Upload
others
View
7
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
UU-11/2014 tentang KEINSINYURAN
Dan bagaimana peran Insinyur
di PERTAMBANGAN MINERBA
TEMU PROFESI TAHUNAN
XXIX - PERHAPI
(17-19 Nov.2020)
BADAN KEJURUAN TEKNIK PERTAMBANGAN
( Ir. I GEDE SURATHA, MSc., IPU. )
Ref: (bahan2 LSIP BKTP, IP,Gde, Totok A., RBP Sudiro)
PERTIMBANGAN MENGAPA PERLU UU no.11/2014 ? ❑ Keinsinyuran : kegiatan teknik dengan menggunakan kepakaran &
keahlian berdasarkan penguasaan iptek untuk memajukan peradabandan meningkatkan kesejahteraan umat manusia (amanat UUD’45)
❑ Upaya memajukan peradaban dan meningkatkan kesejahteraan umatmanusia dapat dicapai melalui penyelenggaraan keinsinyuran yanghandal dan professional yang mampu meningkatkan nilai tambah,daya guna dan hasil guna, memberikan perlindungan kepadamasyarakat, serta mewujudkan pembangunan berkelanjutan yangberwawasan lingkungan
❑ Untuk ketahanan nasional dalam tatanan global penyelenggaraankeinsinyuran memerlukan penguasaan dan peningkatan iptekmelalui; pendidikan, riset, PKB, percepatan penambahan jumlah Ir.,dan minat pada pendidikan teknik, serta peningkatan mutu Ir.
❑ Oleh karena itu, perlu ada pengaturan yang terintegrasi mengenaikeinsinyuran yang dapat memberikan perlindungan dan kepastianhukum bagi insinyur, pengguna keinsinyuran, dan pemanfaatkeinsinyuran.
PENGATURAN KEINSINYURAN →BERTUJUAN :1. Memberikan landasan dan kepastian hukum bagi penyelenggara
keinsinyuran (praktik keinsinyuran)
2. Memberikan perlindungan kepada Pengguna dan PemanfaatKeinsinyuran melalui penjaminan kompetensi dan mutu kerja Insinyur
3. Memberikan arah pertumbuhan dan peningkatan profesionalismeinsinyur sebagai pelaku profesi yang handal dan berdaya saing tinggidengan hasil pekerjaan yang bermutu dan terjaminnya kemaslahatanmasyarakat
4. Meletakkan Keinsinyuran Indonesia dalam peran pembangunannasional melalui peningkatan nilai tambah atas kekayaan tanah air dengan menguasai dan memajukan ilmu pengetahuan dan teknologiserta membangun kemandirian bangsa.
5. Menjamin terwujudnya penyelenggaraan Keinsinyuran Indonesia dengan tatakelola yang baik, beretika, bermartabat, dan memiliki jatidiri kebangsaan
PERLUUU
N0 11/2014tentang
KEINSINYURAN
Untuk menegaskan peran insinyurdan iklim keinsinyuran
Untuk melindungi masyarakat dan melindungi para insinyur
Untuk memudahkan professional indemnity insurance agar setara dalamtender internasional
Untuk payung hukum perjanjian pengakuan keinsinyuraninternasional
Untuk ketahanan nasional, menambahjumlah insinyur agar sejajar dengannegara teknologi maju
Untuk menjadi dasar hukum profesi Insinyur, dan pengembangan kompetensi
MENGAPA PERLU UU KEINSINYURAN
Semangat
UU Nomor11/2014
1. Mingkatkankemampuanberkompetisi
secara global di bidang iptek
2.
MenjagaKeselamatan & kemaslahatanmasyarakat , serta fungsilingkungan
hidup3.
Menarik minatgenerasi muda
untuk mengikutipendidikan di
bidang teknik-> menjadiinsinyur
4. MengatasiKesenjanganPendidikan &
industri5.
MeningkatkanPeran Insinyur
dalampembangunan
nasional
6. MengelolaInsinyur Asing
7.
Menghindaripraktik-praktikkeinsinyuran
yang tidakprofesional
8.
