28
0 WAWASAN DAN MASALAH LINGKUNGAN MAKALAH Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pengetahuan Lingkungan yang Dibimbing oleh Prof. Dr. Hj. Mimien Hieni Irawati, M.S Disusun oleh : Offering G Kelompok 11 Abdul Hamid N. (130342603496) Mirza Yanuar R. (130342615308) Sulistiana (130342603481) UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM S1 BIOLOGI AGUSTUS 2014

Wawasan Dan Masalah Lingkungan

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Wawasan dan masalah lingkungan

Citation preview

WAWASAN DAN MASALAH LINGKUNGANMAKALAH

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pengetahuan Lingkunganyang Dibimbing oleh Prof. Dr. Hj. Mimien Hieni Irawati, M.S

Disusun oleh:Offering GKelompok 11Abdul Hamid N. (130342603496)Mirza Yanuar R.(130342615308)Sulistiana(130342603481)

UNIVERSITAS NEGERI MALANGFAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAMS1 BIOLOGIAGUSTUS 2014

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayat-Nya, tim penulis dapat menyelesaikan makalah Pengetahuan Lingkungan dengan judul Wawasan dan Masalah Lingkungan tepat pada waktunya. Makalah ini ditulis dengan tujuan agar mahasiswa dapat memahami tentang pengertian wawasan lingkungan dan masalah lingkungan lokal. Tim penulis juga mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu tim penulis dalam menyusun makalah Wawasan dan Masalah Lingkungan yaitu kepada : 1. Prof. Dr. Hj. Mimien Hieni Irawati, M.S2. Anggota kelompok pengetahuan lingkungan yang telah berusaha menyelesaikan makalah ini3. Semua pihak yang telah membantu Tim penulisTim penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini jauh dari kesempurnaan. Untuk itu tim penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun, untuk kesempurnaan makalah ini. Tim penulis juga berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Malang, 26 Agustus 2014

Penulis

DAFTAR ISIKata Pengantar..... 1Daftar Isi .. 2Bab I : Pendahuluan . 3 1.1 Latar Belakang... 31.2 Rumusan Masalah . 41.3 Tujuan 4Bab II : Pembahasan .... 52.1 Pengertian Wawasan Lingkungan ....... 52.2 Akar Penyebab Kerusakan Lingkungan .. 62.3 Masalah Lingkungan di Indonesia ...... 92.3.1 Masalah Air Bersih . 92.3.2 Masalah Sampah ... 102.3.3 Masalah Polusi Udara ... 122.3.4 Masalah Penebangan Liar . 132.4 Isu isu Lingkungan Lokal, Nasional dan Global..... 142.4.1 Isu Lingkungan Lokal ... 152.4.2 Isu Lingkungan Nasional .. 162.4.3 Isu Lingkungan Global 182.5 Solusi Masalah Lingkungan di Indonesia .. 22Bab III : Penutup . 243.1 Kesimpulan ... 24Daftar Pustaka . 25

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangIndonesia merupakan Negara kepulauan terbesar dengan 17.000 pulau yang mengisi wilayahnya. Selain itu, Indonesia membentang diantara dua kawasan biogeografis Indomelayu dan Australia dan mendukung berbagai jenis kehidupan flora dan fauna dalam hutan basah yang asli dan kawasan pesisir dan laut yang kaya. Sekitar 3.305 spesies hewan amfibi, burung, mamalia dan reptil dan sedikitnya 29.375 spesies tanaman berpembuluh tersebar di pulau-pulau ini, yang diperkirakan mencapai 40 persen dari biodiversitas di kawasan APEC (Suratmo, 1999).Namun sangat disayangkan bahwa dibalik kekayaan alam yang melimpah tersebut Indonesia masih banyak mengalami masalah masalah lingkungan hidup yang bisa dibilang cukup parah. Masalah tersebut antara lain seperti masalah air bersih, polusi udara, penebangan liar, dan sebagainya. Lingkungan alam yang indah dan sumber daya yang kaya ini harus terus menghadapi tantangan dari fenomena alam maupun kegiatan perusak manusia yang sangat tidak terkontrol. Tekanan yang meningkat dalam memenuhi tuntutan penduduk dan pengelolaan lingkungan yang tidak memadai merupakan tantangan yang merugikan rakyat miskin dan perekonomian di Indonesia. Misalnya, total kerugian perekonomian akibat keterbatasan akses ke air bersih dan sanitasi yang aman setidaknya mencapai 2 persen dari PDB setiap tahun sedangkan biaya tahunan yang ditimbulkan polusi udara bagi perekonomian Indonesia telah diperhitungkan mencapai sekitar $400 juta per tahun. Biaya-biaya ini secara tidak proporsional ditanggung oleh rakyat miskin karena rakyat miskin kemungkinan besar harus menghadapi polusi dan sulit melakukan tindakan-tindakan untuk mengurangi dampaknya (Suratmo, 1999)Tantangan sumber daya alam terus terjadi dan menjadi lebih rumit setelah desentralisasi. Misalnya, sektor kehutanan telah lama memainkan peranan yang sangat penting dalam mendukung pembangunan perekonomian dan mata pencaharian masyarakat pedesaan dan dalam menyediakan pelayanan lingkungan. Tetapi, sumber daya ini belum dikelola secara berkelanjutan atau adil. Untuk memperbaiki situasi ini, diperlukan sebuah visi baru yang dipimpin oleh pemerintah serta masyarakat dalam menanggulangi masalah lingkungan yang teramat serius ini.

1.2 Rumusan MasalahBerdasarkan latar belakang diatas, dapat dibuat beberapa rumusan masalah sebagai berikut :1. Apakah pengertian dari wawasan lingkungan ?2. Apa saja kah yang penyebab kerusakan lingkungan ?3. Apa saja masalah lingkungan yang dihadapi Indonesia ?4. Apa saja kah isu isu lingkungan lokal, nasional dan global saat ini ?5. Bagaimana solusi atau langkah yang dapat dilakukan untuk menanggulanginya ?

