12
1 Berita Puslitbangtan 49 Desember 2011 Varietas Unggul Baru Badan Litbang Pertanian baru-baru ini melepas beberapa varietas unggul padi dan palawija yang diharapkan segera berkembang di petani guna mendukung upaya peningkatan produksi menuju swasembada pangan berkelanjutan. Pengembangan padi unggul baru varietas Inpari 13 diharapkan dapat meredam serangan hama wereng batang coklat yang akhir-akhir ini kembali mengganas di beberapa sentra produksi padi. kondisi lingkungan tertentu adalah sifat penting yang dimiliki oleh umumnya varietas unggul hingga akhir 2011. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan (Puslitbangtan) beserta jajaran- nya telah berhasil merakit 20 varietas unggul baru padi, enam varietas jagung, satu kedelai, dua kacang tanah, dan dua ubijalar. Komoditas Padi Sebelas dari 17 varietas unggul padi yang dilepas cocok dikembangkan pada lahan sawah irigasi, tiga pada lahan kering (gogo), dan tiga pada lahan sawah tadah hujan (Tabel 1). Akhir-akhir ini hama wereng coklat kembali mengganas, termasuk di Jalur Pantura Jawa Barat dan Jawa Tengah. Intensitas serangan yang tinggi terjadi di Kabupaten Subang, Karawang, Purwakarta (Jawa Barat) dan Kabupaten Pati, Kudus, Demak, dan Jepara (Jawa Tengah). Kerugian yang ditimbulkan cukup besar. Di Sukamandi, Jawa Barat saja, misalnya, lebih dari 350 ha pertanaman padi berumur 15-30 hari harus dieradikasi dan ditanam ulang dengan nilai kerugian 1,5 milyar rupiah. Varietas Inpari 13 yang dilepas sebelumnya tahan terhadap hama T idak diragukan lagi, varietas unggul merupakan komponen teknologi yang dapat diandalkan dalam meningkatkan produksi. Daya hasil yang tinggi, tahan terhadap hama penyakit utama, dan toleran terhadap

Varietas Unggul Baru - pangan.litbang.pertanian.go.idpangan.litbang.pertanian.go.id/files/BP-49-2011.pdf · Pengembangan padi unggul baru varietas Inpari 13 diharapkan dapat meredam

  • Upload
    buikiet

  • View
    228

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Varietas Unggul Baru - pangan.litbang.pertanian.go.idpangan.litbang.pertanian.go.id/files/BP-49-2011.pdf · Pengembangan padi unggul baru varietas Inpari 13 diharapkan dapat meredam

1Berita Puslitbangtan 49 • Desember 2011

Varietas Unggul BaruBadan Litbang Pertanian baru-baru ini melepas beberapa varietasunggul padi dan palawija yang diharapkan segera berkembang dipetani guna mendukung upaya peningkatan produksi menujuswasembada pangan berkelanjutan.

Pengembangan padi unggul baru varietas Inpari 13 diharapkan dapat meredam serangan hamawereng batang coklat yang akhir-akhir ini kembali mengganas di beberapa sentra produksi padi.

kondisi lingkungan tertentu adalah sifatpenting yang dimiliki oleh umumnyavarietas unggul hingga akhir 2011. PusatPenelitian dan Pengembangan TanamanPangan (Puslitbangtan) beserta jajaran-nya telah berhasil merakit 20 varietasunggul baru padi, enam varietas jagung,satu kedelai, dua kacang tanah, dan duaubijalar.

Komoditas Padi

Sebelas dari 17 varietas unggul padiyang dilepas cocok dikembangkanpada lahan sawah irigasi, tiga padalahan kering (gogo), dan tiga pada lahansawah tadah hujan (Tabel 1).

Akhir-akhir ini hama wereng coklatkembali mengganas, termasuk di JalurPantura Jawa Barat dan Jawa Tengah.Intensitas serangan yang tinggi terjadidi Kabupaten Subang, Karawang,Purwakarta (Jawa Barat) danKabupaten Pati, Kudus, Demak, danJepara (Jawa Tengah). Kerugian yangditimbulkan cukup besar. Di Sukamandi,Jawa Barat saja, misalnya, lebih dari 350ha pertanaman padi berumur 15-30 hariharus dieradikasi dan ditanam ulangdengan nilai kerugian 1,5 milyar rupiah.

Varietas Inpari 13 yang dilepassebelumnya tahan terhadap hama

Tidak diragukan lagi, varietasunggul merupakan komponenteknologi yang dapat diandalkan

dalam meningkatkan produksi. Dayahasil yang tinggi, tahan terhadap hamapenyakit utama, dan toleran terhadap

Page 2: Varietas Unggul Baru - pangan.litbang.pertanian.go.idpangan.litbang.pertanian.go.id/files/BP-49-2011.pdf · Pengembangan padi unggul baru varietas Inpari 13 diharapkan dapat meredam

2 Berita Puslitbangtan 49 • Desember 2011

Penanggungjawab: Kepala Puslitbang Tanaman Pangan, Dr Hasil SembiringDewan Redaksi: Hermanto, Husni Kasim, Unang Gunara KartasasmitaTata Letak: Edi HikmatAlamat: Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan, Jalan Merdeka 147, Bogor, 16111Telp. (0251) 8334089, 8311432, Faks. (0251) 8312755; E-mail: [email protected]

ISSN 0852-6230

VARIETAS UNGGUL

Daftar Isi

Varietas Unggul Baru ............................. 1

Menteri Pertanian: Penerapan Teknologiuntuk Meningkatkan Produksi ............. 4

Pengenalan Ubijalar Unggul di TamanKoleksi Pangan Alternatif ..................... 6

Wapres RI pada Hari Pangan Se-Dunia:Teknologi yang Tepat untukMenghasilkan Pangan yang Cukup ..... 7

Kepala Badan Litbang Pertanian:Swasembada Kedelai Harus Dikejar . 8

Tungro, Penyakit Padi yang PerluTerus Diwaspadai .................................. 9

Prof Dr Sumarno: dari Peneliti keBirokrat dan Kembali ke Peneliti ........ 11

Pak Mukelar Telah Tiada ...................... 12

Dari Redaksi

Swasembada beras dan jagung perludilanjutkan dan swasembada kedelaiperlu pula diwujudkan. Itu merupakankomitmen Kementerian Pertanian yangtidak dapat ditawar. Dalam merealisasi-kan komitmen itu tentu diperlukanberbagai inovasi mengingat kendalayang dihadapi dalam berproduksi makinberat, diantaranya perubahan iklimdengan berbagai dampaknya.

