Upload
others
View
1
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
SISTEM INFORMASI MANAJEMEN
Pertemuan Ke-2
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah “Sistem Informasi Manajemen”
Dosen Pengampu : Yananto Mihadi Putra, SE, M.Si
Disusun Oleh:
Pratiwi Rosantry (43217110253)
S1 AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MERCU BUANA
Sistem informasi adalah suatu sistem virtual data mereka mencerminkan sistem fisik
dari sebuah perusahaan. Sistem informasi dapat digunakan untuk memberikan keunggulan
kompetitif kepada perusahaan. Seiring dengan perusahaan memenuhi kebutuhan produk dan
jasa para pelanggannya, perusahaan tersebut akan berusaha untuk mendapatkan keunggulan
di atas para pesaingnnya. Mereka dapat keunggulan ini dengan memberikan produk dan
jassa pada harga yang lebih rendah, memberikan produk dengan jassa dan kualitas yang
lebih tinggi, dan memenuhi kebutuhan-kebutuhan khususdari segmen-segmen pasar tertentu.
Satu yang tidak selalu terlihat jelas adalah adanya fakta bahwa sebuah perusahaan
juga akan mencapai keunggulan kompetitif melalui penggunaan sumber daya virtualnya. Di
dalam bidang sistem informasi, keunggulan kompetitif (competitive advantage) mengacu
pada penggunaan informasi untuk mendapatkan pengungkitan (leverage) didalam pasar.
Ingat bahwa manajer perusahaan menggunakan sumber daya virtual sekaligus juga fisik
dalam memenuhi tujuan-tujuan strategi perusahaan. Pandangan secara luas atas keunggulan
kompetitif menyadari adanya organisasi-organisasi yang bersaing dengan perusahaan
sekaligus sekaligus juga profesional dan staf di negara-negara lain yang bersaing
memperebutkan pekerjaan dengan karyawan perusahaan. Perusahaan multinasional sering
kali mengontrakkan pekerjaan (outsource) ke organisasi-organisasi lain agar dapat mencapai
suatu keunggulan ekonnomi. Perusahaan yang melakukan bisnis secara global memiliki
kebutuhan-kebutuhan informasi dan koordinasi khusus. Biasanya keunggulan kompetitif
dapat dicapai melalui pengelolaan sumber daya fisik.
I. Pendukung utama keunggulan kompetitif adalah Michael Porter, yang
mengembangkan konsep-konsep seperti :
1) Rantai Nilai Porter
Profesor Harvard Michael E. Porter adalah orang yang paling sering dikaitkan
dengan topik keunggulan kompetitif. Buku dan artikel-artikel yang ditulisnya
memberikan panduan dan strategi bagi perusahaan yang mencoba untuk mendapatkan
keunggulam diatas para pesaingnya. Porter yakin bahwa sebuah perusahaan meraih
keunggulan kompetitif dengan menciptakan suatu rantai nilai (value chains).
Perusahaan menciptakan nilai dengan melakukan apa yang disebut oleh Porter
sebagia aktivitas nilai (value activities). Aktivitas ini terdiri atas dua jenis, yaitu :
a. Aktivitas nilai utama (primary value activities) meliputi logistik input yang
mendapatkan bahan baku dan persediaan dari pemsok, operasi perusahaan yang
mengubah bahan baku menjadi barang jadi, logistik output yang memindahkan
barang kepada pelanggan, operasi pemasaran penjualan yang mengidentifikasi
kebutuhan pelanggan dan mendapatkan pesanan, dan aktivitas-aktivitas jasa yang
menjaga hubungan pelanggan yang baik setelah penjualan. Aktivitas nilai utama ini
mengelola aliran sumber daya fisik di sepanjang perusahaan.
b. Aktivitas nilai pendukung (support value activities) mencakup infrastruktur
perusahaan, bentuk organisasi yang secara umum akan memengaruhi seluruh
aktivitas utama. Selain itu, tiga aktivitas akan memengaruhi aktivitas utama secara
terpisah maupun dalam bentuk terkombinasi yaitu :
1. manajemen sumber daya manusia,
2. pengembangan teknologi, dan
3. pengadaan (atau pembelian).
Selain itu, ketiga aktivitas akan mempengaruhi aktivitas utama secara terpisah
maupun dalam bentuk terkombinasi yaitu manajemen sumber daya manusia,
pengembangan teknologi, dan pengadaan (atau pembelian).
Masing-masing nilai, baik utama atau pendukung, akan mengandung tiga unsur
penting, yaitu:
a. Input yang dibeli
b. Sumber daya manusia
c. Teknologi
Setiap aktivitas juga akan menggunakan dan menciptakan informasi. Sebagai
contoh, spesialisasi informasi di dalam unit jasa informasi dapat menggabungkan basis
data pembelian komersial, peralatan komputasi yang disewa, dan program-program yang
dikembangkan sendiri untuk menghasilkan informasi pendukung keputusan bagi para
eksekutif perusahaan.