1.3 TujuanBerdasarkan latar belakang serta rumusan masalah diatas, dapat ditarik tujuan dari pembuatan makalah ini, yaitu :1. Mengetahui pengertian dari wawasan lingkungan.2. Mengetahui akar penyebab dari kerusakan lingkungan.3. Mengetahui masalah lingkungan yang ada di Indonesia.4. Mengetahui isu isu lingkungan lokal, nasional dan global5. Mengetahui solusi dan cara penanggulangan masalah lingkungan di Indonesia.

BAB IIPEMBAHASAN

2.1 Pengertian Wawasan LingkunganMenurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), wawas atau wawasan berarti tinjauan, pandangan atau konsepsi cara pandang. Sedangkan lingkungan hidup adalah istilah yang dapat mencakup segalamakhluk hidupdan tak hidup dialamyang ada dibumi atau bagian dari bumi, yang berfungsi secara alami tanpa campur tangan manusia yang berlebihan.Sedangkan dalam sumber lain, yaitu Undang Undang No. 23 Tahun 1997, disebutkan bahwa lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain. Dalam lingkungan hidup terdapat ekosistem, yaitu tatanan unsur lingkungan hidup yang merupakan kesatuan utuh menyeluruh dan saling mempengaruhi dalam membentuk keseimbangan, stabilitas, dan produktivitas lingkungan hidup.Merujuk pada dua definisi di atas, maka pengertian dari wawasan lingkungan adalah pandangan tentang wilayah atau ruang dengan semua komponen yang ada didalamnya, baik hidup maupun mati, yang dapat berfungsi sebagaimana mestinya tanpa ada komponen yang mengganggu keseimbangan ruang tersebut. Meskipun bersifat merusak keseimbangan, bencana alam tidak termasuk dalam komponen pengganggu tersebut, karena ia merupakan hukum alam yang memang telah dikehendaki oleh alam. Sedangkan komponen perusak lainnya, yang merupakan hasil campur tangan dari umat manusia, termasuk dalam komponen penghambat ruang lingkup lingkungan. Sehingga, masalah ini harus segera diselesaikan dan ditanggulangi.Bila dikaitkan dengan lingkungan Negara Indonesia, lingkungan hidup Indonesia tidak lain merupakan Wawasan Nusantara, yang menempati posisi silang antara dua benua dan dua samudera denganiklim tropisdancuacasertamusimyang memberikan kondisi alamiah dan kedudukan dengan peranan strategis yang tinggi nilainya, tempat bangsaIndonesiamenyelenggarakan kehidupan bernegara dalam segala aspeknya.

2.2 Akar Penyebab Kerusakan LingkunganBagi kebanyakan orang, penyebab dari banyak kerusakan lingkungan adalah overpopulation, yaitu meledaknya jumlah populasi manusia dimuka bumi. Bagi yang lain, kerusakan lingkungan adalah kesalahan dari perusahaan tamak yang menempatkan aspek lingkungan dibawah ketertarikannya untuk menghasilkan uang. Sisanya mungkin berpendapat bahwa pihak pemerintahlah yang patut disalahkan dalam ini. Atau mungkin banyak yang berpendapat bahwa kerusakan lingkungan adalah hasil dari overconsumption atau konsumsi berlebihan (Chiras, 1998).Hal ini tidak sepenuhnya salah. Namun bila dirangkum menjadi beberapa kata, maka akar penyebab dari kerusakan lingkungan adalah Crisis of Unsustainability atau krisis ketidakseimbangan (Chiras, 1998). Krisis ini adalah hasil dari banyak faktor. Beberapa mungkin lebih penting dan lebih menonjol dari yang lainnya, tetapi itu semua berkontribusi dalam makin maraknya kerusakan lingkungan dimuka bumi. Bila dipecah menjadi beberapa bagian, krisis ketidakseimbangan berawal dari beberapa faktor umum seperti : sejarah, ilmu pengetahuan, sosial, ekonomi, psikologi, anthropologi, theologi dan lain lain (Chiras, 1998). Faktor faktor tersebut memiliki masalah awal yang beragam, antara lain ;1. Faktor Agama dan PsikologiDidalam ajaran beberapa agama, disebutkan bahwa manusia adalah pemimpin dimuka bumi. Bumi diciptakan oleh Tuhan untuk kepentingan hidup manusia. Hal ini menyebabkan beberapa orang menganggap bahwa manusia dapat mendominasi bumi. Dengan pola pikir seperti itu, kebanyakan orang menjadi hilang kendali dalam mengeruk potensial alam yang ada. Padahal, maksud dari ajaran beberapa agama tersebut adalah agar manusia dapat memanfaatkan sumber daya alam seoptimal mungkin, tanpa lupa merawat melestarikannya.Selain itu, tingkat kesadaran banyak orang tentang kebersihan dan kelestarian lingkungan saat ini sangatlah rendah. Kurangnya wawasan lingkungan serta kesadaran ini mengakibatkan keadaan dimuka bumi semakin parah.

2. Faktor Demokrasi dan PemerintahanDemokrasi dalam hal ini adalah sistem pemerintahan suatu negara dimana pemerintahan tertinggi dipegang oleh banyak orang. Dalam kata lain, sumber daya alam yang dimiliki oleh negara tersebut otomatis akan digunakan untuk menghidupi hajat hidup seluruh rakyatnya. Secara tidak langsung, hal seperti ini sama saja seperti mengeksploitasi kekayaan alam yang ada. Bila tidak dimanfaatkan secara optimal, maka akan tercipta krisis ketidakseimbangan yang akan memperluas dan memperparah kerusakan lingkungan.

