14
ETIKA DAN HUKUM BISNIS UTILITARIANISME DALAM BISNIS Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Ekonomi dan Bisnis Manajemen 5 31086 Udjiani Hatiningrum, SH, M Si Abstract Kompetensi Menurut paham Utilitarianisme bisnis adalah etis, apabila kegiatan yang dilakukannya dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya pada konsumen dan masyarakat. jadi kebijaksanaan atau tindakan bisnis yang baik adalah kebijakan yang menghasilkan berbagai hal yang baik, bukan sebaliknya malah memberikan kerugian. Mampu menjelaskan utitarianisme dalam bisnis.

Utilitarianisme Bisnis

Embed Size (px)

DESCRIPTION

etika hukum bisnis

Citation preview

Page 1: Utilitarianisme Bisnis

ETIKA DAN HUKUM BISNIS

UTILITARIANISME DALAM BISNIS

Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

Ekonomi dan Bisnis Manajemen 5 31086 Udjiani Hatiningrum, SH, M Si

Abstract KompetensiMenurut paham Utilitarianisme bisnis adalah etis, apabila kegiatan yang dilakukannya dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya pada konsumen dan masyarakat. jadi kebijaksanaan atau tindakan bisnis yang baik adalah kebijakan yang menghasilkan berbagai hal yang baik, bukan sebaliknya malah memberikan kerugian.

Mampu menjelaskan utitarianisme dalam bisnis.

Page 2: Utilitarianisme Bisnis

UTILITARIANISME DALAM BISNIS

1. Kriteria dan Prinsip etika utilitarianisme

2. Nilai-nilai Positif utilitarianisme

3. Analisis Keuntungan dan Kerugian

4. Kelemahan Etika Utilitarianisme

5. Jalan keluar Agar Etika Utilitarianisme Dapat Dipakai

1. Kriteria dan Prinsip Etika Utilitarianisme

Etika Utilitarianisme berasal dari kata 'utilis' yang berarti manfaat. Utilitarianisme adalah

paham dalam filsafat moral yang menekankan manfaat atau kegunaan dalam menilai suatu

tindakan sebagai prinsip moral yang paling dasar, untuk menentukan bahwa suatu perilaku

baik jika bisa memberikan manfaat kepada sebagian besar konsumen atau masyarakat.

Menurut paham Utilitarianisme bisnis adalah etis, apabila kegiatan yang dilakukannya dapat

memberikan manfaat yang sebesar-besarnya pada konsumen dan masyarakat. jadi

kebijaksanaan atau tindakan bisnis yang baik adalah kebijakan yang menghasilkan berbagai

hal yang baik, bukan sebaliknya malah memberikan kerugian.

Utilitarianisme sebagai teori sistematis pertama kali dipaparkan oleh Jeremy Bentham

dan muridnya, John Stuart Mill. Utilitarianisme merupakan suatu paham etis yang

berpendapat bahwa yang baik adalah yang berguna, berfaedah, dan menguntungkan.

Sebaliknya, yang jahat atau buruk adalah yang tak bermanfaat, tak berfaedah, dan

merugikan. Karena itu, baik buruknya perilaku dan perbuatan ditetapkan dari segi berguna,

berfaedah, dan menguntungkan atau tidak.

Dikembangkan oleh Jeremy Bentham (1748-1832) dengan melihat permasalahan pada

kebijaksanaan publik saat itu. Disebut juga sebagai teori 'konsekuensealisme, yang artinya:

kualitas moral ditentukan oleh konsekuensi atau akibat yang dibawakannya. Perbuatan yang

bermaksud baik tapi tidak menghasilkan apa-apa, tidak disebut baik. Aliran Utilitarianisme ini

dipelopori oleh Jeremy Bentham (1748-1832), John Stuart Mill (1806-1873), dan Rudolf von

