Upload
irham-hasbi
View
12
Download
6
Embed Size (px)
DESCRIPTION
refka
Citation preview
REFLEKSI KASUS Agustus 2015
VARISELA
Disusun Oleh:
NAMA : Irham
NIM : N 111 14 050
PEMBIMBING : dr. Nur Rahmah, M.Kes, Sp.KK
KEPANITERAAN KLINIK
BAGIAN ILMU KESEHATAN KULIT DAN KELAMIN
RSUD UNDATA PALU DAN UNIVERSITAS TADULAKO
PALU
2015
1
STATUS PASIEN
BAGIAN ILMU KESEHATAN KULIT DAN KELAMIN
RSU ANUTAPURA PALU
I. IDENTITAS PASIEN
1) Nama pasien : Tn.H
2) Umur : 36 tahun
3) Jenis Kelamin : Laki-laki
4) Alamat : BTN Puskud Palupi
5) Agama : Islam
6) Pekerjaan : Pegawai
7) Pendidikan terakhir : S1
8) Tanggal Pemeriksaan: 10 Agustus 2015
II. ANAMNESIS
1) Keluhan utama :
Timbul bercak kemerahan dan gelembung berisi cairan di seluruh
tubuh.
2) Riwayat penyakit sekarang :
Pasien laki-laki berusia 36 tahun masuk RSU Anutapura dengan
keluhan timbul bercak kemerahan dan gelembung berisi cairan yang terdapat
di seluruh tubuh sejak sehari sebelum masuk rumah sakit. Awalnya pasien
mengeluhkan demam dan badan terasa ngilu 1 hari sebelum masuk rumah
sakit. Kemudian muncul bercak kemerahan yang kadang terasa gatal di
daerah dada tetapi pasien tidak menggaruknya. Pasien tidak merasakan nyeri
pada bercak tersebut. Bercak kemerahan tersebut menjadi gelembung berisi
dan sebagian tidak ada yang pecah. Sehari berikutnya mulai timbul bercak
dan gelembung berisi cairan yang sama pada seluruh tubuh terutama daerah
2
wajah, dada, punggung, kedua tangan dan kaki. Pasien belum mendapatkan
terapi sebelumnya.
3) Riwayat penyakit dahulu :
Pasien belum pernah menderita penyakit varisela sebelumnya.
4) Riwayat penyakit keluarga :
Tidak ada keluarga pasien yang mengalami penyakit serupa dengan
pasien.
III. PEMERIKSAAN FISIK
Status Generalis
1. Keadaan Umum : Sakit sedang
2. Status Gizi : Baik
3. Kesadaran : Compos mentis
Tanda-tanda Vital
Tekanan Darah : 120/80 mmHg
Nadi : 76 kali/menit
Respirasi : 20 kali/menit
Status Dermatologis
Lokalisasi : Generalisata
Ujud Kelainan Kulit : Tampak vesikel dengan dasar eritema, sirkumskripta,
ukuran milier dan lentikuler, terdapat krusta berwarna kecoklatan.
1. Kepala : Tampak vesikel dengan dasar eritema, sirkumskripta,
ukuran milier, terdapat krusta berwarna kecoklatan di daerah wajah
2. Leher : Tampak vesikel dengan dasar eritema, sirkumskripta,
ukuran milier, terdapat krusta berwarna kecoklatan.
3
3. Dada : Tampak vesikel dengan dasar eritema, sirkumskripta,
ukuran milier dan lentikular, terdapat krusta berwarna kecoklatan.
4. Punggung : Tampak vesikel dengan dasar eritema, sirkumskripta,
ukuran milier dan lentikular, terdapat krusta berwarna kecoklatan.
5. Perut : Tampak vesikel dengan dasar eritema, sirkumskripta,
ukuran milier dan lentikular, terdapat krusta berwarna kecoklatan.
6. Selangkangan : tidak ada ujud kelainan kulit
7. Ekstremitas Atas : Tampak vesikel dengan dasar eritema, sirkumskripta,
ukuran milier, terdapat krusta berwarna kecoklatan.
8. Ekstremitas bawah : Tampak vesikel dengan dasar eritema, sirkumskripta,
ukuran milier, terdapat krusta berwarna kecoklatan.
