1
Tahun 2010, teripang sudah terjadi kelangkaan dan penurunan populasi [Depleting resources) di pasaran dunia, kelangkaan ini terjadi menyusul adanya kebijakan penghentian sementara (moratorium) penangkapan teripang di alam di kawasan India, Jepang, Cina, Philipina dan Indonesia karena sudah termasuk kelompok appendix II Cites (convention on International trade of Endanger Species). Biota ini boleh diambil dengan pembatasan jumlah dan ukuran berat basah. Kenyataan tersebut merupakan peluang dan tantangan bagi Indonesia untuk menjadi pemain utama ekspor teripang pasir di pasaran Internasional. Karena hasil tangkapan teripang pasir di alam sudah mengalami penurunan, maka perlu adanya budidaya teripang pasir secara alami dengan memberdayakan masyarakat nelayan pesisir dengan membentuk 2 kelompok nelayan Budidaya teripang pasir di Desa Sumber Jaya, Kota Bengkulu, Propinsi Bengkulu. Program ini berguna untuk meningkatkan taraf hidup nelayan pesisir dalam kaitannya dengan pembesaran teripang pasir di keramba jaring tancap di Pulau Baai dan dalam Bak Beton di Sumber Jaya, Bengkulu. Selain itu kegiatan budidaya teripang ini berguna untuk mendukung restocking di alam. Kata kunci : Ekosistem pesisir, Teripang Pasir, Nilai Ekonomis, Perairan Pulau Baai, Bengkulu. Abstrak 1. POKOK PERMASALAHAN Teripang pasir (Holothuria scabra) merupakan salah satu jenis teripang bernilai ekonomis penting. Semakin hari semakin sulit dicari; indikasi : hasil tangkapan dari alam cenderung menurun, berukuran kecil, daerah tangkapan semakin jauh. Maka dipilih sebagai jenis teripang pasir yang dikaji. Di Propinsi Bengkulu jenis teripang pasir ini dikenal sebagai teripang putih. Untuk upaya pembenihan pun, sulit memperoleh teripang ukuran induk; maka ditempuh upaya penangkaran Teripang pasir di pelihara di keramba jaring tancap dan bak beton juga di tebar di alam Pulau Baai dalam rangka restoking untuk memperbanyak teripang pasir tersebut. Sekaligus memberdayakan masyarakat nelayan pesisir Pulau Baai, Juga diharapakan di dalam keramba teripang bisa memijah secara alamiah. Penangkaran juga dapat bermanfaat untuk memperoleh nilai tambah (added value), dengan membesarkan teripang dalam kurun waktu tertentu maka nelayan dapat memperoleh nilai jual yang lebih baik. Dari aspek manajemen sumberdaya alami, upaya penangkaran juga dapat digunakan untuk membantu menyeimbangkan sediaan di alam, dengan mengurangi tekanan akibat pencarian intensif tak mengenal waktu maupun cakupan wilayah perairan. 2. PRODUK TARGET YANG INGIN DICAPAI Laju pertumbuhan teripang pasir sangat dipengaruhi oleh kualitas air, makanan tambahan, fasilitas budidaya, sistim budidaya. Secara umum, jenis teripang pasir di daerah tropis akan tumbuh 50 – 100 gram per tahun. Ukuran standar layak jual (marketable size) secara internasional adalah yang mempunyai berat basah 300 gram/per ekor. Oleh karena itu untuk membesarkan teripang pasir mencapai ukuran layak jual diperlukan waktu sekitar 1,5 – 2 tahun sejak telur ditetaskan atau 1 tahun sejak benih mempunyai ukuran 20 – 50 gram dimasukkan ke bak dan kurungan keramba jaring tancap (KJT) dan yang di tebar di alam di harapkan dalam waktu 2 tahun sudah dapat di panen . 