Upload
others
View
3
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA
MATERI GARIS DAN SUDUT MELALUI MODEL
PEMBELAJARAN TEAM ACCELERATED INSTRUCTION
(TAI) PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 3 SALATIGA,
KECAMATAN SIDOMUKTI, KOTA SALATIGA
TAHUN PELAJARAN 2018/2019
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan (S.Pd.)
Oleh :
Triyani Setya Dewi
23070150037
PROGRAM STUDI TADRIS MATEMATIKA
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA
2019
ii
UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA
MATERI GARIS DAN SUDUT MELALUI MODEL
PEMBELAJARAN TEAM ACCELERATED INSTRUCTION
(TAI) PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 3 SALATIGA,
KECAMATAN SIDOMUKTI, KOTA SALATIGA
TAHUN PELAJARAN 2018/2019
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan (S.Pd.)
Oleh :
Triyani Setya Dewi
23070150037
PROGRAM STUDI TADRIS MATEMATIKA
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA
2019
iii
iv
v
vi
vii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Motto
Pintar dengan belajar, cerdas dengan mengajar
Persembahan
1. Bapakku Triyono dan Ibuku tercinta ibu Trimah, terima kasih telah
membesarkanku dengan penuh kesabaran dan kasih sayang serta tidak lupa
mendoakan anakmu ini sehingga bisa menyelesaikan kuliah S1.
2. Simbah putriku mbah Tumirah, terima kasih atas doa restu dan dukungannya.
3. Adikku Nila Oktavia.
4. Dosen pembimbing skripsi saya, bapak jaka Siswanta, M.Pd yang telah tulus
dan sabar dalam memberikan bimbingan skripsi serta ilmu yang bermanfaat
bagi saya.
5. Sahabat-sahabat tercinta Intan Hidayanti Nur Salam, Hani Nur Mayasari, Yuni
Lestari dan Dwi Rahmawati yang sudah memberikan dukungan, semangat,
motivasi dan membantu menyelesaikan skripsi ini.
6. Keluarga KKN (Kuliah Kerja Nyata) posko 49 yang senantiasa memberikan
semangat.
7. Sahabat-sahabat mahasiswa perjuangan skripsi serta keluarga besar Tadris
Matematika terutama angkatan 2015 yang saling menyemangati.
8. Saya persembahkan pula kepada pembaca yang budiman semoga tulisan yang
masih banyak kekurangan ini dapat memberikan manfaat.
viii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrohim
Puji syukur alhamdulillah rabbil’alamin, penulis panjatkan kepada Alloh
SWT yang yang selalu memberikan nikmat, karunia, taufik, serta hidayah-Nya
kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada nabi Agung
Muhammad SAW yang senantiasa dinantikan syafa’atnya di akhir nanti.
Penulisan skripsi dengan judul ”UPAYA PENINGKATAN HASIL
BELAJAR MATEMATIKA MATERI GARIS DAN SUDUT MELALUI
MODEL PEMBELAJARAN TEAM ACCELERATED INSTRUCTION (TAI)
PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 3 SALATIGA, KECAMATAN
SIDOMUKTI, KOTA SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2018/2019”, untuk
memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar akademik Sarjana Pendidikan di
Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini tidak akan berjalan dengan
baik tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis menyampaikan
ucapan terima kasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Zakiyuddin, M. Ag. Selaku Rektor Institut Agama Islam
Negeri (IAIN) Salatiga.
2. Bapak Prof. Dr. Mansur M. Ag. Selaku Dekan FTIK IAIN Salatiga.
3. Bapak Dr. Winarno, S.Si, M.Pd. Selaku ketua Program Studi Matematika.
4. Bapak Jaka Siswanta M.Pd selaku pembimbing skripsi yang telah memberikan
arahan dan bimbingan dengan penuh kesabaran dan keikhlasan sehingga
peneliti bisa menyelesaikan skripsi.
5. Bapak, ibu dosen serta seluruh karyawan IAIN Salatiga yang telah memberikan
ilmu dan bimbingannya kepada penulis.
ix
6. Bapak Suyadi M.Pd, selaku kepala sekolah SMP Negeri 3 Salatiga Kecamatan
Sidomukti, Kota Salatiga, yang telah memberikan izin kepada penulis untuk
melaksanakan penelitian.
7. Ibu Sri Mulyani M.Pd, selaku guru matematika kelas VII H SMP Negeri 3
Salatiga, Kecamatan Sidomukti, Kota Salatiga, yang telah membantu peneliti
dalam melaksanakan penelitian.
8. Kepada kelas VII H SMP Negeri 3 Salatiga, Kecamatan Sidomukti, Kota
Salatiga, yang telah membantu peneliti dalam melaksanakan penelitian.
Besar harapan penulis semoga amal baik tersebut diterima Allah SWT. Tak
lupa penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun demi
penyempurnaan skripsi ini, karena penulis menyadari bahwa skripsi ini masih
memiliki banyak kekurangan yang disebabkan oleh terbatasnya pengetahuan dan
kemampuan penulis.
Salatiga, 10 Juli 2019
Penulis,
x
ABSTRAK
Dewi, Triyani Setya. 2019. Upaya peningkatan hasil belajar matematika materi
garis dan sudut melalui model pembelajaran Team Accelerated Instruction
(TAI) pada siswa kelas VII SMP Negeri 3 Salatiga, Kecamatan Sidomukti,
Kota Salatiga tahun pelajaran 2018/2019. Program Studi Tadris
Matematika. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam
Negeri Salatiga. Dosen Pembimbing: Jaka Siswanta, M.Pd
Kata Kunci: Hasil Belajar Matematika dan Model Pembelajaran Team
Accelerated Instruction (TAI)
Hasil belajar matematika yang diperoleh siswa masih cenderung rendah,
hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor yakni guru dalam melaksanakan kegiatan
pembelajaran kurang inovatif, dilihat dari faktor siswa yakni kurang minat dalam
belajar, dan siswa merasa bosan karena pembelajaran yang monoton. Untuk
mengatasi permasalahan tersebut peneliti menerapkan model pembelajaran Team
Accelerated Instruction (TAI) yang diyakini dapat meningkatkan hasil belajar
matematika materi garis dan sudut pada siswa kelas VII SMP Negeri 3 Salatiga,
Kecamatan Sidomukti, Kota Salatiga.
Penelitian ini merupakan upaya peningkatan hasil belajar matematika
materi garis dan sudut pada siswa kelas VII H SMP Negeri 3 Salatiga Kecamatan
Sidomukti, Kota Salatiga. Dengan menggunakan jenis penelitian tindakan kelas
yang dilaksanakan dalam dua siklus yaitu siklus I dan siklus II. Untuk masing-
masing siklus terdapat perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi.
Pengumpulan data yang digunakan yakni observasi, tes dan dokumentasi. Adapun
analisis data dilaksanakan dengan cara membandingkan pencapaian hasil belajar
pada tiap siklus yang berpatokan pada KBM SMP Negeri 3 Salatiga yaitu 70
dengan menggunakan pedoman kriteria ketuntasan klasikal yakni 85% .
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa melalui model pembelajaran
Team Accelerated Instruction (TAI) dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal
ini dapat diketahui dari hasil pra siklus sebelum diterapkan model pembelajaran
Team Accelerated Instruction (TAI) hanya terdapat 23,33% (7 siswa) yang tuntas
mencapai KBM, kemudian pada siklus I setelah diterapkan model pembelajaran
Team Accelerated Instruction (TAI) meningkat menjadi 80% (24 siswa).
Selanjutnya pada siklus II menjadi 90% (27 siswa) tuntas mencapai KBM. Dapat
dilihat bahwa hasil belajar yang diperoleh siswa dari siklus I ke siklus II
mengalami peningkatan sebesar 10%. Hasil data yang diperoleh pada siklus II
sudah memenuhi kriteria ketuntasan klasikal yaitu 85% dari jumlah siswa yang
telah mencapai ketuntasan belajar yakni 70 sehingga penelitian tindakan kelas
ini dikatakan berhasil dan dihentikan pada siklus II.
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ............................................................................i
HALAMAN JUDUL ...............................................................................ii
LEMBAR BERLOGO IAIN ...................................................................iii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ...........................................................iv
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ...............................................v
PENGESAHAN KELULUSAN ..............................................................vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ...........................................................vii
KATA PENGANTAR .............................................................................viii
ABSTRAK ...............................................................................................x
DAFTAR ISI............................................................................................xii
TAFTAR TABEL ....................................................................................xiii
DAFTAR GAMBAR ...............................................................................xiv
DAFTAR LAMPIRAN............................................................................xv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ......................................................1
B. Rumusan Masalah ...............................................................6
C. Tujuan Penelitian ................................................................6
D. Kegunaan Penelitian ...........................................................6
E. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan .................7
F. Metode Penelitian ...............................................................8
1. Rancangan Penelitian ....................................................9
2. Subyek Penelitian ..........................................................9
3. Langkah-langkah Penelitian ..........................................9
4. Teknik Pengumpulan Data ..........................................12
5. Instrumen Penilaian .....................................................12
6. Analisis Data ...............................................................14
G. Sistematika Penulisan .......................................................15
BAB II LANDASAN TEORI
A. Kajian Teori
1. Tinjauan Tentang Hasil Belajar Matematika....................16
xii
2. Tinjauan Tentang Model Pembelajaran Team Accelerated
Instruction (TAI) ..............................................................23
3. Kajian Materi Garis dan Sudut .........................................29
B. Kajian Pustaka...................................................................33
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Gambaran Umum SMP Negeri 3 Salatiga ........................35
B. Pelaksanaan Penelitian ......................................................41
1. Deskripsi Pra Siklus ....................................................41
2. Deskripsi Siklus I ........................................................42
3. Deskripsi Siklus II .......................................................51
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian .................................................................60
1. Deskripsi Pra Siklus ....................................................60
2. Deskripsi Siklus I ........................................................62
3. Deskripsi Siklus II .......................................................64
B. Pembahasan .......................................................................67
1. Siklus I ........................................................................70
2. Siklus II .......................................................................78
3. Rekapitulasi Siklus I dan II .........................................87
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .......................................................................89
B. Saran..................................................................................89
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................91
LAMPIRAN .....................................................................................101
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Identitas Sekolah .............................................................................35
Tabel 3.2 Keadaan Guru .................................................................................36
Tabel 3.3 Jumlah Siswa Berdasarkan Jenis Kelamin ......................................38
Tabel 3.4 Jumlah Siswa berdasarkan Usia ......................................................38
Tabel 3.5 Jumlah Siswa Berdasarkan Tingkat Pendidikan .............................39
Tabel 3.6 Waktu pelaksanaan Penelitian ........................................................40
Tabel 3.7 Nilai Ulangan Harian (Pra Siklus) .................................................40
Tabel 3.8 Lembar Pengamatan Guru Siklus I .................................................45
Tabel 3.9 Lembar Pengamatan Siswa Siklus I ................................................48
Tabel 3.10 Lembar Pengamatan Guru Siklus II ..............................................54
Tabel 3.11 Lembar Pengamatan Siswa Siklus II ............................................56
Tabel 4.1 Nilai Ulangan Harian (PraSiklus) ...................................................60
Tabel 4.2 Nilai Evaluasi Siswa Siklus I ..........................................................62
Tabel 4.3 Nilai Evaluasi Siswa Siklus II .........................................................65
Tabel 4.4 Rekapitulasi Hasil Pembelajaran Siswa Per Siklus ........................68
Tabel 4.5 Lembar Pengamatan Guru Siklus I .................................................70
Tabel 4.6 Lembar Pengamatan Siswa Siklus I ................................................76
Tabel 4.7 Lembar Pengamatan Guru Siklus II ................................................79
Tabel 4.8 Lembar Pengamatan Siswa Siklus II ..............................................84
Tabel 4.9 Rekapitulasi Pra Siklus, Siklus I dan siklus II ................................87
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Penelitian Tindakan Kelas .............................................................9
Gambar 2.1 Dua garis sejajar yang dipotong garis lain ..................................32
Gambar 4.1 Persentase Nilai Evaluasi Siswa Siklus I ....................................70
Gambar 4.2 Persentase Nilai Evaluasi Siswa Siklus II ...................................79
Gambar 4.3 Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Pra Sikus, Siklus I dan Siklus II ..
.........................................................................................................................88
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I................................94
Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II ...........................106
Lampiran 3 Dokumentasi Foto Kegiatan ......................................................116
Lampiran 4 Lembar Kerja kelompok Siswa Siklus I ....................................118
Lampiran 5 Lembar Kerja kelompok Siswa Siklus II ...................................119
Lampiran 6 Soal Evaluasi Siswa Siklus I .....................................................120
Lampiran 7 Soal Evaluasi Siswa Siklus II ....................................................121
Lampiran 8 Nilai Evaluasi Siswa Siklus I.....................................................122
Lampiran 9 Nilai Evaluasi Siswa Siklus II ...................................................123
Lampiran 10 Lembar Pengamatan Guru Siklus I ..........................................124
Lampiran 11 Lembar Pengamatan Guru Siklus II ........................................127
Lampiran 12 Lembar Pengamatan Siswa Siklus I ........................................130
Lampiran 13 Lembar Pengamatan Siswa Siklus II .......................................132
Lampiran 14 Jawaban Soal Lembar Kerja Kelompok Siswa Siklus I ..........134
Lampiran 15 Jawaban Soal Lembar Kerja Kelompok Siswa Siklus II .........135
Lampiran 16 Jawaban Soal Evaluasi Siswa Siklus I dan II ..........................136
Lampiran 17 Surat Penunjukan Pembimbing Skripsi ...................................138
Lampiran 18 Surat Permohonan Izin Penelitian ...........................................139
Lampiran 19 Surat Keterangan Penelitian ....................................................140
Lampiran 20 Lembar Konsultasi Skripsi ......................................................141
Lampiran 21 Satuan Kredit Kegiatan ............................................................142
Lampiran 22 Daftar Riwayat Hidup ..............................................................146
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Matematika merupakan bidang studi yang penting untuk diajarkan di
sekolah. Terlihat bahwa mulai tingkat SD sampai sekolah tingkat menengah
dan perguruan tinggi masih tetap dipelajari. Dalam mempelajari matematika
sebagian besar siswa menganggap bahwa matematika merupakan pelajaran
yang sulit dan membosankan. Guru besar matematika dari Universitas Gajah
Mada, Widodo mengungkapkan bahwa siswa di Indonesia menganggap bahwa
matematika sulit karena beberapa alasan. Hal ini merupakan salah satu
permasalahan bagi guru untuk mengadakan perbaikan dan perubahan agar
pandangan mengenai matematika tersebut dapat dihilangkan. Selaku pendidik,
guru matematika mempunyai tanggungjawab untuk menyelesaikan berbagai
permasalahan yang terjadi dalam proses pembelajaran. Keberhasilan
pembelajaran sangat ditentukan oleh proses pelaksanaan belajar mengajar.
Guru memegang peranan penting dalam pelaksanaan pembelajaran sehingga
memperoleh hasil belajar yang maksimal.
Alloh berfirman dalam Surat Al-Alaq ayat 1 yang berbunyi:
(١) اق رأ با سم ربك الذى خلق
Artinya: “Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhan-mu yang
menciptakan” (Departemen Agama Republik Indonesia, 2004: 597).
2
Dengan turunnya ayat pertama tersebut maka berubahlah garis sejarah
umat manusia. Berubah dari kehidupan jahiliyah dalam semua aspek, termasuk
didalamnya kegelapan ilmu pengetahuan menjadi terang benderang. Ayat
pertama merupakan perintah untuk mencari ilmu. Ilmu bisa diperoleh dari
belajar, apabila seseorang belajar dengan sungguh-sungguh maka akan
memperoleh hasil yang di inginkan.
Hasil belajar merupakan hasil dari proses belajar yang dilakukan oleh
siswa setelah melaksanakan kegiatan belajar. Nana Sudjana (2005: 3)
menyatakan bahwa hasil belajar siswa pada hakekatya adalah perubahan
tingkah laku, sebagaimana hasil belajar dalam pengertian yang lebih luas
mencakup bidang kognitif, afektif dan psikomotorik. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki
siswa setelah melaksanakan proses belajar mengajar. Selain kemampuan siswa
itu sendiri hasil belajar juga dipengaruhi oleh efektif tidaknya proses
pembelajaran. Salah satu bentuk keberhasilan dalam kegiatan pembelajaran
yaitu apabila terjadi peningkatan hasil belajar yang dialami oleh siswa. Namun,
realitas yang terjadi banyak kita jumpai siswa mengalami kesulitan dalam
mengikuti pembelajaran matematika, sehingga siswa memperoleh hasil belajar
yang cenderung rendah.
Berdasarkan wawancara peneliti dengan guru matematika di SMP
Negeri 3 Salatiga ditemukan beberapa permasalahan pembelajaran, yaitu dalam
melaksanaan pembelajaran matematika guru kurang kreatif dan inovatif atau
masih monoton. Oleh karena itu siswa kurang semangat belajar, sehingga
3
kesulitan dalam memahami materi yang disampaikan oleh guru dan
menyebabkan hasil belajar siswa rendah. Hal ini dapat dilihat dari hasil
ulangan matematika siswa kelas VII H dengan jumlah 30 siswa, hanya terdapat
7 siswa mencapai nilai Ketuntasan Belajar Minimal (KBM) yang telah
ditentukan oleh guru matematika SMP Negeri 3 Salatiga yaitu 70. Apabila
dinyatakan secara klasikal nilai ulangan siswa belum memenuhi KBM karena
hanya terdapat 23,33% siswa yang tuntas.
Kemudian, dari hasil diskusi dengan guru kelas VII H di SMP Negeri 3
Salatiga diduga terdapat faktor yang mempengaruhi rendahnya hasil belajar
yaitu, kurangnya antusias siswa dalam mengikuti pembelajaran. Selain itu
interaksi siswa dengan guru belum terlihat, siswa belum aktif bertanya selama
proses pembelajaran, siswa juga mengalami kesulitan dalam mengikuti
pembelajaran matematika. Guru belum menerapkan model pembelajaran yang
inovatif dalam menyampaikan pelajaran matematika sehingga siswa kurang
aktif dalam mengikuti proses pembelajaran. Oleh sebab itu, guru merupakan
faktor yang paling berpengaruh dalam meningkatkan pemahaman siswa akan
suatu materi pembelajaran, karena guru memiliki peran untuk membimbing
dan memfasilitasi siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. Hal ini menjadi
penyebab rendahnya hasil belajar siswa. Sehingga dalam hal ini kreativitas
guru dalam melaksanakan proses pembelajaran sangat diperlukan untuk
meningkatkan hasil belajar siswa.
Berdasarkan uraian permasalahan dan faktor-faktor yang mempengaruhi
hasil belajar siswa di atas, maka diperlukan solusi dalam proses pembelajaran
4
matematika di kelas VII H SMP Negeri 3 Salatiga untuk meningkatkan hasil
belajar matematika siswa pada materi garis dan sudut. Peningkatan hasil
belajar akan terlihat apabila strategi-strategi belajar yang digunakan dapat
menimbulkan daya tarik siswa untuk belajar serta dapat memecahkan suatu
masalah. Salah satu faktor yang perlu diperhatikan yaitu model pembelajaran
yang digunakan. “Model pembelajaran ialah pola yang digunakan sebagai
pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas”(Suprijono, 2012: 46).
Penggunaaan model pembelajaran yang kurang sesuai dapat menimbulkan
kebosanan dan siswa sulit memahami materi yang disampaikan oleh guru serta
dapat mempengaruhi hasil belajar siswa. Melihat jumlah siswa pada kelas VII
H SMP Negeri 3 Salatiga yang berjumlah 30 siswa hendaknya guru memilih
model pembelajaran yang menekankan pada interaksi sosial antar siswa. Oleh
sebab itu, guru harus mengadakan perbaikan dalam menggunakan model
pembelajaran sehingga dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk
bertanya, bekerjasama antar siswa, membentuk hubungan positif,
mengembangkan rasa percaya diri, serta mengembangkan kemampuan
akademik secara kelompok.
