10
A.Pendahuluan Pada keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 647/MENKES/SK/IV/2000 tentang ketentuan umum pada Bab I Pasal 1 yaitu : “Perawat adalah seseorang yang telah lulus pendidikan perawat baik di dalam maupun di luar negeri sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku”. Dengan demikian perawat memiliki peranan dan fungsi dalam melaksanakan profesinya yang secara aktif dalam mendidik dan melatih pasien dalam kemandirian untuk hidup sehat ditinjau dari segi ediologi pancasila. Ideologi Pancasila pada hakikatnya merupakan sebagai keseluruhan pandangan, cinta-cita, keyakinan dan nilai bangsa Indonesia yang secara normatif perlu diwujudkan dalam kehidupan bermasyakat, berbangsa dan bernegara, namun kesadaran masyarakat akan ideologi bangsa itu bertingkat. Hal ini berarti bahwa kesadaran ideologi masyarakat berjalan dalam proses dan mengenal tahapan dalam intensitasnya. Oleh karena itu peranan perawat khususnya perawat profesional sangat erat kaitannya dengan pendidikan pancasila khususnya etika nilai-nilai pengembangan profesinya dari efek pendidikan pancasila itu sendiri. Maka peranan perawat sangat menunjukkan sikap kepemimpinan dan bertanggung jawab untuk memelihara dan mengelola asuhan keperawatan serta mengembangkan diri dalam meningkatkan mutu dan jangkauan pelayanan keperawatan. Seorang perawat adalah sebagai tenaga kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat umum. Dalam menghadapi pasien, seorang perawat harus mempunyai etika, karena yang dihadapi perawat adalah manusia juga. Perawat harus bertindak sopan, murah senyum dan menjaga perasaan pasien. Ini harus dilakukan karena perawat adalah membantu proses penyembuhan pasien bukan memperburuk keadaan. Dengan etika yang baik diharapkan seorang perawat bisa menjalin hubungan yang lebih akrab dengan pasien dan akan terjalin sikap saling menghormati dan menghargai di antara keduanya. B.Masalah

Was Bang

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Was Bang

A. Pendahuluan

Pada keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 647/MENKES/SK/IV/2000 tentang ketentuan umum pada Bab I Pasal 1 yaitu :

“Perawat adalah seseorang yang telah lulus pendidikan perawat baik di dalam maupun di luar negeri sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku”.

Dengan demikian perawat memiliki peranan dan fungsi dalam melaksanakan profesinya yang secara aktif dalam mendidik dan melatih pasien dalam kemandirian untuk hidup sehat ditinjau dari segi ediologi pancasila.

Ideologi Pancasila pada hakikatnya merupakan sebagai keseluruhan pandangan, cinta-cita, keyakinan dan nilai bangsa Indonesia yang secara normatif perlu diwujudkan dalam kehidupan bermasyakat, berbangsa dan bernegara, namun kesadaran masyarakat akan ideologi bangsa itu bertingkat. Hal ini berarti bahwa kesadaran ideologi masyarakat berjalan dalam proses dan mengenal tahapan dalam intensitasnya.

Oleh karena itu peranan perawat khususnya perawat profesional sangat erat kaitannya dengan pendidikan pancasila khususnya etika nilai-nilai pengembangan profesinya dari efek pendidikan pancasila itu sendiri. Maka peranan perawat sangat menunjukkan sikap kepemimpinan dan bertanggung jawab untuk memelihara dan mengelola asuhan keperawatan serta mengembangkan diri dalam meningkatkan mutu dan jangkauan pelayanan keperawatan. Seorang perawat adalah sebagai tenaga kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat umum. Dalam menghadapi pasien, seorang perawat harus mempunyai etika, karena yang dihadapi perawat adalah manusia juga.

Perawat harus bertindak sopan, murah senyum dan menjaga perasaan pasien. Ini harus dilakukan karena perawat adalah membantu proses penyembuhan pasien bukan memperburuk keadaan. Dengan etika yang baik diharapkan seorang perawat bisa menjalin hubungan yang lebih akrab dengan pasien dan akan terjalin sikap saling menghormati dan menghargai di antara keduanya.