3. BENTUK KEGIATAN PEMANFAATAN HASIL LITBANG Tersedianya informasi dan bertambahnya data berat teripang dan kelulusan hidupnya. Menjadikan bahan rekomendasi pada pengelolaan pada suatu areal khususnya di wilayah pesisir dalam budidaya teripang pasir. Dengan adanya budidaya teripang pasir diharapkan masyarakat nelayan Pulau Baai bisa melakukannya dan akhirnya bisa menaikkan pendapatan. Masyarakat yang berada diwilayah pesisir bisa menjaga lingkungan jangan sampai teripang yang ada diperairan akan punah. Menjadikan bahan rekomendasi pada pengelolaan pada suatu areal khususnya di wilayah pesisir untuk Pemda Kota Bengkulu. Membuat jejaring kerjasama penelitian dan informasi sesama peneliti di seluruh penjuru Indonesia dan negara-negara tetangga. Kepala dan Staf UPT Kelautan Propinsi Bengkulu di Pulau Baii melihat KJT Pak Albar tenaga penjaga lagi mengisi air laut ke dalam Bak Pembuatan keramba Jaring Tancap bersama Masyarakat dan mahasiswa Prodi IKL UNIB Keramba teripang pasir milik masyarakat nelayan Pulau Baai, Bengkulu Rumah Jaga Keramba di Pulau Baai, Bengkulu. Pak Albar memberikan tambahan makanan menjelang malam tiba Teripang pasir lagi makan di malam hari Habitat lamun di Pulau Enggano Hasil Foto dari Mahasisaw Kelautan UNIB Pak Dedi Dosen Prodi Kelautan dan Pak Albar di Rumah jaga di Kampung Bahari, Sumber Jaya - Bengkulu PUSLIT OSEANOGRAFI – LIPI JLN. PASIR PUTIH NO. 1 ANCOL TIMUR JAKARTA – UTARA USAHA PEMBESARAN TERIPANG PASIR (Holothuria scabra) SECARA ALAMI DI PROVINSI BENGKULU Benih teripang pasir dari Nelayan Lombok Timur, NTB Benih teripang pasir dari Nelayan Sumber Jaya, Bengkulu Benih teripang pasir dari Lombok Timur, Diambil di Bandara Bengkulu Dosen, Mahasiswa Prodi Kelautan dan Perikanan UNIB dan Masyarakat yang terlibat Proyek IPTEKDA 2014 Pembuatan Bak Beton untuk pemelihraan benih teripang pasir di Kampung Bahari, Sumber Jaya Benih teripang pasir dari Lombok Timur, untuk di aklimatisasi sebelum di masukan dalam Bak pemeliharaan Benih teripang pasir dari Lombok Timur, Di turunkan di lokasi Kampung Bahari Benih teripang pasir selesai Aklimitisasi di masukkan dalam Bak pemeliharaan Pak Albar, Jimi dan Tim IPTEKDA Menebar benih ke dalam Keramba dan Di Alam di Pulau Baai sejumlah 2500 ekor dengan berat antara 30– 50 gram 4. BUDIDAYA TERIPANG PASIR DI MASA MENDATANG Dengan melihat harga pasaran teripang dalam negeri mempunyai harga antara Rp100.000 sampai Rp 1.000.000/kg kering tergantung jenis, ukuran dan kwalitas pasca panen (pengolahannya), maka sangat baik untuk dikembangkan di masyarakat pesisir pantai yang mempunyai potensi sumberdaya teripang dan kelaikan habitat untuk budidaya teripang . Demikian juga masalah pemasaran masih dalam kondisi stabil dan terbuka luas, sehingga penurunan harga teripang belum sangat mengkhawatirkan. Diharapkan dengan usaha budidaya teripang pasir ini dapat meningkatkan taraf hidup nelayan dan pengangguran masyarakat pesisir dan pada akhirnya akan meningkan devisa negara.

