Upload
valiant-cayankk-mamah
View
214
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Kimia
Citation preview
MAKALAH KIMIA ANALISIS DAN BAHAN MAKANAN
“ VITAMIN C ”
Disusun Oleh :
Moudy Angela Valiant (1310412029)
Syntia Hardianti Oktavia (1310412028)
Eka Putri (1310412037)
Ramadan Fitra (1410411057)
Asmaul Husna (1410411008)
Dosen Pengampuh :
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena kami dapat
menyelesaikan Makalah ini. Penyusunan Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Kimia
Analisis Bahan Makanan yang berjudul “VITAMIN C”. Selain itu tujuan dari penyusunan
Makalah ini juga untuk menambah wawasan tentang pengetahuan Bahasa secara meluas.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada Ibuk selaku dosen KABAM kami yang
telah membimbing kami agar dapat menyelesaikan makalah ini. Akhirnya kami menyadari
bahwa Makalah ini sangat jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, dengan segala
kerendahan hati, kami menerima kritik dan saran agar penyusunan Makalah selanjutnya
menjadi lebih baik. Untuk itu kami mengucapkan banyak terima kasih dan semoga karya tulis
ini bermanfaat bagi para pembaca.
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL………………………………………………………………………… i
KATA PENGANTAR…....………………………………………………………………. ii
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………… iv
BAB I
PENDAHULUAN………………………………………………………………………….. 1
1. Latar Belakang……………………………………………………………………… 1
2. Rumusan Masalah……………………………………………………………………. 2
3. Tujuan............................................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN……………………………………………………….......
……………….. 3
1. Pengertian Vitamin....................................................................................4
2. Pengertian Vitamin C.................................................................................5
3. Sejarah Ditemukannnya Vitamin C..............................................................6
4. Susunan Kimia Vitamin C.........................................................................7
5. Metabolisme Vitamin C............................................................................8
6. Fungsi Vitamin C.....................................................................................9
7. Sifat Vitamin C.........................................................................................10
8. Bahan Makanan Sumber Vitamin C..............................................................11
9. Angka Kecukupan Gizi Vitamin C................................................................12
10. Kelebihan Vitamin C.................................................................................13
11. Kekurangan Vitamin C..............................................................................14
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN……………………………………………….. 15
DAFTAR PUTAKA……………………………………………………………………….....16
BAB I PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Vitamin bukanlah sumber energi, tetapi vitamin melakukan fungsi regulator (pengatur).
Vitamin bekerja sama dengan enzim dalam beberapa reaksi kimia. Vitamin juga penting bagi
pertumbuhan, pemeliharaan kesehatan, dan reproduksi. Vitamin harus ada dalam tubuh
manusia walaupun hanya dalam jumlah kecil karena memiliki fungsi khusus dan tidak dapat
digantikan.
Seseorang yang kekurangan vitamin dapat menderita difisiensi
atau avitaminosis (menderita penyakit skorbut, pendarahan kulit, kerusakan sendi).
Sedangkan kelebihan suatu jenis vitamin disebut hipervitaminosis. Hingga saat ini belum
semua jenis avitaminosis dapat diketahui. Pada umumnya seseorang menderita avitaminosis
karena cara pengolahan makanan yang dapat mengurangi atau merusak vitamin. Buah dan
sayuran segar sangat membantu penyediaan vitamin.
Dalam bahan pangan vitamin hanya terdapat dalam jumlah yang relative sangat kecil
dan terdapat dalam bentuk yang berbeda-beda. Vitamin tersebut pada umumnya dapat
dikelompokkan dalam dua golongan utama yaitu vitamin yang larut dalam air dan vitamin
yang larut dalam lemak. Golongan pertama oleh Kodicek (1971) disebut prakoenzim
(procoenzyme) dan bersifat larut dalam air. tidak disimpan oleh tubuh, tidak beracun, dan
diekskresi dalam urine. Yang termasuk golongan ini adalah tiamin, riboflavin, asamnikotinat,
piridoksin, asam kolat, biotin, asam pantotenat, vitamin B12 (disebut golongan vitamin B)
dan vitamin C. Golongan kedua yang larut dalam lemak disebutnya alosterin, dan dapat
disimpan dalam tubuh. Apabila vitamin ini terlalu banyak dimakan akan tersimpan dalam
tubuh dan memberikan gejala penyakit tertentu (hipervitaminosis) yang juga membahayakan.
