53
DETERMINAN KUALITAS AUDIT INTERNAL PADA INSPEKTORAT KABUPATEN LOMBOK TIMUR Taufikurrahman Universitas Mataram Jl. Majapahit No. 62 Mataram [email protected] Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui determinan kualitas audit internal pada Inspektorat Kabupaten Lombok Timur. Sebagai populasi adalah seluruh Pegawai Negeri Sipil (PNS) pada Inspektorat Kabupaten Lombok Timur sejumlah 74 orang. Metode pengambilan sampel responden menggunakan metode purposive sampling dengan kriteria pegawai yang telah mengikuti diklat profesi dan atau pegawai yang pernah menerima penugasan sebagai auditor. Data penelitian di peroleh melalui penyebaran kuesioner kepada responden. Analisis menggunakan model regresi berganda dan Moderat Regression Analysis (MRA) . Hasil penelitian sebelum uji interaksi/moderasi menunjukkan bahwa 1) Secara simultan terdapat pengaruh signifikan variabel- variabel kompetensi, independensi, motivasi dan etika auditor terhadap variabel kualitas audit. 2) Secara parsial terdapat pengaruh signifikan variabel-variabel kompetensi, independensi, motivasi dan etika auditor terhadap variabel kualitas audit. Hasil penelitian setelah dilakukan uji interaksi/moderasi menunjukkan bahwa 1) secara simultan terdapat pengaruh signifikan variabel variabel kompetensi, independensi dan motivasi terhadap kualitas audit yang dimoderasi oleh variabel etika auditor. 2) Secara parsial tidak terdapat pengaruh signifikan variabel- variabel kompetensi, independensi, motivasi terhadap variabel kualitas audit yang dimoderasi oleh etika auditor. Implikasi penelitian ini dapat memberikan solusi dalam mendukung pelaksanaan otonomi daerah khususnya peranan Inspektorat dalam pengawasan keuangan daerah dalam rangka mewujudkan good governance. Implikasi penting lainnya mengarah pada perlunya perbaikan sistem tata kelola 1

 · Web viewDETERMINAN KUALITAS AUDIT INTERNAL PADA INSPEKTORAT KABUPATEN LOMBOK TIMUR. Taufikurrahman. Universitas Mataram . Jl. Majapahit No. 62 Mataram. [email protected]

  • Upload
    donhan

  • View
    217

  • Download
    1

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1:  · Web viewDETERMINAN KUALITAS AUDIT INTERNAL PADA INSPEKTORAT KABUPATEN LOMBOK TIMUR. Taufikurrahman. Universitas Mataram . Jl. Majapahit No. 62 Mataram. Opickmaksi13@yahoo.com

DETERMINAN KUALITAS AUDIT INTERNAL PADA INSPEKTORAT KABUPATEN LOMBOK TIMUR

TaufikurrahmanUniversitas Mataram

Jl. Majapahit No. 62 [email protected]

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui determinan kualitas audit internal pada Inspektorat Kabupaten Lombok Timur. Sebagai populasi adalah seluruh Pegawai Negeri Sipil (PNS) pada Inspektorat Kabupaten Lombok Timur sejumlah 74 orang. Metode pengambilan sampel responden menggunakan metode purposive sampling dengan kriteria pegawai yang telah mengikuti diklat profesi dan atau pegawai yang pernah menerima penugasan sebagai auditor. Data penelitian di peroleh melalui penyebaran kuesioner kepada responden. Analisis menggunakan model regresi berganda dan Moderat Regression Analysis (MRA). Hasil penelitian sebelum uji interaksi/moderasi menunjukkan bahwa 1) Secara simultan terdapat pengaruh signifikan variabel-variabel kompetensi, independensi, motivasi dan etika auditor terhadap variabel kualitas audit. 2) Secara parsial terdapat pengaruh signifikan variabel-variabel kompetensi, independensi, motivasi dan etika auditor terhadap variabel kualitas audit. Hasil penelitian setelah dilakukan uji interaksi/moderasi menunjukkan bahwa 1) secara simultan terdapat pengaruh signifikan variabel – variabel kompetensi, independensi dan motivasi terhadap kualitas audit yang dimoderasi oleh variabel etika auditor. 2) Secara parsial tidak terdapat pengaruh signifikan variabel-variabel kompetensi, independensi, motivasi terhadap variabel kualitas audit yang dimoderasi oleh etika auditor. Implikasi penelitian ini dapat memberikan solusi dalam mendukung pelaksanaan otonomi daerah khususnya peranan Inspektorat dalam pengawasan keuangan daerah dalam rangka mewujudkan good governance. Implikasi penting lainnya mengarah pada perlunya perbaikan sistem tata kelola pengendalian managemen sektor publik yang akomodatif dalam upaya peningkatan kualitas audit internal.

Kata kunci : Auditor Internal, kompetensi, independensi, motivasi, etika auditor dan kualitas audit.

This study aims to determine the determinant of the quality of internal audit in the Inspectorate of East Lombok. As the population is the entire Civil Servants (PNS) in East Lombok District Inspectorate of 74 people. Sampling method respondents using purposive sampling method with the criteria employees who have followed professional training and or employees who've received the assignment as auditor. The research data obtained by distributing questionnaires to the respondents. The analysis uses multiple regression models and Moderate Regression analysis (MRA). The results of the study before the test interaction / moderation indicates that 1) Simultaneously there is significant influence variables of competence, independence, motivation and ethics of auditors to audit the quality variable. 2) Partially significant effect variables of competence, independence, motivation and ethics of auditors to audit the quality variable. The results of the study after the interaction test / moderation show that 1)

1

Page 2:  · Web viewDETERMINAN KUALITAS AUDIT INTERNAL PADA INSPEKTORAT KABUPATEN LOMBOK TIMUR. Taufikurrahman. Universitas Mataram . Jl. Majapahit No. 62 Mataram. Opickmaksi13@yahoo.com

there is simultaneously a significant influence variables - variables of competence, independence and motivation to audit quality is moderated by variables auditor ethics. 2) Partially no significant effect variables of competence, independence, motivation to variable quality of the audit were moderated by the ethics of auditors. The implications of this study may provide a solution to support the implementation of regional autonomy , especially the role of the Inspectorate in the area of financial supervision in order to realize good governance . Another important implication of the need for improvement of the system of governance of public sector management control accommodative in improving the quality of internal audit .

PENDAHULUAN

Tuntutan pelaksanaan akuntabilitas sektor publik terhadap terwujudnya good

governance di Indonesia semakin meningkat. Tuntutan ini memang wajar, karena

beberapa penelitian menunjukkan bahwa terjadinya krisis ekonomi di Indonesia

ternyata disebabkan oleh buruknya pengelolaan (bad governance) dan buruknya

birokrasi (Sunarsip, 2001). Akuntabilitas sektor publik berhubungan dengan praktik

transparansi dan pemberian informasi kepada publik dalam rangka pemenuhan hak

publik. Sedangkan good governance menurut World Bank didefinisikan sebagai suatu

penyelenggaraan manajeman pembangunan yang solid dan bertanggung jawab serta

sejalan dengan prinsip demokrasi dan pasar yang efisien, penghindaran salah alokasi

dana investasi, pencegahan korupsi baik secara politis maupun administratif,

menciptakan disiplin anggaran, serta menciptakan kerangka hukum dan politik bagi

tumbuhnya aktivitas usaha (Mardiasmo, 2005).

Menurut Mardiasmo (2005), terdapat tiga aspek utama yang mendukung

terciptanya pemerintahan yang baik (good governance), yaitu pengawasan,

pengendalian, dan pemeriksaan. Pengawasan merupakan kegiatan yang dilakukan oleh

pihak di luar eksekutif, yaitu masyarakat dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD)

untuk mengawasi kinerja pemerintahan.

Menurut Falah (2005), inspektorat daerah mempunyai tugas menyelenggarakan

kegiatan pengawasan umum pemerintah daerah dan tugas lain yang diberikan kepala

daerah, sehingga dalam tugasnya inspektorat sama dengan auditor internal. Audit internal

adalah audit yang dilakukan oleh unit pemeriksa yang merupakan bagian dari organisasi

yang diawasi (Mardiasmo, 2005). 2

Page 3:  · Web viewDETERMINAN KUALITAS AUDIT INTERNAL PADA INSPEKTORAT KABUPATEN LOMBOK TIMUR. Taufikurrahman. Universitas Mataram . Jl. Majapahit No. 62 Mataram. Opickmaksi13@yahoo.com

Menurut Rohman (2007), fungsi auditor internal adalah melaksanakan fungsi

pemeriksaan internal yang merupakan suatu fungsi penilaian yang independen dalam

suatu organisasi untuk menguji dan mengevaluasi kegiatan organisasi yang dilakukan.

Selain itu, auditor internal diharapkan pula dapat lebih memberikan sumbangan bagi

perbaikan efisiensi dan efektivitas dalam rangka peningkatan kinerja organisasi.

Kualitas audit Inspektorat Kabupaten Lombok Timur dinilai masih belum

maksimal. Hal ini berdasarkan perkembangan temuan Badan Pemeriksa Keuangan

(BPK) terhadap Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) untuk Kabupaten

Lombok Timur. Temuan yang dimaksud terkait dengan kelemahan Sistem Pengendalian

Intern (SPI) dan ketidakpatuhan terhadap peraturan perundang-undangan yang

jumlahnya masih cukup tinggi, dengan rincian sebagai berikut:

No Entitas Kelemahan SPI Jumlah

Ketidakpetuhan

Terhadap Peraturan

perundang-undangan

Jumlah

2014 2015 2016 2014 2015 2016

1 Kabupaten

Lombok Timur11 8 12 31 14 14 8 36

Sumber: IHPS 1 BPK Tahun 2016

Berdasarkan data tersebut di atas menunjukkan bahwa kasus kelemahan sistem

pengendalian intern dan ketidakpatuhan terhadap peraturan perundang-undangan di

Pemerintah Daerah Kabupaten Lombok Timur masih cukup tinggi, yang

mengindikasikan bahwa pemeriksaan aparat Inspektorat selaku pemeriksa internal yang

diharapkan dapat memberikan dampak perbaikan terhadap pengelolaan kegiatan auditee

belum berjalan dengan maksimal.

Fakta di atas tersebut memunculkan isu/fenomena penting penyebab kurang

maksimalnya kualitas audit aparat Inspektorat, yaitu pertama, masalah kompetensi.

