43
PEMBERDAYAAN GABUNGAN KELOMPOK TANI (GAPOKTAN) OLEH PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BINTAN TAHUN 2014 STUDI DI KELURAHAN SUNGAI LEKOP KECAMATAN BINTAN TIMUR Naskah Publikasi Skripsi Diajukan Sebagai Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Bidang Ilmu Pemerintahan Oleh : PURWANTI WISMASARI NIM. 100565201011 PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI

jurnal.umrah.ac.idjurnal.umrah.ac.id/.../07/NASKAH-PUBLIKASI-PURWANTI.docx · Web viewKesimpulan dari penelitian ini adalah sudah terlaksanana dengan baik pemberdayaan yang dilakukan

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: jurnal.umrah.ac.idjurnal.umrah.ac.id/.../07/NASKAH-PUBLIKASI-PURWANTI.docx · Web viewKesimpulan dari penelitian ini adalah sudah terlaksanana dengan baik pemberdayaan yang dilakukan

PEMBERDAYAAN GABUNGAN KELOMPOK TANI (GAPOKTAN) OLEH PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BINTAN TAHUN 2014

STUDI DI KELURAHAN SUNGAI LEKOP KECAMATAN BINTAN TIMUR

Naskah Publikasi

Skripsi Diajukan Sebagai Syarat Untuk

Memperoleh Gelar Sarjana Bidang Ilmu Pemerintahan

Oleh :

PURWANTI WISMASARINIM. 100565201011

PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI

TANJUNGPINANG

2015

Page 2: jurnal.umrah.ac.idjurnal.umrah.ac.id/.../07/NASKAH-PUBLIKASI-PURWANTI.docx · Web viewKesimpulan dari penelitian ini adalah sudah terlaksanana dengan baik pemberdayaan yang dilakukan

ABSTRAK

Pemberdayaan gabungan kelompok tani (Gapoktan) di Kelurahan Sungai Lekop merupakan suatu hal yang penting dilakukan ditengah permasalahan para petani dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Tujuan dari pemberdayaan ini adalah meningkatkan kesejahteraan para petani yang awalnya petani tradisional menjadi petani yang modern yang memiliki pengetahun dan keterampilan yang lebih luas lagi. Pada tahap pengembangannya gapoktan tersebut dapat memberikan pelayanan informasi, teknologi dan permodalan kepada anggota kelompoknya serta menjalin kerjasama dengan pihak lain.

Tujuan penelitian ini pada dasarnya adalah untuk mengetahui pemberdayaan Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) di Kelurahan Sungai Lekop yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Bintan. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian bersifat Kualitatif yaitu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif dalam bentuk perkataan yang telah ditulis maupun lisan dari orang yang menjadi informan dalam penelitian ini. Sedangkan untuk menganalisis data penulis menggunakan teknik Analisa Deskriptif Kualitatif.

Kesimpulan dari penelitian ini adalah sudah terlaksanana dengan baik pemberdayaan yang dilakukan oleh Pemerintaha Daerah di Kelurahan Sungai Lekop Kecamatan Bintan Timur. Fakta ini terlihat dari tiga dimensi yaitu menciptakan suasana iklim yang memungkinkan potensi masyarakat berkembang, memperkuat potensi atau daya yang dimiliki oleh masyarakat dan melindungi masyarakat sudah berjalan dengan baik. Namun untuk indikator memberikan penyuluhan kepada masyarakat terbilang belum berhasil, hal ini dikarenakan kurangnya SDM sebagai penyuluh pendamping di Kabupaten Bintan. Saran yang diberikan sehubungan dengan penetilian ini adalah sebaiknya pihak BPPKP memberikan wadah untuk pemasaran produk yang dihasilkan, adanya kegiatan pertemuan untuk seluruh anggota, memberikan penyuluh yang memiliki wawasan dan pengetahuan yang luas agar dapat meningkatkan usahatani tersebut.

Kata kunci : Pemberdayaan Masyarakat, Gabungan Kelompok Tani

Page 3: jurnal.umrah.ac.idjurnal.umrah.ac.id/.../07/NASKAH-PUBLIKASI-PURWANTI.docx · Web viewKesimpulan dari penelitian ini adalah sudah terlaksanana dengan baik pemberdayaan yang dilakukan

ABSTRACT

Empowerment of farmers' groups combined (union) in Sungai Lekop is an important thing to do amid the problems of farmers in meeting their needs. The purpose of this empowerment is to improve the welfare of the farmers who originally traditional farmers into modern farmers who have the knowledge and skills more broadly. At this stage of development the group union can provide information services, technology and capital to the group members as well as cooperating with other parties.

The research objective is essentially to determine empowerment Farmers Group Association (union) in Sungai Lekop conducted by the District Government of Bintan. The method used is a method of qualitative research is that the research procedure that produces descriptive data in the form of words that have been written and spoken of the informants in this study. As for the authors analyzed data using qualitative descriptive analysis technique.

The conclusion of this research is already well empowerment implementation conducted by the Regional Government in Sungai Lekop District of East Bintan. This fact can be seen from three dimensions to create an atmosphere that allows potential climate evolving society, strengthen the potential or power possessed by the community and protect the public already well underway. However, to provide counseling to the community indicators spelled out does not work, this is due to lack of human resources as a companion extension in Bintan regency. The advice given in connection with this research is BPPKP party should provide the container for the marketing of products produced, the activities of the meeting to all members, providing insight and counselors who have extensive knowledge in order to improve the farm.

Keywords: Empowerment, Farmers Group Association

Page 4: jurnal.umrah.ac.idjurnal.umrah.ac.id/.../07/NASKAH-PUBLIKASI-PURWANTI.docx · Web viewKesimpulan dari penelitian ini adalah sudah terlaksanana dengan baik pemberdayaan yang dilakukan

PEMBERDAYAAN GABUNGAN KELOMPOK TANI (GAPOKTAN) OLEH PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BINTAN TAHUN 2014

STUDI DI KELURAHAN SUNGAI LEKOP KECAMATAN BINTAN TIMUR

A. Latar Belakang

Menurut Peraturan Kementerian Pertanian No 82 Tahun 2013 Gabungan

Kelompoktani adalah kumpulan beberapa kelompok tani yang bergabung dan

bekerjasama dalam meningkatkan skala ekonomi dan efisiensi usaha, sedangkan

kelompok tani merupakan kumpulan petani/peternak/ pekebun yang dibentuk atas

dasar kepentingan yang sama, kesamaan kondisi lingkungan sosial, ekonomi, dan

sumber daya, kesamaan komoditas dan keakraban untuk meningkatkan dan

mengembangkan usaha anggota. Usaha tani merupakan kegiatan dalam bidang

pertanian, mulai dari produksi, budidaya, penanganan setelah panen, pengolahan

komoditas, sarana prasarana produksi, pemasaran hasil pertanian, dan/atau jasa

penunjang.

