Upload
others
View
0
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen Accredited SINTA 4
Vol. 5, No. 1, 2020 Februari: 167-186 by Directorate General of Higher Education (DGHE),
E-ISSN: 2598-635X, P-ISSN: 2614-7696 Republic of Indonesia No 30/E/KPT/2019
http: jim.unsyiah.ac.id/ekm
167
PENGARUH KEPUASAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN
MILENIAL PT SEMEN PADANG DENGAN VARIABEL DEMOGRAFIS
SEBAGAI MODERATOR
1Andra Novendri, 2 Hendra Lukito
1)Mahasiswa Prodi Magister Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Andalas
2)Dosen Prodi Magister Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Andalas 1e-mail: [email protected]
Abstract: The purpose of this research is to determine the effect of job satisfaction on millennial
employee performance with demographic variables as moderators. This research was conducted on PT
Semen Padang millennial employees with a sample of 211 people. Research data processing was carried
out by SEM-PLS. The results showed that aspects of job satisfaction that had a positive and significant
effect on performance in the order of the greatest influence were job characteristics, communication,
coworkers, and appreciation. While variable salary, promotion opportunities, supervisors, and fringe
benefits are known to have no effect on performance. As for the variable procedures and work
regulations found negative and significant effect. Furthermore, demographic variables moderate the
relationship between satisfaction and performance. Performance that is influenced by aspects of job
satisfaction was found to be different for work location, work period, and education variables.
Keywords: Performance; Job satisfaction; Demographic; Millennial
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahuai pengaruh kepuasan kerja terhadap kinerja
karyawan milenial dengan variabel demografis sebagai moderator. Penelitian in dilaksanakan terhadap
karyawan milenial PT Semen Padang dengan sampel penelitian sebanyak 211 orang. Pengolahan data
penelitian dilakukan dilakukan dengan SEM-PLS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aspek kepuasan
kerja yang berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja sesuai urutan pengaruh paling besar
adalah karakteristik pekerjaan, komunikasi, rekan kerja, dan penghargaan. Sementara variabel gaji,
kesempatan promosi, atasan, dan tunjangan diketahui tidak berpengaruh terhadap kinerja. Sedangkan
untuk variabel prosedur dan peraturan kerja ditemukan berpengaruh negative dan signifikan. Selanjutnya
untuk variabel demografis terbukti memoderasi hubungan antara kepuasan dan kinerja. Kinerja yang
dipengaruhi oleh aspek kepuasan kerja berbeda untuk variabel lokasi kerja, masa kerja, dan pendidikan.
Kata Kunci: Kinerja; Kepuasan Kerja; Demografis; Milenial
PENDAHULUAN
Semakin ketatnya persaingan usaha
di era globalisasi dan 4.0 membuat semua
perusahaan di dunia berlomba-lomba untuk
merancang strategi yang tepat agar dapat
memiliki keunggulan bersaing. Perusahaan
yang ingin berhasil dan mempertahankan
posisinya di pasar perlu melaksanakan
perencanaan strategis dan optimalisasi
sumber daya (Ahlvik et al., 2016). Kinerja
karyawan memainkan faktor penting dalam
menentukan kinerja perusahaan. Sumber
daya manusia merupakan sumber
pertumbuhan penting bagi organisasi dan
untuk pemanfaatan sumber daya manusia
yang terbaik adalah penting untuk
menyelaraskan pengetahuan, keterampilan,
dan kemampuan yang dimiliki oleh
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen Accredited SINTA 4
Vol. 5, No. 1, 2020 Februari: 167-186 by Directorate General of Higher Education (DGHE),
E-ISSN: 2598-635X, P-ISSN: 2614-7696 Republic of Indonesia No 30/E/KPT/2019
http: jim.unsyiah.ac.id/ekm
168
karyawan dengan peran yang ditugaskan
dalam organisasi (Farooqui & Nagendra,
2014). Nielsen & Montemari (2012)
menyatakan bahwa tanpa modal intelektual,
organisasi tidak akan dapat meningkatkan
kinerja mereka, sehingga manusia
merupakan sumber daya terpenting yang
memungkinkan organisasi untuk
meningkatkan kinerja keuangan/ non-
keuangan. Manusia sebagai karyawan
merupakan sumber daya penting bagi setiap
organisasi, dan manajemen SDM yang
memadai dapat membantu organisasi
mencapai tujuan dan sasarannya (Abdul-
Halim et al., 2016).
Hal inilah juga diyakini oleh PT
Semen Padang (PTSP). Pengembangan
sumber daya manusia merupakan suatu
kebutuhan untuk keberlanjutan perusahaan
agar mampu berkembang secara lebih
dinamis sehingga strategi pengembangan
sumber daya manusia dilakukan dengan
mengembangkan karyawan agar
berkembang ke arah yang lebih baik,
meningkatkan kompetensi, dan keterikatan
karyawan sehingga mampu menghasilkan
kinerja yang maksimal. Ini bertujuan agar
diperoleh sumber daya manusia yang
berkompetensi tinggi, berkarakter kuat, dan
berintegritas untuk mendukung pencapaian
visi dan misi perusahaan. Kinerja PTSP
secara perusahaan berfluktuasi dalam 5
tahun terakhir. Sedangkan kinerja karyawan
berdasarkan WCI (Working Climate Index)
mengalami penurunan nilai pada 2018
(Semen Padang, 2018).
Mayoritas usia kerja produktif saat ini
berasal dari generasi milenial. Fenomena ini
juga terjadi pada PTSP dimana jumlah
karyawan milenial yang dimiliki pada tahun
2019 mencapai 619 orang atau 38,4 persen
seperti yang terlihat pada Gambar 1 (Semen
Padang, 2019). PTSP mendefinisikan
karyawan milenial mereka sebagai
karyawan yang lahir pada tahun 1985 dan
setelahnya. Generasi milenial mempunyai
perbedaan karakteristik dengan generasi
sebelumnya.
Generasi milenial mempunyai
perbedaan karakteristik dengan generasi
sebelumnya. Mereka memiliki akses ke
teknologi dan melihatnya sebagai bagian
integral dari kehidupan mereka. Mereka
realistis dan menempatkan nilai pada
penguatan positif, keragaman, dan otonomi.
Mereka juga menghargai kerja tim,
produktivitas pribadi, manajemen diri,
Gambar 1 Persentase karyawan PTSP berdasarkan umur Sumber: Semen Padang (2019)
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen Accredited SINTA 4
Vol. 5, No. 1, 2020 Februari: 167-186 by Directorate General of Higher Education (DGHE),
E-ISSN: 2598-635X, P-ISSN: 2614-7696 Republic of Indonesia No 30/E/KPT/2019
http: jim.unsyiah.ac.id/ekm
169
pekerjaanyang memuaskan secara pribadi,
dan kesadaran sosial (Meister & Willyerd,
2010). Organisasi dapat memperoleh
keunggulan kompetitif dengan pemahaman
yang lebih baik dan beradaptasi dengan
motivasi kerja milenial. Untuk itu perlu
pemahaman mengenai variabel apa saja
yang dapat mempengaruhi kinerja generasi
milenial.
Berdasarkan beberapa penelitian
sebelumnya, kinerja mempunyai hubungan
dengan kepuasan kerja. Penelitian Gul et al.
(2018), Trivellas et al. (2015), dan Gu & Siu
(2009) menunjukkan hubungan positif
antara kepuasan kerja dan kinerja. Yang &
Hwang (2014) menemukan bahwa
kepuasan kerja dan kinerja mempengaruhi
satu sama lain secara positif dan timbal
balik. Sementara itu, Valaei & Rezaei
(2016) menyatakan bahwa terdapat
hubungan antara kepuasan kerja dan kinerja
serta antara komitmen organisasi.
Dalam praktik pengembangan
sumber daya manusia yang mengarah pada
efisiensi organisasi yang lebih besar,
kepuasan kerja merupakan salah satu faktor
yang paling penting (Cummings & Worley,
2014). Lebih lanjut, Westover & Taylor
(2010) mengklaim bahwa aspek kepuasan
kerja bervariasi menurut negara dan
berubah seiring waktu. Namun, perlu
diperhatikan untuk mempelajari kepuasan
kerja secara lintas budaya dan dari waktu ke
waktu. Variabel demografis seperti umur,
jenis kelamin, status pernikahan,
pendidikan, dan pendapatan juga memiliki
peran pada kinerja pekerjaan seperti yang
ditunjukkan pada penelitian Valaei &
Jiroudi (2016).