“Dasar pemikiran TAI adalah untuk mengadaptasi pengajaran terhadap
perbedaan individual berkaitan dengan kemampuan siswa maupu pencapaian
prestasi siswa. ... Dasar pemikiran dibalik individualisasi pengajaran pelajaran
matematika adalah bahwa para siswa memasuki kelas dengan pengetahuan,
kemampuan, dan motivasi yang sangat beragam” (Slavin, 2009: 187). Dalam
hal ini, Slavin (2009: 189) juga menyatakan bahwa matematika TAI
5
diprakarsai sebagai usaha merancang sebuah bentuk pengajaran individual
yang bisa menyelesaikan masalah-masalah yang membuat metode pengajaran
individual menjadi tidak efektif. Dalam model pebelajaran TAI, siswa
ditempatkan dalam kelompok-kelompok kecil (4 sampai 5 siswa) yang
heterogen dan selanjutnya diikuti dengan pemberian bantuan secara individu
bagi siswa yang memerlukannya. Dengan belajar kelompok, diharapkan para
siswa dapat meningkatkan pikiran kritisnya, kreatif, dan menumbuhkan rasa
sosial yang tinggi (Suyitno,2007: 10). Dalam melaksanakan kegiatan
pembelajaran di kelas siswa memiliki pengetahuan dan tingkat kecerdasan
yang berbeda-beda, ketika diberikan materi ada yang sudah paham, ada juga
yang masih kesulitan dalam memahami materi tersebut. Apabila diulang lagi
dalam menjelaskan materi untuk siswa yang belum paham maka akan
membuang-buang waktu bagi siswa yang sudah paham. Dilihat pada
kenyataannya guru di kelas VII H SMP Negeri 3 Salatiga belum menggunakan
model pembelajaran Team Accelerated Instruction (TAI), guru masih
menggunakan model pembelajaran dengan cara lama dan mengabaikan
masalah tersebut serta kurang memperhatikan kemampuan siswa yang berbeda-
beda sehingga menyebabkan hasil belajar siswa belum mencapai KBM yang
telah ditetapkan sehingga tujuan pembelajaran belum bisa tercapai.
Bertumpu pada kenyataan tersebut, peneliti tertarik untuk
menyampaikan suatu pemikiran yang diyanikini dapat menjadi solusi atas
masalah-masalah tersebut yaitu melalui penerapan model pembelajaran Team
Accelerated Instruction (TAI) pada pembelajaran matematika. Penerapan
6
model pembelajaran Team Accelerated Instruction (TAI) merupakan tindakan
alternatif yang di yakini dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
Dari uraian di atas peneliti tertarik untuk melaksanakan penelitian dengan
judul “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Materi Garis dan sudut
Melalui Model Pembelajaran Team Accelerated Instruction (TAI) Pada Siswa
Kelas VII SMP Negeri 3 Salatiga, Kecamatan Sidomukti, Kota Salatiga Tahun
Pelajaran 2018/2019”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah penelitian
ini adalah ”Apakah penerapan model pembelajaran Team Accelerated
Instruction (TAI) dapat meningkatkan hasil belajar matematika materi garis
dan sudut pada siswa kelas VII SMP Negeri 3 Salatiga, Kecamatan Sidomukti,
Kota Salatiga Tahun Pelajaran 2018/2019?”
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatkan hasil belajar
matematika materi garis dan sudut melalui model pembelajaran Team
Accelerated Instruction (TAI) pada siswa kelas VII SMP Negeri 3 Salatiga,
Kecamatan Sidomukti, Kota Salatiga Tahun Pelajaran 2018/2019.
D. Kegunaan Penelitian
1. Secara Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman dan
menambah wawasan mengenai pengembangan ilmu pengetahuan dalam
pembelajaran matematika. Khususnya tentang meningkatkan hasil belajar
7
matematika materi garis dan sudut melalui model pembelajaran Team
Accelerated Instruction (TAI) pada siswa.
2. Secara Praktis
a. Bagi siswa
Pembelajaran Team Accelerated Instruction (TAI) Dapat
meningkatkan hasil belajar siswa dan mempermudah siswa
menyelesaikan permasalahan matematika dalam kehidupan sehari-
hari.
b. Bagi guru
Membantu guru dalam melaksanakan pembelajaran dan
memberikan solusi pembelajaran yang inovatif sehingga dapat
meningkatkan kualitas pembelajaran.
c. Bagi Sekolah
Sebagai bahan pertimbangan untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran matematika di sekolah.
E. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan
1. Hipotesis Tindakan
Penerapan model pembelajaran Team Accelerated Instruction
(TAI) dapat meningkatkan hasil belajar matematika materi garis dan
sudut pada siswa kelas VII SMP Negeri 3 Salatiga, Kecamatan
Sidomukti, Kota Salatiga Tahun Pelajaran 2018/2019.
2. Indikator Keberhasilan
8
Penerapan model pembelajaran Team Accelerated Instruction
(TAI) dikatakan berhasil apabila indikator yang diharapkan dapat
tercapai. Pencapaian indikator dapat dilihat dari hasil belajar Matematika
materi garis dan sudut setelah diterapkan model pembelajaran Team
Accelerated Instruction (TAI) dapat mencapai Ketuntasan Belajar
Minimal (KBM) yaitu 70, dan banyaknya siswa yang memperoleh nilai
70 minimal 85% (Daryanto, 2011: 191).
F. Metode Penelitian
1. Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas
(Classroom Action Research) dengan tujuan untuk meningkatkan hasil
belajar matematika siswa kelas VII SMP Negeri 3 Salatiga, Kecamatan
Sidomukti, Kota Salatiga. Menurut Suyadi (2011: 22-23) Penelitian
Tindakan Kelas adalah pencermatan yang dilakukan oleh orang-orang yang
terlibat didalamnya (guru, peserta didik, kepala sekolah) dengan
menggunakan metode refleksi diri dan bertujuan untuk melakukan
perbaikan diberbagai aspek pembelajaran. Dengan kata lain, PTK adalah
pencermatan yang dilakukan oleh guru di dalam kelasnya sendiri melalui
refleksi diri, dengan tujuan untuk memperbaiki profesinya sebagai guru,
sehingga hasil belajar peserta peserta didik terus meningkat.
2. Subyek Penelitian
Subyek dalam Penelitian Tindakan Kelas ini adalah siswa kelas VII
H dan guru matematika di SMP Negeri 3 Salatiga, Kecamatan Sidomukti,
9
Kota Salatiga yang jumlahnya 30 siswa terdiri dari 16 laki-laki dan 14
perempuan.
10
3. Langkah-langkah Penelitian
Dalam penelitian ini terdapat tiga tahapan yaitu pra siklus, siklus I,
dan siklus II. Masing-masing siklus terdiri dari perencanaan, pelaksanaan
pengamatan, dan refleksi. Pada setiap akhir pelaksanaan tindakan kelas
diberikan evaluasi untuk mengetahui perkembangan kemampuan siswa.
Model yang digunakan dalam penelitian ini yaitu masing-masing
tahapan sebagai berikut:
Gambar 1.1
Penelitian Tindakan Kelas (Arikunto dkk, 2014: 16)
Secara umum terdapat empat langkah dalam melakukan PTK, yaitu
perencanaan, pelaksanan, pengamatan, dan refleksi (Suyadi, 2011: 49).
a. Perencanaan
Dalam tahap perencanaan ini dilakukan kegiatan sebagai berikut:
Perencanaan
SIKLUS I
Pengamatan
Perencanaan
Pengamatan
SIKLUS II
Pelaksanaan
Pelaksanaan
Refleksi
Refleksi
?
11
1) Merancang rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dengan
menggunakan model pembelajaran Team Accelerated Instruction
(TAI).
2) Mempersiapkan lembar observasi guru dan siswa
3) Membuat soal-soal evaluasi
4) Mepersiapkan hadiah atau reward
Pada setiap siklus siswa dikelompokkan dalam kelompok kecil
dengan jumlah anggota 4 hingga 5 siswa dengan kemampuan yang
berbeda yaitu tinggi, sedang, dan rendah. Pembentukan kelompok
dilakukan pada awal pembelajaran disiklus I kemudian untuk siklus II
masih dengan kelompok yang sama. Pembentukan kelompok
berdasarkan pada data nilai ulangan sebelum dilaksanakannya siklus I
dan siklus II.
b. Pelaksanaan
Pada tahap pelaksaan ini dilakukan sesuai dengan rancangan
rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang telah dipersiapkan oleh
peneliti.
c. Observasi
Prof. Supardi menyatakan bahwa observasi yang dimaksud pada
tahap III adalah pengumpulan data. Dengan kata lain, observasi adalah
alat untuk memotret seberapa jauh efek tindakan telah mencapai sasaran
(Suyadi, 2011: 63). Peneliti menyiapkan lembar observasi guru dan
siswa untuk mengamati kegiatan guru dan siswa pada saat
12
berlangsungnya proses pembelajaran matematika materi garis dan sudut
menggunakan model Team Accelerated Instruction (TAI). Kemudian
pada akhir pembelajaran dilakukan evaluasi dengan memberikan soal-
soal untuk mengetahui hasil belajar siswa.
d. Refleksi
Tahap refleksi ini diperoleh dari kegiatan pengamatan selama
proses pembelajaran dan tes hasil belajar siswa yang dianalisis. Hasil
analisis pada tahap refleksi ini digunakan sebagai dasar untuk membuat
rencana tindakan baru pada siklus berikutnya. Apabila siklus satu belum
berhasil dengan ketentuan dari standar keberhasilan tindakan yang
diinginkan, maka dilanjutkan dengan siklus berikutnya dengan langkah
yang masih sama yakni perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan
refleksi). Kegiatan penelitian berakhir apabila hasil belajar siswa pada
siklus telah mencapai standar ketuntasan hasil belajar siswa secara
individu.
4. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian
tindakan kelas ini yaitu:
a. Tes
Tes adalah seperangkat rangsangan (stimulus) yag diberikan
kepada seseorang dengan maksud untuk mendapat jawaban-jawaban
yang dijadikan penetapan skor angka (Paizzaludin, 2014: 131). Jadi, tes
13
merupakan suatu cara yang digunakan untuk mengetahui kemampuan
siswa.
b. Observasi
Observasi adalah kegiatan pengamatan (pengambilan data)
untuk memotret seberapa jauh efek tindakan telah mencapai sasaran
(Arikunto dkk, 2014: 127). Observasi dilaksanakan pada saat proses
pembelajaran berlangsung untuk mengamati kegiatan guru dan siswa
dalam melaksanakan pembelajaran matematika materi garis dan sudut
menggunakan model Team Accelerated Instruction (TAI).
c. Dokumentasi
Dokumentasi berasal dari kata dokumen, yang artinya barang-
barang tertulis (Asmani, 2011: 132). Dalam hal ini dokumentasi
digunakan untuk menggali data keadaan guru dan siswa, kurikulum
sekolah, serta sarana dan prasarana sekolah.
5. Instrumen Penelitian
Penelitian ini menggunakan instrumen sebagai berikut :
a. Lembar Soal Tes
Lembar soal tes ini digunakan untuk mengukur kemampuan atau
mengevaluasi hasil belajar siswa pada pelajaran matematika materi
garis dan sudut. Bentuk tes yang digunakan oleh peneliti adalah isian
singkat pada siklus I dan uraian pada siklus II. Dalam hal ini siswa
diberikan soal tes tertulis yaitu soal kelompok sebagai bahan diskusi
saat berkelompok dan soal evaluasi pada setiap akhir pembelajaran
14
untuk mengatahui seberapa besar kemampuan siswa dalam memahami
materi pembelajaran pada setiap siklusnya.
b. Lembar Observasi
Dalam penelitian ini terdapat lembar observasi guru untuk
mengamati ketepatan guru dalam melaksanakan langkah-langkah
pembelajaran Team Accelerated Instruction (TAI) sesuai dengan
dengan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang telah dirancang
sebelumnya. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini mencakup
beberapa aspek yang diamati (Rusman, 2011: 99).
Selain itu peneliti juga menyiapkan lembar observasi siswa
untuk mengamati sikap saat berdoa, keaktifan dan juga sikap
bekerjasama.
c. Dokumentasi
Dokumentasi ini sebagai bukti bahwa peneliti telah
melaksanakan penelitian, yaitu dalam bentuk foto kegiatan belajar
matematika materi garis dan sudut melalui model pembelajaran Team
Accelerated Instruction (TAI). Aspek- aspek yang dicantumkan dalam
penelitian ini adalah aktivitas guru dan siswa saat melaksanakan
kegiatan pembelajaran.
6. Analisis Data
Analisis data dilakukan untuk membandingkan nilai pada setiap
siklus dengan Ketuntasan Belajar Minimal (KBM) yang telah
ditentukan oleh guru matematika di SMP Negeri 3 Salatiga yaitu 70.
15
Oleh karena itu, siswa dikatakan tuntas belajar apabila memperoleh
nilai 70 . Jadi, apabila terdapat siswa yang memperoleh nilai kurang
dari 70 maka siswa tersebut belum tuntas belajar atau belum mencapai
Ketuntasan Belajar Minimal (KBM) yang telah ditentukan .
Sedangkan untuk menentukan akhir perbaikan setiap siklus
digunakan tolak ukur Kriteria Ketuntasan Klasikal. Kelas disebut tuntas
belajar bila dikelas tersebut terdapat 85% siswa yang telah tuntas
belajar (Daryanto, 2011: 191).
100%f
P Xn
(Djamarah, 2000: 226)
Keterangan:
P = Nilai dalam persentase
f = Frekuensi (jumlah siswa yang telah tuntas/belum tuntas belajar)
n = Jumlah seluruh siswa
Setelah dilakukan perhitungan dilanjutkan dengan mengambil
kesimpulan dalam bentuk narasi kalimat.
G. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan skripsi ini terdiri atas 3 bagian yaitu: bagian awal,
bagian inti, dan bagian akhir. Pada bagian awal meliputi halaman sampul,
halaman judul, lembar logo IAIN, persetujuan pembimbing, pernyataan
keaslian tulisan, pengesahan kelulusan, motto dan persembahan, kata
pengantar, abstrak, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar, dan daftar lampiran.
Bagian inti penulisannya sebagai berukut :
16
Bab I Pendahuluan yang berisi latar belakang masalah, rumusan masalah,
tujuan penelitian, manfaat penelitian, hipotesis tindakan dan indikator
keberhasilan, metode penelitian, dan sitematika penulisan.
Bab II Landasan Teori yang berisi kajian teori dan kajian pustaka.
Bab III Pelaksanaan Penelitian yang berisi gambaran umum SMP Negeri
3 Salatiga, deskripsi pelaksanaan siklus I (perencanaan, pelaksanaan,
pengamatan, dan refleksi) dan deskripsi pelaksanaan siklus II (perencanaan,
pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi).
Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan yang mencakup deskripsi antar
siklus (data hasil penelitian, refleksi).
Bab V Penutup terdiri dari kesimpulan dan saran.
17
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kajian Teori
1. Tinjauan Tentang Hasil Belajar Matematika
a. Definisi Belajar
Belajar adalah suatu proses usaha yang dilalukan seseorang
untuk memperoleh suatu perbahan tingkah laku yang baru secara
keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi
dengan lingkungannya (Slameto, 2010: 2). Belajar adalah suatu usaha,
yang berarti perbuatan yang dilakukan secara sungguh-sungguh,
sistematis, dengan mendayagunakan semua potensi yang dimiliki,
baik fisik maupun mental (Mardiyanto, 2014: 45).
Thobroni (2015: 16) berpendapat bahwa belajar merupakan
proses bersifat internal yang tidak dapat dilihat dengan nyata. Proses
itu terjadi didalam diri seseorang yang sedang mengalami proses
belajar.
Berdasarkan penjabaran di atas dapat disimpulkan bahwa
belajar merupakan suatu proses agar seseorang mendapatkan
perubahan dalam diri menuju hal positif dan mendapatkan
pengalaman serta lain sebagainya yang diperoleh dari keinginan dan
kemauan seseorang itu sendiri secara bertahap.
18
b. Definisi Hasil Belajar
Hasil belajar adalah skor yang diperoleh siswa dengan tes
setelah melakukan kegiatan pembelajaran disekolah pada materi
pembelajaran tertentu.
Menurut Susanto (2013: 5) hasil belajar siswa adalah
kemampuan yang diperoleh anak melalui kegiatan belajar. Belajar
merupakan suatu proses dari seseorang yang berusaha untuk
memperoleh suatu bentuk perubahan perilaku yang relatif menetap.
Dalam kegiatan belajar atau kegiatan instruksional, biasanya guru
menetapkan tujuan belajar. Anak yang berhasil dalam belajar adalah
yang mencapai tujuan-tujuan pembelajaran atau tujuan instruksional.
Hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai,
pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan ketrampilan
(Suprijono, 2012: 5).
Hasil belajar adalah perubahan perilaku individu yang meliputi
ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Perubahan perilaku tersebut
diperoleh setelah siswa menyelesaikan progam pembelajarannya
melalui interaksi dengan berbagai sumber dan lingkungannya
(Rusmono, 2012: ).
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa hasil
belajar merupakan kemampuan yang didapat seseorang setelah
melaksanakan kegiatan belajar dan menyebabkan perubahan perilaku
diberbagai aspek positif pada diri seseorang.
19
c. Jenis Hasil Belajar
Terdapat jenis-jenis hasil belajar menurut Susanto (2013: 2)
segala sesuatu yang dipelajari oleh manusia dapat dibagi menjadi lima
kategori, yaitu:
1) Ketrampilan motoris (motor skill); adalah ketrampilan yang
diperlihatkan dari berbagai gerakan badan.
2) Informasi verbal; informasi itu sangat dipegaruhi oleh
kemampuan otak atau intelegensi seseorang.
3) Kemampuan intelektual; selain menggunakan simbol verbal,
manusia juga mampu melakukan interaksi dengan dunia luar
melalui kemampuan intelektualnya.
4) Strategi kognitif, Gagne menyebutnya sebgai organisasi
ketrampilan yang internal (internal organized skill), yang sangat
diperlukan untuk belajar mengingat dan berpikir. Kemampuan
kognitif itu lebih ditunjukkan ke dunia luar, dan tidak dapat
dipelajari dengan sekali saja memerlukan perbaikan dan latihan
terus-menerus yang serius.
5) Sikap (attitude); sikap merupakan faktor penting dalam belajar
karena tanpa kemampuan ini, belajar tidak akan berhasil dengan
baik. Sikap seseorang dalam belajar akan sangat mempengaruhi
hasil yang diperoleh dari belajar tersebut
Dari beberapa jenis belajar menurut Susanto di atas dapat
diketahui bahwa hasil belajar tidak hanya berupa skor saja namun
20
terdapat berbagai jenis diantaranya dapat berupa sikap, ketrampilan,
dan lain sebagainya seperti yang sudah disebutkan di atas. Hal
tersebut berkaitan dengan penelitian yang peneliti buat yakni
meningkatkan hasil belajar. Hasil belajar yang dimaksud dalam
penelitian ini termasuk dalam ranah kognitif karena berupa skor nilai
yang diperoleh siswa setelah melaksanakan kegiatan belajar dengan
model pembelajaran Team Accelerated Instruction (TAI) yang telah
dipersiapkan sebelumnya.
d. Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengharuhi hasil
belajar menurut Sriyanti (2013: 22) menyatakan bahwa secara umum,
keberhasilan belajar keberhasilan belajar dipengaruhi oleh faktor
eksternal dan internal. Masing-masing faktor tersebut dapat diuraikan
sebagai berikut:
1) Faktor Eksternal
Faktor eksternal adalah faktor-faktor yang terdapat diluar
diri individu. Dalam proses belajar disekolah, faktor eksternal
berarti faktor-faktor yang berada diluar diri siswa. Faktor-faktor
eksternal terdiri dari faktor nonsosial dan faktor sosial.
a) Faktor nonsosial
Faktor nonsosial adalah faktor-faktor diluar individu
yang berupa kondisi fisik yang berupa kondisi fisik yang ada
dilingkungan belajar. Faktor nonsosial merupakan kondisi
21
fisik yang ada dilingkungan sekolah, keluarga maupun
dimasyarakat, aspek fisik tersebut bisa berupa peralatan
sekolah, sarana belajar, gedung dan ruang belajar, kondisi
geografis, rumah dan sejenisnya.
b) Faktor sosial
Faktor sosial adalah faktor-faktor diluar individu yang
berupa manusia. Faktor eksternal yang bersifat sosial, bisa
dipilih menjadi faktor yang berasal keluarga, lingkungan
sekolah, dan lingkungan masyarakat (termasuk teman
pergaulan anak). Misalnya, kehadiran orang dalam belajar,
kedekatan hubungan antara anak dengan orang tua lain,
keharmonisan atau pertengkaran dalam keluarga, hubungan
antar personil sekolah dan sebagainya.
