WAHAM

  • Upload
    gusti

  • View
    20

  • Download
    0

Embed Size (px)

DESCRIPTION

jiwa

Citation preview

LAPORAN PENDAHULUAN WAHAM

A. Definisi WAHAM Waham adalah suatu keyakinan yang dipertahankan secara kuat terus-menerus, tetapi tidak sesuai dengan kenyataan. (Budi Anna Keliat, 2006) Waham adalah keyakinan seseorang yang berdasarkan penilaian realitas yang salah. Keyakinan klien tidak konsisten dengan tingkat intelektual dan latar belakang budaya klien (Aziz R, 2003). Ramdi (2000) menyatakan bahwa itu merupakan suatu keyakinan tentang isi pikiran yang tidak sesuai dengan kenyataan atau tidak cocok dengan intelegensia dan latar belakang kebudayaannya, keyakinan tersebut dipertahankan secara kokoh dan tidak dapat diubah-ubah.

B. Proses Terjadinya WahamProses terjadinya waham dibagi menjadi enam yaitu :1. Fase Lack of Human needWaham diawali dengan terbatasnya kebutuhn-kebutuhan klien baik secara fisik maupun psikis. Secar fisik klien dengan waham dapat terjadi pada orang-orang dengan status sosial dan ekonomi sangat terbatas. Biasanya klien sangat miskin dan menderita. Keinginan ia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya mendorongnya untuk melakukan kompensasi yang salah. Ada juga klien yang secara sosial dan ekonomi terpenuhi tetapi kesenjangan antara Reality dengan selft ideal sangat tinggi. Misalnya ia seorang sarjana tetapi menginginkan dipandang sebagai seorang dianggap sangat cerdas, sangat berpengalaman dn diperhitungkan dalam kelompoknya. Waham terjadi karena sangat pentingnya pengakuan bahwa ia eksis di dunia ini. Dapat dipengaruhi juga oleh rendahnya penghargaan saat tumbuh kembang ( life span history ).2. Fase lack of self esteemTidak ada tanda pengakuan dari lingkungan dan tingginya kesenjangan antara self ideal dengan self reality (kenyataan dengan harapan) serta dorongan kebutuhan yang tidak terpenuhi sedangkan standar lingkungan sudah melampaui kemampuannya. Misalnya, saat lingkungan sudah banyak yang kaya, menggunakan teknologi komunikasi yang canggih, berpendidikan tinggi serta memiliki kekuasaan yang luas, seseorang tetap memasang self ideal yang melebihi lingkungan tersebut. Padahal self reality-nya sangat jauh. Dari aspek pendidikan klien, materi, pengalaman, pengaruh, support system semuanya sangat rendah.3. Fase control internal externalKlien mencoba berfikir rasional bahwa apa yang ia yakini atau apa-apa yang ia katakan adalah kebohongan, menutupi kekurangan dan tidak sesuai dengan kenyataan. Tetapi menghadapi kenyataan bagi klien adalah sesuatu yang sangat berat, karena kebutuhannya untuk diakui, kebutuhan untuk dianggap penting dan diterima lingkungan menjadi prioritas dalam hidupnya, karena kebutuhan tersebut belum terpenuhi sejak kecil secara optimal. Lingkungan sekitar klien mencoba memberikan koreksi bahwa sesuatu yang dikatakan klien itu tidak benar, tetapi hal ini tidak dilakukan secara adekuat karena besarnya toleransi dan keinginan menjaga perasaan. Lingkungan hanya menjadi pendengar pasif tetapi tidak mau konfrontatif berkepanjangan dengan alasan pengakuan klien tidak merugikan orang lain.4. Fase environment supportAdanya beberapa orang yang mempercayai klien dalam lingkungannya menyebabkan klien merasa didukung, lama kelamaan klien menganggap sesuatu yang dikatakan tersebut sebagai suatu kebenaran karena seringnya diulang-ulang. Dari sinilah mulai terjadinya kerusakan kontrol diri dan tidak berfungsinya norma ( Super Ego ) yang ditandai dengan tidak ada lagi perasaan dosa saat berbohong.5. Fase comfortingKlien merasa nyaman dengan keyakinan dan kebohongannya serta menganggap bahwa semua orang sama yaitu akan mempercayai dan mendukungnya. Keyakinan sering disertai halusinasi pada saat klien menyendiri dari lingkungannya. Selanjutnya klien lebih sering menyendiri dan menghindar interaksi sosial ( Isolasi sosial ).6. Fase improvingApabila tidak adanya konfrontasi dan upaya-upaya koreksi, setiap waktu keyakinan yang salah pada klien akan meningkat. Tema waham yang muncul sering berkaitan dengan traumatik masa lalu atau kebutuhan-kebutuhan yang tidak terpenuhi ( rantai yang hilang ). Waham bersifat menetap dan sulit untuk dikoreksi. Isi waham dapat menimbulkan ancaman diri dan orang lain. Penting sekali untuk mengguncang keyakinan klien dengan cara konfrontatif serta memperkaya keyakinan relegiusnya bahwa apa-apa yang dilakukan menimbulkan dosa besar serta ada konsekuensi sosial. PenyebabBerbagai kehilangan dapat terjadi pada pasca bencana, baik kehilangan harta benda, keluarga maupun orang yang bermakna. Kehilangan ini menyebabkan stress bagi mereka yang mengalaminya. Jika stress ini berkepanjangan dapat memicu masalah gangguan jiwa dan waham. (Budi Anna Keliat, 2006: 147) AkibatAkibat dari waham klien dapat mengalami kerusakan komunikasi verbal yang ditandai dengan pikiran tidak realistic, flight of ideas, kehilangan asosiasi, pengulangan kata-kata yang didengar dan kontak mata yang kurang. Akibat yang lain yang ditimbulkannya adalah beresiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan.

