63
UPAYA PAGUYUBAN TRI TUNGGAL DALAM MENUMBUHKEMBANGKAN SENI TARI KUDA LUMPING (Studi Di Desa Fajar Baru Kecamatan Jati Agung, Lampung Selatan) (Skripsi) Oleh: Anisa Pramadinna FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2018

UPAYA PAGUYUBAN TRI TUNGGAL DALAM …digilib.unila.ac.id/32603/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 3. Bapak Drs. Bintang Wirawan, M.Hum selaku pembimbing utama yang telah memberikan

  • Upload
    others

  • View
    15

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: UPAYA PAGUYUBAN TRI TUNGGAL DALAM …digilib.unila.ac.id/32603/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 3. Bapak Drs. Bintang Wirawan, M.Hum selaku pembimbing utama yang telah memberikan

UPAYA PAGUYUBAN TRI TUNGGAL DALAM

MENUMBUHKEMBANGKAN SENI TARI KUDA LUMPING

(Studi Di Desa Fajar Baru Kecamatan Jati Agung,

Lampung Selatan)

(Skripsi)

Oleh:

Anisa Pramadinna

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2018

Page 2: UPAYA PAGUYUBAN TRI TUNGGAL DALAM …digilib.unila.ac.id/32603/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 3. Bapak Drs. Bintang Wirawan, M.Hum selaku pembimbing utama yang telah memberikan

ABSTRACT

THE EFFORT OF PAGUYUBAN TRI TUNGGAL TO DEVELOP THE

KUDA LUMPING’S ART OF DANCE (Study in Fajar Baru Village,

District Jati Agung, South Lampung)

By

Anisa Pramadinna

Kuda Lumping is one of the folk art which has characteristic of past legacy and

the art show that include many of music player, dancer and a set of musical

instruments. This research aims to determine the effort of paguyuban tri tunggal to

develop the kuda lumping’s art of dance. This research using qualitative approach

and explained by descriptive using observation method, interview, and

documentation. This research using structural functional theory by Talcott

Parsons. The results of this research are the begining process of the show start

with preparing the completeness that used, and also doing special ritual for

prevent the rain and ask a permission to “the guard” of location which the show

has held, after that show begins with dance until trance happened. The effort to

develop the kuda lumping’s art of dance are (1) innovation in kuda lumping’s

game, (2) make a cooperation between kuda lumping’s art of dance’s group, (3)

social media as one of the way to develop kuda lumping’s art od dance, (4)

motivation for the next generations, (5) taking the interest of people to join.

Key Words : Kuda Lumping, Effort, Improving

Page 3: UPAYA PAGUYUBAN TRI TUNGGAL DALAM …digilib.unila.ac.id/32603/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 3. Bapak Drs. Bintang Wirawan, M.Hum selaku pembimbing utama yang telah memberikan

ABSTRAK

UPAYA PAGUYUBAN TRI TUNGGAL DALAM MENUMBUHKEMBANGKAN

SENI TARI KUDA LUMPING

(Studi di Desa Fajar Baru Kecamatan Jati Agung, Lampung Selatan)

Oleh

Anisa Pramadinna

Kuda Lumping merupakan kesenian rakyat yang bersifat warisan masa lalu serta suatu seni

pertunjukan yang terdiri atas beberapa pemain musik, penari dan seperangkat alat musik.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui upaya dalam menumbuhkembangkan kesenian

tradisional kuda lumping agar tetap dapat berkembang di zaman yang sudah modern ini.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan dijelaskan secara deskriptif

menggunakan metode observasi, wawancara dan dokumentasi. Penelitian ini menggunakan

teori struktural fungsional milik Talcott Parsons.

Hasil penelitian ini adalah proses awal pertunjukan diawali dengan mempersiapkan

kelengkapan peralatan yang akan digunakan serta melakukan ritual khusus untuk menangkal

hujan dan meminta izin kepada “penunggu” lokasi yang diadakannya pertunjukan, setelah itu

pertunjukan dimulai dengan menampilkan tarian sampai pada tahap kesurupan. Upaya yang

dilakukan dalam menumbuhkembangkan seni tari kuda lumping ini adalah (1) inovasi dalam

permainan kuda lumping, (2) menjalin kerjasama antar grup kesenian kuda lumping, (3)

sosial media sebagai salah satu cara dalam menumbuhkembangkan kesenian kuda lumping,

(4) motivasi bagi generasi penerus, (5) menarik minat orang-orang untuk bergabung.

Kata kunci : Kuda Lumping, Upaya, Menumbuhkembangkan

Page 4: UPAYA PAGUYUBAN TRI TUNGGAL DALAM …digilib.unila.ac.id/32603/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 3. Bapak Drs. Bintang Wirawan, M.Hum selaku pembimbing utama yang telah memberikan

UPAYA PAGUYUBAN TRI TUNGGAL DALAM

MENUMBUHKEMBANGKAN SENI TARI KUDA LUMPING (Studi Di Desa Fajar Baru Kecamatan Jati Agung,

Lampung Selatan)

Oleh Anisa Pramadinna

(Skripsi)

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar

SARJANA SOSIOLOGI

Pada

Jurusan Sosiologi

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2018

Page 5: UPAYA PAGUYUBAN TRI TUNGGAL DALAM …digilib.unila.ac.id/32603/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 3. Bapak Drs. Bintang Wirawan, M.Hum selaku pembimbing utama yang telah memberikan
Page 6: UPAYA PAGUYUBAN TRI TUNGGAL DALAM …digilib.unila.ac.id/32603/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 3. Bapak Drs. Bintang Wirawan, M.Hum selaku pembimbing utama yang telah memberikan
Page 7: UPAYA PAGUYUBAN TRI TUNGGAL DALAM …digilib.unila.ac.id/32603/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 3. Bapak Drs. Bintang Wirawan, M.Hum selaku pembimbing utama yang telah memberikan
Page 8: UPAYA PAGUYUBAN TRI TUNGGAL DALAM …digilib.unila.ac.id/32603/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 3. Bapak Drs. Bintang Wirawan, M.Hum selaku pembimbing utama yang telah memberikan

RIWAYAT HIDUP

Peneliti dilahirkan di Bandar Lampung, pada tanggal

21 Januari 1996. Merupakan anak ke 2 dari 5

bersaudara, dari pasangan yang berbahagia Bapak

Supriyanto dan Ibu Eryanti. Pendidikan formal yang

pernah ditempuh oleh peneliti antara lain:

1. Taman Kanak- kanak (TK) Darmawanita UNILA, diselesaikan pada

tahun 2001

2. Sekolah Dasar (SD) Negeri 1 Labuhan Dalam Bandar Lampung, yang di

selesaikan pada tahun 2008.

3. Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 19 Bandar Lampung,

yang diselesaikan pada tahun 2011.

4. Sekolah Menengah Atas (SMA) YADIKA Bandar Lampung, yang

diselesaikan pada tahun 2014.

Selanjutnya peneliti melanjutkan pendidikannya dan diterima di Fakultas Ilmu Sosial

dan Ilmu Politik, Jurusan Sosiologi, Universitas Lampung pada tahun 2014 melalui

jalur SNMPTN (seleksi Nasional masuk perguruan tinggi negeri) dan melalui skripsi

ini peneliti akan segera menamatkan pendidikan pada jenjang S1.

Page 9: UPAYA PAGUYUBAN TRI TUNGGAL DALAM …digilib.unila.ac.id/32603/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 3. Bapak Drs. Bintang Wirawan, M.Hum selaku pembimbing utama yang telah memberikan

MOTTO

“Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu

dustakan?”

(Q.S. Ar-Rahman:13)

“Tidak ada sesuatu yang lebih besar pengaruhnya di sisi

Allah Ta’ala selain do’a.”

(HR.Tirmidzi, Ibnu Majah, Ahmad)

“Hargai selagi masih ada.”

(Anisa Pramadinna)

Page 10: UPAYA PAGUYUBAN TRI TUNGGAL DALAM …digilib.unila.ac.id/32603/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 3. Bapak Drs. Bintang Wirawan, M.Hum selaku pembimbing utama yang telah memberikan

PERSEMBAHAN

Dengan Mengucap Syukur kepada Allah SWT dan dengan segala

ketulusan serta kerendahan hati,

Ku persembahkan karya kecilku ini sebagai ungkapan kasih dan

terimakasihku kepada,

Allah SWT

Yang tidak ada hentinya memberikan kemudahan serta kebaikan

kepadaku, semoga ilmu ini menjadi ilmu yang bermanfaat yang bisa

menghantarkanku ke syurga-Mu kelak, amin.

Ayah Supriyanto & Ibu Eryanti

Yang tercinta dan tersayang, yang tak pernah ada hentinya memberikan

doa, nasihat, dukungan dan kasih sayangnya demi kebahagiaan,

kebaikaan dan keberhasilanku.

Keluarga

Mbak Dewi, adikku Rahmat, adikku Zahra, dan adikku Ali

Terimakasih untuk semua canda tawa, kekompakkan, semangat, kasih

sayang serta pelajaran - pelajaran berharga yang selalu diberikan

kepadaku.

Almamater tercinta Universitas Lampung

Page 11: UPAYA PAGUYUBAN TRI TUNGGAL DALAM …digilib.unila.ac.id/32603/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 3. Bapak Drs. Bintang Wirawan, M.Hum selaku pembimbing utama yang telah memberikan

SANWACANA

Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, yang senantiasa

melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya untuk melaksanakan penelitian dan

menyelesaikan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak dapat terselesaikan tanpa bantuan

berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Bapak Dr. Syarief Makhya, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik Universitas Lampung.

2. Bapak Drs. Ikram, M.Si selaku Ketua Jurusan Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial

dan Ilmu Politik Universitas Lampung.

3. Bapak Drs. Bintang Wirawan, M.Hum selaku pembimbing utama yang telah

memberikan ide penelitian pengarahan, motivasi dan nasehat dalam

melaksanakan penelitian dan penulisan skripsi ini.

4. Bapak Drs. Susetyo, M.Si selaku pembahas atas motivasi, saran dan kritik

yang membangun dalam penyusunan skripsi ini.

5. Bapak Drs. Hartoyo, M.Si selaku dosen Pembimbing Akademik yang selalu

memberikan pengarah, nasehat dan motivasi selama melaksanakan

perkuliahan.

6. Segenap dosen- dosen jurusan Sosiologi yang tidak bisa penulis sebutkan

satu persatu, terimakasih atas ilmu yang bermanfaat yang telah kalian berikan

Page 12: UPAYA PAGUYUBAN TRI TUNGGAL DALAM …digilib.unila.ac.id/32603/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 3. Bapak Drs. Bintang Wirawan, M.Hum selaku pembimbing utama yang telah memberikan

dengan sabarnya kepada penulis hingga penulis bisa menyelesaikan skripsi

ini dengan baik.

7. Teruntuk kedua orangtuaku yang telah membimbing, memberikan semangat

dan motivasi, memberikan nasehat, kasih sayang serta Doa yang tulus untuk

segala urusanku. Jasa-jasa kalian tidak akan pernah terbalaskan.

