14
A. Pengertian Vaksin Imunisasi berasal dari kata imun, kebal, resisten. Imunisasi berarti anak di berikan kekebalan terhadap suatu penyakit tertentu. Anak kebal terhadap suatu penyakit tapi belum kebal terhadap penyakit yang lain.(Soekidjo.2003) Imunisasi adalah upaya memberikan bahan untuk merangsang produksi daya tahan tubuh. Sebagai akibat selanjutnya orang yang diberi vaksin akan memiliki kekebalan spesifik terhadap penyakit yang disebabkan kuman tersebut. Bahan tersebut pada dasarnya merupakan ancaman buatan bagi tubuh (Achmadi,2006) Imunisasi disebut juga vaksinasi atau inokulasi. Imunisasi memberikan perlindungan terhadap sejumlah penyakit berbahaya. Walaupun beberapa dari penyakit ini jarang ditemukan. Ketika diimunisasi, diberikan vaksin yang dibuat dari sejumlah kecil bakteri atau virus penyebab penyakit tersebut. Vaksin ini akan merangsang tubuh membuat antibodi terhadap penyakit yang dimaksud.(Thompson,2003) Vaksin adalah segala persiapan dimaksudkan untuk menghasilkan kekebalan terhadap penyakit dengan merangsang produksi antibodi. Vaksin termasuk, misalnya, suspensi mikroorganisme dibunuh atau dilemahkan, atau produk atau turunan dari mikroorganisme. Metode yang paling umum dari pemberian vaksin adalah melalui suntikan, namun ada juga yang diberikan melalui mulut atau semprot hidung. (who) Vaksinasi, yang merupakan imunisasi aktif, ialah suatu tindakan yang dengan sengaja memberikan paparan antigen dari

Vaksin Imunisasi Beserta Jenisnya

Embed Size (px)

DESCRIPTION

semoga bermanfaat

Citation preview

A. Pengertian Vaksin

Imunisasi berasal dari kata imun, kebal, resisten. Imunisasi berarti anak di berikan kekebalan terhadap suatu penyakit tertentu. Anak kebal terhadap suatu penyakit tapi belum kebal terhadap penyakit yang lain.(Soekidjo.2003)

Imunisasi adalah upaya memberikan bahan untuk merangsang produksi daya tahan tubuh. Sebagai akibat selanjutnya orang yang diberi vaksin akan memiliki kekebalan spesifik terhadap penyakit yang disebabkan kuman tersebut. Bahan tersebut pada dasarnya merupakan ancaman buatan bagi tubuh (Achmadi,2006)Imunisasi disebut juga vaksinasi atau inokulasi. Imunisasi memberikan perlindungan terhadap sejumlah penyakit berbahaya. Walaupun beberapa dari penyakit ini jarang ditemukan. Ketika diimunisasi, diberikan vaksin yang dibuat dari sejumlah kecil bakteri atau virus penyebab penyakit tersebut. Vaksin ini akan merangsang tubuh membuat antibodi terhadap penyakit yang dimaksud.(Thompson,2003)

Vaksin adalah segala persiapan dimaksudkan untuk menghasilkan kekebalan terhadap penyakit dengan merangsang produksi antibodi. Vaksin termasuk, misalnya, suspensi mikroorganisme dibunuh atau dilemahkan, atau produk atau turunan dari mikroorganisme. Metode yang paling umum dari pemberian vaksin adalah melalui suntikan, namun ada juga yang diberikan melalui mulut atau semprot hidung. (who)

Vaksinasi, yang merupakan imunisasi aktif, ialah suatu tindakan yang dengan sengaja memberikan paparan antigen dari suatu patogen yang akan menstimulasi sistem imun dan menimbulkan kekebalan sehingga nantinya anak yang telah mendapatkan vaksinasi tidak akan sakit jika terpajan oleh antigen serupa. Antigen yang diberikan dalam vaksinasi yang dibuat sedemikian rupa sehingga tidak menimbulkan sakit, namun dapat menimbulkan limfosit yang peka, antibodi maupun sel memori.B. Urutan Imunisasi dan Efek Samping1. Imunisasi Hepatitis BImunisasi ini merupakan langkah efektif untuk mencegah masuknya VHB, yaitu virus penyebab penyakit hepatitis B. Hepatitis B dapat menyebabkan sirosis atau pengerutan hati, bahkan lebih buruk lagi mengakibatkan kanker hati.