B. Masalah

1. Dokter Demo, Perawat Tetap Masuk

2. Ratusan Perawat RS Adam Malik Demo Tolak Porsi Kerja Berlebihan

3. Perawat Demo, Lalu Lintas di Depan Gedung DPR Lumpuh

4. Dokter Lakukan Kekerasan Verbal, Perawat Salewangang Protes

5. Perawat IGD RSUD Cianjur Demo, Pertanyakan Penyebab Tiga Rekannya Dimutasi

C. Upaya

1. Seorang tenaga kesehatan, diharapkan memiliki rasa empati yang tinggi. Ketika melihat seorang pasien yang membutuhkan bantuannya, seorang perawat diharapkan dapat menolongnya tanpa ada lagi memilih-milih pasien yang akan ditolongnya.

2. Seorang perawat juga manusia biasa yang memiliki batas beban kerja. Sesuai dengan ketentuan, seorang perawat maksimal menjaga sebanyak 6 orang pasien. Dan saat ini di

Page 2: Was Bang

Indonesia memiliki beberapa tempat Pendidikan Profesi Keperawatan yang mulai tersebar di setiap wilayah. Seharusnya dari pihak rumah sakit dapat memanfaatkan mahasiswa yang telah lulus, yang memiliki kompetensi yang baik untuk dapat dipekerjakan agar tidak terlalu memberatkan tenaga yang ada saat ini.

3. Seorang perawat merupakan salah satu tenaga kerja, yang melayani rakyat hingga daerah terpencil dan perbatasan. DPR sebagai lembaga tinggi negara, yang memproduk perundangan berarti tidak bersungguh-sungguh memperhatikan kesehatan rakyat.

4. Seorang tenaga kesehatan, seharusnya dapat berkordinasi dengan sesama. Dokter merupakan mitra kerja dari perawat. Yang seharusnya dapat menjaga sikap dan cara bicara dengan baik.

D. Kesimpulan

Keperawatan profesional mempunyai peran dan fungsi sebagai berikut yaitu : “Melaksanakan pelayanan keperawatan profesional dalam suatu sistem pelayanana kesehatan sesuai dengan kebijakan umum pemerintah yang berlandaskan pancasila khususnya pelayanan atau asuhan keperawatan kepada individu, keluarga, kelompok dan komunitas”.

Dengan demikian peran dan fungsi perawat itu sangat penting untuk pelayanan kesehatan, demi meningkatkan dan melaksanakan kualitas kesehatan yang lebih baik. Perawat memiliki peran yang besar dalam proses berbangsa dan bernegara. Perawat merupakan salah satu profesi yang mulia dan sangat berperan besar dalam meningkatkan kualitas hidup berbangsa dan bernegara dengan hal ini selayaknya pemerintah dapat menghargai dan memberikan pengakuan yang sah terhadap perawat.

Page 3: Was Bang

Dokter Demo, Perawat Tetap Masuk

DEPOK- Sejumlah rumah sakit di Depok kini mulai sepi. Kondisinya tidak seperti saat pagi yang dipenuhi pasien.

Seperti yang terpantau di RS Puri Cinere. Semua poli tampak kosong, termasuk poli umum. Jika paginya masih banyak pasien, makin siang tidak ada pasien lagi. Kalaupun ada hanya beberapa saja, itupun kembali pulang begitu tahu tidak ada pelayanan. Kendati tidak ada dokter, para perawat tetap masuk. Mereka terlihat hanya duduk di depan poli masing-masing. Mereka ikut membicarakan aksi demo dokter yang dilakukan hari ini.

"Dokternya masih demo hari ini. Kalau di Puri Cinere, tidak ada pelayanan semua poli karena dokternya tidak masuk," kata Rini, suster di Poli Kebidanan , Rabu (27/11).

Dia menambahkan, walau dokter mogok kerja, namun para perawat tetap masuk. Demikian juga bagian administrasi dan apoteker.

Ditanya, bagaimana dengan pelayanan pasien inap, Rini mengatakan, tetap berjalan seperti biasa. Hanya visite dokter ditiadakan hari ini.

"Yang mantau hanya perawat saja. Mudah-mudahan besok para dokternya mau masuk," harapnya.

Sama halnya dengan RS Mitra Keluarga Depok. Pelayanan bagi pasien rawat inap tetap dimonitor perawat. Bagi pasien baru yang kondisinya gawat, oleh rumah sakit diarahkan ke Instalasasi Gawat Darurat (IGD). (esy/jpnn)

Page 4: Was Bang

Ratusan Perawat RS Adam Malik Demo Tolak Porsi Kerja Berlebihan

Medanhubs - Ratusan perawat berdemo di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Haji Adam Malik, Medan, Senin (2/9). Dalam aksinya mereka menolak beban kerja yang diberikan manajemen rumah sakit yang mereka terlalu berat.

