Upload
others
View
2
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Oral hygiene merupakan tindakan untuk membersihkan dan
menyegarkan mulut, gigi dan gusi.1
Penyakit gigi dan mulut akan sangat berpengaruh pada
derajat kesehatan, proses tumbuh kembang, bahkan masa depan
anak. Anak-anak rawan kekurangan gizi, rasa sakit pada gigi dan
mulut jelas menurunkan selera makan mereka. Dampak lainnya,
kemampuan belajar mereka akan menurun sehingga jelas akan
berpengaruh pada prestasi belajar hingga hilangnya masa depan
anak .2
Kebersihan mulut mempunyai peran penting di bidang
kesehatan gigi, karena kebersihan mulut yang buruk dapat
mengakibatkan timbulnya berbagai penyakit baik lokal maupun
sistemik.3
Kondisi kesehatan gigi dan mulut di Indonesia masih sangat
memprihatinkan sehingga perlu mendapatkan perhatian serius dari
tenaga kesehatan. Hal ini terlihat bahwa penyakit gigi dan mulut
masih diderita oleh 90% penduduk Indonesia.4
1
Berdasarkan laporan Survei Kesehatan Rumah Tangga
(SKRT) DepKes RI 2001, diantara penyakit yang dikeluhkan dan
yang tidak dikeluhkan, prevalensi penyakit gigidan mulut adalah
tertinggi meliputi 60% penduduk.5
Karies gigi dan penyakit periodontal merupakan penyakit
yang paling banyak dijumpai di rongga mulutsehingga merupakan
masalah utama kesehatan gigi dan mulut.
Karies gigi danpenyakit periodontal dapat dicegah melalui
penerapan kebiasaan memeliharakesehatan gigi dan mulut pada
anak sejak dini dan secara kontiniu.6
Di Indonesia sebanyak 89% anak di bawah 12 tahun
menderita penyakit gigidan mulut. Penyakit gigi dan mulut,
akan sangat berpengaruh pada derajat kesehatan,proses tumbuh
kembang bahkan masa depan anak. Anak-anak rawan
kekurangangizi. Rasa sakit pada gigi dan mulut jelas menurunkan
selera makan mereka. Dampak lainnya, kemampuan belajar
mereka pun turun sehingga jelas akan berpengaruh padaprestasi
belajar hingga hilangnya masa depan anak.7
Karies gigi dan radang gusi (gingivitis) merupakan
penyakit gigi dan jaringanpendukung gigi yang banyak dijumpai
pada anak-anak sekolah dasar di Indonesia, serta cenderung
meningkat setiap dasawarsa.8
2
Penelitian yang dilakukan Essie Octiarapada 67 orang anak di
Panti Pungai Binjai menunjukkan bahwa prevalensi karies
gigitetap anak umur 6-14 tahun adalah 64,59%.9
Hasil NOHS (National Oral Health Survey) tahun 2006
di Pilipina,menunjukkan anak SD pada umur 6 tahun mengalami
karies sebesar 97,1% dan padaumur 12 tahun sebesar 78,4%.
Selain itu, hal yang lebih membahayakan lagiditemukan hampir
50% anak menderita infeksi dentogenic dengan
karakteristik adanya karies yang sudah mencapai ke pulpa, ulserasi,
fistula dan abses (PUFA) yangdisertai nyeri yang menyebabkan
keadaan yang lebih ekstrem lagi yaituketidaknyamanan dan
bahkan mengurangi kapasitas belajar pada anak.10
Apabila tidak segera dilakukan upaya pencegahan, dengan
meningkatnya umur, kerusakan gigi danjaringan pendukungnya
akan menjadi lebih berat, bahkan dapat mengakibatkanterlepasnya
gigi pada usia muda, sehingga diperlukan biaya perawatan gigi
yang semakin mahal.8
Dari hasil beberapa penelitian ternyata masalah mengenai
gigi dan mulut tidak hanya ter jadi di Negara Indoseia saja tetapi
terjadi pula di Negara lain seperti di Philipina. Untuk
menanggulangi masalah kesehatan gigi dan mulut tersebut
dibutuhkan perhatian dan penangananyang serius dari tenaga
kesehatan, baik dokter gigi dan perawat gigi terutama penyakit gigi
3
dan mulut yang ditujukan kepada murid sekolah melalui suatu
program kesehatan yang terencana dan terpadu di sekolah dasar.
