25
LAPORAN PRAKTIKUM ANALISIS PANGAN UJI KADAR LEMAK DALAM BAHAN PANGAN DENGAN METODE SOXHLET diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Analisis Pangan dengan dosen pengampu Siti Mujdalipah,S.TP.M.Si Disusun oleh : Kelompok 1 Dini Meliani ( 1203207) Sarina Rustiyaty ( 1205001 ) Tantri Yulianti (1200145)

arinsarina.files.wordpress.com€¦  · Web viewPelarut yang digunakan harus bebas dari air agar bahan-bahan yang larut dalam air tidak terekstrak dan terhitung sebagai lemak dan

  • Upload
    others

  • View
    0

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: arinsarina.files.wordpress.com€¦  · Web viewPelarut yang digunakan harus bebas dari air agar bahan-bahan yang larut dalam air tidak terekstrak dan terhitung sebagai lemak dan

LAPORAN PRAKTIKUM ANALISIS PANGAN

UJI KADAR LEMAK DALAM BAHAN PANGAN DENGAN

METODE SOXHLETdiajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Analisis Pangan dengan dosen

pengampu Siti Mujdalipah,S.TP.M.Si

Disusun oleh :

Kelompok 1

Dini Meliani ( 1203207)

Sarina Rustiyaty ( 1205001 )

Tantri Yulianti (1200145)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNOLOGI AGROINDUSTRI

FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2014

Page 2: arinsarina.files.wordpress.com€¦  · Web viewPelarut yang digunakan harus bebas dari air agar bahan-bahan yang larut dalam air tidak terekstrak dan terhitung sebagai lemak dan

UJI KADAR LEMAK DALAM BAHAN PANGAN DENGAN

METODE SOXHLETDini Meliani (1203207 )Sarina Rustiyaty ( 1205001 ) Tantri Yulianti (1200145)

Program Studi Pendidikan Teknologi Agroindustri,Fakultas Pendidikan Teknologi dan

Kejuruan,Universitas Pendidikan Indonesia

ABSTRAKLemak merupakan salah satu kandungan utama dalam makanan, dan penting

dalam diet karena beberapa alasan. Lemak merupakan salah satu sumber utama energi

dan mengandung lemak esensial. Namun konsumsi lemak berlebihan dapat merugikan

kesehatan, misalnya kolesterol dan lemak jenuh. Dalam berbagai makanan, komponen

lemak memegang peranan penting yang menentukan karakteristik fisik keseluruhan,

seperti aroma, tekstur, rasa dan penampilan.

Alat yang paling sering digunakan dalam metode ini adalah soxhlet, dimana

efisiensi ekstraksi lebih baik dari pada metode Batch Solvent Extraction. Sampel

dikeringkan, dihaluskan dan diletakkan dalam thimble berpori. Thimble diletakkan

dalam alat soxhlet yang dihubungkan dengan kondensor. Labu soxhlet dipanaskan,

solven menguap, terkondensasi dan masuk ke bejana ekstraksi yang berisi sampel, dan

mengesktraksi sampel. Lemak tertinggal di labu karena perbedaan titik didih. Pada akhir

ekstraksi, solven diupakan dan massa lemak yang tersisa ditimbang.

Kata kunci : kadar lemak ,soxhlet,pengeringan

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

1. Lemak

Lemak merupakan sekelompok besar

molekul-molekul alam yang terdiri atas

unsur-unsur karbon, hidrogen, dan

oksigen meliputi asam lemak, malam,

sterol, vitamin-vitamin yang larut di

dalam lemak (contohnya A, D, E, dan

K), monogliserida, digliserida,

fosfolipid, glikolipid, terpenoid

(termasuk di dalamnya getah dan

steroid) dan lain-lain. Lemak secara

khusus menjadi sebutan bagi minyak

hewani pada suhu ruang, lepas dari

wujudnya yang padat maupun cair, yang

terdapat pada jaringan tubuh yang

disebut adiposa(Anonim 2010).

