Upload
others
View
7
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
53
PUBLIC ADMINISTRATION JOURNALO F RESEARCH Volume 3 (1), Januari-Maret 2021
VOLUME 3 NOMOR 1 JANUARI-MARET 2021
PELAYANAN KESEHATAN MASYARAKAT PADA MASA
PANDEMI COVID-19 SESUAI SUDUT PANDANG ISLAM
Saifuddin Zuhri1, Diana Amalia
1
ABSTRAK
Jurnal ini membahas tentang korelasi antara nilai-nilai Islam dan layanan publik. Secara
teoritis temuan ini diharapkan dapat memberikan bukti bahwa terdapat hubungan yang
positif antara budaya organisasi, khususnya dalam nilai-nilai agama dan kinerja organisasi
yang mengacu pada kualitas pelayanan publik. Dan kini wabah pandemi COVID-19
menjadi masalah besar bagi seluruh negara di dunia, tak terkecuali di Indonesia.
Penyebaran COVID-19 begitu cepat dan mematikan, dimana penularannya begitu masif.
Untuk mencegah penyebaran wabah COVID-19 ini diperlukan kontribusi pemerintah,
pemuka agama untuk saling membantu, komunitas, saling membantu dan saling
mengingatkan untuk memperdalam tentang COVID-19. Penelitian ini menggunakan
metode studi kepustakaan yaitu pengumpulan data wawancara dan observasi dari berbagai
sumber. Dan untuk analisis datanya menggunakan analisis kualitatif dengan tiga tahap
yaitu reduksi, penyajian, dan verifikasi semua data. Dalam kaitannya dengan prosedur
medik dan teknik pembedahan serta farmakologi (dosis dan jenis obat, islamisasinya
dijalankan dengan mengikuti ilmu kedokteran dan farmasi, serta kesempurnaan teknologi
kedokteran.
Kata Kunci: Pelayanan Publik, Kesehatan Islami, COVID-19, Indonesia.
ABSTRACT
This journal set in at examining the correlation between Islamic values and public services.
Theoretically, the finding were expected to yield the proof that there was some positive
relation between organizational culture, especially in religious values and performance of
organization that refers to quality of public services. And now the COVID-19 outbreak is
not only a national problem but it is getting to be a global problems. The spread of COVID-
19 is so fast and lethal, where the transmission can be through physical contact from the
mouth, eyes, and nose. To avert the spread of this COVID-19 outbreak, it needed the
contribution of government, religious leader to help another, communities, help each other
and remind one another to deepen about COVID-19. This research using literature
research method, which is from collecting interview data and observation of many sources.
And for data analysis uses qualitative analysis by three steps : reduction, serving, and
verification of all the data. In connextion to medical procedure and surgical technique also
pharmacology (the dosage and type of medicine, its islamisation is run into by following
medical and pharmaceutical science, and also the perfection of medical technology.
Keywords: Public Service, Islamic Healthcare, COVID-19, Indonesia.
DOI:
https://doi.org/10.33005/paj.v3i1.80
Submitted : 28-02-2021
Revised : 08-03-2021
Accepted : 12-03-2021
AFFILIATION:
Program Studi Ilmu Komunikasi,
UPN “Veteran” JawaTimur
Co-Responding E-mail:
saifuddin¬¬_zuhri.ilkom@upnjatim.
ac.id
http://paj.upnjatim.ac.id/index.php/paj
e-ISSN 2685-9866
Diterbitkan oleh:
Universitas Pembangunan
Nasional “Veteran” Jawa Timur
berkolaborasi dengan
Indonesia Association of Public
Administration Jawa Timur
54
Pelayanan Kesehatan Masyarakat Pada Masa Pandemi Covid-19 …
Saifuddin Zuhri. (2021)
I. PENDAHULUAN
COVID-19 atau virus corona ini pertama kali ditemukan di kota Wuhan, Cina pada
akhir tahun 2019. Penyebarannya sangat cepat dan mematikan. Penyebarannya dapat melalui
kontak langsung fisik manusia yang ditularkan melalui mulut, hidung, dan mata. Upaya untuk
memutus rantai penyebaran COVID-19 dilakukan oleh pemerintah dan lembaga keagamaan
dengan menerbitkan peraturan untuk dipatuhi dan dijalankan oleh masyarakat. Pelayanan
yang menjadi fokus pemerintah Indonesia adalah bagaimana menyediakan pelayanan
kesehatan, yang mana masih terdapat banyak masyarakat yang membutuhkan pelayanan
kesehatan ini. Dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan ini dibutuhkan kesadaran semua pihak
baik petugas maupun masyarakat.
Kasus terkonfirmasi positif COVID-19 dalam sehari beberapa saat ini rata-rata
bertambah sebanyak 4.000an kasus sehingga mencapai 250.000an kasus. Dan pasien sembuh
rata-rata bertambah 2.000an yang menjadi 221.000 an orang. Serta pasien yang meninggal per
harinya dapat bertambah sebanyak 100 an orang sehingga total menjadi 10.900 an orang.
