11
1a Jenis kaidah yang seharusnya digunakan untuk merumuskan masalah terkait mengelola hutan lindung sebagai wisata Kaidah hukum positif B Alasan memakai kaidah hukum positif Istilah “Ubi societas ibi ius” sudah menjadi “communis opinion doctrum” (pandangan umum yang sama di kalangan para pakar), ungkapaan tersebut secara arfiah berarti “di mana ada masyarakat manusia di situ ada atau berlakunya hukum” atau “tidak ada masyarakat tanpa hukum”. Artinya dalam suatu masyarakat,betapapun sederhananya , pasti tumbuh sebagi perangkat kaidahkaidah  perilaku yang bertujuan untuk meujudkan ketertiban dan memenuhi rasa atau tuntutan keadilan , yang kepatuhannya tidak sepenuhnya diserahkan kepada kemauan bebas arga masyarakat , melainkan dapat dipaksakan oleh masyarakat secara terorganisasi . perangkat!perangkat kaidah  perilaku itulah yang disebut "ukum .ketika masyarakat sudah berkemang menjadi majemuk dan  berbagai kaidah perilaku tersebut juga berubah menjadi semakin majemuk . "ukum menampilkan diri dalam bentuk kaidah yang disebut kaidah hukum positif (positif recht), yang dapat berbentuk tertulis maupun tidak tertulis . #aidah hukum yang tertulis itu disebut undang!undang dalam arti luas (de et in ruime $in), yakni putusan pemerintah yang terbentuk melalui prosedur yang berlaku untuk itu oleh badan atau lembaga atau pejabat yang memiliki keenangan untuk itu dan dirumuskan dalam bentuk yang sudah ditentukan untuk itu . Undang!undang dalam arti luas itu dibedakn kedalam undang!undang dalam arti materil (de et in materiel $in). Undang!undang dalam arti materil adalah putusan pemerintah yang isinya berlaku umum atau mengikat secara umum , jadi yang isinya berupa peraturan (de regel) . undang!undang dalam arti formal adalah  putusan pemerintah yang karena prosedur pembentukannya dinamakan undangu ndang (de et) , misaln ya untuk Indonesia produk putusan %&' yang disahkan oleh presiden dan dinamakan unndang!undang e pasal * UU%+-. #eseluruhan kaidah hukum positif yang tertulis itu disebut perundangundangan yakni keseluruhan dalam arti materil (peraturan) yang tersusun dalam suatu sistem yang berlaku dalam suatu egara (masyarakat yang terikat pada suatu ilayah tertentu dan terorganisasi secara politikal dalam bentuk badan hukum public) . "ukum tidak tertulis dalam bentuk keputusan kepala persekutuan atau hal mengulangi atau masyarakat adat yang mengharuskan dilaksanakannya  perilaku tertentu daan putusan kepala persekutuan atau hal hal yang mengulangi  perilaku yang sama dan dirasakan sebagai tuntutan demi terujudny a keadilan. c. Rumusa n k aidah secara singkat Untuk menmahami keberlakuan hukum kehutanan dapat dilihat dari keberlakuan hukum yang berlaku yaitu keberlakuan faktual, keberlakuan yuridikal dan keberlakuan moral. #eberlakuan faktual yaitu kaidah hukum yang dikatakan memiliki keberlakuan faktual, jika kaidah itu dalam kenyataan sungguh!sunguh dipatuhi oleh arga egara masyarakat dan oleh para pejabat yan berenang sunguhsungguh diterapkan dan diteggakkn. %engan demikian, kaidah hukum tersebut dikatakan efektif, sebab berhasil mempengaruhi perilaku para arga egara dan  pejabat masyarakat. keberlakuan faksual dapat disebut juga keberlakuan social atau keberlakuan sosiologikal atau keberlakuan empirikal. #eberlakuan yuridikal yaitu kaidah hukum memiliki keberlakuan

uts felix

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: uts felix

8/16/2019 uts felix

http://slidepdf.com/reader/full/uts-felix 1/11

1a Jenis kaidah yang seharusnya digunakan untuk merumuskan masalah

terkait mengelola hutan lindung sebagai wisata

Kaidah hukum positif 

B Alasan memakai kaidah hukum positif 

Istilah “Ubi societas ibi ius” sudah menjadi “communis opinion doctrum” (pandangan umum yang

