26
Gagal Ginjal Akut Pada Wanita Berusia 40 Tahun Varlye Kantohe 102010118 Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana, Jakarta Email: [email protected] Pendahuluan Ginjal adalah organ vital yang berperan sangat penting dalam mempertahankan kestabilan lingkungan dalam tubuh. Ginjal mengatur keseimbangan cairan tubuh, elektrolit dan asam-basa dengan cara filtrasi darah, reabsorbsi selektif air, elektrolit dan nonelektrolit, serta mengekskresi kelebihannya sebagai urine. Ginjal juga mengeluarkan produk sisa metabolisme (misal; urea, kreatinin, dan asam urat) dan zat kimia asing. Akhirnya, selain fungsi regulasidan ekskresi, ginjal juga mensekresi renin (penting untuk mengatur tekanan darah), bentuk aktif vitamin D 3 , (penting untuk mengatur kalsium) serta eritropoietin (penting untuk sintesis eritrosit) 1 . Gagal ginjal akut merupakan suatu sindrom klinis yang ditandai dengan fungsi ginjal yang menurun secara cepat. Manifestasi gagal ginjal akut sangat bervariasi, mulai dari yang ringan tanpa gejala, hingga yang sangat berat dengan disertai gagal organ multipel. Sesuai dengan skenario, seorang wanita 40 tahun datang dengan keluhan utama kedua kaki bengkak sejak lima hari yang lalu. Sejak tiga hari yang lalu, pasien mengeluh BAK kemerahan, frekuensi BAK dan jumlah urin berkurang. Maka dari itu, untuk mengetahui secara lengkap dan 1 | Page

Varlye Kena Gagal Ginjal

Embed Size (px)

DESCRIPTION

.

Citation preview

Page 1: Varlye Kena Gagal Ginjal

Gagal Ginjal Akut Pada Wanita Berusia 40 TahunVarlye Kantohe

102010118

Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana, Jakarta

Email: [email protected]

Pendahuluan

Ginjal adalah organ vital yang berperan sangat penting dalam mempertahankan

kestabilan lingkungan dalam tubuh. Ginjal mengatur keseimbangan cairan tubuh, elektrolit

dan asam-basa dengan cara filtrasi darah, reabsorbsi selektif air, elektrolit dan nonelektrolit,

serta mengekskresi kelebihannya sebagai urine. Ginjal juga mengeluarkan produk sisa

metabolisme (misal; urea, kreatinin, dan asam urat) dan zat kimia asing. Akhirnya, selain

fungsi regulasidan ekskresi, ginjal juga mensekresi renin (penting untuk mengatur tekanan

darah), bentuk aktif vitamin D3, (penting untuk mengatur kalsium) serta eritropoietin (penting

untuk sintesis eritrosit)1.

Gagal ginjal akut merupakan suatu sindrom klinis yang ditandai dengan fungsi ginjal

yang menurun secara cepat. Manifestasi gagal ginjal akut sangat bervariasi, mulai dari yang

ringan tanpa gejala, hingga yang sangat berat dengan disertai gagal organ multipel. Sesuai

dengan skenario, seorang wanita 40 tahun datang dengan keluhan utama kedua kaki bengkak

sejak lima hari yang lalu. Sejak tiga hari yang lalu, pasien mengeluh BAK kemerahan,

frekuensi BAK dan jumlah urin berkurang. Maka dari itu, untuk mengetahui secara lengkap

dan jelas, penulis akan membahas tentang gagal ginjal akut mulai dari anamnesa, pemeriksaan

fisik, diagnosis dan lain sebagainya.

Anamnesa

Menanyakan riwayat penyakit disebut ‘Anamnesa’. Jadi anamnesa merupakan suatu

percakapan antara penderita dan dokter, peminta bantuan dan pemberi bantuan. Tujuan

anamnesa pertama-tama mengumpulkan keterangan yang berkaitan dengan penyakitnya dan

yang dapat menjadi dasar penentuan diagnosis.

Mencatat (merekam) riwayat penyakit, sejak gejala pertama dan kemudian

perkembangan gejala serta keluhan, sangatlah penting. Perjalanan penyakit hampir selalu khas

untuk penyakit bersangkutan.2 Selain itu tujuan melakukan anamnesa dan pemeriksaan fisik

adalah mengembangkan pemahaman mengenai masalah medis pasien dan membuat diagnosis

1 | P a g e

Page 2: Varlye Kena Gagal Ginjal

banding. Selain itu, proses ini juga memungkinkan dokter untuk mengenal pasiennya, juga

sebaliknya, serta memahami masalah medis dalam konteks kepribadian dan latar belakang

sosial pasien.

Anamnesa yang baik akan terdiri dari identitas (mencakup nama, alamat, pekerjaan,

keadaan sosial ekonomi, budaya, kebiasaan, obat-obatan), keluhan utama, riwayat penyakit

sekarang, riwayat penyakit dahulu dan riwayat penyakit dalam keluarga. Anamnesa yang

dapat dilakukan pada pasien di skenario adalah sebagai berikut:

1. Anamnesa Umum

Seorang wanita, umur 40 tahun, alamat, pekerjaan.

