Uud Km-polsri 2013-2014 Fix

Embed Size (px)

Citation preview

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAANPOLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYAKELUARGA MAHASISWAJalan Srijaya Negara Bukit Besar Telp 353414 Palembang 30139

KATA PENGANTAR

Buku pedoman ini disusun dengan tujuan memberikan informasi kepada berbagai pihak terutama untuk para pengurus Majelis Permusyawaratan Mahasiswa. Buku ini berisi informasi mengenai Kepengurusan MPM periode 2013 - 2014 beserta Undang-Undang Dasar KM-POLSRI dan peraturan ormawa.

Panitia penyusun menyadari Buku Pedoman ini dapat terwujud atas kerja sama yang baik dari berbagai pihak. Untuk itu disampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah banyak membantu sehingga selesainya penyusunan buku pedoman ini. Semoga Buku Pedoman ini dapat bermanfaat bagi kita semua terutama Ormawa POLSRI.

Palembang, Mei 2013

Tim PenyusunUNDANG-UNDANG DASAR

KELUARGA MAHASISWA

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYAMUQADDIMAH

Sesungguhnya pergerakan kearah perbaikan ialah bagian dari hak dan kewajiban mahasiswa Politeknik Negeri Sriwijaya, oleh karena itu segala tindak tirani dan otoriter kekuasaan ialah bertentangan dengan reformasi.

Dengan bergulirnya gelombang reformasi, telah menghantarkan format pergerakan kemahasiswaan memasuki fase dan paradigma baru dengan tetap mempertahankan keindependensian mahasiswa sebagai bagian dari institusi sosial kontrol, generasi masa depan, pembaharu dan pendobrak lokomotif status quo.

Atas berkat rahmat tuhan Yang Maha Esa Dengan ini kami seluruh civitas akademika Politeknik Negeri Sriwijaya tetap menyatu dalam shaf kebenaran dan baris keadilan dengan tetap konsisten menjalankan fungsinya, sehingga terbinanya insan akademis, pencipta, pengabdi yang bernafaskan syariat agama dan bertanggung jawab atas terwujudnya civitas akademika Politeknik Negeri Sriwijaya menuju masyarakat madani yang sejahtera dalam berkeadilan dan adil dalam kesejahteraan.UNDANG UNDANG DASARKELUARGA MAHASISWAPOLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA

(UUD KM-POLSRI)BAB I

NAMA, WAKTU DAN TEMPAT KEDUDUKAN

Pasal 1

Nama

Organisasi ini bernama Keluarga Mahasiswa Politeknik Negeri Sriwijaya yang selanjutnya disingkat KM-POLSRI.Pasal 2

Waktu dan Tempat Kedudukan

KM-POLSRI didirikan di Palembang pada tanggal 16 April 2000 untuk waktu yang tidak ditentukan dan berkedudukan di Politeknik Negeri Sriwijaya.

BAB II

KEDAULATAN, ASAS, SIFAT DAN PRINSIP

Pasal 3

Kedaulatan

1. KM-POLSRI ialah organisasi yang berdaulat.

2. Kedaulatan ada ditangan mahasiswa dan dilaksanakan oleh Majelis Permusyawaratan Mahasiswa berdasarkan Undang-Undang Dasar KM-POLSRI.Pasal 4

Asas

KM-POLSRI berasaskan Pancasila.Pasal 5

Landasan

KM-POLSRI berlandaskan pada :a. UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945b. UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

c. PP No. 60 Tahun 1999 tentang Pendidikan Tinggi

d. Kepmendikbud No. 155/ U Tahun 1998 tentang Kemandirian Organisasi Tridharma Pendidikan Tinggi.

Pasal 6Sifat

KM-POLSRI bersifat Akademis, Religius, Kekeluargaan, Adil, Demokratis, Partisipatif, Transparan, Profesional dan Independen.

Pasal 7Prinsip

Prinsip KM-POLSRI adalah mengedepankan kebenaran hakiki, kebenaran ilmiah, kebebasan akademik, keadilan, keterbukaan dan kekeluargaan.

BAB III

TUJUAN, USAHA DAN FUNGSI

Pasal 8Tujuan

1. Terbinanya mahasiswa yang bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

2. Meningkatkan kerja sama antar mahasiswa di lingkungan Politeknik Negeri Sriwijaya berdasarkan semangat kekeluargaan dan kebersamaan.

3. Terbinanya insan akademis yang bermoral Pancasila dalam melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi.

Pasal 9Usaha

1. Berperan aktif dalam dunia kemahasiswaan, pemuda dan masyarakat dalam menopang pembangunan nasional.

2. Mengembangkan potensi kreatifitas mahasiswa melalui pelaksanaan Garis garis Besar Haluan Program Kerja Organisasi.

Pasal 10Fungsi

1.Sebagai sarana untuk merencanakan, melaksanakan, mengawasi dan mengembangkan kegiatan ekstrakulikuler kearah perluasan wawasan dan peningkatan kecendikiawanan serta integritas kepribadian.

2.Sebagai wadah pengembangan dan kerjasama dalam bidang minat, bakat, ilmu pengetahuan dan teknologi serta pengabdian masyarakat, bagi mahasiswa Politeknik Negeri Sriwijaya dan dilaksanakan oleh seluruh anggota KM-POLSRI guna memajukan Politeknik Negeri Srwijaya

BAB IV

STATUS DAN PERAN

Pasal 11Status

KM POLSRI merupakan organisasi intra kampus yang menaungi seluruh kegiatan mahasiswa.Pasal 12PeranKM-POLSRI berperan sebagai wadah penyalur aspirasi mahasiswa terhadap pihak lembaga Politeknik melalui Majelis Permusyawaratan Mahasiswa dan saling bekerjasama dalam melaksanakan kegiatan ormawa guna memajukan Politeknik Negeri Sriwijaya.BAB V

KEANGGOTAAN dan KEKEBALAN

Pasal 13Keanggotaan

Anggota KM-POLSRI adalah seluruh mahasiswa Politeknik Negeri Sriwijaya dalam keanggotaan Majelis Permusyawaratan Mahasiswa, Badan Eksekutif Mahasiswa, Himpunan Mahasiswa Jurusan dan Unit Kegiatan Mahasiswa.Pasal 14Kekebalan Anggota

Anggota KM- POLSRI tidak dapat dituntut karena pernyataan- pernyataan yang dikemukakan baik terbuka maupun tertutup, baik dinyatakan secara lisan ataupun tertulis kepada pimpinan organisasi mahasiswa yang disertai dengan saksi dan bukti otentik

BAB VI

STRUKTUR ORGANISASI

Pasal 15KekuasaanKekuasaan tertinggi KM-POLSRI ada ditangan mahasiswa yang diwujudkan dalam sidang umum KM-POLSRI dengan Majelis Permusyawaratan Mahasiswa sebagai penyelenggaranya.

Pasal 16Majelis Permusyawaratan Mahasiswa

Majelis Permusyawaratan mahasiswa adalah lembaga perwakilan mahasiswa yang mempunyai kekuasaan legislatif dan yudikatif terhadap semua lembaga di bawahnya.

Pasal 17Badan Eksekutif Mahasiswa

Badan Eksekutif Mahasiswa adalah organisasi eksekutif tertinggi yang melaksanakan kegiatan mahasiswa yang di sahkan dan harus bertanggungjawab kepada Majelis Permusyawaratan Mahasiswa.Pasal 18Himpunan Mahasiswa Jurusan

Himpunan Mahasiswa Jurusan adalah organisasi eksekutif kemahasiswaan di tingkat jurusan, melaksanakan kegiatan yang dapat mengembangkan potensi jurusannya dan dapat bekerjasama dengan ormawa lain apabila diperlukkan serta bertanggungjawab kepada Badan Eksekutif Mahasiswa.Pasal 19Unit Kegiatan Mahasiswa

Unit Kegiatan Mahasiswa adalah organisasi eksekutif yang menghimpun mahasiswa dalam satu kegiatan untuk menyalurkan dan mengembangkan minat dan bakat dari mahasiswa Politeknik Negeri Sriwijaya yang bersifat semi otonom.(**)BAB VIIKEUANGANPasal 20Segala sesuatu tentang hal keuangan yang menyangkut kegiatan organisasi kemahasiswaan diambil dari dana kemahasiswaan dan sumber lain yang halal dan tidak mengikat serta dilaporkan dalam LPJBAB VIIIAMANDEMEN UNDANG-UNDANG DASAR KM-POLSRIPasal 211. Untuk mengamandemen Undang-Undang Dasar KM-POLSRI sekurang-kurangnya + 1 jumlah anggota Majelis Permusyawaratan Mahasiswa harus hadir dalam Sidang Umum atau sidang istimewa Majelis Permusyawaratan Mahasiswa.

2. Putusan diambil dengan persetujuan sekurang-kurangnya 2/3 jumlah anggota Majelis Permusyawaratan Mahasiswa yang hadir.

BAB IXPEMBUBARAN KM- POLSRIPasal 221.Pembubaran KM-POLSRI dilakukan dengan Sidang Umum KM-POLSRI.

2.Sidang Umum KM-POLSRI harus dihadiri sekurang-kurangnya 2/3 jumlah wakil KM-POLSRI dan disetujui oleh sekurang-kurangnya 2/3 jumlah anggota Majelis Permusyawaratan Mahasiswa yang hadir dalam Sidang Umum KM-POLSRI yang diselenggarakan oleh Majelis Permusyawaratan Mahasiswa.

BAB X

PENUTUP

Pasal 22

1.Hal hal yang belum diatur dalam Undang-Undang Dasar KM-POLSRI ini, diatur dalam peraturan peraturan lain yang tidak bertentangan dengan Undang-Undang Dasar KM-POLSRI ini.

2.Undang-Undang Dasar KM-POLSRI ini berlaku sejak ditetapkan.

PENJELASAN UNDANG UNDANG DASAR KELUARGA MAHASISWA POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA

BAB I

KEKUASAAN LEGISLATIF DAN YUDIKATIF Pasal 1Nama

Kekuasaan Legislatif dan Yudikatif berada ditangan Majelis Permusyawaratan MahasiswaPasal 2

Keanggotaan

1. MPM terdiri atas perwakilan mahasiswa yang tergabung dalam fraksi jurusan.

2. Anggota MPM dipilih melalui Pemilihan Umum.

Pasal 3

Keputusan

1. Segala keputusan MPM ditetapkan dalam musyawarah MPM.

2. Keputusan-keputusan hasil musyawarah tidak dapat dibatalkan oleh lembaga lain.

Pasal 4

Tugas dan Wewenang1.Mengubah dan menetapkan Undang-Undang Dasar KM-POLRI

2. Majelis melaksanakan tugasya berdasarkan Undang-Undang Dasar KM-POLSRI3. MPM bersidang sedikitnya dua kali dalam satu (1) periode.

4.Menetapkan garis-garis besar haluan program Garis-garis Besar Haluan Program Kerja Organisasi.

5.Mengawasi, menganggarkan dan mengontrol kinerja Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM), Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ), dan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM). melalui komisi-komisi yang ada di MPM.

6.Membuat putusan putusan yang tidak dapat dibatalkan oleh lembaga lain.

7.Memberikan penjelasan yang bersifat umum terhadap putusan putusan Majelis.

8.Mengesahkan Presiden dan Wakil Presiden Mahasiswa hasil pemilihan umum (PEMILU).

