28
FLYPAPER EFFECT PADA PENDAPATAN ASLI DAERAH, DANA ALOKASI UMUM DAN DANA ALOKASI KHUSUS TERHADAP BELANJA DAERAH PADA PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERIODE 2007 – 2012 Fera Nahlia Fakultas Ekonomi – Jurusan Akuntansi Universitas Maritim Raja Ali Haji Tanjungpinang, Agustus 2014 ABTRAKSI Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum dan Dana Alokasi Khusus terhadap Belanja Daerah baik secara parsial maupun simultan. Variabel independen yang digunakan adalah Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum dan Dana Alokasi Khusus sedangkan yang menjadi variabel dependen adalah belanja daerah. Penelitian ini dengan jumlah sampel 5 kabupaten/kota dari 7 kabupaten/kota yang ada di Provinsi Kepulauan Riau. Untuk periode 2007-2012. Penarikan sampel dilakukan dengan teknik purposive sampling. Data diperoleh melalui situs Departemen Keuangan Republik Indonesia Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan (www.djpkpd.go.id ). Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan regresi linier berganda dengan uji t, uji F, dan koefisien determinasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial Pendapatan Asli Daerah berpengaruh signifikan terhadap belanja daerah, Dana Alokasi Umum, dan Dana Alokasi Khusus tidak berpengaruh signifikan terhadap Belanja Daerah pada Kabupaten dan Kota di Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2007-2012. Secara simultan variabel Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, dana Dana Alokasi Khusus berpengaruh signifikan terhadap Belanja Modal pada Kabupaten dan Kota di Provinsi Kepulauan Riau Tahun periode 2007-2012. Dari hasil uji regresi berganda dapat disimpulkan bahwa

jurnal.umrah.ac.idjurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec... · Web viewKata kunci : Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus, Belanja Daerah,

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: jurnal.umrah.ac.idjurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec... · Web viewKata kunci : Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus, Belanja Daerah,

FLYPAPER EFFECT PADA PENDAPATAN ASLI DAERAH,DANA ALOKASI UMUM DAN DANA ALOKASI KHUSUS TERHADAP BELANJA DAERAH PADA PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA DI

PROVINSI KEPULAUAN RIAUPERIODE 2007 – 2012

Fera NahliaFakultas Ekonomi – Jurusan AkuntansiUniversitas Maritim Raja Ali Haji

Tanjungpinang, Agustus 2014

ABTRAKSITujuan penelitian ini adalah untuk menguji

pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum dan Dana Alokasi Khusus terhadap Belanja Daerah baik secara parsial maupun simultan. Variabel independen yang digunakan adalah Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum dan Dana Alokasi Khusus sedangkan yang menjadi variabel dependen adalah belanja daerah.

Penelitian ini dengan jumlah sampel 5 kabupaten/kota dari 7 kabupaten/kota yang ada di Provinsi Kepulauan Riau. Untuk periode 2007-2012. Penarikan sampel dilakukan dengan teknik purposive sampling. Data diperoleh melalui situs Departemen Keuangan Republik Indonesia Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan (www.djpkpd.go.id).

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan regresi linier berganda dengan uji t, uji F, dan koefisien determinasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial Pendapatan Asli Daerah berpengaruh signifikan terhadap belanja daerah, Dana Alokasi Umum, dan Dana Alokasi Khusus tidak berpengaruh signifikan terhadap Belanja Daerah pada Kabupaten dan Kota di Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2007-2012. Secara simultan variabel Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, dana Dana Alokasi Khusus berpengaruh signifikan terhadap Belanja Modal pada Kabupaten dan Kota di Provinsi Kepulauan Riau Tahun periode 2007-2012. Dari hasil uji regresi berganda dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi flypaper effect pada belanja daerah kabupaten/kota di Provinsi Kepulauan Riau.

Kata kunci : Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus, Belanja Daerah, Flypaper Effect.

PENDAHULUAN

Page 2: jurnal.umrah.ac.idjurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec... · Web viewKata kunci : Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus, Belanja Daerah,

Otonomi daerah merupakan hak, wewenang dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 disebutkan bahwa untuk pelaksanaan kewenangan Pemerintah Daerah, Pemerintah Pusat akan menstranfer Dana Perimbangan yang terdiri dari Dana Alokasi Umum (DAU), Dana Alokasi Khusus (DAK), dan bagian daerah dari Dana Bagi Hasil yang terdiri dari pajak dan sumber daya alam. Disamping dana perimbangan tersebut, Pemerintah Daerah mempunyai sumber pendanaan sendiri berupa Pendapatan Asli Daerah (PAD), pembiayaan, dan lain-lain pendapatan. Kebijakan penggunaan semua dana tersebut diserahkan kepada Pemerintahan Daerah. Seharusnya dana transfer dari Pemerintahan Pusat diharapkan digunakan secara efektif dan efisien oleh Pemerintah Daerah untuk meningkatkan pelayanannya kepada masyarakat.Pada prakteknya, transfer dari Pemerintahan Pusat merupakan sumber dana utama Pemerintahan Daerah untuk membiayai operasi utamanya sehari-hari, yang oleh Pemerintahan Daerah dilaporkan diperhitungan APBD. Tujuan dari transfer ini adalah untuk mengurangi (kalau tidak mungkin menghilangakan) kesenjangan fiskal antar pemerintahan dan menjamin tercapainya standar pelayanan publik minimum di seluruh negeri (Simanjuntak dalam Sidik et al, 2002).

Fenomena utama dalam penelitian ini adalah flypaper effect, yang merupakan suatu kondisi yang terjadi saat pemerintahan daerah merespon (belanja) lebih banyak/boros dengan menggunakan dana transfer (grants) yang di proksikan dengan DAU daripada menggunakan kemampuan sendiri diproksikan PAD.

Di saat transfer DAU yang diperoleh besar, maka pemerintah daerah berusaha agar pada periode berikutnya DAU yang diperoleh tetap. Hal ini menyebabkan PAD tidak signifikan berpengaruh terhadap Belanja Daerah yang menyebabkan terjadinya flypaper effect atau dapat dikatakan bahwa pengaruh DAU terhadap Belanja Daerah lebih besar daripada pengaruh PAD terhadap Belanja Daerah. Dengan arti lain pemberian DAU yang seharusnya menjadi stimulus peningkatan kemandirian daerah, justru direspon berbeda oleh daerah. Daerah tidak menjadi lebih mandiri, malah semakin bergantung pada pemerintah pusat (Ndadari dan Adi.2008:3).

