Upload
dominikusstefanonadika
View
218
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
8/16/2019 uts felix
http://slidepdf.com/reader/full/uts-felix 1/11
1a Jenis kaidah yang seharusnya digunakan untuk merumuskan masalah
terkait mengelola hutan lindung sebagai wisata
Kaidah hukum positif
B Alasan memakai kaidah hukum positif
Istilah “Ubi societas ibi ius” sudah menjadi “communis opinion doctrum” (pandangan umum yang
sama di kalangan para pakar), ungkapaan tersebut secara arfiah berarti “di mana ada masyarakat
manusia di situ ada atau berlakunya hukum” atau “tidak ada masyarakat tanpa hukum”. Artinya
dalam suatu masyarakat,betapapun sederhananya , pasti tumbuh sebagi perangkat kaidahkaidah
perilaku yang bertujuan untuk meujudkan ketertiban dan memenuhi rasa atau tuntutan keadilan ,
yang kepatuhannya tidak sepenuhnya diserahkan kepada kemauan bebas arga masyarakat ,
melainkan dapat dipaksakan oleh masyarakat secara terorganisasi . perangkat!perangkat kaidah
perilaku itulah yang disebut "ukum .ketika masyarakat sudah berkemang menjadi majemuk dan
berbagai kaidah perilaku tersebut juga berubah menjadi semakin majemuk. "ukum menampilkan
diri dalam bentuk kaidah yang disebut kaidah hukum positif (positif recht), yang dapat berbentuk
tertulis maupun tidak tertulis . #aidah hukum yang tertulis itu disebut undang!undang dalam artiluas (de et in ruime $in), yakni putusan pemerintah yang terbentuk melalui prosedur yang berlaku
untuk itu oleh badan atau lembaga atau pejabat yang memiliki keenangan untuk itu dan
dirumuskan dalam bentuk yang sudah ditentukan untuk itu . Undang!undang dalam arti luas itu
dibedakn kedalam undang!undang dalam arti materil (de et in materiel $in). Undang!undang
dalam arti materil adalah putusan pemerintah yang isinya berlaku umum atau mengikat secara
umum , jadi yang isinya berupa peraturan (de regel) . undang!undang dalam arti formal adalah
putusan pemerintah yang karena prosedur pembentukannya dinamakan undangundang
(de et) , misalnya untuk Indonesia produk putusan %&' yang disahkan
oleh presiden dan dinamakan unndang!undang e pasal * UU%+-.
#eseluruhan kaidah hukum positif yang tertulis itu disebut perundangundanganyakni keseluruhan dalam arti materil (peraturan) yang tersusun dalam
suatu sistem yang berlaku dalam suatu egara (masyarakat yang terikat pada
suatu ilayah tertentu dan terorganisasi secara politikal dalam bentuk badan
hukum public) . "ukum tidak tertulis dalam bentuk keputusan kepala persekutuan
atau hal mengulangi atau masyarakat adat yang mengharuskan dilaksanakannya
perilaku tertentu daan putusan kepala persekutuan atau hal hal yang mengulangi
perilaku yang sama dan dirasakan sebagai tuntutan demi terujudnya keadilan.
c. Rumusan kaidah secara singkat
Untuk menmahami keberlakuan hukum kehutanan dapat dilihat dari
keberlakuan hukum yang berlaku yaitu keberlakuan faktual, keberlakuan yuridikal
dan keberlakuan moral.
#eberlakuan faktual yaitu kaidah hukum yang dikatakan memiliki
keberlakuan faktual, jika kaidah itu dalam kenyataan sungguh!sunguh dipatuhi
oleh arga egara masyarakat dan oleh para pejabat yan berenang sunguhsungguh
diterapkan dan diteggakkn. %engan demikian, kaidah hukum tersebut
dikatakan efektif, sebab berhasil mempengaruhi perilaku para arga egara dan
pejabat masyarakat. keberlakuan faksual dapat disebut juga keberlakuan social atau
keberlakuan sosiologikal atau keberlakuan empirikal.
