Upload
others
View
18
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
Upgrade Dirimu Jadi BaruIwan Pramana, M. Nur Fannie Prasetyo
Upgrade Dirimu Jadi Baru
Iwan Pramana, M. Nur Fannie Prasetyo
Self Coaching: Upgrade dirimu jadi baru
Penulis: Iwan Pramana, M. Nur Fannie Prasetyo
Cover:
Nomor ISBN: 978-623-6996-07-2
Penerbit:PT Insan Mandiri CendekiaRedaksi:Gedung Palma One lantai 7 Suite 709Jl. Rasuna Said Kav X2 KuninganJakarta Selatan 12950Telp : (021) 522 8094
Cetakan I Februari 2021
Hak cipta dilindungi undang-undang.Dilarang memperbanyak karya tulis ini dalam bentuk dan dengan cara apa pun tanpa ijin tertulis dari penerbit.
Photo by Alex Iby on Unsplash.com
ii
Kata Pengantar
Ini adalah buku coaching sederhana yang
berusaha menangkap sinyal-sinyal kecil yang hadir
untuk meningkatkan kualitas coaching kita. Kali ini
yang dibahas adalah self-coaching. Buku ini ditulis
karena buku mengenai self-coaching terbilang masih
sedikit jika dibanding dengan buku coaching secara
umum.
Selain itu, bagi beberapa orang, melakukan
self-coaching lebih nyaman dibanding harus curhat
ke coach atau orang lain. Alasannya bermacam-
macam. Misalnya, topik yang akan diperbincangkan
termasuk dalam ranah yang sangat pribadi,
iii
menyangkut keamanan dan kenyamanan orang lain,
pernah mencoba dengan coach sebelumnya tapi
tapi gak berhasil atau karena alasan sederhana: ingin
coba sendiri aja dulu (kayak iklan salah satu
marketplace). Apa pun alasannya, semoga dengan
membaca buku ini, kita semua dapat mengupgrade
diri kita masing-masing sehingga jadi lebih baru
dibanding kemarin.
Selamat membaca, semoga Anda
menemukan apa yang Anda cari di buku ini.
Jakarta, Februari 2021
Penulis
iv
Menjadi Diri Yang Baru
Menjadi lebih baik dan melakukannya secara mandiri . Inilah dua
hal yang sangat dicari banyak orang .
Anda tidak salah dalam memilih buku ini untuk dinikmati, baik
secara santai maupun serius .
Ditulis oleh dua Coach sahabat saya, Mas Iwan Pramana dan Mas
M. Fannie Prasetyo , menghadirkan uraian yang segar, simple dan
sistematis untuk memahami esensi “Self-Coaching.”
Menangkap pemahaman apa itu “5 hal penting” dan “4 kualitas
yang diperlukan” menjadi saangat jelas dan mudah. Jika anda
adalah professional di dunia kerja, atau orang tua atau bahkan
remaja sekalipun, buku ini akan sangat membantu kita semua
untuk merasa “bisa” dan tergerak untuk menerapkan prinsip-
prinsip pengarahan diri ( self coaching). Penting sekali bagi
v
perusahaan, organisasi dan masyarakat, keluarga dan bahkan
individu untuk mengadopsi dan menerapkannya, dan kita pasti
tahu; para penulis inilah yang terbaik dalam menyampaikan
materinya .
Selamat kepada Mas Iwan dan Mas Fannie atas karyanya ini.
Produktivitas dan mulianya niat untuk berbagi sungguh
menggugah kita semua .
SalamJAYA selalu!
Indra Budiman. CPC, HR Director PT.PetroJaya Boral Plasterboard
– pembelajar@JAYABOARD #kinidanseterusnya .
vi
Buku yang sangat inspiratif..
Tidak saja memberikan pemahaman kepada pembaca mengenai
self-coaching secara praktis dan mudah dipahami, akan tetapi
yang paling penting adalah dapat menumbuhkan ide dan motivasi
para pembacanya untuk dapat meningkatkan kemampuan diri
serta melakukan pemecahan masalah dirinya secara mandiri
melalui metode yang relatif mudah untuk dilakukan.
Sangat tepat dibaca oleh siapa saja yang ingin meningkatkan
kualitas diri melalui dirinya sendiri.
Dwi Hertyanto Santoso
Praktisi Sales & Marketing
vii
Buku ini dapat memberikan solusi bagi kita jika di satu sisi ada
persoalan yang tidak dapat diungkapkan kepada orang lain karena
hal tersebut bersifat sangat pribadi dan tidak nyaman apabila di
ceritakan kepada orang lain, namun di sisi lain kita membutuhkan
jalan keluar terbaik dari persoalan tersebut, maka sebagai jalan
tengahnya self-coaching akan membantu kita untuk menemukan
solusi terbaik tanpa perlu rasa khawatir akan hal privasi yang
dapat diketahui oleh orang lain.
Verry Chandra
Head of Training Marcco Consulting
viii
Buku ini berguna untuk melakukan refleksi diri sehingga dapat
melakukan coaching secara mandiri. Buku ini sangat
direkomendasikan bagi yang ingin menjadi coach bagi dirinya
sendiri.
