Upload
buique
View
220
Download
3
Embed Size (px)
Citation preview
ENDURINGVERSATILITY
A MID VOLATIL ITY
“Be like water making its way through cracks. Do not be assertive, but adjust to the object,
and you shall find a way around or through it.”
“Jadilah seperti air yang mencari jalan melalui celah sempit. Jangan bersikap kaku, tetapi adaptasikan cara menghadapi segala sesuatu,
maka kamu akan menemukan jalan untuk melalui atau menembusnya.”
- Bruce Lee -
Daftar IsiTable of Contents
2Ikhtisar Keuangan
Financial Highlights34
Profile Komite Audit
Audit Committee Profile
5Ikhtisar Saham
Stock Highlights36
Pencatatan Saham Perseroan
Company’s Shares Listing
6Laporan Dewan Komisaris
Message from Board of Commissioners37
Struktur Pemegang Saham Perseroan
The Shareholders Structure of the Company
11Laporan Dewan Direksi
Message from Board of Directors38
Analisa dan Pembahasan Manajemen
Management Discussion and Analysis
18Peristiwa Penting 2013
Event Highlights in 201350
Pengelolaan Risiko
Risk Management
22Sekilas Buana Finance
Buana Finance in Brief58
Pengembangan Sumber Daya Manusia
Human Resources Development
25Penghargaan dan Pemeringkatan Perseroan
Company’s Award and Rating64
Tata Kelola Perusahaan
Good Corporate Governance
26Visi dan Misi Perseroan
Vision and Mission of the Company86
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Corporate Social Responsibility
27Nilai-nilai Perseroan
Corporate Values88
Lokasi Kantor Cabang
Branch Office Location
28Struktur Organisasi
Organization Structure90
Informasi Perseroan
Company Information
29Direksi dan Kepala Divisi Perseroan
Directors and Division Heads91
Surat Pernyataan
Statement Letter
30Profil Dewan Komisaris
Board of Commissioners Profile93
Laporan Keuangan
Financial Statement
32Profil Dewan Direksi
Board of Directors Profile
PT BUANA FINANCE Tbk Laporan Tahunan 2013
Ikhtisar KeuanganFinancial Highlights
2
LAPORAN LABA RUGI INCOME STATEMENT
Jumlah Pendapatan
Jumlah Beban
Laba Sebelum Pajak
Laba Setelah Pajak
Pendapatan (kerugian) Komprehensif
Laba komprehensif
2013
2013
2013
2012
2012
2012
2011
2011
2011
627,364
446,200
181,164
135,673
2,181
137,853
2010
2010
2010
2009
2009
2009
590,615
390,086
200,529
150,136
4,035
154,171
409,574
274,649
134,925
101,100
(6,064)
95,036
275,139
194,096
81,043
60,517
1,425
61,942
248,681
189,567
59,114
41,163
-
-
Revenues
Expenses
Net Profit Before Tax
Net Profit After Tax
Comprehensive Gains (losses)
Comprehensive Income
86,576
604,860
3,070,628
1,722
3,677,210
(91,889)
3,770,471
2,667,254
1,103,217
1.14
49,261
696,623
2,726,861
4,337
3,427,821
(70,339)
3,495,190
2,480,452
1,014,738
0.77
29,170
798,681
2,026,764
-
2,825,445
(56,654)
2,859,598
1,920,940
938,658
0.84
22,618
487,145
1,037,957
13,734
1,538,836
(36,789)
1,582,726
645,755
936,971
1.11
49,152
374,447
910,854
16,369
1,301,670
(46,917)
1,370,730
497,358
873,373
1.22
2,146,623
457,969
9,378
2,613,970
2,122,415
496,715
12,074
2,631,204
1,867,797
771,055
4,131
2,642,983
834,635
467,860
70,949
1,373,444
443,731
246,752
75,950
766,433
NERACA
Kas & setara kas
Piutang Pembiayaan Konsumen
Penanaman dalam Sewa Guna Usaha
Tagihan Anjak Piutang
Jumlah Piutang Bersih
Penyisihan Piutang Ragu-ragu
Jumlah Aset
Jumlah Kewajiban
Jumlah Ekuitas
Posisi Devisa Netto
(juta US dolar)*
PENYALURAN PEMBIAYAAN
Pembiayaan Sewa Guna Usaha
Pembiayaan Konsumen
Pembiayaan Anjak Piutang
Jumlah Pembiayaan
BALANCE SHEET
NEW FINANCING
Cash & Cash Equivalent
Consumer Financing Receivables
Investments in Financial Leases
Factoring Receivables
Total Net Receivables
Bad Debt Reserves
Total Assets
Total Liabilities
Total Equity
Net Open Position
(million US dollar)*
Financial Lease Disbursement
Consumer Financing Disbursement
Factoring Disbursement
Total Financing Disbursement
Catatan / Notes:* Total Aset - Total Pasiva dalam valuta asing* Total Assets - Total Liabilities in foreign currency
dalam juta rupiah in million rupiah
PT BUANA FINANCE Tbk 2013 Annual Report 3
Catatan : Seluruh angka pada tabel maupun grafik menggunakan notasi Bahasa Inggris
1 Laba (Rugi) Sebelum Pendapatan (kerugian) komprehensif / Rata-rata Aset
2 Laba (Rugi) Sebelum Pendapatan (kerugian) komprehensif / Rata-rata Ekuitas.
3 Laba (Rugi) Sebelum Pendapatan (kerugian) komprehensif / Total Pendapatan
4 Aset jatuh tempo dalam 1 tahun / Hutang jatuh tempo dalam 1 tahun
5 Total Hutang (Pinjaman & Obligasi) / Ekuitas
Note : Numerical notations in all tables and graphs are in English
1 Net Profit (Loss) Before Comprehensive Gains (Losses) / Average Assets
2 Net Profit (Loss) Before Comprehensive Gains (Losses) / Average Equity.
3 Net Profit (Loss) Before Comprehensive Gains (Losses) / Total Revenues
4 Asset due in 1 year / Loan due in 1 year
5 Total Debt (Loans & Bonds) / Equity
Ikhtisar KeuanganFinancial Highlights
1,645
82
670
1,645
91
617
1,436
70
658
1,436
42
652
1,436
29
608
Share Outstanding (million)
Basic Earning/Share (Rp)
Book Value/Share (Rp)
DATA SAHAM
Saham Beredar (juta)
Laba/Saham Dasar (Rp)
Nilai Buku/Saham Dasar (Rp)
Rasio Laba Terhadap Aset
Rasio Laba Terhadap Ekuitas
Rasio Laba Terhadap Pendapatan
Rasio Lancar
Rasio Kewajiban Terhadap Ekuitas
Rasio Kewajiban Terhadap Aset
Pertumbuhan Jumlah Pembiayaan Baru
Pertumbuhan Pendapatan
Pertumbuhan Aset
Pertumbuhan Ekuitas
3.73%
12.81%
21.63%
1.35x
2.34
0.71
-0.65%
6.22%
7.88%
8.72%
4.73%
15.37%
25.42%
1.45x
2.35
0.71
-0.45%
44.20%
22.22%
8.11%
4.55%
10.78%
24.68%
1.62x
1.96
0.67
92.43%
48.86%
80.68%
0.18%
4.10%
6.69%
22.00%
2.52x
0.65
0.41
79.20%
10.64%
15.47%
7.28%
2.64%
4.73%
16.55%
2.64x
0.54
0.36
-36.40%
-9.61%
-21.66%
0.77%
1Return on Assets ( ROA ) 2Return on Equity ( ROE ) 3Profit to Revenues Ratio 4Current Ratio 5Debt to Equity Ratio
Total Liabilities/Total Assets
New Financing Growth
Revenues Growth
Total Assets Growth
Total Equity Growth
RASIO-RASIO KEUANGAN
STOCK DATA
FINANCIAL RATIOS
2013
2013
2012
2012
2011
2011
2010
2010
2009
2009
PT BUANA FINANCE Tbk Laporan Tahunan 2013
2009 2010 2011 2012 2013
Total Pendapatan
6.2%total revenue
2009 2010 2011 2012 2013
7.9%total assets
2009 2010 2011 2012 2013
9.6%net profit after tax
2009 2010 2011 2012 2013
8.7%equity
Rasio Laba terhadap Aset Rasio Laba terhadap EkuitasReturn on Equity
4.73% 3.73% 15.37% 12.81%
627.4
1,3701,582
2,859
3,495 3,770
150.1 135.7
41.2
60.5
101.1
1,103.2
873.4936.9 938.7
1,014.7
Ikhtisar KeuanganFinancial Highlights
4
dalam milyar rupiahin billion rupiah
Total Revenue
dalam milyar rupiahin billion rupiah
Total AsetTotal Assets
dalam milyar rupiahin billion rupiah
Laba BersihNet Profit
dalam milyar rupiahin billion rupiah
EkuitasEquity
Return on Asset
590.6
248.7275.1
409.5
Data perdagangan saham tahunan (2009-2013)di Pasar Reguler Bursa Efek IndonesiaAnnually traded shares data (2009-2013) in Regular Market of Indonesia Stock Exchange
Ikhtisar SahamStock Highlights
KeteranganRemarks 2013 2012 *) 2011
Volume (ribuan lembar)
Volume (thousand shares)
Nilai (Rp juta)
Value (in million Rp)
Harga (Rp)
Price (Rp)
Tertinggi / Highest
/ Terendah Lowest
/ Penutupan Closing
18,892
15,110
970
640
780
247,101
128,125
640
370
510
24,546
16,390
770
490
710
* Terjadi penyesuaian harga karena pembagian saham bonus dari kapitalisasi agio saham
yang dilaksanakan pada tanggal 7 Juni 2012, dengan rasio 500 : 73, jumlah saham
beredar sebelumnya sebesar 1.436.122.312 berubah menjadi 1.645.796.054, harga
saham sebelum aksi korporasi sebesar Rp. 610 dan sehari sesudah aksi korporasi
menjadi sebesar Rp. 540.
Sumber data : Korespondensi Bursa Efek Indonesia tertanggal 16 Januari 2014 dan
laporan Biro Administrasi Efek Perseroan.
* Price adjustment due to distribution of bonus shares from capitalisation of share
premium account which was held on June 7, 2012, with a ratio of 500 : 73, number of
shares outstanding before corporate action 1.436.122,312 shares and changes to
1,645,796,054 shares after bonus share, stock prices before bonus share distribution Rp.
610 and a day after corporate action change to Rp. 540.
Data source : Indonesia Stock Exchange correspondence, dated 16 January 2014 and
report from Company's Securities Administration Bureau.
5
2010 2009
80,095
25,084
450
185
410
54,855
26,998
650
195
285
Harga saham per kuartal dibandingkan tahun sebelumnyaQuarterly share price compared to the previous year
PeriodePeriod
Volume (lembar saham)Volume (in shares)
2013 2012Triwulan
Quarter
2013
st1nd2nd3th4
Jumlah Saham Tercatat di Bursa Efek Indonesia (per 31 Desember 2013): 1.645.796.054 lembar
Nilai kapitalisasi saham Perseroan per 31 Desember 2013: Rp. 1.283.720.922.120
Number of Listed Shares at the Indonesia Stock Exchange(as of December 31, 2013): 1,645,796,054 shares
The Company’s capitalization value shares as of December 31, 2013 : Rp. 1,283,720,922,120
3,387,000
2,124,000
236,000
13,145,000
11,490,000
9,806,000
2,676,500
3,573,500
2012
Tertinggi
Highest
Terendah
Lowest
Penutupan
Closing
870
970
890
920
650
640
850
780
700
900
890
780
Tertinggi
Highest
650
740
630
770
Terendah
Lowest
Penutupan
Closing
590
580
650
710
490
510
570
600
PT BUANA FINANCE Tbk 2013 Annual Report
6
Karman TandanuKomisaris Utama
President Commissioner
Tjan Soen EngKomisaris
Commissioner
Corneiles Tedjo EndriyartoKomisaris Independen
Independent Commissioner
Laporan Dewan KomisarisMessage from Board of Commissioners
PT BUANA FINANCE Tbk Laporan Tahunan 2013
7
Laporan Dewan KomisarisMessage from Board of CommissionersLaporan Dewan KomisarisMessage from Board of Commissionners
Para Pemangku Kepentingan Yang Terhormat,
Ekonomi Indonesia selama beberapa tahun terakhir telah
menjadi primadona tujuan investasi global di antara negara-
negara ekonomi berkembang. Namun seiring dengan
terjadinya perlambatan ekonomi global, ekonomi Indonesia
di tahun 2013 terlihat memasuki fase konsolidasi yang
diiringi pembenahan faktor struktural dan fundamental
untuk memperkuat ketahanan fiskalnya dan mengurangi
ketergantungan pada aliran modal asing jangka pendek.
Perjuangan yang masih harus ditempuh bangsa Indonesia
rasanya masih panjang untuk dapat mewujudkan
potensinya menjadi bagian salah satu kelompok negara
berkembang yang diprediksi memiliki perekonomian
terbesar di dunia pada abad ke-21, sebagaimana
dipopulerkan dengan istilah “The Next Eleven” oleh tim
ekonom Goldman Sachs. Yang terutama layak disoroti
adalah langkah berani yang dilakukan pemerintah untuk
kembali melakukan pemangkasan subsidi bahan bakar
minyak (BBM) sebesar 22,2% - 44,4% menjelang
pertengahan tahun 2013, yang secara timing hampir
bersamaan dengan munculnya sinyal pengurangan
stimulus keuangan dari Bank Sentral Amerika Serikat
(The Federal Reserve) yang kemudian memicu terjadinya
gejolak ekonomi negara-negara ekonomi berkembang.
Sesungguhnya tidak ada fakta yang berubah mengenai
potensi ekonomi Indonesia yang luar biasa, mengingat
di samping didukung oleh kekayaan sumber daya alam
yang besar, Indonesia juga memiliki faktor-faktor
demografis yang sangat menarik seperti jumlah penduduk
yang besar, porsi golongan menengah yang terus tumbuh,
dan tingkat konsumsi masyarakat yang tinggi. Namun
demikian, gejolak kondisi makroekonomi global dan
meningkatnya tekanan inflasi paska pemangkasan subsidi
BBM telah menambah ketidakpastian berusaha yang
memicu perlambatan pertumbuhan ekonomi dan
berdampak pada pengurangan permintaan investasi
barang modal baru sepanjang tahun 2013.
Di tengah kondisi usaha yang ternyata secara di luar
ekspektasi relatif lebih menantang dibandingkan dengan
tahun 2012, kami memahami bahwa Manajemen
Perusahaan telah menghadapi tantangan dan hambatan
yang cukup sulit dalam mengeksekusi strategi
pertumbuhan bisnis di tahun 2013. Secara umum,
pencapaian realisasi pembiayaan baru Perusahaan
sebesar Rp. 2,61 trilyun masih belum berhasil menembus
target pembiayaan baru tahun 2013 sebesar Rp. 3 trilyun
dan memang hanya terpaut sedikit dari pencapaian di tahun
Dear Valued Stakeholders,
The Indonesian economy over the last few years has indeed
been championed as the favorite global investment
destination among developing countries. But following the
unfolding global economic slowdown, the Indonesian
economy in 2013 was evidently entering a consolidation
phase, which was accompanied by reforms in structural and
fundamental factors aimed to strengthen its fiscal resilience
and reduce its reliance on short-term foreign capital inflows.
Perhaps Indonesia will still need to endure a long struggle
before it can fulfill its prophecy to become part of a group of
developing countries destined to be accounted for as the
world's largest economies in the 21st century, as
popularized by the term "The Next Eleven" by a team of
economists at Goldman Sachs. A prominent point worth
highlighting was the bold step taken by the government to
cut fuel subsidies by 22.2% - 44.4% nearing mid-year 2013,
which timing almost coincided with the signal of a
forthcoming monetary stimulus reduction by the United
States Central Bank (the Federal Reserve), which then
triggered economic turmoil in the developing economies.
In fact, there was hardly any change affecting Indonesia's
remarkable economic potential, considering that aside
from the vast support provided by its abundant natural
resources, Indonesia also enjoys very promising
demographic factors like large population base, growing
middle class category, and high consumption spending.
However, the turmoil stemming from global macro-
economic conditions and rising inflationary pressure
aftermath of the fuel subsidy cuts, have consequently piled
up more business uncertainties, which triggered the
slowdown in economic growth that brought an adverse
impact in reduced demand for new capital investments
throughout the year 2013.
Amidst the surprisingly more arduous business conditions
than previously encountered in year 2012, it was understood
that the Company's Management had to deal with tough
challenges and obstacles to execute our business growth
strategy in year 2013. Generally speaking, the Company's
accomplished new financing disbursements of Rp 2.61
trillion, was yet to surpass the new financing target of
Rp 3 trillion for year 2013 and was a tad short from the
Rp 2.63 trillion mark achieved in year 2012. Despite the
evident success in the Management's effectiveness in
PT BUANA FINANCE Tbk 2013 Annual Report
PT BUANA FINANCE Tbk Laporan Tahunan 20138
Laporan Dewan KomisarisMessage from Board of Commissionners
2012 sebesar Rp. 2,63 trilyun. Walaupun efektifitas
pengendalian peningkatan biaya operasional oleh
Manajemen Perusahaan dinilai telah cukup berhasil, namun
perlambatan pertumbuhan pendapatan pada akhirnya
telah mengurangi pencapaian laba bersih sebesar 9,63%
menjadi senilai Rp. 135,67 milyar atau menghasilkan imbal
hasil rata-rata sebesar 12,81% bagi pemegang saham.
Kendati demikian, pertumbuhan kapitalisasi saham
Perusahaan sebesar 9,4% menjadi Rp 1,28 trilyun, relatif
masih lebih baik dibandingkan dengan kondisi umum pasar
saham Indonesia yang tercermin pada penurunan
kapitalisasi pasar Bursa Efek Indonesia sebesar 2,4%
sepanjang tahun 2013.
Sebagaimana telah diputuskan dalam Rapat Umum
Pemegang Saham tanggal 28 Mei 2013, Dewan Komisaris
Perusahaan untuk periode tiga tahun berikutnya mengalami
perubahan susunan dengan diangkatnya Bapak Corneiles
Tedjo Endriyarto, yang sebelumnya telah memberikan
sumbangsih sebagai anggota Komite Audit Perusahaan
sejak tahun 2005, sebagai Komisaris Independen
Perusahaan yang merangkap sebagai Ketua Komite Audit,
menggantikan posisi Bapak Antonius Weno yang telah
berakhir masa penugasannya. Jabatan Komisaris Utama
Perusahaan yang sebelumnya juga dirangkap oleh beliau
digantikan oleh Bapak Karman Tandanu, selaku
representatif pemegang saham utama Perusahaan, yang
sebelumnya telah menjabat sebagai anggota Dewan
Komisaris Perusahaan. Kami mengucapkan terima kasih
yang sebesar-besarnya atas kontribusi pemikiran,
wawasan dan energi Bapak Antonius Weno selama
memimpin Dewan Komisaris dan Komite Audit Perusahaan.
Di sisi lain, kami memiliki keyakinan bahwa kualifikasi Bapak
Corneiles Tedjo Endriyarto yang memiliki perjalanan karir
yang panjang di Departemen Keuangan merupakan pilihan
yang tepat bagi upaya meningkatkan kompetensi Dewan
Komisaris dalam menjaga pemenuhan aspek kepatuhan
hukum Perusahaan, pada saat Otoritas Jasa Keuangan
sebagai lembaga pemerintah yang baru dibentuk untuk
menjadi regulator tunggal seluruh industri jasa keuangan
telah secara resmi menjalankan fungsi supervisinya atas
lembaga keuangan non bank sejak awal tahun 2013. Masih
sehubungan dengan perubahan susunan anggota Komite
Audit, kami juga menyambut bergabungnya Bapak
Hardianto Soefajin yang diharapkan dapat memperkuat
profesionalitas dan independensi fungsi pengawasan
Komite Audit dengan mengandalkan wawasan dan
pengalaman Beliau yang dalam dan mencakup multi
industri.
controlling operating costs increases, inevitably the slowing
revenue growth has ultimately reduced achieved net profit
by 9.63% to Rp135.67 billion, generating an average yield of
12.81% to our shareholders. Nevertheless, the Company's
share capitalization growth of 9.4% to a valuation of Rp1.28
trillion was relatively superior than the general return of the
Indonesian stock market at large, as reflected in the decline
of 2.4% in the Indonesia Stock Exchange market
capitalization for the year 2013.
As declared int the Annual General Shareholders Meeting
held on May 28, 2013, the composition of the Company's
Board of Commissioners for the next three year period has
been amended by the appointment of Mr. Corneiles Tedjo
Endriyarto, who had previously served as a member of the
Company's Audit Committee since year 2005, as the
Company's Independent Commissioner and concurrent
Chairman of Audit Committee, replacing the previous
incumbent, Mr. Antonius Weno who had reached the end of
his assignment. The designation as Company's President
Commissioner, also previously held by him, was handed
over to Mr. Karman Tandanu as the representative of the
Company's controlling shareholders, who had previously
served as a member of the Board of Commissioners. We
immensely thank Mr. Antonius Weno for the invaluable
contributions of his thoughts, insights and energy while
leading the Company's Board of Commissioners and Audit
Committee. On the other hand, we have strong confidence
in Mr. Corneiles Tedjo Endriyarto's qualifications, whose
extensive career in the Ministry of Finance ultimately placed
him as the ideal candidate to improve the Board of
Commissioners' competencies in upholding the Company's
regulatory compliance aspects, at the time when the
Indonesian Financial Services Authority (OJK), as the new
government agency established to be the ultimate regulator
for the entire financial services industry, has officially
commenced its oversight function over nonbank financial
institutions since the beginning of 2013. Associated with the
change in the Audit Committee composition, we also
welcome the appointment of Mr. Hardianto Soefajin who is
poised to strengthen the professionalism and
independence of the Audit Committee's oversight functions
by bringing in the depth of his insights and experiences that
span over multi industries.
9
Laporan Dewan KomisarisMessage from Board of Commissionners
Sejalan dengan komitmen Perusahaan untuk menjaga tata
kelola perusahaan yang baik, Dewan Komisaris senantiasa
berkonsultasi dengan Komite Audit untuk memastikan
bahwa Perusahaan telah (i) memiliki struktur organisasi,
kebijakan, sistem dan prosedur yang memadai, khususnya
yang terkait dengan kerangka pengendalian risiko usaha
yang komprehensif; serta (ii) secara konsisten menjaga
terbentuknya budaya kerja yang berdasarkan integritas
tinggi di antara para pemangku jabatan, termasuk seluruh
karyawan Perusahaan. Menilai laporan yang diberikan oleh
Komite Audit, Dewan Komisaris menilai bahwa pemenuhan
kualitas tata kelola Perusahaan oleh Direksi dan Manajemen
Perusahaan telah berjalan cukup baik, tanpa mengabaikan
kepentingan untuk terus melakukan upaya perbaikan di
masa depan.
Prospek usaha pada tahun 2014 diakui akan masih cukup
menantang, dengan mempertimbangkan prospek
perlambatan ekonomi yang masih akan menyelimuti
negara-negara berkembang dan Tiongkok, serta situasi
khusus yang dihadapi perekonomian Indonesia, antara lain
terkait dengan pengendalian defisit transaksi berjalan dan
cadangan devisa, konsekuensi berlanjutnya kebijakan
moneter yang ketat dari Bank Indonesia yang
mempengaruhi tingkat suku bunga kredit dan penantian
dunia usaha atas prospek perubahan pemetaan politik
paska pelaksanaan pemilihan umum 2014 yang berpotensi
menentukan arah kebijakan pemerintah. Kendati demikian
Dewan Komisaris tetap memiliki keyakinan bahwa prospek
masa depan pertumbuhan industri pembiayaan secara
umum akan terus meningkat. Demikian pula menilai
kapasitas Perusahaan pada khususnya, yang didukung
oleh permodalan yang sangat kuat, jangkauan jaringan
pemasaran dan nasabah yang luas serta dalamnya
pengalaman industri yang teruji selama lebih dari tiga
dekade, Dewan Komisaris memiliki pandangan bahwa
tantangan prospek usaha di tahun 2014 semata merupakan
ujian bagi Manajemen Perusahaan untuk siap bekerja lebih
keras, mampu menangkap peluang baru dengan
mendorong kreat iv i tas ber inovas i dan na lur i
kewirausahaan, serta mempertajam kualitas eksekusi
bisnis dengan mengasah kompetensi sumber daya
manusia yang dimiliki. Sejalan dengan hal ini, maka fokus
fungsi Dewan Komisaris ke depan akan lebih ditekankan
pada pengarahan upaya dan strategi yang diambil oleh
Dewan Direksi untuk mempersiapkan kualitas sumber daya
In line with the Company's commitment to maintain good
corporate governance, the Board of Commissioners
continues to consult with the Audit Committee to ensure that
the Company has (i) maintained an appropriate
organizational structure, policies, systems and procedures,
particularly pertaining to a comprehensive risk management
framework; and (ii) consistently enforced the grooming of a
work culture based on highest integrity among all officers,
and also every employees of the Company. Assessing the
reports supplied by the Audit Committee, the Board of
Commissioners is in the opinion that the Company's Board
of Directors and Management has properly strived to uphold
the quality of good corporate governance, without disregard
on the importance of continuous improvement imperatives
in the future.
Business prospects in year 2014 will admittedly remain quite
challenging, weighing on the prospect of a protracted
economic slowdown that would still haunt the developing
countries and China, coupled with the unique situation
encountered by the Indonesian economy, among others
pertaining to policy effectiveness in managing current
account deficit and foreign exchange reserves, the
consequences of Bank Indonesia's sustained tight
monetary policy that will definitely influence credit lending
rate, and the business communities' “wait and see” attitude
in anticipation of changes in the mapping of political powers
arising from the outcome of the 2014 general election, which
could eventually dictate the course of the government's
policies. Nevertheless, the Board of Commissioners
remains confident that future outlook of the financing
industry at large will still be promising. Consistently, judging
on the Company's capacity in particular, taking into account
its very strong capital, extensive marketing and customer
network coverage and depths of industry experience that
were attested for over three decades, the Board of
Commissioners believes that business prospect challenges
in 2014 merely present a requisite duty for the Company's
management to step up the hardwork, leverage its ability to
capture new opportunities by encouraging innovative
creativity and entrepreneurial instincts, and sharpening the
quality of business execution by enhancing the competence
of its human resources. In line with this, the focus of the
Board of Commissioners' functions will be emphasized
towards guiding the efforts and strategies to be taken by the
Board of Directors to produce more dependability in the
PT BUANA FINANCE Tbk 2013 Annual Report
PT BUANA FINANCE Tbk Laporan Tahunan 201310
manusia Perusahaan yang lebih handal, dan ketersediaan
sarana infrastruktur pendukung lainnya yang dibutuhkan
untuk mengantisipasi peluang pertumbuhan baru di tahun
mendatang.
Akhir kata, Dewan Komisaris menghaturkan rasa terima
kasih yang tulus kepada seluruh pemangku kepentingan
Perusahaan atas segala kepercayaan, dukungan, dan
kerjasama yang telah dijalin dengan Perusahaan, sehingga
terlepas dari tantangan dan hambatan yang ada di tahun
2013 Buana Finance tetap dapat mempertahankan
eksistensinya sebagai perusahaan pembiayaan yang
terpercaya di Indonesia. Merupakan kebanggaan tersendiri
bagi kami untuk dapat tetap relevan dan menjadi mitra
penyedia jasa keuangan pilihan selama lebih dari tiga
dekade hingga saat ini. Tentunya semua ini tidak terlepas
juga dari dedikasi dan prestasi yang merupakan
sumbangsih dari Dewan Direksi, Manajamen dan seluruh
karyawan Perusahaan yang juga patut diapresiasi. Dengan
bertumpu pada rahmat Tuhan Yang Maha Esa dan kerja
sama yang lebih erat dengan semua pemangku
kepentingan, maka niscaya Buana Finance akan terus
mengukir prestasi dalam menggerakkan roda
perekonomian Indonesia di tahun 2014, yang kita harapkan
akan menjadi tahun perubahan ke arah yang lebih baik lagi
bagi bangsa Indonesia.
Company's human resources quality, and ensuring the
availability of other supporting infrastructure that may be
necessary to anticipate new growth opportunities in the
coming year.
Finally, the Board of Commissioners would like to convey our
sincere gratitude to all stakeholders for their trust, support,
and cooperation extended to the Company, such that
regardless of the challenges and obstacles that we
encountered in the year 2013, Buana Finance could still
sustain its distinction as a reputable financing company in
Indonesia. It brings us such pride just to have succeeded in
being relevant and ultimately be the trusted financial
services provider of choice for more than three decades until
today. In all fairness, these accomplishments would not be
possible without the earnest dedication and endeavours
brought by the Board of Directors, Management and all the
Company's employees, of which all due credit should be
given. By counting on the grace of God Almighty and
tightening the partnership with all stakeholders, Buana
Finance shall continue to prevail in making its mark towards
charging the economic growth for Indonesia in 2014, a year
eagerly hoped to set off change towards brighter destiny for
the country.
Laporan Dewan KomisarisMessage from Board of Commissionners
Karman TandanuKomisaris Utama
President Commissioner
Tjan Soen EngKomisaris
Commissioner
Corneiles Tedjo EndriyartoKomisaris Independen
Independent Commissioner
Soetadi LiminDirektur Utama
President Director
Herman LesmanaDirekturDirector
Antony MuljantoDirekturDirector
Laporan Dewan DireksiMessage from Board of Directors
11PT BUANA FINANCE Tbk 2013 Annual Report
12
Laporan Dewan Direksi Message from Board of Directors
Para Pemangku Kepentingan Yang Terhormat,
Kondisi ekonomi dan moneter di Indonesia di tahun 2013
diwarnai dengan banyak dinamika yang signifikan,
khususnya antara lain terkait dengan kenaikan harga Bahan
Bakar Minyak (BBM), pengetatan kondisi moneter dan
perlambatan pertumbuhan ekonomi. Setelah sempat
sebelumnya gagal mendapatkan persetujuan Dewan
Perwakilan Rakyat pada bulan April 2012 yang lalu, rencana
Pemerintah untuk memangkas subsidi Bahan Bakar Minyak
(BBM) akhirnya menjadi kenyataan pada tanggal 21 Juni
2013, dengan keputusan akhir menaikkan harga solar dan
minyak premium bersubsidi sebesar Rp 1.000 – Rp 2.000
per liter, dari harga sebelumnya Rp. 4.500 menjadi masing-
masing Rp. 5.500 dan Rp. 6.500.Melihat ke belakang, tetap
tingginya harga rata-rata minyak dunia yang relatif stabil
bertahan di atas level USD 100 perbarel sepanjang tahun
2012 dan 2013 dis inyal i r te lahmengakibatkan
pembengkakan angka subsidi BBM yang turut
mengakibatkan pemborosan pengeluaran devisa
daneskalasi defisit transaksi berjalan pemerintah. Pada
saatyang hampir bersamaan pemerintah Amerika Serikat
melalui otoritas moneternya The Federal Reserve
mengeluarkan signal untuk melakukan pengurangan
stimulus "Quantitative Easing" (pelonggaran likuiditas
moneter) yang kemudian dikenal dengan istilah "Fed
Tapering". Bank Indonesia (BI) dengan sigap segera
mengambil langkah-langkah kebijakan antisipatif untuk
mencegah terjadinya eksodus modal asing meninggalkan
Indonesia dengan menerapkan pengetatan kebijakan
moneter, yang antara lain ditandai dengan penyesuaian
tingkat sukubunga BI Rate sebesar total 175 basis point ke
level 7,5% dalam kurun waktu 5 bulan sejak Juni 2013.
Kendatidemikian, rantaian dampak yang tersingkap dalam
paruhakhir 2013 masih cukup sulit terbendung, di mana
tingkatinflasi tahunan meroket ke level 8,38% pada akhir
tahun(hampir dua kali lipat dibandingkan tingkat inflasi
tahun 2012 sebesar 4,30%), dan nilai tukar Rupiah secara
tahunan terdepresiasi sebesar 26% terhadap US Dollar dari
Rp. 9.670 menjadi Rp 12.189.
Di sisi lain, pemulihan tingkat pertumbuhan perekonomian
global (khususnya di antara negara ekonomi berkembang)
terhadang oleh tantangan perekonomian negara Tiongkok
yang mencatat perlambatan pertumbuhan ekonomi selama
tiga tahun berturut-turut di tahun 2013, di tengah kekuatiran
Dear Valued Stakeholders,
Indonesian economic and monetary conditions in the year
2013 were higlighted by a series of significant dynamics,
most notably were the events pertaining to the fuel price
hike, tightening of monetary condition and the slowdown in
economic growth. After having its bid for approval previously
rejected by the House of Representatives in April, 2012, the
Government's plan to cut fuel subsidies finally came through
on June 21, 2013; yielding the final decision to raise the
prices of subsidized diesel oil and leaded gasoline by Rp
1,000 – Rp. 2,000 per liter, from Rp. 4,500 to Rp. 5,500 and
Rp. 6,500, respectively. Looking back, the firm average
global prices of oil that stubbornly held on above $100 per
barrel throughout 2012 and 2013, was suspected to have
caused a blowout in fuel subsidies budget that eventually
forced a drain in foreign exchange reserves and an
escalation of the government's current account deficit. At an
almost simultaneous timing, the U.S. government through
its monetary authority, the Federal Reserve, sent a signal to
cut the stimulus known as "Quantitative Easing" (easing of
monetary liquidity), which was later on phrased as "Fed
Tapering". Bank Indonesia (BI) deftly took immediate steps
of anticipatory policy measures to prevent the exodus of
foreign capital from Indonesia by tightening monetary
policy, which was most notably marked by the rise of the BI
rate by 175 basis points to the level of 7.5% within a period of
5 months since June 2013. Nevertheless, the chain of
effects revealed in the latter half of 2013 appeared to be
quite inevitable, as annual inflation rate rocketed to a level of
8.38% at the end of the year (almost two times higher than
the inflation rate in 2012 of 4.30%), and the Rupiah exchange
rate depreciated by 26% against the U.S. dollar from
Rp9,670 to Rp12,189.
On the other hand, the pace of recovery in global economic
growth rate (particularly among developing countries) was
constrained by economic challenges in China, which had
registered slowing economic growth for three consecutive
years by 2013, sitting on its government's concerns over
PT BUANA FINANCE Tbk Laporan Tahunan 2013
13
Laporan Dewan DireksiMessage from Board of Directors
pemerintahnya atas pertumbuhan investasi yang
cenderung memperparah kondisi berlebihnya kapasitas
dan berpotensi memicu eskalasi tingkat hutang yang terlalu
cepat, di samping juga meningkatnya beban sosial terkait
tuntutan peningkatan kesejahteraan tenaga kerja dan
pengendalian dampak lingkungan. Kondisi demikian
mempengaruhi pergerakan harga komoditas dunia, di
mana sedikit melampaui ekspektasi kami yang
diungkapkan pada laporan tahunan yang lalu, harga rata-
rata tahunan sebagian besar komoditas dunia (kecuali
antara lain minyak bumi dan gas alam) sepanjang tahun
2013 masih melanjutkan trend penurunan. Sebagai ilustrasi,
harga rata-rata tahunan batu bara, minyak kelapa sawit dan
nikel masing-masing telah anjlok di kisaran 12% - 14%,
sementara harga emas dan karet menyusut lebih dalam di
kisaran 16% - 20% (berdasarkan publikasi riset Bank
Dunia).Yang menjadi pengecualian yang cukup menarik
perhatian adalah harga rata-rata tahunan pulp kayu ternyata
masih dapat menunjukkan penguatan sekitar 8%.
Fenomena ini diperkirakan terkait dengan diterbitkannya
Instruksi Presiden No. 6 tahun 2013 pada bulan Mei 2013
yang memperpanjang jangka waktu moratorium pemberian
ijin baru atas konversi hutan alam primer dan lahan gambut
selama 2 tahun. Di tengah kondisi perlambatan ekonomi
global dan juga melemahnya kinerja ekspor Indonesia, tak
ayal lagi perlambatan pertumbuhan ekonomi nasional tidak
dapat dihindarkan, tercatat menyusut dari 6,23% di tahun
2012 menjadi 5,78% di tahun 2013.
Di tengah meningkatnya ketidakpastian berusaha yang
menyelimuti situasi ekonomi Indonesia di tahun 2013
tersebut, maka Direksi berkeyakinan bahwa secara prinsip
diperlukan sikap yang lebih berhati-hati dalam
mengeksekusi strategi ekspansi pembiayaan baru yang
diberikan. Secara umum, fungsi manajemen risiko,
khususnya yang terkait analisa dan mitigasi risiko kredit
lebih diberdayakan dengan diiringi penyesuaian kembali
atas batas maksimal kewenangan pemutusan kredit untuk
lebih melibatkan pengawasan Direksi. Di samping itu,
Direksi juga memperkuat jajaran Middle Management
khususnya yang terkait dengan pengelolaan regional lini
usaha pembiayaan konsumen, untuk memastikan kualitas
pemenuhan persyaratan-persyaratan kepatuhan peraturan,
terutama yang terkait dengan prinsip pengenalan nasabah
("Know Your Customer"). Di sisi lain, Direksi juga berupaya
memperkuat struktur pendanaan Perusahaan untuk
mendapatkan sumber dana yang kompetitif. Sebagaimana
growth in investment that tended to exacerbate its
overcapacity hangover and could potentially trigger hasty
escalation of debts level, aside from the increasing social
burden associated with pressure to increase labor welfare
and control of environmental costs. These conditions had
affected world commodity price movements, slightly
exceeding our previous expectations disclosed in the last
annual report, as the annual average price of most global
commodities (with few exceptions such as petroleum and
natural gas) during the year 2013 still continued its
downward trend. As an illustration, the average annual price
of coal, palm oil and nickel had each fallen in the range of
12% - 14%, while the price of gold and rubber had shrunk in
the range of 16% - 20% (based on the research publication
of World Bank). One worthy exception was the annual
average price of wood pulp which still firmed up by about
8%. This phenomenon was thought to be partly influenced
by the issuance of Presidential Instruction No. 6 - 2013 in
May 2013, which extended the moratorium period for
issuing new licenses to convert primary forests and
peatlands by another two years. In the midst of global
economic slowdown and weakening of Indonesia's export
performance, it was inevitable that national economic
growth was heading to a slowdown, confirmed by the
declining trend from 6.23% (2012) to 5.78% (2013).
Amid growing business uncertainty that weighed on
Indonesia's economic situation in 2013, the Board of
Directors firmly believed that in principle a more prudent
approach in the execution of new financing expansion
strategy was necessary. In general, the risk management
function, particularly those related to the analysis and
mitigation of credit risk was reinforced and supplemented by
the resetting of loan approval limits to enable more
monitoring involvement from the Board of Directors.
Additionally, the Board of Directors also strengthened the
Middle Management lineup, specifically those pertaining to
the regional management of the consumer finance
business, to ensure the quality of regulatory compliance
requirements, especially those pertaining to the "Know Your
Customer" principles. On the other hand, the Board of
Directors also sought to strengthen the Company's financial
structure by obtaining competitive funding sources. As
already briefly presented in the previous annual report, the
PT BUANA FINANCE Tbk 2013 Annual Report
14
Laporan Dewan Direksi Message from Board of Directors
PT BUANA FINANCE Tbk Laporan Tahunan 2013
telah secara singkat disampaikan pada laporan tahunan
sebelumnya upaya untuk melakukan diversifikasi sumber
pendanaan dari pasar modal juga akhirnya berhasil dicapai
dengan suksesnya penawaran private placement
Perusahaan yang pertama kalinya sejak krisis keuangan
1997-1998, dengan diterbitkannya Medium Term Notes
(MTN) I Buana Finance sebesar Rp. 150 milyar pada bulan
November 2013. Perbaikan yang cukup signifikan atas
kinerja Perusahaan selama tiga tahun terakhir ternyata
membuahkan penilaian yang positif dari lembaga
pemeringkat Pefindo yang meningkatkan rating Perseroan
menjadi "A-" dengan outlook stabil, dan menjadi kunci
penentu yang memantapkan langkah Perusahaan untuk
menerbitkan MTN perdananya ini. Di tengah gejolak kondisi
moneter Indonesia menjelang paruh kedua tahun 2013,
sukses penerbitan MTN yang diukur dari tercapainya tingkat
kupon "single digit" yang ditargetkan, kembali menjadi
milestone baru yang diharapkan akan memberikan dampak
positif ke depan bagi Perusahaan.
Dengan menimbang tantangan iklim bisnis yang
dihadapi,maka cukup sulit terhindari jika kinerja Perusahaan
di tahun2013 sedikit terkoreksi dibandingkan tahun 2012. Di
satu sisi, tingkat pertumbuhan aset Perusahaan menjadi
sedikit melambat di kisaran 7,68% menjadi Rp. 3,77 trilyun,
mengingat tingkat pencapaian volume pembiayaan baru
sebesar Rp. 2,61 trilyun belum mampu melampaui
pencapaian di tahun 2012 sebesar Rp. 2,63 trilyun. Sejalan
dengan faktor ini, dan juga dipengaruhi oleh menurunnya
rata-rata tingkat suku bunga pembiayaan yang dikenakan
ke nasabah menyebabkan pertumbuhan pendapatan di
luar laba selisih kurs juga terlihat sedikit melambat di kisaran
5,86% menjadi Rp. 624,75 milyar. Sesungguhnya strategi
untuk meredam dampak perlambatan pertumbuhan
pendapatan ini sudah diantisipasi Direksi dengan berupaya
menahan laju peningkatan biaya operasional Perusahaan
(diukur terhadap beban umum, administrasi dan
pemasaran) di bawah kisaran 8%. Jika pada akhirnya laba
bersih (dihitung sebelum pendapatan komprehensif lain)
menjadi sedikit terkoreksi sebesar 9,64% menjadi Rp.
135,67 milyar, kondisi tersebut disebabkan oleh keputusan
Direksi untuk secara konsisten mengantisipasi dampak
menurunnya indikator fundamental makroekonomi yang
terjadi dengan meningkatkan rasio pencadangan piutang
ragu-ragu Perusahaan dari kisaran 2% di tahun 2012 ke
kisaran 2,5% di tahun 2013. Terlepas dari kondisi usaha di
tahun 2013 yang cukup menantang, Direksi berkeyakinan
aim to diversify sources of funding by tapping from the
capital markets had finally been realized through the
success of the Company's maiden private placement
offering since the financial crisis of 1997-1998, marked by
the launch of Buana Finance's Medium Term Notes (MTN) I
in the amount of Rp. 150 billion in November 2013.
Significant improvement in the Company's performance
over the last three years had been rewarded by positive
appraisal from the rating agency Pefindo, which upgraded
the Company's rating to "A-" with a stable outlook; which
became the instrumental key decision factor that solidly
paved the way for the Company to go ahead with its initial
MTN issuance. Amid the turmoil in the Indonesian monetary
conditions towards the second half of 2013, the successful
issuance of the MTN as measured by the achieved target of
"single digit" coupon rate, has again become a new
milestone that is expected to reap positive rewards for the
Company in the future.
In light of encountered business climate challenges, it was
quite inescapable that the Company's performance in year
2013 was slightly lower compared to year 2012. On the one
hand, the Company's assets growth rate hit the low gear in
the range of 7.68% reaching Rp3.77 trillion, considering that
the achieved new financing disbursements of Rp2.61 trillion
slightly missed the record achieved in year 2012 of Rp2.63
trillion. In line with these factors, and also induced by lower
average interest rate on financing charged to customers,
revenue growth excluding foreign exchange gains was also
seen as slowing to the range of 5.86%, reaching Rp624.75
billion. Actually, the strategy to mitigate the impact of
slowing revenue growth had been anticipated by the Board
of Directors by striving to contain the creeping increase in
the Company's operating costs (measured against general
expenses, administration and marketing) below the range of
8%. If eventually the net income (calculated before other
comprehensive income) still slightly declined by 9.64% to
reach Rp135.67 billion, this could be explained by the Board
of Directors' decision to consistently account for the impact
of observed weakening indicators of macroeconomic
fundamental by increasing the Company's ratio of doubtful
accounts reserve from the range of 2% in 2012 to around
2.5% in 2013. In spite of the relatively challenging business
conditions in 2013, the Board of Directors firmly believes that
the Company remains well positioned to consistently
maintain its annual dividend payment, although not
15
Laporan Dewan DireksiMessage from Board of Directors
bahwa Perusahaan tetap berada dalam posisi yang baik
untuk mempertahankan konsistensi pembagian dividen
tahunannya, kendati tanpa didahului oleh pembagian
dividen interim seperti yang pernah diterapkan di beberapa
tahun terakhir.
Berdasarkan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham
Perusahaan di bulan Mei 2013, susunan Direksi Perusahaan
untuk masa penugasan tiga tahun berikutnya telah diangkat
kembali dengan tidak mengalami perubahan. Melanjutkan
kesinambungan implementasi tata kelola perusahaan,
Direksi senantiasa mengedepankan dan menjaga
penerapan prinsip-prinsip akuntabilitas, transparansi,
responsivitas, independensi dan kewajaran dalam semua
b a g i a n o r g a n i s a s i P e r u s a h a a n . D e n g a n
mempertimbangkan masukan dari Divisi Internal Audit dan
Komite Sumber Daya Manusia Perusahaan, Direksi terus
meningkatkan koordinasi untuk memperbaiki penerapan
tata kelola Perusahaan yang baik antara lain dengan
melakukan penyempurnaan beberapa kebijakan
pembiayaan dan standar prosedur operasional,
peningkatan pengawasan atas seleksi karyawan
baru,perbaikan atas standar evaluasi kinerja karyawan, dan
lain lain. Direksi meyakini bahwa aspek tata kelola
perusahaan yang baik akan semakin perlu diprioritaskan
mengingat telah bertugasnya Otoritas Jasa Keuangan
(OJK) selaku regulator tunggal yang baru untuk seluruh
industri jasa keuangan Indonesia sejak awal tahun 2014.
Dapat dipastikan OJK akan secara bertahap mengeluarkan
peraturan-peraturan baru yang ditujukan untuk
meningkatkan integritas dan tatanan pengawasan sektor
jasa keuangan yang lebih komprehensif, sebagaimana
dapat dinilai dari terbitnya POJK Nomor 1/POJK.07/2013
tentang Perlindungan Konsumen Sektor Jasa Keuangan
yang akan berlaku mulai 6 Agustus 2014.
Prospek usaha Perusahaan di tahun 2014 diyakini akan
sangat dipengaruhi oleh perkembangan kondisi makro
Indonesia, antara lain sejauh mana Pemerintah dapat
berhasil menjaga momentum pertumbuhan ekonomi yang
berkesinambungan, di tengah prospek dipertahankannya
siklus kebijakan pengetatan moneter oleh BI yang antara
lain dikarenakan urgensi untuk menjaga kestabilan nilai
tukar Rupiah dan imperatif menurunkan kembali tingkat
inflasi ke sasaran yang lebih sustainable di rentang 4,5% +
1%. Di sisi lain, berkaitan dengan prosesi pelaksanaan
Pemilihan Umum (Pemilu) untuk Anggota Legislatif dan
preceded by any interim dividend payment as practiced in
the past few years.
Based on the General Meeting of Shareholders' decision in
May 2013, the composition of the Company's Board of
Directors for the next three year period has been
reappointed with no change. Continuing the Company's
sustainable implementation of good corporate governance,
the Board of Directors will consistently emphasize and
enforce the implementation of the principles of
accountab i l i t y, t ransparency, respons iveness,
independence and fairness in all parts of the Company's
organization. Taking into account all the feedbacks from the
Company's Internal Audit Division and Human Resources
Committee, the Board of Directors continued to step up
coordination for the efforts to enhance the implementation of
good corporate governance, among others, by making
some refinement on financing policies and standard
operating procedures, increasing screening control of new
employees recruitment, redesigning the standard of
employee performance review, etc. The Board of Directors
believes that the framework of good corporate governance
will increasingly need to be prioritized, considering the new
era of the Indonesia's Financial Services Authority (OJK) as
the new single regulator for the entire financial services
industry in Indonesia has officially started since early 2014.
It can be ascertained that OJK will gradually issue new
regulations intended to improve the integrity and order of a
more comprehensive supervision over the financial services
sector, as can be judged from the issuance of POJK No.
1/POJK.07/2013 on Consumer Protection in Financial
Services Sector, which will take effect since August 6, 2014.
The Company's business prospects in 2014 is believed to
be strongly influenced by the progress of Indonesia's macro
conditions, which among others, pertained to the extent to
which the Government can successfully keep a sustainable
economic growth momentum, amid prospects of a
prolonged cycle of monetary tightening by BI, caused by
the urgency to maintain the stability of the Rupiah exchange
rate and the imperative to bring down the inflation rate to a
more sustainable level in the target range of 4.5% + 1%. On
the other hand, with regard to the unfolding procession of
Legislative and Presidential Elections, in general the
PT BUANA FINANCE Tbk 2013 Annual Report
16
Laporan Dewan Direksi Message from Board of Directors
PT BUANA FINANCE Tbk Laporan Tahunan 2013
Presiden, secara umum para pelaku bisnis mengharapkan
konklusi Pemilu yang cepat dan tertib, sehingga arah
kebijakan pemerintah yang baru dapat segera digariskan.
Secara lebih spesifik, diperkirakan prospek sektor ekonomi
berbasis sumber daya alam yang menjadi fokus
pembiayaan Perusahaan mungkin masih belum dapat
diharapkan untuk menunjukkan pemulihan pertumbuhan
yang signifikan, antara lain mempertimbangkan harga
produk komoditas paska berlanjutnya koreksi harga
komoditas secara umum sepanjang tahun 2013, dan
potensi pengurangan target produksi sektor pertambangan
yang secara khusus terkait dengan regulasi lanjutan
mengenai pengetatan ekspor mineral melalui mekanisme
kewajiban pengolahan dan pemurnian yang ditegaskan
kembali oleh Pemerintah dengan terbitkannya Peraturan
Pemerintah no. 1 / 2014 pada tanggal 11 Januari 2014.
Mengacu pada beberapa pertimbangan di atas, maka
secara umum Direksi kembali menetapkan target yang
konservatif untuk pencapaian target pembiayaan baru di
tahun 2014 sebesar Rp. 3 trilyun. Walaupun dalam jangka
waktu pendek Perusahaan terkesan cenderung akan
mengambil sikap konservatif dengan melakukan
konsolidasi usahanya, namun Direksi tetap memiliki
pandangan yang optimis atas prospek jangka panjang dari
perekonomian Indonesia pada umumnya dan potensi
pertumbuhan industri jasa pembiayaan pada khususnya.
Sejalan dengan keyakinan ini, Direksi akan tetap
melanjutkan segala usaha yang diperlukan untuk (I) terus
meningkatkan kompetensi sumber daya manusia
Perusahaan demi memperkuat kapasitas Perusahaan untuk
melanjutkan pertumbuhan usaha yang berkesinambungan
di masa depan dan (ii) mempererat forum komunikasi
dengan pelanggan utama dan mitra supplier untuk
mendapatkan masukan atas peluang pengembangan
produk pembiayaan baru maupun penjajakan bentuk
kerjasama khusus untuk merespon perubahan permintaan
pasar.
Pada akhir kata, Direksi mengucapkan syukur kepada
Tuhan Yang Maha Esa karena tanpa rahmatNya tidaklah
mungkin kita dapat mengharapkan apa yang telah dicapai
Perusahaan di tahun 2013. Direksi juga merasa sangat
berterima kasih kepada para pemegang saham atas
kepercayaan dan mandat yang diberikan kembali untuk
memimpin Perusahaan. Tentunya sebagai pimpinan, sudah
business community hopes for a swift and peaceful
conclusion to the election, so that the direction of the new
government's policies can be outlined expeditiously.
More specifically, the prospect of natural resource based
economic sectors, which has become the focus of the
Company's financing, may not be expected to show
significant growth recovery, considering among others the
perceived weakness in Chinese demand and uncertain
price trend direction of commodity products, following a
sustained decline in prices affecting most commodities
throughout the year 2013 and also the potential reduction in
mining production targets that is especially affected by the
ensuing regulations that seek to tighten mineral exports
through the mechanism of mineral processing and refining
obligations reaffirmed by the Government by the issuance of
Government Regulation no. 1/2014 on 11 January 2014.
Reflecting on the above considerations, the Board of
Directors broadly sets a conservative target again for the
budgeted new financing disbursement in 2014 amounting
to Rp 3 trillion. Although it may seem that in the short term
the Company may lean towards taking a conservative
stance to consolidate its business, however, the Board of
Directors still keeps an optimistic outlook on the long-term
prospects of the the Indonesian economy in general and the
growth potential of the financial services industry in
particular. In line with this view, the Board of Directors will
continue conducting all necessary efforts to (i) keep
improving the competence of the Company's human
resources in order to strengthen the Company's capacity to
carry on the path of sustainable business growth in the
future and (ii) to strengthen communication forums with our
key customers and partnering suppliers to collect insights
on new financing product development opportunities, as
well as to explore specific forms of collaboration to respond
to changing market demands.
In closing, the Board of Directors would like to thank God
Almighty, knowing that without His grace it would be
remotely possible to expect for what the Company had
successfully achieved in year 2013. The Board of Directors
also feels very grateful to the shareholders for the trust and
the mandate repeatedly given to manage the Company. As
leaders, it is only fitting for us to acknowledge that any of the
17
Laporan Dewan DireksiMessage from Board of Directors
Soetadi LiminDirektur Utama
President Director
Herman LesmanaDirekturDirector
Antony MuljantoDirekturDirector
sepatutnya kami mengapresiasi bahwa apapun prestasi
yang telah dicapai adalah merupakan hasil kerja keras
bersama dari seluruh karyawan Perusahaan dan oleh
karenanya kami akan terus mengupayakan agar para
karyawan dapat semakin memupuk rasa memiliki
Perusahaan dan turut menikmati peningkatan
kesejahteraan yang seiring dengan kemajuan Perusahaan.
Juga untuk seluruh relasi kami yang lain, baik itu para
pelanggan, mitra supplier dan kreditur, tidak mungkin kami
lupakan pemberian penghargaan yang setingginya atas
kepercayaan dan kerjasama yang sudah terjalin baik
selama ini. Marilah kita songsong fajar baru bagi bangsa
Indonesia dengan penuh semangat dan pengharapan.
Company's achievements is the fruit of hardwork from all of
the Company's employees and therefore we will
continuously strive to have the employees foster a sense of
belonging towards the Company and to allow them access
to increased share of prosperity that corresponds to the
Company's advancement. Lastly, to all our other
stakeholders, including customers, partnering suppliers
and creditors, we would not have missed thanking them
dearly for the trust and cooperation being diligently
maintained thus far. Let us embrace the coming of a new
dawn for Indonesia, in good spirit and anticipation.
PT BUANA FINANCE Tbk 2013 Annual Report
18
Peristiwa Penting 2013Event Highlights in 2013
Program Management Trainee angkatan IV dibuka pada
tanggal 9 Januari 2013 dan diikuti oleh 29 orang lulusan dari
berbagai universitas di seluruh Indonesia. Program ini
bertujuan untuk memberikan dasar yang menyeluruh dalam
bidang pemasaran dan kredit, dengan dukungan kerjasama
dari institusi pelatihan dari luar Perseroan.
Management Trainee Program batch-4, was commenced on
9 January 2013 and followed by 29 graduates from many
universities across Indonesia. This program was aimed at
providing comprehensive basics in the field of marketing and
credit, supported by experienced training institution from
third party.
Januari | January
Peresmian relokasi kantor cabang Perseroan di Bethesda
No. 34 Ruko 34D, Sario Kotabaru, Manado pada tanggal
18 Januari 2013. Kantor cabang sebelumnya berlokasi di Jl.
Ahmad Yani, Manado.
The relocation ceremony of the Company’s branch office at
Bethesda No. 34 Ruko 34D, Sario Kotabaru, Manado on
18 January 2013. The former branch office was on Jl. Ahmad
Yani, Manado.
Penandatanganan perjanjian fasilitas pinjaman berjangka
sebesar Rp 70 milyar antara Perseroan dan PT Bank QNB
Kesawan pada tanggal 9 April 2013. Fasilitas ini akan
digunakan sebagai modal kerja pembiayaan.
Signing of the term loan facility agreement in amount of Rp 70
billion between the Company and PT Bank QNB Kesawan on
9 April 2013. The Facility is used as working capital for new
financing.
April | April
PT BUANA FINANCE Tbk Laporan Tahunan 2013
19
Peristiwa Penting Tahun 2013Event Highlights in 2013
Penandatanganan perjanjian fasilitas pinjaman berjangka
sebesar Rp 100 milyar antara Perseroan dan PT Bank DKI
pada tanggal 26 Juli 2013. Fasilitas ini digunakan sebagai
modal kerja pembiayaan.
Signing of the term loan facility agreement in amount of
Rp 100 billion between the Company and PT Bank DKI on 26
July 2013. The Facility is used as working capital for new
financing.
Penandatanganan perjanjian fasilitas pinjaman berjangka
sebesar Rp 30 milyar antara Perseroan dan PT Bank
Ganesha pada tanggal 26 Juli 2013. Fasilitas ini digunakan
sebagai modal kerja pembiayaan.
Signing of the term loan facility agreement in amount of Rp 30
billion between the Company and PT Bank Ganesha on 26
July 2013. The Facility is used as working capital for new
financing.
Juli | July
Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan dan Rapat Umum
Pemegang Saham Luar Biasa Perseroan diadakan pada
tanggal 28 Mei 2013 di Mercantile Athletic Club, Gedung
WTC, Jakarta
The Company’s Annual and Extraordinary General Meetings
of Shareholders were held on 28 May 2013, at Mercantile
Athletic Club, WTC Building, Jakarta.
Mei | May
PT BUANA FINANCE Tbk 2013 Annual Report
20
Peristiwa Penting Tahun 2013Event Highlights in 2013
Penandatanganan perjanjian fasilitas pinjaman berjangka
sebesar Rp 200 milyar antara Perseroan dan Lembaga
Pembiayaan Ekspor Indonesia (Indonesia Eximbank) pada
tanggal 20 Agustus 2013. Fasilitas ini digunakan sebagai
modal kerja pembiayaan.
Signing of the term loan facility agreement in amount of
Rp 200 billion between the Company and Lembaga
Pembiayaan Ekspor Indonesia (Indonesia Eximbank) on
20 August 2013. The Facility is used as working capital for
new financing.
Peresmian relokasi kantor cabang Perseroan di Komplek
Mega Asri Blok A2/A3, Jl. Arifin Ahmad, Tangkerang Tengah,
Marpoyan Damai, Pekanbaru pada tanggal 23 Oktober 2013.
Kantor cabang sebelumnya berlokasi di Komplek Sudirman
CIty Square, Jl. Jend. Sudirman, Pekanbaru.
The relocation ceremony of the Company’s branch office at
Komplek Mega Asri Blok A2/A3, Jl. Arifin Ahmad, Tangkerang
Tengah, Marpoyan Damai, Pekanbaru on 23 October 2013.
The former branch office was on Komplek Sudirman City
Square, Jl. Jend. Sudirman, Pekanbaru.
Agustus | August
Oktober | October
Rapat Kerja Nasional Tengah Tahunan diadakan pada
tanggal 18-19 Juli 2013 di Hotel Aston, Bogor, dalam rangka
evaluasi pencapaian kinerja pertengahan tahun 2013. Rapat
diikuti oleh seluruh kepala cabang, kepala bisnis, pemutus
kredit dari seluruh Indonesia dan jajaran manajemen
Perseroan.
Mid Year - National Business Meeting was held from 18 to 19
July 2013 at Hotel Aston, Bogor, to evaluate the performance
during mid year 2013. The meeting was attended by the
Company's branch managers, business managers, credit
officers across Indonesia and the Company's management.
PT BUANA FINANCE Tbk Laporan Tahunan 2013
21
Rapat Kerja Nasional Tahunan diadakan pada tanggal 10 - 12
Desember 2013 di Hotel Trans Luxury, Bandung, dalam
rangka evaluasi pencapaian kinerja tahun 2013. Rapat diikuti
oleh seluruh kepala cabang, kepala bisnis, pemutus kredit
dari seluruh Indonesia dan jajaran manajemen Perseroan.
National Yearly Business Meeting was held from 10 - 12
December 2013 at Trans Luxury Hotel, Bandung, to evaluate
the performance during year 2013. The meeting was
attended by the Company's branch managers, business
managers, credit officers across Indonesia and the
Company's management.
Penandatanganan perjanjian fasilitas pinjaman berjangka
sebesar US$ 10 juta antara Perseroan dan JA Mitsui Leasing
Ltd pada tanggal 16 Desember 2013. Fasilitas ini digunakan
sebagai modal kerja pembiayaan.
Signing of the term loan facility agreement in amount of US$
10 million between the Company and JA Mitsui Leasing Ltd
on 16 December 2013. The facility is used as working capital
for new financing.
Desember | December
Penerbitan Medium Term Notes (MTN) I Buana Finance
Tahun 2013 dengan cara penawaran terbatas sebesar
Rp 150 milyar pada tanggal 14 November 2013 dengan tenor
1 tahun. Hasil penerbitan ini digunakan sebagai modal kerja
pembiayaan.
Issuance of Medium Term Notes (MTN) I Buana Finance Year
2013 in the form of private placements in amount of Rp 150
billion on 14 November 2013 with tenor of 1 year. The proceed
of issuance is used for working capital.
November | November
Peristiwa Penting Tahun 2013Event Highlights in 2013
PT BUANA FINANCE Tbk 2013 Annual Report
22
Perseroan memperoleh izin operasi di bidang sewa guna usaha dan pada tahun itu mengubah nama menjadi PT BBL Dharmala Leasing. Tahun 1989, Perseroan berubah menjadi PT BBL Dharmala Finance sehubungan dengan ekspansi usaha menjadi perusahaan pembiayaan dengan izin operasi di bidang sewa guna usaha, modal ventura, anjak piutang, kartu kredit, dan pembiayaan konsumen. Di tahun yang sama, Perseroan menerbitkan obligasi pertamanya senilai Rp 10 milyar.
Perseroan melakukan penawaran umum perdana saham pada tahun 1990, menggalang modal segar sebesar Rp 15,6 milyar melalui Bursa Efek Jakarta dan Surabaya. Selama tahun 1989-1997, Perseroan telah melakukan lima kali emisi di pasar modal, terdiri dari tiga emisi obligasi, satu penawaran umum saham, dan satu penawaran umum terbatas saham, senilai total Rp 218,63 milyar. Di samping itu, Perseroan juga mendapat kepercayaan berupa fasilitas pinjaman modal kerja dari beragam institusi keuangan multinasional melalui beberapa perjanjian kerjasama pendanaan. Dalam periode tahun 2001-2003, telah terjadi dua kali perubahan kepemilikan saham inti sehingga Perseroan mengubah nama menjadi PT BBL Danatama Finance Tbk., lalu menjadi PT Bina Danatama Finance Tbk. pada tahun 2003. Pada bulan Februari 2005, PT Sari Dasa Karsa (SDK) pemegang saham pendiri PT Bank Buana Indonesia Tbk., mengambil alih 60% saham dan sebagian besar waran Perseroan. Setelah proses penawaran tender kepada pemegang saham publik dan konversi waran, kepemilikan SDK meningkat menjadi 67,5% pada akhir tahun 2005 dan selanjutnya menjadi 67,6% setelah melakukan pembelian saham melalui Bursa Efek Indonesia pada tanggal 3 Juli 2007. Perseroan berubah nama menjadi PT Buana Finance Tbk., terhitung sejak tanggal 3 Oktober 2005 dan memfokuskan usahanya di bidang sewa guna usaha dan pembiayaan konsumen.
The Company received an operating license to provide financial leasing, and later that year changed its name to PT BBL Dharmala Leasing. In year 1989, the Company changed its name again to PT BBL Dharmala Finance in conjunction with the expansion of its business into a multifinance company with the operating license for leasing, venture capital, factoring, credit card, and consumer finance. In that same year, the Company issued its first bonds of Rp 10 billion.
In 1990, the Company issued its Initial Public Offering raising Rp 15.6 billion in fresh equity capital through the Jakarta and Surabaya Stock Exchanges. All told, between 1989 and 1997, the Company undertook five floatations in the Indonesian capital market, comprising of three debt issues, one initial public offering, and a rights issue, raising Rp 218.63 billion in total. In addition, through several funding agreements, the Company was entrusted with working capital loan from many multinational financial institutions. Throughout 2001-2003, there were two changes of main shares ownership and it changed the Company’s name into PT BBL Danatama Finance Tbk. and PT Bina Danatama Finance Tbk. in 2003.
In February 2005, PT Sari Dasa Karsa (SDK), the founding shareholder of PT Bank Buana Indonesia Tbk., acquired 60% shares and a majority portion of the Company warrants. Following a tender offer process to public shareholders and conversion of the warrants, the ownership of SDK increased to 67.5% as at year-end 2005; and become 67.6% on 3 July 2007 by shares purchased through Jakarta Stock Exchange. Starting 3 October 2005, the Company changed its name to PT Buana Finance Tbk., and continued its business with focus in leasing and consumer financing.
“PT Buana Finance Tbk. berawal dari pendirian PT BBL Leasing Indonesia pada tanggal 7 Juni 1982 dengan
sejarah operasional selama 31 tahun. Perseroan telah berkembang dari sebuah lembaga keuangan swasta
campuran dengan modal awal Rp 1,8 milyar dan 2 kantor cabang menjadi perusahaan publik dengan modal
lebih dari Rp 1 trilyun, total aset sebesar Rp 3,8 trilyun dan 21 kantor cabang.”
PT Buana Finance Tbk. owed its origin to the founding of PT BBL Leasing Indonesia on 7 June 1982, having a
business legacy that spans over a period of 31 years. The Company has evolved from a private foreign joint
venture finance company with start up equity of Rp 1.8 billion and 2 branch offices to a public company with an
equity of more than Rp 1 trillion, total assets of Rp 3.8 trillion and 21 branch offices.
Sekilas Buana FinanceBuana Finance in Brief
PT BUANA FINANCE Tbk Laporan Tahunan 2013
derapkan langkahmu terdepan
bersatu mengejar cita
jujur, bertanggung jawab
raih kemenangan
menjadi solusi keuangan
segala bentuk usaha
jadi mitra yang handal
dan terpercaya
tingkatkan mutu pelayanan
mudah, cepat dan aman
jayalah Buana Finance
selalu dihatiku
akan selalu terjaga
pasti tetap jaya
Script from Buana Finance Anthem
24
Sekilas Buana FinanceBuana Finance in Brief
Kegiatan Usaha Perseroan
Sesuai Keputusan Menteri Keuangan, dan sebagaimana
tercantum dalam Anggaran Dasar Perseroan, maka
Perseroan memiliki ijin usaha untuk menjalankan kegiatan
dalam bidang usaha lembaga pembiayaan, yaitu :
• Sewa Guna Usaha
Sewa guna usaha dapat dilakukan dalam bentuk
pembiayaan untuk pengadaan barang modal baik
secara financial lease maupun operating lease untuk
digunakan oleh penyewa-guna usaha dalam jangka
waktu tertentu berdasarkan pembayaran secara
berkala.
• Pembiayaan Konsumen
Yaitu pembiayaan dalam bentuk penyediaan dana untuk
pengadaan barang berdasarkan kebutuhan konsumen
yang pembayarannya dilakukan secara berkala.
• Anjak Piutang
Yaitu pembiayaan dalam bentuk pembelian atau
pengalihan piutang dari transaksi perdagangan, atau
penatausahaan penjualan kredit serta penagihan
piutang perusahaan klien.
• Kartu Kredit
Yaitu penerbitan kartu kredit yang dapat dimanfaatkan
oleh pemegangnya untuk pembelian barang dan/atau
jasa.
Saat ini, Perseroan secara aktif melakukan kegiatan dalam
bidang sewa guna usaha dan pembiayaan konsumen.
Business Activities of The Company
Pursuant to the Minister of Finance Decree, and as stated in
the Company's Article of Association, the Company has the
business licenses to carry out activities in financial institution
business, namely :
• Leasing
Leasing may be carried out in financing of capital goods
procurement on the basis of financial lease and/or
operating lease for lessee within a specified period by
the regular repayment.
• Consumer Financing
It is financing by providing funds for goods procurement,
based on consumer needs within a reguler repayment.
• Factoring
It is financing in the form of purchase or transfer of
receivables arising from trade transactions or
administering corporate client's credit sales including
the collections of receivables.
• Credit Card
It is credit card issuance which used for cardholders to
purchase products and/or services.
Currently, the Company remains active in the business of
leasing and consumer financing.
PT BUANA FINANCE Tbk Laporan Tahunan 2013
25
Penghargaan dan Pemeringkatan Perseroan
Company’s Award and Rating
Penghargaan yang diterima
Pada bulan Agustus 2013, Perseroan menerima
penghargaan Multifinance Award 2013 dari Majalah
InfoBank dengan kategori “Kinerja Keuangan 2012 Sangat
Bagus” untuk kategori perusahaan dengan aset lebih dari
Rp 1 trilyun. Penghargaan ini merupakan penghargaan
dengan kategori “Sangat Bagus” yang ke-8 kalinya yang
diterima Perseroan dalam 9 tahun terakhir.
Awards received
In August 2013, the Company received the celebrated
Multifinance Award 2013 from Infobank Magazine, in the
category of “Excellent 2012 Financial Performance”, for the
category of companies with assets over Rp 1 trillion. This
award in the category of “Excellent Performance” was
received by the Company for the 8th times in the last 9 years.
Pemeringkatan Perseroan
Pada bulan Oktober 2013, Perseroan memperoleh hasil
pemeringkatan dari PT Pemeringkat Efek Indonesia
(Pefindo) yaitu “id A -” (single A minus) untuk periode
2 Oktober 2013 sampai 1 Oktober 2014.
Company Rating
In October 2013, the Company obtained Company rating
from Credit Rating Indonesia (Pefindo), which is “id A -”
(single A minus) for 2 October 2013 to 1 October 2014
period.
PT BUANA FINANCE Tbk 2013 Annual Report
Visi dan Misi PerseroanVision and Mission of the Company
• Menciptakan hubungan jangka panjang yang saling
menguntungkan dengan para pelanggan, pemasok,
dan kreditur bereputasi baik dan terpercaya.
• Menyediakan berbagai produk dan jasa keuangan
yang inovatif, bersaing dan memiliki nilai tambah
tinggi, didukung oleh sistem dan teknologi terkini dan
handal.
• Mengoptimalkan semua sumber daya yang tersedia
untuk memperkokoh bisnis kami.
• Memberikan keuntungan terbaik kepada para
penanam modal.
• Menciptakan lingkungan kerja yang sangat baik untuk
mengembangkan potensi karyawan.
• Menjalankan bisnis bisnis kami sesuai dengan Tata
Kelola Perusahaan Terbaik dan Praktik Profesi Terbaik.
• Create long term mutual beneficial relationships with
reputable and trustworthy customers, suppliers, and
creditors.
• Deliver innovative, competitive and high value-added
products & services, leveraged by robust system and
effective cutting-edge technology.
• Optimize all available resources to strengthen our
business.
• Provide excellent return to our investors.
• Create great environment for our people to unleash
their potential.
• Conduct our business in adherence to Good Corporate
Governance and Best Practices.
“Menjadi perusahaan jasa keuangan yang paling diminati
untuk penyediaan layanan solusi keuangan yang inovatif,
dan menjadi tolok ukur bagi industri.”
“To be the most preferred finance company providing
innovative financial solution and becoming a benchmark in
the industry.”
Visi Vision
Misi Mission
If everyone is moving forward together,
then success takes care of itself
Ketika setiap diri kita bersatu dalam melangkah maju,
maka sukses akan datang dengan sendirinya
- Henry Ford -
Nilai-nilai PerseroanCorporate Values
Passion for winningHasrat untuk unggul
Aim for excellenceBertujuan mencapai kesempurnaan
Spirit to serveSemangat melayani
TeamworkKerjasama tim
IntegrityIntegritas
P
A
S
T
I
28
Struktur OrganisasiOrganization Structure
Board of Directors
Branches
Board of
Commissioners
Corporate Secretary &
Investor Relation
Marketing & Business
Development Director
President Director
Know Your Customer
(KYC) Task Unit
Consumer Finance Division
Financial Lease
Division
HRD GS
Division
Financial ControlDivision
Remedial & Legal
Division
Branch OperationSupport Division
Risk Management
Division
Treasury Division
CollectionDivision
BusinessSupport CFDepartment
Special Asset
Management CF
Department
BusinessSupport
FLDepartment
Special Asset
Management FL
Department
HRDevelopmentDepartment
HR Services
Department
GeneralServices
Department
ExpenseControl
Department
Accounting & Tax
Department
AR Control
Department
RemedialDepartment
Legal & Compliance
Legal & ComplianceDepartment
Area 2
IT DevelopmentDepartment
InsuranceDepartment
IT Support
Department
Credit Review &
ProcedureDepartment
Adminis-tration
& Exposure Control
Department
Funding &Cash MgmtDepartment
DisbursementDepartment
FinancialBudgeting
Department
CollectionDepartment
Area 1
CollectionDepartment
Area2
Internal Audit
Division
Operation Director
Audit Committee
PT BUANA FINANCE Tbk Laporan Tahunan 2013
Direksi dan Kepala Divisi PerseroanDirectors and Division Heads
President DirectorMarketing DirectorOperation Director
Corporate SecretaryKYC Task UnitInternal Audit DivisionFinancial Lease DivisionConsumer Finance Division - Area 1Consumer Finance Division - Area 2Consumer Finance Division - Area 3
HRD-GS DivisionFinancial Control DivisionRemedial & Legal DivisionBranch Operation Support DivisionRisk Management DivisionTreasury DivisionCollection Division
123
456789
10
11121314151617
Soetadi LiminHerman LesmanaAntony Muljanto
Sudiono PujoSuwantiAhmad KhaetamiMiron D. PanjaitanToni HerlinggoPhilip HadinataTed Suyani
Irvan SatyawanNani SusantiSudiono PujoAgung YanuariantoSuwantiEdwin AnduIda Fitrijati
14
8 2 1 3 9
76
5174
11121016
PT BUANA FINANCE Tbk 2013 Annual Report
30
ProfilDewan KomisarisBoard of CommissionersProfile
Warga Negara Indonesia, ditetapkan sebagai Komisaris Utama Perseroan sebagaimana tercantum dalam Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan Perseroan Nomor 281 tanggal 28 Mei 2013. Saat ini juga menjabat sebagai Komisaris Utama PT Sari Dasa Karsa. Memulai karir di PT Bank Buana Indonesia Tbk (saat ini PT Bank UOB Indonesia) di tahun 1972 di kantor cabang Medan dan Jakarta, selanjutnya menjabat sebagai Wakil Kepala Biro Luar Negeri (1975-1979), sebagai Pimpinan Kantor Cabang Senen, Jakarta (1979-1980), Wakil Pimpinan Kantor Cabang Surabaya (1980-1985), Kepala Biro Luar Negeri (1985-1995), Direktur Muda (1995-2005), sebagai Komisaris di PT Bank Buana Indonesia Tbk (2005-2008). Mengikuti pendidikan di Yock Eng High School (Singapore) pada tahun 1969.
An Indonesian citizen, appointed as Company's President Commissioner as stated in the Minutes of the Annual General Meeting of Shareholders of the Company Number 281 dated May 28, 2013. Currently also holds a position as the President Commissioner at PT Sari Dasa Karsa. Start his career at PT Bank Buana Indonesia Tbk (currently is PT Bank UOB Indonesia) at Medan and Jakarta branch offices in 1972, then held a position as Deputy Head of Foreign Affairs Bureau (1975-1979), as Head of Senen (Jakarta) Branch Office (1979-1980), as Deputy Head of Surabaya Branch Office (1980-1985), as Head of Foreign Affairs Bureau (1985-1995), as Junior Director (1995-2005), and as the Commissioner of PT Bank Buana Indonesia Tbk (2005-2008). Admitted to education in Yock Eng High School (Singapore) in 1969.
Karman TandanuKomisaris Utama / President Commissioner
PT BUANA FINANCE Tbk Laporan Tahunan 2013
31
Profil Dewan KomisarisBoard of Commissioners Profile
Warga Negara Indonesia, ditetapkan sebagai Komisaris Independen Perseroan sebagaimana tercantum dalam Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan Perseroan Nomor 281 tanggal 28 Mei 2013. Sebelumnya pernah menjabat sebagai anggota Komite Audit Perseroan sejak tahun 2005 sampai 2013. Memiliki pengalaman sebagai Senior Auditor di salah satu instansi pemerintah dan sebagai Tax and Accounting Advisor di beberapa perusahaan swasta. Meraih gelar Master di bidang Businesss Administration dari Waseda University, Tokyo, Jepang pada tahun 2004.