Beberapa kajian mengenai pelaksanaan desentralisasi di Indonesia sudah dilakukan oleh

Page 3: jurnal.umrah.ac.idjurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec... · Web viewKata kunci : Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus, Belanja Daerah,

peneliti sebelumnya antara lain; Abdullah dan Halim (2003), Prakosa (2004), dan Maimunah (2006). Para peneliti tersebut menguji pengaruh PAD dan DAU terhadap BD dengan mengambil sampel kabupaten / kota di Jawa Tengah, DIY, Bali dan pulau Sumatera. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa tidak semua PAD memiliki pengaruh terhadap BD dan tidak semua DAU mengalami flypaper effect. Menurut Oates dalam Halim (2002), yang disebut flypaper effect adalah ketika respon (belanja) daerah lebih besar terhadap transfer (DP) daripada pendapatannya sendiri (PAD).

Karena itulah peneliti ingin mengetahui bagaimana pengaruh sebenarnya DAU dan PAD terhadap Belanja Daerah dan apakah terjadi flypaper effect terhadap Belanja Daerah pada Pemerintah Daerah Kabupaten dan Kota di Provinsi Kepulauan Riau. Dua hal yang dapat terjadi pada penelitian ini adalah terjadi atau tidaknya flypaper effect pada pengaruh DAU dan PAD terhadap belanja daerah. Jika penelitian ini mengindikasikan telah terjadi flypaper effect pada Belanja Daerah, maka pemerintah daerah diharapkan untuk meninjau ulang kebijakan yang telah diterapkan agar dapat mengeksplor secara maksimal pendapatan yang bersumber dari daerah sebagai bentuk kemandirian dari daerah tersebut.

Inilah yang kemudian menjadi daya tarik penulis untuk mengadakan penelitian dengan mengambil judul “Flypaper Effect Pada Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum dan Dana Alokasi Khusus Terhadap Belanja Daerah Pada Pemerintahan Kabupaten/Kota di Provinsi Kepulauan Riau Periode 2007 - 2012”.

Berdasarkan pada pokok pikiran yang dituangkan dalam latar belakang masalah, maka permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini, yaitu Apakah Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, dan Dana Alokasi Khusus berpengaruh terhadap Belanja Daerah pada Kabupaten dan Kota di Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2007-2012 dan Apakah secara bersama-sama berpengaruh terhadap Belanja Daerah pada Kabupaten dan Kota di Provinsi Kepri Tahun 2007-2012?.

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah Untuk mengetahui pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, dan Dana Alokasi Khusus terhadap Belanja Daerah pada Kabupaten dan Kota di Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2007-2012 dan secara bersama-sama apakah berpengaruh terhadap Belanja Daerah pada Kabupaten dan Kota di Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2007-2012?.

Page 4: jurnal.umrah.ac.idjurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec... · Web viewKata kunci : Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus, Belanja Daerah,

LANDASAN TEORIBelanja DaerahMenurut Kepmendagri No. 29 Tahun 2002, belanja daerah adalah semua kewajiban daerah yang diakui sebagai pengurangan kekayaan bersih dalam periode tahun anggaran bersangkutan.

Dalam Undang – Undang No. 32 Tahun 2004 dinyatakan bahwa belanja daerah dilaksanakan untuk mendanai urusan pemerintah yang menjadi kewenangan daerah, sedangkan urusan pemerintah yang menjadi kewenangan pemerintah pusat didanai dan dari atas beban APBN.

Belanja daerah menurut kelompok belanja berdasarkan Permendagri 13/ 2006 terbagi atas :1. Belanja Tidak Langsung

Belanja tidak lagsung adalah merupakan belanja yang dianggarkan tidak terkait secara langsung dengan pelaksanaan program dan kegiatan, antara lain ; belanja pegawai, bunga, subsidi, hibah, bantuan sosial, belana bagi hasil, bantuan keuangan dan belanja tidak terduga.2. Belanja Langsung

Belanja langsung adalah merupakan belanja yang dianggarkan terkait secara langsung dengan pelaksanaan program dan kegiatan, antara lain ; belanja pegawai, belanja barang dan jasa, belanja modal.

Berdasarkan Permendagri Nomor 13 Tahun 2006, Belanja Daerah dihitung menggunakan rumus :

BD = BTL + BLKeterangan :BD = Belanja DaerahBTL = Belanja tidak langsungBL = Belanja langsung

Pendapatan Asli DaerahMenurut Undang – Undang No. 33 Tahun 2004,

Pendapatan Asli Daerah adalah pendapatan daerah yang dipungut berdasarkan peraturan daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan.Dalam Mundrajat Kuncoro (2004), Pendapatan Asli Daerah adalah merupakan salah satu komponen penerimaan/pendapatan daerah disamping dana perimbangan maupun lain-lain pendapatan yang sah. Sumber pendapatan asli daerah terdiri dari :1. Pajak daerah2. Retribusi daerah3. Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan4. Lain-lain pendapatan asli daerah yang sah

Page 5: jurnal.umrah.ac.idjurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec... · Web viewKata kunci : Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus, Belanja Daerah,

Berdasarkan Permendagri Nomor 13 Tahun 2006, Pendapatan Asli Daerah dihitung menggunakan rumus :

PAD = PD + RD + HPKDP + LPADSKeterangan :PAD = Pendapatan Asli DaerahPD = Pajak DaerahRD = Retribusi DaerahHPKDP= Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkanLPADS = Lain-lain pendapatan asli daerah yang sah

Dana Alokasi UmumDAU merupakan dana hibah murni (grants) yang

kewenangan penggunaanya diserahkan penuh kepada pemerintah daerah penerima. UU No. 33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah memberikan pengertian bahwa DAU adalah dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan dengan tujuan untuk pemerataan kemampuan keuangan antar daerah, untuk mendanai kebutuhan daerah dalam rangka pelaksanaan desentralisasi. DAU merupakan sarana untuk pemerataan kemampuan keuangan antar daerah yang dimaksudkan untuk mengurangi ketimpangan kemampuan keuangan antar daerah melalui penerapan formula yang mempertimbangkan kebutuhan dan potensi daerahnya. Pemberian DAU lebih diprioritaskan pada daerah yang mempunyai kapasitas fiskal rendah dimana daerah tersebut belum mampu memaksimalkan pendapatan asli daerahnya dikarenakan suatu hal. Untuk daerah yang mempunyai kapasitas fiskal tinggi justru akan mendapat jumlah DAU yang lebih kecil, sehingga diharapkan dapat mengurangi ketidakseimbangan fiskal antardaerah dalam menjalani era otonomi sekarang.