#eberlakuan yuridikal yaitu kaidah hukum memiliki keberlakuan
8/16/2019 uts felix
http://slidepdf.com/reader/full/uts-felix 2/11
yuridikal jika kaidah itu dibentuk sesuai dengan aturan prosedur yang berlaku oleh
pihak (badan,pejabat) yang berenang dan isinya secara substansial tidak
bertentangan dengan kaidah /kaidah hukum lainnya (terutama yang
kedudukannya lebih tinggi). artinya, jika kaidah hukum itu dapat ditempatkan atau
mempunyai tempat di dalam keseluruhan sistem hukum yang berlaku .
keberlakuan yuridikal dapat disebut juga keberlakuan formal atau keberlakuan
normati0e
#eberlakuan 1oral yaitu kaidah hukum memiliki keberlakuan moral jika
isinya secara etik atas dasar pertimbangan akal dapat diterima (dibenarkan) 2 jadi
berdasarkan keyakinan moral yang hidup dalam masyarakat tidak bertentanga n
dengan nilai!nilai fundamental dan mertabat manusia, dan dengan demikian
memenuhi rasa atau tuntutan keadilan keberlakuan moral dapat disebut juga
keberlakuan filosofikal atau keberlakuan e0aluati0e atau keberlakuan meteriil atau
keberlakuan substansial.
d. Sifat kaidah
3erdasarkan uraian di atas tentang kaidah hukum positif, hukumkehutanan juga merupakan kumpulan nima hukum bagaimana menciptakan
hukum kehutanan yang dapat mengikat secara umum, secara hukum materil
maupun prosedural hukum kehutanan telah memenuhi ketentuan sebagaimana
seharusnya ia dipandang sebagai kaidah hukum yang bersifat mengikat . hukum
kehutanan merupakan amanah dari UU%+- dan diujudkan dalam bentuk
peraturan perundan!undangan.
#aidah hukum positif dikatakan memiliki kekuatan berlaku atau hukum
yang berlaku memiliki daya /penegakan, jadi memilki kekuatan mengikat arga
masyarakat Indonesia dan otoritas publik, jika kaidah hukum itu memiliki
keberlakuan faktual, keberlakuan yuridikal, dan keberlakuan moral . kaidah
hukum yang hanya memiliki yuridikal saja, namun kepatuhannya di paksakan
dengan penggunaan aparat kekuasaan egara adalah bukan hukum lagi , melaikan
hanya pernyataan kekuasaan belaka. #aidah hukum yang hanya memiliki
keberlakuan faktual saja adalah kaidah moral positif atau adat saja. #aidah hukum
yang memilki keberlakuan filosofih saja adalah kaidah moral saja. ketentuan pasal
45 undang!undang o.6 7ahun 6888 tentang kehutanan yang menyatakan baha
, pada saat mulai berlakunya undang!undang ini, maka dinyatakan tidak berlaku
undang!undang o.- 7ahun 689:. Undang!undang o.6 7ahun 6888 mencakup
pengaturan yang luas tentang hutan dan kehutanan, termasuk sebagian mencakup
konser0asi sumber daya alam hayati dan ekosistemnya55
. dengan di tetapkannyaUndang!undang o.- 7ahun 688* , maka semua ketentuan yang tidak diatur
dalam undang!undang tersebut tidak lagi diatur dalam undang!undang o.6
7ahun 6888. 5%engan demikian, di dalam kajian ini hukum kehutanan adalah
sebagaimana yang terkait di dalam undang!undang o.- tahun688* dan undangundang
o.6 7ahun6888.
Undang /undang o.6 7ahun 6888 adalah undang!undang yang megatur
khusus tentang hutan dan kehutanan di Indonesia, yang meskipun dalam
kelahirannya telah mendapat tantangan berbagai pihak yang akan terkena dampak
pada saat itu. %apat dipahami apabila undang!undang tersebut mendapat tantangan karena lahirnya
undang!undang kahutanan saat itu adalah tidak murniatas keinginan pemerintah, tetapi ada tekanan dari pihak!pihak lain yang
mempunyai kepentingan.5-
8/16/2019 uts felix
http://slidepdf.com/reader/full/uts-felix 3/11
%ari sisi substansi hukumnya, undang!undang ini masih bersifat
sentralistik dan dominan pada &emerintahan &usat (1entri #ehutanan). ;ebab
dalam ketentuan tersebut dinyatakan baha, penguasaan hutan oleh egara
sebagaimana di atur dalam penjelasan undang!undang tersebut. %alam undangundang
tersebut dinyatakan baha egara bukan sebagai pemilik hutan, tetapi
egara memberikan eenang kepada pemerintah untuk mengatur dan mengurus
segala sesuatu yang berkaitan dengan hutan dan hasil hutan, mengatur dan
menetapkan hubungan hukum antara orang dengan hutan atau kaasan hutan dan
hasil hutan, serta engatur mengenai kehutanan. ;elanjutnya pemerintah
mempunyai eenang untuk memberikan ijin dan hak kepada pihak lain untuk
melakukan kegiatan di bidang kehutanan.