Mengikutiperkembangan
/kemajuaniptek di dunia
modern
UU No.11/2014 tentang Keinsinyuran
BAB I (1 pasal)KETENTUAN UMUM
Pasal 1BAB II (3 pasal)
ASAS, TUJUAN, DAN LINGKUPPasal 2,3,4
BAB III (1 pasal)CAKUPAN KEINSINYURAN
Pasal 5
BAB IV (1 pasal)STANDAR KEINSINYURAN
Pasal 6
BAB V (3 pasal)PROGRAM PROFESI INSINYUR
Pasal 7,8,9
BAB I (1 pasal)KETENTUAN UMUM
Pasal 1BAB II (3 pasal)
ASAS, TUJUAN, DAN LINGKUPPasal 2,3,4
BAB III (1 pasal)CAKUPAN KEINSINYURAN
Pasal 5
BAB IV (1 pasal)STANDAR KEINSINYURAN
Pasal 6
BAB V (3 pasal)PROGRAM PROFESI INSINYUR
Pasal 7,8,9
BAB VI (8 pasal)REGISTRASI INSINYUR
Pasal 10,11,12,13,14,15,16,17 BAB VII (5 pasal)INSINYUR ASING
Pasal 18,19,20,21,22
BAB VIII (1 pasal)PENGEMBANGAN KEPROFESIAN
BERKELANJUTAN Pasal 23
BAB IX (6 pasal)HAK DAN KEWAJIBAN
(Pasal 24,25,26,27,28, 29)
Bagian KesatuHak dan Kewajiban Insinyur
Bagian KeduaHak dan Kewajiban Pemanfaat
KeinsinyuranBagian Ketiga
Hak dan kewajiban Pengguna Keinsinyuran
BAB VI (8 pasal)REGISTRASI INSINYUR
Pasal 10,11,12,13,14,15,16,17 BAB VII (5 pasal)INSINYUR ASING
Pasal 18,19,20,21,22
BAB VIII (1 pasal)PENGEMBANGAN KEPROFESIAN
BERKELANJUTAN Pasal 23
BAB IX (6 pasal)HAK DAN KEWAJIBAN
(Pasal 24,25,26,27,28, 29)
Bagian KesatuHak dan Kewajiban Insinyur
Bagian KeduaHak dan Kewajiban Pemanfaat
KeinsinyuranBagian Ketiga
Hak dan kewajiban Pengguna Keinsinyuran
BAB X (6 pasal)DEWAN INSINYUR INDONESIA
(Pasal 30,31,32,33,34,35)
BAB XI (9 pasal)PERSATUAN INSINYUR INDONESIA(Pasal 36,37,38,39,40,41,42,43,44)
BAB XII (5 pasal)PEMBINAAN KEINSINYURAN
(Pasal 45,46,47,48,49)
BAB XIII (2 pasal)KETENTUAN PIDANA (Pasal 50,51)
BAB XIV (2 pasal)KETENTUAN PERALIHAN (Pasal 52,53)
BAB XV (3 pasal)KETENTUAN PENUTUP (Pasal 54,55,56)
BAB X (6 pasal)DEWAN INSINYUR INDONESIA
(Pasal 30,31,32,33,34,35)
BAB XI (9 pasal)PERSATUAN INSINYUR INDONESIA(Pasal 36,37,38,39,40,41,42,43,44)
BAB XII (5 pasal)PEMBINAAN KEINSINYURAN
(Pasal 45,46,47,48,49)
BAB XIII (2 pasal)KETENTUAN PIDANA (Pasal 50,51)
BAB XIV (2 pasal)KETENTUAN PERALIHAN (Pasal 52,53)
BAB XV (3 pasal)KETENTUAN PENUTUP (Pasal 54,55,56)
15 BAB dan
56 PASAL
PP. RI No. 25/2019 tentang Peraturan Pelaksanaan (UUK)
BAB I (2 pasal)KETENTUAN UMUM (Pasal 1,2)
BAB II (6 pasal)DISIPLIN TEKNIK DAN BIDANG KEINSINYURAN
(Pasal 3,4,5,6,7,8)Bagian Kesatu - Umum
Bagian Kedua - Disiplin Teknik KeinsinyuranBagian Ketiga - Bidang Keinsinyuran
BAB III (8 pasal)PROGRAM PROFESI INSINYUR(Pasal 9,10,11,12,13,14,15,16)
BAB IV (6 pasal)
REGISTRASI INSINYUR
(Pasal 17,18,19, 20,21,22)
BAB I (2 pasal)KETENTUAN UMUM (Pasal 1,2)
BAB II (6 pasal)DISIPLIN TEKNIK DAN BIDANG KEINSINYURAN
(Pasal 3,4,5,6,7,8)Bagian Kesatu - Umum
Bagian Kedua - Disiplin Teknik KeinsinyuranBagian Ketiga - Bidang Keinsinyuran
BAB III (8 pasal)PROGRAM PROFESI INSINYUR(Pasal 9,10,11,12,13,14,15,16)
BAB IV (6 pasal)
REGISTRASI INSINYUR
(Pasal 17,18,19, 20,21,22)
BAB V (2 pasal)INSINYUR ASING (Pasal 23,24)
BAB VI (5 pasal)PEMBINAAN (Pasal 25,26,27,28,29)
BAB VII (7 pasal)SANKSI ADMINISTRATIF
(Pasal 30,31,32,33,34,35,36)
Bagian KesatuJenis Pelanggaran dan Jenis Sanksi
Bagian KeduaTata Cara Pengenaan Sanksi
BAB VIII (1 pasal)KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 37BAB IX (1 pasal)
KETENTUAN PENUTUPPasal 38
BAB V (2 pasal)INSINYUR ASING (Pasal 23,24)
BAB VI (5 pasal)PEMBINAAN (Pasal 25,26,27,28,29)
BAB VII (7 pasal)SANKSI ADMINISTRATIF
(Pasal 30,31,32,33,34,35,36)
Bagian KesatuJenis Pelanggaran dan Jenis Sanksi
Bagian KeduaTata Cara Pengenaan Sanksi
BAB VIII (1 pasal)KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 37BAB IX (1 pasal)
KETENTUAN PENUTUPPasal 38
9 BAB dan 38 PASAL
a. Kebumian & energi;b. Rekayasa sipil dan
lingkungan terbangun;c. Industri;d. Konservasi dan
pengelolaan sumber dayaalam;
e. Pertanian dan hasilpertanian;
f. Teknologi kelautan danperkapalan; dan
g. Aeronotika danastronotika..