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004, Dana Alokasi Umum dihitung dengan menggunakan rumus :

DAU = Alokasi Dasar + Celah FiskalKeterangan :AD = Gaji PNS daerahCF = Kebutuhan Fiskal – Kapasitas FiskalDimana :Kebutuhan Fiskal (KbF)CF = KbF – KpF (selisih kebutuhan fiscal dan kapasitas fiskal)

Keterangan :

KbF = TBR (α1IP + α2IW + α3IPM +α4IKK + α5IPDRB/kap)

Page 6: jurnal.umrah.ac.idjurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec... · Web viewKata kunci : Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus, Belanja Daerah,

TBR (total belanja rata – rata APBD)IP (indeks jumlah penduduk)IW (indeks luas wilayah)IPM (indeks pembangunan manusia)IKK (indeks kemahalan konstruksi)IPDRB/kap (indeks produk domestik regional bruto per kapitaα (bobot indeks)Kapasitas Fiskal (KpF)

Keterangan :PAD (pendapatan asli daerah)DBH Pajak (dana bagi hasil penerimaan pajak)DBH SDA (dana bagi hasil penerimaan sumber daya alam)

Dana Alokasi KhususMenurut Widjaja (2007), Dana Alokasi Khusus

bertujuan untuk membantu membiayai kebutuhan khusus daerah. Disamping itu, untuk menanggulangi keadaan mendesak seperti bencana alam kepada daerah dapat dialokasikan dana darurat.

Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan, Dana Alokasi Khusus dihitung dengan menggunakan rumus :

DAK = PU APBD – Belanja Pegawai DaerahKeterangan :DAK = Dana Alokasi KhususPU APBD = Penerimaan umum APBD (PAD+DAU + (DBH-DBHDR)PAD = Pendapatan Asli DaerahDAU = Dana Alokasi UmumDBH = Dana Bagi HasilDBHDR = Dana Bagi Hasil Dana Reboisasi

Flypaper EffectFenomena flypaper effect membawa implikasi lebih

luas bahwa transfer dari pemerintah pusat akan meningkatkan belanja pemerintahan daerah yang lebih besar daripada penerimaan transfer itu sendiri (Turnbull,1998) dalam Agustina (2009).

Flypaper effect atau lebih dikenal dengan efek kertas layang adalah suatu kondisi yang terjadi saat pemerintah daerah merespon (belanja) lebih banyak dengan menggunakan dana transfer (grants) yang diproksikan dengan DAU dari pada menggunakan kemampuan sendiri, diproksikan dengan PAD (Maimunah,2006:9). Karena itu flypaper effect dianggap sebagai suatu anomali dalam prilaku rasional jika transfer harus dianggap sebagai tambahan pendapatan masyarakat

KpF = PAD + DBH Pajak + DBH SDA

Page 7: jurnal.umrah.ac.idjurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec... · Web viewKata kunci : Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus, Belanja Daerah,

(seperti halnya pajak daerah), sehingga harus dibelanjakan dengan cara yang sama pula dengan pendapatan asli daerah. Fenomena flypaper effect membawa implikasi lebih luas bahwa transfer akan meningkatkan belanja pemerintah daerah lebih besar daripada penerimaan transfer itu sendiri. Anomali yang timbul tersebut menghasilkan dua aliran pemikiran dari para pengamat ekonomi mengenai telaah flypaper effect, yakni Model Birokratik (bureaucratic model) dan Model Ilusi Fiskal (fiscal illusion model).

HipotesisBerdasarkan asumsi di atas, maka hipotesis dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut :H1: Terdapat pengaruh Pendapatan Asli Daerah terhadap

Belanja Daerah di Pemerintah Kabupaten/Kota di Provinsi Kepri.

H2: Terdapat pengaruh Dana Alokasi Umum terhadap Belanja Daerah di Pemerintah Kabupaten/Kota di Provinsi Kepri.

H3: Terdapat pengaruh Dana Alokasi Khusus Terhadap Belanja Daerah di Pemerintah Kabupaten/Kota di Provinsi Kepri.

H4: Terdapat pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum dan Dana Alokasi Khusus terhadap Belanja Daerah di Pemerintah Kabupaten/Kota di Provinsi Kepri.

Metodelogi PenelitianPopulasi dan Sampel

Populasi adalah suatu kelompok atau kumpulan subjek atau objek yang akan dikenai generalisasi hasil penelitian, sedangkan sampel adalah bagian dari populasi yang akan diteliti. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah Pemerintah daerah Kabupaten dan Kota di Provinsi Kepulauan Riau yang berjumlah 7 Kabupaten dan Kota pada Tahun 2007-2012.

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini dengan menggunakan metode purposive sampling. Metode purposive sampling merupakan metode pengambilan sampel dengan memilih sampel berdasarkan kriteria yang sesuai dengan data yang dibutuhkan dalam penelitian. Kriteria sampel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:1. Kabupaten dan Kota di Indonesia yang telah

memasukkan data Laporan Realisasi APBD di situs Dirjen Perimbangan Keuangan Pemerintah Daerah tahun 2012.

Page 8: jurnal.umrah.ac.idjurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec... · Web viewKata kunci : Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus, Belanja Daerah,

2. Kabupaten dan Kota yang membuat Laporan Realisasi APBD dalam format SAP.

3. Kabupaten dan Kota yang melaporkan anggaran dari sektor Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus dan Belanja Daerah yang digunakan sebagai bahan penelitian ini.

4. Jumlah Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus dan Belanja Daerah tidak (-) minus dan tidak (0) nol.

Kabupaten/Kota yang telah memenuhi kriteria untuk dipergunakan sebagai sampel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Jumlah Kabupaten dan Kota di provinsi Kepri sebanyak :7

Jumlah Kabupaten dan Kota yang tidak memenuhi kriteria : 2

Jumlah Kabupaten dan Kota yang memenuhi kriteria : 7 – 2 = 5

Data dan VariabelAdapun data yang digunakan dalam penelitian ini

adalah data sekunder yang bersumber dari dokumen Laporan Realisasi APBD Kabupaten dan Kota di Indonesia yang diperoleh dari Situs Dirjen Perimbangan Keuangan Pemerintah Daerah (www.djpk.kemenkeu.go.id). Dari laporan Realisasi APBD ini diperoleh data mengenai jumlah realisasi Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus dan Belanja Daerah.

Adapun variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah:1. Variabel independen (variabel bebas) yaitu variabel yang mempengaruhi variabel lain yang sifatnya berdiri sendiri. Dalam penelitian ini Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus menjadi variabel independen.2. Variabel dependen (variabel terikat) yaitu variabel yang dipengaruhi oleh variabel lain yang sifatnya tidak dapat berdiri sendiri. Dalam penelitian ini Belanja Daerah menjadi variabel dependen.

