27
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Sejak berlakunya UU Nomor 22 tahun 1999 tentang pemerintahan daerah sebagai bagian dari Administrasi Pemerintahan Negara Republik Indonesia yang berdasarkan UUD 1945 maka Negara kesatuan Republik Indonesia dibagi atas daerah-daerah provinsi daerah kabupaten dan daerah kota mempunyai pemerintahan daerah yang diatur oleh undang- undang. Pemerintahan daerah Provinsi mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut asas otonomi dan tugas pembantuan. Di dalam perkembangan setiap daerah pemerintah telah menjalankan kebijakannya di dalam bidang pendidikan, ekonomi, politik, sosial dan budaya. Salah satunya yaitu pemerintah telah menerapkan beberapa kebijakan khususnya dalam bidang pendidikan. Dengan adanya kebijakan tersebut maka masyarakat yang tidak dapat menempuh atau sama sekali tidak mendapatkan hak pendidikan maka semua telah dihapuskan, dan wajib belajar telah terpenuhi. Masyarakat yang dulunya kekurangan informasi, sekarang telah mampu mendapatkannya, dengan mengenal Ilmu pengetahuan, teknologi dan sains yang merupakan tiga unsur utama kemajuan peradaban manusia yang sangat penting yang biasa disingkat

Wawasan IPTEKS Dalam Sistem Pemerintahan Daerah

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Wawasan IPTEKS Dalam Sistem Pemerintahan Daerah

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Sejak berlakunya UU Nomor 22 tahun 1999 tentang pemerintahan daerah sebagai bagian dari

Administrasi Pemerintahan Negara Republik Indonesia yang berdasarkan UUD 1945 maka Negara

kesatuan Republik Indonesia dibagi atas daerah-daerah provinsi daerah kabupaten dan daerah kota

mempunyai pemerintahan daerah yang diatur oleh undang-undang. Pemerintahan daerah Provinsi

mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut asas otonomi dan tugas pembantuan. Di

dalam perkembangan setiap daerah pemerintah telah menjalankan kebijakannya di dalam bidang

pendidikan, ekonomi, politik, sosial dan budaya. Salah satunya yaitu pemerintah telah menerapkan

beberapa kebijakan khususnya dalam bidang pendidikan. Dengan adanya kebijakan tersebut maka

masyarakat yang tidak dapat menempuh atau sama sekali tidak mendapatkan hak pendidikan maka semua

telah dihapuskan, dan wajib belajar telah terpenuhi. Masyarakat yang dulunya kekurangan informasi,

sekarang telah mampu mendapatkannya, dengan mengenal Ilmu pengetahuan, teknologi dan sains yang

merupakan tiga unsur utama kemajuan peradaban manusia yang sangat penting yang biasa disingkat

dengan IPTEKS. maka, masyarakat dapat mendayagunakan kekayaan dan lingkungan alam ciptaan Tuhan

Yang Maha Esa untuk menunjang kesejahteraan dan meningkatkan kualitas kehidupannya. Dengan

adanya Wawasan IPTEKS, maka dalam pembangunan disetiap daerah akan lebih berkembang dimana

teknologi yang merupakan media dan sarana disetiap informasi sangat dibuthkan dalam pembangunan

infrastrutktur daerah, serta sarana dan prasarana yang dapat membantu kehidupan masyarakat maupun

perangkat pemerintahan disetiap daerah.

Page 2: Wawasan IPTEKS Dalam Sistem Pemerintahan Daerah

B. Rumusan masalah

1. Jelaskan kandungan yang terdapat dalam wawasan IPTEKS !

2. Jelaskan tentang Pemerintahan Daerah !

3. Jelaskan bagaimana hubungan wawasan IPTEKS dalam sistem pemerintahan daerah !

C. Tujuan

Tujuan penulisan yaitu, untuk menjelaskan dan melihat bagaimana pemerintah dalam menerapkan

wawasan IPTEKS dalam pembangunan daerah.

