Upload
putri-fajar-handayani
View
227
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
etika hukum bisnis
Citation preview
ETIKA DAN HUKUM BISNIS
UTILITARIANISME DALAM BISNIS
Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh
Ekonomi dan Bisnis Manajemen 5 31086 Udjiani Hatiningrum, SH, M Si
Abstract KompetensiMenurut paham Utilitarianisme bisnis adalah etis, apabila kegiatan yang dilakukannya dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya pada konsumen dan masyarakat. jadi kebijaksanaan atau tindakan bisnis yang baik adalah kebijakan yang menghasilkan berbagai hal yang baik, bukan sebaliknya malah memberikan kerugian.
Mampu menjelaskan utitarianisme dalam bisnis.
UTILITARIANISME DALAM BISNIS
1. Kriteria dan Prinsip etika utilitarianisme
2. Nilai-nilai Positif utilitarianisme
3. Analisis Keuntungan dan Kerugian
4. Kelemahan Etika Utilitarianisme
5. Jalan keluar Agar Etika Utilitarianisme Dapat Dipakai
1. Kriteria dan Prinsip Etika Utilitarianisme
Etika Utilitarianisme berasal dari kata 'utilis' yang berarti manfaat. Utilitarianisme adalah
paham dalam filsafat moral yang menekankan manfaat atau kegunaan dalam menilai suatu
tindakan sebagai prinsip moral yang paling dasar, untuk menentukan bahwa suatu perilaku
baik jika bisa memberikan manfaat kepada sebagian besar konsumen atau masyarakat.
Menurut paham Utilitarianisme bisnis adalah etis, apabila kegiatan yang dilakukannya dapat
memberikan manfaat yang sebesar-besarnya pada konsumen dan masyarakat. jadi
kebijaksanaan atau tindakan bisnis yang baik adalah kebijakan yang menghasilkan berbagai
hal yang baik, bukan sebaliknya malah memberikan kerugian.
Utilitarianisme sebagai teori sistematis pertama kali dipaparkan oleh Jeremy Bentham
dan muridnya, John Stuart Mill. Utilitarianisme merupakan suatu paham etis yang
berpendapat bahwa yang baik adalah yang berguna, berfaedah, dan menguntungkan.
Sebaliknya, yang jahat atau buruk adalah yang tak bermanfaat, tak berfaedah, dan
merugikan. Karena itu, baik buruknya perilaku dan perbuatan ditetapkan dari segi berguna,
berfaedah, dan menguntungkan atau tidak.
Dikembangkan oleh Jeremy Bentham (1748-1832) dengan melihat permasalahan pada
kebijaksanaan publik saat itu. Disebut juga sebagai teori 'konsekuensealisme, yang artinya:
kualitas moral ditentukan oleh konsekuensi atau akibat yang dibawakannya. Perbuatan yang
bermaksud baik tapi tidak menghasilkan apa-apa, tidak disebut baik. Aliran Utilitarianisme ini
dipelopori oleh Jeremy Bentham (1748-1832), John Stuart Mill (1806-1873), dan Rudolf von
2015 2 ETIKA DAN HUKUM BISNIS
Pusat Bahan Ajar dan eLearningUdjiani Hatiningrum http://www.mercubuana.ac.id
Jhering (1818-1889). Bentham berpendapat bahwa alam memberikan kebahagiaan dan kesusahan. Manusia selalu berusaha memperbanyak kebahagiaan dan mengurangi kesusahannya. Kebaikan adalah kebahagiaan dan kejahatan adalah kesusahan. Tugas hukum adalah memelihara kebaikan dan mencegah kejahatan. Dengan kata lain, untuk
memelihara kegunaan. Keberadaan hukum diperlukan untuk menjaga agar tidak terjadi
bentrokan kepentingan individu dalam mengejar kebahagiaan yang sebesar-besarnya, untuk
itu perlu ada batasan yang diwujudkan dalam hukum, jika tidak demikian, maka akan terjadi
homo homini lupus (manusia menjadi serigala bagi manusia yang lain). Oleh karena itu,
ajaran Bentham dikenal sebagai utilitarianisme yang individual. John Stuart Mill yang lebih banyak dipengaruhi oleh pertimbangan psikologis. Ia
menyatakan bahwa tujuan manusia ialah kebahagiaan. Manusia berusaha memperoleh kebahagiaan melalui hal-hal yang membangkitkan nafsunya. Mill juga menolak
pandangan Kant yang mengajarkan bahwa individu harus bersimpati pada kepentingan umum. Kemudian Mill lalu menganalisis hubungan antara kegunaan dan
keadilan. Pada hakekatnya, perasaan individu akan keadilan dapat membuat individu itu
menyesal dan ingin membalas dendam kepada tiap yang tidak menyenangkannya.
