15
53 VOLUME 3 NOMOR 1 JANUARI-MARET 2021 PELAYANAN KESEHATAN MASYARAKAT PADA MASA PANDEMI COVID-19 SESUAI SUDUT PANDANG ISLAM Saifuddin Zuhri 1 , Diana Amalia 1 ABSTRAK Jurnal ini membahas tentang korelasi antara nilai-nilai Islam dan layanan publik. Secara teoritis temuan ini diharapkan dapat memberikan bukti bahwa terdapat hubungan yang positif antara budaya organisasi, khususnya dalam nilai-nilai agama dan kinerja organisasi yang mengacu pada kualitas pelayanan publik. Dan kini wabah pandemi COVID-19 menjadi masalah besar bagi seluruh negara di dunia, tak terkecuali di Indonesia. Penyebaran COVID-19 begitu cepat dan mematikan, dimana penularannya begitu masif. Untuk mencegah penyebaran wabah COVID-19 ini diperlukan kontribusi pemerintah, pemuka agama untuk saling membantu, komunitas, saling membantu dan saling mengingatkan untuk memperdalam tentang COVID-19. Penelitian ini menggunakan metode studi kepustakaan yaitu pengumpulan data wawancara dan observasi dari berbagai sumber. Dan untuk analisis datanya menggunakan analisis kualitatif dengan tiga tahap yaitu reduksi, penyajian, dan verifikasi semua data. Dalam kaitannya dengan prosedur medik dan teknik pembedahan serta farmakologi (dosis dan jenis obat, islamisasinya dijalankan dengan mengikuti ilmu kedokteran dan farmasi, serta kesempurnaan teknologi kedokteran. Kata Kunci: Pelayanan Publik, Kesehatan Islami, COVID-19, Indonesia. ABSTRACT This journal set in at examining the correlation between Islamic values and public services. Theoretically, the finding were expected to yield the proof that there was some positive relation between organizational culture, especially in religious values and performance of organization that refers to quality of public services. And now the COVID-19 outbreak is not only a national problem but it is getting to be a global problems. The spread of COVID- 19 is so fast and lethal, where the transmission can be through physical contact from the mouth, eyes, and nose. To avert the spread of this COVID-19 outbreak, it needed the contribution of government, religious leader to help another, communities, help each other and remind one another to deepen about COVID-19. This research using literature research method, which is from collecting interview data and observation of many sources. And for data analysis uses qualitative analysis by three steps : reduction, serving, and verification of all the data. In connextion to medical procedure and surgical technique also pharmacology (the dosage and type of medicine, its islamisation is run into by following medical and pharmaceutical science, and also the perfection of medical technology. Keywords: Public Service, Islamic Healthcare, COVID-19, Indonesia. DOI: https://doi.org/10.33005/paj.v3i1.80 Submitted : 28-02-2021 Revised : 08-03-2021 Accepted : 12-03-2021 AFFILIATION: Program Studi Ilmu Komunikasi, UPN “Veteran” JawaTimur Co-Responding E-mail: saifuddin¬¬_zuhri.ilkom@upnjatim. ac.id http://paj.upnjatim.ac.id/index.php/paj e-ISSN 2685-9866 Diterbitkan oleh: Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur berkolaborasi dengan Indonesia Association of Public Administration Jawa Timur

VOLUME 3 NOMOR 1 JANUARI-MARET 2021

  • Upload
    others

  • View
    7

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: VOLUME 3 NOMOR 1 JANUARI-MARET 2021

53

PUBLIC ADMINISTRATION JOURNALO F RESEARCH Volume 3 (1), Januari-Maret 2021

VOLUME 3 NOMOR 1 JANUARI-MARET 2021

PELAYANAN KESEHATAN MASYARAKAT PADA MASA

PANDEMI COVID-19 SESUAI SUDUT PANDANG ISLAM

Saifuddin Zuhri1, Diana Amalia

1

ABSTRAK

Jurnal ini membahas tentang korelasi antara nilai-nilai Islam dan layanan publik. Secara

teoritis temuan ini diharapkan dapat memberikan bukti bahwa terdapat hubungan yang

positif antara budaya organisasi, khususnya dalam nilai-nilai agama dan kinerja organisasi

yang mengacu pada kualitas pelayanan publik. Dan kini wabah pandemi COVID-19

menjadi masalah besar bagi seluruh negara di dunia, tak terkecuali di Indonesia.

Penyebaran COVID-19 begitu cepat dan mematikan, dimana penularannya begitu masif.

Untuk mencegah penyebaran wabah COVID-19 ini diperlukan kontribusi pemerintah,

pemuka agama untuk saling membantu, komunitas, saling membantu dan saling

mengingatkan untuk memperdalam tentang COVID-19. Penelitian ini menggunakan

metode studi kepustakaan yaitu pengumpulan data wawancara dan observasi dari berbagai

sumber. Dan untuk analisis datanya menggunakan analisis kualitatif dengan tiga tahap

yaitu reduksi, penyajian, dan verifikasi semua data. Dalam kaitannya dengan prosedur

medik dan teknik pembedahan serta farmakologi (dosis dan jenis obat, islamisasinya

dijalankan dengan mengikuti ilmu kedokteran dan farmasi, serta kesempurnaan teknologi

kedokteran.

Kata Kunci: Pelayanan Publik, Kesehatan Islami, COVID-19, Indonesia.

ABSTRACT

This journal set in at examining the correlation between Islamic values and public services.

