Upload
others
View
0
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
-
Ak....lit •• i: 4601 AU2/P2MI -UPI/08/20 12
Vol. 10, No.1 Jlloi 2014
Oinamika Vegetasi pada Petak Permanen Rasamala (Altingiatxctlsa Noronha) di
Bodogol. Taman Nasional Gunung Gede Pangrango. Jawa Barat AsepSadili
Energi Metabolisme Semu dan Efisiensi Metabolik pada Serindit Sumatera
(£0 riculus galgulus L.. 1758) Andri Pelmala S .. i lie Rini Rammatib
Kajian Arsitektur Pohon dalam Upaya Konservasi Air dan Tanah: Studi Kasus Altingia txctlsa dan Schima wallichii di Taman Nasional G. GOOe Pangrango
Eni Nuraeni. Oede Setiadi lie Oidik Widyatmoko Fitososiologi Hutan Pegunungan di Lereng Tenggara Gunung Salak
Edi MirmanID Kepadatan Ikan Napoleon (Chtilinus Undulatus) di Perairan Sinjai dan Bone-Sulawesi Sciatan
Amran Ronny Syam lie Mujiyanto Ekspresi Si tokin Tumor Necrosis Factor (fNF-o) dan Interferon (IFN-y) pada sel MOCK yang diinfeksi virus avian influenza subtipe H5NI asaiindonesia
NLP. Indi Oharmayanti, Ukhti Owi R illah, Farida Syamsiah lie Risa Indriani Oinamika Populasi Atacto,ua striata (Gmelin. 1791 )(Mollusca: Mesodesmatidae) di
Pantai Berpasir Ohoider,Kep. Kei Kecil. Maluku Tenggara Heryanto lie AW. Radjab
Annonaceae dari Wawonii, Sulawesi Tenggara
Rugayab Pengembangan Sistem Oeteksi Senyawa Sianogen dalarn Ubi Kayu ()vfanihot tscultnta
Crantz) dengan Pendekatan Enzimatis Nunik Sulistinah, Rioi Riffi.oi lie B.mb.og Sun ......
Ditemitk.n oleh:
PERHIMPUNAN BIOWGI INDONFSIA
Bekerje'lma dengan
PUSUT BIOWGI - UPI
1
1 1
17
27
39
47
57
67
77
• •
Jurnal Biologi Indonesia 10 (1) : 2014
-Jurnal Biologi Indonesia direrbirkan oleh Perhimpunan Biologi Indonesia. Jurnal ini memuar hasH penelirian araupun kajian yang berkairan dengan masalah biologi yang direrbirkan secara berkala dua kali
serahun U uni dan Desember) .
Editor
Kerua Prof. Dr. Ibnu Maryanro
Anggora Prof. Dr. I Made Sudiana
Dr. Deby Ariiiani
Dr. Izu Andry Fijridiyanro
Dewan Editor I1miah
Dr. Abinawanro, FM IPA VI
Dr. Achmad Farajalah, FMIPA IPB
Dr. Ambariyanro, F. Perikanan dan Kelauran UNDIP
Dr. Aswin Usup F. Pertanian Universiras Palangkaraya
Dr. Didik Widiyarmoko, PK Tumbuhan, Kebun Raya Cibodas·UPI
Dr. Dwi Nugroho Wibowo, F. Biologi UNSOED
Dr. Parikesir, F. MIPA UNPAD
Prof. Dr. Mohd.Tajuddin Abdullah, Universiri Malaysia Sarawak Malaysia
Assoc. Prof. Monica Suleiman, Universiri Malaysia Sabah, Malaysia
Dr. Srihadi Agungpriyono, PAVer(K), F. Kedokreran Hewan IPB
Y. Surjadi MSc, Pusar Penelitian ICABIOGRAD
Drs. Suharjono, Pusar Penelirian Biologi-UPI
Dr. Tri Widianro, Pusar Penelirian Limnologi-UPI
Dr. Wirjaksono Pusar Penelitian Biologi-UPI
Sekreradar
Eko Sulisryadi M.Si, Dewi Citra Murniari M.Si, Herry Irawari PU, S.Kom
Aiamar
d/a Pusar Penelirian Biologi . UPI
JI. Ir. H. Juanda No. 18, Bogor 16002 , Telp. (021) 8765056
Fax. (021) 8765068
Email : [email protected]; [email protected]; [email protected]; [email protected]
Websire: http: //biologi.or.id
Jurnal Biologi Indonesia relah diakredirasi ulang berdasarkan SK Kepala UPI 7421 El2012 ranggal 7 Agusrus 2012, Akredirasi:No. 460/AU2/P2MI-L1PI/08/2012.
Jurnal Biologi Indonesia 10 (I): 2014
•
Diterbitkan oleh:
PERHIMPUNAN BIOLOGI INDONESIA .