D. Manfaat

Manfaat penulisan yaitu, menimbulkan kesadaran bahwa pentingnya wawasan IPTEKS bukan hanya

dalam pemerintahan daerah tetapi juga dapat diterapkan dalam pemanfaatan kehidupan manusia sehari-

hari.

Page 3: Wawasan IPTEKS Dalam Sistem Pemerintahan Daerah

BAB II

PEMBAHASAN

1) Kandungan yang terdapat dalam wawasan IPTEKS

Kandungan yang terdapat dalam wawasan IPTEKS atau Ilmu pengetahuan, teknologi dan sains

adalah sebagai berikut:

a. Konsep Pengetahuan

Pada hakekatnya pengetahuan merupakan segenap apa yang kita ketahui tentang sesuatu objek

tertentu termasuk kedalamnya adalah ilmu, sehingga ilmu dikatakan merupakan bagian dari pengetahuan

yang diketahui manusia.

Dalam Konsep pengetahuan, terdapat 2 jenis pengetahuan, yakni Pengetahuan Non Ilmiah

(knowledge) dan Pengetahuan Ilmiah / Ilmu Pengetahuan (Science).

Pengetahuan Non Ilmiah (Knowledge)

Pengetahuan Non Ilmiah atau yang dikenal dengan sains semu (Pseudo Science) diperoleh

terutama dengan mengandalkan perasaan, keyakinan, dan tanpa diikuti proses pemikiran

cermat. Oleh karenanya, pencarian pengetahuan dengan cara ini persentase kebenarannya

rendah. Pengetahuan yang diperoleh mungkin benar namun mungkin juga salah seperti pada

cara prasangka dan intuisi, serta tidak efisien karena harus mencoba-coba (coba ralat) tanpa

dasar dan kalaupun benar sering karena kebetulan saja. Sampai saat ini belum ada metode

tertentu atau khusus yang dapat digunakan untuk mendekati kebenaran pengetahuan non

ilmiah namun umumnya manusia melakukan pendekatan terhadap suatu hal melalui cara-

cara berikut:

Page 4: Wawasan IPTEKS Dalam Sistem Pemerintahan Daerah

Mitos

Mitos merupakan gabungan dari pengamatan, pengalaman namun sebagian lainnya

berupa dugaan, imajinasi, kepercayaan. Contoh: Cerita-cerita Legenda

Wahyu

Wahyu merupakan komunikasi antara sang pencipta dengan makhluknya dan

merupakan substansi pengetahuan yang disampaiakan kepada utusannya. Wahyu

merupakan kebenaran mutlak dan tidak dapat dipertanyakan dan diperdebatkan

kebenarannya dengan akal pikiran manusia namun dapat dipelajari maksud atau

makna yang terkandung didalamnya, yang tidak boleh adalah memperdebatkan

wujud dari sang pencipta.

Otoritas dan tradisi

Pengetahuan yang telah ada dan mapan sering digunakan oleh pemimpin atau secara

tradisi untuk menyatakan kebenaran. Contoh: sampai abad pertengahan manusia

menganggap bumi adalah pusat dari alam semesta (Geosentris).

Prasangka

Berupa dugaan yang kemungkinannya benar atau mungkin juga salah. Dengan

prasangka orang sering mengambik keputusan atau kesimpulaln yang keliru. Cara ini

hanya berguna untuk mencari kemungkinan lain tentang konsep kebenaran.

Intuisi

Intuisi merupakan kegiatan berfikir tertentu yang non analitik (tanpa nalar), tidak

berdasarkan pada pola piker tertentu, dan biasanya pendapat tersebut diperoleh

dengan cepat tanpa melalui proses yang dipikirkan terlebih dahulu. Contoh: ramalan

bintang (astrologi), para astrolog saat meramal seseorang disamping menggunakan

rumusnya juga menggunakan intuisinya.

Page 5: Wawasan IPTEKS Dalam Sistem Pemerintahan Daerah

Penemuan kebetulan

Beberapa pengetahuan pada awalnya ditemukan secara kebetulan dan beberapa

diantaranya adalah sangat berguna. Sebagai contoh adalah penemuan obat kina

sebagai obat malaria.