Dikarenakan pentingnya kinerja
karyawan terhadap kinerja perusahaan
maka penelitian ini bertujuan untuk 1)
menganalisis pengaruh gaji terhadap kinerja
karyawan milenial di PTSP, 2) menganalisis
pengaruh kesempatan promosi terhadap
kinerja karyawan milenial di PTSP, 3)
menganalisis pengaruh atasan terhadap
kinerja karyawan milenial di PTSP, 4)
menganalisis pengaruh tunjangan terhadap
kinerja karyawan milenial di PTSP, 5)
menganalisis pengaruh penghargaan
terhadap kinerja karyawan milenial di
PTSP, 6) menganalisis pengaruh prosedur
dan peraturan kerja terhadap kinerja
karyawan milenial di PTSP, 7) menganalisis
pengaruh rekan kerja terhadap kinerja
karyawan milenial di PTSP, 8) menganalisis
pengaruh karakteristik pekerjaan terhadap
kinerja karyawan milenial di PTSP, 9)
menganalisis pengaruh komunikasi
terhadap kinerja karyawan milenial di
PTSP, 10) menganalisis peran lokasi kerja
sebagai variabel moderator terhadap
hubungan variabel kepuasan kerja dengan
kinerja karyawan milenial di PTSP, 11)
menganalisis peran masa kerja sebagai
variabel moderator terhadap hubungan
variabel kepuasan kerja dengan kinerja
karyawan milenial di PTSP, 12)
menganalisis peran pendidikan sebagai
variabel moderator terhadap hubungan
variabel kepuasan kerja dengan kinerja
karyawan milenial di PTSP. Objek
penelitian adalah PT. Semen Padang,
dengan definisi milenial adalah karyawan
yang lahir pada tahun 1985 atau setelahnya
(berumur 34 tahun atau lebih muda pada
tahun 2019).
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen Accredited SINTA 4
Vol. 5, No. 1, 2020 Februari: 167-186 by Directorate General of Higher Education (DGHE),
E-ISSN: 2598-635X, P-ISSN: 2614-7696 Republic of Indonesia No 30/E/KPT/2019
http: jim.unsyiah.ac.id/ekm
170
TELAAH PUSTAKA DAN HIPOTESIS
Penelitian Valaei & Jiroudi (2016)
terhadap 220 karyawan Industri Media di
Malaysia menemukan bahwa gaji
mempunyai hubungan positif dengan
kinerja karyawan. Sejalan dengan penelitian
Munjuri (2011) bahwa gaji dan pelatihan
memiliki dampak paling signifikan pada
tingkat kinerja karyawan dan Zoubi (2012)
mengemukakan kenaikan gaji tentu saja
meningkatkan kepuasan kerja karyawan dan
juga pengaruhnya terhadap kinerja
karyawan serta mengangkat tingkat
motivasi pada karyawan.
H1: Gaji berpengaruh positif dan signifikan
terhadap kinerja karyawan milenial
Penelitian Valaei & Jiroudi (2016)
bahwa promosi mempunyai hubungan
positif dengan kinerja karyawan. Sejalan
dengan Shahzad et al. (2008) dan Hussin
(2011) juga menemukan hubungan yang
positif dan signifikan antara promosi kinerja
karyawan.
H2: Kesempatan promosi berpengaruh
positif dan signifikan terhadap kinerja
karyawan milenial.
Penelitian yang dilakukan Valaei &
Jiroudi (2016), Hussin (2011), dan Pan
(2015), menemukan hubungan positif
antara atasan dan kinerja.
H3: Atasan berpengaruh positif dan
signifikan terhadap kinerja karyawan
milenial
Penelitian Najoan et. Al (2018)
mengenai pengaruh tunjangan kinerja
terhadap kinerja pegawai di Dinas Pertanian
Kabupaten Minahasa menunjukkan
pengaruh yang positif dan signifikan.
H4: Tunjangan berpengaruh positif dan
signifikan terhadap kinerja karyawan
milenial
Penelitian Ali & Ahmad (2009)
menyelidiki bahwa ada hubungan positif
antara penghargaan dengan kinerja.
Dinyatakan bahwa jika penghargaan
diberikan kepada karyawan maka ada
perubahan besar dalam kinerja karyawan
mereka.
H5: Penghargaan berpengaruh positif dan
signifikan terhadap kinerja karyawan
milenial.
Penelitian yang dilakukan oleh
Valaei & Jiroudi (2016)] terhadap 220
karyawan Industri Media di Malaysia
menemukan bahwa prosedur dan peraturan
kerja mempunyai hubungan positif dengan
kinerja karyawan.
H6: Prosedur dan peraturan kerja
berpengaruh positif dan signifikan
terhadap kinerja karyawan milenial
Penelitian yang dilakukan oleh
Valaei & Jiroudi (2016), rekan kerja
menghasilkan koefisien tertinggi di antara
variabel lainnya dalam hal hubungan positif
dengan kinerja karyawan. Sejalan dengan
Penelitian Alegre et al. (2016) dan Hussin
(2011).
H7: Rekan kerja berpengaruh positif dan
signifikan terhadap kinerja karyawan
milenial
Hussin (2011) dan Valaei & Jiroudi
(2016) menemukan hubungan positif antara
karakteristik pekerjaan dan kinerja
pekerjaan.
H8: Karakteristik pekerjaan berpengaruh
positif dan signifikan terhadap kinerja
karyawan milenial
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen Accredited SINTA 4
Vol. 5, No. 1, 2020 Februari: 167-186 by Directorate General of Higher Education (DGHE),
E-ISSN: 2598-635X, P-ISSN: 2614-7696 Republic of Indonesia No 30/E/KPT/2019
http: jim.unsyiah.ac.id/ekm
171
Penelitian Giri & Kumar (2010)
mempelajari hubungan antara komunikasi
organisasi pada kepuasan kerja dan kinerja
pekerjaan dan telah ditemukan bahwa
komunikasi organisasi memiliki dampak
signifikan pada kepuasan dengan kinerja
dan itu tergantung pada perilaku
komunikasi organisasi.
H9: Komunikasi berpengaruh positif dan
signifikan terhadap kinerja karyawan
milenial.
Penelitian Chandrasekar (2011) juga
menyatakan bahwa lingkungan kerja yang
tidak sehat dan tidak aman dalam hal
ventilasi yang buruk, kebisingan yang tidak
wajar, pencahayaan yang tidak memadai,
dll memengaruhi produktivitas dan
kesehatan karyawan.
H10: Lokasi Kerja memoderasi hubungan
setiap variabel kepuasan kerja dengan
kinerja karyawan milenial
Penelitiannya Septiani (2015)
menemukan bahwa faktor masa kerja
berpengaruh positif dan signifikan terhadap
produktivitas tenaga kerja. Sedangkan
Aknaria et. al (2015) menemukan bahwa
terdapat pengaruh yang signifikan antara
masa kerja dan keselamatan kerja terhadap
kinerja karyawan pada PT Timah (Persero).
H11: Masa Kerja memoderasi hubungan
setiap variabel kepuasan kerja dengan
kinerja karyawan milenial
Penelitian Valaei & Jiroudi (2016)
menemukan bahwa adanya pengaruh
moderasi pendidikan terhadap hubungan
antara komunikasi dengan kinerja
karyawan.
H12: Pendidikan memoderasi hubungan
setiap variabel kepuasan kerja dengan
kinerja karyawan milenial
Gambar 2. Kerangka Kerja Penelitian
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen Accredited SINTA 4
Vol. 5, No. 1, 2020 Februari: 167-186 by Directorate General of Higher Education (DGHE),
E-ISSN: 2598-635X, P-ISSN: 2614-7696 Republic of Indonesia No 30/E/KPT/2019
http: jim.unsyiah.ac.id/ekm
172
METODE PENELITIAN
Populasi dan Sampel
Populasi penelitian ini adalah
karyawan milenial PTSP. Teknik sampling
yang digunakan dalam penelitian ini adalah
cluster sampling. Jumlah sampel mengacu
pada tabel Isaac dan Michael. Berdasarkan
tabel tersebut, dengan tingkat kesalahan
10% dan jumlah populasi sebanyak 668
orang, maka jumlah sampel yang diperlukan
adalah 195 orang.
Teknik Pengumpulan Data
Penelitian ini menggunakan jenis
penelitian kausal dengan pendekatan
kuantitatif. Sumber data primer diperoleh
dari kuisioner yang disebarkan kepada
responden karyawan milenial PTSP.
Sedangkan data sekunder diperoleh dari
data internal PTSP dan dari literatur.
Penelitian ini menggunakan skala likert
skala likert 5 poin.