•
Bekerjasama dengan
PUSLIT BIOLOGI-LIPI
,
Jumal BJoIop Indoa .. 1a 10 (I): 2014
DAFTARISI
Dinamika Vegerasi pada Perak Permanen Rasamala (Altingia rxu/sa Noronha) di Bodogol,
Taman Nasional Gunung Gede Pangrango, Jawa Barar
Asep Sadili Energi Metabolisme Semu dan Eftsiensi Metabolik pada Serindit Sumarera
(Loriculus galgulus L., 1758) Andri Permata Sari & Rioi Rachmatika
Kajian Arsitekrur Pohon dalam Upaya Konservasi Air dan T anah: Srudi Kasus Altingia rxu/sa dan Schima wallichii di Taman Nasional G. Goo. Pangrango
Eni Nuraeni, Oed. Setiadi & Oidik Widyatmoko Fitososiologi Hutan Pegunungan di Lereng Tenggara Gunung Salak
Edi Mirmanto Kepadatan Ikan Napoleon (Ch<ilinus Undulatus) di Perairan Sinjai dan Bone-Su!awesi Selatan
Amran Ronny Syam & Mujiyanto Ekspresi Sirokin Tumor Necrosis Factor (TNF-a) dan Interferon (lFN-y) pada sel MOCK
yang diinfeksi virus avian influenza subtipe H5Nl asal Indonesia
NLP. Indi Oharmayanti, Ukhti Owi Rillah, Farida Syam5iah & Ri5a Indriani Dinamika Popu!asi Atactotka striata (Gmdin, 1791HMollusca: Mesodesmatidae) di Pantai
Berpasir Ohoider,Kep. Kei Keci!, Maluku Tenggara Heryanto &AW. Radjab
Annonaceae dari Wawonii, Sulawesi Tenggara
Rugayah Pengembangan Sistem Deteksi Senyawa Sianogen dalam Ubi Kayu (Manihot <scuienta Crantz) dengan Pendekatan Enzimatis
Nunik Suli5tinah, Rini Riffiani & Bambang Sunarko Fauna T ungau Macrochelidae (Mesostigmata: Acari) dan Asosiasinya dengan Kumbang Kororan di Gunung Sawal, Ciamis, Jawa Barat
Sri Hartini
}ltl.m.n
1
11
17
27
39
47
57
67
77
83
SenyawaAntibakteri Daun Belawan Putih (Tristaniopsis whittana) 93 Oewi Handayani, Suminar S. Achmadi & Andria Agwta
Sifar Fisikokimia Tepung Gembili (DioscorM <scuienta (Lour.) Burk.) HasH Fermenwi dengan 101
Penambahan Inokulum Bakteri Selulolitik dan Bakteri Asam Laktat Iwan S .. kiawan & Maidatun Naft'ah
F1uks Bentik dan Aktivitas Potensial Bakteri Terkait Siklus Nitrogen di Sedimen Perairan
Mangrove Pulau Dua, Banten Aliati bwantari, Yusli Wardiatno, Niken T.M Pratiwi & Iman Rusmana
Keragaman Morfologi dan Genetik Padi Gogo Lokal Asal Banten Enung Sri Mulyaningsih & Sri Indrayani
Hutan Mangrove di Yenanas, Pulau Batanta, Kabupaten Raja Ampat, Propinsi Papua Barat Suhardjono
109
119
129
}uma1 BIoJosi Indoaala 10 (1): 2014
TUUSAN PENDEK Identifikasi Molekuler Virus Papilloma Genital Pada Dua Spesies Primata di Fasilitas Penangkaran Pusat Studi Sarwa Primata - Instirut Pertanian Bogar
Isci Kartika Sari, Irma H. Suparto & Diah iskandriati Evaluasi Anatomi Daerah Sambungan Pada Tiga Teknik Penyambungan Terhadap Keberhasilan Penyambungan Inrerspesifik pada Vireya Rhododendron
Lina Juairiah & Wiguna Rahman
139
145
Jurnal Biologi Indonesia 10 (I): 2014
KATA PENGANTAR
Jurnal Biologi Indonesia yang diterbitkan oleh PERHIMPUNAN BIOLOGI INDONESIA bekerjasama dengan PUS LIT BIOLOGI-LIPI. Edisi Volume 10 No.1 tahun 2014 memuat 15 artikellengkap dan dua artikel tulisan pendek. Penulis pada edisi ini sangat beragam yaitu dari Balai Besar Penelitian
Veteriner. Departemen Pertanian. Balai Penelirian Pemulihan dan Konservasi sumberdaya Ikan Kementerian Kelautan dan Perikanan. Fakultas Kehutanan IPB. FMIPA IPB. Departmen MsP-F. Perikanan dan Kelautan IPB. Fakultas Biologi. Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta. Mayor Primatologi sekolah Pasca sarjana IPB. Kebun Raya Cibodas-LIPI. Puslit Biologi-LIPI. Puslit Bioteknologi-LIPI. UPT Balai Konservasi Biota Laut LIPI Ambon.
]uma1 BiologlindoDalal0 (1): 2014
UCAPAN TERIMA KASIH
Jumal Biologl IndoDell• mengucapkan terima kasih dan penghatgaan kepada pata pakat yang telah
rutut sebagai penelaah dalam Volume 10, No 1,]uni2014:
Dr. Amin Suyitno, FMIPA Univetsitas Padjadjaran Bandung
Dr. Netty Widyastuti, Pusat Teknologi Bioindustri-BPPT
Dr. Niken Tunjung Murti Prariwi, Fakultas Perikanan dan Kelautan IPB
Ir. Drs. Eko Harsono M.Si, Puslit Limnologi-LIPI
Dr. Yopi, Puslit Bioteknologi-LIPI
Apon Zaenal Musropa M.Si, Puslit Bioteknologi-LIPI
Dr. Edi Mirmanro, Puslit Biologi-LIPI
Rini Rifiani S.Si, M.Si, Puslit Biologi-LIPI
Ir. Maharadatunkamsi M.Sc. Puslit Biologi-LIPI
Ora. Dwi Agustiyani M.Sc, Puslit Biologi-LIPI
Dr. Syamsul Hidayat, PKT, Kebun Raya Bogor-LIPI
Ir. Ristiyanti M. MatWoro M.Si, Pusli, Biologi-LIPI
Drs. Haryono M.Si, Puslit Biologi-LIPI
Dr. Sih Kahono, Pusli, Biologi-LIPI
Dr. Wartika Rosa Farida, Puslit Biologi-LIPI
,
Jurnal Biologi Indonesia 10(1): 109-117 (2014)
Fluks Bentik dan Potensi Aktivitas Bakteri Terkait Siklus Nitrogen di Sedimen Perairan Mangrove Pulau Dua, Banten
(Benthic Fluxes and Potency of Bacterial Activity Related to Nitrogen Cycle in Pulau Dua Mangrove Sediments, Banten)
Aliati Iswantari t, Yusli Wardiatno ', Niken T.M Pratiwi ' & Iman Rusmana2
I Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan, FPIK, IPB,
)1. Agatis, Kampus IPB Darmaga, Bogor, 16680 ' Departemen Biologi, FMIPA, IPB,)1. Agatis, Kampus IPB Darmaga, Bogor, 16680
Email: [email protected]
Memasukkan: ovember 2013, Diterima: Januari 2014
ABSTRACT Mangrove ecosystem has important role as source of nutrient particularly nitrogen in coastal area. Nitrogen (N) is a
limiting factor in marine and coastal area. The aim of this research was co study benthic fluxes and pmency of bacterial activity in sediment of mangroves area, related to nitrogen cycle. This research was conducted in flooded
mangroves area in Pulau Dua. The seclimem and overlying water was sampled using sedimem core sampler. Experimemal treatment for flux analysis and sediment-slurry were conducted in mree hours. Nmrient of H ,-N. NO :z-N. and NO,-N and abundance of nitrifier. denitrifier, DNRA, and ammonifier were analyzed. The resuics
showed that the abundance of anaerobic bacteria was higher than aerobic bacteria. The dominance of bacterial groups found in sediment was ammonification bacteria. The highest nutrient concentration in sediment was NH,
l'I.. "'i!.~"tt\\c. "''''''''' ".l,,~ "'"",~<I. \:(\.y..~, l'I.\\,l'I. ,~""" '" '<l~= \,,,m "'~ ",,<I.\m~'" ,<> "' .. \~\ "'''''' l'I.Cl ",~ "",e. ~Cl, N. Generally. mangrove sediment in Pulau Dua has higher potency ofbacrerial activity (Vmu and KJ in NO, reduction by anaerobic bacteria than H , oxidation by aerobic bacteria.