An Indonesian citizen, appointed as Company's Independent Commissioner as stated in the Minutes of the Annual General Meeting of Shareholders of the Company Number 281 dated May 28, 2013. Previously, he holds a position as member of Audit Committee since 2005 up to 2013. Has experience as a Senior Auditor in one of government institution and also as a Tax and Accounting Advisor at several private companies. Graduated with a Master's Degree in Business Administration from Waseda University, Tokyo, Japan in 2004.
Corneiles Tedjo EndriyartoKomisaris / Commissioner
Warga Negara Indonesia, ditetapkan sebagai Komisaris Perseroan sebagaimana tercantum dalam Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan Perseroan Nomor 72 tanggal 27 Mei 2009. Saat ini beliau juga menjabat sebagai Komisaris Utama PT Bayu Buana Tbk, dan sebagai Komisaris Utama di PT Asuransi Bina Dana Arta Tbk, PT Pioneerindo Gourmet International Tbk, dan PT Maskapai Reasuransi Indonesia Tbk. Dalam kurun waktu 1989-2007, beliau pernah menjabat sebagai partner di kantor akuntan publik Ernst & Young (2000-2007), Chief Operating Officer di PT Dharmala Sakti Sejahtera Tbk (1995-1998), Direktur Keuangan PT BBL Dharmala Finance Tbk (1990-1995), dan Business Development Advisor di PT Arya Upaya Corporation (1989-1990). Saat ini beliau masih aktif sebagai dosen paruh waktu program master di Universitas Katolik Widya Mandala, Surabaya. Meraih gelar Doctor di bidang Strategic Management pada tahun 1988 dan gelar Master di bidang Administrasi Bisnis dari University of Nebraska, Lincoln (USA) pada tahun 1984. Meraih gelar Sarjana di bidang Ekonomi dari Universitas Atmajaya Jakarta, Indonesia pada tahun 1981.
An Indonesian citizen, appointed as Company's Commissioner as stated in the Minutes of Annual General Meeting of Shareholders of the Company Number 72 dated May 27, 2009. Currently also holds a position as the President Commissioner of PT Bayu Buana Tbk; and as President Commissioner of PT Asuransi Bina Dana Arta Tbk, PT Pioneerindo Gourmet International Tbk, and PT Maskapai Reasuransi Indonesia Tbk. Between 1989-2007, he held a position as a partner in Ernst & Young public accountant firm (2000-2007), Chief Operating Officer of PT Dharmala Sakti Sejahtera Tbk (1995-1998), Finance Director of PT BBL Dharmala Finance Tbk (1990-1995), and Business Development Advisor of PT Arya Upaya Corporation (1989-1990). Currently he still serves as part time lecturer in post graduate program at Widya Mandala Catholic University, Surabaya. Graduated with a Doctoral's Degree in Strategic Management in 1988 and a Master Degree in Business Administration from University of Nebraska, Lincoln (USA) in 1984. Also graduated with a Bachelor Degree in Economics from University of Atmajaya Jakarta, Indonesia in 1981.
Tjan Soen Eng Komisaris / Commissioner
PT BUANA FINANCE Tbk 2013 Annual Report
32
ProfilDewan DireksiBoard of DirectorsProfile
Warga Negara Indonesia, ditetapkan sebagai Direktur Utama Perseroan sebagaimana tercantum dalam Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan Perseroan Nomor 74 tanggal 12 Mei 2010. Sebagai Direktur Utama, beliau membawahi fungsi Sekretaris Perusahaan, Divisi Pengawasan Internal, Unit Kerja Pengenalan Nasabah, Divisi SDM, Pengawasan Keuangan, dan Remedial-Hukum. Beliau sepenuhnya berkarir di PT Bank Buana Indonesia Tbk (saat ini PT Bank UOB Buana) selama 37 tahun (1967-2004). Keahlian utama yang dimiliki adalah di bidang Perbankan Internasional dan Treasuri, dengan pencapaian karir tertinggi sebagai Direktur Perbankan Internasional dan Treasuri (1989-1995) dan Wakil Direktur Utama (1996-1999). Jabatan selama 2 tahun terakhir (2002-2004) adalah sebagai Komisaris PT Bank Buana Indonesia Tbk. Meraih gelar Master di bidang Keuangan dan Perbankan dari Golden Gate University, San Francisco (USA) pada tahun 1988, dan gelar Sarjana dari Akademi Perbankan (Perbanas) Medan di tahun 1969.
An Indonesian citizen, appointed as Company's President Director as stated in the Minutes of the Annual General Meeting of Shareholders of the Company Number 74 dated May 12, 2010. As the President Director, he oversees the Corporate Secretary function, Internal Audit Division, Know Your Customer Unit, HRD, Financial Control, Remedial and Legal Division. He had a dedicated career with PT Bank Buana Indonesia Tbk, (currently PT Bank UOB Buana) stretching a period of 37 years (1967-2004). His area of expertise was in International Banking and Treasury, with highest executive assignments as Managing Director for International Banking and Treasury (1989-1995) and Deputy President Director (1996-1999). He spent the last two years (2002-2004) in the Bank as Commissioner of PT Bank Buana Indonesia Tbk. He possessed an MBA degree in Banking and Finance, from Golden Gate University-San Fransisco (USA) in 1988 and Banking Degree from Akademi Perbankan (Perbanas) Medan in 1969.
Soetadi LiminDirektur Utama / President Director
PT BUANA FINANCE Tbk Laporan Tahunan 2013
33
Profil Dewan DireksiBoard of Directors Profile
Warga Negara Indonesia, ditetapkan sebagai Direktur Perseroan sebagaimana tercantum dalam Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan Perseroan Nomor 17 tanggal 18 April 2007. Bergabung dengan Perseroan sejak bulan Maret 2005 sebagai Kepala Divisi Tresuri. Sebagai Direktur Operasional, beliau membawahi Divisi Tresuri, Pengelolaan Risiko, Penagihan dan Pengembangan Operasional Cabang. Sebelumnya beliau menjabat sebagai Finance and Accounting Manager di PT Aneka Infokom Tekindo (1996-1999), Treasury Analyst di American Express International, Inc., Singapore Regional Treasury Center (2001-2002), Assistant Deputy Director PT Karet Mas sejak 2002, dan sebagai Direktur PT Karet Mas sejak tahun 2004. Meraih gelar Master di bidang Commerce-Funds Management dari University of New South Wales, Sydney, Australia pada tahun 2000 dan Sarjana di bidang Business Administration - Finance, Investment, and Banking dari University of Wisconsin, Madison (USA) pada tahun 1995.
An Indonesian citizen, appointed as Company's Director as stated in the Minutes of the Annual General Meeting of Shareholders of the Company Number 17 dated April 18, 2007. Joined to the Company since March 2005 as Treasury Division Head. As the Operation Director, he oversees Treasury, Risk Management, Collection and Branch Operation Support Division. Previously he held a position as the Finance and Accounting Manager of PT Aneka Infokom Tekindo (1996-1999), Treasury Analyst at American Express International, Inc., Singapore Regional Treasury Center (2001-2002), Assistant to Deputy Director of PT Karet Mas since 2002 and later on as Director since 2004. Graduated with a Master's Degree in Commerce-Funds Management from University of New South Wales, Sydney, Australia in 2000 and graduated with a Business Administration - Finance, Investment, and Banking Degree from University of Wisconsin, Madison (USA) in 1995.
Antony MuljantoDirektur / Director
Warga Negara Indonesia, ditetapkan sebagai Direktur Perseroan sebagaimana tercantum dalam Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa Perseroan Nomor 24 tanggal 17 Desember 2008. Sebagai Direktur Pengembangan Bisnis dan Pemasaran, beliau membawahi Divisi Sewa Guna Usaha dan Pembiayaan Konsumen. Sebelumnya beliau menjabat sebagai Direktur Pemasaran PT ANJ Finance (2004-2006). Beliau pernah menjabat sebagai Senior Executive General Manager PT Orix Indonesia Finance (1983-2004), dan sebagai Senior Staff Import Export Department PT Pan Indonesia Bank (1976-1983). Saat ini beliau juga menjabat sebagai Komisaris PT Pro Car International Finance sejak tahun 2006. Menyelesaikan pendidikan di bidang Manajemen Perusahaan (ekonomi) dari Akademi Pendidikan Kejuruan Jakarta pada tahun 1981.
An Indonesian citizen, appointed as Company's Director as stated in the Minutes of the Extraordinary General Meeting of Shareholders of the Company Number 24 dated December 17, 2008. As the Marketing and Business Development Director, he oversees Financial Lease and Consumer Finance Division. Previously he held a position as Marketing Director of PT ANJ Finance (2004-2006). He also held positions as Senior Executive General Manager PT Orix Indonesia Finance (1983-2004), and Senior Staff Import Export Department PT Pan Indonesia Bank (1976-1983). He has also been holding a position as Commissioner of PT Pro Car International Finance since 2006. Graduated in Corporate Management (economy) from Akademi Pendidikan Kejuruan, Jakarta in 1981.
Herman LesmanaDirektur / Director
PT BUANA FINANCE Tbk 2013 Annual Report
34
ProfilKomite AuditAudit CommitteeProfile
Warga Negara Indonesia, diangkat sebagai Ketua Komite Audit Perseroan pada tanggal 30 Mei 2013 sebagaimana ditetapkan dalam Surat Keputusan Dewan Komisaris No. 004/KEP/KOM-BNF/V/2013 tanggal 30 Mei 2013. Sebelumnya pernah menjabat sebagai anggota Komite Audit Perseroan sejak tahun 2005 sampai 2013.Memiliki pengalaman sebagai Senior Auditor di salah satu instansi pemerintah dan sebagai Tax and Accounting Advisor di beberapa perusahaan swasta. Meraih gelar Master di bidang Businesss Administration dari Waseda University, Tokyo, Jepang pada tahun 2004.
An Indonesian citizen, appointed as Company's Chairman of Audit Committee on May 30, 2013 as established in the BOC Decision Letter No. 004/KEP/KOM-BNF/V/2013 dated May 30, 2013. Previously, he holds a position as member of Audit Committee since 2005 up to 2013. Has experience as a Senior Auditor in one of government institution and also as a Tax and Accounting Advisor at several private companies. Graduated with a Master's Degree in Business Administration from Waseda University, Tokyo, Japan in 2004.
Corneiles Tedjo EndriyartoKetua Komite Audit / Chairman of Audit Committee
PT BUANA FINANCE Tbk Laporan Tahunan 2013
35
Profil Komite AuditAudit Committee Profile
Warga Negara Indonesia, diangkat sebagai anggota Komite Audit pada tanggal 10 Juni 2010 sebagaimana ditetapkan dalam Surat Keputusan Dewan Komisaris No. 002/KEP/KOM-BNF/V/2010 tanggal 10 Juni 2010. Memulai karirnya sebagai Internal Auditor di PT Bank Central Asia Tbk dan PT Lippo Indah Trading (1978-1980). Bergabung dengan PT Bank Buana Indonesia (sekarang PT Bank UOB Indonesia) sejak 1981, dengan berbagai jabatan seperti Manajer bidang Akuntansi, Kepala Satuan Kerja Audit Intern, Kepala Biro Tata Usaha, Kepala Biro Akuntansi Pusat dan saat ini masih menjabat sebagai anggota Komite Audit di PT Bank UOB Indonesia. Meraih gelar Sarjana di bidang Akuntansi dari Universitas Indonesia, Jakarta, pada tahun 1978.
An Indonesian citizen, appointed as member of the Audit Committee on June 10, 2010 as established in the BOC Decision Letter No. 002/KEP/KOM-BNF/V/2010 dated June 10, 2010. Starting her career as Internal Auditor in PT Bank Central Asia Tbk and PT Lippo Indah Trading (1978-1980). She joined to PT Bank Buana Indonesia (currently PT Bank UOB Indonesia) since 1981, with various position as Accounting Manager, Head of Internal Audit Unit, Head of Administration, Head of Central Accounting, and currently still serving as member of Audit Committee at PT Bank UOB Indonesia. She possessed an undergraduate degree in Accountancy from Universitas Indonesia, Jakarta, in 1978.
Winny WidyaAnggota Komite Audit / Member of Audit Committee
Warga Negara Indonesia, diangkat sebagai anggota Komite Audit Perseroan pada tanggal 30 Mei 2013 sebagaimana ditetapkan dalam Surat Keputusan Dewan Komisaris No. 004/KEP/KOM-BNF/V/2013 tanggal 30 Mei 2013. Awalnya beliau berkarir selama 4 tahun (1980-1984) sebagai auditor di SGV Utomo Mulia, kemudian sebagai Internal auditor di Dharmala selama 2 tahun (1984-1986). Kemudian, beliau berkarir di PT Bank Umum Nasional selama 9 tahun (1986-1995), di antaranya penugasan sebagai Kepala Cabang di Jakarta dan Manado. Selanjutnya berkarir di PT Ongko Life Insurance (1995-1997) sebagai Kepala Keuangan, di PT Zurich Insurance Indonesia (1997-1999) sebagai Direktur Keuangan, di CNI Group (2000-2002) sebagai Personal Assistant Director, di PT Indomobil Sukses Internasional Tbk (2001-2007) sebagai anggota Komite Audit, di PT Ecogreen Oleochemicals (2002-2010) sebagai Head of Audit & Control, di PT. Widjajatunggal Sejahtera sebagai VP, Head of Internal Audit and Special Project. Saat ini, beliau masih bergabung dengan PT Cowell Development Tbk sebagai Financial Controller sejak tahun 2013. Meraih gelar Master di bidang Manajemen Pemasaran pada tahun 1995 dan gelar Master di bidang Keuangan pada tahun 1991 dari IPPM, Jakarta. Meraih gelar Sarjana Ekonomi di bidang Akuntansi dari Universitas Trisakti Jakarta, Indonesia pada tahun 1984.
An Indonesian citizen, appointed as member of the Audit Committee on May 30, 2013 as established in the BOC Decision Letter No. 004/KEP/KOM-BNF/V/2013 dated May 30, 2013. Initially, he had a long career of 4 years (1980-1984) as an auditor in SGV Utomo Mulia, subsequently he works as internal auditor in Dharmala for the next 2 years (1984-1986). Then, he works in PT Bank Umum Nasional for 9 years (1986-1995), with the assignment of Branch Manager in Jakarta and Manado. Subsequently, he worked in PT Ongko Life Insurance (1995-1997) as Finance Head, in PT Zurich Insurance Indonesia (1997-1999) as Finance Director, in CNI Group (2000-2002) as Personal Assistant Director, in PT Indomobil Sukses Internasional Tbk (2001-2007) as member of Audit Committee, in PT Ecogreen Oleochemicals (2002-2010) as Head of Audit & Control, in PT Widjajatunggal Sejahtera (2011-2013) as VP, Head of Internal Audit and Special Project. Currently, he works in PT Cowell Development Tbk as Financial Controller since 2013. Graduated with a Master Degree in Marketing Management in 1995 and a Master Degree in Finance in 1991 from IPPM, Jakarta. Also graduated with an undergraduate degree in Economics - Accountancy from University of Trisakti Jakarta, Indonesia in 1984.
Hardianto SoefajinAnggota Komite Audit / Member of Audit Committee
PT BUANA FINANCE Tbk 2013 Annual Report
36
Pencatatan Saham Perseroan di Bursa Efek IndonesiaCompany's Shares Listing at the Indonesia Stock Exchange
No Keterangan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
Jumlah Saham (lembar)Total Shares
Tanggal PencatatanListing Date
Remarks
Penawaran Umum Perdana
Pencatatan Saham Pendiri
Saham Bonus
(dari kapitalisasi agio saham)
Penawaran Umum Terbatas
Saham Bonus
(dari kapitalisasi agio saham)
Pemecahan Nilai Nominal Saham
Pencatatan Saham Tambahan
Tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dulu
(dari Konversi Hutang ke Ekuitas)
Konversi Waran Seri 02
Konversi Waran Seri 02
Konversi Waran Seri 02
Pemecahan Nilai Nominal Saham
Penyesuaian Waran karena pemecahan
nilai nominal saham
Saham Bonus
(dari kapitalisasi agio saham)
Penyesuaian Waran
karena pembagian saham bonus
Konversi Waran Seri 02
Konversi Waran Seri 02
Saham Bonus
(dari kapitalisasi agio saham)
Jumlah Saham Beredar
(31 Des 2013)
2,500,000
12,500,000
12,000,000
18,000,000
45,000,000
90,000,000
270,000,000
1,384,500
100,000
47,866,747
499,351,247
14,934,467
399,480,997
11,947,573
32,766,983
5,171,838
209,673,742
1,645,796,054
07 May 1990
16 Jan 1991
30 Nov 1993
31 May 1994
20 June 1995
26 July 1999
05 Feb 2004
25 Feb 2005
11 May 2005
21 Nov 2005
05 Oct 2006
05 Oct 2006
28 May 2007
28 May 2007
30 June 2008
30 Dec 2008
24 May 2012
Initial Public Offering
Company Listing
Bonus Shares
(from capitalisation of share premium account)
Right Issue
Bonus Shares
(from capitalisation of share premium account)
Stock Split
Additional Listing without Pre-Emptive Rights
(from Debt to Equity Conversion)
Warrant II Conversion
Warrant II Conversion
Warrant II Conversion
Stock Split
Warrant adjustment
as the result of stock split
Bonus Shares
(from capitalisation of share premium account)
Warrant adjustment
due to distribution of bonus shares
Warrant II Conversion
Warrant II Conversion
Bonus Shares
(from capitalisation of share premium account)
Outstanding Shares
(December 31, 2013)
PT BUANA FINANCE Tbk Laporan Tahunan 2013
37
Struktur Pemegang Saham Perseroan per 31 Desember 2013
The Shareholders Structure of the Company as of December 31, 2013
PT Sari Dasa Karsa
PT Asuransi Bina Dana Arta Tbk
Masyarakat (masing-masing tidak melebihi 5%)Public (individually less than 5%)
Total
No Pemegang Saham
Shareholders
1
2
3
1,112,584,069
133,281,585
399,930,400
1,645,796,054
Jumlah Saham (lembar)Shares
67.60
8.10
24.30
100.00
Kepemilikan (%)Ownership (%)
Pemegang Saham PengendaliStruktur pemegang saham PT Sari Dasa Karsa selaku
pemegang saham utama Perseroan per 31 Desember 2013
adalah sebagai berikut :
The Controlling Shareholders The shareholding structure of PT Sari Dasa Karsa as the
majority shareholder of the Company as of December 31,
2013 is as follows:
No Pemegang Saham
Shareholders
1
2
3
4
5
6
7
Jumlah Saham (lembar)Shares
Kepemilikan (%)Ownership (%)
Karman Tandanu
Liana Setiawati Mulyono
Sri Muljati Suwito
Hendra Suryadi
Siang Hadi Widjaja
Lukito Winarto
Sastro Wijatno
Total
60,138
45,740
39,560
35,100
32,760
12,278
8,424
234,000
25.70
19.55
16.90
15.00
14.00
5.25
3.60
100.00
PT Sari Dasa Karsa Masyarakat / Public
PT Asuransi Bina Dana Arta Tbk
Pemegang SahamShareholders
PT BUANA FINANCE Tbk 2013 Annual Report
38
Analisa danPembahasan ManajemenManagement Discussion and Analysis
“Sepanjang tahun 2013, Perseroan telah menyalurkan pembiayaan
baru sebesar Rp 2,6 trilyun, dengan tingkat pertumbuhan aset
sebesar 7,9% ”
“Throughout year 2013, the Company has booked new
financing of Rp 2.6 trillion, with asset growth rate of 7.9%”
PT BUANA FINANCE Tbk Laporan Tahunan 2013
39
Tinjauan Usaha
Berdasarkan data statistik Ekonomi Keuangan Indonesia
yang dirilis oleh Bank Indonesia, total portfolio pembiayaan
dari perusahaan pembiayaan di seluruh Indonesia tahun
2013 mencapai Rp. 348 trilyun, meningkat 15,2% dari tahun
2012 yang mencapai Rp. 302 trilyun. Pertumbuhan ini
sedikit melambat dibandingkan dengan tingkat
pertumbuhan industri pembiayaan di tahun 2012 yang
tercatat sebesar 23%. Sektor pembiayaan konsumen masih
mendominasi dengan portfolio pembiayaan sebesar
Rp. 222,9 trilyun atau naik 16,2% dibandingkan dengan
tahun 2012 (Rp. 191,8 trilyun). Portfolio pembiayaan sewa
guna usaha di tahun 2013 mencapai Rp. 117,4 trilyun atau
meningkat 11,7% dibandingkan tahun 2012 (Rp. 105,1
trilyun).
Sejalan dengan kenaikan portfolio piutang perusahaan
pembiayaan, total portfolio pembiayaan Perseroan di tahun
2013 naik 7,3% dibanding tahun 2012, atau menjadi
sebesar Rp 3,68 trilyun. Secara rinci, portfolio pembiayaan
sewa guna usaha naik 12,6% dari Rp. 2,7 trilyun di tahun
2012 menjadi Rp. 3,1 trilyun, sementara portfolio
pembiayaan konsumen turun 13,2%. Dibandingkan dengan
skala industri pembiayaan secara nasional, pangsa pasar
Perseroan tahun 2013 mengalami penurunan tipis menjadi
1,08%.
Business Overwiew
Based on Indonesian Economic and Financial Statistics
data released by Bank Indonesia, total financing portfolio of
multifinance companies in Indonesia reached Rp. 348 trillion
in 2013, an increase of 15.2% from year 2012 in amount of
Rp. 302 trillion. This growth was slightly slower than the
finance industry growth rate in 2012 that reached 23%.
Consumer finance sector was still dominant with financing
portfolio of Rp 222.9 trillion or an increase of 16.2%
compared to year 2012 (Rp 191.8 trillion). Leasing sector
portfolio in 2013 amounted to Rp 117.4 trillion, an increase of
11.7% from year 2012 (Rp 105.1 trillion).
In line with the financing portfolio growth in multifinance
companies, total financing portfolio of the Company in 2013
increased by 7.3% compared to year 2012, reaching
Rp 3.68 trillion. In detail, lease financing portfolio rose 12.6%
from Rp 2.7 trillion in 2012 to Rp 3.1 trillion, while the
consumer financing portfolio shrank by 13.2%. Compared
to the national finance industry scale, the market share of the
Company in 2013 decreased slightly to 1.08%.
dalam trilyun rupiah
Sumber/ www.bi.go.idsource:
in trillion rupiah
Perseroan / Company
Nasional / National
Pangsa Pasar / Market Share
PIUTANG PEMBIAYAAN KONSUMENCONSUMER RECEIVABLES
TOTAL PIUTANGTOTAL RECEIVABLES
PIUTANG SEWA GUNA USAHALEASING RECEIVABLES
3.07
117.4
2.62%
2.73
105.1
2.60%
2013 2012
0.6
222.9
0.27%
0.7
191.8
0.36%
2013 2012
3.68
340.3
1.08%
3.43
296.9
1.15%
2013 2012
Analisa dan Pembahasan ManajemenManagement Discussion and Analysis
PT BUANA FINANCE Tbk 2013 Annual Report
40
Prospek Usaha Perseroan
Prospek usaha Perseroan tahun 2014 akan banyak
dipengaruhi oleh : i) tingkat pertumbuhan ekonomi
Indonesia, dimana Bank Indonesia memperkirakan bahwa
pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2014 akan
melanjutkan tren moderasi di kisaran 5,5 – 5,9 persen;
ii) fluktuasi tingkat suku bunga, serta iii) prospek harga
komoditas. Perseroan tetap yakin bahwa mengingat
Indonesia sebagai negara yang memiliki keunggulan
kompetitif pada kekayaan sumber alam, akan secara
strategis menguntungkan Perseroan pada pembiayaan
investasi yang mendukung sektor ekonomi berbasis
komoditas. Kendati demikian, Perseroan di tahun 2014
masih tetap melanjutkan kebijakan untuk melakukan
diversifikasi pembiayaan sewa guna usahanya, pada
beberapa sektor seperti konstruksi (infrastruktur) dan
transportasi, untuk mengimbangi potensi penurunan pada
sektor pertambangan ataupun agrobisnis. Di sisi lain,
Perseroan melanjutkan pengembangan usaha di
pembiayaan konsumen dengan fokus di pembiayaan mobil
bekas, untuk menangkap peluang dari pertumbuhan
golongan menengah di Indonesia yang terus menanjak dan
mendorong tingkat penyerapan konsumsi yang tinggi.
Sewa Guna Usaha
Perseroan di tahun 2013 mampu mempertahankan kinerja
pembiayaan sewa guna usaha, kendati penjualan alat berat
secara nasional mengalami penurunan, karena
berkurangnya penurunan permintaan alat berat yang
dipengaruhi penurunan harga komoditas terutama batu
bara, nikel dan minyak kelapa sawit. Berdasarkan data riset
internal PT United Tractors Tbk, volume penjualan alat berat
di Indonesia di tahun 2013 diperkirakan telah turun menjadi
10,252 unit dari sebelumnya sebesar 14,421 unit di tahun
2012. Perseroan mencatatkan pembiayaan sewa guna
usaha sebesar Rp. 2,14 trilyun atau naik 1,1%
dibandingkan tahun 2012 yang mencapai Rp. 2,12 trilyun.
Obyek sewa guna usaha yang dibiayai Perseroan meliputi
pembiayaan alat berat, otomotif (bus dan truk), kapal serta
mesin. Dari total pembiayaan sewa guna usaha yang ada,
sebesar 72% merupakan alat berat yang sebagian besar
dialokasikan pada sektor konstruksi, perkebunan dan
pertambangan, sedangkan untuk pembiayaan kapal tahun
ini menyumbang kontribusi sebesar 15% yang tercakup
pada sektor transportasi (pengangkutan kargo dan
komoditas).
Business Prospect of the Company
The Company's business prospects in 2014 will be heavily
influenced by : i) Indonesia's economic growth rate of, which
Bank Indonesia projected that Indonesia's economic growth
in 2014 will continue the moderation trend in the range of
5.5 - 5.9 percent; ii) interest rate fluctuation, and iii)
commodity price outlook. The Company believes that
Indonesia, which possesses competitive advantage in its
abundant natural resources, will strategically benefit to the
Company providing investment financing that support
commodity-based economy. Nevertheless, the Company’s
in year 2014 will continue the policy to diversify lease
financing, on several sectors such as construction
(infrastructure), and transportation, to balance the potential
weakness in mining and agribusiness sectors. On the other
hand, the Company will continue its business development
on consumer finance sector by focusing on used car
financing, to capture the opportunities from Indonesia's
growing middle class group which stimulates high level of
consumption.
Leasing
The Company in 2013 succeeded in maintaining a relatively
stable performance in lease financing, despite the decrease
in national heavy equipment sales, due to the lower demand
of heavy equipments following the decline in commodity
prices, especially coal, nickel and palm oil. Relying on the
internal research data published by PT United Tractors Tbk,
the heavy equipment sales volume in Indonesia in 2013 is
estimated at 10.252 units, compared with 14.421 units in
2012. The Company recorded total new lease financing of
Rp. 2.14 trillion or a slight increase of 1.1% compared to new
lease financing in 2012 in amount of Rp. 2.12 trillion. Leased
objects include heavy equipments, automotives, vessel and
machineries financing. From the total of existing lease
financing, roughly 72% consisted of heavy equipments
which are mainly associated allocated to construction,
plantation and mining sectors, while vessel financing
contributes up to 15% weighting associated with the
transportation sector (cargo and commodity transports).
Analisa dan Pembahasan ManajemenManagement Discussion and Analysis
2,146.6
458.0
9.4
2,614.0
2,122.4
496.7
12.1
2,631.2
1.1%
-7.8%
-22.5%
-0.65%
Leasing
Consumer Finance
Factoring
Total
PEMBIAYAAN BARU PERTUMBUHAN / GROWTH2013 2012
Sewa Guna Usaha
Pembiayaan Konsumen
Anjak Piutang
Jumlah
NEW FINANCING
dalam milyar rupiah in billion rupiah
PT BUANA FINANCE Tbk Laporan Tahunan 2013
41
Pembiayaan Konsumen
Sepanjang tahun 2013, berdasarkan data Gabungan
Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo),
penjualan mobil baru mencapai 1,23 juta unit atau naik 10%
di bandingkan dengan tahun 2012 yang mencapai 1,12 juta
unit. Penyaluran pembiayaan konsumen Perseroan di tahun
2013 mencapai Rp. 458 milyar, atau lebih rendah
dibandingkan dengan pencapaian di tahun 2012 sebesar
Rp. 496,7 milyar. Perseroan tetap fokus pada
pengembangan pembiayaan untuk kendaraan bekas,
mengingat marjin suku bunga yang relatif lebih besar
dibandingkan pembiayaan mobil baru. Total portfolio
Pembiayaan mobil bekas di tahun 2013 mencapai 86.2 %
atau naik dibandingkan tahun 2012 sebesar 85.1%.
Consumer Financing
Throughout the year 2013, based on data from the
Indonesian Automotive Industry Association (Gaikindo),
new car sales reached 1.23 million units an increasing of
10% compared to 2012 with 1.12 million units. The
Company's consumer financing in 2013 reached Rp. 458
billion, slightly lower than the achievement in 2012 of Rp.
496.7 billion. The Company still puts its focus on expanding
its used car financing, given the relatively higher margin than
new car financing. Total portfolio of used car financing in
2013 reached 86.2% an increase from 85.1% in 2012.
New Car
Used Car
Total
PORTFOLIO PEMBIAYAAN KONSUMEN
13.8%
86.2%
100.0%
14.9%
85.1%
100.0%
2013 2012
Kendaraan Baru
Kendaraan Bekas
Total
CONSUMER FINANCING PORTFOLIO
Aktiva
Total aktiva Perseroan meningkat 7,9% dari Rp. 3,49 trilyun
di tahun 2012 menjadi Rp. 3,77 trilyun di tahun 2013.
Sebesar 95% dari total aktiva Perseroan merupakan piutang
sewa guna usaha, piutang pembiayaan konsumen dan
anjak piutang. Total piutang pembiayaan naik 6,8% dari
Rp. 3,36 trilyun di tahun 2012 menjadi Rp. 3,59 trilyun di
tahun 2013. Aktiva tetap Perseroan naik dari Rp. 38,6 milyar
di tahun 2012 menjadi Rp. 44,1 milyar di tahun 2013,
terutama karena Perseroan melakukan pembayaran secara
angsuran untuk pembelian ruang kantor dengan konsep
kepemilikan sendiri (strata title) di gedung Ciputra World 2,
Jakarta. Sampai dengan akhir tahun 2013, total angsuran
yang telah dibayar Perseroan sebesar Rp. 18,1 milyar atau
setara dari 50% dari total keseluruhan nilai sebesar Rp. 36,3
milyar. Gedung perkantoran tersebut saat ini masih dalam
tahap pembangunan dan rencananya akan digunakan
sebagai kantor pusat Perseroan dalam beberapa tahun ke
depan untuk penghematan beban operasional terkait biaya
sewa ruang kantor yang terus meningkat setiap tahunnya.
Berdasarkan profil jatuh tempo aset, komposisi aset lancar
(jatuh tempo kurang dari 1 tahun) di tahun 2013 naik 13,9%
dari Rp. 1,85 trilyun di tahun 2012 menjadi Rp 2,1 trilyun.
Assets
Total asset of the Company grew by 7.9% from Rp 3.49
trillion in 2012 to Rp 3.77 trillion in 2013. About 95% of the
Company's total assets constituted as receivables, which
consisted of leasing, consumer finance and factoring
receivables. The Company's net receivables increased from
Rp 3.36 trillion in 2012 to Rp 3.59 trillion in 2013 or rose by
6.8%. The Company's fixed asset also jumped from Rp 38.6
billion in 2012 to Rp 44.1 billion in 2013, mainly because the
Company had made installment payments for office spaces
with strata title ownership in Ciputra World 2 Building,
Jakarta. By the end of 2013, total installment paid by the
Company reached Rp 18.1 billion or equivalent to 50% of
total acquisition cost in amount of Rp. 36.3 billion. The office
building is currently still in development stage and
according to the Company's plan, it will be designated as the
Company's head office within the next few years, to improve
on operating expenses efficiency related to the cost of office
space rental that tends to increase every year.
In terms of asset maturity profile, current asset (maturity of
less than 1 year) composition in 2013 increased by 13.9%
from Rp 1.85 trillion in 2012 to Rp 2.1 trillion in 2013.
Analisa dan Pembahasan ManajemenManagement Discussion and Analysis
PT BUANA FINANCE Tbk 2013 Annual Report
42
Aset lancar tersebut terdiri dari piutang Perseroan sebesar
Rp. 2,01 trilyun dan Rp. 100,1 milyar dalam bentuk kas dan
piutang lain-lain. Total aset tidak lancar ( jatuh tempo lebih
dari 1 tahun) berjumlah Rp. 1,61 trilyun di tahun 2013
dimana sebesar Rp. 1,58 trilyun dalam bentuk piutang
Perseroan.
Struktur jatuh tempo aset Perseroan tahun 2013 dan 2012
adalah sebagai berikut:
Kewajiban
Total kewajiban Perseroan meningkat 7,55% dari Rp. 2,48
trilyun di tahun 2012 menjadi Rp. 2,67 trilyun di tahun 2013.
Dari total kewajiban Perseroan diatas, sejumlah 97% atau
sebesar Rp 2,59 trilyun merupakan hutang bank terkait
dengan pinjaman yang diterima oleh Perseroan maupun
hutang yang berasal dari penerbitan MTN (Medium Term
Notes). Berdasarkan profil jatuh tempo hutang di tahun
2013, porsi hutang lancar (jatuh tempo kurang dari 1 tahun)
naik 22,2% menjadi Rp 1,56 trilyun dari Rp. 1,28 trilyun di
tahun 2012. Hutang lancar sebagian besar berupa hutang
bank yang mencapai Rp. 1,37 trilyun serta dari penerbitan
MTN sebesar Rp 150 milyar. Sementara hutang tidak lancar
(jatuh temponya lebih dari 1 tahun) di tahun 2013 berjumlah
Rp. 1,06 trilyun atau setara dengan 39,8% dari total hutang
Perseroan.
Current asset consisted of receivables in amount of Rp 2.01
trillion and Rp 100.1 billion in the form of cash and other
receivables. The Company's non-current asset (maturity of
more than 1 year) in 2013 amounted to Rp. 1.61 trillion of
which Rp 1.58 trillion was in the form of the Company's
receivables.
Asset maturity profile of the Company in 2013 and 2012 is as
follow:
Liabilities
The Company's total liabilities increased by 7.55% from Rp
2.48 trillion in 2012 to Rp 2.67 trillion in 2013. Of the total
liabilities, roughly 97% or equal to Rp 2.59 trillion constituted
of bank loans related to the loan facility received by the
Company and proceed from Medium Term Notes (MTN)
issuance. Based on liabilities maturity profile in 2013, current
liabilities portion (liabilities maturity up to 1 year) increased
by 22.2% or amounted to Rp. 1.56 trillion compared to Rp.
1.28 trillion in 2012. Current liabilities mainly consisted of
bank loans in amount of Rp 1.37 trillion and Rp 150 billion
from MTN issuance. On the other hand, the Company's non-
current liabilities (maturity of more than 1 year) in 2013
amounted to Rp. 1.06 trillion or equal to 39.8% from total
Company's liabilities.
Analisa dan Pembahasan ManajemenManagement Discussion and Analysis
Non Financial Assets
Asset Maturity of up to in 1 year
Asset Maturity of 1-3 year
Asset Maturity of more than 3 year
Total Assets
KETERANGAN
55,584
2,106,712
1,536,418
71,757
3,770,471
53,293
1,850,080
1,550,573
41,244
3,495,190
2013 2012
Aset Non Keuangan
Aset Jatuh Tempo 1 tahun
Aset Jatuh Tempo 1-3 tahun
Aset Jatuh Tempo diatas 3 tahun
Total Aset
REMARKS
dalam juta rupiah in million rupiah
Non Financial Liabilities
Liabilities Maturity of up to 1 year
Liabilities Maturity of 1-3 year
Liabilities Maturity more than 3 year
Total Liabilities
KETERANGAN
48.961
1,557,202
1,061,091
-
2,667,254
47,002
1,275,361
1,158,089
-
2,480,452
2013 2012
Kewajiban Non Keuangan
Kewajiban Jatuh Tempo dalam 1 tahun
Kewajiban Jatuh Tempo 1-3 tahun
Kewajiban Jatuh Tempo diatas 3 tahun
Total Kewajiban
REMARKS
dalam juta rupiah in million rupiah
PT BUANA FINANCE Tbk Laporan Tahunan 2013
43
Ekuitas
Berdasarkan hasil keputusan RUPS di bulan Mei 2013,
pemegang saham Perseroan menyetujui pembagian
dividen tunai sebesar Rp. 60 per saham atau setara dengan
Rp 98,75 milyar, dimana sebesar Rp 30 per saham telah
dibagikan Perseroan kepada pemegang saham dalam
bentuk dividen interim di bulan Desember 2012 dan sisanya
pada bulan Juli 2013. Ekuitas Perseroan di akhir tahun
tumbuh 8,72% menjadi Rp. 1,10 trilyun dibandingkan
dengan tahun 2012 sebesar Rp. 1,01 trilyun, didorong
dengan adanya retensi laba tahun berjalan sebesar Rp.
136 milyar.
Pendapatan
Sepanjang tahun 2013, total pendapatan Perseroan
mencapai Rp. 627,4 milyar dibandingkan dengan
pencapaian di tahun 2012 sebesar Rp. 590,6 milyar.
Kontribusi terbesar berasal dari pendapatan sewa guna
usaha, pendapatan konsumen dan anjak piutang yang
mencapai Rp. 587,5 milyar atau 94% dari total pendapatan
Perseroan. Kontribusi lainnya adalah pendapatan bunga
di tahun 2013 sebesar Rp. 25,6 milyar atau naik 22%
dibandingkan dengan tahun 2012 sebesar Rp. 20,9 milyar.
Pendapatan bunga sebagian besar merupakan
penerimaan denda bunga atas keterlambatan pembayaran
angsuran nasabah yang dibukukan pada saat tertagih.
Sementara sebagian kecil lainnya merupakan pendapatan
bunga deposito dan jasa giro.
Biaya
Total biaya Perseroan tahun 2013 sebesar Rp. 446,2 milyar
atau naik 14% dibandingkan dengan tahun 2012 sebesar
Rp. 390,1 milyar. Kenaikan biaya ini disebabkan oleh (i)
beban keuangan naik dari Rp 243,2 milyar menjadi 269,3
milyar atau naik 11%, terutama disebabkan oleh
meningkatnya utilisasi pinjaman bank yang dihitung dari
peningkatan rata-rata tahunan saldo hutang pinjaman
Perseroan sebesar 9,6% dari tahun 2012 ke tahun 2013; (ii)
biaya umum dan administrasi naik 8%, terutama
disebabkan kenaikan jumlah karyawan dari 485 orang di
tahun 2012 menjadi 552 orang di tahun 2013, dan juga
penyesuaian tingkat inflasi terhadap tingkat gaji karyawan;
(iii) beban kerugian penurunan nilai meningkat cukup
signifikan menjadi Rp. 64,7 milyar tahun 2013, jika
dibandingkan dengan tahun 2012 sebesar Rp. 42,1 milyar
dengan perincian beban kerugian sewa guna usaha
sebesar Rp. 48,3 milyar dan beban kerugian pembiayaan
konsumen sebesar Rp. 16,4 milyar.
Equity
In accordance to the result of AGMS on May 2013, the
shareholders approved a cash dividend amounting to Rp.
60 per share or equal to Rp 98.75 billion, of which Rp 30 per
share had been distributed by the Company on December
2012 in the form of interim dividend, and the remaining
amount on July 2013. The Company's equity at the end of
the year increased by 8.72% to Rp. 1.10 trillion compared to
the equity in 2012 amounting of Rp. 1.01 trillion, mainly
driven by the retention of current year profit of Rp. 136 billion.
Revenue
Throughout 2013, the Company's total revenue reached
Rp. 627.4 billion compared with those achieved in 2012 in
amount of Rp. 590.6 billion. The biggest contribution of
revenue was derived from leasing income, consumer
financing income, and factoring income which amounted to
Rp. 587.5 billion or 94% of the Company's total revenues.
Another main contributor is interest income of Rp. 25.6
billion in 2013 or increase by 22% compared to amount of
Rp. 20.9 billion in 2012. The major component of interest
income was derived from the receipts of late charges arising
from overdue payments of customers' that were recorded on
cash basis. Another interest income constituted of time
deposit and current accounts interest income.
Cost
The Company's total cost in 2013 was recorded at Rp. 446.2
billion or increase 14% compared to those in 2012 which
amounted to Rp. 390.1 billion. The increase was mainly due
to: (i) financing cost in amount of Rp. 269.3 billion in 2013 or
increase by 11%, as a result of increased utilisation of bank
loans that resulted in 9.6% increase in the annual average of
the Company's outstanding loan from year 2012 to year
2013; (ii) general and administration expenses increase by
8% in 2013 in relation to the increase of employees from 485
people in 2012 to 552 people in 2013, and inflation-based
adjustment to employees salary level; (iii) significant
increase in provision for impairment losses that reached
Rp 64.7 billion in 2013 in comparison to those in 2012 which
amounted to Rp. 42.1 billion, which comprised of the
provision of lease financing in amount of Rp 48.3 billion and
consumer financing receivables provision in amount of 16.4
billion.
Analisa dan Pembahasan ManajemenManagement Discussion and Analysis
PT BUANA FINANCE Tbk 2013 Annual Report
44
Peningkatan biaya pencadangan ini masih sejalan dengan
pertumbuhan piutang Perseroan, dan konsisten dengan
penerapan standar PSAK 50/55 yang dikaitkan dengan
perkembangan tingkat tunggakan piutang pembiayaan
Perseroan.
Laba Usaha
Laba bersih Perseroan setelah dikurangi pajak tahun 2013
mencapai Rp. 135,7 milyar, terkoreksi sebesar 9,6%
dibandingkan dengan pencapaian di tahun 2012 sebesar
Rp. 150,2 milyar. Penurunan ini terutama disebabkan oleh :
(i) penurunan marjin bunga bersih Perseroan yang didorong
oleh penurunan imbal hasil rata-rata portfolio pembiayaan;
(ii) meningkatnya rasio cadangan piutang ragu-ragu
Perseroan dari kisaran 2% di tahun 2012 ke kisaran 2.5% di
tahun 2013.
Berikut adalah tabel pendapatan, biaya dan laba usaha
Perseroan di tahun 2013 dan 2012:
The increase was in line with the growth of Company's
receivables, and consistent with implementation of SFAS
50/55 standard associated with changes in the Company's
level of delinquent receivables financing.
Net Profit
The Company’s net profit after tax in 2013 recorded Rp
135.7 billion, declined by 9.6% compared to the
achievement in 2012 of Rp 150.2 billion. The decline was
primarily due to: i) decrease of the Company's net interest
margin derived from the declining of average yield in
financing portfolio; ii) increase in the Company’s ratio of
provision for impairment losses from 2% range in 2012 to
2.5% range in 2013.
Presented below is the table of Company's revebue,
expenses and profit in 2013 and 2012:
Analisa dan Pembahasan ManajemenManagement Discussion and Analysis
Revenues:
Finance lease income
Consumer Finance income
Factoring Income
Others income
Total Revenues
Expenses:
Financing costs
General and administrative expenses
Provision for impairment losses
Other expenses
Total Expenses
Profit (losses):
Profit before tax
Profit after tax
Other comprehensive income
Comprehensive income
KETERANGAN
482,081
105,049
406
39,828
627,364
269,343
108,243
64,654
3,960
446,200
181,164
135,673
2,181
137,853
428,694
128,694
501
32,726
590,615
243,179
100,963
42,057
3,887
390,086
200,529
150,136
4,035
154,171
2013 2012
Pendapatan:
Pendapatan sewa guna usaha
Pendapatan pembiayaan konsumen
Pendapatan anjak piutang
Pendapatan lain-lain
Total Pendapatan
Biaya:
Beban keuangan
Beban administrasi dan umum
Beban kerugian penurunan nilai
Beban lain-lain
Total Biaya
Laba (rugi):
Laba sebelum pajak
Laba setelah pajak
Pendapatan komprehensif lain
Laba komprehensif
REMARKS
dalam juta rupiah in million rupiah
PT BUANA FINANCE Tbk Laporan Tahunan 2013
45
Marjin bunga bersih Perseroan di tahun 2013 sebesar
5,77%, turun dibandingkan dengan tahun 2012 sebesar
6,34%, terutama disebabkan penurunan imbal hasil rata-
rata portfolio pembiayaan sebesar 0,77% yang mengikuti
trend penurunan bunga pembiayaan di pasar serta
peningkatan penyaluran pembiayaan Perseroan dalam
mata uang US dollar. Kendati telah terjadi peningkatan
tingkat suku bunga BI Rate sebesar 175 basis poin ke level
7,5% sepanjang paruh kedua tahun 2013, dampak
perubahan ini belum tercermin pada peningkatan beban
pendanaan Perseroan mengingat sebagai besar
pendanaan Perseroan mengacu pada tingkat bunga tetap
(fixed rate) sementara pihak kreditur sebagian besar juga
masih menahan diri untuk mentransmisikan secara penuh
tingkat kenaikan BI Rate terhadap penyesuaian tingkat suku
bunga pada porsi pinjaman Perseroan yang mengacu pada
tingkat suku bunga mengambang (floating rate).
Net interest margin of the Company in 2013 is measured at
5.77%, or lower from 6.34% in 2012, primarily due to the
decrease of average yield in financing portfolio of 0.77%
which followed the declining trend of financing interest rate
in the market and increased new financing for US dollar
based financing. Although there has been an increase in the
level of BI rate by 175 basis points to 7.5% during the second
half of 2013, the impact of these changes has not been
reflected in the increase of the Company's financing costs,
considering most of the funding of the Company are fixed
rate loans, while most creditors still refrained from
transmitting the BI rate hike in full through the adjustment of
the level of loan interest rate for the Company's floating rate
loans.
Average yield in financing portfolio
Average adjusted funding cost
Net Interest margin
TOLAK UKUR PROFITABILITAS
16.19%
10.42%
5.77%
16.96%
10.62%
6.34%
2013 2012
Imbal hasil rata-rata portfolio pembiayaan
Beban pendanaan rata rata setelah penyesuaian
Marjin bunga bersih
PROFITABILITY MEASURES
Arus Kas
a. Arus kas dari aktivitas operasi
Kas bersih yang digunakan untuk aktivitas operasi di
tahun 2013 sebesar Rp. 69,1 milyar, turun dari tahun
2012 sebesar Rp. 431,5 milyar. Penurunan terutama
disebabkan karena adanya kenaikan penerimaan
angsuran dari konsumen sebesar Rp. 365,7 milyar,
sementara pembayaran ke pemasok (supplier) sedikit
turun dari Rp. 2,63 trilyun di tahun 2012 menjadi Rp. 2,61
trilyun di tahun 2013. Pembayaran bunga dan biaya
keuangan naik menjadi Rp. 258,5 milyar dari
sebelumnya Rp 249,6 milyar, terkait dengan kenaikan
hutang Perseroan atas pinjaman dari kreditur.
b. Arus kas dari aktivitas investasi
Di tahun 2013, kas bersih yang digunakan untuk
aktivitas investasi adalah sebesar Rp. 9,3 milyar, turun
53% dibandingkan dengan tahun 2012 sebesar Rp. 19,9
milyar. Hal ini sejalan dengan pengurangan investasi
ruko kantor cabang, pembelian kendaraan dan
peralatan kantor dan penyesuaian jadwal pembayaran
angsuran untuk investasi atas ruang perkantoran di
Jakarta yang dibeli Perseroan dengan status hak milik.
Cash Flow
a. Cash flows from operating activities
In 2013, the Company's net cash flows used for
operational activities in amount of Rp 69.1 billion
dropped from 2012 which amounted to Rp. 431.5 billion.
The decline was mainly due to the increased receipts
from customers' installments payment in amount of Rp.
365.7 billion, and slight decrease of payments to
suppliers from Rp. 2.63 trillion in 2012 to Rp. 2.61 trillion
in 2013. Interest and other financing cost increased to
Rp 258.5 billion from Rp 249.6 billion, related to the
increase of the Company's outstanding loan from
creditors.
b. Cash flows from investing activities
In 2013, net cash flow used for investing activities
amounted to Rp. 9.3 billion, dropped 53% compared to
those in 2012 which amounted to Rp 19.9 billion. This
decline was in line with the reduction in investment for
shop-offices building, vehicles and office equipment
purchases and rescheduling of installment payment
schedule for the investment of office space in Jakarta,
purchased by the Company with strata title ownership
status.
Analisa dan Pembahasan ManajemenManagement Discussion and Analysis
PT BUANA FINANCE Tbk 2013 Annual Report
46
c. Arus kas dari aktivitas pendanaan
Di tahun 2013, kas bersih yang diperoleh dari aktivitas
pendanaan adalah sebesar Rp. 111,6 milyar turun
dibandingkan tahun 2012 sebesar Rp. 471,1 milyar.
Penurunan ini terutama disebabkan adanya
perlambatan utilisasi pinjaman baru Perseroan yang
terkai t dengan berkurangnya per tumbuhan
pembiayaan baru di tahun 2013 dan meningkatnya
utilisasi pinjaman bank yang bersifat jangka pendek
(seperti fasilitas money market) untuk meningkatkan
efisiensi pengelolaan kas Perseroan. Pembayaran
dividen turun dari Rp 78,1 milyar di tahun 2012 menjadi
Rp 49,3 milyar di tahun 2013, terkait dengan
ditiadakannya pembagian dividen interim baru di tahun
2013.
Likuiditas
Total aset lancar Perseroan tahun 2013 mencapai sebesar
Rp. 2,1 triliun, lebih tinggi dibanding dengan tahun 2012
sebesar Rp. 1,85 triliun, namun total kewajiban lancar di
tahun 2013 juga mengalami kenaikan menjadi Rp. 1,58
triliun dari Rp. 1,28 triliun di tahun 2012, sehingga rasio
lancar Perseroan sedikit mengalami penurunan dari 1,45
kali menjadi 1,35 kali.
c. Cash flows from financing activities
In 2013, net cash provided by financing activities
amounted to Rp. 111.6 billion, decrease by Rp 471.1
billion in 2012. This decline was mainly due to the
slowdown in the utilization of the Company's new loans,
associated with the slower growth of new financing in the
year 2013 and increased utilization of short-term bank
loan (such as money market facilities) to improve the
efficiency of the Company's cash management.
Dividend payment decreased from Rp 78.1 billion in
2012 to Rp 49.3 billion in 2013, pertaining to the absence
of new interim dividends in 2013.
Liquidity
The Company's total current asset in 2013 amounted to Rp.
2.1 trillion, higher than Rp. 1.85 trillion in 2012, however total
current liabilities in 2013 also increase to Rp 1.58 trillion from
Rp 1.28 trillion in 2012, so that the current ratio of the
Company slightly decrease from 1.45 times to 1.35 times.
Analisa dan Pembahasan ManajemenManagement Discussion and Analysis
Cash Flows from Operating Activities
- Receipts from customers
- Payments to suppliers
- Payments for operating expenses
- Interest and other financing cost paid
- Other payments
Net cash used in Operating Activities
Cash Flows from Investing Activities
- Purchase of fixed assets
- Proceeds from sale of fixed assets
and operating lease assets
Net cash used in Investing Activities
Cash Flows from Financing Activities
- Proceeds from bank loans
- Repayment of bank loans
- Payment of dividends
Net cash from Financing Activities
- Effects of exchange rate
- Net increase in cash and cash equivalents
- Cash and cash equivalents at beginning of year
Cash and cash equivalents at end of year
KETERANGAN
2,958,981
(2,613,970)
(107,492)
(258,502)
(48,156)
(69,140)
(11,779)
2,437
(9,341)
3,541,140
(3,380,250)
(49,340)
111,550
4,246
37,315
49,261
86,576
2,593,306
(2,631,204)
(92,766)
(249,566)
(51,295)
(431,525)
(23,365)
3,478
(19,887)
3,589,370
(3,040,270)
(78,042)
471,058
445
20,091
29,170
49,261
2013 2012
Arus Kas dari Aktivitas Operasi
- Penerimaan dari konsumen
- Pembayaran kepada pemasok
- Pembayaran untuk beban usaha
- Pembayaran bunga dan biaya keuangan lainnya
- Pembayaran lain-lain
Kas neto untuk Aktivitas Operasi
Arus Kas dari Aktivitas Investasi
- Pembelian aset tetap
- Hasil penjualan aset tetap dan aset sewa operasi
Kas neto untuk Aktivitas Investasi
Arus Kas dari Aktivitas Pendanaan
- Penerimaan uang bank
- Pembayaran utang bank
- Pembayaran dividen
Kas neto dari Aktivitas Pendanaan
- Pengaruh perubahan kurs
- Kenaikan neto dan setara kas
- Kas dan setara kas pada awal tahun
Kas dan setara kas pada akhir tahun
REMARKS
dalam juta rupiah in million rupiah
PT BUANA FINANCE Tbk Laporan Tahunan 2013
47
Berikut rincian aset lancar dan kewajiban lancar Perseroan
tahun 2013 dan 2012 :
Below is the detail of the Company's current assets and
liabilities as of 2013 and 2012:
Asset Quality
The Company's non performing receivables in 2013 which
was measured by the ratio of overdue installments of more
than 30 days against the total financing receivables, had
increased to 2.05% from 1.36% in 2012. The increase was a
result of sluggish global and Indonesia macroeconomic
condition since mid-year 2012. However, the Company
believes that the ongoing condition was still within a
manageable risk limit and the Company has established
ample provision for impairment losses to anticipate the
financial impact of such conditions.
The following data represents the Company collectability
status measured from installments in arrears of over 30
days:
Kualitas Aset
Tahun 2013 total piutang bermasalah Perseroan yang diukur
dari rasio jumlah tunggakan diatas 30 hari terhadap total
piutang adalah sebesar 2,05%, naik dari 1,36% di tahun
2012. Peningkatan rasio tunggakan ini salah satunya
merupakan dampak kondisi perlambatan makroekonomi
global dan Indonesia yang dimulai sejak pertengahan tahun
2012. Namun Perseroan berkeyakinan bahwa kondisi
tersebut masih dalam batas risiko yang terkendali dan
Perseroan juga telah membentuk cadangan kerugian yang
memadai untuk mengantisipasi dampak keuangan atas
kondisi tersebut.
Berikut data tingkat kolektibilitas Perseroan untuk angsuran
yang telah jatuh tempo diatas 30 hari:
Installment due (in million rupiah)
Lease financing receivables
Consumer financing receivables
Factoring receivables
Total Collectibility > 30 days
Installment due (in percentage)
Leasing
Consumer Finance
Factoring
Total Collectibility > 30 days
KOLEKTIBILITAS > 30 HARI
76,940
8,162
-
85,102
-
2.17%
1.34%
0%
2.05%
45,372
7,621
-
52,993
-
1.42%
1.09%
0%
1.36%
2013 2012
Angsuran jatuh tempo (juta rupiah)
Sewa guna usaha
Pembiayaan konsumen
Anjak Piutang
Total kolektibilitas > 30 hari
Angsuran jatuh tempo (dalam persentase)
Sewa guna usaha
Pembiayaan konsumen
Anjak Piutang
Total kolektibilitas > 30 hari
COLLECTIBILITY > 30 DAYS
Analisa dan Pembahasan ManajemenManagement Discussion and Analysis
Total Current Assets:
Cash and cash equivalents
Lease financing receivables
Consumer financing receivables
Factoring receivables
Other assets
Total Current Liabilities:
Bank loans
Accrued expenses
Other payables
Total Current Asset – Liabilities
Current Ratio
KETERANGAN
2,106,712
86,576
1,669,514
335,459
1,722
13,441
1,557,202
1,376,067
13,873
167,261
549,510
1.35x
1,850,080
49,376
1,413,901
373,284
4,328
9,191
1,275,361
1,231,573
13,961
29,827
574,719
1.45x
2013 2012
Total Aset Lancar:
Kas dan setara kas
Piutang sewa guna usaha
Piutang pembiayaan konsumen
Tagihan anjak piutang
Aset lain-lain
Total Kewajiban Lancar:
Hutang bank
Beban akrual
Hutang lain-lain
Total Aset - Kewajiban Lancar
Rasio Lancar
REMARKS
dalam juta rupiah in million rupiah
PT BUANA FINANCE Tbk 2013 Annual Report
48
Strategi Perseroan
Mempertimbangkan ekspektasi moderasi pertumbuhan
ekonomi Indonesia di tahun 2014, maka Perseroan akan
meningkatkan fokus pada kualitas pembiayaan baru yang
diberikan, selain juga meningkatkan upaya penagihan atas
piutang yang tertunggak. Dengan tetap konsisten untuk
fokus pada pembiayaan alat berat, diperkirakan kontribusi
pada pembiayaan alat berat masih akan dipertahankan di
kisaran 50% sementara sisa lainnya akan terdiversifikasi
pada pembiayaan kapal, truk, bus, dan mesin cetak.
Dengan pengalaman khusus yang dimiliki oleh Perseroan
serta geliat pertumbuhan ekonomi di kawasan Indonesia
Timur, Perseroan akan terus melakukan penetrasi pada
sektor pembangunan konstruksi dan infrastruktur yang
memang menjadi fokus pemerintah Indonesia dalam
kerangka Masterplan Percepatan dan Perluasan
Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI). Sementara
sektor pertambangan, diperkirakan tidak akan mengalami
pertumbuhan signifikan mengingat harga komoditas yang
masih belum pulih sepenuhnya serta kondisi ekonomi
global yang masih dalam proses konsolidasi.
Company Strategy
Consider the expectations of moderating Indonesian
economic growth in 2014, the Company will increase its
focus on the quality of the new financing, as well as improve
collection efforts on problem account receivables. By
staying consistent in its focus on heavy equipment
financing. The expected contribution from the financing of
heavy equipment will still be maintained in the range of 50%
while others will be diversified in ship financing, trucks,
buses, and printing machines.
Armed with the Company's specialized expertise, and
economic growth stretching in eastern Indonesia area, the
Company will continue to penetrate the construction and
infrastructure sector which has become the focus of the
Indonesian government in the framework of the Master Plan
for the Acceleration and Expansion of Indonesian Economic
Development (MP3EI). In the meanwhile, the mining sector,
is not expected to show significant growth given that
commodity prices may not resume fully their bullish trend
and global economic conditions are still in the process of
consolidation.
Analisa dan Pembahasan ManajemenManagement Discussion and Analysis
Net Profit (Rp million)
Total dividend (Rp million)
Dividend Pay Out Ratio
Total shares
Dividend per share
KETERANGAN
150,136
98,748
0.66
1,645,796,054
60
101,099
71,806
0.71
1,436,122,312
50
2012 2011
Laba bersih (Rp juta)
Jumlah dividen (Rp juta)
Rasio Pembagian Dividen
Jumlah saham
Dividen per saham
REMARKS
Kebijakan pembagian dividen
Perseroan telah menetapkan pembagian dividen sebesar
Rp. 60 per saham atau sebesar Rp. 98,7 milyar yang diambil
dari laba bersih Perseroan tahun 2012. Deviden interim
sebesar Rp. 49,35 milyar telah dibayar pada bulan
Desember 2012, sementara sisa dividen final dibayarkan
pada bulan Juni 2013 sebesar Rp. 49,35 milyar.
Berikut data pembagian deviden dalam 2 tahun terakhir,
berdasarkan posisi laba bersih tahun sebelumnya:
Dividends Policy
The Company had declared dividend payment of Rp. 60 per
share, or Rp. 98.7 billion, which was distributed from the
Company's 2012 net profit. Interim dividend in amount of Rp.
49.35 billion was paid in December 2012, while the
remaining cash dividend of Rp. 49.35 billion had been
distributed in June 2013.
Below are the data of dividends distribution for the last
2 years, based on net profit after tax position from previous
year:
PT BUANA FINANCE Tbk Laporan Tahunan 2013
49
Analisa dan Pembahasan ManajemenManagement Discussion and Analysis
Untuk portfolio pembiayaan konsumen, Perseroan tetap
fokus pada pembiayaan kendaraan bekas (khususnya
mobil penumpang) mengingat marjin bunga yang masih
lebih baik dibandingkan dengan pembiayaan mobil baru.
Kredit Kepemilikan Rumah (KPR) yang sudah digulirkan
sejak akhir tahun 2013 akan diprioritaskan kepada segmen
nasabah yang telah memiliki relasi dengan Perseroan.
In consumer finance portfolio, the Company chose to
concentrate on used car financing (especially for passenger
vehicles), considering the better yields compared to new car
financing. Mortgage financing that has been initiated in 2013
will be targeted towards to the existing customers of the
Company.
“teamwork divides the task and multiplies the success”
PT BUANA FINANCE Tbk 2013 Annual Report
50
Pengelolaan RisikoRisk Management
“Perseroan menempatkan aspek manajemen risiko sebagai faktor
penting dalam seluruh aspek usaha, sehingga dari tahun ke tahun
kami terus berupaya membangun kemampuan manajemen risiko
secara menyeluruh”
“The Company places risk management as an important
factor in all aspects of business, therefore over the years we
continue to develop comprehensive risk management
capabilities”
PT BUANA FINANCE Tbk Laporan Tahunan 2013
51
Perseroan menerapkan sistem manajemen risiko yang
komprehensif dan sistematis sebagai pendekatan dalam
pengelolaan risiko. Sejalan dengan perkembangan bisnis,
Perseroan secara te rus menerus me lakukan
penyempurnaan terhadap kebijakan, prinsip, dan prosedur
pengelolaan risiko dengan mengutamakan prinsip kehati-
hatian. Prinsip kehati-hatian ini tercermin dalam semua
aspek tata usaha Perseroan melalui adanya akuntabilitas
dan keterbukaan oleh semua unit usaha, pembentukan
budaya yang menjunjung tinggi pengendalian dan
pelaporan pengelolaan risiko secara efektif, serta
penerapan kebijakan dan ketaatan terhadap standar
prosedur kerja secara konsisten.
Secara umum, dalam industri pembiayaan terdapat
beberapa risiko utama yang dihadapi, yaitu :
1. Risiko kredit, risiko yang timbul akibat kegagalan
nasabah dalam memenuhi kewajibannya kepada
Perseroan.
2. Risiko likuiditas, risiko yang timbul sebagai akibat
ketidaksesuaian (mismatching) waktu jatuh tempo
antara aktiva dan pasiva Perseroan.
3. Risiko pasar, risiko yang disebabkan oleh perubahan
tingkat suku bunga dan nilai tukar mata uang.
4. Risiko operasional, risiko kerugian yang diakibatkan
kurang memadainya atau kegagalan proses, sumber
daya manusia dan sistem internal yang berpengaruh
pada operasional Perseroan.
5. Risiko lainnya, meliputi risiko hukum, risiko kepatuhan,
serta risiko reputasi.
Risiko Kredit
Beberapa implementasi kebijakan yang dilakukan
Perseroan untuk mengantisipasi dan mengelola risiko kredit
adalah :
Menerapkan prinsip pengenalan nasabah (“ Know Your
Customer”) dan melakukan analisa yang prudent dalam
setiap proses pemberian kredit, antara lain dengan
melakukan survei ke calon konsumen untuk
memastikan kebenaran identitas dan bidang usaha
yang dijalankan. Pemeriksaan dokumen terkait dengan
proses kredit, kelayakan tujuan pembiayaan dan
verifikasi kemampuan keuangan nasabah.
The Company implements risk management system which
are comprehensive and systematic as an approach to risk
management. In line with the business development, the
Company persistently improvises its policies, principles,
and risk management procedures with emphasis on the
prudent principle. Prudent principle is reflected in all aspect
of the Company's administration through the existence of
accountability and transparency by all business units,
establishment of working culture which upholds control and
effective risk management reporting as well as
implementation of policies and adherence to the standard
procedures consistently.
Generally, there are some major risks faced by the financial
industry, namely:
1. Credit risk, risk that may arise from the failure of the
Company's customers to meet their installments
repayment obligations to the Company.
2. Liquidity risk, risk that may arise as a result of mismatch
of maturities of the Company's assets and liabilities.
3. Market risk, risk caused by changes in interest rates and
exchange rates.
4. Operational risk, the risk of loss resulting from
inadequate or failure of processes, human resources
and internal systems that affect the Company's
operations.
5. Other risks, encompasses legal risk, compliance risk,
and reputational risk.
Credit Risk
Some policies implementation undertaken by the Company
to anticipate and manage credit risk are as follows :
Adopts the “Know Your Customer” principle and
conducts a prudent analysis in every credit processes,
which comprises of surveys of potential customers to
verify their identity and their field of business.
Examination of documents related to the credit process,
the feasibility of financing purpose and verification of
customers' financial capacity.
Pengelolaan RisikoRisk Management
PT BUANA FINANCE Tbk 2013 Annual Report
52
Penerapan standar yang ketat terkait dengan besaran
jumlah minimum simpanan jaminan (uang muka) dan
kebijakan yang selektif atas jenis, dan merk serta
kualitas barang modal yang akan dibiayai.
Menganalisa prospek industri nasabah serta korelasi
dan antisipasi terhadap kebijakan pemerintah yang
mungkin timbul, sehingga proses pengambilan
keputusan dapat diambil dengan mengedepankan
prinsip kehati-hatian.
Menerapkan sistem dual control dan pengendalian
batas persetujuan kredit sesuai dengan jenjang dan
kewenangan Komite Kredit. Kewenangan Komite Kredit
dibagi dalam beberapa jenjang mulai dari kepala
cabang sampai level Dewan Direksi dan Komisaris
Perseroan sesuai batas plafon. Perseroan juga
mene rapkan konsep “one ob l igo r ” , yang
mengidentifikasikan individu dan/atau kelompok
perusahaan yang terkait satu sama lain secara
kepemilikan atau manajemen. Per 31 Desember 2013,
eksposur 20 grup obligor terbesar terhadap portfolio
pembiayaan Perseroan adalah sebesar 12,25% atau
sedikit meningkat dibandingkan dari 11,78% di tahun
2012.
Melakukan kajian dan mendistribusikan portfolio sesuai
dengan perkembangan bisnis dan ekonomi, dengan
melakukan diversifikasi pembiayaan terhadap sektor-
sektor industri dan obyek pembiayaan. Sepanjang
tahun 2013, portfolio industri tersebar secara cukup
merata di sektor konstruksi, pertambangan,
perkebunan dan kehutanan, serta transportasi.
The implementation of strict standards related to the
amount of the minimum security deposit (down
payment) and a selective policy in allowing the type and
quality of asset financed.
Analyzing customers' industry prospects and its
correlation and anticipation of government policies that
may arise, so that decision-making process can be
taken by prioritizing prudent principles.
Implements dual control system and adherence to credit
approval limits regulating the authority levels of the
Credit Committee. The authority of Credit Committee is
structured into several layers, ranging from the authority
given to the Branch Managers up to the Board of
Directors and Commissioners in accordance with
plafond limit. In addition, the Company applies the “one-
obligor” concept, which identifies the individual and/ or
group of companies which is interconnected along the
lines of ownership or management. As of December 31,
2013, the exposure of top 20 obligor as a portion of the
Company's financing portfolio was measured at 12.25%,
or slightly higher from 11.78% in 2012.
Review and distribute portfolio in accordance with the
business and economic development, by diversifying
financing to industrial sectors and financing objects.
Throughout the year 2013, the industry portfolio is
dispersed evenly in the construction, mining, plantations
and forestry, as well as transportation sectors.
Pengelolaan RisikoRisk Management
21.6%
16.8%
14.6%
12.4%
4.4%
4.4%
3.5%
6.0%
83.7%
16.2%
0.1%
22.6%
11.2%
12.5%
13.3%
4.6%
4.0%
2.0%
9.6%
79.8%
20.1%
0.1%
LeasingConstruction
Cargo Transport
Agribusiness, Logging & Forestry
Mining
Passenger Transport
Manufacturing
Services
Others
Total Leasing
Consumer Finance
Factoring
SEKTOR INDUSTRI 2013 2012
Sewa Guna UsahaKonstruksi
Pengangkutan Barang
Perkebunan dan Kehutanan
Pertambangan
Pengangkutan Penumpang
Manufaktur
Jasa
Lain - lain
Total Sewa Guna Usaha
Pembiayaan Konsumen
Anjak Piutang
INDUSTRY SECTORS
Saldo Piutang / Outstanding Receivables
PT BUANA FINANCE Tbk Laporan Tahunan 2013
53
Obyek pembiayaan alat berat masih mendominasi dengan
portfolio sebesar 72,2%, diikuti oleh kapal 15,3% serta
otomotif 8,2%.
Dari sisi demografi, portofolio terbesar ada di wilayah
Sumatera (25,9%) dan Kalimantan (25,2%), sementara
Sulawesi mengalami penurunan dari 16,1% di tahun 2012
menjadi 10,0% di tahun 2013.
Heavy equipments financing still dominates the portfolio
which amounted to 72.2%, followed by vessel 15.3% and
automotives 8.2%.
Demographically, the largest portfolio is in Sumatera region
(25.9%) and Kalimantan (25.2%), while Sulawesi's portfolio
decreased from 16.1% in 2012 to 10.0% in 2013.
72.2%
15.3%
8.2%
4.3%
100.0%
70.9%
12.9%
11.6%
4.6%
100.0%
Heavy Equipment
Automotives
Vessels
Machineries and Others
Total
OBYEK PEMBIAYAAN SEWA GUNA USAHA
Saldo Piutang / Outstanding Receivables
2013 2012
Alat Berat
Kapal
Otomotif
Mesin dan lain-lain
Jumlah
ASSETS UNDERLEASE FINANCING
25.9%
25.2%
19.2%
19.7%
10.0%
100.0%
27.9%
20.7%
18.1%
17.2%
16.1%
100.0%
Sumatera
Kalimantan
Jabotabek
Jawa Bali (non Jabotabek)
Sulawesi
Total
DIVERSIFIKASI GEOGRAFI
Saldo Piutang / Outstanding Receivables
2013 2012
Sumatera
Kalimantan
Jabotabek
Jawa Bali (non Jabotabek)
Sulawesi
Jumlah
GEOGRAPHIC DIVERSIFICATION
Risiko Likuiditas
Beberapa kebijakan yang diambil Perseroan untuk
mengelola risiko likuiditas antara lain :
(i) Memantau secara ketat atas jatuh tempo kewajiban
pinjaman yang diterima dari kreditur serta
kebutuhan pendanaan secara terperinci.
(ii) Mengupayakan sumber pendanaan yang jatuh
temponya selaras dengan penerimaan kas dari
pembayaran angsuran nasabah.
(iii) Memperluas dan mendiversifikasi sumber maupun
struktur pendanaan dari lembaga perbankan dan
pasar modal, salah satunya melalui penerbitan
Medium Term Notes (MTN) I sebesar Rp 150 milyar
pada bulan November 2013.
(iv) Menjaga hubungan baik dengan seluruh
krediturnya. Saat ini Perseroan memiliki dukungan
perbankan dari 25 bank rekanan dan lembaga
keuangan, baik berskala nasional maupun global.
Liquidity Risk
Some policies undertaken by the Company to manage
liquidity risk are as follows :
(i) Close monitoring on the maturity of loans attained
from creditors and detailed funding requirements.
(ii) Obtaining sources of funding with maturities that are
matched with cash receipts from the customers'
installment payments.
(iii) Expanding and diversifying sources and structure of
funding from banking institutions and capital
markets, one of which through the issuance of
Medium Term Notes (MTN) I amounted to Rp 150
billion in November 2013.
(iv) Maintaining good relationships will all creditors.
Presently, the Company has the support of 25
banking partners and financial institutions, from both
national and global scale.
Pengelolaan RisikoRisk Management
PT BUANA FINANCE Tbk 2013 Annual Report
54
Terkait dengan risiko likuiditas Perseroan, ada 2 (dua)
indikator keuangan utama yaitu :
a. Rasio Hutang terhadap Modal
Rasio hutang terhadap modal Perseroan per 31
Desember 2013 adalah sebesar 2,34 kali, atau tidak
mengalami perubahan signifikan dibanding tahun 2012.
Dibandingkan dengan batas maksimum yang
ditetapkan Peraturan Menteri Keuangan yaitu sebesar
10 kali, maka risiko likuiditas Perseroan masih relatif
rendah.
b. Rasio Aktiva Lancar terhadap Hutang Lancar
Rasio aktiva lancar terhadap hutang lancar Perseroan
adalah sebesar 1,35 kali, yang mencerminkan
Perseroan dapat memenuhi kewajiban jangka pendek.
Dengan maturity gap (selisih dari aktiva lancar terhadap
hutang lancar) sebesar Rp. 549 miliar, Perseroan
memiliki sumber likuiditas internal yang sangat
memadai untuk pemenuhan kewajiban keuangannya
apabila terjadi kondisi likuiditas yang ketat di pasar
uang.
In relation to the Company's liquidity risk, there are 2 (two)
key financial indicators, namely:
a. Debt to Equity Ratio
The Company's debt to equity ratio as of 31 December
2013 was measured at 2.34 times, or did not change
significantly compared to the year 2012. Measured
against the maximum limit prescribed by the authority
through Ruling of the Minister of Finance, which is
stipulated at 10 times, it can be argued that the
Company's liquidity risk is still relatively low.
b. Ratio of Current Assets to Current Liabilities
The Company's ratio of current assets to current
liabilities was recorded at 1.35 times, which indicates
that the Company has excellent liquidity to repay its
debts that will mature within one year. With a maturity
gap (difference between current assets and current
liabilities) of Rp 549 billion, the Company has strong
internal liquidity sources to meet its financial obligations
in the absence of alternative refinancing during tight
liquidity conditions in money markets.
86,756
1,669,514
335,459
1,722
13,441
2,106,712
1,376,067
13,873
167,261
1,557,202
549,510
Cash, cash equivalents & securities investment
Net leasing receivables
Net consumer financing receivables
Net factoring receivables
Other receivables
Total Current Assets
Liabilities to banks
Accrued expenses
Other payables
Total Current Liabilities
Gap between Current Assets and Liabilities
AKTIVA LANCAR DAN HUTANG LANCAR
dalam jutaan rupiah in million rupiah
Kas setara kas dan investasi surat berharga
Piutang sewa guna usaha
Piutang pembiayaan konsumen
Tagihan anjak piutang
Piutang lainnya
Total Aktiva Lancar
Hutang bank
Beban akrual
Hutang lainnya
Total Hutang Lancar
Selisih Aktiva dan Hutang Lancar
CURRENT ASSETS AND CURRENT LIABILITIES
Pengelolaan RisikoRisk Management
PT BUANA FINANCE Tbk Laporan Tahunan 2013
55
Risiko Pasar
Risiko pasar adalah risiko eksternal yang timbul karena
adanya pergerakan beberapa variable di pasar, terutama
yang terkait dengan perubahan tingkat suku bunga dan nilai
tukar sebagai berikut :
a. Risiko Suku Bunga
Adanya perbedaan atau selisih tingkat suku bunga
timbul pada saat Perseroan menyalurkan pembiayaan
dengan tingkat suku bunga tetap namun memperoleh
sumber pendanaan (pinjaman) dengan tingkat bunga
mengambang atau sebaliknya. Sumber pendanaan
Perseroan di tahun 2013 merupakan kombinasi antara
pinjaman berbunga mengambang dan pinjaman
berbunga tetap. Per 31 Desember 2013, dari total
hutang Perseroan sebesar Rp 2,57 triliun, maka sebesar
88,5% atau Rp 2,29 triliun merupakan pinjaman dengan
tingkat bunga tetap.
b. Risiko Nilai Tukar
Risiko nilai tukar timbul dari pergerakan nilai tukar mata
uang terhadap mata uang lainnya, dimana pergerakan
nilai tukar tersebut menimbulkan dampak kerugian kurs
baik secara transaksi pencatatan keuangan maupun
secara arus kas bagi Perseroan. Pengelolaan risiko nilai
tukar Perseroan dilakukan dengan menjaga Posisi
Devisa Neto (PDN), yang dihitung dari selisih antara
aktiva dan pasiva Perseroan dalam mata uang asing.