2) Faktor Internal
Faktor internal adalah faktor-faktor yang ada dalam diri
individu yang sedang belajar. Faktor internal terdiri dari faktor
fisiologis dan faktor psikologis.
a) Faktor fisiologis
Faktor fisiologis adalah kondisi fisik yang terdapat dalam diri
individu. Faktor fisiologis terdiri dari:
(1) Keadaan Tonus jasmani pada umumnya
Keadaan tonus jasmani secara umum yang ada
dalam diri individu sangat mempengaruhi hasil belajar.
22
Keadaan tonus jasmani secara umum ini misalnya tingkat
kesehatan dan kebugaran fisik individu. Apabila badan
individu dalam keadaan bugar dan sehat maka akan
mendukung hasil belajar, sebaliknya jika badan individu
dalam keadaan kurang bugar dan kurang sehat maka akan
menghambat hasil belajar.
(2) Keadaan fungsi-fungsi jasmani tertentu
Adalah keadaan fungsi jasmani tertentu, terutama
yang terkait dengan fungsi panca indra yang ada dalam
diri individu. Panca indra merupakan pintu gerbang
masuknya pengetahuan dalam diri individu.
e. Matematika
Matematika adalah cabang ilmu pengetahuan eksak dan
terorganisir (R.Soedjadi, 1999/2000). Berkaitan dengan hal tersebut
Kusrini (2014: 1.4) mengemukakan bahwa matematika merupakan
perhitungan yang memberi hasil yang pasti dan tunggal.
Matematika merupakan struktur-struktur yang terorganisasi
berdasarkan urutan yang logis bukan berarti bahwa ilmu yang lain
tidak diatur secara logis (Kusrini, 2014:1.5). Matematika dapat
dipandang dari segala sudut, dan matematika dapat memasuki
kehidupan manusia dari yang sederhana sampai yang paling kompleks
(Kusrini, 2014: 1.5).
23
Menurut Kusrini (2014: 1.5) matematika disebut sebagai
ratunya ilmu karena matematika merupakan ilmu yang mandiri,
karena tanpa bantuan ilmu lain matematika dapat tumbuh dan
berkembang untuk ilmunya sendiri. Selain sebagai ratu, matematika
juga dikatakan sebgai pelayan ilmu pengetahuan karena
perkembangan dan penemuannya bergantung kepada matematika.
Jelas bahwa selain matematika berkembang untuk dirinya sendiri
sebagai ilmu, matematika juga berfungsi untuk melayani ilmu
pengetahuan di cabang lain (Kusrini, 2014: 1.5).
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa
matematika adalah dasarnya ilmu pengetahuan atau sumber dari
berbagai ilmu pengetahuan yang lainnya, selain itu matematika juga
merupakan ilmu pasti yang terstruktur dengan jelas.
f. Pembelajaran Matematika
Pembelajaran matematika adalah suatu siasat yang digunakan
oleh guru untuk mencapai tujuan pembelajaran matematika yang
didalamnya dapat mencakup pendekatan, metode, dan teknik
pembelajaran matematika (Kusrini, 2014: 2.5). pembelajaran
matematika adalah penyampaian suatu topik/subtopik matematika
tertentu dengan menggunakan langkah-langkah atau cara tertentu agar
siswa mudah memahaminya (Kusrini, 2014: 2.10).
24
2. Tinjauan Tentang Model Pembelajaran Team Accelerated Instruction
(TAI)
a. Definisi Model Pembelajaran
Model pembelajaran adalah rangkaian dari pendekatan,
strategi, metode, teknik, dan taktik pembelajaran. Model pembelajaran
pada dasarnya merupakan bentuk pembelajaran yang tergambar dari
awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru. Dengan kata
lain, model pembelajaran merupakan bungkus atau bingkai dari
penerapan suatu pendekatan, strategi, metode, dan teknik
pembelajaran (Sutirman, 2013: 22).
Suprijono (2011: 45) mengemukakan bahwa model
pembelajaran merupakan landasan praktik pembelajaran hasil
penurunan teori psikologi pendidikan dan teori belajar yang dirancang
berdasarkan analisis terhadap implementasi kurikulum dan
implikasinya pada tingkat operasional dikelas. Model pembelajaran
dapat diartikan pula sebagai pola yang digunakan untuk penyusunan
kurikulum, mengatur materi, dan memberi petunjuk kepada guru
dikelas.
Model pembelajaran ialah pola yang digunakan sebagai
pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas maupun tutorial.
.... model pembelajaran juga dapat didefinisikan sebagai kerangka
konseptual yang melukiskan prosedur sistematis dalam
25
mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar
(Suprijono, 2011: 45).
b. Model Pembelajaran Team Accelerated Instruction (TAI)
Team Accelerated Instruction (TAI) memiliki dasar pemikiran
yaitu mengadapsi pembelajaran terhadap perbedaan individual
berkaitan dengan kemampuan maupun pencapaian prestasi siswa.
Metode ini termasuk dalam pembelajaran kooperatif. Dalam model
pembelajaran TAI, siswa ditempatkan dalam keompok-kelompok
kecil (4 sampai 5 siswa) yang heterogen dan selajutnya diikuti dengan
pemberian bantuan secara individu bagi siswa yang memerlukannya.
Dengan pembelajaran kelompok, diharapkan siswa dapat
meningkatkan pikiran kritisnya, kreatif, dan menumbuhkan rasa sosial
yang tinggi (Suyitno, 2007: 10).
TAI memiliki dasar pemikiran dibalik individualisasi
pembelajaran adalah cara siswa memasuki kelas dengan pengetahuan,
kemampuan, dan motivasi yang sangat beragam (Slavin, 2005: 187).
Berkaitan dengan hal tersebut Slavin (2005: 10) mengemukakan
bahwa Team Accelerated Instruction (TAI) (Percepatan Pengajaran
Tim) untuk mata pelajaran matematika. .... metode ini melibatkan
penghargaan, tanggung jawab individual, dan kesempatan sukses yang
sama. Ketika guru menyampaikan sebuah pelajaran kepada
bermacam-macam kelompok, besar kemungkinan ada sebagian siswa
yang tidak memiliki syarat kemampuan untuk mempelajari pelajaran
26
tersebut dan akan gagal mempeoleh manfaat materi metode tersebut.
siswa lainnya mungkin malah sudah tahu materi itu, atau bisa
mempelajarinya dengan sangat cepat sehingga waktu pembelajaran
yang dihabiskan bagi mereka hanya membuang waktu (Slavin, 2005:
187).
Dapat diketahui bahwa TAI adalah model pembelajaran yang
dilaksanakan secara berkelompok dengan pembagian kelompok secara
hetrogen atau dengan kemampuan siswa yang berbeda-beda dengan
tujuan agar pembelajaran lebih efektif karena siswa yang kurang
menguasi materi diberi bantuan oleh teman yang memiliki
kemampuan tinggi. Sehingga model pembelajaran tersebut sesuai jika
diterapkan pada mata pelajaran matematika yang dilaksanakan oleh
peneliti pada materi garis dan sudut dalam pencapaian hasil belajar
siswa.
c. Tahapan Pelaksanaan Model Pembelajaran Team Accelerated
Instruction (TAI) Dalam Kegiatan Pembelajaran
Shoimin, (2014: 200) menyebutkan bahwa model pembelajaran
TAI memiliki 8 tahapan dalam pelaksanaannya, yaitu (1) Plecement
Test; (2) Team; (3) Taching Group; (5) Team Study; (6) Fast Test; (7)
Team Score and Team Recognition, (8) Whole Class Unit, yang
dijelaskan sebagai berikut:
1) Plecement Test. Pada langkah ini guru memberi tes awal (pre-
test)) kepada siswa. Cara ini bisa digantikan dengan mencermati
27
rata-rata nilai harian atau nilai pada bab sebelumnya yang
diperoleh siswa sehingga guru dapat mengetahui kekurangan
siswa pada bidang tertentu.
2) Tams. Langkah ini cukup penting dalam penerapan model
pembelajaran TAI. Pada tahap ini guru membentuk kelompok –
kelompok yang bersifat hetrogen yang terdiri dari 4-5 siswa.
3) Teaching group. Guru memberi materi secara singkat menjelang
pemberian tugas kelompok.
4) Student Creative. Pada langkah ketiga, guru perlu menekankan
dan menciptakan persepsi bahwa keberhasilan setiap (individu)
ditentukan oleh keberhasilan kelompoknya.
5) Team Study. Pada tahap team study, siswa belajar bersama dengan
mengerjakan tugas-tugas dari LKS yang diberikan dalam
kelompoknya. Pada tahap ini guru juga memberikan bantuan
secara individual kepada siswa yang membutuhkan, dengan
dibantu siswa-siswa yang memiliki kemampuan akademis bagus
di dalam kelompok tersebut yang berperan peer tutoring (tutor
sebaya).
6) Fact Test. Guru memberi tes-tes kecil berdasarkan fakta yang
diperoleh siswa, misalnya dengan memberi kuis dan sebagainya.
7) Team Scoe and Team Recognition. Selanjutnya, guru memberikan
skor pada hasil kerja kelompok dan memberi (gelar) penghargaan
terhadap kelompok yang berhasil secara cemerlang dan kelompok
28
yang dipandang kurang berhasil dalam menyelesaikan tugas.
Misalnya dengan menyebut merea sabagai “kelompok
OK”,”kelompok LUAR BIASA”, dan sebgainya.
8) Whole-Class Unit. Langkah terakhir, guru menyajikan kembali
materi diakhir bab dengan strategi pemecahan masalah untuk
seluruh siswa dikelasnya (Shoimin, 2014: 201)
d. Kelebihan Model Pembelajaran TAI
Menurut Shohimin (2014: 202) menyatakan bahwa model TAI
mempunyai beberapa kelebihan sebagai berikut:
1) Siswa yang lemah dapat terbantu dalam menyelesaikan
masalahnya.
2) Siswa yang pandai dapat mengembangkan kemampuan dan
ketrampilannya.
3) Adanya tanggung jawab dalam kelompok dalam menyelesaikan
permasalahannya.
4) Siswa diajarkan bagaimana bekerja sama dalam suatu kelompok.
5) Mengurangi kecemasan (reduction of anxiety).
6) Menghilangkan perasaan “terisolasi” dan panik.
7) Menggantikan bentuk persaingan (competition).
8) Dengan saling kerja sama (cooperation).
9) Melibatkan siswa untuk aktif dalam proses belajar.
29
10) Mereka dapat berdiskusi (discus), berdebat (debate), atau
menyampaikan gagasan, konsep, dan keahlian sampai benar-
benar memahaminya.
11) Mereka memiliki rasa peduli (care), rasa tanggung jawab (take
responsibility) terhadap teman lain dalam proses belajarnya.
12) Mereka dapat belajar menghargai (learn to appreciate) perbedaan
etnik (ethnicity), perbedaan tingkat kemampuan (performance
level), dan cacat fisik (disability).
e. Kekurangan Model Pembelajaran TAI
Model pembelajaran TAI juga memiliki kekurangan menurut
Shoimin (2014: 203) sebagai berikut:
1) Tidak ada persaingan antar kelompok.
2) Siswa yang lemah dimungkinkan menggantungkan pada siswa
yang pandai.
3) Terhambatnya cara berpikir siswa yang mempunyai kemampuan
lebih terhadap siswa yang kurang.
4) Memerlukan periode lama.
5) Sesuatu yang harus dipelajari dan dipahami belum seluruhnya
dicapai siswa.
6) Bila kerja sama tidak dapat dilaksanakan dengan baik, yang akan
bekerja hanyalah beberapa murid yang pintar dan yang aktif saja.
7) Siswa yang pintar akan merasa keberatan karena nilai yang
diperoleh ditentukan oleh prestasi atau pencapaian kelompok.
30
3. Kajian Materi Garis dan Sudut
a. Pengertian Sudut
Sudut diartikan sebagai sebuah daerah yang terbentuk karena
adanya dua buah garis sinar yang titik pangkalnya saling bersekutu
atau berhimpit.
Sudut memiliki tiga bagian penting yaitu:
1) Kaki sudut
Garis sinar yang membentuk garis tersebut
2) Titik sudut
Titik pangkal/titik potong tempat berhimpitnya garis sinar
3) Daerah sudut
Daerah atau ruang yang ada diantara dua kaki sudut
b. Jenis-jenis Sudut
1) Sudut siku-siku : ukuran sudutnya 090
2) Sudut lancip : ukuran sudutnya antara 00 sampai 090
3) Sudut tumpul: ukuran sudutnya antara 090 sampai 0180
31
4) Sudut lurus: ukuran sudutnya 0180
5) Sudut reflek: ukuran sudutnya antara 0180 sampai 0360
c. Hubungan Antar Sudut
1) Sudut Berpenyiku
Apabila ada dua buah sudut berhimpitan dan membentuk sudut
siku-siku, maka sudut yang satu akan menjadi sudut penyiku bagi
sudut yang lain sehingga kedua sudut tersebut dinyatakan sebagai
sudut yang saling berpenyiku (komplemen).
A
D
B C
<ABD + <DBC = 090
Contoh: 1. Besar <ABD di atas 055 maka besar <DBC yaitu :
<ABD + <DBC = C
32
055 + <DBC = 090
<DBC = 0 090 55
<DBC = 035
2. Jika diketahui besar <ABD = 050 dan besar <DBC = 4x
Untuk mencari nilai x yaitu :
<ABD + <DBC = 090
050 + 4x =
090
4x = 090 50
4x = 040
x =
040
4 =
010
2) Sudut Berpelurus
Apabila ada dua buah sudut yang behimpitan dan saling
membentuk sudut lurus maka sudut yang satu akan menjadi sudut
pelurus bagi sudut yang lain sehingga kedua sudut tersebut bisa
dikatakan sebagai sudut yang saling berpelurus (suplemen).
S T
P Q R
33
<PQS + <SQT + <TQR = 0180
d. Hubungan Garis dan Sudut
Ketika dua buah garis sejajar misalnya garis m dan garis n
dipotong oleh garis ketiga yaitu garis l (gambar 2.1)
m
n
maka akan membentuk 8 sudut yaitu 1 2 7, ,A A B dan 8B
yang merupakan sudut-sudut luar dan 3 4 5, ,A A B dan 6B yang
merupakan sudut-sudut dalam. Garis yang memotong kedua garis
tersebut (garis l) disebut transversal. Akibat kedua garis sejajar
tersebut dipotong oleh garis lain maka akan terbentuk pula pasangan-
pasangan sudut, yaitu sudut sehadap, sudut dalam bersebrangan, sudut
luar bersebrangan, sudut dalam sepihak, dan sudut luar sepihak.
1) Sudut Sehadap
Sudut sehadap merupakan sudut yang menghadap kearah
yang sama yaitu 1 5 2 6 3 7 4 8, , ,A B A B A B A B .
Karakteristik sudut sehadap yaitu memiliki besar sudut yang sama.
2) Sudut Dalam Berseberangan
Sudut dalam berseberangan adalah dua sudut dalam yang
tidak berdekatan pada sisi yang berseberangan terhadap garis
transversal yaitu 3 5 4 6,A dan B A dan B .
Gambar 2.1. Dua garis sejajar yang
dipotong garis lain 2
4 3 1
6 7
8 5
A
B
l
34
3) Sudut Luar Berseberangan
Sudut luar berseberangan adalah dua sudut luar yang tidak
berdekatan pada sisi yang berseberangan terhadap garis transversal
yaitu 1 7 2 8,A dan B A dan B .
4) Sudut Dalam Sepihak
Adalah dua sudut dalam yang terletak pada sisi yang sama
yaitu 3 6 4 5,A dan B A dan B . Karakteristik sudut luar sepihak
yaitu jumlah sudutnya adalah 0180 . Jadi 0
3 6 180A B
0
4 5 180A B
5) Sudut Luar Sepihak
Sudut luar sepihak dalah dua sudut luar yang terletak pada
sisi yang sama yaitu 2 7 1 8,A dan B A dan B . Karakteristik
sudut luar sepihak yaitu jumlah sudutnya adalah 0180 .
Jadi 0
2 7 180A B
0
1 8 180A B
Sumber: www. Pendidikan-tld.blogspot.com
B. Kajian Pustaka
Terdapat beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian ini yaitu:
1. Penelitian yang dilaksakan oleh Dyah Ika Puspita Sari yang bertujuan
untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran
PKn melalui penerapan pembelajaran kooperatif tipe Team Accelerated
Instruction (TAI) di SMP N 2 Tempel.
35
Pada penelitian tersebut terlihat bahwa penggunaan model pembelajaran
Team Accelerated Instruction (TAI) dapat meningkatkan hasil belajar
PKn dan siswa dapat mencapai ketuntasan 100% pada sikus II yakni dari
36 siswa telah mencapai KBM dengan 8 siswa kategori cukup.
2. Penelitian yang dilaksakan oleh Evi Siswandari yang bertujuan untuk
meningkatkan hasil belajar siswa pada materi stoikiometri melalui
penerapan pembelajaran kooperatif tipe Team Accelerated Instruction
(TAI) di Kelas X SMA N 4 Banda Aceh.
Pada penelitian tersebut terlihat bahwa penggunaan model pembelajaran
Team Accelerated Instruction (TAI) dapat meningkatkan hasil belajar
siswa dengan kriteria ketuntasan secara klasikan mencapai 88,89% pada
sikus II yakni 24 siswa dari jumlah seluruh siswa 27 telah mencapai
KBM.
Dari beberapa penelitan yang relevan di atas dapat dilihat bahwa
dengan menggunakan model pembelajaran Team Accelerated Instruction
(TAI) dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Dari hasil penelitian tersebut
peneliti berminat untuk melaksakan penelitian yang sama yakni dengan
menggunakan model pembelajaran Team Accelerated Instruction (TAI).
Namun penelitian kali ini akan diterapkan pada mata pelajaran matematika
materi garis dan sudut di kelas VII H SMP Negeri 3 Salatiga, Kecamatan
Sidomukti, Kota Salatiga tahun ajaran 2018/2019.
36
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Gambaran Umum SMP Negeri 3 Salatiga
1. Profil SMP Negeri 3 Salatiga
a. Identitas Sekolah
Tabel 3.1 Identitas Sekolah
Nama Sekolah SMP Negeri 3 Salatiga
Alamat Jalan Stadion No.4 Salatiga
RT/RW 2/4
Kode Pos 50721
Kelurahan Mangunsari
Kecamatan Sidomukti
Kabupaten/Kota Salatiga
Provinsi Jawa Tengah
Nomor Telepon 0298-32620
Nomer Fax 0298-326260
Alamat E-mail [email protected]
b. Visi dan Misi SMP Negeri 3 Salatiga
1) Visi
a) Unggul dalam prestasi, berkarakter, dan berwawasan
2) Misi
a) Mengoptimalkan proses pembelajaran dan bimbingan
b) Mengembangkan bakat dan minat peserta didik melalui
bimbingan khusus
37
c) Menanamkan keimanan dan ketaqwaan melalui pengalaman
ajaran agama
d) Membina sikap Nasionalis, mandiri, gotong royong, dan
integritas dalam kehidupan sosial
e) Mencintai dan menjaga alam sekitarnya dengan wujud yang
nyata
c. Keadaan Guru
Tabel 3.2 Keadaan guru
No Nama JK Status
Kepegawaian Mengajar
1. Aditya ibnu N L PNS Bahasa Inggris
2. Anatasia Tri A P PNS Matematika (Umum)
3. Ani Afida P PNS Bahasa Inggris
4. Anik Prihati P PNS Matematika (Umum)
5. Anita Windi A P PNS Budu Pekerti
6. Ary Sungkono L PNS BP/BK
7. Budi Arto L PNS PPKn
8. Chatarina Titik
Sr.
