15
287 PELABUHAN TUJU-TUJU DI KABUPATEN BONE (1990-2015) THE PORT OF TUJU-TUJU IN BONE REGENCY (1990-2015) 1 Bahtiar, 2 Abdul Asis, 3 Hetty 1,2 Balai Arkeologi Sulawesi Selatan, 3 SMAN 5 Makassar Jalan Pajjaiang No.13 Sudiang Raya Makassar, 90242 Pos-el: [email protected] DOI: 10.36869/wjsb.v12i2.239 ABSTRACT This study aimed to describe the activities of Tuju-Tuju Port in the period of 1990 to 2015. The Tuju-Tuju Port in Bone Regency is a port that transports various commodities produced from several areas in South Sulawesi to other areas, especially to East Nusa Tenggara and its surroundings. The result study showed the activities in Tuju-Tuju Port that the ships going in and out of Tuju-Tuju Port were crowded everyday. Even though the port condition is not yet fully adequate, the loading and loading of goods still continues. The method used was the historical method with analytical descriptive consisting heuristics, source criticism, interpretation, and writing. The Tuju-Tuju Port in Bone Regency is a companion port from other ports in Bone Regency. The Tuju-Tuju Port can affect the local economy, such as increasing regional income and opening up job opportunities for the productive ages. The Tuju-Tuju Port over time has also developed the existing loading and unloading system with simple facilities and infrastructure in Tuju-Tuju Port. Daily activities continue, so the ships that are leaning on the pier and waiting for departure scheduled are crowded adorning the harbor. Keywords: Tuju-Tuju Port, Bone Regency, loading-unloading ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan aktivitas Pelabuhan Tuju-Tuju pada periode 1990 hingga 2015. Pelabuhan Tuju-Tuju di Kabupaten Bone adalah pelabuhan yang mengangkut berbagai komoditas yang dihasilkan dari beberapa daerah di Sulawesi Selatan untuk diangkut ke daerah-daerah lainnya, khususnya ke Nusa Tenggara Timur dan sekitarnya. Hasil penelitian menunjukkan aktivitas di Pelabuhan Tuju-Tuju bahwasanya kapal-kapal yang keluar dan masuk di Pelabuhan Tuju-Tuju ramai setiap hari. Meskipun kondisi pelabuhan belum sepenuhnya memadai, bongkar muat barang tetap berjalan. Metode yang digunakan adalah metode sejarah dengan menggunakan deskriptif analitis, yaitu heuristik, kritik sumber, interpretasi, dan penulisan. Pelabuhan Tuju-Tuju di Kabupaten Bone merupakan jenis pelabuhan pendamping dari pelabuhan lain yang ada di Kabupaten Bone. Pelabuhan Tuju-Tuju dapat mempengaruhi perekonomian setempat, seperti menambah pendapatan daerah dan membuka kesempatan kerja kepada usia produktif. Pelabuhan Tuju-Tuju seiring berjalannya waktu semakin berkembang pula sistem bongkar dan muat yang ada dengan kesederhanaan sarana dan prasarana yang ada di Pelabuhan Tuju-Tuju. Aktivitas sehari-hari terus berlangsung, sehingga kapal-kapal yang bersandar di dermaga dan yang akan berangkat atau menunggu jadwal keberangkatan ramai menghiasi pelabuhan. Kata kunci: Pelabuhan Tuju-Tuju, Kabupaten Bone, bongkar-muat

WALASUJI PELABUHAN TUJU-TUJU DI KABUPATEN BONE (1990 …

  • Upload
    others

  • View
    6

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: WALASUJI PELABUHAN TUJU-TUJU DI KABUPATEN BONE (1990 …

287

WALASUJI Volume 12, No. 2, Desember 2021:

PELABUHAN TUJU-TUJU DI KABUPATEN BONE (1990-2015)THE PORT OF TUJU-TUJU IN BONE REGENCY (1990-2015)

1Bahtiar, 2Abdul Asis, 3Hetty1,2Balai Arkeologi Sulawesi Selatan, 3SMAN 5 Makassar

Jalan Pajjaiang No.13 Sudiang Raya Makassar, 90242Pos-el: [email protected]: 10.36869/wjsb.v12i2.239

ABSTRACTThis study aimed to describe the activities of Tuju-Tuju Port in the period of 1990 to 2015. The Tuju-Tuju Port in Bone Regency is a port that transports various commodities produced from several areas in South Sulawesi to other areas, especially to East Nusa Tenggara and its surroundings. The result study showed the activities in Tuju-Tuju Port that the ships going in and out of Tuju-Tuju Port were crowded everyday. Even though the port condition is not yet fully adequate, the loading and loading of goods still continues. The method used was the historical method with analytical descriptive consisting heuristics, source criticism, interpretation, and writing. The Tuju-Tuju Port in Bone Regency is a companion port from other ports in Bone Regency. The Tuju-Tuju Port can affect the local economy, such as increasing regional income and opening up job opportunities for the productive ages. The Tuju-Tuju Port over time has also developed the existing loading and unloading system with simple facilities and infrastructure in Tuju-Tuju Port. Daily activities continue, so the ships that are leaning on the pier and waiting for departure scheduled are crowded adorning the harbor.

Keywords: Tuju-Tuju Port, Bone Regency, loading-unloading

ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan aktivitas Pelabuhan Tuju-Tuju pada periode 1990 hingga 2015. Pelabuhan Tuju-Tuju di Kabupaten Bone adalah pelabuhan yang mengangkut berbagai komoditas yang dihasilkan dari beberapa daerah di Sulawesi Selatan untuk diangkut ke daerah-daerah lainnya, khususnya ke Nusa Tenggara Timur dan sekitarnya. Hasil penelitian menunjukkan aktivitas di Pelabuhan Tuju-Tuju bahwasanya kapal-kapal yang keluar dan masuk di Pelabuhan Tuju-Tuju ramai setiap hari. Meskipun kondisi pelabuhan belum sepenuhnya memadai, bongkar muat barang tetap berjalan. Metode yang digunakan adalah metode sejarah dengan menggunakan deskriptif analitis, yaitu heuristik, kritik sumber, interpretasi, dan penulisan. Pelabuhan Tuju-Tuju di Kabupaten Bone merupakan jenis pelabuhan pendamping dari pelabuhan lain yang ada di Kabupaten Bone. Pelabuhan Tuju-Tuju dapat mempengaruhi perekonomian setempat, seperti menambah pendapatan daerah dan membuka kesempatan kerja kepada usia produktif. Pelabuhan Tuju-Tuju seiring berjalannya waktu semakin berkembang pula sistem bongkar dan muat yang ada dengan kesederhanaan sarana dan prasarana yang ada di Pelabuhan Tuju-Tuju. Aktivitas sehari-hari terus berlangsung, sehingga kapal-kapal yang bersandar di dermaga dan yang akan berangkat atau menunggu jadwal keberangkatan ramai menghiasi pelabuhan.

Kata kunci: Pelabuhan Tuju-Tuju, Kabupaten Bone, bongkar-muat

Page 2: WALASUJI PELABUHAN TUJU-TUJU DI KABUPATEN BONE (1990 …

288

WALASUJI Volume 12, No. 2, Desember 2021:

PENDAHULUAN

Indonesia merupakan bangsa yang besar jumlah penduduknya mendiami beberapa daerah dan wilayah kepulauan, masyarakatnya yang multikultur, terdapat dua jenis masyarakat hidup dalam sebuah ketergantungan laut. Laut merupakan wadah mencari kehidupan antara kedua kelompok masyarakat, darat, dan pesisiran. Sumber dari laut dieksploitasi biota dan abiota, serta banyak aktivitas kemaritiman yang dapat diharapkan dan mempesona. Hal ini yang mengantarkan masyarakat berpaling ke laut. (Utomo, 2016: 17)

Istilah negara kepulauan melekat pada Indonesia, karena Indonesia dilihat sebagai wilayah laut yang memperhatikan ribuan pulau. Jika kita mempunyai peta Indonesia dengan segera dapat dilihat bahwa di antara sekian banyak laut atau sistem bahari ada satu laut inti yang luas seperti Laut Jawa, Laut Flores, dan Laut Banda. Disebut sebagai laut inti, kawasan laut yang luas ini sesungguhnya berperan sebagai heartsea (Lapian, 1997: 141). Wilayah bahari, adalah sebuah tempat yang memiliki laut dan bandar pelabuhan yang memainkan peran penting, selain sudut pandang dari aspek ekonomi dan politik, serta aspek kebudayaan.

