15
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Virus polio menyerang tanpa peringatan, merusak sistem saraf menimbulkan kelumpuhan permanen, biasanya pada kaki. Sejumlah besar penderita meninggal karena tidak dapat menggerakkan otot pernapasan. Ketika polio menyerang Amerika selama dasawarsa seusai Perang Dunia II, penyakit itu disebut ‘momok semua orang tua’, karena menjangkiti anak-anak terutama yang berumur di bawah lima tahun. Di sana para orang tua tidak membiarkan anak mereka keluar rumah, gedung-gedung bioskop dikunci, kolam renang, sekolah dan bahkan gereja tutup. Belum ada pengobatan efektif untuk membasmi polio. Penyakit yang dapat menyebabkan kelumpuhan ini disebabkan virus Poliomyelitis yang sangat menular. Penularannya bisa lewat makanan/minuman yang Page 1

Vaksin Polio

Embed Size (px)

DESCRIPTION

vaksin polio

Citation preview

Page 1: Vaksin Polio

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Virus polio menyerang tanpa peringatan, merusak sistem saraf

menimbulkan kelumpuhan permanen, biasanya pada kaki. Sejumlah besar

penderita meninggal karena tidak dapat menggerakkan otot pernapasan.

Ketika polio menyerang Amerika selama dasawarsa seusai Perang Dunia II,

penyakit itu disebut ‘momok semua orang tua’, karena menjangkiti anak-anak

terutama yang berumur di bawah lima tahun. Di sana para orang tua tidak

membiarkan anak mereka keluar rumah, gedung-gedung bioskop dikunci,

kolam renang, sekolah dan bahkan gereja tutup.

Belum ada pengobatan efektif untuk membasmi polio. Penyakit yang

dapat menyebabkan kelumpuhan ini disebabkan virus Poliomyelitis yang

sangat menular. Penularannya bisa lewat makanan/minuman yang tercemar

virus polio. Bisa juga lewat percikan ludah/air liur penderita polio yang masuk

ke mulut orang sehat.

B. Tujuan

a. Mengetahui definisi penyakit polio.

b. Mengetahui jenis-jenis penyakit polio.

Page 1

Page 2: Vaksin Polio

c. Mengetahui definisi, macam-macam, usia pemberian, cara dan jumlah

pemberian, efek samping, tingkat kekebalan, dan kontra indikasi dari

imunisasi polio.

C. Manfaat

Dapat mengetahui hubungan tingkat pengetahuan perawat tentang imunisasi

polio.

Page 2

Page 3: Vaksin Polio

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian

Poliomielitis atau polio, adalah penyakit paralisis atau lumpuh yang

disebabkan oleh virus. Agen pembawa penyakit ini, sebuah virus yang dinamakan

poliovirus (PV), masuk ke tubuh melalui mulut, mengifeksi saluran usus. Virus ini

dapat memasuki aliran darah dan mengalir ke sistem saraf pusat menyebabkan

melemahnya otot dan kadang kelumpuhan (paralisis).

Penyakit polio di Amerika Serikat menurut Dr. Robert Mendelsohn, ahli

penyakit anak-anak dan penyelidik medis, tidak ada bukti menunjukan bahwa

pemberian vaksin dapat menyembuhkan polio. Pada tahun 1923 – 1953, vaksin

polio telah diperkenalkan dan diberikan, tetapi angka kematian penyakit polio di

Amerika Serikat dan Inggris masih tinggi sekitar 47 persen sampai 55 persen. Pada

data Statistik menunjukkan suatu kemunduran di negara-negara Eropa. Dan ketika

vaksin polio banyak tersedia di Eropa banyak orang bertanya tentang manfaat dan

efektivitas vaksin polio, karena banyak warga disana menggunakan vaksin polio

tetapi masih terserang polio( L. Heymann, 2004).

B. Jenis-jenis Virus Polio

1. Polio non-paralisis

Page 3

Page 4: Vaksin Polio

Polio non-paralisis menyebabkan demam, muntah, sakit perut, lesu, dan

sensitif. Terjadi kram otot pada leher dan punggung, otot terasa lembek jika

disentuh.

2. Polio paralisis spinal

Strain poliovirus ini menyerang saraf tulang belakang, menghancurkan sel

tanduk anterior yang mengontrol pergerakan pada batang tubuh dan otot

tungkai. Meskipun strain ini dapat menyebabkan kelumpuhan permanen, kurang

dari satu penderita dari 200 penderita akan mengalami kelumpuhan.