USAHA PEMBESARAN TERIPANG PASIR (Holothuria scabra …oseanografi.lipi.go.id/haspen/Pembesaran teripang pasir di Bengkulu... · Tahun 2010, teripang sudah terjadi kelangkaan dan penurunan

  • Upload
    lequynh

  • View
    238

  • Download
    4

Embed Size (px)

Citation preview

Tahun 2010, teripang sudah terjadi kelangkaan dan penurunan populasi [Depleting resources) di pasaran dunia, kelangkaan ini terjadi menyusul adanya kebijakan penghentian sementara (moratorium) penangkapan teripang di alam di kawasan India, Jepang, Cina, Philipina dan Indonesia karena sudah termasuk kelompok appendix II Cites (convention on International trade of Endanger Species). Biota ini boleh diambil dengan pembatasan jumlah dan ukuran berat basah. Kenyataan tersebut merupakan peluang dan tantangan bagi Indonesia untuk menjadi pemain utama ekspor teripang pasir di pasaran Internasional. Karena hasil tangkapan teripang pasir di alam sudah mengalami penurunan, maka perlu adanya budidaya teripang pasir secara alami dengan memberdayakan masyarakat nelayan pesisir dengan membentuk 2 kelompok nelayan Budidaya teripang pasir di Desa Sumber Jaya, Kota Bengkulu, Propinsi Bengkulu. Program ini berguna untuk meningkatkan taraf hidup nelayan pesisir dalam kaitannya dengan pembesaran teripang pasir di keramba jaring tancap di Pulau Baai dan dalam Bak Beton di Sumber Jaya, Bengkulu. Selain itu kegiatan budidaya teripang ini berguna untuk mendukung restocking di alam. Kata kunci : Ekosistem pesisir, Teripang Pasir, Nilai Ekonomis, Perairan Pulau Baai, Bengkulu.

Abstrak

1. POKOK PERMASALAHAN Teripang pasir (Holothuria scabra) merupakan salah satu jenis teripang

bernilai ekonomis penting. Semakin hari semakin sulit dicari; indikasi : hasil tangkapan dari alam cenderung menurun, berukuran kecil, daerah tangkapan semakin jauh. Maka dipilih sebagai jenis teripang pasir yang dikaji. Di Propinsi Bengkulu jenis teripang pasir ini dikenal sebagai teripang putih. Untuk upaya pembenihan pun, sulit memperoleh teripang ukuran induk; maka ditempuh upaya penangkaran Teripang pasir di pelihara di keramba jaring tancap dan bak beton juga di tebar di alam Pulau Baai dalam rangka restoking untuk memperbanyak teripang pasir tersebut. Sekaligus memberdayakan masyarakat nelayan pesisir Pulau Baai, Juga diharapakan di dalam keramba teripang bisa memijah secara alamiah. Penangkaran juga dapat bermanfaat untuk memperoleh nilai tambah (added value), dengan membesarkan teripang dalam kurun waktu tertentu maka nelayan dapat memperoleh nilai jual yang lebih baik. Dari aspek manajemen sumberdaya alami, upaya penangkaran juga dapat digunakan untuk membantu menyeimbangkan sediaan di alam, dengan mengurangi tekanan akibat pencarian intensif tak mengenal waktu maupun cakupan wilayah perairan.

2. PRODUK TARGET YANG INGIN DICAPAI Laju pertumbuhan teripang pasir sangat dipengaruhi oleh kualitas air,

makanan tambahan, fasilitas budidaya, sistim budidaya. Secara umum, jenis teripang pasir di daerah tropis akan tumbuh 50 – 100 gram per tahun. Ukuran standar layak jual (marketable size) secara internasional adalah yang mempunyai berat basah 300 gram/per ekor. Oleh karena itu untuk membesarkan teripang pasir mencapai ukuran layak jual diperlukan waktu sekitar 1,5 – 2 tahun sejak telur ditetaskan atau 1 tahun sejak benih mempunyai ukuran 20 – 50 gram dimasukkan ke bak dan kurungan keramba jaring tancap (KJT) dan yang di tebar di alam di harapkan dalam waktu 2 tahun sudah dapat di panen .