Salah satu tindakan yang diperlukan untuk menjaga agar
mulut terhindar dari infeksi, serta untuk membersihkan mulut dari
kuman dan menyegarkan mulut adalah dengan Oral hygiene.1
1.2. Rumusan Masalah
Adakah hubungan antara pelaksanaan tindakan Oral Hygiene
dengan terjadinya infeksi rongga mulut pada siswa di SD.
1.3. Tujuan Penelitian
1.3.1. Tujuan Umum
Utuk mengetahui hubungan antara pelaksanaan oral
hygiene dengan terjadinya infeksi rongga mulut pada siswa
di SD
1.3.2. Tujuan Khusus
1.3.2.1. Mengidentifikasi pelaksanaan oral hygiene pada
siswa SD
1.3.2.2. Mengidentifikasi kejadian infeksi rongga mulut
pada siswa SD..
1.3.2.3. Menganalisa hubungan antara pelaksanaan
tindakan oral hygiene dengan kejadian infeksi
rongga mulut pada siswa SD.
4
1.4. Manfaat Penelitian
1.4.1 Manfaat untuk siswa:
1.4.1.1 Mendapatkan informasi mengenai oral hygiene
dan infeksi rongga mulut pada siswa SD N 1
Kunduran sehingga dapat sebagai bahan masukan
untuk memotivasi anak dalam menjaga kesehatan
gigi dan mulutnya.
1.4.2 Manfaat kebutuhan klinis :
1.4.2.1 Diketahuinya informasi mengenai keadaan oral
hygiene dan infeksi rongga mulut pada siswa SD
N 1 Kunduran sehingga dapat memberikan
kebutuhan klinis yang tepat pada anak.
1.4.2.2 Sebagai bagian dari upaya untuk meningkatkan
program pencegahan dalam hal kesehatan gigi dan
mulut di SD N 1 Kunduran
1.4.3 Manfaat untuk pengembangan ilmu pengetahuan :
1.4.3.1 Hasil penelitian dapat digunakan sebagai dasar
bagi program pemerintah
maupun swasta dalam hal pencegahan kesehatan
gigi dan mulut anak.
5
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Rongga Mulut
2.1.1 Definisi
Rongga mulut adalah bagian teratas dari
saluran pencernaan.Bagian utama dari rongga mulut
adalah bibir, lidah, mukosa, gusi,tulang rahang, gigi
geligi dan faring. Setiap bagian dari rongga mulut.11
Rongga mulut terbentang mulai dari
permukaan dalam gigi sampai orofaring. Atap mulut
dibentuk oleh palatum durum dan mole. Bagian
posterior palatum mole berakhir dengan uvula.
Ludah membentuk dasar mulut. Pada bagian
posterior dari rongga mulut terletak tonsil diantara
kolumna anterioir dan posterior.12
Rongga mulut merupakan tempat hidup
bakteri aerob dan anaerob yang berjumlah lebih dari
400ribu spesies bakteri. Ratio antara bakteri
aerob dengan anaerob berbanding 10:1 sampai
100:1.Oragisme-organisme ini merupakan flora
normal dalam mulut yang terdapat dalam plak
gigi,cairan sulkus ginggiva, mucus membrane,
dorsum lidah, saliva dan mukosa mulut. Infeksi
6
odontogen dapat menyebar secara perkontinuitatum,
hematogen dan limfogen, yang disebabkanan t a ra
lain oleh periodontitis apikalis. yang berasal dari
gigi nekrosis, dan periodontitismarginalis. Infeksi
gigi dapat terjadi melalui berbagai jalan: (1) lewat
penghantaran yang pathogen yang berasal dari luar
mulut; (2) melalui suatu keseimbangan flora yang
endogenus; (3)melalui masuknya bakteri ke dalam
pulpa gigi yang vital dan steril secara normal.14
(Risya Cilmiaty, AR, 2009)
2.1.2 Struktur dan fisiologi Rongga Mulut
2.1.2.1 Mukosa bukal adalah membrane mukosa
yang berhubungan langsung dengan
ginggiva dan membatasi bagian dalam
pipi.