Perseroan memiliki beberapan pinjaman mata uang
asing, namun Perseroan juga melakukan transaksi
pertukaran mata uang maupun tingkat suku bunga
bunga (swap) atas pinjaman tersebut, sehingga
Perseroan dapat menjaga PDN dalam posisi minimal,
sehingga potensi kerugian akibat perubahan nilai tukar
mata uang tidak akan berdampak material bagi
Perseroan. Per 31 Desember 2013, Posisi Devisa Neto
Perseroan tercatat sebesar USD 1,14 juta (long
position). Berikut ini adalah tabel aset dan liabilitas
Perseroan dalam mata uang asing serta Posisi Devisa
Neto dalam 2 tahun terakhir.
Market Risk
Market risk is external risk which caused by movements in
market variables, especially with respect to changes in
interest rates and exchange rates, which are described as
follows :
a. Interest Rate Risk
The occurence of changing interest rate margin when
the Company lends on a fixed rate, but obtains funding
sources (loans) on a floating rate, or vice versa. The
Company's funding sources in 2013 comprised of a
combination of floating-interest and fixed-interest loans.
As of 31 December 2013, 88.5% or equivalent to Rp 2.29
trillion of total debts of Rp 2.57 trillion are fixed-interest
borrowings.
b. Currency Risk
Exchange rate risk arises from changes in the exchange
rate of one currency against another currency, where the
exchange rate movements may induce exchange rate
losses either in the form of accounting translation figures
or on a cash flow basis for the Company. Managing
currency risk is established by maintaining the
Company's Net Open Position (NOP), which is
calculated from the difference between assets and
liabilities denominated in foreign currencies. The
Company has several foreign currency debts, however,
the Company has entered into cross currency and
interest rate swap contracts on the loans to maintain a
minimum position of NOP, so that the potential loss due
of exchange rate changes will not have a material impact
to the Company. As of 31 December 2013, the
Company's NOP position was recorded at US$ 1.14
million (long position). Below is the table of the assets
and liabilities denominated in foreign currencies, as well
as Net Open Position in the last 2 years :
Total assets denominated in foreign currencies
Total liabilities denominated in foreign currencies
Swap FX Contract Balance
Net Open Position (NOP)
ASET DAN LIABILITASDALAM MATA UANG ASING
nilai dalam US$ amount in US$
12,359,528
(17,086,831)
5,869,445
1,142,142
5,588,078
(27,706,398)
22,886,112
767,792
2013 2012
Total aset dalam valuta asing
Total liabilitas dalam valuta asing
Saldo kontrak pertukaran valuta asing
Posisi Devisa Neto (PDN)
ASSETS AND LIABILITIESDENOMINATED IN FOREIGN CURRENCIES
Pengelolaan RisikoRisk Management
PT BUANA FINANCE Tbk 2013 Annual Report
56
Risiko Operasional
Risiko operasional didefinisikan sebagai risiko kerugian
yang diakibatkan kurang memadai atau gagalnya proses,
sumber daya manusia dan sistem internal, atau faktor
eksternal yang dapat mempengaruhi operasional
Perseroan.
Risiko ini melekat dalam semua proses bisnis, kegiatan
operasional, sistem teknologi informasi dari kantor pusat
hingga ke cabang-cabang yang berlokasi di seluruh
Indonesia. Kegagalan mengelola risiko operasional dengan
benar dapat menyebabkan dampak kerugian keuangan
dan mempengaruhi reputasi Perseroan. Pengelolaan risiko
operasional bertujuan untuk memastikan seluruh aktivitas
operasional telah berjalan sesuai dengan prosedur yang
berlaku, dengan didukung oleh individu yang memiliki
tanggung jawab terhadap pekerjaan utamanya, dan
terlindungi dari tindakan kecurangan (fraudulent) dari
oknum yang bertujuan merugikan Perseroan.
Perseroan memiliki Standar Prosedur Operasi yang
mengatur kegiatan operasional serta pelaksanannya
dipantau secara rutin oleh Internal Audit. Unit ini akan
melakukan pemantauan di semua cabang dan bersifat
independen terhadap unit-unit lainnya. Hasil evaluasi
tersebut berikut rencana-rencana yang berhubungan
dengan tindakan yang bersifat korektif, dilaporkan langsung
kepada manajemen setelah proses audit selesai dilakukan.
Perseroan terus melakukan pembaruan (update) dan
sosialisasi Standar Prosedur Operasional (SOP) untuk
menjamin adanya akuntabilitas dan tanggung jawab dari
setiap fungsi dalam organisasi.
Perseroan juga memiliki Disaster Recovery Plan yang siap
untuk melindungi dan mencegah gangguan-gangguan
operasional dan menjamin kontinuitas kegiatan usaha jika
terjadi peristiwa-peristiwa yang merugikan Perseroan. Data
cadangan terletak dilokasi yang terpisah dengan server
utama dan telah melalui tahap pengujian secara berkala
dan dipastikan sepenuhnya berfungsi apabila terjadi
bencana/gangguan serius pada perangkat keras pada
server utama. Perseroan juga telah mengasuransikan
seluruh fasilitas utama dan pendukung operasional kantor
pusat dan cabang. Dokumen perjanjian kredit dan
dokumen jaminan (tagihan, BPKB dan polis asuransi)
dikelola secara tertib sesuai dengan prosedur
penyimpanan dan perlindungan dokumen, serta disimpan
dalam ruang tahan api ataupun lemari tahan api. Dalam
kondisi darurat, Perseroan memiliki rencana komprehensif
Operational Risk
Operational risk is defined as risk of loss caused nu
insufficient or process failure, human resources and internal
systems, or external factors which may affect the operation
of the Company.
This risk is inherent in all business process, operational
activities, and information technology system from head
office to all the branches located throughout Indonesia.
Failure to manage operational risk properly can lead to
financial loss and influence the reputation of Company.
Operational risk management aims to ensure that all
operational activities have been established according to
stipulated procedures, supported by individuals who
possessess responsibility for their main tasks, and
protected from fraudulent actions of elements aimed at
harming the Company.
The Company has Standard Operating Procedures which
regulate the Company's operational activities which
implementation are monitored periodically by Internal Audit.
This unit will monitor all branches and is independent of all
other units. The findings on the evaluations will be followed
with corrective actions plans, and are reported immediately
to management after the audit processes was completed.
The Company regularly updates and socializes Standard
Operating Procedures to ensure accountability and
responsibility of each function in the organization.
The Company also has Disaster Recovery Plan that is ready
to protect and prevent operational disruptions and ensures
the continuity of business activities should adverse events
happened to the Company. Data backups are located in
separate location from the main server and have periodically
undergone testing procedures to ensure that they are fully
operational in case of any disaster/serious disruptions
affecting the hardware of the main server. The Company has
also insured all major and supporting operational facilities of
the headquarters and branch offices. All credit and security
documents (collections, collateral title documents, and
insurance policies) are arranged in an orderly manner in
accordance to the procedure of document storage and
protection in fireproof rooms and cabinets. In case of an
emergency, a comprehensive plan has been well
documented and tested, listing the steps to take before,
Pengelolaan RisikoRisk Management
PT BUANA FINANCE Tbk Laporan Tahunan 2013
57
yang telah terdokumentasi dan teruji, yang berisi langkah-
langkah yang harus diambil sebelum, selama dan setelah
terjadinya suatu keadaaan darurat. Kebijakan Perseroan
dalam menjamin kelangsungan operasional bisnis diatur
dalam Business Continuity Plan (BCP) Perseroan.
Risiko Lainnya
Risiko lain yang mungkin dihadapi oleh Perseroan maupun
industri pembiayaan secara umum adalah risiko kepatuhan,
risiko reputasi serta risiko hukum. risiko kepatuhan adalah
risiko yang timbul akibat kegagalan Perseroan dalam
melaksanakan peraturan, perundang-undangan, dan
ketentuan lain yang berlaku. Perseroan melalui Sekretaris
Perusahaan, mengelola hubungan dan komunikasi dari
waktu ke waktu dengan lembaga regulator untuk
memastikan bahwa Perseroan senantiasa mengetahui
adanya perubahan baru dari peraturan terkait.
Risiko reputasi terkait dengan kebijakan, prosedur, tindakan
Perseroan yang dapat mempengaruhi tingkat kepercayaan
dan persepsi nasabah, masyarakat maupun regulator.
risiko ini umumnya berawal dari adanya keluhan nasabah
maupun proses litigasi yang melibatkan Perseroan.
Perseroan telah memiliki standar layanan nasabah yang
secara berkala di monitor dan dijadikan sebagai bagian
indikator kinerja utama kantor cabang.
Risiko hukum timbul bilamana terjadi permasalahan atau
sengketa hukum antara Perseroan dengan pihak ketiga
terkait dengan produk dan layanan. Permasalahan ataupun
sengketa hukum antara Perseroan dengan pihak ketiga
ditangani secara responsif oleh unit kerja hukum Perseroan.
Sepanjang tahun 2013 tidak ada perkara atau tuntutan
hukum di badan peradilan yang ditujukan kepada
Perseroan, yang berdampak negatif secara material bagi
kondisi keuangan ataupun kelangsungan usaha Perseroan.
during and after the occurrence of an emergency. The
Company's policy in ensuring continuity of business
operations is set in the Business Continuity Plan (BCP).
Other Risks
Other risks that may be faced by the Company and
multifinance industries in general are compliance risk,
reputation risk and legal risk. Compliance risk is the risk
arising from the Company's failure in implementing laws,
regulations and other applicable legislation. The Company,
through the Corporate Secretary, manages relationships
and communications from time to time with regulatory
agencies to ensure that the Company is constantly kept
abreast of any changes to the relevant regulations.
Reputational risks are those associated with policies,
procedures and actions of the Company that may negatively
affect the confidence level and perception of customers, the
public and regulators. These risks generally arise from
customer complaints or litigation involving the Company.
The Company has customer service standards which are
regularly monitored and set as part of the branch offices' key
performance indicators.
Legal risk arises when legal problems occurred between the
Company and third parties in relation to products and
services. Any problems or legal disputes occurring between
the Company and third parties are dealt with responsively by
the Company's Legal Division. Throughout the year 2013 the
Company did not face any legal cases or lawsuits in court
institutions, whose financial implication could cause
material negative impact on the Company's net worth.
Pengelolaan RisikoRisk Management
PT BUANA FINANCE Tbk 2013 Annual Report
PengembanganSumber Daya ManusiaHuman Resources Development
58
“Perseroan meyakini bahwa investasi di bidang sumber daya manusia (SDM) yang
berkualitas akan menjadi faktor penentu kemajuan dan keberhasilan Perseroan. Keyakinan
ini dijabarkan dalam bentuk pelaksanaan program SDM yang diselaraskan dengan
penerapan nilai dan budaya Perseroan, dan didukung oleh program pengembangan dan
pelatihan karyawan. ”
The Company believes that investment in qualified human resources remains a
determining factor for the development and success of the Company. This belief is
expressed in the form of human resources programs which is aligned with the
implementation of the Company's values and culture, and supported by employee
development and training programs.
PT BUANA FINANCE Tbk Laporan Tahunan 2013
59
Pengembangan Sumber Daya ManusiaHuman Resources Development
Dalam industri yang semakin terfokus pada layanan, tingkat
kompetensi dan ketrampilan SDM Perseroan merupakan
fondasi terpenting untuk mempertahankan keunggulan
layanan serta meningkatkan kepercayaan konsumen.
Pengelolaan sumber daya manusia sepanjang tahun 2013
secara umum difokuskan pada beberapa area :
Peningkatan internalisasi dan implementasi nilai-nilai
dan budaya Perseroan di semua level karyawan.
Perekrutan karyawan baru secara selektif dan sesuai
dengan kompetensinya, serta program kaderisasi
pimpinan melalui program Management Trainee.
Peningkatan kompetensi karyawan, baik dari sisi
ketrampilan, pengetahuan maupun perilaku melalui
program-program pelatihan, mentoring, maupun
program rotasi.
Mempertahankan talenta-talenta sumber daya manusia
yang terbaik, melalui konsistensi penerapan sistem
remunerasi yang obyektif dan berbasis kinerja.
Secara keseluruhan, jumlah karyawan Perseroan naik
13,8% dari 485 orang di tahun 2012 menjadi 552 orang di
tahun 2013, terutama karena penambahan karyawan di
bidang pemasaran dan penagihan.
Dari komposisi SDM Perseroan, mayoritas SDM Perseroan
berada dalam usia yang relatif muda dan produktif. Pada
tahun 2013, dari 552 karyawan, sebesar 60,3% atau 333
orang adalah karyawan yang berusia antara 18 sampai 35
tahun. Selain itu, setidaknya 64,7% dari seluruh karyawan
adalah karyawan dengan tingkat pendidikan strata satu (S1)
ke atas.
Di bawah ini adalah tabel dari pengembangan karyawan
berdasarkan usia, tingkat pendidikan dan jenjang
manajerial, tidak termasuk Dewan Direksi dan Komisaris
Perseroan:
In an industry that is increasingly focused on service, the
competence and capability level of the Company's human
resources is the most crucial foundation in maintaining
service excellence and increasing consumer trust. In
general, human resource management throughout the year
2013 focused on several areas:
Improvement in internalization and implementation of
values and culture of the Company at all employees'
level.
Recruitment of new employees selectively and in
accordance with their competence, as well as
leadership succession program through Management
Trainee Program.
Enhancement of employees competence, both in terms
of skill, knowledge and behaviours through training,
mentoring, and rotation program.
Retaining human resources talent, through consistent
implementation of an objective and performance-based
remuneration system.
Overall, the number of employees of the Company rose by
13.8% from 485 employees in year 2012 to 552 employees in
year 2013, mainly associated with the new recruitments of
marketing and collection officers.
From the composition of the Company's human resources,
majority of them are in relatively young and productive age.
In 2013, from 552 employees, 60.3% or 333 employees fell
under 18-35 years of age category. Moreover, at least 64.7%
of all employees own undergraduate degrees and above.
Below is the table of employee development based on age,
education and managerial level, excluding the Board of
Directors and Commissioners:
PT BUANA FINANCE Tbk 2013 Annual Report
60
Pelatihan Karyawan
Pelatihan internal yang dilakukan Perseroan di tahun 2013
antara lain:
1. Pelatihan Internal
Pelatihan Orientasi Karyawan Baru dan Fungsi Baru
Seluruh karyawan yang baru bergabung di Perseroan,
baik di kantor cabang ataupun kantor pusat wajib
mengikuti pelatihan ini, dengan penekanan pada
pengenalan visi, misi, nilai-nilai Perseroan, pengenalan
proses bisnis, prosedur dan kebijakan umum yang
berlaku di Perseroan.
Product Knowledge & Functional Training
Pelatihan ini bersifat tehnikal sesuai dengan bidang
pekerjaan / fungsi kerja terkait, seperti Truck Financing,
Basic Account Recovery, Sales and Negotiation Skills,
Kredit Pembiayaan Rumah, serta pembuatan analisa
kredit.
Employee Trainings
Internal tranings held during year 2013 were:
1. Internal Training
New Employee and Job Rotation Training
All new employees in all branches as well as the
Company's head office, were obliged to attend this
trainings, with emphasis on the introduction of vision,
mission, corporate values, business processes, general
policies and procedures applicable in the Company.
Product Knowledge & Functional Training
These are technical trainings organized in accordance
with the job type / related support function, such as Truck
Financing, Basic Account Recovery, Sales and
Negotiation Skills, Housing Mortgage Financing, and
Credit Analyst training.
18-25 years
26-35 years
36-45 years
46-55 years
> 55 years
Total
USIA (TAHUN)
18-25 tahun
26-35 tahun
36-45 tahun
46-55 tahun
> 55 tahun
Total
AGE (YEARS)
72
261
158
55
6
552
26
238
159
57
5
485
2013 2012
University
Academy
High School
Primary & Elementary School
Total
TINGKAT PENDIDIKAN
Sarjana
Diploma
SMU
SD dan SMP
Total
EDUCATION LEVEL
357
85
99
11
552
326
73
75
11
485
2013 2012
Senior Manager
Manager
Senior Officer
Officer
Staff
Total
JENJANG MANAJEMEN
15
67
70
104
296
552
15
60
43
97
270
485
2013 2012
Manajer Senior
Manajer
Officer Senior
Officer
Staff
Total
MANAGERIAL LEVEL
Pengembangan Sumber Daya ManusiaHuman Resources Development
PT BUANA FINANCE Tbk Laporan Tahunan 2013
61
Leadership Training
Karyawan di tingkat penyelia maupun tingkat manajerial
akan memperoleh pelatihan kepemimpinan, seperti
pelatihan untuk level supervisor dan Middle
Management level 1 dan 2, serta pelatihan
pengembangan kompetensi
General Training
Pelat ihan yang bertujuan untuk menambah
pengetahuan dan wawasan karyawan yang
berhubungan dengan Perseroan maupun dalam
pekerjaan, seperti: Working with Passion, Effective
Follower, dan Emotional Quotient.
2. Pelatihan Kerja
Penekanan pelatihan ini adalah untuk peningkatan
ketrampilan tehnis karyawan agar dapat memperlancar,
mempercepat dan menekan tingkat kesalahan dalam
pekerjaan, salah satunya melalui praktek kerja langsung.
3. Pelatihan Eksternal
Adapun pelatihan eksternal yang diikuti oleh karyawan
Perseroan di tahun 2013 antara lain terkait dengan pelatihan
manajemen risiko, pelatihan pajak, pelatihan tentang
ketenagakerjaan serta perjanjian kerja, pelatihan tentang
Komite Audit, serta Prinsip Pengenalan Nasabah (KYC).
Pelatihan eksternal ini umumnya terkait dengan
penambahan wawasan ataupun terkait dengan sosialisasi
peraturan baru.
4. Management Trainee Program
Management Trainee (MT) merupakan program pelatihan
terpadu berjangka waktu 5 (lima) bulan yang harus diikuti
oleh kader pimpinan Perseroan. Program ini dilaksanakan
untuk menyiapkan kader-kader pimpinan yang kompeten,
kreatif, berdedikasi dan bermotivasi tinggi. Peserta program
terdiri dari calon peserta yang direkrut dari dalam (internal)
dan maupun pelamar umum (eksternal) lulusan Sarjana
yang memenuhi persyaratan serta mampu lulus dari test
atau proses penyaringan standard MT yang diadakan.
Adapun pengetahuan dan sikap dasar yang harus dimiliki
adalah:
Pengetahuan mengenai perekonomian Indonesia
secara makro maupun peraturan-peraturan
pemerintahan mengenai kegiatan pembiayaan.
Leadership Training
The employees at supervisory and managerial level, will
attend leadership trainings, such as training for
Supervisory level and Middle Management level 1 and
2, and competency development.
General Training
Training aimed at increasing employees knowledge and
insight related to job and the Company, such as:
Working with Passion, Effective Follower, and Emotional
Quotient.
2. On The Job Training
This training emphasizes on enriching technical skills of
employees in order to facilitate, accelerate and reduce the
level of errors in the work, through on the job training.
3. External Training
The external training followed by the Company's employees
in year of 2013, among others related to risk management
training, taxation training, training on employment and labor
agreements, training on the Audit Committee, as well as
“Know Your Customer” Principles workshop. In general, the
external trainings related to gain new knowledge as well as
new regulations.
4. Management Trainee Program
Management Trainee (MT) is an integrated training program
lasting for 5 (five) months, which have to be taken by
leadership cadre of the Company. This program was held to
groom leaders who are competent, creative, dedicated, and
highly motivated. Participants consist of candidates
recruited internally or fresh graduates general applicants
(external) who meet the requirements and are able to pass
the test or screening process standard of the MT program.
Knowledge and basic attitude that need to be possessed
include:
Knowledge on Indonesia's macroeconomic as well as
government regulations regarding financing activities.
Pengembangan Sumber Daya ManusiaHuman Resources Development
PT BUANA FINANCE Tbk 2013 Annual Report
62
Pengetahuan dasar dan menyeluruh dari kegiatan
operasional perusahaan pembiayaan.
Pengetahuan mengenai produk dan jasa, proses kerja,
aspek-aspek operasional dan komersial berikut dengan
pemahaman tentang risiko.
Kebijakan dan prosedur kerja Perseroan yang
terangkum dalam kebijakan prosedur kredit dan
prosedur operasional.
Pedoman tingkah laku serta sikap karyawan yang
memiliki tanggung jawab supervisi yang efektif,
profesional serta berakhlak baik.
Kegiatan dalam program Management Trainee (MT) antara
lain adalah aktivitas kelas, kegiatan kerja praktek, latihan
presentasi serta pelatihan secara tehnis untuk pembuatan
Memo Kredit.
Kesejahteraan Karyawan
Sejalan dengan upaya Perseroan untuk mempertahankan
sumber daya manusia terbaiknya, Perseroan dari waktu ke
waktu melakukan tinjauan dan penyesuaian terhadap
bentuk tunjangan dan program fasilitas untuk karyawan
dengan pendekatan kompetitif terhadap praktek yang
berlaku di pasar. Pada tahun 2013, Perseroan telah
meluncurkan Program Kepemilikan Rumah (KPR) bagi
posisi jabatan tertentu untuk melengkapi beberapa
tunjangan lain yang telah ada sebelumnya, seperti Program
Kepemilikan Kendaraan Bermotor, Asuransi Kesehatan,
dan Dana Pensiun.
Rencana Pengembangan SDM Tahun 2014
Pengembangan SDM di tahun 2014, selain berfokus pada
persiapan calon-calon pimpinan baru yang telah masuk
dalam ”talent pool”, Perseroan juga memprioritaskan
program peningkatan kompetensi dan ketrampilan
karyawan, sejalan dengan tema arahan strategis
manajemen untuk tahun 2014, yaitu ”Shokunin Way”
(mencontoh budaya kerja ”Shokunin” yaitu golongan
pekerja bangsa Jepang yang sangat terampil dan memiliki
keahlian spesialis di bidangnya).
Thorough knowledge of basic operations of financing
companies.
Knowledge on products and services, work process,
operational and comercial aspects, along with
understanding of risk.
Policies and procedures which are summarized in the
Company's credit policies and operational procedures.
Code of behaviour and attitudes of employees who have
supervisory responsibility for effective, profesional and
have good morals.
Activities of Management Trainee (MT) program include
class activities, on the job training, presentations trainings
and technical training for the production of Credit Approval
Memorandum (CAM).
Employee Welfare
In line with the Company’s effort to retain its top performing
talents, the Company periodically reviews and adjusts its
employees’ remuneration forms and benefit programs, by
benchmarking to competitive practice being offered in the
job market. In year 2013, the Company has rolled out its
Home Ownership Loan Programs, reserved for certain
ranked officers, to complement some other existing benefit
packages, such as Automotive Ownership Loan, Medical
Insurance, and Retirement Fund.
HR Development Plan for 2014
Human Resource development in 2014, apart from focusing
on the preparation of candidates for new leaders that has
entered the "talent pool", the Company also prioritize
improving the competence and skills of employees, in line
with the theme of strategic management direction for the
year 2014, which is "Shokunin Way" (modeled after the work
culture "Shokunin" which means Japanese professional
class who are highly skilled and have specialist expertise in
the field).
Pengembangan Sumber Daya ManusiaHuman Resources Development
PT BUANA FINANCE Tbk Laporan Tahunan 2013
Untuk mendukung terciptanya iklim pembelajaran di
Perseroan, beberapa program yang akan dipersiapkan
antara lain adalah:
a. Tes kompetensi untuk frontliner dan back office, untuk
mengetahui tingkat pemahaman karyawan terhadap
pekerjaan yang dilakukan dan juga terhadap aturan
yang terkait dengan pekerjaannya.
b. Perseroan merencanakan akan menyiapkan sarana
pelatihan jarak jauh (distance learning) dengan
menyediakan secara online materi pelatihan terkait
pengetahuan dasar and petunjuk pelaksanaan teknis
bagi semua karyawan dengan cara mengakses sendiri
(self help).
c. Pengembangan sistem HRIS tahap-2 dengan fokus
pada area Penilaian Kinerja dan Pengembangan
Pelatihan, diikuti dengan pemantauan produktifitas
karyawan serta penegakan sistem penghargaan dan
sanksi (reward and punishment).
d. Untuk memonitor pengetahuan bagi karyawan baru
SDM juga meluncurkan survey audit sosialisasi kepada
karyawan baru mengenai pengetahuan dasar,
ketrampilan dan sikap yang wajib diketahui oleh
karyawan baru melalui pelatihan induksi. Apabila
ternyata karyawan belum mendapatkan pelatihan
induksi maka SDM akan mewajibkan atasannya untuk
segera mengisi induction training tersebut.
Perseroan juga akan tetap melakukan evaluasi dan
penyempurnaan dalam struktur organisasi serta karyawan
yang menjabatnya, hal ini dimaksudkan agar rencana
Perseroan dapat berjalan sesuai rencana.
To create a learning climate in the Company, some of the
programs that will be prepared include:
a. Competency test for frontliner dan back office, to
determine the level of employees' understanding on the
work performed and also rules which are associated
with the job.
b. The Company plans to set up a facility for remote training
(distance learning) by providing online training materials
related to basic knowledge and technical guidelines for
all employees which they can access on their own (self-
help).
c. Stage-2 HRIS System development with focus on the
area of Performance Assessment and Development
Training, followed by the monitoring of employees'
productivity and enforcement system of reward and
punishment.
d. To monitor knowledge for new employees, Human
Resources Department also launched an audit survey of
socialization to new employees on standard knowledge,
skill and attitude that must be recognized by new
employees through induction training. If it turns out that
employees have not received induction training, Human
Resources Deparment will oblige their superiors to fill the
induction training.
The Company will also evaluate and improvise organization
structure and employees designated to the posts to ensure
that Company's progress could go according to the plan.
Pengembangan Sumber Daya ManusiaHuman Resources Development
63PT BUANA FINANCE Tbk 2013 Annual Report
64
Tata Kelola PerusahaanGood Corporate Governance
“Penerapan GCG memastikan praktik operasional yang sehat,
kepatuhan terhadap peraturan, dan terjalinnya hubungan baik
antara perusahaan dengan karyawan, masyarakat serta
lingkungan sekitar”
“GCG implementation ensures sound operational practices,
compliance with regulations, and good relationships between
company and employees, communities, as well as the
environment”
PT BUANA FINANCE Tbk Laporan Tahunan 2013
65
Untuk memperkuat daya tahan Perseroan dalam
menghadapi tantangan dan semakin kompetitifnya
persaingan pasar serta untuk meningkatkan kualitas usaha
Perseroan di semua bidang, Perseroan berkomitmen
menerapkan prinsip tata kelola yang baik. Perseroan terus
berupaya melakukan pengendalian terhadap dinamika
bisnis dan pengembangan organisasi melalui sistem dan
prosedur sejalan dengan prinsip-prinsip GCG yang
berpedoman pada ketentuan yang diatur dalam peraturan
Otoritas Jasa Keuangan.
Tata kelola Perusahaan merupakan sarana penting untuk
menjaga kelangsungan Perusahaan. Penerapan GCG
memastikan praktik operasional yang sehat, kepatuhan
terhadap peraturan, dan terjalinnya hubungan yang baik
antar perusahaan dengan karyawan, masyarakat serta
lingkungan sekitar. Perseroan senantiasa menerapkan
GCG secara komprehensif dan konsisten pada seluruh
kegiatan usaha dengan mengacu pada prinsip GCG
berupa aspek transparasi, akuntabilitas, responsibilitas,
independensi serta Kewajaran dalam seluruh aspek
usahanya, seperti:
Keterbukaan
Perseroan senantiasa memberikan informasi kepada
pemegang saham, pemangku kepentingan, kreditur
dan pihak-pihak yang terkait, mengenai kejadian
penting Perseroan, termasuk laporan kinerja keuangan
Perseroan.
Akuntabilitas
Fungsi, tugas, dan tanggung jawab organ Perseroan
yakni Direksi, Dewan Komisaris, dan RUPS, berjalan
sesuai dengan kewenangan yang dimiliki, sehingga
pengelolaan Perseroan berjalan secara efektif.
Responsibilitas
Perseroan senantiasa mematuhi ketentuan Anggaran
Dasar Perusahaan serta peraturan perundangan yang
berlaku.
Independensi
Organ-organ Perseroan melaksanakan tugas dan
kewajibannya secara mandiri dan objektif.
To strengthen the resilience of the Company to meet the
challenges and demands of the market competition and
improve quality in all areas of the Company's business, the
Company is always committed to apply the principle of good
governance. The Company continues to exercise control
over the business dynamics and organizational
development through systems and procedures in line with
good corporate governance principles are based on the
provisions stipulated in Financial Services Authority.
Corporate governance is an important means to maintain
the continuity of the Company. GCG implementation
ensures healthy operating practices, regulatory
compliance, and good relations between the company and
employees, society and the environment. Company
continues to implement GCG comprehensively and
consistently on all business activities with reference to the
principles of good corporate governance aspects such as
transparency, accountability, responsibility, independence
and fairness in all aspects of its business, such as:
Transparency
The Company continually provides information to
shareholders, stakeholders, creditors and related
parties regarding significant events in the Company
such as the Company's financial performance report.
Accountability
The functions, duties, and responsibilities of the
Company's organs which include the Board of Directors,
Board of Commissioners, and General Meeting of
Shareholders are in accordance with their respective
scope of authority hence the management of the
Company could be effective.
Responsibility
The Company consistently complies with the
Company's Articles of Association, prevailing laws and
regulations.
Independency
The Company's organs are able to execute their duties
and responsibilities independently and objectively.
Tata Kelola PerusahaanGood Corporate Governance
PT BUANA FINANCE Tbk 2013 Annual Report
66
Tata Kelola PerusahaanGood Corporate Governance
Kewajaran dan Kesetaraan
Perseroan memastikan penerapan prinsip kewajaran
dan kesetaraan dengan selalu memastikan pemenuhan
hak serta kepentingan pemegang saham, juga
pemangku kepentingan.
Struktur Tata Kelola Perusahaan
Struktur penting dalam penerapan tata kelola perusahaan
yang baik antara lain adalah Rapat Umum Pemegang
Saham, Dewan Komisaris, Dewan Direksi, Komite Audit,
Komite Sumber Daya Manusia, Internal Audit dan Sekretaris
Perusahaan. Berikut ini penjelasan singkat tentang aktivitas
mereka sepanjang tahun 2013.
Rapat Umum Pemegang Saham
Sebagai komponen utama dalam struktur organisasi
Perseroan, Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS)
memi l ik i kewenangan untuk mengangkat dan
memberhentikan anggota Dewan Komisaris dan Direksi,
menetapkan alokasi penggunaan laba Perseroan,
mengevaluasi pencapaian kinerja Direksi dan tugas
pengawasan yang telah dilakukan oleh Dewan Komisaris,
menetapkan akuntan publik, serta melakukan pengesahan
terhadap perhitungan tahunan.
Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan
Pada tanggal 28 Mei 2013, Perseroan mengadakan Rapat
Umum Pemegang Saham (RUPS) Tahunan dan Luar Biasa
untuk tahun buku 2012, yang antara lain memutuskan:
Menyetujui laporan tahunan Perseroan serta
pengesahan laporan keuangan tahunan Perseroan
untuk tahun buku yang berakhir pada 31 Desember
2012.
Memberikan kuasa dan wewenang kepada Dewan
Komisaris Perseroan untuk menunjuk akuntan publik
Purwantono, Suherman & Surya yang akan mengaudit
laporan keuangan Perseroan tahun buku 2013.
Menetapkan besarnya gaji Dewan Komisaris dan
memberi kuasa kepada Dewan Komisaris untuk
menentukan besarnya remunerasi, pembagian tugas
dan tanggung jawab masing-masing anggota Direksi.
Menyetujui pengangkatan kembali anggota Dewan
Direksi dan merubah susunan Dewan Komisaris
Fairness
The Company ensures the implementation of fairness
principle by consistently addressing the fulfillment of
rights and the interests of the shareholders and
stakeholders.
Good Corporate Governance Structure
Major structures in implementing Good Corporate
Governance, among others, are the General Meeting of
Shareholders, the Board of Commissioners, the Board of
Directors, Audit Committee, Human Resources Committee,
Internal Audit, and Corporate Secretary. Brief explanations
of their activities throughout 2013 are as follows.
General Meeting of Shareholders
As the highest component within the Company's
organizational structure, the General Meeting of
Shareholders, among others, has the authority to appoint
and terminate members of the Board of Commissioners and
Directors, determine the utilization of profits, evaluate the
performance of the Board of Directors and the supervisory
duties of the Board of Commissioners, appoint public
accountant firm, and approve the annual financial
statements.
Annual General Meeting of Shareholders
On 28 May 2013, the Company held its Annual and
Extraordinary General Meeting of Shareholders (AGMS) for
financial year 2012, with the following results :
Approval of the Company's annual report and approval
of its annual financial statement for the financial year
ending on 31 December 2012.
Conferring authority to the Company's Board of
Commissioners to appoint a public accountant firm
Purwanto, Suherman & Surya to audit the Company's
financial statements of the year 2013.
Setting the salaries of the Board of Commissioners and
conferring power upon the Board of Commissioners to
determine the amounts of remuneration, to stipulate the
duties and responsibilities among each member of the
Board of Directors.
Approval to reappoint of the Board of Directors and to
change the composition of the Board of Commissioners
PT BUANA FINANCE Tbk Laporan Tahunan 2013
67
Tata Kelola PerusahaanGood Corporate Governance
Perseroan yang mulai berlaku efektif sejak ditutupnya
Rapat sampai dengan RUPS Tahunan pada tahun 2016
kecuali ditentukan lain oleh RUPS, sehingga selanjutnya
susunan Dewan Komisaris dan Direksi Perseroan
menjadi sebagai berikut:
Dewan Komisaris
Komisaris Utama : Karman Tandanu
Komisaris : Tjan Soen Eng
Komisaris Independen : CorneilesTedjo E ndriyarto
Direksi Perseroan
Direktur Utama : Soetadi Limin
Direktur : Antony Muljanto
Direktur : Herman Lesmana
Menyetujui penggunaan laba bersih Perseroan tahun
buku 2012 sebesar Rp. 150.135.996.458,- (seratus lima
puluh milyar seratus tiga puluh lima juta sembilan ratus
sembilan puluh enam ribu empat ratus lima puluh
delapan rupiah) yang digunakan untuk :
Pembagian dividen tunai final sebesar Rp. 60 (enam
puluh rupiah) per saham atau sebesar Rp.
98.747.763.240,- (sembilan puluh delapan milyar tujuh
ratus empat puluh tujuh juta tujuh ratus enam puluh tiga
ribu ribu dua ratus empat puluh rupiah), dengan
ketentuan dividen tunai final tersebut akan dikurangi
dengan dividen interim sebesar Rp. 30 per saham yang
telah dibayarkan oleh Perseroan kepada para
pemegang saham pada tanggal 6 Desember 2012,
sehingga sisa dividen tunai yang akan dibagi berjumlah
sebesar Rp. 30 per saham dipotong pajak sesuai
ketentuan berlaku.
Dana cadangan sebesar Rp. 1.000.000.000,- (satu
milyar Rupiah), dan seluruh sisanya dibukukan sebagai
laba ditahan.
Tindakan Perseroan terkait dengan pembagian dividen
diatas telah dipastikan tidak terdapat pelanggaran atas
ketentuan pinjaman Perseroan dengan pihak kreditur.
Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa
Keputusan utama yang diambil dalam Rapat Umum
Pemegang Saham Luar Biasa pada tanggal 28 Mei 2013
adalah sebagai berikut :
Menyetujui untuk menjaminkan sebagian besar
maupun seluruh harta kekayaan Perseroan dalam
of the Company, effectively since the closing of the
AGMS in the year 2016, unless otherwise amended by a
General Meeting of Shareholders, thereby the
composition of Board of Commissioners and Directors
of the Company are as follows:
Board of Commissioners
President Commissioner : Karman Tandanu
Commissioner : Tjan Soen Eng
Independent Commissioner : Corneiles Tedjo
Endriyarto
Director
President Director : Soetadi Limin
Director : Antony Muljanto
Director : Herman Lesmana
Approving and stipulating the appropriation of the
Company's net profit for the financial year 2012 to the
amount of Rp. 150,135,996,458 (one hundred and fifty
billion one hundred thirty five million nine hundred and
ninety six thousand four hundred and fifty eight Rupiah)
which would be set as follows:
Cash dividend distribution amounting to Rp. 60 (sixty
rupiah) per share or amounted to Rp. 98,747,763,240.-
(ninety eight billion seven hundred and forty seven
million seven hundred sixty three thousand and two
hundred forty rupiah), with the provisions that the final
cash dividend will be deducted with interim dividend of
Rp. 30 per share which has been paid by the Company
to its shareholders on 6 December 2012, hence the
remaining cash dividend to be distributed amounted to
Rp. 30 per share before tax deductions in accordance
with applicable regulations.
Setting aside Rp. 1,000,000,000.- (one billion Rupiah) as
reserve fund, while the remaining amount would be
appropriated as retained earnings.
With regard to the corporate action taken by the Company in
distributing dividend, it was ascertained that there was no
breach of loan covenants with creditors.
Extraordinary General Meeting of Shareholders
The main decisions taken at the Extraordinary General
Meeting Shareholders on May 28, 2013 is as follows:
Approved the assignment as collateral of most or all of
the Company's assets in connection with obtaining
PT BUANA FINANCE Tbk 2013 Annual Report
68
rangka mendapatkan pinjaman atas fasilitas yang akan
diterima oleh Perseroan dari para kreditur Perseroan
termasuk bank, lembaga keuangan dan/atau
masyarakat dalam rangka penerbitan surat berharga /
efek di pasar modal.
Dewan Komisaris
Anggota Dewan Komisaris dinominasikan dan dipilih oleh
pemegang saham melalui mekanisme RUPS untuk masa
jabatan selama 3 ( t iga) tahun sejak tanggal
pengangkatannya. Para pemegang saham memiliki hak
untuk memberhentikan dan/atau mengganti anggota
Dewan Komisaris sewaktu-waktu sebelum berakhirnya
masa jabatan melalui mekanisme RUPS.
Dewan Komisaris terdiri dari 3 orang anggota, dengan salah
satu anggota sebagai Komisaris Independen, dengan
masa jabatan dari tahun 2013 sampai 2016. Adapun
susunan anggota Dewan Komisaris yang terakhir adalah :
Tugas dan Tanggung Jawab Dewan Komisaris
Dewan Komisaris melakukan pengawasan atas kebijakan
Direksi dalam menjalankan kegiatan usaha Perseroan
pengurusan, baik mengenai Perseroan maupun usaha
Perseroan, dan memberi nasihat kepada Direksi
sehubungan pengelolaan operasional yang dijalankan,
khususnya terkait strategi usaha, tata kelola perusahaan,
implementasi pengendalian internal dan kepatuhan
perusahaan terhadap peraturan perundang-undangan
yang berlaku. Dalam pelaksanaan tugasnya, Dewan
Komisaris bertanggung jawab kepada RUPS. Beberapa
tugas dan tanggungjawab Dewan Komisaris Perseroan
secara umum adalah sebagai berikut :
Mengawasi pengelolaan Perseroan sesuai dengan
kebijakan yang telah ditetapkan oleh Direksi antara lain
mengenai rencana kerja, pengembangan usaha, dan
pelaksanaan prinsip-prinsip tata kelola perusahaan
yang baik.
Mengadakan pertemuan berkala dengan Direksi
maupun Komite Audit untuk membahas kinerja
operasional Perseroan.
Menunjuk dan menetapkan anggota Komite Audit.
loans from the facilities that the Company may receive
from its creditors, including banks, financial Institutions
and public for issuing bonds in the capital market.
Board of Commissioners
Members of the Board of Commissioners are nominated
and appointed by the shareholders through the GMS
mechanism for service period of 3 (three) years since the
appointment date. The shareholders are entitled to dismiss
or replace any members of the Board of Commissioners at
any time prior to the end of the service period, through the
GMS mechanism.
The Board of Commissioners comprises of 3 members, with
one of them being an Independent Commissioner, with the
service period from year 2013 to year 2016. The composition
of latest the Board of Commissioners is :
The Responsibilities of Board of Commissioners
Board of Commissioners supervises the Directors' policies
in performing the Company's business activities, both
regarding the Company and the Company's business, and
provide advice to the Directors regarding the operational
management performed, especially related to the corporate
strategy, corporate governance, and the implementation of
internal control and company's compliance with the
applicable law regulations. In performing its duties, the
Board of Commissioners shall be responsible to the General
Meeting of Shareholders. Some of the duties and
responsibilities of the Board of Commissioners in general is
as follows:
To supervise the Company's management according to
the established policy by the Directors regarding the
working plan, business development, and the
implementation of good corporate governance
principles.
To hold a periodic meeting with the Directors and Audit
Committee to discuss the Company's operational
performance.
To appoint and determine the members of Audit
Committee.
Nama / Name
Karman Tandanu
Tjan Soen Eng
Corneiles Tedjo Endriyarto
Jabatan Position
Komisaris Utama
Komisaris
Komisaris Independen
President Commissioner
Commissioner
Independent Commissioner
Tata Kelola PerusahaanGood Corporate Governance
PT BUANA FINANCE Tbk Laporan Tahunan 2013
69
Melaksanakan tugas, wewenang dan tanggung jawab
sesuai dengan Anggaran Dasar Perseroan,
menjalankan keputusan-keputusan RUPS Tahunan
dan/atau RUPS Luar Biasa serta peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
Rapat Gabungan Dewan Komisaris dan Direksi
Rapat Gabungan dilakukan untuk mengevaluasi kinerja
Direksi Perseroan dan hal-hal lain yang diperlukan untuk
meningkatkan kinerja Perseroan. Sepanjang tahun 2013,
Dewan Komisaris mengadakan rapat gabungan dengan
direksi sebanyak 11 (sebelas) kali rapat dengan tingkat
kehadiran sebagai berikut:
To perform its duties, authorities, and responsibilities
according the Company's Articles of Association, to
perform the Annual GMS's decisions and/or
Extraordinary
Joint Meeting of Board of Commissioners and Directors
Joint meetings are held to review the performance of the
Board of Directors and other important matters to improve
the Company's performance. During 2013, Board of
Commissioners had attended joint meeting with the Board
of Directors of 11 (eleven) meetings with the following
attendance data:
Karman Tandanu
Tjan Soen Eng
Corneiles Tedjo Endriyarto
Soetadi Limin
Antony Muljanto
Herman Lesmana
Nama / Name Jumlah Kehadiran / Total AttendanceJabatan / Position
Komisaris Utama / President Commissioner
Komisaris / Commissioner
Komisaris Independen / Independent Commissioner
Direktur Utama / President Director
Direktur / Director
Direktur / Director
11/11
11/11
6/11*
11/11
11/11
11/11
* mulai dari Juni 2013 / starting from June 2013
Tata Kelola PerusahaanGood Corporate Governance
Masa Jabatan dan Remunerasi Dewan Komisaris
Anggota Dewan Komisaris dinominasikan dan dipilih oleh
pemegang saham melalui mekanisme RUPS untuk masa
jabatan selama 3 ( t iga) tahun sejak tanggal
pengangkatannya, atau sejak RUPS Tahunan Perseroan
tanggal 28 Mei 2013 sampai dengan RUPS Tahunan
Perseroan di tahun 2016.
Pemberian remunerasi kepada Dewan Komisaris Perseroan
ditentukan dalam RUPS dengan didasarkan pada
pertimbangan lingkup pekerjaan, kondisi Perseroan serta
tanggung jawab masing-masing Dewan Komisaris.
Sepanjang tahun 2013, Dewan Komisaris Perseroan
menerima remunerasi sebesar Rp 2.804.329.850,-
Pelatihan Yang Diikuti Dewan Komisaris
Beberapa pelatihan yang pernah diikuti oleh anggota
Dewan Direksi dan/atau Dewan Komisaris antara lain
adalah International Banking Conference, BOD & Strategic
Management, Strategic Management Workshop, Business
Service Period and Remuneration of the Board of
Commissioners
Members of the Board of Commissioners are nominated
and appointed by the shareholders through the GMS
mechanism for service period of 3 (three) years since the
appointment date, or since the AGMS of the Company
dated 28 May 2013 until the AGMS of the Company in 2016.
The remuneration provided to the Company's Board of
Commissioners is determined in GMS based on the scope
of work, the Company's condition, and responsibility of each
member of Board of Commissioners. Throughout 2013, the
Board of Commissioners received remuneration amounting
to Rp 2,804,329,850.-
Training Attended by the Board of Commissioners
Some of the training that had been attended by the
members of the Board of Directors and/or Board of
Commissioners among others were the International
Banking Conference, BOD & Strategic Management,
PT BUANA FINANCE Tbk 2013 Annual Report
70
Transaction Advisory, Asset Backed Securitisation Seminar,
Company Board's Legal Duties and Responsibilities,
Effective Credit and Collection Strategies, Asset and Liability
Management for Financial Institution.
Hubungan Afiliasi Dewan Komisaris
Hubungan afiliasi dari anggota Dewan Komisaris
Perusahaan dengan sesama anggota anggota Direksi serta
pemegang saham Perusahaan pada tanggal diterbitkannya
Laporan Tahunan ini adalah sebagai berikut:
Strategic Management Workshop, Business Transaction
Advisory, Asset Backed Securitisation Seminar, Company
Board's Legal Duties and Responsibilities, Effective Credit
and Collection Strategies, Asset and Liability Management
for Financial Institution.
Affiliated Relation of the Board of Commissioners
The family and financial relationship of the Company's
Board of Commissioners with members of the Board of
Directors as well as shareholders on the date this Annual
Report is published, are as follows:
Tata Kelola PerusahaanGood Corporate Governance
Karman Tandanu
Tjan Soen Eng
Corneiles Tedjo Endriyarto
Dewan Komisaris / Board of Commissioners
-
-
-
√
√
√
Dewan Direksi / Board of DirectorYa / Yes Tidak / No
√*
-
-
-
√
√
Pemegang Saham / ShareholdersYa / Yes Tidak / No
Keterangan / : Remarks* Salah satu pemegang saham PT Sari Dasa Karsa, pemilik 67,6% saham Perseroan One of the shareholders of PT Sari Dasa Karsa, owner of 67.6% Company's shares
Hubungan Afiliasi dengan / Affiliated Relation with
Direktur Utama
Direktur
Direktur
Soetadi Limin
Antony Muljanto
Herman Lesmana
President Director
Director
Director
Jabatan Nama / Name Position
Dewan Direksi
Dewan Direksi Perseroan terdiri dari 3 orang anggota,
termasuk Direktur Utama. Dewan Direksi dicalonkan dan
dipilih oleh pemegang saham melalui mekanisme RUPS,
untuk masa jabatan yang berakhir pada RUPS Tahunan ke-3
(ketiga) sejak tanggal pengangkatan. Dewan Direksi harus
menerapkan prinsip prinsip Tata Kelola Perusahaan yang
baik, serta menjaga kepatuhan terhadap perundang-
undangan yang berlaku. Dewan Direksi juga bertanggung
jawab penuh dalam memimpin dan mengelola Perseroan
guna mencapai maksud dan tujuan Perseroan, mengelola
sumber daya manusia serta menyusun strategi bisnis
Perseroan.
Adapun susunan anggota Dewan Direksi yang terakhir
adalah :
Board of Directors
The Board of Directors comprises of 3 members, including
the President Director. The Board of Directors is nominated
and appointed by the shareholders through the General
Meeting of Shareholders for a period ending on the third
GMS since the date of appointment. The Board of Directors
should apply the principles of good corporate governance
and maintain compliance with the applicable legislations.
The Board of Directors has full responsibility to lead and
manage the Company to achieve its purposes and
objectives, manage human resources and develop the
Company's business strategy.
The latest composition of the Board of Directors is as
follows:
PT BUANA FINANCE Tbk Laporan Tahunan 2013
71
Tugas dan Tanggung Jawab Masing-Masing Anggota
Direksi
Masing-masing anggota Direksi Perseroan memiliki tugas
dan wewenangnya sendir i , untuk memast ikan
penyelenggaraan usaha yang teratur serta terarah. Setiap
anggota direksi diberikan tugas untuk mengawasi fungsi
perusahaan, sebagai berikut:
Direktur Utama
Memimpin pengelolaan seluruh kegiatan usaha
Perseroan yang dijalankan oleh Dewan Direksi.
Membawahi Divisi Internal Audit, Sumber Daya Manusia
& Umum, Financial Control, Legal & Remedial,
Sekretaris Perusahaan dan Hubungan Investor dan
Petugas Penanggung Jawab P4MN.
Menyusun dan menetapkan rencana bisnis dan strategi
Perseroan bersama-sama dengan anggota Direksi
lainnya.
Memastikan berjalannya sistem pengendalian internal
serta pelaksanaan kepatuhan terhadap peraturan dan
ketentuan yang berlaku.
Memastikan bahwa pengelolaan sumber daya manusia
dapat berjalan optimal melalui pengembangan
karyawan, serta memastikan berjalannya pengawasan
keuangan Perseroan.
Direktur Pemasaran dan Pengembangan Bisnis
Membawahi Divisi Sewa Guna Usaha dan Divisi
Pembiayaan Konsumen.
Mengelola dan memastikan adanya strategi serta
pengembangan produk untuk mencapai tingkat
penjualan yang telah ditetapkan, sesuai dengan potensi
dan kemampuan masing-masing kantor cabang
Perseroan.
Mengembangkan kegiatan usaha kantor cabang terkait
dengan aspek pemasaran, pembukaan kantor cabang
serta strategi pemasaran.
M e n i n g k a t k a n i m a g e Pe r s e r o a n m e l a l u i
pengembangan produk jasa yang tepat sasaran serta
membina hubungan baik dengan nasabah dan supplier.
Direktur Operasional
Membawahi Divisi Manajemen Resiko, Branch
Operation Support, Collection dan Treasury.
Menetapkan serta memastikan penggunaan sistem
tehnologi yang dapat mendukung berjalannya proses
operasional Perseroan.
Memastikan bahwa kebijakan pengelolaan dan
pelaksanaan kegiatan keuangan terselenggara
dengan baik sesuai strategi dan kebijakan yang
ditetapkan.
The Duties and Responsibilities of Respective Members of
the Board of Directors
Each member of the Company's Board of Directors is tasked
with their own duties and responsibilities, in order to ensure
that the Company's operations can be conducted in a
focused and clear direction. Each member of the Board of
Directors is tasked with overseeing the following functions:
President Director
Leads the management of all Company's activities
undertaken by members of the Board of Directors.
Oversees Internal Audit Division, Human Resources &
General Services, Financial Control, Legal & Remedial,
Corporate Secretary & Investor Relations and P4MN
Officer in Charge.
Develops and establishes Company's business plan
and strategy, together with other members of Board of
Directors.
Ensuring observance of internal control system and
enforcement of compliance to the prevailing rules and
regulations.
Ensures that human resources management runs
optimally through employee development, and ensures
observance of Company's financial supervision.
Marketing and Business Development Director
Leads Financial Lease Division and Consumer Finance
Division.
Manages and ensures the existence of strategies and
product development to achieve level of sales set, in
accordance with the potential and capability of
respective Company's branches.
Develop branches' business activities in relation to
marketing aspect, the opening of branches, as well as
marketing strategy.
Improves Company's image through services
development and fostering good relations with both
customers and suppliers.
Operational Director
Leads Risk Management, Branch Operation Support,
Collection and Treasury Divisions.
Sets and ensures the use of technology systems that
can support operational process of the Company.
Ensures that policies in managing and executing
financial transaction are effectively carried out in
accordance with defined strategies and policies.
Tata Kelola PerusahaanGood Corporate Governance
PT BUANA FINANCE Tbk 2013 Annual Report
72
Memastikan terselenggaranya sistem pengendalian
risiko, pengelolaan risiko serta mitigasi risiko Perseroan
dapat berjalan dengan lancar sesuai dengan ketentuan
yang berlaku.
Rapat Direksi
Direksi menyelenggarakan rapat bulanan secara berkala
untuk menjalankan tugas-tugasnya. Secara umum, rapat
dilakukan untuk mendiskusikan hal-hal yang diperlukan
untuk meningkatkan kinerja Perseroan. Sepanjang tahun
2013, telah dilakukan 19 kali rapat Direksi.
Ringkasan Kehadiran dari Rapat Direksi selama tahun 2013
Ensures the implementation of risk contol system, risk
management and risk mitigation so that the Company
could function well in accordance with prevailing
regulations.
Board of Directors Meeting
The Board of Directors conducts regular monthly meetings
to perform their duties. In general, these meetings are held
to discuss important matters to improve the Company's
performance. Throughout 2013, there were 19 Board of
Directors meetings.
The summary of the Board of Directors Meetings by
attendance during 2013
Tata Kelola PerusahaanGood Corporate Governance
Masa Jabatan dan Remunerasi Dewan Direksi
Anggota Dewan Direksi dipilih oleh pemegang saham
melalui mekanisme RUPS untuk masa jabatan selama 3
(tiga) tahun sejak tanggal pengangkatannya, atau sejak
RUPS Tahunan Perseroan tanggal 28 Mei 2013 sampai
dengan RUPS Tahunan Perseroan di tahun 2016. RUPS
memberikan kuasa kepada Dewan Komisaris untuk
menentukan besarnya remunerasi Dewan Direksi.
Jumlah remunerasi Direksi diputuskan sesuai dengan
pertimbangan lingkup pekerjaan, kondisi dan kinerja
Perseroan secara keseluruhan, serta pencapaian kinerja
masing masing Direksi. Sepanjang tahun 2013, Direksi
Perseroan mener ima remuneras i sebesar Rp
9.566.206.628,-. Perseroan menilai bahwa kebijakan
remunerasi terhadap Direksi telah sejalan dengan
pencapaian kinerja yang diberikan di tahun 2013.
Penilaian Kinerja Direksi
Proses penilaian Dewan Direksi secara kumulatif dilakukan
oleh Dewan Komisaris dan RUPS berdasarkan indikator
kinerja yang telah ditetapkan. Sedangkan penilaian dari
masing-masing anggota Direksi dilakukan oleh Direktur
Service Period and Remuneration of Board of Directors
Members of the Board of Directors are appointed by the
shareholders through the GMS mechanism for service
period of 3 (three) years since the appointment date, or
since the AGMS of the Company dated 28 May 2013 until the
AGMS of the Company in 2016. The AGMS authorized the
Board of Commissioners to determine the renumeration of
the Board of Directors.
The amount of Directors' remuneration is based on
consideration of the scope of work, condition and the
Company's overall performance as well as the achievement
of each Board of Directors. During 2013, Company's Board
of Directors has received remuneration amounting to Rp
9,566,206,628.-. The Company considers Board of
Directors remuneration policy has been in line with its
performance achievements in 2013.
Appraisal of Board of Directors' Performance
Appraisals process of the Board of Directors cumulatively
are conducted by the Board of Commissioners and GMS
according to the determined performance indicator.
Meanwhile, the appraisal of each member of the Board of
Soetadi Limin
Antony Muljanto
Herman Lesmana
Nama / Name Jumlah Kehadiran / Total AttendanceJabatan / Position
Direktur Utama / President Director
Direktur / Director
Direktur / Director
19/19
19/19
19/19
PT BUANA FINANCE Tbk Laporan Tahunan 2013
73
Utama sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya
masing-masing. Secara umum, kriteria yang digunakan
penilaian kinerja Dewan Direksi adalah : konsistensi dalam
peningkatan pengembalian investasi bagi para pemegang
saham, pertumbuhan usaha serta keuangan Perseroan,
pengelolaan risiko keuangan maupun risiko usaha
Perseroan, pelaksanaan tata kelola perusahaan yang baik.
Pelatihan Direksi
Beberapa pelatihan yang pernah diikuti oleh anggota
Dewan Direksi antara lain adalah International Banking
Conference, BOD & Strategic Management, Strategic
Management Workshop, Business Transaction Advisory,
Asset Backed Securitisation Seminar, Company Board's
Legal Duties and Responsibilities, Effective Credit and
Collection Strategies, Asset and Liability Management for
Financial Institution.
Hubungan Afiliasi Dewan Direksi
Hubungan afiliasi dari anggota Dewan Komisaris
Perusahaan dengan sesama anggota anggota Direksi serta
pemegang saham Perusahaan pada tanggal diterbitkannya
Laporan Tahunan ini adalah sebagai berikut:
Directors is conducted by the President Director in
accordance with each duties and responsibilities. In
general, some criterias applied for the Board of Directors'
performance assesment are : consistentcy in increasing the
return on investment for the shareholders, as well as the
business and financial growth of the Company, risk
management of the Company's financial and business risks,
the implementation of good corporate governance.
Board of Directors' Training
Some of the training that had been attended by the
members of the Board of Directors among others were the
International Banking Conference, BOD & Strategic
Management, Strategic Management Workshop, Business
Transaction Advisory, Asset Backed Securitisation Seminar,
Company Board's Legal Duties and Responsibilities,
Effective Credit and Collection Strategies, Asset and Liability
Management for Financial Institution.
Affiliated Relation of the Board of Directors
The family and financial relationship of the Company's
Board of Commissioners with members of the Board of
Directors as well as shareholders on the date this Annual
Report is published, are as follows:
Tata Kelola PerusahaanGood Corporate Governance
Soetadi Limin
Antony Muljanto
Herman Lesmana
Direksi / Board of Directors
-
-
-
Dewan Komisaris / Board of CommissionersYa / Yes Tidak / No
-
-
-
√
√
√
√
√
√
Pemegang Saham / ShareholdersYa / Yes Tidak / No
Hubungan Afiliasi dengan / Affiliated Relation with
Komite Audit
Tugas dan Tanggung Jawab Umum Komite Audit
Dalam melaksanakan fungsi pengawasan pengelolaan
Perseroan oleh Direksi, Komite Audit berperan untuk
menunjang kinerja Dewan Komisaris sesuai dengan tata
kelola perusahaan yang baik (GCG) dengan memberikan
pendapat kepada Dewan Komisaris terhadap laporan atau
hal-hal yang disampaikan Direksi kepada Dewan komisaris
serta mengindentifikasi hal-hal yang memerlukan perhatian
Dewan Komisaris. Komite Audit diketuai oleh Komisaris
Independen selaku Ketua Komite Audit dengan 2 (dua)
Audit Committee
Duties and Responsibilities of Audit Committee
In performing the supervision function on the Company's
management by Directors, the Audit Committee's role is to
support the Board of Commissioners' performance in
accordance with the Good Corporate Governance (GCG)
by giving opinion to the Board of Commissioners on report
or matters submitted by Director as well as identifying
matters which require the attention of the Board of
Commissioners. The Audit Committee is headed by
Independent Commissioner acting as the Chairman of the
PT BUANA FINANCE Tbk 2013 Annual Report
74
Tata Kelola PerusahaanGood Corporate Governance
anggota, yang keseluruhannya memiliki kompetensi yang
memadai sesuai latar belakang pendidikan dan
pengalaman kerjanya sehingga telah memenuhi
persyaratan keanggotaan Komite Audit.
Susunan Komite Audit Perseroan yang ada saat ini berlaku
sejak tanggal 30 Mei 2013 sampai dengan ditutupnya Rapat
Umum Pemegang Saham Perseroan pada tahun 2016
sebagaimana ditetapkan dalam Surat Keputusan Dewan
Komisaris No. 004/KEP/KOM-BNF/V/2013 tanggal 30 Mei
2013. Adapun susunan Komite Audit Perseroan adalah
sebagai berikut :
Audit Committee with 2 (two) members, all of whom possess
adequate competence with appropriate educational
background and work experience that meet the
membership requirements of the Audit Committee.
The composition of the present Audit Committee is effective
starting on 30 May 2013 up to the end of the General
Meeting of Shareholders in 2016 as established in the BOC
Decision Letter No. 004/KEP/KOM-BNF/V/2013 dated 30
May 2013. The composition of Audit Committee is as
follows:
Ketua Komite Audit
Anggota Komite Audit
Anggota Komite Audit
Corneiles Tedjo Endriyarto
Winny Widya
Hardianto Soefajin
Chairman of Audit Committee
Member of Audit Committee
Member of Audit Committee
Jabatan Nama / Name Position
Profil Anggota Komite Audit dapat dilihat pada bagian Profil
Perseroan dalam Laporan Tahunan ini.
Pelaksanaan Kegiatan Komite Audit
Dalam melakukan fungsinya, Komite Audit berpedoman
kepada Peraturan Bapepam No. Kep.643/BL/2012 tanggal
7 Desember 2012 tentang Pembentukan dan Pedoman
Pelaksanaan Kerja Komite Audit.
Sepanjang tahun 2013, Komite Audit telah melakukan hal-
hal sebagai berikut :
1. Menelaah dan memberikan pendapat atas Laporan
Keuangan Perseroan tahun 2013 yang diaudit oleh
KAP Purwantono, Suherman, Suherman & Surja.
2. Menelaah dan memberikan pendapat atas Laporan
Divisi Intenal Audit untuk periode Januari –
Desember 2013.
3. Memberikan rekomendasi kepada Dewan
Komisaris mengenai penunjukan Akuntan Publik
dan Kantor Akuntan Publik.
4. Melaksanakan rapat maupun diskusi dengan Divisi
Intenal Audit, untuk menilai efektivitas pelaksanaan
fungsi pengawasan internal. Komite Audit
mendiskusikan temuan-temuan yang penting, dan
tindaklanjut atas rekomendasi pemeriksaan. Atas
temuan-temuan Internal Audit, Komite Audit
memastikan pihak manajemen telah melakukan
t i n d a k a n y a n g d i a n g g a p p e r l u u n t u k
menindaklanjuti rekomendasi dari temuan-temuan
tersebut.
Profiles of Members of Audit Committee can be found in the
Company Profile section on this Annual Report.
Implementation of the Audit Committee's Tasks
In performing its function, the Audit Committee is guided by
Capital Market Supervisory Agency (Bapepam) Regulation
No. Kep.643/BL/2012 dated 7 December 2012 on The
Establishment and the Implementation Guidelines of Audit
Committee.
During 2013, the Audit Committee has performed the
following tasks :
1. Reviewed and provided opinions on the Company's
2013 Financial Statements, audited by KAP
Purwantono, Suherman, Suherman & Surja.
2. Reviewed and provided opinions on Internal Audit
Division Report for the period January – December
2013.
3. Provide recommendations to the Board of
Commissioner with regards to the appointment of
the Public Accountants and Public Accounting Firm.
4. Conducted meetings and discussions with Internal
Audit Division, to assess the effectiveness of the
internal control function. The Audit Committee
discussed important findings and follow ups on the
recommendations. Based on the Internal Audit
findings, the Audit Committee ensures that
management has taken necessary actions to
respond to the recommendations of the findings.
PT BUANA FINANCE Tbk Laporan Tahunan 2013
75
5. Melaksanakan rapat dengan Dewan Direksi untuk
memastikan bahwa seluruh faktor risiko yang krusial
telah diantisipasi secara layak oleh Perseroan.
6. Melakukan pembahasan dan persiapan penerapan
Sistem Pelaporan Pelanggaran (whistle blowing
system) yang mulai diterapkan oleh Perseroan pada
tahun 2013.
7. Sesuai dengan Keputusan Ketua Bapepam LK No.
Kep.643/BL/2012 tentang Pembentukan Pedoman
Pelaksanaan Kerja Komite Audit, Komite Audit telah
menyusun Piagam Komite Audit yang sudah
disetujui oleh Dewan Komisaris pada tanggal 15
April 2013.
Dalam menjalankan tugasnya, Komite Audit memiliki
kewenangan untuk mengakses secara penuh, bebas dan
tidak terbatas terhadap catatan, karyawan, dana, asset
serta sumber daya Perseroan lainnya yang berkaitan
dengan pelaksanaan tugasnya.
Dalam melaksanakan kewenangan di atas, Komite Audit
wajib bekerja sama dengan Internal Audit. Komite Audit
mengadakan pertemuan berkala dengan Divisi Internal
Audit untuk mengetahui permasalahan dan risiko yang
dihadapi Perusahaan berikut solusi yang telah dijalankan
untuk peningkatan dan perbaikan kinerja.
Berdasarkan evaluasi terhadap hal-hal tersebut di atas,
Komite Audit beranggapan bahwa manajemen Perseroan
selama tahun 2013 telah menerapkan Tata Kelola
Perusahaan yang baik dalam menjalankan aktivitas
Perseroan dan tidak menemukan masalah penting yang
perlu dilaporkan secara khusus dalam Laporan Tahunan
Perseroan tahun 2013. Selain itu Komite Audit berpendapat
bahwa Perseroan harus mempertahankan serta
meningkatkan sistem pengendalian internal sehubungan
dengan pertumbuhan usaha Perseroan.
Independensi Komite Audit
Dalam menjalankan fungsi, tugas, dan tanggung jawab,
Komite Audit memiliki independensi yang mandiri dan tidak
diintervensi oleh pihak lain. Hal ini dibuktikan dengan
profesionalitas anggota Komite Audit yang tidak memiliki
hubungan keluarga maupun bisnis dengan Perseroan.
Seluruh kegiatan yang dijalankan Komite Audit telah
mengikuti Anggaran Dasar Perseroan serta senantiasa
memenuhi ketentuan yang berlaku. Seluruh anggota
Komite Audit merupakan anggota yang independen,
berasal dari luar perusahaan dan tidak terkait dengan
Direksi, Komisaris maupun Pemegang Saham.
5. Conducted meetings with the Board of Directors to
ensure that all crucial risks factors have been
adequately anticipated by the Company.
6. Discussed and planned the implementation of
whistle blowing system, which was implemented by
the Company in 2013.
7. In accordance with Chairman of Capital Market
Supervisory Agency (Bapepam) Decree No.
Kep.643/BL/2012 on the Establishment and the
Implementation Guidelines of Audit Committee,
Audit Committee has developed the Audit
Committee Charter approved by the Board of
Commissioners on April 15, 2013.
In performing its duties, the Audit Committee has the
authority to access fully, independently and without
limitations the Company's documents, employees, funds,
assets and other resources of the Company in connection
with the implementation of its duties.
In exercising their above-stated authority, the Audit
Committee should cooperate with the Internal Audit. The
Audit Committee holds periodical meetings with the Internal
Audit Division to determine the problems and risks faced by
the Company as well as the solution that has been
implemented to increase and improve performance.
Based on the evaluations on the above subjects, the Audit
Committee considers that for the year 2013, the Company's
management has implemented Good Corporate
Governance in carrying its activities and did not find any
significant issues which have to be disclosed separately in
the Company's Annual Report 2013. In addition, the Audit
Committee conluded that the Company has to maintain and
improve internal control system parallel to the growth of the
Company's business.
Audit Committee Independency
In performing its functions, duties, and responsibilities, the
Audit Committee has autonomous independency and there
is no intervention from the other parties. It is proven by the
professionalism of the members of the Audit Committee
who do not have either family or business relationship to the
Company. All activities performed by the Audit Committee
has been complied with the Company's Articles of
Association and continuously fulfilled the applicable
provisions. All members of Audit Committee are
independent members, from outside the Company, and not
related to the Directors, Commissioners, and Shareholders.
Tata Kelola PerusahaanGood Corporate Governance
PT BUANA FINANCE Tbk 2013 Annual Report
76
Rapat dan Tingkat Kehadiran Komite Audit
Komite Audit mengadakan pertemuan berkala untuk
mengevaluasi dan menelaah secara transparan berbagai
aktivitas kegiatan Perseroan dan kinerja laporan keuangan
berkala Perseroan untuk selanjutnya melaporkannya
kepada Dewan Komisaris Perseroan secara obyektif dan
independen.
Sepanjang tahun 2013 Komite Audit telah mengadakan 9
(sembilan) kali pertemuan bersama Internal Audit untuk
melakukan review kecukupan pengendalian, temuan audit
utama dan hal-hal lain yang signifikan dan tindak lanjut dari
temuan audit serta rekomendasi yang diberikan oleh
akuntan publik dan pihak lain yang berwenang. Pertemuan
dilakukan secara simultan terkait dengan temuan audit yang
perlu ditindaklanjuti dengan pembahasan bersama Dewan
Komisaris, serta pembahasan dengan Dewan Direksi untuk
memastikan seluruh aktivitas telah dilaksanakan dengan
memadai.
Rapat Komite Audit Bersama Divisi Internal Audit selama
tahun 2013
Piagam Komite Audit
Piagam Komite Audit disusun sebagai pedoman agar
Komite Audit dapat menjalankan fungsi, tugas,
kewenangan dan tanggung jawab secara optimal, efektif,
efisien, transparan, kompeten, independen dan dapat
dipertanggungjawabkan sesuai peraturan yang berlaku.
Adapun isi dari Piagam Komite Audit Perseroan antara lain
Latar Belakang, Visi dan Misi
Maksud dan tujuan Pembentukan dan Keanggotaan
Komite Audit
Struktur Organisasi Komite Audit dan Keanggotaan
Meeting and Attendance Level of Audit Committee
Audit Committee held periodic meetings to transparently
evaluate and review various activities of the Company and
the Company's periodic financial report to be reported later
to the Company's Board of Commissioner objectively and
independently.
Throughout 2013, the Audit Committee has held 9 (nine)
meetings with the Internal Audit to review the adequacy of
controls, major audit findings, other significant matters and
the follow ups of audit findings along with recommendations
provided by the public accountants and other authorities.
Meetings were organized simultaneously in relation to audit
findings that need to be followed up by discussing with the
Board of Commissioners as well as the Board of Directors to
ensure that all activities has been carried out satisfactorily.
Joint Meeting of Audit Committee and Internal Audit Division
during 2013
Audit Committee Charter
Audit Committee Charter is structured as a guideline for
Audit Committee to perform its functions, duties, authority
and responsibilities in an optimal, effective, efficient,
transparent, competent, independent and accountable in
accordance with applicable regulations. The content of the
Audit Committee Charter contains of :
Background, Vision and Mission
Aims and objectives of the Formation and Membership
of Audit Committee
Organizational Structure and Audit Committee
Membership
Tata Kelola PerusahaanGood Corporate Governance
Corneiles Tedjo Endriyarto
Winny Widya
Hardianto Soefajin(Periode Juli – Desember 2013)
Suwanti(Periode Januari – Juli 2013)
Ahmad Khaetami(Periode Agustus - Desember 2013)
Nama / Name Jumlah Kehadiran / Total AttendanceJabatan / Position
Ketua Komite Audit / Chairman of Audit Committee
Anggota Komite Audit / Member of Audit Committee
Anggota Komite Audit / Member of Audit Committee
Kepala Divisi Internal Audit / Internal Audit Division Head
Kepala Divisi Internal Audit / Internal Audit Division Head
9/9
9/9
5/5
5/5
5/5
PT BUANA FINANCE Tbk Laporan Tahunan 2013
77
Tata Kelola PerusahaanGood Corporate Governance
Pembentukan dan Pengangkatan Anggota serta
Persyaratan Keanggotaan
Masa Tugas Komite Audit
Fungsi, tugas, kewenangan dan tanggung jawab
Komite Audit
Tata Cara dan Prosedur Kerja: Laporan Leuangan,
Pengendalian Internal dan Management Resiko,
Ketaatan pada GCG dan peraturan lainnya
Penanganan Pengaduan Dugaan dan Pelanggaran
Tugas Khusus dari Dewan Komisaris
Kode Etik dan Mekanisme Rapat Komite Audit
Komite Sumber Daya Manusia
Selain Komite Audit, Perseroan memiliki Komite Sumber
Daya Manusia (SDM), yang dibentuk untuk menangani
permasalahan sumber daya manusia di Perseroan, dan
terbagi menjadi Komite SDM Pusat dan Komite SDM
Cabang. Susunan Komite SDM Pusat dipimpin oleh Direktur
Utama sebagai ketua dengan anggotanya meliputi anggota
Direksi lainnya, Kepala Divisi SDM sebagai sekretaris dan
seluruh Kepala Divisi lainnya. Tanggung jawab Komite SDM
Pusat adalah memberikan masukan dan/atau rekomendasi
kepada Direksi tentang penanganan permasalahan sumber
daya manusia, terutama yang terkait penegakan etika
Perusahaan, integritas dan disiplin karyawan.
Komite SDM Cabang terdiri dari Kepala Cabang, Business
Manager, Operation Manager serta para supervisor.
Tanggung jawab Komite SDM Cabang adalah memberikan
masukan atau rekomendasi kepada Komite SDM Pusat
tentang permasalahan sumber daya manusia di Cabang
masing-masing. Komite SDM bertanggung jawab untuk
memastikan adanya tindak lanjut atas hasil temuan internal
audit, maupun laporan / temuan langsung di lapangan
dan/atau hasil dari laporan whistle blower system yang telah
diklarifikasi kebenarannya.
Sekretaris Perusahaan
Sebagai perusahaan terbuka, Sekretaris Perusahaan
dibentuk berdasarkan ketentuan Otoritas Jasa Keuangan
dengan tugas antara lain untuk mengikuti perkembangan
peraturan yang berlaku di pasar modal. Sekretaris
Perusahaan menjalankan peran penghubung antara
Perseroan dengan otoritas pasar modal, pemodal,
masyarakat, dan pemegang saham melalui berbagai
kegiatan, termasuk pelaksanaan RUPS dan RUPSLB.
Sekretaris Perusahaan juga membantu Dewan Direksi
Establishment and Appointment of Members as well as
the Terms of Membership
Work Period of Audit Committee
Functions, duties, authorities and responsibilities of the
Audit Committee
Working Procedure: Financial Statements, Internal
Controls and Risk Management, adherence to
Corporate Governance and other regulations
Handling Complaints and Allegations of Violation
Special Duties from the Board of Commissioners
Mechanism Code of Conduct Audit Committee Meeting
Human Resources Committee
Besides the Audit Committee, the Company has Human
Resources (HR) Committee, which is set up to address
human resources matters in the Company; it is divided into
Head Office and Branch Committees. Head Office HR
Committee is headed by President Director as the chairman,
with members consisting of Directors, HR Division Head as
Secretary, and other Division Head. The responsibilities of
Head Office HR Committee is to provide inputs and/or
recommendations to the Directors on managing human
resources issues, especially those related to the upholding
of Company's ethics, integrity, and employees' discipline.
On the other hand, Branch HR Commitee consists of Branch
Manager, Business Manager, Operation Manager and
Supervisors. It is responsible to provide inputs or
recommendations to Head Office HR Committee
concerning human resources issues in branches. HR
Committee ensures actions are taken to solve internal audit
findings and results of whistle blower system are verified.
Corporate Secretary
As a public company, the Corporate Secretary is established
under the provisions of Financial Services Authority, with
tasks, among others, to monitor prevailing rules and
regulations that are applicable in the capital market. The
Corporate Secretary plays the liaison role between the
Company and the capital market authority, investors, public,
and shareholders through several activities, including
Annual and Extraordinary GMS. The Corporate Secretary
also assists the Board of Directors in creating transparency
PT BUANA FINANCE Tbk 2013 Annual Report
78
dalam menciptakan keterbukaan informasi atas hal-hal
material Perseroan yang perlu diketahui oleh masyarakat.
Secara garis besar, tugas dan tanggung jawab Sekretaris
Perusahaan adalah :
1. Mengikuti perkembangan Pasar Modal khususnya
peraturan yang berlaku di Pasar Modal, dan memberi
masukan kepada Direksi untuk mematuhi ketentuan
Pasar Modal yang berlaku.
2. Memberikan informasi yang dibutuhkan oleh publik
yang berkaitan dengan kondisi Perseroan.
3. Menyiapkan daftar khusus tentang direksi, komisaris
dan keluarganya baik dalam Perseroan maupun
afiliasinya yang antara lain mencakup kepemilikan
saham, hubungan bisnis dan peranan lain yang
menimbulkan benturan kepentingan dengan
perusahaan tercatat.
4. Melakukan koordinasi pelaksanaan Rapat Dewan
Direksi dan Rapat Dewan Komisaris, serta membuat
risalah rapat.
5. Melakukan koordinasi penyelenggaraan Rapat Umum
Pemegang Saham.
Sepanjang tahun 2013 Sekretaris Perusahaan telah
melaksanakan semua tugasnya sesuai dengan ketentuan
yang berlaku antara lain adalah menghadiri setiap rapat
Direksi, rapat gabungan Direksi dan Dewan Komisaris
maupun rapat-rapat lainnya. Sekretaris Perusahaan juga
membuat risalah rapat-rapat tersebut, melaksanakan RUPS
Tahunan, RUPS Luar Biasa dan Paparan Publik, membuat
dan menyampaikan laporan dan keterbukaan informasi ke
publik.