2) Memperluas Ruang Lingkup Rantai Makanan
Manajemen harus waspada terhadap tambahan keunggulan yang dapat dicapai
dengan menngaitkan rantai nilai perusahaan ke rantai nilai organisasi lain kaitan seperti
ini dapat meghasilkan suatu sistem interorganisasional (interorganizational system-IOS).
Perusahaan-perusahaan yang berpartisipasi disebut sebagai sekutu bisnis (business
partners) mereka bekerja bersama sebagai suatu unit tunggal yang terkoordinasi, sehingga
menimbulkan suatu sinergi yang tidak dapat dicapai jika masing-masing bekerja
sendirian.
Sebuah perusahaan dapat menngaitkan rantai nilainya kepada rantai nilai
pemasoknya dengan mengimplementasikansistem yang membuat sumber daya input
tersedia bila dibutuhkan. Perusahaan juga dapat mengaitkan rantai nilainya dengan rantai
nilai para anggota jalur distribusinya, sehingga menciptakan suatu sistem nilai (vaue
system). Ketika para pembeli perusahaan produk perusahaan adalah organisasi, rantai
nilai mereka akan juga dapat dikaitkan dengan rantai nilai perusahaan dan para anggota
distribusinya.
3) Dimensi-dimensi Keunggulan Kompetitif
Keunggulan dapat direalisasikan dalam hal mendapatkan keunggulan strategis,
taktis, maupun operasional. Pada tingkat manajerial yang tertinggi adalah tingkat
perencanaan strategis, sistem informasi dapat digunakan untuk megubah arah sebuah
perusahaan dapat mendapatkan keunggulan strategisnya. Pada tingkat kendali manajemen
(menengah), manajer dapat memberikan spesifikasi mengenai bagaimana rencana
strategis akan diimplementasikan, ehingga menciptakan suatu keunggulan taktis. Pada
tingkat kendali operasional (lebih rendah), manajer dapat menggunakan teknologi
informasi dalam berbagai pengumpulan data dan penciptaan informasi yang akan
memastikan efisiensi operasi, sehingga mencapai keunggulan operasional.
II. Sistem informasi dapat mencapai keunggulan kompetitif pada tiga tingkatan yaitu :
1. KEUNGGULAN STRATEGIS
Keunggulan strategis (strategic advantage) adalah keunggulan yang memiliki
dampak fundamental dalam membentuk operasi perusahaan.Sistem informasi dapat
digunakaan untuk mencapai keunggulan stratergis. Manajer pada tingkat perencanaan
strategis dapat meraih keunggulan strategis dengan mempergunakan sistem informasi
untuk membedakan perusahaannya dan para pesaing. Tingkat strategis akan menentukan
arah dan tujuan perusahaan, namun tetap masih terdapat kebutuhan akan suatu rencana
yang dapat mencapai suatu strategis yang menyadari arti penting dari keamanan.
Basis data yang terstandardisasi dan dapat diakses melalui browser Web
mencerminkan pergeseran posisi perusahaan secara strategis. Strategi ini menyebabkan
operasi perusahaan akan dipengaruhi oleh beberapa cara secara fundamental, yaitu :
a. akses yang ada saat ini bisa jadi dilakukan melalui peranti lunak komputer buatan
perusahaan sendiri, sehingga perubahan tersebut akan menyebabkan perusahaan
harus mempertimbangkan untuk membeli peranti lunak pelaporan standar dari
vendor luar atau mempekerjakan perusahaan luar untuk merancang dan
mengembangkan suatu sistem pelaporan baru. Mobilitas akses laporan juga akan ikut
terpengaruh, karena para pengguna tidak lagi membutuhkan akses laporan juga akan
ikut terpengaruh, karena para pengguna tidak membutuhkan akses langsung ke
sumber daya komputer perusahaan. setiap sambungan ke internet akan
memungkinkan pengguna menggunakan sebuah browser Web untuk mengakses
laporan dari hampir seluruh tempat di manapun di dunia ini.
b. Para pemasok dan pelanggan potensial di manapun di seluruh dunia akan memiliki
potensi akses atas tingkat persediaan bahan baku dan barang jadi perusahaan,
sehingga akan mempercepat transaksi pembelian dan penjualan perusahaan.
c. Keamanan juga tidak dapat diabaikan dalam contoh terjadinya perubahan sistem
informasi secara strategis ini. Dengan semakin besarnya keuntungan yang terkait
dengan akses Web kepada informasi perusahaan maka tingkat bahayanya pun akan
semakin besar pula. Tingkat strategis akan menentukan arah dan tujuan perusahaan,
namun tetap masih terdapat kebutuhan akan suatu rencana yang dapat mencapai
suatu strategi yang menyadari arti penting dari keamanan.
2. KEUNGGULAN TAKTIS
Sebuah perusahaan mendapatkan keunggulan taktis (tactical advantage) ketika
perusahaan tersebut mengimplementasikan strategi dengan cara yang lebih baik dari para
pesaingnya. Manajer tingkat pengendalian manajemen (tingkat menengah) dapat meraih
keunggulan taktis dengan mengarahkan perancangan sistem informasi yang memiliki alat
penghubung umum, seperti browser Web untuk mengakses internet, yang memungkinkan
pelanggan memiliki akses langsung atas informasi.