Salah satu upaya yang dapatmendukung percepatan peningkatanproduksi padi dan palawija adalahpenggunaan varietas unggul berdayahasil tinggi, tahan hama penyakit, dantoleran terhadap berbagai kondisilingkungan yang tidak menguntungkan,antara lain akibat perubahan iklim.Puslitbangtan beserta jajarannya telahmerakit sejumlah varietas unggul barupadi, jagung, kedelai, dan telah dilepasoleh Menteri Pertanian.

Informasi tentang varietas unggulbaru tanaman pangan menjadi beritautama Berita Puslitbangtan nomor ini.

Redaksi

wereng batang coklat dan tolerankekeringan. Dibandingkan dengan IR64dan Ciherang yang masih mewarnaiareal pertanaman padi di beberapasentra produksi, varietas Inpari 13 lebihgenjah 12 hari.

Varietas Inpari 20 Sidenuk yang barudilepas berumur lebih genjah (103 hari),potensi 9,1 t/ha, dan agak tahan ter-hadap hama wereng coklat biotipe 1, 2,dan 3. Dari 17 varietas unggul padi yangdilepas, enam diantaranya jenis hibridadengan potensi hasil atas 10 t/hadengan umur 105-117 hari.

Jagung

Empat dari enam varietas jagung yangdilepas adalah jenis hibrida, masing-masing dengan nama Bima 12 Q, Bima13 Q, Bima 14 Batara, dan Bima 15Sayang.

Dibanding jagung hibrida lainnya,Bima 12 Q dan Bima 13 Q memiliki mutuprotein yang lebih baik, tahan terhadapbercak daun, dan potensi hasil berkisarantara 9,3-9,8 t/ha. Bima 14 Batara danBima 15 Sayang berpotensi hasil 13 t/ha,masing-masing berumur 95 dan 100hari. Dua jagung bersari bebas masing-masing dilepas dengan nama Provit A-1dan Provit A-2 dapat dipanen pada umur96 dan 98 hari dengan potensi hasil 7,4-8,8 t/ha (Tabel 2).

Kedelai

Galur harapan kedelai Shr/W-C-60 yangdilepas dengan nama Gema mampuberproduksi hingga 2,47 t/ha, lebihtinggi daripada varietas Burangrang(2,20 t/ha) dengan bobot biji 11,9 g/100biji. Varietas Gema juga sesuai untukbahan baku tahu. Dari 8 kg biji kedelaivarietas Gema dihasilkan rendementahu hingga 267%, lebih tinggi darikedelai impor dengan rendemen 235%.Kandungan protein varietas Gemaadalah 39%, juga lebih tinggi dibandingkedelai impor (37%).

Keunggulan penting lainnya darivarietas Gema adalah umurnya yangsuper genjah, hanya 73 hari, sehinggaprospektif dikembangkan pada daerahdengan curah hujan terbatas atau padaMK II dimana ketersediaan air irigasipada saat itu sudah mulai berkurang.

Page 3: Varietas Unggul Baru - pangan.litbang.pertanian.go.idpangan.litbang.pertanian.go.id/files/BP-49-2011.pdf · Pengembangan padi unggul baru varietas Inpari 13 diharapkan dapat meredam

3Berita Puslitbangtan 49 • Desember 2011

VARIETAS UNGGUL

Tabel 2. Varietas unggul jagung yang dilepas pada tahun 2011.

Varietas Potensi hasil Umur Reaksi Reaksi terhadap Keunggulan(t/ha) (hari) terhadap bulai bercak daun lainnya

HibridaBima 12 Q 9,3 98 - T Mutu protein lebih baik,

lisin 0,52%, triptofan 0,11%Bima 13 Q 9,8 103 AP T Mutu protein lebih baik,

lisin 0,46%, triptofan 0,09%Bima 14 Batara 12,9 95 T -Bima 15 Sayang 13,2 100 AT -

Bersari bebasProvit A-1 7,4 96 - -Provit A-2 8,8 98 - -

Tabel 1. Varietas unggul padi yang dilepas pada tahun 2011.

Varietas Umur Potensi hasil Sifat penting lainnya Agroekosistem(hari) (t/ha) pengembangan

Inpari 14 Pakuan 113 8,2 Agak tahan HDB III, agak tahan Lahan sawah tadah hujanblas ras 033 dan 133

Inpari 15 Parahyangan 117 7,5 Agak tahan WBC 1 Lahan sawah tadah hujanInpari 16 Pasundan 118 7,6 Tahan HDB III, tahan blas ras 033 Lahan sawah tadah hujanInpari 17 111 7,9 Tahan HDB III, IV, VIII, tahan blas ras 033 Lahan sawah irigasi

dan 133, agak tahan WBC 1 dan 2Inpari 18 120 9,5 Tahan WBC 1 dan 2 Lahan sawah irigasi dan

tadah hujanInpari 19 104 9,5 Tahan WBC 1 dan 2, tahan HDB III Lahan sawah irigasi dan

tadah hujanInpari 20 104 8,8 Tahan HDB III, agak tahan WBC 1 Lahan sawah irigasiInpari Sidenuk 103 9,1 Agak tahan WBC 1, 2, 3, agak tahan HDB III Lahan sawah irigasiHipa 12 SBU 105 10,5 Agak tahan WBC 3, agak tahan HDB III Lahan sawah irigasiHipa 13 105 10,5 Agak tahan WBC 2, agak tahan HDB III Lahan sawah irigasiHipa 14 SBU 112 12,1 Agak tahan WBC 2, agak tahan HDB III, Lahan sawah irigasiHipa Jatim 1 119 10,0 Agak rentan WBC 1, 2 Lahan sawah irigasiHipa Jatim 2 116 10,9 Agak rentan WBC 3, agak tahan HDB III Lahan sawah irigasiHipa Jatim 3 117 10,7 Agak tahan HDB III Lahan sawah irigasiInpago 8 119 8,1 Tahan blas ras 033, 133, 073, 173, Lahan kering

toleran kekeringan, agak toleran AlInpago Unram 1 108 7,6 Tahan blas ras 033, 133, agak toleran Lahan kering

Al dan FeInpago Unsoed 1 110 7,2 Tahan blas ras 133, toleran Fe, agak Lahan kering

toleran kekeringan, aromatik

HDB III, IV, VIII: hawar daun bakteri strain III, IV, dan VIIIWBC 1, 2, 3: hama wereng batang coklat biotipe 1, 2, dan 3Al: aluminium; Fe: besi

Page 4: Varietas Unggul Baru - pangan.litbang.pertanian.go.idpangan.litbang.pertanian.go.id/files/BP-49-2011.pdf · Pengembangan padi unggul baru varietas Inpari 13 diharapkan dapat meredam

4 Berita Puslitbangtan 49 • Desember 2011

INOVASI TEKNOLOGI

Kacang Tanah

Dua varietas unggul baru kacang tanahdilepas masing-masing dengan namaHypoma-1 dan Hypoma-2. Hypoma 1adaptatif pada lingkungan optimaldengan potensi hasil 3,70 t/ha polongkering. Varietas tersebut cukup tahanterhadap penyakit bercak dan karatdaun, serta agak tahan terhadappenyakit layu bakteri (Ralstoniasolanacearum). Varietas Hypoma2mempunyai daya adaptasi yang baik,terutama di lingkungan tercekamkekeringan. Potensi hasil varietasHypoma-2 adalah 3,50 t/ha polongkering, toleran kekeringan, agak tahanpenyakit bercak dan karat daun.