Gabungan kelompoktani berfungsi untuk memfasilitasi kegiatan-kegiatan

usaha bersama mulai dari sektor hulu sampai hilir secara komersial dan

berorientasi pasar. Pada tahap pengembangannya gapoktan tersebut dapat

memberikan pelayanan informasi, teknologi dan permodalan kepada anggota

kelompoknya serta menjalin kerjasama dengan pihak lain. Diharapkan

penggabungan poktan dalam gapoktan akan menjadikan kelembagaan petani

yang kuat dan mandiri serta berdaya saing.

Page 5: jurnal.umrah.ac.idjurnal.umrah.ac.id/.../07/NASKAH-PUBLIKASI-PURWANTI.docx · Web viewKesimpulan dari penelitian ini adalah sudah terlaksanana dengan baik pemberdayaan yang dilakukan

Menyadari hal tersebut, pemerintah telah mengeluarkan kebijakan untuk

merevitalisasi penyuluhan dan salah satu strategi dalam program tersebut adalah

memberdayakan petani atau kelompok tani melalui Gabungan Kelompok Tani

atau Gapoktan. Melalui Gapoktan seluruh kekuatan yang dimiliki oleh petani

dalam kelompoknya digabungkan untuk menggerakan kelompok. Dengan kata

lain petani dididik untuk lebih mandiri dengan mengandalkan kekuatan mereka

sendiri. Selain itu ada yang lebih istimewa dalam program ini, yaitu pemerintah

ingin menaikkan status petani melalui kemandirian dan kreativitas mereka.

Karena Gapoktan akan berstatus hukum yang jelas sehingga memiliki daya tawar

lebih tinggi dan diakui secara resmi sebagai suatu kelompok usaha.

Menurut Zubaedi (2013:73) model pembangunan pro pertumbuhan yang

meyakini terjadinya efek tetesan kebawah (trickle down effect) ternyata tidak

mampu mengangkat kesejahteraan penduduk miskin. Sebaliknya, yang terjadi

ialah efek penyedotan ke atas (trickle up effect) atau malah terjadi penyedotan

produksi (production squeeze). Hal ini dapat terjadi karena adaya program

pembangunan yang direncanakan ialah secara terpusat (top down), dimana

seringkali tidak sesuai dengan kondisi dan permasalahan yang terjadi pada

masyarakat bawah yang menjadi tujuan pembangunan. Sehingga, wajar bila

program pembangunan pro pertumbuhan tidak begitu berdampak dalam

memperbaiki kondisi sosial ekonomi masyarakat bawah, masyarakat yang miskin

tetap berada dalam kondisi miskin bahkan ada yang lebih miskin, sedangkan

masyarakat dalam kondisi kaya akan bertambah kaya.

Page 6: jurnal.umrah.ac.idjurnal.umrah.ac.id/.../07/NASKAH-PUBLIKASI-PURWANTI.docx · Web viewKesimpulan dari penelitian ini adalah sudah terlaksanana dengan baik pemberdayaan yang dilakukan

Tabel I.1

Jumlah Keseluruhan Gapoktan Di Kabupaten Bintan

Provinsi Kabupaten/Kota

JumlahKecamatan

Jumlah Desa/Kelurahan

Jumlah Gapoktan

JumlahPoktan/KWT

Kepulauan Riau

Bintan 10 Kecamatan

51 Desa/Kelurahan

48Gapoktan

276Poktan/KWT

Sumber : Badan Pelaksana Penyuluhan Dan Ketahanan Pangan Tahun 2014

Berdasarkan dari pengumpulan data yang di peroleh dari Badan Pelaksana

Penyuluhan dan Ketahan Pangan Kabupaten Bintan, masih terdapat beberapa

Poktan dan Kelompok Wanita Tani (KWT) yang belum terdaftar tahun

pembentukan dari kelompok tersebut, hal itu dikarenakan belum terlaksananya

penyuluhan kepada kelompok tersebut.

Tahun pembentukan terlama dari beberapa Poktan dan KWT yang terdapat

di Kabupaten Bintan adalah yaitu Poktan Harapan dari Kecamatan Bintan Timur,

Kelurahan Gunung Lengkuas dimulai dari Tahun 1985 sampai sekarang.

Sedangkan ada beberapa Poktan dan KWT yang baru bergabung dengan

Gapoktan Kabupaten Bintan yaitu tahun 2014.

Sedangkan Gapoktan Bintani Kelurahan Sungai Lekop terbentuk pada

tahun 2008 dan pada tahun yang bersamaan pula dilaksanakan kegiatan Gapoktan

tersebut. Kelurahan Sungai Enam terbentuk pada tahun 2008, Kelurahan Gunung

Lengkuas terbentuk pada tahun 2008 dan Kelurahan Kijang Kota terbentuk pada

tahun 2010.

Page 7: jurnal.umrah.ac.idjurnal.umrah.ac.id/.../07/NASKAH-PUBLIKASI-PURWANTI.docx · Web viewKesimpulan dari penelitian ini adalah sudah terlaksanana dengan baik pemberdayaan yang dilakukan

Tabel I.2

Daftar Gapoktan Kecamatan Bintan Timur

NoNama

Desa/KelurahanNama

GapoktanJumlah Anggota

Gapoktan

Tahun Pembentukan

1 Sungai Enam Aneka Karya 70 2008

2 Sungai Lekop Bintani 158 2008

3 Gunung Lengkuas Maju Bersama 225 2008

4 Kijang Kota Kijang Makmur 61 2010

Sumber : Badan Pelaksana Penyuluhan Dan Ketahanan Pangan 2014

Ada 8 Gapoktan di Kelurahan Sungai Lekop, Bintan Timur. Dalam

Gapoktan ini terdapat beberapa kelompok yang beranggotakan wanita, yaitu

Kelompok Wanita Tani dan Kelompok Tani. Kelompok Wanita Tani berjumlah 3

Kelompok sedangkan Kelompok Tani Berjumlah 5 Kelompok.

Tabel I.3

Nama Kelompok Gapoktan Kelurahan Sungai Lekop

No Nama Poktan/KWT Jumlah Anggota

1 Poktan Utama I 19 Orang

2 Poktan Utama II 24 Orang

3 Poktan Karya Tani Jaya 12 Orang

4 Poktan Sumber Makmur 10 Orang

5 Poktan Sumber Rezeki 19 Orang

6 KWT. Mekar Sari 38 Orang

7 KWT. Bina Karya 23 Orang

8 KWT. Puspa Kenanga 13 Orang

Total Anggota 158 OrangSumber : Olahan Gapoktan Bintani Tahun 2013-2014

Page 8: jurnal.umrah.ac.idjurnal.umrah.ac.id/.../07/NASKAH-PUBLIKASI-PURWANTI.docx · Web viewKesimpulan dari penelitian ini adalah sudah terlaksanana dengan baik pemberdayaan yang dilakukan

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa kesadaran masyarakat terhadap

program pemerintah cenderung membawa dampak positif bagi mereka yang

memang benar-benar memanfaatkan program tersebut. Bukan hanya kepala

keluarga saja tetapi Ibu Rumah Tangga lebih banyak menjadi anggota Gapoktan

Bintan tersebut dengan tujuan dapat membantu memperbaiki taraf kehidupan

mereka. Pemberdayaan Gapoktan ini masih harus perlu diperhatikan, seperti

minimnya kerjasama antar kelompok dalam kegiatan rapat bulanan maupun akhir

tahun antara pengelola Gapoktan Bintani dengan para pembinanya agar setiap

kegiatan - kegiatan kelompok tani dan Kelompok Wanita Tani yang lebih pada

Home Industry dan memanfaatkan Perkarangan agar lebih baik, efektif dan

efisien.