Kelumpuhan paling sering ditemukan terjadi pada kaki. Setelah virus polio

menyerang usus, virus ini akan diserap oleh pembuluh darah kapiler pada

dinding usus dan diangkut seluruh tubuh. Virus Polio menyerang saraf tulang

belakang dan syaraf motorik-yang mengontrol gerakan fisik. Pada periode inilah

muncul gejala seperti flu. Namun, pada penderita yang tidak memiliki

kekebalan atau belum divaksinasi, virus ini biasanya akan menyerang seluruh

bagian batang saraf tulang belakang dan batang otak. Infeksi ini akan

mempengaruhi sistem saraf pusat-menyebar sepanjang serabut saraf. Seiring

dengan berkembang biaknya virus dalam sistem saraf pusat, virus akan

menghancurkan syaraf motorik. Syaraf motorik tidak memiliki kemampuan

regenerasi dan otot yang berhubungan dengannya tidak akan bereaksi terhadap

perintah dari sistem saraf pusat. Kelumpuhan pada kaki menyebabkan tungkai

menjadi lemas-kondisi ini disebut acute flaccid paralysis (AFP). Infeksi parah

Page 4

Page 5: Vaksin Polio

pada sistem saraf pusat dapat menyebabkan kelumpuhan pada batang tubuh dan

otot pada toraks (dada) dan abdomen (perut), disebut quadriplegia.

3. Polio bulbar

Polio jenis ini disebabkan oleh tidak adanya kekebalan alami sehingga batang

otak ikut terserang. Batang otak mengandung syaraf motorik yang mengatur

pernapasan dan saraf kranial, yang mengirim sinyal ke berbagai syaraf yang

mengontrol pergerakan bola mata; saraf trigeminal dan saraf muka yang

berhubungan dengan pipi, kelenjar air mata, gusi, dan otot muka; saraf auditori

yang mengatur pendengaran; saraf glossofaringeal yang membantu proses

menelan dan berbagai fungsi di kerongkongan; pergerakan lidah dan rasa; dan

saraf yang mengirim sinyal ke jantung, usus, paru-paru, dan saraf tambahan

yang mengatur pergerakan leher.

Tanpa alat bantu pernapasan, polio bulbar dapat menyebabkan kematian.

Lima hingga sepuluh persen penderita yang menderita polio bulbar akan

meninggal ketika otot pernapasan mereka tidak dapat bekerja. Kematian

biasanya terjadi setelah terjadi kerusakan pada saraf kranial yang bertugas

mengirim 'perintah bernapas' ke paru-paru. Penderita juga dapat meninggal

karena kerusakan pada fungsi penelanan; korban dapat 'tenggelam' dalam

sekresinya sendiri kecuali dilakukan penyedotan atau diberi perlakuan

trakeostomi untuk menyedot cairan yang disekresikan sebelum masuk ke dalam

paru-paru. Namun trakesotomi juga sulit dilakukan apabila penderita telah

Page 5

Page 6: Vaksin Polio

menggunakan 'paru-paru besi' (iron lung). Alat ini membantu paru-paru yang

lemah dengan cara menambah dan mengurangi tekanan udara di dalam tabung.

Kalau tekanan udara ditambah, paru-paru akan mengempis, kalau tekanan udara

dikurangi, paru-paru akan mengembang. Dengan demikian udara terpompa

keluar masuk paru-paru. Infeksi yang jauh lebih parah pada otak dapat

menyebabkan koma dan kematian.

Tingkat kematian karena polio bulbar berkisar 25-75% tergantung usia

penderita. Hingga saat ini, mereka yang bertahan hidup dari polio jenis ini harus

hidup dengan paru-paru besi atau alat bantu pernapasan. Polio bulbar dan spinal

sering menyerang bersamaan dan merupakan sub kelas dari polio paralisis.

Polio paralisis tidak bersifat permanen. Penderita yang sembuh dapat memiliki

fungsi tubuh yang mendekati normal.