P PNS IPA
9. Danny Pranindyo L PNS IPS
10. Dariyono L Horor Daerah
TK.II Kab/Kota
11. Darodji L Guru Horor
Sekolah
PAI, PJOK
12. Dewi Prawasti P PNS BP/BK
13. Dewi Wardah P PNS Bahasa Indonesia
14. Dita Anggraeni P Horor Daerah
38
TK.II Kab/Kota
15. Dwi
Estuningdyas
P Tenaga Horor
Sekolah
PAI dan Budi
Pekerti, Bahasa
Indonesia
Dwi Puji M P PNS Prakarya
Dwi Retno B L PNS Matematika (Umum)
Eleanore H P PNS IPS
Elly Maharani S P PNS Seni dan Budaya
Endang Pratiwi T P PNS IPA
Endang Srinawa
Dukuhtsih
P Tenaga Horor
Sekolah
Bahasa Indonesia
Eny Setyowati P Horor Daerah
TK.II Kab/Kota
Erika Apriliana
Kartika
P Horor Daerah
TK.II Kab/Kota
Giyono L PNS IPS
Indriyati T P PNS
Ismanto L PNS IPA
Jamiat Dahlan L Horor Daerah
TK.II Kab/Kota
Johan Ananto T L PNS IPA
Jumadi L Horor Daerah
TK.II Kab/Kota
Pendidikan Agama
kristen
Jusmaniar P PNS Matematika (Umum)
Kristanto Adi N L PNS IPS
Leny Septiani P PNS PJOK
Lilis Setyowati P Horor Daerah
TK.II Kab/Kota
Monica Dyah P P PNS Seni dan Budaya
Nurul Hastuti P PNS PPKn
39
Nuryanti P PNS
Patricia Rahayu
K
P PNS IPA
Prih Untung S L Horor Daerah
TK.II Kab/Kota
Restu Nursesanti
Y
P PNS Pendidikan Agama
Katolik
Retno Setyowati P PNS Bahasa Indonesia
Retno Wigato P CPNS IPS, PPKn
Siti Aminah P PNS Bahasa Indonesia
Slamet L Horor Daerah
TK.II Kab/Kota
Slamet Riyadi L PNS PJOK
Sri Andewi D P PNS Seni dan Budaya
Sri Haryanto L PNS PAI
Sri Mulyani P PNS Matematika (Umum)
Sularno L Horor Daerah
TK.II Kab/Kota
Suyudi L PNS
Teguh Sugiyarto L PNS IPA
d. Keadaan Siswa
1) Jumlah Siswa Berdasarkan Jenis Kelamin
Tabel 3.3 Jumlah Siswa Berdasarkan Jenis Kelamin
Laki-laki Perempuan Total
328 368 696
2) Jumlah Siswa Berdasarkan Usia
Tabel 3.4 Jumlah Siswa Berdasarkan Usia
Usia L P Total
<6 tahun 0 0 0
40
6 – 12 tahun 118 152 270
13 – 15 tahun 209 216 425
16 – 20 tahun 1 0 1
>20 tahun 0 0 0
Total 328 368 696
3) Jumlah Siswa Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Tabel 3.5 Jumlah Siswa Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Tingkat Pendidikan L P Total
Tingkat 7 101 122 223
Tingkat 8 115 118 233
Tingkat 9 112 128 240
Total 328 368 696
(Sumber: Tim penulis SMP Negeri 3 Salatiga)
e. Karakteristik Siswa
Penelitian yang dilaksanakan di SMP Negeri 3 Salatiga pada
kelas VII H yang terdiri dari 16 siswa laki-laki dan 14 siswa
perempuan. Dengan karakteristik kemampuan yang berbeda-beda
yakni rendah, sedang, dan tinggi. Namun kemampuan rata-rata kelas
VII H mayoritas sedang.
f. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan atau 2
siklus di SMP Negeri 3 Salatiga. Pada pertemuan pertama 2 jam
pelajaran (80 menit) sedangkan pada pertemuan kedua 3 jam pelajaran
(120 menit). Pelaksanaan penelitian dapat dilihat pada tabel.
41
Tabel 3.6 Waktu Pelaksanaan Penelitian
No Siklus Waktu Pelaksanaan
1 Siklus I Kamis, 2 Mei 2019
2 Siklus II Senin, 13 Mei 2019
B. Pelaksanaan Penelitian
1. Deskripsi Pra Siklus
Peneliti dalam melaksanakan penelitian ini menggunakan acuan
kriteria ketuntasan klasikal yaitu 85% dari jumlah seluruh siswa dan nilai
Ketuntasan Belajar Minimal (KBM) sebagai patokannya.
KBM untuk mata pelajaran matematika di SMP Negeri 3 Salatiga
adalah 70. Data nilai ulangan harian matematika kelas VII SMP Negeri 3
Salatiga dapat dilihat pada tabel.
Tabel 3.7 Nilai Ulangan Harian (Pra Siklus)
No Nama Nilai Ketuntasan
1 ALK 30 Belum Tuntas
2 ASW 30 Belum Tuntas
3 AHP 55 Belum Tuntas
4 AS 75 Tuntas
5 AAN 40 Belum Tuntas
6 ACE 75 Tuntas
7 AMW 35 Belum Tuntas
8 ANP - Belum Tuntas
9 DFP - Belum Tuntas
10 DTP 40 Belum Tuntas
11 ESS 75 Tuntas
12 GAD 20 Belum Tuntas
42
13 HZ 10 Belum Tuntas
14 KPN 15 Belum Tuntas
15 MWA - Belum Tuntas
16 MKP 20 Belum Tuntas
17 MNN 60 Belum Tuntas
18 MDN 10 Belum Tuntas
19 MF 20 Belum Tuntas
20 NAR - Belum Tuntas
21 ND 75 Tuntas
22 NRA 20 Belum Tuntas
23 NA 90 Tuntas
24 RSN 50 Belum Tuntas
25 SDA 50 Belum Tuntas
26 TA 70 Tuntas
27 WDA 20 Belum Tuntas
28 WA 45 Belum Tuntas
29 YNR 55 Belum Tuntas
30 YSA 70 Tuntas
Jumlah 1155
Nilai rata-rata 38,5 23,33%
Keterangan :
Tuntas : 7 Nilai rata-rata : 38,5
Belum tuntas : 23 Persentase ketuntasan :23,33%
Berdasarkan tabel nilai pra siklus terdapat 7 siswa yang mencapai
KBM yaitu 70 dengan persentase (23,33%) dan masih 23 siswa yang
nilainya belum mencapai KBM dengan persentase (76,67%). Dapat
dilihat dari hasil belajar matematika siswa berdasarkan nilai ulangan
43
harian kelas VII H SMP Negeri 3 Salatiga tersebut masih tergolong
rendah maka akan diperbaiki pada siklus selanjutnya.
2. Deskripsi Siklus I
Pelaksanaan penelitian tindakan kelas pada siklus I terdiri dari
empat tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi
yang dilaksanakan pada tanggal 2 Mei 2019 sesuai dengan program
semester genap mata pelajaran Matematika Kelas VII F selama 2 jam
pelajaran yang dideskripsikan sebagai berikut:
a. Perencanaan
Pada tahap perencanaan ini peneliti membuat Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) materi garis dan sudut dengan model
pembelajaran TAI untuk dikonsultasikan kepada guru matematika
kelas VII H terlebih dahulu. Langkah kegiatan dalam perencaan
penelitian ini sebagai berikut:
1) Menentukan waktu pelaksanaan penelitian siklus I yakni pada hari
Kamis, 2 Mei 2019.
2) Peneliti menyiapkan alat dan bahan pembelajaran di kelas.
3) Peneliti membuat lembar observasi guru dan siswa unuk
mengetahui ketrampilan guru serta aktivitas siswa saat
dilaksanakan proses pembelajaran dengan model pembelajaran
(TAI) Team Accelerated Intruction.
4) Peneliti menyusun soal kelompok untuk didiskusikan pada
kelompok masing-masing siswa dan lembar soal evaluasi garis dan
44
sudut yang dikerjakan secara mandiri untuk mengetahui hasil
belajar siswa.
b. Pelaksanaan
Tahap pelaksaan ini dilaksanakan sesuai dengan (RPP)
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang telah dibuat oleh peneliti
sebelumnya. Adapun langkah-langkahnya meliputi:
1) Kegiatan awal
a) Guru memberi salam
b) Guru membimbing siswa berdoa
c) Guru mengece kehadiran siswa
d) Guru mengkomunikasikan tujuan pembelajaran dan hasil
belajar yang akan diharapkan dapat tercapai oleh setiap siswa
e) Guru memberikan motivasi kepada siswa untuk bersungguh-
sungguh dalam belajar, karena materi garis dan sudut banyak
manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari. Contohnya pada saat
melakukan olahraga memanah, memancing dan masih banyak
kegiatan yang lainnya.
2) Inti
a) Guru mencermati hasil ulangan harian sebelumnya untuk
mengetahui kemampuan masing-masing siswa
b) Siswa diminta untuk membentuk kelompok yang terdiri dari 4-
5 orang yang bersifat heterogen berdasarkan nilai ulangan
sebelumnya.
45
c) Guru menyampaikan informasi atau materi pelajaran secara
singkat mengenai garis dan sudut
d) Siswa diberitahu oleh guru bahwa keberhasilan setiap siswa
(individu) ditentukan oleh keberhasilan kelompoknya
e) Siswa diminta untuk berdiskusi dengan anggota kelompoknya
dan mengerjakan LKK, siswa yang belum paham materi yng
dijelaskan oleh guru dibantu siswa yang sudah paham untuk
menjelaskan lagi materi yang belum dipahami (tutor sebaya),
selanjutnya guru mengamati aktivitas dalam kelompok
f) Siswa diminta mempresentasikan hasil diskusi dalam
kelompoknya
g) Guru meminta siswa mengerjakan soal evaluasi tentang garis
dan sudut secara individu
h) Siswa diminta mengumpulkan jawaban dari soal evaluasi yang
diberikan
i) Kelompok yang memiliki nilai tertinggi diberi penghargaan
3) Penutup
a) Guru membimbing siswa menyimpulkan tentang materi garis
dan sudut
b) Guru memberikan konfirmasi, pertemuan selanjutnya akan
mempelajari tentang sifat sudut jika dua garis sejajar dipotong
garis transversal
46
c) Guru mengakhiri kegiatan belajar dengan memberikan pesan
jangan lupa beribadah, membantu orang tua dan untuk tetap
belajar
d) Guru menutup pembelajaran dengan salam
c. Pengamatan
Tahap pengamatan atau observasi ini dilaksanakan unuk
mengetahui ketepatan guru dalam menerapkan model pembelajaran
Team Accelerated Intruction (TAI) sesuai dengan RPP yang telah
disusun dan untuk mengetahui aktivitas siswa saat proses
pembelajaran tersebut berlangsung.
Tabel 3.8 Lembar Pengamatan Guru Siklus I
No. Aspek yang diamati Skor
A B C D
Kemampuan guru membuka
pelajaran
1. Memeriksa kesiapan siswa √
2. Memberi motivasi awal √
3. Memberi apersepsi kaitannya dengan
materi
√
4. Menyampaikan tujuan pembelajaran √
5. Memberikan acuan bahan pelajaran
yang diamati
√
Sikap guru dalam proses
pembelajaran
6. Kejelasan artikulasi suara √
7. Variasi gerakan badan tidak
mengganggu siswa
√
47
8. Antusiasme dalam penampilan √
9. Menarik perhatian siswa dalam
kegiatan menggunakan model Team
Accelerated Intruction (TAI)
√
10. Membrikan perhatian yang sama pada
setiap kelompok
√
Penguasaan bahan ajar
11. Bahan belajar disajikan sesuai dengan
langkah-langkah yang dibuat dalam
RPP
√
12. Kejelasan dalam menjelaskan materi
ajar
√
13 Mampu memeberikan variasi dalam
menyampaikan bahan ajar melalui
model Team Accelerated Intruction
(TAI)
√
Kegiatan belajar mengajar
14. Penyajian bahan pelajaran sesuai
dengan tujuan atau indikator yang
telah ditetapkan
√
15. Mendemonstasikan kegiatan belajar
melalui Team Accelerated Intruction
(TAI)
√
16. Ketepatan dalam penggunaan alokasi
waktu
√
17. Ketepatan dalam menerapkan
langkah-langkah model pembelajaran
Team Accelerated Intruction (TAI)
√
Evaluasi pembelajaran
18. Penilaian relevan dengan tujuan yang √
48
telah ditetapkan
19. Penilaian yang diberikan sesuai
dengan RPP
√
Kemampuan menutup
pembelajaran
20. Meninjau kembali materi yang telah
diberikan
√
21. Memberikan kesempatan untuk
bertanya dan menjawab pertanyaan
√
22. Memberikan kesimpulan kegiatan
pembelajaran
√
Tindal lanjut/Follow up
23. Memberikan tugas pada siswa √
24. Menginformasikan materi/bahan ajar
yang akan dipelajari berikutnya
√
25. Memberikan motivasi untuk selalu
terus belajar
√
Jumlah 60 21 6
Total 87
Kategori Baik
Keterangan:
Skor: Rentang Nilai dan Kategori:
A= 4 (Sangat Baik) 75 – 100 (Baik)
B= 3 (Baik) 51 – 74 (Sedang)
C= 2 (Sedang) 25 – 50 (Kurang)
D= 1 (Kurang)
49
Tabel 3.9 Lembar Pengamatan Siswa Siklus I
No Nama Berdoa Keaktifan Kerjasama Nilai Predikat
1 2 3 1 2 3 1 2 3
1. ALK √ √ √ 6 B
2. ASW √ √ √ 6 B
3. AHP √ √ √ 6 B
4. AS √ √ √ 9 AB
5. AAN √ √ √ 3 C
6. ACE √ √ √ 5 B
7. AMW √ √ √ 3 C
8. ANP √ √ √ 9 AB
9. DFP √ √ √ 6 B
10. DTP √ √ √ 3 C
11. ESS √ √ √ 9 AB
12. GAD √ √ √ 6 B
13. HZ √ √ √ 9 AB
14. KPN √ √ √ 6 B
15. MWA √ √ √ 6 B
16. MKP √ √ √ 3 C
17. MNN √ √ √ 9 AB
18. MDN √ √ √ 9 AB
19. MF √ √ √ 5 B
20. NAR √ √ √ 6 B
21. ND √ √ √ 9 AB
22. NRA √ √ √ 6 B
23. NA √ √ √ 9 AB
24. RSN √ √ √ 5 B
25. SDA √ √ √ 3 C
26. TA √ √ √ 9 AB
27. WDA √ √ √ 6 B
50
28. WA √ √ √ 9 AB
29. YNR √ √ √ 5 B
30. YSA √ √ √ 9 AB
Keterangan:
Aspek perilaku yang diamati: Predikat
Tinggi = 3 1-3 = cukup (C)
Sedang = 2 4-6 = baik (B)
Rendah = 1 7-9 = sangat baik (AB)
Lembar Penilaian Pengamatan Sikap
Indikator sikap berdoa sebelum dan sesudah pembelajaran garis dan
sudut:
a) 1 jika siswa tidak berdoa.
b) 2 jika siswa berdoa namun tidak bersungguh-sungguh.
c) 3 jika siswa berdoa secara khusyuk.
Indikator sikap aktif dalam pembelajaran garis dan sudut:
a) 1 jika siswa tidak terlibat aktif dalam pembelajaran garis dan sudut.
b) 2 jika siswa terlibat aktif dalam pembelajaran garis dan sudut
namun tidak secara konsisten.
c) 3 jika siswa terlibat aktif dalam pembelajaran garis dan sudut.
Indikator sikap bekerjasama dalam pembelajaran garis dan sudut:
a) 1 jika siswa tidak bekerjasama dalam kegiatan kelompok.
b) 2 jika siswa berusaha bekerjasama dalam kegiatan kelompok tetapi
belum konsisten.
51
c) 3 jika siswa bekerjasama dengan baik dalam kegiatan kelompok
dan konsisten
Berdasarkan tabel dan keterangan diatas dapat diketahui bahwa
terdapat berbagai jenis kemampuan siswa yang berbeda-beda yaitu
terdapat 5 siswa yang mendapat nilai 3 dengan kategori cukup, 14
siswa yang mendapat nilai 5 dan 6 dengan kategori baik, 11 siswa
yang mendapat nilai 9 dengan kategori amat baik.
d. Refleksi
Peneliti melakukan refleksi setelah penelitian pada siklus I,
dengan tujuan untuk mengetahui kekurangan guru dan siswa pada saat
proses pembelajaran berlangsung. Masih ditemukan kekurangan pada
siklus I yaitu guru dalam mendemonstasikan kegiatan belajar melalui
Team Accelerated Intruction (TAI) belum dilaksanakan secara tepat,
guru kurang memberikan motivasi siswa agar selalu belajar dan
membantu orang tua, guru kurang dalam melakukan pengawasan
belajar saat siswa berdiskusi kelompok. Dari kekurangan tersebut
menyebabkan beberapa masalah belajar pada siswa yaitu terdapat
beberapa siswa kurang aktif berdiskusi dengan kelompoknya.
Untuk dapat memperbaiki kekurangan saat pelaksanaan
pembelajaran dengan model pembelajaran Team Accelerated
Intruction (TAI) pada siklus I tersebut peneliti melakukukan diskusi
bersama guru agar tidak terdapat kekurangan dalam pelaksanaan
penelitian pada siklus II, yaitu dengan membaca dan memahami
52
langkah RPP yang telah dirancang sebelumnya agar setiap langkahnya
dapat dilaksanakan tanpa ada yang terlewati.
3. Deskripsi Siklus II
a. Perencanaan
Tahap perencanaan pada siklus II sesuai dengan langkah berikut:
5) Merancang rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dengan
menggunakan model pembelajaran Team Accelerated Intruction
(TAI).
6) Mempersiapkan lembar observasi guru dan siswa
7) Membuat soal-soal evaluasi
8) Mepersiapkan hadiah atau reward
b. Pelaksanaan
Tahap pelaksaan ini dilaksanakan sesuai dengan (RPP)
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang telah dibuat oleh peneliti
sebelumnya. Adapun langkah-langkahnya meliputi:
1) Kegiatan awal
a) Guru memberi salam
b) Guru membimbing siswa berdoa
c) Guru mengece kehadiran siswa
d) Guru mengkomunikasikan tujuan pembelajaran dan hasil
belajar yang akan diharapkan dapat tercapai oleh setiap siswa
53
e) Guru memberikan motivasi kepada siswa untuk bersungguh-
sungguh dalam belajar, karena materi garis dan sudut banyak
manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari. Contohnya pada saat
melakukan olahraga memanah, memancing dan masih banyak
kegiatan yang lainnya.
2) Inti
a) Guru mencermati hasil ulangan harian sebelumnya untuk
mengetahui kemampuan masing-masing siswa
b) Siswa diminta untuk membentuk kelompok yang terdiri dari 4-
5 orang yang bersifat heterogen berdasarkan nilai ulangan
sebelumnya.
c) Guru menyampaikan informasi atau materi pelajaran secara
singkat mengenai garis dan sudut
d) Siswa diberitahu oleh guru bahwa keberhasilan setiap siswa
(individu) ditentukan oleh keberhasilan kelompoknya
e) Siswa diminta untuk berdiskusi dengan anggota kelompoknya
dan mengerjakan LKK, siswa yang belum paham materi yng
dijelaskan oleh guru dibantu siswa yang sudah paham untuk
menjelaskan lagi materi yang belum dipahami (tutor sebaya),
selanjutnya guru mengamati aktivitas dalam kelompok
f) Siswa diminta mempresentasikan hasil diskusi dalam
kelompoknya
54
g) Guru meminta siswa mengerjakan soal evaluasi tentang garis
dan sudut secara individu
h) Siswa diminta mengumpulkan jawaban dari soal evaluasi yang
diberikan
i) Kelompok yang memiliki nilai tertinggi diberi penghargaan
3) Penutup
a) Guru membimbing siswa menyimpulkan tentang materi garis
dan sudut
b) Guru memberikan konfirmasi, pertemuan selanjutnya akan
mempelajari segitiga dan segiempat.
c) Guru mengakhiri kegiatan belajar dengan memberikan pesan
jangan lupa beribadah, membantu orang tua dan untuk tetap
belajar
d) Guru menutup pembelajaran dengan salam
c. Pengamatan
Pada tahap ini peneliti mengamati kegiatan guru saat proses
pembelajaran berlangsung sesuai dengan lembar orbservasi guru yang
telah disiapkan sebelumnya dengan model pembelajaran Team
Accelerated Intruction (TAI). Lembar observasi guru dapat dilihat
pada tabel 3.10.
