18
- Ak .... lit •• i: 4601 AU2/P2MI -UPI/08/20 12 Vol. 10, No.1 Jlloi 2014 Oinamika Vegetasi pada Petak Permanen Rasamala (Altingiatxctlsa Noronha) di Bodogol. Taman Nasional Gunung Gede Pangrango. Jawa Barat AsepSadili Energi Metabolisme Semu dan Efisiensi Metabolik pada Serindit Sumatera (£0 riculus galgulus L.. 1758) Andri Pelmala S .. i lie Rini Rammatib Kajian Arsitektur Pohon dalam Upaya Konservasi Air dan Tanah: Studi Kasus Altingia txctlsa dan Schima wallichii di Taman Nasional G. GOOe Pangrango Eni Nuraeni. Oede Setiadi lie Oidik Widyatmoko Fitososiologi Hutan Pegunungan di Lereng Tenggara Gunung Salak Edi MirmanID Kepadatan Ikan Napoleon (Chtilinus Undulatus) di Perairan Sinjai dan Bone-Sulawesi Sciatan Amran Ronny Syam lie Mujiyanto Ekspresi Si tokin Tumor Necrosis Factor (fNF-o) dan Interferon (IFN-y) pada sel MOCK yang diinfeksi virus avian influenza subtipe H5NI asaiindonesia NLP. Indi Oharmayanti, Ukhti Owi R illah, Farida Syamsiah lie Risa Indriani Oinamika Populasi Atacto,ua striata (Gmelin. 1791 )(Mollusca: Mesodesmatidae) di Pantai Berpasir Ohoider,Kep. Kei Kecil. Maluku Tenggara Heryanto lie AW. Radjab Annonaceae dari Wawonii, Sulawesi Tenggara Rugayab Pengembangan Sistem Oeteksi Senyawa Sianogen dalarn Ubi Kayu ()vfanihot tscultnta Crantz) dengan Pendekatan Enzimatis Nunik Sulistinah, Rioi Riffi.oi lie B.mb.og Sun ...... Ditemitk.n oleh: PERHIMPUNAN BIOWGI INDONFSIA Bekerje'lma dengan PUSUT BIOWGI - UPI 1 1 1 17 27 39 47 57 67 77

UPI/08/20 12 - IPB University

  • Upload
    others

  • View
    0

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: UPI/08/20 12 - IPB University

-

Ak....lit •• i: 4601 AU2/P2MI -UPI/08/20 12

Vol. 10, No.1 Jlloi 2014

Oinamika Vegetasi pada Petak Permanen Rasamala (Altingiatxctlsa Noronha) di

Bodogol. Taman Nasional Gunung Gede Pangrango. Jawa Barat AsepSadili

Energi Metabolisme Semu dan Efisiensi Metabolik pada Serindit Sumatera

(£0 riculus galgulus L.. 1758) Andri Pelmala S .. i lie Rini Rammatib

Kajian Arsitektur Pohon dalam Upaya Konservasi Air dan Tanah: Studi Kasus Altingia txctlsa dan Schima wallichii di Taman Nasional G. GOOe Pangrango

Eni Nuraeni. Oede Setiadi lie Oidik Widyatmoko Fitososiologi Hutan Pegunungan di Lereng Tenggara Gunung Salak

Edi MirmanID Kepadatan Ikan Napoleon (Chtilinus Undulatus) di Perairan Sinjai dan Bone-Sulawesi Sciatan

Amran Ronny Syam lie Mujiyanto Ekspresi Si tokin Tumor Necrosis Factor (fNF-o) dan Interferon (IFN-y) pada sel MOCK yang diinfeksi virus avian influenza subtipe H5NI asaiindonesia

NLP. Indi Oharmayanti, Ukhti Owi R illah, Farida Syamsiah lie Risa Indriani Oinamika Populasi Atacto,ua striata (Gmelin. 1791 )(Mollusca: Mesodesmatidae) di

Pantai Berpasir Ohoider,Kep. Kei Kecil. Maluku Tenggara Heryanto lie AW. Radjab

Annonaceae dari Wawonii, Sulawesi Tenggara

Rugayab Pengembangan Sistem Oeteksi Senyawa Sianogen dalarn Ubi Kayu ()vfanihot tscultnta

Crantz) dengan Pendekatan Enzimatis Nunik Sulistinah, Rioi Riffi.oi lie B.mb.og Sun ......

Ditemitk.n oleh:

PERHIMPUNAN BIOWGI INDONFSIA

Bekerje'lma dengan

PUSUT BIOWGI - UPI

1

1 1

17

27

39

47

57

67

77

Page 2: UPI/08/20 12 - IPB University

• •

Jurnal Biologi Indonesia 10 (1) : 2014

-Jurnal Biologi Indonesia direrbirkan oleh Perhimpunan Biologi Indonesia. Jurnal ini memuar hasH penelirian araupun kajian yang berkairan dengan masalah biologi yang direrbirkan secara berkala dua kali

serahun U uni dan Desember) .

Editor

Kerua Prof. Dr. Ibnu Maryanro

Anggora Prof. Dr. I Made Sudiana

Dr. Deby Ariiiani

Dr. Izu Andry Fijridiyanro

Dewan Editor I1miah

Dr. Abinawanro, FM IPA VI

Dr. Achmad Farajalah, FMIPA IPB

Dr. Ambariyanro, F. Perikanan dan Kelauran UNDIP

Dr. Aswin Usup F. Pertanian Universiras Palangkaraya

Dr. Didik Widiyarmoko, PK Tumbuhan, Kebun Raya Cibodas·UPI

Dr. Dwi Nugroho Wibowo, F. Biologi UNSOED

Dr. Parikesir, F. MIPA UNPAD

Prof. Dr. Mohd.Tajuddin Abdullah, Universiri Malaysia Sarawak Malaysia

Assoc. Prof. Monica Suleiman, Universiri Malaysia Sabah, Malaysia

Dr. Srihadi Agungpriyono, PAVer(K), F. Kedokreran Hewan IPB

Y. Surjadi MSc, Pusar Penelitian ICABIOGRAD

Drs. Suharjono, Pusar Penelirian Biologi-UPI

Dr. Tri Widianro, Pusar Penelirian Limnologi-UPI

Dr. Wirjaksono Pusar Penelitian Biologi-UPI

Sekreradar

Eko Sulisryadi M.Si, Dewi Citra Murniari M.Si, Herry Irawari PU, S.Kom

Aiamar

d/a Pusar Penelirian Biologi . UPI

JI. Ir. H. Juanda No. 18, Bogor 16002 , Telp. (021) 8765056

Fax. (021) 8765068

Email : [email protected]; [email protected]; [email protected]; [email protected]

Websire: http: //biologi.or.id

Jurnal Biologi Indonesia relah diakredirasi ulang berdasarkan SK Kepala UPI 7421 El2012 ranggal 7 Agusrus 2012, Akredirasi:No. 460/AU2/P2MI-L1PI/08/2012.