Mengekstraksi lemak secara murni

sangat sulit dilakukan, sebab pada

waktu mengekstraksi lemak, akan

terekstraksi pula zat-zat yang larut

Page 3: arinsarina.files.wordpress.com€¦  · Web viewPelarut yang digunakan harus bebas dari air agar bahan-bahan yang larut dalam air tidak terekstrak dan terhitung sebagai lemak dan

dalam lemak seperti sterol,

phospholipid, asam lemak bebas,

pigmen karotenoid, khlorofil, dan lain-

lain. Pelarut yang digunakan harus

bebas dari air agar bahan-bahan yang

larut dalam air tidak terekstrak dan

terhitung sebagai lemak dan keaktifan

pelarut tersebut menjadi berkurang.

Pelarut ini seperti dietil eter, hexana,

benzena, dan lain-lain.

Ada dua kelompok umum untuk

mengekstraksi lemak yaitu metode

ekstraksi kering dan metode ekstraksi

basah. Metode kering pada ekstraksi

lemak mempunyai prinsip bahwa

mengeluarkan lemak dan zat yang

terlarut dalam lemak tersebut dari

sampel yang telah kering benar dengan

menggunakan pelarut anyhidrous.

Keuntungan dari dari metode kering ini,

praktikum menjadi amat sederhana,

bersifat universal, dan mempunyai

ketepatan yang baik. Kelemahannya

metode ini membutuhkan waktu yang

cukup lama, pelarut yang digunakan

mudah terbakar dan adanya zat lain

yang ikut terekstrak sebagai lemak.

Prinsip soxhlet ialah ekstraksi

menggunakan pelarut yang selalu baru

yang umumnya sehingga terjadi

ekstraksi kontiyu dengan jumlah pelarut

konstan dengan adanya pendingin balik.

Metode soxhlet ini dipilih karena

pelarut yang digunakan lebih sedikit

(efesiensi bahan) dan larutan sari yang

dialirkan melalui sifon tetap tinggal

dalam labu, sehingga pelarut yang

digunakan untuk mengekstrak sampel

selalu baru dan meningkatkan laju

ekstraksi. Waktu yang digunakan lebih

cepat. Kerugian metode ini ialah pelarut

yang digunakan harus mudah menguap

dan hanya digunakan untuk ekstraksi

senyawa yang tahan panas.

B. Tujuan

1. Menentukan kadar lemak bahan

pangan

2. Mengetahui cara melakukan uji

kadar lemak dengan metode

soxlet

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kadar Air dalam Bahan Makanan

Kadar air adalah perbedaan

antara berat bahan sebelum dan

sesudah dilakukan pemanasan. Setiap

bahan bila diletakkan dalam udara

terbuka kadar airnya akan mencapai

keseimbangan dengan kelembaban

udara disekitarnya. Kadar air ini

disebut dengan kadar air seimbang.

Setiap kelembaban relatif tertentu

dapat menghasilkan kadar air

seimbang tertentu pula. Dengan

demikian dapat dibuat hubungan

Page 4: arinsarina.files.wordpress.com€¦  · Web viewPelarut yang digunakan harus bebas dari air agar bahan-bahan yang larut dalam air tidak terekstrak dan terhitung sebagai lemak dan

antara kadar air seimbang dengan

kelembaban relatif.

Kandungan air dalam bahan

makanan ikut menentukan

kesegaran dan daya tahan bahan itu

sendiri.  Sebagian besar dari

perubahan-perubahan bahan

makanan terjadi dalam media air

yang ditambahkan atau berasal dari

bahan itu sendiri. Air dalam suatu

bahan makanan terdapat dalam

berbagai bentuk :

1. Air bebas, air ini terdapat dalam

ruang-ruang antar sel dan inter-

granular dan pori-pori yang

terdapat pada bahan.

2. Air yang terikat secara lemah, air

ini teradsorbsi pada pemukaan

kolloid makromolekuler seperti

protein, pektin pati, sellulosa.

Selain itu air juga terdispersi

diantara kolloid tersebut dan

merupakan pelarut zat-zat yang

ada dalam sel. Air yang ada dalam

bentuk ini masih tetap mempunyai

sifat air bebas dan dapat

dikristalkan pada proses

pembekuan. Ikatan antara air

bebas dengan kolloid tersebut

merupakan ikatan hidrogen.

3. Air dalam keadaan terikat kuat,

air ini membentuk hidrat.

Ikatannya bersifat ionik

sehingga relatif sukar

dihilangkan atau diuapkan. Air

ini tidak membeku meskipun

pada 0º (Sudarmadji 2003).

