Upload
virgian-rahmanda
View
230
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Mitigasi
Citation preview
TUGAS MITIGASI BENCANA LETUSAN GUNUNG API
Virgian Rahmanda
1215051054
A. Pengertian Letusan Gunung Api
Letusan gunung merupakan peristiwa yang terjadi akibat endapan magma di dalam
perut bumi yang didorong keluar oleh gas yang bertekanan tinggi (Wikipedia Indonesia)
Letusan gunung api adalah merupakan bagian dari aktivitas vulkanik yang dikenal dengan istilah
erupsi. Hampir semua kegiatan gunung api Gunung meletus adalah gunung yang
memuntahkan materi-materi dari dalam bumi seperti debu, awan panas, asap, kerikil, batu-
batuan, lahar panas, lahar dingin, magma, dan lain sebagainya. Gunung meletus biasanya bisa
diprediksi waktunya sehinggi korban jiwa dan harta benda bisa diminimalisir (Pemkab Blitar).
B. Bahaya Gunung Api
Bahaya Letusan Gunung Api di bagi menjadi dua berdasarkan waktu kejadiannya, yaitu
Bahaya Utama (Primer)
1. Awan Panas, merupakan campuran material letusan antara gas dan bebatuan (segala
ukuran) terdorong ke bawah akibat densitas yang tinggi dan merupakan adonan yang
jenuh menggulung secara turbulensi bagaikan gunung awan yang menyusuri lereng.
Selain suhunya sangat tinggi, antara 300 700 Celcius, kecepatan lumpurnyapun sangat
tinggi, > 70 km/jam (tergantung kemiringan lereng).
2. Lontaran Material (pijar),terjadi ketika letusan (magmatik) berlangsung. Jauh
lontarannya sangat tergantung dari besarnya energi letusan, bisa mencapai ratusan
meter jauhnya. Selain suhunya tinggi (>200C), ukuran materialnya pun besar dengan
diameter > 10 cm sehingga mampu membakar sekaligus melukai, bahkan mematikan
mahluk hidup. Lazim juga disebut sebagai bom vulkanik.
3. Hujan Abu lebat, terjadi ketika letusan gunung api sedang berlangsung. Material yang
http://id.wikipedia.org/wiki/Magmahttp://id.wikipedia.org/wiki/Bumihttp://id.wikipedia.org/wiki/Gasberukuran halus (abu dan pasir halus) yang diterbangkan angin dan jatuh sebagai hujan
abu dan arahnya tergantung dari arah angin. Karena ukurannya yang halus, material ini
akan sangat berbahaya bagi pernafasan, mata, pencemaran air tanah, pengrusakan
tumbuh-tumbuhan dan mengandung unsur-unsur kimia yang bersifat asam sehingga
mampu mengakibatkan korosi terhadap seng dan mesin pesawat
4. Lava, merupakan magma yang mencapai permukaan, sifatnya liquid (cairan kental dan
bersuhu tinggi, antara 700 1200 C. Karena cair, maka lava umumnya mengalir
mengikuti lereng dan membakar apa saja yang dilaluinya. Bila lava sudah dingin, maka
wujudnya menjadi batu (batuan beku) dan daerah yang dilaluinya akan menjadi ladang
batu.
5. Gas Racun, muncul tidak selalu didahului oleh letusan gunung api sebab gas ini dapat
keluar melalui rongga-rongga ataupun rekahan-rekahan yang terdapat di daerah gunung
api. Gas utama yang biasanya muncul adalah CO2, H2S, HCl, SO2, dan CO. Yang kerap
menyebabkan kematian adalah gas CO2. Beberapa gunung yang memiliki karakteristik
letusan gas beracun adalah Gunung Api Tangkuban Perahu, Gunung Api Dieng, Gunung
Ciremai, dan Gunung Api Papandayan.
6. Tsunami, umumnya dapat terjadi pada gunung api pulau, dimana saat letusan terjadi
material-material akan memberikan energi yang besar untuk mendorong air laut ke arah
pantai sehingga terjadi gelombang tsunami. Makin besar volume material letusan makin
besar gelombang yang terangkat ke darat. Sebagai contoh kasus adalah letusan Gunung
Krakatau tahun 1883.
Bahaya Ikutan (Sekunder)
Bahaya ikutan letusan gunung api adalah bahaya yang terjadi setelah proses peletusan berlangsung.
Bila suatu gunung api meletus akan terjadi penumpukan material dalam berbagai ukuran di puncak
dan lereng bagian atas. Pada saat musim hujan tiba, sebagian material tersebut akan terbawa oleh
air hujan dan tercipta adonan lumpur turun ke lembah sebagai banjir bebatuan, banjir tersebut
disebut lahar.