Page 3: UPI/08/20 12 - IPB University

Jurnal Biologi Indonesia 10 (I): 2014

Diterbitkan oleh:

PERHIMPUNAN BIOLOGI INDONESIA .

Bekerjasama dengan

PUSLIT BIOLOGI-LIPI

Page 4: UPI/08/20 12 - IPB University

,

Jumal BJoIop Indoa .. 1a 10 (I): 2014

DAFTARISI

Dinamika Vegerasi pada Perak Permanen Rasamala (Altingia rxu/sa Noronha) di Bodogol,

Taman Nasional Gunung Gede Pangrango, Jawa Barar

Asep Sadili Energi Metabolisme Semu dan Eftsiensi Metabolik pada Serindit Sumarera

(Loriculus galgulus L., 1758) Andri Permata Sari & Rioi Rachmatika

Kajian Arsitekrur Pohon dalam Upaya Konservasi Air dan T anah: Srudi Kasus Altingia rxu/sa dan Schima wallichii di Taman Nasional G. Goo. Pangrango

Eni Nuraeni, Oed. Setiadi & Oidik Widyatmoko Fitososiologi Hutan Pegunungan di Lereng Tenggara Gunung Salak

Edi Mirmanto Kepadatan Ikan Napoleon (Ch<ilinus Undulatus) di Perairan Sinjai dan Bone-Su!awesi Selatan

Amran Ronny Syam & Mujiyanto Ekspresi Sirokin Tumor Necrosis Factor (TNF-a) dan Interferon (lFN-y) pada sel MOCK

yang diinfeksi virus avian influenza subtipe H5Nl asal Indonesia

NLP. Indi Oharmayanti, Ukhti Owi Rillah, Farida Syam5iah & Ri5a Indriani Dinamika Popu!asi Atactotka striata (Gmdin, 1791HMollusca: Mesodesmatidae) di Pantai

Berpasir Ohoider,Kep. Kei Keci!, Maluku Tenggara Heryanto &AW. Radjab

Annonaceae dari Wawonii, Sulawesi Tenggara

Rugayah Pengembangan Sistem Deteksi Senyawa Sianogen dalam Ubi Kayu (Manihot <scuienta Crantz) dengan Pendekatan Enzimatis

Nunik Suli5tinah, Rini Riffiani & Bambang Sunarko Fauna T ungau Macrochelidae (Mesostigmata: Acari) dan Asosiasinya dengan Kumbang Kororan di Gunung Sawal, Ciamis, Jawa Barat

Sri Hartini

}ltl.m.n

1

11

17

27

39

47

57

67

77

83

SenyawaAntibakteri Daun Belawan Putih (Tristaniopsis whittana) 93 Oewi Handayani, Suminar S. Achmadi & Andria Agwta

Sifar Fisikokimia Tepung Gembili (DioscorM <scuienta (Lour.) Burk.) HasH Fermenwi dengan 101

Penambahan Inokulum Bakteri Selulolitik dan Bakteri Asam Laktat Iwan S .. kiawan & Maidatun Naft'ah

F1uks Bentik dan Aktivitas Potensial Bakteri Terkait Siklus Nitrogen di Sedimen Perairan

Mangrove Pulau Dua, Banten Aliati bwantari, Yusli Wardiatno, Niken T.M Pratiwi & Iman Rusmana

Keragaman Morfologi dan Genetik Padi Gogo Lokal Asal Banten Enung Sri Mulyaningsih & Sri Indrayani

Hutan Mangrove di Yenanas, Pulau Batanta, Kabupaten Raja Ampat, Propinsi Papua Barat Suhardjono

109

119

129

Page 5: UPI/08/20 12 - IPB University

}uma1 BIoJosi Indoaala 10 (1): 2014

TUUSAN PENDEK Identifikasi Molekuler Virus Papilloma Genital Pada Dua Spesies Primata di Fasilitas Penangkaran Pusat Studi Sarwa Primata - Instirut Pertanian Bogar

Isci Kartika Sari, Irma H. Suparto & Diah iskandriati Evaluasi Anatomi Daerah Sambungan Pada Tiga Teknik Penyambungan Terhadap Keberhasilan Penyambungan Inrerspesifik pada Vireya Rhododendron

Lina Juairiah & Wiguna Rahman

139

145

Page 6: UPI/08/20 12 - IPB University

Jurnal Biologi Indonesia 10 (I): 2014

KATA PENGANTAR

Jurnal Biologi Indonesia yang diterbitkan oleh PERHIMPUNAN BIOLOGI INDONESIA bekerjasama dengan PUS LIT BIOLOGI-LIPI. Edisi Volume 10 No.1 tahun 2014 memuat 15 artikellengkap dan dua artikel tulisan pendek. Penulis pada edisi ini sangat beragam yaitu dari Balai Besar Penelitian

Veteriner. Departemen Pertanian. Balai Penelirian Pemulihan dan Konservasi sumberdaya Ikan Kementerian Kelautan dan Perikanan. Fakultas Kehutanan IPB. FMIPA IPB. Departmen MsP-F. Perikanan dan Kelautan IPB. Fakultas Biologi. Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta. Mayor Primatologi sekolah Pasca sarjana IPB. Kebun Raya Cibodas-LIPI. Puslit Biologi-LIPI. Puslit Bioteknologi-LIPI. UPT Balai Konservasi Biota Laut LIPI Ambon.

Page 7: UPI/08/20 12 - IPB University

]uma1 BiologlindoDalal0 (1): 2014

UCAPAN TERIMA KASIH

Jumal Biologl IndoDell• mengucapkan terima kasih dan penghatgaan kepada pata pakat yang telah

rutut sebagai penelaah dalam Volume 10, No 1,]uni2014:

Dr. Amin Suyitno, FMIPA Univetsitas Padjadjaran Bandung

Dr. Netty Widyastuti, Pusat Teknologi Bioindustri-BPPT

Dr. Niken Tunjung Murti Prariwi, Fakultas Perikanan dan Kelautan IPB

Ir. Drs. Eko Harsono M.Si, Puslit Limnologi-LIPI

Dr. Yopi, Puslit Bioteknologi-LIPI

Apon Zaenal Musropa M.Si, Puslit Bioteknologi-LIPI

Dr. Edi Mirmanro, Puslit Biologi-LIPI

Rini Rifiani S.Si, M.Si, Puslit Biologi-LIPI

Ir. Maharadatunkamsi M.Sc. Puslit Biologi-LIPI

Ora. Dwi Agustiyani M.Sc, Puslit Biologi-LIPI

Dr. Syamsul Hidayat, PKT, Kebun Raya Bogor-LIPI

Ir. Ristiyanti M. MatWoro M.Si, Pusli, Biologi-LIPI

Drs. Haryono M.Si, Puslit Biologi-LIPI

Dr. Sih Kahono, Pusli, Biologi-LIPI

Dr. Wartika Rosa Farida, Puslit Biologi-LIPI

,

Page 8: UPI/08/20 12 - IPB University

Jurnal Biologi Indonesia 10(1): 109-117 (2014)