2. Keluhan Utama: gangguan atau keluhan yang terpenting, yang dirasakan penderita

sehingga mendorong ia untuk datang berobat dan memerlukan pertolongan serta

menjelaskan tentang lamamnya keluhan tersebut. Keluhan utama merupakan dasar

untuk memulai evaluasi pasien.

Kedua kaki bengkak sejak 5 hari yang lalu.

Pelengkap: Sejak 3 hari yang lalu BAK kemerahan, frekuensi BAK dan jumlah

urin berkurang.

3. Riwayat Penyakit Sekarang

Apakah ada keluhan lainnya?

Bagaimana pola berkemih pasien? Untuk mendeteksi faktor  predisposisi

terjadinya ISK pasien (dorongan, frekuensi, dan jumlah).

Adakah disuria?

Adakah urgensi?

Adakah bau urine yang menyengat?

Bagaimana volume urine, warna (kemerahan) dan konsentrasi urine?

Adakah nyeri suprapubik? Nyeri suprapubik menunjukkan adanya infeksi pada

saluran kemih bagian bawah.

Adakah nyeri panggul atau pinggang? Nyeri panggul atau pinggang biasanya

pada infeksi saluran kemih bagian atas.

Adakah peningkatan suhu tubuh? Peningkatan suhu tubuh biasanya terjadi

pada infeksi saluran kemih bagian atas.

Apakah terjadi inkontinensia urin?

4. Riwayat Penyakit Dahulu: Riwayat penyakit dahulu yang perlu diperhatikan

diantaranya adalah infark miokard, hipertensi, diabetes mellitus, demam rematik,

2 | P a g e

Page 3: Varlye Kena Gagal Ginjal

penyakit batu ginjal, kelainan anatomi traktus urinarius, penyakit ginjal lainnya,

penyakit gastrointestinal, dan penyakit paru.

Adakah riwayat infeksi saluran kemih?

Adakah riwayat pernah menderita batu ginjal?

Adakah riwayat penyakit diabetes melitus, jantung, hipertensi, keganasan, atau

penyakit sistemik lainnya?3

Adakah infeksi yang baru terjadi, terutama infeksi tenggorokan oleh

streptokokus? (dapat memacu glomerulonefritis postinfeksi)3

Bagaimana dengan pemasangan kateter?

Imobilisasi dalam waktu yang lama.

5. Riwayat Penyakit Keluarga: segala hal yang berhubungan dengan peranan herediter

(polycystic kidney disease) dan kontak antar anggota keluarga mengenai penyakit yang

dialami pasien.

Apakah di keluarganya pernah ada yang mengalami hal yang sama.

6. Riwayat Pengobatan

Sudah mengkonsumsi obat apa saja, atau sudah mendapat pengobatan apa dan

apakah keadaan membaik atau tidak. Riwayat pengobatan dapat menunjukkan

penggunaan obat-obat nefrotoksik, terutama analgesik atau NSAID dan juga

penggunaan rifampisin.

Pemeriksaan

Diagnosis suatu penyakit dapat ditegakkan berdasarkan gejala klinik yang ditemukan

pada pemeriksaan fisik, terutama sekali bagi penyakit yang memiliki gejala klinik spesifik.

Pemeriksaan yang dilakukan dapat berupa pemeriksaan fisik namun, bagi penyakit yang tidak

memiliki gejala klinik khas, untuk menegakkan diagnosisnya kadang-kadang diperlukan

pemeriksaan laboratorium (diagnosis laboratorium).

1. Pemeriksaan Fisik

Dari pemeriksaan umum dan fisik sering didapat keterangan – keterangan yang

menuju ke arah tertentu dalam usaha membuat diagnosis. Pemeriksaan fisik

dilakukan dengan berbagai cara diantaranya adalah pemeriksaan fisik dan

pemeriksaan penunjang.

Pemeriksaan fisik dilakukan dengan melihat keadaan umum pasien, kesadaran,

tanda-tanda vital (TTV), pemeriksaan mulai dari bagian kepala dan berakhir pada

anggota gerak yaitu kaki. Pada pemeriksaan fisik ditemukan beberapa hal berikut:

3 | P a g e

Page 4: Varlye Kena Gagal Ginjal

Pasien tampak sakit ringan

TTV: TD 160/ 90, nadi 90x/ menit, suhu afibris, RR 20x/ menit

Palpasi: balotemen (-), pitting udem (+), pemeriksaan bimanual.

Sebab-sebab pembesaran ginjal unilateral misalnya hidronefrosis, kista, dan

tumor ginjal. Sedangkan pembesaran ginjal bilateral mungkin disebabkan oleh

penyakit ginjal polikistik (polycystic kidney diseases). Adanya massa pada sisi

kiri, mungkin disebabkan karena splenomegali hebat atau pembesaran ginjal

kiri.