4
IV. GAMBAR
Gambar 1. Tampak vesikel dengan dasar eritema, sirkumskripta, ukuran milier
dan lentikuler, terdapat krusta berwarna kecoklatan pada daerah wajah dan
leher.
5
Gambar 2. Tampak vesikel dengan dasar eritema, sirkumskripta, ukuran milier
dan lentikuler, terdapat krusta berwarna kecoklatan pada daerah wajah dan
leher.
Gambar 3. Tampak vesikel dengan dasar eritema, sirkumskripta, ukuran milier
dan lentikular, terdapat krusta berwarna kecoklatan pada daerah perut dan dada.
6
.
Gambar 4. Tampak vesikel dengan dasar eritema, sirkumskripta, ukuran milier
dan lentikular, terdapat krusta berwarna kecoklatan pada punggung.
Gambar 5. Tampak vesikel dengan dasar eritema, sirkumskripta, ukuran milier,
terdapat krusta berwarna kecoklatan pada daerah lengan.
7
Gambar 6. Tampak vesikel dengan dasar eritema, sirkumskripta, ukuran milier,
terdapat krusta berwarna kecoklatan pada daerah paha.
V. RESUME
Pasien laki-laki berusia 36 tahun masuk RSU Anutapura dengan keluhan
timbul bercak kemerahan dan gelembung berisi cairan yang terdapat di
seluruh tubuh sejak sehari sebelum masuk rumah sakit. Awalnya pasien
mengeluhkan demam dan badan terasa ngilu 1 hari sebelum masuk rumah
sakit. Kemudian muncul bercak kemerahan yang kadang terasa gatal di daerah
dada tetapi pasien tidak menggaruknya. Pasien tidak merasakan nyeri pada
bercak tersebut. Bercak kemerahan tersebut menjadi gelembung berisi cairan
dan sebagian ada yang pecah. Sehari berikutnya mulai timbul bercak dan
gelembung berisi cairan yang sama pada seluruh tubuh terutama daerah
wajah, dada, punggung, kedua tangan dan kaki. Pasien belum mendapatkan
terapi sebelumnya. Tidak ada keluarga pasien yang mengalami penyakit
serupa dengan pasien. Pasien belum pernah menderita penyakit varisela
sebelumnya.
8
Dari hasil pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum pasien sakit
sedang, kesadaran compos mentis, dan status gizi baik. Tanda-tanda vitalnya
yaitu tekanan darah 120/80 mmHg, nadi 76x/menit, respirasi 20x/menit, dan
suhu 36,7 oC. Hasil pemeriksaan kulit tampak vesikel dengan dasar eritema,
sirkumskripta, ukuran milier dan lentikuler, terdapat krusta berwarna
kecoklatan pada sebagian besar regio tubuh.
VI. DIAGNOSIS BANDING
1. Varisela
2. Variola
VII. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Tzank test
VIII. DIAGNOSA KERJA
Varisela
IX. PENATALAKSANAAN
Non Medikamentosa
- Menjaga higienitas kulit
- Menghindari gesekan atau garukan agar vesikel tidak pecah
- Istirahat yang cukup, makan teratur, sehat dan bergizi untuk meningkatkan
sistem imun tubuh
Medika mentosa
Sistemik:
Acyclovir 5 x 800 mg selama 7 hari
Cetirizine 1 x 10 mg
9
Topikal:
Asam fucidat 2% dioleskan pada vesikel yang sudah pecah
Salicil talc 2% diberikan pada vesikel yang belum pecah
X. PROGNOSIS
Quo ad vitam : bonam
Quo ad fungtionam : bonam
Quo ad sanationam : dubia ad bonam
Quo ad cosmeticam : dubia ad bonam
10
PEMBAHASAN
Pasien laki-laki berusia 36 tahun masuk RSU Anutapura dengan keluhan
timbul bercak kemerahan dan gelembung berisi cairan yang terdapat di seluruh tubuh
sejak sehari sebelum masuk rumah sakit. Awalnya pasien mengeluhkan demam dan
badan terasa ngilu 1 hari sebelum masuk rumah sakit. Kemudian muncul bercak
kemerahan yang kadang terasa gatal di daerah dada tetapi pasien tidak
menggaruknya. Pasien tidak merasakan nyeri pada bercak tersebut. Bercak
kemerahan tersebut menjadi gelembung berisi cairan namun tidak ada yang pecah.