2015 2 ETIKA DAN HUKUM BISNIS

Pusat Bahan Ajar dan eLearningUdjiani Hatiningrum http://www.mercubuana.ac.id

Page 3: Utilitarianisme Bisnis

Jhering (1818-1889). Bentham berpendapat bahwa alam memberikan kebahagiaan dan kesusahan. Manusia selalu berusaha memperbanyak kebahagiaan dan mengurangi kesusahannya. Kebaikan adalah kebahagiaan dan kejahatan adalah kesusahan. Tugas hukum adalah memelihara kebaikan dan mencegah kejahatan. Dengan kata lain, untuk

memelihara kegunaan. Keberadaan hukum diperlukan untuk menjaga agar tidak terjadi

bentrokan kepentingan individu dalam mengejar kebahagiaan yang sebesar-besarnya, untuk

itu perlu ada batasan yang diwujudkan dalam hukum, jika tidak demikian, maka akan terjadi

homo homini lupus (manusia menjadi serigala bagi manusia yang lain). Oleh karena itu,

ajaran Bentham dikenal sebagai utilitarianisme yang individual. John Stuart Mill yang lebih banyak dipengaruhi oleh pertimbangan psikologis. Ia

menyatakan bahwa tujuan manusia ialah kebahagiaan. Manusia berusaha memperoleh kebahagiaan melalui hal-hal yang membangkitkan nafsunya. Mill juga menolak

pandangan Kant yang mengajarkan bahwa individu harus bersimpati pada kepentingan umum. Kemudian Mill lalu menganalisis hubungan antara kegunaan dan

keadilan. Pada hakekatnya, perasaan individu akan keadilan dapat membuat individu itu

menyesal dan ingin membalas dendam kepada tiap yang tidak menyenangkannya.

Pendapat lain dilontarkan Rudolf von Jhering yang menggabungkan antara utilitarianisme yang individual maupun yang sosial, karena Jhering dikenal sebagai

pandangan utilitarianisme yang bersifat sosial,  jadi merupakan gabungan antara teori yang

dikemukakan oleh Bentham, Mill, dan positivisme hukum dari John Austin. Bagi Jhering, tujuan hukum adalah untuk melindungi kepentingan-kepentingan. Dalam mendefinisikan kepentingan, ia mengikuti Bentham, dengan melukiskannya sebagai pengejaran kesenangan dan menghindari penderitaan tetapi kepentingan individu dijadikan bagian dari tujuan sosial dengan menghubungkan tujuan pribadi seseorang dengan kepentingan-kepentingan orang lain. 3 (tiga) kriteria Utilitarianisme:

a. Manfaat, kebijaksanaan atau tindakan yang baik adalah menghasilkan hal yang baik.

Demikian pula sebaliknya.

Manfaat di sini yaitu bahwa kebijaksanaan atau tindakan itu mendatangkan manfaat

atau kegunaan tertentu. Jadi, kebijaksanaan atau tindakan yang baik adalah yang

menghasilkan hal yang baik. Sebaliknya, kebijaksaaan atau tindakan yang tidak baik

adalah yang mendatangkan kerugian tertentu.

b. Manfaat Terbesar, kebijaksanaan atau tindakan yang baik adalah yang

mendatangkan lebih banyak manfaat daripada kerugian. Sekalipun dalam keadaan

rugi, diusahakan menyebabkan kerugian terkecil.

2015 3 ETIKA DAN HUKUM BISNIS

Pusat Bahan Ajar dan eLearningUdjiani Hatiningrum http://www.mercubuana.ac.id

Page 4: Utilitarianisme Bisnis

Manfaat Terbesar, yaitu bahwa kebijaksanaan atau tindakan itu mendatangkan

manfaat terbesar (atau dalam situasi tertentu lebih besar) dibandingkan dengan

kebijaksanaan atau tindakan alternatif lainnya.