Wabah COVID-19 hampir memberi dampak pada semua sektor kehidupan masyarakat
di antaranya bidang sosial, transportasi umum, pariwisata, ekonomi, tempat hiburan, dan
pusat perbelanjaan mengalami penurunan secara drastis seiring dengan mewabahnya
penyebaran COVID-19. Dengan pelayanan kesehatan yang mengacu pada ajaran Islami
menerapkan segala bentuk pengelolaan kegiatan tentang asuhan keperawatan dan asuhan
medis yang telah dirangkum dalam kaidah-kaidah Islam. Praktik pelayanan kesehatan tersebut
merupakan bagian kecil dari pelajaran dan pengalaman akhlak dari sektor pelayanan publik,
dan upaya yang dilakukan melawan COVID-19 di Indonesia. Untuk memecahkan masalah
diperlukan sumber penelitian berupa bahan primer, baik peraturan perundang-undangan,
catatan resmi risalah pembuatan undang-undang dan putusan hakim, dan sekunder berupa
buku-buku, teks, kamus-kamus hukum, jurnal hukum, dan komentar putusan pengadilan.
Dengan ketentuan :
1. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2020 tentang Pembatasan Sosial Berskala
Besar Dalam Rangka Percepatan Penanganan Corona Virus Disease 2019 (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 91.
2. Keputusan Presiden Nomor 11 Tahun 2020 tentang Penetapan Kedaruratan Kesehatan
Masyarakat Corona Virus Disease 2019 (COVID-19).
II. TINJAUAN PUSTAKA
I. Pelayanan Kesehatan
55
PUBLIC ADMINISTRATION JOURNALO F RESEARCH Volume 3 (1), Januari-Maret 2021
Pelayanan kesehatan sendiri merupakan sebuah konsep yang biasa dipakai untuk
memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Pelayanan kesehatan juga dapat
diartikan sebagai suatu konsep yang digunakan untuk memberikan layanan dalam jangka
waktu yang lama dan terus-menerus dilakukan kepada masyarakat dan publik. Beberapa
para ahli menyatakan bahwa pelayanan kesehatan mempunyai arti yang bermacam-macam
yaitu:
1. Depkes RI (2009)
Pelayanan kesehatan menurut Depkes RI yaitu suatu untuk bersama-sama baik
perorangan atau kelompok untuk mencegah dan meningkatkan kesehatan, memulihkan
kesehatan baik perorangan, kelompok, keluarga ataupun publik/masyarakat, serta
memelihara dan menyembuhkan penyakit.
2. Levey dan Loomba (1973)
Pelayanan kesehatan menurut Levey dan Loomba yaitu suatu upaya untuk
menyelenggarakan pelayanan kesehatan secara personal atau bersama dalam suatu
organisasi kesehatan untuk memppertahankan kesehatan, mencegah penyakit, dan
menyembuhkan penyakit seseorang.
3. Prof. Dr. Soekijo Notoatmojo
Pelayanan kesehatan menurut Prof. Dr. Soekijo Notoatmojo yaitu sebuah
bagian dari sistem pelayanan kesehatan yang memiliki tujuan utamanya untuk
promotif (peningkatan kesehatan), pelayanan preventif (pencegahan) dan memiliki
suatu sasaran yaitu publik dan masyarakat.
Pelayanan kesehatan merupakan hak bagi setiap orang yang yang menjadi warga
negara Indonesia yang terjamin dalam Undang-Undang Dasar 1945 dengan melakukan
sebuah upaya peningkatan derajat kesehatan baik secara perseorangan, ataupun kelompok.
Pelayanan merupakan cara manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dengan berusaha
baik melalui aktivitas sendiri maupun melalui aktivitas orang lain.
Syarat-syarat pelayanan kesehatan yaitu:
1. Pelayanan kesehatan tidak sulit ditemukan dan ada untuk setiap saat dibutuhkan oleh
masyarakat.
2. Dapat diterima dan wajar oleh masyarakat.
3. Pelayanan kesehatan tidak boleh bertentangan dengan keyakinan, kebudayaan, dan
kepercayaan masyarakat.
4. Mudah dicapai atau dijangkau oleh seluruh masyarakat. Tidak hanya oleh orang yang
berada di pusat kota tetapi juga dapat di jangkau oleh masyarakat pelosok.
56
Pelayanan Kesehatan Masyarakat Pada Masa Pandemi Covid-19 …
Saifuddin Zuhri. (2021)
5. Mudah di jangkau dari sisi biaya, yaitu sesuai dengan kemampuan ekonomi
masyarakat.
6. Bermutu. Pelayanan kesehatan harus memberikan pelayanan yang dapat memuaskan
penggunanya dan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.
7. Efisien. Pelayanan kesehatan dapat diselenggarakan secara efisien demi tercapainya
tujuan.