a. Kebumian & energi;b. Rekayasa sipil dan
lingkungan terbangun;c. Industri;d. Konservasi dan
pengelolaan sumber dayaalam;
e. Pertanian dan hasilpertanian;
f. Teknologi kelautan danperkapalan; dan
g. Aeronotika danastronotika..
Disiplin Teknik (7)Disiplin Teknik (7)
Cakupan Keinsinyuran (bab III ps.5) Cakupan Keinsinyuran (bab III ps.5)
a. Pendidikan & pelatihan teknik/teknologi;b. Penelitian, pengembangan, pengkajian,
dan komersialisasi;c. Konsultansi, rancang bangun, &
konstruksi;d. Teknik dan manajemen industri,
manufaktur, pengolahan, & proses produk;
e. Ekplorasi & eksploitasi sumber dayamineral;
f. Penggalian, penanaman, peningkatan, dan pemuliaan sumber daya alami; &
g. Pembangunan, pembentukan, pengoperasian, & pemeliharaan aset.
( Pasal 7 PP. 25/2019)
a. Pendidikan & pelatihan teknik/teknologi;b. Penelitian, pengembangan, pengkajian,
dan komersialisasi;c. Konsultansi, rancang bangun, &
konstruksi;d. Teknik dan manajemen industri,
manufaktur, pengolahan, & proses produk;
e. Ekplorasi & eksploitasi sumber dayamineral;
f. Penggalian, penanaman, peningkatan, dan pemuliaan sumber daya alami; &
g. Pembangunan, pembentukan, pengoperasian, & pemeliharaan aset.
( Pasal 7 PP. 25/2019)
Bidang Teknik (7)Bidang Teknik (7)Ketentuan lebih lanjut mengenai cakupan disiplin teknikKeinsinyuran dan cakupan bidang Keinsinyuran sebagaimanadimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) diatur dalam PeraturanPemerintah.
Ketentuan lebih lanjut mengenai cakupan disiplin teknikKeinsinyuran dan cakupan bidang Keinsinyuran sebagaimanadimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) diatur dalam PeraturanPemerintah.
Ekplorasi dan eksploitasi sumber daya mineral,
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 huruf e (PP.25/2019)
paling sedikit meliputi kegiatan:
a. Penyelidikan umum/survey pendahuluan
b. Eksplorasi
c. Studi kelayakan
d. Konstruksi
e. Penambangan (eksploitasi)
f. Pengolahan dan pemurnian
g. Pengangkutan dan penjualan
h. Pemanfaatan, dan
i. Pasca tambang/pasca eksploitasi.
STANDAR KEINSINYURAN (bab IV pasal 6)
1. STANDAR LAYANAN INSINYUR :
ditetapkan oleh Menteri atas usul PII
2. STANDAR KOMPETENSI INSINYUR :
ditetapkan oleh DII bersama Menteri, pada saat ini
menggunakan BKIP (Bakuan Kompetensi InsinyurProfesional) → w1, w2, w3, w4, P5..s/d. P11.