Sekretaris Perusahaan saat ini dijabat oleh Sudiono Pujo,
SH, berdasarkan Surat Keputusan Direksi Perseroan
tanggal 26 Juni 2006. Lahir di Jakarta, 19 Desember 1960,
meraih gelar Sarjana Hukum dari Universitas Padjajaran
Bandung pada tahun 1988. Selanjutnya mengikuti berbagai
pendidikan dan pelatihan, antara lain telah lulus pendidikan
dan pelatihan bagi konsultan hokum pasar modal kelas
pengantar maupun terapan pada tahun 2001, serta
akuntansi untuk sarjana hukum. Sebelumnya pernah
menjabat sebagai anggota Tim Pemberesan Badan
Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN), Team
Leader/Avp. BPPn dari 2000-2004, serta memiliki
pengalaman kerja di sektor perbankan, litigasi dan kontrak
legal drafting, personalia dan administrasi.
of information on the Company's material matters that
should be informed to the public.
In general, the roles and responsibilities of the Corporate
Secretary are:
1. To keep up with the development in the Capital Market,
especially on the prevailing regulations of the Capital
Market, and to give advices to the Board of Directors to
comply the Capital Market regulations.
2. To provide information needed by the public in
connection with the Company's conditions.
3. To prepare a special list in respect of the Board of
Directors and Commissioners and their families, on their
involvement in the Company or its affiliates, amongst
other things that include shares ownership, business
relations and other roles that may cause any conflict of
interest with the listed company.
4. To coordinate all Board of Directors and Board of
Commissioners meetings, and prepare the minutes of
meeting.
5. To coordinate the convention of the General Meeting of
Shareholders.
During 2013, the Corporate Secretary has performed all
duties in accordance with the prevailing regulations, for
instance, by attending each meeting of the Board of
Directors, joint meetings of the Board of Commissioners
and the Board of Directors, and other meetings. The
Corporate Secretary also prepared the minutes of such
meetings, carried out the Annual General Meeting of
Shareholders, Extraordinary General Meeting of
Shareholders and Public Exposes, and provided reports
and disclosure of information to the public.
Currently, the position of the Corporate Secretary has been
held by Sudiono Pujo, SH, based on Director Letter of the
Company dated 26 June 2006. Born in Jakarta on
December 19, 1960, he obtained his graduate degree in
Law from Padjajaran University in Bandung in 1988. He
attended and passed various educations and training
programs, among others the introductory and applied
education and training programs for capital market legal
consultants in 2001, and accounting for law degree.
Previously, he was the Company's senior legal officer and as
team member for winding-up of the Indonesian Banking
Restructuring Agency (IBRA), Team Leader/Assisstant Vice
President of IBRA from 2000 to 2004, and has work
experiences in banking, litigation and contract legal drafting,
personnel and administration.
Tata Kelola PerusahaanGood Corporate Governance
PT BUANA FINANCE Tbk Laporan Tahunan 2013
79
Penyerahan Laporan Berkala
Akurasi, kelengkapan dan ketepatan waktu laporan berkala
dan laporan tahunan senantiasa menjadi perhatian utama
Perusahaan. Pada tahun 2013, Laporan Keuangan Tahunan
2012 yang telah Diaudit, Laporan Keuangan Triwulanan I
Tahun 2013, Laporan Keuangan Tengah Tahunan 2013 dan
Laporan Keuangan Triwulanan III Tahun 2013 telah
diserahkan sebelum batas waktu yang ditetapkan oleh
Bapepam dan LK/Otoritas Jasa Keuangan serta BEI.
Perusahaan juga telah menyampaikan Laporan Keuangan
Tahunan yang telah Diaudit pada tanggal dan untuk tahun
yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013 kepada
Otoritas Jasa Keuangan serta Bursa Efek Indonesia pada
tanggal 24 Maret 2014.
Selain laporan-laporan berkala sesuai dengan Peraturan
Pasar Modal, Perusahaan sebagai perusahaan
pembiayaan juga senantiasa menyampaikan laporan
laporan yang diwajibkan dalam Peraturan Menteri
Keuangan No. 84/PMK.012/2006 tertanggal 29 September
2006, antara lain laporan keuangan bulanan, laporan
kegiatan usaha semesteran dan laporan keuangan tahunan
yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik kepada
Menteri Keuangan dan Bank Indonesia. Laporan keuangan
dan laporan tahunan Perusahaan dapat diperoleh di kantor
pusat Perusahaan melalui Sekretaris Perusahaan dan juga
d a p a t d i a k s e s d i s i t u s P e r u s a h a a n d i
www.buanafinance.co.id.
Publikasi dan Akses Informasi Perusahaan
Untuk memenuhi ketentuan perundang-undangan, maka
Perusahaan telah mempublikasikan berbagai informasi
terkait Perusahaan selama tahun 2013, termasuk
senantiasa mempublikasikan informasi material kepada
publik sesuai dengan Peraturan Bapepam dan LK No. X.K.1
(Keputusan Ketua Bapepam dan LK No. Kep-86/PM/1996
tertanggal 24 Januari 1996). Publik dapat mengakses
informasi tentang Perusahaan di situs Perseroan
www.buanafinance.co.id yang memberikan informasi
kompherensif tentang kegiatan operasional dan kinerja
Perusahaan. Untuk keperluan internal Perusahaan maupun
untuk berbagi informasi di antara karyawan, Perusahaan
memiliki jaringan intranet yang menyediakan informasi
tentang perkembangan operasional, keuangan dan
administrasi di lingkungan Perusahaan, yang dapat diakses
oleh seluruh karyawan Perusahaan.
Delivery of Periodic Reports
The accuracy, completeness and timeliness of periodic and
annual reports are always a major concern of the Company.
In 2013, the 2012 Audited Annual Financial Statements,
Quarter I 2013 Financial Statements, 2013 Audited Semi-
annual Financial Statements and Quarter III 2013 Financial
Statements have been submitted before the deadline
determined by the Bapepam dan LK as well as IDX. The
Company also has submitted the Audited Annual Financial
Statements as at and for the year ended 31 December 2013
to Bapepam and LK and Indonesia Stock Exchange on
March 24, 2014.
Besides the periodic reports in accordance with the Capital
Market Regulation, the Company as a finance company also
continues to deliver reports required by the Regulation of
Ministry of Finance No. 84/ PMK.012/2006 dated September
29, 2006, including monthly financial statements, half year
business activity reports, and annual financial statements
audited by the public accountant to the Ministry of Finance
and Bank Indonesia. The Company's financial statement
and annual report can be obtained in the Company's Head
Office through the Corporate Secretary and also accessed
in the Company's website of www.buanafinance.co.id.
Corporate Information Access and Publication
To comply with the laws and regulations, the Company
published various information relating to the Company
during 2013, which includes constantly publishing material
information to the public in accordance to the Bapepam dan
LK Regulation No. X.K.1 (Decision of the Chairman of
Bapepam dan LK No. Kep-86/PM/1996 dated January 24,
1996). The public can access information about the
Company through its website at www.buanafinance.co.id,
which provides comprehensive information regarding the
Company's operational activities, performance. For the
Company's internal purpose or information sharing among
the employees, the Company has the intranet network that
provides information regarding the operational, financial
and administrative development within the Company's area,
which can be accessed by all employees of the Company.
Tata Kelola PerusahaanGood Corporate Governance
PT BUANA FINANCE Tbk 2013 Annual Report
80
Paparan Publik
Sebagai bagian dari komitmen keterbukaan dan dialog
terbuka rutin dengan pemegang saham, publik dan pers,
Perusahaan telah melakukan 1 (satu) kali paparan publik
selama tahun 2013 yaitu paparan publik tahunan.
Paparan publik tahunan dilakukan bersamaan dengan
penyelenggaraan RUPS Tahunan pada tanggal 28 Mei 2013
di Mercantile Athletic Club, Jakarta. Dalam paparan publik
ini, manajemen Perseroan menyampaikan informasi
penting kepada publik dan pers mengenai kondisi dan
kinerja keuangan Perusahaan sepanjang tahun 2012 dan
prospek usaha Perusahaan untuk tahun 2013.
Pengawasan Internal
Divisi Internal Audit secara langsung membantu Dewan
Direksi untuk memastikan berjalannya pengendalian
internal Perseroan dengan melakukan pendekatan audit
berbasis risiko atas seluruh aktivitas Perusahaan.
Penerapan tata kelola perusahaan yang baik melalui
pengawasan pelaksanaan kebijakan dan prosedur
dilakukan secara independen dan obyektif.
Dalam struktur organisasi Perseroan, Divisi Pengawasan
Internal (Internal Audit) bertanggung jawab atas segala
kegiatannya kepada Direktur Utama dan Komite Audit.
Untuk mendukung independensi dan menjamin kelancaran
pemeriksaaan, anggota Komite Audit dapat setiap waktu
berkomunikasi langsung dengan Internal Audit untuk
menginformasikan berbagai hal yang berhubungan dengan
kegiatan pemeriksaan. Pemberian informasi tersebut harus
dilaporkan kepada Direktur Utama, dan apabila dibutuhkan
maka Komite Audit dapat menerbitkan surat kepada Dewan
Direksi untuk mempercepat proses perbaikan dan tindak
lanjut dari hasil pemeriksaan tersebut.
Adapun tugas dan tanggung jawab Internal Audit adalah
sebagai berikut:
Mengarahkan dan melakukan pengendalian semua
aktivitas pemeriksaan dan pengawasan secara
independen terhadap seluruh aktivitas baik dalam
memberikan penilaian kecukupan kebijakan, penilaian
kecukupan dan validitas standar operasional
Perseroan, kualitas dan kuantitas sumber daya manusia
dalam implementasinya terhadap seluruh kebijakan dan
prosedur maupun aktivitas yang dijalankan, kebenaran,
ketepatan dan kewajaran seluruh aktivitas baik yang
tertuang dalam laporan keuangan dan usaha, maupun
seluruh aktivitas yang dijalankan seluruh pelaku di
semua unit kerja di Perseroan.
Public Expose
As part of the commitment to transparency and routine open
dialogue with the shareholders, public and press, the
Company has carried out 1 (one) time of public exposes
during 2013 i.e. annual public expose.
The annual public expose was conducted simultaneously
with the Annual GMS on 28 May 2013 in the Mercantile
Athletic Club, Jakarta. In the public expose, the Company's
Management delivered important information to the public
and press regarding to Company's condition and financial
performance for year 2012, and the Company's business
prospect in 2013.
Internal Audit
Internal Audit Division provides direct assistance to the
Board of Directors to ensure the implementation of the
Company's internal control by implementing a risk-based
audit approach for all Company's activities. The
implementation of good corporate governance through
enforcement of policies and procedures is carried out
independently and objectively.
In the Company's organization structure, Internal Audit
Division is responsible to the President Director and the
Audit Committee. In order to maintain its independence and
to assure efficient inspection, the Audit Committee
members could directly communicate with the Internal Audit
at any time to inform various matters related to the
examination activities. This provision of information has to
be reported to the President Director, and if needed, the
Audit Committee could issue letters to the Board of Directors
to accelerate corrective process and follow up the result of
the inspection.
Duties and responsibilities of Internal Audit are as follows:
Directs and controls all inspection and supervision
activities independently in all activities, be it in providing
assessment on the adequacy of policies, assessment
on the adequacy and validity of the Company's standard
operating procedures, quality and quantity of human
resources in implementing all policies and procedures
as well as other activites, fact, accuracy, and fairness of
all acitivies both contained in financial statements and
business, and all activities carried out by work units in the
Company.
Tata Kelola PerusahaanGood Corporate Governance
PT BUANA FINANCE Tbk Laporan Tahunan 2013
81
Melakukan pemeriksaan dan pengawasan terhadap
seluruh aktivitas Perseroan untuk memastikan bahwa
kegiatan tersebut mengacu pada kebijakan yang
berlaku, baik kebijakan pemerintah terkait industri
pembiayaan, maupun kebijakan dan prosedur internal
Perseroan.
Melakukan pemeriksaan dan pengawasan dengan
sistem kegiatan berbasis risiko (risk based audit) dan
mengoptimalkan fungsi pengawasan untuk mencapai
“Ear ly Warning System” dalam mendeteksi
permasalahan yang beresiko dihadapi Perseroan.
Bertanggung jawab terhadap kualitas temuan dan
rekomendasi yang dapat diimplementasikan untuk
kepentingan terjaganya dan perbaikan kinerja
Perseroan.
Melakukan pengawasan secara berkala untuk
memastikan telah di tindak lanjutinya temuan oleh unit
kerja terkait.
Secara berkesinambungan melakukan pengembangan
kemampuan pemeriksa / pengawas di Internal Audit
serta melakukan evaluasi untuk peningkatan kinerja
Divisi Internal Audit.
Pelaksanaan tugas Divisi Internal Audit pada tahun 2013
adalah sebagai berikut:
1. Fungsi Pengawasan
Melakukan analisa terhadap seluruh kegiatan usaha
dan operasional yang tertuang dalam bentuk data,
dokumen, laporan, dan selanjutnya mendalami dan
mengidentifikasi risiko sehingga dapat dilakukan
penyusunan peringkat risiko per aktivitas maupun per
unit kerja terkait maupun pemetaan risiko secara
keseluruhan.
2. Fungsi Pemeriksaan
Melakukan pemeriksaan di lapangan untuk
memperoleh gambaran apakah seluruh kebijakan dan
prosedur telah diimplementasikan, baik terkait kegiatan
di bidang pemberian pembiayaan, monitoring dan
penanganan akun, s istem pencatatan dan
pengendalian, sistem manajemen risiko dan
berjalannya sistem pengawasan melekat termasuk
pemeriksaan terhadap terjadinya penyimpangan/
pelanggaran dan kecurangan yang mengandung unsur
fraud. Fungsi pemeriksaan juga melakukan
pemeriksaan di bidang operasional untuk memastikan
a p a k a h k e b i j a k a n d a n p r o s e d u r t e l a h
diimplementasikan, baik dalam kegiatan operasional
sumber daya manusia, informasi teknologi,
pengawasan keuangan, bidang hukum, dan beberapa
bidang lainnya.
Inspects and monitors Company's acitivies to ensure
that they conform to the prevailing policies, either
government policies related to leasing industry or
Company's internal policies and procedures.
Inspects and monitors risk-based system and optimizes
surveillance function to obtain “Early Warning System” in
detecting risky issues that could be faced by the
Company.
Responsibles for the quality of findings and
recommendations that could be implemented in order to
maintain and improve the performance of the Company.
Undertaken regular monitoring to ensure that findings
on related work unit have been followed up.
Develops the ability of the inspectors / supervisors in
Internal Audit sustainably and evaluates performance
enhancement of Internal Audit Division.
Execution of Internal Audit Division's duties in 2013 were as
follows:
1. Monitoring Function
Performed analysis on all business and operational
activities in the form of data, documents, reports, and
subsequently explored and identified risks so that risks
rating per activities or per related work unit or risk
mapping as a whole could be done. The results of these
monitoring activities could be used as the basis in
setting investigation approach based on risk-based
priorities.
2. Audit Function
Conducted field audit to gain an idea on whether all
policies and procedures have been implemented, either
those related to the financing activities, monitoring and
account management, recording and control system,
risk management system and inherent control system in
all levels, including investigations of deviations /
violations and irregularities that purport fraud. Audit
function also monitored the adequacy of the Company's
operation to ensure that policies and procedures have
been implemented, be it human resources, information
technology, financial control, legal or others functions'
operational activities.
Tata Kelola PerusahaanGood Corporate Governance
PT BUANA FINANCE Tbk 2013 Annual Report
82
Berdasarkan hasil Pengawasan dan Pemeriksaan selama
tahun 2013, telah diterbitkan Laporan Hasil Pemeriksaan
berupa Laporan Hasil Pemeriksaan Umum, Khusus
ataupun Investigasi, yang mana laporan tersebut
menjabarkan hasil analisa audit secara keseluruhan,
dengan penekanan khusus terhadap penyimpangan/
pelanggaran serta rekomendasi perbaikannya. Temuan
yang mengandung unsur kelalaian, fraud, atau
menyebabkan kerugian secara keuangan, telah
ditindaklanjuti oleh manajemen dengan melibatkan Komite
HRD dalam menetapkan berbagai sanksi kepada pihak
yang terlibat. Sedangkan terhadap berbagai temuan yang
disebabkan karena tidak dijalankannya prosedur, pihak
manajemen juga telah menindaklanjuti dengan melakukan
penyempurnaan kebi jakan/ prosedur, maupun
meningkatkan kualitas dan kuantitas pelaksanaan
sosialisasi melalui berbagai pelatihan dan pendampingan.
Kepala Divisi Internal Audit Perseroan saat ini dijabat oleh
Ahmad Khaetami sejak tanggal 17 September 2013
berdasarkan surat keputusan Direksi Perseroan No.
686/HR-GS/BNF/IX/2013 tertanggal 17 September 2013.
Bergabung dengan Perseroan sejak tahun 2008 dengan
jabatan sebagai Team Leader Internal Auditor, dan sebagai
Department Head Internal Audit tahun 2009. Sebelumnya
bekerja di BII Finance di berbagai posisi antara lain sebagai
Insurance Officer, SOP dan Accounting Officer (1997-2001),
kemudian melanjutkan kariernya pada anak perusahaan
PDAM (Tirta Larastama Dinamika Finance) sebagai Internal
Auditor Assistant Manager (2001-2002), sebagai
Departemen Head Internal Auditor di ANJ Finance (2002-
2008). Beberapa pelatihan maupun seminar yang pernah
diikuti adalah Risk Base Internal Audit dengan penerapan
COSO dan beberapa training terkait Internal Audit dan
Perusahaan Pembiayaan. Meraih gelar Sarjana Ekonomi
bidang Ekonomi di Universitas Negeri Jember , Jawa Timur
pada tahun 1996.
Sistem Pengendalian Intern
Kompleksitas bisnis yang semakin tinggi menuntut adanya
sistem pengendalian intern yang dapat melindungi aset
Perseroan, mendorong terciptanya efisiensi serta
dipatuhinya kebijakan manajemen. Beberapa elemen
penting yang ditetapkan oleh Perseroan dalam penerapan
sistem pengendalian intern adalah sebagai berikut :
Di dalam struktur organisasi, Perseroan secara tegas
menerapkan sistem dual kontrol dengan memisahkan
antara bagian pemasaran dan unit manajemen risiko.
Divisi Pemasaran bertanggungjawab terhadap Direktur
Pengembangan Bisnis dan Pemasaran, sementara
Divisi Pengelolaan Resiko bertanggungjawab kepada
Direktur Operasional.
Based on the monitoring and audit results throughout 2013,
Reports have been issued in the form of General, Specific, or
Investigation Audit Reports, whereby the reports elaborated
the results, with special emphasis on deviations / violations
and recommendations for corrective actions. Findings
involving elements of negligence, fraud, or resulted in
financial losses had been followed up by management by
engaging Human Resources Department Committee who
imposed a variety of sanctions to the related employees. On
the other hand, for findings related to the failure in
implementing procedures, follow-up actions have also been
taken by management, including improvement of policies /
procedures and improvement in the quality and quantity of
socialization through trainings and mentoring.
The position of the Internal Audit Division Head has been
held by Ahmad Khaetami since September 17, 2013 based
on Director Letter of the Company No. 686/HR-
GS/BNF/IX/2013 dated September 17, 2013. He joined to
the Company since 2008 with the position of Internal Auditor
Team Leader, and as Internal Audit Department Head in
2009. Previously he held various positions in BII Finance as
Insurance Officer, SOP and Accounting Officer (1997-2001),
then he proceed with his carrier step in subsidiary of PDAM
(Tirta Larastama DInamika Finance) as Internal Auditor
Assistant Manager (2001-2002), Internal Auditor
Department Head in ANJ Finance (2002-2008). He attended
various trainings and workshops, among others Risk-based
Internal Audit with COSO implementation and other tranings
related to Internal Audit and Multifinance Companies. He
possessed an undergraduate degree in Economy from
Universitas Negeri Jember, East Java in 1996.
Internal Control System
The higher business complexity demands internal control
system to protect Company's assets, improve efficiency,
and encourage adherence to management policies. Some
important elements established by the Company in the
implementation of internal control system are as follows:
In the organization structure, the Company strictly
implemented dual control system by separating
marketing and risk management units. Marketing
Division is responsible to Business Development and
Marketing Director, whereas Risk Management Division
is responsible to Operation Director.
Tata Kelola PerusahaanGood Corporate Governance
PT BUANA FINANCE Tbk Laporan Tahunan 2013
83
Divisi Pengendalian Keuangan dan Akuntansi
dipisahkan dengan Divisi Treasuri yang melakukan
otorisasi pengeluaran biaya, sehingga pejabat yang
memiliki kewenangan dalam melakukan otorisasi
pengeluaran biaya dipisahkan dengan pejabat yang
melakukan pencatatan akuntansi dan pengawasan.
Fungsi Divisi Pengendalian Keuangan dan akuntansi
mempunyai sifat independen terhadap kegiatan unit
fungsional lainnya, dan bertanggung jawab langsung
kepada Direktur Utama Perseroan.
Perseroan menerapkan sistem pengendalian batas
persetujuan kredit sesuai dengan jenjang kewenangan
Komite Kredit, mulai dari kewenangan yang diberikan
kepada Kepala Cabang sampai dengan Dewan Direksi
dan Dewan Komisaris Perseroan.
Proses bisnis untuk persetujuan kredit, proses
penanganan kredit, serta pembukuan dijalankan
melalui sistem teknologi informasi yang terintegrasi.
Pengukuran risiko merupakan aktivitas yang senantiasa
dilakukan oleh Divisi Pengelolaan Resiko mulai dari
melakukan identifikasi risiko yang melekat pada proses
kerja Perseroan, evaluasi kecukupan pengendalian
intern maupun evaluasi eksposur risiko yang terjadi
serta membandingkannya dengan limit risiko yang
ditetapkan Perseroan.
Efektifitas Sistem Pengendalian Intern
Dalam mendukung efektivitas pengendalian internal di
Perseroan, Divisi Audit Internal berkoordinasi dengan
Komite Audit untuk memastikan bahwa fungsi
pengendalian internal dan manajemen risiko diterapkan
pada semua aspek dan lini Perseroan. Sistem
pengendalian internal diantaranya melalui penerapan nilai
dan budaya kerja, kode etik, penerapan sistem dan
prosedur operasi. Manajemen secara berkala Direksi
melakukan monitoring atas implementasi system
pengendalian internal yang dilakukan oleh Divisi Audit
Internal. Walaupun Perseroan menyadari bahwa tidak
terdapat system pengendalian internal yang dapat
menghilangkan seluruh risiko usaha yang ada, Perseroan
berusaha untuk dapat mengelola dan mengendalikan risiko
tersebut seminimal mungkin.
Sistem Pengelolaan Risiko
Ada 4 (empat) jenis risiko yang dihadapi langsung oleh
Perseroan, yaitu risiko kredit, risiko likuiditas, risiko pasar,
dan risiko operasional. Pengelolaan risiko ini secara lebih
lanjut akan dijelaskan dalam Laporan Pengelolaan Risiko di
Laporan Tahunan ini.
Financial Control and Accounting is separated from
Treasury Division who has expense authorization,
accordingly, there is a segregation of duties between
authorized officer for expenses, recording and
controlling. Financial Control and accounting unit is
independent from other functional units and directly
responsibles to the President Director of the Company.
The Company adheres to credit approval limits
regulating the authority levels of the Credit Committee,
ranging from the authority given to the Branch Managers
up to the Board of Directors and Commissioners.
Business process of credit approval, credit
management and recording has carried through
integrated information technology.
Measurement of risk is an activity that is constantly
performed by Risk Management Division, starting from
identification of risk inherent in the Company's work
processes, evaluating the adequacy of internal control
and risk exposure and compares them with risk appetite
determined by the Company.
Effectiveness of Internal Control System
To support the effectiveness of internal control in the
Company, Internal Audit Division coordinates with Audit
Committee to ensure that the internal control and risk
management is implemented in all aspects of the
Company's business lines. The internal control system
covers the implementation of values and corporate culture,
code of conduct, system and operation procedures
implementation. Management periodically monitors the
implementation of internal control system performed by
Division of Internal Audit. The Company is aware that there is
no internal control system that can mitigate all business
risks, however the Company endeavours to manage and
minimize the potential risks.
Risk Management System
There are 4 (four) types of risks the Company has to deal
with, namely, credit risk, liquidity risk, market risk, and
operational risk. Risk management will be detailed in the
Risk Management Report of this Annual Report.
Tata Kelola PerusahaanGood Corporate Governance
PT BUANA FINANCE Tbk 2013 Annual Report
84
Kode Etik dan Budaya Kerja
Untuk memberikan pedoman yang jelas kepada karyawan,
Perusahaan telah memiliki kode etik yang berlaku baik bagi
seluruh anggota Dewan Komisaris, Direksi maupun
karyawan Perusahaan. Etika bisnis ditetapkan dengan
mengacu kepada Visi, Misi dan nilai-nilai Perseroan, dan
menjadi pedoman dasar yang berkenaan dengan hal-hal
yang terkait dengan pertentangan kepentingan,
penanganan informasi serta penegakan peraturan
Perseroan. Kode etik ini tercantum pada buku Peraturan
Perusahaan periode yang secara konsisten dan terus
menerus untuk disosialisasikan oleh Perseroan melalui
surat elektronik ataupun pertemuan berkala.
Pokok-pokok kode etik Perseroan adalah sebagai berikut :
1. Kode etik terkait benturan kepentingan
Kode etik ini secara umum mengatur mengenai
hubungan antara karyawan dengan pihak ketiga
(nasabah, suplier, relasi, rekanan) dimana Perseroan
secara tegas membatasi benturan kepentingan yang
berpotensi terjadi dengan pihak ketiga terkait dengan
pengambilan keputusan, pengadaan barang dan jasa
maupun penerimaan fasilitas.
2. Kode etik terkait penanganan informasi
Kode etik ini secara umum mengatur tentang
penanganan dan kerahasiaan informasi yang wajib
dijaga oleh seluruh karyawan Perseroan. Namun
Perseroan sebagai perusahaan publik juga memiliki
mekanisme penyampaian informasi kepada para
pemangku kepentingan terkait dengan keterbukaan
informasi yang memang harus diketahui oleh publik.
Pelanggaran terhadap kode etik Perseroan dapat
dikenakan sanksi dalam bentuk pemberian surat
peringatan, penurunan pangkat sampai pemutusan
hubungan kerja. Perseroan juga menyediakan sarana
Whistleblowing System sebagai fasilitas untuk melaporkan
atau mengadukan adanya dugaan pelanggaran kode etik
Perseroan.
Sistim Pelaporan Pelanggaran Perseroan
Dalam menerapkan prinsip tata kelola perusahaan yang
baik, dimana diperlukan adanya keterbukaan, keadilan, dan
pertanggung-jawaban, Perseroan mengacu pada
Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan
Lembaga Keuangan (Bapepam LK) No. Kep-431/BL/2012
tanggal 1 Agustus 2012 tentang Penyampaian Laporan
Tahunan Emiten atau Perusahaan Publik yang telah
Codes of Ethic and Corporate Culture
To provide a clearer guideline to employees, the Company
has had a code of ethics that applies to both of the Board of
Commissioners, Directors and employees of the Company.
Business ethic refers to the Vision, Mission, and Corporate
Values in its development, and it used as the basic
guidelines for resolving matters related to conflicts of
interest, information management, and the upholding of
Company's regulations. The code of ethics has stated
within the Company's regulation book and its has been
consistently and continuously internalized by the Company
through emails and periodically meetings.
The principles of the Company's Code of Ethics are as
follows :
1. Code of ethics related to conflict of interest
In general, this code of ethics govern the relationship
between employees and third parties (customers,
suppliers, associates, partners) in which the Company
expressly limits conflicts of interest that might occur with
any third party associated with decision making,
procurement of goods and services, or acceptance of
facilities.
2. Code of ethics related to information management
This code of conduct generally regulates the handling
and confidentiality of information that must be
maintained by employees of the Company. However, as
a public company, the Company has information
delivery mechanism to stakeholders associated with the
disclosure of information that must be known by the
public.
Punishment for violation of the Company's business ethics
may imposed in the form of warning letters, demotion, or
even termination. In addition, the Company has also
provided Whistleblowing System as a facility to report or
notify conjecture on code of ethics violation.
Whistleblowing System of the Company
In implementing Good Corporate Governance, where
transparency, fairness, and accountability/responsibility are
necessary, the Company referred to Capital Market
Supervisory Agency Regulation No. Kep-431/BL/2012
dated 1 August 2012 on Submission of Annual Report of
Publicly Listed Companies regarding Whistleblowing
System within the Company. A vital part in acquiring a
Tata Kelola PerusahaanGood Corporate Governance
PT BUANA FINANCE Tbk Laporan Tahunan 2013
85
mengatur mengenai Sistem Pelaporan Pelanggaran
l ingkungan Perusahaan. Unsur pent ing dalam
mendapatkan informasi terkini yang akurat terkait dengan
terjadinya pelanggaran terhadap prosedur operasional,
kebijakan, ataupun indikasi tindak pidana oleh karyawan
Perseroan adalah melalui informasi yang disampaikan oleh
karyawan di semua lini dari seluruh unit kerja yang ada di
Perseroan. Untuk menciptakan suasana kerja yang
kondusif dan saling menghargai, Perseroan menekankan
kepada karyawan untuk saling mengingatkan akan rambu-
rambu yang harus diikuti dan senantiasa menjaga praktek-
praktek kerja yang baik, serta turut mengkampanyekan
terciptanya penerapan tata kelola perusahaan yang baik.
Perseroan mendorong semua karyawan untuk wajib
melaporkan apabila menemukan, melihat ataupun
mendengar terjadinya indikasi kuat terhadap pelanggaran
maupun kesalahan (fraud) yang melibatkan karyawan
Perseroan.
Mekan isme penyampaian pe laporan maupun
penyampaian saran-saran dapat dilakukan melalui alamat
email: [email protected] atau melalui
alamat surat ke kantor pusat Perseroan, ataupun dapat
menyampaikan secara langsung kepada manajemen.
Perseroan telah menetapkan Komite Audit untuk mengelola
dan menangani pengaduan yang masuk melalui
Whistleblowing System. Setiap hasil proses penanganan
pengaduan disampaikan kepada Direksi Perseroan.
Perseroan memastikan perlindungan bagi kerahasiaan
identitas pelapor, serta jaminan dari Perseroan bahwa
pelapor tidak akan mendapatkan konsekuensi atas dampak
yang terjadi dari laporan yang disampaikan secara
bertanggung jawab. Dengan adanya mekanisme pelaporan
pelanggaran maupun perlindungan bagi pihak pelapor,
Perseroan yakin bahwa seluruh karyawan akan semakin
menyadari pentingnya penerapan GCG dalam seluruh
aktivitas usaha Perseroan. Selama tahun 2013,
Whistleblowing System telah dimanfaatkan oleh karyawan
Perseroan untuk menyampaikan pelaporan adanya dugaan
pelanggaran kode etik pegawai dan menyampaikan ide-ide
perbaikan terkait operasional Perseroan. Pelaporan yang
masuk telah ditindaklanjuti oleh Divisi Internal Audit maupun
divisi terkait lainnya.
Perkara di Pengadilan
Sepanjang tahun 2013, Perseroan menghadapi 3 (tiga)
gugatan perdata di Pengadilan Negeri Surabaya,
Pengadilan Negeri Makassar serta Pengadilan Negeri
Manado. Ketiganya telah dimenangkan oleh Perseroan tapi
masih dalam tahap banding, akan tetapi nilainya tidak
berdampak negatif secara material bagi kekayaan
Perseroan.
current and accurate information associated with a breach
of operational procedures, policies, or indication of a crime
(fraud) by a Company's employee is through information
submitted by employees from all layers within all work units
of the Company. In creating a conducive working
atmosphere and mutual respect, the Company urges its
employees to remind each other of signs that should be
followed and continuously good work practices, and helped
campaign for the implementation of Good Corporate
Governance. All employees are encouraged to report when
they found, witnessed or overheard any evolving strong
indications of violations or intentional fraud involving
employees of the Company.
Mechanism to report or suggestion submissions could be
done through email: [email protected], or
through the company's mailing address, or direct
submission to management. The Company has nominated
Audit Committee to manage and deal with any reports
coming in through the whistleblowing system. Any result of
actions dealt will be submitted to the Board of Directors of
the Company. The Company ensures confidentiality
protection of the identity of the informant as well as
Company' assurance that informant will not be penalized for
any outcome arising from a responsibly submitted report.
With the existence of violations reporting mechanism and
protection for the informant, the Company believes that all
employees will be increasingly aware of the importance of
the implementation of GCG in all of the Company's business
activities. In the year of 2013, the whistleblowing system had
been used by the employees to report any violation of code
of ethics allegations within the company, and also
suggestion submission to improve company's operational
matters. Such reports that came in were dealt by the internal
auditing division or related division.
Court Cases
During 2013, the Company faced 3 (three) civil cases in the
Surabaya District Court, Makassar District Court and
Manado District Court. All three cases have been won by the
Company but are still under appealing process, however,
these cases would not cause material adverse impact on the
Company's net worth.
Tata Kelola PerusahaanGood Corporate Governance
PT BUANA FINANCE Tbk 2013 Annual Report
86
Pada tanggal 28 Januari 2013 dan 8 Pebruari 2013,
Perseroan memberikan bantuan kepada masyarakat yang
tertimpa musibah banjir di daerah Penjaringan, Jakarta
Utara dan Bekasi berupa perlengkapan sekolah, sekop dan
selimut dengan nilai sebesar Rp 30 juta.
On January 28, 2013 and February 8, 2013, the Company
provided assistance to communities affected by the flood in
the Penjaringan district, North Jakarta and Bekasi in the form
of school supplies, shovel, and blankets as well as cash in
amount of Rp 30 million.
Tanggung Jawab SosialPerusahaanCorporate Social Responsibility
Tujuan tanggung jawab sosial Buana Finance difokuskan
pada kesejahteraan masyarakat, di mana Perseroan
melakukan aktifitasnya sehingga Perseroan dapat
memperdalam hubungannya dengan masyarakat luas.
Buana Finance melaksanakan beberapa program CSR di
sepanjang tahun 2013 dalam bentuk pendanaan dan
penyed iaan ban tuan log is t i k un tuk ban tuan
penanggulangan bencana.
Buana Finance's corporate social reponsibility goals are
focused on the well-being of the communities of the area, in
which the Company conducts its activities so that the
Company may deepen its relationship with society at large.
Buana Finance carried out a variety of CSR programs during
2013 in the form of providing funds and logictical support for
disaster relief.
Pada tanggal 17 Januari 2013, Perseroan melakukan
kunjungan ke Panti Asuhan Hidayatul Muslim I, Parit
Sembin, Pontianak dan menyerahkan bantuan berupa
kebutuhan sehari-hari seperti seprai, sembako serta uang
tunai. Bantuan ini diperuntukkan bagi 100 anak yatim yang
sebagian besar masih mengenyam pendidikan di tingkat
Sekolah Dasar (SD) sampai Sekolah Menengah Atas (SMA).
On January 17, 2013, the Company visited Panti Asuhan
Hidayatul Muslim I, Parit Sembin, Pontianak to provide
assistance in the form of daily necessities such as bedsheet,
basic food stocks as well as cash. This was charity provided
for the 100 orphans were mostly still studying in primary
school up to high school.
PT BUANA FINANCE Tbk Laporan Tahunan 2013
87
Tanggung Jawab Sosial PerusahaanCorporate Social Responsibility
Pada tanggal 27 Desember 2013, Perseroan memberikan
bantuan kepada para pengungsi yang terkena dampak
meletusnya Gunung Sinabung, Dataran Tinggi Karo,
Sumatera Utara. Bantuan yang diberikan berupa
kebutuhan pangan serta uang tunai sebesar Rp 30 juta di
tiga posko bencana alam.
On December 27, 2013, the Company doled out assistance
to victims affected by the volcano eruption of Mount
Sinabung, Karo highland, North Sumatera. Assistances
were given in the form of daily necessities such as rice,
cooking oil, instant noodles as well as cash in amount of Rp
30 million to three temporary shelters.
PT BUANA FINANCE Tbk 2013 Annual Report
Palangkaraya
Pontianak
Samarinda
Balikpapan
Surabaya
Jakarta
Semarang
Medan
Pekanbaru
Lampung
Palembang
Jambi
Denpasar
Banjarmasin
Makassar
Manado
88
Lokasi Kantor CabangBranch Offices Location
JAKARTAJakarta - ChasePlaza Chase, Lt. 19, Jl. Jend Sudirman Kav 21, Jakarta 12920Telp. (021) 5208066, Fax. (021) 5214077
Jakarta - FatmawatiRuko Graha Mas Fatmawati Blok A/37, Jl. RS. Fatmawati, Cipete Utara, Jakarta 12150Telp. (021) 7511747, Fax. (021) 7511748
Jakarta - KemayoranSuper Blok Mega Kemayoran Blok B 22, Jl. Angkasa Kav B-6, Kotabaru, Bandar Kemayoran, Jakarta Pusat 10610Telp. (021) 29371420, Fax. (021) 29371419
TANGERANGJl. Janur Sutera 29A No. 48, Paku Alam, Serpong Utara, Tangerang Selatan, BantenTelp. (021) 53141306, Fax. (021) 53141305
BEKASIRuko Sentra Niaga Kalimalang Blok A9/14,Jl. Jend. A. Yani, BekasiTelp. (021) 88851026, Fax. (021) 88851024
MEDANJl. Suka Mulia No. 7 & 8, Kecamatan Medan Maimun, Kelurahan Aur, Medan 20151Telp. (061) 4558260, Fax. (061) 4153335
PT BUANA FINANCE Tbk Laporan Tahunan 2013
89
BALIKPAPANJl. MT Haryono No. 6, Kel. Damai, Balikpapan 76114Telp. (0542) 7206868Fax. (0542) 7206878
SAMARINDAJl. Sulawesi No. 2, Pasar Pagi, Samarinda 75112Telp. (0541) 737082Fax. (0541) 737083
BANJARMASINJl. Gatot Subroto No. 1, Kel. Kuripan, Banjarmasin 70235 Telp. (0511) 3272626Fax. (0511) 3272525
PONTIANAKSentra Bisnis A Yani Mega Mall, Jl. A. Yani Blok E No. 1, Pontianak 79122Telp. (0561) 766812Fax.(0561) 766822
PALANGKARAYAJl. RTA. Milono Km 2,5, Kel. Menteng, Kec. Jekan Raya,Palangkaraya 73112Telp. (0536) 3238619Fax. (0536) 3239619
MAKASARKomp. Ruko Pelita Marga Mas Blok B/16, Jl. Gunung Latimojong, Makasar 90157Telp. (0411) 3625651Fax. (0411) 3631367
MANADO Jl. Bethesda No. 34 Ruko 34 D, Sario Kotabaru, Manado 95116Telp. (0431) 8880055Fax. (0431) 8880052
PEKANBARURukan Mega Asri Green Office Blok A2/A3, Jl. Arifin Achmad, Kel. Tangkerang Tengah, Kec. Marpoyan Damai, Pekanbaru 28282Telp. (0761) 8417088Fax. (0761) 8417089
PALEMBANGJl. Angkatan 45 No. 8 Blok K-L, Demang Lebar Daun, Palembang 30173Telp. (0711) 360800Fax. (0711) 356217
JAMBIJl. Hayam Wuruk No. 20A, Jelutung, Jambi 36136Telp. (0741) 20975Fax.(0741) 20974
LAMPUNGJl. Pangeran Diponegoro No. 179A, Gotong Royong, Tanjung Karang Pusat, Bandar Lampung 35119Telp. (0721) 264141Fax. (0721) 264142
SEMARANGKomplek Pertokoan Depok Asri Blok D-6Jl. Depok No. 35, Kembangsari, Semarang 50133Telp. (024) 3511327Fax. (024) 3549366
SURABAYARukan Darmo Square B-1, Jl. Raya Darmo No. 54-56, Surabaya 60281Telp. (031) 5651958Fax. (031) 5651959
DENPASARJl. Gatot Subroto No. 80, Unit 3, Denpasar 80111Telp. (0361) 426111Fax. (0361) 423444
Lokasi Kantor CabangBranch Offices Location
PT BUANA FINANCE Tbk 2013 Annual Report
90
Informasi PerseroanCompany Information
Nama Perusahaan / Company Name
PT Buana Finance Tbk
Pendirian Perusahaan / Company Establishment
7 Juni 1982
Alamat Perusahaan / Company Address
Plaza Chase lantai 17
Jl Jend. Sudirman Kav. 21
Jakarta 12920
Telp. : (021) 520-8066
Fax : (021) 520-8055
Situs Internet / Website
www.buanafinance.co.id
Sekretaris Perusahaan / Corporate Secretary
Sudiono Pujo, SH
Pencatatan Saham / Stock Listing
Bursa Efek Indonesia ( )Indonesia Stock Exchange
under stock code “BBLD”
Biro Administrasi Efek / Share Registrar
PT EDI Indonesia
Divisi Biro Administrasi Efek
Wisma SMR Lantai 10
Jl Yos Sudarso Kav. 89
Jakarta 14350
Telp. : (021) 651-5130
Wali Amanat / Trustee
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.
Treasury Division I Desk Investment
BRI II Building, 3rd Floor
Jl. Jend. Sudirman No. 44-46
Jakarta 10210
Telp. : (021) 575-8130
Agen Pembayaran / Payment Agent
PT Kustodian Sentral Efek Indonesia
Gedung Bursa Efek Indonesia Tower 1 Lantai 5
Jl. Jend. Sudirman Kav. 52-53
Jakarta 12190
Telp. : (021) 5299-1099
Pemeringkat Efek / Rating Agency
PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo)
Panin Tower Senayan City Lantai 17
Jl. Asia Afrika Lot. 19,
Jakarta 10270
Telp. : (021) 7278-2380
Kantor Akuntan Publik / Public Accountant Firm
KAP Purwantono, Suherman & Surja
(anggota Ernst & Young)
Gedung BEJ Tower II Lantai 7
Jl Jend. Sudirman Kav.52-53
Jakarta 12190
Telp. : (021) 5289-5000
Kantor Notaris / Public Notary
Dr. Irawan Soerodjo, SH, Msi
JL KH Zainul Arifin No 2
Komp. Ketapang Indah Blok B-2 No 4-5
Jakarta 11140
Telp. : (021) 630-1511
PT BUANA FINANCE Tbk Laporan Tahunan 2013
Surat Pernyataan Anggota Dewan Komisarisdan Direksi Tentang Tanggungjawab Atas Laporan Tahunan 2013 PT Buana Finance Tbk
Statement Letter of The Board of Commissioners and Directorson Responsibility of The Annual Report 2013PT Buana Finance Tbk
Kami yang bertandatangan di bawah ini menyatakan bahwa
semua informasi dalam Laporan Tahunan PT Buana
Finance Tbk tahun 2013 telah dimuat secara lengkap dan
bertanggungjawab penuh atas kebenaran isi Laporan
Tahunan Perusahaan.
Demikian pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya.
Jakarta, 26 Maret 2014
We, the undersigned, declare that all information contained
in the Annual Report of PT Buana Finance Tbk for the year
2013 is complete and we are fully responsible for the content
of the Company's Annual Report.
This statement letter is made truthfully.
Jakarta, March 26, 2014
Karman TandanuKomisaris Utama
President Commissioner
Tjan Soen EngKomisaris
Commissioner
Corneiles Tedjo EndriyartoKomisaris Independen
Independent Commissioner
Soetadi LiminDirektur Utama
President Director
Herman LesmanaDirekturDirector
Antony MuljantoDirekturDirector
Halaman ini sengaja dikosongkanThis page is intentionally left blank
93
Laporan KeuanganFinancial Statement
PT Buana Finance TbkLaporan Keuangan beserta laporan auditor independen
tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal31 Desember 2013 dan 2012
Financial statements with independent auditor’s reportyears ended December 31, 2013 and 2012
PT BUANA FINANCE Tbk 2013 Annual Report
Halaman ini sengaja dikosongkanThis page is intentionally left blank
PT Buana Finance Tbk. Laporan keuangan Tanggal 31 Desember 2013 dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut beserta laporan auditor independen/ Financial statements As of December 31, 2013 and for the year then ended with independent auditors’ report
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BUANA FINANCE Tbk. LAPORAN KEUANGAN
TANGGAL 31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA
TANGGAL TERSEBUT BESERTA LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN
PT BUANA FINANCE Tbk. FINANCIAL STATEMENTS
AS OF DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR THEN ENDED
WITH INDEPENDENT AUDITORS’ REPORT
Daftar Isi Table of Contents
Halaman/ Page Laporan Auditor Independen Independent Auditors’ Report Laporan Posisi Keuangan......................................... 1-2 .............................. Statement of Financial Position Laporan Laba Rugi Komprehensif ............................ 3 .................... Statement of Comprehensive Income Laporan Perubahan Ekuitas ..................................... 4 ............................. Statement of Changes in Equity Laporan Arus Kas ..................................................... 5 ....................................... Statement of Cash Flows Catatan atas Laporan Keuangan .............................. 6-97 ........................... Notes to the Financial Statements
**********************
The original financial statements included herein are in the
Indonesian language.
Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan.
The accompanying notes to financial statements form an integral part of these financial statements.
1
PT BUANA FINANCE Tbk. LAPORAN POSISI KEUANGAN
Tanggal 31 Desember 2013 (Disajikan dalam Rupiah)
PT BUANA FINANCE Tbk. STATEMENT OF FINANCIAL POSITION
As of December 31, 2013 (Expressed in Rupiah)
31 Desember 2013/ Catatan/ 31 Desember 2012/ December 31, 2013 Notes December 31, 2012 ____________________________
ASET ASSETS Kas dan setara kas 86.576.211.167 2c,2e,2f,4,34 49.260.952.172 Cash and cash equivalents Surat-surat berharga setelah Marketable securities, net of penyesuaian nilai wajar fair value adjustments of sejumlah Rp247.620.550 Rp247,620,550 (2012: Rp310.398.700) 177.354.450 2e,2g 114.576.300 (2012: Rp310,398,700) 2c,2e,2h, Investasi sewa pembiayaan neto 12,34 Net investment in finance leases Piutang sewa pembiayaan 3.552.366.898.806 5a 3.203.233.345.645 Lease receivables Nilai residu yang dijamin 1.864.185.344.375 1.510.062.214.242 Guaranteed residual value Pendapatan sewa pembiayaan yang ditangguhkan (481.738.530.265) (476.372.460.144 ) Unearned lease income Simpanan jaminan (1.864.185.344.375) (1.510.062.214.242 ) Security deposits ____________________________
Investasi sewa Net investment in pembiayaan neto 3.070.628.368.541 2.726.860.885.501 finance leases Cadangan kerugian Allowance for penurunan nilai (76.393.322.416) 2k,5b (54.019.424.751 ) impairment losses
Investasi sewa pembiayaan neto setelah Net investment in finance dikurangi cadangan leases, net of allowance for kerugian penurunan nilai 2.994.235.046.125 2.672.841.460.750 impairment losses Piutang pembiayaan konsumen 604.860.450.006 2e,2i,6a,12 696.623.355.200 Consumer financing receivables Cadangan kerugian Allowance for penurunan nilai (15.495.200.812) 2k,6b (16.310.691.539 ) impairment losses
Piutang pembiayaan Consumer financing konsumen - neto 589.365.249.194 680.312.663.661 receivables - net Tagihan anjak piutang 1.721.970.771 2e,2j,7a 4.336.962.951 Factoring receivables
Cadangan kerugian Allowance for penurunan nilai - 2k,7b (8.478.766 ) impairment losses
Tagihan anjak piutang - neto 1.721.970.771 4.328.484.185 Factoring receivables - net
Piutang lain-lain 21.175.608.170 2e 13.551.076.440 Other receivables Kontrak pertukaran mata uang dan Currency and interest rate swap tingkat bunga 20.837.668.203 2c,2e,2l,8 20.719.734.828 contracts Uang muka, biaya dibayar di muka 2c dan lainnya 7.935.100.650 2e,2m,9,34 7.466.917.747 Advances, prepayments and others Aset sewa operasi, setelah dikurangi Operating lease asset, net of akumulasi penyusutan accumulated depreciation Rp nihil (2012: Rp4.541.466.581) - 2h 4.094.533.071 Rp nil (2012: Rp4,541,466,581) Aset tetap, setelah dikurangi akumulasi Fixed assets, net of accumulated penyusutan Rp42.152.620.172 depreciation of Rp42,152,620,172 (2012: Rp38.305.252.312) 44.107.822.394 2n,10 38.627.167.552 (2012: Rp38,305,252,312) Aset tidak berwujud, setelah dikurangi akumulasi amortisasi Intangible assets, net of accumulated Rp4.988.652.918 amortization of Rp4,988,652,918 (2012: Rp4.509.893.498) 469.080.197 2n,11 748.878.522 (2012: Rp4,509,893,498) Aset pajak tangguhan - neto 3.870.009.535 2r,14d,14e 3.123.501.098 Deferred tax assets - net
TOTAL ASET 3.770.471.120.856 3.495.189.946.326 TOTAL ASSETS
The original financial statements included herein are in the
Indonesian language.
Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan.
The accompanying notes to financial statements form an integral part of these financial statements.
2
PT BUANA FINANCE Tbk. LAPORAN POSISI KEUANGAN (lanjutan)
Tanggal 31 Desember 2013 (Disajikan dalam Rupiah)
PT BUANA FINANCE Tbk. STATEMENT OF FINANCIAL POSITION (continued)
As of December 31, 2013 (Expressed in Rupiah)
31 Desember 2013/ Catatan/ 31 Desember 2012/ December 31, 2013 Notes December 31, 2012 ____________________________
LIABILITAS DAN EKUITAS LIABILITIES AND EQUITY LIABILITAS LIABILITIES Utang kepada lembaga Loans from financial institutions keuangan dan bank 2.437.158.083.938 2c,2e,12,34 2.389.661.748.461 and banks Efek utang yang diterbitkan Debt securities issued Medium-term notes - neto 149.400.883.290 2d,2q,13,35 - Medium-term notes - net Utang pajak 9.732.099.603 2c,2r,14a,34 12.457.512.363 Taxes payable Utang dividen 181.258.688 2e,21 147.035.333 Dividends payable Utang lain-lain 31.181.763.807 2c,2e,15,34 40.124.175.401 Other payables Uang muka lain-lain 3.374.209.688 2c,2e,16,34 3.843.979.993 Other advances Beban akrual 14.230.731.928 2c,2e,17,34 14.689.480.503 Accrued expenses Liabilitas imbalan kerja Short-term employee benefits jangka pendek 6.673.368.295 2o 6.308.314.420 liabilities Liabilitas imbalan pasca-kerja 15.075.202.000 2o,18 12.115.878.000 Post-Employment benefits liabilities Kontrak pertukaran mata uang dan Currency and interest rate swap tingkat bunga 246.330.410 2c,2e,2l,8 1.103.942.940 contracts
Total liabilitas 2.667.253.931.647 2.480.452.067.414 Total liabilities
EKUITAS EQUITY Modal saham Share capital Modal dasar - 4.800.000.000 Authorized - 4,800,000,000 saham dengan nilai nominal shares with par value of Rp250 per saham; ditempatkan Rp250 per share; issued, dan disetor penuh - and fully paid - 1.645.796.054 saham 411.449.013.500 1b,19 411.449.013.500 1,645,796,054 shares Tambahan modal disetor 456.564.650 20 456.564.650 Additional paid-in capital Saldo laba Retained earnings - telah ditentukan penggunaannya 13.000.000.000 21 12.000.000.000 - appropriated for general reserve - belum ditentukan penggunaannya 678.343.294.023 593.044.605.303 - unappropriated Pendapatan komprehensif lain (31.682.964) 2l,8 (2.212.304.541 ) Other comprehensive income
Total ekuitas 1.103.217.189.209 1.014.737.878.912 Total equity
TOTAL LIABILITAS DAN TOTAL LIABILITIES AND EKUITAS 3.770.471.120.856 3.495.189.946.326 EQUITY
The original financial statements included herein are in the
Indonesian language.
Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan.
The accompanying notes to financial statements form an integral part of these financial statements.
3
PT BUANA FINANCE Tbk. LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF
Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2013 (Disajikan dalam Rupiah)
PT BUANA FINANCE Tbk. STATEMENT OF COMPREHENSIVE INCOME
For the Year ended December 31, 2013 (Expressed in Rupiah)
Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember/ Year ended December 31 _________________________________________________________________________________
Catatan/ 2013 Notes 2012 ____________________________
Pendapatan 2p Revenues Pendapatan sewa pembiayaan 482.080.934.947 2c,2e,2h,22 428.693.998.908 Finance lease income Pendapatan pembiayaan konsumen 105.049.286.993 2e,2i,23 128.694.221.024 Consumer financing income Pendapatan anjak piutang 406.252.114 2e,2j 500.599.040 Factoring income Pendapatan bunga 25.564.063.315 24 20.923.024.037 Interest income Laba selisih kurs - neto 2.614.504.080 2c,8,28 461.024.773 Foreign exchange gain - net Pendapatan lain-lain - neto 11.648.868.118 25 11.341.691.865 Other income - net
Total pendapatan 627.363.909.567 590.614.559.647 Total revenue
Beban 2p Expenses Beban keuangan 269.343.010.879 2e,26 243.179.488.828 Financing costs Beban umum dan administrasi 108.242.741.382 27 100.963.078.090 General and administrative expenses Beban kerugian penurunan nilai Provision for impairment losses (sewa pembiayaan, pembiayaan (finance lease, consumer konsumen dan anjak piutang) 64.653.609.908 29 42.057.495.801 financing and factoring) Beban pemasaran 2.935.696.858 2.158.454.764 Marketing expenses Beban sewa operasi 1.024.566.637 2h 1.727.199.972 Operating lease expenses
Total beban 446.199.625.664 390.085.717.455 Total expenses
Laba sebelum Profit before (beban) manfaat pajak 181.164.283.903 200.528.842.192 tax (expense) benefit
Manfaat (beban) pajak 2r,14b,14d Tax benefit (expense) Tahun berjalan (46.238.222.000) (50.954.104.000 ) Current Tangguhan 746.508.437 561.258.266 Deferred
Total beban pajak - neto (45.491.713.563) (50.392.845.734 ) Total tax expense - net
Laba neto tahun berjalan 135.672.570.340 150.135.996.458 Net profit for the year
Pendapatan komprehensif lain: Other compherensive income: Pendapatan efektif atas Gains effective on instrumen derivatif untuk lindung derivative instrument for nilai arus kas - neto 2.180.621.577 2l,8 4.034.923.808 cash flow hedge - net ____________________________
Total laba komprehensif Total comprehensive income - setelah pajak 137.853.191.917 154.170.920.266 - net of tax
Laba per saham dasar 82 2u,30 91 Basic earnings per share
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan.
The accompanying notes to financial statements form an integral part of these financial statements.
4
PT BUANA FINANCE Tbk. LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS
Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2013 (Disajikan dalam Rupiah)
PT BUANA FINANCE Tbk. STATEMENT OF CHANGES IN EQUITY
For the Year ended December 31, 2013 (Expressed in Rupiah)
Saldo Laba/ Retained Earnings Modal Saham Tambahan Pendapatan Telah Ditempatkan dan Modal Komprehensif Ditentukan Disetor Penuh/ Disetor/ Lain/ Penggunaannya/ Belum Total Share Capital Additional Other Appropriated Ditentukan Ekuitas/ Catatan/ Issued and Paid-in Comprehensive for General Penggunaannya/ Total Notes Fully Paid Capital Income Reserve Unappropriated Equity
Saldo 31 Desember 2011 359.030.578.000 52.875.000.150 (6.247.228.349) 11.000.000.000 521.999.761.086 938.658.110.887 Balance December 31, 2011
Laba neto tahun 2012 - - - - 150.135.996.458 150.135.996.458 Net profit for the year 2012 Laba neto efektif dari lindung Net gain on effective cash flow nilai arus kas 8 - - 4.034.923.808 - - 4.034.923.808 hedge
Total laba komprehensif 359.030.578.000 52.875.000.150 (2.212.304.541) 11.000.000.000 672.135.757.544 1.092.829.031.153 Total comprehensive income Saldo laba digunakan Retained earnings appropriated untuk cadangan umum 21 - - - 1.000.000.000 (1.000.000.000) - for general reserve Pembagian saham bonus 20 52.418.435.500 (52.418.435.500) - - - - Distribution of bonus shares Dividen 21 - - - - (28.722.446.240) (28.722.446.240) Dividends Dividen interim 21 - - - - (49.373.881.620) (49.373.881.620) Interim dividends Dividen yang tidak diambil pada Unclaimed dividens from periode sebelumnya - - - - 5.175.619 5.175.619 prior periods
Saldo 31 Desember 2012 411.449.013.500 456.564.650 (2.212.304.541) 12.000.000.000 593.044.605.303 1.014.737.878.912 Balance December 31, 2012 Laba neto tahun 2013 - - - - 135.672.570.340 135.672.570.340 Net profit for the year 2013 Laba neto efektif dari lindung Net gain on effective cash flow nilai arus kas 8 - - 2.180.621.577 - - 2.180.621.577 hedge
Total laba komprehensif 411.449.013.500 456.564.650 (31.682.964) 12.000.000.000 728.717.175.643 1.152.591.070.829 Total comprehensive income Saldo laba digunakan Retained earnings appropriated untuk cadangan umum 21 - - - 1.000.000.000 (1.000.000.000) - for general reserve Dividen 21 - - - - (49.373.881.620) (49.373.881.620) Dividends
Saldo 31 Desember 2013 411.449.013.500 456.564.650 (31.682.964) 13.000.000.000 678.343.294.023 1.103.217.189.209 Balance December 31, 2013
The original financial statements included herein are in the
Indonesian language.
Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan.
The accompanying notes to financial statements form an integral part of these financial statements.
5
PT BUANA FINANCE Tbk. LAPORAN ARUS KAS
Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2013
(Disajikan dalam Rupiah)
PT BUANA FINANCE Tbk. STATEMENT OF CASH FLOWS
For the Year ended December 31, 2013
(Expressed in Rupiah)
Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember/ Year ended December 31 _________________________________________________________________________________
Catatan/ 2013 Notes 2012 ____________________________
ARUS KAS DARI AKTIVITAS CASH FLOWS FROM OPERATING OPERASI ACTIVITIES Penerimaan dari konsumen 2.958.981.077.038 2.593.305.856.535 Receipts from customers Pembayaran kepada pemasok (2.613.969.761.145) (2.631.203.719.064 ) Payments to suppliers Pembayaran untuk beban usaha (107.492.392.284) (92.766.204.769 ) Payments for operating expenses Penerimaan bunga 1.139.766.746 733.561.523 Interest received Pembayaran bunga dan Interest and other financing biaya keuangan lainnya (258.502.286.690) (249.566.067.330 ) costs paid Pembayaran pajak penghasilan (49.296.260.000) (52.028.919.060 ) Payments for corporate income tax Kas neto digunakan untuk Net cash used in aktivitas operasi (69.139.856.335) (431.525.492.165 ) operating activities
ARUS KAS DARI AKTIVITAS CASH FLOWS FROM INVESTING INVESTASI ACTIVITIES Pembelian aset tetap (5.920.811.587) (15.169.055.080 ) Purchase of fixed assets Advance payment Uang muka pembelian gedung (5.857.709.072) (8.195.586.360 ) on building purchase Proceeds from disposal of Hasil pelepasan aset tetap 1.069.073.636 10 3.477.595.469 fixed assets Penerimaan pelepasan Proceeds from disposal of aset sewa operasi 1.368.181.818 - operating lease asset
Kas neto digunakan untuk Net cash used in investing aktivitas investasi (9.341.265.205) (19.887.045.971 ) activities
ARUS KAS DARI AKTIVITAS CASH FLOWS FROM FINANCING PENDANAAN ACTIVITIES Penerimaan utang bank 3.541.140.000.000 3.589.370.000.000 Proceeds from bank loans Pembayaran kembali utang bank (3.380.250.337.186) (3.040.270.039.455 ) Repayments of bank loans Pembayaran dividen (49.339.658.262) 21 (78.042.081.313 ) Payment of dividends
Kas neto diperoleh dari Net cash provided by aktivitas pendanaan 111.550.004.552 471.057.879.232 financing activities
Pengaruh perubahan kurs Effects of exchange rate terhadap kas dan setara kas 4.246.375.983 445.484.856 on cash and cash equivalents
KENAIKAN NET INCREASE IN NETO KAS DAN SETARA KAS 37.315.258.995 20.090.825.952 CASH AND CASH EQUIVALENTS KAS DAN SETARA KAS PADA CASH AND CASH EQUIVALENTS AWAL TAHUN 49.260.952.172 29.170.126.220 AT BEGINNING OF YEAR
KAS DAN SETARA KAS PADA CASH AND CASH EQUIVALENTS AKHIR TAHUN 86.576.211.167 4 49.260.952.172 AT END OF YEAR
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BUANA FINANCE Tbk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2013 dan
untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah)
PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
As of December 31, 2013 and For the Year Then ended (Expressed in Rupiah)
6
1. UMUM 1. GENERAL a. Pendirian dan aktivitas Perusahaan a. The Company’s establishment and
activities
PT Buana Finance Tbk. (“Perusahaan”) didirikan tanggal 7 Juni 1982 berdasarkan Akta Notaris Kartini Muljadi, S.H., No. 74 dan Anggaran Dasar Perusahaan telah disahkan oleh Menteri Kehakiman dalam Surat Keputusan No. C2-1677-HT.01.01.Th.82 tanggal 8 Oktober 1982 yang telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 101 tanggal 17 Desember 1982, Tambahan No. 1384.
PT Buana Finance Tbk. (the “Company") was established on June 7, 1982 based on the Notarial Deed No. 74 of Kartini Muljadi, S.H. and the Company’s Articles of Association were approved by the Ministry of Justice in his Decision Letter No. C2-1677-HT-01.01.Th.82 dated October 8, 1982, which was announced in the State Gazette of the Republic of Indonesia No. 101 dated December 17, 1982, Supplement No. 1384.
Perusahaan memperoleh izin usaha sebagai
lembaga keuangan yang diberikan oleh Menteri Keuangan Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. KEP-049/KM.11/1982 tanggal 19 Oktober 1982.
The Company obtained its license to operate as a financial institution from the Ministry of Finance of the Republic of Indonesia by virtue of decree No. KEP-049/KM.11/1982 dated October 19, 1982.
Nama Perusahaan telah diubah beberapa
kali dan yang terakhir menjadi PT Buana Finance Tbk. disetujui dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa tanggal 3 Oktober 2005 yang keputusannya diaktakan dalam Akta No. 1 tanggal 3 Oktober 2005 dari Notaris Fathiah Helmi, S.H. Akta notaris ini telah mendapat persetujuan dari Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia dalam Surat Keputusan No. C-28319HT.01.04.TH.2005 tanggal 14 Oktober 2005.
The name of the Company has been changed several times, the latest change became PT Buana Finance Tbk. and was approved during the Extraordinary General Shareholders’ Meeting dated October 3, 2005 which was notarized in Deed No. 1 dated October 3, 2005 of Fathiah Helmi, S.H. This notarial deed was approved by the Ministry of Justice and Human Rights in his Decision Letter No. C-28319HT.01.04.TH.2005 dated October 14, 2005.
Anggaran Dasar Perusahaan telah mengalami
beberapa kali perubahan, yang terakhir disetujui dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa tanggal 28 Mei 2013 yang diaktakan dalam Akta No. 281 tanggal 28 Mei 2013 dari Notaris Dr. Irawan Soerodjo, S.H., MSi. Akta notaris ini telah mendapat persetujuan dari Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia dalam Surat Keputusan No. AHU-0080995.AH.01.09. Tahun 2013 tanggal 28 Agustus 2013.
The Company’s Articles of Association have been amended several times, the latest amendment was approved during the Extraordinary General Shareholders’ Meeting dated May 28, 2013 which was notarized in Deed No. 281 dated May 28, 2013 of Notary Dr. Irawan Soerodjo, S.H., MSi. This notarial deed was approved by the Ministry of Justice and Human Rights in his Decision Letter No. AHU-0080995.AH.01.09. Tahun 2013 dated August 28, 2013.
Ruang lingkup kegiatan Perusahaan adalah
menjalankan kegiatan dalam bidang sewa (sewa pembiayaan dan sewa operasi), pembiayaan konsumen dan anjak piutang.
The scope of the Company’s activities involves leasing (finance leases and operating leases), consumer financing and factoring.
Kantor pusat terletak di Gedung Chase Plaza,
Lantai 17 dan 19, Jalan Jendral Sudirman No. 21, Jakarta. Pada saat ini Perusahaan memiliki 21 cabang yaitu di Jakarta, Surabaya, Semarang, Medan, Pekanbaru, Jambi, Palembang, Lampung, Makassar, Balikpapan, Banjarmasin, Manado, Samarinda, Denpasar, Serpong, Bekasi, Pontianak dan Palangkaraya.
The head office is located at the Chase Plaza Building, 17th and 19th Floors, Jalan Jendral Sudirman No. 21, Jakarta. Currently, the Company has 21 branches located in Jakarta, Surabaya, Semarang, Medan, Pekanbaru, Jambi, Palembang, Lampung, Makassar, Balikpapan, Banjarmasin, Manado, Samarinda, Denpasar, Serpong, Bekasi, Pontianak and Palangkaraya.
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BUANA FINANCE Tbk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2013 dan
untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah)
PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
As of December 31, 2013 and For the Year Then ended (Expressed in Rupiah)
7
1. UMUM (lanjutan) 1. GENERAL (continued)
b. Penawaran umum dan perubahan modal saham Perusahaan
b. The Company’s public offering and changes in share capital
Berdasarkan Surat Izin Emisi Saham yang
dikeluarkan oleh Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (BAPEPAM-LK) atas nama Menteri Keuangan Republik Indonesia No. SI-088/SHM/MK.10/1990 tanggal 19 Maret 1990, Perusahaan menawarkan dan menjual saham kepada masyarakat dengan jumlah nominal Rp2.500.000.000 yang terbagi dalam 2.500.000 saham. Dengan dilakukannya penawaran umum tersebut, modal saham ditempatkan dan disetor penuh meningkat dari Rp12.500.000.000 yang terbagi atas 12.500.000 saham menjadi Rp15.000.000.000 yang terbagi atas 15.000.000 saham.
Based on the License for Public Offering of Shares issued by the Capital Market Supervisory Board (BAPEPAM-LK) on behalf of the Ministry of Finance of the Republic of Indonesia No. SI-088/SHM/MK.10/1990 dated March 19, 1990, the Company offered and sold its shares to the public with a total nominal value of Rp2,500,000,000 consisting of 2,500,000 shares. The effect of this public offering was to increase the issued and paid up capital from Rp12,500,000,000 consisting of 12,500,000 shares to Rp15,000,000,000 consisting of 15,000,000 shares.
Sejak penawaran umum saham ke masyarakat
pada bulan Maret 1990, Perusahaan telah melakukan beberapa kali perubahan modal saham melalui tindakan korporasi sebagai berikut:
Since the public offering held on March 1990, the Company’s share capital has been changed several times through the following corporate actions:
Tanggal/Date
Keterangan (Catatan 20)/Descriptions (Note 20)
Total saham Setelah Transaksi/
Total Shares After Transactions
17 Mei 1993/
May 17, 1993 Penerbitan saham bonus yang berasal dari kapitalisasi
tambahan modal disetor sejumlah 12.000.000 saham/ Issuance of bonus shares which originated from the capitalization of the additional paid-in capital amounting to 12,000,000 shares.
27.000.000
10 Mei 1994/
May 10, 1994 Penawaran umum terbatas saham dengan Hak Memesan
Efek Terlebih Dahulu sejumlah 18.000.000 saham. BAPEPAM-LK mengeluarkan Surat Pemberitahuan Efektif Pernyataan Pendaftaran No.S-834/PM/1994 tanggal 9 Mei 1994/ Limited public offering of 18,000,000 shares through a rights issue. BAPEPAM-LK issued the Acknowledgment Letter of Effective Registration No.S-834/PM/1994 dated May 9, 1994.
45.000.000
3 April 1995/ April 3, 1995
Penerbitan saham bonus yang berasal dari kapitalisasi tambahan modal disetor sejumlah 45.000.000 saham/ Issuance of bonus shares which originated from the capitalization of the additional paid-in capital amounting to 45,000,000 shares.
90.000.000
9 Juli 1997/ July 9, 1997
Pemecahan nilai nominal saham (stock split) dari Rp1.000 menjadi Rp500/ Change in nominal value per share (stock split) from Rp1,000 to Rp500.
180.000.000
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BUANA FINANCE Tbk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2013 dan
untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah)
PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
As of December 31, 2013 and For the Year Then ended (Expressed in Rupiah)
8
1. UMUM (lanjutan) 1. GENERAL (continued)
b. Penawaran umum dan perubahan modal saham Perusahaan (lanjutan)
b. The Company’s public offering and changes in share capital (continued)
Sehubungan dengan restrukturisasi utang
Perusahaan, pinjaman sebesar Rp135.000.000.000 dikonversi menjadi saham pada tanggal 5 Februari 2004 dengan menerbitkan 270.000.000 saham biasa dengan nilai nominal sebesar Rp500 per saham dan 64.285.714 waran. Waran dapat dikonversi menjadi saham biasa sampai dengan 31 Desember 2008, dengan harga Rp700 per lembar saham. Konversi saham tersebut meningkatkan modal saham ditempatkan dan disetor dari Rp90.000.000.000 yang terbagi atas 180.000.000 saham menjadi Rp225.000.000.000 yang terbagi atas 450.000.000 saham. Konversi saham tersebut juga meningkatkan tambahan modal disetor sejumlah Rp141.750.000.000 (Catatan 20).
In connection with the Company’s debt restructuring, loans amounting to Rp135,000,000,000 were converted to shares on February 5, 2004 by issuing new 270,000,000 common shares with nominal value of Rp500 per share and 64,285,714 warrants. Warants are exercisable to subscribe to the Company’s ordinary shares until December 31, 2008 at a price of Rp700 per share. The share conversion increased the issued and paid up capital from Rp90,000,000,000 consisting of 180,000,000 shares to Rp225,000,000,000 consisting of 450,000,000 shares. The share conversion also created a additional paid-in capital of Rp141,750,000,000 (Note 20).
Pada tanggal 14 April 2005,
PT Sari Dasa Karsa (“SDK”) resmi menjadi pemegang saham pengendali Perusahaan dengan memiliki 289.345.020 saham dan 47.866.747 waran, setelah melakukan akuisisi atas saham dan waran milik para kreditur Perusahaan dan menyelesaikan proses penawaran tenderatas sisa saham publik. Pada tanggal 15 November 2005, SDK mengkonversi seluruh waran yang dimilikinya menjadi saham biasa sehingga meningkatkan jumlah kepemilikan sahamnya menjadi 337.211.767 lembar atau 67,53% dari jumlah modal yang disetor.
On April 14, 2005, PT Sari Dasa Karsa (“SDK”) officially became the majority shareholder of the Company with ownership of 289,345,020 common shares and 47,866,747 warrants, brought about by the acquisition of shares and warrants previously owned by the Company’s creditors and the completion of the tender offer process on the remaining shares owned by the public. On November 15, 2005, SDK exercised all of its warrants owned on its ordinary shares and increased its total ownership to 337,211,767 or 67.53% of the paid in capital.
Dalam tahun 2005, sejumlah 49.351.247
waran (termasuk di dalamnya 47.866.747 waran milik SDK) dikonversi ke saham biasa dengan nilai nominal Rp500 per lembar. Konversi waran ini meningkatkan modal ditempatkan dan disetor dari Rp225.000.000.000 yang terbagi atas 450.000.000 saham menjadi Rp249.675.623.500 yang terdiri atas 499.351.247 saham. Konversi waran ini juga meningkatkan tambahan modal disetor sebesar Rp9.870.249.400 (Catatan 20).
In 2005, a total of 49,351,247 warrants (including 47,866,747 warrants owned by SDK) were exercised on the common shares with nominal value of Rp500 per share. The exercised warrants increased the issued and paid up capital from Rp225,000,000,000 consisting of 450,000,000 shares to Rp249,675,623,500 consisting of 499,351,247 shares. The exercised warrants also increased the total additional paid-in capital by Rp9,870,249,400 (Note 20).
Pada tanggal 5 Oktober 2006, Perusahaan
melakukan pemecahan saham dari nilai nominal Rp500 menjadi Rp250 per saham. Pemecahan saham ini mengubah modal dasar dari 720.000.000 saham menjadi 1.440.000.000 saham dan modal ditempatkan dan disetor dari 499.351.247 saham menjadi 998.702.494 saham.
On October 5, 2006, the Company made a stocksplit from nominal value of Rp500 to Rp250 per share. The stocksplit changed the authorized capital from 720,000,000 shares to 1,440,000,000 shares and the issued and paid up capital from 499,351,247 shares to 998,702,494 shares.
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BUANA FINANCE Tbk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2013 dan
untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah)
PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
As of December 31, 2013 and For the Year Then ended (Expressed in Rupiah)
9
1. UMUM (lanjutan) 1. GENERAL (continued)
b. Penawaran umum dan perubahan modal saham Perusahaan (lanjutan)
b. The Company’s public offering and changes in share capital (continued)
Sehubungan dengan pemecahan saham,
Perusahaan juga mengubah harga pelaksanaan waran dari Rp700 menjadi Rp350 per waran yang menyebabkan peningkatan jumlah waran beredar dari 14.934.467 menjadi 29.868.934 waran.
In connection with the stocksplit, the Company also changed the exercise price of warrant from Rp700 to Rp350 per warrant which resulted in increase in number of oustanding warrants from 14,934,467 to 29,868,934 warrants.
Sesuai dengan hasil Rapat Umum Pemegang
Saham Luar Biasa tanggal 18 April 2007, Perusahaan mengeluarkan saham bonus yang berasal dari kapitalisasi tambahan modal disetor dengan perbandingan setiap pemegang 5 saham berhak atas 2 saham bonus. Penerbitan saham bonus ini meningkatkan modal ditempatkan dan disetor menjadi Rp349.545.872.750 yang terbagi atas 1.398.183.491 saham.
In accordance with resolution of the Extraordinary General Meeting of Shareholders dated April 18, 2007, the Company distributed bonus shares, which were issued from the capitalization of the additional paid-in capital, with bonus ratio of 2 bonus shares for each holder of 5 shares. The issuance of bonus shares increased the issued and paid up capital to Rp349,545,872,750 consisting of 1,398,183,491 shares.
Perusahaan juga melakukan perubahan atas
Anggaran Dasar Perusahaan, yaitu sebagai berikut: - meningkatkan modal ditempatkan dan
disetor Perusahaan menjadi sejumlah 1.440.000.000 saham dengan nilai nominal Rp360.000.000.000.
- meningkatkan modal dasar Perusahaan dari Rp360.000.000.000 yang terbagi atas 1.440.000.000 saham menjadi sebesar Rp1.200.000.000.000 yang terbagi atas 4.800.000.000 saham.
The Company also changed the Company’s Articles of Association as follows:
- increase the issued and paid up capital to
1,440,000,000 shares with nominal value Rp360,000,000,000.
- increase the authorized shares from Rp360,000,000,000 consisting of 1,440,000,000 shares to Rp1,200,000,000,000 consisting of 4,800,000,000 shares.
Sehubungan dengan pengeluaran saham bonus, Perusahaan juga melakukan penyesuaian atas harga pelaksanaan waran dari Rp350 menjadi Rp250 per waran. Penyesuaian menyebabkan peningkatan jumlah waran beredar dari 29.868.934 menjadi 41.816.507 waran.
In connection with the issuance of bonus shares, the Company also adjusted the exercise price of warrants from Rp350 to Rp250 per warrant. The adjustment has resulted in increase in number of outstanding warrant from 29,868,934 to 41,816,507 warrants.
Pada tanggal 2 Juli 2008 dan
26 Desember 2008, sejumlah 37.938.821 waran dikonversi ke saham biasa dengan nilai nominal Rp250 per lembar. Konversi waran ini meningkatkan modal ditempatkan dan disetor dari Rp349.545.872.750 yang terbagi atas 1.398.183.491 saham menjadi Rp359.030.578.000 yang terdiri atas 1.436.122.312 saham.
On July 2, 2008 and December 26, 2008, 37,938,821 warrants were exercised to common shares with nominal value of Rp250 per share. The exercised warrants increased the issued and paid up capital from Rp349,545,872,750 consisting of 1,398,183,491 shares to Rp359,030,578,000 consisting of 1,436,122,312 shares.