3. Faktor IPTEK dan IndustriSudah menjadi rahasia umum bahwa perkembangan iptek dan industri akan berbanding terbalik dengan kelestarian lingkungan. Semakin berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi yang tidak bertanggungjawab akan menyebabkan kerusakan lingkungan yang makin parah. Semakin iptek berkembang, maka akan diikuti oleh perkembangan industri. Semakin industri berkembang, maka semakin banyak bahan baku dari alam yang akan dikeruk. Setelah industri berkembang dan telah kehabisan bahan baku, maka industri akan mencari lahan baru yang memiliki bahan baku melimpah. Tanpa memperdulikan kerusakan lingkungan disekitarnya.

4. Faktor Sosial, Ekonomi dan Budaya ModernSemakin lama, jumlah populasi manusia akan semakin bertambah. Semakin banyak manusia berarti akan semakin banyak kebutuhan yang perlu dipenuhi untuk memuaskan keiinginan manusia. Satu satunya cara untuk memenuhi kebutuhan manusia adalah dengan bekerja dan menghasilkan uang. Dalam mencari uang, kebanyakan manusia akan berbuat apapun untuk menghasilkan keuntungan yang lebih besar. Hal ini dapat diwujudkan dengan cara mengolah sumber daya alam yang ada tanpa memperhatikan kerusakan alam yang disebabkannya. Sifat dasar manusia, yaitu selalu menginginkan sesuatu, tidak pernah puas, telah membutakan manusia untuk terus berbuat kerusakan dimuka bumi agar dapat memenuhi keinginannya yang tanpa batas.Dalam budaya tradisional, nenek moyang kita selalu mengajarkan untuk menghormati alam, terlebih lagi membuatnya sebagai bagian dari Tuhan. Gunung, laut, sungai, langit, pohon dan hewan pun mereka Tuhan-kan. Mereka sadar bahwa mereka dapat hidup hanya karena alam yang menyediakan kebutuhan mereka. Sehingga tak jarang, dalam beberapa aturan adat budaya tradisional, diterapkan mitos mitos mengerikan atau hukuman yang sangat berat apabila ada anggota yang melanggar peraturan untuk menghormati alam. Semakin berkembangnya jaman, semakin pudar pula aturan budaya tradisional. Gaya hidup modern yang lebih mengedepankan logika seakan tidak terpengaruh oleh aturan adat tradisional, sehingga dengan mudahnya mereka mengeksploitasi kekayaan alam tanpa memperhatikan dampaknya bagi lingkungan.

5. Faktor PembangunanTingginya angka pembangunan merupakan dampak dari pertumbuhan jumlah penduduk yang tidak terkendali. Semakin tinggi jumlah penduduk, makan rumah, sarana dan prasarana yang dibangun akan semakin banyak. Pembangunan akan memyebabkan penggundulan hutan untuk membuka lahan baru untuk tempat tinggal. Hal ini jelas sangat merusak lingkungan secara tak terkendali.

Gambar 2.2-1 : Peta Konsep akar penyebab masalah lingkungan

2.3 Masalah Lingkungan di IndonesiaIndonesia merupakan Negara kepulauan terbesar dengan 17.000 pulau yang mengisi wilayahnya. Selain itu, Indonesia juga merupakan negara dengan hutan hujan tropis terbesar ketiga dan merupakan negara dengan biodeversitas terbesar kedua setelah Brasil. Namun sangat disayangkan bahwa dibalik kekayaan alam yang melimpah tersebut Indonesia masih banyak mengalami masalah masalah lingkungan hidup yang bisa dibilang cukup parah. Masalah tersebut antara lain seperti masalah Air bersih, polusi udara, penebangan liar, dan sebagainya.

2.3.1 Masalah Air BersihAir merupakan hal yang sangat vital bagi kehidupan manusia. Tidak ada manusia yang dapat hidup tanpa air. Bahkan fakta membuktikan bahwa manusia dapat menahan lapar lebih lama daripada menahan haus. Namun hal itulah yang menimpa sebagian besar wilayah Indonesia saat ini. Menurut data dari Bank Dunia, Indonesia merupakan salah satu dari 10 negara yang memiliki persediaan air terbesar di dunia. Cadangan air tawar yang dimiliki Inonesia adalah sekitar 15.500 meter kubik per kapita per tahun. Jumlah tersebut jauh melebihi rata rata julah ketersediaan air negara negara lain yang hanya sekitar 8.000 meter kubik per kapita per tahun.Namun dengan jumlah yang begitu besar, sekitar 119 juta dari total 200 juta penduduk Indonesia masih menghadapi kekurangan air bersih. Dan hanya 20% penduduk Indonesia yang bisa setiap hari memenuhi kebutuhan akan air bersih. Itu pun hanya terpusat pada daerah perkotaan terutama kota kota besar dan daerah daerah elit. Sedangkan presentase akses daerah pedesaan di Indonesia terhadap air bersih adalah yang paling randah di antara negara negara Asia Tenggara. Dengan kata lain, penyebaran air bersih di Indonesia masih jauh untuk disebut merata.Selain masalah penyebaran air, hal yang merupakan salah satu faktor penting penyebab masalah kelangkaan air bersih adalah pencemaran dan perusakan lingkungan. Jumlah dan pertumbuhan penduduk yang semakin bertambah tentunya akan kebutuhan masyarakat akan air bersih. Namun disamping meningkatnya kebutuhan tersebut, pencemaran yang dapat merusak sumber air bersih pun akan semakin meningkat.Masyarakat pada umumnya tidak atau belum mengerti mengenai prinsp perlindungan air bersih dan penggunaan air yang bertanggungjawab. Sebagian besar masyarakat masih berpikir bahwa masalah air minum adalah urusan pemerintah atau PDAM saja tanpa membantu untuk mendukung kerja pemerintah.Sekarang dapat kita lihat sungai sungai yang merupakan sumber air utama sudah menjadi kotor akibat banyaknya sampah yang dibuang dan limbah limbah industri yang dapat merusak air tersebut.