Theoretically, the finding were expected to yield the proof that there was some positive

relation between organizational culture, especially in religious values and performance of

organization that refers to quality of public services. And now the COVID-19 outbreak is

not only a national problem but it is getting to be a global problems. The spread of COVID-

19 is so fast and lethal, where the transmission can be through physical contact from the

mouth, eyes, and nose. To avert the spread of this COVID-19 outbreak, it needed the

contribution of government, religious leader to help another, communities, help each other

and remind one another to deepen about COVID-19. This research using literature

research method, which is from collecting interview data and observation of many sources.

And for data analysis uses qualitative analysis by three steps : reduction, serving, and

verification of all the data. In connextion to medical procedure and surgical technique also

pharmacology (the dosage and type of medicine, its islamisation is run into by following

medical and pharmaceutical science, and also the perfection of medical technology.

Keywords: Public Service, Islamic Healthcare, COVID-19, Indonesia.

DOI:

https://doi.org/10.33005/paj.v3i1.80

Submitted : 28-02-2021

Revised : 08-03-2021

Accepted : 12-03-2021

AFFILIATION:

Program Studi Ilmu Komunikasi,

UPN “Veteran” JawaTimur

Co-Responding E-mail:

saifuddin¬¬_zuhri.ilkom@upnjatim.

ac.id

http://paj.upnjatim.ac.id/index.php/paj

e-ISSN 2685-9866

Diterbitkan oleh:

Universitas Pembangunan

Nasional “Veteran” Jawa Timur

berkolaborasi dengan

Indonesia Association of Public

Administration Jawa Timur

Page 2: VOLUME 3 NOMOR 1 JANUARI-MARET 2021

54

Pelayanan Kesehatan Masyarakat Pada Masa Pandemi Covid-19 …

Saifuddin Zuhri. (2021)

I. PENDAHULUAN

COVID-19 atau virus corona ini pertama kali ditemukan di kota Wuhan, Cina pada

akhir tahun 2019. Penyebarannya sangat cepat dan mematikan. Penyebarannya dapat melalui

kontak langsung fisik manusia yang ditularkan melalui mulut, hidung, dan mata. Upaya untuk

memutus rantai penyebaran COVID-19 dilakukan oleh pemerintah dan lembaga keagamaan

dengan menerbitkan peraturan untuk dipatuhi dan dijalankan oleh masyarakat. Pelayanan

yang menjadi fokus pemerintah Indonesia adalah bagaimana menyediakan pelayanan

kesehatan, yang mana masih terdapat banyak masyarakat yang membutuhkan pelayanan

kesehatan ini. Dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan ini dibutuhkan kesadaran semua pihak

baik petugas maupun masyarakat.

Kasus terkonfirmasi positif COVID-19 dalam sehari beberapa saat ini rata-rata

bertambah sebanyak 4.000an kasus sehingga mencapai 250.000an kasus. Dan pasien sembuh

rata-rata bertambah 2.000an yang menjadi 221.000 an orang. Serta pasien yang meninggal per

harinya dapat bertambah sebanyak 100 an orang sehingga total menjadi 10.900 an orang.

Wabah COVID-19 hampir memberi dampak pada semua sektor kehidupan masyarakat

di antaranya bidang sosial, transportasi umum, pariwisata, ekonomi, tempat hiburan, dan

pusat perbelanjaan mengalami penurunan secara drastis seiring dengan mewabahnya

penyebaran COVID-19. Dengan pelayanan kesehatan yang mengacu pada ajaran Islami

menerapkan segala bentuk pengelolaan kegiatan tentang asuhan keperawatan dan asuhan

medis yang telah dirangkum dalam kaidah-kaidah Islam. Praktik pelayanan kesehatan tersebut

merupakan bagian kecil dari pelajaran dan pengalaman akhlak dari sektor pelayanan publik,

dan upaya yang dilakukan melawan COVID-19 di Indonesia. Untuk memecahkan masalah

diperlukan sumber penelitian berupa bahan primer, baik peraturan perundang-undangan,

catatan resmi risalah pembuatan undang-undang dan putusan hakim, dan sekunder berupa

buku-buku, teks, kamus-kamus hukum, jurnal hukum, dan komentar putusan pengadilan.

Dengan ketentuan :

1. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2020 tentang Pembatasan Sosial Berskala

Besar Dalam Rangka Percepatan Penanganan Corona Virus Disease 2019 (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 91.

2. Keputusan Presiden Nomor 11 Tahun 2020 tentang Penetapan Kedaruratan Kesehatan

Masyarakat Corona Virus Disease 2019 (COVID-19).

II. TINJAUAN PUSTAKA

I. Pelayanan Kesehatan

Page 3: VOLUME 3 NOMOR 1 JANUARI-MARET 2021

55

PUBLIC ADMINISTRATION JOURNALO F RESEARCH Volume 3 (1), Januari-Maret 2021

Pelayanan kesehatan sendiri merupakan sebuah konsep yang biasa dipakai untuk

memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Pelayanan kesehatan juga dapat

diartikan sebagai suatu konsep yang digunakan untuk memberikan layanan dalam jangka

waktu yang lama dan terus-menerus dilakukan kepada masyarakat dan publik. Beberapa

para ahli menyatakan bahwa pelayanan kesehatan mempunyai arti yang bermacam-macam

yaitu:

1. Depkes RI (2009)

Pelayanan kesehatan menurut Depkes RI yaitu suatu untuk bersama-sama baik

perorangan atau kelompok untuk mencegah dan meningkatkan kesehatan, memulihkan

kesehatan baik perorangan, kelompok, keluarga ataupun publik/masyarakat, serta

memelihara dan menyembuhkan penyakit.