Martoni Calvin, Koordinator aksi menyatakan,  aksi ini mereka lakukan karena merasa beban kerja yang diberikan melebihi ketentuan. Kondisi saat ini seorang perawat harus menjaga begitu banyak pasien, 1 banding 16 pasien, padahal sesuai ketentuan maksimal 1 banding 6 pasien.

"Kami minta dipekerjakan sesuai porsi yang termaktub dalam ketentuan peraturan", jelas Calvin.

Para pendemo juga meminta manajemen rumah sakit untuk memperhatikan keluhan mereka dan segera memperbaiki kondisi yang meresahkan itu. Mereka  mengancam akan melakukan mogok jika tuyntutan mereka tidak didengarkan.

Aksi demo ini hanya berlangsung sekitar 2 jam. Sebagian besar yang berdemo merupakan perawat yang baru usai piket kerja malam, sehingga aktivitas di rumah sakit tetap berjalan dengan normal.

Saat ini ada sekitar 700 tenaga perawat di RUSP Haji Adam Malik,  sebanyak 600 orang di antaranya berstatus Pegawai Negeri Sipil (PNS)dan selebihnya tenaga honorer. Belum ada tanggan dari manajemen terkait aksi para perawat.

Page 5: Was Bang

Perawat Demo, Lalu Lintas di Depan Gedung DPR Lumpuh

JAKARTA - Ratusan perawat yang tergabung dalam Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) memggelar aksi damai di depan kompleks DPR/MPR, Senayan, Jakarta, Selasa (21/5/2013).

Aksi tersebut dilakukan lantaran terhentinya proses UU Keperawatan, setelah adanya surat penyampaian dari Ketua DPR kepada Presiden pada 18 Februari 2013 dan surat Presiden pada 8 April 2013 untuk membahas RUU Keperawatan bersama Menteri dan DPR.

"Dengan mengabaikan pengesahan RUU Keperawatan, yang memberi landasan hukum bagi 60 persen tenaga kerja, yang melayani rakyat hingga daerah terpencil dan perbatasan, DPR sebagai lembaga tinggi negara, yang memproduk perundangan berarti tidak bersungguh-sungguh memperhatikan kesehatan rakyat," kata Ketua Umum PPNI Harif Fadillah.

Dalam aksinya, PPNI menuntut empat hal. Pertama, mendesak DPR RI membentuk dengan segera Pansus RUU Keperawatan. Kedua, DPR diimbau segera memanggil 5 Menteri, yaitu Menteri Kesehatan, Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Menteri Hukum dan HAM, Menteri Penadayagunaan dan Aparatur Negara, dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan.

"Ketiga PPNI meminta Ketua DPR Marzuki Alie agar memenuhi janjinya untuk mengesahkan UU Keperawatan pada 2013, dan ganti Menkes, Nafsiah Mboi, yang tidak pro RUU Keperawatan," tegasnya.

Akibat aksi tersebut, ruas jalan di depan Gedung DPR lumpuh. Para pengendara mobil dan motor terpaksa harus melalui jalur busway, lantaran jalan raya dipenuhi oleh ratusan demonstran.

Page 6: Was Bang

Dokter Lakukan Kekerasan Verbal, Perawat Salewangang Protes

TRIBUNNEWS.COM MAROS,- Sejumlah perawat di ruang bedah RSUD Salewangang mengancam mogok kerja dan menolak untuk bekerja sama dengan salah satu dokter bedah.

Dokter berinisial TAM ini disinyalir sering melakukan kekerasan verbal kepada perawat. Seperti dengan memanggil perawat dengan kata yang tak sepantasnya diucapkan seorang dokter.

Hal itu tertuang dalam surat pernyataan sikap yang diserahkan Direktur RSUD Salewangang dan tembusan ke Bupati Maros.

Kepala ruangan bedah RSUD Salewangang, Suki, menuturkan awalnya perawat akan melakukan aksi demo menolak kerjasama. Namun pihaknya masih melakukan koordinasi dengan seluruh perawat yang bertugas di RSUD Salewangang.

"Rencana memang kami akan melakukan aksi, hanya saja kami menunggu koordinasi dari pucuk pimpinan serta teman-teman lainnya. Tuntutan kami jelas, tidak ingin bekerjasama dengan salah satu dokter bedah itu," tegasnya, Rabu (29/5/2013).

Ia menjelaskan, saat ini mereka baru sekadar memasukkan pernyataan sikap ke Direktur RSUD Salewangang. Apabila surat pernyataan sikap itu tidak diperhatikan, maka pihaknya mengancam mogok kerja.