Metode Analisis
Penelitian ini menggunakan
Structural Equation Modelling (SEM)
adalah untuk menguji hubungan antara
beberapa variabel. Temuan pengujian
hipotesis untuk hubungan langsung
ditunjukkan menggunakan hasil bootstrap,
hubungan moderasi diperiksa melalui SEM-
PLS. Terdapat dua model yang digunakan
untuk analisa SEM-PLS, yakni model
pengukuran (outer model) dan model
struktural (inner model). Sebelum
menganalisis kedua model ini, perlu dibuat
diagram jalur model penelitiannya terlebih
dahulu.
Variabel Operasional
Variabel yang digunakan pada
penelitain ini adalah sebagai berikut.
1. Variabel dependen:
- Kinerja Karyawan:
Indikator untuk pengukuran kinerja
dinilai dari segi kuantitas, kualitas,
ketepatan waktu, efektivitas,
kemandirian, dan komitmen (Robbins
& Judge, 2013). Pada penelitian ini
indikator kinerja karyawan diadopsi
dari Valaei & Jiroudi (2016).
2. Variabel independen:
- Gaji
Indikator kepuasan gaji pada penelitian
ini adalah memperoleh gaji yang layak,
frekuensi dan jumlah kenaikan gaji
sesuai, serta merasa dihargai oleh
perusahaan ketika mengetahui tentang
gaji.
- Kesempatan Promosi
Indikator kepuasan kesempatan
promosi pada penelitian ini adalah
banyaknya kesempatan promosi dan
kecepatan proses promosi.
- Atasan
Indikator kepuasan atasan pada
penelitian ini adalah senang dengan
atasan, atasan yang berkompeten,
atasan yang adil dan perhatian kepada
bawahan.
- Tunjangan
Indikator kepuasan tunjangan pada
penelitian ini adalah puas dengan
tunjangan yang diterima, tunjangan
diberikan secara adil, dan tunjangan
sama baiknya dengan perusahaan lain.
- Penghargaan
Indikator kepuasan penghargaan pada
penelitian ini adalah mendapatkan
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen Accredited SINTA 4
Vol. 5, No. 1, 2020 Februari: 167-186 by Directorate General of Higher Education (DGHE),
E-ISSN: 2598-635X, P-ISSN: 2614-7696 Republic of Indonesia No 30/E/KPT/2019
http: jim.unsyiah.ac.id/ekm
173
penghargaan/ pengakuan ketika
melakukan pekerjaan dengan baik dan
merasa pekerjaannya dihargai.
- Prosedur dan Peraturan Kerja
Indikator kepuasan prosedur dan
peraturan kerja pada penelitian ini
adalah prosedur dan peraturan kerja
memudahkan pekerjaan dan memiliki
beban tugas yang sesuai.
- Rekan Kerja
Indikator kepuasan rekan kerja pada
penelitian ini adalah senang dengan
rekan kerja, nyaman dengan rekan
kerja, tidak adanya perselisihan di
tempat kerja, dan rekan kerja yang
kompeten.
- Karakteristik Pekerjaan
Indikator kepuasan karakteristik
pekerjaan pada penelitian ini adalah
menyukai pekerjaan yang dilakukan,
bangga terhadap pekerjaan, menyenagi
pekerjaan, dan merasa melakukan
pekerjaan yang tidak sia-sia.
- Komunikasi
Indikator kepuasan komunikasi pada
penelitian ini adalah komunikasi di
dalam perusahaan berjalan dengan
baik, tujuan perusahaan jelas,
mengetahui apa yang terjadi di
perusahaan, dan mengetahui tugas-
tugas pekerjaan.
3. Variabel moderator:
- Lokasi Kerja
Indikator pada penelitian ini membagi
lokasi kerja menjadi dua kategori, yaitu
Area Produksi (Pabrik, Tambang,
Packing Plant) dan Area Perkantoran
(Kantor Pusat & Emplasemen
Lainnya). Lokasi kerja di area produksi
memiliki lingkungan kerja yang relatif
lebih ekstrim dibanding area
perkantoran, yaitu dalam hal
lingkungan yang berdebu, bising,
panas, resiko keamanan kerja, dsb.
Pengaruh lokasi kerja sebagai mediator
pada hubungan kepuasan kerja dan
kinerja dikaji pada penelitian ini.
- Masa Kerja
Indikator pada penelitian ini dibagi
berdasarkan kategori masa kerja kurang
dari 5 tahun, 5-10 tahun dan di atas 10
tahun.
- Pendidikan
Indikator pada penelitian ini dibagi
berdasarkan kategori pendidikan SMA/
SMK, D3, dan S1/ S2.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Karateristik Responden
Responden pada penelitian ini
adalah karyawan generasi milenial PTSP
dengan umur maksimal 34 tahun pada tahun
2019. Penyebaran kuisioner kepada
responden dilakukan dengan dua metode,
yaitu penyebaran melalui form hardcopy
dan penyebaran melalui google form. Untuk
penyebaran kuisioner melalui Google Form
diterima isian dari responden sebanyak 201
buah dengan jumlah kuisioner valid 187
buah dan tidak valid 14 buah. Sedangkan
untuk penyebarn kuisioner melalui Form
Hardcopy yang diberikan secara langsung
kepada responden, diterima sebanyak 24
kuisioner valid. Secara total diperoleh
kuisioner valid sebanyak 211 buah dari total
225 kuisioner yang diterima kembali. 14
kuisioner tidak valid karena responden tidak
memenuhi kriteria, yaitu bukan generasi
milenial. Karakteristik responden pada pada
penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 1.
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen Accredited SINTA 4
Vol. 5, No. 1, 2020 Februari: 167-186 by Directorate General of Higher Education (DGHE),
E-ISSN: 2598-635X, P-ISSN: 2614-7696 Republic of Indonesia No 30/E/KPT/2019
http: jim.unsyiah.ac.id/ekm
174
Tabel 1. Karakteristik responden
No Karakteristik Deskripsi Frekuensi Persentase (%)
1
Jenis Kelamin
a. Laki-laki 168 79,6
b. Perempuan 43 20,4
2
Status Permikahan
a. Menikah 150 71,1
b. Tidak Menikah 61 28,9
3
Lokasi Kerja
a. Area Produksi (Pabrik,
Tambang, Packing Plant) 106 50,2
b. Area Perkantoran (Kantor
Pusat dan Emplasemen Lainnya) 105 49.8
4
Jabatan
a. Staf (Eselon 1,2,3, atau 4) 37 17,5
b. Non-Staf (Eselon 5) 174 82,5%
5
Masa Kerja
a. Di bawah 5 tahun 87 41,2
b. 5 – 10 tahun 113 53,6
c. Di atas 10 tahun 11 5,2
6
Pendapatan
a. Di bawah 5 juta per bulan 63 29,9
b. 5 – 10 juta per bulan 114 54,0
c. Di atas 10 juta per bulan 34 16,1
7
Pendidikan
a. SMA/ SMK 9 4,3
b. D3 77 36,5
c. S1/ S2 125 59,2
Total Responden 211
Sumber: Hasil pengolahan data primer (2019)
Berdasarkan Tabel 1 terlihat bahwa
dari 211 orang responden, 168 orang di
antaranya (79,6%) adalah laki-laki dan 43
orang di antaranya (20,4%) adalah
perempuan. Dari data ini diketahui bahwa
mayoritas jenis kelamin responden adalah
laki-laki. Untuk status pernikahan, dari
Tabel 4.4 dapat diketahui bahwa 150 orang
responden (71,1%) sudah menikah
sedangkan 61 orang responden lainnya
(28,9%) tidak menikah. Hal ini berarti
secara mayoritas generasi milenial pada
penelitian ini sudah berstatus menikah.
Selanjutnya untuk lokasi kerja, dari
211 orang responden, terdapat 106 orang
(50,2%) yang bekerja di area produksi
(pabrik, tambang, packing plant) dan 105
orang orang (49,8%) yang bekerja di area
perkantoran (kantor pusat dan emplasemen
lainnya). Hal ini sudah sesuai dengan
Teknik sampling yang digunakan yaitu
cluster sampling, sehingga salah satu
variabel moderasi lokasi kerja dapat
terpenuhi.
Untuk jabatan, dari 211 orang
responden, 17,5% atau 37 orang merupakan
staf pimpinan, sedangkan 82,5% lainnya
atau sebanyak 174 orang merupakan
karyawan non-staf. Hal ini berarti
responden dominan merupakan karyawan
non-staf.