2. Levey dan Loomba (1973)

Pelayanan kesehatan menurut Levey dan Loomba yaitu suatu upaya untuk

menyelenggarakan pelayanan kesehatan secara personal atau bersama dalam suatu

organisasi kesehatan untuk memppertahankan kesehatan, mencegah penyakit, dan

menyembuhkan penyakit seseorang.

3. Prof. Dr. Soekijo Notoatmojo

Pelayanan kesehatan menurut Prof. Dr. Soekijo Notoatmojo yaitu sebuah

bagian dari sistem pelayanan kesehatan yang memiliki tujuan utamanya untuk

promotif (peningkatan kesehatan), pelayanan preventif (pencegahan) dan memiliki

suatu sasaran yaitu publik dan masyarakat.

Pelayanan kesehatan merupakan hak bagi setiap orang yang yang menjadi warga

negara Indonesia yang terjamin dalam Undang-Undang Dasar 1945 dengan melakukan

sebuah upaya peningkatan derajat kesehatan baik secara perseorangan, ataupun kelompok.

Pelayanan merupakan cara manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dengan berusaha

baik melalui aktivitas sendiri maupun melalui aktivitas orang lain.

Syarat-syarat pelayanan kesehatan yaitu:

1. Pelayanan kesehatan tidak sulit ditemukan dan ada untuk setiap saat dibutuhkan oleh

masyarakat.

2. Dapat diterima dan wajar oleh masyarakat.

3. Pelayanan kesehatan tidak boleh bertentangan dengan keyakinan, kebudayaan, dan

kepercayaan masyarakat.

4. Mudah dicapai atau dijangkau oleh seluruh masyarakat. Tidak hanya oleh orang yang

berada di pusat kota tetapi juga dapat di jangkau oleh masyarakat pelosok.

Page 4: VOLUME 3 NOMOR 1 JANUARI-MARET 2021

56

Pelayanan Kesehatan Masyarakat Pada Masa Pandemi Covid-19 …

Saifuddin Zuhri. (2021)

5. Mudah di jangkau dari sisi biaya, yaitu sesuai dengan kemampuan ekonomi

masyarakat.

6. Bermutu. Pelayanan kesehatan harus memberikan pelayanan yang dapat memuaskan

penggunanya dan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.

7. Efisien. Pelayanan kesehatan dapat diselenggarakan secara efisien demi tercapainya

tujuan.

Starifikasi pelayanan kesehatan dikelompokkan menjadi tiga macam, yaitu :

1. Pelayanan kesehatan tingkat pertama. Yaitu pelayanan kesehatan yang bersifat pokok

atau inti yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat dan mempunyai nilai untuk

meningkatkan kesehatan masyarakat. Umumya pelayanan kesehatan ini bersifat rawat

jalan.

2. Pelayanan kesehatan tingkat kedua. Yaitu pelayanan kesehatan bersifat rawat inap dan

membutuhkan tenaga- spesialis untuk menyelenggarakan pelayanan kesehatan ini.

3. Pelayanan kesehatan tingkat ketiga. Yaitu pelayanan kesehatan yang bersifat

kompleks dan membutuhkan tenaga spesialis untuk menyelenggarakan pelaksanaan

pelayanan kesehatan ini.

1. Tujuan Pelayanan Kesehatan

A.A Maulana (2013) menyatakan bahwa sistem pelayanan kesehatan mempunyai

sebuah tujuan diantaranya yaitu :

Promotif, yaitu meningkatkan dan memelihara kesehatan dikarenakan hal ini sangat

dibutuhkan seperti peningkatan gizi.

Preventif, biasanya dapat disebut dengan suatu pencegahan terhadap orang lain yang

mempunyai risiko terhadap penyakit, preventif terdiri dari :

Preventif primer, yaitu suatu pencegahan pada awal seperti penyediaan nutrisi

yang baik dan imunisasi.

Prventif Sekunder, yaitu pencegahan dengan melakukan pengobatan kepada

penyakit mulai tahap dini.

Preventif Tersier, yaitu pencegahan dengan melakukan diagnosa penyakit,

melakuakn pembuatan diagnosa dan juga melakukan pengobatan.

Kuratif, merupakan penyembuhan pada suatu penyakit.

Rehabilitasi, yaitu suatu proses untuk memulihkan dan proses untuk mengobati suatu

penyakit.

Pelayanan kesehatan yang disebutkan diatas dapat dilakukan oleh:

Dokter Subspesialis terbatas

Page 5: VOLUME 3 NOMOR 1 JANUARI-MARET 2021

57

PUBLIC ADMINISTRATION JOURNALO F RESEARCH Volume 3 (1), Januari-Maret 2021

Petugas kesehatan lingkungan

Bidan

Dokter Spesialis

Perawat

2. Jenis-Jenis Pelayanan Kesehatan

Hodgetts dan Casio menyatakan jika pelayanan kesehatan terdiri dari dua macam yaitu :

1. Pelayanan Kedokteran

Pelayanan kesehatan di dalamnya terdapat berbagai macam kelompok yang

salah satunya adalah kelompok pelayanan kedokteran. Kelompok kesehatan ditandai

dengan melakukan pengorganisasian yang bersifat personal atau sendiri atau bisa

dilakukan secara bersama-sama pada sebuah organisasi. Tujuan terpenting dalam

pelayanan kesehatan adalah untuk menyembuhkan penyakit yang diderita dan

pemulihan kesehatan.