Oleh karena itu kebutuhan vitamin dalam tubuh harus terpenuhi dengan kata lain tidak
kurang dan tidak lebih. Dalam aktivitas sehari-hari tubuh sangat memerlukan vitamin yang
digunakan sebagai pengatur metabolisme dalam tubuh terutama vitamin C (asam askorbat).
Dalam makalah ini yang akan dibahas yaitu vitamin C, atau salah satu vitamin yang larut
dalam air.
1.2. RUMUSAN MASALAH
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini sebagai berikut :
1. Apa Pengertian Vitamin?
2. Apa Pengertian Vitamin C?
3. Bagaimana Sejarah Ditemukannnya Vitamin C?
4. Bagaimana Susunan Kimia Vitamin C?
5. Bagaimana Metabolisme Vitamin C?
6. Apa Fungsi Vitamin C?
7. Apa Sifat Vitamin C?
8. Apa Saja Bahan Makanan Sumber Vitamin C?
9. Bagaimana Angka Kecukupan Gizi Vitamin C?
10. Apa Kelebihan Vitamin C?
11. Apa Kekurangan Vitamin C?
1.3. TUJUAN
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan dari pembuatan makalah ini sebagai berikut :
1. Dapat Mengetahui Pengertian Vitamin
2. Dapat Mengetahui Pengertian Vitamin C?
3. Dapat Mengetahui Sejarah Ditemukannnya Vitamin C?
4. Dapat Mengetahui Susunan Kimia Vitamin C?
5. Dapat Mengetahui Metabolisme Vitamin C?
6. Dapat Mengetahui Vitamin C?
7. Dapat Mengetahui Vitamin C?
8. Dapat Mengetahui Bahan Makanan Sumber Vitamin C?
9. Dapat Mengetahui Angka Kecukupan Gizi Vitamin C?
10. Dapat Mengetahui Kelebihan Vitamin C?
11. Dapat Mengetahui Kekurangan Vitamin C?
BAB 2 PEMBAHASAN
2.1. PENGERTIAN VITAMIN
Vitamin adalah suatu senyawa organik yang terdapat di dalam makanan dalam jumlah sedikit
dan dibutuhkan jumlah yang besar untuk fungsi metabolisme yang normal. Vitamin dapat
larut di dalam air dan lemak. Vitamin yang larut dalam lemak adalah Vitamin A, D, E, dan K
dan yang larut di dalam air adalah vitamin B dan C (Dorland, 2006).
2.2. PENGERTIAN VITAMIN C
Vitamin C adalah Kristal putih yang mudah larut dalam air. Vitamin C yang disebut juga
sebagai asam askorbik merupakan vitamin yang larut dalam air. Dalam keadaan kering
vitamin C cukup stabil, tetapi dalam keadaan larut, vitamin C mudah rusak karena
bersentuhan dengan udara (oksidasi) terutama apabila terkena panas.
Vitamin C tidak stabil dalam larutan alkali, tetapi cukup stabil dalam larutan asam
(Sunita, 2004). Di dalam tubuh, vitamin C terdapat di dalam darah (khususnya leukosit),
korteks anak ginjal, kulit, dan tulang. Vitamin C akan diserap di saluran cerna melalui
transpor aktif (Sherwood, 2001).
2.3. SEJARAH DITEMUKANNNYA VITAMIN C
Penyakit scurvy telah dikenal sejak abad ke-15 yaitu penyakit yang banyak diderita oleh
pelaut yang berlayar selama berbulan-bulan serta bertahan dengan makanan yang dikeringkan
dan biskuit. Penyakit ini menyebabkan pucat, rasa lelah berkepanjangan diikuti oleh
perdarahan gusi, perdarahan di bawah kulit, edema, tukak, dan pada akhirnya kematian.
Tahun 1750, Lind seorang dokter dari skotlandia menemukan bahwa scurvy dapat dicegah
dan diobati dengan memakan jeruk.
Tahun 1795. Admiral Inggris, menetapkan bahwa jeruk segar sebuah per hari harus diberikan
pada para pelaut yang berlayar dari Angkatan Laut Inggris.
Tahun 1865. Kamar Dagang Inggris, memberlakukan wajib untuk mengkonsumsi jeruk segar
bagi pelaut dari kapal dagang.