3. STANDAR PROGRAM PROFESI INSINYUR :
ditetapkan Menteri, disusun atas usulan Perguruan TinggiPenyelenggara PPI bersama Menteri dan DII
PRAKTIK KEINSINYURAN (TANGGUNG JAWAB PUBLIK)
PERJALANAN INSINYUR DAN STANDAR KEINSINYURAN
7 DISIPLIN TEKNIK
(Di 7 BIDANG)
STANDAR KEINSINYURAN
UJI KOMPETENSI
SERTIFIKAT KOMPETENSI INSINYUR
SERTIFIKAT KOMPETENSI INSINYUR
Ir. Asing
(PE)
PKBPKB
PT
ST
PPI
INSINYUR
PENDIDIKAN MAHASISWA TEKNIK
PENDIDIKAN MAHASISWA TEKNIK
STRISURAT TANDA
REGISTRASI INSINYUR
c. Standar Program Profesi Insinyur ditetapkan oleh Menteri yang disusun atas usul perguruan tinggi penyelenggara Program Profesi Insinyur bersama dengan menteri yang membina bidang Keinsinyuran dan Dewan Insinyur Indonesia.
b. Standar kompetensi Insinyurditetapkan oleh Dewan Insinyur Indonesia bersama menteri yang membina bidangKeinsinyuran.
a. Standar layanan Insinyur ditetapkanoleh menteri yang membina bidangKeinsinyuran atas usul PII.
STrNonST
FAIP
REGISTRASI INSINYUR
TANGGUNG JAWAB PUBLIK
Di 7 BIDANG
UJI KOMPETENSI
SERTIFIKAT KOMPETENSI INSINYUR (IPP, IPM, IPU)SERTIFIKAT KOMPETENSI INSINYUR (IPP, IPM, IPU)
Ir. Asing
(PE)
PPI
INSINYUR
STRISURAT TANDA
REGISTRASI INSINYUR
(7 DISIPLIN &/ 7 BIDANG TEKNIK)
ST STrNonST
IPP
IPM
IPU
APEC E-RAE-R
ACPE-RACPE-RSKA-LPJK
Praktik kensinyuran:memikul tanggung jawab
atas Keselamatan/ Keamanan Masyarakat dan Keberlanjutan fungsi Lingkungan
Pasal 10(1) Setiap insinyur yang akan
melakukan Praktik Keinsinyuran di Indonesia harus memiliki Surat Tanda Registrasi Insinyur - STRI
(2) Surat Tanda Registrasi Insinyur dikeluarkan oleh PII
Pasal 11(1) Untuk memperoleh Surat Tanda
Registrasi Insinyur sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10, seorang Insinyur harus memiliki Sertifikat Kompetensi Insinyur ( SKI )
(2) Sertifikat Kompetensi Insinyur diperoleh setelah lulus uji kompetensi LSKI
Pasal 15(1) Insinyur yang melakukan kegiatan Keinsinyuran tanpa memiliki
Surat Tanda Registrasi Insinyur sebagaimana dimaksud dalamPasal 10 dikenai sanksi administratif.
(1) Sanksi administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berupa:a. peringatan tertulis; dan/ataub. penghentian sementara kegiatan Keinsinyuran.
(3) Insinyur sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yang dalamkegiatannya menimbulkan kerugian materiil dikenai sanksiadministratif berupa denda.
→ FAIP
Pendidikan Tinggi TeknikPendidikan Tinggi Teknik
Pasal 8 (1) Penyelenggara PS PPI: PT bekerja sama
dengan kementerian terkait, PII, dan kalangan
industri.
Pasal 7 (3) Program Profesi Insinyur dapat
diselenggarakan melalui mekanisme rekognisi
pembelajaran lampau.
Mendaftarke PII
Pengalaman kerjadi KeinsinyuranLebih dari 2 th:
Rekognisipembelajaranlampau (RPL)
3
Bekerjamemupuk
kompetensi untukkualifikasi→ IP
Pengalaman kerjakeinsinyuran 2 tahun
:
PS PPI(Program Profesi Insinyur)
ST / STTr(Gelar Akademis)
Gelar Profesi INSINYUR
1
Pendidikan Tinggi non ST:Pendidikan Tinggi non ST:
SSi / SPdT
2Pengalaman kerjakeinsinyuran 2 th:
Program PENYETARAAN
= 3 th kerjaPengalaman kerja
di KeinsinyuranLebih dari 2 th
Program PENYETARAAN
= 3 th kerja
Rekognisipembelajaranlampau (RPL)
11
22
33
PROGRAM PROFESI INSINYUR - PPI
INSINYUR ASING
INSINYUR ASING
WN Asing penyandang PE
SistemKompetensi Ir
Diakui APEC/ASEAN
Insinyur Asing yang ingin bekerja sebagai PE di Indonesia, harus ter-registrasi sebagai insinyur profesional di negara asalnya
DibutuhkanPembangunan
Nasional
PEMERINTAH
Insinyur Asing hanya dapat melakukan kegiatan Keinsinyuran di Indonesia sesuai dengan kebutuhan pembangunan nasional.
