70
UPAYA UNIT PENGELOLA KEGIATAN SIMPAN PINJAM KHUSUS PEREMPUAN PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MANDIRI PEDESAAN DI KECAMATAN SETU KOTA TANGERANG SELATAN Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Komunikasi Untuk memenuhi Syarat-syarat mencapai Gelar Sarjana Sosial Islam (S.sos.I) Oleh Aditya Bayu Putro Nim : 107054002242 JURUSAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2012  

UPAYA UNIT PENGELOLA KEGIATAN SIMPAN PINJAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42845/1/ADITYA... · Syarat -syarat mencapai ... dan berharap sangat dari masyarakat

  • Upload
    dodat

  • View
    228

  • Download
    2

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: UPAYA UNIT PENGELOLA KEGIATAN SIMPAN PINJAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42845/1/ADITYA... · Syarat -syarat mencapai ... dan berharap sangat dari masyarakat

UPAYA UNIT PENGELOLA KEGIATAN SIMPAN PINJAM KHUSUS

PEREMPUAN PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MANDIRI

PEDESAAN DI KECAMATAN SETU

KOTA TANGERANG SELATAN

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Komunikasi Untuk memenuhi

Syarat-syarat mencapai Gelar Sarjana Sosial Islam (S.sos.I)

Oleh

Aditya Bayu Putro

Nim : 107054002242

JURUSAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2012

 

Page 2: UPAYA UNIT PENGELOLA KEGIATAN SIMPAN PINJAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42845/1/ADITYA... · Syarat -syarat mencapai ... dan berharap sangat dari masyarakat

UPAYA UNIT PENGELOLA KEGIATAN SIMPAN PINJAM KHUSUS

PEREMPUAN PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MANDIRI

PEDESAAN DI KECAMATAN SETU

KOTA TANGERANG SELATAN

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Komunikasi untuk

Memnuhi Syarat-syarat Mencapai

Gelar Sarjana Sosial Islam

Oleh

Aditya Bayu Putro

Nim: 107054002242

Dibawah Bimbingan

(Nurul Hidayati, S. Ag, M.Pd)

NIP. 19690322 199603 2 001

JURUSAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2012

 

Page 3: UPAYA UNIT PENGELOLA KEGIATAN SIMPAN PINJAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42845/1/ADITYA... · Syarat -syarat mencapai ... dan berharap sangat dari masyarakat

PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Skripsi yang berjudul “UPAYA UNIT PENGELOLA KEGIATAN SIMPAN

PINJAM KHUSUS PEREMPUAN PROGRAM NASIONAL

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PEDESAAN DI

KECAMATAN SETU KOTA TANGERANG SELATAN”. telah diujikan dalam

sidang munaqasyah Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta 30 Mei 2012. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu

syarat untuk memperoleh gelar sarjana Program Strata 1 (S1) pada jurusan

Pengembangan Masyarakat Islam.

 

Page 4: UPAYA UNIT PENGELOLA KEGIATAN SIMPAN PINJAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42845/1/ADITYA... · Syarat -syarat mencapai ... dan berharap sangat dari masyarakat

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya saya sendiri yang di ajukan memenuhi salah

satu persyaratan memperoleh gelar sarjana strata 1 di UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

2. Semua sumber saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai

dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Bila kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya saya sendiri

atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain. Maka saya bersedia

menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Ciputat, 30 Mei 2012

Adittya Bayu Putro

 

Page 5: UPAYA UNIT PENGELOLA KEGIATAN SIMPAN PINJAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42845/1/ADITYA... · Syarat -syarat mencapai ... dan berharap sangat dari masyarakat

i

ABSTRAK

ADITYA BAYU PUTRO

Upaya Unit Pengelola Kegiatan Simpan Pinjam Khusus Perempuan Program

Nasional Pemberdayaan Mandiri Pedesaan di Kecamatan Setu

Kota Tangerang Selatan

Dalam rangka untuk melestarikan kelembagaan-kelembagaan yang telah

dibangun oleh Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan

dan hasil-hasilnya terutama dana bergulir yang dikelola oleh Unit Pengelolaan

Kegiatan (UPK) diperlukan ketentuan yang mengatur tentang tata laksana

pelestarian dan perlindungan hasil Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat

Mandiri agar tetap dapat berkelanjutan.

Unit Pengelola Kegiatan selalu bagian dari pelaku program ini yang

dibentuk di kecamatan di lokasi Program, Bertujuan menjamin proses pengelolaan

kegiatan dengan baik dan berkesinambungan, serta berperan pula dalam pen

dokumentasikan (pencatatan dan pengarsipan atas setiap kegiatan yang

dilaksanakan. Awal mula kedatangan program Program Nasional Pemberdayaan

Masyarakat Mandiri Pedesaan di Kecamatan Setu diterima dengan senang hati

dan berharap sangat dari masyarakat terhadap program ini terlebih ini adalah jalan

pembuka untuk menjadikan hidup lebih berguna dan menjadikan UPK sebagai

kelembagaan mikro

Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori pemberdayaan.

Secara teoritis unit pengelola kegiatan memberikan pinjaman kepada para pelaku

simpan pinjam, kepada perempuan untuk keperluan yang bersifat konsumtif dan

modal usaha. Dan untuk memperdayakan perempuan desa setu agar lebih mandiri

dan tidak hanya tergantung oleh hasil dari para suami mereka.

 

Page 6: UPAYA UNIT PENGELOLA KEGIATAN SIMPAN PINJAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42845/1/ADITYA... · Syarat -syarat mencapai ... dan berharap sangat dari masyarakat

ii

KATA PENGANTAR

Penulisan skripsi berjudul “Upaya Unit Pengelola Kegiatan Simpan

Pinjam Khusus Perempuan di Kecamatan Setu Tangerang Selatan” merupakan

langkah penulis dalam memenuhi salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar

Sarjana Sosial Islam (S.Sos.I) dari Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

(FIDKOM) Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hiayatullah Jakarta

Penulis ingin mengucapkan syukur kepada Allah, tuhan semesta alam

yang Senantiasa mencurahkan inspirasi kepada Penulis, sehingga skripsi ini dapat

terselesaikan. Penulis juga ingin menghaturkan shalawat serta salam kepada Nabi

Muhammad SAW beserta keluarga, sahabat, dan para pengikutnya.

Penulis juga ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang

telah memberikan bantuan dan dukungan baik moril maupun materi, sehingga

skripsi ini dapat terselesaikan. Ucapan terima kasih tersebut penulis sampaikan

kepada:

1. Jajaran FIDKOM UIN Syarif Hidayatullah, Bpk. Dr H. Arief Subhan, MA.

(Dekan), Bpk Drs Wahidin Saputra, MA. (Pembantu Dekan Bidang

Akademik), Bpk Drs. H. Mahmud Jalal, MA. (Pembantu Bidang Administrasi

Umum), dan Bpk. Drs. Study Rizal LK, MA. (Pembantu Dekan Bidang

Kemahasiswaan):

2. Ketua Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam (PMI) UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta, Ibu Wati Nilamsari, M.Si.:

3. Sekretaris Jurusan PMI UIN Syarif HIdayatulah Jakarta Bpk. M. Hudri, M.

Ag.:

 

Page 7: UPAYA UNIT PENGELOLA KEGIATAN SIMPAN PINJAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42845/1/ADITYA... · Syarat -syarat mencapai ... dan berharap sangat dari masyarakat

iii

4. Dosen Pembimbing Ibu Nurul Hidayati, S. Ag., M. Pd.,:

5. Segenap dosen PMI UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Prof. Dr Syamsir, MS.,

Bpk. Drs Yusra Kilun, M. Pd., Bpk Tantan Hermansah, M. Si., Ibu Dra. Hj.

Mona Eliza, MA., Bpk. Dicky Andika,. M.Si dan Bpk. Muhtadi, M.Si..:

6. Pimpinan Perpustakaan FIDKOM dan Perpustakaan Utama UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta beserta Staff.:

7. Orangtua yang selalu memberikan dukungan, mmotivasi, hikmah, dan doa

serta membakar semangat penulis tanpa kenal lelah, Bapak H. Slamet

Margono dan Ibu Siti Nurlaela. Semoga Allah SWT senantiasa mengasihi

kalian sebagaimana kalian mengasihi penulis hingga detik ini.

8. Kelurga Besar Almarhhum Mbah Setu dan Keluarga besar Abi Naran Daiman

9. Adik penulis Meisya adhira atas dukungannya dan semangat.

 

Page 8: UPAYA UNIT PENGELOLA KEGIATAN SIMPAN PINJAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42845/1/ADITYA... · Syarat -syarat mencapai ... dan berharap sangat dari masyarakat

iv

DAFTAR ISI

ABSTRAK ........................................................................................................ i

KATA PENGANTAR ..................................................................................... ii

DAFTAR ISI .................................................................................................... iv

DAFTAR TABEL …………………………………………………………… vi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ........................................................ 1

B. Batasan Dan Rumusan Masalah ............................................ 3

C. Tujuan Penelitian ................................................................... 4

D. Manfaat Penelitian ................................................................. 4

E. Metodologi Penelitian ............................................................ 5

F. Tinjauan Pustaka .................................................................... 8

G. Sistematika penulisan ............................................................ 8

BAB II TINJAUAN TEORITIS

A. Pemberdayaan ........................................................................ 10

1. Pengertian Pemberdayaan ................................................ 10

2. Proses Pemberdayaan ...................................................... 13

3. Strategi Pemberdayaan .................................................... 14

4. Tujuan Pemberdayaan ..................................................... 18

5. Asas Pemberdayaan ......................................................... 19

B. Unit Pengelola Kegiatan. ........................................................ 20

BAB III GAMBARAN UMUM TENTANG OBJEK PENELITIAN

A. Pendahuluan............................................................................ 24

 

Page 9: UPAYA UNIT PENGELOLA KEGIATAN SIMPAN PINJAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42845/1/ADITYA... · Syarat -syarat mencapai ... dan berharap sangat dari masyarakat

v

B. Visi dan Misi .......................................................................... 25

C. Kedudukan, Tujuan dan sasaran ............................................. 26

D. Dasar Hukum .......................................................................... 28

E. Sumber Dana .......................................................................... 29

F. Letak Geografis ...................................................................... 29

BAB IV ANALISA DAN TEMUAN LAPANGAN

A. Keanggotaan ........................................................................... 31

1. Pendahuluan...................................................................... 31

2. Pengertian Dana Bergulir ................................................. 40

3. Fungsi Kelompok Dana Bergulir ...................................... 41

4. Operasional UPK .............................................................. 43

B. Kelemahan Unit Pengelola Kegiatan ...................................... 46

1. Pendahuluan...................................................................... 46

2. Penggolongan Masalah ..................................................... 48

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ............................................................................. 50

B. Saran-saran ............................................................................. 52

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 53

LAMPIRAN – LAMPIRAN

 

Page 10: UPAYA UNIT PENGELOLA KEGIATAN SIMPAN PINJAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42845/1/ADITYA... · Syarat -syarat mencapai ... dan berharap sangat dari masyarakat

vi

DAFTAR TABEL

1. Tabel 1 kelompok peminjam unit pengelola Kegiatan.

2. Tabel 2 Angsuran Kegiatan Simpan Pinjam.

 

Page 11: UPAYA UNIT PENGELOLA KEGIATAN SIMPAN PINJAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42845/1/ADITYA... · Syarat -syarat mencapai ... dan berharap sangat dari masyarakat

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Permasalahan di negeri ini membawa kita pada pekerjaan sosial yang

besar dan beragam. Karena di dalam kehidupan di dunia ini tidak ada yang

sempurna. Ilustrasi ini diumpamakan, layaknya permasalahan yang dihadapi

bangsa ini. Menjadi sebuah pekerjaan yang rumit untuk membersihkan

serpihan ini, tapi serpihan ini akan membahayakan apabila tidak dibersihkan.

Artinya, permasalahan yang begitu beragam yang dihadapkan pada bangsa ini,

satu demi satu harus segera diselesaikan. Semua permasalahan ini

membutuhkan solusi yang tepat dan cepat.

Sekian banyak permasalahan di negeri ini. Permasalahan ekonomi

yang di alami seseorang yang mempunyai kekurangan materi di dalam

kehidupan mereka adalah salah satu dari sekian banyak permasalahan yang

perlu diperhatikan oleh pemerintah guna meningkatkan produktivitas mereka

dan daya saing mereka di dunia usaha. Peningkatan pengangguran di seluruh

wilayah di tanah air semakin tinggi.

Menurut Agust Efendi, Setidaknya ada tiga kompleks Pemberdayaan

yang mendesak untuk diperjuangkan dalam konteks ke-umatan masa kini,

yakni pemberdayaan dalam tatanan ruhania intelektual dan ekonomi.1

Pertama, pemberdayaan pada matra ruhaniah. Dalam pandangan Agus

Efendi, degraadasi moral atau pergeseran nilai masyarakat Islam saat ini

1 Agusefendi, Pemberdayaan dalam Fithrah no 4 (Bandung; Alsina; center for

Methodological Transformation juni 199), h 4-5.

 

Page 12: UPAYA UNIT PENGELOLA KEGIATAN SIMPAN PINJAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42845/1/ADITYA... · Syarat -syarat mencapai ... dan berharap sangat dari masyarakat

2

sangat mengguncang kesadaran Islam. Kepribadian kaum Muslim terutama

generasi muanya begitu telanjang dan ter kooptasi oleh budaya barat yang

merupakan anistesa dari segi nilai Islam. Hal ini diperparah dengan gagalnya

pendidikan agama di hampir semua pendidikan.

Untuk keluar dan belitan persoalan ini masyarakat harus berjuang

keras untuk melahirkan desain besar kurikulum pendidikan untuk setiap

wilayah pendidikan yang benar-benar berorientasi pada pemberdayaan total.

Kedua, pemberdayaan intelektual dengan sangat telanjang dapat

disaksikan betapa umat Islam yang ada di Indonesia bahkan di manapun sudah

terlalu jauh tertinggal dalam kemajuan dan penguasaan teknologi.

Ketiga, pemberdayaan ekonomi sebagaimana di kemukakan masalah

kemiskinan menjadi demikian identik dengan masyarakat Islam.