8. Teruntuk saudara-saudaraku tercinta mbak Dewi terimkasih atas segala

motivasi yang selama ini diberikan, adik-adikku tersayang Rahmat, Zahra dan

Ali yang selalu memberikan kecerian, serta bude kesayanganku.

9. Teruntuk kedua orang yang paling spesial teteh ku Lessy Apri Kartika Putri

dan sahabat sejati ku Suci Mega Lestari terimakasih atas semangat, doa,

dukungan, bantuan serta mau menjadi tempat untuk berbagi keluh kesah

dalam mengerjakan dan menyelesaikan penelitian ini.

10. Teruntuk Andina Prasetya, terimakasih banyak ya udah jadi temen setia dari

maba sampe sekarang mau wisuda bareng, temen disegala kondisi mulai dari

jalan bareng panas-panasan, ngegabut dikosan, temen yang paling bisa

diandelin deh maacih ya buat semua kenangan manisnya, pokoknya maacih

juga udah selalu mau mendengarkan curhatan-curhatan tak berfaedahku.

11. Teruntuk Mae, terimakasih sudah selalu memberikan kecerian serta gossip-

gosip tak berfaedah dikala kita ngumpul nunggu jam kosong, terimakasih atas

motivasi yang selalu diberikan walaupun jarak kita sekarang sudah berjauhan

tapi kamu selalu memberikan semngat untukku.

Page 13: UPAYA PAGUYUBAN TRI TUNGGAL DALAM …digilib.unila.ac.id/32603/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 3. Bapak Drs. Bintang Wirawan, M.Hum selaku pembimbing utama yang telah memberikan

12. Teruntuk Melvita Syafira dan Fajar Tyas terimakasih udah jadi temen

berjuang dalam proses bimbingan, memberikan dukungan serta semangatnya

selama proses pembuatan skripsi.

13. Teruntuk sahabat-sahabatku dari jaman pake putih merah, putih biru, putih

abu-abu hingga saat ini Maya Kurnia Wati, Tria Anggraini Astika dan Nadia

Nurjannah terimakasih atas semangat yang kalian berikan untuk dapat segera

menyelesaikan skripsi ini.

14. Teman- teman seperjuangan Sosiologi Unila 2014, Ayu, Rani, Dian, Deska,

dan semua teman- teman yang gak bisa disebut satu- satu makasih banyak

buat kekompakannya sampe kita bisa bareng- bareng nyusun skripsi ini,

semoga kita semua bisa jadi orang- orang yang berguna dan sukses dunia

akhirat amin.

15. Teman-teman KKN di Desa Haji Pemanggilan Kecamatan Anak Tuha

Kabupaten Lampung Tengah selama 40 hari Risky, Untari, mbak Rini, Hafid,

kak Ghali, Made, Panji, Ahyar, Tia, Tania, kak Jemmy, kak Rahmat dan

Topik makasih untuk kekompakannya yang tetap terjaga hingga saat ini,

untuk segala pelajaran yang telah diberikan sampe skripsi ini bisa

diselesaikan.

16. Terima kasih juga kepada para informan dari grup kesenian kuda lumping

Paguyuban Tri Tunggal Desa Fajar Baru yang telah meluangkan waktu dan

ketersediaannya untuk memberikan informasi yang penulis butuhkan.

17. Almamater tercinta Universitas Lampung

18. Dan seluruh pihak yang telah memberikan bantuan dan penyusunan skripsi

ini, yang tidak bisa disebutkan satu persatu.

Page 14: UPAYA PAGUYUBAN TRI TUNGGAL DALAM …digilib.unila.ac.id/32603/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 3. Bapak Drs. Bintang Wirawan, M.Hum selaku pembimbing utama yang telah memberikan

Demikianlah sanwacana ini ditulis, dengan penuh kerendahan hati penulis

memohon maaf atas kekurang sempurnaan skripsi ini. Namun demikian, penulis

berharap semoga penulisan skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi

pengembangan ilmu Sosiologi dan khalayak pada umumnya.

Bandar Lampung, Juli 2018

Penulis,

Anisa Pramadinna

Page 15: UPAYA PAGUYUBAN TRI TUNGGAL DALAM …digilib.unila.ac.id/32603/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 3. Bapak Drs. Bintang Wirawan, M.Hum selaku pembimbing utama yang telah memberikan

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRACT

ABSTRAK

HALAMAN PERSETUJUAN

HALAMAN PENGESAHAN

PERNYATAAN

RIWAYAT HIDUP

MOTTO

PERSEMBAHAN

SANWACANA

DAFTAR ISI ................................................................................................................................ i

DAFTAR TABEL....................................................................................................................... iv

DAFTAR GAMBAR ................................................................................................................. v

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ............................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah........................................................................................................... 7

C. Tujuan Penelitian ............................................................................................................ 7 D. Manfaat Penelitian ......................................................................................................... 8

Page 16: UPAYA PAGUYUBAN TRI TUNGGAL DALAM …digilib.unila.ac.id/32603/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 3. Bapak Drs. Bintang Wirawan, M.Hum selaku pembimbing utama yang telah memberikan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Tentang Kebudayaan ................................................................................... 9

B. Tinjauan Tentang Seni Tari ......................................................................................... 13

C. Tinjauan Tentang Kuda Lumping .............................................................................. 15

D. Tinjauan Teori ................................................................................................................. 19 E. Kerangka Pikir ................................................................................................................. 20

BAB III METODE PENELITIAN

A. Tipe Penelitian ................................................................................................................. 23 B. Lokasi Penelitian ............................................................................................................. 24

C. Fokus penelitian .............................................................................................................. 25

D. Informan Penelitian ........................................................................................................ 25

E. Jenis Data .......................................................................................................................... 26

F. Teknik Pengumpulan Data ........................................................................................... 26 G. Teknik Analisis Data ..................................................................................................... 27

BAB IV GAMBARAN UMUM

A. sejarah Desa Fajar Baru ................................................................................................ 29

B. Potensi Desa Fajar Baru ................................................................................................ 31

1. Luas Wilayah Desa Fajar Baru ............................................................................ 31

2. Batas Wilayah Desa Fajar Baru ........................................................................... 31

C. Orbitasi Desa Fajar Baru .............................................................................................. 32

D. Jumlah Penduduk Desa Fajar Baru ........................................................................... 32

E. Keadaan Sosial Desa Fajar Baru ................................................................................ 33

F. Keadaan Ekonomi Desa Fajar Baru .......................................................................... 35

G. Peta Wilayah Desa Fajar Baru .................................................................................... 36

H. Gambaran Umum Kuda Lumping “Paguyuban Tri Tunggal” .......................... 37

1. Sejarah Kuda Lumping Paguyuban Tri Tunggal ............................................ 37 2. Struktur Organisasi Paguyuban Tri Tunggal ................................................... 38

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Profil Informan ................................................................................................................ 39

B. Peran Informan ................................................................................................................ 41

C. Hasil Observasi................................................................................................................ 43

D. Matriks Wawancara ....................................................................................................... 47

E. Pembahasan ...................................................................................................................... 48

F. Penelitian Terdahulu ...................................................................................................... 63

Page 17: UPAYA PAGUYUBAN TRI TUNGGAL DALAM …digilib.unila.ac.id/32603/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 3. Bapak Drs. Bintang Wirawan, M.Hum selaku pembimbing utama yang telah memberikan

G. Kesesuaian Dengan Teori ............................................................................................ 66

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan....................................................................................................................... 73 B. Saran ................................................................................................................................... 75

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 18: UPAYA PAGUYUBAN TRI TUNGGAL DALAM …digilib.unila.ac.id/32603/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 3. Bapak Drs. Bintang Wirawan, M.Hum selaku pembimbing utama yang telah memberikan

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Jumlah Penduduk Berdasarkan Pendidikan ................................................................... 33

2. Jumlah Pendidikan Di Desa Fajar Baru .......................................................................... 33

3. Jumlah Penduduk Berdasarkan Agama ........................................................................... 34

4. Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian....................................................... 35

5. Identitas Informan .................................................................................................................. 41

6. Matriks Wawancara .............................................................................................................. 47

7. Penelitian Terdahulu ............................................................................................................. 63

Page 19: UPAYA PAGUYUBAN TRI TUNGGAL DALAM …digilib.unila.ac.id/32603/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 3. Bapak Drs. Bintang Wirawan, M.Hum selaku pembimbing utama yang telah memberikan

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Bagan Kerangka Pikir ................................................................................................... 22

2. Peta Wilayah Desa Fajar Baru .................................................................................... 36

3. Bagan Struktur Organisasi ........................................................................................... 38

Page 20: UPAYA PAGUYUBAN TRI TUNGGAL DALAM …digilib.unila.ac.id/32603/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 3. Bapak Drs. Bintang Wirawan, M.Hum selaku pembimbing utama yang telah memberikan

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia merupakan negara yang memiliki keanekaragaman suku bangsa,

ras dan agama yang menjadikan negara Indonesia sebagai negara

multikultural serta memiliki keragaman budaya tersendiri. Budaya atau

kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta yaitu buddhayah, yang

merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai

hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Dalam bahasa

Inggris, kebudayaan disebut culture, yang berasal dari kata Latin cultura,

yaitu mengolah atau mengerjakan. Bisa diartikan juga sebagai mengolah

tanah atau bertani. Kata culture juga kadang diterjemahkan sebagai

"kultur" dalam bahasa Indonesia. Budaya adalah "daya dari budi" yang

berupa cipta, karsa, dan rasa itu Koentjaningrat (dalam Suarta, 2016:51).

Kebudayaan adalah hasil buah budi manusia untuk mencapai

kesempurnaan hidup Djoko Widagdho (dalam Suarta, 2016:51).

Menurut Koentjaraningrat, (dalam Suarta, 2016:53), Kebudayaan memiliki

tujuh unsur, salah satunya adalah kesenian. Kayam (dalam Khutniah dan

Iryanti, 2012:12) juga menegaskan bahwa kesenian itu tidak dapat terlepas

Page 21: UPAYA PAGUYUBAN TRI TUNGGAL DALAM …digilib.unila.ac.id/32603/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 3. Bapak Drs. Bintang Wirawan, M.Hum selaku pembimbing utama yang telah memberikan

2

dari masyarakat pendukungnya, sebagai salah satu bagian dari

kebudayaan, kesenian merupakan kreativitas manusia serta masyarakat

sebagai pendukungnya. Seni tari merupakan kesenian yang diungkapkan

lewat media gerak, yang indah, sesuai dengan irama musik dan merupakan

ekspresi jiwa manusia. Di setiap daerah di negara kita tercinta ini memiliki

warna dan ciri khas bentuk tarian masing-masing (Ratnaningrum,

2011:126).

Secara umum seni tari terbagi menjadi dua jenis yaitu tari tradisional dan

tari modern. Menurut Jazuli (dalam Ratnaningrum, 2011:126), bahwa tari

tradisional sendiri terbagi menjadi dua yaitu tari tradisional keraton yang

biasa disebut dengan tari klasik dan tari tradisional kerakyatan. Tari

tradisional keraton yaitu tari yang hidup dan berkembang di kalangan

keraton dan hanya dimanfaatkan untuk acara-acara di keraton saja.