9.Meminta pertanggung jawaban Presiden Mahasiswa mengenai pelaksanaan GBHPKO dan menilai pertanggung jawaban tersebut.

10.Mencabut mandat dan memberhentikan Presiden Mahasiswa atau Wakil Presiden Mahasiswa, Gubernur atau Wakil Gubernur Mahasiswa serta Ketua UKM dalam masa jabatannya apabila Presiden Mahasiswa atau Wakil Presiden Mahasiswa terbukti melanggar Garis-garis Besar Haluan Program Kerja Organisasi.

melalui Sidang Istimewa.

11. Memberikan sanksi terhadap semua pelanggaran yang terdapat di KM-POLSRI12.Menetapkan peraturan perundang-undangan MPM.

13.Menetapkan Ketua majelis yang dipilih dari dan oleh anggota majelis

14.Mengambil/memberi putusan terhadap anggota yang melanggar janji majelis.

15.Memberi pendapat, usul serta saran kepada Pimpinan POLSRI dan sebagai wadah penyalur aspirasi terhadap pihak lembaga POLSRI16. Memeriksa dan menyetujui proposal dan LPJ dari BEM, HMJ, dan UKM dengan mekanisme seperti diatur dalam peraturan-peraturan yang lain.BAB II

KEKUASAAN EKSEKUTIF

Pasal 5

Nama1. Kekuasaan eksekutif mahasiswa berada ditangan Badan Eksekutif Mahasiswa yang selanjutnya disingkat BEM. 2. organisasi tertinggi terletak pada Presiden Mahasiswa Politeknik Negeri Sriwijaya.Pasal 6Presiden Mahasiswa

1.Presiden Mahasiswa memegang kekuasaan eksekutif menurut Undang-Undang Dasar KM-POLSRI.2.Presiden Mahasiswa adalah mahasiswa Politeknik Negeri Sriwijaya minimal semester 4 dan masih aktif pada saat dipilih.

3.Presiden Mahasiswa dipilih melalui PEMILU secara langsung dan ditetapkan/disahkan melalui Sidang Umum oleh MPM.4.Presiden Mahasiswa memegang jabatan selama 1 (satu) periode kepengurusan dan sesudahnya tidak dapat dipilih lagi.

5.Jika Presiden Mahasiswa mangkat, berhenti atau tidak dapat melaksanakan kewajibannya lagi, ia diganti oleh Wakil Presiden Mahasiswa yang dipilih dan di sahkan oleh Sidang Istimewa MPM.

6.Sebelum memangku jabatannya, Presiden Mahasiswa, Wakil Presiden Mahasiswa mengangkat janji didepan MPMPasal 7Wakil Presiden Mahasiswa

1.Wakil Presiden Mahasiswa adalah mahasiswa Politeknik Negeri Sriwijaya semester 2 program D III dan semester 4 program D IV dan masih aktif pada saat dipilih.

2.Wakil Presiden dipilih melalui PEMILU secara langsung dan ditetapkan/disyahkan melalui Sidang Umum.

3.Jika Wakil Presiden mangkat, berhenti atau tidak dapat melaksanakan tugasnya maka Wakil Presiden akan dipilih dari anggota BEM yang dimusyawarahkan oleh BEM dan disyahkan oleh MPM.

4.Wakil Presiden Mahasiswa memegang kekuasaan eksekutif menurut Undang-Undang Dasar KM-POLSRI apabila Presiden Mahasiswa berhalangan dalam melaksanakan kewajibannya.

5.Wakil Presiden Mahasiswa membantu Presiden Mahasiswa dalam melaksanakan tugasnya sebagai mandataris MPM.

Pasal 8Tugas 1.Melaksanakan hasil Ketetapan Sidang Umum KM-POLSRI.

2.Melaksanakan program kerja yang telah dirancang oleh lembaga eksekutif yang telah disahkan oleh MPM.

3 Menyampaikan pertanggungjawaban kepada MPM melalui Sidang Umum dan rapat paripurna

4.Menyusun Rancangan Anggaran eksekutif yang disampaikan pada Rapat Anggaran dan Rapat Anggaran Perubahan ditetapkan oleh MPM.

5.Menetapkan peraturan BEM untuk menjalankan Undang-Undang Dasar KM-POLSRI sebagaimana mestinya.

6.Mengesahkan kepengurusan UKM dan HMJ setelah disetujui oleh MPM

7.Berkoordinasi dengan HMJ dan UKM

8. Mengajukan peraturan untuk HMJ yang di sahkan dan disetujui oleh MPM.

Pasal 9Kewenangan

BEM Politeknik Negeri Sriwijaya mempunyai wewenang pokok melaksanakan kegiatan ekstrakurikuler untuk Kesejahteraan Mahasiswa dan Hubungan Masyarakat sesuai dengan GBHPKO yang ditetapkan MPM.

BAB III

ANGGOTA BEM

Pasal 101.Presiden Mahasiswa dibantu oleh seorang Wakil Presiden, Menteri Sekretaris Kabinet, Menteri Keuangan, Menteri Koordinator, Menteri menteri Kabinet, Asisten Menteri Keuangan, Asisten Menteri Sekretaris Kabinet, dan Asisten Menteri Koordinator serta staf.

2.Menteri Sekretaris Kabinet, Menteri Keuangan, Menteri Koordinator dan Staf Kabinet diangkat dan diberhentikan oleh Presiden Mahasiswa.

3.Empat Menteri Koordinator memimpin Departemen masing masing.

Pasal 11Janji Pengurus BEM

Saya berjanji dengan sungguh sungguh akan memenuhi kewajiban sebagai Presiden Mahasiswa,Wakil Presiden Mahasiswa dengan sebaik baiknya dan seadil adilnya, memegang teguh Undang Undang Dasar KM-POLSRI dan menjalankan segala konstitusi dengan menjunjung tinggi independensi, organisasi dan pribadi dengan selurus lurusnya serta berbakti kepada Tuhan, bangsa dan Negara serta Almamater.

Pasal 12Tugas Pokok

BEM Politeknik Negeri Sriwijaya mempunyai tugas pokok melaksanakan kegiatan ekstrakurikuler yang bersifat PTKP, Kekaryaan, Kesejahteraan Mahasiswa dan Hubungan Masyarakat sesuai dengan GBHPKO yang ditetapkan oleh MPM.Pasal 13Fungsi

1. Sebagai sarana untuk merencanakan, melaksanakan, mengawasi dan mengembangkan kegiatan ekstrakurikuler kearah perluasan wawasan dan peningakatan kecendikiawanan serta intergritas kepribadian.

2. Sebagai wadah pengembangan keterampilan manajemen bagi Mahasiswa Politeknik Negeri Sriwijaya.

Pasal 14Masa Jabatan Pengurus

1.Pengurus BEM Politeknik Negeri Sriwijaya menduduki masa jabatan selama 1 (satu) periode kepengurusan terhitung sejak tanggal ditetapkan.

2.Pengurus BEM Politeknik Negeri Sriwijaya terkecuali Presiden Mahasiswa setelah masa jabatannya berakhir dapat dipilih kembali untuk masa jabatan pada periode berikutnya.

3.Dalam keadaan tertentu dapat dilakukan reshuffle pengurus BEM Politeknik Negeri Sriwijaya yang pelaksanaannya merupakan hak prerogatif Presiden Mahasiswa BEM Politeknik Negeri Sriwijaya dan dilaporkan ke MPM.

Pasal 15Pertanggung Jawaban

Presiden Mahasiswa Politeknik Negeri Sriwijaya bertanggung jawab kepada Majelis Permusyawaratan Mahasiswa yang disampikan pada, rapat paripurna, Sidang Umum dan Sidang Istimewa yang diselenggarkan Majelis Permusyawaratan Mahasiswa BAB IV

HIMPUNAN MAHASISWA JURUSAN

Pasal 16Nama

Organisasi ini bernama Himpunan Mahasiswa Jurusan yang selanjutnya disingkat HMJ

Pasal 17Gubernur Mahasiswa

1. Gubernur Mahasiswa Jurusan dipilih melalui pemilihan umum di tingkat jurusan masing-masing

2. Gubernur Mahasiswa Jurusan memegang masa jabatan selama satu periode kepengurusan dan dapat mencalonkan kembali pada periode berikutnya.

3. Gubernur Mahasiswa Jurusan maksimal semester 4 untuk D3 dan maksimal semester 6 untuk D4

4. Gubernur Mahasiswa Jurusan apabila tidak bisa memegang amanah maka akan digantikan oleh wakil Gubernur Mahasiswa Jurusan yang di sahkan oleh BEM dan telah disetujui oleh MPM.

Pasal 18Wakil Gubernur Mahasiswa

1. Wakil Gubernur Mahasiswa Jurusan dipilih melalui pemilihan umum di tingkat jurusan masing-masing.

2. Wakil Gubernur Mahasiswa Jurusan maksimal semester 2 untuk D3 dan D4

3. Wakil Gubernur Mahasiswa Jurusan apabila tidak bisa memegang amanah maka akan digantikan oleh anggota HMJ yang telah disepakati oleh HMJ, di sahkan oleh BEM dan telah disetujui oleh MPM.

Pasal 19Masa Jabatan Pengurus

Dalam keadaan tertentu dapat dilakukan reshuffle pengurus HMJ Politeknik Negeri Sriwijaya yang pelaksanaannya merupakan hak prerogatif Gubernur Mahasiswa Jurusan yang dilaporkan kepada BEMPasal 20Pertanggung Jawaban

Gubernur dan Wakil Gubernur Mahasiswa Politeknik Negeri Sriwijaya bertanggung jawab kepada Presiden Mahasiswa.

BAB V

UNIT KEGIATAN MAHASISWA

Pasal 21Nama

Organisasi ini bernama Unit Kegiatan Mahasiswa yang selanjutnya disebut UKM

Pasal 22Sifat

UKM adalah lembaga non departemen yang bersifat semi otonom bernaung di dalam KM-POLSRI.Pasal 23Status

Pembentukan dan pengesahan UKM dilakukan melalui verifikasi MPM yang disetujui oleh ketua umum MPM dan diketahui oleh Presiden Mahasiswa.

Pasal 24Pimpinan UKM1 Pimpinan UKM dipilih melalui Musyawarah Besar yang diselenggarakan sebelum Sidang Umum KM-POLSRI2. Pimpinan UKM bertanggung jawab langsung kepada Presiden Mahasiswa melalui rapat anggota UKM.3.Pimpinan UKM menyelenggarakan kepemimpinannya terhadap UKM.

Pasal 25Hak dan Kewajiban

1. UKM diwajibkan memiliki AD/ART tersendiri yang tidak bertentangan dengan Undang-Undang Dasar KM-POLSRI.2. UKM melaksanakan kebijakan operasional secara independen.Pasal 26SrtukturUKM

1.Struktur kepengurusan UKM disesuaikan dengan kebutuhan UKM masing masing.

2.Kepengurusan berlaku UKM selama 1 (satu) periode kepengurusan.

BAB VI

Janji Pengurus HMJ dan UKM

Pasal 27Janji Pengurus HMJ

Saya berjanji dengan sungguh sungguh akan memenuhi kewajiban sebagai Gubernur MAhasiswa Jurusan, Wakil Gubernur Jurusan, Sekretaris HMJ, Bendahara HMJ dan Staf Pengurus HMJ dengan sebaik baiknya dan seadil adilnya, memegang teguh Undang Undang Dasar KM-POLSRI dan menjalankan segala konstitusi dengan menjunjung tinggi independensi, organisasi dan pribadi dengan selurus lurusnya serta berbakti kepada Tuhan, bangsa dan Negara serta Almamaterr.