Diketahui bahwa struktur organisasi Instansi Inspektorat Provinsi/ Kabupaten/kota

terdiri dari Inspektur, Sekretariat, Inspektur pembantu dan jabatan fungsional

(Permendagri No.64/2007), saat ini struktur kelompok jabatan fungsional belum

sepenuhnya terisi karena masih minimnya jumlah pegawai apabila dibandingkan

3

Page 4:  · Web viewDETERMINAN KUALITAS AUDIT INTERNAL PADA INSPEKTORAT KABUPATEN LOMBOK TIMUR. Taufikurrahman. Universitas Mataram . Jl. Majapahit No. 62 Mataram. Opickmaksi13@yahoo.com

dengan jumlah instansi yang harus diperiksa sehingga untuk mengoptimalkan

pelaksanaan audit, auditor harus dibantu oleh pegawai Inspektorat yang belum

berpredikat sebagai auditor. Hal ini diduga mengakibatkan kualitas audit belum sesuai

dengan harapan.

Isu kedua yaitu masalah independensi. Inspektorat Provinsi/Kabupaten/kota

sebagaimana yang diatur dalam Peraturan Daerah mempunyai tugas pokok membantu

Kepala Daerah dalam menyelenggarakan pemerintahan. Tugas pokok tersebut

diantaranya merumuskan kebijakan teknis dibidang pengawasan, menyusun rencana

dan program dibidang pengawasan, melaksanakan pengendalian teknis operasional dan

melaksanakan koordinasi serta tindak lanjut hasil pengawasan (Permendagri

No.64/2007), sehingga kedudukan Inspektorat berada dibawah dan bertanggungjawab

langsung kepada Kepala Daerah, akibatnya Inspektorat terkesan sungkan untuk

melaporkan indikasi adanya penyimpangan dilembaga yang diawasi karena pejabatnya

diangkat oleh Kepala Daerah.

Isu ketiga adalah masalah motivasi. Sebagaimana dikatakan oleh Goleman

(2001), hanya dengan adanya motivasi maka seseorang akan mempunyai semangat juang

yang tinggi untuk meraih tujuan dan memenuhi standar yang ada. Dengan kata lain,

motivasi akan mendorong seseorang, termasuk auditor, untuk berprestasi, komitmen

terhadap kelompok serta memiliki inisiatif dan optimisme yang tinggi. Pengangkatan

aparatur pemerintah tidak menutup kemungkinan bahwa jabatan yang diterimanya

merupakan bagian dari adanya relasi yang kuat dengan penguasa, sebagai akibat dari

adanya relasi yang kuat, motivasi auditor menjadi lemah.

Audit pemerintahan merupakan salah satu elemen penting dalam penegakan

good government. Namun demikian, praktiknya sering jauh dari yang diharapkan.

Mardiasmo (2002) menjelaskan bahwa terdapat beberapa kelemahan dalam audit

pemerintahan di Indonesia, diantaranya tidak tersedianya indikator kinerja yang

memadai sebagai dasar pengukur kinerja pemerintahan baik pemerintah pusat

maupun daerah dan hal tersebut umum dialami oleh organisasi publik karena output

yang dihasilkan yang berupa pelayanan publik tidak mudah diukur. Dengan kata lain,

ukuran kualitas audit masih menjadi perdebatan.

4

Page 5:  · Web viewDETERMINAN KUALITAS AUDIT INTERNAL PADA INSPEKTORAT KABUPATEN LOMBOK TIMUR. Taufikurrahman. Universitas Mataram . Jl. Majapahit No. 62 Mataram. Opickmaksi13@yahoo.com

Kualitas audit menurut Alim dkk. (2007) adalah sebagai probabilitas bahwa

auditor akan menemukan dan melaporkan pelanggaran pada sistem akuntansi klien.

Probabilitas untuk menemukan pelanggaran tergantung pada kemampuan teknis auditor

dan probabilitas melaporkan pelanggaran tergantung pada independensi auditor.

Dengan kata lain, kompetensi dan independensi dapat mempengaruhi kualitas audit.

Menurut Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara nomor

PER/05/M.PAN/03/2008, pengukuran kualitas audit atas laporan keuangan,

khususnya yang dilakukan oleh APIP, wajib menggunakan Standar Pemeriksaan

Keuangan Negara (SPKN) yang tertuang dalam Peraturan Badan Pemeriksa

Keuangan Republik Indonesia Nomor 01 Tahun 2007. Pernyataan standar umum

pertama SPKN adalah: “Pemeriksa secara kolektif harus memiliki kecakapan

profesional yang memadai untuk melaksanakan tugas pemeriksaan”. Dengan

Pernyataan Standar Pemeriksaan ini semua organisasi pemeriksa bertanggung jawab

untuk memastikan bahwa setiap pemeriksaan dilaksanakan oleh para pemeriksa yang

secara kolektif memiliki pengetahuan, keahlian, dan pengalaman yang dibutuhkan

untuk melaksanakan tugas tersebut. Oleh karena itu, organisasi pemeriksa harus

memiliki prosedur rekrutmen, pengangkatan, pengembangan berkelanjutan, dan

evaluasi atas pemeriksa untuk membantu organisasi pemeriksa dalam

mempertahankan pemeriksa yang memiliki kompetensi yang memadai. Audit harus

dilaksanakan oleh seseorang atau lebih yang memiliki keahlian dan pelatihan teknis

yang cukup sebagai auditor. Auditor harus memiliki dan meningkatkan pengetahuan

mengenai metode dan teknik audit serta segala hal yang menyangkut pemerintahan

seperti organisasi, fungsi, program, dan kegiatan pemerintahan (BPKP, 1998).

Keahlian auditor menurut Tampubolon (2005), dapat diperoleh melalui pendidikan

dan pelatihan yang berkelanjutan serta pengalaman yang memadai dalam

melaksanakan audit.

Beberapa penelitian telah dilakukan untuk mengungkap masalah tentang

kualitas audit diantaranya Alim dkk (2007), Efendi (2010), Kharismatuti dan

Hadiprajitno (2012), Febriansyah, dkk (2013), Tjun Tjun dkk (2012), penelitian ini

menguji tentang kompetensi, keahlian, independensi, motivasi, etika auditor dan kualitas 5

Page 6:  · Web viewDETERMINAN KUALITAS AUDIT INTERNAL PADA INSPEKTORAT KABUPATEN LOMBOK TIMUR. Taufikurrahman. Universitas Mataram . Jl. Majapahit No. 62 Mataram. Opickmaksi13@yahoo.com

audit. Selain keahlian audit, seorang auditor juga harus memiliki independensi dalam

melakukan audit agar dapat memberikan pendapat atau kesimpulan yang apa adanya

tanpa ada pengaruh dari pihak yang berkepentingan (BPKP, 1998).

Dies dan Giroux (1992), menjelaskan kemungkinan untuk menemukan pelanggaran

tergantung pada kemampuan teknis auditor dan independensi auditor. Mewujudkan

adanya pengawasan oleh APIP yang berkualitas dan auditor yang profesional diperlukan

suatu budaya etis dalam profesi APIP. Auditor Inspektorat Pemerintah perpedoman pada

kode etik pemerintah yang telah ditetapkan yaitu Permenpan No:PER/04/M.PAN/03/2008

untuk mengatur prilaku auditor Inspektorat Pemerintah seperti: integritas, objektifitas,

kerahasiaan dan kompetensi.

Penelitian Alim, dkk (2007) menguji pengaruh kompetensi terhadap kualitas audit

dengan etika auditor sebagai variabel moderasi. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa

kompetensi berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit, namun interaksi kompetensi

dan etika auditor tidak berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit. Penelitian yang

sama juga dilakukan oleh Kharismatuti dan Hadiprajitno (2012) yang menguji pengaruh

kompetensi terhadap kualitas audit dengan etika auditor sebagai variabel moderasi. Hasil

penelitian ini membuktikan bahwa kompetensi berpengaruh terhadap kualitas audit.

Namun interaksi kompetensi dan etika auditor berpengaruh terhadap kualitas audit.

Dengan demikian kompetensi menjadi sesuatu yang mutlak harus dimiliki oleh auditor

dalam upaya memberikan dan menguraikan informasi secara jelas dan pasti tentang

keadaan sebenarnya dari objek yang diperiksa.

Penelitian Febriansyah dkk (2013) menguji pengaruh independensi terhadap kualitas

audit dengan etika auditor sebagai variabel moderasi. Hasil penelitian ini membuktikan

bahwa independensi berpengaruh terhadap kualitas audit, begitu juga dengan interaksi

independensi dengan etika auditor berpengaruh terhadap kualitas audit. Hal senada juga

diungkapkan oleh Tjun tjun (2012), Saputra (2012) dan Efendi (2010) yang menguji

pengaruh indepnden terhadap kualitas audit. Hasil penelitiannya membuktikan bahwa

independensi berpengaruh terhadap kualitas audit. Dengan demikian Inspektorat sebagai

auditor internal pemerintah yang menjalankan tugas pemeriksaan audit, harus independen

agar dapat memberikan pendapat dan kesimpulan tanpa ada pengaruh dari pihak-pihak

6

Page 7:  · Web viewDETERMINAN KUALITAS AUDIT INTERNAL PADA INSPEKTORAT KABUPATEN LOMBOK TIMUR. Taufikurrahman. Universitas Mataram . Jl. Majapahit No. 62 Mataram. Opickmaksi13@yahoo.com

yang berkepentingan dan harus menjadi perhatian bagi para auditor.

Berdasarkan pemaparan di atas, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

determinan kualitas audit internal pada Inspektorat Kabupaten Lombok Timur dengan

menggunakan beberapa variabel antara lain : variabel kompetensi, variabel independensi

dan variabel motivasi sebagai variabel independen dan kualitas audit aparat sebagai

variabel dependen dengan etika auditor sebagai variabel moderasi.

TINJAUAN PUSTAKA

Teori Stewardship

Teori Stewardship mempunyai akar psikologi dan sosiologi yang didesain untuk

menjelaskan situasi dimana manajer sebagai steward dan bertindak sesuai kepentingan

pemilik (Donaldson & Davis, 1997). Dalam teori stewardship manajer akan berperilaku

sesuai kepentingan bersama. Ketika kepentingan steward dan pemilik tidak sama,

steward akan berusaha bekerja sama daripada menentangnya, karena steward merasa

kepentingan bersama dan berperilaku sesuai dengan perilaku pemilik merupakan

pertimbangan yang rasional karena steward lebih melihat pada usaha untuk mencapai

tujuan organisasi. Teori stewardship mengasumsikan hubungan yang kuat antara

kesuksesan organisasi dengan kepuasan pemilik. Steward akan melindungi dan

memaksimalkan kekayaan organisasi, sehingga dengan demikian fungsi utilitas akan

maksimal. Asumsi penting dari stewardship adalah manajer meluruskan tujuan sesuai

dengan tujuan pemilik. Namun demikian tidak berarti steward tidak mempunyai

kebutuhan hidup.