Sedangkan untuk sasaran utamanya adalah untuk perseorangan dan juga keluarga.

2. Pelayanan Kesehatan Masyarakat

Pelayanan kesehatan pada kelompok kesehatan masyarakat (publik healt

service) ditandai dengan suatu cara unuk melakukan pengorganisasian yang pada

umumnya dilaksanakan bersama-bersama dalam sebuah organisasi. Tujuan terpenting

dalam pelayanan kesehatan adalah untuk memelihara kesehatan dan melakukan

peningkatan kesehatan serta pencegahan penyakit. Sedangkan untuk sasarannya adalah

individu, kelompok, dan masyarakat.

3. Pelayanan kesehatan menurut sudut pandang Islam

Islam sebagai suatu agama yang menjadi panduan sistem akidah, syariah, dan

akhlak. Nilai-nilai di dakam Islam antara lain yaitu mempunyai tanggung jawab,

menyamakan derajat antar manusia, semangat persaudaraan, orientasi pada kebaikan,

amanah, kejujuran, keadilan, pengabdian dan ibadah, keikhlasan, kebersihan, prinsip

toleransi antar manusia, memberikan pertolongan terhadap sesama, berakhlak mulia,

musyawarah, mewujudkan perdamaian, dan melaksanakan kewajiban. Di dalam

ajarannya, Islam telah mengajarkan kepada seluruh umat manusia yang dalam artian

bukan untuk umat Islam saja untuk selalu memberikan pelayanan yang baik dan

berkualitas seperti yang dijelaskan dalam firman Allah SWT. Yang artinya :

Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan allah) sebagian dari

hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang Kami keluarkan dari bumi

untuk kamu. Dan janganlah kamu memilih yang buruk-buruk lalu kamu menafkahkan

Page 6: VOLUME 3 NOMOR 1 JANUARI-MARET 2021

58

Pelayanan Kesehatan Masyarakat Pada Masa Pandemi Covid-19 …

Saifuddin Zuhri. (2021)

daripadanya, padahal kamu sendiri tidak mau mengambilnya melainkan dengan

memincingkan mata terhadapnya. Dan ketahuilah, bahwa Allah Maha Kaya lagi Maha

Terpuji. ( QS. Al-Baqarah 2:267).

Jika kita lihat dari sudut pandang pelayanan, maka ayat tersebut mempunyai

makna bahwa para petugas pelayanan hendaknya melayani dan memperlakukan

seseorang dengan baik sebagaimana ia memperlakukan dirinya sendiri. Dalam

melaksanakan pelayanan kesehatan yang sesuai dengan ajaran-ajaran Islam maka dapat

berpedoman kepada kaidah-kaidah Islam yaitu :

1. 158 JURIS Volume 14, Nomor 2 yang menerapkan konsep, prinsip, dan teori

dalam sebuah keilmuan yang terkait dengan pelayanan medis dengan

mengutamakan pedoman pada Al-Quran dan hadis.

2. Melaksanakan pelayanan menggunakan metode pendekatan Islami melalui

kegiatan-kegiatan pengamatan dan pengkajian yang didasarkan oleh sebuah

bukti.

3. Mempertanggungjawabkan segala perbuatan dan tindakan yang berdasarkan

bukti.

4. Berperilaku ikhlas dalam memberikan pertolongan kepada pasien dan semata-

mata mengharapkan ridho Allah.

5. Bekerja sama dengan tenaga kesehatan lainnya untuk meningkatkan mutu

pelayanan kesehatan dan menyelesaikan masalah pelayanan kesehatan yang

berdasarkan bukti.

Terdapat lima aspek pelayanan kesehatan menurut Islam, yaitu:

1. Sikap dan perilaku petugas pelayanan kesehatan yang Islami.

2. Fasilitas dan sarana pelayanan kesehatan yang Islami.

3. Prosedur dan tata cara atau mekanisme pelayanan kesehatan secara Islami.

4. Suasana pelayanan kesehatan yang Islami.

5. Pembiayaan pelayanan kesehatan Islami.

Hukum dalam Islam tentang kesehatan sangat memperhatikan tata cara antara lain

mengajurkan sesorang untuk selalu menjaga dan mempertahankan kesehatan, memelihara dan

menjaga kesehatan adalah wajib. Islam merupakan agama yang luar biasa dalam memberikan

perhatian terhadap masalah kesehatan. Sebab kesehatan merupakan salah satu unsur

penunjang utama dalam melaksanakan ibadah kepada Allah SWT dan aktivitas lainnya. Ilmu

kedokteran dalam Islam didefinisikan sebagai ilmu pengobatan yang konsep dasar, nilai, serta

Page 7: VOLUME 3 NOMOR 1 JANUARI-MARET 2021

59

PUBLIC ADMINISTRATION JOURNALO F RESEARCH Volume 3 (1), Januari-Maret 2021

prosedurnya sesuai dan tidak berlawanan atau bertentangan dengan Al-Qur’an. Prosedur

medis dan alat pengobatan yang digunakan tidak spesifik pada tempat atau waktu tertentu.

Ilmu kedokteran dalam Islam bersifat universal serta mencakup semua aspek,

mengizinkan pertumbuhan, dan perkembangan berbagai metode pengobatan penyakit.