Tabel 3.10 Lembar Pengamatan Guru Siklus II
No. Aspek yang diamati Skor
A B C D
Kemampuan guru membuka
55
pelajaran
1. Memeriksa kesiapan siswa √
2. Memberi motivasi awal √
3. Memberi apersepsi kaitannya dengan
materi
√
4. Menyampaikan tujuan pembelajaran √
5. Memberikan acuan bahan pelajaran
yang diamati
√
Sikap guru dalam proses
pembelajaran
6. Kejelasan artikulasi suara √
7. Variasi gerakan badan tidak
mengganggu siswa
√
8. Antusiasme dalam penampilan √
9. Menarik perhatian siswa dalam
kegiatan menggunakan model Team
Accelerated Intruction (TAI)
√
10. Membrikan perhatian yang sama pada
setiap kelompok
√
Penguasaan bahan ajar
11. Bahan belajar disajikan sesuai dengan
langkah-langkah yang dibuat dalam
RPP
√
12. Kejelasan dalam menjelaskan materi
ajar
√
13 Mampu memeberikan variasi dalam
menyampaikan bahan ajar melalui
model Team Accelerated Intruction
(TAI)
√
Kegiatan belajar mengajar
56
14. Penyajian bahan pelajaran sesuai
dengan tujuan atau indikator yang
telah ditetapkan
√
15. Mendemonstasikan kegiatan belajar
melalui Team Accelerated Intruction
(TAI)
√
16. Ketepatan dalam penggunaan alokasi
waktu
√
17. Ketepatan dalam menerapkan
langkah-langkahmodel pembelajaran
Team Accelerated Intruction (TAI)
√
Evaluasi pembelajaran
18. Penilaian relevan dengan tujuan yang
telah ditetapkan
√
19. Penilaian yang diberikan sesuai
dengan RPP
√
Kemampuan menutup
pembelajaran
20. Meninjau kembali materi yang telah
diberikan
√
21. Memberikan kesempatan untuk
bertanya dan menjawab pertanyaan
√
22. Memberikan kesimpulan kegiatan
pembelajaran
√
Tindal lanjut/Follow up
23. Memberikan tugas pada siswa √
24. Menginformasikan materi/bahan ajar
yang akan dipelajari berikutnya
√
25. Memberikan motivasi untuk selalu
terus belajar
√
57
Jumlah 84 12
Total 96
Kategori Baik
Keterangan:
Skor: Rentang Nilai dan Kategori:
A= 4 (Sangat Baik) 75 – 100 (Baik)
B= 3 (Baik) 51 – 74 (Sedang)
C= 2 (Sedang) 25 – 50 (Kurang)
D= 1 (Kurang)
Pada saat proses pembelajaran berlangsung peneliti juga
melaksanan pengamatan terhadap siswa dikelas untuk mengetahui
sikap siswa. Berikut ini merupakan tabel lembar pengamatan siswa
pada siklus II:
Tabel 3.11 Lembar Pengamatan Siswa Siklus II
No Nama Berdoa Keaktifan Kerjasama Nilai Predikat
1 2 3 1 2 3 1 2 3
1. ALK √ √ √ 8 AB
2. ASW √ √ √ 9 AB
3. AHP √ √ √ 9 AB
4. AS √ √ √ 9 AB
5. AAN √ √ √ 6 B
6. ACE √ √ √ 6 B
7. AMW √ √ √ 6 B
58
8. ANP √ √ √ 9 AB
9. DFP √ √ √ 9 AB
10. DTP √ √ √ 6 B
11. ESS √ √ √ 8 AB
12. GAD √ √ √ 9 AB
13. HZ √ √ √ 9 AB
14. KPN √ √ √ 9 AB
15. MWA √ √ √ 8 AB
16. MKP √ √ √ 6 B
17. MNN √ √ √ 9 AB
18. MDN √ √ √ 8 AB
19. MF √ √ √ 9 AB
20. NAR √ √ √ 9 AB
21. ND √ √ √ 9 AB
22. NRA √ √ √ 6 B
23. NA √ √ √ 9 AB
24. RSN √ √ √ 9 AB
25. SDA √ √ √ 6 B
26. TA √ √ √ 9 AB
27. WDA √ √ √ 6 AB
28. WA √ √ √ 8 AB
29. YNR √ √ √ 6 B
30. YSA √ √ √ 9 AB
Keterangan:
Aspek perilaku yang diamati: Predikat
Tinggi = 3 1-3 = cukup (C)
Sedang = 2 4-6 = baik (B)
Rendah = 1 7-9 = sangat baik (AB)
59
Lembar Penilaian Pengamatan Sikap
Indikator sikap berdoa sebelum dan sesudah pembelajaran garis dan
sudut:
a) 1 jika siswa tidak berdoa.
b) 2 jika siswa berdoa namun tidak bersungguh-sungguh.
c) 3 jika siswa berdoa secara khusyuk.
Indikator sikap aktif dalam pembelajaran garis dan sudut:
a) 1 jika siswa tidak terlibat aktif dalam pembelajaran garis dan
sudut.
b) 2 jika siswa terlibat aktif dalam pembelajaran garis dan sudut
namun tidak secara konsisten.
c) 3 jika siswa terlibat aktif dalam pembelajaran garis dan sudut.
Indikator sikap bekerjasama dalam pembelajaran garis dan sudut:
a) 1 jika siswa tidak bekerjasama dalam kegiatan kelompok.
b) 2 jika siswa berusaha bekerjasama dalam kegiatan kelompok tetapi
belum konsisten.
c) 3 jika siswa bekerjasama dengan baik dalam kegiatan kelompok
dan konsisten
Berdasarkan tabel dan keterangan diatas dapat diketahui
bahwa terdapat berbagai jenis kemampuan siswa yang berbeda-
beda yaitu 7 siswa yang mendapat nilai 6 dengan kategori baik, 5
siswa ang mendapat nilai 8 dengan kategiri amat baik dan 16 siswa
60
mendapat nilai 9 dengan kategori amat baik. Terlihat bahwa
antusias dan semangat belajar siswa pada siklus II amat baik serta
siswa aktif pada saat proses pembelajaran berlangsung.
d. Refleksi
Peneliti melaksanan relfleksi pada siklus II dan menunjukkan
bahwa pada siklus II tidak terdapat kekurangan dalm proses
pembelajaran melalui model Team Accelerated Intruction (TAI).
Kekuangan yang ditemukan pada siklus I dapat diatasi pada siklus II.
Sehingga penelitian tindakan dihentikan sampai siklus II karena hasil
belajar siswa telah menunjukkan pencapaian indikator ketuntasan
klasikal yang diharapkan yakni 85% siswa tuntas belajar.
61
BAB IV
HASIL PENELTIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Deskripsi Pra siklus
Tabel dibawah ini adalah data hasil nilai ulangan harian
matematika yang diperoleh siswa kelas VII H SMP Negeri 3 Salatiga
sebelum menggunakan model pembelajaran Team Accelerated Intruction
(TAI).
Tabel 4.1 Nilai Ulangan Harian (Pra Siklus)
No Nama Nilai Ketuntasan
1 ALK 30 Belum Tuntas
2 ASW 30 Belum Tuntas
3 AHP 55 Belum Tuntas
4 AS 75 Tuntas
5 AAN 40 Belum Tuntas
6 ACE 75 Tuntas
7 AMW 35 Belum Tuntas
8 ANP - Belum Tuntas
9 DFP - Belum Tuntas
10 DTP 40 Belum Tuntas
11 ESS 75 Tuntas
12 GAD 20 Belum Tuntas
13 HZ 10 Belum Tuntas
14 KPN 15 Belum Tuntas
15 MWA - Belum Tuntas
16 MKP 20 Belum Tuntas
17 MNN 60 Belum Tuntas
62
18 MDN 10 Belum Tuntas
19 MF 20 Belum Tuntas
20 NAR - Belum Tuntas
21 ND 75 Tuntas
22 NRA 20 Belum Tuntas
23 NA 90 Tuntas
24 RSN 50 Belum Tuntas
25 SDA 50 Belum Tuntas
26 TA 70 Tuntas
27 WDA 20 Belum Tuntas
28 WA 45 Belum Tuntas
29 YNR 55 Belum Tuntas
30 YSA 70 Tuntas
Jumlah 1155
Nilai rata-rata 38,5 23,33%
Keterangan :
Tuntas : 7 Nilai rata-rata : 38,5
Belum tuntas : 23 Persentase ketuntasan :23,33%
Berdasarkan tabel nilai pra siklus terdapat 7 siswa yang mencapai
KBM yaitu 70 dengan persentase (23,33%) dan masih 23 siswa yang
nilainya belum mencapai KBM dengan persentase (76,67%). Dapat
dilihat dari hasil belajar matematika siswa berdasarkan nilai ulangan
harian kelas VII H SMP Negeri 3 Salatiga tersebut masih tergolong
rendah maka akan diperbaiki pada siklus selanjutnya.
63
2. Deskripsi Siklus I
Penelitian siklus I yang dilaksanakan pada tanggal 2 Mei di kelas
VII H dengan siswa yang berjumlah 30 terdiri dari 16 siswa laki-laki dan
14 siswa perempuan. Proses pembelajaran berlangsung selama 2 jam
pelajaran ( 2 40x menit), pada pelajaran matematika materi garis dan
sudut. Hasil pengamatan dari siklus I menunjukkan bahwa siswa kelas
VII H semangat dalam mengikuti pembelajaran dengan model Team
Accelerated Intruction (TAI). Namun masih terdapat beberapa siswa yang
belum aktif dalam mengikuti pembelajaran pada saat berkeompok.
a. Hasil Belajar Siswa
Pada akhir kegiatan pembelajaran diberikan tes soal evaluasi
siswa dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa
dalam memahami materi garis dan sudut. Data hasil belajar yang
dilaksanakan pada siklus 1 dapat dilihat pada tabel 4.2.
Tabel 4.2 Nilai Evaluasi Siswa Siklus I
No Nama Siswa Nilai Keterangan
1 ALK 82 Tuntas
2 ASW 95 Tuntas
3 AHP 85 Tuntas
4 AS 95 Tuntas
5 AAN 52 Tidak Tuntas
6 ACE 94 Tuntas
7 AMW 73 Tuntas
8 ANP 100 Tuntas
9 DFP 71 Tuntas
10 DTP 77 Tuntas
64
11 ESS 68 Tidak Tuntas
12 GAD 95 Tuntas
13 HZ 91 Tuntas
14 KPN 70 Tuntas
15 MWA 76 Tuntas
16 MKP 82 Tuntas
17 MNN 68 Tidak Tuntas
18 MDN 71 Tuntas
19 MF 91 Tuntas
20 NAR 91 Tuntas
21 ND 68 Tidak Tuntas
22 NRA 95 Tuntas
23 NA 76 Tuntas
24 RSN 59 Tidak Tuntas
25 SDA 42 Tidak Tuntas
26 TA 100 Tuntas
27 WDA 86 Tuntas
28 WA 90 Tuntas
29 YNR 72 Tuntas
30 YSA 85 Tuntas
Nilai Tertinggi 100
Nilai Terendah 42
Rata-rata 80
Keterangan:
Tuntas = 24 siswa
Tidak tuntas = 6 siswa
Persentase ketuntasan di hitung menggunakan rumus berikut:
65
100%f
P Xn
24
100%30
X
80%
Berdasarkan tabel 4.2 dapat dilihat bahwa niai tes evaluasi
siklus I mengalami peningkatan dari hasil sebelumnya yaitu nilai
prasiklus. Nilai rata-rata yang didapat siswa pada siklus I yaitu 80.
Terdapat 24 siswa yang telah mencapai nilai Ketuntasan Belajar
Minimal (KBM) dengan persentase ketuntasan 80%. Sedangkan 6
siswa belum mencapai Ketuntasan Belajar Minimal (KBM) dengan
persentase 20%. Hasil belajar siswa pada siklus I secara klasikal
belum berhasil karena hanya 24 siswa (80%) yang mencapai
Ketuntasan Belajar Minimal (KBM) yaitu 70 dari jumlah seluruh
siswa. Sehingga pada siklus I belum mencapai indikator keberhasilan
yaitu 85% dari jumlah keseluruhan siswa, maka harus dilakukan siklus
selanjutnya yaitu siklus II.
3. Deskripsi Siklus II
Penelitian siklus II yang dilaksanakan pada tanggal 13 Mei di kelas
VII H dengan siswa yang berjumlah 30 terdiri dari 16 siswa laki-laki dan
14 siswa perempuan. Proses pembelajaran berlangsung selama 2 jam
pelajaran ( 2 40x menit), pada pelajaran matematika materi garis dan
sudut dengan indikator yang berbeda. Pada siklus II ini memperbaiki
66
kekurangan yang terjadi pada siklus I. Hasil pengamatan dari siklus II
menunjukkan bahwa siswa kelas VII H semangat dalam mengikuti
pembelajaran dengan model Team Accelerated Intruction (TAI) dan
semua siswa aktif dalam mengikuti pembelajaran serta pada saat
berkeompok.
a. Hasil Belajar Siswa
Tes evaluasi hasil belajar siswa dapat dilihat pada tabel 4.3.
Tabel 4.3 Nilai Evaluasi Siswa Siklus II
No Nama Siswa Nilai Keterangan
1 ALK 90 Tuntas
2 ASW 98 Tuntas
3 AHP 97 Tuntas
4 AS 100 Tuntas
5 AAN 98 Tuntas
6 ACE 98 Tuntas
7 AMW 63 Tidak Tuntas
8 ANP 98 Tuntas
9 DFP 99 Tuntas
10 DTP 95 Tuntas
11 ESS 70 Tuntas
12 GAD 95 Tuntas
13 HZ 71 Tuntas
14 KPN 100 Tuntas
15 MWA 90 Tuntas
16 MKP 71 Tuntas
17 MNN 60 Tidak Tuntas
18 MDN 90 Tuntas
19 MF 90 Tuntas
67
20 NAR 99 Tuntas
21 ND 66 Tidak Tuntas
22 NRA 100 Tuntas
23 NA 70 Tuntas
24 RSN 80 Tuntas
25 SDA 99 Tuntas
26 TA 95 Tuntas
27 WDA 98 Tuntas
28 WA 99 Tuntas
29 YNR 90 Tuntas
30 YSA 98 Tuntas
Nilai Tertinggi 100
Nilai Terendah 42
Rata-rata 88,9
Keterangan:
Tuntas = 27 siswa
Tidak tuntas = 3 siswa
Persentase ketuntasan di hitung menggunakan rumus berikut:
100%f
P Xn
27
100%30
X
90%
Berdasarkan tabel 4.3 dapat dilihat bahwa niai tes evaluasi
siklus II mengalami peningkatan dari hasil sebelumnya yaitu nilai
hasil belajar siklus I. Nilai rata-rata yang didapat siswa pada siklus II
68
yaitu mencapai 88,9. Terdapat 27 siswa yang telah mencapai nilai
Ketuntasan Belajar Minimal (KBM) dengan persentase ketuntasan
90%. Sedangkan 3 siswa belum mencapai Kriteri Ketuntasan Minimal
(KKM) dengan persentase 10%. Hasil belajar siswa pada siklus II
secara klasikal telah mencapai 90% yang tuntas Ketuntasan Belajar
Minimal (KBM) yaitu 70 dari jumlah seluruh siswa. Sehingga pada
siklus II pembelajaran dianggap berhasil karena telah mencapai
indikator keberhasilan melebihi 85% dari jumlah seluruh siswa
maka pembelajaran dihentikan sampai siklus II.
B. Pembahasan
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam 2 siklus yaitu
siklus I dan siklus II. Masing-masing siklus dilaksanakan pada waktu yang
berbeda. Pada tanggal 2 Mei dilaksanakan siklus I dikelas VII H dengan
jumlah siswa 30 proses pembelajaran melalui model Team Accelerated
Intruction (TAI) berlangsung dengan baik meskipun masih terdapat
kekurangan dan diakhir pembelajaran dilakukan tes dengan memberikan
soal evaluasi kepada siswa untuk mengetahui kemampuan siswa dalam
memahami materi garis dan sudut dilihat dari hasil belajar siswa.
Hasil pengamatan yang dilaksanakan oleh peneliti pada siklus I
masih terdapat kekurangan maka dilanjutkan dengan pembelajaran melalui
model Team Accelerated Intruction (TAI) siklus II pada tanggal 13 Mei
2019. Proses pembelajaran berlangsung dengan baik dan siswa aktif dalam
69
kegiatan pembelajaran. Pada akhir pembelajaran siswa diberikan soal tes
evaluasi.
Dari masing-masing tes evaluasi yang diberikan pada setiap siklus
menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar dengan baik. Sehingga
dapat diketahu bahwa penggunaan model pembelajaran Team Accelerated
Intruction (TAI) pada pelajaran matematika materi garis dan sudut dapat
meningkatkan hasil belajar siswa kelas VII H SMP Negeri 3 Salaiga. Hasil
belajar matematika materi garis dan sudut melalui model pembelajaran
Team Accelerated Intruction (TAI) dapat dilihat pada tabel 4.4.
Tabel 4.4 Rekapitulasi Hasil Pembelajaran Siswa Per Siklus
No Nama Siswa Pra Siklus Siklus I Siklus II
1 ALK 30 82 90
2 ASW 30 95 98
3 AHP 55 85 97
4 AS 75 95 100
5 AAN 40 52 98
6 ACE 75 94 98
7 AMW 35 73 63
8 ANP - 100 98
9 DFP - 71 99
10 DTP 40 77 95
11 ESS 75 68 70
12 GAD 20 95 95
13 HZ 10 91 71
14 KPN 15 70 100
15 MWA - 76 90
16 MKP 20 82 71
70
17 MNN 60 68 60
18 MDN 10 71 90
19 MF 20 91 90
20 NAR - 91 99
21 ND 75 68 66
22 NRA 20 95 100
23 NA 90 76 70
24 RSN 50 59 80
25 SDA 50 42 99
26 TA 70 100 95
27 WDA 20 86 98
28 WA 45 90 99
29 YNR 55 72 90
30 YSA 70 85 98
Rata-rata 38,5 80 88,9
Persentase Ketuntasan 23,33% 80% 90%
Dapat dilihat dari Tabel 4.4 bahwa terjadi peningkatan nilai rata-
rata pada setiap siklusnya, mulai dari pra siklus dengan nilai rata-rata 38,5
terjadi peningkatan nilai rata-rata pada siklus I menjadi 80. Kemudian
dilanjutkan dengan siklus II meningkat menjadi 88,9. Dari data tersebut
dapat diketahui bahwa pelaksanaan penelitian tindakan kelas melalui
model pembelajaran Team Accelerated Intructiom (TAI) dapat
meningkatjan hasil belajar siswa. Hasil penelitian dari siklus ke siklus
dijelaskan sebagai berikut:
71
1. Siklus I
Perolehan data ketuntasan hasil belajar siswa pada siklus I
yaitu 24 siswa yang mencapai Ketuntasan Belajar Minimal (KBM)
dengan persentase ketuntasan (80%) dan 6 siswa yang tidak mencapai
KBM dengan persentase (20%) dengan nilai rata-rata 80. Dari data
tersebut dapat diketahui sesuai dengan penetapan indikator
keberhasilan belum dapat dicapai pada siklus I sehingga penelitian
masih dilanjutkan pada tahap siklus II dengan waktu yang telah
ditentukan. Gambar dibawah ini adalah hasil tes evaluasi yang
diperoleh dari siklus I.