Starifikasi pelayanan kesehatan dikelompokkan menjadi tiga macam, yaitu :
1. Pelayanan kesehatan tingkat pertama. Yaitu pelayanan kesehatan yang bersifat pokok
atau inti yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat dan mempunyai nilai untuk
meningkatkan kesehatan masyarakat. Umumya pelayanan kesehatan ini bersifat rawat
jalan.
2. Pelayanan kesehatan tingkat kedua. Yaitu pelayanan kesehatan bersifat rawat inap dan
membutuhkan tenaga- spesialis untuk menyelenggarakan pelayanan kesehatan ini.
3. Pelayanan kesehatan tingkat ketiga. Yaitu pelayanan kesehatan yang bersifat
kompleks dan membutuhkan tenaga spesialis untuk menyelenggarakan pelaksanaan
pelayanan kesehatan ini.
1. Tujuan Pelayanan Kesehatan
A.A Maulana (2013) menyatakan bahwa sistem pelayanan kesehatan mempunyai
sebuah tujuan diantaranya yaitu :
Promotif, yaitu meningkatkan dan memelihara kesehatan dikarenakan hal ini sangat
dibutuhkan seperti peningkatan gizi.
Preventif, biasanya dapat disebut dengan suatu pencegahan terhadap orang lain yang
mempunyai risiko terhadap penyakit, preventif terdiri dari :
Preventif primer, yaitu suatu pencegahan pada awal seperti penyediaan nutrisi
yang baik dan imunisasi.
Prventif Sekunder, yaitu pencegahan dengan melakukan pengobatan kepada
penyakit mulai tahap dini.
Preventif Tersier, yaitu pencegahan dengan melakukan diagnosa penyakit,
melakuakn pembuatan diagnosa dan juga melakukan pengobatan.
Kuratif, merupakan penyembuhan pada suatu penyakit.
Rehabilitasi, yaitu suatu proses untuk memulihkan dan proses untuk mengobati suatu
penyakit.
Pelayanan kesehatan yang disebutkan diatas dapat dilakukan oleh:
Dokter Subspesialis terbatas
57
PUBLIC ADMINISTRATION JOURNALO F RESEARCH Volume 3 (1), Januari-Maret 2021
Petugas kesehatan lingkungan
Bidan
Dokter Spesialis
Perawat
2. Jenis-Jenis Pelayanan Kesehatan
Hodgetts dan Casio menyatakan jika pelayanan kesehatan terdiri dari dua macam yaitu :
1. Pelayanan Kedokteran
Pelayanan kesehatan di dalamnya terdapat berbagai macam kelompok yang
salah satunya adalah kelompok pelayanan kedokteran. Kelompok kesehatan ditandai
dengan melakukan pengorganisasian yang bersifat personal atau sendiri atau bisa
dilakukan secara bersama-sama pada sebuah organisasi. Tujuan terpenting dalam
pelayanan kesehatan adalah untuk menyembuhkan penyakit yang diderita dan
pemulihan kesehatan.
Sedangkan untuk sasaran utamanya adalah untuk perseorangan dan juga keluarga.
2. Pelayanan Kesehatan Masyarakat
Pelayanan kesehatan pada kelompok kesehatan masyarakat (publik healt
service) ditandai dengan suatu cara unuk melakukan pengorganisasian yang pada
umumnya dilaksanakan bersama-bersama dalam sebuah organisasi. Tujuan terpenting
dalam pelayanan kesehatan adalah untuk memelihara kesehatan dan melakukan
peningkatan kesehatan serta pencegahan penyakit. Sedangkan untuk sasarannya adalah
individu, kelompok, dan masyarakat.
3. Pelayanan kesehatan menurut sudut pandang Islam
Islam sebagai suatu agama yang menjadi panduan sistem akidah, syariah, dan
akhlak. Nilai-nilai di dakam Islam antara lain yaitu mempunyai tanggung jawab,
menyamakan derajat antar manusia, semangat persaudaraan, orientasi pada kebaikan,
amanah, kejujuran, keadilan, pengabdian dan ibadah, keikhlasan, kebersihan, prinsip
toleransi antar manusia, memberikan pertolongan terhadap sesama, berakhlak mulia,
musyawarah, mewujudkan perdamaian, dan melaksanakan kewajiban. Di dalam
ajarannya, Islam telah mengajarkan kepada seluruh umat manusia yang dalam artian
bukan untuk umat Islam saja untuk selalu memberikan pelayanan yang baik dan
berkualitas seperti yang dijelaskan dalam firman Allah SWT. Yang artinya :
Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan allah) sebagian dari
hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang Kami keluarkan dari bumi
untuk kamu. Dan janganlah kamu memilih yang buruk-buruk lalu kamu menafkahkan
58
Pelayanan Kesehatan Masyarakat Pada Masa Pandemi Covid-19 …
Saifuddin Zuhri. (2021)
daripadanya, padahal kamu sendiri tidak mau mengambilnya melainkan dengan
memincingkan mata terhadapnya. Dan ketahuilah, bahwa Allah Maha Kaya lagi Maha
Terpuji. ( QS. Al-Baqarah 2:267).