Pendapat lain dilontarkan Rudolf von Jhering yang menggabungkan antara utilitarianisme yang individual maupun yang sosial, karena Jhering dikenal sebagai
pandangan utilitarianisme yang bersifat sosial, jadi merupakan gabungan antara teori yang
dikemukakan oleh Bentham, Mill, dan positivisme hukum dari John Austin. Bagi Jhering, tujuan hukum adalah untuk melindungi kepentingan-kepentingan. Dalam mendefinisikan kepentingan, ia mengikuti Bentham, dengan melukiskannya sebagai pengejaran kesenangan dan menghindari penderitaan tetapi kepentingan individu dijadikan bagian dari tujuan sosial dengan menghubungkan tujuan pribadi seseorang dengan kepentingan-kepentingan orang lain. 3 (tiga) kriteria Utilitarianisme:
a. Manfaat, kebijaksanaan atau tindakan yang baik adalah menghasilkan hal yang baik.
Demikian pula sebaliknya.
Manfaat di sini yaitu bahwa kebijaksanaan atau tindakan itu mendatangkan manfaat
atau kegunaan tertentu. Jadi, kebijaksanaan atau tindakan yang baik adalah yang
menghasilkan hal yang baik. Sebaliknya, kebijaksaaan atau tindakan yang tidak baik
adalah yang mendatangkan kerugian tertentu.
b. Manfaat Terbesar, kebijaksanaan atau tindakan yang baik adalah yang
mendatangkan lebih banyak manfaat daripada kerugian. Sekalipun dalam keadaan
rugi, diusahakan menyebabkan kerugian terkecil.
2015 3 ETIKA DAN HUKUM BISNIS
Pusat Bahan Ajar dan eLearningUdjiani Hatiningrum http://www.mercubuana.ac.id
Manfaat Terbesar, yaitu bahwa kebijaksanaan atau tindakan itu mendatangkan
manfaat terbesar (atau dalam situasi tertentu lebih besar) dibandingkan dengan
kebijaksanaan atau tindakan alternatif lainnya.
Kalau yang dipertimbangkan adalah soal akibat baik dan akibat buruk dari suatu
kebijaksanaan atau tindakan, maka suatu kebijaksanaan atau tindakan dinilai baik
secara moral kalau mendatangkan lebih banyak manfaat dibandingkan dengan
kerugian. Atau dalam situasi tertentu ketika kerugian tidak bisa dihindari, dapat
dikatakan bahwa tindakan yang baik adalah tindakan yang menimbulkan kerugian
terkecil (termasuk bila dibandingkan dengan kerugian yang ditimbulkan oleh
kebijaksanaan atau tindakan alternatif).
c. Bagi Sebanyak Mungkin Orang, kebijaksanaan atau tindakan yang baik secara
moral apabila memberikan manfaat bagi sebanyak mungkin orang. Sekalipun dalam
keadaan rugi, diusahakan menyebabkan kerugian sekecil mungkin bagi sedikit
orang. Jadi, suatu kebijaksaan atau tindakan dinilai baik secara moral kalau tidak
hanya mendatangkan manfaat terbesar, melainkan kalau mendatangkan manfaat
terbesar bagi sebanyak mungkin orang. Sebaliknya, kalau ternyata suatu
kebijaksanaan atau tindakan tidak bisa mengelak dari kerugian, maka kebijaksanaan
atau tindakan itu dinilai baik kalau membawa kerugian yang sekecil mungkin bagi
sesedikit mungkin orang.