Keywords: bacteria, benthic fluxes. mangrove, potency of bacterial activity. sediment
ABSTRAK Ekosistem mangrove memiliki peranan penting sebagai penyumbang nutrien termama nitrogen di perairan pesisir.
Nitrogen (N) merupakan fakror pembaras di perairan tam dan pesisir. Tujuan penelitian ini adalah untuk mempelajari fluks bentik dan Porencsi akriviras bakteri di seclimen area mangrove terkait dengan sikhlS N.
Penelitian ini dilaksanakan di daerah perairan mangrove Putau Dua yang selalu tergenang. Sedimen dan ov~rlying wattr diambil menggunakan sedimmt cor~. Perlakuan untuk anal isis fluks benrik dan sediment-slurry clilakukan sdama tiga jam. Analisis dilakukan tcrhadap nutrien yaitu NH,-N, NO,-N, dan NO,-N, serra kdimpahan kelompok bakreri nitrifikasi, denitrifikasi, amoniflkasi. dan DNRA. Hasil menunjukkan bahwa kelimpahan
kelompok bakteri anaerob lebih tinggi clari bakteri aerob. Kelompok bakteri yang dominan ditemukan di sedimen mangrove Pulau Dua aclalah kelompok bakteri amoniflkasi. Kandungan nmrien N rerringgi di seclimen adalah NH,
-N. i1ai fluks bentik menunjukkan NH,- memiliki kecenclerungan tepas dari seclimen ke air yang lebih besar dibandingkan dengan NO:z-N and NO,- . Secara umum, sedimen mangrove di Pulau Dua memiliki potensi
aktivitas (V mu dan 1<".) yang lebih besar dalarn reduksi NO, oleh bakreri anaerob dibandingkan dengan oksidasi NH, oleh bakteri aerob.
Kata Kunci: potensi akriviras bakreri, Auks bentik, mangrove, sedimen
PENDAHULUAN
Mangrove merupakan vegetasi yang memiliki
peranan penting yang tumbuh di daerah pesisir.
Mangrove berfungsi sebagai pelindung pesisir dari
erosi, ombak, dan juga menjadi perangkap sedimen.
Selain itu, ekosistem mangrove berperan sebagai
penyumbang (sumber) nurrien ke ekosistem pesisir.
Tingginya guguran dari mangrove, degradasi dan
remineralisasinya menjadi salah salll faktor yang
109
Iswanwi dIck.
berkontribusi terhadap tingginya kandungan
nutrien di sedimen mangrove (Silva tt al. 2007).
Menurut Howarth & Marino (2006). nitrogen
(N) merupakan faktor pembaras yang kritis unruk
produktivitas primer dalam sistem pesisir.
Ekosistem mangrove menyediakan relung
ekologis untuk mikroba yang memiliki peran
beragam dalam daur ulang nmrien (Sahoo &
Dhal 2008). Siklus N di area mangrove paling
mama dilakukan oleh mikroba dibandingkan
dengan proses kimia (Alongi tt al. 1992 diacu
dalam Fernandes et al. 2012).
Mikroorganisme yang terkait dengan siklus
N di sedimen perairan. dianraranya nirrifikasi
meliputi AOB (Ammonia Oxidizing Bacteria) dan
NOB (Nitrite Oxidizing Bacteria). denitriflkasi.
anammox (anaerobic ammonium oxidation),
DNRA (dissimilatory nitrate rtduction to
ammonium), dan amoniflkasi (Rajendran 2011;
Canavan et at. 2007; Zhu et aI. 2010). Selain proses
bioturbasi dan bioirigasi oleh bentik organisme.
adanya aktivitas mikroba turut berperan dalam
Buks nutrien bentik-pelagis di sedimen (T uominen
et al. 1999; Volkenborn et at. 2007). F1uks bentik
clapat menggambarkan aktivitas aktual bakteri
dalam pemanfaatan maupun pembentukan N di
sedimen. Kemampuan bakteri tersebut dalam
beraktivitas didukung oleh potensi aktivitas
bakteri dalam memanfaatkan N.
Tujuan dari penelitian ini adalah mempelajari
fluks N bentik (NH,-N. NO,-N. dan NO,-N)
dan potensi aktivitas bakteri (V ~ dan K,.,) yang
terkait dengan siklus N pada sedimen perairan
mangrove Cagar Alam Pulau Dua. Banten.
BAHAN DAN CARA KERJA
Penelitian dilakukan pad. bulan April hingga
Agustus 2013. Pengambilan contoh air dan
sedimen dilakukan di area mangrove yang selalu
tergenang di daerah Cagar Alam Pulau Dua
bagian barat. Banten.
Alat mama yang digunakan adalah acrylic
sediment COrt untuk pengambilan contoh air dan
I 10
sedimen dan alat pemutar untuk perlakuan Buks
bentik. Bahan yang digunakan adalah bahan
bahan untuk analisis parameter kualitas air dan
bahan-bahan media rumbuh bakteri yang sudah
spesiflk untuk kelompok bakteri yang terkait
siklus N.
Bahan untuk anal isis NH,-N (amonia-N).
NO,-N (nitrit-N) mengacu pada Eaton et al.
2005 dan NO,-N (nitrat-N) mengacu pada Rand
et aI. 1979. Bahan media untuk analisis kelimpahan
kelompok bakteri aerob nitriflkasi dibuat
berdasarkan Bhaskar & Charyulu (2005) dengan
modiflkasi sumber N dan C. yaitu AOB (sumber
N: NH, . sumber C: CO,) dan NOB (sumbet N:
NO,. sumber C: CO,). Selanjutnya media untuk
analisis kelimpahan kelompok bakteri anaerob
dibuat berdasarkan Rusmana (2007) dengan
modiflkasi sumber N dan C. yairu bakteri
denitriflkasi (sumber N: NO, . sumber C: asetat).
bakteri fermentatif DNRA (sumber N: NO, .
surnber C: g1ukosa). dan bakreri £ermemarif arnonifikasi (sumber N: pepton. sumber C: glukosa).
Pengkondisian anaerob pada media dilakukan
dengan metode OFN (Oxygen Free Nitrogen).