C. Penyebab Terjadinya Letusan Gunung Api
Peningkatan kegempaan vulkanik
Peningkatan suhu kawah
Peningkatan gelombang magnet dan listrik, hingga terjadinya deformasi pada tubuh
gunung.
Lempeng-lempeng bumi saling berdesakan dan magma di perut bumi pun mendesak serta
mendorong permukaan bumi dan memicu aktivitas geologis, vulkanik, dan tektonik.
Akibat tekanan yang amat tinggi, magma mendesak keluar (erupsi) dari permukaan bumi
sebagai lava.
D. Tanda-Tanda Terjadinya Letusan Gunung Api
Suhu di sekitar gunung naik
Sebagai suatu tanda aktifnya gunung berapi, akan terjadi kenaikan suhu di sekitar
kawasan gunung berapi. Maka, biasanya penduduk setempat akan merasa kegerahan
bahkan di malam hari. Hal ini dikarenakan material super panas dari inti bumi yang
berjalan keluar lewat kawah gunung. Meski material seperti lahar belum disemburkan,
biasanya panasnya yang terlebih dahulu bisa dirasakan.
Mata air menjadi kering
Akibat hal yang sama pula, mata air di gunung itu biasanya juga kering. Debitnya akan
berkurang karena terjadi penguapan akibat panas yang keluar dari inti bumi.
Di beberapa kejadian, air yang keluar biasanya juga hangat-hangat kuku. Hal ini juga
disebabkan karena adanya suhu panas yang kemudian mempengaruhi temperatur air.
Sering terjadi gemuruh dan getaran
Tremor atau gempa kecil dalam jumlah banyak biasanya juga terjadi sebelum sebuah
gunung meletus. Hal ini dikarenakan material dari inti bumi yang terus terdesak untuk
keluar dari kawah gunung. Material yang bergerak ini mengeluarkan suara bergemuruh.
Jika gerakannya kuat, akan disertai getaran.
Tumbuhan layu
Akibat panas yang mempengaruhi suhu sekitar gunung, tumbuhan yang ada di gunung
berapi biasanya juga akan menggugurkan daunnya. Bahkan, ada beberapa yang mati
layu. Hal ini dikarenakan cadangan air yang tersimpan di tanah mengering atau
berkurang drastis. Padahal, air adalah komponen penting tumbuhan untuk tetap hidup.
Hewan mulai migrasi
Beberapa hewan juga memiliki insting tajam dalam mengetahui suatu bencana. Tepat
sebelum bencana itu terjadi, hewan-hewan ini akan berpindah tempat. Sementara, bagi
yang tidak bisa berpindah, seperti hewan ternak, akan mengeluarkan gelagat
kegelisahan. Perpindahan burung menghindari hutan di gunung dalam jumlah banyak
biasanya jadi penanda awal akan terjadinya letusan gunung berapi. Selain itu, beberapa
hewan di darat juga akan turun gunung sebelum adanya letusan.
E. Proses terjadinya Letusan Gunung Api
Hampir semua kegiatan gunung api berkaitan dengan zona kegempaan aktif sebab berhubungan
dengan batas lempeng. Pada batas lempeng inilah terjadi perubahan tekanan dan suhu yang
sangat tinggi sehingga mampu melelehkan material sekitarnya yang merupakan cairan pijar
(magma). Magma akan mengintrusi batuan atau tanah di sekitarnya melalui rekahan- rekahan
mendekati permukaan bumi.
Gunung berapi terbentuk dari magma, yaitu batuan cair yang terdalam di dalam
bumi. Magma terbentuk akibat panasnya suhu di dalam interior bumi. Pada kedalaman tertentu,
suhu panas ini sangat tinggi sehingga mampu melelehkan batu-batuan di dalam bumi. Saat
batuan ini meleleh, dihasilkanlah gas yang kemudian bercampur dengan magma. Sebagian
besar magma terbentuk pada kedalaman 60 hingga 160 km di bawah permukaan bumi.
Sebagian lainnya terbentuk pada kedalaman 24 hingga 48 km.
Magma yang mengandung gas, sedikit demi sedikit naik ke permukaan karena massanya yang
lebih ringan dibanding batu-batuan padat di sekelilingnya. Saat magma naik, magma tersebut
melelehkan batu-batuan di dekatnya sehingga terbentuklah kabin yang besar pada kedalaman
sekitar 3 km dari permukaan. Kabin magma(magma chamber) inilah yang merupakan gudang
(reservoir) darimana letusan material-material vulkanik berasal.