C. Faktor PrediposisiWAHAM1. Genetis : diturunkan, adanya abnormalitas perkembangan sistem saraf yang berhubungan dengan respon biologis yang maladaptif. 2. Neurobiologis : adanya gangguan pada korteks pre frontal dan korteks limbic3. Neurotransmitter : abnormalitas pada dopamine, serotonin dan glutamat.4. Virus : paparan virus influensa pada trimester III5. Psikologis : ibu pencemas, terlalu melindungi, ayah tidak peduli.

D. Faktor PresipitasiWAHAM1. Proses pengolahan informasi yang berlebihan2. Mekanisme penghantaran listrik yang abnormal.3. Adanya gejala pemicu

Rentang respon neurobiologi :

LAPORAN PENDAHULUAN WAHAM

E. Manifestasi KlinisWAHAMa) Gangguan fungsi kognitif (perubahan daya ingat)Cara berpikir magis dan primitif, perhatian, isi pikir, bentuk dan pengorganisasian bicara (tangensial, neologisme, sirkumtansial)b) Fungsi persepsiDepersonalisasi dan halusinasic) Fungsi emosiAfek tumpul kurang respon emosional, afek datar, afek tidak sesuai, reaksi berlebihan, ambivalend) Fungsi motorikImfulsif gerakan tiba-tiba dan spontan, manerisme, stereotopik gerakan yang diulang-ulang, tidak bertujuan, tidak dipengaruhi stimulus yang jelas, katatonia.e) Fungsi sosial : kesepianIsolasi sosial, menarik diri dan harga diri rendah.f) Dalam tatanan keperawatan jiwa respon neurobiologis yang sering muncul adalah gangguan isi pikir : waham dan gangguan persepsi sensori : halusinasi.

F. Klasifikasi WahamTanda dan gejala waham berdasarkan jenisnya meliputi :a) Waham kebesaran: individu meyakini bahwa ia memiliki kebesaran atau kekuasaan khusus yang diucapkan berulang kali, tetapi tidak sesuai kenyataan. Misalnya, Saya ini pejabat di separtemen kesehatan lho! atau, Saya punya tambang emas.b) Waham curiga: individu meyakini bahwa ada seseorang atau kelompok yang berusaha merugikan/mencederai dirinya dan siucapkan berulang kali, tetapi tidak sesuai kenyataan. Contoh, Saya tidak tahu seluruh saudara saya ingin menghancurkan hidup saya karena mereka iri dengan kesuksesan saya.c) Waham agama: individu memiliki keyakinan terhadap terhadap suatu agama secara berlebihan dan diucapkan berulang kali, tetapi tidak sesuai kenyataan. Contoh, Kalau saya mau masuk surga, saya harus menggunakan pakaian putih setiap hari.d) Waham somatic: individu meyakini bahwa tubuh atau bagian tubuhnya terganggu atau terserang penyakit dan diucapkan berulang kali, tetapi tidak sesuai dengan kenyataan. Misalnya, Saya sakit kanker. (Kenyataannya pada pemeriksaan laboratorium tidak ditemukan tanda-tanda kanker, tetapi pasien terus mengatakan bahwa ia sakit kanker).e) Waham nihilistik: Individu meyakini bahwa dirinya sudah tidak ada di dunia/meninggal dan diucapkan berulang kali, tetapi tidak sesuai kenyataan. Misalnya, Ini kan alam kubur ya, sewmua yang ada disini adalah roh-roh.f) Waham sisip pikir : keyakinan klien bahwa ada pikiran orang lain yang disisipkan ke dalam pikirannya.g) Waham siar pikir : keyakinan klien bahwa orang lain mengetahui apa yang dia pikirkan walaupun ia tidak pernah menyatakan pikirannya kepada orang tersebuth) Waham kontrol pikir : keyakinan klien bahwa pikirannya dikontrol oleh kekuatan di luar dirinya.