Varietas Hypoma-1 dan Hypoma-2tergolong tipe Spanish (dua biji/polong), ukuran polong dan biji sedang,dan umur masak 90-91 hari, atau 4-5hari lebih genjah dari varietas Jerapahdan 14-15 hari lebih genjah dari varietasSinga. Dengan demikian, keduanyaberpeluang dijadikan komponen polatanam pada lahan tadah hujan yangmemiliki bulan basah terbatas sehinggaterhindar dari kekeringan. HasilHypoma-1 dan Hypoma-2 masing-

masing 1,3% dan 36% lebih tinggi darivarietas Jerapah. Keunggulan keduavarietas ini terkait dengan kemampuan-nya menghasilkan polong yang lebihbanyak per tanaman dan ukuran bijinyalebih besar.

Ubijalar

Dua varietas unggul ubijalar yangdilepas masing-masing diberi namaAntin-1 dan Antin-2. Kedua varietasunggul memiliki kandungan antosianinyang tinggi.

Dalam pengujian multilokasi,varietas Antin-1 yang berasal dariturunan persilangan antara varietaslokal Samarinda (lokal Blitar) denganKinta (varietas lokal Papua) mampuberproduksi 33,2 t/ha dengan rata-rata25,8 t/ha, toleran kekeringan, dandistribusi warna ungu pada umbi sangatmenarik, sehingga cocok dibuat keripik.Kandungan antosianin varietas Antin-1adalah 33,89 mg/100 g.

Varietas unggul Antin-2 memilikipotensi hasil 27,3 t/ha dengan rata-rata22 t/ha dan kandungan antosianin 156mg/100g umbi).

Hasil polong kering kacang tanah varietasHypoma-1 dan Hypoma-2 dibanding varietasSinga dan Jerapah.

1.5

2

2.5

Varietas

Polo

ng k

erin

g (t/

ha)

Hyp1 Hyp2 Singa Jerapah

Ubijalar ungu varietas Antin2, potensi hasiltinggi dan kaya antosianin.

Menteri Pertanian:Penerapan Teknologi untuk Meningkatkan Produksi

Usaha pemerintah meningkatkanproduksi dalam negeri untukmemenuhi kebutuhan pangan

nasional pernah mengantarkanIndonesia berswasembada beras padatahun 1984 dan 2008. Tapi sayang,swasembada beras tampaknya tidakmudah dipertahankan karena makinrumitnya masalah yang dihadapi petani

dalam berproduksi. Sementaramasalah konversi, degradasi, danfragmentasi lahan pertanian belum ter-atasi sepenuhnya, kini perubahan iklimturut pula mengancam keberlanjutanproduksi pertanian. Padahal kebutuhanpangan terus meningkat seiring denganbertambahnya penduduk yang kinisudah berjumlah 237 juta jiwa.

Dampak perubahan iklim telahdirasakan di berbagai negara. Per-tanaman yang terancam kekeringanakibat kemarau panjang dan terendambanjir karena tingginya curah hujan dannaiknya permukaan laut merupakandampak perubahan iklim yang sudahmenjadi kenyataan. Apabila masalah initidak diantisipasi, produksi pangan

Dengan dilepasnya beberapavarietas unggul baru padi dan palawijaini tentu memberi banyak alternatif bagipetani dalam memilih varietas yangsesuai dengan keinginan mereka untukdikembangkan lebih lanjut. (HMT)

user
Stamp
Page 5: Varietas Unggul Baru - pangan.litbang.pertanian.go.idpangan.litbang.pertanian.go.id/files/BP-49-2011.pdf · Pengembangan padi unggul baru varietas Inpari 13 diharapkan dapat meredam

5Berita Puslitbangtan 49 • Desember 2011

dikhawatirkan akan turun sehinggatarget peningkatkan produksi tidaktercapai.

Jalan yang paling realistis ditempuhuntuk meningkatkan produksi pangandi dalam negeri adalah memberikanprioritas yang tinggi terhadap upayapercepatan pengembangan programintensifikasi, ekstensifikasi, dandiversifikasi.

Implementasi program tersebuttentu memerlukan teknologi yangsesuai dengan kondisi saat ini. Tanpainovasi teknologi, upaya percepatanpeningkatan produksi tidak akanmembuahkan hasil yang diharapkan,karena makin beragamnya masalahyang menyergap petani di lapangan.

Beberapa lembaga penelitian per-tanian di Indonesia telah menghasilkanberbagai inovasi teknologi. Untuksampai di lahan petani, inovasi itu tentu

perlu disosialisasikan secara intens. BagiBadan Penelitian dan PengembanganPertanian yang merupakan institusipublik, sosialisasi teknologi hasilpenelitian kepada masyarakat luas samapentingnya dengan kegiatan penelitianitu sendiri.

Balai Penelitian Tanaman Serealia(Balitsereal) yang bernaung di bawahPusat Penelitian dan PengembanganTanaman Pangan (Puslitbangtan),Badan Litbang Pertanian, telahmenghasilkan berbagai inovasiteknologi, terutama varietas ungguljagung berdaya hasil tinggi denganmutu berprotein tinggi, tolerankekeringan dan genangan, tahanterhadap penyakit utama seperti bulaidan hawar daun. Jagung komposityang dihasilkan antara lain varietasLamuru, Sukmaraga, Srikandi Putih-1dan Srikandi Kuning 1, Anoman 1, danBisma dengan umur panen 105-115 hari

potensi potensi hasil 8,5 t/ha. Varietasunggul tersebut telah dikembangkan diberbagai daerah di Indonesia.

Jagung hibrida yang telah dihasilkanantara lain Bima 1, Bima 2 Bantimurung,Bima 3 Bantimurung, Bima 4, Bima 6,Bima 7, Bima, Bima 9, dan Bima 10dengan umur panen 90 hari mampuberproduksi 11-12 t/ha. Sebagian darijagung hibrida ini juga telah dikembang-kan di beberapa daerah.