Jika kita lihat dari sudut pandang pelayanan, maka ayat tersebut mempunyai
makna bahwa para petugas pelayanan hendaknya melayani dan memperlakukan
seseorang dengan baik sebagaimana ia memperlakukan dirinya sendiri. Dalam
melaksanakan pelayanan kesehatan yang sesuai dengan ajaran-ajaran Islam maka dapat
berpedoman kepada kaidah-kaidah Islam yaitu :
1. 158 JURIS Volume 14, Nomor 2 yang menerapkan konsep, prinsip, dan teori
dalam sebuah keilmuan yang terkait dengan pelayanan medis dengan
mengutamakan pedoman pada Al-Quran dan hadis.
2. Melaksanakan pelayanan menggunakan metode pendekatan Islami melalui
kegiatan-kegiatan pengamatan dan pengkajian yang didasarkan oleh sebuah
bukti.
3. Mempertanggungjawabkan segala perbuatan dan tindakan yang berdasarkan
bukti.
4. Berperilaku ikhlas dalam memberikan pertolongan kepada pasien dan semata-
mata mengharapkan ridho Allah.
5. Bekerja sama dengan tenaga kesehatan lainnya untuk meningkatkan mutu
pelayanan kesehatan dan menyelesaikan masalah pelayanan kesehatan yang
berdasarkan bukti.
Terdapat lima aspek pelayanan kesehatan menurut Islam, yaitu:
1. Sikap dan perilaku petugas pelayanan kesehatan yang Islami.
2. Fasilitas dan sarana pelayanan kesehatan yang Islami.
3. Prosedur dan tata cara atau mekanisme pelayanan kesehatan secara Islami.
4. Suasana pelayanan kesehatan yang Islami.
5. Pembiayaan pelayanan kesehatan Islami.
Hukum dalam Islam tentang kesehatan sangat memperhatikan tata cara antara lain
mengajurkan sesorang untuk selalu menjaga dan mempertahankan kesehatan, memelihara dan
menjaga kesehatan adalah wajib. Islam merupakan agama yang luar biasa dalam memberikan
perhatian terhadap masalah kesehatan. Sebab kesehatan merupakan salah satu unsur
penunjang utama dalam melaksanakan ibadah kepada Allah SWT dan aktivitas lainnya. Ilmu
kedokteran dalam Islam didefinisikan sebagai ilmu pengobatan yang konsep dasar, nilai, serta
59
PUBLIC ADMINISTRATION JOURNALO F RESEARCH Volume 3 (1), Januari-Maret 2021
prosedurnya sesuai dan tidak berlawanan atau bertentangan dengan Al-Qur’an. Prosedur
medis dan alat pengobatan yang digunakan tidak spesifik pada tempat atau waktu tertentu.
Ilmu kedokteran dalam Islam bersifat universal serta mencakup semua aspek,
mengizinkan pertumbuhan, dan perkembangan berbagai metode pengobatan penyakit.
Dengan demikian, penyederhanaan ini merupakan suatu hal yang tidak wajib untuk dapat
dibenarkan, walaupun menggunakan cara pengobatan yang berkaitan dengan kedokteran
Islam. Hal tersebut merupakan sebuah bagian dari kedokteran Islam itu sendiri. Bahkan, bisa
dikatakan bahwa life style dan pedoman hidup sehat yang dicontohkan oleh Rasulullah adalah
kebenaran yang tidak diragukan manfaatnya bahkan dalam penelitian modern lambat laun
diketahui manfaat medisnya melalui berbagai penelitian. Pada QS. Al- Ahzab: 21, ditegaskan
bahwa segala hal yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW merupakan teladan yang baik
termasuk dalam pelayanan kesehatan. Telah banyak sunnah Rasul yang setelah diteliti lebih
lanjut, ternyata sunnah tesebut terbukti memberikan banyak manfaat.
Dengan disahkannya Undang- Undang No. 25 tahun 2009 tentang Pelayanan Publik
menjadi dasar hukum yang bagi penyelenggaraan pelayanan publik Indonesia. Di dalam
Undang-undang ini, dijelaskan secara kongkret tentang makna dari pelayanan, yang mana
pelayanan publik merupakan suatu rangkaian kegiatan yang mempunyai tujuan untuk
memenuhi kebutuhan pelayanan yang sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang ada.