Kategori Waham :1. Waham sistematis: konsisten, berdasarkan pemikiran mungkin terjadi walaupun hanya secara teoritis.2. Waham nonsistematis: tidak konsisten, yang secara logis dan teoritis tidak mungkin

G. PenatalaksanaanWAHAM1. Psikofarmakologi2. Pasien hiperaktif / agitasi anti psikotik low potensial3. penarikan diri high potensial4. ECT tipe katatonik5. Psikoterapi6. Perilaku, terapi kelompok, terapi keluarga, terapi supportif

H. Pohon MasalahWAHAM

LAPORAN PENDAHULUAN WAHAM

I. Asuhan KeperawatanWAHAM1. Data yang Perlu Dikajia. Resiko tinggi mencederai diri, orang lain dan lingkungan 1). Data subjektif Klien memberi kata-kata ancaman, mengatakan benci dan kesal pada seseorang, klien suka membentak dan menyerang orang yang mengusiknya jika sedang kesal, atau marah, melukai / merusak barang-barang dan tidak mampu mengendalikan diri.2). Data objektifMata merah, wajah agak merah, nada suara tinggi dank eras, bicara menguasai, ekspresi marah, pandangan tajam, merusak dan melempar barang-barang.b. Kerusakan komunikasi : verbal 1). Data subjektif Klien mengungkapkan sesuatu yang tidak realistik 2). Data objektifFlight of ideas, kehilangan asosiasi, pengulangan kata-kata yang didengar dan kontak mata kurangc. Perubahan isi pikir : waham (..)1). Data subjektif :Klien mengungkapkan sesuatu yang diyakininya ( tentang agama, kebesaran, kecurigaan, keadaan dirinya) berulang kali secara berlebihan tetapi tidak sesuai kenyataan.Pertanyaan yang dapat digunakan untuk mengkaji waham : a) Apakah pasien memiliki pikiran/isi pikir yang berulang-ulang diungkapkan dan menetap?b) Apakah pasien takut terhadap objek atau situasi tertentu, atau apakah pasien cemas secara berlebihan tentang tubuh atau kesehatannya?c) Apakah pasien pernah merasakan bahwa benda-benda disekitarnya aneh dan tidak nyata?d) Apakah pasien pernah merasakan bahwa ia berada diluar tubuhnya?e) Apakah pasien pernah merasa diawasi atau dibicarakan oleh orang lain?f) Apakah pasien berpikir bahwa pikiran atau tindakannya dikontrol oleh orang lain atau kekuatan dari luar?g) Apakah pasien menyatakan bahwa ia memiliki kekuatan fisik atau kekuatan lainnya atau yakin bahwa orang lain dapat membaca pikirannya?2). Data objektif :Klien tampak tidak mempunyai orang lain, curiga, bermusuhan, merusak (diri, orang lain, lingkungan), takut, kadang panik, sangat waspada, tidak tepat menilai lingkungan / realitas, ekspresi wajah klien tegang, mudah tersinggung

d. Gangguan harga diri rendah 1). Data subjektifKlien mengatakan saya tidak mampu, tidak bisa, tidak tahu apa-apa, bodoh, mengkritik diri sendiri, mengungkapkan perasaan malu terhadap diri sendiri2). Data objektifKlien terlihat lebih suka sendiri, bingung bila disuruh memilih alternatif tindakan, ingin mencedaerai diri/ ingin mengakhiri hidup

J. Masalah KeperawatanWAHAMyang Mungkin Muncula. Resiko tinggi mencederai diri, orang lain dan lingkunganb. Kerusakan komunikasi : verbalc. Perubahan isi pikir : waham