Di Indonesia sejak 1904 KPM (koninklijke paketvaart maschappij) perusahaan pelayaran kapal milik Belanda membuka jalur dengan Nomor 22 dimulai dari Makassar-Teluk Bone-Kepulauan Selayar. Rute ini melewati dan singgah beberapa pelabuhan seperti Benteng di Selayar, Sinjai, Watampone, Palopo, Kolaka, Buton, Raha, dan Kendari. Perluasan pelayaran itu nampaknya berkaitan dengan ekspansi militer dan pemerintahan, seperti hubungannya dengan integrasi ekonomi di luar Jawa ke dalam ekonomi pasar global. Salah satu faktor penting bagi pencapaian ini karena KPM diberi monopoli oleh pemerintah, sampai tahun 1910 pelabuhan yang disinggahi kapal-kapal KPM tercatat sebanyak 335 (Melamba, 2011: 112).

Teluk Bone merupakan sebuah teluk yang terletak antara jazirah selatan dan tenggara Pulau Sulawesi yang berbatasan sebelah utara Pulau Sulawesi, timur Semenanjung Tenggara, selatan Laut Banda, barat Semenanjung selatan Sulawesi. Batas laut menunjukkan arah Teluk Bone merupakan bagian perairan kepulauan Hindia Timur. Di selatan garis Tanjung Lasa, ketitikutaraKabaena(5˚05’LS,121˚52’BT)dari sini naik ke Pantai Sulawesi.

Wilayah Bone juga sudah dilalui oleh kapal KPM, menandakan bahwa Bone yang juga merupakan wilayahnya berada di Teluk Bone, intensitas kegiatan pelayarannya terus berjalan hingga kini, bongkar muat penumpang, barang, ramai di perairan Bone ini. Salah satu Pelabuhan di Bone yang dimaksud adalah Pelabuhan Tuju- Tuju yang terletak di Kabupaten Bone.

Pelabuhan Tuju-Tuju adalah salah satu dari delapan pelabuhan yang terdapat di Kabupaten Bone, meski tidak sebesar dan semaju Pelabuhan Bajoe, namun Pelabuhan Tuju-Tuju cukup ramai dalam kegiatan kepelabuhanan, aktivitas bongkar muat barang meramaikan Pelabuhan Tuju -Tuju untuk mengangkut barang ke beberapa daerah khususnya wilayah Nusa Tenggara dan sekitarnya, termasuk ke Larantuka dan Banggai, dan beberapa daerah lain.

Namun Pelabuhan Tuju-Tuju belum sepenuhnya mendapat perhatian dari pemerintah, sehingga tidak berkembang seperti pelabuhan-pelabuhan lainnya. Padahal pelabuhan ini sangat produktif di tengah-tengah kesederhanaan fasilitas yang dimiliki. Bahkan lahan pelabuhan Tuju-Tuju belum sepenuhnya milik pemerintah, statusnya masih milik rakyat, sehingga ada keterbatasan dalam pembangunan, sekiranya jika kepemilikan lahan tidak lagi sebagian menjadi milik rakyat, maka Pelabuhan Tuju-Tuju dapat membenahi diri dan mengejar ketinggalannya.

Pelabuhan adalah suatu daerah atau lingkungan kerja kapal-kapal dapat bersandar dengan aman, agar terlindung dari bahaya-

287—301

Page 3: WALASUJI PELABUHAN TUJU-TUJU DI KABUPATEN BONE (1990 …

289

WALASUJI Volume 12, No. 2, Desember 2021:

bahaya yang diakibatkan oleh gelombang, angin, topan agar dapat menyelenggarakan bongkar muat barang dan penumpang,.Tujuannya memudahkan dan melancarkan pembongkaran barang-barang dari kapal atau memuat barang-barang dari kapal atau memuat barang ke kapal serta dapat mengambil bahan bakar, perbekalan, air, dan semacamnya (Soedjono, 1983: 51; Purmawati, 1990: 15)1.

Selain itu, fasilitas pelabuhan penting di bidang pelayaran, serta sebagai unsur penentu bagi aktivitas perdagangan. Pelabuhan yang dikelolah dengan efisien dapat memicu perkembangan perdagangan, demikian pula sektor industri di daerah dapat ikut berkembang (Mulyono, 2017: 10).

Pelabuhan ibarat pintu gerbang ekonomi bagi daerah, hadirnya suatu pelabuhan, menjadi pendorong dan memajukan daerah tersebut menjadi lebih baik dan berkembang. Namun hal yang urgen dilakukan adalah terlebih dahulu harus ditentukan sektor apa saja yang berpeluang dapat berkembang, karena demikian bertambahnya permintaan barang dan jasa ke daerah, maka diperlukan fasilitas transportasi mendukung proses pengiriman barang di luar wilayah. Salah satu sarana transportasi yang diperlukan adalah pelabuhan yang bermanfaat mengirim barangnya ke luar ke daerah lain (Fahrijal, 2018: 3).

Pelabuhan Tuju-Tuju di Kabupaten Bone adalah pelabuhan bongkar muat barang, dan juga sebagai pelabuhan niaga. Ada pun yang menjadi pokok permasalahan adalah bagaimana latar belakang Pelabuhan Tuju-Tuju di Kabupaten Bone, bagaimana bongkar muat Pelabuhan Tuju-Tuju, bagaimana Pelabuhan

1 Masalah kepelabuhanan adalah faktor yang tak terpisahkan pada sistem ekonomi negara secara ke-seluruhan, oleh sebab itu institusi kepelabuhanan dise-suaikan dengan landasan baru mengenai kebijaksanaan secara keseluruhan pada ekonomi dan keuangan. Pela-buhan suatu sarana ekonomi dapat menunjang terhadap majunya industri, perdagangan, dan pelayaran, oleh se-bab itu pengelolaan sebuah pelabuhan sangat diselaras-kan pada kegunaanya.

Tuju-Tuju memberikan pendapatan daerah di Kabupaten Bone.

Batasan temporalnya beranjak dari tahun 1990-2015. Bermula di tahun 1990, karena mulai dibangunnnya Pelabuhan Tuju-Tuju, dengan pertimbangan bahwa sebagai awal pembenahan pelabuhan ini, kemudian 2015 sebagai batasan tahun terakhir, karena masa 2013 dan 2015 Pelabuhan Tuju-Tuju lebih berkembang, dibanding tahun-tahun sebelumnya. Dari pokok permasalahan ini, maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana Pelabuhan Tuju-Tuju mempengaruhi perekonomian di Kabupaten Bone, seperti menambah pendapatan daerah maupun memberikan kesempatan kerja bagi masyarakat.

Beberapa karya tulis yang membahas mengenai pelabuhan, sebuah skripsi dari Purmawati (1990) membahas tentang pelabuhan, yaitu Sejarah Perkembangan Pelabuhan Bajoe 1945-1986, berisi pengertian pelabuhan dan kepelabuhanan, di mana pelabuhan merupakan pusat kegiatan kapal-kapal atau perahu-perahu di satu sisi, pelabuhan ikut mengatur arus lalu lintas perdagangan melalui laut, di sisi lain sekaligus menjadi titik pertemuan antara manusia dengan mansusia, sehingga di sekitar daerah-daerah pelabuhan perlahan-lahan muncul perkampungan kecil, yang kemungkinan pada awalnya tidak berarti, kemudian menjadi sebuah tempat/kota yang ramai. Meskipun menjadi fokus pembahasan adalah sejarah Pelabuhan Bajoe, Peranan Pelabuhan Bajoe dalam meningkatkan pendapatan daerah, dan sebagainya.

Bambang Triatmodjo (2009) dalam bukunya Perencanaan Pelabuhan mengatakan pelabuhan adalah sebuah pintu gerbang ke suatu wilayah atau negara serta menjadi prasarana penyambung antardaerah, pulau, atau negara, benua dan bangsa. Berdasarkan fungsinya, pembangunan pelabuhan harus dapat dipertanggungjawabkan dari sudut sosial, ekonomi, dan teknis. Pelabuhan

Pelabuhan Tuju-Tuju di Kabupaten... Bahtiar

Page 4: WALASUJI PELABUHAN TUJU-TUJU DI KABUPATEN BONE (1990 …

290

WALASUJI Volume 12, No. 2, Desember 2021:

memiliki pengaruh serta kepentingan pada sektor ekonomi, sosial, dan lain-lain.

