Upload
kadek-widhiana-utami
View
213
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
mm
Citation preview
BAB IPENDAHULUAN
Dermatitis atopik (AD) adalah keadaan peradangan kulit kronis dan residif, disertai gatal yang sering terjadi selama masa bayi dan anak-anak. Keadaan sering dihubungkan dengan pelepasan sitokin (IL 4, IL5, IL 13) dari sel Th2 yang bergabung dengan sel basofil dan kemudian terjadi melepaskan IgE dari sel basofil sehingga kadar IgE dalam serum meningkat, hal ini juga sering dikaitkan dengan riwayat atopi pada keluarga pada penderita ( dermatitis atopic, rhinitis alergik dan asma bronkial).bukumerah dan video Penatalaksanaan lini pertama pada dermatitis atopic dapat diberikan dengan kortikosteroid topical, inhibitor kalsineurin, antihistamin, dan kortikosteroid oral pada keadaan yang parah dan menghindari faktor pencetus. Fototerapi merupakan lini kedua untuk terapi dermatitis atopic terutama pada orang dewasa yang dimana pengobatan dengan topical kortikosterois, imunomodulator, anti histamin tidak adekuat. Terdapat berbagai tipe fototerapi yang sudah digunakan sebagai terapi dermatitis atopic seperti psoralen plus ultraviolet A (PUVA), UVA (dosis tinggi/HD, dosis medium/MD, dosis rendah/LD), narrow band (NB-UVB) yaitu UVB spectrum sempit, dan Broad band (BBUVB) yaitu UVB spectrum luas. European task force on atopic dermatitis (ETFAD) tidak merekomendasikan penggunaan fototerapi pada anak dibawah 12 tahun karena dapat berpotensi memberikan efek samping pada penggunaan jangka panjang.guidlinessDalam sejarah, tercatat bahwa sejak tahun 1400 SM, di Idian penderita-penderita vitiligo, setelah lesi kulit diolesi dengan ekstrak tanaman tertentu (yang ternyata salah satu kandungan bahan aktifnya adalah psoralen) kemudian dipaparkan terhadap sinar matahari (dijemur). Dari radiasi yang dihasilkan oleh matahari, sinar UV lah yang digunakan dalam fototerapi, khususnya panjang gelombang ultra violet A (UVA) dan ultra violet B (UVB). Para ahli kemudian tertarik dengan pemanfaatan radiasi UV bagi berbagai kelainan kulit setelah Neils Finsen dianugerahi Hanlich Nobel untuk hasil penelitiannya terhadap penggunaan sinar UV pada tahun 1903.pada tahun 1948 efek radiasi UV sangat membantu dipelajari pertama kalinya dengan mengekspos pasien dengan radiasi yang dipancarkan dari busur karbon. Kemudian lampu neon digunakan dengan spectrum emisi yang ditetapkan untuk terapi D.A dari tahun 1970-an sampai sekarang. Dalam beberapa tahun terakhir seperti UVA1 dan NB-UVB (311nm) mendapat perhatian dari hasil yang memuaskan pada penyakit inflamasi kulit. Secara umum, fototerapi ditunjukan pada dermatitis atopic kronik. Kecuali UVA1 yang juga efektif pada dermatitis atopic akut.modern,kurt terapi sinar (fototerapi) UVA berkerja pada sel Langerhans dan eosinophil, sedangkan UVB mempunyai efek imunosupresif dengan cara memblokade fungsi sel Langerhans, dan mengubah produksi sitokin keratinosit. buku merah
BAB IITINJAUAN PUSTAKA
2.1