Kualitas Audit Aparat Inspektorat

Merujuk pada Permenpan No.05/M.PAN/03/2008 yang menguraikan audit

sebagai identifikasi masalah, analisis dan evaluasi bukti yang dilakukan secara

independen, objektif dan profesional berdasarkan standar audit untuk menilai

kebenaran, kredibilitas, keefektifan dan keandalan pelaksanaan tugas dan fungsi

instansi pemerintah. Belum ada definisi yang pasti mengenai apa dan bagaimana

7

Page 8:  · Web viewDETERMINAN KUALITAS AUDIT INTERNAL PADA INSPEKTORAT KABUPATEN LOMBOK TIMUR. Taufikurrahman. Universitas Mataram . Jl. Majapahit No. 62 Mataram. Opickmaksi13@yahoo.com

kualitas audit yang baik itu. Tidak mudah untuk menggambarkan dan mengukur

kualitas audit secara obyektif dengan beberapa indikator. Hal ini dikarenakan

kualitas audit merupakan sebuah konsep yang kompleks dan sulit dipahami, sehingga

sering kali terdapat kesalahan dalam menentukan sifat dan kualitasnya. Hal ini

terbukti dari banyaknya penelitian yang menggunakan dimensi kualitas audit yang

berbeda-beda.

Menurut Sososutikno (2003), buruknya kualitas audit disebabkan oleh beberapa

perilaku disfungsional, yaitu: Underreporting of time, premature sign off, altering/

replacement of audit procedure. Underreporting of time menyebabkan keputusan

personel yang kurang baik, menutupi kebutuhan revisi anggaran, dan menghasilkan time

pressure untuk audit di masa datang yang tidak di ketahui. Premature sign-off (PMSO)

merupakan suatu keadaan yang menunjukkan auditor menghentikan satu atau beberapa

langkah audit yang diperlukan dalam prosedur audit tanpa menggantikan dengan

langkah yang lain. Sedangkan altering / replacing of audit procedure adalah

penggantian prosedur audit yang seharusnya yang telah ditetapkan dalam standar auditing.

Dalam sektor publik, Government Accountability Office (GAO) mendefinisikan

kualitas audit sebagai ketaatan terhadap standar profesi dan ikatan kontrak selama

melakdisanakan audit (Lowenshon et al, 2005). Standar audit menjadi bimbingan

dan ukuran kualitas kinerja aditor (Messier et al, 2005).

Audit yang berkualitas adalah audit yang dapat ditindaklanjuti oleh auditee.

Kualitas ini harus dibangun sejak awal pelaksanaan audit hingga pelaporan dan

pemberian rekomendasi. Dengan demikian, indikator yang digunakan untuk

mengukur kualitas audit antara lain kualitas proses, apakah audit dilakukan dengan

cermat, sesuai prosedur, sambil terus mempertahankan sikap skeptis.

Kompetensi

Pernyataan standar umum pertama dalam SPKN adalah: “Pemeriksa secara

kolektif harus memiliki kecakapan profesional yang memadai untuk melaksanakan

tugas pemeriksaan”. Dengan Pernyataan Standar Pemeriksaan ini semua organisasi

8

Page 9:  · Web viewDETERMINAN KUALITAS AUDIT INTERNAL PADA INSPEKTORAT KABUPATEN LOMBOK TIMUR. Taufikurrahman. Universitas Mataram . Jl. Majapahit No. 62 Mataram. Opickmaksi13@yahoo.com

pemeriksa bertanggung jawab untuk memastikan bahwa setiap pemeriksaan

dilaksanakan oleh para pemeriksa yang secara kolektif memiliki pengetahuan,

keahlian, dan pengalaman yang dibutuhkan untuk melaksanakan tugas tersebut. Oleh

karena itu, organisasi pemeriksa harus memiliki prosedur rekrutmen, pengangkatan,

pengembangan berkelanjutan, dan evaluasi atas pemeriksa untuk membantu

organisasi pemeriksa dalam mempertahankan pemeriksa yang memiliki kompetensi

yang memadai.

Menurut Sri Lastanti (2005), mendefinisikan kompetensi sebagai ketrampilan

dari seorang ahli. Dimana ahli didefinisikan sebagai seseorang yang memiliki tingkat

ketrampilan tertentu atau pengetahuan yang tinggi dalam subyek tertentu yang

diperoleh dari pelatihan dan pengalaman. Saifuddin (2004), mendefinisikan bahwa

seorang yang berkompeten adalah orang yang dengan ketrampilannya mengerjakan

pekerjaan dengan mudah, cepat, intuitif dan sangat jarang atau tidak pernah membuat

kesalahan.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kompetensi auditor

adalah pengetahuan, keahlian, dan pengalaman yang dibutuhkan auditor untuk dapat

melakukan audit secara objektif, cermat dan seksama. (Mayangsari, 2003),

mendefinisikan keahlian sebagai pengetahuan tentang suatu lingkungan tertentu,

pemahaman terhadap masalah yang timbul dari lingkungan tersebut, dan

keterampilan untuk memecahkan permasalahan tersebut.

Independensi

Arens, et.al (2000), mendefinisikan independensi dalam pengauditan sebagai

"Penggunaan cara pandang yang tidak bias dalam pelaksanaan pengujian audit,

evaluasi hasil pengujian tersebut, dan pelaporan hasil temuan audit". Mulyadi (1992),

mendefinisikan independensi sebagai "keadaan bebas dari pengaruh, tidak dikendalikan

oleh pihak lain, tidak tergantung pada orang lain" dan akuntan publik yang independen

haruslah akuntan publik yang tidak terpengaruh dan tidak dipengaruhi oleh berbagai

kekuatan yang berasal dari luar diri akuntan dalam mempertimbangkan fakta yang

dijumpainya dalam pemeriksaan.

9

Page 10:  · Web viewDETERMINAN KUALITAS AUDIT INTERNAL PADA INSPEKTORAT KABUPATEN LOMBOK TIMUR. Taufikurrahman. Universitas Mataram . Jl. Majapahit No. 62 Mataram. Opickmaksi13@yahoo.com

Menurut Messier et.al (2005), independensi merupakan suatu istilah yang

sering digunakan oleh profesi auditor. Independensi menghindarkan hubungan yang

mungkin mengganggu obyektivitas auditor. BPKP (1998) mengartikan obyektivitas

sebagai bebasnya seseorang dari pengaruh pandangan subyektif pihak-pihak lain

yang berkepentingan sehingga dapat mengemukakan pendapat apa adanya.

Dalam lampiran 2 SPKN disebutkan bahwa: “Gangguan pribadi yang disebabkan oleh suatu hubungan dan pandangan pribadi mungkin mengakibatkan pemeriksa membatasi lingkup pertanyaan dan pengungkapan atau melemahkan temuan dalam segala bentuknya. Pemeriksa bertanggung jawab untuk memberitahukan kepada pejabat yang berwenang dalam organisasi pemeriksanya apabila memiliki gangguan pribadi terhadap independensi. Gangguan pribadi dari pemeriksa secara individu meliputi antara lain:

a. Memiliki hubungan pertalian darah ke atas, ke bawah, atau semenda sampai

dengan derajat kedua dengan jajaran manajemen entitas atau program yang

diperiksa atau sebagai pegawai dari entitas yang diperiksa, dalam posisi yang

dapat memberikan pengaruh langsung dan signifikan terhadap entitas atau

program yang diperiksa.

b. Memiliki kepentingan keuangan baik secara langsung maupun tidak langsung

pada entitas atau program yang diperiksa.

c. Pernah bekerja atau memberikan jasa kepada entitas atau program yang

diperiksa dalam kurun waktu dua tahun terakhir.

d. Mempunyai hubungan kerjasama dengan entitas atau program yang diperiksa.

e. Terlibat baik secara langsung maupun tidak langsung dalam kegiatan obyek

pemeriksaan, seperti memberikan asistensi, jasa konsultasi, pengembangan

sistem, menyusun dan/atau mereviu laporan keuangan entitas atau program

yang diperiksa.

f. Adanya prasangka terhadap perorangan, kelompok, organisasi atau tujuan

suatu program yang dapat membuat pelaksanaan pemeriksaan menjadi berat

sebelah”

Motivasi

Moekijat (2002), mendefinisikan motivasi sebagai keinginan di dalam seorang

individu yang mendorong untuk bertindak. Sedangkan menurut Panitia Istilah 10

Page 11:  · Web viewDETERMINAN KUALITAS AUDIT INTERNAL PADA INSPEKTORAT KABUPATEN LOMBOK TIMUR. Taufikurrahman. Universitas Mataram . Jl. Majapahit No. 62 Mataram. Opickmaksi13@yahoo.com

Manajemen Lembaga Pendidikan dan Pembinaan Manajemen, motivasi adalah

proses atau faktor yang mendorong orang untuk bertindak atau berperilaku dengan

cara tertentu; yang prosesnya mencakup: pengenalan dan penilaian kebutuhan

yang belum dipuaskan, penentuan tujuan yang akan memuaskan kebutuhan, dan

penentuan tindakan yang diperlukan untuk memuaskan kebutuhan.

Dari berbagai jenis teori motivasi, teori yang sekarang banyak dianut adalah teori

kebutuhan. Teori ini beranggapan bahwa tindakan manusia pada hakikatnya adalah

untuk memenuhi kebutuhannya. Ahli yang mencoba merumuskan kebutuhan-kebutuhan

manusia, di antaranya adalah Abraham Maslow. Maslow telah menyusun “tingkatan

kebutuhan manusia” sebagai berikut:

1) Kebutuhan mempertahankan hidup (Physiological Needs). Manifestasi kebutuhan ini tampak pada tiga hal yaitu sandang, pangan, dan papan. Kebutuhan ini merupakan kebutuhan primer untuk memenuhi kebutuhan psikologis dan biologis.

2) Kebutuhan rasa aman (Safety Needs). Manifestasi kebutuhan ini antara lain adalah kebutuhan akan keamanan jiwa, di mana manusia berada, kebutuhan keamanan harta, perlakuan yang adil, pensiun, dan jaminan hari tua.