Eval Wari, ACC
Secretary General ICF Jakarta Charter Chapter 2021-2022
ix
Why ……………………………………… 1
What ……………………………………… 10
How ……………………………………… 15
Model ……………………………………… 51
Praktek ……………………………………… 71
Upgrade Jadi baru ……………………………………… 97
Wrap Up ……………………………………… 101
Daftar Pustaka ……………………………………… 105
Profil Penulis ……………………………… 106
Daftar Isi
x
1
Adakalanya dalam hidup ini baik dalam
kehidupan personal dan profesional, ada hal-hal yang
menurut pertimbangan kita kurang pantas jika
diungkapkan ke orang lain. Bisa jadi itu karena:
1. Hal itu termasuk
dalam ranah
pribadi. Sangat
pribadi menurut
kita, yang kalau
diungkapkan akan
membuat diri kita – dalam bahasa umum - tidak
nyaman. Topiknya bisa macam-macam, baik keilmuan
atau pun perasaan yang dipendam berkilo-kilometer di
dasar bumi..
Free
pik
.co
m
2
2. Topiknya menyangkut
orang lain. Tentu saja
orang itu bukan orang
sembarangan di mata
kita. Dia “seseorang”
yang kalau kita “buka” –
meski dengan tidak sengaja - dalam koridor
coaching, kalau orangnya tahu… wah.. bisa
berabe.
Coach yang diakreditasi ICF sangat memahami poin nomor
1 dan 2. Adalah pelanggaran berat jika membocorkannya.
Kredensial yang dimiliki bisa dicabut.
Freepik.com
3
3. Topiknya terlalu receh. Bisa-bisa
nanti diketawain dan merusak
reputasi tidak hanya diri sendiri,
tapi juga perusahaan/ institusi
yang kita wakili.
4. Kita ingin melatih diri sendiri
untuk mengembangkan
kemampuan self-coaching.
Mungkin selama ini kita
sudah menjadi coach buat
orang lain, tapi belum
pernah dilatih efektivitasnya
untuk diri sendiri. Nah, sekaranglah saat yang tepat
untuk memulainya.
suara.com
Freepik.com
4
5. Mau mengukur seberapa dekat
situasi kita saat ini terhadap goal kita.
Satu hal yang terkadang terlewat dari
pembuatan goal adalah kita tidak
tahu sedang di mana saat ini.
Bagaimana kita akan naik pesawat
5
menuju Jakarta sementara kita sendiri saat ini
berada di Karawang? Walau pun bisa, tapi perlu
merubah titik saat ini, mungkin tidak lagi dari
Karawang tapi dari Semarang atau Jogja.
Setidaknya menyadari bahwa saat ini sedang
berada dimana. Pada situasi ini diperlukan
kesadaran yang tinggi.
Freepik.com
6. Mau mengukur sampai sejauh mana
mindset dan kualitas kita terhadap
pencapaian goal tersebut. Jangan-
jangan mindset dan kualitas kita yang
salah selama ini. Terkadang kita
berharap hasil yang berbeda dengan
6
melakukan cara yang sama. Tentu hal ini tidak
mungkin terjadi. Seperti kata Einstein, untuk
mendapatkan hasil yang berbeda maka perlu
memiliki cara yang berbeda atau merubah caranya.
Sama halnya dengan why nomer 5, why no 6 ini
memerlukan kesadaran tinggi.
Freepik.com
Selain ke enam alasan tersebut, mungkin
Anda punya alasan sendiri mengenai hal-hal apa
yang menurut pertimbangan lebih enak diselesaikan
sendiri?
Freepik.com 7
Mencari solusi sendiri itu bukan perkara receh.
Apalagi jika kita tidak bisa membaginya ke orang lain.
Eh, ‘masalah’ gak selalu negatif lho ya. Bisa juga
upaya kita untuk lebih naik kelas. Tetapi ya itu tadi,
kembali ke batasan-batasan yang kita miliki sehingga
enakan diselesaikan sendiri. Karena itu kita perlu
metode. Apa itu? Salah satunya: self-coaching.
Hand photo created by rawpixel.com - www.freepik.com
8
Photo by Eileen Pan on Unsplash.com9
10
Gambar oleh Thomas Wolter di pixabay.com11
Self-coaching dalam
bahasa sederhana adalah
“melakukan coaching kepada
diri sendiri.”
12
Manfaatnya sama dengan coaching yang
dilakukan bersama orang lain. Secara umum, jika
dalam proses coaching seorang coach membantu
coachee untuk memaksimalkan potensi yang
dimilikinya dengan berpikir kreatif, menemukan ide-
ide baru, menemukan alasan / motivasi
melakukannya, memproyeksikan keadaan yang lebih
13
baik di masa depan (apa pun statusnya hari
ini) dan membuat rencana mencapainya,
maka self-coaching juga seperti itu, cuma
untuk diri sendiri. Selain itu juga bisa
membantu menyadari seberapa berkualitas
kita dan seberapa bertumbuhnya kita.
Freepik.com
Jangan-jangan selama ini
kita berharap mencapai
goal atau solusi hanya
dengan rebahan.
Dengan
menyadari
kondisi tersebut
semoga kita akan tahu
besarnya potensi yang ada
dalam diri.
14Freepik.com
15
And you?When will you begin that long journey into yourself?
-Rumi-
Photo by Sergey Shmidt on Unsplash.com 16
Bagaimana cara melakukan self-coaching?
Ada beberapa rujukan yang bisa dipilih kalau kita
googling. Masing-masing dengan segala kelebihan
dan keterbatasannya.
Tetapi secara umum ada lima hal penting yang perlu
diperhatikan dan dilakukan ketika kita melakukan
self-coaching1).
17
Self-Commitment
Self-Assessment
Develop Self-Instructions
Benchmarking
Practice
18 presentationGO.com
Berikut adalah lima hal penting tersebut:
Self-Commitment
Self-Commitment adalah hal paling dasar dalam
melakukan self-coaching. Tidak hanya dalam self-
coaching, tetapi ia diperlukan dalam setiap aspek
kehidupan untuk melakukan suatu akvititas yang
sukses dan gagalnya tergantung diri sendiri.