C. Imunisasi Polio

1. Pengertian

Imunisasi polio memberikan kekebalan aktif terhadap penyakit

poliomielitis. Polio bisa menyebabkan nyeri otot dan kelumpuhan pada salah

satu maupun kedua lengan/tungkai. Polio juga bisa menyebabkan kelumpuhan

pada otot-otot pernafasan dan otot untuk menelan. Polio bisa menyebabkan

kematian.

Page 6

Page 7: Vaksin Polio

2. Macam-macam Imunisasi Polio

Terdapat 2 macam vaksin polio:

a. IPV (Inactivated Polio Vaccine, Vaksin Salk), mengandung virus polio yang

telah dimatikan dan diberikan melalui suntikan.

b. OPV (Oral Polio Vaccine, Vaksin Sabin), mengandung vaksin hidup yang

telah dilemahkan dan diberikan dalam bentuk pil atau cairan.

3. Usia Pemberian

Saat lahir (0 bulan), dan berikutnya di usia 2, 4, 6 bulan. Dilanjutkan pada

usia 18 bulan dan 5 tahun. Pemberian vaksin polio dapat dilakukan bersamaan

dengan BCG, vaksin hepatitis B, dan DPT.

Page 7

Page 8: Vaksin Polio

Gambar 1. Umur Pemberian Imunisasi (Khususnya Imunisasi Polio)

4. Cara dan Jumlah Pemberian

Bisa lewat suntikan (Inactivated Poliomyelitis Vaccine/IPV), atau lewat

mulut (Oral Poliomyelitis Vaccine/OPV). Di Indonesia yang digunakan adalah

OPV, karena lebih aman, mudah diberikan, murah dan mendekati rute penyakit

aslinya, sehingga banyak digunakan. Sedangkan injeksi efek proteksi lebih

baik tapi mahal dan tidak punya efek epidemiologis. Cara memberikan

imunisasi polio adalah dengan meneteskan vaksin polio sebanyak 2 tetes (0,1

mL) langsung ke mulut anak atau dengan menggunakan sendok yang berisi air

gula. Dosis pertama dan kedua diperlukan untuk menimbulkan respon

kekebalan primer, sedangkan dosis ketiga dan keempat diperlukan untuk

meningkatkan kekuatan antibobi sampai pada tingkat yang tertingiu.

Setelah mendapatkan serangkaian imunisasi dasar, kepada orang dewasa

tidak perlu dilakukan pemberian booster secara rutin, kecuali jika dia hendak

bepergian ke daerah dimana polio masih banyak ditemukan. Imunisasi dasar

polio diberikan 4 kali (polio I,II, III, dan IV) dengan interval tidak kurang dari

4 minggu. Imunisasi polio ulangan diberikan 1 tahun setelah imunisasi polio

IV, kemudian pada saat masuk SD (5-6 tahun) dan pada saat meninggalkan SD

(12 tahun).

Page 8

Page 9: Vaksin Polio

5. Efek Samping

Hampir tak ada. Hanya sebagian kecil saja yang mengalami pusing, diare

ringan, sakit otot, kelumpuhan dan kejang-kejang. Kasusnya pun sangat jarang.

6. Tingkat Kekebalan

Dapat mencekal hingga 90%.

7. Kontra Indikasi

Tak dapat diberikan pada anak yang menderita penyakit akut atau

demam tinggi (diatas 380C), muntah atau diare, penyakit kanker atau

keganasan, HIV/AIDS, sedang menjalani pengobatan steroid dan pengobatan

radiasi umum, serta anak dengan mekanisme kekebalan terganggu.

Page 9

Page 10: Vaksin Polio

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Polio adalah salah satu penyakit yang dapat melumpuhkan otot dan tulang

pada seseorang bahkan dapat mengakibatkan kematian. Untuk mencegah hal

tersebut pemerintah menyarankan untuk pemberian vaksin yang diberikan kepada

anak-anak terutama pada usia 0 bulan dan diteruskan pada usia 2, 4, 6 bulan serta

pada 18 bulan dan 5 tahun.

B. Saran

Diharapkan perawat dapat memahami dan mengaplikasikannya dalam

pemberian asuhan keperawatan sehari-hari sesuai dengan prosedur yang berlaku.

Page 10

Page 11: Vaksin Polio

REFERENSI

Ade putra, 2013. Keperawatan anak 1. Posted at 11.08. situs

(http://detra18.blogspot.com/2013/06/keperawatan-anak-i-imunisasi-polio.html)

Page 11