Magma yang mengandung gas dalam kabin magma berada dalam kondisi di bawah tekanan
batu-batuan berat yang mengelilinginya. Tekanan ini menyebabkan magma meletus atau
melelehkan conduit (saluran) pada bagian batuan yang rapuh atau retak. Magma bergerak
keluar melalui saluran ini menuju ke permukaan. Saat magma mendekati permukaan,
kandungan gas di dalamnya terlepas. Gas dan magma ini bersama-sama meledak dan
membentuk lubang yang disebut lubang utama (central vent). Sebagian besar magma dan
material vulkanik lainnya kemudian menyembur keluar melalui lubang ini. Setelah semburan
berhenti, kawah (crater) yang menyerupai mangkuk biasanya terbentuk pada bagian puncak
gunung berapi. Sementara lubang utama terdapat di dasar kawah tersebut.
Setelah gunung berapi terbentuk, tidak semua magma yang muncul pada letusan berikutnya
naik sampai ke permukaan melalui lubang utama. Saat magma naik, sebagian mungkin terpecah
melalui retakan dinding atau bercabang melalui saluran yang lebih kecil. Magma yang melalui
saluran ini mungkin akan keluar melalui lubang lain yang terbentuk pada sisi gunung, atau
mungkin juga tetap berada di bawah permukaan.
F. Karakteristik Letusan
Ada beberapa factor yang mempengaruhi karakteristik atau perilaku erupsi diantaranya : (1)
sifat magma termasuk komposisi kimia, kekentalan, kandungan gas dan air, (2) struktur dan
dimensi pipa saluran magma dan (3) posisi serta volume kantong magma yang menentukan
besarnya pasokan.
G. Dampak Letusan Gunung Api
Dampak Negatif
Gunung berapi yang meletus tentu akan membawa material yang berbahaya bagi organisme
yang dilaluinya, Karena itu kewaspadaan mutlak diperlukan. Berikut ini hal negatif yang bisa
terjadi saat gunung meletus:
Tercemarnya udara dengan abu gunung berapi yang mengandung bermacam-macam
gas mulai dari Sulfur Dioksida atau SO2, gas Hidrogen sulfide atau H2S, No2 atau
Nitrogen Dioksida serta beberapa partike debu yang berpotensial meracuni makhluk
hidup di sekitarnya.
Dengan meletusnya suatu gunung berapi bisa dipastikan semua aktifitas penduduk di
sekitar wilayah tersebut akan lumph termasuk kegiatan ekonomi.
Semua titik yang dilalui oleh material berbahaya seperti lahar dan abu vulkanik panas
akan merusak pemukiman warga.
Lahar yang panas juga akan membuat hutan di sekitar gunung rusak terbakar dan hal ini
berarti ekosistem alamiah hutan terancam.
Material yang dikeluarkan oleh gunung berapi berpotensi menyebabkan sejumlah
penyakit misalnya saja ISPA.
Desa yang menjadi titik wisata tentu akan mengalami kemandekan dengan adanya
letusan gunung berapi. Sebut saja Gunung Rnjani dan juga Gunung Merapi, kedua
gunung ini dalam kondisi normal merupakan salah satu destinasi wisata terbaik bagi
mereka wisatawan pecinta alam.
Dampak Positif Letusan Gunung Berapi
Selain dampak negatif, jika ditelaah, letusan gunung berapi juga sebenarnya membawa berkah
meski hanya bagi penduduk yang ada di sekitar.
Tanah yang dilalui oleh hasil bulkanis gunung berapi sangat baik bagi pertanian sebab
tanah tersebut secara alamah menjadi lebih subur dan bisa menghasilkan tanaman yang
jauh lebih berkualitas. Tentunya bagi penduduk sekitar pegunungan yang mayoritas
petani, hal ini sangat menguntungkan.
Terdapat mata pencaharian baru bagi rakyat sekitar gunung berapi yang telah meletus,
Jawabannya penambang pasir. Material vulkanik berupa pasir tentu memiliki nilai
ekonomis.
Selain itu, terdapat pula bebatuan yang disemburkan oleh gunung berapi saat meltus.
Bebatuan tersebut bisa dimanfaatkan sebagai bahan bangungan warga sekitar gunung.
Meski ekosistem hutan rusak, namun dalam beberapa waktu, akan tumbuh lagi
pepohonan yang membentuk hutan baru dengan ekosistem yang juga baru.
Setelah gunung meletus, biasanya terdapat geyser atau sumber mata air panas yang
keluar dri dalam bumi dengan berkala atau secara periodik. Geyser ini kabarnya baik
bagi kesehatan kulit.
Muncul mata air bernama makdani yaitu jenis mata air dengan kandungan mineral yang
sangat melimpah.
Pada wilayah vulkanik, potensial terjadi hujan orografis. Hujan ini potensial terjadi sebab
gunung adalah penangkan hujan terbaik.
Pada wilayah yang sering terjadi letusan gunung berapi, sangat baik didirikan
pembangkit listrik.
.