Isi dari undang-undang ini adalah mewajibkan para penyelenggara pelayanan menetapkan
standar pelayanan. Dalam pasal 21 dijelaskan bahwa komponen standar dari pelayanan
meliputi:
Dasar hukum
Persyaratan
Sistem, mekanisme, dan prosedur
Jangka waktu penyelesaian
Biaya/tarif
Produk pelayanan; D 152 JURIS Volume 14, Nomor 2 (Juli-Desember 2015)
Sarana, prasarana dan/atau fasilitas
Kompetensi pelaksana
Pengawasan internal
Penanganan pengaduan, saran, dan masukan
Jumlah pelaksana
Jaminan pelayanan yang dilaksanakan sesuai dengan standar pelayanan yang ada
60
Pelayanan Kesehatan Masyarakat Pada Masa Pandemi Covid-19 …
Saifuddin Zuhri. (2021)
Jaminan keselamatan dan keamanan pelayanan dengan memberikan rasa aman, dan
bebas dari bahaya
Evaluasi kinerja pelaksana
Dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan ini dibutuhkan kesadaran semua pihak agar
pelaksanaan pelayanan dapat terselenggarkan dengan baik. Islam adalah agama yang
universal dan ajarannya dapat diterima oleh pemeluknya sebagai suatu ajaran yang menjamin
keselamatan, sehingga dapat menumbuhkan motivasi untuk berbuat baik bagi diri sendiri dan
juga orang lain.
Nilai-nilai Islam yang diajarkan adalah tentang bagaimana adanya persamaan derajat
antar manusia, semangat persaudaraan, tanggung jawab, keadilan, kejujuran, amanah,
mendahulukan kewajiban dan melaksanakan kewajiban, memberikan pertolongan, berakhlak
mulia, prinsip toleransi, dan kedamaian.
III. METODE PENELITIAN
Metode dan pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah metode
studi kepustakaan (literature research). Studi kepustakaan merupakan teknik pengumpulan
data dengan mengadakan studi penelaahan terhadap beberapa sumber yaitu buku, catatan,
litertur, dan laporan yang berhubungan dengan masalah yang dipecahkan. (Nazir,1988: 111)
Sumber data pada penelitian ini diambil dari berbagi literatur di antaranya jurnal,
buku, dan artikel-artikel yang ada di internet yang berkaitan dengan penelitian ini yaitu
tentang pelayanan kesehatan, pandemi COVID-19, kesehatan Islam dan sumber informasi
lainnya yang relevan dan mendukung penelitian ini.
Dalam jurnal ini, pengumpulan datanya menggunakan metode deskriptif kualitatif
yang mengolah data dengan cara menganalisis faktor- faktor yang berkaitan dengan
objek penelitian dengan penyajian data secara lebih mendalam terhadap objek penelitian.
Teknik analisis data pada penelitian ini adalah menggunakan teknik analisis konten.
Analisis konten (content analysis) adalah melakukan identifikasi terhadap karakteristik atau
informasi spesifik yang terdapat pada suatu dokumen untuk menghasilkan deskripsi yang
obyektif dan sistematis. (Bambang, 1999)
61
PUBLIC ADMINISTRATION JOURNALO F RESEARCH Volume 3 (1), Januari-Maret 2021
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL
Pada tahun 2020, pandemi COVID-19 telah menyebabkan kondisi Indonesia menurun
di berbagai macam sektor. Salah satu sektor yang terkena dampaknya paling besar adalah
sektor kesehatan. Pandemi ini telah mengubah pola tatanan pelayanan kesehatan.
Fasilitas pelayanan kesehatan seperti rumah sakit dan klinik sekarang mulai selektif
dalam menangani pelayanan kesehatan. Menurut survei yang dikonfirmasi oleh WHO
menyatakan layanan kesehatan telah banyak terganggu di sebagian atau di seluruh negara.
Tidak hanya penanganan pandemi COVID-19 namun layanan penyakit diabetes, kanker, dan
kardiovaskuler juga telah terganggu.
Para tenaga kesehatan yang biasanya bekerja sesuai jam kerja, banyak dikurangi dan
diberlakukan pergantian. turunnya ketersediaan transportasi umum, dan kurangnya staf karena
beberapa tenaga kesehatan ditugaskan untuk mendukung layanan COVID-19. Beberapa
pelayanan kesehatan juga banyak yang mengurangi jam layanannya. Hal ini dapat
memengaruhi kualitas hidup masyarakat.
Dalam pandangan Islam, pemimpin mempunyai peran penting dalam urusan
rakyatnya, Hal ini berdasarkan dalil tentang Imam atau Khalifah. Rasulullah SAW pernah
bersabda:
“Pemimpin yang mengatur urusan manusia (Imam atau Khalifah) adalah pengurus
rakyat dan dia bertanggung jawab atas rakyatnya.” (HR al-Bukhari dan Muslim).
Dalam dalil di atas pemimpin atau pemerintah bertanggung jawab atas rakyat
termasuk dalam urusan kesehatan. Pelayanan kesehatan seperti ini menjadi perhatian utama
bagi pemerintah dan masyarakat. Pemerintah telah mengambil langkah-langkah membuat
beberapa keputusan terkait adanya pandemi ini yaitu dengan mengeluarkan regulasi mengenai
pelayanan kesehatan.