Ijin Kerja
SURAT TANDA REGISTRASI INSINYUR
(STRI)
Insinyur asing hanya di bidangyang kekurangan insinyur
UU 11/2014 Pasal 18
(3) Untuk mendapat surat izin kerjasebagaimana dimaksud pada ayat (2)insinyur asing harus memiliki STRIdari PII berdasarkan surat tandaregistrasi atau sertifikat kompetensiInsinyur menurut hukum negaranya.
Perpanjangan IJIN KERJA
Melakukan alih ilmu pengetahuan
dan teknologi
UU 11/2014 Pasal 18(4) Dalam hal Insinyur Asing tidak memiliki surat tanda registrasi atau sertifikat kompetensi Insinyur menurut hukum negaranya sebagaimana dimaksud pada ayat (3), Insinyur Asing harus memenuhi syarat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11. (→ FAIP-SKI-STRI)
PE
HAK DAN KEWAJIBAN INSINYUR
BERKEWAJIBAN• Melaksanakan kode etik Insinyur;• Mengupayakan inovasi dan nilai
tambah;• Melaksanakan standar
Keinsinyuran;• Menerapkan keberpihakan;• Memutakhirkan Iptek;• Melaksanakan secara berkala
darma bakti masyarakat yang bersifat sukarela;
• Melakukan pencatatan rekam kerja keinsinyuran.
BERHAK• Memperoleh pelindungan
hukum selama melaksanakan kode etik insinyur dan standar Keinsinyuran;
• Menerima imbalan hasil kerja sesuai dengan perjanjian kerja;
• Mendapatkan pembinaan dan pemeliharaan kompetensi profesi Keinsinyuran.
BERKEWAJIBAN• memberikan informasi dan
dokumen yang lengkap sesuaikebutuhan;
• mengikuti petunjuk Insinyur atashasil kegiatan yang akanditerima;
• memberikan imbalan yang setara dan adil
• mematuhi ketentuan yang berlaku di tempat pelaksanaanPraktik Keinsinyuran.
BERHAK• mendapat cakupan dan mutu
Keinsinyuran sesuai perjanjiankerja;
• mendapat informasi atas hasilkegiatan Keinsinyuran;
• menolak hasil kegiatan Keinsinyuran yang tidak sesuai perjanjian kerja;
BERKEWAJIBAN• mengikuti ketentuan
standar penggunaan hasilkegiatan Keinsinyuran.
BERHAK• mendapatkan informasi
atas keselamatan hasilkegiatan Keinsinyuran;
• memanfaatkan hasilkegiatan Keinsinyuransecara aman dan nyamansesuai dengan standarKeinsinyuran;
•. HAK DAN KEWAJIBAN PENGGUNA DAN PEMANFAAT
HAK DAN KEWAJIBAN PENGGUNA KEINSINYURAN HAK DAN KEWAJIBAN PEMANFAAT KEINSINYURAN
KETENTUAN PIDANA
Bagi Insinyur atau Insinyur Asing yang dalam melaksanakan tugasnya tidak memenuhi standar Keinsinyuran sehingga mengakibatkan kecelakaan, hilangnya nyawa seseorang, dan/atau hilangnya harta benda
BAB XIII KETENTUAN PIDANA
Pidana penjarapaling lama lima tahun dan/ atau
denda paling banyak satu miliarrupiah
Bagi bukan Insinyur yang menjalankan Praktik Keinsinyuran dan bertindak sebagai Insinyur
Bagi bukan Insinyur yang bertindak sebagai insinyur sehingga mengakibatkan kecelakaan, cacat, hilangnya nyawa seseorang, dan/atau hilangnya harta benda
Pidana penjara paling lama dua tahun dan/ atau
denda paling banyak dua ratus
juta rupiah
Pidana penjara paling lama sepuluh tahun
dan/atau
denda paling banyak satu miliar rupiah
KETENTUAN PIDANA
Insinyur tanpa STRIPraktik Keinsinyuran
Insinyur dengan STRI berpraktik Keinsinyuran danmenimbulkankerugian materiil
▪ Sangsi AdministratifPeringatan tertulis
dan/▪ Penghentian sementara
kegiatan keinsinuran
Sangsi administrativeberupa Denda
BAB XIII KETENTUAN PIDANA
Insinyur tanpa STRIpraktik Keinsinyuran ->
dan menimbulkan kerugian materiil
Sangsi Administratif:-peringatan tertulis,-denda-pembekuan STRI-pencabutan STRI
( Pasal 30, 31 PP.no.25/2019 )
Tata Cara Pengenaan Sanksi (Pasal 33 PP.25/2019)
(1) Dugaan pelanggaran administratif diperoleh dari
a. hasil pemeriksaan aparat pemerintah;
b. pengaduan;
c. laporan; dan/atau
d. pemberitaan media massa.