Perkusi: CVA (normal).

Rasa nyeri yang ditimbulkan dengan pemeriksaan ini dapat disebabkan oleh

pyelonefritis, tapi juga dapat disebabkan hanya karena rasa nyeri otot.

2. Pemeriksaan Penunjang

Kegunaan dari pemeriksaan penunjang adalah untuk keakuratan diagnosis

suatu penyakit. Pemeriksaan penunjang yang bisa dilakukan untuk kasus ini adalah.

a) Darah Lengkap

Pemeriksaan Darah Lengkap (Complete Blood Count / CBC) yaitu suatu jenis

pemeriksaaan penyaring untuk menunjang diagnosa suatu penyakit dan atau untuk

melihat bagaimana respon tubuh terhadap suatu penyakit. Pemeriksaan Darah

Lengkap terdiri dari beberapa jenis parameter pemeriksaan, yaitu Hemoglobin,

Hematokrit, Leukosit (White Blood Cell / WBC), Trombosit (platelet), Eritrosit (Red

Blood Cell / RBC), Laju Endap Darah, dan Hitung Jenis Leukosit (Diff Count)4

b) Biokimia Darah

Pemeriksaan biokimia darah (kadar Na, kreatinin, urea plasma) untuk mengukur

pengurangan laju filtrasi glomerulus dan gangguan metabolik yang diakibatkannya.

Untuk menilai tahapan GGA dapat dilihat dari nilai kreatinin serum dan diuresis,

sesuai dengan klasifikasi RIFLE yang dibuat oleh The Acute Dialysis Quality

Initiative (ADQI). Perhatikan tabel 1.

Kategor

i

Peningkatan kadar Cr

Serum

Penurunan

GFR

Kriteria UO

Risk ≥1,5x nilai dasar ≥ 25% nilai

dasar

< 0.5 ml/kg/jam, ≥ 6

jam

Injury ≥2,0x nilai dasar ≥ 50% nilai < 0.5 ml/kg/jam, ≥ 12

4 | P a g e

Page 5: Varlye Kena Gagal Ginjal

dasar jam

Failure ≥3,0x nilai dasar, atau nilai

absolut kreatinin serum ≥

4mg dengan peningkatan

akut min. 0.5 mg

≥ 75% nilai

dasar

< 0.3 ml/kg/jam, ≥ 24

jam, atau anuria ≥ 12

jam

Loss Penurunan fungsi ginjal menetap selama lebih dari 4 minggu

End

stage

Penurunan fungsi ginjal menetap selama lebih dari 3 bulan

Tabel 1. Klasifikasi AKI dengan Kriteria RIFLE, ADQI

Kemudian ada upaya dari kelompok Acute Kidney Injury Network (AKIN)

untuk mempertajam kriteria RIFLE sehingga pasien GGA/AKI dapat dikenali lebih

awal, klasifikasi ini lebih sederhana dan memakai batasan waktu 48 jam. Perhatikan

tabel 2.

Tahap Peningkatan Kadar Cr Serum Kriteria UO

1 ≥ 1,5x nilai dasar atau peningkatan ≥0.3 mg/dl < 0.5 ml/kg/jam, ≥ 6 jam

2 ≥ 2,0x nilai dasar < 0.5 ml/kg/jam, ≥ 12 jam

3 ≥ 3,0x nilai dasar atau ≥ 4.0 mg/dl dengan

kenaikan akut ≥ 0.5 mg/dl atau inisiasi terapi

pengganti ginjal

< 0.3 ml/kg/jam, ≥ 24 jam

atau anuria ≥ 12 jam

Tabel 2. Klasifikasi AKI dengan Kriteria AKIN, 2005.

Analisis kadar kreatinin serum memberikan pengukuran yang lebih sensitif terhadap

kerusakan ginjal daripada nitrogen urea darah. Kreatinin adalah produk akhir nonprotein

dari metabolisme kreatinin yang tampak di serum dengan jumlah sesuai dengan massa

otot tubuh. Tujuan; untuk menilai fitrasi glomerulus dan untuk skrining adanya

kerusakan ginjal.5

Nilai rujukan

Konsentrasi kreatinin normalnya berkisar antara 0,8 sampai 1,2 mg/dl (SI 62-115

μmol/L) pada lelaki dan 0,6 sampai 0,9 mg/dl (SI 53-97 μmol/L) pada perempuan.