Kalau yang dipertimbangkan adalah soal akibat baik dan akibat buruk dari suatu

kebijaksanaan atau tindakan, maka suatu kebijaksanaan atau tindakan dinilai baik

secara moral kalau mendatangkan lebih banyak manfaat dibandingkan dengan

kerugian. Atau dalam situasi tertentu ketika kerugian tidak bisa dihindari, dapat

dikatakan bahwa tindakan yang baik adalah tindakan yang menimbulkan kerugian

terkecil (termasuk bila dibandingkan dengan kerugian yang ditimbulkan oleh

kebijaksanaan atau tindakan alternatif).

c. Bagi Sebanyak Mungkin Orang, kebijaksanaan atau tindakan yang baik secara

moral apabila memberikan manfaat bagi sebanyak mungkin orang. Sekalipun dalam

keadaan rugi, diusahakan menyebabkan kerugian sekecil mungkin bagi sedikit

orang. Jadi, suatu kebijaksaan atau tindakan dinilai baik secara moral kalau tidak

hanya mendatangkan manfaat terbesar, melainkan kalau mendatangkan manfaat

terbesar bagi sebanyak mungkin orang. Sebaliknya, kalau ternyata suatu

kebijaksanaan atau tindakan tidak bisa mengelak dari kerugian, maka kebijaksanaan

atau tindakan itu dinilai baik kalau membawa kerugian yang sekecil mungkin bagi

sesedikit mungkin orang.

Kriteria yang sekaligus menjadi pegangan objektif etika utilitarianisme adalah manfaat

terbesar bagi sebanyak mungkin orang. Atau suatu kebijaksanaan atau tindakan yang baik

dan tepat dari segi etis menurut etik utilitarianisme adalah kebijaksanaan atau tindakan

yang membawa manfaat terbesar bagi sebanyak mungkin orang atau sebaliknya membawa

akibat merugikan yang terkecil mungkin bagi sesedikit mungkin orang.

3 (tiga) Prinsip Utilitarianisme:

1. Suatu kebijaksanaan atau tindakan adalah baik dan tepat secara moral jika dan

hanya jika kebijaksanaan atau tindakan tersebut mendatangkan manfaat atau

keuntungan.

2. Di antara kebijaksanaan atau tindakan yang sama baiknya, kebijaksanaan atau

tindakan yang mempunyai manfaat terbesar adalah tindakan yang paling baik.

3. Di antara kebijaksanaan atau tindakan yang sama-sama mendatangkan manfaat

terbesar, kebijaksanaan atau tindakan yang mempunyai manfaat bagi orang banyak.

2015 4 ETIKA DAN HUKUM BISNIS

Pusat Bahan Ajar dan eLearningUdjiani Hatiningrum http://www.mercubuana.ac.id

Page 5: Utilitarianisme Bisnis

Kekurangan Etika Utilitarianisme antara lain adalah:

1. Konsep "Manfaat" yang begitu luas sehingga pada prakteknya malah menimbulkan

masalah.

Contoh : Masuknya industrialisasi di daerah pedesaan, "Kasus Riandy Connection",

Kasus Impor Beras.

2. Hanya memperhatikan nilai suatu tindakan sejauh berkaitan dengan akibatnya.

Padahal sangat mungkin terjadi suatu tindakan pada dasarnya tidak baik tetapi

ternyata mendatangkan keuntungan atau manfaat.

3. Tidak menghargai kemauan atau motivasi baik seseorang.

4. Secara khusus sulit untuk menilai (mengkuantifikasi) variabel moral.

Contohnya : polusi udara, hilangnya air bersih, kenyamanan dsbnya.

2. Nilai Positif Etika Utilitarianisme

Nilai Positif Etika Utilitarianisme:

1. Rasionalitas,

Prinsip moral yang diajukan oleh etika utilitarianisme ini tidak didasarkan pada

aturan-aturan kaku yang mungkin tidak kita pahami dan yang tidak bisa kita cari tahu

keabsahannya.

Justru sebaliknya, utilitarianisme rasional mengapa suatu tindakan dianggap baik.

2. Menghargai kebebasan setiap pelaku moral. Tidak ada paksaan bahwa orang harus bertindak sesuai dengan cara tertentu yang

mungkin tidak diketahui alasannya mengapa demikian. Jadi, tindakan baik itu

diputuskan dan dipilih sendiri berdasarkan kriteria yang rasional dan bukan sekedar

mengikuti tradisi, norma atau perintah tertentu.

3. Universalitas,

Mengutamakan manfaat atau akibat dari suatu tindakan bagi banyak orang. Suatu

tindakan akan dinilai baik secara moral bukan karena tindakan itu mendatangkan

manfaat terbesar bagi orang yang melakukan tindakan itu, melainkan karena

tindakan itu mendatangkan manfaat terbesar bagi semua orang yang terkait.