Sedangkan tari tradisional kerakyatan adalah tari yang hidup dan

berkembang di kalangan rakyat setempat. Tari dalam kehidupan manusia

memiliki beberapa fungsi di antaranya adalah untuk kepentingan upacara,

untuk hiburan, sebagai seni pertunjukan dan media pendidikan.

Beberapa penegasan tersebut mendukung pernyataan bahwa tari Kuda

Lumping merupakan sebuah tari tradisional kerakyatan, karena tarian ini

hidup dan berkembang di kalangan rakyat setempat. Tari Kuda Lumping

memiliki fungsi seni pertunjukan dan hiburan. Murgiyanto (dalam

Khutniah dan Iryanti, 2011:13) menyatakan bahwa seni pertunjukan

Page 22: UPAYA PAGUYUBAN TRI TUNGGAL DALAM …digilib.unila.ac.id/32603/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 3. Bapak Drs. Bintang Wirawan, M.Hum selaku pembimbing utama yang telah memberikan

3

meliputi berbagai macam tontonan, semua tontonan dapat disebut

pertunjukan. Untuk dikatakan sebagai sebuah pertunjukan, maka sebuah

tontonan harus memenuhi empat syarat pertunjukan yaitu: 1) harus ada

tontonan yang direncanakan untuk disuguhkan kepada penonton, 2)

pemain yang mementaskan pertunjukan, 3) adanya peran yang dimainkan,

4) dilakukan di atas pentas dan iringi musik.

Tari Kuda Lumping atau tari Jaran Kepang merupakan tarian yang

mengekspresikan gerakan-gerakan Jaran atau kuda, menggunakan properti

berupa kuda tiruan, terbuat dari anyaman bambu atau kepang (Irawan,

2016:24). Tari Kuda Lumping merupakan sebuah seni pertujukan tarian

yang di dalamnya terdapat unsur cerita, penari, properti tari, tata busana,

tata rias, ragam gerak tari, panggung, tata suara dan musik pendukung.

Pertunjukan Kuda Lumping yang berasal dari Jawa Tengah menampilkan

cerita pada setiap penampilannya. Cerita yang ditampilkan yaitu tentang

perjuangan pasukan Empu Tlompak melawan pasukan Nyi Semi untuk

mendapatkan sebuah pusaka berupa keris yang bernama Gondo Wangsit

(Irawan, 2016:26). Cerita tersebut merupakan cerita kerakyatan terjadinya

desa Tlompakan.

Secara umum pertunjukan kuda lumping akan menghadirkan trance atau

kesurupan. Kesurupan inilah yang menjadikan pertunjukan Kuda Lumping

memiliki keunikan. Proses kesurupan tersebut selalu dipicu oleh sajian

lagu Slompret-slompret. Lagu ini sering disajikan dalam berbagai

Page 23: UPAYA PAGUYUBAN TRI TUNGGAL DALAM …digilib.unila.ac.id/32603/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 3. Bapak Drs. Bintang Wirawan, M.Hum selaku pembimbing utama yang telah memberikan

4

pertunjukan seni tradisi Jawa seperti karawitan, wayang kulit, ketoprak,

tari termasuk tari kerakyatan jaran kepang yang di dalamnya

menghadirkan properti kuda tiruan. Teks lagu Slompret-slompret

menggambarkan suara membahana instrumen perkusi seperti kempul, rijal,

kendang, bonang dan slompret alat musik tiup (Irawan, 2016:27). Sejak

lagu ini dimulai para penari telah tampak kehilangan kesadaran, yang

menandai bahwa mereka telah kesurupan.

Proses kesurupan bergerak semakin memuncak seiring dengan percepatan

tempo sajian lagu Slompret-slompret. Puncaknya kesurupan terjadi pada

bagian umpak lagu Slompret-slompret disajikan dalam tempo cepat. Pada

saat itu para penari berjatuhan dalam keadaan mata melotot, kejang-

kejang, bringas dan berperilaku aneh seperti makan kaca, kemenyan,

bunga, hingga tidak mempan senjata tajam.

Para penari yang kesurupan tersebut dirasuki oleh roh nenek moyang.

Roh-roh nenek moyang tersebut datang untuk memberi doa restu kepada

orang yang punya hajat. Melalui fisik penari yang di rasuki para penari

yang kesurupan menyampaikan pesan-pesan tertentu dari leluhur kepada

yang punya hajat agar mendapatkan keselamatan dalam proses hajatan dan

kehidupan selanjutnya dengan syarat-syarat tertentu. Proses kesurupan

biasanya berakhir setelah pesan leluhur tersampaikan. Penari yang dirasuki

biasanya memohon diri lalu berjabatangan dengan pawang dan orang yang

Page 24: UPAYA PAGUYUBAN TRI TUNGGAL DALAM …digilib.unila.ac.id/32603/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 3. Bapak Drs. Bintang Wirawan, M.Hum selaku pembimbing utama yang telah memberikan

5

punya hajat, bersamaan dengan itu menandai leluhur yang merasuki penari

telah keluar dari tubuh (Irawan, 2016:24).

Lampung merupakan salah satu daerah penerima transmigrasi yang cukup

besar dari pulau Jawa. Pada tahun 1905 pemerintah Belanda memindahkan

155 kepala keluarga dari Desa Bagelen ke desa baru yang didirikan dekat

Gedong Tataan sebelah Selatan dari Way Sekampung di Lampung Selatan.

Setelah ratusan kepala keluarga dari Bagelen diangkut ke Lampung,

gelombang pemindahan penduduk dari Pulau Jawa pun terus berlanjut.

Gelombang pertama tahun 1905 hingga 1911. Gelombang kedua tahun

1912 hingga tahun 1922. Gelombang ketiga terjadi ketika tahun 1932

hingga tahun 1942 (Hardjono, 1982).

Di kabupaten Lampung Selatan sendiri mayoritas masyarakat Jawa

transmigran berasal dari Jawa Tengah, Yogyakarta, dan Jawa Timur.

Proses kedatangan mereka di Kabupaten Lampung Selatan ini khususnya

di Desa Fajar Baru sangatlah beragam ada yang memang datang karena

pemindahan dari Jawa ke Lampung, ada juga yang datang ke Desa Fajar

Baru karena mengikuti saudaranya yang pada saat itu bekerja dengan

Belanda. Lampung memiliki semboyan “Sang Bumi Ruwa Jurai” yang

secara sosiologis Ruwa Jurai terdiri dari dua unsur golongan masyarakat

yaitu masyarakat Lampung asli dan masyarakat Lampung migran (PERDA

Provinsi Lampung No. 1 Tahun 1971).

Page 25: UPAYA PAGUYUBAN TRI TUNGGAL DALAM …digilib.unila.ac.id/32603/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 3. Bapak Drs. Bintang Wirawan, M.Hum selaku pembimbing utama yang telah memberikan

6

Makna semboyan tersebut telah mengalami perubahan yang tercantum

dalam PERDA Provinsi Lampung No. 4 Tahun 2009 yaitu “Sang Bumi

Ruwa Jurai” diubah menjadi “Sai Bumi Ruwa Jurai” yang artinya Rumah

Tangga Agung Jurai Adat Pepadun dan Jurai Adat Sai Batin. Berdasarkan

makna semboyan tersebut dapat disimpulkan bahwa keberadaan

masyarakat Jawa yang bermigrasi ke Lampung saat ini keberadaannya

sudah tidak termasuk dalam semboyan tersebut. Pada faktanya di

Lampung Selatan masih terdapat masyarakat Jawa.

Kondisi seperti ini berdampak khusus pada masyarakat Jawa di Desa Fajar

Baru. Hal ini dibuktikan dengan timbulnya kegiatan anggota masyarakat

Jawa yang orientasinya menumbuhkembangkan kebudayaan asli mereka.

Kegiatan ini juga dijadikan sarana untuk menunjukkan eksistensi

masyarakat Jawa di Lampung. Salah satu kegiatan tersebut adalah

berbentuk seni pertunjukan tari Kuda Lumping atau Jaran Kepang. Di

Desa Fajar Baru terdapat grup kesenian Kuda Lumping, yaitu grup

kesenian Paguyuban Tri Tunggal.

Paguyuban Tri Tunggal berdiri sejak tahun 1990 yang beranggotakan 20

orang. Pada awal mula nya grup kesenian Paguyuban Tri Tunggal adalah

pecahan dari beberapa desa yaitu Way Kandis, Jatimulyo dan Fajar Baru.

Terbentuknya grup kesenian kuda lumping ini didasari dari rasa

kekeluargaan sesama masyarakat Jawa dan untuk menjalin keakraban di

antara masyarakat Jawa serta untuk melestarikan salah satu kesenian

Page 26: UPAYA PAGUYUBAN TRI TUNGGAL DALAM …digilib.unila.ac.id/32603/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 3. Bapak Drs. Bintang Wirawan, M.Hum selaku pembimbing utama yang telah memberikan

7

budaya mereka. Paguyuban Tri Tunggal ini sempat mengalami vakum atau

berhenti dikarenakan tidak adanya kepengurusan.

Keberadaaan kesenian Kuda Lumping di era modern ini sudah hampir

tersaingi, akibat kurangnya kepedulian generasi muda dalam

mengembangkan budaya lokal. Budaya lokal seperti Pertunjukan Kuda

Lumping sangat memerlukan kesadaran dan kepedulian masyarakat

khususnya masyarakat Jawa, sehingga warisan budaya ini agar tetap

terjaga kelestariannya. Hal ini yang dijadikan peneliti sebagai alasan

pentingnya dilakukan penelitian tentang Upaya Paguyuban Tri Tunggal

Dalam Menumbuhkembangkan Seni Tari Kuda Lumping (Studi Di Desa

Fajar Baru Kabupaten Lampung Selatan).

B. Rumusan Masalah

Bagaimana upaya paguyuban Tri Tunggal dalam menumbuhkembangkan

kesenian tari tradisional kuda lumping yang saat ini sudah hampir hilang

karena perkembangan zaman yang semakin modern?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui upaya paguyuban Tri

Tunggal dalam menumbuhkembangkan kesenian tari tradisional kuda

lumping di Desa Fajar Baru Kabupaten Lampung Selatan.

Page 27: UPAYA PAGUYUBAN TRI TUNGGAL DALAM …digilib.unila.ac.id/32603/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 3. Bapak Drs. Bintang Wirawan, M.Hum selaku pembimbing utama yang telah memberikan

8

D. Manfaat Penelitian

a) Manfaat Teoritis

1) Hasil penelitian ini dapat memberikan kegunaan untuk

pengembangan ilmu Sosiologi antara lain ilmu Sosial Budaya.

2) Dapat dijadikan sebagai pedoman dalam penelitian yang lain

yang sesuai dengan bidang penelitian yang penulis teliti.

b) Manfaat Praktis

1) Diharapkan dapat digunakan sebagai informasi bagi masyarakat

terkait dengan tentang upaya dalam menumbuhkembangkan seni

tari kuda lumping.

2) Diharapkan dapat memberikan manfaat bagi peneliti untuk

menambah wawasan dan pengetahuan mengenai upaya dalam

menumbuhkembangkan seni tari kuda lumping di Desa Fajar Baru

Kabupaten Lampung Selatan.