Gambar 4.1 Persentase Nilai Evaluasi Siswa Siklus I
Peneliti melaksanakan pengamatan saat proses pembelajaran
berlangsung dengan menggunakan lembar observasi guru dan siswa
sebagai berikut:
Tabel 4.5 Lembar Pengamatan guru Siklus I
No Aspek yang diamati Skor
A B C D
Kemampuan guru membuka pelajaran
80% 20%
Tuntas
Tidak Tuntas
72
1. Memeriksa kesiapan siswa √
2. Memberi motivasi awal √
3. Memberi apersepsi kaitannya dengan materi √
4. Menyampaikan tujuan pembelajaran √
5. Memberikan acuan bahan pelajaran yang
diamati
√
Sikap guru dalam proses pembelajaran
6. Kejelasan artikulasi suara √
7. Variasi gerakan badan tidak mengganggu
siswa
√
8. Antusiasme dalam penampilan √
9. Menarik perhatian siswa dalam kegiatan
menggunakan model Team Accelerated
Intruction (TAI)
√
10. Membrikan perhatian yang sama pada setiap
kelompok
√
Penguasaan bahan ajar
11. Bahan belajar disajikan sesuai dengan
langkah-langkah yang dibuat dalam RPP
√
12. Kejelasan dalam menjelaskan materi ajar √
13. Mampu memeberikan variasi dalam
menyampaikan bahan ajar melalui model
Team Accelerated Intruction (TAI)
√
Kegiatan belajar mengajar
14. Penyajian bahan pelajaran sesuai dengan
tujuan atau indikator yang telah ditetapkan
√
15. Mendemonstasikan kegiatan belajar melalui
Team Accelerated Intruction (TAI)
√
16. Ketepatan dalam penggunaan alokasi waktu √
17. Ketepatan dalam menerapkan langkah- √
73
langkah model pembelajaran Team
Accelerated Intruction (TAI)
Evaluasi pembelajaran
18. Penilaian relevan dengan tujuan yang telah
ditetapkan
√
19. Penilaian yang diberikan sesuai dengan RPP √
Kemampuan menutup pembelajaran
20. Meninjau kembali materi yang telah
diberikan
√
21. Memberikan kesempatan untuk bertanya dan
menjawab pertanyaan
√
22. Memberikan kesimpulan kegiatan
pembelajaran
√
Tindal lanjut/Follow up
23. Memberikan tugas pada siswa √
24. Menginformasikan materi/bahan ajar yang
akan dipelajari berikutnya
√
25. Memberikan motivasi untuk selalu terus
belajar
√
Jumlah 48 30 6
Total 84
Kategori Baik
Keterangan:
Skor: Rentang Nilai dan Kategori:
A= 4 (Sangat Baik) 75 – 100 (Baik)
B= 3 (Baik) 51 – 74 (Sedang)
C= 2 (Sedang) 25 – 50 (Kurang)
74
D= 1 (Kurang)
Hasil pengamatan guru pada saat proses pembelajaran siklus I
berlangsung memperoleh nilai 86 dari nilai maksimal 100, sehingga
tergolong predikat baik. Penjelasan dari hasil pengamatan aktivitas
guru adalah sebagai berikut:
a. Penilaian kemampuan guru dalam membuka pelajaran memperoleh
skor 4 dengan predikat sangat baik
b. Penilaian sikap guru pada saat proses pembelajaran memperoleh
skor 4 dengan predikat sangat baik
c. Penilaian penguasaan guru terhadap bahan belajar memperoleh
skor 3 dengan predikat baik
d. Penilaian kegiatan belajar mengajar yang dilaksanakan oleh guru
memperoleh skor 3 dengan predikat baik.
e. Penilaian evaluasi pembelajaran memperoleh skor 4 dengan
predikat sangat baik.
f. Penilaian kemampuan guru menutup kegiatan pembelajaran
memperoleh skor 3 dengan predikat baik.
g. Penilaian terhadap tindak lanjut (follow up) memperoleh skor 3
dengan predikat baik.
Sedangkan hasil pengamatan guru menggunakan model
pembelajaran Team Accelerated Intruction (TAI) yang dilaksanakan
oleh peneliti pada saat proses pembelajaran berlangsung adalah
sebagai berikut:
75
a. Membuka pelajaran
Guru memulai pembelajaran dimulai dengan salam,
memimpin doa, mengecek kehadiran siswa, mengkomunikasikan
tujuan pembelajaran dan hasil belajar yang akan diharapkan dapat
tercapai oleh setiap siswa dan memberikan motivasi kepada siswa.
Apersepsi yang diberikan oleh guru sudah sesuai dengan RPP.
b. Penguasaan materi
Guru menerangkan materi pembelajaran matematika
dengan jelas sehingga siswa dapat memahami materi dengan baik.
c. Menyajikan materi
Guru mengkaitkan pembelajaran matematika dengan
kehidupan sehari-hari, sehingga siswa mengetahui bahwa
matematika juga sangat bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari,
hal ini dapat mempengaruhi antusias siswa dalam belajar.
d. Pengelolaan kelas
Guru dalam melaksakan pengelolaan kelas sudah sesuai
dengan langkah-langkah yang tercantum dalam RPP, akan tetapi
pada saat pembagian kelompok masih banyak siswa yang
bernegosiasi sehingga suasana kelas gaduh dan menyebabkan
waktu yang dialokasikan dalam kegiatan inti menjadi bertambah.
Akan tetapi hal tersebut tidak begitu berpengaruh besar terhadap
pelaksanaan kegiatan belajar dengan menggunakan model
pembelajaran Team Accelerated Intruction (TAI).
76
e. Ketepatan menggunakan model pembelajaran
Sebelum dilaksankan kegiatan belajar dengan model
pembelajaran Team Accelerated Intruction (TAI), guru diberikan
RPP 3 hari sebelum pelaksanaan berlangsung sehingga guru dapat
memahami model pembelajaran Team Accelerated Intruction (TAI)
terlebih dahulu. Pada saat proses pembelajaran berlangsung dengan
menggunakan model pembelajaran Team Accelerated Intruction
(TAI) masih ditemukan beberapa kekurangan yaitu 40% dari
keseluruhan siswa belum terlibat secara aktif dalam kegiatan
diskusi untuk menyelesaikan soal kelompoknya. Guru kurang
merata dalam memberikan bimbingan belajar kepada masing-
masing kelompok. Hal ini dapat mempengaruhi pemahaman siswa
terhadap materi yang diajarkan oleh guru.
f. Pelaksanaan evaluasi
Dalam pelaksanaan evaluasi belum berjalan dengan baik,
karena masih banyak siswa belum berani dalam mempresentasikan/
menyampaikan hasil diskusi kelompoknya.
g. Menutup pelajaran
Guru mengakhiri pembelajaran dengan membimbing siswa
menyimpulkan materi, memberikan motivasi dan menutup
pembelajaran dengan salam.
77
Tabel 4.6 Lembar Pengamatan Siswa Siklus I
No Nama Berdoa Keaktifan Kerjasama Nilai Predikat
1 2 3 1 2 3 1 2 3
1. ALK √ √ √ 6 B
2. ASW √ √ √ 6 B
3. AHP √ √ √ 6 B
4. AS √ √ √ 9 AB
5. AAN √ √ √ 3 C
6. ACE √ √ √ 5 B
7. AMW √ √ √ 3 C
8. ANP √ √ √ 9 AB
9. DFP √ √ √ 6 B
10. DTP √ √ √ 3 C
11. ESS √ √ √ 9 AB
12. GAD √ √ √ 6 B
13. HZ √ √ √ 9 AB
14. KPN √ √ √ 6 B
15. MWA √ √ √ 6 B
16. MKP √ √ √ 3 C
17. MNN √ √ √ 9 AB
18. MDN √ √ √ 9 AB
19. MF √ √ √ 5 B
20. NAR √ √ √ 6 B
21. ND √ √ √ 9 AB
22. NRA √ √ √ 6 B
23. NA √ √ √ 9 AB
24. RSN √ √ √ 5 B
25. SDA √ √ √ 3 C
26. TA √ √ √ 9 AB
78
27. WDA √ √ √ 6 B
28. WA √ √ √ 9 AB
29. YNR √ √ √ 5 B
30. YSA √ √ √ 9 AB
Keterangan:
Aspek perilaku yang diamati: Predikat
Tinggi = 3 1-3 = cukup (C)
Sedang = 2 4-6 = baik (B)
Rendah = 1 7-9 = sangat baik (AB)
Lembar Penilaian Pengamatan Sikap
Indikator sikap berdoa sebelum dan sesudah pembelajaran garis dan
sudut:
d) 1 jika siswa tidak berdoa.
e) 2 jika siswa berdoa namun tidak bersungguh-sungguh.
f) 3 jika siswa berdoa secara khusyuk.
Indikator sikap aktif dalam pembelajaran bilangan pecahan:
d) 1 jika siswa tidak terlibat aktif dalam pembelajaran garis dan sudut.
e) 2 jika siswa terlibat aktif dalam pembelajaran bilangan pecahan
namun tidak secara konsisten.
f) 3 jika siswa terlibat aktif dalam pembelajaran garis dan sudut.
Indikator sikap bekerjasama dalam pembelajaran garis dan sudut:
d) 1 jika siswa tidak bekerjasama dalam kegiatan kelompok.
79
e) 2 jika siswa berusaha bekerjasama dalam kegiatan kelompok tetapi
belum konsisten.
f) 3 jika siswa bekerjasama dengan baik dalam kegiatan kelompok
dan konsisten
Berdasarkan tabel dan keterangan diatas dapat diketahui bahwa
terdapat berbagai jenis kemampuan siswa yang berbeda-beda yaitu
terdapat 5 siswa yang mendapat nilai 3 dengan kategori cukup, 14
siswa yang mendapat nilai 5 dan 6 dengan kategori baik, 11 siswa
yang mendapat nilai 9 dengan kategori amat baik.
2. Siklus II
Hasil penelitian pada siklus II memperoleh data ketuntasan
hasil belajar siswa yaitu sebanyak 27 siswa telah mencapai Ketuntasan
Belajar Minimal (KBM) dengan persentase ketuntasan (90%) dan 3
siswa tidak mencapai KBM dengan persentase (10%) dengan nilai
rata-rata 88,9. Dari data tersebut dapat diketahui bahwa hasil presentse
pada siklus II telah mencapai indikator keberhasilan klasikal telah
ditetapkan yaitu 85% dari jumlah seluruh siswa yang mencapai nilai
Ketuntasan Belajar Minimal (KBM) 70 sehingga penelitian
tindakan kelas pada siklus II dihentikan. Hasil belajar yang diperoleh
dari siklus I ke siklus II mengalami peningkatan yakni 10%. Data
ketuntasan hasil belajar siswa dapat dilihat pada gambar berikut:
80
Gambar 4.2 Persentase Nilai Evaluasi Siswa Siklus II
Lembar observasi guru yang peneliti gunakan pada saat proses
pembelajaran berlangsung adalah sebagai berikut:
Tabel 4.7 Lembar Pengamatan guru Siklus II
No. Aspek yang diamati Skor
A B C D
Kemampuan guru membuka
pelajaran
1. Memeriksa kesiapan siswa √
2. Memberi motivasi awal √
3. Memberi apersepsi kaitannya dengan
materi
√
4. Menyampaikan tujuan pembelajaran √
5. Memberikan acuan bahan pelajaran
yang diamati
√
Sikap guru dalam proses
pembelajaran
6. Kejelasan artikulasi suara √
7. Variasi gerakan badan tidak
mengganggu siswa
√
90%
10%
Tuntas
Tidak Tuntas
81
8. Antusiasme dalam penampilan √
9. Menarik perhatian siswa dalam
kegiatan menggunakan model Team
Accelerated Intruction (TAI)
√
10. Membrikan perhatian yang sama pada
setiap kelompok
√
Penguasaan bahan ajar
11. Bahan belajar disajikan sesuai dengan
langkah-langkah yang dibuat dalam
RPP
√
12. Kejelasan dalam menjelaskan materi
ajar
√
13 Mampu memeberikan variasi dalam
menyampaikan bahan ajar melalui
model Team Accelerated Intruction
(TAI)
√
Kegiatan belajar mengajar
14. Penyajian bahan pelajaran sesuai
dengan tujuan atau indikator yang
telah ditetapkan
√
15. Mendemonstasikan kegiatan belajar
melalui Team Accelerated Intruction
(TAI)
√
16. Ketepatan dalam penggunaan alokasi
waktu
√
17. Ketepatan dalam menerapkan
langkah-langkahmodel pembelajaran
Team Accelerated Intruction (TAI)
√
Evaluasi pembelajaran
18. Penilaian relevan dengan tujuan yang √
82
telah ditetapkan
19. Penilaian yang diberikan sesuai
dengan RPP
√
Kemampuan menutup
pembelajaran
20. Meninjau kembali materi yang telah
diberikan
√
21. Memberikan kesempatan untuk
bertanya dan menjawab pertanyaan
√
22. Memberikan kesimpulan kegiatan
pembelajaran
√
Tindal lanjut/Follow up
23. Memberikan tugas pada siswa √
24. Menginformasikan materi/bahan ajar
yang akan dipelajari berikutnya
√
25. Memberikan motivasi untuk selalu
terus belajar
√
Jumlah 84 12
Total 96
Kategori Baik
Keterangan:
Skor: Rentang Nilai dan Kategori:
A= 4 (Sangat Baik) 75 – 100 (Baik)
B= 3 (Baik) 51 – 74 (Sedang)
C= 2 (Sedang) 25 – 50 (Kurang)
D= 1 (Kurang)
83
Hasil pengamatan guru pada saat proses pembelajaran siklus I
berlangsung memperoleh nilai 86 dari nilai maksimal 100, sehingga
tergolong predikat baik. Penjelasan dari hasil pengamatan aktivitas
guru adalah sebagai berikut:
a. Penilaian kemampuan guru dalam membuka pelajaran memperoleh
skor 4 dengan predikat sangat baik.
b. Penilaian sikap guru pada saat proses pembelajaran memperoleh
skor 4 dengan predikat sangat baik.
c. Penilaian penguasaan guru terhadap bahan belajar memperoleh
skor 4 dengan predikat sangat baik.
d. Penilaian kegiatan belajar mengajar yang dilaksanakan oleh guru
memperoleh skor 4 dengan predikat sangat baik.
e. Penilaian evaluasi pembelajaran memperoleh skor 4 dengan
predikat sangat baik.
f. Penilaian kemampuan guru menutup kegiatan pembelajaran
memperoleh skor 4 dengan predikat sangat baik.
g. Penilaian terhadap tindak lanjut (follow up) memperoleh skor 4
dengan predikat sangat baik.
Sedangkan hasil pengamatan guru menggunakan model
pembelajaran Team Accelerated Intruction (TAI) yang dilaksanakan
oleh peneliti pada saat proses pembelajaran berlangsung adalah
sebagai berikut:
84
a. Membuka pelajaran
Guru memulai pembelajaran dimulai dengan salam,
memimpin doa, mengecek kehadiran siswa, mengkomunikasikan
tujuan pembelajaran dan hasil belajar yang akan diharapkan dapat
tercapai oleh setiap siswa dan memberikan motivasi kepada siswa.
Apersepsi yang diberikan oleh guru sudah sesuai dengan RPP.
b. Penguasaan materi
Guru menerangkan materi pembelajaran matematika
dengan jelas sehingga siswa dapat memahami materi dengan baik.
c. Menyajikan materi
Guru mengkaitkan pembelajaran matematika dengan
kehidupan sehari-hari, sehingga siswa mengetahui bahwa
matematika juga sangat bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari,
hal ini dapat mempengaruhi antusias siswa dalam belajar.
d. Pengelolaan kelas
Guru dalam melaksakan pengelolaan kelas sudah sesuai
dengan langkah-langkah yang tercantum dalam RPP, siswa dapat
dikondisikan dengan baik sehingga kelas menjadi kondusif dan
guru dapat mengawasi siswa dengan baik (semua kelompok) serta
alokasi waktu yang digunakan sesuai dengan perencanaan.
e. Ketepatan menggunakan model pembelajaran
Penerapan model pembelajaran Team Accelerated Intruction
(TAI) yang dilaksanakan oleh guru telah sesuai dengan langkah-
85
langkah yang tercantum dalam RPP yaitu menyampaikan tujuan
pembelajaran dan memotivasi siswa, menyajikan informasi,
menyampaikan materi, mengorganisasikan siswa, melakukan
evaluasi dan memberikan hadiah. hal ini berpengaruh terhadap
peningkatan hasil belajar siswa untuk dapat lebih baik dari siklus I.
f. Pelaksanaan evaluasi
Dalam pelaksanaan evaluasi berjalan dengan baik, guru
membimbing siswa dalam mengerjakan soal tes evaluasi.
g. Menutup pelajaran
Guru mengakhiri pembelajaran dengan membimbing siswa
menyimpulkan materi, memberikan motivasi dan menutup
pembelajaran dengan salam.
Pada saat proses pembelajaran berlangsung peneliti juga
melaksanan pengamatan terhadap siswa dikelas untuk mengetahui
sikap siswa. Berikut ini merupakan tabel lembar pengamatan siswa
pada siklus II:
Tabel 4.8 Lembar Pengamatan Siswa Siklus II
No Nama Berdoa Keaktifan Kerjasama Nilai Predikat
1 2 3 1 2 3 1 2 3
1. ALK √ √ √ 8 AB
2. ASW √ √ √ 9 AB
3. AHP √ √ √ 9 AB
4. AS √ √ √ 9 AB
5. AAN √ √ √ 6 B
86
6. ACE √ √ √ 6 B
7. AMW √ √ √ 6 B
8. ANP √ √ √ 9 AB
9. DFP √ √ √ 9 AB
10. DTP √ √ √ 6 B
11. ESS √ √ √ 8 AB
12. GAD √ √ √ 9 AB
13. HZ √ √ √ 9 AB
14. KPN √ √ √ 9 AB
15. MWA √ √ √ 8 AB
16. MKP √ √ √ 6 B
17. MNN √ √ √ 9 AB
18. MDN √ √ √ 8 AB
19. MF √ √ √ 9 AB
20. NAR √ √ √ 9 AB
21. ND √ √ √ 9 AB
22. NRA √ √ √ 6 B
23. NA √ √ √ 9 AB
24. RSN √ √ √ 9 AB
25. SDA √ √ √ 6 B
26. TA √ √ √ 9 AB
27. WDA √ √ √ 6 AB
28. WA √ √ √ 8 AB
29. YNR √ √ √ 6 B
30. YSA √ √ √ 9 AB
Keterangan:
Aspek perilaku yang diamati: Predikat
Tinggi = 3 1-3 = cukup (C)
Sedang = 2 4-6 = baik (B)
87
Rendah = 1 7-9 = sangat baik (AB)
Lembar Penilaian Pengamatan Sikap
Indikator sikap berdoa sebelum dan sesudah pembelajaran garis dan
sudut:
d) 1 jika siswa tidak berdoa.
e) 2 jika siswa berdoa namun tidak bersungguh-sungguh.
f) 3 jika siswa berdoa secara khusyuk.
Indikator sikap aktif dalam pembelajaran bilangan pecahan:
d) 1 jika siswa tidak terlibat aktif dalam pembelajaran garis dan
sudut.
e) 2 jika siswa terlibat aktif dalam pembelajaran bilangan pecahan
namun tidak secara konsisten.
f) 3 jika siswa terlibat aktif dalam pembelajaran garis dan sudut.
Indikator sikap bekerjasama dalam pembelajaran garis dan sudut:
d) 1 jika siswa tidak bekerjasama dalam kegiatan kelompok.
e) 2 jika siswa berusaha bekerjasama dalam kegiatan kelompok tetapi
belum konsisten.
f) 3 jika siswa bekerjasama dengan baik dalam kegiatan kelompok
dan konsisten
Berdasarkan tabel dan keterangan diatas dapat diketahui bahwa
terdapat berbagai jenis kemampuan siswa yang berbeda-beda yaitu 7
siswa yang mendapat nilai 6 dengan kategori baik, 5 siswa ang
88
mendapat nilai 8 dengan kategiri amat baik dan 16 siswa mendapat
nilai 9 dengan kategori amat baik. Terlihat bahwa antusias dan
semangat belajar siswa pada siklus II amat baik serta siswa aktif pada
saat proses pembelajaran berlangsung.