Keputusan keunggulan strategis adalah menjadikan sistem informasi perusahaan tersedia
bagi para pelanggan untuk meningkatkan layanan pelanggan.
Perusahaan mengembangkan suatu sistem informasi taktis yang tidak hanya akan
meningkatkan kepuasan pelanggan, namun juga akan meingkatkan profitabilitas.
3. KEUNGGULAN OPERASIONAL
Keunggulan operasional (operational advantage) adalah suatu keunggulan yang
berhubungan dengan transaksi dan proses sehari-hari. Disinilah sistem informasi akan
berinteraksi secara langsung dengan proses. Manajer pada tingkat pengendalian
operasional (tingkat paling rendah) dapat meraih keunggulan opersional dengan
mengembangkan sistem informasi yang menawarkan produk-produk komplementer
ketika pelanggan mengakses pesanan mereka sebagai salah satu cara untuk secara
bersamaan meningkatkan penjualan dan mendukung kepuasan pelanggan.
3.1. Tantangan dari Pesaing-Pesaing Global
Perusahaan multinasional (multinational corporation-MNC) adalah perusahaan
yang beroperasi lintas produk, pasar, negara, dan budaya. Perusahaan multinasional
terdiri atas perusahaan induk dan sekelompok anak perusahaan. Anak perusahaan-
anak perusahaan tersebut dapat tersebar secara geografis, dan masing-masing dapat
memiliki sasaran, kebijakan dan prosedurnya sendiri.
Anda hendaknya tidak membatasi pemikiran akan pesaing-pesaing global
hanya untuk organisasi-organisasi lain saja. kalangan profesional dan staf yang
bekerja di negara lain yang bersaing untuk pekerjaan yang sama seperti yang terjadi
di negara tuan rumah juga dapat dianggap sebagai pesaing.
Alasan utama melakukan outsource adalah ekonomi. Namun, oustourcing juga
memiliki kelemahannya sendiri. Satu hal yang khususnya sangat penting bagi
oustourcing TI adalah perlindungan Hak Kekayaan Intelektual (HAKI), yang di
beberapa negara tidak mendapat perlindungan yang memadai. Satu cara untuk
mengatasi masalah HAKI adalah dengan mengakuisisi perusahaan outsourcee asing.
3.2. Kebutuhan Khusus untuk Pemrosesan Informasi di Perusahaan Multinasional
Meskipun semua perusahaan memiliki kebutuhan pemrosesan informasi dan
koordinasi, kebutuhan-kebutuhan ini merupakan hal yang sangat penting artinya bagi
perusahaan multinasional (MNC). MNC adalah sebuah sistem terbuka yang berusaha
untuk meminimalkan ketidakpastian yang terdapat dalam lingkungannya.
Ketidakpastian adalah “perbedaan antara jumlah informasi yang dibutuhkan
untuk melakukan suatu pekerjaan dan jumlah informasi yang telah dimiliki oleh
organisasi.”.
3.3. Kebutuhan Khusus untuk Koordinasi di Perusahaan Multinasional
Koordinasi adalah kunci untuk mencapai keunggulan kompetitif di dalam pasar
global. Perusahaan yang tidak mampu mendapatkan kendali strategis atas operasinya
di seluruh dunia dan mengelolanya dengan cara yang terkoordinasi secara global,
tidak akan dapat meraih kesuksesan dalam perekonomian internasional.
3.4. Keuntungan Koordinasi
Banyak keuntungan yang diperoleh oleh MNC adalah karena memiliki
kemampuan pemrosesan informasi yang baik yang didasarkan pada kemampuannya
dalam berkoordinasi.
Keuntungan koordinasi antara lain meliputi :
o Fleksibilitas dalam merespons pesaing di berbagai negara dan pasar.
o Kemampuan untuk merespons perubahan yang terjadi di satu negara pada satu
negara lain atau satu wilayah dalam satu negara lain.
o Kemampuan untuk menyamai kebutuhan pasar di seluruh dunia.
o Kemampuan untuk berbagi pengetahuan antarunit di berbagai negara.
o Mengurangi biaya operasi secara keseluruhan.
o Peningkatan efisiensi dan efektivitas dalam memenuhi kebutuhan pelanggan.
o Kemampuan untuk meraih dan mempertahankan keragaman produk perusahaan
dan juga bagaimana produk diproduksi dan didistribusikan.
Semua keunggulan di atas disebabkan oleh adanya pengurangan waktu dan
biaya komunikasi yang dimungkinkan melalui penggunaan sumber daya informasi
perusahaan.
3.5. Tantangan Dalam Mengembangkan Sistem Informasi Global
Pengembangan semua jenis sistem informasi dapat menjadi suatu tantangan,
tetapi ketika sistem yang dibuat mencakup batas internasional, para pengembangnya
harus mengatasi beberapa kendala yang unik. Istilah sistem informasi global (Global
Information System-GIS) diberikan untuk suatu sistem informasi yang terdiri atas
beberapa jaringan yang melintasi batas negara. Berikut adalah beberapa kendala yang
harus diatasi oleh pengembang GIS, yaitu :
a. Kendala-kendala Politis
Pemerintah nasional di suatu negara di mana anak perusahaan berada dapat
menerapkan beragam pembatasan yang menjadikan perusahaan induk mengalami
kesulitan untuk memasukkan anak perusahaan tersebut ke dalam jaringan.