Page 7: Was Bang

Perawat IGD RSUD Cianjur Demo, Pertanyakan Penyebab Tiga Rekannya Dimutasi

CIANJUR, (KC).- Puluhan perawat Instalasi Gawat Darurat (IGD) Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Cianjur, melakukan aksi unjuk rasa ke Direksi RSUD Cianjur, Jum'at (17/5/2013). Mereka mempertanyakan kepindahan tiga perawat ke institusi lain tanpa ada sebab permasalahannya.       

Aksi yang dilakukan puluhan perawat IGD RSUD tersebut merupakan bentuk solidaritas terhadap tiga orang perawat yang dipindahkan. Ketiga perawat tersebut adalah Kepala IGD RSUD Sonson Buschori, Perawat Pengawas Dendi Kurniadi, dan Pengawas Perawat Toto Hermawan.

Aksi para perawat tersebut dilakukan secara spontan dan tidak berlangsung lama. Mereka melakukan sekitar pukul 13.00 WIB di depan IGD dan kantor direksi, dengan memasang beberapa bendera kuning, bentuk keprihatinan dan sekaligus berduka atas kepindahan tanpa sebab rekan mereka. Bahkan, akibat aksi para perawat tersebut pelayanan di IGD sempat terganggu lantaran adanya aksi.

"Informasi sangat mendadak, kami baru tadi mengetahui kalau kepala ruangan IGD dipindahkan ke Instansi lain. Tanpa ada sebab apapun, sehingga kami perawat di IGD ingin mempertanyakan ke direksi melalui aksi yang kami lakukan," kata salah seorang perawat IGD RSUD Cianjur, Siti Nurhajar.

Pemindahan terhadap karyawan memang kebijakan direksi. Namun, hal tersebut harus adanya peninjauan terlebih dahulu sebelum mengambil kebijakan. "Ini tidak sebab musabab yang jelas, tiba-tiba dipindahkan begitu saja tanpa ada permasalahan atau sebab yang jelas," katanya.

Bersama perawan lainya, pihaknya  meminta pertanggungjawaban ke pihak direksi RSUD Cianjur, dan mempertanyakan permasalahan tersebut. "Apa yang kami lakukan ini merupakan bentuk kepercayaan kepada kepala IGD sekarang, karena dia (Sonson) bagus, dan solidaritas kepada teman-teman juga baik. Pokoknya kami menuntut Pak Sonson tidak dipindahkan dari tempatnya bekerja," tegasnya.

Jika tuntutan para perawat tidak dikabulkan oleh pihak direksi, bersama rekan dan perawat lainnya akan melakukan aksi dan mogok kerja besar-besaran, sampai tuntutannya dikabulkan. "Kalau tidak ada tindakan lebih lanjut, apa boleh buat kita akan mogok kerja besar-besaran,” katanya.

Informasi yang berhasil dihimpun menyebutkan, pemindahan yang dilakukan direksi RSUD Cianjur kepada tiga perawat senior tersebut dikarenakan ketiganya masuk ke dalam Tim Suka Rela (TSR). "Mereka di mutasi tanpa jelas kesalahannya. Tanpa ada proses koreksi dari atasan, tanpa ada kesempatan pembelaan," tegas salah seorang dokter di RSUD Cianjur, yang enggan disebutkan namanya.

Menurut dokter tersebut, kini di RSUD Cianjur, ada orang-orang yang tengah mengawasi perawat ataupun karyawan yang terlihat vokal. "Ada orang yang sengaja melakukan pengawasan. Mereka berusaha menghancurkan tali silaturahmi untuk kepentingan pribadi dan golongan," katanya. Sementara itu, Kepala Bidang Pelayanan RSUD Cianjur, Rudi Rudiyana membenarkan jika tiga orang perawat di RSUD Cianjur dilakukan mutasi. "Memang benar ada mutasi, dan mutasi ini memang mendadak," katanya singkat tanpa mau menyebut alasannya (KC-02/rs)**.

Page 8: Was Bang

PERAN KEPERAWATAN

DALAM WAWASAN KEBANGSAAN

DISUSUN OLEH : KELOMPOK 4

1. Aldrin Nur Qowi 1010711003

2. Shinta Ayu Eka O 1010711053

3. Bani Larasati 1010711067

4. Mary Danila Paays 1010711074

5. Laras Sriana 1010711079

S1 Keperawatan

Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”Jakarta

2013