2004/2005 meningkat setelah mengikuti pembelajaran

dengan menggunakan pendekatan kontekstual fokus pemodelan. Peningkatan itu

terlihat dari perubahan nilai rata-rata dari siklus I ke siklus II sebesar 7,8 %. Pada

siklus I, nilai rata-rata yang diperoleh siswa sebesar 73,4%, sedangkan pada siklus

II, hasil yang dicapai sebesar 81,2%. Peningkatan nilai tes keterampilan berbicara

ini meliputi seluruh aspek keterampilan berbicara yang dijadikan kriteria

penilaian. Aspek-aspek tersebut adalah: 1) ketepatan ucapan; 2) penempatan

tekanan; 3) penempatan jeda; 4) intonasi, 5) pilihan kata; 6) pemakain kalimat; 7)

sikap gerak-gerik dan mimik yang wajar; 8) volume suara; 9) pandangan mata;

10) penguasaan topik; dan 11) kelancaran.

Page 66: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN …/Upaya... · mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Univertas Sebelas Maret

66

Kesamaan penelitian Zaenal Arief dengan penelitian ini adalah objek

kajian penelitiannya, yaitu keterampilan berbicara dan cara evaluasinya. Fokusnya

juga sama yaitu pada keterampilan berdiskusi. Evaluasi dalam penelitian di atas

dengan penelitian ini juga sama, yaitu dengan penilaian unjuk kerja siswa yang

dilengkapi rubrik pengamatan.

C. Kerangka Berpikir

Kondisi awal pembelajaran keterampilan berbicara di kelas XI IPA SMA

Muhammadiyah 8 Kalijembe kurang memuaskan dibanding keterampilan

berbahasa lainnya. Beberapa hal yang mempengaruhi kemampuan siswa dalam

keterampilan berbicara tersebut dipengaruhi faktor dari dalam dan luar. Faktor

dari dalam siswa antara lain rasa malu, grogi, dan kurang percaya diri saat

berbicara di dalam kelas, khususnya dalam kegiatan diskusi. Faktor dari luar

meliputi faktor dari guru dan lingkungan kegiatan pembelajaran keterampilan

berbicara berlangsung. Faktor dari guru berupa pemakaian model pembelajaran

berbicara yang bersifat konvensional, sehingga hal ini memperkecil kesempatan

siswa untuk berlatih berbicara di dalam kelas. Selain itu, juga terdapat

kemungkinan guru kurang menguasai materi berbicara tersebut sehingga

berpengaruh terhadap pemilihan model pembelajaran yang digunakan. Akibat

pemakain model pembelajaran konvensional tersebut berdampak pula pada faktor

lingkungan kegiatan pembelajaran keterampilan berbicara. Pemakaian model

pemebelajaran konvensional mengakibatkan lingkungan pembelajaran menjadi

kurang kondusif, masih banyak siswa yang tidak berdiskusi, sehingga kelas

menjadi ramai. Akhirnya, waktu pembelajaran jadi kurang efektif. Permasalahan

tersebut disebabkan siswa sudah ”dibiasakan” dengan model pembelajaran

klasikal yang notabene siswa hanya mendengarkan dan mencatat saat guru

menyampaikan materi. Seharusnya dalam pembelajaran keterampilan berbicara

siswa diberi lebih banyak kesempatan untuk berlatih berbicara.

Model pembelajaran kooperatif teknik TPS sebagai langkah meningkatkan

proses dan hasil pembelajaran keterampilan berbicara, guru sangat berperan

penting untuk membimbing siswa melakukan diskusi, sehingga terciptanya

Page 67: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN …/Upaya... · mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Univertas Sebelas Maret

67

suasana belajar yang lebih hidup, aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan.

Melalui teknik TPS siswa secara langsung dapat memecahkan masalah,

memahami suatu materi secara berkelompok, dan saling membantu antara satu

dengan yang lainnya, membuat kesimpulan (diskusi) serta mempresentasikan di

depan kelas sebagai salah satu langkah evaluasi terhadap kegiatan pembelajaran

yang telah dilakukan.

Melalui teknik tersebut siswa mengalami sendiri proses jalannya

pelaksanaan diskusi, karena setiap siswa mempunyai tanggung jawab dan

kesempatan yang sama terhadap keberhasilan kelompoknya. Sebelum

mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya, siswa diberi kesempatan lebih

banyak untuk berpikir dan berbagi ide dengan kelompoknya. Selain itu, guru juga

dapat memantau kinerja setiap siswa karena teknik tersebut dimulai dari hasil

kerja individu, dari hal tersebut guru dapat memantau siapa saja yang mampu dan

yang tidak mampu mengerjakan tugas yang diberikan. Akhirnya, waktu

pembelajaran menjadi efektif dan suasana pembelajaran berjalan kondusif

sehingga proses kegiatan pembelajaran keterampilan berbicara meningkat. Jadi

dapat disimpulkan dengan adanya penerapan model pembelajaran kooperatif

teknik Think-Pair-Share (TPS) tersebut diharapkan dapat meningkatkan kualitas

proses dan hasil keterampilan berbicara siswa kelas XI IPA SMA Muhammadiyah

8 Kalijambe.

Page 68: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN …/Upaya... · mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Univertas Sebelas Maret

68

Adapun bagan kerangka berpikir dalam penelitian ini sebagai berikut.

Bagan 1. Bagan Kerangka Berpikir

Model pembelajaran

yang digunakan guru

masih lemah, model

pembelajaran yang

digunakan cenderung

bersifat konvensional

Siswa malu, takut, dan

kurang percaya diri

berbicara di depan teman-

temannya, siswa

menyampaikan pendapat

secara individu

Suasana diskusi

kurang kondusif,

masih banyak siswa

yang tidak ikut

berdiskusi sehingga

kelas menjadi ramai

Penerapan model pembelajaran kooperatif teknik Think-

Pair-Share dalam pembelajaran keterampilan berbicara

Kondisi awal pembelajaran

keterampilan berbicara di SMA

Muhammadiyah 8

Kondisi akhir pembelajaran

keterampilan berbicara di SMA

Muhammadiyah 8

Model pembelajaran

yang digunkan guru lebih

aktif dan inovatif,

mengarah pada kerja

sama siswa dalam

kelompok diskusi

Siswa berani

mengungkapkan pendapat

di depan teman-temannya

dan mampu bekerja sama.

Keterampilan berbicara

siswa meningkat

Suasana diskusi

kondusif dan waktu

pembelajaran menjadi

efektif

Kualitas proses dan hasil pembelajaran keterampilan

berbicara meningkat

Page 69: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN …/Upaya... · mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Univertas Sebelas Maret

69

D. Hipotesis Tindakan

Peneliti bersama guru merencanakan dan melakukan tindakan untuk

meningkatkan keterampilan berbicara siswa dengan menggunakan penerapan

model pembelajaran kooperatif teknik Think-Pair-Share dengan hipotesis

tindakan sebagai berikut.

1. Terjadi peningkatan proses pembelajaran keterampilan berbicara

menggunakan penerapan model pembelajaran kooperatif teknik Think-Pair-

Share (TPS) pada siswa kelas XI IPA SMA Muhammadiyah 8 Kalijambe.

2. Terjadi peningkatan hasil pembelajaran keterampilan berbicara menggunakan

penerapan model pembelajaran kooperatif teknik Think-Pair-Share (TPS)

pada siswa kelas XI IPA SMA Muhammadiyah 8 Kalijambe.

Page 70: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN …/Upaya... · mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Univertas Sebelas Maret

70

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMA Muhammadiyah 8 Kalijambe tahun

ajaran 2009/2010 yang mengalami permasalahan dalam pembelajaran

keterampilan berbicara. Sekolah ini memiliki satu kelas XI IPA yang dijadikan

sebagai penelitian. Jadwal pelajaran Bahasa Indonesia di kelas tersebut tiga kali

dalam seminggu yaitu setiap hari Selasa, Kamis, dan Sabtu dengan jumlah enam

jam pelajaran. Setiap satu kali pertemuan pelajaran adalah 2 x 45 menit.

Penelitian ini dilaksanakan selama enam bulan dari bulan Desember 2009

sampai bulan Mei 2010. Tahap persiapan yang dimulai dengan pembuatan

proposal dimulai pada bulan Desember 2009 sampai penyusunan laporan

direncanakan akan berakhir bulan Mei 2010.

Tabel 4. Rincian Kegiatan, Waktu, dan Jenis Kegiatan Penelitian

No Kegiatan Bulan

Desember Januari Februari Maret April Mei

1 Persiapan awal

sampai

penyusunan

proposal

x x x x

2 Persiapan

instrumen dan

alat

x x x

3 Pelaksanaan

siklus I, II, III

dan refleksi

x x x x x x

4 Pengumpulan

dan analisis data

x x x x x

5 Penyusunan

laporan

x x x x x x

B. Bentuk dan Strategi Penelitian

Penilaian ini berbentuk penelitian tindakan kelas (class action research).

Penelitian tindakan kelas merupakan penelitian untuk mengatasi permasalahan

terkait dengan kegiatan belajar mengajar yang terjadi pada suatu kelas.

54

Page 71: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN …/Upaya... · mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Univertas Sebelas Maret

71

Berdasarkan dari permasalahan nyata di lapangan kemudian dianalisis seluk beluk

permasalahannya. Setelah itu, dicoba sebuah solusi untuk mengatasi permasalahan

tersebut dengan menerapkannya pada kegiatan belajar mengajar. Oleh karena itu,

penelitian tindakan kelas membutuhkan kerjasama antara peneliti, guru, siswa,

dan staf sekolah lainnya untuk menciptakan suatu kinerja sekolah yang lebih baik.

Strategi yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif

yaitu bertujuan untuk menggambarkan dan menjelaskan semua kenyataan yang

ada. Peneliti mencoba memberikan gambaran dan menjelaskan semua kegiatan

pelaksanaan tindakan kelas dan hasil penelitian dalam data tertulis. Kenyataan

yang dimaksud adalah proses pembelajaran keterampilan berbicara sebelum dan

sesudah diberi tindakan berupa penggunaan model pembelajaran kooperatif teknik

Thik-Pair-Share.

C. Subjek Penelitian

Subjek kajian dalam Penelitian Tindakan Kelas ini adalah satu kelas XI

IPA SMA Muhammadiyah 8 Kalijambe tahun ajaran 2009/2010 yang mengalami

permasalahan dalam pembelajaran keterampilan berbicara. Di kelas XI IPA ini

jumlah murid terdiri dari 20 siswa yang keseluruhannya adalah perempuan. Selain

siswa, subjek penelitian ini adalah guru pengampu mata pelajaran Bahasa dan

Sastra Indonesia, Ibu Siti Khuzaimatun, S.Pd. berkaitan dengan perilaku guru

dalam mengajar.

D. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini adalah:

a. Tempat dan peristiwa berlangsungnya aktivitas pembelajaran keterampilan

berbicara dan aktivitas lainnya yang bertalian di kelas XI IPA di SMA

Muhammadiyah 8 Kalijambe.

b. Informan dalam penelitian ini adalah guru pengampu mata pelajaran bahasa

dan sastra Indonesia kelas XI IPA dan beberapa siswa kelas XI IPA di SMA

Muhammadiyah 8 Kalijambe.

Page 72: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN …/Upaya... · mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Univertas Sebelas Maret

72

c. Dokumen

Data yang dikumpulkan antara lain: silabus, Rencana Pelaksanan

Pembelajaran (RPP), hasil tes siswa, catatan lapangan, hasil wawancara

dengan guru mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia dan beberapa siswa

kelas XI IPA, dan foto kegiatan pembelajaran keterampilan berbicara di SMA

Muhammadiyah 8 Kalijambe.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang diterapkan dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1. Observasi

Teknik ini digunakan untuk mengamati kegiatan pembelajaran

ketrampilan berbicara yang berlangsung di kelas. Observasi ini bertujuan

untuk mengamati perkembangan pembelajaran yang dilakukan oleh guru dan

siswa di dalam kelas. Observasi atau pengamatan ini dilakukan dengan cara

peneliti bertindak sebagai partisipan pasif yang mengamati jalannya

pembelajaran di kelas yang dipimpin oleh guru. Peneliti mengambil posisi di

tempat duduk paling belakang, mengamati jalannya proses pembelajaran

sambil mencatat segala sesuatu yang terjadi selama proses pembelajaran

berlangsung.

Hasil observasi didiskusikan peneliti bersama guru pengampu.

Kemudian guru mengetahui kelemahan-kelemahan dalam pembelajaran

keterampilan berbicara yang telah dilakukan untuk kemudian diupayakan

solusinya. Solusi yang telah disepakati bersama antara peneliti dan guru dapat

dilaksanakan pada siklus berikutnya. Observasi terhadap guru difokuskan

pada kegiatan guru dalam melaksanakan pembelajaran berbicara (diskusi)

dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif teknik Think-Pair-

Share. Observasi terhadap kinerja guru juga diarahkan pada kegiatan guru

menjelaskan pelajaran, memotivasi siswa, mengajukan pertanyaan dan

menanggapi jawaban siswa, mengelola kelas, memberikan latihan dan umpan

balik, dan melakukan penilaian terhadap hasil belajar siswa. Sementara itu,

Page 73: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN …/Upaya... · mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Univertas Sebelas Maret

73

observasi terhadap siswa difokuskan pada tingkat partisipasi siswa dalam

mengikuti diskusi, seperti terlihat pada keaktivan bertanya dan menanggapi

stimulus baik yang datang dari guru atau teman lain dan keaktivan siswa

dalam bekerja sama dengan kelompok diskusi.

2. Teknik Wawancara

Teknik wawancara digunakan untuk memperoleh data dari informan

yaitu guru mata pelajaran Bahasa Indonesia, Ibu Siti Khuzaimatun, S.Pd. dan

beberapa siswa kelas XI IPA SMA Muhammadiyah 8 Kalijambe. Wawancara

dengan guru dilaksanakan setelah melakukan pengamatan pertama terhadap

kegiatan belajar mengajar dimaksudkan untuk memperoleh informasi tentang

berbagai hal yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran bahasa

Indonesia, khususnya pembelajaran berbicara. Berdasarkan wawancara

tersebut dan kegiatan observasi awal serta kajian dokumen yang telah

dilakukan diidentifikasi permasalahan-permasalahan yang ada berkenaan

dengan pembelajaran berbicara serta faktor-faktor penyebabnya. Wawancara

juga dilakukan pada siswa untuk memperoleh informasi yang berhubungan

dengan aspek-aspek pembelajaran, penentuan tindakan, serta respon yang

timbul sebagai akibat dari tindakan yang dilakukan.

3. Analisis Dokumen

Teknik analisis dokumen yang dilakukan dalam penelitian ini adalah

dengan menganalisis dokumen-dokumen yang ada, seperti silabus, Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang dibuat guru, buku atau materi

pelajaran, dan nilai keterampilan berbicara yang diberikan guru.

F. Uji Validitas Data

Validitas data yang digunakan adalah teknik triangulasi metode,

triangulasi sumber data, dan review informan.

1) Triangulasi Metode, teknik ini digunakan untuk membandingkan data yang

telah diperoleh dari hasil observasi dengan data yang diperoleh dari hasil

wawancara. Dalam hal ini peneliti membandingkan hasil observasi dengan

data yang berasal dari siswa diperoleh melalui observasi dan wawancara

Page 74: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN …/Upaya... · mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Univertas Sebelas Maret

74

terstruktur. Data yang berasal dari guru diperoleh melalui wawancara

mendalam yakni mengenai segala hal yang terjadi dalam kegiatan

pembelajaran berbicara di kelas tersebut. Salah satu data yang diperoleh

berupa data tentang kesulitan-kesulitan siswa selama mengikuti pelajaran

keterampilan berbicara.

2) Triangulasi Sumber Data, teknik ini digunakan untuk menguji kebenaran

dengan mengacu kebenaraan data yang diperoleh dari sumber data yang

berbeda. Misalnya, untuk menentukan keabsahan keaktifan siswa selama

mengikuti pembelajaran, peneliti melakukan triangulasi sumber data dari

siswa selaku informan dengan sumber data dokumen yang berupa foto

pembelajaran dan catatan lapangan. Dalam hal ini siswa dikatakan aktif jika

dalam kegiatan pembelajaran siswa memperhatikan penjelasan dari guru, aktif

bertanya dan menjawab pertanyaan, dan siswa menunjukkan keseriusan

bekerja sama dengan kelompoknya, yang ditunjukkan melalui foto-foto

pembelajaran.

3) Review Informan, teknik ini digunakan untuk menanyakan kembali kepada

informan, apakah data wawancara yang diperoleh peneliti sudah sesuai atau

belum, sehingga diperoleh kesepakatan antara peneliti dan informan tentang

data atau interpretasi temuan tersebut.

G. Teknik Analisis Data

Teknik analisis yang digunakan untuk menganalisis data-data yang

berhasil dikumpulkan antara lain dengan teknik deskriptif komparatif dan teknik

analisis kritis. Teknik deskriptif komparatif digunakan untuk membandingkan

hasil antarsiklus. Peneliti membandingkan hasil sebelum penelitian dengan hasil

pada akhir setiap siklus. Misalnya, membandingkan rerata nilai keterampilan

berbicara siswa pada kondisi sebelum tindakan, setelah siklus I, setelah siklus II,

dan setelah siklus III. Teknik analisis kritis mencakup kegiatan untuk

mengungkap kelebihan dan kekurangan kinerja siswa dan guru dalam proses

belajar mengajar keterampilan berbicara dengan penerapan model pembelajaran

kooperatif teknik Think-Pair-Share berdasarkan kriteria normatif yang diturunkan

Page 75: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN …/Upaya... · mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Univertas Sebelas Maret

75

dari kajian teoretis. Hasil analisis tersebut dijadikan dasar dalam menyusun

perencanaan tindakan untuk tahap berikutnya sesuai dengan siklus yang ada.

Analisis data dilakukan bersamaan dan/ atau setelah pengumpulan data. Karena

penelitian ini merupakan penelitian kolaboratif, analisis data dilakukan bersama-

sama antara peneliti dan guru pengampu.

H. Indikator Ketercapaian Tujuan

Secara garis besar, indikator yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah

meningkatnya kualitas proses dan hasil pembelajaran keterampilan berbicara pada

siswa kelas XI IPA SMA Muhammadiyah 8 Kalijambe tahun ajaran 2009/2010.

Enco Mulyasa (2006:209) berpendapat bahwa kualitas pembelajaran dapat dilihat

dari segi proses dan hasil. Proses pembelajaran dikatakan berhasil bila setidaknya

75% peserta didik terlibat secara aktif, baik secara fisik, mental, ataupun sosial

selama proses pembelajaran. Selain itu, siswa juga harus menunjukkan kegairahan

tinggi terhadap pembelajaran. Dari segi hasil, proses pembelajaran dikatakan

berhasil bila setidaknya terdapat 75% siswa yang mengalami perubahan positif

dan output yang bermutu tinggi. Untuk mengukur ketercapaian tujuan penelitian

di atas, dirumuskan indikator sebagai berikut ini.

Tabel 5. Tabel Indikator Ketercapaian Tujuan

Aspek yang Diukur Persentase Cara Mengukur

Aktivitas siswa dalam mengikuti

pelajaran berbicara dengan metode

Think-Pair-Share (perhatian

terhadap penjelasan guru,

keberanian mengungkapkan

pendapat, kerja sama, dan

ketuntasan belajar berbicara)

75 %

Diamati selama

proses pembelajaran

berbicara

berlangsung.

Dihitung dari jumlah

siswa yang aktif

selama proses

pembelajaran.

Page 76: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN …/Upaya... · mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Univertas Sebelas Maret

76

Kemampuan siswa berbicara dengan

memperhatikan:

1. lafal

2. ketepatan kosa kata

3. kelancaran

4. kualitas gagasan yang

dikemukakan

5. keberanian berpendapat dan

mempertahankan pendapat

75 %

Diamati selama

proses pembelajaran.

Dihitung dari jumlah

siswa yang mampu

mencapai batas

ketuntasan ≥≥ 65

I. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian dilakukan dengan beberapa tahap. Penelitian ini

berupa Penelitian Tindakan Kelas dengan 3 siklus yang dilaksanakan dengan

menempuh prosedur sebagai berikut.

1. Tahap Pengenalan Masalah

Kegiatan yang dilakukan peneliti pada saat tahap pengenalan masalah

meliputi: (a) mengidentifikasi masalah; (b) menganalisis masalah dengan

mengacu pada teori-teori yang relevan; (c) menyusun bentuk tindakan; dan (d)

menyusun alat monitoring dan evaluasi.

2. Tahap Persiapan Tindakan

a. Peneliti mengadakan diskusi dengan guru untuk mengetahui sejauh mana

permasalahan yang dihadapi dan menetapkan solusi atas permasalahan

tersebut yang berupa penetapan tindakan yang diberikan.

b. Peneliti beserta guru menyiapkan berbagai sarana pendukung kelancaran

proses belajar mengajar yang meliputi penyusunan jadwal penelitian,

penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), dan penyusunan

evaluasi yang akan dilakukan selama penelitian.

Page 77: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN …/Upaya... · mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Univertas Sebelas Maret

77

3. Tahap Penyusunan Rencana Tindakan

Rencana tindakan dilakukan dalam tiga siklus. Setiap siklus terdiri dari

empat tahap, yaitu: (1) perencanaan tindakan; (2) pelaksanaan tindakan; (3)

observasi dan interpretasi; dan (4) analisis dan refleksi.

a. Rancangan siklus I

1) Tahap perencanaan tindakan, mencakup kegiatan:

(a) Guru menyusun silabus untuk setengah semester berdasarkan silabus

yang telah disusun secara kolektif oleh para guru pada forum MGMP

Bahasa Indonesia.

(b) Guru merancang skenario pembelajaran keterampilan berbicara

(diskusi) dengan penerapan model pembelajaran kooperatif teknik

Think-Pair-Share.

(c) Guru mengamati perkembangan kemampuan berbicara siswa.

2) Tahap pelaksanaan tindakan, dilakukan dengan mengadakan pembelajaran

mengamati pembelajaran berbicara yang berlangsung di kelas.

3) Tahap observasi tindakan dilakukan saat pembelajaran berlangsung.

Tindakan ini dilakukan guru maupun kolaborator dengan cara mengamati

proses pembelajaran (aktivitas siswa selama mengikuti pembelajaran)

observasi diarahkan pada poin-poin dalam pedoman yang telah disiapkan.

Untuk mendapatkan data yang akurat, maka dilakukan wawancara pada

siswa untuk menambah keakuratan data.

4) Tahap refleksi, dilakukan peneliti dengan cara menganalisis hasil unjuk

kerja siswa, hasil observasi, serta hasil wawancara: (1) menghitung rerata

persentase siswa yang aktif dan antusias dalam pembelajaran berbicara

serta persentase siswa yang dapat mencapai ketuntasan belajar, (2)

mengidentifikasi penyebab adanya siswa kurang aktif dan antusias selama

pembelajaran, serta siswa yang belum mampu mencapai ketuntasan belajar

berbicara, dan (3) mengidentifikasi solusi/tindak lanjut yang perlu

dilakukan pada siklus berikutnya untuk meningkatkan kualitas proses dan

hasil pembelajaran. Dari analisis tersebut dapat diketahui mana yang

Page 78: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN …/Upaya... · mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Univertas Sebelas Maret

78

belum sempurna, mana yang harus diperbaiki, dan mana yang memenuhi

target. Hasil refleksi digunakan sebagai masukan perbaikan siklus II.

b. Rancangan siklus II dan III

Pada siklus kedua dan ketiga dilakukan tahapan-tahapan seperti pada

siklus pertama dengan perencanaan ulang berdasarkan hasil-hasil yang

diperoleh pada siklus pertama (refleksi), sehingga kelemahan yang ada pada

siklus pertama tidak ada pada siklus yang kedua dan ketiga.

4. Tahap Implementasi Tindakan

Peneliti melaksanakan hipotesis tindakan, yaitu untuk meningkatkan

kemampuan berbicara dengan penerapan model pembelajaran kooperatif

teknik Think-Pair-Share pada siswa kelas XI IPA SMA Muhammadiyah 8

Kalijambe, hipotesis berupa peningkatan proses dan hasil pembelajaran

keterampilan berbicara. Hipotesis ini dimaksudkan untuk menguji tindakan

yang telah direncanakan.

5. Tahap Pelaksanaan dan Pengamatan

Peneliti melaksanakan tindakan, yaitu dengan menggunakan penerapan

model pembelajaran kooperatif teknik Think-Pair-Share dalam pembelajaran

keterampilan berbicara. Indikator yang telah ditetapkan berhasil dicapai pada

siklus III. Tahap pengamatan dilakukan oleh peneliti pada saat siswa sedang

melaksanakan kegiatan belajar-mengajar selama tindakan berlangsung.

6. Tahap Penyusunan Laporan

Pada tahap ini peneliti menyusun laporan semua kegiatan selama

penelitian dilaksanakan.

Penelitian ini menggunakan tiga siklus, setiap siklus direfleksi sebagai

bahan perbaikan untuk siklus berikutnya. Suharsimi Arikunto dkk. (2008:16)

mengemukakan model penelitian tindakan kelas sebagai berikut.

Page 79: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN …/Upaya... · mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Univertas Sebelas Maret

79

Suharsimi Arikunto dkk. (2008:16)

BBaaggaann 22:: BBaaggaann PPrroosseedduurr PPeenneelliittiiaann

Indikator sudah /

belum tercapai?

Refleksi

Refleksi

PPeellaakkssaannaaaann

PPeellaakkssaannaaaann SSIIKKLLUUSS I

Pengamatan

PPeennggaammaattaann

PPeerreennccaannaaaann

SSIIKKLLUUSS IIII

PPeerreennccaannaaaann

PPeenneettaappaann ffookkuuss

mmaassaallaahh

Page 80: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN …/Upaya... · mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Univertas Sebelas Maret

80

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Kondisi Awal (Pratindakan) Keterampilan Berbicara

Penelitian ini dilaksanakan dalam tiga siklus. Untuk mendapatkan

gambaran awal pelaksanaan pembelajaran keterampilan berbicara, peneliti

melakukan kegiatan survei awal sebelum dilakukan serangkaian siklus penelitian.

Kegiatan survei awal ini dimaksudkan untuk mengetahui kondisi awal

pembelajaran keterampilan berbicara siswa. Pemahaman akan kondisi awal dari

kegiatan survei awal ini menjadi dasar untuk menentukan siklus yang akan

dilakukan untuk mengatasi permasalahan pembelajaran yang dialami guru

maupun siswa, khususnya pembelajaran berbicara. Peneliti melakukan kegiatan

pengamatan selama proses pembelajaran keterampilan berbicara berlangsung.

Adapun hasil kegiatan survei awal yang peneliti lakukan adalah sebagai berikut.

1. Ditinjau dari Segi Siswa

a. Siswa tidak antusias dalam mengikuti pembelajaran keterampilan

berbicara.

Hasil observasi awal yang peneliti lakukan pada saat survei awal

terungkap dengan jelas bahwa siswa menunjukkan sikap kurang peduli

pada saat pembelajaran berbicara berlangsung. Saat proses pembelajaran

keterampilan berbicara berlangsung, siswa terlihat pasif. Beberapa siswa

tampak memperhatikan penjelasan dari guru, namun tidak sedikit pula

siswa yang sibuk beraktivitas sendiri. Siswa yang beraktivitas sendiri di

antaranya terdapat beberapa siswa yang mengobrol dengan teman,

melamun, membaca koran, dan sebagainya. Siswa yang aktif dalam

pembelajaran berbicara ditunjukkan dengan antusias mendengarkan

penjelasan guru dan terkadang ikut menanggapi pertanyaan dari guru yang

ditujukan kepada siswa.

Selain observasi yang peneliti lakukan, peneliti juga melakukan

wawancara dengan guru mata pelajaran Bahasa Indonesia yang

menyatakan bahwa selama ini materi berbicara sulit untuk diaplikasikan

64

Page 81: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN …/Upaya... · mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Univertas Sebelas Maret

81

dalam pembelajaran Bahasa Indonesia khususnya di kelas XI IPA, karena

siswa di kelas ini kurang memiliki respon yang baik terhadap

pembelajaran berbicara. Menurut guru kolaboran, dari keseluruhan siswa

paling hanya ada sekitar empat atau lima siswa yang berani berbicara saat

pembelajaran berbicara. Hal ini dikarenakan siswa merasa kurang percaya

diri apabila berbicara dan menyampaikan gagasan di depan kelas.

Selain wawancara dengan guru mata pelajaran Bahasa Indonesia

tersebut, peneliti juga melakukan wawancara dengan tiga siswa sebagai

sempel. Berdasarkan hasil wawancara dengan ketiga siswa tersebut

diperoleh informasi yang senada dengan pendapat guru mata pelajaran

Bahasa Indonesia. Secara umum dapat ditarik kesimpulan bahwa siswa

kurang menyukai pembelajaran berbicara khususnya diskusi. Menurut

siswa, pembelajaran diskusi merupakan pelajaran yang sangat sulit karena

menuntut siswa mampu menjawab pertanyaan dari peserta diskusi yang

lain, mereka merasa takut apabila jawaban yang disampaikan kepada

peserta diskusi tersebut salah atau kurang tepat. Akibatnya, siswa merasa

eggan untuk berbicara saat berdiskusi daripada salah dalam menjawab

pertanyaan peserta diskusi yang lain.

b. Siswa merasa malu, takut, dan kurang percaya diri berbicara di depan

teman-temannya.

Observasi pada survei awal yang peneliti lakukan, guru

memberikan materi berbicara dengan metode ceramah dan tanya jawab

dan menjelaskan langkah-langkah dalam menyusun laporan penelitian,

serta teknik-teknik mempresentasikan hasil penelitian tersebut di depan

kelas. Kemudian guru melanjutkan memberikan topik berupa “Pentingkah

UAN Dilaksanakan” untuk didiskusikan. Guru menyuruh siswa berdiskusi

dengan masing-masing kelompok beranggotakan 5 orang. Setelah selesai

diskusi dengan kelompoknya, masing-masing kelompok menyampaikan

ringkasan hasil diskusi di belakang dan duduk sesuai kelompoknya, siswa

tidak disuruh tampil berdiskusi di depan kelas. kemudian kelompok lain

disuruh memberikan tanggapan terhadap hasil ringkasan kelompok lain

Page 82: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN …/Upaya... · mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Univertas Sebelas Maret

82

tersebut. Selain itu, siswa juga diberi kesempatan apabila ada siswa atau

kelompok lain ingin bertanya, sayangnya saat diskusi berlangsung hingga

selesai hanya ada lima siswa yang bertanya sampai penyampaian hasil

diskusi kelompok terakhir. Berdasarkan pengamatan tersebut peneliti

dapat menyimpulkan bahwa siswa masih kurang tertarik dengan cara

pembelajran diskusi yang guru berikan. Siswa hanya membaca hasil

ringkasan diskusi dan jawaban dari pertanyaan kelompok lain hanya

dijawab berdasarkan hasil diskusi saja. Mereka kurang kritis dalam

menanggapi pertanyaan dari kelompok lain.

Selain karena model pembelajaran keterampilan berbicara yang

diberikan oleh guru kurang menarik, siswa kurang berani untuk

mengajukan pertanyaan, mengemukakan gagasan, dan mengkritisi

pertanyaan dan mempertahankan jawaban karena siswa merasa takut,

malu, dan kurang percaya diri saat berbicara di kelas. Hal itu terlihat pada

proses pembelajaran berlangsung, siswa lebih sering diam. Terdapat lima

siswa yang bertanya dan kelompok yang menjawab pertanyaan masih

terlihat kurang lancar berbicara. Pemilihan kosakata masih sering

menggunakan ragam bahasa Jawa. Hal ini senada dengan hasil wawancara

dengan ketiga siswa sebagai sempel, mereka mengungkapkan bahwa saat

diskusi mereka merasa takut, malu, dan kurang percaya diri apabila

berbicara dan mau bertanya. Mereka takut apabila pertanyaannya kurang

bermutu atau bahkan salah. Sedangkan untuk menjawab pertanyaan karena

mereka sudah terlebih dahulu merasa takut dan kurang percaya diri,

akhirnya yang dipikirkan jadi lupa ataupun tidak bisa disampaikan dengan

lancar. Hal ini mengakibatkan mereka merasa enggan berbicara di kelas

terutama saat kegitan berdiskusi.

c. Siswa menyampaikan pendapat secara individu.

Observasi pada survei awal menunjukkan kerja sama dalam

kelompok diskusi masih kurang memuaskan. Berdasarkan pengamatan,

dalam setiap kelompok hanya dua atau tiga orang yang menyumbangkan

ide sedangkan anggota kelompok yang lain mencatat dan tidak memberi

Page 83: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN …/Upaya... · mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Univertas Sebelas Maret

83

masukan. Saat diskusi berlangsung, siswa dalam menjawab pertanyaan

dari kelompok lain masih menjawab secara individu. Apabila salah satu

dari anggota kelompok sudah menjawab pertanyaan, anggota kelompok

yang lain tidak ikut membantu. Selain itu, untuk memutuskan jawaban

mereka juga tidak berdiskusi, melainkan saling tunjuk menyuruh salah

satu anggota kelompoknya untuk menjawab. Akhirnya, siswa yang

memiliki kemampuan berbicara yang rendah akan merasa kesulitan dalam

mengembangkan kemampuan berbicara. Selain karena terbiasa hanya

siswa-siswa tertentu yang terbiasa berani berbicara, faktor lain juga karena

siswa yang kemampuan berbicaranya rendah sering tidak diberi

kesempatan untuk mencoba berbicara atau mengemukakan pendapatnya.

d. Siswa masih kesulitan dalam berbicara dengan menggunakan bahasa yang

runtut, baik, dan benar

Sebagian besar siswa pada survei awal terlihat masih kurang lancar

dalam berbicara dengan menggunakan Bahasa Indonesia secara runtut

dengan baik dan benar. Siswa berbicara cenderung menggunakan bahasa

Ibu (Bahasa Jawa), sehingga struktur bahasa yang digunakan hampir sama

seperti dalam struktur Bahasa Jawa. Siswa jarang berbicara dengan bahasa

formal sehingga dalam pelaksanaan pembelajaran keterampilan berbicara

tersebut menunjukkan siswa belum dapat berbicara dalam bahasa

Indonesia formal. Selain itu siswa masih kurang luas dalam pemilihan

kosakata. Siswa cenderung memilih kosakata yang sama dan diulang-

ulang. Banyak siswa yang berani berbicara, namun siswa cenderung

memakai bahasa nonformal atau bahasa Jawa. Hanya ada beberapa siswa

saja yang mampu berbicara dengan bahasa Indonesia yang mendekati

standar atau sudah meminimalisasi penggunaan bahasa Ibu (bahasa Jawa)

saat kegiatan diskusi berlangsung.

Page 84: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN …/Upaya... · mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Univertas Sebelas Maret

84

2. Ditinjau dari Segi Guru

1. Guru kurang kooperatif saat pembelajaran keterampilan berbicara

berlangsung

Berdasarkan pengamatan peneliti, menunjukkan bahwa guru masih

kurang dapat menunjukkan komunikasi aktif dengan siswa. Hal itu

ditunjukkan dengan masih adanya beberapa siswa yang mengalihkan

perhatian pada saat pembelajaran berlangsung. Saat diskusi berlangsung,

guru hanya duduk di depan kelas mengamati kinerja siswa saat berdiskusi.

Guru tidak memantau saat siswa berdiskusi untuk merangkum hasil

diskusi kelompok. Hal ini menyebabkan siswa yang tidak mau ikut bekerja

dengan kelompoknya tidak merasa takut untuk ditegur dan tidak mau

membantu kelompoknya. Selain itu, saat diskusi berlangsung guru tidak

segera menengahi diskusi saat ada kelompok yang tidak bisa menjawab

pertanyaan dari kelompok lain. Akibatnya suasana jadi kurang kondusif,

karena siswa tidak bisa menjawab akhirnya siswa hanya diam, bahkan

apabila terlalu lama diam, mereka menjadi ramai dan kemudian saat itulah

guru baru bertindak untuk menengahi diskusi.

2. Guru kesulitan dalam mengembangkan model pembelajaran yang tepat

untuk mengajarkan materi keterampilan berbicara.

Selama ini pembelajaran keterampilan berbicara sangat jarang

dipraktikkan. Guru lebih sering menggunakan metode ceramah dan tanya

jawab saat pembelajaran diskusi. Berdasarkan hasil pengamatan peneliti,

guru terlihat mendominasi pembelajaran yang berlangsung. Di samping

itu, berdasarkan hasil wawancara dengan guru kolaboran, bahwa guru

merasa kesulitan dalam menentukan model pembelajaran yang efektif

dalam pembelajaran diskusi. Akibatnya, model pembelajaran yang biasa

digunakan guru dalam kegiatan diskusi tersebut menjadikan siswa merasa

bosan dengan pembelajaran berbicara. Selain siswa tidak diberi

kesempatan yang banyak untuk mencoba berlatih berbicara, siswa juga

merasa bahwa diskusi tersebut tidak bagitu penting untuk dipelajari karena

guru sangat jarang mempraktikan diskusi di kelas.

Page 85: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN …/Upaya... · mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Univertas Sebelas Maret

85

3. Ditinjau dari Segi Lingkungan Saat KBM Keterampilan Berbicara

Berlangsung

a. Suasana diskusi kurang kondusif

Saat survei awal tampak bahwa pembelajaran diskusi masih kurang

efektif. Terdapat beberapa siswa yang tidak serius melaksanakan diskusi

dengan kelompoknya. Hal itu terlihat saat berdiskusi masih banyak siswa

yang tidak ikut berdiskusi dengan kelompoknya. Anggota kelompok yang

tidak ikut berdiskusi tersebut mengakibatkan diskusi dalam kelompok

berjalan kurang lancar dan kelas pun menjadi gaduh. Berdasarkan

pengamatan peneliti, saat siswa tidak ikut berdiskusi guru tidak melakukan

suatu tindakan. Guru hanya mengamati dari depan kelas. Hal ini

mengakibatkan suasana menjadi kurang kondusif.

b. Waktu pembelajaran diskusi kurang efektif

Pembelajaran diskusi pada saat survei awal menunjukkan bahwa

proses pembelajaran masih kurang memuaskan. Hal itu terlihat dari

pengamatan peneliti, bahwa saat melakukan diskusi masing-masing

kelompok menghabiskan waktu terlalu lama sehingga mengakibatkan

jalannya diskusi dengan seluruh kelompok menjadi terhambat. Waktu

yang digunakan kurang efektif, siswa lebih banyak bercanda dan tidak

segera menuliskan hasil diskusi. Hal ini yang kemudian menghambat

proses pembelajaran, karena ketersediaan waktu pembelajaran semakin

berkurang. Akibatnya, waktu yang tersedia untuk mempresentasikan hasil

diskusi semakin berkurang, maka guru kurang dapat mengevaluasi seluruh

kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi.

4. Proses Pelaksanaan KBM Keterampilan Berbicara Survei Awal

Berdasarkan pengamatan peneliti pada survei awal, proses pembelajaran

keterampilan berbicara masih kurang memuaskan. Aktivitas proses

pembelajaran dinilai dari perhatian, keberanian mengungkapkan gagasan,

kerja sama, dan kemampuan siswa berbicara dengan bahasa Indonesia yang

runtut, baik, dan benar. Berdasarkan seluruh aspek penilaian tersebut

Page 86: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN …/Upaya... · mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Univertas Sebelas Maret

86

diperoleh data yaitu berupa persentase keberhasilan sebesar 20% (4 siswa)

dari keseluruhan siswa (20 siswa). Hal ini terlihat dari tabel berikut.

Tabel 6. Penialain Proses KBM Keterampilan Berbicara Survei Awal

No. Nama Aspek Total

Skor

Nilai Keterangan

I II III IV

1. Aryanti 2 1 1 1 5

C Sedang

2. Endah Rahmasari 2 1 1 1 5

C Sedang

3. Kuryana 2 2 2 2 8

B Baik

4. Nurul Fatimah 2 1 1 1 5

C Sedang

5. Partini 2 1 1 1 5

C Sedang

6. Rahmawati 1 1 1 1 4

C Sedang

7. Santi Nuraini 2 2 1 1 6

C Sedang

8. Siti Aisyah 2 2 1 1 6

C Sedang

9. Siti Zakiyah 2 1 2 1 6

C Sedang

10. Sri Widayati 2 1 1 1 5

C Sedang

11. Tika Fatmawati 2 3 2 2 9

B Baik

12. Triana Pramulia 2 2 2 1 7

B Baik

13. Anita Ekoprasetyo 2 1 1 1 5

C Sedang

14. Dewi Ayu Pratanti 1 1 1 1 4

C Sedang

15. Lilis Handayani 2 1 1 1 5

C Sedang

16. Puji Hastuti 1 1 1 1 4

C Sedang

17. Sulastri 2 1 1 1 5

C Sedang

18. Tri Handayani 2 2 1 1 6

C Sedang

19. Tri Winarni 1 1 1 1 4

C Sedang

20. Yuni Sulistyowati 2 1 2 2 7

B Baik

Jumlah siswa yang mendapatkan nilai B = 4 (20%) dan C = 16 (80%)

Persentase Keberhasilan : 20% (4 orang)

Keterangan:

I : Perhatian

II : Keberanian mengemukakan gagasan

III : Kerja sama

IV : Berbicara dengan bahasa Indonesia yang runtut, baik, dan benar

Page 87: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN …/Upaya... · mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Univertas Sebelas Maret

87

5. Nilai Keterampilan Berbicara pada Survei Awal

Berdasarkan pembelajaran keterampilan berbicara yang berlangsung pada

survei awal diperoleh hasil atau nilai sebagai berikut.

Tabel 7. Nilai Keterampilan Berbicara Survei Awal

No Nama Aspek Penilaian Nilai Keterangan

I II III IV V

1. Aryanti 3 3 3 2 3 56 Belum Tuntas

2. Endah Rahmasari 3 3 4 2 3 60 Belum Tuntas

3. Kuryana 3 3 4 4 3 68 Tuntas

4. Nurul Fatimah 3 3 2 3 3 56 Belum Tuntas

5. Partini 3 3 3 3 3 60 Belum Tuntas

6. Rahmawati 2 3 3 3 3 56 Belum Tuntas

7. Santi Nuraini 3 3 2 3 3 56 Belum Tuntas

8. Siti Aisyah 3 3 3 4 3 64 Belum Tuntas

9. Siti Zakiyah 3 3 2 3 3 56 Belum Tuntas

10. Sri Widayati 3 2 3 3 3 56 Belum Tuntas

11. Tika Fatmawati 4 3 3 4 4 72 Tuntas

12. Triana Pramulia 3 4 4 3 3 68 Tuntas

13. Anita Ekoprasetyo 3 3 4 3 4 68 Tuntas

14. Dewi Ayu Pratanti 3 2 3 3 3 56 Belum Tuntas

15. Lilis Handayani 3 3 2 3 3 56 Belum Tuntas

16. Puji Hastuti 3 2 3 3 2 52 Belum Tuntas

17. Sulastri 3 2 2 3 3 52 Belum Tuntas

18. Tri Handayani 3 3 3 3 3 60 Belum Tuntas

19. Tri Winarni 3 3 3 2 3 56 Belum Tuntas

20. Yuni Sulistyowati 3 3 3 3 3 60 Belum Tuntas

Rata-rata 3 2.85 2.95 3 3.05 59,9 Siswa yang

tuntas 20%

(4 siswa)

Siswa yang

belum tuntas

80% (16

siswa)

Keterangan sedang sedang sedang sedang sedang

Ket:

I : Lafal

II : Ketepatan kosakata

III : Kelancaran

IV : Kualitas gagasan yang dikemukakan

V : Keberanian berpendapat dan mempertahankan pendapat

Keterangan: Batas Ketuntasan Kemampuan Berbicara ≥ 65 merupakan standar

sekolah.

Berdasarkan nilai tes pada survei awal keterampilan berbicara di atas dapat

dikatakan bahwa keterampilan berbicara siswa masih rendah. Dari 20 siswa yang

sudah mencapai batas ketuntasan belajar hanya empat (4) atau 20% dari jumlah

Page 88: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN …/Upaya... · mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Univertas Sebelas Maret

88

keseluruhan siswa (20). Berarti 80% (16) siswa yang lain belum mencapai

ketuntasan belajar. Nilai rata-rata kelas 59,9 masih jauh dari nilai ketuntasan rata-

rata kelas 65.