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, maka penulis

ingin menganalisis ke dalam sebuah penelitian yang berjudul “ Pemberdayaan

Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN) oleh Pemerintah Daerah

Kabupaten Bintan Tahun 2014 studi di Kelurahan Sungai Lekop

Kecamatan Bintan Timur “.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah di paparkan diatas, maka dapat kita

ketahui bahwasanya pemberdayaan masyarakat kelompok tani oleh Pemerintah

Daerah sangat penting, karena selain untuk meningkatkan mutu sumber daya

manusia yang lebih baik juga untuk merubah taraf hidup yang lebih baik pula.

Maka dapat dirumuskan masalah yaitu ;

Page 9: jurnal.umrah.ac.idjurnal.umrah.ac.id/.../07/NASKAH-PUBLIKASI-PURWANTI.docx · Web viewKesimpulan dari penelitian ini adalah sudah terlaksanana dengan baik pemberdayaan yang dilakukan

“ Bagaimana pemberdayaan Gabungan Kelompok Tani

(GAPOKTAN) oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Bintan Tahun 2014 studi

di Kelurahan Sungai Lekop, Kecamatan Bintan Timur? “

C. Tujuan dan Kegunaan

1. Tujuan Penelitian

a) Untuk mengetahui bagaimana pemberdayaan yang dilakukan oleh

Pemerintah Daerah terhadap Gabungan kelompok tani (Gapoktan) di

Kelurahan Sungai Lekop Kecamatan Bintan Timur.

b) Untuk mengetahui kendala yang mempengaruhi keberhasilan

kelompok tani maupun Home Industry di Kelurahan Sungai Lekop.

2. Kegunaan Penelitian

a) Kegunaan Akademik

Secara akademis hasil penelitian untuk pengembangan Ilmu

Pemerintahan yaitu antara masyarakat dengan Pemerintah Daerah.

Dan juga dapat digunakan oleh peneliti lain sebagai bahan penelitian

namun berbeda tema khususnya untuk jurusan Ilmu Pemerintahan.

b) Kegunaan Praktis

Dengan adanya penelitian ini dapat menjadikan sebagai awal dari cara

masyarakat merubah menjadi mandiri melalui program pemerintah

yang mengarah pada tujuan positif serta memberbaharui pandangan

bagaimana mengembangkan usahatani.

Page 10: jurnal.umrah.ac.idjurnal.umrah.ac.id/.../07/NASKAH-PUBLIKASI-PURWANTI.docx · Web viewKesimpulan dari penelitian ini adalah sudah terlaksanana dengan baik pemberdayaan yang dilakukan

D. Metode Penelitian

Penelitian kualitatif (Moleong, 2007:6) adalah penelitian yang bermaksud

untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian

misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dll., secara holistik, dan dengan

cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus

yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah. Metode

penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode deskriptif kualitatif.

Metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status kelompok

manusia, suatu objek, suatu kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas

peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk

membuat deskriptif, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat

mengenai fakta-fakta, sifat-sifat, serta hubungan antar fenomena yang diselidiki.

(Nazir, 2003:54).

E. Landasan Teori

1. Pemerintahan

Pemerintahan secara sempit dan dapat dikebiri sebagaimana yang

dijelaskan di dalam Ndraha (2005:57) bahwa:

“Pemerintahan adalah kegiatan pemerintah” saja, sehingga apapun yang dilakukan oleh pemerintah, itulah pemerintahan. Dari fenomena itu dikonstruksi semboyan-semboyan seperti “Sabdo pandito ratu,” “King can do no wrong,” atau “Power lies beyond moral judgment,” dan kemudian “mikul duwur, mendhem jero.”

Menurut Herman Finer ( dalam The Theory and Practice of Modern

Government 1960:7) yang mendefinisikan pemerintahan secara luas politics plus

administration (pemerintahan dalam politik juga dalam administrasi). Selanjutnya

Page 11: jurnal.umrah.ac.idjurnal.umrah.ac.id/.../07/NASKAH-PUBLIKASI-PURWANTI.docx · Web viewKesimpulan dari penelitian ini adalah sudah terlaksanana dengan baik pemberdayaan yang dilakukan

menurut Zamhir Islamie, S. Pamudji dan S. Moertono yang dikutip oleh Ndraha

(2005:35) mendefinisikan pemerintahan sebagai “ segala bangunan-bangunan

politik dimana dan dengan mana terjadi proses pemecahan problem bersama dari

masyarakat politik melalui pengambilan dan pelaksanaan desisi yang mempunyai

otoritas (wibawa)...”

Selanjutnya menurut Sedarmayanti (2004:2) menjelaskan bahwa pemerintah

atau Government dalam bahasa Inggris diartikan : “ The authoritative direction

and administration of the affairs of men/women in a nation, state, city, etc”, atau

dalam Bahasa Indonesia berarti “ Pengarahan dan administrasi yang berwenang

atas kegiatan orang-orang dalam sebuah Negara, Negara bagian, kota dan

sebagainya”. Sedangkan istilah “ kepemerintahan” atau dalam Bahasa Inggris

“Governance” yaitu “the act, fact, manner of governing”, berarti : “ Tindakan,

fakta, pola dan kegiatan atau penyelenggaraan pemerintah”.

Sedangkan menurut Rasyid yang dikutip oleh Labolo (2005:26-27)

mengemukakan bahwa fungsi-fungsi pemerintahan adalah fungsi pengaturan,

pelayanan, pemberdayaan, dan pembangunan. Pelaksana fungsi pengaturan yang

lazim dikenal sebagai fungsi regulasi dengan segala bentuknya, dimaksudkan

sebagai usaha untuk menciptakan kondisi yang tepat sehingga menjadi kondusif

bagi berlangsungnya berbagai aktivitas, selain terciptanya tatanan sosial yang baik

diberbagai kehidupan masyarakat. Pemberdayaan akan mendorong kemandirian

masyarakat dan pembangunan akan menciptakan kemakmuran dalam masyrakat.