Vaksin Hepatitis B Jadwal pemberian : Pemberian 3 kali selang 4 minggu, umur antara 0-11 bulan.

Cara Pemberian dan Dosis :a. Sebelum digunakan vaksin harus dikocok terlebih dahulu agar suspensi menjadi homogen

b. Vaksin disuntikkan dengan dosis 0,5 ml atau 1 buah HB PID, pemberian suntikan secara intramuskular, sebaiknya pada anterolateral pahac. Pemberian sebanyak 3 dosisd. Dosis pertama diberikan pada usia 0-7 hari, dosis berikutnya dengan interval minimum 4 minggu (1 bulan)e. Untuk Hepatitis B vialf. Di unit pelayanan statis, vaksin Hep B yang telah dibuka hanya boleh digunakan selama 4 minggu dengan ketentuan:1. Vaksin belum kadaluarsa2. Vaksin di simpan dalam suhu 2o C s/d 8o C3. Tidak pernah terendam air 4. Sterilitasnya terjaga5. VVM masih dalam kondisi A dan Bg. Sedangkan di Posyandu vaksin yang sudah terbuka tidak boleh digunakan lagi untuk hari berikutnya Efek samping vaksin Hepatitis B:

Beberapa efek samping ringan yang pernah dilaporkan antara lain:a) Rasa nyeri dan perih pada bekas suntikan (terjadi pada kurang lebih 1 dari 4 orang)b) Panas dengan suhu tubuh mencapai 38 derajat celcius atau lebih (terjadi pada kurang lebih 1 dari 15 orang)

Reaksi (efek samping) yang tergolong parah sebagai akibat dari vaksin ini sangat jarang terjadi. Reaksi alergi akut diyakini hanya terjadi kira-kira sekali dari 1,1 juta suntikan.2. Imunisasi Polio

Imunisasi polio akan memberikan kekebalan terhadap serangan virus polio. Penyakit akibat virus ini dapat menyebabkan kelumpuhan.

Jadwal Pemberian : Diberikan 4 kali (Polio 1, 2, 3, 4) selang 4 minggu, umur antara 0-11 bulan.

Cara Pemberian dan Dosis :a. Diberikan secara oral (melalui mulut), 1 dosis adalah 2 (dua) tetes sebanyak 4 kali (dosis) pemberian. dengan interval setiap dosis minimal 4 minggub. Setiap membuka vial baru harus menggunakan penetes (dropper) yang baruDi unit pelayanan statis, vaksin polio yang telah dibuka hanya boleh digunakan selama 2 minggu dengan ketentuan:1. vaksin belum kadaluarsa2. vaksin disimpan dalam suhu 2o C s/d 8o C3. tidak pernah terendam air4. sterilitasnya terjaga5. VVM masih dalam kondisi A atau Bc. Sedangkan di posyandu vaksin yang sudah terbuka tidak boleh digunakan lagi untuk hari berikutnya. Efek samping vaksin Polio:Efek samping vaksin polio yang paling umum adalah demam dan kehilangan nafsu makan, sedangkan efek samping yang sangat jarang terjadi adalah reaksialergi.3. Imunisasi BCG

Ketahanan terhadap penyakit TB (Tuberkulosis) berkaitan dengan keberadaan virus tubercle bacii yang hidup didalam darah. Itulah mengapa agar memiliki kekebalan aktif, dimasukkan jenis basil tak berbahaya ini ke dalam tubuh, alias vaksinasi BCG (Bacillus Celmette-Guerin).