Page 28: UPAYA PAGUYUBAN TRI TUNGGAL DALAM …digilib.unila.ac.id/32603/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 3. Bapak Drs. Bintang Wirawan, M.Hum selaku pembimbing utama yang telah memberikan

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Tentang Kebudayaan

Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta yaitu buddhayah,

yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan

sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Dalam

bahasa Inggris, kebudayaan disebut culture, yang berasal dari kata Latin

cultura, yaitu mengolah atau mengerjakan. Bisa diartikan juga sebagai

mengolah tanah atau bertani. Kata culture juga kadang diterjemahkan

sebagai "kultur" dalam bahasa Indonesia. Budaya adalah "daya dari budi"

yang berupa cipta, karsa, dan rasa itu Koentjaningrat (dalam Suarta,

2016:51). Kebudayaan adalah hasil buah budi manusia untuk mencapai

kesempurnaan hidup Djoko Widagdho (dalam Suarta, 2016:51).

Menurut J.J. Hoenigman (dalam S. Eviyanti 2010:49) terdapat tiga wujud

kebudayaan yaitu :

1. Gagasan, kebudayaan yang berbentuk kumpulan ide-ide, gagasan,

nilai-nilai, norma peraturan dan sebagainya yang bersifat abstark tidak

dapat diraba atau disentuh. Wujud kebudayaan ini terletak dalam

kepala atau di alam pemikiran warga masyarakat.

Page 29: UPAYA PAGUYUBAN TRI TUNGGAL DALAM …digilib.unila.ac.id/32603/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 3. Bapak Drs. Bintang Wirawan, M.Hum selaku pembimbing utama yang telah memberikan

10

2. Aktivitas, wujud kebudayaan sebagai suatu tindakan berpola dari

manusia dalam masyarakat itu.wujud ini sering pula disebut dengan

sistem sosial. Sistem sosial ini terdiri dari aktivitas manusia yang

saling berinteraksi, mengadakan kontak, serta bergaul dengan manusia

lainnya menurut pola-pola tertentu yang berdasarkan adat tata

kelakuan. Sifatnya konkret, terjadi dalam kehidupan sehari-hari dan

dapat diamati dan didokumentasikan.

3. Karya, wujud kebudayaan fisik yang berupa hasil dari aktivitas,

perbuatan, dan karya manusia dalam masyarakat berupa benda atau

hal-hal yang dapat dilihat, diraba dan didokumentasikan.

Dari wujud kebudayaan tersebut dapat dilihat kesenian kuda lumping

termasuk kedalam bentuk kebudayaan. Hal ini karena kesenian kuda

lumping termasuk ke dalam tiga wujud kebudyaan yang terbentuk dari

sebuah gagasan atau ide dari pemikiran masyarakat yang kemudian

dilakukan dalam bentuk aktivitas dengan menampilkan pertunjukan

tarian-tarian sampai ke tahap kesurupan, serta termasuk dalam wujud

karya yang merupakan hasil dari aktivitas dan dapat dilihat oleh

masyarakat.

Menurut Koentjaraningrat (1985) terdapat unsur - unsur yang merupakan

isi dari semua kebudayaan yang ada di dunia ini, adalah :

Page 30: UPAYA PAGUYUBAN TRI TUNGGAL DALAM …digilib.unila.ac.id/32603/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 3. Bapak Drs. Bintang Wirawan, M.Hum selaku pembimbing utama yang telah memberikan

11

1. Sistem religi dan upacara keagamaan, unsur ini merupakan unsur

yang sangat penting bagi manusia, karena terkadang manusia

mempunyai masalah kehidupan yang sangat sulit untuk dihadapi.

Oleh karena itu unsur sistem religi berfungsi untuk mengatur

kehidupan antara manusia dengan sang pencipta.

2. Sistem dan organisasi kemasyarakatan, dalam kehidupan masyarakat

biasanya diatur oleh suatu aturan atau adat istiadat tentang kesatuan

dalam suatu lingkup.

3. Sistem pengetahuan, berfungsi untuk memenuhi rasa ingin tahu

manusia terhadap suatu ilmu. Manusia dapat memenuhi kebutuhan

hidup melalui sistem pengetahuan. Dengan adanya rasa ingin tahu

maka manusia akan melakukan penelitian yang kompleks. Dengan

adanya pengetahuan maka manusia akan menjadi lebih maju dan

lebih berinovasi. Sistem pengetahuan di bagi menjadi lima,

pengetahuan tentang alam, tumbuhan, binatang, tubuh manusia, sifat

dan tingkah laku sesama manusia dan pengetahuan ruang dan waktu.

4. Bahasa, bahasa adalah suatu unsur kebudayaan yang digunakan untuk

berkomunikasi. Menurut ilmu antropologi bahasa adalah sistem

perlambangan manusia yang dilakukan secara lisan ataupun tulisan.

Bahasa yang ada pada dunia sangat beraneka ragam. Bahasa yang ada

di dunia dapat diklasifikasikan berdasarkan rumpun, subrumpun,

Page 31: UPAYA PAGUYUBAN TRI TUNGGAL DALAM …digilib.unila.ac.id/32603/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 3. Bapak Drs. Bintang Wirawan, M.Hum selaku pembimbing utama yang telah memberikan

12

keluarga maupun subkeluarga. Penggunaan bahasa juga sangat

dipengaruhi oleh suatu letak geografis.

5. Kesenian, yaitu suatu peran Indonesia di era globalisasi dalam

ekspresi akan keindahan dalam karya seni biasanya tersirat pesan

yang ingin disampaikan. Kesenian dibagi menjadi dua yaitu seni rupa

dan seni suara. Unsur kesenian juga memiliki fungsi sosial, contohnya

dalam pemujaan dewa, biasanya diiringi dengan musik yang indah

disertai dengan tarian.

6. Sistem mata pencarian hidup, sistem ekonomi yang bersifat

tradisional diantaranya yaitu berburu dan meramu, berternak,

bercocok tanam di ladang menangkap ikan dan bercocok tanam

dengan sistem imigrasi.

7. Sistem teknologi dan peralatan, teknologi yang dibahas pada unsur

kebudayaan teknologi tradisional. Teknologi tradisional adalah alat

yang digunakan untuk kehidupan sehari-hari akan tetapi tidak

dipengaruhi oleh adanya teknologi. Teknologi tradisional pada

masyarakat memiliki delapan macam sistem teknologi atau sistem

peralatan yaitu alat-alat produksi, wadah, senjata, makanan dan

minuman, pakaian dan perhiasan, tempat berlindung atau rumah dan

alat transportasi.

Jadi dapat disimpulkan kebudayaan merupakan hasil dari gagasan,

tindakan serta hasil karya manusia untuk memenuhi kebutuhannya.

Page 32: UPAYA PAGUYUBAN TRI TUNGGAL DALAM …digilib.unila.ac.id/32603/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 3. Bapak Drs. Bintang Wirawan, M.Hum selaku pembimbing utama yang telah memberikan

13

Kebudayaan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kebudayaan

seni tari kuda lumping. Seni tari kuda lumping yang ingin peneliti teliti

adalah seni tari kuda lumping Paguyuban Tri Tunggal.

B. Tinjauan Tentang Seni Tari

Seni tari merupakan kesenian yang diungkapkan lewat media gerak, yang

indah, sesuai dengan irama musik dan merupakan ekspresi jiwa manusia

(Ratnaningrum, 2011:126). Tari juga merupakan kegiatan kreatif dan

konstruktif yang dapat menimbulkan intensitas emosional dan makna

(Khutniah dan Iryanti, 2012:12). Dapat disimpulkan bahwa tari adalah

sebuah kesenian berupa gerakan sesuai irama musik yang dapat

menimbulkan intensitas emosional dan makna. Seni tari termasuk kedalam

unsur kebudayaan kesenian Indonesia .

Jenis tari dibagi menjadi dua, yaitu tari tradisional dan tari modern.

Menurut Jazuli (dalam Ratnaningrum, 2011:126), tari tradisional sendiri

terbagi menjadi dua yaitu tari tradisional keraton yang biasa disebut

dengan tari klasik dan tari tradisional kerakyatan. Tari tradisional keraton

yaitu tari yang hidup dan berkembang dikalangan keraton dan hanya

dimanfaatkan untuk acara-acara di keraton saja. Sedangkan tari tradisional

kerakyatan adalah tari yang hidup dan berkembang di kalangan rakyat

setempat. Berdasarkan uraian tersebut, tari Kuda Lumping yang

merupakan tarian yang hidup dan berkembang di kalangan rakyat setempat

termasuk dalam jenis tari tradisional kerakyatan.

Page 33: UPAYA PAGUYUBAN TRI TUNGGAL DALAM …digilib.unila.ac.id/32603/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 3. Bapak Drs. Bintang Wirawan, M.Hum selaku pembimbing utama yang telah memberikan

14

Terdapat empat fungsi tari menurut Jazuli (dalam Ratih, 2001:68), di

antaranya adalah:

1. Tari sebagai sarana upacara merupakan media persembahan atau

pemujaan terhadap kekuatan gaib yang banyak digunakan oleh

masyarakat yang memiliki kepercayaan animisme (roh-roh gaib),

dinamisme (benda-benda yang mempunyai kekuatan) dan totemisme

(binatang-binatang yang dapat mempengaruhi kehidupan) yang

disajikan dalam upacara sakral ini mempunyai maksud untuk

mendapatkan keselamatan atau kebahagiaan. Fungsi tari sebagai

sarana upacara dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu untuk upacara

keagamaan, upacara adat berkaitan dengan peristiwa alamiah dan

upacara adat berkaitan dengan peristiwa kehidupan manusia.

2. Tari sebagai hiburan dimaksudkan untuk memeriahkan atau

merayakan suatu pertemuan. Tari yang disajikan dititikberatkan

bukan pada keindahan geraknya, melainkan pada segi hiburan. Tari

hiburan pada umumnya merupakan tarian pergaulan atau social

dance. Pada tari hiburan ini mempunyai maksud untuk memberikan

kesempatan bagi penonton yang mempunyai kegemaran menari atau

menyalurkan hobi dan mengembangkan keterampilan atau tujuan-

tujuan yang kurang menekankan nilai seni (komersial).

3. Tari sebagai pertunjukan, yaitu tari yang bertujuan untuk memberikan

pengalaman estetis kepada penonton. Tari ini disajikan agar dapat

Page 34: UPAYA PAGUYUBAN TRI TUNGGAL DALAM …digilib.unila.ac.id/32603/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 3. Bapak Drs. Bintang Wirawan, M.Hum selaku pembimbing utama yang telah memberikan

15

memperoleh tanggapan apresiasi sebagai suatu hasil seni yang dapat

memberi kepuasan pada mata dan hati penontonnya, oleh karena itu,

tari sebagai seni pertunjukan memerlukan pengamatan yang lebih

serius dari pada sekedar untuk hiburan. Untuk itu tari yang tergolong

sebagai seni pertunjukan/tontonan adalah tergolong performance,

karena pertunjukan tarinya lebih mengutamakan bobot nilai seni dari

pada tujuan lainnya.

4. Tari sebagai Media Pendidikan, yaitu tari yang bersifat untuk

mengembangkan kepekaan estetis melalui kegiatan berapresiasi dan

pengalaman berkarya kreatif.