Pengukuran terhadap beberapa parameter
Iingkungan perairan di air sepecti suhu. pH.
salinitas. dan DO (dissolved oxygen) dilakukan
secara insitu. Pengambilan contoh sedimen juga
dilakukan untuk analisis pH. rasio C/N. dan
tekstur sedimen. Air (overlying watn) dan sedimen
diambil menggunakan core hingga kedalaman 15
em dari permukaan dasar sedimen.
Unruk mengetahui Auks bentik dari sedimen
ke air (ovtrlying water). dilakukan perlakuan pada
contoh sedimen dan air yang sudah diambil
dengan menggunakan sediment core. Selanjutnya
bagian atas dari COrt tersebut ditmup dengan
penutup karet yang sudah dipasangkan alat pemutar
berupa magnetic stirer unruk menghomogenkan
air. Sedimmt core direndam dan diinkubasi selama 3
jam dan alat pemmar dinyalakan selama waktu
inkubasi tersebut. Pengambilan contoh air
dilakukan pada to dan t, jam. Contoh diambil
Fluks Bentik dan Potensi Aktivitas Bakteri Terkait Siklus Nitrogen
menggunakan syringe diawetkan dengan HgCI,
dan selanjurnya dilakukan analisis NH3-N, NO,
N dan N03-N.
Potensi aktivitas bakteri dapat diketahui
melalui percobaan sediment-slurry (Oremland et
aL 1984). Slurry dibuat dari sed.imen yang dieampur
dengan air laut buatan dengan perbandingan 1 :3.
Terdapat dua perlakuan, yaitu slurry anaerobik
(metode OFN) dengan penambahan NaNO, untuk
mengetahui reduksi N03 oleh bakreri anaerob
dan slurry aerobik dengan penambahan NH,CI
untuk mengetahui oksidasi NH, oleh bakteri aerob
(Runcie et al. 2003). Konsentrasi total slurry dalam
perlakuan yaitu 0, 100, 300, 500, 800, dan 1000
flM. Setelah ditambahkan nutrien, slurry diinkubasi
selama 3 jam. Selanjutnya dilakukan analisis
kandungan NH3-N, NO,-N, dan N03-N pada
slurry. Potensi aktivitas bakteri ditentukan melalui
penghitungan nilai V ma dan ~.
Unruk analisis air pori, sed.imen yang digunakan
pada perlakuan fluks bentik dipotong menjadi 3 strata (1-5 cm, 6-10 cm, dan 11-15 cm) .
Selanjurnya dilakukan pengekstralkan air pori
sedimen dengan modiflkasi metode analisis air
pori pada Giesy et al. (1990) & Harkey et al.
(1994) dan dilakukan analisis NH3-N, NO,-N,
dan N03-N.
Analisis kelimpahan bakteri dilakukan pada
air dan sedimen yang telah dipotong. Analisis
dilakukan terhadap kelompok bakteri AOB, NOB,
denitrifikasi, DNRA, dan amonifikasi dengan
menggunakan metode MPN (Most Probable
Number) . Setelah bakteri ditumbuhkan di media
dan diinkubasi, dilakukan pengujian keberadaan
bakteri. Keberadaan kelompok bakted AOB dan
denitrifikasi diuji berdasarkan pembentukan
NO" keberadaan kelompok bakteri NOB diuji
berdasarkan pereduksian NO" dan keberadaan
kelompok bakteri DNRA dan amonifikasi diuji
berdasarkan pembentukan NH3 pada media.
Hasil dari anal isis MPN dihitung dengan
menggunakan perangkat lunak MPN Calculator,
Build 23.
Fluks N bentik dad sedimen ke air (sediment
overlying water) dihitung menggunalkan formula
bedkut (Ferguson et al. 2004):
BF=([Cd-C.J.V/SAl
T Keterangan : Bf,; fluks nutrien bentik (rmol m-1 h-! ), CrQ=
konsentrasi nunien (flmol L-!) di ov~riying water pada waktu periode awalt Cd = konscntrasi nurrien (pmol V I) di olleriying water pada wakru periode akhir, V = volume air di olluiying water (L) di wadah inkubasi, SA= area permukaan sedimen (ml) di wadah inkubasi , T = wakru (h)
Penentuan potensi akrivitas mikrobial (V max
dan ~) dilakukan menggunakan persamaan
kinetika Michaelis-Menten, plot Lineweaver-Burk
"double reciprocal' dengan rumus sebag.i berikut
(Dowd & Riggs 1965):
Keterangan: V = laju akrivira5 (pmol jam-I gram sedimen-I),
C.= konsemrasi substrat (p.M), V mu.= laju akriviras maksimum (pmol jam-I gram sedimen-I). Km= konsemrasi saar 1,-2 V mu. (pM)
Regresi linier dan uji t digunakan untuk
mengetahui hubungan dan signifikansi perbedaan
antara satu komponen dengan komponen lainnya.
HASIL
Karakteristik Air dan Sedimen
Perairan mangrove Pulau Dua bagian barat
memiliki salinitas yang berkisar 26-27%0, pH 8,
dan kandungan DO yang cukup rendah yaitu
0,66 mg L·1 Karakteristik sedimen dad perairan
mangrove tersebut dapat dilihat pada Tabel I.
Kelimpahan Bakteri
Kelimpahan bakreri di air dan sedimen
mangrove dapat dilihat pada Gambar I. Berdasarkan
gam bar tersebut, diketahui bahwa kelimpahan
kelompok bakteri nitrifikasi (AOB dan NOB),
denitrifikasi dan DNRA tertinggi di sedimen
III
Iswantari ill.
Tabcll. Karakreristik sedimen di area mangrove Pulau Dua, Bamen
Kedalaman
(em)
0-5
6-10
11-15
J,5xIOJ - ~ 3,Ox 103 - -~ -;- 2,5x 1 03 .0 _ E .:.: - '" 2 Ox 103
, " , 0...Jo.o 3 ~ E z 1,5xlO ~zo.. 103 ~ 0. ::1 ~::1' 0' ~ . c 5,Oxl .0 " ~ '" -- E o.~:..o E ~ .- ~ - -~
'" o
-§ __ 10' ~ -;-:::::.:- ~ 8xlO' o ~ SD ~ E z 6x10' o z "-"i) Q.. :E -"'::E ' 4xlO' c , c oj " ~ 2. :§. .5 2xlO' E 1l .- ~ 0 - -~
Total N pH C (%)
(%)
8,17 2,22 0,12
8,21 2,35 0,12
8,27 1,68 0,21
air 0-5 6-10 11-15
Strata kedalaman sedimen (em)
air 0-5 6-10 11-15 Strata kedalaman sedimen (em)
Rasio
CIN
17,81
19,09
8,09
8xl05
o
Tekstursedimen (%)
Posir Debu Liat
40,06 53,88 6,06
38,55 54,89 6,56
39,92 55 ,19 4,89
i
air 0-5 6-10 II-IS Strata kedalaman sedimen (em)
Keterangan: [2l AOB III!lII NOB - Oenitrifikasi D DNRA ~Amonifikasi
Gamba..r 1_ Kelimpahan bakteri yang terkair siklus N di air dan sedimen area mangrove Pulau Dua
mangrove Pulau Dua terdapat pada strata 0-5 em_
Selanjutnya kelimpahan kclompok bakteri amonifikasi
di sedimen mangrove Pulau Dua mendominasi
kelompok bakteri terkait siklus N lainnya.