Kriteria yang sekaligus menjadi pegangan objektif etika utilitarianisme adalah manfaat
terbesar bagi sebanyak mungkin orang. Atau suatu kebijaksanaan atau tindakan yang baik
dan tepat dari segi etis menurut etik utilitarianisme adalah kebijaksanaan atau tindakan
yang membawa manfaat terbesar bagi sebanyak mungkin orang atau sebaliknya membawa
akibat merugikan yang terkecil mungkin bagi sesedikit mungkin orang.
3 (tiga) Prinsip Utilitarianisme:
1. Suatu kebijaksanaan atau tindakan adalah baik dan tepat secara moral jika dan
hanya jika kebijaksanaan atau tindakan tersebut mendatangkan manfaat atau
keuntungan.
2. Di antara kebijaksanaan atau tindakan yang sama baiknya, kebijaksanaan atau
tindakan yang mempunyai manfaat terbesar adalah tindakan yang paling baik.
3. Di antara kebijaksanaan atau tindakan yang sama-sama mendatangkan manfaat
terbesar, kebijaksanaan atau tindakan yang mempunyai manfaat bagi orang banyak.
2015 4 ETIKA DAN HUKUM BISNIS
Pusat Bahan Ajar dan eLearningUdjiani Hatiningrum http://www.mercubuana.ac.id
Kekurangan Etika Utilitarianisme antara lain adalah:
1. Konsep "Manfaat" yang begitu luas sehingga pada prakteknya malah menimbulkan
masalah.
Contoh : Masuknya industrialisasi di daerah pedesaan, "Kasus Riandy Connection",
Kasus Impor Beras.
2. Hanya memperhatikan nilai suatu tindakan sejauh berkaitan dengan akibatnya.
Padahal sangat mungkin terjadi suatu tindakan pada dasarnya tidak baik tetapi
ternyata mendatangkan keuntungan atau manfaat.
3. Tidak menghargai kemauan atau motivasi baik seseorang.
4. Secara khusus sulit untuk menilai (mengkuantifikasi) variabel moral.
Contohnya : polusi udara, hilangnya air bersih, kenyamanan dsbnya.
2. Nilai Positif Etika Utilitarianisme
Nilai Positif Etika Utilitarianisme:
1. Rasionalitas,
Prinsip moral yang diajukan oleh etika utilitarianisme ini tidak didasarkan pada
aturan-aturan kaku yang mungkin tidak kita pahami dan yang tidak bisa kita cari tahu
keabsahannya.
Justru sebaliknya, utilitarianisme rasional mengapa suatu tindakan dianggap baik.
2. Menghargai kebebasan setiap pelaku moral. Tidak ada paksaan bahwa orang harus bertindak sesuai dengan cara tertentu yang
mungkin tidak diketahui alasannya mengapa demikian. Jadi, tindakan baik itu
diputuskan dan dipilih sendiri berdasarkan kriteria yang rasional dan bukan sekedar
mengikuti tradisi, norma atau perintah tertentu.
3. Universalitas,
Mengutamakan manfaat atau akibat dari suatu tindakan bagi banyak orang. Suatu
tindakan akan dinilai baik secara moral bukan karena tindakan itu mendatangkan
manfaat terbesar bagi orang yang melakukan tindakan itu, melainkan karena
tindakan itu mendatangkan manfaat terbesar bagi semua orang yang terkait.