Tahun 1932, Szent-Gyorgyi dan C. Glenn King berhasil mengisolasi zat antiskorbut dari
jaringan adrenal, jeruk, dan kol yang dinamakan vitamin C. Albert Szent-
Györgyi menerima penghargaan Nobel dalam Fisiologi atau Kedokteran pada
tahun 1937 untuk penemuan ini. Zat ini kemudian berhasil disintesis pada tahun 1933 oleh
Haworth dan Hirst sebagai asam askorbat.
Tahun 1536, Jacques Cartier dari Quebec City, Kanada. Menemukan cara untuk
menyembuhkan sariawan dengan teh yang dibuat dari daun-daunan dan belakangan diketahui
daun-daunan tersebut kaya akan vitamin C.
Tahun 1911. Teori tentang vitamin, dipublikasikan oleh ahli biokimia Polandia tentang 4
senyawa dalam makanan alami yang bermanfaat untuk mencegah beri-beri, ricket, pellagra,
dan skorbut.
Tahun 1918. E.V.Mc.Collum, seorang warga Amerika memulai pembauran sistem penamaan
vitamin, yakni “komponen A yang larut dalam lemak”.
2.4. SUSUNAN KIMIA VITAMIN C
Asam askorbat (vitamin C) adalah turunan heksosa dan diklasifikasikan sebagai karbohidrat
yang erat kaitannya dengan monosakarida. Vitamin C dapat disintesis dari D-glukosa dan D-
galaktosa dalam tumbuh-tumbuhan dan sebagian besar hewan. Vitamin C terdapat dalam dua
bentuk di alam, yaitu L-asam askorbat (bentuk tereduksi) dan L-asam dehidro askorbat
(bentuk teroksidasi).
2.5. METABOLISME VITAMIN C
Vitamin C mudah diabsorbsi secara aktif dan mungkin pula secara difusi pada bagian atas
usus halus lalu masuk ke peredaran darah melalui vena porta. Rata-rata arbsorbsi adalah 90%
untuk konsumsi diantara 20-120 mg/hari. Konsumsi tinggi sampai 12 gram hanya diarbsorbsi
sebanyak 16%.
Vitamin C kemudian dibawa ke semua jaringan. Konsentrasi tertinggi adalah di dalam
jaringan adrenal, pituitary, dan retina. Vitamin C di ekskresikan terutama melalui urin,
sebagian kecil di dalam tinja dan sebagian kecil di ekskresikan melalui kulit (Yuniastuti,
2008). Tubuh dapat menyimpan hingga 1500 mg vitamin C bila dikonsumsi mencapai 100
mg/hari. Status vitamin C di dalam tubuh ditetapkan melalui tandatanda klinik dan
pengukuran kadar vitamin C di dalam darah. Tanda- tanda klinik antara lain, perdarahan gusi
dan perdarahan kapiler di bawah kulit. Tanda-tanda dini kekurangan vitamin C dapat
diketahui apabila kadar vitamin C darah di bawah 0,20 mg/dl (Sunita, 2004).
2.6. FUNGSI VITAMIN C
Vitamin C mempunyai banyak fungsi di dalam tubuh. Pertama, fungsi vitamin C adalah
sebagai sintesis kolagen. Karena vitamin C mempunyai kaitan yang sangat penting dalam
pembentukan kolagen. Karena vitamin C diperlukan untuk hidroksilasi prolin dan lisin
menjadi hidroksiprolin yang merupakan bahan penting dalam pembentukan kolagen.
Kolagen merupakan senyawa protein yang mempengaruhi integritas struktur sel di semua
jaringan ikat, seperti pada tulang rawan, matriks tulang, gigi, membrane kapiler, kulit dan
tendon. Dengan demikian maka fungsi vitamin C dalam kehidupan sehari-hari berperan
dalam penyembuhan luka, patah tulang, perdarahan di bawah kulit dan perdarahan gusi.
Asam askorbat penting untuk mengaktifkan enzim prolil hidroksilase, yang menunjang tahap
hidroksilasi dalam pembentukan hidroksipolin, suatu unsure integral kolagen. Tanpa asam
askorbat, maka serabut kolagen yang terbentuk di semua jaringan tubuh menjadi cacat dan
lemah. Oleh sebab itu, vitamin ini penting untuk pertumbuhan dan kekurangan serabut di
jaringan subkutan, kartilago, tulang, dan gigi (Guyton, 2007).