Dengan demikian, penyederhanaan ini merupakan suatu hal yang tidak wajib untuk dapat

dibenarkan, walaupun menggunakan cara pengobatan yang berkaitan dengan kedokteran

Islam. Hal tersebut merupakan sebuah bagian dari kedokteran Islam itu sendiri. Bahkan, bisa

dikatakan bahwa life style dan pedoman hidup sehat yang dicontohkan oleh Rasulullah adalah

kebenaran yang tidak diragukan manfaatnya bahkan dalam penelitian modern lambat laun

diketahui manfaat medisnya melalui berbagai penelitian. Pada QS. Al- Ahzab: 21, ditegaskan

bahwa segala hal yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW merupakan teladan yang baik

termasuk dalam pelayanan kesehatan. Telah banyak sunnah Rasul yang setelah diteliti lebih

lanjut, ternyata sunnah tesebut terbukti memberikan banyak manfaat.

Dengan disahkannya Undang- Undang No. 25 tahun 2009 tentang Pelayanan Publik

menjadi dasar hukum yang bagi penyelenggaraan pelayanan publik Indonesia. Di dalam

Undang-undang ini, dijelaskan secara kongkret tentang makna dari pelayanan, yang mana

pelayanan publik merupakan suatu rangkaian kegiatan yang mempunyai tujuan untuk

memenuhi kebutuhan pelayanan yang sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang ada.

Isi dari undang-undang ini adalah mewajibkan para penyelenggara pelayanan menetapkan

standar pelayanan. Dalam pasal 21 dijelaskan bahwa komponen standar dari pelayanan

meliputi:

Dasar hukum

Persyaratan

Sistem, mekanisme, dan prosedur

Jangka waktu penyelesaian

Biaya/tarif

Produk pelayanan; D 152 JURIS Volume 14, Nomor 2 (Juli-Desember 2015)

Sarana, prasarana dan/atau fasilitas

Kompetensi pelaksana

Pengawasan internal

Penanganan pengaduan, saran, dan masukan

Jumlah pelaksana

Jaminan pelayanan yang dilaksanakan sesuai dengan standar pelayanan yang ada

Page 8: VOLUME 3 NOMOR 1 JANUARI-MARET 2021

60

Pelayanan Kesehatan Masyarakat Pada Masa Pandemi Covid-19 …

Saifuddin Zuhri. (2021)

Jaminan keselamatan dan keamanan pelayanan dengan memberikan rasa aman, dan

bebas dari bahaya

Evaluasi kinerja pelaksana

Dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan ini dibutuhkan kesadaran semua pihak agar

pelaksanaan pelayanan dapat terselenggarkan dengan baik. Islam adalah agama yang

universal dan ajarannya dapat diterima oleh pemeluknya sebagai suatu ajaran yang menjamin

keselamatan, sehingga dapat menumbuhkan motivasi untuk berbuat baik bagi diri sendiri dan

juga orang lain.

Nilai-nilai Islam yang diajarkan adalah tentang bagaimana adanya persamaan derajat

antar manusia, semangat persaudaraan, tanggung jawab, keadilan, kejujuran, amanah,

mendahulukan kewajiban dan melaksanakan kewajiban, memberikan pertolongan, berakhlak

mulia, prinsip toleransi, dan kedamaian.

III. METODE PENELITIAN

Metode dan pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah metode

studi kepustakaan (literature research). Studi kepustakaan merupakan teknik pengumpulan

data dengan mengadakan studi penelaahan terhadap beberapa sumber yaitu buku, catatan,

litertur, dan laporan yang berhubungan dengan masalah yang dipecahkan. (Nazir,1988: 111)

Sumber data pada penelitian ini diambil dari berbagi literatur di antaranya jurnal,

buku, dan artikel-artikel yang ada di internet yang berkaitan dengan penelitian ini yaitu

tentang pelayanan kesehatan, pandemi COVID-19, kesehatan Islam dan sumber informasi

lainnya yang relevan dan mendukung penelitian ini.

Dalam jurnal ini, pengumpulan datanya menggunakan metode deskriptif kualitatif

yang mengolah data dengan cara menganalisis faktor- faktor yang berkaitan dengan

objek penelitian dengan penyajian data secara lebih mendalam terhadap objek penelitian.

Teknik analisis data pada penelitian ini adalah menggunakan teknik analisis konten.

Analisis konten (content analysis) adalah melakukan identifikasi terhadap karakteristik atau

informasi spesifik yang terdapat pada suatu dokumen untuk menghasilkan deskripsi yang

obyektif dan sistematis. (Bambang, 1999)

Page 9: VOLUME 3 NOMOR 1 JANUARI-MARET 2021

61

PUBLIC ADMINISTRATION JOURNALO F RESEARCH Volume 3 (1), Januari-Maret 2021

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL

Pada tahun 2020, pandemi COVID-19 telah menyebabkan kondisi Indonesia menurun

di berbagai macam sektor. Salah satu sektor yang terkena dampaknya paling besar adalah

sektor kesehatan. Pandemi ini telah mengubah pola tatanan pelayanan kesehatan.

Fasilitas pelayanan kesehatan seperti rumah sakit dan klinik sekarang mulai selektif

dalam menangani pelayanan kesehatan. Menurut survei yang dikonfirmasi oleh WHO

menyatakan layanan kesehatan telah banyak terganggu di sebagian atau di seluruh negara.

Tidak hanya penanganan pandemi COVID-19 namun layanan penyakit diabetes, kanker, dan

kardiovaskuler juga telah terganggu.