Vaksin BCG Jadwal pemberian : Diberikan 1 kali pada umur antara 0-2 bulan Cara Pemberian dan Dosis:

Sebelum disuntikkan vaksin BCG harus dilarutkan terlebih dahulu. Melarutkan dengan menggunakan alat suntik steril (ADS 5 ml)a. Dosis pemberian: 0,05 ml sebanyak 1 kalib. Disuntikkan secara intrakutan di daerah lengan kanan atas (insertio musculus deltoideus) , dengan menggunakan spuit suntik (ADS 0,05 ml)

c. Vaksin yang dilarutkan harus digunakan sebelum lewat 3 jam.

Efek samping vaksin BCG:Reaksi yang mungkin terjadi:

1. Reaksi lokal : 1-2 minggu setelah penyuntikan, pada tempat penyuntikan timbul kemerahan dan benjolan kecil yang teraba keras. Kemudian benjolan ini berubah menjadi pustula (gelembung berisi nanah), lalu pecah dan membentuk luka terbuka (ulkus). Luka ini akhirnya sembuh secara spontan dalam waktu 8-12 minggu dengan meninggalkan jaringan parut.

2. Reaksi regional : pembesaran kelenjar getah bening ketiak atau leher, tanpa disertai nyeri tekan maupun demam, yang akan menghilang dalam waktu 3-6 bulan.4. Imunisasi DPT

Dengan pemberian imunisasi DPT, diharapkan penyakit difteri, tetanus, dan pentusis, menyingkir jauh dari tubuh si kecil. Jadwal Pemberian : Diberikan 3 kali (DPT 1,2,3), selang 4 minggu, umur antara 2-11 bulan. Cara Pemberian dan Dosis :a. Sebelum digunakan vaksin harus dikocok terlebih dahulu agar suspensi menjadi homogenb. Disuntikkan secara im dengan dosis pemberian 0,5 ml sebanyak 3 dosis

c. Dosis pertama diberikan pada anak umur 2 bulan, dosis selanjutnya diberikan dengan interval paling cepat 4 minggu

d. Di unit pelayanan statis, vaksin DPT yang telah dibuka hanya boleh digunakan selama 4 minggu, dengan ketentuan:1. vaksin belum kadaluarsa2. vaksin disimpan dalam suhu 2o C s/d 8o C3. tidak pernah terendam air4. sterilitasnya terjaga5. VVM masih dalam kondisi terjagae. Di Posyandu vaksin yang sudah terbuka tidak boleh digunakan lagi untuk hari berikutnya. Efek samping vaksin DPT:

DPT sering menyebakan efek samping yang ringan, seperti demam ringan atau nyeri di tempat penyuntikan selama beberapa hari. Efek samping tersebut terjadi karena adanya komponen pertusis di dalam vaksin.

5. Imunisasi Hib

Penyakit Hib bisa dicegah melalui imunisasi Hib. Imunisasi Hib tidak dapat melindungi kanak- kanak daripada mendapat penyakit yang disebabkan oleh bakteria/ virus yang lain. Kanak- kanak mungkin boleh mendapat lain jenis jangkitan radang paru- paru, radang selaput otak atau selesma. Semua bayi berumur 2, 3 dan 5 bulan perlu diberi imunisasi Hib Imunisasi Hib diberikan sebanyak 3 dos. Umur Dos: 2 bulan Dos 1, 3 bulan Dos 2, 5 bulan Dos 3. Efek samping vaksin Hib:Efek samping yang mungkin terjadi setelah vaksin Hib adalah kemerahan dan sedikit nyeri pada luka bekas suntikan.6. Imunisasi PCV

Vaksin PCV diberikan untuk mencegah penyakitpneumonia,meningitis, dan septicaemia yang disebabkan oleh bakteriStreptococcus pneumoniae.