Penerapan model PengelolaanTanaman Terpadu (PTT) yang diketahuimampu meningkatkan produksi jugatelah dikembangkan di berbagai daerah,seperti Lampung, Jawa Timur, Bali, NusaTenggara, Gorontalo, Sulawesi Utara,Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, danKalimantan. Untuk mendukung prog-ram diversifikasi pangan, Balitsereal jugatelah menghasilkan berbagai produkolahan jagung.

Dalam upaya sosialisasi teknologihasil penelitian kepada masyarakatpertanian, Badan Litbang Pertanianbekerjasama dengan PemerintahProvinsi Sulawesi Selatan menyeleng-garakan Open House Inovasi TeknologiSerealia di Maros, pada 3-4 Oktober2011. Dalam sambutannya, MenteriPertanian yang didampingi oleh KepalaBadan Litbang Pertanian, Dr Haryono,mengajak semua lapisan masyarakatuntuk menerapkan teknologi dalammeningkatkan produksi pangan, ter-masuk jagung. “Ini penting mengingatkebutuhan pangan nasional terusmeningkat,” katanya di depan Gubernurdan para Bupati se-Sulawesi Selatan.Pada kesempatan ini, Menteri Pertaniandan Gubernur Sulawesi Selatan me-resmikan penggunaan LaboratoriumBiologi Molekuler Balitsereal, launchingvarietas unggul jagung hibrida,penyerahan bantuan benih ungguljagung hibrida kepada petani melaluiBupati se-Sulawesi Selatan. Open Housedirangkai dengan Seminar Nasional danPameran Inovasi Teknologi Serealia.(HMT)

Menteri Pertanian, Dr Suswono (kedua dari kanan), dalam Open House Inovasi TeknologiSerealia di Maros, pada 3 Oktober 2011, yang didampingi oleh Kepala Badan Litbang Pertanian,Dr Haryono (kiri) dan Kepala Puslitbangtan, Dr Hasil Sembiring (kedua dari kiri) mempraktekkanalat penanam benih jagung rancangan peneliti Balitsereal di lapangan.

INOVASI TEKNOLOGI

Page 6: Varietas Unggul Baru - pangan.litbang.pertanian.go.idpangan.litbang.pertanian.go.id/files/BP-49-2011.pdf · Pengembangan padi unggul baru varietas Inpari 13 diharapkan dapat meredam

6 Berita Puslitbangtan 49 • Desember 2011

INOVASI TEKNOLOGI

Pekan Pertanian Spesifik Lokasi(PPSL) 2011 yang dirangkaidengan Rapat Kerja Badan

Litbang Pertanian di Bogor pada 20-23November 2011 memiliki arti tersendiribagi banyak pihak, termasuk Puslit-bangtan. Mengapa tidak, acara inidiawali dengan tanam perdana varietasunggul ubi jalar oleh Menteri Pertanian,Dr Suswono, di Taman Koleksi PanganAlternatif setelah meninjau ModelKawasan Rumah Pangan Lestari(MKRPL) di hamparan halaman

mendasari Badan Litbang Pertanianuntuk membangun MKRPL di beberapadaerah, termasuk di Taman KoleksiPangan Alternatif di Bogor sebagaipercontohan.

Varietas unggul ubijalar yang di-kembangkan di Taman Koleksi PanganAlternatif adalah Papua Solossa, Beta 1,Beta 2, Kidal, Sukuh, klon harapan MSU01022-12, RIS 03063-05, dan MSU 03028-10. Sebagai pangan alternatif lainnya,tanaman ganyong, garut, dan talas telahditanam pula beberapa hari sebelum-nya.

Di lokasi lain, Puslitbangtan besertajajarannya memamerkan inovasiteknologi padi dan palawija. Balitkabimemamerkan dan mendemonstrasi-kan pembuatan produk olahan darianeka kacang dan ubi, antara laintepung ubikayu, tepung ubijalar, mieubijalar, mie mbote, aneka kue keringdari tepung ubi, selai, onde-onde, danes krim dari ubijalar ungu. Demo pem-buatan produk olahan aneka kacangdan ubi diperagakan oleh Ir ErlianaGinting, M.Sc, peneliti pangan Balitkabi.

Hal lain yang menggembirakanPuslitbangtan adalah penyerahanAnugerah Agro Inovasi 2011 olehMenteri Pertanian kepada dua penelitiBalitkabi. Mereka adalah Dr M. Jusuf,pemulia tanaman ubijalar, dan Prof DrAstanto Kasno, pemulia tanamankacang tanah. Dr Yusmani Prayogo,peneliti Balitkabi yang relatif muda, jugamendapat penghargaan sebagai PenelitiBerprestasi. Selamat, semoga menjaditeladan bagi peneliti yang lain. (Balitkabi/HMT)

Menteri Pertanian, Dr Suswono (kiri), yang didampingi oleh Kepala Badan Litbang Pertanian, DrHaryono (kedua dari kanan), Kepala Balitkabi, Dr. M. Muchlish Adie (kedua dari kiri), dan pemuliatanaman ubijalar Balitkabi, Dr M. Yusuf (kanan) dalam acara tanam perdana varietas ubijalar diBogor.

Pengenalan Ubijalar Ungguldi Taman Koleksi Pangan Alternatif

Auditorium II Badan Litbang Pertaniandi Bogor.

MKPRL itu sendiri sebelumnya telahdikembangkan Badan Litbang Per-tanian di beberapa daerah, termasuk diPacitan, Jawa Timur, yang mendapatsambutan baik oleh Pemda dan ma-syarakat setempat. Dalam perjalanan-nya, MKPRL di Pacitan berdampakpositif terhadap penyediaan pangandan bahkan menjadi sumber ekonomikeluarga. Pengalaman inilah yang

Dalam rangkaian Rapat Kerja Badan Litbang Pertanian di Bogorbeberapa waktu yang lalu, Menteri Pertanian, Dr Suswono, berkenanmenanam varietas ungul ubijalar di Taman Koleksi Pangan Alternatifdi Bogor. Hal ini menandai pentingnya diversifikasi pangan dalammewujudkan swasembada pangan berkelanjutan

user
Stamp
Page 7: Varietas Unggul Baru - pangan.litbang.pertanian.go.idpangan.litbang.pertanian.go.id/files/BP-49-2011.pdf · Pengembangan padi unggul baru varietas Inpari 13 diharapkan dapat meredam

7Berita Puslitbangtan 49 • Desember 2011

HARI PANGAN

Teknologi yang Tepat untuk MenghasilkanPangan yang CukupPenduduk dunia kini sudah hampir

7 milyar dan pada tahun 2050diperkirakan akan bertambah

menjadi 9 milyar orang. “Kita belumaman dalam hal penyediaan pangan, kedepan kerawanan pangan akan terusmenghantui kita”, ujar Wakil PresidenRI, Prof Dr Budiono dalam pembukaanHari Pangan se-Dunia pada 20 Oktober2011 di Bone Bolango, Gorontalo.