Gambar 2.3-1 : Aktivitas sehari-hari yang dilakukan didekat sungai Ciliwung

2.3.2 Masalah SampahSampah adalah suatu bahan yang terbuang atau dibuang dari sumber hasil aktifitas manusia maupun alam yang belum memiliki nilai ekonomis. Sampah berasal dari rumah tangga, pertanian, perkantoran, perusahaan, rumah sakit, pasar, dan sebagainya. Dengan kata lain, semakin bertambah jumlah populasi manusia, maka akan semakin banyak sampah yang dihasilkan dan lahan untuk membuang sampah sampah tersebut tentunya harus semakin diperluas. Itulah yang menjadi permasalahn bangsa ini. Pengelolaan pembuangan sampah belum terurus dengan baik.Memang di waktu sekarang ini yang bisa kita lakukan hanyalah menampung semua sampah pada sebuah tempat yang kita sebut sebagai TPA (Tempat Pembuangan Akhir). Namun apabila sampah sampah tersebut hanya diletakan begitu saja, justru akan menimbulkan dampak yang buruk bagi lingkungan. Selain itu, sangat sulit untuk mencari lahan kosong yang dapat digunakan sebagai tempat menampung sampah sampah.Beberapa negara telah menggunakan alternatif pembakaran untuk menangani masalh tersebut namun hal tersebut telah diakui dapat menyebabkan polusi udara yang sangat bernahaya bagi kehiduapan.Selain masalah penanganan sampah, masalah kesadaran masyarakat akan pembuangan sampah juga sangat memprihatinkan. Kita banyak melihat sungai sungai justru menjadi tempat untuk membuang sampah padahal sungai merupakan salah satu sumber air utama bagi kehidupan masyarakat. Pembuangan sampah ke saluran air dapat menyumbat saluran tersebut dan dampaknya kan cukupp besar.Selain mengancam ketersediaan air bersih, penyumbatan saluran ai juga dapat menyebabkan banjir. Apabila penyumbatan sudah parah, maka banjir yang terjadi bisa menjadi banjir yang berkepanjangan dengan kedalaman yang cukup untuk menenggelamkan sebuah rumah seperti yang sudah kita lihat beberapa tahun belakangan ini.

Gambar 2.3-2 : Salah satu TPA di Indonesia

2.3.3 Masalah Polusi UdaraTingkat pencemaran udara di Indonesia semakin memprihatinkan. Bahkan Bank Dunia telah menetaplkan bahwa Indonesia merupakan negara dengan tingkat polusi tertinggi ketiga di dunia. World Bank juga menetapkan Jakarta sebagai kota dengan kadar polutan tertinggi setelah Beijing, New Delhi, dan Mexico City.Dari semua penyebab polusi udara yang ada, emisi transportasi terbukti sebagai penyumbang pencemaran udara tertinggi di Indonesia, yakni sekitar 85 persen. Hal ini diakibatkan oleh laju pertumbuhan kepemilikan kendaraan bermotor yang tinggi. Sebagian besar kendaraan bermotor itu menghasilkan emisi gas buang yang buruk, baik akibat perawatan yang kurang memadai ataupun dari penggunaan bahan bakar dengan kualitas kurang baik (misalnya kadar timbal yang tinggi).Selain itu, minimnya pengolahan asap pabrik juga turut menyumbang jumlah polutan yang memenuhi udara Indonesia terutama di kota- kota besar. Di daerah daerah yang menjadi kawasan industri dapat kita rasakan keadaan udara yang sesak, panas, pengap, dan berbau bahan kimia.Kebakaran hutanjuga merupakan salah satu faktor yang menyebabkan polusi udara.Polusi udara sangatlah berbahaya bagi tubuh manusia. Partikel partikel yang menjadi polutan memiliki ukuran yang lebih kecil dari debu sehingga lebnih mudah masuk dan menempel di tubuh kita. Contohnya adalah gas CO (karbon monoksida) yang dapat menghambat kierja sel darah merah dalam mengangkut O2(Oksigen) sehingga dapat mengakibatkan tubuh kekurangan oksigen yang dapat mendorong timbulnya berbagai macam penyakit. Selain itu kadar Pb (timbal) yang tinggi di udara juga dapat merusak sel darah merah bagi orang yang menghirupnya sehinggadapat menyebabkan penyakit anemia.Polusi udara juga sangat berdampak bagi lingkungan. Kadar SO2dan NO2yang tinggi dapat menyebabkan terjadinya hujan asam yang dapat merusak sumber air, membunuh organisme organisme kecil dan pepohonan. Hujan asam juga sangat berbahaya bagi manusia apabila terkena kulit karena asam merupakan senyawa yang bersifat korosif atau mengikis.

Gambar 2.3-4 : Polusi udara yang banyak terjadi di perkotaan besar

2.3.4 Penebangan LiarHutan merupakan salah satu aspek yang paling penting dalam menjaga kestabilan ekosistem dan kehidupan di bumi. Hutan merupakan sumber penghasil oksigen terbesar dan merupakan habitat bagi banyak makhluk hidup di bimi ini.Namun Indonesia, negara yang memiliki luas hutan tropis terbesar ketiga di dunia, merupakan salah satu negara dengan kasus illegal logging terbesar. Menurut data dari Dinas Kehutanan, Indonesia telah kehilangan 3,8 juta hektar hutan setiap tahunnya dan sebagian besar disebabkan oleh praktek illegal logging. Selain itu, kondisi mengenaskan lainnya adalah terdapat 59 juta hektar hutan yang rusak dari total 120 juta hektar wilayah hutan di Indonesia. Berarti hanya 50% hutan di Indonesia yang dapat dikatakan berfungsi secara optimal.Praktek pembalakan liar dan eksploitasi hutan yang tidak bertanggung jawab ini telah mengakibatkan kehancuran sumber daya hutan yang tidak ternilai harganya, kehancuran kehidupan masyarakat dan kehilangan kayu senilai US$ 5 milyar, diantaranya berupa pendapatan negara kurang lebih US$1.4 milyar setiap tahun. Kerugian tersebut belum menghitung hilangnya nilai keanekaragaman hayati serta jasa-jasa lingkungan yang dapat dihasilkan dari sumber daya hutan. Badan Penelitian Departemen Kehutanan menunjukan angka Rp. 83 milyar perhari sebagai kerugian finansial akibat penebangan liarSelain kerugian finansial, kerugian lingkungan pun sangatlah besar akibat dari pembalakan hutan secara liar tersebut. Hutan merupakan penyedia oksigen bagi bumi ini. Apabila luas hutan berkurang sementara populasi manusia terus bertambah, tentu saja akan terjadi krisis oksigen di bumi ini dan kita tidak akan mau hal seperti itu terjadi. Selain itu, hutan juga berfungsi untuk menjaga tanah dari erosi yang dapat menghilangkan kesuburan tanah dan untuk mencegah terjadinya tanah longsor.