sama di kalangan para pakar), ungkapaan tersebut secara arfiah berarti “di mana ada masyarakat

manusia di situ ada atau berlakunya hukum” atau “tidak ada masyarakat tanpa hukum”. Artinya

dalam suatu masyarakat,betapapun sederhananya , pasti tumbuh sebagi perangkat kaidahkaidah

 perilaku yang bertujuan untuk meujudkan ketertiban dan memenuhi rasa atau tuntutan keadilan ,

yang kepatuhannya tidak sepenuhnya diserahkan kepada kemauan bebas arga masyarakat ,

melainkan dapat dipaksakan oleh masyarakat secara terorganisasi . perangkat!perangkat kaidah

 perilaku itulah yang disebut "ukum .ketika masyarakat sudah berkemang menjadi majemuk dan

 berbagai kaidah perilaku tersebut juga berubah menjadi semakin majemuk. "ukum menampilkan

diri dalam bentuk kaidah yang disebut kaidah hukum positif (positif recht), yang dapat berbentuk

tertulis maupun tidak tertulis . #aidah hukum yang tertulis itu disebut undang!undang dalam artiluas (de et in ruime $in), yakni putusan pemerintah yang terbentuk melalui prosedur yang berlaku

untuk itu oleh badan atau lembaga atau pejabat yang memiliki keenangan untuk itu dan

dirumuskan dalam bentuk yang sudah ditentukan untuk itu . Undang!undang dalam arti luas itu

dibedakn kedalam undang!undang dalam arti materil (de et in materiel $in). Undang!undang

dalam arti materil adalah putusan pemerintah yang isinya berlaku umum atau mengikat secara

umum , jadi yang isinya berupa peraturan (de regel) . undang!undang dalam arti formal adalah

 putusan pemerintah yang karena prosedur pembentukannya dinamakan undangundang

(de et) , misalnya untuk Indonesia produk putusan %&' yang disahkan

oleh presiden dan dinamakan unndang!undang e pasal * UU%+-.

#eseluruhan kaidah hukum positif yang tertulis itu disebut perundangundanganyakni keseluruhan dalam arti materil (peraturan) yang tersusun dalam

suatu sistem yang berlaku dalam suatu egara (masyarakat yang terikat pada

suatu ilayah tertentu dan terorganisasi secara politikal dalam bentuk badan

hukum public) . "ukum tidak tertulis dalam bentuk keputusan kepala persekutuan

atau hal mengulangi atau masyarakat adat yang mengharuskan dilaksanakannya

 perilaku tertentu daan putusan kepala persekutuan atau hal hal yang mengulangi

 perilaku yang sama dan dirasakan sebagai tuntutan demi terujudnya keadilan.

c. Rumusan kaidah secara singkat

Untuk menmahami keberlakuan hukum kehutanan dapat dilihat dari

keberlakuan hukum yang berlaku yaitu keberlakuan faktual, keberlakuan yuridikal

dan keberlakuan moral.

#eberlakuan faktual yaitu kaidah hukum yang dikatakan memiliki

keberlakuan faktual, jika kaidah itu dalam kenyataan sungguh!sunguh dipatuhi

oleh arga egara masyarakat dan oleh para pejabat yan berenang sunguhsungguh

diterapkan dan diteggakkn. %engan demikian, kaidah hukum tersebut

dikatakan efektif, sebab berhasil mempengaruhi perilaku para arga egara dan

 pejabat masyarakat. keberlakuan faksual dapat disebut juga keberlakuan social atau

keberlakuan sosiologikal atau keberlakuan empirikal.