B. Kadar Lemak dalam Makanan

Penentuan kadar minyak atau lemak

suatu bahan dapat dilakukan dengan

alat ekstraktor Soxhlet. Ekstraksi

dengan alat Soxhlet merupakan cara

ekstraksi yang efisien, karena

pelarut yang digunakan dapat

diperoleh kembali. Dalam

penentuan kadar minyak atau lemak,

bahan yang diuji harus cukup

kering, karena jika masih basah

selain memperlambat proses

ekstraksi, air dapat turun ke dalam

labu dan akan mempengaruhi dalam

perhitungan (Ketaren, 1986:36).

Analisis kadar lemak menggunakan

metode ekstraksi Soxhlet

(Apriyantono et al, 1989). Peralatan

yang digunakan adalah timbangan

digital dengan tingkat ketelitian 2

desimal, labu Soxhlet, oven,

desikator, botol timbang. Bahan

kimia yang digunakan untuk analisis

kadar lemak adalah kertas saring,

dan ether.

Penentuan kadar minyak atau lemak

suatu bahan dapat dilakukan dengan

Page 5: arinsarina.files.wordpress.com€¦  · Web viewPelarut yang digunakan harus bebas dari air agar bahan-bahan yang larut dalam air tidak terekstrak dan terhitung sebagai lemak dan

alat ekstraktor Soxhlet. Ekstraksi

dengan alat Soxhlet merupakan cara

ekstraksi yang efisien, karena

pelarut yang digunakan dapat

diperoleh kembali. Dalam

penentuan kadar minyak atau lemak,

bahan yang diuji harus cukup

kering, karena jika masih basah

selain memperlambat proses

ekstraksi, air dapat turun ke dalam

labu dan akan mempengaruhi dalam

perhitungan (Ketaren, 1986:36).

Proses ekstraksi selesai apabila

pelarutnya sudah jernih. Pelarut

yang jernih menandakan bahwa

lemak yang terdapat dalam soxhlet

telah masuk semua kedalam labu

didih, pelarut dan minyak dapat

dipisahkan dengan cara dipanaskan

karena titik didih lemak lebih tinggi

dari pelarut, sehingga kita bisa

mengukur berat lemak hasil

ekstraksinya.

Kesalahan yang sering terjadi pada

saat ekstraksi kadar lemak ini adalah

praktikan tidak mengetahui apakah

pelarut tersebut sudah bening atau

belum, kesalahan ini akan sangat

fatal karena jika praktikan

menghentikan proses ekstraksi

sedangkan kandungan lemak dlam

bahan masih banyak maka

perhitungan kadar lemak bahan akan

berkurang sihingga hasil yang

didapatkan tidak maksimal.

Penentuan Kadar Lemak

Berat sampel lemakberat sampel setelahdikeringkan

x 100 %

C. Metode Soxlet

Metode Soxhlet termasuk jenis

ekstraksi menggunakan pelarut

semikontinu. Ekstraksi dengan

pelarut semikontinu memenuhi ruang

ekstraksi selama 5 sampai dengan 10

menit dan secara menyeluruh

memenuhi sampel kemudian kembali

ke tabung pendidihan. Kandungan

lemak diukur melalui berat yang

hilang dari contoh atau berat lemak

yang dipindahkan. Metode ini

menggunakan efek perendaman

contoh dan tidak menyebabkan

penyaluran. Walaupun begiru,

metode ini memerlukan waktu yang

lebih lama daripada metode kontinu

(Nielsen 1998).Prinsip Soxhlet ialah

ekstraksi menggunakan pelarut yang

selalu baru yang umumnya sehingga

terjadi ekstraksi kontiyu dengan

jumlah pelarut konstan dengan

adanya pendingin balik. Soxhlet

terdiri dari pengaduk atau granul

anti-bumping, stillpot (wadahpenyuli

ng, bypasssidearm, thimble selulosa,

extraction liquid, syphon arm inlet,

Page 6: arinsarina.files.wordpress.com€¦  · Web viewPelarut yang digunakan harus bebas dari air agar bahan-bahan yang larut dalam air tidak terekstrak dan terhitung sebagai lemak dan

syphon arm outlet, expansion

adapter, condenser

(pendingin),coolingwaterin, dan cool

ing water out (Darmasih 1997).