Berdasarkan fakta pada survei awal membuktikan bahwa proses maupun

hasil pembelajaran berbicara pada siswa kelas XI IPA SMA Muhammadiyah 8

Kalijambe masih kurang memuaskan. Dilihat dari proses pembelajaran yang

selama ini berjalan kurang kondusif. Hal ini dapat dilihat dari aktivitas siswa saat

mengikuti pembelajaran berbicara (diskusi) di kelas. Akibatnya, nilai

keterampilan berbicara siswa juga turut memprihatinkan karena masih banyak

yang belum mencapai batas ketuntasan. Oleh karena itu, perlu adanya solusi untuk

mengatasi permasalahan tersebut. Salah satu solusi yang diterapkan untuk

mengatasi masalah tersebut yaitu berupa penerapan model pembelajaran

kooperatif teknik Think-Pair-Share.

B. Deskripsi Hasil Penelitian

Proses penelitian dilaksanakan dalam 3 siklus. Masing-masing siklus

terdiri dari empat tahapan, yaitu: (1) perencanaan tindakan; (2) pelaksanaan

tindakan; (3) observasi dan interpretasi; dan (4) analisis dan refleksi.

1. Siklus I

Penerapan pembelajaran berbicara pada siklus I dengan penerapan model

pembelajaran kooperatif teknik Think-Pair-Share.

a. Perencanaan Tindakan Siklus I

Pada tahap ini peneliti dan guru kolaboran mendiskusikan rancangan

skenario pembelajaran yang akan diterapkan pada siklus yang akan dilakukan

untuk mengatasi permasalahan pembelajaran berbicara yang dialami siswa dengan

penerapan model pembelajaran kooperatif teknik Think-Pair-Share (TPS).

Kegiatan perencanaan siklus I ini dilaksanakan pada tanggal 16 Januari 2009 di

ruang kantor setelah kegiatan belajar mengajar selesai.

Hal-hal yang menjadi bahan diskusi antara peneliti dan guru kolaboran

adalah sebagai berikut: (1) peneliti menyamakan persepsi dengan guru mengenai

penelitian yang dilakukan; (2) peneliti mengusulkan diterapkannya model

Page 89: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN …/Upaya... · mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Univertas Sebelas Maret

89

pembelajaran kooperatif tipe TPS dalam pembelajaran keterampilan berbicara

pada siklus I, serta menjelaskan cara penerapannya; (3) peneliti dan guru bersama-

sama menyusun RPP untuk siklus I; (4) peneliti dan guru bersama-sama

merumuskan indikator pencapaian tujuan; (5) peneliti dan guru bersama-sama

membuat lembar penilaian siswa, yaitu instrumen penilaian tes berdiskusi.

Instrument tes digunakan untuk menilai keterampilan berbicara siswa; dan (6)

peneliti dan guru menentukan jadwal pelaksanaan siklus I.

Adapun tahap perencanaan siklus I secara ringkas meliputi kegiatan

sebagai berikut.

1) Peneliti bersama guru merancang skenario pembelajaran berbicara dengan

penerapan model pembelajaran kooperatif teknik TPS.

2) Peneliti dan guru mendiskusikan tema penelitian yang akan diberikan pada

siklus I. Tema penelitian dibuat berbeda-beda setiap kelompok, hal ini

berdasarkan pertimbangan dari survei awal bahwa siswa saat diberi tema yang

sama mereka mengerjakan tugas kelompok dengan bekerja sama dengan

semua kelompok sehingga hasil diskusi setiap kelompok dalam satu kelas

hampir sama.

3) Peneliti dan guru menyamakan persepsi dengan pemahaman konsep Penelitian

Tindakan Kelas, pelaksanaan pembelajaran berbicara dengan model

pembelajaran kooperatif teknik TPS, dan pelaksanaan pembelajaran berbicara

yang kondusif.

4) Peneliti dan guru menyusun instrumen penelitian berupa tes diskusi.

Instrumen tes dinilai dari unjuk kerja atau penampilan siswa berbicara

(presentasi) di depan kelas. Aspek yang dinilai berupa lafal, ketepatan kosa

kata, kelancaran, kualitas gagasan yang dikemukakan, dan keberanian

berpendapat dan mempertahankan pendapat.

5) Pelaksanaan siklus I direncanakan berlangsung selama dua kali pertemuan

sesuai dengan kesepakatan antara peneliti dan guru kolaboran, yakni

dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 30 Januari 2010 dan Selasa tanggal 2

Februari 2010.

Page 90: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN …/Upaya... · mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Univertas Sebelas Maret

90

b. Pelaksanaan Tindakan Siklus I

Pelaksanaan siklus I berlangsung selama dua kali pertemuan, yakni pada

hari Sabtu tanggal 30 Januari 2010 dan Selasa tanggal 2 Februari 2010 di ruang

kelas XI IPA SMA Muhammadiyah 8 Kalijambe. Masing-masing pertemuan

dilaksanakan selama 2x45 menit. Pembelajaran dilaksanakan berdasarkan

skenario dan Rencana Pelaksanaan Pembelajran (RPP) yang telah disepakati

antara peneliti dengan guru kolaboran mata pelajaran bahasa Indonesia pada tahap

perencanaan. Pada saat pembelajaran berlangsung peneliti mengambil posisi di

kursi paling belakang untuk melakukan observasi terhadap jalannya proses

pembelajaran keterampilan berbicara pada siklus I.

1) Pertemuan Pertama

Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Sabtu, 30 Januari 2010

pada pukul 12.30-13.45 WIB. Materi pada pelaksanaan siklus I pertemuan

pertama adalah mengenai pengertian penelitian, langkah-langkah penelitian,

merangkum hasil penelitian, dan teknik-teknik mempresentasikan hasil

penelitian. Selain materi pokok tersebut, guru menjelaskan secara umum

mengenai model pembelajaran kooperatif teknik Think-Pair-Share. Materi ini

dibahas dalam satu kali pertemuan. Pertemuan pertama guru menjelaskan

mengenai materi pada satu jam pelajaran yang pertama, kemudian pada jam

pelajaran kedua siswa disuruh mencari kelompok sendiri yang setiap

kelompok beranggotakan empat (4) siswa. Pertimbangan pemilihan kelompok

sendiri oleh siswa tersebut berdasarkan hasil diskusi peneliti dengan guru

sebagai bentuk langkah awal menumbuhkan minat dalam pembelajaran

berbicara. Ketika siswa memilih sendiri kelompok diskusi, siswa akan merasa

lebih mudah berdiskusi apabila dengan teman yang biasa diajak berbicara atau

teman yang dianggap nyaman untuk diajak berbicara. Dengan pemilihan

kelompok sendiri oleh siswa tersebut diharapkan siswa akan lebih berani

mengungkapkan gagasan saat melakukan diskusi dengan kelompoknya.

Guru memberikan tema secara acak yang berbeda-beda setiap

kelompoknya. Guru membagikan kertas kepada setiap kelompok yang berisi

tema yang berbeda-beda. Kelompok 1 mendapatkan tema “Meningkatkan

Page 91: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN …/Upaya... · mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Univertas Sebelas Maret

91

Cara Berpikir Kreatif”, kelompok 2 mendapatkan tema “Internet Sebagai

Sarana Memperluas Pengetahuan”, kelompok 3 mendapatkan tema “Penarikan

Uang Gedung Sekolah untuk Meningkatkan Sarana Prasarana Sekolah”,

kelompok 4 mendapatkan tema “Menumbuhkan Jiwa Kewirausahaan Di

Kalangan Pelajar”, kelompok 5 mendapatkan tema “Mencegah Penyakit

Demam Berdarah pada Musim Penghujan”. Kemudian guru menerapkan

model pembelajaran kooperatif teknik TPS, yakni dari setiap kelompok

diskusi, siswa berpasangan (dua orang) dalam kelompoknya untuk membahas

tema yang diberikan selama sepuluh menit (10 menit). Kemudian setiap

pasangan bertemu kembali dan membahas tema yang diberikan. Setiap

anggota kelompok diskusi mendiskusikan tema penelitian yang diberikan dan

membuat ringkasan hasil diskusi kelompok. Pada pertemuan pertama siswa

masih terlihat bingung menerapkan model pembelajaran kooperatif teknik

TPS tersebut. Selain itu, pada pertemuan pertama kelompok diskusi belum

sempat mempresentasikan hasil diskusi karena waktu pelajaran Bahasa

Indonesia sudah usai, kemudian dilanjutkan pada pertemuan kedua.

2) Pertemuan Kedua

Pertemuan kedua berlangsung pada hari Selasa, tanggal 2 Februari 2010

pada pukul 09.30–11.00 WIB. Pertemuan kedua difokuskan untuk

mempresentasikan hasil diskusi pada pertemuan sebelumnya. Sebelum siswa

mempresentasikan hasil diskusi, guru kembali mengulang materi dengan

metode tanya jawab. Pertemuan kedua masing-masing kelompok

mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya di depan kelas secara

bergantian. Saat setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusi, siswa masih

terlihat kaku saat berdiskusi. Diskusi juga berjalan kurang lancar, masih

banyak siswa yang duduk di belakang sibuk beraktivitas sendiri atau kembali

berdiskusi dengan kelompoknya. Rata-rata setiap kelompok yang

mempresentasikan hasil diskusi mendapatkan dua pertanyaan dari kelompok

lain. Dari pertanyaan kelompok lain tersebut, tampak bahwa siswa masih

kesulitan dalam mengemukakan gagasan di depan teman-temannya, dan

kurang kritis menanggapi jawaban, bahkan terkadang kelompok yang sedang

Page 92: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN …/Upaya... · mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Univertas Sebelas Maret

92

presentasi tidak jarang mereka juga tidak bisa mempertahankan pendapat

kelompoknya sendiri. Selain itu, juga masih terlihat siswa masih kurang lancar

berbicara dan pemakaian kosakata yang digunakan masih sering

mencampurkan ragam Bahasa Jawa. Setiap setelah salah satu kelompok

diskusi mempresentasikan hasil diskusi, kemudian guru membahas beberapa

pertanyaan yang diberikan kelompok lain dan memberi masukan.

c. Observasi dan Interpretasi Siklus I

Berdasarkan seluruh kegiatan pembelajaran keterampilan berbicara pada

pertemuan pertama dan kedua, secara garis besar diperoleh gambaran tentang

jalannya pembelajaran keterampilan berbicara dengan menerapkan model

pembelajaran kooperatif teknik Think-Pair-Share pada siklus I sebagai berikut.

a) Guru sudah menerapkan model pembelajaran kooperatif teknik TPS pada

pelaksanaan siklus I. Guru menyuruh siswa berkelompok, setiap kelompok

beranggotakan empat siswa.

b) Guru kolaboran sudah memberikan pemahaman kepada siswa mengenai

unsur-unsur diskusi dan teknik-teknik diskusi dengan memperhatikan lafal,

kelancaran, pemilihan kosakata, mengkritisi pertanyaan siswa atau kelompok

lain, dan keberanian berpendapat dan mempertahankan pendapat saat

berdiskusi.

c) Untuk melatih siswa berdiskusi dan bekerja sama dalam mengerjakan tema

penelitian yang diperoleh, siswa diminta untuk berpasangan (dua orang)

dengan kelompoknya sebelum kembali ke kelompok asal.

d) Pada pertemuan pertama guru masih terlihat mendominasi jalannya

pembelajaran berbicara. Siswa jarang diberi kesempatan untuk menanyakan

hal-hal yang kurang dipahami dari materi yang telah disampaikan.

e) Guru kurang memberikan bimbingan pada setiap kelompok. Guru hanya

memberikan pengarahan dan bimbingan di depan kelas tanpa mendekati tiap-

tiap kelompok diskusi.

f) Dari penerapan model pembelajaran kooperatif teknik TPS masih terdapat

kelemahan. Kelemahannya adalah beberapa siswa belum memahami konsep

Page 93: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN …/Upaya... · mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Univertas Sebelas Maret

93

model tersebut, karena guru tidak memantau setiap kelompok untuk

mengetahui kesulitan yang dihadapi siswa.

g) Dilihat dari hasil presentasi siswa masih terdapat beberapa kekurangan.

Sebagian besar siswa mempresentasikan hasil penelitian dengan nada yang

datar seperti membaca. Lafal masih kurang jelas, terkadang siswa membaca

terlalu cepat sehingga kosakatanya kurang terdengar secara jelas. Siswa

kurang lancar saat mengajukan pertanyaan atau menjawab pertanyaan. Siswa

juga masih sering tidak bisa mempertahankan pendapat kelompoknya.

h) Berdasarkan pengamatan peneliti pada siklus I, proses pembelajaran

keterampilan berbicara mengalami peningkatan dibandingkan pada survei

awal. Aktivitas proses pembelajaran dinilai dari perhatian, keberanian

mengungkapkan gagasan, kerja sama, dan kemampuan siswa berbicara dengan

bahasa Indonesia yang runtut, baik, dan benar. Berdasarkan seluruh aspek

penilaian tersebut diperoleh data yaitu berupa persentase keberhasilan sebesar

55% (11 siswa) dari keseluruhan siswa (20 siswa).

i) Dibandingkan dengan nilai tes survei awal berbicara, nilai rata-rata kelas

meningkat 6,9 poin dari 59,9 menjadi 66,8. Nilai tertinggi yang diraih siswa

adalah 92. Adapun nilai terendah siswa adalah 60. Siswa yang mencapai batas

ketuntasan dari survei awal yang berjumlah 4 siswa juga meningkat sebanyak

5 siswa sehingga menjadi 9 siswa yang mencapai batas ketuntasan atau 45%

dari jumlah keseluruhan siswa (20). Sedangkan siswa yang belum mencapai

batas ketuntasan minimal sebanyak 11 siswa atau 55% dari jumlah

keseluruhan siswa (20).

j) Peningkatan proses dan hasil keterampilan berbicara siswa kelas XI IPA SMA

Muhammadiyah 8 Kalijambe tercermin pada pemerolehan data siklus I

sebagai berikut.

Page 94: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN …/Upaya... · mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Univertas Sebelas Maret

94

Tabel 8. Hasil Pengamatan Proses Pembelajaran Berbicara Siklus I

No. Nama Aspek Total

Skor

Nilai Keterangan

I II III IV

1. Aryanti 2 1 2 1 6

C Sedang

2. Endah Rahmasari 2 1 2 2 7

B Baik

3. Kuryana 2 2 2 2 8

B Baik

4. Nurul Fatimah 2 2 2 1 7

B Baik

5. Partini 2 1 2 1 6

C Sedang

6. Rahmawati 2 1 2 1 6

C Sedang

7. Santi Nuraini 2 2 2 1 7

B Baik

8. Siti Aisyah 2 2 2 1 7

B Baik

9. Siti Zakiyah 2 2 2 1 7

B Baik

10. Sri Widayati 2 1 2 1 6

C Sedang

11. Tika Fatmawati 3 3 3 2 11

A Amat Baik

12. Triana Pramulia 3 2 3 2 10

A Amat Baik

13. Anita Ekoprasetyo 2 2 2 2 8

B Baik

14. Dewi Ayu Pratanti 2 1 2 1 6

C Sedang

15. Lilis Handayani 2 1 2 1 6

C Sedang

16. Puji Hastuti 2 2 2 1 7

B Baik

17. Sulastri 2 1 2 1 6

C Sedang

18. Tri Handayani 2 1 2 1 6

C Sedang

19. Tri Winarni 2 1 2 1 6

C Sedang

20. Yuni Sulistyowati 2 1 2 2 7

B Baik

Jumlah siswa yang mendapatkan nilai A = 2 (10%); B = 9 (45%); dan C = 9

(45%)

Persentase Keberhasilan : 55 % (11 siswa)

Keterangan:

I : Perhatian

II : Keberanian mengemukakan gagasan

III : Kerja sama

IV : Berbicara dengan bahasa Indonesia yang runtut, baik, dan benar

Page 95: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN …/Upaya... · mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Univertas Sebelas Maret

95

Tabel 9. Perolehan Nilai Berbicara Siklus I

No. Nama Aspek Penilaian Nilai Keterangan

I II III IV V

1. Aryanti 3 3 4 3 3 64 Belum Tuntas

2. Endah Rahmasari 3 3 4 4 3 68 Tuntas

3. Kuryana 4 4 3 4 4 76 Tuntas

4. Nurul Fatimah 3 4 3 3 3 64 Belum Tuntas

5. Partini 3 3 4 3 3 64 Belum Tuntas

6. Rahmawati 3 4 3 3 3 64 Belum Tuntas

7. Santi Nuraini 3 3 4 3 4 68 Tuntas

8. Siti Aisyah 4 4 4 4 3 76 Tuntas

9. Siti Zakiyah 3 3 4 3 4 68 Tuntas

10. Sri Widayati 3 3 3 3 3 60 Belum Tuntas

11. Tika Fatmawati 5 4 5 4 5 92 Tuntas

12. Triana Pramulia 4 4 4 3 3 72 Tuntas

13. Anita Ekoprasetyo 4 4 4 3 4 76 Tuntas

14. Dewi Ayu Pratanti 4 3 3 3 3 64 Belum Tuntas

15. Lilis Handayani 3 3 3 3 3 60 Belum Tuntas

16. Puji Hastuti 3 3 3 3 4 64 Belum Tuntas

17. Sulastri 3 3 3 3 3 60 Belum Tuntas

18. Tri Handayani 3 3 3 3 3 60 Belum Tuntas

19. Tri Winarni 3 3 3 3 3 60 Belum Tuntas

20. Yuni Sulistyowati 4 4 3 3 3 68 Tuntas

Rata-rata 3,4 3,35 3,5 3,15 3,3 66,8 Siswa yang

tuntas 45%

(9 siswa)

Siswa yang

belum tuntas

55%

(11 siswa)

Keterangan baik sedang sedang baik sedang sedang

Ket:

I : Lafal

II : Ketepatan kosakata

III : Kelancaran

IV : Kualitas gagasan yang dikemukakan

V : Keberanian berpendapat dan mempertahankan pendapat

Keterangan: Batas Ketuntasan Kemampuan Berbicara ≥ 65 merupakan standar

sekolah.

d. Analisis dan Refleksi Siklus I

Berdasarkan observasi dan evaluasi pelaksanaan siklus I, peneliti perlu

mengadakan perbaikan dengan melaksanakan siklus II. Pelaksanaan siklus II

merupakan perbaikan-perbaikan dari kelemahan yang teridentifikasi pada

pembelajaran keterampilan berbicara siklus I.

Page 96: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN …/Upaya... · mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Univertas Sebelas Maret

96

Berdasarkan hasil observasi tersebut, guru dan peneliti melakukan analisis

dan refleksi sebagai berikut.

1) Guru perlu memberikan penjelasan yang mendalam kepada siswa mengenai

cara berdiskusi yang baik, serta pemakaian bahasa yang baik dan benar saat

presentasi.

2) Guru harus dapat memanfaatkan model pembelajaran kooperatif teknik TPS

yang diterapkan sebagai model pembelajaran yang benar-benar membuat

siswa belajar diskusi dengan efektif. Guru juga harus memantau kinerja setiap

individu dalam melaksanakan tugas diskusi.

3) Guru harus berupaya untuk bersikap komunikatif kepada siswa yaitu dengan

membimbing tiap-tiap kelompok dengan selalu memantau dan membimbing

kelompok tersebut agar tercipta komunikasi dua arah antara guru dengan

siswa.

4) Guru perlu menganalisis apakah tema yang berbeda diperoleh setiap

kelompok membuat siswa dapat fokus pada beberapa tema tersebut sekaligus.

5) Guru perlu menganalisis apakah kelompok yang dibentuk efektif membuat

siswa belajar, khususnya dapat menunjang pembelajaran berbicara dalam hal

ini adalah keterampilan berdiskusi.

6) Guru perlu membenahi beberapa kelemahan teknik presentasi pada

pelaksanaan siklus I seperti kelancaran dan pemilihan kosakata, tidak

terkecuali teknik-teknik yang lain.

7) Guru perlu mendorong keberanian siswa untuk tampil percaya diri ketika

presentasi di depan kelas. Dengan langkah guru memberikan motivasi kepada

siswa berupa pemerolehan nilai yang sebanding dengan keberanian siswa

berbicara atau bertanya dan menjawab pertanyaan. Selain itu, pemerolehan

nilai akhir kelompok juga ditentukan oleh masing-masing anggota kelompok,

sehingga masing-masing anggota kelompok mempunyai tanggungjawab

terhadap keberhasilan kelompoknya.

Page 97: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN …/Upaya... · mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Univertas Sebelas Maret

97

2. Siklus II

Penerapan pembelajaran keterampilan berbicara pada siklus II dengan

penerapan model pembelajaran kooperatif teknik Think-Pair-Share.

a. Perencanaan Tindakan Siklus II

Pada pelaksanaan siklus I, peneliti menemukan beberapa permasalahan

dalam pembelajaran, yaitu kesulitan yang dihadapi siswa dalam kegiatan

berbicara (diskusi) dan kurangnya kemampuan siswa dalam memonitor kinerja

diskusi siswa dalam kelompok serta suasana diskusi yang belum kondusif.

Berangkat dari permasalahan tersebut, peneliti melaksanakan penelitian

siklus II dengan perencanaan sebagai berikut.

1) Peneliti bersama guru menganalisis kelebihan dan kekurangan pelaksanaan

siklus I baik dari segi proses maupun hasil.

2) Membantu dan memotivasi siswa agar mereka mampu melaksanakan kegiatan

berbicara dengan bahasa yang baik, benar, runtut dan penuh percaya diri.

3) Mendorong siswa untuk aktif dalam kelompok masing-masing, sebagai bentuk

tanggungjawab terhadap kelompoknya.

4) Pemilihan tema yang sama untuk bahan penelitian agar siswa lebih fokus pada

satu tema penelitian atau satu permasalahan.

5) Peneliti bersama guru merancang skenario pembelajaran keterampilan

berbicara dengan penerapan model pembelajaran kooperatif teknik TPS secara

efektif.

6) Peneliti bersama guru merancang Rencana Pelaksanaan pembelajaran (RPP)

untuk siklus II.

7) Peneliti dan guru menyusun instrumen penelitian berupa tes yang dinilai dari

hasil unjuk kerja siswa saat presentasi.

Sejalan dengan hasil analisis dan refleksi siklus I yang dilaksanakan pada

hari Sabtu tanggal 30 Januari dan hari Selasa tanggal 2 Februari 2010, peneliti dan

guru kolaboran mendiskusikan langkah selanjutnya pada siklus II. Sebelumnya

peneliti menyampaikan analisis hasil pengamatan proses pembelajaran berbicara

pada siklus I di kelas XI IPA yang telah dilaksanakan. Peneliti mengungkapkan

kelebihan dan kelemahan yang terjadi selama proses pembelajaran berbicara

Page 98: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN …/Upaya... · mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Univertas Sebelas Maret

98

(diskusi) dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif teknik Think-Pair-

Share yang telah dilakukan, terkait dengan hasil keterampilan berdiskusi siswa

serta aktivitas siswa dalam proses pembelajaran pada siklus I.

Langkah untuk mengurangi kelemahan-kelamahan yang terjadi pada siklus

I, maka peneliti dan guru kolaboran menyepakati beberapa hal untuk diterapkan

pada siklus berikutnya. Untuk mengatasi berbagai kekurangan yang ada, akhirnya

peneliti dan guru mengambil keputusan sebagai berikut.

1) Guru mengubah posisi mengajar, yaitu tidak hanya berada di depan kelas saat

memberikan penjelasan kepada siswa, namun juga guru sesekali memonitor

siswa yang berada di kursi bagian belakang agar mereka juga ikut aktif dalam

kegiatan diskusi. Guru juga harus membimbing kinerja kelompok dengan

mendekati tiap-tiap kelompok agar tercipta komunikasi dua arah antara guru

dan siswa, juga tercipta kedekatan emosional yang serasi antara guru dan

siswa.

2) Guru memberikan contoh sebuah penelitian untuk diperhatikan. Contoh

penelitian tersebut berjudul ” Sinar Biru Ancam Mata Anak” sebagai salah

satu referensi bahan penelitian tentang ”Bahaya Sinar Biru terhadap Mata”

untuk didiskusikan.

3) Guru kembali menekankan teknik diskusi dengan memperhatikan lafal,

kelancaran, pemilihan kosakata, mengkritisi pertanyaan siswa atau kelompok

lain, dan keberanian berpendapat dan mempertahankan pendapat saat

berdiskusi.

4) Dalam penerapan model pembelajaran kooperatif teknik TPS pada

pembelajaran berbicara, seluruh siswa dari setiap kelompok diminta untuk

tampil di depan kelas mempresentasikan hasil diskusi, kemudian hasil diskusi

didiskusikan dengan kelompok lainnya.

5) Pemilihan kelompok diacak, tidak seperti siklus I yang siswa memilih

kelompoknya sendiri, dan tiap-tiap kelompok diminta untuk merangkum hasil

diskusi kelompoknya dan diberikan kepada guru untuk dianalisis.

Page 99: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN …/Upaya... · mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Univertas Sebelas Maret

99

6) Masalah kekompakan dalam diskusi, dapat diatasi dengan guru memberikan

penjelasan kepada siswa mengenai tujuan dan keharusan bekerja sama dalam

kelompok.

7) Untuk masalah lafal, ketepatan kosa kata, dan kelancaran, dapat diatasi

dengan memberi penjelasan kepada siswa tentang pemberian penekanan pada

kata yang penting, pemakaian bahasa tidak terpengaruh lagi dengan ragam

Bahasa Jawa, dan siswa menggunakan bahasa yang baik dan benar.

8) Untuk mengatasi kekurangan yang terjadi pada siklus I, guru mengemukakan

beberapa kesalahan siswa dan kemudian mengingatkan agar kesalahan

tersebut tidak terulang kembali.

Tahap perencanaan siklus II secara singkat meliputi kegiatan sebagai

berikut.

1) Peneliti bersama guru merencang skenario pembelajaran keterampilan

berbicara dan persiapan penerapan model pembelajaran kooperatif teknik TPS

pada pelaksanaan pembelajaran siklus II.

2) Peneliti bersama guru menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

untuk pelaksanaan siklus II.

3) Peneliti bersama guru mencari contoh sebuah penelitian yang relevan dengan

tema penelitian pada siklus II sekaligus contoh tersebut sebagai bahan diskusi

yang berjudul ”Sinar Biru Ancam Mata Anak”

4) Peneliti dan guru menyusun istrumen penelitian berupa tes diskusi yang dinilai

dari hasil unjuk kerja siswa berdiskusi.

Peneliti dan guru kolaboran sepakat bahwa pelaksanaan siklus II akan

dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 9 Februari 2010 (pertemuan pertama) dan

hari Kamis tanggal 11 Februari 2010 (pertemuan kedua).

b. Pelaksanaan Tindakan Siklus II

Pelaksanaan siklus II juga berlangsung selama dua kali pertemuan, yakni

pada hari Selasa tanggal 9 Februari 2010 dan hari Kamis tanggal 11 Februari 2010

di ruang kelas XI IPA SMA Muhammadiyah 8 Kalijambe. Masing-masing

pertemuan dilaksanakan selama 2x45 menit. Pembelajaran dilaksanakan

Page 100: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN …/Upaya... · mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Univertas Sebelas Maret

100

berdasarkan skenario dan Rencana Pelaksanaan Pembelajran (RPP) yang telah

disepakati antara peneliti dengan guru kolaboran mata pelajaran Bahasa Indonesia

pada tahap perencanaan. Pada saat pembelajaran berlangsung peneliti mengambil

posisi di kursi paling belakang untuk melakukan observasi terhadap jalannya

proses pembelajaran berbicara pada siklus II.

1) Pertemuan Pertama

Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 9 Februari

2010 pada pukul 09.30-11.00 WIB. Dalam pelaksanaan siklus II ini, guru

mengaplikasikan solusi yang telah disepakati dengan peneliti untuk mengatasi

kekurangan pada proses pembelajaran diskusi pada siklus I, sedangkan

peneliti melakukan observasi terhadap proses pembelajaran yang berlangsung.

Urutan pelaksanaan siklus II adalah sebagai berikut.

a) Guru mengulang kembali materi pada siklus I, guru melakukan tanya

jawab seputar materi mengenai contoh laporan penelitian, langkah-langkah

penelitian, merangkum hasil penelitian, dan teknik-teknik

mempresentasikan hasil penelitian serta menjelaskan mengenai model

diskusi dengan TPS.

b) Guru membagikan kartu yang berisikan nomor 1 sampai 5, nomor tersebut

sebagai penentuan kelompok yang setiap kelompok beranggotakan empat

(4) siswa.

c) Setelah semua siswa duduk sesuai kelompok, guru memberitahukan

bahwa tema untuk penelitian pada pertemuan siklus II adalah “Bahaya

Sinar Biru Terhadap Mata”.

d) Guru membagikan teks yang berisi penelitian yang relevan dengan tema

sebagai referensi bahan penelitian kepada masing-masing siswa yang

berjudul ”Sinar Biru Ancam Mata Anak”

e) Guru menugasi masing-masing siswa untuk memikirkan pokok-pokok

yang berkaitan dengan tema tersebut selama sepuluh menit.

f) Guru menugasi siswa untuk berpasangan dengan salah satu teman dalam

kelompoknya untuk berdiskusi atau berbagi ide yang berkaitan dengan

tema yang diberikan

Page 101: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN …/Upaya... · mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Univertas Sebelas Maret

101

g) Guru kembali menugasi siswa untuk berdiskusi dengan kelompok semula,

yaitu kelompok asal.

h) Guru menugasi siswa merangkum hasil diskusi kelompok.

Pada saat siswa sudah selesai berdiskusi, sayangnya waktu pelajaran

Bahasa Indonesia sudah usai sehingga pelaksanaan presentasi hasil diskusi

dilaksanakan pada pertemuan kedua.

2) Pertemuan Kedua

Pertemuan kedua berlangsung pada hari Kamis tanggal 11 Februari

2010 pada pukul 07.30–09.00 WIB. Pertemuan kedua difokuskan untuk

mempresentasikan hasil diskusi pada pertemuan sebelumnya. Pertemuan

kedua masing-masing kelompok mempresentasikan hasil diskusi

kelompoknya di depan kelas secara bergantian. Saat setiap kelompok

mempresentasikan hasil diskusi, siswa sudah terlihat lebih tenang daripada

siklus I. Siswa lebih percaya diri dalam mengungkapkan pendapat. Diskusi

juga berjalan lebih lancar, namun masih ada beberapa siswa yang duduk di

belakang sibuk beraktivitas sendiri atau kembali berdiskusi dengan

kelompoknya. Rata-rata setiap kelompok yang mempresentasikan hasil diskusi

mendapatkan dua sampai tiga pertanyaan dari kelompok lain. Dari pertanyaan

kelompok lain tersebut, tampak bahwa siswa lebih berani dalam

mengemukakan gagasan di depan teman-temannya. Beberapa hal yang

berkaitan dengan kekurangan pada siklus I sudah disampaikan pada

pertemuan pertama, siswa selalu memperhatikan setiap lafal dan kosakata agar

tidak terjadi kesalahan lagi, sayangnya siswa masih kurang lancar berbicara

saat harus dituntut menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar.

Setiap setelah salah satu kelompok presentasi kemudian guru membahas

beberapa pertanyaan yang diberikan kelompok lain dan memberi masukan.

Setelah itu, guru memberikan tugas kepada setiap siswa agar mencari bahan

penelitian tentang “Pemanasan Global (Global Warming)” sebagai bahan

diskusi pada siklus III.

Page 102: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN …/Upaya... · mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Univertas Sebelas Maret

102

c. Observasi dan Interpretasi Siklus II

Berdasarkan hasil pengamatan pelaksanaan pembelajaran pada siklus II

yang telah dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 9 Februari 2010 (pertemuan

pertama) dan hari Kamis tanggal 11 Februari 2010 (pertemuan kedua),

pembelajaran berbicara berjalan lancar sesuai perencanaan.

Berdasarkan kegiatan tersebut, secara garis besar diperoleh gambaran

tentang jalannya pembelajaran diskusi dengan menerapkan model pembelajaran

kooperatif teknik Think-Pair-Share pada siklus II adalah sebagai berikut:

1) Guru kolaboran semakin mahir dalam memberikan pemahaman kepada siswa

mengenai teknik-teknik berdiskusi. Guru sendiri terlihat dapat memberikan

contoh mengenai teknik berdiskusi dan mengenai pelafalan, pemilihan

kosakata, kelancaran, kualitas gagasan yang dikemukakan, dan

mempertahankan pendapat pada saat diskusi.

2) Model pembelajaran kooperatif teknik TPS yang diterapkan guru lebih

inovatif dibandingkan pada siklus I. Dengan pembagian kelompok secara

acak, kerja sama dalam kelompok semakin baik karena tidak ada yang

menggantungkan pada anggota kelompok lain. Seluruh siswa mampu bekerja

sendiri sebelum siswa berdiskusi dengan kelompoknya.

3) Guru sudah mampu mendorong siswa agar dapat mencari bahan yang beragam

berkaitan dengan penelitian. Hasil penelitian dari masing-masing kelompok

berbeda-beda dan bervariatif, sehingga saling melengkapi dan dapat

memberikan masukan pada kelompok lain yang hasil penelitiannya masih

kurang.

4) Tema penelitian yang sama untuk didiskusikan dalam satu kelas lebih

memudahkan siswa dalam diskusi kelompok maupun diskusi bersama dalam

satu kelas, karena siswa menjadi lebih fokus pada satu permasalahan saja,

sehingga kualitas diskusi semakin berbobot.

5) Guru sudah melaksanakan kegiatan pembelajaran secara konseptual. Artinya,

guru mengajar dengan arah dan tujuan yang jelas serta terencana. Guru

sebelumnya menjelaskan mengenai materi diskusi dengan penerapan model

Page 103: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN …/Upaya... · mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Univertas Sebelas Maret

103

pembelajaran kooperatif teknik TPS, kemudian siswa diminta untuk

menerapkannya dalam masing-masing kelompok diskusi.

6) Dilihat dari hasil diskusi siswa, terlihat bahwa sebagian besar siswa sudah

dapat berdiskusi dengan memperhatikan lafal, ketepatan kosakata, kelancaran,

kualitas gagasan yang dikemukakan, dan mempertahankan pendapat saat

berdiskusi.

7) Secara umum siswa sudah berani berbicara saat tampil di depan kelas untuk

mempresentasikan hasil diskusi tanpa rasa takut atau grogi, seperti yang

ditunjukkan pada survei awal dan siklus I. Selain itu kerja sama setiap

kelompok menjadi lebih kompak dibandingkan siklus I.

8) Berdasarkan pengamatan peneliti pada siklus II, proses pembelajaran

keterampilan berbicara mengalami peningkatan dibandingkan pada siklus I.

Aktivitas proses pembelajaran dinilai dari perhatian, keberanian

mengungkapkan gagasan, kerja sama, dan kemampuan siswa berbicara dengan

bahasa Indonesia yang runtut, baik, dan benar. Berdasarkan seluruh aspek

penilaian tersebut diperoleh data persentase keberhasilan sebesar 70% (14

siswa) dari keseluruhan siswa (20 siswa).

9) Dibandingkan dengan nilai siklus I, nilai rata-rata kelas pada siklus II

meningkat 4,8 poin dari 66,8 menjadi 71,6. Nilai tertinggi yang diraih siswa

adalah 96. Adapun nilai terendah siswa adalah 60. Siswa yang mencapai batas

ketuntasan dari siklus I yang berjumlah 9 siswa juga meningkat pada siklus II

sebanyak 5 siswa sehingga menjadi 14 siswa yang mencapai batas ketuntasan

atau 70% dari jumlah keseluruhan siswa (20). Sedangkan siswa yang belum

mencapai batas ketuntasan minimal sebanyak 6 siswa atau 30% dari jumlah

keseluruhan siswa (20).

10) Peningkatan proses dan hasil pembelajaran keterampilan berbicara siswa kelas

XI IPA SMA Muhammadiyah 8 Kalijambe tercermin pada pemerolehan data

siklus II berikut ini.

Page 104: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN …/Upaya... · mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Univertas Sebelas Maret

104

Tabel 10.Hasil Pengamatan Proses Pembelajaran Berbicara Siklus II

No. Nama Aspek Total

Skor

Nilai Keterangan

I II III IV

1. Aryanti 2 1 2 2 7 B Baik

2. Endah Rahmasari 2 2 2 2 8 B Baik

3. Kuryana 2 3 2 2 9 B Baik

4. Nurul Fatimah 2 2 2 1 7 B Baik

5. Partini 2 1 2 1 6 C Sedang

6. Rahmawati 2 1 2 1 6 C Sedang

7. Santi Nuraini 2 2 2 1 7 B Baik

8. Siti Aisyah 2 2 2 2 8 B Baik

9. Siti Zakiyah 2 2 2 2 8 B Baik

10. Sri Widayati 2 1 2 1 6 C Sedang

11. Tika Fatmawati 3 3 3 3 12 A Amat Baik

12. Triana Pramulia 3 2 3 3 11 A Amat Baik

13. Anita Ekoprasetyo 3 2 3 2 10 B Baik

14. Dewi Ayu Pratanti 2 1 2 2 7 B Baik

15. Lilis Handayani 2 1 2 1 6 C Sedang

16. Puji Hastuti 2 2 2 1 6 B Baik

17. Sulastri 2 1 2 1 6 C Sedang

18. Tri Handayani 2 1 2 1 7 C Sedang

19. Tri Winarni 2 1 2 2 7 B Baik

20. Yuni Sulistyowati 2 2 2 2 8 B Baik

Jumlah siswa yang mendapatkan nilai A = 2 (10%); B = 12 (60%); dan C = 6

(30%)

Persentase Keberhasilan : 70 % (14 siswa)

Keterangan:

I : Perhatian

II : Keberanian mengemukakan gagasan

III : Kerja sama

IV : Berbicara dengan bahasa Indonesia yang runtut, baik, dan benar

Page 105: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN …/Upaya... · mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Univertas Sebelas Maret

105

Tabel 11. Perolehan Nilai Berbicara Siklus II

No. Nama Aspek Penilaian Nilai Keterangan

I II III IV V

1. Aryanti 4 3 3 3 4 68 Tuntas

2. Endah Rahmasari 3 3 4 3 4 68 Tuntas

3. Kuryana 5 4 5 4 5 92 Tuntas

4. Nurul Fatimah 4 3 4 3 4 72 Tuntas

5. Partini 4 3 3 3 3 64 Belum Tuntas

6. Rahmawati 4 4 4 3 4 76 Tuntas

7. Santi Nuraini 3 3 3 3 4 64 Belum Tuntas

8. Siti Aisyah 3 4 3 4 4 72 Tuntas

9. Siti Zakiyah 3 4 3 3 4 68 Tuntas

10. Sri Widayati 4 3 3 3 4 68 Tuntas

11. Tika Fatmawati 5 4 5 5 5 96 Tuntas

12. Triana Pramulia 4 4 4 3 4 76 Tuntas

13. Anita Ekoprasetyo 4 4 4 3 4 76 Tuntas

14. Dewi Ayu Pratanti 4 3 3 4 4 72 Tuntas

15. Lilis Handayani 3 3 3 3 4 64 Belum Tuntas

16. Puji Hastuti 3 3 3 3 4 64 Belum Tuntas

17. Sulastri 3 3 3 3 3 60 Belum Tuntas

18. Tri Handayani 3 3 3 3 4 64 Belum Tuntas

19. Tri Winarni 4 4 4 3 3 72 Tuntas

20. Yuni Sulistyowati 4 4 4 3 4 76 Tuntas

Rata-rata 3,7 3,45 3,55 3,25 3,95 71,6 Siswa yang

tuntas 70%

(14 siswa)

Siswa yang

belum tuntas

30%

(6 siswa)

Keterangan Baik sedang baik sedang baik Baik

Ket:

I : Lafal

II : Ketepatan kosakata

III : Kelancaran

IV : Kualitas gagasan yang dikemukakan

V : Keberanian berpendapat dan mempertahankan pendapat

Keterangan: Batas Ketuntasan Kemampuan Berbicara ≥ 65 merupakan standar

sekolah.

d. Analisis dan Refleksi Siklus II

Proses dan hasil pembelajaran keterampilan berbicara pada siklus II

menunjukkan hasil yang lebih baik dibandingkan pada siklus I. Siswa terlihat

lebih percaya diri saat menjawab pertanyaan dari peserta diskusi yang lain.

Page 106: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN …/Upaya... · mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Univertas Sebelas Maret

106

Dengan penerapan model pembelajaran kooperatif teknik Think-Pair-Share

keterampilan siswa berbicara dapat meningkat.

Berdasarkan hasil observasi tersebut, guru dan peneliti melakukan analisis

dan refleksi sebagai berikut:

1) Guru dalam menerapkan model pembelajaran kooperatif teknik TPS dalam

pembelajaran keterampilan berbicara sudah cukup baik. Siswa sudah mampu

memanfaatkan sebaik-baiknya penerapan model pembelajaran tersebut dengan

kelompoknya.

2) Siswa lebih fokus terhadap satu permasalahan dalam pelaksanaan

pembelajaran keterampilan berbicara, sehingga pada siklus III guru kembali

memberikan tema yang sama untuk setiap kelompok.

3) Guru dan peneliti menentukan tema penelitian untuk bahan diskusi yang

diberikan pada siklus III. Tugas diberikan kepada setiap siswa pada pertemuan

kedua siklus II agar siswa lebih siap dalam pelaksanaan diskusi siklus III.

4) Guru perlu meningkatkan model pembelajaran kooperatif teknik TPS yang

lebih efektif dan inovatif. Semua siswa harus mendapatkan “keuntungan”

dengan diskusi kelompok yang diterapkan.

5) Guru perlu membantu siswa yang masih mendapatkan nilai rendah saat

pelaksanaan pembelajaran diskusi pada siklus II, terutama pada aspek

keberanian berpendapat dan mempertahankan pendapat.

6) Bagi siswa yang masih terlalu kesulitan berbicara sampai pada siklus II ini,

peneliti dan guru mencari solusi berupa jumlah anggota diskusi. Sesuai

dengan teknik TPS, untuk siklus selanjutnya siswa langsung dikelompokkan

secara berpasangan sesuai dengan kemampuan berbicara siswa.

Pengelompokkan heterogenitas berdasarkan kemampuan akademik dalam

kemampuan berbicara tersebut merupakan salah satu ciri-ciri yang menonjol

dalam model pembelajaran kooperatif.

Page 107: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN …/Upaya... · mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Univertas Sebelas Maret

107

3. Siklus III

Penerapan pembelajaran keterampilan berbicara pada siklus III dengan

penerapan model pembelajaran kooperatif teknik Think-Pair-Share.

a. Perencanaan Tindakan Siklus III

Bertolak dari hasil analisis dan refleksi siklus II, maka pada siklus III ini,

peneliti bersama dengan guru kolaboran yang bersangkutan mengadakan diskusi

untuk mengatasi kekurangan yang ada pada siklus II. Peneliti dan guru kolaboran

sepakat bahwa pelaksanaan siklus III akan dilaksanakan pada hari Selasa tanggal

16 Februari 2010 (pertemuan pertama) dan hari Kamis tanggal 18 Februari 2010

(pertemuan kedua).

Untuk mengurangi kekurangan-kekurangan yang telah teridentifikasi pada

siklus II, maka peneliti dan guru kolaboran menyepakati beberapa hal untuk

diterapkan pada siklus berikutnya. Untuk mengatasi berbagai kekurangan yang

ada, akhirnya peneliti dan guru mengambil keputusan sebagai berikut.

1) Guru memberikan porsi lebih besar kepada siswa untuk berdiskusi dengan

kelompok pasangan, karena masing-masing siswa sudah membawa bahan

penelitian yang akan didiskusikan sehingga tidak menghabiskan banyak

waktu.

2) Guru akan memberikan pengarahan dan refleksi hasil diskusi secara personal

kepada siswa dengan mendekati tiap-tiap kelompok diskusi.

3) Guru perlu membenahi teknik presentasi siswa yang masih rendah pada

pelaksanaan siklus II, terutama pada aspek kelancaran, kualitas gagasan yang

dikemukakan, dan keberanian berpendapat serta mempertahankan pendapat.

Tahap perencanaan siklus III secara singkat meliputi kegiatan sebagai

berikut.

1) Peneliti bersama guru kolaboran menganalisis kelebihan dan kekurangan

pelaksanaan siklus I dan siklus II baik dari segi proses maupun hasil yang

dicapai.

2) Guru menentukan kelompok diskusi secara berpasangan. Pemilihan kelompok

berdasarkan nilai pada siklus II. Kemampuan siswa yang rendah dipasangkan

dengan kemampuan siswa yang tinggi atau sedang. Hal ini mengingat bahwa

Page 108: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN …/Upaya... · mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Univertas Sebelas Maret

108

siswa sudah semakin terampil berbicara. Dengan berpasangan secara langsung

diharapkan siswa akan lebih bersungguh-sungguh dalam mengerjakan tugas

untuk berdiskusi.