Fungsi yang kedua adalah absorbsi dan metabolisme besi, vitamin C mereduksi besi
menjadi feri dan menjadi fero dalam usus halus sehingga mudah untuk diabsorbsi. Vitamin C
menghambat pembentukan hemosiderin yang sulit dibebaskan oleh besi apabila diperlukan.
Absorbsi besi dalam bentuk nonhem meningkat empat kali lipat apabila terdapat vitamin C.
Fungsi yang ketiga adalah mencegah infeksi, Vitamin C berperan dalam meningkatkan
daya tahan tubuh terhadap infeksi. Pauling (1970) pernah mendapat hadiah nobel dengan
bukunya Vitamin C and the common cold, di mana pauling mengemukakan bahwa dosis
tinggi vitamin C dapat mencegah dan menyembuhkan serangan flu (Pauling, 1971).
Penelitian menunjukkan bahwa vitamin C memegang peranan penting dalam mencegah
terjadinya aterosklerosis. Vitamin C mempunyai hubungan dengan metabolisme kolesterol.
Kekurangan vitamin C menyebabkan peningkatan sintesis kolesterol.
Peran Vitamin C dalam metabolism kolesterol adalah melalui cara:
1) vitamin C meningkatkan laju kolesterol dibuang dalam bentuk asam empedu
2) vitamin C meningkatkan kadar HDL, tingginya kadar HDL akan menurunkan resiko
menderita penyakit aterosklerosis
3) vitamin C dapat berfungsi sebagai pencahar sehingga dapat meningkatkan pembuangan
kotoran dan hal ini akan menurunkan pengabsorbsian kembali asam empedu dan konversinya
menjadi kolesterol (Khomsan, 2010).
Studi yang dilakukan WHO (1976) meyimpulkan bahwa progresi pengapuran koroner
bertambah sebesar 3% per tahun sejak usia seseorang melewati 20 tahun. Kenyataan ini
membuktikan bahwa progresivitas pengapuran pembuluh koroner sesungguhnya memang
menggulir secara tersembunyi dan menimbulkan bahaya yang bersifat laten. Penelitian klinis
menunjukkan bahwa vitamin C menurunkan kolesterol dan trigliserida pada orang-orang
yang mempunyai kadar kolesterol yang tinggi, tetapi tidak pada orang-orang yang
mempunyai kadar kolesterol yang normal. Ini membuktikan bahwa vitamin C berperan
sebagai homeostatis untuk mencapai. Konsumsi vitamin C 1g per hari setelah tiga bulan akan
menurinkan kolesterol 10% dan trigliserida 40% (Khomsan, 2010).
Sintesis kolagen
Sintesis karnitin, Serotonin, dll
Absorpsi dan metabolisme besi
Absorpsi kalsium
Mencegah infeksi
Mempertahankan permeabilitas kapiler darah
Mencegah timbulnya hipertensi
Mencegah kanker dan penyakit jantung
2.7. SIFAT VITAMIN C
1. Vitamin C adalah kristal putih yang mudah larut dalam air.
2. Dalam keadaan kering vitamin C cukup stabil, tetapi dalam keadaan larut
3. Mudah rusak karena berseuntuhan dengan udara (oksidasi) terutama bila terkena
panas.
4. Oksidasi dipercepat dengan kehadiran tembaga dan besi.
Tidak stabil dalam larutan alkali, tetapi cukup stabil dalam larasam.
Vitamin yang paling labil.
Berat molekul 150.000
Ko-enzim mengandung 6 atom tembaga untuk setiap molekul protein.
Berperan dalam batas yang luas dari pH 4-7, tetapi pengaruh maksimal adalah
antara pH 5,6 – 6,0 dan jika pH diturunkan 2,0 maka enzim menjadi inaktif.
2.8. BAHAN MAKANAN SUMBER VITAMIN C
Sayur-sayuran yang Mengandung Vitamin C
Ada brokoli, kembang kol, kubis, dan paprika merah. Seperti paprika merah yaitu tanaman
sejenis cabai yang mana dulunya ditanam di Amerika. Buahnya yang besar dan warnanya
tidak hanya merah, ada hijau dan kuning juga (seperti cabai). Ada yang mengatakan tanaman
ini pedas, ada yang tidak tetapi manis. Buah ini bisa dibudidaya dimanapun. Bahkan
kandungannya 100 gram paprika merah terkandung 190 miligram vitamin C. Kubis sendiri
yaitu sayuran daun yang berbentuk bola. Kubis ini sendiri ditanam di Eropa pertama kali.