Sehari berikutnya mulai timbul bercak dan gelembung berisi cairan yang sama pada
seluruh tubuh terutama daerah wajah, dada, punggung, kedua tangan dan kaki. Pasien
belum mendapatkan terapi sebelumnya. Tidak ada keluarga pasien yang mengalami
penyakit serupa dengan pasien. Pasien belum pernah menderita penyakit varisela
sebelumnya.
Dari hasil pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum pasien sakit sedang,
kesadaran compos mentis, dan status gizi baik. Tanda-tanda vitalnya yaitu tekanan
darah 120/80 mmHg, nadi 76x/menit, respirasi 20x/menit, dan suhu 36,7 oC. Hasil
pemeriksaan kulit tampak vesikel dengan dasar eritema, sirkumskripta, ukuran milier
dan lentikuler, terdapat krusta berwarna kecoklatan pada sebagian besar regio tubuh.
Varisela adalah penyakit infeksi akut yang disebabkan oleh varicella-zoster
virus (VZV). VZV merupakan virus DNA dan termasuk anggota famili virus herpes.
Seperti virus herpes lainnya, VZV memiliki kemampuan untuk bertahan dalam tubuh
setelah infeksi primer sebagai infeksi laten. VZV menetap dalam ganglia saraf
sensorik. Infeksi primer dengan VZV menyebabkan chickenpox. Herpes zoster
(shingles) adalah hasil dari reinfeksi.[1,7] Varicella biasanya terlihat sebagai erupsi
vesikular dikaitkan dengan gejala umum seperti demam dan malaise.[6]
Masa inkubasi varisela adalah 14 atau 16 hari setelah paparan, dengan rentang
10-21 hari. Masa inkubasi dapat memanjang pada pasien immunocompromised dan
yang telah menerima pengobatan pasca paparan dengan produk yang mengandung
11
antibodi varisela.[1] Varisela ditransmisikan melalui traktus respiratorius, tetapi dapat
pula menyebar melalui kontak langsung. Krusta varisela tidak infeksius, dan durasi
infekstivitas droplet yang mengandung virus sangat terbatas.[2]
Virus ini ditularkan melalui infeksi droplet dari nasofaring. Viremia pertama,
ketika virus dapat menyebar ke organ lain, diikuti oleh viremia kedua yang bertepatan
dengan timbulnya ruam. Pasien dapat menularkan kepada orang lain sekitar 2 hari
sebelum sampai 5 hari setelah timbulnya ruam dan 60-100% dari individu yang tidak
kebal akan terkena infeksi jika terpapar dengan seseorang pada tahap infeksi chicken
pox atau zoster. Cairan vesikel mengandung sejumlah besar virus.[3,8]
Gejala prodromal varisela pada anak jarang terjadi. Pada dewasa, ruam sering
didahului demam 2-3 hari, menggigil, malaise, sakit kepala, anoreksia, sakit
punggung, dan pada beberapa pasien, nyeri tenggorokan dan batuk kering[2] . Pada
pasien ini awalnya mengeluhkan demam dan badan terasa ngilu 1 hari sebelum
masuk rumah sakit. Kemudian muncul bercak kemerahan yang kadang terasa gatal di
daerah dada.
Pada pasien yang belum divaksin, ruam mulai muncul pada wajah dan scalp
dan menyebar secara cepat ke tubuh, dengan relatif sedikit pada ekstremitas. Lesi
baru muncul berturut-turut, tetapi distribusinya menetap di sentral. Ruam cenderung
lebih padat di punggung dan antara bahu dibanding dengan pada skapula dan bokong
dan lebih dalam pada aspek medial dibanding lateral tungkai. Ciri lesi varisela yang
mencolok adalah pregresinya cepat, sekitar 12 jam, dari makula yang berwarna merah
sampai papul, vesikel, pustul dan krusta.vesikel varisela berdiameter 2-3 mm dan
berbentuk elips, dengan letak paralel terhadap lipatan kulit [2] . Kondisi pasien telah
sesuai dengan teori yang menunjukan pada awalnya bercak kemerahan yang kadang
terasa gatal di daerah dada. Pasien tidak merasakan nyeri pada bercak tersebut.