#eberlakuan yuridikal yaitu kaidah hukum memiliki keberlakuan

Page 2: uts felix

8/16/2019 uts felix

http://slidepdf.com/reader/full/uts-felix 2/11

yuridikal jika kaidah itu dibentuk sesuai dengan aturan prosedur yang berlaku oleh

 pihak (badan,pejabat) yang berenang dan isinya secara substansial tidak 

 bertentangan dengan kaidah /kaidah hukum lainnya (terutama yang

kedudukannya lebih tinggi). artinya, jika kaidah hukum itu dapat ditempatkan atau

mempunyai tempat di dalam keseluruhan sistem hukum yang berlaku .

keberlakuan yuridikal dapat disebut juga keberlakuan formal atau keberlakuan

normati0e

#eberlakuan 1oral yaitu kaidah hukum memiliki keberlakuan moral jika

isinya secara etik atas dasar pertimbangan akal dapat diterima (dibenarkan) 2 jadi

 berdasarkan keyakinan moral yang hidup dalam masyarakat tidak bertentanga n

dengan nilai!nilai fundamental dan mertabat manusia, dan dengan demikian

memenuhi rasa atau tuntutan keadilan keberlakuan moral dapat disebut juga

keberlakuan filosofikal atau keberlakuan e0aluati0e atau keberlakuan meteriil atau

keberlakuan substansial.

d. Sifat kaidah

3erdasarkan uraian di atas tentang kaidah hukum positif, hukumkehutanan juga merupakan kumpulan nima hukum bagaimana menciptakan

hukum kehutanan yang dapat mengikat secara umum, secara hukum materil

maupun prosedural hukum kehutanan telah memenuhi ketentuan sebagaimana

seharusnya ia dipandang sebagai kaidah hukum yang bersifat mengikat . hukum

kehutanan merupakan amanah dari UU%+- dan diujudkan dalam bentuk 

 peraturan perundan!undangan.

#aidah hukum positif dikatakan memiliki kekuatan berlaku atau hukum

yang berlaku memiliki daya /penegakan, jadi memilki kekuatan mengikat arga

masyarakat Indonesia dan otoritas publik, jika kaidah hukum itu memiliki

keberlakuan faktual, keberlakuan yuridikal, dan keberlakuan moral . kaidah

hukum yang hanya memiliki yuridikal saja, namun kepatuhannya di paksakan

dengan penggunaan aparat kekuasaan egara adalah bukan hukum lagi , melaikan

hanya pernyataan kekuasaan belaka. #aidah hukum yang hanya memiliki

keberlakuan faktual saja adalah kaidah moral positif atau adat saja. #aidah hukum

yang memilki keberlakuan filosofih saja adalah kaidah moral saja. ketentuan pasal

45 undang!undang o.6 7ahun 6888 tentang kehutanan yang menyatakan baha

, pada saat mulai berlakunya undang!undang ini, maka dinyatakan tidak berlaku

undang!undang o.- 7ahun 689:. Undang!undang o.6 7ahun 6888 mencakup

 pengaturan yang luas tentang hutan dan kehutanan, termasuk sebagian mencakup

konser0asi sumber daya alam hayati dan ekosistemnya55

. dengan di tetapkannyaUndang!undang o.- 7ahun 688* , maka semua ketentuan yang tidak diatur 

dalam undang!undang tersebut tidak lagi diatur dalam undang!undang o.6

7ahun 6888. 5%engan demikian, di dalam kajian ini hukum kehutanan adalah

sebagaimana yang terkait di dalam undang!undang o.- tahun688* dan undangundang

 o.6 7ahun6888.

Undang /undang o.6 7ahun 6888 adalah undang!undang yang megatur 

khusus tentang hutan dan kehutanan di Indonesia, yang meskipun dalam

kelahirannya telah mendapat tantangan berbagai pihak yang akan terkena dampak 

 pada saat itu. %apat dipahami apabila undang!undang tersebut mendapat tantangan karena lahirnya

undang!undang kahutanan saat itu adalah tidak murniatas keinginan pemerintah, tetapi ada tekanan dari pihak!pihak lain yang

mempunyai kepentingan.5-

Page 3: uts felix

8/16/2019 uts felix

http://slidepdf.com/reader/full/uts-felix 3/11

%ari sisi substansi hukumnya, undang!undang ini masih bersifat

sentralistik dan dominan pada &emerintahan &usat (1entri #ehutanan). ;ebab

dalam ketentuan tersebut dinyatakan baha, penguasaan hutan oleh egara

sebagaimana di atur dalam penjelasan undang!undang tersebut. %alam undangundang

tersebut dinyatakan baha egara bukan sebagai pemilik hutan, tetapi

 egara memberikan eenang kepada pemerintah untuk mengatur dan mengurus

segala sesuatu yang berkaitan dengan hutan dan hasil hutan, mengatur dan

menetapkan hubungan hukum antara orang dengan hutan atau kaasan hutan dan

hasil hutan, serta engatur mengenai kehutanan. ;elanjutnya pemerintah

mempunyai eenang untuk memberikan ijin dan hak kepada pihak lain untuk 

melakukan kegiatan di bidang kehutanan.

a kaidah yang seharusnya dipakai dalam mendirikan bangunan

Kaidah Hukum 

Kaidah Sosial Budaya

Kaidah Tata Ruang

B Alasan memakai kadiah tersebut

&enerbitan I$in 1endirikan 3angunan Apartemen %itinjau dari Aturan

Aturan "ukum.