Pemecahannya adalah tanggung jawab masyarakat Islam sendiri, selama ini

selalu ter pinggirkan. Dalam konteks ekonomi seorang Muslim dan generasi

Qurani.

Situasi ekonomi masyarakat Islam Indonesia bukan untuk diratapi

melainkan untuk dicarikan jalan pemecahannya. Untuk keluar dari himpitan

ekonomi ini, diperlukan perjuangan besar dan gigih dari setiap komponen

umat di samping penguatan, penguasaan terhadap live skill atau keahlian

hidup, keterampilan berwirausaha, dibutuhkan juga pengembangan dan

pemberdayaan ekonomi2.

Mulai tahun 2007 Pemerintah Indonesia mengadakan Program

Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri yang terdiri dari PNPM

2Dra Nanih Machhendrawaty,M.Ag. PengembanganMasyarakat Islam Hal 45

 

Page 13: UPAYA UNIT PENGELOLA KEGIATAN SIMPAN PINJAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42845/1/ADITYA... · Syarat -syarat mencapai ... dan berharap sangat dari masyarakat

3

Perkotaan dan Pedesaan, serta PNPM wilayah khusus dan desa yang

tertinggal. Kemudian dengan adanya Program Nasional Pemberdayaan

Masyarakat Mandiri, terbentuklah sebuah kesatuan kerja tingkat Kecamatan

yaitu; Unit Pengelola Kegiatan (UPK) yang mempunyai program simpan

pinjam khusus perempuan desa agar dapat meningkatkan taraf hidup dan

ekonominya.

Selain program tersebut Unit Pengelola Kegiatan tersebut mempunyai

program guna memperbaiki sarana dan prasarana desa seperti perbaikan jalan

desa dan pembangunan posyandu.

Rendahnya tingkat ekonomi dan keterampilan perempuan di pedesaan

maupun di Kecamatan setu membuat perempuan disana tergerak untuk

berdaya. Unit pengelola kegiatan bergerak dalam kegiatan simpan pinjam.

Dari kegiatan simpan pinjam itu sendiri perempuan membuat kegiatan tata

boga dan keterampilan tangan.

Selain itu, unit pengelola kegiatan(UPK) juga membuat infrastruktur

seperti pembetulan jalan, pembangunan posyandu.

B. Batasan dan Rumusan Masalah

Masalah yang diangkat dalam penelitian ini adalah simpan pinjam

khusus perempuan di unit pengelola kegiatan (UPK) yang berlokasi di

Kecamatan Setu untuk menjalankan usaha kecil. Adapun pertanyaan dalam

penelitian ini yaitu:

1. Bagaimana upaya Unit Pengelola Kegiatan simpan pinjam khusus

perempuan dalam meningkatkan ekonomi para anggotanya?

 

Page 14: UPAYA UNIT PENGELOLA KEGIATAN SIMPAN PINJAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42845/1/ADITYA... · Syarat -syarat mencapai ... dan berharap sangat dari masyarakat

4

2. Bagaimana kelemahan Unit Pengelola Kegiatan (UPK) dalam

menjalankan Program simpan Pinjam khusus Perempuan?

C. Tujuan Penelitian

Berpijak pada batasan dan rumusan masalah di atas, maka penelitian

ini ber tujuan untuk:

1. Mengetahui upaya Unit Pengelola Kegiatan Simpan Pinjam khusus

Perempuan dalam meningkatkan ekonomi para anggotanya;

2. Mempelajari kelemahan program simpan pinjam khusus perempuan yang

dijalankan oleh Unit Pengelola Kegiatan.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Pengembangan Keilmuan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan masukan bagi para

pembaca maupun bagi para praktisi pengembang masyarakat.

2. Bagi Jurusan/Universitas

Diharapkan dapat menjadi tambahan referensi dan peningkatan akademis

dalam bidang pengembangan masyarakat.

3. Bagi Praktisi

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi tambahan informasi bagi

praktisi, terutama praktisi di bidang pengembangan masyarakat agar

senantiasa berusaha untuk meningkatkan dan mengembangkan

masyarakat.

 

Page 15: UPAYA UNIT PENGELOLA KEGIATAN SIMPAN PINJAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42845/1/ADITYA... · Syarat -syarat mencapai ... dan berharap sangat dari masyarakat

5

E. Metodologi Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Yaitu

pengamatan, wawancara3. yang dibangun berdasarkan metode survei yang

berangkat dari teori untuk mengamati fenomena sosial, penelitian kualitatif

diawali dari fenomena sosial untuk membangun sesuatu teori atau hipotesis.

Metode Kualitatif ini digunakan karena beberapa pertimbangan. Pertama,

menyesuaikan metode kualitatif lebih mudah apabila berhadapan dengan

kenyataan jamak. Kedua, metode ini menyajikan secara langsung hakikat

hubungan antara peneliti dan responden. Ketiga, metode ini lebih peka dan

dapat lebih menyesuaikan diri dengan banyak pengaruh bersama terhadap

pola-pola nilai yang dihadapi.

Alasan peneliti memilih lokasi tersebut adalah karena mudah diakses

oleh peneliti, dan dianggap dapat mewakili (representatif) bagi kebutuhan

penelitian karya ilmiah ini. Hal tersebut yang membuat penulis melakukan

penelitian di lokasi tersebut.

Adapun proses pengumpulan datanya dilakukan dengan lima tehnik,

yaitu:

1. Studi Kepustakaan. Penulis mengumpulkan dan menganalisa buku-buku

serta literatur-literatur yang berkaitan dengan Program Nasional

Pemberdayaan Masyarakat Mandiri yang akan dibahas dalam penelitian

ini guna mendapatkan teori dan konsep yang akan digunakan dalam

menganalisa data hasil penelitian, baik berupa buku, maupun jurnal dan

berita dari media massa.

3 Lexy J. Meleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,

2008). Cet. Ke-25, h. 9-10.

 

Page 16: UPAYA UNIT PENGELOLA KEGIATAN SIMPAN PINJAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42845/1/ADITYA... · Syarat -syarat mencapai ... dan berharap sangat dari masyarakat

6

2. Observasi. Observasi adalah pengamatan langsung dengan menggunakan

seluruh panca indera (melihat, mendengar, dan merasakan) dan pencatatan

secara sistematis gejala-gejala yang terjadi di lapangan penelitian,4 yaitu

dengan mengadakan pengamatan langsung di lembaga yang bernama Unit

Pengelola Kegiatan.

Berikut ini hal-hal yang diamati:

a. Lokasi Unit Pengelola Kegiatan Simpan Pinjam Khusus Perempuan.

b. Keadaan lokasi, seperti kondisi jalan yang menuju Unit Pengelola

Kegiatan.

c. Keadaan di dalam Unit Pengelola Kegiatan Simpan Pinjam

d. Kondisi bangunan Unit Pengelola Kegiatan Simpan Pinjam.

3. Wawancara merupakan sesuatu alat pengumpulan informasi langsung

tentang beberapa jenis data. Dalam penelitian ini penulis langsung

mewawancarai pengurus dengan alasan, bahwa mereka adalah orang-

orang yang memahami (kompeten), dan dalam memandirikan peserta

program.

Informasi yang ingin dicari oleh penulis yaitu:

a. Kepada pihak pimpinan Unit Pengelola Kegiatan

1) Awal didirikannya Unit Pengelola Kegiatan Di Kecamatan Setu

Kota Tangerang Selatan.

a) Latar belakang didirikannya;

b) Waktu didirikannya.

2) Struktur organisasi Unit Pengelola Kegiatan di Kecamatan Setu

Kota Tangerang Selatan.

4 Husaini Usman dan Purnomo Setiadi Akbar, Metodologi Penelitian Sosial, (Jakarta:

Bumi aksara, 1998). Cet. Ke-2 h. 54.

 

Page 17: UPAYA UNIT PENGELOLA KEGIATAN SIMPAN PINJAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42845/1/ADITYA... · Syarat -syarat mencapai ... dan berharap sangat dari masyarakat

7

3) Data-data mengenai profil anggota, seperti jenis usaha, dan berapa

besar modal usaha.

b. Kepada anggota Unit Pengelola Kegiatan

1) Alasan bergabung bersama Unit Pengelola Kegiatan

2) Jenis Usaha yang dilakukan.

4. Studi Dokumentasi Yaitu peneliti mengumpulkan, membaca dan

mempelajari berbagai macam bentuk data tertulis yang ada di lapangan

serta data-data lain di perpustakaan yang dapat dijadikan bahan analisa

untuk hasil dalam penelitian ini. Teknik ini digunakan untuk memperoleh

data yang telah didokumentasikan dalam buku dan majalah. Agenda

kegiatan lembaga, Rancangan Program (jangka panjang dan jangka

pendek) Yayasan, Foto, Akta Notaris, dan dokumen lainnya. Literatur

terebut dapat berupa pamflet dan brosur yang diterbitkan oleh Unit

Pengelola Kegiatan.

5. Analisis data Yakni menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai

sumber dengan hasil yang diperoleh pengamatan peneliti secara langsung

di lapangan. Analisis data adalah proses penyusunan data agar bisa

ditafsirkan, dan memberikan makna. Model analisis yang dipakai dalam

penelitian ini adalah teknik analisis deskriptif mengenai apa yang ada di

dalam Unit Pengelola Kegiatan.

Untuk penulisan dan penyusunan skripsi ini, penulis mengacu pada

buku Pedoman Penulisan Skripsi, Tesis, dan disertasi UIN Jakarta yang

diterbitkan oleh CeQDA (Center for Quality Development and Assurance)

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Cetakan II Tahun 2007. Lokasi penelitian itu

sendiri akan dilakukan di jalan Lingkar Sengkol Rt 005 Rw 002 Kelurahan

Muncul, Setu Kota Serpong, Tangerang Selatan

 

Page 18: UPAYA UNIT PENGELOLA KEGIATAN SIMPAN PINJAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42845/1/ADITYA... · Syarat -syarat mencapai ... dan berharap sangat dari masyarakat

8

F. Tinjauan Pustaka

Penelitian tentang simpan pinjam yang dilakukan oleh saudara Ega

Prasetya Noor mengenai koperasi simpan pinjam Kodanua di kantor cabang

pembantu Pondok Labu.

Menurut hasil penelitian tersebut koperasi simpan pinjam merupakan

koperasi yang memberikan pinjaman kepada para pelaku anggota untuk

menggunakan usaha yang bersifat konsumtif. Jika dilihat dari kefektifitasan

nya sebagai lembaga keuangan yang menunjang, maka simpan pinjam

kodanua belum bisa dikatakan efektif namun memberikan kemudahan mereka

baik produktif.5

Pihak koperasi simpan pinjam koanua kantor cabang pembantu pondok

labu menyatakan bahwa bila pihaknya berasumsi bahwa koperasi simpan

pinjam kodanua akan ditingkatkan oleh para anggota dan nasabah lain bila

hanya mematok pinjaman untuk keperluan produksi saja.

Namun bila dilihat dari sisi lainnya, tentu saja koperasi simpan pinjam

ini sangat berjasa kepada para pelaku usaha mikro dan kecil.

G. Sistematika Penulisan

Untuk memastikan pemahaman dan penyusunan selanjutnya, maka

penulis menjelaskan pokok-pokok uraian yang diteliti sebagai berikut :

BAB I Pendahuluan latar belakang masalah, Perumusan dan Pembatasan

Masalah., Tujuan dan Manfaat Penelitian, Metode Penelitian,

Sistematika Penulisan.

5 Ega Prasetya Noor, Skripsi: Optimalisasi Pinjaman Modal Usaha dari Kkoperasi

Simpan PInjam Kodanua Kantor cabang Pembantu Pondok Labu. Pondok Labu, h. 70-71

 

Page 19: UPAYA UNIT PENGELOLA KEGIATAN SIMPAN PINJAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42845/1/ADITYA... · Syarat -syarat mencapai ... dan berharap sangat dari masyarakat

9

BAB II landasan Teoritis, Pengertian Pemberdayaan Masyarakat Islam,

Proses Pemberdayaan Masyarakat Islam, Strategi Pemberdayaan

Masyarakat Islam, Tujuan Pengembangan Masyarakat Islam, Asas

Pengembangan Masyarakat Islam, Pengertian Unit Pengelola

Kegiatan

BAB III Latar Belakang Berdirinya Upaya Pengelola Kegiatan, Visi, Misi,

dan Tujuan UPK Tugas, Fungsi, dan Peran Dasar Hukum,

Struktur Organisasi dan Sumber Dana.

BAB IV Analisa Atas Upaya Unit Pengelola Kegiatan Pemberdayaan

khusus perempuan di Kecamatan setu. Analisa Kelemahan Unit

Pengelola Kegiatan Pemberdayaan Khusus Perempuan.

BAB V Penutup, merupakan Bab terakhir yang meliputi saran-saran dan

kesimpulan.

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN - LAMPIRAN

 

Page 20: UPAYA UNIT PENGELOLA KEGIATAN SIMPAN PINJAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42845/1/ADITYA... · Syarat -syarat mencapai ... dan berharap sangat dari masyarakat

10

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Pemberdayaan

1. Pengertian Pemberdayaan

Pemberdayaan masyarakat Islam adalah sistem tindakan nyata

yang menawarkan alternatif model pemecahan masalah ummah dalam

bidang sosial, ekonomi dan lingkungan dalam perspektif Islam.

Dengan demikian, pemberdayaan masyarakat Islam merupakan

model empiris pemberdayaan perilaku individual dan kolektif dalam

dimensi yang dihadapi oleh masyarakat. Sasaran individual yaitu setiap

individu Muslim dengan orientasi sumber daya manusia. Sasaran komunal

adalah kelompok atau komunitas Muslim, dengan orientasi pengembangan

sistem masyarakat. Sasaran institusional adalah organisasi Islam dan

pranata sosial kehidupan, dengan orientasi pengembangan kualitas dan

Islami kelembagaan.