LAPORAN PENDAHULUAN WAHAM

K. Rencana KeperawatanWAHAMDiagnosa Keperawatan 1: kerusakan komunikasi verbal berhubungan dengan waham1. Tujuan umum : Klien tidak terjadi kerusakan komunikasi verbal2. Tujuan khusus :a) Klien dapat membina hubungan saling percaya dengan perawatTindakan : Bina hubungan. saling percaya: salam terapeutik, perkenalkan diri, jelaskan tujuan interaksi, ciptakan lingkungan yang tenang, buat kontrak yang jelas topik, waktu, tempat). Jangan membantah dan mendukung waham klien: katakan perawat menerima keyakinan klien saya menerima keyakinan anda disertai ekspresi menerima, katakan perawat tidak mendukung disertai ekspresi ragu dan empati, tidak membicarakan isi waham klien. Yakinkan klien berada dalam keadaan aman dan terlindungi: katakan perawat akan menemani klien dan klien berada di tempat yang aman, gunakan keterbukaan dan kejujuran jangan tinggalkan klien sendirian. Observasi apakah wahamnya mengganggu aktivitas harian dan perawatan diri.b) Klien dapat mengidentifikasi kemampuan yang dimilikiTindakan : Beri pujian pada penampilan dan kemampuan klien yang realistis. Diskusikan bersama klien kemampuan yang dimiliki pada waktu lalu dan saat ini yang realistis. Tanyakan apa yang biasa dilakukan kemudian anjurkan untuk melakukannya saat ini (kaitkan dengan aktivitas sehari hari dan perawatan diri). Jika klien selalu bicara tentang wahamnya, dengarkan sampai kebutuhan waham tidak ada. Perlihatkan kepada klien bahwa klien sangat penting.c) Klien dapat mengidentifikasikan kebutuhan yang tidak terpenuhiTindakan : Observasi kebutuhan klien sehari-hari. Diskusikan kebutuhan klien yang tidak terpenuhi baik selama di rumah maupun di rumah sakit (rasa sakit, cemas, marah) Hubungkan kebutuhan yang tidak terpenuhi dan timbulnya waham. Tingkatkan aktivitas yang dapat memenuhi kebutuhan klien dan memerlukan waktu dan tenaga (buat jadwal jika mungkin). Atur situasi agar klien tidak mempunyai waktu untuk menggunakan wahamnya.d) Klien dapat berhubungan dengan realitasTindakan : Berbicara dengan klien dalam konteks realitas (diri, orang lain, tempat dan waktu). Sertakan klien dalam terapi aktivitas kelompok : orientasi realitas. Berikan pujian pada tiap kegiatan positif yang dilakukan kliene) Klien dapat menggunakan obat dengan benarTindakan : Diskusikan dengan kiten tentang nama obat, dosis, frekuensi, efek dan efek samping minum obat Bantu klien menggunakan obat dengan priinsip 5 benar (nama pasien, obat, dosis, cara dan waktu). Anjurkan klien membicarakan efek dan efek samping obat yang dirasakan Beri reinforcement bila klien minum obat yang benar.f) Klien dapat dukungan dari keluargaTindakan : Diskusikan dengan keluarga melalui pertemuan keluarga tentang: gejala waham, cara merawat klien, lingkungan keluarga dan follow up obat. Beri reinforcement atas keterlibatan keluarga.

Diagnosa Keperawatan 2: Resiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan berhubungan dengan waham1. Tujuan Umum:Klien terhindar dari mencederai diri, orang lain dan lingkungan.2. Tujuan Khusus:a) Klien dapat membina hubungan saling percaya.Tindakan: Bina hubungan saling percaya : salam terapeutik, empati, sebut nama perawat dan jelaskan tujuan interaksi. Panggil klien dengan nama panggilan yang disukai. Bicara dengan sikap tenang, rileks dan tidak menantang. Beri perhatian dan penghargaan : teman klien walau tidak menjawab.b) Klien dapat mengidentifikasi penyebab perilaku kekerasan.Tindakan: Beri kesempatan mengungkapkan perasaan. Bantu klien mengungkapkan perasaan jengkel / kesal. Dengarkan ungkapan rasa marah dan perasaan bermusuhan klien dengan sikap tenang.c) Klien dapat mengidentifikasi tanda tanda perilaku kekerasan.Tindakan : Anjurkan klien mengungkapkan yang dialami dan dirasakan saat jengkel/kesal. Observasi tanda perilaku kekerasan. Simpulkan bersama klien tanda tanda jengkel / kesal yang dialami klien.d) Klien dapat mengidentifikasi perilaku kekerasan yang biasa dilakukan.Tindakan: Anjurkan mengungkapkan perilaku kekerasan yang biasa dilakukan. Bantu bermain peran sesuai dengan perilaku kekerasan yang biasa dilakukan. Tanyakan apakah dengan cara yang dilakukan masalahnya selesai?e) Klien dapat mengidentifikasi akibat perilaku kekerasan.Tindakan: Bicarakan akibat/kerugian dari cara yang dilakukan. Bersama klien menyimpulkan akibat dari cara yang digunakan. Tanyakan apakah ingin mempelajari cara baru yang sehat.f) Klien dapat mengidentifikasi cara konstruktif dalam berespon terhadap kemarahan.Tindakan : Beri pujian jika mengetahui cara lain yang sehat. Diskusikan cara lain yang sehat.Secara fisik : tarik nafas dalam jika sedang kesal, berolah raga, memukul bantal / kasur. Secara verbal : katakan bahwa anda sedang marah atau kesal / tersinggung Secara spiritual : berdoa, sembahyang, memohon kepada Tuhan untuk diberi kesabaran.g) Klien dapat mengidentifikasi cara mengontrol perilaku kekerasan.Tindakan: Bantu memilih cara yang paling tepat. Bantu mengidentifikasi manfaat cara yang telah dipilih. Bantu mensimulasikan cara yang telah dipilih. Beri reinforcement positif atas keberhasilan yang dicapai dalam simulasi. Anjurkan menggunakan cara yang telah dipilih saat jengkel / marah.h) Klien mendapat dukungan dari keluarga.Tindakan : Beri pendidikan kesehatan tentang cara merawat klien melalui pertemuan keluarga. Beri reinforcement positif atas keterlibatan keluarga.i) Klien dapat menggunakan obat dengan benar (sesuai program).Tindakan: Diskusikan dengan klien tentang obat (nama, dosis, frekuensi, efek dan efek samping) Bantu klien mengunakan obat dengan prinsip 5 benar (nama klien, obat, dosis, cara dan waktu). Anjurkan untuk membicarakan efek dan efek samping obat yang dirasakan.