Gambar 2.3-5 : Penggundulan hutan di Pulau Kalimantan

2.4 Isu isu Lingkungan Lokal, Nasional dan GlobalMasalah lingkungan mulai ramai dibicarakan sejak diselenggarakannya Konferensi PBB tentang Lingkungan Hiudp di Stockholm, Swedia, pada tanggal 15 Juni 1972. Di Indonesia, tonggak sejarah masalah lingkungan hidup dimulai dengan diselenggarakannya Seminar Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Pembangunan Nasional oleh Universitas Pajajaran Bandung pada tanggal 15 18 Mei 1972. Faktor terpenting dalam permasalahan lingkungan adalah besarnya populasi manusia (laju pertumbuhan penduduk). Pertumbuhan penduduk yang pesat menimbulkan tantangan yang dicoba diatasi dengan pembangunan dan industrialisasi. Namun industrialisasi disamping mempercepat persediaan segala kebutuhan hdup manusia juga memberi dampak negatif terhadap manusia akibat terjadinya pencemaran lingkungan2.4.1 Isu Lingkungan LokalSaat ini masalah lingkungan cukup sering diperbincangkan. Sebagaimana telah diketahui bersama bahwa lapisan ozon kini semakin menipis. Dengan terus menipisnya lapisan itu, sangat dikhawatirkan bila lapisan ini tidak ada atau menghilang sama sekali dari alam semesta ini. Tanpa lapisan ozon sangat banyak akibat negatif yang akan menimpa makhluk hidup di muka bumi ini, antara lain: penyakit-penyakit akan menyebar secara menjadi-jadi, cuaca tidak menentu, pemanasan global, bahkan hilangnya suatu daerah karena akan mencairnya es yang ada di Kutub Utara dan Selatan. Jagat raya hanya tinggal menunggu masa kehancurannya saja. Memang banyak cara yang harus dipilih untuk mengatasi masalah ini. Para ilmuwan memberikan berbagai masukan untuk mengatasi masalah ini sesuai dengan latar belakang keilmuannya. Para sastrawan pun tak ketinggalan untuk berperan serta dalam menanggulangi masalah yang telah santer belakangan ini (Kusuma, 2009).Contoh, Penyebab dan Dampak Lingkungan Lokal :1. Kekeringan : kekeringan adalah kekurangan air yang terjadi akibat sumber air tidak dapat menyediakan kebutuhan air bagi manusia dan makhluk hidup yang lainnya. Dampak: menyebabkan ganggungan kesehatan, keterancaman pangan.2. Banjir : merupakan fenomena alam ketika sungai tidak dapat menampung limpahan air hujan karena proses influasi mengalami penurunan. Itu semua dapat terjadi karena hijauan penahan air larian berkurang. Dampak: ganggungan kesehatan, penyakit kulit, aktivitas manusia terhambat, penurunan produktifitas pangan, dll.3. Longsor : adalah terkikisnya daratan oleh air larian karena penahan air berkurang. Dampaknya : terjadi kerusakan tempat tinggal, ladang, sawah, mengganggu perekonomian dan kegiatan transportasi4. Erosi pantai : terkikisnya lahan daratan pantai akibat gelombang air laut. Dampak : menyebabkan kerusakan tempat tinggal dan hilangnya potensi ekonomi seperti kegiatan pariwisata.5. Instrusi Air Laut : air laut (asin) mengisi ruang bawah tanah telah banyak digunakan oleh manusia dan tidak adanya tahanan instrusi air laut seperti kawasan mangrove. Dampaknya: terjadinya kekurangan stok air tawar, dan mengganggu kesehatan.