a kaidah yang seharusnya dipakai dalam mendirikan bangunan
Kaidah Hukum
Kaidah Sosial Budaya
Kaidah Tata Ruang
B Alasan memakai kadiah tersebut
&enerbitan I$in 1endirikan 3angunan Apartemen %itinjau dari Aturan
Aturan "ukum.
&ada dasarnya hukum merupakan alat untuk mengatur
kehidupan manusia, dengan kata lain semua perbuatan manusia diatur
oleh hukum. ;emua perbuatan manusia perlu diatur untuk
menciptakan ketertiban, keamanan, kenyamanan dan keserasian terhadap
lingkungan sekitar. "ukum dituangkan kedalam peraturan perundang!
undangan baik yang bersifat pidana maupun perdata, tetapi ada pula
hukum yang bersifat tidak tertulis yaitu hukum adat. &eraturan
perundang!undangan tersebut direalisasikan dengan perintah, larangan, dan
sanksi.
%alam hukum administrasi egara, kita mengenal istilah i$in. I$in
dalam kamus hukum mempunyai pengertian perkenaan atau i$in dari
pemerintah berdasarkan undang!undang atau peraturan pemerintah yang
disyaratkan untuk perbuatan yang pada umumnya memerlukan pengaasan
khusus, tetapi yang pada umumnya tidaklah dianggap sebagai hal!hal yang
sama sekali tidak dikehendaki (;.<. =ockema Andreae,68-6>566) &embangunan di
setiap #ota tidak terlepas dari masalah I13. ;emua bangunan yang akan
didirikan di kota ajib mempunyai I13 terlebih dahulu sebelum didirikan
tidak terkecuali bangunan rumah susun?apartemen.
&enerbitan I$in 1endirikan 3angunan Apartemen %itinjau dari #aidah! #aidah ;osial
3udaya yang 3erlaku %alam 1asyarakat.
8/16/2019 uts felix
http://slidepdf.com/reader/full/uts-felix 4/11
;alah satu 7ujuan pembangunan nasional adalah terciptanya
kesejahteraan masyarakat. %alam pembukaan Undang!Undang egara
'epublik Indonesia diatur hal tersebut pada alenia ke yang berbunyi
>”1elindungi segenap bangsa indonesia dan seluruh tumpah darah indonesia
dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa,
dan ikut serta dalam melaksanakan ketertiban dunia.”
%alam meujudkan tujuan negara, khususnya untuk terciptanya
suatu kesejahteraan dan mencerdaskan kehidupan bangsa, berarti harus
dapat melaksanakan pembangunan dengan mengarahkan kepada
substansi yang akan dituju secara terpadu dan berdasarkan suatu
perencanaan yang cermat. ;elain itu juga dalam melaksanakan suatu
perencanaan harus tetap berada pada kerangkaperaturan perundang!undangan yang berlaku dengan mengedepankan keserasian diantara
daerah dan tetap berada pada kerangka negara kesatuan republik indonesia.