Pembatasan yang umum adalah akses yang terbatas ke komunikasi berkecepatan
tinggi. Karena infrastruktur telepon biasanya dimiliki dan dioperasikan oleh
pemerintah dan bukannya perusahaan swasta, hal ini dapat menjadi suatu
rintangan yang cukup berat.
b. Rintangan Budaya dan Komunikasi
Interaksi dengan teknologi dapat sangat bervariasi di beberapa budaya.
Antarmuka (interface) GIS harus tetap konsisten meskipun menggunakan bahasa
yang berbeda-beda. Sebagai akibatnya, kebanyakan antarmuka GIS mengandalkan
grafik dan icon untuk berinteraksi dengan pengguna dan tidak terlalu bergantung
pada perintah yang diketikkan ke dalam field. Selain itu, masalah rancangan GIS
juga dapat diselesaikan dengan menawarkan beragam format yang memiliki
fungsionalitas yang sama. Jika sebuah perusahaan memutuskan untuk membuat
GIS, ia harus bersedia untuk mengadaptasi berbagai kebutuhan populasi global ke
dalam sistemnya.
Rintangan budaya juga dapat memengaruhi rancangan suatu GIS. Di dalam
beberapa masyarakat tertentu, penggunaan teknologi dianggap sebagai suatu
pekerjaan yang tidak membutuhkan keahlian, sedangkan di masyarakat lainnya
dipandang sebagai suatu pertanda tingkat sosial.
c. Pembatasan Pembelian dan Impor Peranti Keras
Pemerintah nasional mencoba untuk melindungi pabrikan lokal dan merangsang
investasi asing pada produksi lokal dengan menentukan bahwa hanya peralatan
yang diproduksi atau dirakit di negara itu yang dapat dipergunakan. Ketentuan
seperti ini dapat memengaruhi pengoperasian berbagai sistem peranti keras dan
lunak yang berbeda.
d. Pembatasan Pemrosesan Data
Kebijakan nasional dapat mengatur bahwa data harus diproses di dalam negeri,
bukan dikirimkan ke luar negeri dan diproses di tempat lain.
e. Pembatasan Komunikasi Data
Pembatasan komunikasi data yang paling banyak dipublikasikan adalah
pembatasan yang dikenakan pada aliran data antarnegara. Aliran data antarnegara
(transborder data flow-TDF), adalah pergerakan data yang dapat dibaca oleh
mesin melintasi batas negara.
f. Masalah-masalah teknologi
MNC sering kali didera dengan masalah yang berhubungan dengan tingkat
teknologi yang terdapat di negara-negara anak perusahaannya. Di beberapa
negara, sumber listrik yang dapat diandalkan mungkin tidak tersedia, sehingga
mengakibatkan seringnya terjadi gangguan listrik. Sirkuit telekomunikasi sering
kali hanya dapat mengirimkan data dengan kecepatan yang rendah, dan kualitas
transmisinya juga buruk. Peranti lunak juga dapat menjadi masalah. Karena
banyak negara tidak memerhatikan hak cipta atas peranti lunak dan menutup mata
pada peranti lunak berjalan, beberapa vendor peranti lunak menolak untuk
berbisnis di beberapa negara tertentu.
g. Kurangnya Dukungan dari Manajemen Anak Perusahaan
Manajemen kantor anak perusahaan sering kali ikut menjadi masalah. Beberapa
merasa yakin bahwa mereka dapat menjalankan anak perusahaannya tanpa harus
mendapat bantuan, dan mereka memandang peraturan yang ditetapkan oleh kantor
pusat sebagai suatu hal yang tidak perlu. Beberapa manajer anak perusahaan
mendapat imbalan berdasarkan profitabilitas, dan mereka akan berusaha untuk
menghambat solusi korporat yang mereka anggap akan dapat mengurangi
pendapatan mereka. Manajemen kantor di luar negeri juga dapat melihat GIS
sebagai salah satu jenis pengawasan dari “Big Brother”. Para manajer tingkat
menengah dapat merasa takut dilewati oleh rantai informasi baru yang
menghimpun data operasional kepada perusahaan induk.
Dengan segala kemungkinan masalah di atas, adalah mukjizat kecil jika MNC
mencoba untuk mengembangkan GIS. Meskipun menghilangkan seluruh masalah
di atas adalah suatu hal yang mustahil untuk dilakukan, pengaruh MNC dapat
diminimalkan dengan mengikuti strategi yang terencana dengan baik yang
dituangkan ke dalam rencana strategis sumber daya informasi.