3) Tema pada siklus III disamakan dalam satu kelas yaitu “Pemanasan Global

(Global Warming)”. Pemilihan tema yang sama ini berdasarkan pertimbangan

bahwa pada siklus II tema yang disamakan, siswa dapat lebih fokus pada satu

permasalahan dan kualitas gagasan semakin berbobot.

4) Peneliti bersama guru merancang skenario pembelajaran keterampilan

berbicara dengan penerapan model pembelajaran kooperatif teknik TPS secara

efektif.

5) Guru menyusun Rencana Pelaksanaan (RPP) untuk pelaksanan siklus III.

6) Peneliti dan guru menyusun instrumen penelitian berupa tes yang dinilai dari

hasil unjuk kerja siswa saat mempresentasikan hasil diskusi.

b. Pelaksanaan Tindakan Siklus III

Seperti dua siklus sebelumnya, siklus III dilaksanakan dalam dua kali

pertemuan, yakni pada hari Selasa tanggal 16 Februari 2010 (pertemuan pertama)

dan hari Kamis tanggal 18 Februari 2010 (pertemuan kedua). Dalam kegiatan ini

guru mengaplikasikan solusi yang pernah disepakati dengan peneliti untuk

mengatasi kekurangan pada proses pembelajaran berbicara pada siklus I dan

siklus II. Adapun garis besar pelaksanaan pembelajaran pada siklus III sebagai

berikut.

1) Pertemuan Pertama

Pertemuan pertama dilaksanakan pada Selasa tanggal 16 Februari 2010

pada pukul 09.30-11.00 WIB. Dalam pelaksanaan siklus III ini, guru

mengaplikasikan solusi yang telah disepakati dengan peneliti untuk mengatasi

kekurangan pada proses pembelajaran keterampilan berbicara siklus I,

sedangkan peneliti melakukan observasi terhadap proses pembelajaran yang

berlangsung.

Page 109: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN …/Upaya... · mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Univertas Sebelas Maret

109

Urutan pelaksanaan siklus III adalah sebagai berikut.

a) Siswa ditanya tentang manfaat diskusi selama mengikuti pembelajaran

diskusi pada dua siklus yang telah berlangsung.

b) Siswa mendengarkan penjelasan mengenai pengulangan materi-materi

keterampilan berbicara pada pertemuan sebelumnya dengan metode tanya

jawab. Guru kembali pula menekankan teknik presentasi dengan

memperhatikan lafal, pemilihan kosakata, kelancaran, keberanian

berendapat dan mempertahankan pendapat, serta yang tidak kalah penting

yaitu mengenai kerja sama dalam kelompok.

c) Guru mengecek tugas yang diberikan pada siklus II kepada setiap siswa

untuk menunjukkan hasil pencarian bahan penelitian tentang tema

”Pemanasan Global (Global Warming)” untuk bahan diskusi.

d) Guru membagi kelompok pasangan diskusi, yang penentuannya sudah

disepakati oleh peneliti yaitu berdasarkan kemampuan akademik dalam

keterampilan berbicara.

e) Siswa diberi kesempatan untuk duduk berpasangan sesuai dengan

kelompoknya.

f) Siswa secara individu diberi kesempatan untuk memikirkan pokok-pokok

gagasan mengenai tema penelitian selama sepuluh menit.

g) Guru menugasi siswa untuk untuk saling memberikan masukan terhadap

pokok-pokok gagasan dari hasil pasangan kelompok diskusi.

h) Guru mendekati tiap-tiap kelompok di belakang saat diskusi kelompok

pasangan berlangsung dengan mendekati secara personal pada tiap-tiap

kelompok.

i) Guru menugasi siswa untuk merangkum hasil diskusi kelompoknya.

Pada saat siswa sudah selesei berdiskusi, sayangnya waktu untuk

pelajaran Bahasa Indonesia sudah habis sehingga pelaksanaan presentasi

dilaksanakan pada pertemuan kedua.

2) Pertemuan Kedua

Pertemuan kedua dilaksnakan pada hari Kamis tanggal 18 Februari 2010

pada pukul 07.30-09.00 WIB. Pertemuan kedua difokuskan untuk kegiatan

Page 110: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN …/Upaya... · mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Univertas Sebelas Maret

110

presentasi. Sebelum presentasi dilaksanakan, guru memberikan kesempatan

kepada siswa untuk duduk sesuai kelompok pasangan diskusi dan mengecek hasil

penelitian yang telah didiskusikan. Kemudian dua kelompok pasangan diskusi

sekaligus mempresentasikan kegiatan diskusi kelompok di depan kelas,

mengingat pertimbangan waktu pembelajaran agar lebih efektif. Masing-masing

kelompok rata-rata memperoleh dua pertanyaan. Pada pertemuan siklus III ini

siswa lebih berani dalam berpendapat. Selain itu, siswa menjadi lebih lancar

berbicara, pemilihan kosakata tepat dan sudah dapat menghindari penggunaan

bahasa Ibu (Bahasa Jawa) saat berlangsungnya diskusi. Setelah semuanya selesai

presentasi, guru memberikan refleksi penilaian secara umum atas penampilan

presentasi hasil diskusi kelompok. Dapat dikatakan pelaksanaan pembelajaran

keterampilan berbicara pada siklus III sangat lancar.

c. Observasi dan Interpretasi Siklus III

Seperti pada siklus sebelumnya, kegiatan observasi ini dimaksudkan untuk

mendeskripsikan apakah kekurangan pada siklus II sudah dapat diatasi atau

belum. Pelaksanaan siklus III dilaksanakan dua kali pertemuan pada hari Selasa

tanggal 16 Februari 2010 (pertemuan pertama) dan hari Kamis tanggal 18

Februari 2010 (pertemuan kedua).

Berdasarkan kegiatan tersebut, secara garis besar diperoleh gambaran

tentang jalannya pembelajaran diskusi dengan menerapkan model pembelajaran

kooperatif teknik Think-Pair-Share pada siklus III adalah sebagai berikut.

1) Guru menerapkan pembelajaran yang telah direncanakan sebelumnya dengan

baik. Selain itu, guru kolaboran sudah dikatakan dapat memberikan

pemahaman kepada siswa tentang penyampaian diskusi dengan

memperhatikan lafal, ketepatan kosakata, kelancaran, kualitas gagasan yang

dikemukakan, dan keberanian berpendapat dan mempertahankan pendapat.

2) Model pembelajaran koopetif teknik TPS yang ditepkan guru pada siklus III

lebih inovatif. Secara umum siswa menjadi lebih antusias saat pembelajaran

diskusi. Hal tersebut terbukti siswa menjadi lebih percaya diri saat

menyampaikan gagasan atau pendapat.

Page 111: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN …/Upaya... · mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Univertas Sebelas Maret

111

3) Dari hasil diskusi siswa, terlihat bahwa sebagian besar siswa sudah dapat

berdiskusi dengan baik dengan memperhatikan lafal, ketepatan kosakata,

kelancaran, kualitas gagasan yang dikemukakan, dan keberanian berpendapat

dan mempertahankan pendapat. Nilai tiap-tiap kelompok mengalami

peningkatan.

4) Kualitas pembelajaran keterampilan berbicara pada siklus III mengalami

peningkatan. Keaktivan siswa mengalami peningkatan dibanding pada siklus

II. Siswa semakin aktif, semakin berani berpendapat, kerja sama dalam

kelompok meningkat, dan ketuntasan hasil belajar dalam pembelajaran yang

diterapkan oleh guru. Siswa merasa tidak terbebani seperti yang ditunjukkan

pada siklus-siklus sebelumnya.

5) Siswa dapat dikatakan sudah berani untuk tampil mempresentasikan hasil

diskusi di depan kelas, karena siswa sudah terlihat percaya diri saat bertanya

atau menjawab pertanyaan dari kelompok lain. Kerja sama setiap kelompok

semakin padu dan serasi. Siswa benar-benar memanfaatkan kelomponya untuk

saling berbagi gagasan.

6) Berdasarkan pengamatan peneliti pada siklus III, proses pembelajaran

keterampilan berbicara mengalami peningkatan dibandingkan pada siklus II.

Aktivitas proses pembelajaran dinilai dari perhatian, keberanian

mengungkapkan gagasan, kerja sama, dan kemampuan siswa berbicara dengan

bahasa Indonesia yang runtut, baik, dan benar. Berdasarkan seluruh aspek

penilaian tersebut diperoleh data persentase keberhasilan sebesar 90% (18

siswa) dari keseluruhan siswa (20 siswa).

7) Dibandingkan dengan nilai siklus I, nilai rata-rata kelas pada siklus II

meningkat 8,8 poin dari 71,8 menjadi 80,6. Nilai tertinggi yang diraih siswa

adalah 96. Adapun nilai terendah siswa adalah 68. Siswa yang mencapai batas

ketuntasan dari siklus I yang berjumlah 14 siswa juga meningkat sebanyak 4

siswa sehingga menjadi 18 siswa yang mencapai batas ketuntasan atau 90%

dari jumlah keseluruhan siswa (20). Sedangkan siswa yang belum mencapai

batas ketuntasan minimal sebanyak 2 siswa atau 10% dari jumlah keseluruhan

siswa (20).

Page 112: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN …/Upaya... · mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Univertas Sebelas Maret

112

8) Peningkatan proses dan hasil keterampilan berbicara (diskusi) siswa kelas XI

IPA SMA Muhammadiyah 8 Kalijambe tercermin pada pemerolehan data

siklus III berikut ini.

Tabel 12. Hasil Pengamatan Proses Pembelajaran Berbicara Siklus III

No. Nama Aspek Total

Skor

Nilai Keterangan

I II III IV

1. Aryanti 2 2 2 2 8

B Baik

2. Endah Rahmasari 2 2 2 2 8

B Baik

3. Kuryana 3 3 2 2 10

A Amat Baik

4. Nurul Fatimah 2 2 2 2 8

B Baik

5. Partini 2 2 2 2 8

B Baik

6. Rahmawati 2 2 2 2 8

B Baik

7. Santi Nuraini 2 2 2 2 8

B Baik

8. Siti Aisyah 2 2 2 2 8

B Baik

9. Siti Zakiyah 2 2 2 2 8

B Baik

10. Sri Widayati 2 2 2 2 8

B Baik

11. Tika Fatmawati 3 3 3 3 12

A Amat Baik

12. Triana Pramulia 3 3 3 3 12

A Amat Baik

13. Anita Ekoprasetyo 3 2 3 2 10

B Amat Baik

14. Dewi Ayu Pratanti 2 2 2 2 8

B Baik

15. Lilis Handayani 2 2 2 2 8

B Baik

16. Puji Hastuti 2 2 2 2 8

B Baik

17. Sulastri 2 1 2 1 6

C Sedang

18. Tri Handayani 2 2 1 1 6

C Sedang

19. Tri Winarni 2 2 2 2 8

B Baik

20. Yuni Sulistyowati 2 2 2 2 8

B Baik

Jumlah siswa yang mendapatkan nilai A = 3 (15%); B = 15 (75%); dan C = 2

(10%)

Persentase Keberhasilan : 90 % (18 siswa)

Keterangan:

I : Perhatian

II : Keberanian mengemukakan gagasan

III : Kerja sama

IV : Berbicara dengan bahasa Indonesia yang runtut, baik, dan benar

Page 113: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN …/Upaya... · mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Univertas Sebelas Maret

113

Tabel 13. Perolehan Nilai Berbicara Siklus III

No. Nama Aspek Penilaian Nilai Keterangan

I II III IV V

1. Aryanti 4 4 5 4 5 88 Tuntas

2. Endah Rahmasari 4 4 4 5 4 84 Tuntas

3. Kuryana 5 4 5 5 5 96 Tuntas

4. Nurul Fatimah 4 4 4 3 4 76 Tuntas

5. Partini 4 4 3 3 4 72 Tuntas

6. Rahmawati 4 4 4 3 4 76 Tuntas

7. Santi Nuraini 4 3 4 3 4 72 Tuntas

8. Siti Aisyah 4 4 4 4 4 80 Tuntas

9. Siti Zakiyah 4 4 4 4 4 80 Tuntas

10. Sri Widayati 4 4 5 3 4 80 Tuntas

11. Tika Fatmawati 5 4 5 5 5 96 Tuntas

12. Triana Pramulia 4 4 5 4 5 88 Tuntas

13. Anita Ekoprasetyo 4 4 5 4 5 88 Tuntas

14. Dewi Ayu Pratanti 4 4 3 3 4 72 Tuntas

15. Lilis Handayani 4 4 5 4 5 88 Tuntas

16. Puji Hastuti 4 4 4 4 5 84 Tuntas

17. Sulastri 4 3 3 3 3 64 Belum Tuntas

18. Tri Handayani 3 4 3 3 3 64 Belum Tuntas

19. Tri Winarni 4 4 4 3 4 76 Tuntas

20. Yuni Sulistyowati 4 4 5 4 5 88 Tuntas

Rata-rata 4,05 3,9 4,2 3,7 4,3 80,6 Siswa yang

tuntas 90%

(18 siswa)

Siswa yang

belum tuntas

10%

(2 siswa)

Keterangan baik baik baik baik baik Baik

Ket:

I : Lafal

II : Ketepatan kosakata

III : Kelancaran

IV : Kualitas gagasan yang dikemukakan

V : Keberanian berpendapat dan mempertahankan pendapat

Keterangan: Batas Ketuntasan Kemampuan Berbicara ≥ 65 merupakan standar

sekolah.

d. Analisis dan Refleksi Siklus III

Secara umum semua kelemahan yang ada dalam proses pembelajaran

keterampilan berbicara pada siklus-siklus sebelumnya telah dapat diatasi. Guru

telah berhasil membangkitkan semangat siswa untuk mengikuti pelajaran diskusi

dengan tertib. Siswa terlihat antusias dalam mengikuti pembelajaran diskusi

Page 114: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN …/Upaya... · mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Univertas Sebelas Maret

114

dengan berpasangan, karena siswa mempunyai tanggungjawab yang sama

terhadap pasangan kelompok diskusi, sehingga siswa menjadi lebih siap saat ada

pertanyaan dari peserta diskusi yang lain. Selain itu, siswa sudah tidak terlalu

kesulitan dalam mencari bahan penelitian untuk diskusi karena tema penelitian

untuk siklus III sudah diberikan pada siklus sebelumnya.

Guru telah mampu mengubah performansinya di hadapan siswa yang

semula terlihat kurang percaya diri menjadi lebih rileks dan fleksibel saat

berdiskusi dengan siswa yang lain. Guru dapat berkomunikasi secara maksimal

dengan para siswa dengan mendekati secara personal tiap-tiap kelompok. Hal ini

dapat membangun kedekatan emosional antara siswa dengan guru yang sebelum-

sebelumnya belum terbentuk.

Dari hasil observasi pada siklus III ini dapat disimpulkan bahwa terjadi

peningkatan proses maupun hasil pembelajaran keterampilan berbicara. Pada

siklus III batas ketuntasan siswa sudah terpenuhi walaupun masih ada beberapa

siswa yang masih belum mencapai batas ketuntasan. Peneliti mengakhiri

penelitian karena semua indikator telah tercapai. Kualitas proses dan hasil

pembelajaran telah banyak meningkat memenuhi target batas ketuntasan yang

telah ditentukan. Kesimpulan dari penelitian ini bahwa kemampuan berbicara

dapat meningkat dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif teknik

Think-Pair-Share sebagai alat bantu untuk menuangkan dan menggali ide siswa.

Siswa sudah dapat mengungkapkan gagasannya setelah melakukan diskusi dengan

kelompok-kelompok kecil, selanjutnya mereka lebih terarah dan fokus dalam

membahas suatu tema yang diberikan guru.

C. Pembahasan Hasil Penelitian

Sebelum melaksanakan siklus I, peneliti melakukan survei awal untuk

mengetahui kondisi yang ada di lapangan. Dari kegiatan survei awal, peneliti

menemukan bahwa proses maupun hasil pembelajaran keterampilan berbicara di

kelas XI IPA SMA Muhammadiyah 8 Kalijambe masih tergolong rendah.

Kemudian peneliti berkolaborasi dengan guru mata pelajaran Bahasa Indonesia di

sekolah tersebut untuk mengatasi masalah keterampilan berbicara dengan

Page 115: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN …/Upaya... · mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Univertas Sebelas Maret

115

menerapkan model pembelajaran kooperatif teknik Think-Pair-Share dalam

proses pembelajaran berbicara khususnya berdiskusi dengan pertimbangan hal

tersebut akan memudahkan dalam mengembangkan gagasan dalam kelompok-

kelompok kecil sebelum akhirnya ke kelompok yang lebih besar. Sehingga

gagasan yang dikemukakan lebih berkembang karena sebelum diskusi dalam

kelompok besar mereka sudah berdiskusi dengan kelompok kecil yang dibentuk.

Tema diskusi dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif teknik TPS

yang digunakan pada siklus I berbeda-beda dalam setiap kelompok, tema tersebut

diantaranya kelompok 1 mendapatkan tema “Meningkatkan Cara Berpikir

Kreatif”, kelompok 2 mendapatkan tema “Internet Sebagai Sarana Memperluas

Pengetahuan”, kelompok 3 mendapatkan tema “Penarikan Uang Gedung Sekolah

untuk Meningkatkan Sarana Prasarana Sekolah”, kelompok 4 mendapatkan tema

“Menumbuhkan Jiwa Kewirausahaan Bagi Kalangan Pelajar” kelompok 5

mendapatkan tema “Mencegah Penyakit Demam Berdarah pada Musim

Penghujan”. Tema pada siklus II disamakan dalam satu kelas, tema tersebut

adalah “Bahaya Sinar Biru Terhadap Mata”, hal ini berdasarkan hasil diskusi

peneliti dengan guru kolaboran pada siklus I dengan tema berbeda siswa merasa

kesulitan saat mengembangkan pertanyaan yang tidak dikuasai oleh kelompok

yang tidak mendapatkan tema penelitian yang sedang dipresentasikan, sehingga

siswa kurang dapat mengembangkan pertanyaan. Demikian juga pada siklus III

tema dalam satu kelas juga disamakan berdasarkan pertimbangan pada siklus II

siswa dapat lebih fokus dalam satu permasalahan, tema penelitian tersebut yaitu

“Pemanasan Global (Global Warming)”. Pembagian anggota kelompok dalam

setiap kelompok dibuat berdasarkan kemampuan berbicara secara heterogen tiap

kelompoknya berdasarkan kemampuan akademis dalam keterampilan berbicara.

Peneliti menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang

konsultasikan dengan guru untuk persiapan pelaksanaan siklus I. Materi yang

akan dipelajari dari siklus I sampai siklus selanjutnya adalah keterampilan

berbicara. Setiap siklus dilaksanakan dalam dua kali pertemuan, setiap kali

pertemuan 2x45 menit. Pada siklus I pertemuan pertama pembelajaran berbicara

difokuskan pada penyampaian materi mengenai pengertian penelitian, langkah-

Page 116: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN …/Upaya... · mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Univertas Sebelas Maret

116

langkah penelitian, dan merangkum hasil penelitian, serta teknik

mempresentasikan hasil penelitian di depan kelas. Selain itu, pembagian

kelompok dibebaskan untuk memilih anggota kelompoknya. Kemudian pada

pertemuan kedua difokuskan pada pelaksaan presentasi hasil diskusi di kelas.

Pelaksanaan siklus I masih dijumpai beberapa kekurangan diantaranya siswa

masih sangat kurang percaya diri saat berbicara serta masih sangat terlihat sekali

kurang lancar berbicara, selain itu pemilihan kosakata juga masih banyak yang

kurang tepat, masih terdengar beberapa kosakata Bahasa Jawa. Selain masalah

tersebut, masih terlihat sekali siswa belum dapat bekerja sama dalam diskusi, hal

tersebut terlihat saat siswa menjawab pertanyaan dari kelompok lain yang

menjawab hanya salah satu dari anggota kelompok tersebut sedangkan anggota

kelompok yang lain tidak ikut membantu.

Siklus II merupakan perbaikan dari siklus I untuk memperbaiki

kekurangan yang terjadi selama proses pembelajaran berlangsung. Pada siklus II

peneliti bersama guru berdiskusi untuk menentukan kelompok diskusi

berdasarkan kemampuan berbicara siswa, kelompok dibuat heterogen antara siswa

yang memiliki kemampuan tinggi, sedang, dan rendah. Setiap kelompok rata-rata

terdapat satu atau dua anggota kelompok yang berkemampuan sedang atau tinggi.

Dasar penentuan kelompok ini sesuai dengan pendapat Anita Lie (2008: 44)

bahwa pembagian kelompok yang heterogen akan memberikan kesempatan

kepada siswa untuk saling belajar dan mendukung serta meningkatkan interaksi

siswa. Pada siklus II juga masih ditemui beberapa kekurangan, di antaranya siswa

merasa perlu menyesuaikan secara cepat dengan kelompok diskusi yang baru

karena berbeda dengan kelompok siklus I. Akibatnya siswa masih saja terlihat

kurang dalam kerja sama antartim dalam satu kelompok.

Pada siklus III, peneliti dan guru berusaha memperbaiki kekurangan pada

siklus II dengan mengubah kelompok diskusi dengan berpasangan. Hal tersebut

berdasarkan pertimbangan agar kerja sama dalam kelompok bisa lebih terlihat dan

keberanian berbicara lebih tampak. Selain itu, tema penelitian sebagai bahan

diskusi juga sudah diberikan pada pertemuan sebelumnya, sehingga siswa dapat

mempersiapkan bahan diskusi lebih matang. Pada siklus III berbagai indikator

Page 117: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN …/Upaya... · mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Univertas Sebelas Maret

117

keberhasilan siswa mulai menunjukkan arah perbaikan yang signifikan, baik

indikator proses maupun hasil pembelajaran keterampilan berbicara. Berdasarkan

peningkatan pembelajaran yang terjadi pada siklus III ini, menguatkan hasil

bahwa pembelajaran keterampilan berbicara dengan menerapkan model

pembelajaran kooperatif teknik Think-Pair-Share dapat meningkatkan kualitas

proses maupun hasil pembelajaran berbicara siswa kelas XI IPA Muhammadiyah

8 Kalijambe. Adapun pembahasan peningkatan kualitas pembelajaran

keterampilan berbicara sebagai berikut.

1. Peningkatan proses pembelajaran keterampilan berbicara

Keberhasilan model pembelajaran kooperatif teknik Thik-Pair-Share

dalam meningkatkan kualitas proses pembelajaran berbicara ini dapat dilihat dari

indikator-indikator: a) Perhatian; b) keberanian mengemukakan gagasan; c) kerja

sama; dan d) kemampuan menggunakan bahasa Indonesia yang runtut, baik, dan

benar.

a) Perhatian

Perhatian yang ditunjukkan siswa saat mendengarkan penjelasan dari guru

masih terlihat kurang. Siswa terkadang masih beraktvitas sendiri, seperti

mengobrol dengan teman dan sebagainya. Hal ini disebabkan dalam satu kelas

keseluruhannya perempuan. Hal ini yang menjadi kedekatan antara siswa,

sehingga seringkali siswa mengobrol hal-hal yang tidak berhubungan sama

sekali dengan materi pembelajaran. Namun secara keseluruhan perhatian

siswa saat guru menerangkan di kelas selalu mengalami peningkatan.

b) Keberanian mengemukakan gagasan.

Keberanian mengemuakakan gagasan menjadi indikator yang relatif susah

untuk ditingkatkan. Namun dalam penelitian ini sedikit demi sedikit siswa

terlatih untuk berbicara mengemukakan gagasannya. Keberhasilan yang

signifikan pada siklus III dikarenakan siswa sudah mempunyai pengalaman

terkait dalam mendiskusikan sebuah tema, selain itu juga karena adanya

diskusi dalam kelompok kecil sebelum mereka memaparkan hasil diskusi

dalam kelas.

Page 118: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN …/Upaya... · mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Univertas Sebelas Maret

118

c) Kerja sama

Kemampuan bekerja sama siswa dengan penerapan model pembelajaran

kooperatif teknik TPS ini terbukti dapat meningkat. Peningkatan tersebut

karena model pembelajaran kooperatif menerapkan penekanan pada kerja

sama dalam kelompok, sementara itu TPS menekankan pada kerja sama

(diskusi) dalam kelompok-kelompok kecil. Pada mulanya siswa masih bersifat

individualis saat mengerjakan tugas diskusi, namun setelah pelaksanaan siklus

III terbukti hampir keseluruhan siswa sudah mampu bekerja sama dengan

kompak dan padu.

d) Kemampuan berbicara dengan bahasa Indonesia yang runtut, baik, dan benar

Seluruh kegiatan pembelajaran dengan teknik TPS tersebut dapat

memberikan kesempatan delapan kali lebih banyak bagi siswa untuk dikenali

dan praktik berbicara. Peningkatan terjadi karena dalam hal ini siswa

berdiskusi dalam kelompok kecil sebelum berdiskusi dalam satu kelas

mempunyai kesiapan yang lebih baik untuk mengolah bahasa Indonesia agar

terstruktur secara runtut, baik, dan benar.

Kemampuan guru dalam mengelola kelas merupakan salah satu penentu

keberhasilan proses pembelajaran. Pengelolaan kelas yang dilakukan guru

kolaborator berupa memotivasi siswa, memberikan perhatian pada tiap-tiap

kelompok, memberikan reward pada siswa, dan mengaktivkan siswa selama

proses pembelajaran berlangsung. Setelah ketiga siklus dilaksanakan, sedikit demi

sedikit kelemahan guru mulai berkurang. Guru tidak lagi menguasai kelas

sepenuhnya akan tetapi lebih berperan sebagai fasilitator saat pembelajaran

berlangsung. Menurut pengamatan peneliti, siklus yang dilaksanakan guru dengan

memanfaatkan model pembelajaran kooperatif teknik TPS dalam pembelajaran

berbicara dapat mempengaruhi suasana kelas. Pembelajaran menjadi lebih

menarik dan menyenangkan. Keaktivan selama mengikuti proses pembelajaran

berbicara mengalami peningkatan. Hal ini berimplikasi pada hasil keterampilan

berbicara yang juga mengalami peningkatan.

Page 119: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN …/Upaya... · mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Univertas Sebelas Maret

119

2. Peningkatan hasil pembelajaran berbicara

Penerapan model pembelajaran kooperatif teknik Think-Pair-Share yang

dilaksanakan dalam setiap siklus mampu meningkatkan keterampilan berbicara

siswa. Dapat dikatakan bahwa melalui penerapan model pembelajaran kooperatif

teknik TPS hasil berbicara siswa kelas XI IPA SMA Muhammadiyah 8 Kalijambe

mengaami peningkatan.

Keterampilan berbicara siswa mengalami peningkatan dibandingkan

dengan kondisi awal. Keterampilan berbicara siswa sudah mengalami peningkatan

meskipun tidak semua siwa mengalami peningkatan dalam tiap teknik diskusi.

Peningkatan keterampilan berdiskusi yang mengacu pada aspek-aspek penilaian

berdiskusi dapat dilihat pada nilai tiap-tiap siklus. Peningkatan tersebut

diindikatori oleh.

a) Lafal

Setelah siklus dilakukan, kemampuan pelafalan siswa saat menuturkan

kalimat saat berdiskusi mengalami peningkatan. Pada survei awal sebagian

besar siswa mengalami kesulitan melafalkan kata-kata dengan tepat, masih

banyak siswa yang menggunakan ragam Bahasa Jawa. Namun setelah

diterapkannya model pembelajaran kooperatif teknik TPS, kemampuan

pelafalan siswa mengalami peningkatan, sebagian besar siswa hanya sedikit

yang melakukan kesalahan pelafalan, selain itu siswa juga sudah dapat

menekan penggunaan ragam Bahasa Jawa saat presentasi. Hal ini terbukti

berdasarkan hasil pelaksanaan tiap siklus yang selalu mengalami peningkatan.

Pada pelaksanaan siklus I hasil rata-rata kelas aspek pelafalan siswa adalah 3,4

(sedang), pada siklus II mengalami peningkatan menjadi 3,7 (baik), dan pada

siklus III juga mengalami peningkatan menjadi 4,05 (baik).

b) Ketepatan kosakata

Dari hasil tes saat presentasi pada tiap siklus diketahui bahwa kemampuan

siswa dalam memilih kosakata yang tepat sudah mengalami peningkatan.

Sebelum dilaksanakan penerapan model pembelajaran kooperatif teknik TPS

masih banyak siswa yang salah menggunakan kata-kata dan masih terbatas

penggunaan kosakatanya sehingga menyebabkan pembicaraannya sukar

Page 120: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN …/Upaya... · mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Univertas Sebelas Maret

120

dipahami. Kemudian setelah dilaksanakan penerapan medel pembelajaran

tersebut sebagian besar siswa sudah dapat menggunakan kata-kata dan

ungkapan yang baik dan tepat. Hal ini terbukti berdasarkan hasil pelaksanaan

tiap siklus yang selalu mengalami peningkatan. Pada siklus I hasil rata-rata

kelas aspek ketepatan kosakata siswa adalah 3,35 (sedang), pada siklus II

meningkat menjadi 3,55 (baik), dan pada siklus III juga mengalami

peningkatan menjadi 3,9 (baik).

c) Kelancaran

Aspek kelancaran yang ditunjukkan oleh siswa termasuk salah satu aspek

penilaian yang mengalami peningkatan. Sebelum dilakukan tindakan, siswa

masih sering ragu-ragu dalam berbicara, bahkan terkadang siswa terpaksa

terpaksa berdiam diri karena penguasaan bahasanya terbatas (tersendat-

sendat). Kemudian setelah dilaksanakan tindakan terjadi peningkatan, siswa

mampu berbicara lebih lancar saat berdiskusi di depan kelas. Hal ini terbukti

berdasarkan hasil pelaksanaan tiap siklus yang selalu mengalami peningkatan.

Pada siklus I hasil rata-rata pada aspek kelancaran adalah 3,5 (baik), pada

siklus II meningkat menjadi 3,55 (baik), dan pada siklus III juga mengalami

peningkatan menjadi 4,2 (baik).

d) Kualitas gagasan yang dikemukakan

Aspek kualitas gagasan yang dikemukakan selalu mengalami peningkatan

pada tiap siklus. Sebelum dilakukan tindakan, gagasan sering biasa saja dan

terkesan ragu-ragu mengungkapkan dan terkadang juga tidak berhubungan

dengan tema. Setelah dilaksanakan tindakan, siswa mampu mengungkapkan

gagasan yang lebih bagus bahakan terkadang gagasan tersebut di luar

pemikiran teman-teman yang lain dan berhubungan dengan tema. Hal ini

terbukti berdasarkan hasil pelaksanaan tiap siklus yang selalu mengalami

peningkatan. Pada siklus I hasil rata-rata pada aspek kualitas gagasan yang

dikemukakan adalah 3,15 (sedang), pada siklus II meningkat menjadi 3,25

(sedang), dan pada siklus III juga meningkat menjadi 3,7 (baik).

Page 121: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN …/Upaya... · mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Univertas Sebelas Maret

121

e) Keberanian berpendapat dan mempertahankan pendapat

Aspek keberanian berpendapat dan mempertahankan pendapat selalu

mengalami peningkatan tiap siklus. Sebelum dilakukan tindakan, secara

umum siswa masih banyak yang tidak berani berpendapat ataupun

mempertahankan pendapat. Setelah dilaksanakan tindakan, beberapa siswa

sudah berani mengungkapkan pendapat dan berusaha mempertankan

pendapat. Pada siklus I hasil rata-rata pada aspek keberanian berpendapat dan

mempertahankan pendapat adalah 3,3 (sedang), pada siklus II hasil rata-rata

meningkat menjadi 3,95 (baik), dan pada siklus III hasil rata-rata meningkat

menjadi 4,3 (baik).

Tabel 14. Peningkatan aspek yang dinilai dalam keterampilan berbicara

No. Aspek yang dinilai Siklus

I II III

1. Lafal 3,4 3,7 4,05

2. Ketepatan kosakata 3,35 3,55 3,9

3. Kelancaran 3,5 3,55 4,2

4. Kualitas gagasan yang dikemukakan 3,15 3,25 3,7

5. Keberanian berpendapat dan

mempertahankan pendapat

3,3 3,95 4,3

3. Perolehan nilai keterampilan berbicara siswa meningkat

Berdasarkan nilai survei awal, diketahui bahwa keterampilan berbicara

siswa masih tergolong rendah. Hal ini terlihat dari capaian nilai tes diskusi siswa.

Pada kegiatan survei awal diketahui bahwa terdapat 4 siswa atau 20% dari

keseluruhan jumlah siswa (20) yang mencapai batas minimal ketuntasan belajar

(65). 16 siswa atau 80% siswa belum mencapai batas minimal ketuntasan belajar.

Nilai rata-rata kelas 59,8.

Pada pelaksanaan diskusi siklus I, 9 atau 45% siswa sudah mencapai

kriteria ketuntasan minimal dari jumlah 20 siswa, dan sisanya sebanyak 11 atau

55% siswa belum mencapai kriteria ketuntasan minimal. Nilai rata-rata pada

siklus I sebesar 66,8. Dibandingkan dengan survei awal, pada siklus I ini

Page 122: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN …/Upaya... · mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Univertas Sebelas Maret

122

mengalami peningkatan hasil/nilai. Rata-rata pada siklus I meningkat sebanyak

7,0 poin dibanding survei awal. Selain itu, jumlah siswa yang mencapai kriteria

ketuntasan minimal juga meningkat sebanyak 5 siswa dibandingkan survei awal.

Pada pelaksanaan diskusi siklus II, 14 atau 70% siswa sudah mencapai

kriteria ketuntasan minimal dari jumlah 20 siswa, dan sisanya sebanyak 6 siswa

atau 30% siswa belum mencapai kriteria ketuntasan minimal. Nilai rata-rata pada

siklus II sebesar 71,6. Dibandingkan dengan pelaksanaan siklus I, pada siklus II

ini mengalami peningkatan hasil/nilai. Rata-rata pada siklus II meningkat

sebanyak 4,8 poin dibanding siklus I. Selain itu, jumlah siswa yang mencapai

kriteria ketuntasan minimal juga meningkat sebanyak 5 siswa dibandingkan pada

siklus I.

Pada pelaksanaan diskusi siklus III, 18 atau 90% siswa sudah mencapai

kriteria ketuntasan minimal dari jumlah 20 siswa, dan sisanya sebanyak 2 siswa

atau 10% siswa belum mencapai kriteria ketuntasan minimal. Nilai rata-rata pada

siklus III sebesar 80,6. Dibandingkan dengan pelaksanaan siklus II, pada siklus III

ini mengalami peningkatan hasil/nilai. Rata-rata pada siklus III meningkat

sebanyak 9,0 poin dibanding siklus II. Selain itu, jumlah siswa yang mencapai

kriteria ketuntasan minimal juga meningkat sebanyak 4 siswa dibandingkan pada

siklus II.

Page 123: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN …/Upaya... · mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Univertas Sebelas Maret

123

Tabel 15. Peningkatan Hasil/Nilai Pembelajaran Keterampilan Berbicara

No. Nama Siswa Nilai Siklus

I II III

1. Aryanti 64 68 88

2. Endah Rahmasari 68 68 84

3. Kuryana 76 92 96

4. Nurul Fatimah 64 72 76

5. Partini 64 64 72

6. Rahmawati 64 76 76

7. Santi Nuraini 68 64 72

8. Siti Aisyah 76 72 80

9. Siti Zakiyah 68 68 80

10. Sri Widayati 60 68 80

11. Tika Fatmawati 92 96 96

12. Triana Pramulia 72 76 88

13. Anita Ekoprasetyo 76 76 88

14. Dewi Ayu Pratanti 64 64 72

15. Lilis Handayani 60 72 88

16. Puji Hastuti 64 64 84

17. Sulastri 60 60 64

18. Tri Handayani 60 64 64

19. Tri Winarni 60 72 76

20. Yuni Sulistyowati 68 76 88

Rata-rata kelas 66,8 71,6 88,6

Jumlah Siswa yang Tuntas 9 14 18

Persentase Keberhasilan 45% 70% 90%

Keterangan: Batas Ketuntasan Kemampuan Berbicara ≥ 65 merupakan standar

sekolah.

Page 124: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN …/Upaya... · mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Univertas Sebelas Maret

124

BBeerrddaassaarrkkaann aannaalliissiiss ppeellaakkssaannaaaann ttiinnddaakkaann ddaarrii ssiikklluuss II,, IIII,, ddaann IIIIII ddii aattaass

ddaappaatt ddiikkeettaahhuuii bbaahhwwaa tteerrddaappaatt ppeenniinnggkkaattaann ppeemmbbeellaajjaarraann kkeetteerraammppiillaann bbeerrbbiiccaarraa

ddeennggaann mmeenneerraappkkaann mmooddeell ppeemmbbeellaajjaarraann kkooooppeerraattiiff tteekknniikk TTPPSS ddaarrii ssiikklluuss II kkee

ssiikklluuss bbeerriikkuuttnnyyaa.. HHaall iinnii ddaappaatt ddiikkeettaahhuuii ddaarrii ttaabbeell ddii bbaawwaahh iinnii..

TTaabbeell 1166.. PPrreessttaassii AAkkhhiirr SSiisswwaa

NNoo.. KKuuaalliittaass PPeemmbbeellaajjaarraann PPeerrsseennttaassee KKeebbeerrhhaassiillaann

SSiikklluuss II SSiikklluuss IIII SSiikklluuss IIIIII

11 KKuuaalliittaass pprroosseess

ppeemmbbeellaajjaarraann bbeerrbbiiccaarraa

5555%% 7700%% 9900%%

22 KKuuaalliittaass hhaassiill

ppeemmbbeellaajjaarraann bbeerrbbiiccaarraa

4455%% 7700%% 9900%%

D. Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini memiliki keterbatasan di antaranya keterbatasan penggunaan

model pembelajaran kooperatif teknik Think-Pair-Share (TPS) dalam

pembelajaran keterampilan berbicara pada siswa kelas XI IPA SMA

Muhammadiyah 8 Kalijambe. Model pembelajaran kooperatif yang digunakan

dalam penelitian ini hanya sebatas teknik TPS, sedangkan teknik-teknik lain

dalam model pembelajaran kooperatif tidak diuji cobakan. Selain itu, penelitian

dengan menggunakan teknik TPS ini tidak digeneralisasikan pada penelitian

keterampilan berbahasa lainnya dan kelas atau sekolah lainnya.

Page 125: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN …/Upaya... · mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Univertas Sebelas Maret

125

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

B. SIMPULAN

Berdasarkan analisis pada hasil yang diperoleh penelitian tindakan kelas

ini dapat disimpulkan sebagai berikut.

1. Model pembelajaran kooperatif teknik Think-Pair-Share (TPS) dapat

meningkatkan kualitas proses pembelajaran berbicara. Hal tersebut terlihat

dari dari indikator-indikator: a) Perhatian; b) keberanian mengemukakan

gagasan; c) kerja sama; dan d) kemampuan menggunakan bahasa Indonesia

yang runtut, baik, dan benar. Pada siklus I persentase keberhasilan sebanyak

55% (11 siswa), pada siklus II meningkat menjadi 70% (14 siswa), dan pada

siklus III kembali meningkat menjadi 90% (18 siswa) dari keseluruhan jumlah

siswa (20).

2. Model pembelajaran kooperatif teknik Think-Pair-Share (TPS) dapat

meningkatkan hasil pembelajaran keterampilan berbicara. Hal tersebut terlihat

dari hasil penelitian di bawah ini.

a. Berdasarkan Aspek Penilaian Keterampilan Berbicara

1) Lafal

Pada pelaksanaan siklus I hasil rata-rata kelas aspek pelafalan siswa

adalah 3,4 (sedang), pada siklus II mengalami peningkatan menjadi 3,7

(baik), dan pada siklus III juga mengalami peningkatan menjadi 4,05

(baik).

2) Ketepatan kosakata

Pada siklus I hasil rata-rata kelas aspek ketepatan kosakata siswa

adalah 3,35 (sedang), pada siklus II meningkat menjadi 3,55 (baik),

dan pada siklus III juga mengalami peningkatan menjadi 3,9 (baik).

3) Kelancaran

Pada siklus I hasil rata-rata pada aspek kelancaran adalah 3,5 (baik),

pada siklus II meningkat menjadi 3,55 (baik), dan pada siklus III juga

mengalami peningkatan menjadi 4,2 (baik).

109

Page 126: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN …/Upaya... · mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Univertas Sebelas Maret

126

4) Kualitas gagasan yang dikemukakan

Pada siklus I hasil rata-rata pada aspek kualitas gagasan yang

dikemukakan adalah 3,15 (sedang), pada siklus II meningkat menjadi

3,25 (sedang), dan pada siklus III juga meningkat menjadi 3,7 (baik).

5) Keberanian berpendapat dan mempertahankan pendapat.

Pada siklus I hasil rata-rata pada aspek keberanian berpendapat dan

mempertahankan pendapat adalah 3,3 (sedang), pada siklus II hasil

rata-rata meningkat menjadi 3,95 (baik), dan pada siklus III hasil rata-

rata meningkat menjadi 4,3 (baik).

b. Berdasarkan Persentase Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)

Keterampilan Berbicara.

Pada pelaksanaan diskusi siklus I, 9 atau 45% siswa sudah

mencapai kriteria ketuntasan minimal dari jumlah 20 siswa, dan sisanya

sebanyak 11 atau 55% siswa belum mencapai kriteria ketuntasan minimal.

Nilai rata-rata pada siklus I sebesar 66,8. Pada pelaksanaan diskusi siklus

II, 14 atau 70% siswa sudah mencapai kriteria ketuntasan minimal dari

jumlah 20 siswa, dan sisanya sebanyak 6 siswa atau 30% siswa belum

mencapai kriteria ketuntasan minimal. Nilai rata-rata pada siklus II sebesar

71,6. Pada pelaksanaan diskusi siklus III, 18 atau 90% siswa sudah

mencapai kriteria ketuntasan minimal dari jumlah 20 siswa, dan sisanya

sebanyak 2 siswa atau 10% siswa belum mencapai kriteria ketuntasan

minimal. Nilai rata-rata pada siklus III sebesar 80,6.

C. IMPLIKASI

Berdasarkan kajian teori serta mengacu pada hasil penelitian ini, peneliti

akan memaparkan implikasi yang berupa implikasi teoretis, pedagogis, dan

praktis. Implikasi teoretis dalam penelitian ini berupa keterkaitan hasil penelitian

dengan teori-teori yang digunakan peneliti. Penelitian ini membuktikan bahwa

dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif teknik Think-Pair-Share

dapat meningkatkan kualitas proses dan hasil keterampilan berbicara.

Meningkatkanya kualitas proses pembelajaran ditandai dengan meningkatnya

Page 127: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN …/Upaya... · mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Univertas Sebelas Maret

127

keaktifan siswa, keberanian berpendapat, kerja sama dalam kelompok, dan

kemampuan siswa berbicara memakai bahasa yang baik, runtut, dan benar.

Penerapan model pembelajaran kooperatif teknik TPS memberi kesempatan

kepada siswa untuk bekerja sendiri dan bekerja sama dengan orang lain. Melaui

model pembelajaran kooperatif teknik TPS siswa secara langsung dapat

memecahkan masalah, memahami suatu materi secara berkelompok, dan saling

membantu antara satu dengan yang lainnya, membuat kesimpulan serta

mempresentasikan di depan kelas sebagai salah satu langkah evaluasi terhadap

kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan. Proses pembelajaran tersebut

akhirnya berimplikasi pada hasil pembelajaran keterampilan berbicara yang juga

mengalami peningkatan.

Implikasi pedagogis berupa keterkaitan hasil penelitian ini dengan

pembelajaran. Dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif teknik TPS

dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran keterampilan berbicara

dan membelajarkan siswa untuk berpikir kritis. Siswa diberi kesempatan lebih

banyak untuk berdiskusi sebelum akhirnya mempresentasikan hasil diskusi. Pada

tahap ini siswa dilatih untuk berpikir sendiri dalam menjawab dan memecahkan

masalah yang autentik sehingga siswa dilatih mengembangkan keterampilan

berpikir dan memecahkan masalah.

Implikasi praktis dalam penelitian ini berupa keterkaitan hasil penelitian

terhadap proses pelaksanaan pembelajaran selanjutnya. Penerapan model

pembelajaran kooperatif teknik TPS dapat membantu guru dalam melaksanakan

pembelajaran berbicara yang lebih inovatif dan menyenangkan. Berdasarkan hal

tersebut, penelitian ini dapat digunakan sebagai suatu pertimbangan bagi guru

yang ingin menerapkan model pembelajaran kooperatif tenik TPS dalam

meningkatkan keterampilan berbicara. Bagi guru mata pelajaran Bahasa

Indonesia, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai alternatif dalam

melaksanakan pembelajaran diskusi atau keterampilan berbicara lainnya.