Tri Mulyono (2017) dalam bukunya Perawatan Fasilitas Pelabuhan, menguraikan perspektif pelabuhan tentang rencana induk pelabuhan nasional dan kebijakan pengembangan, peningkatan keamanan pelabuhan, kemudian transportasi laut memungkinkan berpartisipasi dalam pembangunan nasional serta menyatukan seluruh wilayah. Armada transportasi terus ditumbuhkembangkan, dukungan sarana pembangunan, pemeliharaan, dan perbaikan kapal. Kemudian fasilitas dan perawatan pelabuhan baik di wilayah daratan maupun perairan. Kemudian yang berhubungan pemeliharaan dan perawatan, baik fasilitas pelabuhan dan regulasi pada sistem transportasi laut di Indonesia.

Sebuah skripsi dari Rezky Jaya (2021) berjudul Pelaksanaan Fungsi Pengawasan Syahbandar dalam Meningkatkan Keamanan dan Keselamatan Pelayaran di Pelabuhan Tuju-Tuju Kabupaten Bone. Karya ini tentang pengawasan syahbandar perihal peningkatan keamanan dan keselamatan di Pelabuhan Tuju Tuju belum terlaksana sebagaimana mestinya, seperti pengurusan surat izin telah dipenuhi, tetapi pengawasan langsung di lapangan tidak sering dilaksanakan, standar pengawasan syahbandar pada sistem peningkatan keamanan dan keselamatan di Pelabuhan Tuju-Tuju, Kabupaten Bone belum optimal, disebabkan tidak adanya pengecekan secara langsung dari syahbandar. Pembahasan ini sangat penting dalam mengelola sebuah pelabuhan, karena pengawasan dan keselamatan pelabuhan, peran syahbandar diperlukan. Dari beberapa karya terdahulu sangat membantu dalam penulisan ini, namun masih kurang yang membahas mengenai Pelabuhan Tuju-Tuju di Kabupaten Bone. Tidak secara utuh membahas tentang bagaimana Pelabuhan Tuju-Tuju.

METODE

Metode yang digunakan dalam tulisan ini adalah metode sejarah. Susunannya sebagai berikut: heuristik (pengumpulan data), Pada tahap ini kegiatan diarahkan pada menghimpun sumber data sepert jejak, perincian, serta pengumpulan fakta-fakta sejarah yang memiliki keterkaitan dengan penelitian. Penggunaan sumber pada penelitian ini adalah sumber primer, dan sumber sekunder. Sedangkan tehnik yang dipakai yaitu, penelitian lapangan (field research), cara ini dilakukan dengan observasi serta pengamatan langsung kepada objek penelitian. Kemudian, wawancara dengan tokoh atau orang yang memiliki pengetahuan dengan Pelabuhan Tuju-Tuju, baik syahbandar, staf Pelabuhan Tuju-Tuju, dan lain-lain. Penelitian Kepustakaan, yaitu mendapatkan data melalui arsip dari kantor Pelabuhan Tuju-Tuju dan beberapa sumber, seperti buku-buku, makalah, arsip, dan dokumen yang relevan dengan topik yang diteliti.

Kritik atau penilaian data, yaitu menganalisa data yang sudah didapatkan, agar diperoleh data yang akurat. Pada saat mengelola data menjadi sebuah fakta dibutuhkan kritik sejarah, tujuannya menyelidiki data tersebut menjadi fakta. Interpretasi atau penafsiran, setelah mendapatkan fakta-fakta, selanjutnya diinterpretasikan atau penyajian, bertujuan memberikan arti atau makna kepada suatu peristiwa. Setelah itu historiografi, yaitu rangkaian proses penyusunan sumber sejarah. Dengan menyusun hasil interpretasi dalam bentuk kisah sejarah, dengan menghubungkan fakta-fakta menjadi kisah sejarah (Taufik, 1985: 32).

PEMBAHASAN

Sekilas tentang Pelabuhan Tuju-Tuju

Provinsi Sulawesi Selatan dikenal sebagai wilayah maritim, karena mempunyai banyak pelabuhan yang dapat dijadikan sebagai

287—301

Page 5: WALASUJI PELABUHAN TUJU-TUJU DI KABUPATEN BONE (1990 …

291

WALASUJI Volume 12, No. 2, Desember 2021:

sarana transportasi yang dimanfaatkan sebagai aktivitas ekonomi, dari satu kabupaten/kota biasanya memiliki lebih dari satu pelabuhan. Seperti pelabuhan berikut ini: Soekarno Hatta, Paotere (Kota Makassar), Garongkong, Awerangnge (Barru), PT. Pelindo IV (ParePare), Suppa, Pattirosope (Pinrang), Malili (Luwu Timur), Siwa, Jalang, Doping (Wajo), Bajoe, Mare, Tuju Tuju Kajuara (Bone), Larea Rea (Sinjai), Bira (Bulukumba), Mattoanging (Bantaeng) kegiatan bongkar muat di lakukan di daerah tersebut (Susilowati, 2017: 11)

Beberapa pendapat menyebutkan bahwa untuk melihat kemajuan suatu wilayah biasanya jika terdapat sebuah pelabuhan di wilayah tersebut, karena dengan adanya sebuah pelabuhan akan menambah pendapatan daerah. Apalagi jika ditunjang dengan kekayaan alamnya, seperti halnya dengan Kabupaten Bone, yang memiliki beberapa pelabuhan. Salah satu di antaranya adalah Pelabuhan Tuju-Tuju. Pelabuhan ini awalnya merupakan pelabuhan rakyat yang mengangkut barang, mulai yang terdekat di sekitar Kajuara dan sekitarnya kemudian berkembang menjadi sebuah pelabuhan. Ada yang dapat menghubungkan antarprovinsi, seperti Pelabuhan Bajoe-Kolaka. Kemudian beberapa pelabuhan lainnya seperti Pattiro Bajo, Cenrana Pallime, dan Pelabuhan Tuju-Tuju di Kecamatan Kajuara.

Pelabuhan secara umum bermula hanya semacam tepian, sebagai tempat kapal dan perahu dapat merapat dan berlabuh untuk melakukan pengangkutan barang, memuat penumpang, dan lain-lain. Agar dapat melaksanakan dengan baik, maka kondisi pelabuhan sebaiknya tenang dari gelombang. Pada masa itu pelabuhan berada pada tepi sungai, teluk, dan pantai secara alami terlindung dari hantaman gelombang. Meningkatnya kehidupan sosial dan ekonomi penduduk, mengiringi sandang, pangan, dan fasilitas hidup bertambah, produksi hasil bumi maupun industri juga berkembang, akhirnya dibutuhkan pemindahan serta pemasaran barang ke daerah lain. Oleh karena itu, dibutuhkan

sarana dan prasarana pengangkutan lebih memadai. Kapal awalnya sangat sederhana dan ukuran kecil sesuai dengan semakin majunya teknologi beralih menjadi kapal besar dengan teknologi lebih canggih (Triatmodjo, 2009: 1).

Demikian juga dengan Pelabuhan Tuju- Tuju, sebelum pembangunannya hanya berupa tepian. Letak Pelabuhan Tuju Tuju ini adalah kurang lebih 2 km dari jalan poros, tepatnya di Desa Tarasu, Kecamatan Kajuara, Kabupaten Bone. Pelabuhan Tuju-Tuju Kajuara berjarak ± 55 km dari ibukota Kabupaten Bone, bahkan lebih dekat dari Kota Sinjai ± 14 km saja. Untuk masuk ke lokasi dapat menggunakan kendaraan pribadi atau ojek, dengan adanya Pelabuhan Tuju-Tuju dapat memberikan lapangan pekerjaan bagi masyarakat sekitar, bahkan lebih dekat dari Kabupaten Sinjai Karena dengan hadirnya Pelabuhan Tuju-Tuju berbagai jenis pekerjaan dapat dilakukan beberapa di antaranya pemilik kapal dan anak buah kapal, yang membawa dan mengangkut beras keluar masuk ke pelabuhan, ada yang datang dari Soppeng, Sidrap, dan beberapa daerah sekitar, kemudian ada juga yang berjualan di sepanjang pelabuhan seperti menjual makanan, minuman, rokok, dan sebagainya.