Bercak kemerahan tersebut menjadi gelembung berisi cairan namun tidak ada yang
pecah. Sehari berikutnya mulai timbul bercak dan gelembung berisi cairan yang sama
pada seluruh tubuh terutama daerah wajah, dada, punggung, kedua tangan dan kaki.
12
Lesi varisela dan herpes zoster tidak dapat dibedakan dengan histopatology.
Adanya sel giant multinukleus dan sel epitel mengandung badan inklusi asidofilik
intranuklear membedakan lesi kutaneus yang diproduksi oleh VZV dari erupsi
vesikular lainnya (misalnya, yang disebabkan oleh variola dan poxvirus lainnya)
kecuali yang diproduksi oleh HSV. Sel-sel ini dapat ditunjukkan dengan preparat
Tzank smear. Material digores dari dasar vesikel yang masih muda, disebar pada kaca
slide, difiksasi dengan aseton atau methanol, dan diwarnai dengan hematoxylin-eosin,
giemsa, papanicolaou, atau pewarnaan paragon multiple.[2]
Pencegahan dapat dilakukan dengan cara: [3]
Profilaksis pra-pajanan
Suatu vaksin hidup yang dilemahkan dikembangkan dari strain Oka VZV efektif
dalam mencegah varicella pada anak-anak yang sehat. Vaksin ini diberikan
dalam dua dosis, 3 bulan terpisah, menghasilkan sekitar 90% serokonversi
dengan 75% dari resipien merespon dengan adanya antibodi yang terdeteksi
sampai 10 tahun.[3]
The Advisory Committee in Immunization Practices (ACIP) dan The American
Academy of Pediatrics merekomendasikan vaksin varisela untuk:
Imunisasi rutin anak, dosis tunggal pada umur 12 sampai 18 bulan
Rentan, anak-anak immunocompeten >13 tahun, remaja, dan orang
dewasa, menggunakan dua dosis, 4-8 minggu terpisah.[2]
Profilaksis pasca pajanan.
Immunoglobulin zoster spesifik (ZIG) diberikan dalam waktu 10 hari dari kontak
untuk mengurangi keparahan varicella tetapi tidak selalu mencegah. Seharusnya
diberikan kepada neonatus yang ibunya menderita varicella dalam
periode 7 hari sebelum sampai 7 hari setelah melahirkan. Beberapa
menganjurkan penambahan acyclovir intravena untuk ibu sebelum dan setelah
melahirkan dan bayi.
13
Profilaksis antivirus
Pada orang imunokompeten, pemberian acyclovir sekitar 9 hari setelah paparan
selama 1 minggu tampaknya efektif dalam mengurangi keparahan chickenpox
dan memungkinkan terbentuknya imunitas. Pada orang immunocompromised,
profilaksis hanya menunda timbulnya penyakit.
Terapi topikal. Kompres dingin atau pemberian calamine topikal, antihistamin
lokal, dan mandi dengan air hangat dan baking soda atau colloidal oatmeal dapat
mengurangi gatal. Krim dan lotion yang mengandung glukokortikosteroid dan
ointment oklusif sebaiknya tidak digunakan. Antipiretik mungkin dibutuhkan, tetapi
salisilat harus dihindari karena hubungannya dengan sindrom Reye. Infeksi bakteri
minor diterapi dengan berendam air hangat.[2]
Antivirus diindikasikan untuk varicella pada orang dewasa dan varicella
zoster berat atau infeksi pada setiap usia dengan immunocompromised. Pengobatan
harus dimulai sedini mungkin, sebaiknya dalam 1 atau 2 hari pertama. Virus ini
kurang sensitif terhadap acyclovir in vitro dibanding HSV dan biasanya dianjurkan
dosis yang lebih tinggi, biasanya 10 mg / kg atau 500 mg / m2 8-jam intravena atau 4
g per hari secara oral [3]. Pada pasien ini diberikan terapi sistemik acyclovir 5 x 800
mg selama 7 hari dan cetirizine 1 x 10 mg, pemberian cetirizine pada pasien ini yaitu
berfungsi sebagai antihistamin untuk mengurangi rasa gatal pada pasien. Serta
diberikan obat topikal yaitu asam fusidat krim 2% diberikan pada lesi yang telah
pecah, dan salisilat talc diberikan pada lesi yang belum pecah.