METODOLOGI

A. Waktu dan Tempat

Praktikum Uji Kadar lemak ini

dilaksanakan pada hari Selasa 29

April 2014 pukul 08.00 s.d selesai

dan Praktikum kadar air pada hari

Kamis,24 April 2014 pukul sd

selesai di Laboratorium Kimia

Lantai 4 Gedung Baru Pendidikan

Teknologi Agroindustri,Fakultas

Pendidikan Teknologi dan

Kejuruan Universitas Pendidikan

Indonesia

B. Alat dan bahan

Alat dan bahan yang digunakan

pada praktikum kadar air dan kadar

abu yaitu alat : Soxhlet beserta

kondensor. Labu didih, penjepit

labu, desikator, oven, kertas saring,

Mortar, timbangan analitik.dan

bahan : ikan nila ,jagung.kacang

tanah , biji alpukat , biji wijen ,

kelapa , kemiri dan kacang kedelai .

C. Prosedur Kerja

Prosedur Kadar Lemak

Sampel sudah melalui kadar air

Sampel yang sudah dikeringkan , bungkus dengan kertas saring dan masukan dalam

soxlet

Sampel kemudian diberi Hexane sampai 1,5 siklus

Didiamkan hingga mengalami 8-9 siklus kurang lebih 6 jam

Hexane dan lemak dipisahkan menggunakan rotary evaporator

Labu lemak kemudian dipanaskan dalam oven selama 1 jam

Masukan ke dalam desikator 15 menit

Page 7: arinsarina.files.wordpress.com€¦  · Web viewPelarut yang digunakan harus bebas dari air agar bahan-bahan yang larut dalam air tidak terekstrak dan terhitung sebagai lemak dan

PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan

Kelompok Sampel

Sampel setelah

kadar air(gr)

Sampel lemak(gr)

Kadar Lemak(%)

1 Ikan nila 0,7934 gr 0,0423 gr

sampel lemaksampel ygdikeringkan

x 100 %

0,0423 gr0,7934 gr

x100 %=5,331 %

2 Biji wijen 4,8707 gr 0,6205 gr

sampel lemaksampel ygdikeringkan

x 100 %

0,6205 gr4,8707 gr

x100%=12,739 %

3 Kelapa 2,3 gr 1,3765gr

sampel lemaksampel ygdikeringkan

x 100 %

1,3765 gr2,3 gr

x 100 %=59,848 %

4 Jagung 1,2458 gr 0,1455 gr

sampel lemaksampel ygdikeringkan

x 100 %

0,1455 gr1,2458 gr

x 100 %=11,68%

5 Kacang tanah 5,0052 gr 2,22024 gr

sampel lemaksampel ygdikeringkan

x 100 %

2,22024 gr5,0057 gr

x100 %=43,99%

6 Kacang kedelai 4,5526 gr 0,6728 gr 0,6728 gr4,5526 gr

x100 %=14,77 %

Masukan ke dalam desikator 15 menit

Page 8: arinsarina.files.wordpress.com€¦  · Web viewPelarut yang digunakan harus bebas dari air agar bahan-bahan yang larut dalam air tidak terekstrak dan terhitung sebagai lemak dan

7 Biji Alpukat 1,654 gr 0,2884 gr

sampel lemaksampel ygdikeringkan

x 100 %

0,2884 gr3,3472 gr

x100 %=17,41 %

8 Kemiri 5,0006 gr 3,5298 gr

sampel lemaksampel ygdikeringkan

x 100 %

3,5298 gr5,0066 gr

x 100 %=70,5 %

B. Pembahasan

Penentuan kadar minyak

atau lemak suatu bahan dapat

dilakukan dengan alat ekstraktor

Soxhlet. Ekstraksi dengan alat

Soxhlet merupakan cara ekstraksi

yang efisien, karena pelarut yang

digunakan dapat diperoleh kembali.

Dalam penentuan kadar minyak atau

lemak, bahan yang diuji harus cukup

kering, karena jika masih basah

selain memperlambat proses

ekstraksi, air dapat turun ke dalam

labu dan akan mempengaruhi dalam

perhitungan (Ketaren,

1986:36).Analisis kadar lemak

menggunakan metode ekstraksi

Soxhlet (Apriyantono et al, 1989).

Peralatan yang digunakan adalah

timbangan digital dengan tingkat

ketelitian 2 desimal, labu Soxhlet,

oven, desikator, botol timbang.

Bahan kimia yang digunakan untuk

analisis kadar lemak adalah kertas

saring, dan ether.

