44
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pelajaran Matematika dipandang sebagai bagian dari ilmu-ilmu dasar yang berkembang pesat baik isi maupun aplikasinya serta dapat menumbuhkan kemampuan siswa untuk berfikir kritis, sistematis, logis, inovatif dan berkemampuan bekerja sama yang efektif. Sebagaimana diketahui bahwa matematika adalah ilmu deduktif, formal, menggunakan bahasa simbol dan objek kajiannya bersifat abstrak. 1 Mata pelajaran Matematika perlu diberikan kepada semua siswa mulai dari Sekolah Dasar (SD)/MI yang berumur berkisar antara 6 atau 7 tahun, samapi 12 tahun atau 13 tahun. Menurut piaget, anak-anak berada fase operasional konkret. Kemampuan yang tampak pada fase operasional konkret. 2 Selain itu, matematika merupakan mata pelajaran yang penting untuk diajarkan di SD/MI karena matematika sangat 1 Saepul A, Kusaeri dkk, Pembelajaran Matematika I, (Surabaya: LAPIS PGMI, 2008), hal. 6 2 Heruman. Model Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar (bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2007) hal. 1 1

latifatulkhofifah.files.wordpress.com  · Web viewPelajaran Matematika dipandang sebagai bagian dari ilmu-ilmu dasar yang berkembang pesat baik isi maupun aplikasinya serta dapat

  • Upload
    others

  • View
    9

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: latifatulkhofifah.files.wordpress.com  · Web viewPelajaran Matematika dipandang sebagai bagian dari ilmu-ilmu dasar yang berkembang pesat baik isi maupun aplikasinya serta dapat

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pelajaran Matematika dipandang sebagai bagian dari ilmu-ilmu dasar yang

berkembang pesat baik isi maupun aplikasinya serta dapat menumbuhkan kemampuan

siswa untuk berfikir kritis, sistematis, logis, inovatif dan berkemampuan bekerja sama

yang efektif. Sebagaimana diketahui bahwa matematika adalah ilmu deduktif, formal,

menggunakan bahasa simbol dan objek kajiannya bersifat abstrak.1

Mata pelajaran Matematika perlu diberikan kepada semua siswa mulai dari

Sekolah Dasar (SD)/MI yang berumur berkisar antara 6 atau 7 tahun, samapi 12 tahun

atau 13 tahun. Menurut piaget, anak-anak berada fase operasional konkret.

Kemampuan yang tampak pada fase operasional konkret.2

Selain itu, matematika merupakan mata pelajaran yang penting untuk

diajarkan di SD/MI karena matematika sangat berguna dalam kehidupan sehari – hari

siswa – siswi dan diperlukan untuk mempelajari matematika lebih lanjut dan mata

pelajaran lain.

Di Sekolah Dasar(SD)/MI mata pelajaran Matematika meliputi tiga aspek

yaitu bilangan, geometri dan pengukuran, serta pengolahan data. Apabila sejak dini

ketiga aspek tersebut dapat dikuasai dengan baik, maka siswa akan dengan mudah

menguasai aspek-aspek yang tingkat kesulitannya lebih tinggi di jenjang berikutnya.3

Tujuan pembelajaran Matematika di SD/MI adalah melatih cara berfikir dan

bernalar dalam menarik kesimpulan, misalnya melalui kegiatan penyelidikan,

eksplorasi, eksperimen, menunjukkan kesamaan, perbedaan, konsisten dan 1 Saepul A, Kusaeri dkk, Pembelajaran Matematika I, (Surabaya: LAPIS PGMI, 2008), hal. 62 Heruman. Model Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar (bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2007) hal. 13http://www.psychologymania.com/2012/12/karakteristik-pembelajaran-matematika.html

1

Page 2: latifatulkhofifah.files.wordpress.com  · Web viewPelajaran Matematika dipandang sebagai bagian dari ilmu-ilmu dasar yang berkembang pesat baik isi maupun aplikasinya serta dapat

inkonsisten dan mengembangkan aktifitas kreatif yang melibatkan imajinasi, intuisi,

dan penemuan dengan mengembangkan pemikiran divergen, orisinil, rasa ingin tahu,

membuat prediksi dan dugaan ,mencoba-coba serta kemampuan memecahkan

masalah.

Dengan demikian peran seorang guru dalam menciptakan pembelajaran yang

inovatif dan berkompeten sangat menentukan. Oleh karena itu untuk menghadapi

perkembangan yang cepat dan mendasar diperlukan yang berkompeten sehingga

menjadikan siswa yang berkompeten pula.

Hasil wawancara peneliti dengan guru Matematika di MI Nurul Huda

kecamatan Tulangan kabupaten Sidoarjo pada tanggal 17 Februari 2014. Dari hasil

wawancara tersebut, masih banyak yang belum memahami materi FPB dan KPK.

Dari 20 siswa hanya 30% yang memahami materi selebihnya belum memahami

materi khususnya, pada kompetensi dasar “Menentukan kelipatan persekutuan terkecil

(KPK) dan faktor persekutuan terbesar (FPB)”. 4

Dari wawancara ini banyak sekali siswa yang tidak suka dengan pelajaran

matematika karena pelajaran matematika pelajaran yang membosankan selain itu

matematika juga memerlukan kerja keras otak untuk berfikir.

Berdasarkan hasil analisis peneliti, faktor yang diduga sebagai penyebab

rendahnya hasil belajar siswa pada materi KPK dan FPB mata pelajaran Matematika

adalah dalam media yang digunakan kurang inovatif dan menyenangkan.

Dengan melihat keadaan tersebut, peneliti ingin meningkatkan kemampuan

siswa dalam materi KPK dan FPB pada mata pelajaran Matematika dengan

4 Sudarmo, Guru bidang studi Matematika kelas IV MI Nurul Huda Tulangan Sidoarjo, 17 Februari 2014.

2

Page 3: latifatulkhofifah.files.wordpress.com  · Web viewPelajaran Matematika dipandang sebagai bagian dari ilmu-ilmu dasar yang berkembang pesat baik isi maupun aplikasinya serta dapat

menggunakan media pembelajaran berupa Dakonmatika. Media ini diharapkan dapat

memberikan solusi bagi siswa yang kurang memahami dalam menentukan kelipatan

persekutuan terkecil (KPK) dab faktor persekutuan terbesar (FPB), terutama bagi

siswa yang kemampuan mengingatnya kurang, karena sebenarnya matematika bukan

untuk dihafal tetapi dipahami.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka dapat disimpulkan rumusan

masalahnya adalah:

1. Bagaiman hasil belajar matematika siswa kelas IV materi KPK dan FPB di MI

Nurul Huda?