Untuk mengendalikan setiap kegiatan atau perilaku orang atau badan yang
sifatnya prefentif adalah melalui i$in. ;alah satu jenis i$in adalah I$in
1endirikan 3angunan. I$in tersebut digunakan untuk mengatur
pendirian
bangunan agar sesuai dengan rencana pembangunan kota yang telah
dicanangkan oleh pemerintah. I$in mendirikan bangunan mempunyai
pengaruh besar bagi faktor sosial!budaya yang tumbuh dan berkembang
dalam masyarakat I$in mendirikan bangunan merupakan salah satu
usaha pemerintah dalam hal ini pemerintah daerah untuk melaksanakan
pemerataan pembangunan di setiap daerah. ;alah satu program pemerintah
dalam adalah pengembangan rumah susun yang bertujuan untuk
peremajaan terhadap pemukiman kumuh. ;eperti yang tertuang dalam ;urat
@daran 1enteri %alam egeri no.?;@?1?6?6885 tanggal : <anuari 6885
kepada ubernur #epala %aerah 7ingkat 6 dan 3upati atau Balikotamadya
%aerah 7ingkat II untuk melaksanakan pedoman umum pelayanan terpadu
perumahan dan pemukiman kumuh antara lain dilakukan melalui upaya
peremajaan dan pembangunan rumah susun (rusun). aris!garis besar
haluan negara yang tertuang di da lam ketetapan
1ajelis &ermusyaaratan rakyat (1&') tahun 6885
telah memberikan suatu landasan yuridis dan arahan dalam pembangunan
8/16/2019 uts felix
http://slidepdf.com/reader/full/uts-felix 5/11
rumah susun sebagai berikut > ”&embangunan perumahan dan
pemukiman diarahkan untuk meningkatkan kualitas kehidupan keluarga
dan masyarakat serta menciptakan suasana kerukunan hidup keluarga
dan kesetiakaanan sosial masyarakat dalam rangka membentuk
lingkungan serta persemaian nilai budaya bangsa dan pembinaan
atak anggota keluarga. &embangunan perumahan dan pemukiman, baik pembangunan perumahan
baru maupun pemugaran perumahan di pedesaan dan di perkotaan,
bertujuan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan tempat tinggal,
baik dalam jumlah maupun kualitasnya dalam lingkungan yang sehat
serta kebutuhan akan suasana kehidupan yang memberikan rasa aman,
damai tentram dan sejahtera.
5. &enerbitan I$in 1endirikan 3angunan Apartemen %itinjau dari #aidah!
#aidah 7ata 'uang #ota
a. #ajian 7erhadap #onsep 7ata 'uang
Bilayah egara Indonesia terdiri dari ilayah nasional sebagai
satu kesatuan ilayah pro0insi dan ilayah kabupaten?kota yang masing!
masing merupakan sub!sistem ruang menurut batasan administrasi. %apat
digambarkan baha di dalam sub!sistem tersebut terdapat sumber
daya manusia dengan berbagai macam kegiatan pemanfaatan sumber
daya alam dengan sumber daya buatan, dengan tingkat pemanfaatan
ruang yang berbeda!beda.
;ecara makro, kegiatan pembangunan ekonomi meliputi berbagai
akti0itas pembangunan mulai dari pembangunan sektor perumahan,
industri, transportasi, perdagangan dan lain!lain. Akti0itas pembangunan
tersebut tentu saja memerlukan lahan dan ruang sebagai tempat untuk
menampung kegiatan dimaksud. Ini berarti berhubungan erat dengan
masalah lingkungan tempat akti0itas pembangunan tersebut
berlangsung. &enggunaan lahan oleh setiap akti0itas pembangunan
sedikitnya akan mengubah rona lingkungan aal menjadi rona
lingkungan baru, sehingga terjadi perubahan kesinambungan lingkungan,
yang kalau tidak dilakukan penggarapan secara cermat dan bijaksana,
akan terjadi kemerosotan
8/16/2019 uts felix
http://slidepdf.com/reader/full/uts-felix 6/11
:6
kualitas lingkungan, merusak dan bahkan memusnahkan kehidupan
habitat tertentu dalam ekosistem bersangkutan.
1elihat kondisi diatas pembangunan di Indonesia khususnya di
beberapa ilayah perkotaan tertentu, harus memiliki suatu perencanaan
atau konsep tata ruang yang dulu sering disebut dengan master plan,
dimana konsep tersebut sebagai arahan dan pedoman dalam melaksanakan
pembangunan, sehingga pemanfaatan sumber daya yang terdapat
di masing!masing ilayah perkotaan dapat digunakan secara maksimaldan masalah!masalah yang akan timbul yang diakibatkan dari
hasil pembangunan akan dapat diminimalisir.