Temuan abnormal

Kadar kreatinin serum yang tinggi umumnya menunjukkan adanya penyakit ginjal yang

50% nefronnya telah mengalami kerusakan serius. Kadar yang tinggi mungkin juga

dihubungkan dengan gigantisme dan akromegali. Kreatinin serum meningkat dengan

cepat (nyata dalam 24 jam sampai 48 jam) pada GGA yang disebabkan oleh iskemia

5 | P a g e

Page 6: Varlye Kena Gagal Ginjal

ginjal, ateroembolisasi, dan pemajanan dengan bahan radiokontras, ada tiga

kemungkinan pada pasien yang menjalani angiografi jantung atau aorta darurat dan

pembedahan.5

c) Urinalisa

Urinalisis rutin menguji kelainan saluran kemih dan sistemik. Uji ini mengevaluasi

ciri-ciri fisik urin (warna, bau, kekeruhan, dan opasitas). Juga, menentukan berat

jenis dan pH, mendeteksi serta mengukur protein glukosa dan badan badan keton,

serta memeriksa sedimen untuk sel darah, silinder dan kristal.

d) Laju Filtrasi Glomerulus

Laju filtrasi glomerulus (LFG) adalah cara terbaik untuk mengetahui fungsi ginjal

dan menentukan derajat penurunan fungsi ginjal. Estimasi Laju Filtrasi Glomerulus

Penyakit ginjal kronik ditentukan berdasarkan adanya kerusakan ginjal (biasanya

proteinuria) dan penurunan laju filtrasi glomerulus (LFG) yang terjadi selama 3

bulan atau lebih.6

Laju filtrasi glomerulus (LFG) merupakan indikator terbaik untuk menilai fungsi

ginjal secara keseluruhan. Pengukuran LFG tidak dapat dilakukan secara langsung,

gold standard-nya adalah insulin klirens, namun cara ini tidak praktis dan efisien

untuk digunakan sehari-hari.

National Kidney Foundation (NKF)/Kidney Disease Outcome Quality (KDOQi)

menggunakan estimasi LFG (eLFG) untuk menentukan tahapan penyakit ginjal kronik

dengan formula eLFG yang didasarkan pada nilai serum kreatinin yang sudah

terstandarisasi IDMS.

Tabel 3. Tahapan penyakit ginjal

Diagnosis

6 | P a g e

Stage Deskripsi LFG (ml/min/1.73m2)

1 Kerusakan ginjal (contoh: protein dalam urin)

dengan nilai LFG normal atau tinggi)

90 atau lebih

2 Kerusakan ginjal dengan penurunan LFG

ringan

60-89

3 Penurunan LFG moderat 30-59

4 Penurunan LFG berat 15-29

5 Gagal ginjal <15

Page 7: Varlye Kena Gagal Ginjal

Proses diagnosa medis merupakan langkah pertama yang dilakukan untuk menangani

suatu penyakit. Proses diagnosa adalah proses yang dilakukan seorang ahli kesehatan untuk

menentukan jenis penyakit yang diderita oleh pasien, kemudian menentukan diagnosis

penyakit pasien tersebut sehingga dapat memberi pengobatan yang tepat dengan jenis

penyakit (etiologik) maupun gejalanya (simptomatik).7

Diagnosa dilakukan berdasarkan prinsip bahwa suatu penyakit dapat dikenali dengan

memperhatikan ciri gejala klinis pada tubuh pasien yang ditimbulkan penyakit tersebut.

Keadaan penyakit yang diderita dapat juga di ukur dengan memperhatikan gejala klinis.

Semua gejala yang teramati kemudian dibandingkan dengan pengetahuan menenai penyakit

dan ciri-cirinya yang dimiliki ahli tersebut, bila terdapat kecocokan maka ahli tersebut dapat

menentukan jenis penyakitnya.7

Differential Diagnosis

Differential diagnosis atau diagnosis pembanding merupakan diagnosis yang

dilakukan dengan membanding-bandingkan tanda klinis suatu penyakit dengan tanda

klinis penyakit lain. Berdasarkan hasil pemeriksaan fisik dan gejala yang dialami

pasien, pasien bias dicurigai menderita beberapa penyakit seperti:

Penyakit Ginjal Kronis

Penyakit ginjal kronik adalah suatu proses patofisiologis dengan etiologi yang

beragam, mengakibatkan penurunan fungsi ginjal yang progresif dan dalam waktu

yang lama, yang ditandai dengan penurunan fungsi ginjal yang ireversibel, pada suatu

derajat yang memerlukan terapi pengganti ginjal yang tetap, berupa dialisis atau

transplantasi ginjal. Uremia adalah suatu sindrom klinik dan laboratorik yang terjadi

pada semua organ, akibat penurunan fungsi ginjal pada penyakit ginjal kronik. 4

Kriteria Penyakit Ginjal Kronik4

1. Kerusakan ginjal (renal damage) yang terjadi lebih dari 3 bulan, berupa

kelaianan struktural atau fungsional, dengan atau tanpa penurunan laju filtrasi

glomerulus (LFG), dengan manifestasi :

o kelainan patologis

o terdapat tanda kelainan ginjal, termasuk kelainan dalam komposisi

darah atau urin, atau kelainan dalam tes pencitraan (imaging test)

2. Laju filtrasi glomerulus (LFG) kurang dari 60 ml/menit/1,73m2 selama

3 bulan, dengan atau tanpa kerusakan ginjal.