2. Bagaimana penerapan media pembelajaran Dakonmatika pada pelajaran

matematika siswa kelas IV di MI Nurul Huda?

3. Bagaimana peningkatan hasil belajar matematika tentang FPB dan KPK pada

siswa kelas IV MI Nurul Huda dengan menggunakan media pembelajaran

Dakonmatika?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui hasil belajar matematika pada siswa kelas IV materi KPK dan

FPB di MI Nurul Huda.

2. Untuk mengetahui penerapan media pembelajaran Dakonmatika pada pelajaran

matematika siswa kelas IV di MI Nurul Huda.

3. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar matematika tentang FPB dan KPK

pada siswa kelas IV MI Nurul Huda dengan menggunakan media pembelajaran

Dakonmatika.

3

Page 4: latifatulkhofifah.files.wordpress.com  · Web viewPelajaran Matematika dipandang sebagai bagian dari ilmu-ilmu dasar yang berkembang pesat baik isi maupun aplikasinya serta dapat

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah:

1. Untuk Sekolah :

Sebagai bahan masukan agar dapat mengetahui media pembelajaran yang

bervariasi dalam memperbaiki dan meningkatkan kreatifitas pembelajaran

Matematika terutama pada materi KPK dan FPB.

2. Untuk Guru :

Sebagai bahan masukan untuk mendapatkan pengetahuan dan media baru

tentang meningkatkan hasil belajar siswa menggunakan media pembelajaran

Dakonmatika untuk mata pelajaran Matematika pada siswa kelas IV MI Nurul

Huda Tulangan Sidoarjo, khususnya materi KPK dan FPB.

3. Untuk Siswa:

Dapat meningkatkan minat dan prestasi siswa dalam proses pembelajaran

Matematika pada siswa kelas IV MI Nurul Huda Tulangan Sidoarjo baik pada

aspek kognitif, afektif maupun psikomotor, serta keaktifan dan kreatifitas siswa

dalam pembelajaran.

4. Bagi peneliti:

a. Dengan pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini peneliti memiliki

pengetahuan, ketrampilan, dan pengalaman tentang penelitian tindakan kelas.

b. Peneliti mampu mendeteksi permasalahan yang ada dalam proses

pembelajaran, sekaligus mencari alternatif pemecahan masalah yang tepat.

c. Peneliti mampu memperbaiki proses pembelajaran di dalam kelas dalam

rangka meningkatkan kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal

matematika pada materi KPK dan FPB.

4

Page 5: latifatulkhofifah.files.wordpress.com  · Web viewPelajaran Matematika dipandang sebagai bagian dari ilmu-ilmu dasar yang berkembang pesat baik isi maupun aplikasinya serta dapat

d. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai langkah awal penelitian

selanjutnya.

5

Page 6: latifatulkhofifah.files.wordpress.com  · Web viewPelajaran Matematika dipandang sebagai bagian dari ilmu-ilmu dasar yang berkembang pesat baik isi maupun aplikasinya serta dapat

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Hasil Belajar

1. Teori Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan hal yang dapat dipandang dari dua sisi yaitu sisi

siswa dan dari sisi guru. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan tingkat

perkembangan mental yang lebih baik bila dibandingkan pada saat sebelum

belajar. Tingkat perkembangan mental tersebut terwujud pada jenis-jenis ranah

kognitif, afektif, dan psikomotor. Sedangkan dari sisi guru, hasil belajar

merupakan saat terselesikannya bahan pelajaran.5

Hasil belajar adalah bila seseorang telah belajar akan terjadi perubahan

tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dan dari

tidak mengerti menjadi mengerti.6

Perubahan perilaku sebagai hasil belajar diklasifikasikan menjadi tiga ranah

yaitu:

a. Ranah kognitif

Ranah ini mencakup kegiatan otak, yang berhubungan dengan

kemampuan intelektual atau kemampuan berfikir seperti kemampuan

mengingat dan kemampuan memecahkan masalah. Dalam ranah kognitif

meliputi beberapa tingkatan :

1) Pengetahuan (knowledge)

Merupakan kemampuan mengingat dan kemampuan mengungkapkan

kembali informasi yang sudah dipelajarinya (recall) yakni mengetahui

5Damyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran (Jakarta:Raneka cipta, 1999) hal 136 Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Bumi Aksara, 2006), hal 30

6

Page 7: latifatulkhofifah.files.wordpress.com  · Web viewPelajaran Matematika dipandang sebagai bagian dari ilmu-ilmu dasar yang berkembang pesat baik isi maupun aplikasinya serta dapat

tentang hal-hal khusus, peristilahan, fakta-fakta khusus, prinsip-prinsip

dan kaidah-kaidah.

2) Pemahaman (comprehension)

Merupakan kemampuan memahami suatu objek atas subjek

pembelajaran (mampu menerjemahkan, menafsirkan, menentukan,

memperkirakan, dan mengartikan)

3) Penerapan (application)

Merupakan kemampuan untuk menggunakan konsep, prinsip, prosedur

pada situasi tertentu, yakni mampu memecahkan masalah, membuat

bagan/grafik, menggunakan istilah atau konsep – konsep.

4) Analisis (analysis)

Merupakan kemampuan menguraikan atau memecah suatu bahan

pelajaran ke dalam bagian-bagian atau unsur-unsur serta hubungan antar

bagian bahan tersebut, yakni mampu mengenali kesalahan, membedakan,

menganalisis unsur – unsur, hubungan – hubungan, dan prinsip – prinsip

organisasi.

5) Sintesis (synthesis)

Merupakan kemampuan untuk menghimpun bagian-bagian ke dalam

suatu keseluruhan yang bermakna, yakni mampu menghasilkan,

menyusun kembali dan merumuskan

6) Evaluasi (evaluation)

Merupakan kemampuan membuat penilain terhadap sesuatu

berdasarkan maksud dan kriteria tertentu serta kemampuan untuk

memberikan suatu keputusan dengan berbagai pertimbangan dan ukuran-

ukuran tertentu.

