Upload
arning-susilawati
View
2.283
Download
5
Embed Size (px)
Citation preview
KELOMPOK 2PTIK B 2013D3 Statistika
Dosen:Henning Titi C, S. Kom, M. Kom
Disusun Oleh:1. Indah Setiawati (1312030024)2. Puspita Khanela (1312030037)
3. Arning Susilawati (1312030063)
Prita Mulyasari vs RS Omni
Prita Mulyasari adalah ibu dengan dua anak yang ditahan sejak 13 Mei 2009 di Lembaga Pemasyarakatan Wanita Tangerang sebagai tersangka kasus pencemaran nama baik Rumah Sakit Internasional Omni, Alam Sutera, Serpong, Tangerang Selatan.
DESKRIPSI KASUS
http://defamatio.blogspot.com/2013/05/kasus-prita-mulyasari.html
Berikut ini kronologi terjadinya kasus ini :
http://defamatio.blogspot.com/2013/05/kasus-prita-mulyasari.html
15 Agustus 2008Prita mengirimkan email yang berisi keluhan atas pelayanan yang diberikan pihak rumah sakit ke [email protected] dan ke kerabatnya yang lain dengan judul “Penipuan RS Omni Internasional Alam Sutra”. Emailnya menyebar ke beberapa milis dan forum online.
• 30 Agustus 2008Prita mengirim isi emailnya ke surat pembaca Detik.com
• 5 september 2008RS Omni mengajukan gugatan pidana ke Direktorat reserse Kriminal Khusus.
• 11 mei 2009Pengadilan Negeri Tangerang memenangkan gugatan Perdata RS omni. Prita terbukti melakukan perbuatan hukum yang merugikan RS Omni. Prita divonis membayar kerugian materiil 161 juta sebagai pengganti uang klarifikasi di koran nasional dan 100 juta untuk kerugian imateril oleh Pengadilan Negeri Tangerang.
http://defamatio.blogspot.com/2013/05/kasus-prita-mulyasari.html
Namun Prita mengajukan PK (Peninjauan Kembali) ke Mahkama Agung. Mahkamah Agung (MA) mengabulkan permohonan PK tersebut. Dengan putusan PK ini. Prita bebas dari hukuman enam bulan penjara dengan masa percobaan satu tahun. Putusan PK dikeluarkan pada Senin (17/9/2012), oleh majelis hakim agung yang dipimpin Djoko Sarwoko dengan anggota Surya Jaya dan Suhadi.
http://doskow.blogspot.com/2012/11/awal-sd-akhir-kasus-prita-vs-rs-omni.html
UU ITE yang Dilanggar
Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE) pasal 27 ayat 3 yang berbunyi : “Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak mendistribusikan dan/atau mentransmisikan dan/atau membuat dapat diaksesnya Informasi elektronik dan/atau Dokumen Elektronik yang memiliki muatan penghinaan dan/atau pencemaran nama baik”.
(http://ferrytriana.blogdetik.com/index.php/tag/prita-mulyasari/)
Tentang aturan pelaksanaan dari sistem elektronik tersebut, yaitu mengacu pada pasal 16 ayat 1 dan 2 UU ITE: “Sepanjang tidak ditentukan lain oleh undang-undang tersendiri, setiap Penyelenggara Sistem Elektronik wajib mengoperasikan Sistem Elektronik yang memenuhi persyaratan minimum sebagai berikut: a. Dapat menampilkan kembali Informasi Elektronik dan/atau Dokumen
Elektronik secara utuh sesuai dengan masa retensi yang ditetapkan dengan Peraturan Perundang-undangan;
b. Dapat melindungi ketersediaan, keutuhan, keotentikan, kerahasiaan, dan keteraksesan Informasi Elektronik dalam Penyelenggaraan Sistem Elektronik tersebut;
c. Dapat beroperasi sesuai dengan prosedur atau petunjuk dalam Penyelenggaraan Sistem Elektronik tersebut;
d. Dilengkapi dengan prosedur atau petunjuk yang diumumkan dengan bahasa, informasi, atau simbol yang dapat dipahami oleh pihak yang bersangkutan dengan Penyelenggaraan Sistem Elektronik tersebut; dan
e. Memiliki mekanisme yang berkelanjutan untuk menjaga kebaruan, keDalam kaitannya dengan sistem elektronik, di dalam UU ITE ini disebutkan pula
(http://samardi.files.wordpress.com/2013/05/digital-foreniscs-prita.pdf)
PENDAPAT KELOMPOK
Berdasarkan keluhan-keluhan dari pasien yang bernama Prita Mulyasari menurut kami wajar saja apabila Prita melakukan penuntutan terhadap RS OMNI karena keluhannya juga tidak ringan, seharusnya RS OMNI dapat mengatasi permasalahan tersebut sebaik mungkin untuk menjaga kualitas RS yang berstandar internasional. Pasien Prita Mulyasari juga bersalah karena telah melakukan pencemaran nama baik. Hukum belum bisa adil dalam menerima pendapat dari Prita yang ada pada pasal 28 bukan, bukan hanya Prita yang seharusnya diberi hukuman melainkan keduanya dengan tuduhan RS OMNI tidak melakukan pelayanan terbaik sedangkan Prita meluapkan emosinya dengan menulis di surat elektronik yang berisi pencemaran nama baik. Wajar saja Prita menuliskan keluhannya kepada surat elektronik, karena dari pihak RS saja tidak menanggapi dengan selayaknya jawaban, wajar saja timbul kekesalan mendalam karena rasa tidak puas, merasa dipermainkan, seandainya RS jujur setelah Prita mengajukan keluhan kepada RS, tidak sampai hati Prita akan menulis di surat elektronik. Ini mengenai moral juga, bahwa kejujuran itu sangat diperlukan agar nantinya terdapat kesetimbangan hidup, damai dan tidak ada ricuh.
TERIMA KASIH