Ketika tiga tingkatan diatas bekerja untuk mencapai tujuan yang sama, maka
perusahaan akan dapat meraih potensi keuntungan yang paling besar. Sistem informasi
yang terpegaruh oleh ketiga tingkat ini akan memiliki kemungkinan terbaik untuk
meningkatkan kinerja sebuah perusahaan secara substansial.
III. PERANAN SISTEM INFORMASI SECARA UMUM DALAM PERUSAHAAN
1) Minimize Risk
Setiap bisnis memiliki resiko, terutama berkaitan dengan faktor-faktor keuangan.
Pada umumnya resiko berasal dari ketidakpastian dalam berbagai hal dan aspek-aspek
eksternal lain yang berada diuar kontrol perusahaan. Saat ini berbagai jenis aplikasi telah
tersedia untuk mengurangi resiko-resiko yang kerap diahadapi oleh bisnis,
seperti forecasting, financial advisory, planning expert, dan lain-lain. Selain itu,
kehadiran teknologi informasi merupakan sarana bagi manajemen dalam mengelola
resiko yang dihadapi.
2) Reduce Cost
Peran teknologi informasi sebagai katalisator dalam berbagai usaha pengurangan
biaya operasional perusahaan akan berpengaruh terhadap profitabilitas perusahaan.
Terdapat empat cara untuk mengurangi biaya operasional melalui penerapan sistem
informasi, yakni eliminasi proses yang dirasa tidak perlu, simplifikasi proses, integrasi
proses sehingga lebih cepat dan praktis, serta otomatisasi proses.
3) Added Value
Teknologi informasi dapat menciptakan value bagi pelanggan perusahaan.
Penciptaan value ini tidak sekedar untuk memuaskan pelanggan, tetapi juga untuk
menciptakan loyalitas pelanggan dalam jangka panjang.
4) Create New Realities
Pesatnya teknologi internet menghasilkan suatu arena bersaing baru bagi
perusahaan di dunia maya. Hal ini ditunjukkan dengan maraknya penggunaan e-
commerce, e-loyalty, e-customer, dan lain-lain dalam menanggapi mekanisme bisnis di
era globalisasi informasi.
IV. PERENCANAAN STRATEGIS UNTUK SUMBER DAYA MANUSIA
Perusahaan-perusahaan pertama yang menggunakan komputer menempatkan
tanggung jawab pengelolaan sumber daya informasi di tangan sebuah unit khusus yang
terdiri atas para profesional informasi. Unit ini, yang disebut sebagai layanan informasi
(infomation service-IS), dikelola oleh seorang manajer yang mungkin memiliki status wakil
presiden. Praktik yang diterima dewasa ini adalah membuat layanan informasi sebagai suatu
area bisnis utama dan memuaskan manajer puncaknya di dalam kelompok eksekutif senior,
seperti komite eksekutif, yang melakukan pengambilan-pengambilan keputusan penting bagi
perusahaan.
V. CHIEF INFORMATION OFFICER DAN CHIEF TECHNOLOGY OFFICIER
Istilah CEO, untuk “chief executive officer”, pertama kali dicantumkan dalam
kosakata bisnis untuk menunjukkan seseorang (presiden atau ketua dewan direksi) yang
memiliki pengaruh terbesar dalam mengarahkan perusahaan. Istilah-istilah seperti CFO,
untuk “chief financial officer”, dan CCO, untuk “chief operating officer”, kemudian juga
ikut dibuat. Terminologi yang serupa juga diciptakan untuk manajer layanan informasi.
Pertama, istilah CIO, untuk “cheif information officer”, digunakan lalu belakangan ini,
istilah CTO, untuk “chief technology officer”, mulai muncul. Istrilah-istilah ini
menggambarkan peranan penting yang seharusnya dimainkan oleh manajer puncak layanan
informasi. Chief information officer (CIO) atau chief technology officer (CTO) adalah
manajer dengan tingkat tertinggi dilayanan informasi. Orang ini akan menyumbangkan
keahlian manajerial dalam memecahkan masalah-masalah yang tidak hanya berhubungan
dengan layanan informasi saja, melainkan juga area-area operasi perusahaan lain. Chief
information officer (atau chief technology officer) memaikan peran penting dalam
perencanaan strategis suatu usaha, area bisnis, dan sumber daya informasi. Sebuah rencana
strategis untuk sumber daya informasi akan mengindetifikasikan tujuan-tujuan yang harus
dipenuhi oleh sistem informasi perusahaan di tahun-tahun mendatang dan sumber daya
informasi yang akan diperlukan untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut.
CIO dan CTO dapat memosiasikan layanan informasi sebagai salah satu unsur vital
dalam struktur organisasi perusahaan dengan melaksanakan saran-saran berikut ini :
1. Meluangkan waktu dalam bisnis dan pelatihan bisnis.
2. Secara aktif mencari kemitraan dengan unit-unit bisnis dan manajemen ini jangan
menunggu untuk diundang.