7

Page 8: latifatulkhofifah.files.wordpress.com  · Web viewPelajaran Matematika dipandang sebagai bagian dari ilmu-ilmu dasar yang berkembang pesat baik isi maupun aplikasinya serta dapat

Dalam ranah Kognitif menggunakan pengkuran dengan tes lisan

dikelas atau berupa tes tulis. Ranah kognitif juga dapat diukur dengan

menggunakan portofolio.

b. Ranah afektif

Ranah afektif yakni ranah yang berkaitan dengan sikap, nilai-nilai dan

apresiasi. Ranah ini merupakan bidang tujuan pendidikan kelanjutan dari

ranah kognitif. Dalam ranah Afektif meliputi 5 tingkatan :

1) Penerimaan

Yaitu sikap kesadaran atau kepekaan seseorang terhadap gejala kondisi

keadaan atau suatu masalah.

2) Merespons (menanggapi)

Ditunjukkan oleh kemauan untuk berpartisipasi aktif dalam kegiatan

tertentu.

3) Menghargai

Berkenaan dengan kemauan untuk memberi penilaian atau

kepercayaan kepada gejala atau subjek tertentu.

4) Mengorganisasi (mengelola)

Yaitu berkenaan dengan pengembangan nilai ke dalam sistem

organisasi tertentu termasuk hubungan antarnilai dan tingkat prioritas

nilai-nilai itu.

5) Karakterisasi nilai (menghayati)

Yaitu dengan mengadakan sintesis dan internalisasi, sistem nilai

dengan pengkajian secara mendalam, sehingga nilai-nilai yang

dibangunnya itu dijadikan pandangan hidup serta dijadikan pedoman

dalam bertindak dan berprilaku.

8

Page 9: latifatulkhofifah.files.wordpress.com  · Web viewPelajaran Matematika dipandang sebagai bagian dari ilmu-ilmu dasar yang berkembang pesat baik isi maupun aplikasinya serta dapat

Ada beberapa skala untuk mengukur ranah afektif yaitu :

1) Skala Likert

Skala ini disusun dalam bentuk suatu pernyataan dan diikuti oleh 5

respon yang menunjukkan tingkatan, misal :

SS : sangat setuju

S : setuju

TB : tidak berpendapat

TS : tidak setuju

STS : sangat tidak setuju

2) Skala Pilihan Ganda

Bentuknya seperti soal bentuk pilihan ganda.

3) Skala Thursione

Merupakan skala mirip skala buatan likert, karena merupakan suatu

instrumen yang jawabannya menunjukkan tingkatan.

c. Ranah psikomotorik

Ranah yang berkaitan dengan keterampilan (skill) atau kemampuan

bertindak setelah seseorang menerima pengalaman belajar tertentu. Dalam

ranah Psikomotorik ada tujuh tingkatan :

1) Persepsi

Yaitu kemampuan seseorang dalam memandang sesuatu yang dapat

dipermasalahkan.

2) Kesiapan

Yaitu berhubungan dengan kesediaan seseorang untuk melatih diri

tentang keterampilan tertentu yang direfleksikan dengan prilaku-prilaku

khusus.

9

Page 10: latifatulkhofifah.files.wordpress.com  · Web viewPelajaran Matematika dipandang sebagai bagian dari ilmu-ilmu dasar yang berkembang pesat baik isi maupun aplikasinya serta dapat

3) Gerakan terbimbing

Yaitu kemampuan seseorang dalam mempraktikkan gerakan-gerakan

sesuai dengan contoh yang diamatinya (meniru).

4) Membiasakan

Yaitu kemampuan seseorang untuk mempraktikkan gerakan – gerakan

tertentu tanpa harus melihat contoh.

5) Gerakan kompleks (mampu berketrampilan secara lancar, luwes, supel,

gesit, lincah).

6) Menyesuaikan

Yaitu kemampuan beradaptasi gerakan atau kemampuan itu sudah

disesuaikan dengan keadaan situasi dan kondisi yang sudah ada.

7) Menciptakan (kreatifitas)

Yaitu kemampuan seseorang untuk berkreasi dan mencipta sendiri

suatu karya.

Tes untuk mengukur aspek psikomotorik adalah tes yang dilakukan

untuk mengukur penampilan atau perbuatan atau kinerja (performance) yang

telah dikuasai siswa. Contoh tes penampilan atau kinerja :

1) Tes tertulis

2) Tes identifikasi

3) Tes simulasi

4) Tes patik kerja (word sample)7

Tipe hasil belajar kognitif lebih dominan daripada afektif dan

psikomotor karena lebih menonjol, namun hasil belajar psikomotor dan afektif

7 Tim Pengembang MKDP, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: Rajawali Pers, 2011), hal. 126

10

Page 11: latifatulkhofifah.files.wordpress.com  · Web viewPelajaran Matematika dipandang sebagai bagian dari ilmu-ilmu dasar yang berkembang pesat baik isi maupun aplikasinya serta dapat

juga harus menjadi bagian dari hasil penilaian dalam proses hasil belajar

disekolah.

2. Faktor yang mempengaruhi hasil belajar

a. Faktor Internal (dari dalam individu yang belajar)

Faktor yang mempengaruhi kegiatan belajar ini lebih ditekankan pada

faktor dari dalam individu yang belajar. Adapun faktor yang mempengaruhi

kegiatan tersebut adalah faktor psikologis, antara lain yaitu : motivasi,

perhatian, pengamatan, tanggapan dan lain sebagainya.

b. Faktor Eksternal (dari luar individu yang belajar)

Pencapaian tujuan belajar perlu diciptakan adanya sistem lingkungan

belajar yang kondusif. Hal ini akan berkaitan dengan faktor dari luar siswa.

Adapun faktor yang mempengaruhi adalah mendapatkan pengetahuan,

penanaman konsep dan keterampilan, dan pembentukan sikap.

Hasil belajar yang diperoleh siswa adalah sebagai akibat dari proses belajar

yang dilakukan oleh siswa, harus semakin tinggi hasil belajar yang diperoleh

siswa. Proses belajar merupakan penunjang hasil belajar yang dicapai siswa.8

B. Pembelajaran Matematika

1. Teori Pembelajaran Matematika

Pembelajaran merupakan terjemahan dari bahasa Inggris “instruction”, terdiri

dari dua kegiatan utama, yaitu: a) Belajar (learning) dan b) Mengajar (Teaching),

kemudian disatukan dalam satu aktivitas, yaitu kegiatan belajar-mengajar yang

selanjutnya populer dengan istilah pembelajaran (Instruction).9

Istilah matematika berasal dari bahasa yunani mathem dan mathenem yang

berarti mempelajari. Kata matematika diduga erat dengan kata sansekerta medha

8 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar (Bandung: PT. Remaja Rosdikarya, 2005) hal1119 Tim Pengembang MKDP, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: Rajawali Pers, 2011), hal. 180.