7 | P a g e

Page 8: Varlye Kena Gagal Ginjal

Pada keadaan tidak terdapat kerusakan ginjal lebih dari 3 bulan, dan LFG sama

atau lebih dari 60 ml/menit/1,73m2, tidak termasuk kriteria penyakit ginjal kronik.

Klasifikasi atas dasar derajat penyakit, dibuat atas dasar LFG, yang dihitung

dengan mempergunakan ramus Kockcroft-Gault sebagai berikut :

(140 - umur) X berat badan

LFG (ml/mnt/l,73m2) = ------------------------------------- *)

72 X kreatinin plasma (mg/dl)

*) pada perempuan dikalikan 0, 85

Der

ajat

Penjelasan LFG

(ml/menit/1,73m2)1

2

3

4

5

Kerusakan ginjal dengan LFG normal

atau ↑

Kerusakan ginjal dengan LFG ↓ ringan

Kerusakan ginjal dengan LFG ↓ sedang

Kerusakan ginjal dengan LFG ↓ berat

Gagal ginjal

≥ 90

60 -89

30 – 59

15 – 29

< 15 atau

dialisisTabel 4. Klasifikasi Penyakit Ginjal Kronik atas Dasar Derajat Penyakit

Manifestasi klinik yang khas pada penyakit ginjal kronik antara lain: (a) sesuai dengan

penyakit yang mendasarinya seperti DM, infeksi traktus urinarius, batu traktus urinarius,

hipertensi, hiperurikemi, SLE. (b) Sindrom uremia yang terdiri dari lemah, letargi, anoreksia,

mual muntah, nokturia, volume overload, neuropati perifer, pruritus, kejang-kejang sampai

koma. (c) Gejala komplikasinya antara lain hipertensi, anemia, osteodistrofi reanl, payah

jantung, asidosis metabolik, gangguan keseimbangan elektrolit. Pada pemeriksaan USG juga

dapat ditemukan ukuran ginjal yang mengecil, korteks yang menipis, adanya hidronefrosis.

Pemeriksaan biopsi hanya bisa dilakukan apabila keadaan ukuran ginjal sudah mengecil,

hipertensi tidak terkendali, ginjal sudah polisiklik. 4

Pada stadium awal pengobatan berupa terapi mengobati penyakit primernya dan

mencegah komplikasinya. Terapi pengganti ginjal dilakukan pada Penyakit Ginjal Kronik

stadium 5, yaitu pada LFG kurang dari 15 ml/menit. Terapi pengganti tersebut dapat berupa

hemodialisis, peritoneal dialisis atau transplantasi ginjal. 4

Working Diagnosis8 | P a g e

Page 9: Varlye Kena Gagal Ginjal

Gagal ginjal akut adalah suatu sindrom yang ditandai dengan penurunan mendadak faal

ginjal dalam waktu 48 jam, yaitu berupa kenaikan kadar kreatinin serum ≥ 0.3 mg/dl (≥ 26.4

mikromol/l), presentasi kenaikan kreatinin serum ≥ 50% (1,5 kali kenaikan dari nilai dasar),

atau pengurangan produksi urin (oliguria yang tercatat ≤ 0,5 ml/kg/jam dalam waktu lebih

dari 6 jam).Kebanyakkan GGA timbul di rumah sakit dari deplesi cairan, sepsis, atau

toksisitas obat, terutama setelah operasi, trauma, atau luka bakar. Biasanya ada penurunan

output urin, dan peningkatan serum urea dan kreatinin. Output urin yang kurang dari

400mL/hari disebut oliguria.4

Etiologi

Terjadinya gagal ginjal disebabkan oleh beberapa penyakit serius yang diderita oleh

tubuh yang mana secara perlahan-lahan berdampak pada kerusakan organ ginjal. Adapun

beberapa penyakit yang sering kali berdampak kerusakan ginjal diantaranya:8

Penyakit tekanan darah tinggi (Hypertension)

Penyakit Diabetes Mellitus (Diabetes Mellitus)

Adanya sumbatan pada saluran kemih (batu, tumor, penyempitan/striktur)

Kelainan autoimun, misalnya lupus eritematosus sistemik

Menderita penyakit kanker (cancer)

Kelainan ginjal, dimana terjadi perkembangan banyak kista pada organ ginjal itu

sendiri (polycystic kidney disease)

Rusaknya sel penyaring pada ginjal baik akibat peradangan oleh infeksi atau dampak

dari penyakit darah tinggi. Istilah kedokterannya disebut sebagai glomerulonephritis.