3. Fokus pada perbaikan proses bisnis.
4. Menjelaskan biaya-biaya IS dalam istilah bisnis
5. Membangun krebilitas dengan memberikan jasa IS yanng dapat diandalkan.
6. Terbuka untuk ide-ide yang berasal dari luar bidang IS.
VI. PERENCAAN STRATEGIS BAGI PERUSAHAAN
Ketika sebuah perusahaan mengorganisasikan para eksekutifnya ke dalam suatu
komite eksekutif, kelompok ini biasanya akan bertanggung jawab atas perencanaan
strategis bagi keseluruhan perusahaan. Pada tingkat paling minimum, komite eksekutif
terdiri atas presiden atau wakil presiden bidang-bidang bisnis perusahaan. Komite ini akan
menentukan rencana bisnis strategis organisasi.
Setelah rencana dibuat, komite eksekutif akan memonitor pelaksanaan sepanjang
tahun dan jika dibutuhkan mengambil tindakan yang sesuai. Dalam beberapa kasus,
rencana dapat berupa dimodifikasi untuk mencerminkan perubahan situasi. Komite juga
dapat mengambil inisiatif pengambilan keputusan yang ditujukan untuk memastikan bahwa
seluruh sasaran perusahaan akan tercapai.
VII. RENCANA STRATEGIS UNTUK AREA-AREA BISNIS
Ketika para eksekutif sebuah perusahaan sepenuhnya memiliki komitmen pada
perencanaan strategis, mereka melihat adanya kebutuhan bagi masing-masing area bisnis
untuk mengembangkan rencana strategisnya sendiri. Rencana area bisnis akan merinci
bagaimana area-area tersebut akan mendukung usaha ketika berusaha mencapai sasaran
strategisnya.
Salah satu pendekatan pada perencanaan strategis area bisnis adalah untuk setiap area
membuat rencananya sendiri secara terpisah dari area-area yang lain. Akan tetapi,
pendekatan seperti ini tidak dapat memastikan bahwa area-area akan dapat bekerja sama
dengan baik.
VIII. PENDEKATAN SPIR PERENCANAAN STRATEGIS UNTUK SUMBER DAYA INFORMASI
(STRATEGIC PLANNING FOR INFORMATION RESOURCES-SPIR)
Selama beberapa tahun terakhir, unit IS mungkin telah mendedikasikan sebagai besar
perhatian mereka pada perencanaan strategi daripada kebanyakan area bisnis yang lain.
Istilah yang digunakan untuk menggambarkan aktivitas ini adalah perencanaan strategis
untuk sumber daya informasi (strategic planning for information resource-SPIR)
Pendekatan perencanaan strategi untuk sumber daya informasi (strategic planning for
information resource-SPIR) adalah pengembangan rencana strategis secara paralel bagi
layanan informasi dan perusahaan bagi layanan informasi dan perusahaan sehingga
rencana perusahaan akan mencerminkan dukungan yang akan diberikan oleh layanan
informasi. Rencana IS akan mencerminkan permintaan dukungan sistem di masa
mendatang dan sumber daya informasi yang akan dibutuhkan. Kunci SPIR adalah
mengembangkan rencana strategis bagi perusahaan dan bagi sumber daya informasi pada
waktu yang bersamaan.
IX. RENCANA STRATEGIS SUMBER DAYA INFORMASI
Rencana strategis sumber daya informasi (Strategic Plan for Information Resources-SPIR)
telah dikembangkan untuk mendukung Rencana Strategis Bisnis dengan menggabungkan
dan menerapkan sumber daya informasi yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan-tujuan
strategis. SPIR disusun dalam empat bagian, yaitu :
a) Pernyataan Misi Teknologi Informasi
Misi teknologi informasi adalah untuk memberikan layanan informasi dengan kualitas
terbaik di dalam suatu lingkungan pendukung yang akan mempromosikan kreativitas,
perkembangan pribadi, interaksi, keberagaman, dan pengembangan profesional
sehingga perusahaan dapat memanfaatkan teknologi guna membantu mencapai tujuan-
tujuan korporat.
b) Sasaran Teknologi Informasi
Misi teknologi informasi akan dapat tercapai dengan mengejar sasaran-sasaran berikut
ini :
1. Membangun suatu keunggulan kompetitif dalam penggunaan teknologi informasi.
2. Mengembangkan sistem informasi yang memenuhi kebutuhan karyawan di
seluruh tingkat organisasi dan juga para mitra lingkungan bisnis.
3. Tetap mengikuti perkembangan teknologi informasi sehingga dapat memenuhi
kebutuhan para pelanggan kami.
4. Mempertahankan stabilitas operasional dan keandalan bagi seluruh sumber daya
informasi yang ada, orang, data, fasilitas, peranti keras, dan peranti lunak.
5. Menjaga kesinambungan program pendidikan dan pelatihan yang dirancang untuk
meraih penggunaan seluruh sumber daya informasi secara efisien dan efektif.
c) Lingkup Layanan Teknologi Informasi
Layanan teknologi informasi terdiri atas :
a. Layanan Administratif
Tinjauan anggaran dan fiskal.
Sumber daya manusia.
Pelaporan manajemen.
Hubungan pemegang saham.
d) Layanan Teknis
Perencanaan strategis dan implementasi.
Perencanaan kapasitas.