11

Page 12: latifatulkhofifah.files.wordpress.com  · Web viewPelajaran Matematika dipandang sebagai bagian dari ilmu-ilmu dasar yang berkembang pesat baik isi maupun aplikasinya serta dapat

atau widya yang berarti kepandaian, ketahuan atau intelegensi. Berdasarkan

etimologi kata metematika berarti ilmu penngetahuan yang diperoleh dengan

bernalar. Disisi lain matematiaka dipandang sebagai ilmu tentang logika mengenai

bentuk, susunan, besaran, dan konsep-konsep yang berhubungan satu dengan

lainnya dan ternagi dalam tiga bidang yaitu aljabar, analisis, dan geometri.10

Pembelajaran matematika menurut Tim MKPBM (200: 8-9) berbagi dua

macam :

a. Pengertian pembelajaran matematika secara sempit, yaitu

proses pembelajaran dalam lingkup persekolahan, sehingga terjadi proses

sosialisasi individu siswa dengan lingkungan sekolah, seperti guru, sumber

atau fasilitas, dan teman sesama siswa.

b. Pengertian pembelajaran matematika secara luas, yaitu upaya penataan

lingkungan yang memberi nuansa agar program belajar matematika tumbuh

dan berkembang secara optimal.

Adapun tujuan pembelajaran khususnya pelajaran matematika adalah:

a. Melatih cara berpikir dan menalar dalam menarik kesimpulan, misalnya

melalui kegiatan penyelidikan, ekplorasi, eksperimen, menunjukkan

kesamaan, perbedaan, konsisten dan inkonsisten.

b. Mengembang aktivitas kreatif yang melibatkan imajinasi, intuisi dan

penemuan dengan mengembangkan pemikiran divergen, orisinil rasa ingin

tahu, membuat prediksi dan dugaan serta mencoba-coba.

c. Mengembangkan kemampuan memecahkan masalah.

10 Arifin Muslim, Hakikat Matematika & Pembelajaran Matematika di SD, (Jogjakarta: Ar-Rizz Media, 2007), hal. 27.

12

Page 13: latifatulkhofifah.files.wordpress.com  · Web viewPelajaran Matematika dipandang sebagai bagian dari ilmu-ilmu dasar yang berkembang pesat baik isi maupun aplikasinya serta dapat

d. Mengembangkan kemampuan menyampaikan informasi atau

mengkomunikasikan gagasan antara lain melalui pembicaraan lisan, catatan,

garfik, peta, diagram dalam menjelaskan gagasan.11

Ciri-ciri pembelajaran matematika di SD/MI sebagai berikut :

a. Pembelajaran matematika menggunakan metode spiral.

Pendekatan spiral dalam pembelajaran matematika merupakan

pendekatan dimana pembelajaran konsep atau suatu topik matematika selalu

mengkaitkan atau menghubungkan dengan topik sebelumnya. Topik

sebelumnya dapat menjadi prasyarat untuk dapat memahami dan mempelajari

suatu topik matematika. Topik baru yang dipelajari merupakan pendalaman

dan perluasan dari topik sebelumnya. Konsep diberikan dimulai dengan

benda-benda konkrit kemudian konsep itu diajarkan kembali dengan bentuk

pemahaman yang lebih abstrak dengan menggunakan notasi yang lebih umum

digunakan dalam matematika.

b. Pembelajaran matematika bertahap

Materi pelajaran matematika diajarkan secara bertahap yaitu dimulai

dari konsep-konsep yang sederhana, menuju konsep yang lebih sulit. Selain

itu pembelajaran matematika dimulai dari yang konkret, ke semi konkret dan

akhirnya kepada konsep abstrak. Untuk mempermudah siswa memahami

objek matematika maka benda-benda konkrit digunakan pada tahap konkrit,

kemudian ke gambar-gambar pada tahap semi konkrit dan akhirnya ke

simbol-simbol pada tahap abstrak. Contoh : Seorang guru yang akan mengajar

mengenai perkalian bilangan cacah di kelas 2, maka dapat memberikan

pemahaman arti perkalian dengan menggunakan benda-benda konkrit seperti

permen, kelereng, buku,penggaris, dll11 Depag RI, Standar Kompetensi MTs, (Jakarata: Depdiknas, 2005), hal. 21.

13

Page 14: latifatulkhofifah.files.wordpress.com  · Web viewPelajaran Matematika dipandang sebagai bagian dari ilmu-ilmu dasar yang berkembang pesat baik isi maupun aplikasinya serta dapat

c. Pembelajaran matematika menggunakan metode induktif.

Matematika merupakan ilmu deduktif. Namun karena sesuai tahap

perkembangan mental siswa maka pada pembelajaran matematika di SD

digunakan pendekatan induktif. Contoh : Pengenalan bangun-bangun ruang

tidak dimulai dari definisi, tetapi dimulai dengan memperhatikan contoh-

contoh dari bangun tersebut dan mengenal namanya. Menentukan sifat-sifat

yang terdapat pada bangun ruang tersebut sehingga didapat pemahaman

konsep bangun-bangun ruang itu.

d. Pembelajaran matematika menganut kebenaran konsistensi

Kebenaran matematika merupakan kebenaran yang konsisten artinya

tidak ada pertentangan antara kebenaran yang satu dengan kebenaran yang

lainnya. Suatu pernyataan dianggap benar jika didasarkan kepada pernyataan-

pernyataan sebelumnya yang telah diterima kebenarannya. Meskipun di SD

pembelajaran matematika dilakukan dengan cara induktif tetapi pada jenjang

selanjutnya generalisasi suatu konsep harus secara deduktif.

e. Pembelajaran matematika hendaknya bermakna

Pembelajaran secara bermakna merupakan cara mengajarkan materi

pelajaran yang mengutamakan pengertian daripada hafalan. Dalam belajar

bermakna aturan-aturan, sifat-sifat, dan dalil-dalil tidak diberikan dalam

bentuk jadi, tetapi sebaliknya aturan-aturan, sifat-sifat, dan dalil-dalil

ditemukan oleh siswa melalui contoh-contoh secara induktif di SD, kemudian

dibuktikan secara deduktif pada jenjang selanjutnya.