Profil Air Pori Sedim en
Berdasarkan Gambar 2, diketahui bahwa
kandungan NH,-N di air lebih rendah dibandingkan
di sedimen. Sedimen mangrove pada setiap strata
kedalaman memiliki kandungan NHJ-N yang
lebih tinggi dibandingkan dengan kandungan
NO,-N dan NO,-N (P(T <=t) < 0,05).
112
~(rrgI})
o 10 20 30 • arr
Ket~ • NH3""N
- N:J,-N
- l\Q-N
15
Gambar 2. Profu nurrien pada air dan air pori sedimen mangrove Pulau Dua
Fluks Bentik dan Potcnsi Aktivitas Bakteri Tcrkait Siklus Nitrogen
Fluks Nitrogen
Hasil percobaan fluks bentik terhadap air dan
sedimen dari Pulau Dua menunjukkan hasil yang
cenderung mengarah ke pembenrukan N (Gambar 3).
Fluks NH,-N berkisar 44,96-108,82 ~ol m-' h-',
fluks NO,-N berkisar dari 3,85xlO"-1 ,57xlO" ).lmol
m-' h-' , dan fluks NO,-N berkisar dari -1,04-2,62
~ol m-' h-' . Fluks NH,-N merupaltan yang paling
besar terjatli tlibandingkan NO,-N dan NO,-N.
Konsentrasi awal dari NH,-N, NO,-N dan NO,
N tliduga berkaitan dengan fluks N yang dihasilkan
dengan R' berturut-turut 99,01%, 96,61 %, dan
89,55 % (Gam bar 3).
Potensi aktivitas Bakteri dalam Reduksi NO,
dan Oksidasi NH,
Berdasarkan Gambar 4a dan 4b, diketahui
bahwa semakin tinggi konsentrasi total slury maka
besor NO, yang direduksi dan NH, yang dioksidasi
semakin meningkat. Selanjutnya nilai V = dan K", hasU perlakuan slurry dapat tlilihat pada Tabel 2.
Berdasarkan ,abel tersebm, aktivitas reduksi NO,
120
-- 100 • ~
N • e - 80 0
e ~ 60 -:z • ~
'" 40 :z • ~
20 • -~ 0
-
I 2 3
0,010
:." 0,008 N • e -E 0,006 ~
:z M 0,004
o :z ~ 0,002 -~
0,000 I 2
pada setiap strata kedalaman sedimen memiliki
laju (V""J yang lebih tinggi dibandingkan dengan
aktivitas oksidasi NH,.
PEMBAHASAN
Siklus N di perairan mangrove tidak terlepas
dari peran mikroorganisme yang hidup di
dalamnya. Analisis terhadap kelimpahan
kelompok bakteri nitrifikasi, denitrifikasi, DNRA,
dan amonifikasi di air dan sedimen mangrove
dapat mewakili dugaan keberadaan dan keterkaitan
perannya dalam siklus N.
Nitriflkasi merupakan reaksi penting dalam
siklus nitrogen yang mernbutuhkan oksigen dalam
proses oksidasi NH, menjadi NO, dan oksidasi
NO, menjadi NO, (Agustiyani et at. 2010;
Prosser 2005). Pada strata 0-5 em diduga terdapat
oksigen yang lebih memadai dibandingkan kedalaman
yang lebih dalam yang menyebabkan kelimpahan
bakteri di strata sedimen di bawahnya menurun
(Gambar I). Bila dikaitkan dengan kandungan
3
3
--:." 2
N • e '0 I e ~
'f OhrT-~
o :z .: -I • -~
_2L-____ _
I 2 3 Titik pengambilan contoh Titik pengambilan contoh Titik pengambilan contoh
Gambar 3. Fluks NH,-N, NO,-N, dan NO,-N bemik di perairan mangrove Pulau Dua
T.bcl2 . Laju aktivitas bakteri maksimum (V~) dan Konsemrasi (K,.) pada sedimen mangrove Pulau Dua
Strata Reduksi NO, OksiclasiNH,
kedalaman Vmu
~ R' Vmu
~ R' (lllIlOl jam" gram (Ilmol jam" gram
(em) (pM) (%) (pM) (%) sedimen-') .edimen·')
0-5 58,82 815,88 99,81 23,81 2348,10 98,44
6-10 62,50 843.13 99.76 17,86 555,89 67,73
11-15 32,26 379,68 93,97 21 ,28 148,09 71,81
113
Iswantari ill.
600
500 ~
~ -3400 .-£ 300
" " :g 200 0 ~
100
a
1400
1200
~1000 ~
.- 800
£ 600 " " 400 ~
" 0 ~ 200
a
a
a 100 300 500 800 1000 0-5
a 100 300 500 800 1000 6-10
o 100 300 500 800 I ()()()
I 1-15 Konsentrasi yang ditambahkan (flM) per strata sedimen (cm)
b
a 100 300 500 800 1000 a 100 300 500 800 1000 a 100 300 500 800lOOC
0-5 6-10 11-15 Konsentrasi yang ditambahkan (flM) per strata sedimen (cm)
Keterangan: • NH3~N02 ~N03
Gambar 4 . Hasil analisis NH" NO" dan NO, pada perlakuan "dimmt- slurry a) dengan penambahan NaNO, d= b) dengan penambahan NH,C1
DO di air yang berkisar 0,66-0,88 mg L·1, dapat
diduga kandungan DO pada serumen lebih rendah.
Namun pada kondisi ini bakteri niuifikasi masih
dapat ditemukan. Hocaoglu et at. (20 II)
menyatakan bahwa proses nitrifikasi masih bisa
berjalan pada DO sangat rendah yaitu 0,15-0,5
mg L-1 meskipun tidak optimal.