Kekhawatiran Wapres tentu meng-ingatkan semua pihak untuk terus ber-upaya meningkatkan produksi pangan.Di satu sisi, upaya peningkatan produksipangan dihadapkan kepada berbagaimasalah, termasuk perubahan iklimglobal. Di sisi lain, kebutuhan panganterus meningkat sejalan denganpertambahan jumlah penduduk. Olehkarena itu, Wapres mengisyaratkanpentingnya penerapan teknologi yangtepat dan pengelolaan sumber dayayang bijak untuk menghasilkan panganyang cukup bagi bangsa Indonesia.

“Inilah cara yang dapat kita lakukanuntuk mengantisipasi ancamankerawanan pangan”, ujar Wapres.

Dalam kunjungannya ke lapangan,Wapres kagum melihat keragaanvarietas unggul yang ditanam pada arealgelar teknologi Badan Litbang Per-tanian. Kekaguman ini tercermin daripemetikan polong kedelai muda olehWapres dan mencicipinya untukmembuktikan bernasnya biji kedelaiyang digelar. Tidak hanya itu, Wapresjuga menyaksikan dari dekat tanamanjagung bertongkol dua. Selama ini,tanaman jagung umumnya hanyamemiliki tongkol satu. Bagi Wapres danbahkan bagi sebagian besar masyarakatpertanian, tanaman jagung bertongkoldua tentu menjadi sesuatu yang baru.Wapres juga kagum melihat penampil-an berbagai tanaman sayuran danbiofarmaka di pekarangan RumahPangan Lestari (RPL) yang dibangun diareal gelar teknologi.

Wapres RI pada Hari Pangan se-Dunia:

Kepala Puslitbangtan, Dr Hasil Sembiring(kanan), menjelaskan kemajuan penelitian padidan palawija kepada Wakil Presiden di arealgelar teknologi Badan Litbang Pertanian padaperingatan Hari Pangan se-Dunia di Gorontalo,20 Oktober 2011.

Kepala Balitsereal, Dr M. Yasin (kedua dari kiri), menjelaskan kemajuan penelitianjagung hibrida yang memiliki dua tongkol per batang kepada Wakil Presiden,Prof Dr Boediono yang didampingi oleh Menteri Pertanian, Dr Suswono (kanan).

Gayung pun bersambut, keingin-tahuan Wapres tentang teknologi yangdigelar di lapangan terjawab sudahsetelah Kepala Puslitbangtan, Dr HasilSembiring, menjelaskan kemajuanpenelitian padi, jagung, dan kedelai.Pada peringatan HPS kali ini BadanLitbang Pertanian menggelar berbagaiinovasi teknologi di lapangan, yangditata ke dalam empat cluster: 1) RumahPangan Lestari (RPL), 2) PanganFungsional, 3) Swasembada Pangan,dan 4) Tanaman Obat dan Aromatik.(HRD)

Page 8: Varietas Unggul Baru - pangan.litbang.pertanian.go.idpangan.litbang.pertanian.go.id/files/BP-49-2011.pdf · Pengembangan padi unggul baru varietas Inpari 13 diharapkan dapat meredam

8 Berita Puslitbangtan 49 • Desember 2011

SWASEMBADA KEDELAI

Kepala Badan Litbang Pertanian (ketiga dari kiri) didampingi oleh KepalaPuslitbang Tanaman Pangan (kiri) dan Kepala Balitkabi (kedua dari kanan) setelahmenyerahkan benih sumber varietas unggul kedelai kepada Kepala BPTP DIYYogyakarta (ketiga dari kanan) dan peneliti BPTP Jawa Timur (kedua dari kiri)dalam pembukaan Seminar Nasional Aneka Kacang dan Umbi di Malang pada 16November 2011.

Kepala Badan Litbang Pertanian:Swasembada Kedelai Harus DikejarKepala Badan Litbang Pertanian, Dr Haryono, dalam pembukaan SeminarNasional Aneka Kacang dan Umbi Mendukung Empat Sukses KementerianPertanian di Malang pada 15 November 2011, mengajak peneliti untuk bekerjalebih dinamis, cepat, dan efisien. Dr Haryono mengingatkan pula, diseminasiteknologi kedelai perlu dipercepat untuk mengejar swasembada.

Badan Litbang Pertanian telahmenghasilkan berbagai inovasidan mendapat perhatian ba-

nyak pihak, terutama Menteri Pertanian.Oleh Karena itu, peneliti di lingkupBadan Litbang Pertanian harus me-nguasai pertanian secara holistik danmemahami aspek yang lebih luastentang teknis, sosial-ekonomi, budaya,dan perubahan lingkungan strategis.

Ada dua indikator keberhasilanpenelitian yang harus dipenuhi penelitilingkup Badan Litbang pertanian, yakni

science recoqnition dan impactrecoqnition. Itulah inti arahan DrHaryono, Kepala Badan LitbangPertanian, pada pembukaan SeminarNasional Hasil Penelitian TanamanAneka Kacang dan Umbi di Malang, 15November 2011.

Hingga saat ini, inovasi teknologiyang dihasilkan oleh Badan LitbangPenelitian dinilai sudah memuaskanbanyak pihak. Ini tentu berkat kerjakeras para peneliti, yang walaupundalam kondisi fasilitas dan anggaran

terbatas tetapi mampu menghasilkansumbangan yang nyata terhadap pem-bangunan pertanian. Namun, karenatantangan yang dihadapi makinberagam, peneliti diminta untuk bekerjalebih keras dengan wawasan danpemahaman yang lebih luas. Karenaitu, peneliti tidak boleh berhenti ber-inovasi.

“Bekerja lebih dinamis, cepat, danefisien, artinya peneliti boleh lompatpagar untuk masuk ke arena pengem-bangan atau diseminasi, bahkan bilaperlu memberikan penyuluhan” tegasKepala Badan Litbang Pertanian dalamupaya pengembangan inovasi tekno-logi yang telah dihasilkan. Contohlompat pagar yang dimaksud DrHaryono adalah dalam hal upayamewujudkan swasembada kedelai danketahanan pangan keluarga melaluipengembangan KRPL yang di beberapadaerah terbukti mampu memenuhipangan dan bahkan menjadi sumberpenghasilan keluarga. Dalam pengem-bangan kedelai di kawasan hutan,peneliti bisa bekerja sama denganPerhutani.