H. Mitigasi Bencana Letusan Gunung Api
Sebelum Terjadi Bencana
Dilakukan pemantauan gunungapi
Penyediaan peta kawasan rawan bencana gunungapi, peta zona risiko bahaya gunung
api
Pemantapan protap tingkat kegiatan gunungapi
Pembimbingan dan informasi gunungapi
Penerbitan peta geologi gunungapi
Penyelidikan geologi, geofisika dan geokimia
Peningkatan sumberdaya manusia dan pendukungnya
Saat Terjadi Bencana
Mengirimkan tim tanggap darurat
Meningkatkan pengamatan
Melaporkan tingkat kegiatan sesuai alur
Memberikan rekomendasi kepada pemda sesuai protap
Sesudah Terjadi Bencana
Menurunkan tingkat kegiatan gunungapi sesuai protap
Menginventarisir data letusan, termasuk sebaran dan volume bahan letusan
Mengidentifikasi daerah yang terancam bahaya sekunder
Memberikan saran teknis penanggulangan bahaya sekunder
Pengurangan Resiko Bencana
Melakukan identifikasi, kajian dan pemantauan resiko bencana dan memperkuat sistem
peringatan dini
Menggunakan pengetahuan, inovasi dan pendidikan untuk membangun suatu budaya
aman dan ketahanan terhadap bencana di semua tingkatan
Memperkuat kesiapsiagaan terhadap bencana untuk menjamin pelaksanaan tanggap
darurat yang efektif
Sosialisasi dan Koordinasi. Sosialisasi bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan
kesadaran masyarakat yang tinggal disekitar gunungapi tentang potensi gunungapi, baik
yang negatif (bahaya), maupun yang positif (sumberdaya). Koordinasi dilakukan dengan
pemerintah daerah dan instansi terkait guna meningkatkan efektivitas dalam
penanggulangan bencana erupsi gunungapi.
Penataan Ruang Berbasis Kebencanaan Upaya pengurangan risiko bencana gempabumi
adalah dengan mengurangai elemen kerentanan, salah satunya adalah dengan cara
penataan ruang yang berlandaskan kepada ainaliss kebencanaan gunungapi.
Tahap kesiap siagaan merupakan tindakan-tindakan yang mmungkinkan pemerintah,
masyarakat maupin perorangan mampu mengantisipasi segera mungkin dan seefektif mungkin
terhadap situasi kejadian bencana misalnya:
1) Menyiapkan peralatan penanggulangan bencana untuk digunakan sewaktu-waktu.
2) Pelaksanaan efakuasi atau pengungsian.
3) Menyiapkan sistem peringatan dini (komunikasi darurat).
4) Melakukan penyuluhan serta memberi informasi tentang kebencanaan pada masyarakat.
5) Melakukan pelatihan penanggulangan bencana
MITIGASI BENCANA GUNUNG BERAPI
Upaya memperkecil jumlah korban jiwa dan kerugian harta benda akibat letusan gunung berapi,
tindakan yang perlu dilakukan :
1. Pemantauan, aktivitas gunung api dipantau selama 24 jam menggunakan alat
pencatat gempa (seismograf). Data harian hasil pemantauan dilaporkan ke kantor
Direktorat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (DVMBG) di Bandung dengan
menggunakan radio komunikasi SSB. Petugas pos pengamatan Gunung berapi
menyampaikan laporan bulanan ke pemda setempat.
2. Tanggap Darurat, tindakan yang dilakukan oleh DVMBG ketika terjadi peningkatan
aktivitas gunung berapi, antara lain mengevaluasi laporan dan data, membentuk tim
Tanggap Darurat, mengirimkan tim ke lokasi, melakukan pemeriksaan secara
terpadu.
3. Pemetaan, Peta Kawasan Rawan Bencana Gunung berapi dapat menjelaskan jenis
dan sifat bahaya gunung berapi, daerah rawan bencana, arah penyelamatan diri,
lokasi pengungsian, dan pos penanggulangan bencana.
4. Penyelidikan gunung berapi menggunakan metoda Geologi, Geofisika, dan Geokimia.
Hasil penyelidikan ditampilkan dalam bentuk buku, peta dan dokumen lainya.
5. Sosialisasi, petugas melakukan sosialisasi kepada Pemerintah Daerah serta
masyarakat terutama yang tinggal di sekitar gunung berapi. Bentuk sosialisasi dapat
berupa pengiriman informasi kepada Pemda dan penyuluhan langsung kepada
masyarakat.
Sumber : Panduan Pengenalan Karakteristik Bencana Dan Upaya Mitigasinya di Indonesia. Set
BAKORNAS PBP; Leaflet Set. BAKORNAS PBP dan Gunungapi. Direktorat Vulkanologi dan Mitigasi
Bencana Geologi dan www.bnpb. go.id