Sehari-hari dapat kita lihat kapal-kapal yang bersandar, satu dua kapal berbenah dan mempersiapkan segala sesuatu untuk melakukan pelayaran, sebuah kapal lagi mengisi tempat penampung barang berupa beras yang di bawah menuju Nusa Tenggara Timur. Beberapa kapal yang belum berangkat dan parkir di Pelabuhan Tuju-Tuju untuk menunggu jadwal keberangkatannya.

Perkembangan pelabuhan ini tidak begitu berarti, maksudnya ada kendala yang menyebabkan sehingga pembangunan Pelabuhan Tuju-Tuju sedikit terhambat. Jadi Pelabuhan Tuju-Tuju ini tidak seperti biasanya pelabuhan lainnya saat mulai memasuki areal pelabuhan, karena tidak terdapat pintu gerbang yang menandakan sebuah pelabuhan. Lahan dari Pelabuhan Tuju-Tuju adalah lahan milik

Pelabuhan Tuju-Tuju di Kabupaten... Bahtiar

Page 6: WALASUJI PELABUHAN TUJU-TUJU DI KABUPATEN BONE (1990 …

292

WALASUJI Volume 12, No. 2, Desember 2021:

masyarakat yaitu H. Takdir. Meskipun demikian kondisi ini tidak terlalu mempengaruhi sistem bongkar muat barang dan juga penumpang. Aktivitas sebuah pelabuhan terus berjalan kapal-kapal yang keluar masuk silih berganti (A. Abubakar Alwi, wawancara 27, 28 Februari, dan 1, 4 Maret 2019). Sebenarnya yang mengelola dan mengembangkan sebuah pelabuhan adalah PT Pelindo, yaitu badan usaha milik pemerintah yang bergerak di bagian logistik, terutama pengelolahan dan pengembangan pelabuhan.

Dermaga Pelabuhan Tuju-Tuju dibangun tahun 1992, pembangunannya atas swadaya masyarakat ditambah dari anggaran desa, sebelumnya berupa dermaga biasa. Pada masa-masa pembangunan, bantuan pemerintah juga ada, namun belum memadai. Pelabuhan Tuju -Tuju ini masuk dalam kategori pelabuhan Regional kelas III. Ada pun dermaga Pelabuhan Tuju-Tuju memiliki ukuran luas yaitu panjang 40 meter, lebar 5 meter, dan kedalaman 2 meter. Kedalaman dari pelabuhan ini membuat Kapal Layar Motor (KLM) mengalami kesulitan, karena pada saat kapal bersandar perlu kehati-hatian, biar tidak kandas. Selain itu, terbatasnya lebar dermaga juga menghambat proses keluar masuk kapal, karena lebar kapal kurang memadai sehingga jika dua kapal bertepatan berpapasan akan mengalami kesulitan (A. Abubakar Alwi, wawancara 27, 28 Februari, dan 1,4 Maret 2019).

Ada pun mengenai dermaga merupakan sebuah bangunan pelabuhan dipakai untuk merapat serta menambatkan kapal yang bongkar muat barang serta memuat penumpang. Bentuk dimensi dermaga ditentukan pada jenis dan ukuran kapal yang bersandar. Dermaga selayaknya dirancang dan diprogram dengan sebaik mungkin, agar kapal berlabuh secara aman, cepat, serta lancar (Triatmodjo, 2009: 195)2

2 Dermaga dibedakan atas 3 tipe: wharf, pier, dan jetty, struktur wharf dan pier adalah struktur tertutup dan terbuka, sedangkan jetty biasanya struktur terbuka. Lain dengan wharf yang dipakai untuk merapat pada satu sisinya, pada pier bisa dipakai pada satu sisi atau dua

Ukuran dermaga serta perairan untuk bertambat ditentukan pada kapasitas serta dimensi kapal terbesar serta berapa banyak kapal yang memakainya. Tata letak dermaga ditentukan beberapa faktor seperti ukuran pelabuhan, mudahnya merapat serta meninggalkan dermaga, ketersediaan kapal tunda yang membantu bersandar, kemudian besarnya angin, gelombang, dan arus (Triatmodjo, 2009: 211).

Penjelasan di atas nampak beberapa kekurangan fasilitas, sarana prasarana yang ada pada Pelabuhan Tuju-Tuju, dan yang paling essensial adalah dermaga Pelabuhan Tuju- Tuju tidak memilki lahan yang memadai untuk aktivitas bongkar muat. Selain lahan yang ada masih berstatus pinjaman dari masyarakat, kondisi dermaga juga tidak memadai. Dengan demikian, sistem kepelabuhanan mengalami kendala, agak berbeda jika Pelabuhan Tuju -Tuju sudah sepenuhnya menjadi milik pemerintah, kecenderungan untuk membangun dan melengkapi sarana prasarana lebih memungkinkan dilakukan, dengan demikian fasilitas pelabuhan lebih baik dan memadai.

Selain itu, pemilihan tipe dermaga perlu juga diketahui yaitu perairan yang dangkal sehingga kedalaman yang baik jika jauh dari daratan, penggunaan jetty lebih ekonomis sebab tidak dibutuhkan pengerukan yang banyak. Umumnya kedalaman dari dasar dermaga ditentukan berdasarkan sarat maksimum kapal yang bertambat ditambah jarak aman sebesar 0,8 1,0 m di bawah luas kapal dan perbedaan pasang surut. Perlunya juga daya dukung tanah sangat menentukan dalam pemilihan tipe dermaga.

Namun permasalahan yang dihadapi masih terdapat keluhan terhadap sarana dermaga yang terbuka dari ombak dan gelombang sehingga ketika kapal sandar dan melaksanakan bongkar muat di dermaga tidak

sisinya, agar lebih banyak kapal yang dapat merapat. Jetty ialah dermaga menjorok ke laut sedemikian sampai sisi depannya berada di kedalaman yang baik kapal merapat.

287—301

Page 7: WALASUJI PELABUHAN TUJU-TUJU DI KABUPATEN BONE (1990 …

293

WALASUJI Volume 12, No. 2, Desember 2021:

aman, akibatnya kegiatan bongkar muat di dermaga tidak aman, keselamatan kurang terjamin, biaya perawatan kapal dan dermaga menjadi besar, serta biaya jasa pelabuhan menjadi tinggi.

Kapal yang bersandar ke dermaga mempunyai kecepatan, baik yang menggunakkan mesinnya sendiri (kapal kecil) atau pun ditarik dengan kapal tunda. Waktu merapat terjadi hantaman kapal dan dermaga. Meskipun kecepatan kapal tidak besar, tetapi karena massanya sangat besar, maka energi yang terjadi karena benturan sangat besar. Untuk menjaga, dan tidak mengalami kerusakan pada kapal dan dermaga, maka di depan dermaga diberi berupa bantalan yang berfungsi penyerap energi benturan, ada pun bantalan yang ditempatkan di depan dermaga dinamakan fender.

Kerusakan dermaga akibat hantaman ini selain kerugian dermaga, kapal yang mendapat hantaman keras juga mudah rusak, apalagi biaya pemeliharaan kapal sangat mahal, akibatnya pemilik kapal mengalami kerugian, karena biaya saat berlayar juga membutuhkan anggaran yang lumayan, gaji anak buah kapal, dan keperluan selama perjalanan (Ambo Rappe, wawancara 4, 8 Maret 2019).

Berbagai hal yang ada Pelabuhan Tuju Tuju, namun memberikan sumber kehidupan bagi masyarakat sekitarnya. Seperti terciptanya kesempatan kerja. Beberapa jenis pekerjaan baru yang dilakukan masyarakat desa yang bermukim di sekitar pelabuhan antara lain, bekerja sebagai karyawan/honorer perhubungan laut, bekerja di bidang transportasi, dalam hal ini tukang ojek, dan berusaha dalam bidang perdagangan termasuk membuka warung makan.