Pemerintah mengeluarkan kebijakan mengenai protokol kesehatan yaitu menjaga
kesehatan dan kebersihan dengan mencuci tangan, serta menggunakan masker bila
berpergian. Menurut pandangan Islam, ini telah disampaikan oleh Rasulullah SAW bersabda,
“Seorang mukmin yang kuat (fisik, mental, jiwa, dan raga) lebih baik dan lebih
dicintai Allah daripada seorang mukmin yang lemah; dan pada keduanya ada kebaikan.”
(HR Muslim).
Pemerintah juga memberlakukan karantina wilayah di berbagai wilayah yang terkena
dampak pandemi COVID-19 ini seperti pembatasan sosial berskala besar (PSBB).
62
Pelayanan Kesehatan Masyarakat Pada Masa Pandemi Covid-19 …
Saifuddin Zuhri. (2021)
Pemberlakuan karantina wilayah juga pernah dilakukan oleh Rasulullah SAW. Beliau
bersabda,
“Apabila kalian mendengar wabah di suatu tempat, maka janganlah memasuki tempat
itu, dan apabila terjadi wabah sedangkan kamu sedang berada di tempat itu, maka janganlah
keluar darinya.” (HR Imam Muslim).
Rasulullah SAW juga menganjurkan untuk isolasi bagi orang yang sedang sakit tidak
boleh dicampur dengan orang yang sehat. Hal ini dilakukan agar penyebaran wabah penyakit
dapat diminimalisasi dan dihentikan. Rasulullah SAW bersabda,
“Janganlah yang sakit dicampurbaurkan dengan yang sehat.” (HR Bukhari dan
Muslim dari Abu Hurairah).
Fasilitas pelayanan kesehatan pada masa pandemi seperti ini penting dan sangat
dibutuhkan bagi mereka yang terkena penyakit COVID-19 maupun yang tidak. Namun
banyak masyarakat yang cemas untuk memeriksakan dirinya ke klinik maupun rumah sakit.
Menurut pandangan islam pengobatan sangat penting, sebab setiap penyakit dapat
disembuhkan. Rasulullah SAW bersabda,
“Jika cocok antara penyakit dan obatnya, maka akan sembuh dengan izin Allah.” (HR
Muslim).
Dalam pandangan Islam, pemimpin mempunyai peran penting dalam urusan
rakyatnya, Hal ini berdasarkan dalil tentang Imam atau Khalifah. Rasulullah SAW pernah
bersabda:
“Pemimpin yang mengatur urusan manusia (Imam atau Khalifah) adalah pengurus
rakyat dan dia bertanggung jawab atas rakyatnya.” (HR al-Bukhari dan Muslim).
Dari dalil di atas disampaikan jika pemimpin atau pemerintah bertanggung jawab atas
rakyat termasuk dalam urusan kesehatan. Pada masa pandemi ini pelayanan kesehatan
menjadi perhatian utama bagi pemerintah.
Menurut survei yang dikonfirmasi oleh WHO menyatakan layanan kesehatan telah
banyak terganggu di sebagian atau di seluruh negara. Tidak hanya penaganan penyakit
COVID-19 namun layanan penyakit diabetes, kanker, dan kardiovaskuler juga telah
terganggu. Akhirnya, Fasilitas pelayanan kesehatan seperti rumah sakit dan klinik sekarang
mulai selektif dalam menangani pelayanan kesehatan.
Pelayanan kesehatan yang biasanya stafnya bekerja sesuai jam kerja, banyak dikurangi
dan diberlakukan pergantian. Kurangnya tenaga kesehatan karena beberapa dari mereka
ditugaskan untuk mendukung layanan COVID-19. Beberapa pelayanan kesehatan juga
63
PUBLIC ADMINISTRATION JOURNALO F RESEARCH Volume 3 (1), Januari-Maret 2021
banyak yang mengurangi jam layanannya. Hal ini dapat memengaruhi kualitas hidup
masyarakat.
Di masa pandemi tentu pelayanan kesehatan sangat dibutuhkan, banyak dari tenaga
kesehatan yang gugur dalam menjalankan tugasnya. Namun, hal itu seharusnya tidak menjadi
sebuah masalah, Menurut pandangan islam, seseorang yang berkerja tidak terkecuali
pelayanan kesehatan harus memiliki sifat-sifat yang sesuai dan diperhatikan dalam
lingkungan kerja.
PEMBAHASAN
Pelayanan kesehatan tentu harus kuat dalam menjalankan kewajiban kerja. Dalam
firman Allah Subhanahu wa Ta’ala,
“Sesungguhnya orang yang paling baik yang kamu ambil untuk bekerja (pada kita)
ialah orang yang kuat lagi dapat dipercaya.” (QS. al-Qashash: 26).