Pemberdayaan dalam konteks pengembangan masyarakat Islam

merupakan sebuah pembelajaran kepada masyarakat agar mereka dapat

secara mandiri melakukan upaya-upaya perbaikan kualitas kehidupannya

baik yang menyangkut tentang kesejahteraan maupun keselamatannya di

dunia dan di akhirat1

1 Supriyati Istiqomah, Pemberdayaan dalam konteks Pengembangan Masyarakat Islam.

 

Page 21: UPAYA UNIT PENGELOLA KEGIATAN SIMPAN PINJAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42845/1/ADITYA... · Syarat -syarat mencapai ... dan berharap sangat dari masyarakat

11

Pemberdayaan adalah upaya untuk membangun daya yang dimiliki

dengan mendorong, memberikan motivasi dan meningkatkan kesadaran

akan potensi yang dimiliki serta berupaya mengembangkannya.2

Menurut Rapa part (1987) pemberdayaan diartikan sebagai

pemahaman secara psikologis pengaruh kontrol individu-individu terhadap

keadaan sosial, politik dan hak-hak nya menurut undang-undang.

Pengembangan masyarakat merupakan sesuatu usaha yang

digambarkan dalam berbagai bentuk kegiatan dengan tujuan menyadarkan

masyarakat agar menggunakan dengan lebih baik semua kemampuan yang

dimilikinya, baik dalam bentuk alam maupun tenaga serta menggali

inisiatif-inisiatif masyarakat setempat untuk lebih banyak melakukan

kegiatan dan investasi guna mencapai tingkat hidup yang lebih baik.

Dalam pengertian lain agak disederhanakan, pengembangan

Masyarakat atau pengembangan sumber daya manusia diartikan sebagai

memperluas horizon pilihan bagi masyarakat banyak. Hal ini berarti

bahwa masyarakat di berdayakan untuk melihat dan memilih sesuatu yang

bermanfaat bagi dirinya. Dengan memakai logika ini, dapat memilih dan

mempunyai kesempatan untuk mengadakan pilihan-pilihan.

Dengan paparan sederhana tadi, menjadi jelaslah bahwa proses

pengembangan dan pemberdayaan akan menyediakan sebuah ruang

kepada masyarakat untuk mengadakan pilihan-pilihan dan dapat memilih

dengan jelas adalah masyarakat yang punya kualitas.

2 Gunawan Sumadiningrat, Pengembangan Daerah dan Pemberdayaan Masyarakt (Jakarta

: Bina Rena Pariwara, 1997) cet ke_1 edisi II hal 165.

 

Page 22: UPAYA UNIT PENGELOLA KEGIATAN SIMPAN PINJAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42845/1/ADITYA... · Syarat -syarat mencapai ... dan berharap sangat dari masyarakat

12

Istilah pemberdayaan, adalah terjemahan dari istilah Empower

Ment. Secara leksikal, pemberdayaan berarti penguatan, dan secara teknis

istilah pemberdayaan dapat digunakan atau setidaknya dirupakan dengan

istilah pengembangan. Bahkan dua istilah ini dalam batas-batas tertentu

bersifat Interchangeable atau dapat dipertukarkan.

Dalam pengertian lain, pemberdayaan atau pengembangan atau

tepatnya pengembangan sumber daya manusia adalah upaya memperluas

horizon pilihan bagi masyarakat. Ini berarti masyarakat diperdayakan

untuk melihat dan memilih sesuatu yang bermanfaat bagi dirinya. Dengan

memakai logika ini, dapat dikatakan bahwa masyarakat yang berdaya

adalah yang dapat memilih dan mempunyai kesempatan untuk

mengadakan pilihan-pilihan.

Jadi secara terminologi pengembangan atau pemberdayaan

masyarakat islam berarti mentransformasikan dan melembagakan semua

segi ajaran Islam dalam kehidupan keluarga, kelompok sosial dan

masyarakat.

Pemberdayaan bisa diartikan sebagai perubahan kepada arah yang

lebih baik, dari tidak berdaya menjadi berdaya. Pemberdayaan terkait

dengan upaya meningkatkan hidup ke tingkat yang lebih baik.

Pemberdayaan adalah meningkatkan kemampuan dan rasa percaya diri

untuk menggunakan daya yang dimiliki, tentunya dalam menentukan

tindakan ke arah yang lebih baik.3

3Diana, Perencanaan Sosial Negara Berkembang (Yogya : Gajah Mada University Press)

 

Page 23: UPAYA UNIT PENGELOLA KEGIATAN SIMPAN PINJAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42845/1/ADITYA... · Syarat -syarat mencapai ... dan berharap sangat dari masyarakat

13

Pemberdayaan adalah mengembangkan diri dari keadaan tidak atau

kurang berdaya menjadi berdaya, guna mencapai kehidupan yang lebih

baik. Pemberdayaan pada intinya membahas bagaimana individu,

kelompok, ataupun komunitas berusaha mengontrol kehidupan mereka

sendiri dengan keinginan mereka. Pemberdayaan juga dapat diartikan

sesuatu proses yang relatif terus berjalan untuk meningkatkan kepada

perubahan.4

Menurut T Hani Handoko, istilah pemberayaan adalah

“Pengembangan” yaitu sesuatu usaha jangka panjang untuk memperbaiki

pemecahan masalah dan melakukan pembaharuan.5

2. Proses Pemberdayaan

Pemberdayaan tidak terjadi secara tiba-tiba, tetapi diawali dengan

proses. Proses memperdayakan seorang atau masyarakat dapat dilakukan

melalui :

a. Menciptakan suasana atau iklim yang memungkinkan potensi seorang

atau masyarakat berkembang. 6

b. Memperkuat potensi atau daya yang dimiliki masyarakat. Dalam

rangka ini diperlukan langkah-langkah lebih positif dan nyata,

penyediaan berbagai masukan, serta pembukaan akses kepada berbagai

peluang yang akan membuat berdaya memanfaatkan peluang.7

4 Isbandi Rukminto, adi Pemberdayaan Pengembangan Masyarakat dan investasi

(Jakarta: Lembaga Penerit FE-UI, 2002). 5 T. hani handoko, Manajemen, edisi II (Yogyakarta 1997) cet Ke XI hal 337

6 Gunawan Sumadiningrat, op cit hal 165.

7 Ken Blanched, Pemberdayaan Bukan Perubahan Sekejap Ed 2 (Yogyakarta, amara

books 2002) cet ke 1 hal 124.

 

Page 24: UPAYA UNIT PENGELOLA KEGIATAN SIMPAN PINJAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42845/1/ADITYA... · Syarat -syarat mencapai ... dan berharap sangat dari masyarakat

14

c. Memperdayakan mengandung pula arti melindungi, pemberdayaan

secara pasti dapat diwujudkan, tetapi perjalanan tersebut tidaklah

berlaku bagi mereka yang semangatnya lemah. Dalam proses

pemberdayaan harus dicegah yang lemah menjadi bertambah lemah.

3. Strategi Pemberdayaan Masyarakat

Pada hakikat nya, kegiatan pemberdayaan masyarakat bukan

merupakan hal baru. Usaha pengembangan masyarakat terutama dilandasi

oleh ajaran keagamaan, nilai-nilai kebangsaan dan kebudayaan tradisional

seperti semangat gotong- royong. Pengembangan masyarakat di masa lalu

berkaitan dengan konteks memperjuangkan kemerdekaan, sedangkan pada

masa kini kegiatan pemberdayaan masyarakat berorientasi pada partisipasi

pembangunan dalam konteks transformasi sosial.

Korten mengemukakan bahwa strategi program pengembangan

masyarakat berorientasi pada pembangunan yang tercermin dalam empat

generasi.

Generasi pertama mengemukakan relief and walfare, yaitu dengan

berusaha segera memenuhi kekurangan atau kebutuhan tertentu yang

dialami individu atau keluarga, seperti kebutuhan makanan, kesehatan dan

pendidikan.

Generasi kedua memusatkan kegiatannya pada small scale reliant

local developmet atau disebut community development, yang antara lain

meliputi pelayanan kesehatan penerapan teknologi tepat guna dan

pembangunan infrastruktur. Dalam hal ini, menyelesaikan persoalan

 

Page 25: UPAYA UNIT PENGELOLA KEGIATAN SIMPAN PINJAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42845/1/ADITYA... · Syarat -syarat mencapai ... dan berharap sangat dari masyarakat

15

masyarakat bawah (grassroot) tidak dapat diselesaikan dengan pendekatan

atas bawah (Top-Down Approach), melainkan membutuhkan pendekatan

bawah atas ( Bottom-up Approach).

Kemudian generasi ketiga adalah mereka yang terlibat dalam

sustainable system development, mulai mempermasalahkan dampak

pembangunan dan cenderung melihat jauh keluar daerahnya, tingkat

regional, nasional dan internasional. Pada tahap ini terdapat usaha untuk

mempengaruhi perumusan kebijakan pembangunan. Strategi ini

mengharapkan perubahan tingkat regional dan nasional.8

Sedangkan generasi keempat merupakan fasilitator gerakan

masyarakat (People’s movement). Hal ini dilakukan dengan membantu

rakyat mengorganisasi diri, mengidentifikasi kebutuhan lokal dan

memobilisasi sumber daya yang ada pada mereka. Generasi ini tidak

sekedar hanya mempengaruhi perumusan kebijakan saja, tetapi

mengharapkan adanya perubahan dalam pelaksanaannya.

Strategi pembangunan dari empat generasi ini kemudian harus

dilengkapi dengan generasi kelima, yaitu pemberdayaan rakyat

(empowering people).

Pada era globalisasi dan perkembangan teknologi masalah

persaingan dan kerja sama menjadi isu penting. Generasi ini cenderung

memperjuangkan ruang gerak yang lebih terbuka, dan untuk menciptakan

pengakuan pemerintah terhadap arti penting inisiatif lokal.8

8 Ibid 149

 

Page 26: UPAYA UNIT PENGELOLA KEGIATAN SIMPAN PINJAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42845/1/ADITYA... · Syarat -syarat mencapai ... dan berharap sangat dari masyarakat

16

Sementara itu menurut Elliot juga mengemukakan tiga strategi

pendekatan dalam proses pemberdayaan masyarakat.

a. The walfare approach, yaitu membantu memberikan bantuan kepada

kelompok-kelompok tertentu, misalnya mereka yang terkena musibah

bencana alam dan pendekatan ini tidak dimaksudkan untuk

memperdayakan rakyat dalam menghadapi proses politik dalam

menghadapi proses dan kemiskinan rakyat.

b. The development approach, terutama memusatkan perhatian pada

pembangunan peningkatkan kemandirian, kemampuan dan

kewasyadaan masyarakat.

c. The empowerment approach, yang melihat kemiskinan sebagai akibat

proses politik dan berusaha memperdayakan atau melatih rakyat

mengatasi ketidakberdayaannya.9

Ketiga pendekatan ini kemudian diadopsi kebanyakan Lembaga

Sosial Masyarakat di Indonesia dalam proses pemberdayaan rakyat. Dalam

hal ini Karta sasmita mengemukakan bahwa upaya memperdayakan

masyarakat harus dilakukan memalui tiga cara yaitu :

a. Menciptakan suasana ikllim yang memungkinkan potensi masyarakat

untuk berkembang, kondisi ini didasarkan pada asumsi bahwa setiap

individu dan masyarakat memiliki potensi yang dapat dikembangkan.

Hakikat dari kemandirian dan keberdayaan rakyat adalah keyakinan

bahwa rakyat memiliki potensi untuk mengorganisasi dirinya sendiri

dan potensi kemandirian tiap individu perlu di berdayakan.

9 Ibid 150

 

Page 27: UPAYA UNIT PENGELOLA KEGIATAN SIMPAN PINJAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42845/1/ADITYA... · Syarat -syarat mencapai ... dan berharap sangat dari masyarakat

17

b. Memperkuat potensi atau daya yang dimiki oleh rakyat dengan

menerapkan langkah-langkah nyata, menampung berbagai masukan,

menyediakan prasarana dan fasilitas yang dapat diakses oleh lapisan

masyarakat paling bawah.

c. Memberdayakan rakyat dalam arti melindungi dan membela

kepentingan masyarakat lemah. Dalam proses pemberdayaan harus

dicegah jangan sampai yang bertambah lemah atau makin

terpinggirkan dalam menghadapi yang kuat. Oleh karena itu,

perlindungan dan pemihakan kepada yang lemah amat mendasar

sifatnya dalam konsep pemberdayaan rakyat, melindungi dan membela

harus dilihat sebagai upaya untuk mencegah terjadinya persaingan

yang tidak berimbang dan eksploitasi atas yang lemah.10

Dalam hal ini Ismawan (Prijono) mengemukakan lima strategi

pengembangan masyarakat dalam rangka pemberdayaan rakyat berikut ini

:

a. Program pengembangan kelembagaan kelompok.

b. Program pemupukan modal swasta.

c. Program pengembangan usaha produktif.

d. Program penyediaan informasi tepat guna.11

10

Ibid 151 11

Prijono Onny S dan Pranaka A.M.W. Pemberdayaan: konsep, Kebijakan, dan

Implementasi. CSIS (Jakarta : 1996) hal 106.

 

Page 28: UPAYA UNIT PENGELOLA KEGIATAN SIMPAN PINJAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42845/1/ADITYA... · Syarat -syarat mencapai ... dan berharap sangat dari masyarakat

18

4. Tujuan Pemberdayaan Masyarakat

Pemberdayaan merupakan upaya meningkatkan harkat lapisan

masyarakat dan pribadi manusia, upaya ini meliputi:

Pertama mendorong, memotivasi, meningkatkan kesadaran akan

potensinya, dan menciptakan iklim atau suasana untuk berkembang.

Kedua memperkuat daya, potensi yang dimiliki dengan langkah-

langkah positif mengembangkannya.