C. FPB (Faktor Persekutuan Terbesar) dan KPK (Kelipatan Persekutuan Terkecil)

1. Pengertian FPB (Faktor Persekutuan Terbesar)

14

Page 15: latifatulkhofifah.files.wordpress.com  · Web viewPelajaran Matematika dipandang sebagai bagian dari ilmu-ilmu dasar yang berkembang pesat baik isi maupun aplikasinya serta dapat

Faktor adalah suatu bilangan yang membagi bilangan lain dengan tidak tersisa.

Faktor persekutuan adalah himpunan dari semua faktor – faktor yang sama yang

berasal dari dua bilangan atau lebih. Faktor Persekutuan Terbesar (FPB) adalah

suatu bilangan yang didapat dari faktor persekutuan dua bilangan atau lebih dan

yang paling besar.

2. Pengertian KPK (Kelipatan Persekutuan Terkecil)

Setiap bilangan merupakan kelipatan dari suatu bilangan dan merupakan hasil

perkalian bilangan tersebut. Kelipatan bilangan diperoleh dari perkalian bilangan

asli. Kelipatan persekutuan adalah himpunan dari semua kelipatan yang sama

dari beberapa bilangan. Kelipatan Persekutuan Terkecil (KPK) adalah suatu

bilangan yang paling kecil yang diperoleh dari himpunan kelipatan terkecil dari

dua bilangan atau lebih.12

D. Media Pembelajaran Dakonmatika

1. Pengertian Dakonmatika

Salah satu alternatif dalam pembelajaran matematika adalah dengan

penggunaan Dakonmatika sebagai implikasi pembelajaran FPB (Faktor

Persekutuan Terbesar) dan KPK (Kelipatan Persekutuan Terkecil).

Dakonmatika adalah suatu media visual dalam pembelajaran matematikan

yang merupakan inovasi baru sebagai media pembelajaran matematika.

Dakonmatika menggabungkan antara permainan tradisional dan pembelajaran

matematika. Sehingga diharapkan selain mampu menjadi media pembelajaran

matematika yang menyenangkan dakonmatika juga mampu melestarikan salah

satu permainan tradisional yaitu dakon.

2. Tujuan Media Dakonmatika

12 Joko Untoro, Genius Matematika Kelas 6 SD, (Bandung: Wahyu Media, 1998), hal 11

15

Page 16: latifatulkhofifah.files.wordpress.com  · Web viewPelajaran Matematika dipandang sebagai bagian dari ilmu-ilmu dasar yang berkembang pesat baik isi maupun aplikasinya serta dapat

Kebanyakan siswa mengalami kesulitan dalam mengaplikasikan matematika

kedalam situasi kehidupan nyata, beberapa siswa menganggap pelajaran

matematika merupakan salah satu pelajaran yang sangat sulit dibanding dengan

pelajaran-pelajaran lain. Hal ini dikarenakan kebanyakan guru menyampaikan

materi dengan cara ceramah sehingga peserta didik sulit untuk memahaminya

karena mereka hanya menerima konsep-konsep yang masih abstrak.

Pada taraf usia anak SD mereka masih berfikir secara kongkrit sehingga

dengan pembelajaran yang menggunakan media visual (Dakonmatika) akan dapat

memudahkan peserta didik untuk memahami materi yang disampaikan (KPK dan

FPB). Selain itu dengan media ini maka dapat menarik perhatian dan

menyenangkan bagi siswa sehingga pembelajaran matematika tidak membosankan

dan lebih variatif.

3. Fungsi Media Dakonmatika

a. Memberikan alternatif metode pembelajaran matematika yang menyenangkan

untuk peserta didik.

b. Memberikan alternatif games edukatif bagi anak-anak.

c. Bagi guru dapat memudahkan guru dalam mengajarkan materi FPB dan KPK.

d. Bagi siswa dapat memudahkan dalam memahami materi FPB dan KPK.

e. Bagi sekolah dapat memberikan sumbangan dalam peningkatan hasil belajar

matematika.

4. Alat dan Bahan

a. Alat yang digunakan:

1) Gunting

2) Penggaris

3) Spidol

16

Page 17: latifatulkhofifah.files.wordpress.com  · Web viewPelajaran Matematika dipandang sebagai bagian dari ilmu-ilmu dasar yang berkembang pesat baik isi maupun aplikasinya serta dapat

4) Lem

5) Doubletape

b. Bahan yang Digunakan :

1) Gelas plastik bekas

2) Papan triplek

3) Styrofoam

4) Cat Poster

5) Kertas emas

6) Sedotan dibentuk bintang (bisa juga diganti dengan biji-bijian)

7) Kertas HVS

5. Cara Pembuatan

a. Menyiapkan alat dan bahan.

b. Gelas plastik bekas di cat atau diberi gambar.

c. Lalu dikeringkan hingga catnya kering kemudian bawah gelas ditempeli

angka 1- 48, dan dua gelas ditempeli A dan B.

d. Siapkan triplek berukuran sesuai Styrofoam.

e. Styrofoam ditempeli kertas emas kemudian ditempel pada triplek.

f. Menempelkan gelas plastik pada Styrofoam sesuai dengan urutan angka,

seperti pada gambar berikut :

g. Media pembelajaran Dakonmatika telah siap digunakan.

6. Petunjuk Penggnaan

17

Page 18: latifatulkhofifah.files.wordpress.com  · Web viewPelajaran Matematika dipandang sebagai bagian dari ilmu-ilmu dasar yang berkembang pesat baik isi maupun aplikasinya serta dapat

a. Untuk mencari KPK

1) Permainan ini dilakukan oleh dua orang.

2) Setiap orang memegang satu angka (misalnya mencari KPK dari 5 dan 2

maka orang pertama fokus pada angka 5 dan orang selanjutnya fokus

pada angka 2).

3) Orang pertama yang memegang angka 5 maka dia akan menjalankan biji

dakon (mengisi lobang lobang dakon) pada kelipatan lima.

4) Setelah orang pertama selesai maka orang ke dua melanjutkan permainan

dengan memasukkan biji dakon pada lubang kelipatan dua kemudian

berhenti setelah biji dakon orang pertama dan biji dakon orang kedua

berada pada satu lubang (lubang 10)

5) Biji pemain pertama dan pemain kedua berada pada lubang kesepuluh

maka 10 merupakan KPK dari 5 dan 2.