Pembangunan sebuah pelabuhan membutuhkan biaya besar. Oleh karena itu, diperlukan suatu pertimbangan lebih matang saat memutuskan membangun sebuah pelabuhan. Keputusan membangun sebuah pelabuhan didasarakan atas pertimbangan ekonomi, politik, dan teknis. Ketiganya berhubungan satu sama lain, namun terkadang yang paling menentukan

dari ketiganya yaitu pertimbangan ekonomi. Pada dasarnya pembuatan pelabuhan secara ekonomi harus layak, maksudnya pendapatan yang didapatkan pelabuhan selayaknya dapat menutupi dana investasi atau pun biaya operasional dan pemeliharaan pada jangka waktu tertentu, guna memperoleh keuntungan (Triatmodjo, 2009: 43).

Pelabuhan juga sangat ditunjang dengan adanya hinterland, dan terjadi hubungan antara pelabuhan dan hinterland, selain itu keduanya saling membutuhkan. Karena pelabuhan tidak mempunyai arti jika tidak ada dukungan dari hinterland yang memiliki peluang untuk maju, sedangkan untuk wilayah bagian hinterland bagi sebuah pelabuhan mengalami keterlambatan berkembang untuk industri, pertanian, dan perdagangannya apabila tanpa didukung oleh pelabuhan yang mempunyai sarana yang lumayan lengkap serta lebih efisien. Pelabuhan mampu berperan dalam merangsang dan meningkatkan perkembangan ekonomi, perdagangan, dan industri dari wilayah pengaruhnya. Akan tetapi, pelabuhan tidak menghasilkan kegiatan, hanya melayani tumbuh dan berkembangnya kegiatan. Dari aktivitas semacam ini, mengembangkan peran pelabuhan tidak selalu sebagai tempat berlabuhnya kapal tetapi menjadi sentra perekonomian (Fajrial, 2018: 14) 3.Oleh sebab itu dampaknya menimbulkan beragam sektor usaha dapat tumbuh, dari jenis usaha dari skala kecil hingga besar.

Pada saat ini keadaan pelabuhan-pelabuhan di Indonesia, dalam hal tata kelola dan struktur diatur berdasarkan UU Pelayaran tahun 1992 dan peraturan-peraturan pendukung lainnya. Semuanya ini di bawah naungan UU Pelayaran tahun 2008, namun pelaksanaannya tidak berjalan sepenuhnya sampai 2011. Sistem Pelabuhan Indonesia disusun menjadi sebuah sistem hirarki sekitar 1700 pelabuhan. Terdapat

3 Hinterland adalah suatu daerah yang berfungsi sebagai pemasok dan pemenuhan kebutuhan bahan makanan pokok serta tempat produksi komoditas ekspor

Pelabuhan Tuju-Tuju di Kabupaten... Bahtiar

Page 8: WALASUJI PELABUHAN TUJU-TUJU DI KABUPATEN BONE (1990 …

294

WALASUJI Volume 12, No. 2, Desember 2021:

111 pelabuhan, termasuk 25 pelabuhan strategi utama yang dianggap sebagai pelabuhan komersial dan dikelolah oleh empat BUMN, Perum Pelabuhan Indonesia I, II, III, dan IV. Kemudian ada 614 pelabuhan berupa UPT atau pelabuhan non komersial yang cenderung dinilai tidak strategis (hanya sedikit yang strategis) dan tidak menguntungkan (Setiono, http://ww.hangtuah.ac.id, stories diakses 1 Juni 2019).

Berdasarkan hal tersebut di atas, yang memungkinkan sehingga Pelabuhan Tuju-Tuju belum mendapat perhatian dan bantuan pemerintah. Meskipun Pelabuhan Tuju-Tuju dikategorikan sebagai pelabuhan tipe regional, artinya pelabuhan pengumpan primer dengan fungsi melayani kegiatan angkutan laut dalam jumlah yang kecil dan pengumpan bagi pelabuhan utama. Pelabuhan pengumpan regional ini adalah pelabuhan yang mempunyai peran utama melayani aktivitas angkutan laut, alih muat angkutan laut dengan jumlah terbatas, akan tetapi operasional keluar masuk kapal berjalan dengan lancar.

Bongkar Muat di Pelabuhan Tuju-Tuju

Sebagai sebuah pelabuhan regional Pelabuhan Tuju-Tuju setiap hari ramai kegiatan bongkar muat barang, baik berupa beras, Jagung, maupun dedak, namun penumpang orang tidak sebesar penumpang barang. Aktivitas di sepanjang pelabuhan hampir setiap hari ramai oleh orang-orang yang mendistribusikan komoditas seperti beras menuju ke beberapa daerah di Nusa Tenggara Timur (NTT). Sulawesi Selatan dikenal sebagai lumbung beras, seperti daerah Bone, Wajo, Pinrang, Sidrap, Soppeng. Beras yang dikirim ke NTT sebagian besar dari daerah Bone sendiri, selebihnya dari beberapa daerah yang sudah disebutkan. Pada saat kami mengunjungi Pelabuhan Tuju-Tuju terdapat kurang lebih 15-20 buah kapal yang bersandar di sekitar dermaga, bahkan terkadang kapal layar motor (KLM) mencapai 30 buah yang berada di

dermaga (A. Abubakar Alwi, wawancara 27, 28 Februari dan 1, 4 Maret 2019).

Beberapa kapal sibuk dengan persiapan membenahi kapalnya seperti persiapan bahan bakar solar, membersihkan kapal, persiapan bahan makanan mereka, dan sebagainya. Penulis naik di salah satu kapal yang tersebut dan bertanya kepada beberapa anak buah kapal, ini menuju ke mana, lalu dijawab bahwa mereka lagi bersiap-siap menuju Maumere, dengan membawa beberapa ton beras (Ambo Rappe, wawancara 4, 9 Maret 2019).

KLM tersebut berbeda-beda daya muatnya dari 50 ton hingga mencapai 210 ton beras, dapat dipastikan dengan menggunakan KLM yang lebih besar. Bagi daerah Nusa Tenggara Timur sangat bergantung beras dari Sulawesi Selatan. Persediaan beras di Pelabuhan Tuju- Tuju, terkadang masih banyak juga beras yang masih ditampung di gudang penampungan Pelabuhan Tuju-Tuju, beras tersebut menunggu giliran untuk dikirim ke daerah-daerah Nusa Tenggara Timur. Barang yang dikirim selain ke Nusa Tenggara Timur sesekali ke daerah lain seperti Banggai, Jeneponto, namun dalam skala kecil (A. Abubakar Alwi, wawancara 27, 28 Februari, dan 1, 4 Maret 2019).

Pada saat terjadi bongkar muat barang atau waktu menunggu di perairan pelabuhan, posisi kapal tetap berada di tempatnya dengan tenang. Agar tidak terbawa gelombang, Oleh sebab itu, supaya aman, kapal memiliki ikatan untuk diikat di penambat. Karena gerak kapal diakibatkan dari gelombang, arus, atau angin yang mengakibatkan gaya tarikan kapal penambat. Sedangkan alat penambat harus dapat menahan gaya tarik yang ditimbulkan oleh kapal (Triatmodjo, 2009: 259).

Dari beberapa daerah di NTT, Kupang adalah pemasok terbesar pengiriman barang dari Pelabuhan Tuju-Tuju, ini disebabkan sebagai ibukota provinsi. Sekali mengangkut ke Kupang rata-rata 100 ton hingga 160 ton beras, kemudian menyusul Maumere yang mencapai hingga 100 ton beras. Sedangkan

287—301

Page 9: WALASUJI PELABUHAN TUJU-TUJU DI KABUPATEN BONE (1990 …

295

WALASUJI Volume 12, No. 2, Desember 2021:

daerah-daerah lain hanya sekitar 50 ton saja (Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan Sinjai wilayah kerja Pelabuhan Tuju-Tuju).

Jalur atau rute tempuh dari Pelabuhan Tuju-Tuju, sebagai berikut tujuan NTT meliputi beberapa beberapa pelabuhan daerah, seperti: Maumere, Wurih, Reog, Baranusa, Leoleba, Kalabahi, Kupang, Larantuka, Waengapu. Barang muatannya dari Pelabuhan Tuju -Tuju menuju NTT adalah beras, kopi, dedak, merica, buah-buahan. Sedangkan dari NTT ke Pelabuhan Tuju-Tuju adalah kambing, kuda, kacang tanah, asam, alpukat, rumput laut (Jaya, 2021: 47)

Jarak tempuh dari Pelabuhan Tuju-Tuju menuju NTT memakan waktu selama dua hari-dua malam, namun ada juga yang ditempuh selama tiga hari-tiga malam jika cuaca buruk atau daerah yang lebih jauh. Bahan bakar yang dipakai kapal mengangkut barang ke NTT adalah dengan menggunakan solar, sekali angkut menggunakan solar 6 drum besar, sekali jalan menuju Nusa Tenggara Timur 3 drum, kemudian pulangnya 3 drum (Ambo Rappe, wawancara 4, 8 maret 2019).

kapasitas GT dari 19 GT hingga 90 GT, kapal yang 90 GT yang memuat barang hingga 160 ton beras (A. Abubakar Alwi, wawancara 27, 28 Februari, dan 1, 4 Maret 2019).