Pada umumnya metode

Soxhlet merupakan metode

ekstraksi yang bersifat kontinu.

Metode ini merupakan peralatan

labu lemak yang disambungkan

dengan alat destilasi Soxhlet dan

Kondensor. Lemak dapat diisolasi

dengan mengekstraksinya

menggunakan pelarut non polar,

sedangkan sampel kering yang akan

diisolasi lemaknya dibungkus

dengan kertas saring. Prinsip

penetapan kadar lemak kasar yaitu

lemak diekstrak dengan pelarut non

polar, seperti heksana dan dietil

Page 9: arinsarina.files.wordpress.com€¦  · Web viewPelarut yang digunakan harus bebas dari air agar bahan-bahan yang larut dalam air tidak terekstrak dan terhitung sebagai lemak dan

eter. Setelah pelarutnya diuapkan,

lemaknya dapat ditimbang dan

dihitung persentasenya.

Pada praktikum Uji kadar

lemak ini kami memiliki sampel

yang diujikan untuk mengetahui

kandungan kadar lemak pada

beberapa bahan pangan

diantaramya : a. Ikan nila b. Biji

wijen c. Kelapa d.jagung e.kacang

tanah f. Kacang kedelai g. Biji

alpukat h. kemiri

Kelompok Sampel

Sampel setelah

kadar air(gr)

Sampel lemak(gr)

Kadar Lemak(%)

1 Ikan nila 0,7934 gr 0,0423 gr

sampel lemaksampel ygdikeringkan

x 100 %

0,0423 gr0,7934 gr

x100 %=5,331 %

2 Biji wijen 4,8707 gr 0,6205 gr

sampel lemaksampel ygdikeringkan

x 100 %

0,6205 gr4,8707 gr

x100%=12,739 %

3 Kelapa 2,3 gr 1,3765gr

sampel lemaksampel ygdikeringkan

x 100 %

1,3765 gr2,3 gr

x 100 %=59,848 %

4 Jagung 1,2458 gr 0,1455 gr

sampel lemaksampel ygdikeringkan

x 100 %

0,1455 gr1,2458 gr

x 100 %=11,68%

5 Kacang tanah 5,0052 gr 2,22024 gr sampel lemaksampel ygdikeringkan

x 100 %

Page 10: arinsarina.files.wordpress.com€¦  · Web viewPelarut yang digunakan harus bebas dari air agar bahan-bahan yang larut dalam air tidak terekstrak dan terhitung sebagai lemak dan

2,22024 gr5,0057 gr

x100 %=43,99%

6 Kacang kedelai 4,5526 gr 0,6728

sampel lemaksampel ygdikeringkan

x 100 %

0,6728 gr4,5526 gr

x100 %=14,7 %

7 Biji Alpukat 3,3472 gr 0,2884 gr

sampel lemaksampel ygdikeringkan

x 100 %

0,2884 gr1,656 gr

x100 %=17,4 %

8 Kemiri 5,0066 gr 3,5298 gr

sampel lemaksampel ygdikeringkan

x 100 %

3,5298 gr5,0066 gr

x 100 %=70,5 %

Pada praktikum kadar lemak

ini kelompok kami melakukan

praktikum uji kadar lemak pada

sampel ikan nila dengan

menggunakan metode soxhlet ,

sedangkan kelompok lain

menghitung jumlah kadar lemak

bahan pangan lainnya yang diujikan

dengan proses dan perlakuan yang

sama,akan tetapi kami disini

membahas data hasil pengamatan

dari semua kelompok.

Dari hasil pengamatan uji

kadar lemak diatas didapatkan berat

sampel setelah mengalami proses

kadar air dan berat sampel setelah

melakukan proses kadar lemak.