Pemberian vaksin ini harus dilakukan secara berangkai, yaitu saat anak berusia dua, empat, dan enam bulan. Selanjutnya pemberian vaksin dapat kembali dilakukan saat anak berusia dua belas bulan hingga lima belas bulan. Untuk anak di atas 2 tahun yang belum pernah menerima vaksin PCV, hanya memerlukan satu kali suntik atau satu dosis untuk melindunginya dari bakteri tersebut.

Efek samping vaksin PCV yang bisa terjadi adalah pembengkakan dan warna kemerahan pada bagian yang disuntik, serta diikuti dengan demam ringan.7. Imunisasi Rotavirus

Rotavirus merupakan penyakit yang banyak menyerang anak-anak dan menyebabkan kematian. Studi terbaru mengungkapkan vaksin rotavirus terbukti efektif dan memberikan perlindungan yang luas. Baru-baru ini sebuah vaksin rotavirus diperkenalkan dan telah terbukti sangat efektif serta memiliki beberapa manfaat yang tidak terduga. Hal ini karena vaksin tersebut memberikan perlindungan yang lebih luas bagi anak yang menerima vaksin dan orang-orang disekitarnya. Para peneliti yang mengevaluasi vaksin tersebut menyimpulkan vaksin ini efektif karena terbukti menurunkan pasien rawat inap akibat diare di rumah sakit sebanyak 50 persen. Penurunan ini terjadi hanya setelah 2 tahun program imunisasi dimulai.

Efek samping vaksin Rotavirus:Efek samping vaksin rotavirus yang paling umum adalah nyeri pada perut, mual dan muntah, demam, serta diare.8. Imunisasi Influenza

Imunisasi influenzauntuk pencegahan influenza musiman. Influenza (flu) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus influenza. Ada berbagai jenis virus flu, dimana mereka sering ditularkan melalui batuk dan bersin. Gejala influenza suhu tinggi (demam), nyeri otot, batuk, sakit kepala dan kelelahan yang ekstrim. Flu biasanya berlangsung selama antara dua dan tujuh hari dan biasanya membaik secara spontan. Kebanyakan orang bisa sembuh sepenuhnya, tetapi komplikasi, seperti infeksi dada atau pneumonia, berkembang di beberapa kasus. Efek samping vaksin Influenza:Efek samping vaksin influenza di antaranya adalah demam, batuk, sakit tenggorokan, nyeri otot, dan sakit kepala. Sedangkan efek samping yang jarang terjadi adalah bersin-bersin, sesak napas, sakit pada telinga, dan gatal-gatal.9. Imunisasi Campak

Sebenarnya bayi sudah mendapatkan kekebalan campak dari ibunya. Namun seiring bertambahnya usia, antibodi dari ibunya semakin menurun sehingga butuh antibodi tambahan lewat pemberian vaksin campak. Penyakit ini disebabkan oleh virus Morbili. Jadwal Pemberian : Pemberian 1 kali, umur antara 9 11 bulan

Cara Pemberian dan Dosis :a. Sebelum disuntikkan vaksin campak terlebih dahulu harus dilarutkan dengan pelarut steril yang telah tersedia yang berisi 5 ml cairan pelarutb. Dosis pemberian 0,5 ml disuntikkan secara subkutan pada lengan kiri atas, pada usia 9-11 bulan. Dan ulangan (booster) pada usia 6 - 7 tahun (kelas 1 SD) setelah catch-up campaign campak pada anak SD kelas 1-6.