Page 128: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN …/Upaya... · mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Univertas Sebelas Maret

128

D. SARAN

Berkaitan dengan simpulan dan imlikasi tersebut, diajukan saran sebagai

berikut.

1. Bagi Guru

a. Guru harus senantiasa memantau setiap kelompok saat pelaksanaan

diskusi berlangsung dengan penerapan model pembelajaran kooperatif

teknik Think-Pair-Share (TPS) agar setiap tahap dalam pelaksanaan model

pembelajaran tersebut dapat berjalan dengan benar. Selain itu, apabila

guru selalu memantau setiap kelompok diskusi, guru akan lebih mudah

mengetahui kerja sama siswa dalam kelompok.

b. Guru harus senantiasa memotivasi setiap siswa untuk berani

mengungkapkan pendapat, karena dalam pembelajaran kooperatif

penentuan hasil/nilai berdasarkan nilai individu dalam kelompok. Hal ini

berdasarkan salah satu tujuan pembelajaran kooperatif yaitu

pertanggungjawaban individual, yang dapat berarti bahwa untuk mencapai

keberhasilan kelompok tergantung pada hasil dari setiap anggota

kelompok.

2. Bagi Siswa

a. Siswa harus senantiasa konsisten mau bekerja sama dalam kelompok, baik

saat diskusi di belakang maupun saat mempresentasikan hasil diskusi di

depan kelas.

b. Siswa harus lebih percaya diri saat menjawab pertanyaan dari peserta

diskusi yang lain serta lebih aktif dalam pembelajaran keterampilan

berbicara. Untuk itu, sebaiknya siswa lebih berani dalam mengungkapkan

gagasannya, tanpa takut salah dalam menjawab.

c. Siswa harus berusaha memakai penggunaan bahasa yang baik dan benar

dengan cara mengurangi penggunaan bahasa Ibu (Bahasa Jawa) saat

mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas.

Page 129: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN …/Upaya... · mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Univertas Sebelas Maret

129

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Rofi’uddin dan Darmiyati Zuhdi. 2001. Pendidikan Bahasa dan Sastra

Indonesia di Kelas Tinggi. Malang: Universitas Negeri Malang.

Agus Suprijono. 2009. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Anita Lie. 2008. Cooperative Learning: Mempraktikkan Cooperative Learning Di

Ruang-ruang Kelas . Jakarta: Gramedia.

Aninditya Sri Nugraheni. 2009.”Penerapan Strategi Cooperative Learning Jenis

Think-Pair-Share (TPS) pada Pembelajaran Kompetensi Berbicara pada

Siswa Kelas VII-H SMP Al-Islam Surakarta”. Thesis. Universitas Sebelas

Maret, tidak dipublikasikan.

Burhan Nurgiyantoro. 2001. Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra.

Yogyakarta: BPFE.

Dewi Salma Prawiradilaga. 2008. Prinsip Disain Pembelajaran (Instructional

Design Principal). Jakarta: Kencana Prenada Media group.

Dewi Salma Prawiradilaga dan Eveline Siregar. 2007. Mozaik Teknologi

Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Didang Setiawan. 2006. “Implementasi Metode Pembelajaran Interaktif dalam

KTSP” (dalam smpn1boyolali.files.wordpress.com/2008/07/bina-gur-

interaktif.pp). Diunduh pada tanggal 20 November 2008.

Enco Mulyasa. 2006. Kurikulum yang Disempurnakan Pengembangan Standar

Kompetensi dan Kompetensi Dasar. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Erman Suherman. 2008. “Hakikat Pembelajaran” (dalam http://educare.e-

fkipunla.net/index2.php). Diunduh pada tanggal 20 November 2009.

Evi Maslahatun Ni’mah. 2007. “Efektivitas Model Pembelajaran Think-Pair-

Share dalam Mata Pelajaran Sejarah Pada Siswa Kelas X Sma Negeri 3

Semarang”. Skripsi. (dalam digilib.unnes.ac.id/gsdl/collect/skripsi/index)

Diunduh pada tanggal 18 November 2009.

113

Page 130: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN …/Upaya... · mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Univertas Sebelas Maret

130

Henry Guntur Tarigan. 2008. Berbicara Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.

Bandung: Angkasa.

Imam Syafi`ie. 1993. Terampilan Berbahasa Indonesia 1 Petunjuk Guru Bahasa

Indonesia untuk Sekolah Menengah Umum Kelas 1. Jakarta: Departemen

Pendidikan dan Kebudayaan.

Isjoni. 2009. Cooperative Learning Efektivitas Pembelajaran Kelompok.

Bandung: Alfabeta.

Iskandarwassid dan Dadang Sunendar. 2008. Strategi Pembelajaran Bahasa.

Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Maidar G. Arsjad, Mukti, U.S,. 1998. Pembinaan Kemampuan Berbicara Bahasa

Indonesia. Jakarta: Erlangga.

Muhibbin Syah. 1995. Psikologi Pendidikan Suatu Pendekatan Baru. Bandung:

Remaja Rosdakarya.

Mulyono Abdurrahman. 2003. Pendidikan bagi Anak Berkesulitan Belajar.

Jakarta: Rineka Cipta.

Nina Septriana dan Budi Handoyo. “Penerapan Think Pair Share (TPS) dalam

Pembelajaran Kooperatif untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Geografi”.

Jurnal Pendidikan Inovatif, Volume 2, Nomor 1. September 2006.

Nyiastuti Dwi Agustina. 2009. ”Upaya Meningkatkan Kualitas Pembelajaran

Keterampilan Berbicara Melalui Metode Diskusi Kelompok pada Siswa

Kelas XII SMA Bung Karno Karanganyar Tahun Ajaran 2008/2009”.

Skripsi. FKIP Universitas Sebelas Maret, tidak dipublikasikan.

Sabarti Akhadiah. 1998. Evaluasi dalam Pengajaran Bahasa. Jakarta: Depdikbud

Dirjen Dikti.

Sarwiji Suwandi. 2008. Model Assesmen dalam Pembelajaran. Surakarta: Panitia

Sertifikasi Guru Rayon 13.

Sarwiji Suwandi dan Budhi Setiawan. 2003. Keterampilan Berbicara. Surakarta:

Universitas Sebelas Maret Press.

Slavin, Robert E. 2009. Cooperative Learning Teori, Riset, dan Praktik. Bandung:

Nusa Media.

Page 131: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN …/Upaya... · mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Univertas Sebelas Maret

131

Spillet. 2008. “Cooperative Learning (Think-Pair-Share)” (dalam

http://community.scholastic.com/scholastic/blog/article/blog.id=ELL

strategies&message.id=32). Diunduh pada tanggal 15 Desember 2009.

Sri Utari Subyakto Nababan. 1993. Metodologi Pengajaran Bahasa. Jakarta:

Gramedia.

Suharyanti. 1996. Berbicara (IND.202). Surakarta: Universitas Sebelas Maret

Press.

Suharsimi Arikunto, dkk. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.

Suherman, W. Lawrence. 2008. “Cooperative Learning In Post Secondary

Education: Implications From Social Psychology For Active Learning

Experiences“ (dalam http://www.users.muohio.edu/shermalw/aera96.html)

Diunduh pada tanggal 9 Desember 2009.

Suprayekti. “Strategi Penyampaian Pembelajaran Kooperatif ”. Jurnal Pendidikan

Penabur. Volume V, Nomor 07. Desember 2006.

Trianto. 2007. Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik.

Jakarta: Prestasi Pustaka.

Yayu. 2008. ”Membangun Kesadaran Berperilaku Akademik: Dari Bangku

Sekolah ke Bangku Kuliah” (dalam kharismabangsa.or.id/ppt/yayu.ppt)

Diunduh pada tanggal 20 November 2009.

Zaenal Arief. 2005. ”Peningkatan Keterampilan Berbicara Siswa Kelas X-4 SMA

Negeri I Jepara Melalui Diskusi dengan Pendekatan Kontekstual Fokus

Pemodelan”. Skripsi. (dalam digilib.unnes.ac.id/gsdl/collect/skripsi/index)

Diunduh pada tanggal 21 November 2009.

Page 132: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN …/Upaya... · mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Univertas Sebelas Maret

132

LAMPIRAN

Page 133: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN …/Upaya... · mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Univertas Sebelas Maret

133

LAMPIRAN 1. SILABUS KTSP BAHASA INDONESIA KELAS XI

SEMESTER GENAP

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

9. Mendengarkan

Memahami pendapat dan

informasi dari berbagai

sumber dalam diskusi atau

seminar

9.1 Merangkum isi pembicaraan dalam

suatu diskusi atau seminar

9.2 Mengomentari pendapat seseorang

dalam suatu diskusi atau seminar

10. Berbicara

Menyampaikan laporan

hasil penelitian dalam

diskusi atau seminar

10.1 Mempresentasikan hasil penelitian

secara runtut dengan menggunakan

bahasa yang baik dan benar

10.2 Mengomentari tanggapan orang lain

terhadap presentasi hasil penelitian

11. Membaca

Memahami ragam wacana

tulis dengan membaca cepat

dan membaca intensif

11.1 Mengungkapkan pokok-pokok isi teks

dengan membaca cepat 300 kata per

menit

11.2 Membedakan fakta dan opini pada

editorial dengan membaca intensif

12. Menulis

Mengungkapkan informasi

dalam bentuk

rangkuman/ringkasan,

notulen rapat, dan karya

ilmiah

12.1 Menulis rangkuman/ringkasan isi buku

12.2 Menulis notulen rapat sesuai dengan

pola penulisannya

12.3 Menulis karya ilmiah seperti hasil

pengamatan dan penelitian

13. Mendengarkan

Memahami pembacaan

cerpen

13.1 Mengidentifikasi alur, penokohan, dan

latar dalam cerpen yang dibacakan

13.2 Menemukan nilai-nilai dalam cerpen

yang dibacakan

14. Berbicara

Mengungkapkan wacana

sastra dalam bentuk

pementasan drama

14.1 Mengekspresikan dialog para tokoh

dalam pementasan drama

14.2 Menggunakan gerak-gerik, mimik,

dan intonasi, sesuai dengan watak

tokoh dalam pementasan drama

15. Membaca

Memahami buku biografi,

novel dan hikayat

15.1 Mengungkapkan hal-hal yang menarik

dan dapat diteladani dari tokoh

15.2 Membandingkan unsur intrinsik dan

ekstrinsik novel Indonesia/ terjemahan

dengan hikayat

16. Menulis

Menulis naskah drama

16.1 Mendeskripsikan perilaku manusia

melalui dialog naskah drama

16.2 Menarasikan pengalaman manusia

dalam bentuk adegan dan latar pada

naskah drama

Page 134: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN …/Upaya... · mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Univertas Sebelas Maret

134

LAMPIRAN 2. CATATAN LAPANGAN WAWANCARA DENGAN GURU

Hari/Tanggal : Rabu, 25 November 2009

Tujuan : Memperoleh data tentang kondisi awal siswa

Waktu : 09.30 WIB

Tempat : Kantor guru SMA Muhammadiyah 8 Kalijambe

Informan : Siti Khuzaimatun, S.Pd.

Pewawancara :Umi sholikah (Mahasiswa P. Bahasa dan Sastra Indonesia)

Setting

Wawancara dilaksanakan di ruang kantor guru saat jam istirahat

berlangsung. Wawancara dilaksanakan kurang lebih selama tiga puluh menit.

Karena setelah wawancara guru kolaboran harus melanjutkan untuk kembali

mengajar di kelas X.

Deskripsi

Peneliti mewawancarai guru kolaboran, Ibu Siti Khuzaimatun, S.Pd selaku

pengampu mata pelajaran Bahasa Indonesia di SMA Muhammadiyah 8

Kalijambe. Berikut ini adalah hasil wawancara peneliti dengan informan.

P : Selamat pagi bu.

G : Selamat pagi.

P : Maaf Bu, saya di sini bermaksud untuk mewawancarai Ibu mengenai

pembelajaran Bahasa Indonesia di sekolah ini untuk digunakan dalam

penelitian saya.

G : Ya, silakan

P : Begini Bu, selama Ibu mengampu pelajaran Bahasa Indonesia di sekolah

ini, menurut Ibu permasalahan apa saja dalam pelajaran Bahasa Indonesia

yang sering dialami siswa? atau siswa merasa kesulitan saat pelajaran

Bahasa Indonesia pada materi apa Bu?

G : Begini, murid-murid di sini biasanya merasa kesulitan dalam berbicara,

kalau menulis atau membaca murid-murid bisa dikatakan rata-rata sudah

Page 135: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN …/Upaya... · mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Univertas Sebelas Maret

135

bisa. Tapi, kalau mengenai berbicara mereka masih sangat kurang mampu.

Rata-rata mereka hanya ada satu atau dua saja yang mau berbicara. Dulu

saat pelajaran pidato siswa bahkan susah sekali berbicara.

P : Menurut Ibu, apa yang menjadi hambatan siswa merasa kesulitan berbicara

seperti itu?

G : Ya paling mereka merasa malu berbicara saja. Kebetulan saya guru baru di

sini, kalau tidak salah menurut penuturan beberapa siswa selama diajar

oleh guru sebelumnya siswa memang jarang diberi kesempatan untuk

praktik berbicara. Maka dari itu, mungkin mereka sudah terbiasa seperti

itu. Jadi seperti malas berbicara atau mungkin ya malu itu tadi.

P : Lalu, apa yang Ibu usahakan untuk mengatasi kesulitan siswa dalam

berbicara tersebut Bu?

G : Saya coba mengarahkan siswa untuk berlatih berbicara sedikit demi sedikit,

misalnya saya beri pertanyaan kemudian siswa harus menjawabnya, ya

seperti itu. Dari situ siswa sudah mulai belajar berbicara. Tapi ya kadang

tetap saja pakai ceramah, mau gimana lagi siswa-siswanya masih terkesan

tidak mau berbicara.

P : Bagaimana cara Ibu dalam mengajarkan materi berbicara selama mengajar

di sini?

G : Biasanya saya memberikan materi tentang berbicara, misalnya pidato ya

teknik-teknik berpidato seperti itu, setelah itu saya menyuruh siswa lihat

contoh naskah pidato, lalu saya suruh salah satu untuk mencoba

mempraktikkannya di depan kelas.

P : Kalau materi diskusi bagaimana selama ini Ibu mengajarkannya kepada

siswa?

G : Kalau diskusi ya paling kasih materi dulu, setelah itu saya suruh mencoba

berdiskusi kelompok beberapa siswa begitu.

P : Apakah dalam diskusi ibu selalu memberikan tema

G : Ya, ada temanya, tapi kadang siswa diskusi kelompok satu dengan yang

lain hasilnya sama saja.

Page 136: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN …/Upaya... · mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Univertas Sebelas Maret

136

P : Lalu, apakah Ibu menyuruh siswa mempresentasikan hasil diskusi tersebut

Bu?

G : Perwakilan satu atau dua kelompok saja yang mempresentasikan di depan

kelas. Materi Bahasa Indonesia kan banyak, jadi waktunya ya disesuaikan.

Kalau sudah ada yang maju itu sudah merupakan perwakilan.

P : Misal ada siswa yang lain yang bertanya, bagaimana penilaiannya apakah

mendapat nilai tambahan atau gimana?

G : Ya mereka yang mau bertanya akan mendapat nilai tambahan.

P : Kemudian cara Ibu untuk menilai siswa itu bagaimana?

G : Ya saya lihat dari hasil diskusi kelompok tersebut dan kemampuan mereka

bertanya atau menjawab pertanyaan. Tapi terkadang saya sering

kecolongan, kadang ada beberapa siswa yang tidak ikut diskusi saat

diberikan tugas diskusi, mereka istilahnya “nitip nama” pada

kelompoknya. Terus terang untuk seperti itu saya kurang tahu bagaimana

mengatasinya.

P : Apa Ibu sudah mencoba mengatasi masalah tersebut dengan menerapkan

model pembelajaran yang berbeda seperti biasanya?

G : Belum, paling ya mengajar saya memakai model seperti tadi saya jelaskan

saja.

P : Apakah Ibu pernah mengetahui model pembelajaran kooperatif, intinya

dalam pembelajaran tersebut adalah adanya penekanan dalam kerja sama

kelompok.

G : Ya pernah mendegar tapi belum saya coba aplikasikan di sini.

P : Misalnya dalam diskusi, saya menawarkan Ibu untuk menggunakan metode

tersebut bagaimana?

G : Ya boleh saja, lalu nanti konsepnya seperti apa?

P : Begini, saya di sini melakukan penelitian berupa PTK, jadi nanti Ibu yang

mengajar. Konsepnya saya mengambil salah satu dari model pembelajaran

kooperatif tersebut, yaitu Think-Pair-Share. Karena saya kira ini sangat

cocok untuk model diskusi.

G : Bisa tolong dijelaskan lebih lanjutnya bagaimana?

Page 137: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN …/Upaya... · mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Univertas Sebelas Maret

137

P : Begini Bu, secara sederhana nanti diskusi dibentuk dalam kelompok kecil,

namun sebelumnya siswa diberi tema kemudian berkelompok 4 siswa,

namun di sini siswa memikirkan jawaban sendiri, kemudian berpasangan

dalam kelompoknya, setelah itu hasil diskusi kelompok berpasangan

kembali ke kelompok semula. Bagimana Bu?

G : Ya sepertinya metode itu akan lebih membantu siswa untuk berbicara.

Prosedur penerapannya nanti saya minta untuk lebih memberikan

penjelasan lagi bagi saya, supaya nanti dalam menjalankannya lebih

mudah.

P : Baik Bu, nanti sebelum pelaksanaan siklus berlangsung tentunya saya dan

Ibu mempersiapkan rancangan pelaksanaan pembelajarannya dulu secara

matang dan mengupayakannya agar berjalan efektif.

P : Bu, saya rasa wawancaranya cukup sekian saja. Terima kasih atas waktunya.

G : Sama-sama.

Refleksi

Berdasarkan hasil wawancara dengan informan guru Bahasa Indonesia di

SMA Muhammadiyah 8 Kalijambe,Ibu Siti Khuzaimatun, S.Pd. tersebut diperoleh

informasi bahwa siswa selama ini mengalami kesulitan dalam pelajaran Bahasa

Indonesia yaitu pada keterampilan berbicara. Menurut guru kolaboran, siswa

sering marasa malu berbicara, hal tersebut karena siswa jarang mempraktikkan

berbicara. Kalaupun mempraktikkan tidak semua siswa diberi kesempatan yang

sama untuk berlatih berbicara. Namun, sejauh itu guru sudah berusaha memotivasi

siswa untuk berlatih berbicara, meskipun hasilnya belum maksimal. Secara garis

besar dapat ditarik kesimpulan bahwa guru selama ini kurang mampu

menggunakan metode yang lebih inovatif dalam pelajaran berbicara sehingga

membuat siswa menjadi kurang aktif. Saat peneliti menyarankan sebuah model

pembelajaran kooperatif teknik Think-Pair-Share guru memberi tanggapan positif

sebagai alternatif untuk meningkatkan kemampuan berbicara siswa.

Keterangan:

P : Peneliti

G : Guru

Page 138: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN …/Upaya... · mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Univertas Sebelas Maret

138

LAMPIRAN 3. CATATAN LAPANGAN WAWANCARA SISWA 1

Hari/Tanggal : Rabu, 23 Desember 2009

Tujuan : Memperoleh data tentang kondisi awal siswa

Waktu : 09.30 WIB

Tempat : Ruang kelas XI IPA SMA Muhammadiyah 8 Kalijambe

Informan : Tika Fatmawati

Pewawancara :Umi sholikah (Mahasiswa P. Bahasa dan Sastra Indonesia)

Setting

Wawancara dengan siswa dilaksanakan pada saat jam istirahat

berlangsung. Wawancara dilaksanakan di dalam kelas XI IPA SMA

Muhammadiyah 8 Kalijambe.

Deskripsi

Peneliti mewawancarai salah satu siswa kelas XI IPA bernama Tika

Fatmawati. Wawancara dimaksudkan untuk memperoleh data tentang tanggapan

siswa mengenai pembelajaran diskusi.

P : Apakah kamu pernah menerima pelajaran diskusi di sekolah?

S : Pernah Mbak.

P : Menurut kamu bagaimana cara mengajar yang digunakan oleh guru kamu

waktu dalam mengajarkan diskusi?

S : Biasanya diberi materi dulu Mbak terus disuruh diskusi, terkadang ada

tanya jawabnya juga Mbak.

P : Kamu suka tidak dengan cara guru menyampaikan materi seperti itu?

S : Ya suka mbak, saya ini orangnya suka berdebat kok Mbak jadi ya setiap

pelajaran diskusi saya sangat suka.

P : Menurut kamu apa manfaatnya kamu diskusi?

S : Saya bisa mengetahui apa yang belum saya ketahui. Ya kalau diskusi kan

saya menanyakan sesuatu yang belum saya ketahui terus setelah

ditanyakan kan diperoleh jawaban jadi rasa penasaran saya terjawab deh.

Page 139: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN …/Upaya... · mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Univertas Sebelas Maret

139

P : Apakah guru kamu mengajarkan teknik-teknik diskusi seperti pelafalan,

pemilihan kosakata, kualitas gagasan yang dikemukakan, dan keberanian

untuk berpendapat serta mempertahankan pendapat seperti itu?

S : Ya paling Bu guru biasanya menyampaikan materi tentang cara-cara

diskusi sih Mbak, kalau ada penekanan materi seperti itu selama ini belum

pernah dibahas oleh Bu guru.

P : Bagaimana cara guru kamu membagi kelompok diskusi?

S : Biasanya suruh berkelompok lima orang kemudian diskusi gitu Mbak.

P :Lalu apakah guru kamu menyuruh hasil diskusi tersebut untuk

dipresentasikan di depan kelas.

S : Biasanya satu kelompok yang disuruh presentasi Mbak.

P : Menurut kamu apakah sudah cukup satu kelompok saja yang presentasi?

S :Ya kalau menurut saya sebaiknya semua diberi kesempatan yang sama

Mbak, biar semuanya sama-sama mencoba.

P :Terima kasih ya Dik atas waktunya.

S :Sama-sama Mbak.

Refleksi

Berdasarkan wawancara di atas menunjukkan bahwa informan, Tika

Fatmawati menyukai pelajaran diskusi. Menurutnya melalui diskusi dapat

digunakan sebagai ajang pertukaran ide dan menggali informasi yang kurang

diketahui. Informan berharap semua siswa diberi kesempatan yang sama untuk

mempresentasikan hasil diskusi.

Keterangan

P : Peneliti

S : Siswa

Page 140: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN …/Upaya... · mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Univertas Sebelas Maret

140

LAMPIRAN 4. CATATAN LAPANGAN WAWANCARA SISWA 2

Hari/Tanggal : Rabu, 23 Desember 2009

Tujuan : Memperoleh data tentang kondisi awal siswa

Waktu : 09.30 WIB

Tempat : Ruang kelas XI IPA SMA Muhammadiyah 8 Kalijambe

Informan : Sulastri

Pewawancara :Umi sholikah (Mahasiswa P. Bahasa dan Sastra Indonesia)

Setting

Wawancara dengan siswa dilaksanakan pada saat jam istirahat

berlangsung. Wawancara dilaksanakan di dalam kelas XI IPA SMA

Muhammadiyah 8 Kalijambe.

Deskripsi

Peneliti mewawancarai salah satu siswa kelas XI IPA bernama Sulastri.

Wawancara dimaksudkan untuk memperoleh data tentang tanggapan siswa

mengenai pembelajaran diskusi.

P : Apakah kamu pernah menerima pelajaran diskusi di sekolah?

S : Pernah Mbak.

P : Menurut kamu bagaimana cara mengajar yang digunakan oleh guru kamu

waktu dalam mengajarkan diskusi?

S : Biasanya saja sih Mbak, paling ada ceramahnya dan ada tanya jawabnya.

P : Kamu suka tidak dengan cara guru menyampaikan materi seperti itu?

S : Lumayan suka Mbak.

P : Kamu suka tidak dengan pelajaran diskusi?

S : Tidak suka Mbak.

P : Mengapa kamu tidak suka diskusi?

S : Biasanya diskusi seperti itu suruh berbicara di depan kelas, suruh jawab,

ya kalau bisa jawab sih nggak apa-apa Mbak, tapi kalau tidak bisa

menjawab kan jadi repot.

Page 141: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN …/Upaya... · mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Univertas Sebelas Maret

141

P : Menurut kamu apa manfaatnya kamu diskusi?

S : Apa ya Mbak (siswa tampak kebingungan menjawab), tidak tahu ah

Mbak.

P : Apakah guru kamu mengajarkan teknik-teknik diskusi seperti pelafalan,

pemilihan kosakata, kualitas gagasan yang dikemukakan, dan keberanian

untuk berpendapat serta mempertahankan pendapat seperti itu?

S : Kayaknya nggak pernah Mbak.

P : Apakah guru kamu menyuruh hasil diskusi kelompok untuk

dipresentasikan di depan kelas?

S : Biasanya ada yang disuruh maju Mbak.

P : Menurut kamu apakah sudah cukup satu kelompok saja yang presentasi?

S : Cukup Mbak.

P : Terima kasih ya Dik atas waktunya.

S : Sama-sama Mbak.

Refleksi

Berdasarkan wawancara di atas menunjukkan bahwa informan, Sulastri

tidak menyukai pelajaran diskusi. Informan tidak merasakan memperoleh manfaat

dari hasil diskusi. Selain itu, informan merasa malu berbicara di kelas.

Keterangan

P : Peneliti

S : Siswa

Page 142: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN …/Upaya... · mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Univertas Sebelas Maret

142

LAMPIRAN 5. CATATAN LAPANGAN WAWANCARA SISWA 3

Hari/Tanggal : Rabu, 23 Desember 2009

Tujuan : Memperoleh data tentang kondisi awal siswa

Waktu : 09.30 WIB

Tempat : Ruang kelas XI IPA SMA Muhammadiyah 8 Kalijambe

Informan : Lilis Handayani

Pewawancara :Umi sholikah (Mahasiswa P. Bahasa dan Sastra Indonesia)

Setting

Wawancara dengan siswa dilaksanakan pada saat jam istirahat

berlangsung. Wawancara dilaksanakan di dalam kelas XI IPA SMA

Muhammadiyah 8 Kalijambe.

Deskripsi

Peneliti mewawancarai salah satu siswa kelas XI IPA bernama Lilis

Handayani. Wawancara dimaksudkan untuk memperoleh data tentang tanggapan

siswa mengenai pembelajaran diskusi.

P : Apakah kamu pernah menerima pelajaran diskusi di sekolah?

S : Kayaknya pernah Mbak.

P : Menurut kamu bagaimana cara mengajar yang digunakan oleh guru kamu

waktu dalam mengajarkan diskusi?

S : Biasanya ada tanya jawabnya gitu lah Mbak.

P : Kamu suka tidak dengan cara guru menyampaikan materi seperti itu?

S : Tidak suka Mbak, takut tidak bisa menjawab. Biasanya kalau sudah

dikasih pertanyaan jadi grogi malah tidak bisa menjawab gitu lho Mbak.

P : Kamu suka tidak dengan pelajaran diskusi?

S : Tidak suka ah Mbak. Sulit sih.

P : Mengapa kamu tidak suka diskusi?

S : Lha kalau diskusi seperti itu takut sama malu saja kalau berbicara terus

berbicaranya salah. Takut Mbak kalau jawabannya salah terus diketawain

Page 143: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN …/Upaya... · mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Univertas Sebelas Maret

143

tema-teman yang lain. Selain itu Mbak yang bikin males itu kalau diskusi

terus teman yang lain tidak ikut bekerja Mbak.

P : Menurut kamu apa manfaatnya kamu diskusi?

S : Apa ya Mbak, paling bisa bekerja sama itu saja sih Mbak.

P : Apakah guru kamu mengajarkan teknik-teknik diskusi seperti pelafalan,

pemilihan kosakata, kualitas gagasan yang dikemukakan, dan keberanian

untuk berpendapat serta mempertahankan pendapat seperti itu?

S : Biasanya Bu guru ngasih cara-cara berdiskusi.

P :Apakah guru kamu menyuruh hasil diskusi tersebut untuk dipresentasikan

di depan kelas.

S : Biasanya ada kelompok yang disuruh presentasi Mbak.

P : Menurut kamu apakah sudah cukup satu kelompok saja yang presentasi?

S : Ya kalau menurut saya sudah cukup Mbak, itu sudah cukup mewakili

mempraktikkan diskusi Mbak.

P : Terima kasih ya Dik atas waktunya.

S : Sama-sama Mbak.

Refleksi

Berdasarkan wawancara di atas menunjukkan bahwa informan, Lilis

Handayani tidak menyukai pelajaran diskusi. Informan kurang menyukai metode

yang diberikan guru dalam menyampaiakn materi berbicara. Lebih lanjut,

menurutnya pelajaran diskusi merupakan pelajaran yang sulit karena menuntut

siswa untuk dapat berani tampil berbicara. Selain itu, sering sekali terjadi saat

mempresentasikan hasil diskusi jadi kehilangan kata-kata karena perasaan grogi

atau kurang percaya diri. Menurut informan, mempresentasikan diskusi hanya

satu kelompok saja sudah cukup, hal tersebut sudah cukup sebagai perwakilan.

Menurut informan kerja sama dalam kelompok juga kurang kompak sehingga

menjadikan lebih malas diskusi.

Keterangan

P : Peneliti

S : Siswa

Page 144: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN …/Upaya... · mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Univertas Sebelas Maret

144

LAMPIRAN 6. CATATAN LAPANGAN RPP SURVEI AWAL

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

A. IDENTITAS : SMA MUHAMMADIYAH 8 KALIJAMBE

MATA PELAJARAN : Bahasa Indonesia

Kelas/ Semester : XI / Genap

Alokasi Waktu : 2 x 45 menit

Standar Kompetensi :

10. Menyampaikan laporan hasil penelitian dalam diskusi atau seminar

Kompetensi Dasar :

10.1 Mempresentasikan hasil penelitian secara runtut dengan menggunakan

bahasa yang baik dan benar

Indikator :

1. Menuliskan pokok-pokok yang akan disampaikan secara berurutan

2. Mengemukakan ringkasan hasil penelitian

3. Menjelaskan proses penelitian dan hasil penelitian dengan kalimat yang

mudah dipahami

B. Tujuan Pembelajaran

1. Siswa mampu menuliskan pokok-pokok yang akan disampaikan secara

berurutan.

2. Siswa mampu mengemukakan ringkasan hasil penelitian

3. Siswa mampu menjelaskan proses penelitian dan hasil penelitian dengan

kalimat yang mudah dipahami

C. Materi Pembelajaran

1) Cara menyampaikan tanggapan dan pertanyaan dalam diskusi

2) Langkah-langkah mempresentasikan hasil penelitian

3) Tips untuk presentasi hasil penelitian

Page 145: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN …/Upaya... · mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Univertas Sebelas Maret

145

D. Metode Pembelajaran

1. Ceramah

2. Diskusi

3. Praktik

E. Langkah-langkah Pembelajaran

A. Kegiatan Awal

1) Guru memberi salam kepada siswa

2) Guru mengecek kehadiran siswa

B. Kegiatan Inti

1) Guru memberikan materi mengenai cara menyampaikan laporan

dengan diskusi

2) Guru memberikan sebuah tema mengenai ”Pentingkah UAN

dilaksanakan”, kemudian siswa disuruh mencatat pokok-pokok yang

diketahui tentang tema tersebut

3) Guru menyuruh siswa berkelompok, setiap kelompok terdiri dari lima

siswa.

4) Guru menyuruh masing-masing kelompok untuk mencatat pokok-

pokok penelitian dan membuat ringkasan penelitian kemudian

dipresentasikan di depan kelas dengan bahasa yang baik dan benar

secara bergantian.

5) Guru menyuruh kelompok lain untuk memberikan tanggapan kritikan

terhadap hasil diskusi yang dipresentasikan kelompok yang sedang

presentasi di depan kelas dengan menggunakan bahasa yang baik dan

benar.

C. Kegiatan Penutup

1) Guru memberi kesempatan kepada siswa mengenai materi yang belum

dipahami

2) Siswa dan guru melakukan refleksi

3) Guru menutup salam

Page 146: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN …/Upaya... · mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Univertas Sebelas Maret

146

F. Alat / Bahan / Sumber Belajar

Nunung Yulieti, dkk. 2005. Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas XI untuk SMA

dan MA. Klaten: Intan Prawira.

G. Penilaian

Teknik : Tugas Kelompok

Bentuk Instrumen : Demonstrasi

Soal Instrumen :

Lakukanlah kegiatan berikut ini!

1) Bergabunglah dengan kelompok Anda!

2) Berdiskusilah dengan tema “Pentingkah UAN Dilaksanakan”.

3) Ajukan berbagai pertanyaan secara bervariasi! Tanggapilah pembicaraan

dalam bentuk kritikan, sanggahan, atau dukungan!

4) Laporkanlah hasil diskusi kelompok Anda dalam bentuk rangkuman

pokok-pokok pembicaraan!

Surakarta, Januari 2010

Guru Bahasa Indonesia Kepala Sekolah

Siti Khuzaimatun, S.Pd. H. Sukirman, ST., M.Si.

NMB : 849 436

Page 147: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN …/Upaya... · mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Univertas Sebelas Maret

147

LAMPIRAN 7. CATATAN LAPANGAN SURVEI AWAL

Tempat : Ruang Kelas XI IPA Muhammadiyah 8 Kalijambe

Tujuan : Mengetahui pelaksanaan survei awal pembelajaran berbicara

Hari/Tanggal : Selasa, 19 Januari 2010

Jenis : Observasi Kelas

Objek : 1. Guru Bahasa Indonesia

2. Semua siswa kelas XI IPA Muhammadiyah 8 Kalijambe

Observator : Umi Sholikah (Mahasiswa Prodi Bahasa dan Sastra Indonesia)

Latar

Observasi ini dilaksanakan di ruang kelas XI IPA Muhammadiyah 8

Kalijambe. Di dalam kelas tersebut terdapat sepasang meja dan kursi untuk guru,

14 meja dan 28 kursi untuk siswa. Di dinding kelas depan terdapat papan tulis.

Sebelah kanan papan tulis terdapat jadwal mata pelajaran dan jadwal piket,

sedangkan sebelah kiri papan tulis terdapat gambar tabel periodik unsur. Di atas

papan tulis terdapat gambar presiden Republik Indonesia dan wakil presiden.

Republik Indonesia. Pada saat observasi ini dilaksanakan, seluruh siswa hadir

tidak ada siswa yang izin meninggalkan kegiatan belajar mengajar.

Deskripsi

Pada survei awal yang peneliti lakukan yakni menjadi partisipan pasif

dengan mengamati di belakang jalannya pembelajaran berbicara. Survei awal

dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 19 Januari 2010 pada pukul 09.30-11.00

WIB. Guru mata pelajaran Bahasa Indonesia datang pukul pada pukul 09.40 WIB

(sambil mengucapkan salam ”Assalamualaikum Wr. Wb.”) kemudian guru duduk

di kursinya sebentar sambil mempersiapkan perangkat untuk mengajar (buku

paket Bahasa Indonesia dan daftar presensi siswa). Guru memulai pelajaran

dengan mengucapkan salam terlebih dahulu ”Assalamualaikum Wr. Wb.”, siswa

menjawab ”Siang Bu” (suasana kelas masih sedikit gaduh karena ada beberapa

siswa yang belum siap mengikuti pelajaran dan ada beberapa siswa yang melihat

peneliti saat duduk di kursi paling belakang). Selanjutnya, guru menanyakan

Page 148: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN …/Upaya... · mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Univertas Sebelas Maret

148

siswa yang tidak masuk pada hari itu ”Hari ini ada tidak yang tidak masuk?”.

Siswa menjawab ”Nihil kok Bu”.

Guru memulai apersepsi dengan menanyakan kepada siswa mengenai

pengertian diskusi, manfaat diskusi, dan teknik mempresentasikan hasil diskusi.

Pertama guru menjelaskan kepada siswa mengenai kegiatan presentasi di depan

kelas. Kemudian guru menanyakan kepada siswa apakah mereka pernah

berdiskusi sebelumnya, dan siswa ditanya diskusi tersebut mengenai hal apa saja.

Saat guru menanyakan hal tersebut, tidak ada satu siswapun yang menjawab,

kemudian guru menyuruh salah satu siswa yang bernama Tika Fatmawati untuk

menjawab pertanyaan dari guru. Menurut Tika, dia pernah melakukan diskusi saat

di kelas X dan untuk diskusi di luar jam pelajaran sekolah dia mengatakan bahwa

pernah berdiskusi pada acara rapat remaja di daerahnya. Selanjutnya guru

memberi kesempatan kepada siswa yang masih ingin mengemukakan

pendapatnya namun sayangnya tidak ada yang mau mengemukakan gagasan dan

pengalaman tentang diskusi.

Setelah apersepsi selesai dilaksanakan, guru menyuruh siswa untuk

mencatat mengenai cara menyampaikan tanggapan dan pertanyaan, serta langkah-

langkah dalam mempresentasikan hasil penelitian. Kemudian guru melanjutkan

memberikan topik untuk didiskusikan yaitu “Pentingkah UAN Dilaksanakan”.

Guru menyuruh siswa berdiskusi dengan masing-masing kelompok

beranggotakan 5 orang (suasana sangat gaduh pada saat siswa melakukan diskusi

kelompok, sedangkan guru hanya duduk di depan tanpa memantau kinerja siswa).

Pelaksanaan diskusi kelompok berlangsung sekitar hampir satu jam pelajaran

Bahasa Indonesia, karena guru tidak memberikan perintah agar tugas diskusi

segera diselesaikan. Setelah selesai diskusi dengan kelompoknya, masing-masing

kelompok menyampaikan ringkasan hasil diskusi di belakang dan duduk sesuai

kelompoknya, siswa tidak disuruh tampil berdiskusi di depan kelas (siswa yang

tidak membacakan hasil diskusi kelompok tidak mendengarkan pembicara, siswa

tampak sibuk dengan kelompoknya sendiri). Kemudian guru memberikan

kesempatan kepada salah satu kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi,

karena tidak ada yang segera maju akhirnya guru menunjuk salah satu kelompok

Page 149: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN …/Upaya... · mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Univertas Sebelas Maret

149

untuk presentasi. Setelah selesai mempresentasikan diskusi kelompoknya,

kemudian kelompok lain disuruh memberikan tanggapan terhadap hasil ringkasan

kelompok lain tersebut. Siswa juga diberi kesempatan apabila siswa atau

kelompok lain ingin bertanya. Sayangnya, saat salah satu kelompok presentasi

hanya ada satu orang yang bertanya (selebihnya siswa ramai atau bahkan hanya

diam dan tidak memperhatikan presentasi dari temannya tersebut).

Waktu untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia sudah usai, akhirnya guru

mengakhiri pembelajaran dan menutup salam. “Ya sudah, itu tadi contoh

mempresentasikan diskusi ya, pertemuan berikutnya kita akan belajar ini lagi”

kata guru (siswa serentak mengeluh dan mengucapkan “Ahh….”). Kemudian

guru menutup salam “Wassalamualaikum Wr. Wb.” (berdiri sambil meninggalkan

kelas XI IPA). Secara serentak siswa menjawab “Waalaikumsalam Wr. Wb”.

Refleksi

Selama pembelajaran keterampilan berbicara berlangsung, guru kurang

memotivasi siswa untuk berlatih berbicara dan bekerja sama dalam kelompok.

Siswa masih terlihat kaku dalam menyampaikan gagasan. Seharusnya guru tidak

hanya duduk di depan kelas, guru sebaiknya memantau setiap tahap dalam

pelaksanaan pembelajaran keterampilan berbicara yang diberikan. Sehingga guru

mengetahui kesulitan yang dihadapi oleh siswa.

Materi yang disajikan pada survei awal masih kurang sesuai dengan

kompetensi dasar yang diharapkan. Guru seharusnya memberikan materi yang

berkaitan dengan hasil sebuah penelitian. Kemudian baru guru dapat

menjelaskannya secara objektif mengenai langkah-langkah penelitian, dapat pula

disertai dengan contoh.

Berdasarkan pengamatan pada survei awal tersebut peneliti dapat

menyimpulkan bahwa siswa masih kurang tertarik dengan cara pembelajaran

diskusi yang guru berikan. Siswa hanya membaca hasil ringkasan diskusi dan

jawaban. Mereka kurang kritis dalam menanggapi pertanyaan dari kelompok lain,

karena siswa menjawab hanya berdasarkan hasil ringkasan kelompok diskusi,

sedangkan setiap anggota kelompok tidak semuanya ikut ambil bagian dalam

Page 150: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN …/Upaya... · mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Univertas Sebelas Maret

150

menuangkan gagasannya. Selain itu, siswa kurang percaya diri saat berbicara,

siswa sering mengulang-ulang kata dan berbicaranya juga kurang keras.

Guru perlu menerapkan model pembelajaran yang inovatif dalam memacu

motivasi siswa untuk berbicara. Selain model pembelajaran, guru perlu

memberikan pengarahan agar siswa mampu berbicara dengan lafal, pemilihan

kosakata yang tepat, dan melatih diri untuk memberanikan mengemukakan

gagasan. Hal ini dapat dimulai dengan menuliskan terlebih dahulu apa saja yang

mau diungkapkan.

Page 151: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN …/Upaya... · mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Univertas Sebelas Maret

151

LAMPIRAN 8. PROSES KBM KETERAMPILAN BERBICARA SURVEI

AWAL

Tabel 17. Hasil Pengamatan Proses Pembelajaran Berbicara Survei Awal

No. Nama Aspek Total

Skor

Nilai Keterangan

I II III IV

1. Aryanti 2 1 1 1 5

C Sedang

2. Endah Rahmasari 2 1 1 1 5

C Sedang

3. Kuryana 2 2 2 2 8

B Baik

4. Nurul Fatimah 2 1 1 1 5

C Sedang

5. Partini 2 1 1 1 5

C Sedang

6. Rahmawati 1 1 1 1 4

C Sedang

7. Santi Nuraini 2 2 1 1 6

C Sedang

8. Siti Aisyah 2 2 1 1 6

C Sedang

9. Siti Zakiyah 2 1 2 1 6

C Sedang

10. Sri Widayati 2 1 1 1 5

C Sedang

11. Tika Fatmawati 2 3 2 2 9

B Baik

12. Triana Pramulia 2 2 2 1 7

B Baik

13. Anita Ekoprasetyo 2 1 1 1 5

C Sedang

14. Dewi Ayu Pratanti 1 1 1 1 4

C Sedang

15. Lilis Handayani 2 1 1 1 5

C Sedang

16. Puji Hastuti 1 1 1 1 4

C Sedang

17. Sulastri 2 1 1 1 5

C Sedang

18. Tri Handayani 2 2 1 1 6

C Sedang

19. Tri Winarni 1 1 1 1 4

C Sedang

20. Yuni Sulistyowati 2 1 2 2 7

B Baik

Jumlah siswa yang mendapatkan nilai B = 4 (20%) dan yang mendapatkan nilai

C = 16 (80%)

Persentase Keberhasilan : 20% (4 orang)

Keterangan:

I : Perhatian

II : Keberanian mengemukakan gagasan

III : Kerja sama

IV : Berbicara dengan bahasa Indonesia yang runtut, baik, dan benar

Page 152: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN …/Upaya... · mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Univertas Sebelas Maret

152

LAMPIRAN 9. NILAI KETERAMPILAN BERBICARA SISWA SURVEI

AWAL

Tabel 18. Nilai Keterampilan Berbicara Survei Awal

No Nama Aspek Penilaian Nilai Keterangan

I II III IV V

1. Aryanti 3 3 3 2 3 56 Belum Tuntas

2. Endah Rahmasari 3 3 4 2 3 60 Belum Tuntas

3. Kuryana 3 3 4 4 3 68 Tuntas

4. Nurul Fatimah 3 3 2 3 3 56 Belum Tuntas

5. Partini 3 3 3 3 3 60 Belum Tuntas

6. Rahmawati 2 3 3 3 3 56 Belum Tuntas

7. Santi Nuraini 3 3 2 3 3 56 Belum Tuntas

8. Siti Aisyah 3 3 3 4 3 64 Belum Tuntas

9. Siti Zakiyah 3 3 2 3 3 56 Belum Tuntas

10. Sri Widayati 3 2 3 3 3 56 Belum Tuntas

11. Tika Fatmawati 4 3 3 4 4 72 Tuntas

12. Triana Pramulia 3 4 4 3 3 68 Tuntas

13. Anita Ekoprasetyo 3 3 4 3 4 68 Tuntas

14. Dewi Ayu Pratanti 3 2 3 3 3 56 Belum Tuntas

15. Lilis Handayani 3 3 2 3 3 56 Belum Tuntas

16. Puji Hastuti 3 2 3 3 2 52 Belum Tuntas

17. Sulastri 3 2 2 3 3 52 Belum Tuntas

18. Tri Handayani 3 3 3 3 3 60 Belum Tuntas

19. Tri Winarni 3 3 3 2 3 56 Belum Tuntas

20. Yuni Sulistyowati 3 3 3 3 3 60 Belum Tuntas

Rata-rata 3 2.85 2.95 3 3.05 59,9 Siswa yang

tuntas 20%

(4 siswa)

Siswa yang

belum tuntas

80% (16

siswa)

Keterangan sedang sedang sedang sedang sedang

Ket:

I : Lafal

II : Ketepatan kosakata

III : Kelancaran

IV : Kualitas gagasan yang dikemukakan

V : Keberanian berpendapat dan mempertahankan pendapat

Keterangan: Batas Ketuntasan Kemampuan Berbicara ≥ 65 merupakan standar

sekolah.