Rumusan kaidah secara singkat
;ecara umum tujuan dan fungsi dari peri$inan adalah
untuk pengendalian dari pada aktifitas pemerintah dalam hal!hal
tertentu dimana ketentuannya berisi pedoman!pedoman yag harus
dilaksanakan oleh baik yang berkepentingan ataupun oleh penjabat
yang berenang. ;elain itu tujuan dari peri$inan itu dapat dilihat dari
dua sisi yaitu>
6). %ari sisi pemerintah tujuan pemberian i$in itu adalah >
a). Untuk melaksanakan peraturan apakah ketentuan!
ketentuan yang termuat dalam peraturan tersebut sesuai dengan
kenyataan dalam prakteknya atau tidak dan sekaligus
untuk mngatur ketertiban.
b). ;ebagai sumber pendapatan daerah karena dengan
adanya permintaan permohonan i$in maka secara langsung
pendapatan pemerintah akan bertambah karena setiap i$in yang
dikeluarkan pemohon harus membayar retribusi terlebih
dahulu. ;emakin banyak pula pendapatan dibidang
retribusi tujuan akhirnya yaitu untuk membiayai
pembangunan.
). %ari ;isi 1asyarakat tujuan pemberian i$in itu
adalah> a). Untuk adanya kepastian hukum2
8/16/2019 uts felix
http://slidepdf.com/reader/full/uts-felix 7/11
b). Untuk adanya kepastian hak2
c). Untuk memudahkan mendapatkan fasilitas.
3ila bangunan yang didirikan telah mempunyai i$in akan
lebih mudah mendapat fasilitas. #etentuan!ketentuan yang
dikeluarkan oleh pemerintah mempunyai fungsi masing!masing.
3egitu pula halnya dengan ketentuan tentang peri$inan mempunyai
fungsi yaitu >
6). ;ebagai fungsi penertib
=ungsi penertib dimaksudkan agar i$in atau setiap i$in atau
tempat!tempat usaha, bangunan dan bentuk kegiatan masyarakat
lainnya tidak bertentangan satu sama lain, sehingga ketertiban
dalam setiap segi kehidupan masyarakat dapat terujud.
8/16/2019 uts felix
http://slidepdf.com/reader/full/uts-felix 8/11
). ;ebagai fungsi pengatur
=ungsi mengatur dimaksudkan agar peri$inan yang ada
dapat dilaksanakan sesuai dengan peruntukannya, sehingga
terdapat penyalahgunaan i$in yang telah diberikan, dengan kata
lain, fungsi pengaturan ini dapat disebut juga sebagai fungsi yang
dimiliki oleh pemerintah.
7ujuan I$in 1endirikan 3angunan (I13) adalah
untuk melindungi kepentingan baik kepentingan pemerintah
maupun kepentingan masyarakat yang dutujukan atas kepentingan
hak atas tanah. ;edangkan fungsi dari I$in 1endirikan 3angunan
ini dapat dilihat dalam beberapa hal >
6). ;egi 7eknis &erkotaan
&emberian I$in 1endirikan 3angunan sangat
penting artinya bagi &emerintah %aerah guna mengatur,
menetapkan dan merencanakan pembangunan perumahan di
ilayahnya sesuai dengan potensial dan prioritas kota yang
dituangkan dalam Master Plan Kota. Untuk mendapatkan pola
pembangunan kota yang terencana dan terkontrol tersebut,
maka untuk pelaksanaan sutau pembangunan di atas ilayah
suatu kota diajibkan memiliki I$in 1endirikan 3angunan
(I13).
%engan adanya pengaturan pembangunan
perumahan melalui i$in ini, maka pemerintah didarah dapatmerencanakan pelaksanaan pembangunan berbagai sarana serta
unsur kota dengan berbagai instansi yang berkepentingan. "al ini
penting artinya agar ajah perkotaan dapat ditata dengan
rapi serta menjamin keterpaduan pelaksanaan pekerjaan
pembengunan perkotaan. &enyesuaian pemberian I$in
1endirikan 3angunan dengan Master Plan Kota akan
memungkinkan adanya koordinasi antara berbagai departemen
teknis dalam melaksanakan pembangunan kota.