3. Analisis Keuntungan dan Kerugian
2015 5 ETIKA DAN HUKUM BISNIS
Pusat Bahan Ajar dan eLearningUdjiani Hatiningrum http://www.mercubuana.ac.id
Analisis Keuntungan dan Kerugian:
1. Keuntungan dan kerugian, cost and benefits, yang dianalisis tidak dipusatkan pada
keuntungan dan kerugian perusahaan.
Perhatikan bagaimana dan sejauh mana suatu kebijaksanaan dan kegiatan bisnis
suatu perusahaan membawa akibat yang menguntungkan dan merugikan bagi
kreditor, konsumen, pemasok, penyalur, karyawan, masyarakat luas, dan
sebagainya.
2. Tidak ditempatkan dalam kerangka uang.
Perlu juga mendapat perhatian serius, bahwa keuntungan dan kerugian di sini tidak
hanya menyangkut aspek financial, melainkan juga aspek-aspek moral: hak dan
kepentingan konsumen, hak karyawan, kepuasan konsumen, dan sebagainya. Jadi,
manfaat harus ditafsirkan secara luas dalam kerangka kesejateraan, kebahagiaan,
keamanan sebanyak mungkin pihak terkait yang berkepentingan.
3. Untuk jangka panjang.
Benefits yang menjadi sasaran utama semua perusahaan adalah longterm net
bisnis.
Langkah konkret yang perlu diambil dalam membuat kebijaksanaan bisnis, berkaitan dengan
Analisis keuntungan dan kerugian:
- Mengumpulkan dan mempertimbangkan alternatif kebijaksanaan dan kegiatan bisnis
sebanyak-banyaknya.
- Seluruh alternatif pilihan dalam analisis keuntungan dan kerugian, dinilai
berdasarkan keuntungan yang menyangkut aspek-aspek moral.
- Analisis Neraca keuntungan dan kerugian perlu dipertimbangkan dalam kerangka
jangka panjang.
4. Kelemahan Etika Utilitarianisme
Kelemahan Etika Utilitarianisme:
- Pertama, manfaat merupakan konsep yang begitu luas sehingga dalam kenyataan
praktis akan menimbulkan kesulitan yang tidak sedikit. Karena, manfaat bagi
manusia berbeda antara satu orang dengan orang yang lain.
2015 6 ETIKA DAN HUKUM BISNIS
Pusat Bahan Ajar dan eLearningUdjiani Hatiningrum http://www.mercubuana.ac.id
- Kedua, etika utilitarianisme tidak pernah menganggap serius nilai suatu tindakan
pada dirinya sendiri dan hanya memperhatikan nilai suatu tindakan sejauh berkaitan
dengan akibatnya.
Padahal, sangat mungkin terjadi suatu tindakan pada dasarnya tidak baik, tetapi
ternyata mendatangkan keuntungan atau manfaat.
- Ketiga, etika utilitarianisme tidak pernah menganggap serius kemauan baik
seseorang.
Akibatnya, seseorang yang mempunyai motivasi yang baik dalam melakukan
tindakan tertentu, tetapi ternyata membawa kerugian yang besar bagi banyak orang,
tindakan itu tetap dinilai tidak baik dan tidak etis.
- Keempat, variabel yang dinilai tidak semuanya dapat dikuantifikasi. Karena itu, sulit
sekali mengukur dan memperbandingkan keuntungan dan kerugian hanya
berdasarkan variabel yang ada.
Contohnya seperti polusi udara, hilangnya air bersih, kenyamanan, dan keselamatan
kerja, kenyamanan produk, termasuk nyawa manusia, tidak bisa dikuantifikasi dan
sulit untuk bisa dipakai dalam menilai baik buruknya suatu tindakan berdasarkan
manfaat-manfaat ini.
- Kelima, seandainya ketiga kriteria dari etika utilitarianisme saling bertentangan,
maka akan ada kesulitan dalam menentukan proiritas di antara ketiganya.
- Keenam, etika utilitarisme membenarkan hak kelompok minoritas tertentu
dikorbankan demi kepentingan mayoritas.