Cara Coba-coba (Trial and Error)

Cara ini merupakan serangkaian percobaan asal saja yang tidak didasari oleh teori-

teori yang ada sebelumnya, sehingga tidak memungkinkan diperolehnya kepastian

pemecahan suatu masalah atau hal yang diketahui. Sebagai contoh adalah anak

kecil yang berusaha mengetahui bagaimana cara kerja mainan yang dimilikinya

dengan membongkar mainan tersebut sampai didapatkan kepuasan tentang rasa ingin

tahunya.

Pengetahuan Ilmiah / Ilmu pengetahuan (Science

Pencarian pengetahuan dengan cara ilmiah dilakukan berdasarkan pemikiran rasional,

pengalaman empiris (fakta) maupun referansi pengalaman sebelumnya. Pengetahuan yang

diperoleh dengan menggunakan cara atau metode ilmiah (Scientific Method) disebut Ilmu.

1. Ada beberapa defenisi menurut para ahli dalam pengertian Ilmu Pengetahuan:

o Ralph Ross and Ernest Van Den Haag dalam bukunya “The Fabric of Society”

menulis bahwa science is empirical, rasional, general and cumulative and it is all

four at once. Artinya ilmu memiliki kriteria empiris rasional, umum, kumulatif

dan keempatnya serentak terpenuhi.

o Ashley Montagu dalam bukunya “The Cultured Man” menyebutkan bahwa:

Science is a systematized knowledge services from observation, study and what

being studied. Artinya ilmu pengetahuan ialah pengetahuan yang disusun dalam

Page 6: Wawasan IPTEKS Dalam Sistem Pemerintahan Daerah

satu sistem yang berasal dari pengalaman, studi, dan percobaan untuk menentukan

hakekat prinsip tentang hak yang sedang dipelajari.

o Dadang Ahmad, menyebutkan bahwa ilmu pengetahuan adalah suatu proses

pembentukan (konstruksi) yang terus-menerus sampai dapat menjelaskan

fenomena dan keberadaan alam itu sendiri.

2. Fungsi Ilmu Pengetahuan

- Menjelaskan (Explaining, Discribing)

- Meramalkan (Prediction)

- Mengendalikan

3. Kriteria Ilmu Pengetahuan

- Logis atau masuk akal

- Objektif

- Metodik

- Sistematik

- Berlaku umum atau Universal

- Kumulatif berkembang dan tentative

4. Tinjauan Konstruksi Ilmu Pengetahuan

Konstruksi/pembentukan ilmu pengetahuan melalui langkah-langkah metode

ilmiah (Scientific Method) yang dijabarkan dalam tahapan berikut:

- Perumusan Masalah

Masalah adalah topik atau objek yamg diteliti dengan batasan yang jelas serta

dapat diidentifikasi faktor-faktor yang terkait.

- Penyusunan Hipotesis

Page 7: Wawasan IPTEKS Dalam Sistem Pemerintahan Daerah

Pengujian Hipotesis merupakan usaha pengumpulan fakta yang relevan dengan

hipotesis dan kemudian diuji apakah fakta tersebut mendukung hipotesis yang

diajukan.

- Penarikan Kesimpulan

Kesimpulan diambil berdasarkan hasil analisis data untuk melihat apakah

hipotesis yang diajukan diterima atau tidak. Hipotesis yang diterima merupakan

pengetahuan yang kebenarannya teruji secara ilmiah dan merupakan bagian dari

ilmu pengetahuan.

5. Unsur-Unsur Pembentuk Ilmu Pengetahuan

Keberadaan Ilmu Pengetahuan terbentuk dari hukum secara khusus dan teori yang lebih

general. Baik dalam rumusan hukum maupun teori melibatkan unsur konsep yang

merupakan konstruksi mental dalam menginterprestasi hasil observasi. Konsep

merupakan symbol-simbol yang membantu untuk mengorganisasikan pengalaman.