(2) PII melakukan pemeriksaan dan/atau investigasi terhadap dugaan
pelanggaran administrative sebagaimana dimaksud pada ayat (1).
(3) Dalam melakukan pemeriksaan dan/atau investigasi sebagaimana
dimaksud pada ayat (2), PII dapat memanggil Insinyur dan/atau
Insinyur Asing yang bersangkutan.
Pasal 34 (PP.25/2019)
(1) Dalam hal seseorang terbukti melakukan pelanggaran terhadap ketentuanPasal 17, PII menjatuhkan sanksi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 30 danPasal 31.
(2) Dalam hal seseorang terbukti melakukan pelanggaran terhadap ketentuanPasal 23 dan Pasal24:
a. PII menjatuhkan sanksi berupa:1). peringatan tertulis;2). penghentian sementara kegiatan Keinsinyuran;3). tindakan administratif lain sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan; dan/atau4). denda.
b. Menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidangketenagakerjaan menjatuhkan sanksi berupa pembekuan izin kerja dan pencabutan izin kerja.
KETENTUAN PERALIHAN
BAB XIV KETENTUAN PERALIHAN
Pada saat Undang-Undang ini mulai berlaku:
Ir Ira. Yang telah bergelar
Insinyur tetap berhak menggunakan gelarnya.
Ir Sudah Praktik Keinsinyuran
MemilikiIjin KERJA
STRI
c. Insinyur yang telah Praktik Keinsinyuran dengan izin kerja, dinyatakan sebagai Insinyur teregistrasi dan harus menyesuaikannya dengan UU dalam 3 (tiga) tahun.
STr IrST SKI STRI
b. Insinyur, ST, STr yang telah tersertifikasi dinyatakan sebagai Insinyur teregistrasi dan harus menyesuaikannya dengan UU dalam 3 (tiga) tahun.
IPP IPM IPU
PEMBINAAN (bab XII/45 adalah tanggungjawab PEMERINTAH
Pemerintah bertanggung jawab :• Menetapkan kebijakan untuk pengembangan
kapasitas Keinsinyuran • Mendorong Insinyur kreatif dan inovatif untuk
menciptakan nilai tambah,• Meningkatkan peran Insinyur dalam
pembangunan nasional• Meningkatkan kegiatan penelitian,
pengembangan, dan perekayasaan;
• Mendorong industri melakukan penelitian dan pengembangan untuk meningkatkan nilai tambah;
• Mendorong peningkatan produksi dalam negeri yang berdaya saing dari jasa Keinsinyuran;
• Remunerasi tarif jasa Keinsinyuran yang setara dan berkeadilan;
• Melakukan sosialisasi guna menarik minat generasi muda untuk menjadi Insinyur
• Melakukan audit kinerja keinsinyuran.
PEMERINTAH : MENTERI &Menteri TERKAIT
KEM PERINDUSTRIAN
KEM ESDM
KEM PERTANIANKEM KEHUTANAN
KEM PU
KEM PERHUBUNGAN
KEM RISTEK
KEM PERTAHANAN
KEMENTERIAN DIKBUDKEMENTERIAN DIKBUD
Pasal 47(1) Pemerintah menetapkan norma, standar, prosedur,
dan kriteria untuk Praktik Keinsinyuran.
(2) Norma, standar, prosedur, dan kriteria sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diarahkan untuk dapat memenuhi syarat pemerolehan asuransi profesi bagiInsinyur.
( PP no.25/2019 )
Pasal 27
(1) Dalam rangka pembinaan, Pemerintah dapat melakukan
audit kinerja Keinsinyuran.
(2) Audit kinerja Keinsinyuran sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
berupa pemeriksaan dan penilaian terhadap norma, standar,
prosedur, dan kriteria (NSPK) Praktik Keinsinyuran.
Pasal 28(1) Norma, standar, prosedur, dan kriteria merupakan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang ditetapkan oleh Pemerintah sebagai pedomandalam Praktik Keinsinyuran.
(2) PII melakukan pembinaan kepada anggotanya untuk menerapkan norma, standar, prosedur, dan kriteria sebagaimana dimaksud pada ayat (1).
(3) Ketentuan mengenai norma, standar, prosedur, dan kriteria untuk PraktikKeinsinyuran diatur oleh Menteri atau menteri terkait sesuai dengankewenangannya.