Jadi, walaupun suatu tindakan merugikan bahkan melanggar hak dan kepentingan
kelompok kecil tertentu, tapi menguntungkan sebagian besar orang yang terkait,
tindakan itu tetap dinilai baik dan etis.
Contoh, meskipun kegiatan bisnis suatu perusahaan merugikan hak penduduk
setempat atas tanahnya, atau atas air bersih yang dikonsumsinya selama bertahun-
tahun, tetapi karena perusahaan itu mendatangkan devisa bagi negara, kegiatan
bisnis perusahaan ini akan dinilai baik dan etis dari sudut pandang etika
utilitarianisme.
Nilai Positif Etika Utilitarianismea :
a. Rasionalitas adalah prinsip moral yang diajukan oleh Etika Utilitarianisme ini tidak
didasarkan oleh aturan-aturan kaku yang mungkin tidak kita pahami dan yang tidak
bisa kita persoalkan keabsahannya.
2015 7 ETIKA DAN HUKUM BISNIS
Pusat Bahan Ajar dan eLearningUdjiani Hatiningrum http://www.mercubuana.ac.id
b. Etika Utilitarianisme sangat menghargai kebebasan setiap pelaku moral. Setiap
orang dibiarkan bebas untuk mengambil keputusan dan bertindak dengan hanya
memberi ketiga kriteria obyektif dan rasional tadi. Otonomi manusia lalu diberi tempat
sentral, tidak ada paksaan harus bertindak sesuai dengan cara tertentu yang
mungkin tidak diketahui alasannya.
c. Universalitas yaitu berbeda dengan etika teleologi lainnya yang terutama
menekankan manfaat bagi diri sendiri atau kelompok sendiri, etika utilitarianisme
justru mengutamakan manfaat atau akibat baik dari suatu tindakan bagi banyak
orang.
5. Jalan keluar Agar Etika Utilitarianisme Dapat dipakai
Tanpa ingin memasuki secara lebih mendalam persoalan ini, ada baiknya kita secara
khusus mencari beberapa jalan keluar yang mungkin berguna bagi bisnis dalam
menggunakan etika utilitarianisme yang memang punya daya tarik istimewa ini. Yang perlu
diakui adalah bahwa tidak mungkin kita memuaskan semua pihak secara sama dengan
tingkat manfaat yang sama isi dan bobotnya. Hanya saja, yang pertama-tama harus
dipegang adalah bahwa kepentingan dan hak semua orang harus diperhatikan, dihormati,
dan diperhitungkan secara sama. Namun, karena kenyataan bahwa kita tidak bisa
memuaskan semua pihak secara sama dengan tingkat manfaat yang sama isi dan
bobotnya, dalam situasi tertentu kita memang terpaksa harus memilih di antara alternative
yang tidak sempurna itu. Dalam hal ini, etika utilitarianisme telah memberi kita kriteria paling
objektif dan rasional untuk memilih diantara berbagai alternative yang kita hadapi, kendati
mungkin bukan paling sempurna.
Jalan Ke luar agar Etika Utilitarianisme dapat dipakai :
a. Jujur adalah tindakan yang baik karena sesuai dengan aturan moral yang dianut dan
diikuti oleh semua orang.
b. Jujur adalah tindakan yang baik karena dianut dan diikuti semua orang yang
mendatangkan manfaat terbesar bagi banyak orang dan mendatangkan kerugian
terkecil bagi segelintis orang.
Ada dua pinsip yang harus diperhatikan:
a. Suatu tindakan adalah baik dari segi etis jika tidakan itu hanya dituntut oleh aturan-
aturan moral yang memang tepat.