6) Permainan diulang dengan soal yang berbeda.

b. Untuk mencari FPB

1) Misal mencari FPB dari 6 dan 4

18

Page 19: latifatulkhofifah.files.wordpress.com  · Web viewPelajaran Matematika dipandang sebagai bagian dari ilmu-ilmu dasar yang berkembang pesat baik isi maupun aplikasinya serta dapat

2) Maka orang pertama menaruh 6 biji dakon dalam lingkaran A dan orang

keda menaruh 4 biji dakon pada lingkaran B.

3) Orang pertama meperhatikan biji-biji pada lingkaran A dan orang kedua

memperhatikan biji-biji pada lingkaran B.

4) Orang pertama meletakkan biji pada bilangan yang merupakan faktor dari

6 dan orang kedua meletakkan biji pada bilangan yang merupakan faktor

dari 4.

5) Bilangan terbesar dimana terdapat 2 biji dengan warna berbeda

merupakan faktor persekutuan terbesar dari kedua bilangan tersebut. Jadi

2 merupakan FPB dari 6 dan 4.

6) Permainan diulang dengan soal yang berbeda.

7. Kelebihan Media Dakonmatika

a. Menjadikan pembelajaran matematika lebih variatif, inovatif dan kreatif.

b. Mempermudah pemahaman peserta didik karena lebih kongkrit.

c. Mempermudah guru dalam menyampaikan materi KPK dan FPB.

19

Page 20: latifatulkhofifah.files.wordpress.com  · Web viewPelajaran Matematika dipandang sebagai bagian dari ilmu-ilmu dasar yang berkembang pesat baik isi maupun aplikasinya serta dapat

d. Lebih menarik perhatian peserta didik dalam pembelajaran matematika

khususnya KPK dan FPB sehingga tidak membosankan.

e. Memotivasi peserta didik untuk belajar matematikan dan menyukai pelajaran

matematika.

f. Memanfaatkan barang bekas untuk dijadikan media pembelajaran yang

menarik, efektif dan efisien.

g. Meningkatkan hasil belajar peserta didik.

h. Dapat digunakan berulang kali.

8. Kelemahan Media Dakonmatika

a. Tidak bisa untuk mencari KPK dan FPB dengan nilai yang besar.

b. Tidak adanya audio sehingga harus dijelaskan oleh guru.

c. Sulit ditampakkan dalam kelas dengan kuantitas peserta didik yang banyak .

d. Media pembelajaran ini mudah lepas karena gelas plastik hanya di lem.

BAB III

PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS

A. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas

(PTK). Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan untuk melakukan penelitian

pembelajaran di kelas dalam rangka perbaikan mutu pembelajaran. Dalam penelitian

ini, peneliti langsung terjun ke lapangan dalam kegiatan pembelajaran bersama guru

dan siswa selama pembelajaran berlangsung, yakni menggunakan bentuk kolaboratif,

yang mana guru merupakan mitra kerja peneliti.

Secara etimologis ada tiga istilah yang berhubungan dengan PTK, yakni

penelitian, tindakan dan kelas.

20

Page 21: latifatulkhofifah.files.wordpress.com  · Web viewPelajaran Matematika dipandang sebagai bagian dari ilmu-ilmu dasar yang berkembang pesat baik isi maupun aplikasinya serta dapat

1. Penelitian adalah suatu proses pemecahan masalah yang dilakukan secara

sistematis, empiris, dan terkontrol.

2. Tindakan dapat diartikan sebagai perlakuan tertentu yang dilakukan peneliti.

Tindakan diarahkan untuk memperbaiki kinerja yang dilakukan guru.

3. Kelas menunjukkan pada tempat proses pembelajaran berlangsung. PTK

dilakukan didalam kelas yang tidak di setting untuk kepentingan penelitian

secara khusus, akan tetapi berlangsung dalam keadaan dan kondisi yang real

tanpa direkayasa.13

Berdasarkan pemahaman tiga kata kunci tersebut dapat disimpulkan bahwa

penelitian tindakan kelas merupakan suatu upaya untuk mencermati kegiatan belajar

sekelompok peserta didik dengan memberikan sebuah tindakan yang sengaja

dimunculkan. Tindakan tersebut dilakukan oleh guru, oleh guru besama-sama dengan

peserta didik, atau oleh peserta didik dibawah bimbingan guru, dengan maksud untuk

memperbaiki dan meningkatkan kualitas pendidikan.

Dalam penelitian tindakan kelas ini peneliti menggunakan model Spiral

Kemmis dan MC Taggart secara berulang-ulang, semakin lama, diharapkan semakin

meningkat perubahannya atau pencapaian hasilnya. Dalam perencanaan Kemmis

menggunakan sistem spiral yang dimulai dengan rencana, tindakan, pengamatan,

refleksi, perencanaan kembali merupakan dasar untuk suatu ancang-ancang

pemecahan.14

Desain model Kemmis & Taggart ini pada hakekatnya berupa perangkat-

perangkat atau untaian-untaian dengan satu perangkat terdiri dari empat komponen,

yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Keempat untaian yang berupa

untaian tersebut dipandang sebagai satu siklus.

13 Wina Sanyaja, Penelitian Tindakan Kelas, ( Jakarta : Kencana Prenada Media Group, 2012 ) hal.26-2714 Basrowi dan Suwandi, Prosedur Penelitian Tindakan Kelas, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2008), 68.

21

Page 22: latifatulkhofifah.files.wordpress.com  · Web viewPelajaran Matematika dipandang sebagai bagian dari ilmu-ilmu dasar yang berkembang pesat baik isi maupun aplikasinya serta dapat

Metode yang digunakan pada peneliti ini adalah penelitian tindakan kelas

(classroom action research) yang dapat diartikan sebagai proses pengkajian masalah

pembelajaran di dalam kelas melalui refleksi diri dalam upaya untuk memecahkan

masalah tersebut dengan cara melakukan berbagai tindakan yang terencana dalam

situasi nyata serta menganalisis setiap pengaruh dari perlakuan tersebut.15

Adapun jenis tindakan yang di teliti adalah sebagai berikut :

1. Penerapan media pembelajaran dakonmatika pada pelajaran matematika di MI

Nurul Huda Tulangan Sidoarjo

2. Aktivitas siswa saat mengikuti proses pembelajaran

3. Aktivitas siswa dalam mengelola pembelajaran

B. Setting Penelitian

1. Tempat penelitian

Penelitian ini dilakukan di kelas IV MI Nurul Huda Tulangan Sidoarjo pada mata

pelajaran matematika.