2.1.2.2 Bibir berwarna merah karena
mengandung banyak papilla dermal
vascular dan mempunyai epidermis yang
tipis. Meningkatkan hemoglobin yang
mengalami desaturasi, sianosis, terlihat
sebagai bibir yang biru. .
7
2.1.2.3 Lidah terletak didasar mulut dan melekat
pada tulang hyoid merupakan Organ
utama untuk pengecapan, membantu
dalam berbicara, dan memegang peranan
penting dalam mengunyah.
2.1.2.4 Palatum durum adalah suatu struktur
tulang bentuk konkaf. Bagian
anteriornya mempunyai lipatan – lipatan
yang menonjol. Palatum mole adalah
suatu daerah fleksibel muscular
disebalah posterior palatum durum. Tepi
posterior berakhir pada uvula. Uvula
menutup osofaring selama menelan.
2.1.2.5 Gigi terdiri dari beberapa jarinngan:
email, dentis, pulpa, dan semen. Email
melapisi gigi dan merupakan jaringan
tubuh yang paling banyak mengalami
klasifikasi. Dentis terdapat dalam pulpa,
yang mengandung cabang – cabang
nervus trigeminus dan pembulu darah.
Semen melapisi akar gigi dan
melekatnya ke tulang.12
8
2.1.3 Abnormalitas pada rongga mulut
2.1.3.1 Abnormalitas bibir
2.1.3.1.1 Seilitis aktinik
2.1.3.1.1.1 Tanda dan gejala
Iritasi bibir yang dihubungkan
dengan berkerak,pecah, fisura,
Pertumbuhan berlebihan dari
lapisan tandu kepidermis
(hiperkeratosis)
2.1.3.1.1.2 Kemungkinan penyebab
Efek kumulatif dari pemajanan
dari sinar matahari,lebih sering
terjadi pada orang berkulit
kuning dan pada orang yang
cenderung terpajan pada
sinar matahari seperti petani
dapat menimbulkan kanker sel
skuamosaB.
2.1.3.1.2 Herpes simpleks 1 (sariawan
dingin atau demam lepuh)
2.1.3.1.2.1 Tanda dan gejala
Gejala dapat melambat setelah 20
hari pemajanan., Vesikel, nyeri
9
tunggal atau kelompok yang
dapatruptur
2.1.3.1.2.2 Kemungkinan penyebab
Virus herpes simpleks – infeksi
oportunistik seringterlihat pada
pasien yang mengalamai
penekananimun, Dapat terjadi
ulang pada menstruasi, demam,
ataupemajanan sinar matahari.
2.1.3.1.3 Kankre
2.1.3.1.3.1 Tanda dan gejala
Lesi kemerahan melingkar , yang
ulserasi dan menjadi krusta
2.1.3.1.3.2 Kemungkinan penyebab
Lesi primer dari sífilis, Menular
2.1.3.1.4 Dermatitis kontak
2.1.3.1.4.1 Tanda dan gejala
Area kemerahan atau ruam, Gatal
2.1.3.1.4.2 Kemungkinan penyebab
Reaksi alergi pada lipstik, salep
kosmetik ataubahkan pasta gigi.11
10
2.1.4.1 Abnormalitas mulut
2.1.4.1.1 Leukoplakia
2.1.4.1.1.1 Tanda dan gejala
Bercak putih, Mungkin
hyperkeratosis, Biasanya mukosa
bukal, Biasanya tidak nyeri
2.1.4.1.1.2 Kemungkinan penyebab
Kurang dari 2% adalah malignan
2.1.4.1.2 Leukloplakia berambut
2.1.4.1.2.1 Tanda dan gejala
Bercak putih dengan proyeksi
seperti rambut kasar, Secara khas
ditemukan pada batas lateral
lidah.
