Upload
misdarlubis
View
15
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
5/22/2018 Visum
1/28
Visum et Repertum
Perlukaan
Shalahudden
5/22/2018 Visum
2/28
Batasan
Visum et Repertum(VeR) merupakan salahsatu bantuan yang sering diminta penyidik(polisi) kepada dokter menyangkut
perlukaan pada tubuh manusia. Visum et Repertum(VeR) merupakan alat
bukti dalam proses peradilan yang tidakhanya memenuhi standar penulisan rekam
medis, tetapi juga harus memenuhi hal-halyang disyaratkan dalam sistem peradilan
5/22/2018 Visum
3/28
Dalam praktik sehari-hari seorangdokter tidak hanya melakukanpemeriksaan medis untuk kepentingan
diagnostik dan pengobatan penyakitsaja, tetapi juga untuk dibuatkan suatusurat keterangan medis.
Demikian pula pasien yang datang ke
instalasi gawat darurat, tujuan utamaumumnya untuk mendapatpertolongan medis.
Apa yang harus dilakukan tenaga kesehatan
http://lh3.ggpht.com/_ezSsIEHCzdA/SzSBtUQRjBI/AAAAAAAABBY/OLSOa7F9_z0/s1600-h/image%5B10%5D.png5/22/2018 Visum
4/28
Namun dalam hal pasien tersebut mengalamicidera, pihak berwajib dapat meminta suratketerangan medis atau VeR dari dokter yang
memeriksa. Jadi pada saat yang sama dokter bertindak
sebagai seorang klinisi yang bertugas mengobatisekaligus sebagai seorang petugas forensik
bertugas membuat VeR. Sedangkan pasien bertindak sebagai seorang
yang diobati sekaligus korban yang diperiksa danhasilnya dijadikan alat bukti
5/22/2018 Visum
5/28
Paradigma
Berdasarkan tujuannya, paradigma dalam
pemeriksaan medikolegal sangat berbeda
dibandingkan pemeriksaan klinis yang untuk
kepentingan pemeriksaan, pengobatan, dan
tindakan medis lainnya. Tujuan pemeriksaan medikolegal pada korban :
untuk menegakkan hukum peristiwa pidana yang
dialami melalui penyusunan VeR, orientasi dan
paradigma dalam merinci luka dan kecederaanuntuk membantu merekonstruksi peristiwa
penyebab terjadinya luka dan memperkirakan
derajat keparahan luka (severity of injury).
5/22/2018 Visum
6/28
Dengan demikian pada pemeriksaan suatu luka,
bisa saja ada beberapa hal yang dianggap penting
dari segi medikolegal, tidak dianggap perlu untuk
tujuan pengobatan, seperti misalnya lokasi luka,tepi luka, dan sebagainya
5/22/2018 Visum
7/28
Definisi dan Dasar Pengadaan
Visum et Repertum
Visum et Repertum adalah keterangan
tertulis yang dibuat dokter atas permintaan
tertulis (resmi) penyidik tentang
pemeriksaan medis terhadap seseorang
manusia baik hidup maupun mati ataupun
bagian dari tubuh manusia, berupa temuan
dan interpretasinya, di bawah sumpah danuntuk kepentingan peradilan
5/22/2018 Visum
8/28
Rumusan yang jelas tentang pengertian VeR telahdikemukakan pada seminar forensik di Medan 1981
laporan tertulis untuk peradilan yang dibuat dokter
berdasarkan sumpah atau janji yang diucapkan
pada waktu menerima jabatan dokter, yangmemuat pemberitaan tentang segala hal atau fakta
yang dilihat dan ditemukan pada benda bukti
berupa tubuh manusia yang diperiksa dengan
pengetahuan dan keterampilan yang sebaik-
baiknya dan pendapat mengenai apa yang
ditemukan sepanjang pemeriksaan tersebut.
5/22/2018 Visum
9/28
Dasar hukumVisum et Repertum
Pasal 133 KUHAP menyebutkan :
Dalam hal penyidik untuk kepentingan peradilan
menangani seorang korban baik luka, keracunan
ataupun mati yang diduga karena peristiwa yang
merupakan tindak pidana, ia berwenang mengajukanpermintaan keterangan ahli kepada ahli kedokteran
kehakimanatau dokterdan atau ahli lainnya.
Permintaan keterangan ahli sebagaimana dimaksud
dalam ayat (1) dilakukan secara tertulis, yang dalamsurat itu disebutkan dengan tegas untuk pemeriksaan
luka atau pemeriksaan mayat dan atau pemeriksaan
bedah mayat.
5/22/2018 Visum
10/28
Yang berwenang meminta keterangan ahli adalah
penyidik dan penyidik pembantu sebagimana
bunyi Pasal 7(1) butir h dan Pasal 11 Kitab
Undang-Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP).Penyidik yang dimaksud adalah penyidik yang
pejabat Polisi Negara RI. Penyidik tersebut
penyidik tunggal bagi pidana umum, termasuk
pidana yang berkaitan dengan kesehatan dan jiwamanusia.