Pasal 28Janji Pengurus UKMSaya berjanji dengan sungguh sungguh akan memenuhi kewajiban sebagai Ketua UKM , Wakil Ketua UKM, sekretaris UKM, Bendahara UKM,dan anggota UKM dengan sebaik baiknya dan seadil adilnya, memegang teguh Undang-Undang Dasar KM-POLSRI dan menjalankan segala konstitusi dengan selurus lurusnya serta berbakti kepada Almamater.

BAB VII

PEMILIHAN UMUM (PEMILU)

Pasal 291. Pemilihan umum (PEMILU) dilaksanakan secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil setiap satu periode kepengurusan.

2. PEMILU diselenggarakan untuk memilih anggota Majelis Permusyawaratan Mahasiswa/MPM, Presiden Mahasiswa, Wakil Presiden Mahasiswa dan Gubernur Mahasiswa dan Wakil Gubernur Mahasiswa.3. Peserta PEMILU adalah mahasiswa Politeknik Negeri Sriwijaya.

4. PEMILU diselenggarakan oleh suatu Komisi Pemilihan Umum (KPU).

5. Ketentuan lebih lanjut akan diatur dengan ketetapan-ketetapan Pemilihan Umum6. PEMILU di awasi oleh Panitia Pengawas Pemilu (PANWASLU) BAB VIII

ATRIBUT ORGANISASIPasal 30Bendera

Bendera KM-POLSRI ialah bendera Politeknik Negeri Sriwijaya berwarna biru muda dengan lambang ditengah-tengahnya dan perbandingan ukuran 3 berbanding 2.

Pasal 31Lambang

1. Lambang MPM dan BEM ialah lambang Politeknik Negeri Sriwijaya.

2. Lambang HMJ dan UKM disesuaikan

A. Lambang HMJ

Perubahan lambang disesuaikan dengan hasil rapat koordinasi dan disetujui oleh ketua jurusan ,BEM,MPM, dan diketahui pembantu direktur III

B. Lambang UKM

Perubahan lambang disesuaikan dengan hasil rapat koordinasi dan disetujui oleh ,BEM,MPM, dan diketahui pembantu direktur III

C. Perubahan lambang HMJ dan UKM dilakukan selambat-lambatnya 2 minggu setelah pelantikan MPM dan BEM.Pasal 32Almamater

Jaket KM-POLSRI ialah jaket almamater lengkap dengan lambang POLSRI.BAB X

PENUTUP

Pasal 33

1.Hal hal yang belum diatur dalam Penjelasan Undang-Undang Dasar KM-POLSRI ini, diatur dalam peraturan peraturan lain yang tidak bertentangan dengan Penjelasan Undang-Undang Dasar KM-POLSRI ini.

2.Penjelasan Undang-Undang Dasar KM-POLSRI ini berlaku sejak ditetapkan.

PERATURAN PENYELENGGARAANMAJELIS PERMUSYAWARATAN MAHASISWA

KELUARGA MAHASISWA

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA

(KM-POLSRI)BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

1. Majelis Permusyawaratan Mahasiswa yang dimaksud dalam Ketetapan ini ialah Majelis Permusyawaratan Mahasiswa sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar KM-POLSRI, yang selanjutnya disebut Majelis.

2. Majelis melakukan tugasnya berlandaskan Undang-Undang Dasar KM-POLSRI.3. Anggota-anggota Majelis adalah wakil-wakil mahasiswa dari setiap jurusan, yang selanjutnya disebut Anggota.

BAB II

KEDUDUKAN, TUGAS DAN WEWENANG MAJELIS

Pasal 2

Kedudukan

Majelis adalah perwakilan seluruh mahasiswa POLSRI dan merupakan lembaga legislatif pemegang dan pelaksana kedaulatan mahasiswa tertinggi.Pasal 3

Tugas dan Wewenang

1.Mengubah dan menetapkan Undang-Undang Dasar KM-POLSRI.2.Menetapkan garis-garis besar haluan program kerja organisasi (GBHPKO)

3.Mengawasi dan mengontrol kinerja Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) melalui komisi yang ada di MPM.

4.Membuat putusan putusan yang tidak dapat dibatalkan oleh lembaga lain.

5.Memberikan penjelasan yang bersifat umum terhadap putusan putusan Majelis.

6.Mengesahkan Presiden dan Wakil Presiden Mahasiswa hasil pemilihan umum (PEMILU). 7.Meminta pertanggung jawaban Presiden Mahasiswa atau wakil Presiden Mahasiswa mengenai pelaksanaan GBHPKO dan menilai pertanggung jawaban tersebut.

8.Mencabut mandat dan memberhentikan Presiden Mahasiswa atau Wakil Presiden Mahasiswa dalam masa jabatannya apabila Presiden Mahasiswa/Wakil Presiden Mahasiswa yang terbukti melanggar Haluan Organisasi.

9.Menetapkan peraturan Tata Tertib Majelis.

10.Menetapkan Ketua majelis yang dipilih dari dan oleh anggota.

11.Mengambil/memberi putusan terhadap anggota yang melanggar janji majelis.

12.Memberi pendapat, usul dan saran kepada Pimpinan POLSRI dan sebagai wadah penyalur Aspirasi Mahasiswa tertahadap pihak lembaga POLSRI13. Memeriksa dan menyetujui proposal dan LPJ dari BEM, HMJ, dan UKM dengan mekanisme diatur dalam peraturan peraturan yang lain

BAB III

KEANGGOTAAN, HAK DAN KEKEBALAN ANGGOTA

Bagian 1

Keanggotaan MPMPasal 4

Keanggotaan

1. Anggota MPM terdiri dari fraksi fraksi jurusan yang dipilih melalui pemilihan umum yang benar benar mempunyai semangat akademis, moralis dan bervisi reformis sehingga diharapkan dapat menyelenggarakan fungsi majelis yang adil dan bijaksana serta menjunjung tinggi amanah mahasiswa. 2. Anggota dinyatakan syah setelah manandatangani berita acara pengesahan dan mengangkat janji di depan mahasiswa yang diketahui oleh Direktur Politeknik Negeri Sriwijaya.

Pasal 5

Pemberhentian

1. Anggota berakhir keanggotaannya pada hari anggota MPM yang baru menandatangani berita acara pengesahan sesuai pasal 4 poin 2.2. Anggota berhenti pada periode kepengurusan sebagai anggota karena :

2.a.Meninggal dunia.

2.b.Telah menyelesaikan studi di Politeknik Negeri Sriwijaya.

2.c.Atas permintaan sendiri secara tertulis kepada Ketua MPM.

2.d.Tidak dapat menjalankan fungsi sebagai mahasiswa Politeknik Negeri Sriwijaya.

2.e.Berhenti sebagai anggota fraksi jurusan sesuai dengan rekomondasi fraksi.

2.f.Dinyatakan melanggar janji sebagai anggota MPM dengan keputusan MPM.

2.g.Terkena larangan perangkapan jabatan.

Jabatan yang tidak boleh dirangkap oleh anggota Majelis adalah :

a. Presiden Mahasiswa.

b. Wakil Presiden

c. Staf BEM.

d. Ketua, wakil ketua, sekretaris, bendahara dan koordinator UKM.

e. Pengurus HMJ.

2.h.Anggota yang tidak aktif 3 kali berturut-turut atau 4 kali tidak hadir dalam rapat dianggap mengundurkan diri kecuali memiliki alasan yang dapat dipertanggungjawabkan.

2.i.Terbukti menjadi terpidana dalam tindak kriminalitas.

3.Anggota anggota yang berhenti pada periode kepengurusan diisi oleh calon dan fraksi yang bersangkutan melalui rekrutmen MPM.

4.Anggota yang berhenti pada periode kepengurusan tersebut digantikan oleh anggota baru yang terpilih dan diletakkan pada posisi yang sesuai dengan kesepakatan bersama.

Pasal 6Janji Anggota MPMSaya berjanji dengan sungguh sungguh akan memenuhi kewajiban sebagai Anggota MPM dengan sebaik baiknya dan seadil adilnya, memegang teguh Undang Undang Dasar KM-POLSRI dan menjalankan segala konstitusi dengan menjunjung tinggi independensi, organisasi dan pribadi dengan selurus lurusnya serta berbakti kepada Tuhan, bangsa dan Negara serta Almamater.

Bagian 2

Hak dan Kewajiban Anggota

Pasal 71.Setiap anggota berhak dan wajib mengikuti semua kegiatan MPM sesuai dengan proporsinya.

2.Melaksanakan tugas dan fungsinya sebagai anggota, dimana setiap anggota mempunyai :

2a.Hak suara

2b.Hak bicara dan mengeluarkan pendapat.

Bagian 3

Kekebalan Anggota

Pasal 8Anggota tidak dapat dituntut karena pernyataan-pernyataan yang dikemukakan dalam rapat rapat Majelis baik terbuka maupun tertutup baik yang diajukan secara lisan atau tulisan kepada Presiden Mahasiswa, Ketua Majelis dan Pimpinan POLSRI.

BAB IV

KEDUDUKAN, DAN TUGAS FRAKSIFRAKSI MPMPasal 9Kedudukan Fraksi1.Fraksi MPM adalah pengelompokan anggota yang mencerminkan kontelasi dan pengelompokan jurusan.

2.Fraksi fraksi dalam Majelis terdiri dari :

2.a.Fraksi Teknik Sipil

2.b.Fraksi Teknik Mesin

2.c.Fraksi Teknik Elektro

2.d.Fraksi Teknik Kimia

2.e.Fraksi Teknik Komputer

2.f.Fraksi Akuntansi

2.g.Fraksi Administrasi Bisnis2.h.Fraksi Manajamen Informatika

2.1.Fraksi Bahasa Inggris bisnis Pariwisata dan Perhotelan

3.Jumlah anggota Fraksi adalah 6 orang mahasiswa jenjang D III semester 2, 4 dan 6nuntuk jenjang D IV pada setiap jurusan yang dipilih pada PEMILU di jurusan masing masing.4. Apabila salah satu jurusan tidak memiliki fraksi sampai dengan pemilihan umum maka akan diambil kebijakan oleh MPM.

Pasal 10Tugas Fraksi

Fraksi dibentuk untuk meingkatkan daya guna kerja MP dan anggota dalam melaksanakan tugasnya sebagai wakil mahasiswa.

BAB V

ALAT KELENGKAPAN MPMPasal 11Alat kelengkapan MPM disusun menurut pengelompokan kegiatan dalam rangka pelaksanaan tugas MPM.

Pasal 12Majelis mempunyai alat kelengkapan sebagai berikut :

a.Ketua Umum MPMb.Wakil ketua Umum MPMc.Sekretaris Majelis

d.Fraksi Jurusanf.Komisi

g.Badan Kehormatan

BAB VI

KETUA, WAKIL, SEKRETARIS MAKELIS DAN FRAKSI JURUSAN Pasal 13Ketentuan Umum Ketua MPM1. Ketua MPM dipilih dari fraksi jurusan yang ada di Politeknik Negeri Sriwijaya.