Oleh karena itu, seiring dengan hasil pembangunan dan pemberdayaan yang

Page 12: jurnal.umrah.ac.idjurnal.umrah.ac.id/.../07/NASKAH-PUBLIKASI-PURWANTI.docx · Web viewKesimpulan dari penelitian ini adalah sudah terlaksanana dengan baik pemberdayaan yang dilakukan

dilaksanakan pemerintah, serta keterbatasan yang dimiliki pemerintah, maka

secara perlahan masyrakat dituntut secara mandiri mencukupi kebutuhannya.

2. Pemberdayaan

Menurut Suharto (2006:59) pemberdayaan adalah sebuah proses dan

tujuan. Sebagai proses, pemberdayaan adalah serangkaian kegiatan untuk

memperkuat kekuasaan atau keberdayaan kelompok lemah dalam masyarakat,

terutama individu-individu yang mengalami kemiskinan. Sebagai tujuan, maka

pemberdayaan menunjuk pada keadaan atau hasil yang ingin dicapai oleh sebuah

perubahan sosial; yaitu masyarakat yang berdaya, memiliki kekuasaan atau

mempunyai pengetahuan dan kemampuan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya

baik yang bersifat fisik, ekonomi, maupun sosial seperti memiliki kepercayaan

diri, mampu menyampaikan aspirasi, mempunyai mata pencaharian, berpartisipasi

dalam kegiatan sosial, dan mandiri dalam melaksanakan tugas-tugas

kehidupannya. Pengertian pemberdayaan sebagai tujuan seringkali digunakan

sebagai indikator sebuah keberhasilan pemberdayaan.

Beberapa upaya pemberdayaan dapat dilakukan melalui tiga arah seperti

menurut Kartasasmita yang dikutip oleh Zubaedi (2013:79) yaitu :

a. Menciptakan suasana atau iklim yang memungkinkan potensi masyarakat berkembang (enabling).

b. Memperkuat potensi atau daya yang dimiliki oleh masyarakat (empowering).

c. Melindungi masyarakat (protection).

Selanjutnya pemberdayaan pada masyarakat tani yang dikutip oleh Shinta

(2014:5) meliputi :

Page 13: jurnal.umrah.ac.idjurnal.umrah.ac.id/.../07/NASKAH-PUBLIKASI-PURWANTI.docx · Web viewKesimpulan dari penelitian ini adalah sudah terlaksanana dengan baik pemberdayaan yang dilakukan

a. Pemberdayaan petani, yaitu merubah perilaku petani dari petani yang subsistem tradisional menjadi petani modern yang berwawasan agribisnis.

b. Pemberdayaan kelembagaan petani dengan menumbuh kembangkan kelembagaan petani dari kelompok tani menjadi gabungan kelompok tani (Gapoktan), asosiasi, koperasi dan korporasi (Badan Usaha Milik Petani).

c. Pemberdayaan usaha tani dengan menumbuh kembangan jiwa wirausaha dan kerjasama antar petani dengan pihak terkait lainnya untuk mengembangkan usaha taninya.

Proses pemberdayaan masyarakat sebagaiman digambarkan oleh United

Nations (Mangatas Tampubolon, 2001: 12-13) yang dikutip oleh Zubaedi (2013 :

77) meliputi :

1. Getting to know the local community yaitu mengetahui karakteristik

masyarakat local yang akan diberdayakan, termasuk perbedaan

karekteristik yang mebedakan masyarakat desa yang satu dengan yang

lainnya. Mengetahui artinya untuk memberdayakan masyarakat diperlukan

hubungan timbal balik antara petugas dengan masyrakat.

2. Gathering knowledge about the local community yaitu mengumpulkan

pengetahuan yang menyangkut informasi mengenai masyarakat setempat.

Pengetahuan tersebut merupakan informasi factual tentang distribusi

penduduk menurut umur, seks, pekerjaan, tingkat pendidikan, status sosial

ekonomi, termasuk pengetahuan tentang nilai, sikap, ritual dan custom,

jenis pengelompokkan, serta faktor kepemimpinan baik formal maupun

informal.

3. Identifying the local leaders yaitu segala usaha pemberdayaan masyrakat

akan sia-sia jika tidak memperoleh dukungan dari pimpinan/tokoh-tokoh

masyarakat setempat.

Page 14: jurnal.umrah.ac.idjurnal.umrah.ac.id/.../07/NASKAH-PUBLIKASI-PURWANTI.docx · Web viewKesimpulan dari penelitian ini adalah sudah terlaksanana dengan baik pemberdayaan yang dilakukan

4. Stimulating the community ti realize that it has problems. Yaitu didalam

masyrakat yang terikat terhadap adat kebiasaan sadar atau tidak sadar

mereka tidak merasakan bahwa mereka punya masalah yang perlu

dipecahkan.

5. Helping people do discuss their problem. Meberdayakan masyrakat

bermakna merangsang masyarakat untuk mendiskusikan masalahnya serta

merumuskan pemecahannya dalam suasana kebersamaan.

6. Helping people to identify their most pressing problems. Yaitu masyarakat

perlu diberdayakan agar mampu mengidentifikasi permasalahan yang

paling menekan.

7. Fostering self-confidence. Yaitu tujuan utama pemberdayaan masyarakat

adalah membangun rasa percaya diri masyarakat. Rasa percaya diri ini

merupakan modal utama masyarakat untuk berswadaya.

8. Deciding on a program action. Yaitu masyarakat perlu diberdayakan

untuk menetapkan suatu program yang akan dilakukan.

9. Recognition of strengths and resource. Yaitu meberdayakan masyarakat

berarti membuat masyarakat tahu dan mengerti bahwa mereka memiliki

kekuatan-kekuatan dan sumber-sumber yang dapat dimobilisasi untuk

memecahkan permasalahan dan memenuhi kebutuhannya.

10. Helping people to continue to work on solving their problems. yaitu

pemberdayaan masyarakat adalah suatu kegiatan yang berkesinambungan.

Karena itu masyarakat perlu diberdayakan agar mampu bekerja

memecahakan masalahnya secara kontinu.

Page 15: jurnal.umrah.ac.idjurnal.umrah.ac.id/.../07/NASKAH-PUBLIKASI-PURWANTI.docx · Web viewKesimpulan dari penelitian ini adalah sudah terlaksanana dengan baik pemberdayaan yang dilakukan

11. Increasing people’s ability for self-help. Yaitu salah satu tujuan

pemberdayaan masyarakat adalah tumbuhnya kemandirian masyarakat.

Masyarakat yang mandiri adalah masyarakat yang sudah mampu

menolong diri sendiri.

3. Gabungan Kelompok Tani

Menurut Zakaria (2013) yang dikutip oleh Hermanto dan Swastika

(2011:373) alasan pembentukan Gapoktan secara ekonomi dapat dipandang

sebagai upaya menghindari biaya transaksi tinggi yang harus dikeluarkan oleh

para anggotanya karena adanya masalah penumpang kepentingan (free rider),

komitmen dan loyalitas yang berbeda serta adanya faktor-faktor eksternal.