Hukum adalah kolerasi antara dua konsep atau lebih yang dekat kaitannya dengan hal-

hal yang yang terobservasi. Hukum mencerminkan urutan sistematik suatu pengalaman

dan berfungsi untuk memberikan pengalaman menurut pola yang beraturan dan dapat

dinyatakan dalam bentuk grafik, persamaan atau ekspresi verbal tentang interrelasi

antara konsep yang satu dengan yang lainnya. Sedangkan Teori adalah kerangka

konsepsi yang terorganisasi menjadi suatu generalisasi yang dapat dijabarkan menjadi

hukum-hukum. Dibandingkan dengan hukum, teori memiliki generalisasi yang jauh

lebih luas dan konprehensif.

6. Sikap Ilmiah

Berdasarkan pada syarat, kriteria, langkah operasional dan unsur pembentukan ilmu

pengetahuan, maka semua aspek tersebut hendaknya diperhatikan secara menyeluruh

Page 8: Wawasan IPTEKS Dalam Sistem Pemerintahan Daerah

agar dapat menuntun pembentukan karakter seorang ilmuan yang umum diharapkan

mempunyai sikap ilmiah, antara lain:

- Jujur - Terbuka

- Toleran - Skeptis

- Optimis - Pemberani

- Kreatif dan Inovatif - Bertanggung Jawab

b. Konsep Teknologi

Secara etimologi , kata teknologi berasal dari perpaduan dua buah akar kata yaitu ‘techne’ atau

‘techton’ dan ‘logops’, keduanya berasal dari bahasa yunani. Akar kata yang pertama pada mulanya

berarti ‘keterampilan’, dengaan arti yang sama dalam bahasa sansekerta padanannya disebut ‘taksan’ dan

dalam bahasa arab disebut ‘taskhir’ lalu dalam bahasa latin disebut ‘tegere’ atau jika ditimjau dari sudut

karyanya kata tersebut sepadan dengan kata ‘art’ (seni) yang kemudian digunakan dalam bahasa inggris

sebagai ‘fine art’. Defenisi tentang teknologi yang masih relevan dengan penggunaan pada masa kini

adalah kecerdasan pengalaman praktis dari pengetahuan tentang ketertiban alam semesta yang dapat

diwujudkan dalam bentuk dunia kebendaan dan atau dunia kecerdasan sendiri.

c. Konsep Seni dan Keindahan

Siapapun mempunyai sensibilitas keharuan dan siapapun memiliki getar hati yang dapat diiringi

dengan genangan dan linangan air mata keharuan yang merupakan puncak kebahagiaan dalam bentuk

immaterial. Peristiwa keharuan ini bukan murni wilayah intelektualitas dan moralitas namun memiliki

wilayah otoritas tersendiri yang disepakati sebagai manifestasi batin yang sekarang disebut sebagai seni.

Katakanlah orang-orang yang tinggal didaerah-daerah pedesaan bahkan yang terisolasi dari informasi

sekalipun, mereka juga pasti tetap memiliki jiwa seni ketika berinteraksi dengan objek diluar dirinya.

Dalam kehidupan sehari-hari disadari atau tidak disadari kita tidak dapat lepas dari seni. Konsepsi seni ini

Page 9: Wawasan IPTEKS Dalam Sistem Pemerintahan Daerah

melekat pada diri manusia dan seluruh aspek kehidupan manusia, bahkan lahirnya seni selalu bersamaan

dengan kebutuhan manusia. Karenya gerak seni selalu dinamis dan berkembang mengikuti laju

perkembangan manusia dan zaman. Berikut beberapa pengertian tentang seni dari beberapa para ahli:

Schopenhauer, Seni adalah usaha untuk menciptakan bentuk-bentuk yang

menyenangkan

Sudarmaji, Seni adalah segala manifestasi batin dan pengalaman estetis dengan

menggunakan media garis, bidang, warna, tekstur, volume, dan gelap terang.

Ensiklopedia Indonesia, Seni adalah penciptaan segala hal atau benda yang

karena keindahannya orang senang melihatnya, mendengarkan, dan

menikmatinya.

Ki Hajar Dewantara, Seni adalah segala perbuatan manusia yang timbul dari

hidup perasaannya bersifat indah hingga dapat menggerakkan jiwa dan perasaan

manusia.