Berikutnya untuk masa kerja,
terdapat 87 orang (41,2%) yang memiliki
masa kerja di bawah 5 tahun, 113 orang
(53,6%) dengan masa kerja 5-10 tahun, dan
11 orang (5,2%) dengan masa kerja di atas
10 tahun. Berdasarkan hal ini maka dapat
disimpulkan bahwa jumlah responden
memiliki masa kerja 5-10 tahun sedikit
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen Accredited SINTA 4
Vol. 5, No. 1, 2020 Februari: 167-186 by Directorate General of Higher Education (DGHE),
E-ISSN: 2598-635X, P-ISSN: 2614-7696 Republic of Indonesia No 30/E/KPT/2019
http: jim.unsyiah.ac.id/ekm
175
lebih banyak dari responden dengan masa
kerja di bawah 5 tahun.
Dari segi pendapatan, dari 211 orang
responden, 63 orang (29,9%) memiliki
pendapatan di bawah 5 juta per bulan, 114
orang (54%) memiliki pendapatan 5-10 juta
per bulan, dan 34 orang (16,1%) dengan
pendapatan di atas 10 juta per bulan . Dari
data ini dapat dilihat bahwa mayoritas
responden memiliki pendapatan 5-10 juta
per bulan.
Terakhir, untuk pendidikan, terlihat
bahwa dari 211 orang responden, 9 orang di
antaranya (4,3%) merupakan tamatan SMA/
SMK, 77 orang di antaranya (36,5%)
merupakan tamatan D3, dan 125 orang di
antaranya (59,2%) merupakan tamatan S1.
Dapat disimpukan bahwa mayoritas
responden merupakan tamatan S1 dan
selanjutnya tamatan D3.
Uji Validitas Konvergen
Pada faktor tahap ketiga (akhir)
semua indikator sudah memiliki faktor
loading lebih besar dari 0,5. Hasil ini
menunjukkan bahwa semua indikator
memiliki validitas konvergen yang baik.
Selanjutnya nilai AVE seluruh variabel juga
telah di atas atau sama dengan 0,5
(pembulatan 1 angka di belakang koma)
seperti yang terlihat pada Tabel 2.
Hasil ini menunjukkan bahwa
semua indikator telah memiliki validitas
konvergen yang baik. Dengan demikian,
indikator valid dalam mengukur masing-
masing variabel latennya.
Uji Validitas Diskriminan
Berdasarkan Tabel 3 diketahui
bahwa nilai cross loading antara variabel
dengan indikatornya lebih besar dari pada
nilai korelasi variabel laten lainnya dengan
indikator variabel tersebut. Nilai cross
loading variabel kinerja karyawan dengan
indikator KJ1 sebesar 0,672. Nilai tersebut
lebih besar dari Nilai cross loading indikator
KJ1 dengan nilai cross loading variabel X1
(-0,143), X2 (-0,101), X3 (0,126), X4 (-
0,086), X5 (-0,070), X6 (-0,250), X7
(0,263), X8 (0,212) dan X9 (0,213).
Tabel 2. Hasil nilai AVE konfirmasi tahap 3 (akhir) Cronbach's Alpha rho_A Composite Reliability Average Variance Extracted (AVE)
X1 0,722 0,911 0,825 0,615
X2 1,000 1,000 1,000 1,000
X3 0,757 0,813 0,856 0,667
X4 0,825 0,940 0,870 0,625
X5 1,000 1,000 1,000 1,000
Cronbach's Alpha rho_A Composite Reliability Average Variance Extracted (AVE)
X6 1,000 1,000 1,000 1,000
X7 0,693 0,799 0,828 0,627
X8 0,820 0,849 0,891 0,732
X9 0,359 0,448 0,740 0,597
Y 0,836 0,836 0,874 0,465
Sumber: Hasil SmartPLS 3.2.8 (2019)
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen Accredited SINTA 4
Vol. 5, No. 1, 2020 Februari: 167-186 by Directorate General of Higher Education (DGHE),
E-ISSN: 2598-635X, P-ISSN: 2614-7696 Republic of Indonesia No 30/E/KPT/2019
http: jim.unsyiah.ac.id/ekm
176
Tabel 3. Analisis cross loadings
X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9 Y
GA1 0,802 0,108 0,163 0,685 0,327 0,149 0,053 0,225 0,376 -0,150
GA2 0,630 0,136 0,225 0,574 0,290 0,203 0,208 0,240 0,399 -0,092
GA3 0,898 0,206 0,057 0,523 0,516 0,364 0,007 -0,004 0,143 -0,271
KP1 0,201 1,000 0,180 0,248 0,216 0,172 0,152 0,171 0,127 -0,068
AT1 0,061 0,092 0,868 0,101 -0,012 0,002 0,333 0,383 0,303 0,175
AT2 0,160 0,211 0,877 0,210 0,111 0,072 0,415 0,307 0,301 0,174
AT4 0,154 0,146 0,692 0,136 0,146 0,139 0,363 0,383 0,250 0,094
TJ1 0,623 0,208 0,248 0,767 0,302 0,171 0,097 0,288 0,426 -0,087
TJ2 0,541 0,165 0,234 0,798 0,212 0,094 0,024 0,263 0,452 -0,091
TJ3 0,571 0,156 0,212 0,794 0,263 0,103 0,086 0,288 0,470 -0,087
TJ4 0,534 0,225 0,023 0,803 0,271 0,172 0,030 0,097 0,107 -0,191
PH3 0,511 0,216 0,084 0,332 1,000 0,314 0,044 0,064 0,100 -0,128
PP3 0,332 0,172 0,070 0,180 0,314 1,000 -
0,019 -0,127 0,041 -0,391
RK1 0,039 0,067 0,392 0,034 0,010 0,008 0,885 0,410 0,191 0,345
RK2 0,062 0,146 0,405 0,037 0,001 -0,050 0,908 0,533 0,221 0,344
RK4 0,083 0,208 0,236 0,136 0,171 0,008 0,524 0,323 0,226 0,159
KRP2 0,047 0,113 0,413 0,152 -0,027 -0,149 0,531 0,874 0,280 0,435
KRP3 0,127 0,138 0,299 0,282 0,040 -0,112 0,377 0,869 0,382 0,339
KRP4 0,188 0,207 0,365 0,247 0,194 -0,045 0,453 0,824 0,270 0,295
KM1 0,328 0,224 0,266 0,428 0,164 0,005 0,282 0,311 0,608 0,125
X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9 Y
KM3 0,211 0,038 0,288 0,247 0,036 0,047 0,163 0,280 0,908 0,236
KJ1 -0,143 -0,101 0,126 -0,086 -0,070 -0,250 0,263 0,212 0,213 0,672
KJ2 -0,267 -0,089 0,045 -0,215 -0,222 -0,345 0,159 0,167 0,146 0,679
KJ3 -0,092 0,026 0,258 -0,006 -0,084 -0,206 0,255 0,299 0,326 0,673
KJ4 -0,182 0,001 0,190 -0,158 -0,001 -0,189 0,320 0,281 0,109 0,676
KJ5 -0,391 -0,170 -0,021 -0,390 -0,159 -0,274 0,197 0,082 0,061 0,660
KJ6 -0,280 -0,105 -0,060 -0,206 -0,159 -0,389 0,042 0,100 0,023 0,726
KJ7 0,031 0,135 0,350 0,087 0,084 -0,195 0,444 0,660 0,254 0,628
KJ8 -0,094 -0,120 0,056 0,006 -0,133 -0,312 0,270 0,380 0,164 0,736
Sumber: Hasil SmartPLS 3.2.8 (2019)
Begitu pula untuk seluruh indikator lainnya.
Artinya bahwa seluruh variabel dalam
penelitian ini mempunyai validitas
diskriminan yang baik.
Reliabilitas komposit
Tabel 4 menunjukkan bahwa nilai
reliabilitas komposit seluruh variabel laten
berkisar antara 0,740 sampai dengan 1,000
artinya bahwa keseluruhan nilai reliabilitas
komposit lebih besar dari 0,7. Hasil ini
menunjukkan bahwa seluruh variabel laten
mempunyai reliabilitas komposit yang baik.
Nilai R-square merupakan hasil
(berupa persentase) atas representasi
variabel independen terhadap variabel
dependen. Berdasarkan nilai R2 pada Tabel
5 dapat dijelaskan bahwa Variabel kineja
karyawan dapat dijelaskan oleh variabel X1,
X2, X3, X4, X5, X6, X7, X8,dan X9 sebesar
42,6 persen, sisanya 57,4 persen lainnya
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen Accredited SINTA 4
Vol. 5, No. 1, 2020 Februari: 167-186 by Directorate General of Higher Education (DGHE),
E-ISSN: 2598-635X, P-ISSN: 2614-7696 Republic of Indonesia No 30/E/KPT/2019
http: jim.unsyiah.ac.id/ekm
177
Tabel 4. Composite reliability
Composite Reliability
X1 0,825
X2 1,000
X3 0,856
X4 0,870
X5 1,000
X6 1,000
X7 0,828
X8 0,891
X9 0,740
Y 0,874
Tabel 5. Nilai R Square R Square R Square Adjusted
Y 0,426 0,400
Sumber: Hasil SmartPLS 3.2.8 (2019)
dijelaskan oleh variabel-variabel lainnya
yang tidak diteliti.