2.4.2 Isu Lingkungan NasionalTanam Untuk Kehidupan adalah satu komunitas yang punya perhatian untuk isu-isu lingkungan. Tujuan utama digelar acara ini adalah sebagai ajang pendidikan dan hiburan untuk membuka opini masyarakat agar peduli lingkungan bermaksud mengajak masyarakat untuk berpartisipasi dalam menjaga dan merawat lingkungan mereka sendiri. Acara ini sendiri juga jadi wadah kolaborasi seni budaya lokal, nasional, dan internasional dalam mengekspresikan kepedulian mereka terhadap lingkungan, mempromosikan seni budaya serta pariwisata Salatiga, dan memperluas jaringan kerjasama antara komunitas seni dan lingkungan dari Australia dan Indonesia (Kusuma, 2009). Anak-anak juga ikut berpartisipasi pada acara ini Anak-anak lebih mudah diajak untuk peduli lingkungan daripada orang dewasa. Apabila sejak kecil mereka telah terbiasa untuk mencintai lingkungan, maka kebiasaan ini akan berlanjut sampai mereka dewasa nanti. Kegiatan tentang lingkungan seperti ini harusnya lebih sering dilakukan karena bagus untuk menyadarkan masyarakat tentang pentingnya pelestarian lingkungan.Contoh, Penyebab dan Dampak Lingkungan Nasional :1. Kebaran Hutan : Proses kebakaran hutan dapat terjadi dengan alami atau ulah manusia . kebakaran oleh manusia biasanya karena bermaksut pembukaan lahan untuk perkembunan. Dampaknya: memeberi kontribusi CO2 di udara, hilangnya keaneragaman hayati, asap yang dihasilkan dapat mengganggu kesehatan dan asapnya bisa berdampak kenegra lain. Tidak hanya pada local namun ke negra tetanggapun juga terkena.2. Pencemaran minyak lepas pantai : hasil ekploitasi minyak bumi diangkut oleh kapal tanker ke tempat pengolahan minyak bumi. Pencemaran minyak lepas pantai diakibatkan oleh sistem penampungan yang bocor atau kapal tenggelam yang menyebankan lepasnya minyak ke perairan. Dampak : mengakibatkan limbah tersebut dapat tersebar tergantung gelombang air laut. Dapat berdampak kebeberapa negara, akibatnya tertutupnya lapisan permukaan laut yang menyebabkan penetrasi matahari berkurng menyebabkan fotosintesis terganggu, pengikatan oksigen, dan dapat menyebabkan kematian organisme laut.3. Lumpur Lapindo : dimulai pada tanggal 27 Mei 2006. Peristiwa ini menjadi suatu tragedi ketika banjir lumpur panas mulai menggenangi areal persawahan, pemukiman penduduk dan kawasan industri, Akibatnya, semburan lumpur ini membawa dampak yang luar biasa bagi masyarakat sekitar total warga yang dievakuasi lebih dari 8.200 jiwa; rumah/tempat tinggal yang rusak sebanyak 1.683 unit;areal pertanian dan perkebunan rusak hingga lebih dari 200 ha; lebih dari 15 pabrik yang tergenang menghentikan aktivitas produksi dan merumahkan lebih dari 1.873 orang; tidak berfungsinya sarana pendidikan; kerusakan lingkungan wilayah yang tergenangi; rusaknya sarana dan prasarana infrastruktur (jaringan listrik dan telepon); terhambatnyaruas jalan tol Malang-Surabaya. Lumpur juga berbahaya bagi kesehatan masyarakat. Kandungan logam berat (Hg), misalnya, mencapai 2,565 mg/liter Hg, padahal baku mutunya hanya 0,002 mg/liter Hg. Hal ini menyebabkan infeksi saluran pernapasan, iritasi kulit dan kanker.4Kandungan fenol bisa menyebabkan sel darah merah pecah (hemolisis), jantung berdebar (cardiac aritmia), dan gangguan ginjal. Setidaknya ada 3 aspek yang menyebabkan terjadinya semburan lumpur panas tersebut.Pertama, adalah aspek teknis. Pada awal tragedi, Lapindo bersembunyi di balik gempa tektonik Yogyakarta yang terjadi pada hari yang sama. Kedua,aspek ekonomis. Lapindo Brantas Inc. adalah salah satu perusahaan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) yang ditunjukBP-MIGASuntuk melakukan proses pengeboranminyakdangas bumi. Dalam kasus semburan lumpur panas ini, Lapindo diduga sengaja menghemat biaya operasional dengan tidak memasangcasing. Jika dilihat dari perspektif ekonomi, keputusan pemasangancasingberdampak pada besarnya biaya yang dikeluarkan Lapindo. Ketiga,aspek politis. Sebagai legalitas usaha (eksplorasi atau eksploitasi), Lapindo telah mengantongi izin usaha kontrak bagi hasil/production sharing contract(PSC) dari Pemerintah sebagai otoritas penguasa kedaulatan atas sumberdaya alam (Wibisono, 2006)