Daerah-daerah di NTT yang dikirimi dari Pelabuhan Tuju Tuju adalah Maumere, Kupang, Atapupu, Kalabahi, Waingapu, Waiwadan, Waiwerang, Lewo Leba, Kamboa, Pulau Solor. Selain itu beberapa daerah lain juga seperti Makassar, Jeneponto, Banggai, Buton, yang terjauh jarak tempuhnya adalah daerah Wini, dapat ditempuh hingga 3 hari (A. Abubakar Alwi, wawancara 27, 28 Februari, dan 1, 4 Maret 2019).

Beras-beras yang dikirim ini dalam timbangannya adalah sekarung kurang lebih 50 kilogram. Bahkan ada yang dikirim kurang lebih 50 ton, seperti tadi dibahas bahwa ada yang mengirim hingga 210 ton beras, sesuai permintaan pasar di NTT. Para pelaut atau pelayar yang membawa dan mengangkut barang ke NTT ini banyak di antaranya merupakan keluarga besar dan sebagian besar adalah penduduk Bone dan sekitarnya, namun ada juga yang dari daerah lain seperti Sinjai, Sidrap. Selain beras ada juga berupa kopi, asam, ikan kering, dalam jumlah yang tidak begitu banyak. Biasanya tergantung pesanan dari salah satu daerah di NTT (Yunus, wawancara 27, 28 Februari 2019).

Foto: Drum berisi bahan bakar solar yang dipakai di KLM. Sumber: Dokumentasi pribadi

Mengenai jumlah orang yang ikut sekali layar (tim yang berlayar) dalam sebuah kapal mencapai 5-10 orang, tergantung besar kecilnya kapal biasa disebut isi kotor (Gross Tonnage atau GT) berat volume kotor terlampir di sertifikat kapal itu. Pembagian tugas di kapal, ada nakhoda, juru mudi, dan anak buah kapal. Kapal Layar di Pelabuhan Tuju-Tuju ini mempunyai

Pelabuhan Tuju-Tuju di Kabupaten... Bahtiar

Foto: Beras yang akan diangkut dari Pelabu-han Tuju-Tuju. Sumber: Dokumentasi pribadi

Dalam menjalankan usahanya mengirim barang ke NTT, nampaknya tidak terdapat

Page 10: WALASUJI PELABUHAN TUJU-TUJU DI KABUPATEN BONE (1990 …

296

WALASUJI Volume 12, No. 2, Desember 2021:

persaingan yang berarti, karena mereka masing-masing punya semacam canel/rekanan yang menjadi langganan. Ada yang menjalani rute pelayarannya tetap terhadap daerah-daerah yang didatangi. Sejauh ini menurut informan, keamanan berjalan dengan baik, kadang muncul masalah yang tidak diharapkan misalnya pencurian atau keributan, polisi laut terus mengawasi di sekitar pelabuhan (Jamil, wawancara 1, 2 Maret 2019).

KLM yang dikirim ke NTT, sekembalinya tidak kosong begitu saja, namun membawa hewan seperti kambing, kerbau, sapi. Hewan-hewan ini didominasi kambing terkadang hingga 100 ekor didatangkan dari Maumere, sedangkan sapi dan kerbau sekitar 10-15 ekor juga dari Maumere (A. Abubakar Alwi, wawancara 27, 28 Februari, dan 1, 4 Maret 2019).

Faktor yang menguntungkan jika suatu daerah memilki pelabuhan adalah memberi pendapatan bagi daerah, baik dari pemasukan pelabuhan dari hasil pelayaran dari KLM yang keluar masuk memberikan penghasilan bagi masyarakat di sekitar seperti pelaut/pelayar, memberi pekerjaan bagi sebagian orang yang mendrop barang-barang ke pelabuhan, dan

sebagainya. Dari informasi yang di dapat Pelabuhan Tuju-Tuju mendapatkan pemasukan bagi Kementerian Perhubungan Laut sekitar Rp 10.000.000 perbulan, anggaran ini berupa Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP). Tentu masih banyak keuntungan lain dari adanya pelabuhan ini, dengan demikian pelabuhan ini memberi pemasukan pendapatan untuk negara setiap bulan (A. Abubakar Alwi, wawancara 27, 28 Februari, dan 1, 4 Maret 2019).

Pelabuhan Tuju-Tuju mulai dibangun pada 1992, sedikit demi sedikit mulai berkembang, sekali pun masih dengan kesederhanaan pelabuhan Tuju-Tuju berjalan terus hingga saat ini, bahkan dapat dikatakan melebihi aktivitas bongkar muat barang dari beberapa pelabuhan. Perkembangan bongkar muat memberikan peningkatan yang signifikan di setiap tahun, ini karena permintaan pasar dari luar terus mengalir dan memang sangat dibutuhkan. Daerah Bone sangat surplus produksi beras, sementara di belahan sana saudara kita NTT membutuhkan beras, maka terpenuhi kebutuhan bagi daerah yang membutuhkan.

Barang yang dimuat di Pelabuhan Tuju-Tuju ke NTT Agustus-September 2013

287—301

No Tujuan Jenis barang Jumlah 1 NTT dan sekitarnya/Agustus 4339 ton beras, 31 ton jagung, 5 ton dedak 4375 ton

2 NTT dan sekitarnya/September 5819 ton beras, 51 ton jagung, 35 ton dedak, 8 ton ikan kering, 1 ton jeruk

5915 ton

Sumber: Kantor Unit Pelabuhan Sinjai Wilayah Kerja Pelabuhan Tuju-Tuju Kajuara

Hewan didatangkan ke Pelabuhan Tuju Tuju dari NTT dan sekitarnya Agustus dan September 2013

Jumlah Total

Sumber: Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan Sinjai Wilayah Kerja Pelabuhan Tuju-Tuju, Kajuara

No. Tanggal Uraian Jumlah 1 NTT dan sekitarnya 409 ekor kambing, 15 ekor kerbau, 3 ekor sapi 427 ekor2 NTT dan sekitarnya 736 ekor kambing, 2 ekor sapi 738 ekor

Page 11: WALASUJI PELABUHAN TUJU-TUJU DI KABUPATEN BONE (1990 …

297

WALASUJI Volume 12, No. 2, Desember 2021: Pelabuhan Tuju-Tuju di Kabupaten... Bahtiar

Barang barang yang dikirim ke NTT adalah lebih didominasi Kabupaten Bone, karena Bone merupakan wilayah yang sangat surplusa produksi beras dan komoditas lainnya, sehingga beras ini paling banyak dari daerah Bone. Beras-beras yang dikirim dalam jumlah berton-ton ini dalam bentuk ukuran 50 kilogram dalam sekarungnya dan dalam berbagai jenis beras, ada jenis beras kepala, beras mandi, beras (Rifal, wawancara 6, 8 Februari 2019).

Produksi beras dari Kabupaten Bone juga diekspor ke beberapa provinsi lainnya, karena stok persediaan beras bahkan masih tersedia hingga 12 bulan ke depan. Surplus beras ini di Indonesia salah satunya adalah Provinsi Sulawesi Selatan, yaitu sebesar 2,6 juta ton dari total produksi gabah kering giling atau GKG sebesar 5,8 juta ton atau setara 3,6 juta ton beras, luas panen yaitu 919.098 Ha atau bertambah 6,5 % dari 14.116.638 Ha menjadi 15.035.736 Ha. Kabupaten ini memperkirakan produksi GKG mencapai 6,2 juta ton, dengan ± 30 ribu hingga 40 ribu sawah baru, selama lima tahun terakhir. Sulawesi Selatan memproduksi ± 30 rb sampai 40 ribu sawah baru yang

tersebar di 24 kabupaten/kota. Mengenai sentra produksi padi tersebar di Kabupaten Bone, Soppeng, Wajo, Sidrap, Sinjai, Luwu, Pinrang, dan Bulukumba (Rusman, 2017: 23).