19presentationGO.com
20
Jika ini pertandingan, inilah pertandingan yang sulit:
• Karena wasit, pemain dan penontonnya adalah
orang yang sama.
• Aturan mainnya ditentukan oleh diri sendiri.
• Menang kalahnya ditentukan oleh diri sendiri.
• Kapan permainan berakhir dan hasilnya
bagaimana, diri sendiri juga yang menentukan.
esquire.co.uk
Ini pertandingan yang butuh stamina fisik dan
mental yang besar. Namun begitu, sulit bukan berarti
tidak bisa dilakukan dan dimenangkan. Sulit,
hanyalah sebuah parameter di mana kita benar-benar
diminta mengerahkan segenap kemampuan untuk
memenangkannya.
news.sky.com
21
Self-commitment adalah bahan utama sukses
atau gagalnya suatu self-coaching. Semoga sampai
di halaman ini Anda sudah mulai mencari-cari
komitmen apa yang Anda miliki untuk melakukan self-
coaching. Self-commitment saya ….
Jika belum berhasil menemukannya Anda bisa
menggunakan metode berikut:
22
Karena itu, proses ini menjadi proses dasar yang
penting! Temukan alasanmu terlebih dahulu. Alasan
tidak perlu masuk akal, terukur dan syarat lainnya.
Yang penting bisa menggerakkan kita untuk
mencapai sesuatu yang kita inginkan. Titik.
Nah, pertanyaan berikutnya, bagaimana kita tahu
bahwa alasan itu sudah cukup kuat bagi diri kita
sendiri?
Gampang….
23
1. Menemukan alasan yang KUAT
mengapa ingin melakukannya2).
Alasan yang kuat akan membuat orang
bergerak ke arah yang diinginkan. Begitu
pula sebaliknya.
presentationGO.com
24
Gini caranya. Lihatlah gambar
disebelah. Jika anak tangga
itu simbol kekuatan alasan
yang Anda miliki. Kira-kira.. di
anak tangga ke berapa
kekuatan alasan Anda untuk
melakukan self-coaching
untuk topik yang Anda pilih?
1: paling lemah. 10: paling
kuat. Di angka berapa?
Jawaban mengenai makna angka yang Anda pilih silahkan lihat di bagian belakang buku.
presentationGO.com
Photo by Martha Dominguez de Gouveia on Unsplash.com
Alasan bisa
berkarat jika tak
dirawat25
3. Memvisualisasikan kegagalan bila
tak tercapai
Visualisasikan (membayangkan) ketika
hal yang Anda inginkan tidak tercapai.
Bayangkan hal terburuk sehingga Anda
tak mau berada di kondisi itu.
26
2. Memvisualisasikan keberhasilan
yang Anda capai
Visualisasikan (membayangkan) ketika
hal yang Anda inginkan tercapai. Sejak
buku The Secret meledakkan awareness
orang-orang mengenai pentingnya visualisasi, kini
banyak orang menggunakan cara ini.
presentationGO.com
Denis Waitley, pada tahun 1984 mulai melatih
para atlet Olimpiade Amerika menggunakan kekuatan
visualisasi untuk meningkatkan performa mereka.
Dalam bukunya The Psychology of Winning, ia
menggambarkan bagaimana atlet Olimpiade yang
ditanganinya menjalankan perlombaan lari dalam
pikiran mereka.
Dalam keadaan bervisualisasi, para atlet
kemudian dihubungkan ke mesin biofeedback yang
menunjukkan bahwa otot yang sama, dalam urutan
yang sama, bekerja dengan cara yang sama seperti
saat mereka berlari di lintasan.
27
Menurut Waitley, ini membuktikan bahwa pikiran tidak
dapat membedakan antara apa yang nyata dengan
apa yang dibayangkan! Para atlit yang dibimbingnya
sukses dalam olimpiade saat itu sehingga bukunya
menjadi bahan bacaan standar bagi para atlet sampai
hari ini3).
28 Photo by 文超 on Unsplash.com
Self-Assessment adalah tahapan dimana kita
mengevaluasi diri secara terbuka. Perhatikan:
1. Blindspot
2. Transisi
3. Bahasa
Self-Assessment
29
1. Blindspot adalah wilayah dari diri kita yang kita
tidak tahu dengan baik, tapi orang lain tahu. Jika kita
merasa bahwa topik self-coachingnya seperti ada
yang kurang, bisa jadi hal tersebut masuk di area
blindspot. Tampaknya di sini kita butuh kehadiran
orang lain hanya untuk menyampaikan blindspot kita.
Untuk memahami mengenai blindspot, silahkan
googling “Johari Window.”
and
yeklun
d.co
m
2. Transisi. Jika Anda sedang dalam tahap transisi
sebuah perubahan, maka Anda perlu memperhatikan
juga kondisi emosi internal yang sedang Anda alami.
Di posisi manakah saya dalam Kurva Kubler-Ross?
31
Ini gambar asli Kurva Kubler-Ross yang
dipublikasikan di buku On Dead and Dying tahun
1970, merupakan hasil penelitian dari pasien yang
‘tinggal menunggu ajal’ karena penyakit yang tidak
bisa disembuhkan (fatal illness)4).