KEPMEN KETENAGAKERJAAN no. 222 /Th.2018, tentang Penetapan SKKNI
Katagori Aktivitas Profesional, Ilmiah dan Teknis
Golongan Pokok Aktivitas Arsitektur dan Keinsinyuran,
Analisis dan Uji Teknis Bidang Keinsinyuran Pertambangan
P
ERTAMBANGAN
SKI SERTIPIKAT KOMPETENSI INSINYUR : IPP, IPM, IPU
SKK SERTIPIKAT KOMPETENSI KERJA (dari HKK-HKK di luar PII)
BK TEKNIK PERTAMBANGAN
BISA DIANALOGKAN SEBAGAI HKK :➢ ASOSIASI AHLI DRILLING-BLASTING➢ AOSIASI AHLI GEOTEKNIK TAMBANG➢ AOSIASI AHLI DESAIN & PERENCANAAN TAMBANG
(KEPMEN No.222/2018)(1) Insinyur Pertambangan adalah seseorang yang mempunyai gelar profesi di
bidang keinsinyuran yang memiliki kemampuan teknis untuk memanfaatkan sumberdaya mineral dan batubara di alam yang bersifat tidak terbarukan agar dapat dieksploitasi secara aman, efisien, berwawasan lingkungan, dan memberikan nilai ekonomi sesuai kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi
(2) Lingkup Bidang Pekerjaan Insinyur Pertambangan, mencakup;a. Geologi tambang k. Penirisan tambangb. Geoteknik tambang l. Ventilasi tambang bawah tanahc. Hidrologi-geohidrologi tambang m. Penyanggaan/penguatan tambang
bawah tanahd. Studi kelayakan tambang n. Pengayaan hasil tambang
(mineral/coal beneficiation)e. Perencanaan & penjadwalan o. Kesehatan & Keselamatan Kerja
tambang tambang (K3)f. Persiapan penambangan p. Pengelolaan lingkungan dan
(mine development) reklamasi tambangg. Sipil dan konstruksi tambang q. Penutupan tambangh. Pengukuran dan pemetaan tambang r. Analisis biaya tambangi. Operasi-produksi tambang s. Manajemen kontrakj. Pengeboran dan peledakan tambang
7. Jenjang karir Insinyur Pertambangan mencakupi: Insinyur Profesional Pratama, Insinyur Profesional Madya, dan Insinyur Profesional Utama
8. Jabatan Kerja Insinyur Pertambangan yang dapat diperankan dapat mencakupi:a. Manager Ekplorasib. Konsultan Desain dan Studi Kelayakan Tambangc. Valuasi tambangd. Estimator Sumber Daya dan Cadangane. Manager Konstruksi Tambangf. Manager Pengukuran dan Pemetaan Tambangg. Konsultan Atau Manager Geoteknikh. Mine Planning dan Scheduling Engineer,i. Mine Development and Production Engineerj. Manager Pengeboran dan Peledakank. Pit Service Managerl. Ventilation Engineerm. Ground Support (UG-Geotech. Engineer)n. Manager Pengayaan/Pengolahan Mineralo. Manager K3 Tambang p. Mine Closure Engineerq. Cost Analystr. Contract Manager
PERAN INSINYUR dalam PERTAMBANGAN MINERBALingkup Pengawasan Ditjen. Minerba : Inspektur Tambang &
Pejabat Pengawas Tamb. a. Teknis pertambangan, b. Konservasi sumberdaya mineral dan batubara,
c. K3 pertambangan (Keselamatan Pertambangan),d. Pengelolaan lingkungan hidup, reklamasi, dan pasca tambang,e. Pemanfaatan barang, jasa, teknologi, dan kemampuan
rekayasa dan rancang bangun dalam negeri,f. Pengembangan tenaga kerja teknis pertambangan,g. Penguasaan, pengembangan, dan penerapan teknologi
pertambangan,h. Kegiatan lain yang menyangkut kegiatan umum,i. Pengelolaan IUP atau IUP, danj. Jumlah, jenis, dan mutu hasil usaha pertambangank. Pemasaran, l. Keuangan, m. Pengolahan data,
TATA KELOLA & KOMPETENSI KERJA DI BIDANG PERTAMBANGAN MINERBA
PERATURAN TENTANG Yang diatur /diawasi pada Pemegang IUP/IUPK
PP 55.55/2010 Binwas Penyelenggaraan pengelolaanUsaha Pertambangan Minerba
- Pnerapan Standar kompetensi tenaga kerja,- Keselamatan operasi-> tenaga teknis- Pengembangan tenaga teknis→ Uji Kompetensi
PERMEN 42/2016 STANDARISASI KOMPETENSI KERJA Tenaga Kerja wajib memiliki Kompetensi Kerja di bidangPertambangan, mengacu: SKKNI, SKKK, SKKI
PERMEN 43/2016 PENETAPAN & PEMBERLAKUAN SKKK PENGAWAS OPERASIONAL
POP, POM, POU
PERMEN ESDM 11/2018 Pemberian Wilayah, Perizinan, danPelaporan pada Usaha Pertambangan
1. Menerapkan Standar kompetensi tenaga Kerja2. Menyusun Laporan Eksplorasi & FS dan ditanda-
tangani oleh “Orang yg berkompeten” sesuaiPeraturan per-UU yang berlaku.