Kabupaten Bone salah satu Kabupaten mencapai produksi 399,18 rb ton atau berkontibusi sebesar 13,54 % dari keseluruhan hasil padi Sulawesi Selatan, dengan luas panen terbesar yaitu 77,67 rb ha. Dari beberapa wilayah kabupaten yang menjadi lumbung beras seperti Kecamatan Sibulue, yaitu Desa Kalibong, Desa Polewali, Desa Massenrempulu, setiap tahun besarnya produksi desa tersebut berfluktuasi. Faktor yang diperkirakan mempengaruhi peningkatan hasil beras di daerah ini, adalah jumlah tenaga kerja, besarnya pembiayaan transportasi, dan rendahnya harga jual. Mengakibatkan berpengaruhnya nilai produksi dan margin pemasaran beras yang didapat petani di setiap daerah, sehingga perlunya dipahami tentang pengoperasian beras serta pemasaran di Kecamatan Sibulue, Kabupaten Bone.

Pengiriman dari Pelabuhan Tuju-Tuju Kajuara Bone ke NTT pada Januari, Februari, Maret 2015

No Tujuan Keterangan Jumlah1 NTT dan sekitarnya pada

bulan JanuariBeras 2495,5 ton, dedak 2 ton 500 kg, kayu 29,353 M³

2497,5 tn beras dan dedak, 29.353 M³

2 NTT dan sekitarnya pada bulan Februari

Beras 3116 ton, kopi 1 ton dedak 12 ton, jagung 10 ton, kayu 42,287 M³

3127 ton beras, 42, 287 M³

3 NTT dan sekitarnya pada bulan Maret

Beras 4158 ton, dedak 7 ton, jagung 20 ton

4183 ton

9807,5 ton dan 29, 353 M³ kayu

Sumber: Kantor Unit Pelabuhan Sinjai Wilayah Kerja Pelabuhan Tuju-Tuju Kajuara

Jumlah beras yang dikirim tergantung dari pesanan dari daerah sekitar NTT dan juga musim panen dan cuaca yang baik, karena biasanya pada bulan-bulan Januari cuaca tidak begitu bersahabat ini mempengaruhi berapa banyak yang dikirim. Pada masa –

masa panen beras juga menumpuk di gudang, sehingga sering ditahan jumlah beras dan lain-lainnya didrop ke Pelabuhan Tuju- Tuju, karena terjadi penumpukan. Jika terlalu banyak beras tersimpan di gudang, maka dapat mengakibatkan beras menjadi tidak baik,

Page 12: WALASUJI PELABUHAN TUJU-TUJU DI KABUPATEN BONE (1990 …

298

WALASUJI Volume 12, No. 2, Desember 2021:

seperti banyak kutu, atau berulat. Keadaan ini menimbulkan beras tidak baik lagi untuk dikirim ke konsumen, dalam hal ini ke daerah-daerah NTT dan sekitarnya.

Nama Kapal yang diberangkatkan dari Pelabuhan Tuju-Tuju ke NTT dan sekitarnya Juni 2015

No Jadwal Nama Kapal/berat Keterangan Tujuan1 25 Juni 2015 Sinar Sanrego/83 GT Beras 65 ton Kalabahi2 26 Juni 2015 Halma Jaya/21 GT Beras 35 ton Naiwadan3 28 Juni 2015 Nur Aziza/34 GT Beras 68 ton Wuring4 28 Juni 2015 Mega Indah/31 GT Beras 50 ton Wuring

Sumber: Kantor Unit Pelabuhan Sinjai Wilayah Kerja Pelabuhan Tuju- Tuju Kajuara

KLM juga tidak dapat terlalu banyak bersandar di sekitar dermaga Pelabuhan Tuju-Tuju Kajuara Bone, karena terbatasnya tempat dan areal pelabuhan, oleh sebab itu beberapa KLM ada yang bersandar di sekitar Pelabuhan Larea Rea Sinjai. Jika sudah saatnya mengambil beras di Pelabuhan Tuju-Tuju, maka KLM segera ke dermaga Tuju-Tuju yang bersandar,

Sumber: Kantor Unit Pelabuhan Sinjai Wilayah Kerja Pelabuhan Tuju-Tuju Kajuara

287—301

jarak antara Pelabuhan Tuju-Tuju dengan Pelabuhan Larea-Rea Sinjai tidak terlalu jauh, bahkan jarak pandang dapat kelihatan, namun jika di tempuh lewat darat ± 16 km, sekitar 28 menit.

Nama Kapal yang berangkat dari Pelabuhan Tuju-Tuju ke NTT dan sekitarnya

Namun dalam pelayaran kapal-kapal keluar masuk perlu diperhatikan peran dari syahbandar, tugas, dan tanggung jawab seorang syahbandar untuk memberikan kelayakan berlayar dengan mempertimbangkan keselamatan serta keamanan dan keseluruhan aktivitas pelayaran. Syahbandar bertugas untuk memastikan kapal siap berlayar. Ini merupakan prosedur yang harus dipenuhi dan dipatuhi dan harus dalam pengawasannya, hal ini telah disepakati bersama (Jaya, 2021: 52).

Foto: Kapal-kapal yang bersandar di Pelabuhan Tuju-Tuju Kabupaten Bone.

Sumber: Dokumentasi pribadi

Ada pun pengawasan dari Syahbandar adalah selain pengamanan pelayaran juga agar tidak ada penyimpangan dan penyelewengan.

No Jadwal Nama Kapal/berat Keterangan Tujuan1 8 Oktober 2015 Ratu Mas/33 GT Beras 46 ton Seba2 16 Oktober 2015 Mahkota Pertiwi/ 57 GT Beras 120 ton Lewo Leba3 23 Oktober 2015 Firia 02/ 47 GT Beras 93 ton Terong4 28 Oktober 2015 Cahaya Madina/29 GT Beras 50 ton Wuring

Page 13: WALASUJI PELABUHAN TUJU-TUJU DI KABUPATEN BONE (1990 …

299

WALASUJI Volume 12, No. 2, Desember 2021:

Sebelum pelayar keluar berlayar terlebih dahulu melengkapi dokumen dan berkas, karena ini sudah merupakan syarat yang telah ditentukan surat ukur, pas besar, serta sertifikat keselamatan agen telah menyiapkan (Jaya, 2021: 53)Ini dilakukan oleh syahbandar di pelabuhan Tuju-Tuju dalam mengawasi bongkar muat barang di Pelabuhan Tuju-Tuju termasuk kordinasi tentang kelayakan kapal, kapasitas muatan, alat-alat keselamatan pelayaran sampai keadaan cuaca. Apalagi belakangan ini sering terjadi cuaca buruk seperti angin kencang yang dapat membahayakan keselamatan pelayaran.

Pemasukan Pendapatan Daerah dan Membuka Lapangan Kerja

Menurut Undang-Undang No 17 Tahun 2008 tentang pelayaran pelabuhan adalah tempat yang terdiri dari daratan dan perairan dengan batas-batas tertentu sebagai tempat kegiatan pemerintahan yang diperlukan sebagai tempat kapal bersandar, berlabuh, naik turun penumpang dan/bongkar muat barang berupa terminal dan tempat berlabuh kapal yang dilengkapi dengan fasilitas keselamatan/keamanan pelayaran dan kegiatan penunjang pelabuhan, dan sebagai tempat perpindahan intra antarmoda transportasi. Dalam Undang-Undang ini mengenai pelayaran kepelabuhanan adalah semua yang berhubungan pada pelaksanaan fungsi pelabuhan dalam menunjang kelancaran, keamanan, dan keselamatan penumpang

Kabupaten Bone memiliki beberapa pelabuhan, salah satu di antaranya merupakan pelabuhan penting, yaitu Pelabuhan Bajoe. Kemudian Bone memilki Pelabuhan Pallime di Cenrana, dan lain lain. Dengan adanya beberapa pelabuhan ini, banyak kontribusi bagi daerah Bone. Karena dari pelabuhan-pelabuhan yang ada membantu devisa bagi Bone, tentu pemerintah daerah setempat perlu memperhatikan dan berbenah terhadap pelabuhan-pelabuhan yang ada, agar dapat lebih maju lagi.