3. BENTUK KEGIATAN PEMANFAATAN HASIL LITBANG Tersedianya informasi dan bertambahnya data berat teripang dan kelulusan hidupnya. Menjadikan bahan rekomendasi pada pengelolaan pada suatu areal khususnya di wilayah pesisir dalam budidaya teripang pasir. Dengan adanya budidaya teripang pasir diharapkan masyarakat nelayan Pulau Baai bisa melakukannya dan akhirnya bisa menaikkan pendapatan. Masyarakat yang berada diwilayah pesisir bisa menjaga lingkungan jangan sampai teripang yang ada diperairan akan punah. Menjadikan bahan rekomendasi pada pengelolaan pada suatu areal khususnya di wilayah pesisir untuk Pemda Kota Bengkulu. Membuat jejaring kerjasama penelitian dan informasi sesama peneliti di seluruh penjuru Indonesia dan negara-negara tetangga.

Kepala dan Staf UPT Kelautan Propinsi Bengkulu di Pulau Baii melihat KJT

Pak Albar tenaga penjaga lagi mengisi air laut ke dalam Bak

Pembuatan keramba Jaring Tancap bersama Masyarakat dan mahasiswa Prodi IKL UNIB

Keramba teripang pasir milik masyarakat nelayan Pulau Baai, Bengkulu

Rumah Jaga Keramba di Pulau Baai, Bengkulu.

Pak Albar memberikan tambahan makanan menjelang malam tiba

Teripang pasir lagi makan di malam hari

Habitat lamun di Pulau Enggano Hasil Foto dari Mahasisaw Kelautan UNIB Pak Dedi Dosen Prodi Kelautan dan

Pak Albar di Rumah jaga di Kampung Bahari, Sumber Jaya - Bengkulu

PUSLIT OSEANOGRAFI – LIPI JLN. PASIR PUTIH NO. 1 ANCOL TIMUR JAKARTA – UTARA

USAHA PEMBESARAN TERIPANG PASIR (Holothuria scabra) SECARA ALAMI DI PROVINSI BENGKULU

Benih teripang pasir dari Nelayan Lombok Timur, NTB

Benih teripang pasir dari Nelayan Sumber Jaya, Bengkulu

Benih teripang pasir dari Lombok Timur, Diambil di Bandara Bengkulu

Dosen, Mahasiswa Prodi Kelautan dan Perikanan UNIB dan Masyarakat yang terlibat Proyek IPTEKDA 2014

Pembuatan Bak Beton untuk pemelihraan benih teripang pasir di Kampung Bahari, Sumber Jaya

Benih teripang pasir dari Lombok Timur, untuk di aklimatisasi sebelum di masukan dalam Bak pemeliharaan

Benih teripang pasir dari Lombok Timur, Di turunkan di lokasi Kampung Bahari

Benih teripang pasir selesai Aklimitisasi di masukkan dalam Bak pemeliharaan

Pak Albar, Jimi dan Tim IPTEKDA Menebar benih ke dalam Keramba dan Di Alam di Pulau Baai sejumlah 2500 ekor dengan berat antara 30– 50 gram

4. BUDIDAYA TERIPANG PASIR DI MASA MENDATANG

Dengan melihat harga pasaran teripang dalam negeri mempunyai harga antara Rp100.000 sampai Rp 1.000.000/kg kering tergantung jenis, ukuran dan kwalitas pasca panen (pengolahannya), maka sangat baik untuk dikembangkan di masyarakat pesisir pantai yang mempunyai potensi sumberdaya teripang dan kelaikan habitat untuk budidaya teripang . Demikian juga masalah pemasaran masih dalam kondisi stabil dan terbuka luas, sehingga penurunan harga teripang belum sangat mengkhawatirkan. Diharapkan dengan usaha budidaya teripang pasir ini dapat meningkatkan taraf hidup nelayan dan pengangguran masyarakat pesisir dan pada akhirnya akan meningkan devisa negara.