2. Mahasiswa POLSRI minimal semester 4 dan telah berkecimpung di MPM selama 1 periode.3. Jika Ketua MPM mangkat, berhenti atau tidak dapat melaksanakan kewajibannya lagi, ia diganti oleh Wakil Ketua MPM yang dipilih dan disyahkan oleh rapat MPM.

4. Ketua MPM dibantu oleh WakilKetua, Sekrtaris Majelis dan perangkat di dalamnya.

Pasal 14Masa Jabatan

Masa jabatan Ketua MPM adalah satu periode kepengurusan dan dapat diganti melalui putusan rapat MPM.Pasal 15Pengisian Lowongan Ketua/Wakil Ketua Majelis

1. Apabila Ketua/ Wakil Ketua MPM berhalangan tetap, Ketua/ Wakil Ketua tersebut diganti melalui putusan rapat MPM..

2. Penggantian sebagaimana dimaksud pada Ayat (1) ditetapkan dengan Keputusan Pimpinan MPM dan diberitahukan kepada anggota melalui fraksi-fraksi.

Pasal 16Perangkapan Jabatan

Jabatan yang tidak boleh dirangkap oleh Ketua MPM , Wakil Ketua, Sekretaris Majelis, Ketua Komisi, ketua Fraksi, Ketua Badan Kehormatan adalah :

a. Presiden Mahasiswa

b. Wakil Presiden

c. Staf BEM

d. Ketua, Wakil Ketua, Sekretaris, Bendahara dan Koordinator HMJ / UKM

e. Pengurus HMJ dan UKMPasal 17Jika Ketua MPM mangkat, berhenti atau tidak dapat melaksanakan kewajibannya lagi, ia diganti oleh PJS Ketua MPM yang dipilih dan disyahkan oleh rapat MPM.

Pasal 18Tugas Ketua MPM1.Memimpin sidang dan rapat MPM serta menyimpulkan pembicaraan dalam rapat tersebut.

2.Menjaga ketertiban dalam sidang dan rapat MPM dengan melaksanakan asas demokrasi.

3.Mengesahkan ketetapan dan keputusan pada setiap sidang dan rapat MPM.

Pasal 19Wakil Ketua

1. Ketua MPM dibantu oleh Wakil Ketua yang mencerminkan komisi MPM.

2. Wakil Ketua dipilih melaui musyawarah berdasarkan prinsip musyawarah untuk mufakat dan proporsioanal.

3. Wakil Ketua tidak boleh merangkap jabatan sebagai ketua fraksi dan komisi dalam kepengurusan MPM.

Pasal 20

Tugas Wakil Ketua

1. Membantu Ketua MPM dalam melaksanakan sidang dan rapat MPM.

2. Wakil ketua langsung menjadi ketua fraksi dari setiap jurusan

Pasal 21

Sekretaris Majelis

1. Sekretaris Majelis dipilih melalui musywarah berdasarkan prinsip musyawarah untuk mufakat dan proporsional.

2. Sekretaris Majelis tidak boleh merangkap jabatan sebagai ketua fraksi dan komisi dalam keengurusan MPM.

3. Sekretaris Majelis memimpin kegiatan MPM

4. Sekretaris Majelis memiliki kelengkapan sbb:

4.a Biro administrasi

4.b Biro Keuangan

4.c Biro Humas dan perlengkapan

Pasal 22

Keanggotaan1.susunan keanggotaannya mencerminkan fraksi-fraksi dalam MPM

2. anggota Sekma ditunjuk oleh pimpinan sekma.

Pasal 23

Tugas Sekretaris Majelis

1.Mempersiapkan rancangan setiap acara MPM

2. Membantu ketua umum dalam rangka melaksanakan tugas-tugas ketua Umum

3. sekma bertugas sampai dilantiknya kepengurusan yang baru

4.bertanggung jawab kepada ketua umum

Pasal 24

Biro administrasi

1. Melaksanakan operasional administrasi

2. Memberikan laporan umum tertulis secara berkala kepada sekma tentang pelaksanaan tugas kesekretariatan

3. Anggota biro administrasi diisi melalui seleksi MPM

Pasal 25

Biro keuangan

1. Biro keuangan melaksanakan operasional keuangan

2. Biro keuangan MPM memberikan laporan pembukuan secara berkala kepada Sekma

3. Bertanggung jawab kepada ketua sekma

Pasal 26

Biro Humas dan perlengkapan

1. Biro humas dan perlengkapan melaksanakan operasional Humas dan Perlengkapan

2. Memberikan laporan umum tertulis secara berkala kepada Sekma tentang pelaksanaan tugas Humas dan Perlengkapan

3. Bertanggung jawab kepada Sekma

Pasal 27

Tugas Fraksi

1.Tiap anggota fraksi Majelis wajib tergabung dalam salah satu komisi yang ada di Majelis.

2.Segala sesuatu tentang pengaturan intern fraksi menjadi urusan sepenuhnya dari masing-masing fraksi.3. Setiap fraksi yang dipimpin oleh ketua fraksi meninjau dan menilai HMJ masing-

masing jurusan.4.Menjadi wadah dan penyalur Aspirasi Mahasiswa di jurusannya yang bekerja sama dengan HMJ

BAB VII

KOMISI MAJELIS

Pasal 28

Ketentuan Umum

1.Setiap anggota Majelis harus menjadi anggota salah satu komisi Majelis, kecuali Ketua Majelis,wakil ketua majelis, Sekretaris majelis

2.Anggota suatu komisi tidak boleh merangkap menjadi anggota komisi lain.

Pasal 29

Tugas Komisi Majelis

1. Mengawasi seluruh kegiatan dan kebijakan yang dilaksanakan oleh Badan Eksekutif Mahasiswa yang tercermin dalam setiap bidang dalam struktur organisasi BEM.

2. Setiap Komisi berhak membuat ketetapan apabila dibutuhkan sebagai landasan dalam pengambilan keputusanBAB IX

PERSIDANGAN DAN RAPAT RAPAT MPMPasal 30Masa Sidang

Masa Sidang adalah rentetan rapat rapat paripurna MPM pada suatu masa tertentu

Pasal 31Jenis Jenis Sidang

1. Sidang Umum

2. Sidang Paripurna

3. Sidang Istimewa

Pasal 32Sidang Umum

1. Sidang Umum ialah sidang yang diadakan pada permulaan dan akhir masa jabatan keanggotaan MPM.

2. Agenda Sidang Umum adalam Laporan Pertanggungjawaban Presma, Pendemisioneran pengurus KM-POLSRI dan mengangkat pengurus KM-POLSRI.Pasal 33Sidang Paripurna

Sidang Paripurna ialah sidang yang dilakukan untuk mengevaluasii kinerja Presiden Mahasiswa dan wakil presiden mahasiswa dengan waktu yang ditentukan oleh MPM

.

Pasal 34Sidang Istimewa

1. Sidang Istimewa ialah sidang sidang yang diadakan di luar Sidang Umum apabila : a. Terjadi hal yang mengganggu stabilitas KM-POLSRI dan terjadi pelanggaran terhadap Undang Undang Dasar dan GBHPKO.

b. Mengamandemen Undang- Undang Dasar KM-POLSRI sesuai dengan Undang Undang Dasar pada Bab VIII pasal 21.

Pasal 35Jenis Jenis Rapat

Majelis mengenal 7 (tujuh) jenis rapat :

1.Rapat Ketua atau Wakil Ketua MPM.

2.Rapat Fraksi Majelis.

3.Rapat Komisi Majelis.

4.Rapat gabungan Ketua MPM dengan Pimpinan Komisi dan Sekretaris Majelis.

5.Rapat Akbar.

6.Rapat Sekretaris Majelis.

7.Rapat Anggaran Perubahan

Pasal 36Rancangan Acara Sidang/ RapatRancangan acara sidang/ rapat disampaikan oleh Ketua MPM pada rapat/ sidang MPM untuk disahkan.

Pasal 37Jenis Jenis Rapat MPM

1. MPM mengenal 7 (tujuh) jenis rapat : a. Rapat Paripurna

b. Rapat Ketua atau Wakil Ketua MPM

c. Rapat Fraksi MPM

d. Rapat Komisi MPM

e. Rapat Gabungan Ketua MPM dengan Pimpinan Komisi dan Badan Kehormayan MPM

f. Rapat Akbar

g. Rapat Anggaran Perubahan

h. Rapat Sekretaris Majelis

2. Rapat rapat tersebut dalam pasal 33 diatas diadakan sesuai acara acara atas putusan pimpinan rapat yang bersangkutan.

Pasal 38Persiapan dan Persyaratan Rapat Majelis

1.Sebelum rapat dimulai, setiap anggota menandatangani daftar hadir.

2.Apabila daftar hadir telah ditandatangani oleh lebih dari separuh anggota, maka pimpinan membuka rapat.

3.Jika pada waktu yang telah ditetapkan untuk dimulainya rapat, jumlah anggota yang tertulis pada ayat (2) belum juga tercapai, maka pimpinan rapat menunda 1x15 menit, setelah itu pimpinan rapat membuka rapat.

Pasal 39Tata Cara Berbicara

1.Sebelum berbicara setiap peserta harus mendapat izin dari pimpinan sidang.

2.Peserta harus menyampaikan permasalahan atau pendapat secara jelas, singkat dan sopan.

3.Setiap anggota berhak untuk menyampikan interupsi untuk :

a.Meminta penjelasan tentang duduk perkara yang sebenarnya.

b.Memberi penjelasan tentang masalah yang sedang dibicarakan.

c.memberi penjelasan materi pembicaraan diluar permasalahan.

d.Mengajukan usul untuk menunda sementara rapat.

Pasal 40Tata Cara Pengambilan Keputusan

1.Pengambilan putusan sedapat mungkin dilakukan secara musyawarah mufakat.

2.Apabila point (1) tidak tercapai, maka keputusan dilakukan dengan lobying.

3.Apabila point pertama dan kedua tidak tercapai, maka keputusan dilakukan dengan pengambilan suara terbanyak (voting)

4. Keputusan berdasarkan suara terbanyak diambil bila ada pertentangan yang tidak dapat dipertemukan lagi atau faktor waktu yang sangat mendesak.

Pasal 41Pelaksanaan Putusan

Setiap hasil putusan baik hasil mufakat maupun berdasakan suara terbanyak harus diterima dan dilaksanakan dengan kesungguhan, keikhlasan hati, kejujuran dan tanggung jawab.

BAB X

BENTUK BENTUK PUTUSAN MPMPasal 421.Ketetapan MPM adalah putusan Majelis yang mempunyai kekuatan hukum keluar dan kedalam MPM.

2.Ketetapan MPM adalah putusan Majelis yang mempunyai kekuatan hukum mengikat kedalam MPM.

BAB XI

Pelanggaran dan Sanksi

Pasal 43Jenis Jenis Pelanggaran

1. Pelanggaran dibagi empat jenis, yaitu pelanggaran ringan, pelanggran sedang, pelanggran berat, dan pelanggran khusus.

2. Pelanggran ringan yaitu apabila orang yang diamanahkan menempati struktur kepengurusan MPM :

a. Tidak mengikuti rapat/ sidang tingkat Komisi MPM sebnayak dua kali tanpa izin kepada Ketua Umum MPM atau Koordinator Komisi.

b. Tidak mengisi absensi rapat/ sidang Komisi maupun sidang Istimewa MPM POLSRI sebanyak satu kali.

c. Tidak menjalankan piket kebersihan sebanyak satu kali.