&ada dasarnya hukum merupakan alat untuk mengatur 

kehidupan manusia, dengan kata lain semua perbuatan manusia diatur 

oleh hukum. ;emua perbuatan manusia perlu diatur untuk 

menciptakan ketertiban, keamanan, kenyamanan dan keserasian terhadap

lingkungan sekitar. "ukum dituangkan kedalam peraturan perundang!

undangan baik yang bersifat pidana maupun perdata, tetapi ada pula

hukum yang bersifat tidak tertulis yaitu hukum adat. &eraturan

 perundang!undangan tersebut direalisasikan dengan perintah, larangan, dan

sanksi.

%alam hukum administrasi egara, kita mengenal istilah i$in. I$in

dalam kamus hukum mempunyai pengertian perkenaan atau i$in dari

 pemerintah berdasarkan undang!undang atau peraturan pemerintah yang

disyaratkan untuk perbuatan yang pada umumnya memerlukan pengaasan

khusus, tetapi yang pada umumnya tidaklah dianggap sebagai hal!hal yang

sama sekali tidak dikehendaki (;.<. =ockema Andreae,68-6>566) &embangunan di

setiap #ota tidak terlepas dari masalah I13. ;emua bangunan yang akan

didirikan di kota ajib mempunyai I13 terlebih dahulu sebelum didirikan

tidak terkecuali bangunan rumah susun?apartemen.

&enerbitan I$in 1endirikan 3angunan Apartemen %itinjau dari #aidah! #aidah ;osial

3udaya yang 3erlaku %alam 1asyarakat.

Page 4: uts felix

8/16/2019 uts felix

http://slidepdf.com/reader/full/uts-felix 4/11

;alah satu 7ujuan pembangunan nasional adalah terciptanya

kesejahteraan masyarakat. %alam pembukaan Undang!Undang egara

'epublik Indonesia diatur hal tersebut pada alenia ke yang berbunyi

>”1elindungi segenap bangsa indonesia dan seluruh tumpah darah indonesia

dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa,

dan ikut serta dalam melaksanakan ketertiban dunia.”

%alam meujudkan tujuan negara, khususnya untuk terciptanya

suatu kesejahteraan dan mencerdaskan kehidupan bangsa, berarti harus

dapat melaksanakan pembangunan dengan mengarahkan kepada

substansi yang akan dituju secara terpadu dan berdasarkan suatu

 perencanaan yang cermat. ;elain itu juga dalam melaksanakan suatu

 perencanaan harus tetap berada pada kerangkaperaturan perundang!undangan yang berlaku dengan mengedepankan keserasian diantara

daerah dan tetap berada pada kerangka negara kesatuan republik indonesia.