5/22/2018 Visum
11/28
Maka Penyidik pegawai negeri sipil tidak
berwenang meminta VeR.
Sanksi hukum bila dokter menolak permintaan
penyidik adalah sanksi pidana
5/22/2018 Visum
12/28
Pasal 216 KUHAP menyebutkan :
Barangsiapa dengan sengaja tidak menurutiperintah atau permintaan yang dilakukan menurut
undang-undang oleh pejabat yang tugasnya
mengawasi sesuatu, atau oleh pejabat
berdasarkan tugasnya, demikian pula yang diberikuasa untuk mengusut atau memeriksa tindak
pidana; demikian pula barangsiapa dengan
sengaja mencegah, menghalang-halangi atau
menggagalkan tindakan guna menjalankanketentuan, diancam dengan pidana penjara
paling lama empat bulan dua minggu atau denda
paling banyak sembilan ribu rupiah.
5/22/2018 Visum
13/28
Prosedur pengadaan VeR berbeda dengan
prosedur pemeriksaan korban mati, prosedur
permintaan VeR korban hidup tidak diatur secara
rinci di dalam KUHAP. Tidak ada ketentuan yangmengatur tentang pemeriksaan apa saja yang
harus dan boleh dilakukan oleh dokter. Hal
tersebut berarti bahwa pemilihan jenis
pemeriksaan yang dilakukan diserahkansepenuhnya kepada dokter dengan
mengandalkan tanggung jawab profesi
kedokteran.
5/22/2018 Visum
14/28
KUHAP juga tidak memuat ketentuan tentang
bagaimana menjamin keabsahan korban sebagai
barang bukti. Hal-hal yang merupakan barangbukti pada tubuh korban hidup adalah
perlukaannya beserta akibatnya dan segala
sesuatu yang berkaitan dengan perkara
pidananya. Sedangkan orangnya sebagai
manusia tetap diakui sebagai subjek hukum
dengan segala hak dan kewajibannya. Dengan
demikian, karena barang bukti tersebut tidak dapatdipisahkan dari orangnya maka tidak dapat
disegel maupun disita, melainkan menyalin barang
bukti tersebut ke dalam bentuk VeR
5/22/2018 Visum
15/28
KUHAP tidak mengatur prosedur rinci apakah
korban harus diantar oleh petugas kepolisian atautidak. Padahal petugas pengantar tersebut
sebenarnya dimaksudkan untuk memastikan
kesesuaian antara identitas orang yang akan
diperiksa dengan identitas korban yangdimintakan VeR- nya, seperti yang tertulis di
dalam surat permintaan VeR. Situasi tersebut
membawa dokter turut bertanggung jawab atas
pemastian kesesuaian antara identitas yangtertera di dalam surat permintaan visum et
repertum dengan identitas korban yang diperiksa
5/22/2018 Visum
16/28
Dalam praktik sehari-hari, korban perlukaan akan
langsung ke dokter baru kemudian dilaporkan ke
penyidik. Hal tersebut membawa kemungkinanbahwa surat permintaan visum et repertum korban
luka akan datang terlambat dibandingkan dengan
pemeriksaan korbannya. Sepanjang
keterlambatan tersebut masih cukup beralasan
dan dapat diterima maka keterlambatan itu tidak
boleh dianggap sebagai hambatan pembuatan
VeR. Sebagai contoh, adanya kesulitankomunikasi dan sarana perhubungan, overmacht
(berat lawan) dan noodtoestand (darurat).
5/22/2018 Visum
17/28
Adanya keharusan membuat VeR perlukaan tidakberarti bahwa korban tersebut, dalam hal ini
adalah pasien, untuk tidak dapat menolak sesuatu
pemeriksaan. Korban hidup adalah pasien juga
sehingga mempunyai hak sebagai pasien.
Apabila pemeriksaan tersebut sebenarnya perlu
menurut dokter pemeriksa sedangkan pasien
menolaknya, maka hendaknya dokter memintapernyataan tertulis singkat penolakan dari pasien
disertai alasannya atau bila hal itu tidak mungkin
dilakukan, agar mencatatnya di dalam RM
5/22/2018 Visum
18/28
Hal penting yang harus diingat adalah bahwa
surat permintaan VeR harus mengacu kepada
perlukaan akibat tindak pidana tertentu yang
terjadi pada waktu dan tempat tertentu. Suratpermintaan VeR pada korban hidup bukanlah
surat yang meminta pemeriksaan, melainkan surat
yang meminta keterangan ahli tentang hasil
pemeriksaan medis
5/22/2018 Visum
19/28
Visum et repertum adalah salah satu alat buktiyang sah sebagaimana tertulis dalam pasal 184
KUHP. Visum et repertum turut berperan dalam
proses pembuktian suatu perkara pidana terhadap
kesehatan dan jiwa manusia.