Ada beberapa unsur pengikat Gabungan Kelompok tani menurut

Peraturan Kementerian Pertanian No 82 Tahun 2013 yaitu :

- Adanya tujuan untuk meningkatkan skala ekonomi dan efesiensi

usahatani;

- Adanya pengurus Gapoktan dan pengelola unit-unit usaha

agribisnis/jasa Gapoktan yang jujur dan berdedikasi tinggi untuk

memajukan usahatani Gapoktan;

- Adanya unit usaha jasa/usahatani yang berkembang sesuai permintaan

pasar dan kebutuhan anggota;

- Adanya pengembangan komoditas produk unggulan yang merupakan

industry pertanian pedesaan;

Page 16: jurnal.umrah.ac.idjurnal.umrah.ac.id/.../07/NASKAH-PUBLIKASI-PURWANTI.docx · Web viewKesimpulan dari penelitian ini adalah sudah terlaksanana dengan baik pemberdayaan yang dilakukan

- Adanya kegiatan pengembangan usaha melalui kerjasama kemitraan

untuk meningkatkan posisi tawar Gapoktan mulai dari sector hulu

sampai hilir;

- Adanya manfaat bagi petani sekitar dengan memberikan kemudahan

dalam memperoleh sarana dan prasarana produksi, modal, informasi

teknologi, pemasaran dan lain-lain.

F. Hasil Penelitian

1. Menciptakan suasana atau iklim yang memungkinkan potensi

masyarakat berkembang (enabling).

Yaitu salah satu tujuan dari pemberdayaan yang dilakukan pemerintah

daerah khususnya Badan Pelaksana Penyuluhan dan Ketahanan Pangan

(BPPKP) dalam merencakan kegiatan-kegiatan dalam peningkatan

produktifitas petani. Indikator dari pada menciptakan suasana atau iklim yang

memungkinkan potensi masyarakat berkembang (enabling) dapat dilihat

dengan :

a. Mendorong dan membangkitkan kesadaran masyrakat.

Dari hasil wawancara dengan informan dan dari pengamatan yang

dilakukan dapat diketahui bahwa upaya pemerintah serta masyarakat yang

telah tergabung kepada masyarakat diluar anggota dengan mengadakan

kegiatan, karena kegiatan yang dilakukan baik pembinaan maupun

penyuluhan sangatlah penting sebagai pendorong motivasi masyarakat untuk

bisa maju dan lebih mandiri lagi dengan adanya pemberdayaan yang telah

dilakukan. Baik pembinaan secara eksternal maupun internal. Selain itu juga

Page 17: jurnal.umrah.ac.idjurnal.umrah.ac.id/.../07/NASKAH-PUBLIKASI-PURWANTI.docx · Web viewKesimpulan dari penelitian ini adalah sudah terlaksanana dengan baik pemberdayaan yang dilakukan

pemberdayaan masyarakat pada Gabungan kelompok tani sangat berguna

untuk meningkatkan ekonomi masyarakat. Serta tersedianya sarana dan

prasarana yang diberikan oleh Pemerintah Daerah untuk masyarakat tani

sehingga dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari.

b. Mengembangkan potensi-potensi yang telah ada

Adanya prinsip pengembangan potensi yaitu dengan adanya

kebebasan artinya Gapoktan diberi kebebasan dalam mengembangkan unit

jasa/usaha otonom sesuai kebutuhan, seperti unit usahatani, unit usaha

pengolahan, unit sarana dan prasarana produksi, unit usaha pemasaran dan

unit usaha keuangan mikro/simpan pinjam serta unit jasa penunjang lainnya.

pengembangan potensi masyarakat anggota lebih banyak di lakukan oleh

ketua itu sendiri maupun oleh mereka sebagai anggota. Hal ini tentu saja

suatu bentuk pemberdayaan internal melalui perencanaan kerja yang telah

dibuat dan dilaksanakan. Peningkatan kualitas sumber daya manusia juga

harus dilakukan oleh pemerintah agar masyarakat petani mendapat bimbingan

khusus dalam menjalankan kegiatan bertani dan memenuhi kebutuhan

hidupnya.

2. Memperkuat potensi atau daya yang dimiliki oleh masyarakat

(empowering).

Peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan salah satu

upaya pemberdayaan masyarakat agar dapat meningkatkan kemampuan serta

pengetahuan melalui sosialisasi, pembinaan kepada masyarakat petani, dan

Page 18: jurnal.umrah.ac.idjurnal.umrah.ac.id/.../07/NASKAH-PUBLIKASI-PURWANTI.docx · Web viewKesimpulan dari penelitian ini adalah sudah terlaksanana dengan baik pemberdayaan yang dilakukan

adanya penyuluh pendamping yang mampu memberikan pengenalan tentang

sarana dan prasarana serta produktifitas masyarakat itu sendiri. Hai ini dapat

dilihat dengan :

a. Memberikam penyuluhan tentang pertanian.

Penyuluhan pertanian adalah proses pembelajaran bagi pelaku utama

dan pelaku usaha agar mereka mau dan mampu menolong dan

mengorganisasikan dirinya dalam mengakses informasi pasar, teknologi,

permodalan, dan sumberdaya lainnya sebagai upaya untuk meningkatkan

produktifitas, efisiensi usaha, pendapatan dan kesejahteraanya, serta

meningkatkan kesadaran dalam pelestarian fungsi lingkungan hidup. Proses

penyelenggaraan penyuluhan pertanian dapat berjalan dengan baik dan

benar apabila didukung dengan tenaga penyuluh yang profesional,

kelembagaan penyuluh yang handal, materi penyuluhan yang terusmenerus

mengalir, sistem penyelenggaraan penyuluhan yang benar serta metode

penyuluhan yang tepat dan manajemen penyuluhan yang polivalen. Dengan

demikian penyuluhan pertanian sangat penting artinya dalam memberikan

modal bagi petani dan keluargannya, sehingga memiliki kemampuan

menolong dirinya sendiri untuk mencapai tujuan dalam memperbaiki

kesejahteraan hidup petani dan keluarganya, tanpa harus merusak

lingkungan di sekitarnya. Tugas seorang Penyuluh Pertanian Lapangan

(PPL) adalah meniadakan hambatan yang dihadapi seorang petani dengan

cara menyediakan informasi dan memberikan pandangan mengenai masalah

yang dihadapi. Informasi tentang pengelolaan sumber daya alam dengan

Page 19: jurnal.umrah.ac.idjurnal.umrah.ac.id/.../07/NASKAH-PUBLIKASI-PURWANTI.docx · Web viewKesimpulan dari penelitian ini adalah sudah terlaksanana dengan baik pemberdayaan yang dilakukan

teknologi yang baik dan benar sesuai dengan kondisi lahan sangat

bermanfaat bagi petani untuk meningkatkan hasil produksinya tanpa harus

merusak lingkungan usaha taninya sehingga dapat meminimalisir degradasi

lahan dan kerusakan lingkungan pada umumnya.