Pelayanan kesehatan wajib menjalankan amanah yang telah diberikan. Dalam firman
Allah Subhanahu wa Ta’ala,
“Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu mengkhianati Allah dan Rasul
(Muhammad) dan (juga) janganlah kamu mengkhianati amanah-amanah yang dipercayakan
kepadamu, sedang kamu mengetahui.” (QS al-Anfal (8)227).
Pelayanan kesehatan tentu harus membantu pasien dalam pengobatan dengan
maksimal. Rasulullah SAW bersabda,
“Sesungguhnya Allah Mencintai jika salah seorang di antara kalian mengerjakan
pekerjaan kemudian dia membaguskan pekerjaannya.” (Hadis hasan lighairihi, Ash-
shahihah:1113).
Pelayanan kesehatan tentu harus ikhlas dalam menjalankan kewajibannya. Dalam
firman Allah Subhanahu wa Ta’ala,
“Dan tiap-tiap manusia itu telah Kami Tetapkan amal perbuatannya (sebagaimana
tetapnya kalung) pada lehernya. Dan Kami Keluarkan baginya pada hari Kiamat sebuah
kitab yang dijumpainya terbuka. Bacalah kitabmu, cukuplah dirimu sendiri pada waktu ini
sebagai penghisab terhadapmu.” (QS al-Isra’:13-14).
Mematuhi peraturan yang ada pada pekerjaan merupakan hal wajib dilakukan oleh
para pekerja di pelayanan kesehatan. Dalam firman Allah Subhanahu wa Ta’ala,
“Wahai orang-orang yang beriman! Taatilah Allah dan taatilah Rasul-(Nya), dan
ulil-amri diantara kamu.” (QS an-Nisa’: 59)
64
Pelayanan Kesehatan Masyarakat Pada Masa Pandemi Covid-19 …
Saifuddin Zuhri. (2021)
Pelayanan kesehatan harus memberi pekerjanya waktu. tentunya waktu untuk
beribadah dengan kewajibannya sebagai seorang muslim. Allah Subhanahu wa Ta’ala
berfirman,
“Maka datanglah sesudah mereka, pengganti (yang jelek) yang menyia-nyiakan
shalat dan memperturutkan hawa nafsunya, maka kelak mereka akan menemui kesesatan.”
(QS Maryam:59
Pandemi ini tentu dapat terhenti dan terkondisikan jika semua elemen masyarakat dan
pemerintah ikut andil berkontribusi dengan baik. Dengan demikian, upaya-upaya yang telah
dilakukan pemerintah dalam penanganan pandemi COVID-19 bisa berjalan secara optimal.
Di dalam Islam dan Al-Quran terdapat pedoman hidup bagi umat manusia, termasuk
dalam pelayanan kesehatan. Di dalam ajaran Agama Islam telah ditegaskan tuntunan
mengenai penerapan Penerapan pelayanan kesehatan yang baik sesuai dengan pedoman ayat-
ayat Al – Qur’an dan yang telah di contohkan oleh Nabi Muhammad SAW. Salah satunya
terdapat pada surah Al-Baqarah ayat 267 yang menegaskan bahwa para petugas pelayanan
hendaknya melayani dan memperlakukan seseorang dengan baik sebagaimana ia
memperlakukan dirinya sendiri.
Dalam keadaan pandemi, Islam juga telah menerapkan beberapa aturan untuk
mencegah penularan virus, salah satunya yang dilakukan pemerintah sebagai upaya untuk
mencegah penularan virus agar tidak semakin mewabah dengan beberapa kebijakan sesuai
anjuran agama Islam yaitu seperti sabda Rasulullah SAW “Janganlah yang sakit
dicampurbaurkan dengan yang sehat.” Makna dari hadis tersebut jelas jika harus ada
pembatasan sosial di lingkungan masyarakat untuk memutus rantai penularan. Pemerintah
juga mengeluarkan kebijakan mengenai protokol kesehatan yaitu menjaga kesehatan dan
kebersihan dengan mencuci tangan, serta menggunakan masker bila berpergian, dalam hal ini
sesuai dengan anjuran Islam bahwa “Seorang mukmin yang kuat (fisik, mental, jiwa, dan
raga) lebih baik dan lebih dicintai Allah daripada seorang mukmin yang lemah; dan pada
keduanya ada kebaikan.”
Dalam keadaan pandemi, seseorang yang terkena dampaknya haruslah berobat agar
dapat disembuhkan dan tidak menulari orang di sekitarnya. Beliau, Rasulullah SAW
mengajarkan kita tentang pelayanan kesehatan di masa pandemi dengan baik yang mana
nantinya akan menghasilkan suatu keadaan yang damai dan tentram yang tentunya semua
kebijakan ini dapat terlaksana jika semua elemen masyarakat ikut andil berkontribusi.