3. Rekapituasi Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II
Berdasarkan analisis data dalam penelitian tindakan kelas pada
materi garis dan sudut, diperoleh rekapitulasi data hasil belajar siswa
dapat diamati pada tabel 4.9.
Tabel 4.9 Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa Pra Siklus, Siklus I dan siklus II
Siklus Rata-rata Kategori Jumlah Persentase
Pra Siklus 38,5 Tuntas 7 siswa 23,33%
Tidak Tuntas 23 siswa 76,67%
Siklus I 80 Tuntas 24 siswa 80%
Tidak Tuntas 6 siswa 20%
Siklus II 88,9 Tuntas 27 siswa 90%
Tidak Tuntas 3 siswa 10%
Tabel diatas menunjukkan bahwa hasil belajar siswa
mengalami kenaikkan setelah diadakan tindakan. Sehingga dapat
dilihat bahwa penggunaan model pembelajaran Team Accelerated
Intruction (TAI) pada proses pembelajaran matematika materi garis
dan sudut menunjukkan adanya keberhasilan, hal tersebut dapat dilihat
dari hasil belajar siswa mengalami peningkatan pada setiap siklusnya.
89
Ketuntasan hasil belajar siswa dari prasiklus, siklus I dan siklus II
dapat dicermati pada gambar 4.3.
Gambar 4.3 Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II
Berdasarkan gambar di atas dapat dilihat bahwa persentase
ketuntasan siklus I dan siklus II mengalami peningkatan 10% yaitu
dari 80% siswa tuntas belajar menjadi 90% siswa tuntas belajar
setelah diterapkan model pembelajaran Team Accelerated Intruction
(TAI). Hal tersebut dapat diketahui berdasarkan hasil pengamatan
yang dilakukan siswa aktif dalam proses pembelajaran dan setelah
diberikan tes evaluasi pembelajaran terlihat bahwa hasil belajar siswa
mencapai indikator ketuntasan secara klasikal yang telah ditentukan
yaitu 85% dari jumlah seluruh siswa dikelas VII H.
0,00%
10,00%
20,00%
30,00%
40,00%
50,00%
60,00%
70,00%
80,00%
90,00%
100,00%
Pra Siklus Siklus I Siklus II
Tuntas
Tidak Tuntas
90
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanankan oleh peneliti
dalam dua siklus yaitu siklus I dan siklus II dan pembahasan pada bab IV
dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran Team Accelerated
Intruction (TAI) dapat meningkatkan hasil belajar matematika materi garis
dan sudut pada siswa kelas VII H SMP Negeri 3 Salatiga Kecamatan
Sidorejo, Kota Salatiga tahun ajaran 2018/2019. Hal ini dapat dibuktikan dari
hasil tes evaluasi siswa mengalami peningkatan pada setiap siklusnya yakni
pada siklus I terdapat 80% (24 siswa) telah tuntas KBM sedangkan siswa
yang belum tuntas terdapat 20% (6 siswa). Selanjutnya pada siklus II terdapat
90% (27 siswa) telah tuntas KBM sedangkan 10% (3 siswa) belum tuntas.
Hasil belajar yang diperoleh pada siklus II sudah memenuhi kriteria
ketuntasan klasikal yaitu 85% dari jumlah siswa yang telah mencapai
ketuntasan belajar yakni 70 sehingga penelitian tindakan kelas ini dikatakan
berhasil dan dihentikan pada siklus II.
B. Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan, maka peneliti
mengemukakan beberapa saran sebagai berikut:
91
1. Bagi kepala sekolah
Sebaiknya kepala sekolah senantiasa mengadakan pelatihan guru tentang
model-model pembelajaran yang inovatif agar dapat meningkatkan
kualitas pembelajaran di sekolah.
2. Bagi guru
a. Dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran di kelas sebaiknya guru
menyiapkan secara matang dan memahami langkah-langkah yang
telah disusun dalam RPP.
b. Sebaiknya guru selalu memberikan motivasi kepada siswa agar selalu
semangat dalam mengikuti pembelajaran.
c. Model pembelajaran Team Accelerated Intruction (TAI) telah terbukti
berhasil diterapkan pada pelajaran matematika materi garis dan sudut
untuk itu sebaiknya guru mencba menerapkan model pembelajaran
Team Accelerated Intruction (TAI) pada materi lain.
d. Hendaknya guru mempelajari model-model pembelajaran yang lain
agar pembelajaran tidak monoton dan dapat meningkatkan minat
siswa dalam belajar.
3. Bagi siswa
Siswa sebaiknya selalu aktif belajar dan memperhatikan penjelasan guru
di kelas agar dapat memahami setiap materi yang diajarkan oleh guru
92
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi, Suhardjono, & Supardi. 2014. Penelitian Tindakan Kelas.
Jakarta: PT Bumi Aksara.
Asmani, Jamal Ma’mur. 2011. Penelitian Pendidikan. Jogjakarta: Diva Press.
Daryanto. 2011. Penelitian Tindakan Kelas Dan Penelitian Tindakan Sekolah
Beserta Contoh-contohnya. Yogyakarta: PT GAVA MEDIA.
Departemen Agama Republik Indonesia. 2004. Terjemah Al-Jumanatul ‘Ali Al-
Qur’an. Bandung: CV Penerbit J-ART.
Djamarah & Zain. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Kusrini, dkk. 2014. Strategi Pembelajaran Matematika. Tanggerang Selatan:
Universitas Terbuka.
Mardianto. 2014. Psiklogi Belajar. Medan: Perdana Publising.
M. Thobroni. 2015. Belajar dan Pembelajaran: Teori dan Praktek. Yogyakarta:
Arr-Ruzz Media.
Paizzaludin dan Emalinda. 2012. Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action
Research) Panduan Teoritis dan Praktis. Bandung: CV Alfabeta.
Rusman. 2011. Model-model Pembelajaran (Mengembangkan Profesionalisme
Guru).Jakarta: Rajawali Pers.
Rusmono. 2012. Strategi PembelajaranDengan Problem Based Learning itu
Perlu Untuk Meningkatkan Profesionalitas Guru. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Shoimin, Aris. 2014. 68 Model Pembelajaran Inovativ dalam Kuriklum 2013.
Yogyakarta: AR-RUZZ MEDIA.
Slavin, Robert E. 2009. Cooperative Learning (Teori, Riset, Praktik). Bandung:
Nusa Media.
Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-Fktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT
Rineka Cipta.
Slavin, Robert E. 2005. Cooperative Learning (Teori, Riset, Praktik). Bandung:
Nusa Media.
Sudjana, Nana. 2005.Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja
Rosdakarya Offset.
93
Suprijono, Agus. 2012. Cooperative Learning dan Aplikasi PAIKEM.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Susanto, Ahmad. 2013. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar.
Jakarta: Kencana.
Sutirman. 2013. Media &Model-Model Pembelajaran Inovatif. Yogyakarta:
Graha Ilmu.
Suyadi. 2011. Panduan Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: DIVA Press.
Suyitno, Amin. 2007. Pemilihan Model-Model Pembelajaran dan
Penerapannyadi Sekolah. Jakarta: Pusdiklat Tenaga Teknis Keagamaan-
Depag.
Smpn3salatiga.sch.id: SMP Negeri 3 Salatiga.
https://www.google.com/amp/s/amp.suara.com/tekno/2016/10/05/110207/profeso
r-ini-ungkap-mengapa-matematika-dianggap-sulit: Alasan mengapa matematika
sulit terungkap dalam survey yang dilakukan pada 2010.
http://pendidikan-tld.blogspot.com/2014/12/materi-pengertian-garis-dan-
sudut.html?m=1, diakses pada tanggal 15 Juni 2019.
Lampiran
Lampiran 1
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Satuan Pendidikan : SMP Negeri 3 Salatiga
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : VII/2
Materi Pokok : Garis dan Sudut
Alokasi Waktu : 1 Pertemuan (80 menit)
A. Kompetensi Inti
K-1: Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.
K-2: Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab,
peduli (toleransi, gotong royong), satuan, percaya diri, dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam
jangkauan pergaulan dan keberadaannya.
K-3: Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan
prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata.
K-4: Mengolah, menyaji, dan menalar dalam ranah konkret (menggunakan,
mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak
(menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai
dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam
sudut pandang/teori.
B. Kompetensi Dasar
3.10 Menganalisi hubungan antar sudut sebagai akibat dari dua garis sejajar
yang dipotong oleh garis transversal.
4.10 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan hubungan antar sudut
sebagai akibat dari dua garis sejajar yang dipotong oleh garis transfersal.
C. Indikator
3.10.1 Mengukur besar sudut dengan busur derajat
3.10.2 Menjelaskan perbedaan jenis sudut (siku, lancip, tumpul)
3.10.3 Melukis sudut yang besarnya sama dengan yang diketahui
3.10.4 Membagi sudut menjadi dua sama besar
3.10.5 Menentukan sudut berpelurus dan berpenyiku
4.10.1 Menyelesaikan masalah kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan
sudut
D. Tujuan Pembelajaran
Melalui kegiatan diskusi dan pembelajaran kelompok dalam
pembelajaran garis dan sudut diharapkan siswa terlibat aktif dalam kegiatan
pembelajaran, mampu bekerja sama dan bertanggungjawab dalam
menyampaikan pendapat, menjawab pertanyaan, memberi saran dan kritik,
serta dapat :
1. Mengukur besar sudut dengan busur derajat
2. Menjelaskan perbedaan jenis sudut (siku, lancip, tumpul)
3. Melukis sudut yang besarnya sama dengan yang diketahui
4. Membagi sudut menjadi dua sama besar
5. Menentukan sudut berpelurus dan berpenyiku
E. Materi Pembelajaran
1. Pengertian Sudut
Sudut diartikan sebagai sebuah daerah yang terbentuk karena adanya dua
buah garis sinar yang titik pangkalnya saling bersekutu atau berhimpit.
Sudut memiliki tiga bagian penting yaitu:
a. Kaki sudut
Garis sinar yang membentuk garis tersebut
b. Titik sudut
Titik pangkal/titik potong tempat berhimpitnya garis sinar
c. Daerah sudut
Daerah atau ruang yang ada diantara dua kaki sudut
2. Jenis-jenis Sudut
a. Sudut siku-siku : ukuran sudutnya 090
b. Sudut lancip : ukuran sudutnya antara 00 sampai 090
c. Sudut tumpul: ukuran sudutnya antara 090 sampai 0180
d. Sudut lurus: ukuran sudutnya 0180
e. Sudut reflek: ukuran sudutnya antara 0180 sampai 0360
3. Hubungan Antar Sudut
a. Sudut Berpenyiku
Apabila ada dua buah sudut berhimpitan dan membentuk sudut siku-
siku, maka sudut yang satu akan menjadi sudut penyiku bagi sudut
yang lain sehingga kedua sudut tersebut dinyatakan sebagai sudut
yang saling berpenyiku (komplemen).
A
D
B C
ABD +DBC = 090
Contoh:
1. Besar ABD diatas 055 maka besar DBC yaitu :
ABD +DBC = C
055 + DBC =
090
DBC = 0 090 55
DBC = 035
2. Jika diketahui besar ABD =050 dan besar DBC = 4x
Untuk mencari nilai x yaitu :
ABD + DBC = 090
050 + 4x =
090
4x = 090 50
4x = 040
x =
040
4 =
010
b. Sudut Berpelurus
Apabila ada dua buah sudut yang behimpitan dan saling membentuk
sudut lurus maka sudut yang satu akan menjadi sudut pelurus bagi
sudut yang lain sehingga kedua sudut tersebut bisa dikatakan sebagai
sudut yang saling berpelurus (suplemen).
PQS + SQT + TQR = 0180
F. Metode Pembelajaran
Pendekatan : Scientific
Model : Team Accelerated Intruction (TAI)
Metode : Diskusi Kelompok, Pemberian Tugas
G. Alat, Bahan dan Sumber Belajar
1. Media : Lembar Kerja Kelompok (LKK), Lembar Penilaian
2. Alat/Bahan : Papan tulis, spidol
3. Sumber Belajar : Buku matematika pegangan guru untuk SMP/MTs Kelas
VII dan Buku matematika siswa untuk SMP/MTs kelas
VII
S T
P Q R
H. Langkah-langkah Pembelajaran
No. Kegiatan Waktu
I
Pendahuluan
1. Guru memberi salam
2. Guru membimbing siswa berdoa.
3. Guru mengecek kehadiran siswa.
4. Guru mengomunikasikan tujuan pembelajaran dan
hasil belajar yang akan diharapkan dapat tercapai oleh
setiap siswa.
5. Guru memberikan motivasi kepada siswa untuk
bersungguh-sungguh dalam belajar, karena materi
garis dan sudut banyak manfaatnya dalam kehidupan
sehari-hari. Contohnya pada saat melakukan olahraga
memanah, memancing.
10 menit
II
Kegiatan Inti
Mengamati
1. Guru mencermati hasil ulangan harian sebelumnya
untuk mengetahui kemampuan masing-masing siswa
2. Siswa diminta untuk membentuk kelompok yang
terdiri dari 4-5 orang yang bersifat heterogen
berdasarkan nilai ulangan sebelumnya.
3. Guru menyampaikan informasi atau materi pelajaran
secara singkat mengenai garis dan sudut.
4. Siswa diberitahu oleh guru bahwa keberhasilan setiap
siswa (individu) ditentukan oleh keberhasilan
kelompoknya.
Menanya
5. Siswa diminta untuk berdiskusi dengan anggota
kelompoknya dan mengerjakan LKK, siswa yang
belum paham materi yng dijelaskan oleh guru dibantu
60 menit
siswa yang sudah paham untuk menjelaskan lagi
materi yang belum dipahami (tutor sebaya).
6. Guru membimbing dan mengamati kerja kelompok
siswa
Mengkomunikasikan
7. Siswa diminta mempresentasikan hasil diskusi dalam
kelompoknya.
8. Guru mengarahkan kelompok lain untuk memberikan
tanggapan, baik berupa masukan maupun pertanyaan
9. Guru meminta siswa mengerjakan soal evaluasi
tentang garis dan sudut secara individu.
10. Siswa diminta mengumpulkan jawaban
dari soal evaluasi yang diberikan.
11. Kelompok yang memiliki nilai tertinggi diberi
penghargaan.
III
Penutup
1. Guru membimbing siswa menyimpulkan tentang
materi garis dan sudut.
2. Guru memberikan tugas mengenai materi garis dan
sudut
3. Guru memberikan konfirmasi, pertemuan selanjutnya
akan mempelajari tentang sifat sudut jika dua garis
sejajar dipotong garis transversal.
4. Guru mengakhiri kegiatan belajar dengan memberikan
pesan jangan lupa beribadah, membantu orang tua dan
untuk tetap belajar.
5. Guru menutup pembelajaran dengan salam.
10 menit
I. Instrumen Penilaian Hasil Belajar
Jenis/teknik Penilaian : Tes Tertulis
Bentuk Instrument : Uraian Singkat
Instrumen Penilaian :
1. Perhatikan gambar berikut!
B
3x (2x – 5)
C O A
Besar pelurus COB adalah . . .
2. Buatlah sudut 030 dan
045 !
3. Tentukan besar sudut dibawah ini!
A
B C
4. Besar sudut tumpul yaitu antara . . . sampai . . .
5. P dari gambar disamping tentukan PQS!
S
Q 030 R
6. Gambarkan sudut siku-siku dengan tepat!
7. Diketahui besar sudut ROQ adalah 050 tentukan besar x pada gambar
berikut!
Q
2x
R O T
8. Sebutkan 3 jenis sudut yang kamu ketahui!
9. Perhatikan gambar berikut ini!
B BCE adalah 030 tentukan besar DCE!
E
3x
C D
10. Berdasarkan soal nomor sembilan carilah nilai x !
Jawaban:
1. 180COB AOB 3COB x
3 (2 5) 180x x 3 37COB X
5 5 180x 111COB
5 180 5x
185
5x
37x
2.
3. Besar sudut ABC 110
4. 90 Sampai 180
5. 90PQS RQS
30 90PQS
90 30PQS
60PQS
6.
7. 180ROQ TOQ
50 2 180x
2 180 50x
2 130x
130
652
x
8. Sudut lancip, sudut siku-siku, sudut tumpul, sudut lurus dan sudut refleks
9. 90DCE DCE
30 90DCE
90 30
60
DEC
DEC
10. 3 60x
60
203
x
Pedoman Penilaian:
Nilai = Jumlah skor 10
= 10 10
= 100
Lampiran 2
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Satuan Pendidikan : SMP Negeri 3 Salatiga
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : VII/2
Materi Pokok : Garis dan Sudut
Alokasi Waktu : 1 Pertemuan (120 menit)
A. Kompetensi Inti
K-1: Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.
K-2: Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab,
peduli (toleransi, gotong royong), satuan, percaya diri, dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam
jangkauan pergaulan dan keberadaannya.
K-3: Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan
prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata.
K-4: Mengolah, menyaji, dan menalar dalam ranah konkret (menggunakan,
mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak
(menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai
dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam
sudut pandang/teori.
B. Kompetensi Dasar
3.10 Menganalisi hubungan antar sudut sebagai akibat dari dua garis sejajar
yang dipotong oleh garis transversal.
4.10 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan hubungan antar sudut
sebagai akibat dari dua garis sejajar yang dipotong oleh garistransfersal
C. Indikator
3.10.1 Menentukan sifat sudut jika dua garis sejajar dipotong garis transversal
3.10.2 Menggunakan sifat-sifat sudut dan garis untuk menyelesaikan soal
4.10.1 Menyelesaikan soal sehari-hari dengan menggunakan sifat-sifat sudut
yang terjadi jika dua garis sejajar dipotong oleh garis lain
D. Tujuan Pembelajaran
Melalui kegiatan diskusi dan pembelajaran kelompok dalam
pembelajaran garis dan sudut diharapkan siswa terlibat aktif dalam kegiatan
pembelajaran, mampu bekerja sama dan bertanggung jawab dalam
menyampaikan pendapat, menjawab pertanyaan, memberi saran dan kritik,
serta dapat :
1. Menentukan sifat sudut jika dua garis dua garis sejajar dipotong garis
transversal
2. Menggunakan sifat-sifat sudut dan garis untuk menyelesaikan soal
3. Menyelesaikan soal sehari-hari dengan menggunakan sifat-sifat sudut
yang terjadi jika dua garis sejajar dipotong oleh garis lain
E. Materi Pembelajaran
1. Hubungan Garis dan Sudut
Ketika dua buah garis sejajar misalnya garis m dan garis n dipotong oleh
garis ketiga yaitu garis l (gambar 1)
m
n
maka akan membentuk 8 sudut yaitu 1 2 7, ,A A B dan 8B yang
merupakan sudut-sudut luar dan 3 4 5, ,A A B dan 6B yang
merupakan sudut-sudut dalam. Garis yang memotong kedua garis tersebut
(garis l ) disebut transversal. Akibat kedua garis sejajar tersebut dipotong
oleh garis lain maka akan terbentuk pula pasanganpasangan sudut, yaitu
sudut sehadap, sudut dalam bersebrangan, sudut luar bersebrangan, sudut
dalam sepihak, dan sudut luar sepihak.
Gambar 1. Dua garis sejajar yang
dipotong garis lain
2
4 3 1
6 7
8 5
A
B
l
a. Sudut Sehadap
Sudut sehadap adalah sudut yang menghadap kearah yang sama yaitu
1 5 2 6 3 7 4 8, , ,A B A B A B A B . Karakteristik sudut
sehadap yaitu memiliki besar sudut yang sama.
b. Sudut Dalam Berseberangan
Sudut dalam berseberangan adalah dua sudut dalam yang tidak
berdekatan pada sisiyang berseberangan terhadap garis transversal
yaitu 3 5 4 6,A dan B A dan B .
c. Sudut Luar Berseberangan
Sudut luar berseberangan adalah dua sudut luar yang tidak berdekatan
pada sisi yang berseberangan terhadap garis transversal yaitu
1 7 2 8,A dan B A dan B .
d. Sudut Dalam Sepihak
Adalah dua sudut dalam yang terletak pada sisi yang sama yaitu
3 6 4 5,A dan B A dan B . Karakteristik sudut luar sepihak yaitu
jumlah sudutnya adalah 0180 . Jadi
0
3 6 180A B
0
4 5 180A B
e. Sudut Luar Sepihak
Sudut luar sepihak dalah dua sudut luar yang terletak pada sisi yang
sama yaitu 2 7 1 8,A dan B A dan B . Karakteristik sudut luar
sepihak yaitu jumlah sudutnya adalah 0180 .