PERMEN ESDM 26/2018 Pelaksanaan kaidah Pertambangan Yang Baik, dan Pengawasan Pertambangan
1. KTT/KTBT = harus memiliki kompetensi teknispertambangan, danharus memiliki Tenaga Teknis Pertambangan yang berkompeten
2. PTL pd IUP-OP khusus = harus memiliki kompetensiteknis pengolahan dan/ pemurnianSerta, memiliki Tenaga Teknis Pertambagan ygBerkompeten
TATA KELOLA & KOMPETENSI KERJA DI BIDANG PERTAMBANGAN MINERBA
PERATURAN TENTANG Yang diatur /diawasi pada Pemegang IUP/IUPK
3. Pemegang IUJP:- PJO = harus memiliki kompetensi teknis sesuai
bidang IUJP- Memiliki Tenaga Teknis Pertambangan yg
Berkompeten4. Semua wajib menerapkan SKKK, SKKNI, SNI sesuai
ketentuan peraturan perundangan
KEP.MEN ESDM 1827 Pedoman Pelaksanaan kaidah TeknikPertambangan yang Baik
➢ KTT, PTL, KTBT, harusmemiliki Sertipikat PengawasOperasional yg diregistrasi
➢ Pengawas Operasional→ sertipikat kompetensipengawas operasional sesuai jenjang jabatannya,
➢ Pengawas Teknis (per-listrik/mesin/alat)→ sertipikatsesuai
➢ PJO hrs memiliki sertipikat kompetensi pengawasoperasional atau sertipikat kualifikasi yg diakui KAIT
KEPMEN ESDM 1806.K/30/MEM/2018
Pedoman Pelaksanaan Penyusunan, Evaluasi, Persetujuan RKAB & Laporan
1. Di bidang pertambangan Minerba, Pemerintah cq. Ditjen Pertambangan Minerba mempunyaitanggung-jawab atas pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan pengelolaan usahapertambangan. Pembinaan dengan membuat pedoman, standar, bimbingan, konsultasi, supervise,diklat, penelitian, pengembangan, pemantauan, dan evaluasi. Pengawasan dilakukan meliputipengawasan teknis dan aspek managerial pengusahaan. Pembinaan keinsinyuran juga adalahtanggung-jawab Pemerintah dalam hal ini Ditjen Pertambangan Minerba yang tujuan dan spiritnyaadalah searah untuk meningkatkan nilai tambah, daya guna secara berkelanjutan denganmemperhatikan K3, kemaslahatan dan kelestarian fungsi lingkungan. Ruang lingkup kegiatan bidangpertambangan dari hulu sampai hilir semuanya merupakan kegiatan keinsinyuran yang harusmengikuti ketentuan UU tentang Keinsinyuran ini.
Pertanyaannya adalah, di bagian posisi mana saja perlu ditempatkan atau diperlukan seorang
Insinyur Profesional? Baik pada sisi Perusahaan/Pengusaha yang dibina dan diawasi, maupun pada
sisi Pembina dan Pengawas (Pemerintah) ??
1. DISARANKAN, perlu dilakukan harmonisasi/penyesuaian implementasi UU 11/2014 tentangKeinsinyuran ini dengan semua aturan existing di Ditjen Minerba agar semangat dan tujuannya bisatercapai bersama. Untuk itu, pembentukan Tim kecil terpadu dari unsur BKT Pertambangan PII dandari Ditjen Minerba mungkin dapat lebih efektif dalam merumuskan penyelarasan tersebut.
2. DISARANKAN, bagi ST, STr., yang memilih untuk berkarir di bidang keinsinyuran atau terkaitkeinsinyuran, agar segera mengambil program PPI untuk menjadi Insinyur dan menjadi InsinyurProfesional agar bekerja membina karir dengan tenang dan terdorong maju terus.
PENUTUP DAN REKOMENDASI
Thank you
BKT-PERTAMBANGAN