Metode Analisis DataStatistik Deskriptif

Analisis yang menekankan pada pembahasan data-data dan subjek penelitian dengan menyajikan data-data secara sistematik dan tidak menyimpulkan hasil penelitian. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan populasi dan sampel Kabupaten/Kota di

Page 9: jurnal.umrah.ac.idjurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec... · Web viewKata kunci : Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus, Belanja Daerah,

Provinsi Kepulauan Riau. Data dalam penlitian ini bersumber dari Laporan Realisasi APBD Kabupaten/Kota di Provinsi Kepri yang diperoleh dari Situs Dirjen Perimbangan Keuangan Pemerintah Daerah (www.djpk.kemenkeu.go.id).Analisis deskriptif digunakan untuk memberikan gambar secara umum mengenai data, sehingga dapat dilihat nilai maksimum, minimum,rata-rata, serta standar deviasinya.

Pengujian Asumsi KlasikUji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah populasi data berdistribusi normal atau tidak. Uji ini digunakan untuk mengukur data berskala ordinal, interval, ataupun rasio. Uji ini untuk melihat apakah dalam model regresi variabel terikat dan variabel bebas keduanya mempunyai distribusi normal ataukah tidak. Model regresi yang baik adalah model regresi yang berdistribusi normal.

Uji statistik yang dapat digunakan untuk menguji normalitas residual adalah uji statistik non-parametrikKolmogorov-Smirnov (K-S). Jika hasil Kolmogorov-Smirnovmenunjukkan nilai signifikan diatas 0,05 maka data residual terdistribusi dengan normal. Sedangkan jika hasil Kolmogorov- Smirnov menunjukkan nilai signifikan dibawah 0,05 maka data residual terdistribusi tidak normal (Ghozali, 2006).

Uji MulitikolinearitasUji Multikolinearitas adalah keadaan dimana

terjadi hubungan linier yang sempurna atau mendekati sempurna antara variabel bebas (independen) dalam model regresi. Uji Multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan ada atau tidaknya hubungan linier antara variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi multikolinearitas antara variabel bebas (independen).Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolonieritas di dalam model regresi dapat dilihat dari tolerance value dan lawannya variance inflation factor (VIF). Nilai cutoff yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolonieritas adalah nilai Tolerance > 0.10 atau sama dengan nilai VIF < 10.

Uji HeteroskedastisitasHeteroskedastisitas adalah keadaan dimana terjadi

ketidaksamaan varian dari residual untuk semua

Page 10: jurnal.umrah.ac.idjurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec... · Web viewKata kunci : Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus, Belanja Daerah,

pengamatan pada model regresi. Uji heteroskedastisitas digunakan untuk mengetahaui ada atau tidaknya ketidaksamaan varian dari residual pada model regresi. Prasyarat dalam model regresi adalah tidak adanya masalah heteroskedastisitas. Cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas dapat menggunakan uji statistik Spearman’s rho.

Pengujian HipotesisKoefisien Determinasi

Analisis determinasi dalam regresi linear bergandadigunakan untuk mngetahui persetase sumbangan pengaruhvariabel independen secara serentak terhadap variabeldependen.

Uji tUji t digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya

pengaruh masing-masing variabel independen secara individual terhadap variabel dependen. Jika probabilitas atau signifikansi á > 0,05 maka variabel bebas secara individu tidak berpengaruh terhadap Belanja Modal, jika á < 0,05 maka variabel bebas secara individual berpengaruh terhadap Belanja Daerah.

Uji F (Fisher)Uji F digunakan untuk mengetahui pengaruh semua

variabel independennya yang dimaksudkan dalam model regresi secara bersama-sama terhadap variabel dependen yang diuji pada tingkat signifikan 0,05 (5%). Kriteria pengujian uji F adalah, apabila nilai signifikan F lebih rendah dari 0,05 (5%), maka dapat disimpulkan bahwa semua variabel independen yang diteliti secara bersama-sama mempengaruhi variabel independen.

Analisis Regresi BergandaAlat yang digunakan dalam penelitian ini adalah

analisis regresi linear berganda dengan teknik estimasi yang digunakan untuk mencari persamaan regresi menggunakan metode kuadrat terkecil untuk menganalisis pengaruh PAD, DAU, DAK dalam hubungannya dengan Belanja Daerah.

Adapun hubungan antar variabel dalam penelitian ini dapat diformulakan sebagai berikut:

BD = α + β1PAD + β2DAU + β3DAK + eDimana:α = konstantaβi = koefisiean regresi

Page 11: jurnal.umrah.ac.idjurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec... · Web viewKata kunci : Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus, Belanja Daerah,

BD = Belanja DaerahPAD = Pendapatan Asli DaerahDAU = Dana Alokasi UmumDAK = Dana Alokasi Khususe = error

HASIL DAN ANALISISGambaran Umum Objek Penelitian dan Data PenelitianObjek yang digunakan dalam penelitian ini adalah Kabupaten dan Kota di Provinsi Kepulauan Riau yang menyampaikan Laporan Realisasi APBD pada situs Dirjen Perimbangan Keuangan Pemerintah Daerah Kementerian Keuangan Republik Indonesia Tahun 2007-2012. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini dengan menggunakan metode purposive sampling, maka Kabupaten dan Kota yang memenuhi kriteria untuk dijadikan sampel sekaligus data penelitian berjumlah 30.

Statistik DeskriptifAdapun gambaran mengenai nilai minimum, nilai maksimum,nilai rata-rata dan standar deviasi untuk data yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat dari statistik deskriptif berikut ini:

Tabel 4.2

Hasil Analisis Deskriptif

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Belanja

Daerah

30 275228830940,68 1378400000000,00 703215441944,

4531

251465825395,

32690

PAD30 12202988619,00 413179000000,00 134207344118,

1837

105488868101,

47362

DAU30 230165000,00 429672000000,00 197575587440,

0001

78082798343,5

4916

DAK30 432000000,00 46462000000,00 18660022112,1

333

14424213912,6

0088

Valid N

(listwise)

30

Sumber : Output Data Olahan SPSS Versi 21.0 Keterangan : dalam jutaan Rupiah

Pengujian Asumsi KlasikUji NormalitasUji normalitas residual digunakan untuk menguji apakah

Page 12: jurnal.umrah.ac.idjurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec... · Web viewKata kunci : Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus, Belanja Daerah,

distribusi sebuah model regresi dalam variabel dependen dan variabel independen terdistribusi secara normal atau tidak.

Tabel 4.3

Hasil Kolmogorov smirnov

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Belanja

Daerah

PAD DAU DAK

N 30 30 30 30

Normal Parametersa,b

Mean70321544194

4,4530

134207344118,

1837

19757558744

0,0000

1866002211

2,1333

Std.