Pengujian Hipotesis
Setiap variabel diberi kode/
singkatan yang berbeda, yaitu gaji (GA)
sebagai X1, kesempatan promosi (KP)
sebagai X2, atasan (AT) sebagai X3,
tunjangan (TJ) sebagai X4, penghargaan
(PH) sebagai X5, prosedur dan peraturan
kerja (PP) sebagai X6, rekan kerja (RK)
sebagai X71, karakteristik pekerjaan (KRP)
sebagai X8, komunikasi (KM) sebagai X9.
Kemudian kinerja (KJ) sebagai Y.
Selanjutnya lama kerja (LK) sebagai Z1,
lama kerja (MK) sebagai Z2, dan
pendidikan (Pddk) sebagai Z3. Hasil
pengujian untuk hipotesis 1 sampai 9 (H1-
H9) dapat dilihat pada tabel 6.
Pada Tabel 6 terlihat bahwa untuk
X1 (gaji) nilai sample mean sebesar -0,248
berarti gaji berpengaruh negatif terhadap
kinerja karyawan milenial. Setiap
peningkatan persepsi tentang gaji 1 satuan,
akan menurunkan kinerja karyawan
milenial sebesar 0,248 satuan. Sedangkan
untuk nilai P value adalah 0,064 > 0,05 yang
berarti pengaruh gaji terhadap kinerja tidak
signifikan. Dari hasil ini dapat disimpulkan
bahwa gaji tidak berpengaruh terhadap
kinerja. Dengan demikian maka hipotesis 1
(H1) yang menyatakan bahwa gaji
berpengaruh positif dan signifikan terhadap
kinerja karyawan milenial, ditolak. Hasil
penelitian tidak sesuai dengan penelitian
Valaei & Jiroudi (2016), Munjuri (2011),
dan Zoubi (2012) yang menyatakan bahwa
gaji mempunyai hubungan positif dengan
kinerja karyawan. Perbedaan disebabkan
oleh perbedaan karakteristik responden dan
objek penelitian. Walaupun gaji merupakan
faktor yang berpengaruh terhadap kepuasan
kerja milenial, namun ada faktor kepuasan
lain yang memberi efek lebih besar terhadap
kinerja, yaitu karakteristik pekerjaan itu
sendiri. Milenial yang puas terhadap gajinya
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen Accredited SINTA 4
Vol. 5, No. 1, 2020 Februari: 167-186 by Directorate General of Higher Education (DGHE),
E-ISSN: 2598-635X, P-ISSN: 2614-7696 Republic of Indonesia No 30/E/KPT/2019
http: jim.unsyiah.ac.id/ekm
178
Tabel 6. Hasil Hipotesis 1-9 Path Coefficient Model Jalur Tanpa Variabel Moderator
Original
Sample (O)
Sample Mean
(M)
Standard Deviation
(STDEV)
T Statistics
(|O/STDEV|)
P
Values
X1 -> Y -0,184 -0,248 0,101 1,825 0,064
X2 -> Y -0,062 -0,062 0,038 1,620 0,083
X3 -> Y -0,019 0,047 0,061 0,308 0,385
X4 -> Y -0,166 -0,041 0,104 1,606 0,085
X5 -> Y 0,075 0,064 0,035 2,131 0,043
X6 -> Y -0,282 -0,265 0,027 10,509 0,000
X7 -> Y 0,198 0,208 0,096 2,068 0,047
X8 -> Y 0,280 0,228 0,101 2,783 0,019
X9 -> Y 0,235 0,221 0,066 3,579 0,008
Sumber: Hasil SmartPLS 3.2.8 (2019)
cenderung mempunyai kinerja yang rendah
jika pekerjaan yang dihadapi membosankan
dan tidak menantang. Hal ini sesuai dengan
karakteristik milenial yang menyukai
tantangan dan hal baru. Sama halnya untuk
H2 kesempatan promosi, H3 atasan, H4
tunjangan juga ditolak karena tidak
berpengaruh terhadap kinerja. Penelitian ini
tidak sejalan dengan penelitian sebelumnya.
Penelitian Valaei & Jiroudi (2016)
menemukan bahwa promosi mempunyai
hubungan positif dengan kinerja karyawan
dan penelitian Shahzad et al. (2008) dan
Hussin (2011) yang juga menemukan
hubungan yang positif dan signifikan antara
promosi kinerja karyawan. Penelitian yang
dilakukanValaei & Jiroudi (2016), Pan
(2015), dan Hussin (2011) yang
menemukan hubungan positif antara atasan
dan kinerja. Kemudian tidak sejalan dengan
penelitian yang dilakukan Valaei & Jiroudi
(2016), Pan (2015), dan Hussin (2011) yang
menemukan hubungan positif antara atasan
dan kinerja. Selanjutnya penelitian oleh
Najoan et. Al (2018) mengenai pengaruh
tunjangan kinerja terhadap kinerja pegawai
di Dinas Pertanian Kabupaten Minahasa
yang menunjukkan pengaruh yang positif
dan signifikan. Perbedaan ini terjadi karena
meskipun faktor kesempatan promosi,
atasan dan tunjangan dirasa kurang sesuai
namun faktor lain seperti pekerjaan yang
menyenagkan, mendapat penghargaan yang
layak, dan mempunyai rekan kerja yang
suportif membuat kinerja yang dihasilkan
bisa tetap baik. Hal ini sesai dengan
karakteristik milenial yang mereka miliki.
Kemudian untuk H6 prosedur dan
peraturan kerja juga ditolak karena
diketahui berpengaruh negatif dan
signifikan. Hal ini berarti semakin rendah
tingkat birokrasi dan formalitas prosedur
dan peraturan kerja, justru menyebabkan
penurunan kinerja karyawan milenial PTSP.
Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh beberapa
peneliti sebelumnya, di antaranya Valaei &
Jiroudi (2016) yang menemukan bahwa
prosedur dan peraturan kerja mempunyai
hubungan positif dengan kinerja karyawan.
Perbedaan hasil penelitian disebabkan oleh
karakteristik objek pada penelitian ini
merupakan perusahaan pabrik semen yang
memiliki target kinerja tidak hanya harian
bahkan juga per jam. Oleh karena itu
diperlukan prosedur dan peraturan yang
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen Accredited SINTA 4
Vol. 5, No. 1, 2020 Februari: 167-186 by Directorate General of Higher Education (DGHE),
E-ISSN: 2598-635X, P-ISSN: 2614-7696 Republic of Indonesia No 30/E/KPT/2019
http: jim.unsyiah.ac.id/ekm
179
ketat, rinci, dan jelas untuk mengatur semua
pekerjaan karyawan sehingga target kerja
yang ditetapkan dapat tercapai. Kurang
jelasnya prosedur dan peraturan yang ada
dapat membuat lambatnya aksi sehingga
menghilangkan waktu produksi.
Selanjutnya untuk H5 penghargaan,
H7 rekan kerja, H8 karakteristik pekerjaan,
dan H9 komunikasi diterima karena terbukti
berpengaruh positif dan signifikan terhadap
kinerja. Hasil penelitian ini sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh peneliti
sebelumnya, di antaranya Ali & Ahmad
(2009) menyelidiki bahwa ada hubungan
positif antara penghargaan dengan kinerja.
Kemudian penelitian Valaei & Jiroudi
(2016) yang menemukan baahwa rekan
kerja menghasilkan koefisien tertinggi di
antara variabel lainnya dalam hal hubungan
positif dengan kinerja karyawan. Penelitian
Valaei & Jiroudi (2016), Hussin (2011) dan
Tims et al. (2015) yang menemukan
hubungan positif antara karakteristik
pekerjaan dan kinerja pekerjaan. Dan
penelitian Giri dan Kumar (2010) dan Pan
(2015) yang menemukan bahwa
komunikasi memiliki dampak signifikan
pada kepuasan dengan kinerja. Karyawan
milenial menyukai lingkungan kerja yang
apresiatif, rekan kerja yang suportif,
pekerjaan yang menantang dan tidak
membosankan, dan penggunaan teknologi
dan transparansi dalam komunikasi
menyebabkan peningkatan dalam kinerja
mereka.
Berikutnya ditolaknya hipotesis 10
(H10) dapat dilihat pada Tabel 7. Lokasi
Kerja terbukti memoderasi hubungan antara
variabel penghargaan, prosedur dan
peraturan kerja, rekan kerja, dan
karakteristik pekerjaan dengan kinerja.