Fluks Bentik dan Potensi Aktivitas Bakteri Terkait Siklus Nitrogen di Sedimen Perairan Mangrove Pulau Dua, Banten

(Benthic Fluxes and Potency of Bacterial Activity Related to Nitrogen Cycle in Pulau Dua Mangrove Sediments, Banten)

Aliati Iswantari t, Yusli Wardiatno ', Niken T.M Pratiwi ' & Iman Rusmana2

I Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan, FPIK, IPB,

)1. Agatis, Kampus IPB Darmaga, Bogor, 16680 ' Departemen Biologi, FMIPA, IPB,)1. Agatis, Kampus IPB Darmaga, Bogor, 16680

Email: [email protected]

Memasukkan: ovember 2013, Diterima: Januari 2014

ABSTRACT Mangrove ecosystem has important role as source of nutrient particularly nitrogen in coastal area. Nitrogen (N) is a

limiting factor in marine and coastal area. The aim of this research was co study benthic fluxes and pmency of bacterial activity in sediment of mangroves area, related to nitrogen cycle. This research was conducted in flooded

mangroves area in Pulau Dua. The seclimem and overlying water was sampled using sedimem core sampler. Experimemal treatment for flux analysis and sediment-slurry were conducted in mree hours. Nmrient of H ,-N. NO :z-N. and NO,-N and abundance of nitrifier. denitrifier, DNRA, and ammonifier were analyzed. The resuics

showed that the abundance of anaerobic bacteria was higher than aerobic bacteria. The dominance of bacterial groups found in sediment was ammonification bacteria. The highest nutrient concentration in sediment was NH,­

l'I.. "'i!.~"tt\\c. "''''''''' ".l,,~ "'"",~<I. \:(\.y..~, l'I.\\,l'I. ,~""" '" '<l~= \,,,m "'~ ",,<I.\m~'" ,<> "' .. \~\ "'''''' l'I.Cl ",~ "",e. ~Cl, N. Generally. mangrove sediment in Pulau Dua has higher potency ofbacrerial activity (Vmu and KJ in NO, reduction by anaerobic bacteria than H , oxidation by aerobic bacteria.

Keywords: bacteria, benthic fluxes. mangrove, potency of bacterial activity. sediment

ABSTRAK Ekosistem mangrove memiliki peranan penting sebagai penyumbang nutrien termama nitrogen di perairan pesisir.

Nitrogen (N) merupakan fakror pembaras di perairan tam dan pesisir. Tujuan penelitian ini adalah untuk mempelajari fluks bentik dan Porencsi akriviras bakteri di seclimen area mangrove terkait dengan sikhlS N.

Penelitian ini dilaksanakan di daerah perairan mangrove Putau Dua yang selalu tergenang. Sedimen dan ov~rlying wattr diambil menggunakan sedimmt cor~. Perlakuan untuk anal isis fluks benrik dan sediment-slurry clilakukan sdama tiga jam. Analisis dilakukan tcrhadap nutrien yaitu NH,-N, NO,-N, dan NO,-N, serra kdimpahan kelompok bakreri nitrifikasi, denitrifikasi, amoniflkasi. dan DNRA. Hasil menunjukkan bahwa kelimpahan

kelompok bakteri anaerob lebih tinggi clari bakteri aerob. Kelompok bakteri yang dominan ditemukan di sedimen mangrove Pulau Dua aclalah kelompok bakteri amoniflkasi. Kandungan nmrien N rerringgi di seclimen adalah NH,

-N. i1ai fluks bentik menunjukkan NH,- memiliki kecenclerungan tepas dari seclimen ke air yang lebih besar dibandingkan dengan NO:z-N and NO,- . Secara umum, sedimen mangrove di Pulau Dua memiliki potensi

aktivitas (V mu dan 1<".) yang lebih besar dalarn reduksi NO, oleh bakreri anaerob dibandingkan dengan oksidasi NH, oleh bakteri aerob.

Kata Kunci: potensi akriviras bakreri, Auks bentik, mangrove, sedimen

PENDAHULUAN

Mangrove merupakan vegetasi yang memiliki

peranan penting yang tumbuh di daerah pesisir.

Mangrove berfungsi sebagai pelindung pesisir dari

erosi, ombak, dan juga menjadi perangkap sedimen.

Selain itu, ekosistem mangrove berperan sebagai

penyumbang (sumber) nurrien ke ekosistem pesisir.

Tingginya guguran dari mangrove, degradasi dan

remineralisasinya menjadi salah salll faktor yang

109

Page 9: UPI/08/20 12 - IPB University

Iswanwi dIck.

berkontribusi terhadap tingginya kandungan

nutrien di sedimen mangrove (Silva tt al. 2007).

Menurut Howarth & Marino (2006). nitrogen

(N) merupakan faktor pembaras yang kritis unruk

produktivitas primer dalam sistem pesisir.

Ekosistem mangrove menyediakan relung

ekologis untuk mikroba yang memiliki peran

beragam dalam daur ulang nmrien (Sahoo &

Dhal 2008). Siklus N di area mangrove paling

mama dilakukan oleh mikroba dibandingkan

dengan proses kimia (Alongi tt al. 1992 diacu

dalam Fernandes et al. 2012).

Mikroorganisme yang terkait dengan siklus

N di sedimen perairan. dianraranya nirrifikasi

meliputi AOB (Ammonia Oxidizing Bacteria) dan

NOB (Nitrite Oxidizing Bacteria). denitriflkasi.

anammox (anaerobic ammonium oxidation),

DNRA (dissimilatory nitrate rtduction to

ammonium), dan amoniflkasi (Rajendran 2011;

Canavan et at. 2007; Zhu et aI. 2010). Selain proses

bioturbasi dan bioirigasi oleh bentik organisme.

adanya aktivitas mikroba turut berperan dalam

Buks nutrien bentik-pelagis di sedimen (T uominen

et al. 1999; Volkenborn et at. 2007). F1uks bentik

clapat menggambarkan aktivitas aktual bakteri

dalam pemanfaatan maupun pembentukan N di

sedimen. Kemampuan bakteri tersebut dalam

beraktivitas didukung oleh potensi aktivitas

bakteri dalam memanfaatkan N.

Tujuan dari penelitian ini adalah mempelajari

fluks N bentik (NH,-N. NO,-N. dan NO,-N)

dan potensi aktivitas bakteri (V ~ dan K,.,) yang

terkait dengan siklus N pada sedimen perairan

mangrove Cagar Alam Pulau Dua. Banten.

BAHAN DAN CARA KERJA

Penelitian dilakukan pad. bulan April hingga

Agustus 2013. Pengambilan contoh air dan

sedimen dilakukan di area mangrove yang selalu

tergenang di daerah Cagar Alam Pulau Dua

bagian barat. Banten.