Deviatio

n

25146582539

5,32693

105488868101,

47363

78082798343,

54916

1442421391

2,60088

Most Extreme

Differences

Absolute ,121 ,140 ,107 ,142

Positive ,121 ,140 ,107 ,142

Negative -,089 -,124 -,097 -,116

Kolmogorov-Smirnov Z ,661 ,769 ,587 ,779

Asymp. Sig. (2-tailed) ,774 ,595 ,881 ,579

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

Berdasarkan tabel di atas, dengan melihat nilai Kolmogorov-Smirnov dan nilai Asymp. Sig. (2-tailed) adalah > 0,05. Hal ini berarti data residual berdistribusi normal.

Uji MulitikolinearitasUji Multikolinearitas bertujuan untuk menguji

apakah model regresi ditemukan ada atau tidaknya hubungan linier antara variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi multikolinearitas antara variabel bebas (independen). Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolonieritas di dalam model regresi dapat dilihat dari tolerance value dan lawannya variance inflation factor (VIF).

Tabel 4.4

Hasil Multikolinieritas

Coefficientsa

Page 13: jurnal.umrah.ac.idjurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec... · Web viewKata kunci : Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus, Belanja Daerah,

Model Unstandardized Coefficients Standardized

Coefficients

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1

(Constant)348703443092,

036

90436028542,0

03

PAD 1,527 ,321 ,641 ,878 1,139

DAU ,438 ,434 ,136 ,879 1,137

DAK 3,376 2,281 ,194 ,931 1,074

a. Dependent Variable: Belanja DaerahSumber : Output Data Olahan SPSS Versi 21.0

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa hasil perhitungan menunjukkan nilai tolerance variabel indepeden memiliki nilai tolerance > 0,10 dan hasil perhitungan nilai VIF juga menunjukkan variabel independen memiliki nilai VIF < 10. Dengan demikian dapat disimpulkan tidak terjadi multikolonieritas antar variabel independen dalam model regresi.

Uji AutokorelasiUji Autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah

pada suatu model regresi linear ada korelasi antar kesalahan pengganggu pada periode satu dengan periode sebelumnya. Dalam hal ini menggunakan perhitungan statistic untuk uji ini yaitu dengan melihat nilai Durbin-Watson (DW) sebagai berikut :

Tabel 4.5

Hasil Autokerelasi

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

Durbin-Watson

1,765a ,586 ,538 170931329910,

68380

1,371

a. Predictors: (Constant), DAK, DAU, PAD

b. Dependent Variable: Belanja Daerah

Sumber : Output Data Olahan SPSS Versi 21.0

Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa nilai dw sebesar 1,371. Nilai ini dibandingkan dengan nilai tabel dengan jumlah observasi 30 (n = 30) dan variabel independen (k) sebanyak 3, maka dari tabel statistik

Page 14: jurnal.umrah.ac.idjurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec... · Web viewKata kunci : Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus, Belanja Daerah,

Durbin Watson didapat nilai dl sebesar 1,2138 dan nilai du 1,6498. Nilai dw berada diantara dl dan du (1,2138 < 1,371 < 1,6498) berarti tidak terjadi autokorelasi.

Uji HeteroskedastisitasUji heteroskedastisitas digunakan untuk

mengetahaui ada atau tidaknya ketidaksamaan varian dari residual pada model regresi. Prasyarat dalam model regresi adalah tidak adanya masalah heteroskedastisitas. Cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas dapat menggunakan uji statistic spearmans rho.

Tabel 4.6

Hasil Spearman’s Rho

Correlations

Unstandardized

Residual

DAK PAD DAU

Spearman

's rho

Unstandardized Residual

Correlation

Coefficient

1,000 -,009 ,196 ,113

Sig. (2-tailed) . ,962 ,300 ,551

N 30 30 30 30

DAK

Correlation

Coefficient

-,009 1,000 -,022 -,106

Sig. (2-tailed) ,962 . ,908 ,577

N 30 30 30 30

PAD

Correlation

Coefficient

,196 -,022 1,000 ,381*

Sig. (2-tailed) ,300 ,908 . ,038

N 30 30 30 30

DAU

Correlation

Coefficient

,113 -,106 ,381* 1,00

0

Sig. (2-tailed) ,551 ,577 ,038 .

N 30 30 30 30

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Sumber : Output Data Olahan SPSS Versi 21.0

Berdasarkan hasil uji Spearman’s rho pada tabel 4.8 diatas menunjukkan bahwa nilai signifikansi untuk PAD adalah sebesar 0,300. DAU sebesar 0,551. DAK

Page 15: jurnal.umrah.ac.idjurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec... · Web viewKata kunci : Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus, Belanja Daerah,

sebesar 0,962. Ini berarti nilai signifikansi untuk semua variabel independen menunjukkan nilai yang lebih besar dari taraf signifikansi 0,05 (>0,05). Maka dapat disimpulkan bahwa model regresi tidak terjadi heteroskedastisitas.

Pengujian HipotesisKoefisien Determinasi

Analisis determinasi dalam regresi linear berganda digunakan untuk mngetahui persetase sumbangan pengaruh variabel independen secara serentak terhadap variabel dependen. Adapun hasil analisis koefisien determinasi dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.7Hasil Koefisien Determinasi

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

Durbin-Watson

1 ,765a ,586 ,538 170931329910,68380

1,371

a. Predictors: (Constant), DAK, DAU, PADb. Dependent Variable: Belanja Daerah

Sumber : Output Data Olahan SPSS Versi 21.0

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa angka R disebut koefisien korelasi antara variabel Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus dengan Belanja Daerah adalah 0,765. Ini artinya hubungan antara Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus dengan Belanja Daerah adalah sangat kuat (signifikan) sebesar 76,5%. Adjuster R2 dalam penelitian ini sebesar 0,538 atau 53,8%. Dengan demikian besarnya pengaruh yang diberikan oleh variabel Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus terhadap Belanja Daerah pada Kabupaten dan Kota di Kepulauan Riau Tahun 2007 - 2012 adalah sebesar 0,538% atau hanya sebesar 53,8% variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini mampu menjelaskan variabel dependen. Sedangkan sisanya sebesar 46,2% dipengaruhi atau dijelaskan oleh faktor lain yang tidak dimasukkan dalam peneltian ini.

Uji tUji t digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh masing-masing variabel independen secara individual terhadap variabel dependen. Jika probabilitas atau signifikansi α > 0,05 maka variabel bebas secara individu tidak berpengaruh terhadap

Page 16: jurnal.umrah.ac.idjurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec... · Web viewKata kunci : Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus, Belanja Daerah,

Belanja Modal, jika α < 0,05 maka variabel bebas secara individual berpengaruh terhadap Belanja Daerah.