Ketiga, penyediaan berbagai masukan, dan pembukaan akses ke

peluang-peluang. Upaya pokok yang dilakukan adalah peningkatan taraf

pendidikan derajat kesehatan, akses kepada modal. Teknologi tepat guna,

informasi lapangan kerja dan pasar, dengan fasilitas-fasilitasnya.12

Pemberdayaan bukanlah penguatan individu, tetapi juga pranata-

pranata (Sistem dan strukturnya), pembaharuan kelembagaan, penanaman

nilai, peranan masyarakat di dalamnya, khususnya dalam pengambilan ke

putusan dan perencanaan, sekaligus merupakan pembudayaan demokrasi,

demikian pula advokasi atau pembelaan yang lemah terhadap yang kuat

persaingan yang tak sehat. Pemberdayaan tidak boleh membuat

masyarakat menjadi tergantung pada pemberian. Apa yang dinikmati harus

dihasilkan oleh usaha sendiri. Dengan demikian manusia menjadi semakin

mandiri dan bertumbuh dalam harga diri

Adapun tujuan pemberdayaan masyarakat pada dasarnya sebagai

berikut :

12

Dr, Nyoman Sumaryadi, Msi Perencanaan Pembanguan Derah Otonom dan

Pemberdayaan Masyarakat. (Jakarta :citra Utama 2005) hal 114

 

Page 29: UPAYA UNIT PENGELOLA KEGIATAN SIMPAN PINJAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42845/1/ADITYA... · Syarat -syarat mencapai ... dan berharap sangat dari masyarakat

19

a. Membantu mengembangkan manusiawi yang otentik dan intergal dari

masyarakat lemah, rentan, miskin, marjinal dan kaum kecil, seperti

petani kecil, buruh tani, masyarakat miskin perkotaan, masyarakat ada

yang terbelakang, kaum muda pencari kerja, kaum cacat dan kelompok

wanita yang diskrimir atau dikesampingkan.

b. Memperdayakan kelompok-kelompok masyarakat tersebut secara

sosial ekonomis, sehingga mereka dapat lebih mandiri dan dapat

memenuhi kebutuhan dasar hidup mereka, namun sanggup berperan

serta dalam pengembangan masyarakat.13

5. Azaz Pemberdayaan Masyarakat

Dalam melakukan pekerjaan perlu dipahami dahulu asanya atau

dasarnya, agar tidak keliru dalam meletak an teori, seiring dengan

diterapkannya undang-undang nomor 22 tahun 1999, pola pembangunan

bangsa adalah melalui pemberdayaan masyarakat. Pemberian otonomi

kepada daerah pemberdayaan masyarakat memiliki nilai-nilai yang sangat

strategis bagi daerah untuk berlomba saling untuk memajukan daerah,

terutama dilihat aspek kualitas implementasi dari program-program

pemberdayaan yang secara langsung dapat dirasakan masyarakat sasaran.14

Di era ilmu pengetahuan dan teknologi yang ditentukan oleh

faktor-faktor potensi ekonomi mengandalkan sumber daya manusia dalam

aspek kualitasnya semata tidak memberikan waktu yang signifikan bagi

kekuatan daerah untuk bersaing secara lokal, regional, maupun

13

Ibid 115 14

Setjen depdagri. Undang-Undang no 27 tahun 1999. Nusa indah utama, Bandung

 

Page 30: UPAYA UNIT PENGELOLA KEGIATAN SIMPAN PINJAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42845/1/ADITYA... · Syarat -syarat mencapai ... dan berharap sangat dari masyarakat

20

internasional. Sebaik baiknya daerah yang cukup dan atau bahkan banyak

memiliki sumber daya manusia yang berkualitas tinggi akan memiliki

kekuatan untuk bersaing dalam segala apapun.

B. Pengetian Unit Pengelola Kegitan

Unit pengelola kegiatan adalah tempat di mana Program Nasional

Pemberdayaan masyarakat mandiri pedesaan untuk meningkatkan

kesejahteraan dan kesempatan kerja masyarakat miskin di pedesaan dengan

mendorong kemandirian dalam pengambilan ke putusan dan pengelolaan

pembangunan.

Maka dalam memberikan dukungan PNPM mandiri pedesaan yang

mempunyai tujuan persepatan penanggulangan kemiskinan khususnya bagi

wanita maka kegiatan pengelolaan dana bergulir menjadi salah satu kegiatan

yang memberikan kemudahan bagi wanita untuk mendapatkan permodalan

dalam bentuk simpan pinjam perempuan. Dengan tujuan pelestarian dana

bergulir baik simpan pinjam perempuan yang berasal dari pejabat pembuat

komitmen agar sesuai dalam prinsip, tujuan dan mekanisme, maka akses dana

bergulir selanjutnya diatur dalam penjelasan bersamaan dengan penjelasan

petunjuk teknis operasional.15

Mulai tahun 2007 Pemerintah Indonesia mengadakan Program

Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri yang terdiri dari PNPM

Perkotaan dan Pedesaan, serta PNPM wilayah khusus dan desa yang

tertinggal. Kemudian dengan adanya Program Nasional Pemberdayaan

15

Penjelasan Dana Bergulir PNPM pedesaan.

 

Page 31: UPAYA UNIT PENGELOLA KEGIATAN SIMPAN PINJAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42845/1/ADITYA... · Syarat -syarat mencapai ... dan berharap sangat dari masyarakat

21

Masyarakat Mandiri, terbentuk lah sebuah kesatuan kerja tingkat Kecamatan

yaitu;

Unit Pengelola Kegiatan (UPK) yang mempunyai program simpan

pinjam khusus perempuan desa agar dapat meningkatkan taraf hidup dan

ekonominya.

Selain program tersebut Unit Pengelola Kegiatan tersebut mempunyai

program guna memperbaiki sarana dan prasarana desa seperti perbaikan jalan

desa dan pembangunan posyandu.16

Rendahnya tingkat ekonomi dan keterampilan perempuan di pedesaan

maupun di Kecamatan setu membuat perempuan disana tergerak untuk

berdaya. Unit pengelola kegiatan bergerak dalam kegiatan simpan pinjam.

Dari kegiatan simpan pinjam itu sendiri perempuan membuat kegiatan tata

boga dan keterampilan tangan.

Selain itu, unit pengelola kegiatan (UPK) juga membuat infrastruktur

seperti pembetulan jalan, pembangunan posyandu. Kemudian dalam

meningkatkan kemahiran pemuda unit pengelola program (UPK), memberikan

pelatihan perbengkelan di kelurahan setu.

Indonesia memiliki persoalan kemiskinan dan pengangguran.

Kemiskinan di Indonesia dapat dilihat dari tiga pendekatan, yaitu kemiskinan

alamiah, kemiskinan struktural, dan kesenjangan antar wilayah. Persoalan

pengangguran lebih dipicu oleh rendahnya kesempatan dan peluang kerja bagi

angkatan kerja di pedesaan.

16

ibid

 

Page 32: UPAYA UNIT PENGELOLA KEGIATAN SIMPAN PINJAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42845/1/ADITYA... · Syarat -syarat mencapai ... dan berharap sangat dari masyarakat

22

Upaya untuk menanggulangi-nya harus menggunakan pendekatan

multidisipliner yang berdimensi pemberdayaan. Pemberdayaan yang tepat

harus memadukan aspek-aspek penyadaran, peningkatan kapasitas dan

pendayagunaan.

Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) mandiri yang terdiri dari PNPM

mandiri perkotaan, pedesaan dan wilayah khusus dan desa tertinggal. PNPM

mandiri pedesaan adalah program untuk mempercepat penanggulangan

kemiskinan secara terpadu dan berkelanjutan. Pendekatan PNPM mandiri

pedesaan merupakan pengembangan dari program Pengembangan Kecamatan

(PPK), yang selam ini dinilai berhasil. Beberapa keberhasilan PPK adalah

berupa penyediaan lapangan kerja dan pendapatan bagi kelompok rakyat

miskin, efisiensi dan efektifitas kegiatan, serta berhasil menumbuhkan

kebersamaan dan partisipasi masyarakat.

Dalam visi PNPM mandiri pedesaan adalah tercapainya kesejahteraan

dan kemandirian masyarakat miskin pedesaan. Kesejahteraan berarti

terpenuhinya kebutuhan dasar masyarakat. Kemandirian berarti mampu

mengorganisir diri untuk memobilisasi sumber daya yang ada di lingkungnya,

mampu mengakses sumber daya di luar lingkungannya, serta mengelola

sumber daya tersebut untuk mengatasi maslah kemiskinan. Misi PNPM

mandiri pedesaan adalah, sebagai peningkatan parsipatif masyarakat dan

kelembagaannya, pelembagaan sistem pembangunan partisipatif,

pengefektifan fungsi dan peran pemerintah lokal, peningkatan kualitas dan

kuantitas prasarana sarana sosial dasar ekonomi masyarakat, dan

pengembangan jaringan kemitraan dalam pembangunan.

 

Page 33: UPAYA UNIT PENGELOLA KEGIATAN SIMPAN PINJAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42845/1/ADITYA... · Syarat -syarat mencapai ... dan berharap sangat dari masyarakat

23

Dalam rangka mencapai visi dan misi PNPM mandiri pedesaan,

strategi yang dikembangkan PNPM mandiri Pedesaan yaitu menjadikan

masyarakat miskin sebagi kelompok sasaran, mengutamakan sistem

pembngunan partisipatif, serta mengembangkan kelembagaan kerja sama antar

desa. Berdasarkan visi dan misi dan strategi yang dikembangkan maka PNPM

mandiri pedesaan lebih menekankan pentingnya pemberdayaan an sebagai

pendekatan yang dipilih. Melalui PNPM mandiri pedesaan diharapkan

masyarakat dapat menuntaskan tahapan pemberdayaan yaitu tercapai nya

kemandirian ke berlanjutan, setelah tahapan pembelajaran dilakukan melalui

Program Pengembangan Kecamatan (PPK).

 

Page 34: UPAYA UNIT PENGELOLA KEGIATAN SIMPAN PINJAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42845/1/ADITYA... · Syarat -syarat mencapai ... dan berharap sangat dari masyarakat

24

BAB III

GAMBARAN UMUM TENTANG OBYEK PENELITIAN

A. Pendahuluan

Indonesia memiliki persoalan kemiskinan dan pengangguran.

Kemiskinan di Indonesia dapat dilihat dari tiga pendekatan, yaitu kemiskinan

alamiah, kemiskinan struktural, dan kesenjangan antar wilayah. Persoalan

pengangguran lebih dipicu oleh rendahnya kesempatan dan peluang kerja bagi

angkatan kerja di pedesaan. Upaya untuk menanggulanginya harus

menggunakan pendekatan multidisipliner yang berdimensi pemberdayaan.

Pemberdayaan yang tepat harus memadukan aspek-aspek penyadaran,

peningkatan kapasitas dan pendayagunaan.

Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) mandiri yang terdiri dari PNPM

mandiri perkotaan, dan pedesaan dan wilayah khusus dan desa tertinggal.

PNPM mandiri pedesaan adalah program untuk mempercepat penanggulangan

kemiskinan secara terpadu dan berkelanjutan. Pendekatan PNPM mandiri

pedesaan merupakan pengembangan dari program Pengembangan Kecamatan

(PPK), yang selam ini dinilai berhasil. Beberapa keberhasilan PPK adalah

berupa penyediaan lapangan kerja dan pendapatan bagi kelompok rakyat

miskin, efisiensi dan efektifitas kegiatan, serta berhasil menumbuhkan

kebersamaan dan partisipasi masyarakat.

 

Page 35: UPAYA UNIT PENGELOLA KEGIATAN SIMPAN PINJAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42845/1/ADITYA... · Syarat -syarat mencapai ... dan berharap sangat dari masyarakat

25

B. Visi, dan Misi Unit Pengelola Kegiatan Khusus Perempuan dalam PNPM

Pedesaan

Visi adalah gambaran masa depan yang mengajak orang berpikir ke

masa yang akan datang, sedangkan misi adalah bentuk layanan untuk

memenuhi tuntunan yang dituangkan dalam visi dengan berbagai indikator,

atau misi merupakan sesuatu yang harus dilakukan saat ini untuk mencapai

tujuan.

Misi dapat menjadi penunjang visi dan sebaliknya visi merupakan

pengarah misi, misi tanpa visi ibarat berjalan tanpa arah atau tujuan yang jelas,

begitu pula visi tanpa misi hanya berupa angan-angan kosong atau dalam

bahasa sindirannya bagaikan mimpi di siang hari.1

Adapun visi, dan misi unit pengelola kegiatan khusus perempuan

PNPM mandiri pedesaan kelurahan setu adalah sebagai berikut :

1. VISI

Visi unit pengelola kegiatan khusus perempuan dalam PNPM

mandiri pedesaan adalah tercapainya kesejahteraan dan kemandirian

masyarakat miskin pedesaan. Kesejahteraan berarti terpenuhinya

kebutuhan dasar masyarakat. Kemandirian berarti mampu mengorganisir

diri untuk memobilisasi sumber daya yang ada di lingkungnya, mampu

mengakses sumber daya di luar lingkungannya, serta mengelola sumber

daya tersebut untuk mengatasi maslah kemiskinan.

1 Kisdarto Atmosoeprapto, (2002). Mewujudkan Visi dan Misi dalam tindakan Nyata. PT

Alex media Komputindo. Jakarta

 

Page 36: UPAYA UNIT PENGELOLA KEGIATAN SIMPAN PINJAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42845/1/ADITYA... · Syarat -syarat mencapai ... dan berharap sangat dari masyarakat

26

2. Misi

Misi unit pengelola kegiatan khusus perempuan dalam PNPM

mandiri pedesaan adalah, sebagai peningkatan parsipatif masyarakat dan

kelembagaannya pelembagaan sistem pembangunan partisipatif,

pengefektifan fungsi dan peran pemerintah lokal, peningkatan kualitas dan

kuantitas prasarana sarana sosial dasar ekonomi masyarakat, dan

pengembangan jaringan kemitraan dalam pembangunan. Dalam rangka

mencapai visi dan misi PNPM mandiri pedesaan, strategi yang

dikembangkan PNPM mandiri Pedesaan yaitu menjadikan masyarakat

miskin sebagi kelompok sasaran, mengutamakan sistem pembangunan

partisipatif, serta mengembangkan kelembagaan kerja sama antar desa.

Berdasarkan visi dan misi dan strategi yang dikembangkan maka Unit

Pengelola Kegiatan pedesaan lebih menekankan pentingnya pemberdayaan

sebagai pendekatan yang dipilih. Melalui Unit Pengelola Kegiatan mandiri

pedesaan diharapkan masyarakat dapat menuntaskan tahapan

pemberdayaan yaitu tercapai nya kemandirian keberlanjutan, setelah

tahapan pembelajaran dilakukan melalui Program Pengembangan

Kecamatan (PPK)

.