Alat mama yang digunakan adalah acrylic

sediment COrt untuk pengambilan contoh air dan

I 10

sedimen dan alat pemutar untuk perlakuan Buks

bentik. Bahan yang digunakan adalah bahan­

bahan untuk analisis parameter kualitas air dan

bahan-bahan media rumbuh bakteri yang sudah

spesiflk untuk kelompok bakteri yang terkait

siklus N.

Bahan untuk anal isis NH,-N (amonia-N).

NO,-N (nitrit-N) mengacu pada Eaton et al.

2005 dan NO,-N (nitrat-N) mengacu pada Rand

et aI. 1979. Bahan media untuk analisis kelimpahan

kelompok bakteri aerob nitriflkasi dibuat

berdasarkan Bhaskar & Charyulu (2005) dengan

modiflkasi sumber N dan C. yaitu AOB (sumber

N: NH, . sumber C: CO,) dan NOB (sumbet N:

NO,. sumber C: CO,). Selanjutnya media untuk

analisis kelimpahan kelompok bakteri anaerob

dibuat berdasarkan Rusmana (2007) dengan

modiflkasi sumber N dan C. yairu bakteri

denitriflkasi (sumber N: NO, . sumber C: asetat).

bakteri fermentatif DNRA (sumber N: NO, .

surnber C: g1ukosa). dan bakreri £ermemarif arnonifikasi (sumber N: pepton. sumber C: glukosa).

Pengkondisian anaerob pada media dilakukan

dengan metode OFN (Oxygen Free Nitrogen).

Pengukuran terhadap beberapa parameter

Iingkungan perairan di air sepecti suhu. pH.

salinitas. dan DO (dissolved oxygen) dilakukan

secara insitu. Pengambilan contoh sedimen juga

dilakukan untuk analisis pH. rasio C/N. dan

tekstur sedimen. Air (overlying watn) dan sedimen

diambil menggunakan core hingga kedalaman 15

em dari permukaan dasar sedimen.

Unruk mengetahui Auks bentik dari sedimen

ke air (ovtrlying water). dilakukan perlakuan pada

contoh sedimen dan air yang sudah diambil

dengan menggunakan sediment core. Selanjutnya

bagian atas dari COrt tersebut ditmup dengan

penutup karet yang sudah dipasangkan alat pemutar

berupa magnetic stirer unruk menghomogenkan

air. Sedimmt core direndam dan diinkubasi selama 3

jam dan alat pemmar dinyalakan selama waktu

inkubasi tersebut. Pengambilan contoh air

dilakukan pada to dan t, jam. Contoh diambil

Page 10: UPI/08/20 12 - IPB University

Fluks Bentik dan Potensi Aktivitas Bakteri Terkait Siklus Nitrogen

menggunakan syringe diawetkan dengan HgCI,

dan selanjurnya dilakukan analisis NH3-N, NO,­

N dan N03-N.

Potensi aktivitas bakteri dapat diketahui

melalui percobaan sediment-slurry (Oremland et

aL 1984). Slurry dibuat dari sed.imen yang dieampur

dengan air laut buatan dengan perbandingan 1 :3.

Terdapat dua perlakuan, yaitu slurry anaerobik

(metode OFN) dengan penambahan NaNO, untuk

mengetahui reduksi N03 oleh bakreri anaerob

dan slurry aerobik dengan penambahan NH,CI

untuk mengetahui oksidasi NH, oleh bakteri aerob

(Runcie et al. 2003). Konsentrasi total slurry dalam

perlakuan yaitu 0, 100, 300, 500, 800, dan 1000

flM. Setelah ditambahkan nutrien, slurry diinkubasi

selama 3 jam. Selanjutnya dilakukan analisis

kandungan NH3-N, NO,-N, dan N03-N pada

slurry. Potensi aktivitas bakteri ditentukan melalui

penghitungan nilai V ma dan ~.

Unruk analisis air pori, sed.imen yang digunakan

pada perlakuan fluks bentik dipotong menjadi 3 strata (1-5 cm, 6-10 cm, dan 11-15 cm) .

Selanjurnya dilakukan pengekstralkan air pori

sedimen dengan modiflkasi metode analisis air

pori pada Giesy et al. (1990) & Harkey et al.

(1994) dan dilakukan analisis NH3-N, NO,-N,

dan N03-N.

Analisis kelimpahan bakteri dilakukan pada

air dan sedimen yang telah dipotong. Analisis

dilakukan terhadap kelompok bakteri AOB, NOB,

denitrifikasi, DNRA, dan amonifikasi dengan

menggunakan metode MPN (Most Probable

Number) . Setelah bakteri ditumbuhkan di media

dan diinkubasi, dilakukan pengujian keberadaan

bakteri. Keberadaan kelompok bakted AOB dan

denitrifikasi diuji berdasarkan pembentukan

NO" keberadaan kelompok bakteri NOB diuji

berdasarkan pereduksian NO" dan keberadaan

kelompok bakteri DNRA dan amonifikasi diuji

berdasarkan pembentukan NH3 pada media.

Hasil dari anal isis MPN dihitung dengan

menggunakan perangkat lunak MPN Calculator,

Build 23.

Fluks N bentik dad sedimen ke air (sediment­

overlying water) dihitung menggunalkan formula

bedkut (Ferguson et al. 2004):

BF=([Cd-C.J.V/SAl

T Keterangan : Bf,; fluks nutrien bentik (rmol m-1 h-! ), CrQ=

konsentrasi nunien (flmol L-!) di ov~riying water pada waktu periode awalt Cd = konscntrasi nurrien (pmol V I) di olleriying water pada wakru periode akhir, V = volume air di olluiying water (L) di wadah inkubasi, SA= area permukaan sedimen (ml) di wadah inkubasi , T = wakru (h)

Penentuan potensi akrivitas mikrobial (V max

dan ~) dilakukan menggunakan persamaan

kinetika Michaelis-Menten, plot Lineweaver-Burk

"double reciprocal' dengan rumus sebag.i berikut

(Dowd & Riggs 1965):

Keterangan: V = laju akrivira5 (pmol jam-I gram sedimen-I),

C.= konsemrasi substrat (p.M), V mu.= laju akriviras maksimum (pmol jam-I gram sedimen-I). Km= konsemrasi saar 1,-2 V mu. (pM)

Regresi linier dan uji t digunakan untuk

mengetahui hubungan dan signifikansi perbedaan

antara satu komponen dengan komponen lainnya.

HASIL

Karakteristik Air dan Sedimen

Perairan mangrove Pulau Dua bagian barat

memiliki salinitas yang berkisar 26-27%0, pH 8,

dan kandungan DO yang cukup rendah yaitu

0,66 mg L·1 Karakteristik sedimen dad perairan

mangrove tersebut dapat dilihat pada Tabel I.