Tabel 4.8

Hasil Uji T

Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients Standardized

Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1

(Constant)348703443092,

036

90436028542,0

03

3,856 ,001

PAD 1,527 ,321 ,641 4,757 ,000

DAU ,438 ,434 ,136 1,010 ,322

DAK 3,376 2,281 ,194 1,480 ,151

a. Dependent Variable: Belanja DaerahSumber : Output Data Olahan SPSS Versi 21.0

Uji F (Fisher)Uji F digunakan untuk mengetahui pengaruh semua

variabel independen yang dimaksudkan dalam model regresi secara bersama-sama terhadap variabel dependen yang diuji pada tingkat signifikan 0,05 (5%). Kriteria pengujian uji F adalah, apabila nilai signifikan F lebih rendah dari 0,05 (5%), maka dapat disimpulkan bahwa semua variabel independen yang diteliti secara bersama-sama mempengaruhi variabel independen.

Tabel 4.9

Hasil Uji F

ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1

Regression

1074161270739

926700000000,

000

3 3580537569133

08900000000,0

00

12,255 ,000b

Residual

7596555081709

10900000000,0

00

26 2921751954503

5030000000,00

0

Total

1833816778910

837600000000,

000

29

Page 17: jurnal.umrah.ac.idjurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec... · Web viewKata kunci : Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus, Belanja Daerah,

a. Dependent Variable: Belanja Daerah

b. Predictors: (Constant), DAK, DAU, PADSumber : Output Data Olahan SPSS Versi 21.0

Beradasarkan tabel diatas dapat di simpulkan bahwa nilai signifikansi 0,00 dan nilai Fhitung 12,255. Ini berarti nilai sig lebih kecil dari taraf signifikansi 0,05 (0,00 < 0,05). Dan berdasarkan perbandingan Fhitung dengan Ftabel (Ftabel α=0,05,df=(30-3-1)=26) didapat Fhitung 12,255 lebih besar dari Ftabel 2,98 (12,255 > 2,98). Maka dalam hal ini Ha diterima dan Ho ditolak yang menunjukkan bahwa Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus berpengaruh signifikan terhadap Belanja Daerah pada Kabupaten dan Kota di Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2007 - 2012.

Analisis Regresi BergandaTabel 4.10

Hasil Analisis Regresi BergandaCoefficientsa

Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1

(Constant) 348703443092,036

90436028542,003

3,856 ,001

PAD 1,527 ,321 ,641 4,757 ,000DAU ,438 ,434 ,136 1,010 ,322DAK 3,376 2,281 ,194 1,480 ,151

a. Dependent Variable: Belanja DaerahSumber : Output Data Olahan SPSS Versi 21.0

Berdasarkan tabel di atas, dapat disusun persamaan regresi berganda sebagai berikut :

Belanja Daerah = 348703443092,036+1,527PAD+0,438DAU+3,376DAK+ePenjelasan dari persamaan regresi berganda di atas

dapat diuraikan sebagai berikut :1. Nilai konstanta (α) sebesar 348703443092,036

artinya apabila variabel PAD, DAU, dan DAK bernilai 0, maka anggaran Belanja Daerah pada Kabupaten Kota di Kepulauan Riau Tahun 2008 – 2012 meningkat sebesar Rp 348.703.443.092.036.

2. Nilai koefisien regresi variabel PAD adalah 1,527 artinya menunjukkan adanya hubungan yang searah antara variabel Belanja Daerah dengan Pendapatan Asli Daerah yaitu jika Pendapatan Asli Daerah mengalami peningkatan sebesar Rp 1 juta maka akan meningkatkan jumlah Belanja Daerah pada Kabupaten

Page 18: jurnal.umrah.ac.idjurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec... · Web viewKata kunci : Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus, Belanja Daerah,

dan Kota di Kepulauan Riau sebesar Rp 1.527 ribu dengan asumsi bahwa variabel bebas lainnya tetap.

3. Nilai koefisien regresi variabel DAU adalah 0,438. Nilai DAU yang menunjukkan adanya hubungan yang searah antara variabel Belanja Daerah dengan Dana Alokasi Umum yang artinya jika Dana Alokasi Umum mengalami peningkatan sebesar Rp 1 juta maka akan mengalami peningkatan jumlah Belanja Daerah pada Kabupaten dan Kota di Kepulauan Riau sebesar Rp 438 ribu dengan asumsi bahwa variabel bebas lainnya tetap.

4. Nilai koefisien regresi variabel Dana Alokasi Khusus adalah 3,376 artinya menunjukkan adanya hubungan yang searah antara variabel Belanja Daerah dengan Dana Alokasi Khusus yaitu jika Dana Alokasi Khusus mengalami peningkatan sebesar Rp 1 juta maka akan meningkatkan jumlah Belanja Daerah pada Kabupaten dan Kota di Kepulauan Ribu sebesar Rp 3.376 ribu dengan asumsi bahwa variabel bebas lainnya tetap.

Untuk menunjukkan kemungkinan terjadi atau tidaknya flypaper effect, maka hasil yang di peroleh dari hasil analisis regresi berganda haruslah menunjukkan syarat :

1) Nilai kofisien DAU dan DAK lebih besar dari nilai koefisien PAD dan keduanya signifikan, atau ;

2) Nilai koefisien PAD lebih besar dari nilai koefisien DAU dan DAK namun PAD tidak signifikan.

Hasil yang didapat adalah nilai koefisien PAD sebesar 0,641 lebih besar dari nilai koefisien DAU sebesar 0,136 namun DAU tidak signifikan. Hal ini berarti tidak adanya flypaper effect pada belanja daerah pada Kabupaten/Kota di Provinsi Kepulauan Riau.

Nilai koefisien PAD sebesar 0,641 lebih besar dari nilai koefisien DAK sebesar 0,194 namun DAK tidak signifikan. Hal ini berarti tidak adanya flypaper effect pada belanja daerah pada Kabupaten/Kota di Provinsi Kepulauan Riau.

Hasil Pembahasan PenelitianPengaruh Pendapatan Asli Daerah terhadap Belanja Daerah pada Kabupaten dan Kota di Provinsi Kepri Tahun 2007 – 2012

Page 19: jurnal.umrah.ac.idjurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec... · Web viewKata kunci : Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus, Belanja Daerah,

Pengujian hipotesis pertama, variabel independen Pendapatan Asli Daerah memiliki nilai signifikansi 0,00 < 0,05 maka dari hasil pengujian menunjukkan bahwa Pendapatan Asli Daerah berpengaruh signifikan terhadap Belanja Daerah pada Kabupaten dan Kota di Provinsi Kepri Tahun 2007 - 2012 dengan arah positif. Ini berarti semakin besar Pendapatan Asli Daerah maka Belanja Daerah pada Kabupaten dan Kota di Provinsi Kepri Tahun 2007 - 2012 semakin tinggi.Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Bambang Prakosa (2004) yang menyatakan bahwa Pendapatan Asli Daerah berpengaruh positif terhadap Belanja Daerah diterima secara signifikan.