32
3. Bahasa. Bahasa adalah simbol pikiran kita. Tanpa
sadar, bahasa yang kita gunakan merupakan
cerminan dari yang ada di dalam pikiran. Karena itu,
perhatikan bahasa-bahasa berikut karena merupakan
jebakan untuk melakukan self-assessment dengan
baik.
1. Sombong
Ketika kita sedang melakukan self-
assessment, adakalanya kita
menangkap ada hal yang perlu kita
lakukan agar keadaan membaik.
33
Namun kadang ada ‘suara-suara’ dari diri kita yang
lain yang merasa bahwa hal itu tak perlu dilakukan.
Merasa sombong, arogan, superior. Padahal yang
Freepik.com
diperlukan saat ini adalah kita bisa melihat diri kita
lebih jernih. Bukan malah merasa super. Jika ini
muncul, maka tidak akan ada hasil coaching yang
bisa ditindaklanjuti, karena semuanya dinetralkan
oleh arogansi yang muncul. Contoh kata-katanya
sebagai berikut:
• “Sudah, gak usah macam-macam!”
• “Masa’ untuk hal begini saja kita harus melakukan
hal receh gitu.?”
• “Stop! Ga usah diterusin. Gak berguna!”
• “Merepotkan diri sendiri saja. Besok saja!”
• “Gampanglah itu, nanti saja kapan-kapan.
Sekarang tidur dulu.”
34
2. Seharusnya
Ini agak samar karena tampak baik.
Tapi sebenarnya kata-kata ini
merendahkan diri sendiri karena
menganggap diri sendiri tak berdaya.
35
Contoh:
“Seharusnya aku lebih kurus.” (-)
Akan lebih baik diganti dengan:
“Aku akan olah raga dan mengurangi makanan
berlemak.” (+)
“Seharusnya gak begini kejadiannya.” (-)
“Aku akan menjelaskan kronologinya.” (+)
“Sial! Seharusnya aku datang kemarin.” (-)
“Aku akan datang nanti sore dan minta maaf.” (+)
Freepik.com
3. Khawatir
Khawatir sebenarnya wajar, yang
penting adalah apa yang perlu
dilakukan supaya kekhawatiran itu
tidak berlanjut.
36
Contoh:
“Gimana kalo besok presentasiku jelek?” (-)
Akan lebih baik diganti dengan:
“Supaya presentasiku bagus, aku akan latihan.” (+)
“Gimana kalau besok macet?” (-)
“Hari ini aku akan googling cari rute alternatif.” (+)
“Gimana kalo ternyata semua sia-sia?” (-)
“……………………………...” (+) isi sendiri ya
Freepik.com
4. Vonis
Vonis adalah pandangan kita
terhadap sesuatu meski belum tentu
benar. Ini umumnya merupakan
akumulasi pengalaman/ informasi.
37
Untuk mengatasi hal ini, butuh ‘ngobrol’ dengan diri
sendiri lebih dalam.
Contoh:
“Kamu bodoh.”
“Hidupku tak berguna.”
“Ah, laki-laki sama aja!”
“Kamu, dari dulu selalu begitu!”
“Dia memang gak suka sama aku.”
“……………………………………” isi sendiri ya
Freepik.com
Tahap berikutnya adalah Develop Self-Instruction
dimana Anda diminta untuk membuat instruksi sendiri
apa yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan dari
self-coaching yang dilakukan. Bisa jadi hal-hal ini
sudah kita lakukan, hanya belum tertulis.
Develop Self-Instructions
38
Contoh:
Goal self-coachingnya adalah:
Meningkatkan performa di kantor (dari nilai B- ke A+
periode Juni-Desember 2021.
Self-Instructionnya:
Pagi 08.00-12.00 (standar)
1. Buka & reply email – 10%
2. Admin stuff (bikin surat dll) – 10%
3. Main item (tugas lapangan) – 80%
Siang 13.00-17.00 (standar)
1. Masih tugas lapangan/ Reporting – 70%
2. Meeting temuan di lapangan – 20%
3. Review hari ini & prep buat besok – 10%
39
Catatan: Self-instruction yang dibuat tergantung dari
goal self-coachingnya. Jadi bisa sangat berbeda
antara satu dan yang lainnya. Intinya, self-instruction
bertujuan agar hasil self-coaching yang dilakukan
dapat dijalankan secara mandiri.
Photo by Jakob Owens on Unsplash.com 40
Benchmarking adalah tahapan di mana kita
membandingkan apa yang sudah kita lakukan
dengan orang lain. Namun begitu, mencari
pembanding tidaklah mudah, apalagi jika kasusnya
sensitif, kita kudu pinter-pinter cari celahnya.
Benchmarking
41
Practice adalah tahapan akhir di mana kita
mempraktekkan hasil self-coaching. Jangan lupa
untuk mencatat hal-hal penting dalam prosesnya agar
bisa diadjust jika ada deviasi yang terjadi.
Practice
42
Selain 5 hal penting diatas, ada empat
kualitas yang perlu hadir dalam melakukan self-
coaching.
43
44 presentationGO.com
Berikut adalah ke empat hal tersebut:
High Awareness
Open Minded
Curious
High Learner
Menyadari rasa, pikiran, yang melintas,
mindset, kualitas diri dan peran yang hadir dari
momen per momen. Dalam self-coaching, high
awareness sangat penting untuk bisa
mengidentifikasi ada di mana dan dengan diri kita
yang seperti apa.
High Awareness
45
Pikiran terbuka terhadap banyak hal, terutama
bila menemui situasi yang tidak direncanakan.
Menerima bahwa untuk mencapai solusi atau goal
belum tentu bakal semulus jalan tol. Ya, ada kalanya
atau banyak kalanya seperti berjalan di jalan terjal,
naik gunung, turun jurang.