65
PUBLIC ADMINISTRATION JOURNALO F RESEARCH Volume 3 (1), Januari-Maret 2021
V. KESIMPULAN
Upaya yang telah dilakukan pemerintah dalam penanganan pandemi COVID-19 bisa
berjalan secara optimal. Dengan memperhatikan ayat-ayat Al – Qur’an dan sunnah yang
dianjurkan oleh Nabi Muhammad SAW, ditemukan beberapa nilai dasar yang dapat diuraikan
menjadi asas-asas tata kelola pemerintahan yang baik. Dari berbagai keterangan di atas dapat
kita ketahui bahwa kita sebagai umat Islam dalam kehidupan sehari-hari harus mendasarkan
semuanya pada tuntunan agama yang berpedoman pada Al – Qur’an dan Hadist karena di
dalamnya terdapat seluruh ilmu pengetahuan dan pedoman hidup untuk mendapatkan ridho
Allah SWT.
SARAN
Berdasarkan Kesimpulan diatas maka peneliti memberikan saran kebagai berikut :
1. Perlunya masyarakat sadar adanya peraturan dalam pelayanan kesehatan yang sudah di
lakukan Pemerintah
2. Perlunya pemahaman tata kelola dalam memahami penaganan pandemi COVID-19
3. Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara yang memeluk agama perlu berpedoman
pada ajaran didalamnya untuk kehidupan bermasyarakat.
66
Pelayanan Kesehatan Masyarakat Pada Masa Pandemi Covid-19 …
Saifuddin Zuhri. (2021)
DAFTAR PUSTAKA
Al Fanjari, Syauqi Ahmad. Nilai Kesehatan dalam Syariat Islam, Jakarta: Pustaka Ilmi, 2007.
Abudin, Nata. 2004. Prespektif Islam Tentang Pendidikan Kedokteran Paradigma Sehat.
Jakarta: Pustaka 2006.
Anggara, Sahya. 2012. Ilmu Administrasi Negara. Bandung: Pustaka Setia.
Ahmad Zayyadi. Vol. XI No. 1, Juni 2017. Good Governance Dalam Perspektif Hukum
Islam Kontemporer (Tinjauan Usul Fikih Dari Teori Pertingkatan Norma). Fakultas
Syariah IAIN Purwokerto.
Buana, D. R. 2020. Analisis Perilaku Masyarakat Indonesia dalam Menghadapi Pandemi
Virus Corona (COVID-19) dan Kiat Menjaga Kesejahteraan Jiwa. Salam: Jurnal Sosial
dan Budaya Syar-i, 7(3), 217-226.
Dr. H. Muhammadong. 2017. Good Governance dalam Prespektif Hukum Islam. Edukasi
mitra grafika
Hasniati, H. 2017. Sikap dan Perilaku Birokrat Garis-Depan dalam Pelayanan Publik
Ditinjau dari Perspektif Islam.
Kepmenpan No. KEP/25/M.PAN/2/2004 tentang Pedoman Umum
Keputusan Presiden Nomor 11 Tahun 2020 tentang Penetapan Kedaruratan Kesehatan
Masyarakat Corona Virus Disease 2019 (COVID-19)
Laksono, Trisantoro. Good Governance dan Sistem Menjaga Mutu Pelayanan Kesehatan.
Surabaya, 2005.
Lomenta, Berjamin. 1989. Buku Panduan Pelayanan Kesehatan. Bandung
N. R., & Rezki, A. 2020. Kebijakan Pemberlakuan Lock Down Sebagai Antisipasi
Penyebaran Corona Virus COVID-19. Salam: Jurnal Sosial dan Budaya Syar-i, 7(3),
227-238.
Pelayanan Minimal Kepmenpan 63/KEP/M.PAN/7/2003 tentang Pedoman Penyelenggaraan
Pelayanan.
Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2020 tentang Pembatasan Sosial Berskala Besar
Dalam Rangka Percepatan Penanganan Corona Virus Disease 2019 (COVID-19)
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 91, Tambahan Lembaran
Negara
Republik Indonesia Nomor 6487)
67
PUBLIC ADMINISTRATION JOURNALO F RESEARCH Volume 3 (1), Januari-Maret 2021
Syafrida, S., & Hartati, R. 2020. Bersama melawan virus covid 19 di Indonesia. SALAM:
Jurnal.
Sosial Dan Budaya Syar-I, 7(6), 495-508.
Sri Warjiyati. 2018. Tinjauan Hukum Islam Terhadap Penerapan Good Governance dalam
Pelayanan Publik. 18(1):119-132.
Setyono, J. (2015). Good Governance dalam Perspektif Islam. Pendekatan Ushul Fikih: Teori
Peningkatan Norma, 6, 25-40.
Thoha, Miftah. 2008. Ilmu Administrasi Publik Kontemporer. Jakarta: Kencana
Undang-Undang No. 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik.
Ubaidillah, M. Hasan. 2008. Kontribusi Hukum Islam dalam Mewujudkan Good Governance
di Indonesia. 11(1):127-135.
Yunus, Nur Rohim (2016). Menciptakan Good and Clean Governance Berbasis Syariah
Islamiyah. Jakarta: Nur El-I