Pengaruh Dana Alokasi Umum terhadap Belanja Daerah pada Kabupaten dan Kota di Provinsi Kepri Tahun 2007 – 2012

Pengujian hipotesis kedua, variabel independen Dana Alokasi Umum memiliki nilai signifikansi 0,322 > 0,05 maka dari hasil pengujian Ho diterima dan Ha ditolak yang menunjukkan bahwa Dana Alokasi umum tidak berpengaruhsignifikan terhadap Belanja Daerah pada Kabupaten dan Kota di Provinsi Kepri Tahun 2008 - 2012. Ini berarti semakin besar Dana Alokasi Umum maka Belanja Daerah pada Kabupaten dan Kota di Provinsi Kepri Tahun 2008 - 2012 semakin rendah.

Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan hasil penelitian Bambang Prakosa (2004) dan Maimunah (2006) yang menyatakan secara parsial Dana Alokasi Umum berpengaruh positif terhadap Belanja Daerah. Dana Alokasi Umum merupakan sumber penting bagi sebuah daerah dalam memenuhi belanjanya. Dan Dana Alokasi Umum ini dapat menunjukkan tingkat kemandirian suatu daerah. Namun, dalam hal ini Dana Alokasi umum Provinsi Kepri belum mandiri.

Pengaruh Dana Alokasi Khusus terhadap Belanja Daerah pada Kabupaten dan Kota di Provinsi Kepri Tahun 2007 – 2012

Pengujian hipotesis ketiga, variabel independen Dana Alokasi Khusus memiliki nilai signifikansi 0,151 > 0,05 maka dari hasil pengujian Ho diterima dan Ha ditolak yang menunjukkan bahwa Dana Alokasi Khusus tidak berpengaruh signifikan terhadap Belanja Daerah pada Kabupaten dan Kota di Provinsi Kepri Tahun 2007 - 2012 dengan arah positif. Ini berarti semakin besar Dana Alokasi Khusus maka Belanja Daerah pada Kabupaten

Page 20: jurnal.umrah.ac.idjurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec... · Web viewKata kunci : Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus, Belanja Daerah,

dan Kota di Provinsi Kepri Tahun 2007 - 2012 semakin tinggi.

Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Gregorius (2009) yang menyatakan bahwa Dana Alokasi Khusus berpengaruh positif terhadap Belanja Daerah namun tidak signifikan.

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, dan Dana Alokasi Khusus terhadap Belanja Daerah pada Kabupaten dan Kota di Provinsi Kepri Tahun 2007 – 2012

Pengujian hipotesis keempat, variabel independen memiliki nilai signifikansi 0,00 < 0,05 maka dari hasil pengujian ini Ha diterima dan Ho ditolak yang menunjukkan bahwa Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, dan Dana Alokasi Khusus berpengaruh signifikan terhadap Belanja Daerah pada Kabupaten dan Kota di Provinsi Kepri Tahun 2007 - 2012. Ini berarti semakin besar Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, dan Dana Alokasi Khusus secara bersama-sama (simultan) maka semakin besar pula peningkatan jumlah Belanja Daerah pada Kabupaten dan Kota di Provinsi Kepri Tahun 2007 – 2012.

Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian Maimunah (2006) yang menyatakan bahwa secara simultan Variabel Pendapatan Asli Daerah dan Dana Alokasi Umum berpengaruh terhadap Belanja Daerah. Selain itu, penelitian Diah Ayu (2007) juga menyatakan Variabel Independen berpengaruh signifikan terhadap Belanja Daerah. Penelitian Gregorius (2009) juga menyatakan bahwa secara simultan variabel Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum dan Dana Alokasi Khusus berpengaruh secara signifikan terhadap Belanja Daerah.

KESIMPULAN DAN SARANKesimpulan

Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, maka peneliti menyimpulkan bahwa :1. Pendapatan Asli Daerah secara individu (parsial)

berpengaruh signifikan terhadap Belanja Daerah pada Kabupaten dan Kota di Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2007 – 2012.

2. Dana Alokasi Umum secara individu (parsial) tidak berpengaruh signifikan terhadap Belanja Daerah pada Kabupaten dan Kota di Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2007 – 2012.

Page 21: jurnal.umrah.ac.idjurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec... · Web viewKata kunci : Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus, Belanja Daerah,

3. Dana Alokasi Khusus secara individu (parsial) tidak berpengaruh signifikan terhadap Belanja Daerah pada Kabupaten Kota di Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2007 – 2012.

4. Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, dan Dana Alokasi Khusus secara bersama-sama (simultan) berpengaruh signifikan terhadap Belanja Daerah pada Kabupaten dan Kota di Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2007 – 2012.

Keterbatasan PenelitianDalam penelitian ini memiliki beberapa

keterbatasan yang memerlukan perbaikan dan pengembangan untuk penelitian - penelitian berikutnya. Adapun keterbatasan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :1. Data yang diteliti berkenaan dengan penerimaan

daerah sebatas Pendapatan Asli Daerah dan Dana Perimbangan yang terdiri dari Dana Alokasi Umum dan Dana Alokasi Khusus.

2. Data penelitian ini hanya menitikberatkan pada Laporan Realisasi Anggaran dalam format SAP saja.

3. Data Belanja Daerah yang diteliti belum memisahkan antara Belanja Tidak Langsung (ex belanja rutin / belanja aparatur) dan Belanja Langsung (ex belanja pembangunan / pelayanan publik.

SaranBerdasarkan kesimpulan dan keterbatasan di atas,

maka peneliti memberikan saran-saran sebagai berikut :1. Dalam kajian penerimaan daerah yang akan datang

disamping Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum dan Dana Alokasi Khusus, agar memasukkan komponen lain yang merupakan penerimaan daerah yang sah.

2. Bagi penelitian selanjutnya, disarankan mengggunakan data Laporan Realisasi Anggaran yang lebih lengkap.

3. Dalam kajian Belanja Daerah yang akan datang agar diklasifikasikan menjadi Belanja Tidak Langsung dan Belanja Langsung, agar analisis flypaper effect dapat diketahui lebih rinci.