3. Pelanggran sedang yaitu apabila orang yang diamanahkan menempati struktur kepengurusan MPM :

a. Tidak mengikuti rapat/ sidang MPM sebanyak tiga kali tanpa izin kepada presidium sidang.b. Tidak mengikuti rapat/ sidang tingkat Komisi MPM sebanyak tiga kali tanpa izin

c. Tidak menjalankan piket kebersihan sebanyak tiga kali.

d. Melakukan tindakan atas nama MPM tanpa sepengetahuan ketua ataupun sekretaris Majelis

e. Melakukan rapat/ sidang komisi dan fraksi tanpa sepengetahuan Ketua Umum dan Sekretaris Majelis

f. Merokok, narkoba, miras dalam lingkingan secretariat MPM atau saat sidang Komisi maupun sidang MPM berlangsung.

g. Merusak properti MPM apapun dengan sengaja.

h. Membawa/ menyinggung/ melibatkan aspirasi politik praktis di dalam rapat/ sidang MPM.

4. Pelanggaran berat yaitu apabila orang yang diamanahkan menempati struktur kepengurusan MPM.

a. Sama sekali tidak menjalankan tugas tugasnya dalam kurun waktu satu bulan masa aktif kerja MPM.

b. Melakukan tindakan kekerasan fisik yang dilakukan terhadap siapun dalam ruang sekretariat MPM ataupun saat sidang Komisi serta sidang MPM.

c. Terbukti melakukan tindakan melanggar kesopanan, kesusilaan, dan membahayakan pihak pihak lain

d. Melakuan money politic, meminta imbalan dalam bentuk apapun saat menjalankan tugasnya kepada pihak pihak yang terkait, meminta imbalan sebagai syarat persetujuan/ penandatangan suatu surat proposal yang diajukan oleh Lembaga Forma Kemahasiswaan MPM.e. Terbukti mengkonsumsi narkoba dan miras dalam lingkungan Politeknik Negeri Sriwijaya.

5. Pelanggaran khusus adalah apabila orang yang diamanahkan menempati struktur kepengurusan MPM sama sekali tidak menunjukkan komitmennya pada Undang Undang Dasar KM-POLSRI dan Tata Tertib Anggota MPM yang beraku.6. Pelanggaran tidak bersifat akumulatif sepanjang kepenguruan MPM.

Pasal 44Sanksi

1. Setiap jenis pelanggaran akan dikenakan sanksi dan diberiakn surat peringatan ataupun surat penjutah sanksi.

2. Yang berhak menjatuhkan sanksi adalah Ketua Umum melalui mekanisme tertentu yang dibuat oleh MPM berdasarkan hasil rapat BK.3. Apabila yang terkena sanksi pelanggaran ringan ataupun sedang adalah Ketua Umum, maka penjatuhan ditetapkan dalam musyawarah internal MPM.

4. Apabila yang terkena sanksi ditetapkan dalam musyawarah terbuka MPM dengan segenap KM-POLSRI.

5. Sanksi pelanggaran ringan berupa surta peringatan, surat permintaan maaf, serta denda besarannya Rp. 5000,-

6. Sanksi pelanggaran sedang berupa Undang Undang Dasar KM-POLSRI, dicabut sementara hak suaranya dalam sidang MPM sesuai kesepakatan serta denda besarannya berkisar Rp 10.000,- hingga Rp 50.000,-

7. Sanksi pelanggaran berat adalah menghapal Undang Undang Dasar KM-POLSRI Tatib Anggota MPM, denda berkisar Rp 50.000,- - Rp 100.000,- sert adicabut sementara hak suaranya dalam sidang Komisi maupun sidang MPM.

8. Sanksi pelanggaran khusus berupa dicabut statusnya dari anggota MPM POLSRI.

9. MPM berhak mempublikasikan setiap jenis pelanggaran yang dilakuakn anggota MPM.

10. Unntuk semua sanski berupa denda dialokasikan untuk menambahkan kas MPM.

BAB XIIMekanisme Peneguran dan Pembelaan

Pasal 45Mekanisme Peneguran

1. Apabila terjadi pelanggaran, yang berhak melakukan peneguran adalah Ketua Umum dan Wakil Ketua Umum.

2. Peneguran dilakukan secara lisan dan tulisan.Pasal 46Pembelaan

1. Pembelaan adalah pengajuan keberatan terhadap sanksi yang telah dijatuhkan oleh pihak yang memiliki wewenang kepada anggota MPM atas pelanggaran yang telah dilakukan.2. Pembelaan ditindak lanjuti dalam sebuah forum tertutup MPM.

3. Setiap anggota MPM yang terkena sanksi pelanggaran tatib ini berhak mengajukan pembelaan.

4. Pengajuan pembelaan untuk pelanggaran terhadap sanksi dilakukan secara langsung kepada Ketua Umum dan Wakil Ketua Umum.

5. Pihak yang berwenang memberikan keputusan pengajuan pembelaan adalah forum pembelaan melalui MPM

Pasal 47Pengaduan Pelanggaran

1. Seluruh anggota MPM berhak untuk mengajukan pengaduan terhadap pelanggaran yang dilakukan oleh anggota MPM secara lisan dan/ atau tulisan yang diajukan.

2. Pengaduan pelanggaran yang dilakukan oleh Ketua Umum disampaikan secara tulisan kepada MPM sebagai lembaga.

3. Setiap pengaduan akan ditindaklanjuti jika disertai bukti autentik serta saksi minimal dua orang.

GARIS-GARIS BESAR HALUAN PROGRAM KERJA ORGANISASI

DAN LAPORAN PERTANGGUNG JAWABAN

PRESIDEN MAHASISWA

Pasal 48Garis-garis Besar Haluan Program Kerja Organisasi ditetapkan dalam bentuk ketetapan Majelis.

Pasal 491.Untuk menerima LPJ Presiden Mahasiswa/Mandataris Majelis tentang pelaksanaan GBHPKO, diadakan rapat paripurna Majelis dalam Sidang Umum (SU).

2.Dalam rapat paripurna Majelis untuk LPJ Presiden Mahasiswa/Mandataris Majelis, Presiden Mahasiswa/Mandataris Majelis dapat menggunakan hak jawabnya atas pemandangan umum fraksi.

3.Dalam hal LPJ, apabila Majelis menilai bahwa LPJ masih kurang lengkap, maka Presiden Mahasiswa harus melengkapinya.4. Apabila pada pandangan umum fraksi terdapat syarat yang diajukan maka presiden mahasiswa harus memenuhi persyaratan tersebut.

5.Bagi ORMAWA yang ingin melaksanakan kegiatan harus menyerahkan LPJ di akhir pelaksanaannya. Apabila LPJ tidak dikumpul/diberikan maka ORMAWA tersebut tidak bisa melaksanakan program kerja selanjutnya. LPJ dikumpulkan minimal 2 minggu setelah hari pelaksanaan.

6. Presiden Mahasiswa wajib hadir dalam Rapat Paripurna Majelis pada Penyampaian Pandangan Umum dan Pendapat Akhir Fraksi-fraksi Majelis terhadap Laporan/ Pertanggungjawaban Presiden.BAB XIIISEKRETARIAT UMUM MAJELIS

Pasal 50Majelis mempunyai suatu Sekretariat Umum berkedudukan sebagai sekretariat Majelis.

BAB XIVTATA CARA PENGARSIPAN SURAT

Pasal 51Surat-Surat Masuk

1. Semua surat-surat masuk setelah diberi nomor agenda oleh Sekretaris Umum Majelis disampaikan kepada Ketua majelis.

2. Ketua Majelis menetukan apa yang harus diperbuat dengan surat-surat masuk tersebut.

3. Semua surat-surat masuk disimpan di Sekretariat Umum majelis.

Pasal 52Surat-Surat Keluar

1. Semua surat-surat keluar diberi nomor oleh Sekretaris Umum Majelis.

2. Surat-surat keluar ditandatangani oleh Ketua Majelis secara bersama-sama atau oleh Sekretaris Umum Majelis.

3. Semua arsip surat-surat keluar disimpan di Sekretariat Umum Majelis.BAB XVKETENTUAN PENUTUPPasal 531. Usul perubahan dan tambahan mengenai ketetapan ini dapat diusulkan oleh sekurang-kurangnya dari seluiruh anggota majelis.

2. Usul perubahan dan tambahan yang dimaksud dalam Ayat (1) pasal ini ditandatangani oleh para pengusul dan disertai penjelasan.

3. Usulan perubahan dan tambahan tersebut disampaikan pada Rapat Paripurna Majelis.

4. Majelis memutuskan usul tersebut dapat disetujui seluruhnya, disetujui dengan perubahan, atau ditolak.

5. Peraturan ini berlaku sejak ditetapkan.

PERATURAN PENYELENGGARAAN

BADAN EKSEKUTIF MAHASISWA

KELUARGA MAHASISWA

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA

(KM-POLSRI)

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Nama

Organisasi ini bernama Badan Eksekutif Mahasiswa yang selanjutnya disebut dengan BEM.

Pasal 2

Pengurus

1. Pengurus BEM adlah Presiden Mahasiswa, Wakil Presiden Mahasiswa, Menteri Sekretaris Kabinet, Asisten Menteri Sekretaris Kabine, Menteri Keuangan, Asisten Menteri Keuangan, Para Menteri Kabinet dan Staf Kabinet.

2. Menteri Keuangan BEM adalah pengurus yang diamanahkan oleh presiden mahasiswa untuk mengatur tata kelola keuangan.

3. Menteri Sekretaris Kabinet BEM adalah pengurus yang diamanahkan oleh presiden mahasiswa untuk mengatur tata kelola naskah di lingkungan lembaga eksekutif.

4. Menteri Koordinator BEM adalah pengurus yang diamanahkan oleh presiden mahasiswa untuk mengatur masing-masing departemen.

5. Menteri Kabinet BEM adalah pengurus yang diamanahkan oleh Menteri Koordinator masing-masing departemen untuk mengelola bidang masing-masing.

6. Staf Kabinet BEM adalah pengurus yang berada di masing-masing bidang dalam departemen.

7. Departemen BEM adalah bagian dari badan eksekutif mahasiswa yang memiliki tugas spesifik yang lebih besar

8. Bidang adalah bagian dari tiap departemen yang memiliki tugas spesifik turunan dari tiap departemen.

BAB IIKEKUASAAN, TUGAS, KEWENANGAN,

PERTANGGUNGJAWABAN dan FUNGSI BEM

Pasal 3Kekuasaan

Kekuasaan Eksekutif organisasi tertinggi terletak pada pada Presiden Mahasiswa Politeknik Negeri Sriwijaya.

Pasal 4Tugas

1.Melaksanakan hasil Ketetapan Sidang Umum KM-POLSRI.

2.Melaksanakan program kerja yang telah dirancang oleh lembaga eksekutif yang telah ditetapkan oleh MPM.

3 Menyampaikan pertanggungjawaban kepada MPM melalui Sidang Umum KM-POLSRI.4.Menyusun Rancangan Anggaran eksekutif yang disampaikan pada Rapat Akbar dan ditetapkan oleh MPM.