b. Memberikan pembinaan kepada masyarakat

Pembinaan kelembagaan petani perlu dilakukan secara

berkesinambungan, diarahkan pada perubahan pola piker petani dalam

merapkan system agribisnis. Pembinaan kelembagaan petani juga diarahkan

untuk menumbuhkembangkan poktan dan gapoktan dalam menjalankan

fungsinya, serta meningkatkan kapasitas poktan dan gapoktan melalui

pengembangan kerjasama dalam bentuk jejaring dan kemitraan. Pertanyaan

mengenai pembinaan kepada masyrakat gabugan kelompok tani ini dijawab

oleh Kepala Bidang Kelembagaan dan Pengembangan Sumber Daya

Manusia Bapak Jhon Kenedi dalam wawancara sebagai berikut :

“Ada, untuk peningkatan kualitas sumber daya manusia kami selalu memberikan pembinaan setiap bulannya. Pembinaan itu kadang kami lakukan disalah satu Kelurahan untuk di daerah Kecamatna Bintan Timur, tujuannya sebagai pengawasan juga kepada Gapoktan-Gapoktan. Selain itu juga pembinaan terhadapa pendayagunaan bantuan, pemerintah telah memberikan bantuan, jadi kami melakukan pembinaan bagaimana menggunakannya, baik dari alat-alat petani, pupuk, bibit, serta alat-alat yang digunakan untuk kelompok yang bergerak dibidang home industry. “ (Wawancara : 07 Juli 2015 Pukul : 10.10 WIB )

Dari pendapat informan diatas dapat diketahui bahwa pembinaan

yang dilakukan dari pemerintah kepada masyarakat merupakan bimbingan

secara teknis berkenaan dengan cara mengoprasikan bantuan yang

Page 20: jurnal.umrah.ac.idjurnal.umrah.ac.id/.../07/NASKAH-PUBLIKASI-PURWANTI.docx · Web viewKesimpulan dari penelitian ini adalah sudah terlaksanana dengan baik pemberdayaan yang dilakukan

diberikan. Namun dengan demikian terkadang masih ada beberapa petani

yang masih mengolah tanah dengan cara tradisional. Pembinaan

kelompoktani diarahkan pada penerapan system agribisnis, peningkatan

peranan, peran serta petani dan anggota masyarakat pedesaan, peran serta

petani dan anggota masyarakat pedesaan lainnya, dengan

menumbuhkembangkan kerja sama antar petani dan pihak lainnya yang

terkait untuk mengembangkan usahataninya. Selain itu pembinaan

kelompoktani diharapkan dapat membantu menggali potensi, memecahkan

masalah usahatani anggotanya secara lebih efektif, dan memudahkan

dalam mengakses informasi, pasar, teknologi, permodalan dan sumber

daya lainnya.

c. Memberikan fasilitas berupa pinjaman modal dan sarana prasarana.

Adanya pendekatan pemerintah dengan masyarakat melaui fasilitas

sumber modal dan bantuan sarana prasarana yang diberikan langsung

kepada masing-masing kelompok tani yang ada pada setiap Gapoktan di

Kabupaten Bintan. Penyediaan fasilitas berupa pinjaman modal yang dapat

membantu masyarakat petani dalam meningkatkan produksi pangan dan

meningkatkan ekonomi masyarakat di Kelurahan Sungai Lekop. Hal ini

dapat dilihat melalui wawancara yang dilakukan kepada Kepala Bidang

Kelembagaan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia sebagai berikut :

“Pemerintah daerah memberikan bantuan kepada masyarakat kelompok Gapoktan secara langsung tanpa melalui penyuluh atau BPPKP. Fasilitas yang diberikan berupa alat traktor, alat pres kemasan, bibit subsidi, dan pupuk subsidi serta pinjaman modal usaha. Kalau untuk penerimaan itu tidak ada. Keinginan kita (BPPKP) harus melalui kami,

Page 21: jurnal.umrah.ac.idjurnal.umrah.ac.id/.../07/NASKAH-PUBLIKASI-PURWANTI.docx · Web viewKesimpulan dari penelitian ini adalah sudah terlaksanana dengan baik pemberdayaan yang dilakukan

karena kami yang tahu apa yang dibutuhkan oleh para petani, tapi mereka langsung memberikan bantuan tersebut, jadi seharusnya menyalurkan bantuan itu melalui penyuluh tujuannya agar bisa dikontrol. Terkadang pemberdayaan itu pun memiliki masalah karena tidak melalui pemerintah, harapan pemerintah itu tidak sebagai peningkatan masyarakat, tapi sebagai potensi daerah yang bersumber dari pendapatan nabati.” (Wawancara : 07 Juli 2015 Pukul 10.10 WIB )

Berdasarkan wawancara diatas dapat diketahui bahwa untuk

pemberian fasilitas sarana dan prasarana pemerintah tidak melakukan kerja

sama dengan para penyuluh pertanian, sehingga pernyataan informan

tersebut menunjukkan adanya ketidak kompakkan antara pemerintah

daerah dengan badan penyuluh pendamping masyarakat tani. Namun

dengan demikian fasilitas tersebut mampu membantu masyarakat tani

untuk mengolah usahatani mereka.

3. Melindungi masyarakat (protection).

Perlindungan masyarakat tani pada umumnya dilakukan untuk tetap

mempertahankan usahatani mereka baik dalam kondisi sukses maupun

belum berhasil. Hal tersebut bertujuan untuk menumbuhkembangkan

kelembagaan petani pada dasarnya dalam peningkatan kemampuan

mengembangkan agribisnis serta penguatan Gapoktan menjadi organisasi

petani yang kuat dan mandiri. Hal ini dapat dilihat melalui indikator

berikut ini :

a. Melakukan pemberdayaan untuk mencegah persaingan yang tidak

seimbang.

Pentingnya pemberdayaan kelompok tani merupakan salah satu

upaya keberhasilan masyarakat tani khususnya Gabungan Kelompok Tani

Page 22: jurnal.umrah.ac.idjurnal.umrah.ac.id/.../07/NASKAH-PUBLIKASI-PURWANTI.docx · Web viewKesimpulan dari penelitian ini adalah sudah terlaksanana dengan baik pemberdayaan yang dilakukan

Bintani Kelurahan Sungai Lekop dalam meningkatkan kesejahteraan

ekonomi masyarakat. Hal tersebut dengan menerapkan kedisiplinan dan

gotong royong antar kelompok tani denga kelompok lainnya sehingga

tidak menciptakan kesimpangsiuran dalam menjalankan kegiatan.