3) Kebutuhan sosial (Social Needs). Manifestasi kebutuhan ini antara lain tampak pada kebutuhan akan perasaan diterima oleh orang lain (sense of belonging), kebutuhan untuk maju dan tidak gagal (sense of achievement), kekuatan ikut serta (sense of participation).

4) Kebutuhan akan penghargaan/prestise (esteem needs), semakin tinggi status, semakin tinggi pula prestisenya. Prestise dan status ini dimanifestasikan dalam banyak hal, misalnya mobil mercy, kamar kerja yang full AC, dan lain-lain.

5) Kebutuhan mempertinggi kapasitas kerja (self actualization), kebutuhan ini bermanifestasi pada keinginan mengembangkan kapasitas mental dan kerja melalui seminar, konferensi, pendidikan akademis, dan lain-lain (Wahjosumidjo, 1987).

Dalam konteks organisasi, motivasi adalah perpaduan antara kebutuhan organisasi

dengan kebutuhan personil (Suwandi, 2005). Hal ini akan mencegah terjadinya

ketegangan / konflik sehingga akan membawa pada pencapaian tujuan organisasi secara

efektif. Sehubungan dengan audit pemerintah, terdapat penelitian mandiri mengenai

pengaruh rewards instrumentalities dan environmental risk factors terhadap motivasi

partner auditor independen untuk melaksanakan audit pemerintah. Penghargaan

(rewards) yang diterima auditor independen pada saat melakukan audit pemerintah

11

Page 12:  · Web viewDETERMINAN KUALITAS AUDIT INTERNAL PADA INSPEKTORAT KABUPATEN LOMBOK TIMUR. Taufikurrahman. Universitas Mataram . Jl. Majapahit No. 62 Mataram. Opickmaksi13@yahoo.com

dikelompokkan ke dalam dua bagian penghargaan, yaitu penghargaan intrinsik

(kenikmatan pribadi dan kesempatan membantu orang lain) dan penghargaan

ekstrinsik (peningkatan karir dan status). Sedangkan faktor risiko lingkungan

(environmental risk factors) terdiri dari iklim politik dan perubahan kewenangan.

Sedangkan, faktor risiko lingkungan tidak berpengaruh negatif terhadap

motivasi partner untuk melaksanakan audit pemerintah, meskipun hubungan

keduanya negatif. Hasil penelitian memiliki implikasi bahwa banyaknya perubahan

peraturan atau regulasi yang memunculkan kewenangan baru pemerintah serta iklim

politik yang melingkupi kondisi pemerintahan disikapi secara hati-hati (ragu-ragu)

oleh partner ketika akan menerima audit pemerintah (Mardiasmo, 2002).

Makmun (2003), mengemukakan bahwa untuk memahami motivasi individu

dapat dilihat dari beberapa indikator, diantaranya: (1) durasi kegiatan; (2) frekuensi

kegiatan; (3) persistensi pada kegiatan; (4) ketabahan, keuletan dan kemampuan

dalam mengahadapi rintangan dan kesulitan; (5) devosi dan pengorbanan untuk

mencapai tujuan; (6) tingkat aspirasi yang hendak dicapai dengan kegiatan yang

dilakukan; (7) tingkat kualifikasi prestasi atau produk (out put) yang dicapai dari

kegiatan yang dilakukan; (8) arah sikap terhadap sasaran kegiatan.

Etika Auditor

Auditor harus mematuhi kode etik yang ditetapkan. Pelaksanaan audit harus

mengacu pada standar audit ini, dan auditor wajib mematuhi kode etik yang merupakan

bagian yang tidak terpisahkan dari standar audit. Etika berkaitan dengan pertanyaan

tentang bagaimana orang akan berperilaku terhadap sesamanya (Boynten dkk., 2003:97).

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1995) etika berarti nilai mengenai benar

dan salah yang dianut suatu golongan atau masyarakat. Maryani dan Ludigdo

(2001), mendefinisikan etika sebagai seperangkat aturan atau norma atau pedoman yang

mengatur perilaku manusia, baik yang harus dilakukan maupun yang harus

ditinggalkan yang dianut oleh sekelompok atau segolongan manusia atau masyarakat

atau profesi.

Manusia senantiasa dihadapkan pada kebutuhan untuk membuat keputusan yang

memiliki konsekuensi bagi diri mereka sendiri maupun orang lain. Seringkali

12

Page 13:  · Web viewDETERMINAN KUALITAS AUDIT INTERNAL PADA INSPEKTORAT KABUPATEN LOMBOK TIMUR. Taufikurrahman. Universitas Mataram . Jl. Majapahit No. 62 Mataram. Opickmaksi13@yahoo.com

dilema etika yang berasal dari pilihan membawa kebaikan pada pihak lain. Dalam situasi

seperti ini, orang harus mengajukan dua pertanyaan penting yaitu “kebaikan apa yang

saya cari dan apa kewajiban saya dalam kondisi seperti ini? (Boynton dkk, 2003:97)

METODE PENELITIAN

Penelitian ini adalah penelitian asosiatif. Penelitian asosiatif merupakan suatu

penelitian bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih

(Sugiyono, 2013:36). Hubungan yang digunakan adalah hubungan kausal, yaitu

hubungan yang bersifat sebab-akibat dimana terdapat variabel-variabel yang

mempengaruhi (independen) dan variabel yang dipengaruhi (dependen) (Sugiyono,

2013:37). Penelitian ini dilakukan pada Kantor Inspektorat Kabupaten Lombok Timur.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Pegawai Negeri Sipil (PNS) pada

Inspektorat Kabupaten Lombok Timur sejumlah 74 orang. Karena jumlah populasi

kurang dari 100 responden, maka metode pemilihan sampel adalah metode sensus

yaitu penyebaran kuesioner dilakukan pada semua populasi. Alasan pemilihan

Inspektorat Kabupaten Lombok Timur sebagai lokasi penelitian adalah karena masih

tingginya temuan audit Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) terhadap Laporan

Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD).

Uji Validitas

Uji validitas adalah untuk mengetahui sah tidaknya instrumen kuisioner yang

digunakan dalam pengumpulan data. Uji validitas ini dilakukan untuk

mengetahui apakah item-item yang tersaji dalam kuesioner benar-benar mampu

mengungkapkan dengan pasti apa yang akan diteliti (Ghozali, 2006). Sugiyono (2008),

menjelaskan bahwa dalam memberikan interpretasi terhadap koefisien korelasi, item

yang mempunyai korelasi positif dengan skor total menunjukkan bahwa item tersebut

mempunyai validitas yang tinggi. Uji validitas dilakukan dengan uji korelasi

Pearson Moment antara masing-masing skor indikator dengan total skor konstruk.

Suatu butir pertanyaan dikatakan valid jika nilai korelasi item butir dengan skor total

signifikan pada tingkat signifikansi 0,01 dan 0,02. Hasil uji validitas dapat dilihat pada

13

Page 14:  · Web viewDETERMINAN KUALITAS AUDIT INTERNAL PADA INSPEKTORAT KABUPATEN LOMBOK TIMUR. Taufikurrahman. Universitas Mataram . Jl. Majapahit No. 62 Mataram. Opickmaksi13@yahoo.com

tabel 4.9 sebagai berikut:

Tabel 4.9Hasil Uji Validitas

Variabel Instrument Koefisien Korelasi Signifikansi Keterangan

Kompetensi

- P1

- P2

- P3

- P4

- P5

- P6

0,5930,8140,6300,6650,6100,621

0,0000,0000,0000,0000,0000,000

ValidValidValidValidValidValid

Independensi

- P1

- P2

- P3

- P4

- P5

- P6

0,7860,8680,7940,6180,3990,815

0,0000,0000,0000,0000,0070,000

ValidValidValidValidValidValid

Motivasi

- P1

- P2

- P3

- P4

- P5

- P6

- P7

- P8

0,8200,4430,7560,7150,7300,5080,5380,644

0,0000,0020,0000,0000,0000,0000,0000,000

ValidValidValidValidValidValidValidValid

Etika Auditor

- P1

- P2

- P3

- P4

- P5

- P6

- P7

- P8

- P9

0,7750,5170,7220,7940,7840,6450,4980,1810,386

0,0000,0000,0000,0000,0000,0000,0010,2350,009

ValidValidValidValidValidValidValid

In ValidValid

14

Page 15:  · Web viewDETERMINAN KUALITAS AUDIT INTERNAL PADA INSPEKTORAT KABUPATEN LOMBOK TIMUR. Taufikurrahman. Universitas Mataram . Jl. Majapahit No. 62 Mataram. Opickmaksi13@yahoo.com

Kualitas Audit

- P1

- P2

- P3

- P4

- P5

- P6

- P7

- P8

0,6560,6420,4890,6380,5390,6190,6630,295

0,0000,0000,0010,0000,0000,0000,0000,049

ValidValidValidValidValidValidValid

In Valid

Sumber : Lampiran 3

Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas dilakukan dengan metode One Shot (pengukuran sekali saja) .

Reliabilitas instrument penelitian dalam penelitian ini diuji dengan menggunakan

koefisien cronbach’s Alpha. Suatu kontruk atau variabel dikatakan reliabel jika

memberikan nilai Crombach’s Alpha > 0,60 (Ghozali,2006:42). Hasil uji reliabilitas

sebagai berikut :

Tabel 4.10Hasil Uji Reliabilitas

No Variabel Cronbach’s Alpha Ket.

1 Kualitas Audit 0,875 Reliabel2 Kompetensi 0,823 Reliabel3 Independensi 0,717 Reliabel4 Motivasi 0,701 Reliabel5 Etika Auditor 0,666 Reliabel

Sumber : Lampiran 3

Uji Asumsi Klasik

Hasil Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi variabel

terikat dan variabel bebas keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Model

regresi yang baik adalah memiliki data normal atau mendekati normal. Untuk

mengujinya dapat dilakukan dengan dan melihat besaran Kolomogorov-Smirnov (K-S).

Jika nilai signifikansi hasil uji K-S > total nilai signifikansi 0,05, maka data

berdistribusi normal (sebaran data sudah memenuhi asumsi normalitas). Jika nilai 15

Page 16:  · Web viewDETERMINAN KUALITAS AUDIT INTERNAL PADA INSPEKTORAT KABUPATEN LOMBOK TIMUR. Taufikurrahman. Universitas Mataram . Jl. Majapahit No. 62 Mataram. Opickmaksi13@yahoo.com

signifikansi hasil uji K-S < total nilai signifikansi 0,05, maka data berdistribusi tidak

normal (sebaran data belum memenuhi asumsi normalitas). Hasil pengujian data dapat

dilihat pada tabel 4.11 sebagai berikut :Tabel 4.11

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 45

Normal Parametersa Mean .0000000

Std. Deviation 2.29163

Most Extreme Differences Absolute .079

Positive .062

Negative -.079

Kolmogorov-Smirnov Z .528

Asymp. Sig. (2-tailed) .943

a. Test distribution is Normal.