Suwaji Bastomi, Seni adalah aktivitas batin dengan pengalaman estetika yang

dinyatakan dalam bentuk agung yang mempunyai daya membangkitkan rasa

takjub dan haru.

1. Fungsi Seni

Manusia dalam hidupnya senantiasa berupaya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

Kebutuhan ini tentu saja berbeda-beda baik kulitas maupun kuantitasnya berdasarkan

pengalaman hidup dan perhatian yang berbeda, baik manusia sebagai makhluk pribadi

atau manusia sebagai bagian dari masyarakat luas. Dari sedemikian banyak kebutuhan

tersebut salah satu kebutuhan yang selalu melekat dalam kehidupan sehari-hari adalah

seni.

Page 10: Wawasan IPTEKS Dalam Sistem Pemerintahan Daerah

Dalam kehidupan manusia, seni memiliki fungsi-fungsi sebagai berikut:

Seni Untuk memenuhi kebutuhan Individu

Kebutuhan Fisik

Sejarah membuktikan bahwa perkembangan seni selalu seiring dengan peradaban

manusia. Sejak dulu perabot rumah tangga atau benda-benda yang diciptakan

manusia untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, diciptakan dengan

mempertimbangkan nilai seni. Misalnya, perkembangan model kursi dari zaman

Romawi, Dinasti cina, sampai gaya kontemporer, atau perkembangan alat

transportasi dari sado, sepeda, mobil, pesawat ulang alik, yang kesemuanya dibuat

untuk memenuhi kebutuhan fisik manusia dengan memperhatikan segi keindahan.

Kebutuhan Emosional

Manusia juga mempunyai kebutuhan emosional yang harus dipenuhi. Emosi

seseorang muncul karena adanya hubungan atau interaksi dengan orang lain atau

sesuatu hal yang akhirnya menimbulkan perasaan sedih, susah, gembira dan

sebagainya. Mealui seni seseorang dapat mengungkapkan perasaan dan hatinya.

Untuk itulah orang sekali melukis, membuat puisi, mendengarkan lagu atau

menonton, semuanya sebagai apresiasi seni.

Seni Untuk memenuhi kebutuhan sosial

Fungsi Sosial Seni di Bidang Agama

Pada bidang agama seni dapat memiliki fungsi sosial terutama yang berkaitan dengan

tempat peribadatan. Faktor artistic pada tempat-tempat peribadatan sangat

Page 11: Wawasan IPTEKS Dalam Sistem Pemerintahan Daerah

diperlukan, salah satunya untuk member suasana sejuk, damai, indah, berwibawa,

agung, suci agar dapat membuat umat beragama lebih betah untuk beribadah.

Fungsi Sosial Seni di Bidang Pendidikan

Setiap bangsa selalu mengharapkan masyarakatnya mempunyai budi pekerti yang

luhur. Salah satu cara pencapaiannya adalah melalui pendidikan seni baik secara

formal ataupun non formal, oleh karena pendidikan seni dapat menimbulkan

pengalaman estetika bahkan pengalaman etika pada setiap orang. Pengalaman ini

sangat penting sebab diharapkan dapat memberikan fungsi sosial bagi seseorang

manakala nilai tersebut diaktualisasikan ditengah masyarakat.

Fungsi Sosial Seni di Bidang Komunikasi

Proses interaksi antara dua pihak baik antar manusia maupun antara manusia dengan

lingkungannya, dapat terjadi melalui komunikasi. Artinya pada umumnya orang

yang berkomunikasi menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi karena bahasa

merupakan alat yang paling sederhana dan mudah dimengerti. Namun seni juga

dapat digunakan sebagai alat komunikasi misalnya seni musik dapat berkomunikasi

melalui rangkaian-rangkaian nada yang indah, seni rupa dapat berkomunikasi

menyampaikan pesan-pesan alam maupun bentuk rupa benda yang dituangkan

dalam karyannya kepada semua orang, dan lain-lain.