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BUANA FINANCE Tbk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2013 dan
untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah)
PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
As of December 31, 2013 and For the Year Then ended (Expressed in Rupiah)
10
1. UMUM (lanjutan) 1. GENERAL (continued)
b. Penawaran umum dan perubahan modal saham Perusahaan (lanjutan)
b. The Company’s public offering and changes in share capital (continued)
Sampai dengan berakhirnya masa konversi
waran pada tanggal 31 Desember 2008, sejumlah 3.877.686 waran tidak dikonversi menjadi saham.
Up until to the expiry date of the warrants at December 31, 2008, the 3,877,686 warrants were not converted into common shares.
Sesuai dengan hasil Rapat Umum Pemegang
Saham Luar Biasa tanggal 26 April 2012, Perusahaan mengeluarkan saham bonus yang berasal dari kapitalisasi tambahan modal disetor dengan perbandingan setiap pemegang 500 saham berhak atas 73 saham bonus. Penerbitan saham bonus ini meningkatkan modal ditempatkan dan disetor menjadi Rp411.449.013.500 yang terbagi atas 1.645.796.054 saham.
In accordance with resolution of the Extraordinary General Meeting of Shareholders dated April 26, 2012, the Company distributed bonus shares, which were issued from the capitalization of the additional paid-in capital, with a bonus ratio of 73 bonus shares for each holder of 500 shares. The issuance of bonus shares increased the issued and paid up capital to Rp411,449,013,500 consisting of 1,645,796,054 shares.
Perusahaan telah mencatatkan seluruh
sahamnya sejumlah 1.645.796.054 saham di Bursa Efek Indonesia.
The Company has listed all of its 1,645,796,054 shares on the Indonesia Stock Exchange.
c. Dewan Komisaris, Direktur, Komite Audit
dan Karyawan Perusahaan c. The Company’s Boards of Commissioners,
Directors, Audit Committee and Employees
Susunan Dewan Komisaris, Direksi dan Komite Audit Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 adalah sebagai berikut:
The composition of the Boards of Commissioners, Directors and Audit Committee of the Company as of December 31, 2013 and 2012 are as follows:
Dewan Komisaris 2013 2012 Board of Commissioners ____________________________________________________________________________________ _________________________________________________________________________________________________ __________________________________________________________________________________________________ ____________________________________________________________________________________
Komisaris Utama Karman Tandanu Antonius Weno*) President Commisioner Komisaris Tjan Soen Eng Tjan Soen Eng Commissioner Komisaris Corneiles Tedjo Endriyarto*) Karman Tandanu Commissioner Dewan Direktur Board of Directors ____________________________________________________________________________________ ____________________________________________________________________________________
Direktur Utama Soetadi Limin Soetadi Limin President Director Direktur Herman Lesmana Herman Lesmana Director Direktur Antony Muljanto Antony Muljanto Director Komite Audit Audit Committee ____________________________________________________________________________________ ____________________________________________________________________________________
Ketua Corneiles Tedjo Endriyarto Antonius Weno Chairman Anggota Hardianto Soefajin Corneiles Tedjo Endriyarto Member Anggota Winny Widja Winny Widja Member
*) Merangkap sebagai Komisaris Independen *) Also act as Independent Commissioner
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BUANA FINANCE Tbk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2013 dan
untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah)
PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
As of December 31, 2013 and For the Year Then ended (Expressed in Rupiah)
11
1. UMUM (lanjutan) 1. GENERAL (continued)
c. Dewan Komisaris, Direktur, Komite Audit dan Karyawan Perusahaan (lanjutan)
c. The Company’s Boards of Commissioners, Directors, Audit Committee and Employees (continued)
Perubahan susunan dewan komisaris
didasarkan atas Pernyataan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham tanggal 28 Mei 2013 yang diaktakan dalam Akta No. 281 tanggal 28 Mei 2013 dari Notaris Dr. Irawan Soerodjo, S.H., MSi. Akta notaris ini telah mendapat persetujuan dari Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia dalam Surat Keputusan No. AHU-0080995.AH.01.09.Tahun 2013 tanggal 28 Agustus 2013.
The changes in board of commisioners is based on Result Statement of General Shareholders’ Meeting dated May 28, 2013 which was notarized in Deed No. 281 dated May 28, 2013 of Notary Dr. Irawan Soerodjo, S.H., MSi. This notarial deed was approved by the Ministry of Justice and Human Rights in his Decision Letter No. AHU-0080995.AH.01.09.Tahun 2013 dated August 28, 2013.
Komite audit dibentuk berdasarkan surat
keputusan Dewan Komisaris No. Kep/Kom/01/BDF/V/05 tanggal 18 Mei 2005 dalam rangka memenuhi surat keputusan Ketua BAPEPAM No. KEP-643/BL/2012 tanggal 7 Desember 2012.
The audit committee was established based on decision letter of Board of Commissioners No. Kep/Kom/01/BDF/V/05 dated May 18, 2005 in order to comply with decision letter of BAPEPAM Chairman No. KEP-643/BL/2012 dated December 7, 2012.
Komisaris, Direksi, dan Komite Audit
menerima remunerasi masing-masing sebesar Rp2.804.329.850, Rp9.566.206.628 dan Rp383.904.670 untuk 31 Desember 2013 dan Rp3.160.816.500, Rp9.142.192.750 dan Rp485.813.700 untuk 31 Desember 2012.
The Commissioners, Directors and Audit Committee received remuneration totaling to Rp2,804,329,850, Rp9,566,206,628 and Rp383,904,670 for the year ended December 31, 2013 respectively and Rp3,160,816,500, Rp9,142,192,750 and Rp485,813,700 for the year ended December 31, 2012 respectively.
Perusahaan mempunyai 552 dan 485
karyawan masing-masing pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 (tidak diaudit).
The Company has 552 and 485 employees as of December 31, 2013 and 2012, respectively (unaudited).
Pemegang saham akhir dari Perusahaan
adalah PT Sari Dasa Karsa, sebuah perusahaan investasi yang berkedudukan di Jakarta.
The Company’s ultimate parent is PT Sari Dasa Karsa, an investment company located in Jakarta.
d. Penyelesaian laporan keuangan d. Completion of the financial statements
Laporan keuangan ini telah diselesaikan dan
diotorisasi untuk terbit oleh Dewan Direksi Perusahaan pada tanggal 10 Maret 2014.
The accompaying financial statements were completed and authorized for issue by the Company’s Board of Directors on March 10, 2014.
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BUANA FINANCE Tbk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2013 dan
untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah)
PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
As of December 31, 2013 and For the Year Then ended (Expressed in Rupiah)
12
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG PENTING
2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES
Laporan keuangan ini telah disajikan sesuai
dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia yang mencakup Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan serta peraturan yang ditetapkan oleh Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (”Bapepam-LK”, yang fungsinya telah dialihkan kepada Otoritas Jasa Keuangan (”OJK”) sejak tanggal 1 Januari 2013) bagi perusahaan yang menawarkan sahamnya atau surat utang yang diperdagangkan kepada masyarakat. Kebijakan akuntansi yang signifikan yang diterapkan secara konsisten dalam penyusunan laporan keuangan pada tanggal dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 adalah sebagai berikut:
The financial statements have been prepared in accordance with the generally accepted accounting principles in Indonesia covering the Statement of Financial Accounting Standards and rules established by the Capital Market and Financial Institutions Supervisory Agency (“Bapepam-LK”, which function has been transferred to Financial Service Authority (“OJK”) starting at January 1, 2013) for companies offering their shares or has publicly traded debt security. The significant accounting principles which were applied consistently in the preparation of the financial statements as of and for the years ended December 31, 2013 and 2012 are as follows:
a. Pernyataan Kepatuhan a. Statement of Compliance
Laporan keuangan untuk tahun yang berakhir
pada tanggal-tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 disusun dan disajikan sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan yang diterbitkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) dan Peraturan Badan Pengawasan Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (”Bapepam-LK”, yang fungsinya telah dialihkan kepada Otoritas Jasa Keuangan (”OJK”) sejak tanggal 1 Januari 2013) No. VIII.G.7 tentang ”Penyajian dan Pengungkapan Laporan Keuangan Emiten atau Perusahaan Publik” yang terdapat dalam Lampiran Keputusan Ketua Bapepam-LK No. KEP-347/BL/2012 tanggal 25 Juni 2012.
The financial statements as of and for the years ended December 31, 2013 and 2012 are prepared in accordance with Indonesian Financial Accounting Standards as issued by the Indonesian Institute of Accountants (IAI) and the Capital Market and Financial Institution Supervisory Agency (“Bapepam-LK”, which function has been transferred to Financial Service Authority (“OJK) starting at January 1, 2013) Regulation No. VIII.G.7 regarding “Issuers or Public Company’s Financial Statements Presentation and Disclosure Guidelines” as included in the Appendix of the Decision Decree of the Chairman of Bapepam-LK No. KEP-347/BL/2012 dated June 25, 2012.
b. Prinsip penyajian laporan keuangan b. Basis of preparation of financial statements
Dalam penyusunan laporan keuangan sesuai
dengan standar akuntansi keuangan Indonesia, dibutuhkan estimasi dan asumsi yang mempengaruhi: - nilai aset dan liabilitas dilaporkan dan
pengungkapan atas aset dan liabilitas kontinjensi pada tanggal laporan keuangan, dan
- jumlah pendapatan dan beban selama periode pelaporan.
The preparation of financial statements in conformity with the Indonesian financial accounting standards requires the use of estimates and assumptions that affects: - the reported amounts of assets and
liabilities and disclosure of contingent assets and liabilities at the date of the financial statements, and
- the reported amounts of revenues and expenses during the reported period.
Walaupun estimasi ini dibuat berdasarkan
pengetahuan terbaik manajemen atas kejadian dan tindakan saat ini, hasil yang timbul mungkin berbeda dengan jumlah yang diestimasi semula.
Although these estimates are based on management’s best knowledge of current events and activities, actual results may differ from those estimates.
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BUANA FINANCE Tbk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2013 dan
untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah)
PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
As of December 31, 2013 and For the Year Then ended (Expressed in Rupiah)
13
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG PENTING (lanjutan)
2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued)
b. Prinsip penyajian laporan keuangan
(lanjutan) b. Basis of preparation of financial statements
(continued)
Laporan keuangan Perusahaan pada tanggal dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2013 and 2012 disusun sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (“PSAK”) No. 1 (Revisi 2009), “Penyajian Laporan Keuangan”.
The financial statements of the Company as of and for the years ended December 31, 2013 and 2012 have been prepared in accordance with the Statements of Financial Accounting Standards (“SFAS”) No. 1 (Revised 2009), Presentation of Financial Statements”.
PSAK No. 1 (Revisi 2009) mengatur penyajian
laporan keuangan yaitu antara lain, tujuan pelaporan, komponen laporan keuangan, penyajian secara wajar, materialitas dan agregasi, saling hapus, informasi komparatif, konsistensi penyajian dan memperkenalkan pengungkapan baru, antara lain, sumber estimasi ketidakpastian dan pertimbangan, pengelolaan permodalan, pendapatan komprehensif lainnya, penyimpangan dari standar akuntansi keuangan, dan pernyataan kepatuhan.
SFAS No. 1 (Revised 2009) regulates presentation of financial statements as to, among others, the objective, component of financial statements, fair presentation, materiality and aggregate, offsetting, comparative information and consistency and introduces new disclosures such as, among others, key estimations and judgements, capital management, other comprehensive income, departures from accounting standards and statement of compliance.
Laporan keuangan telah disusun berdasarkan
konsep harga perolehan kecuali untuk surat-surat berharga diperdagangkan dan tersedia untuk dijual dan instrumen keuangan derivatif yang disajikan pada nilai wajar. Laporan keuangan disusun dengan dasar akrual, kecuali untuk laporan arus kas.
The financial statements have been prepared on the basis of historical costs except for trading and available-for-sale marketable securities and derivative financial instruments which are recorded at fair value. The financial statements are prepared on an accrual basis, except for the statements of cash flows.
Laporan arus kas telah disusun berdasarkan
metode langsung dengan mengklasifikasikan arus kas berdasarkan aktivitas operasi, investasi dan pendanaan.
The statements of cash flows have been prepared using the direct method by classifying the cash flows from operating, investing and financing activities.
Perusahaan menerapkan PSAK No. 2 (Revisi
2009), “Laporan Arus Kas”, yang menggantikan PSAK No. 2 dengan judul yang sama.
The Company adopted SFAS No. 2 (Revised 2009), “Statements of Cash Flows”’ which superseded SFAS No. 2 with the same title.
Mata uang pelaporan yang digunakan dalam
penyusunan laporan keuangan ini adalah mata uang Rupiah yang merupakan mata uang fungsional.
The reporting currency used in the financial statements is Indonesian Rupiah, which is the functional currency.
c. Transaksi dan saldo dalam mata uang
asing c. Foreign currency transactions and
balances
Perusahaan menerapkan PSAK No. 10 (Revisi 2010), ”Pengaruh Perubahan Kurs Valuta Asing”, PSAK revisi ini menjelaskan bagaimana memasukan transaksi dalam mata uang asing dan kegiatan usaha luar negeri kedalam laporan keuangan entitas dan bagaimana menjabarkan laporan keuangan ke dalam mata uang penyajian.
The Company adopted SFAS No. 10 (Revised 2010), ”Effect of Changes in Foreign Exchange Rates”. The revised SFAS prescribes how to include foreign currency transactions and foreign operations in the financial statement of an entity and translate financial statement into a presentation currency.
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BUANA FINANCE Tbk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2013 dan
untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah)
PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
As of December 31, 2013 and For the Year Then ended (Expressed in Rupiah)
14
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG PENTING (lanjutan)
2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued)
c. Transaksi dan saldo dalam mata uang
asing (lanjutan) c. Foreign currency transactions and
balances (continued)
Perusahaan menyelenggarakan pembukuan dalam mata uang Rupiah. Transaksi-transaksi dalam mata uang asing dijabarkan ke dalam mata uang Rupiah dengan menggunakan kurs yang berlaku pada saat terjadinya transaksi yang bersangkutan.
The Company maintains its accounting records in Rupiah. Transactions in currencies other than Rupiah are recorded at the rates of exchange in effect on the date of the transactions.
Keuntungan dan kerugian selisih kurs yang
timbul dari transaksi dalam mata uang asing dan dari penjabaran aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing, diakui pada laporan laba rugi komprehensif.
Exchange gains and losses arising on transactions in foreign currency and on the translation of foreign currency monetary assets and liabilities are recognized in the statements of comprehensive income.
Kurs yang digunakan pada tanggal
31 Desember 2013 dan 2012 untuk menjabarkan mata uang Dolar AS ke dalam Rupiah adalah masing-masing sebesar Rp12.189/US$1 dan Rp9.637,5/US$1.
Exchange rates used as of December 31, 2013 and 2012 to translate US dollars into Rupiah were US$1/Rp12,189 and US$1/ Rp9,637.5, respectively.
d. Transaksi dengan pihak berelasi d. Transactions with related party
Dalam laporan keuangan ini, istilah pihak-
pihak berelasi digunakan sesuai dengan PSAK No. 7 (Revisi 2010), “Pengungkapan Pihak-pihak Berelasi”.
In these financial statements, the term related party is used as defined in SFAS No. 7 (2010 Revision), “Related Party Disclosures”.
Pihak berelasi adalah orang atau entitas yang
terkait dengan entitas yang menyiapkan laporan keuangannya.
A related party is a person or entity that is related to the entity that is preparing its financial statements.
a) Orang atau anggota keluarga dekatnya
mempunyai relasi dengan entitas pelapor jika orang tersebut:
a) A person or a close member of that person’s family is related to a reporting entity if that person:
i. memiliki pengendalian atau
pengendalian bersama atas entitas pelapor;
i. has control or joint control over the reporting entity;
ii. memiliki pengaruh signifikan atas
entitas pelapor; atau ii. has significant influence over the
reporting entity; or
iii. merupakan personil manajemen kunci entitas pelapor atau entitas induk dari entitas pelapor.
iii. is a member of the key management personnel of the reporting entity or of a parent of the reporting entity.
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BUANA FINANCE Tbk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2013 dan
untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah)
PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
As of December 31, 2013 and For the Year Then ended (Expressed in Rupiah)
15
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG PENTING (lanjutan)
2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued)
d. Transaksi dengan pihak berelasi (lanjutan) d. Transactions with related party (continued)
b) Suatu entitas berelasi dengan entitas
pelapor jika memenuhi salah satu hal berikut:
b) An entity is related to a reporting entity if any of the following conditions applies :
i. Entitas dan entitas pelapor adalah
anggota dari kelompok usaha yang sama (artinya entitas induk, entitas anak, dan entitas anak berikutnya saling berelasi dengan entitas lainnya).
i. has control or joint control over the reporting entity; The entity and the reporting entity are members of the same group (which means that each parent, subsidiary and fellow subsidiary is related to the others).
ii. Satu entitas adalah entitas asosiasi
atau ventura bersama dari entitas lain (atau entitas asosiasi atau ventura bersama yang merupakan anggota suatu kelompok usaha, yang mana entitas lain tersebut adalah anggotanya).
ii. One entity is an associate or joint venture of the other entity (or an associate or joint venture of a member of a group of which the other entity is a member).
iii. Kedua entitas tersebut adalah ventura
bersama dari pihak ketiga yang sama. iii. Both entities are joint ventures of the
same third party.
iv. Satu entitas adalah ventura bersama dari entitas ketiga dan entitas yang lain adalah entitas asosiasi dari entitas ketiga.
iv. One entity is a joint venture of a third entity and the other entity is an associate of the third entity.
v. Entitas tersebut adalah suatu program
imbalan pasca-kerja untuk imbalan kerja dari salah satu entitas pelapor atau entitas yang terkait dengan entitas pelapor.
v. The entity is a post-employment benefit plan for the benefit of employees of either the reporting entity or an entity related to the reporting entity.
vi. Entitas yang dikendalikan atau
dikendalikan bersama oleh orang yang diidentifikasi dalam huruf (a).
vi. The entity is controlled, or jointly controlled by a person identified in (a).
vii. Orang yang diidentifikasi dalam huruf
(a) (i) memiliki pengaruh signifikan atas entitas atau merupakan personil manajemen kunci entitas (atau entitas induk dari entitas).
vii. A person identified in (a) (i) has significant influence over the entity or is a member of the key management personnel of the entity (or of a parent of the entity).
Transaksi dan saldo dengan pihak-pihak
berelasi, baik yang dilaksanakan dengan ataupun tidak dengan persyaratan dan kondisi normal yang sama untuk pihak-pihak yang tidak berelasi, diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan.
Transactions and balances of accounts with related parties, whether or not transacted at normal terms and conditions similar to those with non-related parties, are disclosed in the notes to the financial statements.
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BUANA FINANCE Tbk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2013 dan
untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah)
PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
As of December 31, 2013 and For the Year Then ended (Expressed in Rupiah)
16
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG PENTING (lanjutan)
2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued)
e. Instrumen Keuangan e. Financial Instruments
Perusahaan menerapkan PSAK No. 50 (Revisi
2010), “Instrumen Keuangan: Penyajian”, PSAK No. 55 (Revisi 2011), “Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran” serta PSAK No. 60, “Instrumen Keuangan: Pengungkapan”.
The Company adopted SFAS No. 50 (Revised 2010), “Financial Instruments: Presentation”, SFAS No. 55 (Revised 2011), “Financial Instruments: Recognition and Measurement” and SFAS No. 60, “Financial Instruments: Disclosures”.
PSAK No. 50 (Revisi 2010) mengatur persyaratan tentang penyajian instrumen keuangan dan mengidentifikasi informasi yang harus diungkapkan. Persyaratan penyajian tersebut berlaku terhadap klasifikasi instrumen keuangan, dari perspektif penerbit, dalam aset keuangan, liabilitas keuangan, dan instrumen ekuitas; pengklasifikasian yang terkait dengan suku bunga, dividen, kerugian dan keuntungan, dan keadaan dimana aset keuangan dan liabilitas keuangan akan saling hapus. PSAK ini mensyaratkan pengungkapan, antara lain, informasi mengenai faktor yang mempengaruhi jumlah, waktu dan tingkat kepastian arus kas masa datang yang terkait dengan instrumen keuangan dan kebijakan akuntansi yang digunakan untuk instrumen tersebut.
SFAS No. 50 (Revised 2010) contains the requirements for the presentation of financial instruments and identifies the information that should be disclosed. The presentation requirements apply to the classification of financial instruments, from the perspective of the issuer, into financial assets, financial liabilities and equity instruments; the classification of related interest, dividends, losses and gains; and the circumstances in which financial assets and financial liabilities should be offset. This SFAS requires the disclosure of, among others, information about factors that affect the amount, timing and certainty of an entity’s future cash flows relating to financial instruments and the accounting policies applied to those instruments.
PSAK No. 55 (Revisi 2011) mengatur prinsip-prinsip dasar pengakuan dan pengukuran aset keuangan, liabilitas keuangan dan kontrak pembelian dan penjualan item non-keuangan. Pernyataan ini, antara lain, memberikan definisi dan karakteristik terhadap derivatif, kategori instrumen keuangan, pengakuan dan pengukuran, akuntansi lindung nilai dan penetapan hubungan lindung nilai.
SFAS No. 55 (Revised 2011) establishes the principles for recognising and measuring financial assets, financial liabilities and some contracts to buy or sell non-financial items. This standard provides for the definitions and characteristics of a derivative, the categories of financial instruments, recognition and measurement, hedge accounting and determination of hedging relationships, among others.
PSAK No. 60 mengatur pengungkapan signifikansi atas masing-masing instrumen keuangan untuk posisi keuangan dan kinerja, serta sifat dan tingkat risiko yang timbul dari instrumen keuangan yang dihadapi Perusahaan selama periode berjalan dan pada akhir periode pelaporan dan bagaimana Perusahaan mengelola risiko tersebut.
SFAS No. 60 establishes disclosures of significance of financial instruments for financial position and performance and the nature and extent of risks arising from financial instruments to which the Company is exposed during the period and at the end of the reporting period, and how the Company manage those risks.
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BUANA FINANCE Tbk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2013 dan
untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah)
PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
As of December 31, 2013 and For the Year Then ended (Expressed in Rupiah)
17
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG PENTING (lanjutan)
2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued)
e. Instrumen Keuangan (lanjutan) e. Financial Instruments (continued)
i. Aset Keuangan i. Financial Assets
Pengakuan awal Initial recognition
Aset keuangan dalam ruang lingkup PSAK No. 55 (Revisi 2011) diklasifikasikan sebagai aset keuangan yang dinilai pada nilai wajar melalui laba atau rugi, pinjaman yang diberikan dan piutang, investasi yang dimiliki hingga jatuh tempo, dan aset keuangan tersedia untuk dijual. Perusahaan menentukan klasifikasi aset keuangan pada saat pengakuan awal dan, jika diperbolehkan dan sesuai, akan dievaluasi kembali setiap akhir tahun.
Financial assets within the scope of SFAS No. 55 (revised 2011) are classified as financial assets at fair value through profit or loss, loans and receivables, held-to-maturity investments and available-for-sale financial assets. The Company determines the classification of its financial assets at initial recognition and, where allowed and appropriate, re-evaluates this designation at each financial year end.
Pada saat pengakuan awal, aset keuangan diukur pada nilai wajar. Dalam hal aset keuangan tidak diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, nilai wajar tersebut ditambah dengan biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung. Pengukuran aset keuangan setelah pengakuan awal tergantung pada klasifikasi aset.
Financial assets are recognized initially at fair value plus, in the case of financial assets not at fair value through profit or loss, directly attributable transaction costs. The subsequent measurement of financial assets depends on their classifications.
Aset keuangan Perusahaan mencakup kas dan setara kas, investasi sewa pembiayaan neto, piutang pembiayaan konsumen, tagihan anjak piutang, piutang lain-lain, uang muka, biaya dibayar di muka dan lainnya yang diklasifikasikan sebagai pinjaman yang diberikan dan piutang, serta surat-surat berharga, dan kontrak pertukaran mata uang dan tingkat bunga yang diklasifikasikan sebagai aset keuangan yang diukur pada nilai wajar dalam laba rugi.
The Company’s financial assets include cash and cash equivalents, net investment in finance leases, consumer financing receivables, factoring receivables, other receivables, advances, prepayments and other assets which are classified as loans and receivables, and marketable securities and currency and interest rate swap contracts classified as financial assets at fair value through profit or loss.
Pengukuran setelah pengakuan awal Subsequent measurement
Pengukuran setelah pengakuan awal dari aset keuangan tergantung pada klasifikasi sebagai berikut:
The subsequent measurement of financial assets depends on their classification as follows:
• Aset keuangan yang dinilai pada nilai
wajar melalui laba atau rugi • Financial assets at fair value through
profit or loss
Aset keuangan yang dinilai pada nilai wajar melalui laba atau rugi meliputi aset keuangan yang diklasifikasikan dalam kelompok diperdagangkan dan aset keuangan yang pada saat pengakuan awalnya telah ditetapkan untuk dinilai pada nilai wajar melalui laba atau rugi.
Financial assets at fair value through profit or loss include financial assets held for trading and financial assets designated upon initial recognition at fair value through profit or loss.
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BUANA FINANCE Tbk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2013 dan
untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah)
PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
As of December 31, 2013 and For the Year Then ended (Expressed in Rupiah)
18
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG PENTING (lanjutan)
2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued)
e. Instrumen Keuangan (lanjutan) e. Financial Instruments (continued)
i. Aset Keuangan (lanjutan) i. Financial Assets (continued)
Pengukuran setelah pengakuan awal (lanjutan)
Subsequent measurement (continued)
Pengukuran setelah pengakuan awal dari aset keuangan tergantung pada klasifikasi sebagai berikut: (lanjutan)
The subsequent measurement of financial assets depends on their classification as follows: (continued)
• Aset keuangan yang dinilai pada nilai
wajar melalui laba atau rugi (lanjutan) • Financial assets at fair value through
profit or loss (continued)
Aset keuangan diklasifikasikan sebagai kelompok diperdagangkan jika diperoleh atau dimiliki untuk tujuan dijual dalam waktu dekat. Aset derivatif juga diklasifikasikan dalam kelompok diperdagangkan kecuali derivatif yang ditetapkan sebagai instrumen lindung nilai. Aset keuangan yang dinilai pada nilai wajar melalui laba atau rugi dicatat dalam laporan posisi keuangan pada nilai wajar dengan laba atau rugi diakui dalam laporan laba rugi komprehensif.
Financial assets are classified as held for trading if they are acquired for the purpose of selling in the short term. Derivative assets are also classified as held for trading unless they are designated as effective hedging instruments. Financial assets at fair value through profit or loss are carried in the statements of financial position at fair value with gains or losses recognized in the statements of comprehensive income.
Derivatif melekat dalam kontrak utama dihitung sebagai derivatif terpisah ketika risiko dan karakteristiknya tidak berkaitan dengan kontrak utama dan kontrak utama tidak dicatat pada nilai wajar. Derivatif melekat diukur berdasarkan nilai wajar dengan laba atau rugi yang timbul dari perubahan nilai wajar tersebut diakui dalam laporan laba rugi. Penilaian kembali hanya timbul jika terdapat perubahan kontrak yang secara signifikan mengubah arus kas yang dipersyaratkan oleh kontrak.
Derivatives embedded in host contracts are accounted for as separate derivatives when their risks and characteristics are not closely related to the host contracts and the host contracts are not carried at fair value. These embedded derivatives are measured at fair value with gains or losses arising from changes in fair value recognized in the statements of comprehensive income. Reassessment only occurs if there is a change in the terms of the contract that significantly modifies the cash flows that would otherwise be required.
• Pinjaman yang diberikan dan piutang • Loans and receivables
Pinjaman yang diberikan dan piutang adalah aset keuangan non-derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif. Aset keuangan tersebut dicatat pada biaya perolehan yang diamortisasi menggunakan metode tingkat bunga efektif. Laba atau rugi diakui dalam laporan laba rugi komprehensif pada saat pinjaman dan piutang dihentikan pengakuannya atau mengalami penurunan nilai, serta melalui proses amortisasi.
Loans and receivables are non-derivative financial assets with fixed or determinable payments that are not quoted in an active market. Such financial assets are carried at amortized cost using the effective interest rate method. Gains and losses are recognized in the statements of comprehensive income when the loans and receivables are derecognized or impaired, as well as through the amortization process.
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BUANA FINANCE Tbk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2013 dan
untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah)
PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
As of December 31, 2013 and For the Year Then ended (Expressed in Rupiah)
19
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG PENTING (lanjutan)
2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued)
e. Instrumen Keuangan (lanjutan) e. Financial Instruments (continued)
i. Aset Keuangan (lanjutan) i. Financial Assets (continued)
Pengukuran setelah pengakuan awal (lanjutan)
Subsequent measurement (continued)
• Pinjaman yang diberikan dan piutang
(lanjutan) • Loans and receivables (continued)
Kas dan setara kas, investasi sewa pembiayaan neto, piutang pembiayaan konsumen, tagihan anjak piutang, piutang lain-lain dan uang muka, biaya dibayar di muka dan lainnya termasuk dalam kategori ini.
The Company’s cash and cash equivalents, net investment in finance leases, consumer financing receivables, factoring receivables, other receivables, other current financial assets and advances, prepayments and other are included in this category.
• Aset keuangan yang tersedia untuk
dijual • Financial assets available-for-sale
Aset keuangan tersedia untuk dijual adalah aset keuangan non-derivatif yang ditetapkan sebagai tersedia untuk dijual. Setelah pengukuran awal, aset keuangan tersedia untuk dijual diukur dengan nilai wajar dengan keuntungan atau kerugian yang belum terealisasi diakui pada ekuitas sampai investasi tersebut dihentikan pengakuannya. Pada saat itu, keuntungan atau kerugian kumulatif yang sebelumnya diakui di ekuitas, direklasifikasi ke laporan laba rugi komprehensif. Perusahaan tidak memiliki investasi tersedia untuk dijual pada tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2013 dan 2012.
Available-for-sale financial assets are non-derivative financial assets that are designated as available-for-sale. After initial measurement, available-for-sale financial assets are measured at fair value with unrealized gains or losses recognized in the equity until the investment is derecognized. At that time, the cummulative gain or loss previously recognized in equity, are reclassified to the statements of comprehensive income. The Company did not have any available-for-sale financial asset as of December 31, 2013 and 2012.
• Aset keuangan yang dimiliki hingga
jatuh tempo • Financial assets held-to-maturity
Aset keuangan non-derivatif yang memiliki pembayaran yang dapat ditentukan atau ditetapkan dan tanggal jatuh tempo yang tetap dikategorikan sebagai dimiliki hingga jatuh tempo ketika Perusahaan memiliki intensi positif dan kemampuan untuk dimiliki hingga jatuh tempo. Setelah pengakuan awal, investasi yang dimiliki hingga jatuh tempo dicatat berdasarkan biaya perolehan diamortisasi menggunakan metode suku bunga efektif dan dikurangi dengan penurunan nilai. Perusahaan tidak memiliki aset finansial yang dimiliki hingga jatuh tempo selama tahun-tahun yang berakhir pada 31 Desember 2013 dan 2012.
Non-derivative financial assets with fixed or determinable payments and fixed maturities are classified as held-to-maturity when the Company has the positive intention and ability to hold it to maturity. After initial measurement, held-to maturity investments are measured at amortized cost using the effective interest method, less impairment. The Company did not have any held-to-maturity financial asset as of December 31, 2013 and 2012.
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BUANA FINANCE Tbk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2013 dan
untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah)
PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
As of December 31, 2013 and For the Year Then ended (Expressed in Rupiah)
20
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG PENTING (lanjutan)
2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued)
e. Instrumen Keuangan (lanjutan) e. Financial Instruments (continued)
ii. Liabilitas Keuangan ii. Financial Liabilities
Pengakuan awal Initial recognition
Liabilitas keuangan dalam ruang lingkup PSAK No. 55 (Revisi 2011) diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba atau rugi dan liabilitas keuangan lainnya yang dicatat berdasarkan biaya perolehan diamortisasi.
Financial liabilities within the scope of the SFAS No. 55 (Revised 2011) are classified as financial liabilities at fair value through profit or loss and other financial liabilities measured at amortized cost.
Perusahaan menentukan klasifikasi liabilitas keuangan pada saat pengakuan awal.
The Company determines the classification of their financial liabilities at initial recognition.
Saat pengakuan awal, liabilitas keuangan diukur pada nilai wajar dan, dalam hal utang dan pinjaman, termasuk biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung.
Financial liabilities are recognized initially at fair value and, in the case of loans and borrowings, inclusive of directly attributable transaction costs.
Liabilitas keuangan Perusahaan mencakup utang kepada lembaga keuangan dan bank, utang dividen, utang lain-lain, uang muka lain-lain dan beban akrual, yang diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan yang dicatat berdasarkan biaya perolehan yang diamortisasi dan kontrak pertukaran mata uang dan tingkat bunga yang diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi.
The Company’s financial liabilities include loans from financial institutions and banks, dividends payable, other payables, other advances and accrued expenses, which are classified as financial liabilities measured at amortized cost and currency and interest rate swap contracts classified as financial liabilities at fair value through profit or loss.
Pengukuran setelah pengakuan awal Subsequent measurement
Pengukuran liabilitas keuangan bergantung pada klasifikasi sebagai berikut:
The measurement of financial liabilities depends on their classification as follows:
• Liabilitas keuangan yang diukur pada
nilai wajar melalui laba atau rugi • Financial liabilities at fair value through
profit or loss
Liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba atau rugi mencakup liabilitas keuangan yang diklasifikasikan dalam kelompok diperdagangkan dan liabilitas keuangan yang pada saat pengakuan awalnya, telah ditetapkan, diukur pada nilai wajar melalui laba atau rugi.
Financial liabilities at fair value through profit or loss include financial liabilities held for trading and financial liabilities designated upon initial recognition at fair value through profit or loss.
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BUANA FINANCE Tbk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2013 dan
untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah)
PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
As of December 31, 2013 and For the Year Then ended (Expressed in Rupiah)
21
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG PENTING (lanjutan)
2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued)
e. Instrumen Keuangan (lanjutan) e. Financial Instruments (continued)
ii. Liabilitas Keuangan (lanjutan) ii. Financial Liabilities (continued)
Pengukuran setelah pengakuan awal (lanjutan)
Subsequent measurement (continued)
Pengukuran liabilitas keuangan bergantung pada klasifikasi sebagai berikut: (lanjutan)
The measurement of financial liabilities depends on their classification as follows: (continued)
• Liabilitas keuangan yang diukur pada
nilai wajar melalui laba atau rugi (lanjutan)
• Financial liabilities at fair value through profit or loss (continued)
Liabilitas keuangan diklasifikasikan dalam kelompok diperdagangkan jika diperoleh atau dimiliki untuk tujuan dijual dalam waktu dekat. Liabilitas derivatif juga diklasifikasikan dalam kelompok diperdagangkan kecuali derivatif yang ditetapkan sebagai instrumen lindung nilai yang efektif.
Financial liabilities are classified as held for trading if they are incurred for the purpose of selling in the near term. Derivative liabilities are also classified as held for trading unless they are designated as effective hedging instruments.
Laba atau rugi atas liabilitas dalam kelompok diperdagangkan harus diakui dalam laporan laba rugi komprehensif.
Gains or losses on liabilities held for trading are recognized in the statements of comprehensive income.
• Liabilitas keuangan lainnya yang dicatat
berdasarkan biaya perolehan diamortisasi
• Other Financial liabilities measured at amortized cost
Setelah pengakuan awal, liabilitas keuangan yang dikenakan bunga diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif.
After initial recognition, interest-bearing financial liabilities are subsequently measured at amortized cost using the effective interest rate method.
Laba atau rugi harus diakui dalam laporan laba rugi komprehensif ketika liabilitas tersebut dihentikan pengakuannya serta melalui proses amortisasinya.
Gains and losses are recognized in the statements of comprehensive income when the liabilities are derecognized as well as through the amortization process.
iii. Saling hapus instrumen keuangan iii. Offsetting of financial instruments
Aset keuangan dan liabilitas keuangan saling hapus dan nilai netonya disajikan dalam laporan posisi keuangan jika, dan hanya jika, terdapat hak yang berkekuatan hukum untuk melakukan saling hapus atas jumlah yang telah diakui dari aset keuangan dan liabilitas keuangan tersebut dan terdapat intensi untuk menyelesaikan dengan menggunakan dasar neto, atau untuk merealisasikan aset dan menyelesaikan liabilitasnya secara bersamaan.
Financial assets and financial liabilities are offset and the net amount reported in the statements of financial position if, and only if, there is a currently enforceable legal right to offset the recognized amounts and there is an intention to settle on a net basis, or to realize the assets and settle the liabilities simultaneously.
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BUANA FINANCE Tbk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2013 dan
untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah)
PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
As of December 31, 2013 and For the Year Then ended (Expressed in Rupiah)
22
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI POKOK (lanjutan)
2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued)
e. Instrumen Keuangan (lanjutan) e. Financial Instruments (continued)
iii. Saling hapus instrumen keuangan
(lanjutan) iii. Offsetting of financial instruments
(continued)
Pendapatan dan beban disajikan dalam jumlah neto hanya jika diperkenankan oleh standar akuntansi.
Income and expenses are presented on a net basis only when permitted by accounting standards.
iv. Nilai wajar instrumen keuangan iv. Fair value of financial instruments
Nilai wajar instrumen keuangan yang secara aktif diperdagangkan di pasar keuangan ditentukan dengan mengacu pada kuotasi harga pasar yang berlaku pada penutupan pasar pada akhir tahun pelaporan.
The fair value of financial instruments that are actively traded in organized financial markets is determined by reference to quoted market bid prices at the close of business at the end of the reporting year.
Untuk instrumen keuangan yang tidak diperdagangkan di pasar aktif, nilai wajar ditentukan dengan menggunakan teknik penilaian.
For financial instruments where there is no active market, fair value is determined using valuation techniques.
Teknik penilaian tersebut meliputi penggunaan transaksi pasar terkini yang dilakukan secara wajar (arm’s length market transactions), referensi atas nilai wajar terkini dari instrumen lain yang secara substantial sama, analisis arus kas yang didiskonto, atau model penilaian lainnya.
Such techniques may include using recent arm’s length market transaction, reference to the current fair value of another instrument that is substantially the same, discounted cash flow analysis, or other valuation models.
v. Biaya perolehan yang diamortisasi dari
instrumen keuangan v. Amortized cost of financial
instruments
Biaya perolehan yang diamortisasi diukur dengan menggunakan metode suku bunga efektif dikurangi cadangan penurunan nilai dan pembayaran pokok. Perhitungan ini mencakup seluruh premi atau diskonto pada saat akuisisi dan mencakup biaya transaksi serta komisi yang merupakan bagian tak terpisahkan dari suku bunga efektif.
Amortized cost is computed using the effective interest rate method less any allowance for impairment losses and principal repayment. The calculation takes into account any premium or discount on acquisition and includes transaction costs and fees that are an integral part of the effective interest rate.
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BUANA FINANCE Tbk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2013 dan
untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah)
PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
As of December 31, 2013 and For the Year Then ended (Expressed in Rupiah)
23
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI POKOK (lanjutan)
2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued)
e. Instrumen Keuangan (lanjutan) e. Financial Instruments (continued)
vi. Penurunan nilai aset keuangan vi. Impairment of financial assets
Pada setiap tanggal laporan posisi keuangan, Perusahaan mengevaluasi apakah terdapat bukti yang objektif bahwa aset keuangan atau kelompok aset keuangan mengalami penurunan nilai.
The Company assesses at each statement of financial position dates whether there is any objective evidence that a financial asset or a group of financial assets is impaired.
• Aset keuangan dicatat sebesar biaya
perolehan yang diamortisasi • Financial assets carried at amortized
cost
Untuk aset keuangan yang dicatat pada biaya perolehan diamortisasi, Perusahaan terlebih dahulu menentukan bahwa terdapat bukti objektif mengenai penurunan nilai secara individual atas aset keuangan yang signifikan secara individual, atau secara kolektif untuk aset keuangan yang tidak signifikan secara individual.
For financial assets carried at amortized cost, the Company first assesses whether objective evidence of impairment exists individually for financial assets that are individually significant, or collectively for financial assets that are not individually significant.
Jika Perusahaan menentukan tidak terdapat bukti objektif mengenai penurunan nilai atas aset keuangan yang dinilai secara individual, terlepas aset keuangan tersebut signifikan atau tidak, maka aset tersebut dimasukkan ke dalam kelompok aset keuangan yang memiliki karakteristik risiko kredit yang sejenis dan menilai penurunan nilai kelompok tersebut secara kolektif.
If the Company determines that no objective evidence of impairment exists for an individually assessed financial asset, whether significant or not, the asset is included in a group of financial assets with similar credit risk characteristics and collectively assessed for impairment.
Kesulitan keuangan yang dialami debitur, kemungkinan debitur akan bangkrut, atau kegagalan atau penundaan pembayaran angsuran dapat dipertimbangkan sebagai indikasi adanya penurunan nilai atas aset keuangan tersebut.
Significant financial difficulties of the debtors, probability that the debtors will enter bankruptcy and default or delinquency in payments are considered as indicators that the financial assets are impaired.
Aset yang penurunan nilainya dinilai secara individual dan untuk itu kerugian penurunan nilai diakui atau tetap diakui, tidak termasuk dalam penilaian penurunan nilai secara kolektif. Perusahaan menetapkan aset keuangan yang harus dievaluasi penurunan nilainya secara individual jika telah menunggak lebih dari 90 hari.
Assets that are individually assessed for impairment and for which an impairment loss is, or continues to be, recognized are not included in a collective assessment of impairment. The Company determines financial assets to be evaluated for impairment through individual evaluation if it has been overdue more than 90 days.
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BUANA FINANCE Tbk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2013 dan
untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah)
PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
As of December 31, 2013 and For the Year Then ended (Expressed in Rupiah)
24
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI POKOK (lanjutan)
2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued)
e. Instrumen Keuangan (lanjutan) e. Financial Instruments (continued)
vi. Penurunan nilai aset keuangan
(lanjutan) vi. Impairment of financial assets
(continued)
• Aset keuangan dicatat sebesar biaya perolehan yang diamortisasi (lanjutan)
• Financial assets carried at amortized cost (continued)
Jika terdapat bukti objektif bahwa kerugian penurunan nilai telah terjadi, jumlah kerugian tersebut diukur sebagai selisih antara nilai tercatat aset dengan nilai kini estimasi arus kas masa datang (tidak termasuk kerugian kredit di masa mendatang yang belum terjadi). Nilai kini estimasi arus kas masa datang didiskonto dengan menggunakan suku bunga efektif awal dari aset keuangan tersebut. Jika aset keuangan yang dicatat pada biaya perolehan yang diamortisasi memiliki suku bunga variabel, maka tingkat diskonto yang digunakan untuk mengukur setiap kerugian penurunan nilai adalah suku bunga efektif yang berlaku.
If there is objective evidence that an impairment loss has occurred, the amount of the loss is measured as the difference between the asset’s carrying amount and the present value of estimated future cash flows (excluding future expected credit losses that have not yet been incurred). The present value of the estimated future cash flows is discounted at the financial asset’s original effective interest rate. If a financial assets measured at amortized cost has a variable interest rate, the discount rate for measuring impairment loss is the current effective interest rate.
Nilai tercatat atas aset keuangan dikurangi melalui penggunaan pos cadangan penurunan nilai dan jumlah kerugian yang terjadi diakui dalam laporan laba rugi komprehensif. Pendapatan bunga selanjutnya diakui sebesar nilai tercatat yang diturunkan nilainya berdasarkan tingkat suku bunga efektif awal dari aset keuangan. Aset keuangan beserta dengan cadangan terkait dihapuskan jika tidak terdapat kemungkinan yang realistis atas pemulihan di masa mendatang dan seluruh agunan telah terealisasi atau dialihkan kepada Perusahaan.
The carrying amount of the financial asset is reduced through the use of an allowance for impairment account and the amount of the loss is recognized in the statements of comprehensive income. Interest income continues to be accrued on the reduced carrying amount based on the original effective interest rate of the financial asset. Financial assets, together with the associated allowance, are written-off when there is no realistic prospect of future recovery and all collateral has been realized or has been transferred to the Company.
Jika, pada tahun berikutnya, nilai estimasi kerugian penurunan nilai aset keuangan bertambah atau berkurang karena peristiwa yang terjadi setelah penurunan nilai diakui, maka kerugian penurunan nilai yang diakui sebelumnya bertambah atau berkurang dengan menyesuaikan pos cadangan penurunan nilai. Jika di masa mendatang penghapusan tersebut dapat dipulihkan, jumlah pemulihan tersebut diakui dalam laporan laba rugi komprehensif.
If, in a subsequent year, the amount of the estimated impairment loss increases or decreases because of an event occurring after the impairment was recognized, the previously recognized impairment loss is increased or reduced by adjusting the allowance for impairment account. If a future write-off is later recovered, the recovery is recognized in the statements of comprehensive income.
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BUANA FINANCE Tbk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2013 dan
untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah)
PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
As of December 31, 2013 and For the Year Then ended (Expressed in Rupiah)
25
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI POKOK (lanjutan)
2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued)
e. Instrumen Keuangan (lanjutan) e. Financial Instruments (continued)
vi. Penurunan nilai aset keuangan
(lanjutan) vi. Impairment of financial assets
(continued)
• Aset keuangan dicatat sebesar biaya perolehan yang diamortisasi (lanjutan)
• Financial assets carried at amortized cost (continued)
Untuk tujuan evaluasi penurunan nilai secara kolektif, aset keuangan dikelompokkan berdasarkan kesamaan karakteristik risiko kredit. Karakteristik yang dipilih adalah relevan dengan estimasi arus kas masa datang dari kelompok aset tersebut yang mengindikasikan kemampuan debitur untuk membayar seluruh utang yang jatuh tempo sesuai persyaratan kontrak dari aset yang dievaluasi.
For the evaluation purpose of collective impairment, financial assets are classified based on the similarity on their credit risk characteristics. The characteristics chosen are those which are relevant to the estimated future cash flows from related asset classes which indicate the debtors’ repayment ability to pay all the debts according to the term of the evaluated assets.
Arus kas masa datang dari kelompok aset keuangan yang penurunan nilainya dievaluasi secara kolektif, diestimasi berdasarkan arus kas kontraktual atas aset-aset di dalam kelompok tersebut dan kerugian historis yang pernah dialami atas aset-aset yang memiliki karakteristik risiko kredit yang serupa dengan karakteristik risiko kredit kelompok tersebut. Kerugian historis yang pernah dialami kemudian disesuaikan berdasarkan data terkini yang dapat diobservasi untuk mencerminkan kondisi saat ini yang tidak berpengaruh pada tahun terjadinya kerugian historis tersebut, dan untuk menghilangkan pengaruh kondisi yang ada pada tahun-tahun historis namun sudah tidak ada lagi saat ini.
Future cash flows from a group of financial assets that uses collective impairment is estimated based on contractual cash flows over the assets in the related group and historical loss over assets that have similar credit risk characteristics with the related group. The historical losses will then be adjusted with the most recent data that could be observed to reflect the current conditions that have no relation with the historical losses, and to eliminate the impact from the historical years but no longer exists today.
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BUANA FINANCE Tbk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2013 dan
untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah)
PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
As of December 31, 2013 and For the Year Then ended (Expressed in Rupiah)
26
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI POKOK (lanjutan)
2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued)
e. Instrumen Keuangan (lanjutan) e. Financial Instruments (continued)
vii. Penghentian pengakuan aset dan
liabilitas keuangan vii. Derecognition of financial assets and
liabilities
Aset keuangan Financial assets
Penghentian pengakuan atas suatu aset keuangan (atau, apabila dapat diterapkan untuk bagian dari aset keuangan atau bagian dari kelompok aset keuangan sejenis) terjadi bila: (1) hak kontraktual atas arus kas yang berasal dari aset keuangan tersebut berakhir; atau (2) Perusahaan memindahkan hak untuk menerima arus kas yang berasal dari aset keuangan tersebut atau menanggung liabilitas untuk membayar arus kas yang diterima tersebut tanpa penundaan yang signifikan kepada pihak ketiga melalui suatu kesepakatan penyerahan dan salah satu diantara (a) Perusahaan secara substansial memindahkan seluruh risiko dan manfaat atas kepemilikan aset keuangan tersebut, atau (b) Perusahaan secara substansial tidak memindahkan dan tidak memiliki seluruh risiko dan manfaat atas kepemilikan aset keuangan tersebut, namun telah memindahkan pengendalian atas aset tersebut.
A financial asset (or where applicable, a part of a financial asset or part of a group of similar financial assets) is derecognized when: (1) the rights to receive cash flows from the asset have expired; or (2) the Company has transferred its rights to receive cash flows from the asset or has assumed an obligation to pay the cash flows received in full without material delay to a third party under a “pass-through” arrangement; and either (a) the Company has transferred substantially all the risks and rewards of the asset, or (b) the Company has neither transferred nor retained substantially all the risks and rewards of the asset, but has transferred control of the asset.
Penghentian pengakuan piutang pembiayaan, piutang pembiayaan konsumen dan tagihan anjak piutang yang mengalami penurunan nilai, akan dilakukan ketika piutang telah dihapusbukukan. Piutang ragu-ragu akan dihapusbukukan setelah menunggak lebih dari 360 hari atau pada saat piutang tersebut diputuskan tidak dapat tertagih. Penghapusbukuan piutang ragu-ragu ini bukan merupakan hapus tagih, sehingga upaya penagihan tetap dilakukan.
Finance leases, consumer financing and factoring receivables are derecognized when these receivables are collected have been written-off. Doubtful accounts are written-off when they have been overdue for more than 360 days or determined to be uncollectible. The write-offs of doubtful accounts do not eliminate the right to collect and hence are still to be pursued for collection continuously.
Liabilitas keuangan Financial liabilities
Liabilitas keuangan dihentikan pengakuannya ketika liabilitas yang ditetapkan dalam kontrak dihentikan atau dibatalkan atau kadaluwarsa.
A financial liability is derecognized when the obligation under the liability is discharged or cancelled or has expired.
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BUANA FINANCE Tbk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2013 dan
untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah)
PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
As of December 31, 2013 and For the Year Then ended (Expressed in Rupiah)
27
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI POKOK (lanjutan)
2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued)
e. Instrumen Keuangan (lanjutan) e. Financial Instruments (continued)
vii. Penghentian pengakuan aset dan
liabilitas keuangan (lanjutan) vii. Derecognition of financial assets and
liabilities (continued)
Liabilitas keuangan (lanjutan) Financial liabilities (continued)
Ketika liabilitas keuangan awal digantikan dengan liabilitas keuangan lain dari pemberi pinjaman yang sama dengan ketentuan yang berbeda secara substansial, atau modifikasi secara substansial atas liabilitas keuangan yang saat ini ada, maka pertukaran atau modifikasi tersebut dicatat sebagai penghapusan liabilitas keuangan awal dan pengakuan liabilitas keuangan baru dan selisih antara nilai tercatat liabilitas keuangan tersebut diakui dalam laporan laba rugi komprehensif.
When an existing financial liability is replaced by another from the same lender on substantially different terms, or the terms of an existing liability are substantially modified, such an exchange or modification is treated as a derecognition of the original liability and the recognition of a new liability, and the difference in the respective carrying amounts is recognized in the statements of comprehensive income.
f. Kas dan setara kas f. Cash and cash equivalents
Kas dan setara kas terdiri dari kas, bank dan
deposito berjangka yang tidak dibatasi penggunaannya yang jatuh tempo dalam waktu tiga bulan atau kurang sejak tanggal penempatannya dan yang tidak dijaminkan.
Cash on hand and in banks and all unrestricted time deposit with maturities of three months or less from the date of placement and not pledged as collateral to loans are considered as cash and cash equivalents.
Kas dan setara kas dicatat sebesar nilai nominalnya.
Cash and cash equivalents are carried at nominal value.
g. Surat-surat berharga g. Marketable securities
Surat-surat berharga pada awalnya disajikan
sebesar nilai wajar ditambah biaya transaksi dan setelah pengakuan awal dicatat sesuai dengan klasifikasi masing-masing.
Securities are initially measured at fair value plus transaction costs and subsequently accounted for depending on their classification.
Penilaian surat-surat berharga didasarkan atas
klasifikasinya sebagai berikut: The value of securities is stated based on the
classification of the securities as follows:
(1) Surat berharga untuk diperdagangkan dilaporkan sebesar nilai wajar. Laba/rugi yang belum direalisasi akibat kenaikan/penurunan nilai wajar diakui dalam laporan laba rugi komprehensif tahun berjalan.
(1) Securities held for trading purposes are reported at fair value. Unrealized gains/losses resulting from the increase/decrease in fair value are recognized in the current year statement of comprehensive income.
(2) Surat-surat berharga yang dimiliki hingga
jatuh tempo dicatat pada biaya perolehan yang diamortisasi menggunakan metode suku bunga efektif.
(2) Held-to-maturity marketable securities are carried at amortized cost using the effective interest method.
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BUANA FINANCE Tbk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2013 dan
untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah)
PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
As of December 31, 2013 and For the Year Then ended (Expressed in Rupiah)
28
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI POKOK (lanjutan)
2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued)
g. Surat-surat berharga (lanjutan) g. Marketable securities (continued)
Penilaian surat-surat berharga didasarkan atas
klasifikasinya sebagai berikut: (lanjutan) The value of securities is stated based on the
classification of the securities as follows: (continued)
(3) Surat-surat berharga yang tersedia untuk
dijual dinyatakan pada nilai wajar. Pendapatan bunga diakui dalam laporan laba rugi komprehensif menggunakan metode suku bunga efektif. Laba atau rugi selisih kurs atas surat-surat berharga yang tersedia untuk dijual diakui pada laporan laba rugi komprehensif. Perubahan nilai wajar lainnya diakui secara langsung dalam ekuitas sampai dengan surat berharga tersebut dijual atau mengalami penurunan nilai, dimana keuntungan dan kerugian kumulatif yang sebelumnya diakui dalam ekuitas harus diakui pada laporan laba rugi komprehensif.
(3) Available-for-sale marketable securities are carried at fair value. Interest income is recognized in the statements of comprehensive income using the effective interest method. Foreign exchange gains or losses on available-for-sale marketable securities are recognized in the statements of comprehensive income. Fair value changes are recognized directly in equity until the marketable securities is sold or impaired, where upon the cumulative gains and losses previously recognized in equity are recognized in the statements of comprehensive income.
h. Akuntansi sewa h. Accounting for leases
Perusahaan menerapkan PSAK No. 30 (Revisi
2011), “Sewa”. PSAK revisi ini mengatur kebijakan akuntansi dan pengungkapan yang sesuai, baik bagi lessee maupun lessor terkait dengan sewa, yang berlaku untuk perjanjian yang mengalihkan hak untuk menggunakan aset meskipun penyediaan jasa substansial oleh lessor tetap diperlukan dalam mengoperasikan atau memelihara aset tersebut. Menurut PSAK revisi ini, sewa yang mengalihkan secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset, diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan.
The Company adopted SFAS No. 30 (Revised 2011), ”Leases”. The revised SFAS prescribes, for lessees and lessors, the appropriate accounting policies and disclosures in relation to leases, which apply to agreements that transfer the right to use the assets even though provision of substantial services by the lessor may still be called for in connection with the operation or maintenance of such assets. Under this revised SFAS, leases that transfer substantially to the lessee all the risks and rewards incidental to ownership of the leased item are classified as finance leases.
Selanjutnya, suatu sewa diklasifikasikan
sebagai sewa operasi, jika sewa tidak mengalihkan secara substantial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset.
Moreover, leases which do not transfer substantially all the risks and rewards incidental to ownership of the leased item are classified as operating leases.
Penyewa pembiayaan memiliki hak opsi untuk
membeli aset yang disewa-pembiayaankan pada akhir masa sewa pembiayaan dengan harga yang telah disetujui bersama pada saat dimulainya perjanjian sewa pembiayaan.
The lessee has the option to purchase the leased asset at the end of the lease period at a price mutually agreed upon at the commencement of the agreement.
Penyelesaian kontrak sebelum masa sewa
pembiayaan berakhir diperlakukan sebagai pembatalan kontrak sewa dan laba atau rugi yang timbul diakui dalam laporan laba rugi komprehensif tahun berjalan.
Early termination is treated as a cancellation of an existing contract and the resulting gain or loss is credited or charged to the current year statement of comprehensive income.
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BUANA FINANCE Tbk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2013 dan
untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah)
PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
As of December 31, 2013 and For the Year Then ended (Expressed in Rupiah)
29
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI POKOK (lanjutan)
2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued)
h. Akuntansi sewa (lanjutan) h. Accounting for leases (continued)
Berdasarkan PSAK No. 30 (Revisi 2011),
dalam sewa pembiayaan, Perusahaan, sebagai lessor, mengakui aset berupa piutang sewa pembiayaan di laporan posisi keuangan sebesar jumlah yang sama dengan investasi sewa neto. Penerimaan piutang sewa diperlakukan sebagai pembayaran pokok dan penghasilan pembiayaan. Pengakuan penghasilan pembiayaan didasarkan pada suatu pola yang mencerminkan suatu tingkat pengembalian periodik yang konstan atas investasi neto Perusahaan dalam sewa pembiayaan.
Based on SFAS No. 30 (Revised 2011), under a finance lease, the Company, as a lessor, recognises assets held under a finance lease in its statements of financial position and present them as a receivable at an amount equal to the net investment in the lease. Lease payment receivable is treated as repayment of principal and finance income. The recognition of finance income is based on a pattern reflecting a constant periodic rate of return on the Company’s net investment in the finance lease.
Dalam sewa menyewa operasi, Perusahaan sebagai lessor mengakui aset untuk sewa operasi di laporan posisi keuangan sesuai sifat aset tersebut. Biaya langsung awal sehubungan proses negosiasi sewa operasi ditambahkan ke jumlah tercatat dari aset sewaan dan diakui sebagai beban selama masa sewa dengan dasar yang sama dengan pendapatan sewa.
Under an operating lease, the Company as a lessor presents assets subject to operating leases in its statements of financial position according to the nature of the asset. Initial direct costs incurred in negotiating an operating lease are added to the carrying amount of the leased asset and recognized over the lease term on the same basis as rental income.
Rental kontinjen, apabila ada, diakui sebagai pendapatan pada tahun-tahun terjadinya. Pendapatan sewa operasi diakui sebagai pendapatan atas metode garis lurus selama masa sewa. Apabila angsuran piutang sewa pembiayaan telah melampaui waktu jatuh tempo 90 hari, maka pendapatan tidak diakui sampai diterimanya pembayaran.
Contingent rent, if any, are recognized as revenue in the years in which they are earned. Operating leases income is recognized as income on a straight-line method over the lease term. In any event the installment of finance lease receivables are overdue for 90 days, no income is recognized until such payments are received.
Pendapatan sewa pembiayaan yang belum
diakui, diakui sebagai pendapatan sesuai dengan jangka waktu kontrak sewa pembiayaan berdasarkan tingkat suku bunga efektif dari piutang sewa pembiayaan.
Unearned income on finance lease is recognized as income over the term of the respective agreement using the effective interest rate method.
Dalam sewa operasi, Perusahaan sebagai
lessee, Perusahaan mengakui pembayaran sewa sebagai beban dengan dasar garis lurus (straight-line method) selama masa sewa.
Under an operating lease, the Company, as a lessee, recognises lease payments as an expense on a straight-line method over the lease term.
i. Akuntansi pembiayaan konsumen i. Accounting for consumer financing
Piutang pembiayaan konsumen merupakan
jumlah piutang setelah dikurangi dengan pendapatan pembiayaan konsumen yang belum diakui dan cadangan kerugian penurunan nilai.
Consumer financing receivables are presented net of amounts of receivables after deducting unearned consumer financing income and allowance for impairment losses.
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BUANA FINANCE Tbk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2013 dan
untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah)
PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
As of December 31, 2013 and For the Year Then ended (Expressed in Rupiah)
30
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI POKOK (lanjutan)
2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued)
i. Akuntansi pembiayaan konsumen
(lanjutan) i. Accounting for consumer financing
(continued)
Pendapatan pembiayaan konsumen yang ditangguhkan merupakan selisih jumlah angsuran yang akan diterima dan pokok pembiayaan. Pendapatan yang ditangguhkan diakui dan dicatat sebagai pendapatan berdasarkan proporsi waktu menggunakan tingkat bunga efektif selama periode kontrak. Apabila angsuran piutang konsumen telah melampaui waktu jatuh tempo 90 hari, maka pendapatan tidak diakui sampai diterimanya pembayaran.
Unearned consumer financing income represents the difference between the total installments to be received and the principal amount financed. Unearned income is amortized and recognized as income over the terms of consumer financing agreements using the effective interest rates of the financing agreements. In the event the installment of consumer receivables are overdue for 90 days, no income is recognized until such payments are received.
Selisih neto antara pendapatan yang diperoleh dari konsumen pada saat pertama kali perjanjian pembiayaan konsumen ditandatangani dan beban-beban yang timbul pertama kali yang terkait langsung dengan kredit pembiayaan konsumen ditangguhkan dan diakui sebagai penyesuaian atas imbal hasil pembiayaan konsumen dengan menggunakan tingkat suku bunga efektif selama jangka waktu pembiayaan konsumen dan disajikan sebagai bagian dari “Pendapatan pembiayaan konsumen” pada laporan laba rugi komprehensif tahun berjalan.
The net difference between income earned from the consumer at the first time the financing agreement is signed and initial direct costs related to consumer financing facility is deferred and recognized as an adjustment to the yield received using effective interest rate throughout the consumer financing period and presented as a part of “Consumer financing income” in the statements of comprehensive income for the current year.
j. Akuntansi tagihan anjak piutang j. Accounting for factoring receivables
Anjak piutang with recourse dan without
recourse diakui sebagai tagihan anjak piutang sebesar nilai piutang yang diperoleh dan dinyatakan sebesar nilai neto yang dapat direalisasi, setelah dikurangi pendapatan anjak piutang ditangguhkan. Selisih antara tagihan anjak piutang with recourse dengan jumlah pembayaran ke klien diakui sebagai pendapatan anjak piutang ditangguhkan, yang akan diakui sebagai pendapatan anjak piutang berdasarkan proporsi waktu selama periode kontrak menggunakan tingkat suku bunga efektif. Selisih antara tagihan anjak piutang without recouse dengan jumlah pembayaran kepada klien diakui sebagai pendapatan anjak piutang pada saat transaksi anjak piutang.
Factoring receivables with recourse and without recourse are recognized as a factoring receivable at the amount of receivables acquired and are presented at the net realizable value, net of deferred income. The difference between the factoring receivables with recourse and the amount of payments made to the client is recognized as deferred factoring income and will be recognized as factoring income over the terms of the respective factoring agreements using the effective interest rates. The difference between the factoring receivables without recourse and the amount of payments made to the client is recognized as factoring income at the time of the factoring transaction.
Apabila tagihan anjak piutang with dan without
recourse telah melampaui waktu jatuh tempo 90 hari, maka pendapatan tidak diakui sampai diterimanya pembayaran.
In the event factoring receivables with and without recourse are overdue by 90 days, no factoring income is recognized until such payments are received.
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BUANA FINANCE Tbk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2013 dan
untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah)
PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
As of December 31, 2013 and For the Year Then ended (Expressed in Rupiah)
31
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI POKOK (lanjutan)
2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued)
k. Cadangan kerugian penurunan nilai k. Allowance for impairment losses
Perusahaan mengevaluasi apakah terdapat
bukti yang objektif bahwa aset keuangan mengalami penurunan nilai sesuai dengan PSAK No. 55 (Revisi 2011) seperti dijelaskan pada Catatan 2e, yang dilakukan secara individual maupun kolektif.
The Company assesses whether there is any objective evidence that a financial asset is impaired according to SFAS No. 55 (Revised 2011) as explained in Note 2e, which is assessed individually and collectively.
l. Instrumen keuangan derivatif l. Derivative financial instrument
Instrumen derivatif diakui pertama-tama pada
nilai wajar pada saat kontrak tersebut dilakukan, dan selanjutnya diukur pada nilai wajarnya. Derivatif dicatat sebagai aset apabila memiliki nilai wajar positif dan sebagai liabilitas apabila memiliki nilai wajar negatif.
Derivative instruments are initially recognized at fair value on the date the contracts are entered into and are subsequently remeasured at their fair values. Derivatives are carried as assets when the fair value is positive and as liabilities when the fair value is negative.
Metode pengakuan keuntungan atau kerugian
dari perubahan nilai wajar tergantung pada apakah derivatif tersebut adalah instrumen lindung nilai, dan sifat dari unsur yang dilindungi nilainya.
The method of recognizing the fair value gain or loss depends on whether the derivative is designated as a hedging instrument and, if so, the nature of the item being hedged.
Perusahaan menggunakan instrumen
keuangan derivatif, cross currency dan interest rate swap, sebagai bagian dari aktivitas manajemen aset dan liabilitas untuk melindungi dampak risiko tingkat suku bunga dan risiko mata uang asing atas pinjaman perusahaan. Perusahaan menerapkan akuntansi lindung nilai arus kas pada saat transaksi tersebut memenuhi kriteria perlakuan akuntansi lindung nilai.
The Company uses derivative instruments, cross currency and interest rate swap as part of its asset and liability management activities to manage exposures to interest rate and foreign currency on the Company’s bank loan. The Company applies cash flow hedge accounting when transactions meet the specified criteria for hedge accounting treatment.
Pada saat terjadinya transaksi, Perusahaan
membuat dokumentasi mengenai hubungan antara instrumen lindung nilai dan unsur yang dilindungi nilainya, juga tujuan manajemen risiko dan strategi yang diterapkan dalam melakukan berbagai macam transaksi lindung nilai. Proses dokumentasi ini menghubungkan derivatif yang ditujukan sebagai lindung nilai dengan aset dan liabilitas tertentu atau dengan komitmen penuh tertentu atau transaksi yang diperkirakan.
The Company documents, at the inception of the transaction, the relationship between hedging instruments and hedged items, as well as its risk management objective and strategy for undertaking various hedge transactions. This process includes linking all derivatives designated as hedges to specific assets and liabilities or to specific firm commitments or forecast transactions.
Pada saat terjadinya transaksi lindung nilai
dan pada periode berikutnya, Perusahaan juga membuat dokumentasi atas penilaian apakah derivatif yang digunakan sebagai transaksi lindung nilai memiliki efektivitas yang tinggi dalam menandingi (offsetting) perubahan nilai wajar atau arus kas dari unsur yang dilindungi nilainya.
The Company also documents its assessment, both at the hedge inception and on an ongoing basis, as to whether the derivatives that are used in hedging transactions are highly effective in offsetting changes in fair values or cash flows of hedged items.
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BUANA FINANCE Tbk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2013 dan
untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah)
PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
As of December 31, 2013 and For the Year Then ended (Expressed in Rupiah)
32
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI POKOK (lanjutan)
2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued)
l. Instrumen keuangan derivatif (lanjutan) l. Derivative financial instrument (continued)
Lindung nilai dinyatakan efektif oleh Perusahaan hanya jika memenuhi kriteria sebagai berikut:
The Company assess a hedge as highly effective only if the following criteria are met:
i) pada saat terjadinya dan sepanjang umur
transaksi lindung nilai memiliki efektivitas yang tinggi dalam menandingi (offsetting) perubahan nilai wajar atau arus kas yang melekat pada risiko-risiko yang dilindungi nilainya dan
i) at inception of the hedge and throughout its life, the hedge is expected to be highly effective in achieving offsetting changes in fair value or cash flows attributable to the hedged risks, and
ii) tingkat efektivitas lindung nilai berkisar
antara 80% sampai dengan 125%. Perusahaan akan menghentikan penerapan akuntansi lindung nilai ketika derivatif tersebut tidak atau tidak lagi efektif; ketika instrumen lindung nilai kadaluwarsa atau dijual, dihentikan atau dibayar; pada saat unsur yang dilindungi tersebut jatuh tempo, dijual atau dibayar kembali; atau ketika transaksi yang diperkirakan akan terjadi tidak lagi diperkirakan akan terjadi.
ii) actual results of the hedge are within a range of 80% to 125%. The Company discontinues hedge accounting when it determines that a derivative is not, or has ceased to be, highly effective as a hedge; when the derivative expires or is sold, terminated or exercised; when the hedged item matures, is sold or repaid; or when a forecast transactions is no longer deemed highly probable.
Bagian yang efektif atas perubahan nilai wajar derivatif yang ditujukan dan memenuhi kualifikasi sebagai lindung nilai arus kas, diakui sebagai “Pendapatan komprehensif lain” pada bagian ekuitas. Keuntungan atau kerugian atas bagian yang tidak efektif diakui langsung sebagai laba atau rugi. Jumlah akumulasi keuntungan atau kerugian dalam ekuitas dibebankan sebagai laba atau rugi komprehensif ketika unsur yang dilindungi nilainya mempengaruhi laba neto. Ketika instrumen lindung nilai kadaluwarsa atau dijual atau ketika suatu lindung nilai tidak lagi memenuhi persyaratan sebagai akuntansi lindung nilai, akumulasi keuntungan maupun kerugian yang ada pada ekuitas saat itu dibebankan sebagai laba atau rugi.
The effective portion of changes in the fair value of derivatives that are designated and qualify as cash flow hedges are recognized in “Other comprehensive income” and reported to equity. The gain or loss relating to the ineffective portion is recognized immediately in profit or loss. Amounts accumulated in equity are recycled to profit or loss in the periods in which the hedged item will affect net profit. When a hedging instrument expires or is sold, or when a hedge no longer meets the criteria for hedge accounting, any cumulative gain or loss existing in equity at that time is charged in profit or loss.
Ketika instrumen lindung nilai kadaluwarsa atau dijual, dihentikan, dilaksanakan, atau tidak lagi memenuhi kriteria akuntansi lindung nilai, keuntungan atau kerugian kumulatif yang ditangguhkan di ekuitas tetap diakui pada “Pendapatan komprehensif lain” dan direklasifikasi ke laporan laba rugi komprehensif ketika item yang dilindungi nilai diakui dalam laporan laba rugi komprehensif.
When the hedging instrument expires or sold, terminated, execised, or no longer qualifies for hedge accounting, the cumulative amount deferred in equity remains in the “Other comprehensive income”, and is subsequently transferred to the statement of comprehensive income when the hedged item is recognized in the statement of comprehensive income.
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BUANA FINANCE Tbk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2013 dan
untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah)
PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
As of December 31, 2013 and For the Year Then ended (Expressed in Rupiah)
33
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI POKOK (lanjutan)
2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued)
m. Biaya dibayar di muka m. Prepaid expenses
Biaya dibayar di muka diamortisasi selama
masa manfaat masing-masing biaya dengan menggunakan metode garis lurus.
Prepaid expenses are amortized over the periods benefited using straight line method.
n. Aset tetap dan aset tidak berwujud n. Fixed assets and intangible assets
Aset tetap Fixed assets
Perusahaan menerapkan PSAK No. 16 (Revisi
2011), “Aset Tetap” dan ISAK No. 25,”Hak Atas Tanah”.
The Company adopted SFAS No. 16 (Revised 2011), ”Fixed Assets” and IFAS No. 25, ” Land Rights”.
PSAK No. 16 (Revisi 2011) mengatur
perlakuan akuntansi aset tetap sehingga pengguna laporan keuangan dapat memahami informasi mengenai investasi entitas dalam aset tetap dan pengakuan aset, penentuan jumlah tercatat dan pembebanan penyusutan dan rugi penurunan nilai.
SFAS No. 16 (Revised 2011) prescribes the accounting treatment for fixed assets, so that users of the financial statements can discern information about an entity’s invesment in its fixed assets and the recognition of the assets, the determination of their carrying amounts and the depreciation charges and impairment losses.
ISAK No. 25 menetapkan bahwa biaya
pengurusan legal hak atas tanah dalam bentuk Hak Guna Usaha (“HGU”), Hak Guna Bangunan (“HGB”) dan Hak Pakai (“HP”) ketika tanah diperoleh pertama kali diakui sebagai bagian dari biaya perolehan tanah pada akun “Aset Tetap” dan tidak diamortisasi. Sementara biaya pengurusan atas perpanjangan atau pembaruan legal hak atas tanah dalam bentuk HGU, HGB dan HP diakui sebagai aset tidak berwujud dan diamortisasi sepanjang mana yang lebih pendek antara umur hukum hak atau umur ekonomis tanah.
IFAS No. 25 prescribes that the legal cost of land rights in the form of Business Usage Rights (“Hak Guna Usaha” or “HGU”), Building Usage Right (Hak Guna Bangunan or “HGB”) and Usage Rights (“Hak Pakai” or “HP”) when the land was acquired initially are recognized as part of the cost of the land under the “Fixed Assets” account and are not amortized. Meanwhile the extension or the legal renewal costs of land rights in the form of HGU, HGB and HP are intangible asset and were amortized over the shorter of the rights' legal life or land's economic life.
Aset tetap dinyatakan sebesar biaya perolehan
dikurangi akumulasi penyusutan dan rugi penurunan nilai. Biaya perolehan termasuk biaya penggantian bagian aset tetap saat biaya tersebut terjadi, jika memenuhi kriteria pengakuan.
Fixed assets are stated at cost less accumulated depreciation and impairment losses. Such cost includes the cost of replacing part of the fixed asets when that cost is incurred, if the recognition criteria are met.
Selanjutnya, pada saat inspeksi yang
signifikan dilakukan, biaya inspeksi itu diakui ke dalam jumlah tercatat (“carrying amount”) aset tetap sebagai suatu penggantian jika memenuhi kriteria pengakuan. Semua biaya pemeliharaan dan perbaikan yang tidak memenuhi kriteria pengakuan diakui dalam laporan laba rugi komprehensif pada saat terjadinya.
Likewise, when a major inspection is performed, its cost is recognized in the carrying amount of the fixed assets as a replacement if the recognition criteria are satisfied. All other repairs and maintenance costs that do not meet the recognition criteria are recognized in statements of comprehensive income as incurred.
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BUANA FINANCE Tbk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2013 dan
untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah)
PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
As of December 31, 2013 and For the Year Then ended (Expressed in Rupiah)
34
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI POKOK (lanjutan)
2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued)
n. Aset tetap dan aset tidak berwujud
(lanjutan) n. Fixed assets and intangible assets
(continued)
Aset tetap (lanjutan) Fixed assets (continued)
Penyusutan dihitung dengan menggunakan metode garis lurus selama umur manfaat aset tetap yang diestimasi sebagai berikut:
Depreciation is calculated using a straight-line method over the estimated useful lives of the assets as follows:
Tahun/Years
Bangunan 20 Buildings
Kendaraan 5 Vehicles
Peralatan dan perlengkapan kantor 5 Furniture, fixtures and office equipment
Tanah dinyatakan sebesar biaya perolehan dan tidak disusutkan.
Land is stated at cost and are not depreciated.
Aset dalam penyelesaian dinyatakan sebesar
harga perolehan dan disajikan sebagai bagian dari aset tetap. Ketika aset dalam penyelesaian siap digunakan, akumulasi biaya perolehan direklasifikasi ke akun aset tetap yang sebenarnya.
Construction in progress are stated at historical cost and presented as part of fixed assets. When the asset is ready for its intented use, the accumulated cost of assets are reclassified to the appropriate fixed asset account.
Jumlah tercatat aset tetap dihentikan pengakuannya pada saat dilepaskan atau saat tidak ada manfaat ekonomis masa depan yang diharapkan dari penggunaan atau pelepasannya. Laba atau rugi yang timbul dari penghentian pengakuan aset (dihitung sebagai perbedaan antara total neto hasil pelepasan dan total tercatat dari aset) dimasukkan dalam laporan laba rugi komprehensif pada tahun aset tersebut dihentikan pengakuannya.
An item of fixed assets is derecognized upon disposal or when no future economic benefits are expected from its use or disposal. Any gain or loss arising on derecognizing of the asset (calculated as the difference between the net disposal proceeds and the carrying amount of the asset) is included in the statements of comprehensive income in the year the asset is derecognized.
Pada setiap akhir tahun buku, nilai residu,
umur manfaat dan metode penyusutan ditelaah, dan jika sesuai dengan keadaan, disesuaikan secara prospektif.
The asset’s residual values, useful lives and methods of depreciation are reviewed, and adjusted prospectively if appropriate, at each financial year end.