Menyinggung soal kualitas hasilpenelitian Badan Litbang Pertanian, DrHaryono tidak merasa khawatir, karenamenurut data Kementerian Ristek,indeks sitasi tulisan peneliti BadanLitbang Pertanian terbilang tinggi.“Tulisan peneliti Badan LitbangPertanian yang terbit di jurnal ilmiah

Page 9: Varietas Unggul Baru - pangan.litbang.pertanian.go.idpangan.litbang.pertanian.go.id/files/BP-49-2011.pdf · Pengembangan padi unggul baru varietas Inpari 13 diharapkan dapat meredam

9Berita Puslitbangtan 49 • Desember 2011

TUNGRO

banyak disitir oleh peneliti lain, terutamadi Asia”, tutur Dr Haryono.

Menurut Kepala Badan LitbangPertanian, indikator kesuksesan penelitidalam hal science recoqnition adalahhasil penelitian harus berkualitas secaraakademik dan kadar ilmiahnya dapatdipertanggjawabkan. Varietas yang

dihasilkan, misalnya harus berkualitasdan unggul. “Kekuatan peneliti adalahdi bidang sains, dipersilakan menelitisecara mendalam untuk bidang ilmuyang ditekuni, karena diperlukansebagai pondasi keilmuan dalampenelitian,” ujar Kepala Badan LitbangPertanian. Indikator keberhasilan

peneliti di bidang impact recoqnitionadalah hasil penelitian harus memilikidampak ekonomi dan dikenal luas diIndonesia, bahkan di luar negeri.“Peneliti silakan memilih, yang pentingsemua memberi kontribusi nyataterhadap pembangunan pertanian”kata Dr Haryono. (Balitkabi/HMT)

Penyakit tungro tidak bisadianggap remeh karena pernahmerusak pertanaman padi

dalam areal yang luas, terutama diSulawesi Selatan, Jawa, Bali, NTB, danKalimantan Selatan dengan kerugianyang cukup besar. Penyakit pentingtanaman padi ini disebabkan oleh virusyang ditularkan oleh hama wereng hijau.

Puslitbangtan melalui LokaPenelitian Penyakit (Lolit) Tungro yangbermarkas di Lanrang, SulawesiSelatan, terus melakukan penelitianuntuk menghasilkan teknologi pengen-dalian penyakit tungro. Bekerja samadengan Balai Besar Penelitian TanamanPadi (BB Padi) di Sukamandi, Jawa Barat,Lolit Tungro telah menguji sejumlahgalur padi sebelum dilepas sebagaivarietas unggul tahan tungro. Melaluipenelitian yang intensif, belum lama iniBadan Litbang Pertanian telah melepasbeberapa varietas unggul padi, dua di

antaranya tahan penyakit tungro,masing-masing dengan nama Inpari 7dan Inpari 9.

Dalam upaya menghimpun danmengembangkan teknologi pengen-dalian hama dan penyakit utamatanaman padi, termasuk penyakittungro, dan sekaligus menjaring ma-sukan dari berbagai pihak, Puslitbangtanmenyelenggarakan Seminar NasionalPenyakit Tungro dengan topik:• perlindungan tanaman untuk

menekan kehilangan hasil padi,• sebaran dan perkembangan

organisme pengganggu tanaman(OPT) padi,

• pemanfaatan teknik biologimolekuler untuk deteksi dinipenyakit tungro,

• interaksi vektor dan virus tungroserta pengelolaannya,

• pengelolaan hama wereng batangcoklat (Nilaparvata lugens)sebagai hama dan vektor penyakitkerdil hampa dan kerdil rumput,

• pengendalian penyakit tungrosecara terpadu berbasis dinamikapopulasi vektor dan epidemiologivirus, dan

• perakitan varietas tahan tungrodengan teknik coat protein.

Seminar yang diselenggarakanpada 10 November 2011 di Makassardihadiri oleh 200an peserta yang berasaldari Perguruan Tinggi, Direktorat Per-lidungan, BBPOPT, Dinas terkait lingkupPemda Sulawesi Selatan, dan BadanLitbang Pertanian. Seminar sehari inimerumuskan beberapa hal pentingberikut:1. Secara nasional, luas serangan

hama dan penyakit utama padatanaman padi pada tahun 2011

Tungro, Penyakit Padi yang PerluTerus DiwaspadaiKepala Puslitbangtan, Dr Hasil Sembiring, dalam Seminar NasionalPenyakit Tungro di Makassar pada 10 November 2011 mengajakpeneliti untuk terus menghasilkan teknologi, termasuk teknologipengendalian tungro yang mengancam keselamatan produksi padi.

Page 10: Varietas Unggul Baru - pangan.litbang.pertanian.go.idpangan.litbang.pertanian.go.id/files/BP-49-2011.pdf · Pengembangan padi unggul baru varietas Inpari 13 diharapkan dapat meredam

10 Berita Puslitbangtan 49 • Desember 2011

TUNGRO

turun 50% dibanding rata-rata limatahun terakhir (2006-2010), namunluas pertanaman yang puso me-ningkat sembilan kali lipat, men-capai 35.000 ha atau setara dengankerugian sebesar Rp 525 milyar.Penurunan produksi padi akibatserangan OPT mencapai 1 juta ton(ARAM III 2011).

2. Direktoral Jenderal TanamanPangan menargetkan 95% arealpertanaman padi aman dari se-rangan OPT. Apabila ada titiksumber serangan (spot) agarsegera dihentikan (stop) denganslogan spot-stop. Untuk dapatmenghentikan titik serangan perludirakit varietas tahan dan atauteknologi pengendalian yangefektif, efisien, dan ramah ling-kungan dengan pendekatanpengendalian hama terpadu (PHT)melalui upaya pre-emtif penge-lolaan lingkungan dan responsifberdasarkan pengamatan ter-hadap spot serangan. Unitpenerapan PHT yang ada di setiapkecamatan (BPP) terus didoronguntuk berpartisipasi aktif mengen-dalikan OPT. Operasionalisasigerakan spot-stop diupayakanmelalui revitalisasi brigade proteksitanaman.

3. Teknologi yang diperlukan dalampenerapan PHT antara lain: i)deteksi dini, ii) peramalan per-kembangan OPT, iii) varietas tahandan teknologi pengendalian OPT,dan iv) identifikasi OPT yang po-tensial menimbulkan masalah dimasa yang akan datang.

4. Deteksi dini partikel virus tungropada tanaman maupun vektordengan teknik deteksi berbasisasam nukleat (polymerase chainreaction (PCR) terus dikembang-kan menjadi kit detektor vectorvirulliferous untuk peramalanperkembangan penyakit tungro.