Rancangan jaringan, pemeliharaan, penanganan masalah, dan administrasi.
Instalasi server.
Perencanaan kontinjensi dan backup.
e) Layanan Teknologi
Dukungan teknis dalam bentuk meja bantuan dan layanan panggilan
manajemen.
Pendidikan dan pelatihan pengguna.
Layanan manajemen basis data.
Layanan manajemen dokumen.
Pengembangan dan dukungan sistem.
Akses World Wide Web.
Grafik komputer.
Penyelesaian masalah, peningkatan, dan penggantian peranti keras.
Antivirus dan layanan firewall.
Administrasi dan pemeliharaan sistem.
Audit sistem.
d) Rencana Kerja Teknologi Informasi
Telah diidentifikasikan tujuh proyek penting yang akan diselesaikan dalam
jangka waktu 3 tahun ke depan. Sebelum memulai setiap proyek, akan dikembangkan
terlebih dahulu suatu mekanisme manajemen proyek yang akan menentukan hal-hal
berikut ini :
Pekerjaan-pekerjaan yang dibutuhkan.
Orang-orang atau organisasi yang bertanggung jawab atas penyelesaian
pekerjaan.
Jumlah perkiraan waktu untuk setiap pekerjaan.
X. PENGERTIAN SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMENSistem pengendalian manajemen dikategorikan sebagai bagian dari pengetahuan
perilaku terapan (applied behavioral science). Pada dasarnya, sistem ini berisi tuntutan kepada kita mengenai cara menjalankan dan mengendalikan perusahaan / organisasi yang
“dianggap baik” berdasarkan asumsi-asumsi tertentu. Dalam hal ini “dianggap baik” berarti mampu mengejawantahkan / menerjemahkan antara lain :a. Tolok ukur kinerja yang mencerminkan perusahaan / organisasi berjalan secara efisien,
efektif, dan produktif.b. Kebijakan dalam menentukan tolok ukur di atas.c. Apreasiasi kepada sumber daya yang dimiliki perusahaan organisasi.
Masing-masing perusahaan memiliki kompleksitas berbeda dalam pengendalian manajemen, makin besar skala perusahaan akan semakin kompleks. Pengendalian manajemen bersifat menyeluruh dan terpadu, artinya lebih mengarah ke berbagai upaya yang dilakukan manajemen agar tujuan organisasi terpenuhi. Jadi sitem pengendalian manajemen dapat diterapkan pada berbagai bentuk organisasi, sebab hakikatnya setiap organisasi mempunyai komponen sama, yaitu :
a. W = Work (Pekerjaan)b. E = Employe (Tenaga Kerja)c. R = Relationship (Hubungan)d. E = Environment (Lingkungan)
Sistem pengendalian manajemen dapat dikatakan sebagai pengetahuan “teoritis-praktis.” Karena itu dalam SPM akan lebih mudah mencernanya kalau dalam mempelajarinya senantiasa membayangkan dan mengakitkannya dengan perilaku manusia dalam kehidupan organisasi / perusahaan.
Beberapa definisi sistem pengendalian manajemen : Edy Sukarno menyatakan “Sistem pengendalian manajemen adalah suatu sistem terintegrasi antara proses, strategi, pemrograman, penganggaran, akuntansi, pertanggungjawaban, yang hakikatnya untuk membantu orang dalam menjalankan organisasi atau perusahaan agar hasilnya optimal.”
Sedangkan Anthony and Govindarajan dalam bukunya Management Control System mengungkapkan :
“Management control is the process by which managers influence other members of the organization to implement the organization’s strategies.”
Sistem pengendalian manajemen mempunyai beberapa ciri penting, yaitu :
a. Sistem pengendalian manajemen digunakan untuk mengendalikan seluruh organisasi, termasuk pengendalian terhadap seluruh sumber daya (resources) yang digunakan, baik manusia, alat-alat dan teknologi, maupun hasil yang diperoleh organisasi, sehingga proses pencapaian tujuan organisasi dapat berjalan lancar.
b. Pengendalian manajemen bertolak dari strategi dan teknik evaluasi yang berintegrasi dan menyeluruh, serta kurang bersifat perhitungan yang pasti dalam mengevaluasi sesuatu.
c. Pengendalian manajemen lebih berorientasi pada manusia, karena pengendalian manajemen lebih ditujukan untuk membantu manager mencapai strategi organisasi dan bukan untuk memperbaiki detail catatan.
Oleh sebab itu dalam pengendalian manajemen, peranan pertimbangan – pertimbangan psikologis lebih dominan. Berdasarkan ciri-ciri tersebut di atas, dapat diketahui bahwa tugas terpenting dari manajemen melalui pengendalian manajemen adalah beusaha mencapai tujuan organisasi secara efektif dan efisien.
XI. FUNGSI PENGENDALIAN MANAJEMEN
Pengendalian manajemen merupakan usaha yang tersistematis dari perusahaan untuk
mencapai tujuannya dengan cara membandingkan prestasi kerja dengan rencana dan
membuat tindakan yang tepat untuk mengoreksi perbedaan yang penting.