C. Kedudukan, Tujuan, dan Sasaran.

1. Kedudukan

Mulai tahun 2007 Pemerintah Indonesia mengadakan Program

Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri yang terdiri dari PNPM

Perkotaan dan Pedesaan, serta PNPM wilayah khusus dan desa yang

 

Page 37: UPAYA UNIT PENGELOLA KEGIATAN SIMPAN PINJAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42845/1/ADITYA... · Syarat -syarat mencapai ... dan berharap sangat dari masyarakat

27

tertinggal. Kemudian dengan adanya Program Nasional Pemberdayaan

Masyarakat Mandiri, terbentuk lah sebuah kesatuan kerja tingkat

Kecamatan yaitu;

Unit Pengelola Kegiatan (UPK) yang mempunyai program simpan

pinjam khusus perempuan desa agar dapat meningkatkan taraf hidup dan

ekonominya.

2. Tujuan

Kegiatan pengelolaan dana bergulir dana bergulir PNPM mandiri

pedesaan bertujuan sebagai berikut:

a. Memberikan kemudahan akses permodalan usaha baik kepada wanita

sebagai pemanfaat, maupun kelompok usaha.

b. Pelestarian dan pengembangan dana bergulir yang sesuai dengan

tujuan program.

c. Peningkatan kapasitas pengelola kegiatan dana bergulir di tingkat

wilayah pedesaan.

d. Menyiapkan kelembagaan unit pengelola kegiatan dan lembaga-

lembaga pendukung lainnya sebagai pengelola dana bergulir yang

mengacu pada tujuan secara akuntable, transparan, dan berkelanjutan.

e. Peningkatan pelayanan kepada rumah tangga miskin dalam pemenuhan

kebutuhan permodalan usaha melalui kelompok pemanfaat.

3. Sasaran

Sesuai pedoman pengelolaan, terdapat dua jenis sasaran kegiatan

yaitu :

 

Page 38: UPAYA UNIT PENGELOLA KEGIATAN SIMPAN PINJAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42845/1/ADITYA... · Syarat -syarat mencapai ... dan berharap sangat dari masyarakat

28

a. Jenis Kelompok, sasaran simpan pinjam adalah kelompok perempuan

yang mempunyai kegiatan pengelolaan simpanan dan pinjaman dengan

prioritas kelompok yang mempunyai anggota rumah tangga miskin,

b. kelompok usaha bersama yang mempunyai kegiatan usaha yang

dikelola secara bersama oleh anggota kelompok, dengan prioritas

kelompok yang mempunyai anggota rumah tangga miskin, kelompok

aneka usaha yang anggotanya rumah tangga miskin yang mempunyai

usaha yang di kelola secara individual oleh anggota.

D. Dasar Dasar Hukum dan Susunan Organisasi Unit Pengelola Kegiatan

(UPK)

1. Dasar-dasar Hukum

a. Peraturan Presiden nomor 7 tahun 2005 rencana pembangunan jangka

menengah tahun 2004-2009

b. Peraturan Presiden nomor 5 tahun 2005 tentang kedudukan, tugas,

fungsi, susunan organisasi dan tata cara Kementrian Republik

Indonesia.

c. Peraturan Presiden nomor 54 tahun 2005 tentang koordinasi

penanggulangan kemiskinan

d. Keputusan kementrian Kesejahteraan tahun 2005 Rakyat tentang.

2. Susunan Organisasi

Dalam melaksanakan tugasnya para pengurus Unit Pengelola

Kegiatan (UPK) harus memperhatikan tata kerja yang digariskan oleh

peraturan tentang organisasi, dan sesuai dengan deskripsi nnya. Karena

UPK itu sendiri mempunyai susunan organisasi sebagi berikut:

 

Page 39: UPAYA UNIT PENGELOLA KEGIATAN SIMPAN PINJAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42845/1/ADITYA... · Syarat -syarat mencapai ... dan berharap sangat dari masyarakat

29

a. Ketua, sebagai pemimpin dan penanggung jawab.

b. Sekretaris, sebagai pembantu pimpinan.

c. Badan koordinasi, sebagai koordinator kegiatan.

E. Sumber Dana UPK

Keberhasilan sesuatu kegiatan salah satu penunjangnya adalah dana

artinya kegiatan tanpa dana tidak akan berjalan sesuai dengan apa yang

diinginkan. Unit pengelola kegiatan beserta perangkat dan jajaran ke

pengurusan di berbagai tingkat pemerintahan memperoleh sumber dana dari:

1. Anggaran pendapatan dan belanja Negara (APBN).

2. Anggaran pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)

3. Swadaya masyarakat.

4. Partisipasi dunia Usaha.

F. Letak dan Geografis Unit Pengelola Kegiatan Kelurahan Muncul.

Kecamatan Setu. Serpong Tangerang Selatan.

1. Geografi UPK

a. Kelurahan : Muncul

b. Kecamatan : Setu

c. Kota : Tangerang Selatan

2. Pemukiman

Penduduk sebagian besar adalah pemukiman masyarakat umum ada pula

perumahan

 

Page 40: UPAYA UNIT PENGELOLA KEGIATAN SIMPAN PINJAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42845/1/ADITYA... · Syarat -syarat mencapai ... dan berharap sangat dari masyarakat

30

3. Jarak dari pusat Pemerintah Desa

a. Jarak dari pusat pemerintah Kecamatan sekitar 500 meter.

b. Jarak dari pusat Kota 5 km.

Unit pengelola kegiatan pada prinsipnya adalah mewadahi

kebutuhan ril masyarakat khususnya bagi wanita miskin yang ada di

kelurahan muncul, namun dalam pelaksanaannya terdapat beberapa

permasalahan yang muncul, di antaranya, komponen sarana dan prasarana

lingkungan, komponen pengembangan usaha produktif, komponen

pengembangan kegiatan sosial. Masalah yang dominan dalam fisik atau

sarana dan prasarana adalah akses. Jalan. Dan masalah ekonomi yaitu

tidak atau kurangnya dan yang dapat oleh masyarakat khususnya wanita.

 

Page 41: UPAYA UNIT PENGELOLA KEGIATAN SIMPAN PINJAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42845/1/ADITYA... · Syarat -syarat mencapai ... dan berharap sangat dari masyarakat

31

BAB IV

ANALISIS DAN TEMUAN LAPANGAN

A. Upaya Unit Pengelola Kegiatan Simpan Pinjam Khusus Perempuan Dalam

Meningkatkan Ekonomi Para Anggotanya

Unit Pengelola Kegiatan adalah sesuatu tempat lembaga sosial yang

didasarkan prakarsa Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri

sebagai lembaga yang menampung dan mewujudkan aspirasi serta kebutuhan

masyarakat khususnya perempuan. Berikut keterangannya dalam bentuk tabel.

Di antara salah satu program yang telah dilakukan oleh UPK di

Kecamatan Setu dalam rangka pemberdayaan Masyarakat adalah dengan telah

mengadakan program simpan pinjam dalam program simpan pinjam ini

masyarakat khususnya perempuan bisa melakukan pinjaman berbentuk uang

untuk modal peningkatan ekonominya. Selain itu dari program simpan pinjam

tersebut dapat membuat kegiatan pembangunan kegiatan prasarana dasar yang

dapat memberikan manfaat bagi masyarakat miskin jangka pendek maupun

jangka panjang secara ekonomi.1

Kegiatan peningkatan bidang pelayanan kesehatan dan pendidikan

termasuk kegiatan pelatihan pengembangan keterampilan perempuan. Kemudian

kegiatan peningkatan kapasitas keterampilan kelompok usaha ekonomi terutama

bagi kelompok usaha yang berkaitan dengan produksi berbasis sumber daya

1Bapak Tanto, Wawancara Mendalam, UPK 28 Desember 2011

 

Page 42: UPAYA UNIT PENGELOLA KEGIATAN SIMPAN PINJAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42845/1/ADITYA... · Syarat -syarat mencapai ... dan berharap sangat dari masyarakat

32

lokal. Dan penambahan permodalan simpan pinjam untuk kelompok perempuan

(SPP).

Tabel 1 kelompok peminjam unit pengelola Kegiatan

BUNGA KRISAN

SITI HAMIDAH Tangerang,

05 Juni 1980

KP. MOMONGGOR RT 01/01

SOHANI Tangerang, 12 Maret 1971

KP. MOMONGGOR RT 01/01

NURHAYATI Tangerang, 17 Mei 1973

KP. MOMONGGOR RT 01/01

ROMSANI Tangerang, 02 Juli 1973

KP. MOMONGGOR RT 01/01

JULIYAH Tangerang, 10 Mei 1963

KP. MOMONGGOR RT 01/01

ROHMAH Tangerang, 04 Januari 1977

KP. MOMONGGOR RT 01/01

MUTIAH BT KAIMUN Tangerang,

26 Agustus 1962

KP. MOMONGGOR RT 01/09

HUROTAENI Tangerang, 06 Mei 1990

KP. MOMONGGOR RT 01/01

Sumber: data Unit Pengelola Kegiatan PNPM Mandiri Pedesaan

Adapun kegiatan sarana dan prasarana dasar kegiatan peningkatan

kualitas hidup masyarakat kesehatan atau pendidikan atau peningkatan kapasitas

keterampilan kelompok usaha ekonomi yang ditetapkan oleh musyawarah desa

khusus perempuan. Usulan kegiatan simpan pinjam bagi kelompok perempuan

yang ditetapkan oleh musyawarah desa khusus perempuan. Alokasi dana

kegiatan ini maksimal 25% dari bantuan langsung masyarakat BLM kecamatan.

Tidak ada batasan alokasi maksimal per desa namun harus mempertimbangkan

hasil verifikasi kelayakan kelompok terlebih dahulu2.

Usulan kegiatan sarana dan prasarana dasar kegiatan peningkatan

kualitas hidup masyarakat kesehatan atau pendidikan dan peningkatan kapasitas

2 ibid

 

Page 43: UPAYA UNIT PENGELOLA KEGIATAN SIMPAN PINJAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42845/1/ADITYA... · Syarat -syarat mencapai ... dan berharap sangat dari masyarakat

33

kelompok usaha ekonomi yang di tetapkan oleh musyawarah perencanaan. Jika

usulan bukan SPP dari musyawarah khusus perempuan sama dengan usulan

musyawarah desa campuran, maka kaum perempuan dapat mengajukan usulan

pengganti, sehingga jumlah usulan kegiatan dari musyawarah desa3.

Kemudian dengan adanya swadaya masyarakat juga peran pembantu

sebagai bagian terhadap program. Swadaya masyarakat merupakan salah satu

wujud partisipasi dalam pelaksanaan tahapan UPK. Swadaya bisa diwujudkan

dengan menyumbangkan tenaga, dana, maupun material pada saat pelaksanaan

kegiatan, dasar keswadayaan adalah kerelaan masyarakat. Kemudian sebagai

salah satu wujud keterpihakan perempuan UPK mengharuskan adanya

keterlibatan perempuan sebagai pengambil ke putusan dan pelaku pada semua

tahap perencanaan, pelaksanaan dan pelestarian. Kepentingan perempuan harus

terwakili secara memadai.

Keluaran program tersebut adanya peningkatan keterlibatan rumah

tangga miskin RTM dan kelompok perempuan mulai perencanaan sampai dengan

pelestarian. Terlembagakannya sistem pembangunan partisipatif di desa dan

antara desa. Terjadinya peningkatan kapasitas pemerintahan desa dalam

memfasilitasi pembangunan partisipatiif, lalu berfungsi dan bermanfaatnya

kegiatan PNPM mandiri pedesaan bagi masyarakat. Terlembagakan pengelolaan

dana bergulir dalam peningkatan pelayanan sosial dasar ketersediaan akses

ekonomi terhadap rumah tangga miskin (RTM). Kemudian terbentuk dan

berkembangnya kerja sama antar desa dalam pengelolaan pembangunan dan

3 Bapak Imam, Bndahara UPK wawancara mendalam 28 Desember 2011

 

Page 44: UPAYA UNIT PENGELOLA KEGIATAN SIMPAN PINJAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42845/1/ADITYA... · Syarat -syarat mencapai ... dan berharap sangat dari masyarakat

34

yang terakhir adalah terjadinya peningkatan peran serta dan kerja sama para

pemangku kepentingan dalam upaya penanggulangan kemiskinan pedesaan.

Upaya pengelolaan kegiatan ini melalui proses musyawarah desa,

musyawarah ini merupakan pertemuan di desa yang bertujuan membahas seluruh

gagasan kegiatan, hasil dari proses penggalian gagasan kelompok. Bahan-bahan

yang harus disiapkan adalah peta desa hasil pengambungan semua peta dusun,

rekap data rumah tangga miskin dusun, rekap gagasan semua dusun, rekap

masalah semua dusun dan usulan kelompok perempuan.

Kemudian diadakannya kegiatan penulisan usulan desa, penulisan usulan

ini merupakan kegiatan untuk menguraikan secara tertulis gagasan-gagasan

kegiatan masyarakat yang sudah disetujui sebagai usulan desa yang akan

diajukan pada musyawarah antar desa. Proses ini dilakukan oleh tim penulis

usulan (TPU) yang telah dipilih dalam musyawarah desa perencanaan. Sebelum

melakukan penulisan TPU akan mendapatkan pelatihan atau penjelasan terlebih

dahulu dari fasilitator kecamatan.

Hasil yang diharapkan dari tim penulis usulan (TPU) adalah tiga

proposal kegiatan berdasarkan ke putusan musyawarah desa perencanaan yang

akan diajukan musyawarah antar desa. Prioritas usulan serta dokumen-dokumen

yang diperlukan untuk musyawarah perencanaan pembangunan regular, termasuk

rencana pembangunan desa jangka pendek jangka menengah. Dalam penyusunan

dokumen-dokumen. Pengajuan usulan oleh desa disertai dengan desa sederhana

yaitu berupa gambar dari usulan kegiatan secara umum dengan perkiraan besaran

 

Page 45: UPAYA UNIT PENGELOLA KEGIATAN SIMPAN PINJAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42845/1/ADITYA... · Syarat -syarat mencapai ... dan berharap sangat dari masyarakat

35

pembiayaan nya. Desa juga mengajukan usulan dengan dilengkapi desain detail

dan rencana anggaran biaya.