2.1.4.1.2.2 Kemungkinan penyebab
Kemungkinan virus, merokok
dan pengguna tembakau, Sering
terlihat pada orang dengan HIV
positif
11
2.1.4.1.3 Tumbuhan lumut
2.1.4.1.3.1 Tanda dan gejala
Papula putih pada interaksi dari
jaringan jalinanlesi, Biasanya
ulserasi dan nyeri
2.1.4.1.3.2 Kemungkinan penyebab
Kekambuhan umum terjadi dapat
menimbulkanmalignan
2.1.4.1.4 Kandidiasis
(moniliasis/sariawan)
2.1.4.1.4.1 Tanda dan gejala
Plak putih seperti keju, Seperti
dadih putih. Bila diseka
meninggalkan eritematosa dan
seringperdarahan
2.1.4.1.4.2 Kemungkinan penyebab
Jamur candida ablicans, Faktor
predisposisi mencakup diabetes,
terapiantibiotik dan imunosupresi
2.1.4.1.5 Stomatitis (apthous – sakit
sariawan)
2.1.4.1.5.1 Tanda dan gejala
12
Ulkus dalam dengan bagian
tengah putih atau abu-abu dan
batas kemerahan, Terlihat pada
bagian dalam bibir, pipi dan lidah
Mulai dengan ensasi kebakar atau
kesemutan danagak bengka,
Nyeri biasanya hilang setelah 7 –
10 hari dansembuh tanpa
jaringan parut.
2.1.4.1.5.2 Kemungkinan penyebab
Stres emosi atau mental,
Kelelahan, Faktor hormonal,
Trauma minor , Dihubungkan
dengan infeksi HIV, Dapat
kambuh
2.1.4.1.6 Leukoplakia(bukalis – bercak
perokok)
2.1.4.1.6.1 Tanda dan gejala
Mempunyai satu atau dua bercak
putih tebal padamembran mukosa
lidah atau mulut, Lidah dan
mulut tertutup dengan membran
mukosaputih tebal berkrim,
13
Meninggalkan dasar merah
daging
2.1.4.1.6.2 Kemungkinan penyebab
Iritasi kronis oleh karies, Infeksi
dan perbaikan gigi yang kurang
baik, Tembakau, makanan sangat
berbumbu.
2.1.4.1.7 Kritoplakia
2.1.4.1.7.1 Tanda dan gejala
Bercak kemerahan pada rongga
mukosa oral
2.1.4.1.7.2 Kemungkinan penyebab
Inflamasi nonseptik
2.1.4.1.8 Sarkoma Kaposi
2.1.4.1.8.1 Tanda dan gejala
Tampak pertama sekali pada
mukosa oral, Sebagai lesi
kemerahan, putih atau biru,
Mungkin lesi tunggal atau
multiple, Mungkin datar atau
menonjol
2.1.4.1.8.2 Kemungkinan penyebab
Infeksi HIV.11
14
2.1.5.1 Abnormalitas kelenjar saliva
2.1.5.1.1 ParotitisParotitis (inflamasi
kelenjar parotis) adalah
kondisiinflamasi paling umum
dari kelenjar saliva, namun infeksi
dapat juga terjadi pada kelenjar
saliva lain. Orang lemah
denganpenurunan aliran saliva
karena dehedrasi umum atau obat-
obatan berisiko tinggi terhadap
terjadinya peritonitis.
Organismepengganggu biasanya
Staphylococcus aureus (kecuali
padamumps).
2.1.5.1.2 SialadentisSialadenitis (inflamasi
kelenjar saliva) dapat
disebabkanoleh dehidrasi, terapi
radiasi, stres, malnutrisi, kalkuli
kelenjar saliva (batu), atau higiene
oral yang tidak tepat
dandihubungkan dengan infeksi
dengan Staphylococcus
15
aureus,Streptococcus viridansatau
pneumokokus. Gejala
meliputinyeri, bengkak dan rabas
perulen.