Selain itu, dilihat penyebab gagal ginjal akut secara garis besar bisa dibagi menjadi 3

bagian, yaitu pre-renal (gagal ginjal sirkulatorik), renal (gagal ginjal intrinsik), dan post-renal

(uropati obstruksi akut).9

Penyebab gagal ginjal pre-renal adalah hipoperfusi ginjal, ini disebabkan oleh :

Hipovolemia, penyebab hipovolemi misalnya pada perdarahan, luka bakar, diare,

asupan kurang, pemakaian diuretic yang berlebihan. Kurang lebih sekitar 3% neonatus

masuk di ICU akibat gagal ginjal prerenal.

Penurunan curah jantung pada gagal jantung kongestif, infark miokardium, tamponade

jantung, dan emboli paru.

Vasodilatasi perifer terjadi pada syok septik, anafilaksis dan cedera, dan pemberian

obat antihipertensi.

9 | P a g e

Page 10: Varlye Kena Gagal Ginjal

Gangguan pada pembuluh darah ginjal, terjadi pada proses pembedahan, penggunaan

obat anastesi, obat penghambat prostaglandin, sindrom hepato-renal, obstruksi

pembuluh darah ginjal, disebabkan karena adanya stenosis arteri ginjal,embolisme,

trombosis, dan vaskulitis.

Pada wanita hamil disebabkan oleh perlengketan plasenta dan perdarahan postpartum

yang biasanya terjadi pada trimester 3.

Penyebab gagal ginjal renal (gagal ginjal intrinsik) disebabkan oleh :

Kelainan pembuluh darah ginjal, terjadi pada hipertensi maligna, emboli kolesterol,

vaskulitis, purpura, trombositopenia trombotik, sindrom uremia hemolitik, krisis

ginjal, dan toksemia kehamilan.

Penyakit pada glomerolus, terjadi pada pascainfeksi akut, glomerulonefritis,

proliferatif difus dan progresif, lupus eritematosus sistemik, endokarditis infektif, dan

vaskulitis.

Nekrosis tubulus akut akibat iskemia, zat nefrotksik (aminoglikosida, sefalosporin,

siklosporin, amfoterisin B, aziklovir, pentamidin, obat kemoterapi, zat warna kontras

radiografik, logam berat, hidrokarbon, anaestetik), rabdomiolisis dengan

mioglobulinuria, hemolisis dengan hemoglobulinuria, hiperkalsemia, protein mieloma,

nefropati rantai ringan,

Penyakit interstisial pada nefritis interstisial alergi (antibiotika, diuretic, allopurinol,

rifampin, fenitoin, simetidin, NSAID), infeksi (stafilokokus, bakteri gram negatif,

leptospirosis, bruselosis, virus, jamur, basil tahan asam) dan penyakit infiltratif

(leukemia, limfoma, sarkoidosis).

Penyebab gagal ginjal post-renal dibagi menjadi dua yaitu terjadinya :

Sumbatan ureter yang terjadi pada fibrosis atau tumor retroperitoneal, striktura

bilateral pascaoperasi atau radiasi, batu ureter bilateral, nekrosis papiler lateral, dan

bola jamur bilateral.

Sumbatan uretra, hipertrofi prostate benigna, kanker prostat, striktura ureter, kanker

kandung kemih, kanker serviks, dan kandung kemih “neurogenik”.

10 | P a g e

Page 11: Varlye Kena Gagal Ginjal

Gambar 1. Types of acute renal failure

Epidemiologi

Sekitar 1% dari pasien rumah sakit mengaku telah mengalami GGA sejak pendaftaran

pertama, dan estimasi dari tingkat kejadian 2-5% selama perawatan kasus. Dalam pasca

operasi bedah umum terdapat 1% yang berkembang menjadi GGA selama 30 hari. Perkiraan

tingkat morbiditas GGA bervariasi 25-95%. Angka kematian di rumah sakit adalah 40-50%

dalam perawatan intensif. Penyakit ini tidak kenal ras atau gender, wanita dan laki-laki bisa

berpotensi mengalami penyakit GGA.8

Patofisiologi

Beberapa kondisi berikut yang menyebabkan pengurangan aliran darah renal dan

gangguan fungsi ginjal : hipovelemia, hipotensi, penurunan curah jantung dan gagal jantung

kongestif, obstruksi ginjal atau traktus urinarius bawah akibat tumor, bekuan darah atau

ginjal, obstruksi vena atau arteri bilateral ginjal. Jika kondisi itu ditangani dan diperbaiki

sebelum ginjal rusak secara permanen, peningkatan BUN (Blood, Urea, Nitrogen), oliguria

dan tanda-tanda lain yang berhubungan dengan gagal ginjal akut dapat ditangani.9

Terdapat 3 tahapan klinik dari gagal ginjal akut yaitu :

1. Stadium awal dengan awitan awal dan diakhiri dengan terjadinya oliguria.

2. Stadium Oliguria. Volume urine 75 % jaringan yang berfungsi telah rusak. Kadar

BUN baru mulai meningkat diatas batas normal. Pada stadium ini kadar kreatinin serum mulai

meningkat melebihi kadar normal. Azotemia biasanya ringan kecuali bila penderita

mengalami stress akibat infeksi, gagal jantung atau dehidrasi. Pada stadium ini pula

mengalami gelala nokturia (diakibatkan oleh kegagalan pemekatan) mulai timbul. Gejala-

gejala timbul sebagai respon terhadap stress dan perubahan makanan dan minuman yang tiba-

tiba. Penderita biasanya tidak terlalu memperhatikan gejala ini.