3. Analisis Keuntungan dan Kerugian

2015 5 ETIKA DAN HUKUM BISNIS

Pusat Bahan Ajar dan eLearningUdjiani Hatiningrum http://www.mercubuana.ac.id

Page 6: Utilitarianisme Bisnis

Analisis Keuntungan dan Kerugian:

1. Keuntungan dan kerugian, cost and benefits, yang dianalisis tidak dipusatkan pada

keuntungan dan kerugian perusahaan.

Perhatikan bagaimana dan sejauh mana suatu kebijaksanaan dan kegiatan bisnis

suatu perusahaan membawa akibat yang menguntungkan dan merugikan bagi

kreditor, konsumen, pemasok, penyalur, karyawan, masyarakat luas, dan

sebagainya.

2. Tidak ditempatkan dalam kerangka uang.

Perlu juga mendapat perhatian serius, bahwa keuntungan dan kerugian di sini tidak

hanya menyangkut aspek financial, melainkan juga aspek-aspek moral: hak dan

kepentingan konsumen, hak karyawan, kepuasan konsumen, dan sebagainya. Jadi,

manfaat harus ditafsirkan secara luas dalam kerangka kesejateraan, kebahagiaan,

keamanan sebanyak mungkin pihak terkait yang berkepentingan.

3. Untuk jangka panjang.

Benefits yang menjadi sasaran utama semua perusahaan adalah longterm net

bisnis.

Langkah konkret yang perlu diambil dalam membuat kebijaksanaan bisnis, berkaitan dengan

Analisis keuntungan dan kerugian:

- Mengumpulkan dan mempertimbangkan alternatif kebijaksanaan dan kegiatan bisnis

sebanyak-banyaknya.

- Seluruh alternatif pilihan dalam analisis keuntungan dan kerugian, dinilai

berdasarkan keuntungan yang menyangkut aspek-aspek moral.

- Analisis Neraca keuntungan dan kerugian perlu dipertimbangkan dalam kerangka

jangka panjang.

4. Kelemahan Etika Utilitarianisme

Kelemahan Etika Utilitarianisme:

- Pertama, manfaat merupakan konsep yang begitu luas sehingga dalam kenyataan

praktis akan menimbulkan kesulitan yang tidak sedikit. Karena, manfaat bagi

manusia berbeda antara satu orang dengan orang yang lain.

2015 6 ETIKA DAN HUKUM BISNIS

Pusat Bahan Ajar dan eLearningUdjiani Hatiningrum http://www.mercubuana.ac.id

Page 7: Utilitarianisme Bisnis

- Kedua, etika utilitarianisme tidak pernah menganggap serius nilai suatu tindakan

pada dirinya sendiri dan hanya memperhatikan nilai suatu tindakan sejauh berkaitan

dengan akibatnya.

Padahal, sangat mungkin terjadi suatu tindakan pada dasarnya tidak baik, tetapi

ternyata mendatangkan keuntungan atau manfaat.

- Ketiga, etika utilitarianisme tidak pernah menganggap serius kemauan baik

seseorang.

Akibatnya, seseorang yang mempunyai motivasi yang baik dalam melakukan

tindakan tertentu, tetapi ternyata membawa kerugian yang besar bagi banyak orang,

tindakan itu tetap dinilai tidak baik dan tidak etis.

- Keempat, variabel yang dinilai tidak semuanya dapat dikuantifikasi. Karena itu, sulit

sekali mengukur dan memperbandingkan keuntungan dan kerugian hanya

berdasarkan variabel yang ada.

Contohnya seperti polusi udara, hilangnya air bersih, kenyamanan, dan keselamatan

kerja, kenyamanan produk, termasuk nyawa manusia, tidak bisa dikuantifikasi dan

sulit untuk bisa dipakai dalam menilai baik buruknya suatu tindakan berdasarkan

manfaat-manfaat ini.

- Kelima, seandainya ketiga kriteria dari etika utilitarianisme saling bertentangan,

maka akan ada kesulitan dalam menentukan proiritas di antara ketiganya.