Page 153: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN …/Upaya... · mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Univertas Sebelas Maret

153

LAMPIRAN 10. LEMBAR PENILAIAN GURU SURVEI AWAL

SSKKAALLAA PPEENNIILLAAIIAANN

PPEENNAAMMPPIILLAANN GGUURRUU MMEENNGGAAJJAARR

GGuurruu yyaanngg DDiinniillaaii :: SSiittii KKhhuuzzaaiimmaattuunn,, SS..PPdd..

MMaattaa PPeellaajjaarraann :: BBaahhaassaa IInnddoonneessiiaa

NNoo.. KKeemmaammppuuaann gguurruu SSkkaallaa PPeenniillaaiiaann

AA BB CC DD

11 MMeerreennccaannaakkaann pprroosseess bbeellaajjaarr mmeennggaajjaarr √√

22 PPeenngguuaassaaaann kkeellaass √√

33 MMeemmbbaannggkkiittkkaann mmoottiivvaassii ssiisswwaa √√

44 MMeennggooppttiimmaallkkaann lliinnggkkuunnggaann bbeellaajjaarr √√

55 MMeenncciippttaakkaann kkeetteerrlliibbaattaann kkeellaass √√

66 Menyiapkan ruang, media pembelajaran, dan

sumber belajar

√√

77 Memberi petunjuk dan penjelasan yang

berkaitan dengan isi pembelajaran

√√

88 Merespon pertanyaan siswa √√

99 Menunjukkan sikap ramah, hangat, luwes,

terbuka, penuh pengertian, dan sabar kepada

siswa

√√

1100 Mengelola waktu pembelajaran secara efisien √√

Total Skor 2211

Keterangan KKuurraanngg

Page 154: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN …/Upaya... · mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Univertas Sebelas Maret

154

KKeetteerraannggaann::

AA :: BBaaiikk SSeekkaallii ((ddeennggaann sskkoorr 44)) CC :: CCuukkuupp ((ddeennggaann sskkoorr 22))

BB :: BBaaiikk ((ddeennggaann sskkoorr 33)) DD :: KKuurraanngg ((ddeennggaann sskkoorr 11))

KKeetteerraannggaann TToottaall SSkkoorr

≤≤ 1199 :: KKuurraanngg SSeekkaallii 3300 –– 3344 :: BBaaiikk

2200 –– 2244 :: KKuurraanngg 3355 –– 4400 :: BBaaiikk SSeekkaallii

2255 –– 2299 :: CCuukkuupp

Page 155: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN …/Upaya... · mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Univertas Sebelas Maret

155

LAMPIRAN 11. DOKUMENTASI FOTO KBM PADA SURVEI AWAL

Guru menjelaskan materi tentang KD keterampilan berbicara, guru

menyampaikan materi dengan ceramah dan beberapa siswa tampak tidak

memperhatikan guru.

Satu kelompok mempresentasikan hasil diskusi masih terlihat membaca saat

menjawab pertanyaan, sedangkan siswa yang lain terlihat kurang memperhatikan.

Page 156: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN …/Upaya... · mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Univertas Sebelas Maret

156

LAMPIRAN SIKLUS I

Page 157: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN …/Upaya... · mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Univertas Sebelas Maret

157

LAMPIRAN 12. CATATAN LAPANGAN RPP SIKLUS I

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

A. IDENTITAS : SMA MUHAMMADIYAH 8 KALIJAMBE

MATA PELAJARAN : Bahasa Indonesia

Kelas/ Semester : XI / Genap

Alokasi Waktu : 4 x 45 menit

Standar Kompetensi :

10. Menyampaikan laporan hasil penelitian dalam diskusi atau seminar.

Kompetensi Dasar :

10.1 Mempresentasikan hasil penelitian secara runtut dengan menggunakan

bahasa yang baik dan benar.

Indikator :

1. Menuliskan pokok-pokok penelitian yang akan disampaikan secara

berurutan.

2. Mengemukakan ringkasan hasil penelitian.

3. Memperentasikan proses dan hasil penelitian dengan kalimat yang mudah

dipahami.

B. Tujuan Pembelajaran

1. Siswa dapat menuliskan pokok-pokok penelitian yang akan disampaikan

secara berurutan.

2. Siswa dapat mengemukakan ringkasan hasil penelitian.

3. Siswa dapat memperentasikan proses dan hasil penelitian dengan kalimat

yang mudah dipahami

C. Materi Pembelajaran

1) Contoh laporan hasil penelitian

2) Langkah-langkah penelitian

Page 158: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN …/Upaya... · mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Univertas Sebelas Maret

158

3) Penulisan laporan hasil penelitian

4) Teknik presentasi hasil penelitian.

5) Cara mengemukakan pendapat ataupun sanggahan dengan memperhatikan

pelafalan, kelancaran, kualitas gagasan yang dikemukakan, keberanian

berpendapat, dan mempertahankan pendapat.

6) Langkah-langkah diskusi dengan penerapan model pembelajaran

kooperatif teknik Think-Pair-Share.

D. Metode Pembelajaran

1. Tanya Jawab

2. Ceramah

3. Diskusi Kelompok

4. Presentasi

E. Langkah-langkah Pembelajaran

Pertemuan I

A. Kegiatan Awal ( 10 menit)

1) Guru memberi salam kepada siswa

2) Guru mengecek kehadiran siswa

3) Siswa dan guru melakukan apersepsi

4) Guru menyampaikan kompetensi yang akan dicapai pada materi yang

diajarkan.

B. Kegiatan Inti (30 menit)

1) Siswa ditanya pemahamnannya mengenai hasil sebuah penelitian

2) Guru menyampaikan materi dengan tanya jawab

3) Guru menjelaskan secara garis besar mengenai model pembelajaran

kooperatif teknik Think-Pair-Share

4) Guru memberikan lima tema penelitian yaitu 1) meningkatkan cara

berpikir kreatif, 2) internet sebagai sarana memperluas pengetahuan,

3) penarikan uang gedung sekolah untuk meningkatkan sarana

Page 159: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN …/Upaya... · mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Univertas Sebelas Maret

159

prasarana sekolah, 4) menumbuhkan jiwa kewirausahaan, dan 5)

mencegah penyakit demam berdarah pada musim penghujan.

5) Guru menugasi siswa untuk mencari pasangan kelompok, setiap

kelompok terdiri dari empat siswa.

6) Guru memberikan kertas yang berisi tulisan tema yang telah

disebutkan sebelumnya. Setiap kelompok mendapatkan satu kertas

yang berisi sebuah tema untuk didiskusikan.

7) Guru menugasi setiap siswa dalam kelompok agar memikirkan

(Think) dan mencatat sendiri pokok-pokok yang berkaitan dengan

tema yang diperoleh.

8) Guru menugasi siswa berpasangan (Pair) dengan salah satu rekan

dalam kelompok dan berdiskusi tentang pokok-pokok yang telah

mereka catat sebelumnya.

9) Guru menugasi kedua pasangan bertemu kembali dalam kelompok

asal, kemudian siswa berduskusi dalam kelompoknya (Share).

10) Guru menugasi masing-masing kelompok untuk mencatat pokok-

pokok penelitian dan membuat ringkasan penelitian.

C. Kegiatan Penutup (5 menit)

1) Guru memberi kesempatan kepada siswa mengenai materi yang belum

dipahami

2) Siswa dan guru melakukan refleksi terhadap pembelajaran diskusi

yang telah dilaksanakan

3) Guru menutup salam

Pertemuan II

A. Kegiatan Awal ( 10 menit)

1) Guru memberi salam kepada siswa

2) Guru mengecek kehadiran siswa

3) Siswa dan guru melakukan apersepsi

Page 160: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN …/Upaya... · mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Univertas Sebelas Maret

160

B. Kegiatan Inti (30 menit)

1) Guru mengulang materi diskusi pada pertemuan pertama dengan tanya

jawab.

2) Guru menugasi siswa untuk duduk sesuai kelompok diskusi pada

pertemuan sebelumnya.

3) Guru memberikan waktu selama beberapa menit kepada semua

kelompok untuk mengecek kembali hasil diskusi kelompok yang

dikerjakan pada pertemuan sebelumnya.

4) Guru menugasi masing-masing kelompok untuk mempresentasikan

hasil diskusi di depan kelas dengan bahasa yang baik dan benar secara

bergantian.

5) Guru menugasi kelompok lain untuk memberikan tanggapan kritikan

terhadap presentasi kelompok yang sedang presentasi di depan kelas

dengan menggunakan bahasa yang baik dan benar.

C. Kegiatan Penutup (5 menit)

1) Guru memberi kesempatan kepada siswa mengenai kesulitan yang

dihadapi selama pelaksanaan pembelajaran diskusi yang telah

berlangsung.

2) Siswa dan guru melakukan refleksi terhadap pembelajaran diskusi

yang telah dilaksanakan

3) Guru menutup salam

F. Alat / Bahan / Sumber Belajar

Edi Abdul Somad, dkk. 2007. Aktif dan Kreatif Berbahasa Indonesia.

Bandung: Depdiknas.

Nunung Yulieti, dkk. 2005. Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas XI untuk SMA

dan MA. Klaten: Intan Prawira.

G. Penilaian

Teknik : Tugas Kelompok

Bentuk Instrumen : Demonstrasi / Praktik

Page 161: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN …/Upaya... · mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Univertas Sebelas Maret

161

Soal Instrumen :

1) Bergabunglah dengan kelompok Anda, dan diskusikan dengan kelompok

Anda tentang tema penelitian yang diperoleh !

2) Tulislah pokok-pokok dari tema penelitian tersebut!

3) Buatlah ringkasan hasil diskusi tersebut!

4) Presentasikan hasil diskusi dengan kelompokmu mengenai laporan

penelitian tersebut!

5) Ajukan berbagai pertanyaan secara bervariasi! Tanggapilah hasil diskusi

yang dipresentasikan kelompok lain dalam bentuk kritikan, sanggahan,

atau dukungan!

H. Pedoman Penilaian

No. Aspek yang

Dinilai

Kegiatan Skor

1. Lafal siswa mampu memberi penekanan yang sudah

mendekati standar, tidak adanya pengaruh

bahasa Asing dan bahasa Daerah

5

siswa mampu mengucapkan pelafalan yang

mudah dipahami

4

siswa kesulitan melafalkan kata-kata dengan

tepat sehingga memaksa pendengar harus

mendengarkan dengan teliti ucapannya dan

sesekali timbul salah pengertian

3

siswa melafalkan kata-kata yang susah sekali

dipahami karena masalah pengucapan, sering

siswa harus mengulangi apa yang

diucapkannya

2

siswa kesukaran melafalkan kata-kata dan

kesalahan dalam pelafalannya terlalu banyak

sehingga bicaranya tidak dapat dipahami

1

2. Ketepatan

kosa kata

siswa mampu mengungkapkan kata-kata dan

ungkapan yang baik dan tepat

5

siswa terkadang mengungkapkan kata yang

tidak tepat

4

siswa sering menggunakan kata yang salah

sehingga pembicaraannya menjadi terbatas

karena kata-kata yang dipakai tidak tepat

3

siswa salah menggunakan kata-kata dan

masih terbatas sehingga pembicarannya sukar

sekali dipahami

2

siswa menggunakan kata-kata yang sangat 1

Page 162: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN …/Upaya... · mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Univertas Sebelas Maret

162

terbatas sehingga pembicaraannya hampir

tidak mungkin dilaksanakan

3. Kelancaran siswa mampu berbicara dengan lancar sekali 5

siswa mampu berbicara dengan kecepatan

yang sedikit berkurang karena dipengaruhi

oleh kesulitan berbahasa

4

siswa tampak berkurang kecepatan dan

kelancaran berbicaranya karena pengaruh

kesulitan berbahasa

3

siswa sedikit ragu-ragu dalam berbicara,

sering siswa terpaksa berdiam diri karena

penguasaan bahasanya terbatas (tersendat-

sendat)

2

siswa sering melakukan pemberhentian dan

pendek-pendek, sehingga menyebabkan

pembicarannya benar-benar tidak berlangsung

1

4. Kualitas

gagasan

yang

dikemuka-

kan

siswa mampu mengemukakan gagasan yang

di luar pemikiran teman-temannya dan sesuai

dengan tema yang dibahas

5

gagasan yang dikemukakan siswa biasa saja

tetapi sesuai tema

4

gagasan yang dikemukakan siswa biasa saja

dan sudah sering dikemukakan siswa lain

3

gagasan siswa biasa saja tetapi terkadang

tidak berhubungan

2

gagasan biasa saja dan terkesan ragu-ragu

mengungkapkan dan terkadang tidak

berhubungan

1

5. Keberanian

berpendapat

dan

memper-

tahankan

pendapat

siswa berani mengungkapkan pendapat serta

mempertahankan pendapatnya dengan

percaya diri

5

siswa berani mengemukakan pendapat serta

mempertahankan pendapatnya

4

siswa berani mengemukakan pendapat namun

ragu untuk mempertahankan pendapatnya,

walau masih berusaha memepertahankan

pendapatnya

3

siswa berani berpendapat tetapi tidak bisa

mengungkapkan pendapatnya

2

siswa kurang berani berpendapat tetapi tidak

bisa mengungkapkan pendapatnya

1

Page 163: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN …/Upaya... · mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Univertas Sebelas Maret

163

TTeekknniikk ppeenniillaaiiaannnnyyaa sseebbaaggaaii bbeerriikkuutt::

1. Nilai dalam setiap aspek berkisar antara 1 sampai dengan 5 dengan kriteria di

atas

2. Skor total diperoleh dari hasil menjumlahkan skor setiap aspek penilaian yang

diperoleh siswa.

3. Nilai rata-rata diperoleh dengan rumus:

NNiillaaii rraattaa--rraattaa == Total Nilai .

Jumlah Siswa (20)

4. Keterangan nilai rata-rata dari skor masing-masing aspek:

0,01-1,49 berarti sangat kurang 3,50-4,49 berarti baik

1,50-2,49 berarti kurang 4,50-5,00 berarti sangat baik

2,50-3,49 berarti sedang

(Sarwiji Suwandi, 2008: 137-138)

5. Nilai akhir yang diperoleh siswa diolah dengan menggunakan rumus:

Nilai = Perolehan Skor x 100

Skor Maksimum (25)

6. Persentase ketuntasan pembelajaran berbicara dapat dihitung dengan

menggunakan rumus:

Jumlah siswa yang mendapat nilai ≥ 65 x 100 = Persentase Keberhasilan

JJuummllaahh SSiisswwaa ((2200))

Surakarta, Januari 2010

Guru Bahasa Indonesia Kepala Sekolah

Siti Khuzaimatun, S.Pd. H. Sukirman, ST., M.Si.

NMB : 849 436

Page 164: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN …/Upaya... · mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Univertas Sebelas Maret

164

LAMPIRAN 13. CATATAN LAPANGAN SIKLUS I

Tempat : Ruang Kelas XI IPA Muhammadiyah 8 Kalijambe

Tujuan : Mengetahui pelaksanaan survei awal pembelajaran berbicara

Hari/Tanggal : Sabtu tanggal 30 Januari 2010 (Pertemuan Pertama)

Selasa tanggal 2 Februari 2010 (Pertemuan Kedua)

Jenis : Observasi Kelas

Objek : 1. Guru Bahasa Indonesia

2. Semua siswa kelas XI IPA Muhammadiyah 8 Kalijambe

Observator : Umi Sholikah (Mahasiswa Prodi Bahasa dan Sastra Indonesia)

Latar

Observasi ini dilaksanakan di ruang kelas XI IPA Muhammadiyah 8

Kalijambe. Di dalam kelas tersebut terdapat sepasang meja dan kursi untuk guru,

14 meja dan 28 kursi untuk siswa. Di dinding kelas depan terdapat papan tulis.

Sebelah kanan papan tulis terdapat jadwal mata pelajaran dan jadwal piket,

sedangkan sebelah kiri papan tulis terdapat gambar tabel periodik unsur. Di atas

papan tulis terdapat gambar presiden Republik Indonesia dan wakil presiden.

Republik Indonesia. Pada saat observasi ini dilaksanakan, seluruh siswa hadir

tidak ada siswa yang izin meninggalkan kegiatan belajar mengajar.

Deskripsi

Pertemuan I

Guru mata pelajaran Bahasa Indonesia datang pukul pada pukul 12.45

WIB (sambil mengucapkan salam ”Assalamualaikum Wr. Wb.”) kemudian guru

duduk di kursinya sebentar sambil mempersiapkan perangkat untuk mengajar

(buku paket Bahasa Indonesia dan daftar presensi siswa). Guru memulai

pelajaran dengan mengucapkan salam terlebih dahulu ”Assalamualaikum Wr.

Wb., Selamat siang anak-anak”. Siswa menjawab ”Siang Bu” (suasana kelas

masih sedikit gaduh karena ada beberapa siswa yang belum siap mengikuti

pelajaran dan memperhatikan guru). Selanjutnya, guru menanyakan siswa yang

Page 165: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN …/Upaya... · mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Univertas Sebelas Maret

165

tidak masuk pada hari itu ”Hari ini ada tidak yang tidak masuk?”. Siswa

menjawab ”Hadir semua Bu”.

Guru memulai apersepsi dengan menanyakan kepada siswa mengenai

pengertian diskusi dan manfaat diskusi, contoh hasil sebuah penelitian ilmiah, dan

teknik mempresentasikan hasil diskusi. Pertama guru menanyakan kepada siswa

mengenai pengertian diskusi ”Apa yang Kalian tahu tentang diskusi?”, tidak ada

satupun siswa yang menjawab pertanyaan dari guru tersebut. Kemudian guru

memberikan kesempatan lagi kepada siswa yang ingin menjawab. Tika Fatmawati

kemudian angkat bicara dan menjawab ”Kalau menurut saya diskusi itu sama

halnya dengan bertukar ide atau gagasan dalam bentuk forum”. Selanjutnya guru

menanyakan kepada siswa yang ingin memberikan tambahan jawaban Tika,

namun tidak seorangpun yang mau berbicara (terdengar beberapa siswa mencoba

menjawab namun tidak diungkapkan, mereka berbicara di belakang dengan

pelan-pelan atau berbisik-bisik, sedangkan siswa yang lain hanya diam). Karena

banyak siswa yang tidak mau berbicara, akhirnya guru menjelaskan sendiri

mengenai pengertian diskusi.

Guru melanjutkan pertanyaan berikutnya mengenai manfaat diskusi,

”Apabila Kalian berdiskusi manfaat apa yang kalian peroleh?” (siswa hanya

tampak saling memandang antara teman yang satu dengan yang lain). Sama

halnya pada pertanyaan sebelumnya, tidak ada siswa yang mau menjawab.

Kemudian guru menunjuk salah satu siswa yang bernama Kuryana. Guru kembali

bertanya kepada Kuryana ”Menurut kamu apa manfaat dari diskusi?”. Kemudian

pertanyaan tersebut dijawab oleh Kuryana ”Menurut saya emm kalau diskusi ya

bisa saling tukar pikiran Bu, menambah wawasan gitu”. Guru kembali bertanya

”Ada yang mau menambahi jawaban Kuryana?” (siswa kembali tampak diam).

Kemudian Tika kembali menjawab ”Bu, kalau bagi saya, diskusi itu memberikan

manfaat yang sangat besar, kita bisa mengetahui hal-hal yang belum kita ketahui

melalui bertukar ide atau sharing”. Selanjutnya, guru menyimpulkan hasil

jawaban siswa tersebut dan dilanjutkan menjelaskan materi mengenai teknik

mempresentasikan hasil diskusi.

Page 166: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN …/Upaya... · mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Univertas Sebelas Maret

166

Guru selanjutnya memberikan contoh mengenai sebuah hasil penelitian

ilmiah, yaitu laporan penelitian tentang kebersihan sungai di kota Klaten. Hasil

penelitian menunjukkan ada beberapa sungai yang masih jernih dan bersih.

Namun, ada beberapa sungai yang sudah sangat kotor. Sungai yang masih jernih

terdapat di sekitar mata air seperti di daerah Cokro Tulung, Klaten, Jawa Tengah.

Sebaliknya, sungai-sungai yang terdapat di pusat kota sudah tercemar limbah

sampah.

Setelah guru selesai menunjukkan laporan hasil penelitian tersebut, guru

menyuruh siswa untuk memberikan tanggapan terhadap hasil penelitian.

Kemudian guru melanjutkan materi dengan menjelaskan kepada siswa mengenai

teknik mempresentasikan diskusi dengan tidak lupa agar memperhatikan lafal,

ketepatan kosakata, kelancaran, kualitas gagasan, dan keberanian berpendapat

serta mempertahankannya. (sebagian besar siswa tampak memperhatikan

penjelasan dari guru, sebagian ada yang mencatat, dan terdapat beberapa siswa

yang tidak memperhatikan penjelasan dari guru).

Setelah mendengarkan penjelasan dari guru, siswa diberi penjelasan

bahwa pada hari itu akan dilakukan kegiatan diskusi dengan menerapkan teknik

Think-Pair-Share. Sebelumnya guru secara garis besar menjelaskan langkah-

langkah dalam teknik Think-Pair-Share tersebut. Kemudian guru memberikan

lima tema yaitu 1) meningkatkan cara berpikir kreatif, 2) internet sebagai sarana

memperluas pengetahuan, 3) penarikan uang gedung sekolah untuk meningkatkan

sarana prasarana sekolah, 4) menumbuhkan jiwa kewirausahaan, dan 5) mencegah

penyakit demam berdarah pada musim penghujan. Selanjutnya guru menugasi

siswa untuk mencari pasangan kelompok, setiap kelompok terdiri dari empat

siswa (suasana gaduh dan siswa tampak sedikit kebingungan untuk menentukan

anggota kelompoknya). Setelah siswa duduk sesuai dengan kelompoknya, guru

memberikan kertas yang berisi tulisan tema yang telah disebutkan sebelumnya.

Setiap kelompok mendapatkan satu kertas yang berisi sebuah tema untuk

didiskusikan.

Page 167: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN …/Upaya... · mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Univertas Sebelas Maret

167

Kelompok 1 memperoleh tema ”Meningkatkan Cara Berpikir Kreatif” anggota

kelompok terdiri dari Siti Aisyah, Tri Winarni, Triana Pramulia,

dan Yuni Sulistyowati.

Kelompok 2 memperoleh tema ”Internet Sebagai Sarana Memperluas

Pengetahuan” anggota kelompok terdiri dari Dewi Ayu Pratanti,

Lilis Handayani, Puji Hastuti, dan Tri Handayani.

Kelompok 3 memperoleh tema ”Penarikan Uang Gedung Sekolah untuk

Meningkatkan Sarana Prasarana Sekolah” anggota kelompok

terdiri dari Anita Eko Prasetyo, Partini, Sri Widyawati, dan

Sulastri.

Kelompok 4 memperoleh tema ”Menumbuhkan Jiwa Kewirausahaan Di

Kalangan Pelajar” anggota kelompok terdiri dari Aryanti, Endah

Rahmasari, Siti Zakiyah, dan Tika Fatmawati.

Kelompok 5 memperoleh tema ”Mencegah Penyakit Demam Berdarah pada

Musim Penghujan” anggota kelompok terdiri dari Kuryana,

Nurul Fatimah, Rahmawati, dan Santi Nuraini.

Setelah tema penelitian diperoleh oleh setiap kelompok, guru menugasi

setiap siswa dalam kelompok agar memikirkan (Think) dan mencatat sendiri

pokok-pokok yang berkaitan dengan tema penelitian yang diperoleh (siswa

masing kebingungan untuk menuliskan pokok-pokok dari tema yang diperoleh).

Setelah sepuluh menit, siswa ditugasi untuk berpasangan (Pair) dengan salah satu

rekan dalam kelompok dan berdiskusi tentang pokok-pokok penelitian yang telah

mereka catat sebelumnya. Setelah selesai diskusi, guru menugasi kedua pasangan

bertemu kembali dalam kelompok asal, kemudian siswa berduskusi dalam

kelompoknya (Share) untuk membuat ringkasan hasil diskusi kelompok

berdasarkan penelitian.

Pada pertemuan pertama, kelompok diskusi belum sempat

mempresentasikan hasil diskusi karena waktu pelajaran Bahasa Indonesia sudah

usai karena waktu menunjukkan pukul 13.40 WIB, pelajaran diskusi kemudian

dilanjutkan pada pertemuan kedua. Sebelum jam pelajaran berakhir, guru

menutup pelajaran. ”Baiklah sekarang kita simpulkan dulu hasil belajar kita pada

Page 168: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN …/Upaya... · mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Univertas Sebelas Maret

168

siang hari ini” kata Ibu Guru (sambil berdiri dan membawa perlengkapan

mengajarnya). Guru kemudian mengingatkan kepada siswa untuk memperbaiki

hasil diskusi kelompoknya, karena pada pertemuan kedua, seluruh kelompok

harus maju untuk mempresentasikan hasil diskusi. Guru mengakhiri pelajaran

dengan mengucapkan salam kepada siswa ”Wassalamualaikum Wr. Wb.”

Pertemuan II

Pertemuan kedua berlangsung pada hari Selasa, tanggal 2 Februari 2010

pada pukul 09.30–11.00 WIB. Guru mata pelajaran Bahasa Indonesia datang

pada pukul 09.35 WIB (sambil mengucapkan salam ”Assalamualaikum Wr. Wb.”)

kemudian guru duduk di kursinya sebentar sambil mempersiapkan perangkat

untuk mengajar (buku paket Bahasa Indonesia dan daftar presensi siswa). Guru

memulai pelajaran dengan mengucapkan salam ”Assalamualaikum Wr. Wb.,

Selamat pagi”. Siswa menjawab ”Pagi Bu” (Suasana kelas tampak lebih

terkontrol dari pada pertemuan pertama, hanya beberapa siswa yang tidak

memperhatikan guru). Selanjutnya, guru menanyakan siswa yang tidak masuk

pada hari itu ”Hari ini siapa yang tidak masuk?”. Siswa menjawab ”Hadir semua

Bu”.

Guru membuka pelajaran dengan apersepsi terlebih dahulu dan

memotivasi siswa agar nantinya saat presentasi siswa lebih berani berbicara. Guru

menyuruh siswa agar duduk pada kelompok masing-masing dan memberikan

kesempatan kepada kelompok selama lima menit untuk mempersiapkan diri.

Selanjutnya, guru mengacak kelompok yang akan tampil lebih dulu untuk

mempresentasikan hasil diskusi kelompok “Baiklah untuk maju

mempresentasikan hasil diskusi Kalian, Ibu akan mengacak kelompok mana yang

akan maju duluan, supaya kalian siap” Kata Ibu guru (siswa tampak tegang dan

bingung serta masih terdapat perdebatan mengenai siapa yang akan menjadi

pemakalah dan moderator saat di depan kelas untuk presentasi).

Kelompok yang pertama maju untuk presentasi adalah kelompok 4 dengan

tema ”Menumbuhkan Jiwa Kewirausahaan Di Kalangan Pelajar” anggota

kelompok terdiri dari Aryanti, Endah Rahmasari, Siti Zakiyah, dan Tika

Page 169: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN …/Upaya... · mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Univertas Sebelas Maret

169

Fatmawati. Aryanti bertugas sebagai moderator dan Endah Rahmasari sebagai

pemakalah. Berikut ini gambaran pelaksanaan diskusi kelompok 4.

Transkrip Berbicara Kelompok 4

Moderator membuka acara dengan mengucapkan salam, ”Assalamualaikum Wr.

Wb. (siswa serentak menjawab salam ”Walaikumsalam Wr. Wb.”), terimakasih

atas kesempatan yang diberikan pada kami. Kami dari kelompok 4. Kami akan

mempresentasikan hasil dari kelompok kami yang akan disampaikan oleh Tika,

untuk Tika saya persilakan” (Tika mengambil alih dengan memaparkan hasil

diskusi kelompoknya). Setelah Tika menyelesaikan memaparkan hasil diskusi

kelompoknya, waktu kembali diambil alih oleh moderator, ”Selanjutnya sesi

tanya jawab, mungkin ada yang mau tanya?” Kata moderator (dua siswa

mengacungkan jari, yaitu Triana Pramulia dan Kuryana). Kemudian moderator

menunjuk Triana Pramulia untuk bertanya. Triana Pramulia kemudian

mengemukakan pertanyaannya ”saya Triana ingin tanya, bagaimana menurut

Anda cara untuk mengubah rasa malas pada seorang untuk bisa jadi wirausaha?”.

Pertanyaan dari Triana dijawab oleh Tika Fatmawati ”Terima kasih

pertanyaannya, menurut saya itu dapat diatasi dengan cara orang tua memberi

contoh kepada anaknya agar tidak malas, itu jadi yang paling penting tho buat

dapat membuat anak menghilangkan rasa malas, bagaimana Mbak triana?”

(Triana tersenyum tidak mengajukan feedback atas jawaban Tika). Moderator

kembali mengamil alih dengan memberikan kesempatan kepada siswa yang masih

ingin bertanya (Kuryana mengacungkan jari, kemudian moderator menunjuknya).

Kuryana mengemukakan pertanyaanya ”Saya Kuryana dari kelompok 4, saya mau

tanya kepada kelompok Anda, menurut Anda bagaimana cara membangkitkan

jiwa kewirausahaan setelah misalnya dia gagal dalam menjalankan

kewirausahaannya tadi?”. Pertanyaan dari Kuryana dijawab oleh Siti Aisyah

”Menurut saya ya perlu dilatih lagi sampe dia sadar” (Kuryana masih tampak

bingung dengan jawaban Siti Aisyah, namun dia tidak mengajukan feedback).

Moderator menutup presentasi kelompoknya dengan mengucapkan ”Demikian

tadi presentasi dari kelompok kami, terima kasih atas perhatiannya,

Wassalamualaikum Wr. Wb.” (Secara serentak siswa menjawab salam

Page 170: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN …/Upaya... · mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Univertas Sebelas Maret

170

”Waalaikumsalam Wr. Wb). Guru menyuruh siswa untuk memberikan tepuk

tangan pada kelompok 10 (siswa serentak tepuk tangan untuk kelompok 10).

Selanjutnya, guru menyimpulkan pertanyaan dari Anita dan Kuryana.

Kelompok kedua yang maju untuk presentasi adalah kelompok 1 dengan

tema ”Meningkatkan Cara Berpikir Kreatif” anggota kelompok terdiri dari Siti

Aisyah, Tri Winarni, Triana Pramulia, dan Yuni Sulistyowati. Yuni Sulistyowati

bertugas sebagai moderator dan Tri Winarni sebagai pemakalah. Berikut ini

gambaran pelaksanaan diskusi kelompok 1.

Transkrip Berbicara Kelompok 1

”Assalamualaikum Wr. Wb., Pertama-tama emm marilah kita panjatkan puji

syukur kita ke hadirat Allah Swt. yang telah memberikan kenikmatan kepada kita

semua, sehingga kita bisa berkumpul di kelas XI IPA ini. Saya di sini akan

memaparkan susunan acara, yang pertama pembukaan, kedua inti, dan ketiga

penutup. Menginjak acara pertama yaitu pembukaan, mari kita buka dengan

bacaan Basmallah bersama-sama (siswa tampak serentak mengucapkan

Basmallah). Selanjutnya, saya akan memberikan waktu kepada Tri Winarni untuk

memaparkan hasil diskusi kelompok kami yang berjudul ”Meningkatkan Cara

Berpikir Kreatif” (Tri Winarni kemudian mengambil alih untuk membacakan hasil

diskusi kelompoknya). Setelah selesai memaparkan hasil diskusi, dilanjutkan

melalui sesi tanya jawab ”Demikian tadi presentasi dari kelompok kami, acara

selanjutnya yaitu tanya jawab” (satu orang siswa mengacungkan diri untuk

bertanya kepada kelompok 1). ”Saya berikan kesempatan kepada Saudari Tika

untuk bertanya” Kata Yuni Sulistyowati, kemudian Tika memaparkan

pertanyaannya ”Menurut buku yang saya baca ada ilmuwan yang bernama Roge

Van Oech yang mengemukakan bahwa ada banyak kendala yang menghambat

kita untuk berkreativitas, hal ini tersebut disebut dengan pengunci mental.

Sebutkan hal-hal pengunci mental tersebut?”. Pertanyaan dari Tika Fatmawati

dijawab oleh Siti Aisyah, ”Menurut saya karena minder atau belum memiliki

wawasan yang luas, belum mampunyai modal, tidak percaya diri, dan mungkin

karena putus asa. Secara fisik cirinya mungkin kondisi tubuhnya tidak stabil,

cacat, atau mungkin postur tubuhnya terlalu tinggi atau tidak tinggi”. Tika

Page 171: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN …/Upaya... · mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Univertas Sebelas Maret

171

mengajukan feedback ”Jadi menurut Anda apabila seseorang fisiknya tinggi atau

tidak tinggi bisa mempengaruhi daya kreativitasnya, saya pernah lihat di televisi,

ada orang cacat tetapi mampu membuat karya lukisan yang sangat bagus?”.

Feedback dari Tika Fatmawati dijawab oleh Triana Pramulia ”Kalau menurut

saya memang secara fisik tidak menentukan kreativitas seseorang, karena pada

dasarnya kreativitas tersebut karena ada kemauan dan niat, orang yang tidak kaya

bisa kok berkreativitas seperti mendaur ulang sampah menjadi barang-barang

yang lebih berharga”. Yuni Sulistyowati menanyakan kepada Tika Fatmawati

”Bagaimana Mbak Tika?”, Tika Fatmawati menjawab menjawab ”Sudah” (Tika

merasa puas terhadap jawaban Triana). Moderator kembali bertanya ”Siapa yang

ingin bertanya lagi?” (dua orang siswa mengacungkan jari, yaitu Anita Eko

Prasetyo dan Kuryana, moderator menunjuk Kuryana), ”Silakan mbak Kuryana

untuk bertanya”, kata Yuni Sulistyowati. Anita berkata ”Terimakasih atas

kesempatannya, bagaimana menurut Anda jika ada seseorang yang mempunyai

ide yang sangat cermat tetapi alat-alat dan modalnya tidak memadai dan

bagaimana cara dia mengutarakan ide tersebut?” pertanyaan tersebut dijawab oleh

Tri Winarni yang menjawab ”Emm yo mungkin dia anu perlu berkonsultasi

dengan orang lain yang itu lebih pintar, jika ada modal bisa tho kita saling tolong-

menolong dengan masyarakat” (Kuryana masih tampak bingung dengan jawaban

dari Tri Winarni). Triana Pramulia menambahkan ”Mungkin dia perlu

menunjukkan dulu apa idenya tersebut, kemudian membuat demonstrasi

mengenai karyanya dan dipublikasikan kepada tetangga atau orang lain yang

berminat”. Karena waktu untuk presentasi kelompok 1 sudah habis, Yuni

Sulistyowati menutup diskusi ”Demikian presentasi dari kelompok kami, acara

terakhir yaitu penutup, marilah kita tutup acara ini dengan bacaan Hamdalah

bersama-sama” (siswa secara serentak mengucapkan Hamdallah secara bersama-

sama). Guru menyuruh siswa untuk memberikan tepuk tangan pada kelompok 1

(siswa serentak tepuk tangan untuk kelompok 1). Kemudian guru memberikan

kesimpulan dari hasil diskusi kelompok 1. Karena satu jam pelajaran sudah habis

memasuki jam istirahat, diskusi dilanjutkan pada jam berikutnya setelah jam

istirahat.

Page 172: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN …/Upaya... · mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Univertas Sebelas Maret

172

Jam istirahat sudah usai, siswa kembali masuk kelas. Guru masuk kelas

pukul 10.05 WIB, siswa masih tampak gaduh (beberapa siswa masih memakan

makanan yang dibeli saat jam istirahat). Guru mengkondisikan siswa untuk

kembali duduk dengan kelompok diskusi, dan diskusi akan dilanjutkan (siswa

tampak kecewa sambil mengeluh mengucapkan ”aahh” yang hampir serentak).

Kelompok ketiga yang maju untuk presentasi adalah kelompok 5 dengan

tema ”Mencegah Penyakit Demam Berdarah Pada Musim Penghujan” anggota

kelompok terdiri dari Kuryana, Nurul Fatimah, Rahmawati, dan Santi Nuraini.

Nurul Fatimah bertugas sebagai moderator dan Santi Nuraini sebagai pemakalah.

Berikut ini gambaran pelaksanaan diskusi kelompok 5 saat mempresentasikan

hasil diskusi.

Transkrip Berbicara Kelompok 5

”Assalamualaikum Wr. Wb., yang pertama mari kita panjatkan puja dan puji

syukur kita ke hadirat Allah Swt. yang telah memberikan kenikmatan kepada kita

semua, sehingga kita bisa berkumpul di kelas XI IPA. Saya di sini akan

membacakan susunan acara yang pertama pembukaan, kedua inti, dan ketiga

penutup. Menginjak acara pertama yaitu pembukaan, mari kita buka dengan

bacaan Basmallah bersama-sama (siswa tidak serentak mengucapkan Basmallah,

sebagian masih belum konsentrasi). Selanjutnya, saya akan memberikan waktu

kepada Santi Nuraini untuk memaparkan hasil diskusi kelompok kami yang

berjudul ”Mencegah Penyakit Demam Berdarah pada Musim Penghujan” (Santi

Nuraini kemudian mengambil alih untuk membacakan hasil diskusi

kelompoknya). ”Acara selanjutnya yaitu tanya jawab” (tiga siswa mengacungkan

jari untuk bertanya kepada kelompok 5). ”Saya berikan kesempatan kepada

Saudari Tika Fatmawati untuk bertanya” Kata Nurul Fatimah, kemudian Tika

Fatmawati memaparkan pertanyaannya ”Bagaimana pendapat Anda bila ada

masyarakat yang mempunyai WC langsung dan banyak terdapat jentik-jentik

nyamuk di tempat tersebut?”. Pertanyaan dari Tika Fatmawati dijawab oleh Santi

Nuraini, ”dengan cara tidak didekatkan dengan rumah dan dikasih tutup kayu”,

(Tika masih kurang puas dengan jawaban pemakalah) Tika mengajukan

feedback ”misalnya sudah ditutup tapi masih banyak nyamuk, apa upaya yang

Page 173: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN …/Upaya... · mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Univertas Sebelas Maret

173

harus kita lakukan dan bagaimana agar rakyat kecil tidak mudah terkena penyakit

demam berdarah?”. Feedback dari Tika Fatmawati dijawab oleh Kuryana

”Menurut saya, apabila akan ke WC menggunakan lotion anti nyamuk atau

nyamuk bakar dan juga bisa ditangani secara biologis”. Tika kembali mengajukan

feedback ”Maksudnya dengan cara biologis itu apa ya?”. Kuryana kembali

menjawab feedback dari Tika, ”dikasih ikan yang makannya itu, kan ikan yang

seperti itu ada bukan hanya hidup dilaut, tetapi ditempat itu juga ada. Nurul

Fatimah menanyakan kepada Tika Fatmawati ”Bagaimana?”, Tika Fatmawati

menjawab menjawab ”Sudah” (Tika merasa puas terhadap jawaban Kuryana).

Moderator kembali bertanya ”Siapa yang ingin bertanya lagi?” (satu orang siswa

mengacungkan jari, yaitu Anita Eko Prasetyo dan Kuryana, moderator menunjuk

Kuryana), ”Silakan mbak pertanyaannya”, kata Nurul Fatimah. Anita Eko

Prasetyo berkata ”Apa yang Anda lakukan bila ada korban yang terjangkit wabah

tersebut, dan bagaimana cara penanganannya?” pertanyaan dari Anita kembali

dijawab oleh Kuryana yang menjawab ”dengan cara warga tersebut harus pergi ke

puskesmas atau RT setempat agar masyarakat tersebut mengetahui dan dapat

mengantisipasinya dan apabila puskesmas tidak bisa menangani kita harus pergi

ke rumah sakit yang pengobatannya lebih bagus daripada itu”. Karena waktu

untuk presentasi kelompok 5 sudah habis, Nurul Fatimah menutup diskusi

”Demikian presentasi kelompok kami, acara terakhir adalah penutup, mari kita

tutup acara ini dengan bacaan Hamdalah bersama-sama” (hampir seluruh siswa

secara serentak mengucapkan Hamdallah secara bersama-sama). Guru

menyuruh siswa untuk memberikan tepuk tangan pada kelompok 5 (siswa

serentak tepuk tangan untuk kelompok 5). Kemudian guru memberikan

kesimpulan dari hasil diskusi kelompok 5.

Kelompok keempat yang maju untuk presentasi adalah kelompok 2

dengan tema ”Internet Sebagai Sarana Memperluas Pengetahuan” anggota

kelompok terdiri dari Dewi Ayu Pratanti, Lilis Handayani, Puji Hastuti, dan Tri

Handayani. Lilis Handayani bertugas sebagai moderator dan Puji Hastuti sebagai

pemakalah. Berikut ini gambaran pelaksanaan diskusi kelompok 2.

Page 174: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN …/Upaya... · mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Univertas Sebelas Maret

174

Transkrip Berbicara Kelompok 2

(sebelum moderator mengucapkan salam, moderator masih berdiskusi dengan

kelompoknya) ”Assalamualaikum Wr. Wb., (masih sedikit tertawa) pertama-tama

marilah kita panjatkan puja dan puji syukur kita ke hadirat Allah swt. yang telah

memberikan rahmat dan hidayahNya ke kepada kita semua sehingga kita bisa

berkumpul di kelas XI IPA. Saya di sini akan membacakan susunan acara pada

siang hari ini, yang pertama pembukaan, emm yang kedua inti, dan yang ketiga

penutup. Menginjak acara pertama yaitu pembukaan, mari kita buka dengan

bacaan Basmallah bersama-sama (siswa tidak serentak mengucapkan Basmallah,

siswa sudah merasa bosan). Selanjutnya, saya akan memberikan waktu kepada

Puji Hastuti untuk membacakan diskusi dari kelompok kami (Puji Hastuti

kemudian mengambil alih untuk membacakan hasil diskusi kelompoknya).

Moderator melanjutkan diskusi dengan mengatakan, ”Emm acara selanjutnya

tanya jawab, yang mau bertanya?” (empat siswa mengacungkan jari untuk

bertanya kepada kelompok 2, yaitu Tika, Kuryana, Siti Aisyah, dan Anita ).

Moderator menunjuk salah satu siswa ”anu silakan mbak Siti Aisyah untuk

bertanya”, kemudian Siti Aisyah memaparkan pertanyaannya ”sekarang kan ada

ini tho bisnis di internet, apakah dengan cara bisnis di internet lebih efektif dan

efisien? tolong dijelaskan ya!”. Pertanyaan dari Siti Aiyah dijawab oleh Puji

Hastuti, ”sebagai pelakunya yo mungkin bisa efektif, tapi nek bagi pembelinya

nggak bisa efektif karena takutnya yen itu ada panipuan”, (Siti Aiyah masih

kurang puas dengan jawaban pemakalah, namun dia tidak melakukan feedback).