Pada praktikum uji kadar lemak ini

sampel harus melalui dulu uji kadar

air , sehingga sampel dilakukan

proses pengeringan . Dilihat dari

tabel diatas kadar lemak dari setiap

bahan berbeda-beda :

Page 11: arinsarina.files.wordpress.com€¦  · Web viewPelarut yang digunakan harus bebas dari air agar bahan-bahan yang larut dalam air tidak terekstrak dan terhitung sebagai lemak dan

1. Ikan nila, Pada saat melakukan

praktikum kadar lemak kami

melakukan penghitungan kadar

air terlebih dahulu dari bahan ,

hal ini bertujuan agar pada

proses penentuan kadar lemak

dapat sesuai dengan literatur

yang ada. Pada proses praktikum

labu lemak yang akan

digunakan, sebelumnya harus di

oven terlebih dahulu. Hal ini

bertujuan untuk menghilangkan

kadar air atau lemak yang

menempel pada labu. Setelah di

oven, labu lemak disimpan

didalam desikator yang berisi

silika gel. Silika gel berfungsi

sebagai penyerap air dan

menyeimbangkan suhu labu

lemak agar dingin ketika

penimbangan.Setelah proses

soxhletasi selesai, maka labu

lemak harus dikeringkan

didalam oven 1050C selama 60

menit hingga aroma hexana

tidak tercium. Pada sampel ikan

nila, lemak yang terbentuk

adalah lemak cair dan memiliki

aroma khas lemak. Berdasarkan

perhitungan, diketahui bahwa

kadar lemak dari ikan nila

adalah 5,331 % ,sedangkan

menurut literatur Nutrition Fact

and Analysis for Fish Ikan nila

mengandung lemak tak jenuh

yang relatif rendah (sekitar 1,3

gr dalam 4 ons ikan nila)

sehingga baik untuk kesehatan

jantung. Namun ikan nila juga

memiliki sejumlah kandungan

lemak jenuh, yakni 0,6 gr dalam

setiap 4 ons ikan nila lebih kecil

dibandingkan dengan proses

ketika praktikum. Menurut

Direktorat Gizi Departemen

Kesehatan RI, 1996 kandungan

lemak dalam ikan nila adalah

0,5-3,1 %.

Melihat perbandingan data dari

sebuah literatur penelitian dengan

data hasil praktikum yang telah

kami lakukan terdapat perbedaan

yang terlalu signifikan, sehingga

dapat dikatakan bahwa kadar lemak

ikan nila ini lebih kecil dari lemak

pada saat praktikum. Ikan nila

memiliki kadar lemak yang rendah

Page 12: arinsarina.files.wordpress.com€¦  · Web viewPelarut yang digunakan harus bebas dari air agar bahan-bahan yang larut dalam air tidak terekstrak dan terhitung sebagai lemak dan

karena lemak yag terdapat dalam

ikan nila menurut sumber yang telah

diteliti lemak ikan nila ini berbentuk

cair .akan tetapi perbedaannya tidak

terlalu signifikan .Perbedaan ini

mungkin karena ada kesalahan pada

saat melakukan praktikan pada saat

prosese pemanasan mungkin

suhunya yang terlalu tinggi atau

rendah sehingga proses pemanasan

tidak stabil .Pada proses penentuan

kadar lemak juga diperoleh kadar

lemak ikan nila ini sangat rendah

dibandingkan dengan bahan pangan

yang lain, Hal ini kemungkinan

karena proses ekstraksi yang kurang

maksimal, banyaknya sirkulasi 3

kali. Faktor-faktor yang

mempengaruhi laju ekstraksi adalah

tipe persiapan sampel, waktu

ekstraksi, kuantitas pelarut, suhu

pelarut, dan tipe pelarut.

2. Biji wijen, Menurut Departemen

Kesehatan ,RI (1981)kadar

lemak Biji wijen adalah 17,41

gram atau 17,41 %

Pada praktikum ini sampel yang

digunakan adalah biji wijen

kering dengan cara

menghaluskan sampel terlebih

dahulu sebelum dilakukan

analisis kadar air . Dapat

dibandingkan dengan data tabel

hasil pengamatan diatas bahwa

kadar lemak yang dihasilkan dari

praktikum adalah 12,73 %,

sehingga dapat disimpulkan

bahwa

kadar lemak biji wijen

mendekati dengan kadar lemak

yang terdaat pada literatur . Hal

ini dikarenakan mungkin pada

saat praktikum proses

pemnasannya sangat tepat dan

suhu ynag digunakan stabil dan

proses ekstrksinya yang tepat .

analisis kadar air . Dapat

dibandingkan dengan data tabel

hasil pengamatan diatas bahwa

kadar lemak yang dihasilkan dari

praktikum adalah 12,73 %,

sehingga dapat disimpulkan

bahwa kadar lemak biji wijen

mendekati dengan kadar lemak

yang terdaat pada literatur . Hal

ini dikarenakan mungkin pada

saat praktikum proses

Page 13: arinsarina.files.wordpress.com€¦  · Web viewPelarut yang digunakan harus bebas dari air agar bahan-bahan yang larut dalam air tidak terekstrak dan terhitung sebagai lemak dan

pemnasannya sangat tepat dan

suhu ynag digunakan stabil dan

proses ekstrksinya yang tepat.