Untuk mengendalikan setiap kegiatan atau perilaku orang atau badan yang

sifatnya prefentif adalah melalui i$in. ;alah satu jenis i$in adalah I$in

1endirikan 3angunan. I$in tersebut digunakan untuk mengatur 

 pendirian

 bangunan agar sesuai dengan rencana pembangunan kota yang telah

dicanangkan oleh pemerintah. I$in mendirikan bangunan mempunyai

 pengaruh besar bagi faktor sosial!budaya yang tumbuh dan berkembang

dalam masyarakat I$in mendirikan bangunan merupakan salah satu

usaha pemerintah dalam hal ini pemerintah daerah untuk melaksanakan

 pemerataan pembangunan di setiap daerah. ;alah satu program pemerintah

dalam adalah pengembangan rumah susun yang bertujuan untuk 

 peremajaan terhadap pemukiman kumuh. ;eperti yang tertuang dalam ;urat

@daran 1enteri %alam egeri no.?;@?1?6?6885 tanggal : <anuari 6885

kepada ubernur #epala %aerah 7ingkat 6 dan 3upati atau Balikotamadya

%aerah 7ingkat II untuk melaksanakan pedoman umum pelayanan terpadu

 perumahan dan pemukiman kumuh antara lain dilakukan melalui upaya

 peremajaan dan pembangunan rumah susun (rusun). aris!garis besar 

haluan negara yang tertuang di da lam ketetapan

1ajelis &ermusyaaratan rakyat (1&') tahun 6885

telah memberikan suatu landasan yuridis dan arahan dalam pembangunan

Page 5: uts felix

8/16/2019 uts felix

http://slidepdf.com/reader/full/uts-felix 5/11

rumah susun sebagai berikut > ”&embangunan perumahan dan

 pemukiman diarahkan untuk meningkatkan kualitas kehidupan keluarga

dan masyarakat serta menciptakan suasana kerukunan hidup keluarga

dan kesetiakaanan sosial masyarakat dalam rangka membentuk 

lingkungan serta persemaian nilai budaya bangsa dan pembinaan

atak anggota keluarga. &embangunan perumahan dan pemukiman, baik pembangunan perumahan

 baru maupun pemugaran perumahan di pedesaan dan di perkotaan,

 bertujuan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan tempat tinggal,

 baik dalam jumlah maupun kualitasnya dalam lingkungan yang sehat

serta kebutuhan akan suasana kehidupan yang memberikan rasa aman,

damai tentram dan sejahtera.

5. &enerbitan I$in 1endirikan 3angunan Apartemen %itinjau dari #aidah!

#aidah 7ata 'uang #ota

a. #ajian 7erhadap #onsep 7ata 'uang

Bilayah egara Indonesia terdiri dari ilayah nasional sebagai

satu kesatuan ilayah pro0insi dan ilayah kabupaten?kota yang masing!

masing merupakan sub!sistem ruang menurut batasan administrasi. %apat

digambarkan baha di dalam sub!sistem tersebut terdapat sumber 

daya manusia dengan berbagai macam kegiatan pemanfaatan sumber 

daya alam dengan sumber daya buatan, dengan tingkat pemanfaatan

ruang yang berbeda!beda.

;ecara makro, kegiatan pembangunan ekonomi meliputi berbagai

akti0itas pembangunan mulai dari pembangunan sektor perumahan,

industri, transportasi, perdagangan dan lain!lain. Akti0itas pembangunan

tersebut tentu saja memerlukan lahan dan ruang sebagai tempat untuk 

menampung kegiatan dimaksud. Ini berarti berhubungan erat dengan

masalah lingkungan tempat akti0itas pembangunan tersebut

 berlangsung. &enggunaan lahan oleh setiap akti0itas pembangunan

sedikitnya akan mengubah rona lingkungan aal menjadi rona

lingkungan baru, sehingga terjadi perubahan kesinambungan lingkungan,

yang kalau tidak dilakukan penggarapan secara cermat dan bijaksana,

akan terjadi kemerosotan

Page 6: uts felix

8/16/2019 uts felix

http://slidepdf.com/reader/full/uts-felix 6/11

:6

kualitas lingkungan, merusak dan bahkan memusnahkan kehidupan

habitat tertentu dalam ekosistem bersangkutan.

1elihat kondisi diatas pembangunan di Indonesia khususnya di

 beberapa ilayah perkotaan tertentu, harus memiliki suatu perencanaan

atau konsep tata ruang yang dulu sering disebut dengan master    plan,

dimana konsep tersebut sebagai arahan dan pedoman dalam melaksanakan

 pembangunan, sehingga pemanfaatan sumber daya yang terdapat

di masing!masing ilayah perkotaan dapat digunakan secara maksimaldan masalah!masalah yang akan timbul yang diakibatkan dari

hasil pembangunan akan dapat diminimalisir.