Open Minded
46
Dalam self-coaching kita perlu terbuka dengan
segala kemungkinan. Dan juga perlu siap bila
ternyata goal atau solusi yang diharapkan tidak bisa
ditemukan. Kita perlu menerima bila hal itu terjadi,
melakukan instrospeksi diri akan kualitas apa yang
baru dari perjalanan menuju goal atau solusi yang
baru.
47Freepik.com
Bila apa yang sudah direncanakan tidak
menemui rencana. Maka 1 hal yang perlu hadir
adalah menerima. Walau pun itu bukan satu hal yang
mudah, tapi yang perlu disadari bahwa tidak semua
kontrol ada di diri kita. Yang bisa kita kontrol 100%
adalah respon.
Curious
48
Respon untuk tetap dalam drama, menerima atau
terus move on. Setelah itu curious untuk mengetahui
apa yang tidak berjalan dengan rencana, mindset dan
kualitas apa yang perlu diperbaiki.
49
Yang bisa kita kontrol 100%
adalah respon. Respon untuk
tetap dalam drama, menerima
atau terus move on.
Sadari perlunya kualitas diri yang baru. Terus
belajar terhadap hal baru, endapkan dan
implementasikan dalam perilaku sehari-hari. Bukan
hanya tentang goal atau solusi yang dicapai tapi juga
ada pengalaman dan bertumbuhnya kualitas dari diri.
High Learner
50
51
Seperti yang disampaikan di bagian “WHAT”
bahwa self-coaching adalah coaching yang dilakukan
kepada diri sendiri, maka coaching modelnya pun
sebenarnya bisa sama. Model adalah tools yang
digunakan sebagai panduan agar proses coaching
yang kita lakukan terstruktur, runut dan logis. Ada
beberapa coaching model seperti GROW, OSKAR,
FUEL, POWER, STAR6). Untuk detailnya silahkan
lihat buku rujukan PAS Coaching Model (unduh gratis
di sini: www.quickstart.co.id/books). Untuk
menghafalnya bisa pakai gambar di halaman berikut,
lebih mudah dan dapat di hafal dalam beberapa detik
saja dengan mengingat gambarnya.
52
53
STAR
POWER
GROW
FUEL
OSKAR
Freepik.com
54
OSKAR
Outcome
Scaling
Know how & resources
Affirm and action
Review
POWER
Percieve
Observe
Want
Engage
Review/ Restart
GROW
Goal
Reality
Opportunity
Will Do
FUEL
Frame the conversation
Understand the current state
Explore the desired state
Lay out a success plan
STAR
Situation
Task/ Though
Action
Result
Freepik.com
Namun begitu, kali ini kita pakai yang beda ya, biar
seru dan gak bosan. Kita pakai yang namanya
CTFAR yang dipopulerkan oleh Brooke Castillo7).
55
56
Prinsip dasar dari Self-
Coaching Model CTFAR ini
adalah Pikiran mempengaruhi
Perasaan. Perasaan
mempengaruhi Tindakan dan
Tindakan menciptakan Hasil.
C: Circumstances
Circumstances atau Keadaan adalah fakta
yang bisa diukur dan disepakati.
Contoh:
Berat saya 80 kg. (bisa diukur)
Hari sedang hujan. (saat ini air sedang tercurah
dari langit)
Besok pagi Ivan masuk kerja jam 08.00. (jam kerja
Ivan memang 08.00-17.00)
Besok hari terakhir pendaftaran CPNS. (sesuai
pengumuman di situs lowongan kerja resmi)
Suhu badan saya 36oC (sesuai angka termometer)
Bajunya berwarna putih. (bukan warna lain)
Contoh-contoh di atas bisa diukur dan dibuktikan.
57
Penting:
Circumstances bersifat netral. Tidak baik atau buruk.
Keadaan hanya menjadi baik atau buruk berdasarkan
pikiran yang kita miliki tentang hal itu.
Contoh: Pagi hari.
Bagi orang yang hari ini sudah siap presentasi ke
atasan, ia akan senang karena membayangkan
presentasinya akan berhasil. Tapi bagi yang tidak
siap, pagi ini beraaaat sekali rasanya.
58 Photo by Dawid Zawiła on Unsplash.com
T: Thought
Thought atau pikiran adalah hal-hal yang
muncul dalam kepala kita. Rata-rata manusia berpikir
60.000 kali dalam sehari. Pikiran itu muncul begitu
saja. Tak jarang, pikiran yang muncul menyebabkan
‘masalah’ bagi kita. Pikiran belum tentu fakta. Kadang
tanpa sadar kita menambahkan opini kita ke
dalamnya untuk memberikan kesan bahwa itu ‘fakta’.
Pikiran perlu dilatih. Jika tidak, ia akan menyeret kita
ke pemikiran yang itu-itu saja. Kalau bagus si ok,
kalau jelek..?! Kita akan ‘terperangkap’ dalam pikiran
yang belum tentu benar. Makanya ada salah satu
quote populer yang menarik mengenai pikiran.
59
-Hendry Ford
Photo by Rathna Rahul on Unsplash.com60
F: Feeling
Feeling adalah hal-hal yang kita rasakan.
Dalam model CTFAR ini, feeling hanya
dideskripsikan dalam satu kata. Contoh: cemas,
kesal, marah, malu, frustasi, bangga, takut, dan
percaya diri (confident). Dalam model ini, bisa
membedakan antara Thought dan Feeling itu menjadi
penting.