Diagnosa Keperawatan 3: Perubahan isi pikir : waham ( .. ) berhubungan dengan harga diri rendah1. Tujuan umum :Klien tidak terjadi gangguan konsep diri : harga diri rendah/klien akan meningkat harga dirinya.2. Tujuan khusus :a) Klien dapat membina hubungan saling percayaTindakan : Bina hubungan saling percaya : salam terapeutik, perkenalan diri, jelaskan tujuan interaksi, ciptakan lingkungan yang tenang, buat kontrak yang jelas (waktu, tempat dan topik pembicaraan) Beri kesempatan pada klien untuk mengungkapkan perasaannya Sediakan waktu untuk mendengarkan klien Katakan kepada klien bahwa dirinya adalah seseorang yang berharga dan bertanggung jawab serta mampu menolong dirinya sendirib) Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimilikiTindakan : Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki Hindarkan memberi penilaian negatif setiap bertemu klien, utamakan memberi pujian yang realistis Klien dapat menilai kemampuan dan aspek positif yang dimilikic) Klien dapat menilai kemampuan yang dapat digunakanTindakan : Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki Diskusikan pula kemampuan yang dapat dilanjutkan setelah pulang ke rumahd) Klien dapat menetapkan / merencanakan kegiatan sesuai dengan kemampuan yang dimilikiTindakan : Rencanakan bersama klien aktivitas yang dapat dilakukan setiap hari sesuai kemampuan Tingkatkan kegiatan sesuai dengan toleransi kondisi klien Beri contoh cara pelaksanaan kegiatan yang boleh klien lakukan

e) Klien dapat melakukan kegiatan sesuai kondisi dan kemampuanTindakan : Beri kesempatan mencoba kegiatan yang telah direncanakan Beri pujian atas keberhasilan klien Diskusikan kemungkinan pelaksanaan di rumahf) Klien dapat memanfaatkan sistem pendukung yang adATindakan : Beri pendidikan kesehatan pada keluarga tentang cara merawat klien Bantu keluarga memberi dukungan selama klien dirawat Bantu keluarga menyiapkan lingkungan di rumah Beri reinforcement positif atas keterlibatan keluarga

DAFTAR PUSTAKA

Keliat, Budi Anna. (2006). Kumpulan Proses Keperawatan Masalah Jiwa. Jakarta : FIK, Universitas Indonesia Aziz R, dkk. Pedoman asuhan keperawatan jiwa. Semarang: RSJD Dr. Amino Gondoutomo. 2003 Tim Direktorat Keswa, Standar Asuhan Keperawatan Jiwa, Edisi 1, Bandung, RSJP Bandung, 2000 Kusumawati dan Hartono . 2010 . Buku Ajar Keperawatan Jiwa . Jakarta : Salemba Medika Stuart dan Sundeen . 2005 . Buku Keperawatan Jiwa . Jakarta : EGC .

LAPORAN PENDAHULUAN PERUBAHAN PROSES PIKIR : WAHAM

A. Masalah UtamaGangguan proses pikir : Waham

B. Proses Terjadinya Masalah1. Definisia. Waham adalah keyakinan tentang suatu pikiran yang kokoh, kuat, tidak sesuai dengan kenyataan, tidak cocok dengan intelegensia dan latar belakang budaya, selalu dikemukakan berulang-ulang dan berlebihan biarpun telah dibuktikan kemustahilannya atau kesalahannya atau tidak benar secara umum. (Tim Keperawatan PSIK FK UNSRI, 2005).b. Waham adalah keyakinan keliru yang sangat kuat yang tidak dapat dikurangi dengan menggunakan logika (Ann Isaac, 2004)c. Waham adalah keyakinan tentang suatu isi pikiran yang tidak sesuai dengan kenyataannya atau tidak cocok dengan intelegensia dan latar belakang kebudayaannya, biarpun dibuktikan kemustahilannya (Maramis,W.F,1995)d. Waham adalah keyakinan yang salah dan menetap dan tidak dapat dibuktikan dalam kenyataan (Harold I, 1998).Kesimpulan:Waham adalah keyakinan yang salah dan menetap dan selalu dikemukakan berulang-ulang.