DAFTAR PUSTAKAAbdullah, Sukriy dan Halim, Abdul. (2003). Pengaruh

Dana Alokasi Umum dan Pendapatan Asli Daerah

Page 22: jurnal.umrah.ac.idjurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec... · Web viewKata kunci : Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus, Belanja Daerah,

Terhadap Belanja Pemerintah Daerah Studi Kasus Kabupaten/Kota di Jawa dan Bali. Simposium Nasional Akuntansi VI, Yogyakarta.

Afrizawati, (2012). Analisis Flypaper Effect Pada Belanja Daerah Kabupaten/Kota di Sumatra Selatan. Jurnal Ekonomi dan Informasi Akuntansi (JENIUS) Vol.2 No.1.

Agus, Bambang. Pramuka. Flypaper Effect Pada Pengeluaran Pemerintah Daerah di Jawa. Jurnal Ekonomi Pembangunan Vol.11 No.1.

Agustina, Pramela. (2009). Flypaper effect Pada Pendapatan Asli Daerah dan Dana Alokasi Umum Terhadap Belanja Daerah pada Pemerintahan Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatra Utara. Skripsi (tidak dipublikasikan). Universitas Sumatra Utara.

Ardhian, Sheila. N. (2013). Pengaruh PAD, DAU dan DAK Terhadap Pengalokasian Anggaran Belanja Modal. Accounting Analysis Journal. ISSN 2252-6765.

Ayu, Diah. Kusumadewi dan Rahman, Arief. (2007). Flypaper Effect Pada Dana Alokasi Umum dan Pendapatan Asli Daerah Terhadap Belanja Daerah Kabupaten/Kota di Indonesia. JAAI Vol. 11 No.1.

Fachry, Nizam. A dan M.Umar, B dan Sosilo, (2013). Effect of Local Revenue Elasticity and General Allocation Fund on Local Expenditure Allocation (Studies in District/City of Sulawesi Tenggara 2013). ISSN Vol.2 No. 12.

Ghozali, Imam. (2006). Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. Semarang: Badan Penerbit UNDIP

Masdjojo, Gregorius. N dan Sukartono. (2009). Pengaruh Pendapatan Asli Daerah dan Dana Perimbangan Terhadap Belanja Daerah Serta Analisis Flypaper Effect Kabupaten/Kota di Jawa Tahun 2006-2008. ISSN 1693-9727. TEMA Vol. 6 Edisi 1.

Kuncoro, Mudrajat. (2004). Otonomi dan Pembangunan Daerah. Jakarta: Erlangga.

Listiorini. (2012). Fenomena Flypaper Effect Pada Dana Perimbangan dan Pendapatan Asli Daerah Terhadap Belanja Daerah Pada Kabupaten/Kota di Sumatra Utara. Jurnal Keuangan dan Bisnis Vol.4 No.2.

Machfud Sidik, B. M. (2002). Dana Alokasi Umum. Jakarta: Kompas.Maimunah, Mutiara. (2006). Flypaper effect pada Dana

Alokasi Umum dan Pendapatan Asli Daerah Terhadap Belanja Daerah pada Kabupaten/Kota di Pulau Sumatra. Simposium Nasional IX. Padang.

Page 23: jurnal.umrah.ac.idjurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec... · Web viewKata kunci : Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus, Belanja Daerah,

Mardiasmo. (2002). Akuntansi Sektor Publik. Yogyakarta: Penerbit Andi.Mardiasmo. (2002). Otonomi dan Manajemen Keuangan

Daerah Ed:II. Yogyakarta: Andi Yogyakarta.Ndadari, Laras Wulan, dan Priyo Hari Adi. 2008.

Perilaku Asimetris Pemerintah Daerah terhadap Transfer Pemerintah Pusat. Makalah disampaikan dalam The 2nd National Conference UKWMS. Surabaya. 6 September 2008.

Paujiah, S. P. (2008). Pengaruh Pendapatan Asli Daerah Dan Dana Alokasi Umum Terhadap Belanja Modal (Studi Pada Pemerintahan Kota Tasikmalaya). Jurnal Universitas Siliwangi.

Prakosa, Kesit Bambang. (2004). Analisis Pengaruh Dana Alokasi Umum (DAU) dan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Terhadap Prediksi Belanja Daerah Studi Empirik di Wilayah Provinsi Jawa Tengah dan DIY. JAAI Vol.8 No.2. UII Yogyakarta.

Republik Indonesia. (2004). Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah.

Republik Indonesia. (2004). Undang-Undang Nomor 33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Keuangan.

Republik Indonesia. (2000). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 34 Tahun 2000 Tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.

Republik Indonesia. (2010). Undang-undang Republik Indonesia Nomor 71 Tahun 2010 Tentang Standar Akuntansi Pemerintahan.

Republik Indonesia. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 1999.

Setiawan, Anjar. (2010). Pengaruh Dana Alokasi Umum dan Pendapatan Asli Daerah Terhadap Belanja Daerah Studi Kasus Pada Provinsi Jawa Tengah. Jurnal Ekonomi Universitas Diponegoro.

Shinta, Dian Ayu. (2009). Perilaku Asimetris Pemerintah Daerah terhadap Transfer dari Pemerintah Pusat pada Kabupaten/Kota di Jawa Tengah. Skripsi. Sarjana Ekonomi Akuntansi Universitas Jenderal Soedirman. Purwokerto. (Tidak dipublikasikan).

Sumarni, S. (2008). Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum dan Dana Alokasi Khusus Terhadap Alokasi Belanja Modal Daerah Kabupaten/Kota di Provindi D.I Yogyakarta. Jurnal Fakultas Ekonomi Universitas PGRI Yogyakarta.

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: AFABETA, cv.

Page 24: jurnal.umrah.ac.idjurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec... · Web viewKata kunci : Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus, Belanja Daerah,

Tuasikal, Askam. Pengaruh DAU, DAK, PAD, dan PDRB Terhadap Belanja Modal Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota di Indonesia. Jurnal Telaah & Riset Akuntansi Vol. 1, No. 2. Juli 2008. Universitas Parimura Ambon.

Widodo, Pambudi Tri. (2007). Flypaper Effect Pada Dana Alokasi Umum dan Pendapatan Asli Daerah Terhadap Belanja Daerah Pada Kabupaten/Kota di Bali. Skripsi (tidak dipublikasikan). UII. Yogyakarta.

Widjaja, H.A.W. (2007). Penyelenggaraan Otonomi di Indonesia Dalam Rangka Sosialisasi UU No.32 Tahun 2004 Tentang Pemerintah Daerah. Jakarta: PT. Raja Grasindo Persada

Widjaja, H.A.W. (2009). Otonomi Daerah dan Daerah Otonom. Jakarta : Rajawali Pers.

www.kemendagri.go.idwww.djpk.kemendagri.go.idwww.anggaran.depkeu.go.id