2.1.5.1.3 Kalkulus saliva (sialolitiasis)
Kalkuli didalam kelenjar saliva
tidak menyebabkan gejalakecuali
infeksi, tetapi kalkulus yang
menyumbat duktus menyebabkan
nyeri tiba-tiba, local dan sering
nyeri kolik, yangtiba-tiba hilang
dengan membuang ludah.
2.1.5.1.4 NeoplasmaNeoplasma (tumor
atau pertumbuhan) dari
berbagaisetiap tipe dapat
berkembang pada kelenjar saliva.
Tumor terjadi lebih sering pada
kelenjar parotis. Insiden tumor
kelenjar saliva sama baik pada
pria dan wanita. Diagnosis
didasarkanpada riwayat dan
biop.15
16
2.1.6.1 Abnormalitas gusi
2.1.6.1.1 Gingivitis
2.1.6.1.1.1 Tanda dan gejala
Gusi nyeri, inflamasi dan
bengkak, Biasanya gusi berdarah
setelah berespon terhadapkontak
ringan.
2.1.6.1.1.2 Kemungkinan penyebab
Higiene oral buruk, Debris
makanan, plak bakterial, dan
akumulasi kalkulus (tartar), Gusi
mungkin bengkak dalam respon
pubertas dankehamilan.
2.1.6.1.2 Gingivitis nekrotis (penyakit
mulut)
2.1.6.1.2.1 Tanda dan gejala.
Ulserasi pseudomembranosa abu-
abu putih yang mempengaruhi
tepi gusi, mukosa mulut, tonsil
danfaring, Nafas bau, nyeri, gusi
berdarah danpembengkakan
2.1.6.1.3 Gingivostomatitis herpetic
17
2.1.6.1.3.1 Tanda dan gejala
Sensasi terbakar dengan adanya
vesikel kecil 24-48 jam
kemudian, Vesikel dapat ruptur,
membentuk sariawan, ulkus
dalam tertutup dengan membran
abu-abu.
2.1.6.1.3.2 Kemungkinan penyebab
Virusherpes simpleks, terjadi
pada orang imunosupresi, terjadi
pada proses nfeksi lain seperti
pneumoniastreptokokal,
meningitis meningokokal dan
malaria.
2.1.6.1.4 Periodontis
2.1.6.1.4.1 Tanda dan gejala
Sedikit ketidaknyamanan pada
awitan, dapat mengalami
perdarahan, infeksi, reseksi
gusi,dan kehilangan gigi.
2.1.6.1.4.2 Kemungkinan penyebab
Dapat diakibatkan gingivitis yang
tidak diobati, Hygiene gigi yang
18
tidak adekuat atau buruk dan
ketidakadekuatan diet
memperberat kejadian.15
2.2 Konsep Dasar Oral Hygiene
2.2.1 Definisi Oral Hygiene
Oral hygiene atau hygiene mulut merupakan
suatu usaha untuk membantu mempertahankan
status kesehatan mulut, gigi, dan gusi. Menggosok
membersihkan gigidari partikel – partikel makanan,
plak, dan bakteri; memasase gusi; dan
mengurangiketidaknyamanan yang dihasilkan dari
bau dan rasa tidak nyaman.16
Oral hygiene juga merupakan salah satu
masalah penting dalam rongga mulut. Oral hygiene
yang baik menggambarkan keadaan kesehatan
umum yang baik pula, sebaliknya oral hygiene yang
buruk menggambarkan kondisi kesehatan yang
buruk.17
Oral hygiene adalah tindakan pemeliharaan
atau menjaga rongga mulut agar tetap bersih dan
sehat untuk mencegah terjadinya karies, penyakit
19
jaringan periodontal serta bau mulut. Tujuan
pemeliharaan oral hygiene adalah untuk
menyingkirkan atau mencegah timbulnya plak gigi
dan sisa-sisa makanan yang melekat di gigi.26
2 .3 Infeksi
2.3.1 Definisi infeksi
Infeksi adalah masuknya organisme kedalam
jaringan tubuh dan berkembang biak.