Denitrifikasi adalah proses mikrobial dimana
NO, dan NO, diubah menjadi N , O dan N , di
sedimen aerobik maupun anaerobik (Long et at.
2013). Secua umum, kdimpahan bakteri denitrifikasi
yang ditemukan lebih tinggi dari bakteri DNRA
(Gam bar 1). Kondisi rasio C/N di sedimen
mangrove Pulau Dua tergolong sedang dan
semakin ke strata yang lebih dalam rasionya
114
semakin rendah rendah (Tabel 1). Pada rasio C • -
rendah, proses yang dapat mendominasi adalah
denitrifikasi, sedangkan pada C/N tinggi , proses
yang dapat mendominasi adalah DNRA (Koike &:
Hattori 1978; Nedwell 1982 diacu dalam
Rusmana 2007).
Berdasarkan Gambar I, kelompok bakten
amonifikasi diketahui merupakan bakteri yang
dominan ditemukan di sedimen mangrove Pulau
Dua. Pada penelitian yang dilakukan Badjoeri n
at. (2010) di lahan tambak juga menunjukkan
bahwa bakteri penghasil amonium merupakao
bakteri dengan kelimpahan tertinggi yang
ditemukan di sedimen. Bakteri amonifikasi
merupakan bakteri heterotrof yang mampu
Fluks Bentik dan Potensi Aktivitas Bakteri Terbit SikJw Nitrogen
memanfaatkan N organik secara langsung dan
mengubahnya menjadi amonia. Tingginya
guguran dari vegetasi mangrove (Silva <t at. 2007)
diduga menjadi sumber bahan organik yang tinggi
bagi perairan mangrove yang kemudian
dimanfaatkan oleh bakteri amonifikasi.
Kandungan NH,-N di sedimen mangrove
Pulau Dua lebih tinggi dibandingkan dengan
NO,-N dan NO,-N (Gam bar 2). Hal ini diduga
lebih terkait dengan kelimpahan kelompok
bakteri amonifikasi (penghasil NH,) yang
mendominasi kelimpahan bakteri di setiap strata
kedalaman sed.imen mangrove Pulau Dua. Menurut
Silva et at. (2007), degradasi dan remineralisasi
bahan organik merupakan salah satu faktor yang
berkontribusi terhadap tingginya konsentrasi N di
sedimen mangrove. Rendahnya kandungan NO,
N dan NO,-N diduga terkait dengan rendahnya
kandungan oksigen di sed.imen. Menurut 10rgensen
& Revsbech (I985), kandungan oksigen di
sedimen semakin dalam akan semakin rendah.
Hal ini dapat menyebabkan aktivitas bakteri
aerob dalam oksidasi NH, dan NO, menjadi
rendah.
Siklus N merupakan proses yang ber
kesinambungan. Produk dari suatu proses reduksi
maupun oksidasi dalam siklus N dapat digunakan
unruk menjalankan proses lainnya (Zhu a aL 2010).
Fluktuasi pembentukan maupun pemanfaatan
NH,-N, NO,-N, dan NO,-N tersebur diduga
terkait dengan adanya keberadaan dan aktivitas
kelompok bakteri terkait siklus N di sedimen.
Berdasarkan hasil perhitungan, fluks NH,-N dan
NO,-N ru perairan mangrove Pulau Dua cenderung
bemilai positif yang lebih mengarah ke
pembentukan NH,-N dan NO,-N, sedangkan
fluks NO,-N cenderung bemilai negatif yang
men unjukkan terjadi pemanfaatan NO,-N
(Gam bar 3).
Fluks NH,-N lebih tinggi dibandingkan
fluks NO,-N dan NO,-N. Hal ini diduga terkait
dengan tingginya kelimpahan kelompok bakteri
amonifikasi dan tingginya kandungan NH,-N di
sedimen mangrove. Berdasarkan hal tersebut,
sedimen mangrove Pulau Dua berpotensi sebagai
penyumbang arnonia yang cukup besar ke perairan.
Berdasarkan hasil anal isis regresi, terdapat dugaan
bahwa terjadinya fluks N di perairan terkait
dengan faktor kimia yaitu konsentrasi insial (awal)
nutrien tersebut. Bila konsentcasi awal nutrien di
air rendah, maka fluks bentik yang dihasilkan
akan tinggi, dan sebaliknya.
Berdasarkan hasil anal isis perlakuan sediment
slurry anaerobik (Gam bar 4a), diketahui bahwa
telah terjadi teduksi NO, yang diduga dilakukan
oleh kelompok bakteri denitrifikasi dan DNRA.
Hasil dari reduksi NO, oleh kelompok bakteri
denitriflkasi dapat dilihat pada adanya
peningkatan kandungan NO, seiring dengan
meningkatnya reduksi nitrat. Namun hasH
reduksi dari bakreri DNRA tidak dapat dilihat
karena kandungan NH, mengalami penurunan.
Hal ini dikarenakan H , juga digunakan oleh
bakteri denitrifikasi untuk beraktivitas (Rusmana
2007). Berdasarkan hal tersebut, dapat diduga
bahwa kelompok bakteri denirrillkasi lebili dominan
dalam melakukan reduksi nitrat di sedimen
mangrove Pulau Dua yang didukung oleh
kelimpahan bakteri denitrifikasi yang lebih tinggi
dibandingkan dengan bakteri DNRA.
Pada perlakuan sediment-slurry =obik (Gambar
4b) diduga telah rerjadi aktivitas oksidasi NH,
oleh kelompok bakteri nitrifikasi. Namun hasH
aktivitas dari bakteri tersebut tidak tergambar
pada hasH NO,-N dan NO,-N yang didapatkan.
Hal rersebut mengindikasikan rendahnya aktiviras
oksidasi NH, oleh kelompok bakteri nitriflkasi.
Fluks dapat menggambarkan aktivitas aktual
dari mikroorganisme dalam memanfaatkan
pencemar N yang terjadi sebenamya di pernran
tersebut. Sedangkan V ma dan K", mencerminkan
potensi aktiviras pada konrusi ideal mikroorganisme
perairan untuk memanfaatkan pencemar N .