Para tenaga kesehatan yang biasanya bekerja sesuai jam kerja, banyak dikurangi dan

diberlakukan pergantian. turunnya ketersediaan transportasi umum, dan kurangnya staf karena

beberapa tenaga kesehatan ditugaskan untuk mendukung layanan COVID-19. Beberapa

pelayanan kesehatan juga banyak yang mengurangi jam layanannya. Hal ini dapat

memengaruhi kualitas hidup masyarakat.

Dalam pandangan Islam, pemimpin mempunyai peran penting dalam urusan

rakyatnya, Hal ini berdasarkan dalil tentang Imam atau Khalifah. Rasulullah SAW pernah

bersabda:

“Pemimpin yang mengatur urusan manusia (Imam atau Khalifah) adalah pengurus

rakyat dan dia bertanggung jawab atas rakyatnya.” (HR al-Bukhari dan Muslim).

Dalam dalil di atas pemimpin atau pemerintah bertanggung jawab atas rakyat

termasuk dalam urusan kesehatan. Pelayanan kesehatan seperti ini menjadi perhatian utama

bagi pemerintah dan masyarakat. Pemerintah telah mengambil langkah-langkah membuat

beberapa keputusan terkait adanya pandemi ini yaitu dengan mengeluarkan regulasi mengenai

pelayanan kesehatan.

Pemerintah mengeluarkan kebijakan mengenai protokol kesehatan yaitu menjaga

kesehatan dan kebersihan dengan mencuci tangan, serta menggunakan masker bila

berpergian. Menurut pandangan Islam, ini telah disampaikan oleh Rasulullah SAW bersabda,

“Seorang mukmin yang kuat (fisik, mental, jiwa, dan raga) lebih baik dan lebih

dicintai Allah daripada seorang mukmin yang lemah; dan pada keduanya ada kebaikan.”

(HR Muslim).

Pemerintah juga memberlakukan karantina wilayah di berbagai wilayah yang terkena

dampak pandemi COVID-19 ini seperti pembatasan sosial berskala besar (PSBB).

Page 10: VOLUME 3 NOMOR 1 JANUARI-MARET 2021

62

Pelayanan Kesehatan Masyarakat Pada Masa Pandemi Covid-19 …

Saifuddin Zuhri. (2021)

Pemberlakuan karantina wilayah juga pernah dilakukan oleh Rasulullah SAW. Beliau

bersabda,

“Apabila kalian mendengar wabah di suatu tempat, maka janganlah memasuki tempat

itu, dan apabila terjadi wabah sedangkan kamu sedang berada di tempat itu, maka janganlah

keluar darinya.” (HR Imam Muslim).

Rasulullah SAW juga menganjurkan untuk isolasi bagi orang yang sedang sakit tidak

boleh dicampur dengan orang yang sehat. Hal ini dilakukan agar penyebaran wabah penyakit

dapat diminimalisasi dan dihentikan. Rasulullah SAW bersabda,

“Janganlah yang sakit dicampurbaurkan dengan yang sehat.” (HR Bukhari dan

Muslim dari Abu Hurairah).

Fasilitas pelayanan kesehatan pada masa pandemi seperti ini penting dan sangat

dibutuhkan bagi mereka yang terkena penyakit COVID-19 maupun yang tidak. Namun

banyak masyarakat yang cemas untuk memeriksakan dirinya ke klinik maupun rumah sakit.

Menurut pandangan islam pengobatan sangat penting, sebab setiap penyakit dapat

disembuhkan. Rasulullah SAW bersabda,

“Jika cocok antara penyakit dan obatnya, maka akan sembuh dengan izin Allah.” (HR

Muslim).

Dalam pandangan Islam, pemimpin mempunyai peran penting dalam urusan

rakyatnya, Hal ini berdasarkan dalil tentang Imam atau Khalifah. Rasulullah SAW pernah

bersabda:

“Pemimpin yang mengatur urusan manusia (Imam atau Khalifah) adalah pengurus

rakyat dan dia bertanggung jawab atas rakyatnya.” (HR al-Bukhari dan Muslim).

Dari dalil di atas disampaikan jika pemimpin atau pemerintah bertanggung jawab atas

rakyat termasuk dalam urusan kesehatan. Pada masa pandemi ini pelayanan kesehatan

menjadi perhatian utama bagi pemerintah.

Menurut survei yang dikonfirmasi oleh WHO menyatakan layanan kesehatan telah

banyak terganggu di sebagian atau di seluruh negara. Tidak hanya penaganan penyakit

COVID-19 namun layanan penyakit diabetes, kanker, dan kardiovaskuler juga telah

terganggu. Akhirnya, Fasilitas pelayanan kesehatan seperti rumah sakit dan klinik sekarang

mulai selektif dalam menangani pelayanan kesehatan.

Pelayanan kesehatan yang biasanya stafnya bekerja sesuai jam kerja, banyak dikurangi

dan diberlakukan pergantian. Kurangnya tenaga kesehatan karena beberapa dari mereka

ditugaskan untuk mendukung layanan COVID-19. Beberapa pelayanan kesehatan juga

Page 11: VOLUME 3 NOMOR 1 JANUARI-MARET 2021

63

PUBLIC ADMINISTRATION JOURNALO F RESEARCH Volume 3 (1), Januari-Maret 2021

banyak yang mengurangi jam layanannya. Hal ini dapat memengaruhi kualitas hidup

masyarakat.