Namun untuk hubungan antara variabel
gaji, kesempatan promosi, atasan,
tunjangan, dan komunikasi dengan kinerja
tidak dimoderasi oleh Lokasi Kerja.
Hasil penelitian ini tidak sejalan
dengan penelitian yang dilakukan oleh
beberapa peneliti sebelumnya, di antaranya
hasil penelitian Meegahapola & Prabodanie
(2018) terhadap kondisi lingkungan pabrik
menunjukkan bahwa suhu dan kebisingan
yang lebih tinggi di dalam pabrik dapat
menyebabkan rendahnya produktivitas
kerja. Chandrasekar (2011) juga
menyatakan bahwa lingkungan kerja yang
tidak sehat dan tidak aman dalam hal
ventilasi yang buruk, kebisingan yang tidak
wajar, pencahayaan yang tidak memadai,
Tabel 7. Hasil Hipotesis 10 Path Coefficient Variable Moderator Lokasi Kerja (Produksi Vs
Perkantoran)
Sample Mean (M) T Statistics (|O/STDEV|) P Values Keterangan
X1*LK -> Y 0,092 0,390 0,361 Tidak memoderasi X2*LK -> Y -0,010 0,033 0,488 Tidak memoderasi X3*LK -> Y -0,122 0,751 0,254 Tidak memoderasi X4*LK -> Y -0,056 0,316 0,386 Tidak memoderasi X5*LK -> Y -0,159 4,803 0,009 Memoderasi X6*LK -> Y 0,070 5,097 0,007 Memoderasi X7*LK -> Y -0,026 3,963 0,014 Memoderasi X8*LK -> Y 0,170 5,316 0,007 Memoderasi X9*LK -> Y 0,064 1,884 0,078 Tidak memoderasi
Sumber: Hasil SmartPLS 3.2.8 (2019)
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen Accredited SINTA 4
Vol. 5, No. 1, 2020 Februari: 167-186 by Directorate General of Higher Education (DGHE),
E-ISSN: 2598-635X, P-ISSN: 2614-7696 Republic of Indonesia No 30/E/KPT/2019
http: jim.unsyiah.ac.id/ekm
180
dll memengaruhi produktivitas dan
kesehatan karyawan. Perbedaan hasil
penelitian kemungkinan disebabkan oleh
perbedaan karakteristik responden dan
objek penelitian. Di PTSP, relatif tidak ada
perbedaan kebijakan antara gaji,
kesempatan promosi, atasan, tunjangan, dan
komunikasi antara karyawan yang bekerja
di area perkantoran dengan yang bekerja di
area produksi. Sedangkan untuk
penghargaan, prosedur dan peraturan kerja,
rekan kerja, dan karakteristik memang
relatif berbeda karena setiap area memiliki
keunikan masing-masing.
Selanjutnya hipotesis 11 (H11) juga
ditolak seperti dapat dilihat pada Tabel 8.
Masa Kerja terbukti memoderasi hubungan
antara variabel atasan dan rekan kerja
dengan kinerja. Namun untuk hubungan
antara variabel gaji, kesempatan promosi,
tunjangan, penghargaan, prosedur dan
peraturan kerja, karakteristik pekerjaan, dan
komunikasi tidak dimoderasi oleh Masa
Kerja. Hasil penelitian ini tidak sejalan
dengan penelitian yang dilakukan oleh
beberapa peneliti sebelumnya, di antaranya
Septiani (2015) menemukan bahwa faktor
masa kerja berpengaruh positif dan
signifikan terhadap produktivitas tenaga
kerja. Sedangkan Aknaria et. al (2015)
menemukan bahwa terdapat pengaruh yang
signifikan antara masa kerja dan
keselamatan kerja terhadap kinerja
karyawan pada PT Timah
(Persero).Perbedaan hasil penelitian
disebabkan oleh perbedaan karakteristik
responden dan objek penelitian. Moderasi
masa kerja terhadap atasan dan rekan kerja
disebabkan karena faktor kecocokan
pribadi. Milenial cenderung memilih atasan
yang segenarasi dengan mereka karena
kesesuaian persepsi terhadap hal-hal dalam
pelaksanaan pekerjaan. Seperti
pemanfaatan teknologi, fleksibilitas waktu,
tidak mementingkan formalitas, dsb. Sama
halnya dengan rekan kerja, kecenderungan
untuk memiliki rekan kerja dari generasi
yang sama lebih disebabkan karena persepsi
yang sama dapat menunjang teamwork
yang diperlukan untuk mencapai kinerja yg
baik. Kemudian untuk gaji, kesempatan
promosi, tunjangan, penghargaan, prosedur
dan peraturan kerja, karakteristik
Tabel 8. Hasil Hipotesis 11 Path Coefficient Variable Moderator Masa Kerja (Kurang 5 Tahun
Vs 5-10 Tahun)
Sample Mean (M) T Statistics (|O/STDEV|) P Values Keterangan
X1*MK -> Y 0,122 0,064 0,477 Tidak memoderasi
X2*MK -> Y 0,028 0,175 0,439 Tidak memoderasi
X3*MK -> Y -0,023 39,431 0,000 Memoderasi
X4*MK -> Y -0,030 0,380 0,370 Tidak memoderasi
X5*MK -> Y -0,080 1,260 0,167 Tidak memoderasi X6*MK -> Y 0,012 0,889 0,234 Tidak memoderasi X7*MK -> Y -0,080 3,694 0,033 Memoderasi
X8*MK -> Y 0,053 1,294 0,162 Tidak memoderasi X9*MK -> Y 0,023 2,774 0,055 Tidak memoderasi
Sumber: Hasil SmartPLS 3.2.8 (2019)
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen Accredited SINTA 4
Vol. 5, No. 1, 2020 Februari: 167-186 by Directorate General of Higher Education (DGHE),
E-ISSN: 2598-635X, P-ISSN: 2614-7696 Republic of Indonesia No 30/E/KPT/2019
http: jim.unsyiah.ac.id/ekm
181
pekerjaan, dan komunikasi relatif tidak ada
perbedaan kebijakan oleh PTSP untuk masa
kerja di bawah 5 tahun dan 5-10 tahun.
Terakhir untuk hipotesis 12 (H12)
juga ditolak seperti dapat dilihat pada Tabel
9. Pendidikan terbukti memoderasi
hubungan antara variabel gaji, atasan,
penghargaan, dan komunikasi dengan
kinerja. Namun untuk hubungan antara
variabel kesempatan promosi, tunjangan,
prosedur dan peraturan kerja, rekan kerja,
dan karakteristik pekerjaan tidak
dimoderasi oleh Pendidikan. Hasil
penelitian ini tidak sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh penelitian
yang dilakukan oleh Valaei & Jiroudi
(2016) menemukan bahwa adanya pengaruh
moderasi pendidikan terhadap hubungan
antara komunikasi dengan kinerja
karyawan. Perbedaan hasil penelitian
dengan hipotesis kemungkinan disebabkan
oleh perbedaan karakteristik responden dan
objek penelitian. Di PTSP, relatif tidak ada
perbedaan kebijakan antara kesempatan
promosi, tunjangan, prosedur dan peraturan
kerja, rekan kerja, dan karakteristik
pekerjaan. Sedangkan untuk gaji, atasan,
penghargaan, dan komunikasi memang
relatif berbeda karena faktor pendidikan D3
atau S1/S2 yang dimiliki. Karyawan
berpendidikan S1/S2 direkrut untuk posisi
staf pimpinan sehingga memiliki perbedaan
pengaruh atasan dan gaji terhhadap kinerja.
Sementara untuk penghargaan dan
komunikasi terkait dengan respon orang
lain dalam berhubungan terkait dengan
kompetensi yang karyawan miliki.
Karyawan yang berpendidikan S1/ S2
cenderung lebih dihargai oleh lingkungan
dan memiliki gaya komunikasi yang lebih
baik.