2. Waktu penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan pada pertengahan semester ganjil yaitu pada bulan

September 2014.

3. Subyek penelitian

Sebagai subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV MI Nurul Huda

tahun ajaran 2013-2014 dengan jumlah siswa sebanyak 20 yang terdiri dari 12 siswa

perempuan dan 8 siswa laki-laki.

Pemilihan kelas ini dilakukan dengan pertimbangan bahwa hasil belajar

dikelas ini masih perlu ditingkatkan sesuai dengan hasil observasi yang telah peneliti

lakukan. Selain itu pembelajaran dengan menggunakan media pembelajaran

dakonmatika belum pernah diterapkan pada sekolah tersebut.15 Wina Sanyaja, Penelitian Tindakan Kelas, ( Jakarta : Kencana Prenada Media Group, 2012 ) 26

22

Page 23: latifatulkhofifah.files.wordpress.com  · Web viewPelajaran Matematika dipandang sebagai bagian dari ilmu-ilmu dasar yang berkembang pesat baik isi maupun aplikasinya serta dapat

C. Variabel yang di Teliti

Variabel yang menjadi sasaran dalam PTK ini adalah meningkatkan hasil belajar

dengan menerapkan media pembelajaran dakonmatika pada mata pelajaran matematika

kelas IV. Disamping variabel tersebut masih ada beberapa variabel yang lain yaitu :

1. Variabel input : siswa kelas IV MI Nurul Huda Tulangan Sidoarjo

2. Variabel Proses : penerapan media pembelajaran dakonmatika

3. Variabel output : hasil belajar siswa materi KPK dan FPB pada mata pelajaran

matematika.

Subyek penelitian ini adalah siswa kelas IV semester I MI Nurul Huda Tulangan

Sidoarjo dengan jumlah siswa sebanyak 20 anak. Pertimbangan peneliti mengambil

subyek ini di karenakan siswa kelas IV masih kurang memahami materi KPK dan FPB.

Media pembelajaran yang digunakan pada penelitian ini adalah media

pembelajaran dakonmatika, mengapa peneliti menggunakan media pembelajaran?

Karena beberapa sebab peneliti ingin meningkatkan hasil belajar siswa pada materi

KPK dan FPB dengan menggunakan media pembelajaran dakonmatika ini kepada

siswa kelas IV MI Nurul Huda. Jadi siswa dapat menentukan KPK dan FPB secara

cepat dan tidak akan salah selagi metode dan caranya benar.

D. Rancangan Tindakan

Penelitian ini di rancang dengan menggunakan model siklus, dan dilaksanakan

dalam dua siklus, setiap siklus terdiri atas beberapa tahap, yaitu: tahap membuat

rencana tindakan , melaksanakan tindakan, mengadakan pemantauan atau observasi,

mengadakan refleksi.

Peneliti memilih model siklus karena apabila pada awal pelaksanaan adanya

kekurangan, maka peneliti bisa mengulang kembali dan memperbaiki pada siklus-

23

Page 24: latifatulkhofifah.files.wordpress.com  · Web viewPelajaran Matematika dipandang sebagai bagian dari ilmu-ilmu dasar yang berkembang pesat baik isi maupun aplikasinya serta dapat

siklus selanjutnya sampai apa yang di inginkan peneliti tercapai. Jika sampai pada

siklus dua belum berhasil, maka peneliti melanjutkan ke siklus berikutnya.

1. Pelaksanaan Penelitian

Siklus 1

a. Menyusun perencanaan (planning)

Pada tahap ini peneliti membuat rancangan RPP, menyusun fasilitas atau

sarana seperti media yang di perlukan dikelas, mempersiapkan instrumen untuk

menganalis data mengenai proses dan hasil tindakan yaitu : lembar kerja,

lembar observasi guru dan siswa.

b. Tahap pelaksanaan

Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan adalah melaksanakan tindakan yang

telah dirumuskan pada RPP dalam situasi yang aktual, meliputi kegiatan awal,

kegiatan inti, dan kegiatan penutup.

Langkah-langkah dalam RPP

Kegiatan awal

- Membuka pelajaran dengan mengucapkan salam

- Menanyakan kabar siswa pada saat ini

- Berdoa dengan di pimpin oleh perwakilan siswa

- Menyampaikan tujuan pembelajaran

- Mengaitkan pembelajaran yang sudah dipelajari dengan pembelajaran

yang akan di pelajari saat ini.

- Menumbuhkan motivasi dan minat untuk meningkatkan hasil belajar

matematika khususnya pada materi menentukan KPK dan FPB.

Kegiatan Inti

24

Page 25: latifatulkhofifah.files.wordpress.com  · Web viewPelajaran Matematika dipandang sebagai bagian dari ilmu-ilmu dasar yang berkembang pesat baik isi maupun aplikasinya serta dapat

- Guru memberikan gambaran umum yang berkaitan dengan FPB dan KPK

sambil mengarahkan siswa untuk melihat benda-benda yang ada di kelas

kemudian mengaitkan benda-benda tersebut dengan materi FPB dan KPK

yang akan dibahas

- Siswa memperhatikan dan mengamatinya

- Guru menjelaskan materi pelajaran dengan menggunakan media

pembelajaran dakonmatika yang telah tersedia.

- Guru memberikan masalah berupa soal cerita tentang FPB dan KPK.

- Siswa dibagi kelompok, tiap kelompok terdiri dari 2 siswa. Siswa

memperhatikan dan mencermati kalimat yang ada dalam cerita tersebut.

Soal pada tiap kelompok berbeda. Siswa kemudian berlatih untuk

menyelesaiakan soal cerita dengan menggunakan media pembelajaran

dakomatika.

- Setelah selesai mengerjakan, tiap perwakilan kelompok pindah ke

kelompok lain untuk menjelaskan hasil kerja kelompoknya.

- Setelah itu, guru menunjuk salah seorang siswa untuk tampil ke depan

menjawab soal cerita yang telah diberikan dengan menggunakan media

pembelajaran dakonmatika.

- Guru memberikan kesempatan kepada siswa yang lainnya untuk

menanyakan hal-hal yang belum dimengerti.

- Guru mengoreksi dan menyempurnakan jawaban siswa yang belum tepat

serta membimbing siswa yang mengalami kesulitan dalam belajar.