Seperti disampaikan, Thought akan memicu feeling
yang timbul. Dengan kata lain, jika kita benar memilih
thought maka feeling kita akan membaik, meski
keadaannya sama saja. Orang biasa menyebut
positive thought ini dengan Positive Thinking. Dan
positive feeling dengan Positive Vibes.
61
62Freepik.com
Contoh:
Hari ini atasan Anda meminta Anda untuk lembur
karena ada pekerjaan mendadak.
Respon Anda misalnya: Saya kesal karena minggu
ini sudah 3x pulang malam terus.
Circumstances: minggu ini 3x pulang malam
Thought: atasan gak bisa ngatur waktu
Feeling: kesal (negatif)
Penyebab kesalnya karena atasan yang gak bisa
ngatur waktu (ini opini, bukan fakta). Gimana kalo
Thoughtnya diganti jadi: atasan lagi ngetest saya
(opini). Maka Feelingnya akan berubah jadi positif,
bukan?
63
Contoh di halaman sebelumnya menunjukkan:
memahami bahwa Thought kita mentrigger feeling
yang timbul adalah sesuatu banget. Mengapa?
Dengan mengubah Thought maka kita bisa
mengubah Feeling tanpa merubah
Circumstancesnya.
64Freepik.com
Latihan: Lihatlah gambar-gambar ini. Amati apa
Thought dan Feeling yang timbul. Jika muncul
Feeling negatif, ubahlah menjadi positif dengan
merubah Thoughtnya.
65Freepik.com
A: Action
Action adalah tindakan yang kita lakukan
atau yang tidak kita lakukan. Dalam model ini,
Feeling akan mempengaruhi Action.
Contoh:
Hari ini atasan Anda meminta Anda untuk lembur
karena ada pekerjaan mendadak.
Respon Anda misalnya: Saya kesal karena minggu
ini sudah 3x pulang malam terus.
Circumstances: minggu ini 3x pulang malam
Thought: atasan gak bisa ngatur waktu
Feeling: kesal
Action: cari temen curhat buat menghilangkan kesal
66
Contoh dengan thought berbeda:
Hari ini atasan Anda meminta Anda untuk lembur
karena ada pekerjaan mendadak.
Respon Anda misalnya: Saya kesal karena minggu
ini sudah 3x pulang malam terus.
Circumstances: minggu ini 3x pulang malam
Thought: atasan lagi ngetest saya
Feeling: semangat
Action: bekerja dengan giat
67
R: Result
Result adalah hasil tindakan yang kita
lakukan atau yang tidak kita lakukan.
Contoh:
Hari ini atasan Anda meminta Anda untuk lembur
karena ada pekerjaan mendadak.
Respon Anda misalnya: Saya kesal karena minggu
ini sudah 3x pulang malam terus.
Circumstances: minggu ini 3x pulang malam
Thought: atasan gak bisa ngatur waktu
Feeling: kesal
Action: cari temen curhat buat menghilangkan kesal
Result: hati plong, urusan sama atasan belum ada
solusi, teman bisa berpikir kita tukang ghibah.
68
Contoh dengan thought berbeda:
Hari ini atasan Anda meminta Anda untuk lembur
karena ada pekerjaan mendadak.
Respon Anda misalnya: Saya kesal karena minggu
ini sudah 3x pulang malam terus.
Circumstances: minggu ini 3x pulang malam
Thought: atasan lagi ngetest saya
Feeling: semangat
Action: kerja cepat selesai
Result: atasan senang, atasan menilai kita bisa
diandalkan, hubungan dengan atasan baik.
69
Penting: Kebanyakan coaching berfokus pada
perubahan action saja. Merubah action bagus, tapi
tanpa dibarengi dengan perubahan thought dan
feeling tidak akan ada perubahan yang signifikan.
70Freepik.com
71
Sebelum praktek self-coaching dengan apa
pun modelnya, satu hal yang perlu dipastikan bahwa
ini bukan tentang pencapaian goal atau solusi, tapi
bagaimana sepanjang perjalanan tersebut kita
berproses. Proses dalam mendapatkan pengalaman,
mindset dan kualitas yang baru.
Maka niatkan untuk menjadi diri yang baru
dalam setiap perjalanannya. Buka dengan sebuah
pertanyaan, untuk mencapai goal tersebut dari posisi
saat ini, mindset dan kualitas apa yang baru untuk
perjalanan ini?
72Freepik.com
Kasus Do: Penjualan Turun
Do sedang pusing tujuh keliling. Semenjak covid,
penjualan produk dari departemennya turun drastis.
Toko-tokonya yang biasa ramai oleh pembeli kini sepi
karena orang lebih memilih di rumah. Selain itu, ia
khawatir jika keadaan berlanjut terus maka ia bisa
terkena PHK. Tiga malam ini ia tidak bisa tidur karena
migrainnya kambuh. Benar-benar menyiksa. Jika
Anda jadi Do, apa yang akan Anda lakukan?
73Freepik.com
Ok, mari kita kerjakan. Pertama-tama tulislah CTFAR
secara vertikal seperti ini:
C:
T:
F:
A:
R:
Kemudian, isi mana yang kira-kira sudah ada
jawabannya. Ingat, Anda jadi Do lho ya…
74 Freepik.com
Kalau saya jadi Do, maka yang saya isi kayak gini:
C: Toko sepi Penjualan menurun
T: Saya bisa di PHK karena gak capai target
F: khawatir terkena PHK migrain
A: ….?
R: Toko ramai Penjualan meningkat
Terus diapain?