Pengendalian biaya yang efektif akan tergantung pada komunikasi yang baik antara
informasi akuntansi dengan manajemen. Dengan membuat laporan prestasi kerja, controller
memberikan saran kepada berbagai tingkat manajemen mengenai tindakan perbaikan yang
diperlukan dalam suatu kegiatan. Laporan bisa berbentuk pernyataan langsung ataupun
tertulis dari kontroller kepada tingkat manajemen perusahaan yang berisikan laporan
penyimpangan dari rencana yang telah ditentukan, sesuai dengan prinsip manajemen
berdasarkan penyimpangan. Laporan ini selain laporan penyimpangan rencana (jika ada)
juga memberikan laporan prestasi kerja yang telah dicapai oleh para pekerja.
Sistem Pengendalian Manajemen Mempunyai Unsur-Unsur :
1) Detektor
2) Selektor
3) Efektor
4) Komunikator
Unsur-unsur ini satu sama lain saling berhubungan dan membentuk suatu proses kerja.
Proses yang terjadi berawal ketika detektor mencari informasi tentang aktivitas. Detektor ini
dapat berupa sistem informasi baik formal maupun informasi, yang menyediakan informasi
kepada pimpinan mengenai apa yang terjadi di dalam suatu aktivitas.
Setelah informasi diperoleh, aktivitas yang terekam didalamnya dibandingkan dengan
standar atau patokan berupa kriteria mengenai apa yang seharusnya dilaksanakan dan
seberapa jauh perlunya pembenaran.
Proses perbaikan dilaksanakan oleh efektif, sehingga penyimpanan-penyimpanan
diubah agar kegiatan kembali mengikuti kriteria yang telah ditetapkan. Begitulah proses
pengendalian manajemen, dinamis dan berkelanjutan.
XII.PROSES PENGENDALIAN MANAJEMEN
Proses pengendalian manajemen yang baik sebenarnya formal, namun sifat
pengendalian informal masih banyak terjadi. Pengendalian manajemen formal merupakan
tahap-tahap yang saling berkaitan satu sama lain, terdiri dari proses :
1) Pemrograman (Programming)
Dalam tahap ini perusahaan menentukan program-program yang akan dilaksanakan dan
memperkirakan sumber daya yang akan alokasikan untuk setiap program yang telah
ditentukan.
2) Penganggaran (Budgeting)
Pada tahap penganggaran ini program direncanakan secara terinci, dinyatakan dalam satu
moneter untuk suatu periode tertentu, biasanya satu tahun. Anggaran ini berdasarkan pada
kumpulan anggaran-anggaran dari pusat pertanggungjawaban.
3) Operasi dan Akuntansi (Operating and Accounting)
Pada tahap ini dilaksanakan pencatatan mengenai berbagai sumber daya yang digunakan
dan penerimaan-penerimaan yang dihasilkan. Catatan dan biaya-biaya tersebut
digolongkan sesuai dengan program yang telah ditetapkan dan pusat-pusat
tanggungjawabnya. Penggolongan yang sesuai program dipakai sebagai dasar untuk
pemrograman di masa yang akan datang, sedangkan penggolongan yang sesuai dengan
pusat tanggung jawab digunakan untuk mengukur kinerja para manajer.
4) Laporan dan Analisis (Reporting and Analysis)
Tahap ini paling penting karena menutup suatu siklus dari proses pengendalian
manajemen agar data untuk proses pertanggungjawaban akuntansi dapat dikumpulkan.
Analisis laporan manajemen antara lain dapat berupa :
1. Perlu tidaknya strategi perusahaan diperiksa kembali.
2. Perlu tidaknya dilakukan penghapusan, penambahan, atau pengubahan program di
tahun yang akan datang.
3. Dari analisis penyimpangan dapat disimpulkan perlunya diadakan perubahan
anggaran, apabila sudah tidak realistis.
4. Dari laporan-laporan dapat diambil kesimpulan perlu adanya perbaikan-perbaikan
untuk masalah yang tidak dapat diantisipasi.
DAFTAR PUSTAKA
Putra, Yananto Mihadi. (2018). Modul Kuliah Sistem Informasi Manajemen: Pengantar Sistem Informasi Manajemen. FEB - Universitas Mercu Buana: Jakarta.
Anggrainy, Melisa. (2012, 14 Oktober). Sistem Informasi Untuk Keunggulan Kompetitif. Diperoleh 19 September 2018, dari https://melishaputri.wordpress.com/2012/10/14/sistem-informasi-untuk-keunggulan-kompetitif/.
Rizma. (2011, 10 Januari). Penggunaan Sistem Informasi Dalam Menunjang Strategi Perusahaan. Diperoleh 19 September 2018, dari http://rizma.blogstudent.mb.ipb.ac.id/2011/01/10/penggunaan-sistem-informasi-dalam-menunjang-strategi-perusahaan/.
Anonim. (2016, 14 Maret). Archive For The ‘Sistem Pengendalian Manajemen’ Category. Diperoleh 19 September 2018, dari https://dwiermayanti.wordpress.com/category/sistem-pengendalian-manajemen/.