Kemudian untuk gaji, kesempatan
promosi, atasan, dan tunjangan secara hasil
penelitian memang tidak menunjukkan
pengaruh terhadap kinerja. Namun tingkat
kepuasan terhadap aspek ini perlu menjadi
perhatian manajemen PTSP karena
memiliki skor kepuasan kerja yang relatif
rendah. Kepuasan gaji memperoleh skor
rata-rata 2,81 terendah dari semua variabel
kepuasan kerja. Walaupun dalam penelitian
ini variabel gaji, kesempatan promosi,
atasan, dan tunjangan tidak mempunyai
pengaruh terhadap kinerja saat ini, dengan
segala keterbatasan penelitian,
Tabel 9. Hasil Hipotesis 12 Path Coefficient Variable Moderator Pendidikan (D3 vs S1/S2)
Sample Mean (M) T Statistics (|O/STDEV|) P Values Keterangan
X1*Pddk -> Y 0,026 4,089 0,027 Memoderasi
X2*Pddk -> Y 0,152 2,152 0,082 Tidak memoderasi
X3*Pddk_ -> Y -0,256 4,206 0,026 Memoderasi
Sample Mean (M) T Statistics (|O/STDEV|) P Values Keterangan
X4*Pddk -> Y -0,045 0,553 0,318 Tidak memoderasi
X5*Pddk -> Y -0,105 11,556 0,004 Memoderasi
X6*Pddk_ -> Y 0,069 1,021 0,207 Tidak memoderasi X7*Pddk -> Y 0,060 1,573 0,128 Tidak memoderasi X8*Pddk -> Y -0,054 0,024 0,491 Tidak memoderasi X9*Pddk -> Y 0,111 5,583 0,015 Memoderasi
Sumber: Hasil SmartPLS 3.2.8 (2019)
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen Accredited SINTA 4
Vol. 5, No. 1, 2020 Februari: 167-186 by Directorate General of Higher Education (DGHE),
E-ISSN: 2598-635X, P-ISSN: 2614-7696 Republic of Indonesia No 30/E/KPT/2019
http: jim.unsyiah.ac.id/ekm
182
dikhawatirkan untuk jangka panjang akan
dapat menurunkan kinerja karyawan yang
tentunya berfek pada kinerja PTSP secara
keseluruhan. Menyesuaikan pada tanggapan
responden dalam penelitian ini, manajemen
PTSP disarankan untuk mereview kembali
standar gaji dan frekuensi kenaikannya,
menyesuaikan penilaian kesempatan
promosi lebih berdasarkan kinerja dan
bukan senioritas, memberikan training
kepada atasan untuk meningkatkan peran
dan kompetensi, dan menyepakati bersama
dengan karyawan mengenai jenis tunjangan
yang diperlukan dan lebih cocok untuk
mereka.
PENUTUP
Hasil penelitian pada karyawan
milenial PTSP menunjukkan bahwa:
1. Variabel kepuasan kerja yang
berpengaruh positif dan signifikan
terhadap kinerja sesuai urutan pengaruh
paling besar adalah karakteristik
pekerjaan, komunikasi, rekan kerja, dan
penghargaan.
2. Variabel gaji, kesempatan promosi,
atasan, dan tunjangan diketahui tidak
berpengaruh terhadap kinerja.
Sedangkan untuk variabel prosedur dan
peraturan kerja ditemukan berpengaruh
negatif dan signifikan.
3. Variabel demografis memoderasi
hubungan antara kepuasan dan kinerja.
Kinerja yang dipengaruhi oleh aspek
kepuasan kerja berbeda untuk variabel
lokasi kerja, masa kerja, dan
pendidikan.
Sehubungan dengan hasil pada
penelitian ini dan keterbatasan yang
dimiliki, maka untuk penyempurnaan
penelitian berikutnya diberikan beberapa
saran sebagi berikut:
1. Meningkatkan kepuasan terhadap
penghargaan dengan cara pemberian
penghargaan (reward) kepada karyawan
berprestasi berupa imbalan material
seperti penyesuaian gaji atau bonus, dan
dapat berupa non material seperti
memberikan pujian, pengakuan, ucapan
terimakasih, simpati dan rasa hormat.
Hal ini sesuai dengan terbuktinya
Hipotesis 5 yang menyatakan bahwa
penghargaan berpengaruh positif dan
signifikan terhadap kinerja karyawan.
2. Menyesuaikan prosedur dan peraturan
kerja berdasarkan karakteristik setiap
pekerjaan. Prosedur dan peraturan kerja
yang terlalu longgar dapat menurunkan
pencapaian kinerja. Dilihat dari
indikator kepuasan, karyawan milenial
PTSP merasa memiliki terlalu banyak
tugas. manajemen PTSP disarankan
mereview kembali job desc karyawan,
memastikan karyawan tidak bekerja di
luar job desc-nya, dan meminimalisir
rangkap jabatan sehingga pencapaian
kinerja yang menjadi tanggung jawab
karyawan dapat meningkat. Hal ini
sesuai dengan terbuktinya Hipotesis 6
yang menyatakan bahwa prosedur dan
peraturan kerja berpengaruh positif dan
signifikan terhadap kinerja karyawan.
3. Meningkatkan hubungan antar
karyawan sehingga kepuasan terhadap
rekan kerja makin tinggi. Hal ini dapat
dilakukan dengan cara mengadakan
acara-acara informal, seperti family
gathering atau outbond, yang dapat
meningkatkan keakraban karyawan,
sekaligus sebagai sarana refreshing dan
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen Accredited SINTA 4
Vol. 5, No. 1, 2020 Februari: 167-186 by Directorate General of Higher Education (DGHE),
E-ISSN: 2598-635X, P-ISSN: 2614-7696 Republic of Indonesia No 30/E/KPT/2019
http: jim.unsyiah.ac.id/ekm
183
membangun team work. Di samping itu
manajemen PTSP juga perlu
memastikan penyelesaikan perselisihan
di tempat kerja sesegera mungkin dan
dengan seadil-adilnya. Selanjutnya
manajemen PTSP diharapkan dapat
memberikan pelatihan secara
berkesinambungan untuk menyetarakan
kompetensi setiap karyawan sehingga
tidak ada karyawan yang menganggap
rekan kerjanya sebagai beban akibat
tidak kompeten. Hal ini sesuai dengan
terbuktinya Hipotesis 7 yang
menyatakan bahwa rekan kerja
berpengaruh positif dan signifikan
terhadap kinerja karyawan.
4. Meningkatkan kepuasan terhadap
karakteristik pekerjaan dengan cara
memberikan tantangan penyelesaian
pekerjaan-pekerjaan baru, dan
mengurangi pekerjaan rutin yang
membosankan dan itu-itu saja dalam
jangka waktu yang lama. Hal ini sesuai
dengan terbuktinya Hipotesis 8 yang
menyatakan bahwa karakteristik
pekerjaan berpengaruh positif dan
signifikan terhadap kinerja karyawan.
5. Meningkatkan kepuasan terhadap
komunikasi dalam perusahaan dengan
lebih mengoptimalkan metode
komunikasi secara digital karena
milenial sangat mahir dalam teknologi
dan cenderung addictive terhadap
teknologi. Penyampaian informasi yang
lebih efektif kepada milenial dapat
dilakukan melalui applikasi chatting
seperti WhatsApp, video conference,
media social, dll. Hal ini sesuai dengan
terbuktinya Hipotesis 9 yang
menyatakan bahwa komunikasi
berpengaruh positif dan signifikan
terhadap kinerja karyawan.
6. Untuk pengolahan data kuantitatif dapat
mencoba menggunakan analisis statistik
lainnya.
7. Menambahkan variabel kepuasan kerja
lainnya sehingga dapat lebih banyak
menjelaskan variabel kinerja yang
diteliti. Disamping itu juga dapat
menambahkan variabel moderasi atau
mediasi lainnya untuk melihat pengaruh
yang ada.
REFERENSI
Abdul-Halim, H., Che-Ha, N., Geare, A.
and Ramayah, T. (2016). The
pursuit of HR outsourcing in an
emerging economy: the effects of
HRM strategy on HR labour costs.
Canadian Journal of
Administrative Sciences/Revue
Canadienne des Sciences de
l’Administration, 33(2), 153-168.
Aknaria, Panjaitan, F., Hariyani. (2015).
Pengaruh masa kerja dan
keselamatan kerja terhadap kinerja
karyawan. Jurnal Ilmiah Progresif
Manajemen Bisnis (JIPMB), 2(1)
Ahlvik, C., Smale, A. and Sumelius, J.
(2016). Aligning corporate transfer
intentions and subsidiary HRM
practice implementation in
multinational corporations. Journal
of World Business, 51(3), 343-355.
Alegre, I., Mas-Machuca, M. and
Berbegal-Mirabent, J. (2016).
Antecedents of employee job
satisfaction: do they matter?.
Journal of Business Research,
69(4), 1390-1395.
Ali, A. & Haider, J. (2012). Impact of
internal organizational
communications on employee job
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen Accredited SINTA 4
Vol. 5, No. 1, 2020 Februari: 167-186 by Directorate General of Higher Education (DGHE),
E-ISSN: 2598-635X, P-ISSN: 2614-7696 Republic of Indonesia No 30/E/KPT/2019
http: jim.unsyiah.ac.id/ekm
184
satisfaction. Journal of
Management and Business Studies,
1(x), 38-44.