Sumber: Lampiran 3

Berdasarkan Tabel 4.11 di atas hasil uji Kolmogorov-Smirnov Z menunjukkan

nilai sebesar 0,528 dan nilai signifikansi sebesar 0.943 lebih besar dari nilai signifikansi

0,05, maka dapat disimpulkan bahwa sebaran data tidak menunjukkan penyimpangan

dari kurve normalnya atau data terdistribusi secara normal, berarti bahwa sebaran data

telah memenuhi asumsi normalitas.

Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regesi

terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain.

Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka

disebut homokedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi

yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali,

2006:105). Untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas digunakan uji

Glejser (Ghozali, 2006:108). Hasil pengujian heteroskedastisitas dapat diketahui pada tabel

4.12 sebagai berikut :

Tabel 4.12

16

Page 17:  · Web viewDETERMINAN KUALITAS AUDIT INTERNAL PADA INSPEKTORAT KABUPATEN LOMBOK TIMUR. Taufikurrahman. Universitas Mataram . Jl. Majapahit No. 62 Mataram. Opickmaksi13@yahoo.com

Hasil Uji HeteroskedastisitasCoefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

T Sig.B Std. Error Beta1 (Constant) -1.555 2.324 -.669 .507

KMP .072 .105 .114 .684 .498IDP .151 .143 .492 1.057 .297MTVETK

.088-.137

.077

.155.308

-.4661.143-.882

.260

.383a. Dependent Variable: RES2Sumber : Lampiran 3

Berdasarkan Tabel 4.12 diketahui bahwa, koefisien parameter untuk variabel

independen (Kompetensi, Independensi, motivasi dan etika) berada di atas nilai

signifikansi 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa model regresi tidak terdapat gejala

heteroskedastisitas.

Uji Multikolonearitas

Uji multikolonearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi

ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Model regresi yang baik harus bebas

dari masalah multikolonearitas. Uji Multikolonearitas dapat dilakukan dengan 2 cara

yaitu dengan melihat VIF (Variance Inflation Factors) dan nilai tolerance. Jika VIF >

10 dan nilai tolerance < 0,10 maka terjadi gejala Multikolonearitas (Ghozali, 2006:92).

Hasil pengujian multikolonearitas dapat diketahui pada tabel 4.17 sebagai berikut :

Tabel 4.13Hasil Uji Multikolonearitas 1

17

Page 18:  · Web viewDETERMINAN KUALITAS AUDIT INTERNAL PADA INSPEKTORAT KABUPATEN LOMBOK TIMUR. Taufikurrahman. Universitas Mataram . Jl. Majapahit No. 62 Mataram. Opickmaksi13@yahoo.com

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant)10.622 3.434

KMP.438 .155 .337 .761 1.314

IND-1.121 .211 -1.769 .098 10.214

MTV

ETK

.190

.846

.114

.229.321

1.393.292.076

3.42313.135

a. Dependent Variable: KA

Sumber : lampiran 3

Berdasarkan Tabel 4.13 diketahui bahwa, hasil perhitungan variance inflation

factor (VIF) menunjukkan bahwa terdapat variabel independen (variabel independensi

dan variabel etika) memiliki nilai VIF lebih besar dari 10 dan tidak ada variabel

independen memiliki nilai tolerance lebih kecil dari 0,10. Jadi dapat disimpulkan

bahwa dalam model regresi ini, masih terdapat gejala multikolonieritas antar variabel

independent, untuk mengatasi gejala multikolonearitas tersebut dilakukanlah pengujian

ulang dengan jalan melogaritmakan (Ln) variabel-variabel penelitian, sehingga

didapatkan hasil regresi sebagai berikut:

Tabel 4.14Hasil Uji Multikolonearitas 2

18

Page 19:  · Web viewDETERMINAN KUALITAS AUDIT INTERNAL PADA INSPEKTORAT KABUPATEN LOMBOK TIMUR. Taufikurrahman. Universitas Mataram . Jl. Majapahit No. 62 Mataram. Opickmaksi13@yahoo.com

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant)3.448 977

Ln KMP.417 .158 .358 .703 1.423

Ln IND-626 .147 -1.389 .121 8.291

Ln MTV

Ln ETK

.287

.315

.110

.128.486.832

.369

.1122.7128.917

a. Dependent Variable: Ln KA

Sumber : lampiran 3

Berdasarkan Tabel 4.14 diketahui bahwa, hasil perhitungan variance inflation

factor (VIF) setelah dilogaritmakan (Ln) menunjukkan bahwa tidak ada variabel

independent yang memiliki nilai VIF lebih besar dari 10 dan tidak ada variabel

independen memiliki nilai tolerance lebih kecil dari 0,10. Jadi dapat disimpulkan

bahwa dalam model regresi ini, tidak terjadi gejala multikolonieritas antar variabel

independent.

Analisis Regresi Berganda

Metode analisis yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis

Regresi Linear Berganda, dengan tujuan untuk mengetahui adanya hubungan antara

satu variabel dependen dengan dua atau lebih variabel independen. Koefisien regresi

dari masing-masing variabel tersaji dalam tabel berikut :

Tabel 4.15Hasil Regresi variabel

19

Page 20:  · Web viewDETERMINAN KUALITAS AUDIT INTERNAL PADA INSPEKTORAT KABUPATEN LOMBOK TIMUR. Taufikurrahman. Universitas Mataram . Jl. Majapahit No. 62 Mataram. Opickmaksi13@yahoo.com

Coefficientsa

Model

Unstandardized CoefficientsStandardized Coefficients

T Sig.B Std. Error Beta

1 (Constant) 3.448 977 3.529 .001

Ln KMP .417 .158 .358 2.638 .012

Ln IND -626 .147 -1.389 -4.265 .000

Ln MTV

Ln ETK

.287

.315

.110

.128.486.832

2.6112.464

.013

.018

a. Dependent Variable: LnKA

Sumber: lampiran 3

Berdasarkan Tabel 4.15 dapat dibentuk model persamaan regresi berganda setelah

dilogaritmakan sebagai berikut:

LnY = 0 + 1LnX1 + 2 LnX2 + 3 LnX3 4 LnX4+LnKA = 3.448+ 0,417LnKMP - 0,626LnIND+0,287LnMTV+0.315LnETK+ Keterangan :LnKA = Kualitas AuditLnKMP = KomptensiLnIND = IndependensiLnMTV = Motivasi LnETK = Etika

Berdasarkan persamaan regresi di atas, maka dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Konstanta sebesar 3,448 artinya secara matematis bahwa variabel kualitas audit

sebagai variabel dependen sama dengan konstanta apabila variabel kompetensi,

variabel independensi, variabel motivasi sebagai variabel independen (Bebas)

bernilai sama dengan nol.

2. Koefisien regresi variabel kompetensi sebesar 0,417 artinya apabila nilai variabel

independen lainnya tetap dan nilai variabel kompetensi mengalami kenaikan sebesar

1, maka nilai variabel kualitas audit akan mengalami kenaikan sebesar 0,417.

Koefisien bernilai positif artinya terjadi pengaruh positif antara variabel kompetensi

dengan kualitas audit. Semakin meningkat variabel kompetensi, maka semakin

meningkat pula variabel kualitas audit.

3. Koefisien regresi variabel independensi sebesar - 0,626 artinya apabila nilai variabel

independen lainnya tetap dan nilai variabel independensi mengalami kenaikan

20

Page 21:  · Web viewDETERMINAN KUALITAS AUDIT INTERNAL PADA INSPEKTORAT KABUPATEN LOMBOK TIMUR. Taufikurrahman. Universitas Mataram . Jl. Majapahit No. 62 Mataram. Opickmaksi13@yahoo.com

sebesar 1, maka nilai variabel kualitas audit akan mengalami kenaikan sebesar

0,626. Koefisien bernilai negatif artinya terjadi pengaruh negatif antara variabel

independensi dengan kualitas audit. Semakin meningkat variabel independensi,

maka semakin meningkat pula variabel kualitas audit.

4. Koefisien regresi variabel motivasi sebesar 0,287 artinya apabila nilai variabel

independen lainnya tetap dan nilai variabel motivasi mengalami kenaikan sebesar 1,

maka nilai variabel kualitas audit akan mengalami kenaikan sebesar 0,287.

Koefisien bernilai positif artinya terjadi pengaruh positif antara variabel motivasi

dengan kualitas audit. Semakin meningkat variabel motivasi, maka semakin

meningkat pula variabel kualitas audit.

5. Koefisien regresi variabel etika sebesar 0,315 artinya apabila nilai variabel

independen lainnya tetap dan nilai variabel motivasi mengalami kenaikan sebesar 1,

maka nilai variabel kualitas audit akan mengalami kenaikan sebesar 0,315.

Koefisien bernilai positif artinya terjadi pengaruh positif antara variabel etika

dengan kualitas audit. Semakin meningkat variabel etika, maka semakin meningkat

pula variabel kualitas audit.

Koefisien Determinasi

Pengujian adjusted R2 digunakan untuk mengukur proporsi atau presentase

sumbangan variabel independen yang diteliti terhadap variasi naik turunnya variabel

dependen (Sari, 2011). Nilai adjusted R2 dapat naik atau turun apabila satu variabel

independen ditambahkan kedalam model. Dalam kenyataan nilai adjusted R2 dapat

bernilai negatif, walaupun yang dikehendaki harus bernilai positif. Jika dalam uji

empiris didapat nilai adjusted R2 negatif maka nilai adjusted R2 dianggap bernilai nol

Ghozali (2006 :83). Berarti adjusted R2 berkisar antara 0 sampai dengan 1 (0 ≤.adjusted

R2 ≤ 1). Hasil uji Adjusted R2 dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :

Tabel 4.16 Hasil Uji Adjusted R2

21

Page 22:  · Web viewDETERMINAN KUALITAS AUDIT INTERNAL PADA INSPEKTORAT KABUPATEN LOMBOK TIMUR. Taufikurrahman. Universitas Mataram . Jl. Majapahit No. 62 Mataram. Opickmaksi13@yahoo.com

Model Summaryb

Model R R SquareAdjusted R

Square Std. Error of the Estimate1 .699a .488 .437 .08272

a. Predictors: (Constant), lnkmp, lnind,lnmtv,lnetk

b. Dependent Variable: lnka

Sumber: lampiran 3

Dari tampilan ouput SPSS model summary besarnya R Square (R Kuadrat) dan adjusted

R2 adalah 0,488 dan 0,437, hal ini berarti 48,8% dan 43,7% variabel kualitas audit dapat

dijelaskan oleh variabel kompetensi, variabel independensi, variabel motivasi dan variabel etika

auditor. Sedangkan sisanya untuk R Square (R Kuadrat) (100% - 48,8% = 51,2%) dan sisa

adjusted R2 (100% - 43,7% = 56,3%) dijelaskan oleh sebab-sebab yang lain diluar model.