Moderator bertanya ”Selanjutnya yang mau bertanya?” (dua orang siswa

mengacungkan jari, yaitu Anita Eko Prasetyo dan Tika Fatmawati, moderator

menunjuk Anita), ”Silakan mbak pertanyaannya”, kata Lilis Handayani. Anita Eko

Prasetyo berkata ”bagaimana pendapat Anda apabila ada orang yang

menyalahgunakan internet?” pertanyaan dari Anita dijawab oleh Tri Handayani,

yang mengatakan ”pendapat saya itu tidak boleh, karna itu salah satu perbuatan

dosa tho mbak, bisa merusak moral, merusak iman, aqidah dan ahlak, ya salah

satunya seperti menyalahgunakan facebook itu”. Karena waktu untuk presentasi

kelompok 2 sudah habis, Nurul Fatimah menutup diskusi ”Demikian tadi

Page 175: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN …/Upaya... · mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Univertas Sebelas Maret

175

presentasi kelompok kami, menginjak acara yang terakhir yaitu penutup, mari kita

tutup acara ini dengan bacaan Hamdalah bersama-sama” (hampir seluruh siswa

secara serentak mengucapkan Hamdallah secara bersama-sama). Guru

menyuruh siswa untuk memberikan tepuk tangan pada kelompok 2 (siswa

serentak tepuk tangan untuk kelompok 2). Kemudian guru memberikan

kesimpulan dari hasil diskusi kelompok 2.

Kelompok terakhir yang mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya

adalah kelompok 3 dengan tema ”Penarikan Uang Gedung Sekolah untuk

Meningkatkan Sarana Prasarana Sekolah” anggota kelompok terdiri dari Anita

Eko Prasetyo, Partini, Sri Widyawati, dan Sulastri. Sulastri bertugas sebagai

moderator dan Anita Eko Prasetyo sebagai pemakalah. Berikut ini gambaran

pelaksanaan diskusi kelompok 3.

Transkrip Berbicara Kelompok 3

(moderator tampak mempersiapkan kertas kecil yang berisi rangkaian acara,

moderator membaca tulisan di kertas kecil tersebut, dan jarang menghadap

audience) ”Assalamualaikum Wr. Wb., pertama-tama mari kita panjatkan puji

syukur kita ke hadirat Allah swt. yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya

kepada kita semua sehingga kita bisa berkumpul di kelas XI IPA. Saya akan

membacakan susunan acara hari ini, yang pertama pembukaan, yang kedua inti,

yang ketiga penutup. Menginjak acara pertama yaitu pembukaan, mari kita buka

acara ini dengan bacaan Basmallah bersama-sama (siswa tidak serentak

mengucapkan Basmallah, siswa tidak mendengar suara moderator secara jelas).

”Acara berikutnya yaitu inti, saya akan memberikan waktu kepada Anita untuk

membacakan diskusi dari kelompok kami (Anita kemudian mengambil alih untuk

membacakan hasil diskusi kelompoknya). Moderator melanjutkan diskusi dengan

mengatakan, ”Acara selanjutnya tanya jawab, siapa yang mau bertanya?” (empat

siswa mengacungkan jari untuk bertanya kepada kelompok 2, yaitu Tika, Dewi

Ayu, Kuryana, dan Tri Winarni). Moderator menunjuk salah satu siswa ”Dewi

silakan”, kemudian Dewi Ayu Pratanti memaparkan pertanyaannya ”Upaya apa

yang dapat dilakuakan oleh pemerintah dalam penarikan uang gedung sekolah

untuk sarana dan prasarana?”. Pertanyaan dari Dewi dijawab oleh Anita Eko

Page 176: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN …/Upaya... · mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Univertas Sebelas Maret

176

”Mungkin pemerintah memberikan bantuan kepada sekolah-sekolah yang tidak

mampu supaya sekolah lebih maju dan berkembang dan fasilitasnya sudah

lengkap dengan adanya bentuan pemerintah tersebut mungkin sekolah ini bisa

maju”, (berdasarkan jawaban pemakalah Dewi Ayu P. tidak melakukan

feedback). Moderator bertanya ”Ada yang mau tanya lagi?” (dua orang siswa

mengacungkan jari, yaitu Kuryana dan Tika Fatmawati, moderator menunjuk

Tika), ”Tika”, kata moderator. Tika Fatmawati bertanya ”Kata Anda tadi dengan

adanya penarikan uang gedung sekolah bisa mengembangkan sarana sekolah,

tetapi kenapa masih banyak sekolah yang fasilitasnya tidak ada / tidak lengkap

padahal ditarik uang gedung, lalu digunakan untuk apakah uang gedung

tersebut?”. Pertanyaan dari Tika dijawab oleh Partini, ”Mungkin penarikan uang

gedung sekolah itu diguanakan untuk kepentingan sendiri/ pribadi bukan untuk

kepentingan sekolah”. Karena waktu untuk presentasi kelompok 3 sudah habis,

Sulastri menutup diskusi ”Demikian presentasi kelompok kami, acara terakhir

yaitu penutup, mari kita tutup acara ini dengan bacaan Hamdalah bersama-sama”

(secara serentak seluruh siswa mengucapkan Hamdallah secara bersama-sama).

Guru menyuruh siswa untuk memberikan tepuk tangan pada kelompok 3 (siswa

serentak tepuk tangan untuk kelompok 3). Kemudian guru memberikan

kesimpulan dari hasil diskusi kelompok 3.

Setelah seluruh kelompok mempresentasikan hasil diskusi, guru

menunjukkan kelebihan dan kekurangan pada saat pembelajaran diskusi. Guru

mengharapkan agar siswa mampu bekerja sama dengan baik saat

mempresentasikan diskusi, saling membantu untuk menjawab saat ada

pertanyaan. Guru menambahkan, agar siswa dapat mencari lebih banyak referensi

yang berkaitan dengan tema penelitian yang dapat diperoleh melalui internet,

buku, maupun koran. Guru mengakhiri pembelajaran dengan mengucapkan salam

kepada siswa ”Wassalamualaikum Wr. Wb”.

Page 177: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN …/Upaya... · mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Univertas Sebelas Maret

177

Refleksi

Berdasarkan observasi pelaksanaan pembelajaran keterampilan berbicara

siklus I peneliti dapat menemui beberapa kekurangan dan kelebihan dalam

pelaksanaan pembelajaran. Kekurangan yang terdapat pada siklus I antara lain

pada siklus I siswa masih tampak takut untuk berbicara dan siswa cenderung

hanya diam. Saat mempresentasikan makalah penelitiannya, siswa masing sering

menggunakan kata-kata tidak baku seperti kata trus, gimana, temen-temen, dan

sebagainya. Selain itu pemilihan kosakata masih sering terpengaruh dengan ragam

bahasa Jawa seperti tho, anu, lho, kok dan yo serta penggunaan bahasa yang

menggunakan tata bahasa Jawa misalnya menambahkan kata –nya diakhir kata.

Guru masih lebih banyak menyampaikan materi sehingga waktu yang diberikan

untuk diskusi kelompok terlalu singkat, sehingga kerja kelompok kurang

maksimal. Selain itu posisi guru masih lebih banyak di depan kelas, sehingga guru

tidak dapat memonitor keadaan siswa yang duduk di bagian belakang.

Tema penelitian yang diberikan secara beragam kepada setiap kelompok

pada siklus I menyulitkan siswa dalam mengembangkan pertanyaan. Siswa

terlihat kurang fokus pada tema yang diperoleh, karena siswa juga harus

memberikan pertanyaan pada tema lain yang diperoleh oleh kelompok diskusi

yang lain. Selain itu, hasil penelitian yang dilakukan siswa masih terlihat kurang

luas, serta referensi yang dipakai masih sangat minim, hanya dari internet.

Kelebihan pada siklus I, siswa sudah mau berusaha untuk bekerja sama

dengan kelompoknya, meskipun masih ada beberapa siswa yang belum ikut serta

dalam melaksanakan tugas kelompok yang diberikan. Guru selalu memotivasi

siswa untuk berbicara dengan langkah guru memberikan pertanyaan-pertanyaan

sederhana yang berkaitan dengan materi untuk dijawab oleh siswa. Sayangnya,

guru masih terlihat mendominasi pembelajaran, guru kurang memberikan

keleluasaan bagi siswa untuk berbicara. Sebagai pertimbangan pada siklus II

seharusnya guru lebih menekankan perhatian pada lafal, kosakata, kualitas

gagasan yang dikemukakan, dan keberanian untuk berpendapat. Secara

keseluruhan pembelajaran pada siklus I berjalan lancar.

Page 178: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN …/Upaya... · mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Univertas Sebelas Maret

178

LAMPIRAN 14. PROSES PELAKSANAAN KBM BERBICARA SIKLUS I

Tabel 19. Hasil Pengamatan Proses Pembelajaran Berbicara Siklus I

No. Nama Aspek Total

Skor

Nilai Keterangan

I II III IV

1. Aryanti 2 1 2 1 6

C Sedang

2. Endah Rahmasari 2 1 2 2 7

B Baik

3. Kuryana 2 2 2 2 8

B Baik

4. Nurul Fatimah 2 2 2 1 7

B Baik

5. Partini 2 1 2 1 6

C Sedang

6. Rahmawati 2 1 2 1 6

C Sedang

7. Santi Nuraini 2 2 2 1 7

B Baik

8. Siti Aisyah 2 2 2 1 7

B Baik

9. Siti Zakiyah 2 2 2 1 7

B Baik

10. Sri Widayati 2 1 2 1 6

C Sedang

11. Tika Fatmawati 3 3 3 2 11

A Amat Baik

12. Triana Pramulia 3 2 3 2 10

A Amat Baik

13. Anita Ekoprasetyo 2 2 2 2 8

B Baik

14. Dewi Ayu Pratanti 2 1 2 1 6

C Sedang

15. Lilis Handayani 2 1 2 1 6

C Sedang

16. Puji Hastuti 2 2 2 1 7

B Baik

17. Sulastri 2 1 2 1 6

C Sedang

18. Tri Handayani 2 1 2 1 6

C Sedang

19. Tri Winarni 2 1 2 1 6

C Sedang

20. Yuni Sulistyowati 2 1 2 2 7

B Baik

Jumlah siswa yang mendapatkan nilai A = 2 (10%); B = 9 (45%); dan C = 9

(45%)

Persentase Keberhasilan : 55 % (11 siswa)

Keterangan:

I : Perhatian

II : Keberanian mengemukakan gagasan

III : Kerja sama

IV : Berbicara dengan bahasa Indonesia yang runtut, baik, dan benar

Page 179: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN …/Upaya... · mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Univertas Sebelas Maret

179

LAMPIRAN 15. NILAI KETERAMPILAN BERBICARA SIKLUS I

Tabel 20. Perolehan Nilai Berbicara Siklus I

No. Nama Aspek Penilaian Nilai Keterangan

I II III IV V

1. Aryanti 3 3 4 3 3 64 Belum Tuntas

2. Endah Rahmasari 3 3 4 4 3 68 Tuntas

3. Kuryana 4 4 3 3 3 68 Tuntas

4. Nurul Fatimah 3 3 3 3 3 60 Belum Tuntas

5. Partini 3 3 4 3 3 64 Belum Tuntas

6. Rahmawati 3 4 3 3 3 64 Belum Tuntas

7. Santi Nuraini 3 3 4 3 4 68 Tuntas

8. Siti Aisyah 4 4 4 4 3 76 Tuntas

9. Siti Zakiyah 3 3 4 3 4 68 Tuntas

10. Sri Widayati 3 3 3 3 3 60 Belum Tuntas

11. Tika Fatmawati 5 4 5 4 5 92 Tuntas

12. Triana Pramulia 4 4 4 3 3 72 Tuntas

13. Anita Ekoprasetyo 4 4 4 3 4 76 Tuntas

14. Dewi Ayu Pratanti 4 3 3 3 3 64 Belum Tuntas

15. Lilis Handayani 3 3 3 3 3 60 Belum Tuntas

16. Puji Hastuti 3 3 3 3 4 64 Belum Tuntas

17. Sulastri 3 3 3 3 3 60 Belum Tuntas

18. Tri Handayani 3 3 3 3 3 60 Belum Tuntas

19. Tri Winarni 3 3 3 3 3 60 Belum Tuntas

20. Yuni Sulistyowati 4 4 3 3 3 68 Tuntas

Rata-rata 3,4 3,35 3,5 3,15 3,3 66,8 Siswa yang

tuntas 45%

(9 siswa)

Siswa yang

belum tuntas

55%

(11 siswa)

Keterangan baik sedang sedang baik sedang sedang

Ket:

I : Lafal

II : Ketepatan kosakata

III : Kelancaran

IV : Kualitas gagasan yang dikemukakan

V : Keberanian berpendapat dan mempertahankan pendapat

Keterangan: Batas Ketuntasan Kemampuan Berbicara ≥ 65 merupakan standar

sekolah.

Page 180: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN …/Upaya... · mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Univertas Sebelas Maret

180

LAMPIRAN 16. LEMBAR PENILAIAN GURU SIKLUS I

SSKKAALLAA PPEENNIILLAAIIAANN

PPEENNAAMMPPIILLAANN GGUURRUU MMEENNGGAAJJAARR

GGuurruu yyaanngg DDiinniillaaii :: SSiittii KKhhuuzzaaiimmaattuunn,, SS..PPdd..

MMaattaa PPeellaajjaarraann :: BBaahhaassaa IInnddoonneessiiaa

NNoo.. KKeemmaammppuuaann gguurruu SSkkaallaa PPeenniillaaiiaann

AA BB CC DD

11 MMeerreennccaannaakkaann pprroosseess bbeellaajjaarr mmeennggaajjaarr √√

22 PPeenngguuaassaaaann kkeellaass √√

33 MMeemmbbaannggkkiittkkaann mmoottiivvaassii ssiisswwaa √√

44 MMeennggooppttiimmaallkkaann lliinnggkkuunnggaann bbeellaajjaarr √√

55 MMeenncciippttaakkaann kkeetteerrlliibbaattaann kkeellaass √√

66 Menyiapkan ruang, media pembelajaran, dan

sumber belajar

√√

77 Memberi petunjuk dan penjelasan yang

berkaitan dengan pembelajaran keterampilan

berbicara melalui penerapan teknik Tink-Pair-

Share (TPS)

√√

88 Merespon pertanyaan siswa √√

99 Menunjukkan sikap ramah, hangat, luwes,

terbuka, penuh pengertian, dan sabar kepada

siswa

√√

1100 Mengelola waktu pembelajaran secara efisien √√

Total Skor 2255

Keterangan CCuukkuupp

Page 181: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN …/Upaya... · mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Univertas Sebelas Maret

181

KKeetteerraannggaann::

AA :: BBaaiikk SSeekkaallii ((ddeennggaann sskkoorr 44)) CC :: CCuukkuupp ((ddeennggaann sskkoorr 22))

BB :: BBaaiikk ((ddeennggaann sskkoorr 33)) DD :: KKuurraanngg ((ddeennggaann sskkoorr 11))

KKeetteerraannggaann TToottaall SSkkoorr

≤≤ 1199 :: KKuurraanngg SSeekkaallii 3300 –– 3344 :: BBaaiikk

2200 –– 2244 :: KKuurraanngg 3355 –– 4400 :: BBaaiikk SSeekkaallii

2255 –– 2299 :: CCuukkuupp

Page 182: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN …/Upaya... · mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Univertas Sebelas Maret

182

LAMPIRAN 17. DOKUMENTASI FOTO KBM PADA SIKLUS I

Guru menjelaskan materi dan siswa Siswa berdiskusi dengan teman

terlihat memperhatikan guru pasangan, siswa terlihat antusias

Salah satu siswa mempresentasikan Salah satu siswa bertanya kepada

hasil diskusi penelitian, saat diberi kelompok yang presentasi, siswa

pertanyaan siswa kesulitan menjawab yang lain kurang memperhatikan

Page 183: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN …/Upaya... · mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Univertas Sebelas Maret

183

LAMPIRAN SIKLUS II

Page 184: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN …/Upaya... · mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Univertas Sebelas Maret

184

LAMPIRAN 18. CATATAN LAPANGAN RPP SIKLUS II

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

A. IDENTITAS : SMA MUHAMMADIYAH 8 KALIJAMBE

MATA PELAJARAN : Bahasa Indonesia

Kelas/ Semester : XI / Genap

Alokasi Waktu : 4 x 45 menit

Standar Kompetensi :

10. Menyampaikan laporan hasil penelitian dalam diskusi atau seminar

Kompetensi Dasar :

10.1 Mempresentasikan hasil penelitian secara runtut dengan menggunakan

bahasa yang baik dan benar.

Indikator :

1. Menuliskan pokok-pokok penelitian yang akan disampaikan secara

berurutan.

2. Mengemukakan ringkasan hasil penelitian.

3. Memperentasikan proses dan hasil penelitian dengan kalimat yang mudah

dipahami.

B. Tujuan Pembelajaran

1. Siswa dapat menuliskan pokok-pokok penelitian yang akan disampaikan

secara berurutan.

2. Siswa dapat mengemukakan ringkasan hasil penelitian.

3. Siswa dapat memperentasikan proses dan hasil penelitian dengan kalimat

yang mudah dipahami.

C. Materi Pembelajaran

1) Contoh laporan hasil penelitian

2) Langkah-langkah penelitian

Page 185: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN …/Upaya... · mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Univertas Sebelas Maret

185

3) Penulisan laporan hasil penelitian

4) Teknik presentasi hasil penelitian

5) Cara mengemukakan pendapat ataupun sanggahan dengan memperhatikan

pelafalan, kelancaran, kualitas gagasan yang dikemukakan, keberanian

berpendapat, dan mempertahankan pendapat.

6) Langkah-langkah diskusi dengan penerapan model pembelajaran

kooperatif teknik Think-Pair-Share.

D. Metode Pembelajaran

1. Tanya Jawab

2. Ceramah

3. Diskusi Kelompok

4. Presentasi

E. Langkah-langkah Pembelajaran

Pertemuan I

A. Kegiatan Awal ( 10 menit)

1) Guru memberi salam kepada siswa

2) Guru mengecek kehadiran siswa

3) Siswa dan guru melakukan apersepsi

4) Guru menyampaikan kompetensi yang akan dicapai pada materi yang

diajarkan.

B. Kegiatan Inti (30 menit)

1) Guru mengulang materi pada pertemuan sebelumnya dengan tanya

jawab

2) Guru kembali menjelaskan mengenai model pembelajaran kooperatif

teknik Think-Pair-Share

3) Guru memberikan sebuah tema penelitian mengenai ”Bahaya Sinar

Biru terhadap Mata”.

Page 186: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN …/Upaya... · mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Univertas Sebelas Maret

186

4) Guru membagikan kertas yang berisi nomor 1-5 kepada semua siswa,

nomor tersebut sekaligus merupakan penentuan pembagian kelompok

yang setiap kelompok terdiri dari empat siswa.

5) Guru menugasi siswa berkelompok sesuai nomor yang diperoleh

siswa, kemudian guru memberikan teks berjudul ”Sinar Biru Ancam

Mata Anak” pada setiap siswa sebagai referensi untuk bahan

penelitian.

6) Guru menugasi setiap siswa agar memikirkan (Think) dan mencatat

sendiri pokok-pokok yang berkaitan dengan penelitian.

7) Guru menugasi siswa berpasangan (Pair) dengan salah satu rekan

dalam kelompok dan berdiskusi tentang pokok-pokok yang telah

mereka catat sebelumnya.

8) Guru menugasi kedua pasangan bertemu kembali dalam kelompok

asal, kemudian siswa berduskusi dalam kelompoknya (Share).

9) Guru menugasi masing-masing kelompok untuk membuat ringkasan

hasil diskusi kelompok.

C. Kegiatan Penutup (5 menit)

1) Guru memberi kesempatan kepada siswa mengenai materi yang belum

dipahami

2) Guru memberikan kesempatan kepada siswa terhadap kesulitan yang

dihadapi selama melaksanakan diskusi dengan teknik Think-Pair-

Share.

3) Siswa dan guru melakukan refleksi terhadap pembelajaran diskusi

yang telah dilaksanakan

4) Guru menutup salam

Pertemuan II

A. Kegiatan Awal ( 10 menit)

1) Guru memberi salam kepada siswa

2) Guru mengecek kehadiran siswa

3) Siswa dan guru melakukan apersepsi

Page 187: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN …/Upaya... · mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Univertas Sebelas Maret

187

B. Kegiatan Inti (30 menit)

1) Guru menugasi siswa untuk duduk sesuai kelompok diskusi pada

pertemuan sebelumnya.

2) Guru memberikan waktu selama beberapa menit kepada semua

kelompok untuk mengecek kembali hasil diskusi kelompok yang

dikerjakan pada pertemuan sebelumnya.

3) Guru menugasi masing-masing kelompok untuk mempresentasikan

hasil penelitian di depan kelas dengan bahasa yang baik dan benar

secara bergantian.

4) Guru menugasi kelompok lain untuk memberikan tanggapan kritikan

terhadap presentasi kelompok yang sedang presentasi di depan kelas

dengan menggunakan bahasa yang baik dan benar.

5) Guru memberikan pengarahan dan solusi mengenai kelebihan dan

kekurangan selama presentasi hasil diskusi dilaksanakan.

C. Kegiatan Penutup (5 menit)

1) Guru memberi kesempatan kepada siswa mengenai kesulitan yang

dihadapi selama pelaksanaan pembelajaran diskusi yang telah

berlangsung.

2) Siswa dan guru melakukan refleksi terhadap pembelajaran diskusi

yang telah dilaksanakan.

3) Guru memberikan tugas untuk pertemuan berikutnya, yaitu masing-

masing siswa diberi tugas untuk mencari bahan diskusi dengan tema

”Pemanasan Global (Global Warming).

4) Guru menutup salam

F. Alat / Bahan / Sumber Belajar

Edi Abdul Somad, dkk. 2007. Aktif dan Kreatif Berbahasa Indonesia.

Bandung: Depdiknas.

Nunung Yulieti, dkk. 2005. Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas XI untuk SMA

dan MA. Klaten: Intan Prawira.

Page 188: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN …/Upaya... · mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Univertas Sebelas Maret

188

G. Penilaian

Teknik : Tugas Kelompok

Bentuk Instrumen : Demonstrasi / Praktik

Soal Instrumen :

1) Bergabunglah dengan kelompok Anda, dan diskusikan dengan kelompok

Anda tentang tema “Bahaya Sinar Biru Terhadap Mata” !

2) Bacalah laporan penelitian yang berjudul ”Sinar Biru Ancam Mata Anak”

sebagai referensi bahan diskusi kelompok kalian!

3) Tulislah pokok-pokok dari tema tersebut!

4) Buatlah ringkasan hasil diskusi tersebut!

5) Presentasikan hasil diskusi dengan kelompokmu mengenai laporan

penelitian tersebut!

6) Ajukan berbagai pertanyaan secara bervariasi! Tanggapilah hasil diskusi

yang dipresentasikan kelompok lain dalam bentuk kritikan, sanggahan,

atau dukungan!

Sinar Biru Ancam Mata Anak

Keterbatasan pengetahuan orangtua terhadap bahaya sinar biru membuat

anak-anak rentan mengalami gangguan mata. Bagaimana tidak, aktivitas sehari-

hari sang buah hati sangat dekat dengan sumber sinar biru, salah satunya dari

layar televisi. Bukan perkara sulit menemui seorang anak yang tengah menonton

tv. Aktivitas inilah yang paling banyak dilakukan oleh anak-anak saat ini. Tidak

aneh jika kalangan pendidik sudah memberikan peringatan terhadap pengaruh

buruk terlalu banyak menonton tv terhadap perkembangan seorang anak. Sinar

biru merupakan sinar yang masuk melalui mata dengan sifat paling merusak dan

dapat mencapai retina.

Bayi dilahirkan dengan lensa yang relatif jernih atau bening. Secara

bertahap dan alami berubah menjadi kuning sejalan dengan pertambahan usia.

Risiko terbesar kerusakan akibat sinar biru, yaitu sekitar 70%– 80% sinar biru

dapat mencapai retina pada usia 0–2 tahun dan 60%–70% pada usia 2 hingga 10

tahun. Adapun sinar biru yang mencapai retina pada usia 60 hingga 90 tahun

Page 189: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN …/Upaya... · mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Univertas Sebelas Maret

189

hanya mencapai 20%. Perlindungan terhadap bahaya sinar biru harus dilakukan

sedini mungkin. Salah satunya adalah dengan asupan lutein. Lutein dapat

membantu melindungi mata, terutama retina, dari kerusakan dengan cara

menyaring sinar biru dan juga berperan sebagai antioksidan dengan cara

menetralisasikan radikal-radikal bebas. Bagian luar fotoreseptor di dalam retina

adalah bagian yang cenderung mudah terkena peroksidasi karena tingginya asam

lemak. Bagian luar fotoresptor inilah yang tinggi akan lutein. Lutein berperan

sebagai antioksidan dan memberi perlindungan pada mata. Tubuh tidak dapat

mensintesakan lutein. Oleh karena itulah, kebutuhan lutein harus disuplai dari luar

tubuh. Salah satunya dari makanan seperti sayuran, buah, suplemen, dan terutama

ASI. Namun, bahan makanan yang mengandung lutein biasanya tidak disukai

serta jarang dikonsumsi oleh bayi dan balita. Hasil penelitian menunjukkan, hanya

sekitar 10% anak yang mengonsumsi sayuran dan buah-buahan setiap hari.

Kecukupan lutein pada makanan dapat membantu menjamin perkembangan mata

yang sehat pada bayi dan anak.

Bukan hanya itu, perkembangan kesehatan mata anak pun ikut terancam.

Pancaran sinar dari layar televisi merupakan salah satu sumber sinar biru, selain

pancaran sinar matahari, lampu neon, dan layar monitor komputer. Sinar dengan

panjang gelombang cahaya 400–500 nm pada spektrum sinar yang masih dapat

diterima mata dapat menyebabkan kerusakan dan menimbulkan luka fotokimia

pada retina mata anak. Dalam jangka waktu pendek, dampak sinar biru dapat

mengganggu kerja retina sehingga menghambat proses pembelajaran melalui

mata.

Sumber : www.seputar-indonesia.com

Page 190: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN …/Upaya... · mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Univertas Sebelas Maret

190

I. Pedoman Penilaian

No. Aspek yang

Dinilai

Kegiatan Skor

1. Lafal siswa mampu memberi penekanan yang sudah

mendekati standar, tidak adanya pengaruh

bahasa Asing dan bahasa Daerah

5

siswa mampu mengucapkan pelafalan yang

mudah dipahami

4

siswa kesulitan melafalkan kata-kata dengan

tepat sehingga memaksa pendengar harus

mendengarkan dengan teliti ucapannya dan

sesekali timbul salah pengertian

3

siswa melafalkan kata-kata yang susah sekali

dipahami karena masalah pengucapan, sering

siswa harus mengulangi apa yang

diucapkannya

2

siswa kesukaran melafalkan kata-kata dan

kesalahan dalam pelafalannya terlalu banyak

sehingga bicaranya tidak dapat dipahami

1

2. Ketepatan

kosa kata

siswa mampu mengungkapkan kata-kata dan

ungkapan yang baik dan tepat

5

siswa terkadang mengungkapkan kata yang

tidak tepat

4

siswa sering menggunakan kata yang salah

sehingga pembicaraannya menjadi terbatas

karena kata-kata yang dipakai tidak tepat

3

siswa salah menggunakan kata-kata dan

masih terbatas sehingga pembicarannya sukar

sekali dipahami

2

siswa menggunakan kata-kata yang sangat

terbatas sehingga pembicaraannya hampir

tidak mungkin dilaksanakan

1

3. Kelancaran siswa mampu berbicara dengan lancar sekali 5

siswa mampu berbicara dengan kecepatan

yang sedikit berkurang karena dipengaruhi

oleh kesulitan berbahasa

4

siswa tampak berkurang kecepatan dan

kelancaran berbicaranya karena pengaruh

kesulitan berbahasa

3

siswa sedikit ragu-ragu dalam berbicara,

sering siswa terpaksa berdiam diri karena

penguasaan bahasanya terbatas (tersendat-

sendat)

2

siswa sering melakukan pemberhentian dan

pendek-pendek, sehingga menyebabkan

1

Page 191: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN …/Upaya... · mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Univertas Sebelas Maret

191

pembicarannya benar-benar tidak berlangsung

4. Kualitas

gagasan

yang

dikemuka-

kan

siswa mampu mengemukakan gagasan yang

di luar pemikiran teman-temannya dan sesuai

dengan tema yang dibahas

5

gagasan yang dikemukakan siswa biasa saja

tetapi sesuai tema

4

gagasan yang dikemukakan siswa biasa saja

dan sudah sering dikemukakan siswa lain

3

gagasan siswa biasa saja tetapi terkadang

tidak berhubungan

2

gagasan biasa saja dan terkesan ragu-ragu

mengungkapkan dan terkadang tidak

berhubungan

1

5. Keberanian

berpendapat

dan

memper-

tahankan

pendapat

siswa berani mengungkapkan pendapat serta

mempertahankan pendapatnya dengan

percaya diri

5

siswa berani mengemukakan pendapat serta

mempertahankan pendapatnya

4

siswa berani mengemukakan pendapat namun

ragu untuk mempertahankan pendapatnya,

walau masih berusaha memepertahankan

pendapatnya

3

siswa berani berpendapat tetapi tidak bisa

mengungkapkan pendapatnya

2

siswa kurang berani berpendapat tetapi tidak

bisa mengungkapkan pendapatnya

1

TTeekknniikk ppeenniillaaiiaannnnyyaa sseebbaaggaaii bbeerriikkuutt::

1) Nilai dalam setiap aspek berkisar antara 1 sampai dengan 5 dengan kriteria

di atas

2) Skor total diperoleh dari hasil menjumlahkan skor setiap aspek penilaian

yang diperoleh siswa.

3) Nilai rata-rata diperoleh dengan rumus:

NNiillaaii rraattaa--rraattaa == Total Nilai .

Jumlah Siswa (20)

4) Keterangan nilai rata-rata dari skor masing-masing aspek:

0,01-1,49 berarti sangat kurang 3,50-4,49 berarti baik

1,50-2,49 berarti kurang 4,50-5,00 berarti sangat baik

2,50-3,49 berarti sedang

(Sarwiji Suwandi, 2008: 137-138)

Page 192: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN …/Upaya... · mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Univertas Sebelas Maret

192

5) Nilai akhir yang diperoleh siswa diolah dengan menggunakan rumus:

Nilai = Perolehan Skor x 100

Skor Maksimum (25)

6) Persentase ketuntasan pembelajaran berbicara dapat dihitung dengan

menggunakan rumus:

Jumlah siswa yang mendapat nilai ≥ 65 x 100 = Persentase Keberhasilan

JJuummllaahh SSiisswwaa ((2200))

Surakarta, Januari 2010

Guru Bahasa Indonesia Kepala Sekolah

Siti Khuzaimatun, S.Pd. H. Sukirman, ST., M.Si.

NMB : 849 436

Page 193: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN …/Upaya... · mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Univertas Sebelas Maret

193

LAMPIRAN 19. CATATAN LAPANGAN SIKLUS II

Tempat : Ruang Kelas XI IPA Muhammadiyah 8 Kalijambe

Tujuan : Mengetahui pelaksanaan survei awal pembelajaran berbicara

Hari/Tanggal : Selasa tanggal 9 Februari 2010 (Pertemuan Pertama)

Kamis tanggal 11 Februari 2010 (Pertemuan Kedua)

Jenis : Observasi Kelas

Objek : 1. Guru Bahasa Indonesia

2. Semua siswa kelas XI IPA Muhammadiyah 8 Kalijambe

Observator : Umi Sholikah (Mahasiswa Prodi Bahasa dan Sastra Indonesia)

Latar

Observasi ini dilaksanakan di ruang kelas XI IPA Muhammadiyah 8

Kalijambe. Di dalam kelas tersebut terdapat sepasang meja dan kursi untuk guru,

14 meja dan 28 kursi untuk siswa. Di dinding kelas depan terdapat papan tulis.

Sebelah kanan papan tulis terdapat jadwal mata pelajaran dan jadwal piket,

sedangkan sebelah kiri papan tulis terdapat gambar tabel periodik unsur. Di atas

papan tulis terdapat gambar presiden Republik Indonesia dan wakil presiden.

Republik Indonesia. Pada saat observasi ini dilaksanakan, seluruh siswa hadir

tidak ada siswa yang izin meninggalkan kegiatan belajar mengajar.

.

Deskripsi

Pertemuan I

Pertemuan pertama untuk siklus II dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 9

Februari 2010. Jam pelajaran berlangsung dari jam 09.30 – 11.00 WIB. Guru mata

pelajaran Bahasa Indonesia datang pukul pada pukul 09.35 WIB (sambil

mengucapkan salam ”Assalamualaikum Wr. Wb.”) kemudian guru duduk di

kursinya sebentar sambil mempersiapkan perangkat untuk mengajar (buku paket

Bahasa Indonesia, daftar presensi siswa, dan perangkat pembelajaran lainnya).

Guru memulai pelajaran dengan mengucapkan salam terlebih dahulu

”Assalamualaikum Wr. Wb.”. Siswa menjawab ”Waalaikumsalam Wr. Wb.”

(Suasana kelas masih sedikit gaduh karena ada beberapa siswa yang belum siap

Page 194: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN …/Upaya... · mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Univertas Sebelas Maret

194

mengikuti pelajaran dan memperhatikan guru). Selanjutnya, guru mengulang

ucapan salam ”Assalamualaikum Wr. Wb.” (secara serentak siswa kemudian

menjawab salam dari guru). Kemudian guru meminta perhatian siswa untuk

konsentrasi mengikuti pelajaran pada hari itu. Selanjutnya, guru menanyakan

siswa yang tidak masuk pada hari itu ”Hari ini siapa yang tidak masuk?”. Bebrapa

siswa menjawab ”Nihil Bu”.

Guru memulai apersepsi dengan menanyakan kepada siswa dengan

mengulas dan mengulang kembali mengenai langkah penelitian, merangkum hasil

penelitian, dan teknik mempresentasikan hasil penelitian. Guru melakukan

apersepsi melalui tanya jawab. Ada beberapa siswa yang mau menjawab

pertanyaan guru tanpa ditunjuk, namun ada pula siswa yang ditunjuk baru mau

menjawab. Secara keseluruhan, pada pelaksanaan apersepsi siswa sudah dapat

lebih baik dalam menjawab pertanyaan guru. Setelah apersepsi selesai, guru

meminta siswa untuk mengemukakan hasil dari kegiatan apersepsi tersebut.

Setelah mendengarkan penjelasan dari guru, siswa diberi penjelasan

bahwa pada hari itu akan kembali dilakukan kegiatan diskusi dengan masih

menerapkan teknik Think-Pair-Share. Guru mencoba menanyakan kepada siswa

mengenai teknik diskusi dengan Think-Pair-Share tersebut. Kemudian guru

menanyakan kepada siswa mengenai kesulitan yang mereka hadapi saat diskusi

dengan teknik tersebut. Salah satu siswa yang bernama Tika Fatmawati

mengatakan ”Bu, kalau menurut saya metode diskusi yang Ibu berikan itu sangat

menarik”. Guru bertanya kepada siswa ”Siapa yang ingin mengemukakan

pendapatnya lagi?”. Kemudian Kuryana mengacungkan jari (guru memberikan

kesempatan kepada Kuryana) dan Kuryana mengatakan ”Kalau menurut saya sih

sebenarnya tekniknya menarik Bu, tetapi tu Bu misalnya kalau ada teman yang

tidak mau diskusi kan ya bagaimana gitu Bu, seharusnya semua ikut bekerja untuk

diskusi”.

Guru selanjutnya membagikan kartu yang berisikan nomor 1 (satu) sampai

dengan 5 (lima), nomor tersebut sebagai penentuan kelompok yang setiap

kelompok beranggotakan empat orang siswa (suasana tampak gaduh dan siswa

tampak sedikit kebingungan untuk menentukan kelompok pasangan diskusi).

Page 195: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN …/Upaya... · mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Univertas Sebelas Maret

195

Kelompok 1 anggota kelompok terdiri dari Lilis handayani, Tika Fatmawati, Tri

Handayani, dan Santi Nuraini.

Kelompok 2 anggota kelompok terdiri dari Partini, Triana Pramulia, Puji Hastuti,

dan Nurul Fatimah.

Kelompok 3 anggota kelompok terdiri dari Dewi Ayu Pratanti, Anita Eko

Prasetyo, Sri Widyawati, dan Sulastri.

Kelompok 4 anggota kelompok terdiri dari Tri Winarni, Endah Rahmasari, Siti

Zakiyah, dan Siti Aisyah.

Kelompok 5 anggota kelompok terdiri dari Kuryana, Aryanti, Rahmawati, dan

Yuni sulistyowati.

Setelah siswa duduk sesuai dengan kelompoknya, guru menjelaskan

mengenai tema pada hari itu yaitu ”Bahaya Sinar Biru Terhadap Mata”,

selanjutnya guru membagikan teks kepada setiap siswa yang berjudul ”Sinar Biru

Ancam Mata Anak” sebagai referensi dari tema penelitian pada hari itu. Guru

menugasi setiap siswa agar memikirkan (Think) dan mencatat sendiri pokok-

pokok yang berkaitan dengan tema, guru memberikan waktu kurang lebih sepuluh

menit untuk tahap ini. Karena satu jam pelajaran sudah habis dan memasuki jam

istirahat, diskusi dilanjutkan pada jam berikutnya setelah jam istirahat.

Setelah jam istirahat sudah usai, siswa kembali masuk kelas. Guru masuk

kelas pukul 10.05 WIB, guru mengkondisikan siswa untuk kembali duduk sesuai

dengan kelompok diskusi yang tadi (siswa tidak segera duduk bersama kelompok

diskusi, masih ada beberapa siswa yang masih mengobrol dengan teman yang

bukan kelompok diskusinya). Selanjutnya, guru menugasi siswa berpasangan

(Pair) dengan salah satu rekan dalam kelompok dan berdiskusi tentang pokok-

pokok yang telah mereka catat sebelumnya (siswa tampak sedikit canggung saat

diskusi dengan berpasangan, karena pasangan diskusi berbeda dengan siklus I).

Setelah diskusi dengan teman secara berpasangan selesai, guru menugasi kedua

pasangan bertemu kembali dalam kelompok asal, kemudian siswa berduskusi

dalam kelompoknya (Share) (kegaduhan kembali terjadi pada tahap ini, masih

terdapat beberapa siswa yang masih terlihat mencatat pokok-pokok diskusi).

Yang terakhir, guru menugasi masing-masing kelompok untuk membuat

Page 196: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN …/Upaya... · mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Univertas Sebelas Maret

196

ringkasan hasil diskusi kelompok. Pada tahap terakhir ini guru mengecek kinerja

siswa dalam melakukan diskusi kelompok, karena berdasarkan pendapat siswa

bahwa diskusi pada siklus I masih ada beberapa siswa yang tidak ikut bekerja.

Masing-masing kelompok dipantau oleh guru saat mengerjakan diskusi kelompok.

Sama halnya dengan siklus I pada pertemuan pertama, pertemuan pertama

pada siklus II kelompok diskusi juga belum sempat mempresentasikan hasil

diskusi karena waktu pelajaran Bahasa Indonesia sudah hampir usai karena waktu

menunjukkan pukul 10.45 WIB, pelajaran diskusi kemudian dilanjutkan pada

pertemuan kedua. Sebelum jam pelajaran berakhir, guru berpesan kepada siswa

agar menyempurnakan hasil diskusi kelompok tersebut. Selain itu guru juga

menyuruh siswa agar menambah referensi yang dapat diperoleh dari buku,

majalah, atau internet untuk bahan diskusi. Kemudian guru menyakan kepada

siswa mengenai materi pelajaran pada hari itu yang belum dipahami (tidak ada

siswa yang mau bertanya, siswa masih tampak gaduh, beberapa siswa ada yang

kembali ke temapat duduk yang semula). Guru sebelum menutup pelajaran

mengatakan ”Ya sudah kalau tidak ada yang bertanya berarti presentasi pada

pertemuan selanjutnya kalian harus lebih baik daripada siklus I ya!”. Guru

menambahkan agar referensi untuk tema penelitian tersebut lebih diperbanyak.

Selanjutnya guru menutup pelajaran (sambil berdiri) dan berkata ”Sampai jumpa

hari Kamis dan dipersiapakan presentasinya ya, Wassalamualaikum Wr. Wb..

Pertemuan II

Pertemuan kedua berlangsung pada hari Kamis tanggal 11 Februari 2010

pada pukul 07.30–09.00 WIB. Guru mata pelajaran Bahasa Indonesia datang

pukul pada pukul 07.45 WIB (sambil mengucapkan salam ”Assalamualaikum Wr.

Wb.”) kemudian guru duduk di kursinya sebentar sambil mempersiapkan

perangkat untuk mengajar (buku paket Bahasa Indonesia dan daftar presensi

siswa). Guru memulai pelajaran dengan mengucapkan salam ”Assalamualaikum

Wr. Wb.”, kemudian dilanjutkan mengatakan permintaan maaf atas

keterlambatannya masuk kelas ”Maaf ya Ibu terlambat, tadi masih ngelesin kelas

XII”. Sebagian besar siswa menjawab ”Nggak apa-apa kok Bu”. Selanjutnya, guru

Page 197: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN …/Upaya... · mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Univertas Sebelas Maret

197

menanyakan siswa yang tidak masuk pada hari itu ”Hari ini siapa yang tidak

masuk?”. Siswa menjawab ”Hadir semua Bu”.

Guru menyuruh siswa agar duduk pada kelompok masing-masing dan

memberikan kesempatan kepada kelompok selama sepuluh menit untuk

mempersiapkan diri. Selanjutnya, guru memberikan kesempatan kepada

kelompok yang ingin mempresentasikan hasil diskusinya terlebih dahulu (tidak

ada yang mau maju untuk mempresentasikan hasil diskusi), selanjutnya guru

mengatakan “Kalau tidak ada yang mau maju dengan sukarela nanti Ibu tunjuk

lagi ya?” (siswa mengeluh sambil mengucapkan “yahh.…”). Guru masih

memberikan kesempatan kepada siswa yang mau presentasi lebih dulu, sehingga

hal itu mengurangi waktu pelajaran, karena tanpa guru sadari waktu sudah

menunjukkan pukul 08.12 WIB. Akhirnya, guru memutuskan untuk menunjuk

kelompok yang akan maju untuk presentasi. Kelompok yang maju untuk

presentasi sekaligus dua kelompok mengingat jam pelajaran hampir habis. “Kalau

begitu ini nanti presentasinya dua kelompok sekaligus, tapi yang maju perwakilan

dua orang, temannya yang dibelakang boleh membantu untuk menjawab”. Guru

menunjuk perwakilan kelompok 1 dan 5 untuk presentasi. Kelompok 1 anggota

kelompok terdiri dari Lilis handayani, Tika Fatmawati, Tri Handayani, dan Santi

Nuraini. Kelompok 5 dengan anggota kelompok terdiri dari Kuryana, Aryanti,

Rahmawati, dan Yuni sulistyowati. Perwakilan dari kelompok 1 adalah Tika

Fatmawati dan Santi Nuraini (sebagai pemakalah), perwakilan dari kelompok 5

adalah Kuryana dan Yuni Sulistyowati (sebagai pemakalah). Guru selanjutnya

memberi kesempatan kepada siswa yang ingin menjadi moderator, namun karena

tidak ada yang mengacungkan jari, selanjutnya guru menunjuk Tri Winarni untuk

menjadi moderator. Berikut ini gambaran pelaksanaan diskusi kelompok 1 dan 5

saat mempresentasikan hasil diskusi.

Transkrip Berbicara Kelompok 1 dan 5

”Assalamualaikum Wr. Wb., yang pertama mari kita panjatkan puja dan puji

syukur kita ke hadirat Allah Swt. yang telah memberikan kenikmatan kepada kita

semua, sehingga kita bisa berkumpul di kelas XI IPA. Saya di sini akan

membacakan susunan acara pada pagi hari ini yang pertama pembukaan, kedua

Page 198: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN …/Upaya... · mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Univertas Sebelas Maret

198

inti, dan ketiga penutup. Menginjak acara pertama yaitu pembukaan, mari kita

buka dengan bacaan Basmallah bersama-sama” (siswa serentak mengucapkan

Basmallah). (moderator sesekali melihat guru, dan terlihat bingung untuk

memimpin jalannya diskusi) moderator kembali berkata ”Selanjutnya, saya akan

memberikan waktu kepada pemakalah kelompok 1 dan dilanjutkan kelompok 5

untuk memaparkan hasil diskusi kelompoknya” (Santi Nuraini kemudian

mengambil alih untuk membacakan hasil diskusi kelompoknya). Setelah Santi

Nuraini selesai membacakan hasil diskusi kelompoknya, dilanjutkan oleh

kelompok 5 yaitu Yuni Sulistyowati memaparkan hasil diskusi kelompoknya.