5.Menetapkan peraturan BEM untuk menjalankan Undang Undang Dasar KM-POLSRI sebagaimana mestinya.6.Mengesahkan pembentukan dan kepengurusan UKM dan HMJ melalui persetujuan MPM

Pasal 5Kewenangan

BEM Politeknik Negeri Sriwijaya mempunyai wewenang pokok melaksanakan kegiatan ekstrakurikuler yang bersifat Perguruan tinggi dan kepemudaan, Peningkatan Pemberdayaan Sumber Daya Mahasiswa, Kesejahteraan Mahasiswa dan Hubungan Masyarakat sesuai dengan GBHPKO yang ditetapkan MPM.

Pasal 6Pertanggungjawaban

Presiden Mahasiswa Politeknik Negeri Sriwijaya bertanggung jawab kepada MPM yang disampaikan pada Sidang Umum dan Sidang Istimewa KM-POLSRI.Pasal 7Fungsi BEM

1. Sebagai sarana untuk merencanakan, melaksanakan, mengawasi dan mengembangkan kegiatan ekstrakurikuler kearah perluasan wawasan dan peningakatan kecendikiawanan serta intergritas kepribadian.

2. Sebagai Wadah pengembangan keterampilan manajemen bagi Mahasiswa Politeknik Negeri Sriwijaya.

3. (Pelaksana amanah sebagaimana peraturan tata tertib MPM pasal 3 angka 12.)

BAB III

STRUKTUR ORGANISASI

Pasal 8Struktur Kepengurusan BEM

Kepengurusan BEM Politeknik Negeri Sriwijaya terdiri dari :

1.Presiden Mahasiswa adalah Pimpinan BEM yang memegang kekuasaan eksekutif.

a. Presiden Mahasiswa Politeknik Negeri Sriwijaya ialah penanggungjawab seluruh kegiatan BEM Politeknik Negeri Sriwijaya.b. Presiden Mahasiswa Politeknik Negeri Sriwijaya mempunyai tugas memimpin lembaga eksekutif tertinggi Politeknik Negeri Sriwijaya sesuai dengan tugas pokok yang telah ditetapkan dalam Undang Undang Dasar KM-POLSRI KM-POLSRI dan GBHPKO.c. Dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya, Presiden Mahasiswa dibantu oleh Wakil Presiden Mahasiswa, Menteri Sekretaris Kabinet , Menteri Keuangan Menteri koordinator, Menteri kabinet serta staf kabinet.

d. Presiden Mahasiswa adalah mahasiswa Politeknik Negeri Sriwijaya minimal semester 4 (empat) dan aktif kuliah pada saat dipilih.

e. Presiden Mahasiswa dipilih melalui Pemilihan Umum secara langsung dan ditetapkan/disahkan melalui Sidang Umum.

f. Presiden Mahasiswa memegang jabatan selama 1 (satu) periode kepengurusan dan sesudahnya tidak dapat dipilih lagi.g. Jika Presiden Mahasiswa mangkat, berhenti atau tidak dapat melaksanakan kewajibannya lagi, ia diganti oleh Wakil Presiden Mahasiswa yang dipilih dan di Sahkan oleh Sidang Istimewa MPM.

h. Sebelum memangku jabatannya, Presiden Mahasiswa, Wakil Presiden Mahasiswa Menteri Sekretaris Kabinet dan Menteri Keuangan, menteri Koordinator, menteri kabinet serta Staf kabinet mengangkat janji didepan MPM.

2.Wakil Presiden Mahasiswa Politeknik Negeri Sriwijaya mempunyai tugas yaitu membantu dan menggantikan Presiden Mahasiswa yang berhalangan hadir dalam menjalankan kegiatan BEM Politeknik Negeri Sriwijaya sesuai dengan tugas pokok yang telah ditetapkan dalam Undang Undang Dasar KM-POLSRI dan GBHPKO.

a. Wakil Presiden Mahasiswa adalah mahasiswa Politeknik Negeri Sriwijaya semester dua dan masih aktif pada saat dipilih.

b. Wakil Presiden dipilih melalui Pemilihan Umum secara langsung dan ditetapkan/disahkan melalui Sidang Umum.

c. Jika Wakil Presiden mangkat, berhenti atau tidak dapat melaksanakan tugasnya maka Wakil Presiden akan dipilih oleh presiden mahasiwa dari salah satu pengurus BEM dan disahkan oleh MPM.

d. Wakil Presiden Mahasiswa memegang kekuasaan eksekutif menurut Undang Undang Dasar KM-POLSRI apabila Presiden Mahasiswa berhalangan dalam melaksanakan kewajibannya.

e. Wakil Presiden Mahasiswa membantu Presiden Mahasiswa dalam melaksanakan tugasnya sebagai mandataris MPM.

3.Menteri Sekretaris Kabinet

a. Menteri Sekretaris Kabinet membantu tugas Presiden Mahasiswa dalam menjalankan tugas protokol, tata kelola naskah sesuai pembagian kerja masing masing.

b.Menteri Sekretaris Kabinet memberikan laporan umum tertulis secara berkala kepada Presiden Mahasiswa tentang pelaksanaan tugasnya.

4.Asistem Menteri Sekretaris Kabinet

a. Asisten Menteri Sekretaris Kabinet membantu tugas Menteri Sekretaris Kabinet dalam menjalankan tugas protokol, tata kelola naskah sesuai pembagian kerja masing masing.

b.Asisten Menteri Sekretaris Kabinet memberikan laporan umum tertulis secara berkala kepada Menteri Sekretaris Kabinet untuk dilaporkan kepada Presiden Mahasiswa tentang pelaksanaan tugasnya.

5.Menteri Keuangan

a. Menteri Keuangan membantu tugas Presiden Mahasiswa dalam menjalankan tata kelola keuangan lembaga eksekutif.

b. Menteri keuangan memberikan laporan umum tertulis secara berkala kepada Presiden Mahasiswa tentang pelaksanaan tugasnya.

6. Asisten Menteri Keuangan

a. Asisten Menteri Keuangan membantu tugas Menteri Keuangan dalam menjalankan tata kelola keuangan lembaga eksekutif.

b. Asisten Menteri keuangan memberikan laporan umum tertulis secara berkala kepada Menteri Keuangan untuk dilaporkan kepada Presiden Mahasiswa tentang pelaksanaan tugasnya.

7.Empat Menteri Koordinator

a.Menteri Koordinator PTKP ialah penanggung jawab operasional pada departemen Perguruan Tinggi, Kemahasiswaan dan kepemudaan.

b.Menteri Koordinator Kekaryaan ialah penanggung jawab operasional pada departemen Kekaryaan.

c.Menteri Koordinator Kesejahteraan mahasiswa ialah penanggung jawab Kesejahteraan departemen Mahasiswa.

d.Menteri Koordinator Hubungan masyarakat ialah penanggung jawab pada departemen Hubungan Masyarakat.

8. Menteri Kabinet ialah menteri yang memimpin masing-masing bidang dan bertanggung jawab kepada presiden mahasiswa melalui Menteri Koordinator masing-masing.

9. Staff Kabinet ialah membantu tugas dan kewajiban Menteri Kabinet bidang masing-masing.

Pasal 9Jumlah Pengurus BEM

Jumlah pengurus BEM maksimal 60 (Enam Puluh) orang

Pasal 10

Janji Pengurus BEM

Saya berjanji dengan sungguh sungguh akan memenuhi kewajiban Presiden Mahasiswa, Wakil Presiden Mahasiswa, Menteri Sekretaris Kabinet, Menteri Keuangan, menteri koordinator, menteri kabinet serta Staf Kabinet dengan sebaik baiknya dan seadil adilnya, memegang teguh Undang Undang Dasar KM-POLSRI dan menjalankan segala konstitusi dengan menjunjung tinggi independensi, organisasi dan pribadi dengan selurus lurusnya serta berbakti kepada Tuhan, bangsa dan Negara serta Almamater.Pasal 11Perangkapan jabatan

Presiden mahasiswa, Wakil presiden mahasiswa, Menteri sekretaris kabinet, Menteri keuangan, Menteri koordinator, dan Menteri kabinet tidak diperbolehkan merangkap jabatan sebagai Anggota MPM serta unsur pengurus dalam HMJ atau UKM.

Pasal 12Masa Jabatan Pengurus

1.Pengurus BEM Politeknik Negeri Sriwijaya menduduki masa jabatan selama 1 (satu) periode kepengurusan terhitung sejak tanggal ditetapkan.

2.Pengurus BEM Politeknik Negeri Sriwijaya terkecuali Presiden Mahasiswa setelah masa jabatannya berakhir dapat dipilih kembali untuk masa jabatan pada periode berikutnya.

3.Dalam keadaan tertentu dapat dilakukan reshuffle pengurus BEM Politeknik Negeri Sriwijaya yang pelaksanaannya merupakan hak prerogatif Presiden Mahasiswa.

Pasal 13Hak dan Kewajiban Pengurus

1.Setiap Pengurus BEM Politeknik Negeri Sriwijaya berkewajiban menjaga nama baik, kehormatan dan ikut serta meningkatkan dan memajukan Lembaga eksekutif.

2.Setiap Pengurus BEM mempunyai hak dan kewajiban mewakili organisasi baik ke dalam maupun ke luar sehubungan dengan hal hal yang menyangkut organisasi melalui otorisasi presiden mahasiswa.3. Setiap Pengurus BEM Politeknik Negeri Sriwijaya mempunyai hak suara dan hak bicara dalam persidangan yang berkaitan dengan jabatannya di BEM.

BAB IV

PERSIDANGAN

Pasal 14Sidang BEM

Sidang pengambilan keputusan BEM merupakan Sidang Pleno BEM dengan ketentuan sebagai berikut : a.Sidang Pleno BEM Politeknik Negeri Sriwijaya ialah rapat tertinggi dalam kepengurusan BEM Politeknik Negeri Sriwijaya.

b.Sidang Pleno BEM Politeknik Negeri Sriwijaya dihadiri oleh seluruh pengurus BEM c.Fungsi dan wewenang Sidang Pleno BEM :

-Mendengar dan mengevaluasi Laporan Kerja Pengurus BEM Politeknik Negeri Sriwijaya tentang pelaksanaan ketetapan ketetapan Sidang Umum KM-POLSRI-Mengambil kebijakan yang bersifat operasional organisasi, baik intern maupun ekstern.

BAB V

RAPAT BEM

Pasal 15

Rapat pengambilan keputusan BEM terdiri dari :

1.Rapat Kerja Terbatas BEM

a.Rapat kerja terbatas BEM ialah rapat yang dihadiri oleh Presiden Mahasiswa, wakil Presiden Mahasiswa, Menteri Sekretaris Kabinet, Menteri Keuangan, dan Menteri Koordinator BEM.

b.Rapat kerja terbatas diadakan sekurang kurangnya satu kali per dua bulan masa kerja.

c.Fungsi dan wewenang Rapat kerja terbatas:

-Membahas realisasi pelaksanaan ketetapan Sidang Umum MPM.

-Mengambil kebijakan koordinatif.