Di masa pandemi tentu pelayanan kesehatan sangat dibutuhkan, banyak dari tenaga

kesehatan yang gugur dalam menjalankan tugasnya. Namun, hal itu seharusnya tidak menjadi

sebuah masalah, Menurut pandangan islam, seseorang yang berkerja tidak terkecuali

pelayanan kesehatan harus memiliki sifat-sifat yang sesuai dan diperhatikan dalam

lingkungan kerja.

PEMBAHASAN

Pelayanan kesehatan tentu harus kuat dalam menjalankan kewajiban kerja. Dalam

firman Allah Subhanahu wa Ta’ala,

“Sesungguhnya orang yang paling baik yang kamu ambil untuk bekerja (pada kita)

ialah orang yang kuat lagi dapat dipercaya.” (QS. al-Qashash: 26).

Pelayanan kesehatan wajib menjalankan amanah yang telah diberikan. Dalam firman

Allah Subhanahu wa Ta’ala,

“Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu mengkhianati Allah dan Rasul

(Muhammad) dan (juga) janganlah kamu mengkhianati amanah-amanah yang dipercayakan

kepadamu, sedang kamu mengetahui.” (QS al-Anfal (8)227).

Pelayanan kesehatan tentu harus membantu pasien dalam pengobatan dengan

maksimal. Rasulullah SAW bersabda,

“Sesungguhnya Allah Mencintai jika salah seorang di antara kalian mengerjakan

pekerjaan kemudian dia membaguskan pekerjaannya.” (Hadis hasan lighairihi, Ash-

shahihah:1113).

Pelayanan kesehatan tentu harus ikhlas dalam menjalankan kewajibannya. Dalam

firman Allah Subhanahu wa Ta’ala,

“Dan tiap-tiap manusia itu telah Kami Tetapkan amal perbuatannya (sebagaimana

tetapnya kalung) pada lehernya. Dan Kami Keluarkan baginya pada hari Kiamat sebuah

kitab yang dijumpainya terbuka. Bacalah kitabmu, cukuplah dirimu sendiri pada waktu ini

sebagai penghisab terhadapmu.” (QS al-Isra’:13-14).

Mematuhi peraturan yang ada pada pekerjaan merupakan hal wajib dilakukan oleh

para pekerja di pelayanan kesehatan. Dalam firman Allah Subhanahu wa Ta’ala,

“Wahai orang-orang yang beriman! Taatilah Allah dan taatilah Rasul-(Nya), dan

ulil-amri diantara kamu.” (QS an-Nisa’: 59)

Page 12: VOLUME 3 NOMOR 1 JANUARI-MARET 2021

64

Pelayanan Kesehatan Masyarakat Pada Masa Pandemi Covid-19 …

Saifuddin Zuhri. (2021)

Pelayanan kesehatan harus memberi pekerjanya waktu. tentunya waktu untuk

beribadah dengan kewajibannya sebagai seorang muslim. Allah Subhanahu wa Ta’ala

berfirman,

“Maka datanglah sesudah mereka, pengganti (yang jelek) yang menyia-nyiakan

shalat dan memperturutkan hawa nafsunya, maka kelak mereka akan menemui kesesatan.”

(QS Maryam:59

Pandemi ini tentu dapat terhenti dan terkondisikan jika semua elemen masyarakat dan

pemerintah ikut andil berkontribusi dengan baik. Dengan demikian, upaya-upaya yang telah

dilakukan pemerintah dalam penanganan pandemi COVID-19 bisa berjalan secara optimal.

Di dalam Islam dan Al-Quran terdapat pedoman hidup bagi umat manusia, termasuk

dalam pelayanan kesehatan. Di dalam ajaran Agama Islam telah ditegaskan tuntunan

mengenai penerapan Penerapan pelayanan kesehatan yang baik sesuai dengan pedoman ayat-

ayat Al – Qur’an dan yang telah di contohkan oleh Nabi Muhammad SAW. Salah satunya

terdapat pada surah Al-Baqarah ayat 267 yang menegaskan bahwa para petugas pelayanan

hendaknya melayani dan memperlakukan seseorang dengan baik sebagaimana ia

memperlakukan dirinya sendiri.

Dalam keadaan pandemi, Islam juga telah menerapkan beberapa aturan untuk

mencegah penularan virus, salah satunya yang dilakukan pemerintah sebagai upaya untuk

mencegah penularan virus agar tidak semakin mewabah dengan beberapa kebijakan sesuai

anjuran agama Islam yaitu seperti sabda Rasulullah SAW “Janganlah yang sakit

dicampurbaurkan dengan yang sehat.” Makna dari hadis tersebut jelas jika harus ada

pembatasan sosial di lingkungan masyarakat untuk memutus rantai penularan. Pemerintah

juga mengeluarkan kebijakan mengenai protokol kesehatan yaitu menjaga kesehatan dan

kebersihan dengan mencuci tangan, serta menggunakan masker bila berpergian, dalam hal ini

sesuai dengan anjuran Islam bahwa “Seorang mukmin yang kuat (fisik, mental, jiwa, dan

raga) lebih baik dan lebih dicintai Allah daripada seorang mukmin yang lemah; dan pada

keduanya ada kebaikan.”

Dalam keadaan pandemi, seseorang yang terkena dampaknya haruslah berobat agar

dapat disembuhkan dan tidak menulari orang di sekitarnya. Beliau, Rasulullah SAW

mengajarkan kita tentang pelayanan kesehatan di masa pandemi dengan baik yang mana

nantinya akan menghasilkan suatu keadaan yang damai dan tentram yang tentunya semua

kebijakan ini dapat terlaksana jika semua elemen masyarakat ikut andil berkontribusi.