Jadi 0
2 7 180A B
0
1 8 180A B
F. Metode Pembelajaran
Pendekatan : Scientific
Model : Team Accelerated Intruction (TAI)
Metode : Diskusi Kelompok, Pemberian Tugas
G. Alat, Bahan dan Sumber Belajar
1. Media : Lembar Kerja Kelompok (LKK), Lembar Penilaian
2. Alat/Bahan : Papan tulis, spidol
3. Sumber Belajar : Buku matematika pegangan guru untuk SMP/MTs Kelas
VII dan Buku matematika siswa untuk SMP/MTs kelas
VII
H. Langkah-langkah Pembelajaran
No. Kegiatan Waktu
I Pendahuluan
1. Guru memberi salam 10 menit
2. Guru membimbing siswa berdoa.
3. Guru mengecek kehadiran siswa.
4. Guru mengomunikasikan tujuan pembelajaran dan hasil
belajar yang akan diharapkan akan dicapai oleh setiap
siswa.
5. Guru memberikan motivasi kepada siswa untuk
bersungguh-sungguh dalam belajar, karena materi garis
dan sudut banyak manfaatnya dalam kehidupan sehari-
hari. Contohnya pada saat melakukan olahraga
memanah, memancing.
II
Kegiatan Inti
Mengamati
1. Guru mencermati hasil ulangan harian sebelumnya
untuk mengetahui kemampuan masing-masing siswa
2. Siswa diminta untuk membentuk kelompok yang terdiri
dari 4-5 orang yang bersifat heterogen berdasarkan nilai
ulangan sebelumnya.
3. Guru menyampaikan informasi atau materi pelajaran
secara singkat mengenai garis dan sudut.
4. Siswa diberitahu oleh guru bahwa keberhasilan setiap
siswa (individu) ditentukan oleh keberhasilan
kelompoknya.
Menanya
5. Siswa diminta untuk berdiskusi dengan anggota
kelompoknya dan mengerjakan LKK, siswa yang belum
paham materi yang dijelaskan oleh guru dibantu siswa
yang sudah paham untuk menjelaskan lagi materi yang
belum dipahami (tutor sebaya).
6. Guru membimbing dan mengamati kerja kelompok
siswa.
Mengkomunikasikan
60 menit
7. Siswa diminta mempresentasikan hasil diskusi dalam
kelompoknya.
8. Guru meminta siswa mengerjakan soal evaluasi tentang
garis dan sudut secara individu.
9. Siswa diminta mengumpulkan jawaban dari soal
evaluasi yang diberikan.
10. Siswa diminta untuk mengumpulkan jawaban dari soal
evaluasi yang diberikan
11. Kelompok yang memiliki nilai tertinggi diberi
penghargaan.
III
Penutup
1. Guru membimbing siswa menyimpulkan tentang materi
himpunan.
2. Guru memberikan tugas mengenai materi garis dan
sudut
3. Guru memberikan konfirmasi, pertemuan selanjutnya
akan mempelajari segitiga dan segiempat.
4. Guru mengakhiri kegiatan belajar dengan memberikan
pesan jangan lupa beribadah, membantu orang tua dan
untuk tetap belajar.
5. Guru menutup pembelajaran dengan salam.
10 menit
I. Instrumen Penilaian Hasil Belajar
Jenis/teknik Penilaian : Tes Tertulis
Bentuk Instrument : Uraian Singkat
Instrumen Penilaian :
1. Garis p sejajar garis q. Tentukan besar dari sudut A dan sudut B!
2. Perhatikan gambar dibawah ini, Tentukan nilai y!
3. Berapakah besar sudut P3?
4. Perhatikan gambar berikut ini!
Tunjukkan pasangan sudut yang sehadap!
5. Berapakah besar sudut q pada gambar di bawah!
r
q
p
A B
k
r
1
Q
P 2
3 4
q
Jawaban:
1. A B
5 10 3 20
5 3 20 10
2 30
30
2
15
x x
x x
x
x
x
5 10
5 15 10
65
A x
3 20
3 15 20
65
B x
2. 3 120 180y
3 180 120
3 60
60
3
20
y
y
y
y
3. P3= 180 74
P3= 106
4. P1=Q1; P2=Q2; P3=Q3; P4=Q4
5. 180 112q
68q
Pedoman Penilaian:
Nilai = Jumlah skor 10
= 10 10
= 100
Lampiran 3
DOKUMENTASI
Guru memberikan motivasi awal Guru menyampaikan materi
Pembelajaran secara singkat
Guru membimbing siswa dalam Siswa mempresentasikan hasil diskusi
kelompok kelompoknya
Penyerahan Hadiah/Reward kepada kelompok terbaik
Lampiran 4
LEMBAR KERJA KELOMPOK SIKLUS I
Lampiran 5
LEMBAR KERJA KELOMPOK SIKLUS II
Lampiran 6
LEMBAR JAWAB EVALUASI SIKLUS I
Lampiran 7
LEMBAR JAWAB EVALUASI SISWA SIKLUS II
Lampiran 8
NILAI EVALUASI SISWA SIKLUS I
No Nama Siswa Nilai Keterangan
1 ALK 82 Tuntas
2 ASW 95 Tuntas
3 AHP 85 Tuntas
4 AS 95 Tuntas
5 AAN 52 Tidak Tuntas
6 ACE 94 Tuntas
7 AMW 73 Tuntas
8 ANP 100 Tuntas
9 DFP 71 Tuntas
10 DTP 77 Tuntas
11 ESS 68 Tidak Tuntas
12 GAD 95 Tuntas
13 HZ 91 Tuntas
14 KPN 70 Tuntas
15 MWA 76 Tuntas
16 MKP 82 Tuntas
17 MNN 68 Tidak Tuntas
18 MDN 71 Tuntas
19 MF 91 Tuntas
20 NAR 91 Tuntas
21 ND 68 Tidak Tuntas
22 NRA 95 Tuntas
23 NA 76 Tuntas
24 RSN 59 Tidak Tuntas
25 SDA 42 Tidak Tuntas
26 TA 100 Tuntas
27 WDA 86 Tuntas
28 WA 90 Tuntas
29 YNR 72 Tuntas
30 YSA 85 Tuntas
Nilai Tertinggi 100
Nilai Terendah 42
Rata-rata 80
Lampiran 9
NILAI EVALUASI SISWA SIKLUS II
No Nama Siswa Nilai Keterangan
1 ALK 90 Tuntas
2 ASW 98 Tuntas
3 AHP 97 Tuntas
4 AS 100 Tuntas
5 AAN 98 Tuntas
6 ACE 98 Tuntas
7 AMW 63 Tidak Tuntas
8 ANP 98 Tuntas
9 DFP 99 Tuntas
10 DTP 95 Tuntas
11 ESS 70 Tuntas
12 GAD 95 Tuntas
13 HZ 71 Tuntas
14 KPN 100 Tuntas
15 MWA 90 Tuntas
16 MKP 71 Tuntas
17 MNN 60 Tidak Tuntas
18 MDN 90 Tuntas
19 MF 90 Tuntas
20 NAR 99 Tuntas
21 ND 66 Tidak Tuntas
22 NRA 100 Tuntas
23 NA 70 Tuntas
24 RSN 80 Tuntas
25 SDA 99 Tuntas
26 TA 95 Tuntas
27 WDA 98 Tuntas
28 WA 99 Tuntas
29 YNR 90 Tuntas
30 YSA 98 Tuntas
Nilai Tertinggi 100
Nilai Terendah 42
Rata-rata 88,9
Lampiran 10
LEMBAR OBSERVASI GURU SIKLUS I
No Aspek yang diamati Skor
A B C D
Kemampuan guru membuka pelajaran
1. Memeriksa kesiapan siswa √
2. Memberi motivasi awal √
3. Memberi apersepsi kaitannya dengan materi √
4. Menyampaikan tujuan pembelajaran √
5. Memberikan acuan bahan pelajaran yang
diamati
√
Sikap guru dalam proses pembelajaran
6. Kejelasan artikulasi suara √
7. Variasi gerakan badan tidak mengganggu
siswa
√
8. Antusiasme dalam penampilan √
9. Menarik perhatian siswa dalam kegiatan
menggunakan model Team Accelerated
Intruction (TAI)
√
10. Membrikan perhatian yang sama pada setiap
kelompok
√
Penguasaan bahan ajar
11. Bahan belajar disajikan sesuai dengan
langkah-langkah yang dibuat dalam RPP
√
12. Kejelasan dalam menjelaskan materi ajar √
13. Mampu memeberikan variasi dalam
menyampaikan bahan ajar melalui model
Team Accelerated Intruction (TAI)
√
Kegiatan belajar mengajar
14. Penyajian bahan pelajaran sesuai dengan
tujuan atau indikator yang telah ditetapkan
√
15. Mendemonstasikan kegiatan belajar melalui
Team Accelerated Intruction (TAI)
√
16. Ketepatan dalam penggunaan alokasi waktu √
17. Ketepatan dalam menerapkan langkah-
langkah model pembelajaran Team
Accelerated Intruction (TAI)
√
Evaluasi pembelajaran
18. Penilaian relevan dengan tujuan yang telah
ditetapkan
√
19. Penilaian yang diberikan sesuai dengan RPP √
Kemampuan menutup pembelajaran
20. Meninjau kembali materi yang telah
diberikan
√
21. Memberikan kesempatan untuk bertanya dan
menjawab pertanyaan
√
22. Memberikan kesimpulan kegiatan
pembelajaran
√
Tindal lanjut/Follow up
23. Memberikan tugas pada siswa √
24. Menginformasikan materi/bahan ajar yang
akan dipelajari berikutnya
√
25. Memberikan motivasi untuk selalu terus
belajar
√
Jumlah 48 30 6
Total 84
Kategori Baik
Keterangan:
Skor: Rentang Nilai dan Kategori:
A= 4 (Sangat Baik) 75 – 100 (Baik)
B= 3 (Baik) 51 – 74 (Sedang)
C= 2 (Sedang) 25 – 50 (Kurang)
D= 1 (Kurang)
Salatiga, 2 Mei 2019
Pengamat
Triyani Setya Dewi
Lampiran 11
LEMBAR OBSERVASI GURU SIKLUS II
No. Aspek yang diamati Skor
A B C D
Kemampuan guru membuka
pelajaran
1. Memeriksa kesiapan siswa √
2. Memberi motivasi awal √
3. Memberi apersepsi kaitannya dengan
materi
√
4. Menyampaikan tujuan pembelajaran √
5. Memberikan acuan bahan pelajaran
yang diamati
√
Sikap guru dalam proses
pembelajaran
6. Kejelasan artikulasi suara √
7. Variasi gerakan badan tidak
mengganggu siswa
√
8. Antusiasme dalam penampilan √
9. Menarik perhatian siswa dalam
kegiatan menggunakan model Team
Accelerated Intruction (TAI)
√
10. Membrikan perhatian yang sama pada
setiap kelompok
√
Penguasaan bahan ajar
11. Bahan belajar disajikan sesuai dengan
langkah-langkah yang dibuat dalam
RPP
√
12. Kejelasan dalam menjelaskan materi
ajar
√
13 Mampu memeberikan variasi dalam
menyampaikan bahan ajar melalui
model Team Accelerated Intruction
(TAI)
√
Kegiatan belajar mengajar
14. Penyajian bahan pelajaran sesuai
dengan tujuan atau indikator yang
telah ditetapkan
√
15. Mendemonstasikan kegiatan belajar
melalui Team Accelerated Intruction
(TAI)
√
16. Ketepatan dalam penggunaan alokasi
waktu
√
17. Ketepatan dalam menerapkan
langkah-langkahmodel pembelajaran
Team Accelerated Intruction (TAI)
√
Evaluasi pembelajaran
18. Penilaian relevan dengan tujuan yang
telah ditetapkan
√
19. Penilaian yang diberikan sesuai
dengan RPP
√
Kemampuan menutup
pembelajaran
20. Meninjau kembali materi yang telah
diberikan
√
21. Memberikan kesempatan untuk
bertanya dan menjawab pertanyaan
√
22. Memberikan kesimpulan kegiatan √
pembelajaran
Tindal lanjut/Follow up
23. Memberikan tugas pada siswa √
24. Menginformasikan materi/bahan ajar
yang akan dipelajari berikutnya
√
25. Memberikan motivasi untuk selalu
terus belajar
√
Jumlah 84 12
Total 96
Kategori Baik
Keterangan:
Skor: Rentang Nilai dan Kategori:
A= 4 (Sangat Baik) 75 – 100 (Baik)
B= 3 (Baik) 51 – 74 (Sedang)
C= 2 (Sedang) 25 – 50 (Kurang)
D= 1 (Kurang)
Salatiga, 13 Mei 2019
Pengamat
Triyani Setya Dewi
Lampiran 12
LEMBAR OBSERVASI SISWA SIKLUS I
No Nama Berdoa Keaktifan Kerjasama Nilai Predikat
1 2 3 1 2 3 1 2 3
1. ALK √ √ √ 6 B
2. ASW √ √ √ 6 B
3. AHP √ √ √ 6 B
4. AS √ √ √ 9 AB
5. AAN √ √ √ 3 C
6. ACE √ √ √ 5 B
7. AMW √ √ √ 3 C
8. ANP √ √ √ 9 AB
9. DFP √ √ √ 6 B
10. DTP √ √ √ 3 C
11. ESS √ √ √ 9 AB
12. GAD √ √ √ 6 B
13. HZ √ √ √ 9 AB
14. KPN √ √ √ 6 B
15. MWA √ √ √ 6 B
16. MKP √ √ √ 3 C
17. MNN √ √ √ 9 AB
18. MDN √ √ √ 9 AB
19. MF √ √ √ 5 B
20. NAR √ √ √ 6 B
21. ND √ √ √ 9 AB
22. NRA √ √ √ 6 B
23. NA √ √ √ 9 AB
24. RSN √ √ √ 5 B
25. SDA √ √ √ 3 C
26. TA √ √ √ 9 AB
27. WDA √ √ √ 6 B
28. WA √ √ √ 9 AB
29. YNR √ √ √ 5 B
30. YSA √ √ √ 9 AB
Keterangan:
Aspek perilaku yang diamati: Predikat
Tinggi = 3 1-3 = cukup (C)
Sedang = 2 4-6 = baik (B)
Rendah = 1 7-9 = sangat baik (AB)
Salatiga, 2 Mei 2019
Pengamat
Triyani Setya Dewi
Lampiran 13
LEMBAR OBSERVASI SISWA SIKLUS II
No Nama Berdoa Keaktifan Kerjasama Nilai Predikat
1 2 3 1 2 3 1 2 3
1. ALK √ √ √ 8 AB
2. ASW √ √ √ 9 AB
3. AHP √ √ √ 9 AB
4. AS √ √ √ 9 AB
5. AAN √ √ √ 6 B
6. ACE √ √ √ 6 B
7. AMW √ √ √ 6 B
8. ANP √ √ √ 9 AB
9. DFP √ √ √ 9 AB
10. DTP √ √ √ 6 B
11. ESS √ √ √ 8 AB
12. GAD √ √ √ 9 AB
13. HZ √ √ √ 9 AB
14. KPN √ √ √ 9 AB
15. MWA √ √ √ 8 AB
16. MKP √ √ √ 6 B
17. MNN √ √ √ 9 AB
18. MDN √ √ √ 8 AB
19. MF √ √ √ 9 AB
20. NAR √ √ √ 9 AB
21. ND √ √ √ 9 AB
22. NRA √ √ √ 6 B
23. NA √ √ √ 9 AB
24. RSN √ √ √ 9 AB
25. SDA √ √ √ 6 B
26. TA √ √ √ 9 AB
27. WDA √ √ √ 6 AB
28. WA √ √ √ 8 AB
29. YNR √ √ √ 6 B
30. YSA √ √ √ 9 AB
Keterangan:
Aspek perilaku yang diamati: Predikat
Tinggi = 3 1-3 = cukup (C)
Sedang = 2 4-6 = baik (B)
Rendah = 1 7-9 = sangat baik (AB)
Salatiga, 13 Mei 2019
Pengamat
Triyani Setya Dewi
Lampiran 14
JAWABAN SOAL KELOMPOK SIKLUS I
1. a.Kaki sudut : sinar garis yang membentuk suatu sudut
b.Titik sudut: titik potong pangkal sinar dari kaki sudut
c.Daerah sudut: daerah yang terbentuk antara dua kaki sudut
2. a.Sudut siku-siku : ukuran sudutnya 090
b.Sudut lancip : ukuran sudutnya antara 00 sampai
090
c.Sudut tumpul: ukuran sudutnya antara 090 sampai
0180
Daerah
Sudut
Kaki Sudut
Titik Sudut
Lampiran 15
JAWABAN SOAL KELOMPOK SIKLUS II
1. a.1 1A B ;
2 2A B ; 3 3A B ;
4 4A B ;
b.1 3A A ;
2 4A A ; 1 3B B ; 2 4B B ;
c. 3 1A B ;
4 2A B ;
d. 1 3A B ;
2 4A B ;
e. 3 2A B ;
4 1A B ;
f. 1 4A B ;
2 3A B ;
g. 1 2A A ; 3 4A A ; 1 2B B ; 3 4B B ; 2 3A A ; 1 4A A ;
2 3B B ; 1 4B B ;
2. 35Q ; 35S ; 125R ; 35U ;
125T ; 125V ; 125W
3. a.D = 0130
b. E = 0130
c. F = 080
Lampiran 16
JAWABAN SOAL EVALUASI SIKLUS I
1. 180COB AOB 3COB x
3 (2 5) 180x x 3 37COB X
5 5 180x 111COB
5 180 5x
185
5x
37x
2.
3. Besar sudut ABC 110
4. 90 Sampai 180
5. 90PQS RQS
30 90PQS
90 30PQS
60PQS
6.
7. 180ROQ TOQ
50 2 180x
2 180 50x
2 130x
130
652
x
8. Sudut lancip, sudut siku-siku, sudut tumpul, sudut lurus dan sudut refleks
9. 90DCE DCE
30 90DCE
90 30
60
DEC
DEC
10. 3 60x
60
203
x
JAWABAN SOAL EVALUASI SIKLUS II
1. A B
5 10
5 15 10
65
A x
X
5 10 3 20
5 3 20 10
2 30
30
2
15
x x
x x
x
x
x
3 20
3 15 20
65
B x
X
2. 3 120 180y
3 180 120
3 60
60
3
20
y
y
y
y
3. P3= 180 74
P3= 106
4. P1=Q1; P2=Q2; P3=Q3; P4=Q4
5. 180 112q
68q
Lampiran 17
SURAT PENUNJUKAN PEMBIMBING SKRIPSI
Lampiran 18
SURAT PERMOHONAN IZIN PENELITIAN
Lampiran 19
SURAT KETERANGAN PENELITIAN
Lampiran 20
LEMBAR KONSULTASI SKRIPSI
Lampiran 21
SATUAN KREDIT KEGIATAN
Lampiran 22
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Triyani Setya Dewi
Tempat.tgl lahir : Boyolali, 26 Januari 1996
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Ngelo RT 12/RW 03, Jatilawang, Wonosegoro, Boyolali
Agama : Islam
Kewarganegaraan : Indonesia
Nama Ayah : Triyono
Nama Ibu : Sutrimah
No. HP : 085713901326
Email : [email protected]
Pendidikan
1. SDN Negeri II Jatilawang
2. SMP Negeri 1 Wonosegoro
3. SMK Negeri 1 Boyolali
4. Mahasiswa Tadris Matematika IAIN Salatiga