8/16/2019 uts felix
http://slidepdf.com/reader/full/uts-felix 9/11
). ;egi #epastian "ukum
I$in 1endirikan 3angunan penting artinya
sebagai pengaasan dan pengendalian bagi pemerintah
dalam hal pembangunan perumahan. 1endirikan bangunan
dapat menjadi acuan atau titik tolak dalam pengaturan
perumahan selanjutnya. 3agi masyarakat pentingnya I$in
1endirikan 3angunan ini adalah untuk mendapatkan kepastian
hukum terhadap hak bangunan yang dilakukan sehingga tidak
adanya gangguan atau hal!hal yang merugikan pihak lain dan
akan memungkinkan untuk mendapatkan keamanan danketentraman dalam pelaksanaan usaha atau pekerjaan,
selain itu I$in 1endirikan 3angunan tersebut bagi
pemilknya dapat berfungsi sebagai >
a). 3ukti milik bangunan yang sah.
b). #ekuatan hukum terhadap tuntutan ganti rugi dalam hal >
(6). 7erjadinya hak milik untuk keperluan
pembangunan yang bersifat untuk kepentingan hukum.
(). 3entuk!bentuk kerugian yang diderita pemilik
bangunan lainya yang berasal dari kebijaksanaan dan
kegiatan yang dilakukan oleh &emerintah.
Sifat Kaidah
&embentukan &eraturan &erundang!undangan, asas
pembentukan &eraturan &erundang!undangan yang baik meliputi>
6). #ejelasan tujuan
Cang dimaksud dengan “kejelasan tujuan”
berdasarkan penjelasan &asal - huruf a Undang!Undang omor
6* 7ahun ** adalah baha setiap &embentukan &eraturan
&erundang!undangan harus mempunyai tujuan yang jelas yang
hendak dicapai.
). #elembagaan atau organ pembentuk yang tepat
8/16/2019 uts felix
http://slidepdf.com/reader/full/uts-felix 10/11
3erdasarkan penjelasan &asal - Undang!Undang omor 6*
7ahun ** yang dimaksud dengan asas “kelembagaan atau
organ pembentuk yang tepat” adalah baha setiap jenis
&eraturan &erundang!undangan harus dibuat oleh
lembaga?pejabat &embentuk &eraturan &erundang!
undangan yang berenag. &eraturan &erundang!undangan
tersebut dapat dibatalkan atau batal demi hukum, apabila dibuat
oleh lembaga?pejabat yang tidak berenang.
5). #esesuaian antara jenis dan materi muatan
Cang dimaksud dengan asas “kesesuaian antara jenis dan
materi muatan” adalah baha dalam &embentukan &eraturan
&erundang!undangan harus benar!benar memperhatikan
materi muatan yang tepat dengan jenis &eraturan&erundang!undangannya.
). %apat dilaksanakan
Cang dimaksud dengan asas “dapat dilaksanakan” adalah
baha setiap &embentukan &eraturan &erundang!undangan
harus memperhitungkan efektifitas &eraturan
&erundang!undangan tersebut di dalam
masyarakat, baik secara filosofis, yuridis maupun sosiologis.
-). #edayagunaan dan kehasilgunaan
Cang dimaksud dengan asas “kedayagunaan dan
kehasilgunaan”commit to user
setiap &eraturan
&erundang!
adalah baha
8/16/2019 uts felix
http://slidepdf.com/reader/full/uts-felix 11/11
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
undangan dibuat karena memang benar!benar
dibutuhkan dan bermanfaat dalam mengatur kehidupan
masyarakat, berbangsa, dan bernegara.
9). #ejelasan rumusan
Cang dimaksud dengan asas “kejelasan rumusan”
adalah baha setiap &eraturan &erundang!undangan
harus memenuhi persyaratan teknis penyusunan
&eraturan &erundang!undangan, sistematika, dan pilihan
kata atau terminologi, serta bahasa hukumnya
jelas dan mudah dimengerti, sehingga
tidak menimbulkan berbagai macam
interprestasi dalam pelaksanaannya.
:). #eterbukaan
Cang dimaksud dengan asas “keterbukaan” adalah
baha dalam proses &embentukan &eraturan &erundang!
undangan mulai dari perencanaan, persiapan, penyusunan,
dan pembahasan bersifat transparan dan terbuka.
%engan demikian seluruh lapisan masyarakat
mempunyai kesempatan yang seluas!luasnya untuk
memberikan masukan dalam proses pembuatan
&eraturan &erundang!Undangan.
64