3. Stadium III.

Semua gejala sudah jelas dan penderita masuk dalam keadaan dimana tak dapat melakukan

tugas sehari-hari sebagaimana mestinya. Gejala-gejala yang timbul antara lain mual, muntah,

11 | P a g e

Page 12: Varlye Kena Gagal Ginjal

nafsu makan berkurang, kurang tidur, kejang-kejang dan akhirnya terjadi penurunan

kesadaran sampai koma. Stadium akhir timbul pada sekitar 90 % dari masa nefron telah

hancur. Nilai GFR nya 10 % dari keadaan normal dan kadar kreatinin mungkin sebesar 5-10

ml/menit atau kurang. Pada keadaan ini kreatnin serum dan kadar BUN akan meningkat

dengan sangat mencolok sebagai penurunan. Pada stadium akhir gagal ginjal, penderita

merasakan gejala yang cukup parah karena ginjal tidak sanggup lagi mempertahankan

homeostatis cairan dan elektrolit dalam tubuh. Penderita biasanya menjadi oliguri

(pengeluaran kemih) kurang dari 500/hari karena kegagalan glomerulus meskipun proses

penyakit mula-mula menyerang tubulus ginjal.9

gambar 2. Patogenesis gagal ginjal akut

Manifestasi Klinik

Adapun tanda dan gejala terjadinya gagal ginjal yang dialami penderita secara akut

antara lain: Bengkak mata, kaki, nyeri pinggang hebat (kolik), kencing sakit, demam, kencing

sedikit, kencing merah/darah, sering kencing. Sindrom ini sering ditemukan lewat

peningkatan kadar kreatinin dan ureum serum disertai dengan penurunan output urin.8

12 | P a g e

Page 13: Varlye Kena Gagal Ginjal

Komplikasi10

Asidosis metabolik

Akibat katabolisme dan ketidakmampuan ginjal menseksresi ion hidrogen

Hiperkalemia

Sering ditemukan akibat kegagalan ekskresi dan peningkatan aktivitas katabolisme dalam

tubuh. Hiperkalemia dapat menyebabkan gangguan irama jantung.

Hiperfosfatemia

Terjadi disebabkan oleh penurunan kadar kalsium dalam darah.

Gagal jantung kongestif

Gagal jantung kongestif terjadi setelah jantung mengalami kegagalan untuk memompa cairan

yang masuk ke jantung (preload).

Edema paru

Keadaan ini terjadi akibat ginjal tidak dapat mensekresi urin, garam dalam jumlah

yang cukup. Posisi pasien setengah duduk dapat membolehkan cairan dalam paru didistribusi

ke vaskular sistemik.

Penatalaksanaan

Pengobatan dibagi atas atas medica mentosa (menggunakan obat–obat yang di minum)

dan juga non-medica mentosa (tidak mengonsumsi obat). Tujuan utama dari pengelolaan

gagal ginjal akut adalah mencegah terjadinya kerusakan ginjal, mempertahankan hemostasis,

melakukan resusitasi, mencegah komplikasi metabolik dan infeksi, serta mempertahankan

pasien tetap hidup sampai faal ginjalnya sembuh secara spontan.

Hal-hal berikut ini merupakan prioritas tatalaksana pasien dengan GGA, sebagai

berikut :

Mencari dan memperbaiki faktor pre dan pasca renal.

Evaluasi obat-obatan yang telah diberikan.

Optimalkan curah jantung dan aliran darah ke ginjal.

Memperbaiki atau meningkatkan produksi urin.

Monitar balans cairan.

Mencari dan memperbaiki komplikasi akut (Hiperkalemia, Hipernatremia, asidosis

metabolik, Hiperfosfatemia, Edema Paru).

Berikan obat dengan dosis tepat sesuai kapasitas bersihan ginjal.

a) Medica mentosa

13 | P a g e

Page 14: Varlye Kena Gagal Ginjal

Furosemid (DOC), awal diberikan intravena bolus 40 mg. Jika manfaat tidak

terlihat, dosis dapat digandakan atau diberi tetesan cepat 100-250 mg/kali dalam

1-6 jam atau tetesan lambat 10-20 mg/kgBB/hari dengan dosis maksimum 1

gram/hari.