Standard Error of Estimate (SEE) sebesar 0.8272 Semakin kecil nilai SEE akan membuat

model regresi yang digunakan semakin tepat dalam memprediksi variabel dependen. (Ghozali,

2008 :86).

Uji Regresi Simultan (Uji F)

Pengujian ini pada dasarnya bertujuan untuk mengetahui apakah semua variabel

independent mempunyai pengaruh terhadap variabel dependent. Pembuktian dilakukan

dengan cara membandingkan nilai Ftabel dengan Fhitung (Ghozali, 2006:84). Hasil uji F

dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :

Tabel 4.17Hasil Uji F

ANOVAb

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1 Regression .261 4 .065 9.534 .000a

Residual .274 40 .007

Total .535 44

a. Predictors: (Constant),LnKMP,LnIND,LnMTV,LnETKb. Dependent Variable: LnKA

Sumber: lampiran 3

22

Page 23:  · Web viewDETERMINAN KUALITAS AUDIT INTERNAL PADA INSPEKTORAT KABUPATEN LOMBOK TIMUR. Taufikurrahman. Universitas Mataram . Jl. Majapahit No. 62 Mataram. Opickmaksi13@yahoo.com

Dari hasil uji regresi simultan (uji F) diperoleh nilai F hitung sebesar 9.534

dengan nilai signifikansi 0,000. Karena nilai signifikansi jauh lebih kecil dari nilai

signifikansi 0,05, berarti secara simultan terdapat pengaruh signifikan antara variabel-

variabel kompetensi (KMP), variabel Independensi (IND), variabel motivasi (MTV)

dan Etika (ETK) terhadap variabel Kualitas Audit (KA).

Uji Regresi parsial (Uji t)

Uji t digunakan untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel bebas

terhadap variabel terikat. Uji t dilakukan dengan membandingkan antara thitung dengan

ttabel.(Ghozali, 2006:84). Uji t menggunakan bantuan program SPSS Version 16.0 For

Windows. Hasil uji t dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :

Tabel 4.18Hasil Uji t

Coefficientsa

Model

Unstandardized CoefficientsStandardized Coefficients

T Sig.B Std. Error Beta

1 (Constant) 3.448 977 3.529 .001

Ln KMP .417 .158 .358 2.638 .012

Ln IND -626 .147 -1.389 -4.265 .000

Ln MTV

Ln ETK

.287

.315

.110

.128.486.832

2.6112.464

.013

.018

a. Dependent Variable: LnKA

Sumber: lampiran 3

Berdasarkan Tabel 4.18 diketahui nilai signifikansi variabel kompetensi 0,012, variabel

independensi 0,000, variabel motivasi 0,013 dan variabel etika 0,018 lebih kecil dari nilai

signifikansi 0,05, artinya terdapat pengaruh parsial secara signifikan antara variabel kompetensi,

variabel independensi, variabel motivasi dan variabel etika auditor dengan variabel kualitas

audit.

Uji Interaksi Variabel Moderasi

Uji interaksi atau sering disebut dengan Moderat Regresssion Analysis (MRA)

merupakan aplikasi khusus regresi berganda linear dimana dalam persamaan regresinya

23

Page 24:  · Web viewDETERMINAN KUALITAS AUDIT INTERNAL PADA INSPEKTORAT KABUPATEN LOMBOK TIMUR. Taufikurrahman. Universitas Mataram . Jl. Majapahit No. 62 Mataram. Opickmaksi13@yahoo.com

mengandung unsur interaksi (perkalian dua atau lebih variabel independen dengan

rumus sebagai berikut:

Y = a+b1X1+b2X2+b3X3+ b4X4 + b5X1X4+b6X2X4+ b7X3X4 + e

LnKA=a+b1LnKMP+b2LnIND+b3LnMTV+b4LnETK+b5LnKMP*LnETK+b6LnIND*Ln ETK+ b7LnMTV*LnETK + e

Keterangan :LnKA = Kualitas AuditLnKMP = KomptensiLnIND = IndependensiLnMTV = Motivasi LnETK = Etika LnKMP*LnETK = Komptensi* EtikaLnIND*LnETK = Independensi* EtikaLnMTV*LnETK = Motivasi * Etikae = Eror

Adapun hasil uji regresi interaksi dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:Tabel 4.19

Hasil Regrei (MRA) Coefficientsa

Model

Unstandardized CoefficientsStandardized Coefficients

t Sig.B Std. Error Beta

1 (Constant) .369 4.185 .088 .930

LnKMP .688 1.466 .588 .469 .642

LnIND -.358 .550 -.793 -.650 .520

LnMTV .780 .654 1.323 1.193 .240

LnETK -1.625 2.162 -4.297 -.752 .457

MLnKMP .141 .767 1.110 .184 .855

MLnIND .203 .311 .842 .652 .518

MLnMTV .310 .347 2.027 .892 .378

Dependent Variable: LnKASumber: lampiran . 3

Berdasarkan hasil uji regresi pada Tabel 4.19 dapat dibentuk model persamaan

Moderat Regression Analysis setelah dilogaritmakan sebagai berikut:

LnKA=0.369+0.688LnKMP–0.358LnIND+0.780LnMTV–1.625LnETK+0.141

LnKMP*LnETK+0.203LnIND*Ln ETK+ 0.310LnMTV*LnETK

Berdasarkan persamaan regresi di atas, maka dapat dijelaskan sebagai berikut:

24

Page 25:  · Web viewDETERMINAN KUALITAS AUDIT INTERNAL PADA INSPEKTORAT KABUPATEN LOMBOK TIMUR. Taufikurrahman. Universitas Mataram . Jl. Majapahit No. 62 Mataram. Opickmaksi13@yahoo.com

1. Konstanta sebesar 0.369 artinya secara matematis bahwa variabel kualitas audit

sebagai variabel dependen sama dengan konstanta apabila variabel kompetensi,

variabel independensi, variabel motivasi sebagai variabel independen (Bebas)

bernilai sama dengan nol.

2. Koefisien regresi variabel kompetensi sebesar 0,688 artinya apabila nilai variabel

independen lainnya tetap dan nilai variabel kompetensi mengalami kenaikan sebesar

1, maka nilai variabel kualitas audit akan mengalami kenaikan sebesar 0,688.

Koefisien bernilai positif artinya terjadi pengaruh positif antara variabel kompetensi

dengan kualitas audit. Semakin meningkat variabel kompetensi, maka semakin

meningkat pula variabel kualitas audit.

3. Koefisien regresi variabel independensi sebesar - 0,358 artinya apabila nilai variabel

independen lainnya tetap dan nilai variabel independensi mengalami kenaikan

sebesar 1, maka nilai variabel kualitas audit akan mengalami kenaikan sebesar 0,358.

Koefisien bernilai negatif artinya terjadi pengaruh negatif antara variabel

independensi dengan kualitas audit. Semakin meningkat variabel independensi, maka

semakin meningkat pula variabel kualitas audit.

4. Koefisien regresi variabel motivasi sebesar 0,780 artinya apabila nilai variabel

independen lainnya tetap dan nilai variabel motivasi mengalami kenaikan sebesar 1,

maka nilai variabel kualitas audit akan mengalami kenaikan sebesar 0,780. Koefisien

bernilai positif artinya terjadi pengaruh positif antara variabel motivasi dengan

kualitas audit. Semakin meningkat variabel motivasi, maka semakin meningkat pula

variabel kualitas audit.

5. Koefisien regresi variabel etika sebesar -0,1625 artinya apabila nilai variabel

independen lainnya tetap dan nilai variabel motivasi mengalami kenaikan sebesar 1,

maka nilai variabel kualitas audit akan mengalami kenaikan sebesar 0,1725.

Koefisien bernilai negatif artinya terjadi pengaruh negatif antara variabel etika

dengan kualitas audit. Semakin meningkat variabel etika, maka semakin meningkat

pula variabel kualitas audit.

6. Koefisien regresi variabel moderasi kompetensi sebesar 0,141 artinya apabila nilai

variabel independen lainnya tetap dan nilai variabel kompetensi mengalami kenaikan

25

Page 26:  · Web viewDETERMINAN KUALITAS AUDIT INTERNAL PADA INSPEKTORAT KABUPATEN LOMBOK TIMUR. Taufikurrahman. Universitas Mataram . Jl. Majapahit No. 62 Mataram. Opickmaksi13@yahoo.com

sebesar 1, maka nilai variabel kualitas audit akan mengalami kenaikan sebesar 0,141.

Koefisien bernilai positif artinya terjadi pengaruh positif antara variabel moderasi

kompetensi dengan kualitas audit. Semakin meningkat variabel kompetensi, maka

semakin meningkat pula variabel kualitas audit.

7. Koefisien regresi variabel moderasi independensi sebesar 0,203 artinya apabila nilai

variabel independen lainnya tetap dan nilai variabel independensi mengalami

kenaikan sebesar 1, maka nilai variabel kualitas audit akan mengalami kenaikan

sebesar 0,203. Koefisien bernilai positif artinya terjadi pengaruh positif antara

variabel moderasi independensi dengan kualitas audit. Semakin meningkat variabel

independensi, maka semakin meningkat pula variabel kualitas audit.

8. Koefisien regresi variabel moderasi motivasi sebesar 0,310 artinya apabila nilai

variabel independen lainnya tetap dan nilai variabel kompetensi mengalami kenaikan

sebesar 1, maka nilai variabel kualitas audit akan mengalami kenaikan sebesar 0,310.

Koefisien bernilai positif artinya terjadi pengaruh positif antara variabel moderasi

motivasi dengan kualitas audit. Semakin meningkat variabel motivasi, maka semakin

meningkat pula variabel kualitas audit.