Kubis sendiri ada 3 macam yang berwarna hijau pucat, hijau segar, dan keunguan. Dan
banyak dibudidaya di daerah perbukitan atau pegunungan. Karena jika ditanam di dataran
rendah, daun kubis tidak dapat berkembang maksimal dan mudah terserang penyakit.
Kubis sendiri dapat mencegah sariawan karena kandungan vitamin C dalam kubis 100
gram adalah 161 miligram vitamin C. Lalu ada juga brokoli yaitu tanaman sayuran yang
termasuk kubis-kubisan dan sudah sejak lama di daerah laut Tengah dan masuk ke Indonesia
setelah masa penjajahan. Brokoli ini murni hidup di cuaca yang dingin. Kemudian warnanya
hanya satu yaitu hijau dan mirip dengan bunga kol. Brokoli yang baik dalam satu sajian
sekitar 140 gram brokoli mengandung sekitar 130 miligram vitamin C. Nah, sekarang sudah
paham kan sayuran apa saja yang mengandung vitamin C, sehingga kebutuhan vitamin C
alami anda tidak hanya dari buah jeruk saja.
Buah-buahan yang Kaya Vitamin C
Buah yang banyak dengan vitamin C antara lain pepaya, stroberi, jeruk dan kiwi. Yang
biasanya lebih dikenal memang buah jeruk yang mengandung vitamin C. Buah jeruk
mengandung vitamin C 50 miligram setiap 100 gram buah jeruk. Jeruk pun banyak
macamnya. Jeruk sendiri sudah lama tumbuh di Indonesia. Seperti jeruk bali, jeruk purut, dan
jeruk nipis merupakan buah yang banyak tumbuh di Asia Tenggara. Sedangkan pepaya yaitu
tanaman buah yang berasal dari Negara Meksiko yang sekarang sudah banyak ditanam di
Indonesia. Pepaya adalah tanaman buah berumah tunggal sehingga ada tanaman yang jantan
dan ada yang betina. Sedangkan yang betina lah yang menghasilkan buah. Dalam 100 gram
buah pepaya mengandung 62 miligram vitamin C
Buah selanjutnya yaitu stroberi. Buah ini paling banyak di hasilkan di Amerika serikat dan
merupakan buah komoditi ekspor yang menguntungkan bagi Negara Amerika. Karena
pertumbuhan ekspornya terus naik dari tahun ke tahun. Di Indonesia, buah ini sering
dijumpai di daerah yang bersuhu dingin seperti di perbukitan jawab barat atau jawa timur.
Kandungan vitamin C setiap 100 gram buah stroberi adalah 82 miligram. Terakhir buak kiwi.
Buah ini dulunya bukan kiwi seperti sekarang tapi gosberi cina. Tapi karena banyak ditanam
di Selandia Baru maka buah ini diganti namanya menjadi kiwi. Penamaannya diambil dari
burung yang tidak bisa terbang yaitu kiwi. Jika dilihat buah kiwilah yang mengandung
vitamin C lebih banyak dari buah jeruk. Untuk setiap 100 gram buah kiwi mengandung 100
miligram vitamin C.
Sumber Hewani Vitamin C
Tidak hanya pada buah dan sayuran, pada sumber makanan hewan pun terdapat vitamin C.
Untuk hati ayam setiap 100 gram terkandung vitamin C sebanyak 33,8 miligram. Tidak ada
keterangan lebih lanjut tentang sumber hewani ini yang mengandung vitamin C. Malah ada
beberapa sumber artikel yang mengatakan untuk mengkonsumsi vitamin C beriringan dalam
konsumsi daging-dagingan. Sehingga jumlah zat besi yang diserap dalam tubuh bisa
maksimal.
Sumber Makanan Lain yang Banyak Mengandung Vitamin C
Buah yang masih mengandung vitamin C yang belum tercantum yaitu jambu biji,
kelengkeng, melon, anggur, mangga, nanas, pisang dan alpukat. Kalau sayuran yang
mengandung vitamin C selain yang telah disebutkan diatas seperti cabai rawit, bayam
mentah, sawi, seledri dan mentimum. Seperti susu sapi juga mengandung vitamin C. Atau
produk olahan lainnya seperti minuman bervitamin C dengan rasa buah-buahan atau susu
olahan dengan rasa buah-buahan juga mengandung vitamin C.