2015 8 ETIKA DAN HUKUM BISNIS
Pusat Bahan Ajar dan eLearningUdjiani Hatiningrum http://www.mercubuana.ac.id
b. Sebuah aturan moral yang tepat jika jumlah keseluruhan manfaat yang dihasilkannya
diikuti semua orang dalam situasi tertentu.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam situasi terpaksa:
a. Perlu menggunakan perasaan atau intuisi moral kita untuk mempertimbangkan
secara jujur apakan indakan yang kita ambil memenuhi kriteria etika utilitarianisme di
atas memang manusiawi atau tidak
b. Dalam hal kasus kongkret di mana kebijaksanaan atau tindakan isnis tertentu yang
dalam jangka panjang tidak hanya menguntungkan perusahaan tetapi juga pihak
terkait.
Contoh Perusahaan yang Telah Menerapkan Utilitarianisme (PT. Indosat Tbk) :
Sebagai bentuk komitmen Indosat dalam meningkatkan kesejahteraan hidup masyarakat,
Indosat telah melaksanakan berbagai progam yang diharapkan dapat meningkatkan
kehidupan masyarakat Indonesia untuk menjadi lebih baik.
Corporate Social Responsibility yang Indosat lakukan tidak terbatas hanya pada
pengembangan dan peningkatan kualitas masyarakat pada umumnya, namun juga
menyangkut tata kelola perusahaan yang baik (Good Corporate Governance). Kepedulian
terhadap pelanggan, pengembangan Sumber Daya Manusia, mengembangkan Green
Environment serta memberikan dukungan dalam pengembangan komunitas dan lingkungan
sosial. Setiap fungsi yang ada, saling melengkapi demi tercapainya CSR yang mampu
memenuhi tujuan Indosat dalam menerapkan ISO 26000 di perusahaan.
Penerapan utilitarianisme Indosat mencakup 5 inisiatif, yang dilakukan secara
berkesinambungan yaitu:
1. Organizational Governance : Penerapan tata kelola Perusahaan terbaik termasuk
mematuhi regulasi dan ketentuan yang berlaku, berlandaskan 5 prinsip: transparansi,
akuntabilitas, pertanggungjawaban, interpendensi, dan kesetaraan.
2. Consumer Issues : Menyediakan dan mengembangkan produk dan jasa
telekomunikasi yang memberikan manfaat luas bagi pemakainya, layanan yang
transparan dan terpercaya.
3. Labor Practices : Mengembangkan hubungan yang saling menguntungkan antara
Perusahaan dan karyawan serta pengembangan sistem, organisasi dan fasilitas
pendukung sehingga memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi
Perusahaan.
2015 9 ETIKA DAN HUKUM BISNIS
Pusat Bahan Ajar dan eLearningUdjiani Hatiningrum http://www.mercubuana.ac.id
4. Environment : Mengembangkan budaya peduli lingkungan termasuk upaya-upaya
nyata untuk mengurangi penggunaan emisi karbon dalam kegiatan perusahaan.
5. Community Involvement : Ikut mengembangkan kualitas hidup komunitas dalam hal
kualitas pendidikan sekolah dan olahraga, kualitas kesehatan, serta ikut serta dalam
mendukung kegiatan sosial komunitas termasuk bantuan saat bencana/musibah.
2015 10 ETIKA DAN HUKUM BISNIS
Pusat Bahan Ajar dan eLearningUdjiani Hatiningrum http://www.mercubuana.ac.id
Daftar Pustaka1. Sonny Keraf. 2006. Etika Bisnis. Yogyakarta : Kanisius
2. http://pengertiandancontoh.blogspot.com/2013/07/aliran-utilitarianisme.html
3. http://rickaastry.wordpress.com/2012/11/02/2-etika-bisnis-sap-etika-utilitarianisme/
4. http://kerabattito.blogspot.com/2012/10/viii-prinsip-etika-utilitarianisme.html#!/
2012/10/viii-prinsip-etika-utilitarianisme.html
5. http://randynoerhardi.wordpress.com/2013/11/25/etika-utilitarianisme-dalam-bisnis-2/
2015 11 ETIKA DAN HUKUM BISNIS
Pusat Bahan Ajar dan eLearningUdjiani Hatiningrum http://www.mercubuana.ac.id