Page 13: VOLUME 3 NOMOR 1 JANUARI-MARET 2021

65

PUBLIC ADMINISTRATION JOURNALO F RESEARCH Volume 3 (1), Januari-Maret 2021

V. KESIMPULAN

Upaya yang telah dilakukan pemerintah dalam penanganan pandemi COVID-19 bisa

berjalan secara optimal. Dengan memperhatikan ayat-ayat Al – Qur’an dan sunnah yang

dianjurkan oleh Nabi Muhammad SAW, ditemukan beberapa nilai dasar yang dapat diuraikan

menjadi asas-asas tata kelola pemerintahan yang baik. Dari berbagai keterangan di atas dapat

kita ketahui bahwa kita sebagai umat Islam dalam kehidupan sehari-hari harus mendasarkan

semuanya pada tuntunan agama yang berpedoman pada Al – Qur’an dan Hadist karena di

dalamnya terdapat seluruh ilmu pengetahuan dan pedoman hidup untuk mendapatkan ridho

Allah SWT.

SARAN

Berdasarkan Kesimpulan diatas maka peneliti memberikan saran kebagai berikut :

1. Perlunya masyarakat sadar adanya peraturan dalam pelayanan kesehatan yang sudah di

lakukan Pemerintah

2. Perlunya pemahaman tata kelola dalam memahami penaganan pandemi COVID-19

3. Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara yang memeluk agama perlu berpedoman

pada ajaran didalamnya untuk kehidupan bermasyarakat.

Page 14: VOLUME 3 NOMOR 1 JANUARI-MARET 2021

66

Pelayanan Kesehatan Masyarakat Pada Masa Pandemi Covid-19 …

Saifuddin Zuhri. (2021)

DAFTAR PUSTAKA

Al Fanjari, Syauqi Ahmad. Nilai Kesehatan dalam Syariat Islam, Jakarta: Pustaka Ilmi, 2007.

Abudin, Nata. 2004. Prespektif Islam Tentang Pendidikan Kedokteran Paradigma Sehat.

Jakarta: Pustaka 2006.

Anggara, Sahya. 2012. Ilmu Administrasi Negara. Bandung: Pustaka Setia.

Ahmad Zayyadi. Vol. XI No. 1, Juni 2017. Good Governance Dalam Perspektif Hukum

Islam Kontemporer (Tinjauan Usul Fikih Dari Teori Pertingkatan Norma). Fakultas

Syariah IAIN Purwokerto.

Buana, D. R. 2020. Analisis Perilaku Masyarakat Indonesia dalam Menghadapi Pandemi

Virus Corona (COVID-19) dan Kiat Menjaga Kesejahteraan Jiwa. Salam: Jurnal Sosial

dan Budaya Syar-i, 7(3), 217-226.

Dr. H. Muhammadong. 2017. Good Governance dalam Prespektif Hukum Islam. Edukasi

mitra grafika

Hasniati, H. 2017. Sikap dan Perilaku Birokrat Garis-Depan dalam Pelayanan Publik

Ditinjau dari Perspektif Islam.

Kepmenpan No. KEP/25/M.PAN/2/2004 tentang Pedoman Umum

Keputusan Presiden Nomor 11 Tahun 2020 tentang Penetapan Kedaruratan Kesehatan

Masyarakat Corona Virus Disease 2019 (COVID-19)

Laksono, Trisantoro. Good Governance dan Sistem Menjaga Mutu Pelayanan Kesehatan.

Surabaya, 2005.

Lomenta, Berjamin. 1989. Buku Panduan Pelayanan Kesehatan. Bandung

N. R., & Rezki, A. 2020. Kebijakan Pemberlakuan Lock Down Sebagai Antisipasi

Penyebaran Corona Virus COVID-19. Salam: Jurnal Sosial dan Budaya Syar-i, 7(3),

227-238.

Pelayanan Minimal Kepmenpan 63/KEP/M.PAN/7/2003 tentang Pedoman Penyelenggaraan

Pelayanan.

Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2020 tentang Pembatasan Sosial Berskala Besar

Dalam Rangka Percepatan Penanganan Corona Virus Disease 2019 (COVID-19)

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 91, Tambahan Lembaran

Negara

Republik Indonesia Nomor 6487)

Page 15: VOLUME 3 NOMOR 1 JANUARI-MARET 2021

67

PUBLIC ADMINISTRATION JOURNALO F RESEARCH Volume 3 (1), Januari-Maret 2021

Syafrida, S., & Hartati, R. 2020. Bersama melawan virus covid 19 di Indonesia. SALAM:

Jurnal.

Sosial Dan Budaya Syar-I, 7(6), 495-508.

Sri Warjiyati. 2018. Tinjauan Hukum Islam Terhadap Penerapan Good Governance dalam

Pelayanan Publik. 18(1):119-132.

Setyono, J. (2015). Good Governance dalam Perspektif Islam. Pendekatan Ushul Fikih: Teori

Peningkatan Norma, 6, 25-40.

Thoha, Miftah. 2008. Ilmu Administrasi Publik Kontemporer. Jakarta: Kencana

Undang-Undang No. 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik.

Ubaidillah, M. Hasan. 2008. Kontribusi Hukum Islam dalam Mewujudkan Good Governance

di Indonesia. 11(1):127-135.

Yunus, Nur Rohim (2016). Menciptakan Good and Clean Governance Berbasis Syariah

Islamiyah. Jakarta: Nur El-I