Tabel Nilai vitamin C berbagai bahan makanan (mg/100 gram)
Bahan makanan Mg Bahan makanan Mg
Daun singkong 275 Jambu monyet buah 197
Daun katuk 200 Gandaria (masak) 110
Daun melinjo 150 Jambu biji 95
Daun pepaya 140 Pepaya 78
Sawi 102 Mangga muda 65
Kol 50 Mangga masak pohon 41
Kol kembangbayam 65 Durian 53
Bayam 60 Kedondong (masak) 50
Kemangi 50 Jeruk manis 49
Tomat masak 40 Jeruk nipis 27
Kangkung 30 Nanas 24
2.9. ANGKA KECUKUPAN GIZI VITAMIN C
Asupan vitamin C yang ditetapkan Recommended Daily Allowance (RDA) untuk remaja usia
11-14 tahun adalah 50 mg/hari dan usia 15-18 tahun 60 mg/hari. Peningkatan kebutuhan
vitamin C dalam keadaan stress psikologik atau fisik, seperti pada luka, panas tinggi, atau
suhu lingkungan tinggi.
Tabel 2.2. Angka Kecukupan Gizi yang dianjurkan untuk vitamin C (sumber: Widya Karya
Pangan dan Gizi, 1998)
Golongan umur AKG (mg) Golongan umur AKG (mg)
0-6 bl 30 Wanita:
7-12 bl 35 10-12 th 50
1-3 th 40 13-15 th 60
4-6 th 45 16-19 th 60
7-9 th 45 20-45 th 60
46-59 th 60
≥ 60 th 60
Pria: Hamil: +10
10-12 th 50 Menyusui:
13-15 th 60 0-6 bl +25
16-19 th 60 7-12 bl +10
20-45 th 60
46-59 th 60
≥ 60 th 60
2.10. AKIBAT KELEBIHAN
Kelebihan vitamin C berasal dari makanan tidak menimbulkan gejala. Tetapi konsumsi
vitamin C berupa suplemen secara berlebihan tiap hari dapat menimbulkan hiperoksaluria
dan risiko lebih tinggi terhadap batu ginjal.
1. Penyakit batu ginjal
Selain peningkatan risiko batu ginjal yang dijelaskan dalam studi di atas, overdosis vitamin C
juga meningkatkan risiko masalah ginjal yang lain. Konsumsi suplemen vitamin C tingkat
tinggi dapat meningkatkan kadar oksalat dalam urin dan menghasilkan batu ginjal kalsium
oksalat, jenis yang paling umum dari batu ginjal. Oksalat ditemukan secara alami dalam
buah-buahan, sayuran, kacang-kacangan, dan coklat, dan juga diproduksi oleh hati.
2. Gejala Alergi
Siapapun yang memiliki alergi jagung harus memeriksa apakah suplemen vitamin C yang
dikonsumsinya, karena beberapa suplemen vitamin C terbuat dari jagung.
3. Penyakit jantung pada wanita
Suplemen vitamin C mungkin berbahaya bagi beberapa wanita, terutama wanita
postmenopause yang menderita diabetes. Sebuah studi terhadap lebih dari 1.900 wanita
pascamenopause dengan diabetes menemukan bahwa wanita yang memiliki asupan vitamin C
tertinggi (lebih dari 300 mg per hari) dari suplemen (bukan dari makanan) memiliki
peningkatan risiko kematian akibat penyakit kardiovaskuler.
4. Darah encer
Dosis tinggi vitamin C dapat mengencerkan darah karena memiliki sifat antikoagulan seperti
warfarin. Siapapun yang telah diresepkan untuk mengambil obat pengencer darah harus
berkonsultasi dengan dokter sebelum mengambil suplemen vitamin C.
5. Penyakit Diabetes
Mengambil dosis tinggi vitamin C dapat berdampak pada kadar glukosa darah pada pasien
diabetes dan dengan demikian mempengaruhi kebutuhannya untuk obat antidiabetes. Jika
Anda memiliki diabetes, Anda harus berbicara dengan dokter sebelum mengambil suplemen
vitamin C.
6. Gangguan kesehatan lainnya
Siapapun yang memiliki kondisi medis yang terkait dengan pemuatan asam, seperti asam
urat, sirosis, hemoglobinuria nokturnal paroksismal, atau asidosis tubulus ginjal harus
berkonsultasi dahulu dengan dokter sebelum mengambil dosis tinggi vitamin C.