Moderator berkata ”Acara selanjutnya yaitu tanya jawab” (dua siswa

mengacungkan jari untuk bertanya kepada kelompok 5). Guru memberikan

penjelasan bahwa nanti siswa yang bertanya agar menyebutkan nama dan

menyebutkan akan ditujukan kepada siapa pertanyaan tersebut (seluruh siswa

memperhatikan guru saat guru menjelaskan hal tersebut). ”Saya berikan

kesempatan kepada Saudari Siti Aisyah untuk bertanya” Kata moderator,

kemudian Siti Aisyah memaparkan pertanyaannya ”Nama saya Siti aisyah,

pertanyaan saya untuk kelompok 1, apakah sinar biru itu benar-benar berwarna

biru?”. Pertanyaan dari Siti Aisyah dijawab oleh Tika Fatmawati, ”karena tidak

semua sinar biru itu berwarna biru, seperti halnya sinar matahari, sinar matahari

biasanya tidak berwarna, begitu pula pada televisi, sinar pada televisi berwarna-

warni sehingga sinar biru hanyalah merupakan istilah”, (Siti Aisyah tidak

mengajukan feedback atas jawaban Tika). Moderator kembali bertanya ”Siapa

yang mau bertanya selanjutnya?” (satu orang siswa mengacungkan jari, yaitu

Anita Eko Prasetyo), ”Silakan mbak pertanyaannya”, kata moderator. Anita Eko

Prasetyo berkata ”Nama Anita, pertanyaan untuk kelompok 5, mengapa bahan

yang mengandung lutein tidak disukai oleh anak-anak?”. Pertanyaan dari Anita

dijawab oleh Kuryana ”Karena pada zaman sekarang ini sangat berbeda dengan

zaman dulu, sekarang orang tua biasanya lebih menyukai makanan yang serba

praktis dan isntan” (Anita tidak mengajukan feedback atas jawaban Kuryana).

Karena waktu untuk presentasi kelompok 1 dan 5 sudah habis, Tri Winarni selaku

moderator menutup diskusi ”Acara terakhir adalah penutup, mari kita tutup acara

Page 199: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN …/Upaya... · mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Univertas Sebelas Maret

199

ini dengan bacaan Hamdalah bersama-sama” (hampir seluruh siswa secara

serentak mengucapkan Hamdallah secara bersama-sama). Guru menyuruh siswa

untuk memberikan tepuk tangan pada kelompok 1 dan 5 (siswa serentak tepuk

tangan untuk kelompok 1 dan 5).

Kemudian guru menunjuk kelompok berikutnya yang presentasi yaitu

belum maju presentsi yaitu kelompok 2, 3, dan 4. Masing-masing kelompok

mewakilkan dua orang untuk presentasi. Kemudian guru menunjuk Rahmawati

sebagai moderator. Kelompok 2 anggota kelompok terdiri dari Partini, Triana

Pramulia, Puji Hastuti, dan Nurul Fatimah. Kelompok 3 anggota kelompok terdiri

dari Dewi Ayu Pratanti, Anita Eko Prasetyo, Sri Widyawati, dan Sulastri.

Kelompok 4 anggota kelompok terdiri dari Tri Winarni, Endah Rahmasari, Siti

Zakiyah, dan Siti Aisyah. Perwakilan dari kelompok 2 adalah Triana Pramulia dan

Puji Hastuti (pemakalah), perwakilan dari kelompok 3 adalah Anita Eko Prasetyo

dan Dewi Ayu Pratanti (pemakalah), perwakilan kelompok 4 adalah Tri Winarni

dan Endah Rahmasari (pemaklah). Berikut ini gambaran pelaksanaan diskusi

kelompok 2, 3, dan 4.

Transkrip Berbicara Kelompok 2, 3, dan 4

(moderator membuka diskusi dengan mengucapkan salam)

”Bismillahirrahmanirrohim, Assalamualaikum Wr. Wb., pertama-tama mari kita

panjatkan puji syukur kita ke hadirat Allah Swt. yang telah memberikan rahmat

dan hidayah-Nya kepada kita semua sehingga kita bisa berkumpul bersama di

kelas XI IPA yang tercinta ini. Acara berikutnya yaitu presentasi dari kelompok 2

dilanjutkan kelompok 3 dan kelompok 4, waktu dan tempat kami persilakan (Puji

Hastuti perwakilan dari kelompok 1 kemudian mengambil alih untuk

membacakan hasil diskusi kelompoknya). Setelah Puji Hastuti selesai

membacakan hasil diskusi kelompoknya, dilanjutkan oleh pemakalah dari

kelompok 3 yaitu Dewi Ayu P. yang membacakan hasil diskusi kelompoknya.

Selanjutnya, setelah Dewi Ayu P. memaparkan diskusi kelompoknya, dilanjutkan

oleh Endah Rahmasari perwakilan dari kelompok 4 yang memaparkan hasil

diskusi kelompoknya. ”Acara yang selanjutnya yaitu tanya jawab” (dua siswa

mengacungkan jari untuk bertanya, yaitu Tika Fatmawati, Lilis Handayai, dan

Page 200: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN …/Upaya... · mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Univertas Sebelas Maret

200

Kuryana). Moderator mengatakan ”Saya berikan kesempatan kepada Saudari

Tika” Kata moderator, kemudian Tika Fatmawati memaparkan pertanyaannya

”Nama Tika Fatmawati, pertanyaan saya tujukan untuk kelompok 2, dari makalah

Anda tadi, bahwa anda mengatakan kalau sinar biru dapat merusak retina mata,

selain merusak retina mata bahaya apa lagi yang ditimbulkan dari sinar biru

tersebut?”. Pertanyaan dari Tika dijawab oleh Triana Pramulia, ”mungkin dapat

mengganggu kerja retina sehingga menghambat proses pembelajaran melalui mata

atau juga bisa buta warna”, Tika mengajukan feedback, ”Jadi menurut Anda buta

warna bisa gara-gara televisi seperti itu, saya pernah tahu kalau ada anak kecil

yang mengalami buta warna, apakah itu juga termasuk pengaruh sinar biru tadi?”.

Feedback dari Tika dijawab oleh Nurul Fatimah, ”Kemungkinan anak kecil yang

mengalami buta warna itu karena sudah keturunan atau mungkin ada kelainan

pada matanya, untuk lebih jelasnya bisa diperiksakan ke dokter” (Tika merasa

sudah puas terhadap jawaban Nurul Fatimah). Moderator kembali bertanya

”Siapa yang mau bertanya selanjutnya?” (dua orang siswa mengacungkan jari,

yaitu Lilis handayani dan Kuryana), ”Silakan mbak Lilis pertanyaannya”, kata

moderator. Lilis Handayani berkata ”Nama Lilis, pertanyaan untuk kelompok 4,

bagaimana cara orang tua mengalihkan kegiatan menonton tivi agar anak

mengurangi menonton tivi dan bisa sedikit menghindari radiasi sinar biru dari

tivi?”. Pertanyaan dari Lilis dijawab oleh Tri Winarni ”Mungkin orang tua bisa

mengalihkannya dengan cara mengatur antara waktu bermain dengan belajar agar

tidak sering dan terus menonton tivi sesekali orang tua mengajak anak-anak jalan-

jalan ke suatu tempat di amana anak bisa bermain sambil belajar” (Lilis tidak

mengajukan feedback atas jawaban Tri Winarni). ”Selanjutnya yang ingin

bertanya lagi?” kata moderator (hanya ada Kuryana yang mengacungkan jari,

kemudian moderator mempersilakan Kuryana untuk bertanya). Kuryana berkata

”Nama Kuryana, pertanyaan saya untuk kelompok 3, bagaimana penanggulangan

bila ada yang menderita sakit mata karena sinar biru tersebut?”. Pertanyaan dari

Kuryana dijawab oleh Anita Eko Prasetyo, ”Mungkin ya pertama perlu

diperiksakan ke dokter, selanjutnya diberi asupan makanan yang mengandung

lutein”. (Kuryana tidak mengajukan feedback atas jawaban Anita). Karena waktu

Page 201: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN …/Upaya... · mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Univertas Sebelas Maret

201

untuk presentasi kelompok 2, 3 dan 4 sudah habis, Rahmawati selaku moderator

menutup diskusi ”Demikian tadi presentasi kelompoknya, mari kita tutup dengan

bacaan hamdallah” (hampir seluruh siswa secara serentak mengucapkan

Hamdallah secara bersama-sama). Guru menyuruh siswa untuk memberikan

tepuk tangan atas presentasi kelompok 2, 3 dan 4 (siswa serentak tepuk tangan).

Setelah seluruh kelompok mempresentasikan hasil diskusi, guru

memberikan kesimpulan terhadap presentasi dari seluruh kelompok pada hari itu.

Selain itu, guru juga menunjukkan kelebihan dan kekurangan pada saat

pembelajaran diskusi. Guru mengharapkan agar siswa saat diskusi dapat

membantu temannya bila ada pertanyaan dari kelompok lain dan kerja sama

kelompok lebih baik. Guru memberikan pujian (reward) kepada kelompok yang

paling bagus. Guru menjelaskan bahwa masih ada satu kali lagi pelajaran diskusi

(secara serentak siswa mengeluh), untuk pertemuan selanjutnya guru meminta

kepada masing-masing siswa untuk mencari artikel atau sumber referensi yang

relevan tentang tema ”Pemanasan Global (Global Warming) ”. Selanjutnya, guru

mengakhiri pembelajaran hari itu dengan mengucapkan salam kepada siswa

”Wassalamualaikum Wr. Wb” (siswa serentak menjawab salam dari guru

”Waalaikumsalam Wr. Wb.”).

Refleksi

Berdasarkan observasi pelaksanaan pembelajaran keterampilan berbicara

siklus II ini, guru semakin inovatif dalam memberikan materi keterampilan

berbicara. Guru sudah semakin mahir menerapkan model pembelajaran

keterampilan berbicara dengan teknik Think-Pair-Share. Guru lebih variatif dalam

menentukan kelompok diskusi, yaitu dengan cara membagikan kertas yang

berisikan nomor 1 sampai dengan 5. Penerapan model pembelajaran kooperatif

teknik Think-Pair-Share sudah dapat dilaksanakan oleh guru dengan baik.

Namun, seharusnya guru lebih sering memantau kinerja siswa dalam kelompok

diskusinya. Kedatangan guru yang tidak tepat waktu mengurangi jam pelajaran

Bahasa Indonesia, seharusnya guru mengusahakan agar tepat waktu agar jam

pelajaran Bahasa Indonesia dapat berjalan lebih efektif.

Page 202: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN …/Upaya... · mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Univertas Sebelas Maret

202

Siklus II ini, siswa sudah mulai mengurangi pemakaian bahasa Jawa

dalam berbicara, meskipun masih tetap ada beberapa kata yang masih sering

diucapkan. Siswa sudah lebih berani berbicara meskipun masih saja ada siswa

yang menuliskan bahan yang akan nanti dibicarakan atau ditanyakan. Secara

keseluruhan pembelajaran pada siklus II berjalan lancar.

Berdasarkan hasil observasi, guru perlu memberikan penjelasan yang

mendalam kepada siswa mengenai cara berdiskusi yang baik, serta pemakaian

bahasa yang baik dan benar dalam berdiskusi. Guru perlu menganalisis apakah

kelompok yang dibentuk efektif membuat siswa belajar, khususnya dapat

menunjang pembelajaran berbicara dalam hal ini adalah keterampilan berdiskusi.

Guru perlu mendorong keberanian siswa untuk tampil percaya diri ketika

presentasi di depan kelas. Dengan langkah guru memberikan motivasi kepada

siswa berupa pemerolehan nilai yang sebanding dengan keberanian siswa

berbicara atau bertanya dan menjawab pertanyaan. Selain itu, pemerolehan nilai

akhir kelompok juga ditentukan oleh masing-masing anggota kelompok, sehingga

masing-masing anggota kelompok mempunyai tanggung jawab terhadap

keberhasilan kelompoknya.

Proses dan hasil pembelajaran berbicara (diskusi) pada siklus II

menunjukkan hasil yang lebih baik dibandingkan pada siklus I. Siswa terlihat

lebih percaya diri saat menjawab pertanyaan dari peserta diskusi yang lain.

Dengan penerapan model pembelajaran kooperatif teknik Think-Pair-Share

keterampilan siswa berbicara dapat meningkat.

Berdasarkan hasil observasi siklus II, guru dalam menerapkan model

pembelajaran kooperatif teknik Think-Pair-Share dalam pembelajaran

keterampilan berbicara sudah cukup baik. Siswa sudah mampu memanfaatkan

sebaik-baiknya penerapan model pembelajaran tersebut dengan kelompoknya.

Selain itu, guru perlu membantu siswa yang masih mendapatkan nilai rendah saat

pelaksanaan pembelajaran diskusi pada siklus II, terutama pada aspek keberanian

berpendapat dan mempertahankan pendapat.

Page 203: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN …/Upaya... · mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Univertas Sebelas Maret

203

LAMPIRAN 20. HASIL PROSES PELAKSANAAN KBM BERBICARA

SIKLUS II

Tabel 21.Hasil Pengamatan Proses Pembelajaran Berbicara Siklus II

No. Nama Aspek Total

Skor

Nilai Keterangan

I II III IV

1. Aryanti 2 1 2 2 7

B Baik

2. Endah Rahmasari 2 2 2 2 8

B Baik

3. Kuryana 2 3 2 2 9

B Baik

4. Nurul Fatimah 2 2 2 1 7

B Baik

5. Partini 2 1 2 1 6

C Sedang

6. Rahmawati 2 1 2 1 6

C Sedang

7. Santi Nuraini 2 2 2 1 7

B Baik

8. Siti Aisyah 2 2 2 2 8

B Baik

9. Siti Zakiyah 2 2 2 2 8

B Baik

10. Sri Widayati 2 1 2 1 6

C Sedang

11. Tika Fatmawati 3 3 3 3 12

A Amat Baik

12. Triana Pramulia 3 2 3 3 11

A Amat Baik

13. Anita Ekoprasetyo 3 2 3 2 10

B Baik

14. Dewi Ayu Pratanti 2 1 2 2 7

B Baik

15. Lilis Handayani 2 1 2 1 6

C Sedang

16. Puji Hastuti 2 2 2 1 6

B Baik

17. Sulastri 2 1 2 1 6

C Sedang

18. Tri Handayani 2 1 2 1 7

C Sedang

19. Tri Winarni 2 1 2 2 7

B Baik

20. Yuni Sulistyowati 2 2 2 2 8

B Baik

Jumlah siswa yang mendapatkan nilai A = 2 (10%); B = 12 (60%); dan C = 6

(30%)

Persentase Keberhasilan : 70 % (14 siswa)

Keterangan:

I : Perhatian

II : Keberanian mengemukakan gagasan

III : Kerja sama

IV : Berbicara dengan bahasa Indonesia yang runtut, baik, dan benar

Page 204: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN …/Upaya... · mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Univertas Sebelas Maret

204

LAMPIRAN 21. NILAI KETERAMPILAN BERBICARA SIKLUS II

Tabel 22. Perolehan Nilai Berbicara (diskusi) Siklus II

No. Nama Aspek Penilaian Nilai Keterangan

I II III IV V

1. Aryanti 4 3 3 3 4 68 Tuntas

2. Endah Rahmasari 3 3 4 3 4 68 Tuntas

3. Kuryana 5 4 5 4 5 92 Tuntas

4. Nurul Fatimah 4 3 4 3 4 72 Tuntas

5. Partini 4 3 3 3 3 64 Belum Tuntas

6. Rahmawati 4 4 4 3 4 76 Tuntas

7. Santi Nuraini 3 3 3 3 4 64 Belum Tuntas

8. Siti Aisyah 3 4 3 4 4 72 Tuntas

9. Siti Zakiyah 3 4 3 3 4 68 Tuntas

10. Sri Widayati 4 3 3 3 4 68 Tuntas

11. Tika Fatmawati 5 4 5 5 5 96 Tuntas

12. Triana Pramulia 4 4 4 3 4 76 Tuntas

13. Anita Ekoprasetyo 4 4 4 3 4 76 Tuntas

14. Dewi Ayu Pratanti 4 3 3 4 4 72 Tuntas

15. Lilis Handayani 3 3 3 3 4 64 Belum Tuntas

16. Puji Hastuti 3 3 3 3 4 64 Belum Tuntas

17. Sulastri 3 3 3 3 3 60 Belum Tuntas

18. Tri Handayani 3 3 3 3 4 64 Belum Tuntas

19. Tri Winarni 4 4 4 3 3 72 Tuntas

20. Yuni Sulistyowati 4 4 4 3 4 76 Tuntas

Rata-rata 3,7 3,45 3,55 3,25 3,95 71,6 Siswa yang

tuntas 70%

(14 siswa)

Siswa yang

belum tuntas

30%

(6 siswa)

Keterangan baik sedang baik sedang baik baik

Ket:

I : Lafal

II : Ketepatan kosakata

III : Kelancaran

IV : Kualitas gagasan yang dikemukakan

V : Keberanian berpendapat dan mempertahankan pendapat

Keterangan: Batas Ketuntasan Kemampuan Berbicara ≥ 65 merupakan standar

sekolah.

Page 205: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN …/Upaya... · mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Univertas Sebelas Maret

205

LAMPIRAN 22. LEMBAR PENILAIAN GURU SIKLUS II

SSKKAALLAA PPEENNIILLAAIIAANN

PPEENNAAMMPPIILLAANN GGUURRUU MMEENNGGAAJJAARR

GGuurruu yyaanngg DDiinniillaaii :: SSiittii KKhhuuzzaaiimmaattuunn,, SS..PPdd..

MMaattaa PPeellaajjaarraann :: BBaahhaassaa IInnddoonneessiiaa

NNoo.. KKeemmaammppuuaann gguurruu SSkkaallaa PPeenniillaaiiaann

AA BB CC DD

11 MMeerreennccaannaakkaann pprroosseess bbeellaajjaarr mmeennggaajjaarr √√

22 PPeenngguuaassaaaann kkeellaass √√

33 MMeemmbbaannggkkiittkkaann mmoottiivvaassii ssiisswwaa √√

44 MMeennggooppttiimmaallkkaann lliinnggkkuunnggaann bbeellaajjaarr √√

55 MMeenncciippttaakkaann kkeetteerrlliibbaattaann kkeellaass √√

66 Menyiapkan ruang, media pembelajaran, dan

sumber belajar

√√

77 Memberi petunjuk dan penjelasan yang

berkaitan dengan pembelajaran keterampilan

berbicara melalui penerapan teknik Tink-Pair-

Share (TPS)

√√

88 Merespon pertanyaan siswa √√

99 Menunjukkan sikap ramah, hangat, luwes,

terbuka, penuh pengertian, dan sabar kepada

siswa

√√

1100 Mengelola waktu pembelajaran secara efisien √√

Total Skor 3300

Keterangan BBaaiikk

Page 206: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN …/Upaya... · mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Univertas Sebelas Maret

206

KKeetteerraannggaann::

AA :: BBaaiikk SSeekkaallii ((ddeennggaann sskkoorr 44)) CC :: CCuukkuupp ((ddeennggaann sskkoorr 22))

BB :: BBaaiikk ((ddeennggaann sskkoorr 33)) DD :: KKuurraanngg ((ddeennggaann sskkoorr 11))

KKeetteerraannggaann TToottaall SSkkoorr

≤≤ 1199 :: KKuurraanngg SSeekkaallii 3300 –– 3344 :: BBaaiikk

2200 –– 2244 :: KKuurraanngg 3355 –– 4400 :: BBaaiikk SSeekkaallii

2255 –– 2299 :: CCuukkuupp

Page 207: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN …/Upaya... · mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Univertas Sebelas Maret

207

LAMPIRAN 23. DOKUMENTASI FOTO KBM PADA SIKLUS II

Siswa berdiskusi dengan kelompoknya Guru memantau hasil kerja siswa

dengan serius

Salah satu kelompok presentasi Guru menuliskan tema penelitian

siswa terlihat lebih tenag dan percaya diri pada siklus III

Page 208: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN …/Upaya... · mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Univertas Sebelas Maret

208

LAMPIRAN SIKLUS III

Page 209: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN …/Upaya... · mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Univertas Sebelas Maret

209

LAMPIRAN 24. CATATAN LAPANGAN RPP SIKLUS III

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

A. IDENTITAS : SMA MUHAMMADIYAH 8 KALIJAMBE

MATA PELAJARAN : Bahasa Indonesia

Kelas/ Semester : XI / Genap

Alokasi Waktu : 4 x 45 menit

Standar Kompetensi :

10. Menyampaikan laporan hasil penelitian dalam diskusi atau seminar

Kompetensi Dasar :

10.1 Mempresentasikan hasil penelitian secara runtut dengan menggunakan

bahasa yang baik dan benar.

Indikator :

1. Menuliskan pokok-pokok penelitian yang akan disampaikan secara

berurutan.

2. Mengemukakan ringkasan hasil penelitian.

3. Memperentasikan proses dan hasil penelitian dengan kalimat yang mudah

dipahami.

B. Tujuan Pembelajaran

1. Siswa dapat menuliskan pokok-pokok penelitian yang akan disampaikan

secara berurutan.

2. Siswa dapat mengemukakan ringkasan hasil penelitian.

3. Siswa dapat memperentasikan proses dan hasil penelitian dengan kalimat

yang mudah dipahami.

C. Materi Pembelajaran

1) Langkah-langkah penelitian

Page 210: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN …/Upaya... · mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Univertas Sebelas Maret

210

2) Penulisan laporan hasil penelitian

3) Teknik presentasi hasil penelitian

4) Cara mengemukakan pendapat ataupun sanggahan dengan memperhatikan

pelafalan, kelancaran, kualitas gagasan yang dikemukakan, keberanian

berpendapat, dan mempertahankan pendapat.

5) Langkah-langkah diskusi dengan penerapan model pembelajaran

kooperatif teknik Think-Pair-Share.

D. Metode Pembelajaran

1. Tanya Jawab

2. Ceramah

3. Diskusi Kelompok

4. Presentasi

E. Langkah-langkah Pembelajaran

Pertemuan I

A. Kegiatan Awal ( 10 menit)

1) Guru memberi salam kepada siswa

2) Guru mengecek kehadiran siswa

3) Siswa dan guru melakukan apersepsi

4) Guru menyampaikan kompetensi yang akan dicapai pada materi yang

diajarkan.

B. Kegiatan Inti (30 menit)

1) Guru mengulang materi pada pertemuan sebelumnya dengan tanya

jawab

2) Guru menanyakan beberapa hal yang berkaitan mengenai tema

”Pemanasan Global (Global Warming)” tugas yang diberikan pada

pertemuan sebelumnya.

3) Guru membagi kelompok secara berpasangan. Pembagian kelompok

ditentukan oleh guru.

Page 211: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN …/Upaya... · mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Univertas Sebelas Maret

211

4) Guru memberikan kesempatan kepada seluruh siswa untuk duduk

bersama pasangan diskusi.

5) Guru menugasi setiap siswa agar memikirkan (Think) dan mencatat

sendiri pokok-pokok yang berkaitan dengan tema penelitian.

6) Guru menugasi siswa kembali berpasangan (Pair) untuk

mendiskusikan tentang pokok-pokok yang telah mereka catat

sebelumnya.

7) Guru menugasi masing-masing kelompok untuk membuat ringkasan

hasil diskusi kelompok.

8) Guru memberikan kesempatan kepada kelompok pasangan yang siap

untuk mempresentasikan hasil diskusi (Share).

C. Kegiatan Penutup (5 menit)

1) Guru memberi kesempatan kepada siswa mengenai materi yang belum

dipahami

2) Siswa dan guru melakukan refleksi terhadap pembelajaran diskusi

yang telah dilaksanakan

3) Guru menutup salam

Pertemuan II

A. Kegiatan Awal ( 10 menit)

1) Guru memberi salam kepada siswa

2) Guru mengecek kehadiran siswa

3) Siswa dan guru melakukan apersepsi

B. Kegiatan Inti (30 menit)

1) Guru menugasi siswa untuk duduk sesuai kelompok diskusi pada

pertemuan sebelumnya.

2) Guru memberikan waktu selama beberapa menit kepada semua

kelompok untuk mengecek kembali hasil diskusi kelompok yang

dikerjakan pada pertemuan sebelumnya.

Page 212: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN …/Upaya... · mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Univertas Sebelas Maret

212

3) Guru kembali melanjutkan untuk menugasi masing-masing kelompok

mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas dengan bahasa yang

baik dan benar secara bergantian.

4) Guru menugasi kelompok lain untuk memberikan tanggapan kritikan

terhadap presentasi kelompok yang sedang presentasi di depan kelas

dengan menggunakan bahasa yang baik dan benar.

5) Guru memberikan pengarahan dan solusi mengenai kelebihan dan

kekurangan selama presentasi hasil diskusi dilaksanakan.

C. Kegiatan Penutup (5 menit)

1) Guru memberi kesempatan kepada siswa mengenai kesulitan yang

dihadapi selama pelaksanaan pembelajaran diskusi yang telah

berlangsung.

2) Siswa dan guru melakukan refleksi terhadap pembelajaran diskusi

yang telah dilaksanakan

3) Guru menutup salam

F. Alat / Bahan / Sumber Belajar

Edi Abdul Somad, dkk. 2007. Aktif dan Kreatif Berbahasa Indonesia.

Bandung: Depdiknas.

Nunung Yulieti, dkk. 2005. Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas XI untuk SMA

dan MA. Klaten: Intan Prawira.

G. Penilaian

Teknik : Tugas Kelompok

Bentuk Instrumen : Demonstrasi / Praktik

Soal Instrumen :

1) Bergabunglah dengan kelompok pasangan diskusi Anda, dan diskusikan

tema penelitian “Pemanasan Global (Global Warming)” !

2) Tulislah pokok-pokok dari tema penelitian tersebut!

3) Buatlah ringkasan hasil penelitian tersebut!

Page 213: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN …/Upaya... · mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Univertas Sebelas Maret

213

4) Presentasikan hasil diskusi dengan kelompokmu mengenai laporan

penelitian tersebut!

5) Ajukan berbagai pertanyaan secara bervariasi! Tanggapilah hasil

penelitian yang dipresentasikan kelompok lain dalam bentuk kritikan,

sanggahan, atau dukungan!

J. Pedoman Penilaian

No. Aspek yang

Dinilai

Kegiatan Skor

1. Lafal siswa mampu memberi penekanan yang sudah

mendekati standar, tidak adanya pengaruh

bahasa Asing dan bahasa Daerah

5

siswa mampu mengucapkan pelafalan yang

mudah dipahami

4

siswa kesulitan melafalkan kata-kata dengan

tepat sehingga memaksa pendengar harus

mendengarkan dengan teliti ucapannya dan

sesekali timbul salah pengertian

3

siswa melafalkan kata-kata yang susah sekali

dipahami karena masalah pengucapan, sering

siswa harus mengulangi apa yang

diucapkannya

2

siswa kesukaran melafalkan kata-kata dan

kesalahan dalam pelafalannya terlalu banyak

sehingga bicaranya tidak dapat dipahami

1

2. Ketepatan

kosa kata

siswa mampu mengungkapkan kata-kata dan

ungkapan yang baik dan tepat

5

siswa terkadang mengungkapkan kata yang

tidak tepat

4

siswa sering menggunakan kata yang salah

sehingga pembicaraannya menjadi terbatas

karena kata-kata yang dipakai tidak tepat

3

siswa salah menggunakan kata-kata dan

masih terbatas sehingga pembicarannya sukar

sekali dipahami

2

siswa menggunakan kata-kata yang sangat

terbatas sehingga pembicaraannya hampir

tidak mungkin dilaksanakan

1

3. Kelancaran siswa mampu berbicara dengan lancar sekali 5

siswa mampu berbicara dengan kecepatan

yang sedikit berkurang karena dipengaruhi

oleh kesulitan berbahasa

4

Page 214: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN …/Upaya... · mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Univertas Sebelas Maret

214

siswa tampak berkurang kecepatan dan

kelancaran berbicaranya karena pengaruh

kesulitan berbahasa

3

siswa sedikit ragu-ragu dalam berbicara,

sering siswa terpaksa berdiam diri karena

penguasaan bahasanya terbatas (tersendat-

sendat)

2

siswa sering melakukan pemberhentian dan

pendek-pendek, sehingga menyebabkan

pembicarannya benar-benar tidak berlangsung

1

4. Kualitas

gagasan

yang

dikemuka-

kan

siswa mampu mengemukakan gagasan yang

di luar pemikiran teman-temannya dan sesuai

dengan tema yang dibahas

5

gagasan yang dikemukakan siswa biasa saja

tetapi sesuai tema

4

gagasan yang dikemukakan siswa biasa saja

dan sudah sering dikemukakan siswa lain

3

gagasan siswa biasa saja tetapi terkadang

tidak berhubungan

2

gagasan biasa saja dan terkesan ragu-ragu

mengungkapkan dan terkadang tidak

berhubungan

1

5. Keberanian

berpendapat

dan

memper-

tahankan

pendapat

siswa berani mengungkapkan pendapat serta

mempertahankan pendapatnya dengan

percaya diri

5

siswa berani mengemukakan pendapat serta

mempertahankan pendapatnya

4

siswa berani mengemukakan pendapat namun

ragu untuk mempertahankan pendapatnya,

walau masih berusaha memepertahankan

pendapatnya

3

siswa berani berpendapat tetapi tidak bisa

mengungkapkan pendapatnya

2

siswa kurang berani berpendapat tetapi tidak

bisa mengungkapkan pendapatnya

1

TTeekknniikk ppeenniillaaiiaannnnyyaa sseebbaaggaaii bbeerriikkuutt::

1) Nilai dalam setiap aspek berkisar antara 1 sampai dengan 5 dengan kriteria

di atas

2) Skor total diperoleh dari hasil menjumlahkan skor setiap aspek penilaian

yang diperoleh siswa.

3) Nilai rata-rata diperoleh dengan rumus:

Page 215: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN …/Upaya... · mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Univertas Sebelas Maret

215

NNiillaaii rraattaa--rraattaa == Total Nilai .

Jumlah Siswa (20)

4) Keterangan nilai rata-rata dari skor masing-masing aspek:

0,01-1,49 berarti sangat kurang 3,50-4,49 berarti baik

1,50-2,49 berarti kurang 4,50-5,00 berarti sangat baik

2,50-3,49 berarti sedang

(Sarwiji Suwandi, 2008: 137-138)

5) Nilai akhir yang diperoleh siswa diolah dengan menggunakan rumus:

Nilai = Perolehan Skor x 100

Skor Maksimum (25)

6) Persentase ketuntasan pembelajaran berbicara dapat dihitung dengan

menggunakan rumus:

Jumlah siswa yang mendapat nilai ≥ 65 x 100 = Persentase Keberhasilan

JJuummllaahh SSiisswwaa ((2200))

Surakarta, Januari 2010

Guru Bahasa Indonesia Kepala Sekolah

Siti Khuzaimatun, S.Pd. H. Sukirman, ST., M.Si.

NMB : 849 436

Page 216: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN …/Upaya... · mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Univertas Sebelas Maret

216

LAMPIRAN 25. CATATAN LAPANGAN SIKLUS III

Tempat : Ruang Kelas XI IPA Muhammadiyah 8 Kalijambe

Tujuan : Mengetahui pelaksanaan survei awal pembelajaran berbicara

Hari/Tanggal : Selasa tanggal 16 Februari 2010 (Pertemuan Pertama)

Kamis tanggal 18 Februari 2010 (Pertemuan Kedua).

Jenis : Observasi Kelas

Objek : 1. Guru Bahasa Indonesia

2. Semua siswa kelas XI IPA Muhammadiyah 8 Kalijambe

Observator : Umi Sholikah (Mahasiswa Prodi Bahasa dan Sastra Indonesia)

Latar

Observasi ini dilaksanakan di ruang kela XI IPA Muhammadiyah 8

kalijambe. Di dalam kelas tersebut terdapat sepasang meja dan kursi untuk guru,

14 meja dan 28 kursi untuk siswa. Di dinding kelas again depan terdapat papan

tulis. Sebelah kanan papan tulis terdapat jadwal mata pelajaran dan jadwal piket,

sedangkan sebelah kiri papan tulis terdapat gambar table periodik unsur. Di atas

papan tulis terdapat gambar presiden Republik Indonesia dan wakil presiden.

Republik Indonesia. Pada saat observasi ini dilaksanakan, seluruh siswa hadir

tidak ada siswa yang izin meninggalkan kegiatan belajar mengajar.

Deskripsi

Pertemuan I

Seperti dua siklus sebelumnya, siklus III dilaksanakan dalam dua kali

pertemuan, yakni pada hari Selasa tanggal 16 Februari 2010 (pertemuan pertama).

Jam pelajaran berlangsung dari jam 09.30 – 11.00 WIB. Guru mata pelajaran

Bahasa Indonesia datang pukul pada pukul 09.30 WIB (sambil mengucapkan

salam ”Assalamualaikum Wr. Wb.”) seperti yang biasa dilakukan, kemudian guru

duduk di kursinya sebentar sambil mempersiapkan perangkat untuk mengajar

(buku paket Bahasa Indonesia dan daftar presensi siswa). Guru memulai

Page 217: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN …/Upaya... · mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Univertas Sebelas Maret

217

pelajaran dengan mengucapkan salam terlebih dahulu ”Assalamualaikum Wr.

Wb.”, selanjutnya siswa menjawab salam dari guru secara serentak

”Waalaikumsalam Wr. Wb.”. Selanjutnya, guru menanyakan siswa yang tidak

masuk pada hari itu ”Hari ini siapa yang tidak masuk?”. Siswa menjawab ”Nihil

Bu”.

Guru memulai apersepsi pada hari itu dengan sedikit mengulang kembali

menanyakan kepada siswa mengenai langkah-langkah dalam penelitian dan

membuat laporan penelitian. Guru melakukan apersepsi melalui tanya jawab.

Beberapa siswa sudah mau menjawab pertanyaan dari guru tanpa ditunjuk.

Dibandingkan dua siklus sebelumnya, pada siklus III siswa terlihat lebih aktif

dalam menjawab pberbagai pertanyaan dari guru. Setelah apersepsi selesai, guru

meminta siswa agar saat mempresentasikan makalah nantinya dapat

memperhatikan lafal, kelancaran, pemilihan kosakata, kualitas gagasan, dan

keberanian berpendapat. Guru memberikan motivasi kepada siswa agar selalu

berlatih bertanya atau mengemukakan pendapatnya dan supaya jangan takut salah

apabila nanti mengungkapkan pendapat.

Setelah mendengarkan penjelasan dari guru, siswa diberi penjelasan

bahwa pada hari itu akan kembali dilakukan kegiatan diskusi dengan masih

menerapkan model pembelajaran kooperatif teknik Think-Pair-Share. Guru

menjelaskan bahwa dalam model kooperatif penilaiannya berdasarkan nilai

personal, dari nilai personal siswa nanti akan dijumlahkan hasilnya dengan nilai

personal anggota kelompok lainnya (siswa antusias mendengarkan penjelasan

dari guru). Guru menanyakan mengenai kesulitan mereka alami selama siklus I

dan siklus II. Anita Pramulia mengacungkan jari dan berkata ”Tu Bu kami

kesulitan untuk mencari bahan referensi yang ada kaitannya dengan penelitian

Bu”. Guru menanggapi pernyataan dari siswa tersebut dengan mengatakan ”Kalau

seperti itu Kalian ya harus banyak-banyak membaca buku dan kalau mencari

bahan di internet kan juga banyak, Kalian tinggal baca-baca di internet itu saja”

(beberapa siswa tampak tidak puas dengan jawaban dari guru)

Memasuki kegiatan inti pada pembelajaran hari itu, guru selanjutnya

menanyakan dan mengecek tugas yang diberikan pada pertemuan sebelumnya

Page 218: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN …/Upaya... · mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Univertas Sebelas Maret

218

untuk mencari hasil penelitian yang berkaitan dengan tema, yaitu “Pemanasan

Global (Global Warming)”. Seluruh siswa membawa hasil penelitian yang

berkaitan dengan tema tersebut, beberapa diantaranya membawa hasil penelitian

yang sama. Guru memberikan beberapa pertanyaan yang berkaitan dengan tema

penelitian. Guru mengajukan pertanyaan “Apa yang kalian ketahui tentang

pemanasan global?”, Tika menjawab “Adanya kenaikan suhu di muka bumi

akibat menipisnya lapisan ozon”, kemudian guru menunjuk Sulastri untuk

menjawab (Sulastri tersipu malu dan tersenyum namun tidak menjawab

pertanyaan dari guru). Selanjutnya guru menyimpulkan sendiri mengenai

jawaban dari pertanyaan tadi. Selanjutnya guru membagi kelompok secara

berpasangan (dua orang). Pembagian kelompok berdasarkan kemampuan

akademis siswa dalam keterampilan berbicara.

Kelompok 1 beranggotakan Endah Rahmasari dan Sulastri

Kelompok 2 beranggotakan Triana Pramulia dan Lilis Handayani

Kelompok 3 beranggotakan Partini dan Yuni Sulistyowati

Kelompok 4 beranggotakan Kuryana dan Rahmawati

Kelompok 5 beranggotakan Aryanti dan Tri Winarni

Kelompok 6 beranggotakan Nurul Fatimah dan Tri Handayani

Kelompok 7 beranggotakan Santi Nuraini dan Dewi Ayu Pratanti

Kelompok 8 beranggotakan Siti Zakiyah dan Puji Hastuti

Kelompok 9 beranggotakan Anita Eko Prasetyo dan Sri Widyawati

Kelompok 10 beranggotakan Siti Aisyah dan Tika Fatmawati.

Guru memberikan kesempatan kepada seluruh siswa untuk duduk bersama

pasangan diskusi (suasana sedikit gaduh saat siswa mempersiapkan diri untuk

duduk bersama pasangan diskusinya). Setelah semua pasangan duduk sesuai

dengan pasangan diskusi, guru menugasi setiap siswa agar memikirkan (Think)

dan mencatat sendiri pokok-pokok dari hasil penelitian yang dibawa yang

berkaitan dengan tema (guru memantau kinerja siswa dengan mendekati tiap-tiap

kelompok). Selanjutnya setelah setiap siswa menuliskan pokok-pokok dari hasil

penelitian yang dibawa, guru menugasi siswa kembali berpasangan (Pair) untuk

mendiskusikan (share) bersama pasangan diskusi tentang pokok-pokok yang telah

Page 219: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN …/Upaya... · mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Univertas Sebelas Maret

219

mereka catat sebelumnya. Setelah itu, guru menugasi masing-masing kelompok

untuk membuat ringkasan hasil diskusi kelompok.

Berbeda halnya dengan siklus I dan II pada pertemuan pertama, pertemuan

pertama pada siklus III ini kelompok diskusi mendapat kesempatan untuk

mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya. Namun, karena waktu untuk jam

pelajaran Bahasa Indonesia tinggal 30 menit, guru memberikan kesempatan

kepada satu kelompok untuk presentasi. Guru memberikan kesempatan kepada

siswa yang mau mempresentasikan hasil diskusinya terlebih dahulu. Kelompok 10

Siti Aisyah (moderator) dan Tika Fatmawati (pemakalah) maju untuk

mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya. Sebelum kelompok 10 maju, guru

menjelaskan bahwa sebagai moderator pada diskusi siklus III ini tidak perlu

membuka acara dengan panjang lebar, cukup dengan salam, memperkenalkan diri,

memberikan kesempatan pemakalah, dan penutup. Berikut ini deskripsi

pelaksanaan presentasi dari kelompok 10.

Transkrip Berbicara Kelompok 10

Moderator membuka acara dengan mengucapkan salam, ”Assalamualaikum Wr.

Wb. (siswa serentak menjawab salam ”Waalaikumsalam Wr. Wb.”), terimakasih

atas kesempatan yang diberikan pada kami. Kami dari kelompok 10. Kami akan

mempresentasikan hasil dari kelompok kami yang akan disampaikan oleh Tika,

untuk Tika saya persilakan” (Tika mengambil alih dengan memaparkan hasil

diskusi kelompoknya). Setelah Tika menyelesaikan memaparkan hasil diskusi

kelompoknya, waktu kembali diambil alih oleh moderator, ”Selanjutnya sesi

tanya jawab, mungkin ada yang mau tanya?” Kata moderator (dua siswa

mengacungkan jari, yaitu Triana Pramulia dan Kuryana). Kemudian moderator

menunjuk Kuryana dan berkata ”Kami berikan kesempatan kepada Saudari

Kuryana untuk bertanya”, kemudian Kuryana memaparkan pertnyaannya ”Begini,

di kota-kota besar kan banyak sampah, sebagian besar warga banyak yang

membuang sampah sembarangan, ada yang sebagian dibakar, nah apakah

sampah-sampah tersebut juga dapat menyebabkan pemanasan global?”.

Pertanyaan dari Kuryana dijawab oleh Tika Fatmawati, ” Kalau menurut saya, itu

tidak menyebabkan pemanasan global, menurut saya dan buku yang pernah saya

Page 220: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN …/Upaya... · mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Univertas Sebelas Maret

220

baca, pemanasan global terjadi karena banyaknya asap kendaraan bermotor yang

mengunakan bahan bakar minyak”. Kuryana mengajukan feedback ”Lalu,

menurut Anda bagaimana bau sampah tersebut, apakah tidak ada kemungkinan

baunya dapat menyebabkan pencemaran udara dan pemanasan global?”.

Feedback dari Kuryana dijawab oleh Siti Aisyah ”Kalau menurut saya ya tidak,

sampah emm jadi, jadi pencemaran udara saja”. Tiaka Fatmawati menambahkan

jawaban ”Menurut saya, bau sampah itu tadi kan bisa diuraikan”. Moderator

menanyakan kepada Kuryana ”Bagaimana Mbak Kuryana?”, Kuryana menjawab

”Sudah cukup” (Kuryana merasa puas terhadap jawaban dari kelompok 4).

Moderator kembali bertanya ”Siapa yang ingin bertanya lagi?” (Aryanti menunjuk

Anita Eko Prasetyo), ”Silakan mbak Anita untuk bertanya”, kata Moderator. Anita

berkata ”Terimakasih saya diberi kesempatan buat bertanya, menurut Anda apa

yang akan terjadi apabila benua Antartika esnya mencair?. Tika Fatmawati

menjawab ”Permukaan air laut akan naik, sehingga meluap keseluruh permukaan

bumi dan bisa jadi dunia ini akan tenggelam dan tidak ada kehidupan lagi”. Siti

Aisyah menambahkan ”Ya pastinya ini, akan terjadi kiamat” (siswa yang lain

tertawa mendengar jawaban dari Siti Zakiyah tersebut). Moderator menanyakan

Anita Eko Prasetyo ”Bagaimana Mbak Nita?”, Anita menjawab ”Ya sudah

cukup” (Anita merasa kurang puas terhadap jawaban dari kelompok 10, namun

waktu diskusi untuk kelompok 10 sudah habis). Siti Aisyah menutup Presentasi

”Demikian presentasi dari kelompok kami, acara terakhir yaitu penutup, marilah

kita tutup acara pada pagi hari ini dengan bacaan Hamdalah bersama-sama”

(siswa secara serentak mengucapkan Hamdallah secara bersama-sama). Guru

menyuruh siswa untuk memberikan tepuk tangan pada kelompok 10 (siswa

serentak tepuk tangan untuk kelompok 10). Kemudian guru memberikan

kesimpulan dari hasil diskusi kelompok 10, guru juga mengharapkan kelompok

berikutnya lebih baik dalam mempresentasikan diskusi.

Jam pelajaran Bahasa Indonesia sudah hampir usai karena waktu

menunjukkan pukul 10.50 WIB, pelajaran diskusi kemudian dilanjutkan pada

pertemuan kedua. Sebelum jam pelajaran berakhir, guru berpesan kepada siswa

agar menyempurnakan hasil diskusi kelompok tersebut. Selain itu, guru juga

Page 221: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN …/Upaya... · mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Univertas Sebelas Maret

221

menyuruh siswa agar menambah referensi yang dapat diperoleh dari buku,

majalah, atau internet yang berkaitan dengan penelitian untuk bahan diskusi. Guru

juga mengaharapkan agar siswa menggunakan bahasa yang baik dan benar saat

mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya. Selanjutnya guru menutup

pelajaran (sambil berdiri) dan berkata ”Tolong dipersiapakan presentasinya untuk

hari Kamis, Wassalamualaikum Wr. Wb.” (serentak siswa menjawab

”Waalaikum salam Wr. Wb”)

Pertemuan II

Pertemuan kedua berlangsung pada hari Kamis tanggal 18 Februari 2010

pada pukul 07.30–09.00 WIB. Guru mata pelajaran Bahasa Indonesia datang

pukul pada pukul 07.30 WIB (seperti biasanya guru datang sambil mengucapkan

salam ”Assalamualaikum Wr. Wb.”), kemudian guru duduk di kursinya sebentar

sambil mempersiapkan perangkat untuk mengajar (buku paket Bahasa Indonesia

dan daftar presensi siswa). Guru memulai pelajaran dengan mengucapkan salam

”Assalamualaikum Wr. Wb.”, siswa menjawab salam dari guru dengan serentak

”Waalaikumsalam Wr. Wb”. Selanjutnya, guru menanyakan siswa yang tidak

masuk pada hari itu ”Hari siapa yang tidak masuk?”. Siswa menjawab ”Nihil”.