Kelimpahan Bakteri

Kelimpahan bakreri di air dan sedimen

mangrove dapat dilihat pada Gambar I. Berdasarkan

gam bar tersebut, diketahui bahwa kelimpahan

kelompok bakteri nitrifikasi (AOB dan NOB),

denitrifikasi dan DNRA tertinggi di sedimen

III

Page 11: UPI/08/20 12 - IPB University

Iswantari ill.

Tabcll. Karakreristik sedimen di area mangrove Pulau Dua, Bamen

Kedalaman

(em)

0-5

6-10

11-15

J,5xIOJ - ~ 3,Ox 103 - -~ -;- 2,5x 1 03 .0 _ E .:.: - '" 2 Ox 103

, " , 0...Jo.o 3 ~ E z 1,5xlO ~zo.. 103 ~ 0. ::1 ~::1' 0' ~ . c 5,Oxl .0 " ~ '" -- E o.~:..o E ~ .- ~ - -~

'" o

-§ __ 10' ~ -;-:::::.:- ~ 8xlO' o ~ SD ~ E z 6x10' o z "-"i) Q.. :E -"'::E ' 4xlO' c , c oj " ~ 2. :§. .5 2xlO' E 1l .- ~ 0 - -~

Total N pH C (%)

(%)

8,17 2,22 0,12

8,21 2,35 0,12

8,27 1,68 0,21

air 0-5 6-10 11-15

Strata kedalaman sedimen (em)

air 0-5 6-10 11-15 Strata kedalaman sedimen (em)

Rasio

CIN

17,81

19,09

8,09

8xl05

o

Tekstursedimen (%)

Posir Debu Liat

40,06 53,88 6,06

38,55 54,89 6,56

39,92 55 ,19 4,89

i

air 0-5 6-10 II-IS Strata kedalaman sedimen (em)

Keterangan: [2l AOB III!lII NOB - Oenitrifikasi D DNRA ~Amonifikasi

Gamba..r 1_ Kelimpahan bakteri yang terkair siklus N di air dan sedimen area mangrove Pulau Dua

mangrove Pulau Dua terdapat pada strata 0-5 em_

Selanjutnya kelimpahan kclompok bakteri amonifikasi

di sedimen mangrove Pulau Dua mendominasi

kelompok bakteri terkait siklus N lainnya.

Profil Air Pori Sedim en

Berdasarkan Gambar 2, diketahui bahwa

kandungan NH,-N di air lebih rendah dibandingkan

di sedimen. Sedimen mangrove pada setiap strata

kedalaman memiliki kandungan NHJ-N yang

lebih tinggi dibandingkan dengan kandungan

NO,-N dan NO,-N (P(T <=t) < 0,05).

112

~(rrgI})

o 10 20 30 • arr

Ket~ • NH3""N

- N:J,-N

- l\Q-N

15

Gambar 2. Profu nurrien pada air dan air pori sedimen mangrove Pulau Dua

Page 12: UPI/08/20 12 - IPB University

Fluks Bentik dan Potcnsi Aktivitas Bakteri Tcrkait Siklus Nitrogen

Fluks Nitrogen

Hasil percobaan fluks bentik terhadap air dan

sedimen dari Pulau Dua menunjukkan hasil yang

cenderung mengarah ke pembenrukan N (Gambar 3).

Fluks NH,-N berkisar 44,96-108,82 ~ol m-' h-',

fluks NO,-N berkisar dari 3,85xlO"-1 ,57xlO" ).lmol

m-' h-' , dan fluks NO,-N berkisar dari -1,04-2,62

~ol m-' h-' . Fluks NH,-N merupaltan yang paling

besar terjatli tlibandingkan NO,-N dan NO,-N.

Konsentrasi awal dari NH,-N, NO,-N dan NO,­

N tliduga berkaitan dengan fluks N yang dihasilkan

dengan R' berturut-turut 99,01%, 96,61 %, dan

89,55 % (Gam bar 3).

Potensi aktivitas Bakteri dalam Reduksi NO,

dan Oksidasi NH,

Berdasarkan Gambar 4a dan 4b, diketahui

bahwa semakin tinggi konsentrasi total slury maka

besor NO, yang direduksi dan NH, yang dioksidasi

semakin meningkat. Selanjutnya nilai V = dan K", hasU perlakuan slurry dapat tlilihat pada Tabel 2.

Berdasarkan ,abel tersebm, aktivitas reduksi NO,

120

-- 100 • ~

N • e - 80 0

e ~ 60 -:z • ~

'" 40 :z • ~

20 • -~ 0

-

I 2 3

0,010

:." 0,008 N • e -E 0,006 ~

:z M 0,004

o :z ~ 0,002 -~

0,000 I 2

pada setiap strata kedalaman sedimen memiliki

laju (V""J yang lebih tinggi dibandingkan dengan

aktivitas oksidasi NH,.

PEMBAHASAN

Siklus N di perairan mangrove tidak terlepas

dari peran mikroorganisme yang hidup di

dalamnya. Analisis terhadap kelimpahan

kelompok bakteri nitrifikasi, denitrifikasi, DNRA,

dan amonifikasi di air dan sedimen mangrove

dapat mewakili dugaan keberadaan dan keterkaitan

perannya dalam siklus N.

Nitriflkasi merupakan reaksi penting dalam

siklus nitrogen yang mernbutuhkan oksigen dalam

proses oksidasi NH, menjadi NO, dan oksidasi

NO, menjadi NO, (Agustiyani et at. 2010;

Prosser 2005). Pada strata 0-5 em diduga terdapat

oksigen yang lebih memadai dibandingkan kedalaman

yang lebih dalam yang menyebabkan kelimpahan

bakteri di strata sedimen di bawahnya menurun

(Gambar I). Bila dikaitkan dengan kandungan

3

3

--:." 2

N • e '0 I e ~

'f OhrT-~

o :z .: -I • -~

_2L-____ _

I 2 3 Titik pengambilan contoh Titik pengambilan contoh Titik pengambilan contoh

Gambar 3. Fluks NH,-N, NO,-N, dan NO,-N bemik di perairan mangrove Pulau Dua

T.bcl2 . Laju aktivitas bakteri maksimum (V~) dan Konsemrasi (K,.) pada sedimen mangrove Pulau Dua

Strata Reduksi NO, OksiclasiNH,

kedalaman Vmu

~ R' Vmu

~ R' (lllIlOl jam" gram (Ilmol jam" gram

(em) (pM) (%) (pM) (%) sedimen-') .edimen·')

0-5 58,82 815,88 99,81 23,81 2348,10 98,44

6-10 62,50 843.13 99.76 17,86 555,89 67,73

11-15 32,26 379,68 93,97 21 ,28 148,09 71,81

113

Page 13: UPI/08/20 12 - IPB University

Iswantari ill.