Ali, R., & Ahmad, M. S. (2009). The
impact of reward and recognition
programs on employee’s
motivation and satisfaction: an
empirical study. International
Review of Business Research
Papers, 5 (4), 270-279.
Armstrong, M., & Taylor, S. (2014).
Armstrong’s handbook of human
resource management practice (13
ed.). Kogan Page Ltd.
Artz, B. (2010). Fringe benefits and job
satisfaction. International Journal
of Manpower, 31(6), 626-644.
Bencsik, A., Horvath-Csikos, G. & Timea,
J. (2016). Y and Z Generations at
Workplaces. Journal of
Competitiveness, 8(3), 90-106.
Bhamani, S. (2012). Factors determining
job satisfaction of early childhood
teachers. IOSR Journal of
Humanities and Social Science,
3(1), 43-48.
Bhutto, N.A., Anwar, N., &Khawja, H.A.
(2012). Relationship of age, gender,
tenure, rank and job
satisfactionempirical evidence from
business institute of Pakistan.
International Journal of
Contemporary Business Studies,
3(6).
Chandrasekar, K. (2011). Workplace
environment and its impact on
organisational performance in
public sector organisations.
International Journal of Enterprise
Computing and Business Systems,
1(1)
Chen, M.Y., Wang, Y.S., Sun, V. (2012).
Intellectual capital and
organizational commitment:
Evidence from cultural creative
industries in Taiwan. Personnel
Review, 41(3), 321-339.
Cummings, T. & Worley, C. (2014).
Organization development and
change. Cengage Learning,
Stamford, CT.
Dessler, G. (2013). Human resource
management - Thirteenth Edition.
New Jersey: Prentice Hall.
Farooqui, S., & Nagendra, A. (2014). The
impact of person organization fit on
job satisfaction and performance of
the employees. Procedia
Economics and Finance. 11, 122 –
129
Giri, V.N., & Kumar, B.P. (2010).
Assessing the impact of
organizational communication on
job satisfaction and job
performance. Psychological
Studies, 55(2), 137-143.
Gu, Z. and Siu, R. (2009). Drivers of job
satisfaction as related to work
performance in Macao casino
hotels: an investigation based on
employee survey. International
Journal of Contemporary
Hospitality Management, 21(5),
561-578.
Gul, H., Usman, M., Liu, Y., Rehman, Z.,
Jebran, K. (2018). Does the effect
of power distance moderate the
relation between person
environment fit and job satisfaction
leading to job performance?
Evidence from Afghanistan and
Pakistan. Future Business Journal
4, 68–83.
Hussin, A.B. (2011). Relationship between
job satisfaction and job
performance among employees.
Centre for graduate studies, Open
University Malaysia.
Jin, M., McDonald, B., Park, J., and van
Thiel, S. (2016). Followership and
job satisfaction in the public sector:
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen Accredited SINTA 4
Vol. 5, No. 1, 2020 Februari: 167-186 by Directorate General of Higher Education (DGHE),
E-ISSN: 2598-635X, P-ISSN: 2614-7696 Republic of Indonesia No 30/E/KPT/2019
http: jim.unsyiah.ac.id/ekm
185
the moderating role of perceived
supervisor support and
performance-oriented culture.
International Journal of Public
Sector Management, 29(3), 218-
237.
Jorfi, H., Yaccob, H.B., & Shah, I.M.
(2011). HRM emotional
intelligence: communication
effectiveness mediates the
relationship between stress
management and job satisfaction.
International Journal of Managing
Information Technology, 3(4).
Kosteas, V.D. (2011). Job Satisfaction and
Promotions. Industrial Relations: A
Journal of Economy and Society,
50(1), 174–194.
Malik, S.Y., Chishti, A.F., Shahzad, S.
(2016). Measuring employees’ job
satisfaction as moderated by
cultural dimension power distance
in public and private sectors’
pakistani organizations.
International Journal of
Management Sciences and
Business Research, 5(12)
Mathis, R, L., & Jackson, J. H. (2011).
Human Resource Management,
13th ed. Ohio: Cengage Learning.
Meister, J.C., & Willyerd, K. (2010).
Mentoring millennials. Harvard
business review 88(5):68-72.
Munjuri, M.G. (2011). The effect of human
resource management practices in
enhancing employee performance
in catholic institutions of higher
learning in Kenya. International
Journal of Business Administration,
2(4).
Murad, M., Zayed, N., Mukul, A. (2013).
A study on job satisfaction: focus
on bankers of Bangladesh.
European Journal of Business and
Management, 5(17)
Najoan, J., Pangemanan, L., Tangkere, E.
(2018). Pengaruh tunjangan kinerja
terhadap kinerja pegawai pada
dinas pertanian kabupaten
Minahasa. Agri-Sosio Ekonomi
Unsrat, 14(1)
Nielsen, C. & Montemari, M. (2012). The
role of human resources in business
model performance: the case of
network-based companies. Journal
of Human Resource Costing &
Accounting, 16(2), 142-164.
Pan, F.C. (2015). Practical application of
importance-performance analysis
in determining critical job
satisfaction factors of a tourist
hotel. Tourism Management, 46(2),
84-91.
Rast, S., & Tourani, A. (2012). Evaluation
of organizational commitment and
role of gender difference.
International Journal of Business
and Social Science, 3(7).
Rehman, M.Z., Khan, M.R., Lashari, J.A.
(2010). Effect of job rewards on job
satisfaction, moderating role of age
difference. African Journal of
Business Management, 4(6), 1131-
1139.
Robbins, S., & Judge, T. (2013).
Organizational behavior (15th ed.).
Pearson, Boston.
Semen Padang. (2018).
Semen Padang. (2019).
Septiani, V.M. (2015). Pengaruh pelatihan,
pengalaman kerja, dan promosi
jabatan terhadap kinerja karyawan
pada Badan Pemeriksa Keuangan
Republik Indonesia perwakilan
Sulawesi Utara. Jurnal EMBA, 3(3)
992-1002.
Shah, M.J., Rehman, M., Zafar, H., & Riaz,
A. (2012). Job satisfaction and
motivation of teachers of public
educational institutions.
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen Accredited SINTA 4
Vol. 5, No. 1, 2020 Februari: 167-186 by Directorate General of Higher Education (DGHE),
E-ISSN: 2598-635X, P-ISSN: 2614-7696 Republic of Indonesia No 30/E/KPT/2019
http: jim.unsyiah.ac.id/ekm
186
International Journal of Business
and Social Science, 3(8).
Shahzad, K., Bashir, S., & Ramay, M.I.
(2008). Impact of HR practices on
perceived performance of
university teachers in Pakistan.
International Review of Business
Research Papers, 4(2), 302-315.
Shaffril, H. A. M. & Uli, J. (2010). The
influence of socio-demographic
factors on work performance
among Employees of government
agriculture agencies in Malaysia.
The Journal of International Social
Research, 3(10), 459-469.
Sharma, J.P., & Bajpai, N. (2011). Salary
satisfaction as an antecedent of job
satisfaction: Development of a
regression model to determine the
linearity between salary satisfaction
and job satisfaction in a public and
a private organization. European
Journal of Social Sciences 18(3),
450-461.
Spector, P. (1997). Job satisfaction:
application, assessment, causes
and consequences. London.
Trivellas, P., Kakkos, N., Blanas, N. and
Santouridis, I. (2015). The impact
of career satisfaction on job
performance in accounting firms.
The mediating effect of general
competencies. Procedia Economics
and Finance, 33(1), 468-476.
Valaei, N., & Jiroudi, S. (2016). Job
satisfaction and job performance in
the media industry: A synergistic
application of partial least squares
path modelling. Asia Pacific
Journal of Marketing and Logistics,
28(5), 984-1014.
Valaei, N. & Rezaei, S. (2016). Job
satisfaction and organizational
commitment: an empirical
investigation among ICT-SMEs.
Management Research Review,
39(12)
Westover, J.H. and Taylor, J. (2010).
International differences in job
satisfaction: the effects of public
service motivation, rewards and
work relations. International
Journal of Productivity and
Performance Management, 59(8),
811-828.
Wu, M. Y., & Lee, Y. R. (2011). The
effects of internal marketing, job
satisfaction and service attitude on
job performance among high-tech
firm. African Journal of Business
Management, 5(32), 12551-12562.
Yang, C. & Hwang, M. (2014). Personality
traits and simultaneous reciprocal
influences between job
Performance and job satisfaction.
Chinese Management Studies,
8(1), 6-26.
Zoubi, D.M. (2012). The shape of the
relationship between salary and job
satisfaction. Far East Journal of
Psychlogoy and Business, 7(3).