14
[2]
Tabel 1. Terapi varisela pada pasien normal dan immunocompromised
Adapun komplikasi yang terjadi pada varicella yaitu infeksi sekunder yang
dapat disebabkan oleh bakteri streptococcus yang ditemukan pada >5% anak-anak
dengan manifestasi klinis berupa arthritis, osteomyelitis, trombositopenia,
pneumonitis, hepatitis dan gangguan sistem saraf pusat seperti cerebral ataxia,
meningoencepalitis dan vasculitis intracranial. Pneumonia lebih sering muncul pada
orang dewasa dan selama kehamilan. [10]
Variola adalah penyakit eksantematosa akut yang disebabkan oleh infeksi
poxvirus variolae. Penyakit ini ditandai dengan penyakit prodromal yang parah
selama 3 hari dan ruam umumnya menyebar secara sentrifugal dan cepat berturut-
turut, papul, vesikel, pustula, umbilikasi, dan pengerasan kulit dalam waktu 14 hari.
Epidemi terjadi di semua populasi, mengakibatkan ratusan juta kematian.[4]
Makula merah kecil berkembang menjadi papula (2 sampai 3 mm) selama 1
sampai 2 hari; dalam 1 sampai 2 hari lagi, papula menjadi vesikel (2 sampai 5 mm).
Ini berkembang untuk pustula (4 sampai 6 mm) 4 sampai 7 hari setelah onset ruam,
sisanya 5 sampai 8 hari, diikuti oleh umbilikasi dan pengerasan kulit. Semua lesi
umumnya pada tahap perkembangan yang sama. Lesi pada telapak tangan atau kaki
bertahan lama. Bopeng / bekas luka terjadi pada 65% sampai 85% dari kasus yang
parah, terutama pada wajah.[4]
15
Variola telah dibasmi di seluruh dunia pada tahun 1977. Hal ini terus menarik
dermatologis karena merupakan agen potensi senjata biologis. Variola menyebar
melalui respirasi, 37% sampai 88% kontak tidak divaksinasi menjadi terinfeksi.[5]
Pengobatan smallpox yaitu isolasi dan proteksi pekerja kesehatan. Hanya
orang telah divaksinasi yang harus mengobati pasien dan yang terpapar harus segera
divaksinasi karena ini membatasi penyakit. [5]
Dengan perawatan yang teliti dan memperhatikan higiene memberi prognosis
yang baik dan jaringan parut yang timbul sangat sedikit. [9]
16
DAFTAR PUSTAKA
1. Centers for Disease Control and Prevention. 2012. Epidemiology and Prevention
of Vaccine-Preventable Diseases 12th Edition. Washington DC: Public Health
Foundation. Hal 301
2. Goldsmith L. A. dkk. 2012. Fitzpatrick Dermatology in General Medicine Eighth
Edition. New York: McGraw Hill. Hal. 1885,1888,1889,1892, 1894, 1895, 1897
3. Tony B., dkk. 2010. Rook’s Textbook of Dermatology Eighth Edition. USA:
Blackwell Publishing. Hal 33.23, 33.27
4. Wolf, K. dkk. 2013. Fitzpatrick’s Color Atlas and Sinopsis of Clinical
Dermatology Seventh Edition. New York: McGraw Hill. Hal. 635, 636, 672-675.
5. James, WD. Dkk. 2006. Andrews’ Disease of the Skin Clinical Dermatology
Tenth edition. Canada: Saunders Elsevier. Hal 390
6. Sophie blumental, dkk. 2015. Varicella paediatric hospitalisation in belgium : a
1-year national survey. Belgium; BMJ publishing group.
7. Naoya Yamada, dkk. 2015. Successful rescue of disseminated varicella infection
with multiple organ failure in a pediatric living donor liver transplant recipient .
Japan: biomed central.
8. Yasaman Vojgani, dkk. 2014. Sero-prevalence of antibodies against varicella
zoster virus in children under seven years old in 2012 in tehran. Iran: iranian J
publ health.
9. Sularsito S A dan Djuanda S. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin: Neurodermatitis
sirkumskripta. Jakarta: Badan Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia, 2013.
10. David pace. 2008. Review of varicella zoster virus : from epidemiology to
prevention. Malta medical journal.
17