5. Telah dikembangkan teknikperamalan perkembangan OPTutama tanaman padi yang terdiriatas tikus, penggerek batang,wereng coklat, penyakit blas, hawardaun bakteri, dan tungro, yangketepatannya terus ditingkatkan.SMS center dikembangkan untukdeteksi spot serangan dari enamprovinsi sebagai peringatan diniOPT.

6. Ke depan, pemuliaan tanaman jugaperlu diarahkan untuk merakitvarietas tahan virus tungro denganberagam latar belakang genetiksumber ketahanan dan sesuaipreferensi konsumen, baik denganpendekatan konvensional maupuninkonvensional, seperti teknikbiologi molekuler untuk menghasil-kan tanaman transgenik tahandengan mediasi coat protein. Untukmempercepat penyebaran varietasunggul baru tahan tungro perludukungan logistik benih.

7. Pemahaman epidemiologi merupa-kan hal penting dalam memahamidinamika populasi vektor, strainvirus, ketahanan varietas, danmekanisme interaksinya dalampengelolaan penyakit tungro secara

lebih efektif, efisien, dan ramahlingkungan.

8. Perlu diterapkan strategi barupengendalian tungro pada semuapola tanam dengan strategieliminasi peran virus helper, danmenekan pemencaran werenghijau untuk menghambat penular-an virus secara alamiah yang dapatmenekan populasi dan aktivitaspemencaran wereng hijau.

9. Pada tahun 2010 terjadi anomaliiklim La Nina (kemarau yang basah)yang menyebabkan serangan hamawereng coklat terluas dalam satudasawarsa terakhir. Wereng coklatdilaporkan resisten terhadap be-berapa jenis insektisida. Teknologipengendalian wereng coklat telahtersedia, namun implementasinyadi lapangan memerlukan koor-dinasi, sinergi, dan sinkronisasiberbagai pihak melalui pertemuanbersama dalam menyusun rencanaaksi penerapan PHT.

10. Upaya pengendalian penyakitbusuk pelepah yang disebabkanoleh patogen Sarocladium oryzaejuga perlu mendapat perhatian dimasa yang akan datang. (TimPerumus)

Varietas Inpari 9 memperlihatkan tingkat penularan virus tungro yang rendah, sementaragalur dan varietas lain di sekelilingnya terinfeksi berat. Penggunaan varietas Inpari 9diharapkan dapat menekan tingkat kehilangan hasil padi akibat penyakit tungro.

Page 11: Varietas Unggul Baru - pangan.litbang.pertanian.go.idpangan.litbang.pertanian.go.id/files/BP-49-2011.pdf · Pengembangan padi unggul baru varietas Inpari 13 diharapkan dapat meredam

11Berita Puslitbangtan 49 • Desember 2011

PURNA TUGAS

Lagu Walk Away yang dilantun-kannya pada acara pelepasandi aula Puslitbangtan di ujung

tahun 2011 itu, sungguh berbedadengan nuansa Matt Monroe ketikamembawakannya dengan sendu yangmampu membuat kita termangu. Tentutidak adil kalau kita berharap Pak Marno,panggilan akrab Prof. Sumarno, mem-bawakan lagu itu semerdu Matt Monroeatau Susilo almarhum yang mantanpacar Widyawati sebelum bertemu danmenikah dengan almarhum SophanSophian. Pak Marno membawakannyadengan wajah ceria, begitu cerita Dr.Sunendar yang mengikuti acaratersebut, seolah akan terbang jauh kesuasana santai tanpa lagi memikirkanmasalah penelitian, setelah menyelesai-kan tugas berat sebagai pegawai negeridengan mulus tanpa cela.

Pak Marno yang menyampaikanorasi Prof. Risetnya pada awal tahun2006 lalu, patut dijadikan sebagai salahsatu peneliti senior yang layak diacu danditeladani oleh peneliti muda. Tekun,serius, cerdas, disiplin, teguh dalam

pendirian, dan cermat. Saking serius-nya, ketika menjadi Ka Balittan Malang(kini Balitkabi) Pak Marno sampaimelarang stafnya ngobrol dan tertawakeras di kantor. Bagi kawula Jawa Timuryang senang bicara dengan suara kerasdan tertawa lepas, hal itu tentu menjadisesuatu yang memberatkan meskidibaliknya terkandung maksud baik.Tapi pak Marno tetap bergeming dengankeputusan itu. Koleksi bukunya,termasuk Reader’s Digest yang terbitsekitar empat dekade yang lalu masihtersimpan rapi di rumahnya. Sayapernah dipinjami buku John Kennedyyang ditulis dengan cara memikat danterbit sekitar 3-4 dekade lalu setelahtragedi Dallas yang menghebohkan itu.

Pak Marno termasuk salah seorangalumni Akademi Pertanian Ciawi (APC),yang pada era 1960an dikenal meng-hasilkan lulusan cerdas yang telahmewarnai Kementerian Pertanian,terutama Badan Litbang Pertanian.Sebagian di antaranya berhasil meraihgelar Doktor, misalnya Dr Prabowo, DrA.M. Fagi, Dr Edi Soenarjo, Dr SutjiptoPH (alm), Dr Sujitno (alm), dan ProfBambang Suprihatno. Pak Marnomengawali karier penelitiannya sebagaipeneliti junior pada tahun 1969 denganbeberapa teman seangkatannya sepertiPak Bambang Suprihatno dan Pak InuG. Ismail. Walaupun berlatar belakangsosial-ekonomi dan penyuluhanpertanian, ia merasa nyaman saja ketikaditugaskan di unit pemuliaan kacang-kacangan, terutama kedelai. Di unitpenelitian itu dia bertugas bersamabeberapa tenaga lain, termasuk IbuRodiah yang kemudian menjadi istriyang mendampinginya sampai saat ini.

Ketekunan dan dedikasi terhadaptugas yang dipercayakan kepadanyamenyebabkan dia diberi kesempatanuntuk melanjutkan studi di Iowa StateUniversity, USA atas beasiswa dariUSAID. Pada tahun 1981, Pak Marnoberhasil meraih gelar PhD dalam bidangPlant Breeding & Cytogenetics. Pen-didikan tertinggi itu telah mendorongnyauntuk lebih produktif yang tercermindari jumlah varietas yang dilepas olehTim Pemuliaan yang dia pimpin.Beberapa di antara sekitar 20 varietaskacang-kacangan yang dilepas saat itucukup populer di kalangan petani.Bahkan satu di antaranya, varietas Wilis,begitu populernya sampai saat ini,sehingga seakan melekat dengannamanya sebagaimana halnya denganvarietas kedelai Orba yang melekatkepada nama alm. Pak SadikinSomaatmadja yang merupakan senior-nya. Dalam waktu tujuh tahun setelahmemperoleh gelar PhD ia berhasilmencapai jenjang fungsional tertinggi,Ahli Peneliti Utama (APU), dan tercatatsebagai peneliti yang menyampaikanorasi APU pertama Badan LitbangPertanian, pada tahun 1991.