Fungsi Sosial Seni di Bidang Rekreasi

Dalam kesibukan pekerjaan rutinitas sehari-hari terkadang manusia diserang rasa

jenuh, apalagi seseorang yang bekerja dengan benda mati sehingga tidak jarang

Page 12: Wawasan IPTEKS Dalam Sistem Pemerintahan Daerah

orang mencari suasana baru demi menyegarkan diri. Untuk memenuhi hasrat

tersebut, masing-masing orang melakukan berbagai hal sesuai dengan kondisi

individu tersebut. Salah satu yang paling sesuai adalah mencari tempat rekreasi

yang bernuansa seni, apakah di alam pedesaan yang terbuka dan hijau, di museum

purbakala, di tempat-tempat artistic atau dimana saja yang dapat membuat hati

menjadi tentram karena adanya sentuhan seni dari benda atau objek yang kita

kunjungi.

2) Pemerintahan Daerah

Dalam hubungan dengan pemerintahan daerah, baiklah kita lihat pasal 18 UUD 1945 dengan

penjelasannya dan Undang-Undang No.5 Tahun1974 tentang Pokok-Pokok Pemerintahan di Daerah,

yang pelaksanannya diatur dengan Instruksi Menteri Dalam Negeri No.26 Tahun 1974

Dalam Pasal 18 UUD 1945 dikatakan bahwa “Pembagian Daerah Indonesia atas daerah besar dan

kecil, dengan bentuk susunan pemerintahannya ditetapkan dengan undang-undang, dengan memandang

dan mengingat dasar permusyawaratan dalam sistem pemerintahan Negara, dan hak-hak asl-usul dalam

daerah-daerag yang bersifat istimewa”.

Penjelasan Pasal 18 UUD 1945 menerangkan bahwa karena Negara Indonesia itu adalah suatu

negara kesatuan, Indonesia tidak akan mempunyai daerah di dalam lingkungannya yang juga berbentuk

negara. Wilayah Indonesia dibagi menjadi daerah-daerah provinsi dan daerah provinsi dibagi pula

menjadi daerah yang lebih kecil. Daerah-daerah itu bersifat otonom atau bersifat administrative belaka,

semuanya menurut aturan yang akan ditetapkan dengan undang-undang. Di daerah-daerah yang bersifat

otonom diadakan badan perwakilan daerah, karena didaerah pun pemerintah akan bersendikan dasar

permusyawaratan.

Page 13: Wawasan IPTEKS Dalam Sistem Pemerintahan Daerah

Maksud dari Pasal 18 UUD 1945 dan penjelasannya itu adalah bahwa wilayah Indonesia dibagi

menjadi sejumlah daerah besar dan daerah kecil yang bersifat otonom, yaitu daerah yang boleh mengurus

rumah tangganya sendiri dan daerah administrasi, yaitu daerah yang tidak boleh berdiri sendiri.

Untuk membentuk susunanpemerintahan daerah-daerah itu, pemerintah bersama-sama DPR telah

menetapkan Undang-Undang No.5 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Pemerintahan di Daerah, yang

dilaksanakan dengan Instruksi Menteri Dalam Negeri No.26 Tahun 1974. Undang-undang itu mengatur

pokok-pokok penyelenggaraan pemerintahan pemerintah daerah otonom dan pokok-pokok

penyelenggaraan pemerintahan yang menjadi tugas pemerintah pusat di daerah. Selain itu, diatur juga

pokok-pokok penyelenggaraan berdasarkan atas asas desentralisasi, dekonsentrasi, dan asas tugas

perbantuan.

UU No.5 Tahun 1974 kemudian telah diganti dengan UU No. 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan

Daerah.

3) Hubungan Wawasan IPTEKS dengan Sistem Pemerintahan Daerah

Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Seni atau IPTEKS merupakan tiga unsur utama kemajuan

peradaban manusia yang sangat penting karena melalui kemajua IPTEKS, manusia dapat

mendayagunakan kekayaan dan lingkungan alam ciptaan Tuhan Yang Maha Esa untuk menunjang

kesejahteraan dan meningkatkan kualitas kehidupannya.