2.11. AKIBAT KEKURANGAN
1. Skorbut
Dalam bentuk berat sekarang jarang terjadi, karena sudah diketahui cara mencegah dan
mengobatinya. Tanda-tanda awal antara lelah, lemah, napas pendek, kejang otot, tulang, otot
dan persendian sakit serta kurang nafsu makan, kulit menjadi kering, kasar dan gatal, warna
merah kebiruan dibawah kulit, perdarahan gusi, kedudukan gigi menjadi longgar, mulut dan
mata kering dan rambut rontok. Di samping itu luka sukar sembuh, terjadi anemia, kadang-
kadang jumlah sel darah putih menurun, serta depresi dan timbul gangguan saraf. Gangguan
saraf dapat terjadi berupa histeria, depresi diikuti oleh gangguan psikomotor. Gejala skorbut
akan terlihat bila taraf asam askorbat dalam seru, turun di bawah 0,20 mg/dl.
2. Anemia
Panyakit ini memiliki gejala kurang energi, lemas, mudah mengantuk, dan pada kondisi yang
lebih parah dapat menyebabkan nafas tersengal-sengal kemudian pingsan. Anemia sendiri
adalah penyakit dimana tubuh kekurangan sel darah merah. Sel darah merah dihitung dalam
jumlah hemogoblin. Biasanya juga terjadi pada wanita saat menstruasi atau masa kehamilan.
Untuk menanganinya biasanya mengkonsumsi makanan-makanan yang mengandung zat besi.
Dengan mengkonsumsi juga vitamin C untuk dapat mempermudah penyerapan zat besi
tersebut. Konsumsi zat besi bisa pada ikan, daging dan sayur-sayuran. Hindari juga
ketergantungan pada obat atau menghentikannya dulu sampai sel darah merah Anda kembali
ke jumlah semula.
3. Kulit Kering, Kasar dan Bersisik
Kulit kering juga bisa terjadi akibat dari kekurangan vitamin C pada tubuh. Pada saat kulit
kering, tentu tubuh dalam keadaan tidak fit atau lelah. Misalnya saja saat mencoba
menggarukkan kuku Anda ke kulit maka dengan jelas ada guratan putih, maka kulit anda
menandakan kulit yang kering. Banyak cara untuk menganggulangi kulit kering ini. Atau
pada sela – sela jari kaki terlihat banyak kerutan seperti keriput maka sangat mungkin anda
sendang kekurangan vitamin C. Sebabnya banyak, bisa jadi terpapar sinar matahari terlalu
lama juga bisa mengakibatkan kulit kering. Lalu atasilah dengan mengkonsumsi vitamin C
secara harian.
4. Haemorhages
Pendarahan ini biasanya pada pendarahan kelopak mata, selaput jala mata, dan
memungkinkan untuk mengakibatkan katarak. Saat kekurangan vitamin C maka pembuluh
darah yang berada pada sekitar mata akan sulit melunak sehingga terjadi pendarahan dalam.
Vitamin C inilah yang berfungsi dalam melunakkan pembuluh darah, serta memelihara sel-
sel yang ada. Serta melindungi mata pada oksidasi yang ada sehingga mata tidak mudah
mengalami penyakit pendarahan internal. Mengkonsumsi vitamin C harian mampu mencegah
dari pendarahan internal ini.
5. Gingivitis
Biasanya radang gusi bermula dari plak yang mengendap dan menjadi karang gigi. Akibat
dari penggunaan benang permbersih gigi. Kemudian karang gigi tersebut mengakibatkan gusi
berdarah. Selain itu, kekurangan vitamin C menyebabkan gusi mudah berdarah sehingga
peradangan pun terjadi. Gusi meradang yaitu gusi akan tampak lebih merah dari yang gusi
lain, gusi akan tampak bengkak dan jika disentuh mudah digerakkan, lalu merasa nyeri dan
gusi mulai berdarah. Konsumsi vitamin C untuk menanggulangi adanya radang gusi ini.