Mikroorganisme seperti itu disebut agen menular.
Jika mikroorganisme tidak memproduksi bukti –
bukti klinis infeksinya disebut asymptomatic atau
subclinical.19
(Aptejasumana, 2009)
Infeksi merupakan interaksi antara
mikroorganisme dengan penjamu rentang yang
terjadi melalui kode transmisi kuman yang tertentu.
Cara transmisi mikroorganisme dapat terjadi
melalui darah, udara baik droplet maupun airbone,
dan dengan kontak langsung.19
(penyakit infeksi Prof. Dr. Sulianti, 2007)
Penyakit infeksi adalah penyakit yang
disebabkan oleh mikroba pathogen dan bersifat
sangan dinamis. Mikroba sebagai makhluk hidup
20
tentungnya ingin bertahan dengan cara
berkembanmg biak pada suatu reservoir yang
ccocok dan mampu mencari reservoir baru dengan
cara berpindah atau menyebar. Penyebaran mikroba
pathogen ini tentunya sangat merugikan bagi orang
– orang yang dlam kondisi sehat, dan lebih- lebih
bagi orang – orang dalam keadaan sakit
(penderita).18
(Darmadi, 2008)
2.3.2 Ciri – ciri penyakit infeksi
2.3.2.1 Mempertahankan kelangsungan hidupnya
dengan cara berkembang biak.
2.3.2.2 Memerlukan tempat tinggal yang cocok bagi
kelangsunagn hidupnya (habitat – reservoir)
2.3.2.3 Bergerak dan berpindah tempat (dinamis).18
(Darmadi, 2008)
2.3.3 Pencegahan penularan penyakit infeksi
Dilakukan dengan cara memutuskan rantai
penularannya. Rantai penularan adalah rentetan
proses berpindahnya mikroba pathogen dari sumber
penularan (reservoir) ke manusia tanpa media
perantara, untuk mencegah atau mengendalikan
21
penyakit infeksi adalah mengeliminasi mikroba
pathogen yang bersumber pada reservoir serta
mengamati mekanisme transmisinya. Khususnya
yang menggunakan media perantara.
Sebagai sumber penularan atau reservoir
adalah orang (penderita), hewan, serangga yang
sekaligus dapat berfungsi sebagai media perantara.
Contoh lainya adalah sampah limbah, sekreta dari
penderita.18
2.3.4 patofisiologi infeksi
Reaksi tubuh dapat berupa reaksi lokal dan
dapat pula terjadi reaksiumum. Pada infeksi dengan
reaksi umum akan melibatkan syaraf dan metabolik
pada saat itu terjadi reaksi ringan
limporetikularisdisuluru tubuh, berupa proliferasi
sel fagosit dan sel pembuatantibodi (limfosit B).
Kemudian reaksi lokal yang disebut inflamasiakut,
reaksi ini terus berlangsung selama menjadi
prosespengrusakan jaringan oleh trauma. Bila
penyebab pengrusakan jaringan bisa diberantas,
maka sisa jaringan yang rusak disebutdebris akan
difagositosis dan dibuang oleh tubuh sampai
terjadiresolusi dan kesembuhan. Bila trauma
22
berlebihan, reksi sel fagositkadang berlebihan
sehingga debris yang berlebihan terkumpuldalam
suatu rongga membentuk abses atau bekumpul
dijaringantubuh yang lain membentuk flegman
(peradangan yang luasdijaringan ikat).13
2.3.5 Infeksi rongga mulut
2.3.5.1 Tanda dan gejala
2.3.5.1.1 Ulserasi
2.3.5.1.2 Merah
2.3.5.1.3 Kering lidah bengkak
2.3.5.1.4 Lidah berselaput
2.3.5.1.5 Bibir berkerak
2.3.5.1.6 Bibir pecah infeksi
(Notoatmodjo, 2005)
2.3.5.2 Patofisiologi infeksi rongga mulut
Suatu toksikan dapat menyebabkan
penyakit rongga mulut melalui dua cara.