- Keenam, etika utilitarisme membenarkan hak kelompok minoritas tertentu

dikorbankan demi kepentingan mayoritas.

Jadi, walaupun suatu tindakan merugikan bahkan melanggar hak dan kepentingan

kelompok kecil tertentu, tapi menguntungkan sebagian besar orang yang terkait,

tindakan itu tetap dinilai baik dan etis.

Contoh, meskipun kegiatan bisnis suatu perusahaan merugikan hak penduduk

setempat atas tanahnya, atau atas air bersih yang dikonsumsinya selama bertahun-

tahun, tetapi karena perusahaan itu mendatangkan devisa bagi negara, kegiatan

bisnis perusahaan ini akan dinilai baik dan etis dari sudut pandang etika

utilitarianisme.

Nilai Positif Etika Utilitarianismea :

a. Rasionalitas adalah prinsip moral yang diajukan oleh Etika Utilitarianisme ini tidak

didasarkan oleh aturan-aturan kaku yang mungkin tidak kita pahami dan yang tidak

bisa kita persoalkan keabsahannya.

2015 7 ETIKA DAN HUKUM BISNIS

Pusat Bahan Ajar dan eLearningUdjiani Hatiningrum http://www.mercubuana.ac.id

Page 8: Utilitarianisme Bisnis

b. Etika Utilitarianisme sangat menghargai kebebasan setiap pelaku moral. Setiap

orang dibiarkan bebas untuk mengambil keputusan dan bertindak dengan hanya

memberi ketiga kriteria obyektif dan rasional tadi. Otonomi manusia lalu diberi tempat

sentral, tidak ada paksaan harus bertindak sesuai dengan cara tertentu yang

mungkin tidak diketahui alasannya.

c. Universalitas yaitu berbeda dengan etika teleologi lainnya yang terutama

menekankan manfaat bagi diri sendiri atau kelompok sendiri, etika utilitarianisme

justru mengutamakan manfaat atau akibat baik dari suatu tindakan bagi banyak

orang.

5. Jalan keluar Agar Etika Utilitarianisme Dapat dipakai

Tanpa ingin memasuki secara lebih mendalam persoalan ini, ada baiknya kita secara

khusus mencari beberapa jalan keluar yang mungkin berguna bagi bisnis dalam

menggunakan etika utilitarianisme yang memang punya daya tarik istimewa ini. Yang perlu

diakui adalah bahwa tidak mungkin kita memuaskan semua pihak secara sama dengan

tingkat manfaat yang sama isi dan bobotnya. Hanya saja, yang pertama-tama harus

dipegang adalah bahwa kepentingan dan hak semua orang harus diperhatikan, dihormati,

dan diperhitungkan secara sama. Namun, karena kenyataan bahwa kita tidak bisa

memuaskan semua pihak secara sama dengan tingkat manfaat yang sama isi dan

bobotnya, dalam situasi tertentu kita memang terpaksa harus memilih di antara alternative

yang tidak sempurna itu. Dalam hal ini, etika utilitarianisme telah memberi kita kriteria paling

objektif dan rasional untuk memilih diantara berbagai alternative yang kita hadapi, kendati

mungkin bukan paling sempurna.

Jalan Ke luar agar Etika Utilitarianisme dapat dipakai :

a. Jujur adalah tindakan yang baik karena sesuai dengan aturan moral yang dianut dan

diikuti oleh semua orang.

b. Jujur adalah tindakan yang baik karena dianut dan diikuti semua orang yang

mendatangkan manfaat terbesar bagi banyak orang dan mendatangkan kerugian

terkecil bagi segelintis orang.

Ada dua pinsip yang harus diperhatikan:

a. Suatu tindakan adalah baik dari segi etis jika tidakan itu hanya dituntut oleh aturan-

aturan moral yang memang tepat.