75Freepik.com
Ingat:
1. Circumstances atau Keadaan adalah fakta yang
bisa diukur dan disepakati dalam hal ini toko
sepi (dibanding kondisi sebelum covid)
2. Thought yang muncul: kalau kondisi ini terus
berlangsung, maka saya bisa di PHK. Ingat,
thought memicu feeling. Gara-gara thought yang
begini maka feelingnya: Khawatir. Dampak
khawatir terhadap tubuh migrain
3. Result: tentu saja yang diinginkan Do adalah
tokonya ramai lagi sehingga penjualan naik kayak
dulu.
4. Tinggal ngisi action kan? Simple mas bro..!
76
id.pinterest.com/pin/653655333409085134/
Tidak semudah itu
fergusoo..
77
Bisa si tinggal ngisi action. Ni saya copasin lagi dari
halaman terdahulu:
78
Ubah dulu thoughtnya!
79
id.p
inte
rest
.co
m/p
in/6
536
55
333
409
08
513
4/
Kasi tahu caranya cepetan! Atau..
id.p
inte
rest
.co
m/p
in/6
536
55
333
409
08
513
4/
“………….”
81 id.pinterest.com/pin/653655333409085134/
Coba buka lagi halaman 23. Ini saya copasin.
82
Kalo thoughtnya gak kuat, nanti bakal balik lagi ke
kondisi awal. Seperti ada solusi, tapi sebenarnya
bukan. Mari kita lihat lagi yang ada dari halaman 75:
C: Toko sepi Penjualan menurun
T: Saya bisa di PHK karena gak capai target
F: khawatir terkena PHK migrain
A: ….?
R: Toko ramai Penjualan meningkat
Misalnya: setelah merenung tujuh hari tujuh malam
Anda menemukan alasan yang sangat kuat untuk
mengisi T-nya yaitu:
83
Thought: Ini adalah kesempatan yang sangat langka.
Kalau aku berhasil meningkatkan penjualan di masa
seperti ini, maka karirku akan cemerlang, orang tua
Esmeralda juga pasti akan mau nerima aku jadi
menantunya karena aku sudah jadi manager.
Waaaah… keren banget kan nanti pas aku datang
ngelamar pakai mobil yang paling baru!
Tapi waktunya gak banyak. Dalam tiga bulan ke
depan, aku sudah harus nunjukin kalo ada
perubahan!
Semangat!
84
Jadi berubah gini:
C: Toko sepi Penjualan menurun
T: Kesempatan langka! Saatnya unjuk gigi!
F: Semangat!
A: ….?
R: Toko ramai Penjualan meningkat
Naaah, kalo udah begini kan enak. Ingat, pikiran
negatif akan menarik yang negatif. Yang positif akan
menarik yang positif juga. Ini bakal semangat terus
tiap hari.
Kalo gini kan tinggal ngisi yang A. Bisa lihat di
halaman 38-40 untuk referensi.
85
Kasus Re: Gak jadi Nikah
Re galau abis. Ia tidak jadi menikah karena calonnya
tiba-tiba mengundurkan diri. Padahal undangan
sudah disebar. Ia merasa dikhianati. Malu, marah,
kesal, campur aduk jadi satu. Ia bingung harus
melakukan apa, tak tahu harus bagaimana. Jika Anda
jadi Re, apa yang akan Anda lakukan?
C: Gagal menikah
T: ….?
F: Malu, marah, kesal
A: ….?
R: ….?
86
Hmm.. Ribet amat ya kasusnya. Kita semangatin diri
sendiri dulu yak. Tarik nafas…
87
Ini kasus yang pelik, tapi bukan berarti tidak ada
solusinya. Mungkin di luar sana kalau Re cerita,
maka akan banyak masukan seperti ini:
Tejo: “Udah, lupain aja, cari gantinya..” (dalam hati
Re: emang gampang?!)
Lambe: “Cowok baik banyak kok, cari aja di tempat-
tempat yang bener.. Emang lu ketemu calon lu yang
b*ngs*d itu di mana?” (Re: lu pikir gue cewek
b*ngs*d, gak bisa cari calon yg bener??!)
Betmen: “………….” (Re: tumben nih, ada orang yang
begini. Kayaknya cocok ni jadi tempat curhat)
88
Sambil melotot Betmen menunjuk air mineral gelas
yang ada di belakang Re. Paham maksudnya, Re
mengambil air dan mencoloknya dengan sedotan.
“Nih,” ujarnya sambil menyorongkannya ke Betmen.
“Pedes,” ujar Betmen sambil bergegas meminum air
itu.
Rupanya ia keceplus cabe yang ada di dalam bakso.
Setelah beberapa lama..
“Itu kapan kejadiannya?” tanya Betmen.
“Setahun lalu, Bang,” jawab Re.
“Masih kerasa sampai sekarang?”
“Masih Bang..” jawab Re.
“Apa rasanya?”
“MARAH, Bang!” ujarnya sambil meremas gelas air
mineral yang kosong.89
“Sori ni… biar gak salah tangkap ya Re,.. Kan tadi Re
bilang [deskripsikan]..”
“Betul Bang.”
“Terus, kalau boleh tahu, yang bikin kamu MARAH
sampai hari ini itu apa?”
“Jadi gini bang awal mulanya…”
Maka mulailah Re bercerita..
90
Tiga hari berikutnya..
“Jadi.. sekarang Re maunya gimana…?” tanya
Betmen dengan mata yang sayu karena tidak tidur
tiga hari tiga malam.