600

500 ~

~ -3400 .-£ 300

" " :g 200 0 ~

100

a

1400

1200

~1000 ~

.- 800

£ 600 " " 400 ~

" 0 ~ 200

a

a

a 100 300 500 800 1000 0-5

a 100 300 500 800 1000 6-10

o 100 300 500 800 I ()()()

I 1-15 Konsentrasi yang ditambahkan (flM) per strata sedimen (cm)

b

a 100 300 500 800 1000 a 100 300 500 800 1000 a 100 300 500 800lOOC

0-5 6-10 11-15 Konsentrasi yang ditambahkan (flM) per strata sedimen (cm)

Keterangan: • NH3~N02 ~N03

Gambar 4 . Hasil analisis NH" NO" dan NO, pada perlakuan "dimmt- slurry a) dengan penambahan NaNO, d= b) dengan penambahan NH,C1

DO di air yang berkisar 0,66-0,88 mg L·1, dapat

diduga kandungan DO pada serumen lebih rendah.

Namun pada kondisi ini bakteri niuifikasi masih

dapat ditemukan. Hocaoglu et at. (20 II)

menyatakan bahwa proses nitrifikasi masih bisa

berjalan pada DO sangat rendah yaitu 0,15-0,5

mg L-1 meskipun tidak optimal.

Denitrifikasi adalah proses mikrobial dimana

NO, dan NO, diubah menjadi N , O dan N , di

sedimen aerobik maupun anaerobik (Long et at.

2013). Secua umum, kdimpahan bakteri denitrifikasi

yang ditemukan lebih tinggi dari bakteri DNRA

(Gam bar 1). Kondisi rasio C/N di sedimen

mangrove Pulau Dua tergolong sedang dan

semakin ke strata yang lebih dalam rasionya

114

semakin rendah rendah (Tabel 1). Pada rasio C • -

rendah, proses yang dapat mendominasi adalah

denitrifikasi, sedangkan pada C/N tinggi , proses

yang dapat mendominasi adalah DNRA (Koike &:

Hattori 1978; Nedwell 1982 diacu dalam

Rusmana 2007).

Berdasarkan Gambar I, kelompok bakten

amonifikasi diketahui merupakan bakteri yang

dominan ditemukan di sedimen mangrove Pulau

Dua. Pada penelitian yang dilakukan Badjoeri n

at. (2010) di lahan tambak juga menunjukkan

bahwa bakteri penghasil amonium merupakao

bakteri dengan kelimpahan tertinggi yang

ditemukan di sedimen. Bakteri amonifikasi

merupakan bakteri heterotrof yang mampu

Page 14: UPI/08/20 12 - IPB University

Fluks Bentik dan Potensi Aktivitas Bakteri Terbit SikJw Nitrogen

memanfaatkan N organik secara langsung dan

mengubahnya menjadi amonia. Tingginya

guguran dari vegetasi mangrove (Silva <t at. 2007)

diduga menjadi sumber bahan organik yang tinggi

bagi perairan mangrove yang kemudian

dimanfaatkan oleh bakteri amonifikasi.

Kandungan NH,-N di sedimen mangrove

Pulau Dua lebih tinggi dibandingkan dengan

NO,-N dan NO,-N (Gam bar 2). Hal ini diduga

lebih terkait dengan kelimpahan kelompok

bakteri amonifikasi (penghasil NH,) yang

mendominasi kelimpahan bakteri di setiap strata

kedalaman sed.imen mangrove Pulau Dua. Menurut

Silva et at. (2007), degradasi dan remineralisasi

bahan organik merupakan salah satu faktor yang

berkontribusi terhadap tingginya konsentrasi N di

sedimen mangrove. Rendahnya kandungan NO,­

N dan NO,-N diduga terkait dengan rendahnya

kandungan oksigen di sed.imen. Menurut 10rgensen

& Revsbech (I985), kandungan oksigen di

sedimen semakin dalam akan semakin rendah.

Hal ini dapat menyebabkan aktivitas bakteri

aerob dalam oksidasi NH, dan NO, menjadi

rendah.

Siklus N merupakan proses yang ber­

kesinambungan. Produk dari suatu proses reduksi

maupun oksidasi dalam siklus N dapat digunakan

unruk menjalankan proses lainnya (Zhu a aL 2010).

Fluktuasi pembentukan maupun pemanfaatan

NH,-N, NO,-N, dan NO,-N tersebur diduga

terkait dengan adanya keberadaan dan aktivitas

kelompok bakteri terkait siklus N di sedimen.

Berdasarkan hasil perhitungan, fluks NH,-N dan

NO,-N ru perairan mangrove Pulau Dua cenderung

bemilai positif yang lebih mengarah ke

pembentukan NH,-N dan NO,-N, sedangkan

fluks NO,-N cenderung bemilai negatif yang

men unjukkan terjadi pemanfaatan NO,-N

(Gam bar 3).

Fluks NH,-N lebih tinggi dibandingkan

fluks NO,-N dan NO,-N. Hal ini diduga terkait

dengan tingginya kelimpahan kelompok bakteri

amonifikasi dan tingginya kandungan NH,-N di

sedimen mangrove. Berdasarkan hal tersebut,

sedimen mangrove Pulau Dua berpotensi sebagai

penyumbang arnonia yang cukup besar ke perairan.

Berdasarkan hasil anal isis regresi, terdapat dugaan

bahwa terjadinya fluks N di perairan terkait

dengan faktor kimia yaitu konsentrasi insial (awal)

nutrien tersebut. Bila konsentcasi awal nutrien di

air rendah, maka fluks bentik yang dihasilkan

akan tinggi, dan sebaliknya.

Berdasarkan hasil anal isis perlakuan sediment­

slurry anaerobik (Gam bar 4a), diketahui bahwa

telah terjadi teduksi NO, yang diduga dilakukan

oleh kelompok bakteri denitrifikasi dan DNRA.

Hasil dari reduksi NO, oleh kelompok bakteri

denitriflkasi dapat dilihat pada adanya

peningkatan kandungan NO, seiring dengan

meningkatnya reduksi nitrat. Namun hasH

reduksi dari bakreri DNRA tidak dapat dilihat

karena kandungan NH, mengalami penurunan.

Hal ini dikarenakan H , juga digunakan oleh

bakteri denitrifikasi untuk beraktivitas (Rusmana

2007). Berdasarkan hal tersebut, dapat diduga

bahwa kelompok bakteri denirrillkasi lebili dominan

dalam melakukan reduksi nitrat di sedimen

mangrove Pulau Dua yang didukung oleh

kelimpahan bakteri denitrifikasi yang lebih tinggi

dibandingkan dengan bakteri DNRA.

Pada perlakuan sediment-slurry =obik (Gambar

4b) diduga telah rerjadi aktivitas oksidasi NH,

oleh kelompok bakteri nitrifikasi. Namun hasH

aktivitas dari bakteri tersebut tidak tergambar

pada hasH NO,-N dan NO,-N yang didapatkan.

Hal rersebut mengindikasikan rendahnya aktiviras

oksidasi NH, oleh kelompok bakteri nitriflkasi.