Mengenai Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP) dari Kementerian Perhubungan mengatakan terus meningkat, salah satu upaya yang dilakukan adalah memaksimalkan potensi dari sektor laut, diperkirakan kenaikan mencapai 4,87 %. Namun Kemenhub berpendapat PNBP tidak diperkenankan memberikan beban kepada masyarakat, maka pihaknya memformulasikan mana yang harus dikenakan PNBP dan yang tidak.

Pelabuhan Tuju-Tuju mempunyai PNBP setiap bulannya kurang lebih Rp.10.000.000,- ini bukan jenis pungutan pajak. Maka dalam setahun PNBP di pelabuhan Tuju-Tuju mencapai Rp. 120.000.000,-. Hal ini jelas pelabuhan Tuju-Tuju memberikan dampak yang baik bagi Kabupaten Bone terlebih lagi masyarakat sekitar (A. Abubakar Alwi, wawancara 27, 28 Februari, dan 1, 4 Maret 2019).

Meskipun kondisi dan keadaan Pelabuhan Tuju-Tuju dengan statusnya belum sepenuhnya milik pemerintah, namun tidak mengurangi kelancaran bongkar muat barang. Hampir setiap hari hilir mudik di sekitar pelabuhan nampak di pandangan kita, masyarakat sekitar, Desa Tarasu, dan Kecamatan Kajuara, merasakan keberadaan pelabuahan Tuju-Tuju ini. Banyak warga yang menggantungkan hidupnya di sektor ini. Beragam profesi mewarnai orang di sekitar pelabuhan, bahkan tidak hanya di sekitar pelabuhan, malahan ada juga yang dari Sinjai, dan Kabupaten sekitar Kabupaten Bone yang melakukan pekerjaan di Pelabuhan Tuju-Tuju. Ada sebagai pelaut/pelayar, yang membawa barang dari NTT.

Sektor Perhubungan Laut sumber penerimaan PNBP (Pendapatan Negara Bukan Pajak) terbesar Kementerian Perhubungan, untuk Kemenhub memperkirakan penerimaan PNBP tahun 2015 sebesar 6-8 trilyun. Target sebelumnya sebesar 3 trilyun, kemudian dapat dinaikkan. Penerimaan PNBP Kemenhub terbesar ditargetkan berasal dari sub sektor

Pelabuhan Tuju-Tuju di Kabupaten... Bahtiar

Page 14: WALASUJI PELABUHAN TUJU-TUJU DI KABUPATEN BONE (1990 …

300

WALASUJI Volume 12, No. 2, Desember 2021:

transportasi laut yakni sebesar 3 trilyun. Potensi yang amat besar yaitu sektor angkutan laut, sampai target pemasukan dalam PNBP sesuai Peraturan Pemerintah (PP) No. 11 tahun 2015 tentang jenis dan tarif PNBP pada Kemenhub tinggi pula (Dirjen Perhubungan Laut, Biro komunikasi dan Informasi Publik).

Pada urusan kepentingan sebuah wilayah pelabuhan mempunyai arti ekonomis, karena pelabuhan berfungsi sebagai sarana ekspor-impor dan kegiatan ekonomi lainnya saling berhubungan sebab akibat. Adanya aktivitas di pelabuhan maka keuntungan secara ekonomi yang berlangsung sangat terasa manfaatnya seperti terbukanya lapangan kerja bagi masyarakat sekitar seperti kuli, pengatur lalu lintas pelabuhan, dan petugas kebersihan pelabuhan (Fahrijal, 2018: 8).

Ada dua hal yang disumbangkan pelabuhan demi meningkatkan perekonomian yang terukur seperti pajak, deviden, dan retribusi, sedangkan yang tidak terukur adalah kesempatan kerja dan tumbuhnya usaha-usaha di sekitar pelabuhan. Setidaknya mengurangi tingkat pengangguran, dan memberikan kesempatan kerja.

PENUTUP

Pelabuhan Tuju-Tuju adalah bermula dari sebuah dermaga kecil yang kemudian menjadi sebuah pelabuhan, meskipun problema lahan masih menyertai kegiatan bongkar muat barangnya. Namun Pelabuhan Tuju-Tuju terus bertahan melakukan kegiatan kepelabuhanannya. Memang terbatasnya sarana dan prasarana dapat menghambat aktivitas sehari-hari, sehingga mempengaruhi kelancaran seputar pelabuhan.

Pelabuhan Tuju-Tuju merupakan pelabuhan pelengkap dari pelabuhan-pelabuhan yang ada di Kabupaten Bone, seperti Pelabuhan Bajoe. Meskipun demikian Pelabuhan Tuju- Tuju dapat memberikan pendapatan bagi Pemda Kabupaten Bone. Selain itu, membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat di

sekitarnya dan bahkan Kabupaten yang bersebelahan dengan Kabupaten Bone. Ini menandakan dampak yang luar biasa dari keberadaan Pelabuhan Tuju- Tuju ini.

Daerah yang memilki sebuah pelabuhan, maka nampak lebih maju, karena aktivitas perdagangan terus berlangsung, ini mempengaruhi perekonomian daerah dan pembangunan ekonomi, dapat pula mempengaruhi peningkatan aktivitas pelabuhan. Jika Pelabuhan Tuju-Tuju ini dapat bermanfaat bagi orang banyak, maka seyogyanya kita semua, tidak hanya pemerintah harus peduli dan memperhatikan Pelabuhan ini, karena beberapa pelabuhan yang ada menjadi tiada. Ini karena belum/kurang perhatian dari kita semua. Semoga Pelabuhan Tuju-Tuju dapat bertahan dan terus berbenah diri sehingga menjadi Pelabuhan yang besar.

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Taufik dan Abdurrahman Suryomihardjo. 1985. Ilmu Sejarah dan Historiografi, Arah, dan Perspektif. Jakarta: PT. Gramedia.

Dirjen Perhubungan Laut, Biro Komunikasi dan Informasi Publik

Fahrijal. 2018. Pengaruh Pengembangan Kawasan Pelabuhan Bajoe Terhadap Kawasan Pemukiman Tradisional Suku Bajo Di Kecamatan Tanete Riattang Timur Kabupaten Bone. Makassar: Skripsi Fakultas Sains Dan Teknologi UIN Alauddin Makassar

Jaya, Rezky. 2021. Pelaksanaan Fungsi Pengawasan Sahbandar Dalam Mening-katkan Keamanan dan Keselamatan Pelayaran Di Pelabuhan Tuju-Tuju Kabupaten Bone. Skripsi Program Studi Ilmu Administrasi Negara, Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik, Universitas Muhammadiyah Makassar.

Lapian, A.B. 1997. Laut, Pasar, dan Komunikasi Budaya, dalam Kongres Nasional Sejarah

287—301

Page 15: WALASUJI PELABUHAN TUJU-TUJU DI KABUPATEN BONE (1990 …

301

WALASUJI Volume 12, No. 2, Desember 2021:

1997. Jakarta: Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan.

Melamba, Basrin. 2004. Kota Pelabuhan Kolaka di Teluk Bone 1906-1942. Denpasar: Pustaka Larasan.

Mulyono, Tri. 2017. Perawatan Fasilitas Pelabuhan. Jakarta: UNJ Press, Universitas Negeri Jakarta.

Purmawati. 1990. Sejarah Perkembangan Pelabuhan Bajoe 1945-1986. Ujung Pandang: Skripsi Fakultas Sastra, jurusan Sejarah Unhas.

Utomo, Bambang Budi. 2016. Warisan Bahari Indonesia. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Soerdjono, Wiwoho, 1983. Sarana-saran Penunjang Angkutan Laut. Jakarta: Bina Aksara.

Susilowati, Sri Heri. 2017. Perdagangan Antar Pulau Beras Di Provinsi Sulawesi Selatan. Makassar: Jurnal Analisis Kebijakan Pertanian, Vol. 15. No. 1, Juni 2017

Setiono, Benny Agus. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Pelabuhan, http://ww.hangtuah.ac.id, stories, diakses tanggal 2 Juni 2019.

Triatmodjo, Bambang. 2009. Perencanaan Pelabuhan. Yogyakarta: Beta offset.

Pelabuhan Tuju-Tuju di Kabupaten... Bahtiar