Tabel 4.20 Hasil Uji Adjusted R2 (MRA) Model Summaryb

Model R R SquareAdjusted R

Square Std. Error of the Estimate1 .737a .544 .457 .08119

a. Predictors: (Constant), lnkmp, lnind,lnmtv,lnetk

b. Dependent Variable: lnka

Sumber: lampiran.3

Dari tampilan ouput SPSS model summary besarnya R Square (R Kuadrat)

dan adjusted R2 adalah 0.554 dan 0,457, hal ini berarti 55,4% dan 45,7% variabel

kualitas audit dapat dijelaskan oleh variabel kompetensi, variabel independensi, variabel

motivasi dan variabel etika auditor. Sedangkan sisanya untuk R Square (R Kuadrat)

(100% - 55,4% = 44,6%) dan adjusted R2 (100% - 45,7% = 54,3%) dijelaskan oleh 26

Page 27:  · Web viewDETERMINAN KUALITAS AUDIT INTERNAL PADA INSPEKTORAT KABUPATEN LOMBOK TIMUR. Taufikurrahman. Universitas Mataram . Jl. Majapahit No. 62 Mataram. Opickmaksi13@yahoo.com

sebab-sebab yang lain diluar model. Standard Error of Estimate (SEE) sebesar 0.8119

Semakin kecil nilai SEE akan membuat model regresi yang digunakan semakin tepat

dalam memprediksi variabel dependen. (Ghozali, 2008 :86).

Tabel 4.21Hasil Uji F (MRA)

ANOVAb

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1 Regression .291 7 .042 6.299 .000a

Residual .244 37 .007

Total .535 44

a. Predictors: (Constant),LnKMP,LnIND,LnMTV,LnETK, MLnKMP,MLnIND,MLnMTVb. Dependent Variable: LnKA

Sumber: Lampiran 3

Dari hasil uji Moderated Regression Analysis (MRA) secara simultan (uji F)

diperoleh nilai F hitung sebesar 6.299 dengan nilai signifikansi 0,000. Karena nilai

signifikansi jauh lebih kecil dari nilai signifikansi 0,05, berarti secara simultan terdapat

pengaruh signifikan antara variabel-variabel kompetensi (KMP), variabel Independensi

(IND), variabel motivasi (MTV) yang dimoderasi oleh variabel Etika (ETK) terhadap

variabel Kualitas Audit (KA).

Tabel 4.22Hasil Uji t (MRA)

Coefficientsa

Model

Unstandardized CoefficientsStandardized Coefficients

T Sig.B Std. Error Beta

1 (Constant) .369 4.185 .088 .930

LnKMP .688 1.466 .588 .469 .642

LnIND -.358 .550 -.793 -.650 .520

LnMTV .780 .654 1.323 1.193 .240

LnETK -1.625 2.162 -4.297 -.752 .457

MLnKMP .141 .767 1.110 .184 .855

MLnIND .203 .311 .842 .652 .518

MLnMTV .310 .347 2.027 .892 .378

b. Dependent Variable: LnKASumber: lampiran 3

Berdasarkan hasil uji regresi secara parsial pada Tabel 4.22, dapat diketahui

27

Page 28:  · Web viewDETERMINAN KUALITAS AUDIT INTERNAL PADA INSPEKTORAT KABUPATEN LOMBOK TIMUR. Taufikurrahman. Universitas Mataram . Jl. Majapahit No. 62 Mataram. Opickmaksi13@yahoo.com

variabel kompetensi (0.642), variabel independesi (0.520), variabel motivasi (0.240),

variabel etika auditor (0.457), moderasi kompetensi (0.855), moderasi independensi

(0.518) dan moderasi motivasi (0.378) menunjukkan semua parameter regresi tidak

signifikan atau berada di atas nilai signifikansi yang telah di tetapkan (0.05), artinya

tidak terdapat pengaruh parsial secara signifikan antara variabel kompetensi, variabel

independensi, variabel motivasi terhadap kualitas audit yang di moderasi oleh variabel

etika auditor.KESIMPULAN

Penelitian ini berusaha menguji Determinan Kualitas Audit Internal pada

Inspektorat pada Kabupaten Lombok Timur. Model yang digunakan pada penelitian ini

adalah regresi berganda dan uji interaksi atau sering disebut dengan Moderat

Regression Analysis (MRA).

Simpulan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Sebelum dilakukannya uji interaksi, secara simultan terdapat pengaruh signifikan

antara variabel-variabel kompetensi, independensi, motivasi dan etika auditor

terhadap variabel kualitas audit pada kantor Inspektorat Kabupaten Lombok Timur.

2. Sebelum dilakukannya uji interaksi secara parsial terdapat pengaruh signifikan

antara variabel-variabel kompetensi, independensi, motivasi dan etika auditor

terhadap variabel kualitas audit pada kantor Inspektorat Kabupaten Lombok Timur.

3. Setelah dilakukan uji interaksi, secara simultan terdapat pengaruh signifikan antara

variabel-variabel kompetensi, independensi, motivasi yang dimoderasi oleh variabel

etika auditor terhadap variabel kualitas audit pada kantor Inspektorat Kabupaten

Lombok Timur.

4. Setelah dilakukan uji interaksi, secara parsial tidak terdapat pengaruh signifikan

antara variabel-variabel kompetensi, independensi, motivasi yang dimoderasi oleh

variabel etika auditor terhadap variabel kualitas audit pada kantor Inspektorat

Kabupaten Lombok Timur.

Implikasi Penelitian

Hasil penelitian ini dapat memberikan implikasi sebagai berikut:

28

Page 29:  · Web viewDETERMINAN KUALITAS AUDIT INTERNAL PADA INSPEKTORAT KABUPATEN LOMBOK TIMUR. Taufikurrahman. Universitas Mataram . Jl. Majapahit No. 62 Mataram. Opickmaksi13@yahoo.com

a. Implikasi teoretis, memberikan kontribusi pengembangan literatur akuntansi sektor

publik di Indonesia terutama sistem pengendalian manajemen di sektor publik.

Selain itu penelitian ini dapat menambah referensi dan mendorong dilakukannya

penelitian-penelitian akuntansi sektor publik.

b. Implikasi praktis, sebagai masukan dalam mendukung pelaksanaan otonomi

daerah khususnya peranan Inspektorat dalam pengawasan keuangan daerah dan

dalam rangka mewujudkan good governance. Sehingga Inspektorat

dapat membuat program yang berkontribusi pada peningkatan kualitas dan

kapabilitasnya.

c. Implikasi kebijakan, hasil penelitian ini dapat di jadikan sebagai masukan dalam

menilai hasil pekerjaan yang sudah dilakukan oleh auditor untuk menentukan

kebijakan yang harus dilakukan dalam upaya peningkatan kualitas audit.

Keterbatasan dan Arah Penelitian kedepan

Penelitian ini tidak terlepas dari keterbatasan sebagai berikut:

1. Obyek penelitian ini hanya pada kantor Inspektorat Kabupaten Lombok Timur

sehingga kesimpulan dari penelitian ini terbatas hanya untuk pemeriksa yang

bekerja pada kantor Inspektorat Kabupaten Lombok Timur.

2. Metode pengumpulan data yang dipergunakan peneliti kurang efektif.

Pengumpulan data melalui penyebaran kuesioner memiliki kelemahan apabila

responden yang menjadi sampel penelitian tidak sungguh – sungguh dalam

menjawab pertanyaan, antara lain disebabkan karena tidak memahami pertanyaan

yang diajukan responden dalam kondisi malas atau asal mengisi saja.

3. Selain dipengaruhi oleh variabel-variabel yang telah diuji dalam penelitian ini.

Variabel kualitas audit juga dipengaruhi oleh variabel-variabel lain yang tidak

dijelaskan dalam penelitian ini.

Berdasarkan keterbatasan di atas, maka kepada peneliti selanjutnya agar

memperoleh hasil yang lebih baik disarankan sebagai berikut :

1. Peneliti yang akan datang agar menggunakan sampel yang lebih banyak dan

memilih tempat penelitian yang lebih luas. Hal ini dimaksudkan agar hasil dari

penelitian selanjutnya menjadi lebih akurat serta lebih bermanfaat.29

Page 30:  · Web viewDETERMINAN KUALITAS AUDIT INTERNAL PADA INSPEKTORAT KABUPATEN LOMBOK TIMUR. Taufikurrahman. Universitas Mataram . Jl. Majapahit No. 62 Mataram. Opickmaksi13@yahoo.com

2. Peneliti yang akan datang juga dapat mempertimbangkan untuk menambah

beberapa variabel penentu kualitas audit antara lain seperti objektifitas, sensifitas

audit, kecermatan profesional dan standar audit.

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, syukriy.2004. Prilaku oportunistik legislatif dalam penganggaran daerah. Pendekatan prinsipal agent theory. Makalah disajikan pada seminar Antarbangsa di Universitas Bengkulu. Bengkulu.

Afiah, Nunuy Nur. 2009. Pengaruh Kompetensi Anggota DPRD dan Kompetensi Aparatur Pemerintah Daerah terhadap Pelaksanaan Sistem Informasi Akuntansi. October 2009 Research Days. Bandung: Fakultas Ekonomi Universitas Padjadjaran.

Alim, M.N., T. Hapsari, dan L. Purwanti. 2007. Pengaruh Kompetensi dan Independensi terhadap Kualitas Audit dengan Etika Auditor sebagai Variabel Moderasi. Simposium Nasional Akuntansi X. Makassar

Ali, J. 2014 . Pengaruh kompetensi, independensi, etika auditor, profesionalisme, pengalaman kerja dan standar audit terhadap kualitas audit. Tesis. Universitas Mataram.

Arens, A.A., J.K. Loebbecke. 2000. Auditing: An Integrated Approach. Eight Edition. New Jersey: Prentice Hall International Inc.

Bergman, M and Lane, J.E.1990. public policy in a prinsipal – agen framework. Journal of theoretical politics.339-352.

Boynton C. William Kell. G. Walter and Johnson N Raymond, 2002. Modern Auditing. Edisi Ketujuh jilid 1. Penerbit Airlangga.Jakarta.

BPK RI.2014. Ikhtisar Hasil Pemeriksaan Semester 1. Pemeriksaan Laporan Keuangan. Jakarta.

BPKP. 1998. Modul Diklat Peningkatan Kemampuan APFP Provinsi DI Yogyakarta. Unit Pengelola Pendidikan dan Latihan Pengawasan Perwakilan BPKP DI Yogyakarta.