Aset tidak berwujud Intangible assets
Aset tidak berwujud berupa perangkat lunak
yang dibeli oleh Perusahaan, sesuai dengan PSAK No. 19 (Revisi 2010): “Aset Tak Berwujud”, dicatat sebesar biaya perolehannya dikurangi akumulasi amortisasi dan akumulasi penurunan nilai.
Intangible assets which consists of software acquired by the Company, according to SFAS No. 19 (Revised 2010), “Intangible Assets”, are stated at cost less accumulated amortization and accumulated impairment losses.
Pengeluaran selanjutnya untuk perangkat
lunak akan dikapitalisasi hanya jika pengeluaran tersebut menambah manfaat ekonomi di masa mendatang untuk aset yang bersangkutan. Semua pengeluaran lainnya dibebankan pada saat terjadinya.
Subsequent expenditure on software assets is capitalized only when it increases the future economic benefits embodied in the specific asset to which it relates. All other expenditures are expensed as incurred.
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BUANA FINANCE Tbk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2013 dan
untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah)
PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
As of December 31, 2013 and For the Year Then ended (Expressed in Rupiah)
35
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG PENTING (lanjutan)
2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued)
n. Aset tetap dan aset tidak berwujud
(lanjutan) n. Fixed assets and intangible assets
(continued)
Aset tidak berwujud (lanjutan) Intangible assets (continued)
Amortisasi diakui dalam laporan laba rugi komprehensif dengan menggunakan metode garis lurus sepanjang estimasi masa manfaatnya, dimulai dari tanggal perangkat lunak tersebut tersedia untuk dipakai. Estimasi masa manfaat perangkat lunak adalah 5 (lima) tahun.
Amortization is recognized in the statements of comprehensive income on a straight-line method over the estimated useful life of software, from the date that it is available for use. The estimated useful life of software is 5 (five) years.
Metode amortisasi, estimasi masa manfaat
dan nilai residual ditelaah pada setiap akhir tahun pelaporan dan disesuaikan jika dianggap tepat.
Amortization methods, useful lives and residual values are reviewed at each financial year-end and adjusted if appropriate.
o. Liabilitas imbalan kerja o. Employee benefits liabilities
Imbalan kerja jangka pendek Short-term employee benefits
Imbalan kerja jangka pendek diakui pada saat
terutang kepada karyawan berdasarkan metode akrual.
Short-term employee benefits are recognized when they accrue to the employees.
Imbalan pasca-kerja Post-employment benefits
Perusahaan menyelenggarakan program dana
pensiun iuran pasti untuk seluruh karyawan tetap yang memenuhi persyaratan. Iuran untuk program ini dihitung berdasarkan gaji pokok karyawan, sebesar 3% yang ditanggung oleh karyawan dan 5% ditanggung oleh Perusahaan. Bagian iuran yang ditanggung oleh Perusahaan dibebankan langsung pada operasi pada saat terjadinya.
The Company has a defined contribution plan covering all of its qualified permanent employees. Contributions are computed based on employees’ basic salaries at the rate of 3% by the employees and at rates 5% by the Company. The Company’s share to such plan is charged directly to operations when incurred.
Program dana pensiun ini dikelola oleh Dana
Pensiun Lembaga Keuangan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (DPLK BNI) dan PT Manulife yang akta pendiriannya telah disahkan oleh Menteri Keuangan Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. KEP-1100/KM.17/1998 tanggal 23 November 1998. Imbalan pensiun akan diberikan apabila karyawan tersebut pensiun, cacat atau meninggal dunia.
The defined contribution plan is managed by Dana Pensiun Lembaga Keuangan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (DPLK BNI), for which the deed of establishment was approved by the Ministry of Finance of the Republic of Indonesia in his Decision Letter No. KEP-1100/KM.17/1998 dated November 23, 1998. Employees, after serving a qualifying period, are entitled to benefits on retirement, disability or death.
Perusahaan memiliki kebijakan untuk
menghitung dan mengakui selisih antara imbalan yang akan diterima karyawan berdasarkan Undang-undang Ketenagakerjaan yang berlaku dengan manfaat yang diperoleh dari program dana pensiun iuran pasti di atas.
The Company’s policy is to calculate and recognize the higher of the benefits under the Labor Law and those under such defined contribution plan.
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BUANA FINANCE Tbk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2013 dan
untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah)
PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
As of December 31, 2013 and For the Year Then ended (Expressed in Rupiah)
36
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG PENTING (lanjutan)
2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued)
o. Liabilitas imbalan kerja (lanjutan) o. Employee benefits liabilities (continued)
Imbalan pasca-kerja (lanjutan) Post-employment benefits (continued)
Sehubungan dengan kebijakan Perusahaan
dan sejalan dengan Undang-undang Ketenagakerjaan No. 13/2003 (UU Tenaga Kerja) tanggal 25 Maret 2003 dan PSAK No. 24 (Revised 2010), “Imbalan Kerja”, Perusahaan melakukan cadangan untuk taksiran liabilitas manfaat karyawan sebesar kekurangan manfaat yang diperoleh dari program dana pensiun iuran pasti, sebagaimana telah dijelaskan di atas, agar memenuhi manfaat minimum yang dipersyaratkan untuk dibayarkan kepada karyawan sesuai dengan UU Tenaga kerja tersebut.
In relation with the Company’s policy and in line with Labor Law No. 13/2003 (the Labor Law) dated March 25, 2003 and SFAS No. 24 (Revised 2010), “Employee Benefits”, the Company recognizes provisions for estimated liabilities for employee benefits in addition to the benefits provided under the Company’s defined contribution retirement plan, as discussed in the previous paragraph, in order to meet and cover the minimum benefits required to be paid to employees in accordance with the aforesaid Labor Law.
Perhitungan imbalan pasca kerja dilakukan
dengan Metode Projected Unit Credit. Akumulasi keuntungan dan kerugian aktuarial neto yang belum diakui yang melebihi 10% dari nilai kini liabilitas imbalan pasti diakui dengan metode garis lurus selama rata-rata sisa masa kerja yang diperkirakan dari para pekerja partisipan program tersebut. Beban jasa lalu dibebankan langsung apabila imbalan tersebut menjadi hak atau vested, dan sebaliknya akan diakui sebagai beban dengan metode garis lurus selama periode rata-rata sampai imbalan tersebut menjadi vested.
The cost of providing post-employment benefits is determined using the Projected Unit Credit Method. The accumulated unrecognized actuarial gains and losses that exceed 10% of the Company’s defined benefit obligations are recognized on a straight-line basis over the expected average remaining working lifes of the participating employees. Past service cost is recognized immediately to the extent that the benefits are already vested, and otherwise is amortized on a straight-line basis over the average period until the benefits become vested.
Pesangon pemutusan hubungan kerja Termination benefits
Pesangon pemutusan hubungan kerja terutang
ketika karyawan dihentikan kontrak kerjanya sebelum usia pensiun normal. Perusahaan mengakui pesangon pemutusan hubungan kerja ketika Perusahaan menunjukkan komitmennya untuk memutuskan hubungan kerja dengan karyawan berdasarkan suatu rencana formal terperinci yang kecil kemungkinannya untuk dibatalkan. Pesangon dibayarkan sekaligus.
Termination benefits are payable whenever an employee’s employment is terminated before the normal retirement date. The Company recognizes termination benefits when it has demonstrably committed to terminate the employment of once terminated current employees according to a detailed formal plan and the possibility to withdraw the plan is low. Termination benefits paid in lump sum.
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BUANA FINANCE Tbk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2013 dan
untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah)
PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
As of December 31, 2013 and For the Year Then ended (Expressed in Rupiah)
37
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG PENTING (lanjutan)
2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued)
p. Pengakuan pendapatan dan biaya p. Revenue and expense recognition
Perusahaan menerapkan PSAK No. 23 (Revisi 2010), “Pendapatan”. PSAK revisi ini mengidentifikasi terpenuhinya kriteria pengakuan pendapatan, sehingga pendapatan dapat diakui, dan mengatur perlakuan akuntansi atas pendapatan yang timbul dari transaksi dan kejadian tertentu, serta memberikan panduan praktis dalam penerapan kriteria mengenai pengakuan pendapatan.
The Company adopted SFAS No. 23 (Revised 2010), “Revenue”. The revised SFAS identifies the circumtances in which the criteria on revenue recognition wil be met and, therefore, revenue may be recognized, and prescribed the accounting treatment of revenue arising from certain types of transactions and events, and also provides practical guidance on the application of the criteria on revenue recognition.
Pengakuan pendapatan yang berasal dari
kegiatan utama Perusahaan telah dijelaskan dalam Catatan 2h, 2i dan 2j. Beban diakui pada saat terjadinya, kecuali beban-beban yang timbul pertama kali yang terkait langsung dengan aset dan liabilitas keuangan seperti dijelaskan pada Catatan 2e.
Revenue recognition from the Company’s main operations is explained in Notes 2h, 2i and 2j. Expenses are recognized when these are incurred, except for initial direct cost relating to the financial assets and liabilities as explained in Note 2e.
Pendapatan dan beban diakui pada saat
terjadinya, menggunakan dasar akrual. Income and expense are recognized as
incurred on an accrual basis.
q. Efek utang yang diterbitkan q. Debt securities issued
Efek utang yang diterbitkan meliputi medium-term notes.
Debt securities issued consist of medium-term notes.
Efek utang yang diterbitkan dicatat sebesar nilai nominal. Biaya emisi sehubungan dengan penerbitan efek utang diakui sebagai diskonto dan dikurangkan langsung dari hasil emisi untuk menentukan hasil emisi neto efek utang yang diterbitkan tersebut.
Debt securities issued are presented at nominal value. Issuance costs in connection with the debt securities issuance are recognized as discounts and directly deducted from the proceeds of debt securities issuance to determine the net proceeds of the debt securities issued.
Efek utang yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif setelah pengakuan awalnya. Diskonto diamortisasi selama jangka waktu efek utang yang diterbitkan tersebut dengan menggunakan metode suku bunga efektif.
Debt securities issued are measured at amortized cost using effective interest method after initial recognition. The discounts are amortized over the period of the debt securities issued using the effective interest method.
r. Pajak penghasilan r. Income tax
Perusahaan menerapkan PSAK No. 46 (Revisi 2010). ”Pajak Penghasilan”. PSAK revisi ini mengatur perlakuan akuntansi untuk pajak penghasilan dalam menghitung konsekuensi pajak kini dan mendatang untuk pemulihan/(penyelesaian) jumlah tercatat aset/(liabilitas) masa depan yang diakui dalam laporan posisi keuangan; dan transaksi dan kejadian dan kejadian lain pada periode kini yang diakui dalam laporan keuangan entitas.
The Company adopted SFAS No. 46 (Revised 2010), “Income Taxes”. The revised SFAS prescribes the accounting treatment for income taxes to account for the current and future tax consequences of the future recovery/(settlement) of the carrying amount of assets/(liabilities) that are recognized in the statements of financial position; and transactions and other events of the current period that are recognized in the financial statements of an entity.
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BUANA FINANCE Tbk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2013 dan
untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah)
PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
As of December 31, 2013 and For the Year Then ended (Expressed in Rupiah)
38
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG PENTING (lanjutan)
2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued)
r. Pajak penghasilan (lanjutan) r. Income tax (continued)
Beban pajak terdiri dari pajak kini dan tangguhan. Pajak diakui dalam laporan laba rugi komprehensif.
The tax expense comprises current and deferred tax. Tax is recognized in the statements of comprehensive income.
Beban pajak kini ditetapkan berdasarkan taksiran laba kena pajak tahun berjalan. Aset dan liabilitas pajak tangguhan diakui atas perbedaan temporer antara aset dan liabilitas untuk tujuan komersial dan untuk tujuan perpajakan pada setiap tanggal pelaporan. Manfaat pajak di masa mendatang, seperti saldo rugi fiskal yang belum digunakan, diakui sejauh besar kemungkinan realisasi atas manfaat pajak tersebut.
Current tax expense is provided based on the estimated taxable income for the year. Deferred tax assets and liabilities are recognized for temporary differences between the financial and the tax bases of assets and liabilities at each reporting date. Future tax benefits, such as carry-forward of unused tax losses, are also recognized to the extent that realization of such benefits is probable.
Manajemen melakukan evaluasi secara periodik atas posisi yang diambil dalam surat pemberitahuan pajak apabila terdapat situasi di mana peraturan perpajakan yang berlaku adalah subjek atas interpretasi. Perusahaan membentuk cadangan, jika dianggap perlu berdasarkan jumlah yang diestimasikan akan dibayarkan ke kantor pajak.
The management periodically evaluates the positions taken in tax returns with respect to situation in which applicable tax regulation is subject to interpretation. It establishes provisions where appropriate on the basis of amounts expected to be paid to the tax authorities.
Pajak penghasilan tangguhan disajikan dengan menggunakan metode laporan perubahan posisi keuangan untuk semua perbedaan temporer yang muncul antara dasar pengenaan pajak atas aset dan liabilitas dengan nilai tercatatnya dalam rangka kebutuhan laporan keuangan pada setiap tanggal pelaporan. Pajak tangguhan dihitung dengan menggunakan tarif pajak yang berlaku atau secara substansial telah berlaku pada tanggal laporan posisi keuangan. Perubahan nilai tercatat aset dan liabilitas pajak tangguhan yang disebabkan oleh perubahan tarif pajak dibebankan pada tahun berjalan, kecuali untuk transaksi-transaksi yang sebelumnya telah langsung dibebankan atau dikreditkan ke ekuitas.
Deferred income tax is determined using the statement of financial position method, for all temporary differences arises between the tax bases of assets and liabilities and their carrying values for financial reporting purposes at each reporting date. Deferred tax is calculated at the tax rates that have been enacted or substantively enacted at statements of financial position date. Changes in the carrying amount of deferred tax assets and liabilities due to a change in tax rates is charged to current year operations, except to the extent that it relates to items previously charged or credited to equity.
Aset pajak tangguhan diakui apabila terdapat
kemungkinan besar bahwa jumlah laba fiskal pada masa datang akan memadai untuk mengkompensasi aset pajak tangguhan yang muncul akibat perbedaan temporer tersebut.
Deferred tax assets are recognized to the extent that it is probable that future taxable profit will be available against which the deferred tax assets arising from temporary differences can be utilized.
Aset pajak tangguhan di laporan posisi
keuangan disajikan sebesar nilai neto setelah dikurangi dengan liabilitas pajak tangguhan.
Deferred tax assets are presented net of deferred tax liabilities in the statements of financial position.
Perubahan terhadap liabilitas perpajakan
diakui pada saat Surat Ketetapan Pajak (“SKP”) diterima atau, jika Perusahaan mengajukan keberatan, pada saat keputusan atas keberatan tersebut telah ditetapkan.
Amendments to tax obligations are recorded when an assessment (“SKP”) is received or, if appealed by the Company, when the result of appeal is determined.
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BUANA FINANCE Tbk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2013 dan
untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah)
PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
As of December 31, 2013 and For the Year Then ended (Expressed in Rupiah)
39
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG PENTING (lanjutan)
2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued)
s. Penurunan nilai aset non-keuangan s. Impairment of non-financial assets
Perusahaan menerapkan secara prospektif
PSAK No. 48 (Revisi 2009), “Penurunan Nilai Aset”.
The Company prospectively adopted SFAS No. 48 (Revised 2009), “Impairment of Assets”.
PSAK No. 48 (Revisi 2009) menetapkan
prosedur-prosedur yang diterapkan entitas agar aset dicatat tidak melebihi jumlah terpulihkannya. Suatu aset dicatat melebihi jumlah terpulihkannya jika jumlah tersebut melebihi jumlah yang akan dipulihkan melalui penggunaan atau pelepasan aset. Pada kasus demikian, aset mengalami penurunan nilai dan pernyataan ini mensyaratkan entitas mengakui rugi penurunan nilai. PSAK yang direvisi ini juga menentukan kapan entitas membalik suatu rugi penurunan nilai dan pengungkapan yang diperlukan.
SFAS No. 48 (Revised 2009) prescribes the procedures to be employed by an entity to ensure that its assets are carried at no more than their recoverable amount. An asset is carried at more than its recoverable amount if its carrying amount exceeds the amount to be recovered through use or disposal of the asset. If this is the case, the asset is described as impaired and the revised SFAS requires the entity to recognize an impairment loss. This revised SFAS also specifies when an entity should reverse an impairment loss and prescribes disclosures.
Penerapan PSAK No. 48 (Revisi 2009) tidak
memberikan pengaruh yang signifikan terhadap pelaporan keuangan.
The adoption of SFAS No. 48 (Revised 2009) has no significant impact on the financial reporting.
Pada setiap akhir tahun pelaporan,
Perusahaan menilai apakah terdapat indikasi suatu aset mengalami penurunan nilai. Jika terdapat indikasi tersebut atau pada saat pengujian penurunan nilai aset diperlukan, maka Perusahaan membuat estimasi atas jumlah terpulihkan aset tersebut.
The Company assesses at each reporting date whether there is an indication that an asset may be impaired. If any such indication exists, or when annual impairment testing for an asset is required, the Company makes an estimate of the asset’s recoverable amount.
t. Segmen usaha t. Business segments
Sebuah segmen operasi adalah suatu
komponen dari perusahaan: An operating segment is a component of
company which:
i. yang terlibat dalam aktivitas bisnis yang memperoleh pendapatan dan menimbulkan beban (termasuk pendapatan dan beban yang terkait dengan transaksi dengan komponen lain dari entitas yang sama);
i. involves with business activities to generate income and expenses (including income and expenses relating to the transactions with other components with the same entity);
ii. hasil operasinya dikaji ulang secara
berkala oleh kepala operasional untuk pembuatan keputusan tentang sumber daya yang dialokasikan pada segmen tersebut dan penilaian kinerjanya; dan,
ii. operation result is observed regularly by chief decision maker to make decisions regarding the allocation of resources and assessment of its performance; and,
iii. tersedia informasi keuangan yang dapat
dipisahkan. iii. separate financial information is available.
Perusahaan menyajikan segmen operasi
berdasarkan informasi yang disiapkan secara internal untuk pengambil keputusan operasional. Pengambil keputusan operasional Perusahaan adalah Direksi.
The Company presents operating segments based on the information that is internally provided to the chief operating decision maker. The Company’s chief operating decision-maker is the Board of Directors.
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BUANA FINANCE Tbk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2013 dan
untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah)
PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
As of December 31, 2013 and For the Year Then ended (Expressed in Rupiah)
40
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG PENTING (lanjutan)
2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued)
t. Segmen usaha (lanjutan) t. Business segments (continued)
Segmen operasi Perusahaan disajikan
berdasarkan segmen usaha dan wilayah geografis (lihat Catatan 37).
The Company discloses the operating segment based on business segments and geographical area (refer to Note 37).
u. Laba per saham dasar u. Basic earnings per share
Perusahaan menerapkan PSAK No. 56 (Revisi
2011), “Laba per Saham”. PSAK revisi ini menetapkan prinsip penentuan dan penyajian laba per saham, sehingga meningkatkan daya banding kinerja antar entitas yang berbeda pada periode pelaporan yang sama, dan antar periode pelaporan berbeda untuk entitas yang sama.
The Company adopted SFAS No. 56 (Revised 2011), “Earnings per Share”. The revised SFAS prescribes principles for the determination and presentation of earnings per share, so as to improve performance comparisons between different entities in the same period and between different reporting periods for the same entity.
Laba per saham dasar dihitung berdasarkan
laba neto dibagi dengan jumlah rata-rata tertimbang harian dari modal saham yang telah ditempatkan dan disetor penuh.
Basic earnings per share is computed by dividing the net profit by the daily weighted average number of shares issued and fully paid.
3. PERTIMBANGAN AKUNTANSI ESTIMASI DAN
ASUMSI YANG PENTING 3. SIGNIFICANT ACCOUNTING JUDGEMENTS,
ESTIMATES AND ASSUMPTIONS
Pertimbangan Judgements Penyusunan laporan keuangan Perusahaan
mengharuskan manajemen untuk membuat pertimbangan, estimasi dan asumsi yang mempengaruhi jumlah yang dilaporkan atas pendapatan, beban, aset dan liabilitas dan pengungkapan atas liabilitas kontinjensi, pada akhir periode pelaporan. Ketidakpastian mengenai asumsi dan estimasi tersebut dapat mengakibatkan penyesuaian material terhadap nilai tercatat aset dan liabilitas dalam periode pelaporan berikutnya.
The preparation of the Company’s financial statements requires management to make judgments, estimates and assumptions that affect the reported amounts of revenues, expenses, assets and liabilities, and the disclosure of contingent liabilities, at the end of the reporting period. Uncertainty about these assumptions and estimates could result in outcomes that require a material adjustment to the carrying amount of the asset and liability affected in future periods.
Pertimbangan berikut ini dibuat oleh manajemen
dalam rangka penerapan kebijakan akuntansi Perusahaan yang memiliki pengaruh paling signifikan atas jumlah yang diakui dalam laporan keuangan:
The following judgements are made by management in the process of applying the Company’s accounting policies that have the most significant effects on the amounts recognized in the financial statements:
Usaha yang berkelanjutan Going concern
Manajemen telah melakukan penilaian atas
kemampuan Perusahaan untuk melanjutkan kelangsungan usahanya dan berkeyakinan bahwa Perusahaan memiliki sumber daya untuk melanjutkan usahanya di masa mendatang. Selain itu, manajemen tidak mengetahui adanya ketidakpastian material yang dapat menimbulkan keraguan yang signifikan terhadap kemampuan Perusahaan untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya. Oleh karena itu, laporan keuangan telah disusun atas dasar usaha yang berkelanjutan.
The management has assessed the Company’s ability to continue as a going concern and believes that the Company has the resources to continue its business in the future. In addition, management was not aware of any material uncertainty which may cast significant doubt to the Company’s ability to continue as going concern. Therefore, the financial statements have been prepared on going concern basis.
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BUANA FINANCE Tbk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2013 dan
untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah)
PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
As of December 31, 2013 and For the Year Then ended (Expressed in Rupiah)
41
3. PERTIMBANGAN AKUNTANSI ESTIMASI DAN ASUMSI YANG PENTING (lanjutan)
3. SIGNIFICANT ACCOUNTING JUDGEMENTS, ESTIMATES AND ASSUMPTIONS (continued)
Pertimbangan (lanjutan) Judgements (continued)
Pertimbangan berikut ini dibuat oleh manajemen
dalam rangka penerapan kebijakan akuntansi Perusahaan yang memiliki pengaruh paling signifikan atas jumlah yang diakui dalam laporan keuangan: (lanjutan)
The following judgements are made by management in the process of applying the Company’s accounting policies that have the most significant effects on the amounts recognized in the financial statements: (continued)
Klasifikasi aset dan liabilitas keuangan Classification of financial assets and financial
liabilities Perusahaan menetapkan klasifikasi aset dan
liabilitas tertentu sebagai aset keuangan dan liabilitas keuangan dengan mempertimbangkan bila definisi yang ditetapkan PSAK No. 55 (Revisi 2011) dipenuhi. Dengan demikian, aset keuangan dan liabilitas keuangan diakui sesuai dengan kebijakan akuntansi Perusahaan seperti diungkapkan pada Catatan 2e.
The Company determines the classifications of certain assets and liabilities as financial assets and financial liabilities by judging if they meet the definition set forth in SFAS No. 55 (Revised 2011). Accordingly, the financial assets and financial liabilities are accounted for in accordance with the Company’s accounting policies disclosed in Note 2e.
Estimasi dan asumsi Estimates and assumptions
Asumsi utama masa depan dan sumber utama
estimasi ketidakpastian lain pada akhir tahun pelaporan yang memiliki risiko signifikan bagi penyesuaian yang material terhadap nilai tercatat aset dan liabilitas untuk tahun berikutnya, diungkapkan di bawah ini. Perusahaan mendasarkan asumsi dan estimasi pada parameter yang tersedia pada saat laporan keuangan disusun.
The key assumptions concerning the future and other key sources of estimation uncertainty at the reporting date that have a significant risk of causing a material adjustment to the carrying amounts of assets and liabilities within the next financial year are disclosed below. The Company based its assumptions and estimates on parameters available when the interim financial statements were prepared.
Asumsi dan situasi mengenai perkembangan
masa depan mungkin berubah akibat perubahan pasar atau situasi diluar kendali Perusahaan. Perubahan tersebut dicerminkan dalam asumsi terkait pada saat terjadinya.
Existing circumstances and assumptions about future developments, may change due to market changes or circumstances arising beyond the control of the Company. Such changes are reflected in the assumptions as they occur.
Sumber utama ketidakpastian estimasi Source of uncertainty in estimates
a. Cadangan kerugian penurunan nilai aset
keuangan a. Allowance for impairment losses of financial
assets
Evaluasi atas cadangan kerugian penurunan nilai aset keuangan yang dicatat pada biaya perolehan diamortisasi dijelaskan pada Catatan 2e.vi dan 2k.
Allowance for impairment losses of financial assets carried at amortized cost are evaluated as explained on Note 2e.vi and 2k.
Untuk aset keuangan yang dicatat pada biaya perolehan diamortisasi, Perusahaan terlebih dahulu menentukan bahwa terdapat bukti objektif mengenai penurunan nilai secara individual atas aset keuangan yang signifikan secara individual, atau secara kolektif untuk aset keuangan yang tidak signifikan secara individual
For financial assets carried at amortized cost, the Company first assess whether objective evidence of impairment exists individually for financial assets that are individually significant, or collectively for financial assets that are not individually significant.
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BUANA FINANCE Tbk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2013 dan
untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah)
PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
As of December 31, 2013 and For the Year Then ended (Expressed in Rupiah)
42
3. PERTIMBANGAN AKUNTANSI ESTIMASI DAN ASUMSI YANG PENTING (lanjutan)
3. SIGNIFICANT ACCOUNTING JUDGEMENTS, ESTIMATES AND ASSUMPTIONS (continued)
Sumber utama ketidakpastian estimasi (lanjutan)
Source of uncertainty in estimates (continued)
a. Cadangan kerugian penurunan nilai aset
keuangan (lanjutan) a. Allowance for impairment losses of financial
assets (continued)
Jika Perusahaan menentukan tidak terdapat bukti objektif mengenai penurunan nilai atas aset keuangan yang dinilai secara individual, terlepas aset keuangan tersebut signifikan atau tidak, maka aset tersebut dimasukkan ke dalam kelompok aset keuangan yang memiliki karakteristik risiko kredit yang sejenis dan menilai penurunan nilai kelompok tersebut secara kolektif. Aset yang penurunan nilainya dinilai secara individual dan untuk itu kerugian penurunan nilai diakui atau tetap diakui, tidak termasuk dalam penilaian penurunan nilai secara kolektif.
If the Company determine that no objective evidence of impairment exists for an individually assessed financial asset, whether significant or not, the asset is included in a group of financial assets with similar credit risk characteristics and collectively assessed for impairment. Assets that are individually assessed for impairment and for which an impairment loss is, or continues to be, recognized are not included in a collective assessment of impairment.
Perusahaan mengevaluasi akun tertentu jika terdapat informasi bahwa pelanggan yang bersangkutan tidak dapat memenuhi kewajiban keuangannya. Dalam hal tersebut, Perusahaan mempertimbangkan, berdasarkan fakta dan situasi yang tersedia, jika telah menunggak lebih dari 90 hari termasuk namun tidak terbatas pada, jangka waktu hubungan dengan pelanggan dan status kredit pelanggan berdasarkan catatan kredit dari pihak ketiga dan faktor pasar yang telah diketahui, untuk mencatat provisi spesifik atas jumlah piutang pelanggan guna mengurangi jumlah piutang yang diharapkan dapat diterima oleh Perusahaan. Provisi spesifik ini dievaluasi kembali dan disesuaikan jika tambahan informasi yang diterima mempengaruhi jumlah penyisihan untuk piutang ragu-ragu. Penjelasan lebih rinci diungkapkan dalam Catatan 5, 6 dan 7.
The Company evaluates specific accounts when information about related customers who are unable to meet their financial obligations surfaces. In these cases, the Company uses judgment, based on the best available facts and circumstances, that if it has been overdue for more than 90 days, including but not limited to, the length of its relationship with the customers, and the their current credit status based on third party credit reports and known market factors, to record specific provisions on customers’ outstanding amounts to reduce receivable amounts that the Company expects to collect. These specific provisions are re-evaluated and adjusted as additional information received affects the amounts of allowance for impairment of trade receivables. Further details are disclosed in Notes 5, 6 and 7.
b. Imbalan pasca-kerja b. Post-employment benefits
Penentuan liabilitas imbalan kerja Perusahaan bergantung pada pemilihan asumsi yang digunakan oleh aktuaris independen dalam menghitung jumlah-jumlah tersebut. Asumsi tersebut termasuk antara lain, tingkat diskonto, tingkat kenaikan gaji tahunan, tingkat pengunduran diri karyawan tahunan, tingkat kecacatan, umur pensiun dan tingkat kematian.
The determination of the Company’s liability for employment benefits is dependent on its selection of certain estimates and assumptions used by the independent actuaries in calculating such accounts. Those assumptions include among others, discount rates, annual salary increase rate, annual employee turn-over rate, disability rate, retirement age and mortality rate.
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BUANA FINANCE Tbk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2013 dan
untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah)
PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
As of December 31, 2013 and For the Year Then ended (Expressed in Rupiah)
43
3. PERTIMBANGAN AKUNTANSI ESTIMASI DAN ASUMSI YANG PENTING (lanjutan)
3. SIGNIFICANT ACCOUNTING JUDGEMENTS, ESTIMATES AND ASSUMPTIONS (continued)
Sumber utama ketidakpastian estimasi (lanjutan)
Source of uncertainty in estimates (continued)
b. Imbalan pasca-kerja (lanjutan) b. Post-employment benefits (continued)
Hasil aktual yang berbeda dari asumsi yang ditetapkan Perusahaan yang memiliki pengaruh lebih dari 10% liabilitas imbalan pasti ditangguhkan dan diamortisasi secara garis lurus selama rata-rata sisa masa kerja karyawan. Sementara Perusahaan berkeyakinan bahwa asumsi tersebut adalah wajar dan sesuai, perbedaan signifikan pada hasil aktual atau perubahan signifikan dalam asumsi yang ditetapkan Perusahaan dapat mempengaruhi secara material liabilitas diestimasi atas pensiun dan imbalan kerja dan beban imbalan kerja neto. Penjelasan lebih rinci diungkapkan dalam Catatan 18.
Actual results that differ from the Company’s assumptions which affects are more than 10% of the defined benefit obligations are deferred and being amortized on a straight-line method over the expected average remaining service years of the qualified employees. While the Company believes that its assumptions are reasonable and appropriate, significant differences in the Company’s actual results or significant changes in the Company’s assumptions may materially affect its estimated employee benefits liability and net employees’ benefits expense. Further details are disclosed in Note 18.
c. Penyusutan dan estimasi sisa umur manfaat
aset tetap c. Depreciation and estimated useful lives of
fixed assets
Biaya perolehan aset tetap disusutkan dengan menggunakan metode garis lurus berdasarkan estimasi masa manfaat ekonomisnya. Manajemen mengestimasi masa manfaat ekonomis aset tetap antara 5 (lima) sampai dengan 20 (dua puluh) tahun. Ini adalah umur yang secara umum diharapkan dalam industri dimana Perusahaan menjalankan bisnisnya. Perubahan tingkat pemakaian dan perkembangan teknologi dapat mempengaruhi masa manfaat ekonomis dan nilai sisa aset, dan karenanya biaya penyusutan masa depan mungkin direvisi. Penjelasan lebih rinci diungkapkan dalam Catatan 10.
The costs of fixed assets are depreciated on a straight-line method over its estimated useful lives. Management properly estimates the useful lives of these fixed assets ranging from 5 (five) to 20 (twenty) years. These are common life expectancies applied in the industries where the Company conducts its businesses. Changes in the expected level of usage and technological development could impact the economic useful lives and the residual values of these assets, and therefore future depreciation charges could be revised. Further details are disclosed in Note 10.
d. Nilai wajar instrumen keuangan d. Fair value of financial instruments
Saat nilai wajar aset keuangan dan liabilitas keuangan dicatat dalam laporan posisi keuangan tidak dapat diperoleh dari pasar aktif, maka akan ditentukan dengan menggunakan teknik penilaian intern dengan menggunakan model penilaian pasar yang berlaku umum. Input untuk model ini, jika memungkinkan, diambil dari pasar yang dapat diobservasi, namun jika tidak dapat dilakukan, judgement dibutuhkan dalam menentukan nilai wajar.
Where the fair values of financial assets and financial liabilities recorded in the statement of financial position cannot be derived from active markets, they will be determined using internal valuation techniques which are generally accepted market valuation models. The inputs to these models are taken from observable markets where possible, but where this is not feasible, a degree of judgement is required in establishing fair value.
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BUANA FINANCE Tbk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2013 dan
untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah)
PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
As of December 31, 2013 and For the Year Then ended (Expressed in Rupiah)
44
4. KAS DAN SETARA KAS 4. CASH AND CASH EQUIVALENTS
31 Desember/December 31
2013 2012
Kas 129.020.000 129.000.000 Cash on hand Bank - pihak ketiga 55.352.691.167 39.131.952.172 Cash in banks - third parties Deposito berjangka - pihak ketiga 31.094.500.000 10.000.000.000 Time deposits - third parties
Total kas dan setara kas 86.576.211.167 49.260.952.172 Total cash and cash equivalents
Berikut ini adalah perincian bank berdasarkan mata
uang dan nama bank: A detailed analysis of banks based on the currency
and banks are as follows: 31 Desember/December 31
2013 2012
Bank terdiri dari: Cash in banks consists of: Pihak ketiga: Third Parties: Rupiah: Rupiah: PT Bank OCBC NISP Tbk. 10.227.142.132 3.435.808.412 PT Bank OCBC NISP Tbk. PT Bank Victoria International Tbk. 10.042.302.251 173.650.695 PT Bank Victoria International Tbk. PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. 7.649.629.695 10.196.327.549 PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. PT Bank Central Asia Tbk 6.127.192.669 1.018.370.172 PT Bank Central Asia Tbk PT Bank Capital Indonesia Tbk 5.384.258.500 222.183.310 PT Bank Capital Indonesia Tbk PT Bank Rakyat Indonesia PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. 3.162.715.163 4.421.276.829 (Persero) Tbk. PT Bank Commonwealth 2.243.255.902 2.336.973.772 PT Bank Commonwealth PT Bank Pan Indonesia Tbk. 509.904.611 226.840.420 PT Bank Pan Indonesia Tbk. PT Bank Ganesha 434.461.974 - PT Bank Ganesha PT Bank SBI Indonesia 388.448.312 458.067.106 PT Bank SBI Indonesia PT Bank Danamon Indonesia Tbk. 323.460.461 10.278.929.200 PT Bank Danamon Indonesia Tbk. Standard Chartered Bank, Standard Chartered Bank, Jakarta Branch 194.859.455 529.150.206 Jakarta Branch - PT Bank Permata Tbk 179.170.206 91.771.421 PT Bank Permata Tbk PT Bank ICB Bumiputera Tbk. 163.577.575 272.929.341 PT Bank ICB Bumiputera Tbk. PT Bank ICBC Indonesia 98.608.051 209.697.566 PT Bank ICBC Indonesia Lainnya 1.128.160.633 296.437.399 Others
Total Rupiah 48.257.147.590 34.168.413.398 Total Rupiah
Dolar Amerika Serikat: US Dollar: PT Bank Pan Indonesia Tbk. PT Bank Pan Indonesia Tbk. US$406.262 (2012: US$432.047) 4.951.937.400 4.163.856.804 US$406,262 (2012: US$432,047) PT Bank QNB Kesawan Tbk - PT Bank QNB Kesawan Tbk- US$82.870 1.010.100.845 - US$82,870 PT Bank Commonwealth - US$65.819 PT Bank Commonwealth - US$65,819 (2012: US$63.931) 802.272.304 616.139.252 (2012: US$63,931) PT Bank Ekonomi Raharja, Tbk. - PT Bank Ekonomi Raharja, Tbk. - US$15.275 186.184.903 - US$15,275 Standard Chartered Bank, Standard Chartered Bank, Jakarta Branch - Jakarta Branch - US$9.564 (2012: US$9.584) 116.576.084 92.363.487 US$9,564 (2012: US$9,584) PT Bank Chinatrust Indonesia - PT Bank Chinatrust Indonesia - US$2.336 (2012: US$9.461) 28.472.041 91.179.231 US$2,336 (2012: US$9,461)
Total Dolar Amerika Serikat 7.095.543.577 4.963.538.774 Total US Dollar
Total saldo bank 55.352.691.167 39.131.952.172 Total cash in banks
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BUANA FINANCE Tbk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2013 dan
untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah)
PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
As of December 31, 2013 and For the Year Then ended (Expressed in Rupiah)
45
4. KAS DAN SETARA KAS (lanjutan) 4. CASH AND CASH EQUIVALENTS (continued)
Berikut ini adalah perincian deposito berjangka berdasarkan mata uang dan nama bank:
A detailed analysis of time deposits based on the currency and banks is as follows:
31 Desember/December 31
2013 2012
Deposito berjangka Time deposit Pihak ketiga: Third parties: Rupiah: Rupiah: PT Bank Capital Indonesia Tbk 15.000.000.000 10.000.000.000 PT Bank Capital Indonesia Tbk PT Bank Tabungan Pensiunan - PT Bank Tabungan Pensiunan - Nasional Tbk. 10.000.000.000 - Nasional Tbk. Dolar Amerika Serikat: US Dollar: PT Bank QNB Kesawan Tbk - PT Bank QNB Kesawan Tbk - US$500.000 6.094.500.000 - US$500,000
Total deposito berjangka 31.094.500.000 10.000.000.000 Total time deposit
Deposito berjangka merupakan deposito berjangka
mingguan dan bulanan. Suku bunga deposito adalah sebagai berikut:
Time deposits were placed on weekly and monthly maturities. Interest rates are as follows:
2013 2012 ___________________________________________________________________ ___________________________________________________________________
Rupiah 6,00% - 11,50% 4,00% - 8,25% Rupiah Dolar Amerika Serikat 1,50% 0,75% - 1,75% United States Dollar
Suku bunga rekening giro yang berlaku adalah
sebagai berikut: Applied interes rate for current accounts are as
follows: 2013 2012 ___________________________________________________________________ ___________________________________________________________________
Rupiah 0,00% - 11.00% 1,50% - 2,15% Rupiah Dolar Amerika Serikat 0,00% - 0,75% 0,10% - 0,25% United States Dollar
5. INVESTASI SEWA PEMBIAYAAN NETO 5. NET INVESTMENT IN FINANCE LEASES
a. Berikut ini adalah saldo piutang sewa pembiayaan dari pihak ketiga yang akan diterima sesuai dengan masa jatuh tempo cicilan:
a. Set out below are the balances of the lease receivables from third parties, which are classified according to the period in which the installment falls due:
31 Desember/December 31
2013 2012
Telah jatuh tempo Overdue 1 - 30 hari 44.538.935.518 40.465.287.140 1 - 30 days 31 - 60 hari 22.886.564.926 11.340.476.984 31 - 60 days 61 - 90 hari 14.188.464.410 5.669.518.456 61 - 90 days > 90 hari 39.864.350.525 28.362.380.708 > 90 days Belum jatuh tempo Not yet due Satu tahun 1.944.251.706.416 1.697.607.152.546 One year Dua tahun 1.063.648.693.106 1.039.450.346.604 Two years Tiga tahun 362.973.645.795 341.651.418.588 Three years Lebih dari tiga tahun 60.014.538.110 38.686.764.619 More than three years
Total 3.552.366.898.806 3.203.233.345.645 Total
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BUANA FINANCE Tbk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2013 dan
untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah)
PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
As of December 31, 2013 and For the Year Then ended (Expressed in Rupiah)
46
5. INVESTASI SEWA PEMBIAYAAN NETO (lanjutan)
5. NET INVESTMENT IN FINANCE LEASES (continued)
Berikut ini adalah saldo piutang sewa
pembiayaan yang disajikan berdasarkan mata uang yang digunakan:
Set out below are the balances of lease receivables by currencies:
31 Desember/December 31
2013 2012
Rupiah 3.397.452.155.021 3.150.373.037.909 Rupiah Dolar Amerika Serikat 154.914.743.785 52.860.307.736 United States Dollar
Total 3.552.366.898.806 3.203.233.345.645 Total
Suku bunga efektif adalah sebagai berikut: Effective interest rates are as follows:
2013 2012 ___________________________________________________________________ ___________________________________________________________________
Rupiah 13,62% - 26,41% 13,62%-26,41% Rupiah Dolar Amerika Serikat 8,50% 8,50% United States Dollar
Pada saat perjanjian sewa pembiayaan
dimulai, lessee memberikan simpanan jaminan. Simpanan jaminan ini akan digunakan sebagai pembayaran pada akhir masa sewa pembiayaan sebagai hak opsi.
At the time of execution of the financing asset contracts, the lessee pays a security deposits. The security deposits will be used as the final installment at the end of the financing lease period as a purchase option.
Sehubungan dengan utang bank, piutang
sewa pembiayaan digunakan sebagai jaminan atas utang kepada lembaga keuangan, bank, dan MTN. Jumlah piutang sewa pembiayaan yang dijaminkan adalah setara dengan 80% - 120% dari saldo pinjaman yang terutang (Catatan 12 dan 13).
In connection with the Company’s bank loans, the finance lease receivables is pledged as collateral for loans from financial institutions, banks and MTN. Total pledged financial lease receivables is required to be equivalent to 80% - 120% of the outstanding loan balances (Note 12 and 13).
Perusahaan tidak memiliki investasi sewa
pembiayaan neto dengan pihak berelasi. The Company does not have net investment in
finance leases with related party.
b. Cadangan kerugian penurunan nilai b. Allowance for impairment losses 2013 2012
Saldo awal tahun 54.019.424.751 47.680.727.578 Balance at beginning of year Penambahan cadangan (Catatan 29) 48.297.569.410 23.441.930.270 Additional provision (Note 29) Interest income recognized on Pendapatan bunga atas bagian yang the unimpaired portion of tidak mengalami penurunan nilai (15.394.794.205) (4.719.626.781) the impaired receivables Penghapusan piutang (10.528.877.540) (12.383.606.316) Accounts written-off
Saldo akhir tahun 76.393.322.416 54.019.424.751 Balance at end of year
Piutang sewa pembiayaan, pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 dievaluasi secara individual dan kolektif terhadap penurunan nilai dan Perusahaan telah menyisihkan cadangan kerugian penurunan nilai.
Financing lease receivables as of December 31, 2013 and 2012 are individually and collectively evaluated for impairment and the Company has provided allowance for impairment losses.
Manajemen berkeyakinan bahwa cadangan
kerugian penurunan nilai tersebut di atas sudah memadai untuk menutup kerugian yang mungkin timbul akibat tidak tertagihnya piutang sewa pembiayaan.
Management believes that the allowance for impairment losses is sufficient to cover possible losses on uncollectible finance lease receivables.
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BUANA FINANCE Tbk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2013 dan
untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah)
PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
As of December 31, 2013 and For the Year Then ended (Expressed in Rupiah)
47
6. PIUTANG PEMBIAYAAN KONSUMEN 6. CONSUMER FINANCING RECEIVABLES
a. Analisis rincian piutang pembiayaan konsumen kepada pihak ketiga yang akan diterima sesuai dengan masa jatuh tempo cicilan adalah sebagai berikut:
a. A detailed analysis of consumer financing receivables from third parties, which are classified according to the period in which the installment falls due is as follows:
31 Desember/December 31
2013 2012
Telah jatuh tempo Overdue 1 - 30 hari 10.541.943.358 12.034.431.852 1 - 30 days 31 - 60 hari 2.670.892.551 2.579.337.785 31 - 60 days 61 - 90 hari 1.348.292.858 1.303.095.523 61 - 90 days > 90 hari 4.142.631.154 3.738.287.942 > 90 days
Pendapatan bunga yang ditangguhkan (2.296.385.681) (2.923.485.706) Unearned interest income
Neto 16.407.374.240 16.731.667.396 Net
Belum jatuh tempo Not yet due Dalam satu tahun 397.830.824.186 447.868.156.103 Within one year Satu hingga dua tahun 202.706.723.098 259.165.192.605 Between one year and two years Dua hingga tiga tahun 70.138.531.578 79.784.036.803 Between two years and three years Tiga hingga empat tahun 17.175.421.292 5.843.271.938 Between three years and four years Pendapatan bunga yang ditangguhkan (99.398.424.388) (112.768.969.645) Unearned interest income
Neto 588.453.075.766 679.891.687.804 Net
Piutang pembiayaan konsumen 604.860.450.006 696.623.355.200 Consumer financing receivables Dikurangi: cadangan kerugian Less: allowance for impairment penurunan nilai (15.495.200.812) (16.310.691.539) losses
Piutang pembiayaan Consumer financing konsumen - neto 589.365.249.194 680.312.663.661 receivables - net
Seluruh transaksi pembiayaan konsumen menggunakan mata uang Rupiah.
All consumer financing transactions are in Rupiah.
Perusahaan tidak memiliki piutang
pembiayaan konsumen dengan pihak berelasi. The Company does not have consumer
financing receivables from related party.
Suku bunga efektif adalah sebagai berikut: Effective interest rates are as follows: 2013 2012
Rupiah 13,46% - 31,06% 13,46% - 31,06% Rupiah
Sebagai jaminan atas piutang pembiayaan konsumen yang diberikan, Perusahaan menerima jaminan dari konsumen berupa Bukti Pemilikan Kendaraan Bermotor (“BPKB”) atas kendaraan bermotor yang dibiayai Perusahaan.
As collateral to the consumer financing receivables, the Company receives the Certificates of Ownership (“BPKB”) of the motor vehicles financed by the Company.
Sehubungan dengan utang bank, piutang
pembiayaan konsumen digunakan sebagai jaminan atas utang kepada lembaga keuangan, bank dan MTN. Jumlah piutang pembiayaan konsumen yang dijaminkan adalah setara dengan 80% - 120% dari saldo pinjaman yang terutang (Catatan 12 dan 13).
In connection with the Company’s bank loans, the consumer financing receivables is pledged as collateral for loans from financial institutions, banks and MTN. Total pledged consumer financing receivables is required to be equivalent to 80% - 120% of the outstanding loan balances (Note 12 and 13).
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BUANA FINANCE Tbk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2013 dan
untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah)
PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
As of December 31, 2013 and For the Year Then ended (Expressed in Rupiah)
48
6. PIUTANG PEMBIAYAAN KONSUMEN (lanjutan) 6. CONSUMER FINANCING RECEIVABLES (continued)
b. Cadangan kerugian penurunan nilai b. Allowance for impairment losses
2013 2012
Saldo awal tahun 16.310.691.539 8.973.141.860 Balance at beginning of year Penambahan cadangan (Catatan 29) 16.364.519.264 18.607.086.765 Additional provision (Note 29) Interest income recognized on Pendapatan bunga atas bagian yang the unimpaired portion of tidak mengalami penurunan nilai (1.729.059.760) (1.272.061.867) the impaired receivables Penghapusan piutang (15.450.950.231) (9.997.475.219) Accounts written-off
Saldo akhir tahun 15.495.200.812 16.310.691.539 Balance at end of year
Piutang pembiayaan konsumen pada tanggal
31 Desember 2013 dan 2012 dievaluasi secara individual dan kolektif terhadap penurunan nilai dan Perusahaan telah mencadangkan cadangan kerugian penurunan nilai.
Consumer financing receivables as of December 31, 2013 and 2012 are individually and collectively evaluated for impairment and the Company has provided allowance for impairment losses.
Manajemen berkeyakinan bahwa cadangan
kerugian penurunan nilai tersebut di atas sudah memadai untuk menutup kerugian yang mungkin timbul akibat tidak tertagihnya piutang pembiayaan konsumen.
Management believes that the allowance for impairment losses is sufficient to cover possible losses on uncollectible consumer financing receivables.
7. TAGIHAN ANJAK PIUTANG 7. FACTORING RECEIVABLES
a. Berikut ini adalah analisis rincian tagihan anjak piutang kepada pihak ketiga:
a. A detailed analysis of factoring receivables from third parties is as follows:
31 Desember/December 31
2013 2012
Jatuh tempo dalam satu tahun 1.721.970.771 4.408.898.701 Due within one year Pendapatan anjak piutang yang ditangguhkan - (71.935.750) Deferred factoring income
Neto 1.721.970.771 4.336.962.951 Net Dikurangi: cadangan kerugian Less: allowance for impairment penurunan nilai - (8.478.766) losses
Tagihan anjak piutang - neto 1.721.970.771 4.328.484.185 Factoring receivables - net
Seluruh transaksi anjak piutang menggunakan mata uang Rupiah.
All factoring transactions are in Rupiah.
Perusahaan tidak memiliki tagihan anjak
piutang dengan pihak berelasi. The Company does not have factoring
receivable from related party.
Suku bunga efektif adalah sebagai berikut: Effective interest rate is as follows: 2013 2012
Rupiah 15,00% - 16,00% 18,00% Rupiah
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BUANA FINANCE Tbk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2013 dan
untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah)
PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
As of December 31, 2013 and For the Year Then ended (Expressed in Rupiah)
49
7. TAGIHAN ANJAK PIUTANG (lanjutan) 7. FACTORING RECEIVABLES (continued) b. Cadangan kerugian penurunan nilai b. Allowance for impairment losses
2013 2012
Saldo awal tahun 8.478.766 - Balance at beginning of year Penambahan cadangan (Catatan 29) - 8.478.766 Additional provision (Note 29) Pemulihan cadangan (Catatan 29) (8.478.766) - Reversal of provision (Note 29)
Saldo akhir tahun - 8.478.766 Balance at end of year
Per 31 Desember 2013 dan 2012, tidak
terdapat tagihan anjak piutang yang digunakan sebagai jaminan.
As of December 31, 2013 and 2012, there is no factoring receivable used as collateral.
Piutang anjak piutang pada tanggal
31 Desember 2013 dan 2012 dievaluasi secara individual terhadap penurunan nilai dan Perusahaan telah mencadangkan cadangan kerugian penurunan nilai.
Factoring receivables as of December 31, 2013 and 2012 are individually evaluated for impairment and the Company has provided allowance for impairment losses.
Manajemen berkeyakinan bahwa cadangan
kerugian penurunan nilai tersebut di atas sudah memadai untuk menutup kerugian yang mungkin timbul akibat tidak tertagihnya tagihan anjak piutang.
Management believes that the allowance for impairment losses is sufficient to cover possible losses on uncollectible factoring receivables.
8. INSTRUMEN KEUANGAN DERIVATIF 8. DERIVATIVE FINANCIAL INSTRUMENT
Untuk mengendalikan risiko fluktuasi mata uang asing dan tingkat suku bunga mengambang atas pinjaman bilateral dari Standard Chartered Bank, Jakarta Branch (SCB) (Catatan 12), Perusahaan melakukan 2 (dua) kontrak pertukaran mata uang dan tingkat suku bunga dengan SCB pada 31 Mei 2011 dan 16 Juni 2011 atas pinjaman bilateral dari SCB (Catatan 12) dengan nilai nosional awal masing-masing sebesar US$25.000.000 dan US$5.000.000. Untuk transaksi pertukaran mata uang dan tingkat suku bunga tersebut, Perusahaan harus membayar sebesar Rp260.225.000.000 dan menerima sebesar US$30.000.000 sampai dengan tanggal jatuh tempo pada 15 April 2014.
To manage its exposure to fluctuation of the foreign currency and floating interest rate risks on bilateral loan from Standard Chartered Bank, Jakarta Branch (SCB) (Note 12), the Company entered into 2 (two) cross currency swap contracts and interest rate swap contracts with SCB on May 31, 2011 and June 16, 2011 for the bilateral loan from SCB (Note 12) with notional amounts of US$25,000,000 and US$5,000,000, respectively. For cross currency swap and interest swap contracts, Company should pay Rp260,225,000,000 and receive US$30,000,000 at maturity date on April 15, 2014.
Untuk mengendalikan risiko fluktuasi tingkat suku bunga mengambang atas pinjaman bilateral dari PT Bank OCBC NISP Tbk. (OCBC) (Catatan 12), Perusahaan melakukan 4 (empat) kontrak pertukaran tingkat suku bunga pada tanggal 29 April 2010, 4 Agustus 2010, 18 Juni 2010 dan 23 Juni 2010 dengan nilai nosional awal masing-masing sebesar Rp20.000.000.000, Rp40.000.000.000, Rp25.000.000.000 dan Rp15.000.000.000. Untuk transaksi-transaksi tersebut, Perusahaan membayar tingkat suku bunga tetap dan menerima tingkat suku bunga mengambang yang jatuh tempo pada tanggal-tanggal 29 April 2013, 6 Agustus 2013, 21 Juni 2013 dan 24 Juni 2013.
To manage its exposure on fluctuation of the floating interest rate on bilateral loan from PT Bank OCBC NISP Tbk. (OCBC) (Note 12), the Company entered 4 (four) interest rate swap contracts on April 29, 2010, August 4, 2010, June 18, 2010 and June 23, 2010 with notional amounts of Rp20,000,000,000, Rp40,000,000,000, Rp25,000,000,000 and Rp15,000,000,000, respectively. For those transactions, the Company agreed to pay fixed interest rate and receive floating interest rate which mature dated April 29, 2013, August 6, 2013, June 21, 2013 and June 24, 2013.
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BUANA FINANCE Tbk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2013 dan
untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah)
PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
As of December 31, 2013 and For the Year Then ended (Expressed in Rupiah)
50
8. INSTRUMEN KEUANGAN DERIVATIF (lanjutan) 8. DERIVATIVE FINANCIAL INSTRUMENT (continued)
Untuk mengendalikan risiko fluktuasi mata uang asing dan tingkat suku bunga mengambang atas pinjaman bilateral dari OCBC (Catatan 12), Perusahaan melakukan 3 (tiga) kontrak pertukaran nilai mata uang dan tingkat suku bunga pada tanggal 25 Maret 2011, 6 April 2011 dan 1 Juni 2011 dengan nilai nosional awal masing-masing sebesar US$3.000.000 untuk kontrak tanggal 25 Maret 2011 dan 6 April 2011, serta US$5.050.000 untuk kontrak tanggal 1 Juni 2011.
To manage its exposure on fluctuation of the foreign currency and floating interest rate risks on bilateral loan from OCBC (Note 12), the Company entered 3 (three) cross currency and interest rate swap contracts on March 25, 2011, April 6, 2011 and June 1, 2011 with notional amount US$3,000,000 each for contracts dated March 25, 2011 and April 6, 2011, and $5,050,000 for contract dated June 1, 2011.
Untuk transaksi pertukaran nilai mata uang tersebut, Perusahaan harus membayar sebesar Rp95.207.000.000 dan menerima sebesar US$11.050.000 sampai dengan tanggal jatuh tempo.
For cross currency swap contracts, Company should pay Rp95,207,000,000 and received US$11,050,000 at maturity date.
Nilai nosional kontrak swap dengan SCB akan disesuaikan mengikuti jadwal amortisasi nilai pokok pinjaman yang terkait, yang mana pada tanggal 31 Desember 2013 tercatat sebesar US$4.444.444 (31 Desember 2012: US$17.777.778) untuk pinjaman bilateral dari SCB.
The swap contracts notional amount with SCB would be adjusted in accordance with the principal amortization schedule of pertaining loans, which as of December 31, 2013 amounted to US$4,444,444 (December 31, 2012: US$17,777,778) for bilateral loan from SCB.
Nilai nosional kontrak swap dengan OCBC akan disesuaikan mengikuti jadwal amortisasi nilai pokok pinjaman yang terkait, yang mana pada tanggal 31 Desember 2013 tercatat sebesar Rp nihil dan US$1.425.000 (31 Desember 2012: Rp17.777.777.770 dan US$5.108.333).
The swap contracts notional amount with OCBC would be adjusted in accordance with the principal amortization schedule of the relevant loans, which as of December 31, 2013 amounted to Rp nil and US$1,425,000 (December 31, 2012: Rp17,777,777,770 and US$5,108,333).
Nilai wajar kontrak pertukaran mata uang dan tingkat suku bunga dengan SCB dan OCBC diestimasi sebesar Rp20.837.668.203 (piutang) dan Rp246.330.410 (utang) pada 31 Desember 2013 dan Rp20.719.734.828 (piutang) dan Rp1.103.942.940 (utang) pada 31 Desember 2012 dan disajikan masing-masing dalam akun kontrak pertukaran mata uang dan tingkat bunga di aset dan liabilitas di dalam laporan posisi keuangan.
The fair value of cross currency and interest rate swap contracts with SCB and OCBC is estimated at Rp20,837,668,203 (receivable) and Rp246,330,410 (payable) at December 31, 2013 and Rp20,719,734,828 (receivable) and Rp1,103,942,940 (payable) at December 31, 2012 and presented under currency and interest rate swap contracts account in assets and liabilities, respectively, in the statements of financial position.
Transaksi instrumen keuangan derivatif tersebut di atas memenuhi kriteria dan berlaku efektif sebagai lindung nilai arus kas. Selisih nilai wajar dari transaksi derivatif dan keuntungan selisih kurs yang atas pinjaman dalam mata uang AS Dolar pada tanggal 31 Desember 2013 sebesar Rp2.180.621.577 dan keuntungan selisih kurs yang atas pinjaman dalam mata uang AS Dolar pada tanggal 31 Desember 2012 sebesar Rp4.034.923.808 yang dicatat pada pendapatan komprehensif lainnya di ekuitas setelah memperhitungkan pajak.
The above derivative financial transactions qualified as effective cash flow hedge. Therefore, the fair value difference of the hedging instrument and foreign exchange gain of US Dollar loan as of December 31, 2013 amounting to Rp2,180,621,577 and foreign exchange gain of US Dollar loan as of December 31, 2012 amounting to Rp4,034,923,808 is presented in equity under other comprehensive income, net of tax.
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BUANA FINANCE Tbk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2013 dan
untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah)
PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
As of December 31, 2013 and For the Year Then ended (Expressed in Rupiah)
51
8. INSTRUMEN KEUANGAN DERIVATIF (lanjutan) 8. DERIVATIVE FINANCIAL INSTRUMENT (continued)
Untuk seluruh kontrak derivatif yang dimiliki
Perusahaan, pembayarannyada dilakukan melalui basis bulanan.
For all of the Company’s derivatives, the payments are on monthly basis.
Perusahaan tidak memiliki kontrak derivatif dengan pihak berelasi.
The Company does not have derivative agreement with related party.
9. UANG MUKA, BIAYA DIBAYAR DI MUKA DAN LAINNYA
9. ADVANCES, PREPAYMENTS AND OTHERS
Akun ini merupakan biaya dibayar di muka sehubungan dengan sewa, simpanan jaminan untuk saluran telepon, sewa kantor dibayar di muka dan lainnya.
This account represents costs related to rental prepayments, security deposits for telephone lines, prepaid office rent and others.
10. ASET TETAP 10. FIXED ASSETS
Aset tetap terdiri dari : Fixed assets consist of:
Saldo Saldo Awal/ Akhir/ Beginning Penambahan/ Pengurangan/ Ending Balance Additions Deductions Balance
31 Desember 2013 December 31, 2013 Harga perolehan At Cost Tanah 2.837.650.000 - - 2.837.650.000 Land Bangunan 13.130.600.000 - - 13.130.600.000 Buildings Kendaraan 9.126.004.979 2.213.610.000 1.449.687.142 9.889.927.837 Vehicles Peralatan dan perlengkapan kantor 39.651.221.533 3.442.269.709 735.878.937 42.357.612.305 Furniture, fixtures and office equipments Aset dalam penyelesaian 12.186.943.352 5.857.709.072 - 18.044.652.424 Construction in progress
Total harga perolehan 76.932.419.864 11.513.588.781 2.185.566.079 86.260.442.566 Total cost
Akumulasi penyusutan Accumulated depreciation Bangunan 1.574.428.079 645.280.008 - 2.219.708.087 Buildings Kendaraan 3.329.828.174 1.840.518.448 862.996.368 4.307.350.254 Vehicles Peralatan dan perlengkapan kantor 33.400.996.059 2.955.817.671 731.251.899 35.625.561.831 Furniture, fixtures and office equipments
Total akumulasi penyusutan 38.305.252.312 5.441.616.127 1.594.248.267 42.152.620.172 Total accumulated depreciation
Nilai buku 38.627.167.552 44.107.822.394 Net book value
Saldo Saldo Awal/ Akhir/ Beginning Penambahan/ Pengurangan/ Ending Balance Additions Deductions Balance
31 Desember 2012 December 31, 2012 Harga perolehan At Cost Tanah 1.598.490.000 1.239.160.000 - 2.837.650.000 Land Bangunan 8.549.335.050 4.956.640.000 375.375.050 13.130.600.000 Buildings Kendaraan 8.086.984.504 2.657.190.000 1.618.169.525 9.126.004.979 Vehicles Peralatan dan perlengkapan kantor 39.118.903.659 2.325.806.709 1.793.488.835 39.651.221.533 Furniture, fixtures and office equipments Aset dalam penyelesaian - 12.186.943.352 - 12.186.943.352 Construction in progress
Total harga perolehan 57.353.713.213 23.365.740.061 3.787.033.410 76.932.419.864 Total cost
Akumulasi penyusutan Accumulated depreciation Bangunan 1.402.714.534 486.616.565 314.903.020 1.574.428.079 Buildings Kendaraan 2.695.105.683 1.578.303.752 943.581.261 3.329.828.174 Vehicles Peralatan dan perlengkapan kantor 31.305.490.374 3.759.951.575 1.664.445.890 33.400.996.059 Furniture, fixtures and office equipments
Total akumulasi penyusutan 35.403.310.591 5.824.871.892 2.922.930.171 38.305.252.312 Total accumulated depreciation
Nilai buku 21.950.402.622 38.627.167.552 Net book value
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BUANA FINANCE Tbk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2013 dan
untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah)
PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
As of December 31, 2013 and For the Year Then ended (Expressed in Rupiah)
52
10. ASET TETAP (lanjutan) 10. FIXED ASSETS (continued) Beban penyusutan aset tetap untuk tahun yang
berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 masing-masing sebesar Rp5.441.616.127 dan Rp5.824.871.892 dibebankan ke beban umum dan administrasi (Catatan 27).
Depreciation of fixed assets for the years ended December 31, 2013 and 2012 amounting to Rp5,441,616,127 and Rp5,824,871,892, respectively, were charged to general and administrative expenses (Note 27).
Rincian aset dalam penyelesaian pada tanggal
31 Desember 2013 adalah sebagai berikut: Details of construction in progress as of
December 31, 2013 were as folllows: 31 Desember 2013/December 31, 2013
Estimasi tahun Persentase penyelesaian/ pembayaran/ Jumlah/ Estimated year Percentage of Amount of completion payment
Aset dalam penyelesaian Construction in progress untuk kantor pusat dan for head office and kantor cabang utama main branch office di Ciputra World 2 18.044.652.424 2015 50% at Ciputra World 2
Total 18.044.652.424
31 Desember 2012/December 31, 2012
Estimasi tahun Persentase penyelesaian/ pembayaran/ Jumlah/ Estimated year Percentage of Amount of completion payment
Aset dalam penyelesaian Construction in progress untuk kantor pusat dan for head office and kantor cabang utama main branch office di Ciputra World 2 12.186.943.352 2015 34% at Ciputra World 2
Total 12.186.943.352
Perusahaan mencatat kepemilikan atas aset dalam penyelesaian yaitu unit 38A-F di Ciputra World 2 Jakarta yang terletak di Jalan Prof. DR. Satrio Kav 11 Jakarta. Nilai kontrak pembelian seluruh unit sebesar Rp36.349.993.260. Persentase jumlah angsuran yang telah dibayarkan terhadap nilai kontrak sebesar 50%.
The Company recorded the ownership of asset designated as construction in progress pertaining to units 38A-F in Ciputra World 2 Jakarta, located in Prof. DR. Satrio street Kav 11 Jakarta. The purchase contract amount for all unit are Rp36,349,993,260. Percentage of the installment paid to contract value is 50%.
Perusahaan melakukan perlindungan asuransi
yang sesuai untuk aset tetapnya dan manajemen berkeyakinan bahwa perlindungan asuransi tersebut sudah memadai untuk menutup kerugian yang mungkin timbul atas aset tetap.
The Company maintains appropriate insurance coverage for its fixed assets and this management believes that the insurance coverage is adequate to cover any potential loss of its fixed assets.
Seluruh aset tetap kepemilikan langsung kecuali tanah, telah diasuransikan dengan PT Asuransi Buana Independen dan PT Asuransi Bina Dana Arta Tbk. dengan jumlah pertanggungan asuransi masing-masing sebesar Rp27.366.479.336 dan Rp1.334.785.000, pada tanggal 31 Desember 2013 dan jumlah pertanggungan asuransi sebesar Rp32.097.420.423 dan Rp1.574.322.000, pada tanggal 31 Desember 2012 yang menurut manajemen cukup untuk menutupi kemungkinan kerugian karena kebakaran, kebanjiran, huru-hara dan gempa bumi.
Direct ownership fixed assets, except for land, are insured with PT Asuransi Buana Independen and PT Asuransi Bina Dana Arta Tbk. for a sum insured of Rp27,366,479,336 and Rp1,334,785,000, respectively as of December 31, 2013 and for a sum insured of Rp32,097,420,423 and Rp1,574,322,000, respectively as of December 31, 2012 which according to the management is sufficient to cover possible losses due to fire, flood, public disorder/riots and earthquake.
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BUANA FINANCE Tbk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2013 dan
untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah)
PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
As of December 31, 2013 and For the Year Then ended (Expressed in Rupiah)
53
10. ASET TETAP (lanjutan) 10. FIXED ASSETS (continued) Rincian keuntungan/kerugian dari aset tetap yang
dihentikan pengakuannya adalah sebagai berikut: Details of gain/loss from discontinued recognition
of fixed assets were as folllows: 31 Desember/December 31
2013 2012
Hasil pelepasan aset tetap 1.069.073.636 3.477.595.469 Proceeds from disposal fixed assets Nilai buku aset tetap (591.317.812) (864.103.239) Book value
Laba atas pelepasan aset tetap 477.755.824 2.613.492.230 Gain on disposal of fixed assets
Keuntungan atas pelepasan aset tetap diakui
sebagai bagian dari “pendapatan lain-lain” pada laporan laba rugi komprehensif (Catatan 25).
Gain on disposal of fixed assets is recognized as part of “other income” in the statements of comprehensive income (Note 25).
Berdasarkan penilaian atas total aset tetap yang
dapat dipulihkan kembali, manajemen Perusahaan berkeyakinan bahwa tidak ada kejadian-kejadian atau perubahan-perubahan keadaan yang mengindikasikan bahwa nilai tercatatnya mungkin tidak dapat dipulihkan kembali pada tanggal-tanggal 31 Desember 2013 dan 2012.
Based on the assessment of the recoverability of the fixed assets, management believes that there are no events or changes in circumstances which may indicate that the carrying amounts of these assets are not recoverable as of December 31, 2013 and 2012.
Perusahaan memiliki aset tetap yang telah
disusutkan sepenuhnya tetapi masih digunakan dengan jumlah tercatat bruto untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 masing-masing sebesar Rp32.724.604.000 dan Rp24.370.282.260.
The Company has fully depreciated fixed assets but still being used as of December 31, 2013 and 2012 with gross carrying amounting to Rp32,724,604,000 and Rp24,370,282,260, respectively.
Perusahaan tidak memiliki aset tetap yang tidak
digunakan untuk sementara yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2013 dan 2012.
The Company does not have unused fixed assets as of December 31, 2013 and 2012.
Per 31 Desember 2013 dan 2012, tidak terdapat
aset tetap yang digunakan sebagai jaminan. As of December 31, 2013 and 2012, there are no
fixed asset used as collateral. Jenis pemilikan hak atas tanah Perusahaan berupa
“Hak Guna Bangunan” (HGB). Hak atas tanah tersebut mempunyai sisa jangka waktu penggunaan sampai dengan antara tahun 2024 sampai dengan tahun 2042. Manajemen Perusahaan berpendapat bahwa hak atas tanah tersebut dapat diperbaharui/diperpanjang pada saat jatuh tempo.
The titles of ownership on the Company’s landrights are in the form of “Land Building Rights” or “Hak Guna Bangunan”. These landrights will be due ranging from 2024 to 2042. The Company’s management has the opinion that the terms of these landrights can be renewed/extended upon their expiration.
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BUANA FINANCE Tbk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2013 dan
untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah)
PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
As of December 31, 2013 and For the Year Then ended (Expressed in Rupiah)
54
11. ASET TAK BERWUJUD 11. INTANGIBLE ASSETS
Akun ini merupakan biaya perolehan perangkat lunak dan lisensi perangkat lunak yang digunakan dalam aktivitas operasional Perusahaan, dikurangi dengan akumulasi amortisasi.
This account represents acquisition costs for softwares and software license which are used in the Company’s operational activities, net of accumulated amortization.
Aset tak berwujud terdiri dari : Intangible assets consist of:
Saldo Saldo Awal/ Akhir/ Beginning Penambahan/ Pengurangan/ Ending Balance Additions Deductions Balance
31 Desember 2013 December 31, 2013 Harga perolehan 5.258.772.020 198.961.095 - 5.457.733.115 At Cost Akumulasi amortisasi 4.509.893.498 478.759.420 - 4.988.652.918 Accumulated amortization
Nilai buku 748.878.522 469.080.197 Net book value
31 Desember 2012 December 31, 2012 Harga perolehan 5.258.772.020 - - 5.258.772.020 At Cost Akumulasi amortisasi 4.038.695.490 471.198.008 - 4.509.893.498 Accumulated amortization
Nilai buku 1.220.076.530 748.878.522 Net book value
Beban amortisasi aset tak berwujud dibebankan ke beban umum dan administrasi (Catatan 27).
Amortization expense of intangible assets were charged to general and administrative expenses (Note 27).
Manajemen Perusahaan berkeyakinan bahwa tidak
ada kejadian-kejadian atau perubahan-perubahan keadaan yang mengindikasikan bahwa nilai tercatat aset tak berwujud mungkin tidak dapat dipulihkan kembali pada tanggal-tanggal 31 Desember 2013 dan 2012.
Management believes that there are no events or changes in circumstances which may indicate that the carrying amounts of intangible assets are not recoverable as of December 31, 2013 and 2012.
Berdasarkan penilaian atas total aset tak berwujud
yang dapat dipulihkan kembali, manajemen Perusahaan berkeyakinan bahwa tidak ada kejadian-kejadian atau perubahan-perubahan keadaan yang mengindikasikan bahwa nilai tercatatnya mungkin tidak dapat dipulihkan kembali pada tanggal-tanggal 31 Desember 2013 dan 2012.
Based on the assessment of the recoverability of the intangible assets, management believes that there are no events or changes in circumstances which may indicate that the carrying amounts of these assets are not recoverable as of December 31, 2013 and 2012.
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BUANA FINANCE Tbk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2013 dan
untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah)
PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
As of December 31, 2013 and For the Year Then ended (Expressed in Rupiah)
55
12. UTANG KEPADA LEMBAGA KEUANGAN DAN BANK
12. LOANS FROM FINANCIAL INSTITUTIONS AND BANKS
Rincian dari akun ini adalah sebagai berikut: The details of this account are as follows:
31 Desember/December 31
2013 2012
Setara Rupiah/ Setara Rupiah US$ Rupiah equivalent US$ Rupiah equivalent
Pihak ketiga: Third parties: Pinjaman Bilateral: Bilateral loans: Lembaga Pembiayaan Ekspor Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (Indonesia Eximbank): Indonesia (Indonesia Eximbank): - Rupiah - 326.520.049.974 - 324.942.986.963 - Rupiah - Dolar AS 1.500.000 18.283.500.000 - - - US Dollar PT Bank Pan Indonesia Tbk.: PT Bank Pan Indonesia Tbk.: - Rupiah - 270.988.910.322 - 449.308.998.027 - Rupiah - Dolar AS 800.000 9.737.488.087 1.633.334 15.687.354.917 - US Dollar PT Bank DKI - 166.142.972.552 - 143.190.414.802 PT Bank DKI PT Bank Permata Tbk. - 95.591.201.698 - 187.000.321.496 PT Bank Permata Tbk. PT Bank Danamon Indonesia Tbk. - 83.575.627.911 - 100.690.524.528 PT Bank Danamon Indonesia Tbk. PT Bank ICBC Indonesia - 85.714.522.718 - 94.363.808.645 PT Bank ICBC Indonesia
PT Bank QNB Kesawan Tbk PT Bank QNB Kesawan Tbk - Rupiah - 68.393.265.148 - 84.355.919.659 - Rupiah - Dolar AS 4.137.556 50.257.357.827 - - - US Dollar PT Bank Commonwealth: PT Bank Commonwealth: - Rupiah 32.421.228.131 - 53.950.197.587 - Rupiah - Dolar AS 1.738.889 21.154.595.440 2.972.222 28.531.316.944 - US Dollar
Standard Chartered Bank, Standard Chartered Bank, Jakarta Branch 4.444.444 54.086.190.234 17.777.778 170.169.461.491 Jakarta Branch
PT Bank Ekonomi Raharja Tbk.: PT Bank Ekonomi Raharja Tbk.: - Rupiah - 12.448.652.533 - - - Rupiah - Dolar AS 2.916.667 35.432.509.887 - - - US Dollar
PT Bank Central Asia Tbk - 30.128.934.350 - 87.500.679.542 PT Bank Central Asia Tbk PT Bank Ganesha - 29.875.249.772 - - PT Bank Ganesha PT Bank ICB Bumiputera Tbk. - 27.990.624.771 - 60.344.274.839 PT Bank ICB Bumiputera Tbk. PT Bank SBI Indonesia - 19.945.731.504 - 29.872.587.738 PT Bank SBI Indonesia PT Bank OCBC NISP Tbk.: PT Bank OCBC NISP Tbk.: - Rupiah - - - 17.756.911.181 - Rupiah - Dolar AS 1.425.000 17.358.415.063 5.108.333 49.119.786.871 - US Dollar PT Bank Victoria International Tbk - 2.082.710.130 - 10.400.052.667 PT Bank Victoria International Tbk PT Bank Harda Internasional - - - 10.401.686.740 PT Bank Harda Internasional PT Bank Capital Indonesia Tbk - (11.250.000) - (7.500.000) PT Bank Capital Indonesia Tbk
Sub-total pinjaman bilateral 16.962.556 1.458.118.488.052 27.491.667 1.917.579.784.637 Sub-total bilateral loans
Pihak ketiga: Third parties: Pinjaman Sindikasi: Syndicated loans: PT Bank OCBC NISP Tbk. - 191.231.633.562 - 388.244.463.824 PT Bank OCBC NISP Tbk. PT Bank Central Asia Tbk - 787.807.962.324 - 83.837.500.000 PT Bank Central Asia Tbk
Sub-total pinjaman sindikasi - 979.039.595.886 - 472.081.963.824 Sub-total syndicated loans
Total 16.962.556 2.437.158.083.938 27.491.667 2.389.661.748.461 Total
a. Pinjaman bilateral a. Bilateral loans
Perusahaan telah mendapat fasilitas pinjaman
bilateral dari beberapa bank dalam dan luar negeri dengan perincian sebagai berikut:
The Company has secured funding facilities from the following domestic and overseas banks:
1. Tanggal 15 April 2011, Perusahaan
menandatangani 2 (dua) perjanjian fasilitas pinjaman berjangka dengan Standard Chartered Bank, Jakarta Branch (SCB) dengan jumlah maksimal pinjaman sejumlah US$25.000.000 dan US$5.000.000 yang memiliki jangka waktu pinjaman selama sama-sama 33 bulan. Kedua fasilitas pinjaman berjangka ini telah ditarik seluruhnya pada tahun 2011. Fasilitas pinjaman berjangka ini akan jatuh tempo pada 18 April 2014.
1. On April 15, 2011, the Company signed 2 (two) term loan facility agreements with Standard Chartered Bank, Jakarta Branch (SCB) with maximum credit limit of US$25,000,000 and US$5,000,000 which have same 33 months of tenor. The facilities have been fully drawn in 2011. The term loan facilities will mature on April 18, 2014.