Rumusan kaidah secara singkat

;ecara umum tujuan dan fungsi dari peri$inan adalah

untuk pengendalian dari pada aktifitas pemerintah dalam hal!hal

tertentu dimana ketentuannya berisi pedoman!pedoman yag harus

dilaksanakan oleh baik yang berkepentingan ataupun oleh penjabat

yang berenang. ;elain itu tujuan dari peri$inan itu dapat dilihat dari

dua sisi yaitu>

6). %ari sisi pemerintah tujuan pemberian i$in itu adalah >

a). Untuk melaksanakan peraturan apakah ketentuan!

ketentuan yang termuat dalam peraturan tersebut sesuai dengan

kenyataan dalam prakteknya atau tidak dan sekaligus

untuk mngatur ketertiban.

 b). ;ebagai sumber pendapatan daerah karena dengan

adanya permintaan permohonan i$in maka secara langsung

 pendapatan pemerintah akan bertambah karena setiap i$in yang

dikeluarkan pemohon harus membayar retribusi terlebih

dahulu. ;emakin banyak pula pendapatan dibidang

retribusi tujuan akhirnya yaitu untuk membiayai

 pembangunan.

). %ari ;isi 1asyarakat tujuan pemberian i$in itu

adalah> a). Untuk adanya kepastian hukum2

Page 7: uts felix

8/16/2019 uts felix

http://slidepdf.com/reader/full/uts-felix 7/11

 b). Untuk adanya kepastian hak2

c). Untuk memudahkan mendapatkan fasilitas.

3ila bangunan yang didirikan telah mempunyai i$in akan

lebih mudah mendapat fasilitas. #etentuan!ketentuan yang

dikeluarkan oleh pemerintah mempunyai fungsi masing!masing.

3egitu pula halnya dengan ketentuan tentang peri$inan mempunyai

fungsi yaitu >

6). ;ebagai fungsi penertib

=ungsi penertib dimaksudkan agar i$in atau setiap i$in atau

tempat!tempat usaha, bangunan dan bentuk kegiatan masyarakat

lainnya tidak bertentangan satu sama lain, sehingga ketertiban

dalam setiap segi kehidupan masyarakat dapat terujud.

Page 8: uts felix

8/16/2019 uts felix

http://slidepdf.com/reader/full/uts-felix 8/11

). ;ebagai fungsi pengatur 

=ungsi mengatur dimaksudkan agar peri$inan yang ada

dapat dilaksanakan sesuai dengan peruntukannya, sehingga

terdapat penyalahgunaan i$in yang telah diberikan, dengan kata

lain, fungsi pengaturan ini dapat disebut juga sebagai fungsi yang

dimiliki oleh pemerintah.

7ujuan I$in 1endirikan 3angunan (I13) adalah

untuk melindungi kepentingan baik kepentingan pemerintah

maupun kepentingan masyarakat yang dutujukan atas kepentingan

hak atas tanah. ;edangkan fungsi dari I$in 1endirikan 3angunan

ini dapat dilihat dalam beberapa hal >

6). ;egi 7eknis &erkotaan

&emberian I$in 1endirikan 3angunan sangat

 penting artinya bagi &emerintah %aerah guna mengatur,

menetapkan dan merencanakan pembangunan perumahan di

ilayahnya sesuai dengan potensial dan prioritas kota yang

dituangkan dalam  Master   Plan   Kota. Untuk mendapatkan pola

 pembangunan kota yang terencana dan terkontrol tersebut,

maka untuk pelaksanaan sutau pembangunan di atas ilayah

suatu kota diajibkan memiliki I$in 1endirikan 3angunan

(I13).

%engan adanya pengaturan pembangunan

 perumahan melalui i$in ini, maka pemerintah didarah dapatmerencanakan pelaksanaan pembangunan berbagai sarana serta

unsur kota dengan berbagai instansi yang berkepentingan. "al ini

 penting artinya agar ajah perkotaan dapat ditata dengan

rapi serta menjamin keterpaduan pelaksanaan pekerjaan

 pembengunan perkotaan. &enyesuaian pemberian I$in

1endirikan 3angunan dengan  Master    Plan   Kota  akan

memungkinkan adanya koordinasi antara berbagai departemen

teknis dalam melaksanakan pembangunan kota.