Kemudian setelah penulisan usulan desa dilaksanakan, lalu diadakannya

verifikasi usulan. Verifikasi usulan tahap kegiatan dari setiap desa didanai PNPM

mandiri pedesaan, verifikasi usulan ini kegiatan dilakukan oleh tim verifikasi

yang dibentuk di kecamatan dengan beranggotakan sekurang-kurangnya lima

orang yang memiliki keahlian sesuai dengan usulan kegiatan. Sebelum

menjalankan tugasnya tim verifikasi akan mendapatkan pelatihan atau penjelasan

terlebih dahulu dari fasilitator kecamatan dan kabupaten.

Tim verifikasi harus memberi umpan balik di desa sebelum menyusun

rekomendasi kelayakan usulan. Rekomendasi penilaian kelayakan usulan

diperiksa oleh fasilitator kecamatan, terutama yang berakitan dengan aspek

teknis usulan kegiatan. Selanjutnya tim verifikasi membuat rekomendasi hasil

penilaian disertai dengan catatan hasil pemeriksaan oleh fasilitator kecamatan.

Rekomendasi tim verifikasi akan menjadi dasar pembahasan dalam musyawarah

antar desa prioritas usulan.

Setelah verifikasi usulan dilaksanakan proses selanjutnya adalah

musyawarah antar desa dengan prioritas usulan, musyawarah antar desa prioritas

usulan ini adalah pertemuan di kecamatan yang bertujuan membahas atas kriteria

kelayakan sebagaimana yang dilakukan oleh tim verifikasi dalam menilai usulan

kegiatan. Penyusuan prioritas usulan simpan pinjam khusus perempuan

 

Page 46: UPAYA UNIT PENGELOLA KEGIATAN SIMPAN PINJAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42845/1/ADITYA... · Syarat -syarat mencapai ... dan berharap sangat dari masyarakat

36

dilakukan secara terpisah sebelum penyusunan prioritas usulan-usulan desa

lainnya.4

Hasil yang diharapkan dari proses tersebut adalah disepakati cara

memeriksa dan menilai yang sesuai dengan kriteria yang digunakan tim

verifikasi usulan kegiatan yang diajukan desa, ditetapkannya urutan atau

peringkat usulan kegiatan simpan pinjam khusus perempuan dan usulan lainnya

sesuai dengan skala prioritas kelayakan dan kebutuhan masyarakat. Lalu

disampaikan laporan pertanggungjawaban tahunan unit pengelola kegiatan UPK.

Langkah berikutnya setelah musyawarah antar desa prioritas usulan

adalah penyusunan desain dan rencana anggaran biaya. Pembuatan rencana

pelaksanaan kegiatan, desain dan rencana anggaran biaya, tim penyusun usulan

dibimbing oleh fasilitator kecamatan melakukan survei dan pengukuran lokasi

serta survei harga material. Bila tim penyusun usulan sudah mampu, selanjutnya

berdasarkan atas hasil survei proses pembuatan desain tetap mengacu kepada

kaidah dan spesifikasi teknis sehingga terjamin mutu kegiatan.

Kemudian pemeriksaan desain dan rencana anggaran belanja, setiap

desain dan rencana anggaran belanja yang telah dibuat oleh tim desa harus

diperiksa oleh fasilitator teknik Kecamatan. Sedangkan desain dan rencana

anggaran biaya yang pembuatannya difasilitasi oleh fasilitator Teknik Kecamatan

harus diperiksa oleh fasilitator Teknik kabupaten. Khusus untuk usulan kegiatan

prasarana termasuk rencana pelaksanaan kegiatan dan rencana pengadaan bahan

4 ibid

 

Page 47: UPAYA UNIT PENGELOLA KEGIATAN SIMPAN PINJAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42845/1/ADITYA... · Syarat -syarat mencapai ... dan berharap sangat dari masyarakat

37

yang diajukan, harus memenuhi beberapa kriteria dan aspek lingkungan serta

memenuhi persyaratan.

Komponen Rencana anggaran belanja yang menyertakan dana

swadaya dilampiri dengan surat pernyataan kesanggupan memberikan swadaya

senilai yang tercantum dalam rencana anggaran biaya, lalu setiap kegiatan yang

akan dilakukan dimungkinkan adanya sumbangan lahan atau aset lain dari

masyarakat. Sumbangan ini dapat bersifat sukarela demi kepentingan umum dan

dapat pula bersifat sumbangan dengan kompensasi. Oleh sebab itu, masyarakat

wajib diberi penjelasan yang lengkap dan tentang persyaratannya, serta proses

didokumentasikan dengan baik. Apabila diberikan kompensasi, maka prosesnya

mengikuti ketentuan yang berlaku dan layak sesuai dengan kondisi setempat.

Biaya kompensasi tersebut tidak boleh dialokasikan dari dana bantuan langsung

masyarakat. Tetapi berasal dari sumber lain yang tidak mengikat. Sebelum

pelaksanaan kegiatan dilakukan maka proses pemberian kompensasi harus sudah

diselesaikan. Lalu rencana harus sudah dibuat mencangkup tugas tim pemelihara,

persiapan pelatihan dan identifikasi sumber dana yang digunakan.

Setelah pemeriksaan desain dan rencana anggaran biaya, kemudian

tahap selanjutnya adalah sosialisasi desa rencana anggaran biaya, yang bertujuan

untuk menjelaskan kepada masyarakat terutama kelompok pengusul tentang

pokok-pokok rencana yang telah disusun sesuai dengan kaidah teknis sesuai

dengan standar lingkungan. Sosialisasi dilakukan dalam musyawarah desa yang

difasilitasi oleh tim penyusun usulan dibantu fasilitator dan fasilitator teknik

kecamatan.

 

Page 48: UPAYA UNIT PENGELOLA KEGIATAN SIMPAN PINJAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42845/1/ADITYA... · Syarat -syarat mencapai ... dan berharap sangat dari masyarakat

38

Dalam Memberikan dukungan terhadap PNPM Mandiri Pedesaan

yang mempunyai tujuan percepatan penanggulangan kemiskinan maka

kegiatan pengelolaan dana bergulir menjadi salah satu kegiatan yang

memberikan kemudahan bagi rumah tangga miskin, untuk mendapatkan

permodalan dalam bentuk kegiatan simpan pinjam perempuan. Yang di angsur

dalam beberapa bulan setelah peminjaman.

Tabel 2 Angsuran Kegiatan Simpan Pinjam

Pinjaman (Rp) Lama

(bulan) Pokok Jasa Setoran (RP)

5.000.000 10 575.000

12 Angs 1 s/d 11 =

492.000

5.000.000 Angs ke 12 =

488.000

4.500.000 10 517.500

4.500.000 12 442.500

3.500.000 10 402.500

Angs ke 1 s/d 11

3.500.000 12 345.000

Angs ke

12.335.000

3.000.000 10 300.000 45.000

(345.000)

345.000

3.000.000 12 250.000 45.000

(295.000)

295.000

2.500.000

10

12

250.000

208.500

206.500

37.500

(287.000)

37.500

(246.000)

37.500

(244.000)

287.500

Angs ke 1 s/d 11

246.000

Angs ke 12

244.000

 

Page 49: UPAYA UNIT PENGELOLA KEGIATAN SIMPAN PINJAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42845/1/ADITYA... · Syarat -syarat mencapai ... dan berharap sangat dari masyarakat

39

2.000.000

10

12

200.000

167.000

163.000

30.000

(230.000)

30.000

(197.000)

30.000

(193.000)

230.000

Angs ke 1 s/d 11

246.000

Angs kw 12

193.000

1.500.000

10

12

150.000

125.000

172.500

147.500

4.000.000

10

460.000

Angs ke 1 s/d 11

4.000.000 12

395.000

Angs ke 12

375.000

1.000.000

10

12

115.000

Angs ke 1 s/d 11

98.00

Angs kw 12

102.000

Sumber: data Unit Pengelola Kegiatan PNPM Mandiri

1. Dana Bergulir.

Dana bergulir adalah seluruh dana program dan bersifat pinjaman dari

UPK yang digunakan masyarakat untuk mendanai kegiatan ekonomi

masyarakat yang disalurkan melalui kelompok-kelompok masyarakat. Dengan

tujuan kegiatan pengelolaan dana bergulir PNPM mandiri pedesaan

memberikan kemudahan akses permodalan usaha baik kepada masyarakat

sebagai pemanfaat maupun kelompok usaha. Lalu pelestarian dan

pengembangan dana bergulir yang sesuai dengan tujuan program. Kemudian

peningkatan pengelola kegiatan dana bergulir di tingkat wilayah pedesaan,

lalu menyiapkan kelembagaan unit pengelola kegiatan sebagai pengelola dana

bergulir yang mengacu pada tujuan program secara akuntabel, transparan, dan

 

Page 50: UPAYA UNIT PENGELOLA KEGIATAN SIMPAN PINJAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42845/1/ADITYA... · Syarat -syarat mencapai ... dan berharap sangat dari masyarakat

40

berkelanjutan. Serta peningkatan pelayanan kepada rumah tangga miskin

dalam pemenuhan kebutuhan permodalan usaha melalui kelompok pemanfaat.

Sasaran dana bergulir di bagi menjadi dua yaitu: sasaran jenis kegiatan

dana bergulir dan fungsi kelompok. Sasaran jenis kelompok adalah, kelompok

simpan pinjam, maksudnya adalah kelompok yang mempunyai kegiatan

pengelolaan simpan dan pinjaman dengan prioritas kelompok yang

mempunyai anggota rumah tangga miskin. Kemudian kelompok usaha

bersama, adalah kelompok yang mempunyai kegiatan usaha yang dikelola

secara bersama oleh anggota kelompok dengan prioritas kelompok yang

mempunyai rumah tangga miskin. Lalu kelompok aneka usaha, yaitu adalah

kelompok yang anggotanya rumah tangga miskin yang mempunyai usaha

yang dikelola secara individual oleh anggota.

2. Fungsi Kelompok Dana Bergulir

Lalu fungsi Kelompok sasaran fungsi kelompok dalam melayani

pemanfaat dana bergulir menjadi dua kelompok. Yaitu: kelompok penyalur

dan pengelola. Kelompok penyalur adalah kelompok yang hanya menyalurkan

pinjaman dari unit pengelola kegiatan kepada pemanfaat tanpa mengubah

persyaratan dan ketentuan yang ditetapkan oleh unit pengelola kegiatan. Lalu

kelompok pengelola adalah kelompok yang mengelola pinjaman dari unit

pengelola kegiatan secara mandiri sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan

oleh kelompok selanjutnya memberikan pelayanan kepada pemanfaat sesuai

dengan kesepakatan antara kelompok dan pemanfaat.

 

Page 51: UPAYA UNIT PENGELOLA KEGIATAN SIMPAN PINJAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42845/1/ADITYA... · Syarat -syarat mencapai ... dan berharap sangat dari masyarakat

41

Pengelolaan kegiatan dana bergulir dilakukan mengarah pada

pelestarian dana bergulir dengan ketentuan dasar-dasar, yaitu: pelestarian

kegiatan dana bergulir, dengan pelestarian penyediaan dana permodalan bagi

usaha mikro adalah upaya yang mengarah pada pengembangan dana bergulir

untuk permodalan usaha mikro pada wilayah program. Penyediaan dana

permodalan tersebut merupakan kebutuhan prioritas masing-masing wilayah

pada saat pelaksanaan program sehingga bantuan telah dialokasikan sesuai

dengan prioritas kebutuhan masyarakat. Penyediaan dana bergulir tersebut

merupakan hak masyarakat yang berdomisili pada wilayah program sehingga

dalam upaya pelestarian dana bergulir adalah tetap menyediakan dana

permodalan bagi pelaku usaha mikro di masyarakat bukan menggunakan dana

untuk menjalankan sesuatu usaha pada sektor rill sehingga dalam upaya

pelestarian dana bergulir tidak diperkenakan untuk mendanai kegiatan sektor

rill

Kelembagaan Unit pengelola Kegiatan (UPK) merupakan pengelola

dana bergulir yang berasal dari program PNPM Mandiri Pedesaan, dengan

mekanisme sesuai dengan Badan Kerja Sama Antar Desa dan Musyawarah

Antar Desa yang mengacu pada tujuan dan Prinsip Program.

Pengurus Unit Pengelola Kegiatan adalah Masyarakat yang telah

dipilih dan terlibat secara langsung bertanggung jawab dalam pelaksanaan

operasional sehari-hari. Paling tidak pengurus Unit Pengelola Kegiatan satu

orang. Struktur organisasi dan kebutuhan jumlah pengurus dapat di sesuaikan

dengan kebutuhan cakupan wilayah tugas dan kebutuhan bebas tugas.

 

Page 52: UPAYA UNIT PENGELOLA KEGIATAN SIMPAN PINJAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42845/1/ADITYA... · Syarat -syarat mencapai ... dan berharap sangat dari masyarakat

42

Dalam pengelolaan dana bergulir unit pengelola kegiatan didukung

oleh lembaga pendukung paling tidak dengan tim verifikasi dan Badan

Pengawas. Unit Pengelola Kegiatan dengan ketentuan kelembagaan dan

operasional diatur dalam anggaran dasar dan anggaran rumah tangga.

Pendanaan operasional bersifat pendanaan dukungan tugas bukan bersifat

insentif yang tetap setiap bulan.

Unit Pengelola Kegiatan setiap tahu anggaran diwajibkan

menyampaikan rencana kerja dan pertanggung jawaban kepada Badan

Koordinasi Antar Desa atau Musyawarah Antar Desa. Dalam rencana kerja

wajib disampaikan perencanaan keuangan termasuk perencanaan pendapatan

dan biaya.

Perencanaan pendapatan bukan perencanaan alokasi (pembagian Porsi

Pendapatan) tetapi perhitungan perkiraan pendapatan dalam satu tahun

sehingga tidak diperbolehkan dilakukan pembagian alokasi pendapatan

sebelum diperhitungkan seluruh biaya dan risiko. Perencanaan pendapatan

jasa pinjaman harus mempertimbangkan beberapa kondisi yaitu: estimasi

pendapatan daru jumlah pinjaman produktif, tingkat pengembalian rata-rata

dalam tahun akhir, dan besaran persentase (1.5%) jasa pinjaman.