Seni tari yang yang dimaksud dalam penelitian ini adalah seni tari kuda

lumping yang termasuk kedalam seni tari tradisional kerakyatan. Seni

tari kuda lumping memiliki fungsi sebagai seni hiburan, tari yang

disajikan difokuskan bukan pada keindahan geraknya, melainkan pada

segi hiburan.

C. Tinjauan Tentang Kuda Lumping

Kuda Lumping adalah salah satu seni pertunjukan yang terdiri atas

beberapa pemain musik, penari dan seperangkat alat musik. Kuda lumping

atau jaran kepang merupakan kesenian rakyat yang bersifat ritual warisan

masa lalu itu dapat dilihat dari ciri-ciri sebagai kesenian kuno, yaitu

sebagai sarana upacara ritual, gerakan sederhana diutamakan hentakan

kaki, mengandung unsur magis, intrance dan bersifat spontan. Seperti

Page 35: UPAYA PAGUYUBAN TRI TUNGGAL DALAM …digilib.unila.ac.id/32603/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 3. Bapak Drs. Bintang Wirawan, M.Hum selaku pembimbing utama yang telah memberikan

16

halnya kesenian rakyat pada umumnya, kesenian jaran kepang

kedudukannya di masyarakat memiliki tiga fungsi, yaitu ritual, pameran

atau festival kerakyatan, dan tontonan atau bersifat entertainment, yaitu

kepuasan batin semata Minarto (dalam Dewi, 2016: 143).

Perlengkapan yang digunakan dalam pertunjukan kuda kepang terdiri atas:

alat-alat musik, sajen, kuda-kudaan, pecut (cambuk), pakaian khusus

penari, dan topeng. Alat-alat musik yang dipergunakan dalam pertunjukan

kuda kepang yaitu kendang, saron, demung dan gong. Kendang sebagai

pembawa irama, saron dan demung sebagai pembawa melodi. Gong

sebagai kolotomis yaitu membatasi waktu, seperti motif, frase dan akhir

melodi. Sajen merupakan sesaji atau pemberian untuk endang (makhluk

halus).

Dalam pertunjukan kuda kepang sajiannya terdiri atas bunga kantil,

minuman, makanan, kemenyan, minyak wangi, yang semuanya itu

disediakan untuk menghormati endang agar mau datang dan menerimanya

sebagai makanannya. Sajian tersebut dimakan oleh penari apabila telah

kesurupan dan mereka masing-masing memilih di antara sajen tersebut.

Kemenyan yang dibakar oleh gambuh (pawing) di dupa atau tempat

selama berlangsung pertunjukan berguna agar lapangan di sekitar

pertunjukan wangi, sehingga endang yang dipanggil mengenali tempat

tersebut dan dapat datang dengan mudah. Kemenyan tersebut merupakan

benda perantara atau membantu menghubungkan gambuh dengan endang.

Page 36: UPAYA PAGUYUBAN TRI TUNGGAL DALAM …digilib.unila.ac.id/32603/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 3. Bapak Drs. Bintang Wirawan, M.Hum selaku pembimbing utama yang telah memberikan

17

Sedangkan minyak wangi berguna sebagai minuman dan untuk mengobati

atau menyadarkan penari serta memudahkan endang keluar dari tubuh

penari dan memudahkan memulangkan ke tempat asalnya. Kuda kepang

berunsurkan trance (kesurupan) yang merupakan suatu fenomena yang

lazim yang terdapat di Asia Tenggara, terutama di Indonesia dan Malaysia

Mohammad Kipli Abdurrahman dan I made Bandem (dalam Dewi,

2016:144)

Menurut Rouget (dalam Dewi, 2016:144) bahwa sifat-sifat trance

(kesurupan) budayawi yang terlatih melalui proses budaya adalah sebagai

berikut:

(1) selalu berkaitan dengan gerakan fisik,

(2) selalu berkaitan dengan suasana yang rebut,

(3) terjadi di dalam keramaian,

(4) ada krisis,

(5) selalu ada yang merangsang pendengaran,

(6) berkaitan dengan hilang kesadaran,

(7) kejadiannya timbul dari kondisi sadar.

Bentuk pertunjukan kuda lumping terdiri atas tahap persiapan, tahap

babakan kosong dan tahap permainan. Tahap permainan terdiri dari :

(1) Awal kesurupan,

(2) Puncak kesurupan, dan

(3) Penyadaran dari kesurupan.

Menurut Karim (dalam Dewi, 2016:145,) trance atau kesurupan dalam

kuda lumping berfungsi sebagai pengontrol sosial. Untuk melepaskan

tekanan dalam kehidupan sehari-hari, karena apabila tidak dilepaskan bisa

menjadi “mengamuk”. Suasana kegembiraan seperti inilah yang selalu

diharapkan dari pertunjukan. Di dalam pertunjukan ini para penonton

Page 37: UPAYA PAGUYUBAN TRI TUNGGAL DALAM …digilib.unila.ac.id/32603/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 3. Bapak Drs. Bintang Wirawan, M.Hum selaku pembimbing utama yang telah memberikan

18

dapat memberi saweran kepada anggota pemain yang berkeliling

mengumpulkan uang.

Kesenian kuda lumping merupakan salah satu bentuk budaya Indonesia.

Semula kesenian ini dikenal sebagai kesenian jathilan yang selanjutnya

dikenal dengan nama kuda kepang atau jaran kepang, tetapi kuda lumping

menjadi nama yang lebih populer dibandingkan dengan kedua nama

sebelumnya. Menurut Mahmud (dalam Hasyim, 2014:4) “kuda lumping

adalah tarian tradisional yang menggunakan properti berupa kuda tiruan.

Kuda lumping atau juga disebut dengan jaranan/ jaran kepang atau jatilan

merupakan tarian tradisional dari Jawa yang menampilkan sekelompok

prajurit sedang menunggang kuda”. Sehingga dapat simpulkan bahwa

kesenian tradisional kuda lumping adalah kesenian tradisional yang

dimainkan dengan properti kuda imitasi yang terbuat dari anyaman bambu.

Adapun nilai-nilai luhur bangsa Indonesia yang terkandung dalam

kesenian tradisional kuda lumping menurut Febrianto (dalam Hasyim,

2014:5) yaitu “nilai religius, nilai sosial, nilai estetika dan nilai hiburan”.

Berdasarkan keempat nilai di atas dapat disimpulan bahwa kesenian

tradisional kuda lumping menyimpan nilai-nilai luhur bangsa Indonesia

yang merupakan potensi sumber daya manusia Indonesia, sekaligus

merupakan gambaran mengenai pedoman hidup yang diinginkan serta

untuk menunjukkan kualitas kesenian tradisional kuda lumping.

Page 38: UPAYA PAGUYUBAN TRI TUNGGAL DALAM …digilib.unila.ac.id/32603/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 3. Bapak Drs. Bintang Wirawan, M.Hum selaku pembimbing utama yang telah memberikan

19

Alasan peneliti memilih meneliti seni tari kuda lumping karena menurut

peneliti sendiri kesenian tari kuda lumping ini sudah jarang diminati oleh

masyarakat khususnya anak-anak muda. Seharusnya anak-anak muda lebih

memperhatikan kesenian tari kuda lumping ini agar kesenian ini tetap ada

dan diminati oleh semua kalangan dan tidak tersaingi oleh kesenian

modern.

D. TinjauanTeori

Menurut R. Stryker dan Rocher (dalam Ritzer, 2014: 117) asumsi dasar

teori structural fungsional yaitu bahwa masyarakat menjadi suatu kesatuan

atas dasar kesepakatan dari para anggotanya terhadap nilai-nilai tertentu

yang mampu mengatasi perbedaan sehingga masyarakat tersebut

dipandang sebagai suatu sistem yang secara fungsional terintegrasi dalam

suatu keseimbangan. Dengan demikian Fungsionalisme Struktural sebagai

teori kita akan memahami sebuah sudut pandang yang menafsirkan

masyarakat sebagai sebuah struktur dengan bagian-bagian yang saling

berhubungan dan saling memiliki ketergantungan. Berdasarkan teori

Fungsionalisme Struktural milik Talcott Parsons suatu sistem dapat

bertahan di masyarakat harus memiliki empat fungsi. Suatu fungsi adalah

kumpulan kegiatan yang ditujukan kearah pemenuhan kebutuhan tertentu

atau kebutuhan sistem R. Stryker dan Rocher (dalam Ritzer, 2014: 117).

Empat fungsi penting yang diperlukan sebuah sistem adalah sebagai

berikut :

Page 39: UPAYA PAGUYUBAN TRI TUNGGAL DALAM …digilib.unila.ac.id/32603/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 3. Bapak Drs. Bintang Wirawan, M.Hum selaku pembimbing utama yang telah memberikan

20

1) Adaptation (Adaptasi): sebuah sistem harus menanggulangi situasi

eksternal yang gawat. Sistem harus menyesuaikan diri dengan

lingkungan dan menyesuaikan lingkungan itu dengan

kebutuhannya.

2) Goal attainment (Pencapaian tujuan): sebuah sistem harus

mendefinisikan dan mencapai tujuan utamanya.

3) Integration (Integrasi): sebuah sistem harus mengatur

antarhubungan bagian-bagian yang menjadi komponennya. Sistem

juga harus mengelola ketiga fungsi lainnya.

4) Latency (Latensi atau pemeliharaan pola): sebuah sistem harus

memperlengkapi, memelihara, dan memperbaiki, baik motivasi

individual maupun pola-pola cultural yang menciptakan dan

menopang motivasi.

E. Kerangka Pikir

Kuda Lumping merupakan salah satu seni pertunjukan yang terdiri atas

beberapa pemain musik, penari dan seperangkat alat musik. Kuda lumping

atau jaran kepang merupakan kesenian rakyat yang bersifat ritual warisan

masa lalu itu dapat dilihat dari ciri-ciri sebagai kesenian kuno, yaitu

sebagai sarana upacara ritual, gerakan sederhana diutamakan hentakan

kaki, mengandung unsur magis, intrance, dan bersifat spontan. Kuda

lumping termasuk salah satu kesenian rakyat yang harus dilestarikan

dengan cara menumbuhkembangkan melalui perkumpulan orang-orang

yang tertarik dengan kesenian terutama seni tari kuda lumping.

Page 40: UPAYA PAGUYUBAN TRI TUNGGAL DALAM …digilib.unila.ac.id/32603/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 3. Bapak Drs. Bintang Wirawan, M.Hum selaku pembimbing utama yang telah memberikan

21

Di zaman yang modern seperti sekarang ini banyak kesenian daerah

terutama di Indonesia yang saling tumpang tindih sehingga mengakibatkan

adanya persaingan antar kesenian. Keadaaan ini mengakibatkan adanya

persaingan antar kesenian yang akan diperlukan adanya upaya untuk lebih

menumbuhkembangkan kesenian terutama seni tari kuda lumping. Upaya

untuk menumbuhkembangkan seni tari kuda lumping ini sudah dilakukan

salah satunya oleh Paguyuban Seni Tari Kuda Lumping Tri Tunggal.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui upaya Paguyuban Tri

Tunggal dalam menumbuhkembangkan seni tari kuda lumping. Untuk

memenuhi tujuan tersebut sekiranya akan tepat apabila dikaitkan dengan

teori Fungsionalisme Struktural milik Talcott Parsons. Dengan mengetahui

teori Fungsionalisme Struktural sebagai teori maka kita akan memahami

sebuah sudut pandang yang menafsirkan masyarakat sebagai sebuah

struktur dengan bagian-bagian yang saling berhubungan dan saling

memiliki ketergantungan. Anggota di dalam Grup kesenian Paguyuban Tri

Tunggal dapat dikatakan sebagai suatu sistem yang memiliki fungsi dan

saling berkaitan satu sama lain.