Kita melihat dalam Sistem Pemerintahan Daerah yang dalam Penyelenggraraan Pemerintahan

Daerah dikenal dengan Asas Desentralisasi, Asas Dekonsentrasi, dan Asas Tugas Perbantuan sesuai

dengan Undang-Undang dan Ketentuan yang belaku. Hubungannya degan wawasan IPTEKS yaitu dapat

kita lihat dalam kebijakan Pemerintah Pusat terhadap masyarakat Indonesia dengan melihat Asas

Page 14: Wawasan IPTEKS Dalam Sistem Pemerintahan Daerah

Dekonsentrasi yaitu Asas yang menyatakan pelimpahan wewenang dari Pemerintah Pusat atau kepala

wilayah atau kepala Instansi vertikal tingkat yang lebih tinggi kepada pejabat-pejabatnya di daerah.

Tanggung jawab tetap ada pada Pemerintah Pusat. Baik perencanaan dan pelaksanaannya dikoordinasikan

oleh kepala daerah dalam kedudukannya selaku wakil Pemerintah Pusat. Jadi kebijakan yang telah

ditetapkan daripada Pemerintah Pusat akan terselenggara pula pada Pemerintah Daerah.

Bangsa Indonesia menyadari bahwa dengan pesatnya kemajuan ipteks diperlukan penguasaan,

pemanfaatan, dan pengelola untuk memperkuat posisi daya saing Indonesia dalam kehidupan global. Oleh

karena itu, bangsa Indonesia perlu merencanakan dan melaksanakan penguasaan, pemanfaatan dan

pengelola ipteks dengan pendekatan yang lebih optimal dan strategis. Ketetapan MPR Nomor

IV/MPR/1999 tentang GBHN tahun 1999-2004 telah mengamanatkan bahwa untuk mempercepat

pencapaian tujuan Negara sebagaimana diamanatkan dalam undang-undang dasar Negara RI 1999,

bangsa Indonesia harus menyadari pentingnya fungsi dan peran IPTEKS. Nampaknya memang

pemerintah Indonesia memberikan dukungan yang baik dan serius oleh karena melalui persidangan DPR

tahun 2008 telah diputuskan bahwa anggaran pendidikan 20 persen harus sesuai dengan amanat Undang-

Undang Dasar dan oleh menteri pendidikan dan kebudayaan mengatakan akan direalisasikan pada tahun

2009. Hal ini penting apabila pemerintah Indonesia betul-betul serius mendukung perkembangan

IPTEKS.

Sesuai amanat GBHN dalam mengembangkan IPTEKS perlu adanya beberapa hal yang harus

diperhatikan, yaitu:

a. Setiap unsur lembaga pelaksanaan IPTEKS harus menyadari dan mengupayakan secara sungguh-

sungguh penyelenggaraan fungsi dan peranannya dalam perkembangan penguasaan, Pemanfaatan

dan kemajuan IPTEKS.

b. Semua unsure lembaga harus menyadari bahwa kapasitas dan kemampuan yang dimiliki secara

personal tidak banyak berarti apabila dikaitkan dengan kapasitas yang saling memperkuat, saling

Page 15: Wawasan IPTEKS Dalam Sistem Pemerintahan Daerah

mengisi, dan saling mengendalikan. Dengan demikian secara keseluruhan kapsitas dan

kemampuan yang dimiliki tersebut dapat menumbuhkan rantai penguasaan, pemanfaatan, dan

kemajuan IPTEKS secara utuh untuk mendukung pencapaian tujuan Negara serta memperkuat

posisi Negara dalam pergaulan Internasional.

c. Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah serta masyarakat harus menyadari pentingnya peran

serta semua pihak dalam meningkatkan motivasi, stimulasi, fatilasi, bagi pelaksana IPTEKS serta

dalam memperbesar sumber daya yang diperlukan untuk meningkatkan penguasaan, pemanfaatan

dan kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni. Dalam hal ini pemerintah pusat dan

pemerintah daerah perlu mengalokasikan anggaran yang memadai serta menyediakan baerbagai

bentuk insentif agar segala potensi IPTEKS yang dimiliki dapat berkembang.