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BUANA FINANCE Tbk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2013 dan
untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah)
PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
As of December 31, 2013 and For the Year Then ended (Expressed in Rupiah)
56
12. UTANG KEPADA LEMBAGA KEUANGAN DAN BANK (lanjutan)
12. LOANS FROM FINANCIAL INSTITUTIONS AND BANKS (continued)
a. Pinjaman bilateral (lanjutan) a. Bilateral loans (continued)
Untuk mengendalikan risiko fluktuasi mata uang asing dan tingkat suku bunga mengambang atas pinjaman dengan SCB, Perusahaan melakukan 2 (dua) kontrak pertukaran mata uang dan tingkat bunga dengan SCB dengan nilai nosional awal masing-masing sebesar US$25.000.000 dan US$5.000.000.
To manage its exposure to fluctuation of the foreign currency and floating interest rate on loan obtained from SCB, the Company entered into 2 (two) cross currency swap contracts and interest rate swap contract with SCB with initial notional amounts of US$25,000,000 and US$5,000,000.
Perusahaan secara efektif telah menetapkan nilai kurs Dolar AS terhadap Rupiah masing-masing pada Rp8.690 dan Rp8.595 untuk 1 (satu) Dolar AS.
The Company has effectively fixed the US Dollar exchange rate to Rupiah at Rp8,690 and Rp8,595 for 1 (one) US Dollar, respectively.
2. Tanggal 24 September 2008, Perusahaan
menandatangani perjanjian fasilitas pinjaman berjangka dengan PT Bank CIMB Niaga Tbk. dengan jumlah maksimal pinjaman sejumlah Rp50.000.000.000 dan jangka waktu pinjaman selama 36 bulan. Pinjaman berjangka ini telah ditarik seluruhnya pada tahun 2009 dan telah dilunasi seluruhnya di bulan Maret 2012.
2. On September 24, 2008, the Company signed a term loan facility agreement with PT Bank CIMB Niaga Tbk. with a maximum credit limit of Rp50,000,000,000 and 36 months of tenor. The facility has been fully used in 2009 and fully paid in March 2012.
Tanggal 20 Desember 2010, Perusahaan
menandatangani perjanjian fasilitas pinjaman berjangka dengan PT Bank CIMB Niaga Tbk. dengan jumlah maksimal pinjaman sejumlah Rp50.000.000.000 dan jangka waktu pinjaman selama 36 bulan. Pinjaman berjangka ini telah ditarik seluruhnya pada tahun 2010. Perusahaan melakukan pelunasan dipercepat untuk fasilitas kredit ini pada bulan Desember 2012.
On December 20, 2010, the Company signed a term loan facility agreement with PT Bank CIMB Niaga Tbk. with a maximum credit limit of Rp50,000,000,000 and 36 months of tenor. The facility has been fully used in 2010.The Company made early settlement for this facility in December 2012.
3. Tanggal 25 Juli 2008, Perusahaan
menandatangani perjanjian fasilitas pinjaman berjangka berkelanjutan dengan PT Bank Danamon Indonesia Tbk. dengan jumlah maksimal pinjaman sejumlah Rp75.000.000.000 dan masa berlaku fasilitas selama 12 bulan. Fasilitas ini telah dilunasi seluruhnya di bulan Januari 2012.
3. On July 25, 2008, the Company signed a revolving term loan facility agreement with PT Bank Danamon Indonesia Tbk. with a maximum credit limit of Rp75,000,000,000 and 12 months of availability period. The facility has been fully paid in January 2012.
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BUANA FINANCE Tbk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2013 dan
untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah)
PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
As of December 31, 2013 and For the Year Then ended (Expressed in Rupiah)
57
12. UTANG KEPADA LEMBAGA KEUANGAN DAN BANK (lanjutan)
12. LOANS FROM FINANCIAL INSTITUTIONS AND BANKS (continued)
a. Pinjaman bilateral (lanjutan) a. Bilateral loans (continued)
Tanggal 23 Februari 2012, Perusahaan menandatangani perjanjian fasilitas pinjaman modal kerja dan perjanjian fasilitas pinjaman berjangka dengan PT Bank Danamon Indonesia Tbk. dengan jumlah maksimal pinjaman masing-masing sejumlah Rp50.000.000.000 dengan masa berlaku selama 12 bulan untuk fasilitas pinjaman modal kerja dan Rp100.000.000.000 dengan jangka waktu pinjaman selama 36 bulan untuk fasilitas pinjaman berjangka. Pinjaman berjangka ini telah ditarik seluruhnya pada tahun 2012. Fasilitas pinjaman berjangka ini akan jatuh tempo pada tanggal 16 Agustus 2016, sedangkan untuk fasilitas modal kerja memiliki jangka waktu 1 (satu) tahun sampai dengan 23 Februari 2013.
On February 23, 2012, the Company signed a working capital facility agreement and a term loan facility agreement with PT Bank Danamon Indonesia Tbk. with a maximum credit limit of Rp50,000,000,000 with 12 months of availability period for working capital facility and Rp100,000,000,000 with 36 months of tenor for term loan facility. The term loan facility has been fully used in 2012. The term loan facility will mature on August 16, 2016 while the working capital facility with 1 (one) year tenor will be expire on February 23, 2013.
Tanggal 22 Februari 2013, Perusahaan menandatangani perjanjian fasilitas kredit berjangka revolving (fasilitas modal kerja) dan perjanjian fasilitas kredit angsuran berjangka revolving dengan PT Bank Danamon Indonesia Tbk. dengan jumlah maksimal pinjaman masing-masing sejumlah Rp50.000.000.000 dan Rp100.000.000.000 dengan masa berlaku 12 bulan yang akan berakhir pada 25 Februari 2014 untuk keduanya.
On February 23, 2013, the Company signed a revolving loan facility agreement and a revolving term loan facility agreement (working capital facility) with PT Bank Danamon Indonesia Tbk. with a maximum credit limit of Rp50,000,000,000 and Rp100,000,000,000, respectively, with availability period up of 12 months, and will be expired on February 25, 2014 for both facilities.
4. Tanggal 13 Oktober 2009, Perusahaan menandatangani perjanjian fasilitas pinjaman berjangka dengan PT Bank Pan Indonesia Tbk. dengan jumlah maksimal pinjaman sejumlah Rp100.000.000.000 dan jangka waktu pinjaman selama 24 bulan. Pinjaman berjangka ini telah ditarik seluruhnya pada tahun 2010 dan telah dilunasi seluruhnya di bulan Februari 2012.
4. On October 13, 2009, the Company signed a term loan facility agreement with PT Bank Pan Indonesia Tbk. with a maximum credit limit of Rp100,000,000,000 and 24 months of tenor. The facility has been fully used in 2010 and has been fully paid in February 2012.
Tanggal 30 September 2010, Perusahaan
menandatangani perjanjian fasilitas pinjaman berjangka dengan PT Bank Pan Indonesia Tbk. dengan jumlah maksimal pinjaman sejumlah Rp200.000.000.000 dan jangka waktu pinjaman selama 36 bulan. Pinjaman berjangka ini telah ditarik seluruhnya pada tahun 2011. Fasilitas pinjaman berjangka ini akan jatuh tempo pada 11 Februari 2014.
On September 30, 2010, the Company signed a term loan facility agreement with PT Bank Pan Indonesia Tbk. with a maximum credit limit of Rp200,000,000,000 and 36 months of tenor. The facility has been fully used in 2011. The term loan facility will mature on February 11, 2014.
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BUANA FINANCE Tbk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2013 dan
untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah)
PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
As of December 31, 2013 and For the Year Then ended (Expressed in Rupiah)
58
12. UTANG KEPADA LEMBAGA KEUANGAN DAN BANK (lanjutan)
12. LOANS FROM FINANCIAL INSTITUTIONS AND BANKS (continued)
a. Pinjaman bilateral (lanjutan) a. Bilateral loans (continued)
Tanggal 9 Juni 2011, Perusahaan
menandatangani perjanjian fasilitas pinjaman berjangka dengan PT Bank Pan Indonesia Tbk. dengan jumlah maksimal pinjaman sejumlah Rp100.000.000.000 dan jangka waktu pinjaman selama 36 bulan. Pinjaman berjangka ini telah ditarik seluruhnya pada tahun 2011. Fasilitas pinjaman berjangka ini akan jatuh tempo pada 11 Juli 2014.
On June 9, 2011, the Company signed a term loan facility agreement with PT Bank Pan Indonesia Tbk. with a maximum credit limit of Rp100,000,000,000 and 36 months of tenor. The facility has been fully used in 2011. The term loan facility will mature on July 11, 2014.
Tanggal 15 September 2011, Perusahaan
menandatangani perjanjian fasilitas pinjaman berjangka dengan PT Bank Pan Indonesia Tbk. dengan jumlah maksimal pinjaman sejumlah Rp100.000.000.000 dan jangka waktu pinjaman selama 36 bulan. Pinjaman ini dapat ditarik dalam Rupiah ataupun Dolar AS dan telah ditarik seluruhnya pada tahun 2011. Penarikan dilakukan sebesar Rp76.000.000.000 dan US$2.500.000. Fasilitas pinjaman berjangka ini akan jatuh tempo pada 11 Desember 2014
On September 15, 2011, the Company signed a term loan facility agreement with PT Bank Pan Indonesia Tbk. with a maximum credit limit of Rp100,000,000,000 and 36 months of tenor. The facility can be drawdown in IDR or US Dollar and has been fully used in 2011. The drawdown were done in Rp76,000,000,000 and US$2,500,000. The term loan facility will mature on December 11, 2014.
Tanggal 12 April 2012, Perusahaan
menandatangani perjanjian fasilitas pinjaman berjangka dengan PT Bank Pan Indonesia Tbk. dengan jumlah maksimal pinjaman sejumlah Rp200.000.000.000 dan jangka waktu pinjaman selama 36 bulan. Pinjaman berjangka ini telah ditarik seluruhnya pada tahun 2012. Fasilitas pinjaman berjangka ini akan jatuh tempo pada 11 Juni 2015.
On April 12, 2012, the Company signed a term loan facility agreement with PT Bank Pan Indonesia Tbk. with a maximum credit limit of Rp200,000,000,000 and 36 months of tenor. The facility has been fully used in 2012. The term loan facility will mature on June 11, 2015.
Tanggal 21 September 2012, Perusahaan
menandatangani perjanjian fasilitas pinjaman berjangka dengan PT Bank Pan Indonesia Tbk. dengan jumlah maksimal pinjaman sejumlah Rp200.000.000.000 dan jangka waktu pinjaman selama 36 bulan. Pinjaman berjangka ini telah ditarik seluruhnya. Fasilitas pinjaman berjangka ini akan jatuh tempo pada 11 Desember 2015.
On September 21, 2012, the Company signed a term loan facility agreement with PT Bank Pan Indonesia Tbk. with a maximum credit limit of Rp200,000,000,000 and 36 months of tenor. The facility has been fully used. The term loan facility will mature on December 11, 2015.
5. Tanggal 27 Oktober 2009, Perusahaan
menandatangani perjanjian fasilitas pinjaman berjangka dengan PT Bank Permata Tbk. dengan jumlah maksimal pinjaman sejumlah Rp100.000.000.000 dan jangka waktu pinjaman selama 36 bulan. Pinjaman berjangka ini telah ditarik seluruhnya pada tahun 2010 dan telah dilunasi seluruhnya pada bulan Maret 2013.
5. On October 27, 2009, the Company signed a term loan facility agreement with PT Bank Permata Tbk. with a maximum credit limit of Rp100,000,000,000 and 36 months of tenor. The facility has been fully used in 2010 and fully paid on March 2013.
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BUANA FINANCE Tbk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2013 dan
untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah)
PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
As of December 31, 2013 and For the Year Then ended (Expressed in Rupiah)
59
12. UTANG KEPADA LEMBAGA KEUANGAN DAN BANK (lanjutan)
12. LOANS FROM FINANCIAL INSTITUTIONS AND BANKS (continued)
a. Pinjaman bilateral (lanjutan) a. Bilateral loans (continued)
Tanggal 10 Maret 2011, Perusahaan
menandatangani perjanjian fasilitas pinjaman berjangka dengan PT Bank Permata Tbk. dengan jumlah maksimal pinjaman sejumlah Rp150.000.000.000 dan dan jangka waktu pinjaman selama 36 bulan. Pinjaman berjangka ini telah ditarik seluruhnya pada tahun 2011. Fasilitas pinjaman berjangka ini akan jatuh tempo pada 10 September 2014.
On March 10, 2011, the Company signed a term loan facility agreement with PT Bank Permata Tbk. with a maximum credit limit of Rp150,000,000,000 and 36 months of tenor. The facility has been fully used in 2011. The term loan facility will mature on September 10, 2014.
Pada tanggal 1 Maret 2012, Perusahaan menandatangani perjanjian fasilitas pinjaman aksep (money market line) dan perjanjian fasilitas pinjaman berjangka dengan PT Bank Permata Tbk. dengan jumlah maksimal pinjaman masing-masing sejumlah Rp50.000.000.000 dengan masa berlaku pinjaman selama 12 bulan yang akah berakhir pada 1 Maret 2013 untuk pinjaman aksep dan Rp100.000.000.000 dengan jangka waktu pinjaman selama 36 bulan untuk fasilitas pinjaman berjangka. Pinjaman berjangka ini telah ditarik seluruhnya pada tahun 2012. Fasilitas pinjaman berjangka ini akan jatuh tempo pada 27 September 2015.
On March 1, 2012, the Company signed a money market facility agreement and a term loan facility agreement with PT Bank Permata Tbk. with a maximum credit limit of Rp50,000,000,000 with 12 months of availability period which will expire on March 1, 2013 for money market facility and Rp100,000,000,000 with 36 months of tenor for term loan facility. The term loan facility has been fully used in 2012. The term loan facility will mature on September 27, 2015.
Pada tanggal 1 Maret 2013, PT Bank Permata Tbk. telah setuju untuk memperpanjang fasilitas pinjaman aksep (money market line) yang diterima Perusahaan secara sementara sampai dengan 30 April 2013.
On March 1, 2013, PT Bank Permata Tbk. has agreed to temporarily extend the money market facility received by the Company until April 30, 2013.
Pada tanggal 26 April 2013, PT Bank Permata Tbk. telah setuju untuk memperpanjang fasilitas pinjaman aksep (money market line) yang diterima Perusahaan dengan masa berlaku 12 bulan yang akan berakhir pada 1 Maret 2014.
On April 26, 2013, PT Bank Permata Tbk. has agreed to extend the money market facility received by the Company with availability period up of 12 months and will be expired on March 1, 2014.
6. Tanggal 29 Maret 2012, Perusahaan
menandatangani perjanjian fasilitas pinjaman berjangka dengan PT Bank Agris dengan jumlah maksimal pinjaman sejumlah Rp35.000.000.000 dan jangka waktu pinjaman selama 12 bulan. Perusahaan belum melakukan penarikan atas keseluruhan fasilitas pinjaman berjangka sedangkan masa berlaku fasilitas kredit telah berakhir.
6. On March 29, 2012, the Company signed a term loan facility agreement with PT Bank Agris with a maximum credit limit of Rp35,000,000,000 and 12 months of tenor. The term loan facility has not yet been used, while the facility has been expired.
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BUANA FINANCE Tbk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2013 dan
untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah)
PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
As of December 31, 2013 and For the Year Then ended (Expressed in Rupiah)
60
12. UTANG KEPADA LEMBAGA KEUANGAN DAN BANK (lanjutan)
12. LOANS FROM FINANCIAL INSTITUTIONS AND BANKS (continued)
a. Pinjaman bilateral (lanjutan) a. Bilateral loans (continued)
7. Tanggal 12 April 2010, Perusahaan
menandatangani perjanjian fasilitas pinjaman berjangka dengan PT Bank OCBC NISP Tbk. dengan jumlah maksimal pinjaman sejumlah Rp100.000.000.000 dan jangka waktu pinjaman selama 36 bulan. Pinjaman berjangka ini telah ditarik seluruhnya pada tahun 2010 dan dilunasi seluruhnya pada Agustus 2013.
7. On April 12, 2010, the Company signed a term loan facility agreement with PT Bank OCBC NISP Tbk. with a maximum credit limit of Rp100,000,000,000 and 36 months of tenor. The facility has been fully used in 2010 and fully paid in August 2013.
Tanggal 24 Maret 2011, Perusahaan menandatangani perjanjian fasilitas pinjaman berjangka dengan PT Bank OCBC NISP Tbk. dengan jumlah maksimal pinjaman sejumlah Rp100.000.000.000 dan jangka waktu pinjaman selama 36 bulan. Fasilitas pinjaman ini dapat ditarik dalam Rupiah atau Dolar AS. Pinjaman berjangka ini telah ditarik seluruhnya pada tahun 2011. Fasilitas pinjaman berjangka ini akan jatuh tempo pada 8 Juni 2014.
On March 24, 2011, the Company signed a term loan facility agreement with PT Bank OCBC NISP Tbk. with a maximum credit limit of Rp100,000,000,000 and 36 months of tenor. This facility can be drawdown in Rupiah or US Dollar. The facility has been fully used in 2011. The term loan facility will mature on June 8, 2014.
8. Tanggal 19 April 2010, Perusahaan
menandatangani perjanjian fasilitas pinjaman berjangka dengan PT Bank ICBC Indonesia dengan jumlah maksimal pinjaman sejumlah Rp50.000.000.000 dan jangka waktu pinjaman selama 36 bulan. Pinjaman berjangka ini telah ditarik seluruhnya pada tahun 2010 dan dilunasi seluruhnya pada Juni 2013.
8. On April 19, 2010, the Company signed a term loan facility agreement with PT Bank ICBC Indonesia with a maximum credit limit of Rp50,000,000,000 and 36 months of tenor. The facility has been fully used in 2010 and fully paid in June, 2013.
Tanggal 24 Juni 2010, Perusahaan menandatangani perjanjian fasilitas pinjaman berjangka dengan PT Bank ICBC Indonesia dengan jumlah maksimal pinjaman sejumlah Rp50.000.000.000 dan jangka waktu pinjaman selama 36 bulan. Pinjaman berjangka ini telah ditarik seluruhnya pada tahun 2010 dan dilunasi seluruhnya pada Juli 2013.
On June 24, 2010, the Company signed a term loan facility agreement with PT Bank ICBC Indonesia with a maximum credit limit of Rp50,000,000,000 and 36 months of tenor. The facility has been fully used in 2010 and has been fully paid in July, 2013.
Tanggal 30 September 2010, Perusahaan menandatangani perjanjian fasilitas pinjaman berjangka dengan PT Bank ICBC Indonesia dengan jumlah maksimal pinjaman sejumlah Rp50.000.000.000 dan jangka waktu pinjaman selama 36 bulan. Pinjaman berjangka ini telah ditarik seluruhnya pada tahun 2011. Fasilitas pinjaman berjangka ini akan jatuh tempo pada 10 Januari 2014.
On September 30, 2010, the Company signed a term loan facility agreement with PT Bank ICBC Indonesia with a maximum credit limit of Rp50,000,000,000 and 36 months of tenor. The facility has been fully used in 2011. The term loan facility will mature on January 10, 2014.
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BUANA FINANCE Tbk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2013 dan
untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah)
PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
As of December 31, 2013 and For the Year Then ended (Expressed in Rupiah)
61
12. UTANG KEPADA LEMBAGA KEUANGAN DAN BANK (lanjutan)
12. LOANS FROM FINANCIAL INSTITUTIONS AND BANKS (continued)
a. Pinjaman bilateral (lanjutan) a. Bilateral loans (continued)
Tanggal 30 Mei 2011, Perusahaan menandatangani perjanjian fasilitas pinjaman berjangka dengan PT Bank ICBC Indonesia dengan jumlah maksimal pinjaman sejumlah Rp50.000.000.000 dan jangka waktu pinjaman selama 36 bulan. Pinjaman berjangka ini telah ditarik seluruhnya pada tahun 2011. Perusahaan melakukan pelunasan dipercepat untuk fasilitas kredit ini pada bulan Oktober 2013.
On May 30, 2011, the Company signed a term loan facility agreement with PT Bank ICBC Indonesia with a maximum credit limit of Rp50,000,000,000 and 36 months of tenor. The facility has been fully used in 2011. The Company made early settlement for credit facility in Oktober 2013.
Tanggal 24 Februari 2012, Perusahaan menandatangani perjanjian fasilitas pinjaman berjangka dengan PT Bank ICBC Indonesia dengan jumlah maksimal pinjaman sejumlah Rp50.000.000.000 dan jangka waktu pinjaman selama 36 bulan. Pinjaman berjangka ini telah ditarik seluruhnya pada tahun 2012. Fasilitas pinjaman berjangka ini akan jatuh tempo pada 21 Maret 2015.
On February 24, 2012, the Company signed a term loan facility agreement with PT Bank ICBC Indonesia with a maximum credit limit of Rp50,000,000,000 and 36 months of tenor. The facility has been fully used in 2012. The term loan facility will mature on March 21, 2015.
Tanggal 8 Mei 2013, Perusahaan menandatangani perjanjian fasilitas pinjaman berjangka dengan PT Bank ICBC Indonesia dengan jumlah maksimal pinjaman sejumlah Rp75.000.000.000 dan jangka waktu pinjaman selama 36 bulan. Pinjaman berjangka ini telah ditarik seluruhnya pada tahun 2013. Fasilitas pinjaman berjangka ini akan jatuh tempo pada 26 Juli 2016.
On May 8, 2013, the Company signed a term loan facility agreement with PT Bank ICBC Indonesia with a maximum credit limit of Rp75,000,000,000 and 36 months of tenor. The facility has been fully used in 2013. The term loan facility will mature on July 26, 2016.
9. Tanggal 9 Juli 2010, Perusahaan
menandatangani perjanjian fasilitas pinjaman berjangka dengan PT Bank Victoria International Tbk. dengan jumlah maksimal pinjaman sejumlah Rp50.000.000.000 dan jangka waktu pinjaman selama 36 bulan. Pinjaman berjangka ini telah ditarik seluruhnya pada tahun 2011. Perusahaan melakukan pelunasan dipercepat untuk fasilitas kredit sejumlah Rp25.000.000.000 pada bulan November 2012. Sisanya akan jatuh tempo pada 28 Maret 2014.
9. On July 9, 2010, the Company signed a term loan facility agreement with PT Bank Victoria International Tbk. with a maximum credit limit of Rp50,000,000,000 and 36 months of tenor. The facility has been fully used in 2011. The Company made early settlement for credit facility amounting Rp25,000,000,000 in November 2012. The remaining facility will mature on March 28, 2014.
10. Tanggal 1 September 2010, Perusahaan
menandatangani perjanjian fasilitas pinjaman berjangka dengan PT Bank ICB Bumiputera Tbk. dengan jumlah maksimal pinjaman sejumlah Rp50.000.000.000 dan jangka waktu pinjaman selama 36 bulan. Pinjaman berjangka ini telah ditarik seluruhnya pada tahun 2011. Fasilitas pinjaman berjangka ini akan jatuh tempo pada 7 April 2014.
10. On September 1, 2010, the Company signed a term loan facility agreement with PT Bank ICB Bumiputera Tbk. with a maximum credit limit of Rp50,000,000,000 and 36 months of tenor. The facility has been fully used in 2011. The term loan facility will mature on April 7, 2014.
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BUANA FINANCE Tbk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2013 dan
untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah)
PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
As of December 31, 2013 and For the Year Then ended (Expressed in Rupiah)
62
12. UTANG KEPADA LEMBAGA KEUANGAN DAN BANK (lanjutan)
12. LOANS FROM FINANCIAL INSTITUTIONS AND BANKS (continued)
a. Pinjaman bilateral (lanjutan) a. Bilateral loans (continued)
Tanggal 14 Februari 2012, Perusahaan
menandatangani perjanjian fasilitas pinjaman berjangka dengan PT Bank ICB Bumiputera Tbk. dengan jumlah maksimal pinjaman sejumlah Rp50.000.000.000 dan jangka waktu pinjaman selama 36 bulan. Pinjaman berjangka ini telah ditarik seluruhnya pada tahun 2012. Fasilitas pinjaman berjangka ini akan jatuh tempo pada 7 Juni 2015.
On February 14, 2012, the Company signed a term loan facility agreement with PT Bank ICB Bumiputera Tbk. with a maximum credit limit of Rp50,000,000,000 and 36 months of tenor. The facility has been fully used in 2012. The term loan facility will mature on June 7, 2015.
11. Tanggal 15 Desember 2010, Perusahaan
menandatangani perjanjian fasilitas pinjaman berjangka dan fasilitas kredit lokal dengan PT Bank Central Asia Tbk dengan jumlah maksimal pinjaman masing-masing sejumlah Rp75.000.000.000 dengan jangka waktu pinjaman selama 36 bulan dan Rp25.000.000.000 dengan masa berlaku selama 12 bulan. Pinjaman berjangka telah ditarik seluruhnya pada tahun 2011, sedangkan masa berlaku fasilitas kredit lokal telah berakhir pada 15 Desember 2011. Fasilitas pinjaman berjangka ini akan jatuh tempo pada 17 Maret 2014.
11. On December 15, 2010, the Company signed term loan facility and local credit facility agreement with PT Bank Central Asia Tbk which have a maximum credit limit of Rp75,000,000,000 with tenor of 36 months for term loan facility and Rp25,000,000,000 with availability period of 12 months for local credit facility. The term loan facility has been fully used in 2011, while the local credit facility has been expired on December 15, 2011. The loan facility will mature on March 17, 2014.
Tanggal 9 Mei 2011, Perusahaan menandatangani perjanjian fasilitas pinjaman berjangka dan penambahan fasilitas kredit lokal dengan PT Bank Central Asia Tbk dengan jumlah maksimal fasilitas pinjaman berjangka sejumlah Rp25.000.000.000 dengan jangka waktu pinjaman selama 36 bulan dan penambahan fasilitas kredit lokal sejumlah Rp25.000.000.000 dengan masa berlaku selama 12 bulan, sehingga jumlah maksimal fasilitas pinjaman kredit lokal menjadi Rp50.000.000.000. Pinjaman berjangka ini telah ditarik seluruhnya pada tahun 2011, sedangkan masa berlaku fasilitas kredit lokal telah berakhir pada 15 Desember 2011. Fasilitas pinjaman berjangka ini akan jatuh tempo pada 12 Mei 2014.
On May 9, 2011, the Company signed a term loan facility and an addition on their previous local credit facility agreement with PT Bank Central Asia Tbk which have a maximum credit limit of Rp25,000,000,000 with tenor of 36 months for term loan facility and addition of Rp25,000,000,000 with availability period of 12 months for local credit facility, which had made local credit facility became Rp50,000,000,000 in total. The term loan facility has been fully used in 2011, while the local credit facility has been expired on December 15, 2011. The term loan facility will mature on May 12, 2014.
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BUANA FINANCE Tbk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2013 dan
untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah)
PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
As of December 31, 2013 and For the Year Then ended (Expressed in Rupiah)
63
12. UTANG KEPADA LEMBAGA KEUANGAN DAN BANK (lanjutan)
12. LOANS FROM FINANCIAL INSTITUTIONS AND BANKS (continued)
a. Pinjaman bilateral (lanjutan) a. Bilateral loans (continued)
Tanggal 20 Oktober 2011, Perusahaan menandatangani perjanjian fasilitas pinjaman berjangka dan perpanjangan fasilitas kredit lokal yang akan berakhir pada 15 Desember 2011 dengan PT Bank Central Asia Tbk dengan jumlah maksimal fasilitas pinjaman masing-masing sejumlah Rp50.000.000.000 dengan jangka waktu pinjaman selama 36 bulan dan Rp50.000.000.000 dengan masa berlaku selama 12 bulan. Pinjaman berjangka telah ditarik seluruhnya pada tahun 2012, sedangkan untuk fasilitas kredit lokal memiliki jangka waktu 1 (satu) tahun sampai dengan 15 Desember 2013. Fasilitas pinjaman berjangka ini akan jatuh tempo pada 13 Februari 2015.
On October 20, 2011, the Company signed a term loan facility and renewal of local credit facility agreement which will be expired on December 15, 2011 with PT Bank Central Asia Tbk which have a maximum credit limit of Rp50,000,000,000 with tenor of 36 months for term loan facility and Rp50,000,000,000 with availability period of 12 months for local credit facility. The term loan facility has been fully used in 2012, while the local credit facility has 1 (one) year tenor until on December 15, 2013. The term loan facility will mature on February 13, 2015.
12. Tanggal 23 Februari 2011, Perusahaan
menandatangani perjanjian fasilitas pinjaman aksep (money market line) dengan PT Bank Capital Indonesia Tbk dengan jumlah maksimal pinjaman sejumlah Rp50.000.000.000 dan masa berlaku selama 12 bulan. Pinjaman aksep ini telah ditarik seluruhnya pada tahun 2011 dan telah dilunasi seluruhnya pada tahun 2012.
12. On February 23, 2011, the Company signed a money market facility agreement with PT Bank Capital Indonesia Tbk with a maximum credit limit of Rp50,000,000,000 and 12 months of availability period. The money market facility has been fully used in 2011 and fully paid in 2012.
Tanggal 27 Mei 2011, Perusahaan menandatangani perjanjian fasilitas pinjaman aksep (money market line) dengan PT Bank Capital Indonesia Tbk dengan jumlah maksimal pinjaman sejumlah Rp20.000.000.000 dan masa berlaku selama 12 bulan. Pinjaman aksep ini telah ditarik seluruhnya pada tahun 2011 dan telah dilunasi seluruhnya pada tahun 2012.
On May 27, 2011, the Company signed a money market facility agreement with PT Bank Capital Indonesia Tbk with a maximum credit limit of Rp20,000,000,000 and 12 months of availability period. The money market facility has been fully used in 2011 and fully paid in 2012.
Tanggal 27 September 2011, Perusahaan menandatangani perjanjian fasilitas pinjaman aksep (money market line) dengan PT Bank Capital Indonesia Tbk dengan jumlah maksimal pinjaman sejumlah Rp20.000.000.000 dan masa berlaku selama 12 bulan. Perusahaan belum melakukan penarikan atas keseluruhan fasilitas pinjaman aksep sedangkan masa berlaku fasilitas kredit telah berakhir pada 24 Februari 2012.
On September 27, 2011, the Company signed a money market facility agreement with PT Bank Capital Indonesia Tbk with a maximum credit limit of Rp20,000,000,000 and 12 months of availability period. The money market facility has not yet been used, while the facility has been expired on February 24, 2012.
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BUANA FINANCE Tbk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2013 dan
untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah)
PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
As of December 31, 2013 and For the Year Then ended (Expressed in Rupiah)
64
12. UTANG KEPADA LEMBAGA KEUANGAN DAN BANK (lanjutan)
12. LOANS FROM FINANCIAL INSTITUTIONS AND BANKS (continued)
a. Pinjaman bilateral (lanjutan) a. Bilateral loans (continued)
Pada tanggal 22 Februari 2012, Perusahaan menandatangani perpanjangan fasilitas pinjaman aksep (money market line) dengan PT Bank Capital Indonesia Tbk dengan jumlah maksimal pinjaman sejumlah Rp90.000.000.000 dan masa berlaku selama 12 bulan. Perusahaan belum melakukan penarikan atas keseluruhan fasilitas pinjaman aksep sedangkan masa berlaku fasilitas kredit telah berakhir pada 24 Februari 2013.
On February 22, 2012, the Company signed a renewal of money market facility agreement with PT Bank Capital Indonesia Tbk with a maximum credit limit of Rp90,000,000,000 and 12 months of availability period. The money market facility has not yet been used, while the facility has been expired on February 24, 2013.
Pada tanggal 5 April 2013, Perusahaan menandatangani perpanjangan fasilitas pinjaman aksep (money market line) dengan PT Bank Capital Indonesia Tbk dengan jumlah maksimal pinjaman sejumlah Rp90.000.000.000 dan masa berlaku selama 12 bulan. Sampai dengan 31 Desember 2013, Perusahaan belum melakukan penarikan atas keseluruhan fasilitas pinjaman aksep. Fasilitas pinjaman aksep ini akan jatuh tempo pada 24 Februari 2014.
On April 5, 2013, the Company signed a renewal of money market facility agreement with PT Bank Capital Indonesia Tbk with a maximum credit limit of Rp90,000,000,000 and 12 months of availability period. Up to December 31, 2013, the money market facility has not yet been used. The money market facility will mature on February 24, 2014.
13. Tanggal 15 Juni 2011, Perusahaan
menandatangani perjanjian fasilitas pinjaman berjangka dengan PT Bank DKI dengan jumlah maksimal pinjaman sejumlah Rp100.000.000.000 dan jangka waktu pinjaman selama 36 bulan. Pinjaman berjangka ini telah ditarik seluruhnya pada tahun 2011. Fasilitas pinjaman berjangka ini akan jatuh tempo pada 11 Agustus 2014.
13. On June 15, 2011, the Company signed a term loan facility agreement with PT Bank DKI with a maximum credit limit of Rp100,000,000,000 and 36 months of tenor. The facility has been fully used in 2011. The term loan facility will mature on August 11, 2014.
Tanggal 13 Juni 2012, Perusahaan
menandatangani perjanjian fasilitas pinjaman berjangka dengan PT Bank DKI dengan jumlah maksimal pinjaman sejumlah Rp100.000.000.000 dan jangka waktu pinjaman selama 36 bulan. Pinjaman berjangka ini telah ditarik seluruhnya pada tahun 2012. Fasilitas pinjaman berjangka ini akan jatuh tempo pada 27 Juli 2015.
On June 13, 2012, the Company signed a term loan facility agreement with PT Bank DKI with a maximum credit limit of Rp100,000,000,000 and 36 months of tenor. The facility has been fully used in 2012. The term loan facility will mature on July 27, 2015.
Tanggal 26 Juli 2013, Perusahaan
menandatangani perjanjian fasilitas pinjaman berjangka dengan PT Bank DKI dengan jumlah maksimal pinjaman sejumlah Rp100.000.000.000 dan jangka waktu pinjaman selama 36 bulan. Pinjaman berjangka ini telah ditarik seluruhnya pada tahun 2013. Fasilitas pinjaman berjangka ini akan jatuh tempo pada 27 Agustus 2016.
On July 26, 2013, the Company signed a term loan facility agreement with PT Bank DKI with a maximum credit limit of Rp100,000,000,000 and 36 months of tenor. The facility has been fully used in 2013. The term loan facility will mature on August 27, 2016.
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BUANA FINANCE Tbk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2013 dan
untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah)
PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
As of December 31, 2013 and For the Year Then ended (Expressed in Rupiah)
65
12. UTANG KEPADA LEMBAGA KEUANGAN DAN BANK (lanjutan)
12. LOANS FROM FINANCIAL INSTITUTIONS AND BANKS (continued)
a. Pinjaman bilateral (lanjutan) a. Bilateral loans (continued)
14. Tanggal 21 Oktober 2011, Perusahaan
menandatangani perjanjian fasilitas pinjaman berjangka dengan Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (Indonesia Eximbank) dengan jumlah maksimal pinjaman sejumlah Rp200.000.000.000 dan jangka waktu pinjaman selama 36 bulan. Pinjaman berjangka ini telah ditarik seluruhnya pada tahun 2012. Fasilitas pinjaman berjangka ini akan jatuh tempo pada 9 Januari 2015.
14. On October 21, 2011, the Company signed a term loan facility agreement with Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (Indonesia Eximbank) with a maximum credit limit of Rp200,000,000,000 and 36 months of tenor. The facility has been fully used in 2012. The term loan facility will mature on January 9, 2015.
Tanggal 23 Juli 2012, Perusahaan
menandatangani perjanjian fasilitas pinjaman berjangka dengan Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (Indonesia Eximbank) dengan jumlah maksimal pinjaman sejumlah Rp200.000.000.000 dan jangka waktu pinjaman selama 36 bulan. Pinjaman berjangka ini telah ditarik seluruhnya pada tahun 2012. Fasilitas pinjaman berjangka ini akan jatuh tempo pada 9 Oktober 2015.
On July 23, 2012, the Company signed a term loan facility agreement with Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (Indonesia Eximbank) with a maximum credit limit of Rp200,000,000,000 and 36 months of tenor. The facility has been fully used in 2012. The term loan facility will mature on October 9, 2015.
Tanggal 20 Agustus 2013, Perusahaan
menandatangani perjanjian fasilitas pinjaman berjangka dengan Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (Indonesia Eximbank) dengan jumlah maksimal pinjaman sejumlah Rp200.000.000.000 dan jangka waktu pinjaman selama 36 bulan. Pinjaman ini dapat ditarik dalam Rupiah ataupun Dolar AS. Penarikan dilakukan sebesar Rp135.000.000.000 dan US$ 1.500.000 pada tahun 2013. Fasilitas pinjaman berjangka ini akan jatuh tempo pada 20 Desember 2016.
On August 20, 2013, the Company signed a term loan facility agreement with Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (Indonesia Eximbank) with a maximum credit limit of Rp200,000,000,000 and 36 months of tenor. The facility can be drawdown in IDR or US Dollar. The drawdown were done in Rp135,000,000,000 and US$1,500,000 in 2013. The term loan facility will mature on December 20, 2016.
15. Tanggal 31 Januari 2011, Perusahaan
menandatangani perjanjian fasilitas pinjaman berjangka dengan PT Bank SBI Indonesia dengan jumlah maksimal pinjaman sejumlah Rp30.000.000.000 dan jangka waktu pinjaman selama 12 bulan. Pinjaman berjangka ini telah ditarik seluruhnya pada tahun 2011 dan telah dilunasi seluruhnya pada bulan Maret 2012.
15. On January 31, 2011, the Company signed a term loan facility agreement with PT Bank SBI Indonesia with a maximum credit limit of Rp30,000,000,000 and 12 months of tenor. The facility has been fully used in 2011 and fully paid on March 2012.
Tanggal 31 Agustus 2012, Perusahaan
menandatangani perjanjian fasilitas pinjaman berjangka dengan PT Bank SBI Indonesia dengan jumlah maksimal pinjaman sejumlah Rp30.000.000.000 dan jangka waktu pinjaman selama 36 bulan. Pinjaman berjangka ini telah ditarik seluruhnya pada tahun 2012. Fasilitas pinjaman berjangka ini akan jatuh tempo pada 17 September 2015.
On August 31, 2012, the Company signed a term loan facility agreement with PT Bank SBI Indonesia with a maximum credit limit of Rp30,000,000,000 and 36 months of tenor. The facility has been fully used in 2012. The term loan facility will mature on September 17, 2015.
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BUANA FINANCE Tbk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2013 dan
untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah)
PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
As of December 31, 2013 and For the Year Then ended (Expressed in Rupiah)
66
12. UTANG KEPADA LEMBAGA KEUANGAN DAN BANK (lanjutan)
12. LOANS FROM FINANCIAL INSTITUTIONS AND BANKS (continued)
a. Pinjaman bilateral (lanjutan) a. Bilateral loans (continued)
16. Tanggal 5 Desember 2011, Perusahaan
menandatangani perjanjian fasilitas pinjaman berjangka dengan PT Bank Commonwealth dengan jumlah maksimal pinjaman sejumlah Rp100.000.000.000 yang dapat ditarik dalam Rupiah ataupun Dolar AS. Pinjaman berjangka ini telah ditarik seluruhnya pada tahun 2012. Penarikan dilakukan sebesar Rp65.000.000.000 dan US$3.700.000. Fasilitas pinjaman berjangka ini akan jatuh tempo pada 28 Juni 2015.
16. On December 5, 2011, the Company signed a term loan facility agreement with PT Bank Commonwealth with maximum credit limit of Rp100,000,000,000 that can be drawdown in IDR or US Dollar and has been fully used in 2012. The drawdown amounted to Rp65,000,000,000 and US$3,700,000. The term loan facility will mature on June 28, 2015.
17. Tanggal 15 Mei 2012, Perusahaan
menandatangani perjanjian fasilitas pinjaman berjangka dengan PT Bank Harda Internasional dengan jumlah maksimal pinjaman sejumlah Rp25.000.000.000 dan jangka waktu pinjaman selama 12 bulan. Pinjaman berjangka ini telah ditarik seluruhnya pada tahun 2012 dan dilunasi seluruhnya pada Mei 2013.
17. On May 15, 2012, the Company signed a term loan facility agreement with PT Bank Harda Internasional with a maximum credit limit of Rp25,000,000,000 and 12 months of tenor. The facility has been fully used in 2012 and fully paid in May, 2013.
18. Tanggal 15 Mei 2012, Perusahaan
menandatangani perjanjian fasilitas pinjaman berjangka dengan PT Bank QNB Kesawan Tbk dengan jumlah maksimal pinjaman sejumlah Rp100.000.000.000 dan jangka waktu pinjaman selama 36 bulan. Pinjaman berjangka ini telah ditarik seluruhnya pada tahun 2012. Fasilitas pinjaman berjangka ini akan jatuh tempo pada 12 Juli 2015.
18. On May 15, 2012, the Company signed a term loan facility agreement with PT Bank QNB Kesawan Tbk with a maximum credit limit of Rp100,000,000,000 and 36 months of tenor. The facility has been fully used in 2012. The term loan facility will mature on July 12, 2015.
Tanggal 9 April 2013, Perusahaan
menandatangani perjanjian fasilitas pinjaman berjangka dengan PT Bank QNB Kesawan Tbk dengan jumlah maksimal pinjaman sejumlah Rp70.000.000.000 dan jangka waktu pinjaman selama 36 bulan. Pinjaman ini dapat ditarik dalam Rupiah ataupun Dolar AS. Pinjaman berjangka ini telah ditarik seluruhnya pada tahun 2013. Penarikan dilakukan sebesar Rp20.000.000.000 dan US$4.936.000. Fasilitas pinjaman berjangka ini akan jatuh tempo pada 30 Juli 2016.
On April 9, 2013, the Company signed a term loan facility agreement with PT Bank QNB Kesawan Tbk with a maximum credit limit of Rp70,000,000,000 and 36 months of tenor. The facility can be drawdown in IDR or US Dollar. The facility has been fully used ini 2013. The drawdown were done in Rp20,000,000,000 and US$4,936,000. The term loan facility will mature on July 30, 2016.
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BUANA FINANCE Tbk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2013 dan
untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah)
PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
As of December 31, 2013 and For the Year Then ended (Expressed in Rupiah)
67
12. UTANG KEPADA LEMBAGA KEUANGAN DAN BANK (lanjutan)
12. LOANS FROM FINANCIAL INSTITUTIONS AND BANKS (continued)
a. Pinjaman bilateral (lanjutan) a. Bilateral loans (continued)
19. Pada tanggal 27 November 2012,
Perusahaan menandatangani perjanjian fasilitas pinjaman berjangka dengan PT Bank Ekonomi Raharja Tbk. dengan jumlah maksimal pinjaman sejumlah Rp50.000.000.000 dan jangka waktu pinjaman selama 36 bulan. Pinjaman ini dapat ditarik dalam Rupiah ataupun Dolar AS dan telah ditarik seluruhnya pada tahun 2013. Penarikan dilakukan sebesar Rp15.000.000.000 dan US$3.500.000. Fasilitas pinjaman berjangka ini akan jatuh tempo pada 7 Mei 2016.
19. On November 27, 2012, the Company signed a term loan facility agreement with PT Bank Ekonomi Raharja Tbk. with a maximum credit limit of Rp50,000,000,000 and 36 months of tenor. The facility can be drawdown in IDR or US Dollar and has been fully used in 2013. The drawdown were done in Rp15,000,000,000 and US$3,500,000. The term loan facility will mature on May 7, 2016.
20. Pada tanggal 26 Juli 2013, Perusahaan
menandatangani perjanjian fasilitas pinjaman berjangka dengan PT Bank Ganesha dengan jumlah maksimal pinjaman sejumlah Rp30.000.000.000 dan jangka waktu pinjaman selama 36 bulan. Pinjaman berjangka ini telah ditarik seluruhnya pada tahun 2013. Fasilitas pinjaman berjangka ini akan jatuh tempo pada 29 Juli 2016.
20. On July 26, 2013, the Company signed a term loan facility agreement with PT Bank Ganesha with a maximum credit limit of Rp30,000,000,000 and 36 months of tenor. The facility has been fully drawdown in 2013. The term loan facility will mature on July 29, 2016.
21. Pada tanggal 16 Desember 2013,
Perusahaan menandatangani perjanjian fasilitas pinjaman berjangka dengan JA Mitsui Leasing, Ltd dengan jumlah maksimal pinjaman sejumlah US$10.000.000 dan jangka waktu pinjaman selama 36 bulan. Sampai dengan 31 Desember 2013, Perusahaan belum melakukan penarikan atas fasilitas pinjaman berjangka.
21. On December 16, 2013, the Company signed a term loan facility agreement with JA Mitsui Leasing, Ltd. with a maximum credit limit of US$10,000,000 and 36 months of tenor. Up to December 31, 2013, the term loan facility has not been used by Company.
b. Pinjaman sindikasi b. Syndicated loans
1. Pada tanggal 18 Juli 2011, Perusahaan
menandatangani perjanjian fasilitas pinjaman sindikasi berjangka sebesar Rp600.000.000.000 dengan sindikasi bank yang terdiri atas PT Bank OCBC NISP Tbk., PT Bank Negara Indonesia Tbk, PT Bank Jawa Barat Banten Tbk., PT Bank Ekonomi Raharja Tbk. dan Bank of China Limited (Jakarta). Agen fasilitas dan agen jaminan untuk pinjaman sindikasi ini adalah PT Bank OCBC NISP Tbk. Pinjaman berjangka ini telah ditarik seluruhnya pada tahun 2012. Jangka waktu pinjaman sindikasi berjangka ini adalah selama 36 bulan. Fasilitas pinjaman berjangka ini akan jatuh tempo pada 15 April 2015.
1. On July 18, 2011, the Company signed a Rp600,000,000,000 syndicated term loan facility agreement with syndicated banks comprising of PT Bank OCBC NISP Tbk., PT Bank Negara Indonesia Tbk, PT Bank Jawa Barat Banten Tbk., PT Bank Ekonomi Raharja Tbk. and Bank of China Limited (Jakarta). The facility and security agent for this syndicated loan is PT Bank OCBC NISP Tbk. The facility has been fully used in 2012. The tenor of the facility is 36 months. The term loan facility will mature on April 15, 2015.
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BUANA FINANCE Tbk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2013 dan
untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah)
PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
As of December 31, 2013 and For the Year Then ended (Expressed in Rupiah)
68
12. UTANG KEPADA LEMBAGA KEUANGAN DAN BANK (lanjutan)
12. LOANS FROM FINANCIAL INSTITUTIONS AND BANKS (continued)
b. Pinjaman sindikasi (lanjutan) b. Syndicated loans (continued)
2. Pada tanggal 19 Oktober 2012,
Perusahaan menandatangani perjanjian fasilitas pinjaman sindikasi berjangka sebesar Rp1.000.000.000.000 dengan sindikasi bank yang terdiri atas PT Bank Central Asia Tbk, PT Bank Permata Tbk., Bank Pembangunan Daerah Kalimantan Timur (BPD Kaltim), PT Bank Pembangunan Daerah Papua (Bank Papua), dan PT Bank Pembangunan Daerah Kalimantan Selatan. Agen fasilitas dan agen jaminan untuk pinjaman sindikasi ini adalah PT Bank Central Asia Tbk. Jangka waktu pinjaman sindikasi berjangka ini adalah selama 36 bulan dan telah ditarik seluruhnya pada tahun 2013. Fasilitas pinjaman berjangka ini akan jatuh tempo pada 23 September 2016.
2. On October 19, 2012, the Company signed a Rp1,000,000,000,000 syndicated term loan facility agreement with syndicated banks comprising of PT Bank Central Asia Tbk, PT Bank Permata Tbk., Bank Pembangunan Daerah Kalimantan Timur (BPD Kaltim), PT Bank Pembangunan Daerah Papua (Bank Papua), and PT Bank Pembangunan Daerah Kalimantan Selatan. The facility and security agent for this syndicated loan is PT Bank Central Asia Tbk. The tenor of the facility is 36 months and has been fully used in 2013. The term loan facility will mature on September 23, 2016.
Pembayaran kembali dari seluruh fasilitas pinjaman
yang diterima Perusahaan dilakukan dengan basis bulan, kecuali untuk fasilitas pinjaman dari Bank Ekonomi Rahardja Tbk dan Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (Indonesia Eximbank) yang pembayarannya dilakukan dengan basis per 3 (tiga) bulan dan PT Bank SBI Indonesia dan PT Bank Ganesha yang pembayaran pokoknya dilakukan dengan basis tahunan.
The repayment of bank loan facilities received by the Company are on monthly basis, except those from PT Bank CIMB Niaga Tbk., Bank Ekonomi Rahardja Tbk and Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (Indonesia Eximbank), which are on quarterly basis and from PT Bank SBI Indonesia and PT Bank Ganesha which are on annualy basis for the principal repayment.
Fasilitas-fasilitas pinjaman ini dipergunakan untuk
modal kerja kegiatan usaha Perusahaan. The loan facilities are used for the Company’s
working capital. Suku bunga pinjaman pada tahun 2013 dan 2012
adalah sebagai berikut: Interest rates of the loan in 2013 and 2012 are as
follows: 2013 2012
Rupiah 7,68% - 12,75% 7,34% - 12,75% Rupiah Dolar Amerika Serikat 3,57% - 6,35% 3,61% - 4,85% United States Dollar Pinjaman-pinjaman diatas dijamin dengan piutang
sewa pembiayaan dan piutang pembiayaan konsumen perusahaan sebesar 100% - 120% dari saldo pinjaman yang terutang (Catatan 5 dan 6).
The above loans are secured with the Company’s finance leases and consumer financing receivables amounting to 100% - 120% from outstanding loan balances (Notes 5 and 6).
Pinjaman Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 akan jatuh tempo dalam tahun-tahun berikut ini:
The Company’s loans as of December 31, 2013 and 2012 will be due on the following years:
Setara Rupiah pada Setara Rupiah pada 31 Desember 2013/ 31 Desember 2012/ Rupiah equivalent at Rupiah equivalent at December 31, 2013 December 31, 2012
Tahun 2013 - 1.231.573.097.182 In 2013 Tahun 2014 1.376.067.273.351 865.169.290.757 In 2014 Tahun 2015 799.010.946.632 292.919.360.522 In 2015 Tahun 2016 262.079.863.955 - In 2016
Total 2.437.158.083.938 2.389.661.748.461 Total
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BUANA FINANCE Tbk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2013 dan
untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah)
PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
As of December 31, 2013 and For the Year Then ended (Expressed in Rupiah)
69
12. UTANG KEPADA LEMBAGA KEUANGAN DAN BANK (lanjutan)
12. LOANS FROM FINANCIAL INSTITUTIONS AND BANKS (continued)
Dalam perjanjian-perjanjian fasilitas pinjaman bilateral dan sindikasi yang disebutkan di atas, Perusahaan diharuskan menjaga rasio-rasio keuangan dan memenuhi pembatasan-pembatasan tertentu termasuk tidak melebihi dari batas yang telah ditetapkan, antara lain, di dalam bidang melakukan pinjaman, pemberian piutang, pemberian jaminan atau ganti rugi, pelepasan aset, perubahan bisnis, akuisisi perusahaan dan bisnis, pengeluaran untuk barang modal, transaksi dengan afiliasi, penghapusan piutang dan security interest. Perusahaan juga diharuskan untuk melaksanakan prosedur-prosedur tertentu dalam kegiatan sewa pembiayaan. Perusahaan telah memenuhi seluruh persyaratan-persyaratan di atas.
Under the above-mentioned bilateral and syndicated loans facility agrements, the Company is required to maintain certain financial ratios and comply to certain restrictions including not exceeding established limits, among others, in areas of making any loans or granting any credit, giving any guarantee or indemnity, disposal of assets, changes in business, acquisition of other companies or businesses, capital expenditures, transactions with affiliates, forgiveness of receivables and security interest. The Company is also required to conduct certain leasing operation procedures. The Company has complied with all the above requirements.
13. EFEK HUTANG YANG DITERBITKAN 13. DEBT SECURITIES ISSUED Medium-Term Notes (MTN)
31 Desember/December 31
2013 2012
Pihak ketiga 90.000.000.000 - Third parties Pihak berelasi (Catatan 35) 60.000.000.000 - Related parties (Note 35)
150.000.000.000 -
Dikurangi: Less: Biaya emisi MTN yang belum diamortisasi (599.116.710) - Unamortized MTN issuance cost
Total - neto 149.400.883.290 - Total - net
Pada tanggal 14 November 2013, Perusahaan menerbitkan MEDIUM TERM NOTES (MTN) BUANA FINANCE 2013 (MTN) dengan nilai nominal sebesar Rp150.000.000.000. Perusahaan menerbitkan MTN dengan tujuan untuk modal kerja Perusahaan. The MTN memiliki tingkat suku bunga tetap sebesar 9,75% per tahun dan akan jatuh tempo pada 19 November 2014 (Catatan 35).
On November 14, 2013, the Company issued MEDIUM TERM NOTES (MTN) BUANA FINANCE 2013 (MTN) with a nominal value of Rp150,000,000,000. The Company issued MTN for the purpose of funding the Company’s working capital. The MTN has a fixed interest rate of 9.75% per annum and will be matured on November 19, 2014 (Note 35).
Pembayaran pokok utang MTN dilakukan dengan pembayaran penuh pada saat jatuh tempo, sedangkan pembayaran bunga dilakukan dengan basis bulanan yaitu setiap tanggal 14 (empat belas), kecuali pembayaran bunga terakhir yang akan dilakukan pada tanggal 19 November 2014 mengikuti pembayaran pokoknya.
Payment on principal of MTN will be a bullet payment on due date, while the payment of it’s interests will be done in monthly basis, on the 14 (fourteen) every months, except for the final interest payment which will be paid on November 19, 2014, simultaneously with the principal payment.
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BUANA FINANCE Tbk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2013 dan
untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah)
PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
As of December 31, 2013 and For the Year Then ended (Expressed in Rupiah)
70
13. EFEK HUTANG YANG DITERBITKAN (lanjutan) 13. DEBT SECURITIES ISSUED (continued)
Dalam perjanjian fasilitas MTN yang disebutkan di atas, Perusahaan diharuskan memenuhi pembatasan-pembatasan tertentu termasuk tidak melebihi dari batas yang telah ditetapkan, antara lain, di dalam bidang melakukan pinjaman, melakukan penjaminan ulang atas jaminan, pelepasan aset, perubahan bisnis, akuisisi perusahaan dan bisnis, pengajuan pailit, pengurangan modal dasar, modal ditempatkan dan modal disetor. Perusahaan telah memenuhi persyaratan-persyaratan di atas.
Under the above-mentioned MTN facility agrements, the Company is required to comply to certain restrictions including not exceeding established limits, among others, in areas of making any loans or granting any credit, double-pledging of guarantees, disposal of assets, changes in business, acquisition of other companies or businesses, bankruptcy petition, reduction of authorized, issued and paid up capital. The Company has complied with the above requirements.
14. PERPAJAKAN 14. TAXATION
a. Utang pajak a. Taxes payable
31 Desember/December 31
2013 2012
Pajak penghasilan badan 6.784.984.000 9.843.302.000 Corporate income tax Pajak penghasilan pasal 21 karyawan 2.751.973.890 2.504.086.455 Employee income tax - article 21 Pajak penghasilan pasal 23, 26 dan Withholding tax - articles 23, 26 and lainnya 195.141.713 110.123.908 others
Total 9.732.099.603 12.457.512.363 Total
b. Manfaat (beban) pajak b. Tax benefit (expense)
Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember/ Year ended December 31
2013 2012
Tahun berjalan (46.238.222.000) (50.954.104.000) Current Tangguhan 746.508.437 561.258.266 Deferred
Total (45.491.713.563) (50.392.845.734) Total
c. Rekonsiliasi pajak c. Tax reconciliation
Rekonsiliasi antara laba sebelum (beban) manfaat pajak menurut laporan laba rugi komprehensif dengan penghasilan kena pajak sebagai berikut:
The reconciliations of profit before tax (expense) benefit as shown in the statements of comprehensive income and taxable income, are as follows:
Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember/ Year ended December 31
2013 2012
Laba sebelum Profit before (beban) manfaat pajak 181.164.283.903 200.528.842.192 tax (expense) benefit Ditambah/(dikurangi) perbedaan tetap: Add/(deduct) permanent differences: Beban bunga pinjaman 1.635.099.092 845.343.195 Interest expense Beban pajak 24.632.898 568.692.662 Tax expense Sumbangan 205.149.222 209.018.490 Donations Pendapatan bunga deposito (409.515.141) (119.213.589) Interest income on time deposits
Pendapatan jasa giro (739.460.561) (595.570.126) Interest income on savings accounts Penyusutan aset tetap 86.664.841 134.271.096 Depreciation of fixed assets
181.966.854.254 201.571.383.920
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BUANA FINANCE Tbk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2013 dan
untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah)
PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
As of December 31, 2013 and For the Year Then ended (Expressed in Rupiah)
71
14. PERPAJAKAN (lanjutan) 14. TAXATION (continued)
c. Rekonsiliasi pajak (lanjutan) c. Tax reconciliation (continued)
Rekonsiliasi antara laba sebelum (beban) manfaat pajak menurut laporan laba rugi komprehensif dengan penghasilan kena pajak sebagai berikut: (lanjutan)
The reconciliations of profit before tax (expense) benefit as shown in the statements of comprehensive income and taxable income, are as follows: (continued)
Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember/ Year ended December 31
2013 2012
Ditambah/(dikurangi) perbedaan temporer: Add/(deduct) temporary differences: Beban kerugian penurunan nilai - (1.736.866.228) Provision for impairment losses Penyisihan imbalan kerj a karyawan 2.959.324.000 3.494.149.000 Provision for employee benefits Decrease in value of marketable Penurunan nilai surat berharga (62.778.150) (74.643.225) securities Penyusutan aset tetap (399.244.517) (30.724.785) Depreciation of fixed assets Amortisasi aset tidak berwujud 437.309.192 28.836.453 Amortization of intangible asset Laba/(rugi) pelepasan aset tetap (14.285.782) 180.023.230 Gain/(loss) on disposal of fixed assets Laba pelepasan aset sewa operasi 48.348.390 - Gain on disposal of operating assets Penyusutan aset sewa operasi 17.360.615 384.258.615 Depreciation of operating lease asset
Penghasilan kena pajak 184.952.888.002 203.816.416.980 Taxable income
Rekonsiliasi antara beban pajak yang dihitung
dengan menggunakan tarif pajak yang berlaku atas laba akuntansi sebelum (beban) manfaat pajak, dengan beban pajak penghasilan seperti yang tercantum dalam laporan laba rugi komprehensif untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 adalah sebagai berikut:
Reconciliations between tax expense calculated using the prevailing tax rate of accounting profit before tax (expense) benefit and income tax expense as shown in the statements of comprehensive income for the years ended December 31, 2013 and 2012 are as follows:
Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember/ Year ended December 31
2013 2012
Laba sebelum Profit before (beban) manfaat pajak 181.164.283.903 200.528.842.192 tax (expense) benefit
Beban pajak penghasilan dengan Income tax expense at prevailing tarif pajak yang berlaku 45.291.070.975 50.132.210.548 tax rate Pengaruh pajak atas perbedaan tetap 200.642.588 260.635.186 Effect of permanent differences
Beban pajak - neto 45.491.713.563 50.392.845.734 Tax expense - net
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BUANA FINANCE Tbk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2013 dan
untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah)
PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
As of December 31, 2013 and For the Year Then ended (Expressed in Rupiah)
72
14. PERPAJAKAN (lanjutan) 14. TAXATION (continued)
c. Rekonsiliasi pajak (lanjutan) c. Tax reconciliation (continued)
Taksiran penghasilan kena pajak tahun 2013 telah sesuai dengan yang tercantum dalam SPT yang dilaporkan ke Kantor Pelayanan Pajak. Taksiran kena pajak diatas akan menjadi dasar dalam pengisian SPT PPh Badan tahun 2013.
The amounts of estimated taxable income for 2013 conform with the SPT filed by the Company to the Tax Office. The estimated taxable income for 2013 will be used as basis in preparation of the 2013 annual corporate tax return.
Taksiran penghasilan kena pajak tahun 2012
telah sesuai dengan yang tercantum dalam SPT PPh Badan tahun 2012 yang telah dilaporkan ke Kantor Pelayanan Pajak.
The amounts of estimated taxable income for 2012 conform with the 2012 annual corporate tax return filed by the Company to the Tax Office.
d. Perhitungan beban pajak penghasilan d. Corporate income tax calculation
Perhitungan beban pajak tahun berjalan dan
utang pajak penghasilan badan adalah sebagai berikut:
The calculations of current income tax expense and corporate income tax payable are as follows:
31 Desember/December 31
2013 2012
Pajak kini Current Tax Penghasilan kena pajak 184.952.888.002 203.816.416.980 Taxable income
Taksiran beban pajak penghasilan tahun berjalan 46.238.222.000 50.954.104.000 Estimated current income tax expense Dikurangi: Pajak dibayar di muka (39.453.238.000) (41.110.802.000) Less: Prepaid income tax
Utang pajak penghasilan badan 6.784.984.000 9.843.302.000 Corporate income tax payable
Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember/ Year ended December 31
2013 2012
Pajak Tangguhan Deferred Tax Manfaat (beban) pajak penghasilan Deferred income tax benefit (expense) tangguhan terdiri atas: consists of: Beban kerugian penurunan nilai - 434.216.557 Provision for impairment losses Penyisihan imbalan kerja (739.831.000) (873.537.250) Provision for employee benefits Kenaikan nilai surat Increase in value of marketable berharga 15.694.538 18.660.806 securities Penyusutan aset tetap 99.811.129 7.681.196 Depreciation of fixed assets Amortisasi aset tidak berwujud (109.327.298) (7.209.113) Amortization of intangible asset Rugi pelepasan aset tetap 3.571.446 (45.005.808) Loss on disposal of fixed assets Laba pelepasan aset sewa operasi (12.087.098) - Gain on disposal of operating assets Penyusutan aset sewa operasi (4.340.154) (96.064.654) Depreciation of operating fixed asset
Beban pajak tangguhan (746.508.437) (561.258.266) Deferred tax expense
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BUANA FINANCE Tbk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2013 dan
untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah)
PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
As of December 31, 2013 and For the Year Then ended (Expressed in Rupiah)
73
14. PERPAJAKAN (lanjutan) 14. TAXATION (continued)
e. Pengaruh dari perbedaan temporer menurut akuntansi dan fiskal pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 sebagai berikut:
e. The effect of temporary differences between accounting and tax bases as at December 31, 2013 and 2012 were as follows:
31 Desember/December 31
2013 2012
Aset pajak tangguhan: Deferred tax assets: Penyisihan imbalan kerja 3.768.800.500 3.028.969.500 Provision for employee benefits Surat-surat berharga 61.905.137 77.599.675 Marketable securities
3.830.705.637 3.106.569.175
Liabilitas pajak tangguhan: Deferred tax liabilities: Aset tetap 117.196.231 220.578.806 Fixed assets Aset tidak berwujud (77.892.333) (187.219.631) Intangible assets Aset sewa operasi - (16.427.252) Operating lease assets
39.303.898 16.931.923
Aset pajak tangguhan - neto 3.870.009.535 3.123.501.098 Deferred tax assets - net
Manajemen berpendapat bahwa aset pajak tangguhan dapat dipulihkan seluruhnya.
Management believes that the deferred tax assets can be fully realized.
15. UTANG LAIN-LAIN 15. OTHER PAYABLES 31 Desember/December 31
2013 2012
Pihak ketiga Third parties Utang kepada perusahaan asuransi 16.857.069.328 19.647.851.623 Payable to insurance companies Utang kepada pemasok 38.850.000 7.233.663.278 Payable to suppliers Lain-Lain 14.285.844.479 13.242.660.500 Others
Total utang lain-lain 31.181.763.807 40.124.175.401 Total other payables
16. UANG MUKA LAIN-LAIN 16. OTHER ADVANCES 31 Desember/December 31
2013 2012
Pihak ketiga Third parties Premi asuransi pelanggan 488.049.106 1.163.187.264 Consumer insurance premium Lain-lain 2.886.160.582 2.680.792.729 Others
Total uang muka lain-lain 3.374.209.688 3.843.979.993 Total other advances
Akun ini terutama merupakan uang muka yang
diterima dari pelanggan sehubungan dengan premi asuransi, biaya notaris dan biaya administrasi. Premi asuransi dan biaya notaris akan dibayarkan pada perusahaan asuransi dan notaris yang bersangkutan.
This account mainly represents advances received from customers related to insurance premiums, notary fees and administration charges. The insurance premium and notary fees will be paid to the corresponding insurance companies and the notary.
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BUANA FINANCE Tbk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2013 dan
untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah)
PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
As of December 31, 2013 and For the Year Then ended (Expressed in Rupiah)
74
17. BEBAN AKRUAL 17. ACCRUED EXPENSES 31 Desember/December 31
2013 2012
Bunga pinjaman bank 13.141.823.751 13.961.406.358 Interest on bank loans Bunga dari efek utang yang diterbitkan Interest on debt security issued Medium-term notes 731.250.000 - Medium-term notes Lain lain 357.658.177 728.074.145 Others
Total beban akrual 14.230.731.928 14.689.480.503 Total accrued expenses
18. LIABILITAS IMBALAN PASCA-KERJA 18. POST-EMPLOYMENT BENEFITS LIABILITIES Seperti dijelaskan dalam Catatan 2o, Perusahaan
mempunyai imbalan pasca-kerja yang terdiri atas imbalan pasca-kerja iuran pasti. Perusahaan mengakui liabilitas atas imbalan pasca-kerja karyawan berdasarkan perhitungan aktuaria yang dihitung oleh Prima Aktuaria dalam laporan aktuaria tertanggal 4 Februari 2014 untuk tahun 2013 dan 29 Januari 2013 untuk tahun 2012 dengan menggunakan metode “Projected Unit Credit”. Asumsi-asumsi utama yang digunakan dalam perhitungan aktuaria tersebut adalah sebagai berikut:
As mentioned in Note 2o, the Company provides post-employment benefits which consists of defined contribution plans. The Company recognized the employee benefits liabilities based on the actuarial calculations made by Prima Aktuaria in the actuary report dated February 4, 2014 for 2013 and January 29, 2013 for 2012 using the “Projected Unit Credit” method. The key assumptions used for the said actuarial calculations are among others as follows:
31 Desember 2013/ 31 Desember 2012/ December 31, 2013 December 31, 2013 __________________________________________________________________ ___________________________________________________________________
Tingkat diskonto 9,07% 6,24% Discount rate Tingkat kenaikan gaji 10% 10% Salary growth rate Tabel Mortalita Indonesia Commissioner’s Standard Tabel mortalitas 2011 Ordinary 1980 Mortality table Tingkat Cacat 10% dari/from TMI-2011 10% dari/from CSO-1980 Disability rate Tingkat pengunduran diri 10% pada usia sampai dengan 20 tahun dan berkurang Resignation rate hingga 2,50% pada usia 45 tahun/10% up to age 20 then decrease linearly down to 2.50% at age 45 years old Umur pension normal 55 tahun/55 years old Normal retirement age Berikut ini ikhtisar komponen-komponen status
dana pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012, dan beban imbalan kerja karyawan yang dicatat pada laporan laba rugi komprehensif untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut:
The following table summarizes the components of the fund status as at December 31, 2013 and 2012, and the employee benefits expenses recognized in the statements of comprehensive income for the year then ended:
a. Liabilitas imbalan kerja a. Employee benefits liabilities
31 Desember/December 31
2013 2012
Nilai kini liabilitas 11.286.044.000 14.461.091.000 Present value obligation Total yang belum diakui: Unrecognized amounts: - Biaya jasa lalu - (46.492.000) - Past service costs - Keuntungan aktuarial 3.789.158.000 (2.298.721.000) - Actuarial gains
Penyisihan yang diakui Provision recognized in the di laporan posisi statements of financial keuangan 15.075.202.000 12.115.878.000 position
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BUANA FINANCE Tbk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2013 dan
untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah)
PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
As of December 31, 2013 and For the Year Then ended (Expressed in Rupiah)
75
18. LIABILITAS IMBALAN PASCA-KERJA (lanjutan) 18. POST-EMPLOYMENT BENEFITS LIABILITIES (continued)
Berikut ini ikhtisar komponen-komponen status
dana pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012, dan beban imbalan kerja karyawan yang dicatat pada laporan laba rugi komprehensif untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut: (lanjutan)
The following table summarizes the components of the fund status as at December 31, 2013 and 2012, and the employee benefits expenses recognized in the statements of comprehensive income for the year then ended: (continued)
b. Beban imbalan kerja b. Employees’ benefits expenses
Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember/ Year ended December 31
2013 2012
Biaya jasa kini 2.004.795.000 2.684.600.000 Current service costs Biaya bunga 904.147.000 783.128.000 Interest costs Amortisasi biaya jasa lalu dan (keuntungan)/kerugian Amortization of past service costs aktuarial 87.882.000 26.421.000 and actuarial (gains)/losses Biaya pemberhentian - 995.354.000 Temination costs
Beban imbalan kerja karyawan - neto 2.996.824.000 4.489.503.000 Net employees’ benefits expenses
c. Mutasi dalam liabilitas (aset) neto yang tercatat
dalam laporan posisi keuangan: c. Movements in the net liabilities (assets)
recognized in the statements of financial position:
31 Desember/December 31
2013 2012
Saldo awal tahun 12.115.878.000 8.621.729.000 Balance at beginning of year Beban tahun berjalan 2.996.824.000 4.489.503.000 Expenses during the year Pembayaran imbalan Post-employment benefits pasca-kerja (37.500.000) - payment Biaya pemberhentian - (995.354.000) Temination costs
Saldo akhir tahun 15.075.202.000 12.115.878.000 Balance of end of year
d. Mutasi dalam nilai kini liabilitas d. Movements present value benefit obligation
31 Desember/December 31
2013 2012
Saldo awal tahun 14.461.091.000 12.048.125.000 Balance at beginning of year Biaya jasa kini 2.004.795.000 2.684.600.000 Current service costs Biaya bunga 904.147.000 783.128.000 Interest costs Pembayaran imbalan Post-employment benefits pasca-kerja (37.500.000) - payment (Keuntungan) kerugian aktuarial (6.046.489.000) (1.054.762.000) Actuarial (gain) loss
Saldo akhir tahun 11.286.044.000 14.461.091.000 Balance of end of year
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BUANA FINANCE Tbk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2013 dan
untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah)
PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
As of December 31, 2013 and For the Year Then ended (Expressed in Rupiah)
76
18. LIABILITAS IMBALAN PASCA-KERJA (lanjutan) 18. POST-EMPLOYMENT BENEFITS LIABILITIES (continued)
Berikut ini ikhtisar komponen-komponen status
dana pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012, dan beban imbalan kerja karyawan yang dicatat pada laporan laba rugi komprehensif untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut: (lanjutan)
The following table summarizes the components of the fund status as at December 31, 2013 and 2012, and the employee benefits expenses recognized in the statements of comprehensive income for the year then ended: (continued)
e. Tabel berikut menunjukkan analisa sensitivitas
atas kemungkinan perubahan tingkat diskonto, dengan variabel lain dianggap tetap, terhadap liabilitas imbalan kerja karyawan dan beban jasa kini dan beban bunga pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012:
e. The following table demonstrates the sensitivity analysis to a reasonably possible change in discount rates, with all other variables held constant, of the employee benefits obligation and current service cost and interest cost as of December 31, 2013 and 2012:
2013
Liabilitas imbalan kerja karyawan/ Biaya jasa kini/ Employee benefits Current service obligation cost
Kenaikan suku bunga sebesar 1% (1.452.239.000) (249.103.000) Increase in interest rate of 1% Penurunan suku bunga sebesar 1% 1.726.821.000 301.443.000 Decrease in interest rate of 1%
2012
Liabilitas imbalan kerja karyawan/ Biaya jasa kini/ Employee benefits Current service obligation cost
Kenaikan suku bunga sebesar 1% (1.982.224.000) (369.774.000) Increase in interest rate of 1% Penurunan suku bunga sebesar 1% 2.327.088.000 441.404.000 Decrease in interest rate of 1%
f. Tabel berikut menunjukkan analisa sensitivitas atas kemungkinan perubahan tingkat kenaikan gaji, dengan variabel lain dianggap tetap, terhadap liabilitas imbalan kerja karyawan dan beban jasa kini dan beban bunga pada tanggal 31 Desember 2013:
f. The following table demonstrates the sensitivity analysis to a reasonably possible change in salary growth rate, with all other variables held constant, of the employee benefits obligation and current service cost and interest cost as of December 31, 2013:
2013
Liabilitas imbalan kerja karyawan/ Biaya jasa kini/ Employee benefits Current service obligation cost
Kenaikan tingkat gaji sebesar 0,50% 425.984.000 89.269.000 Increase in salary growth rate of 0.50% Penurunan tingkat gaji sebesar 0,50% (408.024.000) (84.166.000) Decrease in salary growth rate of 0.50%
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BUANA FINANCE Tbk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2013 dan
untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah)
PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
As of December 31, 2013 and For the Year Then ended (Expressed in Rupiah)
77
19. MODAL SAHAM 19. SHARE CAPITAL
Komposisi pemegang saham Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 berdasarkan laporan Biro Administrasi Efek PT EDI Indonesia adalah sebagai berikut:
The composition of shareholders of the Company as of December 31, 2013 and 2012 based on PT EDI Indonesia, Securities Administration Bureau, is as follows:
Ditempatkan dan disetor penuh - Rupiah/ Total saham/ Persentase kepemilikan/ Issued and paid up capital - Number of Shares Percentage of ownership Rupiah
31 Desember/December 31
Pemegang Saham/ Shareholders 2013 2012 2013 2012 2013 2012
PT Sari Dasa Karsa 1.112.584.069 1.112.584.069 67,60 67,60 278.146.017.250 278.146.017.250 PT Asuransi Bina Dana Arta Tbk. 133.281.585 133.281.585 8,10 8,10 33.320.396.250 33.320.396.250 Barclays Bank Plc Hong Kong-Wealth Management 81.902.909 101.902.909 4,98 6,19 20.475.727.250 25.475.727.250 Masyarakat (masing- masing tidak melebihi 5%)/ Public (individually less than 5%) 318.027.491 298.027.491 19,32 18,11 79.506.872.750 74.506.872.750
Total 1.645.796.054 1.645.796.054 100,00 100,00 411.449.013.500 411.449.013.500
Komisaris dan Direksi Perusahaan tidak memiliki
kepemilikan saham atas Perusahaan. The Commissioners and Directors of Company do
not have ownership on the shares of Company.
Sejak penawaran umum saham ke masyarakat pada bulan Maret 1990, Perusahaan telah melakukan beberapa kali perubahan modal saham melalui tindakan korporasi. Penjelasan lebih rinci diungkapkan dalam Catatan 1b.
Since the public offering held on March 1990, the Company’s share capital has been changed several times through the corporate actions. Futher details are disclosed in Note 1b.
Perusahaan meningkatkan sahamnya dari
1.436.122.312 saham menjadi 1.645.796.054 melalui penerbitan saham bonus dengan mengkapitalisasi tambahan modal disetor sebesar Rp52.418.435.500 menjadi modal ditempatkan dan disetor penuh (Catatan 20).
The Company increased its shares from 1,436,122,312 shares to 1,645,796,054 shares through bonus share issuance by capitalized part of its additional paid-in capital amounting Rp52,418,435,500 into issued and paid up capital (Note 20).
Pada tanggal 6 September 2013, persentase
kepemilikan Barclays Bank Plc Hongkong-Wealth Management menjadi di bawah 5%.
On September 6, 2013, percentage of ownership Barclays Bank Plc Hongkong-Wealth Management became under 5%.
20. TAMBAHAN MODAL DISETOR 20. ADDITIONAL PAID-IN CAPITAL Saldo akun ini merupakan jumlah yang timbul dari
perbedaan antara nilai nominal per saham dengan harga pasar saham yang diterbitkan dikurangi jumlah yang dikapitalisasi sebagai modal saham bonus dan jumlah yang timbul dari perbedaan antara harga pasar dan harga nominal saham yang diterbitkan sebagai bagian dari restrukturisasi utang.
The balance of this account represents the amount resulting from the difference between the share offering price and par value of shares issued, less amounts capitalized as bonus share capital and the amount resulting from the difference between the market price and par value of shares issued, as part of the debt restructuring.
Tambahan modal disetor dari penawaran umum
awal adalah Rp13.125.000.000 dimana sejumlah Rp12.000.000.000 dikapitalisasi sebagai modal saham pada tanggal 17 Mei 1993 melalui penerbitan saham bonus (Catatan 1b).