Berdasarkan hasH perhirungan, diketahui bahwa
laju aktivitas maksimum (V =) aktivitas reduksi
NO, pada setiap strata sedimen oleh bakteri
115
Iswancari ill.
anaerob lebih tinggi dibandingkan dengan
oksidasi NH, bakteri aerob (Tabel 2). Nilai K", pada reduksi NO, cenderung lebih tinggi
dibandingkan dengan oksidasi NH, kecuali pada
strata 0-5 cm. Fox (1991) diacu dalam Putra
(2009) menyatakan bahwa nilai Km kecil berarti
kompleks E-S manrap dan aflniras enzim terhadap
substrat ringgi. sedangkan bila nilai Km besar
afinitasnya menjadi rendah. Secara umum.
tingginya akrivitas reduksi NO, dibandingkan
dengan oksidasi NH, di sedimen mangrove Pulau
Dua diduga terkait dengan kelimpahan bakteri
anaerob yang lebih tinggi dibandingkan bakteri
aerob.
KESIMPULAN
Fluks N bentik yang terjadi di perairan
mangrove Pulau Dua mengindikasikan sumbangan
NH,-N dari sedimen ke perairan yang lebih besar
dibandingkan dengan NO,-N dan NO,-N.
Secara umum. potensi aktivitas (K". dan V ,,"J reduksi NO,oleh bakteti anaerob pada sedimen
mangrove Pulau Dua lebib ringgi dibandingkan
dengan oksidasi NH, oleh bakteri aerob.
DAFTAR PUSTAKA
Agustiyani. D .• RM. Kayadoe. & H. Imamuddin.
2010. Oksidasi nittit oleh bakteri
heterotrofik pada kondisi aerobik. j. Bioi.
lndones. 6(2) : 265-275.
Badjoeri. M .• YP. Hasruri. T. Widiyanto. & I. Rusmana 2010. Kclimpahan bakreri penghasil
senyawa amonium dan nitrit pada sedimen
tambak sistem semi intensif. Limnouk. 17
(I): 102-111.
Bhaskar. K. & PBBN. Charyulu. 2005. Effect of
environmental faccors on nitrifying bacteria
isolated from the rhizosphere of S'taria
italiea (L.) Beauv. Afr. j. Bioteehno!' 4(10):
1145-1146.
Canavan. RW .• AM. Lavetman. & CPo Slomp.
116
2007. Modeling nitrogen cycling in a
coastal fresh water sediment. Hydrobiologia.
584: 27-36.
Dowd. JE .• DS. Riggs. 1965. A comparison of
estimates of michaelis-menten kinetic constants
from various linear transformations. J Bioi.
Chem. 240 (2): 863-869.
Eaton. AD .• LS. Clesceri. AE. Greenberg. & EW.
Rice. 2005. Standard m(fhod for th,
examination of water and wastewater. 21 Jt
ed APHA-A WW A- WPCF. Washington D.C.
Ferguson. AJP .• BD. Eyre. & JM. Gay. 2004
Benthic nutrient fluxes in euphoric sediments
along shallow sub-tropical estuaries.
northern New South Wales. Australia.
Aquat. Mierob. Eeo!. 37: 219-235.
Fernandes. SO .• VD. Michotey. S. Guasco. Pc.
Bonin. & PAL Bharathi. 20 12. Denitrification
prevails over anammox in tropical mangrove
sediments (Goa. India). Mar. Environ. Res.
74: 9-19.
Giesy. JP.. C]. Rosiu. RL. Graney. & MG. Henry.
1990. Benthic invertebrate bioassays with
coxic sediment and pore water. Environ.
Toxieo!. Ch,m. 9(2): 233-248.
Harkey. GA.. PF. Landrum. & SJ. Klaine. 1994.
Comparison of whole-sediment. e!utriate
and pore-water exposures for use in
assessing sediment-associated
contaminants in bioassays.
Toxieol. Ch,m. 13(8): 1315-1329.
• organlc
Environ.
Hocaoglu. SM. G. Inse!. EU. Cokgor. & D.
Orhon. 20ll. Effect of low dissolved
oxygen on simultaneous nitrification and
denitrification in a membrane bioreactor
treating black water. Biom. T"hno!. 1 02:
4333-4340.
Howarth. RW. & R. Marino. 2006. Nitrogen as
the limiting nutrient for eutrophication in
coastal marine ecosystems: Evolving views
over three decades. Limno!. Ouanogr. 51 (I.
parr 2): 364-376.
J0rgensen. BB. & NP. Revsbech. 1985. Diffusive
Fluks Bentik dan Potensi Aktivitas Bakteri Terk.ait Siklw Niuogen
boundary layers and the oxygen uptake of
sediments and detritus. Limnol Oceanogr.
30(1): 11-122.
Koike, I. & A. Hattori. 1978. Denitrification and
ammonia formation in anaerobic coastal
sediments. Appl. Environ. Microbiol 35(2):
278-282.
Long A, J. Heitman, C. Tobias, R Philips, & B. Song.
2013. anammox, denitrification,
and codenitriflcation in agricultural soils.
Appl. Environ. Microbiol. 79(1): 168-176.
O remland, RS., e. Umberger, CWo Culbertson,
& RL. Smith. 1984. Denitrification in San
Francisco Bay intertidal sediments. Appl.
Environ. Microbiol. 47(5): 1106-1112.
Prosser, JI. 2005. Nitrification. Dalam: Hillell, D.
Encyclopedia of Soils in the Environment.
Academic Press. Elsevier. 31-39
Putra, GPG. 2009. Penentuan kinetika enzim
poligalakturonase (PG) endogenous dari
pulp biji kakao.JumalBio/ogi. Xlll(I): 21-24.
Rajendran, J. 2011. Nitrification activity in New
Zealand soils and the variable effectiveness
of dicyandiamide. [DisertasiJ. New Zealand:
Massey University.
Rand, Me., AE. Greenberg, & MJ. Taras. 1979.
Standard method for the examination of
water and wastewater. 14'" ed. APHA
AWWA-WPCF. Washington D.e.
Runcie, JW., RJ. Ritchie, & AWD. Larkum.
2003. Uptake kinetics and assimilation of
inorganic nitrogen by Catenella nipae and
Ulva lactuca. Aquat. Bot. 76: 155-174.
Rusmana, I. 2007. Effects of Temperature on
denitrifYing growth and nitrate reduction
end products of Comamonas testosteroni
isolated from estuarine sediment. Microbiol.
Indoner. 1 (1): 43-47.
Sahoo, K. & NK. Dhal. 2008. Potential microbial
diversity in mangrove ecosystems: A review.
Indian J Mar. Sci. 38(2): 249-256.
Silva, CARE., SR Oliveira, RDP. Rego, & AA.
Mozeto. 2007. Dynamics of phosphorus
and nitrogen through litter fall and
decomposition in a tropical mangrove
forest. Mar. Environ. Res. 64(4): 524-534.