Berdasarkan GBHN pada poin (c) dalam mengembangkan IPTEKS telah jelas hubungannya dengan

Sistem Pemerintahan Daerah. Hubungan Wawasan IPTEKS dengan Sistem Pemerintahan Daerah sangat

berhubungan dimana setiap kebutuhan dan kelengkapan sarana dan prasarana dalam pemerintah daerah

membutuhkan kekuatan teknologi, ilmu pengetahuan, dan sains atau yang biasa disebut IPTEKS.

Page 16: Wawasan IPTEKS Dalam Sistem Pemerintahan Daerah

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Telah dijelaskan bahwa Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Seni atau IPTEKS merupakan tiga

unsur utama kemajuan peradaban manusia yang sangat penting karena melalui kemajua IPTEKS, manusia

dapat mendayagunakan kekayaan dan lingkungan alam ciptaan Tuhan Yang Maha Esa untuk menunjang

kesejahteraan dan meningkatkan kualitas kehidupannya. Jadi, saya dapat menyimpulkan bahwa manusia

tidak luput dari ilmu pengetahuan, teknologi, dan sains karena dalam perkembangan manusia yang selalu

dengan keingintahuan akan memunculkan metode-metode IPTEKS dengan cara yang lebih dinamis

nantinya utamanya dalam sistem pemerintahan daerah yang dapat memacu perkembangan dan

pembangunan di daerah-daerah di Indonesia. Oleh karena itu, marilah kita menerapakannya dalam

kehidupan sehari-hari dan mendukung aparatur pemerintah dalam kebijakan di bidang pendidikan demi

kulitas kehidupan kita.

B. SARAN

Dengan mengetahui manfaat dan fungsi dari yang terkandung oleh wawasan IPTEKS serta

hubungannya dengan Sistem Pemerintahan Daerah maka diharapakan bagi pembaca dapat memanfaatkan

fungsi dan manfaat IPTEKS bahkan dalam kehidupan sehari-hari agar dapat meningkatkan kualitas dalam

kehidupan kita bermasyarakat dan bernegara.

Page 17: Wawasan IPTEKS Dalam Sistem Pemerintahan Daerah

Daftar Pustaka

Kansil, C.S.T. dkk. Pemerintahan Daerah di Indonesia, Hukum Administrasi Daerah. Jakarta: Sinar

Grafika 2001

Usaman, Hanafi. Wawasan IPTEKS. Makassar. UPT-MKU Unhas 2008

Page 18: Wawasan IPTEKS Dalam Sistem Pemerintahan Daerah

Kata Pengantar

Puji syukur kita panjatkan kepada ALLAH SWT atas berkat rahmat dan karunia-Nya kita masih

diberikan kesehatan dan kekuatan sehingga penyusunan makalah ini dapat terselesaikan, dengan tema

“WAWASAN IPTEKS DALAM SISTEM PEMERINTAHAN DAERAH”.

Penyusunan makalah ini dimaksudkan untuk menimbulkan kesadaran bahwa pentingnya

wawasan IPTEKS bukan hanya dalam sistem pemerintahan daerah tetapi juga dapat diterapkan dalam

pemanfaatan kehidupan manusia sehari-hari.

Walaupun makalah ini disusun dengan sangat sederhana dengan berbagai keterbatasan isi dan

materi yang disajikan, namun penulis berharap kiranya sudah dapat digunakan sebagai sumber informasi

sehingga dapat digunakan untuk kepentingan yang menyangkut masalah ilmu pengetahuan, teknologi,

dan seni.

Penulis pula menyampaikan rasa terima kasih teramat mendalam kepada pihak yang memberikan

bantuan dan dukungan sehingga penulisan makalah ini dapat berjalan dengan lancar.

Penulis juga menyadari bahwa penulisan makalah ini masih memiliki kekurangan-kekurangan,

untuk itu diharapkan kepada pembaca untuk m emberikan saran-saran perbaikan untuk makalah ini.

Terima kasih, semoga makalah ini dapat bermanfaat.

Makassar, 21 Mei 2009

Penulis

Page 19: Wawasan IPTEKS Dalam Sistem Pemerintahan Daerah