Dopamin, dalam dosis kecil (misalnya, 1-5 mcg / kg / menit) menyebabkan

dilatasi selektif dari vaskular ginjal, meningkatkan perfusi ginjal. Dopamin juga

mengurangi penyerapan natrium, sehingga mengurangi kebutuhan energi

tubulus yang rusak. Hal ini meningkatkan aliran air seni.11

N-acetylcysteine

Digunakan untuk pencegahan toksisitas kontras pada individu yang rentan

seperti yang dengan diabetes mellitus.5

b) Non-medica mentosa

Kebutuhan nutrisi pada GGA amat bervariasi sesuai dengan penyakit dasarnya atau kondisi

komorbidnya, dari kebutuhan yang biasa, sampai dengan kebutuhan yang tinggi seperti pada

pasien yang dengan sepsis. Rekomendasi nutrisi GGA amat berbeda dengan GGK, dimana

pada GGA kebutuhan nutrisi disesuaikan dengan kataboliknya. Pada GGK justru dilakukan

pembatasan-pembatasan.12

Prognosis

Mortalitas akibat GGA bergantung keadaan klinik dan derajat gagal ginjal. Perlu

diperhatikan faktor usia, makin tua makin jelek prognosanya, adanya infeksi yang menyertai,

perdarahan gastrointestinal, penyebab yang berat akan memperburuk prognosa. Penyebab

kematian tersering adalah infeksi (30-50%), perdarahan terutama saluran cerna (10-20%),

jantung (10-20%), gagal nafas (15%), dan gagal multiorgan dengan kombinasi hipotensi,

septikemia, dan sebagainya. Pasien dengan GGA yang menjalani dialysis angka kematiannya

sebesar 50-60%, karena itu pencegahan, diagnosis dini, dan terapi dini perlu ditekankan.

Kesimpulan

Gangguan ginjal akut merupakan suatu gangguan pada ginjal yang ditandai dengan

terjadinya perubahan secara mendadak berkaitan dengan fungsi ginjal dimana salah satu

diantaranya adalah fungsi bersihan ginjal yang pada akhirnya menyebabkan gangguan ginjal

akut memiliki manifestasi sebagai azotemia atau terjadinya peningkatan kadar sisa

metabolisme nitogen berupa ureum dan kreatinin dalam serum. Diagnosis GGA ditegakkan

14 | P a g e

Page 15: Varlye Kena Gagal Ginjal

berdasarkan klasifikasi RIFLE/AKIN. Maka berdasarkan keluhan utama, pemeriksaan fisik

dan penunjang dapat disimpulkan bahwa pasien menderita gagal ginjal akut.

DAFTAR PUSTAKA

1. Price SA, Wilson LM. Patofisiologi konsep klinis proses-proses penyakit. Edisi 6,

Volume 2. Jakarta: EGC; 2012.h. 865,1320.

2. Jong WD. Kanker, apakah itu? Jakarta: Arcan; 2005.h.104.

3. O’Callaghan C. The renal system at a glance. Oxford: Wiley-Blackwell; 2009.p.18-

9,88-91.

15 | P a g e

Page 16: Varlye Kena Gagal Ginjal

4. Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, et all. Buku ajar ilmu penyakit dalam. Edisi 5.

Jakarta: Internal Publishing; 2009.h.935-40, 1041-8.

5. Gray KJP, Welsh W, editor. Buku pegangan uji diagnostik. Edisi 3. Jakarta:

EGC; 2009.h.172,423-7,472-4.

6. Sudiono H, Iskandar, Halim SL, Santoso R, Sinsanta. Urinalisis. Edisi 2. Jakarta: FK

UKRIDA; 2008.h.54-6.

7. Nelson WE, Behrman ER, Kliegman R, Arvin MA. Nelson ilmu kesehatan anak.

Edisi 15, Volume 2. Jakarta: EGC; 2012.h.1658-63,1455-8.

8. Wongso S, Nasution AH, Adnan HM, Isbagio H, Tambunan S, Albar Z, et all. Buku

ajar ilmu penyakit dalam. Jakarta; FKUI: 2000.h.124-7.

9. Syakib B. Patogenesis gagal ginjal akut. Naskah lengkap gagal ginjal akut, penyakit

ginjal, sistemik ginjal dan sistem kardiovaskuler pada hipertensi. Jakarta: PERNEFRI;

2005.h.1-7.

10. Sudowo AW, et all. Buku ajar ilmu penyakit dalam (PAPDI). Dalam: Agus

Tessy, Penatalaksanaan pada hipertensi penyakit ginjal. Edisi 5, Jilid 2. Jakarta :

Interna Publishing; 2009.h.1041-9.

11. Syarif A, Estuningtyas A, Setiawati A, Muchtar A, Arif A, Bahry B, et all.

Farmakologi dan terapi. Edisi 5. Jakarta: FKUI; 2008.h.52-4.

12. Marilyn DE. Rencana asuhan keperawatan, pedoman untuk perencanaan dan

pendokumentasian perawatan pasien. Jakarta: EGC; 2007.h. 176-9.

16 | P a g e