Hal ini dapat dilihat melalui wawancara yang dilakukan kepada

Kepala Bidang Kelembagaan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia

Bapak Jhon Kenedi yang mengatakan bahwa :

“ untuk persaingan antar kelompok dan kecemburuan sosial itu pasti ada, baik poktan maupun gapoktan tapi menurut saya itu hal yang wajar selama masih bisa di atasi” (wawancara : 07 Juli 2015 Pukul 10.10 WIB )

b. Membentuk kerjasama dengan lembaga-lembaga dan badan

pembinaan.

Adanya kerjasama yang dilakukan oleh Gapoktan dengan lembaga

dan mitra kerja tujuannya adalah untuk meningkatkan kebutuhan pangan

masyarakat tani sehingga usaha mereka ada yang membantu yaitu

penyedia sarana dan prasarana produksi, pengolahan, pemasaran hasil dan

permodalan. Kelembagaan ini juga dapat menjadi penghubung antara

pemerintah dengan pihak swasta. Hal ini dapat dilihat melalui wawancara

yang telah dilakukan kepada Bapak Ahmad Rodhi selaku pengurus

Gapoktan Bintani Kelurahan Sungai Lekop yang mengatakan bahwa :

“kami telah bekerjasama dengan pihak swasta yaitu Bank Riau, dari Bank tersebut memberikan pinjaman modal sebesar Rp 100 Jt kepada kami untuk dipergunakan sebagai modal, sedangkan untuk pemasaran hasilnya itu melalui cara mereka masing-masing, bisa langsung kepasar juga. Kalau untuk pengolahan produksi itu kembali lagi kepada kelompok mereka masing-masing ada yang dirumah produksi juga” (Wawancara : 05 Juli 2015 Pukul 13.30 WIB ).

Page 23: jurnal.umrah.ac.idjurnal.umrah.ac.id/.../07/NASKAH-PUBLIKASI-PURWANTI.docx · Web viewKesimpulan dari penelitian ini adalah sudah terlaksanana dengan baik pemberdayaan yang dilakukan

Gapoktan Kelurahan Sungai Lekop adalah Gapoktan yang telah

mampu bekerjasama dengan pihak swasta dalam segi permodalan yaitu

Bank Riau. Kerjasama tersebut dapat dilihat telah berhasil hingga saat ini

dikarenakan seorang pemimpin yang mampu menerapkan sikap disiplin

sesama anggota kelompok tani khususnya Gapoktan Kelurahan Sungai

Lekop. Dalam meningkatkan usahatani salah satu faktor yang utama

adalah permodalan serta tanggungjawab.

G. Penutup

a. Kesimpulan

Dari hasil pengamatan langsung yang telah dilakukan kesimpulannya

adalah telah terlaksananya dengan baik program pemberdayaan masyarakatan

Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) di Kelurahan Sungai Lekop. Fakta ini

sudah terlihat dari 3 dimensi yang menjadi tolak ukur dalam penelitian ini yaitu

menciptakan suasana iklim yang memungkinkan potensi masyarakat berkembang

(enabling), memperkuat potensi atau daya yang telah dimiliki (empowering) dan

melindungi masyarakat (protection) sudah telihat berjalan dengan baik

dimasyarakat.

Pada dimensi menciptakan suasana iklim yang memungkinkan potensi

masyarakat berkembang (enabling) dengan dua indikator yaitu mendorong dan

membangkitkan kesadaran mayarakat dan mengembangkan potensi-potensi yang

telah ada. Untuk indikator pertama yaitu mendorong kesadaran dan

membangkitkan kesadaran masyarakat yaitu mengenai pentingnya Gapoktan

untuk mayarakat tani khususnya Kelurahan Sungai Lekop. Dari hasil wawancara

Page 24: jurnal.umrah.ac.idjurnal.umrah.ac.id/.../07/NASKAH-PUBLIKASI-PURWANTI.docx · Web viewKesimpulan dari penelitian ini adalah sudah terlaksanana dengan baik pemberdayaan yang dilakukan

yang telah dilakukan ditemukan bahwa kesadaran untuk masyarakat mengenai

hal ini terlahir dari diri mereka masing-masing bagaimana menanggapinya, tetapi

untuk hal ini mereka lebih cenderung memanfaatkan Gapoktan sebagai usaha

mereka dalam memenuhi kebutuhan hidup keluarga. Kemudian dengan indikator

kedua yaitu mengembangkan potensi-potensi yang telah ada dilakukan melalui

pembinaan yang dilakukan oleh BPPKP melalui penyuluhan dan adanya

kerjasama dan pertemuan berkala yang dilakukan oleh pengurus kepada para

anggotanya.

Dimensi kedua yaitu memperkuat potensi atau daya yang dimiliki oleh

masyarakat (empowering) dengan tiga indikator dari indikator memberikan

pembinaan kepada masyarakat sudah berjalan dengan baik, artinya masyarakat

mampu menerima pembinaan yang telah diberikan baik pembinaan dari luar

maupun dari dalam. Untuk indikator kedua yaitu memberikan fasilitas berupa

pinjaman modal dan sarana prasarana, dari indikator tersebut fasilitas yang

diberikan sudah berjalan dengan baik dan dapat digunakan oleh masyarakat

dengan baik pula. Untuk pinjaman modal yang diberikan dengan cara

bekerjasama dengan pihak Bank ini sudah berjalan dengan baik dan sudah tepat

sasaran dalam penggunaannya. Untuk indikator ketiga sudah berjalan dengan

baik juga yaitu memberikan penyuluhan kepada masyarakat, hal ini menunjukkan

kearah yang baik dan mampu untuk melaksanakan program pemberdayaan

masyarakat gabungan kelompok tani Kelurahan Sungai Lekop yang telah

memberikan arahan serta bimbingan kepada masyarakat mengenai pengemasan,

pembibitan, peternakan serta pemasaran yang baik. Namun untuk hal penyuluhan

Page 25: jurnal.umrah.ac.idjurnal.umrah.ac.id/.../07/NASKAH-PUBLIKASI-PURWANTI.docx · Web viewKesimpulan dari penelitian ini adalah sudah terlaksanana dengan baik pemberdayaan yang dilakukan

masih memiliki kendala yaitu kurangnya sumber daya manusia yang melakukan

penyuluhan kepada masyarakat.

Dimensi ketiga yaitu melindungi masyarakat (protection) dengan dua

indikator yaitu membentuk kerjasama dengan lembaga-lembaga dan badan

pembinga serta melakukan pemberdayaan untuk mecegah persaingan yang tidak

seimbang. Dari dua indikator tersebut sudah terlihat berjalan dengan baik yaitu

adanya kerjasama dengan pihak Bank Riau serta kerjasama yang baik di antara

para anggota gapoktan Kelurahan Sungai Lekop. Sedangkan untuk persaingan

yang terjadi berdasarkan pengamatan dan penelitian yang telah dilakukan tidak

adanya persaingan yang fatal, tetapi masih adanya kecemburuan sosial diantara

masing-masing kelompok, namun dengan demikian kecemburuan sosial tersebut

masih bisa mereka perbaiki demi menciptakan suasana yang kondusif serta

kekeluargaan.