2.Rapat Kerja Pengurus BEM

a.Rapat Kerja Pengurus BEM Politeknik Negeri Sriwijaya dihadiri oleh seluruh Pengurus BEM Politeknik Negeri Sriwijaya.

b.Rapat Kerja Pengurus BEM Politeknik Negeri Sriwijaya dilakukan sesuai dengan kebutuhan.

c.Fungsi dan wewenang Rapat Kerja Pengurus BEM Politeknik Negeri Sriwijaya :

-Mensosialisasikan kebijakan yang telah dibuat dalam Rapat kerja terbatas

-Membahas dan menjabarkan kebijaksanaan yang diambil atau yang ditetapkan dalam SU MPM, Rapat kerja terbatas, dan/atau Rapat Pleno BEM Politeknik Negeri Sriwijaya.

-Mendengar laporan kegiatan dari seluruh Pengurus BEM Politeknik Negeri Sriwijaya.

-Mendengar dan mengevaluasi keputusan keputusan yang diambil.

3.Rapat Departemen BEM Politeknik Negeri Sriwijaya

a.Rapat Departemen BEM Politeknik Negeri Sriwijaya adalah rapat tertinggi di departemen.

b.Rapat Departemen BEM Politeknik Negeri Sriwijaya dihadiri oleh seluruh pengurus BEM yang berada departemen yang bersangkutan..

c.Fungsi dan wewenang Rapat departemen adalah membahas segala sesuatu yang berhubungan dengan departemen tersebut.

4.Rapat Koordinasi BEM Politeknik Negeri Sriwijaya

a.Rapat Koordinasi BEM Politeknik Negeri Sriwijaya dihadiri oleh peserta Rapat Kerja Terbatas, para Gubernur Mahasiswa dan para Ketua UKM.

b.Rapat Koordinasi berfungsi sebagai wadah koordinasi langsung antara BEM, UKM dan HMJ.

c.Rapat Koordinasi membahas pemecahan permasalahan yang terjadi di kampus Politeknik Negeri Sriwijaya.

Pasal 16Tata Cara Pengambilan Keputusan

1.Persidangan sebagaimana dimaksud dalam pasal 13 sah apabila dihadiri minimal + satu jumlah peserta rapat.

2.Semua keputusan diambil atas musyawarah untuk mufakat.

3.Apabila ayat (2) pasal ini tidak terpenuhi maka, dilaksanakan lobying.

4. Apabila ayat (2) dan (3) pasal ini tidak terpenuhi, maka dilaksanan voting

BAB VISEKRETARIAT BEM

Pasal 17BEM mempunyai Sekretariat Umum yang berkedudukan di sekretariat BEM.

BAB VIITATA KELOLA NASKAH LEMBAGA EKSEKUTIF

Pasal 18Diatur melalui peraturan yang dikeluarkan oleh sekretaris kabinet, dan diketahui oleh presiden mahasiwa melalui persetujuan MPM

BAB VIIITATA KELOLA KEUANGAN LEMBAGA EKSEKUTIF

Pasal 19Diatur melalui peraturan yang dikeluarkan oleh menteri keuangan dan diketahui oleh presiden mahasiswa melalui persetujuan MPM.

PERATURAN PENYELENGGARAANUNIT KEGIATAN MAHASISWA

KELUARGA MAHASISWA POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA

(KM-POLSRI)

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam undang-undang ini yang dimaksud dengan :

a. Keluarga Mahasiswa Politeknik Negeri Sriwijaya, selanjutnya disingkat KM-POLSRI adalah Organisasi POLSRI.

b. Majelis Permusyawaratan mahasiswa, selanjutnya disingkat MPM POLSRI adalah lembaga legislatif tertinggi ditingkat perguruan tertinggi.

c. Badan Eksekutif Mahasiswa POLSRI, selanjutnya disingkat BEM POLSRI adalah lembaga eksekutif tertinggi ditingkat perguruan tinggi.

d. Unit Kegiatan Mahasiswa POLSRI, selanjutnya disingkat UKM POLSRI adalah Badan semi otonom yang dibentuk oleh beberapa mahasiswa POLSRI berdasarkan ketentuan atas dasar persamaan tujuan dan cita-cita sebagai perwujudan untuk mewadahi minat dan bakat ditingkat perguruan tinggi.

e. Partai Politik yang selanjutnya disingkat parpol adalah Organisasi politik yang dibentuk oleh sekelompok warga negara Indonesia atas dasar persamaan tujuan dan cita-cita untuk memperjuangkan kepentingan organisasi, masyarakat, bangsa dan negara melalui pemilu Indonasia.

f. Organisasi terlarang adalah organisasi yang bertentangan dengan undang-undang yang berlaku di Negara Republik Indonesia.

g. Komunitas adalah organisasi otonom/independent yang memiliki pendanaan mandiri dari kegiatan organisasinya.

BAB II

PEMBENTUKAN, UJI KELAYAKAN DAN TATA CARA PENJARINGAN

Pasal 2

Pembentukan

1. UKM didirikan dan dibentuk oleh sekurang-kurangnya 2% dari jumlah mahasiswa dari masing-masing Jurusan (minimal 9 Jurusan).

2. UKM yang akan didirikan didukung oleh sekurang-kurangnya 25% jumlah mahasiswa dari masing-masing jurusan.

3. Pendirian dan Pembentukan sebagaiman yang dimaksud pada ayat (1) melalui pendeklarasian yang menyatakan bukti autentik, agenda acara pendeklarasian dan deklarator.

4. UKM sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus didaftarkan kepada kepanitian penjaringan UKM yang dibentuk pada saat itu dengan Persyaratan sebagai berikut :

a. Mempunyai AD/ART yang sesuai dengan konstitusi KM-POLSRI serta peraturan perundang-undangan lainnya.

b. Memiliki nama dan lambang yang berbeda dengan UKM lain.

c. Malampirkan Daftar Kepengurusan

d. Melampirkan rancangan program kerja satu periode kedepan.

e. Memiliki Garis-Garis Besar Haluan Program Kerja organisasi yang tidak bertentangan dengan konstitusi KM POLSRI.

f. Tidak memiliki karakteristik bidang yang sama dengan UKM yang sudah ada.

g. Melampirkan visi dan misi pada Tim verifikasi UKM.

h. Khusus untuk UKM yang berkarakteristik religius harus memenuhi kuota minimal 50% dari jumlah mahasiswa.

i. Memiliki sekretariatan sementara.

5. Pembentukan UKM baru disahkan oleh Presiden Mahasiswa setelah disetujui oleh MPM.

6. Berstatus Komunitas yang disahkan oleh presiden mahasiswa setelah disetujui MPM.

Pasal 3

Uji Kelayakan

1. UKM yang telah ada wajib mendaftarkan ulang setiap satu tahun sekali dengan persyaratan sebagai berikut :

a. Didukung oleh sekurang-kurangnya 25% jumlah mahasiswa dari masing-masing jurusan.

b. Uji kelayakan sebagaimana yang dimaksud pada butir (a) harus memberikan Progress Report kepada panitia penjaringan UKM periode tertentu.

2. UKM sebagaimana yang dimaksud pada pasal (3) ayat 1 harus mendaftar ulang pada kepanitiaan penjaringan UKM yang dibentuk pada saat itu dengan persyaratan sebagai berikut :

a. mempunyai AD/ART yang sesuai dengan konstitusi KM POLSRI dan peraturan perundang-undangan lainnya.

b. Memiliki nama dan lambang yang berbeda dengan UKM yang lain.

c. Melampirakan struktur kepengurusan.

d. Mempunyai garis-garis besar haluan program kerja organisasi yang tidak bertentangan dengan konstitusi KM POLSRI.

e. Mempunyai sekretariatan tetap dilingkungan Politeknik Negeri Sriwijaya.

3. Hal-hal yang belum diatur dalam uji kelayakan diserahkan kepada Tim verifikasi UKM

4. UKM yang lulus uji kelayakan disahkan oleh Presiden Mahasiswa setelah disetujui oleh MPM.

Pasal 4

Tata Cara Penjaringan

1. Kepanitian penjarinag UKM menerima pendaftaran dan atau pendaftaran ulang UKM yang telah memenuhi syarat sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 dan pasal 3.

2. Pengesahan UKM dilakukan dengan SK Presiden Mahasiswa selambat-lambatnya 30 hari setelah dinyatakan lulus oleh Tim verifikasi UKM sebagaimana dimaksud pada ayat (1).

3. Hasil verifikasi UKM sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diumumkan kepada khalayak ramai melalui pengumuman-pengumuman.

4. Jumlah tim Verifikasi UKM terdiri dari 4 perwakilan MPM dan perwakilan BEM

BAB III

ASAS DAN CIRI

Pasal 5

1. Asas UKM tidak boleh bertentangan dengan konstitusi KM POLSRI dan peraturan perundang-undangan lainnya.

2. Setiap UKM dapat mencantumkan ciri tertentu sesuai dengan karakteristik UKM yang tidak bertentangan dengan Undang Undang Dasar KM POLSRI dan peraturan perundang-undangan lainnya.

BAB IV

TUJUAN

Pasal 6Tujuan UKM adalah

a. Mewujudkan cita-cita mahasiswa POLSRI sebagaimana termaktup dalam pembukaan konstitusi KM POLSRI.

b. Sebagai wadah pengembangan minat dan bakat Mahasiswa POLSRI.

BAB V

HAK DAN KEWAJIBAN

Pasal 7

Haka. memperoleh hak yang sama, sederajat dan adil dari KM POLSRI.

b. Mengatur dan mengurus rumah tangga organisasi secara mandiri.

c. Ikut serta dan menyelenggarakan kegiatan mahasiswa baik kedalam maupun keluar.

d. Memperoleh dana kemahasiswaan sesuai dengan pembagian yang disepakati oleh Rapat Akbar MPM KM POLSRI.

Pasal 8

Kewajibana. melaksanakan konstitusi KM POLSRI dan peraturan perundang-undangan lainnya.

b. Berperan aktif untuk kemajuan POLSRI.

c. Mengajukan proposal kegiatan kepihak PD III dengan rekomendasi BEM POLSRI dan diketahui oleh MPM.

d. Membuat laporan pertanggung jawaban kegiatan maupun keuangan paling lambat 2 minggu setelah kegiatan berlangsung kepada BEM, MPM dan pihak PD III.

BAB VI

KEANGGOTAAN

Pasal 9

1. Setiap mahasiswa POLSRI dapat menjadi anggota UKM.

2. Setiap mahasiswa POLSRI yang memiliki religius yang sama dengan karakteristik UKM dapat menjadi anggota UKM tersebut, Khusus untuk UKM yang berkarakteristik religius.

3. Keanggotaan UKM bersifat terbuka, sukarela dan tidak deskriminatif bagi setiap mahasiswa.

4. Segala peraturan lainnya yang berkenaan dengan keanggotaan diatur didalam AD/ART UKM yang bersangkutan dengan tidak bertentangan dengan Undang Undang Dasar KM-POLSRI.

BAB VII

KEUANGAN

Pasal 10

1. Keuangan bersumber dari :

a. Iuran anggota

b. Dana kemahasiswaan

c. Sumber-sumber dana lain yang halal, sah dan tidak mengikat seseuai dengan Undang Undang Dasar KM-POLSRI.

2. Dana kemahasiswaan sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1) butir b, diajukan dengan bukti proposal kegiatan yang diketahui MPM dan disetujui BEM POLSRI kepada pihak PD III sesuai dengan mekanisme tertentu.

3. Bukti transaksi pembelanjaan program kerja harus dipertanggungjawabkan secara transparan kepada MPM dan bagian keuangan lembaga POLSRI.