Tuominen, L, K. Makela, KK. Lehtonen, H.
Haahti, S. Hietanen, & J. Kuparinen.
1999. Nutrient fluxes, porewater profiles
and denitrification in sediment influenced
by algal sedimentation and bioturbation by
Monoporeia affinir. Ertuar. Coast. Shelf
S. 49: 83-97.
Volkenborn, N., L. Polerecky, SIC. H edtkamp,
JEE. van Beusekom, & D. de Beer. 2007.
Bioturbation and bioirrigation extend the
open exchange regions in permeable
sediments. LimnoL Oceanogr. 52(5): 1898-
1909.
Zhu, G., MSM. Jetten, P. Kuschk, KF. Ettwig, &
e. Yin. 2010. Potential roles of anaerobic
ammonium and methane oxidation in the
nitrogen cycle of wetland ecosystems. Appl
MicrobioL BiotechnoL 6: 1043-1055.
117
Jurnal Biologi Indonesia 10 (1): 2014
PANDUAN PENULIS
Naskah dapar dirulis dalam bahasa Indonesia arau bahasa Inggris. Naskah disusun dengan urUlan:
JUDUL (bahasa Indonesia dan Inggris), NAMA PENULIS (yang diserrai dengan alamar Lembagal
Insransi), ABSTRAK (bahasa Inggris, dan Indonesia maksimal 250 kara), KATA KUNCI (maksimal 6
kara), PENDAHULUAN, BAHAN DAN CARA KERJA, HASIL, PEMBAHASAN, UCAPAN
TERlMA KASIH (jika diperlukan) dan DAFTAR PUSTAKA. Penulisan Tabel dan Gambar dirulis di lembar rerpisah dari reks.
Naskah dikerik dengan spasi ganda pada kertas HVS A4 maksimum 15 halaman rermasuk gambar, foro, dan rabel disertai CD. Baras dari repi kiri 3 em, kanan, aras, dan bawah masing-masing
2,5 cm dengan program pengolah kara Microsoft Word dan ripe huruf Times New Roman berukuran 12 point. Seriap halaman diberi nomor halaman secara berururan. Gambar dalam benruk grafikldiagram
harus asli (bukan forokopi) dan foro (dieerak di kertas liein arau di scan). Gambar dan Tabel di rulis dan
diremparkan di halaman rerpisah di akhir naskah. Penulisan simbol a, b, c, dan lain-lain dimasukkan
melalui fasiliras insert, ranpa mengubah jenis huruf. Kara dalam bahasa asing dicerak miring. Naskah
dikirimkan ke alamar Redaksi sebanyak 3 eksemplar (2 eksemplar ranpa nama dan lembaga penulis).
Penggunaan nama suaru rumbuhan arau hewan dalam bahasa Indonesia/Daerah harus diikuri
nama ilmiahnya (cerak miring) beserra AUlhornya pada pengungkapan pertama kali.
Pusraka didalam reks dirulis berururan secara abjad.
Conroh penulisan Dafrar Pusraka sebagai berikur :
Jurnal : Hara, T., JR. Zhang, & S. Ueda. 1983. Idenrificarion of plasm ids linked wirh polygluramare
producrion in B. subrilis. j. Gen. Apll. Microbiol. 29: 345-354.
Buku:
Chaplin, MF. & C. Bueke. 1990. Enzyme Technology. Cambridge University Press. Cambridge.
Bab dalam Buku :
Gerhart, P. & SW. Drew. 1994. Liquid culrure. Dalam : Gerhart, P. , R.G.E. Murray, W.A. Wood, &
N.R. Krieg (eds. ). Methods for General and Molecular Bacteriology. ASM., Washingron . 248-277.
Absrrak:
Suryajaya, D. 1982. Perkembangan ranaman polong-polongan Ulama di Indonesia. Absrrak Pertemuan
I1miah Mikrobiologi. Jakarta. 15 -18 Okrober 1982.42.
Prosiding :
Mubarik, NR., A. Suwanro, & MT. Suhartono. 2000. Isolasi dan karakrerisasi prorease eksrrasellular
dari bakreri isolar rermofilik eksrrim. Prosiding Seminar nasional Indusrri Enzim dan
Bioreknologi II. Jakarta, 15-16 Februari 2000.151-158.
Skripsi, Tesis, Diserrasi :
Kemala, S. 1987. Pola Pertanian, Indusrri Perdagangan Kelapa dan Kelapa Sawir di Indonesia.
[Disertasil. Bogor : Insrirur Pertanian Bogor.
Informasi dari Internet:
Schulze, H . 1999. Derecrion and Identificarion of Lories and Porros in The Wild; Informarion for
surveys/Esrimared of popularion density. hrrpllwww.species. ner/primares/loris/lorC p.l.hrml.
•
Fauna Tungau Macrochelidae (Mesostigmata: Acari) dan Asosiasinya dengan Kumbang 83 Kotoran di Gunung Sawal. Ciamis. Jawa &uat
Sri Hartini Senyawa Antibakteri Daun Belawan Putih (Tristaniopsis whiuana) 93
Dewi Handayani, SlIminar S. Ammadi & Andria Agusta SifiH Fisikokimia Tepung Gembili (Dioscor(a <scultnta (Lour.) Burk.) Hasil Fermentasi 101 dengan Penambahan Inokulum Bakteri Sdulolitik dan Bakteri Asam Laktat
lwan Saskiawan & Maid.tun Nati'ah Fluks Bentik dan Aktivitas Potensial Bakteri Terkait SikJus Nitrogen di Sedimen 109 Perairan Mangrove Pulau Dua. Banten
Aliati Iswantari, Yusli Wardiatno, NikenT M PratiiVi& Iman R"s .... na Keragaman Morfologi dan Genetik Padi Gogo Lokal Asal Banten 119
Enung Sri M liyaningsih & Sri Indrayani Hutan Mangrove di Yenanas, Pulau Batanta. Kabu paten Raja Arnpat. Propinsi Papua 129 Barat
Suhardjono
11JLISAN PENDEK Identifikasi Molekulec Virus Papilloma Genital Pada Dua Spesies Primata di Fasilitas Penangkaran Pusat Srudi Satwa Primata - Institut Pectanian Bogor
uti Kartika Sari, Lilla H. Suparto & Diah Iskandriati Evaluasi Anatomi Daecah Sambungan Pada Tiga Teknik Penyambungan Techadap Keberhasilan Penyambungan Interspesifik pada Vireya Rhododendron
LinaJ ... iriah &Wiguna Rahman
139
145