Guru menyuruh siswa agar duduk pada kelompok masing-masing dan

memberikan kesempatan kepada kelompok selama sepuluh menit untuk

mempersiapkan diri. Selanjutnya, guru memberikan kesempatan kepada

kelompok yang ingin mempresentasikan hasil diskusinya terlebih dahulu (tidak

ada yang mau maju untuk mempresentasikan hasil diskusi), selanjutnya guru

menunjuk dua kelompok sekaligus untuk presentasi, mengingat jam pelajaran agar

dapat dimanfaatkan dengan efektif. Guru selanjutnya memberi kesempatan yang

ingin menjadi moderator, namun tidak ada yang berkenan untuk menjadi

moderator akhirnya guru menunjuk Tika Fatmawati sebagai moderator. Guru

menunjuk perwakilan kelompok 1 dan 2 untuk presentasi. Kelompok 1

beranggotakan Endah Rahmasari (pemakalah) dan Sulastri, kelompok 2

beranggotakan Triana Pramulia dan Lilis Handayani (pemakalah). Berikut ini

gambaran pelaksanaan diskusi kelompok 1 dan 2.

Page 222: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN …/Upaya... · mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Univertas Sebelas Maret

222

Transkrip Berbicara Kelompok 1 dan 2

Moderator membuka acara dengan mengucapkan salam dan membuka presentasi

pada hari itu, ”Bismillahirrahmanirrahim, Assalamualaikum Wr. Wb. (siswa

serentak menjawab salam ”Walaikumsalam Wr. Wb.”), saya di sini sebagai

moderator, di sebelah kiri saya ada Endah, Sulastri, Triana, dan Lilis. Untuk

mengevektivkan waktu, langsung saja perwakilan dari kelompok 1 untuk

memaparkan diskusi kelompoknya” (Endah Rahmasari mengambil alih dengan

memaparkan hasil diskusi kelompoknya). Setelah Endah Rahmasari selesai

memaparkan hasil diskusi kelompoknya, waktu kembali diambil alih oleh

moderator, ”Berikutnya selanjutnya presentasi dari kelompok 2” (Lilis Handayani

mengambil alih dengan memaparkan hasil diskusi kelompoknya). Kemudian

setelah Lilis Handayani selesai memaparkan dari kelompoknya, moderator

kembali mengambil alih dan berkata ”Demikian tadi presentasi dari kelompok 1

dan 2, selanjutnya yaitu sesi tanya jawab, tolong nanti kalau mau tanya

menyebutkan pertanyaannya ditujukan untuk kelompoknya siapa” (tampak empat

orang mengacungkan jari yaitu Aryanti, Kuryana, Siti Zakiyah, dan Tri Winarni).

Moderator menunjuk Aryanti untuk mengemukakan pertanyaannya. Aryanti

mengatakan ”Saya Aryanti, pertanyaan untuk kelompok 1 , pertanyannya yaitu

apa sebenarnya yang dimaksud dengan pemanasan global?”. Pertanyaan dari

Aryanti tidak segera dijawab oleh kelompok 1, kelompok 1 mendiskusikan

jawaban di depan namun tidak segera menjawab pertanyaan dari Aryanti

(kelompok 1 merasa kesulitan untuk menjawab). Guru menyuruh kelompok 2

untuk menjawab pertanyaan dari Aryanti, kemudian Triana menjawabnya

”Pemanasan Global yaitu adanya kenaikan suhu rata-rata atmosfer, laut, daratan,

dan bumi” (Aryanti tidak melakukan feedback dari jawaban Triana). Moderator

kembali mengambil alih ”Selanjutnya siapa yang ingin bertanya?” kata moderator

(dua siswa mengacungkan jari, yaitu Siti Zakiyah dan Kuryana). Kemudian

moderator menunjuk Kuryana untuk bertanya. Kuryana kemudian mengemukakan

pertanyaannya ”Nama Kuryana, ingin tanya pada kelompok 1, bagaimana caranya

untuk mencegah dampak buruk pemanasan global?”. Pertanyaan dari Kuryana

dijawab oleh kelompok 1 yaitu Endah Rahmasari yang mengatakan ”Mungkin

Page 223: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN …/Upaya... · mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Univertas Sebelas Maret

223

dengan cara menanam pohon dan mengurangi penggunaan motor atau mobil”,

kemudian dari kelompok 2 Lilis Handayani menjawab ”Selain itu saya

menambahkan kalau bisa juga dengan mengurangi penggunaan listrik dan bahan

bakar” (Kuryana tidak mengajukan feedback atas jawaban Endah dan Lilis).

Seusai sesi tanya jawab moderator menutup presentasi kelompoknya dengan

mengucapkan ”Demikian tadi presentasi hari ini, terima kasih atas perhatiannya,

Wassalamualaikum Wr. Wb.” (Secara serentak siswa menjawab salam

”Waalaikumsalam Wr. Wb). Guru menyuruh siswa untuk memberikan tepuk

tangan pada kelompok 1 dan 2 (siswa serentak tepuk tangan untuk kelompok 10).

Selanjutnya, guru menyimpulkan pertanyaan dari Aryanti dan Kuryana tadi.

Selanjutnya, guru menunjuk kelompok 3 dan 4 untuk presentasi.

Kelompok 3 beranggotakan Partini (pemakalah) dan Yuni Sulistyowati, kelompok

4 beranggotakan Kuryana dan Rahmawati (pemakalah). Guru menunjuk salah satu

untuk menjadi moderator, namun tidak ada yang berkenan untuk menjadi

moderator sehingga guru menunjuk salah satu siswa untuk menjadi moderator.

Guru menunjuk Puji Hastuti untuk menjadi moderator. Berikut ini gambaran

pelaksanaan diskusi kelompok 3 dan 4.

Transkrip Berbicara Diskusi Kelompok 3 dan 4

Moderator membuka acara dengan mengucapkan salam dan membuka diskusi

pada hari itu, ”Assalamualaikum Wr. Wb., yang pertama mari kita panjatkan puji

syukur kita ke hadirat Allah Swt. yang telah memberikan kenikmatan kepada kita

semua, sehingga kita bisa berkumpul di kelas XI IPA ini. Selanjutnya silakan

kelompok 3 untuk presentasi” (Partini kemudian mengambil alih untuk

membacakan hasil diskusi kelompoknya). Setelah Partini selesai membacakan

hasil diskusi kelompoknya, dilanjutkan oleh kelompok 4 yaitu Rahmawati yang

memaparkan hasil diskusi kelompoknya. Moderator berkata ”Acara selanjutnya

yaitu tanya jawab” (lima orang siswa mengacungkan jari untuk bertanya yaitu

Tika Fatmawati, Triana Pramulia, Nurul Fatimah, Sri Widyawati, dan Siti

Aisyah). ”Saya berikan kesempatan kepada Saudari Siti Aisyah untuk bertanya”

Kata moderator, kemudian Siti Aisyah memaparkan pertanyaannya ”Nama saya

Siti Aisyah, pertanyaan saya tujukan untuk kelompok 4, bagaimana menurut Anda

Page 224: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN …/Upaya... · mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Univertas Sebelas Maret

224

untuk memulai mengurangi damapak pemanasan global dari diri sendiri?”.

Pertanyaan dari Siti Aisyah dijawab oleh Kuryana, ”Memulainya bisa dengan cara

membiasakan diri untuk senantiasa menghemat segala penggunaan bahan bakar

atau penggunaan listrik seperti yang dikemuakakan kelompok 1 tadi, terus

misalnya kita ke sekolah misalnya bisa jalan kaki, ya kita jalan kaki sehingga

mengurangi penggunaan bahan bakar, begitu menurut saya bagaimana Mbk Siti?”

Siti Aisyah mengajukan feedback, ”Lalu bagaimana yang lain, misalnya kita

sudah berbuat seperti itu terus yang lain masih sama saja ya tetap saja tidak bisa

mengurangi dampak pemanasan global dong?”. Kuryana menjawab ”Ya menurut

saya kalau kita sendiri tidak memulai bagaimana dengan orang lain, kita kan bisa

mulai dari diri sendiri, kemudian mengajak teman, kemudian bisa juga dengan

aksi damai di jalan dengan memperingatkan kepada semua masyarakat agar

bersama-sama mengurangi dampak global warming ini” (Siti Aisyah tidak

mengajukan feedback atas jawaban Kuryana). Moderator kembali bertanya

”Siapa yang mau bertanya selanjutnya lagi?” (tiga orang siswa mengacungkan

jari, yaitu Siti Zakiyah, Anita Eko Prasetyo, dan Tika Fatmawati ). Moderator

memberikan kesempatan kepada Siti Zakiyah untuk bertanya, ”Saya Siti Zakiyah,

pertanyaan saya untuk kelompok 3, menurut Anda apakah perubahan iklim yang

tidak menentu ini ada kaitannya dengan pemanasan global?”. Pertanyaan dari Siti

Zakiyah dijawab oleh Yuni Sulistyowati, ”Menurut saya ada kaitannya karena

pemanasan global mengakibatkan perubahan suhu baik di atmosfer, di laut atau di

bumi sendiri, tentunya hal ini menyebabkan adanya perubahan iklim tadi” (Siti

Zakiyah masih tampak kurang puas dengan jawaban Yuni, namun dia tidak

mengajukan feedback). Karena waktu untuk presentasi kelompok 3 dan 4 sudah

habis, Puji Hastuti selaku moderator menutup diskusi ”Acara terakhir adalah

penutup, mari kita tutup acara ini dengan bacaan Hamdallah bersama-sama”

(hampir seluruh siswa secara serentak mengucapkan Hamdallah secara bersama-

sama). Guru menyuruh siswa untuk memberikan tepuk tangan untuk presentasi

kelompok 3 dan 4 (siswa serentak tepuk tangan). Guru tidak membahas hasil

presentasi kelompok 3 dan 4. Kemudian guru kembali menyuruh dua kelompok

sekaligus untuk presentasi yaitu kelompok 5 dan 6.

Page 225: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN …/Upaya... · mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Univertas Sebelas Maret

225

Kelompok 5 beranggotakan Aryanti (pemakalah) dan Tri Winarni,

kelompok 6 beranggotakan Nurul Fatimah dan Tri Handayani (pemakalah). Guru

memberikan kesempatan kepada siswa yang ingin menjadi moderator.

Selanjutnya, Tika maju dan berkenan menjadi moderator. Berikut ini gambaran

pelaksanaan diskusi kelompok 5 dan 6.

Hasil Pelaksanaan Diskusi Kelompok 5 dan 6

Moderator membuka acara dengan mengucapkan salam dan membuka presentasi

pada hari itu, ”Bismillahirrahmanirrahim, Assalamualaikum Wr. Wb., yang

pertama mari kita panjatkan puji syukur kita ke hadirat Allah swt. yang telah

memberikan kenikmatan kepada kita semua, sehingga kita bisa berkumpul di

kelas XI IPA ini. Selanjutnya silakan kelompok 5 untuk presentasi” (Aryanti

kemudian mengambil alih untuk membacakan hasil diskusi kelompoknya). Setelah

Aryanti selesai membacakan hasil diskusi kelompoknya, dilanjutkan oleh

kelompok 6 yaitu Tri handayani yang memaparkan hasil diskusi kelompoknya.

Moderator berkata ”Untuk selanjutnya adalah sesi tanya jawab” (empat siswa

mengacungkan jari untuk bertanya yaitu Endah Rahmasari, Puji Hastuti,

Kuryana, dan Triana Pramulia). ”Saya berikan kesempatan kepada Saudari

Triana Pramulia untuk bertanya” Kata moderator, kemudian Triana Pramulia

memaparkan pertanyaannya ”Nama Triana, pertanyaan saya tujukan untuk

kelompok 6, menurut Anda tadi, rumah kaca penyebab dari pemanasan global.

Tetapi saya pernah melihat di televisi ada sebuah taman yang di dalamnya

terdapat bangunan yang terbuat dari kaca. Padahal taman itu menghasilkan

banyak kadar oksigen, lalu apakah hal tersebut juga penyebab pemanasan

global?”. Pertanyaan dari Triana dijawab oleh Nurul Fatimah, ”Menurut saya ya

bangunan tadi tetap menyebabkan pemanasan global meskipun di dalamnya

terdapat taman, jadi kan sebaiknya taman dibuat dilahan terbuka (sambil

tersenyum)” (Triana tidak mengajukan feedback atas jawaban Nurul Fatimah).

Selanjutnya moderator kembali bertanya ”Selanjutnya untuk penanya kedua, siapa

yang mau kembali bertanya?” (dua orang siswa mengacungkan jari, yaitu Anita

Eko Prasetyo dan Lilis Handayani ). Moderator memberikan kesempatan kepada

Lilis Handayani untuk bertanya, ”Nama. Lilis. pertanyaan saya untuk kelompok 5,

Page 226: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN …/Upaya... · mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Univertas Sebelas Maret

226

menurut Anda bagaimana prosesnya pemanasan global bisa mengubah iklim di

bumi?”. Pertanyaan dari Lilis Handayani dijawab oleh Aryanti, ”Panas yang

terperangkap di bumi menyebabkan kelembaban udara di bumi, lalu

meningkatkan curah hujan, badai akan semakin sering, selain itu, air akan lebih

cepat menguap dari tanah, terus cuaca menjadi tidak terprediksi dan lebih ekstrim

begitu (atas jawaban Aryanti, Lilis tidak mengajukan feedback). Kemudian Tika

Fatmawati selaku moderator menutup diskusi ”Demikian tadi presentasi dari

kelompok 5 dan 6, mari kita tutup presentasi ini dengan bacaan Hamdallah

bersama-sama” (hampir seluruh siswa secara serentak mengucapkan Hamdallah

secara bersama-sama). Guru menyuruh siswa untuk memberikan tepuk tangan

untuk presentasi kelompok 5 dan 6 (siswa masih serentak memberikan tepuk

tangan). Guru tidak membahas hasil presentasi kelompok 5 dan 6. Kemudian guru

menyuruh tiga kelompok terakhir sekaligus untuk presentasi yaitu kelompok 7, 8

dan 9.

Kelompok 7 beranggotakan Santi Nuraini (pemakalah) dan Dewi Ayu

Pratanti, kelompok 8 beranggotakan Siti Zakiyah (pemakalah) dan Puji Hastuti,

dan kelompok 9 beranggotakan Anita Eko Prasetyo dan Sri Widyawati

(pemakalah). Guru memberikan kesempatan kepada siswa yang ingin menjadi

moderator. Selama beberapa menit tidak ada yang berkenan untuk menjadi

moderator, kemudian guru kembali bertanya siapa yang mau bertanya, selanjutnya

Kuryana maju dan berkenan menjadi moderator. Moderator dan kelompok yang

akan mempresentasikan hasil diskusi mempersiapkan diri di depan kelas. Berikut

ini gambaran pelaksanaan diskusi kelompok 7, 8, dan 9.

Transkrip Berbicara Kelompok 7, 8, dan 9

Moderator membuka acara dengan mengucapkan salam dan membuka diskusi

pada hari itu, ”Assalamualaikum Wr. Wb., yang pertama mari kita panjatkan puji

syukur kita ke hadirat Allah Swt. yang telah memberikan kenikmatan kepada kita

semua, sehingga kita bisa berkumpul di kelas XI IPA ini. Langsung saja silakan

kelompok 7 untuk presentasi, dilanjutkan kelompok 8 dan kelompok 9” (Santi

Nuraini perwakilan dari kelompok 7 kemudian mengambil alih untuk

membacakan hasil diskusi kelompoknya, setelah selesai dilanjutkan Siti Zakiyah

Page 227: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN …/Upaya... · mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Univertas Sebelas Maret

227

dari kelompok 8, dan yang terakhir Sri Widyawati dari kelompok 9). Setelah

semua perwakilan kelompok selesai memaparkan hasil diskusi kelompoknya.

Moderator berkata ”Untuk selanjutnya adalah sesi tanya jawab” (dua siswa

mengacungkan jari untuk bertanya yaitu Tika Fatmawati dan Triana Pramulia).

”Saya berikan kesempatan kepada Saudari Triana Pramulia untuk bertanya” Kata

moderator, kemudian Triana Pramulia memaparkan pertanyaannya (sambil

berdiri) ”Nama Triana, pertanyaan saya tujukan untuk kelompok 7, menurut Anda

apakah musibah lumpur lapindo termasuk salah satu damapak pemanasan

global?”. Pertanyaan dari Triana dijawab oleh Dewi Ayu Pratanti, ”Menurut saya

bukan, karena itu hanya kejadian alam. Selain itu gas yang dikeluarkan bersamaan

dengan lumpur tidak akan dipantulkan kembali ke bumi, bagamana Mbak

Triana?” (Triana tidak mengajukan feedback terhadap jawaban Dewi).

Selanjutnya moderator kembali bertanya ”Selanjutnya untuk penanya kedua, siapa

yang mau kembali bertanya?” (dua orang siswa mengacungkan jari, yaitu Tika

Fatmawati dan Lilis Handayani). Moderator memberikan kesempatan kepada

Lilis Handayani untuk bertanya, kemudian Lilis berkata ”Pertanyaan saya tujukan

untuk kelompok 9, tadi kan dimakalah Anda menyebutkan kalau pemanasan

global akibat adanya efek rumah kaca, tolong jelaskan maksud dari efek rumah

kaca tersebut!”. Pertanyaan dari Lilis Handayani dijawab oleh Anita Eko

Prasetyo, ”Efek rumah kaca hanya sebuah istilah, di sini maksudnya udara kotor

yang penuh karbondioksida tersebut tidak dapat diuraikan ke udara melainkan

kembali ke bumi karena atmosfer di bumi ini sudah penuh dengan karbondioksida

yang setiap hari bertambah” (atas jawaban Anita, Lilis tidak mengajukan

feedback). Kemudian Kuryana selaku moderator kembali memberi kesempatan

kepada siswa yang masih mau bertanya (satu siswa mengacungkan jari, yaitu Tika

Fatmawati), kemudian moderator memberikan kesempatan kepada Tika untuk

bertanya, Tika mengemukakan pertanyaannya ”Ini pertanyaan untuk kelompok 8,

menurut Anda apakah sudah dilakukan pemerintah sejauh ini dalam

menanggulangi dampak pemanasan global yang semakin hari semakin parah?”.

Pertanyaan dari Tika dijawab oleh Puji Hastuti, ”Menurut saya pemerintah dapat

menggalakkan pengurangan bahana bakar, seperti di Jakarta adanya satu hari

Page 228: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN …/Upaya... · mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Univertas Sebelas Maret

228

untuk sepeda yang tidak menggunakan bahan bakar, kemudian bisa juga kan

menggalakkan penenaman seribu pohon” (Tika masih kurang puas atas jawaban

dari kelompok 8, kemudian mengajukan feedback), Tika berkata, ”Lalu apakah

hanya itu, apakah itu efektif kan misalnya hari sepeda juga tidak dilakukan setiap

hari, terus kalau menanam pohon tumbuhnya juga butuh waktu bertahun-tahun?”.

Feedback dari Tika dijawab oleh Siti Zakiyah, ”Maaf Mbak menurut saya

memang untuk mencegah ini tidak dapat dilakukan dengan instan begitu saja,

yang dilakukan pemerintah seperti itu merupakan usaha untuk mengurangi, selain

itu kita juga dapat memulai dari diri sendiri kok” (atas jawaban Siti Zakiyah, Tika

tidak lagi mengajukan feedback). Selanjutnya, moderator menutup diskusi

”Demikian tadi presentasi dari kelompok 7, 8 dan 9, mari kita tutup presentasi ini

dengan bacaan Hamdallah bersama-sama” (seluruh siswa secara serentak

mengucapkan Hamdallah secara bersama-sama). Guru menyuruh siswa untuk

memberikan tepuk tangan untuk presentasi kelompok 7, 8 dan 9 (siswa masih

serentak memberikan tepuk tangan).

Setelah seluruh kelompok mempresentasikan hasil diskusi, guru

memberikan kesimpulan terhadap presentasi dari seluruh kelompok pada hari itu.

Selain itu, guru juga menunjukkan kelebihan dan kekurangan pada saat

pembelajaran diskusi. Guru mengulas kembali pertanyaan yang diajukan oleh

beberapa siswa, kemudian membahasnya bersama-sama. Terakhir, guru

menjelaskan bahwa hari itu adalah materi pembelajaran berdiskusi yang terakhir

(secara serentak siswa merasa senang). Selanjutnya, guru mengakhiri

pembelajaran hari itu dengan mengucapkan salam kepada siswa

”Wassalamualaikum Wr. Wb” (siswa serentak menjawab salam dari guru

”Waalaikumsalam Wr. Wb.”).

Refleksi

Secara umum semua kelemahan yang ada dalam proses pembelajaran

keterampilan berbicara pada siklus-siklus sebelumnya telah dapat diatasi. Guru

telah berhasil membangkitkan semangat siswa untuk mengikuti pelajaran diskusi

dengan tertib. Siswa terlihat antusias dalam mengikuti pembelajaran diskusi

Page 229: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN …/Upaya... · mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Univertas Sebelas Maret

229

dengan berpasangan, karena siswa mempunyai tanggungjawab yang sama

terhadap pasangan kelompok diskusi, sehingga siswa menjadi lebih siap saat ada

pertanyaan dari peserta diskusi yang lain.

Dari hasil observasi pada siklus III ini dapat disimpulkan bahwa terjadi

peningkatan proses maupun hasil pembelajaran keterampilan berbicara. Pada

siklus III batas ketuntasan siswa sudah terpenuhi walaupun masih ada beberapa

siswa yang masih belum mencapai batas ketuntasan. Peneliti mengakhiri

penelitian karena semua indikator telah tercapai. Kualitas proses dan hasil

pembelajaran telah banyak meningkat memenuhi target batas ketuntasan yang

telah ditentukan. Kesimpulan dari penelitian ini bahwa kemampuan berbicara

dapat meningkat dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif teknik

Think-Pair-Share sebagai alat bantu untuk menuangkan dan menggali ide siswa.

Siswa sudah dapat mengungkapkan gagasannya setelah melakukan diskusi dengan

kelompok-kelompok kecil, selanjutnya mereka lebih terarah dan fokus dalam

membahas suatu tema yang diberikan guru.

Page 230: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN …/Upaya... · mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Univertas Sebelas Maret

230

LAMPIRAN 26 PROSES PELAKSANAAN KBM BERBICARA SIKLUS III

Tabel 23. Hasil Pengamatan Proses Pembelajaran Berbicara Siklus III

No. Nama Aspek Total

Skor

Nilai Keterangan

I II III IV

1. Aryanti 2 2 2 2 8

B Baik

2. Endah Rahmasari 2 2 2 2 8

B Baik

3. Kuryana 3 3 2 2 10

A Amat Baik

4. Nurul Fatimah 2 2 2 2 8

B Baik

5. Partini 2 2 2 2 8

B Baik

6. Rahmawati 2 2 2 2 8

B Baik

7. Santi Nuraini 2 2 2 2 8

B Baik

8. Siti Aisyah 2 2 2 2 8

B Baik

9. Siti Zakiyah 2 2 2 2 8

B Baik

10. Sri Widayati 2 2 2 2 8

B Baik

11. Tika Fatmawati 3 3 3 3 12

A Amat Baik

12. Triana Pramulia 3 3 3 3 12

A Amat Baik

13. Anita Ekoprasetyo 3 2 3 2 10

B Amat Baik

14. Dewi Ayu Pratanti 2 2 2 2 8

B Baik

15. Lilis Handayani 2 2 2 2 8

B Baik

16. Puji Hastuti 2 2 2 2 8

B Baik

17. Sulastri 2 1 2 1 6

C Sedang

18. Tri Handayani 2 2 1 1 6

C Sedang

19. Tri Winarni 2 2 2 2 8

B Baik

20. Yuni Sulistyowati 2 2 2 2 8

B Baik

Jumlah siswa yang mendapatkan nilai A = 3 (15%); B = 15 (75%); dan C = 2

(10%)

Persentase Keberhasilan : 90 % (18 siswa)

Keterangan:

I : Perhatian

II : Keberanian mengemukakan gagasan

III : Kerja sama

IV : Berbicara dengan bahasa Indonesia yang runtut, baik, dan benar

Page 231: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN …/Upaya... · mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Univertas Sebelas Maret

231

LAMPIRAN 27. NILAI KETERAMPILAN BERBICARA SIKLUS III

Tabel 24. Perolehan Nilai Berbicara (diskusi) Siklus III

No. Nama Aspek Penilaian Nilai Keterangan

I II III IV V

1. Aryanti 4 4 5 4 5 88 Tuntas

2. Endah Rahmasari 4 4 4 5 4 84 Tuntas

3. Kuryana 5 4 5 5 5 96 Tuntas

4. Nurul Fatimah 4 4 4 3 4 76 Tuntas

5. Partini 4 4 3 3 4 72 Tuntas

6. Rahmawati 4 4 4 3 4 76 Tuntas

7. Santi Nuraini 4 3 4 3 4 72 Tuntas

8. Siti Aisyah 4 4 4 4 4 80 Tuntas

9. Siti Zakiyah 4 4 4 4 4 80 Tuntas

10. Sri Widayati 4 4 5 3 4 80 Tuntas

11. Tika Fatmawati 5 4 5 5 5 96 Tuntas

12. Triana Pramulia 4 4 5 4 5 88 Tuntas

13. Anita Ekoprasetyo 4 4 5 4 5 88 Tuntas

14. Dewi Ayu Pratanti 4 4 3 3 4 72 Tuntas

15. Lilis Handayani 4 4 5 4 5 88 Tuntas

16. Puji Hastuti 4 4 4 4 5 84 Tuntas

17. Sulastri 4 3 3 3 3 64 Belum Tuntas

18. Tri Handayani 3 4 3 3 3 64 Belum Tuntas

19. Tri Winarni 4 4 4 3 4 76 Tuntas

20. Yuni Sulistyowati 4 4 5 4 5 88 Tuntas

Rata-rata 4,05 3,9 4,2 3,7 4,3 80,6 Siswa yang

tuntas 90%

(18 siswa)

Siswa yang

belum tuntas

10%

(2 siswa)

Keterangan baik Baik Baik baik baik baik

Ket:

I : Lafal

II : Ketepatan kosakata

III : Kelancaran

IV : Kualitas gagasan yang dikemukakan

V : Keberanian berpendapat dan mempertahankan pendapat

Keterangan: Batas Ketuntasan Kemampuan Berbicara ≥ 65 merupakan standar

sekolah.

Page 232: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN …/Upaya... · mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Univertas Sebelas Maret

232

LAMPIRAN 28. LEMBAR PENILAIAN GURU SIKLUS III

SSKKAALLAA PPEENNIILLAAIIAANN

PPEENNAAMMPPIILLAANN GGUURRUU MMEENNGGAAJJAARR

GGuurruu yyaanngg DDiinniillaaii :: SSiittii KKhhuuzzaaiimmaattuunn,, SS..PPdd..

MMaattaa PPeellaajjaarraann :: BBaahhaassaa IInnddoonneessiiaa

NNoo.. KKeemmaammppuuaann gguurruu SSkkaallaa PPeenniillaaiiaann

AA BB CC DD

11 MMeerreennccaannaakkaann pprroosseess bbeellaajjaarr mmeennggaajjaarr √√

22 PPeenngguuaassaaaann kkeellaass √√

33 MMeemmbbaannggkkiittkkaann mmoottiivvaassii ssiisswwaa √√

44 MMeennggooppttiimmaallkkaann lliinnggkkuunnggaann bbeellaajjaarr √√

55 MMeenncciippttaakkaann kkeetteerrlliibbaattaann kkeellaass √√

66 Menyiapkan ruang, media pembelajaran, dan

sumber belajar

√√

77 Memberi petunjuk dan penjelasan yang

berkaitan dengan pembelajaran keterampilan

berbicara melalui penerapan teknik Tink-Pair-

Share (TPS)

√√

88 Merespon pertanyaan siswa √√

99 Menunjukkan sikap ramah, hangat, luwes,

terbuka, penuh pengertian, dan sabar kepada

siswa

√√

1100 Mengelola waktu pembelajaran secara efisien √√

Total Skor 3322

Keterangan BBaaiikk

Page 233: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN …/Upaya... · mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Univertas Sebelas Maret

233

KKeetteerraannggaann::

AA :: BBaaiikk SSeekkaallii ((ddeennggaann sskkoorr 44)) CC :: CCuukkuupp ((ddeennggaann sskkoorr 22))

BB :: BBaaiikk ((ddeennggaann sskkoorr 33)) DD :: KKuurraanngg ((ddeennggaann sskkoorr 11))

KKeetteerraannggaann TToottaall SSkkoorr

≤≤ 1199 :: KKuurraanngg SSeekkaallii 3300 –– 3344 :: BBaaiikk

2200 –– 2244 :: KKuurraanngg 3355 –– 4400 :: BBaaiikk SSeekkaallii

2255 –– 2299 :: CCuukkuupp

Page 234: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN …/Upaya... · mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Univertas Sebelas Maret

234

LAMPIRAN 29. DOKUMENTASI FOTO KBM PADA SIKLUS III

Kelompok-kelompok diskusi Siswa memikirkan sendiri jawaban

mengerjakan tugas bersama tentang tema penelitian (think)

kelompoknya

Siswa berpasangan dengan teman satu Salah satu kelompok sedang

kelompok (pair) mempresentasikan hasil diskusi

tentang tema penelitian (share)

Page 235: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN …/Upaya... · mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Univertas Sebelas Maret

235

LAMPIRAN PASCASIKLUS

Page 236: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN …/Upaya... · mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Univertas Sebelas Maret

236

LAMPIRAN 30. CATATAN LAPANGAN WAWANCARA SISWA 1

Hari/Tanggal : Sabtu, 20 Februari 2009

Tujuan :Mengetahui peningkatan kemampuan berbicara siswa dalam

pembelajaran keterampilan berbicara pascasiklus

Waktu : 09.30 WIB

Tempat : Ruang kelas XI IPA SMA Muhasmmadiyah 8 Kalijambe

Informan : Tri Handayani

Pewawancara : Umi sholikah (Mahasiswa P. Bahasa dan Sastra Indonesia)

Latar

Wawancara dengan siswa dilaksanakan pada saat jam istirahat

berlangsung. Wawancara dilaksanakan di dalam kelas XI IPA SMA

Muhammadiyah 8 Kalijambe.

Deskripsi

Peneliti mewawancarai salah satu siswa kelas XI IPA bernama Tri

Handayani. Wawancara dimaksudkan untuk memperoleh data tentang tanggapan

siswa mengenai pembelajaran keterampilan berbicara yang yang sudah

dilaksanakan.

P : Bagaimana pendapat kamu tentang pembelajaran keterampilan berbicara

(diskusi) dengan menerapakan model pembelajaran kooperatif teknik

Think-Pair-Share yang pernah guru berikan?

S : Menurut pendapat saya itu cukup jelas, dapat dipahami, tapi kalau disuruh

berdiskusi bersama temaman itu paling menakutkan, membosankan.

P : Apakah kamu dapat memahami penjelasan yang diberikan guru pada saat

pembelajaran keterampilan berbicara?

S : Iya Mbak saya dapat memahaminya, tapi kalau disuruh diskusi tidak dapat

mengungkapkannnya atau ngomong Mbak.

P : Apakah kamu merasa kesulitan dengan tugas yang diberikan guru dalam

pembelajaran keterampilan berbicara (diskusi) dengan menerapkan model

pembelajaran kooperatif teknik Think-Pair-Share?

Page 237: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN …/Upaya... · mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Univertas Sebelas Maret

237

S : Iya Mbak. Karena saya peling tidak bisa ngomong di depan khalayak.

P : Kesulitan apa yang kamu hadapi selama mengikuti pembelajaran

keterampilan berbicara (diskusi)?

S : Kalau misalnya dikasih pertanyaan nggak bisa ngejawab Mbak.

P : Apakah penyebab dari kesulitan yang kamu alami selama mengikuti

pembelajaran berbicara (diskusi)?

S : Yang pertama saya nggak bisa ngomong atau ngungkapin apa yang kita

inginkan, trus kurang memahami makalah yang ingin didiskusikan.

P : Solusi yang bagaimana yang kamu inginkan supaya pembelajaran

berbicara (diskusi) dapat menyenangkan dan tidak membosankan,

menakutkan, dan menegangkan?

S : Seharusnya dibuat nyantae aja Mbak, tidak perlu emosi kalau mau jawab

pertanyaan.

P : Terima kasih ya Dik atas waktunya.

S : Sama-sama Mbak.

Refleksi

Berdasarkan wawancara di atas menunjukkan bahwa informan, Tri

Handayani masih merasa kesulitan dalam berbicara. Informan merasa

pembelajaran berbicara terutama diskusi sangat sulit baginya, karena dia sangat

merasa kesulitan dalam berbicara atau mengemuakakan gagasan. Selain itu,

Informan juga sering kurang memahami materi diskusi. Menurutnya pembelajaran

keterampilan berbicara yang selama ini dilaksanakan masih kurang membantu

dalam memecahkan solusi kesulitan berbicara yang siswa hadapi. Informan

mengharapkan pembelajaran keterampilan berbicara lebih menyenangkan.

Keterangan

P : Peneliti

S : Siswa

Page 238: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN …/Upaya... · mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Univertas Sebelas Maret

238

LAMPIRAN 31. CATATAN LAPANGAN WAWANCARA SISWA 2

Hari/Tanggal : Sabtu, 20 Februari 2009

Tujuan :Mengetahui peningkatan kemampuan berbicara siswa dalam

pembelajaran keterampilan berbicara pascasiklus

Waktu : 09.30 WIB

Tempat : Ruang kelas XI IPA SMA Muhammadiyah 8 Kalijambe

Informan : Kuryana

Pewawancara : Umi sholikah (Mahasiswa P. Bahasa dan Sastra Indonesia)

Latar

Wawancara dengan siswa dilaksanakan pada saat jam istirahat

berlangsung. Wawancara dilaksanakan di dalam kelas XI IPA SMA

Muhammadiyah 8 Kalijambe.

Deskripsi

Peneliti mewawancarai salah satu siswa kelas XI IPA bernama Kuryana.

Wawancara dimaksudkan untuk memperoleh data tentang tanggapan siswa

mengenai pembelajaran keterampilan berbicara yang yang sudah dilaksanakan.

P : Bagaimana pendapat kamu tentang pembelajaran keterampilan berbicara

(diskusi) dengan menerapakan model pembelajaran kooperatif teknik

Think-Pair-Share yang pernah guru berikan?

S : Menurut saya dengan pembelajaran berbicara saya bisa lebih memahami

bagaimana mengemukakan pendapat saya.

P : Apakah kamu dapat memahami penjelasan yang diberikan guru pada saat

pembelajaran keterampilan berbicara?

S : Iya Mbak saya dapat memahaminya.

P : Apakah kamu merasa kesulitan dengan tugas yang diberikan guru dalam

pembelajaran keterampilan berbicara (diskusi) dengan menerapkan model

pembelajaran kooperatif teknik Think-Pair-Share?

S : Tidak Mbak, saya tidak merasa kesulitan sama sekali kok.

P : Kesulitan apa yang kamu hadapi selama mengikuti pembelajaran

keterampilan berbicara (diskusi)?

Page 239: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN …/Upaya... · mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Univertas Sebelas Maret

239

S : Saya rasa tidak banyak kesulitan selama saya mengikuti pembelajaran

berbicara (diskusi), tapi saya ada 1 kesulitan dalam pembelajaran ini

adalah dalam mencari informasi untuk bahan diskusi.

P : Apakah penyebab dari kesulitan yang kamu alami selama mengikuti

pembelajaran berbicara (diskusi)?

S : Karena topik yang dijadikan bahan diskusi terlalu rumit sehingga dalam

mencari informasi juga agak kesulitan.

P : Solusi yang bagaimana yang kamu inginkan supaya pembelajaran

berbicara (diskusi) dapat menyenangkan dan tidak membosankan,

menakutkan, dan menegangkan?

S : Menurut saya topik yang digunakan dalam diskusi mudah dipahami oleh

siswa, trus anggota kelompok yang mau diajak diskusi dan tidak hanya

diam saja dlaam diskusi.

P : Terima kasih ya Dik atas waktunya.

S : Sama-sama Mbak.

Refleksi

Berdasarkan wawancara di atas menunjukkan bahwa informan, Kuryana

tidak mengalami kesulitan dalam diskusi. Informan merasa pembelajaran diskusi

tidak mengalami banyak kesulitan selama pembelajaran. Kesulitan yang dihadapi

informan selama pembelajaran yaitu untuk mencari bahan diskusi yang baginya

susah ditemukan. Menurutnya pembelajaran keterampilan berbicara yang selama

ini dilaksanakan guru sudah mampu membantu dalam memecahkan solusi

kesulitan berbicara yang siswa hadapi. Informan mengharapkan pembelajaran

keterampilan berbicara selanjutnya, seluruh anggota kelompok ikut serta

membantu dalam presentasi hasil diskusi, tidak hanya diam.

Keterangan

P : Peneliti

S : Siswa

Page 240: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN …/Upaya... · mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Univertas Sebelas Maret

240

LAMPIRAN 32. CATATAN LAPANGAN WAWANCARA SISWA 3

Hari/Tanggal : Sabtu, 20 Februari 2009

Tujuan :Mengetahui peningkatan kemampuan berbicara siswa dalam

pembelajaran keterampilan berbicara pascasiklus

Waktu : 09.30 WIB

Tempat : Ruang kelas XI IPA SMA Muhammadiyah 8 Kalijambe

Informan : Tika Fatmawati

Pewawancara : Umi sholikah (Mahasiswa P. Bahasa dan Sastra Indonesia)

Latar

Wawancara dengan siswa dilaksanakan pada saat jam istirahat

berlangsung. Wawancara dilaksanakan di dalam kelas XI IPA SMA

Muhammadiyah 8 Kalijambe.

Deskripsi

Peneliti mewawancarai salah satu siswa kelas XI IPA bernama Kuryana.

Wawancara dimaksudkan untuk memperoleh data tentang tanggapan siswa

mengenai pembelajaran keterampilan berbicara yang yang sudah dilaksanakan.

P : Bagaimana pendapat kamu tentang pembelajaran keterampilan berbicara

(diskusi) dengan menerapakan model pembelajaran kooperatif teknik

Think-Pair-Share yang pernah guru berikan?

S : Menurut saya sangat menyenangkan.

P : Apakah kamu dapat memahami penjelasan yang diberikan guru pada saat

pembelajaran keterampilan berbicara?

S : Iya Mbak dapat saya pahami.

P : Apakah kamu merasa kesulitan dengan tugas yang diberikan guru dalam

pembelajaran keterampilan berbicara (diskusi) dengan menerapkan model

pembelajaran kooperatif teknik Think-Pair-Share?

S : Tidak ada kesulitan sama sekali Mbak.

P : Kesulitan apa yang kamu hadapi selama mengikuti pembelajaran

keterampilan berbicara (diskusi)?

S : Ya agak susah berbahasa Indonesia dengan baik benar itu saja sih Mbak.

Page 241: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN …/Upaya... · mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Univertas Sebelas Maret

241

P : Apakah penyebab dari kesulitan yang kamu alami selama mengikuti

pembelajaran berbicara (diskusi)?

S : Karena bahasa yang digunakan sehari-hari adalah Bahasa Jawa. Jadi agak

medhok Bahasa Indonesianya.

P : Solusi yang bagaimana yang kamu inginkan supaya pembelajaran

berbicara (diskusi) dapat menyenangkan dan tidak membosankan,

menakutkan, dan menegangkan?

S : Menurut saya diskusi dibuat santai, kalau bisa selalu menggunakan motode

Think-Pair-Share saja, tu menarik.

P : Terima kasih ya Dik atas waktunya.

S : Iya Mbak

Refleksi

Berdasarkan wawancara di atas menunjukkan bahwa informan, Tika

Fatmawati tidak mengalami kesulitan dalam diskusi. Informan merasa

pembelajaran diskusi tidak mengalami banyak kesulitan selama pembelajaran.

Kesulitan yang dihadapi informan selama pembelajaran yaitu kesulitan dalam

berbicara dengan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.

Menurutnya pembelajaran keterampilan berbicara yang selama ini dilaksanakan

guru sudah mampu membantu dalam memecahkan solusi kesulitan berbicara yang

siswa hadapi. Informan mengharapkan pembelajaran keterampilan berbicara

selanjutnya tetap menggunakan teknik Think-Pair-Share.

Keterangan

P : Peneliti

S : Siswa

Page 242: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN …/Upaya... · mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Univertas Sebelas Maret

242

LAMPIRAN 33. CATATAN LAPANGAN WAWANCARA SISWA 4

Hari/Tanggal : Sabtu, 20 Februari 2009

Tujuan :Mengetahui peningkatan kemampuan berbicara siswa

dalam pembelajaran keterampilan berbicara pascasiklus

Waktu : 09.30 WIB

Tempat : Ruang kelas XI IPA SMA Muhammadiyah 8 Kalijambe

Informan : Aryanti

Pewawancara :Umi sholikah (Mahasiswa P. Bahasa dan Sastra Indonesia)

Latar

Wawancara dengan siswa dilaksanakan pada saat jam istirahat

berlangsung. Wawancara dilaksanakan di dalam kelas XI IPA SMA

Muhammadiyah 8 Kalijambe.

Deskripsi

Peneliti mewawancarai salah satu siswa kelas XI IPA bernama Kuryana.

Wawancara dimaksudkan untuk memperoleh data tentang tanggapan siswa

mengenai pembelajaran keterampilan berbicara yang yang sudah dilaksanakan.

P : Bagaimana pendapat kamu tentang pembelajaran keterampilan berbicara

(diskusi) dengan menerapakan model pembelajaran kooperatif teknik

Think-Pair-Share yang pernah guru berikan?

S : Menurut saya sangat menyenangkan dan mendapat pengalaman

pengetahuan dan juga bisa melatih keberanian saya saat berbicara di kelas.

P : Apakah kamu dapat memahami penjelasan yang diberikan guru pada saat

pembelajaran keterampilan berbicara?

S : Iya Mbak bisa dipahami, karena Ibu guru menerangkannya dengan jelas.

P : Apakah kamu merasa kesulitan dengan tugas yang diberikan guru dalam

pembelajaran keterampilan berbicara (diskusi) dengan menerapkan model

pembelajaran kooperatif teknik Think-Pair-Share?

S : Tidak ada kesulitan Mbak, karena tugas yang diberikan mudah dicari

bahannya.

Page 243: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN …/Upaya... · mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Univertas Sebelas Maret

243

P : Kesulitan apa yang kamu hadapi selama mengikuti pembelajaran

keterampilan berbicara (diskusi)?

S : Kalau misalnya ini lho Mbak, misalnya mau menjawab sebenarnya tahu

jawabannya tetapi sulit untuk menyampaikannya.

P : Apakah penyebab dari kesulitan yang kamu alami selama mengikuti

pembelajaran berbicara (diskusi)?

S : Karena jarang disuruh debat dengan teman sih Mbak.

P : Solusi yang bagaimana yang kamu inginkan supaya pembelajaran

berbicara (diskusi) dapat menyenangkan dan tidak membosankan,

menakutkan, dan menegangkan?

S : Menurut saya lebih sering saja Ibu guru itu menyuruh praktik diskusi.

P : Terima kasih ya Dik atas waktunya.

S : Iya Mbak sama-sama.

Refleksi

Berdasarkan wawancara di atas menunjukkan bahwa informan, Aryanti

tidak mengalami kesulitan dalam diskusi. Informan merasa selama pembelajaran

diskusi tidak mengalami banyak kesulitan. Kesulitan yang dihadapi informan

selama pembelajaran diskusi yaitu kesulitan dalam mengungkapkan gagasan.

Menurutnya pembelajaran keterampilan berbicara yang selama ini dilaksanakan

guru sudah mampu membantunya dalam berlatih berbicara. Informan

mengharapkan pembelajaran keterampilan berbicara, khususnya berdiskusi lebih

banyak dilakukan praktik daripada materi.

Keterangan

P : Peneliti

S : Siswa