BAB VIIILARANGAN

Pasal 11

UKM dilarang

a. Menggunakan lambang dan nama yang sama dengam UKM lain.

b. Melakukan kegiatan yang bertentangan dengan Undang Undang Dasar KM-POLSRI dan peraturan perundang-undangan lainnya.

c. Mendukung suatu organisasi terlarang, parpol serta seseorang atau kelompok tertentu.

BAB IX

PEMBUBARAN DAN PENGGABUNGAN

Pasal 12

UKM bubar apabila

a. Membubarkan diri.

b. Menggabungkan diri dengan UKM lain yang sejenis.

c. Dibubarkan oleh Presiden mahasiswa setelah mendapatkan persetujuan dari MPM POLSRI dengan alasan tertentu.

d. Melanggar konstitusi KM-POLSRI dan perundang-undangan lainnya.

Pasal 13

UKM yang menerima penggabungan sebagaimana dimaksud pada pasal 12 butir b harus mematuhi ketentuan sebagaimana yang dimaksud pada pasal (2), pasal (3) dan pasal (4).

Pasal 14

Pembubaran dan penggabungan UKM sebagaimana dimaksud pada pasal 12 dan pasal 13 diumumkan melalui pengumuman disetiap jurusan.

BAB X

PERINGATAN DAN SARAN

Pasal 15

1. Bem POLSRI berhak memberikan peringatan dan sanksi kepada UKM yang melanggar konstitusi KM POLSRI dan peraturan perundang-undangan lainnya dengan diketahui MPM POLSRI.

2. Pelanggaran terhadap ketentuan dalam pasal 3, pasal 5 dan pasal 6 dikenai sanksi administratif berupa :

a. Peringatan tertulis

b. Pencabutan hak sebagai UKM

3. Sebagaimana yang dimaksud pada pasal 15 ayat (2) butir b, pengurus UKM yang bersangkutan wajib didengarkan keteranganya untuk membela diri.

BAB XI

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 16

Dengan berlakunya undang-undang ini maka UKM yang sudah disahkan diharapkan segera mendaftar ulang dan segera melengkapi segala hal sesuai dengan peraturan perundangan ini.

Pasal 17

Ketetapan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM KERJA ORGANISASI

BADAN EKSEKUTIF MAHASISWA

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA

2010-2011

BAB I

PENDAHULUAN

A.PENGERTIAN

1.Garis-garis Besar Haluan Program Kerja BEM merupakan pencerminan aspirasi mahasiswa Politeknik Negeri Sriwijaya (POLSRI) sebagai pola umum program kerja yang ditetapkan dalam Sidang Umum MPM POLSRI.

2.Pola umum program kerja tersebut merupakan rangkaian pengembangan yang menyeluruh, terarah dan terpadu yang dilaksanakan secara bertahap dan berkesinambungan.

3.Rangkaian program kerja yang dilaksanakan secara bertahap dan berkesinambungan sebagai wadah pengembangan diri mahasiswa kearah IMTAQ serta IPTEK, perluasan wawasan dan integritas.

B.MAKSUD DAN TUJUAN

Maksud dan tujuan ditetapkan GBHPKO ini untuk memberikan arah pelaksanaan program kerja bagi BEM POLSRI sehingga tujuan dari program kerja tersebut terwujud.

C.LANDASAN

Landasan GBHPKO BEM POLSRI adalah

1.Landasan Idiil : Pancasila

2.Landasan Konstitusional: UUD 1945

3.Landasan Operasional: UU No. 21/1989 dan PP No. 30/1990

Kepmendikbud RI No. 155/U/1998

UNDANG-UNDANG DASAR KM-POLSRI.

D.POKOK-POKOK PENYUSUNAN

Sistematika GBHPKO BEM POLSRI disusun sebagai berikut:

1.Pendahuluan

2.Pola Dasar Haluan Program Kerja

3.Pola Haluan Program Kerja Jangka Panjang

4.Pola Haluan Program Kerja Jangka Pendek

5.Barometer Keberhasilan PROKER BEM

6.Penutup

E.PELAKSANAAN

1. GBHPKO BEM POLSRI ini ditetapkan pada Sidang Umum MPM POLSRI dan dilaksanakan oleh BEM yang pelaksanaannya dituangkan dalam bentuk program kerja selama saru periode kepengurusan serta dapat dipertanggungjawabkan.

2. GBHPKO dapat ditinjau kembali untuk disesuaikan dengan perubahan dan perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi serta Kemajuan dan Perkembangan masyarakat melalui Sidang Umum dan Sidang Istimewa KM-POLSRI.BAB II

POLA DASAR HALUAN PRGRAM KERJAA.DASAR

Pola Dasar Haluan Program Kerja GBHPKO BEM POLSRI berlandaskan tujuan BEM POLSRI yang ditegaskan dalam UNDANG-UNDANG DASAR KM-POLSRI.

B.MODAL DASAR DAN FAKTOR DOMINAN

Modal dasar GBHPKO BEM POLSRI adalah sebagai berikut:

1.Kemampuan Lembaga dalam mendukung program kerja yang akan dilaksanakan BEM POLSRI.

2.Kemampuan dan kredibilitas pengurus BEM POLSRI.

3.Persatuan dan kesatuan organisasi kemahasiswaan intern POSLRI dengan mengutamakan kepentingan bersama diatas kepentingan pibadi/golongan.

4.Partisipasi aktif dari civitas akademika POLSRI.

Faktor dominan GBHPKO BEM POLSRI adalah sebagai berikut:

1.Keadaan umum Perguruan Tinggi di Indonesia.

2.Situasi dan kondisi Politeknik Negeri Sriwijaya.

3.Keinginan untuk meningkatkan IPTEK dan IMTAQ seduai dengan tuntutan zaman untuk kemajuan mahasiswa.

4.Dukungan anggaran dan sumber lain yang halal dan tidak mengikat serta berasal dari sponsor yang mencerminkan intelektual mahasiswa.

5.Sponsor pendukung kegiatan ORMAWA yang tidak berdampak negatif dapat mengikat mahasiswa dan lingkungan sekitarnya serta harus sesuai dengan lingkungan pendidikan.

6.Penggunaan sponsor rokok tidak diijinkan dengan aturan apapun.

C.WAWASAN HALUAN PROGRAM KERJA

Wawasan GBHPKO BEM POLSRI adalah perwujudan mahasiswa POLSRI sebagai satu kesatuan yang utuh dalam berpikir, bersikap serta bertindak lanjut sesuai dengan Tri Dharma Perguruan Tinggi dalam rangka ikut serta mewujudkan pembangunan nasional.

BAB III

POLA HALUAN PROGRAM KERJA JANGKA PANJANG

A.Berdasarkan Pola Dasar Haluan Program Kerja BEM POLSRI, maka disusunlah Pola Haluan Kerja Jangka Panjang sebagai suatu usaha untuk mengarahkan dan mengantarkan calon intelektual yang berguna bagi bangsa, agama dan Negara Indonesia.

B.Pola Haluan Program Kerja Jangka Panjang BEM POLSRI berusaha untuk mengarahkan dan mengantarkan mahasiswa POLSRI agar:

1.Mempunyai orientasi ke masa depan.

2.Mampu tanggap dan dapat mengimplementasikannya terhadap perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta mempunyai tanggung jawab dan dedikasi tinggi terhadap almamater, agama, bangsa, dan Negara Indonesia.

3.Mampu menggalang kerjasama yang harmonis antar organisasi intern dan ekstern yang tidak dilarang di Negara Indonesia.

4.Mampu membentuk manusia yang mempunyai integritas IMTAQ dan IPTEK.

5.Mampu tanggap terhadap perkembangan kondisi (isu) intern dan ekstern POLSRI serta menindaklanjuti bersama MPM dan ORMAWA.

C.Pola Haluan Program Kerja Jangka Panjang BEM POLSRI merupakan landasan pokok bagi penyusunan Pola Haluan Program Kerja Jangka pendek yang dilaksanakan oleh BEM, HMJ, dan UKM di lingkungan POLSRI yang diimplementasikan dalam bentuk program kerja.

BAB IV

POLA HALUAN PROGRAM KERJA JANGKA PENDEKA.BENTUK BENTUK KEGIATAN

1.Mengembangkan serta meningkatkan kegiatan mahasiswa POLSRI dalam bidang Perguruan Tinggi Kemahasiswaan dan Pemuda (PTKP).

2.Mengembangkan serta meningkatkan kegiatan mahasiswa POLSRI dalam bidang Kekaryaan.

3.Mengembangkan serta meningkatkan kegiatan mahasiswa POSLRI dalam bidang Kesejahteraan Mahasiswa dan Hubungan pada masyarakat.

4.Menggalangkan kebebasan akademik mahasiswa tentang masalah sosial budaya yang dititikberatkan pada IPTEK baik nasional maupun internasional dalam segala aspek kehidupan.

B.POLA HALUAN PROGRAM KERJA JANGKA PENDEK

Pola Haluan Program Kerja Jangka Pendek diarahkan pada usaha-usaha sebagai berikut:

1.Konsolidasi pengurus dan anggota melalui:

a.Media komunikasi

b.Media lain yang menunjang

2.Menggalang kerjasama dengan badan-badan dan organisasi intern dan ekstern yang saling menunjang.

C.PELAKSANAAN

Pola Haluan Program Kerja Jangka Pendek dilaksanakan oleh BEM, HMJ dan UKM di lingkungan intern dan ekstern.

D.PERTANGGUNGJAWABAN

Seluruh Program Kerja Jangka Pendek dilaksanakan oleh BEM, HMJ dan UKM dikoordinir oleh Presiden Mahasiswa POLSRI melalui forum resmi BEM yang diketahui dan dipertanggungjawabkan kepada MPM POLSRI.BAB V

BAROMETER KEBERHASILAN PROGRAM KERJA BEMBarometer keberhasilan program kerja BEM adalah:

1.90% dari program kerja BEM terlaksana dengan baik dan tepat waktu.

2.Respon mahasiswa terhadap kegiatan yang dilaksanakan oleh BEM yang berdampak positif bagi KM-POLSRI, berdasarkan persentase keberhasilan sebagai berikut :

3.Seluruh elemen yang terkait dengan unsur-unsur civitas akademika POLSRI dapat berpartisipasi dengan kegiatan yang dilaksanakan BEM.

4. Dana setiap proker BEM yang di ambil dari dana kemahasiswaan harus dapat di pertanggungjawabkan 100% dan adanya transparansi sumber dana lainnya

BAB VI

PENUTUP

Keberhasilan program kerja BEM tidak lepas dari kemauan, kemampuan, partisipasi aktif dan tanggung jawab yang tulus dan ikhlas dari seluruh elemen ORMAWA untuk menjalankan dan mengaplikasikan amanah yang telah dipercayakan oleh mahasiswa kepada KM-POLSRI.

UNDANG UNDANG DASAR KELUARGA MAHASISSWA

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA

Undang-Undang Dasar

KM-Polsri

Berisikan 10 Bab dan 22 Pasal

Anggaran Rumah Tangga

KM-Polsri

Berisikan 10 Bab dan 33 Pasal

Peraturan tata tertib MPM

Terdiri dari XV bab dan 53 pasal

Peraturan Penyelenggaraan UKM Terdiri dari XI bab dan 17 Pasal

Peraturan Penyelenggaraan BEM

Terdiri dari VIII dan 19 pasal

PAGE 44

_1119928367.unknown