3. Operasional Unit Pengelola Kegiatan

Dalam Unit Pengelola Kegiatan ketentuan pendanaan operasional

berasarkan pada ketentuan berikut:

 

Page 53: UPAYA UNIT PENGELOLA KEGIATAN SIMPAN PINJAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42845/1/ADITYA... · Syarat -syarat mencapai ... dan berharap sangat dari masyarakat

43

Untuk alokasi yang mempunyai alokasi bantuan maka pendanaan

operasional Unit Pengelola Kegiatan menggunakan dana operasional UPK

yang berasal dari Bantuan Langsung Masyarakat terlebih dahulu selanjutnya

jika masih dibutuhkan subsidi pendanaan operasional dapat menggunakan

dana hasil pengelolaan dana bergulir.5

Biaya honor insentif pengurus UPK ditentukan dengan pertimbangan

kewajaran yang sesuai dengan tugas dan tanggung jawab, sebagai referensi

agar menggunakan rata-rata insentif UPK pada sesuatu wilayah.

Biaya administrasi dan umum mencangkup untuk kantor, biaya sewa

kantor, listrik, dan lain-lain.

Biaya transportasi bukan bersifat tunjangan tetap sehingga diberikan

berdasarkan kehadiran kantor atau pelaksanaan tugas.

Biaya insentif penagihan dapat diberikan maksimal 5% dari jasa

pinjaman yang dapat ditagih untuk pinjaman kategori kolektibilitas.

Pendanaan pembelian inventaris dan aktiva tetap dengan pertimbangan

kebutuhan operasional dan pertimbangan ketersediaan dana dari Unit

Pengelola Kegiatan tersebut. Biaya penghapusan pinjaman dapat dilakukan

sesuai dengan realisasi penghapusan dan tidak diperbolehkan mengelola

cadangan penghapusan secara terpisah (mengelola dana cadangan dengan

melakukan pembebanan biaya tanpa adanya penghapusan pinjaman).

Realisasi penghapusan pinjaman sebagai dasar pembebanan biaya.

5 Bapak Imam, bendahara UPK wawancara mendalam 28 Desember 2011

 

Page 54: UPAYA UNIT PENGELOLA KEGIATAN SIMPAN PINJAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42845/1/ADITYA... · Syarat -syarat mencapai ... dan berharap sangat dari masyarakat

44

Tidak diperbolehkan untuk memberikan insentif, honor, dan tunjangan

apapun kepada aparat baik secara langsung maupun tidak langsung. Biaya

lain-lain adalah biaya yang dikeluarkan oleh Unit Pengelola Kegiatan yang

tidak termasuk biaya yang disebutkan.

Jumlah biaya yang dikeluarkan Unit pengelola Kegiatan maksimal

75% dari pendapatan Unit pengelola Kegiatan dari wawancara yang penulis

ambil dari peminjam ataupun anggota simpan pinjam khusus perempuan

bahwa dana ataupun modal yang dipinjam digunakan untuk memenuhi

kebutuhan sehari-hari dan berwirausaha seperti membuat makanan ringan,

kue-kue, dan membeli sayur-mayur guna dijual kembali di daerah tempat

peminjam modal.6

Peminjam yang penulis wawancara menyatakan bahwa ia telah

meminjam selama dua tahun, dan selama itu ia telah meminjam modal dari

Unit Pengelolaan Kegiatan sebesar satu juta rupiah dalam jangka waktu 4

bulan sekali, dan jika ditotal dari peminjaman maka peminjam dana tersebut

telah meminjam modal dari Unit Pengelola kegiatan sebesar lima juta rupiah

untuk mengembangkan usaha menjual sayur-mayur di daerah peminjam. Dan

jasa ataupun bunga yang harus di kembalikan peminjam kepada Unit

Pengelola Kegiatan sebesar lima Persen dari setiap kali ia meminjam. Dan

harus dikembalikan dengan waktu dan tanggal yang telah ditetapkan oleh Unit

Pengelolaan Kegiatan.

6 Wawancara mendalam dengan anggota simpan pinjam khusus perempuan dengan Ibu

“IDA”

 

Page 55: UPAYA UNIT PENGELOLA KEGIATAN SIMPAN PINJAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42845/1/ADITYA... · Syarat -syarat mencapai ... dan berharap sangat dari masyarakat

45

B. Analisa Kelemahan Unit Pengelola Kegiatan (UPK) dalam menjalankan

Program simpan Pinjam khusus Perempuan

1. Pendahuluan

Jika kita berbicara tentang sebuah program yang dibuat sebuah

lembaga pastilah memiliki sebuah kekurangan ataupun pemasalahan yang ada

saat program itu berjalan dan dilaksanakan. Tidak terkecuali dengan program

yang ada di dalam Unit Pengelolaan Kegiatan (UPK).7

Kekurangan ataupun permasalahan dalam pengelolaan pinjaman

bermasalah dalam Unit Pengelolaan Kegiatan (UPK) disebabkan oleh sumber

masalah dan memerlukan penanganan yang sesuai. Penyelesaian pinjaman

bermasalah saat ini di dalam UPK masih mengandalkan pada penagihan yang

dirasakan memerlukan waktu dan biaya yang tidak sedikit. Beberapa materi

pola penyelesaian pinjaman bermasalah telah diterapkan di lapangan. Namun

hasilnya masih belum optimal yang disebabkan terutama oleh tidak

berfungsinya kelembagaan kelompok, terbatasnya [pendanaan operasional,

dan provokasi yang bersifat negatif.

Pada sisi pola penyelesaian pinjaman bermasalah disamaratakan pada

semua pinjaman bermasalah tanpa dilakukan identifikasi, verifikasi maupun

validasi penyebab permasalahan sehingga sering pola penyelesaian yang

7Bapak tanto, wawancara fasilitator UPK

 

Page 56: UPAYA UNIT PENGELOLA KEGIATAN SIMPAN PINJAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42845/1/ADITYA... · Syarat -syarat mencapai ... dan berharap sangat dari masyarakat

46

diterapkan tidak sesuai dengan penyebab permasalahan dan mengakibatkan

tidak tuntasnya penyelesaian.

Dalam lembaga keuangan pinjaman bermasalah didasarkan pada

tingkat kolektibilitas yang aturannya ditentukan lembaga tersebut contohnya

oleh Bank Indonesia. Beberapa faktor tersebut mencangkup permasalahan,

manajemen peminjaman, tingkat pertumbuhan usaha, pengembalian, dan

permodalan.

Penilaian tingkat kolektibilitas tersebut sulit diterapkan pada program

masyarakat yang berkaitan dengan pengelolaan dana bergulir dengan nasabah

kelompok khususnya kegiatan simpan pinjam program karena selain

pengguna tingkat perkembangan kelompok masih terdapat beberapa faktor

lainnya yaitu, permodalan yang sulit jaminan tidak ada.

Maka pinjaman bermasalah dibatasi dengan berdasarkan kelancaran

kelompok kepada Unit Pengelolaan Kegiatan (UPK), yaitu tunggakan

angusuran di atas 3 bulan untuk jadwal pinjaman yang diangsur tiap bulan,

lalu tunggakan angsuran di atas 4 bulan untuk jadwal pinjaman per triwulan,

tunggakan angsuran di atas 7 bulan untuk jadwal pinjaman per 6 bulan. Dan

tunggakan akibat tidak berfungsinya kelompok (kelompok yang bubar, dan

konflik di dalam pengurus).

Keempat hal tersebut memang belum memperhatikan hal-hal yang

bersifat kondisi usaha baik kelompok ataupun individu pemanfaat. Identifikasi

pinjaman bermasalah berawal dari data pinjaman yang ada di Unit

Pengelolaan Kegiatan. (UPK), laporan perkembangan pinjaman dan laporan

 

Page 57: UPAYA UNIT PENGELOLA KEGIATAN SIMPAN PINJAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42845/1/ADITYA... · Syarat -syarat mencapai ... dan berharap sangat dari masyarakat

47

kolektibilitas. Hasil identifikasi sebagai instrumen verifikasi dan validasi

kondisi pada tingkat kelompok yang dilakukan oleh UPK.

2. Penggolongan Masalah di Unit Pengelola Kegiatan

Penggolongan masalah dapat di lihat dari 3 penggolongan

permasalahan yaitu: permasalahan kelembagaan kelompok, permasalahan

finansial, dan permasalahan penyelewengan.8

Permasalahan kelembagaan kelompok adalah permasalahan yang

disebabkan oleh kurangnya berfungsi kelembagaan-kelembagaan yang

dibangun oleh program sebagaimana mestinya. Permasalahan tingkat

kelompok peminjam yang disebabkan oleh kelompok, pengurus yang tidak

aktif, aktifitas kelompok tidak ada dan lain sebagainya.

Lalu permasalahan tim verifikasi yang tidak berfungsi dengan

semestinya dan mengakibatkan terjadinya kelompok fiktif, dan kelompok

yang tudak ada usaha.

Pengurus kelompok yang mempunyai itikad untuk tidak

mengembalikan pinjaman dari Unit Pengelolaan Kegiatan (UPK), yang tidak

dapat membayar modal yang mereka terima.

Pemanfaat dari kelompok simpan pinjam atau aneka usaha mempunyai

niat yang tidak baik maksudnya mempunyai itikad untuk tidak

mengembalikan pinjaman.

Dalam permasalahan finansial yaitu per masalah yang disebabkan oleh

kemampuan keuangan baik yang disebabkan oleh permasalahan usaha atau

8 Imam. UPK wawancara mendalam.

 

Page 58: UPAYA UNIT PENGELOLA KEGIATAN SIMPAN PINJAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42845/1/ADITYA... · Syarat -syarat mencapai ... dan berharap sangat dari masyarakat

48

kegiatan maupun itikad pada tingkat kelompok ataupun pemanfaat sehingga

mengakibatkan pengembalian ke Unit Pengelolaan Kegiatan (UPK).

Kondisi keuangan atau usaha kelompok dan pemanfaat tidak mampu

mengembalikan tidak dapat atau mampu mengembalikan modal dan

pinjaman. Dan kesalahan penentuan jadwal pengembalian yang tidak sesuai

dengan siklus usaha kelompok maupun pemanfaat.

Permasalahan penyelewengan dapat terjadi dalam lembaga oleh sebab

itu Unit Pengelolaan Kegiatan (UPK), berusaha agar permasalahan yang

diakibatkan oleh penyelewengan dana agar dapat di minimalisir ataupun

dihilangkan.

Penyelewengan atau pemotongan pada saat alokasi dana pinjaman ke

kelompok tempat pengelola kegiatan (masyarakat), sehingga kelompok atau

pemanfaat hanya mengakui dana yang diterima saja.

 

Page 59: UPAYA UNIT PENGELOLA KEGIATAN SIMPAN PINJAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42845/1/ADITYA... · Syarat -syarat mencapai ... dan berharap sangat dari masyarakat

50

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Upaya Unit Pengelola Kegiatan dalam Pemberdayaan Perempuan

Upaya yang dilakukan oleh unit pengelola kegiatan adalah adanya

program simpan pinjam khusus perempuan untu meningkatkan tingkat

ekonomi para perempuan desa setu.

Kepada kebutuhan masyarakat maka penyusunan programnya lebih

difokuskan kepada:

a. untuk permodalan usaha mikro pada wilayah program.

b. Adanya dana bergulir dimana seluruh dana program dan bersifat

pinjaman dari UPK yang digunakan masyarakat untuk mendanai

kegiatan ekonomi masyarakat yang disalurkan melalui kelompok-

kelompok masyarakat.

c. Membuat infrastruktur seperti pembetulan jalan, pembangunan

posyandu.

d. Menyediakan dana permodalan bagi pelaku usaha mikro.

2. Kelemahan Unit Pengelola Kegiatan dalam pemberdayan Perempuan

a. Pinjaman bermasalah, masih mengandalkan pada penagihan yang

dirasakan memerlukan waktu dan biaya yang tidak sedikit.

b. Tunggakan angusuran. Dimana adanya tunggakan yang dilakukan

peminjam sehingga tidak bisa meminjam sebelum angsuran

dikembalikan ke Unit Pengelola kegiatan.

 

Page 60: UPAYA UNIT PENGELOLA KEGIATAN SIMPAN PINJAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42845/1/ADITYA... · Syarat -syarat mencapai ... dan berharap sangat dari masyarakat

51

c. Identifikasi pinjaman bermasalah berawal dari data pinjaman yang ada

di Unit Pengelolaan Kegiatan.

d. kurangnya berfungsi kelembagaan-kelembagaan yang dibangun oleh

program.

e. mempunyai itikad untuk tidak mengembalikan pinjaman.

f. Kondisi keuangan atau usaha kelompok dan pemanfaat tidak mampu

mengembalikan.

B. Saran-saran

Dari uraian pembahasan bab sebelumnya, serta dari kesimpulan diatas

ada beberapa hal penulis sarankan:

1. Tidak hanya memberikan pinjaman saja tetapi harus adanya monitoring

akan pinjaman dana yang diberikan sehingga dana yang digunakan

dipergunakan untuk meningkatkan ekonomi perempuan desa tersebut

2. Kelompok-kelompok yang yang meminjam dana sebaiknya diberikan

pelatihan berwirausaha yang baik sehingga modal yang terpinjam dapat

dipergunakan dengan sebaik-baiknya.

3. harus adanya batas tanggal pengembalian pinjaman dari peminjam modal.

4. Adanya penagihan secara tegas dari unit pengelola kegiatan dan

monitoring lapangan kepada setiap peminjam dana.

5. Data-data pinjaman di dalam unit pengelola kegiatan sebaiknya di

transparansikan agar adanya keterbukaan antara peminjam dengan unit

pengelola kegiatan.

6. Setiap kegiatan simpan pinjam seharusnya dijalankan dengan pengawasan

yang ketat, sehingga tidak adanya data-data yang kurang pada.

 

Page 61: UPAYA UNIT PENGELOLA KEGIATAN SIMPAN PINJAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42845/1/ADITYA... · Syarat -syarat mencapai ... dan berharap sangat dari masyarakat

52

7. Adanya pengawasan secara berkala dan sanksi yang tegas kepada

peminjam yang beritikad untuk tidak mengembalikan pinjaman.