3. Kelapa , menurut literatur

Direktorat Gizi Departemen

Kesehatan ,RI (1981) menjelaskan

bahwa kandungan lemak pada

kelapa berkisar antara 6,6 – 7,1 %,

dari hasil data praktikum yang

telah dilakukan kadar lemak

yang didapatkan dari kelapa

59,84 % , hal ini menunjukan

bahwa data yang dihasilkan dari

praktikum kurang kandungan

kadar lemak dari literatur,

namun perbedaan nya tidak

terlalu signifikan Pengukuran

kadar Lemak Pada bahan Pangan

dipengaruhi oleh perlakuan saat

praktikan .

4. Jagung , menurut literatur

Direktorat Gizi Departemen

Kesehatan ,RI (1981) menjelaskan

bahwa kandungan lemak pada

jagung berkisar antara 1,3 %,

dari hasil data praktikum yang

telah dilakukan kadar lemak

yang didapatkan dari jagung

11,3 % , hal ini menunjukan

bahwa data yang dihasilkan dari

praktikum melebihi kandungan

kadar lemak dari literatur,

namun perbedaan nya tidak

terlalu signifikan Pengukuran

kadar Lemak Pada bahan Pangan

dipengaruhi oleh perlakuan saat

praktikan .

5. Kacang kedelai , menurut

literatur Direktorat Gizi

Departemen Kesehatan ,RI (1981)

menjelaskan bahwa kandungan

lemak pada jagung berkisar antara

Page 14: arinsarina.files.wordpress.com€¦  · Web viewPelarut yang digunakan harus bebas dari air agar bahan-bahan yang larut dalam air tidak terekstrak dan terhitung sebagai lemak dan

15,1 %,

dari hasil data praktikum yang telah

dilakukan kadar lemak yang didapatkan

dari kacang 14,7 % , hal ini

menunjukan bahwa data yang

dihasilkan dari praktikum sangat

mendekati kandungan kadar lemak

dari literatur, namun perbedaan nya

tidak terlalu signifikan Pengukuran

kadar Lemak Pada bahan Pangan

dipengaruhi oleh perlakuan saat

praktikan yang sesuai dan tepat

6. Kacang tanah , menurut literatur

Direktorat Gizi Departemen

Kesehatan ,RI (1981) menjelaskan

bahwa kandungan lemak pada

kacang tanah berkisar antara 46-

52 %,

dari hasil data praktikum yang

telah dilakukan kadar lemak yang

didapatkan dari kacang tanah

43,99 % , hal ini menunjukan

bahwa data yang dihasilkan dari

praktikum sangat mendekati

kandungan kadar lemak dari

literatur, namun perbedaan nya

tidak terlalu signifikan

Pengukuran kadar Lemak Pada

bahan Pangan dipengaruhi oleh

perlakuan saat praktikan yang

sesuai dan tepat pada saat

melakukan praktikan .

7. Biji Alpukat, menurut literatur

Direktorat Gizi Departemen

Kesehatan ,RI (1981) menjelaskan

bahwa kandungan lemak pada Biji

alpukat berkisar antara 6,5 gram

Page 15: arinsarina.files.wordpress.com€¦  · Web viewPelarut yang digunakan harus bebas dari air agar bahan-bahan yang larut dalam air tidak terekstrak dan terhitung sebagai lemak dan

dari hasil data praktikum yang telah

dilakukan kadar lemak yang

didapatkan dari biji alpukat 17,4% ,

hal ini menunjukan bahwa data

yang dihasilkan dari praktikum

masih sedikit kurang kandungan

kadar lemak dari literatur, namun

perbedaan nya tidak terlalu

signifikan Pengukuran kadar

Lemak Pada bahan Pangan

dipengaruhi oleh perlakuan saat

praktikan yang sesuai dan tepat

pada saat melakukan praktikan .