C. EtiologiWaham merupakan salah satu gangguan orientasi realitas. Gangguan orientasi realitas adalah ketidakmampuan klien menilai dan berespons pada realitas. Klien tidak dapat membedakan rangsangan internal dan eksternal, tidak dapat membedakan lamunan dan kenyataan. Klien tidak mampu memberi respons secara akurat, sehingga tampak perilaku yang sukar dimengerti dan mungkin menakutkan.Gangguan orientasi realitas disebabkan oleh fungsi otak yang terganggu yaitu fungsi kognitif dan isi fikir; fungsi persepsi, fungsi emosi, fungsi motorik dan fungsi sosial. Gangguan pada fungsi kognitif dan persepsi mengakibatkan kemampuan menilai dan menilik terganggu. Gangguan fungsi emosi, motorik dan sosial mengakibatkan kemampuan berespons terganggu yang tampak dari perilaku non verbal (ekspresi muka, gerakan tubuh) dan perilaku verbal (penampilan hubungan sosial). Oleh karena gangguan orientasi realitas terkait dengan fungsi otak maka gangguan atau respons yang timbul disebut pula respons neurobiologik.

D. Proses terjadinya Waham1. Individu diancam oleh lingkungan, cemas dan merasa sesuatu yang tidak menyenangkan.2. Individu mengingkari ancaman dari persepsi diri atau objek realitas yang menyalahartikan kesan terhadap kejadian3. Individu memproyeksikan pikiran, perasaan dan keinginan negative atau tidak dapat diterima menjadi bagian eksternal4. Individu memberikan pembenarn atau interpretasi personal tentang realita pada diri sendiri atau orang lain.

E. Faktor Penyebab Terjadinya Waham1. Faktor Predisposisia. Faktor Biologis1) Gangguan perkembangan otak, frontal dan temporal2) Lesi pada korteks frontal, temporal dan limbik3) Gangguan tumbuh kembang4) Kembar monozigot, lebih beresiko dari kembar dua telurb. Faktor Genetik1) Gangguan orientasi realita yang ditemukan pada klien dengan skizopreniac. Faktor Psikologis1) Ibu pengasuh yang cemas/over protektif, dingin, tidak sensitif2) Hubungan dengan ayah tidak dekat/perhatian yang berlebihan3) Konflik perkawinan4) Komunikasi double bind5) Sosial budaya6) Kemiskinan7) Ketidakharmonisan sosial 8) Stress yang menumpuk2. Faktor Presipitasia. Stressor sosial budayaStres dan kecemasan akan meningkat bila terjadi penurunan stabilitas keluarga, perpisahan dengan orang yang paling penting, atau diasingkan dari kelompok.b. Faktor biokimiaPenelitian tentang pengaruh dopamine, inorefinefrin, lindolomin, zat halusinogen diduga berkaitan dengan orientasi realitac. Faktor psikologiIntensitas kecemasan yang ekstrim dan menunjang disertai terbatasnya kemampuan mengatasi masalah memungkinkan berkurangnya orientasi realiata.

F. Jenis-jenis WahamMenurut Mayer Gross, waham dibagi 2 macam :1. Waham PrimerTimbul secara tidak logis sama sekali, tanpa penyebab apa-apa dari luar. Misal seseorang merasa istrinya sedang selingkuh sebab ia melihat seekor cicak berjalan dan berhenti dua kali.2. Waham SekunderBiasanya logis kedengarannya, dapat diikuti dan merupakan cara bagi penderita untuk menerangkan gejala-gejala skizofrenia lainnya.Ada beberapa jenis waham :1. Waham KejarKlien mempunyai keyakinan ada orang atau komplotan yang sedang mengganggunya atau mengatakan bahwa ia sedang ditipu, dimata-matai atau kejelekannya sedang dibicarakan2. Waham SomatikKeyakinan tentang (sebagian) tubuhnya yang tidak mungkin benar, umpamanya bahwa ususnya sudah busuk, otaknya sudah cair, ada seekor kuda didalam perutnya.3. Waham KebesaranKlien meyakini bahwa ia mempunyai kekuatan, pendidikan, kepandaian atau kekayaan yang luar biasa, umpamanya ia adalah Ratu Kecantikan, dapat membaca pikiran orang lain, mempunyai puluhan rumah atau mobil.4. Waham AgamaKeyakinan klien terhadap suatu agama secara berlebihan dan diucapkan secara berulang-ulang tetapi tidak sesuai dengan kenyataan.5. Waham DosaKeyakinan bahwa ia telah berbuat dosa atau kesalahan yang besar, yang tidak dapat diampuni atau bahwa ia bertanggung jawab atas suatu kejadian yang tidak baik, misalnya kecelakaan keluarga, karena pikirannya yang tidak baik6. Waham PengaruhYakin bahwa pikirannya, emosi atau perbuatannya diawasi atau dipengaruhi oleh orang lain atau suatu kekuatan yang aneh7. Waham CurigaKlien mempunyai keyakinan bahwa ada seseorang atau kelompok yang berusah merugikan atau mencederai dirinya yang disampaikan secara berulang-ulang dan tidak sesuai dengan kenyataan8. Waham NihilistikKlien yakin bahwa dirinya sudah tidak ada di dunia atau meninggal yang dinyatakan secara berulang-ulang dan tidak sesuai dengan kenyataan9. Delusion of referencePikiran yang salah bahwa tingkah laku seseorang ada hubunganya dengan dirinya.