Dengan demikian dapat diketahui bahwa upaya menumbuhkembangkan

seni tari kuda lumping ini melalui grup kesenian Paguyuban Tri Tunggal

dan menggunakan teori Struktural Fungsional milik Talcott Parsons

sehingga nantinya akan menghasilkan tumbuh kembang dari kesenian tari

kuda lumping.

Page 41: UPAYA PAGUYUBAN TRI TUNGGAL DALAM …digilib.unila.ac.id/32603/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 3. Bapak Drs. Bintang Wirawan, M.Hum selaku pembimbing utama yang telah memberikan

22

Upaya

Menumbuhkembangkan

Seni Tari Kuda Lumping

Paguyuban Tri Tunggal Teori Struktural

Fungsional

Tumbuh Kembang Seni Tari Kuda Lumping

Gambar 1. Bagan Kerangka Pikir

Page 42: UPAYA PAGUYUBAN TRI TUNGGAL DALAM …digilib.unila.ac.id/32603/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 3. Bapak Drs. Bintang Wirawan, M.Hum selaku pembimbing utama yang telah memberikan

III. METODE PENELITIAN

A. Tipe Penelitian

Tipe penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan metode

deskriptif. Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian ilmu-ilmu

sosial yang mengumpulkan dan menganalisis data berupa kata-kata (lisan

maupun tulisan) dan perbuatan-perbuatan manusia serta peneliti tidak

berusaha menghitung atau mengkuantifikasikan data kualitatif yang telah

diperoleh dan dengan demikian tidak menganalisis angka-angka. (Afrizal,

2014 : 13) Peneliti menggunakan metode penelitian kualitatif pada

penelitian ini karena permasalahan yang mendasar pada masyarakat,

peneliti ingin membahas secara mendalam pada permasalahan penelitian

ini. Data-data yang akan dikumpulkan di lapangan adalah data yang

berbentuk kata dan perilaku, data dapat berisikan catatan tentang keadaan

individu atas masyarakat yang berkaitan secara keseluruhan.

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan penelitian kualitatif karena

selama melakukan penelitian, peneliti akan menjelaskan dengan

menjabarkan upaya-upaya apa saja yang dilakukan Paguyuban Tri

Tunggal dalam menumbuhkembangkan kesenian tari tradisional kuda

Page 43: UPAYA PAGUYUBAN TRI TUNGGAL DALAM …digilib.unila.ac.id/32603/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 3. Bapak Drs. Bintang Wirawan, M.Hum selaku pembimbing utama yang telah memberikan

24

lumping. Menurut Yusuf (2014:339-340), penelitian kasus memerhatikan

semua aspek yang penting dari suatu kasus yang diteliti. Dengan

menggunakan tipe penelitian ini akan dapat diungkapkan gambaran yang

mendalam dan mendetail tentang suatu situasi atau objek. Kasus yang akan

diteliti dapat berupa satu orang, keluarga, satu peristiwa, kelompok lain

yang cukup terbatas, sehingga peneliti dapat menghayati, memahami, dan

mengerti bagaimana objek itu beroperasi atau berfungsi dalam latar alami

yang sebenarnya.

B. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di desa Fajar Baru Kecamatan Jati Agung

Kabupaten Lampung Selatan, yang merupakan lokasi Paguyuban Tri

Tunggal. Peneliti memilih lokasi ini dikarenakan kesenian tari kuda

lumping ini termasuk salah satu kesenian Jawa yang ada di Provinsi

Lampung yang memperbanyak koleksi budaya lainnya serta kesenian ini

termasuk kesenian tradisional yang tidak tetap yang seringkali mengalami

vakum atau berhenti ketika tidak adanya pertunjukkan. Peneliti memilih

Paguyuban Tri Tunggal sebagai objek penelitiannya karena Paguyuban Tri

Tunggal pernah mengalami vakum cukup lama dan mulai aktif lagi

sehingga peneliti tertarik untuk meneliti upaya Paguyuban Tri Tunggal

dalam menumbuhkembangkan kesenian tari Kuda Lumping yang ada di

Desa Fajar Baru.

Page 44: UPAYA PAGUYUBAN TRI TUNGGAL DALAM …digilib.unila.ac.id/32603/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 3. Bapak Drs. Bintang Wirawan, M.Hum selaku pembimbing utama yang telah memberikan

25

C. Fokus Penelitian

Fokus penelitian berfungsi untuk membatasi ruang lingkup masalah yang

akan diteliti oleh peneliti agar tidak terlalu luas dari judul yang telah

peneliti tentukan. Fokus pada penelitian ini adalah untuk mengetahui

upaya Paguyuban Tri Tunggal dalam menumbuhkembangkan seni tari

kuda lumping.

D. Informan Penelitian

Informan penelitian ini adalah anggota paguyuban Tri Tunggal yang dapat

memberikan informasi mengenai kesenian tari kuda lumping.

Pertimbangan peneliti memilih anggota wayang paguyuban Tri Tunggal

karena sesuai dengan kriteria yang sudah ditetapkan oleh peneliti, kriteria

tersebut meliputi :

1. Informan mengetahui tentang kesenian kuda lumping.

2. Informan terlibat langsung pada grup kesenian yang akan peneliti

teliti.

Peneliti menetapkan enam orang anggota Paguyuban Tri Tunggal yang

dianggap mampu untuk peneliti lakukan wawancara. Informan tersebut

cukup memberikan informasi mengenai upaya dalam

menumbuhkembangkan kebudayaan seni tari kuda lumping di desa Fajar

Baru. Adapun teknik pemilihan informan dalam penelitian ini dilakukan

dengan cara purposive sampling yaitu dengan penunjukkan langsung oleh

peneliti untuk dijadikan sebagai informan penelitian.

Page 45: UPAYA PAGUYUBAN TRI TUNGGAL DALAM …digilib.unila.ac.id/32603/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 3. Bapak Drs. Bintang Wirawan, M.Hum selaku pembimbing utama yang telah memberikan

26

E. Jenis Data

Jenis data dari penelitian ini meliputi :

1. Data Primer yaitu data yang didapatkan langsung dari lapangan yaitu

dengan melakukan wawancara kepada informan penelitian.

2. Data Sekunder yaitu

sumber yang terkait

literatur lainnya.

data tambahan yang diperoleh dari berbagai

dengan penelitian seperti buku, jurnal atau

F. Teknik Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dilakukan dengan dua cara yaitu :

1. Observasi

Peneliti mendatangi lokasi penelitian kemudian terjun langsung untuk

mengetahui sesuatu yang sedang terjadi atau yang sedang dilakukan

merasa perlu untuk melihat sendiri, mendengarkan sendiri atau

merasakan sendiri.

2. Wawancara

Penulis melakukan tanya jawab mendalam (interview) kepada

sejumlah narasumber yang menjadi anggota paguyuban seni tari kuda

lumping Tri Tunggal.

3. Dokumentasi

Page 46: UPAYA PAGUYUBAN TRI TUNGGAL DALAM …digilib.unila.ac.id/32603/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 3. Bapak Drs. Bintang Wirawan, M.Hum selaku pembimbing utama yang telah memberikan

27

Peneliti melakukan pengumpulan data di lokasi penelitian yang

berhubungan dengan seni tari kuda lumping di desa Fajar Baru,

peneliti mengumpulkan bahan berupa foto atau bahan tertulis

G. Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses mencari dan mengatur wawancara dan catatan

yang diperoleh di lapangan serta bahan- bahan lain yang telah dihimpun

sehingga dapat merumuskan hasil dari apa yang telah ditemukan. Teknik

Analisis data dilakukan dengan menggunakan tekhnik analisis data

kualitatif, dengan melakukan analisis secara intensif terhadap data yang

telah diperoleh dilapangan berupa kata-kata. Menurut Moleong (2004),

analisis data adalah prosedur yang mengorganisasikan dalam suatu pola,

kategori, data satuan uraian dasar.

Menurut Milles (1992) Analisis data dilakukan melalui tahapan sebagai

berikut :

1. Reduksi Data, adalah proses pemilihan, pemusatan perhatian pada

penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data kasar yang

muncul dari catatan tertulis di lapangan.

2. Penyajian Data, adalah menyajikan informasi tersusun yang

memberikan kemungkinan untuk penarikan kesimpulan dan

pengambilan tindakan atau penyederhanaan informasi yang kompleks

ke dalam kesatuan bentuk yang disederhanakan yang mudah dipahami.

Page 47: UPAYA PAGUYUBAN TRI TUNGGAL DALAM …digilib.unila.ac.id/32603/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 3. Bapak Drs. Bintang Wirawan, M.Hum selaku pembimbing utama yang telah memberikan

28

3. Penarikan Kesimpulan, adalah tinjauan ulang terhadap catatan

lapangan yaitu menguji kebenaran dan makna yang muncul dalam

lokasi penelitian.

Page 48: UPAYA PAGUYUBAN TRI TUNGGAL DALAM …digilib.unila.ac.id/32603/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 3. Bapak Drs. Bintang Wirawan, M.Hum selaku pembimbing utama yang telah memberikan

IV. GAMBARAN UMUM

A. Sejarah Desa Fajar Baru

Pada mulanya Desa Fajar Baru merupakan bagian dari Desa Karang

Anyar, yang pada tahun 1959 disebut dengan susukan Fajar Baru.

Selanjutnya tahun 1960 memisahkan diri dari Desa Karang Anyar

dengan kades A. Sastro Rejo. Tahun 1965 setelah gestapu (gerakan

September 30) kembali menggabungkan diri dengan Desa Karang

Anyar yang waktu itu dipimpin Kades Hadi Sumarto. Pada tahun

tersebut diadakan pemekaran desa dan sebagai penjabat Kades Bapak

Aliesan dengan sebutan Desa Fajar Baru Kecamatan Tanjung Bintang

Kabupaten Lampung Selatan dan pada tanggal 20 Oktober 1986

ditetapkan menjadi Desa Persiapan yang sebelumnya adalah Desa

Padukuhan Fajar Baru.