6. Tulang Menjadi Kurang Stabil
Kurangnya konsumsi vitamin C juga dapat mengakibatkan perubahan pada tulang rawan
yang mendukung tulang biasa. Walaupun sebenarnya mengkonsumsi kalsium juga mampu
dalam pembentukan tulang menjadi stabil namun kekurangan vitamin C dapat mempengaruhi
penyakit-penyakit yang menyerang tulang. Dengan kurangnya vitamin C maka hubungan
antar jaringan tubuh terutama antar tulang terganggu. Di sini tulang rawan dan tulang biasa
hubungannya akan terganggu. Sehingga pemberian vitamin C tetap harus dilakukan untuk
mencegah tulang menjadi kurang stabil.
7. Kerusakan pada Jantung
Jantung juga menjadi lebih kuat dengan mengkonsumsi rutin vitamin C ini. Saat konsumsi
vitamin C berkurang, maka susunan sel pada pembuluh darah pun rusak, kerusakan pun
akhirnya terjadi pada dinding-dinging jantung. Sel yang rusak akan diisi oleh kolesterol dan
penyakit jantung pun bisa terjadi dengan banyaknya kolesterol yang terisi pada sel yang rusak
ini. Sehingga otot jantung pun melemah. Mengkonsumsi vitamin C inilah yang akan
menyehatkan otot jantung yang terdiri dari jaringan pembuluh darah dan memacu kolesterol
yang dibuang melalui asam empedu.
8. Penurunan Sistem Imun
Sistem imun manusia juga dapat menurun. Seperti pada artikel tentang vitamin C yang telah
dibuat sebelumnya, dimana kekurangan vitamin C dapat menurunkan sistem imunitas tubuh.
Sehingga infeksi terhadap bakteri dan virus yang masuk ke dalam tubuh tidak mampu
ditangkal. Seperti seseorang terkena flu adalah bentuk tubuh tidak mampu melawan infeksi
dari luar tubuh. Konsumsilah vitamin C agar kemampuan imunitas tubuh tidak lagi menurun
akibat rutinitas yang sibuk dan padat.
9. Penurunan Penyembuhan Luka
Vitamin C ini berperan dalam pembentukan kolagen. Kolagen inilah yang merupakan serabut
kuat yang dibutuhkan di setiap tubuh. Jaringan kolagen inilah yang membantu tubuh dalam
penyembuhan luka. Karena kolagen juga terdapat di pembuluh darah. Cegah penurunan
tingkat penyembuhan luka tentu dengan konsumsi vitamin C. Belum kami bahas disini
berapa yang dibutuhkan tubuh untuk vitamin C ini. Untuk kebutuhan vitamin C harian Anda
sekitar 60 mcg perhari. Pada buah jeruk 100 gram terkandung sekitar 40 mcg vitamin C. Jika
Anda ingin mengkonsumsi secara instan, Anda bisa mengkonsumsinya dengan menggunakan
suplemen vitamin C.
BAB III PENUTUP
3.1. KESIMPULAN
Adapun kesimpulan dari makalah mengenai vitamin C ini adalah Vitamin C ditemukan
oleh Albert Szent-Györgyi pada tahun 1932 yang merupakan vitamin yang dapat larut dalam
air dan paling labil yang berfungsi sebagai antioksidan. Konsentrasi tertinggi vitamin ini
berada di dalam jaringan adrenal, pituitari dan retina. Sumber dari vitamin C banyak
terdapat pada buah-buahan seperti jeruk, stroberi dll. Akibat yang ditimbulkan jika
kekurangan vitamin ini adalah penyakit skorbut dan jika kelebihan mengkonsumsi
suplemen vitamin C akan menderita penyakit batu ginjal.
3.2. SARAN
Setelah membaca makalah ini, pembaca diharapkan dapat menjaga keseimbangan dalam
dalam mengkonsumsi vitamin C, jangan sampai kekurangan ataupun kelebihan.
Perhatikan pola makan dan asupan gizi serta vitamin agar tetap hidup sehat dan
melindungi diri dari ancaman penyakit yang akan datang.
DAFTAR PUSTAKA
Bender, David A. 2003. NUTRITIONAL BIOCHEMISTRY OF THE VITAMINS.
Cambridge : Cambridge University Press.
Michael B. Davies, John Austin, David A. Partridge. 1991. VITAMIN C: ITS CHEMISTRY
AND BIOCHEMISTRY. Cambridge : The Royal Society of Chemistry.
Pee, Thomas. 2006. VITAMIN C: NEW RESEARCH. Ney York: Nova Scince Publishers.
https://lailasafitri.wordpress.com/2013/01/09/makalah-vitamin-c-igd/
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/31127/4/Chapter%20II.pdf