“Aku maunya… gimana ya Bang…” Re tampak
semangat, senang karena ditanya, semua ceritanya
didengar dan tidak dihakimi. Ia tampak mulai
berpikir, mungkin baru sadar kalo ia sendiri belum
memutuskan akan hidupnya sendiri setelah hari ini
mau kemana.. Selama ini hanya MARAH dan
MARAH dan MARAH saja yang ada di dalam
hatinya…
92
Jika Anda jadi teman curhatnya Re, Anda perlu tahu
di kurva yang dihalaman 31, posisi Re ada di mana.
Ini saya copasin biar gak bolak balik.
93
Kenapa penting? Karena biar Anda tahu apa yang
dibutuhkan Re saat ini. Tuh lihat dibawahnya ada
keterangan hal yang diperlukan untuk tahap-tahap
tersebut. Jadi, saat ini dia belum di tahap moving on.
Baru dalam tahap menuju. “Lho kok tahu?”
“Moving on ada di bagian kurva yang pojok kanan
atas. Makanya baca… bacaaa..”
“Terus CTFARnya belum bisa diisi dong..?”
C: Gagal menikah
T: ….?
F: Malu, marah, kesal
A: ….?
R: ….?
Hmm.. apa yang akan Anda lakukan?
94
Kasus Mi: Telat bangun
Mi terkejut setengah mati. Jam sudah menunjukkan
pukul 06.30 saat ia bangun. Aduh! Bisa gawat ini!
Bergegas ia berangkat. “Pasti terlambat!” ujarnya
kepada diri sendiri. Dan betul, hari itu ia terlambat. Ia
sudah mendapat peringatan karena tidak disiplin
masuk kantor. Ini sudah kejadian yang kesekian kali.
Mi ingin mengubah agar ia tidak terlambat lagi. Jika
Anda jadi Mi, apa yang akan Anda lakukan?
95Freepik.com
96
Yang biasa terjadi Yang diinginkan
C: Bangun siang C: ….?
T: Pasti terlambat! T: ....?
F: Kesal F: ....?
A: Buru-buru berangkat A: ….?
R: Terlambat ke kantor R: Tidak terlambat
Silahkan tabel di atas diisi untuk latihan.
97
Bukan hanya computer yang bisa diupgrade.
Manusia juga bisa. Upgrade dari yang biasa jadi luar
biasa. Dari yang terpuruk jadi bersinar. Dari yang gak
bisa jadi bisa. Dan salah satu tools yang bisa
digunakan adalah Self-Coaching. Perbanyaklah
berlatih dengan kasus-kasus yang lain agar tambah
mahir dan banyak upgrade-annya.
98Photo by Vicky Summer on Unsplash.com
Selain itu, nanti Anda akan bisa memutuskan kapan
pakai model yang ini, kapan pakai yang itu.
Buku ini memang tidak dalam mengupas self-
coaching karena memang didesain untuk keperluan
praktis yang bisa langsung diterapkan.
Selamat berpraktek. Kalo ada kesulitan, hubungi
kami ya. Kami siap membantu.
Jawaban soal halaman 24: 9-10.
Dasar: teori NPS (Net Promoter Score). Jika kekuatan Anda
dibawah angka 9, sebaiknya cari alasan tambahan lain agar
minimal 9.
99
100
WHY
Dalam hidup ini, ada hal-hal yang tidak nyaman jika
dibagi dengan orang lain. Lebih baik diselesaikan
sendiri. Salah satu tool untuk menyelesaikannya ada
lah dengan self-coaching.
WHAT
Self-coaching adalah “melakukan coaching kepada
diri sendiri.”
101
HOW
Ada lima hal penting dan empat kualitas dalam self-
coaching, yaitu:
102
MODEL
103
Orang yg tidak mau berkorban,
tidak akan bisa mengubah apa pun
- Armin Arlert, Attack on Titan #20
104 cdn.hipwallpaper.com
Daftar Pustaka
1. Richard Nelson-Jones, Human Relationship Skills: Coaching
and Self-Coaching, 4th Edition, 2006, Routledge.
2. Simon Sinek, Start With Why, 2009, Portofolio.
3. Louise Stapely, 33 Guided Visualization Scripts to Create the
Life of Your Dreams, 2014, Amazon Kindle.
4. Elizabeth Kubler-Ross, On Death and Dying, 2009,
Routledge.
5. Joseph J Luciani, Ph.D., Reconnecting, 2009, John Wiley &
Sons, Inc.
6. Iwan Pramana, PAS Coaching Model, 2017, Insan Mandiri
Cendekia.
7. The Self-Coaching Model,
https://www.jamiecavanaugh.com/the-self-coaching-model/
di akses pada 4 Februari 2021
105
Iwan Pramana, ST, MM, ACC saat ini fasilitator dan
konsultan yang memfokuskan diri pada training, eksekusi
dan coaching. Profil lengkapnya bisa dilihat di
https://id.linkedin.com/in/iwanpramana
Email: [email protected]
IG: @bukuiwan
M. Nur Fannie Prasetyo, MBA, PCC
ICF Profesional Certified Coach
ICF Registry Mentor
Leadership, Bussiness & Career Coach
Facilitator & Learning Development Consultant
Profil lengkap bisa dilihat di sini
https://visecoach.com/mnurfanniesprasetyo
106
Profil Penulis
Ada hal-hal yang lebih nyaman dikerjakan dan diselesaikan
sendiri. Bagi beberapa orang, melakukan self-coaching lebih
nyaman dibanding harus curhat ke coach atau orang lain. Di
buku ini Anda akan mendapatkan tips untuk menjalankan self-
coaching dengan metode yang sudah teruji.