Desa Fajar Baru Kecamatan Tanjung Bintang memisahkan diri

menjadi Kecamatan Jati Agung Fajar Baru tahun 1967. Pada tanggal

12 Mei 2013 dan terpilih Sdr. Sucipto yang dilantik pada 24 Juni 2013

menjabat 6 tahun sd. 24 Juni 2019. Pada awal mulanya masyarakat

Page 49: UPAYA PAGUYUBAN TRI TUNGGAL DALAM …digilib.unila.ac.id/32603/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 3. Bapak Drs. Bintang Wirawan, M.Hum selaku pembimbing utama yang telah memberikan

30

Desa Fajar Baru merupakan bagian dari Desa Karang Anyar yang

mayoritas masyarakatnya adalah beretnis Jawa, hal ini dikarenakan

pemindahan masyarakat Jawa ke Lampung. Masyarakat Desa Fajar

Baru dulunya mayoritas etnisnya adalah suku Lampung, kemudian

terjadi pemindahan penduduk dari Pulau Jawa ke Lampung yang

kemudian populasi masyarakat Jawa bertambah sehingga mendominasi

masyarakat pribumi. Sebelum bertambahnya populasi masyarakat Jawa

ke Desa Fajar Baru masyarakat Jawa yang sudah lebih dulu menetap di

Desa Fajar Baru mengalami kesulitan dalam beradaptasi dengan

masyarakat pribumi. Kesulitan yang di alami dalam beradaptasi yaitu

kentalnya perbedaan budaya antara masyarakat Jawa dengan

masyarakat Lampung seperti misalnya masyarakat Jawa yang dianggap

sebagai tamu yang tidak memiliki hak untuk mengambil lahan milik

pribumi.

Untuk mengatasi perbedaan di antara kedua etnis ini, masyarakat Jawa

menjalin keakraban dengan masyarakat pribumi dengan cara

masyarakat Jawa dan masyarakat pribumi saling memahami perbedaan

kebudayaan di antara keduanya serta menjalin kerjasama. Contohnya

lahan yang dimiliki oleh etnis Lampung dikelola oleh etnis Jawa dan

hasil dari panen lahan tersebut dibagi rata oleh kedua etnis tersebut.

Pada tahun 1952 etnis Jawa sudah mulai meramaikan Desa Fajar Baru.

Etnis Jawa tersebut membeli lahan dari masyarakat pribumi dan

menetap di Desa Fajar Baru. Proses kedatangannya pun

Page 50: UPAYA PAGUYUBAN TRI TUNGGAL DALAM …digilib.unila.ac.id/32603/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 3. Bapak Drs. Bintang Wirawan, M.Hum selaku pembimbing utama yang telah memberikan

31

sangat beragam, ada yang datang memang karena pemindahan yang

dilakukan pemerintah, ada juga yang datang ke Lampung ikut saudara

untuk mencari kerja.

B. Potensi Desa Fajar Baru

1. Luas Wilayah Desa Fajar Baru

Luas wilayah Desa Fajar Baru yaitu 756,6 Ha. Tata guna tanah

yang dipergunakan adalah sebagai :

Pemukiman : 307,173 ha

Pertanian Sawah tadah hujan : 375 ha

Ladang/tegalan : 57,3 ha

Perkantoran : 0.11 ha

Sekolah : 0.5426 ha

Jalan : 16.274 ha

Lapangan olahraga : 0.2 ha

2. Batas Wilayah Desa Fajar Baru

Adapun batas-batas wilayah Desa Fajar Baru adalah sebagai

berikut :

a) Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Karang Anyar dan

Karang Sari Kecamatan Jati Agung.

b) Sebelah selatan berbatasan dengan Kelurahan Labuhan

Dalam Kec. Tanjung Senang Bandar Lampung.

c) Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Sidosari Kecamatan

Natar dan Kelurahan Rajabasa Jaya B. Lampung.

Page 51: UPAYA PAGUYUBAN TRI TUNGGAL DALAM …digilib.unila.ac.id/32603/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 3. Bapak Drs. Bintang Wirawan, M.Hum selaku pembimbing utama yang telah memberikan

32

d) Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Jati Mulyo Kec. Jati

Agung dan Kel. Tanjung Senang dan Kelurahan Way

Kandis Kec. Tanjung Senang Bandar Lampung.

C. Orbitasi Desa Fajar Baru

1. Jarak ke ibu kota kecamatan terdekat 15 KM.

2. Lama jarak tempuh ke ibu kota kecamatan 30 menit.

3. Jarak ke ibu kota kabupetan 80 KM.

4. Lama jarak tempuh ke ibu kota kabupaten 1,5 jam.

5. Lama jarak tempuh ke ibu kota provinsi 45 menit.

D. Jumlah Penduduk Desa Fajar Baru

Jumlah penduduk Desa Fajar Baru saat ini memiliki 1.902 Kepala

Keluarga dengan jumlah jenis kelamin perempuan sebanyak 3.694

orang dan laki-laki sebanyak 3.709 orang. Jadi keseluruan penduduk

Desa Fajar Baru saat ini adalah 7.403orang.

Page 52: UPAYA PAGUYUBAN TRI TUNGGAL DALAM …digilib.unila.ac.id/32603/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 3. Bapak Drs. Bintang Wirawan, M.Hum selaku pembimbing utama yang telah memberikan

33

E. Keadaan Sosial Desa Fajar Baru

1. Pendidikan

Tabel 1. Jumlah penduduk berdasarkan pendidikan.

NO Jenis pendidikan Jumlah penduduk

1 SD/MI 4.607

2 SMP/MTs 1.068

3 SMU/MA 1.050

4 S1/Diploma 348

5 Tidak Tamat 90

6 Buta Huruf 240

Total 7.403

Sumber: Profil Desa Fajar Baru tahun 2018

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa jumlah penduduk di Desa Fajar Baru

berjumlah 7.403 orang. Dengan jumlah penduduk yang pernah menempuh

jenjang pendidikan SD/MI berjumlah 4.607 orang, yang pernah menempuh

jenjang pendidikan SMP/MTs berjumlah 1.068 orang, yang pernah

menempuh jenjang pendidikan SMU/MA berjumlah 1.050 orang, yang

pernah menempuh jenjang pendidikan S1/Diploma berjumlah 348 orang,

yang tidak tamat jenjang pendidikan berjumlah 90 orang dan penduduk

yang mengalami buta huruf berjumlah 240 orang.

Tabel 2. Jumlah pendidikan di Desa Fajar Baru.

NO Nama Pendidikan Jumlah sekolah Lokasi/Dusun

1. TK/PAUD 4 Dusun 1, 2A,3B dan Dusun 4

2. SD/MI 3 Dusun 1, 2A dan Dusun 4

3. SMP/MTs - -

4. SMA/MA - -

Sumber: Profil Desa Fajar Baru tahun 2018

Page 53: UPAYA PAGUYUBAN TRI TUNGGAL DALAM …digilib.unila.ac.id/32603/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 3. Bapak Drs. Bintang Wirawan, M.Hum selaku pembimbing utama yang telah memberikan

34

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa terdapat tujuh fasilitas pendidikan di

Desa Fajar Baru, diantaranya adalah empat bangunan TK/PAUD yang

terletak di lokasi dusun 1, 2A, 3B dan Dusun 4. Tiga bangunan SD/MI

yang terletak di dusun 1, 2A dan dusun 4.

2. Keagamaan

Tabel 3. Jumlah penduduk berdasarkan agama.

NO Nama Agama Jumlah Pemeluk

1. Islam 7.263 Orang

2. Katolik 42 Orang

3. Kristen 77 Orang

4. Hindu 26 Orang

5. Budha 3 Orang

Sumber: Profil Desa Fajar Baru tahun 2018

Dari tabel di atas dapat dilihat jumlah penduduk Desa Fajar Baru

berdasarkan agama yang dianut. Mayoritas penduduk Desa Fajar Baru

menganut agama Islam dengan jumlah 7.263 orang dari seluruh jumlah

penduduk di Desa Fajar Baru7.403. Penduduk yang menganut agama

Katolik berjumlah 42 orang, agama Kristen 77 orang, agama Hindu 26

orang dan agama Budha tiga orang.

Page 54: UPAYA PAGUYUBAN TRI TUNGGAL DALAM …digilib.unila.ac.id/32603/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 3. Bapak Drs. Bintang Wirawan, M.Hum selaku pembimbing utama yang telah memberikan

35

F. Keadaan Ekonomi Desa Fajar Baru

Tabel 4. Jumlah penduduk berdasarkan mata pencaharian.

NO JENIS PEKERJAAN JUMLAH

1. Petani 637

2. Pedagang 181

3. PNS 249

4. Tukang 115

5. Guru 20

6. Bidan 6

7. Perawat 4

8. TNI/POLRI 15

9. Angkutan(supir) 30

10. Buruh 300

11. Pensiunan 25

12. Jasa Persewaan 7

13. Swasta 313

Sumber: Profil Desa Fajar Baru tahun 2018

Dari tabel di atas dapat dilihat jumlah penduduk Desa Fajar Baru

berdasarkan mata pencahariannya. Di Desa Fajar Baru penduduk yang

bekerja sebagai Petani berjumlah 637 orang, penduduk yang bekerja

sebagai Pedagang berjumlah 181 orang, penduduk yang bekerja sebagai

PNS berjumlah 249 orang, penduduk yang bekerja sebagai Tukang

berjumlah 115 orang, penduduk yang bekerja sebagai Guru berjumlah 20

orang, penduduk yang bekerja sebagai Bidan sebanyak enam orang,

penduduk yang bekerja sebagai Perawat berjumlah empat orang, penduduk

yang bekerja sebagai TNI/POLRI berjumlah 15 orang, penduduk yang

bekerja sebgai Supir Angkutan berjumlah 30 orang, penduduk yang bekerja

sebagai Buruh berjumlah 300 orang, penduduk yang sudah tidak bekerja

lagi (pensiunan) berjumlah 25 orang, penduduk yang bekerja di bidang Jasa

Persewaan berjumlah tujuh orang dan penduduk yang bekerja Swasta

berjumlah 313 orang.

Page 55: UPAYA PAGUYUBAN TRI TUNGGAL DALAM …digilib.unila.ac.id/32603/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 3. Bapak Drs. Bintang Wirawan, M.Hum selaku pembimbing utama yang telah memberikan

36

G. Peta Wilayah Desa Fajar Baru

Gambar 2. Peta wilayah Desa Fajar Baru (sumber: data sekunder 2018)

Page 56: UPAYA PAGUYUBAN TRI TUNGGAL DALAM …digilib.unila.ac.id/32603/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 3. Bapak Drs. Bintang Wirawan, M.Hum selaku pembimbing utama yang telah memberikan

37

H. Gambaran Umum Kuda Lumping “Paguyuban Tri Tunggal”

1. Sejarah Kuda Lumping Paguyuban Tri Tunggal

Kesenian tari tradisional kuda lumping saat ini sudah mulai jarang

ditemukan. Keberadaan kesenian kuda lumping ini semakin tersaingi

dengan adanya hiburan-hiburan yang lebih menarik seperti hiburan

organ tunggal yang lebih digemari oleh masyarakat khususnya kaum

laki-laki. Namun agar kesenian kuda lumping ini tetap berkembang,

masyarakat Jawa di Desa Fajar Baru membentuk komuntias seni tari

kuda lumping. Di Desa Fajar Baru terdapat dua grup kesenian

tardisional kuda lumping, yaitu grup Turonggo Tri Rahayu Budoyo dan

grup kesenian kuda lumping Paguyuban Tri Tunggal yang akan

dijadikan sebagai objek penelitian oleh peneliti.