Fluks dapat menggambarkan aktivitas aktual

dari mikroorganisme dalam memanfaatkan

pencemar N yang terjadi sebenamya di pernran

tersebut. Sedangkan V ma dan K", mencerminkan

potensi aktiviras pada konrusi ideal mikroorganisme

perairan untuk memanfaatkan pencemar N .

Berdasarkan hasH perhirungan, diketahui bahwa

laju aktivitas maksimum (V =) aktivitas reduksi

NO, pada setiap strata sedimen oleh bakteri

115

Page 15: UPI/08/20 12 - IPB University

Iswancari ill.

anaerob lebih tinggi dibandingkan dengan

oksidasi NH, bakteri aerob (Tabel 2). Nilai K", pada reduksi NO, cenderung lebih tinggi

dibandingkan dengan oksidasi NH, kecuali pada

strata 0-5 cm. Fox (1991) diacu dalam Putra

(2009) menyatakan bahwa nilai Km kecil berarti

kompleks E-S manrap dan aflniras enzim terhadap

substrat ringgi. sedangkan bila nilai Km besar

afinitasnya menjadi rendah. Secara umum.

tingginya akrivitas reduksi NO, dibandingkan

dengan oksidasi NH, di sedimen mangrove Pulau

Dua diduga terkait dengan kelimpahan bakteri

anaerob yang lebih tinggi dibandingkan bakteri

aerob.

KESIMPULAN

Fluks N bentik yang terjadi di perairan

mangrove Pulau Dua mengindikasikan sumbangan

NH,-N dari sedimen ke perairan yang lebih besar

dibandingkan dengan NO,-N dan NO,-N.

Secara umum. potensi aktivitas (K". dan V ,,"J reduksi NO,oleh bakteti anaerob pada sedimen

mangrove Pulau Dua lebib ringgi dibandingkan

dengan oksidasi NH, oleh bakteri aerob.

DAFTAR PUSTAKA

Agustiyani. D .• RM. Kayadoe. & H. Imamuddin.

2010. Oksidasi nittit oleh bakteri

heterotrofik pada kondisi aerobik. j. Bioi.

lndones. 6(2) : 265-275.

Badjoeri. M .• YP. Hasruri. T. Widiyanto. & I. Rusmana 2010. Kclimpahan bakreri penghasil

senyawa amonium dan nitrit pada sedimen

tambak sistem semi intensif. Limnouk. 17

(I): 102-111.

Bhaskar. K. & PBBN. Charyulu. 2005. Effect of

environmental faccors on nitrifying bacteria

isolated from the rhizosphere of S'taria

italiea (L.) Beauv. Afr. j. Bioteehno!' 4(10):

1145-1146.

Canavan. RW .• AM. Lavetman. & CPo Slomp.

116

2007. Modeling nitrogen cycling in a

coastal fresh water sediment. Hydrobiologia.

584: 27-36.

Dowd. JE .• DS. Riggs. 1965. A comparison of

estimates of michaelis-menten kinetic constants

from various linear transformations. J Bioi.

Chem. 240 (2): 863-869.

Eaton. AD .• LS. Clesceri. AE. Greenberg. & EW.

Rice. 2005. Standard m(fhod for th,

examination of water and wastewater. 21 Jt

ed APHA-A WW A- WPCF. Washington D.C.

Ferguson. AJP .• BD. Eyre. & JM. Gay. 2004

Benthic nutrient fluxes in euphoric sediments

along shallow sub-tropical estuaries.

northern New South Wales. Australia.

Aquat. Mierob. Eeo!. 37: 219-235.

Fernandes. SO .• VD. Michotey. S. Guasco. Pc.

Bonin. & PAL Bharathi. 20 12. Denitrification

prevails over anammox in tropical mangrove

sediments (Goa. India). Mar. Environ. Res.

74: 9-19.

Giesy. JP.. C]. Rosiu. RL. Graney. & MG. Henry.

1990. Benthic invertebrate bioassays with

coxic sediment and pore water. Environ.

Toxieo!. Ch,m. 9(2): 233-248.

Harkey. GA.. PF. Landrum. & SJ. Klaine. 1994.

Comparison of whole-sediment. e!utriate

and pore-water exposures for use in

assessing sediment-associated

contaminants in bioassays.

Toxieol. Ch,m. 13(8): 1315-1329.

• organlc

Environ.

Hocaoglu. SM. G. Inse!. EU. Cokgor. & D.

Orhon. 20ll. Effect of low dissolved

oxygen on simultaneous nitrification and

denitrification in a membrane bioreactor

treating black water. Biom. T"hno!. 1 02:

4333-4340.

Howarth. RW. & R. Marino. 2006. Nitrogen as

the limiting nutrient for eutrophication in

coastal marine ecosystems: Evolving views

over three decades. Limno!. Ouanogr. 51 (I.

parr 2): 364-376.

J0rgensen. BB. & NP. Revsbech. 1985. Diffusive

Page 16: UPI/08/20 12 - IPB University

Fluks Bentik dan Potensi Aktivitas Bakteri Terk.ait Siklw Niuogen

boundary layers and the oxygen uptake of

sediments and detritus. Limnol Oceanogr.

30(1): 11-122.

Koike, I. & A. Hattori. 1978. Denitrification and

ammonia formation in anaerobic coastal

sediments. Appl. Environ. Microbiol 35(2):

278-282.

Long A, J. Heitman, C. Tobias, R Philips, & B. Song.

2013. anammox, denitrification,

and codenitriflcation in agricultural soils.

Appl. Environ. Microbiol. 79(1): 168-176.

O remland, RS., e. Umberger, CWo Culbertson,

& RL. Smith. 1984. Denitrification in San

Francisco Bay intertidal sediments. Appl.

Environ. Microbiol. 47(5): 1106-1112.

Prosser, JI. 2005. Nitrification. Dalam: Hillell, D.

Encyclopedia of Soils in the Environment.

Academic Press. Elsevier. 31-39

Putra, GPG. 2009. Penentuan kinetika enzim

poligalakturonase (PG) endogenous dari

pulp biji kakao.JumalBio/ogi. Xlll(I): 21-24.

Rajendran, J. 2011. Nitrification activity in New

Zealand soils and the variable effectiveness

of dicyandiamide. [DisertasiJ. New Zealand:

Massey University.

Rand, Me., AE. Greenberg, & MJ. Taras. 1979.

Standard method for the examination of

water and wastewater. 14'" ed. APHA­

AWWA-WPCF. Washington D.e.

Runcie, JW., RJ. Ritchie, & AWD. Larkum.

2003. Uptake kinetics and assimilation of

inorganic nitrogen by Catenella nipae and

Ulva lactuca. Aquat. Bot. 76: 155-174.

Rusmana, I. 2007. Effects of Temperature on

denitrifYing growth and nitrate reduction

end products of Comamonas testosteroni

isolated from estuarine sediment. Microbiol.

Indoner. 1 (1): 43-47.

Sahoo, K. & NK. Dhal. 2008. Potential microbial

diversity in mangrove ecosystems: A review.