Gambar 2.4.2 : Foto luasnya wilayah sebaran Lumpur Lapindo2.4.3 Isu Lingkungan GlobalSebelumnya orang menduga masalah lingkungan global lebih banyak dipengaruhi faktor alam, seperti iklim, yang mencakup temperatur, curah hujan, kelembaban, tekanan udara dll. Belakangan orang mulai menyadari bahwa aktifitas manusia pun mempengaruhi iklim dan lingkungan secara signifikan. Ambilah contoh penebangan hutan, mempengaruhi perubahan suhu dan curah hujan secara lokal. Ketika area hutan yang hilang semakin luas, maka akibat yang ditimbulkan bukan lagi lokal tapi sudah berskala regional. Kenapa hutan ditebang? Tentu saja ada motivasi-motivasi manusia yang membuat mereka menebang hutan, misalnya motivasi ekonomi. Untuk skala negara, negara membutuhkan devisa untuk menjalankan roda pembangunan. Karena industri negara belum mapan dan kuat, maka yang bisa diekspor untuk menambah devisa adalah menjual kayu. Modal dan keahlian yang dibutuhkan untuk menebang pohon relatif kecil dan sederhana.Menjadi masalah global yang mempengaruhi lingkungan juga misalnya pertumbuhan penduduk dunia yang amat pesat. Pertumbuhan penduduk memiliki arti pertumbuhan kawasan urban dan juga kebutuhan tambahan produksi pangan. Belum lagi ada peningkatan kebutuhan energi. Pada masing-masing kebutuhan ini ada implikasi pada lingkungan. Satu contoh dari kebutuhan lahan urban dan lahan pertanian. Pemenuhan kebutuhan ini akan meminta konversi lahan hutan. Semakin lama daerah-daerah resapan air makin berkurang, akibatnya terjadi krisis air tanah. Di sisi lain di beberapa kawasan berkemiringan cukup tajam menjadi rawan longsor, karena pepohonan yang tadinya menyangga sistem kekuatan tanah semakin berkurang. Kemudian karena resapan air ke tanah berkurang, terjadilah over-flow pada air permukaan. Ketika kondisi ini beresonansi dengan sistem drainase yang buruk di perkotaan terjadilah banjir. Banjir akan membawa berbagai penderitaan. Masalah langsungnya misalnya korban jiwa dan harta. Masalah tidak langsungnya misalnya mewabahnya berbagai penyakit, seperti malaria, demam berdarah, muntaber dll. . Saat ini Indonesia misalnya masih sangat bergantung pada sumber energi minyak bumi. Ini yang menjelaskan betapa hebohnya pemerintah dan masyarakat akibat masalah minyak. Pemerintah bingung menutupi anggaran belanja negara, karena besarnya pengeluaran untuk impor minyak. Masyarakat bingung sebab kenaikan harga minyak memililiki efek berantai pada kenaikan harga barang-barang di lapangan. .Penekanan disini adalah bahwa penggunaan minyak dari sisi lingkungan, dan lebih spesifiknya sisi komposisi udara di atmosfir, berarti peningkatan gas carbon dioxida (CO2). Gas ini, bersama lima jenis gas lain diketahui menjadi penyebab terjadinya efek pemanasan global (global warming). Diperkirakan diantara tahun 1990-2100 akan terjadi kenaikan rata-rata suhu global sekitar 1,4 sampai 5,8 derajat celsius. Akibatnya akan terjadi kenaikan rata-rata permukaan air laut disebabkan mencairnya gunung-gunung es di kutub. Banyak kawasan di dunia akan terendam air laut. Akan terjadi perubahan iklim global. Hujan dan banjir akan meningkat. Wabah beberapa penyakit akan meningkat pula. Produksi tumbuhan pangan pun terganggu. Pendek kata akan terjadi pengaruh besar bagi kelangsungan hidup manusia. Para peneliti dan ilmuwan yang bergerak di bidang lingkungan sudah sangat ngeri membayangkan bencana besar yang akan melanda umat manusia. Yang jadi masalah, kesadaran akan permasalahan lingkungan ini belum merata di tengah umat manusia. Ini akan lebih jelas lagi kalau melihat tingkat kesadaran masyakat di negara berkembang. Jangankan masyarakat umum, di kalangan pemimpin pun kesadaran masalah lingkungan ini masih belum merata. Di tengah kondisi di atas dimulailah prakarsa-prakarsa pro-lingkungan pada tingkat global. Kyoto Protokol adalah konvensi yang masih cukup hangat dan masih akan diberlakukan secara efektif mulai tahun 2007. Isi utama Protokol ini adalah upaya pengurangan emisi enam gas yang mengakibatkan kenaikan suhu global. Pada tahun 2008-2012 akan diadakan pengukuran sistematis balance pengeluaran dan penyerapan gas-gas ini pada semua negara yang telah menandatangani Protokol ini.Contoh, Penyebab dan Dampak Lingkungan Global :1. Pemanasan Global : Pemanasan Global / Global Warming pada dasarnya merupakan fenomena peningkatan temperature global dari tahun ke tahun karena terjadinya efek rumah kaca yang disebabkan oleh meningkatnya emesi gas karbondioksida, metana, dinitrooksida, dan CFC sehingga energy matahari tertangkap dalam atmosfer bumi. Dampak bagi lingkungan biogeofisik : pelelehan es di kutub, kenaikan mutu air laut, perluasan gurun pasir, peningkatan hujan dan banjir, perubahan iklim, punahnya flora dan fauna, migrasi fauna dan hama penyakit. Dampak bagi aktiitas sosial ekonomi masyarakat: gangguan pada pesisir dan kota pantai, gangguang terhadap prasarana fungsi jalan, pelabuhan dan bandara. Gangguan terhadap pemukiman penduduk, ganggungan produktifitas pertanian. Peningkatan resiko kanker dan wabah penyakit2. Penipisan Lapisan Ozon : dalam lapisan statosfer pengaruh radiasi ultraviolet, CFC terurai dan membebaskan atom klor. Klor akan mempercepat penguraia ozon menjadi gas oksigen yang mengakibatkan efek rumah kaca. Beberapa atom lain yang mengandung brom seperti metal bromide dan halon juga ikut memeperbesar penguraian ozon. Dampak bagi makhluk hidup: lebih banyak kasus kanker kulit melanoma yang bisa menyebabkan kematian, meningkatkan kasus katarak pada mata dan kanker mata, menghambat daya kebal pada manusia (imun), penurunan produksi tanaman jagung, kenaikan suhu udara dan kematian pada hewan liar, dll.3. Hujan Asam : Proses revolusi industri mengakibatkan timbulnya zat pencemaran udara. Pencemaran udara tersebut bisa bereaksi air hujan dan turun menjadi senyawa asam. Dampaknya : proses korosi menjadi lebih cepat, iritasi pada kulit, sistem pernafasan, menyebabkan pengasaman pada tanah.4. Pertumbuhan populasi : pertambahan penduduk duia yang mengikuti pertumbuhan secara ekponsial merupakan permasalahan lingkungan. Dampaknya: terjadinya pertumbuhan penduduk akan menyebabkan meningkatnya kebutuhan sumber daya alam dan ruang.5. Desertifikasi : merupakan penggurunan, menurunkan kempampuan daratan. Pada proses desertifikasi terjadi proses pengurangan produktifitas yang secara bertahap dan penipisan lahan bagian atas karena aktivitas manusia dan iklim yang bervariasi seperti kekeringan dan banjir. Dampak : awalnya berdampak local namun sekarang isu lingkungan sudah berdampak global dan menyebabkan semakin meningkatnya lahan kritis di muka bumi sehingga penangkap CO2 menjadi semakin berkurang.6. Penurunan keaneragaman hayati : adalah keaneragaman jenis spesies makhluk hidup. Tidak hanya mewakili jumlah atau sepsis di suatu wilayah, meliputi keunikan spesies, gen serta ekosistem yang merupakan sumber daya alam yang dapat diperbaharui. Dampaknya: karena keaneragaman hayati ini memeliki potensi yang besar bagi manusia baik dalam kesehatan, pangan maupun ekonomi7. Pencemaran limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun): bahan yang diindentifikasi memiliki bahan kimia satu atau lebih dari karasteristik mudah meledak, mudah terbakar, bersifai reaktif, beracun, penyabab infeksi, bersifat korosif. Dampak : dulunya hanya bersifat lokal namun sekarang antar negara pun melakukan proses pertukaran dan limbanya di buang di laut lepas. Dan jika itu semua terjadi maka limbah bahan berbahaya dan beracun dapat bersifat akut sampai kematian makhluk hidup.2.5 Solusi Masalah Lingkungan di IndonesiaPelestarian lingkungan merupakan sesuatu yang setiap warga masyarakat harus lakukan mengingat kita semua tinggal dalam lingkungan yang sama dan menjaga supaya lingkungan tersebut tetap sehat tak diragukan lagi merupakan salah satu tugas terpenting kita sebagai masyarakat. Hal hal yang dapat kita lakukan sebagai masyarakat untuk melestarikan lingkungan dan mengurangi dampak kerusakannya antara lain :1. Meningkatkan kesadaran akan pentingnya lingkungan bagi kehidupan manusia2. Melakukan penghijauan disekitar tempat tinggal3. Membuang sampah pada tempatnya4. Mengadakan kerja bakti bersih desa seminggu sekali5. Mengurangi penggunaan sampah plastik, kendaran bermotor dan konsumsi listrik (energy) serta air yang berlebihan6. Mengurangi penggunaan bahan bakar minyak, dan beralih menggunakan bahan bakar alternative dan energy terbarukan7. Mengurangi penggunaan kantong plastik, serta kemasan berbahan plastik8. Mengurangi penggunaan CFC9. Menambah jumlah MCK, untuk menghindari aktivitas BAB/BAK di sungai10. Melakukan prinsip hidup 3R, yaitu Reuse, Reduce dan RecycleMasalah kerusakan lingkungan tidak dapat diatasi jika hanya masyarakat saja yang bergerak. Pihak pemerintah juga harus membantu, mengontrol serta mengawasi kegiatan pelestarian lingkungan. Banyak hal yang dapat dilakukan oleh pemerintah, antara lain :1. Mengeluarkan kebijakan dan peraturan yang berhubungan dengan pelestarian lingkungan.2. Membatasi pembangunan yang merusak kawasan hutan.3. Mencanangkan program Reboisasi besar besaran pada hutan yang gundul.4. Sosialisasi serta pendidikan lingkungan kepada masyarakat sejak dini.5. Melakukan konservasi In-situ dan Ex-situ.6. Memperluas wilayah hutan lindung.7. Membatasi perijinan perkebunan kelapa sawit yang merusak hutan.8. Menyediakan tempat tempat sampah dikawasan yang padat aktivitas.9. Membangun fasilitas pengolah sampah di masing masing kota.10. Menerapkan prinsip 3R (Reuse, Reduce and Recycle) pada kehidupan berbangsa dan bernegara.