Indikator peningkatan dari segi ekonomi berdasarkan penelitian yang

dilakukan dapat dilihat melalui :

1. Telah terpenuhi pangan masyarakat kelompok;

2. Telah terpenuhi kebutuhan keluarga (pendidikan anak);

3. Masyarakat kelompok memiliki penghasilan tambahan serta tabungan

dari kegiatan Gapoktan;

4. Sebagian besar dari masyarakat kelompok telah memiliki kendaraan

dengan hasil pertanian yang tidak memiliki sistem bagi hasil atau hasil

dari usahatani hanya untuk individu bukan kelompok (kondisi fisik).

Page 26: jurnal.umrah.ac.idjurnal.umrah.ac.id/.../07/NASKAH-PUBLIKASI-PURWANTI.docx · Web viewKesimpulan dari penelitian ini adalah sudah terlaksanana dengan baik pemberdayaan yang dilakukan

b. Saran

Untuk menindaklanjuti berbagai masalah yang dihadapi seperti yang telah

dijelaskan pada bagian mengenai hasil penelitian yang telah dilakukan, maka

penulis perlu memberikan saran sebagai berikut :

1. Perlu adanya motivasi dan partisipasi yang aktif dari anggota kelompok

dalam adanya pertemuan. Artinya setiap pertemuan berkala itu harus dihadiri

seluruh anggota yang bisa menyempatkan waktunya dalam kegiatan tersebut.

Agar pembinaan yang diberikan bisa langsung dipahami.

2. Diperlukannya penyuluh yang memiliki keterampilan dan pengetahuan yang

luas, para penyuluh pendamping harus lebih sering memberikan sosialisasi

kepada Gapoktan terhadap bantuan yang diberikan seperti saranan prasarana

yang dapat menunjang pekerjaannya dan pengolahan usahatani yang bergerak

dibidang home industry.

3. Selain itu untuk BPPKP juga harus mampu membantu masyarakat anggota

Gapoktan dalam pemasaran hasil usaha dengan jaringan pemasaran usaha

yang tidak merugikan para petani. Artinya masyarakat tani berperan sebagai

pelaku usaha dan bukan sebagai penyedia bahan baku saja.

4. Didalam meningkatkan produk unggulan diharapkan kepada BPPKP

memberikan wadah atau media untuk pemasaran produknya seperti toko dan

lain sebagainya, hal ini bertujuan selain untuk meningkatkan produk di

tengah-tengah masyarakat juga sebagai peningkatan perekonomian keluarga.

Page 27: jurnal.umrah.ac.idjurnal.umrah.ac.id/.../07/NASKAH-PUBLIKASI-PURWANTI.docx · Web viewKesimpulan dari penelitian ini adalah sudah terlaksanana dengan baik pemberdayaan yang dilakukan

DAFTAR PUSTAKA

Buku :

Adimihardja, Kusnaka; Hikmat,Harry. 2001. Participatory Research Appraisal dalam Pelaksanaan Pengabdian kepada Masyarakat. Bandung: Humaniora Utama Press.

Arikunto, S. 2010. Prosedur Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : PT. Rineka Cipta.

Ife, J.W. 1996. Community Development : Creating Community Alternatives, Vision, Analysis and Practice : Longan Australia.

Labolo, Muhadam. 2005. Memahami Ilmu Pemerintahan. Jakarta. PT. Raja Grafindo Persada.

Moleong, Lexy. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.

Nazir, Mohamad. 2003. Metode Penelitian (Cetakan Kelima). Jakarta : Ghalia Indonesia.

Ndraha, Taliziduhu. 2003. Kybernologi Ilmu Pemerintahan Baru, Jilid I. Jakarta : PT Rineka Cipta.

Ndraha, Taliziduhu. 2005. Kybernologi Sebuah Rekontruksi Ilmu Pemerintahan. Jakarta : PT Rineka Cipta.

Rukminto Adi, Isbandi. 2008. Intervensi Komunitas Pengembangan Masyarakat Sebagai Upaya Pemberdayaan Masyarakat. Jakarta. PT Raja Grafindo Persada.

Sedarmayanti. 2003. Good Governance (Kepemerintahan Yang Baik) Dalam Rangka Otonomi Daerah. Upaya Membangun Organisasi Efektif dan Efisien Melalui Restrukturisasi dan Pemberdayaan. (Cetakan Pertama). Bandung: Mandar Maju.

Slamet, M. 2003. Pemberdayaan Masyarakat. Dalam membentuk pola perilaku manusia pembangunan. Disunting oleh Ida Yustina dan Adjat Sudrajat. Bogor : IPB Press.

Soetomo. 2011. Pemberdayaan Masyarakat. Mungkinkah Muncul Antitesisnya?.(Cetakan Pertama). Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Suharto, Edi. 2006. Membangun Masyarakat Memberdayakan Masyarakat. Bandung: Refika Aditama,.

Sulistyani,Ambar Teguh. 2004. Kemitraan dan Model-Model Pemberdayaan. Yogyakarta : Graha Ilmu.

Vidhyandika. 1996. Pemberdayaan (Empowerment). Jakarta : Centre of Strategic and International Studies (CSIS).

Zubaedi. 2013. Pengembangan Masayarakat, Wacana dan Praktik. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Page 28: jurnal.umrah.ac.idjurnal.umrah.ac.id/.../07/NASKAH-PUBLIKASI-PURWANTI.docx · Web viewKesimpulan dari penelitian ini adalah sudah terlaksanana dengan baik pemberdayaan yang dilakukan

Jurnal dan Website

Shinta Anggun Lowisada,. 2014. Pemberdayaan Kelompok Tani Dalam Meningkatkan Pendapatan Usahatani Bawang Merah. Studi kasus di Kelurahan Sukomoro Kecamatan Sukomoro Kabupaten Nganjuk Pasar Besar Malang.

Hermanto. Swastika, Dewa K.S. 2011. Penguatan Kelompok Tani: Langkah Awal Peningkatan Kesejahteraan Petani. Analisis Kebijakan Pertanian.

Mushero, Heroni. 2008. Pemberdayaan Petani Melalui Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN).http://heronimushero.wordpress.com/2008/03/05/pemberdayaan-petani-melalui-gabungan kelompok-tani-gapoktan/. Diakses pada tanggal 18 Februari 2015

http://www.agrina-online.com ( Diakses pada tanggal 15 Juli 2015 )

Dokumen

1. Peraturan Menteri Pertanian No.273/KPTS/OT.160/4/2007 tentang Pedoman Kelembagaan Petani.

2. Peraturan Menteri Pertanian No.82/Permentan OT.140/8/2013 Tentang Pedoman Pembinaan Kelompok Tani dan Gabungan Kelompok Tani.