2015 8 ETIKA DAN HUKUM BISNIS

Pusat Bahan Ajar dan eLearningUdjiani Hatiningrum http://www.mercubuana.ac.id

Page 9: Utilitarianisme Bisnis

b. Sebuah aturan moral yang tepat jika jumlah keseluruhan manfaat yang dihasilkannya

diikuti semua orang dalam situasi tertentu.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam situasi terpaksa:

a. Perlu menggunakan perasaan atau intuisi moral kita untuk mempertimbangkan

secara jujur apakan indakan yang kita ambil memenuhi kriteria etika utilitarianisme di

atas memang manusiawi atau tidak

b. Dalam hal kasus kongkret di mana kebijaksanaan atau tindakan isnis tertentu yang

dalam jangka panjang tidak hanya menguntungkan perusahaan tetapi juga pihak

terkait.

Contoh Perusahaan yang Telah Menerapkan Utilitarianisme (PT. Indosat Tbk) :

Sebagai bentuk komitmen Indosat dalam meningkatkan kesejahteraan hidup masyarakat,

Indosat telah melaksanakan berbagai progam yang diharapkan dapat meningkatkan

kehidupan masyarakat Indonesia untuk menjadi lebih baik.

Corporate Social Responsibility yang Indosat lakukan tidak terbatas hanya pada

pengembangan dan peningkatan kualitas masyarakat pada umumnya, namun juga

menyangkut tata kelola perusahaan yang baik (Good Corporate Governance). Kepedulian

terhadap pelanggan, pengembangan Sumber Daya Manusia, mengembangkan Green

Environment serta memberikan dukungan dalam pengembangan komunitas dan lingkungan

sosial. Setiap fungsi yang ada, saling melengkapi demi tercapainya CSR yang mampu

memenuhi tujuan Indosat dalam menerapkan ISO 26000 di perusahaan.

Penerapan utilitarianisme Indosat mencakup 5 inisiatif, yang dilakukan secara

berkesinambungan yaitu:

1. Organizational Governance : Penerapan tata kelola Perusahaan terbaik termasuk

mematuhi regulasi dan ketentuan yang berlaku, berlandaskan 5 prinsip: transparansi,

akuntabilitas, pertanggungjawaban, interpendensi, dan kesetaraan.

2. Consumer Issues : Menyediakan dan mengembangkan produk dan jasa

telekomunikasi yang memberikan manfaat luas bagi pemakainya, layanan yang

transparan dan terpercaya.

3. Labor Practices : Mengembangkan hubungan yang saling menguntungkan antara

Perusahaan dan karyawan serta pengembangan sistem, organisasi dan fasilitas

pendukung sehingga memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi

Perusahaan.

2015 9 ETIKA DAN HUKUM BISNIS

Pusat Bahan Ajar dan eLearningUdjiani Hatiningrum http://www.mercubuana.ac.id

Page 10: Utilitarianisme Bisnis

4. Environment : Mengembangkan budaya peduli lingkungan termasuk upaya-upaya

nyata untuk mengurangi penggunaan emisi karbon dalam kegiatan perusahaan.

5. Community Involvement : Ikut mengembangkan kualitas hidup komunitas dalam hal

kualitas pendidikan sekolah dan olahraga, kualitas kesehatan, serta ikut serta dalam

mendukung kegiatan sosial komunitas termasuk bantuan saat bencana/musibah.

2015 10 ETIKA DAN HUKUM BISNIS

Pusat Bahan Ajar dan eLearningUdjiani Hatiningrum http://www.mercubuana.ac.id

Page 11: Utilitarianisme Bisnis

Daftar Pustaka1. Sonny Keraf. 2006. Etika Bisnis. Yogyakarta : Kanisius

2. http://pengertiandancontoh.blogspot.com/2013/07/aliran-utilitarianisme.html

3. http://rickaastry.wordpress.com/2012/11/02/2-etika-bisnis-sap-etika-utilitarianisme/

4. http://kerabattito.blogspot.com/2012/10/viii-prinsip-etika-utilitarianisme.html#!/

2012/10/viii-prinsip-etika-utilitarianisme.html

5. http://randynoerhardi.wordpress.com/2013/11/25/etika-utilitarianisme-dalam-bisnis-2/

2015 11 ETIKA DAN HUKUM BISNIS

Pusat Bahan Ajar dan eLearningUdjiani Hatiningrum http://www.mercubuana.ac.id