Page 9: uts felix

8/16/2019 uts felix

http://slidepdf.com/reader/full/uts-felix 9/11

). ;egi #epastian "ukum

I$in 1endirikan 3angunan penting artinya

sebagai pengaasan dan pengendalian bagi pemerintah

dalam hal pembangunan perumahan. 1endirikan bangunan

dapat menjadi acuan atau titik tolak dalam pengaturan

 perumahan selanjutnya. 3agi masyarakat pentingnya I$in

1endirikan 3angunan ini adalah untuk mendapatkan kepastian

hukum terhadap hak bangunan yang dilakukan sehingga tidak 

adanya gangguan atau hal!hal yang merugikan pihak lain dan

akan memungkinkan untuk mendapatkan keamanan danketentraman dalam pelaksanaan usaha atau pekerjaan,

selain itu I$in 1endirikan 3angunan tersebut bagi

 pemilknya dapat berfungsi sebagai >

a). 3ukti milik bangunan yang sah.

 b). #ekuatan hukum terhadap tuntutan ganti rugi dalam hal >

(6). 7erjadinya hak milik untuk keperluan

 pembangunan yang bersifat untuk kepentingan hukum.

(). 3entuk!bentuk kerugian yang diderita pemilik 

 bangunan lainya yang berasal dari kebijaksanaan dan

kegiatan yang dilakukan oleh &emerintah.

Sifat Kaidah

&embentukan &eraturan &erundang!undangan, asas

 pembentukan &eraturan &erundang!undangan yang baik meliputi>

6). #ejelasan tujuan

Cang dimaksud dengan “kejelasan tujuan”

 berdasarkan penjelasan &asal - huruf a Undang!Undang omor 

6* 7ahun ** adalah baha setiap &embentukan &eraturan

&erundang!undangan harus mempunyai tujuan yang jelas yang

hendak dicapai.

). #elembagaan atau organ pembentuk yang tepat

Page 10: uts felix

8/16/2019 uts felix

http://slidepdf.com/reader/full/uts-felix 10/11

3erdasarkan penjelasan &asal - Undang!Undang omor 6*

7ahun ** yang dimaksud dengan asas “kelembagaan atau

organ pembentuk yang tepat” adalah baha setiap jenis

&eraturan &erundang!undangan harus dibuat oleh

lembaga?pejabat &embentuk &eraturan &erundang!

undangan yang berenag. &eraturan &erundang!undangan

tersebut dapat dibatalkan atau batal demi hukum, apabila dibuat

oleh lembaga?pejabat yang tidak berenang.

5). #esesuaian antara jenis dan materi muatan

Cang dimaksud dengan asas “kesesuaian antara jenis dan

materi muatan” adalah baha dalam &embentukan &eraturan

&erundang!undangan harus benar!benar memperhatikan

materi muatan yang tepat dengan jenis &eraturan&erundang!undangannya.

). %apat dilaksanakan

Cang dimaksud dengan asas “dapat dilaksanakan” adalah

 baha setiap &embentukan &eraturan &erundang!undangan

harus memperhitungkan efektifitas &eraturan

&erundang!undangan tersebut di dalam

masyarakat, baik secara filosofis, yuridis maupun sosiologis.

-). #edayagunaan dan kehasilgunaan

Cang dimaksud dengan asas “kedayagunaan dan

kehasilgunaan”commit to user  

setiap &eraturan

&erundang!

adalah baha

Page 11: uts felix

8/16/2019 uts felix

http://slidepdf.com/reader/full/uts-felix 11/11

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

undangan dibuat karena memang benar!benar 

dibutuhkan dan bermanfaat dalam mengatur kehidupan

masyarakat, berbangsa, dan bernegara.

9). #ejelasan rumusan

Cang dimaksud dengan asas “kejelasan rumusan”

adalah baha setiap &eraturan &erundang!undangan

harus memenuhi persyaratan teknis penyusunan

&eraturan &erundang!undangan, sistematika, dan pilihan

kata atau terminologi, serta bahasa hukumnya

 jelas dan mudah dimengerti, sehingga

tidak menimbulkan berbagai macam

interprestasi dalam pelaksanaannya.

:). #eterbukaan

Cang dimaksud dengan asas “keterbukaan” adalah

 baha dalam proses &embentukan &eraturan &erundang!

undangan mulai dari perencanaan, persiapan, penyusunan,

dan pembahasan bersifat transparan dan terbuka.

%engan demikian seluruh lapisan masyarakat

mempunyai kesempatan yang seluas!luasnya untuk

memberikan masukan dalam proses pembuatan

&eraturan &erundang!Undangan.

64