Efek samping vaksin campak:

Efek samping vaksin campak yang paling umum adalah demam dan hilangnya nafsu makan.10. Imunisasi MMR

Reaksi yang dapat terjadi pasca vaksinasi campak dan MMR berupa rasa tidak nyaman di bekas penyuntikan vaksin. Selain itu dapat terjadi gejala-gejala lain yang timbul 5-12 hari setelah penyuntikan selama kurang dari 48 jam yaitu demam tidak tinggi, erupsi kulit kemerahan halus/ tipis yang tidak menular, pilek. Pembengkakan kelenjar getah bening kepala dapat terjadi sekitar 3 minggu pasca imunisasi MMR. Orang tua/ pengasuh dianjurkan untuk memberikan minum lebih banyak (ASI/ air buah), jika demam pakailah pakaian yang tipis, bekas suntikan yang nyeri dapat dikompres dengan air dingin, jika demam berikan paracetamol 15 mg/kgbb setiap 3-4 jam bila diperlukan, maksimal 6 kali dalam 24 jam, boleh mandi atau cukup diseka dengan air hangat. Jika reaksi-reaksi tersebut berat dan menetap, atau jika orag tua merasa khawatir, bawalah bayi/ anak ke dokter.11. Imunisasi Tifoid

Untuk mencegah agar seseorang terhindar dari penyakit ini kini sudah ada Vaksin Tipes atau Tifoid yang disuntikkan dan dapat melindungi seseorang dalam waktu 3 tahun. Daya tahan tubuh juga harus ditingkatkan seperti gizi yg baik, tidur 7-8 jam/24 jam, olah raga secara teratur 3- 4 kali seminggu selama 1 jam. Bagi orang yang pernah mengalami penyakit Tipes sebaiknya tidak melakukan kegiatan yang sangat melelahkan. Karena akan lebih mudah kambuh kembali daripada orang yang sama sekali belum menderita Tipes. Hindarilah makanan yang tidak bersih. Cucilah tangan sebelum makan. Bagi penderita carrier (tidak menderita penyakit ini, namun dapat menyebarkan bakterinya) tetap mengkonsumsi obat.

Efek samping yang mungkin terjadi akibat vaksin tifoid antara lain:

Reaksi alergi Sakit kepala (terjadi pada 3 dari 100 orang) Demam (terjadi pada 1 dari 100 orang).12. Imunisasi Hepatitis A

Pemberian vaksin hepatitis A hanya bisa dianjurkan untuk anak berusia dua tahun ke atas dan terdiri dari dua dosis yang jaraknya 6 bulan. Efek samping vaksin hepatitis A yang umum adalah demam dan rasa lelah, sedangkan efek samping yang tergolong jarang adalah gatal-gatal, batuk, sakit kepala, dan hidung tersumbat.13. Imunisasi Varisela

Vaksin varisela merupakan vaksin untuk mencegahpenyakit cacar airyang disebabkan oleh virusvaricella zoster.Vaksin ini hanya bisa diberikan pada anak berusia satu tahun ke atas. Vaksin terhadap cacar air ini hanya cocok untuk mereka yang belum pernah terkena cacar air. Dosis vaksin yang diperlukan hanya satu kali.14. Imunisasi HPV

Vaksin HPV diperuntukkan kepada remaja perempuan untukmencegah kanker serviks atau kanker pada leher rahim yang sebagian besar kasusnya disebabkan olehvirushuman papillomavirus. Vaksin ini dapat diberikan sejak usia dua belas tahun dengan frekuensi pemberian sebanyak tiga kali. Jarak antara dosis pertama dan kedua adalah 2bulan, sedangkan jarak antara dosis pertamadan ketiga adalah 6 bulan. Efek samping pemberian vaksin HPV yang bisa muncul adalah demam, sedangkan yang tergolong lebih jarang adalah batuk, gatal-gatal, dan ruam pada kulit.Dapus:

Achmadi,Umar Fahmi.2006.Imunisasi,Mengapa Perlu?.Jakarta : Penerbit Buku Kompas.

Cahyono, J.B. Subarjo B.2010. Vaksinasi Cara ampuh Cegah Penyakit Infeksi. Yogyakarta : Kanisius.

Notoatmodjo, Soekidjo. 2003. Pendidikan Dan Perilaku Kesehatan. Rineka Cipta. Jakarta

Thompson, June.2003. Toddlercare:Pedoman Merawat Bayi.Jakarta : Erlangga