Kemiri , menurut literatur Direktorat

Gizi Departemen Kesehatan ,RI (1981)

menjelaskan bahwa kandungan lemak

pada kemiri berkisar 63 gram dari

hasil data praktikum yang telah

dilakukan

kadar lemak yang didapatkan dari

kemiri 70,5 % , hal ini menunjukan

bahwa data yang dihasilkan dari

praktikum masih sedikit kurang

kandungan kadar lemak dari literatur,

namun perbedaan nya tidak terlalu

signifikan Pengukuran kadar Lemak

Pada praktikum kadar lemak Pada

bahan Pangan dipengaruhi oleh

perlakuan saat praktikan yang sesuai

dan tepat pada saat melakukan praktikan

. Proses ekstraksi selesai apabila

pelarutnya sudah jernih. Pelarut yang

jernih menandakan bahwa lemak yang

terdapat dalam soxhlet telah masuk

semua kedalam labu didih, pelarut dan

minyak dapat dipisahkan dengan cara

dipanaskan karena titik didih lemak

lebih tinggi dari pelarut, sehingga kita

bisa mengukur berat lemak hasil

ekstraksinya. Kesalahan yang sering

terjadi pada saat ekstraksi kadar lemak

ini adalah praktikan tidak mengetahui

apakah pelarut tersebut sudah bening

atau belum, kesalahan ini akan sangat

Page 16: arinsarina.files.wordpress.com€¦  · Web viewPelarut yang digunakan harus bebas dari air agar bahan-bahan yang larut dalam air tidak terekstrak dan terhitung sebagai lemak dan

fatal karena jika praktikan

menghentikan proses ekstraksi

sedangkan kandungan lemak dlam

bahan masih banyak maka perhitungan

kadar lemak bahan akan berkurang

sihingga hasil yang didapatkan tidak

maksimal.

PENUTUP

A. Kesimpulan

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. ( - ).Biji wijen . Universitas Sumatera Utara.

Anonim. ( - ). Tanaman Kacang Tanah(Vigna sinensis L.). Universitas Negeri Medan.

Anonim. ( - ). jagung dan Pengeringan produk hasil pertanian. Universitas Hasanudin.

Anonim. ( - ). Kemiri. Universitas

Sumatera Utara.

Anonim. ( - ).alpukat . Universitas

Sumatera Utara.

Anonim. ( - ).Kelapa . Universitas

Sumatera Utara.

Apriyantono,Anton , dkk.1988.Analisi

Pangan .PAU Pangan dan Gizi

IPB,Bogor

Badan Pusat Informasi.Jagung Provinsi

Gorontalo .2013.Kandungan gizi

jagug.http://gorontaloprov.go.id

Diktat Kuliah Analisis Pangan. Program StudiTeknologi Hasil Ternak.

Semarang: UNDIP. Direktorat Gizzi Departemen

Kesehatan RI 1980.Kandungan

Gizi Jagung.Jakarta

Direktorat Gizzi Departemen Kesehatan

RI 1980.Kandungan Gizi Kacang

kedelai .Jakarta

Direktorat Gizzi Departemen Kesehatan

RI 1980.Kandungan Gizi ikan

nila.Jakarta

Herdas.2008.Pengujian Kadar lemak,

Available at

http://bloginvitro.blogspot.com

( diakses pada tanggal 27 Januari

2012)

Ketaren.1986.Pengantar Teknologi

Minyak dan Lemak Pangan. Jakarta:

UI-Press.

Legowo,A.M,dkk.2007.Buku Ajar

Analisis Pangan.Universitas

Diponegoro Semarang

Page 17: arinsarina.files.wordpress.com€¦  · Web viewPelarut yang digunakan harus bebas dari air agar bahan-bahan yang larut dalam air tidak terekstrak dan terhitung sebagai lemak dan

Sudarmadji,S.1989.Analisa Bahan

Makanan dan Pertanian . PAU

Pangan dan Gizi . Yogyakarta

Wijana,Moch.1972.Kimia

Analitik.Koprasi Warga Sekolah

Analisis Kimia Bandung

Winrno,F.G.1979.Kimia Pangan dan

Gizi.Penerbit

PT.Gramedia,Jakarta

Widowati, S dan Suarni. ( - ). Struktur, Komposisi, dan Nutrisi Jagung. Balai Penelitian

Tanaman Serealia, Maros. Balai Besar dan Pengembangan Pascapanen Pertanian,

Bogor. 410 – 426.

.