Gambar 2.5.1 : Salah satu kebijakan Pemerintah lokal dalam pelestarian lingkungan

BAB IIIPENUTUP

3.1 Kesimpulan1. Pengertian dari wawasan lingkungan adalah pandangan tentang wilayah atau ruang dengan semua komponen yang ada didalamnya, baik hidup maupun mati, yang dapat berfungsi sebagaimana mestinya tanpa ada komponen yang mengganggu keseimbangan ruang tersebut.2. Akar penyebab dari kerusakan lingkungan adalah Crisis of Unsustainability atau krisis ketidakseimbangan.3. Bila dipecah menjadi beberapa bagian, krisis ketidakseimbangan berawal dari beberapa faktor umum seperti : faktor agama, psikologi, pemerintahan, iptek, industri, pembangunan, social, ekonomi dan budaya.4. Masalah lingkungan yang ada di Indonesia antara lain air bersih, polusi udara, sampah, penebangan liar, lumpur lapindo dan lain sebagainya.5. Isu lingkungan yang sedang terjadi di dunia internasional antara lain : pemanasan global, masalah air bersih, kekeringan dan penggundulan hutan.6. Solusi yang dapat dilakukan untuk memerangi kerusakan lingkungan sangat beragam. Dari sisi masyarakat, hal yang dapat dilakukan antara lain : membuang sampah pada tempatnya, mengurangi penggunaan energi, mengurangi penggunaan kendaraan bermotor, dan lain lain. Sedangkan dari sisi pemerintah, hal yang dapat dilakukan antara lain: menetapkan kebijakan tentang kerusakan dan upaya pelestarian lingkungan, menemukan sumber energy terbarukan, mengawasi dan mengontrol pelaksanaan pelestarian yang dilakukan oleh masyarakat, dan lain lain.

DAFTAR PUSTAKA

1. Chiras, Daniel D. 1998. Environmental Science. London. Wadswosworth Publishing Company.2. Gilpin, A. 1996. Dictionary of Environment and Sustainable Development. John Wiley & Sons, Chichester. 3. Nugroho, S.P. 2002. Peluang dan Tantangan Pengembangan Lahan Kering untuk Mendukung Pembangunan Pertanian Berkelanjutan. Jurnal Air Lahan Lingkungan dan Mitigasi Bencana 7 (1) : 9-13. 4. Suratmo, F.G. 1999. Strategi dalam Menghadapi Masalah Lingkungan. Handout M.K. PSL 702 Pascasarjana IPB, Bogor.5. Wibisono, Yusuf. 2006. Tragedi Lumpur Lapindo. http://agorsiloku.com/2006/10/11/tragedi-lumpur-lapindo/ (di akses tanggal 26 Agustus 2014 )6. Rahardjo, S., Dina, L., dan Suyono. 2006.Pengendalian Dampak Lingkungan. Surabaya: Penerbit Airlangga.7. Soemarwoto, O. 1994.Ekologi Lingkungan Hidup dan Pembangunan.Bandung: Djambatan8. Kusuma, Affandi. 2009. Lingkungan Hidup, Kerusakan Lingkungan, Pengertian, Kerusakan Lingkungan dan Pelestarian afand.abatasa.com/.../linkungan-hidup-kerusakan-lingkungan- (di akses tanggal 26 Agustus 2014 )

1