Penutup

- Guru memberikan penilaian tentang diskusi kelompok

25

Page 26: latifatulkhofifah.files.wordpress.com  · Web viewPelajaran Matematika dipandang sebagai bagian dari ilmu-ilmu dasar yang berkembang pesat baik isi maupun aplikasinya serta dapat

- Untuk kegiatan akhir guru mengulang lagi tentang apa yang sudah

dipelajari dan manfaatnya.

- Guru menutup pembelajarn dengan berdoa dan mengingatkan siswa-siswi

untuk belajar dan di akhiri dengan salam.

c. Melaksanakan observasi (observing)

Pada tahap ini yang harus dilakukan adalah mengamati perilaku siswa-siswi

dalam mengikuti kegiatan proses belajar mengajar dan memantau aktivitas guru

dalam mengelolah pembelajaran yang telah di rancang sesuai dengan tujuan

PTK.

d. Melakukan refleksi (reflekting)

Pada tahap ini yang harus dilakukan adalah mencatat hasil observasi,

mengevaluasi hasil observasi, menganalisis hasil pembelajaran, mencatat

kelemahan-kelemahan untuk dijadikan bahan penyusunan perancangan siklus

berikutnya sampai tujuan PTK tercapai.

Refleksi terhadap proses belajar mengajar ini perlu dilakukan anatara

penelitian dan pengamatan untuk menemukan penyebab mencari jalan

pemecahannya. Dengan demikian diharapkan pada akhir siklus tujuan yang

telah direncanakan dapat tercapai.

2. Pelaksanaan penelitian

Siklus II

E. Data dan Cara Pengumpulan

1. Sumber data

Sumber data PTK ini adalah :

a. Siswa

26

Page 27: latifatulkhofifah.files.wordpress.com  · Web viewPelajaran Matematika dipandang sebagai bagian dari ilmu-ilmu dasar yang berkembang pesat baik isi maupun aplikasinya serta dapat

Untuk mendapatkan data tentang hasil belajar siswa selama proses

kegiatan belajar mengajar

b. Guru

Untuk melihat tingkat keberhasilan implementasi alat peraga batang

nepier terhadap hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran

2. Teknik pengumpulan data

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini diupayakan agar bisa

mendapatkan data yang yang benar-benar valid, maka peneliti melakukan

pengumpulan data dengan cara sebagai berikut :

a. Observasi

Merupakan proses pengamatan atau pengindraan langsung terhadap

kondisi, situasi, proses, dan prilaku saat proses pembelajaran berlangsung.

Observasi dipergunakan untuk mengumpulkan data tentang aktivitas siswa

dalam proses belajar mengajar dan penerapan materi dengan menggunakan

media pembelajaran dakonmatika yang dilaksanakan guru dan peneliti .

b. Wawancara

Wawancara merupakan teknik pengumpulan informasi melalui

komunikasi secara langsung dengan respon. Teknik wawancara dilakukan

sebagai upaya untuk memperoleh data tentang pendapat siswa mengenai

proses belajar yang di alami. Selain itu wawancara juga di gunakan untuk

memperoleh informasi tentang minat belajar siswa kelas IV MI Nurul Huda

Tulangan Sidoarjo.

c. Tes

Tes adalah sebuah alat atau prosedur sistematik bagi pengukuran

sebuah contoh perilaku.

27

Page 28: latifatulkhofifah.files.wordpress.com  · Web viewPelajaran Matematika dipandang sebagai bagian dari ilmu-ilmu dasar yang berkembang pesat baik isi maupun aplikasinya serta dapat

Tes digunakan untuk mengetahui keefektifan penerapan media

pembelajaran dakonmatika yang digunakan oleh peneliti yang bekerja sama

dengan guru.

F. Indikator Kinerja

Indikator kinerja adalah suatu kriteria yang digunakan untuk melihat tingkat

keberhasilan dari kegiatan ptk dalam meningkatkan atau memperbaiki KBM dikelas.

Indikator kinerja harus realistik dan data dapat diukur (jelas cara pengukurannya)16

Adapun indikator yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah

sebagai berikut :

1. Setelah penelitian ini dilakukan diharapkan hasil belajar siswa pada pelajaran

matematika meningkat. Diukur dari presentase ketingkatan belajar siswa sebelum

menggunakan media pembelajaran dakonmatika dan setelah menggunakan media

pembelajaran dakonmatika.

2. Meningkatnya prosentase ketuntasan belajar siswa sekurang – kurangnya 80 %

3. Meningkatnya hasil belajar siswa lebih dari 70.

16 Sudjana, Evaluasi hasil Belajar, (Bandung: Pustaka Mertiana, 1998), hal 127

28

Page 29: latifatulkhofifah.files.wordpress.com  · Web viewPelajaran Matematika dipandang sebagai bagian dari ilmu-ilmu dasar yang berkembang pesat baik isi maupun aplikasinya serta dapat

DAFTAR PUSTAKA

Basrowi dan Suwandi. 2008. Prosedur Penelitian Tindakan Kelas. Bogor: Ghalia Indonesia.

Damyati dan Mudjiono. 1999. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta:Raneka cipta.

Depag RI. 2005. Standar Kompetensi MTs. Jakarata: Depdiknas.

Hamalik Oemar. 2006. Proses Belajar Mengajar. Bandung: Bumi Aksara.

Heruman. 2007. Model Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Muslim Arifin. 2007. Hakikat Matematika & Pembelajaran Matematika di SD. Jogjakarta: Ar-Rizz Media.

Saepul A, Kusaeri dkk. 2008. Pembelajaran Matematika I. Surabaya: LAPIS PGMI.

Sanyaja Wina. 2012. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Kencana Prenada Media Group.

Sudarmo, Guru bidang studi Matematika kelas IV MI Nurul Huda Tulangan Sidoarjo, 17 Februari 2014.

Sudjana. 1998. Evaluasi Hasil Belajar. Bandung: Pustaka Mertiana.

Sudjana Nana. 2005. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosdikarya.

Tim Pengembang MKDP. 2011. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers.

Untoro Joko. Genius Matematika Kelas 6 SD. Wahyu Media.

29

Page 30: latifatulkhofifah.files.wordpress.com  · Web viewPelajaran Matematika dipandang sebagai bagian dari ilmu-ilmu dasar yang berkembang pesat baik isi maupun aplikasinya serta dapat

http://www.psychologymania.com/2012/12/karakteristik-pembelajaran-matematika.html

30