Indian J Mar. Sci. 38(2): 249-256.

Silva, CARE., SR Oliveira, RDP. Rego, & AA.

Mozeto. 2007. Dynamics of phosphorus

and nitrogen through litter fall and

decomposition in a tropical mangrove

forest. Mar. Environ. Res. 64(4): 524-534.

Tuominen, L, K. Makela, KK. Lehtonen, H.

Haahti, S. Hietanen, & J. Kuparinen.

1999. Nutrient fluxes, porewater profiles

and denitrification in sediment influenced

by algal sedimentation and bioturbation by

Monoporeia affinir. Ertuar. Coast. Shelf

S. 49: 83-97.

Volkenborn, N., L. Polerecky, SIC. H edtkamp,

JEE. van Beusekom, & D. de Beer. 2007.

Bioturbation and bioirrigation extend the

open exchange regions in permeable

sediments. LimnoL Oceanogr. 52(5): 1898-

1909.

Zhu, G., MSM. Jetten, P. Kuschk, KF. Ettwig, &

e. Yin. 2010. Potential roles of anaerobic

ammonium and methane oxidation in the

nitrogen cycle of wetland ecosystems. Appl

MicrobioL BiotechnoL 6: 1043-1055.

117

Page 17: UPI/08/20 12 - IPB University

Jurnal Biologi Indonesia 10 (1): 2014

PANDUAN PENULIS

Naskah dapar dirulis dalam bahasa Indonesia arau bahasa Inggris. Naskah disusun dengan urUlan:

JUDUL (bahasa Indonesia dan Inggris), NAMA PENULIS (yang diserrai dengan alamar Lembagal

Insransi), ABSTRAK (bahasa Inggris, dan Indonesia maksimal 250 kara), KATA KUNCI (maksimal 6

kara), PENDAHULUAN, BAHAN DAN CARA KERJA, HASIL, PEMBAHASAN, UCAPAN

TERlMA KASIH (jika diperlukan) dan DAFTAR PUSTAKA. Penulisan Tabel dan Gambar dirulis di lembar rerpisah dari reks.

Naskah dikerik dengan spasi ganda pada kertas HVS A4 maksimum 15 halaman rermasuk gambar, foro, dan rabel disertai CD. Baras dari repi kiri 3 em, kanan, aras, dan bawah masing-masing

2,5 cm dengan program pengolah kara Microsoft Word dan ripe huruf Times New Roman berukuran 12 point. Seriap halaman diberi nomor halaman secara berururan. Gambar dalam benruk grafikldiagram

harus asli (bukan forokopi) dan foro (dieerak di kertas liein arau di scan). Gambar dan Tabel di rulis dan

diremparkan di halaman rerpisah di akhir naskah. Penulisan simbol a, b, c, dan lain-lain dimasukkan

melalui fasiliras insert, ranpa mengubah jenis huruf. Kara dalam bahasa asing dicerak miring. Naskah

dikirimkan ke alamar Redaksi sebanyak 3 eksemplar (2 eksemplar ranpa nama dan lembaga penulis).

Penggunaan nama suaru rumbuhan arau hewan dalam bahasa Indonesia/Daerah harus diikuri

nama ilmiahnya (cerak miring) beserra AUlhornya pada pengungkapan pertama kali.

Pusraka didalam reks dirulis berururan secara abjad.

Conroh penulisan Dafrar Pusraka sebagai berikur :

Jurnal : Hara, T., JR. Zhang, & S. Ueda. 1983. Idenrificarion of plasm ids linked wirh polygluramare

producrion in B. subrilis. j. Gen. Apll. Microbiol. 29: 345-354.

Buku:

Chaplin, MF. & C. Bueke. 1990. Enzyme Technology. Cambridge University Press. Cambridge.

Bab dalam Buku :

Gerhart, P. & SW. Drew. 1994. Liquid culrure. Dalam : Gerhart, P. , R.G.E. Murray, W.A. Wood, &

N.R. Krieg (eds. ). Methods for General and Molecular Bacteriology. ASM., Washingron . 248-277.

Absrrak:

Suryajaya, D. 1982. Perkembangan ranaman polong-polongan Ulama di Indonesia. Absrrak Pertemuan

I1miah Mikrobiologi. Jakarta. 15 -18 Okrober 1982.42.

Prosiding :

Mubarik, NR., A. Suwanro, & MT. Suhartono. 2000. Isolasi dan karakrerisasi prorease eksrrasellular

dari bakreri isolar rermofilik eksrrim. Prosiding Seminar nasional Indusrri Enzim dan

Bioreknologi II. Jakarta, 15-16 Februari 2000.151-158.

Skripsi, Tesis, Diserrasi :

Kemala, S. 1987. Pola Pertanian, Indusrri Perdagangan Kelapa dan Kelapa Sawir di Indonesia.

[Disertasil. Bogor : Insrirur Pertanian Bogor.

Informasi dari Internet:

Schulze, H . 1999. Derecrion and Identificarion of Lories and Porros in The Wild; Informarion for

surveys/Esrimared of popularion density. hrrpllwww.species. ner/primares/loris/lorC p.l.hrml.

Page 18: UPI/08/20 12 - IPB University

Fauna Tungau Macrochelidae (Mesostigmata: Acari) dan Asosiasinya dengan Kumbang 83 Kotoran di Gunung Sawal. Ciamis. Jawa &uat

Sri Hartini Senyawa Antibakteri Daun Belawan Putih (Tristaniopsis whiuana) 93

Dewi Handayani, SlIminar S. Ammadi & Andria Agusta SifiH Fisikokimia Tepung Gembili (Dioscor(a <scultnta (Lour.) Burk.) Hasil Fermentasi 101 dengan Penambahan Inokulum Bakteri Sdulolitik dan Bakteri Asam Laktat

lwan Saskiawan & Maid.tun Nati'ah Fluks Bentik dan Aktivitas Potensial Bakteri Terkait SikJus Nitrogen di Sedimen 109 Perairan Mangrove Pulau Dua. Banten

Aliati Iswantari, Yusli Wardiatno, NikenT M PratiiVi& Iman R"s .... na Keragaman Morfologi dan Genetik Padi Gogo Lokal Asal Banten 119

Enung Sri M liyaningsih & Sri Indrayani Hutan Mangrove di Yenanas, Pulau Batanta. Kabu paten Raja Arnpat. Propinsi Papua 129 Barat

Suhardjono

11JLISAN PENDEK Identifikasi Molekulec Virus Papilloma Genital Pada Dua Spesies Primata di Fasilitas Penangkaran Pusat Srudi Satwa Primata - Institut Pectanian Bogor

uti Kartika Sari, Lilla H. Suparto & Diah Iskandriati Evaluasi Anatomi Daecah Sambungan Pada Tiga Teknik Penyambungan Techadap Keberhasilan Penyambungan Interspesifik pada Vireya Rhododendron

LinaJ ... iriah &Wiguna Rahman

139

145