 

Page 62: UPAYA UNIT PENGELOLA KEGIATAN SIMPAN PINJAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42845/1/ADITYA... · Syarat -syarat mencapai ... dan berharap sangat dari masyarakat

53

DAFTAR PUSTAKA

Atmosoeprapto Kisdarto. Mewujudkan Visi dan Misi dalam tindakan Nyata.

Jakarta: PT Alex media Komputindo, 2002.

Blanched Kel, Pemberdayaan Bukan perubahan Sekejap Ed 2. Yogyakarta:

Amara books, 2002.

Diana. Perencanaan Sosial Negara Berkembang Yogya. Gajah Mada University

Press, 2004.

Handoko T. Hani. Manajemen, edisi II Yogyakarta: 1997.

http://www.sarjanaku.com/2011/09/pemberdayaan-masyarakat-pengertian.html

Istiqomah Supriyati, Pemberdayaan Dalam Konteks PengembanganMasyarakat

Islam: Jakarta, 2007

Mikkelsen Britha. Metodolgi Penelitian Partisipatoris dan Upaya-upaya

Pemberdayaan. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2004.

Moleong J Lexy. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2008.

Panduan Teknis Unit Pengelola kegiatan (PNPM MD – UPK). Kota Tangerang

tahun 2007.

Petunjuk Teknis Pengelolaan Dana Begulir. Tim koordinasi ProgramNasional

Pemberdayaan Masyarakat (PNPM).

Prijono Onny S dan Pranaka A.M.W. Pemberdayaan: konsep, Kebijakan, dan

Implementasi. Jakarta : CSIS. 1996.

Rukminto Isbandi. Pemberdayaan Pengembangan Masyarakat dan Investasi.

Bandung. CSIS. 1996

Salam, Syamsir dan Aripin, Jaenal. Metodologi Penelitian Sosial. Jakarta: UIN

Jakarta Press, 2006

Sitepu Zulkarnain Abdi. Komunitas Jurnal Pengembangan Masyarakat Islam

Soetomo, Strategi-strategi Pembangunan Masyarakat. Yogyakarta: Pustaka

Pelajar, 2006.

 

Page 63: UPAYA UNIT PENGELOLA KEGIATAN SIMPAN PINJAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42845/1/ADITYA... · Syarat -syarat mencapai ... dan berharap sangat dari masyarakat

54

Sumaryadi, Nyoman, Perencanaan Pembanguan Derah Otonomi dan

Pemberdayaan Masyarakat. (Jakarta :citra Utama 2005).

Sumadiningrat Gunawan. Pengembangan Daerah dan Pemberdayaan

Masyarakat. Jakarta: Bina Rena Pariwara, 1997

Usman, Husaini dan Akbar Setiadi Purnomo, Metodologi Penelitian Sosial,

Jakarta: Bumi aksara, 1998.

 

Page 64: UPAYA UNIT PENGELOLA KEGIATAN SIMPAN PINJAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42845/1/ADITYA... · Syarat -syarat mencapai ... dan berharap sangat dari masyarakat

1

Lembar Wawancara dengan Anggota dan Peminjam Modal Unit Pengelola Kegiatan

(UPK)

Nama : Bapak Imam Husyaeni

Jabatan : Bendahara

Tempat : Kantor Unit Pengelola Kegiatan (UPK)

Hari/Tanggal : 28- Desember 2011

Pukul : 13.00-13.15

Hasil Wawancara

1. P. Apa pengertian dari UPK?

J. Pengetian dari UPK adalah Unit Pengelola Kegiatan yang bertujuan

mengembangkan masyarakat khusus perempuan.

Unit Pengelola Kegiatan adalah suatu tempat lembaga sosial yang

didasarkan prakarsa Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat

Mandiri sebagai lembaga yang menampung dan meuwujudkan

aspirasi serta kebutuhan masyarakat khusunya perempuan.

2. P. Upaya (UPK) apa saja ?

J. Simpan Pinjam adalah program wajib, pelatihan perbengkelan

namun. Jika usulan non simpan pinjam perempuan dari musyawarah

khusus perempuan sama dengan usulan musyawarah desa campuran,

 

Page 65: UPAYA UNIT PENGELOLA KEGIATAN SIMPAN PINJAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42845/1/ADITYA... · Syarat -syarat mencapai ... dan berharap sangat dari masyarakat

2

maka kaum perempuan dapat mengajukan usulan pengganti,

sehingga jumlah usulan kegiatan dari musyawarah desa

khusus pria, dan usulan dari kebutuhan dari perempuan Desa yang

telah di musyawarahkan di Desa namun tidak keluar dari program

UPK, dan Usulan kegiatan sarana dan prasarana dasar kegiatan

peningkatan kualitas hidup masyarakat kesehatan atau pendidikan

dan peningkatan kapasitas kelompok usaha ekonomi.

3. P. Kenapa di dirikan UPK ?

J. karena daerahnya belum berkembang

4. P. tempatnya dimana dan berapa maximal pinjaman bagi

Perempuan?

J. di desa Setu tepatnya kantor UPK dan maximal pinjaman awal tidak

lebih

Dari 1 juta rupiah. Dan harus mengembalikan modal selama 10 bulan

dengan Jasa (bunga) sebesar 1.5% per 10 bulan.

5. P. Manfaat dan mekanisme Program Simpan Pinjam UPK ?

J Memberikan Bantuan Modal Bagi perempuan, untuk berwirausaha

seperti Membuat dan menjual kue-kue dan warung.

Unit Pengelola Kegiatan menggunakan dana operasional UPK yang

berasal dari Bantuan Langsung Masyarakat terlebih dahulu

selanjutnya jika masih dibutuhkan subsidi pendanaan operasional

dapat menggunakan dana hasil pengelolaan dana bergulir.

 

Page 66: UPAYA UNIT PENGELOLA KEGIATAN SIMPAN PINJAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42845/1/ADITYA... · Syarat -syarat mencapai ... dan berharap sangat dari masyarakat

3

Setelah verifikasi usualan dilaksanakan proses selanjutnya adalah

musywarah antar desa dengan prioritas usulan, musyawarah antar

desa prioritas usualan ini adalah pertemuan di kecamatan yang

bertujuan membahas atas kriteria kelayakan sebagaimana yang

dilakukan oleh tim verifikasi dalam menilai usulan kegiatan

Penghapusan pinjaman dapat dilakukan sesuai dengan realisasi

penghapusan dan tidak diperbolehkan mengelola cadangan

penghapusan secara terpisah (mengelola dana cadangan dengan

melakukan pembebanan biaya tanpa adanya penghapusan pinjaman).

Realisasi penghapusan pinjaman sebagai dasar pembebanan biaya.

Upaya pengelolan kegiatan ini melalui proses musyawarah desa,

musyawrah ini merupakan pertemuan di desa yang bertujuan

membahas seluruh gagasan kegiatan, hasil dari proses penggalian

gagasan kelompok.

Kemudian diadakannya kegiatan penulisan usulan desa, penulisan

usulan ini merupakan kegiatan untuk menguraikan secara tertulis

gagasan-gagasan kegiatan masyarakat yang sudah disetujui sebagai

usulan desa yang akan diajukan pada musyawarah antar desa.

Setelah pemerikasaan desain dan rencana anggran biaya, kemudian

tahap selanjutnya adalah sosialisasi desa rencana anggaran biaya,

yang bertujuan untuk menjelaskan kepada masyarakat terutama

kelompok pengusul tentang pokok-pokok rencana

6. P. apa yang dimaksud dengan dana bergulir dan sasarannya?

J. Dalam Memberikan dukungan terhadap PNPM Mandiri Pedesaan

yang mempunyai tujuan percepatan penanggulangan kemiskinan

maka kegiatan pengelolaan dana bergulir menjadi salah satu kagiatan

 

Page 67: UPAYA UNIT PENGELOLA KEGIATAN SIMPAN PINJAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42845/1/ADITYA... · Syarat -syarat mencapai ... dan berharap sangat dari masyarakat

4

yang memberikan kemudahan bagi rumah tangga miskin, untuk

mendapatkan permodalan dalam bentuk kegiatan simpan pinjam

perempuan.

Sasaran dana bergulir di bagi menjadi dua yaitu: sajaran jenis

kegiatan dana bergulir dan fungsi kelompok. Sasaran jenis kelompok

adalah, kelompok simpan pinjam, maksudnya adalah kelompok yang

mempunyai kegiatan pengelolaan simpan dan pinjman dengan

prioritas kelompok yang mempunyai anggota rumah tangga miskin.

7. P. pak ada gak kelemahan dari program simpan pinjam?

J. oh ada seperti pengembalian pinjaman yang menunggak dan

sudah jatuh Tempo. Dan kemumkingan penyelewengan pinjaman

lalu permasalahan finasial.

Penggolongan masalah dapat di lihat dari 3 penggolongan

permasalahan yaitu: permasalahan kelembagaan kelompok,

permasalahan finasial, dan permasalahan penyelewengan.

Pewawancara Narasumber

(Aditya Bayu Putro) (Imam Husyeaeni)

 

Page 68: UPAYA UNIT PENGELOLA KEGIATAN SIMPAN PINJAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42845/1/ADITYA... · Syarat -syarat mencapai ... dan berharap sangat dari masyarakat

5

Nama : Bapak Tanto

Jabatan : Sekertaris

Tempat : Kantor UPK

Tanggal : 28-Desember 2011

Pukul : 14.10-14.25

Berita Wawancara:

1. P. Apa pengertian dari UPK?

J. Unit Pengelola Kegiatan adalah suatu tempat lembaga sosial yang

didasarkan prakarsa Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat

Mandiri sebagai lembaga yang menampung dan meuwujudkan

aspirasi serta kebutuhan masyarakat khusunya perempuan.

2. P. Upaya (UPK) apa saja ?

J. Simpan Pinjam khusus perempuan dan pembuatan fasilitas umum

seperti Posyandu

Upaya yang telah dilakukan oleh UPK di Kecamatan Setu dalam

rangka pemberdayaan Masyarakat adalah dengan telah mengadakan

program simpan pinjam dalam program simpan pinjam ini

masyarakat khususnya perempuan bisa melakukan pinjaman

berbentuk uang untuk modal peningkatan ekonominya.

Adapaun kegiatan sarana dan prasarana dasar kegiatan peningkatan

kualitas hidup masyarakat kesehatan atau pendidikan atau

peningkatan kapasitas keterampilan kelompok usaha ekonomi yang

ditetapkan oleh musyawarah desa khusus perempuan.

 

Page 69: UPAYA UNIT PENGELOLA KEGIATAN SIMPAN PINJAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42845/1/ADITYA... · Syarat -syarat mencapai ... dan berharap sangat dari masyarakat

6

3. P. Kenapa di dirikan UPK

J. untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat kesehatan atau

pendidikan dan peningkatan kapasitas keterampilan kelompok usaha

ekonomi yang ditetapkan oleh musyawarah desa khusus perempuan.

4. P. Berapa pinjaman yang diberikan ?

J. Sesuai dengan kebutuhan Kelompok perempuan tersbut namun

pinjaman pertama tidak boleh lebih dari 1 juta rupiah.

5. P. Manfaat dan mekanisme Program Simpan Pinjam ?

J. Permodalan Usaha kelompok Perempuan.

Pengelolaan kegiatan dana bergulir dilakukan mengarah pada

pelestarian dana bergulir dengan ketentuan dasar-dasar, yaitu:

pelestarian kegiatan dana bergulir, dengan pelestarian penyediaan

dana permodalan bagi usaha mikro.

Usulan kegitan simpan pinjam bagi kelompok perempuan yang

ditetapkan oleh musyawarah desa khusus perempuan. Alokasi dana

kegiatan ini maksimal 25% dari bantuan langsung masyarakat

(BLM) Kecamatan. Tidak ada batasan alokasi maksimal per desa

namun harus mempertimbangkan hasil verifikasi kelayakan

kelompok terlebih dahulu.

6. P. apa, dan sasaran dana bergulir?

J. Dana bergulir adalah seluruh dana program dan bersifat pinjaman

dari unit pengelola kegiatan (UPK) yang digunakan masyarakat

untuk mendanai kegiatan ekonomi masyarakat yang disalurkan

melalui kelompok-kelompok masyarakat.

Dengan tujuan kegiatan pengelolaan dana bergulir PNPM mandiri

pedesaaan memberikan kemudahan akses permodalan usaha baik

kepada masyarakat sebagai pemanfaat maupun kelompok usaha.

 

Page 70: UPAYA UNIT PENGELOLA KEGIATAN SIMPAN PINJAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42845/1/ADITYA... · Syarat -syarat mencapai ... dan berharap sangat dari masyarakat

7

Kemudian dengan adanya swadaya masyarakat juga peran pembantu

sebagai bagian terhadap program. Swadaya masyarakat merupakan

salah satu wujud partisipasi dalam pelakasanaan tahapan Unit

Pengelola Kegiatan (UPK).

Swadaya bisa diwujudkan dengan menyumbangkan tenaga, dana,

maupun material pada saat pelaksanaan kegiatan, dasar keswadayaan

adalah kerelaan masyarakat.

Kelompok Pemanfaat Dana Bergulir yaitu, kelompok simpan pinjam

yang berhak mengajukan usulan adalah kelompok yang sebelumnya

telah menerima pinjaman dan kelompok yang belum pernah

menerima pinjaman dari unit pengelola kegiatan (UPK).

7. P. ada Kelemahan dari program ini ga pak?

J. ada, tapi ga terlalu berdamapak besar, yah paling pinjaman lama

dikembalikan. Lalu tidak berfungsinya kelembagaan kelompok dan

tunggakan angsuran.Penilaian tingkat kolektibilitas tersebut sulit

diterapkan pada program masyarakat yang berkaitan dengan

pengelolaan dana bergulir dengan nasabah kelompok khususnya

kegiatan simpan pinjam program karena selain pengguna tingkat

perekembangan kelompok masih terdapat beberapa factor lainnya

yaitu, permodalan yang sulit jaminan tidak ada

Tunggakan angsuran di atas 3 bulan untuk jadwal pinjaman yang

diangsur tiap bulan, lalu tunggakan angsuran di atas 4 bulam untuk

jadwal pinjaman per triwulan, tunggakan angsuran di atas 7 bulan

untuk jadwal pinjaman per 6 bulan.

Pewanancara Narasumber

(Aditya Bayu Putro) (Tanto)