The additional paid-in capital from the initial public offering was Rp13,125,000,000 of which Rp12,000,000,000 was capitalized as share capital on May 17, 1993 through a bonus shares issue (Note 1b).
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BUANA FINANCE Tbk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2013 dan
untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah)
PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
As of December 31, 2013 and For the Year Then ended (Expressed in Rupiah)
78
20. TAMBAHAN MODAL DISETOR (lanjutan) 20. ADDITIONAL PAID-IN CAPITAL (continued) Pada tanggal 9 Juli 1994, Perusahaan menerbitkan
18.000.000 saham baru pada harga Rp3.500 per lembar yang menghasilkan tambahan modal disetor sebesar Rp45.000.000.000 (Catatan 1b).
On July 9, 1994, the Company issued 18,000,000 new shares based on a rights issue offered at Rp3,500 per share resulting in additional paid-in capital of Rp45,000,000,000 (Note 1b).
Pada tanggal 19 Juni 1995, Perusahaan
mengkapitalisasi tambahan modal disetor sebesar Rp45.000.000.000 ini menjadi modal saham melalui penerbitan saham bonus (Catatan 1b).
On June 19, 1995, the Company capitalized this Rp45,000,000,000 additional paid-in capital into share capital via a bonus shares issue (Note 1b).
Pada tanggal 5 Februari 2004, Perusahaan
menerbitkan 270.000.000 saham biasa dengan nilai nominal Rp500 per saham kepada pemberi pinjaman sebagai bagian dari restrukturisasi utang. Perbedaan antara nilai nominal per saham Rp500 dengan harga pasar per saham Rp1.025 menghasilkan tambahan modal disetor sebesar Rp141.750.000.000 (Catatan 1b).
On February 5, 2004, the Company issued 270,000,000 new common shares with a nominal value of Rp500 per share to its lenders as part of the debt restructuring. The differrence between the nominal value of the share of Rp500 and the market value of a share of Rp1,025 has resulted in additional paid-in capital amounting to Rp141,750,000,000 (Note 1b).
Pada tanggal 22 Februari 2005, 6 Mei 2005 dan
15 November 2005 sejumlah 49.351.247 waran telah dikonversi menjadi saham biasa dimana harga per lembar waran tersebut adalah Rp700, sehingga menghasilkan agio sebesar Rp9.870.249.400 (Catatan 1b).
On February 22, 2005, May 6, 2005 and November 15, 2005, 49,351,247 warrants were converted to new common shares at exercise price of Rp700 per share. This transaction has resulted in additional paid-in capital of Rp9,870,249,400 (Note 1b).
Pada tanggal 28 Mei 2007, Perusahaan
mengkapitalisasi tambahan modal disetor sebesar Rp99.870.249.250 menjadi modal saham melalui penerbitan saham bonus (Catatan 1b).
On May 28, 2007, the Company capitalized part of its additional paid-in capital amounting Rp99,870,249,250 into share capital through a bonus share issuance (Note 1b).
Pada tanggal 24 Mei 2012, Perusahaan
mengkapitalisasi tambahan modal disetor sebesar Rp52.418.435.500 menjadi modal saham melalui penerbitan saham bonus (Catatan 1b).
On May 24, 2012, the Company capitalized part of its additional paid-in capital amounting Rp52,418,435,500 into share capital through a bonus share issuance (Note 1b).
21. DIVIDEN DAN CADANGAN UMUM 21. DIVIDENDS AND GENERAL RESERVE Berdasarkan Berita Acara Rapat Umum Pemegang
Saham Tahunan PT Buana Finance Tbk. yang diaktakan dalam Akta No. 265 tanggal 26 April 2012 dari Notaris Dr. Irawan Soerodjo, S.H., MSi, pemegang saham menyetujui penggunaan laba neto tahun 2011 untuk: (a) pembagian dividen tunai sebesar Rp50 per saham, dengan ketentuan dividen tunai tersebut akan diperhitungkan dengan dividen interim sebesar Rp30 per saham yang telah dibagi dan dibayarkan kepada pemegang saham pada tanggal 5 Desember 2011 (b) dialokasikan ke dalam cadangan umum sebesar Rp1.000.000.000 dan (c) sisa keuntungan dimasukkan ke dalam saldo laba. Jumlah aktual dividen tunai yang didistribusikan adalah sebesar Rp28.722.446.240.
Based on the Resolution of the Annual General Meeting of Shareholders of PT Buana Finance Tbk. which was notarized in Deed No. 265 dated April 26, 2012 of Notary Dr. Irawan Soerodjo, S.H., MSi, the shareholders approved to use of 2011 net profit for: (a) distribution of cash dividends of Rp50 per share, provided that it will be calculated with the interim dividends of Rp30 per share which has been distributed and paid to shareholders on December 5, 2011 (b) appropriation for general reserve in the amount of Rp1,000,000,000 and (c) the remaining profit as retained earnings. Total actual cash dividends distributed amounted to Rp28,722,446,240.
Perusahaan telah melakukan pembayaran dividen
tunai kepada pemegang saham sebesar Rp28.702.423.048 pada bulan Juni 2012 dan sisa dividen yang belum dibayarkan (belum diambil oleh pemegang saham warkat) disajikan sebagai utang dividen.
The Company had paid cash dividends to shareholders in the amount of Rp28,702,423,048 in June 2012 and the remaining unclaimed dividends (not yet claimed by holders of script shares) are presented as dividends payables.
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BUANA FINANCE Tbk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2013 dan
untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah)
PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
As of December 31, 2013 and For the Year Then ended (Expressed in Rupiah)
79
21. DIVIDEN DAN CADANGAN UMUM (lanjutan) 21. DIVIDENDS AND GENERAL RESERVE (continued)
Sesuai dengan Surat Keputusan Direksi tanggal
29 Oktober 2012 No. 037/SKEP-DIR/BNF/X/12 tentang Pembagian Dividen Interim Tahun Buku 2012, Direksi menetapkan bahwa Perusahaan membayarkan dividen interim kepada pemegang saham atas laba tahun 2012 sebesar Rp30 per lembar saham. Jumlah aktual dividen interim yang didistribusikan adalah sebesar Rp49.373.881.620. Dividen interim dibagikan kepada pemegang saham yang namanya tercatat dalam Daftar Pemegang Saham Perusahaan pada tanggal 22 November 2012.
According to the Board of Directors Decision Letter dated October 29, 2012 No. 037/SKEP-DIR/BNF/X/12 regarding the distribution of Interim Dividend for the year 2012, Directors resolved that the Company would distribute interim dividends to shareholders from profits generated in 2012 amounting to Rp30 per share. Total actual interim dividends distributed amounted to Rp49,373,881,620. The interim dividends will be distributed to stockholders whose name were listed in the Company’s list of stockholders as of November 22, 2012.
Perusahaan telah melakukan pembayaran dividen
interim kepada pemegang saham sebesar Rp49.339.658.265 pada bulan Desember 2012 dan sisa dividen yang belum dibayarkan (belum diambil oleh pemegang saham warkat) disajikan sebagai utang dividen.
The Company had paid interim dividends to shareholders in the amount of Rp43,339,658,265 in December 2012 and the remaining unclaimed dividends (not yet claimed by holders of script shares) are presented as dividends payables.
Berdasarkan Berita Acara Rapat Umum Pemegang
Saham Tahunan dan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa PT Buana Finance Tbk. Yang diaktakan dalam Akta No. 279 tanggal 28 Mei 2013 dari Notaris Dr. Irawan Soerodjo, S.H.,MSi, pemegang saham menyetujui penggunaan laba neto tahun 2012 untuk: (a) pembagian dividen tunai sebesar Rp60 per saham, dengan ketentuan dividen tunai tersebut akan diperhitungkan dengan dividen interim sebesar Rp30 per saham yang telah dibagi dan dibayarkan kepada pemegang saham pada tanggal 6 Desember 2012 (b) dialokasikan ke dalam cadangan umum sebesar Rp1.000.000.000 dan (c) sisa keuntungan dimasukkan ke dalam saldo laba. Jumlah aktual dividen tunai yang didistribusikan adalah sebesar Rp49.373.881.620.
Based on the Resolution of the Annual General Meeting of Shareholders and Extraordinary General Meeting of Shareholders of PT Buana Finance Tbk. which was notarized in Deed No. 279 dated May 28, 2013 of Notary Dr. Irawan Soerodjo S.H.,MSi, the shareholders approved to use of 2012 net profit for: (a) distribution of cash dividends of Rp60 per share, provided that it will be calculated with the interim dividends of Rp30 per share which has been distributed and paid to shareholders on December 6, 2012 (b) appropriation for general reserve in the amount of Rp1,000,000,000 and (c) the remaining profit as retained earnings. Total actual cash dividends distributed amounted to Rp49,373,881,620.
Perusahaan telah melakukan pembayaran dividen
tunai kepada pemegang saham sebesar Rp49.339.658.262 pada bulan Juli 2013 dan sisa dividen yang belum dibayarkan (belum diambil oleh pemegang saham warkat) disajikan sebagai utang dividen.
The Company had paid cash dividends to shareholders in the amount of Rp49,339,658,262 in July 2013 and the remaining unclaimed dividends (not yet claimed by holders of script shares) are presented as dividends payables.
Jumlah utang dividen yang belum diambil oleh
pemegang saham di 2013 dan 2012 masing-masing sebesar Rp181.258.688 dan Rp147.035.333.
Unclaimed dividiends payable by holders of script shares in 2013 and 2012 amounting to Rp181,258,688 and Rp147,035,333, respectively.
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BUANA FINANCE Tbk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2013 dan
untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah)
PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
As of December 31, 2013 and For the Year Then ended (Expressed in Rupiah)
80
22. PENDAPATAN SEWA PEMBIAYAAN 22. FINANCE LEASE INCOME Akun ini merupakan pendapatan yang berasal dari
transaksi sewa pembiayaan yang meliputi barang modal untuk konstruksi, pertambangan, pertanian, perkebunan, transportasi dan lain-lain. Tidak ada pelanggan dengan nilai pendapatan neto melebihi 10% dari jumlah pendapatan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2013 dan 2012.
This account represents income arising from finance leases involving various capital goods for construction, mining, agricultural, plantation, transportation and other sectors. No income from single customer of more than 10% of the total income for the years ended December 31, 2013 and 2012.
Pendapatan sewa pembiayaan termasuk
amortisasi atas pendapatan provisi dan selisih premi asuransi dan biaya transaksi piutang sewa pembiayaan sebesar Rp29.999.628.954 dan Rp26.056.435.756 masing-masing pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012.
Finance lease income includes amortization of provison fee and income on insurance premium discount and transaction cost on lease receivables amounting to Rp29,999,628,954 and Rp26,056,435,756 in December 31, 2013 and 2012, respectively.
Perusahaan tidak memiliki pendapatan sewa
pembiayaan yang berasal dari pihak berelasi. The Company does not have financing lease
income originated from related party. 23. PENDAPATAN PEMBIAYAAN KONSUMEN 23. CONSUMER FINANCING INCOME Akun ini merupakan pendapatan yang berasal dari
transaksi pembiayaan untuk pembelian barang-barang konsumsi. Tidak ada pelanggan dengan nilai pendapatan neto melebihi 10% dari jumlah pendapatan untuk tahun berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2013 dan 2012.
This account represents income arising from financing transactions for consumer goods. No income from single customer of more than 10% of total income for the years then ended December 31, 2013 and 2012.
Pendapatan pembiayaan konsumen termasuk
amortisasi atas pendapatan selisih premi asuransi dan biaya transaksi piutang pembiayaan konsumen sebesar Rp6.592.283.836 dan Rp7.676.307.394 masing-masing pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012.
Consumer financing income included amortization of income on insurance premium discount and transaction cost on consumer financing receivables amounting to Rp6,592,283,836 and Rp7,676,307,394 in December 31, 2013 dan 2012, respectively.
Perusahaan tidak memiliki pendapatan
pembiayaan konsumen yang berasal dari pihak berelasi.
The Company does not have consumer financing income originated from related party.
24. PENDAPATAN BUNGA 24. INTEREST INCOME Akun ini merupakan pendapatan bunga dari
penempatan deposito, jasa giro dan denda bunga atas keterlambatan pembayaran piutang sewa pembiayaan dan pembiayaan konsumen.
This account represents interest income from time deposits, current accounts, and penalties applied for late payment of leases and consumer finance installments.
Perusahaan tidak memiliki pendapatan bunga yang
berasal dari pihak berelasi. The Company does not have interest income
originated from related party.
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BUANA FINANCE Tbk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2013 dan
untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah)
PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
As of December 31, 2013 and For the Year Then ended (Expressed in Rupiah)
81
25. PENDAPATAN LAIN-LAIN - NETO 25. OTHER INCOME - NET Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember/ Year ended December 31
2013 2012
Pendapatan administrasi 6.252.825.173 5.200.574.107 Administration income Penerimaan kembali piutang yang Recoveries on receivables previously telah dihapus bukukan 4.709.552.889 2.231.810.113 written-off Keuntungan atas pelepasan Gain on disposal of aset tetap 477.755.824 2.613.492.230 fixed assets Kerugian atas pelepasan Loss on disposal of aset sewa operasi (1.701.784.616) - leased operating asset Pendapatan rupa-rupa 1.910.518.848 1.295.815.415 Miscellaneous income
Neto 11.648.868.118 11.341.691.865 Net
Pendapatan dan biaya transaksi di amortisasi
berdasarkan metode tingkat bunga efektif dan disajikan sebagai pendapatan sewa pembiayaan, pendapatan pembiayaan konsumen dan pendapatan anjak piutang.
Income and transaction cost is amortized using effective interest rate method and stated as finance lease income, consumer financing income and factoring income.
26. BEBAN KEUANGAN 26. FINANCING COSTS Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember/ Year ended December 31
2013 2012
Bunga pinjaman bank 258.386.582.705 224.130.093.697 Interest on bank loans Premi swap 8.778.377.146 18.423.397.331 Swap premium Bunga atas efek utang yang Interest on debt securities diterbitkan - Medium-term notes 2.001.747.540 - issued - Medium-term notes Lain-lain 176.303.488 625.997.800 Others
Total 269.343.010.879 243.179.488.828 Total
27. BEBAN UMUM DAN ADMINISTRASI 27. GENERAL AND ADMINISTRATIVE EXPENSES
Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember/ Year ended December 31
2013 2012
Gaji dan tunjangan 74.860.496.149 65.269.320.393 Salaries and benefits Sewa 5.993.431.410 5.412.106.143 Rent Penyusutan dan amortisasi Depreciation and amortization (Catatan 10 dan 11) 5.920.375.547 6.296.069.900 (Notes 10 and 11) Imbalan kerja karyawan 2.996.824.000 4.489.503.000 Employee benefits Asuransi 2.683.373.518 2.373.438.661 Insurance Pelatihan dan rekrutmen 2.597.809.005 1.532.580.744 Training and recruitment Jasa manajemen 2.553.082.695 2.169.083.727 Management fee Transportasi dan komunikasi 2.255.411.855 2.444.948.225 Transportation and communication Pemeliharaan dan perbaikan 1.536.218.270 1.508.089.007 Repairs and maintenance Alat-alat tulis dan perlengkapan 1.423.041.555 1.753.159.098 Stationery and supplies Listrik 1.145.258.905 1.063.931.464 Electricity Jasa profesional 788.717.355 830.843.002 Professional fees Perizinan dan pengurusan 363.027.505 502.016.907 License fees Jasa konsultan 232.382.820 134.125.800 Consultant fees Administrasi bank dan meterai 66.204.382 58.980.061 Bank charges and stamp duties Lainnya 2.827.086.411 5.124.881.958 Others
Total 108.242.741.382 100.963.078.090 Total
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BUANA FINANCE Tbk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2013 dan
untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah)
PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
As of December 31, 2013 and For the Year Then ended (Expressed in Rupiah)
82
28. LABA (RUGI) SELISIH KURS - NETO 28. FOREIGN EXCHANGE GAIN (LOSS) - NET Akun ini merupakan keuntungan atau kerugian
yang timbul akibat fluktuasi selisih kurs antara Rupiah dengan Dolar Amerika Serikat selama tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2013 dan 2012.
This account represents gain or losses arising from the fluctuation of the exchange rates between Rupiah and US Dollar for the years ended December 31, 2013 and 2012.
29. BEBAN KERUGIAN PENURUNAN NILAI 29. PROVISION FOR IMPAIRMENT LOSSES
Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember/ Year ended December 31
2013 2012
Piutang sewa pembiayaan (Catatan 5) 48.297.569.410 23.441.930.270 Financing lease receivables (Note 5) Piutang pembiayaan Consumer financing konsumen (Catatan 6) 16.364.519.264 18.607.086.765 receivables (Note 6) Anjak piutang (Catatan 7) (8.478.766) 8.478.766 Factoring receivables (Note 7)
Total 64.653.609.908 42.057.495.801 Total
30. LABA PER SAHAM DASAR 30. BASIC EARNINGS PER SHARE Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember/ Year ended December 31
2013 2012
Laba neto 135.672.570.340 150.135.996.458 Net profit Rata-rata tertimbang jumlah saham Weighted average number of shares ditempatkan dan disetor 1.645.796.054 1.645.796.054 issued and outstanding
Laba per saham dasar 82 91 Basic earnings per share
Seperti yang telah diungkapkan pada Catatan 1b dan 20, pada tahun 2012 Perusahaan mengeluarkan saham bonus yang berasal dari kapitalisasi tambahan modal disetor.
As mentioned in Note 1b and 20, in 2012, the Company distributed bonus shares, which were issued from the capitalization of additional paid-in capital.
31. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN 31. FINANCIAL RISK MANAGEMENT
Perusahaan dihadapkan pada risiko pasar, risiko kredit, dan risiko likuiditas. Secara keseluruhan, program manajemen risiko keuangan perusahaan terfokus pada ketidakpastian pasar keuangan dan meminimumkan potensi kerugian yang berdampak pada kinerja Perusahaan.
The Company is exposed to market risk, credit risk, and liquidity risk. The Company’s overall risk management program focuses on the uncertainty of financial markets and seeks to minimize potential adverse effects on the Company’s financial performance.
Risiko pasar Market risk
Perusahaan dihadapkan pada risiko pasar terkait dengan risiko tingkat suku bunga dan risiko selisih kurs mata uang asing antara Rupiah dan Dolar Amerika Serikat. Kebijakan Perusahaan untuk mengelola risiko tersebut adalah dengan melakukan kontrak derivatif.
The Company’s market risks pertain to interest and foreign exchange rate risk between Rupiah and US Dollar. Market risks are managed by entering into derivatives
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BUANA FINANCE Tbk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2013 dan
untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah)
PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
As of December 31, 2013 and For the Year Then ended (Expressed in Rupiah)
83
31. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan) 31. FINANCIAL RISK MANAGEMENT (continued) Risiko pasar (lanjutan) Market risk (continued)
• Risiko tingkat bunga • Interest rate risk
Risiko tingkat bunga adalah risiko bahwa nilai wajar atau arus kas masa datang atas instrumen keuangan akan berfluktuasi karena perubahan dalam suku bunga pasar. Kebijakan Perusahaan untuk mengelola risiko tersebut dengan mengupayakan pinjaman dengan suku bunga tetap yang berimbang terhadap total sumber pendanaan.
Interest rate risk is the risk that the fair value or future cash flows of a financial instrument will fluctuate because of changes in market interest rates. The Company’s policy is to manage related risk by obtaining loans using fixed rate.
Tabel di bawah ini menggambarkan rincian jatuh tempo aset dan liabilitas Perusahaan yang dipengaruhi oleh tingkat bunga:
The following tables represent a breakdown of maturity dates of the Company’s assets and liabilities which are affected by interest rate:
31 Desember 2013/December 31, 2013
Bunga tetap/Fixed Interest
Tidak Bunga Kurang dari Lebih dari dikenakan mengambang/ 1 tahun/ 3 tahun/ bunga/Non Floating Less than 1-3 tahun/ More than interest interest 1 year 1-3 years 3 years sensitive Total
ASET ASSETS Kas dan setara kas 55.352.691.167 31.094.500.000 - - 129.020.000 86.576.211.167 Cash and cash equivalents Surat-surat berharga - - - - 177.354.450 177.354.450 Marketable securities Investasi sewa pembiayaan neto 794.473.250 1.669.115.688.927 1.270.026.648.380 54.298.235.568 - 2.994.235.046.125 Net investment in finance leases Piutang pembiayaan konsumen 3.985.097.759 335.263.422.873 238.821.154.754 11.295.573.808 - 589.365.249.194 Consumer financing receivables Tagihan anjak piutang - 1.721.970.771 - - - 1.721.970.771 Factoring receivables Piutang lain-lain - 1.282.506.418 2.373.504.929 853.447.308 16.666.149.515 21.175.608,170 Other receivables Kontrak pertukaran mata uang dan Currency and interest rate swap tingkat bunga 20.837.668.203 - - - - 20.837.668.203 contracts Uang muka, biaya dibayar di muka dan lainnya - - - - 798.060.000 798.060.000 Advances, prepayments and other Aset non-keuangan - - - - 55.583.952.776 55.583.952.776 Non-financial assets
Total aset 80.969.930.379 2.038.478.088.989 1.511.221.308.063 66.447.256.684 73.354.536.741 3.770.471.120.856 Total assets
LIABILITAS LIABILITIES Utang kepada lembaga Loans from financial institutions and keuangan dan bank 356.973.516.439 1.123.076.961.958 957.107.605.541 - - 2.437.158.083.938 banks Efek utang yang diterbitkan Debt securities issued Medium-term notes - 149.400.883.290 149.400.883.290 Medium-term notes Utang dividen - - - - 181.258.688 181.258.688 Dividends payable Utang lain-lain - - - - 16.962.574.399 16.962.574.399 Other payables Uang muka lain-lain - - - - 470.371.091 470.371.091 Other advances Beban akrual - - - 13.873.073.751 13.873.073.751 Accrued expenses Kontrak pertukaran mata uang dan Currency and interest rate swap tingkat bunga 246.330.410 - - - - 246.330.410 contracts Liabilitas non-keuangan - - - - 48.961.356.080 48.961.356.080 Non-financial liabilties
Total liabilitas 357.219.846.849 1.272.477.845.248 957.107.605.541 - 80.448.634.009 2.667.253.931.647 Total liabilities
Neto (276.249.916.470) 766.000.243.741 554.113.702.522 66.447.256.684 (7.094.097.268) 1.103.217.189.209 Net
31 Desember 2012/December 31, 2012
Bunga tetap/Fixed Interest
Tidak Bunga Kurang dari Lebih dari dikenakan mengambang/ 1 tahun/ 3 tahun/ bunga/Non Floating Less than 1-3 tahun/ More than interest interest 1 year 1-3 years 3 years sensitive Total
ASET ASSETS Kas dan setara kas 39.131.952.172 10.000.000.000 - - 129.000.000 49.260.952.172 Cash and cash equivalents Surat-surat berharga - - - - 114.576.300 114.576.300 Marketable securities Investasi sewa pembiayaan neto 143.726.691 1.413.833.721.148 1.224.420.941.379 34.443.071.532 - 2.672.841.460.750 Net investment in finance leases Piutang pembiayaan konsumen - 373.284.368.015 301.473.200.278 5.555.095.368 - 680.312.663.661 Consumer financing receivables Tagihan anjak piutang - 4.328.484.185 - - - 4.328.484.185 Factoring receivables Piutang lain-lain - 1.067.460.815 2.229.977.662 521.546.642 9.732.091.321 13.551.076.440 Other receivables Kontrak pertukaran mata uang dan Currency and interest rate swap tingkat bunga 20.719.734.828 - - - - 20.719.734.828 contracts Uang muka, biaya dibayar di muka dan lainnya - - - - 768.060.000 768.060.000 Advances, prepayments and other Aset non-keuangan - - - - 53.292.937.990 53.292.937.990 Non-financial assets
Total aset 59.995.413.691 1.802.514.034.163 1.528.124.119.319 40.519.713.542 64.036.665.611 3.495.189.946.326 Total assets
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BUANA FINANCE Tbk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2013 dan
untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah)
PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
As of December 31, 2013 and For the Year Then ended (Expressed in Rupiah)
84
31. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan) 31. FINANCIAL RISK MANAGEMENT (continued) Risiko pasar (lanjutan) Market risk (continued)
• Risiko tingkat bunga (lanjutan) • Interest rate risk (continued)
Tabel di bawah ini menggambarkan rincian jatuh tempo aset dan liabilitas Perusahaan yang dipengaruhi oleh tingkat bunga: (lanjutan)
The following tables represent a breakdown of maturity dates of the Company’s assets and liabilities which are affected by interest rate: (continued)
31 Desember 2012/December 31, 2012
Bunga tetap/Fixed Interest
Tidak Bunga Kurang dari Lebih dari dikenakan mengambang/ 1 tahun/ 3 tahun/ bunga/Non Floating Less than 1-3 tahun/ More than interest interest 1 year 1-3 years 3 years sensitive Total
LIABILITAS LIABILITIES Utang kepada lembaga Loans from financial institutions and keuangan dan bank 489.020.405.781 969.646.237.541 930.995.105.139 - - 2.389.661.748.461 banks Utang dividen - - - - 147.035.333 147.035.333 Dividends payable Utang lain-lain - - - - 28.268.222.798 28.268.222.798 Other payables Uang muka lain-lain - - - - 307.764.134 307.764.134 Other advances Beban akrual - - - - 13.961.406.357 13.961.406.357 Accrued expenses Kontrak pertukaran mata uang dan Currency and interest rate swap tingkat bunga 1.103.942.940 - - - - 1.103.942.940 contracts Liabilitas non-keuangan - - - - 47.001.947.391 47.001.947.391 Non-financial liabilties
Total liabilitas 490.124.348.721 969.646.237.541 930.995.105.139 - 89.686.376.013 2.480.452.067.414 Total liabilities
Neto (430.128.935.030) 832.867.796.622 597.129.014.180 40.519.713.542 (25.649.710.402) 1.014.737.878.912 Net
Tabel berikut menunjukkan sensitivitas atas kemungkinan perubahan tingkat suku bunga, dengan variabel lain dianggap tetap, terhadap laba sebelum pajak Perusahaan (melalui dampak dari suku bunga mengambang):
The following table demonstrates the sensitivity to a reasonably possible change in interest rates, with all other variables held constant, of the Company’s profit before tax (through the impact on floating interest rate):
Kenaikan (penurunan) suku bunga dalam basis Dampak poin/Increase terhadap laba (decrease) on sebelum pajak/ interest rate Effect on profit in basis points before tax
Tahun: Year: 2013 +100 4.067.441.498 2013 -100 (4.067.441.498) Tahun: Year: 2012 +100 6.528.842.263 2012 -100 (6.528.842.263)
• Risiko selisih kurs mata uang asing • Foreign exchange risk
Risiko mata uang asing adalah risiko nilai wajar arus kas di masa depan yang berfluktuasi karena perubahan kurs pertukaran mata uang asing. Perusahaan terpengaruh risiko perubahan mata uang asing terutama berkaitan dengan fasilitas pinjaman dari bank dalam mata uang Dolar Amerika Serikat (Catatan 12). Perusahaan mengelola risiko ini dengan melakukan kontrak pertukaran mata uang dan tingkat bunga. Pinjaman kredit berjangka dan kontrak pertukaran mata uang dan tingkat bunga mempunyai persyaratan kritikal yang sama (Catatan 8).
Foreign currency risk is the risk that the fair value or future cash flows of a financial instrument will fluctuate because of changes in foreign exchanges rates. The Company’s exposure to the risk of changes in foreign exchange rates relates to primarily the bank loan facilities in US Dollar currency (Note 12). The Company manages this risk by entering into a cross currency swap contract. The term loan and cross currency swap contract have the same critical terms (Note 8).
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BUANA FINANCE Tbk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2013 dan
untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah)
PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
As of December 31, 2013 and For the Year Then ended (Expressed in Rupiah)
85
31. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan) 31. FINANCIAL RISK MANAGEMENT (continued) Risiko pasar (lanjutan) Market risk (continued)
• Risiko selisih kurs mata uang asing (lanjutan) • Foreign exchange risk (continued)
Tabel berikut menunjukkan sensitivitas atas kemungkinan perubahan tingkat kurs pertukaran Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat, dengan variabel lain dianggap tetap, terhadap laba sebelum pajak Perusahaan:
The following tables demonstrate the sensitivity to a reasonably possible change in foreign exchange rates between Rupiah and US Dollar, with all other variables held constant, of the Company’s profit before tax:
Kenaikan (penurunan) kurs mata uang asing
dalam basis persentase/
Increase Dampak (decrease) on terhadap laba
foreign sebelum pajak/ exchange rate Effect on profit in percetage before tax
Tahun: Year: 2013 +10% 1.392.155.823 2013 -10% (1.392.155.823) Tahun: Year: 2012 +10% 21.316.530.900 2012 -10% (21.316.530.900) Risiko kredit Credit risk
Risiko kredit adalah risiko jika pihak lawan tidak memenuhi liabilitasnya dalam kontrak pelanggan yang menyebabkan kerugian keuangan. Perusahaan menghadapi risiko kredit, yaitu ketidakmampuan konsumen untuk membayar kembali pembiayaan yang diberikan. Risiko ini terjadi jika kelayakan pelanggan dan piutang pembiayaan konsumen, sewa guna usaha dan anjak piutang tidak dikelola dengan baik. Perusahaan menerapkan kebijakan pemberian kredit berdasarkan prinsip kehati-hatian, melakukan monitoring portofolio kredit secara berkesinambungan dan melakukan pengelolaan atas penagihan angsuran untuk meminimalkan risiko kredit.
Credit risk is the risk that counterparty will not meet its obligations under a debtor contract, leading to a financial loss. The Company is exposed to credit risk from the defaulting customers. Improper assessment on debtor’s credit worthiness and collection management will trigger the credit risk. The Company applies prudent credit acceptance policies, performing ongoing credit portfolio monitoring as well as managing the collection of customer financing, financing leases and factoring receivables in order to minimize the credit risk exposure.
Pengelolaan risiko kredit perusahaan diarahkan
untuk meningkatkan keseimbangan antara ekspansi kredit yang sehat dengan pengelolaan kredit secara prudent agar terhindar dari penurunan kualitas atau menjadi Non-Performing Loan (NPL), serta mengelola penggunaan modal untuk memperoleh return yang optimal. Dimulai dari proses awal penerimaan aplikasi kredit yang selektif dan ditangani dengan prinsip kehati-hatian, yang mana aplikasi kredit akan melalui proses peninjauan dan analisa kredit sebelum disetujui oleh Komite Kredit.
The Company’s credit risk management is directed to improve the balance between healthy credit expansion with a prudent credit management prevent the decline in loan quality or the onset of Non-Performing Loan, and to manage capital towards obtaining optimal rates of return. It starts from the process of screening credit applications selectively and handling them with prudence principle, whereby the credit application would go through survey and credit analysis process before being approved by the Credit Committee.
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BUANA FINANCE Tbk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2013 dan
untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah)
PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
As of December 31, 2013 and For the Year Then ended (Expressed in Rupiah)
86
31. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan) 31. FINANCIAL RISK MANAGEMENT (continued) Risiko kredit (lanjutan) Credit risk (continued) Perusahaan juga menerapkan Pedoman
Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah yang diatur oleh Peraturan Menteri Keuangan No. 30/PMK.010/2010 tentang Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah bagi Lembaga Keuangan Non-Bank dan Peraturan Ketua Bapepam-LK No. PER-05/BL/2011 tentang Pedoman Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah bagi Perusahaan Pembiayaan.
The Company also implemented the Manual for Implementation of Know Your Customer Principles as regulated in the Ministry of Finance Regulation No. 30/PMK.010/2010 regarding the Implementation of Know Your Customer Principles for Non-Banking Financial Institutions and the Chairman of the Capital Market and Financial Institution Supervisory Board (Bapepam-LK) Regulation No. PER-05/BL/2011 regarding the Manual for Implementation of Know Your Customer Principles for Multifinance Companies.
Tahun 2012, Perusahaan juga telah menjalankan
aturan uang muka kendaraan sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan No. 43/PMK.010/2012 tentang “Uang Muka Pembiayaan Konsumen untuk kendaraan Bermotor Pada Perusahaan Pembiayaan” serta Surat Edaran BI No.14/10/DPNP tanggal 15 Maret 2012 tentang Penerapan Manajemen Risiko pada Bank yang Melakukan Pemberian Kredit Pemilikan Rumah dan Kredit Kendaraan Bermotor yang diberlakukan sejak 15 Juni 2012.
In 2012, the Company also has implemented down payment regulation as regulated in the Ministry of Finance Regulation No. 43/PMK.010/2012 concerning “Down Payment for Consumer Financing”, and Bank Indonesia Circular Letter No.14/10/DPNP dated 15 March 2012 concerning The Application of Bank’s Risk Management on Mortgages and Motor Vehicle Credit effective 15 June 2012.
Untuk setiap kategori aset keuangan, Perusahaan
mengungkapkan eksposur maksimum terhadap risiko kredit dan analisa konsentrasi risiko kredit.
For each financial asset category, the Company discloses the maximum exposure to credit risk and concentration of credit risk analysis.
i. Eksposur maksimum terhadap risiko kredit i. Maximum exposure to credit risk
Eksposur Perusahaan terhadap risiko kredit hampir seluruhnya berasal dari piutang investasi neto dalam sewa pembiayaan dan pembiayaan konsumen, dimana eksposur maksimum terhadap risiko kredit sama dengan nilai tercatat.
The Company’s exposure to credit risk mainly comes from the net investments in financial leases and consumer financing receivables, of which the maximum exposure to credit risk equals to the carrying amount.
Tabel di bawah ini menggambarkan jumlah eksposur maksimal risiko kredit dan konsentrasi risiko yang dimiliki Perusahaan:
The following table sets out the total maximum credit risk and risk concentration exposure of the Company:
Pinjaman yang diberikan dan piutang/ Loans and receivables
31 Desember 2013/ 31 Desember 2012/ December 31, 2013 December 31, 2012
Korporasi - pihak ketiga 2.126.314.082.746 1.912.970.721.037 Corporation - third parties Perorangan - pihak ketiga 1.550.896.706.572 1.514.850.482.615 Individual - third parties Total 3.677.210.789.318 3.427.821.203.652 Total
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BUANA FINANCE Tbk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2013 dan
untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah)
PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
As of December 31, 2013 and For the Year Then ended (Expressed in Rupiah)
87
31. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan) 31. FINANCIAL RISK MANAGEMENT (continued) Risiko kredit (lanjutan) Credit risk (continued)
ii. Analisis konsentrasi risiko kredit ii. Concentration of credit risk analysis
Pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 eksposur risiko kredit atas aset keuangan terbagi atas:
As of December 31, 2013 and 2012 credit risk exposure of financial asset is divided into:
31 Desember 2013/December 31, 2013
Mengalami Tidak Mengalami Penurunan Nilai/ Penurunan Nilai/ Impaired Non-impaired Total
Investasi sewa pembiayaan neto 39.732.264.359 3.030.896.104.182 3.070.628.368.541 Net investment in finance leases Cadangan kerugian Allowance for penurunan nilai (76.393.322.416) impairment losses
Neto 2.994.235.046.125 Net
Piutang pembiayaan konsumen 4.142.631.154 600.717.818.852 604.860.450.006 Consumer financing receivables Cadangan kerugian Allowance for penurunan nilai (15.495.200.812) impairment losses
Neto 589.365.249.194 Net
Tagihan anjak piutang - 1.721.970.771 1.721.970.771 Factoring receivables Cadangan kerugian Allowance for penurunan nilai - impairment losses
Neto 1.721.970.771 Net 31 Desember 2012/December 31, 2012
Mengalami Tidak Mengalami Penurunan Nilai/ Penurunan Nilai/ Impaired Non-impaired Total
Investasi sewa pembiayaan neto 24.058.683.070 2.702.802.202.431 2.726.860.885.501 Net investment in finance leases Cadangan kerugian Allowance for penurunan nilai (54.019.424.751) impairment losses
Neto 2.672.841.460.750 Net
Piutang pembiayaan konsumen 3.738.287.942 692.885.067.258 696.623.355.200 Consumer financing receivables Cadangan kerugian Allowance for penurunan nilai (16.310.691.539) impairment losses
Neto 680.312.663.661 Net
Tagihan anjak piutang - 4.336.962.951 4.336.962.951 Factoring receivables Cadangan kerugian Allowance for penurunan nilai (8.478.766) impairment losses
Neto 4.328.484.185 Net
Piutang pembiayaan yang pembayaran angsurannya telah menunggak lebih dari 90 hari diklasifikasikan sebagai aset keuangan yang mengalami penurunan nilai.
Financing receivables with installments overdue for more than 90 days are classified as impaired financial assets.
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BUANA FINANCE Tbk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2013 dan
untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah)
PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
As of December 31, 2013 and For the Year Then ended (Expressed in Rupiah)
88
31. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan) 31. FINANCIAL RISK MANAGEMENT (continued) Risiko likuiditas Liquidity risk
Perusahaan memantau risiko likuiditas dengan menggunakan analisa gap yang mengukur mismatch antara jatuh tempo aset dan liabilitas. Metode analisa profil jatuh tempo diperkuat dengan proyeksi arus kas dan scenario analysis untuk mengetahui besarnya potensi kerugian atau dampak terhadap arus kas, laba, dan permodalan pada kondisi pasar yang tidak normal atau ekstrim dari eksposur risiko likuiditas.
The Company monitors liquidity risk by using gap analysis which measures the mismatch between assets and liabilities maturity. Maturity profile analysis method supported by cash flow projection and scenario analysis are performed to assess potential loss or effect to cash flow, earnings and equity in the abnormal or extreme market condition from liquidity risk exposure.
Kebijakan Perusahaan dalam mengelola risiko ini adalah dengan melakukan mirroring waktu jatuh tempo sumber dana agar memiliki durasi yang mendekati profil waktu jatuh tempo aset.
The Company manages such risk by mirroring the maturity period of the funding in order to have similar period with the assets' maturity profile.
Tabel di bawah ini menggambarkan profil jatuh tempo atas aset dan liabilitas Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 berdasarkan pembayaran kontraktual:
The tables below summarize the maturity profile of the Company’s assets and liabilities at December 31, 2013 and 2012 based on contractual payments:
31 Desember 2013/December 31, 2013
Tidak memiliki tanggal jatuh tempo kontraktual/ Kurang dari Does not have 3 bulan/ contractual Less than 3-12 bulan/ 1-3 tahun/ >3 tahun/ due date 3 months 3-12 months 1-3 years >3 years Total
ASET KEUANGAN FINANCIAL ASSETS Kas dan setara kas 55.481.711.167 31.094.500.000 - - - 86.576.211.167 Cash and cash equivalents Surat-surat berharga 177.354.450 - - - - 177.354.450 Marketable securities Investasi sewa pembiayaan neto - 507.009.357.757 1.162.505.079.096 1.270.422.373.704 54.298.235.568 2.994.235.046.125 Net investment in finance leases Piutang pembiayaan konsumen - 95.195.922.585 240.263.277.126 239.315.943.993 14.590.105.490 589.365.249.194 Consumer financing receivables Tagihan anjak piutang - 1.721.970.771 - - - 1.721.970.771 Factoring receivables Piutang lain-lain - 9.118.835.352 3.218.904.449 5.969.216.929 2.868.651.440 21.175.608.170 Other receivables Kontrak pertukaran mata uang Currency and interest rate dan tingkat bunga - 127.211.352 - 20.710.456.851 - 20.837.668.203 swap contracts Uang muka, biaya dibayar di muka dan lainnya - 30.000.000 768.060.000 - - 798.060.000 Advances, prepayments and other Aset non-keuangan 55.583.952.776 - - - - 55.583.952.776 Non-financial assets
Total aset 111.243.018.393 644.297.797.817 1.406.755.320.671 1.536.417.991.477 71.756.992.498 3.770.471.120.856 Total assets
LIABILITAS KEUANGAN FINANCIAL LIABILITIES Utang kepada lembaga Loans from financial institutions and keuangan dan bank - 402.135.762.447 973.931.510.904 1.061.090.810.587 - 2.437.158.083.938 banks Efek utang yang diterbitkan Debt securities issued Medium-term notes - (157.898.897) 149.558.782.187 - - 149.400.883.290 Medium-term notes Utang dividen - 181.258.688 - - - 181.258.688 Dividends payables Utang lain-lain - 16.962.574.399 - - - 16.962.574.399 Other payables Uang muka lain-lain - 470.371.091 - - - 470.371.091 Other advances Beban akrual - 13.873.073.751 - - - 13.873.073.751 Accrued expenses Kontrak pertukaran mata uang Currency and interest rate dan tingkat bunga - 246.330.410 - - - 246.330.410 swap contracts Liabilitas non-keuangan 48.961.356.080 - - - - 48.961.356.080 Non-financial liabilties
Total liabilitas 48.961.356.080 433.711.471.889 1.123.490.293.091 1.061.090.810.587 - 2.667.253.931.647 Total liabilities
Neto 62.281.662.313 210.586.325.928 283.265.027.580 475.327.180.890 71.756.992.498 1.103.217.189.209 Net
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BUANA FINANCE Tbk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2013 dan
untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah)
PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
As of December 31, 2013 and For the Year Then ended (Expressed in Rupiah)
89
31. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan) 31. FINANCIAL RISK MANAGEMENT (continued) Risiko likuiditas (lanjutan) Liquidity risk (continued)
Tabel di bawah ini menggambarkan profil jatuh tempo atas aset dan liabilitas Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 berdasarkan pembayaran kontraktual: (lanjutan)
The tables below summarize the maturity profile of the Company’s assets and liabilities at December 31, 2013 and 2012 based on contractual payments: (continued)
31 Desember 2012/December 31, 2012
Tidak memiliki tanggal jatuh tempo kontraktual/ Kurang dari Does not have 3 bulan/ contractual Less than 3-12 bulan/ 1-3 tahun/ >3 tahun/ due date 3 months 3-12 months 1-3 years >3 years Total
ASET ASSETS Kas dan setara kas 39.260.952.172 10.000.000.000 - - - 49.260.952.172 Cash and cash equivalents Surat-surat berharga 114.576.300 - - - - 114.576.300 Marketable securities Investasi sewa pembiayaan neto - 413.249.390.956 1.000.651.744.620 1.224.497.253.642 34.443.071.532 2.672.841.460.750 Net investment in finance leases Piutang pembiayaan konsumen - 107.404.133.248 265.880.234.767 301.473.200.278 5.555.095.368 680.312.663.661 Consumer financing receivables Tagihan anjak piutang - 4.328.484.185 - - - 4.328.484.185 Factoring receivables Piutang lain-lain - 5.376.865.593 2.708.238.983 4.220.033.452 1.245.938.412 13.551.076.440 Other receivables Kontrak pertukaran mata uang Currency and interest rate dan tingkat bunga - 387.141.168 - 20.332.593.660 - 20.719.734.828 swap contracts Uang muka, biaya dibayar di muka dan lainnya - - 718.060.000 50.000.000 - 768.060.000 Advances, prepayments and other Aset non-keuangan 53.292.937.990 - - - - 53.292.937.990 Non-financial assets
Total aset 92.668.466.462 540.746.015.150 1.269.958.278.370 1.550.573.081.032 41.244.105.312 3.495.189.946.326 Total assets
LIABILITAS LIABILITIES Utang kepada lembaga Loans from financial institutions and keuangan dan bank - 341.959.701.500 889.613.395.682 1.158.088.651.279 - 2.389.661.748.461 banks Utang dividen - 147.035.333 - - - 147.035.333 Dividends payables Utang lain-lain - 28.268.222.798 - - - 28.268.222.798 Other payables Uang muka lain-lain - 307.764.134 - - - 307.764.134 Other advances Beban akrual - 13.961.406.357 - - - 13.961.406.357 Accrued expenses Kontrak pertukaran mata uang Currency and interest rate dan tingkat bunga - 1.103.942.940 - - - 1.103.942.940 swap contracts Liabilitas non-keuangan 47.001.947.391 - - - - 47.001.947.391 Non-financial liabilties
Total liabilitas 47.001.947.391 385.748.073.062 889.613.395.682 1.158.088.651.279 - 2.480.452.067.414 Total liabilities
Neto 45.666.519.071 154.997.942.088 380.344.882.688 392.484.429.753 41.244.105.312 1.014.737.878.912 Net
32. PENGELOLAAN MODAL 32. CAPITAL MANAGEMENT Kebijakan Perusahaan adalah mempertahankan
struktur permodalan yang sehat untuk mengamankan akses terhadap pendanaan pada biaya yang wajar.
The Company’s policy is to maintain a healthy capital structure in order to secure access to funding at a reasonable cost.
Tujuan utama pengelolaan modal Perusahaan
adalah untuk memastikan pemeliharaan rasio modal yang sehat untuk mendukung usaha dan memaksimalkan imbalan bagi pemegang saham.
The primary objective of the Company’s capital management is to ensure that it maintains healthy capital ratios in order to support its business and maximize shareholder value.
Selain itu, Perusahaan dipersyaratkan oleh
Undang-undang Perseroan Terbatas efektif tanggal 16 Agustus 2007 untuk mengkontribusikan sampai dengan 20% dari modal saham ditempatkan dan disetor penuh ke dalam dana cadangan yang tidak boleh didistribusikan. Persyaratan permodalan eksternal tersebut dipertimbangkan oleh Perusahaan pada Rapat Umum Pemegang Saham.
In addition, the Company is also required by the Corporate Law effective on August 16, 2007 to contribute and maintain a non-distributable reserve fund until the said reserve reaches 20% of the issued and fully paid share capital. This externally imposed capital requirements are considered by the Company at the Annual General Shareholders’ Meeting.
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BUANA FINANCE Tbk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2013 dan
untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah)
PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
As of December 31, 2013 and For the Year Then ended (Expressed in Rupiah)
90
32. PENGELOLAAN MODAL (lanjutan) 32. CAPITAL MANAGEMENT (continued) Perusahaan mengelola struktur permodalan dan
melakukan penyesuaian terhadap perubahan kondisi ekonomi. Untuk memelihara dan menyesuaikan struktur permodalan, Perusahaan dapat menyesuaikan pembayaran dividen kepada pemegang saham, menerbitkan saham baru atau mengusahakan pendanaan melalui pinjaman.
The Company manages its capital structure and makes adjustments to it, in light of the changes in economic conditions. To maintain or adjust its capital structure, the Company may adjust the dividend payment to shareholders, issue new shares or fund the Company through loans/bank loans.
Berdasarkan Keputusan Rapat Umum Pemegang
Saham Luar Biasa tanggal 26 April 2012 yang diaktakan dalam Akta No. 265 tanggal 25 Mei 2012 dari Notaris Dr. Irawan Soerodjo, S.H., MSi, Anggaran Dasar Perusahaan mengatur bahwa Perusahaan dapat membagikan dividen interim sebelum tahun buku Perusahaan berakhir berdasarkan keputusan Dewan Direksi dan dengan persetujuan Dewan Komisaris.
Based on the resolution of the Extraordinary General Meeting of Shareholders dated April 26, 2012 which was notarized in Deed No. 265 dated May 25, 2012 of Dr. Irawan Soerodjo, S.H., MSi, the Company’s Articles of Association resolved that the Company can distribute interim dividend before the end of financial year with the approval of Board of Directors and Board of Commissioners.
Termasuk dalam kebijakan pengelolaan modal
Perusahaan, Perusahaan juga mempertimbangkan Peraturan Menteri Keuangan No. 84/PMK.012/2006 tanggal 29 September 2006 dimana Perusahaan menjaga jumlah pinjamannya dibandingkan dengan jumlah modal sendiri dan pinjaman subordinasi dikurangi penyertaan (gearing ratio) ditetapkan setinggi-tingginya sebesar 10 (sepuluh) kali.
Included in the Company’s capital management policies, the Company also considers Ministry of Finance Regulation No. 84/PMK.012/2006 dated September 29, 2006 which regulate that Company should mantain the total loan against own capital plus subordination loan subtracted by investment (gearing ratio) at the maximum of 10 (ten) times.
Perusahaan telah mematuhi Peraturan Menteri
Keuangan tersebut. Selama tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2013 dan 2012, Perusahaan memiliki gearing ratio sebesar masing-masing 2,34x dan 2,35x.
The Company has complied with the regulation. For the years ended December 31, 2013 and 2012, Company’s gearing ratio were 2.34x and 2.35x, respectively.
33. NILAI WAJAR ASET DAN LIABILITAS
KEUANGAN 33. FAIR VALUE OF FINANCIAL ASSETS AND
LIABILITIES Tabel di bawah ini menyajikan perbandingan atas
nilai tercatat dengan nilai wajar dari instrumen keuangan Perusahaan yang tercatat dalam laporan keuangan:
The tables below are a comparison by class of the carrying amounts and fair value of the Company’s financial instruments that are carried in the financial statements:
31 Desember 2013/December 31, 2013
Nilai tercatat/ Nilai wajar/ Carrying value Fair value
Aset keuangan: Financial assets: Kas dan setara kas 86.576.211.167 86.576.211.167 Cash and cash equivalents Surat-surat berharga - neto 177.354.450 177.354.450 Marketable securities - net Investasi sewa pembiayaan neto setelah dikurangi cadangan Net investment in financing leases, kerugian penurunan nilai 2.994.235.046.125 2.912.784.200.167 net of allowance impairment losses Piutang pembiayaan Consumer financing konsumen - neto 589.365.249.194 594.306.820.045 receivables - net Tagihan Anjak Piutang - neto 1.721.970.771 1.699.662.698 Factoring receivables - net Piutang lain-lain 21.175.608.170 19.278.614.440 Other receivables Kontrak pertukaran mata uang dan tingkat bunga 20.837.668.203 20.837.668.203 Currency and interest rate swap contracts Uang muka, biaya dibayar di muka dan lainnya 798.060.000 765.477.301 Advances, prepayments and other
Total asset keuangan 3.714.887.168.080 3.636.426.008.471 Total financial assets
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BUANA FINANCE Tbk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2013 dan
untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah)
PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
As of December 31, 2013 and For the Year Then ended (Expressed in Rupiah)
91
33. NILAI WAJAR ASET DAN LIABILITAS KEUANGAN (lanjutan)
33. FAIR VALUE OF FINANCIAL ASSETS AND LIABILITIES (continued)
Tabel di bawah ini menyajikan perbandingan atas
nilai tercatat dengan nilai wajar dari instrumen keuangan Perusahaan yang tercatat dalam laporan keuangan: (lanjutan)
The tables below are a comparison by class of the carrying amounts and fair value of the Company’s financial instruments that are carried in the financial statements: (continued)
31 Desember 2013/December 31, 2013
Nilai tercatat/ Nilai wajar/ Carrying value Fair value
Liabilitas keuangan: Financial liabilities: Utang kepada lembaga Loans from financial institutions keuangan dan bank 2.437.158.083.938 2.227.731.086.279 and banks Efek utang yang diterbitkan Debt securities issued Medium-term notes 149.400.883.290 137.224.932.868 Medium-term notes Utang dividen 181.258.688 181.258.688 Dividends payable Utang lain-lain 16.962.574.399 16.962.574.399 Other payables Uang muka lain-lain 470.371.091 470.371.091 Other advances Beban akrual 13.873.073.751 13.873.073.751 Accrued expenses Kontrak pertukaran mata uang dan tingkat bunga 246.330.410 246.330.410 Currency and interest rate swap contracts
Total liabilitas keuangan 2.618.292.575.567 2.396.689.627.486 Total financial liabilities
31 Desember 2012/December 31, 2012
Nilai tercatat/ Nilai wajar/ Carrying value Fair value
Aset keuangan: Financial assets: Kas dan setara kas 49.260.952.172 49.260.952.172 Cash and cash equivalents Surat-surat berharga - neto 114.576.300 114.576.300 Marketable securities - net Investasi sewa pembiayaan neto setelah dikurangi cadangan Net investment in financing leases, kerugian penurunan nilai 2.672.841.460.750 2.659.078.888.493 net of allowance impairment losses Piutang pembiayaan Consumer financing konsumen - neto 680.312.663.661 690.072.842.312 receivables - net Tagihan Anjak Piutang - neto 4.328.484.185 4.345.989.087 Factoring receivables - net Piutang lain-lain 13.551.076.440 12.582.816.062 Other receivables Kontrak pertukaran mata uang dan tingkat bunga 20.719.734.828 20.719.734.828 Currency and interest rate swap contracts Uang muka, biaya dibayar di muka dan lainnya 768.060.000 736.975.824 Advances, prepayments and other
Total asset keuangan 3.441.897.008.336 3.436.912.775.078 Total financial assets
Liabilitas keuangan: Financial liabilities: Utang kepada lembaga Loans from financial institutions keuangan dan bank 2.389.661.748.461 2.189.043.181.247 and banks Utang dividen 147.035.333 147.035.333 Dividends payable Utang lain-lain 28.268.222.798 28.268.222.798 Other payables Uang muka lain-lain 307.764.134 307.764.134 Other advances Beban akrual 13.961.406.357 13.961.406.357 Accrued expenses Kontrak pertukaran mata uang dan tingkat bunga 1.103.942.940 1.103.942.940 Currency and interest rate swap contracts
Total liabilitas keuangan 2.433.450.120.023 2.232.831.552.809 Total financial liabilities
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BUANA FINANCE Tbk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2013 dan
untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah)
PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
As of December 31, 2013 and For the Year Then ended (Expressed in Rupiah)
92
33. NILAI WAJAR ASET DAN LIABILITAS KEUANGAN (lanjutan)
33. FAIR VALUE OF FINANCIAL ASSETS AND LIABILITIES (continued)
Tabel di bawah ini menyajikan nilai tercatat dan nilai
wajar dari instrumen keuangan Perusahaan: The following tables set out the carrying amounts
and fair value of the Company’s financial instruments:
31 Desember 2013/December 31, 2013
Biaya Nilai wajar - perolehan instrumen Pinjaman yang diamortisasi lindung nilai/ diberikan dan Tersedia lainnya/ Fair value - piutang/ untuk dijual/ Other hedging Loans and Available amortized Nilai tercatat/ Nilai wajar/ instruments receivables for sale cost Carrying value Fair value
ASET ASSETS Kas dan setara kas - 86.576.211.167 - - 86.576.211.167 86.576.211.167 Cash and cash equivalents Surat-surat berharga 177.354.450 - - - 177.354.450 177.354.450 Marketable securities Investasi sewa pembiayaan neto - 2.994.235.046.125 - - 2.994.235.046.125 2.912.784.200.167 Net investment in finance leases Piutang pembiayaan konsumen - 589.365.249.194 - - 589.365.249.194 594.306.820.045 Consumer financing receivables Tagihan anjak piutang - 1.721.970.771 - - 1.721.970.771 1.699.662.698 Factoring receivables Piutang lain-lain - 21.175.608.170 - - 21.175.608.170 19.278.614.440 Other receivables Kontrak pertukaran mata uang Currency and interest rate dan tingkat bunga 20.837.668.203 - - - 20.837.668.203 20.837.668.203 swap contracts Uang muka, biaya dibayar di muka dan lainnya - 798.060.000 - - 798.060.000 765.477.301 Advances, prepayments and other
Total aset 21.015.022.653 3.693.872.145.427 - - 3.714.887.168.080 3.636.426.008.471 Total assets
LIABILITAS LIABILITIES Utang kepada lembaga Loans from financial institutions keuangan dan bank - - - 2.437.158.083.938 2.437.158.083.938 2.227.731.086.279 and banks Efek utang yang diterbitkan Debt securities issued Medium-term notes - - - 149.400.883.290 149.400.883.290 137.224.932.868 Medium-term notes Utang dividen - - - 181.258.688 181.258.688 181.258.688 Dividends payables Utang lain-lain - - - 16.962.574.399 16.962.574.399 16.962.574.399 Other payables Uang muka lain-lain - - - 470.371.091 470.371.091 470.371.091 Other advances Beban akrual - - - 13.873.073.751 13.873.073.751 13.873.073.751 Accrued expenses Kontrak pertukaran mata uang Currency and interest rate dan tingkat bunga 246.330.410 - - - 246.330.410 246.330.410 swap contracts
Total liabilitas 246.330.410 - - 2.618.046.245.157 2.618.292.575.567 2.396.689.627.486 Total liabilities
31 Desember 2012/December 31, 2012
Biaya Nilai wajar - perolehan instrumen Pinjaman yang diamortisasi lindung nilai/ diberikan dan Tersedia lainnya/ Fair value - piutang/ untuk dijual/ Other hedging Loans and Available amortized Nilai tercatat/ Nilai wajar/ instruments receivables for sale cost Carrying value Fair value
ASET ASSETS Kas dan setara kas - 49.260.952.172 - - 49.260.952.172 49.260.952.172 Cash and cash equivalents Surat-surat berharga 114.576.300 - - - 114.576.300 114.576.300 Marketable securities Investasi sewa pembiayaan neto - 2.672.841.460.750 - - 2.672.841.460.750 2.659.078.888.493 Net investment in finance leases Piutang pembiayaan konsumen - 680.312.663.661 - - 680.312.663.661 690.072.842.312 Consumer financing receivables Tagihan anjak piutang - 4.328.484.185 - - 4.328.484.185 4.345.989.087 Factoring receivables Piutang lain-lain - 13.551.076.440 - - 13.551.076.440 12.582.816.062 Other receivables Kontrak pertukaran mata uang Currency and interest rate dan tingkat bunga 20.719.734.828 - - - 20.719.734.828 20.719.734.828 swap contracts Uang muka, biaya dibayar di muka dan lainnya - 768.060.000 - - 768.060.000 736.975.824 Advances, prepayments and other
Total aset 20.834.311.128 3.421.062.697.208 - - 3.441.897.008.336 3.436.912.775.078 Total assets
LIABILITAS LIABILITIES Utang kepada lembaga Loans from financial institutions keuangan dan bank - - - 2.389.661.748.461 2.389.661.748.461 2.189.043.181.247 and banks Utang dividen - - - 147.035.333 147.035.333 147.035.333 Dividends payables Utang lain-lain - - - 28.268.222.798 28.268.222.798 28.268.222.798 Other payables Uang muka lain-lain - - - 307.764.134 307.764.134 307.764.134 Other advances Beban akrual - - - 13.961.406.357 13.961.406.357 13.961.406.357 Accrued expenses Kontrak pertukaran mata uang Currency and interest rate dan tingkat bunga 1.103.942.940 - - - 1.103.942.940 1.103.942.940 swap contracts
Total liabilitas 1.103.942.940 - - 2.432.346.177.083 2.433.450.120.023 2.232.831.552.809 Total liabilities
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BUANA FINANCE Tbk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2013 dan
untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah)
PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
As of December 31, 2013 and For the Year Then ended (Expressed in Rupiah)
93
33. NILAI WAJAR ASET DAN LIABILITAS KEUANGAN (lanjutan)
33. FAIR VALUE OF FINANCIAL ASSETS AND LIABILITIES (continued)
Tabel di bawah ini menyajikan instrumen keuangan
yang diakui pada nilai wajar berdasarkan hirarki yang digunakan Perusahaan untuk menentukan dan mengungkapkan nilai wajar dari instrumen keuangan:
The following tables set out the financial instruments at fair value based on hierarki used by Company in determine and disclose the financial instrument’s fair value:
31 Desember 2013/December 31, 2013
Tingkat 1/ Tingkat 2/ Tingkat 3/ Keterangan Level 1 Level 2 Level 3 Total Description
Aset Assets Surat-surat berharga 177.354.450 - - 177.354.450 Marketable securities Kontrak pertukaran mata uang Currency and interest rate dan tingkat bunga - 20.837.668.203 - 20.837.668.203 swap contracts
Total aset 177.354.450 20.837.668.203 - 21.015.022.653 Total assets
Liabilitas Liability Kontrak pertukaran mata uang Currency and interest rate dan tingkat bunga - 246.330.410 - 246.330.410 swap contracts
Total liabilitas - 246.330.410 - 246.330.410 Total liability
31 Desember 2012/December 31, 2012
Tingkat 1/ Tingkat 2/ Tingkat 3/ Keterangan Level 1 Level 2 Level 3 Total Description
Aset Assets Surat-surat berharga 114.576.300 - - 114.576.300 Marketable securities Kontrak pertukaran mata uang Currency and interest rate dan tingkat bunga - 20.719.734.828 - 20.719.734.828 swap contracts
Total aset 114.576.300 20.719.734.828 - 20.834.311.128 Total assets
Liabilitas Liability Kontrak pertukaran mata uang Currency and interest rate dan tingkat bunga - 1.103.942.940 - 1.103.942.940 swap contracts
Total liabilitas - 1.103.942.940 - 1.103.942.940 Total liability
Perusahaan mengukur nilai wajar untuk instrumen keuangan yang diakui pada nilai wajar dengan menggunakan tingkat hirarki berikut ini: - Tingkat 1: Harga kuotasi di pasar yang aktif
untuk instrumen keuangan yang sejenis, - Tingkat 2: Teknik penilaian berdasarkan input
yang dapat diobservasi, - Tingkat 3: Teknik penilaian yang menggunakan
input signifikan yang tidak dapat diobservasi.
The Company measures fair value for financial instrument recognized at fair values using the following hierarchy level: - Level 1: Quoted market price in an active
market for an identical instrument, - Level 2: Valuation techniques based on
observable inputs, - Level 3: Valuation techniques using significant
unobservable inputs.
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BUANA FINANCE Tbk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2013 dan
untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah)
PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
As of December 31, 2013 and For the Year Then ended (Expressed in Rupiah)
94
33. NILAI WAJAR ASET DAN LIABILITAS KEUANGAN (lanjutan)
33. FAIR VALUE OF FINANCIAL ASSETS AND LIABILITIES (continued)
Nilai wajar didefinisikan sebagai jumlah dimana
instrumen tersebut dapat dipertukarkan di dalam transaksi jangka pendek antara pihak yang berkeinginan dan memiliki pengetahuan yang memadai melalui suatu transaksi yang wajar, selain di dalam penjualan terpaksa atau penjualan likuidasi. Nilai wajar didapatkan dari kuotasi harga pasar, model arus kas diskonto dan model penentuan harga opsi yang sewajarnya.
Fair value is defined as the amount at which the instrument could be exchanged in a current transaction between knowledgeable willing parties in an arm’s length transaction, other than in a forced or liquidation sale. Fair values are obtained from quoted market prices, discounted cash flow models and option pricing models as appropriate.
Instrumen keuangan yang disajikan di dalam
laporan posisi keuangan dicatat sebesar nilai wajar, atau sebaliknya, disajikan dalam jumlah tercatat apabila jumlah tersebut mendekati nilai wajarnya atau nilai wajarnya tidak dapat diukur secara handal. Metode-metode dan asumsi-asumsi di bawah ini digunakan untuk mengestimasi nilai wajar untuk masing-masing kelas instrumen keuangan:
Financial instruments presented in the statements of financial position are carried at the fair value, otherwise, they are presented at carrying values as either these are reasonable approximation of fair values or their fair values cannot be reliably measured. The following methods and assumptions are used to estimate the fair value of each class of financial instruments:
a. Instrumen keuangan yang dicatat sebesar nilai
wajar atau biaya perolehan diamortisasi a. Financial instruments carried at fair value or
amortized cost
Surat-surat berharga dan kontrak pertukaran mata uang dan tingkat bunga dicatat sebesar nilai wajar mengacu pada pasar kuotasi yang dipublikasikan pada pasar aktif dan teknis valuasi. Investasi sewa pembiayaan neto, piutang pembiayaan konsumen, tagihan anjak piutang, pinjaman karyawan (bagian dari piutang lain-lain), uang muka, biaya dibayar di muka dan lainnya dan utang kepada lembaga keuangan dan bank dengan suku bunga tetap dicatat sebesar biaya perolehan yang diamortisasi menggunakan metode suku bunga efektif dan tingkat diskonto yang digunakan adalah suku bunga pinjaman tambahan pada pasar saat ini untuk jenis pinjaman yang sama.
Marketable securities and currency and interest rate swap contracts are carried at fair value using the quoted prices published in the active market and valuation technique, respectively. Net investment in financing leases consumer financing receivables, factoring receivables, employee loan (part of other receivables), advances, prepayments and other and loans from financial institutions and banks with fixed interest rate are carried at amortized cost using the effective interest rate method and the discount rates used are the current market incremental lending rate for similar types of lending.
b. Instrumen keuangan dengan jumlah tercatat
yang mendekati nilai wajarnya b. Financial instruments with carrying amounts
that approximate their fair values
Nilai wajar untuk kas dan setara kas, piutang lain-lain, utang dividen, utang lain-lain, uang muka lain-lain dan beban akrual mendekati nilai tercatatnya karena bersifat jangka pendek. Jumlah tercatat dari utang kepada lembaga keuangan dan bank dengan suku bunga mengambang mendekati nilai wajarnya karena selalu dinilai ulang secara berkala.
The fair value of cash and cash equivalents, other receivables, dividends payable, other payables, other advances and accrued expenses approximate their carrying values due to their short-term nature. The carrying values of loans from financial institutions and banks with floating interest rates approximate their fair values as they are re-priced frequently.
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BUANA FINANCE Tbk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2013 dan
untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah)
PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
As of December 31, 2013 and For the Year Then ended (Expressed in Rupiah)
95
34. ASET DAN LIABILITAS DALAM VALUTA ASING 34. ASSETS AND LIABILITIES DENOMINATED IN FOREIGN CURRENCY
Posisi aset dan liabilitas dalam valuta asing pada
tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 adalah sebagai berikut:
Details of assets and liabilities denominated in foreign currency as of December 31, 2013 and 2012 are as follows:
31 Desember 2013/December 31, 2013
Setara Rp/ (US$) Rupiah Equivalent
Aset dalam valuta asing Assets denominated in foreign currency
Kas dan setara kas 1.082.126 13.190.043.577 Cash and cash equivalents Investasi sewa pembiayaan neto 11.256.722 137.208.184.992 Net investment in financing leases Uang muka, biaya dibayar di muka Advances, prepaid expenses dan lainnya 20.679 252.054.259 and other
Total assets denominated in Total aset dalam valuta asing 12.359.527 150.650.282.828 foreign currency
Liabilitas dalam valuta asing Liabilities denominated in foreign currency
Utang kepada lembaga keuangan dan bank (16.962.556) (206.756.593.476) Loans from financial institutions and banks Beban akrual (72.638) (885.387.386) Accrued expenses Uang muka lain-lain (2.018) (24.594.111) Other advances Utang lain-lain (48.929) (596.394.118) Other payables Utang pajak (690) (8.414.067) Tax payable
Total liabilities denominated in Total liabilitas dalam valuta asing (17.086.831) (208.271.383.158) foreign currency
Total liabilitas neto dalam Total liabilities denominated in valuta asing (4.727.304) (57.621.100.330) foreign currency - net
31 Desember 2012/December 31, 2012
Setara Rp/ (US$) Rupiah Equivalent
Aset dalam valuta asing Assets denominated in foreign currency
Kas dan setara kas 515.023 4.963.538.774 Cash and cash equivalents Investasi sewa pembiayaan neto 5.032.885 48.504.424.406 Net investment in financing leases Uang muka, biaya dibayar di muka Advances, prepaid expenses dan lainnya 40.170 387.141.169 and other
Total assets denominated in Total aset dalam valuta asing 5.588.078 53.855.104.350 foreign currency
Liabilitas dalam valuta asing Liabilities denominated in foreign currency
Utang kepada lembaga keuangan dan bank (27.491.667) (264.950.936.156) Loans from financial institutions and banks Beban akrual (108.444) (1.045.128.665) Accrued expenses Uang muka lain-lain (80.290) (773.799.887) Other advances Utang lain-lain (25.536) (246.100.115) Other payables Utang pajak (461) (4.443.658) Tax payable
Total liabilities denominated in Total liabilitas dalam valuta asing (27.706.398) (267.020.408.481) foreign currency
Total liabilitas neto dalam Total liabilities denominated in valuta asing (22.118.320) (213.165.304.131) foreign currency - net
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BUANA FINANCE Tbk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2013 dan
untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah)
PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
As of December 31, 2013 and For the Year Then ended (Expressed in Rupiah)
96
34. ASET DAN LIABILITAS DALAM VALUTA ASING (lanjutan)
34. ASSETS AND LIABILITIES DENOMINATED IN FOREIGN CURRENCY (continued)
Untuk melindungi dari risiko yang berkaitan dengan
fluktuasi mata uang asing dan tingkat suku bunga mengambang dari pinjaman bank, Perusahaan menggunakan instrumen keuangan derivatif (Catatan 8).
To hedge the risk associated with the fluctuation of foreign currency and floating interest rate of the bank loan, the Company uses derivative financial instruments (Note 8).
35. SALDO DAN TRANSAKSI KEPADA PIHAK
BERELASI 35. BALANCES AND TRANSACTIONS WITH
RELATED PARTY Perusahaan menerbitkan MEDIUM TERM NOTES
(MTN) BUANA FINANCE 2013 dengan nilai nominal Rp150.000.000.000 yang bertujuan untuk modal kerja Perusahaan. Saldo dengan pihak berelasi adalah kepada manajemen kunci sebesar Rp60.000.000.000 (Catatan 13).
The Company issued MEDIUM TERM NOTES (MTN) BUANA FINANCE 2013 with a nominal value of Rp150,000,000,000 for the purpose of funding the Company’s working capital. The related party balance consist of key management amounting Rp60,000,000,000 (Note 13).
36. LIABILITAS KONTINJENSI 36. CONTINGENT LIABILITIES Pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012
Perusahaan tidak mempunyai liabilitas kontinjensi yang signifikan.
The Company does not have any significant contingent liabilities as of December 31, 2013 and 2012.
37. INFORMASI SEGMEN USAHA 37. BUSINESS SEGMENT INFORMATION Untuk tujuan pelaporan manajemen, hasil operasi
Perusahaan dilaporkan dalam dua segmen usaha, yaitu pembiayaan konsumen dan sewa pembiayaan sebagai berikut:
For management reporting purposes, the Company’s operating results are reported in two business segments, i.e., lease financing and consumer financing as follows:
Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2013/ Year ended December 31, 2013
Sewa Pembiayaan pembiayaan/ konsumen/ Tidak Dapat
Finance Consumer Dialokasikan/ Keterangan lease financing Unallocated Total Description
Pendapatan Revenues Hasil segmen 507.110.503.252 115.809.558.921 4.443.847.394 627.363.909.567 Segment income Beban keuangan 269.343.010.879 269.343.010.879 Financing costs Beban yang tidak dapat dialokasikan 176.856.614.785 176.856.614.785 Unallocated expenses Laba sebelum (beban) manfaat pajak 181.164.283.903 Profit before tax (expense) benefit Beban pajak 45.491.713.563 Tax expense Laba neto 135.672.570.340 Net profit Aset dan liabilitas Assets and liabilities Aset segmen 3.001.476.524.331 590.131.775.506 178.862.821.019 3.770.471.120.856 Segment assets Liabilitas segmen 9.725.845.958 2.562.064.848 2.654.966.020.841 2.667.253.931.647 Segment liabilities Informasi segmen Lainnya Other segment information Pengeluaran modal 11.778.520.659 11.778.520.659 Capital expenditure Penyusutan dan amortisasi 5.920.375.547 5.920.375.547 Depreciation and amortization Beban nonkas lainnya: Other non-cash expenses: - Imbalan kerja karyawan 2.996.824.000 2.996.824.000 - Employee benefit expense
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BUANA FINANCE Tbk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2013 dan
untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah)
PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
As of December 31, 2013 and For the Year Then ended (Expressed in Rupiah)
97
37. INFORMASI SEGMEN USAHA (lanjutan) 37. BUSINESS SEGMENT INFORMATION (continued)
Untuk tujuan pelaporan manajemen, hasil operasi
Perusahaan dilaporkan dalam dua segmen usaha, yaitu pembiayaan konsumen dan sewa pembiayaan sebagai berikut: (lanjutan)
For management reporting purposes, the Company’s operating results are reported in two business segments, i.e., lease financing and consumer financing as follows: (continued)
Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2012/ Year ended December 31, 2012
Sewa Pembiayaan pembiayaan/ konsumen/ Tidak Dapat
Finance Consumer Dialokasikan/ Keterangan lease financing Unallocated Total Description
Pendapatan Revenues Hasil segmen 441.429.521.952 143.907.601.119 5.277.436.576 590.614.559.647 Segment income Beban keuangan - - 243.179.488.828 243.179.488.828 Financing costs Beban yang tidak dapat dialokasikan - - 146.906.228.627 146.906.228.627 Unallocated expenses Laba sebelum (beban) manfaat pajak - - - 200.528.842.192 Profit before tax (expense) benefit Beban pajak - - - 50.392.845.734 Tax expense Laba neto - - - 150.135.996.458 Net profit Aset dan liabilitas Assets and liabilities Aset segmen 2.676.805.240.579 681.005.055.620 137.379.650.127 3.495.189.946.326 Segment assets Liabilitas segmen 8.888.976.574 3.244.583.853 2.468.318.506.987 2.480.452.067.414 Segment liabilities Informasi segmen Lainnya Other segment information Pengeluaran modal - - 23.364.641.440 23.364.641.440 Capital expenditure Penyusutan dan amortisasi - - 6.296.069.900 6.296.069.900 Depreciation and amortization Beban nonkas lainnya: Other non-cash expenses: - Imbalan kerja karyawan - - 4.489.503.000 4.489.503.000 - Employee benefit expense
Informasi wilayah geografis adalah sebagai berikut: Geographical information are as follows:
Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2013/ Year ended December 31, 2013
Jawa dan Bali/ Keterangan Java and Bali Sumatera Kalimantan Sulawesi Total Description ______________________________________ _____________________________________________
Pendapatan 236.427.245.687 162.261.996.194 125.052.626.578 103.622.041.108 627.363.909.567 Revenues Total Beban 193.712.785.249 115.544.685.676 75.094.303.161 61.847.851.578 446.199.625.664 Total expenses Beban keuangan 102.936.901.567 72.789.116.356 51.946.428.674 41.670.564.282 269.343.010.879 Financing costs Beban umum General and administrative dan administrasi 73.732.454.212 15.410.556.805 11.497.261.770 7.602.468.595 108.242.741.382 expense Beban kerugian Provision for impairment penurunan nilai 14.718.688.162 26.240.399.527 11.373.374.488 12.321.147.731 64.653.609.908 losses Laba sebelum (beban) Profit before tax (expense) manfaat pajak 42.714.460.438 46.717.310.518 49.958.323.417 41.774.189.530 181.164.283.903 benefit Aset dan liabilitas Assets and liabilities Aset 1.572.159.983.641 947.203.453.523 729.581.236.306 521.526.447.386 3.770.471.120.856 Assets Liabilitas 2.643.916.923.508 9.745.568.791 7.044.542.792 6.546.896.556 2.667.253.931.647 Liabilities
Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2012/ Year ended December 31, 2012
Jawa dan Bali/ Keterangan Java and Bali Sumatera Kalimantan Sulawesi Total Description ______________________________________ _____________________________________________
Pendapatan 202.653.660.161 161.208.630.771 124.334.320.756 102.417.947.959 590.614.559.647 Revenues Total Beban 193.712.785.818 101.058.543.253 70.020.762.183 58.775.579.201 390.085.717.455 Total expenses Beban keuangan 84.486.671.431 68.585.580.335 49.773.000.077 40.334.236.985 243.179.488.828 Financing costs Beban umum General and administrative dan administrasi 69.415.112.915 14.696.898.841 10.464.193.396 6.386.872.938 100.963.078.090 expense Beban kerugian Provision for impairment penurunan nilai 3.390.699.404 17.284.387.123 9.446.310.043 11.936.099.231 42.057.495.801 losses Laba sebelum (beban) Profit before tax (expense) manfaat pajak 42.422.827.343 60.150.087.518 54.313.558.573 43.462.368.758 200.528.842.192 benefit Aset dan liabilitas Assets and liabilities Aset 1.298.805.231.536 956.968.464.902 697.849.294.086 541.566.955.802 3.495.189.946.326 Assets Liabilitas 2.454.489.037.480 10.138.467.752 8.287.994.594 7.536.567.588 2.480.452.067.414 Liabilities
PT BUANA FINANCE Tbk
Plaza Chase, 17th floorJl. Jend. Sudirman Kav. 21
Jakarta 12920Phone : 021 - 5208066Fax : 021 - 5208055
www.buanafinance.co.id