Paguyuban Tri Tunggal berdiri sejak tahun 1990 yang dibentuk oleh

Bapak Asman. Oleh karena itu Bapak Asman dikatakan sebagai

pendiri dari grup kesenian kuda lumping Paguyuban Tri Tunggal ini.

Pada awal berdirinya grup kesenian Paguyuban Tri Tunggal ini hanya

beranggotakan 20 orang dan pada saat itu alat musik yang digunakan

hanya berupa angklung saja serta properti kuda yang terbuat dari

batang daun pohon kelapa. Saat ini grup Tri Tunggal beranggotakan 25

orang dan sudah memilki alat musik dan properti yang lengkap. Di

Desa Fajar Baru terdapat grup kesenian kuda lumping lainnya, namun

tidak seaktif grup kesenian Paguyuban Tri Tunggal ini. Pada awal

mulanya grup kesenian ini dibentuk karena adanya keinginan dan rasa

Page 57: UPAYA PAGUYUBAN TRI TUNGGAL DALAM …digilib.unila.ac.id/32603/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 3. Bapak Drs. Bintang Wirawan, M.Hum selaku pembimbing utama yang telah memberikan

38

untuk melestarikan kebudayaan serta sebagai sarana untuk

menunjukkan eksistensi dari masyarakat Jawa di Lampung. Grup

kesenian kuda lumping Tri Tunggal ini juga memiliki tujuan yang

diharapkan dapat tercapai.

Tujuan dari dibentuknya grup kesenian ini adalah :

1. Melestarikan kebudayaan tradisional.

2. Sebagai sarana hiburan.

3. Menjalin silahturahmi antar anggota kelompok.

2. Struktur Organisasi Kuda Lumping Paguyuban Tri Tunggal

Ketua

Bapak Sunyono

Sekertaris Bendahara Humas Pawang

Bapak Selamet Bapak Supriyanto Bapak Parjo Bapak Darun & Rianto Asman

Gambar 3. Bagan Struktur Organisasi

Page 58: UPAYA PAGUYUBAN TRI TUNGGAL DALAM …digilib.unila.ac.id/32603/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 3. Bapak Drs. Bintang Wirawan, M.Hum selaku pembimbing utama yang telah memberikan

VI. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian ini yang berjudul Upaya Paguyuban Tri

Tunggal Dalam Menumbuhkembangkan Seni Tari Kuda Lumping (Studi

Di Desa Fajar Baru Kecamatan Jati Agung, Lampung Selatan) dapat

ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Terdapat beberapa upaya yang dapat dilakukan Paguyuban Tri

Tunggal dalam menumbuhkembangkan kesenian kuda lumping ini

diantaranya:

1. Pengembangan dalam permainan kuda lumping dapat peneliti

simpulkan pengembangan yang dilakukan oleh Paguyuban Tri

Tunggal dalam menumbuhkembangkan kesenian kuda lumping

adalah dengan pembaruan gerakan tarian seperti menambahkan

penari topeng (ganong) dalam tariannya dan mengaransemen ulang

musik agar lebih menarik untuk dibawakan pada saat pertunjukan.

2. Menjalin kerjasama antar grup kesenian kuda lumping dapat

peneliti simpulkan menjalin kerjasama yang dilakukan oleh

Paguyuban Tri Tunggal adalah seperti menjaga kekompakan antar

sesama anggota grup kesenian kuda lumping.

Page 59: UPAYA PAGUYUBAN TRI TUNGGAL DALAM …digilib.unila.ac.id/32603/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 3. Bapak Drs. Bintang Wirawan, M.Hum selaku pembimbing utama yang telah memberikan

74

3. Sosial media sebagai salah satu cara dalam menumbuhkembangkan

kesenian kuda lumping dapat peneliti simpulkan media sosial yang

digunakan Paguyuban Tri Tunggal dalam menumbuhkembangkan

kesenian kuda lumping adalah facebook karena menurut anggota

Paguyuban Tri Tunggal facebook digunakan dan diakses oleh

semua kalangan dari anak-anak hingga orang dewasa. Jadi

facebook adalah sarana yang mudah digunakan untuk

mempromosikan seni tari kuda lumping Paguyuban Tri Tunggal.

4. Motivasi bagi generasi penerus dapat peneliti simpulkan motivasi

yang dilakukan Paguyuban Tri Tunggal dalam

menumbuhkembangkan seni tari kuda lumping adalah

menanamkan kecintaan terhadap seni tari kuda lumping kepada

anak-anak mereka dan masyarakat sekitar.

5. Menarik minat orang-orang untuk bergabung dapat peneliti

simpulkan menarik minat yang dilakukan Paguyuban Tri Tunggal

dalam mengembangkan seni tari kuda lumping adalah dengan

memperbarui gerakan tarian menjadi lebih menarik untuk ditonton.

2. Proses pertunujukan diawali dengan persiapan anggota serta

kelengkapan alat dan pelaksanaan ritual oleh pawang yang bertugas.

Setelah ritual selesai dilakukan pertunjukan dimulai dengan

menampilkan tarian sampai tahap kesurupan.

Page 60: UPAYA PAGUYUBAN TRI TUNGGAL DALAM …digilib.unila.ac.id/32603/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 3. Bapak Drs. Bintang Wirawan, M.Hum selaku pembimbing utama yang telah memberikan

75

B. Saran

Dalam penelitian ini Upaya Paguyuban Tri Tunggal Dalam

Menumbuhkembangkan Seni Tari Kuda Lumping (Studi Di Desa Fajar

Baru Kecamatan Jati Agung, Lampung Selatan), peneliti memiliki

beberapa saran yang sekiranya dapat bermanfaat, yaitu:

1. Diharapkan bagi Paguyuban Tri Tunggal untuk menambahkan alat

musik yang digunakan seperti Drum agar ada kombinasi antara

tradisional dan modern.

2. Diharapkan lebih meningkatkan rasa solidaritas antar grup kesenian

kuda lumping lainnya dan pada saat akan tampil para anggota wayang

diharapkan untuk datang lebih tepat waktu.

3. Untuk Paguyuban Tri Tunggal diharapkan menggunakan sosial media

lain selain facebook seperti instagram dan youtube agar lebih

memperluas dalam mempromosikan kesenian tari kuda lumping ini.

4. Diharapkan Paguyuban Tri Tunggal datang ke sekolah-sekolah dasar

untuk melakukan sosialisasi seni tari kuda lumping kepada anak-anak.

Page 61: UPAYA PAGUYUBAN TRI TUNGGAL DALAM …digilib.unila.ac.id/32603/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 3. Bapak Drs. Bintang Wirawan, M.Hum selaku pembimbing utama yang telah memberikan

DAFTAR PUSTAKA

Afrizal. 2014. Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.

Hardjono, Joan. 1982. Transmigrasi : Dari Kolonisasi Sampai Swakarsa. Jakarta:

PT.Gramedia.

Koentjaraningrat, 1985. Kebudayaan, Mentalitas dan Pembangunan. Jakarta:

PT.Gramedia.

Milles, N. B & Huberman, A.N. 1992. Analisis Data Kualitatif: penerjemah

Tjeptjep Rohendi R. Universitas Indonesia Press.

Moleong, L., J. 2004. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung. Rosdakarya.

Ritzer, George. 2014. Teori Sosiologi Modern: edisi ke 7. Jakarta. Prenadamedia

Group.

Yusuf, A. Muri. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif & Penelitian

Gabungan. Jakarta: Prenadamedia Group

Sumber Internet :

Dewi, Heristina. 2016. Keberlanjutan dan Perubahan Seni Pertunjukan Kuda

Kepang di Sei Bamban, Serdang Bedagai, Sumatera Utara. Diakases Pada

Tanggal 22 April 2017 http://ejurnal.isbi.ac.id

Febriyanti, Erma. 2015. Pertunjukkan Kuda Kepang Di Desa Trimodadi

Kecamatan Abung Selatan Kabupaten Lampung Utara. Skripsi Sarjana

Pendidikan Sejarah. FKIP, Universitas Lampung.

Page 62: UPAYA PAGUYUBAN TRI TUNGGAL DALAM …digilib.unila.ac.id/32603/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 3. Bapak Drs. Bintang Wirawan, M.Hum selaku pembimbing utama yang telah memberikan

77

Hasyim, Adelina. 2014. Sikap dan Motivasi Remaja dalam Mengikuti Kesenian

Tradisional Kuda Lumping di Pesawaran. Diakses Pada Tanggal 22 April

2017 http://ejournal.unila.ac.id

Irawan, YR. 2016. Lagu Slompret-Slompret Sebagai Pemicu Trance Pada Penari

Jaran Kepang Turonggo Seto Di Desa Tlompakan Kecamatan Tuntang

Kabupaten Semarang. Jurnal Seni Musik. Diakses Pada Tanggal 24

November 2017 http://journal.unnes.ac.id

Khutniah, N dan Iryanti, VE. 2012. Upaya Mempertahankan Eksistensi Tari

Kridha Jati Di Sanggar Hayu Budaya Kelurahan Pengkol Jepara. Jurnal

Seni Tari. Diakses Pada Tanggal 23 November 2017

http://journal.unnes.ac.id

Putri, Ridha Amini. 2011. Faktor-Faktor Pendorong Partisipasi Remaja Dalam

Melestarikan Kesenian Kuda Lumping Di Dusun Sanggrahan Kelurahan

Tlogoadi Kecamatan Mlati Kabupaten Sleman. Diakses Pada Tanggal 22

April 2017 http://eprints.uny.ac.id/22825/1/skripsi.pdf

Ratih, EW. 2001. Fungsi Tari Sebagai Seni Pertunjukan (the Function of Dance

as a Performing Art). Harmonia Journal of Arts Research and Education.

Diakses Pada Tanggal 23 November 2017 https://media.neliti.com/

Ratnaningrum, Ika. 2011. Makna Simbolis dan Peranan Tari Topeng Endel.

Diakses Pada Tanggal 22 April 2017 http://ejournal.unnes.ac.id

Sari, Aulia Veramita. 2017. Makna Kesenian Tradisional Kuda Lumping

Page 63: UPAYA PAGUYUBAN TRI TUNGGAL DALAM …digilib.unila.ac.id/32603/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 3. Bapak Drs. Bintang Wirawan, M.Hum selaku pembimbing utama yang telah memberikan

78

Sebagai Seni Pertunjukan (Studi Kasus Pada Grup Kesenian Kuda Lumping

“Bima Sakti” dan Masyarakat Kelurahan Campang Raya, Sukabumi, Bandar

Lampung). Skripsi Sarjana Ilmu Komunikasi. FISIP, Universitas Lampung.

Suarta, Kadek. 2016. Dinamika Sendratari Mahabharata Di Tengah Perjalanan

Pesta Kesenian Bali. Diakses Pada Tanggal 23 November 2017

http://erepo.unud.ac.id

Sumber Dokumen :

Peraturan Daerah Provinsi Lampung No. 1 Tahun 1971 Tentang Bentuk

Lambang Daerah Provinsi Lampung.

Peraturan Daerah Provinsi Lampung No. 4 Tahun 2009 Tentang Perubahan

Atas Peraturan Daerah Propinsi Daerah Tingkat I Lampung.