Pembawaannya yang lugas, apaadanya, dan agak tertutup menimbul-kan sedikit keraguan kepada PakIbrahim Manwan, Kepala PuslitbangTanaman Pangan saat itu, ketika akanmemberikan kepercayaan kepada PakMarno sebagai Kepala Balai di Malang.Tapi keraguan itu dia bayar tuntasdengan cukup lamanya Pak Marno men-jabat sebagai Kepala Balittan Malang,yaitu tahun 1988-1995. Kemudian diamendapat kepercayaan sebagai KepalaBalai Pengkajian Teknologi Pertanian

Prof Dr Sumarno: dari Peneliti ke Birokratdan Kembali ke Peneliti

Page 12: Varietas Unggul Baru - pangan.litbang.pertanian.go.idpangan.litbang.pertanian.go.id/files/BP-49-2011.pdf · Pengembangan padi unggul baru varietas Inpari 13 diharapkan dapat meredam

12 Berita Puslitbangtan 49 • Desember 2011

PURNA TUGAS

(BPTP) Jawa Timur selama tiga tahunsebelum ditarik kembali ke Bogorsebagai Kepala Puslitbangtan, tahun1998-2000. Puncak karirnya di birokratadalah ketika dia mendapat kepercaya-an sebagai Dirjen Bina ProduksiHortikultura (2000-2005) pada jaman DrPrakoso dan kemudian digantikan olehDr Bungaran Saragih sebagai MenteriPertanian.

Kembali sebagai peneliti senior diPuslitbangtan di Bogor, Pak Marno tidakbanyak berubah penampilannya,sederhana, peduli sesama, dan setiapsaat terbuka untuk tempat bertanya danminta pendapat. Wawasannya ter-hadap pertanian sudah jauh meluasdari sekedar kedelai. Adakalanya diamerisaukan kondisi pertanian, ke-mampuan peneliti dalam merumuskanpermasalahan lapang, serta tantanganpeneliti untuk berkiprah di jurnalinternasional. Sesekali Pak Marnomemberikan kultum selepas sholatdzuhur di Masjid Nurul Ilmi Puslit-bangtan dengan menyinggung aspek

keseharian yang berkaitan dengan Islamatau pengalamannya dalam menunai-kan ibadah haji. Dia juga semakinproduktif menulis dan mengunjungiBalai Penelitian untuk memberikanpelatihan tentang penulisan karya tulisilmiah.

Hingga saat ini, Pak Marno yang lahir65 tahun lalu di Wonogiri, Jawa Tengah,masih dipercaya sebagai Ketua DewanRedaksi Jurnal IPTEK di samping aktifsebagai anggota Redaksi JurnalPenelitian Pertanian Puslitbangtan. Priayang juga rajin menulis untuk koran,terutama Sinar Tani, ini termasukpengagum Pak Ibrahim Manwan.”Sayabelajar dari Pak Ibrahim yang selalumembuat catatan dalam setiap per-temuan,” ujarnya dengan senyum. Olehkarena itu, tidak mengherankan kalaudia selalu berpikir kritis dalam mem-bahas berbagai aspek pertanian dalampertemuan yang dia ikuti. Tentu tidakmengherankan pula meski sudahmemasuki masa pensiun sebagaipegawai negeri, pak Marno masih

dipercaya sebagai anggota TimPembina BPTP Badan Litbang Pertanianserta diminta bantuan tenaga danpikirannya oleh Kepala Puslitbangtan.

Pak Marno yang rajin olah raga jalanpagi, membaca, dan mendengar musikini termasuk pria yang mudah tersentuhhatinya. Dia tak pernah berpikir dua kaliuntuk memberi sedekah atau sum-bangan, mengunjungi rekan yang sakit,dan kadang-kadang bisa menitikkan airmata kalau menyaksikan hal yang meng-harukan. “Ketika Lady Di meninggal,”ujarnya suatu kali dengan nada serius,“saya sampai menitikkan air mata,karena merasa dia diperlakukan tidakadil.” Pak Marno juga sangat dekatdengan istrinya yang telah men-dampinginya sekitar 40 tahun. Perhatiandan rasa sayangnya kepada sang istridia tunjukkan dengan selalu men-dampinginya saat berobat ke berbagaitempat dan rumah sakit. Pak Marnodikaruniai empat orang putra/putri yangsemuanya sudah mandiri saat ini. (MS)

Pak Mukelar Telah TiadaDi awal Oktober lalu atau tepatnya selepas magrib 9 Oktober,2011, Dr. Mukelar Amir yang biasa dipanggil Pak Mukelar,berpulang kembali ke haribaan Sang Pencipta. Dikenalsebagai pria sederhana dan tekun dalam bidang penyakittanaman, Pak Mukelar meninggal dalam usia 72 tahunsetelah beberapa waktu menderita penyakit diabetes.

Pria yang dikenal ramah ini, yang oleh sesama rekanolah raga tenisnya digelari van Mook, telah turut memberiwarna kepada Badan Litbang Pertanian, khususnya dalampengendalian penyakit blas (Pyricularia oryzae) yangmerupakan penyakit utama pada padi gogo. Ketekunannyadalam memetakan ras atau strain cendawan itu telahmenyebabkan namanya dikenal di dalam dan luar negeri.

Orang sering melekatkan nama Pak Mukelar ke strainpenyakit blas yang telah dia identifikasi, sebagaimana halnya

dengan varietas Pelita 1-1 dan Cisadane ke alm PakHarahap, varietas kedelai Orba ke alm. Pak SadikinSomaatmadja, varietas jagung Arjuna ke Pak Subandi,Pengendalian Hama Terpadu ke Pak Ida Nyoman Oka,varietas kedelai Wilis ke Pak Sumarno, dan Pola Tanam/usahatani ke alm. Pak Suryatna Effendi. Ibarat penelitilegendaris, satu per satu di antara mereka telahdipanggil oleh sang Khalik.

Pak Mukelar meraih gelar sarjana (S1) di FakultasPertanian UGM pada tahun 1969 dan gelar Doktor padatahun 1984 di Universitas Tokyo, Jepang. Beliaumeninggalkan seorang istri, Titik Poestijah, dan empatorang putra. Tulisan ilmiahnya dapat ditemukan dibeberapa jurnal penelitian. (MS)