VeR menguraikan segala sesuatu tentang hasil
pemeriksaan medik yang tertuang di dalam bagian
pemberitaan, yang karenanya dapat dianggapsebagai pengganti barang bukti
5/22/2018 Visum
20/28
Apabila VeR belum dapat menjernihkan dudukpersoalan di sidang pengadilan, maka hakim
dapat meminta keterangan ahli atau diajukannya
bahan baru, seperti yang tercantum dalam
KUHAP, yang memungkinkan dilakukannya
pemeriksaan atau penelitian ulang atas barang
bukti, apabila timbul keberatan yang beralasan
dari terdakwa atau penasehat hukumnya terhadapsuatu hasil pemeriksaan.
Hal itu sesuai dengan pasal 180 KUHAP
5/22/2018 Visum
21/28
Struktur Visum et Repertum
1. Pro Justitia
di kiri atas (tidak perlu bermeterai)
2. Pendahuluan
identitas pemohon, dokter, subjek3. Pemberitaan (Hasil Pemeriksaan)
4. Kesimpulan
5. Penutupdibuat dengan mengingat sumpah serta
dibubuhi tanda tangan
5/22/2018 Visum
22/28
Jambi, 6 November 2013
PRO JUSTITIA
VISUM ET REPERTUM
No /A/VER/IX/2013
Yang bertandatangan di bawah ini, Anton, Sp.OG dokter pemerintah pada
RSUD Abdul Manaf, atas permintaan dari kepolisian sektor mayang dengan
suratnya nomor B/37/VeR/IX/Reskrim tertanggal 2 November 2013, maka
dengan ini menerangkan bahwa pada tanggal enam November tahun dua ribu
tiga belas pukul Sembilan lewat lima menit Waktu Indonesia Bagian Barat,bertempat di RSUD Abdul Manaf, telah melakukan pemeriksaan korban
dengan nomor register 123456 yang menurut surat tersebut adalah :
Nama : xxxxxxx Binti yyyyyyy
Umur : 34 tahun
Jenis Kelamin : wanitaWarga negara : Indonesia
Pekerjaan : xxxxxx
Agama : xxxxx
Alamat : xxxxx
5/22/2018 Visum
23/28
HASIL PEMERIKSAAN :
1.Korban datang dalam keadaan sadar dengan keadaan
umum sakit sedang. Korban mengeluh sakit kepala dan
sempat pingsan setelah kejadian pemukulan pada kepaladan sakit di kemaluan -------------------------------------------------
2. Pada korban ditemukan ----------------------------------------------
a. Tekanan darah 120/70 mmHG, berat badan empat puluh
tiga kilogram------------------------------------------------------------b. Pada belakang kepala kiri, dua senti meter dari garis
pertengahan belakang, empat senti meter diatas batas
dasar tulang, terdapat luka terbuka, tepi tidak rata, dinding
luka kotor, sudut luka tumpul, berukuran tiga senti meterkali satu senti meter, disekitarnya dikelilingi benjolan
berukuran empat senti meter kali empat senti meter.
c. Lengan atas kiri terdapat gangguan fungsi, teraba patah
pada pertengahan serta nyeri pada penekanan.--------------
5/22/2018 Visum
24/28
d. Pada daerah kemaluan terdapat luka jejas di sisi
kiri bibir kemaluan, berukuran satu senti meter kali
satu senti meter, pada selaput dara robek sampai
ke dasar posisi pukul nol tujuh (07.00) dan posisipukul nol tiga (03.00) --------------------------------------
3. Pemeriksaan foto Rontgen kepala posisi depan
dan samping tidak menunjukkan adanya patah
tulang. Pemeriksaan foto Rontgen lengan atas kirimenunjukkan adanya patah tulang pada
pertengahan.------------------------------------------------
5/22/2018 Visum
25/28
4. Terhadap korban dilakukan penjahitan dan
perawatan luka, dan pengobatan.--------------------
5. Korban dipulangkan dengan anjuran kontrol
dokter jiwa besok pagi dan kontrol luka
seminggu lagi.----------------------------------------------
5/22/2018 Visum
26/28
KESIMPULAN
Pada pemeriksaan korban wanita berusia tiga
puluh empat tahun ini ditemukan cidera kepalaringan, luka terbuka pada belakang kepala kiri dan
patah tulang tertutup pada lengan atas kiri akibat
kekerasan tumpul. Pada bibir kemaluan kiri luka
jejas, dan pada selaput dara tidak utuh denganditemukan robekan pada posisi pukul nol tujuh
(07.00) dan posisi pukul nol tiga (03.00) akibat
kekerasan tumpul. Cidera tersebut telah
mengakibatkan penyakit/halangan dalam
menjalankan pekerjaan jabatan/pencaharian untuk
sementara waktu.
5/22/2018 Visum
27/28
Demikian visum et repertum ini dibuat dengan
sebenarnya dengan menggunakan keilmuan yang
sebaik-baiknya, mengingat sumpah sesuai
dengan Kitab Undang-Undang Hukum AcaraPidana.
5/22/2018 Visum
28/28