Pertama yaitu secara langsung. Hal ini dapat
terjadi jika toksikah langsung masuk ke
dalam rongga mulut, misalnya melalui
makanan yang terkontaminasi dengan
23
toksikan atau secaratidak sengaja termakan
suatu jenis toksikan. Kedua yaitu secara
tidak langsung atau disebut juga secara
sistemik. Hal ini terjadidimana toksikan.
Melalui kulit atau saluran napas masuk
ke dalam tubuh, diabsorpsi oleh darah,
selanjutnya menyebar ke seluruh tubuh
termasuklah ke daerah rongga mulut. Cara
pertama akanmenimbulkan gejala-gejala
penyakit rongga mulut yang akut,sedangkan
cara kedua akan menimbulkan gejala-gejala
kroni.13
(Anang Satrianto, 2008)
2.3.5.3 Pencegahan yang dapat
dilakukan dalam menjaga kesehatan
rongga mulut :
2.3.5.3.1 Menjaga Kebersihan Mulut
Kebersihan mulut yang baik
diperlukan untuk meminimalisir
agen Penyebab penyakit mulut
dan membuang plak gigi. Plak
tersebut mengandungbakteri.
24
Kariesdapat dicegah dengan
pembersihan dan pemeriksaan
gigi teratur. Salah satu
caramenjaga kebersihan mulut
yaitu dengan menyikat gigi
secara teratur, kumur-
kumur memakai alat semprot
dimana sisa makanan setelah
sikat gigi dan pemakaian
benanggigi dapat dihilangkan
dengan kumur-kumur yang
kuat, yaitu dengan
caramenghisap-hisap cairan
tersebut di antara gigi dan mulut
dengan gerakan otot-ototbibir
lidah dan pipi di mana gigi dalam
keadaan tertutup ± 30 detik.21
2.3.5.3.2 Pengaturan MakananUntuk
kesehatan gigi, pengaturan
konsumsi gula perlu
diperhatikan. Gulayang tersisa
pada mulut dapat memproduksi
asam oleh bakteri.
25
Pengonsumsianpermen
karetdengan xylitol dapat
melindungi gigi. Efek ini
mungkin disebabkan
ketidakmampuan bakteri
memetabolisme xylitol . Riset
terkini menegaskan,
kebiasaanmengunyah permen
karet dengan pemanis xylitol
sangat efektif mencegah
kerusakangigi. Xylitol mampu
menghambat pertumbuhan
Streptococcus mutans saat
mengubahgula dan karbohidrat
lain menjadi asam. Hal ini dapat
dilakukannya mengingat xylitol
tidak dapat difermentasikan oleh
bakteri tersebut. Oleh karena itu,
pertumbuhanStreptococcus
mutans menjadi demikian
terhambat.22
26
2.3.5.3.3 Terapi Fluorida
Terapi fluorida dapat menjadi
pilihan untuk mencegah karies.
Cara ini telah terbukti
menurunkan kasus karies gigi.
Fluorida dapat membuat enamel
resistenterhadap karies. Fluorida
sering ditambahkan pada pasta
gigi dan cairan pembersihmulu.23
27
2.4 Kerangka teori
Gambar 1.0. Kerangka teori
28
ETIOLOGI
Kurangnya pelaksanaan oral hygiene
Lewat rongga mulut
Tidak langsungSecara langsung
Ke Rongga mulut
Melalui kulit/ saluran pernafasan
Makanan yg sudah terkontaminasi termakan
Masuk kedalam tubuh
Diabsorpsi oleh darah
Infeksi pada rongga mulut Menyebar keseluruh
tubuh
Tanda infeksi rongga mulut :Ulserasi MerahKering lidah bengkakLidah berselaputBibir berkerakBibir pecah infeksi
Terjadi reaksi peradangan (antigen –antibodi)RuborKolordolorTumor