G. Karakteristik atau Kriteria Waham1. Klien percaya bahwa keyakinannya benar2. Bersifat egosentris3. Tidak sesuai dengan rasio atau logika4. Klien hidup menurut wahamnya

H. Tanda dan Gejala1. Kognitif :a. Tidak mampu membedakan nyata dengan tidak nyatab. Individu sangat percaya pada keyakinannyac. Sulit berfikir realitad. Tidak mampu mengambil keputusan2. Afektifa. Situasi tidak sesuai dengan kenyataanb. Afek tumpul3. Prilaku dan Hubungan Sosiala. Hipersensitifb. Hubungan interpersonal dengan orang lain dangkalc. Depresifd. Ragu-rague. Mengancam secara verbalf. Aktifitas tidak tepatg. Streotifh. Impulsivi. Curiga4. Fisika. Higiene kurangb. Muka pucatc. Sering menguapd. BB menurune. Nafsu makan berkurang dan sulit tidur

I. Rentang ResponRespon Adaptif Respon Maldaptif- Pikiran logis- Kondisi proses pikir- Gangguan proses pikir halusinasi- Persepsi akurat- Terganggu- Perubahan proses emosi- Emosi konsisten - Ilusi- Perilaku tidak terorganisasi Dengan pengalaman- Perilaku - berperilaku yang tidak - Isolasi sosial- Hubungan sosial biasaharmonis - Menarik diri

J. Pohon Masalah dan Analisa DataPohon Masalaheffect Resiko tinggi perilaku kekerasanCore Problem Perubahan isi pikir : waham CauseIsolasi sosial : menarik diriHarga Diri Rendah Kronis

K. Masalah Keperawatan yang Mungkin Muncul1. Resiko tinggi perilaku kekerasan2. Perilaku proses pikir : waham3. Isolasi sosial4. Harga diri rendahData yang perlu dikaji

L. Data yang perlu dikajiMasalah keperawatan Data yang Perlu dikaji

Perubahan proses pikir = waham kebesaranSubjektif :a. Klien mengatakan bahwa dirinya adalah orang yang paling hebatb. Klien mengatakan bahwa ia memiliki kebesaran kekuasaan khususObjektif :a. Klien terus berbicara tentang kemampuan yang dimilikinyab. Pembicaraan klien cenderung berulang ulangc. Isi pembicaraan tidak sesui dengan kenyataan

M. Diagnosa KeperawatanPerubahan proses pikir = waham kebesaran

N. Rencana Tindakan Keperawatan1. Tindakan keperawatan pada klienTujuan :a. Klien dapat berorientasi terhadap realitas secara bertahapb. Klien mampu berinteraksi dengan orang lain dan lingkunganc. Klien menggunakan obat dengan prinsip enam benarTindakana. Membina Hubungan Saling PercayaSebelum memulai pengkajian pada klien dengan waham, saudara harus membina hubungan saling percaya terlebih dahulu agar klien merasa aman dan nyaman saat interaksi. Tindakan yang harus saudara lakukan dalam rangka membina hubungan saling percaya adalah : 1) Mengucapkan salam terapetik, perkenalan diri2) Berjabat tangan3) Jelaskan tujuan interaksi, 4) Ciptakan lingkungan yang tenang, 5) Buat kontrak yang jelas pada tiap pertemuan (topic, tempat dan waktu)b. Jangan membantah dan mendukung klienc. Yakinkan klien berada dalam keadaan amand. Observasi pengaruh waham terhadap aktivitas sehari-harie. Diskusikan kebutuhan psikologis yang tidak terpenuhi karena dapat menimbulkan kecemasan, rasa takut dan marah.f. Jika klien terus menerus membicaarkan wahamnya, dengarkan tanpa memberikan dukungan atau menyangkal sampai klien berhenti membicarakannya.g. Berikan pujian bila penampilan dan orientasi klien sesuai dengan realitas.h. Diskusikan dengan klien kemampuan realitas yang dimilikinya pada saat yang lalu dan saat ini i. Anjurkan klien untuk melakukan aktivitas sesuai kemampuan yang dimilikinya j. Tngkatkan aktivitas yang dapat memenuhi kebutuhan fisik dan emosional klienk. Berbicara dalam kontek realital. Berikan pujian yang sesuai.m. Jelaskan pada klien tentang program pengobatannya (manfaat, dosis obat, jenis, dan efek samping obat yang diminum serta cara meminum obat yang benar)n. Diskusikan akibat yang terjadi bila klien behenti meminum obat tanpa konsultasi.2. Tindakan keperawatan untuk keluarga klien Tujuan a. Keluarga mampu mengidentifikasi waham klienb. Keluarga mampu memfasilitasi klien untuk memenuhi kebutuhan yang belum dipenuhi oleh wahamnyac. Keluarga mampu mempertahankan program pengobatan klien secara optimalTindakan Keperawatana. Diskusikan dengan keluarga tentang wham yang dialami klienb. Diskusikan dengan keluarga tentang cara merawat klien waham di rumah, follow up dan keteraturan pengobatan serta lingkungan yang tepat untuk klien c. Diskusikan dengan keluarga tentang obat klien (nama obat, dosis, frekueni, efek samping, dan akibat penghentian obat)d. Diskusikam dengan keluarga kondisi klien yang memerlukan bantuan

Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan

- Masalah : Perubahab proses pikir : waham kebeasaran - Pertemuaan: Ke 1 (Pertama)A. Proses Keperawatan1. Kondisi Klien mengatakan Ia memiliki Toserba, sibuk bisnis, dan ingin mendirikan partai. Klien selalu mengulang-ulang kemampuan yang dimilikinya. Mondar mandir dan tidak peduli dengan lingkungannya2. Diagnosis Keperawatan Perubahan proses pikir : waham kebesaran 3. Tujuan khusus / SP 1Klien dapat membina hubungan saling percaya dengan kriteria sebagai berikut :a. Ekspresi wajah bersahabat b. Menunjukkan rasa senangc. Bersedia berjabat tangan d. Bersedia menyebutkan namae. Ada kontak mataf. Klien bersedia untuk berdampingan dengan perawat 4. Tindakan Keperawatan 1) Bina hubungan saling percaya dengan prinsip komunikasi terapeutik a. Sapa klien dengan ramah dengan baik verbal maupun non verbalb. Perkenalkan diri dengan sopanc. Tanyakan nama lengkap klien dan nama panggilan yangb disukaid. Jelaskan tujuan pertemuan e. Jujur dan menepati janjif. Tunjukkan sikap empati dan menerima klien apa adanyag. Beri perhatian kepada klien2) Identifikasi kebutuhan klien3) Bicara pada konteks realitas (tidak mendukung dan membantah waham klien4) Latih klien untuk memenuhi kebutuhan5) Masukkan dalam jjadwal klien

B. Strategi Komunikasi dan Pelaksanaan1. Orientasia. Salam Terapeutik Selamat Pagi Pak......bertemu dengan saya, masih kenal tidak dengan saya ?. Nama saya .... Bisa dipanggil ,,,saja. Bapak ingat?Seperti kemarin, hari ini saya bertugas disini dari pukul 07.00 - 12.00 Wib siang nanti.

b. Evaluasi / validasiBagaimana perasaan bapak hari ini ? Tidurnya semalam nyenyak tidak ? Sekarang bapak ada keluhan tidak ? bagaimana giginya ? sudah sembuh ?c. Kontrak Baiklah sessui janji kemarin, hari ini kita akan ngobrol ya Pak ? Bagaimana kalau kita hari ini bercakap-cakap tentang bidang yang bapak sukai ? Dimana kita duduk ? Berapa lama ? Bagaimana kalau 10 menit ?2. Kerja Bidang apakah yang bapak sukai? Kemarin bapak sempat mengatakam memiliki Toserba, apakah bapak suka dengan bisnis ? Mengapa Bapak menyukainya? Karena beberapa hari yang lalu bapak juga mengatakan pada saya ingin membuat partai politik baru, benar Pak ? Mana yang lebih bapak sukai bisnis atau politik ? Mengapa Bapak lebih menyukai itu ? karena bapak sekarang sedang berada pada saat ini, Apakah Bapak menjalankan biang yang bapak minati tersebut ? banimana caranya ? Apakah bisa kita masukkan kedalam jadwal kegiatan sehari hari?3. Terminasia. Evaluasi SubjektifBagaimana perasaan Bapak setelah kita bercakap cakap?

b. Evaluasi subjektifJadi bidang apa yang Bapak sukai?c. Rencana Tindak LanjutSetelah kita tahu bidang apa yang bapak sukai, bagaimana kalau besok kita ngobrol tentang potensi atau kemampuan lain yang Bapak miliki?d. Kontrak yang akan datang1) TopikBagaimana kalau besok kita ngobrol tentang potensi atau kemampuan yang bapak miliki. Selanjutnya kita pilih mana yang bisa kita lakukan di sisni , Bapak setuju ?2) Waktu Kira kira kita besok kita ketemu jam berapa? Bagaimana kalau jam 10.00 ? Sampai ketemu besok ya Pak?3) TempatBagaimana kalau ditempat biasa kita ngobrolnya ?

DAFTAR PUSTAKA

Fitria,Nita.2009. Prinsip Dasar dan Aplikasi Penulisan Laporan Pendahuluan dan Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan ( LP & SP ) untuk 7 Diagnosis Keperawatan Jiwa Berat bagi Program S1 Keperawatan. Salemba Medika : Jakarta