______.2008. Diklat Pembentukan Auditor Ahli, Kode Etik dan Standar Audit.Edisi V. Jakarta.

30

Page 31:  · Web viewDETERMINAN KUALITAS AUDIT INTERNAL PADA INSPEKTORAT KABUPATEN LOMBOK TIMUR. Taufikurrahman. Universitas Mataram . Jl. Majapahit No. 62 Mataram. Opickmaksi13@yahoo.com

Cahyat, A. 2004. Sistem Pengawasan terhadap Penyelenggaraan Pemerintah Daerah Kabupaten. Pembahasan Peraturan Perundangan di Bidang Pengawasan. Governance Brief Number 3.

Donald R. Dies, J., & Giroux, G.A. (1992). Determinant of audit quality in the public sector. THE ACCOUNTING REVIEW. Vol.67. No.3) pp 462-479.

Efendi, M.T. 2010. Pengaruh kompetensi, independensi dan motivasi terhadap kualitas audit aparat Insepektorat dalam rangka pengawasan keuangan Daerah. Universitas Diponegoro.

Elfarini, E.C. 2005. Pengaruh Kompetensi dan Independensi Auditor terhadap Kualitas Audit. Skripsi tidak dipublikasikan. Universitas Negeri Semarang.

Falah, S. 2005. Pengaruh Budaya Etis Organisasi dan Orientasi Etika terhadap Sensitivitas Etika. Tesis tidak dipublikasikan. Universitas Diponegoro Semarang.

Febriansyah, Rasuli dan Hardi.2013. Pengaruh keahlian, independensi dan kecermatan profesional dengan etika auditor sebagai variabel moderasi terhadap kualitas auditor. Jurnal sorot vol.8 no 1. Lembaga Penelitian Universitas Riau.

Ghozali, I. 2006. Aplikasi Analisis Multivariat dengan Program SPSS. Edisi 3. BP Undip. Semarang.

Gibson, James L., John M Ivancevich. dan James H Donnelly Jr. 1993. Organisasi: Perilaku, Struktur dan Proses. Jilid 1. Edisi 5. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Gilardi, F.2001. Prinsipal – agen models go to europe: Independent regulatory agencies as ultimate step of delegation. Paper presented at the ECPR General comference, Canterbury (UK). 6-8 September 2001.

Goleman, D. 2001. Working White Emotional intelligence. (terjemahan Alex Tri Kantjono W). PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Halim, A.2001.Auditing. Dasar – dasar Audit Laporan Keuangan. Edisi II. Yogyakarta.

Harhinto, T. 2004. Pengaruh Keahlian dan Independensi terhadap Kualitas Audit, Studi Empiris pada KAP di Jawa Timur. Tesis tidak dipublikasikan. Universitas Diponegoro Semarang.

Haryanto, Sahmuddin, dan Arifuddin. 2007. Akuntansi Sektor Publik. Edisi pertama.Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang.

31

Page 32:  · Web viewDETERMINAN KUALITAS AUDIT INTERNAL PADA INSPEKTORAT KABUPATEN LOMBOK TIMUR. Taufikurrahman. Universitas Mataram . Jl. Majapahit No. 62 Mataram. Opickmaksi13@yahoo.com

http://repository.unhas.ac.id

James H. Davis, F. David Scoorman dan Leax Donalson.1997.”Toward a Srewarsdhip Theory of Management.”Academy of Management Review Vol.22, No 1 page 22-47.

Kharismatuti, dan Hadiprajitno. 2012. Pengaruh kompetensi dan independensi terhadap kualitas audit dengan etika auditor sebagai variabel moderasi. Jurnal of Accounting. Vol.1 No.1. Universitas Diponegoro.

Lowenshon, S., Johnson E.L., dan Elder J.R. 2005. Auditor Specialization and Perceived Audit Quality, Auditee Satisfaction, and Audit Fees in the Local Government Audit Market.

Makmun, A.S., 2003, Panduan Studi Psikologi Pendidikan. Bandung: PT RemajaRosda Karya.

Mardiasmo, 2002, Otonomi & Manajemen Keuangan Daerah, Yogyakarta: Penerbit Andi

_________, 2005. Akuntansi Sektor Publik Edisi 2. Penerbit Andi. Yogyakarta

_________,2006. Pewujudan Transparansi dan Akuntabilitas Publik Melalui Akuntansi Sektor Publik: Suatu Sarana Good Governance. Jurnal Akuntansi Pemerintah Vol. 2, No. 1

Mangkunegara, A.P.2005. Sumber Daya Manusia Perusahaan. Remaja Rosdakarya. Bandung.

Maryani, T. dan U.Ludigdo.2001. Survei atas Faktor-faktor yang Mempengaruhi Sikap dan Prilaku Etis Akuntan. TEMA. Vol.II No 1

Mayangsari, S. 2003. Pengaruh Keahlian Audit dan Independensi terhadap Pendapat Audit: Suatu Kuasieksperimen. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia Vol. 6 No. 1.Januari.

Messier, F.W., V.S. Glover, dan F.D. Prawitt. 2005. Jasa Audit dan Assurance: Suatu Pendekatan Sistematis. Diterjemahkan oleh Nuri Hinduan. Edisi 4 Buku 1 & 2. Penerbit Salemba Empat. Jakarta.

Moekijat. 2002. Dasar-Dasar Motivasi, Pioner Jaya, Jakarta

Mulyadi. 1992. Pemeriksaan Akuntan.: Badan Penerbit STIE YKPN. Yogyakarta

Peraturan Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia Nomor 01 Tahun 2007.32

Page 33:  · Web viewDETERMINAN KUALITAS AUDIT INTERNAL PADA INSPEKTORAT KABUPATEN LOMBOK TIMUR. Taufikurrahman. Universitas Mataram . Jl. Majapahit No. 62 Mataram. Opickmaksi13@yahoo.com

Standar Pemeriksaan Keuangan Negara. Jakarta

Peraturan Menteri Dalam Negeri No.64 Tahun 2007. Pedoman teknis organisasi dan tata kerja inspektorat provinsi dan kabupaten/kota. Jakarta.

Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara nomor PER/05/M.PAN/03/2008. Standar Audit Aparat Pengawasan Intern Pemerintah. Jakarta.

Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara nomor PER/04/M.PAN/03/2008. Standar Audit Aparat Pengawasan Intern Pemerintah. Jakarta.

Pramono, E.S. 2003. Transformasi Peran Internal Auditor dan Pengaruhnya bagi Organisasi. Media Riset Akuntansi, Auditing & Informasi Vol. 3 No.2 Agustus.

Rai, I.G.A.2008. Audit Kinerja Pada Sektor Publik.Salemba Empat. Jakarta.

Robbins, S.P., T.A. Judge. 2008. Perilaku Organisasi, edisi 12. SalembaEmpat. Jakarta.

Rohman, A. 2007. Pengaruh Peran Manajerial Pengelola Keuangan Daerah dan Fungsi Pemeriksaan Intern terhadap Kinerja Pemerintah Daerah. Jurnal Manajemen Akuntansi dan Sistem Informasi Vol. 7 No. 2. Januari.

Saifuddin. 2004. Pengaruh Kompetensi dan Independensi Terhadap Opini Audit Going Concern (Studi Kuasieksperimen pada Auditor dan Mahasiswa). Semarang. Tesis tidak dipublikasikan. Universitas Diponegoro. Semarang.

Samelson, D., Lowenshon, S., and Johnson, L. 2006. The Determinants of Perceived Audit Quality and Auditee Satisfaction in Local Government. Journal of Public Budgeting, Accounting, & Financial Management, Vol. 18, No. 2.

Saputra, Anton Eka.2012. Kompetensi dan Independensi terhadap kualitas audit dengan etika auditor sebagai variabel moderasi. Jurnal Akuntansi Vol. 1 No.2. Fakultas Ekonomi Universitas Semarang.

Sososutikno, C. 2003. Hubungan Tekanan Anggaran Waktu dengan Perilaku Disfungsional serta Pengaruhnya terhadap kualitas Audit. Simposium Nasional Akuntansi VI. Surabaya.

Sri Lastanti, Hexana. 2005. Tinjauan Terhadap Kompetensi dan Independensi Akuntan Publik : Refleksi Atas Skandal Keuangan. Media Riset Akuntansi, Auditing dan Informasi Vol.5 No.1 April 2005.

33

Page 34:  · Web viewDETERMINAN KUALITAS AUDIT INTERNAL PADA INSPEKTORAT KABUPATEN LOMBOK TIMUR. Taufikurrahman. Universitas Mataram . Jl. Majapahit No. 62 Mataram. Opickmaksi13@yahoo.com

Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. PenerbitAlfabeta. Bandung.

_______.2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. PenerbitAlfabeta. Bandung.

_______.2013. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. PenerbitAlfabeta. Bandung.

Sunarsip, 2001, Corporate Governance Audit : rrParadigma Baru Profesi Akuntansi dalam Mewujudkan Good Coorporate Gvernance, Media Akuntansi, No.17/Th. VII.pp. II-VII.

Susmanto, Bintang. 2008. Pengawasan Intern pada Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat. Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat. http://www.menkokesra.go.id/content/view/117/323/.

Suraida, I. 2005. Pengaruh Etika, Kompetensi, Pengalaman Audit dan Risiko Audit terhadap Skeptisme Profesional Auditor dan Ketepatan Pemberian Opini AkuntanPublik.Sosiohumaniora, Vol. 7, No. 3, November, 186-202.

Suwandi. 2005. Pengaruh Kejelasan Peran dan Motivasi Kerja terhadap Efektivitas Pelaksanaan Tugas Jabatan Kepala Sub Bagian di Lingkunan Sekretariat Daerah Propinsi Jawa Timur. Tesis tidak dipublikasikan. Universitas Airlangga Surabaya.

Riduwan, 2010. Metode dan Teknik Menyusun Tesis. Cetakan Ke delapan. Alfabeta, Bandung.

Tampubolon, R. 2005. Risk and Systems-Based Internal Audit. Penerbit Elex Media Komputindo. Jakarta

Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa.1995. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi Kedua. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Balai Pustaka.

Tjun Tjun, Marpaung dan Setiawan. 2012. Pengaruh Kompetensi dan independensi auditor terhadap kualitas audit. Jurnal Akuntansi Vol. 4 No.1. Universitas Kristen Maranatha.

Wahjosumidjo. 1987. Kepemimpinan dan Motivasi, Ghalia Indonesia, Jakarta

34